26
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberculosis merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya di Indonesia (Depkes RI,1992). Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China di dunia. Hasil WHO Global Surveillance pada tahun 1999 menunjukkan bahwa diperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita TB baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate sekitar 130 per 100.000 penduduk. Meningkatnya penularan infeksi TB banyak dihubungkan dengan memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu, daya tahan tubuh yang lemah atau turun, jumlah kuman memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TB(DepkesRI,2006). Tuberculosis adalah salah satu penyakit yang angka kejadiannya cukup tinggi di Indonesia.

Kuman Penyebab Penyakit Tuberkulosis

  • Upload
    mee

  • View
    21

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kuman Penyebab Penyakit Tuberkulosis

Citation preview

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangTuberculosis merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya di Indonesia (Depkes RI,1992). Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China di dunia. Hasil WHO Global Surveillance pada tahun 1999 menunjukkan bahwa diperkirakan di Indonesia terdapat 583.000 penderita TB baru pertahun dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate sekitar 130 per 100.000 penduduk. Meningkatnya penularan infeksi TB banyak dihubungkan dengan memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu, daya tahan tubuh yang lemah atau turun, jumlah kuman memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TB(DepkesRI,2006).Tuberculosis adalah salah satu penyakit yang angka kejadiannya cukup tinggi di Indonesia. Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang bervariasi, akibat kuman mycobacterium tuberkulosis sistemik sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru-paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Mansjoer, 2000). Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, terutama meningens, ginjal, tulang, dan nodus limfe (Suddarth, 2003).

Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 4 m dan tebal 0,3 0,6 m dan digolongkan dalam basil tahan asam (BTA) (Suyono, 2001). Mycobacterium tuberculosis adalah suatu anggota dari famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo Actinomycetalis. Di luar tubuh manusia, kuman Mycobacterium tuberculosis hidup baik pada lingkungan yang lembab akan tetapi tidak tahan terhadap sinar matahari. Kuman ini melayang diudara dan disebut droplet nuclei (partikel yang sangat kecil sebagai sisa droplet yang mengering). Kuman tuberkulosis dapat bertahan hidup pada tempat yang sejuk, lembab, gelap tanpa sinar matahari sampai bertahun-tahun lamanya. Kuman tuberkulosis akan mati bila terkena sinar matahari, sabun, lisol, karbol dan panas api (Atmosukarto & Soewasti, 2000). Pasien yang didiagnosis menderita tuberkulosis dapat disembuhkan bila diobati dengan tepat dan akan semakin kronis bahkan dapat berakhir dengan kematian apabila tidak dilakukan pengobatan yang tepat .Tinggi atau rendahnya angka kematian dapat ditentukan oleh hasil diagnosis. Oleh karena itu ,diagnosis harus dilakukan secara teliti agar diperoleh hasil yang tepat dan dapat dilakukan pengobatan yang sesuai .B. Tujuan Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :1. Memberikan pengetahuan tentang penyakit turbekulosis (TBC)2. Mengetahui gejala awal timbulnya penyakit turbekulosis (TBC) 3. Mengetahui cara diagnosa penyakit turbekulosis (TBC)

C. Manfaat 1. Bagi MasyarakatMeningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit tuberculosis (TBC) sehingga akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang sehat dan mandiri.2. Bagi Mahasiswa KesehatanSebagai masukan data dan sumbangan pemikiran untuk mahasiswa kesehatan yang ingin melakukan penelitian tentang penyakit tuberculosis (TBC).3. Bagi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jurusan Analis KesehatanSebagai sumbangan koleksi perpustakaan dan bahan bacaan bagi mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jurusan Analis Kesehatan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian TuberkulosisTuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang menyerang pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri yaitu mycobacterium tuberculosis, (Smeltzer, 2002).Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia.Tuberculosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TBC. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycobacterium tuberculosis ini pun tinggi.

Penyakit TBC Menular Lewat Udara

Tingkat prevalensi penderita TBC di Indonesia diperkirakan sebesar 289 per 100 ribu penduduk dan insidensi sebesar 189 per 100 ribu penduduk. Bahkan 27 dari 1.000 penduduk terancam meninggal seperti yang dilaporkan Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang dihimpun sepanjang 2011 mengenai tuberkulosis (TBC) di Indonesia.Laporan tersebut juga meliris bahwa angka penjaringan penderita baru TBC meningkat 8,46 persen dari 744 penderita TBC di 2010 menjadi 807 per 100.000 penduduk di 2011. Namun, kabar baiknya angka kesembuhan pada 2011 mencapai target sebesar 83,7 persen dan angka keberhasilan pengobatan pada 2011 mencapai target sebesar 90,3 persen. Dibanyak negara industri yang memiliki standar hidup tinggi tuberkulosis menjadi masalah minor. Tetapi di negara miskin tuberculosis menjadi masalah yang besar. Pada saat ini, terjadi peningkatan penderita tuberkulosis dibanding 20 tahun yang lalu. Berdasarkan perhitungan WHO menunjukkan bahwa pada saat ini ditemukan 8-10 juta kasus baru diseluruh dunia dan 3 juta mengalami kematian. Pada penderita di daerah endemis yang terinfeksi HIV, tuberkulosis lebih mudah berkembang, sehingga angka kejadian (prevalensi) menjadi lebih besar.

B. Penyebab dan Cara Penularan Penyakit Tuberkulosis1. Kuman Penyebab Penyakit TuberkulosisKuman penyebab penyakit Tuberkulosis ditemukan pertama kali oleh Robert Koch pada tahun 1882. Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium africanum, Mycobacterium bovis dan Nontuberculous mycobacteria adalah penyebab penyakit Tuberkulosis pada manusia. Mycobacterium tuberculosis merupakan salah satu jenis basil yang menjadi penyebab utama dari tuberkulosis di seluruh dunia. Mycobacterium africanum juga merupakan basil penyebab penyakit tuberkulosis tetapi tipenya sedikit berbeda dan menyerang di Afrika. Perbedaan bakteri ini dengan Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri ini sering resisten terhadap tiasetazon.Mycobacterium bovis merupakan bakteri yang menyebabkan infeksi pada ternak di Eropa dan Amerika. Infeksi sering kali diteruskan kepada manusia melalui susu. Pengendalian tuberkulosis pada ternak dapat dilakukan dengan membunuh binatang yang terinfeksi dan melakukan pasteurisasi susu. Pencegahan tuberkulosis bovin pada manusia sudah dilakukan oleh negara-negara yang ada di Eropa dan Amerika. Bakteri ini jarang ditemukan di Asia.Beberapa macam mikobakterium yang lain kadang-kadang dapat menulari manusia dengan gejala-gejala klinis yang sama dengan tiga mikobakterium di atas, sehingga secara klinis tak dapat dibedakan. Membedakannya hanya dapat dilakukan dengan pembiakan (culture). Kuman ini berbentuk batang yang tahan asam pada pewarnaan dan berukuran kira-kira 0,5 4 mikron x 0,3 0,6 mikron.Kuman ini terdapat dalam butir-butir percikan dahak yang disebut dropet nuclei dan melayang di udara untuk waktu yang lama sampai terhisap oleh orang atau mati dengan sendirinya kena sinar matahari langsung. Strong dan kubica menyatakan bahwa dropet nuclei berukuran kecil 5 mikron paling berbahaya bagi penularan penyakit.Percobaan pada binatang terhadap penderita-penderita silikosis menunjukan bahwa droplet nuclei yang dapat melalui bronkhiolus yang paling halus berukuran 2-3 mikron, sehingga diperkirakan jumlah kuman yang dapat masuk ke alveolus dan menyebabkan penyakit tak lebih dari 1 kuman saja.2. Cara Penularan Penyakit TuberkulosisKebanyakan penularan penyakit Tuberkolusis ini melalui inhalasi kuman Tuberkolusis yang terdapat di udara.Pada perjalanannya kuman ini banyak mengalami hambatan antara lain di hidung (terhambat oleh bulu hidung) dan lapisan lendir yang melapisi seluruh saluran pernafasan dari atas sampai ke kantong alveoli. Bila penderita baru pertama kali ketularan kuman Tuberkulosis ini, terjadilah suatu proses dalam tubuhnya (paru-paru) yang di sebut Primary Complex of Tuberkulosis (PCT). PCT ini terdiri dari focus di paru-paru dimana terjadi eksudasi dari sel karena proses dimakannya kuman Tuberkulosis oleh sel makrofag.Lesi dapat terjadi pada kelenjar getah bening, yang disebabkan karena lepasnya kuman pada saluran lymphe. Proses pemusnahan kuman TB oleh macropag ini akhirnya akan menimbulkan kekebalan spesifik terhadap kuman Tuberkulosis.PCT dapat terjadi pada semua umur. Di Negara dimana prevalence TB tinggi kebanyakan anak-anak sudah terinfeksi oleh penyakit TBC pada tahun-tahun pertama dari kehidupannya. Namun yang kemudian menjadi penyakit TBC sedikit aja.Selanjutnya ada 2 kemungkinan yang terjadi menyusul pembentukan PCT ini, yaitu :a. Dapat sembuh dengan sendirinya karena adanya proses penutupan focus primer oleh kapsul membrane yang akhirnya akan terjadi pengapuran .b. Beberapa kuman akan ikut terlepas ke dalam pembuluh darah dan dapat berkembang menginfeksi organ-organ yang terkena. Infeksi yang demikian ini disebut Post Primary Tuberkulosis (PPT). PPT ini akan dapat berupa: infeksi pada paru-paru, larynx dan telinga tengah, kelenjar getah benig di leher, saluran pencernaan dan lubang dubur, saluran kemih, tulang dan sendi.Berkembangnya terinfeksi tuberculosis menjadi menderita penyakit Tuberkulosis dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : keadaan social ekonomi masyarakat yaitu kemiskinan, kekurangan gizi, rendahnya latar belakang pendidikan (buta huruf), dan kepadatan penduduk.

3. Gejala penyakit tuberculosisTB-paru merupakan penyakit yang pravalensi tinggi disbanding dengan tuberkulosi lainnya seperti TB-miliair, TB-tulang, TB-menginitis dan TB-ekstra paru lainnya. Gejala umum atau sistemik dari TB-paru yang harus diketahui secara praktis adalah: a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu(dapat disertai dengan darah).d. Perasaan tidak enak ( malaise), lemah. Gejala khusus :a. Bergantung pada organ tubuh mana yang terkena, apabila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara mengi, suara nafas melemah yang disertai sesak.b. Jika ada cairan di rongga pleura ( pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.c. Apabila mengenai tulang, akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.d. Pada anak-anak dapat mengenai otak ( lapisan pembungkus otak ) dan disebut sebagai meningitis ( radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi jika diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Sekitar 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan sampai 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi atau darah.

C. Pencegahan dan Pengobatan1. Pencegahan Pencegahan tuberculosis dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya :a. Bagi penderita tuberkulosa paru :1) Minum obat secara teratur sampai selesai2) Menutup mulut waktu bersin dan batuk3) Tidak meludah di sembarang tempat4) Meludah di tempat yang kena sinarn matahari atau ditempat yang diisi sabun atau lisolb. Bagi keluarga :1) Jemur tempat tidur bekas penderita secara teratur2) Buka jendela lebar-lebar agar udara segar dan sinar matahri dapat masuk3) Kuman TBC akan mati apabila terkena sinar matahari 4) Membantu mengingatkan anggota keluarga yang terkena penyakit TBC untuk minum obat secara teratur dan control teratur5) Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan yang bergizi

c. Pencegahan lain dapat dilakukan dengan :1) Imunisasi BCG (Bacillus Calmete Guerin) pada bayiBCG adalah vaksin yang terdiri dari bakteri hidup yang telah dilemahkan. Bakteri yang digunakan berasal dari strain tuberculosis bovin yang dilemahkann beberapa tahun di laboratorium. BCG meragangsang imunitas, meningkatkan daya tahan tubuh tanpa menyebabkan kerusakan. Pada waktu vaksinasi BCG tuberkulosis dapat masuk tetapi vaksin ini meningkatkan imunitas tubuh sehingga kuman akan mati.Pemberian vaksin BCG dapat meningkatkan pertahanan tubuh terhadap tuberkulosis sampai 80% selama 15 tahun apabila diberikan sebelum kontak pertama (uji tuberkulin negatif).Pemberian BCG diberikan dengan baik pada anak, maka tuberkulosis dapat dicegah. WHO dan International Union Against Tuberculosis and Lung Disease merekomendasikan pemberian BCG sebagai vaksinasi rutin pada bayi di negara dengan angka prevalensi yang tinggi dengan beberapa perkecualian seperti pada penderita AIDS aktif. Efek BCG masih bertahan selam 15 tahun pada penduduk dengan status gizi yang baik. Hal ini akan melindungi anak dari tuberkulosis, tetapi pengaruhnya akan berangsur-angsur berkurang setelah dewasa. BCG hanya sedikit berpengaruh untuk menurunkan jumlah kasus tuberkulosis pada dewasa. Oleh sebab itu, sangat penting memberikan pengobatan yang baik pada semua penderita dengan sputum positif. Tetapi tentunya kita harus memberikan BCG secara rutin pada semua bayi sebagai perlindungan pada anak.2) Meningkatan daya tahan tubuh dengan makanan yang bergizi3) TBC dapat disembuhkan apabila pasien berobat dengan tekun daan teratur sebelum dokter atau petugas kesehatan menyatakan pasien benar-benar sembuh, pasien tidak boleh berhenti berobat4) Apabila pasien berhenti berobat sebelum sembuh, penyakitnya dapat kambuh kembali dan akan lebih sulit diobati sehingga peran pasien sendiri maupun keluarga dalam mengawasi minum obat sangat penting.2. PengobatanYang harus dikerjakan dan yang tidak boleh dikerjakan oleh doktera. Yang tidak boleh dikerjakan1) Jangan mengobati tersangka tuberculosis paru sebelum dilakukan pemeriksaan sputum (apabila tersedia mikroskop). Pada anak sulit untuk mendapatkan sputum, sehingga diagnosis diambil dari hasil pemeriksaan klinik. 2) Jangan memberikan pengobatan tunggal karena sering terjadi resistensi3) Jangan menambahkan pengobatan tunggal ke pengobatan kombinasi apabila keadaan penderita semakin memburuk. Perlu dikonfirmasi apakah penderita sudah menggunakan pengobatan kombinasi secara teratur. Bila terjadi keadaan semakin jelek berarti sudah terjadi resistensi terhadap seluruh obat-obatan tuberculosis, sehingga penambahan dengan obat tunggal tidak akan berpengaruh dan hanya akan menyebabkan resistensi.4) Jangan berhenti untuk memantau dan memastikan penderita mendapatkan pengobatan lengkap sesuai dengan yang dianjurkan (6-8 bulan dengan rifampisin untuk kemoterapi jangka pendek).5) Jangan menggunakan kombinasi streptomisin dan penisilin untuk penyakit bukan tuberculosis. Dapat menyebabkan resistensi streptomisin apabila penderita tidak didiagnosis tuberculosis. Rifampisin hanya digunakan untuk pengobatan tuberculosis atau lepra.b. Yang boleh dikerjakan1) Pada kasus penderita tuberculosis harus dilakukan pemeriksaan sputum karena ini merupakan salah satu cara untuk memastikan kebenaran diagnosis. Apabila hasil pemeriksaan sputum negatife tapi pada hasil fotorontgen menunjukan hasil yang kurang akurat maka perlu dilakukan fotorongten ulang dalam waktu tiga minggu oleh karena memungkinkan kasus ini adalah pneumonia atau abses paru.2) Sebaiknya dalam pengobatan hanya menggunakan obat kombinasi yang telah dibakukan. Karena sangat berbahaya jika menggunakan obat kombinasi yang belum terbukti atau belum diketahui efek sampinya. 3) Penderita perlu diyakinnkan untuk meminum obat sesuai jadwal (6 atau 8 bulan pengobatan kombinasi yang menggunakan rifampisin dan pirazinamid) untuk menghindari kekambuhan. Penggunaan brosur isi petunjuk pengobatan akan sangat bermanfaat bagi penderita.4) Dokter harus memperlakukan penderita dengan sopan dan ramah oleh karena perlakuan yang baik, penderita akan mengikuti prosedur secara teratur.5) Bila penderita tidak berobat lebih dari satu bulan dan hasil sputumnya positif maka penderita harus mengulangi pengobatan dari awal.6) Bila penderita sebelumnya sudah mendapatkan berbagai pengobatan dan mungkin dengan kompinasi obat yang tidak adekuat, saat kambuh maka penderita harus dirujuk ke dokter spesialis.

D. Diagnosa Penyakit Tuberkulosis1. Pemeriksaan rontgen dadaPemeriksaan ini merupakan petunjuk awal adanya tuberculosis. Pada foto rontgen, penyakit ini tampak sebagai daerah putih yang bentuknya tidak teratur dengan latar belakang hitam.2. Pemeriksaan uji laboratoriuma. Uji tuberkulinUji tuberkulin merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendiagnosis tuberkulosis di negara-negara miskin. Uji tuberkulin dilakukan dengan menyuntikkan tuberkulin ke kulit orang yang terinfeksi. Infeksi pertama oleh basil tuberkel menyebabkan timbulnya alergi terhadap protein tuberkulin, reaksi lokal ini terjadi dalam 24-48 jam. Ada beberapa keadaan yang dapat mendeskripsikan reaksi ini. Reaksi ini menunjukkan tingkat alergi, bukan menunjukkan kekebalan. Hal ini tidak menunjukkan adanya penyakit atau perkembangannya. Uji yang positif hanya menunjukkan bila seseorang pernah terinfeksi tuberkulosis. Uji yang positif sejalan dengan peningkatan usia. Semakin dewasa semakin mudah didapati uji yang positif.Ada dua jenis tuberkulin yang sering digunakan : 1) PPD-S yang diambil International Standard for PPD dari tuberculin mamalia.2) PPD-RT23b. Pemerikasan mikroskopis sputumPemeriksaan mikroskopis merupakan hal yang paling utama dalam menegakkan diagnosis. Pemeriksaan ini haarus dilakukan dengan baik dan teliti agar tidak terjadi kesalahan diagnosis. Pemeriksaan mikroskopis sputum merupakan cara yang murah dan bisa dikerjakan disemua tempat. Cara pemeriksaan mikroskopis dapat dilakukan dengan cara membuat 3 spesimen untuk pemeriksaan. Apabila hanya ada 1 yang positif dan yang lain negatif lebih baik dilakukan pemeriksaan selanjutnya (karena kesalahan dapat saja terjadi). c. KulturPemeriksaan kultur untuk tuberkulosis mungkin dapat dibuat sesuai perkembangan pemeriksaan. Pemeriksaan digunakan untuk penderita denga foto rontgen dada suspek tuberkulosis. Pemeriksaan kultur dilakukan untuk menegakkan diagnosis kasus-kasus ringan dengan hasil mikroskopis negatif. d. Uji resistensi obatUji resistensi obat merupakan uji yang dilakukan untuk memonitor kecenderungan resitensi obat pada penderita.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan tinjauan pustaka didapat kesimpulan bahwa:1. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang menyerang pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri yaitu Mycobacterium tuberculosis.2. Gejala penyakit tuberculosis adalah:a. Gejala umum atau sistemik dari TB-paru: 1) Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.2) Penurunan nafsu makan dan berat badan.3) Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu(dapat disertai dengan darah).4) Perasaan tidak enak ( malaise), lemah. b. Gejala khusus dari TB-paru:1) Bergantung pada organ tubuh mana yang terkena, apabila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara mengi, suara nafas melemah yang disertai sesak.2) Jika ada cairan di rongga pleura ( pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.3) Apabila mengenai tulang, akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.4) Pada anak-anak dapat mengenai otak ( lapisan pembungkus otak ) dan disebut sebagai meningitis ( radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

3. Diagnosa Penyakit Tuberkulosisa. Pemeriksaan rontgen dadab. Pemeriksaan uji laboratorium1) Uji tuberculin2) Pemerikasan mikroskopis sputum3) Kultur4) Uji resistensi obat

B. SaranSaran yang dapat penyusun berikan sebagai berikut :1. Bagi Mahasiswa Kesehatan Mengingat bahwa tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi perhatian dunia hingga saat ini, maka diharapkan mahasiswa kesehatan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tentang tuberkulosis. 2. Bagi Tenaga KesehatanMengingat bahwa tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri yaitu Mycobacterium tuberculosis, maka tenaga kesehatan diharapkan untuk teliti dan hati-hati dalam melakukan pelayanan kesehatan terhadap pasien sehingga menurunkan angka resiko tertular penyakit tuberkulosis. Tenaga kesehatan diharapkan untuk aktif dalam melakukan sosialisasi tentang tuberkulosis kepada masyarakat sehingga menurunkan angka kejadian tuberkulosis.

DAFTAR PUSTAKA

Misnadiarly.2009.Tuberkulosis dan Mikrobakterium.Jakarta:Dian Rakyat.R.A, Hetti.2012.Pernapasan pada Manusia dan Hubungannya dengan Kesehatan.Bandung: PT. Puri Delco..Crofton, John, Norma Horne dan Fred Miller.1998.Tuberkulosis Klinik.Alih Bahasa: Transtotenojo, M.S, Dadiyanto, D.W dan Rudi Susanto.Jakarta:Widya Medika.http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/05/gejala-tbc-penyebab-dan-cara-pengobatan.html diakses pada 12/17/2014 4:08