Laporan 1 Uji Protein Dan Asam Amino fiks

Embed Size (px)

DESCRIPTION

menjelaskan tentang uji uji asam amino

Citation preview

  • LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR

    PERCOBAAN KE 1

    REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO dan PROTEIN

    Disusun oleh:

    Santalum Alba

    10512093

    Kelompok 8

    Assisten Praktikum: Kak Zihnil ( 10510011)

    Tanggal percobaan : 24 September 2014

    Tanggal pengumpulan : 25 September 2014

    LABORATORIUM BIOKIMIA DASAR

    PROGRAM STUDI KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2014

  • PERCOBAAN 1

    REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN

    I. Tujuan Percobaan

    Menentukan asam amino serta gugus gugus yang terkandung dalam larutan

    Gelatin dan Albumin Telur

    Menentukan pengaruh suhu dan pH serta penambahan Garam & Logam berat

    terhadap kelarutan larutan Albumin Telur

    II. Teori Dasar

    Asam amino adalah molekul organik dengan massa molekul kecil yang

    mengandung setidaknya satu gugus karboksil dan satu gugus amino dan merupakan

    komponen penting untuk biosintesis protein.Hanya ada duapuluh asam amino yang

    lazim dijumpai dalam protein tumbuhan dan hewan. Keduapuluh asam amino

    tersebut digabungkan dalam berbagai cara untuk fungsi tertentu sesuai jenis asam

    aminonya. Fungsi fungsi biologis yang dapat dilakukan oleh asama amino adalah

    pembentuk otot, urat , kulit,kuku ,Hemoglobin, enzime , dan antibodi.

    Asam asam amino yang terdapat dalam protein adalah asam alfa-

    aminokarboksilat. Variasi dalam struktur struktur monomer-monomer ini terjadi

    dalam rantai sampingnya. Struktur asam amino sendiri dibagi menjadi 4 jenis yaitu

    struktur primer , sekunder, tersier dan kuarterner. Struktur primer berupa struktur

    yang dibangun berdasarkan ikatan kovelennya yaitu ikatan peptida . Struktur

    sekunder berupa ikatan hidrogen dan interaksi antar molekul. Ikatan yang lebih

    kompleks lagi yaitu dengan interaksi dengan unsur lain atau polimer lain disebut

    struktur tersier. Struktur terakhir adalah struktur kuarterner yaitu struktur kompleks

    dengan molekul lain untuk membentuk sistem mobilisasi biologis atau fungsi lain

    dalam makhluk hidup.

  • III. Data Pengamatan

    1. Uji reagen Millon

    Tabung reaksi Warna yang

    terbentuk

    Setelah

    pemanasan Endapan

    Tb. 2% gelatin - - -

    Tb. Albumin Dua fasa ungu

    bening

    Ungu memudar

    kemerahan -

    2. Uji Hopkins-Cole

    Tabung reaksi Warna yang terbentuk

    (cincin ungu) Uji +/- Endapan

    Tb. 2% gelatin Cincin ungu - -

    Tb. Albumin Tidak berwarna + -

    3. Uji Ninhidrin

    Tabung reaksi Warna yang terbentuk Uji +/- Endapan

    Tb. 2% gelatin Ungu muda + -

    Tb. Albumin Ungu pekat + -

    4. Reaksi sistein dan sistin

    Reaksi Warna endapan Uji +/-

    Sistein - -

    Sistin Hitam keruh +

  • 5. Uji Biuret

    Tabung reaksi Warna yang terbentuk Uji +/- Endapan

    Tabung 1 Ungu muda + -

    6. Pengendapan dengan logam

    Tabung reaksi Warna Endapan Pengamatan lain

    Tb. HgCl2 Dua Fasa Putih Dua fasa

    Tb. Pb-asetat Dua Fasa Putih -

    7. Pengendapan dengan garam

    Tabung reaksi Warna Endapan Pengamatan lain

    Tabung 1 Ungu kemerahan Ungu kemerahan -

    Uji endapan Bening Merah muda Endapan tak larut

    Uji filtrat Keruh Putih Tak terjadi

    8. Denaturasi protein

    Tabung reaksi Warna Endapan Pengamatan lain

    Tabung 1 Dua fasa Gumpalan Gumpalan di

    tengah

    Tabung 2 Bening Tidak ada -

    Tabung 3 Keruh - -

  • IV. Pembahasan

    Pada praktikum ini ada dua sampel yang akan kita lakukan analisis kualitatif.

    Keduanya adalah Albumin telur (1:5) dan Gelatin, yang merupakan sumber dari asam

    amino . Keduanya adalah jenis protein namun memiliki susunan asam amino yang berbeda

    .Oleh karena kita mencoba identifikasi jenis asam amino apa saja yang terkandung dalam

    sumber protein tersebut

    Uji pertama yang dilakukan adalah uji Millons.Prinsip dasar Millons ini adalah

    reagen Millons akan menitrasi asam amino Tirosin. Hanya Tirosin yang mampu bereaksi

    dengan reagen Millons karena tirosin masuk dalam jenis aromatik dengan gugus OH .

    Karena nitrasi hanya bisa dialami oleh senyawa aromatik di mana NO3+

    berfungsi sebagai

    elektrofilik dan aromatiknya berupa nukleofilik. Gugus OH akan mengaktifkan cincin

    Benzena sehingga baik Fenil alanin dan Triptofan tidak akan ikut bereaksi. Hal ini

    diakibatkan triptofan berupa senya heterosiklik aromatik sehingga relatif struktur nya lebih

    kompak untuk di serang oleh elektrofilik. Sedangkan untuk fenil analin adalah gugus

    murni benzene yang yang terikat di CH- sehingga relatif sulit terjadi subtitusi elektrofilik.

    Adanya Tirosin akan ditandainya warna merah karena terbentuk garam merkuri dari tirosin

    yang ternitrasi. Penambahan merkuri juga dapat membuat protein terkoagulasi karena

    struktur primernya akan rusak oleh terbentuknya ikatan antara kation Hg dan Anion

    protein.

    Uji Millons Reaksi dalam Uji Millons

    Pada Uji Hopkins cole, triptofan akan mengalami kondensasi dengan aldehid dalam

    suasana asam sulfat membentuk senyawa kompleks berwarna. Siklik amina akan

    berkondensasi bersama aldehid dengan protonasi Asam dari asam sulfat. Terbentuknya

    cincin ungu akan memberikan identifikasi positif kalau adanya triptofan. Dua fasa yang

    terbentuk adalah fasa air dan fasa organik , fasa air disini adalah larutan asam sulfat dan

    fasa organiknya berupa aldehidnya. Pada identifikasi ini albumin memberikan respon

    positif denganadanya cicncin ungu antara fasa tersebut dan gelatin tidak terbentuk apa apa.

    Jadi di dalam albumin telur terdapat asam amino triptofan.

  • Uji Hopkins cole

    Reaksi Uji Hopkins Cole

    Uji selanjutnya adalah Uji Ninhidrin ,Uji ini dapat digunakan untuk kualitatif

    ataupun kuatitatif dengan melihat intensitas warna yang terlihat melalu kolorimetri.

    Ninhidrin akan men dekarboksilasi oksidatif asam amino untuk menghasilkan Amonia di

    mana amonia akan akan bereaksi dengan Ninhidrin lain dan ninhidrin tanpa H. Uji

    memperlihatkan bahwa albumin telur memberikan warna ungu lebih pekat sedangkan

    ungu yang lebih muda dihasilkan dari gelatin. Bisa kita simpulkan jumlah kompleks yang

    terbentuk pada albumin telur lebih banyak mengandung NH3 dari pada gelatin.

    Uji Ninhidrin Reaksi Ninhidrin

    Reaksi sistein adalah reaksi yang menyerang gugus sulfohidril dan peptida.

    Kompleks Fe akan berekasi dengan amonium dan gugus sulfohidril membentuk kompleks

    Fe dengan CN, NO, dan S. Hanya akan positif dengan sistein karena sistein mengandung

    gugus sulfur. Untuk jenis asam amino lain tidak mengandung sulfur tidak akan bisa

  • memberikan uji positif termasuk metionin karena metionin lebih sterik dibandingkan

    sistein.

    Uji sistein

    Uji Biuret Proses yang terjadi pada percobaan ini adalah ikatan peptida akan

    mengalami pengikatan kompleks denga ion Cu 2+

    . Harus ada minimal dua peptida yang

    ada dalam asam amino untuk menghasilkan uji positif terhadap ikatan peptida tersebut.

    Histidin , dan serin tidak memberikan uji positif karena tidak bisa membentuk kompleks

    dengan Cu 2+

    karena keduanya tidak bisa membentuk dipeptida dengan Cu2+

    . Biuret

    memberikan warna ungu muda untuk hasil positif karena kompleks yang terbentuk

    berwarna. Uji positif diberikan pada albumin dan negatif pada gelantin.Kelebihan

    menggunakan uji biuret adalah tidak terjadi reaksi antara asam amino dengan vitamin,

    proses pengujiannya berlangsung secara cepat dan hasilnya dapat terlihat dengan cepat.

    Sedangkan kerugian yang dapat ditimbulkan menggunakan pengujian biuret adalah mahal,

    dapat mengalami gangguan dari zat- zat lain yang bereaksi dengan pereaksi biuret kecil,

    tidak dapat mendeteksi nitrogen non peptide serta konsentrasi NH4+ yang tinggi dapat

    mengganggu proses reaksi sehingga NH4+ harus distandarkan terlebih dahulu.

    Uji Biuret Reaksi Uji biuret

  • Pengendapan Logam,Karakteristik lain yang dapat dilihat dari protein adalah kelarutannya

    dalam air. Kelarutan protein dalam air relatif baik jika kita bandingkan dengan massa

    molekul yang relatif besar. Karena massa yang besar kita bisa saja mengendapkannya

    dengan memberikan kation logam berat pada larutan protein. Namun larutan protein harus

    di bentuk dalam bentuk ion negatif dengan cara menambahkan basa agar terbentuk ion

    karboksilat. Maka menurut konsep asam basa keras lunak keduanya akan bisa bereaksi

    membentuk endapan. Logam berat seperti Pb dan Hg dapat digunakan sebagai asam lunak

    dan anion protein membentuk basa lunaknya. Pada pengendapan protein dengan

    pengendapan logam, melalui penambahan HgCl2 dan (CH3COO)2Pb ke dalam larutan

    albumin menyebabkan terjadinya reaksi sehingga larutan yang sebelumnya jernih berubah

    menjadi keruh dan terdapat endapan. Penambahan HgCl2 dan (CH3COO)2Pb ini karena

    diketahui bahwa protein mampu menawarkan racun sebab asam amino yang merupakan

    penyusun suatu protein dapat mengikat logam seperti Hg (merkuri klorida) dan Pb (timbal

    asetat), racun atau logam yang terikat dalam reaksi ini ditandai dengan adanya endapan

    putih. Pada saat ditambahkan ke dalam protein, HgCl2 dan (CH3COO)2Pb akan terionisasi

    dalam bentuk Hg2+

    dan PbSO4 sehingga dapat menghasilkan endapan. Ikatan yang amat

    kuat dari reaksi protein yang ditambahkan dengan HgCl2 dan (CH3COO)2Pb akan

    memutuskan ikatan jembatan garam, sehingga akan terjadi denaturasi, secara bersama

    gugus COOH dan gugus NH2 yang terdapat pada protein dapat bereaksi dengan ion

    logam berat dan dapat membentuk senyawa kelat.

    Pengendapan dengan logam

    Garam garam anorganik akan berkompetisi dengan protein untuk merebutkan air

    sebagai media solvasi nya. Proses ini yang dinamakan salting out . endapan yang diperoleh

    adalah protein karena tidak ada yang mensolvasinya sedangkan filtratnya berupa amonium

    sulfat. Pada uji yang dilakukan terhadap endapan dengan uji millon memberikan warna

    merah muda keungungan sehingga terbukti adanya tirosin dalam endapan tersebut.

    Sedangkan pada filtratnya wana tetap keruh dan tidak memberikan respon apa apa. Artinya

    semua protein sudah diendapkan dan yang tersisa difiltrat hanyalaha garam amonium

    sulfat.

  • Pengendapan dengan garam

    Pengaruh pH pemberian asam pada larutan protein menyebabkan adanya gumpalan

    membentuk cincin pada larutan , kemungkinan karena protein terkoagulasi. Selanjutnya

    penambahan NaOH membuat warna menjadi bening dan buffer asam memberikan warna

    keruh pada larutan albumin. pH dipengaruhi oleh titik isoelektrik dimana pH saat keadaan

    larutan asam amino netral. Penambahan asam atau basa pada pH tertentu akan

    mengakibatkan keluar dari titik isoelektrik dan bisa saja jika penambahan berlebihan akan

    mengakibatkan larutan protein terkoagulasi atau terdenaturasi.

    Pengaruh pH

    V. Kesimpulan

  • 1. Di dalam albumin telur terdapat asam amino tirosin , triptofan, dan

    beberapa asam amino lain karena memberikan respon positif dalam semua

    uji kialitatif yang dilakukan

    2. Gelatin merupakan protein yang tidak memiliki asam amino tirosin dan

    triptofan , Namun tetap memiliki asam amino terbukti dengan uji Ninhidrin

    3. Kelarutan suatu larutan protein dipengaruhi oleh interaksinya dengan logam

    berat dengan Ph tertentu dan garam anorganik dari efek salting out

    4. Ph memberikan pengaruh terhadap keadaan protein karena bisa jadi protein

    terkoagulasi atau terdenaturasi

    VI. Daftar pustaka

    Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 1986, Kimia Organik Jilid 2, Erlangga,

    Jakarta.(P.364-401)

    M.Berg, Jeremy.,L.Tymozako, John., Styrer, Robert, Biochemistry, 5th ed.,

    W.H. Freeman and Company, 2006, (pdf.file)

    Nelson, D.L., Cox, M.M., Lehninger Principles of Biochemistry, 4th ed., Mc.

    Graw-Hill Company, 2004, (pdf. File)