Upload
pancen-oye
View
52
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PANDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Fieldtrip merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di luar
kelas perkuliahan dan lingkungan kampus dengan terjun langsung ke lapangan.
Perkuliahan ini pada umumnya ditujukan untuk pemahaman yang lebih jelas terhadap
permasalahan yang ada di lapangan. Semakin majunya teknologi dan kehidupan sosial
budaya yang ada sekarang ini, merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari
khususnya dalam bidang teknologi pertanian.
Teknologi pertanian merupakan salah satu konsep dalam bidang pertanian yang
tentunya memiliki berbagai inovasi tentang pertanian. Selain itu tekhnologi pertanian
merupakan salah satu issue yang hangat dibicarakan saat ini guna menghadapi persaingan
bebas sehingga belakangan ini banyak dikembangkan berbagai inovasi tentang tekhnologi
pertanian yang telah dimuat dalam media massa. Hal tersebut ditujukan guna membantu
petani untuk mendapatkan sebuah ilmu tentang pertanian.
Dalam berusaha di sektor pertanian khususnya tanaman pangan perlu diperhatikan
berbagai sifat khusus dari bahan pertanian tersebut yaitu :
1. Mudah rusak (perishable)
Pada umumnya produk tanaman pangan mudah rusak sehingga tidak dapat
disimpan dalam waktu lama. Untuk mengatasi hal ini perlu penanganan atau pengolahan
untuk memperpanjang daya simpan dan sekaligus juga untuk meningkatkan pendapatan
petani. Misalnya tomat yang tidak tahan disimpan lama maka sebaiknya diolah menjadi
saus tomat.
2. Musiman (seasonal)
Produk tanaman pangan kebanyakan tergantung pada musim, sehingga hal ini akan
mempengaruhi harga jual. Pada saat tertentu produk akan melimpah sehingga harga jual
akan menurun drastis. Dalam kondisi seperti ini lebih menguntungkan bila produk yang
dihasilkan petani diolah terlebih dahulu dan dijual bila harga sudah membaik, misalnya
cabe pada saat harga jualnya rendah sebaiknya diolah menjadi tepung cabe dan cabe giling
dan dipasarkan pada waktu harga sudah membaik.
3. Mempunyai volome yang besar (Bulky)
Umumnya komoditi tanaman pangan mempunyai volume yang besar per satuan
harga sehingga memerlukan biaya yang relatif besar dalam transportasi dan penyimpanan.
Untuk itu perlu penanganan pasca panen sepertri sortasi di lahan dan pengolahan menjadi
produk jadi.
Salah satu solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani adalah dengan
mengusahakan agar para petani tidak selalu menjual produk mereka dalam keadaan segar
akan tetapi juga berusaha untuk mengolahnya menjadi berbagai produk olahan. Pada
dasarnya keuntungan yang terbesar pada sektor pertanian justru terletak pada jalur tata
niaga serta pengolahan dan pemasaran produk olahan. Dengan melakukan pengolahan
terhadap produk segar yang dihasilkan maka secara otomatis tingkat keuntungan yang
diperoleh petani akan meningkat dengan sendirinya. Untuk itu diperlukan beberapa
strategi khusus untuk mengatasi masalah pemasaran dan teknologi produksi yang tepat
untuk kalangan petani.
Pengembangan pengolahan komoditas pertanian pada skala industri rumah
tangga mempunyai banyak manfaat dan keuntungan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Dapat menyediakan keanekaragaman makanan bagi penduduk atau masyarakat secara
berkesinambungan yang sesuai dengan daya beli
2. Pasaran dan permintaan aneka produk olahan cukup luas, bahkan cenderung
meningkat
3. Dapat mengoptimalisasikan sumberdaya yang ada di daerah-daerah, khususnya di
pedesaan
4. Memperluas penerapan dan alih teknologi pengolahan hasil pertanian di pedesaan
5. Mampu memberikan pengaruh perubahan kearah perbaikan struktur perekonomian
masyarakat.
Kegiatan Fieldtrip Fakultas Teknologi Pertanian jurusan Teknik Pertanian tahun ini
diikuti oleh seluruh mahasiswa Teknik Pertanian angkatan 2009, dimana kegiatan fieldtrip
ini berpartisipasi dalam kegiatan pekan pengabdian masyarakat Universitas Udayana di
desa Candikuning kecamatan Baturiti.
I.2 Tujuan Kegiatan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang latar belakang dan pentingnya teknologi dalam
sebuah usaha pertanian.
2. Mahasiswa mendapatkan pengetahuan tentang permasalahan dan perkembangan
teknologi yang berkembang dimasyarakat.
3. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam tekhnologi
penyambungan tanaman terong dan tomat agar menghasilkan kualitas terbaik.
I.3 Waktu Kegiatan
Kegiatan field trip berlangsung tanggal 3 september 2012 dan berakhir pada
tanggal 5 september 2012.
I.4 Peserta
Mahasiswa jurusan Teknik Pertanian angkatan 2009 Fakultas Teknologi Pertanian ,
Universitas Udayana.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Kunjungan Lokasi
2.1 Hari I, 3 September 2012: Asram Candikuning Kecamatan Baturiti Kabupaten
Tabanan.
Pada hari pertama, dilakukan pembukaan kegiatan pengabdian masyarakat
sekaligus kegiatan fieldtrip yang bertempat di wantilan Asram Candikuning. Dalam
pembukaan ini dibahas mengenai berbagai issue-issue yang berkaitan dengan pertanian
dan persaingan bebas. Pada pekan pengabdian masyarakat kali ini bertema “Bersama Kita
Membangun Daya Saing Pertanian Hortikultura dalam Mengahadapi Produk Impor di Era
Pasar Global”.
Secara umum tujuan dari pekan pengabdian kepada masyarakat ini adalah
meningkatkan interaksi antara Universitas Udayana sebagai institusi perguruan tinggi
dengan Pemerintah Kabupaten Tabanan, Pelaku Usaha Hortikultura dan Petani Produsen
di Desa Candikuning serta Kawasan Bedugul. Dengan adanya interaksi yang baik akan
memudahkan melakukan pendampingan dan fasilitasi dalam mengembangkan system
agribisnis yang efisien dan efektif.
Setelah acara pembukaan, dilakukan ssuatu pameran tentang perkembangan
inovasi/teknologi yang telah ditemukan, sehingga nantinya diharapkan petani dapat
menggunakan teknologi tersebut dalam kegiatan bisnis/usaha mereka.
2.2 Hari II, 4 September 2012: Kediaman pak sweca
Strawberry stop merupakan salah satu penginapan sekaligus restauran yang ada di
kawasan desa candikuning kecamatan baturiti, dimana strawberry stop menggunakan
strawberry sebagai konsep utama pengembangan usaha tersebut. Dimana dalam hal ini,
strawberry stop menjajakan berbagai olahan strawberry seperti selai/jam, pie, juss dan
lain-lain. Produksi bahan baku pembuatan maupun proses pembuatannya dilakukan di
strawberry stop itu sendiri sehingga keuntungan yang didapat akan lebih tinggi.
Dalam fieldtrip hari kedua, kunjungan ditujukan ke strawberry stop tersebut. Pada
kunjungan kali ini dibahas mengenai bagaimana pengolahan buah strawberry menjadi selai
strawberry dengan narasumber yaitu prof. Ir Made supartha utama, MS., Ph.D.
Buah stawberry dapat dikatakan buah yang sangat berkembang pesat di daerah
baturiti khususnya di daerah candikuning, sehingga buah ini menjadi salah satu peluang
usaha yang dimiliki oleh masyarakat desa candikuning. Pada dasarnya buah strawberry
dapat diolah menjadi berbagai jenis olahan strawberry salah satunya yaitu selai/jam.
Penggunaan selai pada umumnya untuk pelengkap hidangan roti, campuran pada
pembuatan kue-kue, campuran es krim, dan sebagainya.
Selai (jam) merupakan salah satu jenis olahan dari buah-buahan yang bertekstur
semi padat/kental. Dalam hal ini selai sering juga disebut sebagai bubur buah dengan
tambahan gula (50-60 °Brix), pengental (pektin) dan dapat juga ditambahkan bahan untu
menyesuaikan rasa keasaman (pH = 3,5). Dalam proses pembuatan selai pada umumnya
ada proses pemanasan untuk penguapan air bahan (pengentalan) dan sterilisasi. Proses
pemanasan itu sendiri dapat dilakukan dengan menggunakan uap panas atau pemanasan
dengan api secara langsung.
Dalam pembuatan selai/jam strawberry tentunya membutuhkan beberapa bahan
yaitu strawberry itu sendiri, gula sukrosa, jeruk nipis atau bahan kimia asm buatan
(meningkatkan keasaman selai untuk menyesuaikan rasa selai itu sendiri), bahan pengental
(pektin). Sedangkan alat yang digunakan dalam pembuatan selai dapat berupa alat ukur
serta alat pengolahan. Alat ukur merupakan alat yang cukup vital dalam pembuatan selai,
dimana alat ini tentunya akan dapat menentukan komposisi yang dimiliki oleh selai olahan
sehingga komposisi tersebut dapat dimanipulasi dengan menambahkan bahan-bahan
tertentu. Alat ukur dalam pembuatan selai yaitu alat ukur kadar gula (refraktometer), dan
alat pengukur keasaman (pH meter). Selain alat ukur, ada pula alat pengolahan. Dimana
alat pengolahan ini dapat mencakup pisau, blender, dan alat pemanas yang nantinya
digunakan untuk penguapan air selai tersebut sehingga menjadi lebih kental.
Selain dari bahan dan alat, dalam pembuatan selai yang diperlu diperhatikan adalah
bagaimana kebersihan ataupun sanitasi dalam lingkungan produksi berupa bahan dan alat-
alat yang digunakan dalam pengolahan, wadah yang digunakan untuk selai yang telah jadi
(botol). Jika selai tersebut akan digunakan sebagai usaha bisnis tentunya ada tambahan
perlakuan yang harus dilakukan diantaranya bagaimana memperbaiki
kenampakan/penampilan yang dimiliki oleh produk tersebut. Hal ini perlu diperhatikan
karena penampilan merupakan salah satu aspek mutu yang tentunya akan dapat menarik
konsumen untuk memiliki produk itu sendiri. Selain penampilan ada pula perlakuan
lainnya seperti inspeksi oleh dinas kesehatan. Hal ini sangat penting karena berkaitan erat
dengan dampak yang akan diterima oleh konsumen serta konsumen tentunya akan dapat
menjadi yakin akan keamanan pangan produk tersebut.
Setelah semua perlakuan dilakukan dengan baik sehingga menghasilkan produk
selai/jam strawberry yang sesuai dengan karakteristik komposisi maupun penampilan
produk yang baik ada pula proses/tahapan penting dalam usaha selai tersebut yaitu proses
promosi dan pemasarn produk. Promosi produk dapat dilakukan dimedia massa seperti
internet. Promosi merupakan hal yang penting karena dalam tahapan ini sangat
menentukan bagaimana respon yang akan diberikan oleh konsumen. Selain itu, promosi
tentunya akan dapat menambah jaringan penjualan sehingga kontinuitas permintaan dapat
dicapai dan pemasaran dapat dilakukan secara meluas.
Diagram alir pembuatan selai strawberry
Gambar 1 . Diagram Alir Pembuatan Selai Strawberry
2.3 Hari III, 5 September 2012 : Lahan kentang Pak Ade
Sereh wangi dikenal dengan berbagai nama daerah, seperti sere mangat (Aceh),
sange-sange (Toba), sere (Gayo, Jawa, Madura), sarai (Minangkabau), sorai (Lampung),
sereh (Sunda), see (Bali), patahampori (Bima), kendoung witu (Sumba), nau sina (Roti),
bu muke (Timor), tenian nalai (Leti), timbuala (Gorontalo), langilo (Buol), dirangga
(Goram), hisa-hisa (Ambon), isola (Nusa laut), bisa (Buru), hewuwu (Halmahera).
Sedangkan nama asingnya adalah citronella grass.
Sereh wangi diduga berasal dari Srilanka. Nama latinnya adlah Cymbopogon
nardus L., termasuk dalam suku Poaceae (rumput-rumputan). Varietas sereh wangi yang
paling dikenal adalah varietas mahapengiri dan varietas lenabatu. Var mahapengiri mampu
memberikan mutu dan rendemen minyak yang lebih baik dibandingkan var lenabatu.
Pada fieldtrip hari ketiga membahas tentang pengolahan sereh menjadi minyak
sereh kemudian minyak tersebut akan kembali diolah menjadi sabun mandi. Mutu minyak
sereh wangi ditentukan oleh kandungan komponen utamanya dan kemurniannya.
Komponen utama adalah kandungan sitronelal dan geraniol, yang biasanya dinyatakan
dalam geraniol jumlah. Tidak boleh mengandung bahan asing, seperti minyak lemak,
alcohol, m. tanah, m. terpentin, etilen glikol, hekslen glikol. Kegunaan minyak sereh
wangi dalam industri, terutama sebagai pewangi sabun, sprays, desinfektans, bahan
pengilap dan aneka ragam preparasi teknis.
2.3.1 Panen dan penanganan pascapanen sereh
Panen
Panen merupakan salah satu proses yang sangat krusial dalam menentukan kualitas
produk olahan yang akan dihasilkan. Bagaimana metode panen yang digunakan tentunya
akan berpengaruh terhadap hasil panen itu sendiri. Dalam proses pemanenan tanaman
sereh itu sendiri, pada umumnya dapat dilakukan dengan metode pemangkasan secara
manual. Pemangkasan tersebut dapat dilakukan dengan menyisakan 2 – 3 cm dari pangkal
daun. Pemangkasan yang terlalu pendek dapat menghambat pertumbuhan dan
produktivitas tanaman sereh. Sebaiknya waktu pemanenan dilakukan pada suhu
lingkungan yang relative rendah yaitu pada pagi hari dengan kondisi hari yang cerah guna
mempertahankan kandungan minyak esensial pada tanaman.
Panen pertama tanaman sereh pada umumnya dapat dilakukan sekitar 6 bulan
setelah waktu tanam sereh. Selanjutnya setelah tanaman telah memasuki umur produktif
maka dapat dilakukan panen tiap 3 – 4 bulan sekali. Pada umumnya tanaman sereh yang
dianggap telah siap untuk dipanen memiliki cirri-ciri fisik dengan jumlah daun tua antara 6
– 8 lembar pada tiap rumpunnya dengan kenampakan warna daun yang hijau tua. Selain
itu, sereh yang siap dipanen memiliki aroma wangi yang kuat apabila daun sereh tersebut
diremas.
Pascapanen
Minyak astiri yang terkandung di dalam daun sereh merupakan salah satu produk
olahan yang dapat dikatakan bernilai ekonomis tinggi. Beberapa menfaat dari minyak
astiri tersebut dapat diolah lebih lanjut menjadi beberapa produk diantaranya untuk
kosmetik, farmakologi, anti bakteri, maupun anti serangga. Untuk memperoleh minyak
astiri dari daun sereh yang optimal, daun yang telah panen perlu dilakukan proses
pengeringan. Pada umumnya proses pengeringan daun yang baik adalah dengan
menggunakan metode angin-anginan dengan menghindari kontak bahan dengan sinar
matahari untuk memperoleh kualitas minyak astiri yang baik. Daun sereh perlu dibolak-
balik secara kontinyu selama proses pengeringan yang membutuhkan waktu sekitar 2 – 3
hari guna memperoleh kondisi kering daun yang merata dan optimal.
Daun yang telah keringn selanjutnya dapat diambil minyaknya dengan alat
penyulingan. Untuk memudahkan proses penyulingan, daun yang telah kering dapat
dicacah terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam ketel penyulingan. Adapun tujuan
dari pencacahan ini yaitu untuk mengoptimalkan ruang yang ada dalam ketel
penyulingan sehingga dapat menghemat energy yang digunakan dalam proses
penyulingan itu sendiri. Dalam proses penyulingan ini, minyak dan uap air sereh akan
terpisah karena adnya perbedaan berat jenis.
2.3.2 Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam pengolahan sereh menjadi
minyak sereh dan sabun adalah :
2.3.2.1 Pembuatan minyak sereh dapur
Bahan :
Daun sereh dapur segar yang telah berumur kurang lebih enam bulan.
Air PDAM sebagai sumber uap air
Bahan bakar minyak tanah atau gas LPG
Peralatan
Alat distilasi / penyulingan
Pisau, timbangan
Botol warna gelap ( tempat penampungan minyak )
Kompor
Cara pembuatan :
Daun sereh yang telah berumur enam bulan di panen dan disortasi untuk mendapatkan
daun sereh yang seragam
Daun sereh dapur yang sudah disortasi selanjutnya dipotong dengan ukuran ± 10 cm
Ketel distilasi / penyulingan diisi air sampai tingginya mendekati batas serangan
Bahan daun sereh sebanyak kurang lebih 1 kg dimasukan kedalam ketel distilasi dan
ditutup rapat sehingga tidak terjadi kebocoran
Kompor dinyalakan dan distilasi dilakuan selama 4 jam dihitung sejak distilasi
pertama menetes
Minyak sereh yang dihasilkan dipisahkan dari air dan dimasukan kedalam botol
penampungan berwarna gelap kemudian ditutup rapat dan disimpan pada tempat yang
bersuhu dingin.
Diagram alir pembuatan minyak sereh :
Gambar 2. Diagram Alir Proses Pembuatan Minyak Sereh
2.3.2.2 Pembuatan sabun sereh
Alat :
Gelas ukur
Gelas beker
Timbangan
Panci stainless steel
Kompor
Spatula /pengaduk kayu
Cetakan plastic
Plastic pengemas
Daun sereh dapur segar
Sortasi Dipotong ukuran ±
10 cm
Minyak daun sereh disimpan dalam botol
Pemisahan minyak sereh dengan air
Didistilasi selama 4 jam
Bahan :
Minyak kelapa
Asam stearat
NaOH 30%, KOH 30%, Alkohol 70%
Gula pasir
Gliserin
Garam
Minyak atsiri sereh Pewarna penambah busa
2.3.2.2.1 Proses pembuatan dasar sabun
Proses pembuatan sabun sereh diawali dengan mengencerkan asam stearat pada
minyak kelapa pada suhu 70oC.
Setelah asam stearat larut kedalam minyak , masukan gliserin , alcohol, dan gula pasir
sambil diaduk – aduk sampai larut menjadi satu / homogeny dan suhu tetap dijaga
700C.
Setelah gliserin , alcohol, dan gula pasir terlarut dalam minyak , masukan NaOH dan
KOH secara perlahan dan sambil diaduk-aduk.
Setelah adonan tercampur rata dan adonan sabun sudah mulai mengental ± 3 menit .
segera angkat adonan sabun dan tuang ke cetakan plastic.
Dinginkan selama 2 jam dan akan terbentuk base sabun / dasar sabun.
2.3.2.2.2 Proses pembuatan sabun sereh
Setelah dasar sabun terbentuk , ambil dasar sabun dan dipotong – potong.
Setelah itu , masukan kembali kedalam panic untuk dipanaskan
Panaskan dasar sabun pada suhu 70-80 C, sampai semua dasar sabun cair.
Setelah dasar sabun mencair, tambahkan minyak atsiri sereh 1% atau sesuai keinginan
, dan pewarna sesuai keinginan.
Setelah melakuan penambahan miyak atsiri dan pewarna , adonan sabun diangkat dan
dituangkan kedalam cetakan plastic dan didiamkan hingga adonan mengeras .
Setelah sabun sereh mengeras , sabun siap diangkat dan dikemas dengan plastic
pengemasan.
BAB III
PENUTUP
Setelah fieldtrip dilakukan selama 3 (tiga) hari memberikan wawasan kepada
seluruh peserta dalam bidang mata perkuliahan masing-masing mengenai bagaimana
potensi yang ada di desa candikuning kecamatan baturiti. Hal ini dapat terlihat dari
bagaimana antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan. Dalam field trip ini mahasiswa
tidak hanya dapat melihat implementasi dari inovasi tekhnologi dalam pertanian
melainkan juga mahasiswa mendapatkan bagaimana penjelasan tentang permasalahan
penting yang ada dilapangan sehingga nanatinya diharapkan mahasiswa mampu
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di lingkungan perkuliahan.
LAPORAN FIELDTRIP
PENGOLAHAN PRODUK HORTIKULTURA SEBAGAI
DAYA SAING PERTANIAN HORTIKULTURA DALAM
MENGAHADAPI PRODUK IMPOR DI ERA PASAR
GLOBAL
Kelompok Prapanen
I Putu Hendra (0911305001)
I Kadek Andrie Prasetya (0911305003)
I Putu Sanjaya (0911305007)
Gorby Ageng Prameswara (0911305013)
I Made Cahya Adi Sumertha (0911305015)
I Gusti Putu Eka Pramana (0911305016)
TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2012