Upload
dinda-haryati
View
601
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai macam senyawa dewasa ini telah dapat dengan mudah dipisahkan dengan
menggunakan metode-metode yang sesuai. Teknologi yang canggih setidaknya juga
mampu menghasilkan suatu metode-metode pemisahan yang dapat mempermudah
memisahkan komponen-komponen dari campurannya. Adapun metode-metode
pemisahan antara lain yakni ekstraksi, destilasi dan kromatografi. Suatu analisis baik
secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dilakukan dengan mengaplikasikan salah satu
dari banyak metode pemisahan yang ada.
Pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya merupakan hal yang penting
dalam semua cabang ilmu kimia, bahkan banyak juga bidang yang lain yang telah
mempergunakan teknik-teknik kimia untuk memecahkan berbagai macam permasalahan
yang luas. Maka pengaruh penemuan teknik pemisahan yang berkemampuan tinggi akan
sangat dirasakan manfaatnya dalam banyak ilmu pengetahuan modern. Salah satu tehnik
pemisahan dalam ilmu kimia adalah teknik kromatografi.
Salah satu metode pemisahan yang sering digunakan yaitu kromatografi.
Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang bekerja berdasarkan prinsip dua
fase, yakni fase diam dan fase gerak. Kromatografi digunakan untuk memisahkan
campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk
kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang sama. Dalam suatu bentuk kromatografi
memiliki fase diam dan gerak. Fase diam dapat berupa padatan atau cairan yang
didukung dengan padatan, sedangkan fase gerak berupa cairan atau gas. Fase gerak dapat
membawa komponen-komponen campuran yang akan dipisahkan. Kromatografi kertas
merupakan metode kromatografi kertas yang paling sederhana daripada metode
kromatografi lainnya. Untuk itu perlu kita pahami bagaimana prosedur yang benar
menggunakan metode kromatografi kertas ini.
1
Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi
komponen- komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip
yang sama yaitu seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau
cairan). Dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Berdasarkan fase gerak dan fase diam
yang digunakan, kromatografi dibedakan menjadi kromatografi cair-padat (kromatografi
dengan fase diam berwujud padat dan fase gerak berwujud cair), kromatografi gas-padat
(kromatografi dengan fase diam berwujud padat dan fase gerak berwujud gas),
kromatografi cair-cair (kromatografi dengan fase diam berwujud cair dan fase gerak
berwujud cair), dan kromatografi gas-cair (kromatografi dengan fase diam berwujud cair
dan fase gerak berwujud gas).
Berdasarkan interaksi komponen dengan fase diam dan fase gerak, kromatografi
dibedakan menjadi kromatografi adsorpsi (kromatografi dengan teknik penyerapan
komponen oleh adsorben tertentu), kromatografi partisi (kromatografi dengan partisi
terjadi antara fase gerak dan fase diam), kromatografi pertukaran ion (kromatografi yang
dapat memisahkan senyawa dengan afinitas ion yang berbeda dengan resin penukar ion),
dan kromatografi permeasi atau filtrasi (kromatografi berdasarkan perbedaan bobot
molekul).
Makalah ini akan menjelaskan mengenai secara spesifik tentang kromatografi kertas
mulai dari pengertian, jenis-jenis, metoda, prinsip, nilai Rf, pelaksanaan dan hal yang
perlu diperhatikan dalm kromatografi kertas serta aplikasi penggunaan kromatografi
kertas.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Bagaimana sejarah kromatografi dan kromatografi kertas?
2. Apa pengertian kromatografi dan kromatografi kertas?
3. Apa saja jenis-jenis kromatografi dan kromatografi kertas?
4. Apa saja metoda yang terdapat pada kromatografi kertas?
5. Bagaimana prinsip, nilai Rf, dan pelaksanaan kromatografi kertas serta hal-hal yang
perlu diperhatiakan dalam kromatografi kertas?
6. Apa aplikasi kromatografi kertas?
2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah
Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah dari kromatografi dan kromatografi kertas.
2. Untuk mengetahui pengertian kromatografi dan kromatografi kertas.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis kromatografi dan kromatografi kertas.
4. Untuk mengetahui metoda yang terdapat dalam kromatografi kertas.
5. Untuk mengetahui prinsip, nilai Rf, dan pelaksanaan kromatografi kertas serta hal-
hal yang perlu diperhatiakan dalam kromatografi kertas.
6. Untuk mengetahui aplikasi kromatografi kertas.
Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Pembaca dapat mengetahui sejarah dari kromatografi dan kromatografi kertas.
2. Pembaca dapat mengetahui pengertian kromatografi dan kromatografi kertas.
3. Pembaca dapat mengetahui jenis-jenis kromatografi dan kromatografi kertas.
4. Pembaca dapat mengetahui metoda yang terdapat dalam kromatografi kertas.
5. Pembaca dapat mengetahui prinsip, nilai Rf, dan pelaksanaan kromatografi kertas
serta hal-hal yang perlu diperhatiakan dalam kromatografi kertas.
7. Pembaca dapat mengetahui aplikasi kromatografi kertas.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kromatografi Umum
Sejarah Kromatografi
Chromatography (Kromatografi) berasal dari kata Grek (Yunani) yaitu Chrome
yang berarti warna dan grafi yang berarti menulis sejarah kromatografi dimulai sejak
tahun 1905 oleh Ramsey yang menggunakan teknik adsorpsi atau desorpsi dengan
suatu adsorben untuk memisahkan gas dan uap. Pada tahun 1931 Michael Tswett
melakukan pemisahan klorofil dan pigmen-pigmen menggunakan alat yang dikenal
sekrang kromatografi kolom p[ada 1941 Martin dan Synge menemukan suatu teknik
kromatografi partisi cairan-cairan. Pada tahun 1952 James dan Martin
memperkenalkan teknik pemisahan kromatografi gas-cairan (CLC). Sekarang ini
teknik kromatografi terus dikembangkan.
Pengertian Kromatografi
Kromatografi adalah suatu metode pemisahan fisik, di mana komponen-komponen
yang dipisahkan didistribusikan di antara dua fasa, salah satu fasa tersebut adalah
lapisan stasioner dengan permukaan yang luas, yang lainnya sebagai fluida yang
mengalir lembut disepanjang landasan stasioner.
Fasa diam berupa padatan atau cair yang dilapiskan pada padatan atau gel. Pada
pemisahan ini senyawa-senyawa yang akan dipisahkan ditempatkan dalam sistem
yang bergerak mengalir melalui suatu sistem yang diam, dan selama pengaliran fasa
gerak akan terjadi pelarutan, adsorpsi dan penguapan.
Pada prinsipnya semua cara pemisahan kromatografi mengalami proses yang sama
yaitu adanya distribusi komponen-komponen dalam fasa diam dan fasa gerak dengan
memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat-sifat fisik komponen yang akan dipisahkan.
Perbedaaan sifat tersebut diantaranya:
1. Kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut.
2. Sifat untuk bertaut (adsorpsi) yang berbeda satu sama lain dengan suatu serbuk
bahan padat.
4
3. Sifat dapat menguap pada temperatur yang berbeda satu sama lain.
Berdasarkan asas terjadinya proses pemisahan maka kromatografi dibedakan
menjadi 4, yaitu:
1. Kromatografi dengan asas adsorpsi
Kromatografi jenis ini menggunakan fasa diam padat dan fasa gerak cair atau gas.
Pemisahan komponen-komponennya akan sangat bergantung pada perbedaan
polaritas molekul-molekul yang akan dipisahkan.
2. Kromatografi dengan asas partisi
Kromatografi jenis ini memakai fasa diam cair dan fasa gerak cair. Pemisahan
komponen-komponen akan sangat tergantung pada perbedaan Kd (Koefisien
distribusi) molekul-molekul yang dipisahkan.
3. Kromatografi dengan asas filtrasi
Kromatografi jenis ini memakai fasa padat yang mempunyai sifat filtrasi terhadap
komponen yang mempunyai massa molekul relatif (Mr) yang tinggi dan fasa padat
tersebut dimiliki oleh gel atau sejenisnya sedangkan fasa geraknya adalah cairan.
Kromatografi dengan dasar filtrasi ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan bentuk
(struktur dan ukuran molekul).
4. Kromatografi dengan asas suhu kritik.
Pada dasarnya merupakan pengembangan dari kromatografi gas, sebagai fasa
mobil dipakai CO2 dalam keadaan superkritik.
Secara teori, pemisahan kromatografi yang paling baik akan diperoleh jika fase
diam mempunyai luas permukaan sebesar-besarnya sehingga terjadi keseimbangan
yang baik antara fase gerak dan fase diam. Persyaratan kedua agar pemisahan baik
adalah fase gerak bergerak dengan cepat sehingga difusi yang terjadi sekecil-kecilnya.
Untuk memperoleh permukaan fase diam yang luas, maka penjerap atau fase diam
harus berupa serbuk halus.Sedangkan untuk memaksa fase gerak bergerak cepat
melalui fase diam yang berupa serbuk halus, harus digunakan tekanan
tinggi.Persyaratan tersebut menghasilkan teknik high pressure liquid
chromatography, yang selanjutnya lebih dikenal sebagai high performance liquid
chromatography (HPLC) atau kromatografi cair kinerja tinggi.
5
Jenis - Jenis Kromatografi
Pada dasarnya cara kromatografi menggunakan dua fasa yaitu satu fasa tetap
(stationary) dan yang lain fasa bergerak (mobile). Pemisahan-pemisahan tergantung
pada gerakan relatif dari dua fasa ini. Ada empat macam sistem kromatografi,
keempat macam sistem tersebut adalah:
1. Fasa bergerak zat cair-fasa tetap padat:
Dikenal sebagai kromatografi serapan yang meliputi:
a. Kromatografi lapisan tipis
b. Kromatografi penukar ion
c. Kromatografi kolom
2. Fasa bergerak gas-fasa tetap pada:
a. Kromatografi gas-padat
3. Fasa bergerak zat cair-fasa tetap zat cair:
Dikenal sebagai kromatografi partisi
a. Kromatografi kertas
4. Fasa bergerak gas-fasa tetap zat cair:
a. Kromatografi gas-cair
b. Kromatografi kolom kapiler
Semua pemisahan dengan kromatografi tergantung pada kenyataan bahwa
senyawa-senyawa yang dipisahkan terdistribusi sendiri diantara fasa-fasa bergerak
dan tetap dalam perbandingan yang sangat berbeda-beda dari satu senyawa terhadap
senyawa yang lain.
2.2 Kromatografi Kertas
Sejarah Kromatografi Kertas
Pada tahun 1944, Consden, Gordon, dan Martin memperkenalkan teknik dengan
menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam dan fase bergerak berupa
cairan yang terserap di antara struuktur pori kertas. Sample sebanyak 1Μ didepositkan
pada kertas saring dan akan mengalir bersama system pelarut. Teknik ini sekarang
dikenal sebagai teknik kromatografi kertas.
6
Kimiawan Inggris Richard Laurence Millington Synge (1914-1994) adalah orang
pertama yang menggunakan metoda analisis asam amino dengan kromatografi kertas.
Saat campuran asam amino menaiki lembaran kertas secara vertikal karena ada
fenomena kapiler, partisi asam amino antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang
teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketiak pelarut mencapai ujung
atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang
jarak tertentu. Dari nilai R, masing-masing asam amino diidentifikasi.
Kromatografi kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan lembaran
kecil, dan sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut.
Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan
sukses besar. Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam
amino larut dalam air dan tidak mudah menguap (tidak mungkin didistilasi),
pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir
abad 19 dan awal abad 20. Jadi, penemuan kromatografi kertas merupakan berita
sangat baik bagi mereka.
Pengertian Kromatografi Kertas
Kromatografi kertas merupakan bagian khusus dari kromatografi cairan-cairan di
mana cairan stasionernya merupakan lapisan pelarut yang teradsorpsi pada kertas.
Kromatografi kertas digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya
menjadi komponen-komponennya.
Kromatografi kertas termasuk dalam kelompok kromatografi planar, dimana
pemisahannya menggunakan medium pemisah dalam bentuk bidang (umumnya
bidang datar) yaitu bentuk kertas. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam
dan fase gerak. Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat
seragam. Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.
Prinsip Kromatografi Kertas
Prinsip dari kromatografi kertas adalah pemisahan senyawa berdasarkan distribusi
senyawa antara dua fasa, fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam dalam kromatografi
berupa air yang terikat pada selulosa kertas sedangkan fasa geraknya berupa pelarut
organik non polar (pelarut yang sesuai).
7
Suatu zat yang terdapat dalam campuran akan terpisah disebabkan adanya proses
migrasi yang dinamis dalam suatu sistem yang terdiri dari 2 fase, dimana suatu fase
bergerak terus menerus dengan arah tertentu dan masing-masing substansi
menjalankan kecepatan yang disebabkan oleh perbedaan partisi, kelenturan, tekanan,
uap dan ukuran molekul.
Selain itu Pemisahan pada kromatografi kertas terjadi kerena perbedaan kelarutan
zat-zat dalam pelarut serta perbedaan penyerapan (adsorbsi) kertas terhadap zat-zat
yang akan dipisahkan. Zat yang lebih larut dalam pelarut dan kurang teradsorbsi pada
kertas akan bergerak lebih cepat. Sedangkan zat yang kurang larut dalam pelarut dan
lebih teradsorbsi pada kertas akan tertinggal atau bergerak lebih lama.
Metoda Kromatografi Kertas
Pada kromatografi kertas elusidasi atau pengembangan kromatogram dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Teknik menaik (ascending), pada teknik menaik ini rembesan fasa gerak bergerak
ke atas karena efek kapiler.
2. Teknik menurun (descending), pada teknik menurun ini rembesan fasa bergerak ke
bawah yang dikarenakan efek kapiler yang juga dibantu oleh efek gravitasi
sehingga rembesan berjalan lebih cepat.
Jenis - Jenis Kromatografi Kertas
a. Kromatografi satu arah
Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat
seragam.Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.Sampel tinta
diteteskan pada garis dasar pinsil pada selembar kromatografi kertas. Beberapa
pewarna larut dalam jumlah yang minimum dalam pelarut yang sesuai, dan itu juga
di teteskan pada garis yang sama.
Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis pelarut atau campuran
pelarut yang sesuai didalamnya.Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada
dibawah garis pada bercak diatasnya.Kadang-kadang kertas hanya digulungkan
secara bebas pada silinder dan diikatkan dengan klip kertas pada bagian atas dan
bawah.Silinder kemudian ditempatkan dengan posisi berdiri pada bawah
wadah.Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa astmosfer
8
dalam gelas kimia terjenuhkan denga uap pelarut. Penjenuhan udara dalam gelas
kimia dengan uap menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan
pergerakan pelarut pada kertas.
Prosesnya terlihat pada gambar dibawah ini.
( Gambar 1. Kromatografi satu arah )
b. Kromatografi dua arah
Kromatografi kertas dua arah digunakan dalam menyelesaikan masalah
pemisahan substansi yang memiliki nilai yang sangat serupa. Pada prosesnya
menggunakan dua pelarut yang berbeda. Misalnya kita menggunakan zat warna
sebagai sampel. Prosedur yang harus dilakukan adalah:
1) Tahap pertama
Mula-mula titik tunggal campuran ditempatkan pada salah satu ujung garis
dasar. Kemudian masukkan kedalam pelarut seperti yang sebelumnya hingga
pelarut mendekati ke atas kertas.
2) Tahap kedua
Pada kromatogram, posisi depan pelarut ditandai dengan pensil sebelum kertas
mengering, diberi lebel sebagai SF1. Kemudian masukkan kedalam pelarut yang
pertama, dihasilkan titik sentral besar dalam kromatogram yaitu sebagian biru
9
dan sebagian hijau. Dua pewarna dalam campuran memiliki nilai yang sudah
hampir sama.
3) Tahap ketiga
Menunggu kertas kering sepenuhnya, dan kemudian memutar kertas sampai 900
dan kemudian mengembangkan kromatografi lagi di dalam suatu pelarut yang
berbeda. Bintik-bintik akan bergerak dengan jumlah yang berbeda, hal ini
menyebabkan terjadinya perbedaan nilai . Jika kita ingin mengidentifikasi titik-
titik dalam campuran maka kita harus menghitung nilai nya untuk disetiap
tempat, dan kemudian membandingkannya dengan nilai-nilai yang telah diukur
untuk senyawa yang dikenal dengan kondisi yang sama persis. Apabila kita
mengidentifikasinya dengan zat pembanding pada kromatogram yang sama
seperti yang dilakukan diawal dengan pena, maka kita tidak bisa
mengidentifikasinya. Karena campuran yang dipisahkan pada contoh ini
terpisah menjadi empat tempat yang berbeda.
Prosesnya terlihat pada gambar dibawah ini.
( Gambar 2. Kromatografi dua arah )
Nilai Rf ( Retardation Factor)
Beberapa senyawa dalam campuran bergerak sejauh dengan jarak yang ditempuh
pelarut, beberapa lainnya tetap lebih dekat pada garis dasar. Jarak relatif pada pelarut
disebut sebagai nilai Rf. Metoda identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan
pada kedudukan noda relatif terhadap permukaan pelarut yang dinyatakan dengan
nilai Rf (Retardation Factor). Nilai Rf di defenisikan oleh hubungan:
10
Rf = jarak ( cm )dari garis awalke pusat noda
jarak (cm ) dari garis awal ke garis akhir pelarut
Nilai Rf akan menunjukkan identitas seuatu senyawa karena nilai ini karakteristik
untuk suatu senyawa pada pelarut tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi harga
Rf adalah:
1. Pelarut, perubahan yang sangat kecil dari komposisi pelarut akan menyebabkan
harga Rf berubah.
2. Suhu perubahan, suhu menyebabkan perubahan koefisien partisi dan kecepatan
alir.
3. Ukuran bejana, volume bejana mempengaruhi homogenitas atmosfer sehingga
mempengaruhi kecepatan penguapan pelarut dari kertas.
4. Kertas, jenis kertas akan mempengaruhi kecepatan alir dan kesetimbangan partsisi.
5. Sifat dari campuran.
Pelaksanaan Kromatografi Kertas
Langkah kerja pada kromatografi kertas adalah sebagai berikut:
1. Kertas (biasanya kertas saring whatmann no 1) dipotong-potong sesuai dengan
ukuran yang diinginkan, diberi tanda garis awal dan garis akhir pada ujung-ujung
kertas.
2. Sampel ditotolkan pada salah satu ujung kertas (garis awal).
3. Lakukan eludasi (pengembangan) dalam bejana yang telah dijenuhkan dengan uap
fasa gerak. Waktu eludasi pada kromatografi kertas berkisar mulai dari 30 menit
hingga 12 jam, bergantung pada sifat kertas dan jarak pengembangan yang ingin
dilakukan.
4. Lembaran kertas diangkat, dikeringkan dan noda ditampakan dengan pereaksi yang
cocok.
Perhatikan gambar berikut.
11
(Gambar 3. Posisi kertas saring saat dilakukan eludasi)
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Kromatografi Kertas
Pada pemisahan dengan kromarografi kertas hal-hal yang perlu mendapatkan
perhatian adalah:
1. Metoda (penaikan atau penurunan)
a. Metoda penurunan (descending)
Alat yang pokok berupa bejana yang terbuat dari gelas, platina atau logam anti
karat serta bertutup untuk mencegah penguapan dari pelarut. Agar kertas tidak
lepas maka diberi penahan dari batang gelas.
Ujung kertas dicelupkan dalam fase gerak. Pertama kali fase gerak mengalir
oleh gaya kapiler, setelah melewati batang gelas maka aliranya disebabkan oleh
gaya gravitasi.
b. Metode penaikan (ascending)
Kertas dicelupkan dalam fase gerak dan sempel tidak terendam. Fase gerak akan
naik melalui serat-serat dari kertas oleh gaya kapiler. Biasanya perambatan
pelan dan makin lama menurun karena gaya berat.
c. Metode mendatar (horisontal)
Noda dicelupkan ditempatkan pada pusat dari kertas (umumnya kertas saring
berbentuk bulat) yang diberi sumbu. Aliran pelarut disebabkan oleh gaya
kapiler. Kertas diletakan secara horisontal sehingga sumbu tercerlup pada fase
12
gerak. Selanjutnya fase gerak bergerak ke arah tepi kertas sambil membawa
komponen-komponen campuran.
Bercak-bercak yang terjadi berupa garis lengkung dengan diameter makin
panjang bila bercak makin ke tepi.
2. Jenis kertas
Ada berbagai jenis kertas yang khusus dibuat untuk kromatografi yang berbeda
dalam susunan serat, ketebalan dan lain-lain. Jenis kertas antara lain
mempengaruhi :
a. Kecepatan aliran eluen.
b. Nilai Rf, karena daya serap berbeda-beda.
c. Bentuk bercak zat.
d. Ukuran kertas yang digunakan umumnya :
Kromatografi menaik : panjang kertas sekitar 20 cm.
Kromatografi menurun : panjang kertas sampai 50 cm atau lebih.
Kromatografi mendatar sirkuler : diameter kertas 12 – 20 cm.
3. Jenis pelarut (fasa gerak)
Eluen (disebut juga pelarut) pada kromatografi kertas biasanya merupakan
campuran 2 komponen atau lebih. Pada gerak biasanya merupakan campuran yang
terdiri dari satu komponen organik utama, air dan berbagai tambahan seperti asam,
basa atau pereaksi-pereksi kompleks.
Faktor yang perlu diperhatikan terhadap fase gerak :
a. Setelah pengembangan fase gerak harus mudah diuapkan dan tidak boleh
meninggalkan sisa yang dapat mengganggu pengamatan bercak. Idealnya cairan
eluen tidak boleh bercampur dalam fase diam atau sebaliknya.
b. Fase gerak yang digunakan harus murni dan tidak boleh mengganggu
pendeteksian bercak.
c. Sebagai fase diam digunkan pelarut polar umumnya air.
Sebagai fase gerak dapat digunakan alkhohol, asam-basa, keton, ester, amia,
fenol, hidrokarbon atau campuran pelarut untuk mendapatkan pemisahan yang
sempurna.
4. Kesetimbangan dalam bejana yang dipilih
Bejana yang digunakan harus seimbang dengan ukuran kertas yang digunakan serta
banyaknya pelarut yang ada didalam bejana tersebut.
5. Pembuatan sampel
13
Pada pembuatan sampel sebaiknya sampel yang dibuat tidak terlalu encer, karena
apabila sampel yang dibuat encer maka pada saat penotolan pada kertas saring
akan dilakukakan berulang-ulang kali. Oleh karena itu sampel yang dibuat harus
sedikit agak kental untuk menghindari penotolan berulang-ulang kali.
6. Waktu eludasi/pengembangan
Pengembang dilakukan setelah fase gerak (eluen) ditempatkan pada bejana yang
cocok. Bejana dijenuhkan dengan fase uap gerak dengan cara menutup dan
didiamkan beberapa waktu (jam). Penjenuhan akan lebih baik dengan cara
meletakan kertas saring yang dibasahi faase gerak pada dinding bejana. Ujung
kertas dicelupkan dalam fase gerak dan dijaga agar noda agar tidak tetap tidak
terendam dan kertas tidak menyentuh dinding bejana. Jarak pengembangan, pada
metode penaikan biasanya 15 cm dan pada metode penurunan dapat bervariasi.
7. Metoda deteksi dan identifikasi
Untuk senyawa yang tidak berwarna diperlukan deteksi secara kimia atau fisika.
Secara fisika misalnya dengan sinar ultra violet (panjang gelombang 254 dan 370
mm)
Secara kimia dengan menyemprotkan pereaksi pada kertas atau mencelupkan padsa
kertas peda larutan pereaksi. Pereaksi tersebut dikenal sebagai pereaksi lokasi atau
pereaksi spesifik.
Aplikasi Kromatografi Kertas
Penggunaan kromatografi kertas umumnya digunakan pada:
a. Klinik dan biokimia yaitu pemisahan asam amino dan peptide untuk mengetahui
struktur protein, uji urine dan cairan lain yang mengandung asam amino dan
karbohidrat.
b. Bidang analitik umum yaitu analisa polimer, analisa logam-logan dalam tanah,
pemisahan alkanoid dan senyawa-senyawa yang mengandung radio isotop.
Aplikasi lainnya dari kromatografi kertas sendiri adalah untuk memisahkan
diantaranya adalah tinta, zat pewarna, senyawa tumbuhan seperti klorofil, make up
dan berbagai zat lainnya. Mekanisme kerja dari kromatografi kertas cukup sederhana,
di laboratorium kita sering melakukan percobaan menggunaan teknik kromatografi
kertas tersebut.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kromatografi kertas merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan prinsip
zat terlarut yang terdistribusi antara dua fase yang digunakan, yaitu fase diam (air
yang terikat pada selulosa kertas) dan fase gerak (pelarut yang sesuai). Kromatogarfi
mampu memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya.
Pemisahan pada kromatografi kertas terjadi kerena perbedaan kelarutan zat-zat
dalam pelarut serta perbedaan penyerapan (adsorbsi) kertas terhadap zat-zat yang akan
dipisahkan. Zat yang lebih larut dalam pelarut dan kurang teradsorbsi pada kertas
akan bergerak lebih cepat. Sedangkan zat yang kurang larut dalam pelarut dan lebih
teradsorbsi pada kertas akan tertinggal atau bergerak lebih lama.
Teknik Kromatografi Kertas ada dua macam, yaitu teknik menaik (ascending),
pada teknik menaik ini rembesan fasa gerak bergerak ke atas karena efek kapiler, dan
teknik menurun (descending), pada teknik menurun ini rembesan fasa bergerak ke
bawah yang dikarenakan efek kapiler yang juga dibantu oleh efek gravitasi sehingga
rembesan berjalan lebih cepat.
Metode/ cara kerja dari kromatografi kertas adalah tahap pertama tahap pentotolan
cuplikan, tahap kedua tahap pengembangan dan ketiga tahap identifikasi atau
penampakan noda.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Kromatografi Kertas.
http://chicamayonnaise.blogspot.com/2010/03/kromatografi-kertas.html. Diakses pada
tanggal 28 Maret 2013.
Day, R.A dan Underwood. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga.
Harahap, Hilda Juanda. Bab I Pendahuluan.
http://hildajunandaharahap.wordpress.com/2012/05/31/bab-ipendahulua/. Diakses
pada tanggal 28 Maret 2013.
Lathifah, Kiswatul. Kromatografi Kertas.
http://kickylover.blogspot.com/2010/06/kromatografi-kertas.html. Diakses pada
tanggal 28 Maret 2013.
Rasmiwetti & Roza Linda. 2006. Kimia Analitik II. Pekanbaru: Pusat Pengembangan
Pendidikan Unviversitas Riau.
Susan. 2012. Makalah Klasifikasi Metode Kromatografi.
http://susanblogs18.blogspot.com/2012/11/makalah-klasifikasi-metode-
kromatografi.html. Diakses pada tanggal 28 Maret 2013.
16