Upload
fadjrin-faisal
View
49
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan geo fisik
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rekahan
Banyak teori yang dikemukan untuk menjelaskan terjadinya kekandasan pada
batuan bila mengalami suatu gaya tekanan, terutama dalam hal pembentukan
rekahan-rekahan gerus (shear fracture) dan hubungannya dengan besarnya sudut
yang mereka bentuk di alam.
Rekahan adalah hasil proses geologi yang tidak menunjukkan perpindahan
yang dpt diamati.
Rekahan adalah pecahan pd batuan yang tidak atau sedikit sekali mengalami
pergerakan.
Retakan pada batuan yang sedikit atau tidak sama sekali mengalami
pergeseran. Retakan yang terjadi gaya tekanan disebut “shear fractures” dan yang
terjadi karena gaya tarikan disebut “tension fractures”, membagi kekar tarikan
kedalam “extension joints” dan “release joints”.
Fungsi Kekar : Sebagai jalannya larutan (air/larutan magma dll), Sebagai
ruang untuk pengendapan cebakan, Sebagai jalan migrasi minyak bumi, Sebagai
reservoir minyak bumi, Untuk memudahkan penambangan batu.
Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan akibat suatu
gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami pergeseran. Secara
umum dicirikan oleh:
a). Pemotongan bidang perlapisan batuan;
b). Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb;
c) kenampakan breksiasi.
Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter
retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Kekar yang
umumnya dijumpai pada batuan adalah sebagai berikut:
1.Shear Joint (Kekar Gerus) adalah retakan / rekahan yang membentuk pola saling
berpotongan membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama. Kekar jenis shear
joint umumnya bersifat tertutup.
2.Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan arah gaya utama,
Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.
3.Extension Joint (Release Joint) adalah retakan/rekahan yang berpola tegak lurus
dengan arah gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka.
Terjadinya Kekar dapat disebabkan karena ;
a. Tektonik (Kekar Gerus/Shear Joint dan Kekar Regangan/ Tension Joint/Gash
Fracture, Extension & Release Joint)
b. Non-Tektonik (coling Joint, Shrinkage Joint & akibat hilangnya beban )
Berdasarkan Struktur disekitarnya (Kekar penyerta lipatan dan sesar) cirri di
lapangan :
1.Kekar tarikan ; tidak rapat, batas retakan relatif tidak rata, kuarza yang mengisi
kristalnya baik, tidak berpasangan. Dibawah suatu tarikan, batuan patah melalui
bidang-bidang patahan yang tegak lurus arah tegasan (tensile stress).
2.Kekar tekanan ; rapat,lurus, memotong semua lapisan batuan, biasa berpasangan
jika terisi kuarza kristalnya kurang baik. Dibawah suatu tekanan, maka tiap bidang
kecuali bidang yang 3 akan membentuk poros-poros tegasan, dalam benda itu akan
dipengaruhi oleh tegasan normal dan tegasan geser.
Tegasan-tegasan Geser secara teoritis besarnya akan maksimum pada bidang-
bidang yang membuat sudut 45 derajat dengan poros tegasan utama terbesar dan
terkecil, dan berpotongan pada poros menengah, tetapi pada kenyataannya sudut
antara 2 rekahan geser itu besarnya kurang dari 90 derajat.
2.2 Patahan
Patahan terjadi ketika suatu batuan mengalami retakan terlebih dahulu yang
kejadian ini berkaitan erat dengan tekanan dan kekuatan batuan yang mendapatkan
gaya sehingga timbul adanya retakan (fracture). Tekanan yang diberikan mampu
memberikan perubahan pada batuan dengan waktu yang sangat lama dan hingga
memberikan gerakan sebesar seperseratus sentimeter dan bahkan sampai beberapa
meter. Ketika ini terjadi, maka akan timbul sebuah gaya yang sangat besar yang
berdampak getaran bagi sekitarnya saat suatu batuan mengalami patahan atau yang
sering kita sebut dengan gempa. Arah pergerakan pada suatu patahan tergantung
pada kekuatan batuan. Patahan diakibatkan oleh batuan yang ditekankan atau
mendapatkan gaya yang pada umumnya dalam bentuk tekanan ( pada umumnya
membentuk lipatan) yang kemudian batuan dapat pecah. Patahan adalah istilah yang
menandai adanya gaya tekan atau tekanan dan terjadi secara alami yang geometris.
Patahan terjadi searah dengan retakan. Sesar mempunyai bentuk dan ukuran
bervariasi, ukurannya ada yang sepanjang ratusan Km, ada yang hanya beberapa Cm
saja.
Patahan ini merupakan patahan geser, seperti patahan San Andreas di
California .Memanjang di sepanjang Pulau Sumatra, mulai dari ujung Aceh hingga
Selat Sunda, dengan bidang vertikal dan pergerakan lateral meng-kanan (dextral-
strike slip). Sesar ini menyebabkan terjadinya gempa di darat oleh sebab pelepasan
energi di sesar/patahan Semangko apabila sesar tersebut teraktifkan kembali
(peristiwa reaktivasi sesar) dengan bergesernya lapisan batuan di sekitar zona sesar
tersebut. Pergerakan sesar yang merupakan salah satu sesar teraktif di dunia ini
diyakini disebabkan oleh desakan lempeng India-Australia ke dalam lempeng
Eurasia.
Bagian barat sesar ini bergerak ke utara dan bagian timur bergerak ke selatan.
Jika lama tidak terjadi gempa besar, artinya sedang terjadi pengumpulan energi di
patahan tersebut. Di sepanjang Patahan Sumatera ini terdapat pula ribuan patahan
kecil yang juga dapat mengakibatkan rawan gempa. Seperti halnya gempa asal laut,
gempa darat di Sumatera biasanya juga cukup besar dan menyebabkan kerusakan
yang cukup parah.
2.2.1 Normal Fault
Patahan normal adalah patahan yang terjadi pada batuan yang salah satu
bagiannya mengalami pergerakan ke bawah terhadap keadaan asalnya. Gerakan
patahan ini adalah disebabkan oleh kekuatan tegang dan mengakibatkan perluasan
(ada bidang fault plane). Nama lain adalah normal-slip fault, patahan gaya berat atau
patahan tegang.
Gambar 2.1 Patahan Normal
Dari gambar di atas dapat diketahui dan dilihat dengan jelas bidang patahan.
Pada gambar diatas merupakan contoh yang terjadi dilapangan. Patahan yang terjadi
akan membentuk fault plane. Itulah yang merupakan salah satu ciri yang
menandakan bahwa batuan tesebut mengalami normal fault.
2.2.2 Reserve fault
Pada reserve fault adalah kebalikan dari normal fault. Yaitu arah patahan
bagian batuan adalah naik terhadap keadaan awal batuan. Gerakan patahhan ini
disebabkan oleh kekuatan compresional (tekanan) yang mengakibatkan pemendekan
atau penyempitan.
Gambar 2.2 Patahan Naik
Dari dua gambar dibawah adalah contoh dari reserve fault. Dari contoh diatas
dapat dilihat bahwa salah satu bagaian yang patah naik, dan bagian lainnya tetap. Hal
ini mengakibatkan seolah mengalami penyempitan dari keadaan luas sebelumnya.
2.2.3 Strike – Slip Fault
Patahan Strike – Slip ini merupakan patahan yang terjadi pada batuan yang
arah patahannya secara horizontal. Bagian yang bergerak menjauhi bagian kanan
bidang dinamanakan left-fault. Dan sebaliknya apabila bagian yang bergerak
menjauhi bagian kiri bidang dinamakan right-fault. Patahan ini terjadi karena gaya
yang mengenai sebuah batuan berasal dari samping atau gaya melintang.
Dari gambar dibawah tampak bahwa daerah tersebut mengalami patahan
secara strike-slip fault. Sehingga tampak pada gambar rel kereta api mengalami
perubahan bentuk dan arah yang pada mulanya rel kereta berada pada jalur yang
lurus. Karena daerah tersebut mengalami patahan maka rel kereta tampak seperti
pada gambar dibawah.
Gambar 2.3 Patahan Geser
2.2.4 Oblique – slip Fault
Oblique – Slip Fault merupakan kejadian yang merupakan gabungan dari
Dip-Slip fault dan strike-slip fault. Sehingga pergerakan batuan terjadi secara naik
atau turun dan juga mengalami pergerakan secara horisontal ke kanan atau ke kiri.
Sehingga pergerakan yang timbul secara vertikal dan horizontal. Patahan ini
disebabkan oleh gaya tekan dari atas atau dari bawah dan juga gaya samping yang
diberikan.
Bentuk ini terjadi apabila di daerah di mana deposit batubara mengalami
beberapa seri patahan. Apabila hal ini terjadi, akan mempersulit dalam melakukan
perhitungan cadangan batubara. Hal ini disebabkan telah terjadi pergeseran
perlapisan batubara ke arah vertikal. Dalam melaksanakan eksplorasi batubara di
daerah yang memperlihatkan banyak gejala patahan, diperlukan tingkat ketelitian
yang tinggi, tidak dibenarkan hanya berpedoman pada hasil pemetaan geologi
permukaan saja. Oleh sebab itu, di samping kegiatan pemboran inti, akan lebih baik
bila ditunjang oleh data hasil penelitian geofisika.
Dengan demikian rekonstruksi perjalanan lapisan batubara dapat diikuti
dengan bantuan hasil interpretasi dari data geofisika. Apabila patahan-patahan secara
seri didapatkan, keadaan batubara pada daerah patahan akan ikut hancur. Akibatnya
keberadaan kontaminan anorganik pada batubara tidak terhindarkan. Makin banyak
patahan yang terjadi pada satu seri sedimentasi endapan batubara, makin banyak
kontaminan anorganik yang terikut pada batubara pada saat ditambang.
Patahan baik yang terjadi di bawah permukaan maupun di bawah bumi yang
cukup dalam, mempunyai banyak manfaat, diantaranya :
Terjadinya jebakan atau daerah tempat terakumulasinya minyak bumi. Akibat
tertutup patahan, minyak bumi tidak bisa mengalir ke tempat dengan tekanan lebih
rendah. Jebakan bisa ditemukan lewat eksplorasi dengan cara seismik. Salah satu
daerah yang terkenal dengan jebakan seperti ini adalah daerah Kutai, Kalimantan.
Bidang pertanian, terutama di pegunungan kapur selatan. Misalnya, di
Kecamatan Besuki, Campurdarat, atau Pakel dan sekitarnya di Tulungagung terlihat
hamparan sawah atau ladang luas yang dibatasi bukit kapur. Hamparan sawah itu
dahulu merupakan pegunungan kapur. Akibat patahan, bagian atas dari blok yang
turun mengalami proses sedimentasi sehingga permukaan tanah bisa dijadikan
sawah. Hal serupa terjadi di perladangan di Malang selatan.
Eksploitasi pertambangan menjadi mudah karena adanya patahan. Bila di
suatu daerah terdapat tambang batu bara dan di salah satu sisi terjadi patahan, pola
lapisan batu bara akan semakin terlihat. Tambang batu bara seperti ini ada di
Australia. Jalan lewat, Tempat pengendapan cebakan mineral, Tempat pembentukan,
Dengan mengetahui polanya kita dapat menghitung cadangan & merencanakan
sistem penambangan
Bidang geologi teknik ; Dalam rencana pembuatan bendungan, terowongan,
dan bangunan lainnya perlu diperhitungkan.
2.3 Lipatan
Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan
sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk lengkungan.
Berdasarkan bentuk lengkungannya lipatan dapat dibagi dua, yaitu lipatan sinklin dan
lipatan antiklin. Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah atas,
sedangkan lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas.
Gambar 2.4 Patahan
Berdasarkan kedudukan garis sumbu dan bentuknya, lipatan dapat dikelompokkan
menjadi :
1) Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan yang tetap.
2) Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu utama.
3) Lipatan harmonik atau disharmonik adalah lipatan berdasarkan menerus atau
tidaknya sumbu utama.
4) Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap sumbunya.
5) Lipatan chevron adalah lipatan bersudut dengan bidang planar.
6) Lipatan isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar.
7) Lipatan Klin Bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh permukaan
planar.
Gambar 2.5 Jenis-jenis Lipatan
Disamping lipatan tersebut diatas, dijumpai juga berbagai jenis lipatan,
seperti Lipatan Seretan (Drag folds) adalah lipatan yang terbentuk sebagai akibat
seretan suatu sesar.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil (terlampir)
3.2 Pembahasan
3.2.1 Sesar Normal
Sesar normal dikenali juga sebagai sesar gravitasi, dengan gaya gravitasi
sebagai gaya utama yang menggerakannya. Ia juga dikenali sebagai sesar ekstensi
(Extention Faulth) sebab ia memanjangkan perlapisan, atau menipis kerak bumi.
Sesar normal yang mempunyai salah yang menjadi datar di bagian dalam bumi
dikenali sebagai sesar listrik. Sesar listrik ini juga dikaitkan dengan sesar tumbuh
(growth fault), dengan pengendapan dan pergerakan sesar berlaku serentak. Satah
sesar normal menjadi datar ke dalam bumi, sama seperti yang berlaku ke atas sesar
sungkup. Pada permukaan bumi, sesar normal juga jarang sekali berlaku secara
bersendirian, tetapi bercabang.
Cabang sesar yang turun searah dengan sesar utama dikenali sebagai sesar
sintetik, sementara sesar yang berlawanan arah dikenali sebagai sesar antitetik.
Kedua cabang sesar ini bertemu dengan sesar utama di bagian dalam bumi. Sesar
normal sering dikaitkan dengan perlipatan. Misalnya, sesar di bagian dalam bumi
akan bertukar menjadi lipatan monoklin di permukaan.
Hanging wall relatif turun terhadap foot wall, bidang sesarnya mempunyai
kemiringan yang besar. Sesar ini biasanya disebut juga sesar turun.
3.2.2 Sesar Naik
Sesar naik (reverse fault) untuk sesar naik ini bagian hanging wall-nya relatif
bergerak naik terhadap bagian foot wall. Salah satu ciri sesar naik adalah sudut
kemiringan dari sesar itu termasuk kecil, berbeda dengn sesar turun yang punya sudut
kemiringan bisa mendekati vertical. Nampak lapisan batuan yg berwarna lebih merah
pada hanging wall berada pada posisi yg lebih atas dari lapisan batuan yg sama pada
foot wall. Ini menandakan lapisan yg ada di hanging wall sudah bergerak relatif naik
terhadap foot wall-nya.
3.2.3 Sesar Geser
Sesar Geser (Strike slip fault / Transcurent fault / Wrench fault) adalah sesar
yang pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan kompresi. Posisi tegasan utama
pembentuk sesar ini adalah horizontal, sama dengan posisi tegasan minimumnya,
sedangkan posisi tegasan menengah adalah vertikal. Umumnya bidang sesar
mendatar digambarkan sebagai bidang vertikal, sehingga istilah hanging wall dan
foot wall tidak lazim digunakan di dalam sistem sesar ini. Berdasarkan gerak
relatifnya, sesar ini dibedakan menjadi sinistral (mengiri) dan dekstral (menganan).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Patahan atau sesar (atau istilah geologynya "fault") adalah satu bentuk
rekahan pada lapisan batuan bumi yg memungkinkan satu blok batuan bergerak
relatif terhadap blok yg lainnya. pergerakannya bisa relatif turun, relatif naik,
ataupun bergerak relatif mendatar terhadap blok yg lainnya. Pergerakan yg tiba-
tiba dari suatu patahan atau sesar bisa mengakibatkan gempa bumi.
Beberapa ahli geologi struktur secara umum mengartikan struktur sesar
sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran. Sesar
didefinisikan sebagai rekahan/retakan pada batuan penyusun bumi yang telah
atau sedang mengalami pergerakan.
Pada kenyataannya, sangat sulit mendapatkan kenampakan pensesaran
yang ideal, terlebih lagi iklim di negeri kita yang tropis. Pada iklim tropis, proses
pelapukan batuan berlangsung lebih intensif sehingga merusak dan mengubur
tanda-tanda pensesaran di permukaan bumi. Namun tanda-tanda adanya sesar
dapat diketahui antara lain melalui : zona hancuran, gores-garis, gawir
sesar, triangular facet, pengkekaran intensif, perubahan litologi yang tiba-tiba,
breksi sesar, milonit dan pembelokan sungai secara tiba-tiba.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum acara enam Struktur Geologi yaitu;
1.Memberikan pemahaman mengenai sesar (fault).
2.Memberikan informasi mengenai system, serta akibat yang dihasilkan dari sesar
(fault)