3
"Landhuis" Tjililitan Besar... Mar 20, '07 4:35 AM for everyone Ditengah berita"raib"nya beberapa bangunan tua di Jakarta & sekitarnya, ternyata masih ada yang "selamat" dari tangan-tangan "penguasa", walaupun sebenarnya juga tidak dalam kondisi yang "layak". Sebuah rumah besar tua di kawasan Cililitan Besar (Kampong Makassar), tepatnya di Jl. Rumah Sakit POLRI, Kramat Jati masih berdiri tegak. Rumah ini dahulu dibangun sebagai "villa" oleh Hendrik Laurens van der Crap pada 1775, seorang Belanda pemilik perkebunan di Kampong Makassar (Tjililitan Besar). Pada sekitar 1925, perkebunan dan rumah besar dijual kepada pemerintah Hindia-Belanda dan rumah dijadikan 30 barak untuk polisi pribumi. Pada masa PD-II dan pendudukan Jepang, rumah ini dijadikan markas Komandan Bunsho I Kamp 9 , Kapt. Tanaka juga tentara Korea dan Heiho-nya, sekitar +/- 300 m arah timur dari rumah itu terdapat Kamp Tahanan Perang Kampong Makassar untuk wanita dan anak-anak Eropa dan Belanda yang terbuat dari barak primitif (bambu). Adapun lahan luas disebelah barat (sekarang kompleks RS POLRI) untuk menanam sayuran (bagi interniran) dan peternakan babi (untuk orang Jepang).

Landhuis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Landhuis

"Landhuis" Tjililitan Besar... Mar 20, '07 4:35 AMfor everyone

Ditengah berita"raib"nya beberapa bangunan tua di Jakarta & sekitarnya, ternyata masih ada yang "selamat" dari tangan-tangan "penguasa", walaupun sebenarnya juga tidak dalam kondisi yang "layak".

Sebuah rumah besar tua di kawasan Cililitan Besar (Kampong Makassar), tepatnya di Jl. Rumah Sakit POLRI, Kramat Jati masih berdiri tegak.

Rumah ini dahulu dibangun sebagai "villa" oleh Hendrik Laurens van der Crap pada 1775, seorang Belanda pemilik perkebunan di Kampong Makassar (Tjililitan Besar).

Pada sekitar 1925, perkebunan dan rumah besar dijual kepada pemerintah Hindia-Belanda dan rumah dijadikan 30 barak untuk polisi pribumi.

Pada masa PD-II dan pendudukan Jepang, rumah ini dijadikan markas Komandan Bunsho I Kamp 9, Kapt. Tanaka juga tentara Korea dan Heiho-nya, sekitar +/- 300 m arah timur dari rumah itu  terdapat Kamp Tahanan Perang Kampong Makassar untuk wanita dan anak-anak Eropa dan Belanda yang terbuat dari barak primitif (bambu). Adapun lahan luas disebelah barat (sekarang kompleks RS POLRI) untuk menanam sayuran (bagi interniran) dan peternakan babi (untuk orang Jepang).

Page 2: Landhuis

Kembali ke rumah besar ini, saat mampir 9 Maret lalu, rumah ini sudah difungsikan kembali sebagai "barak-barak" bagi personel POLRI. Kemungkinan besar pula karena berada dalam wilayah Rumah Sakit POLRI RS SUKAMTO.

Penampang luar rumah disamping kanan dan kiri, sudah tertutup oleh "bangunan liar" yang jelas sekali merusak pemandangan.

Satu hal pasti secara keseluruhan, kondisi rumah ini sangat memerlukan perbaikan sebagaimana layaknya bangunan cagar budaya.

Kapan bisa melihat "kejayaan" rumah ini lagi atau....???

Page 3: Landhuis

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(Foto atas : Landhuis Kampong Makassar-1930, Arsip KITLV)

Tags: meester cornelis, cililitan besar