36
1 LAPORAN ANATOMI DAN HISTOLOGI TERNAK Oleh: Kelompok 16 Kelas B Canggih Dwi Saputro 0710510081 Fany Firmandi 0710510082 Cahyo Hadi Utomo 0710510084 Mufti Wicaksono 0710510085 M.Natsir 0710510086 Sohibul Himam Haqiqi 0710510087 Kharis Alimoerdhoni 0710510090 Arif Tri Wahyu 0710510092 Gandhi Prasetyo CP 0710510094 Moh Lutfi Alfan 0710510096 Yayan Dwi Jadmiko 0710520009 Ferdi Arlianta W 0710520032 Devit Nur Eriyanto 0710520034 Zainu Rofiq 0710520038 Derta Ingersa W 0710520044 Fikri Jauhari 0710540018 LABORATORIUM ANATOMI DAN HISTOLOGI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008

laporan anatomi ruminansia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laporan anatomi ruminansia

1

LAPORAN ANATOMI DAN HISTOLOGI

TERNAK

Oleh: Kelompok 16 Kelas B

Canggih Dwi Saputro 0710510081 Fany Firmandi 0710510082 Cahyo Hadi Utomo 0710510084 Mufti Wicaksono 0710510085 M.Natsir 0710510086 Sohibul Himam Haqiqi 0710510087 Kharis Alimoerdhoni 0710510090 Arif Tri Wahyu 0710510092 Gandhi Prasetyo CP 0710510094 Moh Lutfi Alfan 0710510096 Yayan Dwi Jadmiko 0710520009 Ferdi Arlianta W 0710520032 Devit Nur Eriyanto 0710520034 Zainu Rofiq 0710520038 Derta Ingersa W 0710520044 Fikri Jauhari 0710540018

LABORATORIUM ANATOMI DAN HISTOLOGI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2008

Page 2: laporan anatomi ruminansia

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daging sudah dikenal sebagai salah satu bahan makanan yang hampir

sempurna, karena mengandung gizi yang lengkap dan dibutuhkan oleh tubuh,

yaitu protein hewani, energi, air, mineral dan vitamin. Disamping itu, daging

memiliki rasa dan aroma yang enak, sehingga disukai hampir semua orang.

Industri daging dan produk olahannya adalah salah satu cabang

industri bahan makanan manusia yang penting dan saling terkait dengan ilmu

dan teknologi daging.

Daging adalah salah satu hasil ternak yang hampir tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan manusia. Selain penganekaragaman sumber

pangan, daging dapat menimbulkan kepuasan atau kenikmatan bagi yang

memakannya karena kandungan gizinya lengkap, sehingga keseimbangan gizi

untuk hidup dapat terpenuhi.

Daging didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta

tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya.

Hasil pemotongan ternak yaitu karkas dan nonkarkas dapat

dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. Karkas merupakan hasil utama

pemotongan ternak dan mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi dari pada

nonkarkas. Bagian nonkarkas atau yang lazim disebut offal terdiri dari bagian

yang layak dimakan dan bagian yang tidak layak dimakan. Komponen-

komponen yang tidak dimakan dapat diproses dan dimanfaatkan menjadi

produk yang bernilai ekonomi cukup tinggi. Beberapa komponen nonkarkas

yang diolah dengan menggunakan teknologi canggih dapat memberikan

keuntungan financial yang besar. Hasil pengolahan komponen nonkarkas

termasuk komponen yang tidak layak dikonsumsi manusia antara lain adalah

tepung tulang, tepung hati, tepung darah, tepung daging dan sisa-sisa daging

dan alat yang tidak dimakan, pakan ternak yang berasal dari kotoran ternak

dan isi rumen dikeringkan serta hasil olahan yang berasal dari kulit, tanduk

Page 3: laporan anatomi ruminansia

3

dan kuku. Kulit ternak dapat diolah menjadi produk yang berguna seperti:

sepatu, jaket, peralatan olah raga dan seni, wayang kulit, hiasan dinding, tas,

lem, peralatan tidur dan kerupuk kulit. Lemak yang tidak termakan dapat

dimanfaatkan sebagai salah satu bahan dalam pembuatan sabun dana pakan

yang mengandung kalori tinggi untuk ayam broiler.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui tentang bagaimana

proses pemotongan sampai pengolahan daging, struktur miologi, osteologi,

sistem respirasi, sistem pencernaan, sistem reproduksi, dan sistem urinaria dari

suatu ternak.

1.3 Rumusan Masalah

Ternak merupakan salah satu sumber penghasil gizi yang baik bagi

tubuh, sehingga diperlukan suatu pengolahan yang baik agar kandungan yang

ada didalamnya tidak rusak dan hilang. Dalam beternak sangat penting dalam

memahami segala sistem yang berhubungan dengan hewan-hewan ternak.

Baik dari segi fisiologi maupun mekanisme yang terjadi dalam tubuh ternak

itu sendiri. Oleh karena itu dari sedikit pemahaman di atas dapat diambil

rumusan masalahnya yaitu bagaimana proses pemotongan sampai pengolahan

dari suatu ternak, struktur miologi, osteologi, sistem respirasi, sistem

pencernaan, sistem reproduksi, serta sistem urinaria dari hewan ternak.

Page 4: laporan anatomi ruminansia

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemotongan Ternak

Pada dasarnya ada dua cara atau tehnik pemotongan ternak, yaitu: (1)

tehnik pemotongan secara langsung, dan (2) tehnik pemotongan secara tidak

langsung. Pemotongan secara langsung dilakukan setelah ternak dinyatakan sehat,

dan dapat disembelih pada bagian leher dengan memotong arteri karotis dan vena

jugularis serta esophagus. Pemotongan ternak secara tidak langsung artinya,

ternak dipotong setelah dilakukan pemingsanan dan setelah ternak benar-benar

pingsan. Maksud pemingsanan ialah: (1) memudahkan pelaksanaan

penyembelihan ternak, (2) agar ternak tidak tersiksa dan terhindar dari resiko

perlakuan kasar, dan (3) agar kualitas kulit dan karkas yang dihasilkan lebih baik,

karena pada waktu menjatuhkan, ternak tidak banyak terbanting atau terbentur

benda keras, sehingga cacat pada kulit atau memar pada karkas seminimal

mungkin. (Soeparno, 1994)

Pemingsanan ternak dapat diilakukan dengan beberapa cara, yaitu: (1)

dengan alat pemingsan atau yang lazim disebut knocker, (2) dengan senjata

pemingsan atau yang lazim disebut stunning gun, (3) dengan cara pembiusan, dan

(4) dengan menggunakan arus listrik.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyembelihan ternak adalah: (1)

ternak harus sehat, yaitu berdasarkan hasil pemerikasaan dokter hewan atau

mantri hewan yang berwenang. Yang dimaksud dengan ternak sehat yaitu ternak

tersebut tidak menderita sakit, (2) ternak harus tidak dalam keadaan lelah atau

habis dipekerjakan, (3) ternak yang sudah tidak produktif lagi, atau sudah tidak

dipergunakan sebagai bibit, dan (4) ternak yang disembelih dalam keadaan

darurat.(Soeparno, 1994)

2.1.1 Tehnik pemotongan

a. Tehnik pemotongan ternak ruminansia kecil

Pada prinsipnya, cara pemotongan ternak ruminansia kecil seperti

domba, kambing dan menjangan, sama dengan cara pemotongan ternak

Page 5: laporan anatomi ruminansia

5

ruminansia besar. Ternak ruminansia kecil jarang dipekerjakan, sehingga

sebelum dipotong tidak perlu diistirahatkan. Meskipun demikian, ternak

yang mengalami perjalanan jauh, sebelum dipotong harus diistirahatkan,

dan kemudian dipuasakan selama 12-18 jam. Cara pemotongan dapat

dilakukan secara langsung, yaitu tanpa pemingsanan atau secara tidak

langsung yaitu dengan pemingsanan.

Mekanisme urutan pemotongan ternak adalah sebagai berikut: (1)

Penyembelihan, secara islam, (2) Pengeluaran darah sebanyak-banyaknya,

(3) Pemisahan kepala dari tubuhnya setelah ternak benar-benar mati. (4)

Penyiapan karkas termasuk pengulitan.

Cara pengulitan yang banyak dilakuakn adalah dengan digantung,

kaki bagian belakang di atas dan bagian kepala sebelah bawah. Pada ternak

ruminansia kecil, kulit tidak melekat erat pada karkas, kecuali bagian

rusuk. Untuk mempermudah pengulitan, udara dimasukkan di antara kulit

dan kaki dengan cara meniup atau memompakan udara tersebut melalui

bagian persendian kaki yang disebut Carpus metacarpus dan

tarsusmetatarsus.

b. Tehnik pemotongan ternak nonruminansia

Pemotongan ternak nonruminansia (babi), kebanyakan

dilaksanakan secara tidak langsung. Ternak dipingsankan sebelum

disembelih. Babi dapat dipingsankan dengan aliran listrik pada bagian

belakang telinga dengan alat penjepit seperti tang yang dialiri arus listrik

voltase rendah kira-kira 70 volt atau lebih. Arus listrik akan melalui otak

dan babi akan pingsan. Sebelum dipingsankan, babi disiram dengan air

agar bersih dan memudahkan menjalarnya arus listrik. Setelah babi

dipingsankan, segera disembelih dengan cara menusuk bagian leher kearah

pembuluh-pembuluh darah besar dan jantung didekat ujung anterior

sternum sehingga darah keluar sebanyak-banyaknya. Pengulitan tidak

dilakukan karena lemak subkutan babi relative banyak dan harganya mahal

jika dijual sebagai daging. Karena tidak dikuliti, maka diadakan

Page 6: laporan anatomi ruminansia

6

pengerokan bulu. Pengerokan bulu dilakukan setelah babi yang mati

dimasukkan kedalam air hangat antara 60-70ºC selama 5-6 menit.

Dibeberapa rumah potong hewan, babi dapat dipingsankan dengan

udara yang mengandung CO2 65-70 persen.

c. Tehnik pemotongan ternak unggas

Untuk memperoleh hasil pemotongan yang baik, ternak unggas seperti

angsa, ayam, itik dan kalkun, sebaiknya diistirahatkan sebelum dipotong.

Cara pemotongan ternak unggas yang lazim digunakan di Indonesia adalah

cara Kosher, yaitu memotong arteri karotis, vena jugularis dan esophagus.

Pada saat penyembelihan, darah harus keluar sebanyak mungkin. Jika

darah dapat keluar secara sempurna, maka beratnya sekitar 4 persen dari

bobot tubuh. Proses pengeluaran darah pada ayam biasanya berlangsung

selama 50-120 detik, tergantung pada besar kecilnya ayam yang dipotong.

2.2 Myologi

Daging merupakan salah satu bahan makanan asal ternak yang kaya akan

protein, zat besi dan beberapa vitamin penting terutama vitamin B. Selain nilai

gizinya, masyarakat menilai daging tersebut dari sifat-sifatnya seperti keempukan,

rasa, aroma, warna dan sari minyaknya.

Daging dipasarkan dalam bentuk potongan-potongan tanpa tulang, baik

daging segar maupun daging beku, sehingga ada jenis daging has, sandung lamur,

gandik dan sebagainya. Pembagian potongan daging tersebut mengikuti aturan

tertentu dan masing-masing potongan mempunyai ciri khas dan kwalitas tersendiri

dalam pengolahan. Misalnya, daging yang berkwalitas baik seperti has dalam

(lulur) cocok untuk dibuat steak tetapi kurang baik untuk dibuat dendeng karena

pada proses penyayatan akan hancur.

Berdasarkan standar Perdagangan (SP) 144-1982 yang ditetapkan

Departemen Perdagangan Indonesia, penggolongan daging sapi/kerbau menurut

kelasnya adalah sebagai berikut:

Golongan (kelas) I, meliputi daging bagian

Page 7: laporan anatomi ruminansia

7

1. Has dalam (Fillet)

2. Tanjung (Rump)

3. Has luar (Sirloin)

4. Lemusir (Cube roll)

Kelapa (Inside)

Penutup (Top side)

Pendasar + gandik (silver side)

Golongan (kelas) II, meliputi daging bagian

1. Paha depan

sengkel (Shank)

Daging paha depan (Chuck)

2. Daging iga (Rib meat)

3. Daging punuk (Blade)

Golongan (kelas) III, meliputi daging lainnya yang tidak termasuk golongan I dan

II, yaitu

1. Samcan (Flank)

2. Sandung lamur ( Brisket )

3. Daging bagian lainnya

Ada beberapa keistimewaan daging sapi dibandingkan jenis daging lain.

Di samping rasanya lezat, daging sapi memiliki lemak yang menyebar, sehingga

cocok dimasak untuk berbagai jenis hidangan dengan pelbagai cara. Namun,

untuk mendapatkan hasil maksimal, ada baiknya kita mengenali berbagai bagian

daging sapi dan jenis masakan yang cocok dibuat dengan bagian daging

tertentu.(Anonymous, 2002)

Page 8: laporan anatomi ruminansia

8

1. Leher atau neck. Kalau digodok secara perlahan, akan menghasilkan kuah

yang gurih

2. Clod. Biasa dipergunakan seperti halnya daging leher

3. Chuck. Daging paha depan yang perlu dimasak dalam waktu agak lama.

Cocok untuk dibuat kari, empal, sup, dan abon

4. Cube roll. Daging lemusir depan yang sangat enak dibuat sate, rendang,

atau empal

5. Blade. Daging punuk yang sangat cocok dibuat daging ungkep, empal,

kari, abon, dan sup. Bisa juga dibuat steak atau pie walaupun perlu

dimasak agak lama

6. Iga atau Ribs. Iga depan, yaitu empat iga pertama, biasanya dimasak atau

dipanggang bersama tulangnya. Iga belakang, tiga iga berikutnya, rasanya

sama sedapnya dengan iga depan. Sedangkan iga samping dan iga terakhir

merupakan potongan yang besar, mahal, dan empuk

7. Lemusir atau Sirloin. Dengan teksturnya yang lunak/lembut, daging jenis

ini sebaiknya tidak dimasak terlalu lama. Sangat baik dimasak untuk steak

barbeque, daging gulung, dan tumis-tumisan. Daging empuk ini biasa

dipanggang dalam oven atau di atas api

8. Pantat atau Rump. Bagian ini merupakan daging sapi kelas prima yang tak

berlemak. Cocok untuk steak, dipanggang, dan digoreng

9. Topside dan Silverside. Topside merupakan bagian tak berlemak dan

sangat cocok dimasak untuk steak, empal, rendang, dendeng, bakso, kari,

dan abon

Page 9: laporan anatomi ruminansia

9

10. Has dalam atau Tenderloin. Jenis daging ini tidak perlu dimasak terlalu

lama karena sudah empuk. Sangat cocok dibuat steak dan sukiyaki

11. Kaki belakang atau Leg. Dagingnya tidak berlemak dan sangat cocok

untuk dibuat kaserol

12. Flank. Daging berharga murah karena berurat kasar ini sangat cocok untuk

dibuat kornet, sate, rawon, sup, dan daging giling

13. Iga atas atau Top Ribs. Daging yang biasa dijual tanpa tulang ini tidak

berlemak. Cocok untuk dibuat daging ungkep

14. Ujung dada atau Brisket. Bagian ini berurat kasar dan berlemak. Cocok

untuk dibuat daging gulung, kornet, daging panggang, daging giling, dan

soto

15. Shin. Daging yang diambil dari kaki depan sapi ini memerlukan waktu

memasak yang lama

2.3 Osteologi

Osteologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tulang-temulang.

Berdasarkan bentuk tulang dibagi menjadi:

1. Tulang pipa(ossa longa)

Ciri-ciri:bentuk silindris memanjang dan kedua ujung membesar(epifise)

Contohnya:tulang paha(os femus) dan tulang lengan (os humerus)

2. Tulang pipih(Ossa plana)

Ciri-ciri:bentuk pipih,permukaan datar,dan bertugas melindungi bagian

tubuh yang lunak seperti otak dan alat-alat dalam

Contohnya:tulang belikat(os scapula) dan tulang panggul(os coxae)

3. Tulang pendek (ossa brevis)

Berdasarkan letak dan fungsinya, tulang dibago dalam 3 kelompok :

1. Axial Skeleton (kerangka sumbu)

Meliputi : tulang belakang (columna vertebralis), tulang rusuk (os costae),

tulang dada (os sternum), tulang kepala (ossa cranii)

2. Appendicular skeleton (tulang anggota gerak), dibedakan menjadi :

a.extremitas anterior, b.extremitas posterior

Page 10: laporan anatomi ruminansia

10

3. Viesceral skeleton (tulang yang berkembang dalam organ dalam atau organ

lunak), seperti : os penis (tulang kelamin jantan pada anjing), os cardis

(tulang jantung pada sapi)

Pada dasarnya kerangka tubuh hewan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :

1. Ossa cranii, dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

a. bagian tengkorak : os ocipitale (tulang kepala belakang), os sphenoidale

(tulang baji), os othmoidale (tulang rapis), os parietale (tulang ubun-ubun),

os frontale (tulang dahi), os temporale (tulang pelipis)

b. Pars splanehno cranii : os morale (tulang pipi), os lacrimale (tulang air

mata), os nasale (tulang hidung), os premaxillare (tulang rahang atas

muka), os maxillare (tulang rahang atas), os mandibulare (tulang rahang

bawah)

2. Columna vertebralis (susunan tulang belakang), yang terdiri dari :

a. vertebrae cervicalis (ruas tulang leher)

b. vert ebrae thoracales (ruas tulang punggung)

c. vertebrae lumbales (ruas tulang pinggang)

d. vertebrae sacrales (ruas tulang kemudi)

e. vertebrae coccygeales (ruas tulang ekor)

3. Ossa castae (tulang-tulang rusuk), turut membentuk dinding sebelah lateral dari

ruang dada. Terdapat berpasangan kiri dan kanan. Jumlahnya sebanyak

ruas tulang punggung : pemamahbiak 13 pasang, kuda 18 pasang, babi

14 15 pasang, carnivore 13 pasang.

4. Ossa sternum (tulang dada), meliputi :

a. Manubrium sterni

b. Processus xiphoideus

c. Carpus sterni

d. Crista sterni

5.Ossa ekstremitas, dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :

a. Ossa ekstremitas thoracalis (tulang kaki muka) diantaranya : os scapula,

os humerus, os radius, os ulna, ossa carpi, ossa metacarpalia, digit (os

phalanx I, II,III)

Page 11: laporan anatomi ruminansia

11

b. Ossa ekstremitas pelvinae (tulang kaki belakang), diantaranya : os

coxae, os femur, os tibia, os fibula, ossa tarsi, ossa metatarsalia, digit (os

phalanx I,II,III)

Pembentukan Tulang

Pembentukan tulang rangka berkembang selama masa pertumbuhan

karena kemampuan sel osteocytes untuk menyimpan bone salts (terutama garam

kalsium) pada lamellar.

Tulang padat

Tulang keras ditemukan hampir pada semua dinding tulang dari tubuh dan

pada bagian ini, lamella tersusun di sekitar pembuluh darah. Beberapa sel disebut

osteoclasts yang berfungsi membongkar tulang yang telah tua saat osteocytes

memproduksi tulang yang baru.

Tulang trabecular

Tulang trabecular ditemukan di dalam rongga tengah pada hampir semua

tulang, terutama dalam bagian akhir dari tulang panjang (ossa longa ). Tulang

trabecular memiliki dua fungsi yakni :

- Memberikan kekuatan

- Memberikan jaringan

Tulang kerangka

Kerangka vertebrata terdiri dari bagian axial dan appendicular. Kerangka

appendicular meliputi tulang-tulang kedua kaki depan dan kedua kaki belakang.

Pada kerangka axial terdiri dari tulang vertebrae, tulang-tulang rusuk, tulang dada

dan tulang tengkorak.

Kerangka axial

Vertebrata diatur dalam vertebral column atau tulang belakang memanjang

dari dasar tulang tengkorak hingga ke ekor. Terdapat lima bagian yang dapat

dilihat dengan jelas dari vertebrae column.

Page 12: laporan anatomi ruminansia

12

1. Bagian Cervical

Cervical berfungsi khusus dalam pergerakan kepala ke segala arah.

Dua bagian pertama cervical vertebrae berfungsi khusus pada

pergerakan dorsoventral dan lateral. Bagian awal yang berperan

dalam pergerakan dorsoventral adalah atlas sedangkan bagian

depan yang berperan pergerakan lateral adalah axis.

2. Bagian Thoracic

Bagian ini berada pada gabungan atau ikatan antara tulang rusuk.

Pada mamalia, masing-masing tulang rusuk berhubungan dengan

dua tulang thoracic vertebrae. Pada bagian ventral ke belakang

(caudal), semua tulang rusuk tersambung dengan cartilagenous

costal arch pada tiap-tiap sisi. Costal arch bagian kanan dan kiri

menghubungkan bagian ventral dengan sternum (tulang dada) yang

mana juga menghubungkan persendian cartilago dengan semua

tulang rusuk cranial. Thorax memberikan perlindungan terhadap

thoracic dan organ abdominal bagian dalam serta ikatan otot-otot

yang penting bagi pernafasan juga otot-otot extrinsic dari kaki

depan.

3. Bagian Lumbar

Lumbar vertebrae dapat membedakan menurut proses

melintangnya yang dibangun dengan baik.

4. Bagian Sacral

Bagian sacral vertebrae melebur ke dalam gabungan tulang yang

disebut sacrum.

5. Bagian Coccygeal

Caudal vertebrae adalah bagian yang semakin menurun. Bagian ini

berfungsi sebagai tempat untuk penyisispan dari otot-otot yang

berguna di dalam pergerakan ekor.

Rangka pada mamalia dewasa dan unggas terdiri dari tulang primer (keras)

pada hewan yang baru lahir, porsi rangkanya masih terdiri dari tulang rawan.

Rangka dewasa berkembang selama pertumbuhan karena kemampuan selyang

disebut osteocytes untuk mendepositkan garam-garam tulang (secara prinsipnya

Page 13: laporan anatomi ruminansia

13

garam kalsium) di lamellar atau bagian sheet selama tulang berkembang.

Pentingnya fktor umum dalam mendirikan kekuatan yang menyebabkan

kebanyakan tulang berkembang dengan gravitasi yang sederhana. (Everett, etall.,

1985)

2.3.1 Tulang padat

Tulang padat ditemukan di kebanyakan dinding tulang tubuh dan disini

lamella dijelaskan mengelilingi silinder pada pembuluh darah pusat. Hal ini

pembuluh darah essensial unuk kehidupan esteocytes dan kandungn itu sendiri.

(Everett, etall., 1985)

2.3.2 Rangka Axial

Vertebatrae dibedakan menjadi vertebral column atau tulang belakang

yang memanjang dan dasar tengkorak (keseluruhan bagian caudal) sampai ekor.

Ada 5 bagian tertentu pada vertebral column, yakni bagian cervical, thoracic,

lumbar, sacral dan coccygeal. (Everett, etall., 1985)

2.3.3 Humerus

Humerus adalah tulang panjang, tulang dengan 2 ekstremias lebar.

Ekstremitas proximal humerus mempunyai keadaan yang terkemuka atau

tuberosities pada permukaan lateral dan medial untuk mengikat otot.

(Everett, etall., 1985)

2.3.4 Radius dan Ulna

Radius adalah slah satu tulang panjang. Kebanyakan pada livestock, radius

sumbu dengan lateral cudo ulna. (Everett, etall., 1985)

Ulna berkembang secara variabel pada spesies hewan tenak yang berbeda,

kecuali unggas yakni ulna berkembang lebih rendah daripada radius. (Everett,

etall., 1985)

2.3.5 Femur

Posisis femur analog dengan humerus, dijmana femur juga termasuk

tulang panjang. (Everett, etall., 1985)

2.3.6 Tibia dan Fibia

Tibia dan fibula juga termasuk tulang panjang, dibedakan dari tulang panjang

yang lain dan antara spesies yang pada dasarnya oleh tepi proximo cranial yang

luas. (Everett, etall., 1985)

Page 14: laporan anatomi ruminansia

14

2.4 Sistem Respirasi

Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat

sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen dan respirasi

akan menghasilkan energi kimia ATP untuk kegiatan kehidupan, seperti sinesis

(anabolisme), gerak, pertumbuhan dan lain-lain.

(Anonymousa, 2008)

Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:

C6H,206 + 6 02 > 6 H2O + 6 CO2 + Energi (glukosa)

Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi,

melalui tiga tahap : (Anonymousa, 2008)

Glikolisis

Peristiwa perubahan :

Glukosa Glulosa - 6 - fosfat Fruktosa 1,6 difosfat

3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Asam piravat

Jadi hasil dari glikolisis : (Anonymousa, 2008)

1. molekul asam piravat.

2. molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergitinggi.

3. molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.

Daur Krebs (daur trikarbekdlat)

Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan

pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi

kimia.

Page 15: laporan anatomi ruminansia

15

Gbr. Bagan reaksi pada siklus Krebs

Rantai Transportasi Elektron Respiratori

Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai

NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria

(dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem

pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi

selain CO2.

Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh

melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan

hewan tingkat tinggi.

Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut:

PROSES AKSEPTOR ATP

1. Glikolisis:

Glukosa > 2 asam piruvat 2 NADH 2 ATP

2. Siklus Krebs:

2 asetil piruvat > 2 asetil KoA + 2 C02 2 NADH 2

ATP

2 asetil KoA > 4 CO2 6 NADH 2PADH2

3. Rantai trsnspor elektron respirator:

10 NADH + 502 > 10 NAD+ + 10 H20 30

ATP

Page 16: laporan anatomi ruminansia

16

2 FADH2 + O2 > 2 PAD + 2 H20 4 ATP

Total 38 ATP

Kesimpulan :

Pembongkaran 1 mol glukosa (C6H1206) + O2 > 6 H20 + 6 CO2

menghasilkan energi sebanyak 38 ATP.

Mekanisme Respirasi

Selama respirasi, terjadi gerakan dada (thorax) dan perut. Pada inspirasi

sternum coracoid , furcula, dan rusuk bergerak ke depan dan ke bawah. Rusuk

vertebral ditarik ke depan dan ke dalam. Jadi, pada inspirasi diameter vertikal

dada bertambah besar dan diameter melintangnya bertambah kecil. Paru-paru

membesar pada saat inspirasi, dan tulang rusuk serta dada tertarik ke arah dalam.

2.4.1 Rongga hidung

Rongga hidung dibagi dalam unit kanan dan kiri, dibatasi oleh suatu sekat

terdiri dari tulang rawan atau tulang. Kearah rostal langsung dibelakang lubang

hidung disebut vestibulum hidung, dan yang kearah kaudal adalah rongga hidung

sebenarnya.

2.4.2 Nasofarings

Nasofarings adalah bagian farings belahan dorsal, terletak dorsal dari

pallatum molle dan menjulur dari rongga hidung kearah laringofarings. Epitel

daerah kaudodorsal dari pallatum molle, yang berhubungan dengan dinding dorsal

nasofaring selama proses menelan, atau dengan menggunakan epiglotis, berbentuk

pipih banyak lapis.

2.4.3 Larings

Laring bermuara kearah rostal ke dalam larofaring dan kearah kaudal dan

berlanjut dengan trakea. Dibalut oleh mukosa dan tulang rawan. Tulang rawan

larings berhubungan satu sama lain denngan trakea dan hiooid apparatus melalui

ligamen. Otot kerangka ekstrinsik menggerakan larings selama proses menelan

berlangsung, sedangkan otot kerangka intrinsik menggerakan tulang rawan larings

secara individu selama proses pernafasan dan bersura.

2.4.4 Trakea

Trakea merupakan penyalur udara antara larings dan bronkus, berbentuk

buluh yang semifleksibel dan semikolaps, terdapat dibagian ventral leher,

Page 17: laporan anatomi ruminansia

17

terbentang mulai larings sampai rongga dada. Secara histologi, dinding trakea

memliki empat lapis yaitu mukosa, otot, tulang rawan, dan adventisia. Mukosa

trakea terdiri dari epitel silinder banyak baris bersilia dan lamina propria.

2.4.5 Paru-paru

Hampir seluruh rongga dada diisi dengan paru-paru kanan dan kiri. Secara

umum paru-paru dibagi mennjadi sistem penyalur udara intrapulmonar, parenkim

atau sistem respirasi, dan pleura. Sistem penyalur udara intrapulmonar (brokus

dan bronkiolus) mencangkup sekitar 6%dari paru-paru. Parenkim (sistem

respirasi) atau daerah prtukaran gas, terdiri dari ductus alveolaris, sakus alveolaris,

dan alveoli yang mencangkup kira-kira 85% dari seluruh paru-paru. Paru-paru

dibakut oleh jarinngan ikat dan sel-sel mesotel membentuk pleura viselaris.

Bersama dengan pleura, pembuluh darah, saraf dan brokiolus menbgisi sisanya

yang 9% sampai 10% dari paru-paru.

2.4.6 Brokus

Percabangan broncus terbentuk oleh bronkus primer, membentuk penyalur

udara. Penyalur udara intrapulmonar yang paling besar disebut brokus lobus,

masing-masing merupakan cabang langsung bronkus primer yang masuk lobus

paru-paru melalui hilus. Tiap bronkus bercabang dua dan selanjutnya bercabang

lagi. Percabangan berlanngsung terus sampai mencapai daerah pertukaran udara.

Secara histologi, bronkus mirip trakea, kecuali berbagai lapisannya yang lebih

tipis. Bronkus dibalut epitel silinder banyak lapis, terutama terdiri dari sel-sel

yang mampu bersekresi, sel bersilia, dan sel basal. Bronkus dibanding trakea

secara proposional memiliki jumlah sel lebih sedikit.

2.4.7 Brokiolus

Bagian distal saluran udara intrapulmonar adalah brokiolus. Brokiiolus

dimana sayatan mellintangnya berbentuk bulat kasar, secara histologi dapat di

bedakan dengan bronkus. Secara umum bronkiolus terdiri dari epitel, otot polos

dan sedikit jaringan ikat, tanpa adanya kelenjar dan tulang rawan.

2.5 Sistem Pencernaan

Page 18: laporan anatomi ruminansia

18

Sistem pencernaan adalah penghancuran bahan makanan

(mekanis/enzimatis, kimia dan mikrobia) dari bentuk komplek (molekul besar)

menjadi sederhana (bahan penyusun) dalam saluran cerna. Tujuan dari pencernaan

itu sendiri adalah untuk mengubah bahan komplek menjadi sederhana. Dan

kegunaanya adalah unuk mempermudah penyerapan oleh vili usus. (Anonymous,

2008)

Pada hewan bahan makanan yang diubah menjadi energi melalui

pencernaan adalah karbohidrat, lemak, protein. Sedangkan yang langsung diserap

berupa vitamin, mineral, hormon, air.

Hewan mempunyai 4 aktivitas makanan, yaitu : prehensi (mengambil

makanan), mastikasi (mengunyah), salivasi (mensekresikan air ludah), dan

deglutisi (menelan). Dalam hal ini deglutisi dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain : peristaltik (peristaltik esophagus mendorong bolus ke arah lambung),

tekanan buccopharyngeal (mendorong bolus ke sofagus), dan gravitasi (membantu

memudahkan jalannya bolus).(Anonymous, 2008)

Pada pencernaan terdapat lambung tunggal untuk hewan carnivora dan

omnivora, lambung komplek untuk hewan herbivora, dan pencernaan pada

unggas.

2.5.1 Alat-Alat Pencernaan (Apparatis Digestivus)

Pada hewan lambung tunggal pencernaannya terdiri dari : mulut

(cawar oris), tekak (pharyng), kerongkongan (esofogus), gastrium

(lambung), intestinum tenue (usus halus : duodenum, ileum, dan jejenum).

Instestinum crasum (usus besar = calon, keaekum, rektum), dan anus

Sedangkan pada hewan lambung komplek alat pencernaannya terdiri

dari : mulut, faring, esophagus, lambung (rumen, retikulum, omasum,

abomasum), usus halus (duodenum, ileum, jejenum), usus kasar (kaekum,

rektum) dan anus. Pencernaan pada lambung tunggal terjadi di mulut,

prosesnya dilakukan secara mekanis oleh gigi, makanan dicampurkan

dengan air ludah, menggunakan lidah sebagai alat pengecap dan mulut

sebagai alat prehensi.

Page 19: laporan anatomi ruminansia

19

Sedangkan pada lambung komplek, prosesnya terjadi di rumen.

Rumen mempunyai beberapa spesifikasi, yaitu : berbentuk elastis, ukuran

besar (4 x omasum dan abomasum), terbagi beberapa ruang : ventral dorsal,

anterior, dan posterior, dibatasi dengan pilar-pilar, seperti rumah laba-laba

dan tidak berkelenjar, banyak terdapat mikroba (bak, jamur, protozoa,

amuba) sebagai fermentator , tempat terjadi pencernaan mikroba melalui

proses fermentasi, terbentuknya vitamin B12 dengan bantuan

Co.(Anonymous, 2008)

2.6 Sistem Reproduksi

2.6.1 Organ Reproduksi Jantan

Organ genitalia ternak jantan terdiri dari testes, scrotum, corda,

spermaticus, kelenjar tambahan (glandula accessoris), penis, preputium

dan sistem saluran reproduksi jantan. Sistem saluran ini terdiri daari vasa

efferentia yang berlokasi dalam testis, epididymis, vas differens dan

urethra external yang bersambung ke penis.

1. Testis

Testis adalah organ reproduksi primer pada ternak jantan,

sebagaimana halnya ovarium pada ternak betina. Testis dikatakan sebagai

organ primer karena berfungsi menghasilkan gamet jantan (spermatozoa)

dan hormon kelamin jantan (androgens).

Testis pada sapi mempunyai panjang berkisar dari 10-13 cm, lebar

berkisar 6-6,5 cm dan beratnya 300-400 gr. Babi mempunyai ukuran

testis serupa pada sapi, tetapi domba dan kuda ukuran testisnya lebih

kecil. Pada semua jenis ternak, testisnya ditutupi oleh tunica vaginalis,

sebuah jaringan serous yang merupakan perluasan dari peritoneum.

Page 20: laporan anatomi ruminansia

20

2. Epididymis

Epididynis merupakan saluran eksternal pertama yang keluar dari

testis dibagian apeks testis menurun longitudinal pada permukaan testis,

dikurung oleh tunica vaginalis dan testis. Epididymis ini dapat dibagi

menjadi tiga bagian yaitu, caput (kepala), corpus (badan), dan cauda (ekor)

epididymis.

Caput epididymis nampak pipih dibagian apiks testis, terdapat 12-

15 buah saluran kecil, vasa efferentia yang menyatu menjadi satu saluran.

Corpus epididymis memanjang dari apeks menurun sepanjang

sumbu memanjang testis, merupakan saluran tunggal yang bersambungan

dengan cauda epididymis. Panjang total dari epididymis diperkirakan

mencapai 34 meter pada babi dan kuda. Lumen cauda epididymis dan

saluran eksternal lainnya, vas deferens dan urethtra adalah serupa pada

saluran tubuler dari saluran reproduksi betina. Tunica serosa dibagian luar,

diikuti dengan otot daging licin pada bagian tengah dan lapisan paling

dalam adalah epithelial.(Nuryadi, 2000)

Fungsi dari epididymis

1. Transportasi

Epididymis sebagai sebuah saluran yang meninggalkan testis

mempunyai fungsi pertama sebagai sarana transportasi bagi

spermatozoa.

Beberapa faktor yang menunjang perjalanan spermatozoa

dalam epididymis, di antaranya adalah faktor tekanan yang

diakibatkan oleh produksi spermatozoa baru dari dalam tubuli

seminiferi. Hal ini menyebabkan tekanan pada rete testis, vasa

efferentia dan sampai pada epididymis.

2. Konsentrasi

Fungsi kedua dari epididymis adalah konsentrasi spermatozoa,

di mana sewaktu spermatozoa memasuki epididymis bersama cairan

asal testis dalam keadaan relatif encer. Diperkirakan sejumlah 100 juta

per mililiter pada sapi, domba dan babi. Dalam spermatozoa

Page 21: laporan anatomi ruminansia

21

dikonsentrasikan menjadi kira-kira 4 milyar spermatozoa per

milimeter. Mekanisme terjadinya konsentrasi ini, karena sel-sel

epithel yang ada pada dinding epididymis mengabsorbsi cairan asal

testis. Absorbsi cairan ini sebagian besar terjadi pada caput dan ujung

proximal dari corpus epididymis.

3. Deposisi

Fungsi ketiga dari epididymis adalah sebagai tempat deposisi

(penyimpanan) spermatozoa. Sebagian besar spermatozoa disimpan di

bagian cauda, dimana spermatozoa terkonsentrasi di bagian yang

mempunyai lumen besar.

2.7 Sistem Urinaria

Systema urinaria meliputi : Ginjal, Vesicula urinaria dan saluran-salurannya.

1. Ginjal

Pada umumnya ginjal ada sepasang (dua buah) yang terdapat di

dalam rongga perut, mempunyai bentuk menyerupai kacang buncis dengan

hilus renalis yakni tempat masuknya pembuluh darah dan keluarnya ureter,

mempunyai permukaan yang rata, kecuali pada sapi ginjalnya berlobus.

Selubung ginjal (Ren) disebut kapsula ginjal, tersusun dari campuran

jaringan konektif yakni serabut kolagen dan beberapa serabut

elastis.(Anonymous, 2008)

Struktur histologis pada berbagai jenis hewan piara tidak sama,

sehingga bentuk ginjal dibedakan menjadi:

1 Unilober atau unipiramidal: pada kelinci dan kucing mempunyai struktur

histologis sama yakni tidak dijumpai adanya percabangan pada kalik

renalis, papila renalis turun ke dalam pelvis renalis, dan duktus papilaris

bermuara pada kalik. Pada kuda, domba, kambing, dan anjing terjadi

peleburan dari beberapa lobus, sehingga terbentuk papila renalis tunggal

yang tersusun longitudinal.

2 Multilober atau multipiramidal: bentuk ini dijumpai pada babi, sapi, dan

kerbau. Lobus (piramid) dan papila renalis lebih dari satu jelas terlihat.

Page 22: laporan anatomi ruminansia

22

Fungsi ginjal secara umum adalah:

Membuang sisa-sisa hasil metabolisme dengan cara menyaring dari darah

berupa air seni (urin)

Mengatur kadar air, elektrolit tertentu serta bahan-bahan lain dari darah

Membuang bahan-bahan yang berlebihan atau tidak lagi dibutuhkan tubuh

Sebagai kelenjar endokrin (sel-sel jukstaglomeruli dan makula densa) yang

mengatur hemodinamika serta tekanan darah dengan menghasilhan zat

renin.

Fungsi ginjal erat hubungannya dengan paru-paru dan kulit dalam

mempertahankan volume dan komposisi darah terhadap zat-zat tertentu.

Pada darah zat tersebut mempunyai nilai ambang yang konstan, dan bila

melebihi nilai ambang, maka zat tersebut dibuang melalui ginjal, paru-paru,

maupun kulit.

Sinus renalis berisi :

a. Pelvis renal, dibentuk oleh calyx mayor dna calyx minor. Pelvis ini

merupakan bagian atas ureter yang melebar.

b. Arteri, vena dan nervus.

c. Lemak dengan jumlah sedikit dan tidak dijumpai jaringan konektif.

Ginjal pada dasarnya dapat dibagi dua zone, yaitu : kortek (luar )

dan Medulla (dalam). Kortek meliputi daerah antara dasar malfigi pyramid

yang juga disebut pyramid medulla hingga ke daerah kapsula ginjal.

Daerah kortex antara pyramid-pyramid tadi membentuk suatu kolum

disebut Kolum Bertini Ginjal. Pada potongan ginjal yang masih segar,

daerah kortek terlihat bercak-bercak merah yang kecil (Petichie) yang

sebenarnya merupakan kumpulan veskuler khusus yang terpotong,

kumpulan ini dinamakan renal corpuscle atau badan malphigi. Kortek

ginjal terutama terdiri atas nefron pada bagian glomerulus, tubulus

Konvulatus proximalis, tubulus konvulatus distalis. Sedangkan pada

daerah medulla dijumpai sebagian besar nefron pada bagian loop of

Page 23: laporan anatomi ruminansia

23

Henle s dan tubulus kolectivus. Tiap-tiap ginjal mempunyai 1-4 juta

filtrasi yang fungsional dengan panjang antara 30-40 mm yang disebut

nefron.

2. Kandung Kemih

Kandung kemih (Buli-buli/bladder) merupakan sebuah kantong

yang terdiri atas otot halus, berfungsi menampung urine. Dalam kandung

kemih terdapat beberapa lapisan jaringan otot yang paling dalam,

memanjang ditengah, dan melingkar yang disebut sebagai destrusor,

berfungsi untuk mengeluarkan urine bila terjadi kontraksi.

Pada dasar kandung kemih terdapat lapisan tengan jaringan otot

berbentuk lingkaran bagian dalam atau disebut sebagai otot lingkar yang

berfungsi menjaga saluran antara kandung kemih dan uretra, sehingga

uretra dapat menyalurkan urine dari kandung kemih keluar tubuh.

Penyaluran ransangan kekandung kemih dan ransangan motoris ke

otot lingkar bagian dalam diatur oleh sistem simpatis. Akibat dari

ransangan ini, otot lingkar menjadi kendur dan terjadi kokntraksi sfingter

bagian dalam sehingga urine tetap tinggal dalam kandung kemih. Sistem

para simpatis menyalurkan ransangan motoris kandung kemih dan

ransangan penghalang ke bagian dalam otot lingkar. Rangansang aini dapat

menyebabkan terjadinya kontraksi otot destrusor dan kendurnya sfingter.

Page 24: laporan anatomi ruminansia

24

BAB III

MATERI DAN METODE

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yakni:

Record (baik dari aluminium atau

plastik)

Meteran (untuk mengukur PB,

LD, LB, DD)

Pisau tajam

Tali

Ember

Tang

Plastik

Refrigenerator

Kayu

3.1.2 Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini, yakni;

Kapas

Anti septik (betadine)

Air

Kaki kiri depan kambing

Kaki kiri belakang sapi

Seekor kambing jantan

Ginjal

Kepala kambing

Paru-paru

Organ pencernaan (mulai rumen

sampai rectum)

Organ reproduksi jantan (testis)

Organ reproduksi beatina

(Ovarium)

3.2 Prosedur kerja diagram alir

3.2.1 Teknik pemotongan hewan ternak

Kambing jantan

Diperuntukkan untuk kambing yang sehat

Dibaringkan

Dipegang kaki depan dan belakang

Disembelih secara islam dengan cara membaca basmalah

Dikeluarkan darah sebanyak-banyaknya

Ditunggu hingga ernak benar-benar mati

Dipisahkan kepala dari tubuhnya setelah ternak mati

Ditali dibagian kaki belakang dan dan digantung

Page 25: laporan anatomi ruminansia

25

Dikuliti dari kaki kanan belakang, kaki kiri belakang, badan serta terakhir

kaki kanan depan dan kaki kiri depan

Dibelah bagian medialnya

Dikeluarkan organ pencernaannya dan reproduksinya

Ditali

Dipotong bagian kaki depan dan belakang

Disisakan bagian vertebrae

Diamati

HASIL

3.2.2 Myologi

Kaki Kiri Depan Kambing

Dibekukan di Refrigerator

Dithawing selama lebih kurang 10 menit

Ditiriskan

Diletakkan di atas lantai yang sudah dilapisi plastik

Diamati bagian-bagian otot yang melekat pada tulang

Hasil

Page 26: laporan anatomi ruminansia

26

3.2.3 Osteology

Kaki Kiri Depan Kambing Kaki Kiri belakang Sapi

Dibekukan di Refrigerator

Dibekukan di Refrigerator

Dithawing + 10 menit

Dithawing + 10 menit

Ditiriskan

Ditiriskan

Diletakkan di atas lantai

Diletakkan di atas lantai

Diamati tulang bagian kaki

Diamati tulang bagian kaki

kiri depan kiri depan

Hasil Hasil

3.2.4 Organ Respirasi

ORGAN RESPIRASI

Dibekukan di Refrigerator

Dithawing + 10 menit

Ditiriskan

Diletakkan di atas lantai dilapisi plastik

Diamati bagian organ-organ respirasi dari mulut sampai paru-paru

Hasil

3.2.5 Organ Urinaria

ORGAN URINARIA

Dibekukan di Refrigerator

Dithawing + 10 menit

Ditiriskan

Diletakkan di atas lantai dilapisi plastik

Diamati bagian-bagian urinaria

Dicatat hal yang perlu

HASIL

Page 27: laporan anatomi ruminansia

27

3.2.6 Organ Pencernaan

ORGAN PENCERNAAN

Dibekukan di Refrigerator

Dithawing + 10 menit

Ditiriskan

Diletakkan di atas lantai dilapisi plastik

Diamati bagian organ pencernaan mulai dari mulut hingga rektum

Dicatat hal yang perlu

HASIL

3.2.7 Organ Reproduksi Ternak Jantan

ORGAN REPRODUKSI TERNAK JANTAN

Dibekukan di Refrigerator

Dithawing + 10 menit

Ditiriskan

Diletakkan di atas lantai dilapisi plastik

Diamati bagian organ reproduksi ternak jantan

Dicatat hal yang perlu

HASIL

3.2.8 Organ Reproduksi Ternak Betina

ORGAN REPRODUKSI TERNAK BETINA

Dibekukan di Refrigerator

Dithawing + 10 menit

Ditiriskan

Diletakkan di atas lantai dilapisi plastik

Diamati bagian organ reproduksi ternak betina

Dicatat hal yang perlu

HASIL

Page 28: laporan anatomi ruminansia

28

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pemotongan ternak

4.1.2 Myologi

Myologi adalah ilmu yang mempelajari tentang otot (pada ternak hidup)

atau daging (pada ternak yang sudah mati).

Bagian-bagian daging yang sering dimanfaatkan:

NO Jenis Daging Sesuai Untuk Masakan

1 Daging punuk ( blade ) Empal, semur, sop, kari, abon dan rendang.

2 Daging paha depan ( chuck) Empal, semur, sop, kari, abon dan rendang.

3 Daging lemusir (cub roll) Bistik, sate, rendang, empal, sukiyaki.

4 Has luar ( sirloin) Bistik, roll.

Page 29: laporan anatomi ruminansia

29

5 Has dalam ( fillet) Grill, steak, sate, sukiyaki.

6 Penutup + tanjung (Top side + Rump)

Bistik, empal, rendang, dendeng, baso, abon.

7 Pendasar + Gandik ( Silver side) Bistik, rendang, empal, dendeng, baso, abon

8 Daging Kelapa ( Inside) Cornet, sate, daging giling, sop, rawon.

9 9. Sengkel ( Shank) Semur, sop, rawon, empal.

10 Samcan ( Flank) Cornet, sate, daging giling, sop, rawon.

11 Daging iga ( Rib meat) Cornet, roll, rawon, sop, roast.

12 Sandung lamur ( Brisket) Cornet, roll, rawon, sop, roast.

4.1.3 Osteologi

Osteologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tulang belulang yang

menyusun kerangka tubuh hewan. Pada praktikum kali ini, kami mempelajari

tentang anatomi tulang kaki depan kiri pada kambing, kaki belakang kiri pada

kambing dan tulang rusuk.

Gambar tulang

Page 30: laporan anatomi ruminansia

30

4.1.4 Sistem Pernapasan

4.1.5 Sistem Pencernaan

4.1.6 Sistem Reproduksi

4.1.7 Sistem Urinaria

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pemotongan

4.2.2 Myologi

Daging/otot yang diamati pada praktikum kami kali ini sebelumnya

ditowing terlebih dahulu setelah dibekukan. Pada saat setelah di towing, daging

akan mengeluarkan drip (cairan yang keluar dari daging yang masih mengandung

nutrisi daging) yang berwarna merah darah sehingga kualitas daging akan

berkurang setiap kali di towing.

Pada perbatasan daging dengan kulit, terdapat lemak marbling (lemak

yang melekat pada daging) yang membuat aroma daging sedap saat dibakar.

Tulang-Tulang Dada dan Kaki Depan

4.2.3 Ostoelogy

Tulang dada tersusun oleh tiga tulang yakni scapula, clavicle dan coracoid.

Scapula adalah termasuk ke dalam tulang triangular. Permukaan medialnya datar

sedangkan permukaan lateral memiliki spine yang memiliki arah vertikal dan

biasa disebut dengan scapular spine. Scapular spine berada di sepanjang tulang

scapula. Spine ini membagi permukaan lateral dari scapula menjadi dua bagian

yang rendah atau dangkal untuk pengikatan otot.

Berikut adalah tulang-tulang yang menyusun tulang kaki depan

- Tulang Humerus - Tulang Metacarpal

- Tulang Radius dan Ulna - Tulang Phalang

- Tulang Carpal

Page 31: laporan anatomi ruminansia

31

Humerus

Tulang humerus termasuk tulang panjang, tulang yang kokoh dengan dua

kaki yang meluas. Pada batas proximal dari tulang humerus terdapat bagian utama

atau tuberosities pada kedua lateral dan permukaan medial untuk ikatan otot-otot.

Radius dan Ulna

Radius merupakan salah satu tulang panjang dari bagian tubuh. Radius

berada di atas cranio-medial dari kaki depan. Perkembangan ulna berbeda-beda

pada masing-masing spesies ternak, kecuali pada unggas, ulna lambat berkembang

jika dibandingkan dengan dengan radius.

Carpus

Tulang kecil yang tersusun dalam tiga baris pada hewan yang sederhana.

Persendian carpal tersebut lebih flexibel dibandingkan dengan persendian-

persendian lain pada kaki depan. Baris proximal, yang mana bersambing dengan

radius dan ulna, terdiri dari tiga tulang carpal yakni radial, intermediate dan ulnar.

Sedangkan baris distal bersambung dengan tulang metacarpal, dan memliki 4

carpal yang dinamakan carpal 1,2,3, dan 4.

Metacarpus

Metacarpus menjauhi tubuh menuju carpus dan secara sederhana terdiri

dari lima tulang. Hilangnya jari-jari kaki ternak pada sebagian besar peternakan

mempengaruhi hilangnya nomor dari metacarpal.

Phalank

Page 32: laporan anatomi ruminansia

32

Phalang adalah penomoran fungsionil jari kaki. Tiga phalang yakni terdiri

dari proximal phalang (bersambung dengan metacarpal), distal phalang (terlampir

dalam kuku. Diantara metacarpal dan proximal phalang terdapat metacarpo-

phalangeal. Sendi yang terbentuk oleh proximal dan middle phalang adalah

proximal interphalangeal dan diantara middle dan distal phalanges diketahui

sebagai distal interphalangeal.

Tulang-Tulang Pelvic dan Kaki Belakang

Pada hewan dewasa, terdapat tiga komponen tulang yang tetap dari tulang

pelvis. Yakni adalah dorsal ilium yang bersambung dengan satu atau lebih sacral

vertebrae, ventral pubis dan caudal ischium. Tiga tulang tersebut di satu sisi

biasanya melebur saat dewasa menjadi satu bentuk yakni tulang coxae. Tulang

coxae pada berbagai ternak dapat dibedakan dari perbedaan bentuk lokasi tuber

ischii di akhir caudal pada ischium.

Femur

Tulang pelvis menghubungan antara tulang pangkal paha dengan femur.

Seperti posisi humerus dengan tulang dada, femur juga merupakan tulang yang

panjang, tulang yang kokoh dengan bagian akhirnya yang meluas. Secara

proximal, kepala femur hampir berbentuk seperti bola. Secara proximal, rongga

tulang membawa dua atau tiga bagian besar utama. Paling besar adalah greater

trochanter, lesser trochanter dan third trochanter.

Daerah distal femur terdapat condyles(seperti pada humerus) yang

menghubungkannya dengan tibia. Di beberapa ruangan, pada sisi cranial dari

Page 33: laporan anatomi ruminansia

33

distal extrimity femur terdapat alur yang disebut trochlea yang terselip tulang

sesamoid, patella atau sumbat lutut.

Tibia dan Fibula

Tibia juga termasuk ke dalam tulang panjang, yang membedakannya dari

tulang panjang lain dan dari spesies lainnya adalah proximo-cranial ridge yang

berukuran besar yang disebut tibial crest. Seperti radius pada tulang dada dan kaki

depan, tibia memiliki peran yang besar. Fibula sampir sama seperti di ulna dari

tulang dada.

Tarsus

Pada mamalia, tulang ini terdiri dari 5 hingga 7 tulang tarsal pendek. Yang

terbesar di baris proximal adalah tibial tarsal bonedan fibular tarsal bone.

Metatarsus

Tulang metatarsal mamalia lebih panjang dari tulang metacarpal, tetapi

lebih mirip ketika dibandingkan antar spesies. Tulang jari kaki belakang

menyerupai tulang jari kaki depan.

Page 34: laporan anatomi ruminansia

34

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Daging sudah dikenal sebagai salah satu bahan makanan yang hampir

sempurna, karena mengandung gizi yang lengkap dan dibutuhkan oleh tubuh,

yaitu protein hewani, energi, air, mineral dan vitamin. Disamping itu, daging

memiliki rasa dan aroma yang enak, sehingga disukai hampir semua orang.

Karkas merupakan hasil utama pemotongan ternak dan mempunyai nilai

ekonomi yang lebih tinggi dari pada nonkarkas.

5.2 Saran

Sebaiknya praktikum dilakukan oleh praktikan sendiri sehingga para

praktikan lebih mengerti dan preparatnya lebih diperbagus (langsung tidak

awetan) sehingga lebih jelas.

Page 35: laporan anatomi ruminansia

35

Page 36: laporan anatomi ruminansia

36

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2007. Organ Elminasi Urine.

(http://subhankadir.wordpress.com/2007/08/20/organ-elminasi-urine/.

Diakses 9 Juni 2008).

Anonymous. 2008. System Urinaria. (http://task

list.blogspot.com/2008/02/system-urinaria.html. Diakses 9 Juni 2008)

Anonymous. 2008. Sistem Pencernaan. (http://task-

list.blogspot.com/2008/03/sistem-pencernaan.html Diakses 26 mei 2008)

Blakely, James and David, H. Bade. 1985. Ilmu Peternakan. Terjemahan oleh

Bambang Srigandono. 1991. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press.

Lawrie, R.A. 1990. Ilmu Daging. Terjemahan oleh Aminuddin Parakkasi. 1995.

Jakarta:UI Indonesia.

Nuryadi. 2000. Dasar-Dasar Reproduksi Ternak. Fakultas Peternakan.

Universitas Brawijaya. Malang.

Soeparno. 1994. Ilmu Daging dan Teknologi Daging. Fakultas Peternakan.

Universitas Gadjah Mada. Gadjah Mada University Press:Yogyakarata.

Suryo, Imam. 1997. Pendinginan dan Pembukuan Daging. Program Studi

Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya.

Malang.