56
Langkah Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia

Langkah Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia · Seni Rupa Desain Produk Arsitektur ... melalui data sekunder serta pengelompokan yang bersumber dari hasil pengisian borang di

Embed Size (px)

Citation preview

Langkah Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia

Tim PMK3IDirektorat Fasilitasi Infrastruktur Fisik

Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif

2018

Langkah Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia

Penasehat Triawan MunafRicky Joseph Pesik

Pengarah Hari Santosa SungkariSelliane Halia Ishak

Penanggung JawabSlamet Aji Pamungkas

Tim StudiRamalis Sobandi, Ashwin Sasongko, Djoko Agung Harijadi, Lolly Amalia Abdullah, Binar Tyaghita, Adib Toriq

EditorJuni Soehardjo

Tim PelaksanaSafrida Fatmawati, Raden Zulfikar, Resya Wulanningsih, Nadia Imansari, Safira Kirami Bararah, Ary Afiyatur Rahman

Desain & LayoutFariz Rizky WijayaNaila Conita

KaTa KreatifLangkah Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia

Diterbitkan pertama kali dalam Bahasa Indonesia oleh:Badan Ekonomi Kreatif Republik IndonesiaKantor Gedung Kementerian BUMN Lt 15, 17-18, Jalan Medan Merdeka Selatan No.13, Gambir, RT.11/RW.2, Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10110

Dilarang untuk mengganti isi buku ini dan mencetak dan memperjualbelikannya. Semua isi dan rancangan ada dalam perlindungan Undang-undang.

ISBN: 978-602-5989-04-9Cetakan Pertama Oktober 2018

“Ekonomi Kreatif harus menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia”

Ir. H. Joko WidodoTemu Kreatif Nasional 2015BSD City Kabupaten Tangerang,4 Agustus 2015

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

04

Kata Pengantar

Langkah Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia

Foto : www.medcom.id

05

emetaan potensi dan permasalahan ekonomi kreatif di tingkat pusat dan daerah

menjadi prasyarat penting untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia.

Dokumen ini merupakan catatan langkah dan temuan lapangan ketika Tim

Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) Bekraf memetakan

keragaman budaya dan kekayaan kreatif guna menyiapkan infrastruktur yang diperlukan

untuk terwujudnya misi berperannya Ekonomi Kreatif di tahun 2025 yang dicanangkan

oleh Presiden RI.

Proses identifikasi mandiri secara bottom up yang merangkul para pelaku dicatat,

dipublikasikan dan dilanjutkan dengan upaya aktivasi ekosistem ekraf di kabupaten/kota

untuk kemudian dihubungkan dan dihidupkan secara offline dan online sehingga

menjangkau pasar dan ekosistem yg lebih luas. Secara bertahap kegiatan ini akan

menghubungkan rantai kreasi dari setiap subsektor ekraf di Indonesia dengan

mengoptimalkan kekayaan budaya, keunggulan dan jejaring masing-masing daerah

maupun subsektor.

Sampai dengan bulan Agustus 2018, www.kotakreatif.id telah diakses oleh 2058 pelaku

kreatif dari 204 kabupaten/kota di Indonesia. Secara offline, komitmen daerah untuk

menguatkan ekosistem ekraf dengan prioritas spesifiknya telah disepakati oleh 46

kabupaten/kota. Penelusuran di daerah ternyata mempertemukan Tim dengan talenta

dan produk yang luar biasa, yang belum pernah kita dengar tetapi sudah mendunia.

Dokumen ini diharapkan menjadi bagian dari upaya akselerasi serta penguatan

kolaborasi ekosistem ekraf berbasis budaya dan keragaman Indonesia. Selanjutnya

akselerasi ini bisa mendorong terjadinya kolaborasi dan scaling up oleh pelaku ekraf yang

passionate dan berpikiran luas, didukung oleh pemahaman atas kemajuan teknologi yang

dinamis.

Proses identifikasi mandiri dari bawah ke atas (bottom up) ini telah melibatkan para

pelaku aktor dan kesemuanya telah dicatat, dipublikasikan dan dilanjutkan dengan

aktivasi ekosistem ekonomi kreatif di kabupaten/kota untuk kemudian dihubungkan dan

dihidupkan secara offline dan online sehingga menjangkau pasar dan ekosistem yg lebih

luas. Diharapkan secara bertahap kegiatan ini bisa menghubungkan rantai kreasi dari

setiap subsektor ekonomi kreatif di Indonesia dengan mengoptimalkan kekayaan

budaya, keunggulan dan jejaring masing-masing daerah maupun subsektor. Data-data

yang telah terkumpul dari kegiatan ini diharapkan menjadi pedoman dalam merancang

dan mengaplikasikan kebutuhan infrastruktur ekonomi kreatif.

Pembacaan data dan informasi agregat yang diolah secara kualitatif tersebut diharapkan

dapat menjadi penambah nilai di saat pengambilan keputusan bagi semua aktor. Data dan

informasi menunjukkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam dan sumber daya

manusia yang merupakan potensi yang tak terperi dalam membangun Indonesia sebagai

negara maju. Subsektor seni pertunjukan (33%), subsektor kriya (23%) dan subsektor

kuliner (18%), yang paling banyak disepakati sebagai andalan kabupaten/kota, oleh

karenanya ketiga subsektor tersebut patut untuk digali dan dikembangkan lebih lanjut.

Buku ini diharapkan menjadi bagian dari upaya akselerasi serta penguatan kolaborasi

ekosistem ekonomi kreatif berbasis budaya dan keragaman Indonesia. Diharapkan pula,

buku ini mendorong terjadinya kolaborasi scaling up di antara pelaku ekonomi kreatif

yang bersemangat dan berfikiran luas didukung oleh pemahaman atas kemajuan

teknologi yang dinamis. Salam Kreatif!

Triawan Munaf

Kepala Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia

Tentang PMK3I (Penilaian Mandiri Kota dan Kabupaten Kreatif Indonesia

08Sebaran Aktor Komunitas Kreatif di Indonesia

Daftar Isi

10

Arfian Fuadi, Desain Produk Salatiga Menembus Mancanegara

30

Sebaran Aktor Bisnis Kreatif di Indonesia

18

Miftakhutin, Perajin Batik Rifaiyah: Batik Multikultur yang Mengadopsi Ajaran Islam

32Irna Mutiara, Perjalanan Perancang Fesyen dari Kota Bandung

34M. Suyanto, Menembus Dunia Animasi Skala Internasional

36

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

06

Simpulan Kusioner / Peta Pelaku Komunitas

14

Simpulan Kusioner / Peta Pelaku Komunitas

22

Kata Pengantar, Langkah Berjejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia

04

Sambasunda, Rasa Musik Otentik dari Tanah Pasundan

28Doelkamid Djajaprana, Sang Maestro Pahat Batu Indonesia

26

Hj Wirdah Hanim, Kebangkitan Batik Tana Liek dari Minangkabau

38Chrisye France Longdong, Penggerak Paduan Suara dari Utara

40Kadek Ganda Ismawan, Kilau Perhiasan Bali Terinspirasi Budaya Nusantara

42Heru Joko Priyo Utomo, Pengembang Tukangpedia dari Tanah Banua Patra

44

07

Lini Masa PMK3I

46Daftar Kabupaten/Kota yang Telah Uji Petik PMK3I

50Peta Profil PMK3I

54Apa Kata Mereka

58

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

08

Kabupaten/kota kreatif adalah kabupaten/kota yang memilih satu atau lebih subsektor ekonomi kreatif

sebagai tulang punggung ekonomi masyarakatnya, serta mengupayakan aktivasi ekosistem yang

dibutuhkan bersama dengan keempat aktor Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah, dengan dukungan

media, sehingga meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan serapan tenaga kerja, sumbangan

PDRB dan mendorong peningkatan ekspor.

PMK3I bertugas untuk mengenali karakteristik dan merekomendasi subsektor unggulan daerah

bersangkutan yang menjadi bagian dari ekosistem ekonomi kreatif nasional. Program ini menggunakan

perangkat website dan aplikasi sebagai infrastruktur komunikasi yang bisa dipakai secara mandiri oleh

pelaku kreatif Indonesia dimanapun mereka berada. Isi laman tersebut adalah pedoman, borang

(formulir) serta aneka informasi yang diperlukan dengan fasilitasi dari Direktorat Fasilitasi Infrastruktur

Fisik dan Tim PMK3I serta dukungan Asesor PMK3I yang ditetapkan setiap tahun. Secara sistemik

program PMK3I melakukan langkah sebagai berikut

PMK3I adalah singkatan Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif Indonesia, dan merupakan suatu program yang dirancang oleh Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dengan tujuan untuk merangkul seluruh pemangku kepentingan atau aktor ABCG (Academician, Business, Community and Government) dari ke 16 subsektor di seluruh Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia.

PMK3I Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota

Kreatif Indonesia

Pemetaan ekosistem Ekonomi Kreatif Indonesia yang terdiri dari karakteristik potensi di kabupaten/kota dan enambelas subsektor, keempat aktor ABCG dan best practice.

Menyiapkan acuan pengembangan ekonomi kreatif di kabupaten/kota untuk enambelas subsektor dan mengaktivasi peran ke empat aktor ABCG.

Menyiapkan dasar kegiatan fasilitasi dan pengembangan ke-enambelas subsektor ekonomi kreatif di kabupaten/kota dengan menggunakan tool quadruple-helix.

01 02 03

192 1.837

61

EMPAT SUBSEKTOR TERBANYAK

371

Kabupaten/Kota Aktor Ekonomi Kreatif

Kabupaten/Kota Aktor Ekonomi Kreatif

Fesyen Seni PertunjukanKuliner Kriya

Berdasarkan pemetaan bisnis dan

identifikasi rantai nilai tambah

catatan :Empat subsektor terbanyak yang dipilih oleh pendaftar secara mandiri melalui website

Melalui Website Melalui Email

Sampai dengan 21 Juni 2018, program PMK3I ini telah berhasil mengelola data dan memetakan 192

kabupaten/kota, identifikasi diri oleh 1.837 aktor kreatif melalui website, identifikasi dan persetujuan

bersama atas subsektor unggulan dan langkah aktivasi ekosistem melalui proses PMK3I di 61

kabupaten/kota; serta pemetaan 371 aktor dan komunitas ekraf melalui komunikasi email;

mengidentifikasi dan memetakan perguruan tinggi yang terkait dengan enambelas subsektor ekonomi

kreatif, dan menginisiasi pemetaan bisnis ekonomi kreatif dan mengidentifikasi rantai nilai tambah ekonomi

dari empat subsektor unggulan yaitu kriya, seni pertunjukan, kuliner dan fesyen.

Buku ini ditulis dengan menyajikan semua data yang selama ini sudah terkumpul berdasarkan semua

kegiatan Tim PMK3I sejak tahun 2016. Semua data terkumpul tersebut diolah oleh Tim PMK3I sebagai

data base berupa nama-nama dan semua nomor yang bisa dihubungi dari semua empat aktor dari 59

kabupaten dan kota yang sudah mengajukan dan mendapatkan kesempatan mengalami Uji Petik,

potensi-potensi ekonomi kabupaten dan kota, produk-produk ekonomi kreatif, yang selanjutnya telah

dianalisis dengan pendekatan dengan kualitatif. Kesemua analisis dari berbagai data yang sudah terkumpul

tersebut telah disusun sebagai rekomendasi dan selanjutnya telah dibahas oleh para pemangku

kepentingan sebelum akhirnya menjadi kesepakatan implementasi oleh para aktor di masing-masing

kabupaten dan kota tersebut. Pengolahan basis data juga telah menghasilkan infografis yang telah

dipetakan pada berbagai dokumen, baik cetak maupun digital, keluaran Badan Ekonomi Kreatif.

Proses

5Aktor

4Keterkaitan

216Subsektor

Pendekatan Kualitatif

Peta persebaran komunitas ini merupakan hasil interpretasi data yang disampaikan langsung oleh 192 anggota komunitas yang tersebar di 82 kabupaten/kota melalui kuesioner yang disebarkan lewat email dari website Kota Kreatif pada bulan Juni 2018.

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

10

Peta Persebaran Komunitas Kreatifdi Indonesia Tahun 2018

Data yang terkumpul menunjukkan bahwa komunitas tidak selalu mengkhususkan diri pada satu atau

lebih subsektor tertentu sehingga dalam peta akan ditemui persebaran komunitas multisubsektor.

Meskipun masih terpusat di Pulau Jawa, namun komunitas yang mengasosiasikan diri dengan kegiatan

terkait ekonomi kreatif dapat ditemukan di sebagian besar pulau – pulau lain di Indonesia.

Komunitas kreatif yang paling banyak ditemukan di kabupaten/kota di Indonesia adalah Film, Animasi dan

Video (15 kabupaten/kota), Seni Pertunjukan (15 kabupaten/kota) dan Kuliner (12 kabupaten/kota);

sementara yang terendah adalah Penerbitan dan Interior yang masing - masing baru ada/tercatat

keberadaannya di 1 kabupaten/kota dan itupun menjadi bagian dari komunitas yang multisubsektor.

*multisubsektor menunjukkan komunitas dengan kegiatan yang multi subsektor dan mewadahi spektrum

aktivitas yang luas dan beragam.

Film, Animasi dan Video

Seni Pertunjukan

Kuliner

Kriya

Periklanan

Fesyen

Fotografi

Musik

Seni Rupa

Desain Produk

Arsitektur

Desain Komunikasi Visual

TV dan Radio

Penerbitan

Interior

36 / 43.90 %

15 / 18.29 %

15 / 8.29 %

12 / 14.63 %

10 / 12.20 %

10 / 12.20 %

9 / 10.98 %

6 / 7.32 %

6 / 7.32 %

5 / 6.10 %

4 / 4.88 %

2 / 2.44 %

2 / 2.44 %

2 / 2.44 %

2 / 2.44 %

1 / 1.22 %

1 / 1.22 %

Multisubsektor

Aplikasi dan PengembangPermainan

Seni Rupa

Musik

Desain Komunikasi Visual

Desain Produk

Aplikasi & Pengembang Permainan

Fotografi

Penerbitan

Arsitektur

Periklanan

Kuliner

Kriya

Desain Interior

Film, Animasi dan Video

Fesyen

Televisi dan Radio

Seni Pertunjukan

Menunjukan komunitas yang multi-sektor dan mewadahi spektrum aktivitas kreatif yang luas dan beragam

Pemetaan berdasrkan data komunitas dari kuisioner yang meliputi 194 Komunitas di 82 Kota/Kabupaten

Potret Komunitas Kreatif

5 SUBSEKTOR TERBANYAK

Kelima subsektor komunitas terbanyak adalah kuliner;

film, animasi dan video; aplikasi dan pengembang

permainan; seni pertunjukan dan kriya. Dari enambelas

subsektor, yang belum teridentifikasi secara spesifik pada

komunitas adalah subsektor periklanan dan desain

interior.

Persebaran Subsektor Berdasarkan Komunitas

14

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

Metode Analisis

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

13

Data yang ditampilkan dalam peta dan diagram infografis telah melalui proses penyaringan, pengecekan kegiatan komunitas melalui data sekunder serta pengelompokan yang bersumber dari hasil pengisian borang di situs web kotakreatif.id. Penyaringan data dilakukan dengan tidak menyertakan data yang tidak disertai identitas dan/atau nama komunitas. Selanjutnya keberadaan dan fokus kegiatan ditelusuri melalui data sekunder. Komunitas yang tidak teridentifikasi fokus kegiatannya dan/atau mengakomodasi beragam subsektor ekonomi kreatif akan digolongkan dalam komunitas multisubsektor. Sementara yang teridentifikasi kegiatan sejalan dengan subsektor ekonomi kreatif akan digolongkan sesuai subsektor. Selanjutnya akan dicari subsektor ekonomi kreatif dengan distribusi tertinggi di tiap kabupaten/kota untuk dipetakan. Untuk menghindari subjektivitas, hasil analisis data telah didiskusikan bersama dalam tim buku maupun tim PMK3I.

KULINER12,50 %1

FILM, ANIMASI, VIDEO9,38 %2

APLIKASI & PENGEMBANG PERMAINAN - 12,50%3

SENI PERTUNJUKAN7,81%4

KRIYA7,81%5

SubsektorLainya11

Arsitektur, Desain Interior, Desain Produk, DKV, Fesyen, Fotografi,

Musik, Penerbitan, Periklanan, Seni Rupa, TV Radio

Tipologi Peran Komunitas

Hampir semua subsektor didominasi oleh pelaku yang merupakan bagian dari

komunitas. Desain Komunikasi Visual dan Periklanan sangat kuat peran komunitas di

dalamnya. Namun pada subsektor fesyen, fotografi dan kuliner peran sebagai

komunitas sama kuatnya dengan peran sebagai pebisnis. Peran akademisi paling kuat

pada subsektor Desain Komunikasi Visual, sementara peran pemerintah paling kuat

pada subsektor musik dan seni rupa.

Hanya KomunitasSUBSEKTOR

Komunitas dan Bisnis

Komunitas dan Akademisi

Komunitas dan Pemerintah

Aplikasi & Pengembang

Arsitektur

Desain Interior

Desain Produk

Desain Komunikasi Visual

Film, Animasi, & Video

Fesyen

Fotografi

Kriya

Kuliner

Musik

Penerbitan

Periklanan

Seni Pertunjukan

Seni Rupa

Televisi & Radio

Total

16

13

13

22

19

50

22

24

28

33

26

16

14

40

23

13

95

1

-

2

4

2

3

3

4

8

6

14

-

-

13

5

1

24

7

3

2

3

5

7

5

3

6

9

8

3

1

12

3

1

47

16

2

3

9

13

18

23

9

27

29

10

2

2

11

10

3

81

Permainan

15

Secara umum pelaku yang aktif dalam komunitas, juga memiliki peran lain baik sebagai pebisnis,

akademisi dan pemerintah. Responden yang mengidentifikasi diri sebagai anggota komunitas saja

memiliki jumlah terbanyak, sementara yang mengidentifikasi diri sebagai anggota komunitas sekaligus

pemerintah adalah yang paling sedikit.

Dari data yang didapat dari borang,

sebagian besar komunitas kreatif di

Indonesia masih tergolong muda dimana

komunitas tersebut rata rata baru menjalani

kegiatan selama 2 sampai 10 tahun.

Tercatat komunitas tertua adalah komunitas

musik SEKAR KEDATON di Tenggarong,

Kabupaten Kutai Kartanegara yang sudah

berdiri sejak 42 tahun yang lalu

USIA KOMUNITAS

Cakupan jumlah komunitas sangat luas

mulai dari dibawah 10 orang hingga diatas

1000 orang anggota. Dimana tercatat,

komunitas yang memiliki anggota adalah

IDH Production, komunitas musik Bandung.

Dari 16 subsektor ekraf, 13 subsektor

memiliki rata rata anggota sebanyak 11-50

orang.

ANGGOTA KOMUNITAS

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

16

Anggota komunitas 48,96 % tersebar di 57 kabupaten/kota

Anggota komunitas yang merupakan akademis 24,22% Tersebar di 30 kabupaten/kota

Anggota komunitas yang merupakan pegawai pemerintah 12,37% , tersebar di 17 kabupaten/kota

Pemilik bisnis yang tergabung dengan komunitas 41,74%, Tersebar di 43 kabupaten / kota

KO

MU

NIT

AS

BIS

NIS

KO

MU

NIT

AS

AK

AD

EMIS

I

KO

MU

NIT

AS

PEM

ERIN

TAH

KO

MU

NIT

AS

Usia dan Anggota Komunitas

USIA KOMUNITAS

ANGGOTA KOMUNITAS

Jumlah19Jumlah subsektor8

Subsektor terbanyakFilm, Animasi, VideoKab/Kota14

Jumlah Anggota

Di bawah 10

Jumlah107Jumlah subsektor13

Subsektor terbanyakSeni PertunjukanKab/Kota52

Jumlah Anggota

11-50

Jumlah20Jumlah subsektor6

Subsektor terbanyakKulinerKab/Kota16

Jumlah Anggota

51-100

Jumlah30Jumlah subsektor7

Subsektor terbanyakKulinerKab/Kota21

Jumlah Anggota

101 - 500

Jumlah1Jumlah subsektor1

Subsektor terbanyakFotografiKab/Kota1

Jumlah Anggota

501 - 1000

Jumlah4Jumlah subsektor2

Subsektor terbanyakMusikKab/Kota3

Jumlah Anggota

Di atas 1000

: 1

: Musik

: 1

Jumlah subsektor

Subsektor terbanyak

Kab/Kota

4

k

o m u n i t a s

> 3

0 T

AH

UN

< 1

TA

HU

N: 8

: kuliner

: 16

Jumlah subsektor

Subsektor terbanyak

Kab/Kota

k

o m u n i t a s

21

2-1

0 T

AH

UN

: 12

: Film, Animasi,

dan Video

: 63

Jumlah subsektor

Subsektor terbanyak

Kab/Kota

122

k

o m u n i t a s

11

-20

TA

HU

N

: 7

: Seni pertunjukan

: 12

Jumlah subsektor

Subsektor terbanyak

Kab/Kota

k

o m u n i t a s12

21

-30

TA

HU

N

: 4

: Seni Pertunjukan

: 3

Jumlah subsektor

Subsektor terbanyak

Kab/Kota

3k

o m u n i t a s

*multisubsektor menunjukkan komunitas yang bergerak di lebih dari satu subsektor dan mewadahi

spektrum aktivitas yang luas dan beragam.

Film, Animasi dan Video

Seni Pertunjukan

Kuliner

Kriya

Periklanan

Aplikasi dan Pengembang

Fesyen

Desain Komunikasi Visual

Penerbitan

28.85 %

3.85 %

1.92 %

22.12 %

10.58 %

1.92 %

6.73 %

17.31 %

1.92 %

3.85 %

Multisubsektor

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

18

Peta Persebaran Pelaku Bisnis Kreatifdi Indonesia Tahun 2018

Data yang terkumpul menunjukkan bahwa pelaku bisnis tidak selalu mengkhususkan diri pada satu atau

lebih subsektor tertentu sehingga dalam peta akan ditemui persebaran komunitas multi subsektor.

Meskipun masih terpusat di Pulau Jawa, persebaran pelaku bisnis yang mengasosiasian dirinya dengan

ekonomi kreatif dapat ditemukan di sebagian besar pulau–pulau lain di Indonesia kecuali di kepulauan

Maluku dan Nusa Tenggara.

Pelaku bisnis yang paling banyak ditemukan di kabupaten /kota di Indonesia adalah kuliner (23

kabupaten/kota), fesyen (18 kabupaten/kota) dan kriya (11 kabupaten/kota); sementara yang terendah

adalah seni rupa yang baru ditemukan di 1 kabupaten/kota

Peta persebaran pelaku bisnis ini merupakan hasil interpretasi data yang disampaikan langsung oleh 192 anggota komunitas yang tersebar di 69 kabupaten/kota melalui kuesioner yang disebarkan lewat surel dari situs web Kota Kreatif pada bulan Juni 2018. Dari segi geografis, persebaran pelaku ekraf terpusat di Pulau Jawa, walaupun masih dapat ditemukan juga para pebisnis disetiap daerah di Indonesia.

Permainan

Seni Rupa

Musik

Desain Komunikasi Visual

Desain Produk

Aplikasi & Pengembang Permainan

Fotografi

Penerbitan

Arsitektur

Periklanan

Kuliner

Kriya

Desain Interior

Film, Animasi dan Video

Fesyen

Televisi dan Radio

Seni Pertunjukan

Menunjukan komunitas yang multi-sektor dan mewadahi spektrum aktivitas kreatif yang luas dan beragam

Pemetaan berdasrkan data komunitas dari kuisioner yang meliputi 194 Komunitas di 82 Kota / Kabupaten

22

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

Metode Analisis

Data yang ditampilkan dalam peta dan diagram infografis telah melalui proses penyaringan, pengecekan kegiatan bisnis, serta pengelompokan. Penyaringan data dilakukan dengan tidak menyertakan data yang tidak disertai identitas dan/atau nama komunitas. Selanjutnya fokus subsektor bisnis akan dipastikan melalui komparasi dengan subsektor komunitas.Bisnis yang tidak teridentifikasi fokus kegiatannya dan/atau diduga mengakomodasi beragam subsektor ekonomi kreatif akan digolongkan dalam bisnis multisubsektor. Sementara yang teridentifikasi kegiatan sejalan dengan subsektor ekonomi kreatif akan digolongkan sesuai subsektor. Selanjutnya akan dicari subsektor ekonomi kreatif dengan distribusi tertinggi di tiap kabupaten/kota untuk dipetakan. Untuk menghindari subjektivitas, hasil analisis data telah didiskusikan bersama dalam tim buku maupun tim PMK3I.

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

21

Potret Bisnis Kreatif

5 SUBSEKTOR TERBANYAK

Kelima subsektor komunitas terbanyak adalah kuliner;

fesyen, periklanan, penerbitan dan kriya. Sudah

teridentifikasi enambelas subsektor ekonomi kreatif.

Persebaran Subsektor Pelaku Bisnis

KULINER18,48 %1

FESYEN11,68 %2

PERIKLANAN10,33 %3

PENERBITAN10,05 %4

KRIYA8,70 %5

Aplikasi dan Pengembang Permainan, Arsitektur, Desain Interior, Desain

Produk, DKV, Film, Animasi, dan Video, Fotografi, Musik, Seni Pertunjukan,

Seni Rupa, TV Radio

SubsektorLainya11

Hanya Pemilik SUBSEKTOR

DenganKomunitas

Juga SebagaiAkademisi

Juga sbg Pegawai Pemerintah

Aplikasi & Pengembang

Arsitektur

Desain Interior

Desain Komunikasi Visual

Desain Produk

Fesyen

Film, Animasi, & Video

Fotografi

Kriya

Kuliner

Musik

Penerbitan

Periklanan

Seni Pertunjukan

Seni Rupa

Televisi & Radio

12

3

3

6

6

27

10

4

16

48

1

6

3

5

5

1

2

0

0

1

0

1

1

1

3

3

1

0

0

2

0

0

8

2

2

6

8

5

6

2

6

7

4

4

3

5

4

2

15

2

2

9

5

20

14

8

16

25

8

3

4

8

6

2

Permainan

23

Hampir semua subsektor didominasi oleh pelaku yang merupakan bagian dari komunitas. Film,

Animasi dan Video ; Aplikasi dan Pengembang Permainan; Desain Komunikasi Visual dan Seni

Pertunjukan sangat kuat peran komunitas di dalamnya. Namun pada subsektor kuliner, fesyen,

dan kriya peran sebagai komunitas lebih dan sama kuatnya dengan peran sebagai pelaku bisnis.

Peran akademis paling kuat pada subsektor aplikasi dan pengembang permainan sementara

peran pemerintah paling kuat pada subsektor kriya dan kuliner.

Tipologi Peran Bisnis

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

24

BIS

NIS

BIS

NIS

KO

MU

NIT

AS

AK

AD

EMIS

I

BISN

IS

PEM

ERIN

TAH

BISN

IS

Secara umum pelaku yang aktif dalam

bisnis, juga memiliki peran lain baik

sebagai anggota komunitas, akademisi dan

pemerintah. Responden yang

mengidentifikasi diri sebagai anggota

komunitas sekaligus pelaku bisnis memiliki

jumlah terbanyak, sementara yang

mengidentifikasi diri sebagai pelaku bisnis

sekaligus pemerintah adalah yang paling

sedikit.

25

“Diharapkan secara bertahap kegiatan ini bisa menghubungkan rantai kreasi dari setiap subsektor ekonomi kreatif di Indonesia dengan mengoptimalkan kekayaan budaya, keunggulan dan jejaring masing masing daerah maupun subsektor”Triawan MunafKepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia

Sang Maestro Pahat Batu Indonesia

etaknya memiliki keunikan sendiri. Jika ditarik garis lurus secara imajiner, maka desa ini terletak

tepat di titik tengah antara Candi Borobudur dan kaki Gunung Merapi. Hal unik ini diyakini

masyarakat sekitar sebagai salah satu bukti sejarah mengapa terdapat banyak pemahat batu di desa

ini. Banyaknya pematung juga diperkirakan karena melimpah-ruahnya bahan utama yaitu batu andesit

yang berasal dari perut gunung berapi. Perihal bahan utama yang berlimpah dari gunung berapi tersebut

adalah karena desa ini berdekatan dengan lereng Gunung Merapi yang merupakan kawasan bebatuan

hasil dari letusan gunung yang aktif tersebut.

Tersebutlah Doelkamid Djajaprana, salah seorang pelopor pemahat batu di Desa Prumpung yang kurang

lebih sudah 65 tahun berkecimpung di ranah ini. Menurut ingatannya, pada kurun waktu 1930-1950an,

pemahat batu di desa itu hanyalah ayahnya, Salim Djojopawiro, dan kakaknya, Wirodikromo, yang saat itu

turut bekerja dalam pemugaran Candi Borobudur. Djojopawiro dianggap sebagai perintis kerajinan batu

dengan menghasilkan produk antara lain: cobek, muntu (ulekan), kijing (pusara), nisan, lumpang batu,

pipisan batu, dan kebutuhan rumah tangga lain waktu itu.

Sekitar limabelas kilometer dari destinasi wisata situs warisan dunia menurut UNESCO, Candi Borobudur, terdapat suatu desa penghasil kerajinan pahat batu yang sayang jika dilewatkan. Desa tersebut adalah Desa Prumpung, terletak di Kecamatan Muntilan, Jawa Tengah.

Doelkamid Djajaprana

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

26

27

Pada perkembangan selanjutnya, Doelkamid memiliki peran sangat penting terhadap perkembangan seni

pahat batu di Muntilan. Dimulai pada 1959, Doelkamid bersama kedua saudaranya mendirikan “Sanjaya”,

yaitu sanggar pahat batu miliknya yang kelak merupakan tempat berkumpulnya para pengrajin dan

seniman pahat batu untuk bertukar ide dan keterampilan. Awal mulanya, Doelkamid hanya memproduksi

duplikat arca kepala Buddha yang ia contoh dari bentuk aslinya di Candi Borobudur. Sempat ragu dan

takut dianggap berdosa karena bisa dianggap melanggar kesucian ajaran Buddha, Doelkamid malah

mendapatkan respon positif dari seorang pedagang barang antik. Sejak itulah pesanan terhadap hasil

karya Doelkamid mengalir deras.

Berkembangnya upaya Doelkamid ini berimbas kepada meningkatnya kebutuhan akan tersedianya

pengrajin kriya yang terlatih, sehingga pada akhirnya perkembangan industri sejenis bertumbuh subur di

kawasan Muntilan. Sepanjang dasawarsa 1960 hingga 2010, setidaknya telah tercatat sekitar 300-an unit

usaha kriya yang tersebar di sepanjang jalan antara Yogyakarta dan Magelang. Unit usaha tersebut

diantaranya berupa galeri, toko seni, sanggar, dengan karya yang tak melulu menghasilkan kebutuhan

rumah tangga, tetapi juga miniatur candi, patung Buddha, patung Gupala, patung Ganesha, patung antik

Wisnu dan Siwa, lampion, air mancur, gapura klasik, relief, dan sebagainya.

Tak sedikit tokoh yang kagum atas karyanya. Doelkamid tercatat pernah diundang oleh tokoh-tokoh

nasional untuk membuat karya pahat batu pesanan mereka. Dari mulai Jenderal Gatot Soebroto, Presiden

Soeharto, Presiden Megawati hingga Perdana Menteri India saat itu. Mendengar kesuksesannya tersebut,

banyak orang berbondong-bondong berdatangan ke Desa Prumpung untuk menimba ilmu dengan

Doelkamid.

Hasil karya sang Maestro Doelkamid bahkan mencapai tingkatan nasional dan internasional. Tercatat

terdapat beberapa karya monumental yang telah berhasil diciptakan olehnya antara lain Monumen

Bambu Runcing (Surabaya), Makam Sukarno (Blitar), Koleksi Candi di Taman Mini Indonesia Indah

(Jakarta), Duplikat Candi Gedongsongo (Semarang), Patung Homo Erectus di Museum Manusia Purba

Sangiran (Sragen), Relief Monumen Jenderal Sudirman (Pacitan), Miniatur Candi Sewu di anjungan Jawa

Tengah (Semarang). Apabila bertamasya di sekitar kawasan Yogyakarta, sempatkan lah ke Muntilan untuk

menikmati proses pembuatan hasil karya tak ternilai dari Sang Maestro batu andesit yang tak ada duanya

ini. (Zulf)

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

28

Rasa Musik Otentik dari Tanah Pasundan

enis musik yang diusung pun dapat dikategorikan sebagai musik kontemporer, karena tak hanya

memainkan alat musik tradisional seperti Permainanlan, gendang, suling, angklung, kecapi, dan

gong, akan tetapi mereka juga memainkan alat musik seperti biola, gitar, keyboard, drum, bahkan

synthesizer. Dari segi aransemen, Sambasunda memiliki kekhasan sendiri. Alunan irama musik tradisional

yang kental (kolaborasi Permainanlan Sunda juga Permainanlan Bali), dibalut dengan groove pop yang

upbeat dan singkup jazz yang tak asing ditelinga. Sedangkan dari lirik lagunya, bait-bait kata yang

diterapkan merupakan rangkaian kata bahasa Sunda yang umum dipergunakan. Bahkan ada beberapa

yang mengutip syair kaulinan budak, semisal pada lagu "Jaleuleuja".

Orkestra dengan aransemen megah dan bernuansa tradisional adalah dua hal yang menggambarkan keindahan karya dari grup seni pertunjukan Sambasunda. Sejak awal, grup seni pertunjukan yang berdomisili di Kota Bandung ini menyatakan diri sebagai kelompok musik yang berpijak pada tradisi, kreasi, dan kontemporer yang garapan-garapannya mengakar pada seni tradisi Indonesia. Kelompok ini tidak hanya menggarap bidang musik, tapi juga berbagi bidang seni pertunjukan lainnya seperti seni tari dan teater. Hal ini pun terlihat dari jumlah personilnya yang cukup banyak (quintet), dengan 3 komposer, 17 pemusik, 2 penyanyi, 2 koreografer dan 1 orang penari.

Sambasunda

29

Tak sedikit panggung internasional yang telah mereka jajal. Pada tahun 1999, Sambasunda dianugerahi

penghargaan Best Performance di Multicultural of Asian Music Festival di Colombo, Sri Lanka. November

2002, Sambasunda diundang pemerintah China untuk berpartisipasi dalam 2002 Nanning International Art Festival of Folksongs di kota Nanning-Guangxi, China. Kemudian pada Juni 2006, Sambasunda melakukan

tur ke beberapa negara Eropa seperti, Italia, Belanda, Norwegia, Perancis, Jerman dan Austria. Sementara

di Inggris, Sambasunda telah manggung di berbagai festival antara lain Bath Festival, Salisbury Festival, Streatham Festival, Lamer Tree Festival, juga Rhythm Sticks International Drum 7 Percussion di Queen

Elizabeth Hall, London. Pada tahun 2008, mereka tampil pada peringatan 55 Tahun Hubungan

Indonesia-Brazil yang digelar di Club Monte Libano, Brazil pada 2008.

Didirikan oleh komposer multi-instrumental, Ismet Ruchimat, nama Sambasunda berasal dari kata ‘Samba’ dalam pengertian Sunda merujuk pada ‘anak-anak muda dalam masa pubertasnya yang penuh semangat’. Selain makna tersebut, nama grup seni ini merujuk pada seorang tokoh wayang bernama Pangeran Samba,

putera dari Betara Kresna dari kisah Mahabharata. Sebelum nama Sambasunda tercetus, tercatat

setidaknya sudah dua kali grup musik ini mengganti namanya. Pada saat berdiri tahun 1990, nama awal

mereka adalah ‘Prawa’, kemudian pada tahun 1997 nama Prawa ini diganti menjadi ‘CBMW’. Nama ini

terus dipakai hingga beberapa saat setelah diluncurkanya album perdana yang bertajuk "Rhythmical in Sundanese People". Pada album tersebut terdapat sebuah lagu yang berjudul ‘Sambasunda’ yang

selanjutnya dijadikan nama grup yang hingga pada 2018 ini telah menghasilkan sedikitnya 17 album. Saat

ini, Sambasunda telah melangkah ke tahap berikutnya, yaitu regenerasi. Sambasunda membentuk

kelompok baru bernama Sambasunda Junior yang beranggotaan para siswa dari beberapa SMP di Kota

Bandung. (Zulf)

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

30

Pada pertengahan tahun 2014 silam, dunia teknologi Indonesia digegerkan oleh berita mengenai kompetisi "3D Printing Challenge" yang diadakan General Electric (GE). Geger tersebut disebabkan bukan oleh kompetisinya, melainkan oleh adanya kemenangan karya pemuda-pemuda Indonesia lulusan sekolah menengah dan kejuruan yang berhasil menyisihkan 700 karya dari 50 negara peserta yang mengikuti kompetisi tersebut.

Desain Produk Salatiga Menembus Mancanegara

Arfian Fuadi

31

dalah Arfian Fuadi dan adiknya, Arie Kurniawan, dua pemuda Indonesia yang memenangkan

kompetisi dengan desain jet engine bracket yang mereka buat. Jet engine bracket adalah salah

satu komponen untuk mengangkat mesin pesawat terbang yang paling ringan dari komponen

serupa yang pernah dibuat di dunia. Atas karyanya tersebut, General Electric Indonesia selaku pemilik

kompetisi kemudian mengganjar Arfian dan Arie sebagai juara pertama yang mengalahkan peserta

dengan gelar Ph.D dari Swedia yang menyabet peringkat kedua dan insinyur lulusan University of Oxford yang meraih juara ketiga.

Arfian dan Arie lahir dari keluarga sederhana asal Salatiga, Jawa Tengah. Pada tahun 2005, Arfian, sang

kakak, lulus dari SMKN 7 Semarang. Seusai kelulusannya, ia bekerja serabutan mulai dari pedagang susu

sampai menjadi tukang tambal ban. Pada tahun 2009, Arfian mendapatkan pekerjaan di kantor pos.

Bermula dari bekerja sebagai penjaga malam, dia kemudian dipercaya menjadi petugas di loket

pengiriman surat. Dari pekerjaan itu, Arfian bisa menabung untuk membeli komputer bekas seharga Rp

1,5 juta yang ia jadikan modal awal untuk mendirikan perusahaannya, D’Tech Engineering pada tahun

2009.

Proyek pertama D’Tech Engineering sebagai suatu perusahaan adalah pesanan untuk membuat desain

komponen alat ukur perangkat medis. Dari proyek pertamanya tersebut, D’Tech Engineering mendapat

penghasilan US$ 15, yang langsung diinvestasikan untuk membeli software pendukung proses desain.

Selanjutnya adalah sejarah. D-Tech Engineering memiliki klien internasional yang banyak mereka

dapatkan dari salah satu situs freelance dunia. Sekarang, setiap bulan Arfian dengan D-Tech Engineering

menerima 10 – 20 proyek desain dari klien mancanegara yang berasal antara lain dari Kanada, Amerika

Serikat, Jerman, Australia, dan Selandia Baru.

Pada tahun 2018, perusahaan tersebut sudah memiliki 30 karyawan, dan memutuskan untuk

memfokuskan diri pada desain mekanik, dengan lingkup bisnis meliputi: mechanical engineering, mechanical designing, product design, serta finite element analysis. Untuk menunjang kinerjanya, D’Tech Engineering

bertumpu kepada organisasi yang ramping dengan tim kecil yang terdiri atas enam orang desainer produk

berbakat, yang sebagian besar merupakan lulusan SMK, dan yang didukung oleh tiga orang project manager.

Hingga tulisan ini dibuat, sudah terdapat lebih dari dua ratus proyek yang diselesaikan oleh D’Tech

Engineering seperti automatic smart parking system, high performance car chassis, hingga ultralight aircraft development. Sementara untuk permintaan desain, D’Tech Engineering juga telah menghasilkan desain

pulpen, kerangka mobil, gantungan kunci hingga mesin jet. Klien-klien internasional mereka diantaranya

berasal dari Kanada, Amerika Serikat, Jerman, Australia, dan Selandia Baru. (Zulf)

atik Rifaiyah ini merupakan jenis batik yang kuat kaitannya dengan perkembangan agama Islam di

daerah tersebut. Awal mulanya, batik Rifaiyah dibawa oleh K.H. Ahmad Rifa’i. Saat menyebarkan

agama Islam di daerah dengan budaya Jawa yang kuat itu, K.H. Rifa’i mengajarkan cara membatik

kepada para murid-muridnya dengan mengacu kepada ajaran Islam. Sambil membatik, para seniman batik

ini mendendangkan senandung bernuansa Islam. Dari pemilihan motif, batik Rifaiyah pun mengacu pada

Kitab Tarajumah, kitab yang disusun oleh Kiai Rifai sehingga memiliki keunikan tersendiri.

Batik mana yang paling Anda minati? Batik Solo? Batik Jogja? Atau batik Pekalongan? Nama ketiganya pasti sudah tidak asing lagi di telinga. Tapi apakah Anda tahu batik khas Batang? Sekitar 7 kilometer dari pusat Kota Pekalongan, terdapat suatu Desa bernama Kalipucang Wetan, tepatnya di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Desa tersebut merupakan asal dari batik Rifaiyah.

MiftakhutinPerajin Batik Rifaiyah: Batik Multikultur yang Mengadopsi Ajaran Islam

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

32

33

Salah satu ajarannya ialah melarang menggambarkan makhluk hidup selain tumbuh-tumbuhan, kecuali

yang sudah mati atau pun yang sudah terpotong. Dalam islam, gambar motif hewan yang masih hidup

(utuh) jika dipakai sebagai pakaian, maka hukumnya adalah haram. Sehingga bila dilihat dari

motif-motifnya, batik Rifaiyah terkesan floral atau didominasi dengan motif tumbuh-tumbuhan. Beberapa

motif pun ada juga yang menyerupai gambar hewan, tetapi sudah tidak dalam keadaan utuh (contoh:

gambar ayam yang kepalanya sudah terlepas). Batik Rifaiyah dikenal juga dengan sebutan Batik Tiga

Negeri. Menurut pengamat batik, William Kwan, sebutan Batik Tiga Negeri diberikan jika warna merah,

biru dan cokelat dibubuhkan secara bersamaan pada sehelai kain batik. Tiga Negeri yang dimaksud itu

terdiri dari daerah Lasem yang terkenal dengan warna merahnya, daerah Pekalongan dengan warna

birunya, dan kawasan Solo dengan warna cokelat yang mendominasi. Batik Tiga Negeri ini menunjukkan

bahwa batik Rifaiyah merupakan hasil multikulturasi agama Islam dan budaya Jawa yang terakulturasi

dengan harmonis.

Namun demikian, meski memiliki kekhasan sendiri, beberapa tahun yang lalu batik Rifaiyah ini sempat

terancam keeksistensiannya. Menurut Miftakhutin, umur perajin batik Rifaiyah ini rata-rata berusia

diatas 35 tahun. Saat ini ada lebih dari 100 perajin batik di Batang, namun yang masih aktif membatik

hanya berjumlah sekitar 87 orang. Anak gadis zaman sekarang juga tidak lagi tertarik untuk membatik,

meskipun tercatat ada satu orang yang berusia 18 tahun. Padahal regenerasi perajin batik cukup penting

untuk melestarikan batik Rifaiyah yang unik dan dipenuhi oleh representasi ajaran Islam dan budaya

Jawa.

Sebagai upaya meregenerasi para pembatik di Batang, William bersama Utin (sapaan Miftakhutin)

mendirikan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tunas Cahaya guna meneruskan tradisi lama pengerjaan

pembatikan batik Rifaiyah. Kerja keras mereka menarik perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah. Bantuan untuk mendukung upaya regenerasi serta pelestarian batik Rifaiyah datang dalam

berbagai bentuk. Badan Ekonomi Kreatif atau lebih dikenal sebagai Bekraf secara ajeg telah memberikan

pelatihan pembatikan selama 3 hari disetiap bulannya selama 3 bulan pada periode 2016 hingga 2017.

Selain itu, bantuan Bekraf juga berupa revitalisasi ruang kreatif dan sarana ruang kreatif kepada KUB

Rifaiyah berupa Bantuan Pemerintah.

Setelah upaya kerja keras KUB Rifaiyah ini semakin dikenal, maka penurunan peminat perajin tak lagi

menjadi halangan bagi pesebaran batik Rifaiyah ini. Bupati Batang, Wihaji, mewajibkan semua pegawai

negeri sipil (PNS) yang ada pada jajarannya untuk memakai batik setiap tanggal 8 pada setiap bulan

sebagai bentuk dukungan dan apresiasi atas karya-karya perajin batik setempat. Dengan dukungan

seperti itu, permintaan akan batik Rifaiyah terdongkrak dan jumlah perajin batik secara alamiah

bertambah. Sedangkan untuk pasar luar negeri, batik Rifaiyah sudah menembus pasar sedikitnya 3

negara, antara lain: Singapura, Laos dan Jepang. Hal ini membuat batik Rifaiyah pantas untuk disebut

batik Tiga Negari. (Zulf)

28

KO

TA K

RE

AT

IFLa

ngah

Ber

jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

34

Sebagai salah satu kota kreatif UNESCO untuk kategori desain, tak heran kota Bandung memiliki banyak desainer. Salah satu dari ratusan desainer berbakat yang terdapat di sana adalah Irna Mutiara, seorang fashion designer kelahiran kota Bandung sekitar 48 tahun silam.

Perjalanan Perancang Fesyen dari Kota Bandung

Irna Mutiara

ibesarkan di lingkungan keluarga yang menekuni bisnis jahit-menjahit, Irna

sudah mencintai dunia fesyen sejak dia masih kecil. Sebelum menjadi fashion designer ternama, Irna yang juga tergabung di dalam Asosiasi Perancang

Pengusaha Muda Indonesia (APPMI) ini pernah bekerja sebagai perancang busana dan

penjahit di beberapa perusahaan garmen selama 5 tahun. Pada tahun 1998, Irna mulai

mencoba membangun bisnis sendiri dengan menjadi penjahit dan mendesain busana

yang siap dipakai sehari-hari. Dia pun rela menawarkan desain buatannya dari rumah

ke rumah agar karyanya dikenal banyak orang.

Lulusan Marketing Management dari Universitas Widyatama ini selain memiliki

passion di dunia fesyen ternyata juga pandai membaca peluang pasar. Merebaknya

industri fesyen muslim dunia turut menggugah kreativitasnya untuk merintis bisnis

busana muslim. Berawal dari keprihatinannya akan mode busana muslim yang

terkesan monoton, Irna yang mengenakan hijab di kesehariannya ini mulai

mengembangkan desain khusus untuk fesyen bagi kaum muslimah. Pada tahun 2006

dia mendirikan PT Trimoda Up2Date yang produknya tidak hanya digemari penikmat

mode tanah air tetapi juga membanjiri pasar internasional. Tahun 2007 ia

meluncurkan “Irna, La Perle”, brand busana pengantin Muslim dan pakaian pesta yang

memiliki gaya internasional klasik dan elegan. Dalam mengembangkan industri fesyen

muslim, Irna memiliki visi bahwa wanita muslim dapat bepergian keluar dari rumah

dengan mengenakan hijab dan pakaian tertutup namun tetap merasa nyaman dan

percaya diri.

Keseriusannya untuk terjun membangun industri dunia fesyen muslim juga ditunjukan

dengan mendirikan Islamic Fashion Institute (IFI) tahun 2016, aktif menjadi Advisory

Board di Ikatan pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) dan Japan Muslim Fashion

Association (JME) serta menjadi Ketua Komunitas Hijabers Mom. Saat ini, Irna yang

telah menekuni dunia fesyen sejak tahun 1985, adalah Vice-National Chairman

Indonesian Fashion Chamber (IFC) yakni asosiasi profesi fesyen di Indonesia. (SFR)

Foto : www.aquila-style.com

35

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

36

alam proses uji petik yang diselenggarakan pada tahun 2017 di Klaten, Jawa Tengah tim PMK3I

Bekraf menemukan M. Suyanto, selaku konseptor dan produser dari Battle of Surabaya. Ia adalah

juga founder dan saat ini menjabat sebagai Rektor Universitas AMIKOM Yogyakarta.

Pelajaran dari Battle of Surabaya, Film Animasi Indonesia dengan Pasar Internasional

Walaupun berdomisili di Jawa Tengah dan berkarya di Daerah Istimewa Yogyakarta, M Suyanto memulai

proyek ini dengan target pasar internasional. Hal ini dapat dikatakan menjadi hal yang membuat produksi

film animasi Battle of Surabaya menjadi menonjol. Battle of Surabaya sendiri menceritakan petualangan

Musa, seorang anak remaja penyemir sepatu yang menjadi kurir pada Pertempuran Surabaya. Film animasi

ini, yang digagas pada tahun 2012 dan memiliki Walt Disney sebagai konsultan dan Amazon sebagai

distributornya, tayang perdana di Indonesia pada 17 Agustus 2015.

Battle of Surabaya adalah salah satu film animasi produksi Indonesia, tepatnya hasil kolaborasi MSV Pictures dengan Universitas (dahulu STMIK) AMIKOM. Animasi ini banyak menerima penghargaan pada berbagai festival film internasional. Setidaknya tercatat ada 23 penghargaan internasional yang diterima, baik dari segi animasi, penulisan, trailer hingga masuk dalam pilihan film animasi yang diputar dalam berbagai festival film internasional.

Menembus Dunia Animasi Skala Internasional

M. Suyanto

37

Tema peperangan dipilih karena perang merupakan peristiwal yang sifatnya universal, hampir setiap

negara pernah mengalami dan bersinggungan dengan perang dalam sejarahnya. Nilai moral dari peperan-

gan kurang lebih sama yaitu peperangan tidak membawa kebaikan hanya membawa korban, namun di sini

diselipkan local values yaitu kekeluargaan, kepahlawanan dan kebangsaan. Perang di Surabaya dipilih

karena ‘ukurannya’, karena merupakan perang dengan korban terbesar menurut M.Suyanto, serta adanya

keterlibatan aktor internasional yaitu pasukan dari Inggris dan Jepang. Pemilihan tema dan peristiwa

sejarah menunjukkan keinginan untuk menampilkan universality tanpa kehilangan locality – menanamkan

nilai kekeluargaan, nasionalisme dalam format alur cerita yang universal.

Penokohan dan alur cerita sengaja dibuat lebih fokus pada eksplorasi cerita yang mungkin terjadi

sepanjang perang yang tidak tercatat dalam sejarah. Hal ini dilakukan selain untuk menghindari pembaha-

san hal–hal yang sensitif atau menimbulkan perdebatan, mengingat budaya masyarakat Indonesia yang

sebagian besar masih agak kaku dalam menerima berbagai interpretasi tokoh dalam kisah fiksi. Alasan

yang sama juga untuk membangun jembatan antara generasi zaman dulu dengan generasi saat ini.

Memilih anak–anak sebagai tokoh utama selain karena keinginan untuk mengajari anak – anak tentang

sejarah dan sikap kepahlawanan, juga karena dapat memberikan tokoh yang memiliki keterkaitan diri

(relatable) serta alur cerita yang secara universal dapat diterima berbagai kalangan.

Dari segi produksi, film animasi melibatkan antara lain 90-100 orang yang terbagi dalam beberapa divisi

antara lain background artist, animator, layout, sound, komposer dan penulis skrip. Berbagai pekerja dalam

divisi tersebut dikoordinasikan oleh sutradara. Selain produksi, yang cukup penting adalah tim marketing.

Berangkat dari perhitungan keuntungan The Wind Rises yang mencapai 118 juta USD, M. Suyanto

memperkirakan keuntungan untuk Battle of Surabaya dapat mencapai setidaknya 10% dari angka

tersebut. Untuk mencapai target tersebut tentunya dipersiapkan beberapa strategi pemasaran, tidak

hanya mengandalkan distribusi dari satu pihak saja.

Mempertemukan Akademisi dan Bisnis dalam private entrepreneur university

Dalam ekosistem ekonomi kreatif, dikenal quadruple helix actor yang terdiri atas akademisi (academic) pelaku bisnis (business), komunitas (community), pemerintah (goverment) yang secara umum dikenal dengan

singkatan ABCG. Menggunakan model ini, M. Suyanto, melalui Universitas AMIKOM berupaya memper-

temukan akademisi dan bisnis dalam sebuah konsep kerjasama private entrepreneur university. Mengawali

pendirian universitasnya dengan 44 mahasiswa di tahun 1993, pada saat ini Universitas AMIKOM sudah

memiliki program D3, S1 dan S2 dengan jumlah mahasiswa yang mencapai 12.882 orang pada tahun

2014. Pada akhirnya Universitas AMIKOM diangkat menjadi Perguruan Tinggi Swasta Percontohan

Dunia Model Private Entrepreneur oleh UNESCO.

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

38

Selain kain songketnya yang terkenal elok, Sumatra Barat ternyata juga memiliki kain batik lokal yang dinamakan batik Tanah Liek. Dinamakan batik Tanah Liek karena dalam pembuatannya ia menggunakan unsur tanah liek (liat). Proses pewarnaannya khas dan alamiah karena menggunakan getah tetumbuhan yang memberikan warna dasar kuning kecoklatan sebelum akhirnya diberi motif.

elain memiliki proses dan bahan pewarnaan yang khas dan alamiah, Batik Tanah Liek kuno menjadi

istimewa karena motif tradisional yang digunakan oleh pembuatnya ternyata menggambarkan

filosofi hidup suku Minangkabau. Motif kuno yang menggunakan kearifan lokal juga terdapat pada

motif-motif antara lain rumah gadang, itiak pulang patang, kaluak paku, pucuak rabuang, dan lain-lain.

Selain motif kuno, batik Tanah Liek ini merekam berbagai fenomena kehidupan sehari-hari orang

Minangkabau. Contoh motif yang mewakili dari suasana sehari-hari kaum tersebut adalah motif itiak

pulang patang yang menggambarkan kebiasaan itik yang berbaris rapi saat masuk kandang, hal yang

sekaligus melambangkan hubungan mamak atau paman dan kemenakan pada suku Minangkabau.

Setelah hilang dari peredaran selama bertahun-tahun, batik Tanah Liek muncul kembali di daerah

Sumanik, Kabupaten Tanah Datar pada tahun 1993. Awal kelahiran kembali batik Tanah Liek dapat

direkam saat terdapat penggunaan batik lama yang sudah tidak diproduksi lagi dalam upacara adat pada

tahun 1993. Kemunculan kembali batik Tanah Liek ini tak lepas dari pengamatan jeli dari Hj Wirda Hanim.

Ia memperhatikan bahwa batik kuno yang dikenakan para pemuka adat, datuak dan bundo kanduang

tersebut sudah lapuk dan robek-robek. Hj Wirda Hanim kemudian mengetahui bahwa batik kuno tersebut

tidak diproduksi lagi sejak 70 tahun sebelumnya. Ia juga menengarai bahwa pembuatan batik Liek ini

dimulai saat para pedagang dari negeri Cina masuk ke Minangkabau pada abad ke 16 sewaktu Kerajaan

Minangkabau berpusat di Pagaruyung, Batusangkar.

Hj Wirdah Hanim

Kebangkitan Batik Tanah Liek dari Minangkabau

Foto : @galcreative

39

Dari hasil pengamatannya, Hj Wirda Hanim bertekad untuk

melestarikan dan memproduksi kembali batik Tanah Liek tetapi

terlebih dahulu ia memutuskan untuk mengadakan berbagai proses

penelitian, baik untuk pembelajaran maupun pembuatan serta

pemahaman makna, pengumpulan motif lokal dan berlanjut dengan

pembuatan paten.

Pembuatan batik Tanah Liek adalah seperti pembuatan batik pada

umumnya, di mana motif dibubuhkan terlebih dahulu diatas kain

dengan menggunakan malam bercanting dengan model batik tulis.

Yang membedakan dari proses pembuatan batik di daerah lain, batik

Tanah Liek memiliki tahap dimana kain direndam di dalam air yang

sudah dicampur dengan tanah liat terlebih dahulu. Setelah memasuki

tahap pewarnaan, kain kembali direndam dengan air tanah liat untuk

menguatkan warna.

Upaya memahami teknik batik Tanah Liek ditempuh oleh Hj Wirda

Hanim dengan mempelajari teknik membatik ke Yogyakarta di tahun

1995. Upaya pembelajaran tersebut antara lain termasuk kolaborasi

bersama Dewan Batik Yogjakarta dalam mengirimkan pengajar batik

ke kota Padang yang dikontrak selama 3 bulan. Kolaborasi tersebut

sempat pula menggandeng pihak Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR)

Kota Padang, yang kini berubah namanya menjadi Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK).

Usaha mendalami batik Tanah Liek termasuk mencoba membuat ulang

motif kain kuno ke atas kertas, mengumpulkan motif yang terdapat di

Rumah Gadang baik yang berupa ukiran kayu dan yang terdapat pada

pakaian. Selain itu ia juga mengembangkan motif-motif baru dari

perpaduan dari motif-motif yang sudah ada. Selain mengikuti pelatihan

batik Liek pada Dewan Kerajinan Nasional Provinsi Sumatera Barat

atas biaya sendiri, Hj Wirda Hanim juga melakukan uji coba dengan

pewarna kimia dengan merk Batik Tanah Liek Citra Monalisa.

Setelah 10 tahun mengadakan uji-coba, batik Tanah Liek akhirnya

mencapai tahapan sesuai dengan contoh kain kuno dan berhasil

direproduksi dengan pewarnaan alami dan sekaligus telah dipatenkan

dengan nama “Batik Tanah Liek” atas nama Hj. Wirda Hanim. "Kini

namanya sudah dipatenkan menjadi Batik Tanah Liek. Untuk warna

digunakan getah gambir, rambutan, pinang, jengkol dan lainnya,"

ujarnya.

Selama proses dan usahanya melestarikan dan memproduksi ulang

batik dari nenek moyangnya, Hj Wirda Hanim telah mendapatkan

berbagai penghargaan baik dari pemerintah maupun swasta, antara

lain Upakarti Award pada tahun 2006 yang dianugerahkan atas jasa

melestarikan produk tradisional seni dan budaya Indonesia.

Penghargaan lainnya adalah dari MarkPlus pada tahun 2014 sebagai

Marketer of the Year.

Kebangkitan batik Tanah Liek nampaknya akan masih terus

berlangsung di bawah kurasi Hj Wirda Hanim. (RS)

Foto

: H

j. W

ird

a H

anim

@b

atik

tana

hlie

kFo

to :

buk

alap

ak.c

omFo

to :

buk

alap

ak.c

om

40

KABU

PATE

N/K

OTA

KRE

ATIF

Lang

kah

Ber

jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

hrisye France Longdong adalah salah seorang pelaku paduan suara di Kota Manado. Chrisye, yang

akrab dipanggil Chris, mengawali pengalaman paduan suara di Paduan Suara Blue Choir, Fakultas

Teknik Universitas Sam Ratulangi tahun 2001 ketika ia menjadi mahasiswa di fakultas yang sama.

Pada awalnya, Chris ikut kegiatan paduan suara untuk bersosialisasi dan sekedar mencari teman. Namun

cerita unik yang melatarbelakangi keikutsertaan Chris, yang pada saat itu berstatus mahasiswa, pada

kelompok paduan suara adalah agar mendapatkan makan gratis dari hasil menyanyi bersama kelompok

sehingga dapat menghemat pengeluaran makanannya. Kegiatan yang rutin dilakukan bersama kelompok

paduan suara ini adalah menyanyi untuk gereja, instansi pemerintah, pernikahan, ulang tahun bakti sosial,

konser, festival dan juga mengikuti berbagai kompetisi. Pada kurun waktu 2002-2008, Chris bersama Tim

Paduan Suara Blue Choir mengikuti Festival Paduan Suara Institut Teknologi Bandung (pada tahun 2002

dan 2004 dengan pencapaian mendapatkan medali emas), World Choir Games di Xiamen, China (pada

2006, dengan pencapaian mendapatkan medali emas). Selain bersama Tim Paduan Suara Blue Choir, Chris

juga membentuk Tim Paduan Suara Blue Singers Manado yang merupakan perkumpulan dari alumni Blue Choir. Bersama Blue Singers Manado, Chris mengikuti 10th Orientale Concentus International Choral Festival Singapore (pada tahun 2017, dan mendapatkan medali emas sebagai Runner Up), Manado Cantat (pada

tahun 2017, dengan perolehan medali emas sebagai Runner Up), dan di 8th Schumann Choir Competition

di Zwickau, Jerman (pada tahun 2018, sebagai pemenang kategori medali emas atau Winner Category Gold Medal).

Kota Manado di Sulawesi Utara identik dengan kuliner lokalnya, dari mulai masakan berbahan dasar ikan cakalang dan ikan roa hingga berbahan dasar kelapa seperti klappertaart. Namun ternyata kota ini memiliki potensi kreatif lainnya yaitu paduan suara/choir sebagai bagian dari subsektor musik. Paduan suara di kota Manado, yang saat ini berjumlah ratusan hingga ribuan, Salah satunya berawal dari kelompok paduan suara gereja yang tersebar merata di seluruh wilayah. Jumlah yang besar ini berkaitan dengan statistik penduduk kotanya yang mayoritas berkeyakinan Nasrani sehingga tidak heran kemudian Kota Manado disebut sebagai Kota Seribu Gereja.

Penggerak Paduan Suara dari Utara

Chrisye France Longdong

Saat ini Chris menjadi CEO sekaligus

Founder Kampung Paduan Suara dimana

ia berharap organisasnya kelak menjadi

induk bagi berbagai komunitas paduan

suara serta menjadi mediator dari

paduan suara dan industri turunannya

dari dan ke swasta, akademisi,

pemerintah dan industri musik secara

global sehingga dapat membentuk

ekosistem yang saling melengkapi dan

mendukung satu sama lain. (Utie)

Foto: wikipedia.com

Foto : www.wikiwand.com

41

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

42

Kadek Ganda Ismawan

Kilau Perhiasan Bali Terinspirasi Budaya Nusantara

erusahaan keluarga turun temurun ini sudah berdiri sejak 39 tahun silam. Saat awal berdiri, usaha

ini diberi nama Ketut Sunaka Silversmith. Nama ini diambil dari nama ayah dari Kadek, yaitu I

Ketut Sunaka. Usaha ini dimulai dari sebidang kamar yang kemudian diubah menjadi sebuah toko

guna memajang perhiasan hasil karya I Ketut Sunaka itu sendiri, yang pada saat itu belum mempunyai

perajin perak. Seiring berjalannya waktu, pesanan dari berbagai negara terus berdatangan. Hingga pada

akhir tahun 1990 Ketut Sunaka Silversmith telah mempekerjakan hingga lebih dari 50 perajin perak di

Desa Celuk. Kadek sendiri merupakan generasi kedua penerus bisnis keluarganya ini.

Jika berbicara mengenai fashion, maka perhiasan atau aksesoris merupakan elemen yang tak dapat dipisahkan dari penampilan seorang wanita. Untuk mempercantik penampilan, wanita pada umumnya tidak hanya mengenakan busana yang serasi dan sesuai dengan tubuh, tetapi juga dengan melengkapinya dengan aksesoris. Dilihat dari aspek desain, bentuk, dan bahan materialnya, perhiasan kian berkembang dari waktu ke waktu. Di Kabupaten Gianyar, tepatnya di Desa Celuk, Bali, ada sebuah sentra produksi kerajinan emas dan perak yang berkiprah sejak ratusan tahun lalu. Di sentra tersebut terdapat salah seorang produsen perhiasan yang namanya sudah tak asing lagi di Bali, ialah Kadek Ganda Ismawan.

Melanjutkan bisnis ini tidaklah semulus yang dibayangkan. Jatuh bangun berbisnis telah dialami oleh

Kadek. Dimulai saat krisis ekonomi pada tahun 1998-1999 yang menyebabkan pesanan terhadap hasil

karyanya turun drastis. Pada tahun 2000, Ketut memulai lagi bisnisnya. Saat itu, tingkat pesanan masih

belum stabil. Dua tahun berselang, yakni pada tahun 2002, tragedi Bom Bali berdampak menurunkan

tingkat pesanan produk perhiasan ini secara drastis. Kondisi yang berat tersebut tidak membuat Kadek

berputus-asa. Menghidupkan kembali usaha yang redup bukanlah hal yang mudah, bahkan sebagai

pengorbanannya, Kadek harus memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan sebagai manager hotel demi

fokus terhadap perkembangan bisnis keluarganya tersebut.

Tahun 2014 merupakan titik tolak bangkitnya brand ini. Merek Ketut Sunaka Silversmith ini akhirnya di

rebranding oleh Ketut menjadi Sunaka Jewelry, dengan tagline “Fine Contemporary Bali Jewelry”.

Menurutnya, moto ini mencerminkan visi Sunaka Jewelry yang hanya akan menghasilkan perhiasan

berkualitas baik, halus, indah, detail, dan nyaman dipakai. Gayanya pun masuk gaya “contemporary”, yaitu

sesuai dengan tren mode terbaru, dengan tetap menampilkan ciri khas Nusantara.

Menimbang banyaknya perajin perak yang memiliki hasil serupa di Desa Celuk, maka Kadek berupaya

untuk membuat suatu perbedaan yang menjadi suatu keunikan tersendiri dibanding produk perajin

lainnya. Menurut Kadek, hal yang paling utama dari brand milik keluarganya adalah kualitas. Dalam proses

pengerjaan perhiasan, Kadek menitik-beratkan pada rincian penuh kehalusan dan kerapihan. Selain

kualitas, hal yang penting lainnya adalah desain. Meskipun kental dengan nuansa Bali, Sunaka Jewelry

tetap mengikuti desain yang mutakhir tanpa mencontoh produk sebelumnya atau yang sedang disukai di

pasaran. Kemajemukan budaya Nusantara menjadi sumber utama inspirasi desain produknya, seperti

budaya Bali, Kalimantan, dan Jawa. Sementara alam Nusantara menjadi inspirasi Sunaka Jewelry yang

mencakup fauna dan flora, seperti pola-pola tumbuhan. Sampai saat ini, produk giwang atau anting masih

menjadi andalan dari produsen perhiasan ini. Desain “Ombak Segare” adalah salah satu koleksi Sunaka

Jewelry yang memasuki jajaran paling laris atau best seller.

Saat ini, Sunaka Jewelry memiliki dua toko yang ada di Denpasar dan Ubud. Dibantu oleh 20 orang perajin

dan 15 karyawan di kantor pusat maupun toko, Sunaka Jewelry meraih omzet rata-rata Rp 300 – 400 juta

perbulannya. Tak mau berpuas diri, Sunaka Jewelry berencana melakukan ekspansi ke bidang home décor

pada 2 tahun mendatang. Om shanti, shanti, shanti. (Zulf)

43

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

44

Terinspirasi Budaya Nusantara

esatnya perkembangan teknologi,

informasi, dan komunikasi (TIK) telah

mempengaruhi pola pikir dan kehidupan

masyarakat saat ini. Masyarakat dunia tergerak

untuk meneliti dan menciptakan berbagai inovasi

baru di bidang TIK seperti aplikasi piranti lunak,

produk piranti keras, dan produk-produk lain

berbasis Teknologi Informasi.

Industri bisnis Teknologi Informasi bergerak

secara dinamis dan melahirkan banyak startup

baru, mengikuti cepatnya perkembangan

teknologi digital. Balikpapan yang merupakan

kota pertumbuhan infrastruktur terpesat di

Kalimantan Timur ini juga tergolong cepat dalam

memanfaatkan teknologi. Kota yang dikenal

dengan sebutan Banua Patra ini selain merupakan

penghasil minyak juga merupakan penghasil

startup khususnya di bidang digital, salah satunya

Pesatnya perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK) telah mempengaruhi pola pikir dan kehidupan masyarakat saat ini. Masyarakat dunia tergerak untuk meneliti dan menciptakan berbagai inovasi baru di bidang TIK seperti aplikasi piranti lunak, produk piranti keras, dan produk-produk lain berbasis Teknologi Informasi.

Heru Joko Priyo Utomo

Pengembang Tukangpedia dari Tanah Banua Patra

45

adalah Heru Joko Priyo Utomo. Pria kelahiran Balikpapan 26 tahun silam ini aktif berkegiatan di Digital Innovation Lounge (DILo) Balikpapan dan merupakan CTO salah satu startup digital di Indonesia yaitu

Tukangpedia. Sebelum bergabung dengan Tukangpedia, lulusan Teknik Informatika Universitas Muham-

madiyah Malang ini juga pernah membuat beberapa dashboard keuangan untuk corporate.

Seringnya Heru menghabiskan waktu bekerja di DILo menjadi titik awal perjumpaannya dengan Tim

Tukangpedia. Tukangpedia itu sendiri sendiri merupakan suatu aplikasi mobile untuk mencari jasa tukang

yang mulai dirintis sekitar akhir tahun 2015 oleh Anita Rahmawati. Saat itu tim Tukangpedia mewakili

Balikpapan mengikuti ajang kompetisi startup se-Indonesia, Socio Digi Leader 2016, yang diselenggarakan

oleh PT Telkom. Dalam rangkaian kompetisi tersebut, Tim Tukangpedia sering meminta saran dan

masukan untuk pengembangan aplikasi tersebut kepada Heru yang saat itu merupakan seorang remote programmer. Mereka terus menjalin komunikasi hingga akhirnya Tim Tukangpedia berhasil meraih juara 1

dan berkesempatan untuk diberangkatkan ke Sillicon Valley.

Sekembalinya ke Balikpapan, Tim Tukangpedia menghubungi Heru dan DILo untuk menjalin kerjasama

dan merealisasikan aplikasi tersebut. Launching alpha Tukangpedia regional Balikpapan digelar pada

tanggal 10 Februari 2017. Tukangpedia juga pernah dibawa ke ajang pameran Cebit 2017 di Hannover.

Sejauh ini pengguna aplikasi ini tercatat sekitar 300 orang. Jumlah ini memang terbilang belum besar, oleh

karena itu perbaikan masih terus dilakukan oleh Heru dan tim.

Menurut Heru kendala terbesar yang mereka hadapi adalah susahnya mencari SDM teknis untuk

mengembangkan aplikasi ini karena mereka ingin merekrut aggota tim yang berasal dari Balikpapan.

Hingga saat ini sudah ada 10 orang yang tergabung menjadi tim pengembangan Tukangpedia. Meskipun

demikian, Heru bersyukur karena Tukangpedia bisa menginspirasi masyarakat, khususnya yang ada di

Balikpapan, untuk memulai bisnis digital. Kedepannya, Tukangpedia akan terus dikembangkan, namun

dengan perubahan beberapa arus bisnisnya yang mungkin akan lebih fokus ke segmen B2B. (SFR)

Diinisasi pada 2016, program PMK3I mengalami perkembangan yang cukup signifikan sejak awal dirintis hingga berjalannya sekarang. Program ini masih mengalami perbaikan dan pengembangan sistem untuk meningkatkan partisipasi daerah dalam menemukenali potensi dan penyusunan peta ekraf Nasional.

Sosialisasi pertama PMK3I (pada saat itu program pemeringkatan kabupaten / kota kreatif) diselenggarakan pertama kali bersamaan dengan pelaksanaan Indonesia Creative Cities Conference. Beberapa perwakilan Kabupaten / Kota yang hadir adalah Surakarta, Malang, Cimahi, Batu dan Sidoarjo

Sosialisasi dan Simulasi kedua yang diikuti oleh perwakilan

dari Kayong Utara, Kabupaten Batang, Kota Pekalongan,

Belitung, Lhokseumawe dan Tanjung Pinang. Pada

kesempatan ini dibentuk juga tim internal ekraf daerah yang

hadir pada sosialisasi.

Diadakan simulasi pertama pengisian borang manual yang diikuti oleh Surakarta, Sidoarjo, Kota Cimahi, Kota Malang, Kota Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat.

Linimasa Perkembangan Program PMK3I

Pemeringkatan Kabupaten/Kota Kreatif

1 April

Uji petik pertama dan validasi hasil pengisian borang Kayong Utara dan Belitung bertepatan dengan pelaksanaan Sail Selat Karimata.

Dilakukan uji petik dan validasi hasil pengisian borang Kota Cimahi. 10 orang asesor ditugaskan untuk melaksanakan uji petik ke tiga subsektor yakni Kuliner, Film Animasi Video, dan Fesyen. Pada uji petik ini dilakukan pemetaan potensi ekraf daerah dengan metode mind-map. Uji petik ini menghasilkan subsektor Animasi sebagai subsektor unggulan Kota Cimahi. Pada uji petik ini belum dilakukan model penandatanganan Berita Acara dengan Kepala Daerah.

1 April

4 Agustus

28 April

November

2016

Daerah yang sebelumnya telah diundang sosialisasi, diundang kembali untuk

mempresentasikan potensi ekonomi kreatif daerahnya. Perwakilan yang hadir

antara lain Kabupaten Batang, Kota Bandung, Belitung, Konawe Selatan,

Lhokseumawe, Tanjung Pinang, Balikpapan, Banjarmasin, Kayong Utara,

Manado, Mempawah, dan Sidoarjo.

1-2 SeptemberJakarta

Cimahi

Kota Bandung

Seleksi Asesor diadakan dalam 2 gelombang. Calon Asesor diminta menyiapkan Curricullum Vitae serta Karya tulis mengenai ekonomi

kreatif. Seleksi administrasi diikuti oleh wawancara, presentasi, dan workshop yang diselenggarakan di Hotel Aryaduta Bandung sehingga

menghasilkan 10 orang Asesor yang lolos seleksi dari 290 pendaftar

Juli

Kota Malang

Kota Bandung

Sosialisasi Program Pemeringkatan

Kabupaten/Kota Kreatif

Seleksi Asesor Program

Jakarta

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

46

Dilakukan evaluasi dan pemutakhiran program, serta perubahan judul kegiatan. Pemeringkatan diubah menjadi Penilaian

Mandiri, prosedur uji petik juga dievaluasi dan dilakukan perbaikan yang diharapkan

dapat mendorong partisipasi daerah.

Uji Petik Kota Manado, menghasilkan subsektor Musik sebagai subsektor

ekonomi kreatif unggulan daerah.

Peluncuran website kotakreatif.id sebagai

platform pengisian borang online dan profil daerah yang

telah diuji petik.

Berturut-turut dilakukan uji petik Kota Tanjung Pinang, Kota Balikpapan, Kota Banjarmasin, Sidoarjo, dan Mempawah. Pada uji petik ini, mulai dilakukan dengan model penandatanganan Berita Acara oleh Kepala Daerah.

Sosialisasi PMK3I tahun 2017 dilakukan dengan mengundang perwakilan 24 kabupaten/kota dan 3 Provinsi. Perwakilan daerah mengisi borang online pada website kotakreatif.id dipandu oleh asesor.

Sebanyak 42 perwakilan Kabupaten/Kota dan 5 perwakilan Pemprov (Sumatera Selatan, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Bengkulu) hadir pada kegiatan yang dilaksanakan di Hotel Grand Mercure. 42 perwakilan Kabupaten/Kota mempresentasikan hasil pengisian borang dan potensi ekraf di daerahnya.

Rapat sosialisasi lanjutan dilaksanakan dengan perwakilan daerah dari Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Tangerang, dan Palembang.

Seleksi administrasi dilakukan 3 Maret 2017 dan dilanjutkan dengan seleksi tahap II yaitu wawancara dan presentasi. Total pendaftar sebanyak 290 orang dan yang lolos hingga tahap wawancara dan presentasi sebanyak 80 peserta. Seleksi tahap II dilakukan di Semarang dengan model workshop. Tahap ini diikuti oleh 40 calon asesor hingga didapatkan 23 Asesor yang lolos sebagai Asesor PMK3I tahun 2017. Materi workshop meliputi pengenalan daerah, survey, asesmen potensi wilayah, paparan rantai nilai ekonomi kreatif, serta penilaian sikap dan karakter dari psikolog.

Dilakukan uji petik model simpul geografis pertama, dilaksanakan di Kota Pekalongan yang juga melibatkan Kabupaten Batang dan Kabupaten Pemalang. Selain untuk meningkatkan konektivitas dan integrasi antar daerah, model simpul geografis dilakukan untuk efisiensi waktu dan percepatan program.

Januari – Maret

FebruariMaret

November - Desember

1 - 15 Maret

23 Mei

21 April

Jakarta

PekalonganDesember

Seleksi Asesor 2017

Sosialisasi & Workshop Pengisian Borang PMK3I

Workshop Profil PMK3I/ Presentasi hasil pengisian borang

2017Penilaian Mandiri Kabupaten/

Kota Kreatif Indonesia (PMK3I)

47

Simpul Aceh (Bireuen & Sabang), Simpul Jawa Tengah (Solo, Grobogan, Sragen, Karanganyar),

Simpul DKI, Banten, Jabar (Kota Bandung, Bandung Barat, Majalengka, Kota Bekasi, Kota

Ambon, dan Simpul DI Yogyakarta.

Uji Petik Kota Padang

Revisi borang, revisi prosedur operasional standar, dan updating konten website

Peserta perwakilan pemerintah kab/kota Tanjung Pinang, Konawe Selatan, Manggarai Barat, dan Sleman. Peserta diundang dari daerah yang pernah berpartisipasi dalam program PMK3I maupun daerah yang akan diuji petik.

Peserta perwakilan pemerintah kab/kota Tanjung Pinang, Konawe Selatan, Manggarai Barat, dan Sleman. Peserta diundang dari daerah yang pernah berpartisipasi dalam program PMK3I maupun daerah yang akan diuji petik.

Uji Petik Kota Malang, Uji Petik Konawe Selatan, Uji Petik Kota Semarang.

Diskusi Ekosistem Subsektor Ekonomi Kreatif dengan para pakar di tiap bidang subsektor ekraf

Mei - Juli

Simpul NTT (Ngada, Sikka, Manggarai Barat), Simpul Bali (Gianyar, Denpasar)

Desember

Juni - Juli 15, 23-24 Agustus

Oktober

20-21 November

1 Maret

September

Uji Petik Simpul Geografis

Uji Petik Simpul Geografis

NTT dan Bali

Simulasi SOP PMK3I 2018

Dilakukan evaluasi dan pemutakhiran program, pemutakhiran dokumen pedoman, penyempurnaan

terhadap sistem termasuk website, mekanisme pengisian borang, dan penyederhanaan pertanyaan

borang untuk user-friendly material.

Sosialisasi PMK3I untuk calon pengusul pada Sosialisasi Bantuan Pemerintah Deputi Infrastruktur di Hotel Alila

Jakarta. Sebanyak 189 peserta yang hadir dapat berkonsultasi langsung mengenai prosedur PMK3I

sebagai salah satu syarat penerima Bantuan Pemerintah.

Januari – Maret 28 Februari

Sosialisasi uji coba borang baru

Jakarta

Jakarta

Jakarta

2018

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

48

Uji petik simpul Wonosobo yang melibatkan Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Magelang, dan Kota Salatiga.Merupakan masa peralihan borang model 2018 sehingga untuk sementara dilakukan pengisian borang manual

Uji Petik simpul Bandung yang melibatkan Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi.

Uji Petik Kabupaten Garut juga dilakukan secara paralel.

Pelatihan e-commerce oleh Alibaba untuk pelaku bisnis fesyen muslim diselenggarakan di Islamic Fashion Institute, dari Disbudpar Kota Bandung bekerjasama dengan Aksi Nusantara.

FGD Creative Cities Synergis Forum. Inisiasi dari Disporapar Provinsi Jawa Tengah.

Inisiasi penyusunan buku Kota Kreatif

Pada saat bersamaan juga ditandatangani Perjanjian Kerja Sama antara Direktorat Fasilitasi Infrastruktur Fisik dengan Disporapar Provinsi Jawa Tengah untuk mengaktivasi ekosistem ekraf provinsi Jawa Tengah.

Peluncuran Aplikasi Kota Kreatif di Playstore

21-24 Maret 7 Mei

21-25 Mei

Juli - Agustus

Juni

5 Juli

5 Juli

Pendukungan oleh Bekraf, Disbudpar Bandung dengan Narasumber KADIN, peserta dari komunitas fesyen hijab, kuliner, film, dan musik, diselenggarakan di Bandung Creative Hub.

Uji Petik Majalengka, Uji Petik Kutai Kartanegara, Uji Petik Kota Banda Aceh, Uji Petik Kabupaten Padang Pariaman, Uji Petik Kabupaten Gorontalo

23 Juli

Wonosobo

Kota Bandung, Kab. Garut

Kota Bandung

Kota Bandung

Semarang

Uji petik simpul Wonosobo

Aktivasi Ekosistem Ekraf Kota Bandung

Aktivasi Ekosistem Ekraf

Kota Bandung:

Workshop Kreasi Film

Aktivasi Ekosistem Ekraf

Jawa Tengah

49

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

50

Daftar Kabupaten/Kota yang Telah Uji Petik PMK3I

TAHUN 2017

Kota Tanjung Pinang

Kabupaten Belitung

Kota Pekalongan

Kabupaten Batang

Kabupaten Pemalang

Kabupaten Sidoarjo

Kabupaten Mempawah

Kabupaten Banjarmasin

Kabupaten Balikpapan

Kabupaten Kayong Utara

Kota Cimahi

Kabupaten/Kota Subsektor

Kabupaten/Kota Subsektor

Kota Sabang

Kabupaten Bireuen

Kota Padang

Kabupaten Bandung Barat

Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

Kabupaten Administrasi Jakarta Selatan

Kota Cilegon

Kota Tangerang Selatan

Kota Semarang

Kabupaten Grobogan

Kabupaten Kulon Progo

Kabupaten Bantul

Kota Yogyakarta

Kabupaten Gunung Kidul

Kabupaten Sleman

Kota Surakarta

Kabupaten Karanganyar

Kabupaten Sragen

Kota Malang

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

Seni Pertunjukan**

Kuliner*

Kriya**

Kriya**

Kriya**

Kuliner

Kuliner

Kriya

Aplikasi dan Pengembang Permainan**

Film, Animasi, dan Video*

Film, Animasi, dan video***

Kriya

Seni Pertunjukan

Seni Pertunjukan

Seni Pertunjukan

Film, Animasi dan Video

Seni Rupa

Kriya

Kriya

Fesyen

Kuliner

Kuliner

Kriya

Aplikasi dan Pengembang Permainan

Seni Pertunjukan

Film, Animasi dan Video

Seni Pertunjukan

Seni Pertunjukan

Seni Pertunjukan

Aplikasi dan Pengembang Permainan

TAHUN 2016

52

1

2

3

17

2

10

5

8

6

57

5

7

6 3

4

114

2

9

191316

18

10

19

620

22 2423

26

25

13

27

21

11

12

28

14

30

29

15

17

8

12

4

3

8

911

10

Tahun 2016

Tahun 2017

Tahun 2018

Kabupaten Gianyar

Kota Denpasar

Kabupaten Manggarai Barat

Kabupaten Sikka

Kabupaten Ngada

Kota Manado

Kabupaten Konawe Selatan

Kota Ambon

Kabupaten Administrasi Jakarta Pusat

Kota Bekasi

Kota Bandung

Seni Pertunjukan

Fesyen

Kriya

Kriya

Seni Pertunjukan

Musik

Kriya

Musik

Seni Pertunjukan*

Seni Pertunjukan*

Desain***

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

TAHUN 2018

Kota Salatiga

Kabupaten Magelang

Kabupaten Banjarnegara

Kabupaten Wonosobo

Kota Cimahi

Kota Bandung

Kabupaten Bandung

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Kuliner

Seni Rupa

Kuliner

Kuliner

Film, Animasi dan Video

Fesyen

Seni Pertunjukan

Kabupaten/Kota Subsektor

Seni Pertunjukan

Seni Pertunjukan

Kuliner

Kuliner

Seni Pertunjukan

Kuliner

Aplikasi dan Pengembang Permainan

Kabupaten Garut

Kabupaten Kutai Kartanegara

Kota Banda Aceh

Kota Padang Pariaman

Majalengka

Kabupaten Gorontalo

Kota Depok

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

*) : Belum tuntas hingga kesepakatan pada berita acara

**) : Berita Acara dengan format lama

***) : Data Uji Petik di-update pada tahun 2018

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

53

Uji Petik PMK3I

1.

2.

3.

Tujuan dilakukannya uji petik Penilaian Mandiri kabupaten/kota kreatif ini adalah untuk:

Bagi pemerintah pusat, “Sistem Ekonomi Kreatif Nasional” dapat menjadi pedoman dan justifikasi

fasilitasi/ program kepada para pelaku/komunitas ekonomi kreatif untuk mendorong percepatan

pembangunan ekonomi kreatif di Indonesia. Sedangkan bagi daerah, dapat menjadi indikator potensi dan

permasalahan untuk pembangunan ekonomi kreatif di wilayahnya. Selain itu, Peta Ekonomi Kreatif

Nasional dapat digunakan sebagai dasar fasilitasi dan/atau kolaborasi sebagai bagian dari upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat berkelanjutan.

Melakukan pemetaan ekosistem, potensi, best practice dan permasalahan pengembangan sistem ekonomi kreatif kabupaten/ kota sebagai bagian dari “Sistem Ekonomi Kreatif Nasional”

Sebagai acuan pengembangan ekonomi kreatif untuk kabupaten/kota, serta bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan pengembangan ekonomi kreatif.

Sebagai dasar kegiatan fasilitasi dan pengembangan ekonomi kreatif kabupaten/kota oleh quadruple-helix.

54

KABU

PATE

N/K

OTA

KRE

ATIF

Lang

kah

Ber

jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

SubsektorAplikasi dan Pengembang PermainanProfilkotakreatif.id/pdf/kota-cimahi

KOTA CIMAHI

SubsektorFashionProfilkotakreatif.id/pdf/kota-semarang

KOTA SEMARANG

SubsektorFilm, Animasi, dan VideoProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-sleman

KABUPATEN SLEMAN

SubsektorKriyaProfilkotakreatif.id/pdf/kota-pekalongan

KOTA PEKALONGAN

SubsektorKriyaProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-manggarai-barat

KABUPATEN MANGGARAI BARAT

SubsektorKriyaProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-sikka

KABUPATEN SIKKA

SubsektorKriyaProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-bantul

KABUPATEN BANTUL

SubsektorKriyaProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-batang

KABUPATEN BATANG

Profil Kabupaten/Kota Kreatif Salah satu hasil dari uji petik PMK3I adalah Profil

Kabupaten/Kota yang berisi mengenai deskripsi,

data, langkah/ kebijakan atau visi misi mengenai

subsektor unggulan terpilih. Profil tersebut

berfungsi menjadi representasi ekonomi kreatif

daerah yang diharapkan mampu berjejaring

dengan daerah yang lain di Indonesia. untuk

mendapatkannya bisa diunduh ataupun diakses

melalui kotakreatif.id.

Semenjak tahun 2016 terdapat 49

Kabupaten/Kota yang telah memiliki profil, dan

data ini akan terus bertambah seiring dengan

tingkat partisipasi Kabupaten/Kota yang lain atau

yang belum pernah mengikuti uji petik PMK3I

SubsektorAplikasi dan Pengembang PermainanProfilkotakreatif.id/pdf/kota-yogyakarta

KOTA YOGYAKARTA

SubsektorAplikasi dan Pengembang PermainanProfilkotakreatif.id/pdf/kota-malang

KOTA MALANG

SubsektorFashionProfilkotakreatif.id/pdf/kota-bandung

KOTA BANDUNG

SubsektorKriyaProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-pemalang

KABUPATEN PEMALANG

SubsektorKulinerProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-kulon-progo

KABUPATEN KULON PROGO

SubsektorKulinerProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-grobogan

KABUPATEN GROBOGAN

SubsektorKulinerProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-banjarnegara

KABUPATEN BANJARNEGARA

SubsektorKulinerProfilkotakreatif.id/pdf/kota-salatiga

KOTA SALATIGA

SubsektorKriyaProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-konawe-selatan

KABUPATEN KONAWE SELATAN

SubsektorKulinerProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-belitung

KABUPATEN BELITUNGSubsektorSeni PertunjukanProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-garut

KABUPATEN GARUTSubsektorSeni PertunjukanProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-bireuen

KABUPATEN BIREUEN

SubsektorSeni PertunjukanProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-bandung

KABUPATEN BANDUNG

SubsektorSeni PertunjukanProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-bandung-barat

KABUPATEN BANDUNG BARAT

SubsektorSeni PertunjukanProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-karanganyar

KABUPATEN KARANGANYAR

SubsektorSeni PertunjukanProfilkotakreatif.id/pdf/kota-padang

KOTA PADANG

SubsektorSeni PertunjukanProfilkotakreatif.id/pdf/kota-surakarta

KOTA SURAKARTA

SubsektorSeni PertunjukanProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-ngada

KABUPATEN NGADA

SubsektorKulinerProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-mempawah

KABUPATEN MEMPAWAH

SubsektorMusikProfilkotakreatif.id/pdf/kota-ambon

KOTA AMBON

SubsektorMusikProfilkotakreatif.id/pdf/kota-manado

KOTA MANADO

56

58

KABU

PATE

N/K

OTA

KRE

ATIF

Lang

kah

Ber

jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

57

Apa Kata Mereka

Sebagai Walikota Kota Padang, H Mahyeldi SP menyebutkan kesempatan

menjalani uji petik dari Tim PMK3I dari Badan Ekonomi Kreatif membuat

mereka menyadari akan beberapa persoalan yang mereka hadapi antara

lain minimumnya infrastruktur dan jejaring pemasaran, dan adanya

kebiasaan merantau di antara warganya sehingga membuat Sumber daya

Manusia unggulan mencari peluang yang lebih di luar tanah kelahirannya.

Kondisi saat ini dimana Kota Padang merupakan kota yang masih butuh

pengembangan sektor Ekonomi Kreatif secara prioritas, Walikota Padang

menyatakan bahwa “kekuatan kunci yang dimiliki oleh Kota Padang adalah

Sejarah dan Budaya, Sumber Daya Manusia berusia muda. Secara ekonomi,

kota ini bertumpu pada sektor pendidikan, pariwisata dan perdagangan

dengan potensi terbesar untuk dikembangkan di sektor pariwisata”.

Pada saat Uji Petik Tim PMK3I pada tahun 2017, ditemukan dan disepakati

oleh para aktor di Kota Padang bahwa subsektor Seni Pertunjukan menjadi

program akselerasi lokomotif untuk subsektor lainnya. H Mahyeldi

menyatakan penemuan dan kesepakatan ini merupakan “indikator penting

bahwa seni pertunjukan tengah berkembang pesat menjadi subsektor

Ekonomi Kreatif saat ini.” Ia mengharapkan agar “melalui penyelenggaraan

even terkait seni pertunjukan, kami Pemerintah Kota Padang sangat

berharap dapat menjadi wujud nyata dalam merealisasikan program

akselerasi ini dan mendapat dukungan sepenuhnya dari Badan Ekonomi

Kreatif untuk tahun tahun mendatang”.

H Mahyeldi SPWalikota Padang

“indikator penting bahwa seni pertunjukan tengah berkembang pesat menjadi subsektor Ekonomi Kreatif saat ini”

SubsektorSeni RupaProfilkotakreatif.id/pdf/kota-jakarta-selatan

KOTA JAKARTA SELATAN

SubsektorSeni PertunjukkanProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-gianyar

KABUPATEN GIANYAR

SubsektorSeni RupaProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-majalengka

KABUPATEN MAJALENGKA

SubsektorKulinerProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-wonosobo

KABUPATEN WONOSOBO

SubsektorFilm, Animasi, dan VideoProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-administrasi-kepulauan-seribu

KEPULAUAN SERIBU

SubsektorSeni PertunjukkanProfilkotakreatif.id/pdf/kota-bekasi

KOTA BEKASI

SubsektorKriyaProfilkotakreatif.id/pdf/kota-cilegon

KOTA CILEGON

SubsektorKriyaProfilkotakreatif.id/pdf/kota-tangerang-selatan

KOTA TANGERANG SELATAN

SubsektorKulinerProfilkotakreatif.id/pdf/kota-banda-aceh

KOTA BANDA ACEH

SubsektorSeni PertunjukkanProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-kutai-kartanegara

KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA

SubsektorSeni PertunjukanProfilkotakreatif.id/pdf/kota-tanjung-pinang

KOTA TANJUNG PINANG

SubsektorKulinerProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-sidoarjo

KAB. SIDOARJO

SubsektorKriyaProfilkotakreatif.id/pdf/kota-banjarmasin

KOTA BANJARMASIN

SubsektorAplikasi dan Pengembang PermainanProfilkotakreatif.id/pdf/kota-balikpapan

KOTA BALIKPAPAN

SubsektorFesyenProfilkotakreatif.id/pdf/kota-denpasar

KOTA DENPASAR

SubsektorSeni RupaProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-magelang

KABUPATEN MAGELANG

SubsektorKriyaProfilkotakreatif.id/pdf/kota-sabang

KOTA SABANG

SubsektorSeni PertunjukanProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-gunung-kidul

KABUPATEN GUNUNG KIDUL

SubsektorSeni PertunjukanProfilkotakreatif.id/pdf/kabupaten-sragen

KABUPATEN SRAGEN

59

Doortje MarpaungKetua Harian Dekranasda Kota Balikpapan

Sejak uji petik yang dilakukan oleh Tim PMK3I pada 2016 sampai saat ini,

Dekranasda Kota Balikpapan telah melakukan berbagai upaya

implementasi dan pencapaian dalam rangka pengembangan subsektor

ekonomi kreatif di Balikpapan. Upaya dan pencapaian tersebut berupa,

antara lain, terbentuknya pengurus Forum Ekonomi Kreatif Kota

Balikpapan, penyelenggaran pameran ekonomi kreatif sekaligus launching

e-commerce produk unggulan Kota Balikpapan yang didukung dengan

kerjasama bersama BNI 46, meraih piala Kota Terbaik Kategori Ekonomi

Kreatif dalam ajang SINDO Government Awards 2017 dan berbagai

pencapaian serta pembentukan dan pelaksanaan program ekonomi kreatif

lainnya.

Balikpapan, sesuai dengan rekomendasi dari Tim PMK3I yang menjadi saksi

dari kesepakatan antara para aktor di kota tersebut, memiliki subsektor

ekonomi yang layak untuk ditumbuh-kembangkan yakni Aplikasi dan

Pengembang Permainan. Pemerintah Kabupaten mendukung para pelaku

usaha ekonomi untuk mengaktivasi aplikasi yang dinamakan 6 Go yakni Go

Smart City, Go Kriya, Go Halal, Go Art, Go Pesona Wisata, dan Go Green.

Bagi Balikpapan, pengalaman uji petik yang dilaksanakan PMK3I membawa

manfaat yang cukup signifikan antara lain kegiatan tersebut menjadi

rujukan bagi penyusunan RPJMD dan RKPD Kota Balikpapan, dimana

program pengembangan industri kreatif mulai terakomodir di dalamnya di

tahun 2018, menjadi potret potensi daerah dalam pembangunan yang

berkelanjutan melalui sektor ekonomi kreatif, menjadi acuan untuk

pendampingan dan fasilitasi pemerintah pusat terhadap subsektor yang

telah terpilih (Aplikasi dan Pengembang Permainan, Kriya, dan Kuliner).

Saat ini Balikpapan telah memiliki peta persebaran industri kreatif yang

dilaksanakan para pelaku usaha ekonomi kreatif khususnya subsektor

Kuliner dan Kriya yang tersebar di seluruh kecamatan Kota Balikpapan.

Untuk selanjutnya, Dekranasda Balikpapan memiliki harapan agar PMK3I

dapat memperkuat sinergitas dan memperkokoh kolaborasi ekonomi

kreatif di tingkat nasional, memberikan dukungan fasilitasi dari Bekraf

terkait optimalisasi 3 subsektor terpilih bagi Kota Balikpapan.

Bagi Balikpapan, pengalaman uji petik yang dilaksanakan PMK3I membawa manfaat yang cukup signifikan

Eko Purnomo, SE, MMBupati Wonosobo

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

60

“Uji petik bagi kami bukan sekedar wahana untuk mencocokkan dokumen

tertulis yang kami kirimkan kepada Badan Ekonomi Kreatif dengan kondisi

faktual lapangan, tetapi juga merupakan bentuk pengakuan dan dukungan

Badan Ekonomi Kreatif kepada Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam

mengimplementasikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)

tahun 2016 – 2021, khususnya dalam pengembangan ekonomi kreatif.

Melihat begitu besarnya peran sektor ekonomi kreatif dalam peningkatan

kesejahteran masyarakat, maka sejak awal saya sudah mengikhtiarkan

pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Wonosobo, baik dalam konteks

berkreasi, produksi, pemasaran bahkan sampai pengembangan wirausaha.”

“Dari 16 subsektor dalam bidang ekonomi kreatif, Kabupaten Wonosobo

mengajukan 3 (tiga) subsektor sebagai unggulan, yaitu: Kuliner, Seni

Pertunjukan dan Fotografi. Setelah Tim Uji Petik PMK3I melakukan verifikasi

lapangan terhadap ketiga subsektor unggulan tersebut, maka akhirnya (tim)

merekomendasikan agar subsektor kuliner dijadikan pengungkit bagi

pertumbuhan ekonomi kreatif di Kabupaten Wonosobo. Dari sekian banyak

kuliner yang ada di Kabupaten Wonosobo dan yang tidak terdapat di daerah

lain adalah carica. Buah carica adalah buah yang sangat spesifik karena di

Indonesia hanya bisa tumbuh dan berbuah dengan baik serta bercitarasa khas

di Kawasan Dataran Tinggi Dieng. Pemerintah Kabupaten Wonosobo terus

berkomitmen mengembangkan buah carica baik sebagai produk unggulan

maupun sebagai fungsi penjaga kelestarian lingkungan kawasan dataran

tinggi dieng. Sedangkan dari sekian banyak seni pertunjukkan Wonosobo

sedang mengembangkan kesenian etnik/klasik yaitu Topeng Lengger dan

Bundengan. Kolaborasi Bundengan dan Topeng Lengger sudah menjadi

perhatian masyarakat luar negeri seperti Australia, Spanyol dan Belanda.”

“Keramahan, kesantunan dan kesabaran Tim Uji Petik Badan Ekonomi Kreatif

dalam mengarahkan, membimbing dan mengevaluasi kinerja jajaran

Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam pengembangan ekonomi kreatif

membuat saya secara pribadi dan jajaran Pemerintah Kabupaten Wonosobo

serta seluruh pelaku ekonomi kreatif sangat bangga dan tersanjung. Kami

semua hanya bisa mendoakan semoga semua ikhtiar dan kerja keras Bapak

Deputi beserta Tim Badan Ekonomi Kreatif senantiasa mendapat balasan

dari Allah S.W.T Tuhan Yang Maha Kuasa. Tidak lupa kami semua memohon

maaf atas semua yang salah dan kurang selama melayani Bapak Deputi

beserta timnya baik selama proses uji petik maupun selama berkomunikasi

dengan Badan Ekonomi Kratif. Sukses untuk Ekonomi Kreatif Indonesia...”

Melihat begitu besarnya peran sektor ekonomi kreatif dalam peningkatan kesejahteran masyarakat, maka sejak awal saya sudah mengikhtiarkan pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Wonosobo, baik dalam konteks berkreasi, produksi, pemasaran bahkan sampai pengembangan wirausaha

61

Saat ini, untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif, Pemerintah

Kabupaten Konawe Selatan tengah mengembangkan ekonomi kreatif pada

subsektor kerajinan. Bupati Konawe Selatan menyatakan bahwa

Pemerintah Kabupaten tetap “memberikan dukungan dan fasilitasi

terhadap pengembangan subsektor kerajinan limbah kayu yang ada di

Konawe Selatan.”

Bentuk dukungan Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan tersebut antara

lain dengan “Menerbitkan Surat Edaran Bupati tentang pengunaan mainan

edukasi karya pengrajin, memfasilitasi pengrajin secara bertahap untuk

mengikuti magang di Yogyakarta agar pengrajin memiliki sumber daya yang

dapat bersaing dengan daerah lain, serta membantu mempromosikan

produk pengrajin limbah kayu melalui event dalam dan luar daerah.” Di

masa mendatang, Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan berjanji “akan

selalu memberikan perhatian terhadap bentuk pengembangan ekonomi

kreatif yang ada di Kabupaten Konawe Selatan”.

Bagi Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan, manfaat uji petik yang

dilaksanakan oleh PMK3I dari Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif

yang diselenggarakan pada April 2017 antara lain adalah pihak Pemerintah

Kabupaten mendapatkan “dasar dalam pengembangan subsektor ekonomi

kreatif yang ada. Dan tentunya menjadi sebuah nilai tersendiri untuk

mendukung program pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan pada

sektor.”

Kesan mendalam Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan tentang uji petik

yang dilakukan oleh PMK3I adalah bahwa hal itu “menjadi pembelajaran

bagi Kabupaten Konawe Selatan untuk terus mengalih (mengolah) potensi

subsektor ekonomi kreatif,” yang tentunya “menjadikan kerajinan limbah

kayu sebagai salah satu produk unggulan yang ada di Kabupaten Konawe

Selatan. Pemerintah Kabupaten Konawe mengakui bahwa dengan

terpilihnya “subsektor kerajinan kayu, (maka hal ini) akan menjadi sebuah

tantangan bagi kami guna memajukan produk kerajinan kayu tersebut

sehingga layak bersaing dan memberi dampak ekonomi bagi masyarakat”.

Kesan mendalam Pemerintah Konawe tentang uji petik yang dilakukan oleh PMK3I adalah bahwa hal itu “menjadi pembelajaran bagi Kabupaten Konawe Selatan untuk terus mengalih (mengolah) potensi subsektor ekonomi kreatif,”

H. Surunuddin Dangga, S.T., M.M.Bupati Konawe Selatan

M. Ridwan KamilWalikota Bandung

KaTa

Kre

atif

Lang

kah

Jeja

ring

Kab

upat

en/K

ota

Kre

atif

Indo

nesi

a

62

program ini berpotensi untuk bermanfaat apabila mampu secara nyata mendorong pertumbuhan ekonomi tidak kurang dari 5% (per tahun), selain menumbuhkan transparansi untuk mendorong iklim politik yang kondusif dan digerakkan oleh kaum muda yang mandiri, bisa bersaing, ekstra skill, dan kompetitif.

Menyebut kegiatan dan kerja Tim PMK3I yang sudah dilaksanakan di

kotanya pada pertengahan 2018, M Ridwan Kamil, walikota Kota Bandung

2013-2018 menyatakan bahwa upaya untuk membangun Indonesia melalui

ekonomi kreatif adalah suatu kebangkitan. Menurutnya melalui program

Kabupaten dan Kota Kreatif, “Kebangkitan itu didasari pemetaan,

kesepakatan dan kolaborasi pelaku di setiap daerah yang dilakukan secara

mandiri dengan platform website dan aplikasi”.

Ia melihat bahwa melalui tool yang seperti website, Pemerintah Kota dan

Kabupaten dapat mengangkat keunggulan lokal sehingga bisa dikenal,

dibantu dan didorong untuk saling berkolaborasi. Ia berpendapat bahwa

“Karya luar biasa, inovasi, ide besar harus ditumbuhkan di semua pelosok

negeri, disebar-luaskan, kelangsungan dan keberhasilan bangsa Indonesia

ke depan sangat bergantung pada kemampuan kita saat ini untuk

menemukan dan mendorong kaum muda millenial untuk harus didorong

kompetitif”. Dalam testimoninya, Ridwan M Kamil mengingatkan bahwa

ekonomi kreatif sangat bergantung dari kualitas pelaku, dan talenta yang

mereka miliki.

Namun ia mempertanyakan apakah program ini sudah merangkul para

pelaku ekonomi kreatif dengan baik, dan apakah proses yang dilakukan

sudah memudahkan proses kreasi dan pada akhirnya mensejahterakan para

pelaku. Terlebih lagi apakah bagi para pelaku ada ruang dan infrastruktur

untuk mereka berkarya, selain upaya pemasaran hasil karya serta

perlindungan hak cipta mereka.

Ia beranggapan bahwa program ini berpotensi untuk bermanfaat apabila

mampu secara nyata mendorong pertumbuhan ekonomi tidak kurang dari

5% (per tahun), selain menumbuhkan transparansi untuk mendorong iklim

politik yang kondusif dan digerakan oleh kaum muda yang mandiri, bisa

bersaing, ekstra skill, dan kompetitif. Ia juga berharap agar proses yang

dirancang untuk menggerakan program ini mampu menyentuh mesin

birokrasi dan pola pikir para pelaku ekonomi kreatif di masyarakat.

Pesannya dalam mengevaluasi kegiatan Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota

Kreatif Indonesia yang telah dilaksanakan Tim PMK3I adalah agar tim tetap

memperkuat peluang kolaborasi antar kabupaten dan kota atau antar

subsektor kreatif yang akan membanggakan Indonesia.

Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I)Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif Indonesia

www.kotakreatif.id

Kota Kreatif

[email protected]

Catatan ini merekam niat, proses, testimoni, dan keunggulan yang dijumpai dalam perjalanan program Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia sejak 2016 yang merupakan bekal untuk menunjang niatan belajar sepanjang waktu dan mengajak keterlibatan pelaku secara lebih luas. Catatan ini dilengkapi muatan transparan sesuai dengan niat yang diemban.

Catatan ini adalah rekaman dari upaya bersama untuk menghidupkan eksosistem ekraf nasional dengan merangkul proses aktivasi di tingkat kabupaten dan kota serta dinamika kreatifitas di masing-masing subsektor kreatif.

Catatan ini didasari oleh kesadaran bahwa keberlanjutan suatu bangsa tidak berhenti pada angka pertumbuhan ekonomi yang positif tetapi juga berkurangnya kesenjangan, baik secara geografis, kelompok maupun aras.

Catatan ini merupakan rekaman ekonomi kreatif berbasis talenta, kekayaan budaya dan komoditas yang menjanjikan proses yang lebih berkelanjutan karena lebih inklusif, lebarnya spektrum keberhasilan, konsistensi karya dan apresiasi atas kekayaan budaya dan alam yang lebih baik.