13
Laporan Mikrobiologi 'pengujian sterilitas' BAB I PENDAHULUAN I.1 Prinsip Percobaan Uji Sterilitas berdasarkan ketentuan Farmakope Indonesia IV I.2 Tujuan percobaan Menguji sterilitas sediaan obat dan alat kesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sediaan steril memiliki beberapa sifat bentuk takaran yang unik, seperti bebas dari mikroorganisme, bebas dari pirogen, bebas dari partikulat dan standar yang sangat tinggi dalam hal kemurnian dan kualitas; bagaimanapun, tujuan utama pembuatan sediaan steril adalah mutlak tidak adanya kontaminasi mikroba. Tidak seperti syarat banyak sediaan yang lain, syarat sterilitas adalah nilai yang mutlak. Sebuah sediaan baik steril maupun non steril. Secara historis, pertimbangan sterilitas bersandar pada uji sterilitas lengkap yang resmi, namun sediaan akhir pengujian sterilitas mengalami banyak batasan. Batasan yang paling nyata adalah sifat dasar dari uji sterilitas. Ini adalah uji yang dekstruktif; sehingga, hal ini tergantung pemilihan statistik sampel acak dari keseluruhan lot. Ketidakpastian akan selalu ada selama sampel secara tegas mewakili keseluruhan. Jika diketahui

Lap. Uji Sterilitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Uji sterilitas sediaan

Citation preview

Page 1: Lap. Uji Sterilitas

Laporan Mikrobiologi 'pengujian sterilitas'

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Prinsip Percobaan

Uji Sterilitas berdasarkan ketentuan Farmakope Indonesia IV

I.2 Tujuan percobaan

Menguji sterilitas sediaan obat dan alat kesehatan

 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

            Sediaan steril memiliki beberapa sifat bentuk takaran yang unik, seperti bebas dari

mikroorganisme, bebas dari pirogen, bebas dari partikulat dan standar yang sangat tinggi dalam

hal kemurnian dan kualitas; bagaimanapun, tujuan utama pembuatan sediaan steril adalah mutlak

tidak adanya kontaminasi mikroba. Tidak seperti syarat banyak sediaan yang lain, syarat

sterilitas adalah nilai yang mutlak. Sebuah sediaan baik steril maupun non steril. Secara historis,

pertimbangan sterilitas bersandar pada uji sterilitas lengkap yang resmi, namun sediaan akhir

pengujian sterilitas mengalami banyak batasan. Batasan yang paling nyata adalah sifat dasar dari

uji sterilitas. Ini adalah uji yang dekstruktif; sehingga, hal ini tergantung pemilihan statistik

sampel acak dari keseluruhan lot. Ketidakpastian akan selalu ada selama sampel secara tegas

mewakili keseluruhan. Jika diketahui bahwa satu unit dari 1000 unit terkontaminasi (yakni,

angka kontaminasi = 0,1%) dan 20 unit disampel secara acak dari 1000 unit, kemungkinan unit

yang terkontaminasi dari 20 sampel itu adalah 0,02. Dengan kata lain, hanya 2% peluang dari

yang unit yang terkontaminasi akan dipilih sebagai bagian 20 wakil sampel dari keseluruhan

1000 unit.

            Bahkan jika unit yang terkontaminasi satu dari 20 sampel dipilih untuk uji sterilitas,

kemungkinan uji sterilitas akan gagal masih ada untuk mendeteksi kontaminasi. Konsentrasi

kontaminan mikroba mungkin saja terlalu rendah untuk terdeteksi selama periode inkubasi atau

dapat saja tidak cukup berkembang cukup cepat atau tidak sama sekali karena ketidakcukupan

media dan inkubasi.

Page 2: Lap. Uji Sterilitas

Jika perkembangan mikroba terdeteksi dalam uji sterilitas, maka hal ini dapat mencerminkan

pembacaan positif yang salah (false-positive reading) karena masalah kontaminasi aksidental

dari media kultur pada saat uji sterilitas berlangsung. Masalah kontaminasi aksidental adalah hal

serius, merupakan batasan yang masih tidak dapat dihindari dari uji sterilitas.

            Food and Drug Administration (FDA) menerbitkan pedoman mengenai prinsip umum

dari proses validasi. Konsep umum dan elemen kunci dari proses validasi yang betul-betul dapat

diterima oleh FDA telah diuraikan. Titik utama yang ditekankan pada pedoman adalah

ketidakcukupan kepercayaan dari uji sterilitas sediaan akhir dalam memastikan sterilitas dari

kumpulan sediaan parenteral steril. Arti yang lebih besar harus ditempatkan pada validasi proses

semua sistem yang terlibat dalam produksi hasil akhir.

Batasan-batasan utama ini menunjukkan bahwa kepercayaan pada pengujian sterilitas produk

akhir saja dalam memastikan sterilitas sediaan parenteral dapat mengarahkan kepada hasil yang

keliru. Salah satu tujuan validasi pada pembuatan sediaan steril adalah untuk meminimalkan

ketidakpercayaan terhadap pengujian produk akhir. Tiga prinsip yang terlibat dalam proses

validasi sediaan steril adalah :

1. Untuk membuat sterilitas kedalam sediaan

2. Untuk menunjukkan tingkat kemungkinan maksimum yang pasti dimana proses dan metode

sterilisasi memiliki sterilisasi yang terpercaya terhadap semua unit dari batch sediaan.

3. Untuk memberikan jaminan yang lebih luas dan mendukung hasil dari uji sterilitas sediaan

akhir.

Validasi sediaan steril pada konteks bab ini akan merujuk pada konfirmasi bahwa sebuah produk

telah terekspos proses pembuatan dan khususnya metode sterilisasi yang sesuai menghasilkan

batch sediaan yang diketahui memiliki derajat nonsteril.

Sediaan steril dapat berwujud:

1. Padat steril

·        merupakan obat steril

·        merupakan obat untuk injeksi, yaitu obat kering yang disuspensikan bila akan digunakan.

Contoh: sodium ampisilin. Karena ampisilin tidak stabil dalam cairan, maka dibuat padat. Cara

pembuatannya yaitu dengaa liofilisasi pada suhu rendah dengan pengeringan steril, kemudian

didinginkan sampai -60oC untuk pembekuan. Selanutnya dilakukan sublimasi (dengan

pengurangan tekanan secra bertahap), cairan menguap, sodium ampisilin padat tertinggal.

Page 3: Lap. Uji Sterilitas

2. Semi padat, misal salep mata.

3. Cair, misal injeksi.

Ada beberapa metode Uji sterilitas

1. Direct inoculation of culture medium

Meliputi pengujian langsung dari sampel dalam media pertumbuhan. Menurut British

Farmakope:

a. media tioglikolat cair yang mengandung glukosa dan Na Tioglikolat cocok untuk pembiakan

aerob. Suhu inkubasi 30-35oC.

b. Soya bean casein digest medium

Media ini membantu pertumbuhan bakteri anaerob dan fungsi. Suhu inkubasi 30-35oC, sedang

fungi 20-25oC.

2. Membran filtrasi

Teknik yang banyak direkomendasikan farmakope, meliputi filtrasi cairan melalui membran

steril. Filter lalu ditanam dalam media. Masa inkubasi 7-14 hari karena mungkin organisme perlu

adaptasi dulu.

3. Introduction od concentrate culture medium

Medium yang pekat langsung dimasukkan dalam wadah sampel yang akan ditumbuhkan. Tidak

banyak digunakan, hanya dipakai bila ada kecurigaan akan adanya bakteri.

Page 4: Lap. Uji Sterilitas

BAB III

PROSEDUR PERCOBAAN

III.1 Sediaan Air

Disiapkan sediaan cair yang akan diuji kesterilannya (injeksi,tetes mata), media NA dan SDA, 1

pipet steril 1 ml, 1 pipet media steril, 2 cawan petri.

Pipet @ 1 ml sediaan uji, dimasukkan kedalam 2 cawan petri

Cawan 1 ditambahkan dengan 15 ml media NA dan cawan-2 dengan 15 ml SDA

Memutar cawan diatas meja hingga homogen dan dilakukan pra-inkubasi pada suhu kamar

selama 30 menit

Cawan NA diinkubasi pada suhu 35-370C dan cawan SDA pada 20-250C, selama 4 hari

Pengamatan dilakukan dengan teliti, dicatat perubahan yang terjadi

III.2 Sediaan Padat

Disiapkan 1 media pelat NA, 1 media pelat SDA, kasa steril (ukuran 2 cm), benang bedah steril 2

cm, pinset, gunting

Membagi media pelat menjadi 2 bagian area dengan cara mebarik garis batas pada dasar cawan

petri dengan spidol marker

Dilakukan ‘flambir’ terhadap gunting dan pinset, kemudian kasa steril dijepit dan digunting

dengan ukuran seperti diatas, disiapkan 2 potong kasa

1 potongan kasa steril diletakan disalah satu area media NA, juga diatas media SDA

Dikedua sisi media NA dan SDA diletakkan potongan benang bedah dengan ukuran @2 cm.

Pemotongan benang dilakukan dengan aseptis juga

Keduanya diinkubasi selama 4 hari, media NA pada suhu 35-370C dan cawan SDA pada 20-

250C

Pengamatan dilakukan dengan teliti, dicatat perubahan yang terjadi

BAB IV

Page 5: Lap. Uji Sterilitas

HASIL PERCOBAAN

Media NA

Hasil Percobaan Pengamatan

Injeksi

Pengamatan hari pertama setelah

diinkubasi pada suhu 35-370C

selama  24 jam, belum terjadi

pertumbuhan bakteri.

Injeksi

Setelah diinkubasi pada suhu 35-

370C   selama 4 hari, terdapat

sedikit pertumbuhan bakteri

berwarna putih

Page 6: Lap. Uji Sterilitas

Salep

Pengamatan hari pertama setelah

diinkubasi pada suhu 35-370C

selama  24 jam, belum terjadi

pertumbuhan bakteri.

Salep

Setelah diinkubasi pada suhu 35-

370C   selama 4 hari, terdapat

banyak pertumbuhan bakteri

berwarna putih dan kuning,

berkoloni lebih dari 5

Kasa

Pengamatan hari pertama setelah

diinkubasi pada suhu 35-370C

selama  24 jam, belum terjadi

pertumbuhan bakteri.

Page 7: Lap. Uji Sterilitas

Kasa

Setelah diinkubasi pada suhu 35-

370C   selama 4 hari, terdapat

sedikit pertumbuhan bakteri

berwarna putih agak kuning pada

bagian kasa yang steril maupun

tidak steril

Media SDA

Hasil Percobaan Keterangan

Injeksi

Setelah diinkubasi pada suhu 20-

250C selama 4 hari, terdapat banyak

pertumbuhan khamir, berbentuk bulat

putih berukuran sangat kecil, sedikit

berlendir

Page 8: Lap. Uji Sterilitas

Salep

Setelah diinkubasi pada suhu 20-

250C selama 4 hari, terdapat sedikit

pertumbuhan khamir, berbentuk bulat

putih berukuran kecil, sedikit

berlendir

Kasa

Setelah diinkubasi pada suhu 20-

250C selama 4 hari , terdapat

pertumbuhan koloni kapang dan

khamir berwarna hitam dan putih,

sedikit berlendir dan berspora pada

kasa tidak steril dan steril

Page 9: Lap. Uji Sterilitas

BAB V

PEMBAHASAN

Sediaan obat dan alat kesehatan seharusnya bersifat steril, bebas dari kuman terutama sediaan

obat yang langsung kontak dengan mukosa atau langsung masuk ke aliran darah seperti injeksi,

tetes mata, cairan infuse dan salep mata. Demikian juga dengan alat-alat kesehatan seperti kasa

dan benang bedah. Standar ini dibuat dengan tujuan agar tidak terjadi infeksi pada pasien yang

menggunakan sediaan obat maupun alat kesehatan tersebut akibat kontaminasi bakteri patogen.

Pada percobaan ini kelompok kami melakukan percobaan pada cairan injeksi, sediaan salep dan

kasa yang steril dan tidak steril pada media NA dan SDA.

Pada media NA setelah 24 jam dilakukan inkubasi pada suhu 35-370C tidak terlihat adanya

pertumbuhan koloni bakteri. Namun ketika inkubasi dilakukan sampai hari ke-4 ternyata positif

terjadi pertumbuhan bakteri pada semua cawan. Hal ini disebabkan 2 kemungkinan, pertama

mungkin karena kelompok kami bekerja kurang aseptis sehingga bakteri dari luar dapat masuk.

Kemungkinan yang kedua adalah cairan injeksi, salep dan kasa yang dijadikan sampel sudah

terkontaminasi bakteri atau tidak steril.

Pada media SDA setelah diinkubasi selama 4 hari pada suhu 20-250C atau suhu ruangan secara

makroskopis terlihat adanya spora dan berlendir. Ini menunjukan adanya pertumbuhan koloni

kapang dan khamir. Penyebabnya hampir sama dengan pertumbuhan bakteri pada media NA.

Dapat kami simpulkan bahwa pengujian sterilitas injeksi, salep dan kasa yang kami lakukan

positif terjadi pertumbuhan mikroba ini menunjukan bahwa ketiga sediaan tersebut tidak steril.

Page 10: Lap. Uji Sterilitas

Penyebabnya antara lain: kontaminasi mikroba dari udara saat membuka cawan petri, saat

penuangan media atau disebabkan pekerjaan kelompok kami yang kurang aseptis atau dari

sediaan tersebut yang sejak awal pembuatannya memang sudah tidak steril atau sudah

terkontaminasi mikroba.

BAB VI

KESIMPULAN

·           Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan

spora-sporanya.

·           Sediaan steril harus bebas dari jasad renik, bakteri patogen non patogen baik yang

vegetatif maupun non vegetatif.

·           Ketelitian saat percobaan sangat penting karena jika pekerjaan yang kita lakukan tidak

aseptis sangat rentan terkontaminasi mikroba

·           Pada percobaan kami positif pada larutan injeksi, salep dan kassa terjadi pertumbuhan

mikroba, maka ketiga sediaan tersebut tidak steril.