Upload
duongnguyet
View
242
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN
AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2013
YOGYAKARTA, FEBRUARI 2014
DAFTAR ISI
HalamanKATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
IKHTISAR EKSEKUTIF . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . iii
BAB I PENDAHULUAN 1
I.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . 1
I.2 Struktur Organisasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
I.3 Tugas dan Fungsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . 4
I.4 Keadaan Pegawai . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
I.5 Sarana dan Prasarana . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . 17
I.6 Keuangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . 18
I.7 Sistematika Penyajian LAKIP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 20
II.1 Perencanaan Strategis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .. . . . 20
II.1.1 Visi dan Misi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .. . . 20
II.1.2 Tujuan dan Sasaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
II.1.3 Strategi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . 25
II.1.3.1 Misi 1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. . . 25
II.1.3.2 Misi 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . 26
II.1.3.3 Misi 3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. ... . . 26
II.1.3.3 Misi 4 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. ... . . 27
II.1.3 Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27
II.2 Penetapan Kinerja Tahun 2013 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . 34
II.3 Rencana Anggaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . 38
II.3.1 Target Belanja BLH DIY . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 38
II.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis . . . . . . . .. . . . .. . . . 38
II.4 Instrumen Pendukung . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 40
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 41
III.1 Capaian Kinerja Tahun 2013 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
ii
III.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . 44
III.3 Akuntabilitas Anggaran . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 69
BAB IV PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 77
LAMPIRAN - LAMPIRAN :
iii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa
Yogyakarta telah dapat menyajikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Tahun 2013.
Sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, mewajibkan kepada setiap instansi
pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan untuk mempertanggung
jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan
sumberdaya, pelaksanaan kebijakan, dan program dengan menyusun Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Dalam penyajian laporan akuntabilitas kinerja dijelaskan mengenai capaian
indikator kinerja utama Badan Lingkungan Hidup DIY, laporan evaluasi dan analisis
akuntabilitas kinerja menjelaskan capaian indikator sasaran yang ditetapkan dalam
Dokumen Penetapan Kinerja BLH DIY Tahun 2013, dan laporan akuntabilitas anggaran
yang menjelaskan capaian realisasi keuangan tahun anggaran 2013.
Kami menyadarai bahwa penyusunan laporan akuntabilitas Badan Lingkungan
Hidup DIY pada tahun 2013 ini masih belum sempurna, oleh sebab itu kami
mengharapkan tangggapan, saran dan kritik yang bersifat membangun guna
penyempurnaan penyusunan LAKIP di tahun mendatang, dan semoga laporan
akuntabilitas ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, Februari 2014
Kepala
Badan Lingkungan Hidup DIY
ttd
Ir. Joko Wuryantoro, M.Si.NIP.19580101 198603 1 011
i
LAMPIRAN
A. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI DIYTAHUN 2011
B. PENETAPAN KINERJA (PK)BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI DIYTAHUN 2011
C. PENGUKURAN KINERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUPPROVINSI DIY TAHUN 2011
iv
IKHTISAR EKSEKUTIF
Visi jangka menengah Badan Lingkungan Hidup DIY yang tertuang dalam
Rencana Strategis instansi Tahun 2012-2017 adalah “Sebagai Institusi Yang Handal
Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Untuk Mewujudkan Masyarakat DIY Berbudaya
dan Berwawasan Lingkungan”Untuk mewujudkan visi tersebut ditempuh melalui 4 (empat) misi, yaitu (a)
Meningkatkan profesionalisme, akuntabilitas dan kapasitas Badan Lingkungan Hidup
Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan; (b)
Meningkatan kualitas lingkungan hidup dan perlindungan sumber daya alam melalui
sinergisitas lintas pemangku kepentingan serta mengembangan budaya kearifan lokal; (c)
Menguatkan kapasitas, kepedulian dan partisipasi lintas pemangku kepentingan dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkeadilan gender; dan (d)
Memantapkan sarana prasarana dan akses informasi dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup secara adil, merata dan berkualitas.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Lingkungan
Hidup DIY ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas perjanjian kinerja Badan
Lingkungan Hidup DIY yang memuat rencana, capaian, dan realisasi indikator kinerja dari
sasaran strategis. Sasaran dan indikator kinerja yang dipilih termuat dalam Indikator
Kinerja Utama Instansi Tahun 2012-2017 sebagaimana tertuang pada Renstra Badan
Lingkungan Hidup DIY Tahun 2012-2017, dimana indikator yang digunakan adalah
indikator kinerja utama yang dianggap mampu mengukur pencapaian sasaran yang
dimaksud. Untuk mencapai sasaran tersebut, ditempuh dengan melaksanakan strategi,
kebijakan, program dan kegiatan seperti telah dirumuskan dalam rencana strategis.
Dari analisis 10 (sepuluh) sasaran (1 sasaran utama (RPJMD) dan 9 sasaran
SKPD), terdapat 1 (satu) indikator kinerja sasaran yang dipilih sebagai tolak ukur, dari
total indikator sejumlah 21 indikator. Adapun indikator kinerja sasaran yang dipilih
sebagai tolak ukur yaitu Indikator Prosentase Peningkatan Kualitas Lingkungan dengan
prosentase capaian 100%.
Pada tahun 2013, terdapat 19 (sembilan belas) indikator yang telah memenuhi
target yang ditetapkan atau sebesar 100% dari total indikator. Sementara itu, sebanyak 2
(dua) indikator yang belum memenuhi target, yakni Indikator Prosentase Pemenuhan
Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan dengan prosentase capaian
sebesar 85,65% (dari target 11,67% realisasi capaian sebesar 10%), dan Indikator
Prosentase Unit Usaha Yang Mentaati Hukum Lingkungan dengan prosentase capaian
iv
sebesar 82,50% (dari target 8% realisasi capaian sebesar 6,6%). Tidak tercapainya
target disebabkan oleh berbagai faktor kendala baik internal maupun eksternal. Kondisi
ini akan menjadi perhatian dalam perencanaan dan pelaksanaannya di masa yang akan
datang dan sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan,
penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang, penyempurnaan
pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang, serta penyempurnaan berbagai
kebijakan yang diperlukan.
------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
Terselenggaranya pemerintahan yang baik (Good Governance), bersih,
akuntabel, realiable dalam menjalankan tugas, fungsi dan perannya merupakan
prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam
mencapai tujuan serta cita-cita bangsa. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran dalam
upaya memenuhi tuntutan reformasi birokrasi, maka diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas terukur dan legitimate, sehingga
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara
berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan
Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013 dilaksanakan berdasarkan
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Kinerja Dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari
implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna mendorong
terwujudnya sebuah kepemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY merupakan salah
satu bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi instansi
serta kewenangan pengelolaan sumberdaya, pelaksanaan kebijakan, dan
program/kegiatan dengan mendasarkan pada hasil kinerja yang telah dicapai yang
diperhitungkan atas dasar rencana kinerja dan penetapan kinerja yg telah disusun dan
ditetapkan sebelumnya.
Dengan disusunnya LAKIP Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013 diharapkan
dapat:
1. Mendorong Badan Lingkungan Hidup DIY didalam melaksanakan tugas dan fungsinya
secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan perundangan, kebijakan yang
transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.
2. Menjadi masukan dan umpan balik baik bagi instansi lain maupun pihak pihak yang
berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja.
2
3. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat.terhadap Badan Lingkungan Hidup DIY
di dalam pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
I.1 Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah DIY Nomor 7 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Yang
Menjadi Kewenangan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Peraturan Daerah DIY
Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Inspektorat, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi
Pamong Praja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang didalamnya termasuk
Badan Lingkungan Hidup Daerah istimewa Yogyakarta.
Kedudukan Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta sesuai
dengan pembagian urusan pemerintahan daerah dalam bidang lingkungan hidup
adalah:
(1) Badan Lingkungan Hidup merupakan unsur pendukung tugas kepala Daerah di
bidang lingkungan hidup
(2) Badan Lingkungan Hidup dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang
berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah
(3) Kepala Badan Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat
dan diberhentikan oleh Gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
Struktur organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah istimewa Yogyakarta,
berdasarkan Peraturan Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun 2008 sebagai
berikut:
a. Kepala
b. Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris, terdiri dari:
1). Sub Bagian Program, Data dan Teknologi Informasi
2). Sub Bagian Keuangan
3). Sub Bagian Umum
c. Bidang Pengembangan Kapasitas yang dipimpin oleh seorang kepala bidang,
terdiri dari:
3
1). Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
Lingkungan
2). Sub Bidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan
c. Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan yang dipimpin oleh
seorang kepala bidang dan terdiri dari:
1). Sub Bidang Pengendalian Perusakan Lingkungan
2). Sub Bidang Konservasi Lingkungan
d. Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan yang dipimpin oleh seorang
kepala bidang dan terdiri dari:
1). Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Udara
2). Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Air dan Tanah serta
Bahan Berbahaya dan Beracun
e. Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan yang dipimpin oleh seorang kepala
bidang dan terdiri dari:
1). Sub Bidang Penaatan Lingkungan
2). Sub Bidang Kajian Lingkungan
f. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional merupakan kelompok jabatan dengan keahlian
khusus antara lain PPNS dan PPLHD.
Ketentuan-ketentuan yang dapat digunakan dalam pembentukan kelompok
jabatan fungsional sebagai berikut:
Keputusan Presiden No. 100 Tahun 2004 tentang Tunjangan Jabatan
Fungsional.
Keputusan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
47/KEP/MENPAAN/8/2002 tentang jabatan Fungsional Pengendali Dampak
Lingkungan dan Angka Kreditnya.
Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No. 145 Tahun 2004 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengendali Dampak
Lingkungan dan Angka Kreditnya.
Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No. 146 Tahun 2004 tentang
Pedoman Kualifikasi Pendidikan Untuk Jabatan Fungsional Pengendali
Dampak Lingkungan.
Keputusan Menteri Negara lingkungan Hidup No. 147 Tahun 2004 tentang
Kode Etik Profesi Pengendali Dampak Lingkungan.
4
Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 62 Tahun 2004 tentang
Tata Cara Permintaan, Pemberian, dan Penghentian Tunjangan Jabatan
Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan.
I.2. FUNGSI DAN TUGAS Berdasarkan Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 7 Tahun
2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,
Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Daerah Istimewa
Yogyakarta, ditetapkan bahwa Badan Lingkungan Hidup DIY bertugas untuk
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang lingkungan
hidup. Untuk melaksanakan tugas tersebut Badan Lingkungan Hidup DIY
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyusunan program di bidang lingkungan hidup;
b. Perumusan kebijakan teknis di bidang lingkungan hidup;
c. Pengendalian pencemaran dan/kerusakan lingkungan, pemulihan kualitas
lingkungan hidup, konservasi lingkungan;
d. Penyelenggaraan pembinaan pengendalian lingkungan;
e. Penyelenggaraan koordinasi perijinan bidang lingkungan hidup;
f. Penyelenggaraan kajian dan penataan lingkungan;
g. Pembinaan dan pengembangan laboratorium lingkungan hidup;
h. Pemberian fasilitasi penyelenggaraan pengendalian lingkungan hidup Pemerintah
Kabupaten/Kota;
i. Pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja di bidang lingkungan hidup;
j. Penyelenggaraan kegiatan ketatausahaan;
k. Pelaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Tugas dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup DIY dapat dilihat pada tugas unit kerja
Sekretariat, Bidang dan Sub Bidang, Sub Bagian, sebagai berikut :
1. Sekretariat
5
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program, pengelolaan
data dan sistem informasi, ketatausahaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
Badan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program Sekretariat;
b. Penyusunan program Badan;
c. Koordinasi dan fasilitasi perumusan kebijakan teknis bidang lingkungan hidup;
d. Penyelenggaraan urusan kearsipan, kerumahtanggaan, kehumasan,
kepustakaan, serta efisiensi dan tatalaksana Badan;
e. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian Badan;
f. Pengelolaan keuangan dan barang Badan;
g. Pengelolaan data dan pengembangan sistem informasi;
h. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi program Badan;
i. Fasilitasi pengembangan kerjasama teknis;
j. Evaluasi dan penyusunan laporan program Sekretariat;
k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan
fungsinya.
Tugas dan fungsi Sekretariat didistribusikan ke seluruh Subbag yang ada di
bawah Sekretariat sebagai berikut:
1.1. Sub Bagian Program, Data dan Teknologi Informasi
Sub Bagian Program, Data dan Teknologi Informasi mempunyai tugas
penyiapan bahan penyusunan dan evaluasi program, pengembangan data
dan sistem teknologi informasi. Untuk melaksanaan tugas tersebut, Sub
Bagian Program, Data dan Teknologi Informasi mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program Sub Bagian Program, Data dan Teknologi
Informasi ;
b. Penyusunan program Badan;
c. Pengelolaan data, pelayanan informasi dan pengembangan sistem
informasi;
d. Penyiapan bahan fasilitasi pengembangan kerjasama teknis;
6
e. Pengendalian, monitoring dan evaluasi program Badan;
f. Penyusunan laporan program Badan;
g. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Sub Bagian
Program Data, dan Teknologi Informasi.
1.2. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas mengelola keuangan Badan.
Untuk melaksanaan tugas tersebut Sub Bagian Keuangan mempunyai
fungsi :
a. Penyusunan program Subbagian Keuangan;
b. Penyusunan rencana anggaran Badan;
c. Pelaksanaan perbendaharaan keuangan Badan;
d. Pelaksanaan akuntansi keuangan Badan;
e. Pelaksanaan verifikasi anggaran Badan;
f. Penyusunan pertanggungjawaban anggaran Badan;
g. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Sub Bagian
Keuangan.
1.3. Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan kearsipan,
kerumahtanggaan, pengelolaan barang, kepegawaian, kehumasan,
kepustakaan, efisiensi dan tatalaksana Badan. Untuk melaksanakan tugas
tersebut Sub Bagian Umum mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program Subbagian Umum;
b. Pengelolaan kearsipan;
c. Penyelenggaraan kerumahtanggaan Badan;
d. Pengelolaan barang Badan;
e. Pengelolaan data kepegawaian Badan;
f. Penyiapan bahan mutasi pegawai Badan;
7
g. Penyiapan kesejahteraan pegawai Badan;
h. Penyiapan bahan pembinaan pegawai Badan;
i. Penyelenggaraan kehumasan Badan;
j. Pengelolaan kepustakaan Badan;
k. Penyiapan bahan efisiensi dan tatalaksana Badan;
l. Evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian Umum
2. Bidang Pengembangan Kapasitas
Bidang Pengembangan Kapasitas mempunyai tugas melaksanakan
pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kelembagaan
bidang lingkungan hidup serta pengembangan kapasitas laboratorium lingkungan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengembangan Kapasitas
mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program Bidang Pengembangan Kapasitas;
b. Penyusunan bahan kebijakan teknis pengembangan dan penyelenggaraan
pembinaan/peningkatan kapasitas SDM, kelembagaan dan laboratorium
bidang lingkungan hidup;
c. Pengelolaan data SDM dan kelembagaan serta laboratorium lingkungan
hidup;
d. Pembinaan dan fasilitasi pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan
kelembagaan lingkungan hidup serta pengembangan laboratorium lingkungan;
e. Fasilitasi pengelolaan dan pelestarian fungsi lingkungan hidup;
f. Evaluasi dan monitoring pengelolaan laboratorium lingkungan;
g. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan teknologi berwawasan lingkungan;
h. Pembinaan dan pemantauan pelaksanaan konvensi internasional dan
protokol;
i. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program program Bidang
Pengembangan Kapasitas;
j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
8
Tugas dan fungsi Bidang Pengembangan Kapasitas didistribusikan ke seluruh Subbid
yang ada di bawah Bidang Pengembangan Kapasitas sebagai berikut:
2.1. Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
Lingkungan;
Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan
Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pengembangan sumberdaya
manusia di bidang lingkungan hidup serta pemberdayaan dan fasilitasi
organisasi/lembaga masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan hidup.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan Kelembagaan Lingkungan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program Subbidang Pengembangan Sumber Daya Manusia
dan Kelembagaan Lingkungan;
b. Pembinaan dan pengawasan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI)
dan standar kompetensi personil di bidang pengelolaan lingkungan hidup;
c. Pembinaan dan pengembangan kapasitas dan kelembagaan lingkungan
hidup;
d. Penyiapan bahan fasilitasi pengembangan kapasitas dan kelembagaan
lingkungan hidup;
e. Pelaksanaan pembinaan dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan hidup;
f. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian
dampak lingkungan;
g. Penyiapan bahan kebijakan penerapan instrumen ekonomi pengelolaan
lingkungan hidup;
h. Penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan penerapan sistem
manajemen lingkungan hidup;
i. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Lingkungan
hidup.
9
2.2. Sub Bidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan.
Subbidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan dan pengembangan laboratorium lingkungan hidup.
Subbidang Pengembangan Laboratorium Lingkungan mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan dan pengembangan laboratorium lingkungan hidup.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Pengembangan Laboratorium
Lingkungan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program Subbidang Pengembangan Laboratorium
Lingkungan;
b. Penyiapan bahan penyusunan kebijaksanaan teknis pengembangan
laboratorium lingkungan hidup;
c. Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan terhadap laboratorium
lingkungan hidup;
d. Penyiapan bahan rekomendasi laboratorium lingkungan hidup;
e. Pelaksanaan pembinaan pemanfaatan dan pengelolaan laboratorium
lingkungan hidup;
f. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan perjanjian
internasional di bidang pengendalian dampak lingkungan hidup;
g. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan teknologi berwawasan lingkungan;
h. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang
Pengembangan Laboratorium Lingkungan;
3. Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi lingkungan
Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan mempunyai
tugas melaksanakan pengendalian perusakan dan konservasi lingkungan. Untuk
melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi
Lingkungan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi
Lingkungan;
b. Penyusunan bahan penetapan kriteria baku kerusakan lingkungan;
c. Penyusunan bahan kebijakan teknis pengendalian perusakan dan konservasi
lingkungan;
10
d. Pembinaan dan pengendalian perusakan dan konservasi lingkungan;
e. Monitoring dan evaluasi pengendalian perusakan serta konservasi lingkungan;
f. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang konservasi
sumber daya alam;
g. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi
internasional dan protokol;
h. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Bidang Pengendalian
Perusakan dan Konservasi Lingkungan;
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Tugas dan fungsi Bidang Pengendalian Perusakan dan Konservasi Lingkungan
didistribusikan ke seluruh Subbidang yang ada di bawah Bidang Pengendalian
Perusakan dan Konservasi Lingkungan sebagai berikut:
3.1 Sub Bidang Pengendalian Perusakan Lingkungan
Sub Bidang Pengendalian Perusakan Lingkungan mempunyai tugas
melaksanakan pengendalian kerusakan lingkungan. Untuk melaksanakan
tugas tersebut, Sub Bidang Pengendalian Perusakan Lingkungan mempunyai
fungsi :
a. Penyusunan program Sub Bidang Pengendalian Perusakan Lingkungan;
b. Penyiapan bahan kebijakan teknis pengendalian dan evaluasi kerusakan
lingkungan;
c. Penyiapan bahan penetapan kriteria baku kerusakan lingkungan pesisir dan
laut, kerusakan lingkungan akibat kebakaran hutan dan/atau lahan, serta
akibat kegiatan produksi biomassa;
d. Penyiapan bahan pembinaan dan pelaksanaan pengendalian kerusakan
lingkungan;
e. Penyelenggaraan pelayanan pengendalian kerusakan lingkungan;
f. Pemantauan dan pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di
bidang pengendalian dampak lingkungan;
g. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi
internasional dan protokol;
11
h. Penyiapan bahan koordinasi penanggulangan kebakaran hutan dan/atau
lahan;
i. Pelaksanaan pengaturan pengendalian kerusakan wilayah pesisir dan laut;
j. Pelaksanaan pelayanan penunjang terhadap penyelenggaraan
pengendalian kerusakan lingkungan oleh satuan kerja pemerintah daerah.
k. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang
Pengendalian Kerusakan Lingkungan.
3.2. Sub Bidang Konservasi Lingkungan
Sub Bidang Konservasi Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan
Konservasi Lingkungan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sub Bidang
Konservasi Lingkungan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program Subbidang Konservasi Lingkungan;
b. Penyiapan bahan penyusunan kebijaksanaan teknis konservasi dan
pemanfaatan sumber daya alam;
c. Penyiapan bahan pembinaan dan pelaksanaan konservasi dan
pemanfaatan sumber daya alam;
d. Penyiapan bahan penetapan lokasi konservasi sumber daya alam;
e. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang konservasi
sumberdaya alam;
f. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi
internasional dan protokol;
g. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan konservasi sumber daya alam;
h. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang
Konservasi Lingkungan.
4. Bidang Pengendalian Pencemaran lingkungan
Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan
pengendalian pencemaran udara, air, tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3). Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengendalian Pencemaran
Lingkungan mempunyai fungsi :
12
a. Penyusunan program Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan;
b. Penyusunan kebijakan teknis pengendalian pencemaran lingkungan;
c. Pembinaan dan pengendalian pencemaran udara, air, tanah dan B3;
d. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi
internasional dan protokol;
e. Pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi internasional dan
protokol;
f. Pemberian rekomendasi perizinan dalam rangka pengendalian pencemaran
lingkungan;
g. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Bidang Pengendalian
Pencemaran Lingkungan;
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Tugas dan fungsi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan didistribusikan ke
seluruh Subbidang yang ada di bawah Bidang Pengendalian Pencemaran
Lingkungan sebagai berikut:
4.1. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Udara
Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara mempunyai tugas melaksanakan
pengendalian pencemaran udara.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sub Bidang Pengendalian Pencemaran
Udara mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara;
b. Penyiapan bahan penetapan dan penyusunan kebijakan teknis serta pedoman
pengendalian pencemaran udara;
c. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian dan evaluasi pencemaran udara;
d. Pelaksanaan pemantauan dampak deposisi asam;
e. Penyiapan bahan pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di
bidang pengendalian dampak lingkungan;
13
f. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi
internasional dan protokol;
g. Penyiapan bahan rekomendasi izin lembaga pengujian emisi;
h. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang
Pengendalian Pencemaran Udara.
4.2. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta Bahan Berbahaya
dan Beracun.
Subbidang Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta Bahan Berbahaya
dan Beracun mempunyai tugas melaksanakan pengendalian pencemaran air,
tanah serta Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Untuk melaksanakan tugas
tersebut, Subbidang Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta Bahan
Berbahaya dan Beracun mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program Subbidang Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah
serta Bahan Berbahaya dan Beracun ;
b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis dan pedoman pengendalian
pencemaran air, tanah, B3 serta wilayah pesisir dan laut;
c. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi kualitas lingkungan dan
pencemaran air, tanah, B3 serta wilayah pesisir dan laut;
d. Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi kualitas air dan tanah;
e. Penyiapan bahan pembinaan dan evaluasi pelaksanaan pemberian izin
pembuangan limbah cair;
f. Penyiapan bahan pembinaan pelaksanaan pengelolaan B3;
g. Penyiapan bahan pemberian izin dan rekomendasi ijin pengumpulan limbah
B3 kecuali minyak pelumas dan oli bekas;
h. Penyiapan bahan pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di
bidang pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta B3;
i. Penyiapan bahan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan konvensi
internasional dan protokol;
14
j. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang
Pengendalian Pencemaran Air dan Tanah serta Bahan Berbahaya dan
Beracun.
5. Bidang Penaatan dan Kajian lingkungan
Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan
penaatan hukum dan kajian lingkungan. Untuk melaksanakan tugas tersebut,
Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan;
b. Penyusunan bahan kebijakan penaatan dan kajian lingkungan;
c. Pelaksanaan koordinasi penilaian dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL), menanggapi Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) -
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) serta menilai Dokumen Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan (DPPL) sesuai norma, standar, prosedur dan kriteria
yang ditetapkan;
d. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penaatan hukum dan kajian
lingkungan;
e. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian
dampak lingkungan;
f. Pembinaan, pemantauan dan pengawasan pelaksanaan dokumen pengelolaan
lingkungan;
g. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Bidang Penaatan dan
Kajian Lingkungan.
h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Tugas dan fungsi Bidang Penaatan dan Kajian Lingkungan didistribusikan ke seluruh
Subbidang yang ada di bawah Bidang Pengendalian Penaatan dan kajian Lingkungan
sebagai berikut:
5.1. Sub Bidang Penaatan Lingkungan;
15
Subbidang Penaatan Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan
dan fasilitasi penaatan lingkungan. Untuk melaksanakan tugas tersebut,
Subbidang Penaatan Lingkungan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program Subbidang Penaatan Lingkungan;
b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan pedoman teknis penaatan
lingkungan;
c. Pelaksanaan pengawasan sistem tanggap darurat pencemaran/ kerusakan
lingkungan;
d. Penyiapan bahan pembinaan dan pelaksanaan pengawasan lingkungan
hidup;
e. Penyiapan bahan pelaksanaan penyelesaian kasus lingkungan;
f. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang
Penaatan Lingkungan.
5.2. Sub Bidang Kajian Lingkungan;
Subbidang Kajian Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan pengkajian
lingkungan hidup. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Subbidang Kajian
Lingkungan mempunyai fungsi :
a. Penyusunan program Subbidang Kajian Lingkungan;
b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan pedoman teknis pengkajian
lingkungan hidup;
c. Penyiapan bahan pengkajian lingkungan;
d. Penyiapan bahan penyelenggaraan penilaian dokumen lingkungan hidup;
e. Pembinaan dan evaluasi pelaksanaan dokumen lingkungan hidup;
f. Penyiapan bahan pelaksanaan pemberian lisensi komisi AMDAL
Kabupaten/Kota;
g. Pengendalian pelaksanaan perjanjian internasional di bidang pengendalian
dampak lingkungan;
h. Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Subbidang Kajian
Lingkungan.
16
I.3. KEADAAN PEGAWAI
Sampai dengan akhir Desember 2013 Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY
memiliki 54 orang pegawai (PNS) dengan rincian 31 orang pegawai laki-laki dan 23
orang pegawai perempuan. Berdasarkan pangkat dan golongan, pegawai Badan
Lingkungan Hidup DIY berpangkat mulai dari yang tertinggi Pembina Utama Muda,
Golongan IV/c dan terendah Juru Muda, Golongan I/a, dan berdasarkan kualifikasi
pendidikan, pegawai BLH DIY berpendidikan terakhir tertinggi S2 dan terendah SD,
dan berdasarkan jabatan struktural seperti pada tabel sebagai berikut :
Tabel .I.3.1.
Jumlah pegawai BLH DIY sampai dengan 31 Desember 2013
dilihat dari Golongan/Ruang Kepangkatan
NO Golongan/Ruang Kepangkatan Tahun 2012 Tahun 2013
1. Pembina Utama Muda – IV/c 1 orang 1 orang 2. Pembina Tk. I - IV/b 4 orang 4 orang 3. Pembina - IV/a 5 orang 5 orang 4. Penata Tk. I - III/d 16 orang 13 orang 5. Penata - III/c 4 orang 5 orang 6. Penata Muda Tk.I - III/b 10 orang 7 orang 7. Penata Muda - III/a 14 orang 15 orang
8. Pengatur Tk.I - II/d 4 orang 1 orang 9. Pengatur – II/c 1 orang 1 orang
10. Pengatur Muda Tk.I – II/b - orang - orang 11. Pengatur Muda – II/a 1 orang 1 orang 12. Juru Tk. I – I/d - orang - orang 13. Juru – I/c - orang - orang 14. Juru Muda Tk. I – I/b 1 orang 1 orang 15. Juru Muda – I/a - orang 1 orang
JUMLAH 61 orang 54 orang
Adapun jumlah Pegawai Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa
Yogyakarta terhitung sampai dengan 31 Desember 2013 berdasarkan
pendidikannya, sebagai berikut :
17
Tabel .I.3.2.
Jumlah pegawai BLH DIY sampai dengan 31 Desember 2013
dilihat dari tingkat pendidikannya
NO Uraian Tahun 2012 Tahun 2013
1. Pendidikan Pasca Sarjana (S2) 13 orang 13 orang 2. Pendidikan Sarjana (S1) 32 orang 26 orang 3. Pendidikan Sarjana Muda/ D3 2 orang 1 orang 4. Pendidikan SLTA 13 orang 11 orang 5. Pendidikan SLTP 0 orang 0 orang 6. Pendidikan SD 1 orang 2 orang
Berdasarkan kualifikasi pendidikan tersebut, pegawai yang menduduki jabatan
stuktural rata-rata memiliki pendidikan S1 dan S2. Adapun jumlah pegawai yang
menduduki jabatan struktural di Badan Lingkungan Hidup DIY sebagai berikut :
NO Eselon Jumlah Pendidikan
1. Eselon II 1 orang Pendidikan Pasca Sarjana (S2)
2. Eselon III 5 orang Pendidikan S2 : 4 orang, Pendidikan S1 : 1 orang
3. Eselon IV 10 orang Pendidikan S2 : 6 orang, Pendidikan S1 : 4 orang
Kondisi pegawai dilihat dari kwalitas pendidikannya cukup memadai, dan untuk
meningkatkan kualitas kemampuan teknis bidang lingkungan hidup, BLH DIY telah
mengikut sertakan sejumlah pegawai dalam diklat teknis seperti kursus AMDAL, Audit
Lingkungan dan PPNS/PPLHD.
I.4. KEADAAN SARANA DAN PRASARANA
Kelengkapan sarana dan prasarana kerja berupa aset tetap maupun aset lainnya,
merupakan salah satu faktor pendukung tercapainya target kinerja kegiatan yang
telah direncanakan. Aset tetap Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa
Yogyakarta terhitung sampai dengan 31 Desember 2013, sejumlah Rp.
6.807.772.068,00 secara rinci seperti pada tabel berikut :
Tabel .I.4.1 :
18
Rekapitulasi Aset Tetap Badan Lingkungan Hidup DIY s.d 31 Desember 2013
NO Uraian Jumlah Barang
Jumlah Harga (Rp.)
1. Tanah 1 1.392.000.000
2. Alat-alat besar 1 96.890.000 3. Alat-alat Angkutan 15 826.482.000 4. Alat-alat bengkel dan alat ukur 4 19.000.000 5. Alat-alat pertanian dan alat peternakan 0 0 6. Alat-alat kantor dan rumah tangga 885 1.200.690.425 7. Alat-alat studio dan komunikasi 31 99.715.000 8. Alat-alat Kedokteran 0 0 9. Alat-alat Laboratorium 149 1.267.764.000 10. Alat Keamanan 0 0 11. Bangunan gedung 9 1.754.161.893 12. Bangunan monumen 0 0 13. Jalan dan jembatan 0 0 14. Bangunan air (irigasi) 0 0 15. Instalasi 1 65.525.000 16. Jaringan 1 3.600.000 17. Buku dan perpustakaan 479 81.943.750 18. Barang bercorak kesenian, kebudayaan 0 0 19. Hewan, ternak, serta tanaman 0 0 20. Kostruksi dalam pengerjaan 0 0 JUMLAH 1.576 6.807.772.068
I.5. KEUANGAN Anggaran Belanja Badan Lingkungan Hidup DIY pada TA 2013 sebagaimana
ditetapkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD) Tahun 2013
dan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA-SKPD) Tahun 2013,
sebesar Rp. 15.595.207.357,- dengan realisasi sebesar Rp. 14.236.474.595,- atau
91,8 persen, yang terdiri dari anggaran belanja tidak langsung dan anggaran belanja
langsung, sebagai berikut :
a. BelanjaTidakLangsung
Anggaran Belanja Tidak Langsung berupa Belanja Pegawai, ditetapkan
sebesar Rp 2.998.811.277,- realisasinya sebesar Rp 2.957.994.717,- atau
98,64 % sehingga kurang dari anggaran sebesar Rp 40.816.560,-.
19
b. BelanjaLangsung
Anggaran Belanja Langsung yang terbagi kedalam 11 (sebelas) Program dan
78 (tujuh puluh delapan) kegiatan, ditetapkan sebesar Rp 12.596.396.080,-
realisasinya Rp 11.278.479.878,- atau 90,00% sehingga kurang dari anggaran
sebesar Rp 1.317.916.202,- Belanja Langsung tersebut masing-masing terbagi
lagi dalam Belanja Pegawai anggaran ditetapkan sebesar Rp 2.238.109.630,-
dengan realisasi sebesar Rp 1.977.725.780,- atau 88,37% sehingga kurang
dari anggaran sebesar Rp 260.383.850,-. Belanja Barang Jasa anggaran
ditetapkan sebesar Rp 8,597.343.740,- dengan realisasi sebesar Rp
7.576.232.248,- atau 88,12 % sehingga kurang dari anggaran sebesar Rp
1.021.111.492,-. Belanja Modal anggaran ditetapkan sebesar
Rp1.760.942.710,- dengan realisasi sebesar Rp 1.724.521.850,- atau 97,93%
sehingga kurang dari anggaran sebesar Rp 36.420.860,-.
1.6. SISTEMATIKA PENYAJIAN LAKIP
Laporan Akuntabilitas Kinerja ini memberikan informasi pencapaian kinerja
Badan Lingkungan Hidup DIY selama tahun 2012. Sebagai tolok ukur keberhasilan
dalam pelaksanaan program/kegiatan tahun 2012 adalah dengan membandingkan
antara target dan hasil pencapaian kinerja yang telah ditetapkan didalam Dokumen
Penetapan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2012. Sistematika penyajian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY tahun 2012 adalah
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang alasan
penyusunan lakip, struktur organisasi, fungsi, tugas dan wewenang,
potensi yang menjadi ruang lingkup SKPD Badan Lingkungan Hidup DIY.
Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan tentang visi dan misi,
tujuan dan sasaran, strategi, program/kegiatan, penetapan kinerja Badan
Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013.
Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan tentang Capaian Indikator Kinerja
Utama, Analisis Pengukuran Kinerja, Analisis dan Evaluasi Akuntabilitas
Kinerja Anggaran, dan uraian secara sistematis keberhasilan dan
kegagalan dan langkah- langkah antisipatif yang diambil
Bab IV Penutup, berisi uraian keberhasilan dan kegagalan, permasalahan atau
kendala dalam pencapaian kinerja dan strategi yang dilakukan dalam
mengatasi kendala.
20
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA
II.1. Perencanaan Strategis
II.1.1. Visi dan Misi Dasar filosofi pembangunan daerah Daerah Istimewa Yogyakarta seperti
tercantum dalam RPJMD DIY tahun 2012 - 2017 adalah Hamemayu Hayuning
Bawana, sebagai cita-cita luhur untuk mewujudkan tata nilai kehidupan masyarakat
Yogyakarta berdasarkan nilai budaya daerah yang perlu dilestarikan dan
dikembangkan. Hamemayu Hayuning Bawono bermakna suatu filosofi kepemimpinan
yang selalu mengupayakan peningkatan kesejahtaraan rakyat dan mendorong
terciptanya sikap serta perilaku hidup individu yang menekankan keselarasan dan
keserasian antara sesama manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan
Illahi dalam melaksanakan hidup dan kehidupannya. Filosofi ini juga mengandung
magna adanya kewajiban untuk melindungi, memelihara, serta membina
keselamatan dunia dan lebih mengedepankan kepentingan masyarakat dari pada
kepentingan pribadi maupun kelompok. Hamemayu Hayuning Bawana bermakna
sangat luas, karena Bawana sendiri dipahami sebagai yang tangible dan intangible
serta sebagai bawana alit dan bawana ageng. Dalam pemahaman seperti itu, maka
konsep ini memiliki kapasitas luas menjadi rujukan hidup bermasyarakat baik bagi
lingkungan keluarga, masyarakat maupun lingkungan yang lebih luas (negara).
Konsep ini mengandung makna adanya kewajiban untuk melindungi, memelihara,
serta membina keselamatan dunia dan lebih mengedepankan kepentingan
masyarakat daripada kepentingan pribadi maupun kelompok. Hakikat budaya adalah
hasil cipta, rasa dan karsa yang diyakini masyarakat sebagai sesuatu yang benar dan
indah. Demikian pula budaya Ngayogyakarta Hadiningrat, yang diyakini sebagai salah
satu acuan dalam kehidupan bermasyarakat. Secara filosofis, budaya Jawa,
khususnya budaya Ngayogyakarto Hadiningrat dapat digunakan sebagai sarana
untuk mewujudkan masyarakat ayom, ayem, tata, titi tentrem, kerta raharja. Dengan
perkataan lain, budaya tersebut akan bermuara pada kehidupan masyarakat yang
penuh dengan kedamaian, keamanan, keteraturan dan sejahtera.
II.1.1.1. Visi Instansi
Bertitik tolak dari dasar filosofi pembangunan daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta seperti tersebut di atas, maka Badan Lingkungan Hidup DIY sesuai
21
kondisi pada saat ini, melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan
tantangan dalam lima tahun kedepan, tahapan dalam rencana pembangunan jangka
panjang, dan aspek-aspek potensial yang berkembang selama ini serta
mempertimbangkan isu-isu lingkunga hidup strategis dan perkembangan
pengelolaan lingkungan hidup global yang cukup pesat perlu diwujudkan suatu
kondisi dinamis masyarakat yang maju, namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai
budaya yang adiluhung. Sehubungan dengan hal tersebut serta memperhatikan visi
yang hendak dicapai dalam RPJMD DIY tahun 2012 – 2017, maka rumusan visi Badan Lingkungan Hidup DIY yang ingin dicapai selama lima tahun mendatang
adalah sebagai berikut:
“Sebagai Institusi Yang Handal Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Untuk
Mewujudkan Masyarakat DIY Berbudaya dan Berwawasan Lingkungan”
II.1.1.2. Misi SKPD Sesuai dengan Misi Keempat RPJMD DIY (memantapkan prasarana dan
sarana daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik dengan memperhatikan
kelestarian lingkungan dan kesesuaian tata ruang), maka tujuan yang hendak dicapai
oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta selama kurun waktu 5
(lima) tahun adalah menjaga kelestarian lingkungan dan kesesuaian tata ruang pada
sasaran kualitas lingkungan hidup meningkat dengan indikator sasaran Prosentase
Peningkatan Kualitas Lingkungan.
Dengan memperhatikan misi, tujuan, sasaran dalam RPJMD DIY Tahun
2012–2017 serta visi SKPD yang telah ditetapkan, maka misi yang akan dilaksanakan
oleh Badan Lingkungan Hidup DIY dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan profesionalisme, akuntabilitas dan kapasitas Badan Lingkungan
Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
badan;
2. Meningkatan kualitas lingkungan hidup dan perlindungan sumber daya alam
melalui sinergisitas lintas pemangku kepentingan serta mengembangan budaya
kearifan lokal;
3. Menguatkan kapasitas, kepedulian dan partisipasi lintas pemangku kepentingan
dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkeadilan gender;
4. Memantapkan sarana prasarana dan akses informasi dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup secara adil, merata dan berkualitas.
22
II.1.2. Tujuan dan Sasaran II.1.2.1. Tujuan
Dengan mengacu kepada misi yang telah ditetapkan, maka tujuan yang hendak
dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun adalah, sebagai berikut:
a. Mengoptimalkan tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup dalam
melaksanakan program dan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup, dengan :
- memfasilitasi upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan wawasan
sumber daya manusia BLH DIY dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
- peningkatan sarana prasarana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi badan secara profesional dengan menyesuaikan kemajuan
pengetahuan, ketrampilan dan teknologi yang ada
b. Meningkatkan sinergisitas, intensitas, dan efektifitas dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh lintas pemangku
kepentingan, dengan :
- mengembangkan budaya kearifan lokal dalam bidang lingkungan Hidup
- mendorong kerjasama yang efektif, efisien dan berkeadilan lintas pemangku
kepentingan dalam bidang lingkungan hidup
- mendorong dan fasilitasi upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup dan
perlindungan sumber daya alam yang dilakukan oleh Pemerintah
c. Meningkatkan kapasitas, kesadaran, partisipasi, dan kepedulian serta tingkat
ketaatan para pemangku kepentingan dalam upaya pelestarian fungsi lingkungan
hidup, dengan :
- mendorong advokasi kepada para pemangku kepentingan dalam bidang
lingkungan hidup dan sumber daya alam
- memberikan pembinaan dan pengawasan terhadap para pemangku
kepentingan akan kewajiban di dalam pengelolaan lingkungan
- mengembangkan jejaring kerja lintas pemangku kepentingan dalam bidang
lingkungan hidup dan sumber daya alam
- mendorong dan memfasilitasi peranserta berbagai kelompok masyarakat untuk
berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
d. Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana serta piranti keras dan lunak untuk
pengelolaan data dan informasi bidang lingkungan hidup, dengan :
23
- Mendorong penyusunan berbagai peraturan hukum dalam bidang lingkungan
hidup dan perlindungan sumber daya alam
- Peningkatan kuantitas maupun kualitas berbagai demplot fasilitas pengelolaan
lingkungan hidup dan mendorong pengembangan dan replikasinya sampai di
tingkat masyarakat
- Mengembangan sistem dan akses data informasi lingkungan hidup
II.1.2.2. Sasaran Jangka Menengah SKPD
Mengacu pada misi yang telah ditetapkan, maka sasaran-sasaran strategis
yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun, Badan
Lingkungan Hidup DIY menetapkan 11 sasaran strategis (pada Misi 2, 3 dan 4) dan
3 sasaran pendukung (pada Misi 1). Adapun sasaran dari masing-masing misi,
sebagai berikut :
Sasaran Misi 1 (Mengoptimalkan tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup dalam
melaksanakan program dan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup), adalah :
1) Terwujudnya peningkatan Kapasitas SDM BLH DIY sesuai dengan tuntutan
profesi serta perkembangan pengetahuan dan teknologi
2) Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana operasional BLH DIY yang
memadai.
3) Terwujudnya peningkatan kinerja Badan Lingkungan Hidup dalam
melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup.
Sasaran Misi 2 (Meningkatkan sinergisitas, intensitas, dan efektifitas dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan oleh lintas
pemangku kepentingan), adalah :
1) Peningkatan kualitas air sungai
2) Peningkatan kualitas udara ambien
3) Menurunnya luasan lahan yang rusak
4) Terwujudnya peningkatan konservasi sumberdaya air tanah
5) Terwujudnya peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
6) Peningkatan pengelolaan sampah, dan limbah B3
24
Sasaran Misi 3 (Meningkatkan kapasitas, kesadaran, partisipasi, dan kepedulian
serta tingkat ketaatan para pemangku kepentingan dalam upaya pelestarian fungsi
lingkungan hidup) adalah :
1) Terwujudnya peningkatan jumlah kelompok masyarakat peduli lingkungan.
2) Terwujudnya peningkatan penaatan dan penegakan hukum lingkungan
3) Meningkatnya pembinaan bagi usaha/kegiatan yang potensial menimbulkan
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Sasaran Misi 4 (Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana serta piranti keras
dan lunak untuk pengelolaan data dan informasi bidang lingkungan hidup) adalah :
1) Terwujudnya peningkatan pengelolaan dan aksesibilitas informasi lingkungan
2) Meningkatnya jumlah studi/kajian lingkungan hidup
Sasaran dan indikator sasaran Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2012 - 2017,
seperti pada tabel sebagai berikut :
Tabel II.1.1.2.1
Sasaran dan Indikator Sasaran Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2012-2017
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN
KONDISI AWAL
(Th. 2012)
TARGET AKHIR
(Th 2017)
1. Kualitas Lingkungan Hidup Meningkat
Prosentase Peningkatan Kualitas Lingkungan
persen 3,14 15,72
1.1. Peningkatan kualitas air sungai
Penurunan Pencemaran Air Sungai : 1) BOD 2) COD 3) Bakteri Coli
mg/l mg/l
MPN/ 100 ml
< 8 <40
175.000
< 7,5 < 37,5
< 175.000
1.2.
Peningkatan kualitas udara ambien
Penurunan Pencemaran Udara Ambien : 1) CO 2) HC
µg/m3 µg/m3
< 13 < 140
< 7 <120
2. Menurunnya luasan lahan
yang rusak
Luas lahan yang terkonservasi
Ha 9 45
3.
Terwujudnya peningkatan konservasi sumberdaya air tanah
Fluktuasi Muka Air Tanah
Meter 2,53 2,20
4. Terwujudnya peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH
1) 2)
Prosentase pemenuhan penyediaan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan Jumlah Kampung Hijau
Persen
kampung
11,67
10
58,33%
30
25
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN
KONDISI AWAL
(Th. 2012)
TARGET AKHIR
(Th 2017)
5. Peningkatan pengelolaan sampah, dan limbah B3
1) 2)
Jumlah penghasil limbah B3 yang melakukan pengolahan limbah B3 sesuai aturan Jumlah kelompok pengelola sampah mandiri
Unit usaha
kelompok
2
20
6
60
6. Terwujudnya peningkatan jumlah kelompok masyarakat peduli lingkunga
1) 2)
Jumlah Sekolah berwawasan lingkungan Jumlah kelompok peduli lingkungan hidup
Sekolah
kelompok
15
30
35
55
7. Terwujudnya peningkatan penaatan dan penegakan hukum lingkungan
1) 2)
Jumlah unit usaha yang melasanakan kewajiban pelaporan yang tertuang dalam dokumen AMDAL Prosentase Unit Usaha yang mentaati hukum lingkungan
Unit usaha
persen
90 8
130
15
8. Meningkatnya pembinaan bagi usaha/kegiatan yang potensial menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Sumber pencemar yang dibina
Unit usaha
360
400
9. Terwujudnya peningkatan pengelolaan dan aksesibilitas informasi lingkungan
Tersedianya data lingkungan hidup secara digital
Jenis data
8
11
10. Meningkatnya jumlah studi/kajian lingkungan hidup
Jumlah dokumen AMDAL yang sudah dinilai
dokumen 5 25
II.1.3. Strategi
Dalam mewujudkan pencapaian sasaran, diperlukan strategi yang
mendasarkan pada misi instansi yang dijabarkan secara sistematis melalui
perumusan strategi dan arah kebijakan, sebagai berikut :
II.1.3.1. Strategi Misi 1 :
Meningkatkan profesionalisme, akuntabilitas dan kapasitas Badan Lingkungan Hidup
Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan 1. Pengembangan potensi sumber daya manusia Badan Lingkungan Hidup
2. Penambahan jumlah sumber daya manusia serta sarana dan prasarana untuk
meningkatkan kinerja Badan Lingkungan Hidup
26
3. Peningkatan peran Badan Lingkungan Hidup dalam mengoptimalkan peran
para pemangku kepentingan dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup
dan sumber daya alam
4. Peningkatan jejaring kerja lintas sektor dan lintas pemangku kepentingan dalam
mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi badan
5. Peningkatan peran BLH DIY dalam mengoptimalkan peran pemangku
kepentingan dalam upaya pengendalian pencemaran air sungai
II.1.3.2. Strategi Misi 2 :
Meningkatan kualitas lingkungan hidup dan perlindungan sumber daya alam melalui
sinergisitas lintas pemangku kepentingan serta mengembangan budaya kearifan lokal 1. Pengoptimalan pemanfatan potensi SDM untuk meningkatkan komitmen para
pemangku kepentingan dalam peningkatan kualitas lingkungan hidup dan sumber
daya alam
2. Peningkatan kerjasama dengan para pemangku kepentingan dalam pengelolaan
lingkungan hidup dan sumber daya alam
3. Fasilitasi pembentukan kader lingkungan
4. Fasilitasi pembentukan kampung hijau dan mendorong kader lingkungan hidup
lokal sebagai motivator
5. Mendorong dan fasilitasi konservasi air tanah di daerah resapan
6. Peningkatan kerjasama pengelolaan Taman KEHATI dengan Kabupaten/Kota
7. Peningkatan peran para pemangku kepentingan dalam pengendalian
pencemaran udara
8. Rehabilitasi kerusakan lahan berbasis masyarakat
9. Peningkatan efektifias penegakan hukum terhadap pelanggaran regulasi di
bidang lingkungan hidup dan sumber daya alam
II.1.3.3. Strategi Misi 3 :
Menguatkan kapasitas, kepedulian dan partisipasi lintas pemangku kepentingan
dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkeadilan gender
adalah : 1. Pengembangan kebijakan operasional untuk memanfaatkan kearifan lokal dalam
pengelolaan lingkungan
2. Peningkatan sarana dan prasarana lingkungan untuk mewujudkan Provinsi DIY
sebagai tujuan wisata dan pusat pendidikan terkemuka
27
3. Fasilitasi Pembentukan Kelompok pengelola sampah mandiri di tingkat komunitas.
4. Meningkatkan pengelolaan sampah dengan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
berbasis masyarakat.
5. Pembinaan dan penaatan hukum lingkungan bagi para pelaku usaha/kegiatan.
6. Peningkatan pembinaan kepada para pelaku penambangan dan mengintensifkan
monitoring pelaksanaan dokumen lingkungan (UKL/UPL/AMDAL/RKL/RPL)
II.1.3.4. Strategi Misi 4 :
Memantapkan sarana prasarana dan akses informasi dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup secara adil, merata dan berkualitas 1. Peningkatan peran mitra kerja untuk mengatasi keterbatasan basis data.
2. Peningkatan perangkat keras dan lunak dalam pengelolaan lingkungan hidup
3. Peningkatan pengelolaan data dan informasi lingkungan hiudp
4. Peningkatan kemudahan akses informasi kepada publik secara lebih luas
5. Peningkatan penggunaan berbagai media publikasi dalam penyampaian data dan
informasi lingkungan hidup.
6. Peningkatan peraturan perundangan terkait lingkungan hidup
7. Peningkatan instrumen pendukung pengelolaan dan perlindungan lingkungan
hidup
II.1.4. Rencana Kegiatan Tahunan (RKT) Program prioritas bidang lingkungan hidup di DIY yang tertuang dalam
RPJMD DIY Tahun 2012 – 2017 ditetapkan ada 5 program prioritas, sebagai berikut:
1). Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Indikator Kinerja Program : Sumber pencemar lingkungan yang dibina
Kelompok Sasaran : a) Kelompok masyarakat peduli lingkungan baik yang ada di
perkotaan dan di pedesaan, b) Sekolah-sekolah baik dari tingkat SD, SMP, SLTA/
sederajat dan Pondok Pesantren.
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a) Pengembangan Teknologi Pengelolaan Persampahan
b) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan
2). Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam.
Indikator Kinerja Program : Luas Lahan yang terkonservasi
28
Kelompok Sasaran : a)Kelompok masyarakat peduli lingkungan; b)Masyarakat
terutama yang tinggal di daerah resapan air, melalui kegiatan bantuan Sumur
Peresapan Air Hujan (SPAH), Biopori, Bantuan untu penghijauan
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a). Konservasi Sumberdaya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-sumber
Air
b). Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan
c). Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-sumber Air
d). Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA
e). Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (Kehati) dan Ekosistem
f). Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam perlindungan dan konservasi
SDA
g). Pengendalian Kerusakan Pesisir, Pantai dan Laut
3). Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup.
Indikator Kinerja Program : Prosentase Peningkatan Akses Informasi Sumberdaya
Alam dan Lingkungan Hidup
Kelompok Sasaran : a) Institusi pemrintah, swasta pengelola, pemerhati
lingkungan; b). Mahasiswa, peneliti, pelajar, masyrakat umum; c). Mahasiswa,
peneliti, pelajar, masyarakat umum dan LSM.
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan
2. Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan
3. Penguatan jejaring informasi lingkungan pusat dan daerah
4. Penyusunan dan Penerbitan Buletin Kalpataru
5. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kawasan Karst DIY
6. Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah
7. Penyampain informasi lingkungan hidup
4). Program Peningkatan Pengendalian Polusi
Indikator Kinerja Program : Peningkatan penaatan lingkungan bagi kegiatan
usaha.
Kelompok Sasaran : Para pelaku usaha/kegiatan
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
29
1) Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor
2) Pengujian Emisi /Polusi Akibat Aktifitas Produksi
3) Pengujian Kadar Polusi limbah Padat dan Limbah Cair
4) Penyuluhan dan Pengendalian Polusi dan Pencemaran
5). Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Indikator Kinerja Program : Prosentase pemenuhan penyediaan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) di kawasan perkotaan. Kelompok Sasaran : Kabupaten dan Kota
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1) Penataan RTH
Program Pendukung/Reguler BLH DIY 2012 - 2017 Program pendukung/reguler Badan Lingkungan Hidup DIY yang tertuang dalam
RPJMD DIY Tahun 2012 – 2017 sebanyak 4 (empat) program sebagai berikut :
1). Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Indikator Kinerja Program : Terwujudnya administrasi perkantoran yang
mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD.
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1) Pelayanan Jasa Surat Menyurat
2) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
3) Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraaan Dinas/
Operasional
4) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
5) Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
6) Penyediaan Alat Tulis Kantor
7) Penyediaan Barang Cetakan Dan Penggandaan
8) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
9) Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
10) Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan Perundang-undangan
11) Penyediaan Makanan dan Minuman
12) Rapat-rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke Luar Daerah
30
2). Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Indikator Kinerja Program : Meningkatkan sarana dan prasarana aparatur
yang mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD.
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1) Pengadaan Mobil Operasional
2) Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
3) Pengadaan Mebeleur
4) Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
5) Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
6) Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
7) Terlaksananya rehabilitasi sedang/berat gedung kantor
3) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Indikator Kinerja Program : Terwujudnya peningkatan manajemen program,
SDM aparatur untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1) Pendidikan dan Pelatihan Formal
2) Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan
4) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Indikator Kinerja Program : Terwujudnya penata usahaan keuangan dan
manajemen pencapaian kinerja program yang mendukung kelancaran tugas
dan fungsi SKPD
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1) Penyusunan Laporan Kinerja SKPD
2) Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
3) Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta Pengembangan
Data dan Informasi
4) Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan SKPD
31
Program Keistimewaan BLH DIY 2013 - 2017
Untuk rencana program/kegiatan pengelolaan lingkungan hidup terkait dengan
Keistimewaaan DIY adalah Program Pengembangan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Dan Sumber Daya Alam Berbasis Kearifan Lokal dengan kegiatan sebagai
berikut :
1). Pembuatan Telaga Desa Konservasi
2). Pembuatan Demplot Lahan Konservsi Abadi Wana Desa
3). Penyelenggaraan Merti Desa
4). Penyelenggaran Gerakan Gemi Nastiti. Ngati ati
Program Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun Anggaran 2013 Program dan Kegiatan Badan Lingkungan Hidup DIY TA 2013 sebagaimana
ditetapkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD BLH DIY Tahun 2013 dan
Dokumen Perubahan Anggaran SKPD BLH DIY Tahun 2013, ada 10 (sepuluh)
program dan 78 (tujuh puluh delapan) kegiatan dengan rincian sebagai berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran terdiri dari 12 (dua belas) kegiatan
sebagai berikut :
1.1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat
1.2. Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air, dan Listrik.
1.3. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perijinan Kendaraan Dinas/
Operasional
1.4. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
1.5. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
1.6. Penyediaan Alat Tulis Kantor
1.7. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
1.8. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/penerangan Bangunan Kantor
1.9. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga
1.10. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
1.11. Penyediaan Makanan dan Minuman
1.12. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke luar Daerah
2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur terdiri dari 6 (enam)
kegiatan, sebagai berikut :
2.1. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
32
2.2 Pengadaan Mebeleur
2.3. Pemeliharaan Rutin/berkala kendaraan Dinas/Operasional.
2.4. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor.
2.5. Pemeliharaan Rutin/berkala Gedung Kantor.
2.6. Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur, ada 2 (dua) kegiatan,
sebagai berikut :
3.1. Pendidikan dan Pelatihan Formal
3.2. Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan, ada 4 (empat) kegiatan, sebagai berikut :
4.1. Penyusunan Laporan Kinerja SKPD
4.2. Penyusunan Laporan Keuangan SKPD
4.3. Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta Pengembangan Data
dan Informasi
4.4. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program/Kegiatan SKPD
5. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan, terdiri dari 2 (dua)
kegiatan, sebagai berikut :
5.1. Pengembangan Teknologi Pengolahan Persampahan
5.2. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan.
6. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, ada 29
(dua puluh sembilan) kegiatan, sebagai berikut :
6.1. Koordinasi Penilaian Kota Sehat / Adipura.
6.2. Koordinasi Penilaian Langit Biru (Cukai)
6.3. Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan bidang Lingkungan Hidup
6.4. Pengkajian Dampak Lingkungan Hidup
6.5. Koordinasi Pengelolaan Prokasih / Superkasih
6.6. Ekspose Hasil Pengelolaan LH
6.7. Pemantauan Kualitas Udara Ambien
6.8. Pemantapan Program Adiwiyata
6.9. Pemantauan Kualitas Air
33
6.10. Pembinaan Teknis Pelaksanaan AMDAL (RKL-RPL),UKL-UPL,dan DPL
6.11. Penegakan Hukum Lingkungan Hidup
6.12. Penerapan Eko Efisiensi
6.13. Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kawasan
Sungai
6.14. Pengembangan Sarana dan Prasarana Laboratorium LH
6.15. Peningkatan Kapasitas Laboratorium Penguji Lingkungan
6.16. Penyusunan Peraturan LH
6.17. Peringatan Hari Penting Terkait Lingkungan Hidup
6.18. Pondok Pesantren Berwawasan Lingkungan Hidup
6.19. Pembinaan Pelaksanaan Pedoman Pengelolaan Lab di lingkungan
Pendidikan SMA/SMK dan PT
6.20. Pengendalian Pencemaran Air
6.21. Pengendalian B3 dan Limbah B3
6.22. Penyusunan SPM bidang LH
6.23. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian LH
6.24. Pengendalian pencemaran tanah
6.25. Pembentukan Kader Lingkungan
6.26. Penyusunan peraturan pengolahan limbah B3
6.27. Festifal sungai mendukung kelestarian lingkungan hidup
6.28. Monitoring evaluasi program percepatan pembangunan sanitasi pemukiman
(PPSP)
6.29. Penyusunan peraturan pengendalian pencemaran udara.
7. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, terdiri dari 6 (enam)
kegiatan, sebagai berikut :
7.1. Konservasi SDA dan Pengendalian Kerusakan Sumber-sumber Air
7.2. Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan
7.3. Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-sumber Air.
7.4. Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA
7.5. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem.
7.6. Peningkatan Peranserta Masyarakat dalam Perlindungan dan Konservasi
SDA.
7.7. Pengendalian kerusakan Pesisir, Pantai dan Laut.
34
8. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan LH, terdiri dari 7
(tujuh) kegiatan, sebagai berikut :
8.1. Peningkatan Edukasi Dan Komunikasi Masyarakat Dibidang Lingkungan.
8.2. Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan
8.3. Penguatan Jejaring Informasi Lingkungan Pusat dan Daerah.
8.4. Penyusunan dan Penerbitan Buletin Kalpataru
8.5. Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah
8.6. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
8.7. Penyampaian informasi lingkungan
9. Program Peningkatan Pengendalian Polusi, terdiri dari 4 (empat) kegiatan,
sebagai berikut :
9.1. Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor
9.2. Pengujian Emisi/Polusi Udara Akibat Aktivitas Produksi
9.3. Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat Dan Limbah Cair.
9.4. Penyuluhan dan Pengendalian Polusi dan Pencemaran
10. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) terdiri dari 4 (empat) kegiatan,
sebagai berikut :
10.1. Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
10.2. Pembuatan Demplot Kampung Hijau
10.3. DED Ruang Terbuka Hijau
10.4. Pembuatan Ruang Terbuka Hijau
11. Program Keistimewaan : Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis Budaya,
terdiri dari 1 (satu) kegiatan, sebagai berikut :
10.1. Kajian Inisiasi Wonodeso
II.2 Penetapan Kinerja Tahun 2013 Dokumen Penetapan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013
disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010. Tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerjandan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Didalam
pasal 5 dijelaskan bahwa Dokumen Penetapan Kinerja merupakan suatu dokumen
pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan
35
untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang
dimiliki oleh instansi. Dokumen Penetapan Kinerja tersebut memuat pernyataan dan
lampiran yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi,
beserta target kinerja dan anggaran. Dalam penyusunan dokumen Penetapan
Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013 mengacu pada Renstra, RKT, IKU,
dan anggaran atau DPA, sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel II.2
Penetapan Kinerja Tahun 2013
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
PROGRAM/ KEGIATAN
ANGGARAN (Rp)
1. Terwujudnya peningkatan kualitas air sungai
Penurunan Pencemaran Air Sungai : 1) BOD 2) COD 3) Bakteri Coli
< 8 mg/l <40 mg/l < 175.000 MPN/ 100 ml
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan. Kegiatan : 1. Pemantauan Kualitas Air 2. Pengendalian Pencemaran Air 3. Koordinasi Pengelolaan Prokasih / Superkasih 4. Peningkatan Kapasitas Laboratorium Penguji Lingkungan 5. Pengembangan Sarana Prasarana Laboratorium Lingkungan Hidup 6. Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kawasan Sungai 7. Pengendalian Pencemaran Tanah
229.330.800
293.000.000
77.395000
55.000.000
1.075.892.980
55.000.000
86.700.000
2.
Terwujudnya peningkatan kualitas udara ambien
Penurunan Pencemaran Udara Ambien : 1) CO 2) HC 3) Pb 4) NOx 5) Konsentrasi
Partikulat
< 13 µg/m3 < 140 µg/m3 < 2 µg/m3
< 400 µg/m3 < 150 µg/m3
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan. Kegiatan : 1. Koordinasi Penilaian Langit Biru (Cukai) 2. Pemantauan Kualitas Udara Ambien Program Peningkatan Pengendalian Polusi Kegiatan : 1. Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor 2. Pengujian Emisi/ Polusi Udara Akibat Akfivitas Produksi 3. Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair 4. Penyuluhan dan pengendalian polusi dan pencemaran
99.980.000
100.000.000
72.625.000
59.950.000
67.740.000
68.713.800
36
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
PROGRAM/ KEGIATAN
ANGGARAN (Rp)
3. Menurunnya Luasan Lahan yang rusak
1) 2)
Luas lahan yang terkonservasi Penurunan Fluktuasi Muka Air Tanah
9 Ha
248 Cm
Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Kegiatan : 1. Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan Sumber-Sumber Air 2. Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan 3. Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA 4. Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-Sumber Air 5. Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem 6. Peningkatan Peran serta masyarakat dalam perlindungan dan konservasi SDA 7. Pengendalian Kerusakan Pesisir, Pantai dan Laut
659.785.000
242.607.500
206.517.200
143.370.000
168.995.000
138.050.000
117.950.000
4. Terwujudnya peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
1) 2)
Prosentase pemenuhan penyediaan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan Jumlah kampung hijau
11,67 %
10 lokasi
Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Kegiatan : 1. Penataan RTH 2. Pembuatan demplot Kampung hijau 3. DED ruang terbuka hijau 4. Pembuatan ruang terbuka hijau
174.437.800 1.574.015.400
375.000.000
100.000.000
5. Peningkatan pengelolaan sampah, dan limbah B3
1) 2)
Jumlah penghasil limbah B3 yang melakukan pengolahan limbah B3 sesuai aturan Jumlah kelompok pengelola sampah mandiri
2 Unit usaha
20 kelompok
1)Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan. Kegiatan : 1. Pengendalian B3 dan limbah B3 2. Penerapan Eko Efisiensi 2)Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan. Kegiatan : 1. Pengembangan Teknologi Pengolahan Persampahan 2. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan
43.005.000
79.758.500
279.564.000
140.052.000
37
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
PROGRAM/ KEGIATAN
ANGGARAN (Rp)
6. Terwujudnya peningkatan jumlah kelompok masyarakat peduli lingkungan
1) 2)
Jumlah Sekolah berwawasan lingkungan Jumlah kelompok peduli lingkungan hidup
15 Sekolah
30 kelompok
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan. Kegiatan : 1. Pemantan Program Adiwiyata 2. Koordinasi Penilaian Kota Sehat Adipura 3. Pondok Pesantren berwawasan lingkungan hidup. 4. Pembentukan Kader Lingkungan Hidup
90.838.000
80.000.000
65.880.500
550.000.000
7. Terwujudnya peningkatan penaatan dan penegakan hukum lingkungan
1) 2)
Prosentase Unit Usaha yang mentaati hukum lingkungan Prosentase unit usaha yang melaksanakan kewajiban pelaporan yang tertuang dalam dokumen AMDAL
8 %
30 %
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan. Kegiatan : 1. Penegakan Hukum Lingkungan Hidup 2. Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup 3. Penyusunan Peraturan LH 4. Pengkajian Dampak Lingkungan
70.000.000
79.875.000
700.000.000
144.475.000
8. Meningkatnya pembinaan bagi usaha/kegiatan yang potensial menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Sumber pencemar yang dibina
360 Unit usaha
Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan. Kegiatan : 1. Pembinaan teknis pelaksanaan AMDAL, UKL-UPL, dan DPL 2. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian LH
93.500.000
55.760.000
9. Terwujudnya peningkatan pengelolaan dan aksesibilitas informasi lingkungan
Tersedianya data lingkungan hidup dalam basis data digital
1 data base (8 Jenis
data)
Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Kegiatan : 1. Pengembangan data dan informasi lingkungan 2. Penguatan jejaring informasi lingkungan Pusat dan Daerah 3. Penyusunan laporan Status Lingkungan Hidup Daerah 4. Penyusunan KLHS 5. Penyampaian Informasi Lingkungan 6. Penyusunan SPM bidang Lingkungan Hidup
29.231.990
55.760.000
67.064.900
339.059.000
105.000.000
49.803.800
38
II.3 Rencana Anggaran
Pada Tahun Anggaran 2013 Badan Lingkungan Hidup DIY melaksanakan
kegiatan dengan anggaran murni sebesar Rp. 14.742.298.0377,-.dan setelah melalui
mekanisme perubahan APBD 2013 menjadi Rp. 15.595.207.357,-,-dengan rincian
Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 2.998.811.277,- dan Belanja Langsung Rp
12.596.396.080,-. Adapun realisasi anggaran sebesar Rp 14.236.474.595,- (91,8 %)
dengan rincian untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 2.957.994.717,- (99,00 %)
dan untuk belanja langsung sebesar Rp 11.278.479.878,- (90,00%).
II.3.1. Target Belanja Badan Lingkungan Hidup DIY
Tabel : II.3.1.
Target Belanja Badan Lingkungan Hidup DIY TA 2013
Uraian Target Prosentase
Belanja Tidak Langsung Rp. 2.998.811.277 100,00%
Belanja Langsung Rp. 12.599.695.680 100,00%
JUMLAH Rp. 15.595.207.357 100,00%
II.3.2. Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis
Anggaran belanja langsung Tahun Anggaran 2013 yang dialokasikan untuk
pelaksanaan program/kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran strategis
Badan Lingkungan Hidup DIY adalah sebagai berikut :
Tabel III.3.2. Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis
No Sasaran Anggaran Prosentasei
Keterangan
1 Terwujudnya peningkatan kualitas air sungai
2.007.929.780 100% Program/kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran adalah : (1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (10 kegiatan)
39
No Sasaran Anggaran Prosentasei
Keterangan
2 Terwujudnya peningkatan kualitas udara ambien
468.973.800 100% (1)Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (2 kegiatan),dan (2)Program Peningkatan Pengendalian Polusi (4 kegiatan)
3 Menurunnya Luasan Lahan yang rusak
2.097.515.150 100% (1)Program Perlindungan dan Konservasi SDA (8 kegiatan)
4 Terwujudnya peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
2.210.856.400 100% (1)Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (4 kegiatan)
5 Peningkatan pengelolaan sampah, dan limbah B3
521.168.625 100% (1)Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan (2 keg.) (2) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (2 kegiatan)
6 Terwujudnya peningkatan jumlah kelompok masyarakat peduli lingkungan
786.718.500 100% (1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (4 kegiatan)
7 Terwujudnya peningkatan penaatan dan penegakan hukum lingkungan
1.160.489.000 100% (1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (6 kegiatan)
8 Meningkatnya pembinaan bagi usaha/kegiatan yang potensial menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
392.174.225 100% (1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (4 kegiatan)
9 Terwujudnya peningkatan pengelolaan dan aksesibilitas informasi lingkungan
735.228.790 100% (1)Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan Lingkungan Hidup
40
II.4. Instrumen Pendukung
Untuk menunjang kelancaran tugas Badan di dukung dengan beberapa
perangkat Sistem Informasi yaitu SIL, Web BLH DIY, SIPKD, Web Monev –E Sakip,
Database BLH DIY, sebagai berikut :
1. Sistem Informasi Lingkungan (SIL) Badan Lingkungan Hidup DIY untuk membuat
basis data lingkungan yang dihubungkan dengan lokasi atau letak geografis,
diharapkan setiap data lingkungan yang dipakai dapat lansung dilihat dalam peta
lingkungan, dengan alamat http://sil.jogjaprov.go.id.
2. Web Site SKPD untuk menginformasikan kegiatan Badan Lingkungan Hidup DIY
dengan alamat www.blh.jogjaprov.go.id.
3. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD), Monev APBD DIY,
E-SAKIP.
41
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
III.1. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta Badan Lingkungan
Hidup DIY telah melaksanakan penilaian kinerja dengan mengacu pada Penetapan
Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY tahun 2013 yang telah disepakati. Penilaian
ini dilakukan oleh tim pengelola kinerja untuk mengevaluasi dan mengukur dalam
rangka pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan memberikan gambaran
keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil
pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisas kinerja (penentuan posisi)
sesuai dengan tingkat capaian kinerja seperti pada tabel skala nilai peringkat
kinerja sebagai berikut :
Tabel Skala Nilai Peringkat Kinerja
Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh
Badan Lingkungan Hidup DIY dilakukan dengan membandingkan antara target
kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari
tujuan dan sasaran strategis Badan Lingkungan Hidup DIY beserta target dan
capaian realisasinya dirinci sebagai berikut:
Tabel III.1 Capaian Kinerja Tahun 2013
NO SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
TARGET
REALISA
SI
PERSEN
TASE
KRITERIA/ KODE
A Kualitas Lingkungan Hidup Meningkat
Prosentase peningkatan kualitas lingkungan
persen 3,14 3,14 100% Hijau Tua
No. Interval Nilai
Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja
Kode
1. 91 ≤ 100 Sangat Baik Hijau Tua
2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda
3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua
4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda
5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah
42
NO SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
TARGET
REALISA
SI
PERSEN
TASE
KRITERIA/ KODE
1. Terwujudnya peningkatan kualitas air sungai
Penurunan Pencemaran Air Sungai :
1) BOD mg/l <10 9,96 100% Hijau Tua
2) COD mg/l <40 20,28 100% Hijau Tua 3) Bakteri Coli MPN/
100 ml <175.000 60.139 100% Hijau Tua
2.
Terwujudnya peningkatan kualitas udara ambien
Penurunan Pencemaran Udara Ambien :
1) CO µg/m3 <11.140 716,15 100% Hijau Tua
2) HC µg/m3 < 14 67,95 100% Hijau Tua
3) Pb µg/m3 < 2 1,13 100% Hijau Tua 4) NOx µg/m3 < 400 33,75 100% Hijau Tua 5) Konsentrasi
Partikulat µg/m3
< 150
45,03 100%
Hijau Tua
3. Menurunnya Luasan Lahan yang rusak
1)
Luas lahan yang terkonservasi
Ha
9 15
167%
Hijau Tua
2) Penurunan Fluktuasi Muka Air Tanah
Cm 248 182 100% Hijau Tua
4. Terwujudnya peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
1)
Prosentase pemenuhan penyediaan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
persen
11,67
10,00
85,65
Hijau Muda
2) Jumlah kampung hijau
lokasi 10 12 120% Hijau Tua
5. Peningkatan pengelolaan sampah, dan limbah B3
1)
Jumlah penghasil limbah B3 yang melakukan pengolahan limbah B3 sesuai aturan
Unit usaha
2
2
100%
Hijau Tua
2) Jumlah kelompok pengelola sampah mandiri
kelompok 20 22 110% Hijau Tua
6. Terwujudnya peningkatan jumlah kelompok masyarakat peduli lingkungan
1)
Jumlah Sekolah berwawasan lingkungan
sekolah
15
15 100%
Hijau Tua
2) Jumlah kelompok peduli lingkungan hidup
kelompok 30 30 100% Hijau Tua
7.
Terwujudnya peningkatan penaatan dan penegakan hukum lingkungan
1)
Prosentase Unit Usaha yang mentaati hukum lingkungan
persen
8
6,6
82,5%
Hijau Muda
2)
Prosentase unit usaha yang melaksanakan kewajiban pelaporan yang tertuang dalam dokumen AMDAL
persen
30
30
100%
Hijau Tua
43
NO SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
TARGET
REALISA
SI
PERSEN
TASE
KRITERIA/ KODE
8. Meningkatnya pembinaan bagi usaha/kegiatan yang potensial menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Sumber pencemar yang dibina
Unit usaha
360
360
100%
Hijau Tua
9. Terwujudnya peningkatan pengelolaan dan aksesibilitas informasi lingkungan
Tersedianya data lingkungan hidup dalam basis data digital
data base (Jenis data)
1 (8 Jenis data)
1 data base (8 Jenis data)
100%
Hijau Tua
Dari tabel di atas, terdapat 1 (satu) indikator kinerja utama dan 20 (dua puluh)
indikator pendukung yang terbagi ke dalam 10 (Sembilan) sasaran strategis. Pada
tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2013, terdapat 19 (sembilan belas)
indikator telah memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar 100 persen dari total
indikator. Sementara itu, sebanyak 2 (dua) indikator belum memenuhi target. Tidak
tercapainya target disebabkan oleh berbagai faktor kendala. Capaian yang tertinggi
pada indikator Persentase luas lahan yang terkonservasi dari target 9 Ha realisasi
capaian sebesar 15 Ha atau 167 persen. Sementara indikator yang mengalami
capaian dibawah target adalah indikator Prosentase pemenuhan penyediaan ruang
terbuka hijau di kawasan perkotaan, 85,65 persen dan Prosentase Unit Usaha yang
mentaati hukum lingkungan 82,50 persen.
Perhitungan untuk mengetahui tingkat capaian Indikator Kinerja Utama
Prosentase Peningkatan Kualitas Lingkungan dengan target 3,14 persen, adalah
dengan menggunakan formulasi rata-rata peningkatan kualitas air sungai (BOD,
COD) dan kualitas udara ambien (CO, HC) dikalikan seratus.
Kualitas air sungai dihitung berdasarkan parameter Biological Oxygen
Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD). Parameter BOD dan COD
perhitungannya dari rata-rata hasil uji dari titik sampling sungai-sungai yang
dipantau dan mewakili kondisi pada dua musim (kemarau dan penghujan).
Berdasarkan hasil uji kualitas air, data realisasi kinerja menunjukkan hasil yang
sangat baik (100%), yakni untuk realisasi capaian BOD sebesar 9,96 mg/l, dari
target <10 mg/l. Sedangkan untuk parameter COD sebesar 20,28mg/l, dari target
44
<40mg/l. Berdasarkan realisasi capaian untuk indikator Penurunan Pencemaran Air
Sungai pada tahun 2013 tercapai seratus persen.
Untuk kualitas udara ambien dihitung berdasarkan parameter Carbon
Monoksida (CO) dan Hidro Carbon (HC). Parameter CO dihitung dari hasil
pemantauan CO tertinggi di masing-masing Kabupaten/Kota yang dipantau kualitas
udara ambiennya (nilai kisaran) dibagi dengan jumlah titik pantau di
Kabupaten/Kota yang dilakukan pemantauan. Data realisasi kinerja untuk kualitas
udara ambien (parameter CO dan HC) menunjukan hasil yang sangat baik (100%),
yakni untuk realisasi capaian parameter CO sebesar 716,15 µg/m3, dari target
<11.140 µg/m3, sedangkan capaian parameter HC sebesar 67,95 µg/m3, dari
target sebesar <150 µg/m3. Jadi untuk parameter CO dan HC pada tahun 2013,
dengan indikator penurunan pencemaran udara ambien dapat tercapai seratus
persen.
Berdasarkan hasil uji kualitas udara ambien maupun kualitas air sungai
dengan beberapa parameter tersebut diatas, bahwa konsentrasi zat-zat pencemar
tersebut masih berada dibawah ambang batas dan didalam perhitungan realisasi
target RPJMD sebesar 3,14% dapat dijelaskan bahwa kumulatif angka hasil uji
kualitas udara ambien dan kualitas air sungai dengan beberapa parameter,
menunjukkan hasil sesuai yang ditargetkan 100%.
III.2. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis Badan
Lingkungan Hidup DIY yang dicerminkan dalam capaian Indikator Kinerja. Adapun
evaluasi dan analisis secara rinci indikator kinerja menurut sasaran stategis
diuraikan sebagai berikut :
III.2.1. Sasaran Terwujudnya Peningkatan Kualitas Air Sungai
Tolok ukur untuk mencapai sasaran terwujudnya peningkatan kualitas air
sungai adalah angka indikator kinerja yang ditetapkan dalam Dokumen Penetapan
Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013. Adapun target dan realisasi
sasaran terwujudnya Peningkatan Kualitas Air Sungai, seperti pada tabel sebagai
berikut :
45
Tabel III.2.1 Target dan Realisasi Kinerja Penurunan Pencemaran Air
No Indikator Capaian 2012
2013 Target Akhir
Renstra (2017)
Capaian s/d 2013 terhadap 2017 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1. Biological Oxygen Demand (BOD)
8,10mg/lt <10mg/lt 9,96mg/lt 100% <7,5 17,6%
2. Chemical Oxygen Demand (COD)
17,20mg/lt <40mg/lt 20,28mg/lt 100% <37,5 100%
3. Bakteri Coli
74.616 MPN/100 ml
<175.000 MPN/100 ml
60.139 MPN/100 ml
100% <175.000 MPN/100 ml
100 %
Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013
Data pada tabel diatas menunjukkan hasil yang sangat baik (100%), yakni
untuk realisasi capaian BOD sebesar 9,96 mg/l, dari target <10 mg/l, sedangkan
untuk parameter COD sebesar 20,28mg/l, dari target <40mg/l. Dan untuk
parameter Bakteri Coli air sungai realisasi capaian sebesar 60.139 MPN/100 ml,
dari target <175.000 MPN/100. Jadi pada tahun 2013 realisasi sasaran terwujudnya
peningkatan kualitas air sungai menunjukkan hasil yang yang baik, sesuai target
yang ditetapkan. dan apabila dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya
terdapat perubahan pada target parameter bakteri coli, pada tahun 2012 dengan
target <75.000 MPN/100 dan pada tahun 2013 dengan target <175.000 MPN/100.
Keberhasilan capaian target dan realisasi sasaran terwujudnya peningkatan kualitas
air sungai pada tahun 2013 didukung dengan berhasilnya pelaksanaan program
dan kegiatan Badan Lingkungan hidup DIY tahun 2013.
Program dan kegiatan Badan Lingkungan Hidup DIY TA 2013 yang mendukung tercapainya target indikator Sasaran Terwujudnya Peningkatan Kualitas Air, sebagai berikut :
III.2.1.1. Pemantauan Kualitas Air Kegiatan pemantauan kualitas air merupakan bagian dari program
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang dibiayai dengan
anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp. 222.320.800,-, realisasi anggaran sebesar
46
Rp. 209.019.800,- atau sebesar 93,39 %, realisasi fisik 100 %, sedangkan capaian
indikatornya pada tabel sebagai berikut :
Tabel : III.2.1.1.
Target dan Realisasi Pemantauan Kualitas Air Tahun 2013
Indikator Kinerja 2013
Target Realisasi Capaian
a. Terlaksananya Pemantauan Kualitas Air Sungai
3 periode/ 47 titik
3 periode/ 47 titik
100%
b. Pemantauan Kualitas Air Laut 2 periode/ 6 titik
2 periode/ 6 titik
100%
c. Terlaksananya Pemantauan Air Sumur
2 periode/ 34 titik
2 periode/ 34 titik 100%
d. Terlaksananya Rapat Koordinasi Status Mutu Air
3 kali/ 30 orang
3 kali/ 30 orang 100%
Data kualitas air sungai ini didasarkan pada hasil pemantauan kualitas air
sungai Tahun 2013, yang dilaksanakan di 10 (sepuluh) sungai di wilayah Daerah
Istimewa Yogyakarta yaitu : Sungai Winongo, Sungai Code, Sungai Gajahwong,
Sungai Bedog, Sungai Tambakbayan, Sungai Oyo, Sungai Kuning, Sungai
Konteng, Sungai Belik,dan sungi Bulus dengan jumlah titik yang dipantau sebanyak
47 titik, dilaksanakan pada tiga periode atau tiga kali dalam setahun yaitu pada
Bulan Februari, Juni dan Oktober tahun 2013. Adapun realisasi capaian indikator
pemantauan kualitas air sungai sesuai target yang ditetapkan sebesar 100 %.
Data kualitas air laut ini didasarkan pada hasil pemantauan kualitas air laut
Tahun 2013, yang dilaksanakan di enam (6) lokasi pemantauan, yaitu Pantai Depok
dan Kuwaru di Kabupaten Bantul, Pantai Glagah dan Trisik di Kabupaten
Kulonprogo serta Pantai Baron dan Sundak di Kabupaten Gunungkidul. Adapun
realisasi capaian angka indikator pemantauan kualitas air laut sesuai target yang
telah ditetapkan sebesar 100%.
Data kualitas air tanah ini didasarkan pada hasil pemantauan kualitas air
tanah Tahun 2013, dengan sasaran kegiatan pemantauan dilokasi 68 sumur warga
yang terletak di Kabupaten Sleman diambil 13 sampel, Kabupaten Kulonprogo
diambil 14 sampel, Kabupaten Bantul diambul 14 sampel, Kabupaten Gunungkidul
diambil 12 sampel dan dari Kota Yogyakarta diambil 15 sampel air tanah. Adapun
realisasi capaian angka indikator pemantauan kualitas air tanah sesuai target yang
telah ditetapkan sebesar 100 %.
47
III.2.1.2. Pengendalian Pencemaran Air Kegiatan pengendalian pencemaran air merupakan bagian dari program
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang dibiayai dengan
anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp. 293.000.000,- realisasi anggaran sebesar
Rp. 288.771.000,- atau sebesar 98,56%, realisasi fisik 100 %, sedangkan capaian
indikatornya pada tabel sebagai berikut :
Tabel : III.2.1.2.
Target dan Realisasi Pengendalian Pencemaran Air Tahun 2013
Indikator Kinerja 2013
Target Realisasi Capaian
b. Terlaksananya Pembinaan Pengendalian Pencemaran Air Bagi Pelaku Usaha/ kegiatan
2 kali/ 50 orang
2 kali/ 50 orang 100%
c. Terlaksananya Evaluasi W2M bagi pelaku usaha/kegiatan 1 dokumen 1 dokumen 100%
d. Terlaksananya Kajian Daya Tampung Sungai 1 dokumen 1 dokumen 100%
e. Terlaksananya Penyusunan Profil Sungai 1 dokumen 1 dokumen 100%
f. Terlaksananya pembuatan alat penangkap sampah 1 paket 1 paket 100%
g. Terlaksananya pembuatan Biogas Peternakan Sapi 3 paket 3 paket 100%
Dari tabel target dan capaian kinerja pengendalian pencemaran air pada
menunjukkan hasil yang sangat baik. Pada tahun 2013, target dan realisasi semua
indikator kinerja pengendalian pencemaran air dapat tercapai seratus persen.
III.2.1.3. Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih
Kegiatan Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih merupakan bagian dari
program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang dibiayai
dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp. 77.395.000,-, realisasi anggaran
sebesar Rp. 53.898.000,- atau sebesar 69,64%, realisasi fisik 100 %, sedangkan
capaian indikatornya pada tabel sebagai berikut :
Tabel : III.2.1.3.
Target dan Realisasi Koordinasi Pengelolaan Prokasih/ Superkasih Tahun 2013
48
Indikator Kinerja 2013
Target Realisasi Capaian
a. Terlaksananya Rapat Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih
4 kali/30 orang
4 kali/30 orang 100%
b. Terlaksananya Pembinaan Teknis bagi Pelaku Usaha/Kegiatan
2 kali/30 orang
2 kali/30 orang 100%
Pelaksanaan Kegiatan Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih didasarkan
Peraturan Gubernur No. 32 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Program Kali
Bersih tahun 2012-2016. Pada tahun 2013, angka indikator kegiatan Koordinasi
Pengelolaan Prokasih/Superkasih dapat tercapai sesuai target sebesar 100%.
III.2.1.4. Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair
Kegiatan Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair
merupakan bagian dari program Pengendalian Peningkatan Pengendalian Polusi
yang dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp. 67.740.000,-,
realisasi anggaran sebesar Rp. 50.492.000,- atau sebesar 74,54%, realisasi fisik
100 %, sedangkan capaian indikatornya pada tabel sebagai berikut :
Tabel : III-B.1.4.
Target dan Realisasi Koordinas Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan
Limbah Cair Tahun 2013
Indikator Kinerja 2013
Target Realisasi Capaian a. Terlaksananya Pengujian Mutu
Limbah Padat 20 sampel 20 sampel 100%
b.Terlaksananya Pengujian Mutu Limbah Cair 60 sampel 60 sampel 100%
c.Terlaksananya Rapat Koordinasi Mutu Limbah Padat 1 kali/ 20 orang 1 kali/ 20
orang 100%
c.Terlaksananya Rapat Koordinasi Mutu Limbah Cair 2 kali/ 30 orang 1 kali/ 30
orang 100%
Pada tahun 2013, target dan realisasi capaian indikator Kegiatan Pengujian Kadar
Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair dapat memenuhi target yang ditetapkan,
sebesar 100 persen..
Program/Kegiatan BLH DIY TA 2013 yang menunjang tercapainya target
sasaran terlaksananya pemantauan kualitas lingkungan secara berkelanjutan,
sebagai berikut :
49
1). Program/kegiatan Peningkatan Kapasitas Laboratorium Penguji Lingkungan,
dengan capaian sebesar 96,83%, realisasi fisik 100 %.
2). Kegiatan Pengembangan Sarana dan Prasarana Laboratorium Lingkungan
Hidup, dengan capaian sebesar 96.17%, realisasi fisik 100 %.
3). Kegiatan Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kawasan Sungai, dengan capaian sebesar 99,37 %, realisasi fisik 100 %,
4). Kegiatan Pembinaan Pelaksanaan Pedoman Pengelolaan Laboratorium di
Lingkungan Pendidikan SMA/SMK, dan PT, dengan capaian sebesar 99.93%,
realisasi fisik 100 %.
III.2.2. Sasaran Terwujudnya Peningkatan Kualitas Udara Ambien Tolok ukur untuk mengetahui capaian sasaran terwujudnya peningkatan
kualitas udara ambien yaitu indikator penurunan pencemaran udara ambien yang
dinilai berdasarkan parameter : Carbon Monoksida (CO) dan Hidro Carbon (HC),
realisasinya seperti pada tabel sebagai berikut :
Tabel III.2.2.
Target dan Realisasi Kinerja Peningkatan Kualitas Udara Ambien
No Indikator Capaian 2012
2013 Target Akhir
Renstra (2017)
Capaian s/d 2013 terhadap 2017 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1. Carbon Monoksida (CO)
1.133,95 µg/m3
< 11.140 µg/m3
716,15 µg/m3
100% <7,5 100%
2. Hidro Carbon (HC)
64,08 µg/m3
< 145 µg/m3
67,95 µg/m3
100% <37,5 100%
Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013
Data kualitas udara ambien untuk kedua parameter tersebut didasarkan
pada hasil pemantauan yang dilakukan oleh BLH DIY dengan obyek pemantauan
sebanyak 55 lokasi yang terbagi 2 grid (lokasi roadside dan lokasi grid di jalan-jalan
protokol, tersebar di 4 kabupaten/kota se- DIY yakni Kota Yogyakarta, Sleman,
Bantul, dan Kulonprogo.
Data realisasi kinerja menunjukan kualitas udara ambien baik untuk
parameter CO maupun HC memenuhi target yang ditetapkan, yakni untuk realisasi
capaian parameter CO sebesar 716,15 µg/m3, adapun target yang ditetapkan
<11.140 µg/m3, sedangkan nilai realisasi capaian parameter HC sebesar 67,95
50
µg/m3, dari target yang ditetapkan sebesar <150 µg/m3. Jadi untuk parameter CO
dan HC pada tahun 2013, sebagai indikator penurunan pencemaran udara ambien
dapat tercapai 100 persen.
Pada tahun 2013 parameter yang digunakan untuk menilai kualitas udara
ambien selain parameter Carbon Monoksida (CO) dan Hidro Carbon (HC),
ditambah dengan parameter Plumbum (Pb), Nitrogen Oksida (NOx), dan
Konsentrasi Partikulat. Untuk realisasi capaian parameter Plumbum (Pb) sebesar
1,3 µg/m3 dari target yang ditetapkan <2 µg/m3, dan realisasi capaian parameter
NOx sebesar 33,75 µg/m3 dari target yang ditetapkan <400 µg/m3, sedangkan untuk
realisasi capaian parameter konsentrasi partikulat sebesar 45,03 µg/m3 dari target
yang ditetapkan <150µg/m3, dan keseluruhan parameter Pb, NOx dan Konsentrasi
Partikulat dan HC pada tahun 2013, menunjukkan hasil capaian 100 persen.
Keberhasilan penurunan pencemaran udara dikarenakan telah semakin
meningkatnya kesadaran masyarakat dalam merawat mesin kendaraan seiring
lebih efektifnya upaya penyadaran masyarakat tentang penaatan baku mutu emisi
kendaraan bermotor, peningkatan efektifitas penerapan Peraturan Daerah Nomor :
5 Tahun 2007 DIY tentang Pengendalian Pencemaran Udara serta peningkatan
dan pengembangan Ruang Terbuka Hijau.
Dan tercapainya target dan realisasi karena didukung beberapa
program/kegiatan seperti program langit biru, kegiatan emisi/polusi akibat aktivitas
produksi, kegiatan pengujian emisi kendaraan bermotor dan sosialisasi yang
mendukung pengendalian pencemaran udara, seperti sosialisasi Peraturan Daerah
DIY No. 5 Tahun 2007 dan Pergub No.51 Tahun 2011.
Program/kegiatan BLH DIY TA 2013 yang mendukung tercapainya target indikator
Sasaran Terwujudnya Peningkatan Kualitas Udara Ambien, sebagai berikut :
III.2.2.1. Pemantauan Kualitas Udara Ambien Kegiatan pemantauan kualitas udara merupakan bagian dari program
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang dibiayai dengan
anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasi anggaran sebesar
Rp. 97.800.000,- atau sebesar 97,80 %, realisasi fisik 100 %, sedangkan capaian
indikatornya pada tabel sebagai berikut :
51
Tabel : III.2.2.1
Target dan Realisasi Pemantauan Kualitas Udara Ambien Tahun 2013
Indikator Kinerja 2013
Target Realisasi Capaian a.Data dan informasi kualitas udara di DIY
300 sampel
300 sampel
100 %
b.Data dan informasi kualitas udara dalam ruangan
10 sampel
10 sampel
100 %
Data pemantauan kualitas udara tersebut didasarkan pada hasil pemantauan
yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup DIY bekerjasama dengan
Laboratorium Penguji Balai Labkes Dinas Kesehatan Provinsi DIY, Balai Hiperkes
dan Keselamatan Kerja Dinas Nakertrans Provinsi DIY, dengan obyek pemantauan
sebanyak 55 lokasi yang terbagi 2 grid (lokasi roadside dan lokasi grid Hasil
pemantauan kualitas udara ambien secara umum masih memenuhi baku mutu.
III.2.2.2. Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor Kegiatan Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor (Program Peningkatan
Pengendalian Polusi) yang dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar
Rp. 72.625.000,-, realisasi anggaran sebesar Rp. 72.500.000,- atau sebesar
99.83%, realisasi fisik 100 %, sedangkan capaian indikator pengujian emisi
kendaraan bermotor pada tabel sebagai berikut :
Tabel III.2.2.2
Target dan Realisasi Kegiatan Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor Tahun 2013
Indikator Kinerja 2013
Target Realisasi Capaian Data hasil uji petik emisi kendaraan bermotor
2.000
sampel
2.440
sampel
122%
Pada tahun 2013, hasil uji petik Baku Mutu Emisi Gas Buang Sumber
Bergerak Kendaraan Bermotor sebanyak 2440 kendaraan bermotor. Pelaksanaan
uji petik tersebut menggunakan parameter Parameter CO dan HC (untuk bahan
bakar bensin) dan Opasitas (bahan bakar solar). Dari hasil uji petik sebanyak 2.089
kendaraan bermotor, terdapat 1883 kendaraan yang emisi gas buangnya
52
dinyatakan lulus uji emisi memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan Pergub No. 39
Tahun 2010 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Sumber Bergerak Kendaraan
Bermotor.
Uji Petik Emisi Kendaraan Bermotor Roda Dua Th 2013 di Halm Pasar Tlogorejo, Kabupaten Sleman
Uji Petik Emisi Kendaraan Bermotor Roda Empat Th 2013 di Halaman Pasar Tlogorejo, Kabupaten Sleman
III.2.2.3. Pengujian Emisi/Polusi Akibat Aktivitas Produksi Kegiatan Pengujian Emisi/Polusi Akibat Aktivitas Produksi merupakan bagian dari
program Peningkatan Pengendalian Polusi yang dibiayai dengan anggaran APBD
tahun 2013 sebesar Rp. 59.950.000,- realisasinya anggaran sebesar Rp.
57.505.000,- atau sebesar 95,92 %, realisasi fisik 100 % , sedangkan capaian
indikatornya pada tabel sebagai berikut :
Tabel : III.2.2.3.
Target dan Realisasi Kegiatan Pengujian Emisi/Polusi Akibat Aktivitas Produksi
Tahun 2013
Indikator Kinerja 2013
Target Realisasi Capaian Data emisi akibat aktivitas industri
46 sampel
46 sampel
100 %
Data emisi akibat aktivitas industri tersebut didasarkan pada hasil uji petik
yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup DIY bekerja sama dengan
Laboratorium Penguji Balai Hiperkes dan KK Dinas Nakertrans Provinsi DIY
dengan obyek uji petik 46 Cerobong Emisi dari 36 usaha/kegiatan yang ada di
wilayah Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, dan Kulonprogo. Dari hasil uji petik
tersebut disimpulkan bahwa parameter di semua titik pantau masih memenuhi baku
53
mutu yang dipersyaratkan sesuai dengan Keputusan Gubernur DIY Nomor 169
Tahun 2003 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
III.2.3. Sasaran Menurunnya Luasan Lahan Yang Rusak
Tolok ukur untuk mengetahui capaian sasaran menurunnya luasan lahan
yang rusak terdiri dari 2 (dua) indikator yaitu Luas lahan yang terkonservasi dan
Penurunan Fluktuasi Muka Air Tanah, Adapun target dan realisasinya seperti pada
tabel sebagai berikut :
Tabel III.2.2.
Target dan realisasi menurunnya luasan lahan yang rusak
No Indikator Capaian
2012
2013 Target Akhir
Renstra (2017)
Capaian s/d 2013 terhadap 2017 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1. Luas lahan yang terkonservasi
15 Ha
9 Ha
17 Ha
189% 45 Ha 37,77%
2. Penurunan Fluktuasi Muka Air Tanah
1,88 M
<2,53 M
1,82 M
100% <2,20 M 100%
Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013
Capaian kinerja sasaran menurunnya luasan lahan yang rusak tahun 2013
menunjukkan hasil yang sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan angka capaian
Prosentase Luas lahan yang terkonservasi melebihi target yang ditetapkan, yakni
dari target 9 ha realisasi capaian sebesar 17 Ha, sehingga prosentase capaian
sebesar 189%. Keberhasilan konservasi lahan yang rusak tersebut dapat dicapai
melalui Program/kegiatan Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan Tahun
Anggaran 2013 berupa :
1. Reklamasi lahan bekas galian/penambangan golongan C dengan dana APBD di
Desa Merdikorejo, Kecamatan Tempel, Kabupaten seluas 8 (delapan) hektar,
dengan mitra kerja Kelompok Tani Desa Merdikorejo, Kecamatan Tempel
Kabupaten Sleman.
2. Penanaman daerah rawan longsor dengan dana APBD di Dusun Nglinggo
Barat, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo seluas 9 (sembilan)
hektar, dengan mitra kerja Kelompok Tani Desa Candirejo, Kecamatan Semanu
Kabupaten Gunungkidul.
54
Untuk mengetahui angka penurunan fluktuasi muka air tanah, adalah
menggunakan parameter yang didasarkan pada perbedaan kedalaman dari hasil
pengukuran muka air tanah (sumur) dari permukaan tanah pada saat musim
kemarau dibandingkan dengan pada saat musim penghujan. Semakin kecil selisih
kedalaman air tanah pada saat musim kemarau dan musim penghujan berarti
ketersediaan air tanah secara kuantitatif semakin stabil (membaik), Ini berarti terjadi
peningkatan kuantitas air tanah yang cukup signifikan.
Data perhitungan pada tabel mendasarkan hasil Monitoring yang dilakukan
2 kali dalam satu tahun, yang pertama dilakukan saat akhir musim penghujan atau
awal musim kemarau (Maret–April 2013), dan yang kedua dilakukan saat awal
musim penghujan atau akhir musim kemarau (Oktober 2013). Monitoring dilakukan
untuk mengetahui besar tingkat penurunan/kenaikan permukaan air tanah di
beberapa titik sumur air dangkal yang telah ditentukan. Ada 90 titik sumur (dengan
SPAH dan tanpa SPAH) yang dipantau dan terbagai dalam beberapa lokasi yang
berbeda. Keberhasilan penurunan fluktuasi muka air tanah ini di dukung adanya
kegiatan konservasi air (di daerah tangkapan air), pembuatan Sumur Peresapan Air
Hujan (SPAH), gerakan pembuatan lubang biopori serta penghijauan. Disamping itu
penurunan fluktuasi muka air tanah secara alami pada tahun 2013 didukung oleh
intensitas curah hujan yang cukup.
Adapun Program/Kegiatan BLH DIY TA 2013 yang mendukung tercapainya
sasaran menurunnya luasan lahan yang rusak, sebagai berikut : 1). Program/kegiatan Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan
Sumber-Sumber Air, dengan capaian sebesar 93,40%, realisasi fisik 100 %.
2). Program/kegiatan Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan dengan capaian
sebesar 96.57%, realisasi fisik 100 %.
3). Program/kegiatan Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA, dengan
capaian sebesar 95,76%, realisasi fisik 100 %.
4). Program/kegiatan Peningkatan Peranserta Masyarakat dalam Perlindungan dan
Konservasi SDA, dengan capaian sebesar 97,27%, realisasi fisik 100 %.
5) Program/kegiatan Peningkatan Derah Tangkapan Air dan Sumber-Sumber Air,
dengan capaian sebesar 97,49%, realisasi fisik 100 %.
4). Pengelolaan Keanekaragaman Hayati, dengan capaian sebesar 98,37%,
realisasi fisik 100 %.
5). Pengendalian Kerusakan Pesisir, Pantai, dan Laut, dengan capaian sebesar
94.39%, realisasi fisik 100 %.
55
III.2.4. Sasaran terwujudnya peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tolok ukur untuk mencapai sasaran terwujudnya peningkatan pengelolaan
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah angka indikator kinerja yang ditetapkan dalam
Dokumen Penetapan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013. Adapun
target dan sasaran terwujudnya Peningkatan Pengelolaan RTH, sebagai berikut:
Tabel III.2.4.
Target dan realisasi peningkatan pengelolaan RTH
No Indikator Capaian
2012
2013 Target Akhir
Renstra (2017)
Capaian s/d 2013 terhadap 2017 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1. Prosentase pemenuhan penyediaan Ruang Terbuka Hijau di kawasan perkotaan
7%
11,67%
10%
85,65% 58,33% 17,14%
1. Jumlah Kampung Hijau
8
10
12
120% 30 40%
Sumber Data : Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013
Capaian kinerja sasaran terwujudnya peningkatan Pengelolaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Tahun 2013 menunjukkan hasil kurang maksimal. Hal ini
ditunjukkan dengan angka capaian Prosentase pemenuhan penyediaan Ruang
Terbuka Hijau di kawasan perkotaan baru tercapai 10 % dari target 11,67%,
sedangkan untuk realisasi jumlah kampung hijau melebihi target (120%). Tidak
tercapainya target pemenuhan penyediaan Ruang Terbuka Hijau disebabkan oleh
berbagai kendala. Pada tahun 2013 telah dilaksanakan penambahan ruang terbuka
hijau melalui penanaman bibit tanaman pada median jalan diperkotaan Kota Wates
Kulonprogo, dan Bantul dengan tanaman perindang sepanjang 720 meter,
pembuatan demplot kampung hijau di 30 lokasi yang tersebar di Kabupaten Bantul,
Kotamadya, Kabupaten Sleman, pembuatan ruang terbuka hijau (RTH) Sungai
Winongo di Kelurahan Kricak, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, pengadaan
bibit tanaman buah sebanyak 1.500 batang terdiri dari bibit buah mangga, sirsat
dan nangka yang dibagikan kepada kelompok kjampung hijau masing-masing lokasi
50 batang.
56
Program/Kegiatan BLH DIY TA 2013 yang mendukung tercapainya target
sasaran terwujudnya peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH),
sebagai berikut :
1) Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dibiayai dengan anggaran APBD
tahun 2013 sebesar Rp. 161.841.000,-, realisasinya anggaran sebesar Rp.
145.839.000,- atau sebesar 90,11%, realisasi fisik 100 %.
2) Pembuatan demplot kampong hijau dibiayai dengan anggaran APBD tahun
2013 sebesar Rp. 1.574.015.400,- realisasinya anggaran sebesar Rp.
1.211.85.200,- atau sebesar 76,99%, realisasi fisik 100 %.
3) Detail Ennginering Design (DED) Ruang Terbuka Hijau (RTH) dibiayai
dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp. 375.000.000,-, realisasinya
anggaran sebesar Rp.316.095.000,- atau 84,29%, realisasi fisik 100%.
4) Pembuatan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dibiayai dengan anggaran APBD
tahun 2013 sebesar Rp. 100.000.000,-, realisasinya anggaran sebesar Rp.
97.606.000,- atau sebesar 97,61%, realisasi fisik 100 %.
Peraih Penghargaan Kampung Hijau di DIY Tahun 2013
Pada Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional Tahun 2013 Di Halaman Kantor Kecamatan Turi Sleman
III.2.5. Sasaran Peningkatan Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Tolok ukur untuk mencapai sasaran terwujudnya peningkatan pengelolaan
sampah, limbah dan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) adalah angka indikator
kinerja yang ditetapkan dalam Dokumen Penetapan Kinerja Badan Lingkungan
Hidup DIY Tahun 2013. Adapun target dan realisasi sasaran terwujudnya
peningkatan pengelolaan sampah, limbah B3, sebagai berikut:
57
Tabel III.2.5.1 Target dan realisasi Peningkatan Pengelolaan Sampah,dan Limbah B3
No Indikator Capaian
2012
2013 Target Akhir
Renstra (2017)
Capaian s/d 2013 terhadap 2017 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1. Prosentase Penghasil Limbah B3 yang melakukan Pengolahan Limbah B3
persen
2
2
100% 6 33%
2. Jumlah Kelompok Masyarakat Pengelola Sampah Mandiri
15 kelompok
20 kelompok
22 kelompok
110% 60 36,67%
Perhitungan untuk mengetahui tingkat capaian indikator Prosentase Penghasil
Limbah B3 yang melakukan Pengolahan Limbah B3 didasarkan jumlah
usaha/kegiatan yang telah melakukan pengelolaan limbah B3 dibagi dengan jumlah
usaha/kegiatan yang telah dibina dikalikan seratus. Sedangkan untuk Jumlah
Kelompok Masyarakat Pengelola Sampah Mandiri dihitung berdasarkan hasil
peningkatan kinerja komunitas Jaringan Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) Merti
Bumi Lestari DIY yang diadakan setiap 3 (tiga) bulan sekali.
Pada tahun 2013, capaian indikator kinerja terbentuknya Kelompok
Masyarakat Pengelola Sampah Mandiri dari target 20 pokmas pengelola sampah
mandiri terealisasi 22 kelompok atau sesuai target. Data tersebut diperoleh dari
hasil capaian kegiatan Pengembangan Jejaring Pengelola Sampah Mandiri
dilaksanakan dengan cara mempertemukan forum/kelompok peduli lingkungan/
pengelola sampah mandiri yang ada di DIY.
Sedangkan untuk capaian indikator Penghasil Limbah B3 yang melakukan
Pengolahan Limbah B3, pada tahun 2013 ditargetkan 2 persen realisasinya sebesar
2 persen, sehingga capaiannya sesuai target yang ditetapkan. Data tersebut
diperoleh dari hasil kegiatan Pengendalian Ijin Pengelolaan B3 dan Limbah B3,
yaitu dari jumlah usaha/kegiatan yang telah didata, terdapat 19 usaha/kegiatan
yang sudah melaksanakan pengelolaan B3 dan Limbah B3.
Adapun Program/Kegiatan BLH DIY TA 2013 yang mendukung tercapainya
target indikator Sasaran Terwujudnya Peningkatan Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3), sebagai berikut :
58
1). Program/kegiatan Peningkatan Peranserta Masyarakat dalam Pengelolaan
Persampahan, dengan capaian sebesar 99,09%, realisasi fisik 100 %.
2). Pengembangan Teknologi Persampahan, dengan capaian sebesar 98,49%,
realisasi fisik 100 %.
2). Program/kegiatan Pengendalian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan
Limbah B3, dengan capaian sebesar 98.01%, realisasi fisik 100 %.
III.2.6. Sasaran Peningkatan jumlah kelompok masyarakat peduli lingkungan
Tolok ukur untuk mencapai sasaran terwujudnya peningkatan jumlah
kelompok masyarakat peduli lingkungan adalah angka indikator kinerja yang
ditetapkan dalam Dokumen Penetapan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun
2013. Adapun target dan realisasi sasaran terwujudnya peningkatan jumlah
kelompok masyarakat peduli lingkungan, seperti pada tabel sebagai berikut:
Tabel III.2.6. Target dan Realisasi Peningkatan
Jumlah Kelompok Masyarakat Peduli Lingkungan
No Indikator Capaian
2012
2013 Target Akhir
Renstra (2017)
Capaian s/d 2013 terhadap 2017 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1. Jumlah Sekolah Berwawasan Lingkungan.
12 sekolah
15 sekolah
15 sekolah
100% 35% 42,66%
2. Jumlah Kelompok Peduli Lingkungan Hidup
20 kelompok
30 kelompok
30 kelompok
100% 55% 54,54%
Angka capaian indikator Jumlah Sekolah yang Berwawasan Lingkungan,
didasarkan pada hasil seleksi sekolah-sekolah yang di jadikan nominator sebagai
sekolah Adiwiyata baik di Tingkat Provinsi maupun Nasional. Pada tahun 2013
realisasi Jumlah sekolah yang berwawasan lingkungan menunjukkan hasil yang
sangat baik, yakni dari target 15 sekolah realisasinya 15 sekolah (100 %) sesuai
target yang ditetapkan.
Perhitungan jumlah sekolah yang berwawasan lingkungan, didasarkan pada
hasil seleksi sekolah-sekolah yang di jadikan nominator sebagai sekolah adiwiyata
59
mandiri yang maju ke tingkat nasional, dan sekolah adiwiyata tingkat DIY. Pada
tahun 2013 telah dilaksanakan Evaluasi Sekolah Adiwiyata Mandiri yang maju ke
tingkat nasional yang berlokasi di SD Kanisius Kadirojo, Kalasan, Kabupaten
Sleman dan di SD Tarakanita Bumijo, Kota Yogyakarta, sedangkan untuk
pemenang evaluasi Sekolah Adiwiyata DIY yang akan diajukan sebagai Sekolah
Adiwiyata Mandiri, seperti pada tabel sebagai berikut :
Tabel III.2.6.1 Peringkat Dan Penghargaan Pemenang Sekolah Adiwiyata
Tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013
No Kategori Nama Sekolah Peringkat Penghargaan
Uang (Rp) 1 2 3 4 5
1.
SD/MI
1. SD Kanisius Sorowajan Banguntapan, Bantul I 4.500.000,-
2. SD Muhammadiyah Wirobrajan, Wirobrajan, Kota Yogyakarta II 3.500.000,-
3. SDN Gombang II,Ponjong,Gunungkidul III 2.500.000,-
2. SMP/MTs
1. SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Kota Yogyakarta I 4.500.000,-
2. SMPN 1 Girisubo, Gunungkidul II 3.500.000,-
3. SMPN I Pandak,Bantul III 2.500.000,-
3. SMA/SMK/MA
1. SMA N 2 Banguntapan Glondong, Wirokerten, Banguntapan, Bantul
I 4.500.000,-
2. SMA Muhammadiyah I Yogyakarta Jl. Gotongroyong II, Petinggen, Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta
II 3.500.000,-
3. SMA N 1 Temon Kebonrejo, Kebonrejo, Temon, KulonProgo
III 2.500.000,-
Program/Kegiatan BLH DIY TA 2013 yang mendukung sasaran terwujudnya
peningkatan jumlah kelompok masyarakat peduli lingkungan, sebagai berikut :
1) Program/kegiatan Pemantapan Program Adiwiyata, dibiayai dengan anggaran
APBD tahun 2013 sebesar Rp. 90,838.000,-, realisasinya anggaran sebesar Rp.
87.538.000,- atau sebesar 96,37%, realisasi fisik 100 %.
60
2) Kegiatan Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura, dibiayai dengan anggaran
APBD tahun 2013 sebesar Rp.80.000.000,-dengan realisasi keuangan sebesar
Rp. 78.949.000,- atau sebesar 98.69% realisasi fisik 100%.
3) Program/kegiatan Pondok Pesantren Berwawasan Lingkungan, dibiayai dengan
anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp.65.880.500,-dengan realisasi keuangan
sebesar Rp. 65.880.500,- dengan capaian sebesar 100%,
4) Pembentukan Kader Lingkungan, dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013
sebesar Rp. 550.000.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp.
526.370.000,- atau 95,70 %
Pada tabel diatas angka capaian jumlah Kelompok Peduli Lingkungan Hidup
menunjukkan hasil yang sangat baik, dari target 30 kelompok realisasinya 30
kelompok dengan prosentase 100% sesuai target yang ditetapkan. Perhitungan
angka capaian Jumlah Kelompok Peduli Lingkungan Hidup didasarkan pada hasil
kegiatan BLH DIY Tahun 2013 seperti seleksi lomba Kalpataru dalam empat
kategori, jumlah kelompok masyarakat yang tergabung dalam Jejaring Pengelolaan
Sampah Mandiri (JPSM) dan masih aktif dalam melakukan pengelolaan
persampahan, serta kelompok masyarakat yang terpilih menjadi percontohan
pelaksanaan pengelolaan lingkungan melalui kegiatan Ekspose Pengelolaan
Lingkungan Hidup, dan seleksi Kehati Award tahun 2013.
Kegiatan Seleksi Kalpataru yang dilaksanakan pada tahun 2013 diikuti 18
peserta dari Kabupaten/Kota se DIY, dengan kategori penilaian terdiri dari Perintis
Lingkungan, Penyelamat Lingkungan, Pembina Lingkungan, dan Pengabdi
Lingkungan.
. Peraih Penghargaan Kalpataru DIY Tahun 2013
Bersama Kepala BLH DIY
Untuk Juara I dari masing-masing kategori akan mewakili Daerah Istimewa
Yogyakarta untuk mengikuti Seleksi ke Tingkat Nasional sebagai Calon Pemenang
Kalpataru Tingkat Nasional. Berdasarkan hasil penilaian tim evaluasi yang
61
dinyatakan sebagai pemenang seleksi Kalpataru tingkat Provinsi tahun 2013, seperti
pada tabel sebagai berikut :
Tabel III.2.6.2.
Pemenang Seleksi Kalpataru Tingkat Provinsi Tahun 2013.
No. Kategori Juara Nama/Alamat
1. PERINTIS LINGKUNGAN
I
Riyadi RT. 02 RW. 01 Dusun Ngepung, Desa Kemadang, KecamatanTanjungsari, Kab. Gunungkidul
II
Winarta RT. 02 RW. 25 Dusun Karanggawang, Desa Girikerto, KecamatanTuri, Kabupaten Sleman
III Joko Pekik Dusun Sembungan, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul
2. PENYELAMAT LINGKUNGAN
I
KelompokTani ONTOREJO Dusun Soropati, Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo
II
KelompokTani Penghijauan NGUDI SUBUR Dusun Natah Wetan, Desa Natah, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul
III Kelompok CATUR MAKARYO RT. 03 Dusun Mojolegi, Desa Karangtengah, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul
3. PEMBINA LINGKUNGAN
I
Dra. Endang Sri Sumiyartini RT. 02 RW. 02 DusunTrowono, DesaKarangasem, KecamatanPaliyan, KabupatenGunungkidul
II
Sukijan DusunNgentak, DesaPoncosari, KecamatanSrandakan, KabupatenBantul
III H. HabibHabudin, AMd RT.04 RW.13 DesaSindumartani, KecamatanNgemplak, KabupatenSleman
4. PENGABDI LINGKUNGAN
I
Sugiyana Jl. Matahari RT. 02 RW. 01 DusunCupuwatu II, DesaPurwomartani, KecamatanKalasan, KabupatenSleman
II
SinggihPranowo RT. 02 DusunKadisoro, DesaGilangharjo, KecamatanPandak, KabupatenBantul
III Muslikah, AMKL DesaTridadi, KecamatanSleman, KabupatenSleman
62
Pada tahun 2013 ini, Daerah Istimewa Yogyakarta juga mendapat anugerah
Satyalencana Pembangunan di Bidang Lingkungan Hidup, yaitu Bapak Prof. Dr. Ir.
Sunjoto, DEA., Dip. HE. Bidang yang beliau tekuni adalah konservasi sumberdaya air.
Seleksi kehati award pada tahun 2013 BLH DIY dilaksanakan pada bulan Juni
2013. “Kehati Award” merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Yayasan
KEHATI kepada perseorangan (individu) maupun kelompok/organisasi yang telah
melakukan upaya dan karya luar biasa untuk mendukung pelestarian
keanekaragaman hayati Indonesia. Kategori pilihan dalam Seleksi KEHATI Award,
ada 5 (lima) kategori yaitu : Prakarsa lestari KEHATI, Pendorong lestari KEHATI,
Peduli Lestari KEHATI, Cipta Lestari KEHATI, dan Citra Lestari KEHATI. Adapun
Hasil seleksi Kehati AWARD pada tahun 2013 BLH DIY, pemenangnya sebagaimana
pada tabel berikut ini :
Tabel III.2.6.3. Pemenang Seleksi KEHATI Award Tingkat DIY Tahun 2013.
No. Nama Kategori Alamat
1. Sudarli, S.Sos. Prakarsa Lestari
KEHATI
Pringsanggar, Purwodadi, Tepus,
Kab. Gunungkidul
2. Beja Wiryanto Pendorong
Lestari KEHATI
Kaliurang Selatan, Hargobinangun,
Pakem, Kab. Sleman
3. Nasirun, S.Sn. Citra Lestari
KEHATI
Perumahan bayeman Permai, Jl.
Wates Km. 3, Kab. Bantul
4. TO. Suprapto Prakarsa Lestari
KEHATI
Mandungan I, margoluwih, Seyegan,
Kab. Sleman
Keempat pemenang tersebut akan diajukan menjadi peserta seleksi KEHATI Award
di tingkat nasional melalui Yayasan KEHATI di Jakarta pada tahun berikutnya.
Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) didirikan pada tanggal 6 April
2009 melalui koordinasi perwakilan Kelompok Pengelola Sampah Mandiri (PSM)
dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul dan Kulonprogo,
dan difasilitasi dari Badan Lingkungan Hidup DIY. JPSM DIY dibangun dengan
memegang tiga prinsip yaitu kesetaraan (equity), keterbukaan (transparency) dan
saling menguntungkan (mutual benefit), dengan tujuan sebagai wadah
mengembangkan system pengelolaan sampah mandiri di DIY dan meningkatkan
63
kerjasama, kemitraan dengan para pemangku kepentingan (stakeholder) dalam
membangun landasan kemandirian dan keberlanjutan Pengelola Sampah Mandiri di
DIY.
III.2.7. Sasaran Terwujudnya Peningkatan Penaatan dan Penegakan Hukum
Lingkungan Tolok ukur untuk mencapai sasaran terwujudnya peningkatan penaatan dan
penegakan hukum lingkungan adalah angka indikator kinerja yang ditetapkan
didalam Dokumen Penetapan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013.
Adapun target dan sasaran terwujudnya peningkatan penaatan dan penegakan
hukum lingkungan, seperti pada tabel sebagai berikut :
Tabel III.2.7. Target dan realisasi Peningkatan Penaatan dan Penegakan Hukum Lingkungan
No Indikator Capaian
2012
2013 Target Akhir
Renstra (2017)
Capaian s/d 2013 terhadap 2017 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
1. Persentase Unit Usaha yang mentaati Hukum Lingkungan
22 %
8 %
6,6 %
82,5% 15% 84,00%
2. Jumlah Unit Usaha yang melaksanakan kewajiban yang tertuang dalam Dokumen AMDAL
89 unit usaha
90 unit usaha
90 unit usaha
100% 130 unit usaha 69,23%
Data prosentase Unit Usaha yang mentaati Hukum Lingkungan realisasinya
menunjukkan hasil dengan kriteria tinggi, yakni dari target 8 % realisasinya sebesar
6,6%, Angka capaian indikator kinerja tersebut dihitung dari jumlah 60
usaha/kegiatan, yang dinyatakan mentaati hukum lingkungan sebanyak 4
usaha/kegiatan (6,6%). Pada tahun 2013 dilakukan pengawasan penaatan
lingkungan bagi 60 usaha/kegiatan yang meliputi 3 jenis usaha/kegiatan : Industri
manufactur (industri kulit, pangan, tambang, agro industri), jasa layanan kesehatan
64
(rumah sakit, klinik, puskesmas rawat inap), dan jasa pariwisata (hotel dan tempat
rekreasi). Dari 60 usaha/kegiatan yang diawasi tersebut terdapat 4 unit usaha yang
masuk dalam kategori taat, sedangkan perusahaan lainnya masih dalam kategori
kurang taat dan tidak taat. Untuk mendorong peningkatan ketaatan terus dlakukan
upaya pembinaan melalui ekspose hasil pengawasan, peneguran kepada
penanggungjawab kegiatan usaha, dan mengupayakan perusahaan untuk
membuat surat kesanggupan kesediaan untuk menaati dokumen lingkungan yang
telah dibuat.
Persentase Unit Usaha yang melaksanakan kewajiban yang tertuang dalam
Dokumen AMDAL didasarkan pada perhitungan jumlah usaha/kegiatan yang dibina
dengan jumlah unit usaha/kegiatan yang sudah melaksanakan kewajiban yang
tertuang dalam Dokumen AMDAL. Angka capaian indikator kinerja Dokumen
AMDAL tahun 2013, realisasinya sesuai target, yakni dari target 90 unit usaha
realisasinya sebesar 90 unit usaha (100%).
Program/kegiatan BLH DIY TA 2013 yang mendukung tercapainya target
indikator Sasaran Terwujudnya Peningkatan Penaatan dan Penegakan Hukum
Lingkungan adalah sebagai berikut :
III.2.7.1. Penegakan Hukum Lingkungan Program/Kegiatan Penegakan Hukum Lingkungan, merupakan bagian dari
program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan yang dibiayai
dengan anggaran APBD tahun 2013 sebesar Rp. 70.000.000,- realisasinya sebesar
Rp. 28.840.000,- atau sebesar 41,20%, sedangkan capaian indikatornya seperti
pada tabel sebagai berikut :
Tabel : III.2.7.1.
Target dan Realisasi Kegiatan Penegakan Hukum Lingkungan Tahun 2013
Indikator Kinerja 2013
Target Realisasi Capaian
a. Terlaksananya Penegakan hukum lingkungan melalui Pengadilan dan di luar Pengadilan
5 kasus
3 kasus
60 %
b. Terlaksananya Bimbingan Teknis Penegakan Hukum
35 orang 35 orang 100 %
Pada tahun 2013, capaian angka penanganan kasus lingkungan hidup
menunjukkan hasil tidak sesuai yang ditargetkan, angka realisasi penegakan
65
hukum lingkungan melalui jalur Pengadilan dan di luar Pengadilan sebesar 60 %,
dikarenakan pada tahun 2013 hanya ada 3 kasus yang muncul, yaitu :
1) Pencemaran air oleh usaha batik di Desa Mendiro, Gulurejo, Lendah,
Kulonprogo.
2) Pencemaran lingkungan /kebauan oleh PT. Samitex Bantul
3) Pencemaran Udara ( Debu ) oleh kegiatan penggilingan batu oleh PT
Perwitakarya, Jl. Wonosari, Bantul.
Semua kasus tersebut telah diselesaikan melalui jalur di luar pengadilan dengan
musyawarah mufakat melalui Tim Penegakan hukum lingkungan di BLH DIY.
Berdasarkan angka capaian penegakan hukum lingkungan (60%) apabila
dibandingkan dengan capaian tahun 2012 mengalami penurunan, dikarenakan
jumlah kasus lingkungan hidup yang muncul lebih sedikit dan merupakan kasus
lingkungan hidup yang relatif sederhana dan tidak memerlukan biaya
pengambilan analisis sample, sehingga tidak banyak memerlukan anggaran untuk
penyelesaiannya, dan biaya yang di anggarkan dari APBD DIY yang tidak
termanfaatkan dikembalikan sebagai silva
III.2.7.2. Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup
Program/Kegiatan Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang
Lingkungan Hidup, merupakan bagian dari program Pengendalian Pencemaran
dan Kerusakan Lingkungan yang dibiayai dengan anggaran APBD tahun 2013
sebesar Rp. 77.495.000,-, realisasinya sebesar Rp. 69.029.000,- atau sebesar
89,08 %, sedangkan capaian indikatornya sesuai target, pada tabel sebagai
berikut :
Tabel : III.2.7.2.
Target dan Realisasi Kegiatan
Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup Tahun 2013
Indikator Kinerja Tahun 2013
Target Realisasi Capaian
a. Pengawasan terhadap usaha dan atau kegiatan
100 usaha/keg
103 usaha /keg 100 %
b. Pengawasan terhdap usaha/kegiatan sumber BPO
20 distributor/
bengkel
20 distributor/
bengkel 100%
c. Ekspose hasil Pengawasan 80 orang 80 orang 100 %
66
Pada tahun 2013, capaian angka Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang
Lingkungan Hidup menunjukkan kinerja yang sangat baik, sesuai target yang
telah ditetapkan. Tercapainya target tersebut didasarkan data hasil pengawasan
terhadap 100 usaha/kegiatan dan pengawasan terhadap sumber BPO Distributor
dan Bengkel sebanyak 20 lokasi. Dari 103 usaha dan atau kegiatan yang diawasi
sebagian besar sudah melakukan pengelolaan lingkungan walaupun kualitas hasil
pengelolaan sebagian besar belum memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan.
Dari 20 Bengkel AC mobil dan /atau Distributor bahan Reregerant sebagian besar
sudah menggunakan bahan regregerant yang sesuai anjuran pemerintah yaitu
refregerant tipe R 134a yang ramah lingkungan. Sebagian besar usaha dan/ atau
kegiatan sudah melaporkan hasil pengelolaan dan pemantauan sesuai yang
tertuang dalam dokumen RKL-RPL atau UKL-UPL maupun pelaporan swapantau
limbah cair tiap 3 (tiga) bulan sekali. Apabila dibandingkan dengan capaian tahun
2012, prosentase ketaatan pelaporan mengalami kenaikan.
III.2.8. Sasaran meningkatnya pembinaan bagi usaha/kegiatan yang potensial
menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan Tolok ukur untuk mencapai sasaran meningkatnya pembinaan bagi
usaha/kegiatan yang potensial menimbulkan pencemaran dan kerusakan
lingkungan adalah angka indikator kinerja yang ditetapkan didalam Dokumen
Penetapan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013. Adapun target dan
realisasi sasaran meningkatnya pembinaan bagi usaha/kegiatan yang potensial
menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan, seperti pada tabel sebagai
berikut :
Tabel III.2.8. Target dan realisasi Meningkatnya Pembinaan Bagi Usaha/Kegiatan
Yang Potensial Menimbulkan Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan
No Indikator Capaian
2012
2013 Target Akhir
Renstra (2017)
Capaian s/d 2013 terhadap 2017 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
67
1. Sumber
Pencemar
Lingkungan
yang dibina
413 unit usaha
360 unit usaha
360 unit usaha
100% 400 90%
Target yang ditetapkan dalam menangani sumber pencemar lingkungan di
DIY tahun 2013 sebanyak 360 unit usaha, sedangkan realisasi jumlah sumber
pencemar lingkungan yang dibina sebanyak 360 unit usaha, prosentase capaian
sebesar 100%. Jumlah capaian sumber pencemar lingkungan yang tertangani dari
tahun 2013 menunjukkan hasil yang sangat baik, sesuai yang ditargetkan. Apabila
dibandingkan yang tertangani pada tahun 2012 mengalami penurunan, dikarenakan
jumlah sumber pencemar lingkungan yang dibina lebih sedikit dibandingkan tahun
sebelmnya. Sumber pencemar yang dibina tersebut didasarkan pada jumlah
usaha/kegiatan yang potensial mencemari lingkungan yang tersebar di
kabupaten/kota se-Daerah Istimewa Yogyakarta, umumnya merupakan kegiatan
usaha seperti hotel, rumah sakit, industri dan UMKM yang potensial menimbulkan
pencemaran baik air sungai akibat buangan limbah cairnya maupun pencemaran
udara akibat emisi dari cerobong asapnya.
III.2.9. Sasaran Terwujudnya Peningkatan Sistem dan Aksesibilitas Informasi Lingkungan Tolak ukur untuk mencapai Sasaran Terwujudnya Peningkatan Sistem dan
Aksesibilitas Informasi Lingkungan adalah angka indikator tersedianya data
lingkungan hidup dalam basis data digital yang ditetapkan dalam Dokumen
Penetapan Kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY Tahun 2013. Adapun target dan
sasaran terwujudnya peningkatan system dan aksesibilitas informasi lingkungan,
seperti pada tabel sebagai berikut :
Tabel III.2.8. Target dan realisasi
Terwujudnya Peningkatan Sistem dan Aksesibilitas Informasi Lingkungan
No
Indikator
Capaian
2012
2013 Target Akhir
Renstra (2017)
Capaian s/d 2013 terhadap 2017 (%)
Target Realisasi %
Realisasi
68
1. Tersedianya
data
lingkungan
hidup dalam
basis data
digital
6 jenis data
1 database (8 jenis data)
1 database (8 jenis data)
100% 11 jenis
data 72,72%
Jumlah data lingkungan hidup didasarkan pada tersedianya data kualitas
lingkungan yang terdiri data kualitas udara, data kualitas air sungai, data kualitas air
laut, data kualitas air sumur, data kualitas tanah dan data kualitas limbah padat, (6
jenis data). Pada tahun 2013 angka capaian jumlah data lingkungan hidup
menunjukkan hasil yang baik, yaitu dari target 8 jenis data realisasinya 8 jenis data,
seingga ketersediaan data kualitas lingkungan hidup capaiannya sesuai target.
Data kualitas lingkungan hidup ini dilaksanakan melalui program peningkatan
kualitas dan akses informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Program/Kegiatan BLH DIY TA 2012 yang mendukung tercapainya target
Sasaran Terwujudnya Peningkatan Sistem dan Aksesibilitas Informasi Lingkungan,
sebagai berikut :
1). Program/kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan, dengan
capaian sebesar 97,18%, realisasi fisik 100 %.
2). Program/kegiatan Penguatan Jejaring Informasi Lingkungan Pusat Dan Daerah,
dengan capaian sebesar 98,64%, realisasi fisik 100 %.
3). Program/kegiatan Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah,
dengan capaian sebesar 96,48%, realisasi fisik 100 %.
4). Program/kegiatan Penyusunan SPM Bidang Lingkungan Hidup, dengan capaian
sebesar 96,18%, realisasi fisik 100 %.
5) Program/kegiatan Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang
Lingkungan, dengan capaian sebesar 99,60%, realisasi fisik 100 %.
6) Program/kegiatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), dengan capaian
sebesar 81,17%, realisasi fisik 100 %.
69
III.3. AKUNTABILITAS ANGGARAN .
Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2013 sebesar Rp.
11.288.880.028,- (89,60%) dari total anggaran yang dialokasikan. Anggaran untuk
program/kegiatan utama sebesar Rp. 10.381.054.270,- realisasi sebesar Rp.
9.280.180.545,- (89,40%), sedangkan anggaran realisasi untuk program/kegiatan
pendukung sebesar Rp. 2.218.641.410,- realisasinya sebesar Rp. 2,008,699,483
atau (90,54%). Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan
anggaran terbesar pada program/kegiatan di sasaran Peningkatan pengelolaan
sampah, dan limbah B3 (98,86%). Sedangkan penyerapan terkecil pada
program/kegiatan di sasaran terwujudnya peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) sebesar 80,12 persen.
Jika dikaitkan antara kinerja pencapaian sasaran dengan penyerapan
anggaran, pencapaian sasaran yang relatif baik dan diikuti dengan penyerapan
anggaran kurang dari 100% menunjukkan bahwa dana yang disediakan untuk
pencapaian sasaran pembangunan tahun 2013 telah mencukupi.
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2013 yang dialokasikan untuk
membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran disajikan pada tabel
berikut :
Tabel III.3
Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2013
No Sasaran Anggaran Realisasi
% Realisasi
1 Terwujudnya peningkatan kualitas air sungai
2.007.929.780 1.871.438..410 93,20
2 Terwujudnya peningkatan kualitas udara ambien
468.973.800 412,414,600 87,94
3 Menurunnya Luasan Lahan yang rusak
2.097.515.150 1.973.197.210 94,07
4 Terwujudnya peningkatan pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
2.210.856.400 1.771.395.200 80,12
5 Peningkatan pengelolaan sampah, dan limbah B3
521.168.625 515.222.875 98,86
70
No Sasaran Anggaran Realisasi
% Realisasi
6 Terwujudnya peningkatan jumlah kelompok masyarakat peduli lingkungan
786.718.500 758.737.500 96,44
7 Terwujudnya peningkatan penaatan dan penegakan hukum lingkungan
1.160.489.000 938.788.500 80,90
8 Meningkatnya pembinaan bagi usaha/kegiatan yang potensial menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
392.174.225 378.605.150
96,54
9 Terwujudnya peningkatan pengelolaan dan aksesibilitas informasi lingkungan
735.228.790 660.381.100 89,82
Jumlah Total Per Sasaran 10.381.054.270 9.280.545.89,40 89,40
Belanja Langsung Pendukung 2.218.641.410 2.008.699.483 90,54 Total Belanja Langsung 12.599.695.680 11.288.880.028 89.58
Sedangkan untuk realisasi anggaran belanja langsung tahun 2013 yang
dialokasikan untuk pelaksanaan program dan kegiatan Badan Lingkungan Hidup
DIY yang terdiri dari 11 program dan 76 kegiatan, sebagai berikut :
1. Alokasi Anggaran untuk Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
adalah sebesar Rp. 806.387.200,- realisasinya sebesar Rp. 663.162.933,- atau sebesar 82.24 %, dan realisasi fisik sebesar 100 %. Adapun realisasi tiap-tiap kegiatan sebagai berikut : 1) Jasa Surat Menyurat sebesar Rp. 6.500.000,- dengan realisasi keuangan
sebesar Rp. Rp. 6.500.000,- (100%)
2) Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air Dan Listrik sebesar Rp.
200.000.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 149.352.777,-
(74,68%)
3) Penyediaan Jasa Pemeliharaan Dan Perizinan Kendaraan
Dinas/operasional sebesar Rp 8.000.000,- dengan realisasi keuangan
sebesar Rp 6.199.000 (77,49 %)
71
4) Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan sebesar Rp 28.800.000,- dengan
realisasi keuangan sebesar RP 28.800.000,- (100 %)
5) Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor sebesar Rp 70.000.000,- dengan
realisasi keuangan sebesar Rp 69.945.000,- (99,92 %)
6) Penyediaan Alat Tulis Kantor sebesar Rp 24.914.400,- dengan realisasi
keuangan sebesar Rp 24.914.400,- (100 %)
7) Penyediaan Barang Cetakan Dan Penggandaan sebesar Rp 19.759.800,-
dengan realisasi keuangan Rp 19.759.800,- (100 %)
8) Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/penerangan Bangunan Kantor
sebesar Rp 8.499.200,- dengan realisasi keuangan Rp 8.499.200,- (100 %)
9) Penyediaan Peralatan Rumah Tangga sebesar Rp 6.588.800,- realisasi
keuangan Rp 6.588.800,- (100 %)
10) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang - undangan sebesar
Rp 5.830.000,- realisasi keuangan Rp 5.830.000,- (100 %)
11) Penyediaan makanan dan minuman sebesar Rp 27.495.000,- dengan
realisasi keuangan Rp 27.477.000,- (99,93 %)
12) Alokasi dana Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah Rp
400.000.000,- dengan realisasi Rp 309.296.956,- (77,32 %)
2. Alokasi Anggaran untuk Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur sebesar Rp. 1.184.256.610,- realisasi keuangannya sebesar Rp
1.165.175.000,- atau sebesar 98,39 %, dan realisasi fisik sebesar 100 % dengan rincian tiap-tiap kegiatan sebagai berikut : 1) Pengadaan Peralatan Gedung Kantor sebesar Rp. 340.068.610,- dengan
realisasi sebesar Rp. 337.237.000,- (99,17 %)
2) Pengadaan Mebeleur sebesar Rp. 90.000.000,- dengan realisasi keuangan
Rp. 88.660.000,- (98,51 %)
3) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor sebesar Rp.111.000.000,-
dengan realisasi keuangan Rp 110.427.000,- (99.48 %)
4) Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional sebesar
Rp. 290.000.000,- dengan realisasi keuangan Rp.280.190.000,- (96.62 %).
5) Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor sebesar
Rp 54.098.000,- dengan realisasi keuangan Rp 52.864.000,- (97.72 %).
6) Rehabilitasi sedang/berat Gedung Kantor sebesar Rp. 299.090.000,-
dengan realisasi keuangan Rp. 295.797.000,- (98.90 %).
72
3. Alokasi Anggaran Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur sebesar Rp. 110.000.000,- realisasi keuangan sebesar Rp 79.000.000,- atau sebesar 71,82 %, realisasi fisiknya 100 %, dengan rincian tiap-tiap kegiatan sebagai berikut : 1) Pendidikan dan Pelatihan Formal sebesar Rp. 100.000.000,- dengan realisasi
keuangan sebesar Rp. 75.000.000,- (75 %)
2) Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-ungangan Rp.
10.000.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 4.000.000,- (40 %)
4. Alokasi Anggaran Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan sebesar Rp. 118.268.000,- sedangkan realisasi keuangan sebesar Rp 101.361.550,- atau sebesar 85,71 %, realisasi fisiknya 100 %, dengan rincian tiap-tiap kegiatan sebagai berikut : 1) Penyusunan Laporan Kinerja SKPD sebesar Rp. 15.425.000,- dengan
realisasi keuangan sebesar Rp. 13.436.050,- (87,11 %)
2) Penyusunan Laporan Keuangan SKPD sebesar Rp. 33.643.000,- dengan
realisasi keuangan sebesar Rp. 27.287.500,- (81,11 %)
3) Penyusunan Rencana Program Kegiatan SKPD serta Pengenbangan Data
dan Informasi sebesar Rp. 55.850.000,- dengan realisasi keuangan sebesar
Rp. 49.408.000,- (88,47 %)
4) Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program Kegiatan SKPD sebesar Rp.
13.350.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp 11.230.000,- (84,12 %)
5. Alokasi Anggaran Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan sebesar Rp. 419.306.125,- realisasi keuangan sebesar Rp. 413.806.125,- atau sebesar 98,69%, realisasi fisik sebesar 100%, sedangkan realisasi masing-masing kegiatan sebagai berikut : 1) Pengembangan Teknologi Persampahan sebesar Rp. 279.253.875,- dengan
realisasi keuangan sebesar Rp. 275.033.875,- (98,49%).
2) Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Pengelolaan Persampahan
sebesar Rp. 140.052.250,- dengan realisasi keuangan sebesar
Rp. 138.772.250,- (99,09%).
6. Alokasi Anggaran Program Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan Hidup sebesar Rp. 4.700.422.805,- realisasi keuangan sebesar Rp. 4.272.019.860,-atau sebesar 90,89%, realisasi fisik sebesar 100%, sedangkan realisasi masing-masing kegiatan sebagai berikut :
73
1) Kegiatan Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura sebesar Rp.80.000.000,-
dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 78.949.000,- (98.69%)
2) Koordinasi Penilaian Langit Biru sebesar Rp.99.945.500,- dengan realisasi
sebesar Rp 77.333.800,- (77,83%).
3) Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Lingkungan Hidup sebesar Rp.
77.495.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 69.029.000,- (89.08%)
4) Pengkajian Dampak Lingkungan sebesar Rp. 144.475.000,- dengan
realisasi keuangan sebesar Rp. 116.447.100,- (80,60%)
5) Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih sebesar Rp.
77.395.000,- realisasi keuangan sebesar Rp. 53.898.00,- (69,64 %)
6) Ekspose Hasil Pengelolaan LH sebesar Rp. 49.814.225,- dengan realisasi
keuangan sebesar Rp. 48.059.000,- (96,48 %)
7) Pemantauan Kualitas Udara Ambien sebesar Rp. 100.000.000,- dengan
realisasi keuangan sebesar Rp. 97.800.000,- (97,80 %)
8) Pemantapan Program Adiwiyata sebesar Rp. 90.838.000,- dengan realisasi
keuangan sebesar Rp. 87.538.000,- (96,37 %)
9) Pemantauan Kualitas Air sebesar Rp. 223.820.800,- dengan realisasi
keuangan sebesar Rp. 209.019.800,- (93,39 %)
10) Pembinaan teknis Pelaksanaan AMDAL, UKL-UPL dan DPL sebesar Rp.
93.500.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 89.772.000,-
(96,01%)
11) Penegakan Hukum Lingkungan Hidup sebesar Rp. 70.000.000,- dengan
realisasi keuangan sebesar Rp. 28.840.900,- (41,20 %)
12) Penerapan Eko Efisiensi sebesar Rp. 79.758.500,- dengan realisasi
keuangan sebesar Rp. 79.752.750,- (99,99 %)
13) Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kawasan
Sungai sebesar Rp. 54.411.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 54.066.000,-
(99,37 %)
14) Pengembangan Sarana dan Prasarana Laboratorium Lingkungan Hidup
sebesar Rp. 1.075.892.980,-dengan realisasi keuangan sebesar Rp.
1.034.736.810,- (96,17 %)
15) Peningkatan Kapasitas Laboratorium Penguji Lingkungan sebesar Rp.
75.000.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp 72.625.000,- (96,83 %)
16) Penyusunan Peraturan L H sebesar Rp 700.000.000,- dengan realisasi
keuangan sebesar Rp 600.355.000,- (85,77 %).
74
17) Alokasi dana kegiatan Peringatan Hari Penting Terkait Lingkungan Hidup
sebesar Rp. 193.100.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp
185.615.000,- (96,12%)
18) Pondok Pesantren Berwawasan Lingkungan Hidup sebesar Rp.
65.880.500,- dengan realisasi sebesar Rp.65.880.500,- (100 %)
19) Pembinaan Pelaksanaan Pedoman Pengelolaan Laboratorium Di
Lingkungan Pendidikan SMA/SMK dan PT sebesar Rp. 43.410.000,-
dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 43.410.000,- ,- (99.93 %)
20) Pengendalian Pencemaran Air sebesar Rp. 293.000.000,- dengan realisasi
keuangan sebesar Rp 288.771.000,- (98.56 %)
21) Pengendalian B3 Dan Limbah B3 sebesar Rp 22.104.000,- dengan realisasi
keuangan sebesar Rp 21.664.000,- (99.06 %)
22) Penyusunan SPM Bidang LH sebesar Rp. 49.803.800,- dengan realisasi
keuangan sebesar Rp 47.899.7,- (96.18 %)
23) Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengendalian LH sebesar Rp.
55.760.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 55.159.150,- (98,92%)
24) Pengendalian Pencemaran Tanah sebesar Rp. 86.700.000,- dengan
realisasi keuangan sebesar Rp. 48.776.300,- (56,26 %)
25) Pembentukan Kader Lingkungan sebesar Rp. 550.000.000,- dengan
realisasi keuangan sebesar Rp. 526.370.000,- (95,70 %)
26) Penyusunan Peraturan Pengelolaan Limbah B3 (bahan beracun berbahaya)
sebesar Rp. 69.659.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp.
33.525.000,- (48,13 %)
27) Festival Sungai Mendukung Kelestarian Lingkungan Hidup sebesar Rp.
50.000.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 48.300.000,- (96,60%)
28) Monitoring dan Evaluasi Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
Pemukiman sebesar Rp. 29.800.000,- dengan realisasi keuangan sebesar
Rp. 17.835.000,- (59,85 %)
29) Penyusunan Peraturan Pengendalian Pencemaran Udara sebesar Rp.
98.860.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 90.591.700,- (91,64%)
7. Alokasi Anggaran untuk Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam sebesar Rp. 1.597.515.150,- realisasi keuangan sebesar Rp. 1.522.750.380,- atau sebesar 95,32 %, realisasi fisik tercapai 100 %,
sedangkan realisasi masing-masing kegiatan sebagai berikut :
75
1) Kegiatan Konservasi Sumber Daya Air dan Pengendalian Kerusakan
Sumber-Sumber Air sebesar Rp. 633.075.000,- dengan realisasi keuangan
sebesar Rp. 591.265.500,- (93,40 %)
2) Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan sebesar Rp 242.607.500,-
dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 234.290.500,- (96,57 %)
3) Peningkatan Konservasi Daerah Tangkapan Air dan Sumber-sumber Air
Rp.143.370.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 139.765.000,-
(97,49 %)
4) Pengendalian dan Pengawasan Pemanfaatan SDA sebesar
Rp. 206.517.200,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 197.760.580,-
(95,76 %)
5) Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem sebesar Rp.
115.945.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 114.055.000,-
(98,37%)
6) Peningkatan Peranserta Masyarakat dalam Perlindungan dan Konservasi
SDA sebesar Rp. 138.050.000,- dengan realisasi keuangan sebesar
Rp 134.276.600,- (97,27 %)
7) Pengendalian Kerusakan Pesisir, Pantai dan Laut sebesar Rp 117,950.450,-
dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 111.337.200,- (94,39 %)
8. Alokasi Anggaran untuk Program Peningkatan Kualitas dan Akses Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup sebesar Rp. 685.424.990,- sedangkan realisasi keuangan yang dicapai sebesar Rp. 612.481.350,- atau sebesar 89,36 %, dengan capaian realisasi fisik sebesar 100 %. Adapun rincian tiap-tiap kegiatan sebagai berikut : 1) Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Ling-kungan
sebesar Rp. 49.971.200,- denan realisasi keuangan sebesar Rp.
49.771.200,- (99,60%)
2) Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan sebesar Rp. 29.231.990,-
dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 28.406.500,- (97,18%)
3) Penguatan Jejaring Informasi Lingkungan Pusat dan Daerah sebesar Rp.
45.924.400,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 45.298.400,- (98,64%)
4) Penyusunan dan Penerbitan Buletin Kalpataru sebesar Rp. 64.173.500,-
dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 64.173.350,- (100 %)
76
5) Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah sebesar Rp.
52.064.900,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 50.231.900,-
(96,48%)
6) Penyusunan KLHS sebesar Rp. 339.059.000,- dengan realisasi keuangan
sebesar Rp 275.229.000,- (81,17 %)
9. Alokasi Anggaran untuk Program Peningkatan Pengendalian Polusi sebesar Rp. 269.028.800,- realisasi keuangan sebesar Rp. 237.280.800,- atau sebesar 88,20 %, realisasi fisik sebesar 100 %, sedangkan realisasi
masing-masing kegiatan sebagai berikut:
1) Pengujian Emisi Kendaraan Bermotor sebesar Rp.72.625.000,- dengan
realisasi keuangan sebesar Rp. 72.500.000,- (99,83 %)
2) Pengujian Emisi/Polusi Udara Akibat Akfivitas Industri sebesar Rp.
59.950.000,- dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 57.505.000,-
(95,52%)
3) Pengujian Kadar Polusi Limbah Padat dan Limbah Cair sebesar
Rp67.740.000,- realisasi keuangan sebesar Rp. 50.492.000,- (74,54 %)
10. Alokasi Anggaran untuk Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar Rp. 150.000.000,- realisasi keuangan sebesar Rp. 148.100.000,- atau sebesar 98.73 %, dan realisasi fisik sebesar 100 %. Rincian kegiatan sebagai berikut: 1) Alokasi dana kegiatan Penataan RTH sebesar Rp. 161.841.000,- dengan
realisasi keuangan sebesar Rp 145.839.000,- (90,11 %)
2) Pembuatan Demplot Kampung Hijau sebesar Rp 1.574.015.400,- dengan
realisasi keuangan sebesar Rp 1.211.855.200,- (76,99 %)
3) Kegiatan DED Ruang Terbuka Hijau sebesar Rp 375.000.000,- dengan
realisasi keuangan sebesar Rp 316.095.000,- (84,29 %)
4) Pembuatan RTH sebesar Rp 100.000.000,- dengan realisasi keuanga
sebesar Rp 97.606.000,- (97,61 %)
11. Alokasi Anggaran untuk Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis Budaya sebesar Rp. 500.000.000,- realisasi keuangan sebesar Rp 450.446.830,- atau sebesar 90,09 % dan realisasi fisik sebesar 92,58 %. Rincian Kegiatan sebagai berikut :
(1) Alokasi dana kegiatan Kajian Inisiasi Wonodeso sebesar Rp 500.000.000,-
dengan realisasi keuangan sebesar Rp 450.446.830,- (90,09%)
77
BAB IV P E N U T U P
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Lingkungan
Hidup DIY disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran
2013, serta Penetapan KinerjaTahun 2013 sebagai pelaksanaan akuntabilitas kinerja
instansi yang merupakan wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian misi dan tujuan
instansi serta dalam rangka perwujudan good governance.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat
pencapaian sasaran maupun tujuan instansi sebagai jabaran dari visi, misi dan strategi
instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Berdasarkan
hasil pengukuran kinerja terhadap 1 (satu) sasaran utama (RPJMD) dan 9 (sembilan)
sasaran SKPD, ditetapkan indikator kinerja sasaran sebanyak 1(satu) indikator kinerja
utama dan 20 (dua puluh) indikator.pendukung.
Penyelenggaraan kegiatan di Badan Lingkungan Hidup DIY pada Tahun
Anggaran 2013 merupakan tahun ke 1 (satu) dari Rencana strategis Badan Lingkungan
Hidup DIY Tahun 2012-2017. Keberhasilan yang dicapai berkat kerja sama dan
partisipasi semua pihak dan diharapkan dapat dipertahankan serta ditingkatkan.
Sementara itu, untuk target-target yang belum tercapai perlu diantisipasi dan didukung
oleh berbagai pihak.
Hasil laporan akuntabilitas kinerja Badan Lingkungan Hidup DIY tahun 2013
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Keberhasilan capaian kinerja sasaran yang dicerminkan dari capaian indikator
kinerja utama ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain sumber daya manusia,
anggaran, dan sarana prasarana.
2. Dari analisis 1 (satu) sasaran utama (RPJMD) dan 9 (sembilan) sasaran SKPD,
terdapat 1 (satu) indikator kinerja utama yang dipilih sebagai tolak ukur yaitu
prosentase peningkatan kualitas lingkungan, dengan prosentase capaian 100%.
Pada tahun 2013, terdapat 19 (sembilan belas) indikator yang telah memenuhi
target yang ditetapkan atau sebesar 100%. Sementara itu, sebanyak 2 (dua)
indikator yang belum memenuhi target, yakni Indikator Prosentase Pemenuhan
Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan dengan prosentase
capaian sebesar 85,65%, dan Indikator Prosentase Unit Usaha Yang Mentaati
78
Hukum Lingkungan dengan prosentase capaian sebesar 82,50%. Tidak tercapainya
target disebabkan oleh berbagai faktor kendala baik internal maupun eksternal.
Langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi permasalahan-
permasalahan yang dihadapi dan peningkatan kualitasp enyusunan LAKIP dirumuskan
saran-saran sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan upaya-upaya untuk peningkatan kapasitas SDM tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta kemampuan teknis dalam menyusun
dokumen-dokumen kinerja untuk mempercepat terwujudnya pemerintahan yang
akuntabel;
2. Perlu adanya kebijakan yang mewadahi penerapan SAKIP di instansi pemerintah
agar tercipta kejelasan arah dalam penerapan SAKIP yang baik dan benar di jajaran
instansi pemerintah, serta meningkatkan kualitas pelaksanaan monitoring dan
evaluasi capaian Penetapan Kinerja (PK).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2013 ini diharapkan
dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang
membutuhkan, penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang,
penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang, serta
penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.
79
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. Penetapan Kinerja (PK) Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013