18
Laporan Akhir PRAKTIKUM GEOFISIKA I MENGUKUR KETINGGIAN DENGAN MENGGUNAKAN ALTIMETER GF 1-6 Nama : Fitri Yudiasiswi NPM : 1403100100085 Hari/Tgl Percobaan : Senin 22 Oktober 2012 Waktu Percobaan : 12.30 – 15.00 WIB Asisten : R. Herwindo W.P LABORATORIUM GEOFISIKA PRODI GEOFISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN

Laporan Akhir GF 1-6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan akhir

Citation preview

Page 1: Laporan Akhir GF 1-6

Laporan Akhir

PRAKTIKUM GEOFISIKA I

MENGUKUR KETINGGIAN DENGAN MENGGUNAKAN

ALTIMETER

GF 1-6

Nama : Fitri Yudiasiswi

NPM : 1403100100085

Hari/Tgl Percobaan : Senin 22 Oktober 2012

Waktu Percobaan : 12.30 – 15.00 WIB

Asisten : R. Herwindo W.P

LABORATORIUM GEOFISIKA

PRODI GEOFISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2012

Page 2: Laporan Akhir GF 1-6

IntisariAltimeter PAulin merupakan salah satu jenis altimeter yang mempunyai

konstruksi khusus dan berbeda dari jenis laiinya, yaitu terbagi atas surveying

altimeter yaitu pembaca langsung yang dilaukan pengamat, dan altimeter barograph

yaitu altimeter otomat, alat yang secara otomatis mencatat setiap perubahan tinggi

dalam interval waktu tertentu.

.

Page 3: Laporan Akhir GF 1-6

GF 1-6

MENGUKUR KETINGGIAN DENGAN MENGGUNAKAN

ALTIMETER

Tujuan

1. Memahami cara penggunaan Altimeter

2. Memahami cara akusisi data dengan metode satu alat atau dua alat

3. Memahami cara pengolahan datanya

Peralatan

1. Altimeter Paulin

2. Alat tulis, hitung

3. Tabel pengamatan data

Page 4: Laporan Akhir GF 1-6

Teori Dasar

Ketinggian suatu titik pada dasarnya menunjukan posisi suatu titik diatas

bidang datum tertentu, sehingga koordinatnya hanya terdiri dari satu parameter saja,

yaitu jarak titik tersebut terhadap bidang datum.

ΔH

A

Beda Tinggi titik A dan B

I. Metode Pengukuran Tinggi

Ketinggian atau beda tinggi suatu tempat dipermukaan bumi dapat

ditentukan dengan berbagai metode pengukuran secara prinsip Metode pengukutan

beda tinggi dapat dikelompokan menjadi :

Metode Sifat Datar.

Metode pengukuran beda tinggi yang paling teliti dibandingkan yang

lainnya. Pada prinsipnya beda tinggi antara dua titik adalah jarak antara bidang

ekuipotensial yang melalui suatu titik dengan ekuipotensial lainnya.

Pada metode sifat datar, pengukuran beda tinggi tersebut dilakukan dengan

menggunakan alat ukur waterpass ditempatkan diantara dua titik ukur.

Page 5: Laporan Akhir GF 1-6

Seperti Gambar Berikut :

B M

ΔH

Q

P

Gambar 1.1Pengukuran Beda Tinggi dengan Metode Sifat Datar

Beda Tingginya :

B : Pembacaan alat pada rambu belakang

M : Pembacaan Alat pada rambu muka

AB : Garis Bidik dalam keadaan mendatar ke rambu belakang

AM : Garis Bidik dalam keadaan mendatar ke rambu muka

ΔH : Beda tinggi antara titik P dan Q

Metode Trigonometris,

Garis bidik dari alat ukur dapat dibuat dalam keadaan miring serta alat

ukur pada umumnya ditempatkan diatas titik ukur (R) sedangkan pada titik ukur

lainnya (S) ditempatkan Rambu Ukur.

ΔH = B - M

Page 6: Laporan Akhir GF 1-6

Gambarnya sebagai berikut

BA

BB

Jm

B

z

m

HAB

i

A

Jd

Gambar 1.2 Pengukuran Beda Tinggi dengan Cara Trigonometri

Metode Barometris

Metode barometris menggunakan barometer sebagai alat ukur. Metode

ini memakai prinsip menggunakan tekanan udara pada tempat yang akan dicari

ketinggiannya. Untuk mengetahui ketinggian dari muka air laut rata-rata. Setelah

ketinggian diketahui maka beda tinggi yang diperoleh kurang akurat, karena

tergantung dari suhu, kelembaban udara, dan juga gaya tarik bumi.

H = 0.5 X x ( BA- BB) x 100 x sin 2 m

Page 7: Laporan Akhir GF 1-6

Gambar 2.4. Pengukuran dengan Metode Barometris

Dalam pemilihan titik detail harus disesuaikan dengan kondisi lapangan,,

yaitu jangan terlalu jarang maupun terlalu rapat. Jika titik terlalu jarang maka hasil

peta situasi tidak akan mencerminkan kondisi yang sebenarnya, namun jika terlalu

rapat, kurang efisien. Untuk daerah datar cukup diambil beberapa titik saja tetapi

untuk tanah bergelombang diambil titik efektifnya, untuk parit diambil data tentang

kedalaman dan lebarnya. Pada awalnya alat ukur yang digunakan untuk pengukuran

tekanan udara ini adalah barometer baik raksa dan aneroid, sehingga mengalamo

perubahan dimana hasil ukuran udara ini dapat langsung dikonversikan kedalam

bacaan tinggi, Barometer ini yang disebut dengan Altimeter

Altimeter adalah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik dari permukaan

laut. Biasanya digunakan sebagai navigasi dalam penerbangan, pendakian, dan

kegiatan yang berhubungan dengan ketinggian. Altimeter dipengaruhi oleh 3 hal

dalam cara kerjanya, yaitu tekanan udara, magnet bumi, dan gelombang

Pada altimeter sendiri, hasil pengukuran tekanan udaranya dapat dikonfersi

kedalam ukuran ketinggian secara langsung. Tetapi pada altimeter sendiri juga

memiliki ketetapan, saat pengukuran diluar kondisi ideal, maka diperlukan koreksi

temperatur dan barometris.

Pada kondisi ini kita berbicara tentang penggunaan altimeter dalam dunia

eksplorasi. Pada situasi ini kita menggunakan altimeter paulin. Altimeter paulin

sendiri mempunyai dua jenis, yaitu altimeter survey dan altimeter barograf

h AB

A

Page 8: Laporan Akhir GF 1-6

II. Koreksi Yang dilakukan Dalam Survey Altimeter

1. Koreksi temperatur

Koreksi ini dilakukan untuk mengetahui selisih bacaan tinggi yang diperoleh

altimeter sebagai akibat perbedaan temperatur udara dengan temperatur baku

pada altimeter itu sendiri. Pada dasarnya, perhitungan koreksi temperatur ini

didasarkan pada perubahan volume suatu masa udara pada temperatur baku

untuk tiap perubahan temperatur pada tekanan tetap (0,204%)

Beda altimeter bisa didapat dari hasil pengurangan nilai pembacaan sesudah

dengan nilai sebelum pembacaan dan temperatur rata-rata bisa diperoleh dari

penjumlahan temperatur sebelumnya dengan temperatur sesudahnya yang

kemudian dibagi dua

2. Koreksi Barometer

Untuk menentukan koreksi barometris maka jalur pengukuran harus

diletakkan pada suatu titik acuan. Saat pengukuran pertama dititik awal dan

dititik akhir pasti akan berbeda walau kembali ke titik yang sama, itulah yang

menjadi koreksinya.

III. Metode Pengukuran. Pada Altimeter

1. Metode satu altimeter

a. Dimulai dari satu titik acuan

b. Menggunakan 1 altimeter

c. Memerlukan pengamat

d. Perlunya alat ukur pelengkap

i. 1 termometer

ii. 1 arloji

Page 9: Laporan Akhir GF 1-6

e. Menyetel altimeter pada titik ketinggian acuan

f. Catat data yang didapatkan

g. Dilakukan di alam terbuka dan terlindung dari terik matahari

h. Kondisi atmosfer harus sama

i. Mengasumsikan tekanan udara berbanding lurus dengan lamanya

pengukuran

2. Metode dua altimeter dengan satu basis

a. Perlunya titik acuan

b. Menggunakan dua altimeter

c. Diperlukan alat pelengkapa

i. Dua termometer

ii. Dua arloji

d. Pada awal pengukuran, dua altimeter dalam ketinggian yang sama

e. Satu altimeter (diam) ditempatkan dititik awal pengukuran

f. Baca data yang didapatkan

g. Altimeter bergerak berjalan dan kembali ke titik awal

h. Baca juga harga temperatur dan arloji

i. Harus dilakukan di alam terbuka

j. Kondisi atmosfer harus sama

k. Mengasumsikan tekanan udara berbanding lurus dengan lamanya

pengukuran.

Tabel data

Titik Amat

Koordinat Geodetis Koordinat UTMWaktu Nilai

AltimeterBujur Lintang X YBase 6.92735 107.77357 9233376 806507 11:15:30 780

Page 10: Laporan Akhir GF 1-6

1 6.92844 107.77366 9233262 806521 11:23:26 7752 6.9307 107.77486 9233021 806653 11:29:36 7603 6.93005 107.77588 9233085 806772 11:35:08 7684 6.92945 107.77659 9233156 806891 11:38:12 7285 6.92894 107.77745 9233272 806966 11:43:14 7796 6.92704 107.77762 9233410 806953 11:47:14 7927 6.92592 107.77691 9233541 806876 11:51:27 7928 6.92321 107.77467 9233844 806633 12:00:15 8029 6.92188 107.77259 9233999 806400 12:06:31 812

10 6.92167 107.77094 9234023 806103 12:17:49 82611 6.9238 107.77013 9233718 806263 12:23:54 80612 6.92503 107.77138 9233594 806235 12:28:05 802

Base 6.92743 107.77377 9233376 806526 12:36:33 790

Pengolahan Data

Pengolahan data pada altimeter yaitu koreksi temperature terhadap nilai

altimeter yang didapatkan

Page 11: Laporan Akhir GF 1-6

Contoh :

Koreksi Temperatur = ((49-50)*(0.204/100))*(775-760)

KT = 0,012

Dengan menggunakan cara rumus di atas dapat kita pakaikan, sehingga

mendapatkan data seperti di bawah ini

Titik Amat

Koordinat Geodetis Koordinat UTMWaktu Nilai

AltimeterKoreksi

TemperaturBujur Lintang X YBase 6.92735 107.77357 9233376 806507 11:15:30 780 0

1 6.92844 107.77366 9233262 806521 11:23:26 775 0.01022 6.9307 107.77486 9233021 806653 11:29:36 760 0.03063 6.93005 107.77588 9233085 806772 11:35:08 768 0.08164 6.92945 107.77659 9233156 806891 11:38:12 728 -0.104045 6.92894 107.77745 9233272 806966 11:43:14 779 -0.026526 6.92704 107.77762 9233410 806953 11:47:14 792 -0.026527 6.92592 107.77691 9233541 806876 11:51:27 792 08 6.92321 107.77467 9233844 806633 12:00:15 802 -0.02049 6.92188 107.77259 9233999 806400 12:06:31 812 -0.02856

10 6.92167 107.77094 9234023 806103 12:17:49 826 0.040811 6.9238 107.77013 9233718 806263 12:23:54 806 0.040812 6.92503 107.77138 9233594 806235 12:28:05 802 0.00816

Base 6.92743 107.77377 9233376 806526 12:36:33 790 1.6116

Analisa

Pada praktikum altimeter banyak data yang tidak didapakan, pada metodanya

sendiri harus memakai termometer, tetapi saat pengambilan data tidak dipakai

termometer. Sehingga hanya koreksi tempertaur yang dapat kita olah, dan suhu rata-

rata diambil dari prediksi yang telah ditentukan. Pengambilan data dilakukan dengan

Page 12: Laporan Akhir GF 1-6

mengambil 12 titik di selingkaran kampus Universitas Padjadjaran ditambah 1 titik

base. Dari angka yang didapatkan dapat kita lihat bagaimana permukaan daerah yang

telah diambil datanya. Tetapi tetap ada kurang akuratnya alat pada praktikum ini.

Karena data yang didapatkan di base awalnya tida sama dengan data yang didapatka

saat kembali ke base.

Kesimpulan

Dari praktikum ini praktikan dapat mengetahi cara penggunaan altimeter.

Bagaimana cara kerja altimeter. Altimeter harus diset terlebih dahulu pada base, yang

kemudian baru bisa dibawa untuk pengambilan data. Altimeter sangat berhantung

Page 13: Laporan Akhir GF 1-6

pada suhu untuk menentukan nilai ketinggiannya. Tapi sayangnya pada praktikum

kali ini temperatur tidak bisa didapatkan karena tidak adanya termometer saat

pengambilan data. Tapi dibalik itu, praktikan sudah dapat menggunakan dan

memakai alat altimeter.

Daftar Pustaka

1. http://www.artikata.com/arti-5782-altimeter.html

2. http://aris.sunawar.com/2008/11/10/altimeter/