Upload
ayu-maulida-putri
View
2.655
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
KUANTITASI MIKROBA
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
OLEH :
NAMA : AYU MAULIDA PUTRI
NIM : H1E107001
KELOMPOK : 10 (SEPULUH)
ASISTEN : DESY FITRIYANI
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
OKTOBER, 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang mempunyai ukuran yang sangat
kecil. Untuk mengamati mikroba tidak bisa digunakan mata telanjang. Beberapa alat
digunakan untuk mengamatinya, seperti mikroskop dengan perbesaran yang
beragam. Selain diamati, mikroorganisme atau mikrobia tersebut juga dapat dihitung.
Perhitungan ini diperlukan untuk mengetahui seberapa banyak jumlah mikroba yang
ada di dalam sampel. Alat yang digunakan untuk menghitung mikroba ini adalah
colony counter.
Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun secara
mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhitungan langsung dan tidak
langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa memberikan
perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara
tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum
dilakukan perhitungan (Arya, 2008).
Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara
lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai
atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan
perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme
pada suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada
beberapa cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total plate count / TPC),
perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN
methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode perhitungan
MPN sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang
terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini
memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan
mengubah amonium menjadi nitrat (Lim, 1998).
1.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengenalkan mahasiswa terhadap
metode-metode perhitungan populasi mikrobia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji
kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji
kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu
sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif
koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri
(metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa
setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan
suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel)
seperti yang dilakukan dalam percobaan ini (Penn, 1991).
Beratus-ratus species dapat menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita,
termasuk mulut, saluran pencernaan dan kulit (Pelczar & Chan, 1986). Koliform
merupakan kelompok bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi
kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan dan produk-
produk susu. Bakteri koliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu koliform
fecal (Escherichia Coli) dan Koliform non fecal (Fardiaz, 1996).
Bakteri koliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam
saluran pencernaan manusia. Bakteri koliform adalah bakteri indikator keberadaan
bakteri patogenik lain. Dengan kata lain, merupakan bakteri indikator sebagai tanda
bahwa adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan koliform fecal menjadi
indikator pencemaran, dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan
keberadaa bakteri patogen. Keuntungan mendeteksi koliform adalah jauh lebih
murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogen lain. Jadi, coliform
adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air
semakin baik (Hadioetomo, 1993).
E. Coli adalah bakteri koliform yang ada pada kotoran manusia, maka E. Coli
sering disebut sebagai koliform fecal. Pengukuran kuantitatif populasi
mikroorganisme sangat diperlukan untuk berbagai macam penelaahan mikrobiologis.
Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk menghitung jumlah mikroorganisme,
akan tetapi secara mendasar ada dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan membuat
preparat dari austu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan
penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan secara tidak
langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme yang masih hidup pada
suatu bahan (viable count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu :
1. Perhitungan pada cawan petri (Total Plate Count)
2. Pengenceran
3. Metode MPN atau perhitungan jumlah terkecil atau terdekat
4. Kalorimeter
(Sutedjo, 1991).
Jumlah masing-masing cawan diamati setelah inkubasi, cawan yang dipilih
untuk penghitungan koloni ialah yang mengandung antara 30-300 koloni, karena
jumlah mikroorganisme dalam sampel tidak diketahui sebelumnya, maka untuk
memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah
yang memenuhi syarat tersebut maka harus dilakukan sederetan pengenceran dan
pencawanan. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan
mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan
yang bersangkutan (Penn, 1991). Metode perhitungan MPN sering digunakan dalam
pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti
Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan penting
dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan dengan
kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah amonium menjadi
nitrat (Sutedjo, 1991).
Pada saat perhitungan koloni, apabila jumlah koloni yang di temukan pada
lempengan kurang dari standart yang telah di tetapkan, maka suatu sample bisa di
katakana murni (Dilliello, 2002). Terkadang untuk menghitung kuantitas
mikroorganisme pada sample dapat di uji dengan cara menghitung jumlah koloni
pada agar. Agar lempengan yang telah ditetapkan, disingkat jumlah penjumlahan
pada lempengan (Standart plate count) (Dwisaputro, 2002).
Standart plate count (perhitungan jumlah pada lempengan) sangat berguna
dalam hal mengetahui kuantitas mikroorganisme pada suatu tempat atau sampel
sehingga bisa di ketahui apakah sampel tersebut murni atau tidak murni. (Stanier,
2001). Plate count / viable count didasarkan pada asumsi bahwa setiap sel
mikroorganisme hidup dalam suspensi akan tumbuh menjadi satu koloni setelah
ditumbuhkan dalam media pertumbuhan dan lingkungan yang sesuai. Setelah
diinkubasi, jumlah koloni yang tumbuh dihitung dan merupakan perkiraan atau
dugaan dari jumlah mikroorganisme dalam suspensi tersebut.
Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme karena
beberapa mikroorganisme tertentu cenderung membentuk kelompok atau berantai.
Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Units (CFU’s) per ml.
koloni yang tumbuh berasal dari suspensi yang diperoleh menggunakan pengenceran
bertingkat dari sebuah sampel yang ingin diketahui jumlah bakterinya.
Syarat koloni yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai berikut :
- Satu koloni dihitung 1 koloni.
- Dua koloni yang bertumpuk dihitung 1 koloni.
- Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni.
- Dua koloni yang berhimpitan dan masih dapat dibedakan dihitung 2 koloni.
- Koloni yang terlalu besar (lebih besar dari setengah luas cawan) tidak dihitung.
- Koloni yang besarnya kurang dari setengah luas cawan dihitung 1 koloni (Pradhika,
2008).
Pendekatan lain untuk enumerasi bakteri hidup adalah dengan metode MPN.
MPN didasarkan pada metode statistik (teori kemungkinan). Metode MPN ini
umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada air khususnya untuk
mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan kontaminan utama sumber air
minum. Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri gram negatif, batang pendek, tidak
membentuk spora, memfermentasi laktosa menjadi asam dan gas yang dideteksi
dalam waktu 24 jam inkubasi pada 37º C. Sampel ditumbuhkan pada seri tabung
sebanyak 3 atau 5 buah tabung untuk setiap kelompok. Apabila dipakai 3 tabung
maka disebut seri 3, dan jika dipakai 5 tabung maka disebut 5 seri. Media pada
tabung adalah Lactose Broth yang diberi indikator perubahan pH dan ditambah
tabung durham. Pemberian sampel pada tiap seri tabung berbeda-beda. Untuk sampel
sebanyak 10 ml ditumbuhkan pada media LBDS (Lactose Broth Double Stegth) yang
memiliki komposisi Beef extract (3 gr), peptone (5 gr), lactose (10 gr) dan
Bromthymol Blue (0,2 %) per liternya. Untuk sampel 1 ml dan 0,1 ml dimasukkan
pada media LBSS (Lactose Broth Single Stegth) yang berkomposisi sama tapi hanya
kadar laktosa setengah dari LBDS yaitu 5 gr (Pradhika, 2008).
Berdasar sifat coliform, maka bakteri ini dapat memfermentasikan laktosa
menjadi asam dan gas yang dideteksi oleh berubahnya warna dan gas dalam tabung
durham. Nilai MPN ditentukan dengan kombinasi jumlah tabung positif (asam dan
gas) tiap serinya setelah diinkubasi (Pradhika, 2008).
Gambar 1. Cara Kerja Metode MPN
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Oktober 2009
bertempat di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA Unlam Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, tabung
durham, rak tabung reaksi, kapas, pemanas Bunsen, ependorf pipet, cawan petri,
inkubator, colony counter, jarum inokulasi, gelas beker.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah NaCl fisiologis, medium
NA, daging segar, daging kaleng,
3.3 Prosedur Kerja
Perhitungan dengan metode TPC
1. Disiapkan seri pengenceran dalam tabung-tabung reaksi berisi NaCl
fisiologis
2. Dipipet 1 ml sampel dan dimasukkan masing-masing ke dalam 9 ml NaCl
fisiologis sebagai pengenceran 10-1
3. Dilakukan pengenceran hingga 10-5
4. Diinokulasikan sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri dari pengenceran
10-3, 10-4, 10-5
5. Dituangi dengan medium NA yang bersuhu 45oc
6. Dibiarkan hingga memadat
7. Diinkubasi terbalik pada suhu 35oC selama 24 jam
8. Diamati hasilnya dan dihitung dengan colony counter per ml sampel,
mulai dari jumlah 25-250 atau 30-300 koloni yang tumbuh dihitung.
Jumlahnya dikalikan dengan pengenceran.
Perhitungan dengan metode MPN
1. Diinokulasikan 5 ml sampel ke dalam 5 tabung medium LB seri ganda
2. Diinokulasikan 1 ml sampel ke dalam 5 tabung medium LB seri tunggal
3. Diinokulasikan 0,1 ml sampel ke dalam 5 tabung medium LB seri tunggal
4. Diinkubasikan semua tabung pada suhu 35oc selama 24 jam. Bila ada
asam dan gas dinyatakan positif.
5. Dicatat hasilnya dan dihitung dengan tabel MPN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil yang dapat diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Praktikum TPCNo Jenis Sampel
Jumlah Koloni (TPC) Gambar1. Daging Segar
a. Pengenceran 10-2 a 41 x 102
b. Pengenceran 10-2 b 30 x 102
c. Pengenceran 10-3 a 1132 x 103 (TBUD)
d. Pengenceran 10-3 b 563 x 103 (TBUD)
e. Pengenceran 10-4 a 272 x 104 (TBUD)
f. Pengenceran 10-4 b 167 x 104
2. Daging Kaleng
a. Pengenceran 10-2 a 684 x 102 (TBUD)
b. Pengenceran 10-2 b 170 x 102
c. Pengenceran 10-3 a 65 x 103
d. Pengenceran 10-3 b 72 x 103
e. Pengenceran 10-4 a 4 x 104
f. Pengenceran 10-4 b 17 x 104
Tabel 2. Hasil Praktikum MPN
NoJenis
SampelMedium LB
Jumlah Tabung Positif
MPN Coliform
Gambar
1Daging Segar
Double Strenght (DS) 5 ml
5
>2400
Single Strenght (SS) 1 ml
5
Single Strenght (SS) 0,1 ml
5
2Daging Kaleng
Double Strenght (DS) 5 ml
5
920
Single Strenght (SS) 1 ml
5
Single Strenght (SS) 0,1 ml
3
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan tentang kuantitasi mikroba atau
perhitungan mikroba. Dimana dalam perhitungan mikroba terdapat 2 metode yang
dilakukan, yaitu secara langsung atau tidak langsung. Pada metode secara langsung
bisa dengan membuat preparat bahan atau menggunakan ruang hitung. Sedangkan
secara tidak langsung terdapat 4 cara, yaitu dengan perhitungan cawan (TPC),
pengenceran, calorimeter, dan metode pendekatan (MPN methode).
Percobaan kali ini menggunakan metode secara tidak langsung. Dimana cara
yang digunakan adalah dengan perhitungan cawan dan metode MPN. Sampel yang
digunakan pada percobaan ini adalah daging segar dan daging kaleng atau yang biasa
disebut daging kornet.
Pada perhitungan dengan menggunakan perhitungan cawan, disiapkan
terlebih dahulu seri pengenceran yang berisi NaCl fisiologis. Kemudian 1 ml sampel
dimsukkan ke dalam 9 ml NaCl fisiologis, kemudian dilakukan pengenceran hingga
10-4. Langkah selajutnya diinokulasiakan 1 ml sampel dari pengenceran 10-2, 10-3, dan
10-4 ke dalam cawan petri, dituangi dengan medium NA, dibiarkan hingga memadat
dan diinkubasikan secara terbalik selama 24 jam.
Hasil yang diperoleh dari perhitungan cawan ini adalah untuk sampel daging
segar pada pengenceran 10-3 yang pertama menunjukkan angka yang paling besar
yaitu 1132 x 103 dan yang paling sedikit terdapat pada pengenceran 10-2 yang kedua
dengan hasil 30x102. Sedangkan untuk daging kornet (daging kaleng) paling banyak
terdapat pada pengenceran 10-4 yang kedua dengan jumlah bakteri sebesar 17 x 104.
untuk hasil yang paling sedikit terdapat pada pengenceran 10 -2, dengan hasilnya
sebesar 570 x 102.
Dilihat dari jumlah bakteri yang terdapat pada kedua sampel, dapat dikatakan
bahwa pada sampel daging segar memiliki jumlah bakteri yang paling banyak
daripada sampel daging kaleng. Hal ini dikarenakan daging yang masih segar
memang baik untuk media pertumbuhan bakteri dibandingkan daging kornet (daging
kaleng).
Metode MPN terdiri dari uji penduga, uji penguat, dan uji pelengkap. Untuk
metode dengan menggunakan MPN pada percobaan ini hanya menggunakan uji
penduga saja. Pertama-tama sampel diencerkan terlebih dahulu, kemudian disiapkan
15 tabung reaksi yang sudah berisi media LB dan tabung durham. Penggunaan
tabung durham ini untuk mengetahui pembentukan gas akibat adanya reaksi
fermentasi dari bakteri dengan laktosa, seperti misalnya bakteri coliform (E. Colli).
Tabung reaksi ini terdiri dari 5 tabung LB seri ganda (Double Strenght), dan 10
tabung LB seri tunggal (Single Strenght). Untuk tabung LB seri ganda, dimasukkan 5
ml sampel ke dalamnya. Selanjutnya 1 ml sampel masing-masing ke dalam 5 tabung
LB seri tunggal, dan 0,1 ml ke dalam 5 tabung LB seri tunggal lainnya. Kesemua
tabung diinkubasikan dengan suhu 35oC selama 24 jam. Kemudian diamati apakah
ada pembentukan asam dan gas, apabila ada dicatat hasilnya dan dihitung dengan
menggunakan table MPN.
Percobaan ini mendapatkan hasil bahwa tabung yang positif (terjadi
pembentukan gas) adalah tabung 5 5 5 untuk daging segar dan 5 5 3 untuk daging
kornet. Hasil perhitungan dengan menggunakan tabel MPN pada sampel daging
segar menunjukkan jumlah bakteri koliformnya mencapai > 2400. Hal ini
menunjukkan bahwa daging segar banyak mengandung bakteri. Sebab daging segar
tersebut belum mengalami proses pengolahan, sehingga sangat baik untuk
pertumbuhan mikroba yang ada. Sedangkan untuk daging kaleng atau daging kornet
melaui perhitungan dengan table MPN didapat data sebanyak 920 bakteri. Perbedaan
yang sangat jauh ini disebabkan karena daging kornet ditujukan untuk waktu yang
lama, sehingga daging tersebut telah mengalami proses pengolahan dan sterilisasi
serta pengawetan. Oleh karena itulah mikroba yang tumbuh tidak terlalu banyak,
sebab telah dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu terhadap dasing kaleng
tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa dari kedua metode perhitungan yang dilakukan
ternyata menghasilkan hasil yang sama. Dimana sampel daging segar mempunyai
jumlah bakteri yang paling banyak dibandingkan dengan sampel daging kornet.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat di ambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Metode-metode yang digunakan dalam perhitungan mikroba antara lain
metode secara langsung dan tidak langsung.
2. Metode secara langsung meliputi pembuatan preparat dari suatu bahan
dan penggunaan ruang hitung
3. Metode secara tidak langsung meliputi perhitungan cawan petri (total
plate count), pengenceran, kalorimeter, dan perhitungan jumlah terkecil /
terdekat (MPN Methode).
4. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah TPC dan MPN
5. Dari perhitungan kedua metode didapatkan hasil yang sama yaitu daging
segar memiliki jumlah bakteri yang paling banyak dibandingkan dengan
daging kaleng.
6. Pada perhitungan dengan metode TPC jumlah koloni bakteri paling
banyak terdapat pada daging segar dengan pengenceran 10-3 (a) dengan
jumlah 1132 x 103 dan paling sedikit pada pengenceran 10-2 (b) dengan
jumlah bakteri 30 x 102.
7. Pada perhitungan dengan metode TPC jumlah koloni bakteri paling
banyak terdapat pada daging kaleng dengan pengenceran 10-4 (a) dengan
jumlah 17 x 104 dan paling sedikit pada pengenceran 10-2 (a) dengan
jumlah bakteri 570 x 102.
8. Pada perhitungan dengan metode MPN jumlah koloni bakteri paling
banyak terdapat pada daging segar pada tabung 5 5 5 dengan jumlah >
2400. Paling sedikit pada daging kaleng (kornet) dengan jumlah bakteri
920.
5.2 Saran
Dalam melakukan percobaan ini diperlukan ketelitian untuk menghitung
jumlah mikroba, agar menghindari serta megurangi kesalahan dalam
perhitungannya.
DAFTAR PUSTAKA
Diliello. R. L. 2002. Methods In Rood and Dairy Microbiology. Avy Publishing. Inc.
New York.
Dwijoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang.
Fardiaz, S. 1990. Fisiologi Fermentasi. IPB, Bogor.
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek : Teknik Dan Prosedur
Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Penn, C. 1991. Handling Laboratory Microorganism. Open University. Milton
Keynes.
Pradhika, E.I. 2008. Menentukan Jumlah dan Ukuran Mikroba.
http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-6-menentukan-jumlah-ukuran-
mikroba.html.
Diakses tanggal 15 Oktober 2009.
Sutedjo, M. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.
Stanier, Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World. Prenticel Hall. Inc.
EigleWood. New Jersey.