5
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK (KUMPULAN PERTANYAAN) BLOK 20 EDENTULUS PENUH “PENYUSUNAN ANASIR GIGI” DISUSUN OLEH : Kelompok 4 DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ismet Danial Nasution, drg.,Ph.D, Sp. Pros (k) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bty

Citation preview

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK(KUMPULAN PERTANYAAN)

BLOK 20EDENTULUS PENUHPENYUSUNAN ANASIR GIGI

DISUSUN OLEH :Kelompok 4DOSEN PEMBIMBING :Prof. Ismet Danial Nasution, drg.,Ph.D, Sp. Pros (k)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN 2015

PERTANYAAN :1. Apa yang di maksud dengan compensating curve dan bagaimana cara menentukannya?Jawab: Compensating curve adalah kurva anteroposterior dan kurva lateral dalam kesejajaran permukaan oklusal dan insisal dari gigi tiruan yang mana digunakan untuk mendapatkan oklusi yang seimbang. Compensating curve ditentukan dengan inklinasi dari posterior dan hubungan vertical ke dataran oklusal.

2. Mengapa kunci oklusi hanya gigi C dan M?Jawab:Caninus dijadikan sebagai kunci oklusi karena gigi caninus merupakan titik perubahan lengkung pada rahang dan mempengaruhi tampilan estetis wajah seseorang. Sedangkan molar dijadikan kunci oklusi karena kontak maksimal gigi posterior terletak pada gigi molar. Selain itu, beberapa literature mengatakan ; Stabil Jarang terjadi malposisi Gigi yang terbesar Erupsi pertama & tidak mengganti gigi sulung

3. Apakah ada ketetapan mengenai penyusunan anasir gigi dari maksila atau mandibula posterior terlebih dahulu?Jawab:Dari sumber yang kami dapat, penyusunan anasir gigi dimulai dari : Gigi anterior rahang atas Gigi anterior rahang bawah Gigi posterior rahang atas Gigi posterior rahang bawahTetapi, dari manapun sumbernya , kita harus tetap mengacu kepada filosofi prosthodontic yang tujuan akhirnya adalah untuk mengembalikan kembali oklusi gigi normal dari pasien serta estetis dari pasien itu sendiri, agar pasien merasa puas dengan usaha yang dokter gigi lakukan. Selain itu, untuk mendapatkan estetis dan median line yang tepat, maka penyusunan anasir gigi dari anterior atas sangat dianjurkan.

4. Bagaimana Overbite dan overjet pada gigi tiruan penuh dan bagaimana overjet dan overbite pada kasus resorbsi linggir alveolar yang parah?Jawab:Pada gigi asli overjet dan overbite normal yaitu sekitar 2-4 mm, maka pada pembuatan gigi tiruan penuh setiap hubungan rahang yang normal ataupun diluar normal, di usahakan kembali ke keadaan semula. Jadi overjet dan overbite dibuat 2-4 mm, namun idealnya pembuatan overjet dan overbite sekitar 2 mm.Pada kasus resorbsi parah, biasanya overjet dan overbite ditiadakan atau 0 mm karena untuk menghambat terjadi resorbsi berlebihan. Karena overjet dan overbite yang normal atau lebih besar akan menimbulkan tekanan yang lebih besar saat berfungsi dan akan menyebabkan resorbsi lebih cepat.Maka dari itu, pada resorbsi linggir yang parah biasanya overjet dan overbite ditiadakan.

5. Bagaimana penyusunan anasir gigi tiruan dengan mempertimbangkan caninus sebagai faktor kunci estetis ?Jawab :Pada penyusunan anasir kita dapat mempertimbangkan teori Lee, Boucher dimana :Lee, Boucher menganjurkan untuk menggunakan indeks nasal sebagai pedoman yaitu : lebar dasar hidung sama dengan jarak antara puncak kaninus rahang atas yang diukur secara garis lurus (Gambar 1).

Gambar 1. Garis alanasi melalui poros kaninus

Sudut mulutSudut mulut dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk menentukan letak tepi distal dari kaninus atas pada saat istirahat. Jarak antara kedua sudut mulut sama dnegan lebar keenam gigi depan atas (Gambar 2).

Gambar 2. Hubungan sudut mulut dengan tepidistal kaninus