14
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI PERCOBAAN V DIURETIK Disusun Oleh : Golongan IV Kelompok 4 1. Ananda Dwi Rahayu (G1F013034) 2. Syaeful Eko P (G1F013036) 3. Murti Setiati (G1F013038) 4. Feni Amalia F (G1F013040) 5. M. Imaduddin S (G1F013042) Tanggal Praktikum : Kamis, 12 Juni 2014 Nama Dosen Pembimbing Praktikum : Hanif N Nama Asisten Praktikum : 1. Galih S 2. Rahma JURUSAN FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

Laporan Akhir Praktikum Farmakologi V

Embed Size (px)

DESCRIPTION

praktikum

Citation preview

Page 1: Laporan Akhir Praktikum Farmakologi V

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PERCOBAAN V

DIURETIK

Disusun Oleh :

Golongan IV Kelompok 4

1. Ananda Dwi Rahayu (G1F013034)2. Syaeful Eko P (G1F013036)3. Murti Setiati (G1F013038)4. Feni Amalia F (G1F013040)5. M. Imaduddin S (G1F013042)

Tanggal Praktikum : Kamis, 12 Juni 2014

Nama Dosen Pembimbing Praktikum : Hanif N

Nama Asisten Praktikum : 1. Galih S

2. Rahma

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2014

Page 2: Laporan Akhir Praktikum Farmakologi V

PERCOBAAN V

DIURETIK

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

Deuretika adalah obat-obat yang dapat meningkatkan produksi dan ekskresi uri,

sehingga dapat menghilangkan cairan berlebihan yang tertimbun di jaringan.

Dengan demikian dapat memulihkan keseimbangan elektrolit beberapa metabolit,jika

ginjal sendiri tidak dapat memelihara homeostasis. Selain itu beberapa dieuretik, misalnya

klorotiazida, sifat diuretiknya dapat digunakan oleh penderita tekanan darah tinggi atau

hipertensi, dengan sasaran untuk mempertahankan tekanan darah yang wajah, mungkin karena

memodilikasi metabolism natrium, sehingga akhirnya dipertahankan resistensi perifer yang

rendah (tekanan darah : output jantung x resistensi perifer total).

Diuretik umumnya dikelompok dalam tiga kelompok besar. Diuretik pengasam yang

mengubah keadaan fisika atau kimia dari darah dan jaringan, hingga terjadi pembebasan cairan

interslisial dan cairan seluler untuk diekskresikan sebagai urin. Diuretik osmotic yang menarik

air sebagai urin. Diuretik renal menstimulasi aktivitas ginjal dengan berbagai cara, misalnya

meningkatkan filtrasi melalui glomenulus dan menghambat reabsorbsi natrium dan air :

menstimulasi system enzim atau ion natrium, ion hydrogen atau polytransfer atau penyerapan

kembali atau sebagai antagonis kompetitif dari aldoderum.

Pada dasarnya volume dan komposisi urin tergantung pada tiga proses dalam lisiologi

ginjal yaitu liltrasi melalui glomerolu di tubulus ginjal dan sekresi oleh tubulus ginjal. Samapai

sekarang ada kesepakatan bahwa diuretik berefek karena pengaruhnya terhadap fungsi tubulus

ginjal dan tidak seberapa karena efeknya terhadap fungsi glomerolus ginjal.

B. Tujuan Percobaan

1. Mempelajari dan mengamati pengaruh dari obat penekan saraf pusat.

C. Dasar Teori

Diuretik adalah obat yang bekerja pada ginjal untuk meningkatkan ekskresi air dan

natrium klorida. Secara normal, reabsorbsi garam dan air dikendalikan masing-masing oleh

aldosteron dan vasopresin. Sebagian besar diuretik bekerja dengan menurunkan reabsorbsi

eletrolit oleh tubulus (atas). Ekskresi elektronit yang meningkat diikuti oleh peningkatan

ekskresi air, yang penting untuk mempertahankan keseimbangan osmotik (Neal, 2009).

Diuretik akan mengurangi kongesti pulmonal dan edemaperifer. Obat-obat ini berguna

mengurangi gejala volume berlebihan, termasuk ortopnea dan dispnea nokturnal paroksimal.

Deuretik menurunkan volume plasma dan selanjutnya menurunkan venous retum ke jantung.

Page 3: Laporan Akhir Praktikum Farmakologi V

Diuretik juga menurunkan afterload dengan mengurangi semua plasma sehingga menurunkan

tekanan darah ( Mycek, 2001).

Proses pembentukan urine. Ginjal memproduksi urine yang mengandung zat sisa

metabolik dan mengatur komposisi cairan tubuh memelalui tiga proses utama (Sloane, 2003):

1. Filtrasi

Filtrasi glemerular adalah perpindahan cairan dan zat terlarut dan kapiler

glomerular, dalam tekanan tertentu ke dalam kapsul bowman.

2. Reabsobsi

Reabsorpsi tubulus  sebagian besar fiktrat (99%) secara selektif direabsorpsi aktif

terhadap dalam tubulus ginjal melalui difusis pasif gradien kimia atau listrik, transpor

aktif terhadap gradien tersebut.

3. Sekresi

Sekresi tubukar adalah proses aktif yang memindahakan zat keluar dari darah dalam

kapilar pertibular melewati sel-sel tubular menuju cairan tubukar untuk dikeluarkan dalam

urine.

Ginjal mengatur komposisi ion dan volume urine dengan  reabsorbsi atau sekresi ion

dan/ atau air lima daerah funsional sepanjang nefron yaitu :

1. Tubulus renalis kontortus proksimal

Dalam tubulus kontortus proksimal yang berada dalam korteks  ginjal, hampir

semua glukosa, bikarbonat, asam amino dan juga metabolit lain direabsorsi, sekitar jumlah

Na+ juga di reabsorbsi di tubulus proksimal, klorida dan air mengikuti dengan pasif untuk

mempertahanka keseimbang elektik dan osmolaritas.

2. Ansa Henle pars desendens

Sisa filtrat yang isotonis, memasuki anasa henle pars desenden terus ke dalam

meduloa ginjal. Osmlaritas meningkat sepanjang bagian desendens dari ansa henle kaeran

mekanisme arus balik. Hal ini menyebabkannpeningkatan konsentrasi garam tiga kali lipat

dalam cairan tubulus.

3. Ansa henle pars asendens

Sel- sel epitel tubulus asendens unik kerena impermeabel untuk air. Reansorbsi

aktif ion-ion Na+ , K + dan Cl- dibantu oleh suato kotrasnpoter Na+ / K+/2Cl- , Mg++ dan Ca++

memasuki cairan interstisial meluai saluran paraselula. Jadi, pars asenden merupakan

bagian pengencer dari nefron. Kira-kira 25-30 % NaCl di tubulur kembali ke cairan

intestinal, dengan demikian membantu mempertahan osmolaritas tinggi dari cairan.

Page 4: Laporan Akhir Praktikum Farmakologi V

4. Tubulus renalis kontortus distal

Sel-sel tubulus distal juga impermeable untuk air. Sekitar 10% dar natrium klrida

yang disaring direabsorsi melalui suatu transpoter Na+ / Cl- , yang sensitif terhadap diuretik

tiazid.

5. Tubulus dan duktus renalis rektus

Sel-sel utama dan sel-sel interkalasi dari tubulus renalis rektus bertanggung jawab

untuk pertukaran Na+ ,  K+ dan untuk sekresi H+ dan reabsorbsi K+. Stimulasi reseptor

aldosteron pada sel-sel utama menyebabkan reabsorbsi Na+ dan K+.

Diuretik dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Dimana istilah diuresis

mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang

diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah pengeluaran ( kehilangan ) zat- zat terlarut

dan air. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti

mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali

menjadi normal (Marjono,2004).

Obat-obat ini merupakan penghambat transport ion yang menurunkan reabsorbsi Na+

pada bagian-bagian nefron yang berbeda. Akibatnya, Na+ dan ion lain seperti Cl- memasuki

urine dalam jumlah lebih banyak dibandingkan bila keadaan normal bersama-sama air, yang

mengangkut secara pasif untuk mempertahankan keseimbangan osmotik. Jadi, diuretik

meningkatkan volume urine dan sering mengubah pH-nya serta komposisi ion di dalam urine

dan darah.Penggunaan klinis utamanya ialah dalam menangani kelainan yang melibatkan

retensi cairan (edema) atau dalam mengobati hipertensi dengan efek diuretiknya

menyebabkan penurunan volume darah, sehingga terjadi penurunan tekanan darah (Mycek,

2001).

Pada umumnya diuretik dibagi menjadi dalam bebrapa kelompok (Tjay,2007) :

1. Diuretik-lengkungan (furosemid, bumetanida, dan ekakrinat)

2. Derivat-thiazida (hidroklorotalidon, mefrusida, indapaida dan klopamida)

3. Diuretik hemat kalium (antagonis aldosteron (spirinolakton, kanrenoat) amirolida dan

triamteren)

4. Diuretik osmotik (manitol dan sorbitol)

Penghambat Karbonik Anhidrase. Mekanisme menghambat karobonik anhidrase yang

terletak didalam  sel dalam apilkal epitel tubulus proksimal. Karbonik anhidrase mengkatalisis

reaksi CO2 dan H2O menjadi H+dan HCO3-). Penurunan kemampuan untuk menukar Na+ untuk

H+ dengan adanya asetazolamid menyebabkan diuresis ringan. Selain itu, HCO3-dipertahankan

dalam lumen yang ditandai dengan peningkatan pH urine. Hilangnya HCO3- menyebabkan

asidosis metabolisme hiperkloremik dan penurunan kemampuan diuresis setelah beberapa hari

pengobatan.

Page 5: Laporan Akhir Praktikum Farmakologi V

“Loop” Diuretik obatnya yaitu Bumatanid, furosemid, torsemid, dan asam eekrinat

merupakan empat diuretik yang efek utamanya pada asendens ansa henle. “Loop” diuretik

menghambat kontraspor Na+/K+/Cl- dari membrane lumen pada pars asendens ansa henle.

Karena itu, resorbsi Na+/K+/Cl- menurun. “Loop”diuretik merupakan obat diuretic yang paling

efktif , karena pars asenden benranggung jawab untuk absorbs 25-30% NaCl yang disaring

dan bagian distalnya tidak mampu untuk mengkompensasi keniakan muatan Na+ (Mycek,

2001).

Diuretik digunakan untuk mengurangi edema pada gagal jantung kongestif, beberapa

penyakit ginjal dan sirosis hepatis. Beberapa diuretik, terutama tiazid secara luas digunakan

pada terapi hipertensi, namun kerja hipotensif jangkah panjangnya tidak hanya berhubungan

dengan sifat diuretiknya (Neal  2009).

Diruretik Tiazid contoh obatnya yaitu Klorotiazid. Tiazid merupakan obat diuretic yang

paling banyak digunakan. Derivat Tiazid bekerja terutama pada tubulus distal untuk

menurunkan reabsorbsi Na+ dengan menghambat kontraspoter Na+/Cl- pada membrane lumen.

Obat-obat ini  memiliki sedikit efek pada tubulus proksimal. Akibatnya oabt-obat ini

meningkatkan konsentrasi  Na+dan Cl- pada ciran tubulus. Keseimbangan asam basa biasanya

tidak dipengaruhi katena tempat kerja derivate tiazid ialah membran lumen (Mycek,2001).

Diuretik Hemat Kalium contoh obatnya yaitu Spironolakton, amilorid dan Triamteren.

Diuretik ini bekerja pada segmen yang berperan terhadap aldosteron pada nefron distal,

dimana homeostatis K+ dikendalikan. Aldosteon menstimulasi reabsorbsi Na+,

membangkitkan potensial negative kedalam lumen, yang mengarahkan ion K+ dan H+ ke

dalam lumen (dan kemudian ekskresinya). Diuretik hemat kalium menurunkan reabsorbsi

Natrium dengan mengantagonis (Spironolakton) atau memblok kanal Na+ (Amilorid dan

triamteren). Hal ini meyebabkan potensial aksi listrik epitel tubulus menurun, sehingga gaya

untuk sekresi K+ berurang (Neal, 2006).

Diuretik osmotik , sejumlah zat kimia yang sederhana dan hidrofilik disaring

glomerulus , seperti matinol dan urea menyebabkan berbagai derajat dieresis. Hal ini terjadi

karena kemampuan zat-zat ini untuk mengangkut air  bersama kedalam cairan tubulus. Bila

zat-zat yang tersaring berikutnya mengalami sedikit atau tidak direabsorbsi sama sekali

kemudian zat yang disaring akan menyebabkan peningkatan keluaran urine. Hanya dalam

jumlah kecil dari garam-garam yang ditambahkan dapat juga diekskresikan karena diuretik

osmotic digunakan untuk meningkatkan  ekskresi air dari pada ekskresi Na+maka obat-obat ini

tidak berguna untuk mengobati terjadinya retensi Na+ . Obat-obat ini digunakan untuk

memelihara aliran urine dalam keadaan toksisk akut setelah manelan zat-zat beracun yang

berpotensi menimbulkan kegagalan ginjal akut (Mycek, 2001).

Diureti digunakan utuk mengurangi edema pada gagal jantung kongestif, beberapa

penyakit ginjal

Page 6: Laporan Akhir Praktikum Farmakologi V

II. ALAT DAN BAHANA. Alat

Alat-alat yang digunakan yaitu spuit injeksi (0,1-1 ml), jarum sonde, urine volumeter, timbangan tikus, neraca analitik, dan alat-alat gelas.

B. BahanBahan-bahan yang digunakan yaitu aquabidest, furosemid, hidroklortiasid,

spironolakton, hewan coba (tikus), kapas, dan alkohol.

III. CARA KERJA

- Ditimbang

- Dihitung volume pemberiannya (3,5 ml)- Diberikan secara per oral

- Diletakkan didalam alat urine volumeter- Didiamkan selama 1,5 jam- Ditampung urinnya- Diukur volume urin yang didapat

IV. PERHITUNGAN DAN HASIL PERCOBAANPerhitungan Dosis :

Aquabidest

Volume Pemberian=BB tikus100

×12

vmax=140100

×12

×5 ml=3,5 ml

Data Pengamatan :

Obat Furosemid HCT Spironolakton Kontrol

Volume urin 2 ml 4 ml 1,6 ml 2 ml

% daya diuretik 0 % 100 % - 20 % 0 %

% daya diuretik : Furosemid :

% dayadiuretik=P−KK

×100 %=2−22

×100 %=0 %

TIKUS

AQUABIDEST

TIKUS

DATA

Page 7: Laporan Akhir Praktikum Farmakologi V

HTC :

% dayadiuretik=P−KK

×100 %=4−22

×100 %=100 %

Spironolakton :

% dayadiuretik=P−KK

×100 %=1,6−22

×100 %=−20 %

V. PEMBAHASAN1. Cara kerja dan fungsi perlakuan2. Monografi bahan3. Golongan-golongan obat diuretik4. Hasil vs literatur5. Nama dagang obat, mekanisme, efek samping

VI. KESIMPULAN

VII. TUGAS1. Ada berapa macam diuretik? Jelaskan dan berikan contohnya!

Jawab :

Diuretik dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu :

Diuretik osmotic

Diuretik osmotik mempunyai tempat kerja :

a. Tubuli proksimal

Diuretik osmotik ini bekerja pada tubuli proksimal dengan cara

menghambat reabsorpsi natrium dan air melalui daya osmotiknya.

b. Ansa enle

Diuretik osmotik ini bekerja pada ansa henle dengan cara menghambat

reabsorpsi natrium dan air oleh karena hipertonisitas daerah medula

menurun.

c. Duktus Koligentes

Diuretik osmotik ini bekerja pada Duktus Koligentes dengan cara

menghambat reabsorpsi natrium dan air akibat adanya papillary wash out,

kecepatan aliran filtrat yang tinggi, atau adanya faktor lain.

Istilah diuretik osmotik biasanya dipakai untuk zat bukan elektrolit yang

mudah dan cepat diekskresi oleh ginjal. Contoh dari diuretik osmotik adalah ;

manitol, urea, gliserin dan isisorbid.

Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase

Diuretik ini merintangi enzim karbonanhidrase di tubuli proksimal

sehingga di samping karbonat , juga Na dan K di ekskresikan lebih banyak

bersama dengan air. Khasiat diuretiknya hanya lemah, setelah beberapa hari

Page 8: Laporan Akhir Praktikum Farmakologi V

terjadi tachyfylaxie, maka perlu digunakan secara selang seling (intermittens).

Diuretic bekerja pada tubuli Proksimal dengan cara menghambat reabsorpsi

bikarbonat.

Yang termasuk golongan diuretik ini adalah asetazolamid,

diklorofenamid dan meatzolamid.

Diuretik golongan tiazid

Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli distal dengan cara

menghambat reabsorpsi natrium klorida. Efeknya lebih lemah dan lambat tetapi

tertahan lebih lama (6-48 jam) dan terutama digunakan dalam terapi

pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung (dekompensatio cardis). Obat-

obat ini memiliki kurva dosis efek datar, artinya bila dosis optimal dinaikkan

lagi efeknya (dieresis, penurunan tekanan darah) tidak bertambah.Obat-obat

diuretik yang termsuk golongan ini adalah ; klorotiazid, hidroklorotiazid,

hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid, siklotiazid,

metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid.

Diuretik hemat kalium

Diuretik hemat kalium ini bekerja pada hilir tubuli distal dan duktus

koligentes daerah korteks dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan

sekresi kalium dengan jalan antagonisme kompetitif (sipironolakton) atau secara

langsung (triamteren dan amilorida).efek obat-obat ini hanya melemahkan dan

khusus digunakan terkombinasi dengan diuretika lainnya guna menghemat

ekskresi kalium. Aldosteron menstimulasi reabsorbsi Na dan ekskresi K. proses

ini dihambat secara kompetitif (saingan) oleh obat-obat ini. Amilorida dan

triamteren dalam keadaan normal hanyalah lemah efek ekskresinya mengenai

Na dan K. tetapi pada penggunaan diuretika lengkungan dan thiazida terjadi

ekskresi kalium dengan kuat, maka pemberian bersama dari penghemat kalium

ini menghambat ekskresi K dengan kuat pula. Mungkin juga ekskresi dari

magnesium dihambat.

Diuretik kuat

Diuretik kuat ini bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian

dengan epitel tebal dengan cara menghambat transport elektrolit natrium,

kalium, dan klorida. Obat-obat ini berkhasiat kuat dan pesat tetapi agak singkat

(4-6 jam). Banyak digunakan pada keadaan akut, misalnya pada udema otak dan

paru-paru. Memperlihatkan kurva dosis efek curam, artinya bila dosis dinaikkan

Yang termasuk diuretik kuat adalah ; asam etakrinat, furosemid dan

bumetamid.

2. Bagaimana proses terjadinya diuresis? Jelaskan!

Page 9: Laporan Akhir Praktikum Farmakologi V

Jawab :

Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya darah ke dalam glomeruli (gumpalan

kapiler) yang terletak di bagian luar ginjal (cortex). Dinding glomeruli inilah yang bekerja

sebagai saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi air,m garam dan glukosa.

Ultrafiltrat yang diperoleh dari filtrasi dan mengandung banyak air serta elektrolit

ditampung di wadah, yang mengelilingi setiap glomerulus seperti corong (kapsul

Bowman) dan kemudian disalurkan ke pipa kecil. Di sini terjadi penarikan kembali secara

aktif dari air dan komponen yang sangat penting bagi tubuh, seperti glukosa dan garam-

garam antara lain ion Na+.

Zat-zat ini dikembalikan pada darah melalui kapiler yang mengelilingi

tubuli.sisanya yang tak berguna,seperti ”sampah” perombakan metabolisme-protein

(ureum) untuk sebagian besar tidak diserap kembali. Akhirnya filtrat dari semua tubuli

ditampung di suatu saluran pengumpul (ductus coligens), di mana terutama berlangsung

penyerapan air kembali. Filtrat akhir disalurkan ke kandung kemih dan ditimbun sebagai

urin.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Marjono, Mahar, 2004, Farmakologi dan Terapi Edisi 5, UI Press, Jakarta.

Mycek, Mary J.,dkk, 1991, Farmakologi Ulasan Bergambar, Edisi 2, Widya Medika, Bandung.

Tjay, Tan Hoan, dan Kirana, Rahardja, 2002, Obat-Obat Penting, Edisi V, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Neal, M.J., 2006, At a Glance FARMAKOLOGI MEDIS Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.

Sloane, ethel, 2004, Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Purwokerto, 19 Mei 2014

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Praktikum

( Esti Dyah Utami )

Ketua Kelompok,

( Syaeful Eko Prayitno )

Page 10: Laporan Akhir Praktikum Farmakologi V