13
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI OBAT-OBAT DIURETIK I. TUJUAN INSTRUKSIONAL A. Umum Mahasiswa menganalisis efek dieresis dan interaksi obat dari golon obat diuretika. B. Khusus - Melatih keterampilan menghitung dosis. - Melatih keterampilan memasang kateter uretra dan injeksi intavena. - Menjelaskan efek diuresis Furosemide. - Menjelaskan efek dieresis Aminofilin. - Menganalisis efek dieresis dari kelompok control, Furosemide, Aminofilin. - Menjelaskan interaksi obat antara Furosemide dengan robenesid II. DEFINISI !iuresis adalahsubstansi kimia atau obat "ang memilikiefek meningkatkan produksi utin. III. TINJAUAN PUSTAKA !iuretik merupakan substansi kimia atau obat "ang mempun"ai efeKk meningkatkan produksi urin. Beberapa golongan diuretik, "aitu# $. %arbonic Anhidrase &nhibitors Menurunkan sekresi ion h"drogen di tubulus pro'imal ginjal meningkatkan kehilangan bikarbonat dan hence sodium. Misaln"a Aceta(olamide. ). !iuretics *hia(ide Menginhibis reabsorbsi natrium dan klorida di nefron distal awal Misaln"a +"drocholorothia(ide, %hlortalidone . !iuretics -oop &nhibisi A / 0K /0 )%l 1 dengan kemungkinan efek dari hiponatremia, hipokloremia, hipokalemia, dan alkalosis. Misaln"a Furosemide, Bumetanide, *orsemide 2. !iuretics otassium13paring Mencegah sekresi kalium "ang antagonis dengan efek aldosteron d tubulus distal dan tubulus kolektivus. Misaln"a 3pironolactone 4. !iuretics 5smotic 1

Laporan Farmakologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

;l l l l

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGIOBAT-OBAT DIURETIK

I. TUJUAN INSTRUKSIONALA. UmumMahasiswa menganalisis efek dieresis dan interaksi obat dari golongan obat diuretika.B. Khusus Melatih keterampilan menghitung dosis. Melatih keterampilan memasang kateter uretra dan injeksi intavena. Menjelaskan efek diuresis Furosemide. Menjelaskan efek dieresis Aminofilin. Menganalisis efek dieresis dari kelompok control, Furosemide, dan Aminofilin. Menjelaskan interaksi obat antara Furosemide dengan Probenesid.

II. DEFINISIDiuresis adalah substansi kimia atau obat yang memiliki efek meningkatkan produksi utin.

III. TINJAUAN PUSTAKADiuretik merupakan substansi kimia atau obat yang mempunyai efeKk meningkatkan produksi urin. Beberapa golongan diuretik, yaitu:1. Carbonic Anhidrase InhibitorsMenurunkan sekresi ion hydrogen di tubulus proximal ginjal dan meningkatkan kehilangan bikarbonat dan hence sodium.Misalnya Acetazolamide.2. Diuretics ThiazideMenginhibis reabsorbsi natrium dan klorida di nefron distal awal.Misalnya Hydrocholorothiazide, Chlortalidone3. Diuretics LoopInhibisi NA+/K+/2Cl- dengan kemungkinan efek dari hiponatremia, hipokloremia, hipokalemia, dan alkalosis.Misalnya Furosemide, Bumetanide, Torsemide4. Diuretics Potassium-SparingMencegah sekresi kalium yang antagonis dengan efek aldosteron d tubulus distal dan tubulus kolektivus.Misalnya Spironolactone5. Diuretics OsmoticAntagonist reseptor AVP-2 tin kidney to solute-free water clearance to correct.Misalnya Tolvaptan, Conivaptan, Satavaptan, dan Lixivaptan.6. Antagonis Hormon Antidiuretik (ADH)FurosemideFurosemide (LasixR) adalah diuretic yang bekerja pada segmen Loop Henle tubulus ginjal dan mempunyai efek diuretic yang kuat serta kerja yang singkat. Efek diuretic dari Furosemide mulai bekrja 0,5-1 jam setelah pemberian secara oral dan mencapai maksimum dalam waktu 1-2 jam dengan durasi kerja obat 4-6 jam. Furosemide digunakan dengan indikasi gagal jantung, edema pulmonary akut, hipertensi, hipertensi krisis dan kontraindikasi gagal jantung tanpa retensi cairan anuria.a. FarmakokinetikFurosemide mudah diserap di saluran cerna dan memiliki bioavailabilitas 65% . Furosemide ini tidak difiltrasi di glomerulus tetapi cepat disekresi melalui transport asam organic di tubuli proksimal . Furosemide dieksresi oleh ginjal dalam bentuk utuh dan dalam konjugasi dengan senyawa sulfihidril terutama sistein dan N asetil sistein. Selain dieksresi di ginjal , furosemide juga di sekresi di hati dan hanya sebagian kecil dalam bentuk glukoronoid (Nafrialdi,2009)b. FarmakodinamikPada ansa henle bagian tebal furosemide bekerja dengan menghambat pompa Na+/K+/2Cl- di membrane luminal . Dengan menghambat pentranspor ini , furosemide dapat menurunkan reabsorbsi NaCl dan juga mengurangi potensial positif lumen . Hal tersebut mengakibatkan peningkatan eksresi Mg2+ dan Ca2+ .Pada Pemberian secara IV obat ini cenderung meningkatkan aliran darah ginjal tanpa disertai peningkatan filtrasi glomerulus, Obat ini juga meningkatkan eksresi K+ dan kadar asam urat plasma. Tidak seperti obat golongan thiazid, obat ini tidak meningkatkan reabsorbsi Ca+.c. Efek Samping Obat1. OtotoksisitasPendengaran dapat terganggu oleh diuretic kuat terutama bila digunakan bersama sama dengan antibiotika aminoglikosida. Kerusakan permanen dapat terjadi bila dilanjutkan (Schmitz,2009)2. HiperurisemiaFurosemide dan asam etakrinat bersaing dengan asam urat untuk sistem sekresi renal dan empedu (Schmitz,2009)3. Hipovolemia akutDiuretik kuat dapat menyebabkan pengurangan volume darah yang cepat dan parah dengan kemungkinan hipotensi . syok, dan aritmia jantung (Schmitz,2009)4. Kekurangan KaliumMuatan Na+ besar yang terjadi di tubulus renalis rektus menyebabkan pertukaran Na+ di tubulus dan K + dari sel dengan kemungkinan menyebabkan hipokalemia (Schmitz,2009)5. DehidrasiMengonsumsi furosemid berlebihan dapat menyebabkan tubuh kehilangan air dan mineral , kejang otot atau kelemahan, kebingungan, pusing berat, mengantuk, mulut, kering yang tidak biasa , pingsan dan kejang kejang (Schmitz,2009)d. Interaksi obat ObatDiuretikEfek

KortikosteroidFurosemideMeningkatkan hipokalemia

AminoglikosidFurosemideMenambah ototoksisitas

AminoglikosidSefalosporinFurosemideMenambah nefrotoksisitas

Anti KonsulvanFurosemideMenurunkan efek

Interaksi obat antara Furosemide dengan Probenesid sudah diketahui dengan baik. Probenesid termasuk urikosurik yaitu obat yang berfungsi untuk meningkatkan ekskresi asam urat. Kedua obat tersebut disekresi mellui urin oleh sistem transport anion organic di ginjal. Pada pemakaian bersama, Probeneside akan menghambat sekresi tubuli Furosemide.AminofilinAminofilin adalah obat golongan methylxantine yang biasanya digunakan sebagai bronkodilator pada penderita asma dan mempunyai efek diuretic yang sebenernya merupakan efek samping bersifat lemah. Efek diuresis pada umumnya oliguria atau anuria untuk sementara.a. FarmakokinetikAminofilin diabsorbsi dengan baik setelah pemberian oral. Absorbsi dari bentuk dosis lepas lambat bersifat lama tetapi sempurna. Absorbsi dari supositoria rectal tidak menentu dan tidak dapat diandalkan. Aminofilin didistribusi secara luas sebagai teofilin dan dapat menembus plasenta.b. FarmakodinamikAminofilin dapat merangsang SSP , meningkatkan diueresis, merangsang otot jantung dan merelaksasi otot polos terutama bronkus. Selain itu jika dosis ditinggikan akan menyebabkan gugup, gelisah, imsonia dan kejang.c. Efek Samping ObatEfek samping aminofilin pada SSP antara lain gugup, delisah, ansietas, sakit kepala dan kejang. Pada system cardiovaskuler antara lain takikardi , palpitasi, aritmia dan angina pectoris.d. Interaksi ObatObat obat yang dapat meningkatkan kadar aminofilin adalah propanolol, allopurinol, erythromycin, cimetidin, troleandomycin, ciprofloxacin, kontrasepsi oral, beta blocker, calcium channel blocker, kortikosteroid, disufiram.

IV. ALAT DAN BAHAN AlatBekergalss, papan lilin, kapas, kateter karet, dan spuit insulin (1 ml) BahanFurosemide ampul 2 ml 20 mg, Aminofilin ampul 10 ml 240 mg, alkohol, aquabidest, Gentamicin., dan Larutan Parafin. Subjek Percobaan Kelinci

V. RENCANA KERJA Percobaan ini dilakukan tanpa pembiusan binatang percobaan dan apabila dikerjakan secara lege artis tidak menimbulkan nyeri dan tidak melukai. Menimbang seekor kelinci jantan Membaringkandan mengikat di atas temapt binatang dengan mata dibalut. Memasukkan kateter karet steril yang dilicinkan dengan larutan parafin ke dalam vesica urinaria. Memperhatikan supaya ujung kateter masuk ke dalam orificium urethrae externa dan jangan sampai tersangkut di preputium. Pada permulaan percobaan dan akhir dari tiap-tiap pengumpulan urin, abdomen bagian bawah harus ditekan engan perlahan-lahan supaya vesica urinaria menjadi kosong.. Mengumpulan urin dalam tabung/silinder 25 cc selama 20 menit sesudah pengosongan vesica urinaria dengan seksama. Memberi salah satu dari obat-obat di bawah ini:a. Aminofilin 2,4% 0,25 cc/kg BB i.v.b. Furosemide 1 mg/kg BB i.v. Menyuntikkan melalui vena marginal di telinga kelinci tersebut. Mencatat pengeluaran urin tiap 20 menit hingga akhir waktu praktikum. Menggambar suatu grafik dari jumlah urin yang keluar dalam cc/kg BB terhadap waktu. Menghitung presentase penambahan pengeluaran urin oleh masing-masing obat bila dibandingkan terhadap control. Sesudah percobaan, menyuntikkan kelinci dengan Gentamicin.

VI. HASIL PERCOBAANA. Tabel Dosis Yang Diberikan Pada Kelinci Kelinci I (Furosemide)Kelinci II (Aminofilin)

BB1,15 kg1,6 kg

Dosis= 1 mg/kgBB= BB x 0,1 ml= 1,15 x 0,1 ml= 0.115 ml= 0,25 mg/kgBB= BB x 0,25 ml= 1,6 x 0,25 ml= 0,4 ml

Gentamisin= 3 mg/kgBB= BB x 3 mg x 0,1 ml/mg= 1,15 x 3 x 0,1 ml/mg= 0,345 ml= 3 mg/kgBB= BB x 3 mg x 0,1 ml/mg= 1,6 x 3 x 0,1 ml/kg = 0,48 ml

B. Tabel urin yang dikeluarkan kelinciKelinciJumlah Urin yang Dikeluarkan (ml)

Menit ke-20Menit ke-40

1Tanpa Obat18,8

Furosemide60

2Tanpa Obat2,817,6

Aminofilin0,511

C. Grafik Pengamatan Furosemide dan Aminofilin

VII. PEMBAHASANDiuretik adalah obat atau senyawa kimia yang dapat meningkatkan produksi urin. Fungsi utama diuretic adalah untuk memobilisasi cairan oedem yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel menjadi normal.Pada hasil praktikum didapatkan kelinci yang diberi Furosemid 0.115 ml, pada menit ke-20 mengeluarkan urin sebanyak 2.8 ml, dan pada menit ke-40 mengeluarkan urin sebanyak 17.6 ml. Hasil ini menunjukkan perbedaan dengan pemberian Aminofilin 0.4 ml kepada kelinci, yang pada menit ke-20 menghasilkan urin 0.5 ml dan pada menit ke-40 menghasilkan urin 11 ml. Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa fungsi diuretic dari Furosemid dan Aminofilin tersebut berbeda.Furosemid berguna untuk meningkatkan produksi urin yang efeknya lebih besar dari Aminofilin. Furosemid berefek pada ansa henle bagian tebal, ia bekerja dengan menghambat pompa Na+/K+/2Cl- di membrane luminal. Dengan menghambat pentranspor ini, furosemide dapat menurunkan reabsorbsi NaCl sehingga meningkatkan produksi urin. Di sisi lain Aminofilin sebenarnya adalah obat bronkodilator yang berefek samping pada peningkatan produksi urin, sehingga efeknya lebih lemah daripada Furosemide.

VIII. KESIMPULANPada percobaan obat-obat diuretic, dapat disimpulkan bahwa: Furosemide meningkatkan volume ekskresi urin hewan coba Aminofilin meningkatkan volume ekskresi urin hewan coba Volume urin pada hewan coba yang diberikan injeksi furosemide menunjukkan peningkatan yang lebih tinggi dari aminofilin

IX. EVALUASI1. Bagaimanakah mekanisme kerja Aminofillin dalam meningkatkan diuresis?Aminofilin adalah garam etilendiamin termasuk golongan xantin yang mempunyai gugus metal dengan rumus kimia 2,6 dioksipurin, biasanya digunakan sebagai bronkodilator pada penderita asma dan mempunyai efek diuretic yang sebenarnya merupakan efek samping bersifat lemah. Gambaran peningkatan air maupun elektrolit sangat mirip penggunaan thiazid. Cara kerjanya diduga melalui penghambatan reabsorbsi elektrolit di tubulus proksima maupun di segmen dilusi, tanpa disertai dengan perubahan filtrasi glomerulus ataupun aliran darah ginjal. Hal ini terlihat pada pemberian aminofilin 3,5 mg/kgBB pada orang sehat.

2. Bagaimanakah mekanisme kerja Furosemide?Furosemide termasuk ke dalam kelompok loop diuretics/diuretic kuat. Diuretik kuat terutama bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi elektrolit Na+/K+/2Cl- di ansa henle ascendens bagian epitel tebal; tempat kerjanya di permukaan sel epitel bagian luminal (yang menghadap ke lumen tubuli). Pada pemberian intravena, obat ini cenderung meningkatkan aliran darah ginjal tanpa disertai peningkatan filtrasi glomerulus. Perubahan hemodinamik ginjal ini mengakibatkan menurunnya reabsorbsi cairan dan elektrolit di tubulus proksimal serta meningkatnya efek awal dieresis. Peningkatan aliran darah ginjal ini relative hanya berlangsung sebentar. Dengan berkurangnya cairan ekstrasel akibat diuresis, maka aliran darah ginjal menurun dan hal ini akan mengakibatkan meningkatnya reabsorbsi cairan dan elektrolit di tubulus proksimal. Hal yang terakhir ini agaknya merupakan suatu mekanisme kompensasi yang membatasi jumlah zat terlarut yang mencapai bagian epitel tebal Henle ascendens, dengan demikian akan mengurangi dieresis.Furosemid juga mempunyai daya hambat enzim karbonat anhidrase karena merupakan derivate sulfonamide, seperti juga tiazid dan asetazolamid, tetapi aktivitasnya terlalu lemah untuk menyebabkan dieresis di tubulus proksimal.Diuretik kuat juga menyebabkan meningkatnya ekskresi K+ dan kadar asam urat plasma, mekanismenya kemungkinan besar sama dengan tiazid. Ekskresi Ca2+ dan Mg2+ juga ditingkatkan sebanding dengan peningkatan Na+. Berbeda dengan thiazid, golongan ini tidak meningkatkan reabsorbsi Ca2+ di tubulus distal. Berdasarkan atas efek kalsiura ini, golongan diuretic kuat digunakan untuk pengobatan simptomatik hiperkalsemia. 3. Sebutkan gejala-gejala toksik diuretik Loop! Ototoksisitas Hipotensi Efek metabolic (hiperurisemia, hiperglikemia, peningkatan kolestrol LDL dan trigliserid, serta penurunan HDL) Reaksi alergi

4. Sebutkan kegunaan diuretik golongan thiazide dan potassium-sparing!A. Diuretik Golongan ThiazideDiuretik thiazid bekerja menghambat simporter Na+, Cl- di hulu tubulus distal. Sistem transport ini dalam keadaan normal berfungsi membawa Na+ dan Cl- dari lumen ke dalam sel epitel tubulus. Na+ selanjutnya dipompakan ke luar tubulus dan ditukar dengan K+, sedangkan Cl- dikeluarkan melalui kanal klorida. Efek natriuresis dan kloruresis ini disebabkan oleh penghambatan mekanisme reabsorbsi elektrolit pada hulu tubulus distal (early distall tubule).Pada pasien hipertensi, thiazid dapat menurunkan tekanan darah bukan saja karena efek diuretiknya, tetapi juga karena efek langsung terhadap arteriol sehingga terjadi vasodilatasi.Pada pasien diabetes insipidus, thiazid justru mengurangi dieresis. Efek ini kita jumpai baik pada diabetes insipidus nefrogen, maupun yang disebabkkan oleh kerusakan hipofisis posterior. Efek yang tampaknya paradox ini diduga berdasarkan pengurangan volume plasma yang diikuti oleh penurunan laju filtrasi glomerulus sehingga meningkatkan reabsorbsi Na dan air tubulus proksimal. Akibatnya jumlah air dan Na yang melewati segmen distal berkurang sehingga volume maksimum urin yang encer juga berkurang. Hasil akhirnya adalah pengurangan poliuria secara signifikan.Thiazid menurunkan ekskresi kalsium sampai 40% karena thiazide tidak dapat menghambat reabsorbsi kalsium oleh sel tubulus distal. Hal ini dapat meningkatkan kadar kalsium darah dan terbukti dapat menurunkan innsiden fraktur pada osteoporosis.B. Diuretik Golongan Potassiumm-Sparing / Hemat KaliumDiuretik hemat kalium yang bekerja sebagai antagonis aldosteron (spironolakton dan eplerenon) digunakan secara luas untuk pengobatan hipertensi dan edema yang refrakter. Pada gagal jantung kronik, spironolakton digunakan untuk mencegah remodeling (pembentukan jaringan fibrosis di miokard). Spironolakton juga merupakan obat pilihan untuk hipertensi hiperaldosteronisme primer dan sangat bermanfaat pada kondisi-kondisi yang disertai hiperaldosteronisme sekunder seperti asites pada sirosis hepatis dam sindrom nefrotik.Diuretik hemat kalium lain, yang bekerja dengan cara memperbesar ekskresi natrium dan klorida (triamteren dan amilorid) bermanfaat untuk pengoobatan beberapa pasien dengan edema. Tetapi, obat ini akan lebih bermanfaat jika diberikan dengan diuretic golongan lain.

5. Sebutkan klasifikasi diuretic beserta cara kerjanya dan berilah masing-masing satu contoh!OBATCARA KERJACONTOH

Diuretik kuatMenghambat kotranspor Na+/K+/Cl- di ansla Henle ascendens segmen tebalFurosemid

Diuretik Hemat KaliumMenghambat antiport Na+/K+ (reabsorbsi natrium dan sekresi kalium) dengan jalan antagonism kompetitif atau secara langsung di hilir tubulus distal dan duktus koligentes daerah korteksSpironolakton

TiazidMenghambat reabsorbsi NaCl di hulu tubulus distalHidroklorotiazid (HCT)

Penghambatan enzim karbonat anhidrasePenghambatan reabsorbsi HCO3-, H+, dan Na+ di tubulus proksimalAsetazolamid

Diuretik osmotic- Penghambatan reabsorbsi natrium dan air melalui daya osmotiknya di tubulus proksimal- Penghambatan reabsorbsi natrium dan air di ansa henle descendens bagian tipis oleh karena hipertonisitas daerah medulla turun- Penghambatan reabsorbsi natrium dan air oleh karena penghambatan efek ADH Mannitol

6. Bagaimana cara menghilangkan cairan edema dari penderita dengan dekompensasi kordis disertai penyakit ginjal?Untuk mengatasi edema, diuretic kuat biasanya diberikan berssama diuretic lain, misalnya tiazid atau diuretic hemat kalium. Namun, pemberian thiazid pada pasien gagal jantung atau hipertensi yang disertai gangguan fungsi ginjal harus dilakukan dengan hati-hati sekali karena obat ini dapat memperhebat gangguan fungsi ginjal akibat penurunan kecepatan filtrasi glommerulus dan hilangnya natrium, klorida, dan kalium yang banyak. 7. Jelaskan interaksi obat antara Furosemid dengan Probenesid!Furosemid terikat dengan protein plasma secara ekstensif sehingga tidak difiltrasi di glomerulus tetapi cepat sekali disekresi melalui system transport asam organic di tubulus proksimal. Dengan cara ini obat terakumulasi di cairan tubulus dan mungkin sekali ditempat kerja di daerah yang lebih distal lagi. Probenesid dapat menghambat sekresi furosemid ini, dan interaksi antara keduanya ini hanya terbatas pada tingkat sekresi tubuli, dan tidak pada tempat diuretic.

X. DAFTAR PUSTAKADepartemen Farmakologi dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, JakartaKatzung, Bertram G. 2010. Farmakologi Dasar & Klinik Ed.10. Jakarta:EGCTim Penyusun. 2013. Buku Petunjuk Praktikum Farmakologi I. Semarang:Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

15