Lapkas Asma Bronkial

Embed Size (px)

DESCRIPTION

zzz

Citation preview

Slide 1

LAPKASasma bronkial

Dede Gunawan2009730009Stase internaIDENTITASNama : Ny. YTTL: Jakarta, 14 April 1984Usia : 30 tahunJenis Kelamin: PerempuanStatus: Menikah Pekerjaan: Ibu Rumah TanggaAgama: IslamAlamat: sukapura cilincingTgl masuk RS: 27 Mei 2014No. Rekam Medik: 00 10 60 12ANAMNESIS KU : OS datang dengan keluhan sesak napas sejak 2 jam sebelum masuk Rumah Sakit.

KT: Batuk, mual, sakit kepala

ANAMNESIS RPS : OS MRS dengan keluhan sesak napas sejak 2 jam SMRS. Sesak napas dirasakan hilang timbul, bertambah saat beraktivitas dan berkurang saat beristirahat. Sesak napas disertai dengan batuk, batuk dirasakan sejak 3 minggu SMRS, batuk berdahak berwarna hijau, dan batuk tidak bercampur darah. OS mengatakan saat batuk tenggorokan terasa gatal dan dahak susah dikeluarkan. OS juga mengeluhkan sakit kepala yang hilang timbul, mual tapi tidak muntah. Selain itu, OS juga mengaku sesak mengganggu tidur dan kadang terdengar bunyi mengi. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Demam dan pilek disangkal.RPD Riwayat asma (+), maag (+)Riwayat Tuberkulosis paru, DM, hipertensi, disangkal.

RPK :Ibu OS mempunyai riwayat asmaRiwayat tuberkulosis paru, DM, hipertensi, disangkal.

R. Alergi :udang (+), debu, obat-obatan dan makanan disangkal

R. Pengobatan:OS sempat berobat ke klinik 24 jam namun tidak ada perbaikan.

R. Psikososial:Pola makan tidak teratur, jarang olahraga, tidak merokok, dan lingkungan sekitar rumah polusi.

PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum : Pasien tampak sakit sedang.Kesadaran : CM dan kooperatifTTV :TD: 100/80 mmHgNadi: 90x/menit (kuat, cukup, regular)RR: 44x/menitSuhu: 36 C

BB/TB: 52/158 Normal

STATUS GENERALISKepala : Bentuk normocephal, rambut warna hitam, distribus merata, tidak mudah dicabut.Mata : Peteki (-), hematom (-), skar (-), eritema (-), ikterik (-).Kulit: Alis mata madarosis (-/-), bulu mata rontok (-), konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), refleks pupil (+), isokor kanan-kiri.Hidung : Normonasi, deviasi septum (-), sekret (-), darah (-)Telinga : Normotia, nyeri tekan tragus (-/-), otore (-/-), darah (-/-)Mulut : Bibir kering (-), lidah kotor (-), tremor (-), tepi lidah hiperemis (-), perdarahan gusi (-).Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran Tiroid (-)Dada : NormochestPARU-PARUInspeksi: Simetris ka=ki, skar (-), otot pernapasan (+/+), spider nevi (-)Palpasi : Vokal fremitus simetris, nyeri tekan (-/-)Perkusi : Sonor pada semua lapang paru, batas paru-hepar setinggi ICS 6, midclavicularis dextra Auskultasi: Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing(+/+)

JANTUNGInspeksi : ictus cordis tidak terlihatPalpasi : ictus cordis tidak terabaPerkusi :Batas kanan jantung linea sternalis dextra Batas kiri jantung linea midclavikularis sinistra Auskultasi: BJ 1 dan 2 reguler, Murmur(-), Gallop (-).

ABDOMENInspeksi : cekung (-), skar (-), caput medusa (-), spider nevi (-)Auskultasi : bising usus (+) normalPalpasi: Nyeri tekan epigastrium (-), Nyeri tekan abdomen (-), Hepatomegali (-), Splenomegali (-), Rebound tes (-), Ballotement (-)Perkusi: Timpani pada 4 kuadran, shifting dullness (-)Ekstr. Atas: Pucat, akral hangat, edema (-/-), palmar eritem (-/-)Ekstr. Bawah: Pucat, akral hangat, edema ibu jari (+/+), eritem (-/-), luka (-/-)LABORATORIUM 27 MEI 2014PemeriksaanNilaiRujukanGDS94 80% dari nilai prediksi, variabilitas < 20 %.

Asma Persisten RinganGambaran klinis sebelum pengobatanGejala lebih dari 1x seminggu, tetapi kurang dari 1x per hariSerangan mengganggu aktivitas dan tidurSerangan asma malam lebih dari 2x/sebulanNilai APE atau VEP1 antara >80% dari nilai prediksi, variabilitas 20-30 %.

Asma Persisten SedangGambaran klinis sebelum pengobatanGejala setiap hariSerangan mengganggu aktivitas dan tidurSerangan asma malam lebih dari 1x semingguSetiap hari menggunakan beta 2 agonis hirupNilai APE atau VEP1 antara 60- 80% dari nilai prediksi, variabilitas >30 %.

Asma Persisten BeratGejala terus-menerus, sering mendapat seranganGejala asma malam seringAktivitas fisis terbatas karena gejala asmaNilai APE atau VEP1 < 60% dari nilai prediksi, variabilitas >30 %.

DIAGNOSIS BANDINGBronkitis KronikEmfisema ParuGagal Jantung Kiri AkutEmboli ParuPEMERIKSAAN PENUNJANGDarah: eosinofil, IgE meningkatDahak : kristal charcot leyden, spiral curschmanFoto toraks PATest kulit,test provokasi bronkusPem.Spirometri, analisa gas darah PENATALAKSANAANMencegah Ikatan Alergen IgEMencegah Penglepasan MediatorMelebarkan Saluran Napas dengan BronkodilatorMengurangi Respons dengan Jalan Meredam Inflamasi Saluran Napas

PENGOBATAN ASMA INTERMITENOBAT PENGONTROLTidak perlu

OBAT PELEGABronkodilator aksi kerja cepatInhalasi agonis beta-2 bila perlu

OBAT ALTERNATIFKombinasi teofilin dan agonis beta-2 kerja cepatdosis rendah oral

34Th/ ASMA PERSISTEN SEDANGOBAT PENGONTROLInhalasi kortikosteroid 500 1000 g + inhalasi agonis beta-2 kerja lama

OBAT PENGONTROL LAINTeofilin lepas lambat atau agonis beta-2 kerja lama oral atau antileukotrien

OBAT PELEGABronkodilator aksi kerja cepatInhalasi agonis beta-2 bila perlu

OBAT ALTERNATIFKombinasi teofilin dan agonis beta-2 kerja cepatdosis rendah oral

35Th/ ASMA PERSISTEN BERATOBAT PENGONTROLInhalasi kortikosteroid > 1000 g + inhalasi agonis beta-2 kerja lama + satu atau lebih obat berikut bila perlu :*Teofilin lepas lambat*Antileukotrien *Agonis beta-2 kerja lama oral*Kortikosteroid oral

OBAT PELEGABronkodilator aksi kerja cepatInhalasi agonis beta-2 bila perlu

OBAT ALTERNATIFKombinasi teofilin dan agonis beta-2 kerja cepatdosis rendah oral

PENGOBATAN ST. ASMATIKUS

1. Posisi setengah duduk2. O2 : 3 - 4 L/menit dg kanula hidung3. Cairan : 2 - 4 L / hari4. Nebulaizer

5. Kortikosteroid : metilprednisolon 30-60mgIV tiap 6 jam dpt dipertahankan 5-10 hari bila gejala sudah teratasi, dpt diberi metilprednisolon oral dosis 3 X 4 mg .6. Aminofilin infus : 5-6 mg/kg BB bolus perlahan IV dilanjutkan dg dosis pemeliharaan = 0,2 - 0,8 mg/BB/jam Obat lain : AntikolinergikKOMPLIKASIPneumotoraksPneumomediastinum dan emfisema subkutisAtelektasisAspergillosis bronkopulmoner alergikGagal napasBronkitisFraktur igaKAPAN PASIEN DIRUJUK?Pasien dengan risiko tinggi kematian karena asmaSerangan asma berat APE < 60 % nilai prediksiRespons bronkodilator tidak segera, dan bila ada respons hanya bertahan < 3 jamTidak ada perbaikan dalam waktu 2-6 jam setelah pengobatan kortikosteroidGejala asma makin memburuk.TINJAUAN PUSTAKAAbdul Rashid b A Rahman dkk. Clinical Practice Guidelines Management of Hypertension (3rd Edition). 2008. Government Offices Complex

WHO, ISH Writing group. 2003 WHO and ISH statement on management of Hypertension. 2003.Harisson. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Vol 3.ed.13. 2000. EGC: Jakarta.Huon, Keith, John, et al. 2003. Lecture notes Kardiologi. Erlangga : Jakarta.Ismail, Dasnan, Idrus Alwi, Muin Rahman. 2006. Panduan Pelayanan Medik. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI: Jakarta.Mubin, Halim. Buku Panduan Praktis : Ilmu Penyakit Dalam Diagnosis dan Terapi Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.Price Sylvia A, Wilson Lorraine. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. 2006. EGC : JakartaSudoyo, W. Aru. et. al. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

TERIMA KASIH