Upload
masriani-mahmud
View
252
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Dasar Dasar Penyuluhan Pertanian
Citation preview
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyuluhan pertanian adalah suatu sistem pendidikan non formal yang
ditujukan kepada petani dan keluarganya untuk merubah perilaku dari tidak tau
menjadi tau. Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluh pertanian adalah
penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya, informasi dan
teknologi pertanian tersebut bisa disampaikan secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan media penyuluhan. Penyuluhan pertanian adalah
bidang garapan komunikasi khusus pada masalah-masalah pertanian, dan jabatan
yang menangani masalah ini adalah Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
Tugas penyuluhan pertanian terutama menyangkut usaha membantu petani
agar senantiasa meningkatkan efisiensi usahatani. Sedangkan bagi petani,penyuluhan
itu adalah suatu kesempatan pendidikan di luar sekolah, dimana mereka dapat belajar
sambil berbuat (learning by doing). Para petani yang hidup dalam lingkungan
pertanian yang sempit perlu selalu disadarkan akan adanya berbagai praktek dan
kesempatan baru yang dapat dimanfaatkan.
Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluhan dan sasarannya
berdasarkan hubungan penyuluhan kesasarannya, metode penyuluhan dibedakan
menjadi 2 macam yaitu :
By. Kelompok III Page 1
a. Komunikasi langsung, baik melalui percakapan tatap muka atau lewat media tertentu
(telepon, faksimili) yang memungkinkan penyuluhan dapat berkomunikasi secara
langsung (memperoleh respons) dari sasarannya dalam waktu yang relatif singkat.
b. Komunikasi tak langsung, baik lewat perantara orang lain, lewat surat atau media
yang lain yang tidak memungkinkan penyuluh dapat menerima respon dari
sasarannya dalam waktu yang relatif singkat (Mardikanto, 1994).
Pada unit yang paling kecil di daerah pedesaan, pendekatan berdasarkan
kelembagaan dalam proses adopsi inovasi adalah melalui lembaga yang disebut
dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Di BPP ini ada sejumlah penyuluh
pertanian, mereka merencanakan dan membuat programa penyuluhan, kemudian
dituangkan dalam praktek, misalnya melalui Demonstrasi Plot (Demoplot),
Demonstrasi Farm (Demfarm), Demonstrasi Area (Demarea), atau melalui cara lain.
Selanjutnya oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan pembantu-pembantunya
ditingkat desa, yaitu para kelompok tani, maka informasi tersebut diteruskan kepara
petani, apakah melalui cara kunjungan, rapat atau lainnya
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian ini bertujuan agar :
1. Mahasiswa mampu mengetahui tugas penyuluh di BPP setempat.
By. Kelompok III Page 2
2. Mahasiswa mampu merumuskan tujuan penyuluhan.
3. Mahasiswa mampu menetapkan metode, teknik, alat bantu, dan alat peraga
penyuluhan yang tepat berdasar kondisi sasaran, sumberdaya penyuluh, kondisi
geografis, dan kebijaksanaan pemerintahan (sekaligus penetapan alat bantu dan alat
peraga penyuluhan yang tepat).
4. Mahasiswa mampu melakukan penyuluhan berdasar prinsip-prinsip komunikasi
yang efektif dengan menerapkan konsep pendidikan orang dewasa.
By. Kelompok III Page 3
II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan pertanian bagian dari sistem pembangunan pertanian yang
merupakan sistem pendidikan di luar sekolah (pendidikan non formal) bagi petani
beserta keluarganya dan anggota masyarakat lainnya yang terlibat dalam
pembangunan pertanian. Oleh karena itu penyuluhan pertanian adalah suatu upaya
untuk terciptanya iklim yang kondusif guna membantu petani beserta keluarga agar
dapat berkembang menjadi dinamis. Selain itu, agar mampu untuk memperbaiki
kehidupan dan penhidupannya dengan kekuatan sendiri dan pada akhirnya mampu
menolong dirinya sendiri (Soeharto, 2005).
Penyuluhan pertanian adalah upaya pemberdayaan petani dan keluarganya
beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal
dibidang pertanian. Dalam upaya agar mampu menolong dirinya sendiri baik
dibidang ekonomi, sosial maupun politik, sehingga meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan mereka dapat dicapai. Sehingga diupayakan melalui penyuluhan ini
dapat menaikkan kualitas sumber daya manusia serta mengurangi angka kemiskinan
di Indonesia (Salim, 2005).
By. Kelompok III Page 4
Menurut rumusan UU No. 15/2006, Penyuluhan pertanian adalah proses
pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan
kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Masih banyak lagi pengertian dari penyuluhan itu sendiri, akan tetapi dari
beberapa penjelasan diatas, cukup untuk ditarik kesimpulan bahwa : Penyuluhan
Pembangunan merupakan bagian penting yang tak bisa dipisahkan dari proses
pembangunan/pengembangan masyarakat dalam arti luas. Dan, penyuluhan
pembangunan merupakan suatu kegiatan proses perubahan sosial, ekonomi dan
politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan masyarakatmelalui
proses belajar bersama yang partisipatif, agar terjadi perubahan dalam prilaku pada
diri semua stakeholders (individu, kelompok, kelembagaan) yang terlibat dalam
proses pembangunan, demi terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya, mandiri,
dan partisipatip yang semakin sejahtera secara berkelanjutan (sustainable). Intinya,
Penyuluhan adalah kegiatan mendidik orang (kegiatan pendidikan)dengan tujuan
mengubah perilakunya agar sesuai dengan yang direncanakan/dikehendaki yakni
orang makin modern. Ini merupakan usaha mengembangkan (memberdayakan)
potensi individu klien agar lebih berdaya secara mandiri.
By. Kelompok III Page 5
B. METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN PERTANIAN
Dalam metode pendekatan kelompok, penyuluh berhubungan dengan sasaran
penyuluhan secara kelompok. Metode pendekatan kelompok atau group approach,
cukup efektif, dikarenakan petani atau peternak dibimbing dan diarahkan secara
kelompok untuk melakukan sesuatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerja
sama. Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil, di samping
dari transfer teknologi informasi juga terjadinya tukar pendapat dan pengalaman antar
sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan.
Metode Penyuluhan Pertanian adalah cara penyampaian materi (isi pesan)
penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta anggota
keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan
mampu menggunakan inovasi baru. Umumnya pesan terdiri dari sejumlah simbol dan
isi pesan inilah yang memperoleh perlakuan. Bentuk perlakuan tersebut memilih,
menata, menyederhanakan, menyajikan dll. Dilain pihak simbol dapat diartikan kode-
kode yang digunakan pada pesan. Simbol yang mudah diamati dan paling banyak
digunakan yaitu bahasa. Keputusan-keputusan yang dibuat oleh penyuluh pertanian
atau sumber untuk memilih serta menata isi pesan dan simbol yang digunakan pada
pesan dapat dikatakan teknik penyuluhan pertanian (Deptan, 2008).
Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik
penyampaian materi penyuluhan kepada pelaku utama dan pelaku usaha (khalayak)
beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung. Diharapkan
By. Kelompok III Page 6
mereka lebih mudah memahami dan dapat mempermudah penerapan suatu inovasi.
Dalam penggunaan metode penyuluhan dapat dibedakan menjadi beberapa golongan
berdasarkan: teknik komunikasi, jumlah sasaran dan indera penerima dari sasaran
(Sumardi, 2005).
C. MATERI PENYULUHAN
Materi penyuluhan disebut juga bahan atau ilmu pertanian yang akan
disampaikan penyuluh ke pelaku utama ataupun ke pelaku usaha agar mereka tahu
tentang suatu hal baru ataupun tehnologi baru yang berguna bagi petani contohnya
Teknologi budidaya padi sawah yang digunakan petani selama ini masih relatif
sederhana. Masih banyak menggunakan varietas lokal dan varietas unggul tidak
berlabel. Cara tanam tidak beraturan, baik dengan caplak satu arah atau caplak dua
arah, sehingga populasi rendah. Penggunaan pupuk sangat tergantung dengan dana
yang ada (Miswarti et al., 2004).
Barisan tanaman pada jajar legowo ini dikembangkan berdasarkan pemanfaatan
adanya pengaruh baris pinggir. Pada umumnya dalam pertanaman padi petani
menggunakan tanam sistem tegel simetris. Pada tanam sistem tegel simetris ini
tanaman padi di daerah tepi mempunyai produksi yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan tanaman dalam baris berikutnya yang lebih dalam. Dasar pemikiran tersebut
mengarah pada pemikiran untuk membuat tanaman padi seperti pada tanaman
pinggir. Dengan demiikian pada sistem legowo 2 baris, semua rumpun padi tersebut
By. Kelompok III Page 7
memperoleh manfaat dari pengaruh tanaman pinggiran (border effect) sehingga
mempunyai hasil produksi lebih tinggi atau lebih meningkat (Pahrudin et al., 2004).
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Praktek lapangan dilaksanakan pada hari Selasa, 02 Desember 2014, pukul 08:00
s/d 15:00. Di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Bantimurung dan Dilanjutkan pada
Lokasi Taman Nasional Kawasan Hutan Bantimurung Bulusaraung
B. KEGIATAN YANG DILAKUKAN
a). Bersosialisasi kepada Penyuluh yang berada di BPP Bantimurung
b). Berdiskusi dan tanya jawab kepada Pegawai/Kepala BPP Bantimurung dengan
maksud meminta penjelasan terkait di BPP setempat dan metode penyuluhan apa
yang digunakan serta kelembagaan petani yang terdapat di kawasan Bantimurung
c). Berkunjung ke Taman Wisata Nasional Bantimurung
By. Kelompok III Page 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. JUMLAH TENAGA PENYULUH
Tabel 1. Jumlah Tenaga Penyuluh di BPP (Badan Penyuluhan Pertanian) Kecamatan Bantimurung
No Tahun
Jumlah Penyuluh (PNS) THL (Tenaga Harian Lepas)
1. 2014 13 3
Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah tenaga penyuluh di BPP (Badan
Penyuluhan Pertanian) Kecamatan bantimurung Tahun 2014 yang PNS ada 13 orang
dan yang THL ada 3 orang
B. METODE PENYULUHAN YANG DIGUNAKAN
Pentingnya metode penyuluhan dalam menunjang keberhasilan penyuluhan
pertanian menjadi hal yang perlu untuk diketahui secara komprehensif melalui
pengalaman secara langsung di lapangan sebagai perbandingan empiris dari teori
yang telah didapatkan di bangku perkuliahan mengenai kegiatan penyuluhan. Hal
tersebut menjadi landasan bagi mahasiswa untuk melaksanakan praktek lapangan di
By. Kelompok III Page 9
instansi yang berhubungan langsung dengan kegiatan penyuluhan di Dinas Pertanian
Kabupaten atau BPP kecamatan bantimurung. Adapun beberapa metode yang
digunakan dalam praktek lapangan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) kecamatan
bantimurung ialah :
a). Metode Demonstrasi
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) bantimurung beserta para penyuluh
mengadakan demonstrasi penanaman padi sawah dengan metode jajar
legowo,Hal ini dilakukan dalam upaya mendeseminasikan teknologi budidaya
tanaman padi sawah, untuk meningkatkan produktivitas persatuan lahan pada
lahan padi sawah, dimana komoditi yang dominan pada daerah kec
bantimurung adalah padi sawah . Dengan sistem jajar legowo ini, ada
penekanan agar dalam menanam cukup satu bibit padi setiap lubang tanam.
Hal ini untuk menghemat benih padi yang biasanya standarnya 24 kilogram
perhektar ditekan menjadi 8 kilogram perhektar.
Sistem tanam Jajar Legowo saat ini telah dilakukan oleh hampir
seluruh masyarakat petani di Pulau Jawa dan sebagian Sulawesi Selatan.
Terbukti dengan sistem jajar legowo tersebut mampu meningkatkan hasil
hingga berkisar tiga ton ke atas perhektarnya. Hal ini karena dengan sistem
Jajar legowo tanaman padi mampu tumbuh lebih baik dengan anakan yang
By. Kelompok III Page 10
lebih banyak dan buah lebih bernas. Dalam sisten Jajar legowo selain tandur
jajar bentuk tegel, ada satu baris yang dikosongkan setiap 4 baris, sehingga
ada ruang yang lebih luas untuk melakukan aktivitas pemupukan, pengamatan
hama dan penyakit dan pengendaliannya selain dengan ruang tersebut sinar
matahari dan udara mampu lebih leluasa masuk melewati ruang tersebut,
sehingga proses fotosintesis lebih sempurna.
Selain dari tanaman padi sawah metode yang dilakukan para penyuluh
yang berada di balai penyuluhan pertanian bantimurung yaitu budidaya
jagung. Proses ini dimaksudkan agar para petani tertarik akan jenis/komodity
jagung yang di demonstrasikan, komoditi jagung ini mempunyai kelebihan
dari jenis jagung lainnya yaitu: ukuran buah yang besar,tinggi tanaman jagung
relative lebih pendek dari jenis jagung pada umumnya.
b). Pertemuan Kelompok
Di dalam dinamika kelompok ada pertemuan antar petani dengan
penyuluh dan mendiskusikan dalam hal memecahkan masalah yang dihadapi
para petani dan membantu dalam memfasilitasi usaha tani kelompok demi
tercapainya tujuan kelompok yang ideal dan aktif. Dalam pertemuan yang
bersifat non formal tersebut penyuluh menyampaikan materi atau kebutuhan
By. Kelompok III Page 11
yang diinginkan oleh kelompok. Terkait dengan komoditi unggulan padi
sawah ataupun komoditi jagung. Komoditi unggulan daerah bantimurung
ialah padi sawah karena didominasi petani padi sawah, meski ada juga
komoditi lain seperti jagung,kacang panjang,kedelai Dll. Metode ini sangat
ideal di pakai para penyuluh karna kelompok tani adalah tempat atau wadah
perkumpulan petani disamping itu pertemuan semacam ini dapat sekaligus
bertatap muka yang lebih dari satu orang sehingga penerimaan imformasi
seragam antar petani yang satu dengan petani yang lain.
c). Metode Penyuluhan Massal
Metode penyuluhan dengan pendekatan massal ini meliputi :
Tulisan dalam surat kabar, majalah, brosur, leaflet, folder, poster, dan
spanduk.
Pameran
Siaran melalui radio
Siaran melalui televisi
Gambar-gambar atau pola-pola yang dapat diperbesar
Namun hanya beberapa yang digunakan oleh para penyuluhan di BPP
bantimurung karena metode yang digunakan itu harus di sesuaikan dengan keadaan
petani dan minat petani, metode dengan penggunaan spanduk dan demonstrasi yang
By. Kelompok III Page 12
lebih di dominan digunakan karena petani di daerah kawasan bantimurung minimnya
minat akan membaca dan itu sudah di buktikan dan digunakan hal tersebut. Di BBP
bantimurung sudah melakukan penggunaan metode demplot tanaman jagung untuk
varietas baru dan ukurannya agak lebih pendek, disamping itu BPP juga menyiapkan
benih jagung yang varietas unggul yang di jual ke petani yang berminat dengan harga
dibawah harga umumnya.
C. MATERI YANG DOMINAN DISAMPAIKAN
Teknologi budidaya padi sawah yang digunakan petani selama ini masih relatif
sederhana. Masih banyak menggunakan varietas lokal dan varietas unggul tidak
berlabel. Cara tanam tidak beraturan, baik dengan caplak satu arah atau caplak dua
arah, sehingga populasi rendah. Penggunaan pupuk sangat tergantung dengan dana
yang ada. Materi penyuluhan sangat menentukan terhadap jenis metode penyuluhan
pertanian yang akan digunakan. Misalnya materi Cara tanam padi sistem legowo,
penyampaian materi ini menggunakan metode demonstrasi,diskusi dengan sistem
pendekatan kelompok, mengingat akan komoditi unggulan kawasan kecamatan
bantimurung adalah tanaman padi sawah maka penyampaian materi cara tanam padi
sistem legowo sangat baik untuk petani.
Cara tanam padi sistem legowo merupakan rekayasa teknologi yang ditujukan
untuk memperbaiki produktivitas usaha tani padi. Teknologi ini merupakan
perubahan dari teknologi jarak tanam tegel menjadi tanam jajar legowo. Legowo
By. Kelompok III Page 13
diambil dari bahasa Jawa Banyumas yang berasal dari kata lego dan dowo, lego
artinya luas dan dowo artinya memanjang. Jadi, diantara kelompok barisan tanaman
padi terdapat lorong yang luas dan memanjang sepanjang barisan, jarak antar
kelompok barisan (lorong) bisa mencapai 50cm, 60 cm, 70 cm bergantung pada
kesuburan tanah Barisan tanaman pada jajar legowo ini dikembangkan berdasarkan
pemanfaatan adanya pengaruh baris pinggir, tanaman padi di daerah tepi mempunyai
produksi yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan tanaman dalam baris berikutnya
yang lebih dalam. Dasar pemikiran tersebut mengarah pada pemikiran untuk
membuat tanaman padi seperti pada tanaman pinggir.
Jajar legowo 2:1 {40 cm x [20 cm x (10-15 cm)]} adalah salah satu cara tanam
pindah sawah yang memberi ruang (barisan yang tidak ditanami) pada setiap dua
barisan tanam, tetapi jarak tanam dalam barisan lebih rapat yaitu 10-15 cm tergantung
dari kesuburan tanahnya. Pada tanah kurang subur yang ditandai oleh kebiasaan
petani tanam cara tegel 20 cm x 20 cm, menggunakan jarak tanam dalam barisan 10
cm. Pada tanah dengan kesuburan sedang yang ditandai oleh kebiasaan petani tanam
cara tegel 22 cm x 22 cm, digunakan jarak tanam dalam barisan 12,5 cm. Sebaliknya
pada tanah subur yang ditandai oleh kebiasaan petani 64 tanam cara tegel 25 cm x 25
cm, digunakan jarak tanam dalam barisan 15 cm. Tujuan cara tanam jajar legowo
adalah : (1) untuk memanfaatkan radiasi surya bagi tanama pinggir, (2) tanaman
relatif aman dari serangan tikus karena lahan lebih terbuka, dan (3) menekan serangan
penyakit karena rendahnya kelembaban dibandingkan dengan cara tanam biasa.
By. Kelompok III Page 14
Disamping itu, dengan cara tanam jajar legowo populasi tanaman bertambah 30 %,
pemupukan lebih efisien, dan pengendalian hama, penyakit dan gulma lebih mudah
dilakukan daripada cara tanam biasa.
V. PENUTUP
A.Kesimpulan
Sistem penyuluhan akan sangat tidak efektif bila terdapat kekurangan-
kekurangan teknis seperti kurangnya informasi, dan teknologi yang memadai yang
bisa disampaikan ke petani. Penggunaan metode untuk penyampaian materi
penyuluhan tidak bisa dipisahkan demi tersampaiakannya pesan kepada petani.
Evaluasi pada 20 tahun terakhir sangat banyak kemajuan dari sebelumnya dimana
penggunaan media penyuluhan hp petani dapat langsung bertanya kepenyuluh tentang
masalah yang dihadapinya. Selain itu BPP Bantimurung juga telah melakukan
optimalisasi lahan pada kawasan kerjanya.
Proses untuk memberikan penerangan kepada masyarakat (petani) tentang
segala hal yang belum diketahui untuk dilaksanakan/diterapkan dalam rangka
peningkatan produksi dan pendapatan yang ingin dicapai melalui proses
pembangunan pertanian.
B.SARAN
By. Kelompok III Page 15
Sebaiknya, penyuluh bisa melakukan metode-metode pendekatan yang baru
terhadap masyarakat dan penggunaan metode yang tidak pernah digunakan
sebelumnya padahal banyak metode yang layak digunakan selain demonstrasi dan
demplot contoh anjangsana,siaran pedesaan dll. Dalam hal ini penyuluh tidak
menjalankan fungsinya sebagai inovasi yaitu menemukan hal-hal yang baru.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Wijianto. 2005. Metode Dan Teknik Penyuluhan Pertanian. Fakultas Pertanian
UNS: Surakarta.
Mardikanto T. 2005. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Suradisastra, Kedi. 2006. Revitalisasi Kelembagaan untuk Mempercepat
Pembangunan Sektor Pertanian dalam Otonomi Daerah. Jurnal Analisis
Kebijakan Pertanian. Vol 1 hal 22 - 31 No. 3 September 2006.
Departemen Pertanian Indonesia. 2008. Strategi, Metode dan Teknik Penyuluhan.
http://pfi3pdata.litbang.deptan.go.id.
By. Kelompok III Page 16