Upload
beta-uliansyah
View
344
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
NOTULEN FGD for Staff
DISKUSI INTERNAL PEGAWAI DJPKTEMA: “QUASI DEKON/TP MENJADI DAK”
Tempat : Ruang Rapat Sumatera, Gedung Radius Prawiro lantai 7Hari/Tanggal : Selasa, 11 September 2012Jam : 13.30 – 15.30 WIB
A. Ringkasan Eksekutif
Kegiatan Diskusi Internal DJPK dimaksudkan sebagai ajang berlatih diskusi bagi pegawai
DJPK, dengan tema-tema yang terkait dengan tugas dan fungsi DJPK. Kegiatan ini juga
menjadi ajang untuk menjaring potensi bagi para pegawai DJPK secara umum, mengingat
telah banyak pegawai DJPK yang menyelesaikan pendidikan tinggi lanjutan (tingkat master
maupun doktoral). Acara dihadiri oleh 13 orang peserta (daftar hadir terlampir). Kegiatan
dibuka oleh Bapak Heru Subiyantoro.
Tema yang diangkat dalam diskusi kali ini adalah “Pengalihan Quasi Dekon/TP menjadi
DAK”. Materi diskusi disampaikan oleh Beny Trias Oktora, pelaksana pada Subdit
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, Dit. EPIKD. Bertindak sebagai moderator adalah
Denny Kurniawan, pelaksana pada Bagian Perencanaan dan Organisasi, Setditjen PK.
Acara dimulai pada pukul 13.30 WIB dan berakhir pada pukul 15.30 WIB. Pada sesi
pemaparan materi disampaikan beberapa poin sebagai berikut:
1. Pengalihan Quasi Dekon/TP menjadi DAK memiliki dasar hukum yang kuat.
2. Pemilahan Dekon/TP antara urusan daerah dan pusat didasarkan pada pembagian
urusan kewenangan (PP 38/2007).
3. DJPK telah menyusun metode analisis pemilahan Dekon/TP yang membiayai urusan
daerah dan pusat.
4. DJPK telah menyusun Road Map pengalihan Quasi Dekon/TP menjadi DAK.
1
Dalam sesi diskusi, muncul beberapa pemikiran sebagai berikut:
1. Keengganan KL untuk melakukan pengalihan dapat ditelusuri dari hulu, yaitu
perencanaan. RKP dan RKPD dirasakan belum dapat mencerminkan pembagian
wewenang dan urusan yang optimal antara Pusat dan Daerah.
2. Di sisi hilir, perlu disiapkan kebijakan DAK yang memadai untuk dapat menampung
pengalihan dana dari Quasi Dekon/TP karena terdapat perbedaan karakteristik antara
Dekon/TP saat ini dengan DAK, yaitu DAK saat ini hanya diarahkan untuk kegiatan fisik,
sementara Dekon/TP untuk kegiatan fisik dan non-fisik.
Pada akhir acara, disepakati beberapa hal sebagai berikut:
1. Diharapkan kegiatan diskusi internal dapat dilaksanakan secara rutin.
2. Tema diskusi internal selanjutnya akan divoting beberapa hari sebelum pelaksanaan
diskusi.
3. Kegiatan diskusi dilakukan oleh pegawai dan dibina oleh Bagian Kepegawaian DJPK.
B. Susunan Acara
Susunan acara FGD /Diskusi Internal terdiri menjadi 4 (empat) bagian, yaitu:
1. Pembukaan;
2. Sesi Pemaparan Materi;
3. Sesi Diskusi;
4. Penutup.
C. Pembukaan
Acara dibuka oleh Bapak Heru Subiyantoro yang menyampaikan dukungan atas ide dan
pelaksanaan acara diskusi ini. Selanjutnya, beliau mengharapkan agar kegiatan ini dapat
berlangsung secara teratur dan dapat menjadi forum yang ideal dalam mengembangkan
potensi pegawai DJPK. Beberapa keahlian yang dapat dikembangkan melalui forum diskusi
seperti ini adalah menambah wawasan di bidang akademik, menerapkan berpikir kritis dan
mampu mengikuti perkembangan isu-isu terkini. Beliau juga mendorong agar hasil dari
diskusi dapat dituangkan dalam bentuk tertulis dan dikembangkan menjadi karya tulis ilmiah
maupun populer.
2
D. Penyampaian Materi
Pokok-pokok paparan materi diskusi adalah sebagai berikut:
1. Pengalihan Quasi Dekon/TP menjadi DAK memiliki dasar hukum yang kuat, yakni pasal
108 UU 33/2004, pasal 76 PP Nomor 7 Tahun 2008 serta rekomendasi BPK.
a. Pasal 108 UU 33/2004 ayat (1) menyatakan bahwa, “Dana Dekonsentrasi dan
Dana Tugas Pembantuan yang merupakan bagian dari anggaran kementerian
negara/lembaga yang digunakan untuk melaksanakan urusan yang menurut
peraturan perundang-undangan menjadi urusan daerah, secara bertahap
dialihkan menjadi Dana Alokasi Khusus”, sementara ayat (2) menyatakan bahwa,
“Pengalihan secara bertahap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih
lanjut dalam peraturan pemerintah.”
b. Pasal 76 PP Nomor 7/2008 ayat (1) menyatakan bahwa, “Sebagian dari anggaran
kementerian/lembaga yang digunakan untuk mendanai urusan pemerintahan
yang merupakan kewenangan daerah, dialihkan menjadi Dana Alokasi Khusus”,
sementara ayat (2) menyatakan bahwa, “Dalam rangka pengalihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), menteri/pimpinan lembaga, Menteri Keuangan, dan
menteri yang membidangi perencanaan pembangunan nasional terlebih dahulu
melakukan identifikasi dan pemilahan atas program dan kegiatan yang akan
didanai dari bagian anggaran kementerian/lembaga”, dan ayat (3) menyatakan
bahwa, “Identifikasi dan pemilahan atas program dan kegiatan dilakukan pada
saat penyusunan Renja-KL”.
2. Pengidentifikasian dana didasarkan pada pembagian urusan kewenangan antara Pusat
dan Daerah, sehingga dalam pemilahan Dekon/TP yang termasuk dalam bagian
anggaran KL dan yang akan dialihkan menjadi DAK mengikuti prinsip sebagai berikut:
a. Dana DKTP yang merupakan bagian dari anggaran kementerian negara/lembaga
yang digunakan untuk melaksanakan urusan/membiayai urusan yang menurut
peraturan perundangan menjadi urusan daerah, dialihkan menjadi Dana Transfer
Daerah (Dana Alokasi Khusus) .
b. Adapun urusan yang ditetapkan berdasarkan undang-undang sebagai urusan
pemerintah pusat dan dilaksanakan dengan azas DKTP, dilaksanakan berdasarkan
ketentuan DKTP.
3
3. DJPK telah menyusun sebuah metode analisis pengidentifikasian dan pemilahan Dana
Dekon/TP yang menjadi urusan daerah dan urusan pusat, yaitu:
a. Analisis kesamaan nama dan/atau jenis kegiatan dan/atau output dan/atau
komponen yang tercantum di RKA-K/L dengan lingkup bidang kegiatan yang
tercantum dalam DAK sesuai PMK Nomor 209/PMK.07/2011
b. Analisis kegiatan dan/atau output dan/atau komponen yang tercantum dalam
RKA-K/L berdasarkan pemetaan pembagian urusan pemerintahan sebagaimana
termuat dalam lampiran PP Nomor 38 Tahun 2007
c. Analisis sifat kegiatan dan/atau output dan/atau komponen yang tercantum
dalam RKA-K/L berdasarkan keterkaitan manfaat yang bersentuhan langsung
dengan masyarakat (direct delivery public service).
4. Proses pengalihan telah berjalan dengan peran masing-masing institusi sebagai berikut:
a. DJPK telah menyusun Road-Map pengalihan yang berisi rencana tindak, jangka
waktu penyelesaian, dan output yang dihasilkan. Selanjutnya, DJPK
menyampaikan permintaan ke Kementerian Negara PPN/Bappenas untuk dapat
segera menginformasikan kegiatan dan besaran alokasi dana dekonsentrasi dan
tugas pembantuan kementerian teknis yang akan dialihkan melalui surat Dirjen
Perimbangan Keuangan Nomor S-656/PK/2011 tanggal 30 September 2011.
b. Berdasarkan surat DJPK tersebut, Kementnega PPN/Bappenas telah menyurati
permintaan kepada beberapa Kementerian Teknis untuk segera melakukan
identifikasi kegiatan dan besaran alokasi dana dekonsentrasi dan tugas
pembantuan yang akan dialihkan sesuai formulir yang ditetapkan
c. Rapat Koordinasi dengan DJA untuk persiapan identifikasi dengan target awal
Januari 2012 sudah diperoleh hasil identifikasi program kegiatan 16 KL versi
Kemenkeu. Rapat ini ditindaklanjuti dengan identifikasi internal Kementerian
Keuangan antara DJA dan DJPK.
d. Rapat Koordinasi dengan 8 KL yang dipimpin oleh Wakil Menkeu I dan Wakil
Meneg PPN/Bappenas yang menghasilkan kesepakatan dengan 8 KL tersebut
untuk program/kegiatan yang akan dialihkan.
5. Identifikasi program/kegiatan yang sudah merupakan urusan daerah yang akan dialihkan
ke DAK di seluruh K/L dilakukan di awal tahun 2013 (Januari-Maret) seiring penyusunan
4
RKP 2014. Program/kegiatan yang akan dialihkan ke DAK tersebut dicantumkan di dalam
RKP 2014
6. Dalam pelaksanaan amanat pengalihan Quasi Dekon/TP menjadi DAK tersebut ditemui
berbagai kendala, yaitu:
a. Terlewatinya batas waktu 2 tahun ketentuan pengalihan Quasi Dekon/TP
menjadi DAK sebagaimana amanat dalam PP Nomor 7/2008.
b. Sampai dengan 2012, baru 1 Kementerian dari 8 Kementerian yang bersedia
mengalihkan dana Dekon/TP menjadi DAK.
E. Resume Diskusi
Dalam sesi diskusi, muncul beberapa lontaran isu sebagai berikut:
1. Ida Ayu Ari Kencanawati (Subdit Pelaksanaan Transfer I, Dit. Daper) menyampaikan
bahwa, keengganan KL untuk melakukan pengalihan dapat ditelusuri dari hulu, yaitu
perencanaan. RKP dan RKPD dirasakan belum dapat mencerminkan pembagian
wewenang dan urusan yang optimal antara Pusat dan Daerah.
2. Sigit Kartiko (Subdit Informasi dan Dukungan Teknis, Dit. EPIKD) menyampaikan bahwa,
3. Rifa Surya (Subdit Dekonsentrasi, Dit. EPIKD) menyampaikan bahwa,
4. Beta Andri A. U. (Subdit Pelaksanaan Transfer I, Dit. Daper) menyampaikan bahwa, di sisi
hilir, perlu disiapkan kebijakan DAK yang memadai untuk dapat menampung pengalihan
dana dari Quasi Dekon/TP karena terdapat perbedaan karakteristik antara Dekon/TP
saat ini dengan DAK, yaitu DAK saat ini hanya diarahkan untuk kegiatan fisik, sementara
Dekon/TP untuk kegiatan fisik dan non-fisik.
F. Penutupan
Pada akhir acara, disepakati beberapa hal sebagai berikut:
1. Diharapkan kegiatan diskusi internal dapat dilaksanakan secara rutin.
2. Tema diskusi internal selanjutnya akan divoting beberapa hari sebelum pelaksanaan
diskusi.
3. Kegiatan diskusi dilakukan oleh pegawai dan dibina oleh Bagian Kepegawaian DJPK.
G. Lampiran
1. Daftar hadir peserta
5