Upload
iqlimasarah
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 laporan antikolenetrase
1/8
A. Tujuan
- Dapat mengetahui cara pengujian aktifitas obat antikolinetrase.
- Memhami cara kerja obat atropine sebagai antikolenestrase dan toksisitasnya.
B. Dasar Teori ( Iqlima Sarah )
Sistem saraf otonom bekerja menghantarkan rangsang dari SSP ke otot polos,
otot jantung dan kelenjar. Sistem saraf otonom merupakan saraf eferen (motorik), dan
merupakan bagian dari saraf perifer. Sistem saraf otonom ini dibagi dalam bagian,
yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Pada umumnya jika fungsi
salah satu sistem dirangsang maka sistem yang lain akan dihambat. Sistem saraf otonom
tersusun atas saraf praganglion, ganglion dan saraf postganglion. !mpuls saraf diteruskan
dengan bantuan neurotransmitter, yang dikeluarkan oleh saraf praganglion maupun saraf
postganglion. (Pearce, "#elyn $. %%)Sistem saraf otonom yang dikenal juga dengan nama sistem saraf #egetatif ,
sistem saraf keseimbangan #isceral atau sistem saraf sadar, sistem mengendalikan dan
mengatur keseimbangan fungsi-fungsi intern tubuh yang berada di luar pengaruh
kesadaran dan kemauan. Sistem ini terdiri atas serabut-serabut saraf-saraf ganglion-
ganglion dan jaringan saraf yang menuju ke jantung, pembuluh darah, kelenjar-kelenjar,
alat-alat dalaman dan otot-otot polos. (Pearce, "#elyn $. %%)
&bat-obat yang berhubungan dengan kerja asetilkolin disebut kolinergik, dan
obat-obat yang berhubungan dengan kerja norepineprin disebut adrenergik.
Penggolongan obat-obat yang bekerja pada sistem saraf otonom
1. 'drenergik
2. 'ntiadrenergic
3. olinergik
4. 'ntikolinergik
&bat antikolinergik dikenal juga sebagai obat antimuskatrinik, parasimpatolitik,
penghambat parasimpatis. Saat ini terdapat antikolinergik yang digunakan untuk
mendapatkan efek perifer tanpa efek sentral misalnya antispasmodik, penggunaan lokal
pada mata sebagai midriatikum, memperoleh efek sentral, misalnya untuk mengobati
penyakit parkinson. $ontoh obat-obat antikolinergik adalah atropin, skopolamin, ekstrak
beladona, oksifenonium bromida dan sebagainya. !ndikasi penggunaan obat ini untuk
merangsang susunan saraf pusat (merangsang nafas, pusat #asomotor dan sebagainya,
antiparkinson), mata (midriasis dan sikloplegia), saluran nafas (mengurangi sekret
hidung, mulut, faring dan bronkus, sistem kardio#askular (meningkatkan frekuensi detak
http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/
8/17/2019 laporan antikolenetrase
2/8
jantung, tak berpengaruh terhadap tekanan darah), saluran cerna (menghambat peristaltik
ususantispasmodik, menghambat sekresi liur dan menghambat sekresi asam lambung)
&bat antikolinergik sintetik dibuat dengan tujuan agar bekerja lebih selektif dan
mengurangi efek sistemik yang tidak menyenangkan. *eberapa jenis obat antikolinergik
misalnya homatropin metilbromida dipakai sebagai antispasmodik, propantelin bromida
dipakai untuk menghambat ulkus peptikum, karamifen digunakan untuk penyakit
parkinson.( +jay, )
C. Monografi Obat ( Iqlima Sarah )
'tropina Sulfat (armakope !ndonesia "disi !!! halaman /)
Pemerian 0 1ablur tak ber2arna atau putih3 tidak berbau3 sangat pahit3 beracun.
elarutan 0 4arut dalam kurang dari bagian air dan dalam lebih kurang 5 bagian
etanol (%6) P3 sukar larut dalam kloroform P3 praktis tidak larut
dalam eter P dan dalam ben7ene P
Sifat 0 4arutkan ,% g dengan % ml air bebas $&. +itrasi dengan 8a&1 %,%
8 menggunakan indicator larutan merah metil P3 diperlukan tidak
lebih dari %,5 ml.
Pengeringan 0 +idak lebih dari 9,% 63 pengeringan dilakukan pada suhu %⁰hingga
bobot tetap.
Sisa pemijaran 0 +idak lebih dari %, 6
Penyimpanan 0 Dalam 2adah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
hasiat 0 Parasimpatolitikum
Dosis Ma:. 0 Sekali mg, sehari 5 mg.
';ua Pro !njeksi (Depkes
8ama resmi 0 ';ua sterile pro injection
8ama lain 0 'ir steril untuk injeksi
Pemerian 0 $airan jernih tidak ber2arna, tidak berbau
Penyimpanan 0 Dalam 2adah dosis tunggal dari kaca atau plastik
egunaan 0 Pelarut
8/17/2019 laporan antikolenetrase
3/8
D. Alat dan Bahan (Ten Mutia !uhana)
. Mencit
. +ablet piridostigmin >% mg (tablet mestinon)
5. !njeksi atropine 0 %,= mgml
9. Disposable cc, 5 cc, = cc
=. Senter kecil ba2a masing-masing kelompok buah
>. ';ua pro injeksi
?. apas dan alkohol ?%6
/. Sonde
. Mortirstemfer
%. Senter kecil
. P@'
". #rosedur (Ten Mutia !uhana)
$. Data #engamatan ( %urul $a&riah )
Data-data tersebut masukkan dalam tabel datadan bandingkan dari ketiga data tersebut.
Catat waktu pemberian obat dan waktu mulai timbulnya
Bila sudah terlihat ada tanda-tanda keracunan
(intoksikasi), berikan atropine injeksi sebesar
mg dosis manusia, dan obat lain yang sesuai
dengan gejala yang timbul, serta perhatikan
e!eknya.
Di buat " kelompok, tiap-tiap kelompok menggunakan #ekor mencit.
a. $elompok % dengan dosis &' mgb. $elompok %% dengan dosis # mgc. $elompok %%% dengan dosis mgd. $elompok %* dengan dosis + mg
erhatikan dan catat gejala yang
8/17/2019 laporan antikolenetrase
4/8
'ean
#erobaan
*ejala
+, -+, +, /+,
0ontrol negatif
(A.#.I)
Mencit 8ormal 8ormal 8ormal,
@rooming 8ormal
Mencit 8ormal 8ormal 8ormal,
@rooming 8ormal
Mencit 5 8ormal 8ormal 8ormal,
@rooming 8ormal
0ontrol negatif
(A.#.I)
Mencit 8ormal@roomin,
8ormal
8ormal 8ormal
Mencit 8ormal@rooming
, 8ormal 8ormal 8ormal
Mencit 5 8ormal@rooming
, 8ormal 8ormal 8ormal
Dosis I
Mencit 8ormal @rooming +idur -
Mencit 8ormal @rooming +idur -
Mencit 5 8ormal @rooming +idur -
Dosis I
Mencit
@roomi
ng(@arukA
)
+enang @rooming pada ekor
-
Mencit
@roomi
ng
(@arukA
)
+enang@rooming
pada ekor -
Mencit 5
@roomi
ng
(@arukA
)
+enang@rooming
pada ekor -
Dosis II
Mencit 'ktif ejang Mati Mati
Mencit 'ktif $egukan4oncat-
loncat4emas
Mencit 5 'ktif $egukan +remor 4emas
Dosis II
Mencit 8ormal 4emas +remor 4emas
Mencit 8ormal +remor 4emas 4emas
Mencit 5 8ormal 4emas +remor 4emas
Dosis III
Mencit 8ormal
$egukan,
+remor,
Mood
@rooming
*ola MataMenonjol
eluar
(":ophtalm
us),
Brithing
'gresif ,
Depresi
8afas
$epat,
4emas.
Mencit 8ormal
$egukan,
+remor,
Mood@rooming
+akikardi,
'gresif, *ol
Mata
Menonjol
eluar
(":ophtalm
us),
Depresi
8afas,
Brithing,4emas
$egukan,
+remor,
+akikardi,
'gresif,
*ola Mata
Depresi
8afas,
Brithing,
8/17/2019 laporan antikolenetrase
5/8
*. Data #erhitungan ( %urul $a&riah )
a. on#ersi atropin sediaan 0 %,= mgml
. Dosis atropin pada manusia C = mg
kon#ersi ke mencit C = mg : %,%%> C %,%>= mg % g ** mencit
. Dosis !! atropin pada manusia C =% mg
kon#ersi ke mencit C =% mg : %,%%> C %,5 mg % g ** mencit5. Dosis !!! atropin pada manusia C ?= mg
on#ersi ke mencit C ?= mg : %,%%> C %,= mg % g ** mencit
9. Dosis ! atropin pada manusia C %% mg
on#ersi ke mencit C %% mg : %,%%> C %,> mg % g ** mencit
b. Pemberian dalam bentuk injeksi
. Dosis !0,065mg
0,25mg x 1ml=0,26ml
. Dosis !!0,13mg
0,25mg x 1ml=0,52ml
5. Dosis !!!0,195mg
0,25mg x 1ml=0,78ml
9. Dosis !0,26mg
0,25mg x 1ml=1,04ml
'. #embahasan ( Irma 1etnasari dan %o2a 'ardianti)
Pada praktikum kali ini yaitu uji aktifitas 'ntikolinesterase terhadap mencit dengan
jumlah dosis yang toksik atau melebihi dosis maksimal yang seharusnya diberikan,
sehingga yang diamati pada praktikum kali ini adalah melihat gejala yang ditimbulkan
setelah mencit diberikan sediaan dengan dosis toksik melalui oral. Sediaan yang
digunakan berupa sediaan injeksi atropin .
'tropin merupakan agen preanestesi yang digolongkan sebagai antikolinergik atau
parasimpatolitik. 'tropin sebagai prototip antimuskarinik mempunyai kerja menghambatefek asetilkolin pada syaraf postganglionik kolinergik dan otot polos. 1ambatan ini
bersifat re#ersible dan dapat diatasi dengan pemberian asetilkolin dalam jumlah
berlebihan atau pemberian antikolinesterase. ('chmad, />)
Mekanisme kerja 'tropine memblok aksi kolinomimetik pada reseptor muskarinik
secara re#ersible (tergantung jumlahnya) yaitu, hambatan oleh atropine dalam dosis kecil
dapat diatasi oleh asetilkolin atau agonis muskarinik yang setara dalam dosis besar. 1al
ini menunjukan adanya kompetisi untuk memperebutkan tempat ikatan. 1asil ikatan pada
8/17/2019 laporan antikolenetrase
6/8
reseptor muskarinik adalah mencegah aksi seperti pelepasan !P5 dan hambatan adenilil
siklase yang di akibatkan oleh asetilkolin atau antagonis muskarinik lainnya. (Eay dan
irana, %%)
'tropin dapat menimbulkan beberapa efek, misalnya pada susunan syaraf pusat,
merangsang medulla oblongata dan pusat lain di otak, menghilangkan tremor, perangsang
respirasi akibat dilatasi bronkus, pada dosis yang besar menyebabkan depresi nafas,
eksitasi, halusinasi dan lebih lanjut dapat menimbulkan depresi dan paralisa medulla
oblongata. "fek atropin pada mata menyebabkan midriasis dan siklopegia. Pada saluran
nafas, atropin dapat mengurangi sekresi hidung, mulut dan bronkus. "fek atropin pada
sistem kardio#askuler (jantung) bersifat bifasik yaitu atropin tidak mempengaruhi
pembuluh darah maupun tekanan darah secara langsung dan menghambat #asodilatasi
oleh asetilkolin. Pada saluran pencernaan, atropin sebagai antispasmodik yaitu
menghambat peristaltik usus dan lambung, sedangkan pada otot polos atropin mendilatasi
pada saluran perkencingan sehingga menyebabkan retensi urin (1idayat, %%=)
'tropin adalah senya2a alam terdiri dari amine antimuscarinic tersier. 'tropine
pada dosis kecil memperlihatkan efek merangsang di susunan saraf pusat dan pada dosis
toksik memperlihatkan efek depresi setelah melampaui fase eksitasi yang berlebihan.
Mencit yang digunakan dalam praktikum kali ini dikelompokan menjadi =, dimana
tiap kelompok diberika 5 mencit. elompok diberikan sediaan atropin dosis 9 ,
kelompok diberi dosis 5 sediaan atropin , kelompok 5 diberikan dosis sediaan
atropin , kelompok 9 diberikan sediaan atropin dosis dan kelompok = diberikan P@'
6 sebagi kontrol negatif. Pada praktikum ini dilakukan secara meminimalisir kesalahan
menganalisa pada saat praktikum.
Setelah melakukan pemberian oral pada masing-masing mencit maka tahap
selanjutnya yaitu melakukan pengamatan terhadap setiap mencit. Pada kelompok pertama
semua mencit setelah diberikan sediaan terlihat normal dan mengantuk. 4alu pada
kelompok kedua mencit mengalami cegukan tremor dan depresi terhadap nafas. 4alu
pada kelompok ketiga masing-asing mencit mengalami lemas dan tremor, pada kelompok
keempat dan kelompok kelima mengalami grooming pada ekor, hal ini disebabkan karena
efek dari sediaan ini yang mengakibatkan menghambat efek asetilkolin pada syaraf
postganglionik kolinergik dan otot polos.
8/17/2019 laporan antikolenetrase
7/8
Diketahui pula akti#itas mencit cendrung pasif sering berdiam menempelkan
badannya ke lantai, pada saat ini sebenarnya mencit sedang menekan perut kelantai
menandakan bah2a mencit mengalami kholik karena atropin menibulkan efek
spasmolitikum pada kejang-kejang di saluran lambung sampai usus dan urogenital.
Pernapasan lambat karena terjadi bronkhodilatasi pada saluran napas dan pada dosis yang
besar dapat menimbulkan depresi napas. Mukosa dan daun telinga pucat karena atropin
akan membuat pembulu darah menjadi #asokonstriksi sehingga aliran darah berkurang.
Pada kasus keracunan atropine peristaltic dihambat sehingga perut menjadi kembung dan
bising, depresi repirasi yang dapat menyebabkan kematian
Saat tanda-tanda toksisitas telah muncul mencit segera diberi antidotum atau obat
lain yang sesuai dengan gejala yang timbul. 'ntidotum yang dianjurkan akibat keracunan
atropine adalah pisostigmin salisilat -9 mg. Pisostigmin salisilat dapat mengatasi semua
gejala susunan saraf pusat serta menghilangkan efek anhidrosis. *ila terjadi kejang dapat
diberi dia7epam.
I. 0esim3ulan ( Irma 1etnasari )
*erdasarkan praktikum yang telah dilakukan diketahui bah2a 'tropin merupakan
obat golongan antikolinesterase yang bekerja dengan cara menghambat kerja
kolinesterase (dengan mengikat kolinesterase) dan mengakibatkan perangsangan saraf
kolinergik terus menerus karena 'ch tidak dihidrolisis. Dosis toksik atropine
memperlihatkan efek depresi setelah melampaui fase eksitasi yang berlebihan.
'ntidotum untuk keracunan atropine adalah pisostrigmin salaisilat.
8/17/2019 laporan antikolenetrase
8/8
DA$TA1 #4STA0A
'gung, ". 8. %. Prinsip Aksi dan Nasib Obat Dalam Tubuh.Fogyakarta. Penerbit Pustaka
Pelajar.
'rgo, !., D., %%, Toksikologi Dasar , 9->%, G@M Press, Fogyakarta
Darmono, Syamsudin. %. Buku Ajar Farmakologi Eksperimental. Eakarta. G!-Press.
Departemen esehatan