Upload
bunga-tri-amanda
View
260
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Lapkas CA Nasofaring
Citation preview
LAPORAN KASUSKARSINOMA NASOFARING
Pembimbing : dr. Pramusinto Adhy, Sp.THT-KL
Oleh : Desi Khoirunnisa M
Intan HerlinaRina Mardiana
IDENTITAS PASIENNama : Tn. DimyatiUmur : 69 tahunJenis Kelamin : Laki-lakiAlamat : Cialing, Sukabumi Agama : IslamNo. RM : 410931Tanggal di Rawat: 5 Maret 2015Tanggal Pemeriksaan: 5 Maret
2015
ANAMNESISKeluhan Utama Benjolan dileher sejak 5 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang Os datang ke poli THT BLUD RSUD Sekarwangi dengan
keluhan benjolan dileher. Benjolan dileher dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya benjolan hanya disebelah kiri dan sebesar telur puyuh namun lama-kelamaan benjolan semakin bertambah besar. Pada pemeriksaan leher ± 6cm x 7 cm sejak 7 hari yang lalu dan bertambah besar. Benjolan teraba keras, terfiksir, tidak kemerahan, tidak terasa panas, berbatas tegas, tidak terasa nyeri. Os juga merasa nyeri tenggorokan sehingga sulit untuk menelan, mual (+), muntah (+). Os juga mengeluhakan nyeri Telinga Kiri.
Riwayat Penyakit SekarangOs pernah mengalami hal yang sama pada September 2014, dan datang ke dokter Bedah dan didiagnosa Struma. Dengan keluhan yang sama ada benjolan dileher sebelah kiri dengan ukuran ±4 x 6cm disertai nyeri tenggorokan sehingga nyeri untuk menelan. Pada tanggal 16 September 2014 dilakukan pembedahan Struma dan dilakukan pemeriksaan jaringan untuk Patologi Anatomi. Hasil yang didapat adalah sebagai berikut:
Makroskopik : dua keping-keping jaringan masing-masing ukuran 0.6cm x 0.4cm x 0.3 cm dan ukuran 0.5cm x 0.3cm x 0.1 cm, warna putih kecoklatan konsistensi kenyal
Mikroskopik : Sediaan biopsi nasofaring dilapisi epitel gepeng berlapis yang hiperplastis inti dalam batas normal, sub epitelial tampak jaringan limpoid terdiri dari sel-sel limfosit matur. Tampak pula sel dengan inti memanjang seperti epiteloid yang tersebar. Inti dalam batas normal. Tampak pula daerah-daerah perdarahan. Pada sampel ini tidak tampak tanda-tanda ganas. Nekrosisi perkejuan dan sel datia Langhans.
Kesimpulan : Peradangan kronis non specifik a/r nasofaring
Pada bulan Desember 2014, Os kembali ke Poli THT BLUD RSUD Sekarwangi dengan keluhan nyeri Telinga kanan.
Riwayat penyakit Asma, Alergi disangkal.
Riwayat Pemakaian Obat:Pasien tidak meminum obat
Riwayat Alergi Riwayat Alergi Makanan, Obat
di sangkal
Riwayat Penyakit Keluarga:Tidak ada keluarga pasien yang
mengalami penyakit yang sama dengan pasien.
Pemeriksaan FisikKeadaan Umum : Tampak sakit
sedangKesadaran : Compos
MentisTanda-tanda Vital : TD: 110/70 mmHg N : 73 x/menit RR: 20 x/menit T : 36,40C
Status Generalis Kepala : Normochepal, kontribusi rambut merata Mata : Sklera Ikterik ( -/- ), Konjungtiva Anemis ( -/- ) Mulut : bibir kering (+), sianosis (-), pucat (-), sulit
membuka mulut (-) Thorax : Simetris, retraksi ( -/-), Massa (-/-), Scar ( -/-) Jantung : BJ I/II kuat angkat, Murmur (-), Gallop (-) Paru : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-) Abdomen : Supel, Massa (-), Scar( -), BU (+), NTE (-) Ekstremitas : Deformitas (-) , Oedema (-/-), Akral
Hangat (+/ +), CRT < 2” Kulit : Scar ( - )
Status Lokalis - TelingaBAGIAN KELAINAN DEXTRA SINISTRA
Preaurikula Kelainan KongenitalRadang dan tumortrauma
---
---
Auricula Kelainan KongenitalRadang dan tumortrauma
---
---
Retroauricula EdemaHiperemisNyeri tekanSikatrikFistulafluktuasi
------
------
Preaurikula Kelainan KongenitalRadang dan tumortrauma
---
---
Auricula Kelainan KongenitalRadang dan tumortrauma
---
---
Retroauricula EdemaHiperemisNyeri tekanSikatrikFistulafluktuasi
------
------
Canalis Acusticus Externa
Kelainan KongenitalKulitSekretSerumen EdemaJaringan granulasiMassaKolesteatoma
-DBN
------
-DBN
------
Membran Timpani WarnaIntakCahaya
Putih +
Putih +
Status Lokalis - HidungPEMERIKSAAN
DEXTRA SINISTRA
RHINOSKOPI ANTERIOR
MukosaSekretKrustaKonka inferiorSeptumPolip/tumorPasase udara
DBN--
DBNDBN
-Tidak dilakukan
DBN--
Udem DBN
-Tidak dilakukan
RHINOSKOPI POSTERIOR
MukosaKoanaSekretTorus tubariusFossa rosenmullerAdenoid
Tidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukan
Tidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukanTidak dilakukan
Status Lokalis – Oris dan Orofaring
Keadaan Luar Bentuk dan Ukuran
Dextra Sinistra
MULUT Mukosa mulutLidah
Palatum molleGigi geligi
UvulaHalitosis
KerningKeringKering
Sulit dinilaiSulit dinilai
+
TONSIL Ukuran T 1 T1
FARING Sulit dinilai Sulit dinilai
LARING Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Resume
Seorang laki-laki usia 69 tahun datang dengan keluhan benjolan pada leher kiri dan nyeri Telinga kiri. Nyeri menelan sejak 1minggu yang lalu. Disertai mual, muntah.Os pernah mengalami hal yang sama pada September 2014, dan datang ke dokter Bedah dan didiagnosa Struma. Dengan keluhan yang sama ada benjolan dileher sebelah kiri dengan ukuran ±4 x 6cm disertai nyeri tenggorokan sehingga nyeri untuk menelan
Pada bulan Desember 2014, Os kembali ke Poli THT BLUD RSUD Sekarwangi dengan keluhan nyeri Telinga kanan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang, kesadaran kompos mentis,dengan tanda-tanda vital Tekanan Darah 110/70mmHg, Nadi 73 kali/menit, Pernapasan 20 kali/menit, Suhu 36,4 oC. Pada pemeriksaan leher ± 6cm x 7 cm sejak 7 hari yang lalu dan bertambah besar. Benjolan teraba keras, terfiksir, tidak kemerahan, tidak terasa panas, berbatas tegas, terasa nyeri. Os juga merasa nyeri tenggorokan sehingga sulit untuk menelan, mual (+), muntah (+). Os juga mengeluhakan nyeri Telinga Kiri.
Hasil PA - BiopsyMakroskopik :
Dua keping-keping jaringan masing-masing ukuran 0.6cm x 0.4cm x 0.3 cm dan ukuran 0.5cm x 0.3cm x 0.1 cm, warna putih kecoklatan konsistensi kenyal
Mikroskopik: Sediaan biopsi nasofaring dilapisi epitel gepeng berlapis
yang hiperplastis inti dalam batas normal, sub epitelial tampak jaringan limpoid terdiri dari sel-sel limfosit matur. Tampak pula sel dengan inti memanjang seperti epiteloid yang tersebar. Inti dalam batas normal. Tampak pula daerah-daerah perdarahan. Pada sampel ini tidak tampak tanda-tanda ganas. Nekrosisi perkejuan dan sel datia Langhans.
Kesimpulan : Peradangan kronis non specifik a/r nasofaring
Diagnosis kerjaKarsinoma Nasofaring tidak berdiferensiasi
stadium IRencana Pemeriksaan penunjangPemeriksaan Darah lengkapRo. Thorak
Penatalaksanaan Medikamentosa:Clindamysin 300mg 2x1Methil Prednisolon 4mg 3x1Proneuron 3 x 1 Rencana :Di Rujuk ke RSHS untuk dilakukan
Radioterapi
Prognosis Quo ad vitam : Dubia ad
bonamQuo ad functionam : Dubia ad
bonamQuo ad Sanactionam: Dubia ad
bonam
Follow Up – H -15/3/2015(H1)
S/Bengkak dileher kiri sejak 2 minggu yang lalu.Nyeri menelan (+), mual (+), muntah (+)O/KU: tampak sakit sedangKes : CMTD : 110/70 mmHgHR : 73x/menitRR : 20 x/menitT : 36.5OCStatus lokalis:
- Wajah : simetris,
- Leher : benjolan dileher kiri.
Ass/
Karsinoma Nasofaring
Th/IVFD:RL 1000cc/24 jamORAL:Clindamysin 300mg 2x1.Methil Prednisolon 4mg 3x1Proneuron 3 x 1 Rencana:Rujuk RSHS untuk Radioterapi
Follow Up H-26/3/2015(H2)
S/Nyeri kepala dan pusing. Bengkak dileher kiri (+)Demam (-), nyeri menelan (+),mual (-), muntah (-),O/KU: tampak sakit sedangKes : CMTD : 110/70 mmHgHR : 74x/menitRR : 20 x/menitT : 36.2OCStatus Lokalis:- Wajah :
simetris, benjolan di leher kiri
Ass/ Karsinoma Nasofaring
Th/IVFD:RL 1000cc/24 jam
ORAL:Clindamysin 300mg 2x1.Methil Prednisolon 4mg 3x1Proneuron 3 x 1
Rencana : Rujuk ke RSHS untuk Radioterapi
Status LokalisLeher KiriUkuran: 4 x 6 cmKonsistensi:
Benjolan teraba keras, terfiksir, tidak kemerahan, tidak terasa panas, berbatas tegas, tidak terasa nyeri
TINJAUAN PUSTAKAKARSINOMA NASOFARING
PENDAHULUANKanker nasofaring merupakan kasus
tumor ganas kepala leher yang terbanyak di Indonesia. Urutan kedua adalah tumor ganas hidung dan sinus paranasal, kemudian laring, dan tumor ganas rongga mulut, tonsil, hipofaring. 1,2
Diagnosis dini menentukan prognosis pasien, tetapi sulit dilakukan. Seringkali tumor ditemukan terlambat dan sudah bermetastasis ke leher.1
EPIDEMIOLOGIDaerah China bagian selatan menempati
urutan pertama dengan 2500 kasus baru pertahun atau prevalensi 39,84/100.000 penduduk. Ras mongoloid merupakan salah satu faktor dominan.1,4
Kasus ini di Indonesia sendiri cukup merata di setiap daerah. Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta ditemukan lebih dari 100 kasus setahun, RS Hasan Sadikin Bandung rata- rata 60 kasus, Ujung Pandang 25 kasus, Palembang 25 kasus, 15 kasus setahun di Denpasar, dan 11 kasus di Padang dan Bukit Tinggi.1
ETIOLOGI
Karsinoma
Nasofaring
Virus Epstein-Barr Letak
geografis
Rasial
Jenis kelamin
GenetikPekerjaan
Lingkungan
Kebiasaan hidup
Sosial ekonomi
ETIOLOGI
Makanan yang diawetkan
Virus Epstein Barr
mengaktifkan
Nitrosamin(Zat karsinogenik)
Zat Karsinogenik lain Benzophyrene,
Gas Kimia
Asap Pabrik
Asap Obat Nyamuk
Asap Rokok
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS
• Epistaksis • Sumbat hidung
Gejala Nasofaring
• Tinitus • Gangguan pendengaran• Rasa tidak nyaman di telinga sampai
otalgia
Gejala Telinga
• Diplopia• Neuralgia trigeminal• Sindrom Jackson
Gejala Mata dan Saraf
• Benjolan di leher
Metastasis atau Gejala
di Leher
DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang
Gejala KlinisRinoskopi Posterior
CT-Scan Tes Serologi
Biopsi
GAMBARAN HISTOLOGI
• Karsinoma sel skuamosa berkeratinisasi
• Karsinoma non-keratinisasi
• Karsinoma tidak berdiferensiasi
STADIUM(Sistem TNM Menurut UICC
2002)Stadium
Keterangan
T Tumor Primer
T0 Tidak tampak tumor
T1 Tidak tampak tumor
T2 Tumor meluas ke jaringan lunak.
T2A Perluasan tumor ke Orofaring dan atau Rongga Hidung tanpa perluasan ke Parafaring*
T2B Disertai perluasan ke Parafaring.
T3 Tumor menginvasi struktur tulang dan/ atau sinus paranasal.
T4 Tumor dengan perluasan intrakranial dan/ atau terdapat keterlibatan Saraf Cranial, Fossa Infratemporal, Hipofaring, Orbita atau Ruang Masticator
Catatan : *Perluasan parafaring menunjukkan infiltrasi tumor ke arah postero-lateral melebihi fasia faringo-basilar.
STADIUM KETERANGAN
N Pembesaran kelenjar getah bening regional
Nx Pembesaran Kelenjar Getah Bening tidak dapat dinilai.
N0 Tidak ada pembesaran
N1 Metastase kelenjar getah bening unilateral, dengan ukuran terbesar kurang atau sama dengan 6 cm, di atas fossa supraklavikula
N2 Metastase kelenjar getah bening bilateral, dengan ukuran terbesar kurang atau sama dengan 6 cm, di atas fossa supraklavikula.
N3 Metastase kelenjar getah bening bilateral dengan ukuran lebih besar dari 6 cm, atau terletak di dalam fossa supraklavikul
N3a Ukuran lebih dari 6 cm.
N3b Di dalam fossa supraklavikula.
M Metastasis jauh
Mx Metastasis jauh tidak dapat dinilai
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh
STADIUM
Stadium 0 T1s N0 M0
Stadium I T1 N0 M0
Stadium IIA T2a N0 M0
Stadium IIB T1 N1 M0
T2a N1 M0
T2b N0, N1 M0
Stadium III T1 N2 M0
T2a, T2b N2 M0
T3 N2 M0
Stadium IVa T4 N0, N1, N2 M0
Stadium Ivb Semua T N3 M0
Stadium Ivc Semua T Semua N M1
DIAGNOSA BANDING
Angiofibroma NasofaringKelainan Hiperplastik Nasofaring
TB Kelenjar Limfe Leher
PENATALAKSANAAN
1.Radioterapi2.Kemoterapi3.Operasi
PENATALAKSANAAN STADIUM
Stadium I: Radioterapi
Stadium II: Kemoradiasi
Stadium IV N < 6cm: Kemoradiasi
Stadium IV N > 6 cm: Kemoterapi dosis penuh dilanjutkan Kemoradiasi
Operasi
Reseksi Leher
Nasofaringektomi
PROGNOSIS
• Angka bertahan Hidup 5 Tahun
Stadium Awal – Lanjut:
Stadium I: 76.9%
Stadium II: 56.0%
Stadium III: 38.4%
Stadium IV: 16.4%
MEMPERBURUK PROGNOSIS
Stadium yang lebih lanjut.
Usia lebih dari 40 tahun
Laki-laki dari pada perempuan
Ras Cina dari pada ras kulit putih
Adanya pembesaran kelenjar leher
Adanya kelumpuhan saraf otak adanya kerusakan tulang tengkorak
Adanya metastasis jauh
PENCEGAHAN
Vaksinasi
Mengubah kebiasaan hidup yang salah
Melakukan tes serologic IgA anti VCA dan IgA anti EA secara massal