53
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kacang panjang berasal dari India dan Afrika Tengah. Kemudian penanamanya menyebar ke daerah-daerah Asia Tropika hingga Indonesia. Tanaman kacang-kacangan merupakan tanaman yang berumur pendek dan pembudidayaannya tidak terlalu sulit. Kacang-kacangan bersifat multiguna, sehingga memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan. Dengan menggunakan teknik budidaya yang secara tepat, akan dapat mengoptimalkan produksi atau hail panen kacang-kacangan (Fachruddin, 2000). Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis) merupakan tanaman semak, menjalar, semusim dengan tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan permukaan licin. Tanaman ini juga dapat di jadikan sebagai makanan seperti sayur ataupun lalapan. Terdapat dua jenis kacang panjang, yakni kacang panjang biasa dan kacang panjang usus. 1

LAPORAN DDA KELOMPOKKU

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman kacang panjang berasal dari India dan Afrika Tengah. Kemudian

penanamanya menyebar ke daerah-daerah Asia Tropika hingga Indonesia.

Tanaman kacang-kacangan merupakan tanaman yang berumur pendek dan

pembudidayaannya tidak terlalu sulit. Kacang-kacangan bersifat multiguna,

sehingga memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan. Dengan

menggunakan teknik budidaya yang secara tepat, akan dapat mengoptimalkan

produksi atau hail panen kacang-kacangan (Fachruddin, 2000).

Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis) merupakan tanaman semak,

menjalar, semusim dengan tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak,

silindris, lunak, berwarna hijau dengan permukaan licin. Tanaman ini juga dapat

di jadikan sebagai makanan seperti sayur ataupun lalapan. Terdapat dua jenis

kacang panjang, yakni kacang panjang biasa dan kacang panjang usus. Berikut

morfologinya : (a). Kacang panjang biasa memiliki batang yang sangat panjang

dan membelit.Polongnya berwarana hijau pada saat masih muda dan mejadi agak

putih setelah tua, panjang polong 40 cm. Biji berbentyk bulat panjang agak pipih,

kadang melengkung, berukuran antara 5 mm – 6 mm dan berwarna kuning,

cokelat, hitam, putih atau kuning kemerah-merahan. (b). Kacang panjang usus

memiliki polong lebih dari 80 cm. Polong muda berwarna hijau kuti-putihandam

polong tua berwarna putih kekuningan. Biji berwarna putih atau berbelang-belang

merah. Kultifar yang ada antara lain usus putih, usus hijau subang, usus hijau

1

Page 2: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

purwokerto. Optimalisasi dalam pembudidayaan kacang panjang dapat dilakukan

denga memperhatikan dan memenuhi kondisi serta persyaratan yang dilakukan

oleh tanman kacang panjang tersebut (Fachruddin, 2000).

Pada umumnya di Indonesia, komoditas tanaman hortikultura seperti kacang

panjang (Vigna sinensis) merupakan komoditas yang dinilai baik bagi para petani

untuk dibudidayakan karena menjadi komoditas yang banyak tersebar di berbagai

wilayah. Kacang panjang termasuk dalam kelas Angiospermae, ordo Rosale,

family Legoiminoceae dan spesies Vigna sinensis merupakan komoditas tanaman

semusim yang berumur sekitar 4 bulan dan memiliki banyak jenis varietas,

diantaranya adalah varietas yang dianjurkan untuk dataran rendah ada dua macam

dan keduanya bertipe merambat, yaitu varietas kacang panjang 1 (KP 1) atau No.

1019. Varietas ini berasal dari Bekasi dan cocok ditanam hingga ketinggian 500 m

dpl dan varietas kacang panjang 2 (KP 2) atau No. 1018. Varietas ini berasal dari

Bogor yang cocok ditanam pada daerah dengan ketinggian di bawah 500 m dpl.

Jenis kacang panjang merupakan salah satu komoditas tanaman yang

memiliki banyak kegunaan, selain itu dapat dikonsumsi sebagai sayuran segar,

lalapan dan obat-obatan. Akan tetapi dalam produksinya, kacang panjang masih

memiliki kulitas dan kuantitas yang rendah. Olehnya dibutuhkan pengetahuan

yang luas serta tindakan budidaya yang tepat agar hasil yang didapatkan sesuai

dengan apa yang diinginkan

(Anonim, 2007).

2

Page 3: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

Produksi rata-ratanya kacang panjang 6,2 ton/ha polong muda atau 0,4

ton/ha biji kering. Kacang panjang untuk sayur dipanen pada umur 58-80 hari

sesudah tanam dengan tingkat produksi 5,9 ton/ha. Bila panen dalam bentuk biji

kering hasilnya sekitar 0,5 ton/ha. Varietas ini cukup tahan terhadap cendawan

busuk polong dan penggerek polong, tetapi rentan tefiadap virus sapu

(Fachruddin, 2000).

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui tekhnik budidaya tanaman

kacang panjang (Vigna sinensis) yang ditanam. Sedangkan kegunaan dari

praktikum lahan ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan pupuk kandang

terhadap pertumbuhan tanaman.

3

Page 4: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi dan Morfologi

Klasifikasi tanaman kacang panjang yakni : Divisi Spermatophyta, Kelas

Angiospermae, Subkelas Dicotyledonae, Ordo Rosales, Famili Legominoceae,

Genus Vigna, Spesies Vigna sinensis (Fachruddin, 2000).

Varietas yang dianjurkan untuk dataran rendah ada 2 macam dan keduanya

bertipe merambat. Kedua varietas tersebut adalah varietas kacang panjang 1

(KP 1) atau No. 1019 dan varietas kacang panjang 2 (KP 2) atau No. 1018

(Rukmana, 1995).

Varietas No. 1019 berasal dari Bekasi dan cocok ditanam hingga ketinggian

500 m dpl. Batangnya berwama hijau muda dan berbentuk persegi enam. Daun

berbentuk delta dengan ujung meruncing tersusun tiga-tiga. Daun berwarna hijau

tua dengan permukaan berbulu halus. Bunga berbentuk kupu-kupu berwama biru

muda. Polongnya gilik, panjang 44-75 cm, wama hijau tua, rasanya agak manis,

dan renyah. Satu tanaman bisa menghasilkan 4-15 polong. Biji bulat panjang agak

gepeng dan bila sudah tua berwama cokelat tua berbelang putih. Tanaman dewasa

tingginya mencapai 2 m lebih. Pada umur 28 hari sudah berbunga dan pada umur

59-79 hari sudah dapat dipanen. Produksi rata-ratanya 6,2 ton/ha polong muda

atau 0,4 ton/ha biji kering. Varietas ini cukup tahan terhadap penggerek polong

dan cendawan busuk perusak polong, namun kurang tahan terhadap serangan

virus sapu (Rukmana, 1995).

4

Page 5: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

Varietas No. 1018 berasal dari Bogor yang cocok ditanam pada daerah

dengan ketinggian di bawah 500 m dpl. Batangnya berwama hijau muda dan

bersegi enam. Daun dan bunganya mirip dengan KP 1. Polong gilik, langsing

dengan panjang 35-60 cm , dan berwama hijau. Jumlah polong dalam satu

tanaman dapat mencapai 5-18 buah, lebih banyak dari KP l. Polong yang masih

muda renyah dan agak manis. Biji yang tua berwama cokelat muda. Tanaman

dewasa tingginya mencapai 2 m lebih. Mulai berbunga saat berumur 30 hari.

Kacang panjang untuk sayur dipanen pada umur 58-80 hari sesudah tanam dengan

tingkat produksi 5,9 ton/ha. Bila panen dalam bentuk biji kering hasilnya sekitar

0,5 ton/ha. Varietas ini cukup tahan terhadap cendawan busuk polong dan

penggerek polong, tetapi rentan terhadap virus sapu. Manfaat berbeda dengan

kacang-kacangan umumnya, kacang panjang (Vigna sinensis) lebih sering dipanen

polongnya secara keseluruhan sebagai sayur. Jarang sekali biji kacang panjang tua

dimanfaatkan untuk masakan tertentu. Syarat TumbuhAgar tumbuh dengan baik

kacang panjang membutuhkan tanah yang gembur. Sebaiknya tanah masih kaya

akan bahan organik. Bila tidak, kedka diolah dapat ditambahkan pupuk kandang.

Adaptasinya terhadap lahan masam cukup baik. Nilai pH yang cocok untuk

kacang panjang sekitar 5,5 (Rukmana, 1995).

5

Page 6: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

2.2. Syarat Tumbuh

2.2.1. Iklim

Suhu ideal bagi kacang panjang adalah antara 20-30 derajat C dengan

pencahayaan yang penuh (pada tempat terbuka yang mendapat sinar matahari

penuh). Curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun (Anonim, 2010).

2.2.2. Media Tanam

Hampir semua jenis tanah cocok untuk budidaya kacang panjang, tetapi

yang paling baik adalah tanah Latosol (lempung berpasir), subur, gembur, banyak

mengandung bahan organik dan drainasenya baik. Kemasaman tanah (pH) sekitar

5,5-6,5 (Anonim, 2010).

2.2.3. Ketinggian Tempat

Tanaman ini tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah dan

dataran tinggi ± 1500 m dpl, tetapi yang paling baik di dataran rendah. Penanaman

di dataran tinggi, umur panen relatif lama dari waktu tanam, tingkat produksi

maupun produktivitasnya lebih rendah bila dibanding dengan dataran rendah.

Ketinggian optimum adalah kurang dari 800 m dpl (Fachruddin, 2000).

2.3. Teknik Budidaya

2.3.1. Pembibitan

Bibit kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut:

Penampilan bernas/kusam, daya kecambah tinggi di atas 85%, tidak rusak/cacat,

tidak mengandung wabah hama dan penyakit. Keperluan benih untuk 1 hektar

6

Page 7: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

antara 15-20 kg. Benih tidak perlu disemaikan secara khusus, tetapi benih

langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan. Benih yang baik

berasal dari tanaman yang berkualitas, sebaiknya dipilih benih yang bersertifikat

(Anonim, 2007).

2.3. Pengolahan Media Tanam

Lahan dibersihkan dari rumput-rumput liar, dicangkul/dibajak sedalam 30

cm hingga tanah menjadi gembur. Buat parit keliling, biarkan tanah dikeringkan

selama 15-30 hari. Setelah 30 hari buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80

cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan. Untuk

sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan

jarak antara guludan 30-40 cm (Fachruddin, 2000).

Pengapuran dilakukan jika pH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dosis

tergantung kemasaman tanah. Berikan kapur pertanian dalam bentuk kalsit,

dolomit, atau zeagro sebanyak 1-2 ton/ha tergantung dari pH awal dan jumlah

Alumunium. Kapur dicampur secara merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm

(Fachruddin, 2000).

Pada saat pembentukan bedengan atau guludan tambahkan 10-20 ton/ha

pupuk kandang/pupuk organik Super TW Plus, dengan dosis 4-5 ton/ha dicampur

merata dengan tanah sambil dibalikkan (Fachruddin, 2000).

2.3.3. Teknik Penanaman

Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x 50 cm, 40 x 60 cm,

30 x 40 cm. Dan jarak tanam tipe tegak adalah 20 x 40 cm dan 30 x 60 cm. Waktu

tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat

7

Page 8: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai. Benih dimasukkan ke dalam

lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah tipis/dengan abu dapur

(Anonim, 2010).

2.3.2. Pemeliharaan Tanaman

Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari kemudian. Benih yang tidak

tumbuh segera disulam. Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3

minggu setelah tanam, tergantung pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan

dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan dengan alat kored. Kacang

panjang yang terlalu rimbun perlu diadakan pemangkasan daun maupun ujung

batang. Tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan bunga.

Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan

rutin tiap hari. Pengairan berikutnya tergantung musim (Fachruddin, 2000).

2.3.4. Pemupukan

Pemberian pupuk ada dua yaitu, pemberian pupuk dasar dan pemberian

pupuk susulan. Untuk pupuk dasar di anjuyrkan dosis sebagai berikut :Kacang

panjang tipe merambat: Urea 150 kg + TSP 100 kg + 100 kg/ha, kacang panjang

tipe tegak: Urea 22,5 kg + TSP 45 kg + KCl 45 kg/ha, kacang hibrida: 85 kg Urea

+ 310-420 kg TSP + 210 kg KCl/ha. Pupuk diberikan di dalam lubang pupuk yang

terletak di kiri-kanan lubang tanam. Jumlah pupuk yang diberikan untuk satu

tanaman tergantung dari jarak tanam.

8

Page 9: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

Pupuk susulan tanaman kacang panjang tipe merambat, diberikan 4 minggu

setelah tanam, pupuk berupa urea 150 kg/ha. Sedangkan pupuk susulan untuk

kacang panjang tipe tegak diberikan 4 minggu setelah tanam, pupuk berupa urea

85 kg/ha (Fachruddin, 2000).

2.4. Hama

Hama yang sering ditemukan menyerang tanaman kacang tanah adalah Kutu

daun (Aphis cracivora Koch). Akibat serangan hama ini, pertumbuhan tanaman

terhambat karena hama mengisap cairan sel tanaman sehingga terjadi penurunan

hasil panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor

virus. Pengendalian hama dilakukan dengan rotasi tanaman, yaitu menanam

tanaman yang bukan famili kacang-kacangan dan penyemprotan insektisida

Furadan 3G atau Carbofuran 80 kg/ha (Fachruddin, 2000).

2.5. Panen

Panen kacang panjang dibedakan dua macam, yaitu panen polong muda dan

polong tua atau biji-bijinya.

a. Panen polong muda

Dilakukan pada jenis kacang panjang lanjaran (tipe merambat) dan kacang

busitao (tipe tegak). Ciri-ciri polong yang siap dipanen adalah ukuran polong telah

maksimal, mudah dipatahkan dan biji-bijinya di dalam polong tidak menonjol

Waktu panen yang paling baik pada pagi/sore hari. Umur tanaman siap panen

3,5-4 bulan.

9

Page 10: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

b. Panen polong tua

Dilakukan pada jenis kacang panjang tipe tegak seperti kacang tunggak dan

kacang uci dan busitao. Ciri-ciri kacang tunggak yang siap panen adalah polong-

polongnya telah cukup tua, biji-biji menonjol dan kulit luar berwarna hijau

kekuningan. Umur panen 3-3,5 bulan dan waktu panen pada pagi/sore hari

(Fachruddin, 2000).

2.5.1. Cara Panen

Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe merambat dengan

memotong tangkai buah dengan pisau tajam. Sedangkan untuk kacang pancang

tipe tegak dengan cara mencabut/memotong pangkal batang tanaman setinggi

10-15 cm dari permukaan tanah (Fachruddin, 2000).

2.5.2. Perkiraan Produksi

Produksi polong muda per satuan luas dapat mencapai minimal 2,0 ton/ha,

tergantung varietasnya. Pada varietas KP-I dapat mencapai 6,2 ton/ha dan KP-2

sebesar 2,1 ton/ha. Dan produksi kacang panjang tipe tegak berkisar antara 2,0-5,0

ton biji kering (Fachruddin, 2000).

2.6. Pasca Panen

2.6.1. Pengumpulan

Selepas panen, polong kacang panjang dikumpulkan di tempat

penampungan, lalu dicuci dan ditiriskan. Untuk polong tua setelah dikumpulkan,

lalu polong dikeringkan dengan cara dijemur sampai kadar air 12-14%

(Fachruddin, 2000).

10

Page 11: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

2.6.2. Penyortiran

Memisahkan polong muda yang baik dengan yang rusak. Untuk sasaran

pasar ekspor, kriteria mutu polong muda yaitu ukuran polong minimal 20 cm,

tingkat ketuaan polong tergolong muda, penampakan biji tidak menonjol dan

warna hijau dan segar. Sedangkan untuk polong tua yang sudah kering dipisahkan

dari kulit polong, dan biji dikeringkan sampai 12%-14% kadar airnya

(Fachruddin, 2000).

2.6.3. Penyimpanan

Untuk mempertahankan kesegaran polong, penyimpanan sementara sebelum

dipasarkan sebaiknya di tempat teduh. Penggunaan remukan es/lemari pendingin,

sedangkan polong tua disimpan di dalam kaleng dan diletakkan di tempat yang

kering dan sirkulasi udara baik (Fachruddin, 2000).

2.6.4.Pengemasan dan Pengangkutan

Polong kacang panjang diikat dengan bobot maksimal 1 kg. Ikatan dikemas

dalam karung goni yang berventilasi/dikemas dalam kantong plastik polytelyne.

Alat angkut yang digunakan dapat dengan cara dipikul, menggunakan jasa

kendaraan/alat transportasi lainnya. Untuk polong tua dikemas dalam kaleng yang

ditutup rapat. Sebelum dimasukkan ke dalam wadah sebaiknya dicampur dulu

dengan minyak jagung supaya terhindar dari hama penggerek biji. Hal ini perlu

dilakukan untuk mempertahankan kualitas dari hasil produksi.

11

Page 12: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

Penanganan dalam pengemasan kacang panjang dalam bentuk polong tua

adalah sebagai berikut: a). Campurkan biji kacang dengan minyak jagung

(10 cc/kg biji), b). Biji kacang ditempatkan dalam wadah bersih dan ditutup rapat,

dan c). Biji kacang disimpan di ruangan yang kering dan bersih

(Fachruddin, 2000).

12

Page 13: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

III. METODE PRAKTEK

3.1. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada Praktek Lapangan adalah cangkul, skop garpu,

tali rafia, ember dan alat tulis menulis yang digunakan dalam pengamatan. Bahan

yang digunakan adalah bibit kacang panjang (Vigna sinensis), pupuk kandang.

3.2. Tempat dan Waktu

Praktikum Lapangan Dasar-Dasar Agronomi tentang kacang panjang

(Vigna sinensis) dilaksanakan di Lahan Percobaan Dasar-Dasar Agronomi,

Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako. Pada setiap hari Selasa, mulai dari

tanggal Oktober 2010 sampai dengan 14 Desember 2010, pukul 15.30 WITA

sampai selesai.

3.3. Cara Pelaksanaan

Sebelum melakukan penanaman hal yang pertama kali kami lakukan adalah

membersihkan lahan dari rerumputan, setelah lahan bersih lalu kami membuat

bedeng dimana bedeng tersebut dibagi menjadi 2 yang masing-masing berukuran

3 x 15 m. Bedeng pertama diberi perlakuan pupuk kandang (ayam) dan bedeng

yang yang kedua tidak diberikan perlakuan apa-apa. Kemudian dibiarkan selama

beberapa hari agar tanahnya tidak terlalu panas setelah diberikan pupuk. Setelah 2

minggu kemudia dilakukanlah penanaman, tetapi sebelum ditanam benih harus

direndam dulu selama 5 jam kemudian ditanam dengan jarak tanam 15 x 40 cm

dan kedalaman tanam 4 cm, dengan memasukan 3 butir benih kadalam tiap

lubang, kemudian ditutup kembali tanpa dipadatkan.

13

Page 14: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

Dengan kondisi lahan yang kering penyiraman dilakukan setiap hari jika

tidak hujan. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara mencabut tanaman

pengganggu tersebut (pengendalian secara mekanik). Minggu kedua setelah tanam

kami mulai memasang ajir dengan menggunakan sepotong kayu ataupun sebilah

bambu. Hal ini, dilakukan sebagi tempat merambatnya tanaman kacang panjang

nantinya.

Sementara itu, untuk pengendalian hama sendiri dilakukan secara mekanik,

yaitu dengan cara merontokan hama yang menempel pada dedaunan dan batang

yang terserang. Hama yang menyerang tanaman kacang panjang tersebut berupa

Belalang, Kumbang helm, dan Kutu daun.

Selama penanaman kami melakukan pengamatan terhadap plot yang telah

ditentukan, dalam pengamatan tersebut kami mengamati tinggi batang, diameter

batang, jumlah daun, dan setelah panen kami mengamati jumlah polong per

tanaman, dan jumlah biji per polong.

14

Page 15: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut :

4.1.1. Hasil pengamatan sampel tanaman tanpa perlakuan pupuk kandang.

Tabel 1. Pengamatan Sampel A pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis) Tanpa Perlakuan Pupuk

No. Hari/TanggalTinggi

Tanaman (cm)

Diameter Batang

(cm)

Jumlah Daun (Helai )

1 Selasa, 2 November 2010 10 0,3 2

2 Selasa, 9 November 2010 19,5 0,3 3

3 Selasa ,16 November 2010 25 0,3 15

4 Selasa, 23 November 2010 30 0,3 23

5 Selasa ,30 November 2010 36 0,3 21

6 Selasa, 7 Desember 2010 36,3 0,3 26

7 Selasa , 14 Desember 2010 40,2 0,3 30

15

Page 16: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

Minggu 1

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4

Minggu 5

Minggu 6

Minggu 7

0

20

40

60

80

100

120

140

Tinggi Tanaman ( cm )Diameter Batang ( cm )Jumlah Daun (Helai)

Gambar 1. Grafik Pengamatan Sampel A pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis) Tanpa Perlakuan Pupuk.

Tabel 2. Pengamatan sampel B pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis) Tanpa Perlakuan Pupuk.

No. Hari/TanggalTinggi

Tanaman (cm)

Diameter Batang

(cm)

Jumlah Daun (Helai )

1 Selasa, 2 November 2010 10 0,3 2

2 Selasa, 9 November 2010 23 0,3 9

3 Selasa ,16 November 2010 58 0,3 22

4 Selasa, 23 November 2010 61 0,3 26

5 Selasa ,30 November 2010 64 0,3 28

6 Selasa, 7 Desember 2010 68 0,3 26

7 Selasa , 14 Desember 2010 68 0,3 34

16

Page 17: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

Minggu 1

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4

Minggu 5

Minggu 6

Minggu 7

0

20

40

60

80

100

120

Tinggi Tanaman (cm)Diameter Batang (cm)Jumlah daun (Helai)

Gambar 2. Grafik Pengamatan Sampel B pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis) Tanpa Perlakuan Pupuk.

Tabel 3. Pengamatan sampel C pada tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis) Tanpa Perlakuan Pupuk.

No. Hari/TanggalTinggi

Tanaman (cm)

Diameter Batang

(cm)

Jumlah Daun (Helai )

1 Selasa, 2 November 2010 6 0,3 2

2 Selasa, 9 November 2010 13 0,3 7

3 Selasa ,16 November 2010 14 0,3 19

4 Selasa, 23 November 2010 16 0,3 25

5 Selasa ,30 November 2010 17 0,3 20

6 Selasa, 7 Desember 2010 18 0,3 24

7 Selasa , 14 Desember 2010 19 0,3 27

17

Page 18: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

Minggu 1

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4

Minggu 5

Minggu 6

Minggu 7

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Tinggi Tanaman (cm)Diameter Batang (cm)Jumlah Daun (Helai)

Gambar 3. Grafik Pengamatan Sampel C pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis) Tanpa Perlakuan Pupuk.

Table 4. Nilai rata-rata dari hasil pengamatan sampel tanaman kacang panjang yang (vigna sinensis) tanpa perlakuan pupuk.

No. Hari/Tanggal

Rata-rata Tinggi

Tanaman (cm)

Rata-rata Diameter Batang

(cm)

Rata-rata Jumlah Daun

(Helai )

1 Selasa, 2 November 2010 8,7 0,3 2

2 Selasa, 9 November 2010 18,5 0,3 6,3

3 Selasa ,16 November 2010 32,3 0,3 18,7

4 Selasa, 23 November 2010 35,7 0,3 24,5

5 Selasa ,30 November 2010 39 0,3 23

6 Selasa, 7 Desember 2010 40,8 0,3 25,3

7 Selasa , 14 Desember 2010 42,4 0,3 30,3

18

Page 19: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

Minggu 1

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4

Minggu 5

Minggu 6

Minggu 7

05

1015202530354045

Tinggi tanaman (cm)Diameter batang (cm)Jumlah daun (Helai)

Gambar 4. Grafik nilai rata-rata dari hasil pengamatan sampel tanaman kacang panjang yang (vigna sinensis) dengan perlakuan tanpa pupuk kandang.

4.1.2. Hasil pengamatan sampel tanaman dengan perlakuan pupuk kandang.

Tabel 5. Pengamatan Sampel A pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis) dengan Perlakuan Pupuk Kandang.

No. Hari/TanggalTinggi

Tanaman (cm)

Diameter Batang

(cm)

Jumlah Daun (Helai )

1 Selasa, 2 November 2010 7 0,3 2

2 Selasa, 9 November 2010 20 0,3 8

3 Selasa ,16 November 2010 24 0,3 11

4 Selasa, 23 November 2010 28 0,3 17

5 Selasa ,30 November 2010 30 0,3 23

6 Selasa, 7 Desember 2010 31 0,3 19

7 Selasa , 14 Desember 2010 36,5 0,3 21

19

Page 20: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

Minggu 1

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4

Minggu 5

Minggu 6

Minggu 7

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Tinggi Tanaman (cm)Diameter Batang(cm)Jumlah Daun(Helai)

Gambar 5. Grafik Pengamatan Sampel A pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis) dengan Perlakuan Pupuk Kandang.

Tabel 6. Pengamatan Sampel B pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis) dengan Perlakuan Pupuk Kandang.

No. Hari/TanggalTinggi

Tanaman (cm)

Diameter Batang

(cm)

Jumlah Daun (Helai )

1 Selasa, 2 November 2010 11 0,3 2

2 Selasa, 9 November 2010 23,3 0,3 8

3 Selasa ,16 November 2010 40 0,3 19

4 Selasa, 23 November 2010 53 0,3 23

5 Selasa ,30 November 2010 50 0,3 21

6 Selasa, 7 Desember 2010 55 0,3 24

7 Selasa , 14 Desember 2010 50,1 0,3 26

20

Page 21: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

Minggu 1

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4

Minggu 5

Minggu 6

Minggu 7

0

20

40

60

80

100

120

Tinggi Tanaman(cm)Diameter Batang(cm)Jumlah Daun( Helai)

Gambar 6. Grafik Pengamatan Sampel B pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis) dengan Perlakuan Pupuk Kandang.

Tabel 7. Pengamatan Sampel C pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis) dengan Perlakuan Pupuk Kandang.

No Hari/TanggalTinggi

Tanaman (cm)

Diameter Batang

(cm)

Jumlah Daun (Helai )

1 Selasa, 2 November 2010 10 0,3 2

2 Selasa, 9 November 2010 24,5 0,3 4

3 Selasa ,16 November 2010 26 0,3 18

4 Selasa, 23 November 2010 31 0,3 22

5 Selasa ,30 November 2010 35 0,3 19

6 Selasa, 7 Desember 2010 41,5 0,3 23

7 Selasa , 14 Desember 2010 44,6 0,3 20

21

Page 22: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

Minggu 1

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4

Minggu 5

Minggu 6

Minggu 7

0102030405060708090

100

Tinggi tanaman (cm)Diameter batang (cm)Jumlah daun (Helai)

Gambar 7. Grafik Pengamatan Sampel C pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis) dengan Perlakuan Pupuk Kandang.

Tabel 8. Nilai rata-rata dari hasil pengamatan sampel tanaman kacang panjang yang (vigna sinensis) dengan perlakuan pupuk kandang.

No. Hari/Tanggal

Rata-rata Tinggi

Tanaman (cm)

Rata-rata Diameter Batang

(cm)

Rata-rata Jumlah Daun

(Helai )

1 Selasa, 2 November 2010 8,7 0,3 2

2 Selasa, 9 November 2010 18,5 0,3 6,3

3 Selasa ,16 November 2010 32,3 0,3 18,7

4 Selasa, 23 November 2010 35,7 0,3 24,5

5 Selasa ,30 November 2010 39 0,3 23

6 Selasa, 7 Desember 2010 40,8 0,3 25,3

7 Selasa , 14 Desember 2010 42,4 0,3 30,3

22

Page 23: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

Minggu 1

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4

Minggu 5

Minggu 6

Minggu 7

05

1015202530354045

Tinggi tanaman (cm)Diameter batang (cm)Jumlah daun (Helai)

Gambar 8. Grafik nilai rata-rata dari hasil pengamatan sampel tanaman kacang panjang yang (vigna sinensis) dengan perlakuan pupuk kandang.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Sampel tanaman dengan perlakuan tanpa pupuk kandang.

Berdasarkan dari hasil pengamatan di lapangan, Kacang Panjang

(Vigna sinensis) setiap minggu pertumbuhannya tidak stabil. Berdasarkan tabel

pengamatan kami dapati tinggi tanaman A pada hari pertama 10 cm, hari kedua

19,5cm, hari ketiga 25 cm, hari keempat 30 cm, hari kelima 36 cm, hari keenam

36,3 cm, hari ketujuh 40 cm. Diameter batang tanaman A pada hari pertama

sampai dengan hari ke tujuh adalah 0,3 cm. Jumlah daun tanaman A pada hari

pertama 2 helai, hari kedua 3 helai, hari ketiga 15 helai, hari keempat 23 helai,

hari ke lima 21 helai, hari ke enam 26 helai, hari ketujuh 30 helai.

Berdasarkan tabel pengamatan kami dapati tinggi tanaman B pada hari

pertama 10 cm, hari kedua 23 cm, hari ketiga 58 cm, hari keempat 61 cm, hari

kelima 64 cm, hari keenam 68 cm, hari ketujuh 68cm. Diameter tanaman B pada

hari pertama sampai hari ketujuh adalah 0,3 cm. Jumlah daun tanaman B pada hari

23

Page 24: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

pertama 2 helai, hari kedua 9 helai, hari ke tiga 22 helai, hari ke empat 26 helai,

hari ke lima 28 helai, hari keenam 26 helai, hari ke tujuh 34 helai.

Berdasarkan tabel pengamatan di dapati tinggi tanaman C pada hari pertama

6 cm, pada hari kedua 13 cm, hari ketiga 14 cm, hari keempat 16 cm, hari kelima

17 cm, hari keenam 18 cm, hari ketujuh 19 cm. Diameter batang tanaman C pada

hari pertama sampai hari ke tujuh adalah 0,3 cm. Jumlah daun tanaman C pada

hari pertama 2 helai, hari kedua 7 helai, hari ketiga 19 helai, hari keempat 25

helai, hari kelima 20 helai, hari keenam 24 helai, hari ketujuh 27 helai.

Berdasarkan tabel nilai rata-rata dari hasil pengamata tanaman kacang

panjang di dapati tinggi rata-rata pada hari pertama 8,7 cm, hari kedua 18,5 cm,

hari ketiga 32,3 cm, hari keempat 35,7 cm, hari kelima 39 cm, hari keenam 40,8

cm hari ketujuh 42,4 cm. Rata-rata diameter batang pada hari pertama sampai hari

ke tujuh adala 0,3 cm. Rata-rata jumlah daun pada hari pertama 2 helai, hari kedua

6,3 helai, hari ketiga18,7 helai, hari keempat 24,5 helai, hari kelima 23 helai, hari

keenam 25,3 helai, hari ketujuh 30,3 helai.

Untuk tinggi tanaman pada pengamatan sampel A tanaman kacang panjang

dengan perlakuan tanpa pupuk kandang pada minggu pertama sampai minggu

ketujuh terus mengalami peningkatan. Namun mulai pada minggu kelima

pertumbuhan mulai terhambat , terlihat pada table kenaikan tinggi tumbuhan

hanya berkisar 1 cm dan minggu berikutnya tidak mengalami peningkatan. Hal ini

dikarenakan adanya hama Kutu daun (Aphis cracivora Koch). Akibat serangan

hama ini, pertumbuhan tanaman terhambat karena hama mengisap cairan sel

tanaman.

24

Page 25: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

Pada pengamatan sampel B tanaman kacang panjang dengan perlakuan

tanpa pupuk kandang tinggi tanaman pada minggu pertama sampai minggu

ketujuh tidak stabil pada minggu keenem pertumbuhan mulai terhambat , terlihat

pada table kenaikan tinggi tumbuhan hanya berkisar 1 cm dan minggu berikutnya

mengalami peningkatan hanya sekitar 0,5 cm. Hal ini dikarenakan adanya hama

Kutu daun (Aphis cracivora Koch). Akibat serangan hama ini, pertumbuhan

tanaman terhambat karena hama mengisap cairan sel tanaman.

Pada pengamatan sampel C tanaman kacang panjang dengan perlakuan

tanpa pupuk kandang tinggi tanaman pada minggu pertama sampai minggu

ketujuh tidak stabil pada minggu keenem pertumbuhan mulai terhambat. Hal ini

dikarenakan adanya hama Kutu daun (Aphis cracivora Koch). Akibat serangan

hama ini, pertumbuhan tanaman terhambat karena hama mengisap cairan sel

tanaman.

Pada table rata-rata tinggi tanaman meningkat dari minggu pertama sampai

minggu ketujuh terus mengalami peningkatan walaupun selisinya hanya berkisar

2 cm per minggu. Hal ini terjadi mulai dari minggu ketiga setelah tanam.

Berdasarkan pengamatan tanaman kacang panjang ini terserangt hama yang

menjadi salah satu penyebab ketidak setabilan tinggi tanaman dari minggu ke

minggu. Hama yang menyerang adalah belalang (Valanga nigricornis) dan Kutu

daun (Aphis cracivora Koch). Akibat serangan hama ini, pertumbuhan tanaman

terhambat karena hama mengisap cairan sel tanaman sehingga terjadi penurunan

hasil panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor

25

Page 26: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

virus. Selain itu adapula belalang yang bersifat merugikan yang mengurangi

jumlah daun pada tanaman ini (Fachruddin, 2000).

Untuk diameter batang pada pengamatan sampel A, sampel B dan sampel C

tanaman kacang panjang tidak mengalami perubahan ukuran dari minggu pertama

sampai pada akhir pengamatan. hal ini disebabkan karena lingkungan yang kurang

mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan kacang panjang. Misalnya

iklimnya yang berubah-ubah. Serta curah hujan yang tidak menentu sedangkan

benih yang digunakan tidak resisten terhadap keadaan lingkungan tersebut.

Untuk penanaman kacang panjang sebaiknya di lakukan pada akhir atau

awal musim hujan, penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari,

pemberian air yang cukup kepada tanaman akan memicu pertumbuhan dan

perkembangan yang baik bagi tanaman (Fachruddin, 2000).

Untuk jumlah daun pada pengamatan sampel A tanaman kacang panjang

dengan perlakuan tanpa pupuk kandang pada minggu pertama sampai minggu

ketujuh tidak stabil. Mulai pada minggu kelima jumlah daun mulai berkurang ,

terlihat pada table jumlah daun berkurang dan minggu berikutnya mengalami

peningkatan hanya berkisar 2 helai pada tanaman yang pucuknya tidak terserang

hama , sehingga masih dapat berproduksi. Hal ini dikarenakan adanya hama Kutu

daun (Aphis cracivora Koch). Akibat serangan hama ini, pertumbuhan tanaman

terhambat karena hama mengisap cairan sel tanaman.

Pada pengamatan sampel B tanaman kacang panjang dengan perlakuan

tanpa pupuk kandang pada minggu pertama sampai minggu ketujuh tidak stabil.

Mulai pada minggu kelima jumlah daun mulai berkurang , terlihat pada table

26

Page 27: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

jumlah daun berkurang dan minggu berikutnya mengalami peningkatan hanya

berkisar 2 helai pada tanaman yang pucuknya tidak terserang hama , sehingga

masih dapat berproduksi. Hal ini dikarenakan adanya hama Kutu daun (Aphis

cracivora Koch). Akibat serangan hama ini, pertumbuhan tanaman terhambat

karena hama mengisap cairan sel tanaman.

Pada pengamatan sampel C tanaman kacang panjang dengan perlakuan

tanpa pupuk kandang pada minggu pertama sampai minggu ketujuh tidak stabil.

Mulai pada minggu kelima jumlah daun mulai berkurang , terlihat pada table

jumlah daun berkurang dan minggu berikutnya mengalami peningkatan hanya

berkisar 2 helai pada tanaman yang pucuknya tidak terserang hama , sehingga

masih dapat berproduksi. Hal ini dikarenakan adanya hama Kutu daun (Aphis

cracivora Koch). Akibat serangan hama ini, pertumbuhan tanaman terhambat

karena hama mengisap cairan sel tanaman.

Pada table rata-rata jumlah daun dengan perlakuan tanpa pupuk kandang

pada minggu pertama sampai minggu ketujuh tidak stabil. Mulai pada minggu

kelima jumlah daun mulai berkurang , terlihat pada table jumlah daun berkurang

dan minggu berikutnya mengalami peningkatan hanya berkisar 5 helai pada

tanaman yang pucuknya tidak terserang hama , sehingga masih dapat berproduksi.

Hal ini dikarenakan adanya hama yang menyerang seperti, belalang (Valanga

nigricornis) dan Kutu daun (Aphis cracivora Koch). Akibat serangan hama ini,

pertumbuhan tanaman terhambat karena hama mengisap cairan sel tanaman

sehingga terjadi penurunan hasil panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan

27

Page 28: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

berperan sebagai vektor virus. Selain itu adapula belalang yang bersifat merugikan

yang mengurangi jumlah daun pada tanaman ini (Fachruddin, 2000).

Selain hama ada beberapa hal yang menyebabkan pertumbuhan tanaman

tidak stabil, yaitu adalah sebagai berikut: Pertama, lingkungan yang tidak

mendukung pada saat pertumbuhan. Karena kami menanam pada awal musim

hujan dan varietas kacang tanah rendah tidak resisten terhadap curah hujan yang

tinggi sedangkan varietas baik resisten terhadap curah hujan yang tinggi

menjadikan pertumbuhan tetap tahan. Kedua, tanah yang kurang sesuai dengan

tempat tumbuhnya kacang panjang, tanah yang kering dan tak subur membuat

tanaman kacang tanah sulit untuk tumbuh dan juga cuaca sekitar yang tak

mendukung (Anonim, 2010).

4.2.2. Sampel tanaman dengan perlakuan pupuk kandang.

Berdasarkan dari hasil pengamatan di lapangan, tanaman Kacang Panjang

(Vigna sinensis) dengan perlakuan pupuk kandang memiliki pertumbuhan yang

tidak stabil. Hal ini disebabkan karena pupuk kandang yang digunakan belum

terdekomposisi dengan baik sehingga menimbulkan efek negatif yang dapat

mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman, Berdasarkan table

pengamatan kami dapati tinggi tanaman A pada hari pertama 7 cm, hari kedua 20

cm, hari ketiga 24 cm, hari keempat 28, hari kelima 30 cm, hari keenam 31 cm,

hari ketujuh 36,5 cm. Diameter batang tanaman A pada hari pertama sampai hari

ketujuh adalah 0,3 cm. Jumlah daun tanaman A pada hari pertama 2 helai, hari

kedua 8 helai, hari ketiga 11 helai, hari keempat 17 helai, hari kelima 23 helai,

hari keenam 19 helai, hari ketujuh 21 helai.

28

Page 29: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

Berdasarkan table pengamatan kami dapati tinggi tanaman B pada hari

pertama 11 cm, hari kedua 23,3 cm, hari ketiga 40 cm, hari keempat 53 cm, hari

kelima 50 cm, hari keenam 55 cm, hari ketujuh 50,1 cm. Diameter tanaman B

pada hari pertama sampai hari ke tujuh adalah 0,3 cm. Jumlah daun tanaman B

pada hari pertama 2 helai, hari kedua 8 helai, hari ketiga 19 helai, hari keempat 23

helai, hari kelima 21 helai, hari keenam 24 helai, hari ketujuh 26 helai.

Berdasarkan tabel pengamatan tinggi tanaman C pada hari pertama 10 cm,

hari kedua 24,5 cm, hari ketiga 26 cm, hari keempat 31 cm, hari kelima 35 cm,

hari keenam 41,5 cm, hari ketujuh 44,6 cm. Diameter batang tanaman C pada hari

pertama sampai hari ketujuh adalah 0,3 cm. Jumlah daun tanaman C pada hari

pertama 2 helai, hari kedua 4 cm, hari ketiga 18 helai, hari keempat 22 helai, hari

kelima 19 helai, hari keenam 23 helai, hari ketujuh 20 helai.

Nilai rata-rata dari hasil pengamatn sample tanaman kacang panjang

(Vigna sinensis) di dapati tinggi rata-rata pada hari pertama 8,7 cm, hari kedua

18,5 cm, hari ketiga 23,3 cm, hari keempat 35,7 cm, hari kelima 39 cm, hari

keenam 40,8 cm, hari ketujuh 42,4 cm. Rata-rata diameter batang pada hari

pertama sampai dengan hari ke tujuh adalah 0,3 cm. Rata-rata jumlah daun pada

hari pertama 2 helai, hari kedua 6,3 helai, hari ketiga 18,7 helai, hari keempat

24,5 helai hari kelima 23 helai, hari keenam 25,3 helai, dan hari ketujuh 30,3

helai.

Untuk tinggi tanaman pada pengamatan sampel A tanaman kacang panjang

dengan perlakuan tanpa pupuk kandang pada minggu pertama sampai minggu

ketujuh terus mengalami peningkatan. Namun mulai pada minggu kelima

29

Page 30: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

pertumbuhan mulai terhambat , terlihat pada table kenaikan tinggi tumbuhan

hanya berkisar 1 cm dan minggu berikutnya tidak mengalami peningkatan. Hal ini

dikarenakan adanya hama Kutu daun (Aphis cracivora Koch). Akibat serangan

hama ini, pertumbuhan tanaman terhambat karena hama mengisap cairan sel

tanaman.

Pada pengamatan sampel B tanaman kacang panjang dengan perlakuan

tanpa pupuk kandang tinggi tanaman pada minggu pertama sampai minggu

ketujuh tidak stabil pada minggu keenem pertumbuhan mulai terhambat , terlihat

pada table kenaikan tinggi tumbuhan hanya berkisar 1 cm dan minggu berikutnya

mengalami peningkatan hanya sekitar 0,5 cm. Hal ini dikarenakan adanya hama

Kutu daun (Aphis cracivora Koch). Akibat serangan hama ini, pertumbuhan

tanaman terhambat karena hama mengisap cairan sel tanaman.

Pada pengamatan sampel C tanaman kacang panjang dengan perlakuan

tanpa pupuk kandang tinggi tanaman pada minggu pertama sampai minggu

ketujuh tidak stabil pada minggu keenem pertumbuhan mulai terhambat. Hal ini

dikarenakan adanya hama Kutu daun (Aphis cracivora Koch). Akibat serangan

hama ini, pertumbuhan tanaman terhambat karena hama mengisap cairan sel

tanaman.

Pada table rata-rata tinggi tanaman meningkat dari minggu pertama sampai

minggu ketujuh terus mengalami peningkatan walaupun selisinya hanya berkisar

2 cm per minggu. Hal ini terjadi mulai dari minggu ketiga setelah tanam.

Berdasarkan pengamatan tanaman kacang panjang ini terserangt hama yang

menjadi salah satu penyebab ketidak setabilan tinggi tanaman dari minggu ke

30

Page 31: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

minggu. Hama yang menyerang adalah belalang (Valanga nigricornis) dan Kutu

daun (Aphis cracivora Koch). Akibat serangan hama ini, pertumbuhan tanaman

terhambat karena hama mengisap cairan sel tanaman sehingga terjadi penurunan

hasil panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor

virus. Selain itu adapula belalang yang bersifat merugikan yang mengurangi

jumlah daun pada tanaman ini (Fachruddin, 2000).

Untuk diameter batang pada pengamatan sampel A, sampel B dan sampel C

tanaman kacang panjang tidak mengalami perubahan ukuran dari minggu pertama

sampai pada akhir pengamatan. hal ini disebabkan karena lingkungan yang kurang

mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan kacang panjang. Misalnya

iklimnya yang berubah-ubah. Serta curah hujan yang tidak menentu sedangkan

benih yang digunakan tidak resisten terhadap keadaan lingkungan tersebut.

Untuk penanaman kacang panjang sebaiknya di lakukan pada akhir atau

awal musim hujan, penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari,

pemberian air yang cukup kepada tanaman akan memicu pertumbuhan dan

perkembangan yang baik bagi tanaman (Fachruddin, 2000).

Untuk jumlah daun pada pengamatan sampel A tanaman kacang panjang

dengan perlakuan tanpa pupuk kandang pada minggu pertama sampai minggu

ketujuh tidak stabil. Mulai pada minggu kelima jumlah daun mulai berkurang ,

terlihat pada table jumlah daun berkurang dan minggu berikutnya mengalami

peningkatan hanya berkisar 2 helai pada tanaman yang pucuknya tidak terserang

hama , sehingga masih dapat berproduksi. Hal ini dikarenakan adanya hama Kutu

31

Page 32: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

daun (Aphis cracivora Koch). Akibat serangan hama ini, pertumbuhan tanaman

terhambat karena hama mengisap cairan sel tanaman.

Pada pengamatan sampel B tanaman kacang panjang dengan perlakuan

tanpa pupuk kandang pada minggu pertama sampai minggu ketujuh tidak stabil.

Mulai pada minggu kelima jumlah daun mulai berkurang , terlihat pada table

jumlah daun berkurang dan minggu berikutnya mengalami peningkatan hanya

berkisar 2 helai pada tanaman yang pucuknya tidak terserang hama , sehingga

masih dapat berproduksi. Hal ini dikarenakan adanya hama Kutu daun (Aphis

cracivora Koch). Akibat serangan hama ini, pertumbuhan tanaman terhambat

karena hama mengisap cairan sel tanaman.

Pada pengamatan sampel C tanaman kacang panjang dengan perlakuan

tanpa pupuk kandang pada minggu pertama sampai minggu ketujuh tidak stabil.

Mulai pada minggu kelima jumlah daun mulai berkurang , terlihat pada table

jumlah daun berkurang dan minggu berikutnya mengalami peningkatan hanya

berkisar 2 helai pada tanaman yang pucuknya tidak terserang hama , sehingga

masih dapat berproduksi. Hal ini dikarenakan adanya hama Kutu daun (Aphis

cracivora Koch). Akibat serangan hama ini, pertumbuhan tanaman terhambat

karena hama mengisap cairan sel tanaman.

Pada table rata-rata jumlah daun dengan perlakuan tanpa pupuk kandang

pada minggu pertama sampai minggu ketujuh tidak stabil. Mulai pada minggu

kelima jumlah daun mulai berkurang , terlihat pada table jumlah daun berkurang

dan minggu berikutnya mengalami peningkatan hanya berkisar 4 helai pada

tanaman yang pucuknya tidak terserang hama , sehingga masih dapat berproduksi.

32

Page 33: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

Hal ini dikarenakan adanya hama yang menyerang seperti, belalang (Valanga

nigricornis) dan Kutu daun (Aphis cracivora Koch). Akibat serangan hama ini,

pertumbuhan tanaman terhambat karena hama mengisap cairan sel tanaman

sehingga terjadi penurunan hasil panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan

berperan sebagai vektor virus. Selain itu adapula belalang yang bersifat merugikan

yang mengurangi jumlah daun pada tanaman ini (Fachruddin, 2000).

Selain hama ada beberapa hal yang menyebabkan pertumbuhan tanaman

tidak stabil, yaitu adalah sebagai berikut: Pertama, lingkungan yang tidak

mendukung pada saat pertumbuhan. Karena kami menanam pada awal musim

hujan dan varietas kacang tanah rendah tidak resisten terhadap curah hujan yang

tinggi sedangkan varietas baik resisten terhadap curah hujan yang tinggi

menjadikan pertumbuhan tetap tahan. Kedua, tanah yang kurang sesuai dengan

tempat tumbuhnya kacang panjang, tanah yang kering dan tak subur membuat

tanaman kacang tanah sulit untuk tumbuh dan juga cuaca sekitar yang tak

mendukung (Anonim, 2010).

Hal ini dapat di lihat dalam table pengamatan tinggi tanaman bervariasi

begitu pula jumlah daunnya. Pada perlakuan ini pertumbuhannya kurang baik,

Hal ini disebabkan karena pupuk kandang yang digunakan belum terdekomposisi

dengan baik sehingga menimbulkan efek negatif yang dapat mengganggu

pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Hampir semua jenis tanah cocok untuk budidaya kacang panjang, tetapi

yang paling baik adalah tanah Latosol (lempung berpasir), subur, gembur, banyak

mengandung bahan organik dan drainasenya baik. Selain itu, proses penyiraman

33

Page 34: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

pun sangat penting dalam proses pertumbuhan tanaman ini, karena air merupakan

factor penting dalam pertumbuhan tanaman. Sementara untuk pupuk

perbandingan yang bagus yang dapat dilihat dari praktikum ini adalah bahwa

perbandingan yang bagus yaitu perbandingan yang seimbang.

Dalam praktek ini pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang sebagai

pupuk dasar, Dosis yang digunakan untuk masing-masing pupuk tesebut adalah

Pupuk kandang diberikan satu minggu sebelum menanam benih kacang panjang

yaitu setelah pembukaan lahan pada tanggal 26 Oktober 2010. Dosis pupuk

kandang yang digunakan dalam praktek ini adalah 50 kg. Jadi pupuk kandang

yang digunakan dalam bedengan yang kedua sedangkan bedengan pertama tidak

diberi pupuk.

Penempatan pupuk dalam tanah dapat mempengaruhi perkecambahan benih,

pertumbuhan tanaman, dan efisiensi penggunaan pupuk oleh tanaman. Pemberian

pupuk secara local pada sisi dan bawah benih dengan jarak dan kedalaman

tertentumerupakan cara yang paling efisien dari pada diberikan dengan cara

disebar atau di campurkan. Perlu dijaga agar pupuk yang diberikan tidak kontak

langsung dengan benih karena dapat mengakibatkan kerusakan benih dan

menghambat perkecambahan. Pemberian pupuk pada jalur tempat benih sedalam

4 cm kemudian ditutup dengan tanah sampai rata (Rukmana, 1995).

Seperti halnya pada tanaman yang tanpa perlakuan pupuk kandang, tanaman

dengan perlakuan pupuk kandang juga diserang oleh hama. Hama yang sering

ditemukan menyerang juga sama yaitu, Kutu daun (Aphis cracivora Koch).

Akibat serangan hama ini, pertumbuhan tanaman terhambat karena hama

34

Page 35: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

mengisap cairan sel tanaman sehingga terjadi penurunan hasil panen. Kutu

bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus. Selain itu

adapula belalang yang bersifat merugikan yang mengurangi jumlah daun pada

tanaman ini (Fachruddin, 2000).

4.2.3. Panen

Panen dilakukan pada tanggal 14 Desember 2010. Panen dilakukan pada

polong yang sudah tua. Cara panen pada tanaman kacang panjang tipe merambat

dengan memotong tangkai buah dengan pisau tajam. Sedangkan untuk kacang

pancang tipe tegak dengan cara mencabut/memotong pangkal batang tanaman

setinggi 10-15 cm dari permukaan tanah.

Panen polong tua dilakukan pada jenis kacang panjang tipe tegak seperti

kacang tunggak dan kacang uci dan busitao. Ciri-ciri kacang tunggak yang siap

panen adalah polong-polongnya telah cukup tua, biji-biji menonjol dan kulit luar

berwarna hijau kekuningan. Umur panen 3-3,5 bulan dan waktu panen pada

pagi/sore hari (Fachruddin, 2000).

35

Page 36: LAPORAN DDA KELOMPOKKU

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Untuk meningkatkan produksi polong pada tanaman kacang panjang

(vigna sinensis) harus memperhatikan teknik budidayanya.

2. Dalam praktikum lapang hasil yang terbaik didapatkan pada sampel tanaman

yang tidak penggunakan pupuk kandang. Hal ini disebabkan karena pupuk

kandang yang digunakan belum terdekomposisi dengan baik sehingga

menimbulkan efek negatif yang dapat mengganggu pertumbuhan dan

perkembangan tanaman.

3. Pada tiap tanaman tinggi dan banyaknya daun berbeda. Tiap minggu tinggi

tanaman dan banyaknya daun pada tiap tanaman selalu bertambah, walaupun

pada minggu kelima, keenam, dan ketuju tanaman telah terserang hama.

5.2. Saran

Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil tanaman yang maksimal

disarankan menggunakan pupuk kandang yang terdekomposisi dengan baik agar

tidak memberikan efek buruk bagi tanaman sehingga dapat menyebabkan

pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat.

36