12
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Penulis ucapkan karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus ini tepat pada waktunya. Tugas laporan kasus ini penulis susun untuk memenuhi tugas pada kepaniteraan klinik stase mata di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi. Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu tersusunnya laporan referat ini terutama dr. Hj. Hasri Darni, Sp. M, selaku pembimbing di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan kasus ini masih jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang membaca, agar penulis dapat mengoreksi diri dan dapat membuat laporan kasus yang lebih sempurna di lain kesempatan. Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sekarang maupun masa yang akan datang. 1

Lapkas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

m

Citation preview

Page 1: Lapkas

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Penulis ucapkan karena dengan rahmat dan

hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus ini tepat pada waktunya.

Tugas laporan kasus ini penulis susun untuk memenuhi tugas pada kepaniteraan klinik

stase mata di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi.

Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu tersusunnya

laporan referat ini terutama dr. Hj. Hasri Darni, Sp. M, selaku pembimbing di Rumah Sakit

Islam Pondok Kopi.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan kasus ini masih jauh dari sempurna

dan memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak yang membaca, agar penulis dapat mengoreksi diri dan dapat

membuat laporan kasus yang lebih sempurna di lain kesempatan.

Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sekarang maupun masa

yang akan datang.

Jakarta, Agustus 2013

Penulis

1

Page 2: Lapkas

BAB I

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS

Nama Lengkap : Nn. N

Umur : 18 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Pelajar

Tanggal Masuk : 6 Agustus 2013

Dokter yang memeriksa : dr. Hj. Hasri Darni, Sp. M

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama :

Benjolan pada kelopak mata kiri bawah sejak 4 bulan yang lalu dan benjolan pada

kelopak mata kanan atas sejak 1 minggu yang lalu

Keluhan tambahan :

Nyeri, bengkak, pusing.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke poli mata RSIJ Pondok Kopi dengan keluhan terdapat benjolan pada

kelopak mata kiri bawah sejak 4 bulan yang lalu dan benjolan pada kelopak mata kanan

atas sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya pasien mengeluh terdapat benjolan pada kelopak

mata kiri bawah, benjolan tidak merah. Bila ditekan benjolan tidak disertai nyeri.

Menurut pasien benjolan tersebut awalnya kecil, namun semakin lama benjolan tersebut

membesar dengan diameter kira-kira 1 cm. Pasien mengira benjolan akan hilang dengan

sendirinya, tetapi setelah 4 bulan kemudian benjolan tidak menghilang. Sejak 1 minggu

sebelum datang ke RS, pasien mengeluh terdapat benjolan pada kelopak mata kanan atas.

Benjolan merah dan terasa nyeri bila ditekan, benjolan kira-kira berukuran 0,5 cm.

Pasien juga mengeluh matanya seperti ada yang mengganjal dan disertai dengan pusing.

Tidak disertai rasa gatal, penurunan penglihatan (-), mata berair (-), mata terasa silau (-).

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien mengaku tidak memiliki riwayat penyakit mata sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada yang menderita sakit mata seperti ini.

2

Page 3: Lapkas

Riwayat Pengobatan :

Pasien sudah berobat ke dokter mata sebelumnya dan mendapatkan obat salep serta obat

tetes mata namun tidak ada perubahan. Pasien tidak ingat jenis obatnya.

Riwayat Alergi :

Alergi terhadap makanan dan obat-obatan disangkal.

Riwayat Psikososial :

Pasien sering menggunakan kosmetik.

III. PEMERIKSAAN FISIK MATA (Status Oftalmikus)

Okuli Dekstra Status Oftalmogikus Okuli Sinistra

Orthophoria Kedudukan Orthophoria

Baik ke segala arah Gerak bola mata Baik ke segala arah

Udem (+), benjolan pada

kelopak mata kanan atas,

hiperemis (+), ptosis (-).

Palpebra Udem (+), benjolan pada

kelopak mata kiri bawah,

hiperemis (-).

Injeksi konjungtiva (-), injeksi

siliar (-)

Konjungtiva Injeksi konjungtiva (-), injeksi

siliar (-)

Jernih, infiltrat (-), pannus (-) Kornea Jernih, infiltrat (-), pannus (-)

Kedalaman sedang Bilik Mata Depan Kedalaman sedang

Warna coklat, kripte jelas Iris Warna coklat, kripte jelas

Bulat, refleks cahaya (+),

diameter = 3 mm

Pupil Bulat, refleks cahaya (+),

diameter = 3 mm

Jernih Lensa Jernih

Tidak diperiksa Vitreous humor Tidak diperiksa

VOD 6/6 Visus VOS 6/6

IV. RESUME

3

Page 4: Lapkas

Wanita, 18 tahun datang ke RSIJ Pondok Kopi dengan keluhan terdapat benjolan pada

kelopak mata kiri bawah sejak 4 bulan yang lalu dan benjolan pada kelopak mata kanan

atas sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya pasien mengeluh terdapat benjolan pada kelopak

mata kiri bawah. Menurut pasien benjolan tersebut awalnya kecil, namun semakin lama

benjolan tersebut membesar dengan diameter kira-kira 1 cm. Sejak 1 minggu sebelum

datang ke RS, pasien mengeluh terdapat benjolan pada kelopak mata kanan atas.

Benjolan merah dan terasa nyeri bila ditekan, benjolan kira-kira berukuran 0,5 cm.

Pasien juga mengeluh matanya seperti ada yang mengganjal dan disertai dengan pusing.

Okuli Dekstra Status

Oftalmogikus

Okuli Sinistra

Injeksi konjungtiva (-),

injeksi siliar (-)

Konjungtiva Injeksi konjungtiva (-),

injeksi siliar (-)

Jernih, infiltrat (-), pannus (-) Kornea Jernih, infiltrat (-), pannus (-)

VOD 6/6 Visus VOS 6/6

V. DIAGNOSA KERJA

OS Kalazion

OD Hordeolum Eksterna

VI. DIAGNOSIS BANDING

Blefaritis

VII.PENATALAKSANAAN

Medikamentosa :

Ciprofloxacin 2x500 mg

As. Mefenamat 3x500 mg

Xitrol Eye Drops 5 mL 6x/1 tetes

Anjuran :

Insisi kalazion dan hordeolum

Jangan sering mengucek mata dengan tangan

Hindari pemakaian kosmetik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

4

Page 5: Lapkas

KALAZION

Definisi

Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat. Pada

kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan

peradangan kronis tersebut. Biasanya kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi

dan jaringan parut lainnya.

Etiologi

Kalazion juga disebabkan sebagai lipogranulomatosa kelenjar Meibom. Kalazion mungkin

timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran kelenjar atau sekunder dari

hordeolum internum.

Epidemiologi

Kalazion terjadi pada semua umur dan jarang ditemukan pada anak-anak.

Patofisiogi

Kalazion merupakan radang granulomatosa kelenjar Meibom. Nodul terlihat atas sel imun

yang responsif terhadap steroid termasuk jaringan ikat makrofag seperti histiosit, sel raksasa

multinucleate plasma, sepolimorfonuklear, leukosit dan eosinofil. Kalazion akan memberi

gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemis, tidak ada nyeri tekan, dan adanya

pseudoptosis. Kelenjar preaurikuler tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan

perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata

tersebut. Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar, kemungkinan

karena enzim dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan mengakibatkan inflamasi.

Manifestasi klinis

Benjolan pada kelopak mata

Tidak hiperemis

Tidak disertai nyeri tekan

Pseudoptosis

Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya

sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.

5

Page 6: Lapkas

Diagnosis

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata, dapat

dilakukan pemeriksaan histologis. Bila terjadi kalazion yang berulang beberapa kali

sebaiknya dilakukan pemeriksaan histopatologik untuk menghindarkan kesalahan diagnosis

dengan kemungkinan adanya suatu keganasan.

Penatalaksanaan

Ekskokleasi Kalazion

Terlebih dahulu mata ditetesi dengan anastesi topikal pentokain.Obat anestesia infiltratif

disuntikan dibawah kulit didepan kalazion. Kalazion dijepit dengan klem kalazion kemudian

klem dibalik sehingga konjungtiva tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak lurus

margo palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas dan

diberi salep mata. Pada abses palpebra pengobatan dilakukan dengan insisi dan pemasangan

drain kalau perlu diberi antibiotik, lokal dan sistemik. Analgetika dan sedatif diberikan bila

sangant diperlukan untuk rasa sakit.

Catatan :

Dalam menangani hordeolum dan kalazion, kemudian keganasan jangan dilupakan.

Apabila peradangan tidak mereda perlu dilakukan pemeriksaan uji resistensi dan dicari

underlying cause. 

Prognosis

Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang baik. Seringkali timbul

lesi baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi yang sama akibat drainase yang kurang baik.

Kalazion yang tidak memperoleh perawatan dapat mengering dengan sendirinya, namun

sering terjadi peradangan akut.

HORDEOLUM

Definisi

Peradangan supuratif kelenjar kelopak mata

6

Page 7: Lapkas

Etiologi

Disebabkan oleh infeksi staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak mata.

Manifestasi klinis

Kelopak mata bengkak

Nyeri tekan

Terasa mengganjal

Merah

Pseudoptosis atau ptosis

Pembesaran kelenjar preaurikel

Klasifikasi

Dikenal dengan dua bentuk yaitu hordeolum internum dan eksternum. Hordeolum

eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll. Sedangkan hordeolum internum

menrupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak didalam tarsus.

Hordeoum eksternum atau radang kelenjar Zeis atau Moll akan menunjukkan

penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Pada hordeolum eksternum nanah dapat keluar

dari pangkal rambut.

Hordeolum internum atau radang kelenjar Meibom memberikan penonjolan terutama

ke daerah konjungtiva tarsal. Hordeoulum internum biasanya berukuran lebih besar dibandig

hordeolum eksternum.

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik.

Penatalaksanaan

Untuk mempercepat peradangan kelenjar dapat diberikan kompres hangat, 3 kali sehari

selama 10 menit sampai nanah keluar. Pengangkatan bulu mata dapat memberikan jalan

untuk drainase nanah. Diberikan antibiotik lokal terutama bila berbakat untuk rekuren atau

terjadinya pembesaran kelenjar preaurikel. Antibiotik sistemik yang diberikan anatara lain

7

Page 8: Lapkas

eritromisin 250 mg atau dikloksasilin 125-250 mg 4 kali sehari, dapat juga diberikan

tetrasiklin.

Pada nanah dan kantung nanah yang tidak dapat keluar dilakukan insisi. Pada

hordeolum internum dan hordeolum eksternum kadang-kadang perlu dilakukan insisi pada

daerah abses dengan fluktuasi terbesar.

Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anastesi topikal dengan pantokain.

Dilakukan anastesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan

insisi bila :

- Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo

palpebra.

- Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.

Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan

meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberi salep antibiotik.

Prognosis

Baik bila dilakukan penanganan yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, S. 2012. Ilmu Penyakit Mata Ed. 4. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.

Vaughan DG, Asbury T, Riordan Eva P. 2009. Oftalmologi Umum Ed. 17. Jakarta : EGC

8

Page 9: Lapkas

http://medicastore.com/penyakit/859/Hordeolum_%28Stye%29.html

http://www.merckmanuals.com/home/eye_disorders/eyelid_and_tearing_disorders/

stye_hordeolum.html

9