Upload
thunder-blossom
View
1.051
Download
181
Embed Size (px)
DESCRIPTION
KIMIA
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mempelajari perbedaan antara gaya gesek statis dan kinetik.
2. Mencari nilai koefisien gesek antara bidang dan balok
3. Mempelajari faktor yang mempelajari besar koefisien gesek.
1.2 LANDASAN TEORI
Bila dua benda saling menyentuh, seperti saat benda saat benda yang
bergerak di atas sebuah permukaan maka akan mendapat hambatan terhadap
geraknya, yang disebabkan dari benda berinteraksi dengan sekelilingnya.
Hambatan itu disebut dengan gaya gesek.
Ketika dua benda saling bersentuhan, seperti sebuah kotak yang terletak di
atas lantai, suatu hambatan akan melawan gerak relatif benda tersebut, misalkan
kita dorong kotak tersebut hingga mempunyai kecepatan, setelah itu kita lepaskan
di atas lantai, maka kotak itu akan bergerak semakin pelan dan akhirnya berhenti.
Berhenti itu disebabkan dari hilangnya momentum yang menandakan adanya
suatu gaya yang melawan gerakan dari kotak tersebut. Gaya ini disebut dengan
gerakan meluncur (kinetik). Hal ini dapat disebabkan oleh interaksi yang terjadi
antara molekul-molekul kedua benda yang bersentuhan, interaksi ini disebut
kohesi atau adehesi yang dilihat dari sama atau bedanya bahan dari benda
tersebut. Secara eksperimen kita dapat membuktikan bahwa gaya gesek adalah
gaya yang berarah melawan arah gerak benda, gaya gesek muncul ketika dua buah
permukaan benda saling bersentuhan atau bergesek. Benda-benda yang dimaksu
tidak hanya benda padat namun juga benda cair ataupun gas. Gaya gesek yang
disebabkan oleh dua buah benda padat disebut dengan gaya gesek statis dan gaya
gesek kinetis. Sedangkan gaya antara benda padat dan cair maupun gas disebut
dengan gaya stookes.
Secara umum, gaya gesek dapat ditulis suatu ekspansi deret, yaitu
f=bvv
−b1 v2−b2 v
2 vv
Dimana suku pertama adalah gaya gesek yang dikenal dengan gaya statis dan
kinetis. Sedangkan suku dan ketiga adalah gaya gesek benda dalam fluida.
Gaya gesek merupakan akumulasi dari interaksi mikro antara kedua
permukaan yang saling bersentuhan. Gaya-gaya yang bekerja antara lain gaya
elektrostatis pada masing-masing dari permukaan benda yang bersentuhan, dahulu
diyakini permukaan-permukaan yang akan menyebabkan gaya gesek (koefisien
gesek) menjadi lebih kecil nilainya dibanding dengan permukaan benda yang
kasar, akan tetapi tidak lagi demikian dengan konstruksi mikro (nano) pada
permukaan benda dapat menyebabkan gesekan menjadi minimum, bahkan
elektron tidak dapat lagi membasahinya.
Antara dua buah benda yang saling bergerak lurus terdapat dua buah jenis
gaya gesek, yaitu gaya statis dan gaya gesek kinetis.
a. Gaya gesek statis
Gaya gesek statis adalah gerakan lurus antara dua benda padat yang tidak
dapat bergerak relatif antara satu dengan yang lainnya. Gaya gesek statis juga
terjadi pada bidang dan balok, gaya gesek dapat mencegah benda meluncur ke
bawah bidang miring. Koefisien gesek statis dinotasikan dengan s dan umumnya
lebih besar dari gaya atau koefisien gesek kinetis. Gaya yang diaplikasikan tepat
sebelum benda bergerak akan menghasilkan gaya statis. Gaya gesekan maksimum
antara dua permukaan sebelum terjadi adalah hasil dari koefisien gesek statis
dikalikan gaya normal.
f = s . fn
Ketika tidak ada gesekan yang terjadi, gaya gesek tersebut memiliki nilai nol
hingga gaya gesek maksimum yang berusaha untuk menggerakan salah satu benda
akan, oleh gaya gesek setara dengan besar gaya tersebut, namun berlawanan arah.
b. Gaya gesek kinetik
Gaya gesek kinetik adalah dinamis terjadi ketika dua benda satu sama
lainnya saling bergesekan. Koefisien gaya gesek kinetik biasanya dinotasikan
dengan k dan selalu lebih kecil dibandingkan dengan gaya statis, walaupun
dengan materi yang sama.
Rumus untuk koefisien gesek sering dinyatakan dengan:
s = tan
rumus ini merupakan rumus yang digunakan sebagai cara mengukur koefisien
dalam mode I. Sebagai contoh, apabila kita mempunya sebuah balok kayu, kita
ingin mengetahui berapa koefisien gesek kinetik antara balok dengan permukaan
kayu. Cara yang dilakukan adalah dengan meletakkan balok tersebut di atas kayu,
lalu diangkat (miring terhadap horizontal) sedikit demi sedikit hingga pada saat
kemiringan tertentu balok tersebut mulai bergerak, sudut inilah merupakan
nilainya.
Bila benda bergerak ke atas sepajang bidang miring gaya-gaya yang akan
bekerja adalah:
a. Berat benda ( w = m . g )
b. Gaya normal (N) dari bidang miring terhadap benda
c. Gaya gesek fs yang berlawanan arah
SIFAT-SIFAT GESEKAN
1. Jika sebuah benda tidak bergerak, maka fs dan F (komponen F sejajar terhadap
permukaan) seimbang satu sama lain fs = - F
2. Besar gaya gesek maksimum fs, maks = sF dengan sebagai koefisen statis.
3. Saat benda meluncur, gaya gesek turun hingga fk dengan fk = sF
Jika dua benda dihubungkan dengan seutas tali melewati katrol, maka benda akan
tepat bergerak bila m2 dan m1 memenuhi persamaan :
m2 = sm1
Bila sistem 2 benda itu terletak pada bidang miring, maka percepatan dari benda
kedua tersebut adalah :
a=m2−m1(sin θ+k cosθ)
m 1+m2g
Hukum yang mempengaruhi koefisien adalah :
a. Hukum Newton I, “Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan
nol maka benda akan diam”.
b. Hukum Newton II, Percepatan yang timbul oleh gaya pada benda berbanding
lurus dengan gaya dan berbanding terbalik dengan masa benda.
c. HukumNewton III, Gaya aksi = - reaksi
BAB II
PROSEDUR KERJA
2.1 ALAT DAN BAHAN
a. Peralatan bidang miring dengan katrol
Digunakan sebagai media dalam perhitungan koefisien gesek.
b. Balok
Digunakan sebagai alat dalam pengukuran gesek statis dan koefisien gesek
kinetik dalam hal massa.
c. Silinder logam
Digunakan dalam pengkuran koefisien kinetik, yaitu sebagai katrol atau massa
2, juga media ukur.
d. Mistar
Digunakan untuk mengukur panjang pergerakan atau panjang benda.
e. Tali/benang
Digunakan untuk media pengikat dalam percobaan koefisien kinetik.
3.2 CARA KERJA
a. Koefisien gesek statik metode I
1. Massa dari balok kayu ditimbang (m1)
2. Balok kayu diletakkan di atas papan
3. Secara perlahan, salah satu ujung papan diangkat sehingga terbentuk sudut
dengan bidang datar.
4. Papan ditahan saat balok kayu tepat bergerak.
5. Sudut yang terbentuk antara papan dan bidang datar diukur.
6. Ulangi langkah 2 s/d 5 sebanyak 5 kali.
7. Percobaan ini diulangi pada permukaan yang lain.
b. Koefisien gesek statis metode II
1. Tentukan massa balok yang akan digunakan.
2. Bidang datar diletakkan di atas meja dengan posisi = 0o.
3. Balok kayu ditaruh di atas kayu tersebut.
4. Untuk menarik balok digunakan pegas.
5. Catat angka yang ditunjukkan saat balon akan bergerak.
6. Tentukan massa yang sebanding dengan nilai yang ditunjukkan pegas.
7. Ulangi percobaan dengan massa balok yang divariasikan.
c. Koefisien gesek kinetik
1. Massa m1 dan m2 ditimbang.
2. Sistem percobaan disusun.
3. Sudut diatur sehingga tan = 0,25
4. Jarak yang ditempuh balok dan waktu tempuhnya ditentukan.
5. Percobaan diulangi untuk harga tan yang bervariasi.
JURNALKOEFISIEN GESEK (M6)
A. Menentukan Koefisien Gesek Statis
1. Metode INo.
m (g) x (cm) y (cm)
1.KARPET
81,1
80,95 42 2769,5 25,5 20
2.KAYU
71,6
86,4 25,5 1671,5 22 17
3.TRIPLEK
193,4
75,5 47 3166 39 30
2. Metode IINo.
m (g) F (N)
1.KARPET
81,1
0,10,1
2.KAYU127,1
0,310,31
3.TRIPLEK
193,4
0,580,57
B. Menentukan Koefisien Gesek Kinetis
No. m1 m2 x (cm) y (cm) tan s (cm) t (s)
1.KARPET
77,6
81,1 98 25,5 0,26 14 95 1,6698 25,5 0,26 14 95 1,69
2.KAYU
71,6
127,1 98 25,5 0,26 14 95 0,6698 25,5 0,26 14 95 0,69
3.TRIPLEK
48,9
193,4 98 25,5 0,26 14 95 0,598 25,5 0,26 14 95 0,5
Mengetahui :
Asisten
YOLANI
Rekan kerja :
1. HUSNUL IHSAN
2. SHINDY PALANDRIKA
3. LAURA AJENG DYALOVA
Padang, 30 September 2013
Praktikan
Galih Imami Ramadhana
NBP : 1310922042
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN
3.1 JURNAL (TERLAMPIR)
3.2 PERHITUNGAN
3.2.1 Menentukan koefisien gesek statis
A. Metode I
1. Balok Karpet
(i) x = 80,5 cm m = 81,1 gr
y = 42 cm
s = tan = arc tan
= y/x = tan-1 (0,52)
= 42/80,5 = 27,60
= 0,52
Tabel A.1
No. m (g) x (cm) y (cm) s
1.
2.
81,1
81,1
80,5
69,5
42
25,5
27
20
0,52
0,36
s= s1+s 22
=0,44
Tabel A.2
No. s s (s - s) (s - s)2
1.
2.
0,52
0,36
0,44
0,44
0,08
-0,08
0,0064
0,0064
0,0128
RM = √∑ (s−s)2
n−1
= √ 0,01282−1
= 0,11
RM =RMsx 100 %=0,11
0,44x 100 %=2,5 %
2. Balok Kayu
(i) x = 86,4 cm m = 71,6 gr
y = 25,5 cm
s = Tan = arc tan
= y/x = tan-1 (0,29)
= 0,295 = 16,4 o
Tabel A.3
No. m (g) x (cm) y (cm) s
1.
2.
71,6
71,6
86,4
71,5
25,5
22
16
16
0,29
0,30
s= s1+s 22
=0,295
Tabel A.4
No. s s (s - s) (s - s)2
1.
2.
0,29
0,30
0,295
0,295
-0,005
0,005
0,000025
0,000025
0,00005
RM = √∑ (s−s)2
n−1
= √ 0,000052−1
= 0,007
RM =RMsx 100 %= 0,07
0,295x100 %=2,3 %
3. Balok Triplek
(i) x = 75,5 cm m = 193,4 gr
y = 47 cm
s = Tan = arc tan
= y/x = tan-1 (0,62)
= 47/75,5 = 31 o
= 0,62
Tabel A.5
No. m (g) x (cm) y (cm) s
1.
2.
193,4
193,4
75,5
66
47
39
31
30
0,62
0,59
s= s1+s 22
=0 ,605
Tabel A.4
No. s s (s - s) (s - s)2
1. 0,62 0,605 0,015 0,000225
2. 0,59 0,605 -0,015 0,000225
0,00045
RM = √∑ (s−s)2
n−1
= √ 0,0004 52−1
= 0,021
RM =RMsx 100 %=0,021 0,07
0,605x100 %=3 ,4 %
B. Metode II
1. Balok Karpet
(i) m = 81,1 gr F = 0,1 N
s = Fm. g
= 0,1
81,1 .10
= 0,00012
Tabel B.1
No. m (gr) F (N) s
1.
2.
81,1
81,1
0,1
0,1
0,00012
0,00012
s= s1+s 22
=0,00012
Tabel B.2
No. s s (s - s) (s - s)2
1. 0,00012 0,00012 0 0
2. 0,00012 0,00012 0 0
0
RM = √∑ (s−s)2
n−1
= √ 02−1
= 0
RM =RMsx 100 %= 0
0,00012x100 %=0 %
2. Balok Kayu
(i) m = 127,1 gr F = 0,31 N
s = Fm. g
= 0,31
127,1.10
= 0,00024
Tabel B.3
No. m (gr) F (N) s
1.
2.
127,1
127,1
0,31
0,31
0,00024
0,00024
s= s1+s 22
=0,00024
Tabel B.4
No. s s (s - s) (s - s)2
1.
2.
0,00024
0,00024
0,00024
0,00024
0
0
0
0
0
RM = √∑ (s−s)2
n−1
= √ 02−1
= 0
RM =RMsx 100 %= 0
0,00024x 100 %=0%
3. Balok Triplek
(i) m = 193,41 gr F = 0,58 N
s = Fm. g
= 0,58
193,4 .10
= 0,00029
Tabel B.5
No. m (gr) F (N) s
1.
2.
193,4
193,4
0,58
0,57
0,000299
0,000294
s= s1+s 22
=0,0002965
Tabel B.6
No. s s (s - s) (s - s)2
1.
2.
0,000299
0,000294
0,0002965
0,0002965
0,0000025
-0,0000025
0
0
0
RM = √∑ (s−s)2
n−1
= √ 02−1
= 0
RM =RMsx 100 %=0 %
C. Metode III
1. Balok Karpet
(i) m1 = 77,6 cm m2 = 81,1 gr
x = 98 cm s = 95 cm
y =25,5 cm t = 1,66 s
tan = y/x = arc tan
= 25,5 / 98 = tan-1 (0,26)
= 0,26 = 140
k=
2 s
t 2(m 1+m2 )+(m 2−m 1sin❑)g
m 1gcos❑
¿
2 .95
(1,66 )2(77,6+81,1 )+(81,1−77,6 .sin 14 ) .10
77,6 .10 .cos14
¿15
Tabel C.1
No. m1 m2 x y s t k
1.
2.
77,6
77,6
81,1
81,1
98
98
25,5
25,5
14
14
95
95
1,66
1,69
15
14
Tabel C.2
No. k k (k - k) (k - k)2
1.
2.
15
14
14,5
14,5
0,5
-0,5
0,25
0,25
0,5
RM = √∑ (k−k )2
n−1
= √ 0,52−1
= 0,7
RM =RMsx 100 %= 0,7
14,5x100 %=4,8 %
2. Balok Kayu
(i) m1 = 71,6 cm m2 = 127,1 gr
x = 98 cm s = 95 cm
y =25,5 cm t = 0,66 s
tan = y/x = arc tan
= 25,5 / 98 = tan-1 (0,26)
= 0,26 = 140
k=
2 s
t 2(m 1+m2 )+(m 2−m 1sin❑)g
m 1gcos❑
¿ 2 .95
(0 ,66 )2¿¿
¿1 ,6
Tabel C.3
No. m1 m2 x y s t k
1.
2.
71,6
71,6
127,1
127,1
98
98
25,5
25,5
14
14
95
96
0,66
0,09
1,6
1,7
k= k 1+k 22
=1,6+1,72
=1,65
Tabel C.4
No. k k (k - k) (k - k)2
1.
2.
1,6
1,7
1,65
1,65
0,05
-0,05
0,0025
0,0025
0,005
RM = √∑ (k−k )2
n−1
= √ 0 ,00 52−1
= 0,07
RM =RMsx 100 %=0 ,07
1,6 5x100%=4,2%
3. Balok Triplek
(i) m1 = 48,9 cm m2 = 193,4 gr
x = 98 cm s = 95 cm
y =25,5 cm t = 0,5 s
tan = y/x = 14
= 25,5 / 98 = tan-1 (0,26)
= 0,26 = 140
k=
2 s
t 2(m 1+m2 )+(m 2−m 1sin❑)g
m 1gcos❑
¿ 2 .95
(0 ,5 )2¿¿
¿3,8
Tabel C.5
No. m1 m2 x y s t k
1.
2.
48,9
48,9
193,4
193,4
98
98
25,5
25,5
14
14
95
95
0,5
0,47
3,8
3,6
k= k 1+k 22
=3,8+3,62
=3,7
Tabel C.6
No. k k (k - k) (k - k)2
1.
2.
3,8
3,6
3,7
3,7
0,1
-0,1
0,01
0,01
0,02
RM = √∑ (k−k )2
n−1
= √ 0 ,022−1
= 0,14
RM =RMsx 100 %=0 ,14
3,7x100 %=3,7 %
3.3 ANALISA
Percobaan dengan metode I dengan objek balok yang mempunyai
permukaan berbeda, nilai dari koefisien gesek hanya berasal dari kemiringan
bidang tempat peletakkan objek balok tersebut. Objek balok dengan permukaan
karpet akan mengalami koefisien yang lebih besar dari objek lain. Hal tersebut
sesuai dengan teori kehalusan benda akan mempengaruhi koefisien gesek benda
tersebut. Pada objek balok yang mempunyai permukaan kayu, nilai koefisien yang
didapat akan lebih kecil daripada nilai koefisien gesek objek dengan permukaan
karpet; kayu yang lebih halus daripada karpet akan menghasilkan bidang miring
yang lebih kecil dari objek karpet sehingga akan mempunyai koefisien gesek yang
juga lebih kecil daripada objek dengan permukaan karpet. Berbeda dengan objek
dengan permukaan triplek yang seharusnya mempunyai nilai koefisien yang lebih
kecil daripada objek yang lain, tetapi merupakan objek dengan koefisien gesek
terbesar. Ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ialah kesalahan
praktikan ketika melakukan percobaan, namun hal ini tidaklah terjadi pada
percobaan kali ini, karena data kedua yang diujikan juga mengacu pada koefisien
yang sama. Faktor lain ialah berat balok triplek yang mempunyai massa dua kali
lipat dari objek yang lain.
Percobaan dengan metode II yang akan mengukut koefisien gesek benda
dari nilai gaya (F) yang diberikan kepada benda itu sendiri. Pada percobaan
dengan metode II ini, hal-hal yang mempengaruhi koefisien gesek adalah gaya,
massa benda serta gaya gravitasi. Percobaan ini dilakukan dengan bantuan pegas,
pada benda dengan permukaan karpet, gaya yang diberikan cukup kecil, ini juga
dipengaruhi oleh massa objek yang merupakan massa terkecil dari objek benda
yang lain. Objek balok dengan permukaan kayu mempunyai gaya yang lebih besar
dibandingkan dengan balok karpet, selain permukaan benda yang licin, massa
benda juga mempengaruhi koefisien dengan metode II. Objek dengan permukaan
triplek merupakan objek dengan koefisien gesek terbesat, ini dipengaruhi oleh
massa balok yang sangat besat dibandingkan dengan objek uji lainnya.
Pada percobaan dengan metode I dan metode II bisa dilihat beberapa hal
yang ikut mempengaruhi koefisien benda. Pada metode I, objek dengan
permukaan kayu yang mempunyai massa terkecil dari objek uji lain akan
mempunyai nilai koefisien yang lebih kecil juga, karena ketika balok dengan
permukaan kayu diletakkan di atas permukaan, lalu permukaan tersebut diangkat
perlahan-lahan, massa balok yang lebih kecil tidak akan mempengaruhi gaya akan
benda yang akan membuat benda tersebut dengan mudahnya meluncur pada
kemiringan yang tidak terlalu curam. Pada objek balok triplek balok yang
mempunyai massa terbesar, kemiringan yang diperlukan untuk membuat benda
tepat bergerak akan besar juga. Pada percobaan dengan metode II, massa juga ikut
mempengaruhi nilai koefisien gesek benda, dimana balok dengan permukaan
triplek yang mempunyai nilai koefisien yang lebih besar.
Percobaan menentukan koefisien gesek kinetik, nilai koefisien gesek
kinetik ini banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Massa, semakin besar massa benda yang menjadi m2, maka semakin
besar pula nilai koefisien gesek yang akan didapatkan, massa ini akan
mempengaruhi waktu ketika m2 turun m1 yang mempunyai berat yang
lebih kecil akan cepat tertarik dan nilai koefisien gesek kinetik yang
dihasilkan semakin besar.
2. Waktu, semakin besar waktu maka semakin banyak nilai koefisien
yang didapatkan, ini sama halnya dengan massa.
3. Jarak, jarak akan mempengaruhi waktu tempuh.
4. Kemiringan, kemiringan dalam koefisien gesek kinetik juga ikut ambil
bagian dalam mempengaruhi nilai koefisien yang akan dihasilkan.
5. Jenis bensa, faktor ini juga mempengaruhi, sebagai contoh balok
dengan permukaan triplek akan melaju lebih cepat dibandingkan
karpet, serta mempunyai nilai koefisien yang lebih besar.
Pada percobaan untuk mencari nilai koefisien gesek ini, nilai ralat yang
didapatkan tidak ada yang melebihi syaratnya, ini menandakan praktikum yang
dilakukan telah berlangsung dengan baik dan benar, walau masih ada kesalahan,
kesalahan tersebut tidak terlalu bersifat fatal pada hasil akhir dari praktikum.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang didapat dari percobaan, yaitu:
1. Koefisien gesek statis ada ketika benda akan tepat bergerak, sedangkan
koefisien gesek kinetik ada ketika benda telah bergerak.
2. Koefisien gesek sangat mempengaruhi oleh massa benda, selain itu
kekasaran permukaan benda juga mempengaruhi nilai koefisien gesek.
3. Faktor-faktor yang ikut mempengaruhi nilai koefisien gesek adalah:
- massa benda
- jenis permukaan benda
- gaya
4.2 SARAN
Untuk praktikan agar lebih teliti ketika pembacaan nilai, angka serta
besaran, agar tidak merusak hasil akhir yang akan didapat. Praktikan juga
diharapkan sudah tahu tentang hal yang akan dipraktikumkan agar tidak terjadi
kerancuan ketika praktikum.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Dalam hal apakah gaya gesek sangat diperlukan:
- Pada pengereman kendaraan bermotor.
- Pada ban kendaraan, agar tidak terjadi slip.
- Pada alas kaki, agar tidak terpelesat di permukaan licin
Dalam hal apakah koefisien gesek diusahakan sekecil mungkin:
- Pada mesin dalam kendaraan, agar tidak cepat terjadinya aus mesin.
2. Buktikan persamaan (2), (3), (4) !
3. Bisakah koefisien gesek mencapai nilai lebih besar dari 1,0?
- Bisa.
4. Buktikan percepatan silinder yang bergerak pada bidang miring.
5. Berdasarkan persamaan (3) dapat diartikan bahwa koefisien gesek statik antara
2 permukaan tergantung dari kemiringan permukaan tersebut, jelaskan!
- Jika kemiringan yang ada pada bidang miring besar, maka massa2 akan
mengalami tarikan yang lebih besar dari massa1 sehingga koefisien geseknya
lebih kecil.
6. Jika benda mengalami gaya aksi dan reaksi dengan besar yang sama dan arah
yang berlawanan, mengapa jumlah vektor gaya pada sebuah benda tidak nol.
Jelaskan!
- . .
7. Apa yang mempengaruhi gaya gesek statis dan kinetik!
- gaya normal (N)
- gaya gravitasi
- kemiringan ()
8. Sebuah buku didorong di atas bidang miring yang kasar sehingga bergerak ke
atas. Buku akan berhenti dan meluncur turun ke titik awal. Apakah waktu yang
dibutuhkan sama? Bagaimana bila bidang miring tanpa gesekan!
- Waktu yang dibutuhkan adalah sama karena percepatan ditentukan oleh
gravitasi yang sama.
- Waktu akan tetap sama.
9. Buatlah bagan perkiraan data!
- Pada metode I, koefisien ditentukan oleh kemiringan dari bidang permukaan
serta permukaan benda, semakin curam kemiringan dari bidang permukaan,
maka akan tepat bergerak balok tersebut. Semakin halus permukaan benda,
makin kecil kemiringan yang dibutuhkan untuk tepat akan bergerak.
- Pada metode II, koefisien benda serta gaya yang diberikan pada balok akan
semakin besar berdasarkan pada permukaan benda, kasar atau licinkah
permukaan benda tersebut.
- Pada metode III, koefisien gesek kinetik bergantung pada massa benda II,
semakin besar massa benda, maka semakin cepat pula waktu yang dibutuhkan.