Upload
marena-thalita
View
28
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Logam-logam Alkali
Citation preview
5/19/2018 LAPORAN
1/17
I. Judul Percobaan : Uji Kepolaran Senyawa Golongan A
II. Tujuan
- Mahasiswa memahami cara membedakan senyawa ion-kovalen
- Mahasiswa dapat menerapkan konsep ikatan kimia untuk menentukan ikatan
kimia suatu senyawa
III. Metodologi Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
-
Gelas piala 50 mL- Kabel
- Batere
- Bohlam (LED)
- Elektroda logam
3.1.2 Bahan
-
Larutan NaCl (0.1M)
- Larutan etanol
- Larutan HNO30.1 M
- Larutan CH3COOH (0.1 M)
- Larutan Chloroform
- Aquades
5/19/2018 LAPORAN
2/17
3.2 Skema Kerja
3.2.1Penentuan kepolaran senyawa anorganik golongan A
3.2.2Penentuan pengaruh konstanta terhadap konduktivitas
- dimasukan ke dalam beaker glass 50 ml sebanyak 25 ml
- dibuat rangkaian listrik tertutup dengan 1 lampu bohlam
- dimasukan elektroda besi yang telah dihubungkan dengan kabel dan
baterai
- diamati keadaan lampu bohlam
- ditentukan jenis ikatan yang terdapat di masing-masing senyawa
- dilakukan langkah 1-5 menggunakan Kloroform, NaCl, NaCl x molar,
etanol, asam cuka, dan aquades
- dimasukkan ke dalam gelas piala 100 mL
- diuji konduktifitasnya
- diencerkan menjadi 5 kali dari semula
- diambil 25 ml, diuji konduktivitasnya
- diambil 25 ml larutan HCl hasil pengenceran
- diencerkan 5 kali
- diuji konduktivitasnya
Hasil
25 mL Larutan HCl
Hasil
Larutan HNO3
5/19/2018 LAPORAN
3/17
3.2.2Penentuan pengaruh jumlah ion
-- diuji konduktivitasnya
- ditambahkan HNO3
- ditambahkan HCl hasil pengenceran 10 kali
- diuji konduktivitasnya
Larutan NaCl 0,1 M
Hasil
5/19/2018 LAPORAN
4/17
IV. Pembahasan
4.1 Hasil
4.1.1 Penentuan Kepolaran
No. Senyawa yang diujiHasil Pengamatan
Gelembung pada kedua Elektroda Keadaan Bola lampu
1. HNO3 Banyak gelembung Tidak menyala
2. Kloroform (CHCl3) Tidak ada gelembung Tidak menyala
3. NaCl Banyak gelembung Tidak menyala
4. NaCl x Molar terdapat gelembung Tidak menyala
5. Etanol Tidak ada gelembung Tidak menyala
6. CH3COOH Tidak ada gelembung Tidak menyala
7. Aquades Tidak ada gelembung Tidak menyala
4.1.2 Penentuan pengaruh Konstanta terhadap Konduktivitas
No. Senyawa yang diujiHasil Pengamatan
Gelembung pada Kedua Elektroda Keadaan Bola lampu
1. HCl pekat 5 M
Terdapat gelembung pada kedua
elektroda, larutan berwarna bening
kekuningan
Tidak menyala
2.HCl setelah
diencerkan 5 kali
Terdapat gelembung pada kedua
elektrodaTidak menyala
3.HCl setelah
diencerkan 10 kaliTidak ada gelembung Tidak menyala
4.1.3 Penentuan Pengaruh Jumlah Ion
No. PerlakuanHasil Pengamatan
Gelembung pada kedua Elektroda Keadaan Bola Lampu
1. NaCl Tidak gelembung Tidak menyala
2. Ditambah HNO3 Banyak gelembung Tidak menyala
3.Ditambah HCl yang telah
diencerkan 10 kali
Gelembung bertambah semakin
banyakTidak menyala
5/19/2018 LAPORAN
5/17
4.2 Pembahasan
Ikatan kimia adalah daya tarik menarik antara atom yang menyebabkan satu senyawa
kimia dapat bersatu, kekuatan daya tarik-menarik ini menentukan sifat-sifat kimia dari suatu
zat, dan cara ikatan kimia berubah jika suatu zat bereaksi digunakan untuk mengetahui
jumlah energi yang dilepaskan atau absorbsi selama terjadi reaksi Ikatan kimia dapat dibagi
menjadi dua kategori besar yaitu ikatan ion dan ikatan kovalen (Brady,1999).
Ikatan ionik terbentuk karena adanya perpindahan elektron antara sebuah atom logam
dan sebuah atom bukan. Perpindahan elektron ini menyebabkab atom menjadi logam ion
yang bermuatan positif (kation) dan bukan logam menjadi ion bermuatan negatif
(Petrucci,1987). Ikatan ion jika terjadi perpindahan elektron di antara atom untukmembentuk partikel yang bermuatan listrik dan mempunyai daya tarik-menarik. Daya tarik-
menarik di antara ion-ion yang bermuatan berlawanan merupakan suatu ikatan ion.
(Keenan, 2005).
Ikatan ion/heteropolar/elektrovalen merupakan penggabungan suatu atom dengan
cara serah terima atau perpindahan elektron antara 2 atom sehingga membentuk susunan
elektron gas mulia. Senyawa yang memiliki ikatan ion disebut ikatan ionik. Senyawa ionik
biasanya terbentuk antara atom-atom unsur logam dan nonlogam. Atom unsur logam
cenderung melepas elektron membentuk ion positif dan atom unsur nonlogam cenderung
menangkap elektron membentuk ion negatif. Senyawa ionic misalnya NaCl (Aisyah, 2014).
Sifat-sifat itu antara lain adalah kebanyakan menunjukkan titik leleh tinggi, pada
umumnya senyawa ion larut dalam pelarut polar (seperti air dan amoniak). Senyawa ion
yang berwujud padat tidak menghantarkan dapat listrik, karena ion positif dan negatif
terikat kuat satu sama lain. Larutan senyawa ion akan menghantarkan listrik karena ion-ion
yang lepas dan bebas. Senyawa ion juga dapat menghantarkan listrik bila dilarutkan dalam
pelarut polar misalnya air karena terionisasi. Kuatnya ikatan antara ion positif dan negatif,
maka senyawa ion berupa padatan dan berbentuk kristal. Permukaan kristal itu tidak mudah
digores atau digeser. Sifat lainnya, senyawa ion juga memiliki sifat hampir tidak terbakar
(Wilbraham, 1992).
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi antara dua atom dengan pemakaian bersama
sepasang elektron atau lebih. Ikatan kovalen dapat terjadi antara atom yang sama dengan
atom yang berbeda. Ikatan kovalen terbentuk dari terbaginya (sharing) elektron di antara
atom-atom. Daya tarik-menarik inti atom pada elektron yang terbagi di antara elektron itu
5/19/2018 LAPORAN
6/17
merupakan suatu ikatan kovalen. Sifat-sifat senyawa kovalen antara lain kebanyakan
menunjukkan titik leleh rendah, pada suhu kamar berbentuk cairan atau gas, larut dalam
pelarut non polar dan sedikit larut dalam air, sedikit menghantarkan listrik, mudah terbakar
dan banyak yang berbau (Syukri, 1999).
Elektrolit adalah suatu zat, yang ketika dilarutkan dalam air menghasilkan larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik (Chang, 2003). Elektrolit merupakan senyawa lelehan atau
larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, memberikan gejala berupa menyalanya
lampu pada alat uji atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. Elektrolit juga dapat
didefinisikan sebagai suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-ion dan
selanjutnya menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan kumpulan atom yang bermuatanelektrik. Hal itu disebabkan karena zat terlarutnya dapat mengalami reaksi ionisasi sehingga
pada konsentrasi yang sama jumlah partikelnya lebih besar. Elektrolit bisa berupa air, asam,
basa atau berupa senyawa kimia lainnya. Gas dapat berfungsi sebagai elektrolit pada kondisi
tertentu misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit kuat identik
dengan asam, basa, dan garam kuat (Anonim, 2014).
Elektrolit merupakan senyawa yang berikatan ion dan kovalen polar. Senyawa yang
berikatan ion sebagian besar merupakan elektrolit sebagai contoh ikatan ion adalah NaCl.
NaCl dapat menjadi elektrolit dalam bentuk larutan dan lelehan atau bentuk liquid dan
aqueous. Senyawa dalam bentuk solid atau padatan senyawa ion tidak dapat berfungsi
sebagai elektrolit. Larutan yang molekul-molekulnya dapat terurai menjadi ion-ion sehingga
dapat menghantarkan listrik (Keenan, 2005).
Salah satu metode yang digunakkan untuk mengelompokkan senyawa berdasarkan
apakah senyawa lelehan atau larutannya menghantar arus listrik tau tidak yaitu :
1.
Larutan elektrolit (elektrolit kuat) adalah larutan yang di dalam air terurai atau
terionisasi dengan sempurna menjadi ion-ion positif (+) dan ion negatif (-), sehingga
dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Senyawa elektrolit kuat dalam air dapat
terurai sempurna membentuk ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Arus listrik
merupakan arus elektron. Elektron tersebut dapat dihantarkan melalui ion-ion dalam
larutan, seperti dihantarkan oleh kabel ketika dilewatkan ke dalam larutan elektrolit
kuat. Lampu pada alat uji elektrolit akan menyala dikarenakan zat tersebut memiliki
ion-ion yang bergerak bebas di dalam larutan tersebut. Ion-ion inilah yang nantinya
akan menjadi penghantar. Semakin banyak ion yang dihasilkan semakin baik pula
5/19/2018 LAPORAN
7/17
larutan tersebut menghantarkan listrik. Contohnya adalah NaCl, NaOH, H2SO4, KOH,
dan HCl (Chang, 2003).
Ciri-ciri elektrolit kuat adalah:
1. Menghasilkan banyak ion
2. Molekul netral dalam larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
3. Terionisasi sempurna, atau sebagian besar terionisasi sempurna
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: gelembung gas yang dihasilkan banyak, lampu
menyala
5. Penghantar listrik yang baik
6.
Derajat ionisasi = 1, atau mendekati 1(Anonim, 2014).
2. Larutan non elektrolit adalah larutan yang di dalam air tidak terionisasi, hanya melarut
dan terpecah-pecah menjadi partikel yang lebih kecil. Elektrolit lemah adalah elektrolit
yang tidak memberikan gejala lampu menyala, tetapi menimbulkan gelembung gas.
Jika elektrolit lemah dilarutkan mengion, maka derajat ionisasinya kecil (mendekati 0).
Elektrolit lemah mempunyai daya hantar yang relatif buruk meskipun konsentrasinya
relatif besar. Contohnya NH4OH, CH3COOH, dan HF (Chang, 2003).
Ciri-ciri elektrolit lemah adalah:
1. Menghasilkan sedikit ion
2. Molekul netral dalam larutan banyak
3. Terionisasi hanya sebagian kecil
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik, gelembung gas yang dihasilkan sedikit, lampu
tidak menyala
5.
Penghantar listrik yang buruk
6. Derajat ionisasi mendekati 0
(Purba, 2006).
Percobaan ini adalah uji kepolaran senyawa golongan A. Percobaan pertama adalah
penentuan kepolaran suatu senyawa, penentuan pengaruh konstanta terhadap
konduktivitas, dan penentuan pengaruh jumlah ion. Percobaan penentuan kepolaran ini
menggunakan larutan HNO3, kloroform, NaCl, NaCl x molar, etanol, asam cuka, dan aquades
dengan menguji larutannya dengan elektroda logam menggunakan rangkaian listrik yang
dilengkapi dengan bola lampu.
5/19/2018 LAPORAN
8/17
Cl
Cl
H
Cl
OH
H
H H
H H
Cl-
Na+
O
O
H
H
H
H
(a)
(b)
(c)
N+
O
O-
O
H
(d)
OHH
(e)
(f )
Gambar 4.1. Struktur lewis bahan yang digunakan (a) NaCl , (b) CH3COOH, (c) etanol,
(d) HNO3, (e) akuades, (f) klorofom.
Larutan yang terbentuk melalui senyawa ion adalah larutan NaCl yang merupakan
senyawa elektrolit kuat. NaCl adalah senyawa ionik yang mudah terbentuk ion-ionnya ketika
dilarutkan di dalam air. Ion-ion yang dihasilkan di dalam larutan ini akan menghasilkan daya
hantar listrik. Hal tersebut disebabkan adanya pergerakan ion yang disertai pergerakan
elektron sehingga dapat menghantarkan listrik. Parameter yang digunakan adalah adanya
aliran elektron dalam larutan dapat menyalakan bola lampu pada rangkaian listrik. Hasil
percobaan yang didapatkan adalah larutan NaCl tidak dapat menyalakan bola lampu, namun
terdapat banyak gelembung pada kedua elektroda logam. Hal tersebut menandakan bahwa
larutan terpolarisasi. Hasil yang tidak sesuai dengan literatur ini disebabakan larutan NaCl
yang digunakan menghasilkan arus listrik yang terlalu kecil sehingga tidak dapat menyalakan
lampu.
Rekasi yang terjadi dalam wadah tersebut yaitu
NaCl(aq) Na+(aq) + [ Cl
](aq)
Hasil pengamatan yang seharusnya yaitu larutan NaCl membuat bola lampu menyala
dan terdapat gelembung di anoada serta membuat larutan berubah warna menjadi kuning.
Hantaran listrik pada larutan NaCl terjadi akibat ion Na+menangkap elektron pada katoda,
sedangkan ion Cl- melepaskan elektro menghasilkan gas klorin (Cl2) sehingga pada anoda
dihasilkan gelembung-gelembung dan larutan berubah menjadi kuning.
Katoda : Na+(aq) + e Na(s)
Anoda : 2Cl(aq) Cl2(g) + 2 e
Na+(aq) + 2 Cl(aq) Cl2(g) + Na(s)
5/19/2018 LAPORAN
9/17
Larutan yang kemudian diukur konduktivitasnya adalah HNO3, kloroform, asam cuka,
etanol, dan aquades. Kelima senyawa tersebut terbentuk melalui ikatan kovalen. Ikatan
kovalen adalah ikatan yang terbentuk karena adanya penggunaan elektron bersama. Ikatan
kovalen terbagi menjadi dua yaitu kovalen polar dan kovalen nonpolar. Senyawa yang
merupakan senyawa polar adalah HNO3 0,1 M, asam asetat 0,1 M, etanol, dan aquades.
Senyawa yang merupakan senyawa nonpolar adalah kloroform. Kepolaran suatu molekul
ditentukan oleh harga momen dipolnya (). Molekul yang bersifat polar memiliki momen
dipol lebih dari 0 (> 0 atau ). Molekul nonpolar memiliki momen dipol sama dengan 0
(= 0).
Molekul kovalen polar dapat menghantarkan listrik namun tidak lebih baik darimolekul yang terbentuk melalui ikatan ionik. Hal tersebut disebabkan pada senyawa kovalen
terjadi penggunaan elektron secara bersama-sama sehingga molekul tidak dapat terionisasi
sempurna seperti halnya yang terjadi pada molekul dengan ikatan ionik yang dapat
terionisasi sempurna. Perbedaan keelektronegatifan antara dua atom yang membentuk
ikatan kovalen menyebabkan atom logam membentuk elektropositif yang kekurangan
rapatan elektron dan atom yang kelebihan elektron membentuk elektronegatif.
Elektropositif menyebabkan terjadinya muatan parsial positif (+) dan elektronegatif
membentuk muatan parsial negative (-) sehingga molekul polar tidak dapat terionisasi
sempurna dan hanya terionisasi sebagian.
Hasil pengamatan pada kelima larutan tersebut adalah kelima larutan tidak ada yang
mampu menghantarkan listrik dan hanya pada larutan HNO3 saja yang terdapat gelembung
pada elektroda logam dalam larutan. Larutan HNO3 merupakan senyawa kovalen yang
merupakan elektrolit kuat sehingga dapat menghantarkan listrik. Gelembung yang dihasilkan
pada kedua elektroda merupakan hasil dari ionisasi sempurna yang dialami oleh HNO3.
Hasil yang seharusnya didapatkan yaitu adanya gelembung gas pada katoda, bola
lampu menyala dan larutan berubah warna menjadi kuning. Larutan kuning yang terbentuk
disebabkan terjadinya elektrolisis dengan elektroda logam. Senyawa HNO3 merupakan
senyawa kovalen polar yang dapat terurai ion-ionnya secara sempurna. Ion-ion akan
bergerak menuju elektroda yang telah dihubungkan dan berdifusi dari katoda menuju anoda
yang menyebabkan terjadinya daya hantar listrik sehingga lampu menyala. Reaksi yang
terjadi pada katoda yaitu menghasilkan gas hidrogen karena asam oksi (NO3) tidak dapat
bereaksi sehingga air yang bereaksi menghasilkan gas oksigen pada anoda. Gelembung-
5/19/2018 LAPORAN
10/17
gelembung yang terbentuk adalah gas H2 dan O2 hasil reaksi HNO3 dengan elektroda besi
yang bersifat tidak inert.
Reaksinya sebagai berikut :
Fe(s) + 2HNO3(l) H2(g) + Fe(NO3)2(aq)
Reaksi setengah selnya yaitu
Katoda : 2 H+(aq) + 2 e H2(g)
Anoda : 4OH-(aq) 2H2O(aq) + O2(g) + 4e
-
2 H+(aq) + 4OH
-(aq) H2(g) + 2H2O (aq) + O2 (g)
Penentuan kepolaran yang selanjutnya adalah asam cuka, etanol dan aquades yang
merupakan senyawa yang terbentuk dari ikatan kovalen membentuk senyawa yang bersifatelektrolit lemah. Senyawa kovalen yang bersifat elektrolit lemah memiliki momen dipol
mendekati 0 yang artinya hanya sebagian kecil zat yang terionisasi dalam air membentuk
ion-ionnya. Hal tersebut membuat larutan elektrolit lemah dapat menghantarkan listrik
sangat kecil karena jumlah ada ion yang bergerak dari katoda menuju anoda menghasilkan
aliran listrik sedikit. Hasil percobaan menggunakan asam asetat, atanol dan aquades tidak
dapat menghantarkan arus listrik karena tidak ada reaksi yang terjadi di dalamnya yang
dibuktikan dengan tidak menghasilkan gelembung pada kedua elektroda dan tidak membuat
bola lampu menyala. Hasil yang didapatkan pada asam asetat seharusnya adalah
menghasilkan gelembung pada katoda yang disebabkan terjadinya reaksi reduksi air
menghasilkan gas H2. Asam asetat, etanol dan aquades merupakan senyawa elektrolit lemah
sehingga dapat menghantarkan listrik walaupun kecil. Reaksi yang terjadi pada asam asetat
adalah
CH3COOH (aq) H+(aq) + CH3COOH
-(aq) + CH3COOH (aq)
Reaksi setengah selnya yaitu:
Katode : 4 H+(aq) + 4 e 2H2(g)
Anode : 4OH-(aq) 2H2O(aq) + O2(g) + 4e
2 H+(aq) + 4OH (aq) H2(g) + 2H2O (aq) + O2 (g)
Reaksi yang terjadi pada aquades adalah
H2O(l) H+(aq) + OH
-(aq)
Katode : 4 H+(aq) + 4 e 2H2(g)
Anode : 4OH-(aq) 2H2O(aq) + O2(g) + 4e
2 H+(aq) + 4OH
(aq) H2(g) + 2H2O (aq) + O2 (g)
5/19/2018 LAPORAN
11/17
Hasil yang didapatkan pada uji menggunakan aquades dan etanol yaitu tidak menyala dan
tidak terdapat gelembung. Hasil yang seharusnya didapatkan yaitu lampu menyala atau
terdapat gelembung. Kedua larutan tersebut merupakan elektrolit lemah dengan ikatan
kovalen yang bersifat polar.
Larutan yang diuji selajutnya adalah kloroform yang merupakan senyawa kovalen
nonpolar. Pusat muatan positif dan muatan negatif pada senyawa nonpolar berhimpit yang
berbeda pada senyawa kovalen yang terpisah dengan jarak tertentu. Hasil yang didapatkan
pada percobaan menggunakan kloroform adalah tidak terdapat gelembung pada kedua
elektroda (katoda dan anoda) dan tidak dapat menghantarkan listrik. Molekul nonpolar
digambarkan dengan lingkaran yang ditengahnya terdapat tanda yang menunjukkan pusatmuatan positif dan negatif berhimpit. Senyawa nonpolar memiliki momen dipol =0 artinya
tidak ada yang terionisasi dalam air sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik
(Effendy, 2008).
Percobaan yang kedua adalah menggunakan asam klorida pekat yaitu HCl 5 M yang
dimasukkan dalam gelas piala lalu diukur daya hantarnya menggunakan alat yang sama.
Asam klorida merupakan senyawa elektrolit kuat yang terionisasi sempurna dalam air. Hasil
pengukuran ini adalah terdapat gelembung pada kedua elektroda namun tidak dapat
menyalakan bola lampu. Gelembung yang terdapat pada elektroda menandakan bahwa
dalam larutan terdapat reaksi walaupun seharusnya asam klorida yang merupakan asam
kuat dapat menghantarkan listrik. Hal ini terjadi dikarenakan larutan yang digunakan adalah
asam klorida pekat yang artinya hanya sedikit pelarut dalam larutan tersebut. Hal ini bisa
saja membuat larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik karena hanya sebagian yang
terionisasi karena kerapatannya yang cukup tinggi sehingga ikatan yang terjadi sangat kuat.
Larutan berwarna menjadi bening kekuningan. Hasil tersebut adalah hasil elektrolisis HCl.
Reaksi yang terjadi seperti berikut
H2O(l) H+(aq) + Cl
-(aq)
Anoda (Oksidasi) : 2 Cl-(aq) Cl2 (g)+ 2e
Katoda (Reduksi) : 2 H2O(l) + 2e H2 (g)+ 2 OH-(aq)
Reaksi sel : 2 H2O (l) + 2 Cl-(aq) Cl2 (g) + H2 (g) + 2 OH
-(aq)
Larutan tersebut kemudian diencekan sebanyak lima kali lalu diukur daya hantar
listriknya. Hasilnya adalah larutan tidak dapat menghantarkan listrik yang ditandai tidak
dapat menyalakan bola lampu namun terdapat gelembung pada anoda dan katoda. Hasil
5/19/2018 LAPORAN
12/17
yang seharusnya didapatkan adalah larutan ini dapat menghantarkan arus listrik dengan
menyalakan bola lampu dan terdapat banyak gelembung pada kedua elektroda. Hal ini
disebabkan rangkaian alat yang kurang benar dan baterai yang digunakan tidak memiliki
daya yang cukup untuk membuat lampu menyala.
Larutan HCl yang sudah diencerkan sebanyak lima kali dilakukan pengenceran sampai
sebanyak 10 kali lalu diukur daya hantar listriknya. Hasil yang didapatkan yaitu bola lampu
tidak menyala dan tidak terdapat gelembung pada kedua elektrodanya. Hal ini disebabkan
banyaknya jumlah pelarut (akuades) yang terdapat dalam larutan yang menyebabkan
larutan tersebut bukan bersifat elektrolit kuat namun bersifat elektrolit lemah sehingga
hanya sebagian kecil yang terionisasi. Hasil ini seharusnya menghasilkan sedikit gelembungpada elektroda atau bola lampu menyala dengan redup.
Uji ketiga adalah untuk mengetahui pengaruh jumlah ion dalam larutan. Larutan yang
pertama adalah NaCl yang dimasukkan dalam gelas beker kemudian diukur
konduktivitasnya. Hasilnya adalah tidak terdapat gelembung pada elektroda dan lampu tidak
menyala. Hasil yang seharusnya didapat adalah lampu menyala dan terdapat gelembung
pada elektroda tersebut karena NaCl merupakan senyawa ion (garam) yang merupakan
elektrolit kuat sehingga dapat menghantarkan listrik. Larutan ini kemudian ditambahkan
HNO3 yang menghasilkan banyak gelembung namun bola lampu tetap padam. Gelembung
yang dihasilkan karena jumlah ion-ion yang terdapat dalam larutan semakin banyak karena
HNO3 adalah senyawa kovalen polar yang merupakan larutan elektrolit kuat.
Campuran ini selanjutnya ditambahkan dengan HCl hasil pengenceran 10 kali. Hasilnya
adalah gelembung dalam larutan semakin banyak. Hal ini disebabkan banyaknya ion dalam
larutan sehingga ion-ion tersebut bergerak dan tereduksi serta teroksidasi pada elektroda
menghasilkan gas tertentu berupa gelembung yang menempel pada elektroda. Hasil yang
didapatkan seharusnya larutan dapat menghantarkan listrik dan terdapat banyak gelembung
pada kedua lektroda disebabkan banyaknya ion-ion dalam larutan yang menyebabkan
banyaknya aliran elektron sehingga dapat menghantarkan listrik.
Senyawa ionik dan kovalen polar seharusnya dapat menghantarkan listrik dengan
membuat bola lampu menyala. Namun, tidak ada satupun dari golongan senyawa ion dan
kovalen polar yang dapat menyalakan bola lampu. Hal ini disebabkan daya baterai yang tidak
cukup untuk menghidupkan lampu (hampir habis) atau kondisi elektroda yang tidak bagus
sehingga menghambat aliran listrik yang dihasilkan dari katoda menuju anoda.
5/19/2018 LAPORAN
13/17
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapatkan dalam percobaan ini adalah :
1. Senyawa yang terbentuk melalui ionik adalah NaCl, senyawa yang terbentuk melalui
ikatan kovalen adalah HNO3, etanol, CH3COOH, dan aquades yang merupakan
senyawa kovalen polar, dan kloroform yang merupakan senyawa kovalen nonpolar.
2. Senyawa ionik dan kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan
senyawa kovalen nonpolar tidak dapat menghantarkan arus listrik.
3. Larutan dengan jumlah ion yang semakin banyak maka konduktivitasnya semakin
banyak pula.
5/19/2018 LAPORAN
14/17
REFERENSI
Aisyah, Siti. 2014. Ikatan Kimia. [Serial Online]. https://www.academia.edu/7401228/Ikatan
_Kimia.[diakses 13 Oktober 2014].
Anonim. 2014. Ikatan Kimia. [Serial Online]. https://www.academia.edu/8056671/
IKATAN_KIMIA_ WRD. [diakses 13 Oktober 2014].
Anonim. 2014. Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit. [Serial Online].
https://docs.google.com/document/d/16nvlSLO0YmlRZ9wWSwqF6zVGybxZbQ09ctaBf
smu39Q/edit?hl=en_US&pli=1.[diakses 7 Oktober 2014].
Brady, E. J. 1999. Kimia Universitas Asas dan Sruktur. Jakarta : Binarupa Aksara.
Chang, Raymon. 2003. Kimia Dasar.Jakarta : Erlangga.Effendt. 2008. Teori VSEPR Kepolaran, dan Gaya Antarmolekul Edisi 2.Malang : Bayumedia.
Keenan, C.W. 2005. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Mintadi, Mukh. 2014. Petunjuk Praktikum Kimia Anorganik I. Jember : Universitas Jember.
Purba, Michael. 2006. Kimia Universitas.Jakarta : Erlangga.
Wilbraham, dkk. 1992. Pengantar Kimia Organik danHayati. Bandung: Penerbit ITB.
https://www.academia.edu/7401228/Ikatan%20_Kimiahttps://www.academia.edu/7401228/Ikatan%20_Kimiahttps://www.academia.edu/8056671/https://docs.google.com/document/d/16nvlSLO0YmlRZ9wWSwqF6zVGybxZbQ09ctaBfsmu39Q/edit?hl=en_US&pli=1https://docs.google.com/document/d/16nvlSLO0YmlRZ9wWSwqF6zVGybxZbQ09ctaBfsmu39Q/edit?hl=en_US&pli=1https://docs.google.com/document/d/16nvlSLO0YmlRZ9wWSwqF6zVGybxZbQ09ctaBfsmu39Q/edit?hl=en_US&pli=1https://docs.google.com/document/d/16nvlSLO0YmlRZ9wWSwqF6zVGybxZbQ09ctaBfsmu39Q/edit?hl=en_US&pli=1https://www.academia.edu/8056671/https://www.academia.edu/7401228/Ikatan%20_Kimiahttps://www.academia.edu/7401228/Ikatan%20_Kimia5/19/2018 LAPORAN
15/17
LAMPIRAN
1. Penentuan Senyawa Anorganik Golongan A
Gambar Keterangan
Rangkaian listrik seri terbuka
Uji kepolaran HNO3 0,1 M.
Lampu tidak menyala.
Uji kepolaran larutan NaCl 0,1 M.
Lampu tidak menyala.
Uji kepolaran senyawa NaCl x M.
Lampu tidak menyala, dan terdapat
gelembung pada kedua elektroda
Ui kepolaran larutan etanol. Lampu
tidak menyala, dan tidak ada terdapat
gelembung pada elektrodanya.
5/19/2018 LAPORAN
16/17
Uji kepolaran larutan CH3COOH 0,1 M.
Lampu tidak menyala dan tidak
terdapat gelembung pada kedua
elektrodanya.
2. Penentuan Pengatruh Konstanta terhadap Konduktivitas
Gambar Keterangan
Uji kepolaran larutan HCl pekat 5 M. Tidak
ada gelembung pada kedua elektrodanya
dan lampu tidak menyala
Uji kepolaran larutan HCl setelah dilakukan
pengenceran. Tidak ada gelembung pada
kedua elektrodanya dan lampu tidak
menyala
Uji kepolaran senyawa HCl setelah dilakukan
pengenceran 10 kali. Larutan tidak membuat
bohlam menyala dan tidak ada gelembung
pada kedua elektrodanya.
3. Penentuan pengaruh jumlah ion
Gambar Keterangan
Larutan NaCl yang telah diencerkan 5 kali.
Bola lampu tidak menyala, dan tidak
terdapat gelembung pada kedua elektronya.
5/19/2018 LAPORAN
17/17
Penambahan HNO3 membuat elektroda
terdapat gelembung, namun tidak dapat
menyalakan lampu.
Setelah penambahan HCl yang diencerkan 10
kali membuat elektroda terdapat banyak
gelembung, namun tidak dapat menyalakan
lampu.