26
LAPORAN PRAKTIKUM FLUIDA SABUN DAN TEGANGAN PERMUKAAN KELOMPOK 9 : 1. DIAN KURVAYANTI I (1203065401! 2. DENYS ARLIANOVITA (12030654019! 3. BELLA FIDDIINI R (12030654021! 4. ELLA "A#YUNI (12030654039! 5. NURUL FAT#ONA# (12030654050! PEND. SAINS A 2012

laporan fluida sabun dan tegangan permukaan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ABSTRAKPraktikum yang berjudul Tegangan Permukaan ini bertujuan untuk menyelidiki besar tegangan permukaan yang dialami kawat loop yang berisi lapisan tipis zat cair. Adapun langkah yang digunakan yaitu dengan menimbang berat kawat loop menggunakan timbangan digital. Kemudian mengukur panjang kawat loop. Kemudian memasukkan keseluruhan bagian kawat loop ke dalam zat cair yang berupa larutan detergen dengan konsentrasi yang berbeda pula. Kemudian menggeser kawat gesernya hingga lapisan tipis zat cair tersebut meletus. Dengan kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa jika massa kawat lebih besar dari panjangnya maka diperoleh nilai tegangan permukaan yang besar. Sedangkan jika massa kawat lebih kecil dari panjangnya maka nilai tegangan permukaan semakin kecil. Adapun menurunnya nilai tegangan permukaan suatu zat cair dapat dilihat dari besar luas permukaan lapisan yang dibentuk oleh gelembung detergen. Semakin besar luas permukaan yang terbentuk oleh zat cair maka semakin kecil nilai tegangan permukaan.

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM FLUIDA

SABUN DAN TEGANGAN PERMUKAAN

KELOMPOK 9 :

1. DIAN KURVAYANTI I(12030654018)

2. DENYS ARLIANOVITA(12030654019)

3. BELLA FIDDIINI R

(12030654021)

4. ELLA WAHYUNI

(12030654039)

5. NURUL FATHONAH(12030654050)

PEND. SAINS A 2012

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PRODI PENDIDIKAN SAINS

2014

ABSTRAKPraktikum yang berjudul Tegangan Permukaan ini bertujuan untuk menyelidiki besar tegangan permukaan yang dialami kawat loop yang berisi lapisan tipis zat cair. Adapun langkah yang digunakan yaitu dengan menimbang berat kawat loop menggunakan timbangan digital. Kemudian mengukur panjang kawat loop. Kemudian memasukkan keseluruhan bagian kawat loop ke dalam zat cair yang berupa larutan detergen dengan konsentrasi yang berbeda pula. Kemudian menggeser kawat gesernya hingga lapisan tipis zat cair tersebut meletus. Dengan kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa jika massa kawat lebih besar dari panjangnya maka diperoleh nilai tegangan permukaan yang besar. Sedangkan jika massa kawat lebih kecil dari panjangnya maka nilai tegangan permukaan semakin kecil. Adapun menurunnya nilai tegangan permukaan suatu zat cair dapat dilihat dari besar luas permukaan lapisan yang dibentuk oleh gelembung detergen. Semakin besar luas permukaan yang terbentuk oleh zat cair maka semakin kecil nilai tegangan permukaan.

.

BAB IPENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Permukaan zat cair dalam keadaan diam memiliki perilaku yang menarik untuk diamati. Perilaku zat cair yang menark tersebut seperti membran yang teregang kerena tegangan. Seperti contoh pada tetesan air yang tergantung pada dahan kecil pada embun pagi hari atau tetesan air pada ujung keran yang menetes. Tetesan-tetesan tersebut membuat bentuk yang hampir bulat seperti balon kecil yang berisi air. Contoh yang lain adalah pada silet yang dapat diapungkan diatas permukaan air walaupun massa jenisnya lebih besar daripada air. Permukaan zat cair berperilaku seakan-akan mengalami tegangan dan tegangan yang bekerja ini sejajar dengan permukaan muncul dari gaya tarik antar molekul dan efek ini disebut dengan tegangan permukaan.Pada percobaan kali ini akan dibahas contoh lain yaitu pada kawat loop yang berisi lapisan tipis zat cair. Pada percobaan tersebut akan diketahui tegangan permukaan pada setiap kawat loop yang digunakan.b. Rumusan masalahBerdasarkan pada latar belakang tersebut berikut ini merupakan rumusan masalah yang muncul :

1. Bagaimana tegangan permukaan yang terjadi pada setiap kawat loop yang berbeda?

2. Bagaimana hubungan antara konsentrasi detergen dengan tegangan permukaan?

3. Bagaimana hubungan antara panjang kawat loop dengan tegangan permukaan ?

c. TujuanBerikut ini merupakan tujuan yang ingin dicapai :

1. Menyelidiki tegangan permukaan yang dialami oleh setiap kawat loop yang memiliki panjang yang berbeda.2. Mengetahui hubungan antara konsentrasi detergen dengan tegangan permukaan.

3. Mengetahui hubungan antara panjang kawat loop dengan tegangan permukan.BAB II

KAJIAN TEORI

Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Hal ini disebabkan gaya tarik menarik antar partikel sejenis di dalam zat cair sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh molekul lain yang sejenis di dekatnya dengan gaya yang bekerja pada masing-masing molekul. Adanya gaya atau tarikan ke bawah menyebabkan permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan tegang. Tegangan ini disebut dengan tegangan permukaan (Herinaldi, 2004).

Sumber: hyperphysics.phy-astr.gsu.edu

Gambar 2.1 Teori molekul mengenai tegangan permukaan, menunjukkan gaya-gaya terik (hanya) pada molekul di permukaan, dan pada satu molekul jauh di kedalaman zat cair.

Tegangan permukaan bervariasi antara berbagai cairan. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi dan merupakan agen pembasah yang buruk karena air membentuk droplet. Sebagai contoh, setetes air di ujung keran yang menetes atau tergantung dari dahan kecil pada embun pagi membuat bentuk yang hampir bulat sempurna seperti balon kecil yang berisi air. Silet yang dapat diapungkan di permukaan air walaupun massa jenisnya lebih besar dari air dan berat silet inilah yang menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung ke bawah tampak silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaan-nya sekecil mungkin. Tegangan permukaan muncul dengan meneliti proses dari sudut pandang molekuler. Molekul-molekul zat cair memberikan gaya tarik satu sama lain. Gaya tarik ini digambarkan pada gambar 2.1, sedang bekerja pada molekul yang berada jauh di dalam zat cair dan pada molekul kedua di permukaan. Molekul di dalam zat cair berada dalam kesetimbangan karena gaya-gaya molekul yang bekerja ke semua arah. Molekul di permukaan normalnya juga dalam kesetimbangan (zat cair itu diam). Hal ini benar walaupun pada molekul di permukaan dapat diberikan hanya oleh molekul-molekul di bawahnya (atau di sampingnya). Dengan demikian ada gaya tarik total ke bawah yang cenderung menekan lapisan permukaan sedikit tetapi hanya sampai batas dimana gaya ke bawah ini diimbangi oleh gaya tolak ke atas yang disebabkan oleh kontak yang dekat atau tumbukan dengan molekul-molekul dibawahnya. Karena molekul-molekul udara di atas permukaan air memberikan gaya, tetapi efeknya kecil karena molekul udara saling berjauhan. Tegangan permukaan dengan demikian bergantung pada materi di atas permukaan tersebut, tetapi efeknya umumnya kecil jika materi tersebut merupakan gas cair. Penekanan permukaan ini berarti bahwa intinya zat cair meminimalkan luas permukaannya. Inilah sebabnya mengapa air cenderung membentuk tetessan berbentuk bola karena sebuah bola mempresentasikan luas permukaan minimum untuk volume tertentu.

Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya F persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setia garis di permukaan fluida.Untuk memahami rumus diatas dapat ditunjukkan oleh kawat loop pengukur tegangan permukaan yang berisi lapisan tipis zat cair. Dengan adanya tegangan permukaan, dibutuhkan gaya F untuk menarik kawat yang bias digerakkan dan dengan demikian menambah luas permukaan zat cair. Zat cair yang beradda di dalam peralatan merupakan lapisan tipis yang mempunyai permukaan atas dan bawah. Dengan demikian panjang permukaan yang ditambah adalah 2l, dan tegangan permukaan adalah . Peralatan kecil seperti ini dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair. Tegangan permukaan air adalah 0,072 N/m pada suhu 20C.

Sumber: duniafisikaasyik.files.wordpress.com

Gambar 2.2 Tegangan permukaan zat cair

Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesi berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesi berlaku sebaliknya. Adanya sudut kontak yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding timbul akibat adanya gaya tarik-manarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik menarik antara molekul zat yang berbeda (gaya adesi).

Sumber: rumushitung.com

Gambar 2.1 Gaya adhesi dan kohesi pada airSabun dan detergen mempunyai efek menurunkan tegangan permukaan cairan. Hal ini dimaksudkan untuk mencuci dan membersihkan karena tegangan permukaan air yang tinggi mencegahnya masuk dengan mudah di antara serat-serat materi dan lekuk-lekuk yang terkecil. Zat-zat yang berfungsi memperkecil tegangan permukaan cairan disebut surfactant (Giancoli, 2000).Fungsi-fungsi surfactant antar lain :a. Menurunkan tegangan permukaan

Adanya surfactant pada permukaan menyebabkan gaya adhesi antara zat cair dan udara meningkat. Sehingga tegangan permukaannya menurun. Tetapi surfaktan menurunkan tegangan permukaan sampai Konsentrasi Misel Kritik (KMK).b. Meningkatkan kelarutan suatu zat

Dengan adanya surfaktan tegangan antar muka dua zat cair yang tidak bercampur akan menurun. Akibatnya gaya adhesi antara dua zat cair meningkat dan kelarutannya pun meningkat.c. Sebagai pembasah (wetting agent)

Surfaktan dapat bertindak sebagai pembasah. Karena dapat menurunkan sudut kontak antara permukaan padat dan cairan pembasah. Semakin kecil sudut kontak artinya semakin mudah dibasahi.d. Sebagai emulgatorEmulgator dapat menstabilkan suatu sediaan emulsi (campuran air dan minyak). Surfaktan membuat jembatan antara air dan minyak sehingga air dan minyak dapat terdispersi dalam fase pendispersinya.e. Sebagai detergen

Surfaktan dapat berperan sebagai detergen yang berfungsi untuk menghilangkan kotoran. Proses pembersihan oleh detergen diawali oleh proses pembasahan kemudian pengemulsian atau pelarutan partikel larutan (Dogra, 1990).Surfaktan yang larut dalam air banyak digunakan sebagai zat pembasah, zat pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, pencegah korosi, dan lain-lain. Ada empat yang termasuk golongan ini yaitu surfaktan anion bermuatan negatif, surfaktan yang bermuatan positif, surfaktan anion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter yang bermuatan negatif dan positif tergantung pada pH-nya. Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hydrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala hidrofiliknya pada permukaan air dengan ekor hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air (Soekardjo, 1990).BAB III

METODE PERCOBAAN

a. Alat

1. Kawat loop

6 buah

2. Penggaris

1 buah

3. Gelas kimia

3 buah

4. Gelas ukur

1 buah

b. Bahan

1. Detergen

secukupnya

2. Air

secukupnya

c. Langkah percobaan

Langkah awal yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan. Kemudian membuat larutan detergen pada masing masing gelas kimia dengan ketentuan gelas kimia A di isi 10 ml detergen cair, gelas B 20 ml detergen cair, dan gelas C 30 ml detergen cair. Lalu masing masing gelas di isi pelarut sebanyak 500 ml air.

Langkah selanjutnya adalah mencelupkan kawat loop 1 pada gelas kimia A dan menggeser kawat loop secara perlahan hingga lapisan detergen meletus. Kemudian mengukur panjang jarak tempuh kawat. Hal ini dilakukan pula pada kawat 2, 3, 4, 5, dan 6. Langkah langkah ini diulangi pulapada gelas B dan C.

d. Variable

1. Variable manipulasi : konsentrasi detergen, massa kawat

2. Variable kontrol

: volume air

3. Variable respon

: jarak yang ditempuh kawat geser, tegangan

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

A. Data

Tabel Hasil Pengamatan NoModelMassa

(m 0,1) gPanjang

(l 0,1)cmTegangan Permukaan (() N/mJarak yang ditempuh kawat geser (cm)

Gelas AGelas BGelas C

1.Kawat 10,35,00,0303,95,76,3

2.Kawat 20,45,60,0364,04,96,3

3.Kawat 30,55,50,0553,14,35,5

4.Kawat 40,85,60,0714,35,86,3

5.Kawat 50,96,00,0754,55,56,4

6.Kawat 61,35,70,1143,34,56,7

Keterangan :

Gelas A : 10 ml deterjen cair + 500 ml air

Gelas B : 20 ml deterjen cair + 500 ml air

Gelas C : 30 ml deterjen cair + 500 ml air

B. Analisis Data

Pada percobaan kali ini, kami telah melakukan percobaan mengenai tegangan Permukaan. Setiap percobaan dilakukan dengan memanipulasi massa kawat dan panjang kawat serta konsentrasi deterjen sehingga diperoleh besar tegangan permukaan untuk masing-masing kawat. Kami menggunakan konsentrasi deterjen yang berbeda-beda. Pada gelas A, B, dan C berturut-turut memiliki volume deterjen cair sebesar 10; 20; 30 ml dengan penambahan pelarut air masing-masing sebesar 500 ml. Ketika kawat dicelupkan ke dalam gelas, maka akan didapatkan jarak kawat geser yang ditempuh. Dimana jarak tersebut dihitung sampai gelembung sabun pada kawat yang terbentuk pecah.

Pada kawat 1, memiliki massa 0,3 gram dan panjang sebesar 5,0 cm. Ketika dicelupkan pada gelas A, B, dan C jarak kawat geser yang ditempuh berturut-turut sebesar 3,9 ; 5,7 ; 6,3 cm. Pada kawat 2, memiliki massa 0,4 gram dan panjang sebesar 5,6 cm. Ketika dicelupkan pada gelas A, B, dan C jarak kawat geser yang ditempuh berturut-turut sebesar 4,0 ; 4,9 ; 4,3 cm. Pada kawat 3, memiliki massa 0,5 gram dan panjang 5,5 cm. Ketika dicelupkan pada gelas A, B, dan C jarak kawat geser yang ditempuh berturut-turut sebesar 3,1 ; 4,3 ; 5,5 cm. Pada kawat 4, memiliki massa 0,8 gram dan panjang sebesar 5,6 cm. Ketika dicelupkan pada gelas A, B, dan C jarak kawat geser yang ditempuh berturut-turut sebesar 4,3 ; 5,8 ; 6,3cm. Pada kawat 5, memiliki massa 0,9 gram dan panjang sebesar 6,0 cm. Ketika dicelupkan pada gelas A, B, dan C jarak kawat geser yang ditempuh berturut-turut sebesar 4,4 ; 5,5 ; 6,4 cm. Pada kawat 6, memiliki massa 1,3 gram dan panjang sebesar 5,7 cm. Ketika dicelupkan pada gelas A, B, dan C jarak kawat geser yang ditempuh berturut-turut sebesar 3,3 ; 4,5 ; 6,7 cm.Berdasarkan tabel diatas, besar tegangan permukaan (()merupakan gaya per satuan panjang yang bekerja melintasi semua garis pada permukaan, dengan kecenderungan menarik permukaan agar tertutup. Karena zat cair yang berada didalam peralatan kawat merupakan lapisan tipis yang mempunyai permukaan atas dan bawah, sehingga ( = F/2l. Besar F dapat dihitung dengan perkalian dari massa dan percepatan gravitasi (10 m/s2). Sedangkan l merupakan panjang kawat tersebut. Besar tegangan permukaan pada kawat 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 berturut-turut sebesar 0,30 x 10-1 ; 0,36 x 10-1 ; 0,55 x 10-1 ; 0,71x 10-1 ; 0,75 x 10-1 ; 1,14 x 10-1 N/m.

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwasanya massa dan panjang kawat mempengaruhi besarnya tegangan permukaan. Semakin besar massa kawat, maka nilai tegangan permukaan semakin besar. Tegangan permukaan berbanding lurus dengan massa kawat. Hal ini sesuai dengan grafik hubungan antara tegangan permukaan dan massa kawat sebagai berikut :

Dengan adanya tegangan permukaan, dibutuhkan gaya F untuk menarik kawat yang digerakkan dengan demikian akan menambah luas permukaan zat cair. Luas permukaan zat cair yang dihasilkan kawat 1 dengan konsentrasi deterjen 10; 20; 30 ml berturut-turut sebesar (19,5 x 10-4 ; 28,5 x 10-4 ; 31,5 x 10-4) m2.. Luas permukaan zat cair yang dihasilkan kawat 2 dengan konsentrasi deterjen 10; 20; 30 ml berturut-turut sebesar (22,4 x 10-4 ; 27,44 x 10-4 ; 35,28 x 10-4) m2.. Luas permukaan zat cair yang dihasilkan kawat 3 dengan konsentrasi deterjen 10; 20; 30 ml berturut-turut sebesar (17,05 x 10-4 ; 23,65 x 10-4 ; 30,25 x 10-4) m2.. Luas permukaan zat cair yang dihasilkan kawat 4 dengan konsentrasi deterjen 10; 20; 30 ml berturut-turut sebesar (24,08 x 10-4 ; 32,48 x 10-4 ; 35,28 x 10-4) m2.. Luas permukaan zat cair yang dihasilkan kawat 5 dengan konsentrasi deterjen 10; 20; 30 ml berturut-turut sebesar (27 x 10-4 ; 33 x 10-4 ; 38,4 x 10-4) m2.. Luas permukaan zat cair yang dihasilkan kawat 6 dengan konsentrasi deterjen 10; 20; 30 ml berturut-turut sebesar (18,81 x 10-4 ; 25,65 x 10-4 ; 38,19 x 10-4) m2.Berdasarkan grafik terlihat bahwasanya semakin besar konsentrasi deterjen maka luas permukaan yang terbentuk oleh zat cair semakin besar. Berikut ini adalah grafik hubungan antara luas permukaan dengan konsentrasi deterjen.

BAB V

PEMBAHASAN

Dari data dan analisis diatas besarnya tegangan permukaan bergantung pada massa kawat dan panjang kawat yang digunakan pada masing-masing percobaan sesuai dengan rumus . Ketika massa kawat besar dan panjang kawat kecil maka diperoleh nilai tegangan permukaan yang besar. Sedangkan ketika massa kawat lebih kecil dari panjangnya maka nilai tegangan permukaan semakin kecil. Hal ini dibuktikan dengan besarnya tegangan pada setiap kawat berturut-turut yaitu pada kawat 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 berturut-turut sebesar 0,30 x 10-1 ; 0,36 x 10-1 ; 0,55 x 10-1 ; 0,71x 10-1 ; 0,75 x 10-1 ; 1,14 x 10-1 N/m. Nilai tegangan permukaan ini telah sesuai dengan nilai panjang dan massa kawat. Dapat diketahui kawat 1 memiliki massa 0,3 gram dan panjang 5,0 cm mengakibatkan nilai tegangan sangat kecil.

Kawat 2 memiliki massa 0,4 gram dan panjang 5,6 cm mengakibatkan nilai tegangan yang lebih besar dari tegangan permukaan kawat 1. Kawat 3 memiliki massa lebih besar dari kawat 2 sebesar 0,5 gram dan panjang lebih kecil dari kawat 2 sebesar 5,5 cm mengakibatkan nilai tegangan yang lebih besar dari tegangan permukaan kawat 2. Kawat 4 memiliki massa lebih besar dari kawat 3 sebesar 0,8 gram tetapi memiliki panjang sama dengan kawat 2 sebesar 5,6 cm. Nilai massa yang besar mengakibatkan nilai tegangan yang lebih besar dari tengangan permukaan kawat 3. Kawat 5 memiliki massa lebih besar dari kawat 4 sebesar 0,9 gram tetapi memiliki panjang kawat sebesar 6,0 cm. Nilai massa yang besar mengakibatkan nilai tegangan yang lebih besar dari tegangan permukaan kawat 4. Kawat 6 memiliki massa lebih besar dari kawat 4 sebesar 1,3 gram tetapi memiliki panjang lebih kecil dari kawat 5 sebesar 5,7 cm. Nilai massa yang besar mengakibatkan nilai tegangan yang lebih besar dari tegangan permukaan kawat 5.

Adapun pengaruh dari pemberian detergen yaitu untuk menurunkan nilai tegangan permukaan yang dialami zat cair. Menurunnya nilai tegangan permukaan tidak dilihat dari nilai besarnya tegangan permukaaan, namun dilihat dari besar luas permukaan lapisan yang dibentuk oleh gelembung detergen dengan ketentuan semakin besar luas permukaan yang terbentuk oleh zat cair maka semakin kecil nilai tegangan permukaan. Hal ini dikarenakan jika dilihat dari nilai tegangan permukaan diperoleh, pengaruh konsentrasi pemberian detergen tidak masuk dalam rumus , sehingga seolah-olah pemberian detergen tidak berpengaruh terhadap nilai tegangan permukaan padahal fungsi dari detergen ketika dilarutkan dalam air yaitu untuk menurunkan tegangan permukaan air tersebut.

Besar luas permukaan lapisan yang dibentuk oleh gelembung detergen berturut-turut pada kawat 1 dengan konsentrasi pemberian detergen 10; 20; 30 ml pada kawat 1 sebesar (19,5 x 10-4 ; 28,5 x 10-4 ; 31,5 x 10-4) m2. Luas permukaan yang nilainya semakin besar ini dikarenakan konsentrasi detergen yang semakin besar sehingga menunjukkan bahwa nilai tegangan permukaan zat cair menurun. Besar luas permukaan lapisan yang dibentuk oleh gelembung detergen berturut-turut pada kawat 2 dengan konsentrasi pemberian deterjen 10; 20; 30 ml berturut-turut sebesar (22,4 x 10-4 ; 27,44 x 10-4 ; 35,28 x 10-4) m2. Luas permukaan yang nilainya semakin besar ini dikarenakan konsentrasi detergen yang semakin besar sehingga menunjukkan bahwa nilai tegangan permukaan zat cair menurun. Besar luas permukaan lapisan yang dibentuk oleh gelembung detergen berturut-turut pada kawat 3 dengan konsentrasi pemberian deterjen 10; 20; 30 ml berturut-turut sebesar (17,05 x 10-4 ; 23,65 x 10-4 ; 30,25 x 10-4) m2. Luas permukaan yang nilainya semakin besar ini dikarenakan konsentrasi detergen yang semakin besar sehingga menunjukkan bahwa nilai tegangan permukaan zat cair menurun. Besar luas permukaan lapisan yang dibentuk oleh gelembung detergen berturut-turut pada kawat 4 dengan konsentrasi pemberian deterjen 10; 20; 30 ml berturut-turut sebesar (24,08 x 10-4 ; 32,48 x 10-4 ; 35,28 x 10-4) m2. Luas permukaan yang nilainya semakin besar ini dikarenakan konsentrasi detergen yang semakin besar sehingga menunjukkan bahwa nilai tegangan permukaan zat cair menurun.

Besar luas permukaan lapisan yang dibentuk oleh gelembung detergen berturut-turut pada kawat 5 dengan konsentrasi pemberian deterjen 10; 20; 30 ml berturut-turut sebesar (27 x 10-4 ; 33 x 10-4 ; 38,4 x 10-4) m2. Luas permukaan yang nilainya semakin besar ini dikarenakan konsentrasi detergen yang semakin besar sehingga menunjukkan bahwa nilai tegangan permukaan zat cair menurun. Besar luas permukaan lapisan yang dibentuk oleh gelembung detergen berturut-turut pada kawat 6 dengan konsentrasi pemberian deterjen 10; 20; 30 ml berturut-turut sebesar (18,81 x 10-4 ; 25,65 x 10-4 ; 38,19 x 10-4) m2. Luas permukaan yang nilainya semakin besar ini dikarenakan konsentrasi detergen yang semakin besar sehingga menunjukkan bahwa nilai tegangan permukaan zat cair menurun.

BAB VI

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas adalah jika massa kawat lebih besar dari panjangnya maka diperoleh nilai tegangan permukaan yang besar. Sedangkan jika massa kawat lebih kecil dari panjangnya maka nilai tegangan permukaan semakin kecil. Adapun menurunnya nilai tegangan permukaan suatu zat cair dapat dilihat dari besar luas permukaan lapisan yang dibentuk oleh gelembung detergen. Semakin besar luas permukaan yang terbentuk oleh zat cair maka semakin kecil nilai tegangan permukaan.DAFTAR PUSTAKA

Figura, L.O & Teixeira, A. 2007. Food Physics. New York: Springer.

Gunawan, Wawan. 2013. Laporan Praktikum Kimia Fisika Tegangan Permukaan. Bogor: Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi.

Giancoli, D. 1995. Physics Principles with Application. New Jersey: Prentice Hill.

Young, H. D & Freedman, Roger. A. 2001. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Okiishi, Theodore. H. 2003. Mekanika Fluida Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

LAMPIRAN

URAIANMenghitung tegangan permukan

Pada kawat 1

(=

=

=

=

= = 0,30 Pada kawat 2

(=

=

=

=

= = 0,36 Pada kawat 3

(=

=

=

=

= = 0,55 Pada kawat 4

(= =

=

=

= = 0,71 Pada kawat 5

(=

=

=

=

= = 0,75 Pada kawat 6

(=

=

=

=

= Menghitung Luas permukaan

Keterangan :

A1 = Luas permukaan pada konsentrasi deterjen 10 ml

A2 = Luas permukaan pada konsentrasi deterjen 20 ml

A3 = Luas permukaan pada konsentrasi deterjen 30 ml

Pada kawat 1

A1= 5 x 3,9 = 19,5 x 10-4 m2A2= 5 x 5,7 = 28,5 x 10-4 m2A3= 5 x 6,3 = 31,5 x 10-4 m2 Pada kawat 2

A1=5,6 x 4 = 22,4 x 10-4 m2A2=5,6x4,9=27,44 x10-4 m2A3=5,6x6,3=35,28 x10-4 m2 Pada kawat 3A1=5,5x3,1=17,05 x10-4 m2A2=5,5x4,3=23,65 x10-4 m2A3=5,5x5,5=30,25 x10-4 m2 Pada kawat 4

A1=5,6x4,3 =24,08 x10-4 m2A2=5,6x5,8 =32,48 x10-4 m2A3=5,6x6,3=35,28 x10-4 m2 Pada kawat 5A1= 6 x4,5 =27x10-4 m2A2= 6 x 5,5 = 33 x10-4 m2A3= 6 x 6,4= 38,4 x10-4 m2 Pada kawat 6A1=5,7x3,3=18,81 x10-4 m2A2=5,7x4,5 =25,65 x10-4 m2A3=5,7x6,7=38,19 x10-4 m2GELAS C dengan detergen 30 ml

GELAS B dengan detergen 20 ml

GELAS A, B, C

GELAS A dengan detergen 20 ml

Menarik kawat hingga lapisan detergen meletus

Mencelupkan kawat loop pada larutan detergen

Mengukur jarak tempuh

Panjang jarak tempuh setelah lapisan detergen meletus

_1461630614.xlsChart1

0.03

0.036

0.055

0.071

0.075

0.114

Grafik hubungan massa kawat dengan tegangan permukaan

Massa kawat (kg)

tegangan permukaan (N/m)

Sheet1

Grafik hubungan massa kawat dengan tegangan permukaan

0.00030.03

0.00040.036

0.00050.055

0.00080.071

0.00090.075

0.00130.114

To resize chart data range, drag lower right corner of range.