Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Lembar Penetapan Panitia Penguji
Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh Panitia Penguji
pada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
pada Tanggal 29 Desember 2016
Panitia Penguji Usulan Penelitian Skripsi adalah:
Ketua : Dr. dr. I Made Muliarta, M.Kes
NIP. 19760126 200312 1 001
Anggota : Dr. dr. Susy Purnawati M.KK
NIP. 19680929 199903 2 001
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah diitulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin
atau meniru tulisan orang lain sebagai hasil pemikira saya sendiri, maka gelar dan
ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Denpasar, 29 Desember 2016
Yang menyatakan,
Materai
Rp 6000,-
Dewa Ayu Sri Agung Suandewi
ABSTRAK
HUBUNGAN IMT (INDEKS MASSA TUBUH), AKTIVITAS FISIK,
DAN DURASI DIABETES DENGAN KEKUATAN OTOT GENGGAM
PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI RUMAH SAKIT UMUM
PUSAT SANGLAH DENPASAR
Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia.
Salah satu komplikasi kronis pada DMT2 adalah gangguan sistem
muskuloskeletal. Pasien dengan komplikasi tersebut akan mengalami disabilitas
dalam kehidupannya sehari-hari. Fungsi dari sistem muskuloskeletal dapat
diketahui melalui kekuatan otot genggam seseorang yang diukur menggunakan
handgrip dynamometer. Kekuatan otot seseorang dipengaruhi oleh status
antopometri yang dapat diukur dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT),
aktivitas fisik, dan durasi DMT2.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran karakteristik umum dan hubungan IMT, aktivitas fisik, dan durasi
DMT2 dengan kekuatan otot genggam pada pasien DMT2 di RSUP Sanglah,
Denpasar.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, menggunakan
metode studi kuantitatif dengan rancangan penelitian potong lintang yang
dilaksanakan di Poliklinik Diabetes Centre di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah,
mulai bulan Maret sampai September 2016. Teknik pengambilan sampel
menggunakan consecutive sampling dengan total jumlah sampel yang memenuhi
kriteria sebanyak 61 sampel. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan
dilakukan uji univariat dan bivariat dengan perangkat lunak pengolah statistik
berupa uji korelasi untuk menentukan hubungan antar variabel.
Hasil uji korelasi antara IMT dengan kekuatan otot didapatkan memiliki
nilai korelasi (r) -0,236 dengan nilai signifikansi p = 0,067. Hasil uji korelasi
antara aktivitas fisik dengan kekuatan otot didapatkan memiliki nilai r = 0,340
dengan nilai p = 0,007. Hasil uji korelasi antara durasi DMT2 dengan kekuatan
otot didapatkan memiliki dengan nilai r = -0,257 dan nilai p = 0,045.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara IMT dan kekuatan otot pada pasien DMT2, terdapat hubungan
positif cukup kuat yang bermakna antara variabel aktivitas fisik dengan tingkat
kekuatan otot genggam, dan terdapat hubungan negatif lemah yang bermakna
antara variabel durasi DMT2 dengan tingkat kekuatan otot genggam di RSUP
Sanglah Denpasar
Kata kunci: Diabetes Melitus Tipe 2, kekuatan otot genggam, kemandirian
fungsional, IMT, aktifitas fisik, durasi DMT2
ABSTRACT
Correlation Between Body Mass Index (Bmi), Physical Activity, And
Duration Of Diabetes With Handgrip Strength Among Type Ii Diabetic
Patients In Sanglah General Hospital Denpasar
Diabetes mellitus (DM) is a worldwide health problem. One of the chronic
complications in type 2 diabetes is the musculoskeletal system disorder. Patient
with this complication will suffer disabilities in their daily life. The function of the
musculoskeletal system can be measured from their handgrip strength using
handgrip dynamometer. The muscle strength of a person is affected by the status
of anthropometry that can be measured using the Body Mass Index (BMI),
physical activity, and the duration DMT2.The aim of this study is to describe the
general characteristics and the relationships of BMI, physical activity, and the
duration of type 2 diabetes with the handgrip strength in patients with type 2
diabetes in Sanglah Hospital, Denpasar.
This research is an analytic observational study, using a quantitative study
with cross sectional design conducted at the Diabetes Centre Clinic at Sanglah
General Hospital, started on March until September 2016. The sampling technique
using consecutive sampling by the total number of samples that meet the criteria
as much as 61 samples. The results of the study are presented in tabular form and
performed univariate and bivariate statistical processing software in the form of
correlation to determine the relationship between variables.
Results of correlation between BMI with muscle strength found to have a
correlation value (r) -0.236 with a significance value of p = 0.067. Results of
correlation between physical activity with muscle strength has a value of r = 0,340
with p = 0.007, respectively. Results of correlation between duration of type 2
diabetes with muscle strength found to have a value of r = -0.257 and p = 0.045.
Based on these results it can be concluded that there is no relationship
between BMI and muscle strength, there is a significant medium positive
relationship between the variables of physical activity at the level of muscle
strength, and significant weak negative associations between the variable duration
of type 2 diabetes with the level of muscle strength in patients with type 2
diabetes at Sanglah Hospital
Keywords: Type 2 Diabetes Mellitus, handgrip muscle strength, functional
independence, BMI, physical activity, duration of type 2 diabetes
RINGKASAN
Hubungan IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan Kekuatan Otot Genggam
pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah
Denpasar. Dewa Ayu Sri Agung Suandewi, Fakultas Kedokteran Program Studi
Pendidikan Dokter Universitas Udayana.
Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia.
Salah satu komplikasi kronis pada DMT2 adalah gangguan sistem
muskuloskeletal. Pasien dengan komplikasi tersebut akan mengalami disabilitas
dalam kehidupannya sehari-hari. Fungsi dari sistem muskuloskeletal dapat
diketahui melalui kekuatan otot genggam seseorang yang diukur menggunakan
handgrip dynamometer. Kekuatan otot seseorang dipengaruhi oleh status
antopometri yang dapat diukur dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT),
aktivitas fisik, dan durasi DMT2.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
gambaran karakteristik umum dan hubungan IMT, aktivitas fisik, dan durasi
DMT2 dengan kekuatan otot genggam pada pasien DMT2 di RSUP Sanglah,
Denpasar.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, menggunakan
metode studi kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional yang
dilaksanakan di Poliklinik Diabetes Centre di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah,
mulai bulan Maret sampai September 2016. Teknik pengambilan sampel
menggunakan consecutive sampling dengan total jumlah sampel yang memenuhi
kriteria sebanyak 61 sampel. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan
dilakukan uji univariat dan bivariat dengan perangkat lunak pengolah statistik
berupa uji korelasi untuk menentukan hubungan antar variabel.
Dari hasil uji statistik didapatkan hasil pengukuran tingkat kekuatan otot
genggam, sebesar 36 orang sampel (59,0%) sampel memiliki kekuatan otot
kurang, sebanyak 25 orang sampel (41,0%) memiliki kekuatan otot sedang, dan
tidak ada sampel yang memiliki kekuatan otot tinggi. Rata-rata sampel memiliki
kekuatan otot 21,26 kg dengan kekuatan otot minimum adalah 13 kg dan
maksimum adalah 33,0 kg.Hasil uji korelasi antara IMT dengan kekuatan otot
didapatkan memiliki nilai korelasi (r) -0,236 dengan nilai signifikansi p = 0,067.
Hasil uji korelasi antara aktivitas fisik dengan kekuatan otot didapatkan memiliki
nilai r = 0.340 dengan nilai p = 0,007. Hasil uji korelasi antara durasi DMT2
dengan kekuatan otot didapatkan memiliki dengan nilai r = -0.257 dan nilai p =
0.045.
Lemahnya kekuatan otot pada pasien DMT2 diakibatkan karena
hiperglikemi yang lama, insufisiensi vaskular dan neuropati, DMT2 dengan
kontrol glikemik yang buruk, obesitas dan tidak melakukan aktivitas fisik rutin.
Pengukuran terhadap kekuatan genggaman pada pasien DMT2 penting dilakukan
karena dapat digunakan untuk pengobatan dan rehabilitasi, menjadi dasar dalam
menetapkan tindakan, dan memonitor perkembangan kebugaran yang berfokus
pada perbaikan kualitas musKuloskeletal.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara IMT dan kekuatan otot pada pasien DMT2. Terdapat hubungan
positif cukup kuat yang bermakna antara variabel aktivitas fisik dengan tingkat
kekuatan otot genggam, dan terdapat hubungan negatif lemah yang bermakna
antara variabel durasi DMT2 dengan tingkat kekuatan otot genggam di RSUP
Sanglah Denpasar. Kekuatan otot
Terkait pengembangan penelitian selanjutnya, harus dipikirkan untuk
meningkatkan jumlah sampel penelitian dan memilih sampel yang memiliki
karakteristik yang lebih heterogen sehingga hubungan kedua variabel terkait
memiliki tingkat kemaknaan yang bermakna sehingga dapat digeneralisasi ke
populasi umum. Pasien DMT2 di Poliklinik Diabetic Centre RSUP Sanglah
Denpasar juga harus lebih diberikan KIE untuk menjaga kekuatan otot dan
dimotivasi untuk melakukan aktivitas fisik dan gaya hidup yang lebih sehat untuk
menjaga kekuatan otot untuk meningkatkan kualitas hidup.
SUMMARY
Correlation Between Body Mass Index (BMI), Physical Activity, and
Duration Of Diabetes With Handgrip Strength Among Type II Diabetic
Patient In Sanglah General Hospital Denpasar Dewa Ayu Sri Agung
Suandewi, Faculty of Medicine, Medical Education Program, Udayana
University.
Diabetes mellitus (DM) is a worldwide health problem. One of the chronic
complications in type 2 diabetes is the musculoskeletal system disorder. Patient
with this complication will suffer disabilities in their daily life. The function of the
musculoskeletal system can be measured from their handgrip strength using
handgrip dynamometer. The muscle strength of a person is affected by the status
of anthropometry that can be measured using the Body Mass Index (BMI),
physical activity, and the duration DMT2.The aim of this study is to describe the
general characteristics and the relationships of BMI, physical activity, and the
duration of type 2 diabetes with the handgrip strength in patients with type 2
diabetes in Sanglah Hospital, Denpasar.
This research is an analytic observational study, using a quantitative study
with cross sectional design conducted at the Diabetes Centre at Sanglah General
Hospital, started on March until September 2016. The sampling technique using
consecutive sampling by the total number of samples that meet the criteria as
much as 61 samples. The results of the study are presented in tabular form and
performed univariate and bivariate statistical processing software in the form of
correlation to determine the relationship between variables.
Statistical tests of handgrip muscle strength showed that 36 samples (59.0%) had
lower muscle strength, as many as 25 samples (41.0%) had moderate muscle
strength, and no samples that have the strong muscle strength. The mean of
muscle strength is 21.26 kg with minimum muscle strength was 13 kg and the
maximum is 33.0 kg. Results of correlation between BMI with muscle strength
found to have a correlation value (r) -0.234 with a significance value of p = 0.067.
Results of correlation between physical activity with muscle strength has a value
of r = 0.340 with p = 0.01, respectively. Results of correlation between duration of
type 2 diabetes with muscle strength found to have a value of r = -0.257 and p =
0.04.
Weak muscle strength in patient with type 2 diabetes caused by long-
standing hyperglycemia, vascular insufficiency and neuropathy, poor glycemic
control, obesity and inactive physical activity. Measurement of grip strength in
patients with type 2 diabetes is important because it can be used for treatment and
rehabilitation, the basis in determining the actions and monitor the progress of
fitness that focuses on improving the musculoskeletal quality.
Based on these results it can be concluded that there is no relationship
between BMI and muscle strength, there is a significant medium positive
relationship between the variables of physical activity at the level of muscle
strength, and significant weak negative associations between the variable duration
of type 2 diabetes with the level of muscle strength in patients with type 2
diabetes at Sanglah Hospital
Related to the development of further research, should be considered to
increasing the number of samples and select the sample that has more variable
characteristics so that relations between the two related variables have a
significance level that can be generalized to the general population. Diabetic
patients with type 2 diabetes at the Diabetic Center in Sanglah General Hospital
should also be given education to maintain muscle strength and motivated to
conduct an active physical activity and a healthy lifestyle to maintain muscle
strength to improve the quality of life.
KATA PENGANTAR
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke
hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas
asung kerta wara nugraha-Nya/kurnia-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Dr. dr. Susy Purnawati M.KK, pembimbing utama
yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan,
dan saran selama penulis skripsi ini, serta membantu dalam proses pengumpulan
sampel penelitian.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD yang telah memberikan kesempatan
dan fasilitas untuk mengikuti menyelesaikan pendidikan Program S1 di
Universitas Udayana. Ucapan terimakasih ini juga ditujukan kepada Dekan
Fakultas Kedoteran Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. Putu
Astawa, Sp.OT(K), M.Kes, atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk
mengikuti pendidikan program S1. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada
Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana yang dijabat oleh Dr. dr. Dewa Putu Gde Purwa Samatra, Sp. S(K) atas
kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program S1
pada PSPD FK Universitas Udayana. Ucapan terimaksih penulis sampaikan
kepada Dr. dr. I Made Muliarta, M.Kes selaku penguji yang telah memberikan
masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga skripsi ini dapat terwujud
seperti ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada dr. Made Ratna
Saraswati, SpPD-KEMD, FINASIM, dari bagian SMF Penyakit Dalam atas ijin
beliau untuk melakukan penelitian dan petugas di Poliklinik Diabetes Center
RSUP Sanglah yang telah membantu dalam proses pengumpulan sampel
penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak staf dan
Poliklinik Diabetic Centre yang telah membantu penulis dalam serangkaian
proses penelitian
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan yang
berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita
semua.
Denpasar, Desember 2016
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ............................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
ABSTRACT ........................................................................................................ vi
RINGKASAN .................................................................................................... vii
SUMMARY ........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv
DAFTAR SINGKATAN, DAN TANDA ......................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 6
2.1 Diabetes Melitus Tipe 2 ........................................................................ 6
2.2 Kekuatan Otot .................................................................................... 12
2.3 Faktor yang Berpengaruh pada Kekuatan Otot ................................... 14
2.3.1 Umur .......................................................................................... 14
2.3.2 Tingkat Kemandirian Fungsional ............................................... 15
2.3.3 Indeks Massa Tubuh .................................................................. 15
2.3.4 Aktivitas Fisik ............................................................................ 16
xiii
2.4 Kekuatan Otot Pada Pasien DMT2 ..................................................... 16
2.5 Kekuatan Otot dengan IMT ................................................................ 18
BAB III KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN .............. 20
3.1 Kerangka Konsep ................................................................................ 20
3.2 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 21
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 22
4.1 Rancangan Penelitian .......................................................................... 22
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 22
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 22
4.3.1 Populasi Target........................................................................... 22
4.3.2 Populasi Terjangkau ................................................................... 22
4.3.3 Sampel ........................................................................................ 22
4.3.3.1 Kriteria Inklusi ............................................................... 23
4.3.3.2 Kriteria Eksklusi............................................................. 23
4.3.4 Besar Sampel .............................................................................. 23
4.3.5 Teknik Penentuan Sampel .......................................................... 24
4.4 Variabel Penelitian .............................................................................. 24
4.4.1 Identifikasi Variabel ................................................................... 24
4.4.2 Definisi Operasional Variabel .................................................... 24
4.5 Cara dan Alat Pengumpulan Data ....................................................... 26
4.5.1 Data Primer ................................................................................ 26
4.5.2 Data Sekunder ............................................................................ 27
4.5.3 Instrumen Penelitian................................................................... 27
4.6 Prosedur Penelitian.............................................................................. 27
4.7 Analisis Data Penelitian ...................................................................... 30
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 32
5.1 Gambaran karakteristik sampel penelitian .......................................... 32
xiv
5.2 Hubungan IMT, Aktivitas Fisik, dan Durasi DMT2 dengan Kekuatan
Otot Genggam ..................................................................................... 39
5.2.1. IMT dengan Kekuatan Otot Genggam ...................................... 40
5.2.2. Aktivitas Fisik dengan Kekuatan Otot Genggam...................... 44
5.2.3. Durasi dengan Kekuatan Otot Genggam................................... 47
5.3 Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 50
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 52
6.1 Simpulan ............................................................................................. 52
6.2 Saran .................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 54
LAMPIRAN ....................................................................................................... 59
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahapan DMT2 ................................................................................ 8
Tabel 2.2 Klasifikasi IMT pada orang Asia ..................................................... 16
Tabel 5.1 Karakteristik Pasien DMT2 berdasarkan Usia, jenis Kelamin,
Tingkat Pendidikan, Status Pekerjaan dan Jumlah Komplikasi ...... 33
Tabel 5.2 Tingkat Kemandirian Fungsional Pada Pasien DMT2 .................... 38
Tabel 5.3 Uji Uji Normalitas Sebaran Data dengan Kolmogorov-Smirnov .... 39
Tabel 5.4 Hubungan IMT, Aktivitas Fisik, dan Durasi dengan Kekuatan Otot
Genggam Pasien DMT2. ................................................................. 40
Tabel 5.5 Gambaran Indeks Massa Tubuh Pasien DMT2. .............................. 40
Tabel 5.6 Gambaran Kekuatan Otot Genggam pada Penderita DMT2 ........... 42
Tabel 5.7 Tingkat Aktivitas Fisik pada Pasien DMT2. .................................... 45
xvi
DAFTAR SINGKATAN, DAN TANDA
SINGKATAN
DM : Diabetes Melitus
WHO : World Health Organization
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
ADA : American Diabetes Association
DMT2 : Diabetes Melitus Tipe 2
DKA : Diabetes Ketoasidosis
IMT : Indeks Massa Tubuh
RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat
BADL : Basic Activities of Daily Living
CDC : Center of Disease Prevention
TANDA
≥ : menyatakan lebih dari sama dengan
≤ : menyatakan kurang dari sama dengan
% : menyatakan bilangan dalam bentuk persen
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Persetujuan Responden .................................................. 59
Lampiran 2. Kuesioner Biodata Penelitian ...................................................... 60
Lampiran 3. Kuesioner Aktivitas Fisik Baecke Bahasa Inggris ...................... 61
Lampiran 3. Kuesioner Aktivitas Fisik Baecke Bahasa Indonesia .................. 62
Lampiran 5. Tabel Data Lengkap Penelitian.................................................... 70
Lampiran 6. Hasil Pengolahan Data ................................................................ 75
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. Pada
tahun 2014 prevalensi global DM diperkirakan mencapai 9% pada orang dewasa
diatas umur 18 tahun. Pada tahun 2012 diperkirakan sebanyak 1,5 juta kematian
langsung yang diakibatkan oleh DM. World Health Organization (WHO)
memproyeksikan DM akan menjadi penyebab kematian nomor 7 di dunia pada tahun
2030 (WHO, 2014).
Prevalensi DM di Indonesia menurut WHO pada tahun 2000 adalah sebanyak
8.426.000 orang yang akan meningkat menjadi 21.257.000 orang sesuai proyeksi
pada tahun 2030. Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) prevalensi DM
Provinsi Bali adalah sebanyak 1,3% dari populasi total (RISKESDAS, 2013). Dari
populasi DM total, 85%-90% individu mengalami Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2)
(PERKENI, 2015).
DMT2 disebabkan oleh adanya resistensi insulin yang kemudian berkembang
menjadi defek sekresi insulin (Powers, 2015). DMT2 merupakan penyakit kronis
dengan berbagai komplikasi yang dapat berupa komplikasi akut (diabetes
ketoasidosis (DKA), hipoglikemi, status hiperglikemi hiperosmolar, dan asidosis
laktat) serta komplikasi kronis (makrovaskular dan mikrovaskular) (PERKENI, 2015;
Masharani dan German 2011). Durasi DMT2 yang lama akan menyebabkan berbagai
2
komplikasi kronis antara lain adalah neuropati dan gangguan sistem muskuloskeletal.
Pasien dengan komplikasi tersebut akan mengalami disabilitas dalam kehidupannya
sehari-hari (Shambhuvani dkk., 2015). Fungsi dari sistem muskuloskeletal dapat
diukur dengan mengetahui kekuatan otot seseorang (Kim dkk., 2014).
Kekuatan otot rangka yang optimal sangat penting untuk fungsi fisik, dan
rendahnya kekuatan otot merupakan prediktor untuk pembatasan aktifitas fisik
(Ezema dkk., 2012). Orang tua dengan DMT2 memiliki kecenderungan untuk
mengalami penurunan kualitas otot (Hatef dkk., 2014). Kualitas otot didefinisikan
sebagai kekuatan otot per unit regional massa otot, secara signifikan lebih rendah
pada pria dan wanita dengan DMT2 dibandingkan mereka yang tanpa DMT2 pada
ekstremitas atas dan bawah (Park dkk., 2007). Pada DMT2 juga dijumpai penurunan
kekuatan otot, kualitas, dan massa otot yang pesat pada tungkai bawah (Gin dkk.,
2009). Durasi DMT2 yang lama (≥ 6 tahun) dan kontrol glikemik yang buruk (HbA1c
> 8,0%) juga dikaitkan dengan kualitas otot yang buruk (Shambhuvani dkk., 2015;
Park, 2006). Kekuatan otot juga dapat dipengaruhi oleh tingkat aktivitas fisik dan
status nutrisi. Status nutrisi dapat diukur menggunakan antopometri tubuh seseorang
(Ambartana, 2010; Ryoto, 2012; Setiawan dan Setiowati, 2014). Pengukuran
antopometri yang umumnya dilakukan terkait kekuatan otot adalah pengukuran IMT
(Indeks Massa Tubuh). IMT juga merupakan salah satu faktor resiko pada pasien
DMT2 (Shambhuvani dkk., 2015).
Kekuatan otot dapat diketahui dengan melakukan pengukuran terhadap
kekuatan genggaman menggunakan handgrip dynamometer (Robert dkk., 2011).
Hubungan antar kekuatan genggaman dan IMT masih belum jelas (Liao, 2010).
3
Terdapat perbedaan pada kepustakaan yang membahas hubungan antara IMT dengan
kekuatan otot genggam. Banyak peneliti yang mengatakan terdapat hubungan positif
antara IMT dengan kekuatan genggaman pada semua jenis kelamin dan umur,
sebagian mengatakan terdapat hubungan negatif, sebagian mengatakan tidak adanya
hubungan antara IMT dengan kekuatan genggaman (Ryoto, 2012; Massy-Westropp
dkk., 2011).
Belum terdapat data mengenai hubungan IMT, aktivitas fisik, dan durasi
dengan kekuatan otot genggam pada pasien DMT2 di Bali sehingga penulis tertarik
untuk melakukan penelitian analitik mengenai hubungan IMT, aktivitas fisik, dan
durasi dengan kekuatan otot terhadap pasien DMT2 di Rumah Sakit Umum Pusat
(RSUP) Sanglah. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi studi pendahuluan terkait
hubungan IMT, aktivitas fisik, dan durasi dengan status kekuatan otot pada pasien
DMT2, sehingga dapat dianalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kekuatan
otot pada pasien DMT2 dan dilakukan pencegahan terhadap faktor–faktor yang dapat
menyebabkan disabilitas fisik.
1.2. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas dapat dibuat rumusan
masalah sebagai berikut yaitu :
1.2.1. Bagaimanakah hubungan IMT dengan kekuatan otot genggam pada pasien
DMT2 di RSUP Sanglah?
1.2.2. Bagaimanakah hubungan antara aktivitas fisik dengan kekuatan otot genggam
pada pasien DMT2 di RSUP Sanglah?
4
1.2.3. Bagaimanakah hubungan antara durasi DMT2 dengan kekuatan otot genggam
pada pasien DMT2 di RSUP Sanglah?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran karakteristik umum dan kekuatan otot genggam pasien
DMT2 di RSUP Sanglah.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Untuk mengetahui hubungan antara IMT dengan kekuatan otot
genggam pada pasien DMT2 di RSUP Sanglah.
1.3.2.2 Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan kekuatan
otot genggam pada pasien DMT2 di RSUP Sanglah.
1.3.2.3 Untuk mengetahui hubungan antara durasi DMT2 dengan kekuatan
otot genggam pada pasien DMT2 di RSUP Sanglah.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Bidang Ilmiah
Pengetahuan mengenai hubungan IMT dengan kekuatan otot pada pasien
DMT2 di RSUP Sanglah dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya untuk
penatalaksanaan DMT2 dan komplikasinya secara lebih optimal.
5
1.4.2 Manfaat Bidang Klinis
Sebagai bahan evaluasi bagi pemberi layanan kesehatan terkait dengan
penatalaksanaan pasien DMT2 sehingga, dapat lebih kritis dalam menilai
adanya suatu kegagalan fungsi fisiologis tubuh.
1.4.3 Manfaat Bidang Sosial
Membantu menurunkan morbiditas dan mortalitas dalam penatalaksanaan
pasien DMT2.