Upload
jiwa-yang-lemah
View
327
Download
17
Embed Size (px)
Citation preview
PERCOBAAN : I
I. Judul Praktikum : Pengenalan Mikroskop
II. Tanggal Praktikum :
III. Tujuan Praktikum : Untuk mengenal bagian-bagian dari mikroskop
IV. Dasar Teori :
Menurut Jelwar (2001:11), “Mikroskop adalah pembesaran yang dapat membuat suatu
partikel terkecil menjadi terlihat dengan mata telanjang yang pada umumnya itu memiliki
lensa objektif dan lensa okuler untuk diproyeksikan ke mata ”.
Menurut Goidstein (2004:118), “Kegunaan dari mikroskop adalah membuat benda-
benda kecil kelihatan lebih besar daripada wujud yang sebenarnya atau disebut pembesaran
dan juga dapat membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak nampak oleh mata
telanjang”.
Menurut Stave (1997:108), “Mikroskop memiliki lebih dari satu lensa, pertama
digunakan untuk memperbesar benda dengan menggunakan lensa objektif yang sangat kuat,
kemudian bayangan benda yang sudah diperbesar, diperbesar lagi oleh lensa mata yang
berfungsi sebagai kaca pembesar sederhana, mikroskop dilengkapi dengan lensa guna untuk
lebih memperjelas suatu gambar”.
Menurut Bawo (1998:2), “Penggunaan lensa dan mikroskop besar peranannya dalam
kemajuan biologi sebab dengan menggunakan alat-alat tersebut para ilmuan dapat
mengamati struktur-struktur mikroskopis, misalnya sel dan mikroorganisme”.
V. Alat dan Bahan :
a. Alat :
1. Mikroskop
b. Bahan :
-
1
VI. Cara Kerja :
1. Mikroskop dipegang pada tangkainya dengan tangan kanan, sedangkan kaki mikroskop
ditopang dengan tangan kiri.
2. Mikroskop diletakkkan diatas meja masing-masing, lalu diikuti petunjuk pengarahan dari
bimbingan praktikum.
3. Mikroskop digambar secara keseluruhan dan diberikan keterangan sesuai dengan bagian
yang tertera pada kolom yang tersedia.
Pembesaran Lemah
1. Pasanglah Okuler pada bagian atas buluh teropong (tubus), dimulai dari ukuran paling
kecil.
2. Setelah itu dipasang semua objek pada revolver kecuali ukuran 100x, objektif
ditempatkan pada ukuran 10x yang kedudukannya seporos dengan okuler.
3. Diturunkan tubus dengan makrometerr skrup, sambil mengamati cahaya masuk dalam
mikroskop sehingga diperoleh bidang pandang yang paling terang. Bila mikroskop ada
cermin maka untuk mendapatkan cahaya harus diputar cermin tersebut mengarah sumber
cahaya.
4. Diletakkan preparat diatas kaca benda ditutup dengan cover glass, diatas meja benda. Bila
meja benda memiliki penjepit kaca preparat maka preparat dijepit.
5. Dinaikkan dan diturunkan tubus dengan makrometer skrup, sehingga diperoleh bayangan.
Apabila telah diperoleh bayangan maka untuk memperjelas bayangan digunakan
makrometer skrup.
6. Dihitunglah bayangan yang diperoleh dengan mengalikan besar okuler dan objektif.
Pembesaran Sedang
1. Dilakukan seperti cara yang dikerjakan pada pembesaran lemah.
2. Digantikan lensa objektif ukuran 10 diganti dengan ukuran 45.
3. Agar diperoleh bayangan yang baik digunakan mikrometer skrup, dan jangan digunakan
makrometer skrup.
2
Pembesaran kuat
1. Dilakukan seperti pembesaran sedang.
2. Digantikan objektif ukuran 45 dengan ukuran 100.
3. Ditetesi kaca benda pada bagian yang akan diamati dengan minyak emersi.
4. Diturunkan tubus dengan hati-hati sampai menyentuh kaca benda, sehingga lensa objektif
dan kaca benda tertutup minyak emersi dan diperhatikan dari samping.
5. Dinaikkan dan diturunkan tubus secara hati-hati dengan mikrometer skrup.
6. Bila mikroskop telah selesai digunakan dengan minyak emersi, maka bagian dari objektif
dibersihkan dengan xylol. Caranya xylol ditetesi diatas lensa paper (kertas lensa) yang
halus, lalu diolesi pada bagian yang terkena minyak emersi satu kali atau dua kali.
3
VII. Hasil Pengamatan :
Gambar : Mikroskop Binokuler (Cahaya)
Pembesaran : Keterangan
1. Lensa Okuler
2. Buluh Teropong
3. Revolver
4. Lensa Objektif
5. Meja Benda
6. Kondensor
7. Meja Kondensor
8. Diafragma
9. Cermin
10.Kaki
11.Makrometer Skrup
12.Mikrometer Skrup
13.Penjepit
14.Skrup Penggerak Kondensor
15.Sumber Listrik
16.Tombol On/Of
17.Tangkai
18.Tiang
Disetujui Asisten Meja
( )
4
Gambar : Mikroskop Stereo
Pembesaran : Keterangan
1. Lensa Okuler
2. Buluh Teropong
3. Revolver
4. Lensa Objektif
5. Mikrometer Skrup
6. Makrometer Skrup
7. Tangkai
8. Tiang
9. Penjepit
10. Meja benda
Disetujui Asisten Meja
( )
5
VIII. Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa mikroskop digunakan untuk melihat
benda-benda berukuran kecil (mikro) dan berfungsi untuk memperbesar ukuran benda yang
diamati agar terlihat jelas oleh mata.
Jenis dari mikroskop diantara mikroskop lainnya adalah mikroskop cahaya dan
mikroskop stereo. Mikroskop cahaya adalah suatu alat bantu yang berfungsi dan digunakan
untuk melihat makhluk hidup berukuran reunik atau disebut juga “mikroorganisme”, yang
tidak dapat dilihat langsung oleh mata telanjang. Adapun bagian-bagian dari mikroskop
binokuler adalah lensa okuler, lensa objektif, revolver, tubus (buluh teropong), meja benda,
penjepit, skrup penggerak kondensor, kondensor, diafragma, makrometer skrup, mikrometer
skrup, cermin, kaki mikroskop, dan tangkai atau tiang mikroskop.
Adapun fungsi lensa okuler adalah untuk memperbesar bayangan benda terhadap
benda/objek yang diamati. Lensa objektif berfungsi mengatur pembesaran yang ukurannya
adalah 4x, 10x, 40x, dan 100x. Revolver berfungsi sebagai tempat pelekat dan pemutar lensa
objektif. Tubus berfungsi sebagai alat penghubung antara lensa okuler dan lensa objektif.
Meja benda berfungsi untuk meletakkan benda yang diamati dan dijepit dengan penjepit.
Skrup penggerak kondensor berfungsi untuk menggerakkan meja kondensor. Kondensor
berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk melalui diafragma. Diafragma
berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk. Makrometer skrup berfungsi untuk
mencari bayangan benda, sedangkan mikrometer skrup berfungsi untuk memperjelas
bayangan benda. Cermin berfungsi untuk menerima dan memantulkan cahaya. Kaki
mikroskop berfungsi sebagai penopang atau berdirinya mikroskop. Dan tangkai atau tiang
berfungsi sebagai tempat pegangan.
Lain halnya dengan mikroskop stereo juga memiliki pengertian sama dengan mikroskop
cahaya seperti yang dijelaskan diatas, hanya saja perbedaan mikroskop stereo mempunyai
kelebihan dalam penggunaannya yaitu dapat melihat suatu objek/spesimen dalam bentu tiga
dimensi.Bagian-bagian dari mikroskop stereo juga memiliki fungsi yang sama dengan
mikroskop binokuler, tetapi mikroskop stereo memilki bagian-bagian yang lebih sedikit
6
dibandingkan mikroskop binokuler. Kalau mikroskop binokuler menggunakan listrik dalam
pemakaiannya, sedangkan mikroskop stereo dapat digunakan tanpa memakai listrik sering
biasanya disebut manual. Dilihat dari ukuran bentuknya, mikroskop stereo memiliki ukuran
yang lebih kecil.
IX. Kesimpulan :
1. Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda mikro (kecil) yang
tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
2. Mikroskop diantaranya terbagi menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop stereo
3. Mikroskop cahaya dapat melihat benda yang berukuran dua dimensi, sedangkan
mikroskop stereo dapat melihat benda yang berukuran tiga dimensi.
4. Mikroskop cahaya menggunakan listrik, sedangkan mikroskop stereo tanpa
menggunakan listrik (manual).
5. Bagian-bagian mikroskop terdiri dari : lensa okuler, lensa objektif, revolver, tubus
(buluh teropong), meja benda, penjepit, skrup penggerak kondensor, kondensor,
diafragma, makrometer skrup, mikrometer skrup, cermin, kaki mikroskop, tangkai atau
tiang mikroskop.
6. Bagian-bagian mikroskop tersebut memilki fungsi-fungsi tertentu.
7
PERCOBAAN : II
I. Judul Praktikum : Mengamati Struktur Sel Hewan dan SelTumbuhan
II. Tanggal Praktikum :
III.Tujuan Praktikum : 1. Untuk mengamati struktur sel hewan dan tumbuhan.
2. Untuk mengenal bagian dari struktur sel hewan dan tumbuhan.
3. Untuk mengetahui perbedaan sel hewan dan tumbuhan.
IV. Dasar Teori :
Menurut Bevelender (1988: 7), “Kebanyakan sel terdiri atas satu nukleus (inti sel)
yang terkandung dalam sitoplasma. Seluruh unit dikelilingi oleh satu batas yang disebut
plasma atau membran sel. Membran ini menguasai gerakan bahan-bahan kimia kedalam dan
keluar dari sel dan dengan demikian mengatur lingkungan kimiawi dimana fungsi sel
terjadi”.
Menurut Campbell (2002:109), “Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan adalah: sel
hewan tidak memilki dinding sel, plastida, dan vakuola. Sedangkan sel tumbuhan tidak
memilki lisosom dan sentrosom. Akan tetapi, sel tumbuhan juga mengandung plastida
(kloroplas) yang melaksanakan fotosintesis untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi
energi kimiawi.
Menurut Stansfield (2006:14), “Secara struktural, terdapat dua jenis sel yaitu sel
prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik (termasuk bakteri dan archae) umumnya
berukuran lebih kecil dan tidak memiliki membran inti, sedangkan sel eukariotik mempunyai
membran inti yang organel-organelnya terdapat dalam sitoplasma”.
Menurut Virchow (1889:30), “Sel merupakan pertumbuhan terkecil dari makhluk
makhluk hidup. Sel memiliki penyusun terkecil makhluk hidup selain menjalankan fungsi
kehidupan juga mengalami pertumbuhan sel dapat mengalami perpanjang ukuran”.
8
V. Alat dan Bahan :
b. Alat :
1. Mikroskop
2. Pipet tetes
3. Pinset
4. Gelas objektif
5. Gelas penutup
2. Bahan :
1. Korek api
2. Sel epitel mulut
3. Alkohol 70 %
4. Methylem blue
5. Aquadest
6. Larutan JKJ
7. Bawang merah ( Allium cepa )
8. Daun Hydrilla verticilliata
9. Kapas ( Gossypium sp )
10. Tusuk gigi
VI. Cara Kerja :
Sel Epitel Mulut
1. Dibersihkan tangkai korek api dengan alkohol 70 %. Lalu dikorek bagian dalam pipi
masing-masing.
2. Dioleskan pada kaca benda, lalu diteteskan sedikit Methylen blue atau aquadest, dan
tutup dengan kaca penutup.
3. Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran lemah sampai pemnbesaran kuat setiap
pengamatan digambarkan 2 atau 4 sel diberikan keterangan setiap bagian tersebut.
Sel Bawang Merah
1. Digunakan pinset untuk mengambil selaput bagian dalam bawang merah.
2. Diletakkan selaput tipis di atas kaca benda dan ditetesi aquadest, atau larutan JKJ dan
ditutup dengan kaca penutup.
9
3. Diamati dibawah mikroskop dan digambarkan dua atau tiga sel dengan diberikan
keterangan dari bagian sel tersebut.
4. Untuk dibandingkan dengan tumbuhan air maka diambil satu atau dua lembar daun
Hydrilla verticillata.Diletakkan diatas kaca benda dan ditetesi dengan aquadest kemudian
ditutupi dengan kaca benda.
5. Diamati dibawah mikroskop aliran sitoplasma pada setiap sel.
6. Digambarkan dua atau tiga sel dan diberikan keterangan.
VII. Hasil Pengamatan :
Gambar : Sel epitel mulut
Pembesaran : 400 Keterangan
1. Membran sel
2. Nukleus (inti sel)
3. Sitoplasma
Disetujui Asisten Meja
( )
10
Gambar : Sel bawang merah (Alium cepa)
Pembesaran : 100 Keterangan
1. Dinding sel
2. Nukleus
3. Sitoplasma
Disetujui Asisten Meja
( )
Gambar : Hydrilla verticillata
Pembesaran : 100Keterangan
1. Dinding sel
2. Plastida
3. Ruang antar sel
4. Aliran sitoplasma
Disetujui Asisten Meja
( )
11
VIII. Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa sel merupakan unit struktural dan
fungsional dari suatu organisme yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop.
Pada sel hewan, bentuk selnya tidak beraturan dan tidak kaku. Sedangkan pada sel
tumbuhan bentuknya selnya beraturan dan kaku, karena yang memberi bentuk pada sel
tumbuhan adalah dinding sel yang terbuat dari selulosa.
Sel memilki tiga bagian utama yang terdiri dari membran sel, nukleus, dan sitoplasma.
Membran sel merupakan bagian terluar dari sel yang berfungsi sebagai pelindung dan
pemberi bentuk sel. Nukleus merupakan inti sel yang di dalamnya terdapat nukleolus (anak
inti) dan DNA/RNA. Sitoplasma merupakan tempat terjadinya reaksi kimia dan
metabolisme. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel sel yang terdiri dari: retikulum
endoplasma, ribosom, mitokondria, apparatus golgi, lisosom, sentrosom, vakuola, plastida,
mikrotubulus dan mikrofilamen.
Adapun dalam pengamatan struktur sel hewan dan tumbuhan dengan menggunakan
mikroskop, sel epitel mulut terdiri dari membran sel, inti sel, dan sitoplasma yang dapat
dilihat dengan menggunakan pembesaran 400. Sel bawang merah terdiri dari dinding sel,
nukleus, dan sitoplasma yang dapat dilihat dengan menggunakan pembesaran 100.
Sedangkan Hydrilla verticillata terdiri dari dinding sel, plastida (kloroplas) yang berupa
bintik-bintik hijau, ruang antar sel, dan aliran sitoplasma yang dapat dilihat dengan
menggunakan pembesaran 100. Organel-organel sel yang terdapat dalam sitoplasma tidak
dapat terlihat, hanya dengan menggunakan mikroskop stereo organelnya dapat terlihat.
IX. Kesimpulan :
1. Sel merupakan unit struktural dan fungsional dari makhluk hidup.
2. Sel memiliki bagian utama yang terdiri dari: membran sel, inti sel, dan sitoplasma.
3. Organel-organel sel dalam sitoplasma terdiri dari: retikulum endoplasma, ribosom,
mitokondria, apparatus golgi, lisosom, sentrosom, vakuola, plastida, mikrotubulus dan
12
mikrofilamen.
4. Sel epitel mulut terdiri dari membran sel, inti sel, dan sitoplasma yang dapat dilihat
dengan menggunakan pembesaran 400.
5. Sel bawang merah terdiri dari membran sel, inti sel, dan sitoplasma yang dapat dilihat
dengan menggunakan pembesaran 100.
6. Daun Hydrilla verticillata terdiri dari dinding sel, plastida, kloroplas, ruang antar sel,
dan aliran sitoplasma yang dapat dilihat dengan menggunakan pembesaran 100.
13
PERCOBAAN : III
I. Judul Praktikum : Jaringan Tubuh Hewan dan Tumbuhan
II. Tanggal Praktikum :
III. Tujuan Praktikum : Untuk mengamati bentuk sel dan berbagai sel yang menyusun
jaringan.
IV. Dasar Teori :
Menurut Soegiri (1991:59), “Sel-sel tubuh yang mengalami proses spesilisasi yang
sama disebut jaringan. Dan suatu jaringan dapat diberi batasan sebagai sekelompok atau
selapis sel yang mengalami spesialisasi yang serupa untuk bekerja sama dan melaksanakan
suatu fungsi khusus tertentu yang mempunyai asal serta struktur yang sama pula”.
Menurut Leeson (1996:306), “Empat jaringan dasar pada hewan, yaitu: epitel,
penyambung, otot, dan saraf. Epitel adalah sel-selnya tersusun rapat dengan sedikit subtansi
perekat diantaranya dan merupakan lembaran-lembaran yang menutupi atau membatasi
permukaan sebagai massa sel dalam kelenjar”.
Menurut Sastrodinoto (1982:229), “Pada jaringan pembuluh sel-sel yang sudah
berubah menjadi xylem, floem, dan meshofil, umumnya tidak mampu membagi diri lagi,
karena tiap-tiap sel jaringan itu dibentuk dari suatu jaringan lain, yaitu suatu jaringan yang
tidak mengalami referensiasi yang terus menjadikan mitosis serta pembagian sel selama
tumbuhan itu hidup, sehingga disebut jaringan meristem”.
Menurut Ronald (2004:239), “Berdasarkan kemampuannya untuk tumbuh atau
memperbanyak diri, jaringan tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu: jaringan meristem dan
jaringan dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah,
sedangkan jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah”.
14
V. Alat dan Bahan :
a. Alat :
1. Mikroskop
2. Pisau silet
3. Kaca benda
4. Kaca penutup
5. Gelas penutup
b. Bahan :
1. Cakar ayam (Galus galus)
2. Sayap belalang (Digestoria
Carolina)
3. Sayap capung (Libellula sp)
4. Aquadest
5. Empuler ubi kayu (Manihot
utilicima)
6. Tempurung kelapa (Cucus nucifera)
7. Anilin sulfat
VI. Cara Kerja :
A. Jaringan pada hewan
1. Bagian luar cakar ayam disayat setipis mungkin secara memanjang.
2. Diletakkan pada kaca benda dengan diteteskan aquadest, lalu ditutup dengan kaca
penutup.
3. Sayatan cakar ayam diletakkan pada kaca benda yang tanpa diberikan aquadest, lalu
ditutup dengan kaca penutup.
4. Sebagian sayap capung atau sayap belalang diletakkan pada kaca benda yang lain, dan
ditutup dengan kaca penutup.
5. Diamati di bawah mikroskop dari pembesaran lemah sampai pembesaran kuat.
6. Digambarkan dan diberikan keterangan masing-masing bagian.
15
B. Jaringan pada tumbuhan
1. Disayat secara melintang empuler ubi kayu.
2. Diletakkan diatas kaca benda yang telah ditetesi aquadest, lalu ditutup dengan kaca
penutup.
3. Diamati di bawah mikroskop, digambarkan dan diberikan keterangan.
4. Dikerok tempurung kelapa pada bagian dalam yang berwarna hitam, diletakkan di atas
kaca benda yang telah ditetesi aquadest, lalu ditutup dengan kaca penutup. Diamati di
bawah mikroskop.
5. Diperhatikan noktah dinding primer, dinding sekunder, dan lamellanya.
6. Digambarkan pada lembaran kerja dan diberikan keterangan.
VII. Hasil Pengamatan :
Gambar : Cakar ayam (Galus galus)
Pembesaran : 100 Keterangan
1. Membran sel
2. Nukleus (inti sel)
3. Sitoplasma
Disetujui Asisten Meja
16
( )
Gambar : Sayap belalang (Digestoria Carolina)
Pembesaran : 100 Keterangan
1. Membran inti
2. Sitoplasma
3. Ruang antar sel
Disetujui Asisten Meja
( )
Gambar : Sayap capung (Libellula sp)
Pembesaran : 100 Keteranga
1. Membran sel
2. Sitoplasma
17
Disetujui Asisten Meja
( )
Gambar : Empuler ubi kayu (Manihot utilicima)
Pembesaran : 100 Keterangan
1. Dinding primer
2. Dinding sekunder
3. Rongga antar sel
4. Lamella
5. Sitoplasma
Disetujui Asisten Meja
( )
Gambar : Tempurung kelapa (Cucus nucifera)
Pembesaran : 400 Keterangan
18
1. Dinding primer
2. Dinding sekunder
3. Noktah
4. Lumen
5. Lamella
Disetujui Asisten Meja
( )
VIII. Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa jaringan merupakan gabungan dari
banyak sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan pada hewan terdiri dari:
jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Sedangkan jaringan pada
tumbuhan terdiri dari: jaringan meristem dan jaringan dewasa.
Adapun dalam pengamatan jaringan hewan, terdapat tiga komponen utama sel yang
membentuk jaringan yaitu: membran sel, inti sel, dan sitoplasma. Jaringan yang diteliti
antara lain: sayap capung (Libellula sp), sayap belalang (Digestoria carolina), dan cakar
ayam (Galus galus). Antara sayap capung dengan sayap belalang terdapat kesamaan, tetapi
ada perbedaannya juga, yaitu dari segi bagian organelnya.Pada jaringan sayap belalang,
sitoplasma dan membran sel juga terdapat venasi di dalamnya. Venasi adalah ruang
pembatas antara sel. Sedangkan pada jaringan sayap capung selain ada membran sel dan
inti sel juga terdapat matriks. Perbedaan lain pada jaringan tersebut yaitu pada cakar ayam
hanya memiliki membran sel, inti sel dan sitoplasma, sedangkan matriks tidak ada.
Jaringan sayap capung dapat dilihat dengan pembesaran 100, jaringan sayap belalang
dapat dilihat dengan pembesaran 100, jaringan cakar ayam dapat dilihat dengan
pembesaran 100. Sedangkan dalam pengamatan jaringan tumbuhan, seperti: empuler ubi
19
kayu (Manihot utilicima) terdapat organel yang berbeda dengan jaringan hewan yaitu
dinding primer, dinding sekunder, lamella, dan inti sel. Lamella adalah penghubung antara
dinding primer dan dinding sekunder. Dan pada jaringan tempurung kelapa (Cucus
nucifera) yaitu terdapat dinding primer, dinding sekunder, dan rongga sel. Empuler ubi
kayu dapat dilihat dengan pembesaran 100, dan tempurung kelapa dapat dilihat dengan
pembesaran 100 juga.
IX. Kesimpulan :
1. Jaringan merupakan gabungan dari banyak sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang
sama.
2. Jaringan pada hewan terdiri dari: jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan
jaringan saraf. Sedangkan jaringan dewasa terdiri jaringan meristem dan jaringan
dewasa.
3. Terdapat tiga komponen utama pada jaringan, yaitu: membran sel, inti sel, dan
sitoplasma.
4. Perbedaan antar sayap belalang dan sayap capung adalah venasi, yang terdapat pada
sayap belalang.
5. Perbedaan pada jaringan empuler ubi kayu dengan tempurung kelapa yaitu: pada ubi
kayu terdapat rongga sel sedangkan tempurung kelapa terdapat noktah.
20
PERCOBAAN : IV
I. Judul Praktikum : Organ dan Sistem Pada Hewan dan Tumbuhan
II. Tanggal Praktikum :
III. Tujuan Praktikum : 1. Untuk mengamati organ dan sistem organ yang terdapat dalam
tubuh hewan dan tumbuhan.
2. Untuk mengenal bagian dari organ pada hewan dan tumbuhan.
3. Untuk mengetahui perbedaan.
IV. Dasar Teori :
Menurut Brotowidjoyo (1994:42), “Organ merupakan sekumpulan sel atau jaringan
yang dapat dikombinasikan menjadi suatu struktur untuk melaksanakan suatu fungsi
tertentu. Organ pada tumbuhan terdiri dari: jantung, hati, paru-paru, ginjal, usus halus, usus
besar, pankreas, lambung, dan lain-lain”.
Menurut Mulyani (2004:10), “Organ yang terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi
adalah akar, batang, dan daun. Sedangkan organ seperti bunga dan buah merupakan hasil
mmodifikasi dari organ pokok tersebut yang disebut organ reproduktif”.
21
Menurut Nugroho (2004:107), “Organ pada berbagai jenis hewan memilki struktur
berbeda. Organ yang satu dengan yang lain mengadakan koordinasi dan membentuk suatu
sistem secara kooperatif sehingga terbentuk suatu sistem seperti sistem koordinasi”.
Menurut Hasanuddin (2004:3), “Organ pokok merupakan organ yang tidak langsung
berguna untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan sehingga disebut organ hara, seperti
akar menyerap air, unsur hara dan untuk mengolah makanan, dan batang sebagai jalur
transfor”.
V. Alat dan Bahan :
a. Alat :
1. Mikroskop
2. Alat bedah
3. Nampan bedah
4. Jarum pentul
5. Lupe
b. Bahan :
1. Kaki dan kepala serangga (Monomarium sp)
2. Kaki dan kepala kadal (Mobuyya fasciata)
3. Akar dan batang bayam duri (Amarranthus spinosis)
4. Akar padi (Oriza sativa)
5. Daun pisang (Musa paradisiaca)
6. Bunga merak (Caesalpinea pulcherima)
VI. Cara Kerja :
22
Pada organ hewan
1. Kepala dan kaki kadal atau serangga dipotong lalu dibentangkan pada nampan bedah.
2. Diperhatikan jaringan yang ada organ tersebut jaringan (epitel, ikat, otot, dan jaringan
saraf).
3. Masing-masing jaringan ini disayat dengan silet atau pisau bedah perlahan lalu diamati
dengan mikroskop.
4. Digambarkan bentuk sel dan bentuk jaringan yang menyusun organ tersebut.
Pada organ tumbuhan
1. Ditulis nama divisi, kelas, dan genus tumbuhan diatas.
2. Diperhatikan sistem perakaran tumbuhan ini, apakah tunggang atau serabut.
3. Skematis akar digambar dan diberi keterangan :
a. Akar primer (radits primaries)
b. Leher akar (kolum radiasi)
c. Batang akar (corpus radiasi)
d. Cabang-cabang akar (radits lateralis)
e. Ujung akar (apeks radisula)
f. Serabut akar (fibrila radiasi)
g. Tudung akar
4. Daun digambar dan diberi keterangan bagian-bagiannya
a. Buku-buku batang (nodus)
b. Ruas batang (internodus)
c. Daun penumpu (stipula)
5. Digambar sehelai daun dan diberi keterangan.
a. Pangkal daun (basic)
b. Ujung daun (apeks)
c. Tepi daun (margo)
d. Pertulangan daun (nervasi)
e. Ibu tulang daun
23
6. Digambar bagian dari bunga.
a. Daun pelindung (braktea)
b. Daun tangkai (brakheola)
c. Tangkai induk (pedumpulus)
d. Tangkai bunga (pediselus)
e. Dasar bunga (reseptakulum)
f. Daun bunga kelopak (spatula)
g. Daun mahkota (petala)
h. Benang sari (stamen)
i. Putik (pistilum)
VII.Hasil Pengamatan :
Gambar : Kadal (Mobuyya fasciata)
Pembesaran : - Keterangan
1. Kepala (caput)
2. Badan (truncus)
3. Ekor (caudal)
4. Mata (organus fisus)
5. Mulut (oriz)
6. Leher (Serviks)
7. Hidung (narus)
8. Sisik (skuama)
24
9. Pergelangan tangan (tarsal)
10. Jari-jari (fhalanges)
11. Kuku (digiti)
12. Paha (vemur)
13. Betis (grus)
14. Pergelangan kaki (tibia)
15. Telapak tangan (tarsal)
Disetujui Asisten Meja
( )
Gambar : Semut (Monomarium sp)
Pembesaran : - Keterangan
25
1. Mulut (oriz)
2. Alat penjepit
3. Antena
4. Kepala (caput)
5. Kaki (tarsal)
6. Perut (truncus)
7. Mata (organus fisus)
8. Serviks
Disetujui Asisten Meja
( )
Gambar : Padi (Oriza sativa)
Pembesaran : - Keterangan
1. Akar serabut (fibrila radiasi)
2. Leher akar (volum radiasi)
3. Batang (caulis)
4. Daun (folium)
5. Pelepah
6. Ujung daun (apeks)
7. Ibu pertulangan daun (nervasi)
8. Tepi daun (margo)
9. Biji (semen)
Disetujui Asisten Meja
( )
Pembesaran : -
26
Keterangan1. Pelepah (vagina daun)
2. Ibu tulang daun
3. Pertulangan daun (nervasi)
4. Tepi daun (margo)
5. Ujung daun (apeks)
6. Pangkal daun (basic)
Disetujui Asisten Meja
( )
Gambar : Bunga merak (Caesalpinia pulcherima)
Pembesaran : - Keterangan
1. Tangkai bunga (Pedisilus)
2. Daun bunga kelopak (sepatula)
3. Daun mahkota (Petala)
4. Putik (pistilum)
5. Benang sari (stamen)
6. Kotak sari
Disetujui Asisten Meja
( )
27
Gambar :Bayam duri (Amaranthus spinosis)
Pembesaran : - Keterangan
1. Akar primer
2. Cabang-cabang akar (radits
lateralis)
3. Tudung akar (kaliptra)
4. Batang akar (corpus radiasi)
5. Akar serabut (fibrila radiasi)
6. Leher akar (kolum radiasi)
7. Buku-buku batang (nodus)
8. Ujung daun (apeks)
9. Tepi daun (margo)
10. Ibu pertulangan daun
11. Pertulangan daun (nervasi)
12. Daun (folium)
13. Batang (caulis)
14. Tunas
Disetujui Asisten Meja
( )
28
VIII. Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa organ merupakan sekumpulan
jaringan-jaringan yang memiliki fungsi dan bentuk yang sama. Organ pada hewan terdiri
dari: Jantung, hati-hati, paru-paru, ginjal, lambung, usus halus, usus besar, pankreas,
saluran urin, dan lain-lain.Organ utama hewan yaitu kepala,badan, dan ekor. Sedangkan
organ pada tumbuhan terdiri dari: akar, batang, daun,dan bunga. Tiap-tiap bagian tubuh
menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Akar merupakan organ pada tumbuhan
yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam tanah. Batang juga berfungsi
untuk pengangkutan, dan daun berfungsi sebagai tempat fotosintesis, transpirasi, dan
respirasi. Sedangkan bunga berfungsi untuk terjadinya perkembangbiakan.
Adapun dalam pengamatan organ pada hewan, misalnya: kadal (Mobuyya fasciata),
diberikan cairan chloroform untuk diawetkan supaya organ-organnya tidak rusak ketika
diamati yang bagian organ utamanya terdiri dari bagian kepala, perut, dan ekor. Semut
(Monomarium sp) organnya terdiri dari mulut, alat penjepit, antena, kepala, kaki, perut,
mata, dan serviks. Sedangkan pada tumbuhan, seperti: bayam duri (Amarranthus spinosus)
yang terdiri dari akar tunggang yaitu akar lembaga yang terus menerus tumbuh menjadi
akar pokok yang bercabang-cabang. Akar padi (Oriza sativa) mempunyai akar serabut
yaitu akar lembaga yang perkembangan selanjutnya mati. Daun pisang (Musa
paradisiaca) bagian-bagiannya terdiri dari: pelepah, ibu tulang daun, pertulangan daun,
ujung daun, tepi dan pangkal daun. Bunga merak (Caesalpinea pulcherima) tergolong
bunga lengkap yang terdiri dari: mahkota, benang sari, kepala putik, kelopak, dan tangkai
bunga. Organ-organ tersebut memiliki fungsi tertentu yang membentuk sistem organ,
seperti: reproduksi, respirasi, ekskresi, pencernaan, saraf, otot, dan lain-lain.
IX. Kesimpulan
16. Organ merupakan sekumpulan jaringan-jaringan yang memiliki bentuk dan fungsi yang
sama.
17. Organ pada hewan terdiri dari: jantung, hati, paru-paru, ginjal, lambung, usus halus, usus
besar, pankreas, saluran urin, dan lain-lain. Sedangkan organ pada tumbuhan terdiri dari
akar, batang, daun, dan bunga.
29
18. Pada hewan, Kadal (Mobuyya fasciata) organ utamanya terdiri dari: kepala, perut, dan
ekor. Sedangkan semut (Monomarium sp) organnya terdiri dari: mulut, alat penjepit,
antena, kepala, kaki, perut, mata, dan serviks.
19. Pada tumbuhan, bayam duri (Amarranthus spinosis) berupa akar tunggang, akar padi
(Oriza sativa) terdiri dari akar serabut.
20. Daun pisang (Musa paradisiaca) terdiri dari: pelepah, ibu tulang daun, pertulangan daun,
ujung daun, tepi dan pangkal daun. Bunga merak (Caesalpinea pulcherima) tergolong
bunga lengkap, karena memiliki benang sari dan kepala putik.
30
PERCOBAAN : V
I. Judul Praktikum : Sistem Organ Pada Hewan
II. Tanggal Praktikum :
III. Tujuan Praktikum : 1. Untuk mengamati sistem organ pada hewan.
2. Untuk mengetahui struktur sistem organ pada hewan.
3. Untuk mengetahui fungsi sistem organ pada hewan.
IV. Dasar Teori :
Menurut Tambayong (2001:7), “Sebuah sistem merupakan sekelompok organ yang
bekerja sama melaksanakan sebuah fungsi utama tubuh. Misalnya sistem pernafasan terdiri
atas beberapa organ yang menghasilkan mekanisme untuk bernafas, dan untuk pertukaran
oksigen dan karbon dioksida antara udara diluar tubuh dan darah”.
Menurut Mander (2004:215), “Kehidupan suatu organisme multiseluler dapat
berlangsung akibat kerja sama dalam berbagai sistem organ. Di dalam tubuh mamalia
terdapat bermacam-macam sistem organ, antara lain: sistem respirasi, pencernaan, ekskresi,
reproduksi, saraf, otot, sirkulasi, hormon, rangka, dan lain-lain”.
Menurut Kimball (1996:672), “Sistem saraf pada kebanyakan hewan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.Sistem saraf pusat terdiri dari tali
spinal dan otak, sedangkan sistem saraf tepi dibangun dari saraf sensorik dan saraf motorik
yang menuju dari sitem saraf pusat”.
Menurut Baspai (1989:169), “Sistem pernafasan terdiri dari: paru-paru, dan saluran
yaitu: rongga hidung, tenggorokan, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus.
Sedangkan sistem sirkulasi tergolong sistem vaskuler darah yang terdiri dari jantung, arteri,
dan vena”.
31
V. Alat dan Bahan :
a. a. Alat :
1. Nampan bedah
2. Alat bedah
3. Jarum pentul
b. Bahan :
1. Kapas
2. Merpati (Columba livia)
3. Katak Hijau (Rana esculenta)
VI. Cara Kerja :
1. Digambarkan bentuk luar dari hewan diatas
2. Dibius hewan yang akan diamati bentuk tubuhnya dengan chloroform.
3. Diletakkan hewan ini secara terlentang diatas nampan bedah, lalu dipakukan
dengan jarum pentul.
4. Di basahi bulu merpati pada bagian perutnya, lalu dibuka kulit mulai dari stenum,
kearah kranial sampai kearah caudal.
5. Dibuka dinding perut mulai dari tengah dan dipotong ke lateral, anterior, dan
paterior.
6. Diperhatikan sistem organ
a. Pencernaan (systema digestoria)
b. Perkembangbiakan (systema respiratoria)
c. Rangka (Systema skleton)
d. Kulit (integument)
e. Urinaria
f. Saraf (systema nervosum)
32
VII. Hasil Pengamatan :
Gambar : Katak hijau (Rana esculenta)
Pembesaran : - Keterangan
Morfologi luar 1. Mata
2. Mulut
3. Hidung
4. Tangan
5. Badan
6. Kaki
7. Selaput renang
Disetujui Asisten Meja
Gambar : Katak hijau (Rana esculenta)
Pembesaran : - Keterangan
33
Morfologi dalam 1. Tenggorokan
2. Paru-paru
3. Lambung
4. Hati
5. Usus halus
6. Usus besar
7. Rektum
8. Kloaka
Disetujui Asisten Meja
( )
Gambar : Merpati (Columba livia)
Pembesaran : - Keterangan
Morfologi luar 1. Paruh (mulut)
2. Hidung
3. Mata
4. Sayap
5. Badan
6. Ekor
7. Kaki
8. Leher
Disetujui Asisten Meja
( )
Gambar : Merpati (Columba livia)Keterangan
34
Pembesaran : -
Morfologi dalam 1. Tembolok
2. Jantung
3. Lambung
4. Hati
5. Empedal
6. Kantung udara
7. Paru-paru
8. Intestinum (usus)
Disetujui Asisten Meja
( )
VIII. Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa sistem organ merupakan kumpulan
beberapa organ yang melakukan fungsi tertentu. Sistem organ hewan terdiri dari sistem
pernafasan, pencernaan, indera, saraf, reproduksi, ekskresi, hormon, rangka, otot, sirkulasi,
dan integumen (kulit).
Katak hijau (Rana esculenta) memiliki morfologi luar, terdiri dari: kepala (caput),
telinga (aurikula), badan (truncus), mata, hidung, jari-jari, dada, humerus, radius, kuku
(digiti). Di samping itu, katak juga mempunyai morfologi dalam, terdiri dari:
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, hati, ginjal, paru-paru, jantung, pankreas,
rektum,dan kloaka. Katak hijau dewasa bernafas dengan menggunakan paru-paru yang di
bantu oleh kulit, sedangkan katak kecil (kecebong) bernafas dengan insang. Sistem
pencernaan katak terdiri dari: mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,
rektum, dan kloaka. Indera pendengar pada katak terdiri atas telinga bagian tengah dan
telinga bagian dalam yang terdiri dari selaput gendang (membran timpani) yang berfungsi
menangkap getaran suara. Sistem saraf pada katak adalah sistem saraf silang, jika terluka
bagian kiri maka akan terasa sakit pada bagian kanan. Katak bereproduksi secara ovipar
35
(bertelur) dengan metamorfosis yang tidak sempurna. Sistem ekskresi pada katak terdiri
dari: ginjal, paru-paru, dan kulit, lubang pengeluarannya disebut kloaka. Sistem sirkulasi
katak berupa peredaran darah ganda (melewati jantung 2 kali). Sistem integumen katak
terdiri dari: epidermis, endodermis, dan dermis.
Merpati (Columba livia) memilki tiga bagian tubuh utama yaitu: kepala, perut, dan
ekor. Merpati bernafas dengan menggunakan kantong udara, yang organnya terdiri dari:
mulut, laring, faring, trakea, tembolok, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan
kloaka. Sistem pencernaan merpati terdiri dari: paruh, rongga mulut, faring, lambung,
intestinum (usus halus dan usus besar yang bermuara pada kloaka). Alat ekskresi merpati
terdiri dari: hati, kantung empedu, dan pankreas. Sistem peredaran darah merpati berupa
peredaran darah ganda (melewati jantung 2 kali).
IX. Kesimpulan
1. Sistem organ merupakan kumpulan beberapa organ yang melakukan fungsi tertentu.
2. Sistem organ pada hewan terdiri dari: sistem pernafasan, pencernaan, indera, saraf,
reproduksi, ekskresi, hormon, rangka, otot, sirkulasi, dan integument(kulit).
3. Katak hijau (Rana esculenta) memilki morfologi luar yang terdiri dari: kepala (caput),
telinga (aurikula), badan (truncus), mata, hidung, jari-jari, dada, humerus, radius, dan
kuku (digiti).
4. Morfologi dalam katak terdiri dari: kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,
paru-paru, hati, ginjal, prankeas, rektum, dan kloaka.
5. Merpati (Columba livia) bernafas dengan menggunakan kantung udara, yang alat
pernafasannya terdiri dari: mulut, laring, faring, trakea, tembolok, lambung, usus halus,
usus besar, rektum, dan kloaka.
6. Alat ekskresi merpati terdiri dari: hati, ginjal (kantung empedu), dan pankreas.
36
PERCOBAAN: VI
I. Judul Praktikum : Sifat-Sifat Fisika
II. Tanggal Praktikum : 4 Desember 2010
III. Tujuan Praktikum : 1.Untuk mengamati peristiwa difusi dalam sel.
2.Untuk mengamati peristiwa osmosis pada sel hewan dan
tumbuhan.
3.Untuk mengamati adanya turgor pada sel.
4.Untuk mengamati tekanan turgor terhadap menggulungnya
daun alang-alang.
IV. Dasar Teori :
Menurut Nawangsari (1988:56), “Difusi didefinisikan sebagai gerakan molekul dari
suatu daerah dengan konsentrasi lebih rendah yang disebabkan oleh energi kinetik molekul-
molekul tersebut. Laju difusi adalah fungsi dari perbedaan konsentrasi ukuran molekul di
suhu.
37
Menurut Ocpotro (1983:44), “Menjelaskan larutan protoplasma menjauhi dinding sel
atau membran sel pada saat hilangnya air disebut plasmolisis, suatu larutan dengan
konsentrasi yang lebih rendah dari protoplasma lewatnya air melalui suatu membran
semipermeabel disebut osmosis. Tekanan di sel-sel yang hidup cukup besar sehingga
membran sel tetap dalam keadaan terentang”.
Menurut Yatim (1991:705), “Plasmolisis adalah peristiwa terlepasnya plasma dari
dinding sel karena terjadinya eksoosmosis (sel yang ditempatkan dalam larutan yang
hipertonik) yang menyebabkan air berdifusi keluar sel, membran sel akan lepas dari dinding
sel, sitoplasma dan inti menjadi mengkerut, terbentuk ruang kosong antara dinding dengan
larutan”.
Menurut Menyer (1996:25), “Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas
potensial osmosis (solut) dan potensial turgor (tekanan). Dengan adanya potensial osmosis
cairan sel, air murni cenderung memasuki sel. Sebaliknya potensial turgor di dalam sel
mengakibatkan air meninggalkan sel”.
V. Alat dan Bahan :
a. Alat :
1. Cawan petri
2. Penggaris
3. Pisau
4. Pelubang
5. Penangas air (bunsen)
6. Mikroskop
7. Kaca benda dan kaca penutup
b. Bahan :
1. Kristal kalium permangat (K2MnO4)
2. Aquadest
3. Eosin
4. Garam
5. Kentang (Solanum tuberosum)
6. Wortel (Daucus carota)
7. Larutan garam 15%
38
8. Daun alang-alang (Imperata cylindrica)
9. Daun Rhoe discolor (Adam hawa)
10. Biji kacang hijau (Phseolus radiatus)
11. Biji kacang merah (Vigna angularis)
12. Air hangat
VI. Cara Kerja :
a. Difusi
1. Diisi dua cawan petri masing-masing dengan aquadest 15 ml dan air hangat 15 ml.
2. Diletakkan pada tempat datar yang masing-masing dibawahnya ada penggaris.
3. Dimasukkan masing-masing sedikit K2MnO4 di bagian tengah cawan lalu diamati.
4. Diamati diameter yang ditempuh selama 3,5 dan 9 menit.
5. Keduanya dibandingkan.
b. Osmosis
1. Dilubangi kentang ditengahnya tetapi jangan sampai bocor dan dimasukkan garam ke
dalamnya.
2. Pada cawan petri yang telah diisi dengan larutan eosin diletakkan kentang tadi ditengah
larutan tersebut.
3. Setelah 30 menit diamati dan dicatat hasilnya.
c. Turgor
1. Disayat kentang dan wortel setipis mungkin dan diraba masing-masing permukaan
preparat tersebut dan dicatat.
2. Diisilah masing-masing sebagian sayatan tadi ke dalam petridish yang berisi larutan
aquadest.
3. Dibiarkan beberapa waktu lalu diraba kembali permukaannya.
4. Dicatatlah perbedaan masing-masing dan dibuat laporan.
39
5. Gelas piala yang telah disediakan diisi air dan dimasukkan daun alang-alang ± 20 cm
dalam air dan dibiarkan.
6. Ditunggu beberapa menit dan diamati perubahan.
d. Plasmolisis
1. Disayat permukaan bawah daun Rhoe discolor dan diletakkan sayatan tersebut diatas
kaca benda yang telah ditetesi air lalu ditutup dengan coverglass.
2. Aquadest diganti dengan larutan garam 15% dan digambar hasilnya.
e. Imbibisi
1. Diisilah masing-masing cawan petri dengan aquadest dan air hangat lalu dimasukkan
beberapa biji kacang merah dan kacang hijau ke dalam masing-masing cawan tersebut.
2. Dibiarkan selama 30 menit dan kemudian dicatat hasilnya.
VII.Hasil Pengamatan ;
Gambar : Difusi
Pembesaran : - Keterangan
1. Cawanb petri
2. Diameter
3. Eosin
4. Air
Disetujui Asisten Meja
40
( )
Gambar : Osmosis
Pembesaran : - Keterangan
1. Cawan petri
2. Kentang
3. Kristal garam
4. Eosin
5. Larutan garam
Disetujui Asisten Meja
( )
Gambar : Turgor
Pembesaran : - Keterangan
1. Gelas piala
2. Air
3. Daun alang-alang
4. Cawan petri
5. Wortel
6. Kentang
Disetujui Asisten Meja
41
( )
Gambar : Plasmolisis
Pembesaran : 100 Keterangan
1. Dinding sel
2. Nukleus (inti sel)
3. Sitoplasma
4. Kloroplas
Disetujui Asisten Meja
( )
Gambar : Imbibisi
Pembesaran : - Keterangan
1. Cawan petri
2. Aquadest
3. Kacang merah
4. Kacang hijau
5. Larutan garam
Disetujui Asisten Meja
42
( )
VIII.Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa sifat-sifat fisika itu terdiri dari: difusi,
osmosis, imbibisi, turgor, dan plasmolisis. Difusi adalah perpindahan zat (padat,cair,dan
gas) dari larutan yang konsentrasinya tinggi (hipertonik) ke larutan yang konsentrasinya
rendah (hipotonik). Misalnya larutan K2MnO4, apabila larutan K2MnO4 dimasukkan ke dalam
air dingin maka larutan tersebut akan menyebar dengan lambat dan apabila larutan K2MnO4
di masukkan ke dalam air panas, maka proses penyebaran relatif cepat, hal ini karena
pengaaruh suhu. Osmosis adalah perpindahan zat dari larutan yang konsentrasinya rendah
(hipotonik) ke larutan yang konsentrasinya tinggi (hipertonik) melalui membran
semipermeabel. Misalnya pada kentang yang dilubangi, diberi garam (zat terlarut) dan eosin
(zat pelarut). Setelah 30 menit didiamkan, maka larutan eosin dari konsentrasi rendah
(hipotonik) menjadi konsentrasi tinggi (hipertonik). Dan sebaliknya garam dari kosentrasi
tinggi (hipertonik) menjadi konsentrasi rendah (hipotonik). Garam tersebut akan mencair,
namun eosin tidak dapat masuk ke dalam kentang disebabkan serat semipermeabel sehingga
larutan garam tidak berwarna kuning (seperti warna eosin) hanya saja keadaan kentang yang
semula keras menjadi lembek.
Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air yang disertai kenaikan volume yang bersifat
irreversible(tidak tetap). Misalnya pada kacang hijau dan kacang merah, ketika direndam
dalam air hangat akan lebih cepat mengembang, mengkerut, dibandingkan air biasa. Turgor
adalah tekanan yang disebabkan oleh perbedaan volume ataupun keadaan suhu tumbuhan
yang mengembang ketika terjadinya penyerapan air. Misalnya pada kentang dan wortel
yang di sayat setipis mungkin sebelum dimasukkan ke dalam air dan larutan garam,
permukaan kentang terasa licin dan berair, sedangkan wortel terasa kasar dan berair.
Namun, setelah dimasukkan ke dalam larutan garam selama 30 menit, permukaan kentang
dan wortel terasa lembut, sedangkan dalam air biasa permukaan wortel dan kentang terasa
kasar dan keras. Adapun plasmolisis adalah tekanan pada sel apabila vakuola penuh dengan
zat cair. Misalnya pada daun Rhoe discolor, pada sayatan daun yang ditetesi aquadest dilihat
43
di bawah mikroskop akan nampak dinding sel, membran sel, dan antosionin yang merata
pada sel. Tetapi, saat daun Rhoe discolor ditetesi air garam maka antosianin berkumpul pada
sudut sel atau tidak merata. Hal ini disebabkan karena larutan garam yang konsentrasi tinggi
masuk ke dalam sel.
IX. Kesimpulan :
1. Sifat-sifat fisika terdiri dari: difusi, osmosis, turgor, imbibisi, dan plasmolisis.
2. Difusi adalah Perpindahan zat (padat,cair,dan gas) dari larutan yang konsentrasinya
hipertonik ke konsentrasi hipotonik.
3. Osmosis adalah perpindahan air dari larutan yang konsentrasinya hipotonik ke
konsentrasinya hipertonik melalui membran semipermeabel.
4. Imbibisi adalah penyerapan air atau proses masuknya air ke pori-pori sel.
5. Turgor adalah tekanan air dalam sel.
6. Plasmolisis adalah peristiwa melepasnya membran plasma dari dinding sel akibat tekanan
turgor berkepanjangan.
PERCOBAAN: VII
I. Judul Praktikum : Transportasi Pada Tumbuhan
II. Tanggal Praktikum : 11 Desember 2010
III. Tujuan Praktikum : Untuk mengamati adanya tekanan akar, daya isap daun, daya
kapiler, dan transportasi.
IV. Dasar Teori :
Menurut Salisbury (1995:23), “Transportasi pada tumbuhan adalah proses pengambilan
dan pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah
penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian
tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut
yang terdiri dari xylem dan floem”.
44
Menurut Campbell (2003:318), “Pada tumbuhan, transpor terjadi pada tiga tingkatan,
yaitu pengambilan dan pembebasan air dan zat-zat terlarut oleh individu sel, transpor bahan-
bahan jarak pendek dari sel ke sel pada level jaringan dan organ, dan transpor jarak jauh
cairan di dalam xylem dan floem pada seluruh tingkatan tumbuhan tersebut secara utuh.”
Menurut Mudakir (2006:18), “Daya tekan akar merupakan kemampuan akar
mendorong air dalam xylem akar menuju keatas. Daya tekan akar merupakan hasil aktivitas
sel-sel epidermis dengan rambut akarnya yang terus menerus menyerap air.”
Menurut Heddy (2000:47), “Daya isap daun merupakan kemampuan daun untuk
meningkatkan aliran air dari akar sampai ke daun berderet secara berkesinambungan seolah-
olah membentuk rantai molekul.”
V. Alat dan Bahan :
a. Alat :
1. Gelas piala
b. Bahan :
1. Larutan Methylen blue
2. Pucuk pacar air (Impatiens balsamina)
VI. Cara Kerja :
1. Diambil pucuk air dimasukkan ke dalam gelas piala yang berisi larutan methylen blue
yang encer.
2. Diletakkan gelas ini pada daerah yang terang dan didiamkan selama 15-30 menit.
3. Dipotong di ujung batang tanaman ini dan dibelah menjadi 2 kemudian diamati dengan
kaca pembesar.
4. Diamati sejauh mana larutan meresap ke dalamnya dan dibagian mana dari batang
larutannya ini didapatkan.
VII.Hasil Pengamatan :
Gambar : Pacar air (Impatiens balsamina)
Pembesaran : - Keterangan
45
1. Daun pacar air
2. Kertas
3. Gelas kimia
4. Batang Larutan eosin
Disetujui Asisten Meja
( )
VIII.Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa transportasi pada tumbuhan meliputi:
tekanan akar, daya isap daun, dan daya kapiler. Tekanan akar merupakan kemampuan akar
mendorong air dalam xylem akar menuju keatas. Daya isap daun merupakan kemampuan
daun untuk meningkatkan aliran air dari akar ke daun pada saat transpirasi (penguapan).
Sedangkan daya kapiler adalah kemampuan naiknya cairan di dalam pipa kapiler. Faktor-
faktor yang mempengaruhi laju transpirasi adalah: kelembapan, suhu, angin, serta
kandungan air dalam tanah.
Pengamatan pada tanaman pacar air (Impatiens balsamina) digunakan karena terdiri
dari 90% penyusunnya adalah air dan batang bening sehingga mudah diamati. Untuk
melakukan percobaan, bagian akar dipotong, biar daun bisa menghisap larutan eosin
sepenuhnya. Proses terjadinya laju transpirasi dapat dipercepat bila preparat yang sudah
dimasukkan ke dalam larutan eosin diletakkan di tempat terang yang memiliki intensitas
46
cahaya yang cukup. Ketika preparat berada dalam larutan eosin, larutan tersebut akan
meresap ke dalam batang pacar air oleh pembuluh dan makin lama makin cepat dan banyak
yang diserap. Penyerapan air ditandai karena adanya daya tekanan daun yang dimiliki pacar
air melalui 2 pembuluh yaitu xylem dan floem. Pada pembuluh xylem berfungsi sebagai
pengangkut atau pengedar sari-sari makanan dari akar sampai ke daun. Sedangkan
pembuluh floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuh-tumbuhan.
IX. Kesimpulan :
1. Transportasi pada tumbuhan meliputi: tekanan akar, daya isap daun, dan daya kapiler.
2. Tekanan akar merupakan kemampuan akar mendorong air dalam xylem menuju ke
atas.
3. Daya isap daun adalah kemampuan daun untuk meningkatkan aliran air dari akar ke
daun pada saat transpirasi.
4. Daya kapiler adalah kemampuan naiknya cairan di dalam pipa kapiler.
5. Xylem berfungsi mengangkut air atau pengedar sari-sari makanan, sedangkan floem
berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
PERCOBAAN: VIII
I. Judul Praktikum : Evolusi
II. Tanggal Praktikum :
III. Tujuan Praktikum : Untuk mengamati evolusi pada tumbuhan dan hewan
IV. Dasar Teori :
Menurut Kimball (1999:760), “Inti dari teori evolusi yang diungkapkan Charles Darwin
dalam bukunya The Origin of Spesies adalah bahwa semua makhluk hidup yang ada di bumi
ini merupakan hasil keturunan dari moyang yang sama yang mengalami modifikasi. Dan
Darwin juga menyajikan sejumlah fakta yang dianggapnya hanya dapat dijelaskan dengan
teori evolusi”.
47
Menurut Saktiyono (1989:189), “Evolusi merupakan suatu proses pada makhluk hidup
yang berlangsung dari generasi ke generasi yang sangat lambat dan lama akibat terjadinya
perubahan dari generasi ke generasi terbentuknya keanekaragaman makhluk hidup spesies
bumi”.
Menurut Burnie (2005:6), “Seperti semua fenomena alam, evolusi merupakan subjek
bagi hukum-hukum alam yang dapat di uji melalui berbagai percobaan. Namun, begitu
banyaknya elemen acak yang terlibat dalam proses evolusi menyebabkan masa depan ini
tidak dapat diperkirakan”.
Menurut Fried (1999:288), “Teori evolusi biologi menyatakan bahwa makhluk hidup
pertama merupakan hasil dari evolusi molekul anorganik yang kemudian berkembang
menjadi struktur kehidupan (sel).
V. Alat dan Bahan :
a. Alat :
1. Timbangan
2. Mistar
b. Bahan :
1. Telur ayam 3 butir (Galus galus)
2. Daun majemuk
3. Tandan pinang (Areca cathecu)
4. Setandan pisang ambon (Musa paradisiaca)
5. Telur bebek 1 induk 3 butir (Anas sp)
VI. Cara Kerja :
1. Diletakkan masing-masing bahan: telur, pinang, pisang, dan daun di depan.
2. Diamati secara seksama perbedaan bentuk warna, panjang, berat, dan lebar masing-
masing preparat secara sesamanya.
48
3. Dilakukan secara berurutan.
4. Dicatat hasil yang diperoleh.
VII.Hasil Pengamatan :
Gambar : Telur ayam
Pembesaran : - Keterangan
1. Telur 1
2. Telur 2
3. Telur 3
Disetujui Asisten Meja
( )
Gambar : Telur bebek
Pembesaran : - Keterangan
4. Telur 1
5. Telur 2
6. Telur 3
49
Disetujui Asisten Meja
( )
Gambar : Daun majemuk
Pembesaran : - Keterangan
1. Pangkal daun ( I )
2. Tengah daun ( II )
3. Ujung daun ( III )
Disetujui Asisten Meja
( )
Gambar : Pisang
Pembesaran : - Keterangan
1. Tandan pisang
2. Buah pisang
50
Disetujui Asisten Meja
( )
Gambar : Pinang
Pembesaran : Keterangan
1. Tandan pinang
2. Buah pinang
Disetujui Asisten Meja
( )
VIII.Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa evolusi merupakan perubahan yang
terjadi pada makhluk hidup dari masa ke masa atau dari generasi ke generasi. Organisme
berevolusi melalui dua proses, yaitu proses genetika dan melalui proses seleksi alam
(natural selection).
Makhluk hidup memiliki perbedaan baik di lihat dari segi warna, bentuk, dan ukuran.
Perbedaan-perbedaan tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor seperti genetik, lingkungan,
dan seleksi alam. Tidak bisa dipungkiri yang mana makhluk hidup mengalami perubahan
bentuk atau yang lainnya dari generasi ke generasi sehingga menghasilkan berbagai macam
51
jenis makhluk hidup baru yang juga berbeda dengan induk aslinya, namun ada juga yang
mewariskan sifat dari induknya.
Semua teori di atas telah terbukti pada praktikum yang menggunakan telur ayam, telur
bebek, berbagai daun majemuk, tandan pinang, dan setandan pisang ambon. Dari semua
bahan ini, dapat dilihat perbedaan dari segi panjang, lebar, maupun berat dalam satu
spesies. Perbedaannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel pengamatan evolusi:
Jenis
preparat
Panjang (cm) Lebar (cm) Berat (cm)
I II III I II III I II III
Telur
ayam 4,7 4,6 4,4 3,5 3,5 3,3 43,34 43,15 36,61
Telur
bebek 6,1 6,1 5,7 4 4,3 4,5 78,73 71,80 65,20
Pinangatas tengah Bawah Atas tengah Bawah atas tengah bawah
4,8 4,4 4,2 2,8 2,7 2,4 20,57 17,59 15,23
Pisang
Kiriatas
Kananatas
TengahAtas
KiriAtas
Kananatas
TengahAtas
Kiriatas
Kananatas
Tengahatas
14,1 14,3 14,2 3,2 3,4 3,3 121,70 108,47 112,48
Daun maje-Muk
Pang-kal
tengah Ujung Pan-Gkal
tengah Ujung Pang-kal
tengah ujung
2,9 4,4 3,4 1,4 2,4 2,1 0,06 0,21 0,14
IX. Kesimpulan :
1. Evolusi merupakan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dari generasi ke generasi.
2. Organisme berevolusi melalui dua proses, yaitu faktor genetik dan faktor seleksi alam.
3. Makhluk hidup memiliki perbedaan baik dari segi warna, bentuk, dan ukuran.
4. Makhluk hidup dalam satu spesies memilki panjang, lebar, dan berat yang berbeda.
5. Perbedaan makhluk hidup juga tergantung terhadap komponen-komponen yang
dimilikinya.
52
PERCOBAAN: IX
I. Judul Praktikum : Ekosistem
II. Tanggal Praktikum :
III. Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui komponen-komponen ekosistem
IV. Dasar Teori :
Menurut Campbell (2004:388), “Suatu ekosistem terdiri dari semua organisme yang
hidup dalam suatu komunitas dan juga semua faktor-faktor abiotik yang saling berinteraksi
53
dengan organisme tersebut. Seperti populasi dan komunitas, batas ekosistem umumnya tidak
jelas, sebagai tingkat yang paling inklusif dalam hirarki organisme biologis.
Menurut Pratiwi (2006:229), “Ekosistem merupakan kehidupan semua jenis makhluk
hidup yang saling mempengaruhi, dipengaruhi, serta berinteraksi dengan alam yang
membentuk satu kesatuan tersusun atas beberapa komponen, yaitu: komponen autotrof,
heterotrof, komponen abiotik, dan pengurainya”.
Menurut Rusmendro (2009:23), “Ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan
ekosistem perairan. Ekosistem darat merupakan kumpulan faktor biotik dan abiotik yang
terdapat di daratan, sedangkan ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan
ekosistem air laut.
Menurut Mitchell (1987:388), “Hubungan trofik dalam ekosistem terdiri atas hubungan
trofik menentukan lintasan aliran energi kimia dalam suatu ekosistem. Produsen primer
meliputi tumbuhan alga dan spesies bakteri, banyak konsumen primer dan konsumen tingkat
lebih rendah merupakan pencarian makanan yang oportunis.”
V. Alat dan Bahan :
a. Alat :
1. Alat bedah
2. Tali rapia
3. Termometer
4. Lakmus
54
b. Bahan :
1. Tali rapia
2. Pekarangan
VI. Cara Kerja :
1. Pekarangan dipilih yang masih ditempati berbagai tumbuhan dan hewan.
2. Dibuat petak berukuran 1x1 meter dari tali rapia dan dihitung tumbuhan dan hewan yang
terdapat dalam petak tersebut
3. Diukur suhu udara, suhu tanah, dan pH tanah, dicatat dan warna tanah.
4. Komponen yang menyusun ekosistem disebutkan.
VII.Hasil Pengamatan :
1 m
55
1 m
Keterangan :
A. Biotik
1. Ulat daun
2. Semut
3. Putri malu
4. Rumput teki
5. Bunga
6. Rumput-rumputan
B. Abiotik
1. Tanah
2. Batu
3. Udara
4. Cahaya matahari
56
VIII. Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa ekosistem itu merupakan suatu sistem
ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara faktor biotik (makhluk hidup)
dan faktor abiotik (lingkungan). Faktor biotik terdiri dari semua jenis hewan dan tumbuhan,
sedangkan faktor abiotik terdiri dari: Cahaya matahari, udara, suhu kelembapan, tanah dan
air. Antara faktor biotik dan faktor abiotik saling berinteraksi dan membutuhkan satu sama
lain, misalnya: dalam membentuk jaring-jaring makanan.
Komponen-komponen biotik terdiri dari : produsen, konsumen, dan pengurai. Produsen
merupakan penyediaan makanan bagi konsumen, yaitu makhluk hidup yang mampu
membuat makanan sendiri (autotrof). Umumnya, produsen dihasilkan oleh tumbuhan yang
berklorofil dihasilkan melalui proses fotosintesis. Konsumen merupakan makhluk hidup
yang tidak mampu membuat makanan sendiri (heterotrof) dan memperolehnya dari
makhluk hidu produsen. Makhluk hidup konsumen terdiri dari: herbivora, karnivora, dan
omnivora. Herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan, karnivora adalah hewan pemakan
daging, dan omnivora merupakan hewan pemakan hewan dan tumbuhan. Sedangkan
pengurai (dekomposer) merupakan makhluk hidup yang menguraikan organisme mati,
seperti bakteri dan jamur.
Adapun dalam pengamatan ekosistem di pekarangan, terdapat organisme penyusun
ekosistem yang terdiri dari faktor biotik dan lingkungan. Faktor biotiknya terdiri dari: ulat
daun, semut, kupu-kupu, putri malu, dan rumput-rumputan. Sedangkan faktor abiotiknya
terdiri dari: udara, cahaya matahari, tanah, air, dan kelembapan. Antara faktor biotik dan
abiotik di dalam pekarangan tersebut saling membutuhkan. Suhu tanah di pekarangan
tersebut adalah 6,50C, temperature 300C, dan kelembapannya 71%. Warana tanahnya
berupa hitam kecoklatan.
Jadi, ekosistem merupakan suatu komponen alam yang tidak dapat dipisahkan antara
satu sama lain. Faktor-faktor penyusun ekosistem yang terdiri dari faktor biotik dan abiotik
dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
57
Tabel: Penyusun ekosistem di pekarangan
No Penyusun ekosistem Jumlah Individu Keterangan
1
2
3
4
A. Faktor biotic
Semut
Ulat daun
Putri malu
Rumput teki
Terdiri dari populasi
Individu
Terdiri dari populasi
Terdiri dari populasi
Sebagai konsumen yang tidak mampu
membuat makanan sendiri
(heterotrof).
Sebagai konsumen yang tidak mampu
membuat makanan sendiri
(heterotrof).
Sebagai produsen yang mampu
membuat makanan sendiri (autotrof).
Sebagai produsen yang mampu
membuat makanan sendiri (autotrof).
1
2
3
4
5
B. Faktor abiotik
Cahaya matahari
Air
Tanah
Suhu
Kelembapan
-
-
-
-
-
Sebagai produsen yang diperlukan
oleh tumbuhan untuk fotosintesis.
Sebagai produsen yang diperlukan
makhluk hidup untuk pertumbuhan
dan perkembangan.
Sebagai media untuk tumbuhan dan
tempat didiami makhluk hidup.
Juga berpengaruh bagi pertumbuhan
makhluk hidup.
Untuk memudahkan tumbuhan
menyerap air.
58
IX. Kesimpulan :
1. Ekosistem merupakan sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
faktor biotik (makhluk hidup) dan faktor abiotik (lingkungan).
2. Komponen-komponen biotik terdiri dari: produsen, konsumen, dan dekomposer
(pengurai).
3. Komponen-komponen abiotik terdiri dari: cahaya matahari, air, tanah, suhu, dan
kelembapan.
4. Antara faktor biotik dan faktor abiotik saling membutuhkan dan saling berinteraksi
antara satu sama lain, misalnya: dalam jaring-jaring makanan.
5. Suhu tanah di pekarangan adalah 6,50C, temperature 300C, dan kelembapannya 71%.
Warna tanahnya berupa hitam kecoklatan.
59
PERCOBAAN : X
I. Judul Praktikum : Klasifikasi Hewan dan Klasifikasi Tumbuhan
II. Tanggal Praktikum :
III. Tujuan Praktikum :1. Untuk mengetahui cara mengklasifikasi hewan ke dalam
kelompok tertentu
2. Untuk mengenal tumbuhan di lapangan dan menjelaskan
beberapa karakter yang khas dari kelompoknya.
IV. Dasar Teori :
Menurut Ali (2004:4), “Klasifikasi adalah suatu upaya melakukan pengelompokkan
hewan ke dalam kelompok tertentu, sehingga diperoleh kelompok-kelompok hewan dalam
jenjang yang berbeda. Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam memahami hewan
tersebut, sehingga mudah dipelajari dan diingat dalam kehidupan manusia”.
Menurut Campbell (2002:11), “Spesies yang sangat serupa di tempatkan dalam genus
(marga) yang saudara, genus di kelompokkan dalam family (keluarga) dan seterusnya
dengan tiap tingkat klasifikasi menjadi semakin besar kelompok anggotanya”.
Menurut Maskoeri (1984:13), “Terdapat perbedaan dalam penggolongan klasifikasi
hewan. Klasifikasi sistem ilmiah modern menggunakan semua data. Misalnya: struktur,
fisiologi, embriologi, penyebaran di muka bumi dan dasar-dasar lainnya. Sedangkan
kalsifikasi sistem ilmiah dijelaskan dengan teori evolusi dan mencoba mencari kekerabatan
darah dan hubungan yang menunjukkan tahap-tahap embriologi”.
Menurut Djarubito (1989:92), “Klasifikasi tumbuhan berdasarkan kegunaannya, maka
tumbuhan dibagi menjadi lima yaitu: tumbuhan untuk sandang, tumbuhan untuk papan,
tumbuhan untuk pangan, tumbuhan untuk obat-obatan dan tumbuhan untuk kecantikan”.
60
V. Alat dan Bahan :
a.Alat :
1. Mikroskop
2. Lup
3. Alat bedah
4. Petridish
5. Penjepit
b. Bahan :
1. Formalin
2. Alkohol
3. Aquadest
VI. Cara Kerja :
Klasifikasi Hewan
1. Dikumpulkan berbagai hewan yang ada di sekitar dan dimasukkan kedalam formalin
10% selama 15 menit.
2. Setelah itu dikeluarkan dan di cuci bersih dengan aquadest, hingga formalin hilang.
3. Diperhatikan ciri hewan tersebut.
4. Dilakukan pengelompokkan ke dalam kelompok kecil pada tingkat kelas, sampai
tingkat ordo.
5. Dihitung jumlah anggota masing-masing dan disebutkan ciri-ciri dari hewan yang
dikelompokkan sesuai kelompoknya.
Klasifikasi Tumbuhan
1. Dikumpulkan tumbuhan dan jenis bunga.
2. Diperhatikan cirri umum masing-masing tumbuhan tersebut, hingga dapat
dikelompokkan.
3. Dikelompokkan kedalam Spermatophyta, Pteuridophyta, Bryophyta, dan Schyzophyta.
61
4. Dikelompokkan ke dalam kelompok kelas, ordo, dan diperhatikan cirri masing-masing.
5. Dituliskan dalam bentuk tabel.
VII.Hasil Pengamatan :
Gambar : Semut (Monomarium sp)
Pembesaran : - Keterangan
1. Mulut (oriz)
2. Alat penjepit
3. Mata (organus fisus)
4. Kepala (caput)
5. Antena
6. Kaki (tarsal)
7. Serviks
8. Perut (truncus)
Disetujui Asisten Meja
Gambar : Ulat daun (Bombyx mori)
Pembesaran : - Keterangan
1. Mata (organus fisus)
2. Kepala (caput)
3. Bulu
4. Ekor
5. Daun (folium)
Disetujui Asisten Meja
)
62
Gambar :Rumput teki (Cyperus rotundus)
Pembesaran : - Keterangan
1. Akar (radix)
2. Batang (caulis)
3. Daun (folium)
4. Bunga (flos)
Disetujui Asisten Meja
Gambar : Putri malu (Mimosa pudica)
Pembesaran : - Keterangan
1. Akar (radix)
2. Batang (caulis)
3. Daun (folium)
4. Bunga (flos)
Disetujui Asisten Meja
63
VIII. Pembahasan :
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa klasifikasi merupakan
pengelompokkan makhluk hidup yang dilakukan sedemikian rupa berdasarkan persamaan
dan perbedaan yang dimilikinya. Tujuan klasifikasi adalah untuk memudahkan pengenalan
makhluk hidup sehingga bisa diambil manfaatnya. Persamaan dan perbedaan makhluk
hidup untuk di kelompokkan dilihat dari morfologinya. Taksonomi makhluk hidup
dimulai dari tingkat yang paling tinggi ke tingkat yang paling rendah, yaitu: kingdom,
filum atau divisi, kelas, ordo, family, genus, dan spesies.
Di dalam klasifikasi, filum digunakan untuk hewan dan divisi digunakan untuk
tumbuhan. Pada tingkat family, untuk tumbuhan dipakai ceae dan untuk hewan dipakai
idea. Dan pada tingkat spesies, kata pertama dipakai huruf besar dan kata kedua dipakai
huruf kecil, dan dimiringkan atau digaris bawahi.
Adapun dalam pengamatan taksonomi, kita menemukan beberapa jenis hewan dan
tumbuhan untuk diklasifikasi. Dapat dilihat di bawah ini:
Klasifikasi Hewan dan Tumbuhan
1. Ulat daun (Bombyx mori)
Ciri utama: Berwarna hijau, berbulu, dan biasanya terdapat di daun.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Bombycidae
Genus : Bombyx
Spesies : Bombyx mori (Ulat daun)
64
2. Semut (Monomarium sp)
Ciri Utama : Hidup di daerah tropis, hidup berkelompok, memiliki sarangnya yang
teratur, dan memiliki antenna di alat tubuhnya.
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Himenoptera
Family : Formisidae
Genus : Monomarium
Spesies : Monomarium sp (Semut)
3. Putri malu (Mimosa pudica)
Ciri utama : Daunnya menanggapi rangsangan bila disentuh, dan berduri.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Mimosa
Spesies : Mimosa pudica (Putri malu)
4. Rumput teki (Cyperus rotundus)
Ciri utama : Mempunyai akar serabut, rumput semu menahun.
Kingdom: Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Cyperales
Family : Cyperaceae
65
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus (Rumput teki)
IX. Kesimpulan :
1. Klasifikasi merupakan pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan
perbedaan yang dimilkinya.
2. Tujuan klasifikasi adalah untuk memudahkan pengenalan suatu makhluk hidup.
3. Taksonomi makhluk hidup dimulai dari: kingdom, filum atau divisi, kelas, ordo,
family, genus, dan spesies.
4. Filum digunakan untuk hewan, sedangkan divisi digunakan untuk tumbuhan.
5. Penamaan pada spesies kata pertama dipakai huruf besar dan kata kedua dipakai huruf
kecil, kemudian dimiringkan atau di garis bawahi.
66
PERCOBAAN : XI
I. Judul Praktikum : Reproduksi Aseksual
II. Tanggal Praktikum :
III. Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui berbagai cara perkembangbiakan secara
tidak kawin pada berbagai tumbuhan dan hewan.
IV. Dasar Teori :
Menurut Prawirohatono (2004:183), “Semua makhluk hidup di dunia baik manusia,
hewan dan tumbuhan berupaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenis dan
keturunannya. Oleh karena itu, makhluk hidup mengadakan reproduksi atau
perkembangbiakan".
Menurut Campbell (2004:150), “Reproduksi aseksual adalah proses penciptaan
individu baru yang semua gennya berasal dari satu induk tanpa peleburan sel telur dan sel
sperma. Pada sebagian besar kasus, reproduksi aseksual secara keseluruhan mengandalkan
pembelahan sel secara mitosis, reproduksi seksual adalah perkembangbiakan yang terjadi di
dahului oleh peristiwa perkawinan”.
Menurut Yatim (1991:346), “Reproduksi aseksual pada hewan antara lain: dengan cara
fragmentasi (pemisahan salah satu bagian tubuh), tunas (pembentukan tonjolan pada salah
satu bagian tubuh), Fisi (pembelahan sel pada induknya), Spurulasi (pembentukan spora
pada sel induknya), parthenogenesis (sel telur tanpa dibuahi)”.
Menurut Kusmayadi (2000:100), “Reproduksi pada tumbuhan secara aseksual adalah
perkembangbiakan tanpa peleburan sel kelamin jantan (benang sari) dan sel kelamin betina
(kepala putik). Reproduksi aseksual secara alamiah terdiri dari: rhizoma, umbi akar, umbi
batang, umbi lapis, geragih, tunas, dan tunas adventif. Sedangkan reproduksi aseksual secara
buatan terdiri dari:.mencangkok, menempel, menyambung, merunduk, dan stek”.
67
V. Alat dan Bahan :
a.Alat :
-
b. Bahan :
1. Rhizoma kunyit (Curcuma domestica)
2. Pegagan (Centella asiatica)
3. Cocor bebek (Bryophyllum sp)
4. Wortel (Daucuc carota)
5. Kentang (Solanum tuberosum)
6. Teki (Cyperus rotundus)
7. Alang-alang (Imperata cylindrica)
8. Bawang merah (Alium cepa)
9. Tebu (Saccarum officinarum)
10. Bambu (Bambusa sp)
11. Jahe (Zingiber officinale)
12. Bunga karang
13. Fungi (Jamur)
VI. Cara Kerja :
1. Dikumpulkan semua jenis bahan di atas meja
2. Di lihat pada bagian mana terdapat alat reproduksinya.
3. Dicatat dan digambar dalam tabel
68
VII.Hasil Pengamatan :
Gambar : Kunyit (Curcuma domestica)
Pembesaran : - Keterangan
1. Internodus
2. Nodus
3. Tunas
Disetujui Asisten Meja
Gambar : Pegagan (Centella asiatica)
Pembesaran : - Keterangan
69
1. Daun
2. Tangkai daun
3. Akar
4. Stolon
Disetujui Asisten Meja
Gambar : Cocor bebek (Bryophyllum sp)
Pembesaran : - Keterangan
1. Tulang daun
2. Tangkai daun
3. Tunas adventif
Disetujui Asisten Meja
Gambar : Wortel (Daucus carota)
Pembesaran : - Keterangan
70
1. Tangkai daun (pelepah)
2. Leher akar
3. Buku-buku umbi akar
4. Bulu-bulu akar
Disetujui Asisten Meja
Gambar : Kentang (Solanum tuberosum)
Pembesaran : - Keterangan
1. Tunas
2. Titik tumbuh
3. Umbi batang
Disetujui Asisten Meja
Gambar : Teki (Cyperus rotundus)Keterangan
71
Pembesaran : -
1. Daun
2. Pangkal batang
3. Geragih
4. Umbi geragih
Disetujui Asisten Meja
Gambar : Alang-alang (Imperata cylindrica)
Pembesaran : Keterangan
1. Akar
2. Batang
3. Daun
Disetujui Asisten Meja
72
Gambar : Bawang merah (Alium cepa)
Pembesaran : - Keterangan
1. Akar
2. Hilus
Disetujui Asisten Meja
Gambar : Tebu (Saccarum officinarum)
Pembesaran : - Keterangan
1. Nodus
2. Bulu-bulu akar
3. Internodus
4. Tunas
Disetujui Asisten Meja
(
73
Gambar : Bambu (Bambusa sp)
Pembesaran : - Keterangan
1. Nodus
2. Tunas
3. Internodus
Disetujui Asisten Meja
Gambar : Jahe (Zingiber officinarum)
Pembesaran : - Keterangan
74
1. Tunas
2. Cabang rhizome
3. Buku/sisik
Disetujui Asisten Meja
Gambar : Bunga karang
Pembesaran : - Keterangan
1. Tunas
Disetujui Asisten Meja
Gambar : Fungi (jamur)Keterangan
75
Pembesaran : -
1. Batang
2. Akar
Disetujui Asisten Meja
VIII. Pembahasan :
76
Reproduksi adalah perkembang biakan yang terjadi pada makhluk hidup untuk
meneruskan kelangsungan hidupnya dan menghasilkan keturunan. Reproduksi secara
aseksual terbagi dua, yaitu secara alamiah dan buatan. Reproduksi secara aseksual alami,
yaitu: rhizoma, umbi akar, umbi batang, umbi lapis, geragih, tunas, dan tunas adventif.
Sedangkan reproduksi secara aseksual buatan, yaitu: mencangkok, menempel,
menyambung, merunduk, dan stek.
Rhizoma merupakan bagian batang yang tertinggal di dalam tanah, contoh: kunyit
(Curcuma domestica), jahe (Zingiber officinale), dan alang-alang (Imperata cylindrica).
Umbi akar merupakan akar yang tumbuh sebagai cadangan makanan, contoh wortel
(Daucus carota). Umbi batang merupakan cadangan makanan dan padanya terdapat mata
tunas yang akan tumbuh bila ditanam, contoh: kentang (Solanum tuberosum). Umbi lapis
adalah tunas akan tumbuh pada hilus, contoh: bawang merah (Alium cepa). Geragih adalah
batang yang menjalar di atas tanah, contoh: pegagan (Centella asiatica) dan teki (Cyperus
rotundus). Tunas adalah bagian yang tumbuh pada nodus, contoh: bambu (Bambusa sp) dan
bunga karang. Tunas adventif merupakan akar liar yang tumbuh pada daun, contoh: cocor
bebek (Bryophyllum sp). Adapun stek merupakan batang yang di tanam akan segera tumbuh
akar dan menjadi tanaman baru, contoh: tebu (Saccarum officinarum). Dan spora, yang
biasanya terjadi pada tumbuhan tingkat rendah, seperti: Fungi (jamur).
IX. Kesimpulan :
1. Reproduksi adalah perkembangbiakan pada makhluk hidup untuk meneruskan
kelangsungan hidupnya.
2. Reproduksi aseksual terbagi dua, yaitu secara alamiah dan buatan.
3. Reproduksi secara aseksual alamiah terdiri dari: rhizoma, umbi akar, umbi batang, umbi
lapis, geragih, tunas, dan tunas adventif.
4. Reproduksi secara aseksual buatan terdiri dari: mencangkok, menempel, menyambung,
merunduk, dan stek.
DAFTAR PUSTAKA
77
Ali, M, Zoologi Invertebrata, Banda Aceh : Ar-Raniry Press, 2004.
Baspai, Histologi Dasar, Jakarta : Bina Rupa Ausara , 1989.
Bawo, Wayan, Dasar-Dasar Histologi, Jakarta: Erlangga, 1988.
Bevelender, Gerrit, dkk, Dasar-Dasar Histologi, Jakarta: Erlangga,1988.
Brotowidjoyo, Zoologi dasar, Jakarta: Erlangga, 1994.
Burnie, David, Evolusi, Jakarta : Erlangga, 2005.
Campbell, dkk, Biologi Edisi Kelima Jilid I, Jakarta: Erlangga, 2002.
Campbell, dkk, Biologi Edisi Kelima Jilid III, Jakarta : Erlangga,2004.
Djarubito, Zoologi Dasar, Jakarta: Erlangga, 1989.
Fried, George, dkk, Biologi Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga,1999.
Goidstein, Phillip, Ilmu Pengetahuan Populer, Jakarta: PT Ikrar Mandiri, 2004.
Hasanuddin, Morfologi Tumbuhan, Banda Aceh: Ar-Raniry Press, 2004.
Heddy, Suwarno, Biologi Pertanian, Jakarta: CV Raja Wali,1990.
Jelwar, Meinence, Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta: Salemba Medica, 2001.
Kimball, John.W., Biologi Jilid II, Jakarta: Erlangga, 1996.
Kimball, John. W., Biologi Jilid III, Jakarta : Erlannga, 1999.
Kusmayadi, dkk, Biologi Umum, Jakarta : Erlangga, 2000
Leeson, Roland, Buku ajar Histologi, Jakarta: EGC, 1996.
Mander, Ilmu Kedokteran, Bandung, Irana Widya, 2004.
Maskoeri, Josin, Sistematika Hewan, Surabaya : Sinar Wijaya,1984.
Menyer, B. S., Plant Phisiologi, Newyork, D Van Nonstrand Company Inc, 1996.
78
Mitchell, Biologi Dasar, Jakarta :Erlangga,1987.
Mudakkir, Imam, Fisiologi Tumbuhan, Jakarta : Erlangga, 2006.
Mulyani, Sri, Anatomi Tumbuhan, Jakarta: Erlangga, 2004.
Nawangsari, Zologi Umum, Jakarta : Erlangga, 1988.
Nugroho, L.Hartato, Biologi Dasar, Jakarta: Erlangga, 2004.
Ocpotro, Radi, Zoologi, Jakarta : Erlangga, 1983.
Pratiwi, D. A, Biologi, Jakarta : Erlangga,2006.
Prawirohatono,S, Sains Biologi, Jakarta : Bumi Aksara, 2004.
Ronald, Siturus, Ringkasan biologi II, Bandung: Yrana Widya, 2004.
Rusmendro, Hasmar, Seri Diktat Ekologi, Jakarta : Universitas Nasional,2003.
Saktiyono, Biologi Umum, Jakarta : Erlangga,1986.
Salisbury, dkk, Fisiologi Tumbuhan, Bandung: ITB, 1995.
Sastrodinoto, Soenarjo, Biologi umum, Jakarta: PT Gramedia, 1982.
Soegiri, N, Zoologi umum, Jakarta, Erlangga, 1991.
Stansfield, William, dkk, Biologi Molekuler dan Sel, Jakarta: Erlangga, 2006.
Stave, Fakta Sains, Jakarta: Erlangga, 1997.
Tambayong, Jan, Anatomi & Fisiologi Untuk Keperawatan, Jakarta: EGC, 2001.
Virchow, Rudolf, Biologi Modern, Surabaya: Pambelan, 1689.
Yatim, Wildan, Sains Biologi, Jakarta : Bumi Aksara, 1991.
79
80