Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
xxvi
LAMPIRAN A: KARTU BIMBINGAN SKRIPSI
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
xxvi
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
xxvi
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
xxvi
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
xxx
LAMPIRAN B: CV
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
xxviii
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
xxxii
LAMPIRAN C: DAFTAR PERTANYAAN FGD
Adapun daftar pertanyaan selama diskusi sesi I dan II adalah sebagai berikut:
No Klasifikasi
Pertanyaan
Tujuan Pertanyaan
1 Pertanyaan
Pembuka
Mengetahui
karaktertistik
partisipan
Bagaimana kesan secara
umum setelah menonton?
Bosan/biasa/menarik/tidak
cocok
2 Pertanyaan
utama
Menganalisis topik
penelitian dan
mengetahui apresiasi
penonton
A. Plot
- Bagaimana jalan cerita
sinetron/drama Korea
tersebut? Lebih
menyukai akhir cerita
yang seperti apa?
B. Artistik
- Bagaimana visualisasi
sinetron/drama Korea
tersebut dalam
menunjang cerita?
Skala?
- Bagaimana peran
pemain utama
sinetron/drama Korea
tersebut dalam
menunjang cerita?
- Bagaimana efek-efek
suara dalam sinetron /
drama Korea tersebut
dalam menunjang
cerita? Contohnya?
Skala?
- Bagaimana kostum
yang dipakai oleh para
pemain dalam
sinetron/drama Korea
tersebut dalam
menunjang cerita?
Contohnya? Skala?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
xxxiii
- Bagaimana lokasi yang
ada di dalam
sinetron/drama Korea
tersebut dalam
menunjang cerita?
Contohnya? Skala?
C. Pendidikan
- Bagaimana pesan
moral dalam
sinetron/drama Korea
tersebut?
- Bagaimana
pengetahuan dalam
sinetron/drama Korea
tersebut?
- Bagaimana
sinetron/drama Korea
tersebut memotivasi
penonton untuk
menjadi anak muda
yang lebih baik setelah
menonton?
D. Hiburan
- Apakah Anda merasa
terhibur saat menonton
sinetron/drama Korea
tersebut?
- Menurut Anda
bagaimana
sinetron/drama Korea
tersebut menghibur
penonton?
- Apakah Anda ingin
sinetron/drama Korea
tersebut dibuat
kelanjutannya? Jumlah
episode berpengaruh
tidak?
E. Reputasi
- Apakah Anda akan
merasa menyesal jika
melewatkan episode
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
xxxiv
sinetron/drama Korea
tersebut? Mengapa?
- Apakah Anda akan
sering membicarakan
tentang
sinetron/drama Korea
tersebut kepada
relasimu?
- Apakah
sinetron/drama Korea
tersebut layak untuk
direkomendasikan
kepada teman Amda?
Bagaimana caranya?
F. Kepuasan terhadap
rasa ingin tahu
- Apakah Anda akan
mengikuti
perkembangan
sinetron/drama Korea
tersebut baik melalui
televisi ataupun media
sosial?
- Menurut Anda
sinetron/drama Korea
tersebut layak untuk
dipromosikan lewat
media sosial?
Bagaimana?
- Apakah Anda mau
mengoleksi atribut
sinetron/drama Korea
tersebut (poster, baju,
stiker dan sebagainya)?
Mengapa?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
xxxv
Dalam FGD sesi 3 akan diajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut:
No Klasifikasi
Pertanyaan
Tujuan Pertanyaan
1 Pertanyaan utama Menganalisis
topik penelitian
dan mengetahui
apresiasi
penonton
A. Plot
- Bagaimana
perbandingan plot
sinetron Anak Jalanan
dan drama Korea
Goblin? Kelebihan
kekurangan, lebih
menyukai yang mana?
B. Artistik
- Bagaimana
perbandingan artistik
sinetron Anak Jalanan
dan drama Korea
Goblin? Kelebihan
kekurangan, lebih
menyukai yang mana?
C. Pendidikan
- Bagaimana
perbandingan
pendidikan sinetron
Anak Jalanan dan
drama Korea Goblin?
Kelebihan kekurangan,
lebih menyukai yang
mana?
D. Hiburan
- Bagaimana
perbandingan hiburan
sinetron Anak Jalanan
dan drama Korea
Goblin? Kelebihan
kekurangan, lebih
menyukai yang mana?
E. Reputasi
- Bagaimana
perbandingan reputasi
sinetron Anak Jalanan
dan drama Korea
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
xxxvi
Goblin? Kelebihan
kekurangan, lebih
menyukai yang mana?
F. Kepuasan terhadap
rasa ingin tahu
- Bagaimana
perbandingan kepuasan
terhadap rasa ingin tahu
sinetron Anak Jalanan
dan drama Korea
Goblin? Kelebihan
kekurangan, lebih
menyukai yang mana?
3 Pertanyaan akhir Memberi
kesempatan
kepada partisipan
untuk
mengungkapkan
hal terpenting
- Dari setiap aspek
apresiasi, manakah yang
paling penting menurut
Anda?
- Manakah yang menjadi
indikator utama agar
Anda ingin menonton
drama televisi secara
terus menerus?
Alasannya?
- Closing statement dari
setiap peserta terkait
topik
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
xxxvii
LAMPIRAN D: PEDOMAN PERTANYAAN WAWANCARA
Pertanyaan wawancara:
1. Apa saja yang job desciption programmer sebuah televisi?
2. Apa saja syarat/sistem agar sebuah serial televisi (sinetron dan drama
korea) bisa ditayangkan dalam televisi? Adakah treat khusus untuk
memperlakukan/ membuat sinetron?
3. Bagaimana tahapan sebuah serial televisi dapat ditayangkan dalam
televisi?
4. Apakah semua episode serial televisi ditonton sebelum ditayangkan?
Mengapa?
5. Bagaimana alur koordinasi antara PH, Programimer televisi dan stasiun
televisi itu sendiri dalam penayangan serial televisi?
6. Mengapa cerita sebuah sinetron di Indonesia memiliki banyak episode
hingga ribuan?
7. Bagaimana rating mempengaruhi sebuah sinetron TV?
8. Mengapa sinetron di Indonesia menggunakan sistem kejar tayang?
9. Apakah remaja usia 18-21 tahun juga menjadi target market serial televisi?
Mengapa?
10. Apakah industri TV di Indonesia akan beralih ke New Media?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
xxxviii
LAMPIRAN E: DOKUMENTASI FGD MAHASISWI UMN
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
xxxix
LAMPIRAN F: DOKUMENTASI FGD MAHASISWA UMN
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
xvii
LAMPIRAN G: DOKUMENTASI WAWANCARA
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
xviii
LAMPIRAN H: TRANSKRIP FGD DAN WAWANCARA
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
112
TRANSKRIP FGD MAHASISWI UMN SESI I: SINETRON ANAK
JALANAN
MODERATOR : Gimana kesannya setelah menonton sinetron anak
jalanan?
ELVIRA : Bagus. Tertarik gitu loh. Ada jalan ceritanya gitu di
Indonesia tuh ada. Kayak ABG nikah sama orangtua yang
punya anak seumuran. Cuma setelah nonton jatuh
ekspetasinya jadi menurun. Bukan, bukannya jelek tapi
kayak bagus cuman ada beberapa yang bikinnya kayak
gak serius.
MODERATOR : Oh oke. Erika?
ERIKA : Apa ya..sebenarnya sih suka sih ceritanya, cuma ya
mungkin ada beberapa bagian yang kayak dipaksain gitu
loh. Maksudnya kayak dia harus ada. Maksudnya bisa
enggak usah ada juga enggak apa-apa
MODERATOR : Tapi selama nonton bosen atau gimana, seneng?
ERIKA : Enggak sih biasa aja sih.
MODERATOR : Biasa aja? Oke kalau Jeanne?
JEANNE : Kalau aku kan belum pernah nonton dan enggak pernah
tau ceritanya juga kan. Kalau baca ceritanya doang dari
sinopsis ini, awalnya sih mungkin lumayan lah ya ada
karakter utama, cewek cowok nanti ketemu gitu. Tapi
endingnya tuh aneh banget, endingnya Boy nya mati, ya
kan? Terus si ceweknya Reva itu, hubungan Rocky dan
Reva tidak diceritakan. Jadi sebenernya ini cerita tentang
siapa kita enggak tau gitu loh, yang mau diceritakan
utamanya siapa, si Boy, si Reva atau siapa? Soalnya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
113
awalnya Boy dan Reva. Endingnya adalah Mondy dan
Raya, terus Alex dan Andriana. Kan bingung. Terus pas
nonton juga pusing sih, agak bingung gitu ceritanya.
Apalagi banyak adegan yang kameranya kurang bagus gitu
jadi kurang nyaman untuk di tonton.
MODERATOR : Sandy?
SANDY : Sama sih ya. Hmm ya banyak shotnya yang agak
bingung. Terus kayak banyak karakter yang tiba-tiba
muncul juga sih. Yang pas di café, tiba-tiba dia marahin
sekumpulan anak-anak gitu terus tiba-tiba berantem gitu.
Kayak apa sih maksudnya. Terus dia masukin yang
komedinya juga kayak garing gitu sih. Kayak orang
tuanya pas emaknya denger anaknya balapan reaksinya
enggak nyata gitu sih. Masa seorang ibu dengar anaknya
balapan kayak gitu. Terus pas nungguin, pas malamnya
juga kayaknya juga aneh gitu. Jadinya kurang tertarik.
MODERATOR : Oke, kalau Marina?
MARINA : Iya sih bener sih, ceritanya kayak lambat gitu alurnya. Jadi
kayak ngerasa bosen gitu. Malah kayak kalau misal cuma
nonton doang kayak pengen dicepetin gitu. Tapi kalau misal
emang tahu dari ceritanya kayak gini, sebenernya menarik.
Cuma kalau misalnya kita sebagai penonton yang baru
beberapa kali nonton episode, kayak ragu gitu loh mau
nonton lagi atau enggak. Apalagi pas waktu di act end
kayak kurang bikin penasaran gitu loh. Terus kayak banyak
adegan yang enggak perlu, terus kayak misal kayak motor-
motor tadi balap, itu sudah kayak iklan motor gitu loh
daripada sinetronnya. Makanya kayak pusing gitu loh,
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
114
kayak ini motor balap di jalan gitu-gitu doang. Kayak
enggak penting gitu rasanya. Itu sih.
MODERATOR : Oke deh Dyana?
DYANA : Kalau dari sinopsisnya sih tanpa tahu ini siapa sih
mungkin bagus ya. Tapi pas tahu ini sinetron jadi langsung
jatuh. Pas udah nonton ekspetasinya lebih jatuh lagi.
Pembawaan komedinya garing banget fringe, banyak hal-
hal enggak penting.
MODERATOR : Makanya jadi tersiksa nontonnya?
LAINNYA : (Ketawa)
MODERATOR : Oke kalau Irene?
IRENE : Sebelumnya aku udah pernah nonton anak jalanan, tapi
kayak bukan episode ini sih. Maksudnya episode udah di
pertengahan gitu. Waktu baca pertama kali ya ini relatable
sih sebenarnya, bener kata Elvira, relatable sama
kehidupan di Jakarta ya. Dan juga sebenarnya banyak
shot-shot lemah. Dan shot-shot lemah itu malah yang
menjadi menjatuhkan sebuah sinetron gitu. Sinetron bukan
lagi menjadi media edukasi, tapi jadi media yang dimana
memberikan moral yang salah gitu loh. Kayak kebut-
kebutan. Kebut-kebutan ngapain dikasih lihat gitu. Kayak
buat apa, kayak enggak ada faedahnya. Oh jadi itu seakan-
akan mengatakan kepada penonton, yang mostly kalau
yang aku lihat dari kenapa sih sinetron ini dibuat karena
target marketnya orang-orang yang di bawah, maksudnya
orang dibawah kan. Dan kebanyakan mereka itu punya
motor gitu loh, dan itu kayak mengatakan lu boleh ngebut
di jalan. Maksudnya kayak sinetron ini makin jadi hancur.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
115
Kayak Dyana bilang, saat dia dengar ini sinetron,
ekspetasinya jadi rusak kan. Rusak karena pembawaannya
terus kayak jadinya karena memang target marketnya
orang bawah benar-benar kayak enggak dipikirin apakah
moralnya gimana, moral valuenya enggak dipikirin sama
sekali. Itu sih. Jadinya sinetron kasarnya cuma jadi
hiburan yang merusak.
MODERATOR : Oke terus tadi kan kalian juga banyak sebutin kan
masalah ceritanya nih, kalau misalnya enggak nonton
ceritanya bagus nih sebenarnya karena sesuai dengan
kehidupan masyarakat di Indonesia kan. Nah pengen
nanya lagi sih soal jalan ceritanya, jadi sebenarnya kalau
dari kalian sendiri nih lebih senang cerita yang seperti apa
gitu. Kan ada beberapa yang memang senangnya relatable
oke, udah suka nih gitu atau ada yang mungkin misalnya
oh dia harus tidak tertebak atau segala macam. Kan ada
banyak banget tuh jenis cerita. Kalau dari kalian sendiri
sukanya cerita yang seperti apa gitu? Khususnya untuk
dijadiin film seri kayak gini ya.
DYANA : Yang enggak tertebak sih.
MODERATOR : Alasannya kenapa tuh?
DYANA : Maksudnya enggak tertebak tuh gimana ya, maksudnya
ngambil jalan cerita/genre yang berbeda dari yang sama
sinetron. Kalau sinetron kan biasanya drama sama drama
life, kenapa nggak ambil crime drama, misteri tapi bukan
misteri setan ya bisa misteri killer gitu. Kenapa semuanya
mesti drama, school life.
IRENE : Ini sinetron yang akan diproduce di Indonesia kan?
Kalau masih diproduce di Indonesia, aku sedikit tidak
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
116
setuju dengan yang Dyana bilang. Karena balik lagi
sinetron itu target marketnya dilemparnya di TV dan yang
nonton itu adalah orang-orang yang sudah capek pulang
kerja, malas mikir, atau ibu-ibu. Kalau misalkan target
marketnya itu dan masih di Indonesia, menurutku mending
pilih sinetron yang benar-benar ringan banget. Yang kalau
orang nonton enggak usah mikir, kayak gua tau nih pasti
ibunya jahat, ini pasti ntar yang disakitin sampai akhir,
pasti dia sabar banget deh orangnya. Maksudnya itu yang
relatable gitu dan ringan. Apalagi di Indonesia untuk
sinetron itu masih main rating. Dan kenapa itu yang
menjawab yang sebenernya Jeanne bilang, kenapa tiba-
tiba di ending loh kok ngomongnya fokusnya ganti. Itu
karena masalah rating. Kenapa si Mondy yang dimainin
sama si Caesar Hito itu karena emang waktu udah mau
dekat-dekat ending, yang terkenal itu si Mondy ini. Dan
yang dimau sama orang-orang di pasaran itu Mondy.
Karena Boy waktu itu citranya rusak. Jadi kayak gitu sih.
JEANNE : Mungkin kalau misalnya alasan kenapa sinetron jadinya
kayak gini, bener kata Irene. Cuma kalau misalnya
ditanya kita tuh pengennya gimana gitu kan secara
pribadi pengennya gimana, pengennya kayak yang
Dyana bilang gitu, yang enggak cheesy, ah ini ujung-
ujungnya nanti mereka bakal pacaran blabla. Itu kan kita
sudah tau banget kan. Sudah gitu ceritanya gitu-gitu saja,
enggak ada moralnya segala macam. Makanya kalau
misalnya ditanya kita pengennya gimana sih untuk
supaya kita sendiri mungkin kita bisa nikmatin sinetron
gitu ya mungkin ceritanya yang enggak ketebak, terus
jangan dipanjang-panjangin gitu. Kadang-kadang
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
117
sebenarnya ada sinetron yang bagus, sudah bagus nih
cuma karena ratingnya bagus aduh gimana kita harus
pertahankan supaya kita tuh tetap dapat duit dari sinetron
itu. Dipanjangin lah kayak Tukang Bubur Naik Haji, dari
jaman tukang buburnya udah naik haji sampai meninggal
sinetronnya masih ada gitu kan. Jadi mungkin kalau
sesuai keinginan pribadi yah enggak usah terlalu
panjang-panjang, enggak usah yang bikin yang sampai
berapa ribu episode gitu, yang biasa aja, enggak tertebak
tapi dapat ceritanya gitu.
IRENE : Mungkin bisa ikutin kayak fox atau seri-seri luar.
Banyak sih yang dia sebenarnya ceritanya cheesy, tapi
kayak supergirl itu cheesy, serius. Supergirl itu kayak
superhero. Tapi kita tetep enjoy karena pertama shot-shot
yang dia bawa itu beda, colour palletenya tuh benear-
benar dipikirin banget. Kalau Indonesia tuh sinetronnya
kayak enggak ke konsep, kayak ya asal terang aja. Asal
ada gambar.
JEANN : Sinetron tuh gini kayak 80% close up
IRENE : Iya close up sama still. Even dia mau gerak pun,
geraknya itu kayak tadi. Ada yang POV dari bibinya,
POVnya kayak tuktuktuk (meniru gerakan meliuk),
maksudnya masa lu gabisa sewa equipment yang benar-
benar pannya biar bagus gitu. Mungkin karena kita anak
film kali ya jadi visualnya memang rapi. Tapi ya jangan
sampai kayak gitu lah.
ELVIRA : Sebenarnya bukan mau nyanggah gitu sih. Tapi
mendengar kalian semua ngomong, gua jadi bingung gitu
loh. Oke kita mintanya mau yang drama, thriller, segala
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
118
macem, komedi yang enggak garing gitu kan. Dan
sinetron ini ditujukan untuk kalangan bawah, ibu-ibu
istilahnya yang gabut-gabut gak ada kerjaan di rumah
gitu kan istilahnya. Nah ketika Indonesia mengubah
sinetronnya dia, menjadi sesuatu yang anggapan kayak
tadi katanya di Fox movies segala macam. Apakah
kalangan kita mau nonton sinetron yang dibuat Indonesia
itu, dimana kita semua jujur nih, nonton di fox movies
aja pake internet, nonton di laptop, dimana segala macam
di hp. Sudah enggak ada yang pakai TV, maksudnya TV
disambungin juga ke internet. Nah ketika Indonesia
mengubah sinetronnya ini, apakah kita mau nonton? Gua
sih jujur dari segi film gua agak ragu. Gimana dengan
masyarakat yang awam sama film & animasi. Gua
bingung gitu loh, jadi kayak gua pengen ngubah sinetron
tapi gua enggak tahu ngubahnya itu seperti apa selain
dari memberikan edukasi dan moral.
MODERATOR : Yang lain ada yang mau menanggapi?
LAINNYA : Sama.
IRENE : Problemnya berat sih sebenarnya harus mulai dari mana
karena target market, target marketnya tuh siapa. Karena
sekarang TV okelah di Jakarta itu orang-orang pada pakai
handphone, nonton Net juga dari dulu atau dari youtube
atau apa gitu, maksudnya kayak berbasis online. Tapi
kalau misalkan kenapa masih bikin sinetron yang menurut
gua tidak baik gitu, itu karena orang-orang di kampung
masih nonton TV, disaat kita udah pakai handphone yang
batangan, mereka enggak kenal handphone. Maksudnya
kayak perkembangan itu yang benar-benar bikin
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
119
kesenjangan. Susah sih, bingung harus mulai darimana.
Tapi secara pribadi, kalau misalkan Indonesia sampai
meningkatkan tingkatnya, menurut gua kayak net itu
sudah meningkatkan tingkat sinetron, dan ya walaupun
ceritanya masih cheesy sih tapi kayak dari segi shot, segi
pemilihan karakter terutama kayak karakter mereka bukan
Boy William, eh maksudnya kayak Stefan William.
Maksudnya karakter-karakter yang kalangan kita melihat
dia biasa aja, tapi kalau lu lihat Adipati Dolken beda kan?
LAINNYA : (tertawa)
IRENE :Jadi kalau misalnya lu lihat Reza Rahadian, right?
Everyone know it, maksudnya kayak dia mainnya di film,
fokusnya di film. Tiba-tiba main di sinetron, ekspetasi lu
bakal naik enggak? Meskipun ada dialog hiperbola dan
gua akan nonton. Jujur gua adalah penikmat tv series,
hampir semua tv series gua tonton, maksudnya dari
Thailand, Jepang, Filipin. Gua nonton semuanya,dari situ
kita belajar apa sih perbedaan dan kesenjangannya.
Makanya Ika sampai nulis skripsi itu kan untuk melihat
apakah perbedaanya gitu kan. Dan menurut gua, gua akan
nonton. Tapi kalau misalkan dia dipanjang-panjangin
kayak yang kata Jeanne, itu sih gua enggak akan nonton,
gua akan berhenti, gua akan cut. Karena banyak film-film
kayak Cinta Fitri itu sebenarnya filmnya bagus, dia based
dari Korean drama. Tapi gara-gara rating jadinya drrrrr,
cinta fitri season ramadhan, cinta fitri season.. (semua
tertawa). Gua juga masih bingung sih sinetron harus
benerin darimana, karena masalahnya sudah target market.
Kalau sudah target market enggak mungkin kan tiba-tiba
lu ada oreo, oreo nya buat kalangan atas dibikin premium.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
120
Oreo naik harga gitu jadi 30.000? siapa yang mau beli
juga, mending beli biskuat. Masih aja kesadaran untuk
mencintai produk sendiri masih sangat amat minim.
Sinetron posisinya masih sebagai tontonan untuk kalangan
bawah. Sedangkan kalau misalkan di NET, aku follow
official instagram sinetronnya dia, itu orang yang
menengah loh, anak-anak kuliah, maksudnya target market
mereka bukan lagi anak-anak yang menengah kebawah.
Benar-benar menengah, benar-benar anak kuliah. Apalagi
ibu-ibu tapi anak kuliahan, tapi masih ada ibu-ibu yang
nonton. Jadi perubahan target market ya.
MODERATOR : Oke aku juga pengen nanya deh, tadi kan sempat dibahas
juga kan soal target market kan kalau misalnya dari
sinetron mengubah nih target marketnya ya sudah kita
anak kuliahan. Itu menurut kalian sendiri, ibu-ibu itu
misalkan ibaratnya kita yang paling susah nih untuk
dihibur, pokoknya kita yang paling susah istilahnya kita
sudah banyak nonton, pengetahuan dan sebagainya. Kalau
misalnya sinetron dibuatnya oh ya target marketnya kita,
dengan harapan yang kebawah juga ngikut kita itu
memungkinkan atau enggak? bisa enggak kayak gitu?
Atau sebenernya beda nih, kalau mahasiswa ya belum
tentu bisa mempengaruhi ibu-ibu dan sebagainya.
JEANNE : Menurutku agak beda sih. Kayak kita sama orang tua kita
sendiri, orangtua kita bukan kalangan menengah kebawah
atau gimana, tapi kadang-kadang pola pikir kita beda.
Kalau misalnya kayak kita maksa mama kita nonton
Sherlock gitu, mana ngerti dia kan. Mungkin dia pusing
gitu. Mungkin beda emak-emak, beda pemikiran. Cuma
mungkin mayoritas emak-emak enggak bakal bisa ngerti
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
121
Sherlock ngomong apa sih, udah pakai bahasa inggris, ini
ceritanya susah banget kita mesti mikir gitukan. Mungkin
kalau cerita kayak gitu mereka mungkin enggak bisa,
cuma kalau sekedar kayak cheesy-cheesy gitu, cuma
romance kehidupan biasa sehari-hari, mungkin mereka
masih bisa, cuma kalo sudah yang materinya agak berat itu
harus dibedakan.
IRENE : Gua ngalamin sih sebenarnya, jadi papa gua dan gua
adalah pecinta film FOX. Justru papa gua yang kayak
ngomong terus kita nonton berdua, mama kan satu kamar
dan nonton juga. Dia nanya kalian ngomong apa, dia itu
siapa. Apalagi kalau FOX atau apa aktor-aktornya bukan
aktor yang terkenal di global, kayak ada aktor british
gitukan. Bener sih kata Jeannne, pemilihan genre. Ibu-ibu
tuh sebenarnya gampang, ada yang ganteng ditonton.
Mindset ibu-ibu gampang banget dipengaruhin, as
sesimple as that lu taruh satu yang ganteng dan satu yang
cantik sudah. Karena mamiku gitu, mamiku nanya kalau
aku lagi nonton drama dia nanya “dek pemain utamanya
ganteng enggak? ceweknya cantik enggak?” Maksudnya
mindset ibu-ibu gitu, tapi kadang aku bingung sih pasaran
di Indonesia tuh, ya gimana ya ngeliat indo dikit, lu cari
aja aktor Indo, ibu-ibu pasti nonton, bisa ngikut. Mungkin
kita lebih ke cerita, tapi ibu-ibu yang enggak ngerti
ceritanya ada yang ganteng tetep ditonton. Sesimple itu
sebenernya. Tapi itu mungkin itu yang enggak tahu ya ini
keriset atau engga sama orang-orang sinetron di Indonesia,
enggak tahu sih. Karena cinta dan rahasia jujur aja itu
yang main kalangan yang bukan Indo, ceweknya juga
biasa. Kayak lihat Putri yang baru menang FFI dan
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
122
pemeran utamanya looksnya kayak gitu. Sebenarnya itu
looks buat orang-orang film dan bisa laku kok. Tapi
enggak selaku anak jalanan, ratingnya dibawah anak
jalanan kalau kita lihat secara (tidak terdengar jelas) Oh
berarti harus ada orang Indo nih.
MODERATOR : Terus gini tadi juga dibahas soal pemeran ya, pemerannya
berarti penting dong baik untuk sinetron maupun film. Nah
untuk anak jalanan nih kita sudah melihat berapa
pemerannya ada Stefan William, Natasha Wilona dan lain-
lain. Nah menurut kalian sendiri, apakah mereka tuh
menunjang cerita di dalam sinetron anak jalanan tadi atau
enggak?
DYANA : Heronya gimana sih terlalu perfect non perfect. Kayak dia
badboy tapi dia excel di sekolah, dia juga taat ibadah tapi
suka balapan. Itu maksa banget kayak semua cewek suka
sama dia tapi dia cuma punya satu cewek. Terus kayak jadi
bad bad wannabe tapi enggak banget gitu.
MODERATOR : Mungkin ada yang mau nimpalin?
IRENE : Terus pilih orang tuanya yang benar gitu, kayak
bapaknya mukanya Chinese ya, ibunya juga ya sedikit
Chinese indo banget lah sunda atau apa gitu enggak tahu.
Anaknya bule. Terus ya kayak kadang ada loh pemilihan
orang tuanya bagus, kayak ojek pangkalan pemilihannya
bagus strukturalnya bagus. Ini tuh lucu anaknya bule,
bapak emaknya tuh Indonesia banget bahkan cenderung ke
Chinese. di casting. Tapi kalau itu bisa menunjang, ya
menunjang karena mukanya menjual.
JEANNE : Terus dibandingin tokoh lain cuma mereka gitu yang
ganteng dan cantik, sisanya tuh kayak hem.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
123
IRENE : Kayak istilahnya yang lain tuh, maaf nih ya bukannya
rasis. Dia berdua putih ya, yang lain coklat.
JEANNE : Jadi menunjang banget soalnya mereka menonjol banget
gitu loh, dibandingin yang lain tuh mereka yang paling
wah bersinar gitu loh. Jadi yang lain tuh, Mungkin sengaja
kali ya yang lain tuh dipilih yang mukanya biasa, jadi
karakter utamanya langsung wah nonjol banget.
DYANA : Ya jadi enggak usah repot.
JEANNE : Iya enggak usah dipoles lagi ya.
IRENE : Iya lightingnya juga irit.
JEANNE : Dengan sendirinya sudah wah.
IRENE : Iya mereka stand out banget, tapi yaitu perfect banget
kayak enggak bisa dijatuhin.
JEANNE, IRENE, DYANA: Itu secara 3D character ya sih ya bukan dari
aktornya
MODERATOR : Kalau actingnya sendiri?
SEMUA : Yeye (ketawa)
MODERATOR : Kenapa tuh? Kenapa tuh? Sandy kenapa tuh?
SANDY : Keliatan dibuat-buat gitu loh, enggak natural gitu
mungkin karena dari karakter tokohnya. Gimana ya jadi
aneh gitu deh.
DYANA : Acting memang sesuatu yang dibuat-buat ya tapii…
MODERATOR : Contohnya dimana tuh tadi?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
124
SANDY : Pas yang ngebantu angkat gerobak itu kayak jadi aneh
gitu. Terus yang pas mau doa itu juga aneh gitu dia buka
antingnya. Padahal dia balap-balap gitu, tapi gimana ya..
DYANA : Kayaknya apa supaya dilihat kalau misalnya dia masih
religius. Itulah bullshitnya.
SANDY : Mungkin supaya bisa menangkal fakta bahwa dia
balapan gitu enggak sih. Dia masih dimaafkan, dia masih
dibantu sih ya.
IRENE : Oh enggak sih ini cuma wawasan, jadi sebenarnya kenapa
dia lepas anting karena di dalam muslim itu enggak boleh.
Nah makanya ditunjukkan itu.
DYANA : Karena anting cuma buat wanita. (tidak terdengar jelas)
IRENE : Jadi kayak di muslim, karena dia emang kan
pembawaannya muslim. Nah mungkin itu kali ya jadi
enggak relatable bagi pemeluk-pemeluk yang bukan
muslim. Dan aktornya sendiri bukan muslim jadinya
makanya waktu sholat agak aneh.
LAINNYA : (tertawa)
JEANNE : Iya cuma sebagian lalu amin.
IRENE : Dan kakinya juga aneh. Dia bukan muslim jadi bingung.
JEANNE : Aku mau nambahin sih mungkin kalau acting pemeran
utama tuh masih lumayan ya, kita bisa lihat oh lumayan.
Tapi acting orang lainnya tuh kayak ingin berkata kasar
gitu. Ya keliatan banget tuh mereka acting. Kalau yang
acting tokoh utama wanita masih lumayan sih ya menurut
aku. Coba bandingin deh pas dia telponan, dia dan lawan
bicaranya itu actingnya kerasa banget bedanya. Yang ini
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
125
kan kayak ini lagi stress, yang satu kayak ya nanti kita
jalan-jalan ya hangout. Langsung keliatan pemeran
pembantu lainnya actingnya enggak banget kayak
dipaksakan semuanya.
MODERATOR : Kalau dari Erika ada enggak?
ERIKA : Mungkin dari itu kali ya apa target market. Menurut aku
apa bukan target market mungkin ya, tapi apa ya cara pikir
setiap orang. Kalau misalkan dibilang target marketnya
ibu-ibu, ku rasa enggak. Karena ini kan maksudnya
kebanyakan remaja yang main, target marketnya pasti
remaja gitu kan. Terus kayak bahkan anak jalanan ini pun
ada anak kecil yang nonton bahkan kan. Itu sih
IRENE : Iya serius, Boy William meninggal dia nangis. (ketawa)
Sumpah enggak bohong gua orang masuk line today kok.
ERIKA : Terus kalau buat yang pemeran itu sih, sama kayak
pendapat mereka. Karena mungkin beberapa kan bukan
aktor yang terkenal gitu, yang sudah sering main gitukan.
Jadi kayak dipaksain gitu loh. Jadi karena mereka butuh
banyak orang, jadi kira-kira castnya siapa aja nih kira-kira
yang cocok aja gitu tapi tanpa liat akting mereka gitu.
Karena butuh banyak orang ya sudah jadi mereka ikut
main.
MODERATOR : Jadi cocoknya secara fisik aja?
ERIKA : He em
MODERATOR : Oke kalau dari Marina gimana?
MARINA : Itu sih setuju sama yang lain. Aku merasa stereotype
orang-orang menengah kebawah Indonesia itu pengennya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
126
karakter yang putih, yang bersih, yang ganteng, yang
mulus. Yang akting setuju sama Jeanne kelihatan banget
jomplangnya, apalagi pas berantem gitu justru kayak ada
yang ampun-ampun. Itu agak-agak. Terus kayak
perubahan karakter tadi sok-sok jagoan terus tiba-tiba
kayak gitu agak aneh sih. Kayak agak geli-geli gitu
liatnya.
LAINNYA : (Ketawa)
JEANNE : Mungkin salahnya di directornya kali ya, bukan di
aktornya. Karena kasihan juga sih aktornya yang jadi
sasaran, mungkin itu salah director sebenarnya kan, yang
mau dia kayak gitu kan directornya. Kasihan sih.
SANDY : Mungkin mereka castingnya harus cari yang pintar
akting, itu kan mungkin eh ikut dong, cari di samping
yang penting biar cepat dapat gitu.
IRENE : Casting Indonesia dari looks. Kalau untuk sinetron ya
dari looks, bukan dari seberapa jago dan natural dia bisa
into ke karakternya. Kalau film beda sih karena dia proper
dan lain sebagainya. Enggak bisa disalahin juga karena
sinetron Indonesia kejar tayang sampai mati. Maksudnya
kayak maaf kayak scriptwriternya saja harusnya hari ini
shooting, tiba-tiba ratingnya turun gara-gara si A ini
enggak masuk. Dipaksain A ini masuk. Ya banyak sih
salahnya, produsernya salah, directornya salah. Jomplang
itu mungkin karena tiba-tiba skrip nya disuruh ganti. Dan
casting directornya itu ya lihat yang ganteng dikit ambil,
yang penting bagus di kamera karena mindsetnya masih
sama kayak model sih. Kayak cari model cukup bagus di
kamera.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
127
MODERATOR : Terus mau nanya deh, kalian kan banyak ngebahas shot-
shot nih. Memang shot bagian mana sih yang aneh?
SEMUA : Yang racing.
DYANA : Malah pusing jadinya, kita sudah mau lihat yang shot ini
dulu, tapi ganti lagi lalu ganti lagi.
IRENE : Editingnya kali ya, editingnya kecepetan pacingnya
enggak bikin nafas.
JEANNE : Mungkin dia ingin membuat seakan-akan mereka ngebut
gitu. Mungkin sebenernya enggak ngebut, cuma biar
kelihatan ngebut jadinya se se se. (Ketawa) Kelihatannya
tuh sempat kayak malah dicepetin gitu loh, untuk kamera
yang agak still kelihatannya kayak di fast forward gitu
bukan benar-benar ngebut gitu. Mungkin karena alasan itu
pengen bikin keliatan mereka ngebut, kita cepetin aja
cuma jadi pusing. Dan itu kebanyakan enggak sih. Kita
enggak perlu liat, itu kayak hampir satu menit buat racing
aja, kita enggak perlu nonton sebanyak itu juga. Kita tahu
kali kalo dia lagi balapan. Cuma perlu awal, tengah,
akhirnya. Tapi ini semua semuanya harus dikasih lihat
gitu.
IRENE : Lalu tiba-tiba suka slow motion enggak jelas.
DYANA : Dan enggak ada yang spesial di racingnya.
IRENE : Motornya naik.
LAINNYA : (ketawa)
DYANA : Biar keliatan keren gitu.
IRENE : Dia bukan cuma jago balap tapi akrobat.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
128
LAINNYA : (ketawa)
IRENE : Sama itu panningnya enggak jelas, terlalu banyak close
up.
DYANA : Establishnya
IRENE : Iya establishnya apa mungkin karena kualitasnya aku
enggak tau. Lighting dia kurang. Over exposure dimana-
mana,
JEANNE : saturationnya
IRENE : Iya saturationnya benar-benar yang kayak vivid colour.
MODERATOR : Oke kalau harus dinilai dari 1-10 berapa tuh nilainya buat
shotnya?
IRENE : 2
DYANA : 3
MARINA : 3
SANDY : 3
JEANNE : 3
ERIKA : 3,5
ELVIRA : 2
MODERATOR : Berarti memang nilainya rendah karena alasan-alasan yang
tadi kalian bilang kayak editingnya enggak nafas, terus
panningnya juga enggak oke, warna dan sebagainya juga.
Intinya enggak terkonsepkan dengan baik.
IRENE : Enggak ada konsepnya itu kayaknya, cuma kayak eh kita
mau shooting di racing ya, oke.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
129
DYANA : Enggak ada colour grading apa colour correction ya itu.
IRENE : Kalau hasil mentahannya sudah hancur, jadi mau di color
correction kayak gimana tetap hancur. Tanya sama editor
kalau produksinya udah biasa aja, pasti di editingnya juga
enggak bisa 100%. Over exposure sudah pasti kecuali dia
mau rhotoscoping. Kalau kata Mas Bayu, sinetron itu asal
terang ada gambar itu jadi sinetron.
MODERATOR : Oke kalau tadi kan dari shotnya, kalau dari suaranya nih,
sound-soundnya. Ntah lagunya lah, ntah kualitas suaranya
lah.Gimana?
DYANA : Tone suaranya itu loh, kayak enggak genuine. Emosinya
tuh kayak enggak keluar. Cuma kayak..
MODERATOR : Kayak flat gitu ya nadanya?
DYANA : Iya kayak sharks (tidak terdengar jelas). Oke.
MODERATOR : Mungkin kalau dari sisi lain dari naik turun nada ada lagi
enggak?
IRENE : Menurutku setiap dia taruh sound effect itu pas. Jujur aku
ketawa ngapain orang lagi tidur disalim. Itu bisa
membangkitkan feel. Jujur disini yang bagus soundnya
sih, foley pas, foley motornya pas. Terus mungkin dialog
dia agak kalah sih sama apa kayak.. Kalau speaker
sebenarnya ngaruh, tapi kalau memang dari proses
editingnya sudah benar, dari pitch lebih tinggi untuk
dialog, pitch yang buat foley lebih rendah itu enggak
masalah. Dialognya mungkin kurang dipikirin kali ya.
MODERATOR : Kalau harus dikasih nilai lagi?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
130
JEANNE : Kalau suara aku enggak merasa ada suara yang bikin aku
terganggu sih.
IRENE : Suaranya rapi loh. Musiknya rapi.
JEANNE : Iya sih enggak ada yang tiba-tiba nge-cut gitu
MODERATOR : Berapa kalau di angkain dari 1-10?
IRENE : 8
DYANA : 5
MARINA : 6
SANDY : 7
JEANNE : 8
ERIKA : 7
ELVIRA : 5
MODERATOR : Ada dua orang nih yang 5, kenapa nih?
ELVIRA : Menurutku sih benar katanya rapi banget untuk ukuran
sinetron, jenih suaranya, mungkin besar kecil di
background sama dialognya agak-agak kan. Tapi ada
beberapa yang depthnya kurang. Maksudnya kalau di film
itu kan kita, antar orang yang deket sama yang jauh tuh di
sini disamain. Jadi ada yang jauh aja kenceng banget
suaranya bahkan sampai menutupi orang yang lagi
ngomong di deket sini, yang lagi berdialog.
MODERATOR : Hm oke. Kalau dari Dyana sendiri yang tadi ya berarti?
DYANA : Itu sih di dialog, tadi tuh penekanannya belum, nadanya
kurang genuine.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
131
MODERATOR : Kalau dari kostumnya gimana?
JEANNE : Kalau ceweknya kostumnya kayak dari tahun berapa
puluh iya enggak?
IRENE : Kostum-kostum ini tahun 2000 berapa ya?
MODERATOR : Pertama kali tayang 2015-2017. 1 Februari 2017 episode
terakhir.
IRENE : Wah tahu banget nih.
LAINNYA : (Ketawa)
MODERATOR : Gimana gimana?
IRENE : 2015 itu fashion udah masuk ke celana-celana kulot, itu
fashionnya kayak ngestuck di tahun 2000 awal. Baju-baju
yang kaos.
JEANNE : Rompi dalamnya tanktop dengan warna pink menyala,
rok mininya yang kayak gini. Kayak jaman kita SD, kayak
2000 awal.
IRENE : Terus dari settingan rumah, kayak rumahnya enggak
berkembang. Kayak scout tempatnya malas banget.
Rumahnya tahun 2000an banget, kayak rumah-rumah
megah, pilar-pilar besar. Yang benar-benar cocok 2015
cuma mobil jeepnya doang. Mobil jeepnya mobilnya 2015,
looksnya sudah lebih bulet. Itu doang yang cocok. Sisanya
kayak stuck di 2000.
JEANNE : Kata kasar sih norak gitu ya, kalau bahasa halusnya
kayak jadul, kayak ketinggalan gitu. Terutama yang
cewek-cewek yang ngerumunin dia gitu loh “eh sayang”.
Kayak kita lihat bajunya tuh dari tahun berapa dia datang.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
132
Soalnya kelihatan banget anehnya, kita enggak bisa relate
ke jaman sekarang gitu baju mereka.
IRENE : Model rambut juga. Terus kalau cowok mungkin enggak
terlalu problem ya karena gitu-gitu saja. Kayak ceweknya
sih yang pengaruh banget. Kayak si Cut Meyriska. Baju
bapaknya juga kayak stuck banget di tahun itu, baju mama
papanya Boy juga sama.
MODERATOR : Kalau disuruh nilai lagi 1-10?
IRENE : 1,5
DYANA : 2
MARINA : 3
SANDY : 5
JEANNE : 3
ERIKA : 8
ELVIRA : 2.
MODERATOR : Oke. Erika kenapa kasih tinggi banget ka?
ERIKA : Kalau aku ya ngeliatnya yang penting tuh karena
ceritanya begitu yang penting kostumnya cocok dengan
ceritanya. Yang penting masuk ke alur ceritanya. Misalnya
di kelas, seragam memang begitukan. Terus misalkan
cewek yang dekat-dekat sama si boy mungkin mau
gambarin kalau dia cabe-cabean, genit suka cowok cakep
gitu. Jadi yang penting cocok aja sih, kalau tahun-tahun
gitu kan karena aku enggak terlalu tahu fashion jadi
enggak kerasa.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
133
MODERATOR : Kalau Sandy kenapa kasih ditengah-tengah (5)?
SANDY : Iya aku keganggu sama kostum cabe-cabean aja. Sisanya
masih okelah.
MODERATOR : Intinya kalau dia menunjang cerita berarti fine gitu ya?
SANDY : Iya aku juga enggak terlalu ngikutin fashion juga sih.
MODERATOR : Kalau Irene 1,5 karena yang tadi ren?
IRENE : Mungkin bener kali ya dia mau bikin cabe-cabean, tapi
mau bikin looks cabe-cabean pun cukup dengan warna
gitu. Jadi bajunya tetap kekinian gitu. 2015 adalah tahun
dimana orang-orang membuat konsep benar-benar
minimalis. Itu terlalu penuh banget sih, apa mungkin
karena memang target marketnya, sengaja dibuat itu
karena ceritanya Anak Jalanan lebih mendekat ke yang
bawah atau gimana gitu.
DYANA : Mungkin mereka niru Fast Furious.
SEMUA : (Ketawa) iya bisa jadi.
DYANA : Iya jadi depend on Fast Furious yang ceweknya pakai
baju-baju seksi
IRENE : Iya mungkin karena referencenya itu.
MODERATOR : Kalau masalah lokasi gimana menurut kalian?
DYANA : Ya general lah biasalah Jakarta. Kalau di New York kan
kayak (tidak terdengar jelas). Di ibu kota yang ramai gitu
loh.
MODERATOR : Ada masalah enggak sih sebenarnya tadi?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
134
JEANNE : Aku ada masalah satu, yang pas ibunya dapet telfon. Dia
kayak lagi meeting, di restoran atau cafe gitu. Aku
nangkepnya itu siang hari, enggak ada tanda-tanda malem
hari.
LAINNYA : Oh iya ya benar.
JEANNE : Aku pikir itu oh ini sudah besoknya sudah siang, karena
lokasinya tetangga ada tanda-tanda itu malam hari.
Ternyata yang telfon dia adalah bapaknya yang di dalam
mobil itu. Oh masih malem hari, masih di waktu yang
sama. Oh gitu cuma itu doang sih. Mungkin salah lighting.
Dia enggak kasih tanda itu masih di hari yang sama. Itu
terang banget kayak siang
IRENE : Mungkin miss juga karena cafe yang dia ambil adalah
seharusnya cafe yang lebih redup dan warm. Mungkin
kalau dia makan di model Solaria terang-terang gitu
cocok, tapi karena props yang dia pilih makanya mungkin
Jeanne mikirnya kayak ini seharusnya cafe yang high end,
kayak union, duduk-duduk gitu, full of glass. Jadi
logikanya seharusnya malamnya kelihatan. Mungkin
karena referensinya solaria atau restoran biasa.
JEANNE : Atau mungkin karena warnanya kali, sinetron itu kan
warnanya yang cerah terang gitu kan. Jadi dia ingin
warnanya keluar, jadinya kelihatannya siang bukan
malam.
DYANA : Dan langit-langit kafe itu biasanya rendah.
IRENE : Shotnya tuh lebar banget.
JEANNE : Aku masalahnya itu aja sih sisanya standar lah ya.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
135
DYANA : Seharusnya kafe kayak gitu sudah tutup jam segitu.
Tutupnya sekitar jam 9 enggak tau aku. Soalnya si
bapaknya udah pulang kan dari kerja, seharusnya jam 8
atau jam 9. Soalnya sudah segelap itu, seharusnya sudah
jam 8 ke atas bukan jam 5 atau 6an sore lagi. Kafe itu
seharusnya udah tutup.
MODERATOR : Oke kalau dikasih nilai lagi berapa?
ELVIRA : 5
ERIKA : 5
IRENE : 6
MARINA : 6
DYANA : 5
SANDY : 7
JEANNE : 8
MODERATOR : El Erika kenapa bilang 5 nih?
ELVIRA : Sama kayak yang di kafe itu sih. Mau nambahin aja, ibu
itu tadi bilangnya meeting, tapi aku nangkepnya dia arisan.
Karena biasanya meeting ada laptop atau berkas tapi ini
cuma ada minuman kayak lagi ngumpul ngobrol bertiga.
JEANNE : Intinya dia bohong gitu.
LAINNYA : (Ketawa)
DYANA : That the joke.
ELVIRA : Mungkin balik lagi ke akting atau pemilihan skripnya sih.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
136
IRENE : Ini nyanggah sih, iya dia bohong, Karena kalau kamu
lihat adegan selanjutnya dia sama suaminya, terlihat kalau
dia dengan suaminya enggak punya hubungan baik.
Walaupun dikemas komedi ya. Mereka bahkan tipe orang
tua yang ga peduli sama anaknya. Cuma lahirin doang.
Maksudnya kayak punya kesibukan masing-masing, ya
menurutku kenapa sengaja dibuat arisan untuk
menunjukkan ke orang-orang kalau oh iya dia bohong,
hubungan suami istri mereka enggak baik. Untuk planning
ke shot selanjutnya biar enggak missing. Kalau beneran
lagi meeting, missingnya adalah mereka sepasang suami
istri yang super power, tanpa lu gua juga bisa hidup. Dari
karakter istrinya, ibu-ibu yang suka arisan, suka foya-foya,
makan cantik, sosialita. Karena kalau aku nonton di
episode selanjutnya, ibunya memang sosialita.
MODERATOR : Kalau Erika?
ERIKA : Misalkan enggak cuma di sinetron ini aja ya. Mereka
kebanyakan, beberapa sinetron tempatnya sama aja gitu
jadi standard.
MODERATOR : Jadi lokasi yang digunakan sinetron itu cenderung sama
ya antar sinetron?
ERIKA : Iya gitu.
MODERATOR : Oh oke selain tadi kalian bahas soal visualisasi dan
sebagainya. Kan ada lagi dibilang oh ini enggak mendidik
nih sinetronnya. Setelah nonton ini kalian merasa
termotivasi menjadi anak baik enggak atau misalnya ada
ketemu sedikit pesan moral lah dari sinetronnya selama
kalian nonton tadi?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
137
IRENE : Jangan ngebut-ngebutan.
LAINNYA :(Ketawa)
DYANA : Seberapa buruknya lu, yang penting lu beribadah dan lu
forgiven
LAINNYA : (Ketawa)
IRENE : Hormati guru, sepintar apapun lu, sehebat apapun lu harus
tetap hormatin guru. Masa di sekolah buka baju.
MODERATOR : Kalau dari Marina sendiri ada enggak, Mar?
MARINA : Kalau yang aku tangkap dari tokoh Boy adalah kita
enggak apa-apa nakal, asal kita bantu orang gitu (semua
ketawa). Jadi kayak lu boleh brutal asal lu bantu orang
kayak gimana ya, jadi enggak nangkep moralnya, jadi
aneh gitu. Gitu sih.
DYANA : Namanya kayak lovable robe, kayak Robin Hood
JEANNE : Tapi beda sih.
DYANA : Iya tapi agak mirip lovable robe.
MARINA: Jadi kurang nangkep sih Boy orangnya gimana gitu, dia
tahu itu salah tapi aku nangkepnya masih dia lakuin itu.
JEANNE : Kalau aku boleh nambahin, sifat karakternya agak
kontradiktif gitu ya. Dia nakal tapi dia suka ibadah, dia
pintar tapi dia malas. Jadi enggak ngerti gitu lah. Kalau dia
rajin ibadah gitu ya, dia pasti tau dong yang dia lakukan
salah tapi tetap dilakukan. Bahkan dia telfon polisi buat
bebasin teman-temannya gitu kan. Terus kayak
kontradiktif. Jadi kesannya memaksa ingin nambahin
pesan moral, dia nambahin adegan ibadah, oh kita untuk
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
138
melepas citra sinetron yang merusak moral kita tambahin
aja adegan ibadah. Kesannya maksa bukan dia benar-benar
kasih pesan moral. Tapi kita tambahinlah supaya ada
moralnya. Moral yang saya tangkep adalah bukan karena
adegannya oh kita harus begini, tapi karena ah ini mah
maksa nih dia pengen kasih moral. Sedikit membaca lah
yang diinginkan si produser atau sutradaranya, dengan
menambah adegan ini dia ingin menambah moralnya
padahal mah enggak ada.
DYANA : Out of place
IRENE : Mungkin yang penting biar bisa lolos sensor aja sih,
karena di LSF itu termasuk. Karya lu harus punya moral,
maksudnya mendidik. Dan buktinya ini lolos LSF. Kenapa
ya?
SANDY : Menurutku ini lebih banyak pesan negatifnya, malah aku
enggak benar-benar nangkep pesan moralnya. Dan
menurutku ini dia untuk kalangan bawah ya, ini benar-benar
kayak real banget gitu. Mereka melihat mereka balapan
dikejar polisi, eh kita bisa lolos tuh yasudah gapapa kita
balapan aja. Terus orang tuanya juga bodo amat, ya sudah
aku balapan aja toh mereka bodoh amat. Lalu yang pas
adegan guru juga agak kurang ajar, itu benar-benar enggak
ada baiknya. Justru ini yang bikin anak-anak bisa meniru
gitu dari Anak Jalanan karena mereka bisa merelate gitu.
Beda sama kita nonton Korea, kayak mereka enggak
mungkin bisa kayak gitu loh. Jadi meskipun buruk mereka
enggak akan bisa niru gitu. Sedangkan ini lebih mirip
dengan mereka, lebih mudah ditiru jadi lebih negatif, aku
enggak nangkep positifnya.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
139
IRENE : Ini sudah kejadian gitu,kayak di 86 aku suka nonton itu.
Kayak ada anak ngetrack-trackan gitu, ditanyain kenapa
kamu ngetrack-trackan, saya nonton di Anak Jalanan pak.
Dan itu anak-anak baru SMP gitu, 13-15, posisinya mereka
masih sekolah. Jadi itu sudah biasa, gebuk-gebukan,
ngebut-ngebutan. Dan aku bingung loh, pas aku lihat bir
nya dan aku emang tahu bir, aku langsung oh ini bukannya
Guinness. Itu benar-benar diperlihatkan gitu. Aku bingung
sih kenapa sampai minuman keras diperlihatkan pdahal di
Indonesia itu sangat garis keras dengan miras.
SANDY : Kalau rokok di sensor .
LAINNYA : (Ketawa)
IRENE : Ya, dan alasan si Boy ngomong sama si temennya itu
karena memang satu geng motor, alasannya cuma karena
kita punya peraturan enggak boleh minum ya. Lalu ya
terus kenapa mama papa gua enggak ngelarang kok lu
ngelarang.
DYANA : Mungkin maksudnya mereka enggak minum karena
mereka nyetir habis itu, tapi enggak tau juga sih.
IRENE : Soalnya sih kayaknya yang dilihat adalah Geng Warrior
adalah geng motor berfaedah (semua tertawa) barokah.
SANDY : Yang paling kelihatan itu adegan yang berantem doang,
yang moral enggak boleh minum enggak terlalu kelihatan.
Soalnya yang berantem yang benar-benar diperlihatkan
banget.
MARINA : Enggak tahu kenapa padahal di Fast Furious juga ngebut-
ngebutan, Dominique itu yang nakal ngebut-ngebutan. Tapi
nangkep gitu moral dia baik kekeluargaan. Tapi sedangkan
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
140
di film Anak Jalanan si Boy nakal lalu baik tapi baiknya
maksa dan enggak bisa ditiru. Kalau misalnya di Fast
Furious menonjol banget moral kita kekeluargaan.
Sedangkan di cerita enggak kelihatan banget.
IRENE : Kalau Dominique direpetisi, sebelum makan saja dia
berdoa.
JEANNE : Perbedaannya dari usia tokoh enggak sih, ini kan masih
anak SMA ngebut-ngebutan. Kalau di Fast Furious kan ya
sudah bapak-bapak, mereka tahu resikonya apa, mereka
tahu gimana ngendarain gitu-gitu. Sedangkan ini anak SMA
di jalan raya, dikejar polisi kabur lagi kan.
DYANA : Di Fast Furious dia juga apa..
SANDY : Lolos lagi, harusnya ditangkap.
IRENE : Paling jago lewat gangnya itu.
JEANNE : Mungkin yang dia kelihatan jelek banget, karena tokohnya
anak SMA. Coba tokohnya bapak-bapak preman ya ,anak
SMP enggak akan niru karena bapak-bapak. Anak SMP niru
karena wah anak SMA keren banget mungkin nanti pas gua
SMA gitu juga kali ya.
IRENE : Jadi panutan sih sama gap umurnya dekat.
JEANNE : Apalagi tokohnya digandrungi cewek gitu ya, “oh kamu
keren banget”, “ih kamu hebat bisa lolos dari polisi”.
Bocah-bocah labil nanti mikirnya gini kalau gua balapan
lalu dikejar polisi lalu lolos, gua keren gitu. Gua dikelilingin
cewek gitukan.
IRENE : Anak gaul Jakarta harus gitu.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
141
MODERATOR : Terus kalian setelah menonton ini merasa terhibur
enggak?
LAINNYA : (Ketawa)
JEANNE : Kocak soalnya.
DYANA : Dalam segi yang lainnya, untuk menertawakan apa yang
ada di dalamnya, menertawakan kesalahan-kesalahan
mereka.
LAINNYA : (Ketawa)
IRENE : Terhiburnya in a good way or in a bad way nih.
MODERATOR : Kalau dari kalian gimana ngerasainnya, hiburannya
stress relieving enggak atau ya sudah menghibur aja?
DYANA : Stress increasing iya
IRENE : Jadi merasa kasihan sih.
JEANNE : Miris.
IRENE : Iya ironis gitu, film gini kok bisa lolos, harusnya LSF
lebih keras.
SANDY : Dia lolos tapi.
IRENE : Kasihan sama yang nonton sih.
LAINNYA : (Ketawa)
JEANNE : Kita nonton nih, kasihan diri sendiri dong.
IRENE : Enggak maksudnya kita kan di umur dimana kita nonton
tanpa perlu bimbingan orang tua. Sedangkan ini masuk ke
film dengan bimbingan orang tua. Dan anak yang nonton
adalah anak-anak yang orang tuanya enggak peduli. Enggak
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
142
usah dibilang apa tapi mayoritas kayak gitu. Orang tuanya
ada bimbingan orang tua pun enggak ngerti BO itu apa ya.
Jadi kasihan aja sih, menghibur juga enggak, mendidik
enggak.
MODERATOR : Mungkin kalau dari el gimana el?
ELVIRA : Hem terhibur sih sebenernya, beberapa aspek komedinya
lumayan. Pas background musiknya pas salaman lucu, itu
oke, untuk kita itu menghibur banget. Dan dengan nonton
sinetron ini, kalau memang kita lagi capek, apa-apa kita
memang enggak mikir ya sudah bodoh amat. Yang
penting kita ada tontonan, mata kita bisa melihat sesuatu.
IRENE : Mau nambahin sih itu bisa menjadi penyalur emosi.
LAINNYA :(Ketawa)
JEANNE : Dibanding menghujat orang ya.
ELVIRA : Kasihan TVnya ya.
MODERATOR : Kalau Erika gimana ka?
ERIKA : Lumayan lah.
MODERATOR : Terhibur darimananya nih?
ERIKA : Itu sih dia tadi ada beberapa bagian yang ada komedi
walaupun ya enggak terlalu lucu gitu.
MODERATOR : Kalau harus kalian kasih nilai lagi 1-10 seberapa
menghibur?
IRENE : Overall?
MODERATOR : Enggak untuk segi hiburan.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
143
Irene: 6, Dyana: 5, Marina: 3, Sandy:5, Jeanne:5, Erika & Elvira:6
MODERATOR : Kamu kenapa 3 Mar?
MARINA : Kalau aku sih sukanya film yang berkualitas gitu,
maksudnya kayak untuk apa nonton yang jelek gitu.
(Semua tertawa) Tapi kayak setelah nonton enggak terlalu
dapat apa-apa jadi kayak wasting time gitu. Kayak gimana
ya enggak terhibur gitu lah.
MODERATOR : Terus misalnya kalian sudah nonton nih episode pertama,
dari kalian sendiri kalian akan merasa nyesel enggak sih
kalau ngelewatin episode selanjutnya?
LAINNYA : Enggak.
MODERATOR : Kenapa tuh kalau boleh tahu?
LAINNYA : (Ketawa) Sesuai kata Marina sih, masih banyak film yang
bagus.
MODERATOR : Mungkin selain itu ada lagi alasan yang lain?
JEANNE : Karena sudah tahu kali ini bakal dipanjang-panjangin.
IRENE : Karena sudah tahu alurnya bakal gimana.
JEANNE : Bakal kayak gimana tuh sudah tahu gitu. Alahh paling
bakal gini, kalau emang enggak gitu, pasti sama yang ini
IRENE : Ini pasti si Mondy sama si Reva sama si Boy rebut-
rebutan cewek nih.
JEANNE : Alurnya bakal mutar-mutar gitu, nanti kalau mereka udah
mendekati goal mereka, pasti goalnya dijauhin lagi. Ya
pasti kayak gitu lah. Malah capek nontonnya.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
144
DYANA : Nanti bapaknya sakit lah, bapaknya kecelakaan lah,
bapaknya bangkrut lah. Alurnya udah ketebak.
JEANNE : Hampir semua sinetron kayak gitu kan, cuma awalnya
mereka yang beda. Ujung-ujungnya di tengah tuh kayak di
kocok-kocok aja.
IRENE : Terus plot twistnya enggak terasa, plot twistnya cuma
kayak ehe.
LAINNYA : (Ketawa)
DYANA : Anti klimaks
IRENE : Iya kayak anti klimaks gitu. Plot twist nya itu kayak.. Ya
susah sih. Oke bandinginnya sama film Indonesia. Cinta
Fitri plot twistnya masih bagus karena dia niru drama
Korea mungkin I don’t know. Tapi plot twist masih bagus,
walaupun kalau jahat memang jahat banget sih. Tapi kalau
di ini kalau nonton episode selanjutnya plot twistnya
enggak ada, cuma kayak ehe, lalu besoknya lagi menang.
Hari Senin episodenya kalah, Selasa menang, Rabu kalah,
Kamis menang, gitu-gitu aja. Benar kata Jeanne cuma
kayak dikocok-kocok disitu saja.
DYANA : Iya Senin kalah, Selasanya latihan sampai hari Kamis,
Hari Jumatnya menang. Mending gua nonton Naruto.
(Tidak terdengar jelas)
IRENE : Sepanjang episode berantem terus.
LAINNYA : (Ketawa)
JEANNE : Cuma kayak itu kali karena kita sudah sempat tahu kalau
reputasi sinetron sebelumnya buruk kan jadi
berdampaknya ke ini. Padahal kita belum tahu ya, kita
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
145
masih nonton episode satu belum tahu kebelakangnya
gimana. Cuma mindset kita sudah dipikir kalau sinetron,
ah sinetron pasti begitulah. Mungkin bukan salahnya dia,
tapi salah sinetron pendahulunya.
IRENE : GGS
JEANNE : Kan kita enggak tahu kan, kitanya aja yang negative
thinking padahal belum nonton.
IRENE : Makanya Jeanne nonton aja di youtube.
MODERATOR : Tapi menurut kalian ini layak enggak buat direkomen ke
orang-orang?
LAINNYA : Enggak.
MODERATOR : Kenapa tuh ka? Senyum-senyum dia dari tadi.
ERIKA : Menurutku sinetron itu dari tahun ke tahun semakin
menurun. Terus apa ya, dia ngikutin tren yang sekarang-
sekarang ini kan, sekarang geng motor. Itu bukan sesuatu
yang baik gitu jadi aku enggak rekomen.
ELVIRA : Dengan beratus-ratus episode, kan lagi banyak tuh di
instagram segala macam, yang Cinta Fitri season berapa,
berapa tera gitu. Itu kayak enggak penting gitu rekomen ke
orang nonton 45 menit walaupun mungkin di youtube atau
gimana. Ya silahkan kalau lu mau dihujat orang. Lu ngasih
gua film apaan gini gini, kayak ngehabisin waktu gua,
mending gua tidur atau bantuin orang tua gua. Maksudnya
kita mau nonton selanjutnya apa enggak kan based dari satu
cerita yang kita tonton tadi kan, episode pertama. Mungkin
kalau misalkan Indonesia mau pendekin sinetronnya dia dan
straight to the point misalnya maksimal 50 episode
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
146
sebenarnya bisa sinetron ini kita jual ke luar negeri pun
bisa. Tapi katanya ini diremake ya?
LAINNYA : Anak langit (semua tertawa dan bercanda)
MODERATOR : Oke berarti kalau kalian enggak mau rekomen, berarti
kalau misalnya ada berita soal anak jalanan kalian masih
tetap mau ngikutin enggak?
DYANA : Enggak
IRENE : Aku ikutin tapi secara personal lewat lambe turah. Secara
personal artisnya ya. Gara-gara Anak Jalanan ada yang
ditangkep inilah, ditangkep itulah. Putus lah, ini lah.
DYANA : Serem ya supaya ngetag ya (tidak terdengar jelas)
IRENE : Iya itu hiburan.
JEANNE : Aku enggak ngikutin, tahu gara-gara line today. Kan suka
baca line today kan, terus apa Stefan William menikah
dengan blablabla dia keluar dari Anak Jalanan. Oh jadi
tahu.
IRENE : Nah ini alasannya dia meninggal karena menikah dengan
janda dan reputasinya jadi jelek.
LAINNYA : (Ketawa)
MODERATOR : Oke berarti kalau misalnya enggak mau kayak gitu, kalian
mau enggak sih misalnya koleksi stikernya, posternya,
lagunya?
LAINNYA : (Ketawa) Enggak, maaf banget nih (Ketawa)
MODERATOR : Oke FGD kita tentang sinetron sudah selesai, selanjutnya
aku puterin drama Koreanya ya.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
147
TRANSKRIP FGD MAHASISWI UMN SESI II: DRAMA KOREA GOBLIN
MODERATOR : Oke deh gimana rasanya setelah nonton?
JEANNE : Pengalaman yang berbeda
LAINNYA : (ketawa)
DYANA : Matanya mah.. matanya dibutakan
IRENE : Ee..
MODERATOR : Beda gimana tuh?
IRENE : Sangat sinematik ya, Depth of Field tuh sangat terasa ya,
lensanya nih kayaknya nih F nya rendah ini
DYANA : Kalau technical sekali saya tidak mengerti
MODERATOR : Oke mungkin dari el gimana el rasanya?
ELVIRA : Ya..memanjakan mata
LAINNYA : (ketawa)
MODERATOR : Selain itu ada lagi, selain memanjakan mata?
ELVIRA : Ya gua berasa kayak ibu-ibu yang nonton sinetron Anak
Jalanan, maksudnya..
LAINNYA : (ketawa)
ELVIRA : Gua terima aja gitu kayak ih cowoknya ganteng ceweknya
cakep
IRENE : ridho ya ridho?
ELVIRA : iya, maksudnya dan ee kalau tadi kan film Indo jadi kita
relate kita ngerti ee.. tradisi kita tuh gimana. Ini kan korea
kan, ya gua anak IPS dulu sejarah aja dulu tidur gitu kan
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
148
jadi gua enggak ngerti gitu loh ini sejarah korea tuh seperti
apa jadi gua iya iya aja
MODERATOR : Hm oke, Erika?
ERIKA : luar biasa
LAINNYA : (ketawa)
MODERATOR : Kenapa tuh?
ERIKA : Ee kayak ni kan dia kayak konsepnya emang udah kuat
gitu kan jadi kayak dia tuh bisa buat orang supaya nonton
ee.. episode selanjutnya gitu
MODERATOR : Oohh Jeanne?
JEANNE : Aku kan belum pernah nonton sebelumnya, terus enggak
tahu ceritanya cuma tau ini hits gitu kan. Terus dibilang
sering nonton drama Korea juga enggak, Cuma yang
kadang-kadang dulu nonton di Indosiar doang kan. Terus
kalau nonton ini sih..menarik sih, kayak bikin kita pengen
tahu gitu loh ini sebenernya dia siapa, dia tujuannya apa
gitu kan kita pasti pengen tahu. Terus ini padahal belum 1
episode kan kita nonton Cuma 30 menitnya doang tapi itu
tuh udah banyak informasi yang kita dapet gitu. Kayak
alurnya lumayan apa yaa.. kalau kayak..
IRENE : pengenalan karakter
JEANNE : iya jadi kita langsung tahu ini siapa ini siapa ini siapa
gitu kan, terus ini kenapa ini kenapa ini kenapa gitu.
Dalam satu..kurang dari satu episode tuh udah banyak
cerita yang bisa kita dapet gitu, terus endingnya juga bikin
kita pengen tahu nanti iya apalagi sih ahabis ini gitu, ni
nanti lanjutnya kemana. Terus ini kan tadi banyak misteri
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
149
juga, kayak masih banyak kalau buat aku yang nonton,
aku masih banyak enggak tahu banyak hal gitu yang
mungkin aku akan tahu di episode-episode mendatang
karena enggak dibuka di sini semua. Terus ketika diskip
tadi sampai 5 menit terakhir rasanya tuh kayak banyak
yang hilang enggak sih?
LAINNYA : iya (ketawa)
JEANNE : iya aku tuh ngerasa kayak tunggu kok ini nih siapa ini
cewek ini, kenapa dia lagi ngapain gitu?
LAINNYA : (ketawa)
JEANNE : Sedangkan kalau dibandingin.. belum waktunya
ngebandingin. Jujur kalau dibandingin sama anak Jalanan
ini, kita diskip tapi aku kayak enggak ngerasa ada yang
hilang gitu kayak oh yaudah dia kabur gitu anak cewek
gitu-gitu kan. Dia..kayak banyak iya pengalaman baru
dibanding yang tadi.
MODERATOR : Oke, Sandy?
SANDY : Kalau visual enggak usah dipertanyakan lagi
LAINNYA : (ketawa)
SANDY : Cerita juga oke, ya kalau aku pribadi sih memang lebih
suka cerita yang gini ya, (tidak terdengar jelas), menurut
warna gitu deh kayaknya. Tapi kalau jujur sih yang agak
yang awal-awalnya tuh aku agak..agak.. agak bingung gitu
sih dari kata-katanya mungkin karena terlalu puitis atau
mungkin karena subtitlenya juga terus..
DYANA : Mungkin subtitlenya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
150
SANDY : Iya
DYANA : Subtitlenya agak aneh
SANDY : Makanya aku jadi agak kurang ngerti gitu pas yang awal-
awalnya tapi makin ke tengah makin ngerti dan jadi
tertarik (ketawa)
MODERATOR : Hati-hati ntar kepengaruh TA ya
LAINNYA : (ketawa)
SANDY : ntar habis TA
LAINNYA : (ketawa)
MARINA : Bagus sih..Bagus sih kalau liat pas kayak.. liat kayak
beda banget kayak CGI nya..kayak penggarapan filmnya
tuh beda sama yang tadi gitu tuh. Dari kualitas visual gitu-
gitu, terus ceritanya enggak..enggak basi gitu loh kalau
aku boleh menurutku. Terus kayak dia kalau bikin shot-
shotnya tuh kayak keren gitu loh ada juga dia kayak kasih
liat shot yang biasa tadi cincin itu tuh karena aku udah
nonton filmnya jadi kayak tau oh itu tuh ternyata ada shot
ini kayak bakalan ngaruh kedepannya gitu cerita
depannya. Ada beberapa shot yang bisa bikin kita ntar
waktu nonton selanjut-selanjutnya kayak oh baru nyadar
gitu kalau ternyata oh itu gitu. Ngerti enggak sih gitu?
LAINNYA : (ketawa) iya iya ngerti ngerti
DYANA : Itu check of gun namanya, check of gun
MODERATOR : He eh
MARINA : Terus kalau misalnya.. enak dilihat lah kayak pengen
nonton lagi
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
151
JEANNE : (tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Dyana?
DYANA : Ya secara visual pasti lebih bagus ya terus ada yang tadi
check of gun itu kan pertamanya kan dia kasih lihat cincin
itu dijual sama nenek-nenek tau-taunya cincin ternyata itu
milik adeknya atau pasangannya sih tuh?
LAINNYA : Adeknya
DYANA : Yang matinya itu loh
IRENE : Yang tewas
DYANA : Yang tewas itu ternyata itu dia milik itu. Berarti kan apa
itu adalah main object apa gimana gitu kan. Dialognya itu
oke terus humornya ya dari dialognya itu bukan dari act ya
cuma dari dialognya kayak tadi ee dia bilang apa
jawabannya bukan 4 tapi 2 apa gimana gitu kan itu bisa
dia membawa humornya itu bagus dari situ ya saya pribadi
emang sukanya tuh humor cuma dari si..dari kayak gitu
gitu bukan dari act gitu
MODERATOR : Kalau Irene??
IRENE : Eee filmnya agak eksplisit. Ee..waktu bagian dia kayak
ngebunuh-ngebunuh gitu sebenernya menurutku enggak
usah sih enggak usah sampai dilihatin kalau darahnya
sampai muncrat ke layar gitu, for what? Gitu kayak terlalu
eksplisit menurutku. Ee.. overall ya dia lebih baik dari segi
visual lebih baik dari pemilihan dialog terutama itu juga
permainan dialog dan tektoknya itu bener-bener kayak ya
mereka kayak orang baru kenal, yang baru kenal ya baru
kenal, terus yang emang udah deket ya emang keliatan
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
152
banget oh mereka punya kedekatan itu. Terus sama yang
di awal sebenernya agak ya agak kurang enak dilihatnya
adalah nenek-neneknya. Jadi make up nya itu
enggak..menurutku itu enggak believable sama sekali.
Ee..perawakannya mungkin,tapi kayak make upnya bener-
bener fake. Rambutnya, overall make upnya itu fake
menurutku. Itu sihyang kurang. Soalnya beberapa drama
Korea yang ku tonton ee..bahkan enggak kel..kalian
enggak bakal ngeh yang main itu anak muda gitu. Bener-
bener make up nya bener-bener totally like American gitu.
Kayak dia American kalau misalkan itu anak muda dan
jadi nenek-nenek juga believable aja kan dia nenek-nenek
MODERATOR : Oke, kalau dari pemerannya menurut kalian tadi
menunjang enggak para aktris aktornya?
LAINNYA : (ketawa)
JEANNE : Kinclong-kinclong
DYANA : Ya ganteng sih
LAINNYA : (Ketawa)
JEANNE : Menunjang-menunjang
MODERATOR : Okelah cewek semua ya jadi pengaruh
IRENE : Menunjang 100%
JEANNE : Iya me-nun-jang
MODERATOR : Kalau..kalau misalnya ee kalian disuruh nilai kan tadi
sinetron enggak disuruh nilai ya kalau ini kalian disuruh
nilai untuk jalan ceritanya, kalian kasih nilai berapa?
IRENE : 9
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
153
JEANNE : Untuk episode ini lah ya?
MODERATOR : iya
DYANA : 8 karena tadi dipotong udah gitu aja
LAINNYA : (ketawa)
DYANA : Jadi enggak bisa nilai secara keseluruhan
MODERATOR : Oke..oke
IRENE : 9
MARINA : Karena udah nonton jadi 9,5
SANDY : Aku 8 deh
JEANNE : Aku 8 juga
ERIKA : Karena udah pernah nonton juga dan suka ceritanya, 9,8
MODERATOR : Widih, El?
ELVIRA : 9
MODERATOR : Wah gila tinggi banget ya ini
LAINNYA : (tertawa)
IRENE : Maaf ya maaf
JEANNE : jadi enggak enak nih sama yang Anak Jalanan
MODERATOR : Selain se.. tadi kan disebutin selain dapet ee dalam satu
episode bahkan dalam 30 menit dapet banyak banget nih,
ada lagi enggak sih yang bikin kalian oh iya dia cocok kok
dapet angka 8, 9 untuk dari ceritanya?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
154
IRENE : 3D character rnya sih.. 3D character nya kaya. Dan juga
Korea tuh salah satu adalah negara yang berani bikin 3D
Character aneh-aneh, yang kadang tuh mind blown jadi
kayak enggak mungkin lah aku mikir itu pedang ditusuk
bisa orang hidup lagi atau apa gitu. Terus seberapa
loyalnya orang-orang di sana. Ya maksudnya ada unsur
sejarah juga enggak sih dia bikin. Aku enggak tahu sejarah
sih, tapi kayak bener-bener ya believable. Oh jadi di Korea
tuh ada rezim-rezim yang enggak sama kayak di China
kayak.. kayak yang gitu banyak banget sih. Enggak tahu
sih itu fiktif atau apa enggak, tapi kayak ah aku percaya
MODERATOR : Oke yang lain ada lagi atau udah cukup itu aja karena hal
itu?
DYANA : Kualitas visual, shot, editing
LAINNYA : (tidak terdengar jelas)
JEANNE : Kita ngeliatnya tuh udah kayak bukan tv series tapi
kayak film gitu
IRENE : Soalnya beda sih
JEANNE : Ya kalau tadi kan..
DYANA : Budgetnya itu loh
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
JEANNE : Bener budgetnya. Mungkin ini..ini kan seminggu sekali
bukan tiap hari kan
DYANA : Seminggu sekali
IRENE : Terus sistemnya Korea itu bikin tv series udah selesai
baru ditayangin, kalau di Indonesia enggak.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
155
JEANNE : Bikin hari ini malem tayang gitu
IRENE : ho oh, sore..sore..sore
DYANA : Budgetnya kayak itu apa golden flower
JEANNE : Lihatnya tuh kayak udah kayak film gitu, bukan yang
kayak sekedar tayang di TV, tapi udah kayak yang
ditayangin di bioskop gitu loh
IRENE : CGI nya juga proper banget, ya kecuali darahnya sih
kayak okelah okelah
MODERATOR : Kalau harus nilai lagi visualnya berapa?
LAINNYA : 9
IRENE : 9
JEANNE : 9
ERIKA : 9
SANDY : 9
DYANA : 9, ini budgetnya kayak film..film Feature Length lah
JEANNE : Iya betul
MODERATOR : Berarti angka 9 itu muncul karena ini lebih kelihatan
diperhatikan dibanding yang sebelumnya?
LAINNYA : Iya, terkonsep
MODERATOR : Terkonsep
IRENE : Aku jadi kayak masuk ke ceritanya gitu loh
DYANA : Emerge..emerge
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
156
JEANNE : Efek..efek suaranya juga oke sih
LAINNYA : Iya
JEANNE : Kayak bikin..apa ya ketika dia yang mau dihukum mati
itu kan..itu kan dia pakai musiknya yang bikin kita kayak
teng teng teng teng, kayak..kayak kita tuh jadi deg deg deg
gitu ya
LAINNYA : Iya, tension
IRENE : Tensionnya
JEANNE : Iya ho oh gimana nih jadinya gimana nih jadinya
IRENE : Pacingnya juga enak, maksudnya kayak dia tuh bener-
bener ngerti gitu ah di film sebelumnya ada slow mo ya, di
sini juga ada slow mo. Maksudnya slow mo disini berguna
maksudnya kayak menunjukan beberap..betapa kejamnya
dia membunuh orang, gua enggak peduli lu siapa gua
bunuh aja. Di jaman itu kayak tensionnya di jamannya
bener-bener kelihatan banget dan mereka bener-bener
gunain namanya teknik editing enggak cuma kayak udah
keren-kerenan tapi ada meaningnya gitu loh. Kayak ya
benar-benar terkonsep lah
ERIKA : Pemilihan bahasanya juga maksudnya bagus ya dia
kayak yang awal-awal kan dia kayak
IRENE : Kata-katanya?
ERIKA : Iya kata-katanya he eh
IRENE : Dialognya sih
MODERATOR : Oke terus sebenernya menurut kalian suara khususnya
lagu-lagu yang tadi ditayangin nih itu pengaruh enggak sih
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
157
sebenernya peng.. punya pengaruh yang besar enggak sih
untuk ini?
LAINNYA : Punya
MODERATOR : terus kalau misalnya dibandingin sama yang sebelumnya
tadi kita Nonton?
LAINNYA : (tertawa)
MODERATOR : Gimana? kan kalau sebelumnya kan juga sebenernya dari
suaranya oke dan lain-lain kan. Nah kalau misalnya
dibandingin sama yang ini nih?
JEANNE : Beda. Oke nya tuh beda gitu (ketawa)
IRENE : Mungkin karena dia sound dan pacingnya enak kali ya.
Maksudnya cut to cut antar satu shot dengan shot yang
lainnya masih kayak enak gitu. Enggak tahu ya.. (ketawa)
DYANA : (tidak terdengar jelas) produser ya
IRENE : Kayak maksudnya pacingnya beda sih, kalau di situ kan
cuma kayak satu shot doang jadi kayak ya..ya si musiknya
itu bener-bener berperan penting banget, toh misalnya
enggak ada pun ya enggak apa-apa. Kayak adegan yang
salim itu kalau enggak ada pun sebenernya udah lucu aja.
Kayak (tidak terdengar jelas) orang tua lu tidur terus lu
salim jadi kurang sopan gitu kan. Kayak kalau misalnya di
sini ya berperannya make sense sih
JEANNE : Kalau menurutku mungkin karena di yang Goblin ini
dalam se.. kayak sekitar ya satu episode itu tuh dia
moodnya banyak banget gitu loh. Naik turun, ada sedih
iya, tegang iya, seneng iya, lucu iya gitu kan. Jadi di
dalam satu episode tuh banyak, sedangkan yang tadi..
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
158
IRENE : Flat
JEANNE : Iya flat. Hampir flat gitu. Yang.. bahkan yang aku inget
ada musiknya tuh cuma ketika adegan konyol-konyol gitu
doang sisanya tuh enggak.. enggak kerasa musiknya ntah
aku yang enggak perhatiin karena adegan yang gimana
jadi kayak aku yang enggak inget sama sekali kalau disitu
tuh ada musik
SANDY : sama aja kali ya
JEANNE : Iya iya yang keinget tuh cuma pas adegan dia salim
doang karena itu bener-bener kayak pertama kali liat orang
salim pas orang tuanya tidur terus musiknya langsung gitu
kan langsung kerasa. Sisanya tuh kayak ngerasanya kayak
aku nggak ngerasa apa-apa pas nonton enggak ngerasa
tegang, enggak ngerasa seneng, enggak ngerasa apa-apa.
Sedangkan yang Goblin tadi tuh ada naik turunnya gitu
loh. Di awalnya kan kita bingung terus ada tegangnya dia
perang segala macem, terus ada lucunya juga di akhir kan.
Jadi kayak banyak..kayak banyak gitu lah di sini.
Sedangkan yang tadi nontonnya agak gini gini aja, terus
lucu dikit balik lagi kayak gini gitu
MODERATOR : Hmm oke, mungkin kalau dari El gimana El?
ELVIRA : Ya sama sih enak aja ngelihatnya sama ngerasainnya
gitu, pacingnya ada enggak diburu-buru banget kayak
yang tadi. Terus juga mungkin karena waktu musiknya
variatif kali ya. Kalau Anak Jalanan kan kayak semua
sinetron tuh pakai backsound yang sama
LAINNYA : (ketawa)
ELVIRA : iya backsoundnya sama gitu kayak yaa
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
159
DYANA : ada stock ya..stock music gitu
IRENE : sebenernya ada sih
ELVIRA : Stock stock free gitu lah
IRENE : istilahnya kalau misalnya Indonesia bikin film, bikin
vlog ataupun video tuh rantahan, jadi oh ini lucu yaudah
gua pake ini
JEANNE : (ketawa)
DYANA : Pake itu ya (tidak terdengar jelas)
JEANNE : Satu pake semua pake
IRENE : Rantahan
MODERATOR : Oke kalau dari kostum sama lokasinya gimana? Kalau
dibandingin sebelumnya?
LAINNYA : (tidak terdengar jelas)
MODERATOR : hah?
DYANA : Kostum yang Anak Jalanan 2
MODERATOR : Iya kostumnya kan dikasihnya rendah tuh tadi tuh, kalau
yang ini gimana kostumnya? Dari segi kostum
IRENE : 8
DYANA : 7,5 deh karena kan aku enggak tahu budayanya ya jadi
(tidak terdengar jelas) apa masa lalunya loh itu aku jadi
kurang tahu itu memang (tidak terdengar jelas)
MARINA : 9
SANDY : 8
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
160
JEANNE : 8
ERIKA : 9
ELVIRA : 8
MODERATOR : Luar biasa ya
LAINNYA : (tertawa)
MODERATOR : Nilainya bagus semua nih oke
JEANNE : pembandingnya terlalu jauh sihh soalnya
SANDY : iya
MODERATOR : Sebenernya apa sih yang bikin kalian kasih nilai setinggi
itu gitu? untuk kostum ya maksudnya kan kostum kan
fungsinya kan emang untuk menunjang cerita kan. Nah
kenapa sih kalian kasih nilai setinggi itu sedangkan yang
Anak Jalanan dikasihnya 2,3,5?
SANDY : Agak aneh sih ya. Kalau yang Anak Jalanan kayaknya
enggak tahu aku kalau..kalau aku sendiri ya aku
ngelihatnya jadi aneh gitu apalagi yang ceweknya tadi itu.
Mungkin karena..
LAINNYA : (tertawa)
SANDY : Mungkin karena di Indonesia enggak biasa ada itu kali
ya, enggak tahu deh
DYANA : Shock culture juga sih
SANDY : Iya mungkin
DYANA : Shock culture
MODERATOR : hm
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
161
MARINA : Kalau aku sih mikirnya kayak mereka tuh bener-bener
pertimbangin loh kostumnya kayak untuk kayak misalnya
untukorang yang statusnya miskin bener-bener pas gitu
terus kalau misalnya untuk orang yang statusnya tinggi
kelihatan gitu gitu dari kostumnya terus juga kalau
misalnya dari kayak misalkan dia lagi di zaman apa gitu
gitu kayak kelihatan gitu perbedaannya kayak kostumnya
tuh mempengaruhinya gitu loh, jadi kayak ikut bikin kita
tambah feeling gitu sama filmnya gitu
MODERATOR : Hm oke, kalau lokasi? Ada enggak sih sebenernya
perbedaan antara lokasi disini dan lokasi di sinetron?
Maksudnya kan daerahnya udah pasti beda, kotanya udah
pasti beda. Tapi ada..ada hal lain enggak sih membedakan
antara mereka berdua?
IRENE : Pemilihan kota untuk jaman kali ya. Kayak maksudnya
bener-bener ..
JEANNE : Rentang waktu ya
IRENE : Iya rentang waktunya tuh lumayan gapnya lumayan
gede. Yah terlepas dari kita tahu sejarah tentang Korea
atau enggak, kita tetep percaya-percaya aja loh itu
jamannya disitu. Maksudnya kita langsung tahu
pembabakan, pembabakan jamannya jelas gitu loh. Kayak
yang kita masuk ke jaman kerajaan itu kita enggak dikasih
tahu kan kayak Seoul berapa gitu, tapi kita percaya oh itu
di jaman-jaman sebelum ini, sebelum modern (tidak
terdengar jelas). Nah di waktu masuk ke Seoul 9 itu
maksudnya kayak eee kita juga ngerasa dan dia pinter di
gradingnya. Gradingnya tuh bener-bener kerasa perbedaan
setiap jaman. Terus kayak ya informasinya kelihatan sih
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
162
kayak oh ini tahun 98 kayak gini. Kayak lokasinya sama
ya itu lokasinya di tahun itu dipakenya tapi dia bisa nge-
build sedemikian rupa biar itu kelihatan kayak tahun 98,
dan kostumnya juga bener-bener dipilihnya juga pas dari
segi mobil.
JEANNE : eh kalau aku sih kalau yang tadi malaikat mautnya
enggak baca kalau itu tahun 98, aku enggak tahu sih itu
tahun 98
IRENE : kan ada tulisannya
JEANNE : Oh ada ya? (tertawa)
IRENE : Seoul 98
JEANNE : Oh aku enggak tahu
LAINNYA : (tertawa)
SANDY : Jeanne perhatiin muka orangnya
JEANNE : aku enggak perhatiin kan terus kayak..kayak baru tahu
nya pas kayak dari yang baca itu kan.. oh 98
IRENE : Haduh Jeanne
JEANNE : Mungkin karena aku enggak tahu kali ya kostum orang
Korea tahun 98 kayak gimana
IRENE : (tidak terdengar jelas) Mungkin ya kalau misalkan
enggak dikasih tahu ya bisa aja sih. Makanya dikasih tahu
lagi di filmnya
JEANNE : Mungkin karena
MODERATOR : Mungkin karena kita enggak tahu budayanya mereka
gimana jadi enggak ke-detect
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
163
JEANNE : Kita enggak tahu baju mereka tuh dulu gimana, kalau
kita kan di Indonesia ah ini mah baju tahun..
LAINNYA : (tertawa)
JEANNE : Kalau Korea kita enggak tahu
IRENE : Jadi kita percaya-percaya aja
JEANNE : Iya percaya-percaya aja
MODERATOR : Oke terus setelah kalian nonton tadi kalian merasa
termotivasi atau dapetkan pesan moral apa gitu enggak?
DYANA : Pesan moralnya sih perasaanya terhibur, genuine nya
terhibur ya.
JEANNE : iya
DYANA : in a good way
LAINNYA : (tertawa)
IRENE : Pesan moralnya jangan membunuh orang
LAINNYA : (tertawa)
IRENE : Apa ya enggak ada kayaknya, enggak..
JEANNE : Pesan moral
DYANA : Jangan dengerin menteri
IRENE : Jangan terhasut
DYANA : menterinya kan
IRENE : Aku enggak tahu itu..itu siapa sih yang jahat banget, julid
banget
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
164
ERIKA : Menterinya itu
JEANNE : Yang..yang bisikin raja-rajanya itu
ERIKA : Menterinya
DYANA : Biasa itu kalau menteri-menteri kan kalau di cerita-cerita
dinasti pasti kayak gitu
MODERATOR : Kalau Marina gimana Mar?
MARINA : Ya belum kerasa sih tapi kalau misalnya itu nonton
episode satu doang sih belum terasa cuma keliat.. pas
waktu dikesetiaan prajuritnya sih kepada itunya. Hanya
baru itu doang sih yang kelihatan pesan moral yang baru
dari yang kita nonton tadi itu
IRENE : Bener sih
MODERATOR : Hem kalau Sandy gimana San?
SANDY : Aku belum merasa ada pesan moralnya sih, cuma lebih
ke hiburan doang dan kalau yang prajurit itu sih iya itu
bener sih itu baiknya tapi enggak bisa teraplikasikan gitu
jadi aku merasa kurang gitu. Enggak mendapatkan pesan
moral selain hiburan
LAINNYA : (tertawa)
MODERATOR : Tapi sebenernya di adegan yang tadi banyak bunuh-
bunuhannya ya. Menurut kalian itu akan membawa
dampak negatif enggak sih ke orang yang nonton?
LAINNYA : Enggak
MODERATOR : Kenapa? Sedangkan Anak Jalanan cuma ngebut
IRENE : Ya ngebut itu..
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
165
MODERATOR : Coba
IRENE : rata-rata..motornya ada (ketawa)
SANDY : Karena..
JEANNE : Karena tokohnya sih, iya enggak sih?
SANDY : Iya karena mereka bisa nge-relate gitu sama karakter
Anak Jalanan nya itu, sedangkan ini kan prajurit gitu kan
kayaknya enggak mungkin bisa kayak gitu loh
ERIKA, IRENE : (tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Kalau..
JEANNE : Terlalu relate juga kali ya
SANDY : Iya
MODERATOR : Tapi ini kan membunuh tinggal ambil pisau di dapur kan
LAINNYA : (tertawa)
IRENE : Eee.. ee..
MODERATOR : How? Gimana?
IRENE : Eee..
SANDY : Itu kan kalau ceritanya beda, ini kan ceritanya perang
kan. Kalau misalnya ceritanya ya..konteksnya beda
IRENE : Maksudnya kayak dia tuh harus melakukan itu
demi..demi
MODERATOR : Negara
IRENE : Demi melindungi kerajaannya, demi yang punya..
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
166
JEANNE : Trus punya..punya.. alasan juga kan untuk melakukan
itu, trus kayak anak-anak kan juga tau kayak zaman
penjajahan belanda itu mereka juga saling bunuh gitu loh
jadi sesuatu yang relate tapi ga akan diaplikasikan di dunia
nyata loh untuk.. Misalnya untuk anak SMP ya.. anak
SMP SMA kayaknya enggak mungkin sampe seperti itu.
IRENE : Tapi tetep..tetep menurutku bener sih yang Ika bilang,
kayak ya gampang aja gua ke dapur ambil pisau. Dan..dan
menurutku film ini kenapa aku bilang eksplisit karena itu
terlalu banyak terjadi adegan pertumpahan darah. Gimana
cara proses untuk terjadi pertumpahan darah gitu loh dan
ini bener-bener masih harus di bawah bimbingan orangtua
sih menurutku karena eee yaa terlepas sekarang kan anak-
anak SD pun nonton drama Korea ya, mau itu kayak
gimanapun model nya dia akan tetep nonton. Tapi kayak
bener kata Ika kecenderungan itu juga mungkin masih ada.
Maksudnya kayak ya ya yaa emang dia konsepnya di..
emang di dalam proses perjuangan sih tapi ya namanya
orang, enggak tahu
JEANNE : Masing-masing orang gitu ya
SANDY : Tergantung orang tuanya juga
IRENE : Iya kayak kalau orang tuanya enggak kasih tau,
maksudnya kayak enggak ada edukasi gitu kayak anak
kecil itu enggak tahu kan... makanya anak remaja sekarang
tuh bodoh-bodoh.. jadi kayak enggak dikasih tahu mesti
dikasih tahu kayak langsung kayak misalkan dikasih tahu
kayak eeh anak SMA pun kayak gitu sekarang,
maksudnya kayak mesti dikasih tahu kayak.. itu tuh cuma
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
167
sejarah..itu cuma bagian dari sebuah sejarah dan seperti
itu.
JEANNE : Menurutku karena di ceritanya juga sih, kalau di Anak
Jalanan kan tadi kayak dia balapan tap..terus dianggap
keren, dia digandrungin cewek gitu. Sedangkan kalau
yang ini kan perang itu karena tugas dan kewajiban gitu,
sedangkan anak jalanan tuh dia untuk fun untuk kelihatan
keren gitu.. Makanya orang bisa niru karena oh gua juga
mau fun gua mau keren gitu.. Sedangkan disini kalau dia
ngebunuh gitu dia buat apa. Ini aja dia ngebunuh banyak
prajurit malah dia balik dibunuh gitu kan. Jadi mungkin
karena konteks ceritanya juga sih ngaruh ke..ke bagaimana
dia bisa mempengaruhi penonton.
IRENE : Terus pemilihan dialog juga sih, kayak si cewek yang
memuji-muji seorang pria karena habis lari dari polisi tuh
kayak hemm
LAINNYA : (tertawa)
JEANNE : Baru tahu ya kalau itu keren itu
IRENE : Iya maksudnya itu pemilihan dialognya juga, scriptnya
sih scriptnya juga penting. Kayak ada yang harus
diucapkan dan tidak diucapkan. Ya its sound cheesy sih
kayak ya kenapa lu enggak bilang kayak.?, itukan hal
yang tidak seharusnya diucapkan tapi diucapkan gitu
dengan lantang oleh perempuan itu.
MODERATOR : Terus eee kan tadi kalian kan bilang terhibur ya nonton
ini, kalau di skalain pakai angka seberapa terhibur?
Angkanya, wah ini sih kayaknya tinggi lagi nih.
LAINNYA : (tertawa)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
168
JEANNE : Udah expect ya
IRENE : Kayaknya auto deh, auto nih auto
DYANA : Jangan bias..
MODERATOR : Berapa?
SANDY : 8, 5
MODERATOR : 8, 5
ERIKA : 8
JEANNE : 8
ELVIRA : 9
MARINA : 9
DYANA : 8 karena kepotong
LAINNYA : (tertawa)
SANDY : Salah Ika tuh..
MODERATOR : Ntar bisa nonton lagi dirumah
IRENE : 8,8
JEANNE : Kalau udah nonton lagi bisa jadi 10 nanti (tertawa)
MODERATOR : Wah luar biasa, tapi sebenarnya Aku penasaran deh
sebenarnya jumlah episode tuh berpengaruh enggak sih
buat kalian?
LAINNYA : He eh pengaruh
MODERATOR : Pengaruhnya di segi mananya dan kenapa?
SANDY : Udah 1000 udah males nonton
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
169
IRENE : Kayak aku tuh malas nonton di atas 30, kayak capek gitu
SANDY : 300 eeei
DYANA : Sebenarnya kalau misalnya goalnya udah tercapai udah..
selesai
LAINNYA : Nah iya bener (tertawa)
IRENE : Kalau kadang kan ada yang goalnya mau kecapai ditarik
lagi kayak kata Jeanne gitu
DYANA : Atau kadang-kadang kalau ada yang goalnya udah
tercapai, bikin lagi goal yang baru
LAINNYA : (tertawa)
JEANNE : Pinter, banyak intrik nya
DYANA : Ntar ditambahin lagi ternyata ibunya si anu
LAINNYA : (tertawa)
DYANA : Selingkuhan sama anu gitu kan
LAINNYA : (tertawa)
IRENE : Tapi jujur drama korea pun ada yang kayak gitu kok,
maksudnya kayak ada yang sampe episodenya 100an,
kalau yang zaman dulu tuh ada sampe 100an. Itu intriknya
banyak banget. Dari satu keluarga lawan satu keluarga,
lawan empat keluarga lama-lama jadi enam jadi kayak jadi
banyak gitu loh
JEANNE : Panjang kayaknya tergantung juga sih kan ada memang
panjang tuh by desain gitu loh, kayak dia panjang karena
emang cerita nya harus bikin panjang. Kalau pendek akan
kesannya maksa.. tapi ada juga yang panjang karena
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
170
maksa juga. Kayak ih gua pengen ini tetep bertahan di TV
gitu terus dipanjangin. Itu kan keliatan kan. Jadi
tergantung juga ceritanya kayak gimana. Ketika kita kita
mulai di tengah-tengah misalnya udah mulai bisa kebaca
nih untuk kedepannya ini kayaknya bentar lagi dia dapet
deh tapi kenapa jadi..kok rasanya jadi jauh lagi itu kan kita
bisa tahu..ada juga kan kita ngerasa nggak dia
perjalanannya masih panjang gitu kan. Jadi tergantung
ceritanya juga sih
MODERATOR : Jadi tergantung didesain atau enggak dari awal?
JEANNE : Tapi kalau misalnya udah ngikutin nyampe eee.. setahun
terus belum tamat-tamat kan capek juga kan. Yaa itu udah
keterlaluan sih. Jadi kalau sepanjang itu enggak mau gitu,
enggak mau nonton lagi
MODERATOR : Hmm...
IRENE : Kadang ada yang udah didesain emang sengaja buat
panjang pun itu bisa aja terpaksa deh. Kayak (tidak
terdengar jelas)
JEANNE : kalau di Jepang ada historical drama gitu, sepanjang
setahun gitu ditayangin, iya seminggu sekali sepanjang
tahun
IRENE : (tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Berarti sebenarnya idealnya jumlah episode itu at least
maksimal berapa? Kalau menurut el dulu deh maksimal
kalau untuk tv series?
ELVIRA : Hmm tv series tuh satu film durasi? 40 ya?
IRENE : Iya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
171
JEANNE : 45 potong iklan
IRENE : 15 menit deh kurangin
ELVIRA : 30 lah episode
MODERATOR : 30 episode, Erika?
ERIKA : Kalau aku enggak ada sih kan maksudnya tergantung dia
konsep ceritanya mau gimana kan, berapa aja yang
penting ceritanya oke
MODERATOR : Ooh oke, Jean?
JEANNE : Kalau aku kebanyakan nonton drama jepang ya,
maksudnya drama jepang tuh maksimal tuh 12 episode.
Jadi satu.. satu season kan 3 bulanan gitu lah ya, terus
kalaupun memang mau bakal lanjut nanti ada season
selanjutnya. Menurut aku mungkin antara 12 sampai 20
gitu.
SANDY : Kayaknya 20 sih tapi tergantung ceritanya juga sih kalau
menarik ya enggak masalah
MARINA : Kalau misalnya yang seminggu sekali penayangan sih
30, 40 gitu sih.
MODERATOR : Kalau misalnya setiap hari?
MARINA : Kalau setiap hari..capek sih...
LAINNYA : (tertawa)
MODERATOR : Kayak.. Kayak sinetron kan everyday..
MARINA : Kayak enggak ada rasa greget mau nonton lagi gitu loh..
kayak gimana ya, kayak kalau gitu kita nunggu seminggu
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
172
kayak deg-degan gitu..tapi kalau setiap hari itu kayak apa
sih bosen sih. Wahh ada mulu.
LAINNYA : (tertawa)
JEANNE : tiap hari seminggu tamatin aja udah lah
LAINNYA : (tertawa)
MODERATOR : Dyana gimana dyana?
DYANA : Kira-kira sama kayak Jeane gitu jadi apa..1 season itu
setidaknya kayak 9-12 episode. Habis itu kalau misalnya
mau lanjut lagi bisa season keduanya, tapi kira-kira cuman
sem..9 episode juga kali 45 menit juga
MODERATOR : Oh okeoke ee. Irene?
IRENE : Dibawah 30 kali ya karena aku terbiasa nonton yang
amerika, kalau 1 season amerika itu 25 dan 1 episode 30
menit doang, jadi kayak dia bisa bikin sampe season 7
yang aku nikmatin terus gitu karena setiap episode nya
punya hal yang berbeda lagi berbeda lagi gitu.
JEANNE : jadi rasanya enggak kelamaan nunggu goal nya kecapai
gitu loh
IRENE : iya..iya
DYANA : itu terus dia ada rentangnya itu kan setiap satu season ke
season yang lainnya
IRENE : Ada gap, libur
DYANA : Ada gap nya gitu loh, ada break nya
JEANNE : Setahun gitu ya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
173
DYANA : He eh jadi enggak..
IRENE : Jadi kalau amerika paling 6 bulan, 3-6 bulan lah amrik
MODERATOR : Oke, terus eee menurut kalian tadi Goblin itu layak
enggak buat kalian rekomen, buat kalian promosiin di
sosmed lah gitu?
ERIKA : Iyaa.. karena..
LAINNYA : (tertawa)
MODERATOR : Karena apa?
JEANNE : Praduga sih kalau praduga kayaknya layak.. kan kita
sebelum di rekomen kan kita harus nonton sampai habis
dulu yaa..
LAINNYA : iyaa (tertawa)
MODERATOR : jadi gimana tuh ceritanya?
IRENE : Sebenarnya terlepas dari apapun yang..
JEANNE : itu salah satu hal yang di rekomenin sih.. eh lu mau liat
cowok ganteng enggak gitu?
LAINNYA : (tertawa)
IRENE : Bosen kan liat yang butek-butek mulu di kuliah?
JEANNE : Kalau gantengnya doang ya yang Anak Jalanan bisa juga
lah
IRENE : Tapi dari kayak ini sih kayak untuk belajar menurutku
oke sih untuk jadi media edukasi dimana 3D Character
ee..lebih nge-trigger anak-anak script buat berani bikin 3D
Character yang berbeda karena 3D Character...jujur aku
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
174
banyak belajar dari Korea dimana karena 3D Character
mereka kaya, mereka berani nge-eksplor yang bener-bener
sampe gila banget wah bahkan lebih gila dari anak
animasi. Maksudnya kayak anak animasi kan bisa..lu bisa
nge-build kayak apapun tapi lu jarang, lu masih ada di
zona nyaman lu. Tapi mereka ajarin kita kalau itu tuh bisa
sampai ini, kita tuh bisa sampai sini dan kita ngelihat nya
karakternya tetep balance, tetep make sense gitu loh,
mereka jago bikin menipu tidak hanya dari wajah.
LAINNYA : (tertawa)
MODERATOR : Hmm okey kalau dari el gimana el?
ELVIRA : Sama sih kayak Irene, lebih ngerasa Goblin tuh mungkin
imajinasinya tuh (tidak terdengar jelas) maksudnya
imajinasi kita tuh bebas banget enggak terbatas gitu.
Maksudnya mereka, aku ngerasanya mungkin orang Korea
ini bikinnya bukan cuma buat rating tapi kepuasan mereka
juga. Gua pengen buat film kayak begini nih, gua enggak
mau yang sama kayak drama korea yang lain, gua mau
bikin fantasi yang beda jadinya kayak gini
MODERATOR : Oke terus hmm.. tadi kan kalian bilang layak nih buat di
promosiin di medsos juga kan berarti kan. Terus kalau
misalnya kalian nih sebagai ya di usia-usia kita gini, di
usia-usia 18, pokoknya udah remaja akhir gitu. Dari kalian
sendiri itu kalau misalnya kalian promosiin sesuatu ya
misalnya promosiin ini ee..caranya seperti apa? kan
kadang ada orang yang oh snapgram..ting.. gitu itu udah
termasuk promosi sebenarnya. Nah kalau dari kalian
sendiri gimana? Mungkin ada cara-caranya, Erika
mungkin yang sering nonton korea
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
175
ERIKA : Hmm apa ya...dia kan pemilihan kata-katanya bagus kan,
(tidak terdengar jelas) kadang tuh ada yang suka jadiin
quotes gitu kan, mungkin itu terus sama ada yang kayak
gitu (tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Ooh quotes-quotes gitu
ERIKA : Maksudnya kayak orang bakal merasa penasaran juga
gitu
MODERATOR : San..Sandy Sandy?
SANDY : Aku lebih yang dari mulut ke mulut sih ya soalnya ya
emang agak jarang main sosmed...
MODERATOR : Kalau Dyana?
DYANA : Hmm aku rekomennya pake sosmed sih jadi mungkin
dikasih judul trailernya jadi ada buktinya dulu trailernya
bagus
MODERATOR : Sebenarnya kalian lebih sering nonton tv atau nonton
segala sesuatu via internet sih?
LAINNYA : Online
MODERATOR : Online online, Kenapa sih emangnya? kenapa enggak
lewat tv?
JEANNE : Karena ada iklan, iklannya tuh gila gitu kan di indonesia.
Filmnya 30 menit iklannya 30 menit juga loh kalau
digabungin ya gitu kan. Iklannya gila gitu. Terus
kontennya.. kayak itu-itu aja sih kecuali yang NET ya,
yang sitkomnya kan banyak kan ya. Tapi kalau yang lain
talkshow di Indonesia tuh hampir semua stasiun TV punya
talkshow, talkshow nya intinya komedi-komedi yang bisa
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
176
tiba-tiba joget-joget gitu menurut aku kurang menarik sih
itu.. buat diri sendiri ya..makanya kadang enggak mau
nonton lah. Kalaupun nonton tv, nontonnya channel luar
gitu loh bukan channel-channel Indonesia gitu
MODERATOR : Oke oke, trus kalian mau enggak sih misalnya ngoleksi
kayak tadi lagunya, posternya atau jangan-jangan udah ada
yang koleksi?
JEANNE : Kayaknya udah ada nih haha
MODERATOR : Udah ada nih kayak nya nih, kenapa sih mau koleksi?
Why? karena alasan-alasan yang tadi? atau gimana atau
ada alasan khusus?
DYANA, ERIKA : Lagunya enak
MARINA : Lagunya bikin kita inget lagi cerita yang udah tamat itu
loh, ohhh jadi baper lagi gitu
LAINNYA : (tertawa)
MODERATOR : Sebenarnya ada perbedaan enggak sih antara lagu yang
di drama korea sama lagu yang di sinetron menurut
kalian?
IRENE : Emm kalau di Korea emang dibikin, emang sengaja
dibikin dan emang sengaja disesuaikan dengan adegannya
enggak sih
LAINNYA : Iya
IRENE : Setau ku ya. Tapi kalau sinetron itu comot aja lagu yang
udah ada kayak pakai Dewa 19, itu kayak maksudnya
kayak ya dia kayak maksudnya kayak dia enggak..
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
177
enggak..enggak bener-bener 100% menyesuaikan dengan
film eh sinetronnya.
TRANSKRIP FGD MAHASISWI UMN SESI III: MEMBANDINGKAN
SINETRON ANAK JALANAN DAN DRAMA KOREA GOBLIN
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
178
MODERATOR : Oke deh, nih ee..terus sekarang kita bakal masuk ke FGD
yang terakhir nih. Jadi FGD ini kita itu mau
membandingkan antara Anak Jalanan sama ee..sama
drama Korea Goblin. Jadi kan aa..dari tadi kalau misalnya
kalian ee..perhatikan ada beberapa poin yang sering aku
sebut ulang-ulang. Yang pertama itu jalan cerita, terus
yang kedua segi artistiknya, seni nya visual nya lah
suaranya lah dan lain-lain. Terus habis itu ada lagi
hiburan, dia menghibur enggak. Terus ada juga pendidikan
nih, ada enggak pesan moralnya, terus ee.. dia memotivasi
atau enggak. Terus ada lagi yang masalah reputasi. Nah
reputasinya gimana nih, maksudnya ee..tadi kan aku ada
sempet kayak nanya kalian mau enggak sih ngerekomen
ini ke temen-temen kalian gitu. Gitu. Nah itu berkaitan
sama reputasinya dan yang terakhir itu ada ee..pemenuhan
rasa ingin tahu. Nah pemenuhan rasa ingin tahu ini itu tuh
misalnya kalian ee nonton ini kan ikutin enggak
informasinya, nah yang kayak gitu. Nah sekarang kita mau
bandingin dari per aspek itu. Nih jadi yang pertama kan
jalan cerita, menurut kalian nih antara Anak Jalanan sama
Goblin itu ee..kelebihan kekurangannya apa kalau dari
jalan cerita. Pasti mereka punya dong kelebihan dan
kekurangan masing-masing kan. Mungkin ada yang mau
berbicara duluan?
JEANNE : Kalau Anak Jalanan mungkin kelebihannya dulu ya,
kelebihannya kita enggak usah mikir juga yaudah gitu.
Sedangkan Goblin kita ee kalau nonton sekilas tuh enggak
bakal ngerti. Kita mesti perhatikan gitu kan. Mungkin itu
enggak tahu sih itu bisa disebut kekurangan enggak ya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
179
buat Goblin, soalnya kan kita nonton pasti memerhatikan
juga sih. Cuma kan mungkin enggak semua kalangan bisa
ngerti kali, sedangkan Anak Jalanan ya kita sambil masak
sambil belajar juga ngerti itu oh iya lagi berantem gitu
kan, oh iya habis ini gini. Sedangkan Goblin kita bener-
bener harus perhatikan terus enggak semua kalangan bisa
ngerti
MARINA : Mesti pas otak lagi fresh gitu enggak sih
JEANNE : iya
MODERATOR : Oke terus ada lagi enggak dari jalan ceritanya? Dari
alurnya?
MARINA : Kalau Anak Jalanan tuh kayak se.. hampir 2/3
ja..episodenya tuh untuk ngenalin si Boy doang kan, itu
enggak bisa dipersingkat gitu loh. Sedangkan yang kayak
Goblin tuh yang kayak tadi tuh udah banyak yang didapat
gitu. Jadi kayak lebih bermanfaat nonton itu gitu loh
daripada yang kayak lambat gitu gitu.
IRENE : Sebenernya sama-sama pengenalan karakter di awal sih.
Tapi bedanya kalau di Goblin tuh pengenalan karakter di
awal karakter si Kim Shin ya?
MARINA : Kim Shin
IRENE : Kim Shin, jenderalnya itu relate sama cerita dia ke
depannya. Kalau Boy itu enggak relate, ya..
LAINNYA : (ketawa)
IRENE : Maksudnya kayak ya ee..sekali dikasih tahu dia
suka..suka praise gitu yaudah. Kedepannya ya terus? Gitu
loh. (tidak terdengar jelas) Nanti dia juga ntar ngebut-
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
180
ngebutan lagi ngapain perlu dikasih tahu dua kali gitu loh.
Pengenalan karakternya itu lemah banget kalau di
sinetron, tapi kalau yang di Goblin bener-bener dilihat ya
bakal ngerti dia berhubungan ampe ke depannya. Karena
kalau misalnya kita enggak dikasih tahu ada adegan dia
ngebunuh-bunuh itu kita enggak akan tahu tuh pedangnya
kenapa, kenapa bisa ini, kenapa bisa gitu. Kenapa dia bisa
hidup terus sampai sekarang gitu
MODERATOR : Oke, mungkin yang lain? Erika gimana?
ERIKA : Hm paling ya itu sih jalan ceritanya yang Anak Jalanan
tuh dia sebenernya kayak ee (tidak terdengar jelas) jadi
kayak banyak banget adegan sebenernya enggak diperluin
gitu. Terus mungkin cara pengambilan ini nya mungkin
agak kurang sih. Jadi kalau ya kelebihan sih kita yang
kayak yang Jeanne bilang tadi kita ngerti gitu mungkin
karena kita ngerti tinggal di Indonesia gitu. Kalau
misalkan Goblin itu ee..alurnya itu menurut aku dia kuat
karena memang dari konsepnya udah kuat kan. Cuma
mungkin kekurangannya kalau misalkan buat orang yang
baru nonton Korea itu ee.. kurang ngerti gitu. Karena dia
kan ada masukin historinya gitu kan. Gitu sih.
MODERATOR : Oke kalau El?
ELVIRA : Hmm kalau Anak Jalanan tuh ee..gimana ya, enggak
pengen lagi nonton. Misalnya kayak tadi bersambung,
dikasih mau nonton yang ked..episode kedua enggak?
Enggak. Tapi kalau..
LAINNYA : (ketawa)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
181
ELVIRA : Tapi kalau Goblin katanya tadi nanggung kayak
sebenernya kita udah nebak gitu kan si ceweknya ini pasti
emang pengantinnya sih Goblinnya, tapi kita mau tahu
gimana caranya mereka bisa bareng gitu. Dari itu kita mau
ikutin terus sampai episode terakhir. Kalau anak jalanan..
bodo amat kayaknya.
LAINNYA : (ketawa)
ELVIRA : Mau dia kemana terserah gitu
JEANNE : Tapi endingnya Anak Jalanan apa sih
IRENE, ELVIRA : Itu tadi mau berantem tapi kagak jadi
JEANNE : Oh (tidak terdengar jelas)
LAINNYA : (ketawa)
MODERATOR : Jadi sebenernya kalau menurut El, Goblin ada
kekurangannya enggak sih kalau dari jalan cerita?
IRENE : (tidak terdengar jelas)
ELVIRA : ee berat sih bahasannya, yang tadi emang bener yang
kalau Anak Jalanan tuh relate banget sama kita jadi kita
ngerti gitu, tapi kalau Goblin karena ada ngungkit
sejarahnya, fantasinya gimana-gimana. Fantasi itu kan
sebenernya konsep yang membentuk filmnya itu, Jadi
kalau misalnya kita enggak ikutin dari awal kita enggak
bakal ngerti gitu kan, kenapa sih Goblinnya begini kenapa
dianya begitu terus dia buat jadi manusia lagi deh (tidak
terdengar jelas)
MODERATOR : Oke, kalau dari Dyana gimana?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
182
DYANA : Yang tadi itu yang mungkin karena bahasannya(tidak
terdengar jelas),..terus mungkin subtitlenya juga sih ya.
Badai bahasannya itu jadinya apa inputnya itu jadi dia
mungkin bisa ngaco gitu enggak..
MODERATOR : Oke..oke terus itu kan tadi dari jalan cerita, kalau dari
segi artistiknya? Pasti ada dong kelebihan..
LAINNYA : (ketawa)
MODERATOR : Kelebihan.. kelebihan kekurangan sinetron dan kelebihan
kekurangannya Goblin juga. Ada enggak tuh?
IRENE : Sinetron sebenernya ada deh, soundnya rapi.
Kekurangannya enggak usah lah.
LAINNYA : (ketawa)
IRENE : Kelebihannya aja soundnya rapi.
JEANNE : Sisanya kurang
LAINNYA : (ketawa)
IRENE : Iya sisanya jangan dipertanyakan
JEANNE : Iya enggak usah tanyain
IRENE : Enggak usah
MODERATOR : Kalau Goblin?
IRENE : Terlalu banyak blur-blur, terlalu banyak main bokeh.
Fokusnya jadi kadang kayak bingung gitu. Kayak.. bokeh
tuh kadang ada yang bener-bener bagus ada yang enggak.
Kayak dia waktu shot yang dia lagi di tempat si pencabut
nyawa itu yang ngomong ama ceweknya. Ada shot dimana
dia belakangnya tuh crowded banget jadinya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
183
MODERATOR : Hooh
IRENE : Karena bokehnya tuh kayak.. bokeh tuh ada yang halus
banget, kalau dia tuh kayak ada yang bener-bener halus,
yang kayak di shot-shot awal tuh halus. Yang waktu dia
masuk ke rumahnya tuh bokehnya tuh bener-bener kayak
terlalu bulet. Jadi apa ya istilahnya, teknis sih itu.
Mungkin pemilihan lensanya ya. Maksudnya yang kayak
jadinya crowded dan itu kan warnanya mereka itu
backgroundnya kan ee..coklat. Pokoknya agak grada
kuning grada coklat gelap kan. Dan sedangkan si..si
pencabut nyawanya tuh warnanya hitam, maksudnya
kayak dia full hitam. Mukanya doang yang putih gitu kan,
jadi kayak ngikut gitu. Dan bahkan rambutnya hitem agak
mendeket-deket coklat. Aku enggak tau karena kayaknya
pengaruh ini juga deh jadi kayak..apa jadinya..pee..
DYANA : Proyektornya
IRENE : Iya background dan foreground background agak terlalu
ini
MODERATOR : Oke, kalau dari Sandy san? Gimana?
SANDY : Hampir sama dengan Irene juga sih. Kalau Goblin kan
udah bagus ya, enggak ada..kalau aku ngerasa hampir
enggak ada kekurangan sih. Emang mungkin yang
darahnya tadi deh..(diam sebentar)
DYANA : Ya?
SANDY : Mungkin yang darah yang tadi yang menurutku sih agak
mengganggu sih sebenernya dia banyak banget gitu bukan
cuma sekali dua kali. Kayaknya itu udah. Sama yang
blurnya emang ada..ada yang aku merasaterlalu kuat gitu
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
184
yang pas adegan..yang pas adegan awal yang dia ketemu
anak kecil itu ya. Kayaknya menurutku blurnya terlalu
kuat gitu pas adegan yang,.. sisanya udah.
MODERATOR : Kalau anak jalanan san?
LAINNYA : (tertawa)
MODERATOR : Semua tersenyum
IRENE : Terlalu bahagia
SANDY : hm mungkin..yaa karena dia terang jadi semuanya sangat
jelas
LAINNYA : (tertawa)
JEANNE : Kamu..kamu..kamu baik sekali
SANDY : Jadi..jadi kita enggak yaa..semua jelas terlihat lah. Tidak
ada yang tidak bisa kita lihat gitu
LAINNYA : (tertawa)
SANDY : (tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Oke..oke kalau dari Marina gimana Mar?
MARINA : Eem.. karena Anak Jalanan tuh flat jadi kayak enggak..
ngerasa kayak datar aja sih gitu. Kalau Goblin tuh kan
visualnya tuh kayak dimain-main..eh maksudnya memain-
mainkan hati kita gitu maksudnya (ketawa)
MODERATOR : memainkan hati..
MARINA : kayak itu lah, bagus sih
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
185
MODERATOR : Oke itu berarti itu dari segi artis..artistik ya, berarti aku
mau nanya berarti dari artistik kalian lebih suka Goblin
ya?
LAINNYA : iya (tertawa)
MODERATOR : Dari..dari plot lebih suka Goblin ya?
IRENE : Ehe
LAINNYA : iya
MODERATOR : Kalau misalnya harus dikasih nilai misalnya Anak
Jalanan berapa nilainya, Goblin berapa?
JEANNE : Kasian
SANDY : Kasian kayaknya
LAINNYA : (ketawa) kasian
MODERATOR : Enggak. Enggak apa-apa dibandingin jadi kalau dari
plotnya berapa?
ERIKA : Dari apa?
IRENE : Plot
MODERATOR : Plotnya, Anak Jalanan berapa, Goblin berapa?
IRENE : Plot..
MODERATOR : Secara keseluruhan
IRENE : 9, Goblin..Goblin
LAINNYA : (tertawa)
JEANNE : Untuk episode ini ya mungkin..
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
186
IRENE : Anak Jalanan..5
MODERATOR : Oke Dyana?
DYANA : Sama kira-kira Anak Jalanan 5. Sebenernya plotnya ya
aku pas dieksekusinya jadi kayak gini entah kenapa gitu,
kalau Goblinnya sih emang 9 gitu
LAINNYA : (ketawa)
DYANA : Pas dikasih apa..logline sinopsis oke pas ditontonnya oke
juga. Kalau anak jalanan tadi sinopsisnya oke, ditontonnya
ngeh.
LAINNYA : (tertawa)
MODERATOR : oke, marina?
MARINA : Sama sih
MODERATOR : Nilainya sama ya? oke
SANDY : Sama
MODERATOR : sama?
JEANNE : Dari sinopsis atau dari episode ini sih?
MODERATOR : Setelah menonton ini
JEANNE : Setelah menonton menurutku yang Anak Jalanan aku
enggak dapet cerita sih, kita cuma dikenalin doang tapi
enggak ada ceritanya gitu. Jadi kayak untuk Anak Jalanan
3 mungkin, Goblin 9.
MMODERATOR : Oke
ERIKA : Ee. Dari Anak Jalanan untuk plotnya sih ku bilang 6,
cuma ya itu mungkin cara mereka gambarin adegannya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
187
itu.. ee..salah atau kurang gitu. Kalau misalkan Goblin 9
(ketawa)
MODERATOR : Oke, El?
ELVIRA : 9 Goblin, 3 Anak Jalanan
MODERATOR : Luar biasa, oke kalau dari artistiknya? Kasih nilai lagi
LAINNYA : hah (ketawa)
MODERATOR : Kalian harus menilai banyak nih hari ini
JEANNE : (tidak terdengar jelas)
IRENE : Karena gua enggak terlalu suka bokehnya, 7,5 lah ya 7,5.
sama haduh.. 2. Jahat ya gua ya
MODERATOR : Dyana gimana di?
DYANA : Emm.. gatau teknik ininya ya apa..dideskripsikannya
enggak bisa. Tapi kalau secara ee..apa..comfort to..to
watch itu pastinya Anak Jalanan 2, ee.. Goblin 8 (ketawa)
MODERATOR : Oke, Marina?
MARINA : Kalau yang Goblin CGI nya bagus gitu kan, cuma yang
ganggu itu gara-gara yang si nenek yang tadi itu (ketawa)
paling 8 sih, kalau yang Anak Jalanan 3
SANDY : Hem sama.. Goblin 8, Anak Jalanan 3
JEANNE : Sama juga
LAINNYA : (ketawa)
MODERATOR : Erika?
ERIKA : Emm Anak Jalanan 4, Goblin 8
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
188
MODERATOR : Ho
ELVIRA : Anak Jalanan 2, Goblin 8
MODERATOR : Oke nah kalau dari segi menghibur kan tadi kan ada
bilang menghibur in a good way dan in a bad way. Nah
kalau dibandingin lagi anak jalanan sama drama Korea
Goblin. Menghiburnya tuh gimana gitu?
IRENE : (menghela nafas)
MODERATOR : Yang satu misalnya YANG SATU Goblin mungkin
menghiburnya di in a good way, yang satu in a bad way
atau gimana. Coba How?
SANDY : Anak Jalanan paling menghiburnya cuma yang lucunya
gitu doang ya sama..
JEANNE : Iya
SANDY : Pokoknya yang benar-benar aku merasa terhibur cuma
yang komedi doang
JEANNE : komedi komedinya
SANDY : Kalau Goblin secara keseluruhan menghibur
JEANNE : Kalau Goblin bisa bikin kita kayak masuk ke ceritanya
gitu
DYANA : Emerge..emerge (IMPERS)
JEANNE : Iya kita..kita kalau misalnya nih kita udah nonton,
diganggu tuh kita marah gitu loh, kayak gua lagi..gua lagi
menikmati film gitu kan kayak..
SANDY : (tidak terdengar jelas)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
189
JEANNE : Iya..iya tapi kalau misalnya Anak Jalanan kita diganggu,
oh yaudah silahkan gitu. Gua ga penting juga gitu kan.
Kayak be..menghiburnya tuh kalau yang satu karena lucu
karena ada komedi, yang satu tuh karena kita bisa masuk,
kita bisa nikmatin bener-bener. Kita pengen tahu gitu loh,
bedanya gitu
MODERATOR : Oh berarti kalau misalnya Anak Jalanan itu hiburnya
karena lucu berarti kelebihannya anak jalanan ya lucu itu..
JEANNE : Ya ada komedi lah
MODERATOR : Komedinya itu.
JEANNE : Beda ya
MODERATOR : Tapi kalau Goblin kelebihannya karena bisa membuat
kita ngerasain apa yang ada di film gitu, menghiburnya
beda jadinya ya.
LAINNYA : Iya
MODERATOR : Oke kalau disuruh kasih nilai lagi dah. Dari el dulu deh
kali ini, gimana el dari segi hibur menghibur?
ELVIRA : Emm.. Anak Jalanan 5 deh, Goblin 8
MODERATOR : Oke
ERIKA : Dari Anak Jalanan 3 sih, Goblin 9
MODERATOR : Oke
JEANNE : Jeanne?
MODERATOR : Hem
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
190
JEANNE : (ketawa) ika lagi nulis kan enggak enak. Anak Jalanan 4,
Goblin 9
MODERATOR : Oke
SANDY : Goblin 9, Anak Jalanan 3
MARINA : Sama
LAINNYA : (tertawa)
DYANA : Anak Jalanan 2 karena keberadaannya sendiri itu yang
membuat tuh lucu gitu loh, terus Goblin 8
IRENE : Aku ikut kubu Marina dan Sandy, 9 dan 3
MODERTAOR : Buset, oke kalau dari segi emm nih dari segi nih
perbandingan reputasi ya, jadi kalian lebih pengen.. ah tapi
udah tau juga jawabannya..
LAINNYA : (tertawa)
MODERATOR : Kalian..nih mungkin aku lebih pengen tahu alasannya
lagi sih. Mungkin ada alasan lain gak selain yang udah
kalian kasih tahu yang bikin kalian ee.. lebih pengen
mempromosikan yang Goblin dibanding Anak Jalanan?
Ada enggak alasan yang lain? Selain yang tadi udah
dikasih tau
SANDY : Anak Jalanan Pesan moralnya jelek
MODERATOR : Moralnya jelek?
LAINNYA : Iya
MODERATOR : Oh jadi sebenernya ee nilai pendidikan itu penting
enggak sih kalau di dalam suatu film atau suatu tv series
dan yang lain? Soalnya kan kadang ada beberapa orang
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
191
yang nonton ini kan yaudah yang penting gua terhibur.
Terserah lah mau ada nilai moralnya atau enggak
DYANA : Tergantung pasarnya sih
SANDY : Iya
JEANNE : Tergantung ceritanya juga kayaknya
SANDY : Iya
MODERATOR : Tapi kalau misalnya untuk yang di kalangan kita nih,
penting enggak sih sebenernya nilai pendidikan moral?
DYANA : 50:50
JEANNE : Iya, tergantung tergantung orang kayaknya. Kayak kalau
dibandingin sama film apa ya.. Headmans Bodyguard gitu.
Itu kan..gila ngelindungin pembunuh bayaran gitu kan,
moralnya dimana gitu. Itu sepanjang film tuh bunuh-
bunuhan, tembak-tembakkan, enggak.. kayak enggak ada
nilai moralnya gitu tapi bener-bener kita bisa nikmatin
gitu. Padahal kelihatannya kayak enggak ada nilai moral,
tapi asik buat ditonton, bagus.
DYANA : Kayak John Wick..John Wick
IRENE : Tergantung ceritanya mau dibuat seperti apa
JEANNE : Iya tergantung cerita
IRENE : Dan dibawa kemana sih sebenernya
MODERATOR : Hemm
IRENE : Banyak kok film-film yang gua tonton enggak bermoral
DYANA : (tertawa)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
192
JEANNE : Kalau kayak nonton tahu enggak sih satu film lagi tuh
kayak menceritakan tentang pembunuh..pembunuh serial
kayak serial killer deh pokoknya membunuh anak-anak
dengan mata warna biru sama rambut blonde gitu. Itu kan
menceritakan pembunuh kan, jadi kayak susah juga
nyelipin moral dimana orang ceritain tentang suatu
kejadian pembunuhan gitu
IRENE : Tapi dari situ kita dapet informasi tentang sebuah
penyakit
JEANNE : Iya dapet informasi tentang suatu penyakit kayak kondisi
psikologis orang tuh macem-macem, sama kalau di film
itu tuh ada nanti kan ada 911 yang berusaha
menyelamatkan anak itu. Maksudnya itu kan bukan moral
kan kalau 9 berusaha menyelamatkan itu kan tugas gitu
kan jadi kayak bukan maksudnya bukan nilai moral tapi
kita bisa nikmatin, kita bisa dapet info, terus kita jadi tahu
banyak hal gitu lah.
MODERATOR : Oke, ee nih oke berarti kalau misalnya bukan moral, ee
kalau misalnya okelah ee moral enggak berarti enggak
harus selalu ada tapi kalau untuk info-info baru atau hal-
hal yang belum pernah kalian tahu, itu penting enggak sih
dalam sebuah film?
IRENE : Ee.. menurutku penting sih
JEANNE : Menurutku iya
IRENE : Karena enggak tahu ya as a filmmaker and as a creator
kayak maksudnya gue nonton film bukan lagi sebuah
hiburan, gua nonton film dimana lu bisa belajar dimana lu
bisa dapet informasi, dimana lu bisa kayak mendapatkan
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
193
sebuah pencerahan, dapet ide gitu-gitu.Kalau kayak..itu
sih. Kalau cuma nonton just for fun, for what? Wasting
time kayak kalau lu anak jalanan 10 episode, wasting time
kan
LAINNYA : Ho oh (ketawa)
JEANNE : Kayak kalau misalnya kita udah tau semuanya gitu..
maksudnya yang disuguhkan ke kita adalah yang kita
hadapin setiap hari, gimana kita mau tertarik dan kita
pengen tau lagi karena kita udah tau semuanya gitu. Kayak
Anak Jalanan kenapa kita enggak tertarik karena ya udah
tau deh dia akan kayak yang suka motor gimana ini ini
gimana nanti dia bakal jadi baik atau gimana gitu kan.
Kita kan udah bisa menduga gitu. Sedangkan kalau dia
mungkin kasih kondisi karakter yang lebih beda, yang
bener-bener kita baru tau oh ada ya yang kayak gini, kan
bikin kita orang kayak gini nanti gimana sih gitu kan
(lainnya mengiyakan). Mungkin karena itu juga jadi
penting. Kalau enggak ada gitu, mungkin rasa keinginan..
keingintahuan kita berkurang akan suatu film
MODERATOR : Hem kalau dari Erika gimana Ka? Gimana?
ERIKA : Emm..(ketawa) gimana ya. Sama aja sih
MODERATOR : Udah sama? Berarti se..sesuai sama yang itu?
ERIKA : iya
MODERATOR : Kalau El gimana El?
ELVIRA : Sama
MODERATOR : Sama juga? Oke. Nah terus habis itu yang untuk emm
nih perbandingannya. Ee..untuk rasa ingin tahu. Jadi kan
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
194
selama nonton ini tadi kan pasti ada.. selama kalian
nonton di menit-menit pasti kalian kayak pengen tahu
dong, ini selanjutnya gimana ya ini gimana. Nah itu lebih
kalian kerasa dimana? Maksudnya perasaan-perasaan
kayak gitu tuh lebih kerasa di Goblin atau di Anak
Jalanan?
LAINNYA : Goblin (ketawa)
MODERATOR : Tapi sebenarnya ada kelebihannya enggak sih dari Anak
Jalanan, maksudnya untuk dalam konteks memenuhi
ee..rasa ingin tahu kalian gitu? Ada enggak sih?
JEANNE : Sampai kapan nih episodenya gitu
LAINNYA : (tertawa)
JEANNE : Ingin tahu aja kayak nih bakal dipanjang-panjangin
sampai kapan nih gitu
IRENE : Ingin tahunya apakah mereka akan membuat plot twist-
plot twist yang menyenangkan sih
JEANNE : Nah iya iya
IRENE : Challengingnya kan sebenernya itu kan. Kayak plot
twistnya tuh jangan yang klise gitu. Semua sinetron sama
plot twist nya klise. Kalau enggak ketabrak, lupaingatan,
penyakitan
JEANNE : Eh tapi ini ini kaget loh mati loh karakter utamanya
LAINNYA : (tertawa)
JEANNE : Kaget loh
IRENE : Jeanne..
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
195
JEANNE : Enggak ada loh karakter utama mati loh
IRENE : Ada weh di film yang ini (menyebutkan judul, tidak
terdengar jelas) kalau enggak salah
DYANA : (mengulang judul, tidak terdengar jelas)
JEANNE : Itu matinya di ending atau di tengah?
IRENE : Di ending
JEANNE : Di tengah (ketawa) mati lanjut sinetron
IRENE : Ganti sama (tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Oke
JEANNE : Plot twistnya lumayan ini
IRENE : Habis kali
MODERATOR : Oke mungkin ada lagi yang mau ditambahin enggak soal
yang rasa ingin tahu ini? Kalau enggak kita masuk nilai
lagi
SANDY : Nilai aja lah
LAINNYA : (tertawa)
JEANNE : Udah tau pasti
MODERATOR : Nilai lagi, iya ya kayaknya udah kelihatan condong
kemana. Dari iya Irene silahkan
IRENE : Ih ih 9 sama 1
LAINNYA : (ketawa)
IRENE : Eh enggak deh 2 ntar..ntar Ika susah bikin skripsinya, 9
sama 2
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
196
MODERATOR : Ih enggak apa-apa
IRENE : oh ya udah 9 sama 1
DYANA : 9, 2
MARINA : sama
SANDY : hmm 9,2 deh
JEANNE : Sama
ERIKA : Sama
IRENE : Enggak ada yang 0,5 nih
ELVIRA : 9,2
MODERATOR : Oke oke, terus aku mau nanya nih dari kan tadi aku ada
sebutin 6 aspek ya, jalan cerita terus artistik terus habis tuh
ada hiburan, ada pendidikan juga, ada reputasi sama
kepuasan terhadap rasa ingin tahu. Nah dari 6 aspek ini, ee
kalau misalnya kalian urutin dari 1 sampai 6, mana sih
yang paling penting yang bisa bikin kalian mau loh nonton
ini terus gitu. Apalagi ini kan tv series kan
DYANA : Tadi apa aja maaf?
MODERATOR : Ada jalan cerita, terus..
IRENE : Boleh tulis enggak?
MODERATOR : Boleh boleh ada jalan cerita, lalu ada artistiknya
visualnya gimana, soundnya gimana dan lain-lain terus
habis itu ada dari pendidikannya gimana, terus
ee..hiburannya menghibur atau enggak, terus reputasinya
gimana sama ee dia bisa memenuhi rasa ingin tahu kalian
enggak. Ada 6 aspek itu, kalau misalnya disuruh urutin 1
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
197
tuh, pokoknya nomor 1 tuh itu yang paling bisa bikin
kalian mau nih nonton tv series ini sampai ke episode-
episode selanjutnya jadi bukan cuma sampai 1 episode
selesai.
IRENE : Jalan cerita, artistik, moral value, rasa ingin tahu
JEANNE : Reputasi
IRENE : Reputasi sama?
MODERATOR : Hiburan?
IRENE : Hiburan
MODERATOR : Ho oh
(semua diam berpikir)
MODERATOR : Udah? Oke Irene?
IRENE : Ee.. yang pertama jalan cerita, kedua artistik, ketiga rasa
ingin tahu, keempat itu hiburan, kelima moral value,
keenam reputasi.
MODERATOR : Kenapa 1,2,3 nya itu?
IRENE : Emm 1,2,3 yang mana ya?
LAINNYA : (Ketawa)
MODERATOR : Jalan cerita, artistik sama rasa ingin tahu
IRENE : Sama rasa ingin tahu. Secara pribadi aku nonton film
kadang kalau visualnya biasa aja tapi feelnya dapet. Aku
akan nonton film itu terus. Karena aku nonton film lebih
ke feel gitu, makanya aku ee..hiburan dan moral value aku
taruh di bawah karena itu sih. Bisa enggak sih karakter ini
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
198
ee..kayak jalan cerita itu kan kayak based dari sebuah film
itu. Kalau jalan ceritanya udah meh ya artistiknya akan
mengikuti jadi meh gitu. Gitu sih
MODERATOR : Oke, kalau Dyana?
DYANA : Ee jalan cerita, terus rasa ingin tahu, artistik, hiburan,
reputasi terus moral value.
MODERATOR : Kenapa tuh 1,2,3 nya itu?
DYANA : Ee.. aku selalu..kalau pribadi selalu nonton itu selalu
ee..story based ya jadi ceritanya itu gimana sih. Baru..baru
apa technicalnya..technical apa kayak pengambilan
shotnya kayak gimana segala. Gimana ya bingung
jelasinnya
IRENE : Asal lu udah bisa menikmati sebuah film (tidak terdengar
jelas) ya?
DYANA : Iya
IRENE : Disaat kita udah menikmati sebuah film, kita enggak
peduli lagi keadaan ee..mau..
DYANA : Art nya tuh gimana
IRENE : Art nya gimana, ada yang salah apa enggak, shotnya mau
agak miring dikit miring gimana. kita seakan-akan kalau
udah men.. into ke filmnya banget, itu dimaafkan gitu
DYANA : Iya kayak gitu thank you
MODERATOR : Oke, kalau Marina?
MARINA : Ee pertama sih jalan cerita, terus rasa ingin tahu, terus
artistik, reputasi, ee moral baru hiburan.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
199
MODERATOR : Kenapa tuh 1,2,3 nya itu?
MARINA : Ee.. sama sih kayak Dyana, aku kayak lebih peng..based
sama jalan cerita sih kayak cerita tuh menarik atau enggak.
Terus kalau kayak..dari cerita itu mengundang enggak rasa
ingin tahu gitu terus kalau ee yang ketiga visual artistik itu
karena..sebenernya kalau ee..karena kita tuh anak film gitu
jadi kayak jadi sensitif gitu loh soal visual gitu. Kayak jadi
kalau visual tuh jadi kayak bikin ngerasa kurang..kurang
detil untuk nonton gitu jadi makanya aku masukin artistik
jadi ya jadi hal yang penting juga gitu.
MODERATOR : Oke, Sandy?
SANDY : Aku pertama cerita, visual, hiburan, rasa ingin tahu,
reputasi, pendidikan.
MODERATOR : Kenapa tuh?
SANDY : Hampir sama juga sih. Ya pastinya kalau aku nonton film
pastinya lihat dari cerita dulu sih. Baru yang kedua ku
lihat yang visualnya kalau kalau kurang indah gitu
kayaknya kurang menarik untuk ditonton gitu jadinya.
Terus aku nonton film juga lebih untuk mencari hiburan
sih
MODERATOR : Oke, Jeanne?
JEANNE : Aku nomor 1 cerita, kedua artistik, ketiga rasa ingin tahu,
keempat hiburan, kelima edukasi dan keenam reputasi
MODERATOR : Kenapa tuh?
JEANNE : Kalau 1,2,3 nya itu karena..karena cerita penting ya kalau
ceritanya kita enggak suka gimana mau ngikutin kan.
Terus yang kedua artistik, kenapa artistik? Karena aku
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
200
peduli sama ee.. kayak suatu film tuh enak dilihat ata
enggak gitu loh. Misalnya aja kalau film Goblin tadi
dibawakan dalam kemasan Anak Jalanan. Kan ceritanya
bagus tuh, tapi dia dibalutnya dengan visual Anak Jalanan
gitu yang shotnya kebanyakan close up, warnanya terang-
terang gitu. Kayak sebagus apapun ceritanya gitu kayak
jadi males gitu ngelihatnya karena bikin capek mata gitu.
Terus yang ketiga curiosity, menurutku curiosity, hiburan
sama cerita agak nyambung sih. Soalnya cerita yang baik
kan harusnya bisa nyampaikan pesan, bisa memberikan
hiburan, tergantung tujuannya juga mungkin. Dan pasti
bisa bikin kita ingin nonton terus kan
MODERATOR : Oke kalau Erika?
ERIKA : Kalau aku sih yang pertama story sih, jalan cerita sama
yangkedua itu rasa ingin tahu, ketiga itu hiburan, keempat
artisti k, kelima moral, keenam reputasi
MODERATOR : Kenapa tuh?
ERIKA : Ya sebenernya jawabannya enggak beda.. jauh beda sih.
Pertama kan maksudnya supaya buat orang tertarik kan
pasti jalan cerita dong, kalau misalnya ceritanya tuh
awalnya aja udah enggak menarik, pasti orang enggak
akan lanjut dong ke episode selanjutnya. Ya terus dan
karena apa.. karena cerita itu masuk ke rasa ingin tahu,
jadi kalau misalnya cerita udah oke pasti rasa
penasarannya ee akan semakin tinggi kan jadinya orang
akan nonton episode selanjutnya gitu. Terus ya sebagai
hiburan, kan maksudnya kita nonton sesuatu kan untuk
apa, menghilangkan stress kan gitu kan.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
201
MODERATOR : Oke berarti artistik enggak terlalu penting ya kalau buat
Erika?
ERIKA : Hem enggak sih asal ceritanya oke sih dan menghibur
MODERATOR : Oke, el?
ELVIRA : Emm pertama jalan cerita, yang kedua ingin tahu, yang
ketiga artistik, keempat hiburan, ee pendidikan sama
reputasi sama-sama nomor 5.
MODERATOR : Oke kenapa tuh?
ELVIRA : Hm soalnya kayak kalau dari jalan..ini nanya yang 1,2,3
apa yang..?
MODERATOR : 1,2,3 sama yang itu tadi kenapa di 5
ELVIRA : Em 1 itu jalan cerita soalnya kayak ee dari awal kita baca
pasti sinopsisnya, loglinenya kita pengen tahu deh
ceritanya tentang apa, genrenya apa. Terus pasti kita akan
nge-expect plot twist apa yang ada di film ini dan itu
nyambungnya ke ingin tahu, makanya kita bakal nonton
film itu. Dan setelah kita nonton film itu, pasti kita akan
ngelihat juga kan lanjut enggaknya itu dari visual itu
makanya nomor 3. Terus nomor 5 itu sama soalnya ee
kalau menurut aku sih, ini tergantung sih filmnya ya.
Enggak semua film tuh ee.. punya moral dan reputasi yang
bagus. Maksudnya ee dari aku pribadi aku enggak
mungkin ada pengaruh kayak tadi Anak Jalanan kenapa
Boy nya dibuat meninggal karena dia mungkin nikah jadi
ada skandal gitu, kalau aku pribadi itu enggak ngaruh gitu
loh. Kalau aku suka ama filmnya, mau artisnya mau
kenapa-kenapa juga ya biasa aja gitu loh. Yang penting
aku menikmati jalan cerita dari film itu
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
202
MODERATOR : Oke nah temen-temen ee..nih untuk yang terakhir deh, ini
namanya closing statement. Jadi ee..temen-temen diminta
ada enggak sih maksudnya saran, kritik ntah buat drama
Koreanya ntah buat sinetronnya gitu? Sebagai penutup.
Mungkin dari Irene
IRENE : Ee pesan buat sinetron coba bikin shot yang lebih proper,
yang terkonsep. Jangan..jangan mikir cuma kayak gua
bikin film ini cuma demi duit gitu loh. Tapi demi apa ya,
malu lah jadi film maker tapi enggak mencintai
produknya. Kalau gua jadi sutradara, gua enggak bakal
ngakuin itu karya gua. Maksudnya kayak gitu, jangan
sampai itu terjadi gitu loh. Ya walaupun.. (tidak terdengar
jelas)
MODERATOR : Oke kalau Goblin?
IRENE : Buat Goblin itu sih lebih diperhatiin untuk masalah make
up ya yang paling. Karena itu juga beberapa aku nonton di
drama Korea lain itu yang sering banget missing, mungkin
bisa belajar dari Amerika. Amerika itu bagus banget. Dia
bener-bener proper, ee malahan kita sampai enggak
percaya. Yang di drama Korea lain juga ada beberapa
yang kayak gitu tapi lebih banyak yang ditemui yang make
up nya kurang ini
MODERATOR : Oke Dyana?
DYANA : Sama sih kayak kurang menggeluti bagian di live action
tv series
MODERATOR : Oke..oke Marina?
MARINA : Kalau Indonesia tuh kalau bisa lebih pentingin kualitas
lah daripada kuantitas. Kalau yang Goblin sih bener sih
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
203
tadi, soalnya yang semua udah sempurna gitu keliatan,
cuma kayak gara-gara sekecil yang make up itu doang
maksudnya kayak jadi hancur, maksudnya jadi ada jadi
rasa kurang gitu sih.
SANDY : emm untuk Anak alanan mungkin cerita juga diperhatiin
terus jangan..jangan karena kejar tayang mulu deh.
Soalnya karena kejar tayang mulu itu yang bikin
semuanya hancur gitu menurutku ya. Kalau Goblin sama
sih lebih ke make up sama yang efek darah tadi
MODERATOR : Oke
JEANNE : Kayaknya udah hampir disebutin semua sih, kayaknya
hampir sama gitu. Kalau sinetron ya perhatikan kualitas,
jangan demi rating gitu ya. Terus dia melakukan hal itu.
Kalau pun ingin targetnya emak-emak dan anak SMP kan
enggak harus dengan buat cerita yang kayak gitu. Kan bisa
dengan yang lebih baik lagi, buktinya drama Korea
dengan cerita yang tidak seperti itu kan bisa diterima juga
kan di kalangan emak-emak dan anak SMP. Kalau untuk
Goblin kan baru nonton satu episode ya jadi kayak belum
bisa berkomentar banyak sih, terus anak jalanan juga cuma
satu episode (lainnya tertawa) kan langsung kerasa gitu lah
ya itu..itu enggak terlalu bagus
MODERATOR : Oke
ERIKA : Ee..mungkin kalau dari Anak Jalanan maksudnya ya
enggak jauh beda sih, jangan dipanjangin aja gitu.
Ee..maksudnya kalau memang sudah ending yaudah
ending nya segitu aja gitu. Karena kan biasa kan kalau
misal kan ee udah banyak yang nonton nih pasti kan bakal
ditambah-tambahin gitu kan episodenya. Mending itu
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
204
jangan. Terus kalau Goblin mungkin kalau aku kan udah
nonton semua episode Goblin kan, itu ya ada sih yang
terjadi kesalahan editing di Goblin gitu kan. Paling
perhatiin editing nya aja sih, misalnya terus kayak tadi
juga dia di episode 1 itu dia kan kayak kasih tunjuk 2 kali
gitu loh yang bagian si adiknya itu yang.. yang mati itu loh
dari dia terus ke cincin kan terus dari dia lagi ke cincin
lagi gitu. Itu sih
MODERATOR : Oke
ELVIRA : Untuk Goblin sama cuma tambahan aja untuk Anak
Jalanan mungkin musiknya diperhatiin, maksudnya kayak
drama Korea itu kreatif karena dari keseluruhan filmnya
gitu kan. Sedangkan kalau yang Indonesia tuh kayak yang
tadi ada yang ngomong nyomot aja gitu yang Dewa 19
gitu. Terus sama paling background music nya ee ya
jangan semua sinetron sama lah gitu terus setiap per
selang berapa detik dimasukin terus background music
nya. Itu jadi kayak music video kesannya gitu kan, karena
sepanjang film tuh musiknya banyak banget tumpang
tindih gitu sih.
MODERATOR : Hm oke deh temen-temen kalau kayak gitu.
LAINNYA : (tepuk tangan)
MODERATOR : Aku mau ucapin makasih juga nih ke kalian sudah
mengikuti FGD ini sampai selesai.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
205
TRANSKRIP FGD MAHASISWA UMN SESI I: SINETRON ANAK
JALANAN
MODERATOR : Jadi gimana temen-temen setelah menonton? Satu-satu deh
ngomong kesan-kesannya?
ADRIAN : Dari paling depan dulu mungkin
MODERATOR: Oh ya Mem gimana Mem?
MEMORY : Menurut saya sih oke sih (ketawa). Boy walaupun nakal-nakal
gini suka balap-balapan ternyata dia anaknya rajin ibadah
(ketawa). Enggak selain dia suka begajulan gitu tapi sebenernya
dia pinter. Jadi oke sih karakter si Boy.
MODERATOR: Oke, Adrian?
ADRIAN : Tujuan filmnya kan mengajarkan kebaikan kan intinya kan. Tapi
kita enggak bisa jadi baik sebelum diri kita sendiri tuh baik.
Kayak tadi dia coba ibadah, ya okelah ibadah. Tapi tetep aja, lu
ibadah dengan tidak..dengan cara tidak menaati hukum itu sama
aja lu bukan ibadah namanya... Polisi gitu kan. Lu enggak bisa
jadi pembasmi kriminal kalau lu jadi kriminal gitu kalau menurut
gua. Jadi kayaknya dia caranya salah deh. Enggak enggak begitu
cara mengajarkan yang benn..yang baik dengan menjadi jahat, eh
dengan jadi nakal tapi baik tuh kayaknya enggak ada deh yang
kayak begitu. Harusnya baik tetep baik aja enggak usah nakal.
LAINNYA : Dah lu jawaban Memo aja, Boy itu bagus (ketawa).
IVANO : Ya oke oke aja sih filmnya. Cuma ya itu cara yang tadi, cara
penyampaian kayak moral atau apa kayak gitu. Udah.
LAINNYA : Udah itu doang?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
206
MODERATOR: Oke, Jeshen?
JESHEN : Em, enggak terlalu setuju sih sama episode satu nih saya, eh
gua. Jadi terlalu apa terlalu cepet gitu sih pacenya, baru mulai
langsung balapan gitu kan. Kayak orang enggak ngerti gitu
maksudnya apa gitu.
ALVIN : Ya balapan (ketawa)
JESHEN : Ya sesuai judulnya sih terus tiba-tiba salah satu emm dialognya
kita balapan di tempat sesungguhnya, itu kan tempat
sesungguhnya kayak.
ALVIN : Enggak kasih tahu loh jalanan mana
JESHEN : Aduh kayak banyak miskomnya lah. Terus sama enggak kasih
moral apapun gitu loh. Gua kebalik sama Memo kayak..
MEMORY : Bukannya dia benerin gerobak itu moral bukan sih?
LAINNYA : ya yakin
ALVIN : Jadi kalau habis balapan lu jatuhin orang, habis itu lu mesti oh
gua gendong orangnya gitu?
IVANO : Kan yang jatuhin gerobaknya bukan dia.
LAINNYA : iya
ALVIN : Oh iya
JESHEN : Jadi kayak secara enggak langsung kayak oh gua mesti balapan
dulu buat bisa sholat gitu.
LAINNYA : (ketawa) iya iya itu bener.
JESHEN : salah kaprah banget gitu kan. Terus sama enggak ada yang
dijelasin secara detail pertama misal kayak penjelasan nama
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
207
orangnya pertama, oh ini namanya Boy mungkin. Mungkin ada
sih cuman kayak enggak dijelasin secara langsung. Kayak aneh-
aneh aja gitu.
IVANO : Itu nama nama..
JESHEN : Kayak aneh-aneh aja gitu.
MODERATOR : Oke, Glenn?
GLENN : em setuju si sama Jeshen. Pertama dia filmnya terlalu cepet,
kayak awal-awal tuh kalau yang baru nonton banget. Kayak kita
kayak baru nonton pertama semua kan ya, kayak kurang bisa
nangkep ini siapa dan kenapa gitu. Terus agak kurang realistis
juga, kayak enggak mungkin kan orang tadi yang di session
terakhir, tapi liat-liatan tiba-tiba berantem itu kayaknya di dunia
asli enggak begitu deh prosesnya. Kalau berantem ya enggak liat-
liatan dulu gitu.(ketawa) Iya enggak sih?
LAINNYA : (ketawa)
GLENN : Enggak ngomong apa-apa kayak tau gitu mau berantem. Terus
untuk karakter Boynya sendiri dia enggak konsisten kan awal-
awal yang dia kalah itu kayak orangnya kalem-kalem gitu cool,
cuma giliran tadi yang di ada gengnya yang minum alkohol
langsung bengis dia ajak berantem itu kayak character
developmentnya kayak terlalu cepet lompatnya gitu.
LAINNYA : Buset buset. Wah beh gua suka nih yang kayak gini nih. Asik nih
MODERATOR : Oke sip, Beka?
ALVIN : Gua bingung sih sama filmnya. Satu karakternya yang gua tau
tadi cuma Boy, terus Mondy tuh siapa, terus Andriana tuh yang
mana, Reva tuh yang mana.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
208
JESHEN : Enggak dijelasin gitu ya
ALVIN : Bener-bener enggak dijelasin karakternya kayak terus
karakternya tuh ada beberapa karakter yang fak ini siapa ini siapa
ini karakter baru lagi, ini siapa. Ya bener tadi pacenya kecepetan.
Karakternya gua enggak ngerti itu siapa, yang gua tau cuma Boy
doang bawa motor merah semua(ketawa) kayak tukang KFC.
Terus emm gua enggak ketemu ya tapi kalau misalnya film pasti
ada konfliknya kan. Gua enggak menemukan konflik disini.
JESHEN : Ada tau, kalah tuh
ALVIN : Ya itu doang kan? Maksudnya konflik yang bener-bener kayak
mengubah sesuatu gitu, maksudnya..
JESHEN : Oh iya
ALVIN : yang gua tau cuma ini kayak udah lu balapan kalah balapan lagi
kalah berantem titik. Terus apa gitu? Em enggak ada konflik yang
buat lanjutin gitu. Terus habis itu apa lagi tuh ya? Emm apa lagi
ya?
JESHEN : Lighting, DOP?
ALVIN : Iya itu itu sinetron wajar lah ya. Sebenernya..
GLENN : Buat ngejer produksi kan itu
ALVIN : Buat ngejer produksi. Habis itu kan, ini kan sasarannya adalah
masyarakat menengah ke bawah ya.
IVANO : Maksudnya gimana tuh?
ADRIAN : Target Audience
ALVIN : Target Audiencenya. Jadi kan dia emang bahasnya rada-rada
rancu dan rada-rada enggak dipikirkan. Yang which is kalau
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
209
sebenernya kalau kita yang nonton kan rada aneh gitu ya filmnya
sebenernya. Tapi secara masyarakat menengah ke bawah kan pola
pikirnya adalah langsung main kaprah kan langsung nentuin oh
wah ini keren nih gua mau kayak si Boy ah. Kayaknya dampaknya
adalah sekarang banyak banget anak-anak tuh punya motor..punya
motor Honda tua gitu ya, rambutnya di…, terus balapan akhirnya
matinya di umn. Kan gitu jadi banyak dampaknya sih yang jelek
sih. Tapi habis itu pas pas pagi-pagi eh sekolah lalu sore-sore dia
sholat. Lalu malamnya balapan, itu sih yang banyak dampak
jeleknya.
LAINNYA : (ketawa)
JESHEN : Sore doang ya
LAINNYA : (ketawa)
JORDY : Emm setuju sih ama yang tadi yang em dikatain Beka. Untuk
pengenalan karakter masih lemah sih kenapa? Karena eee daritadi
yang kita cuma denger sih nama yang dipanggil Boy doang.
LAINNYA : Boy boy boy, Bro bro (ketawa)
JORDY : Yang lain cuma dipanggil kayak istilah kayak he kamu blablabla
segala macem. Mungkin eee apa ya seharusnya sih mungkin
episode pertama kenapa? konfliknya masih lemah dan segala
macem, mungkin memperkenalkan karakternya tujuannya tapi
tidak dapet. Kenapa? Karena pendukung seperti set dan properti
segala macem itu tidak diperhitungkan dengan baik di sinetron ini
untuk memperkenalkan karakter ini seperti apa dan ini siapa gitu.
MODERATOR: hmm
ALVIN : (tidak terdengar jelas) kayak mise en scene gitu (ketawa)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
210
MODERATOR: Oke, terus kalau misalnya kalian kasih nilai berarti kan daritadi
kalian tadi ituinnya lebih ke jalan cerita kan, nah kalau misalnya
kalian kasih nilai deh 1-10?
JESHEN : Dua
ADRIAN : Tentang apa? Jalan ceritanya atau produksi?
GLENN : Episode 1 atau keseluruhan?
MODERATOR: Jalan ceritanya dulu, jalan ceritanya dulu
JESHEN : Oh keseluruhan
MODERATOR: Jalan ceritanya
ADRIAN : Jalan cerita doang belum masukin teknisnya
JESHEN : Oh secara cerita
ALVIN : Secara cerita doang, artinya secara apa yang gua baca ini doang?
ADRIAN : Iya
MODERATOR: Dan nonton ini
GLENN : 1-10 ya
JESHEN : Kalau cerita..
LAINNYA : Dari Memory dulu deh
ALVIN : 8 ya Mem ya?
LAINNYA : (KETAWA)
ADRIAN : 1-10? 11
LAINNYA : (ketawa)
GLENN : Fans sinetron, 10 out of 10
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
211
MEMORY : 1-10 ya, 7 lah
MODERATOR: Oh 7 oke
GLENN : Oke Memory 7
JESHEN : Enggak apa-apa.. enggak apa-apa
ADRIAN : 4
MEMORY : 4 lagi?
JESHEN : Eh hargain dong hargain dong
ALVIN : Dibanding gua
IVANO : Gua 5
MODERATOR: Vano 5
JESHEN : Gua 62, 6,2 maksudnya
GLENN : gua 4 juga sih
ALVIN : Jalan cerita ya?
JESHEN, ADRIAN: Cerita doang teknisnya belum
ALVIN : 5 lah kalau segi cerita aja
JORDY : hemm
ALVIN : cerita doang
JORDY : 3
GLENN : wuh
MODERATOR :Kira-kira kenapa tuh? Angkanya berarti enggak ada yang
nyentuh 8 sama sekali?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
212
JESHEN : Ada Memo
MODERATOR: Kan dia 7
ALVIN : Memo
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
MEMORY : 7
LAINNYA : Oh sorry soryy
MEMORY : Ceritanya masih bisa bikin ketawa-ketawa gitu. Masih oke buat
ditonton
IVANO : Iya
GLENN : Itu..itu kalau menurut gua lebih ke bagian script sama aktornya
sendiri sih bukan ceritanya.
ADRIAN : Cuma tujuannya bukan film komedi
GLENN : Iya bener
ALVIN : Iya
GLENN : Berarti salah
ALVIN : (tidak terdengar jelas)
MEMORY : Tapi gua masih bisa nikmatin gitu sampai akhir enggak boring
ALVIN : (ketawa)
GLENN : Ya karena itu dibantu dengan aktor-aktornya juga
ALVIN : Karena si Boy itu ganteng (tidak terdengar jelas)
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
JESHEN : Terus aktrisnya juga cantik kan
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
213
IVANO : Kelakuan
MEMORY : Iya sih..iya sih
GLENN : Kalau gua kasih 4 gara-gara si Boy kayak konfliknya tadi dia
kenapa nganggep jalanan rumah kedua dia kayaknya enggak…
dikeluarin enggak masalah deh ntar kalau..kalau si Boy pakai
ceritanya si Reva itu kayak bapaknya nikah lagi
ADRIAN : Nah itu bisa
GLENN : Itu lebih bagus ya menurut gua
ADRIAN : Itu lebih bagus
ALVIN : Jadi karakter utamanya tuh Reva ya? (ketawa)
GLENN : Jadi kalo lebih sih..
JORDY : Kayaknya sih Reva sih,
GLENN : Kalau untuk lama banget iya lebih..lebih ke Reva
ADRIAN : Soalnya si Boy enggak ada masalah apa-apa
GLENN : Si Boy kayak enggak ada masalah apa-apa
LAINNYA : (berbincang, tidak terdengar jelas)
GLENN : Berarti si Boy lebih..lebih..lebih ke supporting character jadinya
ADRIAN : Enggak dia tuh lebih ke cari perhatian gitu enggak sih?
GLENN : Gara-gara ganteng gitu?
ADRIAN : Iya
GLENN : Ya bisa jadi sih
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
214
ALVIN : Eh man..mana ada cewek yang Oh my God gua mau deh jadi
selingkuhannya. Oh terkenal f*ck anjir murah banget
LAINNYA : (ketawa)
JORDY : murah banget anjir
GLENN : Iya..iya dan masih sekolah
ALVIN : Masih sekolah
JORDY : Lu mau jadi ape (ketawa)
ADRIAN : Ya jadi istrinya tadi
ALVIN : Oh ya Ika ka, gua enggak suka sinetron ini karena dampak
ceritanya. Mau siapapun yang garap film ini dampaknya ke anak-
anak menengah ke bawah kayak gitu (tidak terdengar elas karena
ada suara batuk).
ADRIAN : Dia ambil SMA gitu
GLENN : Iya
ADRIAN : Kalau di kuliah ya..yaudah lah
ALVIN : SMA belum..belum..belum baru kelas satu tuh belum punya
SIM anjir udah kebut-kebutan
LAINNYA : (percakapan tidak terdengar elas)
GLENN : mungkin kalau Boy ceritanya kayak Reva gua kasih 5 sih
ALVIN : terus ini b*go apa sih yang yang mantannya terus jadi temennya
punya bokap punya pacar (ketawa, tidak terdengar jelas)
GLENN : Iya itu kayaknya dia mix nya..
ADRIAN : Harusnya jelas dong kalau dia mantannya si Boy iya enggak sih
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
215
ALVIN : Enggak tau (tidak terdengar jelas)
GLENN : Emang..emang belum dijelasin. Siapa tau dia belum dijelasin,
kita kan tau dari sini
ADRIAN : Anak SMA udah nikah ama om-om hebat sekali
JORDY : Iya dia bener-bener realistis banget. Biasa (tidak terdengar jelas)
ALVIN : Mungkin..mungkin biar yang ke bawah bener ngena kali, oh
begitu yaa mungkin kayak semacam itu. Kita kan lebih mikir gitu
JORDY : (tidak terdengar jelas)
ALVIN : Kalau disini sih tulisannya sih karena lebih ke ayah..pria yang
kaya maupun lebih tinggi dari dia (tidak terdengar jelas)
GLENN : oh iya
ALVIN : Tulisannya sih gitu ya (ketawa)
GLENN : Iya..iyaa
ALVIN : Ini tau darimana (ketawa)
MODERATOR : Udah nonton dong
JORDY : Tapi baik baik munafik kayak enggak..
ALVIN : (tidak terdengar jelas) gitu
GLENN : Oh iya tadi iya iya bener..bener
JORDY : kelihatannya baik makanya gua nanya ini jahat apa baik
JESHEN. GLENN : belum jelas..belum jelas
MODERATOR: Oke oke
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
216
JORDY : Adanya perkenalan karakternya masih belum dapet, makanya
dapet 3 cerita
MODERATOR : 3D Character nya juga?
JORDY : Ho oh 3D char (tidak terdengar jelas) belum keliatan sama sekali
MODERATOR : Oke..emang sebenernya kalian sendiri lebih suka cerita yang
kayak gimana sih, kalau misalnya untuk dijadiin tv seri kayak gini
ya
ALVIN : Cinta cenat cenut tuh bagus tuh
LAINNYA : (ketawa)
ALVIN : Gua cuma nonton itu sampai habis soalnya
GLENN : Apa?
ALVIN : Cinta cenat cenut
MODERATOR : Itu yang smash bukan
ALVIN : Iya itu yang SMASH. Ya itu yang mendingan gitu. Enggak sama
aja sih (ketawa)
JORDY : Sebenernya tuh kalau untuk cerita, cerita yang seperti ini pun
bagus tapi treatmentnya agak dilebih apa sih.. lebih mungkin
research lebih gitu loh direalistisin lagi gitu loh.
ALVIN : Tapi pun kalau direalistisin pun dampak dari film ini enggak
bakal bagus buat masyarakat
JORDY : Nah makanya kayak karakter yang kayak pengen jadi
selingkuhan di kurangin.
LAINNYA : (ketawa)
JORDY : karena itu enggak realistis kan
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
217
ALVIN : iya lu liat aja ada anak SD tiba-tiba udah ciuman, ah aku mau
jadi selingkuhannya
JORDY : Ya makanya ceritanya bagus sih kayak si Boy alasan kenapa
menganggap jalanan jadi rumah kedua itu bagus tapi treatment
nya itu terlalu mengada-ada dan akhirnya dampaknya negatif gitu
loh.
ALVIN : Boy itu waktu (tidak terdengar jelas)
JORDY : Iya itu itu masuk akal
ALVIN : Iya itu masuk akal
JORDY : Si Revanya juga masuk akal kan gara-gara mamanya meninggal
ALVIN : Iya meninggal nikah lagi itu masuk akal. Terus diasuh sama
pembantu karena bokap nyokapnya sibuk kayak dia jadi nakal itu
masuk akal
JORDY : Tapi lebih ditekankan di situ
ALVIN : Di sekolahnya itu loh yang enggak masuk akal, ada lah guru
kayak gitu. Bro..bangun bro
JORDY : Nah lebih baik ceritanya ditekankan di situ daripada berantem
terus komersialnya si Boy banget yang ganteng itu
ALVIN : Iya..mendingan mendingan banyak riset sih
JESHEN : Iya riset..revisi itu
MODERATOR : terus kalau.. terus kalau menurut kalian untuk peran aktornya
sendiri dalam menunjang cerita how?
JORDY : hah maksudnya?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
218
MODERATOR : Jadi ee..Reva nya lah..Boy nya lah dan lain-lain di dalem
ceritanya selama kalian ngeliat tadi
ALVIN : Mendingan karakter sub-sub
MODERATOR : Menunjang enggak?
ALVIN : Sub-sub yang lain tuh yang kecil-kecil yang kayak (tidak jelas)
itu tuh dihilangin semuanya aja kemudian karakter tuh berpusat
Boy nya aja, Reva nya aja ini nya sama sisanya karakternya (tidak
jelas)
JESHEN : Enggak mungkin ada sih menurut gua cuma jangan terlalu sering
ALVIN : Soalnya..soalnya itu banyak banget cui kayak misalkan lu liat
deh Geng Warrior
JESHEN : Mending..mending bukan dihilangin tapi di..sedikitin lah
JORDY : Mungkin..itu kan mungkin karakternya yang banyak itu berguna
buat kan di..
ALVIN : Promosi
JORDY : sinetron ini sendiri kan banyak episodenya.
ALVIN : ho oh
JORDY : Enggak mungkin karakter-karakter itu terus kan yang muncul.
ALVIN : Iya sih
JORDY : Nah fungsi karakter yang lain yang banyak itu sebagai filler.
Nah mungkin dibedakan adalah aktingnya dan karakternya.
Karena daritadi gua lihat sama semuanya
ADRIAN : Emosian gitu terus kayak enggak jelas
JORDY : Nah terus ngelucu-ngelucu enggak jelas gitu
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
219
ALVIN : Sabar gitu.
JORDY : Iya kan
ALVIN : Iya enggak sih setelah kayak orang sinetron pasti kayak gitu
rata-rata kayak tertemplate
JORDY : Dari emaknya yang tiba-tiba ngelucu gak jelas, si Bapaknya
ngelucu enggak jelas juga. Enggak sesuai kondisi situasi
ADRIAN : Sutradaranya siapa sih?
JORDY : Saudaranya?
JESHEN : Sutradaranya
JORDY : oh enggak tau
ADRIAN : Jadi kayaknya karakter selain si Boy sama siapa tadi?
JESHEN : Reva
ADRIAN : yang punya 3 Dimensional sendiri gitu ya
ALVIN : Oh extrasnya mungkin karena..karena enggak didirect gitu kali
ya ama sutradaranya
IVANO : Iya kayaknya
ALVIN : Soalnya ee.. timpang jauh misalkan lu ngeliat karakternya si
Boy, Boy, Reva, (tidak jelas) sama yang kecil-kecil itu kayak jauh
banget timpangnya
JORDY : ho oh yang kecil-kecilnya itu kayak template dan ngelucu.
Mencoba ngelucu yang enggak penting gitu loh
ALVIN : Biar dilihat
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
220
JORDY : (ketawa) tapi jadi aneh. Maksudnya kan jadi kebingungan
karena karakternya sama semua gitu
ALVIN : Kayak (tidak terdengar jelas, ketawa)
MODERATOR : hah okeoke, kalau Memory gimana mem?
LAINNYA : (ketawa)
MEMORY : Soal apa, soal karakter?
MODERATOR : Iya
MEMORY : Karakternya hemm.. si Boy ya
ALVIN : Ganteng ya
JESHEN : Ganteng lah
GLENN : Ganteng
MEMORY : Hemm oke sih si Boy, cuma bingungnya sebenernya dia bisa
pinter gitu gimana caranya?
LAINNYA : (ketawa)
MEMORY : malem dia pergi balapan, terus tiba-tiba pagi dia udah jago
kerjain matematika. Itu rada bingung juga
ALVIN, ADRIAN : (tidak terdengar jelas)
ALVIN : Lu tau sata..sakatonik abc?
LAINNYA : (ketawa)
ALVIN : lu tau enggak sih itu kayak misalkan matematika enggak pake
rumus? Langsung jalan?
JORDY : (ketawa)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
221
ALVIN : terus gua tau itu bener darimana anj*ng. penonton juga tau
darimana itu bener
MODERATOR : Berarti maksudnya karakternya terlalu sempurna gitu?
GLENN : Iya jadi orang yang nonton tuh kurang..kurang bisa relate
walaupun dia.. mungkin dia behaviournya orang bisa relate tapi
dari alur perfectnya itu kayak enggak mungkin, susah lah enggak
ada orang begitu maksudnya
ALVIN : Oh dia enggak punya kekurangan diri
LAINNYA : Iya
GLENN : Paling kurangnya bandel doang gitu kan kayak itu juga enggak
seberapa
JORDY : Mungkin cerita..mungkin itu nah poinnya adalah karakter Boy
kan terlalu sempurna kalau ini mungkin lebih bagus kalau
karakter Boy jadi sub karakter gitu
ALVIN : Oohh jadi karakter utamanya Reva gitu
JORDY : Jadi orang kan seakan-akan kalau itu karakter kedua kan mereka
orang berharap ada orang seperti itu
GLENN : Oh iya betul betul
JORDY : Kalau karakter utama kan enggak relate gitu
ALVIN : Bener-bener
JORDY : Mending Reva jadi karakter utama, udah Reva aja (ketawa)
MODERATOR : Terus kalau.. terus kalau..
ALVIN : Boy nya aja matikan
JESHEN : Oh iya Boy nya mati
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
222
MODERATOR : Iya Boy mati.
LAINNYA : (ketawa, percakapan tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Terus kalau menurut kalian komedinya gimana?
JESHEN : Komedi?
ALVIN : Ada komedinya?
MODERATOR : Iya maksudnya yang lucu-lucunya gitu
ADRIAN : Eh tadi Memo ketawa loh
LAINNYA : oh iya (ketawa)
IVANO : Tadi kita..kita juga ketawa
MODERATOR : Iya gimana tuh?
ADRIAN : Lucu sih
MEMORY : Ya lucu aja, enggak tau sih
LAINNYA : (ketawa)
MEMORY : Tiba-tiba ketawa aja, kenapa ya
JESHEN : Enggak ini.. gara-gara ini kita ketawa gara-gara enggak relate
sama kenyataan
LAINNYA : Iya enggak masuk akal
JESHEN : Enggak masuk akal kita ketawa dari situ, terus waktu komedi
yang dibuatnya juga enggak..dipaksain gitu enggak sesuai kondisi
ALVIN : Cringe
GLENN : Cringe jadinya cringe bener
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
223
ADRIAN : Enggak kalau menurut gua sih komedinya tergantung dulu siapa
yang mau menikmati soalnya eee..takaran komedi setiap orang
tuh beda-beda. Soalnya kan dia targetnya kelas menengah kan.
Jangan-jangan bagi kelas menengah tuh itu lucu
GLENN : mungkin mungkin
ADRIAN : Iya kan? Karena kan target komedi beda-beda
JESHEN : Bukan menengah kali, bawah kali
ADRIAN : Ada yang ketawa nonton OVJ ada yang enggak ketawa kan?
LAINNYA : Iya sih
ADRIAN : Mungkin dia beda target pasarnya
MODERATOR : Tapi kalau menurut kalian, komedi yang kayak gini cocok buat
kalian enggak?
LAINNYA : Enggak
MEMORY : Cocok
LAINNYA : (ketawa)
ADRIAN : yaudah nah kan bahasnya beda-beda kan. Beda-beda. Buat
Memory mah cocok
MODERATOR : Kalau enggak cocok kenapa?
LAINNYA : (ketawa)
ADRIAN : Kok mampus nanti ditanyain juga kalau iya kenapa
ALVIN : Terlalu slapstic enggak sih komedinya
GLENN : Iya
MODERATOR : Kenapa?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
224
ALVIN, GLENN : Terlalu slapstic
MODERATOR : Apa tuh?
ALVIN : Slapstic
ADRIAN : Slapstic tuh pukul-pukulan
ALVIN : Yang macem-macem OVJ gitu-gitu tuh slapstic komedinya.
Komedi slapstic
LAINNYA : (tidak terdengar jelas)
ALVIN : Bukan komedi yang kayak lu rendahin orang, lu jatuhin orang
itu slapstic
JORDY : Oohh bukan OVJ kali, Fesbukers
ALVIN : yaa
JESHEN : Kacau
IVANO : OVJ juga
ALVIN : Enggak OVJ sama, OVJ sama
JESHEN : Satu..satu jenis
ALVIN : Slapstick tuh target paling kuat buat menengah ke bawah
IVANO : Tuh kan ya kan
MODERATOR : Oke, Mem gimana mem? Kalau memory gimana?
ADRIAN : Tuh lu ditanyain juga mampus kan
MEMORY : Coba ngeliat apa karakter yang temennya Boy tadi gini-gini apa
sok sok gitu gua bisa ketawa gitu
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
225
MEMORY : Aktingnya sama wajahnya bikin ketawa gitu
MODERATOR : ooh
JESHEN : Gak sinkron ya mukanya sama ini dialog nya ya
MODERATOR :Oke terus itu kan tadi dari jalan cerita, nah kalau dari segi
pengambilan gambarnya gimana?
JESHEN : Wahh
ALVIN : (Tidak terdengar jelas)
MODERATOR : How how?
JORDY : Kalau menurut gue sih emm untuk sinetron ini udah mulai
melakukan inovasi enggak sih
ALVIN : Tapi masih template gitu
JORDY : Tapi..tapi maksudnya
GLENN : Tapi rangenya.. rangenya sinetron gitu
JORDY : Iya tapi rangenya udah lebih baik daripada sinetron dulu enggak
sih yang jaman eee..(tidak terdengar jelas)
ALVIN : Gua ngerti sih lu ngerjain satu episode itu dalam 1-2 hari, gua
ngerti sih maksudnya jumping-jumpingnya gitu sih. Tapi..
JORDY : Terus setidaknya ketika adegan balapan udah mulai ada inovasi
enggak sih
ALVIN : Yaa
JORDY : Gini gini terus pake track
GLENN : Iya cuman
JESHEN : Coba coba ya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
226
GLENN : Cuman menurut gua masih terlalu (tidak terdengar jelas)..
JORDY : Hemm
ALVIN : Referensinya udah oke sih.. udah oke sih referensinya. Secara
referensinya udah oke sih maksudnya kayak balapan itu referensi
dari ee.. motor GP itu balapannya
GLENN : Motor GP
ALVIN : Dan di (tidak terdengar jelas) juga sama terus habis itu sisanya
paling (tidak terdengar jelas)
JESHEN : Yang berantem yang berantem
JORDY : Sisanya sih template
ALVIN : Template
JORDY : Kayak apalagi di mesjid itu template banget
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
ALVIN : Gua gua ngeliatnya kayak apa sih kayak oke kita mau shooting
sini lampu pasang sana-sana sana yang penting terang
JORDY : iya
ALVIN : Karena ngejer waktu
GLENN : Iya emang ngejer waktu
JORDY : Akhirnya mereka enggak mikirin warna kulit terus si Boy itu
kayak..
ALVIN : Putih banget
JORDY : Surgawi banget (ketawa)
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
227
ALVIN : Kadang.. kadang orang asli tuh enggak begitu
LAINNYA : Iya si Boy
JORDY : Surgawi banget
LAINNYA : (ketawa, percakapan tidak terdengar jelas)
ALVIN : Oh iya kamera yaudah itu.
MODERATOR : Kalau harus disuruh nilai lagi 1-10?
GLENN : Kamera? Shotnya ya?
MODERATOR : Memory deh Memory
ADRIAN : Shotnya?
MODERATOR : Itu pengambilan gambarnya
LAINNYA : (bergumam, tidak terdengar jelas)
MEMORY : Gua kasih 8 lah
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
MEMORY : Pas naik motor dia shot apa, liatin speedometer bagus
GLENN : Iya kalau manual susah anjir, pasti ada alatnya
ADRIAN : Itu ada..itu pake go pro juga bisa Mem taruh di kepala
MODERATOR : Iya lanjut
GLENN : Oke lanjut
MODERATOR : Adrian gimana?
ADRIAN : 7
MODERATOR : 7, ivano?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
228
IVANO : 7 karena gua enggak 6 deh
JESHEN : 4
GLENN : 6 gua
ADRIAN : Kalau anak sinem pasti jelek banget nih
ALVIN : 3 deh
JORDY : 4 (ketawa) namba 1 aja
LAINNYA : (tidak terdengar jelas)
MODERATOR : kenapa tuh nilainya kayak gitu? Tapi ini masih lebih mending
sih daripada jalan cerita
JESHEN : Ya
ALVIN : kan tadi kan kita udah ngomong (ketawa)
MODERATOR : Oh yaudah
JORDY : Karena lebih bisa
MODERATOR : Oke kalau kalian? Terutama Memory ya 8 ya
ALVIN : (ketawa)
MEMORY : Gua dengan shit yang gua bilang 8 itu tadi gua udah bisa ngeliat
maksud ceritanya sebenernya yang dimaksud ya seperti apa.
(tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Oke
MEMORY : Pas si Boy mau balapan juga gua gak ngerti bisa shot kayak gitu
(tidak terdengar jelas)
(ada interupsi dari luar)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
229
MODERATOR : Kalau Adrian?
ADRIAN : Iya shotnya cukup ini sih kayak ngasih tau dari sini ke sini dari
sini ke sini tuh udah udah oke sih kayak enggak lompat terlalu
jauh gitu.
MODERATOR : Vano?
IVANO : Gua.. sebenernya gua enggak ngerti terlalu banyak tentang
kamera. Tentang shot gitu jadi ya cuman menurut gua udah oke
sih ee apa kesampean juga maksudnya ee ya ceritanya mau
gimana terus habis ini apa. Cuma kalau ini masih terlalu pusing
gitu buat gua (tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Jeshen?
JESHEN : Terlalu cepet sih editingnya
MODERATOR : Oh masalahnya yang terlalu cepet gitu?
LAINNYA : Iya
MODERATOR : Glenn? Juga sama?
GLENN : Iya sama, maksudnya dia untuk sinetron yang ngejar produksi
kan udah oke sih maksudnya ada perkembangan dibanding
sinetron lain, Cuma beberapa emang masih agak template lah
MODERATOR : hem oke. Terus kalau menurut kalian kostumnya sendiri
gimana? ada masalah enggak?
LAINNYA : Keren..keren (tidak terdengar jelas)
JESHEN : boleh lah
IVANO : Jaketnya keren
LAINNAY : (tidak terdengar jelas)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
230
JORDY : nah gua bingungnya satu disini tahu pemilihan warnanya. Tadi
waktu pertama kali tanding, si Boy pakai warna biru apa merah?
LAINNYA : Merah
JORDY : Merah ya gua kira Biru. Berarti gua salah liat. Tiba-tiba kok
dia..Nah pas yang dia berantem ama sih gengnya yang kedua?
GLENN : ya kan masa tiap hari jaketnya sama?
ADRIAN : Jaketnya ada dua
GLENN : Ada dua tadi yang..
ADRIAN : Geng motor tuh emang kayak gitu
ALVIN : Yang (tidak terdengar jelas) itu yang merah merah
JORDY : Satu lagi biru
GLENN : Yang terakhir biru yang penting tadi dibelakangnya juga ada..
ada bordiran warrior
ALVIN : Warrior iya
JORDY : hemm
ADRIAN : Jaketnya emang ada dua kayaknya
IVANO : Tapi yang pertama musuhnya jaketnya itu enggak sih?
JORDY : nah
IVANO : Yang dipake si itu yang kedua
JORDY : nah nah itu
JESHEN : oh iya
IVANO : kayak gantian jaket gitu
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
231
ALVIN : tuker-tukeran? (ketawa)
IVANO : iya
JESHEN : tuker warna
ADRIAN : kalau menurut gua sih musuhnya kayak enggak diekspos lebih
gitu loh
GLENN : iya
ADRIAN : motor-motornya tadi aja beda-beda
GLENN : iya..iya kurang
MODERATOR : Oke tapi kalau selain Boy, pemeran-pemeran yang lain gimana
kostumnya? Extrasnya mungkin
JESHEN : Bukannya sama ya?
ALVIN : Bukannya sama semua ya?
MODERATOR : Sama ya? Kalau SMA nya di sekolah?
GLENN : Tadi adriananya sama reva seumuran enggak sih?
MODERATOR : Seumuran
GLENN : Seumuran cuma kayak..kayak gayanya
ADRIAN : Gaya make up nya sih beda
GLENN : Mungkin make up nya beda ya gara-gara udah menikah sama
om om kali ya, mungkin enggak tahu
MODERATOR : Oke kalau harus dikasih nilai lagi?
GLENN : kostum
LAINNYA : Mem
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
232
MEMORY : Dari situ kek sekali-sekali
LAINNYA : (Ketawa) Jordy jordy
JORDY : 2
MODERATOR : 2? Hem
ALVIN : Kostum ya? Kostum doang apa properti juga?
MODERATOR : kostum kostum
JORDY : Semuanya ngaruh (ketawa)
ALVIN : Kostum doang, 3 paling
JORDY : (tidak terdengar jelas, ketawa)
MODERATOR : Glenn?
GLENN : 6?
JESHEN : 5, udah mencoba sih mereka
LAINNYA : (ketawa)
JORDY : udah mencoba (ketawa)
IVANO : 5
MODERATOR : 5
ADRIAN : 6 udah bagus
ALVIN : Oh tinggi nih tinggi nih
LAINNYA : (ketawa)
MEMORY : 8 lah
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
233
MODERATOR : Oh oke berarti sebenernya kostum enggak terlalu bermasalah
ya?
LAINNYA : Iya enggak terlalu bermasalah
MODERATOR : Tapi kalau Jordy masalah banget?
JORDY : Ee…bermasalah sih karena tujuan dari kostum itu sendiri
sebenenrya digunakan di dalam sebuah sinetron film itu untuk
menunjukkan sebuah karakter. Kayak nih karakternya seperti apa,
pertama apakah dia termasuk protagonist atau antagonis gitu loh.
Disinetron ini tidak ditekankan sama sekali sehingga
menimbulkan masalah kita enggak bisa membedakan antara satu
karakter dengan karakter yang lain gitu loh
MODERATOR : oh jadi kayak sama semua gitu ya?
JORDY : hem dengan kayak yang tadi juga dengan pemilihan warna di
awal jaketnya si geng Warrior ada 2 kan biru sama merah.
Sedangkan di geng yang lain juga pake warna biru. Seharusnya
geng yang lain jangan menggunakan dua warna itu, biar orang
lainyang menonton bisa mengingat kalau warna itu tuh geng nya
ini.
MODDERATOR : Yang lain setuju enggak sama Jordy?
LAINNYA : Setuju setuju
ADRIAN : Warrior merah aja udah keren
ALVIN : Kayak tukang KFC ya
LAINNYA : (ketawa)
MODERATOR : Oke terus habis tuh kalau untuk efek suaranya gimana?
Backsoundnya lah
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
234
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
ALVIN : Efek suara masuk sound gak sama lagu?
GLENN : Sound sama lagu?
MODERATOR : Ya semuanya..semuanya
GLENN : Semuanya
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
DRIAN : Memo
IVANO : Iya Memo lagi
JESHEN : Ayo Mem tadi kan udah dari situ
JORDY : (ketawa)
MODERATOR : Mem gimana?
MEMORY : Suara motor motor gitu?
MODERATOR : Ya backsoundnya juga
MEMORY : Tadi suara pas dia lagi nelfon itu sama suara motor kayak pas
dia nelfon enggak kedengeran gitu. Dia suara motor greng greng
tapi dia..
ADRIAN : Oh iya iya pas nelfon
MEMORY : Mungkin rada kurang sinkron gitu ya
LAINNYA : (tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Berarti besar kecilnya suara ya?
MEMORY : Iya
LAINNYA : (bergumam, tidak terdengar jelas)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
235
MODERATOR : Oke kalau Adrian gimana dri?
ADRIAN : Kalau menurutku sih pemilihan kalau backsound musiknya sih
lebay terlalu lebay kayak setiap ada adegan pasti ada musiknya
beda..beda..beda
GLENN : Iya bener..bener kebanyakan
ADRIAN : Terus musiknya tuh menurut aku kurang mendukung. Misalnya
kayak dia pengen menyampaikan kesan lucu, tapi lucunya kayak
malah menyebalkan gitu. Maksudnya kayak tring ting ting. Gitu
ah kayak gak sinkron gitu menurutku, backsound aku lebih ke
backsoundnya sih backsound musiknya sih
LAINNYA : (tidak terdengar dengan jelas)
MODERATOR : Oke
ADRIAN : Tuh ada terus
GLENN : iya ada
ALVIN : Oh iya
LAINNYA : (ketawa)
MODERATOR : berarti pengennya enggak ada terus ya?
ADRIAN : enggak maksudnya ee ada tapi porsinya lebih dipikirin kayak
ada..ada saatnya ada dan ada saatnya enggak ada backsound
musiknya gitu
IVANO : Ada dikecilin, ada yang..
ADRIAN : Ada yang dikecilin dan.. ya gitu sih
MODERATOR : Oke deh, vano juga?
IVANO : iya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
236
MODERATOR : oke Jeshen?
ALVIN : Kasih nilai enggak sih?
LAINNYA : Nanti nanti, kasih nilainya nanti
IVANO : Sidang dulu
JESHEN : Hemm ngomong apa ya tadi sound effect nya apa tadi kayak
enggak kedengeran gitu
MODERATOR : Mungkin suara motornya gimana, backsoundnya
LAINNYA : (bergumam, tidak terdengar jelas)
JESHEN : Oh gua no komen lah
IVANO : Karena kebegoan jadi lucu
LAINNYA : (bergumam, tidak terdengar jelas)
ADRIAN : kan balik ke gua tadi, porsi lucu setiap orang beda-beda
GLENN : wahh
JESHEN : Siap..siap
ADRIAN : jawab dong siap siap aja
JESHEN : udah bingung gua
LAINNYA : (ketawa)
GLENN : kalau gua sih tadi terutama yang bagian awal-awal yang mereka
balapan di sirkuit, itu suara motornya kalah banget sama suara
musiknya. Jadi kayak kita kayak nonton..
ADRIAN : bermain-main
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
237
GLENN : kayak stock video nya apa gitu ada motor gitu jalan-jalan tapi
lagunya beda gitu loh. Terus kan cuma kadang-kadang ada samar-
samar tretret tretret terus musik lagi jadi kayak..
ADRIAN : Ulang
GLENN : Jadi kayak enggak seru gitu balapannya, harusnya kan orang
ngeliat balapan kayak gimana gitu ya. Ada angin kali maksudnya,
cuma itu gimana sih gitu tadi enggak ada suaranya sama sekali,
ada sih tapi kecil-kecil doang ketutupan backsound kan
ADRIAN : cit cit cit cit gitu kan
JESHEN : itu apaan?
ADRIAN : Suara motor gitu kan cit cit
LAINNYA : (ketawa)
GLENN : Sama tadi kayak yang kayak Adrian, dia terlalu banyak kayak
tiap..tiap..
ADRIAN : adegan tiap scene tuh
GLENN : adegan tiap scene tuh musiknya beda-beda terus ya ya gitu sih
ADRIAN : ya gitu sih (ketawa)
GLENN : ya bener
ALVIN : Gua enggak bisa kasih tinggi kalau buat soundnya. Ee sound itu
tujuannya adalah membawa penonton supaya mengerti dari alam
bawah sadar mereka. Tapi ee sound yang disini adalah enggak ada
tujuannya semua dikasihnya. Misalkan kayak komedi, komedi itu
enggak ada tujuannya. Terus semua tuh kayak dia tuh kayak
editornya mungkin tidak mengerti akan sound ya karena semua
tuh misalkan kayak setelah dicutting, lu masukin lagu aja masukin
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
238
lagu masukin lagu aja gitu. Itu enggak..eee terlalu berlebih-lebih
gitu. Habis itu buat sound effectnya kayak enggak guna, kayak
free stock, kayak gratisan. Terus habis itu buat lu masukin
lagunya lagunya enggak pas banget buat itu, terus apa
hubungannya lu ngomongin hidayah didalemnya jaga hati
blablabla dengan lu balapan.
LAINNYA : (ketawa)
ALVIN : nah habis itu ee nih ee terus buat dia, oke gua gua musti salut
sama kalau shoot kalau film gini sinetron, adalah sharpnya, punya
sharp. Mungkin agak lebay kenapa? Dari mana gua tau. Karena
suara dialog ini jelas, bulet gitu dan noisenya kurang. Tapi ee.. itu
enggak berpengaruh karena begitu ininya jelas, tapi background
music lu berantakan, foley lu berantakan. Jadinya ancur
sebenernya. Jadi gak guna gitu soundnya tuh gak guna. Kalau
bikin bisu kasih subtitle itu kayaknya lebih bagus deh. Bener-
bener kayak misalkan kayak tiba-tiba kasih lagu, kasih ini. Gak
mendukung juga gitu.
MODERATOR: Berarti termasuk yang motor-motornya juga berantakan gitu?
ALVIN : Iya, berantakan sih jumping (menirukan suara motor). Pusing
anjir
MODERATOR : oke, Jordy?
JORDY : Kali ini saya kasih nilai tinggi karena saya tidak mengerti sound.
Saya kasih 5
GLENN : Oh tinggi ya 5 ya?
LAINNYA : (ketawa)
JORDY : Karena ya ee menurut saya sih dialog udah bulet itu bagus, terus
enggak ada noise. Terus sisanya saya enggak ngerti (ketawa)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
239
LAINNYA : Tapi kalau misalnya dari segi dialog, pelafalan dan lain-lain
menurut kalian gimana?
ALVIN : Kalian?
MODERATOR : iya
JORDY : Pelafalan atau cara bicara?
GLENN : Dialog kayaknya
MODERATOR : iya dialognya
GLENN : Sebenernya sinetron udah standarnya begitu ya
ALVIN : Sinetron biasanya sound nya kuat, soundnya sih dialognya tuh
kuat. Tek..
JORDY : (tidak terdengar jelas) pembawaan
ALVIN : Tekniknya ama aktor tuh disuruh lafalnya jelas. Tekniknya tuh
(tidak terdengar jelas) biasanya udah template emang kayak gitu.
Cuma gua mempermasalahkan sound di bagian editing
LAINNYA : Apa mem
ADRIAN : ngomong Mem
GLENN : intrupsi intrupsi
MEMORY : Si..si Boy kalau ngomong kayak pelan pelan gitu enggak sih?
ALVIN : Iya bisik bisik
GLENN : Iya kan tadi karakternya..
LAINNYA : kalem
GLENN : Cuma tiba-tiba developnya ada yang minum alkohol..
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
240
ALVIN : Jadi marah
GLENN : Itu gua tadi bingung gua
LAINNYA : (ketawa, percakapan tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Oke Mem kalau kasih nilai berapa Mem?
MEMORY : Apa, suara?
MODERATOR : Iya
ALVIN : Tinggi lagi nih
MEMORY : 6 lah tadi
JESHEN : Waduh tumben Mem kenapa nih?
JORDY : (ketawa)
MEMORY : Gua kurang..kurang kedengaran aja lafalnya..lafalnya si..si Boy
itu ngomong apa. Kayaknya pelan banget suaranya
MODERATOR : Oke, Adrian?
ADRIAN : 4
IVANO : 4
MODERATOR : 4, Jeshen?
JESHEN : Suara ya? Gua 5
GLENN : 3
ALVIN : 3
ADRIAN : Jordy 10 nih
JORDY : (ketawa)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
241
MODERATOR : Selain tadi alasan yang udah kalian sebutin ada yang alasan lain
enggak? Kenapa kasih nilai segini, selain yang udah disebutin
tadi?
ALVIN : Gua kasih nilai 3 karena oke dia dialognya masih jelas. Udah.
Kalau misalkan dialognya enggak jelas gua kasih 1(ketawa).
JORDY : Eh gua mau nanya deh, itu kenapa perasaan gua kayak awkward
banget sinetron ngomongnya?
JESHEN : Oh sama ini intonasinya kayak datar semua. Iya enggak sih?
Kayak enggak ada penekanannya. Kalau dia marah..
ALVIN : (menirukan suara kemayu)
JESHEN : WOI!! Gitu loh gimana lah
JORDY : Broo (ketawa)
JESHEN : Guru marah kayak gitu. Itu lah sih suaranya mungkin
ADRIAN : Harus banyak belajar voice acting dulu ya
JESHEN : Yoi
ALVIN : Belajar acting dulu, acting dulu satu
MODERATOR : Oke kalau menurut kalian lokasinya gimana?
ALVIN : Apa
MODERATOR : Lokasi
JESHEN : Woo pertama disitu
GLENN : Ya dapet sirkuit ya, kayak sinetron kan
JESHEN : Lokasi oke lah
GLENN : Lokasi oke lah
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
242
ALVIN : Sir sir..sirkuit oke
GLENN : Sirkuit oke
JORDY : Tapi enggak berfaedah (ketawa)
ALVIN : Iya
JORDY : Karena..
ALVIN : Sekolah..sekolah
GLENN : Sekolah tadi agak dikit banget enggak sih, cuman gerbang..
ADRIAN : kelas
GLENN : tiba-tiba kelas dan lapangan
ADRIAN : lapangan
ALVIN : Tapi itu udah menceritakan kalau itu adalah sekolah gitu
GLENN : sekolah iya bener sih
JESHEN : Boleh lah boleh lah
ALVIN : Yang gua enggak suka jalanannya
JESHEN : Masuk rumah orang anjir
ALVIN : Tiba-tiba tuh lu masuk komplek orang kayak lu masuk sebelah
sini
LAINNYA : ho oh iya
JESHEN : Misi om gitu
ALVIN : Misi om, terus motor dimatiin dorong
LAINNYA : iya (ketawa)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
243
ADRIAN : enggak gua kayaknya setuju deh sama Memo nih coba
JESHEN : Coba Mem
MEMORY : Enggak gua pernah liet di youtube-youtube gitu, geng motor
kalau misal ditangkep polisi
ADRIAN : sama
MEMORY : dia ke gang-gang kecil
ADRIAN : ke gang kecil
GLENN : iya
JESHEN : ya bener
ADRIAN : Siap 86 nama filmnya
MEMORY : iya bener
LAINNYA : (ketawa)
ADRIAN : Haha Siap 86!
MEMORY : Oke (tidak terdengar jelas)
ADRIAN : Tim jagoan
MODERATOR : Ee.. oke kalau dikasih nilai lagi?
JESHEN : lokasi?
GLENN : lokasi
MEMORY : lokasi 8 lah
ALVIN : Kalau lokasi tinggi sih
MODERATOR : Oke
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
244
ALVIN : risetnya lumayan
ADRIAN : 8
ALVIN : (ketawa, tidak terdengar jelas)
JORDY : Tapi kurang berfaedah (ketawa)
MODERATOR : Vano?
IVANO : 6
MODERATOR: 6
JESHEN : 63
MODERATOR: 63?
GLENN : 7 deh
MODERATOR: 7, Beka gimana?
ALVIN : 6
MODERATOR : 6, Jordy?
JORDY : Hah?
MODERATOR: berapa nilainya?
JORDY : 6 (ketawa)
MODERATOR : Ee selain alasan yang udah disebutin tadi ada lagi alasan lain
enggak?
JORDY : Kurang..emm ini kali ya apa..
ALVIN : Berfaedah
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
245
JORDY : iya ada tujuan gitu loh kayak sirkuit bagus, berhasil dapet sirkuit
Sentul ee itu sentul itu oke. Tapi awal-awal doang gitu loh
(ketawa) kayak sayang gitu (ketawa) Kalau gua jadi produsernya..
GLENN : Mungkin di episode 2 ada lagi mungkin..mungkin
JORDY : Mungkin ya.. sumpah gua jadi produsernya marah nih (ketawa)
JESHEN : udah bayar mahal cuma di depan doang ya
ALVIN : biar..biar budgetnya tuh melebar
JORDY : Sisanya tuh..sisanya jalanan tidak bermutu (ketawa)
ADRIAN : Scenenya tuh kayak enggak penting gitu loh
IVANO : Sekali doang
GLENN : iya kayak kurang, terus kayak nanti yang terakhir-terakhir..
JESHEN : harusnya tuh puncak ya
GLENN : enggak, lu (tidak terdengar jelas) nanti terakhir-terakhir yang
Geng Warriornya nungguin tiba-tiba geng serigalanya dateng itu
dimana, emang tempat kumpul mereka kah?
JESHEN : Oh iya
GLENN : nanti berantem itu dimana enggak ada..
JESHEN : Itu belakang rumah orang anjir
GLENN : Iya itu kayak enggak ada landmark yang jelas itu dimana dan
kenapa itu jadi tempat ngumpul mereka gitu
ADRIAN : Lebih bagus yang..
JORDY : Kurang shot establishing (ketawa)
LAINNYA : Iya..iya bener..bener
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
246
JORDY : (ketawa)
GLENN : yang yaa..bagian terakhir sih
ALVIN : Itu dimana
ADRIAN : Harusnya (tidak terdengar jelas) gitu ya
GLENN : Itu tadi.. (tidak terdengar jelas)
ADRIAN : Harusnya COD an gitu kan
GLENN : COD an geblek. Yaudah deh
JESHEN : COD
IVANO : COD iya COD
ADRIAN : COD ketemuan
JESHEN : yaudah siap
MODERATOR: Oke deh terus ee buat pesan moralnya ada enggak? Setelah
kalian nonton ini?
JESHEN : Eee dipaksain sih
MODERATOR: Pesan moral dipaksain gimana tuh?
ALVIN : Mem..
JESHEN : Ya kayak..
ALVIN : (ketawa)
GLENN : Jeshen
JESHEN : contohnya kayak ee walaupun ee kayak senakal-nakalnya dia ya
tetap beribadah. Dipaksain gitu loh…
ALVIN : iya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
247
JESHEN : pesan moralnya. Padahal secara keseluruhan negatif semua gitu
LAINNYA : iya
ALVIN : Sebenernya pesan moralnya tuh ada, tapi menurut gua kayaknya
enggak bakal sampai sih
IVANO : Caranya sih
JESHEN : Caranya
ALVIN : Penyampaiannya enggak..enggak bisa gitu, maksudnya kayak
JESHEN : Dipaksain
ALVIN : Terlalu.. iya terlalu dipaksain bener, kayak enggak bakal
nyampai pesen molarnya..moralnya
GLENN : kalau kata gua dari dia tujuan awalnya pesan moral gini cuma
malah jadinya tuh dapetnya malah menurut gua jadi berbeda,
mungkin dari.. mungkin yang lihat malah..yang nonton orang tua,
pesan moralnya oke gua harus didik..didik anak lebih baik supaya
enggak jadi begitu gitu loh. Bukan.. mungkin awalnya buat yang
nonton kayak oke gua enggak boleh balap-balapan gitu kan cuma
ya mungkin pesan moralnya jadi nyampenya berubah gitu loh.
Tujuan pesan moral jadi berubah. Kayak bisa macem-macem
sebenernya tergantung yang nonton sih
ADRIAN : kalau menurutku emang salah langsung pesan moral emang
salah. Kalau gua nangkepnya gini, lu boleh balapan asal lu sholat
gitu. Kayak gitu gua mikirnya tuh kayak gitu balik lagi
LAINNYA : (ketawa)
ADRIAN : Gua boleh nakal tapi yang penting gua ibadah gitu kayak…
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
248
GLENN : Nah itu kan berarti bagi yang nonton mungkin yang anak SMA
gitu kan
ADRIAN : iya
GLENN : Tapi kalau untuk yang..
ADRIAN : iya yang Boy nya yang
GLENN : yang orang tua nyampe nya pesan moralnya beda, oh gua
enggak boleh..
ADRIAN : kerja terus gitu kan
GLENN : iya gak boleh kerja terus gitu loh, jadi pesan moralnya didapet
untuk target audience yang berbeda, ya beda-beda juga gitu
ALVIN : Tapi apakah dengan itu kan dia kan mikir ya
IVANO : iya iya itu..itu..
GLENN : Itu..itu kan teorinya gitu
ALVIN : Kalau misalkann..
JORDY : kenyataannya..
ALVIN : kalau misalkan ee..kita gitu kan
GLENN : hee
ALVIN : kalau kelasnya menengah ke bawah mah emang mikirin kayak
gitu, oh iya dia emang peduli kalau misalnya Re ee siapa tu si
Boy tuh dirawat sama pembantunya. Kayaknya enggak bakal
mikirin juga deh.
GLENN : ha iya sih
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
249
ALVIN : jadi makanya menurut gua mungkin itu enggak bakal nyampe
kalau misalkan yang nonton mungkin kayak..kayak kita kita..
orang tua kita..kita mungkin nyampe gitu. Oh gua mesti didik
anak gua sebener-benernya biar enggak dirusak pembantu ntar
jadi nakal. Coba anak menengah e bawah kayaknya enggak bakal
mikir, oh iya si Boy ganteng tuh, oh Boy mati hee
JORDY : iya tergantung dari tingkat pola pikir
ALVIN : iya inteleknya
GLENN : Tergantung itu nya bener juga
JORDY : Karena kalau udah gua takutnya nih untuk bagian yang orang tua
orang tua maaf ngomong belum terlalu terbuka pikirannya itu
kejebak ama yang tadi kayak..
GLENN : Iya
JORDY : Wah Boy ganteng. Ini gua benci banget ama antagonis nya udah
cantik sok cantik blablala gitu. Terus ketemu di Mall ditampar
gitu.
LAINNYA : (ketawa)
MODERATOR: Oke
GLENN : Terlalu menghayati
MODERATOR : Tapi..tapi ada enggak sih pesan moralnya buat kalian
maksudnya seumuran kalian gitu? Itu kan tadi kalau dilihat dari
menengah ke bawah sama..
IVANO : Orang tua
MODERATOR : Orang tua kan. Tapi kalau misalnya buat kalian?
ALVIN : Emang ada pesan moral?(ketawa)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
250
JESHEN : Enggak ada.. enggak ada
MODERATOR : Enggak ada ya?
IVANO : Mungkin ini kali apa..enggak..enggak semua orang apa enggak
semua anak nakal itu sepenuhnya nakal gitu. Contohnya kan
kayak Boy rajin sholat terus bantuin apa gerobak gerob apa
gerobak jatuh dibantuin gitu. Jadi kayak Anak Jalanan gitu yang
nakal nakal gitu enggak sepenuhnya nakal kali, ada..ada
kebaikannya gitu.
MODERATOR : He em oke film ini, eh film. Sinetron ini bisa memotivasi..eh
memotivasi kalian lebih baik lagi enggak sih?
LAINNYA : Enggak sih, buruk iya
MODERATOR : Kalau dikasih nilai deh dikasih nilai deh
GLENN : Pesan moral ya?
ALVIN : Pesan moral, gua kasih 2 deh enggak nyampe sama sekali
soalnya
JORDY : Gua masih rada..rada kasian gitu
JESHEN : Yah kasihan..(ketawa)
JORDY : 3
MODERATOR : 3
GLENN : Gua 4 deh soalnya masih tergantung yang nonton
JORDY : 2, 3, 4, 5(ketawa)
JESHEN : 1,3
GLENN : Kacau je 1
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
251
MODERATOR : Adrian?
ADRIAN : 1
MODERATOR : 1
ESHEN : Mantap dri. Wah Mem berapa Mem?
LAINNYA : 10 (ketawa)
MEMORY : Kalau gua kasih 7, cuma dia kan pemotor juga. Gua sebenernya
naik motor juga
LAINNYA : Pemotor…(ketawa)
MEMORY : Enggak gua kan suka naik motor gitu kan
ADRIAN : Bikers bikers
JESHEN : Mantap
MEMORY : Jadi dia ngajarin kayak, padahal di jalan sepi doang nih jalannya
pelan gitu, kayaknya gua lebih kenceng dari itu
LAINNYA : (ketawa)
JESHEN : Jadi..jadi
GLENN : Oh jadi kayak lu kalau ngeliat dia kayak cupu banget dia gitu
MEMORY : Iya itu dia memotivasi gua untuk lebih kencang lagi
LAINNYA : (ketawa)
MEMORY : Si..si Mondy tadi bilang ke Boy
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
ALVIN : Mondyy monddy tuh yang mana gua enggak tahu
JESHEN : Karakter baru lagi
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
252
LAINNYA : (ketawa tidak terdengar jelas)
GLENN : Mondy tuh yang..
ALVIN : Mondy tuh yang mana?
IVANO : Musuh..musuh..musuh yang pertama
GLENN : Mondy antagonis
MEMORY : Mondy musuh dia
ALVIN : Oh
MEMORY : Lu bisanya di jalan sepi doang ya Boy, Boy enggak bisa di jalan
sepi. Padahal di track nya yang kedua juga sepi juga
LAINNYA : (ketawa)
ADRIAN : bagus..bagus gua suka Mem
MODERATOR : Oke, terus tapi kalian ada dapet informasi baru enggak dari ini
kayak pengetahuan or something. Ada enggak?
JESHEN : ee…
ADRIAN : bisa keluar dari kantor polisi dengan cara..
ALVIN : telponan (ketawa) bisa keluar kantor polisi dengan telponan
ADRIAN : bisa keluar dari kantor polisi dengan cara nelpon dan gua enggak
tahu nih..
ALVIN : Pak tolong nih keluarin ada 3
ADRIAN : Dia kenapa bisa nelfon polisi dan dia bisa dapet kuasa itu
darimana gua enggak tahu, bokapnya bukan polisi yang..
IVANO : Kayaknya dia kenalan..dia kenalan polisi deh
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
253
ADRIAN : Bokapnya iya biasa aja soalnya, dia enggak punya koneksi
harusnya. Enggak tau gua koneksinya dari siapa
IVANO : Lah bapaknya kan enggak tau dia..dia apa suka itu
GLENN : Iya tadi dia nelfon siapa sih?
IVANO : Bukan bapaknya
ADRIAN : Nelfon polisi dia
ALVIN : Kita nelfon siapa kita aja enggak tau
IVANO : Ya berarti dia punya koneksi ama polisi dong
ADRIAN : Bebasin, enggak gua enggak..enggak tau koneksinya dari mana
gitu loh makusdnya..
JESHEN : kurang jelas
IVANO : Dapet koneksinya
ALVIN : Terus dia siapa sampai punya koneksi
ADRIAN : Dapet darimana, dia itu siapa sampai bisa punya koneksi
GLENN : Dia siapa
JESHEN : Produser
ADRIAN : itu yang gua belum dapet sih
ALVIN : Tiba-tiba nelfon ni anak siapa anak jalanan, Boy oke
bokapnya..bokapnya bukan militer, bukan bukan polisi
ADRIAN : bukan polisi
ALVIN : Bokapnya juga kerja meeting enggak jelas gitu, terus masa
pembantunya kan enggak mungkin kan
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
254
JESHEN : (ketawa) pembantunya
JORDY : mungkin..mungkin dia di episode berapa ntar ada plot twist
ALVIN : oh mungkin dijelaskan di episode seratus sekian
JESHEN : seratus ya
LAINNYA : (tertawa, tidak terdengar dengan jelas)
MODERATOR : Oke terus kalian merasa terhibur enggak nonton itu?
LAINNYA : Apa?
MODERATOR : Terhibur enggak?
GLENN : Oh kalau terhibur, kita terhibur
LAINNYA : Terhibur sih
ALVIN : Kepala gua pusing tapi
IVANO : Gua kasih 10 deh
JORDY : Gua 10 buat terhibur
GLENN : Gua terhibur..terhibur
MODERATOR : In a good way or in a bad way?
JORDY : In a bad way
LAINNYA : (ketawa)
GLENN : Gua enggak bisa bilang sih tapi gua enggak bisa bilang. Tapi
terhibur kan, gua enggak bisa bilang
MODERATOR : Terhibur
LAINNYA : Terhibur
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
255
MODERATOR: Karena?
ALVIN : Kita ketawain orangnya
JORDY : lucu
MEMORY : Ada orang balapan dari siang sampai malem enggak berhenti-
berhenti
LAINNYA : (ketawa)
MEMORY : Gua dari Jakarta ke Kuningan aja lape.. eh dari Kelapa Gading
ke Kuningan aja laper
JORDY : Terus tuh bensin lama enggak habis-habis
ALVIN : Pantatnya tuh kuat banget
IVANO : Udah nempel
ADRIAN : Pantatnya udah nempel sama bangku kayaknya
IVANO : Udah jadi satu
MEMORY : Terus udah sa, dia udah sering balap-balapan mungkin gara-gara
malem kali ya, kulitnya masih putih, mukanya enggak minyakan
gitu
IVANO : lighting..lighting
MEMORY : Pake itu kali ya biore kali ya
LAINNYA : (ketawa, percakapan tidak terdengar jelas)
MEMORY : Masih..masih bagus gitu parasnya
MODERATOR : Oke kalau harus dikasih nilai?
JESHEN : waduh
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
256
ALVIN : (ketawa)
JORDY : Terhibur atau enggaknya kan?
GLENN : Terhibur apa engganya? 10
JORDY : 10
MODERATOR: Jeshen?
JESHEN : 8, 8
GLENN : 8 sih
ADRIAN : berapa mem?
IVANO : 9 deh
ALVIN : 10, 10
MEMORY : 10, 10
MODERATOR : Berarti semuanya in a bad way?
JORDY : Iya
GLENN : Tapi..tapi tergantung sih
IVANO : Tergantung sih
ALVIN : Terhibur kan?
ADRIAN : Terhibur bener
ALVIN : Terhibur iya
MODERATOR : Oke, terus kalian pengen enggak ini dibikin lagi season
selanjutnya?
JORDY : Enggak
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
257
GLENN : Eh emang ini belum habis?
MODERATOR: Enggak udah habis..udah habis..ini udah habis
ADRIAN : Mau..mau asal..asal produser semuanya di.. diganti semua
GLENN : Gua mau sih tapi harus sekonyol ini juga
ADRIAN : Yah jangan dong
ALVIN : (ketawa)
GLENN : Eh biar terhibur
ADRIAN : Oh iya
JORDY : Gua mau gua mau tapi kru nya anak UMN
LAINNAY : Wah setuju boleh boleh
JORDY : Biar gua bisa magang (ketawa)
MODERATOR: Tapi sebenernya jumlah episode pengaruh enggak sih?
ALVIN : hah ini berapa episode total?
JESHEN : total?
MODERATOR : 700an
LAINNYA : wah
JORDY : 700an
GLENN : 2 tahun berarti ya
ALVIN : Anggepan dua tahun sinetron ini
GLENN : 2 tahun bener 2 tahun
IVANO : Saingannya One Piece
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
258
ALVIN : (ketawa)
MODERATOR : Sebenernya jumlah episode pengaruh enggak sih buat kalian
JORDY : Pengaruh
ALVIN : Iya pengaruh
MODERATOR : Kenapa?
JORDY : karena kalau udah kebanyakan bingung (ketawa)
ALVIN : Iya
GLENN : kalau ceritanya cuma around ini dan beratus episode, orang
keburu lupa konflik awalnya tuh apa sih gitu
ALVIN : sebenernya ini kan episode satu mungkin enggak begitu
pengaruh, ntar mungkin berapa episode 100 nya mungkin baru
pengaruh ama rating. Jadi kayak Boy dikeluarin terus, si
dikeluarin terus makanya makin enggak jelas ceritanya
LAINNYA : Iya
ALVIN : Gua tau sih dewan script itu sangat bekerja keras untuk
memenuhi kemauan produser, tv dan rating segala macem demi
iklan-iklan segala macem tapi makin enggak jelas. Makanya kalau
lebih baik kalau misalkan emang udah dibikin script dari awal
berapa episode dan itu udah jadi
JORDY : Iya
ALVIN : kalau itu kan kayak itu kan paling episode 1 bikin baru kelar
sampai episode 25 gitu misalkan. 25 oke ntar buat episode ini
nambah lagi nambah lagi tiap hari nambah lagi nambah lagi satu
episode nambah lagi ikutin rating. Nah kalau ikut rating kan
ceritanya jadi enggak jelas,
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
259
ESHEN : Korbannya cerita
ALVIN : Ee..3 act lu makin berantakan
JORDY : Iya atau mungkin jalan keluarnya adalah bikin dulu stock
banyak terus kita studi rating mana karakter yang lebih itu ntar
bikin cerita yang lebih masuk akal lagi terus stok episode ke
depan
ALVIN : bisa sih
JORDY : Daripada dia maksain ngeluarin itu terus tanpa sebab kan dia
harus ada bikin planning dulu
ALVIN : Kalau yang waktu itu kayak enggak salah, kalau di luar negeri
kan kalau di Indonesia TV gratis kan makanya ada iklan ee.. iklan
dan rating kan. Kalau misalnya di luar negeri, kalau enggak salah
makbul gitu kalau di luar negeri tuh TV tuh musti bayar kan. Jadi
tuh mereka memang udah..
JESHEN : udah siap
ALVIN : udah siap scriptnya udah jadi, ya shootingnya udah itu baru
dipublish jadi.. 25 habis ya 25 habis. 100 habis ya 100 habis
GLENN : Ho oh
MODERATOR : Oke
ALVIN : naruto aja berapa tuh
MEMORY : kalau enggak salah 800
ADRIAN : kok jadi anime ngomonginnya
IVANO : kan contoh
ALVIN : kan kalian ngerti semua tuh kalau anime kan
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
260
MODERATOR : Kalau buat Memory gimana Mem?
MEMORY : apanya
MODERATOR : jumlah episode pengaruh enggak?
ALVIN : ditanyain pribadi
MEMORY : jumlah episode?
MODERATOR : iya pengaruh enggak
MEMORY : pengaruh ke?
MODERATOR : Ee, maksudnya ee pengaruh enggak maksudnya pengaruh ke
Memorynya sendiri
MEMORY : ooh
MODERATOR : kan kalau semakin banyak kan ada orang yang annoying
ADRIAN : pengaruh, memorinya penuh
LAINNYA : (ketawa)
MODERATOR : atau makin banyak makin bagus gitu?
MEMORY : kalau ceritanya bagus sih gua..
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
MEMORY : Enggak sih..apa gimana ya enggak bakal gua tonton juga sih
kalau udah ratusan gitu, bosen banget enggak sih
ADRIAN : One piece lu nonton gak?
MEMORY : One piece gua tonton
IVANO : Kan memang suka dia
ADRIAN : ooh
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
261
GLENN : Karena ceritanya bagus
IVANO : Iya ceritanya bagus
MODERATOR : Oke terus mau nanya deh ee..kalian bakal ngerasa nyesel enggak
kalau lewatin satu episode ini?
ADRIAN : Enggak
GLENN : Itu dia masalahnya juga sama kalau episodenya kebanyakan, itu
kan tiap hari, kalau ada yang memang ikutin terus suatu hari dia
enggak bisa nonton kan gimana ya..
ALVIN : bentar ini berapa jem?
JESHEN : 40 menit
MODERATOR : 45 menit
ALVIN : 45 menit? Artinya 15 menit pertama ulang episode sebelumnya,
15 menit berikutnya ngomongin episode selanjutnya berarti
intinya cuma 15 menit. Yaa kalau kehilangan 1 episode ya enggak
apa-apa, kan ntar diulangin lagi kok di episode berikutnya
GLENN : Kalau episode satu masalahnya gitu sih. Kalau seminggu gitu
enggak nonton, bingung gitu oh udah enggak mau nonton lagi,
udah enggak ngerti ceritanya
JORDY : Sebenernya pola pikir orang bisa mikir bakal nyesel ngelewatin
satu episode tuh kalau misalnya dia enggak ngulang enggak sih
dari episode yang lalu? Terus jumlah episodenya dikit. Jadi kalau
misalnya kelewat tuh bakal nyesel banget nyesel banget, daripada
kalau jumlah episode 700 terus setiap episode bakal diulang
berapa menit dari episode lalu
ALVIN : Lu kalau itu biar bisa buat ngerefresh
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
262
LAINNYA : Iya
ADRIAN : Iya buat nge-refresh biasanya
GLENN : tujuannya itu sih
ALVIN : buat nge-refresh oh sebelumnya tuh ini
GLENN : iya cuma sekarang kalau ada youtube tinggal dicari..
IVANO : Iya
GLENN : kalau kelewatan
JORDY : Oke
MODERATOR : Hem oke, berarti sebenernya enggak ngerasa nyesel sama sekali
ya?
GLENN : Enggak di jaman ini enggak sih
JORDY : jaman ini
GLENN : jaman ini mah enggak
JORDY : jaman now sih enggak (ketawa)
GLENN : jaman now enggak sih
ALVIN : kalau jaman gua SD mungkin menyesal lah ya
GLENN : Mungkin nyesel iya
JORDY : Iya sih naruto jaman dulu gua nyesel
ALVIN : (tidak terdengar jelas) udah episode berapa diulang lagi
dari episode satu
MODERATOR : Oke terus ee ini sinetron ini layak buat kalian
rekomendasiin ke temen enggak atau relasi?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
263
JORDY : Untuk direview layak (ketawa)
ALVIN : untuk direview layak
GLENN : for the laws iya
MODERATOR : Kenapa tuh?
JORDY : hem
MODERATOR : Kenapa tuh enggak layak?
ALVIN : Kenapa enggak layak atau gimana?
ADRIAN : untuk ceritanya dibagusin lagi kayaknya bisa deh
JORDY : emang dia sih layak buat bisa di kasih evaluasi gitu
kedepannya sinetron ini
ALVIN : untuk film Indonesia lebih baik
MODERATOR : hemm kalau untuk evaluasi layak tapi kalau untuk
ditonton terus enggak gitu berarti?
JORDY : enggak
ALVIN : Sebenernya film ini bisa bagus buat di tvc sih. Tapi
percuma sih kan mereka mikirinnya rating, percuma
LAINNYA : iya
JORDY : mending nonton film
GLENN : Iya keren
MODERATOR : Terus menurut kalian nih ee akses untuk dapetin
informasi soal sinetron ini mudah atau enggak?
JORDY : Wuh mudah sekali (ketawa)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
264
GLENN : RCTI lah ya
IVANO : kalau sinetron mah mudah
GLENN : Iya
ALVIN : uu (tidak terdengar jelas) tiba-tiba SCTV, terus
infotainment artis itu biasa ada
JORDY : google, tv itu beritanya itu terus
ADRIAN : Di facebook sering keluar kok meme comic Indonesia
LAINNYA : (ketawa)
MODERATOR : terus kalian kan mudah kan, terus kalian mau enggak
ikutin perkembangan informasinya, entah soal artisnya,
jalan ceritanya?
ADRIAN : Mau
IVANO : tergantung
JORDY : He em
ALVIN : Gua enggak ikutin pun tiba-tiba udah tau aja
ADRIAN : Iya pasti tau
ALVIN : Misalkan kayak Boy William ee punya istri terus ee
romantis blablabla itu tiba-tiba kedengaran aja
JORDY : Boy William memutuskan untuk berhenti dari sinetron
ini akhirnya ceritanya dibikin dia meninggal gitu (ketawa)
ALVIN : Iya habis itu habis itu ada reaksi satu keluarga tuh satu
keluarga tuh nangis semua karena Boy meninggal tuh ada
tuh ceritanya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
265
JORDY : bener? gua enggak tau beka
ALVIN : iya enggak usah enggak usah nyari udah ada gitu
JORDY : Boy siapa
GLENN : Gua lebih tertarik liat reaksi penontonnya sih
LAINNYA : (ketawa, percakapan tidak terdengar dengan jelas)
GLENN : Lebih tertarik itu gitu
JORDY : Review Boy meninggal (ketawa)
GLENN : Reaksi nonton anak jalanan..
ALVIN : ada 3 orang nih ibu-ibu sama siapa gitu nonton itu, lalu
Boy nya meninggal habis itu mereka nangis semua
(ketawa)
MODERATOR : oke berarti ee enggak mau ngikutin perkembangannya
sama sekali?
JORDY : Terpaksa
ADRIAN : Enggak apa-apa
ALVIN : Enggak usah diikutin pun ad..udah ada gitu
JORDY : terpaksa ikutin enggak sih
ALVIN : iya
JESHEN : Iya secara enggak langsung sih
GLENN : secara enggak langsung
JESHEN : kita jadi tahu
MODERATOR : kalau ngoleksi kayak lagunya, bajunya, posternya?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
266
JORDY : huhu tergantung enak apa enggaknya sih
JESHEN : Lagunya bagus sih
ALVIN : apa lagu, baju?
MODERATOR : ya pokoknya atribut yang..
ALVIN : lagunya udah pasti enggak gitu kan, bajunya kayaknya
enggak juga deh, motornya mungkin iya
JESHEN : Lagu dewa anjir
GLENN : Motornya iya
ALVIN : Hah?
JORDY : Merchandisenya ada baju?
JESHEN : Ah seriusan?
ALVIN : enggak kayaknya
GLENN : Kalau tulisan anak jalanannya (tidak terdengar jelas)
LAINNYA : (tertawa, percakapan tidak terdengar jelas)
ALVIN : ooh liat nih kayak anak jalanan nih liat ninja lawan cbr
menang ninja, eh gua beli ninja dah. Bisa jadi kan
GLENN : Oh iya mungkin
MODERATOR : Emang kenapa sih enggak mau ngoleksi? Maksudnya
selain motor ya, misalnya yang lain kayak lagunya terus
posternya
ALVIN : Lagu enak aja enggak (ketawa)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
267
JORDY : kalau.. kalau konteksnya untuk sinetron Anak Jalanan sih
enggak, kenapa? Karena lagunya pun itu bukan original
soundtrack bukan sih?
LAINNYA : bukan
JORDY : itu lagu udah diproduksi duluan kan?
ADRIAN : Udah diproduksi duluan
JORDY : Ah jadi itu enggak bisa dihitung sebagai original
soundtrack nya dia. Terus untuk baju gua enggak ngerti
sih apa di..
ALVIN : Oh bukan baju, jaket jaket
JORDY : Kalau jaket, kalau jaket sih enggak juga karena norak
(ketawa)
ALVIN : Kayak tukang KFC pakai gituan (ketawa)
JORDY : Iya makanya
ADRIAN : Enggak..enggak kalau misalnya dia jaketnya memang
didesain khusus untuk tim motor ini dan jaketnya tuh
kayak spesial gitu kayak..kayak contoh navy lah maaf ya
LAINNYA : ho oh
ADRIAN : contoh kayak navy ya pasti orang kayak wah keren nih
desainnya bagus gitu kan, ada timbal baliknya pasti.
Sedangkan tadi menurut gua kayak jaketnya kayak
ngambil darimana terus tinggal di sablon belakangnya
warrior selesai
LAINNYA : (ketawa)
ADRIAN : enggak lah kalau kayak gitu
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
268
ALVIN : Jaket Rp 25.000 di jalanan
JORDY : Kalau mudahnya ini aja, tahu yang Naruto akatsuki?
LAINNYA : hemm
JORDY : itu kan merchandisenya banyak banget
MODERATOR : Oke kalau misalnya promosiin lewat media sosial mau
enggak?
ALVIN : Apa?
MODERATOR : Promosiin lewat media sosial
ADRIAN : Gimana?
ALVIN, GLENN : Maksudnya kita promosiin?
ADRIAN : Mau lah kenapa enggak mau?
JORDY : Ya kalau misalnya..
IVANO : Kalau promosiin doang mungkin mau
ADRIAN : Iya mau promosiin
GLENN : Iya enggak enggak ada ruginya
IVANO : Enggak ada ruginya buat kita
ADRIAN : Enggak ada ruginya
JESHEN : Paling jadi bahan ketawa aja sih
ADRIAN : Kayaknya dia butuh nonton filmnya Roger yang lama
tahu enggak lu yang di Indosiar? Wah..wah itu gua nonton
tuh. Keren itu Roger yang berantem naik motor juga
LAINNYA : Enggak tahu
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
269
MODERATOR : Terus kalau emang mau promosiin caranya gimana?
Maksudnya lewat media sosialnya?
IVANO : Mungkin facebook
ADRIAN : Caranya
IVANO : Oh caranya
MEMORY : Pakai insta story
MODERATOR : insta story
ADRIAN : Biasa paling..
IVANO : ya paling story story sih kebanyakan
JORDY : (tidak terdengar jelas, ketawa)
ADRIAN : Emot sedih gituya
LAINNYA : (ketawa)
MODERATOR : Selain insta story ada enggak?
JORDY : Bikin facebook story (ketawa)
ADRIAN : Bikin fanpage
ALVIN : Boy meninggal
GLENN : eem satu juta tanda tangan untuk menghidupkan Boy
kembali
JESHEN : Petisi ya
LAINNYA : Iya petisi (ketawa)
ADRIAN : enggak enggak bikin fanpage kayaknya
IVANO : Bikin fanpage ya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
270
MODERATOR : hm oke deh. Nah FGD kita buat sinetron udah
LAINNYA : Yey goblin ya
MODERATOR : Iya aku puterin ya
TRANSKRIP FGD MAHASISWA UMN SESI II: DRAMA KOREA
GOBLIN
MODERATOR : Ya sama kayak tadi, gimana kesannya setelah nonton?
ADRIAN : Bingung
JORDY : Mata saya dimanjakan (ketawa)
ALVIN : Mata dimanjakan,
JESHEN : Gila
ALVIN : shot indah-indah semua
MODERATOR : Kenapa?
JORDY : Mata saya dimanjakan
ADRIAN : Bingung
MODERATOR : Mata dimanjakan
GLENN : Drastis cuy
LAINNYA : (Ketawa)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
271
ALVIN : Iya drastis cuy
MODERATOR : Bingung kenapa tuh?
GLENN : Subtitlenya sih ya
ADRIAN : Bingung aja kayak rancu gitu subtitle-nya
GLENN : Subtitlenya sih
JORDY : Emm subtitle krusial
JESHEN : Ah ya subtitle ngaruh sih
ADRIAN : Sama gua jujur kayak enggak bisa bedain karakter nya
gitu kayak ini yang tadi bukan ya.
LAINNYA : (bergumam)
ADRIAN : Gua cuma bisa bedain satu karakter yang main train to
Busan. Nahh itu gua langsung tau. (lain ketawa). Gua
langsung..gua langsung bilang Mem Mem itu yang main
Train to Busan.
GLENN : Gong Yoo Gong Yoo
MODERATOR : Ooh
ADRIAN : Iyaa gitu, gua agak rancu gitu karakternya kayak bingung
aja.
MODERATOR : Karena enggak familiar gitu ya?
ADRIAN : Iya enggak familiar gitu sih
JESHEN : Kayak gara-gara ini kali kan sejem tuh kita nonton
cuma..
LAINNYA : (bergumam)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
272
ADRIAN : Iya kayaknya itu juga. Gua jadi.. gua bingung juga nih
ide ceritanya ee.. lebih ke..
LAINNYA : ayo apa ayo
ADRIAN : Apa sih namanya misterius gitu, setan-setan gitu atau
lebih ke cinta-cintaan gitu. Gua kayak bingung gitu
GLENN : Iya iya (ketawa)
JESHEN : Kayaknya keduanya deh
LAINNYA : (bergumam)
JORDY : seperti cinta-cintaan (ketawa)
ADRIAN : Genrenya tuh kayak ..
ALVIN : Padahal gak ada setannya itu translate-an ngawur anjing
(ketawa)
ADRIAN : Tadi pas gua liat dia pake baju itu, wah ini detektif kan.
LAINNYA : (ketawa)
IVANO : Campur kayaknya
ADRIAN : Kayak gua bingung gitu sih dan gua enggak tau
ceweknya itu tadi siapa.
GLENN : Mungkin gara-gara diskip kali
JORDY : Iya
JESHEN : Iya di skip jadi..
JORDY : Gua jadi.. yaa (ketawa)
JESHEN : Lanjut dong eak
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
273
MODERATOR : Kalau Memory gimana mem?
ALVIN : Pasti yang..yang kasihan si Eun Tak kayak langsung tiba-
tiba brek di akhirnya, padahal tengah-tengah di jelasin
soalnya
LAINNYA : (bergumam)
ADRIAN : Oh tengah-tengah dijelasin semuanya ya?
ALVIN : Di tengah-tengah dijelasin Eun Tak itu siapa
MEMORY : Itu kan pake topi sebenernya dia superman atauu atau..
ADRIAN : Tuh tuh
IVANO : Pencabut nyawa dia
MEMORY : Oh pencabut nyawa? Orang bisa..orang bisa lihat dia tuh
kok yang lain gak bisa lihat dia sih?
ALVIN : Orang tuh..kalau dia pake topi orang gak bisa lihat.
ADRIAN : Itu juga enggak dijelasin gitu kan
MEMORY : Ooh iya enggak dijelasin tau tapi..
ALVIN : Itu tengah-tengah dijelasin tapi
LAINNYA : Oh yaudah okeoke
MEMORY : Kalau enggak pake topi..
ALVIN : Ho oh
IVANO : Gini Mem besok kita nonton
LAINNYA : (ketawa, bergumam)
MODERATOR : Gimana-gimana-gimana?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
274
MEMORY : Bingung kan gua mikir itu superman oh ternyata dia
pencabut nyawa.
IVANO : Besok kita nonton Mem
ADRIAN : Lu tau death note gak? death note? Pas liat itu kayak
death note gak sih?
ALVIN : Besok kita nonton di LH deh
LAINNYA : (Ketawa)
ADRIAN : Itu gua liet kayak death note gitu bukan sih.
LAINNYA : (ketawa, bergumam)
MODERATOR : Oke selain ee selain bingung terus mata dimanjakan ada
lagi enggak?
LAINNYA : (ketawa)
JESHEN : Sinematiknya bagus
ALVIN : Beh telinga gua dimanjakan juga (ketawa)
GLENN : Iya sih pas musik..musik..nya keren
JESHEN : Musiknya keren
ADRIAN : Musiknya keren pas
JORDY : Uu apalagi art-nya uu
LAINNYA : (ketawa)
IVANO : Prolog, prolognya bagus
JORDY : Artnya u u u (ketawa)
IVANO : Prolognya bagus oh ya gak kayak sinetron di Indonesia
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
275
LAINNYA : (Bergumam)
MODERATOR : Tapi kalau dari jalan ceritanya gimana? Tadi selama
nonton?
LAINNYA : (bergumam)
ADRIAN : Gua sih bingung
ALVIN : Gua harus menilai dari satu episode apa satu film?
(ketawa)
MODERATOR : Enggak enggak satu episode aja
ALVIN : Satu episode aja
GLENN : Eee awalnya dia pake narasi dulu bagus sih, tertarik
kayak enggak tiba-tiba banget. Cuman ee tadi ee..sorry je.
JESHEN : Iya santai
GLENN : Kayak gimana ya. Emm
JESHEN : Di skip
JORDY : Iya gara-gara diskip
GLENN : Skip terus…
JESHEN : Jadi kurang paham.
GLENN : Jadi kurang paham. Tapi dia maksudnya gua demen sih
awal-awal ada narasinya kayak oh dia lebih bisa nangkep.
Banyakan film-film itu (tidak terdengar dengan jelas) gitu
loh…
JESHEN : Menjelaskan (tidak terdengar dengan jelas)
ALVIN : Episode satu,,episode satu itu menurut gua nih..
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
276
JORDY : Udah bagus?
ALVIN : Enggak, bener-bener memperkenalkan karakter
LAINNYA : Iya
ALVIN : Makanya kan tadi kan awal tuh kita tahu Goblin tuh
siapa, (tidak terdengar dengan jelas) tuh siapa. Habis itu
kita tahu tuh itu (tidak terdengar dengan jelas) yang pakai
topi tuh pokoknya ada orang mati aja habis itu dia
ngomong. Habis itu kayak bener-bener ada pace nya gitu,
bener-bener ada diperkenalkan, diperkenalkan
diperkenalkan. Kalau sinetron tadi kan brekkkk!
JESHEN : Langsung
ALVIN : Langsung balapan (ketawa)
IVANO : Langsung semuanya
ADRIAN : Langsung balapan
GLENN : Nah jadi terlalu (tidak terdengar dengan jelas) banget
dan. Ya namanya juga episode satu ya, ya kan
LAINNYA : Iya
JORDY : Dan.. episode satu megah banget (ketawa)
GLENN : Iya loh dia ampe..
ALVIN : Mahal tuh
GLENN : Setting..
JORDY : Openingnya tuh iya..
GLENN : setting setting perang-perang itu keren
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
277
JORDY : Openingnya tuh megah dan mewah
IVANO : Selalu sih Korea
ALVIN : Iya sih Korea
JORDY : Uu
ADRIAN : Keren banget
MODERATOR : Hmmm kalau Memory gimana mem?
LAINNYA : (Ketawa)
MODERATOR : Tadi kan sinetron ini nih..
MEMORY : Lu bisa tau dia Goblin dari mana deh?
ADRIAN : Iya sih
JORDY : Goblin tuh
GLENN : Goblin tuh subtitlenya iblis
ALVIN : Iya subtitlenya iblis. Itu tuh sebenarnya salah subtitle
MEMORY : Oh itu tuh tulisannya iblis Goblin?
ALVIN : Tokebi sebenernya tuh tokebi. Tokebi tuh Goblin iblis
semacam gitu
MEMORY : Ooh
GLENN : Jenglot..jenglot
ALVIN : Tuhan (tidak terdengar jelas) itu tuh tokebi
MEMORY : Oohh
JORDY : (ketawa)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
278
MEMORY : Gua bingung, gua pikir dia iblis. Dia iblis apa Goblin
ADRIAN : Enggak, kita nungguin yaa yang Goblin yang mana
(ketawa)
MEMORY : Goblinnya mana..
Adrian : apa cewek ini (ketawa) enggak ada.
ALVIN : Salah translatean sih
LAINNYA : (bergumam)
IVANO : Nonton film online, Lebih enak langsung
ALVIN : Lain kali kita pake inggris aja deh (ketawa)
IVANO : Enggak pake (tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Oke terus.. berarti sebenernya jalan ceritanya menarik
enggak sih?
JORDY : Banget
JESHEN : Banget
MEMORY : Menarik sih
ALVIN : Menarik sih
IVANO : Menarik sih
ADRIAN : Kalau jalan cerita menarik iya
SEMUA : Gua mau nonton
GLENN : Tadi gua nanya beka berapa episode?
ALVIN : 20an
GLENN : Oke banget tuh 20 gua akan ngejar
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
279
JORDY : Iya 20 kejar
JESHEN : Gua mau banget
JORDY : (ketawa)
MODERATOR : Oke..iyaa kalau dari karakternya gimana?
JORDY : Sangat berlapis aku suka
IVANO : Karakternya oke kok
MODERATOR : Oke gimana?
JESHEN : Bikin penasaran sih kalau yang bagian penonton awal itu
ADRIAN : Iya
JESHEN : Si siapa tuh Gong Yoo ya Gong Yoo
IVANO : Dan Kim Shin..Kim Shin
LAINNYA : (tidak terdengar jelas)
ADRIAN : Cuma gua agak bingung gitu sih karakternya kayak
mukanya hampir sama semua gitu.. kayak gua kayak
ini..ini yang tadi dibunuh bukan sih..kayak yang… rajanya
sama yang dibunuh itu mukanya mirip-mirip gitu kalau
udah jadi yang..jadi yang apa setelah (tidak terdengar
jelas)
JESHEN : (tidak terdengar jelas)
IVANO : masa modern
ADRIAN : Iya kayak gua..ini kok sama gitu persis gitu harusnya
salah satu dibikin kulit item atau gimana gitu biar gua bisa
bedain
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
280
SEMUANYA : (ketawa)
IVANO : ya ya
GLENN : Bedainnya kalau muka susah itu, lebih ke gaya rambut
kalau enggak dari pakaian
ADRIAN : Nah tapi daritadi kan pakaiannya itu kan ganti-ganti
terus. Makanya gua kayak (tidak terdengar jelas)..
GLENN : Iya
ALVIN : Nah di sini tuh lu bisa bedain mana extras mana enggak
kalau di sinetron tuh extrasnya ama itunya tuh jadi satu.
ADRIAN : Iya kalau yang di itu iya
ALVIN : Ho oh
MODERATOR : Hm iya bener bener
GLENN : Cuma kalau gua tadi cuman sempet bingungnya waktu si
Kim Shin ya? Namanya Kim Shin
ADRIAN : Gak tau Glenn gua
GLENN : Iya iya yang..yang waktu di masa lalu. Dia kan habis
jalan ada yang (tidak terdengar jelas) tuh. Cuman kenapa
dibilang kan keluarganya bunuh semua keluarganya gitu
kan bener enggak? Subtitle..
LAINNYA : Iya iya
GLENN : Nah cuma kena.. kenapa setelah yang keluarganya yang..
entah yang mana baru dikeluarin tuh dia kayak baru
berhenti. Kayak..
ALVIN : (tidak terdengar jelas)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
281
GLENN : Itu siapanya, yang tadi siapanya? Kita cuman tau itu
keluarganya
ALVIN : Iya itu belum dijelasin sih
GLENN : Belum dijelasin ya?
ALVIN : Belum dielasin
JESHEN : Makanya habis ini nonton online
ADRIAN : Justru..justru tadi gua pikir yang dipanah cewek itu
istrinya dia malah
GLENN : Enggak
ADRIAN : soalnya kayak..
MEMORY : Iya gua pikir gitu sih gua pikir ceweknya
ADRIAN : Iya sama kan
MEMORY : Darimana
GLENN : Itu adeknya
LAINNYA : (tidak terdengar jelas)
ADRIAN : Gua tau semuanya gitu kayak..kayak gua tau lakukanlah
gua tau apa maksud lu gitu.
GLENN : Yang..ya..yang..yang gua bingung waktu di jalan kan,
keluarganya dibunuh tuh, keluarganya jatuh jatuh dari
tangga. Begitu jalan jalan lagi, dikeluarin lah keluarganya
yang lain kan. Terus bapak-bapak itu
ADRIAN : Terus dia bilang stop (tidak terdengar dengan jelas)
GLENN : langsung stop dia..langsung langsung jiper gitu
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
282
ADRIAN : Apakah bapak bapak ini penting?
LAINNYA : Iya iya (ketawa)
ALVIN : Bapak-bapak yang gak jadi dibunuh itu, itu ngikutin dia
ampe tua itu pelayannya (tidak terdengar jelas).
LAINNYA : Ooooh oh itu dia
ALVIN : Keturunannya tuh si itu
LAINNYA : Ooh itu keturunannya
GLENN : Awalnya kenapa dia ragu-ragu? Emang udah kenal kah?
Temen ngopi kah?
ADRIAN : Atau dia penting, dia sesuatu sosok yang penting yang
nanti di akhir cerita bisa ngebantuin?
GLENN : Lucu anj*ng lu. Lah itu kan sama-sama keluarganya,
berarti dia pilih kasih
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
ADRIAN : Yang pertama tuh pa..pamannya,
GLENN : Oh pamannya?
ADRIAN : Yang ini orang tua dia. Wah aduh orang tua kalau gua
bunuh kurang ajar ya.
GLENN : Nah makanya gua mikir tadi gitu wah ini emak bapaknya
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
GLENN : Makanya gua tadi sempet bingung
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Tapi kalau dari aktingnya gimana?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
283
SEMUANYA : Wahh keren sih
ADRIAN : 11 dari 10 sih
MODERATOR : Okee, kalau disuruh kasih nilai lagi deh buat jalan
ceritanya?
ALVIN : Apa?
MODERATOR : Jalan ceritanya
ALVIN : Kasih nilai?
JESHEN : Delapann
GLENN : Semuanya kan?
ADRIAN : Jalan ceritanya
JESHEN : Cerita..cerita doang
JESHEN : 8
IVANO : Kalau gua 9
JORDY : Gua 9
GLENN : 8..8
MODERATOR : 8, Memory?
MEMORY : Gua kalau baru nonton episode satu sih kayaknya 6
ADRIAN : Sama 6
LAINNYA : (ketawa)
ADRIAN : Sama..sama
MODERATOR : Karena bingung itu?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
284
ADRIAN : bingung
MEMORY : Iya masih bingung, kalau mungkin sampai habis
mungkin baru oooh..ohh
MODERATOR : Ooh oke enam ya berarti kalian ya. Oke kalau dari segi
visualisasinya gimana?
SEMUANYA : Behh, wahh heeeeeeee waaah HOO
ALVIN : Gua kasih 9, nilai 10 punya mas Lucky
ADRIAN : Gua kasih..
MODERATOR : Sebenernya apa sih membedakan ini sama sinetron yang
tadi kalau dari segi visualisasi?
SEMUANYA : (bergumam, tidak terdengar jelas)
IVANO : Sinematografi
GLENN : Ini dia kayak enggak ngebut-ngebutan seharian gitu
enggak sih
JORDY : eee…
GLENN : Iya enggak sih?
JORDY : Iya dan porsi antara warna dan propertinya itu sangat
seimbang sih menurut gua, kayak warna yang tadi scene
scene awal kenapa gua suka banget Korea adalah dia
untuk komposisi warnanya tuh untuk penekanannya tuh
terlihat jelas gitu loh.. kayak yang lain warnanya kayak
monokrom, coklat fade terus tiba-tiba..
ALVIN : Pudar..
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
285
JORDY : Iya pudar, terus tiba-tiba ada pintu merah. Itu berguna.
Itu yang kayak ee..
ALVIN : orang..orang langsung tertuju matanya ke situ
JORDY : Iya mata guaa..apa namanya termanjakan (ketawa)
ALVIN : Tadi pertanyaannya apa ya?
LAINNYA : Visualisasi
ADRIAN : Bagus bagus
MODERATOR : Termasuk pengambilan gambar, shotnya
ADRIAN : Bagus
ALVIN : Indah
JESHEN : Hmm
JORDY : Termanjakan
MODERATOR : Ada enggak sih perbedaan..perbedaan shot antara
sinetron sama ini?
JORDY : Adaa..
ALVIN : Ketahuan..
LAINNYA : Ketahuan..
ALVIN : Lu shooting 24 jam buat ngejar 1 episode, sama lu
shooting berbulan-bulan buat satu episode
MODERATOR : Tapi kalau dari segi type shot nya dan lain-lain, ada
perbedaan?
GLENN : Lebih..kalau gua bilang lebih banyak di sini sih. Kayak
tadi kayak yang mungkin lagi yang perang itu kan
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
286
LAINNYA : Iya
GLENN : Kayak shaky shaky gitu ada..ada POVnya juga lah waktu
jenderal musuhnya kepalanya dipotong kan.
LAINNYA : Iya (tidak terdengar jelas)
GLENN : Itu keren kan. Lebih variatif
JORDY : Pemakaian dari fokus ke enggak fokus juga (tidak
terdengar jelas)
ALVIN : Lu tau tadi pas yang ini kan ada engg.. pas nenek-nenek
habis itu ada emak ada..ada ibunya Eun Tak kan itu nuker
cincin kan, liet cincin, itu cincin yang dipake tuh sama
adiknya (tidak terdengar jelas)
GLENN : Iya makanya dijelasin disini kan
JESHEN : Oh itu ibu Eun Tak ya
ALVIN : Itu yang yang ika skip tuh yang Eun Tak(ketawa)
MODERATOR : Ho oh, kalau dinilai?
LAINNYA : Apanya?
Moderator : Tadi ini udah dinilai belum sih?
LAINNYA : Belum, belum kalau visualisasi belum?
IDGMJ : 8
ALVIN : 10 deh (ketawa)
JESHEN : 85
MODERATOR : Oh tinggi banget ya. Oke kalau untuk suaranya?
LAINNYA : Wahhh hooo huu (ketawa)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
287
ALVIN : Mau dengerin lagunya gak?
LAINNYA : (Ketawa)
ALVIN : Gua beli lagunya sumpah
MODERATOR : Gimana-gimana suaranya?
JORDY : 10
JESHEN : 85
ADRIAN : Eh nilai atau apa?
JESHEN : Ooh
MODERATOR : Iya nilai dulu gak apa-apa
ADRIAN : 10
IVANO : 8
JORDY : Gua gak ngerti sound tapi untuk kali ini gua kasih 10
(ketawa)
JESHEN : 85
GLENN : 9,5
MEMORY : 9..
ALVIN : 9,9
MODERATOR : Nah alasannya kenapa deh?
ALVIN : Karena ee dimana lu sound bener-bener lu (tidak
terdengar jelas)..kayak tadi pas run-bunyi ngingggg- itu
kan itu sebenernya itu yang sound, habis itu dimana dia
mark up..meletakkannya tuh lagu pas di lagu, pas porsinya
ya porsinya lagu, sepi ya masih sepi, serius ya yang serius
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
288
LAINNYA : Iya bener-bener
ALVIN : Terus kalau posisi arahan semua tuh balance. Jadi
meee… ya paling keseimbangannya sih
JORDY : Bagian favourite gua ..Bagian favourite gua pas intro,
yang prolog pertama kali
LAINNYA : Oh iya
JORDY : Yang ada pedang sama kupu-kupu
ALVIN : Yang ada narrator nya ya
JORDY : Terus background soundnya tuh kan agak-agak
merinding gimana gitu kan
ALVIN : Iyaa (menirukan suaranya)
JORDY : Iyaa makanya kayak hah hah?
IVANO : Bikin suasananya oke deh
ALVIN : Terus ah pembawa narasi, naratif lah soundnya
IVANO : iya
MODERATOR : Oke kalau untuk kostumnya?
LAINNYA : Wahh hoooo wuhh (ketawa)
ALVIN : Mahal
LAINNYA : High budget (ketawa)
GLENN : Mereka niat banget sampai ada kuda segala
ALVIN : Kuda, kostum pedang
JESHEN : Kostum jaman dulu
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
289
ALVIN : Ini sih yang paling mahal, gerbang cuy. Gerbang. Itu
gerbang gimana anjir?
JESHEN : Itu gerbang dimana? (ketawa)
ALVIN : Enggak tau
JESHEN : Buat lagi sendiri?
IVANO : Itu pake gabus
ALVIN : Pake gabus (ketawa)
GLENN : Gabus warna hijau
MODERATOR : Kalau..kalau misalnya dinilai lagi?
JORDY : Kostumnya 10 detail karena.. (ketawa)
MODERATOR : Detail?
JORDY : Iya detail
JESHEN : Desainnya banyak ya
JORDY : Enggak cuma desainnya aja sih
IVANO : 9
ALVIN : Iya
GLENN : 9 sih
MODERATOR : Ho oho
ALVIN : Oh gua bisa kasih 10, lu liat tadi benderanya, benderanya
tuh bener-bener detail, liat kostum sininya ini bener-bener
detail. Kayak misalkan dia tuh udah riset gitu, kalau jaman
dulu tuh kayak gini pake topi pake ini. Gitu kan, tuh
bener-bener riset.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
290
JORDY : Ada..
ALVIN : Ada.. kita ngeliet kerja keras di balik itu semua
LAINNYA : Ho oh
MODERATOR : Berarti bener-bener diperhatikan?
LAINNYA : Iya bener
MODERATOR : Kalau untuk lokasi?
LAINNYA : Woohh
JORDY : Walaupun gua enggak tau ya kalau yang perang-perang
itu ya kalau Korea ada tempatnya sendiri tapi itu bagus
(ketawa)
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar dengan jelas)
ADRIAN : Gua tujuannya nih, soalnya gua kayak enggak bisa
bedain tahun segini ama tahun segini kayak enggak ada
signifikan bedanya gitu
LAINNYA : Oh iya
ADRIAN : Dari 1998 ya? Kayak signifikan ini tahun segini, terus ini
tahun sekarang gitu kan
JESHEN : Oohh
GLENN : Kalau gua bilang dari..kalau gua bedainnya dari color
mood nya sih
ADRIAN : Ooh ada color mood nya?
GLENN : Ada color mood nya
ADRIAN : Mungkin enggak kelihatan gara-gara silau tadi kan
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
291
GLENN : Bisa jadi sih. Kalau yang terangnya lebih..lebih lawas itu
tuh gimana ya tadi..gua lupa juga sih
ADRIAN : Enggak kan propertinya. Mungkin properti di lokasinya.
Gua kayak enggak bisa bedain gitu antara (tidak terdengar
jelas) sama yang..
GLENN : Mungkin dibantu itu maksud gua
MODERATOR : Mungkin karena enggak famil…familiar kali ya?
LAINNYA : Iya bisa jadi sih
ALVIN : Tapi pas awal present (tidak terdengar jelas) tuh kan
seoul lebih sepi, mobilnya juga mobil lama di 1980anan.
Mobilnya mobil lama tuh
LAINNYA : (bergumam, tidak terdengar jelas)
JESHEN : Ketahuan tuh modelnya masih tajem-tajem gitu
ALVIN : Belum ada billboard, belum ada apa masih sepi. Itu Seoul
JORDY : Mungkin karena kita belum nonton episode selanjutnya
kali
ALVIN : Emang emang emang kalau lu bandingin nih Seoul
sekarang sama Seoul yang dulu kan Seoul dulu masih sepi
kan, emang..emang sepi
JORDY : Iya iya
ADRIAN : Enggak mungkin karena gua belum pernah ke Korea kali
ya, belum bisa bedain gimana
LAINNYA : (ketawa)
ALVIN : Ntar ntar nonton di tengah-tengahnya ntar ada (ketawa)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
292
JORDY : Jauh banget
LAINNYA : (tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Wetss oke kalau disuruh kasih nilai lagi?
JESHEN : Apa nih?
MODERATOR : Lokasi
IVANO : Lokasi gua 8
ADRIAN : Gua 7
JORDY : 9
ALVIN : 9 deh soalnya ini karena ini beneran
GLENN : Iya bener 9
JESHEN : 8,5 lagi
MEMORY : 7
MODERATOR : Gila gede juga ya nilainya ya. Oke kalau untuk pesan
moral ada enggak selama kalian nonton?
LAINNYA : Belum.. belum..belum nemu sih
ADRIAN : Oh nemu..(becanda)
ALVIN : Belum dapet
GLENN : Kalau..Kalau gua tadi dapetnya dari yang si Wang Yeo,
ADRIAN : Wang Yeo yang mana Glenn?
GLENN : Malaikat kematian
ADRIAN : Ooh (ketawa)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
293
GLENN : yang dia suruh minum lu kalau mati tuh jangan..jangan
bawa penyesalan. Gua cuma dapet itu sih yang menurut gua
bisa jadi pesen moral dari episode satu ya
IVANO : Itu yang gua dapet
ADRIAN : Kalau gua mati jangan menyesal
IVANO : Jangan ada penyesalan
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Oke kalau informasi apapun pengetahuan?
JORDY : Oh banyak sekali
MODERATOR : Selama nonton, apa tuh?
JORDY : Kayak yang waktu pas perang, dapet banyak informasi
kalau itu sejarahnya kayak gitu loh, kayak suasana
perangnya, bajunya gitu, budayanya gitu.
ALVIN, JORDY : (tidak terdengar jelas, ketawa)
MODERATOR : Kalau yang lain?
GLENN : Informasi..
ALVIN : Informasi ya
MEMORY : Mungkin jangan nabrak orang sembarangan sih
MODERATOR : Jangan apa?
MEMORY : Jangan nabrak orang sembarangan atau enggak mobil lu
rusak
LAINNYA : (ketawa)
ADRIAN : The best, enggak salah ngajak lu Mem
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
294
MODERATOR : Tapi sebenernya setelah kalian nonton ini, drama Korea ini
punya kemampuan buat motivasi kalian enggak sih sebagai
anak muda?
LAINNYA : Iya (ketawa)
JESHEN : Cara ngambil colour moodnya
LAINNYA : (tidak terdengar jelas)
ALVIN : Maksudnya motivasi dalam hal apa?
MODERATOR : Dalam apapun
ADRIAN : Bikin cerita yang..
IVANO : Ya pokoknya apa aja
GLENN : Yang enggak biasa ya
ADRIAN : Ceritanya bagus sih, bisa seperti itu
LAINNYA : (tidak terdengar jelas)
ADRIAN : Bikin animenya bagus tuh kayaknya tuh jadi anime. Terus
bisa bedain gitu di anime sama yang ini kan..
MEMORY : Kok jadi anime, gimana sih
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
ADRIAN : Anime bagus kan
MODERATOR : Tapi kalau dalam kehidupan kalian sehari-hari ada
enggak? Selain..
LAINNYA : Belum, belum kayaknya
ALVIN : Nonton filmnya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
295
ADRIAN : Ooh kalau mau..mau cari bunuh, cari temen sendiri yang
bunuh jangan orang lain
ALVIN : Biar kayak (tidak terdengar jelas)?
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas) keren juga sih
MODERATOR : Kalau misalnya disuruh nilai lagi?
LAINNYA : Nilai apa?
MODERATOR : Dari semuanya tadi pesan moral, terus
ee..pengetahuannya, segi motivasinya, dirangkum aja
semuanya. Berapa?
JORDY : 9
ALVIN : 8
JESHEN : 8
IVANO : 8,7
GLENN : 7
ADRIAN : 6. Pesan moral kan?
JESHEN : Enggak semuanya
GLENN : Pesan moral..
IVANO : Overall..overall
GLENN : Enggak ini overall? Pesan moral sama itu kan motivasi
ya..
MODERATOR : Pengetahuannya, motivasi
ADRIAN : Ooh
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
296
JESHEN : Belum nemu sih
ADRIAN : Memm
MEMORY : 8
LAINNYA : (ketawa)
MODERATOR : Tapi kenapa bisa setinggi itu sih? Kan tadi bilangnya
belum terlalu banyak tau nih pesan moral dan lain-lain
belum ketahuan
ALVIN : Kita bukan ngeliet, bukan ngeliet ceritanya, orang tuh
cerita dipahami gitu kan. (tidak terdengar jelas) Yang kita
lihat tuh visualnya, visualnya tuh indah apa enggak. Kalau
misalkan contoh kayak anime, anime tuh oh artnya enggak
bagus enggak mau nonton gitu. Atau enggak film juga sama
treatmentnya, oh enggak bagus nih filmnya
enggak..enggak..enggak menarik gitu visualnya. Enggak
mau nonton. Nah disini tuh pertama kali shot pertama itu
establish (tidak terdengar jelas) dengan jelas gitu kan. Indah
gitu. Itu menarik orang buat nonton. Nah habis itu baru
di..dikuatkan dengan karakter seperti itu, cerita seperti itu.
(tidak terdengar jelas) Makanya ekspetasi jadi tinggi dan
bagus, gitu.
MODERATOR : Oke terus kalian ngerasa terhibur enggak selama nonton
ini?
LAINNYA : Eeem, terpukau
ADRIAN : Lebih terhibur yang tadi sih
GLENN : Terhibur yang tadi, ini terpukau
IVANO : Terhibur sih enggak, terpukau
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
297
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Ooh mungkin..mungkin terhiburnya in a good way gitu?
JORDY : Eee
IVANO : Sebenernya bukan terhibur sih, penasaran
Moderator : Ooh bikin penasaran
ALVIN : Sebenernya terhibur, visualnya terhibur
JESHEN : Mata..mata yang terhibur
GLENN : Mata, mulut, telinga
ADRIAN : Otak sih otak sih
LAINNYA : Keren kok keren
MODERATOR : Oke terus kalian pengen gak sih kalau misalnya ini
di..apaa..ee dibikin lagi kelanjutannya? Season selanjutnya?
GLENN : Tergantung sih..
ALVIN : Enggak
GLENN : Endingnya bagus..bagus begitu apa cliff hang
ADRIAN : Harus..harus nonton dulu sih sampai habis
GLENN : Yang udah nonton gimana?
ALVIN : Udah habis, udah emang end
GLENN : Oh yaudah kalau emang udah end, jangan dipaksain
ALVIN : Jangan
MODERATOR : Jangan dipaksain?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
298
JESHEN : Cukup..cukup
JORDY : Biasa sih (tidak terdengar jelas)?
ALVIN : Intinya ee lu udah komplit se 20 episode udah komplit
GLENN : Yaudah udah jangan diterusin
MODERATOR : Emang sebenernya ada jumlah ideal enggak sih buat..
JESHEN : Enggak ada
MODERATOR : Video eehh episode tv seri?
ALVIN : Ideall..Sebenernya satu..satu ideal tuh satu season..
seasonal 24, ada yang kadang-kadang bikin jadi 12, 12 ada
24. Ada bikin 2 season tuh berapa tuh gua lupa..
LAINNYA : (tidak terdengar jelas)
ALVIN : Ya 12 itu setengah season.
MEMORY : Satu movie 2 o .. (tidak terdengar jelas)
ALVIN : (tidak terdengar jelas) Biasa biasa tuh normalnya biasa 24,
25 atau 26. Maksimal biasa orang masih tolerir sampai 52.
GLENN : Iya pokoknya..
ALVIN : Di atas itu biasa orang mau nonton udah mikir
LAINNYA : (tertawa, tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Oke..
ADRIAN : Bek rajanya baik kan tadi kata lu?
ALVIN : Lu enggak tau tuh sebelahnya ada siapa
IVANO : Penasehatnya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
299
ALVIN : Penasehatnya kayak t*i
LAINNYA : (tertawa, tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Terus kalau misalnya kalian ngelewatin satu episode dari
ini kalian bakal ngerasa menyesal apa enggak?
ALVIN : Enggak, tinggal preview lah (ketawa)
ADRIAN : Bakal susah deh ngikutinnya, soalnya satu episode aja kita
harus fokus banget
GLENN : Dan itu sejem tadi ee.. enggak diskip sejem full kan.
MEMORY : Tadi sejem juga cuma..
GLENN : Kita kelewatan berapa menit aja udah bingung
ADRIAN : Udah susah
JORDY : Udah bingung banget, ini siapa itu siapa
GLENN : Gimana satu episode
MODERATOR : ohh berarti satu episode tuh ibaratnya kayak informasinya
kaya?
LAINNYA : Iya betul
JORDY : Kelewatan lima menit aja udah bingung (ketawa).
ALVIN : Iya
MODERATOR : Tapi ngerasa nyesel enggak?
Jordy : banget
ADRIAN : Nyesel..nyesel
GLENN : kalau emang gak bisa nonton lagi nyesel
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
300
ADRIAN : Nyesel..nyesel
MODERATOR : Ooh
LAINNYA : (ketawa)
GLENN : Cuma kalau jaman now enggak nyesel juga soalnya ada
LAINNYA : tinggal preview
MODERATOR : Oh ada ini ya. Oke terus kalian bakal rekomen ini ke relasi
kalian enggak?
ALVIN : Iya lah (ketawa)
JESHEN : i..iya
MODERATOR : Rekomen untuk?
LAINNYA : Referensi
MODERATOR : Kalau tadi kan.. kalau tadi kan evaluasi kan
LAINNYA : Referensi..referensi
GLENN : Gua harus selesain semuanya dulu sih 20 episode
ADRIAN : Iya baru bisa tau
ALVIN : Kalau gua buat referensi karena visualnya indah, ceritanya
ee komp..apa sih..
JESHEN : kompleks
GLENN : unik
ALVIN : solid gitu..solid
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
301
MODERATOR : Kalau misalnya liat dari episode pertamanya aja nih,
kalian mau enggak sih buat bilang ke temen-temen, eh ayuk
yuk nonton lagi yuk yang selanjutnya?
JORDY : Mungkin..mungkin
ALVIN : Karena episode pertama..tujuannya episode pertama ialah
menarik penonton supaya nonton episode berikutnya, bener
enggak?
MODERATOR : Iya
ALVIN : Nah ini menarik..menarik orang buat nonton sebenarnya.
Bahkan gua bisa rekomendasiin lebih ya bisa
MODERATOR : hmm
ALVIN : Tapi biasa kalau film korea orang tuh bakal rekomendasi
setelah episode 4 atau 5 gitu.
JESHEN : (tidak terdengar jelas)
ADRIAN : Mungkin rekomendasi buat orang yang belum pernah
nonton drama Korea sih kayaknya oke sih soalnya
ini..kayaknya kalau menurut gua kayaknya lebih ke cerita
seru apa cerita bingung gitu deh cerita detektif gitu deh.
ALVIN : bikin mikir sih
ADRIAN : So..soalnya kan kalau Korea biasanya kalau yang gua
nonton selama ini ya yang kayak Cuma eee..
JORDY : oppaaaa
LAINNYA : (Ketawa) Bener-bener.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
302
ADRIAN : kayak cuma gitu. Ini kayak lebih wah ini mikir banget ini
harus gimana. Ini rekomendasi bagus deh untuk orang yang
kayak ngejudge Korea selama ini kayak cuma..
JORDY : Saranghee
GLENN : Ah iya cuman kalau..
ADRIAN : Nah iya
GLENN : Untuk yang biasa nonton Korea malah takutnya
ADRIAN : Malah jadi jelek takutnya
GLENN : Takutnya ya kan
ADRIAN : Takutnya ho oh. Untuk yang kalo gua rekomeninnya sih
buat yang belum sih
GLENN : Untuk yang belum
MODERATOR : Okee
ADRIAN : Bagus
MODERATOR : Terus kalau ee misalnya ada informasi soal drama Korea
ini kalian mau ngikutin perkembangannya apa enggak?
ADRIAN : Boleh
ALVIN : Udah habis
GLENN : Kalau ini on going mau sih
ADRIAN : Boleh boleh
JORDY : Ee.. mungkin
GLENN : Ceritanya on going ceritanya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
303
ALVIN : Kalau misalkan ceritanya on going, mungkin tuh bakal
ngeliet oh episode depan kayak apa nih, episode depan apa
nih
JORDY : Mungkin ngikutinnya untuk ini kali, kalau misal gua ga
ngerti satu episode, gua nyari kayak penjelasan, terus
review dari orang
ADRIAN : Di youtube yak, youtube
LAINNYA : (ketawa)
JORDY : Ini gimana
ADRIAN : Kenapa ini begini
LAINNYA : (ketawa)
JORDY : Iya ini kalau review lebih teoritis daripada Boy meninggal
di youtube.
LAINNYA : (ketawa)
JORDY : Emak yang reaksi Boy meninggal itu karena tidak..
(ketawa, tidak terdengar jelas).
MODERATOR : Oke kalau dipromosiin lewat media sosial..
ADRIAN : Boleh
MODERATOR : Mau enggak?
ADRIAN : Mau
JORDY : Boleh Pake BB gitu ya (ketawa)
MODERATOR : Caranya gimana?
IVANO : Mau mau aja sih
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
304
MODERATOR : sama kayak tadi? caranya?
MEMORY : Insta story
JESHEN : Insta story (ketawa)
MODERATOR : (ketawa) insta story
ADRIAN : Kayaknya beda deh kalau ini kalau menurut gua lebih ke..
JESHEN : Youtube
ADRIAN : Iya ee.. trailer, teaser gitu sih kayaknya sih
GLENN : Kalau gua bilang lebih ke preview episode berikutnya gitu
loh. Berapa menit gitu
LAINNYA : (tidak terdengar jelas)
GLENN : Teaser
ADRIAN : Teaser sih
MODERATOR : ho oh
ADRIAN : Sama ilustrasi sih kalau bisa. Keren tau ilustrasi kayak
maksudnya ini di depan, terus belakangnya ada si itunya
kan terus ada karakter-karakter lain di belakangnya gitu
LAINNYA : Hemm
ADRIAN : Gambar..
GLENN : Makan waktu
LAINNYA : (ketawa)
MODERATOR : Hmm terus kalian mau gak sih ngoleksi kayak lagunya lah,
posternya lah..
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
305
ALVIN : Gua ngoleksi
JORDY : Lagunya bagus
ALVIN : Gua ngoleksi albumnya
MODERATOR : Kenapa?
ALVIN : Eee..
GLENN : Mungkin kalau dijual pedangnya gua beli tuh
MODERATOR : kenapa tuh?
GLENN : Mungkin
LAINNYA : (tidak terdengar jelas)
JORDY : Soalnya…
ALVIN : Adaa!
MEMORY : Ada pedangnya?
ALVIN : Ada merchandise ee Goblin kan ada karakternya, karakter
Goblin tuh ntar ada chibinya gitu. Karakternya Eun Tak
juga ada. Gua ada dua-duanya
LAINNYA : (ketawa)
JORDY : Gua tuh lebih pay attention ke merchandisenya gitu loh.
MODERATOR : Kenapa sih mau ngoleksi yang ini sedangkan yang
sinetron enggak?
ALVIN : Lucu
GLENN : Soalnya ini kayak mereka eee berusaha membuat gitu loh
memasarkan lewat merchandise
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
306
JORDY : Iya dan ceritanya itu menurut gue lebih ke.. ee lebih ke
gua enggak tau sih dapet vibenya kayak (tidak terdengar
jelas).
GLENN : Dari ceritanya ya
JORDY : Iya karakternya tuh yang kayak pengen kita collectable
gitu
LAINNYA : Iya
JORDY : Daripada lu..daripada lu yang kayak tadi Anak Jalanan lu
mau beli chibinya Stefan William gitu?
LAINNYA : (ketawa)
GLENN : Mungkin ada yang mau ya
IVANO : Mungkin ada yang mau
GLENN : Kita enggak tahu tapi kita enggak
MEMORY : Gua kalau Natasha Wilona mungkin oke
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
ALVIN : Soalnya kalau di Korea tuh lu bikin ost kayak gini tuh
requestan, jadi filmnya request artis buat bikin lagu, kalau
misalkan di Indonesia kan ya lu ada lagu apa sini gua beli.
MODERATOR : ooh
ALVIN : Jadi lagu-lagunya tuh emang emang..
JORDY : Baru ya
ALVIN : Ada feelnya buat film gitu, ada naratifnya gitu. Makanya
gua koleksi lagunya, Terus kalo ngoleksi chibinya karena
itu lucu (tampang lucu)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
307
LAINNYA : (ketawa)
TRANSKRIP FGD MAHASISWA UMN SESI III: MEMBANDINGKAN
SINETRON ANAK JALANAN DAN DRAMA KOREA GOBLIN
MODERATOR : Oke..oke kita kitaa.. kita bakal masuk sesi terakhir ya.
Jadi sesi terakhir ini kita bakal bandingin ee.. sinetron
yang tadi udah ditonton sama drama Koreanya. Jadi
ee..yang pertama itu dari segi plotnya ya berarti ya, jalan
ceritanya. Ee..menurut kalian nih ee..dari sinetron Anak
Jalanan sama drama Korea kelebihan kekurangannya apa?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
308
Kalau dari segi cerita. Kan pasti punya dong masing-
masing punya kelebihan kekurangan dong. Nah apa tuh?
MEMORY : Kalau gua sihh…
ALVIN : Apa ya
GLENN : Eh Memory mau ngomong
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
MEMORY : Lu dulu aja
MODERATOR : Jadi kelebihan kekurangan cerita di sinetron sama
kelebihan kekurangan di ceritanya drama Korea
MEMORY : Gua gak ngerti yang kedua sih, ngerti yang Anak Jalanan
doang sih (tidak terdengar jelas)
LAINNYA : (ketawa)
MODERATOR : Apa..apa?
ADRIAN : Ya satu satu
MODERATOR : Iya iya dari Anak Jalanan dulu aja
GLENN : Apa Mem?
ADRIAN : Tadi udah mau ngomong
IVANO : Iya
MEMORY : Lupa
LAINNYA : (Ketawa, tidak terdengar jelas)
ALVIN : Dia ngantuk kayaknya
LAINNYA : (Tertawa tidak terdengar jelas)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
309
JESHEN : Kalau Anak Jalanan negatifnya ini gak sih plotnya
enggak jelas gitu. Jadi kayak apa ya..Balapan doang gitu.
Terus yang kayak Korea yang tadi yang Goblin kanapa
plotnya jelas tuh, gimana dia nyari ini ya istrinya ya gitu
ya. Pasangannya
IVANO : Mempelai wanita
JESHEN : Itu sih
GLENN : Kalau gua kayak Anak Jalanan ceritanya sepele gitu
cuma kayak drama satu keluarga gitu. Sedangkan kalau
kayak Goblin kan ini bukan sesuatu yang kita bisa
reannect di kehidupan sekarang gitu loh. Jadi mungkin
orang bakal tertarik. Yang..ee demam Korea gitu. Tapi
mungkin untuk yang seluruh Indonesia mungkin untuk
yang kalangan menengah ke bawah ini tuh mungkin lebih
bisa relate ya
LAINNYA : Iya
GLENN : Iya kan
MODERATOR : Ini sebenernya dari segi ceritanya ada kelebihannya
enggak sih kalau buat sinetron?
JORDY : Kalau menurut gue, dari yang si Anak Jalanan itu,
kelebihannya adalah pertama dia memiliki potensi untuk
lebih dikembangkan untuk dapet peran..apa dapet
pesannya..dapet pesan moralnya tuh lebih ada.
Dibandingin..mungkin gua enggak tau Goblin karena
belum ditonton sampai episode dua dan segala macem
segala macem. Tapi dia yang gua nonton dari episode satu
tuh masih belum kelihatan jelas apa yang bisa kita dapet
dari cerita ini. Nah tapi kekurangannya dari Anak Jalanan
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
310
itu dan kelebihannya Goblin adalah karakternya Anak
Jalanan itu tidak di treatment dengan bijak dan baik. Jadi
semuanya rata, semuanya sama, template dan semuanya.
Dan kita enggak bisa ngebedain. Sedangkan kalau korea
itu eh kalau yang Drama Korea itu karakternya lebih di
treatment dan lebih ada background story dan lebih kuat.
Namun kelemahan dari Goblin adalah mungkin untuk
orang-orang yang belum pernah nonton Korea, mereka
tidak terbiasa untuk melihat muka dari artis-artis Koreanya
tersebut. Jadi mungkin ada kayak ini siapa itu siapa.
Soalnya waktu pertama kali aku nonton nonton Korea atau
liat K-Pop itu mukanya sama semua.
LAINNYA : (ketawa)
ADRIAN : Serius..serius
JORDY : Ih serius gua juga enggak bisa bedain kayak ini siapa ini
siapa
MEMORY : Beda ah kayaknya beda (tidak terdengar jelas)
LAINNYA : (Tertawa)
MODERATOR : Oke mungkin ada yang mau nyanggah gak? Atau
mungkin ada nambahin pendapat baru soal ini?
Kelebihannya..
ALVIN : Kalau menurut gua Anak Jalanan tuh terlalu cepet
pacenya, kalau Goblin enggak gitu. Terus habis itu kalau
Anak Jalanan tuh kayak.. sebenernya sebenernya beda sih
kalau misalkan lu bandingin,sih kayak misalkan Goblin
tuh menceritakan suatu dongeng, percintaan. Dimana itu
emang enggak ada, lu bikin ada gitu. Kalau Anak Jalanan
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
311
nih ada tinggal lu ceritain doang dan dibikin lebay. Gitu
sih
ADRIAN : Kalau menurut gua sih kelebihannya Anak Jalanan tuh
lebih ke ini sih ee..ceritanya mudah dipahami gitu sih
ALVIN : Target pasarnya mungkin ya
ADRIAN : Iya ceritanya lebih mudah dipahami karena ya gitu
karena ada gitu.
LAINNYA : Ketawa
JORDY : Karena ada, ada apa (ketawa)
ADRIAN : Kalau Goblin kelebihannya ceritanya lebih kompleks
MODERATOR : Ho oh
ADRIAN : Kompleks
LAINNYA : (tidak terdengar jelas)
ADRIAN : Memo mau ngomong enggak tadi, dibantah terus
MEMORY : Nanti aja
MODERATOR : Memo gimana?
IVANO : Kalau gua.. kalau dari ceritanya sih kayak kalau Korea
tuh lebih ke step by step gitu, kayak pengenalannya, eng
apa pengenalan ceritanya dulu terus ee (tidak terdengar
elas), terus lagi ngapain, terus karakternya ee itu siapa
gitu-gitu. Kalau Korea lebih ada step by step lah. Kalau
sinetron langsung aja gitu semuanya satu jalan. Langsung
gitu jadi pusing
LAINNYA : (Bergumam, tidak terdengar jelas)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
312
MODERATOR : Oke berarti sebenernya kalian lebih suka untuk khusus
plot ini lebih suka Goblin berarti?
LAINNYA : Iyaa..iyaa kalo cerita ya
MODERATOR : Oke kalau untuk dari segi artistiknya nih?
JORDY : (ketawa)
MODERATOR : Pokoknya visualisasinya, lagunya, kostumnya
LAINNYA : (ketawa)
ALVIN : Kayaknya lu enggak usah nanya deh lu udah tau
jawabannya
LAINNYA : (ketawa)
MODERATOR : Enggak pasti kan ada kelebihan kekurangannya dong
masing-masing
ADRIAN : Belum tentu
JORDY : Ooh kelebihan dan kekurangan
GLENN : Kalau Anak Jalanan lebih murah budget kostumnya
ALVIN : Iya cewek-cewek lebih murah
MEMORY : Eh efisien tapi dia
GLENN : Apa?
MEMORY : Dia bikin..biarpun dia mau pake baju kayak gitu tapi kan
menunjang
JORDY : Eh budgetnya mahal tau, motor ninja nya
LAINNYA : (ketawa, percakapan tidak terdengar jelas)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
313
JORDY : Kan art tadi dia bilang
GLENN : Oh kalau art gua gak bisa bilang murah juga, untuk
kostum
JORDY : Iya kalau kostum iya
MEMORY : (tidak terdengar jelas)
LAINNYA : (ketawa, percakapan tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Sebenernya dari sinetron ada kelebihannya enggak sih
dari segi artistik? Ada enggak?
JORDY : Eee
JESHEN : Lebih modern kali ya? Enggak tahu deh
ADRIAN : Lebih ekspresif kayaknya sih
JESHEN : Iya
ALVIN : Oh iya bener lebih ekspresif supaya ee.. masyarakat yang
gak bisa nangkep secara dialog bisa ngerti oh dia gini, oh
dia marah, oh dia nyesel, oh Reva marah sama ininya, oh
dia coba menghibur.
LAINNYA : (ketawa, percakapan tidak terdengar jelas)
GLENN : Oh terus mungkin dari bahasanya juga kali ya, kan kalau
sinetron, maksudnya kita enggak kayak meleng dikit
denger masih ngerti gitu mungkin ya. Kalau Korea.. hee
LAINNYA : (ketawa, percakapan tidak terdengar jelas)
JESHEN : Oh berarti masalah bahasa berart
IVANO : Iya bahasa
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
314
MODERATOR : Oke terus kalau buat drama Korea Goblin ada
kekurangannya gak sih dari artistik?
JESHEN : Waduh belum ketemu
GLENN : Dari artistik? Enggak tahu deh. VFXnya bagus sih tadi
ADRIAN : Bagus
ALVIN : VFX nya rapi
IVANO : Oke sih
ALVIN : VFX nya rapi, Art nya rapi, kostumnya rapi
JORDY : Dan didesain dengan niat (ketawa)
ADRIAN ; Belum tau sih kalau misalnya..
JORDY : Karena baru nonton satu episode
ADRIAN : Itu pedang gua belum tau itu bener apa enggak. Pedang
kayak begitu
GLENN : Tapi kelihatan beneran enggak?
Adrian : Enggak maksudnya kan kalau kayak Jepang gua tau
pedangnya katana kan, kalau dia pake pedang ini pasti
beda gitu kan
GLENN : Dia riset dong pasti
ADRIAN : Harusnya dia riset sih
GLENN : Dia riset kayak kostum-kostum gitu (tidak terdengar
jelas)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
315
ALVIN : Yang gua salutin tuh bener-bener (tidak terdengar jelas)
kayak turning atas turning bawah tuh ada kayak desainnya
gitu
MODERATOR : Okey kalau dari segi nilai-nilai pendidikannya deh, pesan
moralnya, informasinya
ALVIN : Ha pendidikannya
MODERATOR : Sinetron ada enggak itunya kelebihannya?
LAINNYA : Ada ada (ketawa)
ALVIN : Lu kalau mau ngebut-ngebutan minimal mesti solat dulu,
sama musti jadi pinter dulu
ADRIAN : Lu boleh nakal asal..
ALVIN : Pinter sama..
ADRIAN : Lu pinter ama solat
LAINNYA : (ketawa)
JORDY : Sebenarnya sinetron tuh ada tapi treatment nya salah
(ketawa)
ALVIN : Iya aneh
JORDY : Mungkin itu juga dibikin cuma buat persetujuan badan
sensor doang kali (ketawa)
ALVIN : Iya, lu mesti sholat nih biar halal
LAINNYA : Ketawa
GLENN : Pasti ada sholatnya gitu loh, gak usah Anak Jalanan deh
yang lain pasti ada sholatnya kok
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
316
ALVIN : Oh iya pasti ada sholatnya
LAINNYA : (tertawa, percakapan tidak terdengar dengan jelas)
MODERATOR : Oke kalau dari drama Korea Goblin ada kekurangannya
gak?
JORDY : Nah itu belum jelas
LAINNYA :Belum belum keliatan
JORDY : Dia lebih ke emosi sih
ALVIN : Oh gua tau kalau misalkan orang yang bukan kita, bukan
kita gini kan kalau nonton film itu mikir kan maksudnya
langsung nerima aja, enggak bisa nonton ini. Karena
Goblin itu cukup ee..musti mikir, enggak ada yang gak
mikir
JESHEN : Berat ya
ALVIN : Enggak berat juga, cuma kalau lu misalkan lu bandingin
sama orang yang nonton Ganteng-ganteng Serigala yang
tinggal oh ni orang antagonis, oh ini..
GLENN : Oh iya ini tiap karakternya lebih itu.. kompleks
ALVIN : Emang target audiencenya beda
MODERATOR : Oke terus kalau dari segi hiburan? Kelebihannya sinetron
apa?
ALVIN : Yang satu ngakak bener-bener go*blok,
JORDY : yang satu terpukau (ketawa)
MODERATOR : Tapi ada kekurangan gak sih kalau yang dari, oh udah tau
sih aku, oke lanjut lagi ya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
317
LAINNYA : (Ketawa)
MODERATOR : Tadi udah tadi udah, oke kalau untuk emm ni tadi kan
kalian bilang target kan tergantung target nih, menurut
kalian kalau misalnya kayak eee sinetron Indonesia
dibikinin targetnya remaja. Itu kira-kira nanti yang bawah-
bawah mau nonton enggak? Maksudnya targetnya itu
adalah kalian nih, kalian kalian. Entar yang yang dibawah-
bawah kelas menengah ke bawah itu mau nonton atau
enggak?
ALVIN : Belum tentu
JORDY : Belum tentu
ALVIN : Karena kalau ee kalau misalkan kita kan mikir ya. Terus
kita tuh rata-rata tuh suka cerita yang sedikit mikir kan.
Terus habis itu kalau misalkan yang bawah kan karena itu
langsung menerima
JORDY : Yang ke bawah udah kebanyakan mikir sama hidupnya,
mikir lagi nonton sinetron (ketawa)
ADRIAN : Enggak belum tentu juga loh, siapa tau karena TV nya
cuma ada RCTI dia tetep nonton juga
ALVIN : Iya bisa jadi
ADRIAN : Bisa jadi cuma buat hiburan gitu doang
GLENN : Tapi alasan gua yang lain kalau untuk target audience
kita enggak mungkin dijadiin tiap hari gitu loh
LAINNYA : Ho oh
ADRIAN : Seminggu sekali
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
318
GLENN : Seminggu sekali kali ya
ALVIN : Goblin tuh satu minggu sekali
GLENN : Seminggu sekali kayak lebih pas. Gimana ya. Kita
enggak mungkin kayak tiap hari nonton TV ee kita enggak
mungkin tiap hari di rumah mungkin jam segitu gitu loh,
kayak..
JORDY : Gua juga bulan kapan ya terakhir nonton TV (ketawa)
ALVIN : Nonton berita doang paling (tidak terdengar jelas)
LAINNYA : (tertawa, tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Berarti sebenernya gak bisa..gak bisa disamaratakan gitu
ya?
LAINNYA : Iyaa
MODERATOR : Oke terus nih kalian ngerasa enggak sih tadi kan kalau
baik dalam sinetron ee..anak jalanan sama drama Korea
Goblin tuh kan ada dua sisi nya. Sisi romantis sama sisi
hero.
LAINNYA : Ho oh
MODERATOR : Sadar enggak hero?
LAINNYA : Iya iya
MODERATOR : Nah menurut kalian ada perbedaan enggak sih dalam
penggarapan dua cerita itu? Mungkin kalau romantis di
Anak Jalanan kayak gimana, romantis di ini kayak gimana
ADRIAN : Belum ketemu sih
ALVIN : Gua belum liat romantisnya Anak Jalanan
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
319
ADRIAN : Iya enggak ada
JORDY : Adaaa
ALVIN : Paling selingkuhan itu
GLENN : Dimana?
JORDY : Itu yang di KFC, Udah Boy biarin aja..
LAINNYA : (Ketawa, percakapan tidak terdengar jelas)
ALVIN : Gua mau jadi selingkuhannya
MODERATOR : Ada enggak sih perbedaannya?
JORDY : ee.
MODERATOR : Ee mungkin dari yang ee apa tadi si Adriana sama
papanya gitu?
JORDY : ee kalau menurut gue di sinetron Anak Jalanan entah
mengapa hero nya juga terlalu sempurna (ketawa) dan
romance dan sisi romance nya itu terlalu,..mungkin gua
belum liat ya antara si Reva sama si Boy ya. Itu gua expect
bakal bagus ya terus soalnya karakter Reva bukan tipikal
karakter cewek..
JESHEN : Murahan
JORDY : iyaa. Tapi kalau itu yang pas episode pertama pas gua liat
itu romance nya apa..yaa enggak enggak dalam gitu loh.
Sedangkan kalau yang di Goblin,gua belum melihat
romance nya. Tapi hero nya dibikin bener-bener kayak
kenapa dia begini, kenapa dia melakukan ini, pola pikirnya
kenapa gini
ALVIN : Alasan ya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
320
JORDY : Iya yang kayak..
ALVIN : Tindakannya belum ya
JORDY : Ho oh yang kayak kita kayak oh iya kenapa dia begitu
tuh karena dia begini gitu loh. Kalau romance nya belum
keliatan tapi.
MODERATOR : Mungkin yang lain ada yang mau nambahin enggak yang
beda atau menyanggah
LAINNYA : (tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Belum? Tapi setuju sama yang dia omongin
LAINNYA : Iya
ALVIN : Kalau hero gua bingung
LAINNYA : (percakapan tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Okee, terus habis itu terus menurut kalian nih ee..untuk
sinetron Indonesia sendiri itu ada ciri khasnya enggak?
ALVIN : Ada..
JESHEN : Ada
ALVIN : Lu lu musti ekspresif.. sangat ekspresif kalau misalkan
mau narik audience (tidak terdengar jelas) sinetron
Indonesia
MEMORY : Hemm
ALVIN : Karena hampir rata-rata semua sinetron Indonesia
menargetkan orang yang nonton TV sore-sore sampai
malem-malem, itulah ibu rumah tangga dan pembantu.
Jadi untuk biar mereka nangkep, lu musti se-ekspresif
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
321
mungkin. Lu casting di situ juga musti se-ekspresif
mungkin. Maksud ekspresif ini adalah lebay
LAINNYA : Hemm
ALVIN : Sementara kalau.. eh ini sinetron Indonesia ya
JESHEN : Iyaa
MODERATOR : Oke yang lain setuju?
LAINNYA : Setuju
MODERATOR : Oke deh, terus ini aku udah tau sih jawabannya, tapi mau
nanya lagi deh. Ee kalian lebih pengen rekomendasiin
yang mana?
IVANO : Korea
MODERATOR : Korea? Karena alasan-alasan yang sudah disebutkan
sebelumnya?
LAINNYA : Iya
ALVIN : Tapi kalau menurut gua, kemungkinan gua juga bakal
rekomendasiin Anak Jalanan juga karena itu lucu.
ADRIAN : Iya
ALVIN : Eh lu liat deh ini sampah banget deh
LAINNYA : Ketawa
ALVIN : Bisa kan?
GLENN : Bisa sih, itu kan rekomendasi sih
ALVIN : Iya kan enggak menutup kemungkinan. (Percakapan
selanjutnya tidak terdengar jelas).
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
322
MODERATOR : Oke terus..terus untuk yang ngoleksi atribut dan lain-lain
lebih pengennya drama Korea?
LAINNYA : Drama Korea
MODERATOR : Karena lebih?
ALVIN : Lucu
JORDY : Mungkin karena cerita drama Korea Goblin tuh tadi kata
si BK dongeng kali ya, jadi karakternya tuh menimbulkan
kesan pengen di collectable gitu enggak sih, pengen
dikoleksi. Kalau si Boy kan ceritanya lebih ke realistis ada
di masyarakat, jadi..
ALVIN : Terus lu koleksi motor ninja deh lu, kan dia identik sama
ninja
JORDY : Enggak ada duit
MODERATOR : Tapi sebenernya untuk kalian kalau misalnya
mengangkat tema kehidupan sehari-hari itu boring atau
enggak?
LAINNYA : Enggak
ALVIN : Tergantung pengemasannya sih
MODERATOR : Pengemasannya, berarti disini sebenernya yang salah
siapa? Menurut kalian?
JORDY : Saya (ketawa)
MODERATOR : Untuk sinetron
ALVIN : Ee untuk sinetron yang salah siapa
JESHEN, GLENN : Produsernya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
323
ALVIN : Penontonnya
JORDY : Iya
ALVIN : Karena penonton mempengaruhi rating, karena rating
mempengaruhi iklan dan TV peduli akan iklan dan itu
akal-akalan produser, akhirnya jadinya dia suruh sutradara
akhirnya sutradara nyuruh deh orang-orang tuh kayak gitu
JORDY : Sebenernya lingkaran setan enggak sih? Masyarakat juga
gitu gara-gara TV nya juga gitu
ALVIN : Iya jadi muter-muter terus, masyarakat oleh TV (tidak
terdengar jelas)
JESHEN, GLENN : Iya sama..sama ini ya..
JORDY : Jadi bagaimana biar kita bisa keluar dari lingkaran setan?
Skill (ketawa)
GLENN : Salah KPI kayaknya
JORDY : Ih kurang ajar
JESHEN : Kok salah KPI
GLENN : Salah KPI tuh
MODERATOR : Oke nih..nih kan kalau kalian tadi nyadar, sebenernya
ada 6 aspek nih yang aku tanyain ke kalian. Mungkin
boleh dicatet sih, yang pertama kan ada plot jalan cerita.
Terus yang kedua ada artistik juga. Terus yang ketiga ada
pendidikan. Terus yang keempat ada hiburan, yang kelima
ada reputasi. Reputasi itu yang ee berkaitan sama kalian
mau rekomen ini gak ke temen-temen. Terus sama yang
terakhir kepuasan terhadap rasa ingin tahu, jadi kayak ee
kalian mau ngikutin gak informasi soal-soal itu, mau
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
324
ngoleksi atributnya enggak gitu. Nah sebenernya dari 6
aspek itu, menurut kalian masing-masing ee..dibikin deh
prioritasnya dari 1 sampai 6. Satu itu yang paling pengen
kalian eh apa ya aspek yang paling penting yang membuat
kalian pengen loh nonton tv series
LAINNYA : Ulangin ketinggalaan
ALVIN : Gua kurang satu
GLENN : Gua juga kurang satu
MODERATOR : Yang pertama plot
ADRIAN : Plot, jalan cerita
ALVIN : Bentar bentar huss
MODERATOR : Pertama plot, kedua artistik, tiga pendidikan, empat
hiburan, lima reputasi, enam kepuasan terhadap rasa ingin
tahu
ALVIN : Kita urutin gitu atau apa?
MODERATOR : Iya
ALVIN : nomor satu paling?
MODERATOR : Yang paling ee aspek yang paling berpengaruh buat
kalian, kalian mau enggak sih nonton ini
JESHEN : Artistik, pendidikan,…
JORDY : Kepuasan maksudnya kepuasan yang kayak gimana?
MODERATOR : Misalnya kalian mau gak ikutin informasinya,
ketersediaan informasinya juga soal itu.
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
325
MODERATOR : Satu tuh yang paling utama deh, yang bikin kalian mau
nonton itu terus-terusan
IVANO : Hohh
(Semua diam dan berpikir)
ALVIN : Pendidikan tuh maksudnya yang mana ya, moral ya?
GLENN : iya moral
ADRIAN : Rasa ingin tahunya gimana sih, maksudnya episodenya
bikin kepo gitu atau apa?
MODERATOR : Kayak ee.. kalian mau gak ngikutin apa kayak informasi-
informasinya, ketersediaan informasinya
GLENN : Reputasi?
MODERATOR : Reputasi itu yang kayak rekomendasi ke temen
IVANO : Hemm
MODERATOR : Atau mungkin dalam konteks ini temen kalian
rekomendasiin ke kalian gitu.
ALVIN : Udah
MODERATOR : Udah? Udah ya?
ALVIN : Yang penting bagi kita kan
MODERATOR : Iya, diurutin aja
JESHEN : 1,2,3,4,5,6. Jadi menurut lu dalam film itu yang utama
apa sih. Contohnya reputasi
LAINNYA : (berpikir sambil berbicara, tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Oke udah yaa
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
326
LAINNYA : (ketawa, tidak terdengar jelas)
MODERATOR : Udah yaa. Oke dari Memory dulu
IVANO : Dinamain ka?
MODERATOR : Hah
IVANO : Dinamain?
MODERATOR : Enggak enggak ini aku mau nanya satu-satu dari
Memory
MEMORY : Saya hiburan, reputasi, plot, art, kepuasan sama
pendidikan
MODERATOR : Okee kenapa tiga..
ALVIN : (ketawa)
GLENN : Diketawain anjir
MODERATOR : kenapa..kenapa 3 nya itu nih? Hiburan kan tadi, hiburan
plot sama yang ketiga
MEMORY : Hiburan, reputasi
MODERATOR : Oh..
MEMORY : sama plot
MODERATOR : Oh iya kenapa tuh
MEMORY : Hiburan pertama karena gua nonton film untuk nyari
hiburan, yang kedua reputasi. Kalau gua nonton film yang
reputasinya tinggi itu kan kayaknya filmnya pasti oke
gitu. Habis itu kalau apa temen-temen gua ngeliet gua film
itu, oh lu nonton ini ya wah keren. Habis itu yang ketiga
plot, ceritanya lah mesti bagus.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
327
MODERATOR : Oke, Adrian?
ADRIAN : Yang pertama plot, yang kedua artistik, yang ketiga rasa
ingin tahu.
MODERATOR : Kenapa tuh?
ADRIAN : Ee karena gua kalau ngeliet film harus liet plotnya dulu.
Kalau plotnya menarik ee maksudnya membingungkan
gitu baru gua tonton. Terus yang kedua kalaupun plotnya
menarik, tapi artistiknya kurang suka. Maksudnya kayak
ee..gambarnya kalo anim.. animasi gambarnya, kalau
untuk film pengambilan shotnya kurang suka juga kayak
males gitu nontonnya ngelihatnya. Yang ketiga rasa ingin
tahu karena kalau filmnya itu oke, dia kayak bikin kita
pengen tau gitu nyari-nyari di internet sendiri gitu kayak
ini nanti gimana lanjutannya sih kayak gitu.
MODERATOR : yang terakhir apa tuh kalau punya Adrian?
ADRIAN : Kalau yang terakhir? Reputasi
MODERATOR : Kenapa?
ADRIAN : Soalnya enggak semua ee.. misalnya pada semua orang
demen film ini nih, belum tentu aku nonton aku suka gitu.
Siapa tau aku lebih suka yang ee.. ceritanya berbeda dari
yang lain gitu. Soalnya ada beberapa film yang enggak
masuk Box Office, enggak masuk apa tapi ternyata oke.
Dan itu dosen pun menyarankan kadang. Ya kan?
GLENN : Yoi
ADRIAN : Yoi
MODERATOR : Oke lanjut, vano?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
328
IVANO : Yang pertama itu artistik, yang kedua plot, ketiga itu
hiburan, empat itu reputasi, lima itu kepuasan rasa ingin
tahu, enam baru pendidikan
LAINNYA : Ketawa
MODERATOR : Kenapa tuh? tiganya
ADRIAN : Pendidikan gak guna sih
IVANO : Pertama kalau apa kalau artistik itu ee..ee apa sih
namanya gua suka ngeliat film tuh dari apa sih artnya
bagus enggak sih, kalau misalnya bagus gua tertarik buat
nonton. Terus kalau plot ee karena artistiknya bagus terus
kan mulai tuh ee ikutin ceritanya, eh ternyata plotnya
bagus. Nah baru gua ikutin gitu suka gitu. Terus hiburan
ee karena artistik plot gitu udah bagus, ya gua kayak buat
buat enggak bikin stress gitu loh pokoknya. Jadi kayak
terhibur lah. Terus reputasi ya kalau misalnya apa, temen
bilang ini bagus nih banyak yang bilang gitu mungkin ee
mau nonton gitu, baru mau nonton.
ALVIN : Ika ika mau nanya ini sampai jam berapa?
MODERATOR : Bentar lagi kok
ALVIN : Bentar lagi? Oke
IVANO : Terus kepuasan rasa ingin tahu ya itu karena mungkin ee
dari segi artistiknya gitu kayak bikin penasaran, jadi
pengen nonton. Pendidikan ee pendidikan gak terlalu
dipikirin sih. Paling gitu.
MODERATOR : Oke, Jeshen?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
329
JESHEN : Kalau gua yang pertama tuh plot, yang kedua artistik,
yang ketiga kepuasan ingin tahu, keempat hiburan, lima
pendidikan, enam reputasi. Gua pilih plot pertama karena
menurut gua nonton film tuh plot paling penting sih. Kalau
dari plotnya aja udah enggak menarik, biasanya sih yang
lainnya mengikuti gitu sih. Biasa kalau kedua gua pilih
artistik, artistik karena kalau plotnya enggak bagus biasa
sih kadang film tuh punya artistiknya bagus, kayak film
London kan punya artistik sendiri. Gua suka banget itu.
Terus ketiga kepuasan rasa ingin tahu, biasanya..
ADRIAN : Sama persis
JESHEN : Makanya
ADRIAN : (ketawa)
JESHEN : Biasanya kalau enggak bagus kan, biasanya wah
kayaknya di tengahnya nih bagus nih jadi gua tonton aja
dulu. Kalau memang enggak bagus ya udah enggak apa-
apa.
MODERATOR : Oke Glenn?
GLENN : Oh udah?
JESHEN : Udah lah
GLENN : Oh gua pertama plot, kedua artistik, ketiga hiburan,
keempat kepuasan, lima reputasi, enam pendidikan. Plot
pertama ya jelas sama kayak Jeshen, ee gua kalau nonton
film itu liat dulu ceritanya menarik apa enggak. Terus
maksudnya jangan terlalu simpel dan mudah tertebak gitu
loh. Kedua artistik yaa sama kita harus liat dulu kalau
emang dari visual aja enggak menarik, ya mungkin kenapa
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
330
ini begini, atau gimana kalau kita enggak suka itu gua gak
tonton (tidak terdengar jelas). Mungkin hiburan terus sama
kayak Memory tadi, ini gua nonton untuk mencari hiburan
gitu. Terus kenapa kepuasan di bawah hiburan? Karena
menurut gua kalau memang gua terhibur, gua akan puas
dan ingin lebih tahu gitu loh. Kelima reputasi itu ada di
bawah soalnya setuju..setuju juga sama Adrian ee..
maksudnya enggak selera kita enggak harus sama, sama
orang lain gitu loh. Jadi kalau ee gimana ya preferensi sih
kalau menurut gua reputasi. Keenam itu pendidikan
terakhir karena kalau menurut gua, ee gua gak nonton film
buat nyaari ee kayak…
ALVIN : Sombong kau
GLENN : Enggak kayak oh ini pesan moralnya bagus gua tonton
gitu loh, kayak mindset gua lebih ke..ada film kita cari apa
sih yang kita bisa pelajarin gitu loh, bukan kita tonton
karena ada pesan moral yang bagus gitu.
MODERATOR : Oke, Alvin?
ALVIN : Satu art, dua plot, tiga kepuasan, empat hiburan, lima
reputasi, pendidikan terakhir. Kenapa art pertama, karena
art yang pertama kali kita lihat kalau misalnya kita
menonton film. Mau lu liat art dari posternya kah, dari ini
nya kah, dari film nya kah, art bener-bener yang utama
karena kita lihat. Setelah art lu baru mengerti, ee setelah lu
nonton lu pahami plotnya. Plot juga berpengaruh. Habis
itu dari dua itu, ntar itu apakah itu gua lebih tahu apa
enggak makanya kepuasangua taruh nomor 3. Setelah itu
ee gua punya rasa ingin tau, gua akan jadi terhibur. Habis
itu makanya itu nomor 4. Habis itu reputasi nomor 5,
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
331
misalkan gua sudah terhibur, gua puas artnya bagus
plotnya bagus atau semacamnya. Gua akan
merekomendasikan kepada teman saya. Dan pendidikan
nomor 6 karena menurut saya pesan moral itu enggak
begitu penting di dalam film. Ya karena enggak semua
orang bisa nangkep pesan moral
GLENN : Iya betul
ALVIN : Jadi itu yang paling terakhir
MODERATOR : Oke, Jordy?
JORDY : Kalau saya satu plot, dua artistik, tiga kepuasan, empat
hiburan, lima reputasi, enam pendidikan. Pertama plot
kenapa saya ee kalau menonton suatu drama itu pasti cari
tahu dulu plotnya ini tentang apa, bisa menarik atau
enggak. Terus setelah gua nonton, gua lihat dulu treatment
dari plot ini gitu loh. Apakah sesuai dengan ekspetasi.
Makanya apakah artistiknya itu dia rencanakan, tidak
dadakan atau secara detail juga gitu. Lalu setelah gue tau
artistiknya ternyata bagus, ee (tidak terdengar jelas) adalah
kepuasan. Apakah ceritanya sesuai dengan ekspetasi,
memberikan hasil yang..memberikan..memberikan akhir
cerita yang memuaskan, atau tidak. Nah lalu mengapa
hiburan nomor 4, setelah saya jadi terkadang suatu drama
atau sinetron itu kadang menghibur tapi dia tidak
memuaskan gitu loh endingnya. Makanya itu hiburan saya
taruhkan ke empat, kalau saya udah puas berarti saya
terhibur. Kayaknya enggak enak banget bahasanya. Terus
saya yang kelima reputasi, ee mengapa reputasi? Karena
terkadang kan reputasi bener tadi tidak sesuai dengan
kenyataan film itu. Reputasi itu kan sifatnya ada yang
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
332
objektif ada yang subjektif. Tapi kebanyakan yang ngasih
reputasi itu subjektif biasanya. Jadi kayak dia tidak
mengakui itu, tapi sebenernya ceritanya bagus gitu loh.
Makanya reputasi saya taruh di lima. Lalu pendidikan di
enam, kenapa? Karena pendidikan itu bukan sesuatu yang
mutlak harus gitu loh. Karena pendidikan bagi setiap
orang, pesan moral bagi setiap orang itu berbeda-beda gitu
loh. Jadi tergantung orang itu mau ngambil dari sudut
pandang yang bagaimana dan dari sisi yang seperti apa.
MODERATOR : Oke, nah ini yang terakhir nih. Jadi tiap orang ngasih
saran buat sinetron sama drama Korea. Saran apapun. Kan
tadi kritik-kritiknya udah banyak tuh, nah sarannya deh
perbaikan buat kedepannya. Memory duluan.
MEMORY : Hmm film ini ya, Boy
IVANO : Iya si Boy
GLENN : Buat sinetron.. buat sinetron
ADRIAN : Buat sinetron
GLENN : Keseluruhan..keseluruhan
ADRIAN : Keseluruhan..keseluruhan
MEMORY : Mungkin endingnya dibikin lebih bikin penasaran gitu
enggak sih kalau film Anak Jalanan
MODERATOR : Kalau secara keseluruhan?
MEMORY : Keseluruhan. Kalau secara keseluruhan buat film
Indonesia udah cukup oke sih kalau Anak Jalanan juga
bagus
MODERATOR : Kalau drama Korea ada saran?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
333
MEMORY : Drama Korea yaa hem enggak ada
LAINNYA : (ketawa)
MODERATOR : Enggak ada ya
ORANG LAIN : Permisi ini yang mau ikut lomba ini bukan?
MODERATOR : Bukan kita lagi FGD
ORANG LAIN : Oh oke
MODERATOR : Thank you
ADRIAN : Kalau sinetron sarannya sih ee.. bikin plot cerita yang
bener sih, kayak tujuannya ini, mau tokoh ini punya
tujuannya ini, obstaclenya ini gitu kayak udah ada
tujuannya gitu. Udah gitu aja sih. Kalau drama Korea
lebih sarannya lebih ke ee pemerannya sih biar lebih bisa
dibedain aja gitu. Bingung aja gitu.
IVANO : Kalau sinetron ya gitu ee apa plotnya dijelasin ee apa
karakternya apa ee pokoknya ya harus step by step jangan
semuanya gitu langsung. Kalau Korea..Korea apa yaa..
enggak ada
MODERATOR : Enggak ada? Oke, Jeshen?
JESHEN : Kalau sinetron Indonesia mungkin pembawaan ceritanya
sih diperbaiki sama cerita plotnya di persusah jadi kayak
meresap menurut gua sih. Terus kalau Korea, mungkin
buat subtitle official kali ya buat Bahasa Inggris gitu ya.
ALVIN : Ada..ada (selanjutnya tidak terdengar jelas)
JESHEN : Ya inggrisnya sih. Itu aja sih
MODERATOR : Okee
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
334
GLENN : Kalau untuk gua sinetron ee..walaupun kayak enggak
mungkin itu tolong episodenya diperpendek. Jangan
sampai 700 terus bener ceritanya jangan yang.. sebenernya
kalau simple gak masalah asal pengemasannya.. treatment
nya jelas dan pengemasannya bagus. Terus sama kayak
fasenya tuh jangan..jangan terlalu cepet gitu. Terus kalau
bisa bikin karakter utama jangan terlalu perfect. Kalau
untuk Korea sarannya, tadi sih enggak ada. cuma tadi
setuju sama Jeshen sih, kita sempet bingung cuma gara-
gara subtitlenya. Padahal visual ama plotnya tuh udah
keren.
ALVIN : Sinetron Indonesia produksi harus diperbaiki karena ee..
produksi yang mengejar rating itu tidak baik. Karena
karena mengejar rating akhirnya apapun jadi berantakan
ini berantakan mengubah segalanya. Karena uang. Kalau
misalkan saran untuk Korea, ee..coba digarap lagi sih
semoga bisa sampai ke Indonesia karena buat subtitle
Indonesia resmi aja enggak ada gitu, kalau inggris aja ada
dan masuk ke sini aja.
MODERATOR : Oke
JORDY : Kalau saya untuk sinetronnya itu mungkin sama kayak
yang udah disampe-sampein tadi. Lebih ditreat lagi kali ya
karakternya, ceritanya, backgroundnya. Terus untuk
artistiknya tuh lebih dipikirkan lagi tujuan di
dalam..dimasukkan di dalam ini untuk apa. Dan fungsi
kostum juga terutama sangat krusial juga digunakan untuk
apa. Ee terus untuk drama Korea, ee..mungkin mungkin ee
ada entah penyebutan namanya itu mungkin untuk
masyarakat internasional sedikit tidak familiar kali ya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
335
dengan penyebutan nama Korea kayak Jung Kook
blablablabla, jangan terlalu dibikin ribet namanya.
Mungkin dicari nama-nama Korea yang bisa disebut
dengan mudah dan diinget sama orang dunia internasional
gitu
LAINNYA : Iya..iya setuju
MODERATOR : Oke deh temen-temen thank you yaa
LAINNYA : Iya yeayy
MODERATOR : Udah selesai
TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN FILRIADY KUSMARA
(P: Penulis, N: Narasumber)
P: Pagi Pak
N: Halo selamat pagi, sorry aku telat ya.
P: Iya enggak apa-apa pak
N: iya iya gimana gimana?
P: Iya eh jadi gini sih pak. Jadi kan saya lagi neliti,
N: iya
P: iya jadi kan saya lagi neliti soal sinetron ya
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
336
N: ya
P: sama drama korea sih sebenernya.
N: Heh
P: Cuma perbandingan apresiasinya.
N: Oke
P: Terus ada beberapa hal yang eh saya agak penasaran, sebenernya sebenernya
saya itu orang yang suka sinetron dan suka drama korea disaat yang bersamaan
pak
N: Oh gituu
P: Iya jadi..
N: Oke
P: Jadi saya dan tapi gimana ya, kan kalau teman-teman saya yang lain kan ya
pasti udah tau lah ya lebih condongnya ke drama korea dibanding sinetron kan.
N: iya
P: Nah em dan tapi sebenernya menurut saya ada sisi sisi yang enak kalau nonton
sinetron. Nah ini saya lebih pengen tahu sih maksudnya dalam industrinya
sendiri, dalam ee TV nya sendiri. Kalau misalnya kan berarti kan baik sinetron
atau drama korea itu kan tv seri kan ya pak ya berarti ya,
N: Iya betul
P:Nah sebenernya ada syaratnya enggak sih untuk sinetron ini oh bisa nih
ditayangin di TV, oh drama korea bisa nih ditayangin di TV gitu?
N:Hm oke. Ee mau kamu rekam apa gimana? Gaperlu? (ketawa) takutnya ini.
P: Oh iya oke
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
337
N: Saya sambilan ngecek email atau apa ya
P: Oke enggak apa
N: oke nah, ee kalau ditanyakan syarat, ee apa istilahnya apa ya ee syarat
kelayakan untuk sebuah program itu tayang di sebuah TV ya, itu banyak faktor.
Yang faktor pertama adalah tentu harus memenuhi ee keinginan dari pemirsa
karena satu hal yang perlu selalu, yang harus selalu di ee pegang oleh siapapun
yang bekerja die e TV itu di programming khususnya itu terlepas dari selera para
pegawainya, yang mereka layani adalah pemirsa. Kayak saya dulu waktu di
RCTI, saya punya selera sendiri. Tapi ketika saya bekerja di RCTI, di
programming ya harus tau pemirsa itu sukanya apa gitu. Ee kita harus tahu dulu
tuh selera pemirsa itu syarat mutlaknya. Gimana kita bisa tahu syarat ee selera
pemirsa? Lewat survey gitu. Kita melakukan survey ada 2 macam, lewat survey
yang di eem dilakukan oleh ee Nielsen media research, itu lewat data kalau
orang awam nyebutnya data rating share lah. Itu keluar tiap hari ada yang kita
lakukan secaralangsung. Bisa langsung turun ke lapangan, kita bikin kuisioner,
kita emm move ke apa ke ke beberapa kota besar, gitu. Dari situ kita bisa dapet
insight oh oke pemirsa itu sekarang lagi suka tema yang seperti ini, tema yang
seperti itu. Misalkan kayak kondisi sekarang nih, hmm sinetron nomor satu saat
ini itu yang judulnya siapa takut jatuh cinta. Kamu udah pernah nonton?
P: Udah (ketawa)
N: iya (ketawa) yang di itu ya yang di SCTV ya. Gitu nah emm apa kemudian
beberapa itu baru baru terjadi 3 minggu terakhir kan. Ee dia baru tayang
minggu ketiga. Sebelumnya itu yang nomor satu adalah Jodoh wasiat Bapak.
Kamu pernah nonton?
P: Nah itu belum
N: Ah belum.
P: Hooh
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
338
N: Itu temanya tentang horror.
P: Ohh
N: Jadi hantu-hantu yang bergentayangan gara-gara dia punya unfinished business
lah di dunia nyata. Dia bergentayangan hmm roh-roh orang-orang yang dulu
mencelakai dia. Kemudian em mundur lebih agak jauh lagi, nomor satu adalah
Dunia Terbalik. Gitu nah jadi kita harus tau tuh ee peta peta apa selera dari
penonton kita itu sukanya lagi apa. Gitu. Itu satu. Yang kedua kita juga harus
bisa mencermati, bisa jadi pemirsa itu em apa kan beragam nih. Ada ruang-
ruang atau ada kelompok-kelompok yang belum digarap. Kan kita bicara
secara umum pemirsa itu banyak kelompoknya nih, ada usia muda, usia tua,
usia anak-anak, laki cowok, kemudian ekonomi atas menengah bawah. Itu, itu
banyak banget gitu. Nah kita harus bisa ngeliat oh sekarang tema-tema yang
lagi tayang itu oke rating tinggi, tapi kita liat profil pemirsanya. Dia dominan
di semua kelas enggak. Kalau dia dominan di semua kelas wah berarti emang.
Kayak dulu jaman dunia terbalik. Itu gila itu dari mulai anak-anak sampai
dewasa kemudian cowok cewek. Semua ekonomi itu masuk di situ. No wonder
akhirnya ratingnya gila banget. Waktu itu bisa sampai rating ee dapat rating 6.
6 itu berarti 6 persen em dari total jumlah penonton selama 24 jam, itu
nontonnya di situ. Gitu. Terus em apa em dapet penghargaan. Jadi udah lah gila
lah itu. Nah siapa takut jatuh cinta yang sekarang lagi tayang, itu kita
breakdown. Ternyata enggak semuanya nonton. Oke dia rating nomor satu
secara programnya nomor satu. Tapi semua pem.., enggak semua pemirsa
nontonin dia. Berarti ada ruang yang ditinggalkan, yang belum tergarap oleh
siapapun nih. Nah itu juga harus kita cermati, gitu. Nah em setelah kita dapet
informasi-informasi itu, kita tuangkan ke ee ide kita. Oke kira-kira nih yang
bisa pas ditayangkan di periode sekarang itu yang temanya kayak gimana ya.
Apakah tema remaja, apakah tema dewasa, apakah action, apakah komedi,
apakah aplagi tadi. Ee legenda, fantasi. Beragam banget gitu. Jadi ada ada
semacam apa ee proses dulu enggak yang ujung-ujung kita bi ee suatu pagi
saya bangun saya pengen bikin ini sudah pasti tayang. Enggak, gak kayak gitu.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
339
Tapi itu harus merupakan sebuah proses, saya research dulu. Ee apa profil
pemirsa apakah persaingan. Kemudian kita ngobrol dengan PH, eh em lu
punya gak tema seperti ini? Oh gitu bisa gua bikin sih emang kenapa? Iya
karena sekarang yang lagi tayang temanya gini-nin, nah kayaknya gua butuh
tema yang gini agar gua bisa ambil pemirsa dari kelompok ini. Gitu. Jadi kita
ngobrol sama PH tuh. PH godok, balik ke kami. Waktu itu di RCTI, keluarlah
sebuah program. Atau bisa dari PHnya sendiri dia create sesuatu, kemudian dia
present ke kami. Kalau memang oke ya kita akan beli, kita akan tayangkan.
Kalau enggak oke, kita akan tolak. Tapi rata-rata sih kita request ke PH. Jadi
kita based on tadi research dulu wah tereret. Oke kebutuhannya lagi ini nih,
persaingannya nih. Lu bikin kayak gini deh. Nah kalau masuk ke topik kita
anak jalanan saat itu berangkat dari em yang kayak tadi. Jadi waktu itu saya
inget jaman-jamannya ee ganteng ganteng serigala lagi bagus-bagusnya. Oke
kita liat ee ganteng-ganteng serigala apa sih yang dia lakukan. Ohh ternyata
anak muda, apa action, kemudian romance ee ada bau-bau agak fantasinya
juga.Oke. e kayak tadi aku bilang kan, kita coba liat profil pemirsanya. Dia ini
enggak e masuk dia semua kalangan enggak. Oh ternyata enggak, dia em dia ee
hanya hanya banyak ee di kalangan remaja, remaja mungkin anak-anak sampai
remaja lah. Wah berarti usia dewasanya gak ke ambil, gitu. Nah waktu itu kita
diskusi di internal, apa nih yang bisa kita ee tayangkan agar bisa melawan tipe
kayak gini. Wah brainstorming macem-macem. Akhirnya diputuskan satu kita
juga tetep harus action. Oke karena kayaknya pemirsa lagi butuh yang action.
Karena setelah lama tuh action jamannya indosiar ginta buana style gitu yang
kerajaan-kerajaan, baru keluar lagi kan si GGS. Nah kayaknya bisa lagi nih
action. Kedua harus ada semacam legendanya nih, gitu. Oke ketiga kita nyasar
kelompok pemirsa yang lebih dewasa. Udah 3 poin ini kita pegang, langsung
brainstorming oke kita cari ide teretet ketemulah manusia harimau. Gitu. 7
manusia harimau, ee apa ee based on kan itu me me apa sesuai dengan 3, 3 hal
yang tadi kita obrolin. Action dapet, emm legendanya tentu. 7 manusia harimau
bahkan dibandingkan dengan ganteng-ganteng serigala. Dia real, bukan real.
Ee dekat dengan kepermisaan, eh dekat dengan pemirsa. Nah itu juga poin
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
340
penting tuh kalau ee apa yang yang yang sinetron yang bagus itu itu ceritanya
harus dekat dengan pemirsa. Kayak kamu deh sekarang, kalau kamu nonton
sinetron atau drama Korea. Kalau kamu merasakan bahwa yang kamu tonton
itu ee, ah kayaknya enggak gitu deh anak SMA, ah kayaknya enggak gitu deh
kalau anak cewek itu. Ah kayaknya enggak gitu deh ee kalau nyatain ee nya ee
nembak cewek gitu. Itu kan pasti akan enggak berasa relate dong, karena rata-
rata kalau ee kita terikat terhadap sebuah tayangan itu karena merasa dia
terwakili. Atau dia pernah mera.. minimal dia pernah merasakan apa yang
dirasakan oleh karakter-karakter tersebut. Gitu. Atau dia tahu mengenai
ceritanya ada di sekitar dia. Nah 7 manusia harimau itu kan berangkat di
legenda yang berkembang di daerah Sumatera kan. Bengkulu, riau, sumatera
barat daerah sana lah. Itu meng.. memang ada bahkan sampai sekarang. Jadi
masih ada beberapa kelompok pemirsa yang percaya bahwa ilmu itu ada. Yang
manusia harimau itu turun temurun tuh. Sebutnya mereka.., … Nah udah habis
itu kita ngobrol sama PHnya, PHnya oh keren. DIbikin keluarlah 7 manusia
harimau. Nah kita combine tentu dengan pemain-pemain yang bisa mewakili
semua kelompok tersebut, termasuk yang remaja. Makanya ee disitu ada yang
utamanya Samuel Zgylwyn kan, Tapi kita juga ada pendatang baru, saat itu
pendatang baru loh si Ammar Zoni. Kemudian ada yang agak tuanya ada si
Adji Pangestu, ada Sigit Hardadi, ada William Dozen, Jadi kita combine tuh
untuk mendapatkan kelompok pemirsa yang banyak. Gitu. Nah formula-
formula itu kita terapkan dan ternyata alhamdullilahnya berhasil. Kita bisa
lebih tinggi daripada ganteng-ganteng serigala saat itu. Jadi lebih ke seperti itu
waktu itu prosesnya.
P: Ooh berarti sinetron tuh yang penting tuh target marketnya semua dapet semua
gitu?
N: oh iya tentu dong
P: semakin banyak yang bisa di..
N: didapet
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
341
P: Didapet berarti semakin bagus
N: Iya betul. Saya ambil contoh, dunia terbalik yang tadi aku bilang. Dunia
terbalik itu pada saat lagi tinggi-tingginya, sekarang lagi agak turun nih karena
ada siapa takut jatuh cinta dan jodoh wasiat bapak itu ya. Tapi waktu awal
mula tayang Januari tahun ini, itu gila banget. Itu penontonnya dari mulai anak-
anak. Saya aja kaget. Padahal jam tayangnya waktu itu jam 8. Anak-anak
masih ada yang nonton gitu. Jam 8 padahal selesainya jam 10 jam setengah 11
gitu loh. Masih ada yang nonton. Kalau orang tua udah pastilah karena kan
temanya ini tentang ee suami-suami yang ditinggalkan istrinya berangkat kerja
jadi TKW kan. Tapi kita create dengan komedi satir, komedi yang natural,
yang sehari-hari. Biar.. juga, tapi kita bikin karakternya kuat-kuat. Gitu. Nah
karena banyak yang nonton dan luasnya jumlah penonton, itu menyebabkan
jumlah ratingnya pasti akan akan beh besar sekali, gitu. Itu simple, semakin
banyak kamu bias mendapatkan banyak pemirsa, semakin tinggi rating kamu.
Semakin sedikit yang kamu raih, atau cuma spesifik segmen ee penonton
kamu. Ya semakin kecil lah ratingnya kamu. Ternyata rating itu equal dengan
jumlah pemirsa. Mas Imam lah bisa ngerti lah ya bisa menjelaskan lebih detail
lah soal ini karena dia dulu di riset juga. Ee jadi ee yang namanya rating itu
pasti berbanding lurus dengan pemirsa. Ratingnya berapa? 10, udah tinggi.
Ratingnya berapa? 1 koma ah agak rendah. Nah itu jumlah pemirsa. Ada lagi
satu lagi share, kalau share tergantung dari slotnya. Share 20 tapi di jam satu
malam enggak ngaruh, karena jumlah pemirsanya dikit. Tapi kalau share eee
15 di jam 8 malam itu jam prime time tuh atau jam 9 lah paling prime time nya.
Itu bisa kontribusi sangat tinggi. Jadi ada dua indikator yang dipakai di dunia
ee apa ee industri film. Eh industri TV. Gitu.
P: Itu kan kalau tadi kan buat sinetron kan pak, kalau drama Korea sama juga
treatnya? Beli?
N: Drama Korea beli, tapi kan drama korea gak bisa diskusi gak bisa request kan.
Jadi kita lebih sourcing, sourcing apa nih judul-judul yang lagi in di negara
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
342
sana. Atau bahkan di ee justru kita enggak lihat ke Koreanya. Karena pemirsa
Korea dengan pemirsa kita itu beda. Yang kita, yang kita jadikan benchmark
itu biasanya adalah pemirsanya di Filipin, di Thailand, Malaysia. Itu kita selalu
kepo tuh, oke di mereka drama Korea apa ya yang lagi bagus, oh ini oh ini oh
ini, gitu. Atau kita juga langsung nonton, kan sekarang em apa situs yang
menyediakan tontonan drama korea kan banyak. Atau disini distributor juga
kasih ke kita screener, screener-screener untuk dijualin gitu. Nih saya punya
judul baru nih, kita nonton. Aman saya terakhir di RCTI itu, saya beli drama
koreanya legend eh apa eh My love from the star, ee My love from the star, eh
sorry bukan my love from the star. Ee apa, pinnochio, ee pinnochio. Kemudian
ee apalagi ya. Enggak terlalu banyak sih karena memang drama Korea di TV
Indonesia itu enggak se.. seheboh di sosmednya. Kalau di sosmednya gila
banget kan dia. Ya, kelompok pemirsanya adalah kelompok yang sangat,
sangat kuat akses ke sosmed. Jadi mereka akan sangat reaktif. Tapi kalau
bayangan di TV, itu enggak, enggak berbanding lurus nih. Sebut misalkan
kayak dulu si siapa ee My Love From The Star deh, kan itu katanya fenomenal.
Waktu tayangnya gila banget. Pas tayang di kita itu enggak terlalu, ratingnya
enggak terlalu bagus. Terus siapa lagi ee yang bagus lagi itu, hanya beberapa
yang bagus ditayangkan di TV. Satu yang paling fenomenal itu adalah si ee
The Heirs, The Heirsnya si Lee Min Ho, Boys Before Flowers, kemudian
Jewel In The Palace kemudian yang bagus lagi itu adalah duh siapa ya. Enggak
banyak sih. Yaa pasti kalau enggak Lee Min Ho, itu siapa gitu ee pemainnya
sayang aku lupa lagi deh.
P: He eh, ee terus Pak misalnya nih ya misalnya kan tadi sempet dibilang kalau
misalnya PH bisa coba ajuin juga nih ke stasiun TV kan, terus nanti akan di
present dan lain-lain. Kan nanti pasti mereka bakal kasih episode-episode yang
sudah mereka bikin dong. Nah itu biasanya semua episode akan ditonton dulu
atau cuma episode tertentu aja yang ditonton?
N: Kalau untuk awal biasanya kita akan nontonin setiap episode, biasanya bisa
sampai 5 lah. 5-6 kita tontonin terus. Tapi setelah itu, ya kan kita juga harus
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
343
berbagi dengan kerjaan yang lain ya, jadi kita lepas tapi kita pantau terus. Kita
adain evaluasi. Biasanya kita lakukan evaluasi perminggu. Kita liat selama
seminggu apa yang ee apa ee datanya seperti apa, performancenya apakah
semakin bagus atau semakin baik eh semakin elek. Apa yang kurang, apa yang
perlu disuntikkan. Jadi ee untuk 5 episode awal sih kita akan nontonin terus, tapi
setelahnya kita lebih ke evaluasi bareng si produsennya. Gitu. Tapi kan data
sekarang ee data rating itu keluarnya harian. Setiap hari kita akan komunikasi
dengan si ee produsennya, si pembuatnya. Pak data kemarin tayangan kemarin
ratingnya segini udah oke nih tapi masih kurang di gini gini. Kita compare
dengan tayangannya gitu. Kemudian besoknya lagi besoknya lagi sama lah.
Terus sampai misalkan ada satu waktu khusus yang tadi aku bilang per minggu
kita meeting khusus dengan penulisnya, dengan produsernnya kita ngobrol
disitu, evaluasi. Apa nih yang kurang dari tayangan biar naik-naik terus. Tapi
untuk ee sebelum tayangan sih 5 episode awal kita harus nonton dulu, baru kita
yakin untuk ditayangkan.
P: Kenapa episode awal yang dipilih?
N: Karena kan itu kan impresi pertama buat pemirsa. Jadi kita pengen jagain dulu
tayangan..tayangan sinetron kita itu memang kuat. Gitu. Makanya kita selalu
punya standar, sebelum kita pastikan tanggal tayangnya minimal 5 episode itu
harus sudah nonton. Udah kita yakin ternyata flownya udah ee apa oh akan
dibawa kesini, akan wah okelah silahkan yuk kita tayang. Yang agak PR itu
kalau misalkan baru 2 atau paling banyak 3, itu udah mulai ngacau tuh ceritanya.
Wah ini berat nih kita bilang. Ini nih harus duduk bareng dulu dengan
penulisnya. Lu mau dibikin seperti apa nih ceritanya kedepannya. Oh mau
diginiin. Yaudah kalau bikin.. mau bikin begitu, berarti episode 4 dan 5 nya
enggak kayak gitu dong. Dibikin dulu gini-gini. Direvisi dulu, balik lagi ke kita,
kita preview. Udah enak, baru kita ngobrol jam tayang.
P: Oh tapi biasanya kalau misalnya dalam proses yang tadi itu ada melibatkan
LSF enggak sih Pak?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
344
N: Enggak, LSF mah..Oh sorry LSF dari awal udah kita libatkan, karena ketika
kita bikin 1 judul itu kan kita harus untuk untuk untuk ada tayangan itukan ada
syarat nomor sensor kan, nah itu yang bisa mengeluarkan kan LSF. Jadi ketika
bikin, ketika udah siap tayang, kita lapor ke LSF dengan materi tersebut, untuk
minta sensor. Nanti keluar, keluar lulus sensor baru kita tayangkan. Tapi di
internal kita sih enggak melibatkan sensor. Itu mah pada saat nanti pada saat
menjelang tayang, baru kita kirim ke mereka materinya, mereka akan review.
Kalau oke keluarkan surat lulus sensor.
P: Oh terus Pak saya juga penasaran sih kenapa sih ee jumlah episode sinetron itu
panjang banget? Sampai beratus-ratus?
N: Oke ya itu memang itu bedanya dengan di Korea ya. Kalau di Korea ee paling
maksimal berapa sih 20 ya? Paling ya..
P: Iya kebanyakan 20 sih
N: paling banyak 20. 20 21 gitu kan. Nah kalau di kita memang industrinya beda.
Kalau di kita pemirsanya belum teredukasi secara ee baik bukan belum
teredukasi. Belum siap menerima tayangan-tayangan yang ee seasonal. Kita
sebutnya seasonal ya, 1 season. Mereka masih terbiasa dengan konsep
tayangan yang ya terus ajaa tiap hari. Gitu. Itu satu, yang kedua adalah ee yang
kedua adalah ee.. apa untuk temen ini untuk mengakomodir e.. kebutuhan dari
e.. tim sales marketing. Karena kalau di kita ee jualan sebuah iklan di sinetron
itu tidak bisa langsung masuk. Jadi simplenya nih gini, saya punya sinetron nih
itu baru akan tayang senin besok. Nah itu iklannya itu enggak mungkin penuh
di tayangan pertama. Kenapa? Karena si agensi, si pemilik brand itu akan
melihat dulu, lu ratingnya bagus enggak. Nah untuk melihat rating bagus kan
enggak mungkin dilihat cuma satu dua episode. Paling dia akan ngelihat at
least dua minggu. Jadi ketiga dua minggu ternyata stabil atau bahkan
ratingnya naik terus. Wah udah langsung terus bejubel tuh, ngantri bahkan.
Jadi bisa kebayang dong kalau saya tayangannya cuma 20 epsiode, 2 minggu
berarti udah kepake berapa 14. Berarti si marketing cuma sanggup ngejual
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
345
sisanya, ya paling berapa paling 7, 7 episode kan. Kalau 21 gitu, enggak akan
maksimal, gitu. Makanya dibutuhkan, bukan dibutuhkan makanya kita desain
sinetron kita itu selalu ya ya ending nya adalah ending pada saat ratingnya
turun(ketawa) Karena memang industri di kondisi industri pemirsa dan
naturenya jualan di kita itu agak beda dengan negara lain termasuk di Korea.
Kalau di Korea kan dia jualannya jauh kayak filmlah, udah jualan nih saya
punya konsep lu mau masuk enggak di program kita. Makanya kalau kamu
lihat Korea kan banyak build in nya, itu dia di rumah makan apa, atau bajunya
apa gitu ya, mobilnya. Gitu.
P: Terus berarti kalau memang kan berarti tergantung rating kan ya Pak. Berarti
ceritanya bisa berubah tiba tiba gitu?
N: Bisa banget. Harus bisa. Itu bedanya juga di kita dengan di.. di Korea. Kalau di
kita ya harus siap dengan segala perubahan bahkan last minute perubahan juga
mesti bisa. Gitu karena data kita udah data daily kan, jadi ee apa walaupun itu
sebenernya sesuatu yang enggak ideal dari sisi kreatif ya karena apa ya.. ada
kalanya sebuah ee sebuah sebuah apa tayangan bisa dinikmati harus ada proses.
Proses sampai akhirnya grek, kuat ngiket banget gitu. Nah tapi untuk beberapa
kasus, kita enggak bisa menunggu terlalu lama nih karena persaingan kita udah
gila banget. Kita.. kita butuh secara cepat, mendapatkan program yang ee
ditonton oleh penonton gitu. Enggak bisa kita nunggu, emang kita desainnya 10
episode agak lambat dulu nih. Tapi nanti di 11 pasti akan bagus kok. Yaudah itu
mah akan ditinggalkan. Terlalu beresiko gitu. Jadi harus siap berubah. Misalkan
ya simpelnya deh ketika ee saya bikin Cahaya Hati, kami bikin Cahaya Hati.
Cahaya Hati itu awalnya bercerita tentang dua kakak adik yang ee apa, awalnya
di kampung. Kampungnya kena musibah, dia terbawa ke kota. Di kota mereka
akan terpisah. Pada suatu peristiwa, kakaknya kemana adeknya kemana.
Kakaknya ditemukan oleh siapa, adeknya ditemukan oleh siapa. Nah ceritanya
nanti akan kita timelapse ke 20 tahun berikutnya, ketika mereka dewasa. Mereka
ketemu lagi tapi dalam ben bukan dalam bentuk, mereka kan enggak akan ngeh
karena waktu terpisah kan masih kecil. Itu akan kita mainkan. Eh ketika kita
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
346
preview dan ternyata ratingnya bagus, diputuskan jangan ke dewasa. Anak-anak
terus. Itu waduh gila itu kita langsung ubah konsep, udah kita jadi ugal-ugalan di
anak-anak itu. Maksudnya anak-anak itu kita bikin, mereka ntar terpisah tapi
masih dalam ee periode anak-anak. Jadi linier tuh terus, gitu. Jadi awalnya kita
bikin tahun 97 kejadiannya, sehingga kita akan masuk ke 2017. Setting cerita
dewasanya. Ternyata dirubah, yaudah kita rubah lagi. Kita review. Berarti anak-
anaknya di mode 2017. Gitu. Itu juga harus kita antisipasi itu.
P: Berarti itu bisa ya misalnya satu episode bisa di shooting dalam 1 hari gitu?
N: Gimana?
P: Ada kemungkinan kayak gitu ya?
N: 1 episode?
P: Di shootingnya dalam 1 hari?
N: Oh iya
P: Serius?
N: Sekarang itu sekarang ee makanya itu juga satu hal yang menjadi keunikan
dunia sinetron kita ya. Dimanapun negara, itu cuma di Indonesia yang bisa
shooting 1 episode 1 hari. Gila itu. Dunia terbalik itu kita nyebutnya live scene
ya. Itu kan tayang sehari 2, jadi ee untuk tayang sehari 2 episode. Yang 1
episode itu baru shooting di hari H. Jadi kayak sekarang nih jam berapa nih,
jam 11 atau jam berapa. Itu baru untuk lagi shooting untuk tayangan nanti
malam
P: (ketawa) berarti editnya kapan tuh Pak?
N: Ya edit tetep, kita semaksimal mungkin tapi enggak bisa terlalu lama juga.
Udah kita tinggal tempel rapiin, tempel rapiin, tempel rapiin gitu. Karena kalau
memang udah ngiket, kadang-kadang untuk ee hasil eksekusi yang enggak
terlalu rapi tetap masih bisa dinikmati kok sama pemirsa. Yang penting
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
347
karakternya masih tetap terjaga, ceritanya enak menarik, pemirsa masih akan
tetap nonton
P: Emang sebenernya kalau misalnya kan tadi kan berarti bisa tiba-tiba ceritanya
berubah kan Pak. Berarti itu kan tergantung rating. Berarti kan nanti bakal dapat
data ya dari bagian yang mengurus rating kan. Nah nanti setelah dapet data dari
yang rating itu, terus nanti akan diberikan ke stasiun TV atau terus habis itu ke
PH lalu kayak gimana tuh Pak alurnya?
N: itu biasa prosesinya langsung pada saat itu. Jadi data itu data kan lewat apa
namanya programming research, research and development. Mereka akan
ngolah datanya, keluar jam 10 biasanya. Ya terus disebar ke semuanya termasuk
ke programming kemudian ee apa ee programming juga analisa, kemudian dapet
sebuah masukan dapet sebuah beberapa poin, di blast ke PH. Nih data kemarin
tadi aku bilang, nih Pak data kemarin ternyata tayangannya agak turun nih
ratingnya pas kita analisa ternyata actionnya mulai kurang, terlalu banyak dialog
yang bertele-tele terlalu ini terlalu gitu. Tolong pak untuk nextnya actionnya kita
tambah, dialognya agak dipendek-pendekin aja Pak gini-gini. Kita fokus di
cerita ini-ini aja, terus si pemain ini aktingnya kayaknya agak kurang Pak kita
kurangin. Ya gitu, gitu terus. Itu daily activity orang-orang TV. Pasti jadi induk
mereka itu akan dimulai start bener-bener persis jam 10. Karena di situlah data
keluar, bergulir ke ee diolah-diolah kemudian nyampe ke si produsen. Dia
langsung oh oke teteret dia akan panggil penulis. Eh ini nih data kemarin gini
gini, tolong ya disampein ke lapangan kita coba gini gini. Ya siap. Udah roda
berputar itu sampai besoknya lagi jam 10 lagi gitu. Kayak gitu
P: Wah oh oke, terus kan tadi kan ada dibilang programming kan ya Pak. Berarti
sebenarnya tugas programming apa aja sih, selain yang sinetron dan lain-lain?
N: Gimana gimana?
P: Tugasnya programming apa aja sih?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
348
N: Oke jadi programming, ee jadi jadi di kita.. Aku bicara dulu secara garis besar
ya. Di sebuah TV itu backbone atau frontlinernya kan biasanya ada.. ee ada
berapa ya, ada dua lah. Ee ada programming, ada sales marketing. Selebihnya
kan back offices. Di programming it.. atau ada beberapa TV yang memisahkan
produksi. Jadi ada produksi, programming dan sales marketing. Ee
programming tentu yang, yang bertugas untuk mengisi slot, ya kan
menayangkan program. Mau bikin sendiri kek, mau beli dari luar kek. Terserah.
Kemudian sales marketing dia bertugas untuk nyari iklan, nyariin duit. Apa yang
dijual? Ya program, program seperti apa? Program yang ratingnya tinggi. Makin
tinggi, makin mahal harganya. Produksi ya tentu mereka yang bertugas
membuat, membuat nah. Programming, di dalam programming itu ada ee ada
beberapa ada beberapaunitatau departemen lah. Pertama itu planning scheduling,
planning scheduling dari namanya aa planning berarti merencanakan
perencanaan. TV itu mau dibawa ke arah mana, nah itu tugasnya sih planning.
Mau dibawa ke sport and news, mau dibawa ke TV sinetron, mau dibawa ke TV
ee.. anak-anak, itu tergantung dari si planning. Scheduling, scheduling itu
bertugas untuk memastikan bahwa tayangan itu bisa ee ..presisi karena kan kalau
di TV itu indu ee apa ada 24 jam. Jadi dipastikan 24 jam itu terisi secara ee pas,
ada program yang satu jam, ada yang setengah jam, ada yang satu jam, ada yang
dua jam. Nah itu harus sedemikian rupa ditata ee sehingga enggak ada ruang
yang kosong gitu. Itu tugasnya scheduling tuh, memastikan satu program ee
berapa segmen, kemudian jumlah iklannya berapa, kapan dia masuk kapan dia
keluar. Kapan dia ya oh yang itu day to day activity nya gitu tuh Planning
scheduling. Kemudian ada yang namanya akuisisi, akuisisi itu bertugas untuk
mencari, memastikan ee ketersediaan program yang ditayangkan oleh si
planning tadi. Jadi dia bertugas nyariin bahan. Ee kalau saya
menganalogikannya gini, planning scheduling itu koki. Koki di sebuah restoran.
Nah ntuk bisa menghasilkan masakan yang enak, dia butuh bahan bahan,
sayuran yang segar, daging yang segar, bumbu-bumbu rempah-rempah yang ee
fresh nah yang akuisisi itu yang bertugas nyari ke pasar. Dia akan nyari ke pasar,
dia akan pilihin sayuran yang paling ee apa wah ee paling bagus, rempah-
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
349
rempah yang ee harum, daging yang paling top untuk disaji, untuk diolah oleh si
kokinya. Nah itulah tugas dari si akuisisi. Jadi dia harus bisa punya link ke
distributor, ke PH, orang-orang yang memang punya kemampuan untuk
memproduksi sebuah program. Dia datang juga, bisa juga datang ke pasar, ke
TV market. Jadi di seluruh dunia, itu biasanya ada banyak market ada banyak
event. Bukan market, event. Event yang diselenggarakan khusus untuk para
produsen TV. Jadi bisa biasanya itu ada di Singapore SPF, Asian Television
Forum. Baru kemarin tuh. Kemudian di Cannes, ee apa film TV kalau itu dengan
termasuk film di Cannes. Atau di LA juga ada. Dan disitulah tiga utama event
yang, aku ada satu lagi sportel. Tapi itu khusus untuk jualan program-program
sport di Monaco. Nah biasanya si programming eh akuisisi TV itu suka main ke
event-event ini untuk ketemu dengan PH-PH dari luar negeri, ketemu dari
Korea, ketemu dari Amerika, dari Amerika Latin jadi dapetlah tuh oh tunjukkin
apa telenovela, kita tonton. Wah oke nih oke gua minta ya gua deal ya gua ambil
ya. Terus ketemu distributor Korea atau Jepang, oh lu bikin apa? Kartun oke
dapet beli gitu. Contohnya si RCTI dapet larva. Larva yang kartun itu, itu kita
dapetnya waktu ke Cannes waktu itu. Ketemu sama satu distributor dari Korea.
Ee..apa kita lihat uh keren banget nih screenernya lucu, dari screener aja udah
padahal cuma berapa 5 menit. Oke deal gua ambil. Udah akhirnya kita
tayangkan, langsung bikin kan. Cuma sayangnya film animasi ya dia enggak
bisa banyak. Jadi dia seasonal. Jadi kita harus nunggu dia bikin dulu, udah jadi
20 episode kirim, 20 episode kirim gitu. Terus ada lagi di programming, di
bawah programming itu namanya Research and Development. Research and
Development itu tadi yang bertugas untuk melakukan analisa data, yang tadi
data Nielsen, data survey sendiri. Dia olah dia rangkum. Menjadi analisa yang
nantinya akan disampaikan ke planning scheduling dan akuisisi. Nah based on
data-data itu lah, nanti si ee apa si ee planning melakukan penjadwalan, si
akuisisi untuk mencari tipe program seperti apa yang dibutuhkan. Udah dibekali
oleh dari data-data tersebut. Oke kayaknya tahun depan nih pemirsa itu akan,
akan apa akan ee suka dengan tema-tema yang agak legenda. Nah makanya si
akuisisi akan cari tuh program-program yang bertema legenda. Atau akan
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
350
banyak tentang drama, harus cari drama. Gitu basicly sih yang di semua
programming TV ya itu intinya di tiga itu, Plannning Scheduling, Akuisisi dan
Research and Development. Gitu
P: Oh okey
N: Sebenernya ada satu lagi promo. Promo program itu juga cukup penting, untuk
bagaimana meng..mengkomunikasikan program kita. Kita punya program
bagus tapijarang dipromokan juga kan gimana orang bisa tahu. Hanya berharap
orang syukur-syukur lagi nonton. Enggak bisa. Jadi kita harus bikin promo
yang semenarik mungkin dan ditayangkan di jam-jam yang memang ee sesuai
dengan target penonton dari ee program tersebut. Begitu. Jadi ada promo juga.
P: Oke. Terus ini Pak, tadi kan bapak bilang ee kalau industri TV di Indonesia
sama luar negeri khususnya Korea kan juga beda kan. Karena memang
masyarakat kemampuan ee untuk menerima dan sebagainya juga beda. Nah itu
tahunya darimana Pak? Maksudnya apakah memang ada riset lagi atau seperti
apa?
N: ya, iya. Tentu kita berdasarkan data ya, berdasarkan riset. Ketika kita riset ke
lapangan, itu ee banyak banget pemirsa yang, yang seolah-olah udah kayak ee
menonton TV itu udah kayak habit. Jadi udah udah kayak ee habit itu kayak
bangun pagi jam berapa, makan jam berapa, berangkat sekolah atau berangkat
kerja jam berapa. Udah kayak gitu. Saya ambil contoh waktu itu Tukang Bubur
Naik Haji waktu tayang di RCTI. Tukang Bubur Naik Haji itu waktu kita
survei, banyak pemirsa yang ngomongnya gini. Ibu gimana tukang bubur naik
haji? Iyaa saya selalu nonton gitu. Emang ibu ee gimana? Ya nyambi apa ee
apa nyambi ee nyetrika, nyambi masak, nyambi apa gitu. Jadi ee tiap jamnya
tukang bubur naik haji, mereka tuh udah langsung pindah ke RCTI tapi
aktivitas mereka enggak ditinggalkan. Jadi udah kayak udah mereka enggak
butuh lagi harus nonton di depan TV, enggak. Yang penting asal mereka
denger suara Muhidin, mereka denger suaranya si Robby Rumana, mereka
nyambi masak nyambi makan. Itu udah sebuah kepuasan gitu. Jadi ee itu yang
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
351
menyebabkan kita akhirnya memutuskan bahwa ini kayaknya pemirsa kita
enggak bisa nih disuguhi program-program yang, yang seasonal. Karena kalau
cuma seasonal kayak gitu, pasti keterikatan dengan penontonnya berkurang
banget. Terus selain itu juga tadi aku bilang di awal, secara ekonomis nilai jual
itu ee berkurang sekali karena temen-temen sales marketing enggak ada
kesempatan untuk mendapatkan apa jualan yang maksimal. Baru mau jualan,
baru mau..mau banyak yang masuk eh udah selesai. Gitu. Bisa aja di re-run,
tapi kan nilainya berkurang dong. Orang pemirsa udah nonton di..di tayangan
pertama. Bisa aja di re-run, misalkan ada satu sinetron yang cuma 20 episode.
Rating ee.. iklannya baru masuk di 5 episode terakhir. Wah gimana ini? Kan
biasanya kalau jualan marketing itu kan enggak mungkin dia jualan kayak
ketengan tuh. Eh ntar malem lu mau iklan gak, eh ntar malem lu mau enggak..
enggak kayak gitu. Tapi marketing itu pasti akan jual lu punya duit berapa, oke
aku punya duit 10 M. Gua ambil, gua .. di sinetron gua ya. Nanti akan tayang
perminggunya akan ada berapa slot berapa slot berapa slot. Tapi yang dikunci
apa? Judulnya. Ketika judul itu berubah, ya otomatis pro.. paket itu berubah.
Bisa kacau itu jualan.
P: Berarti memang ee kalau untuk industri TV Indonesia sendiri berarti memang
enggak memungkinkan ya Pak kalau misalnya untuk dibikin seasonal?
N: Memungkinkan, memungkinkan sepanjang memang da..e.. secara ee
apa..secara perencanaan sangat matang. Saya mabil contoh juga kalau ramadhan.
Nah ramadhan itu di sahur, itu kita selalu ada program spesial tuh. Eedi sahur ya.
Kan sahur Cuma 29 hari, jadi maksimal 29 episode. Nah ketika kita ee
perencanaannya matang,dalam arti kita udah shooting jauh-jauh hari. Kita udah
shooting jauh-jauh hari, kita udah jadi episode, marketing akan jualan. Jadi
sebelum tayang, marketing akan jual tuh ke agency. Mereka bawa programnya,
mereka show di depan klien, mereka suka akhirnya mereka deal nih untuk
promo 29 episode. Itu masih emmungkinkan. Tapi itu kan sebuah proses yang,
yang apa ya..yang..butuh emm apa yaa..butuh peren..butuh situasi yangsangat
ideallah. Nah soalnya dan problemnya di kita itu enggak terlalu ideal nih. Data
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
352
tiap hari akan keluar, persaingan akan terus berubah, Itu otomatis menyebabkan
kita enggak ada luxury untuk menyiapkan program yang seperti itu. Bisa aja sih
kita bikin udah jauh-jauh hari nih, gua bikin ee..sebuah judul nih. Aku pengen
kayak bikin ala-ala Korea yang 21 episode. Akan jadi dulu 20 episode baru kita
tayangkan, kita preview ke RCTI atau kita preview ke station. Eh ternyata
station suka dan pengen tayang segera. Nah gimana tuh. Kalau kayak gitu kan
enggak bisa juga. Kita kalau enggak mau sekarang yang lu enggak gua beli, lu
bawa balik aja. Yaudah akhirnya dibeli otomatis, akhirnya ee apa..ee masuk ke
industri lagi yang stripping.
Bisa aja kok tapi menurut ak ee tapi itu hanya terjadi di kasus-kasus tertentu.
Misalkan tadi ee di ee ramadhan. Ramadhan aja biasanya 29 episode. Kemudian
dimana lagi ya, spesial mungkin dalam rangka, hanya ramadhan sih. Karena
yang ee periode spesial die e di industri kita itu hanya ramadhan. Di ramadhan
lah dimana penonton dini hari itu bisa naik tinggi ya karena pada saat sahur kan.
Gitu. Jadi masih bisa kok, masih bisa untuk yang sebagai Korea.
P: Oke nah ini Pak terus kan, ee ada jadi kayak sebenernya saya baru tahu satu hal
sih ternyata kalau sinetron itu kan sasarannya adalah semakin banyak pemirsa
semakin oke kan. Dan ee kan sebelum saya wawancara Bapak nih, saya udah
ngelakuin FGD gitu. Yang FGD nya tuh ke yang anak-anak remaja usia 18-21
tahun. Nah tapi kalau di..berdasarkan hasil FGD nya dari mereka merasa bahwa
ee mereka enggak dijadikan target market untuk ini gitu. Nah jadi kayak saya
mau nanya, berarti ee..kecenderungan sinetron itu lebih ke yang ibu-ibu, terus
lebih ke yang anak-anak atau memang sebenernya mereka kita tarik juga kok.
N: Oke mungkin aku harus jawab dari siapa pemirsa kita. Pemirsa kita yang tadi
aku bilang itu luas beragam. Tapi dari keberagaman itu kelompok terbsesarnya
siapa. Nah itu kamu harus tahu dulu, ternyata kelompok terbesar dari penonton
TV adalah ibu-ibu, ibu-ibu dengan usia 25 up, 25 up. Kenapa? ya karena logic
aja ibu-ibu banyak aktivitas di rumah, otmoatis waktu menonton dia lebih
banyak dibandingkan usia yang lain. Kalau kamu tadi bilang 18-21 tahun, itu
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
353
usia-usia dimana sangat produktif. Bisa kuliah, bisa kerja, berarti apa? Stay di
rumahnya kapan? Mungkin hanya pada saat sebelum pergi dan setelah pulang.
Otomatis jam menontonnya juga enggak sebanyak ibu-ibu. Nah pertanyaan
berikutnya adalah apakah kita mau mengserve pemirsa mereka atau pemirsa
ibu-ibu yang udah jelas-jelas banyak stay di depan rumah. Tentu kita harus
memilih ibu-ibu yang di depan rumah. Tapi kitakan juga enggak bsia
mengandalkan terus seperti ini, kita juga harus bisa melebarkan ee pangsa
pasar kita. Yaudah biasanya kita lakukan kombinasi. Yang tadi aku bilang, 7
manusia harimau. Awalnya kita memang ngejar yang kelompok dewasa, tapi
kita juga enggak mau fokus di dewasa. Kita juga pengen ngembangin pemirsa
ke remaja oke. Caranya dengan menampilkan pemain-pemain yang fresh, yang
anak muda. Yang tadi aku bilang ada Ammar Zoni, ada Ranti Maria, ada si
Ochi Rosiana Dewi waktu itu baru keluar dari JKTtuh. Terus si Shahnaz Haque
eh Shahnaz Haque. Ya adeknya si Raffi. Itu untuk berharapnya emm untuk
mewakili pemirsa dari kelompok remaja. Gitu. Memang ee mungkin ditanya
secara spesifik, secara tema enggak banget buat mereka. Memang, karena
memang kita desain bukan untuk mereka. Tapi kita berharapnya dengan
adanya pemain-pemain itu,minimal fansnya lah minimal orang yang suka
dengan wajah-wajah mereka lah itu akan ikut nonton. Tapi ada lagi yang lain,
kayak kita bikin Roman Picisan, atau si SCTV sekarang Siapa Takut Jatuh
Cinta. Itu kan bener-bener spesifik untuk remaja. Itu juga..itu juga pasti ee
makanya ee..mesti spesifik juga sih apa yang menyebabkan ee..responden
kamu apa menyampaikan pendapat bahwa enggak menyasar kelompok mereka.
Apakah satu ee apakah merekae ee mereka penonton sinetron apa bukan?
Kalau iya, sinetron apa yang mereka tonton? Itu penting juga tuh, jangan-
janagan mereka enggak nonton semuanya. Siapa tahu mereka cuma sempet
nontonnya jam 9 malem, secara jam 9 malem udah enggak ada sinetron remaja.
Itu pasti udah lebih ke bapak-bapak, itu yang action yang drama hardcore gitu.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
354
P: oke berarti sebenarnya Pak tujuan adanya sinetron di stasiun TV basicly untuk
menghibur pemirsanya aja, atau tadi juga untuk kebutuhan sales marketing
atau ada tujuan-tujuan yang lain?
N: Saya sih pengennya sih idealnya three sixty lah. Semuanya dapet. Untuk
menghibur penonton dapet, untuk bahan jual-jualan temen-temen sales
marketing dapet, memberikan knowledge, memberikan values ke penonton
juga ada. Nah ee itu kondisi idealnya, tentu yang ingin kita jaga. Tapi ada
kalanya kita juga harus berkompromi dengan kondisi ya. Walaupun sebenarnya
masih bisa kita manage, misalkan ee kayak tema-tema Legenda. Ee apakah
banyak yang bilang wah lu melakukan pembodohan, mana ada sih sekarang
orang percaya legenda itu atau apa. Oke saya terima itu tapi ee..dibalik legenda
itu kan ada nilai-nilai yang mau kita tanamkan misalkan kejujuran, respect
terhadap orang tua ee apa ee..membela yang benar. Membela yang lemah,
kayak gitu. Jadi ada hal yang memang mau kita jaga juga. Tapi diluar itu sih
kami, di grup MNC sangat concern terhadap hal ini. Jangan sampai kita hanya
mengandalkan ee sukanya orang terhadap ee rating gitu loh. Saya ambil
contoh, misalkan arahannya Pak Fate itu adalah grup MNC tidak boleh
menayangkan 3 hal, 1 seks, 2 violance, ketiga ee horror atau mistik. Itu enggak
boleh, jadi hantu-hantuan kita enggak boleh. Nah dari situ aja kan bisa..ee bisa
nangkep lah secara policy di grup itu kita pengen menjaga kita tayangan kita
masih..masih ee..masih apa yaa ee.. masih bisa dijadikan referensilah untuk
penonton. Jadi penonton itu enggak cuma mendapatkan kesenangan, dalam arti
ketawa, sedih. Enggak. tapi juga bisa menjadi bahan diskusi dengan anggota
keluarga yang lain. Tuh nak kalau jadi anak baik tuh yang kayak gitu tuh kamu,
sholat lima eh sholat tepat waktu, menghafal..menghafal quran, pergi ke mesjid
ya kayak gitu lah. Harapan kita sih gitu dan dan akan terus kita jaga.
P: Okey ee, terus ini sih pak mau nanya juga berarti dulu Bapak di RCTI kan Pak?
N: Iya
P: Sempet singgungan sama Anak Jalanan enggak sih Pak?
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
355
N: Tentu, tentu pada saat itu saya masih di RCTI
P: Nah ini sih, jadi kayak kan kebetulan kemarin studi kasus saya kan lebih ke
anak jalanan kan. Dan ee sebenernya ada beberapa hal yang ingin ditanyakan
sih,
N: ho oh
P: Kayak
N: Eh aku sambil minum ya, eh kamu ada di meja deh ada aqua. Kalau butuh
minum
P: iya gapapa pak
N: Gimana gimana?
P: Jadi untuk Anak Jalanan, em kemarin kan saya memang sebelum FGD itu saya
ada menampilkan episode anak jalanan khususnya episode pertama sih yang saya
tampilin. Terus ada banyak dapet pertanyaan juga nih dari temen-temen
(bunyi telepon)
P: Aku angkat dulu ya bentar
(teleponan)
N: Sampai mana tadi?
P: (ketawa) ini pak yang anak jalanan
N: Anak jalanan?
P: Iya
N: Yaitu? Lupa, sampai mana?
P: (Ketawa) Ee ini sih ee mau nanya sih pak, jadi kalau untuk yang Anak Jalanan
kan berarti kondisinya kemarin itu dari RCTI ngerequest gitu ke PH gitu? Nah
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
356
ee mau nanya sih Pak sebenarnya ee.. dari teman-teman juga agak ngerasa
kalau karakternya itu kayak perfect non perfect gitu loh Pak. Misalnya dia rajin
ibadah tapi dia sering balapan, misalnya dia orangnya males tapi pinter. Nah itu
kenapa sih pertimbangannya dibuat karakter yang kayak begitu? Karena kan
sebenernya kalau mau diliat lagi kan kayak dia kan ibaratnya yaudah pagi
sampai siang sekolah, sore sampai malem balapan. Kan kayak enggak ada
waktu untuk belajar dan lain-lain kan
N: Iya iya oke. Gini satu konsep simple buat gimana biar tayangan itu disukai
adalah kita jangan bikin karakter yang biasa-biasa aja. Dipastikan karakternya
itu harus ekstrim kiri atau ekstrim kanan gitu. Nah yang kita bikin di Anak
Jalanan adalah karakternya mengenap ee apa ee seorang laki-laki yang apa
produk, produk broken home. Sebenernya enggak broken home banget, kan
orang tuanya sebenernya sayang sama mereka cuma kita bikin enggak terlalu
serius jadi lucu-lucuan. Tapi dia bisa menjaga, menjaga apa yaa menjaga
dirinya dia. Enggak ke kriminal, enggak bodoh jadi masih pinter. Jadi kita
ciptakan sosok yang ideal dari semua aspek. Bahkan religius iya kan, kan di
scene pertama ee kamu masih inget kan ada adzan itu dia tiba-tiba dorong (P:
iya lepas anting), sholat berjamaah gitu. Itu emang kita eee desain seperti itu,
dan memang untuk tayang kamu cek deh dimanapun sebuah karakter itu
enggak mungkin dia biasa. Istilahnya medioker, jahat enggak baik enggak,
pinter enggak, bodoh enggak. Ah itu pasti udah akan dilupakan tuh. Se..sebuah
karakter itu agar ngena itu kan..kan harus ada sesuatu yang membuat kita inget-
inget dia terus. Yang bikin ee inget kan biasanya wah dia cakep, wah dia pikir,
oh dia soleh, oh dia jahat, oh dia jago berantem. Nah itu harus pasti kayak gitu
tuh untuk jadi karakter utama ya, kalau temen-temennya boleh medioker. Tapi
kalau karakter utama ya harus kayak gitu. Itu itu memang udah merupakan
kayak apa ya ee basic concept lah sebuah persinetronan karakter. Harus pasti
kayak gitu. Jadi kalau mau bikin karakter di sinetron ya either lu harus sangat
putih atau sangat hitam. Gitu. Atau kita ramu putihnya atau dan dan putihnya
pun harus putih yang bener-bener wehh cling banget gitu loh. Misalnya yang
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
357
tadi, ee dicampur semuanya jago berantem, jago balap, pinter, agak rebel, ya
kan nakal dikit tapi nakalnya bukan nakal kriminal ee soleh religius. Udah,
gitu. Itu jadi idola pengen banget punya anak kayak gitu kalau ibu-ibu. Kalau
anak mudanya aduh pengen banget punya pacar kayak gitu, gitu. Cowoknya
wah emang ada cowok kayak gitu sih. Tapi kalo cowok sih jarang nonton sih,
tar kalau remaja jadi kita memang ke perempuan. Gitu jadi memang..memang
kita harus mendesain seperti itu. Kalau dijawab kenapa ee dibikin ee apa tadi
pertanyaannya ee ee
P: karakternya perfect non perfect
N: ho oh perfect non perfect ya, memang kita desain seperti..harus seperti itu.
Agar bisa dinikmati, agar bisa diinget oleh penonton. Kalau kita bikin biasa-
biasa aja, ya pasti enggak bakalan diinget. Harus dibikin perfect banget.
P: Hmm terus ini Pak kan sebenernya kalau mau dilihat ee akting pemeran
utamanya sebenernya udah oke ya, misalnya kayak Boynya kayak Revanya
dan lain-lain itu sebenernya udah oke. Tapi yang agak jadi masalah itu yang
lain-lainnya nih, kayak extrasnya gitu loh. Kayak misalnya ee penghayatan
Reva Boy udah oke nih, misalnya lagi ada masalah muka stress dan lain-lain.
Tapi kalau extrasnya kayak datar aja
N: iya
P: mukanya gitu. Nah itu sebenernya kenapa bisa kayak gitu sih pak? kan
sebenernya bukan di sinetron Anak Jalanan aja kan kayak gitu berapa sinetron
juga kayak gitu.
N: iya iya, gini biasanya kalau kualitas akting sebuah eh seorang artis itu
berbanding lurus dengan budget. Dengan harga. Jadi ee untuk artis-artis yang
aktingnya udah oke apalagi ditunjang dengan look yang oke, itu pasti udah
masang harga yang fantastis lah. Nah tentu kita kan harus milih, kita eng.. kita
pengennya semuanya aktingnya bagus. Pengennya, idealnya. Tapi kalau
semuanya mahal, udah enggak bisa kita margin. Jadi kita harus bisa memilih,
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
358
itu satu. Yang kedua biasanya nih ee pemain-pemain itu enggak mau di..di apa
ya,di nomor duakan istilahnya. Apalagi kalau dia udah merasa bintang banget.
Dia pengennya ini sinetron gua pemeran utama atau bukan. Kalau enggak mau
gua enggak mau main ah. Ada tuh banyak yang kayak gitu, dia nanya dulu
pemeran utama atau bukan. Kalau enggak pemeran utama, ee kalau enggak
pemeran utama aku enggak mau ah. Banyak yang kayak gitu. Jadi kita juga
harus mengkombinasikan dengan artis-artis pendatang baru, dengan artis-artis
biasa itu karena tadi. Satu budget counstray dalam ee apa dari untuk me-
manage budget produksi. Kedua adalah untuk me-manage secara ee mental
dari si artis kita. Karena pasti artis di kita akan..akan sedikit kecewa ketika wah
kok yang selevel gue banyakan nih. Jadi siapa nih pemeran utamanya, nah dia
biasanya enggak mau. Gitu. Banyak yang kayak gitu. Jadi memang itu itu..
sebuah sebuah.. keharusan dan memang kadang-kadang kita membutuhkan
mereka itu hanya untuk lawan..lawan ini saja ee apa istilahnya kita apa sansak
lah. Jadi yang yang seringnya kan buat dibully, seringnya buat dijadiin korban.
Nah kita pasti butuh mereka. Gitu.
P: Tadi yang berarti scenenya kejar tayangkan sinetron? Jadi sebenernya kalau di
dalam kru nya sendiri itu apa memang sutradaranya ada banyak atau bisa ganti-
gantian, misalnya untuk episode ini sampai ini udah satu sutradara
N: Oke itu itu masuk manajemen produksi ya. Jadi di kita kalau mengejar sebuah
tayangan biasanya harus minmal ada 2 tim. Dua tim itu berarti bener-bener dua
set kru. Jadi ada director, assistan director, astrada, clapper semuanya deh itu
satu set. Lalu ada satu set yang kedua dengan spek yang sama. Jadi minimal
harus ada dua tim. Jadi ketika ee di hari yang sama kita bisa menghasilkan
double, double dari satu tim itu. Otomatis itu untuk ngejar tayangan jadi..jadi
keburu. Jadi dengan waktu, dengan waktu idealnya nih kalau kita bicara sebuah
produksi untuk mendapatkan satu episode itu minimal itu minimal dua hari.
Minimal ya. Tapi karena kita bikin dua tim, berarti kan dalam 1 hari kita bisa
dapet 1 episode. Tapi itupun harus ditunjang dengan script yang bisa dipecah.
Dalam arti ee scene mana saja yang bisa dihandle oleh tim ini, scene mana saja
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
359
yang bisa dihandle oleh tim dua. Gitu. Itu juga harus..harus ditunjang oleh
kecanggihan si penulisnya tuh. Penulisnya harus canggih gimana dia bisa
membuat skenario yang bisa istilahnya bisa pecah tapi ketika digabungkan itu
menjadi satu ee.. alur cerita yang sama.
P: Ooh tapi kayak gitu ada perbedaan hasil enggak sih pak? Kalau kayak gitu kan
berarti timnya beda, kayak..?
N: Pasti ada beda..pasti ada beda.. ee apa ee.. Tapi biasanya yang kita lakukan
utuk scene-scene penting dihandle oleh tim yang utama tim satu, itu director
utamanya. Scene-scene yang enggak terlalu penting itu dihandle oleh tim dua.
Jadi ketika digabung otomatis masih kejaga secara look karena eksekusi dari
pemeran utama itu dipegang oleh memang director yang paling utamanya juga.
Tidak bisa dihindari sih, udah pasti ada kelihatan perbedaan. Tapi kan ketika
tayang, sebenernya enggak kelihatan secara detail juga kan ya. Karena yang
diikutin pasti hanya pemeran utamanya tadi kan. Sedangkan pemeran utama itu
dihandle oleh director yang memang andalan kita. Gitu.
P: Terus saya penasaran juga, sebenarnya kalau untuk sinetron itu kan berarti
kalau di setiap TV kan emang kejar tayang kan sistemnya. Berarti mereka tuh
kayak punya tempat-tempat yang udah fix buat iya pokoknya lokasi rumah
disini
N: Iya iya betul
P: Oh kayak gitu
N: Iya kalau kamu main ke lokasi kita di Cibubur, itu udah kayak studio
Hollywoodnya Amerika
P: (ketawa)
N: Itu..ini lokasinya Dunia Terbalik, ini lokasinya ee Cahaya Hati. Ini lokasinya
apa. Udah kayak gitu. Tapi rumah asli, rumah warga beneran. Tapi yang kita
sewa bulanan. Memang seperti itu.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
360
P: Okey terus kayak lagunya memang emang lebih biasanya tuh lebih diambil dari
yaudah band bikin lagu apa yang cocok buat sinetron
N: Ya, kadang kita ambil dari yang udah ada. Kadang juga kita min..request dari
label untuk bikin lagu khusus buat sinetron kita. Itu yang akan jadi theme song
nanti. Bisa..bisa 2 macem sih. Tapi mostly sih kita ambil dari yang udah jadi,
karena yang udah jadi itu kan di telinga udah terkenal, udah kena. Terus
ee..lebih enak negonya jadi kita lebih..lebih banyakannya main di yang udah
jadi
P: Berarti memang cari yang familiar ya?
N: Iya betul-betul
P: Dari artisnya juga sama?
N: ho oh ho oh
P: Okeyy (ketawa)
N: Gitu. Apalagi?
P: Terus ee sama ini deh pak, ini kayaknya yang terakhir sih
N: ho oh
P: Iya deh ini terakhir. Em nih ee kan kita kan Pak ya kalau sekarang kan udah
ada berkembang namanya new media kan ya. New media kayak sosmed TV
gitu. Nah sebenernya ntar kedepannya dari ee industri TV sendiri itu akan
mengarah kesana enggak sih sebenernya? Atau memang ooh enggak lah kita
tetep stay gitu
N: Kalau new media tentu enggak akan bisa dibendung lah ya. Kalau apalagi
sekarang berkembang banget gadget, appsnya juga, ee di..di masa depan
memang pasti akan mengarah ke sana. Saya sih udah yakin. Tinggal bagaimana
kita di industri menyesuaikan terhadap perkembangan itu. Karena ee..apa
ee..tentu udah udah pasti akan beda lah. Karakteristik penonton TV dnegan
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
361
penonton New Media itu. Tapi pertanyaan besarnya adalah apakah ee kapan
waktu yang yang ee apa kapan pasnya ketika itu menjadi sebuah channel
utama. Karena kalau kita bicara Indonesia, kita enggak cuma bicara Jakarta
loh, kita enggak cuma bicara Bandung, Surabaya. Kita bicara seluruh Indonesia
yang pelosoknya sampai Papua, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara,
Sumatera. Yang akses internetnya aja masih mungkin baru dua tahun atau
berapa tahun terakhir. Jadi kadang-kadang saya juga selalu..selalu megingatkan
ke teman-teman yang sangat ambisius wah kita harus siap dengan perubahan
nih. Eh lu membandingkannya dari siapa? Korea, Jepang atau apa? Itu negara-
negara kecil yang udah sangat establish secara infrastrukturnya, ee
telekomunikasi. Kalau kita bicara Indonesia itu masih banyak loh yang jauh
masih..masih saya enggak bilang terbelakang ya. Tapi masih harus catch up lah
dengan saudara-saudaranya di kota-kota besar. Makanya kalau di Nielsen,
standar ekonomi. Kan tadi saya bicara, sempet bilang karakteristik ee..
klasifikasi pemirsa ada yang berdasarkan gender male female, ada yang
berdasarkan usia, ada yang berdasarkan economy status. Nah status ekonomi
itu hanya berda..ee berdasarkan espansediture. Pengeluaran. Kelas A sampai
sekarang itu pengeluarannya masih di tuj..pengeluarannya tujuh setengah juta.
Tujuh setengah juta untuk orang Jakarta, itu mungkin mereka yang..ee..
kerjanya dipabrik aja udah banyak yang ee pengeluarannya udah tujuh
setengah juta gitu, di Jakarta. Tapi buat di ee.. Banjarmasin sana, di Medan,
tujuh setengah juta itu masih.. masih sesuatu yang wah pengeluaran tujuh
setengah itu udah..udah berat banget gitu loh, udah gede banget gitu loh.
Maksudnya masih ada ketimpangan, masih ada ketimpangan itu gitu loh. Jadi
poin saya adalah tentu, tentu ee kita enggak akan ee kita tidak akan bisa
membendung lah perkembangan media, gitu. Ee dan kita juga harus siap pada
saat ee semuanya udah switch ke New Media. Tapi kalau untuk Indonesia
spesifik ya saya kok masih bisa melihat at least sampai 10 tahun kedepan,
kondisinya masih tetep akan ee TV akan menjadi idola, main.. main source dari
ee..informasi dan hiburan penonton kita. Belum ke gadget, belum ke internet,
belum. Karena kita bicara Indonesia secara keseluruhan loh, bukan hanya di
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
362
Jakarta Surabaya Bandung yang tadi aku bilang. Kalau Jakarta mungkin
sekarang kalau disurvei akses terhadap new media atau yang nonton tayangan
lewat gadget udah naik mungkin dua tiga kali lipat dari tahun lalu.Tapi kalau
kita bicara kita ke Banjarmasin, Medan, ee Makassar itu orang-orangnya
masih. Bahkan TV yang 14 inch aja masih banyak, gitu. Kita bicara internet,
wah ntar dulu aku bilang. Banyak banget gitu. Karena Nielsen aja masih
menentukan kelas A nya itu cuma tujuh setengah juta sebulan. Gitu. Mungkin
untuk..untuk ee..untuk keluarga ee..yang..yang karena kan kita bicara A itu, A
yang harusnya kalau di benak kita A itu yang wah rumah Pondok Indah,
Menteng atau apa gitu ya. Itu kan pengeluarannya udah bukan tujuh setengah
lagi kali sebulan, itu bisa 100juta sebulan kali buat listriknya aja. Mungkin 7,5
aja tuh mungkin buat sebulan listrik aja enggak cukup. Kalau buat ee. Berarti
kan standar A nya itu kita harus bener-bener bisa ngerti, standar A nya siapa.
Gitu. Jadi New Media pasti..pasti akan..akan. Kita juga udah mengarah ke sana
kok, ee..MNC Pictures juga saya ee.. di company kita ada unit khusus yang
mengembangkan web series. Itu juga kan untuk mengcover perkembangan itu
bahwa, sekarang mulai banyak nih eeee channel-channel web series yang
sukses, yuk kita main di situ. Toh kita udah sukses di ee di TV, kenapa enggak
kita nyoba di New Media. Gitu. Kita udah siap ke arah sana juga sih.
P: Oh ya pak saya jadi kayak kepo lagi sih gitu. Ee bukan dari New Media tapi
dari yang dari karakter sinetron. Ee sebenarnya tuh memang sinetron itu didesain
ceritanya simpel kan ya?
N: Simpel
P: Maksudnya memang ringan?
N: Simpel..harus simpel, enggak boleh jimet jelimet justru. Enggak boleh berat.
Karena yang tadi ku bilang, bicara kita bicara kita harus ngelihat karakter si
pemirsa itu seperti apa sih. Kalau saya cuma tayang di Jakarta aja mungkin
saya masih bisa tuh ala-ala CSI, ala-ala ee Desperate Housewife yang
komedinya komedi mikir gitu kan. Enggak bisa, kalau kita kalau kita tetep mau
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
363
ngejar ee..makin banyak penonton makin bagus. Ya saya enggak bisa kayak
gitu.
P: Berarti itu makanya di setiap episode itu, khususnya episode satu ya.
Maksudnya pengenalan karakternya belum terlalu banyak karena..
N: Iya karena saya harus fokus dulu ke pemeran utama saya, gitu. Kayak Anak
Jalanan, di situ si Boy dengan si ee.. siapa Reva. Ya saya harus create ceritanya
ee..meng-eksplor mereka berdua dulu. Bagaimana Boy di sekolah, bagaimana
Boy di rumah, bagaimana Boy dengan gengnya. Reva disaat yang sama juga
bagaimana interaksi mereka berdua. Reva dengan orang tuanya yang si
ee..Hello K..eh siapa bukan Hello kit..siapa si itulah si Cut Meyriska. Ya kita..
kita bikin harus simple kayak gitu, jadi pemirsa udah ngerti dulu. Oke saya
nonton mau nonton siapa. Oh Anak Jalanan, Anak Jalanan itu bercerita tentang
apa. Bercerita tentang hubungan asmara antara Boy dan Reva. Boy anak
broken home, Reva juga mirip. Ee kemudian apa ee ceritanya tentang ee anak
muda gitu.
P: Terus kalau dari komedinya juga memang dibikin komedi yang ringan gitu ya?
N: Iya harus ringan
P: Oh berarti semua memang harus ringan ya. Oke deh ee yaudah sih
N: Ada lagi?
P: udah sih Pak
N: Kayaknya aku harus..
P: Iya
N: Ee jumatan
P: Iya oke pak ini udah sih Pak. Makasih ya Pak ya.
N: Sama-sama ya semoga bisa membantu penelitian kamu.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018
364
P: Aminn.
Studi Komparatif Apresiasi..., Ika Angela, FSD UMN, 2018