Lap.farmol 1 Propofol

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Lap.farmol 1 Propofol

    1/16

    I. Teori dasarRute pemberian obat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efek 

    obat, karena karakteristik lingkungan, fisiologis, anatomis dan biokimiawi yang

     berbeda ini. Karena ada hal – hal yang berbeda seperti :

    a. Suplai darah

     b. Struktur anatomi dari lingkungan kontak antara tubuh dan obatc. Enzim – enzim dan getah – getah fisiologis yang terdapat di lingkungan

    tersebut.al – hal ini menyebabkan !umlah obat yang dapat mencapai tempat ker!anya

    dalam waktu tertentu berbeda, tergantung pada rute pemberian obat. "eskipun

    rute pemberian obat secara oral merupakan yang paling lazim, seringkali rute ini

    tidak digunakan mengingat hal – hal yang dikemukakan, kondisi penerimaan

    obat dan sifat – sifat obat itu sendiri."emilih rute penggunaan obat tergantung dari tu!uan terapi, sifat obatnya

    serta kondisi pasien. #leh sebab itu perlu mempertimbangkan masalah – 

    masalah seperti berikut :a. $u!uan terapi menghendaki efek lokal atau efek sistemik  b. %pakah ker!a awal oabat yang dikehendaki itu cepat atau masa ker!anya

    lamac. Stabilitas obat di dalam lambung

    d. Keamanan relatif dalam penggunaan melaui bermacam – macam rute

    e. Rute yang tepat dan menyenangkan bagi pasien atau dokte

    f. arga obat yang relatif ekonomis dalam penyediaan obat melalui

     bermacam – macam ruteg. Kemampuan pasien menelan obat melalui oral.

    &entuk sediaan yang diberikan akan mempengaruhi kecepatan dan besarnya

    obat yang diabsorpsi, dengan demikian akan mempengaruhi pula kegunaan dan

    efek terapi obat. &entuk sediaan obat dapat memberi efek obat secara lokal atau

    sistemik. Efek sistemik diperoleh !ika obat beredar ke seluruh tubuh melalui

     peredaran darah, sedang efek lokal adalah efek obat yang beker!a setempat

    misalnya salep.Rute pemberian obat dapat dengan cara :

    a. "elalui rute oral

    'enggunaan oral merupakan cara yang paling umum digunakan

    dalam pemberian obat. Rute ini !uga paling aman, nyaman dan murah.

    Kerugian rute ini antara lain terbatasnya absorpsi beberapa obat karena

    sifat – sifat fisik (seperti kelarutan dalam air), muntah sebagai akibat

    iritasi pada mukosa saluran pencernaan, terurainya obat oleh en*im

     pencernaan atau p lambung yang rendah, absorpsi obat yang tidak 

    teratur atau terganggu dengan adanya makanan atau obat lain, dan

    diperlukan ker!asama dengan pasien. Keterbatasan dan perhatian untuk 

    rute oral yaitu membutuhkan pasien yang kooperatif dan terdapat

    +

    aporan 'raktikum -armakologi asar/ /000 -armasi 'oltekkes Kemenkes &andung

  • 8/18/2019 Lap.farmol 1 Propofol

    2/16

    kemungkinan kesalahan dan absorpsi tidak sempurna untuk pbat yang

    sukar larut, lambat diabsorpsi, tidak stabil, atau dimetabolisme oleh hati

    dan1atau usus dan lambung. b. "elalui rute parenteral (intra2ena, subkutan, intramuscular,

    intraperitonial, intraarteri, dan intratekal)

    0ntra2ena adalah rute pemberian obat yang dimasukkan ke dalam2ena untuk memberikan obat dan cairan sebelum, selama dan setelah

    operasi atau prosedur medis. -aktor – faktor yang mempengaruhi

    absorpsi dihindari dengan cara pemberian in!eksi intra2ena dalam larutan

     berair, karena ketersediaan hayatinya ter!adi secara cepat dan sempurna.

    'enghantaran obat dikontrol dan dicapai secara cepat dan akurat, hal

    yang tidak mungkin dicapai oleh rute pemberian lain. Kegunaan khusus

    intra2ena antara lain menguntungkan untuk penggunaan darurat, dapat

    mengatur dosis, umum dibutuhkan untuk obat – obat protein dan peptida

     berbobot molekul besar, dan untuk cocok 2olume besar dan untuk zat

    yang mengiritasi !ika diencerkan. Keterbatasan dan perhatiannya antara

    lain adalah meningkatkan risiko efek samping, larutan hatus diin!eksikan

    secara perlahan sesuai ketentuan, dan tidak cocok untuk larutan dalam

    minyak atau zat yang tidak larut. Rute pemberian obat melalui intra2ena

    adalah yang paling cepat menimbulkan efek.Subkutan adalah rute pemberian obat melalui bagian bawah kulit.

    &anyak obat yang diberikan melalui rute in!eksi subkutan, terutama obat

    yang memiliki sifat tidak iritan terhadap !aringan. #bat yang bersifat

    iritan terhadap !aringan dapat menyebabkan nyeri, nekrosis, dan

    kerusakan !aringan. a!u absorpsi setelah pemberian obat secarasubkutan biasanya cukup konstan dan lambat sehingga menimbulkan

    memungkinkan timbulnya efek yang tertunda. &eberapa hormon dapat

    diberikan efektif dengan cara ini. Kegunaan khusus dari rute pemberian

    subcutan adalah cocok untuk beberapa suspensi tidak larut dan untuk 

    implantasi pelet padat. Keterbatasan dan perhatian dari rute pemberian

    obat subcutan adalah tidak cocok untuk 2olume sediaan yamg besar, dan

    dapat ,enyebabkan nyeri atau nekrosis dari zat pengiritasi.0ntramuscular adalah rute pemberian obat ke dalam otot. #bat dalam

    larutan berair diabsorpsi sangat cepat setelah diberikan secara in!eksi

    intramuscular dan tergantung pada la!u aliran darah di daerah pemberianin!eksi. al ini dapat ditingkatkan dengan pemanasan lokal, pi!at atau

    olahraga. Sebagai contoh !ogging dapat menyebabkan gula darah

    menurun ketika in!eksi insulin diberikan pada bagian paha dibandingkan

     !ika diberikan pada bagian tangan atau dinding abdomen, karena lari

    dapat mengingkatkan aliran darah ke kaki secara mencolok. Kegunaan

    khusus dari rute pemberian obat melalu intramuscular adalah cocok 

    3

    aporan 'raktikum -armakologi asar/ /000 -armasi 'oltekkes Kemenkes &andung

  • 8/18/2019 Lap.farmol 1 Propofol

    3/16

    untuk 2olume sedang, pembawa minyak, dan beberapa zat iritan.

    Keterbatasan dan perhatiannya antara lain yaitu dihindari selama

     pemberian obat antikoagulan, dan dapat mengganggu dalam interpretasi

    u!i diagnostik tertentu (misalnya kreatin kinase).

    0ntraperitonial adalah pemberian obat pada rongga perioneal, disekitar 

    daerah abdomen atau perut.0ntraarteri, dalam keadaan tertentu obat diberikan dalam bentuk 

    in!eksi langsung ke dalam saluran arteri, untuk melokalisasi efek obat

    dalam !aringan atau organ tertentu. Sebagai contoh pada pengobatan

    tumor hati atau kanker di kepala atau leher. 4at – zat diagnostik sering

    diberikan dengan cara ini.

    0ntratekal, sawar darah – otak dan sawar darah – cairan serebrospinal

    sering kali menahan atau memperlambat masuknya obat ke dalam SS'.

    #leh karena itu, !ika efek obat diharapkan bersifat lokal dan cepat pada

    selaput otak atau aksis serebrospinal seperti pada anastesia spinal atau

    infeksi akut pada SS', obat kadang – kadang diin!eksikan langsng ke

    dalam ruang spinal subaraknoid.

    c. "elalui rute sublingualSublingual adalah rute pemberian obat melalui bawah lidah.

    %bsorpsi obat dari mukosa oral memiliki keuntungan khusus untuk obat

    tertentu, walaupun luas permukaan mukosa tersebut tidak besar. Sebagai

    contoh, nitrogliserin efektif !ika diberikan secara sublingual, sebab

     bersifat non/ionik dan memiliki kelarutan dalam lipid yang sangat tinggi.

    #leh karena itu obat akan di absorpsikan dengan sangat cepat. Karena

    aliran 2ena daro mulut adalah menu!u 2ena ca2a superior, obat akan

    terhindar dari metabolisme lintas pertama, yang cepat di hatui, yang

    cukup untuk mencegah adanya molekul aktif nitrogliserin di dalam

    sirkulasi sistemik !ika tablet sublingual tertelan.

    d. "elalui rute absorpsi pulmonal

    #bat yang tidak menyebabkan iritasi, mengandung gas dan mudah

    menguap dapat terhisapdan terabsorpsi melalui epitel paru – paru dan

    melalui membran muka saluran pernapasan. engan rute pulmonal, obat

    lebih mudah memasuki aliran darah sebab luas permukaan paru – paru

    sangat besar. Keuntungan rute ini adalah absorpsi yang cepat ke dalam

    darah, dapat terhindar dari kehilangan akibat efek lintas/pertama di hati,

    dan untuk kasus penyakit paru – paru, obat diberikan pada daerah tempat

    ker!anya. Kerugian di masa silam seperti sulitnya pengaturan dosis pbat

    dan sulitnya metode pemberian telah diatasi dengan kema!uan teknologi,

    termasuk menggunakan inhaler yang dilengkapi dengan pengukur dosis

    dan alat aerosol yang terandalkan.e. "elalui rute rektal

    'emberian obat melalui rute rektal sangat berguna !ika pemberian

    5

    aporan 'raktikum -armakologi asar/ /000 -armasi 'oltekkes Kemenkes &andung

  • 8/18/2019 Lap.farmol 1 Propofol

    4/16

    oral tidak dapat dilakukan karena pasien yang tidak sadar ataun muntah

    (keadaan yang terutama berhubungan dengan anak – anak). Sekitar 678

    obat yang diabsorpsi melalui rektum tidak akan melewati lintas – 

     pertama di hati lebih kecil dibandingkan dengan rute oral. 9alaupun

    demikian perlu diketahui bahwa absorpsi melalui rektum sering tidak 

    teratur dan tidak sempurna serta banyak obat menyebabkan iritasi

    terhadap mukosa rectum.

    f. "elalui rute topikal"embran mukosa, obat yang digunakan pada membran mukosa

    kon!ungtu2a, nasofaring, orofaring, 2agina, usus besar, uretra, dan saluran

    urin, biasanya bertu!uan untuk efek lokal. Kadangkala seperti pada

     pemakaian hormon antidiuretik sintetik pada mukosa hidung adalah

    tu!uannya pemakaian sistemik. %bsorpsi pada membran mukosa mulut

    mudah ter!adi. 'ada kenyataannya, anastetik lokal yang digunakan untuk 

    efek lokal kadang – kadang diabsorpsi sangat cepat sehingga

    menghasilkan efek sistemik.

    Kulit, hanya sedikit obat yang dapat berpenetrasi ke kulit secara

    utuh. %bsorpsi melalaui kuit dipengaruhi oleh luas permukaan tempat

    dioleskan, dan kelarutannya didalam lipid, karena epidermis dapat dilewati

    secara bebas oleh banyak zat terlarut akibatnya, absorpsi sistemik obat

    lebih mudah ter!adi melalui kulit yang terkikis, terbakar dan kulit

    telan!ang. Keadaan peradangan dan kondisi lain yang meningkatkan aliran

    darah di dalam kult !uga dapat meningkatkan absorpsi. Efek toksik !uga

    dapat ter!adi setelah absorpsi obat yang bersifat sangat larut lemak 

    melewati kulit."ata, pemakaian obat topikal pada mata dimaksudkan terutama

    untuk tu!uan lokal.absorpsi sitemik yang dihasilkan akibat adanya aliran

    melalui saluran nasolakrimal umumnya tidak dikehendaki, selain itu, obat

    yang diabsorpsi setelah aliran tersebut tidak mengalami eliminasi linta/

     pertama di hati. Efek lokal biasanya memerlukan absorpsi obat melalui

    kornea sehingga adanya infeksi atau trauma di kornea dapat mempercepat

    absorpsi.

    alam praktikum kali ini, obat yang digunakan adalah propofol.

    'ropofol merupakan salah satu obat yang berfungsi hipnosis yang harus

    diberikan melalui !alur intra2ena dan memiliki masa ker!a singkat. alamdunia medis seringkali digunakan untuk induksi dan pemeliharaan anestesi

    umum, sedasi untuk pasien dengan 2entilasi mekanik dan sedasi secara

    umum untuk prosedur medis. 'ropofol merupakan obat yang dapat

    mengurangu an*ietas dan tegangan, dan memicu relaksasi dan tidur atau

    kehilangan kesadaran.karena itulah pemberian propofol harus diberikan

    oleh ahli medis telatih dan dengan fasilitas monitoring yang memadai

    ;

    aporan 'raktikum -armakologi asar/ /000 -armasi 'oltekkes Kemenkes &andung

  • 8/18/2019 Lap.farmol 1 Propofol

    5/16

    untuk memantau !alan napas, tekanan darah dan irama !antung. al ini

    disebabkan karena propofol dapat menyebabkan apnea (henti napas)

    sementara dan 2asodilatasi yang menyebabkan turunnya tekanan darah.'ropofol merupakan salah satu dari beberapa obat yang sering

    disalah gunakan untuk mendapat efek rekreasional (perasaan tenang,

    melayang, euforia, dan yang serupa).

  • 8/18/2019 Lap.farmol 1 Propofol

    6/16

    %. 'ER0$@AB%A K#ACERS0 #S0S

    Nama Obat : Propofol (10mg/ml)

    Dosis manusia : 140mg

    Dosis mencit : 140mg x 0,002

    ! 0,"4 mg

    #obot mencit :1$ "%,4 gram2$ 40, gram

    "$ "&, gram

    4$ 4",& gram

    1$ Per Oral'enggunaan mencit engan bobot "%,4 gram"%,4 g/20 g x 0,"4 mg ! 0,* mg+ ! 0,* mg/10 mg x 1 ml ! 0$0* ml 0,0& ml - 1 ml maa bole.

    isuntian2$ ntra Peritonial (i$p)

    'enggunaan mencit engan bobot 40, gram

    40, g/20 g x 0,"4 mg ! 0,&" mg+ ! 0,&" mg/10 mg x 1 ml ! 0,0&" ml 0,0& ml - 1 ml maa bole.

    isuntian"$ ubutan (s$c)

    'enggunaan mencit engan bobot "&, gram"&, g/20 g x 0,"4 mg ! 0,% mg+ ! 0,% mg/10 mg x 1 ml ! 0$0% ml 0,0& ml - 0,3 ml maa

    bole. isuntian4$ ntra ena (i$5)

    'enggunaan mencit engan bobot 4",& gram4",& g/20 g x 0,"4 mg ! 0,&* mg+ ! 0,&* mg/10 mg x 1 ml ! 0,0&* ml 0,0% ml - 0,3 ml maa

    bole. isuntian

    &. $%&E

    a. 'tosis

    6D +7D +6D 37D 36D 57D 56D ;7D ;6D 67D 66D =7D

    'er oral 7 7 7 7 7 7 7 7 + + + +

    Sub cutan 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

    0ntra

     peritonial

    7 7 7 + + + 3 3 3 3 5 ;

    0ntra 2ena 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

     b. Bangguan

    =

    aporan 'raktikum -armakologi asar/ /000 -armasi 'oltekkes Kemenkes &andung

  • 8/18/2019 Lap.farmol 1 Propofol

    7/16

    6D +7D +6D 37D 36D 57D 56D ;7D ;6D 67D 66D =7D

    'er oral 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

    Sub cutan 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

    0ntra

     peritonial

    7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 +

    0ntra 2ena 5 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

    c. Righting refleks

    6D +7D +6D 37D 36D 57D 56D ;7D ;6D 67D 66D =7D

    'er oral 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

    Sub cutan 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

    0ntra

     peritonial

    7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

    0ntra 2ena + 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

    ?. BR%-0K 

    a. 'tosis

    >

    aporan 'raktikum -armakologi asar/ /000 -armasi 'oltekkes Kemenkes &andung

  • 8/18/2019 Lap.farmol 1 Propofol

    8/16

    Keterangan:

    7 78 (mata terbuka)+ 368

    3 678

    5 >68

    ; +778 (mata tertutup)

     b. Bangguan

    Keterangan:

    7 gangguan ringan ada respon

    F

    aporan 'raktikum -armakologi asar/ /000 -armasi 'oltekkes Kemenkes &andung

  • 8/18/2019 Lap.farmol 1 Propofol

    9/16

    + gangguan ringan tidak ada respon, pada gangguan sedang ada respon

    3 gangguan sedang tidak ada respon, pada gangguan berat ada respon

    5 ganguan berat tidak ada respon

    c. Righting Refleks

    Keterangan:

    7 tumpuan pada kaki

    + tumpuan tidak pada kaki

    V. Pembahasan

    'ada praktikum kali ini, kami melakukan penyuntikan obat propofol yang berbentuk 

    sediaan emulsi terhadap ; mencit dengan rute pemberian obat yang berbeda.

    iantaranya dengan cara per oral, intra peritonial, sub cutan, dan intra 2ena. alam

    hal ini konsentrasi propofol yang diin!eksikan adalah +7 mg1ml dengan mengu!ikan

    efek sedati2a pada mencit.

    G

    aporan 'raktikum -armakologi asar/ /000 -armasi 'oltekkes Kemenkes &andung

  • 8/18/2019 Lap.farmol 1 Propofol

    10/16

    'ropofol ( 3,= – diisopropylphenol ) merupakan deri2at fenol yang banyak 

    digunakan sebagai anastesia intra2ena. 'ertama kali digunakan dalam praktek 

    anestesi pada tahun +G>> sebagai obat induksi. 'ropofol digunakan untuk induksi

    dan pemeliharaan dalam anastesia umum, pada pasien dewasa dan pasien anak – 

    anak usia lebih dari 5 tahun. 'ropofol mengandung lecitin, glycerol dan minyak 

    soybean, sedangkan pertumbuhan kuman dihambat oleh adanya asam

    etilendiamintetraasetat atau sulfat, hal tersebut sangat tergantung pada pabrik 

     pembuat obatnya. #bat ini dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu

     bersifat isotonik dengan kepekatan + 8 (+ ml +7 mg).

    "ekanisme ker!anya sampai saat ini masih kurang diketahui, tapi diperkirakan

    efek primernya berlangsung di reseptor B%&% – % (Bamma %mino &utired %cid).

    Efek secara farmakologi, 'ropofol segera di metabolisme di hati (lebih cepat

    daripada eliminasi tiopental) tetapi totalnya ternyata lebih besar dari aliran darah hati

    yang menun!ukkan bahwa ada eliminasi ekstrahepatik. ilaporkan bahwa adanya

    ke!ang selama induksi. (-armakologi dan $erapi Ed. 6)Efek obat berdasarkan rute pemberiannya. imana, obat yang diin!eksikan melalui

    intra 2ena akan lebih cepat diabsorpsi daripada obat yang diin!eksikan dengan intra

     peritonial, obat dengan intra peritonial akan lebih cepat diabsorpsi daripada dengan

    sub cutan, dan obat melalui sub cutan akan lebih cepat di absorpsi daripada dengan

     per oral. "akin cepat obat diabsopsi maka akan makin cepat menimbulkan efek.

     Aamun pada praktikum kali ini, efek yang diberikan secara intra 2ena hanya

     berlangsung selama kurang lebih 6 menit dengan kehilangan sistem koordinasi. al

    ini disebabkan karena seharusnya diberikan dalam bentuk infus sehingga duration of 

    action berlangsung sesuai yang diinginkan. Selan!utnya, efek yang diberikan melalui

    intra peritonial !uga tidak berlangsung dengan baik, hal ini dikarenakan pada saatdiin!eksikan obat tidak masuk ke dalam rongga perut melainkan masuk ke lapisan

    kulit. Sehingga proses absorpsi tidak ber!alan dengan baik. alu, efek yang diberikan

    melalui sub cutan, tidak masuk ke dalam sub cutannya, sehingga proses absorpsinya

    lebih lama. an untuk efek yang diberikan melalui per oral berefek sangat lama,

     ptosis, gangguan dan righting refleks nya pun 7 hingga mencapai waktu + !am.&erdasarkan hasil pengamatan selama + !am, kami melakukan pengamatan

    dengan :a) 'tosis (mata)

    'ada grafik pengamatan terlihat bahwa untuk obat yang

    diin!eksikan1dimasukkan melalui oral, mata mencit masih terbuka +778hingga menit ke ;7, lalu pada menit ke ;6 hingga =7 mata mencit hanya

    terbuka sebanyak >68. @ntuk obat yang diin!eksikan sub cutan (dibawah

    kulit), dapat dilihat bahwa mata mencit masih terbuka +778 hingga menit

    ke +6 lalu pada menit ke 37 hingga menit ke 56, mata mencit terbuka

    sebanyak >68, pada menit ke ;7 hingga menit ke 67 mata mencit terbuka

    sebanyak 678 dan pada menit ke 66 mata mencit terbuka sebanyak 368

    +7

    aporan 'raktikum -armakologi asar/ /000 -armasi 'oltekkes Kemenkes &andung

  • 8/18/2019 Lap.farmol 1 Propofol

    11/16

    nya namun setelah menit ke =7, obat tidak berefek lagi sehingga mata

    mencit kembali terbuka sebanyak +778. @ntuk obat yang diin!eksikan

    melalui intra peritonial (di rongga perut), dapat dilihat bahwa mata mencit

    terbuka sama seperti pada data pemberian obat melalui sub cutan. an

    untuk obat yang diin!eksikan melalui intra 2ena (di pembuluh 2ena) mata

    mencit terbuka sebanyak 78 atau +778 tertutup ter!adi pada menit ke 66

    dan setelah itu, efek dari obat pun hilang sehingga u!i ptosis pada mencit

    tidak ada.

     b) Bangguan : Ringan (+) Sedang (3) &erat (5)

    apat diliat pada grafik pengamatan, hanya obat yang diin!eksikan melalui

    intra 2ena yang menun!ukkan bahwa mencit sudah tidak memberi respon

    apapun atau tidak refleks dengan gangguan berat sekalipun dari menit ke/6

    hingga menit ke +7. Aamun setelah itu efek obat pun menghilang sehingga

     pada menit ke +6 hingga menit ke 66 mencit sudah bisa merespon kembali

    atas segala bentuk gangguan yang diberikan. an dapat dilihat pula bahwa

    mencit yang diim!eksikan oleh obat melalui intra 2ena pada menit ke =7

    tidak merespon gangguan ringan. 'ada obat yang diin!eksikan melalui intra

     peritonial dan sub cutan, mencit masih memberikan refleks1respon terhadap

    segala gangguan yang diberikan hingga menit ke 66 dan pada menit ke =7,

    mencit tidak dapat merespon gangguan ringan yang diberikan namun masih

    tetap dapat merespon terhadap gangguan sedang dan gangguan berat yang

    diberikan. an untuk obat yang diin!eksikan melalui per/oral, dari menit ke6 hingga menit ke =7, mencit masih memberikan respon terhadap gangguan

    apapun yang diberikan.

    c) Righting Refleks'ada semua obat yang diin!eksikan baik melalui oral, sub cutan dan intra

     peritonial mencit masih bisa melakukan righting refleks. namun tidak untuk 

    mencit yang diberi obat dengan diin!eksikan melalui intra 2ena. 'ada menit

    ke 6 mencit tidak bisa melakukan righting refleks  namun hal itu hanya

     berlangsung selama 6 menit. Setelah menit ke +7 hingga seterusnya, mencit

    dapat melakukan rughting refleks. hal ini disebabkan karena obat yang

     beker!a hanya sebentar dan ter!adi karena mencit pada kondisi saat itusedang kehilangan sistem koordinasi nya.

    -aktor yang dapat mempengaruhi dalam praktikum kali ini mungkin karena

    dosis yang diberika terlalu kecil sehingga efek obat yang diberikan hanya

    sebentar. alam pemberian obat propofol yang beker!a sebagai sedatif/hipnotik 

    ini diharapkan mencit daat tertidur dengan waktu yang sesuai dengan rute

     pemberian obat. Aamun, pda praktikum ini suasana keadaan sekitar sangat

    ++

    aporan 'raktikum -armakologi asar/ /000 -armasi 'oltekkes Kemenkes &andung

  • 8/18/2019 Lap.farmol 1 Propofol

    12/16

     bising sehingga men!adi salah satu faktor penghambat dalam praktikum saat itu.

    VI. Kesimpulan

    &erdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan dalam praktikum kali ini,

    dapat disimpulkan bahwa pemberian obat yang memberikan awal ker!a (#nset of %ction) obat paling cepat adalah melalui intra 2ena dan #nset of %ction obat yang

     paling lama adalah pemberian secara oral. Aamun, durasi waktu lamanya ker!a obat

    (uration of %ction) sangat cepat sekali hal tersebut dikarenakan ada beberapa

    faktor, yaitu pemberian obat yang belum benar, contoh pada saat in!eksi intra 2ena

    tidak semua obat masuk kedalam tubuh mencit dan kebisingan dilingkungan

     praktikum sehingga efek dari obat tidak dapat diamati secara akurat.

    VII. Daftar Pustaka

    Banthina, dkk. 37+3. Penuntun Praktikum Farmakologi Dasar . &andung :

    Hurusan -armasi 'oliteknik Kesehatan &andung

    Boodman, dkk. 37+3.  Dasar Farmakologi Terapi. Hakarta : &uku

    Kedokteran EB?

    https:11www.google.co.id1I

    gwsJrdcr,sslei'*"#C42kHc3Fu%$akoKL&gMNpercobaanOdasarOpdf 

    klikdokter.com1healthnewstopics1topik/utama1propofol/pembawa/maut

    &uku -armakologi dan $erapi Edisi C

    http:11oddiehanafi.blogspot.com137++17>1general/anestesi/intubasi.html

    +3

    aporan 'raktikum -armakologi asar/ /000 -armasi 'oltekkes Kemenkes &andung

    https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=PxMOVZvkJc28uATakoKQBg#q=percobaan+dasar+pdfhttps://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=PxMOVZvkJc28uATakoKQBg#q=percobaan+dasar+pdfhttp://oddiehanafi.blogspot.com/2011/07/general-anestesi-intubasi.htmlhttps://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=PxMOVZvkJc28uATakoKQBg#q=percobaan+dasar+pdfhttps://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=PxMOVZvkJc28uATakoKQBg#q=percobaan+dasar+pdfhttp://oddiehanafi.blogspot.com/2011/07/general-anestesi-intubasi.html

  • 8/18/2019 Lap.farmol 1 Propofol

    13/16

    VIII. Lampiran

    +5

    aporan 'raktikum -armakologi asar/ /000 -armasi 'oltekkes Kemenkes &andung

  • 8/18/2019 Lap.farmol 1 Propofol

    14/16

    +;

    aporan 'raktikum -armakologi asar/ /000 -armasi 'oltekkes Kemenkes &andung

  • 8/18/2019 Lap.farmol 1 Propofol

    15/16

    +6

    aporan 'raktikum -armakologi asar/ /000 -armasi 'oltekkes Kemenkes &andung

  • 8/18/2019 Lap.farmol 1 Propofol

    16/16

     

    +=

    aporan 'raktikum -armakologi asar/ /000 -armasi 'oltekkes Kemenkes &andung