23
Laporan Praktikum PLANT ANATOMY AND PHYSIOLOGY “TRANSPIRASI” DISUSUN OLEH NAMA : WAHYUNI NIM :F05112025 KELOMPOK: 4 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Lap Prak 4 Transpirasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

biologi

Citation preview

Page 1: Lap Prak 4 Transpirasi

Laporan Praktikum

PLANT ANATOMY AND PHYSIOLOGY

“TRANSPIRASI”

DISUSUN OLEH

NAMA : WAHYUNI

NIM :F05112025

KELOMPOK: 4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2014

Page 2: Lap Prak 4 Transpirasi

ABSTRACT

Water is the source of life for living organisms, not least with plants. Loss of

water in vapor form from the cell surface life cells in plants is called

transpiration. transpiration can occur in all parts of the plant, while the plant is

still alive. Transpiration occurs mainly on the leaf surface. Transpiration from

leaf surfaces primarily takes place through stomata is called transpiration

stomata, but some are through the cuticle (cuticle transpiration). Transpiration

can be influenced by factors in the environment. Factors influencing transpiration

is the amount and location of stomata, thick and thin leaf surface, thick and thin

cuticle. While the environmental factors that influence transpiration is light,

temperature, humidity, wind and soil water content. Therefore, by observing the

plant Coleus sp. leaf transpiration rate can be determined by measuring the rate

of water absorption photometric method. The aimed of this practicum is to

measure the time the leaf transpiration rate indirectly by measuring the rate of

water absorption. based on the observations that have been made in several

conditions indicate that outcome absorption that is different, that is the condition

under the sun transpiration rate was 22.5 X10-5, while the front of the fan and in

the lab table shows the same transpiration rate is 1.667 X10-5.

Keywords: water, Coleus sp. , Transpiration

ABSTRAK

Air merupakan sumber kehidupan bagi mahluk hidup , tak terkecuali

dengan tumbuhan. Kehilangan air dalam bentuk uap dari permukaan sel sel

hidup pada tumbuhan disebut transpirasi . transpirasi ini dapat terjadi pada

semua bagian tumbuhan, selagi tumbuhan tersebut masih hidup. Transpirasi ini

terjadi terutama pada permukaan daun . Transpirasi dari permukaan daun

terutama sekali berlangsung melalui stomata disebut juga transpirasi stomata,

tetapi ada pula yang melalui kutikula ( transpirasi kutikula ). Transpirasi dapat

dipengaruhi oleh faktor dalam dan lingkungan. Faktor dalam mempengaruhi

transpirasi adalah jumlah dan letak stomata, tebal dan tipis permukaaan daun,

Page 3: Lap Prak 4 Transpirasi

tebal dan tipisnya kutikula. Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi

transpirasi adalah cahaya, suhu, kelembaban uadara, angin dan kandungan air

tanah. Oleh sebab itu, dengan melakukan pengamatan pada tanaman Coleus sp.

dapat diketahui kecepatan transpirasi daun dengan mengukur kecepatan absorpsi

airnya menggunakan metode fotometri. Adapun tujuan dari praktikum kali ini

adalah mengukur kecepatan transpirasi daun secara tidak langsung dengan

mengukur kecepatan absorbsi airnya . berdasarkan pengamatan yang telah

dilakukan dalam beberapa kondisi yaitu menunjukan asil absorbsi yang berbedda

beda , yaitu dalam kondisi di bawah matahari kecepatan transpirasinya adalah

22,5X10-5, ssedangkan ddidepan kipas angin dan di meja praktikum menunjukan

kecepatan transpirasi yang sama yaitu 1,667X10-5.

Kata kunci : air, Coleus sp. ,transpirasi

PENDAHULUAN

1 Pengertian Transpirasi

           Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh-tumbuhan dalam bentuk uap

melalui stomata, kutikula atau lentisel (Soedirokoesoemo, 1993).

Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang

lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat kecil dibanding

dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya

jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang

hilang melalui stomata. Transpirasi merupakan bagian dari siklus air, dan itu

adalah hilangnya uap air dari bagian tanaman (mirip dengan berkeringat),

terutama pada daun tetapi juga di batang, bunga dan akar.

Permukaan daun yang dihiasi dengan bukaan yang secara kolektif disebut

stomata, dan dalam kebanyakan tanaman mereka lebih banyak pada sisi bawah

dedaunan. Transpirasi juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan

aliran massa nutrisi mineral dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar

ke daun disebabkan oleh penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari

tumbuhan karena difusi air dari stomata ke atmosfer. Air diserap pada akar dengan

osmosis, dan semua nutrisi mineral dilarutkan perjalanan dengan melalui xilem.

Lebih dari 20 % air yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air.

Page 4: Lap Prak 4 Transpirasi

Sebagian besar uap air yang ditranspirasi oleh tumbuhan tingkat tinggi berasal

dari daun selain dari batang, bunga dan buah.Transpirasi menimbulkan arus

transpirasi yaitu translokasi air dan ion organik terlarut dari akar ke daun melalui

xilem     ( Siregar. 2003: 84).

Uap air berdifusi dari ruangan udara yang lembap pada daun ke udara yang

lebih kering melalui stomata. Penguapan dari lapisan tipis air yang melapisi sel-

sel mesofil mempertahankan kelembapan tinggi ruangan udara itu. Kehilangan air

ini menyebabkan lapisan tipis air itu membentuk meniskus, yang semakin lama

semakin cekung ketika laju transpirasi meningkat. Terbentuknya meniskus ini

terjadi karena kombinasi kedua gaya yang bekerja pada air. Dalam artian, air itu “

ditarik” oleh gaya adhesi dan kohesi. Kohesi air akibat ikatan hydrogen

memungkinkan transpirasi mampu menarik air ke atas melewati pembuluh xylem

dan trakeid yang sempit yang tanpa kolom air ini menjadi pecah. Pada

kenyataannya, daya tarik transpirasi itu dengan bantuan kohesi air dihantarkan

dari akar ke seluruh daun. Aliran massal air ke puncak suatu pohon digerakkan

tenaga surya, karena penyerapan cahaya matahari oleh daun yang menyebabkan

penguapan yang bertanggung jawab atas daya tarik transpirasional. ( Campbell,

2003 ) .

Ada dua tipe transpirasi, yaitu (1) transpirasi kutikula adalah evaporasi air

yang terjadi secara langsung melalui kutikula epidermis; dan (2) transpirasi

stomata, yang dalam hal ini kehilangan air berlangsung melalui stomata. Kutikula

daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan

transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air yang

hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang melalui

daun-daun (Loveless, 1991).

Ada 2 tipe transpirasi yaitu

1. Transpirasi kutikula, adalah evaporasi air yang terkecil secara langsung

melalui kutikula epidermis, dan

2. Transpirasi stomata, yang dalam hal ini kehilangan air berlangsung

melalui stomata . 

Kutikula dalam daun secara relatif tidak tembus air, dan pada jsebagian besar

jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 % atau kurang dari jumlah

Page 5: Lap Prak 4 Transpirasi

air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang

terjadi melalui stomata.(Pranita ,2011).

2. faktor yang mempengaruhi transpirasi

Ada banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang

mempengaruhi pergerakannya. Besarnya uap air yang ditranspirasikan

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (1) Faktor dari dalam tumbuhan

(jumlah daun, luas daun, dan jumlah stomata), (2) Faktor luar (suhu, cahaya,

kelembaban, dan angin). ( Salisbury, 1992 )

. Faktor-faktor tanaman yang mempengaruhi evapotranspirasi : 1.) Penutupan

stomata. Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara

relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata

tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi

peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-mesing satuan

penambahan lebar stomata Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan

penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.

2.) Jumlah dan ukuran stomata. Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh

genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap

transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata 3.) Jumlah daun.

Makin luas daerah permukaan daun, makin besar evapotranspirasi. 4.)

Penggulungan atau pelipatan daun. Banyak tanaman mempunyai mekanisme

dalam daun yang menguntungkan

pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas. 5.) Kedalaman dan

proliferasi akar. Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman

budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang

lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan

volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah

sebelum terjadi pelayuan permanen (Gardner, et.al., 1991 )

Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor dalam maupun

luar. Faktor dalam antara lain besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis

lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan

daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk dan letak stomata

(Salisbury&Ross.1992) dan faktor luar antara lain:

Page 6: Lap Prak 4 Transpirasi

1. Kelembaban

Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka,

maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di

dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi mulekul uap air di udara.

2. Suhu

Kenaikan suhu dari 180 sampai 200 F cenderung untuk meningkatkan

penguapan air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan

turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi pembukaan stomata.

3. Cahaya

Cahaya memepengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama cahaya

akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas transpirasi

dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap

buka-tutupnya stomata.

4. Angin

Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan

terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin

menurunkan kelembanan udara diatas stomata, sehingga meningkatkan

kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi

suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat

transpirasi.

5. Kandungan air tanah

Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan alju

absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat dari

pada penyerapan dari tanah. Hal tersebut menyebabkan devisit air dalam daun

sehingga terjadi penyerapan yang besar, pada malam hari terjadi sebaliknya. Jika

kandungan air tanah menurun sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air

melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal ini cenderung untuk

meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut

(Loveless,1991).

Page 7: Lap Prak 4 Transpirasi

Jumlah difusi keluarnya uap air dari stomata tergantung pada tingkat

kecuraman gradien konsentrasi uap air. Lapisan pembatas yang tebal memiliki

gradien yang lebih rendah, dan lapisan pembatas yang tipis memiliki gradien yang

lebih curam. Oleh karena itu, transpirasi melalui lapis pembatas yang tebal lebih

lambat dari pada yang tipis. Angin membawa udara dekat ke daun dan membuta

pembatas lebih tipis. Hal ini menunjukkan mengapa laju transpirasi pada

tumbuhan lebih tinggi pada udara yang banyak hembusan angin. ( Khairunnisa,

2000 ) .

Transpirasi dapat membahayakan tanaman jika lengas tanah terbatas,

penyerapan air tidak mampu mengimbangi laju transpirasi, Ψw sel turun, Ψp

menurun, tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman menurun. Sering

terjadi di daerah kering, perlu irigasi, meningkatkan lengas tanah, pada kisaran

layu tetap – kapasitas lapangan. ( Jumin, 1992 ) .

Laju respirasi tanaman M. arundinacea pada setiap perlakuan kemungkinan

dipengaruhi oleh faktor dari tanaman sendiri dan faktor lingkungan. Faktor dari

dalam berhubungan dengan umur tanaman yang menyebabkan perbedaan struktur

perkembangan dan kebutuhan energi. Faktor lingkungan meliputi suhu, kadar

CO2 dan O2, cahaya, perlakuan dan pengaruh mekanik. Respirasi tetap tinggi

selama fase vegetatif dan mengalami penurunan pada fase generatif. Cahaya dapat

meningkatkan fotosintesis sehingga dihasilkan fotosintat yang banyak sebagai

substrat respirasi. Cahaya juga mampu meningkatkan suhu yang mampu

mendukung respirasi, tetapi suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan

inaktifnya enzim-enzim sehingga menghambat respirasi. Pengukuran respirasi

melibatkan gerakan mekanis penggoyangan tanaman yang dapat meningkatkan

respirasi (lestari ,2008)

Menurut gerdener et all.salah satu faktor tanaman yang mempengaruhi

evapotranspirasi adalah kedalaman akar dan kerapatan akar sebab perakaran dapat

meningkatkan penyerapan air yang lebih dalam di dalam tanah, sedangkan luas

daun dan resistensi stomata merupakan pengendali evapotranspirasi. Semakin

tinggi total evapotranspirasi, makin meningkatkan berat kering tanaman, hal ini

akan terjadi bila evapotranspirasi dalam keadaan meng-untungkan peningkatan

Page 8: Lap Prak 4 Transpirasi

pemberian air akan menrunkan tingkat defisit air, karena air kapilerdan air

gravitasi yang terdapat di dalam tanahmeningkat, yang mengakibatkan

ketersediaanair di dalam tanah meningkat. Peningkatan ketersediaan air di dalam

tanah menyebabkankemudahan tanaman untuk menyerap air dan peningkatan

pelepasan air, sebaliknya bila terjadi pengurangan kadar lengas tanah akan

menyebabkan kesulitan tanaman dalam menyerap air dan terjadi penurunan

pelepasan air. (arham ,2006)

3.Fungsi Transpirasi Tumbuhan

Beberapa jenis tumbuhan dapat hidup tanpa melakukan respirasi,tetapi jika

transpirasi berlangsung pada tumbuhan akan memberikan beberapa keuntungan

bagi tumbuhan tersebut  yaitu : mempercepat laju pengangkutan unsur hara

melalui pembuluh xilem, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi

optimal, dan sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas  daun. Pengangkutan

unsur hara tetap dapat berlangsung jika transpirasi tidak terjadi. Akan tetapi, laju

pengangkutan terbukti akan berlangsung lebih cepat jika traspirasi berlangsung

secara optimum. Transpirasi jelas merupakan suatu proses pendinginan, pada

siang hari radiasi matahari yang diserap daun akan meningkatkan suhu daun. Jika

transpirasi berlagsung maka peningkatan suhu daun ini dapat dihindari.

Transpirasi itu suatu akibat yang tidak dapat dielakkan. Luasnya permukaan daun

yang ada di udara itu suatu kondisi yang menyebabkan penguapan harus terjadi.

Pada tanaman , transpirasi itu pada hakekatnya suatu penguapan air baru yang

membawa garam-garam mineral dari tanah. Transpirasi juga bermanfaat didalam

hubungan penggunaan sinar matahari. Kenaikan temperatur yang membahayakan

dapat dicegah karena sebagian dari sinar matahari yang memancar itu digunakan

untuk penguapan air.(sitorus ,2011)

Setiap spesies tumbuhan memiliki laju transpirasi yang berbeda beda pada jurnal

ibrahim 2011. Yang meneliti tentang efisiensi laju transpirasi antara 3 spesies

tanaman yang berbeda , yaitu

In the base of transpiration stream, this study suggested plant ratings from highest

to lowest was respectively Delonix regia, Albizia saman, Swietenia mahagoni.

Page 9: Lap Prak 4 Transpirasi

Contrary in the base of transpiration efficiency, thehighest to lowest was

respectively Swietenia mahagoni, Albizia saman, Delonix regia.

Pada dasarnya transpirasi mengalir apa adanya. Pada penelitian ini

menyarankan penilaian tanaman dari yang tertinggi ke terendah adalahmasing

Delonix regia, Albizia saman, Swietenia mahagoni. Sebaliknya di dasar efisiensi

transpirasi, yangtertinggi ke terendah adalah masing-masing Swietenia mahagoni,

Albizia saman, Delonix regia ( ibrahim, 2011).

4. Pengukuran Transpirasi

Pengukuran laju transpirasi tidaklah terlalu mudah dilakukan. Kesulitan

utamanya adalah karena semua cara pengukuran traspirasi mengharuskan

penempatan suatu tumbuhan dalam berbagai kondisi yang mempengaruhi laju

transpirasi. Ada empat cara laboratorium untuk menaksir laju transpirasi :

1. Kertas korbal klorida

Pada dasarnya cara ini adalah pengukuran uap air yang hilang ke udara yang

diganti dengan pengukuran uap airyang hilang ke dalam kertas kobal klorida

kering. Kertas ini berwarna biru cerah dan tetapi menjadi biru pucat dan kemudian

berubah menjadi merah jambu bila menyerap air. Sehelai kecil kertas biru cerah

ditempelkan pada permukaan daun dan ditutup dengan gelas preparat. Demikian

juga bagian bawah daun. Waktu yang diperlukan untuk mengubah warna biru

kertas menjadi merah jambu dijadikan ukuran laju kehilangan air dari bagian daun

yang ditutup kertas.

2. Potometer

Alat ini mengukur pengambilan air oleh sebuah potongan pucuk, denga

asumsi bahwa bila air tersedia dengan bebas untuk tumbuhan, jumlah air yang

diambil sama dengan jumlah air yang dikeluarkan oleh transpirasi.

3. Pengumpulan uap air yang ditranspirasi

Cara ini mengharuskan tumbuahn atau bagian tumbuhan dikurung dalam

sebuah bejana tembus cahaya sehingga uap air yang ditranspirasikan dapat

dipisahkan.

Page 10: Lap Prak 4 Transpirasi

4. Penimbangan langsung

Pengukuran transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang

tumbuh dalam pot yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot

dan permukaan tanah dapat dicegah. Kehilagan air dari tumbuhan ini dapat

ditaksir untukjangka waktu tertentu dengan penimbangan langsung (Loveless,

1991)

Dengan adanya perbedaan waktu transpirasi maka praktikum ini di

lakukan dengan tujuan untuk mengukur kecepatan transpirasi daun secara tidak

langsung dengan mengukur kecepatan absorbsi airnya .

METODELOGI

Praktikum jaringan pada daun tumbuhan monokotil dan dikotil dilaksanakan

pada hari kamis tanggal 5 maret 2014 pukul 10.00 hingga selesai . Praktikum ini

dilaksanakan di dalam laboratorium Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura.

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu tumbuhan coleus

tang kokoh, air , vaslin . sedangkan alat yang di gunakan adalah fotometer,

sumbat karet , silet ember kotak plastik.

Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengukur kecepatan transpirasi

daun secara tidak langsung dengan mengukur kecepatan absorbsi air .

Sedangkan metode yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah

tumbuhan coleus yang batangnya kokoh dipotong basal dan secepatnya di letakan

dalam air. Kemudian masukan batang tumbuhan coleus kedalam lubang fotometer

hingga tidak bergerak tetapi tidak sampai patah. Isi fotometer dengan air sampai

penuh , caranya rendam fotometer dalam bak berisi air hingga fotometer

semuanya terisi air dan tidak ada gelembung di dalam nya. Sisipkan sumbat karet

ke dalam lubang di samping tanaman coleus , sedangkan pada tanaman coleus di

beri vaselin . sekarang angkat seluruh sistem fotometer dan temapt pada

penyokongnya . biarkan sebentar coleus untuk bertranspirasi sampai ada

gelembung pada ujung tabung fotometer. .kemudian hidupkan stopwacthdan

hitung jarak yang ditempuh oleh gelembung persatuan waktu. Mengukur

kecepatan transpirasi di lakukan dalam kondisi : pada meja praktikum, di depan

Page 11: Lap Prak 4 Transpirasi

kipas angin serta di bawah matahari yang terang benderang . setelah itu analisis

data di bandingkan kecepatan transpirasi antara 3 kondisi : meja praktikum,

dengan dikaps angin serta matahari terang benderang .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transpirasi merupakan kehilangan air dalam bentuk uap dari sel sel

tumbuhan yang masih hidup. sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata

karena kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang

terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak

pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk

masing-masing satuan penambahan lebar stomata .

Proses transpirasi dapat diterangkan dengan mengacu sifat fisik air .

Molekul air akan melakukan tarik menarik dengan molekul air lainnya melalui

proses kohesi. Selain itu molekul air juga dapat melakukan tarik menarik dengan

dinding xilem melalui proses adhesi. Penguapan air melalui stomata akan menarik

kolom air yang ada di dalam xilem, dan molekul air baru akan masuk ke dalam

rambut akar. Teori kehilangan air melalui traspirasi ini disebut juga teori tegangan

adhesi dan kohesi (Jumin, 1992).

Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui stomata dapat

melalui kutikula walaupun hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan di

daerah beriklim sedang. Air sebagian besar menguap melalui stomata,sehingga

jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi (Tjitrosomo,

1985).

Faktor internal dan eksternal sangat mempengaruhi dalam proses

transpirasi , adapun faktor internal yang berpengaruh dalam transpirasi adalah

letak dan jumlah stomata serta faktor luar yang tampak berpengaruh dalam

praktikum kali ii adalah tempertur dan angin.

Pada praktikum ini digunakan bahan berupa tumbuhan Coleus yang kokoh

untuk mengukur kecepatan transpirasi daun secara tidak langsung dengan

mengukur kecepatan absorpsi airnya. Pada pengukuran transpirasinya dengan

menggunakan metode fotometri.

Adapun hasil pengamatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

Page 12: Lap Prak 4 Transpirasi

no Perlakuan V (cm/s)

1. Di meja praktikum 1,667X10-5

2. Di depan kipas angin 1,667X10-5

3. Di bawah cahaya matahari 22,5X10-5

Pada perlakuan pertama di meja praktikum , laju transpirasi yang di dapat

adalah 1,667X10-5. Laju transpirasi ini terbilang rendah , hal ini karena tidak

adanya faktor eksternal yang mempengaruhinya seperti angin, temperatur ,

kelembaban udara . meskipun demikian , tetapi masih ada faktor internal yang

mempengaruhinya yaitu letak dan jumlah stomata serta kondisi stomata pada saat

itu , apakah stomatanya terbuka atau pun ter tutup. Apabila stomatanya terbuka

maka laju transpirasinya menjadi tinggi namun apabila stomatanya menutup maka

transpirasinya menjadi rendah hal ini karena pembukaan dan penutupan stomata

sangat berpengaruh dalam keluarnya air dalam bentuk uap . selain itu tumbuhan

coleus sp. yang sudah agak layu menyebabkan transpirasi berjalan lambat.

Pada perlakuan ke dua . tumbuhan Coleus sp. di depan kipas angin,

menunjukan hasil laju respirasi yang sama dengan yang di meja praktikum yaitu

1,667X10-5 . Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling

bertentangan terhadap laju transpirasi.. Pada praktikum kali ini laju transpirasi

yang di dapatkan sangat rendah , sama dengan laju transpirasi pada meja

praktikum , hal ini di karenakan angin yang di gunakan terlalu kuat sehingga

angin tersebut menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun

akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat transpirasi. Namun apabila

angin menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin menurunkan kelembanan

udara diatas stomata, sehingga meningkatkan kehilangan neto air.

Pada perlakuan ketiga di bawah sinar matahari , dapat di lihat pada tabel di

atas menunjukan bahwa tumbuhan Coleus sp. yang di paparkan di bawah

matahari menunjukan hasil transpirasi yang sanyat tinggi di bandingkan dengan

perlakuan yang ada di meja praktikum dan di depan kipas angin . yaitu 22,5X10-5.

Hal ini sesuai dengan pendapat Khairunisa 2000, bahwa Radiasi matahari. Dari

radiasi matahari yang diserap oleh daun, 1-5% digunakan untuk fotosintesis dan

75-85% digunakan untuk memanaskan daun dan untuk transpirasi. Peningkatan

Page 13: Lap Prak 4 Transpirasi

temperatur meningkatkan kapasitas udara untuk menyimpan air, yang berarti

tuntutan atmosfer yang lebih besar. Kelembaban relative, makin besar kandungan

air di udara, makin tinggi Y udara, yang berarti tuntutan atmosfer menurun

dengan meningkatnya kelembapan relatif.

Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari

sudut lain, yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan

tekanan uap air di luar daun. Kenaikan temperatur akan menambah tekanan uap

di dalam daun. Kenaikan tempratur juga menambah tekanan uap di luar daun,

akan tetapi berhubung udara di luar daun ,itu tidak di dalam ruang yang terbatas,

maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun.

Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari

dalam daun ke udara bebas . ini lah yang menyebabkan laju transpirasi di bawah

cahaya matahari lebih tinggi di bandingkan dengan laju transpirasi di meja

praktikum dan di depan kipas angin.

Transpirasi yang terjadi memang dapat merugikan tanaman apabila pada

musim kemarau , namun juga bermanfaat bagi tanaman yaitu meningkatkan daya

isap daun pada penyerapan air serta mengurangi jumlah air dalam tumbuhan jika

terjadi penyerapan yang berlebihan ketika pada saat musim penghujan .

KESIMPULAN

Transpirasi merupakan proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan

hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang

kutikula.Besarnya laju transpirasi tidak hanya dapat di tentukan oleh faktor

internalnya saja , namun faktor eksternal juga sangat mempengaruhi laju

rtanspirasi terutama suhu, cahaya dan angin. Laju transpirasi pada tumbuhan

Coleus sp yang di meja praktikum sebesar 1,667X10-5 dan Laju transpirasi pada

tumbuhan Coleus sp yang di depan kipas angin sebesar 1,667X10-5 serta Laju

transpirasi pada tumbuhan Coleus spyang di tarug di cahaya matahari sebesar

22,5X10-5.

Page 14: Lap Prak 4 Transpirasi

SARAN

Adapun saran saya dari praktikum ini adalah meningkatkan tingkat ketelitian kerja

di dalam melakukan suatu percobaan agar hasil yang kita capai lebih maksimal,

serta memperhatikan setiap arahan dari asisten agar praktikum dapat berjalan

dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Arham .2006. Aplikasi Bioteknologi Endomikoriza Terhadap Efisiensi

Penggunaan Air Dan Penyerapan Fosfor Oleh Tanaman Kedelai Pada

Tanah Ultisol. Jurnal Teknologi Pertanian 2(1): 31-37

Campbell. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Gardner, F. P. R. Brent pearce dan Goger L. Mitchell, 1991, Fisiologi Tanamanan

Budidaya, Jakarta :Universitas Indonesia Press

Ibrahim, rosalinda . et all. 2011. Transpiration Efficiency Of Three Species Of

Plants(Albizia Saman, Swietenia Mahagoni, Delonix Regia)For Use In City

Phytostructure Of Surabaya. International Journal Of Academic

Research Vol. 3. No. 4 . pp: 491-494

Jumin. 1992. Ekologi Tanaman suatu Pendekatan Fisiologi. Jakarta: Rajawali

Press.

Khairunnisa. 2000. Tanggapan Tanaman Terhadap Kekurangan Air. Medan:

Fakultas Pertanian USU.

Lestari , G wahyu, dkk 2008. Pertumbuhan, Kandungan Klorofil, Dan Laju

Respirasi Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.) Setelah Pemberian

Asam Giberelat (GA3). Bioteknologi 5 (1), hal: 1-9

Loveless, A. R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik.

Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Pranita 2011. Pengaruh  Faktor  Eksternal Terhadap Laju Transpirasi Pada

Tanaman Angsana (Pterocarpus Indicus). (online ) http://pranita-ranie

Page 15: Lap Prak 4 Transpirasi

blogspot .com/2011/04/pengaruh-faktor-eksternal-terhadap-laju.html.

diakses tanggal 9 april 2014.

Salisbury, F.B. and C.W.Ross.1992.Plant Physiology Third Edition.Wadsworth

Publishing Co., Belmount, California

Siregar, Arbayah. 2003. Anatomi Tumbuhan. ITB. Bandung.

Sitorus, darma .2011. Transpirasi . (online ) darmasitorus .blogspot. com

/2011/09/transpirasi.html. dia akses tanggal 9 april 2014 .

Soedirokoesoemo, Wibisono. 1993. Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi

Tumbuhan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tjitrosomo,S.S.1985. Botani Umum 2. Bandung :.Angkasa.