KTI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KTI

Citation preview

PENGARUH BAHASA GAUL TERHADAP BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem yang berhubungan satu sama lain, yang tersusun dari simbol lisan yang bersifat arbitrer yang dipakai oleh sekelompok masyakat bahasa digunakan untuk alat komunikasi dan berinteraksi antar sesamanya. Mengungkapkan ide pendapat serta semua hal yang yang mereka butuhkan untuk sebuah interaksi yang nyaman.Sebagai isyarat yang digunakan untuk sebuah komunikasi, bahasa memang sangat beragam yang membedakan atara wilayah satu dengan yang lainnya. Di negara satu dengan Negara yang lain juga pasti memiliki bahasa yang berbeda pula. Dan didalam negara itu pastinya ada wilayah/ daerah-daerah yang berbeda pula bahasanya. Begitu juga di Indonesia. Sebagai contoh Indonesia memiliki berbagai ragam bahasa, ada bahasa jawa, bahasa sunda, bahasa Madura dan banyak lagi.Dari sekian banyak bahasa di Indonesia inilah yang membedakan antara daerah satu dengan lainnya. Namun entah dari mana datangnya muncul bahasa anak muda yang selanjutnya disebut juga bahasa gaul. Dewasa ini pemakaian bahasa gaul mengakibatkan interferensi bahasa gaul yang terkadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar.Dalam makalah ini penyusun akan mencoba mengupas segala sesuatu tentang bahasa gaul dan bahasa Indonesia.BAB II PEMBAHASAN2.1. Bahasa seperti apakah yang disebut dengan bahasa gaul itu?Bahasa gaul adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1980-an. Ragam ini semula diperkenalkan oleh generasi muda yang mengambilnya dari kelompok waria dan masyarakat terpinggir lain. (Harimurti Kridalaksana (2008). Kamus Linguistik (edisi ke-Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama).Struktur Bahasa Gaul Ragam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti memang menjadi emang.Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan struktur yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk memahaminya. 1. Pengunaan awalan eKata emang itu bentukan dari kata memang yang disispi bunyi e. Disini jelas terjadi pemendekan kata berupa mengilangkan huruf depan (m). Sehingga terjadi perbedaan saat melafalkan kata tersebut dan merancu dari kata aslinya.2. Kombinasi k, a, gKata kagak bentukan dari kata tidak yang bunyinya tid diganti kag. Huruf konsonan pada kata pertama diganti dengan k huruf vocal i diganti a. Huruf konsonan kedua diganti g. sehingga kata tidak menjadi kagak.3. Sisipan eKata temen merupakan bentukan dari kata teman yang huruf vokal a menjadi e. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan pelafalan.2.2. Bagaimana pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia?Bahasa gaul dapat timbul dimana saja,. Bahasa yang digunakan oleh anak muda pada umumnya ini muncul dari kreativitas mengolah kata baku dalam bahasa Indonesia menjadi kata yang tidak baku. Bahasa gaul kita dapati dimana saja, karena bahasa gul dapat timbul di iklan tevisi, lirik lagu remaja, Novel remaja dan banyak lagi. Inilah kenyataan bahwa tumbuhnya bahasa gaul ditengah eksistensi bahasa Indonesia tidak dapat dihindari ini karena pengaruh perkembangan alat komunikasi yang terus berkembang dan karena bahasa gaul dipakai anak muda kebanyakan maka bahasa baku akan tergeser eksistensinya.

2.3.Apa Dampak Pengaruh Penggunaan Bahasa Gaul ? Gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa. Kurangnya kesadaran untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak pada tergilasnya atau lunturnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama dikalangan remaja.Apalagi dengan maraknya dunia kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa dan elektronik, membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah menjadi wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru. Inilah yang menjadi awal lunturnya bahasa Indonesia yang baik dan berganti dengan bahasa gaul.BAB III PENUTUP3.1. KesimpulanBahasa gaul sebagai bahasa anak muda merupakan keanekaragaman budaya negara kita Indonesia dibidang bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa gaul yang secukupnya dan digunakan tepat sesuai dengan porsinya. Bahasa gaul sangat berperan dalam pembentukan bahasa yang digunakan kalangan remaja karena penggunaannya yang bersifat santai dan fleksibel. Tapi alangkah baiknya jika kita dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga eksistensi dari bahasa Indonesia tetap terjaga. Basa Indonesia dalah bahasa persatuan yang dulu dikukuhkan oleh kalangan muda dalam sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928, jadi sebagai masyarakat Indonesia yang peduli dan ,menghormati sumpah pemuda kita harus menjaga bahasa kita yaitu bahasa Indonesia. Apabila kita sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar maka secara tidak langsung orang yang berada di sekitar kita akan tertular.3.2. Saran 1.Perlunya pelajaran tentang bahasa gaul kepada siswa SD,SMP,SMA agar siswa \menggunakan bahasa yang baik dan benar.2.Perbanyak sosialasi kepada siswa-siswi sekolah tentang Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.3.Didiklah anak sejak dini menggunakan bahasa Indonesia baik dan benarBerbicara tentang eksistensi bahasa gaul yang kian merajalela di masyarakat kita, hal itu tentu sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Seiring dengan perkembangan zaman khususnya di Negara Indonesia semakin terlihat pengaruh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Banyak generasi muda yang menggunakan bahasa gaul daripada penggunaan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.Munculnya dan berkembangnya bahasa gaul di era saat ini menyebabkan mereka, khususnya pengguna bahasa gaul lupa akan bahasa nasionalnya sendiri yaitu bahasa Indonesia. Gejala seperti inilah yang menjadikan salah satu penghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Dan hal tersebut dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa.Apabila masyarakat Indonesia tidak disadarkan atas pentinggnya penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar maka salah satu dampak besar yang ditimbulkan atau pengaruh yang ditimbulkan dari penggunaan bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia adalah eksistensi bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa terancam terpinggirkan oleh bahasa gaul dan lunturnya bahasa Indonesia dalam penggunaanya didalam masyarakat.

Seiring dengan perkembangan zaman ke zaman khususnya di Negara Indonesia semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada pemakaian bahasa Indonesia. Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyrakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut:Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa GaulBerbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Kalau generasi negeri ini kian tenggelam dalam pudarnya bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah yang paling banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat.Yang menyebabkan punahnya bahasa indonesiaPenggunaan bahasa gaul yang semakin marak di kalangan remaja merupakan sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa indonesia dan pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang. Sehingga tidak dapat dipungkiri suatu saat bahasa Indonesia bisa hilang karena tergeser oleh bahasa gaul di masa yang akan datang.Beberapadampak Positif dan Negatif dari Penggunaan Bahasa GaulSegala sesuatu pasti mempunyai dampak positif dan negatif. Begitu pula dengan bahasa gaul yang juga mempunyai dampak positif dan negatif terhadap penggunanya dan orang lain.a.Dampak PositifDampak positif dengan digunakannya bahasa gaul adalah remaja menjadi lebih kreatif. Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa gaul ini, tidak ada salahnya kita menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi yang tepat, media yang tepat dan komunikan yang tepat juga.b.Dampak Negatif- Penggunaan bahasa gaul dapat mempersulit penggunanya untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Padahal di sekolah atau di tempat kerja, kita diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar. Tidak mungkin jika pekerjaan rumah, ulangan atau tugas sekolah dikerjakan dengan menggunakan bahasa gaul. Karena, bahasa gaul tidak masuk ke dalam tatanan bahasa akademis. Begitu juga di kantor, laporan yang kita buat tidak diperkanakan menggunakan bahasa gaul. Jadi, ketika situasi kita dalam situasi yang formal jangan menggunakan bahasa gaul sebagai komunikasi.Kata-kata yang digunakan dalam berbicara seseorang dapat mencerminkan kemampuan berpikir dan tingkat kepribadiannya. Kepribadian seseorang yang baik dapat memilih apa saja yang harus diucapkan dan dibicarakan. Tidak berlebihan jika seseorang yang pandai berbahasa Indonesia, ia akan merasa diterima dan dihargai oleh berbagai kalangan. Ada beberapa solusi yang dapat meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia antara lain: 1.Menyadarkan dan memotivasikan remaja akan fungsi dan pentingnya daribahasa yang baku. Upaya ini dimaksud untuk mengajak seseorang menyadari porsi dan tempat yang tepat bagi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. 2.Membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, remaja dilatih untuk berbahasa secara tepat, baik secara lisan maupun tulisan setiap saat setidaknya selama berada di lingkungan sekolah. Pembiasaan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan berbahasa pada remaja. 3.Proses penyadaran dan pembiasaan ini membutuhkan suatu kekuatan atau sanksi yang mengikat, misalnya tugas menuliskan suatu artikel atau karangan dengan bahasa yang baku. Hal ini akan menimbulkan keinginan remaja untuk mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar.Seiring dengan perkembangan zaman ke zaman khususnya di Negara Indonesia semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan dating. Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada pemakaian bahasa Indonesia. Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyrakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Dalam pergaulan internasional, bahasa Indonesia mewujudkan identitas bangsa Indonesia. Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut:1. Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa GaulBerbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Kalau generasi negeri ini kian tenggelam dalam pembususkan bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah yang paling banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat.2. Menurunnya Derajat Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia masih sangat muda usianya dibandingkan dengan bahasa lainya, tidak mengherankan apabila dalam sejarah pertumbuhannya, perkembangan bahasa asing yang lebih maju. Seperti kita ketahui bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dikuasai oleh bangsa-bangsa barat. Merupakan hal yang wajar apabila bahasa mereka pula yang menyertai penyebaran ilmu pengetahuan tersebut ke seluruh dunia. Indonesia sebagai Negara yang baru berkembang tidak mustahil menerima pengaruh dari Negara asing. Kemudian masuklah ke dalam bahasa Indonesia istilah-istilah kata asing karena memang makna yang dimaksud oleh kata-kata asing tersebut belum ada dalam bahasa Indonesia. Sesuai sifatnya sebagai bahasa represif, sangat membuka kesempatan untuk itu. Melihat kondisi seperti ini, timbullah beberapa anggapan yang tidak baik. Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang miskin, tidak mampu mendukung ilmu pengetahuan yang modern. Pada pihak lain muncul sikap mengagung-agungkan bahasa inggris dan bahasa asing lainnya. Dengan demikian timbul anggapan mampu berbahasa inggris atau bahasa asing merupakan ukuran derajat seseorang. Akhirnya motivasi untuk belajar menguasai bahasa asing lebih tinggi daripada belajar dan menguasai bahasa sendiri. Kenyataan adanya efek social yang lebih baik bagi orang yang mampu berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia, hal ini lebih menururnkan lagi derajat bahasa Indonesia di mata orang awam.Seiring dengan perkembangan zaman ke zaman khususnya di Negara Indonesia semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan dating. Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada pemakaian bahasa Indonesia. Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyrakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Dalam pergaulan internasional, bahasa Indonesia mewujudkan identitas bangsa Indonesia. Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut :

1. Eksistensi Bahasa Indonesia Terancam Terpinggirkan Oleh Bahasa Gaul Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi.

Kalau generasi negeri ini kian tenggelam dalam pembususkan bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin sempoyongan dalam memanggul bebannya sebagai bahasa nasional dan identitas bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti pembusukan itu. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah yang paling banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat.

2. Menurunnya Derajat Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia masih sangat muda usianya dibandingkan dengan bahasa lainya, tidak mengherankan apabila dalam sejarah pertumbuhannya, perkembangan bahasa asing yang lebih maju. Seperti kita ketahui bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dikuasai oleh bangsa-bangsa barat. Merupakan hal yang wajar apabila bahasa mereka pula yang menyertai penyebaran ilmu pengetahuan tersebut ke seluruh dunia. Indonesia sebagai Negara yang baru berkembang tidak mustahil menerima pengaruh dari Negara asing. Kemudian masuklah ke dalam bahasa Indonesia istilah-istilah kata asing karena memang makna yang dimaksud oleh kata-kata asing tersebut belum ada dalam bahasa Indonesia. Sesuai sifatnya sebagai bahasa represif, sangat membuka kesempatan untuk itu. Melihat kondisi seperti ini, timbullah beberapa anggapan yang tidak baik. Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang miskin, tidak mampu mendukung ilmu pengetahuan yang modern. Pada pihak lain muncul sikap mengagung-agungkan bahasa inggris dan bahasa asing lainnya. Dengan demikian timbul anggapan mampu berbahasa inggris atau bahasa asing merupakan ukuran derajat seseorang. Akhirnya motivasi untuk belajar menguasai bahasa asing lebih tinggi daripada belajar dan menguasai bahasa sendiri. Kenyataan adanya efek social yang lebih baik bagi orang yang mampu berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia, hal ini lebih menururnkan lagi derajat bahasa Indonesia di mata orang awam.

Saat ini banyak sekali remaja yang menciptakan bahasa gaul, yaitu bahasa baku yang dipelesetkan, sehingga terkadang orang dewasa tidak memahami bahasa apa yang dikatakan oleh para remaja tersebut.

Contoh bahasa gaul yang sering dipakai adalah beud, yang berasal dari kata banget. Selain itu Uang, yang berasal dari kata yang. Lalu ada pula kata kakak yang dalam bahasa Inggris adalah sister, menjadi sista, dan brother menjadi 6no tha.

Masih banyak sekali bahasa gaul yang digunakan para remaja dalam percakapan sehari-hari. Penyebabnya adalah kurangnya kecintaan terhadap bahasa Indonesia baku. Namun, tidak semua remaja menggunakan bahasa gaul ini. Yang menggunakannya pada umumnya adalah remaja yang ingin dianggap beken atau tenar di kalangan teman-temannya. Mereka menganggap berbahasa gaul adalah keren, padahal di mata remaja lain gaya bahasa mereka adalah alay.

Alay adalah singkatan dari Anak Layangan, yaitu anak-anak yang dalam berbicara atau menuliskan kata-kata cenderung agak kampungan. Ciri-ciri alay antara lain Menulis kata disingkat, seperti "lagi apa?" menjadi "gi pha??"atau "bosen bangefjadi "bsen bgd nh "atau "bosen beud nh". Memakai simbol tambahan "p@ k@bar L0e/?"atau "hha.. y nh.. lg bosen-" pada kalimat yang ditulisnya. Menggunakan huruf z di belakang kata "mk bgtz." atau "gurunya malezin yh ".

Di atas adalah sebagian kecil dari ciri-ciri alay. Gaya bahasa ini tidak hanya mereka praktikkan dalam penulisan, namun juga dalam cara berbicara. Ketika mereka berbicara dengan bahasa gaul yang agak sedikit norak itu, terkadang bibir mereka monyong mengikuti kata-kata yang mereka ucapkan. Aksen huruf z pada akhir kata terdengar sangat jelas, sehingga membuat lawan bicara yang tidak memahaminya menjadi pusing.

Bahasa gaul yang digunakan anak remaja alay ini sudah menjalar ke mana-mana. Anak kecil pun mengetahui gaya bahasa ini. Sangat disayangkan sekali, anak kecil yang sebenarnya mampu menyerap banyak kata terpaksa menyerap kata-kata yang tidak baku dalam bahasa Indonesia. Dari sekian banyak bahasa di Indonesia, mengapa bahasa gaul ini yang lebih populer? Apakah karena bahasa Indonesia yang baik dan benar hanya digunakan di kelas saja?

Tugas Orang Tua dan Guru

Sebenarnya ini adalah tugas bagi orang tua dan guru untuk memperhatikan perkembangan bahasa anak-anaknya. Karena berbahaya sekali jika anak-anak kecil menggunakan gaya bahasa gaul nan alay ini. Mereka bisa menuliskan dan mengucapkannya hingga remaja nanti, sehingga mereka tidak mengetahui yang manakah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bisa saja karena mereka terlalu sering menggunakan bahasa yang norak ini hanya karena ingin gaul dan tenar, lalu mereka mengucapkannya di depan guru, menuliskannya pada lembar jawaban ulangan esai, dan menggunakannya ketika berpidato. Mengapa demikian ? Karena mereka sudah terbiasa dengan bahasa gaul alay ini, bisa saja mereka lupa dengan bahasa asli bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan bahasa gaul nan norak ini banyak sekali digunakan dalam penulisan status Facebook. Di jejaring sosial ini, kita dapat menuliskan status yang menggambarkan keadaan kita. Nah, di sinilah yang menjadi ajang anak layanga=n menunjukkan keberadaannya.

Contoh status Facebook anak layangan Menulis dengan huruf besar dan kecil dalam satu kalimat, contoh SaYaSedAnG TiDAk AdA di RuMah SaaT iNi.

Menulis dengan diselingi angka di dalam kalimat, contoh 54Y4 S4Y4N9 S4m4 K4M03.

Menggunakan tanda baca yang tidak perlu di dalam kali-matnya, contoh Aq...engga...tauuuu...mauuu..n ulizzz...appaaaaaa.......!?!?! Menggunakan singkatan-singkatan yang berlebihan, contoh Aq gga da wqtu skrg wt ktmu qm, qm jja yg dtnk k t4 q.

Nah, itulah ciri-ciri anak layangan dalam statusnya di Facebook. Dari situlah bahasa gaul itu merambat ke penulisan dan pengucapan sehari-hari. Kenapa mereka seperti itu?

Alasannya adalah karena ingin mengambil perhatian orang lain, mereka mencari simpati agar diperhatikan de ngan cara yang demikian. Mereka tidak menyadari bahwa membaca tulisan seperti itu sangatlah memusingkan, membuat mata sakit, dan susah memahaminya. Lalu bagaimana jika mereka menggunakan penulisan seperti itu dalam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah? Gurunya pasti tidak paham dan itu tidaklah sesuai dengan yang diajarkan di sekolah. Manusia bisa karena terbiasa. Jika anak-anak remaja itu sudah terbiasa menulis dengan kata-kata yang salah maka selanjutnya akan salah. Hal ini dapat membuat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tidak dipakai dan mati. Seharusnya remaja membudidayakan berbahasa yang baik, karena kalau bukan remaja, siapa lagi ?

Namun, mungkin karena jam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah kurang, bisa saja mereka menjadi malas berbahasa yang baik. Atau mereka menganggap guru mereka membosankan, jadi mereka merasa pelajaran bahasa Indonesia pun membosankan, dan mereka tidak peduli dengan tata cara bahasa yang baik dan benar. Banyak cara untuk membuat remaja menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, antara lain Membiasakan remaja untuk membaca buku-buku penulis Indonesia. Berbicara dengan bahasa yang baik kepada anak remaja. Memperkenalkannya dengan karya sastra sastrawan Indonesia. Mengajaknya sering-sering berlatih menulis dengan bahasa Indonesia yang baik. "Rdak mengucapkan bahasa yang kasar kepada anak remaja ketika usianya masih kecil. Oleh sebab itu, kita sebagai keluarga dan gurunya, semestinya mengawasi penggunaan bahasa pada anak. Jangan sampai mereka terbawa pengaruh yang buruk, yang membuat mereka menggunakan bahasa Indonesia yang buruk pula. Cintailah bahasa Indonesia, karena inilah salah satu kekayaan bangsa kita.

Sumber :

http://bataviase.co.id/detailberita-10524806.html

http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/02/pengruh-penggunaan-bahasa-gaul-terhadap-perkembangan-bahasa-indonesia/KATA PENGANTARPuji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidyahNya kepada kita semua sehingga peneltian ini saya dapat menyelesaikan pada waktunya. Walaupun hasilnya masih jauh dari apa yang menjadi harapan pembimbing. Namun sebagai awal pembelajaran dan agar menambah spirit dalam mencari pengetahuan yang luas dilapangan, bukan sebuah kesalahan jika kami mengucapkan kata syukur.

Terimakasih saya ucapkan kepada dosen Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan arahan terkait penelitian ini. Tanpa bimbingan dari beliau mungkin saya tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan format yang berlaku. Kesalahan yang terdapat di dalam jelas ada. Namun bukanlah kesalahan yang tersengaja melainkan karena khilafan dan kelupaan. Dari kesemua kelemahan saya kirannya dapat dimaklumi.

Terimakasih saya ucapkan pula kepada teman-teman yang telah memberikan banyak saran dan pengetahuannya sehingga menambah hal baru bagi saya. Terutama sumbangannya dalam hal materil berupa referensi mengenai penelitian Bahasa Indonesia.

Demikian, harapan saya semoga hasil pengkajian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Dan menambah referensi yang baru sekaligus ilmu pengetahuan yang baru pula, amien!!!

Malang, 2009

Penyusun

DAFTAR ISIHalaman Judul ..

Kata Pengantar .. 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN:

Latar Belakang 3

Rumusan Makalah ... 4

Tujuan Penelitian ..... 4

Teknik Pengupulan Data . 4

Landasan Teori . 5

BAB II PEMBAHASAN:

Bentukan Kata Bahasa Gaul Yang Digunakan Ketua HMI . 6

Struktur Bahasa Gaul yang digunakan ketua HMI .... 8

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN .... 10

DAFTAR PUSTAKA .. 11

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 Latar belakangBahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.Berbahasa yang baik yang menempatkan pada kondisi tidak resmi atau pada pembicaraan santai tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya. Ragam berbahasa seperti ini memungkinkan munculnya gejala bahasa baik interferensi, integrasi, campur kode, alih kode maupun bahasa gaul.

Dewasa ini pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar.Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir ahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para bajingan atau anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman.Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.Dewasa ini, bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa gaul. Dalam konteks kekinian, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu. Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999.

I. 2 Rumusan masalah

1. Bagaimana bentukan kata bahasa gaul yang digunakan ketua HMI?

2. Bagaimana struktur bahasa gaul sebagai tutur remaja di Indonesia yang tercermin dari tutur kata ketua HMI?

I. 3 Tujuan PenelitianSecara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk memeriksa pemakaian bahasa gaul dalam dialog remaja Indonesia yang digunakan ketua HMI dalam rapat formal.

I. 4 Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik observasi sebagai teknik utama. Observasi dilakukan dengan cara simak-catat, yaitu peneliti mencatat data bahasa dan konteksnya yang meliputi (1) topiknya, (2) suasananya, (3) tempat pembicaraan, serta (4) lawan bicaranya.

I. 5 Landasan TeoriBahasa adalah suatu sistem lanuang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama. berkornunikasi, dan mengindenfikasi diri (Chaer, 2000:1). Menurut pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah berupa bunyi yang digunakan oleh rnasyarakat untuk berkornunikasi.

Keraf (1991:1) mengatakan bahwa bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap berupa arus bunyi, yang mempunyai makna. Menerangkan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat terdiri atas dua bagian utama yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi). Menurut pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap yang merupakan alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa bentuk dan makna.

Ramlan (1985:21) mengatakan morfologi adalah bagian dari tata ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu. BAB IIPEMBAHASANII. 1 Bentukan Kata Bahasa Gaul Yang Digunakan Ketua HMISalah satu dampak dari pembangunan dan perkembangan jaman adalah modernisasi, di mana segala hal yang ada di lingkungan kita harus selalu ter up-to date. Dampak dari modernisasi yang paling terlihat adalah gaya hidup, entah itu cara berpakaian, cara bertutur kata, cara belajar, aplikasi teknologi yang makin maju dan lain-lain. Gaya hidup yang mengarah pada modernisasi tersebut biasanya tampak terlihat pada kalangan masyarakat (remaja) yang berada pada jenjang pendidikan SMA sampai Perguruan Tinggi. Mereka yang ingin diakui sebagai remaja jaman sekarang yang gaul, funky, keren tidak ragu untuk menunjukkan identitas mereka melalui gaya hidup yang modern.

Berikut hasil penelitian bahasa gaul yang digunakan ketua HMI FKIP UMM.

Nama : Dedi

Jurusan / SMT : Bahasa Inggris / semester VII

Asal : Kalimantan

Peneliti melakukan penelitian pada saat latihan kader 1 yang dilakukan di Desa Dadaprejo Batu-Malang.

Berikut kata sambutan ketua HMI pada saat membuka acara pembukaan Latihan Kader 1 FKIP UMM.

Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh?

Alhamdulillah kita panjadkan puji syukur kita kehadirat Allah SWT, karena berkat dan rahmad-Nya kita bisa berkumpul di tempat ini dalam acara latihan kader 1 FKIP Univ. Muhammadiyah Malang. Dan tak lupa bagi kita semua agar selalu mengirim salawat beserta salam kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.

Selamat datang saya ucapkan pada teman-teman sekalian, selamat berproses di dunia HMI. Selesai latihan kader ini bukan berarti selesai penjalanan teman-teman dalam berorganisasi, tapi ini merupakan awal dari proses teman-teman.

Banyak orang mengatakan bahwa mahasiswa itu terbagi menjadi beberapa golongan, dari mahasiswa yang sesungguhnya sampai yang hanya nebeng nama saja..

Saya ingin menyampaikan satu prinsip saya pada teman-teman, kita berangkat dari rumah dengan tujuan kuliah danmenghabiskan banyak modal dari orang tua baik berupa tenaga, perasaan, uang dan sebagainya. Alangkah baiknya dengan pengorbanan yang banyak itu kita dapat memperoleh berbagai pengalaman selain dari ijaza kuliah.

Emang kagak salah kita hanya konsentrasi pada kuliah kita aja, tapi alangkah baiknya klo kesempatan ini kita manfaatkan untuk mencari wawasan dan pengalaman yang luas, salah satunya dengan mengikuti organisasi yang ada. Banyak hal lain yang tidak kita dapatkan dalam perkuliahan dan hal itu tidak lain bisa kita temui di dunia organisasi.

Akhirnya saya mengucapkna selamat datang dan selamat berproses di HMI. Salam sukses bagi kita semua, sesuai dengan kenyakinan kita YAKUSA yakin usaha sampai.

Bilahitaufik walhidayah wassalammualaikum wr, wb.

Dari kata sambutan di atas dapat kita lihat perbedaan bahasa yang digunakan

Bahasa Indonesia Bahasa Gaul Remaja

tementemen

Tidakkagak

memangEmang

II. 2 Struktur Bahasa Gaul yang digunakan ketua HMIRagam bahasa gaul remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti memang emang.

Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan struktur yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk memahaminya. (Nyoman Riasa)

1) Pengunaan awalan eKata emang itu bentukan dari kata memang yang disispi bunyi e. Disini jelas terjadi pemendekan kata berupa mengilangkan huruf depan (m). Sehingga terjadi perbedaan saat melafalkan kata tersebut dan merancu dari kata aslinya.

2) Kombinasi k, a, gKata kagak bentukan dari kata tidak yang bunyinya tid diganti kag. Huruf konsonan pada kata pertama diganti dengan k huruf vocal i diganti a. Huruf konsonan kedua diganti g. sehingga kata tidak menjadi kagak.

3) Sisipan eKata temen merupakan bentukan dari kata teman yang huruf vocal a menjadi e. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan pelafalan.

BAB IIIPENUTUP1 Kesimpulan

Dapat kita simpulkan banyaknya kalangan remaja menggunakan bahasa gaul adakah akibat dari perkembangan zamanyang kian mengalami kamjuan baik dari dunia pendidikan sampai teknologi.

Gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa. Kurangnya kesadaran untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak pada tergilasnya atau lunturnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama dikalangan remaja.

Apalagi dengan maraknya dunia kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa dan elektronik, membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah menjadi wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru.

DAFTAR PUSTAKAFaizah, Umi17 April 2009. Bahasa Indonesi, Antara Variasi dan Penggunaan. (online)

Alamt : (www.bahasa-indonesi-antara-variasi-dan-penggunaan) diakses 26 Oktober 2009

Sofa, Maret 31, 2009. Penggunaan Ragam Bahasa Gaul Dikalangan Remaja (online)

Alamat : (www.penggunaan-ragam-bahasa-gaul-dikalangan-remaja) diakses 26 Oktober 2009

Pendahuluan

Bahasa merupakan unsur yang sangat vital dalam berkomunikasi, yakni sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam melaksanakan hubungan sosial dengan sesamanya, manusia sudah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sejak berabad-abad silam. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa kriteria logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama, dan pemakaiannya sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik. Sedangkan berbahasa yang baik yang menempatkan pada kondisi tidak resmi atau pada pembicaraan santai tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya.

Seiring dengan perkembangan zaman, maka pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia entertainment mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan Bahasa Gaul. Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir tahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para anak jalanan yang disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman. Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa Nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Dalam konteks masa kini, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu.

2. Pembahasan

2.1 Pengertian Bahasa

Chaer (2000:1) berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem lambang berupa bunyi, bersifat arbitrer, digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengindentifikasi diri.

Menurut Keraf (1991:1) bahasa mencakup dua bidang, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap berupa arus bunyi, yang mempunyai makna. Menerangkan bahwa bahasa sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat terdiri atas dua bagian utama yaitu bentuk (arus ujaran) dan makna (isi).

Ramlan (1985:21) berpendapat bahwa morfologi adalah bagian dari tata ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah berupa bunyi yang digunakan oleh rnasyarakat untuk berkomunikasi antaranggota masyarakat berupa bentuk dan makna.

2.2 Pengertian Bahasa Gaul

Alatas (2006:59) berpendapat bahwa bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan untuk berteman dan bersahabat di tengah masyarakat. Bahasa gaul merupakan bentuk ragam bahasa yang digunakan oleh penutur remaja, waria untuk mengekspresikan gagasan dan emosinya.

Perkembangan teknologi informasi turut menyalurkan penggunaan bahasa gaul ke lingkup yang lebih luas. Media komunikasi, khususnya yang membahas mengenai waria, dalam mengkomunikasikan informasi juga menggunakan bahasa gaul yang sedang menjadi trend atau populer di kalangan remaja sampai waria. Dalam konteks modern, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia nonformal, yang digunakan sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial, bahkan dalam media-media populer seperti TV, radio, dunia perfilman nasional, dan sering pula digunakan dalam bentuk publikasi yang ditujukan untuk kalangan remaja, selebritis hingga waria oleh majalah-majalah populer.

Menurut Sahertian (2006:15) bahasa gaul atau bahasa prokem sebenarnya sudah ada sejak 1970-an. Awalnya istilah-istilah dalam bahasa gaul itu untuk merahasiakan isi obrolan dalam komunitas tertentu. Oleh karena sering digunakan di luar komunitasnya, lama-lama istilah tersebut jadi bahasa sehari-hari.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa gaul adalah bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari yang sifatnya menarik dan memiliki arti tertentu untuk merahasiakan arti obrolan di tengah masyarakat.

2.3 Penggunaan Bahasa Gaul Dalam Perkembangan Bahasa Indonesia

Penggunaan bahasa yang baik dan benar sebaiknya diajarkan sejak kecil. Karena biasanya seorang anak, akan mudah sekali untuk meniru apa saja yang didengarkannya. Orang tua berkewajiban untuk mengajarkan bahasa yang baik dan benar kepada anak-anaknya sejak kecil. Di lingkungan remaja juga mempunyai andil yang sangat besar untuk mengajarkan bahasa Indonesia sehingga akan menciptakan etika komunikasi yang baik. Seseorang akan memiliki nilai kesopanan berbicara dan juga tingkah laku yang terpuji.

Penggunaan bahasa yang baik dapat mempermudah dalam menyampaikan informasi atau pendapat yang diinginkan. Orang lain akan mengerti akan apa yang menjadi maksud dan tujuan kita. Dalam kehidupan sehari-hari seharusnya menggunakan tata bahasa yang baik supaya kita terbiasa untuk berkomunikasi secara lebih efektif. Adanya bahasa gaul juga sangat mempengaruhi etika seseorang dalam berkomunikasi. Mahasiswa cenderung lebih menyukai bahasa gaul daripada menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Supaya mereka lebih terlihat modern, dan akhirnya mulai lunturnya kecintaan pada bahasa Indonesia adalah hal yang harus dihindari.

Dalam meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan cara membiasakan pada kehidupan sehari-hari di manapun kita berada. Awalnya memang mungkin sulit tetapi bila dilakukan terus menerus maka akan menciptakan sopan santun yang baik dalam etika berkomunikasi. Orang lain akan melihat dan menilai bagaimana seseorang menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang baik. Bila hal itu terus dilakukan, maka akan timbul nilai dan etika komunikasi yang baik. Sebaliknya bila seseorang berbicara sembarang dan tidak beraturan, maka orang lain yang mendengarnya akan beranggapan bahwa orang itu tidak berpendidikan atau tidak bermoral.

Kata-kata yang digunakan dalam berbicara seseorang dapat mencerminkan kemampuan berpikir dan tingkat kepribadiannya. Kepribadian seseorang yang baik dapat memilih apa saja yang harus diucapkan dan dibicarakan. Tidak berlebihan jika seseorang yang pandai berbahasa Indonesia, ia akan merasa diterima dan dihargai oleh berbagai kalangan. Ada beberapa solusi yang dapat meningkatkan penggunaan bahasa Indonesia antara lain:

1. Menyadarkan dan memotivasikan remaja akan fungsi dan pentingnya dari bahasa yang baku. Upaya ini dimaksud untuk mengajak seseorang menyadari porsi dan tempat yang tepat bagi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2. Membutuhkan suatu upaya pembiasaan. Artinya, remaja dilatih untuk berbahasa secara tepat, baik secara lisan maupun tulisan setiap saat setidaknya selama berada di lingkungan sekolah. Pembiasaan ini akan sangat mempengaruhi perkembangan kemampuan berbahasa pada remaja.

3. Proses penyadaran dan pembiasaan ini membutuhkan suatu kekuatan atau sanksi yang mengikat, misalnya tugas menuliskan suatu artikel atau karangan dengan bahasa yang baku. Hal ini akan menimbulkan keinginan remaja untuk mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar.

2.4 Pengaruh Bahasa Gaul dalam Perkembangan bahasa Indonesia

Seiring dengan perkembangan zaman khususnya di negara Indonesia semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat luas menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini.

Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyarakat, seharusnya kita menanamkan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional. Dalam pergaulan internasional, bahasa Indonesia mewujudkan identitas bangsa Indonesia. Seiring dengan munculnya bahasa gaul dalam masyarakat, banyak sekali dampak atau pengaruh yang ditimbulkan oleh bahasa gaul terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa diantaranya sebagai berikut:

1. Eksistensi bahasa Indonesia terancam terpinggirkan oleh bahasa gaul

Berbahasa sangat erat kaitannya dengan budaya sebuah generasi. Jika generasi negeri ini semakin tenggelam dalam pembentukan bahasa Indonesia yang lebih dalam, mungkin bahasa Indonesia akan semakin berat dalam memanggul bebannya sebagai bahasa Nasional dan identitas bangsa. Dalam kondisi demikian, diperlukan pembinaan dan pemupukan sejak dini kepada generasi muda agar mereka tidak mengikuti pengaruh tersebut. Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin pada perilaku masyarakat yang mulai meninggalkan bahasa Indonesia dan terbiasa menggunakan bahasa gaul. Saat ini jelas di masyarakat sudah banyak adanya penggunaan bahasa gaul dan hal ini diperparah lagi dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul. Bahkan, generasi muda inilah yang paling banyak menggunakan dan menciptakan bahasa gaul di masyarakat.

2. Menurunnya derajat bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia masih sangat muda usianya dibandingkan dengan bahasa lainnya, tidak mengherankan apabila dalam sejarah pertumbuhannya, perkembangan bahasa asing yang lebih maju. Seperti kita ketahui bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini dikuasai oleh bangsa-bangsa barat. Merupakan hal yang wajar apabila bahasa mereka pula yang menyertai penyebaran ilmu pengetahuan tersebut ke seluruh dunia. Indonesia sebagai negara yang baru berkembang tidak mustahil menerima pengaruh dari negara asing. Kemudian masuklah ke dalam bahasa Indonesia istilah-istilah kata asing karena memang makna yang dimaksud oleh kata-kata asing tersebut belum ada dalam bahasa Indonesia. Sesuai sifatnya sebagai bahasa represif, sangat membuka kesempatan untuk itu. Melihat kondisi seperti ini, timbullah beberapa anggapan yang tidak baik. Bahasa Indonesia dianggap sebagai bahasa yang miskin, tidak mampu mendukung ilmu pengetahuan yang modern.

Pada pihak lain muncul sikap mengagung-agungkan bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya. Dengan demikian timbul anggapan mampu berbahasa inggris atau bahasa asing merupakan ukuran derajat seseorang. Akhirnya motivasi untuk belajar menguasai bahasa asing lebih tinggi daripada belajar dan menguasai bahasa sendiri. Kenyataan adanya efek sosial yang lebih baik bagi orang yang mampu berbahasa asing daripada berbahasa Indonesia, hal ini lebih menurunkan lagi derajat bahasa Indonesia di mata orang awam.

Saat ini banyak sekali remaja yang menciptakan bahasa gaul, yaitu bahasa baku yang dipelesetkan, sehingga terkadang orang dewasa tidak memahami bahasa apa yang dikatakan oleh para remaja tersebut.

Contoh bahasa gaul yang sering dipakai adalah beud, yang berasal dari kata banget. Lalu ada pula kata kakak yang dalam bahasa Inggris adalah sister, menjadi sista, dan brother menjadi brotha. Selain itu, terdapat juga dalam menulis SMS, seperti lagi apa? menjadi gi pha??atau bosen banget menjadi bsen bgd nh atau bosen beud nh. Memakai simbol tambahan p@ k@bar L0e/? atau hha.. y nh.. lg bosen- pada kalimat yang ditulisnya. Menggunakan huruf z di belakang kata mk bgtz atau gurunya malezin yh .

Selain itu, maraknya pemakaian jalur komunikasi yang murah, efisien, dan juga dapat melahirkan dampak yang negatif dalam penggunaan tata bahasa. Penyebabnya adalah kurangnya kecintaan terhadap bahasa Indonesia baku. Namun, tidak semua remaja menggunakan bahasa gaul ini. Pada umumnya yang menggunakan adalah remaja yang ingin dianggap keren dan tenar di kalangan teman-temannya. Mereka menganggap berbahasa gaul adalah keren, padahal di mata remaja lain gaya bahasa mereka adalah alay.

Sebenarnya ini adalah tugas bagi orang tua dan guru untuk memperhatikan perkembangan bahasa anak-anaknya. Karena berbahaya sekali jika anak-anak kecil menggunakan gaya bahasa gaul dan alay ini. Mereka bisa menuliskan dan mengucapkannya hingga remaja nanti, sehingga mereka tidak mengetahui yang manakah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bisa saja karena mereka terlalu sering menggunakan bahasa yang alay ini hanya karena ingin gaul dan tenar, lalu mereka mengucapkannya di depan guru, menuliskannya pada lembar jawaban ulangan esai, dan menggunakannya ketika berpidato.

Oleh sebab itu, kita sebagai keluarga dan gurunya, semestinya mengawasi penggunaan bahasa pada anak. Jangan sampai mereka terbawa pengaruh yang buruk, yang membuat mereka menggunakan bahasa Indonesia yang buruk pula. Cintailah bahasa Indonesia, karena inilah salah satu kekayaan bangsa kita.

3. Simpulan

Dari penulisan diatas mengenai Pengaruh Bahasa Gaul Dalam Perkembangan Bahasa Indonesia dapat diambil kesimpulan bahwa banyaknya masyarakat Indonesia yang menggunakan bahasa gaul, singkatan-singkatan dalam komunikasinya sehari-hari adalah penyimpangan dari penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia. Kurangnya akan kesadaran untuk mencintai dan menggunakan bahasa Indonesia di negeri sendiri akan berdampak lunturnya atau hilangnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama di kalangan remaja. Apalagi dengan maraknya dunia kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa dan elektronik, membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru.

DAFTAR PUSTAKA

Alatas, dkk. 2006. Penggunaan Ragam Bahasa Gaul Dikalangan Remaja.

www.penggunaan-ragam-bahasa-gaul-dikalangan-remaja. Diunduh pada tanggal 2 Januari 2012.

Chaer. 2000. Bahasa Indonesia, Antara Variasi dan Penggunaan. www.bahasa-indonesia-antara-variasi-dan-penggunaan. Diunduh pada tanggal 31 Desember 2011.

Keraf. 1991. Penggunaan Bahasa Gaul Ancam Bahasa Indonesia,

http://antaranews.wordpress.com/penggunaan-bahasa-gaul-ancam-bahasa-indonesia/. Diunduh pada tanggal 31 Desember 2011.

Ramlan. 1985. Tata Istilah Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

http://mocoe.wordpress.com/pengaruh-bahasa-gaul-remaja-terhadap-bahasa-indonesia/. Di unduh pada tanggal 31 Desember 2011.

Bahasa merupakan alat komunikasi yang mempuyai fungsi untuk menyampaikan informasi. Ada berbagai macam bahasa ada di dunia ini seperti bahasa Inggris, bahasa Jerman, Bahasa Jepang, Bahasa Indonesia, dan lain-lain. Disetiap negara pasti mempunyai bahasa ibu atau bahasa nasionalnya masing-masing, salah satunya dinegara kita sendiri yaitu Indonesia yang mempunyai bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Di Indonesia sendiripun masih memiliki banyak bahasa, yaitu bahasa daerah, tetapi saat ini kita akan membahasa tentang bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia yang akan kita bahas kali ini adalah tentang penggunaan bahasa Indonesia yang sering digunakan oleh para remaja yang ada di Indonesia, khususnya yang berada di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung misalya. Sering kali kita dengar bahasa yang digunakan oleh remaja saat ini tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, atau biasa kita sebut dengan bahasa baku. Banyak remaja sekarang yang menggunakan bahasa yang tidak baku atau yang sering mereka sebut adalah "bahasa gaul".

Biasanya penggunaan bahasa gaul ini digunakan para remaja untuk berkomunikasi dengan remaja yang umurnya sama, agar tidak terdengar kaku saat berkomunikasi. Memang kalau menggunakan bahasa Indonesia yang baku untuk berkomunikasi untuk remaja Indonesia sekarang akan terlihat lebih kaku dan akan membuat jarak.

Sedangkan bahasa Indonesia yang baku biasanya akan digunakan para remaja untuk berkomunikasi dengan guru, dosen, orang tua, dan orang-orang yang dianggap umurnya lebih tua dari si remaja tersebut. Biasanya juga penggunaan bahasa Indonesia yang benar akan digunakan saat menghadiri acara-acara yang formal.

Penggunaan bahasa itu sendiri biasanya bisa untuk menggukur derajat seseorang, karena biasanya seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi akan menggunakan bahasa Indonesia yang benar agar lebih terlihat intelek. Sedangkan orang yang berpendidikan kurang akan sukar untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik, karena telah terbiasa menggunakan bahasa sehari-hari yang kurang baku.

Pada remaja Indonesia saat ini sangat jarang sekali menggunakan bahasa Indonesia yang baku untuk digunakan sehari-hari, biasanya mereka menggunakan bahasa yang menurut mereka lebih modern dan tidak jadul. Memang penggunaan bahasa gaul itu sendiri lebih kreatif tetapi akan terdengar tidak sopan jika digunakan berkomunikasi untuk orang yang lebih tua atau untuk menghadiri acara-acara yang formal.

Menurut saya penggunaan bahasa yang kurang baku atau yang disebut bahasa gaul itu boleh-boleh saja digunakan oleh remaja, asalkan penggunaan bahasa itu bisa ditempat yang semestinya dan juga tidak melupakan bahasa baku atau bahasa Indonesia yang benar sebagai bahasa nasional di negara kita Indonesia ini.

Salah satu cara agar Bahasa Indonesia yang baik bisa tetap digunakan dan tidak hilang adalah dengan mengajarkan Bahasa Indonesia sejak kecil, karena pada usia balita akan mudah sekali untuk menyerap dan mengingat bahasa Indonesia. Dan tetap diajarkan bahasa Indonesia di sekolah.

Bagaimana pengaruh bahasa gaul terhadap keberadaan Bahasa Indonesia?

Tentunya, bahasa gaul yang telah kita ketahui bersama sangat kuat pengaruhnya terhadap perkembangan masyarakat Indonesia pada umumnya dalam hal bertutur kata. Bahasa gaul dapat timbul dimana saja, Bahasa yang digunakan oleh anak muda pada umumnya ini muncul dari kreativitas mengolah kata baku dalam bahasa Indonesia menjadi kata yang tidak baku dan cenderung tidak lazim. Bahasa gaul kita dapati dimana saja, karena bahasa gaul dapat timbul di iklan televisi, lirik lagu remaja, novel remaja dan banyak lagi. Inilah kenyataan bahwa tumbuhnya bahasa gaul ditengah keberadaan bahasa Indonesia tidak dapat dihindari, ini karena pengaruh perkembangan teknologi yang terus berkembang dan karena bahasa gaul dipakai anak muda kebanyakan, maka cepat atau lambat bahasa Indonesia akan tergeser keberadaannya.

Apa dampak penggunaan bahasa gaul dalam berinteraksi sosial (kehidupan bersosial)?

Jelas sekali dalam hal ini bahwa penggunaan bahasa yang tidak baik akan membawa dampak buruk terhadap keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang memiliki fungsi sebagai pemersatu dari keberagaman budaya bangsa ini.

Untuk membedakan gaya bahasa yang baik dan gaya bahasa yang buruk, Gorys Keraf dalam bukunya Diksi dan Gaya Bahasa memaparkan tiga unsur dalam gaya bahasa yang baik. Ketiga unsur tersebut adalah: kejujuran, sopan-santun, dan menarik.

Kejujuran : gaya bahasa mengikuti aturan-aturan atau kaidah-kaidah yang baik dan benar dalam berbahasa,

Sopan-santun : gaya bahasa memberikan penghargaan atau menghormati orang lain yang diajak bicara, khususnya pendengar atau pembaca. Rasa hormat ini diwujudkan melalui gaya bahasa yang menggunakan ungkapan-ungkapan jelas dan singkat,

Menarik : Penggunaan gaya bahasa yang variatif akan menghindari monotomi dalam nada, struktur, dan diksi. Selain itu, gaya bahasa yang menarik juga memiliki kosakata yang luas serta mengandung tenaga untuk menciptakan rasa gembira dan nikmat.

Gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa. Kurangnya kesadaran untuk mencintai bahasa di negeri sendiri berdampak pada tergilasnya atau lunturnya bahasa Indonesia dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama dikalangan remaja. Apalagi dengan maraknya dunia kalangan hiburan yang menggunakan bahasa gaul baik di media massa maupun elektronik, dimana hal ini membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari hal ini sudah menjadi wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru. Inilah yang menjadi awal lunturnya bahasa Indonesia yang baik dan berganti dengan bahasa gaul.

Namun di sisi lain semua itu mempermudah cara kita berkomunikasi dan dalam pemahaman pesan yang ingin disampaikan oleh masyarakat yang ingin menyampaikan pesan kepada penerima pesan.

Bahasa gaul sebagai bahasa anak muda merupakan keanekaragaman budaya negara kita Indonesia dibidang bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa gaul yang secukupnya dan digunakan tepat sesuai dengan porsinya. Bahasa gaul sangat berperan dalam pembentukan bahasa yang digunakan kalangan remaja karena penggunaannya yang bersifat santai dan fleksibel. Tapi alangkah baiknya jika kita dapat menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga eksistensi dari bahasa Indonesia tetap terjaga.

Bahasa Indonesia dalah bahasa persatuan yang dulu dikukuhkan oleh kalangan muda dalam sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928, jadi sebagai masyarakat Indonesia yang peduli dan ,menghormati sumpah pemuda kita harus menjaga bahasa kita yaitu bahasa Indonesia. Apabila kita sudah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar maka secara tidak langsung orang yang berada di sekitar kita akan tertular.

Solusi Untuk Mengatasi Masalah Bahasa Gaul Dikalangan Remaja.

Untuk mengatasi masalah sosial ini dikalangan remaja adalah kesadaran orang tua untuk mengajarkan kepada anak-anaknya untuk membiasakan menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar yang dimulai dari awal pertumbuhan, sehingga disaat remaja mereka mempunyai jati diri bahwa bahasa yang mereka punya itu adalah bahasa indonesia yang baik dan benar.

Dan seharusnya pun di pendidikan setiap guru tidak hanya guru bahasa indonesia yang menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar, melainkan seluruh guru pelajaran yang lain mulai dari sekarang untuk menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.

A. PENDAHULUANBelakangan ini pengguaan bahasa Indonesia baik dalam kehidupan nyata maupun kehidupan fiksi, sudah mulai mengalami interverensi dan mulai bergeser digantikan oleh penggunaan bahasa gaul. Dengan pemakaian bahasa gaul pemakainya akan dikatakan orang modern atau orang kota dan bukan orang daerah yang kurang modern. Anggapan seperti ini jelas salah, karena bahasa gaul itu sangat dekat denagn bahsa betawi yang tidak lain adalah salah satu daerah juga di Indonesia. Antara bahasa indonesia dan bahasa gaul tentunya lebih modern dan lebih maju bahasa Indonesia. Ini karena bahasa indonesia merupakan bahasa tingkat nasional yang merupkan gabungan dari bahasa daerah di indonesia dan bahasa asing. Sedangkan bahasa gaul merupakan bahasa tingkat daerah yang berasal dari daerah betawi.Pengguna bahasa gaul dalam masyarakat luas di indonesia tentunya berdampak negatif terhadap pengguna bahasa indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan masa yang akan datang. Saat ini masyarakat sudah banyak menggunakan bahasa gaul dan pareahnya lagi generasi muda indonesia tidak lepas dari penggunaan bahasa gaul ini. Bahkan para generasi muda inilah yang paling banyak menggunakan bahasa gaul daripada bahasa indonesia di krehidupan sehari-hari.Penggunaan bahasa gaul dikalangan remaja dan anak muda sudah sangat luas, dan sudah memprihatinkan, karena bahasa gaul yang mereka gunakan sudah aneh-aneh. Penggunaannya sudah tidak tahu tempat dan suasana, dengan siapa mereka bicara. Dengan terjadinya hal ini, sudah merusak keaalian dan kebakuan bahasa Indonesia.Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Dengan menggunakan Bahasa indonesia dengan baik dan benar, berati kita sudah menjunjung tinggi Bahasa Persatuan sebagaimana tercantum dalam Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Meenjunjung tinggi bahasa Indonesia bukan berarti kita melupakan bahasa daerah masing-masing.Kita lebih baik berbahasa daerah daripada berbahasa gaul dalam situasi yang tidak resmi. Mengapa demikian? Karena dengan kita menggunakan bahasa daerah kita sudah melestarikan bahasa daerah yang merupakan pemerkaya bahasa nasional yang sekaligus pemerkaya bahasa Indonesia.

B. PEMBAHASANPENGGUNAAN BAHASA GAUL DIKALANGAN ANAK MUDAKehadiran bahasa gaul atau prokem dalam pergaulan sosial di negeri ini agaknya tidak makin meyurut tetapi justru makin meluas. Ruang-ruang publik makin kuyup dengan idiom-idiom bahasa gaul atau prokem. Bahasa tersebut saat ini telah menyebar kemana-mana. Penggunanya tidak hanya kalangan remaja perkotaan tetapi juga telah merambah ke daerah-daerah pinggiran dan pedesaan akibat mobilitas urbanisasi yang kian sulit terkendali.Para pemuda desa berbondong-bondong mengadu nasib ke kota khususnya Jakarta. Mereka di sana akan bertemu dengan berbagai kelompok atau komunitas orang dan akan berinteraksi dengan banyak orang pula. Pastinya mereka telah menemukan kosa kata yang baru yang mungkin tidak pernah mereka dengar dan guunakan sebelumnya. Sebagian dari kosa kata yang mereka dengar adalah bahasa gaul atau prokem. Secara tidak langsung mereka telah berperan sebagai juru bicara bahasa gaul ketika pulang ke kampung halaman. Mereka pasti akan memperkenalkan bahasa gaul ke dalam komunitas masyarakat pinggiran dan pedesaan hingga akhirnya akan menjadi bahasa pergaulan di kalangan remaja di daerah tersebut.Bahasa gaul atau prokem yang sudah merambah ke daerah-daerah pinggiran akan dapat mudah diserap oleh masyarakatnya. Apalagi anan-anak muda dan remaja. Dengan ide-ide kreatif mereka terkadang bahasa tersebut penggunaanya dapat di campur dengan bahasa daerah mereka yang nantinya akan memunculkan bahasa-bahasa yang baru lagi dan lucu. Dan mereka akan memperkenalkan bahasa tersebut kepada teman-teman sekelompoknya.Bahasa gaul akan cepat berkembang dikalangan remaja, karena bahasa gaul pada umunya digunakan sebagaai sarana komunikasi diantara remaja sekelompoknya. Ketika seorang remaja sudah mengetahui satu bahasa gaul atau prokem yang menurut mereka itu masih asing , pasti mereka akan gunakan bahasa tersebut dalam percakapan mereka sehari-hari.pada saat mereka bertemu dan berkumpul dengan teman sebaya mereka, pasti mereka akan menggunakan bahasa tersebut dalam percakapan mereka. Secara tidak langsung mereka sudah menularkan bahasa itu kepada teman-teman sekelompoknya. Itu wajar-wajar saja karena itu bahasa mereka. Apabila mereka tidak menggunakan bahasa gaul atau prokem mereka akan dikatakan tidak gaul.Anak remaja akan dikatakan dikatakan gaul dan modern apabila mereka mampu menyesuaikan dengan keadaan saat ini.yaitu mampu menyesuaikan dengan infromasi serta teknologi yang berkembang saat ini.serta dapat menggunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya hal tersebut tidak lepas juga kaitannya dengan bahasa gaul yang akan mereka temui nanti yaitu ketika mereka menggunakan teknologi yang canggih saat ini.Dalam era globalisasi ini dimana semua alat teknologi sudah canggih, pastinya semua anak remaja tidak ketinggalan. Sebagai contoh hp dikalangan anak muda, semua anak muda di Indonesia sudah memiliki hp dari yang harganya selangit sampai yang terendah dengan berbagai macam fungsi dan kegunaanya. Melalui hp anak muda dapat berkomunikasi dan bertukar informasi dengan teman. Salah satunya melalui sms mereka dapat berkomunikasi secara tertulis.Bahasa yang mereka gunakan dalam sms bermacam-macam, yang pasti singkat dan mudah dimengerti. Bahasa gaul dan prokemlah yang tidak lepas dari peristiwa ini. Kalau tidak, mereka juga akan menggunakan bahasa asing saat berkomunikasi dalam sms. Mereka akan menggunakannya dalam setiap pengiriman pesan. Dari kegiatan ini mereka akan menemukan bahasa-bahasa gaul yang baru pula.Selain dari sms mereka juga akan menemukan berbagai bahasa melalui internet, karena jaringan ini lebih luas. Anak remaja saat ini tidak ketinggalan dengan informasi yang ada di internet. Tidak hanya anak muda bahkan semua orang dapat menemukan segala sesuatu dari internet. Dari internet akan memudahkan orang dalam berkomunikasi.Komunikasi melalui internet saat ini salah satunya adalah melalui facebook. Yang dapat dilihat dari status dinding yang mereka tulis di facebook sangat bermacam-macam bahasanya. Kaum remaja yang menjadi pengguna media sosial terbesar di negeri ini banyak sekali menggunakan bahasa gaul dalam mengekspresikan statusnya. Bahkan kaum remaja pemillik akun jejaring sosial akan terstigma sebagai remaja yang kurang gaul apabila menggunkan bahasa yang resmi. Mereka juga akan menggunakan bahasa sesuai perkembangannya.Bahasa akan selalu berkembang sesuai latar sosial budaya pemakainya baik berdasarkan kondisi sosiologis maupun kondisis psikologis penggunanya. Oleh karena itu, dikenal ada variasi atau ragam bahasa pedagang, ragam bahasa pejabat, atau politikus, ragam bahasa anak-anak termasuk bahasa gaul. Hal tersebut merupakan perilaku kebahasaan dan bersifat universal. Bahasa akan terus berkembang dan memiliki aneka ragam variasi.Kosakata bahasa gaul di Indonesia diambil dari kosakata bahasa yang hidup di lingkunagn kelompok remaja tertentu. Pembentukan kata dan maknanya sangat beragam pada kreatifitas pemakainya. Bahasa prokem berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu, dengan menggunakan bahasa prokem atau gaul mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain.Kehadiran bahasa prokem itu dapat dianggap wajar karena sesuai dengan/tuntutan perkembangan nurani anak usia remaja. Masa hidupnya terbatas sesuai denagn perkembangan usia remaja. Selain itu pemakainyapun terbatas pula di kalangan remaja kelompok usia tertentu dan bersifat tidak resmi. Jika berada di luar lingkunagn kelompoknya, bahasa yang digunaknanya beralih ke bahasa lain yang berlaku secara umnum di lingkunagn masyarakat temapat mereka berada.Dengan memiliki bahasa tersendiri untuk mengekspresikan gaya mereka komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompopk usia lain atau agar pihak lain mengetahui apa yang sedang mereka bicarakan. Karena masa remaja memiliki karakter antara lain petualang pengelompokan dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok ekslusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia. Dari bahasa rahasia yang mereka ciptakan akan tercipta pula bahasa gaulBelakangan ini bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa pergaulan anak-anak remaja. Dalam konteks kekinian bahasa pergaulan anak remaja ini merupakan dialek bahasa indonesia non formal yang terutama di gunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu (kalangan homoseksual atau waria). Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal di khalayak ramai setelah Deby Suhertian mengumpulkan kosa kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama kamus bahasa gaul pada tahun 1999.Bahasa gaul sudah muncul sejak awal 70-an. Awalnya digunakan bromocorah agar orang di luar komunitas dari mrerka tidak mengert, jadi mereka tidak perlu sembunyi-sembunyi jika membicarakan hal yang negatif. Bahasa gaul yang disebut juga bahasa prokem dan digunakan dalam percakapan sehari-hari akan terus mengalami perkembangan. Bahkan semakin bervariatif apalagi dikalangan remaja. Misalnya kata saya yang dalam dialeg Jakarta atau Betawi menjadi gue berubah menjadi ogut atau gout.Yang agak ekstrim misalnya sebutan untuk orang tua seperti ibu atau bapak berubah menjadi bokap dan nyokap. Jika anak-anak muda tidak menggunakan bahasa gaul ini mereka merasa ketinggalan jaman, kuno, gak gaul, dan sebagainya.bahkan menurut kamus bahasa gaul sendiri, bergaul itu artinya supel, pandai berteman, nyambung diajak ngomong, perang cerdas, dan serba tahu info-info tajam dan terpercaya alias luas wawasan. Karena begitu seringnya mereka gunakan diberbagai tempat, lama kelamaan orang awam pun mengerti yang mereka maksud sehingga bahasa prokem tidak lagi menjadi bahasa rahasia lagi. Kalangan orang tua sering kali merasa prihatin terhadap fenomena bahasa gaul. Mereka menganggap jaman sekarang semakin anak bergaul, efek buruknya anak berpotrensi menyerap kata-kata yang tidak pantas dan tidak sopan.Saat ini bahasa prokem telah banyak terasaimilasi dan menjadi umum dgunakan sebagai bentuk percakapan sehari-hari dalam pergaulan dilingkungan sosial, bahkan dalam media-madia populer seperti TV, radio, dunia perfilman nasional, dan seringkali pula digunakn dalam bentuk pengumuman-pengumuman yang ditujukan untuk kalangan remaja oleh majalah-majalah remaja populer. Karena jamaknya, kadang-kadang dapat disimpulkan bahasa prokem adalah bahasa utama yang digunakan untuk komunikasi verbal oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari, kecuali untuk keperluan formal. Karenanya akan menjadi terasa aneh untuk berkomunikasi secara verbal denagan orang lain menggunakan bahasa Indonesia formal.Dalam perpsektif pragmatik, bahasa gaul merupakan bagian dari wujud tindak tutur yang diekspresikan oleh seorang penutur untuk mengungkapkan perasaan dan gagasan kepada mitra tutur. Di dalam peristiwa tutur, ada sejumlah faktor yang menandai keberadaan peristiwa itu, diantaranya; [1] latar atau scene, yaitu tempat dan suasana peristiwa tutur; [2] participan, yaitu penutur, mitra tutur, atau pihak lain; [3] end atau tujuan; [4] act, yaitu tindakan yang dilakukan penutur dalam peristiwa tutur.; [5] key, yaitu nada suara dan ragam bahasa yang digunakan di dalam mengekspresikan tuturan dan cara mengekspresikannya; [6] instrument, yaitu alat melalui telephone atau bersemuka;[7] norm atau norma, yaitu aturan permainan yang harus ditaati oleh setiap peserta tutur; dan [8] genre, yaitu jenis kegiatan, seperti wawancara, diskusi, kampanye, dan sebagainya. Ciri-ciri konteks itu mencakup delapan hal, yaitu penutur, mitra tutur, topik tuturan, waktu dan tempat tuturan, saluran atau media, kode [dialek atau gaya], amanat atau pesan, dan peristiwa atau kejadian.Di dalam komunikasi, tidak ada tuturan tanpa situasi tutur. Maksud tuturan yang sebenarnya hanya dapat diidentifikasi melalui situasi tutur yang mendukungnya. Situasi tutur mencakupi lima komponen, yaitu penutur dan mitra tutur, konteks tuturan, tujuan tuturan, tindak tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas, dan tuturan sebagai produk tindak verbal. Komponen situasi tutur yang pertama adalah penutur dan mitra tutur. Penutur adalah orang yang bertutur, yaitu orang yang menyatakan tuturan tertentu di dalam peristiwa komunikasi. Sementara itu, mitra tutur adalah orang yang menjadi sasaran sekaligus kawan penutur di dalam peristiwa tutur. Di dalam peristiwa komunikasi, peran penutur dan mitra tutur dilakukan secara silih berganti. Yang semula berperan sebagai penutur pada tahap berikutnya dapat menjadi mitra tutur, demikian pula sebaliknya. Aspek-aspek yang terkait dengan penutur dan mitra tutur antara lain usia, latar belakang sosial ekonomi, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat keakraban.Komponen situasi tutur yang kedua adalah konteks tuturan. Di dalam tata bahasa konteks tuturan mencakupi semua aspek fisik atau latar sosial yang relevan dengan tuturan yang diekspresi. Konteks yang bersifat fisik, yaitu fisik tuturan dengan tuturan lain yang biasa disebut dengan ko-teks, sedangkan konteks latar sosial lazim dinamakan kinteks. Di dalam pragmatik konteks berasrti semua latar belakang pengetahuan yang dipahami bersama oleh penutur dan mitra penuturnya. Koteks berperan membantu mitra tutur di dalam menafsirkan maksud yang ingin dinyatakan oleh penutur.Komponen situasi tutur yang ketiga adalah tujuan tuturan, yaitu apa yang ingin dicapai oleh penutur dengan melakukan tindakan bertutur. Komponen ini menjadi hal yang melatar belakangi tuturan. Komponen situasi tutur yang keempat adalah tindak tutur sebagai bentuk tindakan atau aktivitas. Komponen ini mengandung maksud bahwa tindak tutur merupakan tindakan juga tidak ubahnya sebagai mencubit dan menendang. Yang berbeda adalah bagian tubuh yang berperan. Jika mencubit yang berperan adalah tangan dan menendang yang berperan adalah kaki, pada tindakan bertutur alat ucaplah yang berperan. Tangan, kaki, dan alat ucap adalah bagian tubuh manusia.Komponen situasi tutur yang kelima adalah tuturan sebagai produk tindak verbal. Tuturan itu merupakan hasil suatu tindakan. Tindakan manusia dibedakan menjadi dua, yaitu tindakan verbal dan tindakan nonverbal. Mencubit dan menendang adalah tindakan nonverbal, sedangkan berbicara atau bertutur adalah tindakan verbal, yaitu tindakan mengekspresikan kata-kata atau bahasa. Karena tercipta melalui tindakan verbal, tuturan itu merupakan produk tindak verbal.Sebagai media berekspresi, bahasa gaul sejatinya tidak akan menimbulakan masalah sepanjang pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi memiliki derajat kesepahaman yang sama terhadap maksud tuturan. Bahkan, penggunaan partikel bahasa prokem, seperti sih, tuh, nih, dong, yah, atau deh, membuat suasana pergaulan terasa lebih hidup dan membumi, menghubungkan satu anak muda dengan anak muda lain dan membuat mereka merasa berbeda dengan orang-orang tua yang berbahasa baku. Walaupun pendek-pendek, penggunaan partikel-partikel tersebut memiliki arti yang jauh melebihi jumlah huruf yang menyusunnya. Kebanyakan partikel mampu memberikan informasi tambahan kepada orang lain yang tidak dapat dilakukan oleh bahasa Indonesia baku, seperti tingkat keakraban antara pembicara dan pendengar, suasana hati/ekspresi pembicara, dan suasana pada kalimat tersebut diucapkan.Persoalanya akan menjadi lain ketika bahasa gaul digunakan dalam konteks tuturan yang bukan pada tempatnya. Akan menjadi sebuah persoalan serius apabila seorang remaja yang mengirimkan pesan singkat kepada orang tuanya menggunakan bahasa gaul, lebih-lebih ketika maereka terlibat langsung dalam proses komunikasi langsung.Penggunaan bahasa dalam komunikasi memang bersifat arbitrer dan manasuka. Maraknya penggunaan bahasa gaul dalam konteks komunikasi kekinian bisa dipahami sebagai ekspresi kaum remaja yang bersifat pragmatis untuk menciptakan situasi pergaulan yang lebih cair dan akrab. Meskipun demikian, sungguh celaka apabila dalam situasi formal, para penutur bersikap latah menggunakan bahasa gaul. Sanksi formal memang tidak ada. Namun, ketaatan terhadap penggunaan bahasa indonesia dengan baik dan benar perlu terus dijaga. Penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benarmembawa implikasi bahawa kita perlu bertindak tutur sesuai dengan konteks tuturan. Kepada siapa kita berbicara, topik apa yang dibicarakan, dan dalam situasi apa kita berbicara, perlu dijadikan sebagai pertimbangan utama bagi seorang penutur dalam berekspresi. Jangan sampai kita mencederai proses dan interaksi sosial akibat penggunaan ragam berbahasa yang tidak sesuai dengan konteks tuturan.Sebagai sarana untuk membangun karakter bangsa, sudah saatnya penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar terus dibumikan dalam konteks pergaulan sehari-hari, baik dalam situasi formal maupun non-formal. Maraknya penggunaan bahasa gaul dalam interaksi sosial perlu dimaknai ssebagai bagian dari dinamika sosial yang bersifat temporer. Bahasa akan terus berkembang secara dinamis seiring perkembangan peradaban masyarakat penuturnya. Penggunaan bahasa Indonesia secar tertib, teratur, dan taat asas akan mencerminkan perilaku dan kultur bangsa kita di tengah kancah kesejagatan.Gaya bahasa gaul anak remajaDalam konteks sosial pergaulan remaja gaul bukanlah sekedar kata. Melainkan sudah menjadi semacam istilah atau ungkapan yang ruang lingkupnya menyentuh berbagai perilaku atau gaya hidup remaja. Sayangnya, istilah atau ungkapan gaul yang sudah membudaya, disadari atau tidak memiliki makna psikologis yang relatif cukup kuat pengaruhnya dalam komunitas pergaulan remaja. Akibatnya karena ingin disebut gaul, tidak sedikit diantara remaja yang ikut-ikutan untuk segera memiliki pacar, ngedrink, nyemenk, ngedrugs, atau yang lainya termasukningkrong atau ngeceng. Entah di pinggiran jalan, di mal-mal, di tempat-tempat hibutan, dan lain sebagainya.Berbagai ungkapan seperti: Gaul,dong!, Pede aja lagi!, Kasihan deh,Lo!, Nyanta aja, Coy! atau mungkin berbagai ungkapan lain, dalam konteksnya sekali lagi seringkali tidak tepat atau tidak dibatasi oleh nilai-nilai baik atau buruk. Karena ungkapan-ungkapan bahasa gaul itu mempunyai pengaruh psikologis yang relatif cukup kuat dalam mempengaruhi seorang remaja dalam komunitas pergaulannya, maka perlu adanya semacam upaya membudayakan bahasa gaul yang positif di kalangan remaja.Contoh berbagai ungkapan bahasa gaul beserta penggunaan bahasa gaul yang benar :Ungkapan pede aja, lagi!Pede (PD) adalah bahasa gaul yang mengungkapkan perlunya seorang untuk percaya diri, namun ironisnya, himbauan, saran atau perlunya seorang untuk bersikap percaya diri ini juga cenderung tidak dibatasi oleh norma-norma tadi. Misalnya seorang gadis memakai rok mini dan memakai baju you can see disarankan untuk pede dengan pakaiannya itu. Bahkan bisa jadi si gadis memang mersa lebih pede dengan model pakaian demikian.Pede aja lagi! begitulah bahasa mereka. Masih banyak contoh lain yang menunjukan perlunya seseorang untuk pede namun tetap normlesness seperti tadi.Sebab ukuran pede yang seharusnya berlandaskan pada keluhuran nilai-nilai moral dan agama, terkikis oleh hal-hal yang bersifat fisik dan kebendaan. Contoh lainya, seseorang merasa pede hanya lantaran kecantikan atau ketampanan wajahnya semata. Pede hanya jika ke sekolah atau ke kampus membawa motor atau mobil, pede karena cuma mengandalkan status sosial keluarga, dan masih banyak kasus lainnya. sedangkan merasa pede setelah memakai deodoran di ketiak,mereka akan berfikir daripada bau ketek dan mengganggu orang lain. Ukuran pede seperti itu , jelas tidak bermutu, selain itu juga keliru.pasalnya pemahaman pede harus lebih ditempatkan dalam ukuran atau standarisasi nilai-nilai akhlak. Buakn karena landasan fisik dan kebendaan semata.contoh penggunaan ungkapan pede aja lagi yang baik dan benar : kalau sudah belajar, pede aja lagi, kalau kita berada dalam kebenaran, pede aja lagi, kalau sudah berpakaian sopan, pede aja lagi.Ungkapan gaul dong!Ungkapan ini biasanya digunakan anak muda untuk mengejek teman yang kurang mengetahui dan mengikuti informasi yang berkembang saat ini. Jika perkembangan informasi itu baik dalam artian positif dan itu berguna bagi kita memang harus mengikutinya, tapi jika tidak, cukup untuk kita ketahui saja. Ungkapan gaul dong dapat kita gunakan untuk hal yang baik seperti : sebagai seorang pelajar atau mahasiswa, gaul dong dengan buku!, masak remaja muslim gaulnya seperti itu? Gaul dong dengan remaja masjid.Ungkapan kasihan deh, lo!Ungkapan ini juga termasuk bahasa gaul yang masih cenderung normless. Sebab ungkapan tersebut seringkali terlontar pada konteks yang tidak tepat. Sebagai contoh, seorang remaja yang tidak mau mengikuti tren tertentu dianggap : kasihan deh, lo!. Begitu pula dengan remaja yang membatasi diri dari perilaku lainnya yang sesungguhnya memang perlu/harus dihindari karena tidak sesuai denagn nilai atau norma-norma agama. Misalnya karena tidak pernah turun ke diskotik lengkap dengan ngedrink,ataupaun perilaku negatif lainnya yang sudah menjadi bagian dari hidup remaja.bisa juga ungkapan kasihan deh, lo! ini tertuju pada remaja yang sama sekali tidak mengetahui berbagai informasi yang memang sesungguhnya juga tidak perlu untuk diketahui.contoh penggunaan ungkapan kasihan deh, lo! yang baik : kasihan deh, lo! Masak ngaku pelajar atau mahasiswa tapi berurusan dengan polisi (karena terlibat narkoba misalnya), Masak seorang muslim tidak bisa baca Al Quran. Kasihan deh,lo!Ungkapan Nyantai aja, Coy!Kekeliruan lain yang juga menggejala dalam bahasa gaul remaja adalah ungkapan Nyantai aja, Coy! tentu tidak masalah dalam kondisi tertentu, kata nyantai lebih tepatnya adalah santai. Sebagai contoh seorang remaja mengatakan nyantai aja, coy! kepada temannya karena temannya itu terllihat gelisah lantaran belum belajar untuk persiapan ujian besok pagi. Nyantai aja, coy! terkadang bisa pula menunjukan ketidakpedulian terhadap lingkungan sosial atau orang lain. Misalnya, sseorang remaja putri sedang asyik ngobrol di telepon umum sementara banyak orang antri menunggu giliran. Ketika salah seorang menegurnya, ia malah menjawab nyantai aja, coy! . Jika mau dicermati tentu masih banyak ungkapan seperti ini yang sering dilontarkan para remaja namun tidak sesuai dengan konteksnya bahkan menafikan keluhuran nilai-nilai akhlak. Repotnya, apabila mereka dinasehati untuk menjauhi berbagai perilaku yang tidak baik, termasuk dalam menggunakan ungkapan yang tidak tepat (karena tidak sesuai dengan konteksnya), maka dengan mudahnya mereka malah berbalik mengatakan nyantai aja, coy!. Contoh penggunaan ungkapan nyantai aja yang baik: Kalau kita sudah belajar dengan maksimal, nyantai aja menghadapi ujian.Berikut contoh lain bahasa gaul dan sejarahnya :JayusUcapan ini sangat populer,dan diartikan sebagai suatu usaha untuk melucu tetapi tidak lucu, sering juga disebut garing. Menurut sumber dari dunia maya, kosakata jayus ini asal mulanya dari sekelompok remaja SMU yang bergaul di sekitaran Kemang. Konon ada seseorang bernama Herman Setiabudi, dia dipanggil teman-temannya Jayus karena bapaknya bernama Jayus Kelana, seorang pelukis di kawasan Blok M. Herman ini kalau melawak tidak pernah lucu. Teman-temannya sering mengomentari tiap lawakan yang tidak lucu dengan celetukan Jayus (nama bapaknya). Ucapan inilah yang kemudian diikuti temen-teman setongkrongannya di Kemang, dan tempat-tempat nongkrong anak remaja gaul.JaimKonon ucapan jaim ini dipopulerkan oleh seorang bapak yang menasehati anak perempuannya jika bergaul dengan teman laki-laki jangan mengumbar kata maupun tingkah laku alias harus bisa jaim. Sang anak bertanya apa itu jaim? Dan dijawab Jaim alias jaga image. Sang anakpun meniru dan mempopulerkan kata jaim itu di sekolahnya.CupuSebutan ini lazim ditujukan untuk seorang yang berpenampilan kuno, jadul (jaman dulu). Dengan kata lain dianggap tidak lazim mencerminkan kekinian, misalnya berkacamata tebal dan modelnya tidak trendy, kutu buku (terlalu rajin belajar), kurang bergaul dikalangan anak muda. Cupu sendiri merupakan kependekan dari kalimat culun punya. Culun dapat berarti lugu-lugu bego punya, dapat berarti benar-benar,jika digabung menjadi : benar-benar lugu/bego.

Memble dan keceKata memble dan kece merupakan kata-kata ciptaan khas Jaja Mihardja pada tahun1986, muncul sebuah film berjudul Memble Tapi Kece yang dperankan oleh Jaja Mihardja ditemani oleh Dorce Gamalama.BoooKata ini populer pada pertengahan awal 1990-an penutur kata pertama boo adalah group GSP yang anggotanya Hennyta Tarigan dan Rina Gunawan. Kemudian kata-kata dilanjutkan oleh Lenong Rumpi dan menjadi pop di lingkungan pergaulan kalangan artis. Salah seorang artis bernama Titi DJ kemudian disebut sebagai artis yang benar-benar mempromosikan kata-kata ini.Sebagai remaja yang memiliki kemampuan berfikir, tentu kita mau menjadi bagian atau termasuk dari orang asbun alias asal bunyi dalam berbicara. Nah karena itu, sebaiknya kita meninjau kembali bahasa gaul yang setiap hari kita gunakan itu sudah sesuai tidak konteksnya dengan nilai-nilai kesopanan dan moral. Supaya tidak asal bunyi, bahasa yang digunakan seseorang mencerminkan pribadinya. Silakan menggunakan bahasa gaul sebagai cerminan bahwa kita memang remaja yang senang bergaul. Namun hati-hati, jangan karena kita merasa bangga jadi anak gaul tetapi bahasa gaul yang kita gunakn tidak tepat konteksnya atau bertentangan denagn nilai-nilai kesopanan dan moral. Sebab jika demikian bisa-bisa kita justru disebut anak yang salah gaul. Jadi kita harus pandai memilih bahasa yang baik untuk digunakan pada saat bicara.Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas dimasyarakat masa depan, perlu adanya usaha saat ini untuk menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional. Para orang tua, guru, pemerintah sangat dituntut kinerja mereka dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan anak-anak terhadap Bahasa Indonesia. Dengan demikian, pemakaian bahasa bahasa indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan masa mendatang akan semakin meningkat.Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa pemersatu dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Berkaitan dengan pemakaian bahasa gaul dalam dunia nyata dan dunia fiksi yang menyebabkan interferensi kedalam Bahasa Indonesia dan pergeseran Bahasa Indonesia diatas, ada hal-hal yang perlu dilakukan, antara lain :Pertama menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para penerus bangsa, Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional harus diutamakan penggunaannya. Dengan demikian, mereka lebih mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar daripada bahasa gaul.Kedua, menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri generasi bangsa dan juga masyarakat luas untuk memperkukuh Bangsa Indonesia dengan penggunaan Bahsa Indonesia. Sebagaimana yang kita ketahui, Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu yang dapat kita gunakan untuk merekatkan pesatuan dan kesatuan bangsa. Dengan menanamkan semangat, masyarakat Indonesia akan lebih mengutamakan Bahasa Indonesia daripada menggunakan bahasa gaul.Ketiga, meningkatkan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dan di perguruan tinggi. Para siswa dapat diberi tugas praktik berbahasa Indonesia dalam bentuk dialog dan monolog pada kegiatan bermain drama, diskusi kelompok, penulisan artikel dan makalah serta juga dalam bentuk penulisan sastra seperti cerpen atau puisi.

D. PENUTUPD.1. KesimpulanDari uraian pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan antara lain:- Bahasa gaul telah banyak terasimilasi dan menjadi umum. Bahasa gaul sering digunakan sebagai percakapan sehari-hari dalam pergaulan di lingkungan sosial bahkan dalam media populer.- Bahasa gaul sudah muncul sejak 1970-an yaitu bahasa prokem. Pada tahun yang sama kaum waria juga ciptakan bahasa mereka sendiri, kemudian bahasa kaum banci ini menjadi bahasa pergaulan anak muda secara umum. Kata-kata bahasa inggris juga makin marak disisipkan dalam percakapan sehari-hari.- Kebanyakan remaja dan anak muda kurang menerapkan penggunaan Bahasa Indonesia yang baku sesuai kaidahnya karena tidak biasa dalam kehidupan sehari-hari.- Bahasa gaul umumnya digunakan di lingkungan perkotaan, tetapi saat ini sudah merambah ke daerah pinggiran atau pedesaan. Terdapat banyak variasi dan perbedaan dari bahasa gaul. Bergantung pada tempat seseorang tinggal.- Bahasa indonesia merupakan bahasa nasional yang harus diutamakan penggunaannya.D.2. SaranDari kesimpulan yang ditulis diatas, penulis dapat memberikan beberapa saran antara lain :- Para remaja dan anak muda harus biasa menggunakan bahasa indonesia yang baku sesuai dengan kaidahnya dalam kehidupan sehari-hari.- Dalam forum resmi hendaknya masyarakat khususnya para remaja dan anak muda tetap menggunakan tatanan bahasa indonesia yang baku.- Media-media cetak atau elektronik harus tetap menggunakana tatanan Bahasa Indonesia yang baku dalam menyajikan informasi kepada masyarakat.- Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi muda, bahwa Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus diutamakan penggunaanya.- Meningkatkan pengajaran Bahasa Indonsia di sekolah dan perguruan tinggi dengan tugas praktik dialog atau monolog seperti dalam bermain drama, penulisaan artikel makalah dsb.