Upload
others
View
24
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN HASILRISET KESEHATAN DASAR
(RISKESDAS)PROVINSI SUMATERA UTARA
TAHUN 2007
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATANDEPARTEMEN KESEHATAN RI
TAHUN 2009
ii
KATA PENGANTAR
Assalamursquoalaikum wr wb
Puji syukur kepada Allah SWT kami panjatkan karena hanya dengan rahmat dankaruniaNYA laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dipersiapkan sejaktahun 2006 dan dilaksanakan pada tahun 2007 di 28 provinsi serta tahun 2008 di 5provinsi di Indonesia Timur telah dicetak dan disebar luaskan
Perencanaan Riskesdas dimulai tahun 2006 dimulai oleh tim kecil yang berupayamenuangkan gagasan dalam proposal sederhana kemudian secara bertahap dibahastiap Kamis dan Jumrsquoat di Puslitbang Gizi dan Makanan Litbangkes di Bogor dilanjutkanpertemuan dengan para pakar kesehatan masyarakat para perhimpunan dokterspesialis para akademisi dari Perguruan Tinggi termasuk Poltekkes lintas sektorkhususnya Badan Pusat Statistik jajaran kesehatan di daerah dan tentu saja seluruhpeneliti Balitbangkes sendiri Dalam setiap rapat atau pertemuan selalu ada perbedaanpendapat yang terkadang sangat tajam terkadang disertai emosi namun didasari niatuntuk menyajikan yang terbaik bagi bangsa Setelah cukup matang dilakukan uji cobabersama BPS di Kabupaten Bogor dan Sukabumi yang menghasilkan penyempurnaaninstrumen penelitian kemudian bermuara pada ldquolaunchingrdquo Riskesdas oleh MenteriKesehatan pada tanggal 6 Desember 2006
Instrumen penelitian meliputi
1 Kuesionera Rumah Tangga 7 blok 49 pertanyaan tertutup + beberapa pertanyaan terbukab Individu 9 blok 178 pertanyaanc Susenas 9 blok 85 pertanyaan (15 khusus tentang kesehatan)
2 Pengukuran Antropometri (TB BB Lingkar Perut LILA) tekanan darah visus gigikadar iodium garam dan lain-lain
3 Lab Biomedis darah hematologi dan glukosa darah diperiksa di lapangan
Tahun 2007 merupakan tahun pelaksanaan Riskesdas di 28 provinsi diikuti tahun 2008di 5 provinsi (NTT Maluku Maluku Utara Papua dan Papua Barat) Kami mengerahkan5619 enumerator seluruh (502) peneliti Balitbangkes 186 dosel Poltekkes JajaranPemda khususnya Dinas Kesehatan Provinsi dan KabupatenKota Labkesda danRumah Sakit serta Perguruan Tinggi Untuk kesehatan masyarakat kami berhasilmenghimpun data dasar kesehatan dari 33 provinsi 440 kabupatenkota blok sensusrumah tangga dan individu Untuk biomedis kami berhasil menghimpun khusus daerahurban dari 33 provinsi 352 kabupatenkota 856 blok sensus 15536 rumahtangga dan34537 spesimen
Tahun 2008 disamping pengumpulan data di 5 provinsi diikuti pula dengan kegiatanmanajemen data editing entry dan cleaning serta dilanjutkan dengan pengolahan dananalisis data Rangkaian kegiatan tersebut yang sungguh memakan waktu stamina danpikiran sehingga tidaklah mengherankan bila diwarnai dengan protes berupa sindiranmelalui jargon-jargon Riskesdas sampai protes keras
Kini kami menyadari telah tersedia data dasar kesehatan yang meliputi seluruhkabupatenkota di Indonesia meliputi hampir seluruh status dan indikator kesehatantermasuk data biomedis yang tentu saja amat kaya dengan berbagai informasi di bidangkesehatan Kami berharap data itu dapat dimanfaatkan oleh siapa saja termasuk parapeneliti yang sedang mengambil pendidikan master dan doktor Kami memperkirakanakan muncul ratusan doktor dan ribuan master dari data Riskesdas ini Inilah sebuah
iii
rancangan karya ldquokejutanrdquo yang membuat kami terkejut sendiri karena demikian beratrumit dan hebat kritikan dan apresiasi yang kami terima dari berbagai pihak
Pada laporan Riskesdas 2007 (edisi pertama) banyak dijumpai kesalahan diantaranyakesalahan dalam pengetikan ketidaksesuaian antara narasi dan isi tabel kesalahandalam penulisan tabel dan sebagainya Untuk itu pada tahun anggaran 2009 telahdilakukan revisi laporan Riskesdas 2007 (edisi kedua) dengan berbagai penyempurnaandiatas
Perkenankanlah kami menyampaikan penghargaan yang tinggi serta terima kasih yangtulus atas semua kerja cerdas dan penuh dedikasi dari seluruh peneliti litkayasa danstaf Balitbangkes rekan sekerja dari BPS para pakar dari Perguruan Tinggi para dokterspesialis dari Perhimpunan Dokter Ahli Para dosen Poltekkes PJO dari jajaran DinasKesehatan Provinsi dan KabupatenKota seluruh enumerator serta semua pihak yangtelah berpartisipasi mensukseskan Riskesdas Simpati mendalam disertai doa kamihaturkan kepada mereka yang mengalami kecelakaan sewaktu melaksanakanRiskesdas (beberapa enumeratorpeneliti mengalami kecelakaan dan mendapat gantirugi dari asuransi) termasuk mereka yang wafat selama Riskesdas dilaksanakan
Kami telah berupaya maksimal namun sebagai langkah perdana pasti masih banyakkekurangan kelemahan dan kesalahan Untuk itu kami mohon kritik masukan dansaran demi penyempurnaan Riskesdas ke-2 yang Insya Allah akan dilaksanakan padatahun 20102011 nanti
Billahit taufiq walhidayah wassalamursquoalaikum wr wb
Jakarta Desember 2008
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI
Dr Triono Soendoro PhD
iv
SAMBUTANMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Assalamu lsquoalaikum Wr Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan bimbinganNya Departemen
Kesehatan saat ini telah mempunyai indikator dan data dasar kesehatan berbasis
komunitas yang mencakup seluruh Provinsi dan KabupatenKota yang dihasilkan
melalui Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas Tahun 2007 - 2008
Riskesdas telah menghasilkan serangkaian informasi situasi kesehatan berbasis
komunitas yang spesifik daerah sehingga merupakan masukan yang amat berarti bagi
perencanaan bahkan perumusan kebijakan dan intervensi yang lebih terarah efektif dan
efisien Selain itu data Riskesdas yang menggunakan kerangka sampling Susenas Kor
2007 menjadi lebih lengkap untuk mengkaitkan dengan data dan informasi sosial
ekonomi rumah tangga
Saya minta semua pelaksana program untuk memanfaatkan data Riskesdas dalam
menghasilkan rumusan kebijakan dan program yang komprehensif Demikian pula
penggunaan indikator sasaran keberhasilan dan tahapanmekanisme pengukurannya
menjadi lebih jelas dalam mempercepat upaya peningkatan derajat kesehatan secara
nasional dan daerah
Saya juga mengundang para pakar baik dari Perguruan Tinggi pemerhati kesehatan
dan juga peneliti Balitbangkes untuk mengkaji apakah melalui Riskesdas dapat
dikeluarkan berbagai angka standar yang lebih tepat untuk tatanan kesehatan di
Indonesia mengingat sampai saat ini sebagian besar standar yang kita pakai berasal
dari luar
Riskesdas yang baru pertama kali dilaksanakan ini tentu banyak yang harus diperbaiki
dan saya yakin Riskesdas dimasa mendatang dapat dilaksanakan dengan lebih baik
Riskesdas harus dilaksanakan secara berkala 3 atau 4 tahun sekali sehingga dapat
diketahui pencapaian sasaran pembangunan kesehatan di setiap wilayah dari tingkat
kabupatenkota provinsi maupun nasional
Untuk tingkat kabupatenkota perencanaan berbasis bukti akan semakin tajam bila
keterwakilan data dasarnya sampai tingkat kecamatan Oleh karena itu saya
menghimbau agar Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun KabupatenKota ikut serta
berpartisipasi dengan menambah sampel Riskesdas agar keterwakilannya sampai ke
tingkat Kecamatan
v
Saya menyampaikan ucapan selamat dan penghargaan yang tinggi kepada para peneliti
dan pegawai Balitbangkes para enumerator para penanggung jawab teknis dari
Balitbangkes dan Poltekkes para penanggung jawab operasional dari Dinas Kesehatan
Provinsi dan KabupatenKota jajaran Labkesda dan Rumah Sakit para pakar dari
Universitas dan BPS serta semua yang teribat dalam Riskesdas ini Karya anda telah
mengubah secara mendasar perencanaan kesehatan di negeri ini yang pada gilirannya
akan mempercepat upaya pencapaian target pembangunan nasional di bidang
kesehatan
Khusus untuk para peneliti Balitbangkes teruslah berkarya tanpa bosan mencari
terobosan riset baik dalam lingkup kesehatan masyarakat kedokteran klinis maupun
biomolekuler yang sifatnya translating research into policy dengan tetap menjunjung
tinggi nilai yang kita anut integritas kerjasama tim serta transparan dan akuntabel
Billahit taufiq walhidayah Wassalamursquoalaikum Wr Wb
Jakarta Desember 2008
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Dr dr Siti Fadilah Supari SpJP(K)
vi
RINGKASAN EKSEKUTIF
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 adalah survei tingkat nasional yang dilakukanoleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI denganmelibatkan BPS organisasi profesi perguruan tinggi lembaga penelitian pemerintahdaerah dan partisipasi masyarakat untuk menyediakan informasi kesehatan yangberbasis bukti (evidence-based) untuk menunjang perencanaan bidang kesehatankabupatenkota Riskesdas mencakup sampel yang jauh lebih besar dari survei-surveikesehatan sebelumnya seperti SKRT atau SDKI dan mencakup aspek kesehatan yanglebih luas Riskesdas 2007 dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan tentang statuskesehatan masyarakat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota faktor-faktoryang melatarbelakanginya dan masalah kesehatan masyarakat yang spesifik di setiapwilayah
Penarikan sampel untuk Riskesdas 2007 identik pula dengan two stage sampling yangdigunakan dalam Susenas 2007 Riskesdas 2007 di Provinsi Sumatera Utara mencakupsampel di 25 kabupatenkota yang mencakup 1054 blok sensus atau sebanyak 16864rumah tangga Selanjutnya seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tanggayang terpilih dari kedua proses penarikan sampel tersebut diatas diambil sebagai sampelindividu
Pada buku ini dijelaskan berbagai temuan hasil Riskesdas 2007 tingkat provinsi denganvariasinya pada tingkat kabupatenkota dan karakteristik responden
Status Gizi
Prevalensi status gizi anak balita di Sumatera Utara menurut BBU anak balitadengan gizi buruk dan sangat buruk masih ada sebanyak 227 persen menurut TBUjumlah yang sangat pendek dan pendek ada sebanyak 431 persen sedangkanmenurut BBTB jumlah yang dikategorikan sangat kurus dan kurus masih adasebanyak 17 persen Ada enam kabupaten dan satu kota yang diukur dengan tigaukuran status gizi tersebut selalu berada di bawah standar yaitu Kabupaten TapanuliSelatan Tapanuli Tengah Simalungun Humbang Hasundutan Serdang Bedagaidan Kota Sibolga
Menurut karakteristik responden anak balita yang harus mendapat prioritaspenanganan dalam perbaikan gizi terutama pada responden yang memiliki bayi umurdi bawah satu tahun tempat tinggal di desa dan tingkat ekonomi pada kuintilpertama (kategori ekonomi paling rendah)
Status gizi anak balita menurut berat badan terhadap tinggi badan (BBU) yangdikategorikan gizi buruk menurut kabupatenkota berkisar antara 23 - 195Prevalensi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di Kabupaten KaroSedangkan yang tergolong gizi kurang prevalensinya berkisar antara 72 yaituKabupaten Samosir dan tertinggi di Kabupaten Nias 211 Ada delapan kabupatenkota yang mempunyai prevalensi gizi buruk dan kurang sudah di bawah 20 persenyaitu Kabupaten Toba Samosir Dairi Karo Langkat Samosir dan Kota PematangSiantar Medan dan Padang Sidempuan
Status gizi anak balita menurut tinggi badan terhadap umur (TBU) yangdikategorikan sangat pendek menurut kabupatenkota berkisar antara 128 -454 prevalensi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di KotaPematang Siantar Sedangkan yang tergolong pendek prevalensinya berkisar antara96 di Kabupaten Tapanuli Selatan dan tertinggi di Kabupaten Nias Selatan 293Jika prevalensi sangat pendek dan pendek dijumlahkan maka hanya terdapat 5
vii
kabupatenkota yang mempunyai prevalensi kependekan lebih rendah dari angkanasional yaitu Tapanuli Selatan Samosir Kota Pematang Siantar Kota TebingTinggi dan Kota Padang Sidempuan
Masalah kegemukan (berat badan lebih + obese) pada orang dewasa di ProvinsiSumatera Utara sudah terlihat tinggi untuk tiap kota yang prevalensinya di atas 20persen dan ada empat kabupaten yaitu Kabupaten Labuhan Batu Asahan Karodan Deli Serdang Kecuali Kabupaten Labuhan Batu semua kabupatenkota tersebutdi atas juga sudah bermasalah dengan obesitas yang prevalensinya sudah di atas10 Kabupaten Nias dan Pakpak Bharat yang mempunyai prevalensi obesitas yangrendah atau di bawah lima persen
Secara umum di Provinsi Sumatera Utara rumah tangga mengkonsumsi garamcukup iodium sudah mencapai 90 persen atau sudah dalam kategori baik bahkanbeberapa kabupatenkota hampir mencapai 100 persen seperti Kabupaten Karo danKota Pematang Siantar Namun demikian masih terdapat kabupaten yang masih dibawah 50 persen seperti Kabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal
Kualitas konsumsi garam beriodium rumah tangga menurut kabupatenkota diProvinsi Sumatera Utara secara umum sudah mencapai 90 persen atau sudahdalam kategori baik bahkan beberapa kabupatenkota hampir mencapai 100 persenseperti Kabupaten Karo dan Kota Pematang Siantar Namun demikian masihterdapat kabupaten yang masih di bawah 50 persen seperti Kabupaten TapanuliSelatan dan Mandailing Natal Sedangkan kabupaten yang kualitas konsumsi garamberiodium rumah tangganya rendah atau masih di bawah 50 persen adalahKabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal namun demikian masih tergolongcukup untuk kecukupan garam iodium tersebut
Kesehatan Ibu dan Anak
Cakupan anak balita yang telah mendapat imunisasi terhadap lima penyakit anakutama yang bisa dicegah dengan imunisasi pada umur 12 bulan seperti yangdianjurkan oleh pemerintah Cakupan tertinggi adalah untuk BCG (750) danCampak (708) sedangkan cakupan terendah adalah imunisasi Hepatitis
Sebagian besar balita ditimbang di Posyandu (616) ditimbang di Puskesmas141 Delapan puluh sembilan persen balita di Kabupaten Asahan ditimbang diPosyandu sedangkan di Humbang Hasundutan hanya 171 Sebagian besar(60) balita di Humbang Hasundutan ditimbang di Polindes Kota Tanjung Balaitempat favorit penimbangan balita adalah Puskesmas (476) Posyandu hanya270
Pemberian vitamin A sesuai dengan catatan dalam KMS Secara umum 510 balitapernah mendapat vitamin A dosisi tinggi Cakupan tertinggi Vitamin A adalahTapanuli utara (870) dan terendah adalah Labuhan Batu (348) Angka tersebutturun dengan meningkatnya umur anak Pada anak umur 12 ndash 23 bulan 600pernah mendapat vitamin A dosis tinggi sedangkan persentase untuk anak umur 48ndash 59 bulan adalah 408
Sebagian besar (747) ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke tenagakesehatan Bahkan ada KabupatenKota yang hampir keseluruhan ibu hamilmemeriksakan kehamilannya (100 Kota Tebing Tinggi sekitar 90 Kota MedanKota Binjai dan Kota Padang Sidempuan Namun masih ada beberapaKabupatenKota yang cakupannya di bawah 50 (Tapanuli Selatan TapanuliTengah dan Labuhan Batu)
viii
Penyakit Menular
Dalam 12 bulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara filariasis klinis terdeteksi denganprevalensi yang sangat rendah Namun ada Kabupaten Pakpak Barat yangprevalensinya lebih tinggi dari prevalensi filarisis di Provinsi Sumatera Utara secarakeseluruhan
Persentase malaria berdasarkan gejala dan diagnosis dalam sebulan terakhir diProvinsi Sumatera Utara dijumpai sebesar 3 persen dengan rentang 01 ndash 25persen Nias Nias Selatan dan Mandailing Natal mempunyai persentase tertinggiberdasarkan diagnosis pasti persentase malaria di Provinsi Sumatera Utara 13persen dengan rentang 01 ndash 105 persen Nias Nias Selatan dan Mandailing Natalpersentasenya masih yang tertinggi
Angka persentase ISPA dalam sebulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara adalah22 persen prevalensi di atas 30 ditemukan di 6 kabupatenkota yaitu NiasMandailing Natal Simalungun Nias Selatan Kota Tebing Tinggi dan Kota PadangSidempuan dan hanya dua wilayah yang persentasenya di bawah 10 yaituLangkat dan Kota Binjai
Di Provinsi Sumatera Utara dalam 12 bulan terakhir penyakit ini masih terdeteksidengan prevalensi 09 persen (rentang 01ndash62 persen) di beberapa kabupatenkotaprevalensinya masih 2 persen atau lebih tinggi yaitu di Mandailing Natal NiasSelatan Kota Sibolga dan Kota Padang Sidempuan
Dalam 12 bulan terakhir tifoid klinis dapat dideteksi di Provinsi Sumatera Utaradengan persentase 09 persen dan tersebar di seluruh kabupatenkota denganrentang 02 ndash 33 persen persentase tifoid tertinggi dilaporkan dari Nias Selatan (33persen)
Sedangkan untuk hepatitis penyakit ini teridentifikasi di hampir seluruh kabupatenkota Persentase hepatitis tertinggi ditemukan di Kabupaten Mandailing NatalPakpak Barat dan Nias Selatan
Penyebaran diare dalam satu bulan terakhir di Sumatera Utara merata di seluruhkabupatenkota Persentase di provinsi ini sebesar 88 persen tertinggi ditemukan diKabupaten Simalungun (204 persen) Nias Mandailing Natal Simalungun NiasSelatan Humbang HasundutanPakpak Barat Kota Sibolga Kota Tebing Tinggi danKota Padang Sidempuan mempunyai persentase diare di atas 10 persen
Penyakit Tidak Menular
Prevalensi penyakit persendian yang didiagnosis di Sumatera Utara sebesar 119sedangkan yang didiagnosis serta mengalami gejala sebesar 202 Kasuspersendian tertinggi di Kabupaten Nias Selatan (425)
Untuk prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah58 dan hamper sama dengan hipertensi yang berdasarkan diagnosis serta minumobat (59)
Sementara untuk prevalensi penyakit stroke hanya di bawah satu persen
Prevalensi penyakit asma di Provinsi Sumatera Utara sebesar 3 (kisaran 03 ndash64) tertinggi di Mandailing Natal Prevalensi penyakit jantung 7 penyakitdiabetes sebesar 1 dan prevalensi tumor di bawah satu persen
Prevalensi gangguan mental emosional di Provinsi Sumatera Utara mencapai 69persen di mana tertinggi di Kabupaten Mandailing Natal (142) dan Kota PadangSidempuan (127)
ix
Di Sumatera Utara gangguan Low Vision sebesar 45 sedangkan untuk kebutaansebesar 07 Penyakit katarak yang ditanyakan pada penduduk umur 30 tahun keatas menunjukkan bahwa mereka yang pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatandan dinyatakan katarak sebesar 17 persen sedangkan penduduk yang merasakanada gejala katarak sebanyak 97 persen
Masalah gigi-mulut ditanyakan untuk kurun waktu 12 bulan terakhir pada seluruhpenduduk Di Provinsi Sumatera Utara prevalensi masalah gigi-mulut sebanyak 167persen yang 24 persennya mendapat perawatan Masalah gigi-mulut tinggi di KotaSibolga (37) dan Kabupaten Tapanuli Tengah (29) Perawatan yang dilakukansebagian besar pada pengobatan (87) atau perawatan yang disertai denganpencabutan gigi (33)
Menurut kabupatenkota prevalensi karies aktif di Sumatera Utara berkisar antara267 sampai 59 yaitu terendah di Kabupaten Nias Selatan dan tertinggi di KotaSibolga
Di Provinsi Sumatera Utara disabilitas belum menjadi masalah yang berat di manamereka yang mempunyai disabilitas buruk + sangat buruk masih di bawah limapersen Namun disabilitas secara keseluruhan sudah menjadi masalah setidaknyapada 23 persen penduduk Masalah disabilitas banyak dikeluhkan pada wanita danterutama usia lanjut 64 tahun atau lebih
Gambaran bahwa dari 25 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara prevalensitertinggi cedera terdapat pada Kota Sibolga (97) sedangkan yang terendahterdapat pada kabupaten Labuhan Batu (08) Pola penyebab cedera terbanyakpada tingkat provinsi yaitu jatuh kecelakaan transportasi di darat dan terluka bendatajamtumpul
Persentase merokok tiap hari menurut umur sudah dimulai sejak umur 10-14 tahunyang kemudian meningkat menjadi 14 pada umur 15-24 tahun persentasemerokok terus meningkat seiring bertambahnya umur dan pada puncaknya padaumur 45-54 tahun (366) Selanjutnya persentase merokok menurun setelah umur54 tahun
Perokok umumnya pada laki-laki dan menurut pendidikan terbanyak pada yang ber-pendidikan tamat SMA (293 ) selanjutnya tamat SMP Tidak tampak perbedaanpada tingkat pengeluaran perkapita per bulan yaitu rata-rata 22 persen
Persentase penduduk Provinsi Sumatera Utara umur 10 tahun ke atas yang merokoktiap hari sebesar 23 persen Di Kabupaten Nias (16) terendah dibandingkandengan kabupatenkota lainnya sedangkan Kabupaten Karo (41) tertinggi darikabupatenkota yang lain Atau dapat dikatakan di Kabupaten Karo setiap 10 orangada empat orang perokok
Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan secara keseluruhan hanya 55 persen pendudukumur 10 tahun ke atas yang cukup mengkonsumsi sayur dan buah di ProvinsiSumatera Utara Bahkan di Kabupaten Nias dan Nias Selatan masih di bawah satupersen atau dapat dikatakan kurang makan buah dan sayur Menurut karakteristikresponden yang paling kurang konsumsi buah dan sayur adalah pada kelompokumur di atas 75 tahun dan yang pengeluaran perkapita rumah tangganya rendahkuintil 1 dan 2
Di Sumatera Utara prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir sebanyak 61persen sedangkan yang masih mengkonsumsi dalam satu bulan terakhir sebanyak44 persen Beberapa kabupaten kota prevalensi minum alkohol terlihat tinggi dibeberapa kabupatenkota seperti di Kabupaten Dairi Toba Samosir SamosirdanHumbang Hasundutan
x
Sebagian besar penduduk di Provinsi Sumatera Utara yang kurang melakukanaktivitas fisik masih lebih banyak (519) Bahkan di Kabupaten Nias Selatanpenduduk yang kurang aktifitas tersebut mencapai 713 persen Namun demikiansudah ada beberapa kabupatenkota yang sudah mencapai di atas 80 untuk yangkategori aktifitas cukup yaitu Kabupaten Toba Samosir Dairi dan HumbangHasundutan
Sebagian besar (746) penduduk Provinsi Sumatera Utara berusia 10 tahun keatas pernah mendengar tentang flu burung tetapi baru 848 persen diantaranya yangberpengetahuan benar dan sudah 942 persen bersikap benar tentang flu burung
Di Provinsi Sumatera Utara 552 penduduk pernah mendengar tentang HIVAIDSnamun baru 171 yang berpengetahuan benar tetapi sudah 407 berperilakubenar tentang HIVAIDS Menurut kabupatenkota persentase penduduk yangpernah mendengar HIVAIDS tertinggi di Kota Medan (755) Kabupaten Langkat(722) dan Labuhan Batu (694) Sedangkan yang berpengetahuan benartentang penularan HIVAIDS persentase tertinggi di Kabupaten Nias Selatan(531) Kabupaten Tapanuli Utara merupakan kabupaten dengan persentaseperilaku benar tentang HIVAIDS penduduknya yang paling kecil dibandingkankabupatenkota yang lain
Di Provinsi Sumatera Utara perilaku BAB di jamban persentasenya mencapai 762persen
Perilaku cuci tangan dengan benar sangat bervariasi menurut kabupatenkotadengan rerata 145 persen
Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah Rumah Sakit PuskesmasPuskesmas Pembantu Dokter praktek dan bidan praktek
Dari segi jarak nampak bahwa 586 rumah tangga (RT) berjarak kurang dari 1 kmdan 365 RT berjarak 1-5 km Kondisi ini dapat dikatakan bahwa 951 RT diProvinsi Sumatera Utara berada kurang atau sama dengan 5 km dari fasilitaskesehatan dan 49 berada lebih dari jarak tersebut Kondisi sangat tinggi dibeberapa kabupaten yaitu Kabupaten Toba Samosir (242) dan Nias Selatan(218) dan Nias (158)
Ada 241 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara telah memanfaatkanposyanduposkesdes tertinggi di kabupaten Serdang Bedagai (451) dan terendahdi kabupaten Deli Serdang (128) Di Provinsi Sumatera Utara 114 rumahtangga tidak memanfaatkan pelayanan tersebut Kabupaten yang lebih 20 RT-nyatidak memanfaatkan UKBM adalah Kabupaten Nias Selatan (491) KabupatenNias (357)Kabupaten Mandailing Natal (327) Kabupaten Langkat (224)Kabupaten Tapanuli Selatan (205)
Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Utara Persentase RT yang pernahmemperoleh pelayanan pengobatan jauh lebih tinggi (868) dibanding dengan RTyang pernah memperoleh masing-masing jenis pelayanan bidang KIA (lt 25) Jenispelayanan KIA yang diterima RT yang memanfaatkan polindesbidan desa mulaiterbanyak berturut turut adalah Pemeriksaan bayibalita (231) Pemeriksaankehamilan (175) persalinan (117) pemeriksaan neonatus (102) danpemeriksaan ibu nifas (99)
Di Sumatera Utara tempat rawat inap yang dimanfaatkan oleh rumah tanggasebagian besar di RS Swasta (23) RS Pemerintah (16) RSB (09) tenagakesehatan (06) Puskesmas (02)
xi
Aspek ketanggapan rawat inap yang diukur dari masyarakat meliputi waktu tunggukeramahan kejelasan informasi ikut ambil keputusan kerahasiaan kebebasanmemilih kebersihan ruangan dan mudah dikunjungi
Kabupaten dengan nilai aspek-aspek ketanggapan paling rendah adalah KabupatenTapanuli Selatan Kabupaten Nias Selatan dari 8 aspek ketanggapan semuanyaberada dibawah 80
Kesehatan Lingkungan
Konsumsi air per orang per hari penduduk di Provinsi Sumatera Utara 427persennya lebih dari 100 liter Menurut antar wilayah kabupatenkota bervariasiberkisar 03 (Kabupaten Tapanuli Tengah) sampai 939 yaitu di KabupatenSerdang Bedagai Sedangkan penduduk yang menggunakan air per orang per harimasih di bawah 20 liter (lt5 + 5 ndash 19 liter) di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 136persen tinggi di Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga
Secara umum pemenuhan kebutuhan air dalam rumah tangga menurut jenisnyaberasal dari sumur terlindung (258) ledeng eceran (192) dan sumur borpompa(177) Namun di beberapa daerah masih dijumpai pemenuhan kebutuhan air yangcukup tinggi dari air sungai dan air hujan seperti Kabupaten Mandailing Natal (airsungai 194) Labuhan batu (air hujan 126) Dairi (air sungai 228 dan air hujan130) Pakpak Barat (air sungai 213) dan Samosir (air sungai 237)
Menurut kabupatenkotamasih terdapat beberapa kabupaten yang mempunyaimasalah dengan tidak menggunakannya jamban sebagai sarana BAB karenaPersentasenya masih di atas 50 persen Kabupaten tersebut antara lain Nias(608) Samosir (538) Nias Selatan (536) Tapanuli Tengah (526)
Menurut jenis tempat buang air besar ada sebanyak 66 persen dalam melakukanbuang air besar dengan menggunakan jamban dengan lahir angsa berikutnya 199mengguna-kan cemplungcubluk dan sisanya plengsengan dan tidak memakaijamban Kabupaten Nias Selatan dan Humbang Hasundutan merupakan duakabupaten dengan Persentase tertinggi penduduk yang tidak menggunakan jamban
Di desa secara umum lebih sulit dalam mengakses sanitasi Akses sanitasi di kota736 di desa 316
Sebanyak 53 persen di Provinsi Sumatera Utara yang menggunakan jenis saluran airlimbah terbuka tertinggi di Kabupaten Langkat (856) Sedangkan yang tidakmenggunakan saluran air Kabupaten Humbang Hasundutan dan Samosir (lebih dari60)
Pada umumnya rumah tangga tidak mempunyai sarana penampungan sampah didalam rumah (838) walaupun ada hanya 112 yang terbuka Sedangkan yangmempunyai penampungan sampah yang di luar rumah pada umumnya terbuka(495) dan hanya 82 persen yang tertutup
Rumah tempat tinggal di Kabupaten Nias banyak yang jenis lantainya tanah (16)dengan tingkat kepadatan hunian lt 8 m2 kapita sebesar 538 sementara NiasSelatan Jenis lantai (192) dan Langkat (114)
Masyarakat yang memelihara unggas cukup tinggi dibanding jenis ternak lainsebesar (326) Pada beberapa kabupaten pemeliharaan unggas tersebut cukuptinggi seperti Nias (730) Humbang Hasundutan (320) Samosir (322) danTapanuli Utara (332)
xii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar iiiSambutan Menteri Kesehatan Kesehatan Republik Indonesia vRingkasan Eksekutif viiDaftar Isi xiiiDaftar Tabel xviiDaftar Gambar xxxiiDaftar Grafik xxxiiiDaftar Singkatan xxxivDaftar Lampiran xxxviBAB 1 Pendahuluan 1
11 Latar Belakang 112Ruang Lingkup Riskesdas 113 Pertanyaan Penelitian 214 Tujuan Riskesdas 215 Kerangka Pikir 316 Alur Pikir Riskesdas 2007 517 Pengorganisasian Riskesdas 618 Manfaat Riskesdas 619 Persetujuan Etik Riskesdas 6
BAB 2 Metodologi Riskesdas 721 Desain 722 Lokasi 723 Populasi Sampel 7231 Penarikan Sampel Blok Sensus 8232 Penarikan Sampel Rumah Tangga 8233 Penarikan Sampel Anggota Rumah Tangga 9234 Penarikan Sampel Biomedis 9235 Penarikan Sampel Yodium 1024 Variabel 11241 Kuesioner Rumah Tangga (RKD07RT) 11242 Kuesioner Gizi (RKD07GIZI) 11243 Kuesioner Individu (RKD07IND) 11244 Kuesioner Autopsi Verbal untuk umur lt 29 hari
(RKD07AV1)11
245 Kuesioner autopsi verbal untuk umur lt 29 hari -lt 5 tahun(RKD07AV2)
12
246 Kuesioner autopsi verbal untuk umur 5 tahun keatas(RKD07AV3)
12
25 Alat Pengumpul Data dan Cara Pengumpul Data 1226 Manajemen Data 14261 Editing 14262 Entry 15263 Cleaning 1527 Pengorgasisasian Pengumpulan Data 16271 Pelatihan Surveyor 16272 Pengumpulan Data di Lapangan 17
xiii
273 Menjaga Kualitas Data 1728 Keterbatasan Riskesdas 1829 Analisa Data 18
BAB 3 3 Hasil Riskesdas 1931 Gambaran Umum 19311 Profil Provinsi Sumatera Utara 19312 Respon Rate Data Riskesdas 2007 2032 Gizi 23321 Status Gizi Balita 233211 Status Gizi balita berdasarkan indikator BBU 243212 Status Gizi balita berdasarkan indikator TBU 263213 Status Gizi balita berdasarkan indikator BBTB 273214 Status Gizi balita menurut karakteristik responden 28322 Status Gizi Penduduk Umur 6 ndash 14 tahun (Usia Sekolah) 33323 Status Gizi Penduduk Umur 15 tahun keatas 363231 Status gizi dewasa berdasarkan indikator Indeks Massa
Tubuh (IMT)36
3232 Status gizi dewasa berdasarkan indikator Lingkar Perut(LP)
40
3233 Status gizi wanita usia subur (WUS) 15 ndash 45 tahunberdasarkan indikator Lingkar Lengan Atas (LILA)
42
324 Konsumsi Energi dan Protein 44325 Konsumsi Garam beriodium 4833 Kesehatan Ibu dan Anak 49331 Status Imunisasi 49332 Pemantauan Perumbuhan Balita dan Distribusi Vitamin A 55333 Pemantauan Perumbuhan Balita 55334 Distribusi Kapsul Vitamin A 59335 Kepemilikan KMS dan Buku KIA 62336 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi 67337 Penimbangan Bayi 67338 Pemeriksaan Kehamilan 72339 Pemeriksaan Neonatus 7634 Penyakit Menular 77341 Prevalensi Filariasis Deman Berdarah Dengue dan
Malaria78
342 Prevalensi ISPA Pneumonia Tuberkulosis (TB) Campak 82343 Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare 8535 Penyakit Tidak Menular 88351 Penyakit Tidak Menular Utama Penyakit Sendi dan
Penyakit Keturunan88
352 Gangguan Mental Emosional 94353 Penyakit Mata 96354 Kesehatan Gigi 10336 Cedera dan Disabilitas 119361 Cedera 119362 Status DisabilitasKetidakmampuan 13037 Pengetahuan Sikap dan Perilaku 136371 Perilaku Merokok 136
xiv
372 Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur 150373 Perilaku Minum Minuman Beralkohol 152374 Perilaku Aktivitas Fisik 155375 Pengetahuan Sikap terhadap Flu Burung dan HIVAIDS 157375 1 Flu Burung 1753752 HIVAIDS 159376 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 16338 Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 167381 Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan 194382 Sarana dan Sumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan 187383 Ketanggapan Pelayanan Kesehatan 17039 Kesehatan Lingkungan 199391 Air Keperluan Rumah Tangga 199392 Fasilitas Buang Air Besar 214393 Sarana Pembuangan Air Limbah 220394 Pembuangan Sampah 221395 Perumahan 223
BAB 4 Ringkasan Hasil 227Daftar Pustaka 228Lampiran 233
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 12 Indikator Riskesdas dan Tingkat Keterwakilan Informasi 2
Tabel 232 Jumlah Blok Sensus dan Rumah Tangga Yang MenjadiSampel di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
8
Tabel 234 Jumlah Sampel Biomedis Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
9
Tabel 271 Tempat Training Center Di Provinsi Sumatera Utara 17
Tabel 311 Indikator Kependudukan Yang Ingin Dicapai di ProvinsiSumatera Utara
20
Tabel 3121 Respon Rate Sampel Rumah Tangga MenurutKabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
21
Tabel 3122 Respon Rate Sampel Individu Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
22
Tabel 3211 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (BBU) danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
25
Tabel 3212 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (TBU) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
26
Tabel 3213 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (BBTB) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
27
Tabel 32141 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BBU danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
29
Tabel 32142 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi TBU danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
30
Tabel 32143 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BBTB danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
31
Tabel 33144 Prevalensi Balita menurut Tiga Indikator Status Gizidan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
32
Tabel 3221 Standar Penentuan Kekurusan dan Berat Badan LebihMenurut Nilai Rerata IMT Umur dan Jenis Kelamin WHO2007
33
xvi
Tabel 3222 Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun MenurutIMT dan KabupatenKota Pada Laki-Laki dan Perempuandi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
34
Tabel 3223 Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
35
Tabel 32311 Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutIndeks Massa Tubuh dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
37
Tabel 32312 Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Yang BBLebih + Obesitas Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera UtaraRiskesdas 2007
38
Tabel 32313 Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutIndeks Massa Tubuh dan Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
39
Tabel 32321 Prevalensi Obesitas Sentral Pada Penduduk Umur 15Tahun Ke Atas Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
40
Tabel 32322 Prevalensi Obesitas Sentral Pada Penduduk Umur 15Tahun Ke Atas Menurut Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
41
Tabel 32331 Nilai Rerata LILA Wanita Umur 15-45 Tahun Riskesdas2007
42
Tabel 32332 Prevalensi Risiko KEK Penduduk Wanita Umur 15-45Tahun Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
43
Tabel 32333 Prevalensi Risiko KEK Penduduk Perempuan Umur 15-45Tahun Menurut Karakteristik Riskesdas 2007
44
Tabel 3241 Konsumsi Energi dan Protein Per Kapita Per Hari MenurutKabupaten di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
45
Tabel 3242 Prevalensi RT dengan Konsumsi Energi dan Protein LebihKecil dari Angka Rerata Nasional Menurut Kabupaten diProvinsi Sumatera Utara Riskedas 2007
46
Tabel 3243 Prevalensi Konsumsi Energi dan Protein Lebih Kecil DariAngka Rerata Nasional Menurut Klasifikasi Desa danKuintil Pengeluaran Rumah Tangga di Provinsi SumateraUtara Riskedas 2007
47
Tabel 3251 Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi GaramMengandung Cukup Iodium Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
48
Tabel 3252 Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam CukupIodium Menurut Karakteristik Responden di Provinsi
49
xvii
Sumatera Utara Riskesdas 2007
Tabel 3311 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Dasar Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
51
Tabel 3312 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Dasar Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
52
Tabel 3313 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Lengkap MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
53
Tabel 3314 Prevalensi Anak Balita Umur 12-59 Bulan YangMendapatkan Imunisasi Lengkap Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
54
Tabel 3331 Prevalensi Balita Menurut Frekuensi Penimbangan EnamBulan Terakhir dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
56
Tabel 3332 Prevalensi Balita Menurut Frekuensi Penimbangan EnamBulan Terakhir dan Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
57
Tabel 3333 Prevalensi Balita Menurut Tempat Penimbangan EnamBulan Terakhir dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
58
Tabel 3334 Prevalensi Balita Menurut Tempat Penimbangan EnamBulan Terakhir dan Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
59
Tabel 3341 Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan Yang Menerima KapsulVitamin A Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
60
Tabel 3342 Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan Yang Menerima KapsulVitamin A Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
61
Tabel 3351 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan KMS DanKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
62
Tabel 3352 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan KMS danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
64
Tabel 3353 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan Buku KIA danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
65
Tabel 3354 Prevalensi Balita Menurut Kepemilikan Buku KIA danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
66
xviii
Tabel 3371 Prevalensi Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
68
Tabel 3372 Prevalensi Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
69
Tabel 3373 Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan TerakhirMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
70
Tabel 3374 Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan TerakhirMenurut Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
71
Tabel 3381 Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu Yang MempunyaiBayi Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
72
Tabel 3382 Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu Yang MempunyaiBayi Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
73
Tabel 3383 Prevalensi Ibu Hamil Menurut Jenis PelayananPemeriksaan Kehamilan dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
74
Tabel 3384 Prevalensi Ibu Hamil Menurut Jenis PelayananPemeriksaan Kehamilan dan Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
75
Tabel 3391 Cakupan Pemeriksaan Neonatus Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
76
Tabel 3392 Cakupan Pemeriksaan Neonatus Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
77
Tabel 3411 Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malariadan Pemakaian Obat Program Malaria MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
79
Tabel 3412 Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malariadan Pemakaian Obat Program Malaria MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
81
Tabel 3421 Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
83
Tabel 3422 Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
84
xix
Tabel 3431 Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
86
Tabel 3432 Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
87
Tabel 3511 Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi dan StrokeMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
89
Tabel 3512 Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi StrokeMenurut Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
90
Tabel 3513 Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes danTumor Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
91
Tabel 3514 Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes danTumor Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
92
Tabel 3515 Prevalensi Penyakit Keturunan (Gangguan Jiwa BeratButa Warna Glaukoma Sumbing Dermatitis RhinitisThalasemi Hemofili) Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
93
Tabel 3521 Prevalensi Gangguan Mental Emosional Pada PendudukBerumur 15 Tahun Ke Atas (Berdasarkan Self ReportingQuestionnaire-20) Menurut Kabupaten Kota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
94
Tabel 3522 Prevalensi Gangguan Mental Emosional Pada PendudukBerumur 15 Tahun Ke Atas (Berdasarkan Self ReportingQuestionnaire-20) Menurut Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
95
Tabel 3531 Prevalensi Penduduk Usia 6 Tahun Ke Atas Menurut LowVision dan Kebutaan (dengan Atau Tanpa KoreksiKacamata Maksimal) dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
97
Tabel 3532 Prevalensi Penduduk Umur 6 Tahun Ke atas Menurut LowVision dan Kebutaan (dengan Atau Tanpa KoreksiKacamata Maksimal) dan Karakteristik Responden diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
98
Tabel 3533 Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke atas denganKatarak Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
99
Tabel 3534 Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke Atas denganKatarak Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
100
xx
Tabel 3535 Prevalensi Penduduk Umur 30 Tahun Keatas DenganKatarak Yang Pernah Menjalani Operasi Katarak danMamakai Kacamata Setelah Operasi MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
101
Tabel 3536 Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke atas DenganKatarak Yang Pernah Menjalani Operasi Katarak danMemakai Kacamata Pasca Operasi Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
102
Tabel 3541 Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut dalam 12Bulan Terakhir Menurut Karakteristik Responden DiProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
104
Tabel 3542 Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut dalam 12Bulan Terakhir Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
105
Tabel 3543 Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima PendudukUntuk Masalah Gigi-Mulut Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
106
Tabel 3544 Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima PendudukUntuk Masalah Gigi-Mulut Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
107
Tabel 3545 Persentase Penduduk 10 Th gt Yang Menggosok GigiSetiap Hari dan Berperilaku Benar Menggosok GigiMenurut Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
108
Tabel 3546 Persentase Penduduk 10 Th gt Yang Menggosok GigiSetiap Hari dan Berperilaku Benar Menyikat Gigi MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
109
Tabel 3547 Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Th gtYang Menggosok Gigi Setiap Hari Menurut KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
110
Tabel 3548 Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Th gtYang Menggosok Gigi Setiap Hari MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
111
Tabel 3549 Komponen D M F dan Index DMF-T MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
112
Tabel 35410 Komponen D M F dan Index DMF-T MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
113
xxi
Tabel 35411 Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan PengalamanKaries Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
114
Tabel 35412 Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan PengalamanKaries Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
115
Tabel 35413 Required Treatment Index (RTI) dan Perform TretmentIndex (PTI) Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
116
Tabel 35414 Required Treatment Index (RTI) dan Perform TretmentIndex (PTI) Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtaraRiskesdas 2007
117
Tabel 35415 Persentase Penduduk dengan Fungsi Normal Gigi danPenduduk Edentulous Menurut Karakteristik Responden diSumatera Utara Riskesdas 2007
118
Tabel 3611 Prevalensi Cedera dan Penyebab Cedera MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
120
Tabel 3612 Prevalensi Cedera dan Penyebab Cedera MenurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
122
Tabel 3613 Prevalensi Cedera Menurut Bagian Tubuh Terkena danKabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
123
Tabel 3614 Prevalensi Cedera Menurut Bagian Tubuh Terkena danKarakteristik Responden Di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
125
Tabel 3615 Prevalensi Jenis Cedera Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
127
Tabel 3616 Prevalensi Jenis Cedera Menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
129
Tabel 3621 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas dalam Fungsi TubuhIndividuSosial diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
131
Tabel 3622 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas dalam 1 Bulan Terakhir danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
132
Tabel 3623 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas dalam 1 Bulan Terakhir danKarakteristik Responden di Sumatera Utara Riskesdas2007
133
xxii
Tabel 3624 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas Yang Membutuhkan Bantuan OrangLain dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
134
Tabel 3625 Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas MenurutMasalah Disabilitas Yang Membutuhkan Bantuan OrangLain Menurut Karakteristik Responden di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
135
Tabel 3711 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok dan Tidak Merokok Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
137
Tabel 3712 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok dan Tidak Merokok Menurut Karakteristik di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
138
Tabel 3713 Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok YangDihisap Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
139
Tabel 3714 Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok YangDihisap Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
140
Tabel 3715 Persentase Perokok Saat Ini Umur 10 Tahun Ke AtasBerdasarkan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap Per HariMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
141
Tabel 3716 Persentase Perokok Saat Ini Pada Laki-Laki Umur 10Tahun Ke Atas Berdasarkan Jumlah Batang Rokok YangDihisap Per Hari Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
142
Tabel 3717 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap HariMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
143
Tabel 3718 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap HariMenurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
144
Tabel 3719 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok MenurutKarakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
146
Tabel 37110 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
147
xxiii
Tabel 37111 Prevalensi Perokok Dalam Rumah Ketika BersamaAnggota Rumah Tangga Yang Lain Menurut KarakteristikKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
148
Tabel 37112 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok Yang Dihisap MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
149
Tabel 37113 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok Yang Dihisap MenurutKarakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
150
Tabel 3721 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup dan Kurang Makan Buah dan Sayur Menurut Karakteristik diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
151
Tabel 3722 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup dan Kurang Makan Buah dan Sayur Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
152
Tabel 3731 Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 BulanTerakhir dan 1 Bulan Terakhir di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
153
Tabel 3732 Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 BulanTerakhir dan 1 Bulan Terakhir Menurut Karakteristik diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
154
Tabel 3741 Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak Aktif Menurut KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
155
Tabel 3742 Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak Aktif Menurut Karakteristik diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
156
Tabel 37511 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar dan Bersikap BenarTentang Flu Burung Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
157
Tabel 37512 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar dan Bersikap BenarTentang Flu Burung Menurut Karakteristik di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
158
Tabel 37521 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar Dan Bersikap BenarTentang HivAids Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
159
xxiv
Tabel 37522 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar Berpengetahuan Benar dan Bersikap BenarTentang HivAids Menurut Karakteristik di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
160
Tabel 37523 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar Tentang HIVAIDS Menurut KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
161
Tabel 37524 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar Tentang HIVAIDS Menurut Karakteristik di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
162
Tabel 3761 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar dalam Hal Buang Air Besar dan Cuci Tangan denganSabun Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
164
Tabel 3762 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar dalam Hal Buang Air Besar dan Cuci Tangan DenganSabun Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
165
Tabel 3763 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih danSehat Menurut KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
166
Tabel 3811 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak WaktuTempuh Ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan) danKabupaten di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
168
Tabel 3812 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak WaktuTempuh Ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan ) danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
169
Tabel 3813 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak dan WaktuTempuh Ke Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
170
Tabel 3814 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak dan WaktuTempuh Ke Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
171
Tabel 3815 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPosyandu Poskesdes Menurut Kabupaten di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
172
Tabel 3816 Persentase Rumah Tangga Menurut PemanfaatanPosyandu Poskesdes dan Karakteristik Rumah Tangga diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
173
xxv
Tabel 3817 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPosyandu Poskesdes Menurut Jenis Pelayanan danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
174
Tabel 3818 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPosyandu Poskesdes Menurut Jenis Pelayanan danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
175
Tabel 3819 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama TidakMemanfaatkan PosyanduPoskesdes (di Luar TidakMembutuhkan) dan Kabupaten di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
176
Tabel 38110 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama TidakMemanfaatkan PosyanduPoskesdes (di Luar TidakMembutuhkan) dan Karakteristik Rumah Tangga diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
177
Tabel 38111 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan Desa Menurut Kabupaten di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
178
Tabel 38112 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan di Desa Menurut Karakteristik RumahTangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
179
Tabel 38113 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan di Desa Jenis Pelayanan danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
180
Tabel 38114 Persentase Rumah Tangga Yang MemanfaatkanPolindes Bidan di Desa Menurut Jenis Pelayanan danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
181
Tabel 38115 Persentase Rumah Tangga Yang Tidak MemanfaatkanPolindesBidan di Desa Menurut Alasan Utama danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
182
Tabel 38116 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama TidakMemanfaatkan PolindesBidan Desa dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
183
Tabel 38117 Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan PosObat Desa (POD)Warung Obat Desa (WOD) danKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
184
xxvi
Tabel 38118 Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan PosObat Desa (POD)Warung Obat Desa (WOD) danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
185
Tabel 38119 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan TidakMemanfaatkan Pos Obat Desa (POD) Warung Obat Desa(WOD) dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
186
Tabel 38120 Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan TidakMemanfaatkan Pos Obat Desa (POD) Warung Obat Desa(WOD) dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
187
Tabel 3821 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat danKabupatenKota Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
188
Tabel 3822 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
189
Tabel 3823 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut SumberPembiayaan dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
190
Tabel 3824 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut SumberPembiayaan dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
191
Tabel 3825 Persentase Responden Yang Rawat Jalan Satu TahunTerakhir Menurut Tempat dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
192
Tabel 3826 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Tempat danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
193
Tabel 3827 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut SumberBiaya dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
193
Tabel 3828 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut SumberBiaya dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
194
Tabel 3831 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut AspekKetanggapan dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
196
Tabel 3832 Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut AspekKetanggapan dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
197
xxvii
Tabel 3833 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut AspekKetanggapan dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
198
Tabel 3834 Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut AspekKetanggapan dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
199
Tabel 3911 Persentase Rumah Tangga Menurut Rerata PemakaianAir Bersih Per Orang Per Hari dan KabupatenKota diProvinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
200
Tabel 3912 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu dan Jarak KeSumber Air Ketersediaan Air Bersih dan KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
201
Tabel 3913 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu dan Jarak KeSumber Air Ketersediaan Air Bersih dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
202
Tabel 3914 Persentase Rumah Tangga Menurut Waktu dan Jarak KeSumber Air Ketersediaan Air Bersih dan KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
203
Tabel 3915 Persentase Rumah Tangga Menurut Individu Yang BiasaMengambil Air Dalam Rumah Tangga danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
204
Tabel 3916 Persentase Rumah Tangga Menurut Individu Yang BiasaMengambil Air Dalam Rumah Tangga dan KarakteristikResponden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
205
Tabel 3917 Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Fisik AirMinum dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
206
Tabel 3918 Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Fisik AirMinum dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
207
Tabel 3919 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas2007
208
Tabel 39110 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Sumber Air danKarakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007
209
Tabel 39111 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis TempatPenampungan dan Pengolahan Air Minum SebelumDigunakan Diminum dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
210
xxviii
Tabel 39112 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis TempatPenampungan dan Pengolahan Air Minum SebelumDigunakanDiminum dan Klasifikasi Desa di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
211
Tabel 39113 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Terhadap AirBersih dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007
212
Tabel 39114 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Terhadap AirBersih dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007
213
Tabel 3921 Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan FasilitasBuang Air Besar dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007
214
Tabel 3922 Persentase Rumah Tangga Menurut Penggunaan FasilitasBuang Air Besar dan Karakteristik Rumah Tangga diProvinsi Sumatera Utara Susenas 2007
215
Tabel 3923 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Buang AirBesar dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007
215
Tabel 3924 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat Buang AirBesar dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007
216
Tabel 3925 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses Sanitasi danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Susenas danRiskesdas 2007
217
Tabel 3926 Persentase Rumah Tangga Menurut Akses TerhadapSanitasi dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Susenas dan Riskesdas 2007
218
Tabel 3927 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat PembuanganAkhir Tinja dan KabupatenKota di Provinsi SumateraUtara Susenas 2007
219
Tabel 3928 Persentase Rumah Tangga Menurut Tempat PembuanganAkhir Tinja dan Karakteristik Rumah Tangga di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007
220
Tabel 3931 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis SaluranPembuangan Air Limbah dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
220
Tabel 3932 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis SaluranPembuangan Air Limbah dan Klasifikasi Desa di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
221
Tabel 3941 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis PenampunganSampah di Dalam dan Luar Rumah dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
221
xxix
Tabel 3942 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis PenampunganSampah di Dalam dan Luar Rumah dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
222
Tabel 3951 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumahdan Kepadatan Hunian dan KabupatenKota di ProvinsiSumatera Utara Susenas 2007
223
Tabel 3952 Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Rumahdan Kepadatan Hunian dan Klasifikasi Desa Susenas2007
224
Tabel 3953 Persentase Rumah Tangga Menurut TempatPemeliharaan TernakHewan Peliharaan danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
225
Tabel 3954 Persentase Rumah Tangga Menurut TempatPemeliharaan TernakHewan Peliharaan dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas2007
226
xxx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 15 Kerangka Pikir Kesehatan Masyarakat Menurut Blum 3
Gambar 16 Mekanisme Kerja Riskesdas 2007 5
Gambar 311 Peta Wilayah KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
19
xxxi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3211 Prevalensi Balita Menurut Status Gizi (BBU) di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
25
Grafik 337 Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
70
Grafik 361 Prevalensi Jenis Cedera di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
126
Grafik 371 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap Hari
145
xxxii
DAFTAR SINGKATAN
ART Anggota Rumah TanggaAFP Accute Flaccia ParalysisASKES Asuransi KesehatanASESKIN Asuransi Kesehatan miskinBB Berat BadanBBU Berat Badan Menurut UmurBBBT Berat Badan Menurut Tinggi BadanBUMN Badan Usaha Milik NegaraBALITA Bawah Lima TahunBABEL Bangka BelitungBCG Bacilius Calmette GuireneBBLR Berat Bayi Lahir RendahBATRA Pengobatan TradisionalCPITN Community Periodental Index Treatment NeedsD DiagnosaDG Diagnosa GejalaDO Di ObatiDM Diabetes MelitusDLL Dan lain-lainDLM DalamD-T Decay - RethDPT Diptheri Pertusis TetanusDMF-T Decay Missing Filling TeethDEPKES Departemen KesehatannF-T Filling TeethG GejalaHB HaemoglobinIDF International Diabetes FoundationFederationIMT Indeks Massa TubuhICF International Classification of Furetionis Disability amp HealthICCIDD International Council for the Control of Iodine Deficiency DisordersIU International UnitKK Kepala KeluargaKG KilogramKEK Kurang Energi KaloriKKAL Kilo KaloriKMS Kartu Menuju SehatKIA Kartu Ibu dan AnakKLB Kejadian Luar BiasaLP Lingkar PerutL Laki LakimmHg Milimeter HidragyrummL Mili LiterM-T Missing TeethMDG Millenium Development GoalM MeterNakes Tenaga KesehatanPoskesdes Pos Kesehatan DesaPolindes Pondok Bersalin DesaPustu Puskesmas PembantuPuskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat
xxxiii
PTI Performed Treatment IndexPOLRI Polisi Republik IndonesiaPNS Pegawai Negeri SipilPT Perguruan TinggiP PerempuanPPI Panitia Penelitian IlmiahPD3I Penyakit (yg) Dapat Dicegah Dengan ImunisasiPIN Pekan Imunisasi NasonalPosyandu Pos Pelayanan TerpaduPPM Part Per MillionRS Rumah SakitRSLN Rumah Sakit Luar NegeriRSB Rumah Sakit BersalinRMH RumahRTI Required Treatment IndexRPJM Rencana Pembangunan Jangka MenengahRiskesdas Riset Kesehatan DasarRT Rumah TanggaSRQ Self Reporting QuestionarreSKTM Surat Keterangan Tidak MampuSPAL Saluran Pembuangan Air LimbahSD Standar DeviasiSD Sekolah DasarSLTP Sekolah Lanjutan Tingkat PertamaSLTA Sekolah Lanjutan Tingkat AtasTB Tinggi BadanTBU Tinggi Badan Meurut UmurTT Tetanus ToxoidTdk TidakTkt TingkatUNHCR United Nations High Commissioner for RefugeesUNICEF United Nations International Childrens Emergency FundUCI Universal Child ImmunizationU UmurWHO World Health OrganizationWUS Wanita Usia Suburmicrol Mikro Liter
xxxiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 877MENKESSKXI2006 tentang
Tim Riset Kesehatan Dasar
Lampiran 2 Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)
Lampiran 3 Kuesioner Riset Kesehatan Dasar
1
BAB 1 PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Untuk mewujudkan visi ldquomasyarakat yang mandiri untuk hidup sehatrdquo DepartemenKesehatan RI mengembangkan misi ldquomembuat rakyat sehatrdquo Sebagai penjabarannyatelah dirumuskan empat strategi utama dan 17 sasaran Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan (Balitbangkes) sebagai salah satu unit utama Depkesmempunyai fungsi menunjang sasaran 14 yaitu berfungsinya sistem informasikesehatan yang berbasis bukti (evidence-based) di seluruh Indonesia Untuk itudiperlukan data berbasis komunitas tentang status kesehatan dan faktor-faktor yangmelatarbelakanginya
Sejalan dengan Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerahkewenangan perencanaan bidang kesehatan berada di tingkat kabupatenkota Prosesperencanaan pembangunan kesehatan yang akurat membutuhkan data berbasis bukti ditiap kabupatenkota
Keterwakilan hasil survei yang berbasis komunitas seperti Survei Kesehatan Nasional(SDKI Susenas Modul SKRT) yang selama ini dilakukan hanya sampai tingkat kawasanatau provinsi sehingga belum memadai untuk perencanaan kesehatan di tingkatkabupatenkota termasuk perencanaan pembiayaan Sampai saat ini belum tersediapeta status kesehatan (termasuk data biomedis) dan faktor-faktor yang melatarbelakangidi tingkat kabupatenkota Dengan demikian perumusan dan pengambilan kebijakan dibidang kesehatan belum sepenuhnya dibuat berdasarkan informasi komunitas yangberbasis bukti
Atas dasar berbagai pertimbangan di atas Balitbangkes melaksanakan riset kesehatandasar (Riskesdas) untuk menyediakan informasi berbasis komunitas tentang statuskesehatan (termasuk data biomedis) dan faktor-faktor yang melatarbelakanginya denganketerwakilan sampai tingkat kabupatenkota
12 Ruang Lingkup Riskesdas
Riskesdas adalah riset berbasis komunitas dengan tingkat keterwakilan kabupatenkotayang menyediakan informasi kesehatan dasar termasuk biomedis dengan mengguna-kan sampel Susenas Kor
Riskesdas mencakup sampel yang lebih besar dari survei-survei kesehatan sebelumnyadan mencakup aspek kesehatan yang lebih luas
Dibandingkan dengan survei berbasis komunitas yang selama ini dilakukan tingkatketerwakilan Riskesdas adalah sebagai berikut
2
Tabel 12Indikator Riskesdas dan Tingkat Keterwakilan Informasi
Indikator SDKI SKRT KOR Susenas Riskesdas
Sampel 35000 10000 280000 280000
Pola Mortalitas Nasional SJKTI -- Nasional
Perilaku -- SJKTI Kabupaten Kabupaten
Gizi amp Pola Konsumsi -- SJKTI Provinsi Kabupaten
Sanitasi lingkungan -- SJKTI Kabupaten Kabupaten
Penyakit -- SJKTI -- ProvKab
Cedera amp Kecelakaan Nasional SJKTI -- ProvKab
Disabilitas -- SJKTI -- ProvKab
Gigi amp Mulut -- -- -- ProvKab
Biomedis -- -- -- Nasional perkotaan
S Sumatera J Jawa-Bali KTI Kawasan Timur Indonesia
13 Pertanyaan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan kebutuhan perencanaan maka pertanyaan penelitianyang harus dijawab dengan Riskesdas adalah
Bagaimana status kesehatan masyarakat ditingkat nasional provinsi dan kabupatenkota
Apa dan bagaimana faktor-faktor yang melatarbelakangi status kesehatanmasyarakat di tingkat nasional provinsi dan kabupatenkota
Apa masalah kesehatan masyarakat yang spesifik di setiap provinsi dankabupatenkota
14 Tujuan Riskesdas
Tujuan Riskesdas adalah sebagai berikut
Menyediakan informasi berbasis bukti untuk perumusan kebijakan pembangunankesehatan di berbagai tingkat administratif
Menyediakan informasi untuk perencanaan kesehatan termasuk alokasi sumberdaya di berbagai tingkat administratif
Menyediakan peta status dan masalah kesehatan di tingkat nasional provinsi dankabupatenkota
Membandingkan status kesehatan dan faktor-faktor yang melatarbelakangi antarprovinsi dan antar kabupatenkota
3
15 Kerangka Pikir
Kerangka pikir Riskesdas didasari oleh kerangka pikir Blum (1974 1981) yangmenyatakan bahwa status kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yangsaling berinteraksi yaitu faktor lingkungan perilaku pelayanan kesehatan danketurunan Bagan kerangka pikir Blum adalah sebagai berikut
Gambar 15Kerangka Pikir Kesehatan Masyarakat Menurut Blum
Pada Riskesdas tahun 2007 ini tidak semua indikator status kesehatan dan faktor-faktoryang berhubungan dengan status kesehatan tersebut dikumpulkan Indikator yangdiukur adalah sebagai berikut
Status kesehatan diukur dengan
Mortalitas (pola penyebab kematian untuk semua umur)
Morbiditas meliputi prevalensi penyakit menular dan penyakit tidak menular
Disabilitas (ketidakmampuan)
Status gizi balita ibu hamil wanita usia subur (WUS) dan semua umur denganmenggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT)
Kesehatan jiwa
Faktor lingkungan diukur dengan
Konsumsi gizi meliputi konsumsi energi protein vitamin dan mineral
Lingkungan fisik meliputi air minum sanitasi polusi dan sampah
Lingkungan sosial meliputi tingkat pendidikan tingkat sosial-ekonomi perbandingankotandashdesa dan perbandingan antar provinsikabupatenkota
StatusKesehatan
Keturunan
PelayananKesehatan
LingkunganFisik amp Kimia
Biologis
PerilakuSosial Budaya
4
Faktor perilaku diukur dengan
Perilaku merokokkonsumsi tembakau dan alkohol
Perilaku konsumsi sayur dan buah
Perilaku aktivitas fisik
Perilaku gosok gigi
Perilaku higienis (cuci tangan buang air besar)
Pengetahuan sikap dan perilaku terhadap flu burung HIVAIDS
Faktor pelayanan kesehatan diukur dengan
Akses terhadap pelayanan kesehatan termasuk untuk upaya kesehatan berbasismasyarakat
Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan
Ketanggapan pelayanan kesehatan
Cakupan program KIA (pemeriksaan kehamilan pemeriksaan bayi dan imunisasi)
5
16 Mekanisme Kerja Riskesdas
Gambar 16Mekanisme Kerja Riskesdas 2007
Policy
Questions
Research
Questions
Riskesdas
2007
1 Indikator Morbiditas Mortalitas Ketanggapan Pembiayaan Sistem Kesehatan Komposit variabel
lainnya
6 Laporan Tabel Dasar Hasil Pendahuluan
Nasional Hasil Pendahuluan
Provinsi Hasil Akhir Nasional Hasil Akhir Provinsi
2 Desain AlatPengumpul Data Kuesioner
wawancarapengukuranpemeriksaan
Validitas Reliabilitas Acceptance
5 Statistik Deskriptif Bivariat Multivariat Uji Hipotesis
3 PelaksanaanRiskesdas 2007 Pengembangan
manual Riskesdas Pengembangan
modul pelatihan Pelatihan
pelaksana Penelusuran
sampel Pengorganisasian Logistik Pengumpulan data Supervisi
bimbingan teknis
4 Manajemen DataRiskesdas 2007 Editing Entry Cleaning follow
up Perlakuan terhadap
missing data Perlakuan terhadap
outliers Consistency check Analisis syntax
appropriateness
Pengarsipan
6
17 Pengorganisasian Riskesdas
Riskesdas direncanakan dan dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pihak antaralain BPS organisasi profesi perguruan tinggi lembaga penelitian pemerintah daerahdan partisipasi masyarakat Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan tahun 2007pengorganisasian Riskesdas dibagi menjadi berbagai tingkat sebagai berikut (rincianlihat Lampiran 1)
Organisasi tingkat pusat
Organisasi tingkat wilayah (empat wilayah)
Organisasi tingkat provinsi
Organisasi tingkat kabupaten
Tim pengumpul data
18 Manfaat Riskesdas
Riskesdas memberikan manfaat bagi perencanaan pembangunan kesehatan berupa
Tersedianya data dasar dari berbagai indikator kesehatan di berbagai tingkatadministratif
Stratifikasi indikator kesehatan menurut status sosial-ekonomi sesuai hasil Susenas2007
Tersedianya informasi untuk perencanaan pembangunan kesehatan yangberkelanjutan
19 Persetujuan Etik Riskesdas
Riskesdas ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian KesehatanBalitbangkes Depkes RI
7
BAB 2 METODOLOGI RISKESDAS
21 Desain
Riskesdas adalah sebuah survei cross sectional yang bersifat deskriptif DesainRiskesdas terutama dimaksudkan untuk menggambarkan masalah kesehatan pendudukdi seluruh pelosok Indonesia secara menyeluruh akurat dan berorientasi padakepentingan para pengambil keputusan di berbagai tingkat administratif Berbagaiukuran sampling error termasuk di dalamnya standard error relative standard errorconfidence interval design effect dan jumlah sampel tertimbang akan menyertai setiapestimasi variabel Dengan desain ini maka setiap pengguna informasi Riskesdas dapatmemperoleh gambaran yang utuh dan rinci mengenai berbagai masalah kesehatan yangditanyakan diukur atau diperiksa Laporan Hasil Riskesdas 2007 akan menggambarkanberbagai masalah kesehatan di tingkat nasional dan variabilitas antar provinsisedangkan di tingkat provinsi dapat menggambarkan masalah kesehatan di tingkatprovinsi dan variabilitas antar kabupatenkota
Secara singkat dapat dikatakan bahwa Riskesdas 2007 didesain untuk mendukungpengembangan kebijakan kesehatan berbasis bukti ilmiah Desain Riskesdas 2007dikembangkan dengan sungguh-sungguh memperhatikan teori dasar tentang hubunganantara berbagai penentu yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat Riskesdas2007 menyediakan data dasar yang dikumpulkan melalui survei berskala nasionalsehingga hasilnya dapat digunakan untuk penyusunan kebijakan kesehatan bahkansampai ke tingkat kabupatenkota Lebih lanjut desain Riskesdas 2007 menghasilkandata yang siap dikorelasikan dengan data Susenas 2007 atau survei lainnya sepertidata kemiskinan yang menggunakan desain sampling yang sama Dengan demikianpara pembentuk kebijakan dan pengambil keputusan di bidang pembangunan kesehatandapat menarik manfaat yang optimal dari ketersediaan data Riskesdas 2007
22 Lokasi
Sampel Riskesdas 2007 tingkat kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara berasal dari25 kabupatenkota atau seluruh kabupatenkota yang ada Untuk kabupatenkotapemekaran yang belum tercantum dalam laporan ini sampel yang terpilih digabungkandengan kabupatenkota induknya
23 Populasi Sampel
Populasi dalam Riskesdas 2007 adalah seluruh rumah tangga di seluruh pelosokRepublik Indonesia Sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga dalam Riskesdas2007 identik dengan daftar sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga Susenas2007 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metodologi penghitungan dan carapenarikan sampel untuk Riskesdas 2007 identik pula dengan two stage sampling yangdigunakan dalam Susenas 2007 Berikut ini adalah uraian singkat cara penghitungandan cara penarikan sampel dimaksud
8
231 Penarikan Sampel Blok Sensus
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya Riskesdas menggunakan sepenuhnya sampelyang terpilih dari Susenas 2007 Dari setiap kabupatenkota diambil sejumlah bloksensus yang Persentaseonal terhadap jumlah rumah tangga di kabupatenkota tersebutKemungkinan sebuah blok sensus terpilih kedalam sampel blok sensus pada sebuahkabupatenkota bersifat Persentaseonal terhadap jumlah rumah tangga pada sebuahkabupatenkota (probability proportional to size) Bila dalam sebuah blok sensus terdapatlebih dari 150 (seratus lima puluh) rumah tangga maka dalam penarikan sampel ditingkat ini akan dibentuk sub-blok sensus Secara keseluruhan di Provinsi SumateraUtara berdasarkan sampel blok sensus dalam Susenas 2007 yang berjumlah 1054(seribu lima puluh empat) sampel blok sensus Secara Persentaseonal tiapkabupatenkota jumlah blok sensus tersebut dapat dilihat pada tabel 232
232 Penarikan Sampel Rumah Tangga
Dari setiap blok sensus terpilih kemudian dipilih 16 (enam belas) rumah tangga secaraacak sederhana (simple random sampling) yang menjadi sampel rumah tangga denganjumlah rumah tangga di blok sensus tersebut Secara keseluruhan jumlah sampelrumah tangga di 25 kabupatenkota adalah 16864 (enam belas ribu delapan ratus enampuluh empat) Tabel 232
Tabel 232Jumlah Blok Sensus dan Rumah Tangga
yang Menjadi Sampel di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kode KabupatenKotaSusenas KOR RISKESDAS
BS RT KesmasBS RT
01 Nias 44 704 44 70402 Mandailing Natal 40 640 40 640
03 Tapanuli Selatan 44 704 44 704
04 Tapanuli Tengah 38 608 38 608
05 Tapanuli Utara 40 640 40 640
06 Toba Samosir 40 640 40 640
07 Labuhan Batu 46 736 46 736
08 Asahan 48 768 48 768
09 Simalungun 46 736 46 736
10 Dairi 38 608 38 608
11 Karo 40 640 40 640
12 Deli Serdang 60 960 60 960
13 Langkat 48 768 48 768
14 Nias Selatan 42 672 42 672
15 Humbang Hasundutan 40 640 40 640
16 Pakpak barat 26 416 26 416
17 Samosir 40 640 40 640
18 Serdang Bedagai 40 640 40 640
71 Sibolga 36 576 36 576
72 Tanjung Balai 38 608 38 608
73 Pematang Siantar 38 608 38 608
74 Tebing Tinggi 38 608 38 608
75 Medan 60 960 60 960
76 Binjai 38 608 38 608
77 Padang Sidempuan 46 736 46 736
Jumlah 1054 16864 1054 16864
9
233 Penarikan Sampel Anggota Rumah Tangga
Selanjutnya seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tangga yang terpilih darikedua proses penarikan sampel tersebut di atas maka diambil sebagai sampel individu
234 Penarikan Sampel Biomedis
Sampel untuk pengukuran biomedis adalah anggota rumah tangga berusia lebih dari 1(satu) tahun yang tinggal di blok sensus dengan klasifikasi perkotaan Di ProvinsiSumatera Utara terpilih sampel anggota rumah tangga berasal sebanyak 63 (enampuluh tiga) blok sensus perkotaan Kecamatan di kabupatenkota terpilih serta jumlahblok sensus dapat dilihat pada tabel 22 Khusus untuk pengukuran gula darah sampeldiambil dari anggota rumah tangga berusia lebih dari 15 tahun
Tabel 234Jumlah Sampel Biomedis
Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabKota KecamatanJmlBS
Nama RSUDLabkesda
Mandailing Natal Panyabungan1
Lab RSU Panyabungan KabMandailingNatal
Tapanuli Selatan Sipirok 1 RSUD KabTapanuli SelatanTapanuli Utara Tarutung
1RSU Swadana Tarutung JlAgus Salim No1KabTapanuli Utara
Toba Samosir Laguboti 1 RSU HKBP Balige KabToba Samosir
Labuhan Batu Bilah Hulu 1 RSUD Rantau Prapat KabLabuhan BatuAsahan Pulau Rakyat
Kisaran Barat 2RSUD HAManan Simatupang KisaranJlSisingamangaraja No310 KabAsahan
Simalungun Silimakuta 2 RSU Parapat KabSimalungunSiantar
Dairi Sidikalang 1 RSUD Sidikalang KabDairiKaro Kabanjahe 1 RSUD Kabanjahe KabKaroDeli Serdang Sibolangit 6 RSUD KabDeli Serdang
Tanjung Morawa
Deli Tua
Sunggal
Percut Sei Tuan
Langkat SalapianBabalan
2 RSUD Tanjung Pura KabLangkatHumbangHasundutan
Pakkat1
RSUD Doloksanggul KabHumbangHasundutan
Serdang Bedagai Dolok Masihul 1 RSUD KabSerdang BedagaiPerbaungan
Batu Bara Tanjung Tiram 1 -Sibolga Sibolga Utara
Sibolga Kota 6 Lab RSU DrFL Tobing Kota Sibolga
Sibolga Selatan
Sibolga Sambas
Tanjungbalai Datuk BandarDatuk Bandar Timur 5 RSU Dr T Mansyur Kota Tanjung Balai
Tanjungbalai Utara
Sei Tualang Raso
Teluk Nibung
10
Tabel 234 (lanjutan)
KabKota KecamatanJmlBS
Nama RSUDLabkesda
Pematang Siantar Siantar SelatanSiantar BaratSiantar Utara
5RSUD DrJasamen Saragih Jl Sutomo KotaPematang Siantar
Siantar Timur
Siantar Martoba
Tebing Tinggi Padang HuluRambutanPadang Hilir
6UPTD RSU Kota Tebing TinggiJlDrKumpulan Pane No226 Kota TebingTinggi
Medan Medan JohorMedan Marelan 9 RSU Pirngadi JlHMYamin Kota Medan
Medan Denai
Medan Kota
Medan Selayang
Medan Helvetia
Medan Barat
Medan Perjuangan
Medan Deli
Binjai Binjai SelatanBinjai BaratBinjai Utara
6RSU RMDjafar Jl SltHasanudin No9 KotaBinjai
Binjai Kota
Binjai Timur
Padangsidimpuan PadangsidimpuanPadangsidimpuan Utara 4
LabRSU Padang Sidempuan JlDrFLTobing No10 Kota Padang Sidimpuan
235 Penarikan Sampel Yodium
Ada 2 (dua) pengukuran yodium Pertama adalah pengukuran kadar yodium dalamgaram yang dikonsumsi rumah tangga dan kedua adalah pengukuran yodium dalamurin Pengukuran kadar yodium dalam garam dimaksudkan untuk mengetahui jumlahrumah tangga yang menggunakan garam beryodium Sedangkan pengukuran yodiumdalam urin adalah untuk menilai kemungkinan kelebihan konsumsi garam yodium padapenduduk Pengukuran kadar yodium dalam garam dilakukan dengan test cepat meng-gunakan ldquoiodinardquo dilakukan pada seluruh sampel rumah tangga
Untuk pengukuran kedua dipilih secara acak 2 Rumah Tangga yang mempunyai anakusia 6-12 tahun dari 16 RT per blok sensus di 30 kabupaten yang dapat mewakili secaranasional di Sumatera Utara sampel ini hanya diambil di Kabupaten Karo Toba Samosirdan Tapanuli Tengah
Dari rumah tangga yang terpilih sampel garam rumah tangga diambil dan juga sampelurin dari anak usia 6-12 tahun yang selanjutnya dikirim ke laboratorium UniversitasDiponegoro Balai GAKY-Magelang dan Puslitbang Gizi dan Makanan Bogor
11
24 Variabel
Berbagai pertanyaan terkait dengan kebijakan kesehatan Indonesia dioperasionalisasi-kan menjadi pertanyaan riset dan akhirnya dikembangkan menjadi variabel yangdikumpulkan dengan menggunakan berbagai cara Dalam Riskesdas 2007 terdapatvariabel yang yang dikumpulkan tersebar didalam 6 (enam) jenis kuesioner denganrincian sebagai berikut
241 Kuesioner RumahTangga (RKD07RT)
Blok I tentang pengenalan tempat (9 variabel)
Blok II tentang keterangan rumah tangga (7 variabel)
Blok III tentang keterangan pengumpul data (6 variabel)
Blok IV tentang anggota rumah tangga (12 variabel)
Blok V tentang mortalitas (10 variabel)
Blok VI tentang akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan (11 variabel)
Blok VII tentang sanitasi lingkungan (17 variabel)
242 Kuesioner Gizi (RKD07GIZI)
Blok VIII tentang konsumsi makanan rumah tangga 24 jam lalu
243 Kuesioner Individu (RKD07IND)
Blok IX tentang keterangan wawancara individu (4 variabel)
Blok X tentang keterangan individu dikelompokkan menjadi
Blok X-A tentang identifikasi responden (4 variabel)
Blok X-B tentang penyakit menular tidak menular dan riwayat penyakitturunan (50 variabel)
Blok X-C tentang ketanggapan pelayanan kesehatan
- Pelayanan Rawat Inap (11 variabel)
- Pelayanan Berobat Jalan (10 variabel)
Blok X-D tentang pengetahuan sikap dan perilaku untuk semua anggotarumah tangga umur ge 10 tahun (35 variabel)
Blok X-E tentang disabilitasketidakmampuan untuk semua anggotarumah tangga ge 15 tahun (23 variabel)
Blok X-F tentang kesehatan mental untuk semua anggota rumah tangga ge 15 tahun (20 variabel)
Blok X-G tentang imunisasi dan pemantauan pertumbuhan untuk semuaanggota rumah tangga berumur 0-59 bulan (11 variabel)
Blok X-H tentang kesehatan bayi (khusus untuk bayi berumur lt 12 bulan(7 variabel)
Blok X-I tentang kesehatan reproduksi ndash pertanyaan tambahan untuk 5provinsi NTT MalukuMaluku Utara Papua Barat Papua (6 variabel)
Blok XI tentang pengukuran dan pemeriksaan (14 variabel)
244 Kuesioner Autopsi Verbal Untuk Umur lt 29 Hari (RKD07AV1)
Blok I tentang pengenalan tempat (7 variabel)
Blok II tentang keterangan yang meninggal (6 variabel)
Blok III tentang karakteristik ibu neonatal (5 variabel)
Blok IVA tentang keadaan bayi ketika lahir (6 variabel)
Blok IVB tentang keadaan bayi ketika sakit (12 variabel)
Blok V tentang autopsi verbal kesehatan ibu neonatal ketika hamil danbersalin (2 variabel)
12
Blok VIA tentang bayi usia 0-28 hari termasuk lahir mati (4 variabel)
Blok VIB tentang keadaan ibu (8 variabel)
245 Kuesioner Autopsi Verbal Untuk Umur lt29 Hari - lt 5 Tahun(RKDo7AV2)
Blok I tentang pengenalan tempat (7 variabel)
Blok II tentang keterangan yang meninggal (7 variabel)
Blok III tentang autopsi verbal riwayat sakit bayibalita berumur 29 hari - lt5tahun (35 variabel)
Blok IV tentang resume riwayat sakit bayibalita (6 variabel)
246 Kuesioner autopsi verbal untuk umur 5 tahun keatas (RKD07AV3)
Blok I tentang pengenalan tempat (7 variabel)
Blok II tentang keterangan yang meninggal (7 variabel)
Blok IIIA tentang autopsi verbal untuk umur 5 tahun ke atas (44 variabel)
Blok IIIB tentang autopsi verbal untuk perempuan umur 10 tahun ke atas (4variabel)
Blok IIIC tentang autopsi verbal untuk perempuan pernah kawin umur 10-54tahun (19 variabel)
Blok IIID tentang autopsi verbal untuk laki-laki atau perempuan yang berumur15 tahun keatas (1 variabel)
Blok IV tentang resume riwayat sakit untuk umur 5 tahun ke atas (5 variabel)
Catatan
Selain keenam kuesioner tersebut di atas terdapat 2 formulir yang digunakan untukpengumpulan data tes cepat yodium garam (Form Garam) dan data yodium di dalamurin (Form Pemeriksaan Urin)
25 Alat Pengumpul Data dan Cara Pengumpulan Data
Pelaksanaan Riskesdas 2007 menggunakan berbagai alat pengumpul data danberbagai cara pengumpulan data dengan rincian sebagai berikut
a Pengumpulan data rumah tangga dilakukan dengan teknik wawancaramenggunakan Kuesioner RKD07RT
Responden untuk Kuesioner RKD07RT adalah Kepala Keluarga atau IbuRumah Tangga atau anggota rumah tangga yang dapat memberikaninformasi
Dalam Kuesioner RKD07RT terdapat verifikasi terhadap keterangananggota rumah tangga yang dapat menunjukkan sejauh mana sampelRiskesdas 2007 identik dengan sampel Susenas 2007
Informasi mengenai kejadian kematian dalam rumah tangga di recallterhitung sejak 1 Juli 2004 termasuk didalamnya kejadian bayi lahir matiInformasi lebih lanjut mengenai kematian yang terjadi dalam 12 bulansebelum wawancara dilakukan eksplorasi lebih lanjut melalui autopsi verbaldengan menggunakan kuesioner RKD07AV yang sesuai dengan umuranggota rumah tangga yang meninggal dimaksud
b Pengumpulan data individu pada berbagai kelompok umur dilakukan dengan teknikwawancara menggunakan Kuesioner RKD07IND
13
Secara umum responden untuk Kuesioner RKD07IND adalah setiapanggota rumah tangga Khusus untuk anggota rumah tangga yang berusiakurang dari 15 tahun dalam kondisi sakit atau orang tua maka wawancaradilakukan terhadap anggota rumah tangga yang menjadi pendampingnya
Anggota rumah tangga semua umur menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai penyakit menular penyakit tidak menular dan penyakitketurunan sebagai berikut Infeksi Saluran Pernafasan Akut PnemoniaDemam Tifoid Malaria Diare Campak Tuberkulosis Paru DemamBerdarah Dengue Hepatitis Filariasis Asma Gigi dan Mulut CederaPenyakit Jantung Penyakit Kencing Manis TumorKanker dan PenyakitKeturunan serta pengukuran berat badan tinggi badanpanjang badan
Anggota rumah tangga berumur ge 15 tahun menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai penyakit sendi penyakit tekanan darah tinggi strokedisabilitas kesehatan mental pengukuran tekanan darah pengukuranlingkar perut serta pengukuran lingkar lengan atas (khusus untuk wanitausia subur 15-45 tahun termasuk ibu hamil)
Anggota rumah tangga berumur ge 30 tahun menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai penyakit katarak
Anggota rumah tangga berumur 0-59 bulan menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai imunisasi dan pemantauan pertumbuhan
Anggota rumah tangga berumur ge 10 tahun menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai pengetahuan sikap dan perilaku terkait denganpenyakit flu burung HIVAIDS perilaku higienis penggunaan tembakaupenggunaan alkohol aktivitas fisik serta perilaku terkait dengan konsumsibuah-buahan segar dan sayur-sayuran segar
Anggota rumah tangga berumur lt 12 bulan menjadi unit analisis untukpertanyaan mengenai kesehatan bayi
Anggota rumah tangga berumur gt 5 tahun menjadi unit analisis untukpemeriksaan visus
Anggota rumah tangga berumur ge 12 tahun menjadi unit analisis untukpemeriksaan gigi permanen
Anggota rumah tangga berumur 6-12 tahun menjadi unit analisis untukpemeriksaan urin
c Pengumpulan data kematian dengan teknik autopsi verbal menggunakanKuesioner RKD07AV1 RKD07AV2 dan RKD07AV3
d Pengumpulan data biomedis berupa spesimen darah Sampel darah diambil dariseluruh anggota rumah tangga (kecuali bayi) yang menandatangani informedconsent Pengambilan darah tidak dilakukan pada anggota rumah tangga yangsakit berat riwayat perdarahan dan menggunakan obat pengencer darah secararutin
Untuk pemeriksaan kadar glukosa darah data dikumpulkan dari anggota rumahtangga berumur ge 15 tahun kecuali wanita hamil (alasan etika) Responden terpilih memperoleh pembebanan sebanyak 75 gram glukosa oral setelah puasa 10ndash14jam Khusus untuk responden yang sudah diketahui positif menderita DiabetesMellitus (berdasarkan konfirmasi dokter) maka hanya diberi pembebanan se-banyak 300 kalori (alasan medis dan etika) Pengambilan darah vena dilakukansetelah 2 jam pembebanan Darah didiamkan selama 20ndash30 menit disentrifussesegera mungkin dan kemudian dijadikan serum Serum segera diperiksa dengan
14
menggunakan alat kimia klinis otomatis Nilai rujukan (WHO 1999) yangdigunakan adalah sebagai berikut
Normal (Non DM) lt 140 mgdl
Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) 140 - lt 200 mgdl
Diabetes Mellitus (DM) gt 200 mgdl
e Pengumpulan data konsumsi garam beryodium rumah tangga untuk seluruhsampel rumah tangga Riskesdas 2007 dilakukan dengan tes cepat yodiummenggunakan ldquoiodina testrdquo
Catatan
Pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas 2007 tidak dapat dilakukan serentak padapertengahan 2007 sehingga dalam analisis perlu beberapa penyesuaian agarkomparabilitas data dari satu periode pengumpulan data yang satu dengan periodepengumpulan data lainnya dapat terjaga dengan baik Situasi ini disebabkan olehbeberapa hal berikut ini
a Kesiapan daerah untuk berperanserta dalam pelaksanaan Riskesdas 2007 amatbervariasi sehingga pelaksanaan dari satu lokasi pengumpulan data ke lokasi lainnyamemerlukan koordinasi dan manajemen logistik yang rumit
b Kondisi geografis dari sampel blok sensus terpilih amat bervariasi Di daerahkepulauan dan daerah terpencil di seluruh wilayah Indonesia pelaksanaanpengumpulan data dalam berbagai situasi amat tergantung pada ketersediaan alattranspor ketersediaan tenaga pendamping dan ketersediaan biaya operasional yangmemadai tepat pada waktunya
c Untuk pengumpulan data biomedis perlu dilakukan pelatihan yang intensif untukpetugas pengambil spesimen dan manajemen spesimen Petugas dimaksud adalahpara analis atau petugas laboratorium dari rumah sakit atau laboratorium daerahPelatihan dilakukan oleh peneliti dari Puslitbang Biomedis dan petugas Labkesdasetempat Pelatihan dilaksanakan di tiap provinsi
26 Manajemen Data
Manajemen data Riskesdas dilaksanakan oleh tim manajemen data pusat yangmengkoordinir tim manajemen data dari Korwil I ndash IV Urutan kegiatan yang dilakukanadalah sebagai berikut
261 Editing
Editing adalah salah satu mata rantai yang secara potensial dapat menjadi the weakestlink dalam pelaksanaan pengumpulan data Riskesdas 2007 Editing mulai dilakukan olehpewawancara semenjak data diperoleh dari jawaban responden Di lapanganpewawancara bekerjasama dalam sebuah tim yang terdiri dari 3 pewawancara dan 1Ketua Tim Ketua tim Pewawancara sangat kritikal dalam proses editing Ketua TimPewawancara harus dapat membagi waktu untuk tugas pengumpulan data dan editingsegera setelah selesai pengumpulan data pada setiap blok sensus Fokus perhatianKetua Tim Pewawancara adalah kelengkapan dan konsistensi jawaban responden darisetiap kuesioner yang masuk Kegiatan ini seyogyanya dilaksanakan segera setelahdiserahkan oleh pewawancara Ketua Tim Pewawancara harus mengkonsultasikanseluruh masalah editing yang dihadapinya kepada Penanggung Jawab Teknis (PJT)Kabupaten danatau Penangung Jawab Teknis (PJT) Provinsi
15
PJT Kabupaten dan PJT Provinsi melakukan supervisi pelaksanaan pengumpulan datamemeriksa kuesioner yang telah diisi serta membantu memecahkan masalah yangtimbul di lapangan dan juga melakukan editing
262 Entry
Tim manajemen data yang bertanggungjawab untuk entry data harus mempunyai danmau memberikan ekstra energi berkonsentrasi ketika memindahkan data dari kuesionerformulir kedalam bentuk digital Buku kode disiapkan dan digunakan sebagai acuan bilamenjumpai masalah entry data Kuesioner Riskesdas 2007 mengandung pertanyaanuntuk berbagai responden dengan kelompok umur yang berbeda Kuesioner yang samajuga banyak mengandung skip questions yang secara teknis memerlukan ketelitianpetugas entry data untuk menjaga konsistensi dari satu blok pertanyaan ke blokpertanyaan berikutnya
Petugas entry data Riskesdas merupakan bagian dari tim manajemen data yang harusmemahami kuesioner Riskesdas dan program data base yang digunakannya Prasyaratpengetahuan dan keterampilan ini menjadi penting untuk menekan kesalahan entryHasil pelaksanaan entry data ini menjadi bagian yang penting bagi petugas manajemendata yang bertanggungjawab untuk melakukan cleaning dan analisis data
263 Cleaning
Tahapan cleaning dalam manajemen data merupakan proses yang amat menentukankualitas hasil Riskesdas 2007 Tim Manajemen Data menyediakan pedoman khususuntuk melakukan cleaning data Riskesdas Perlakuan terhadap missing values noresponses outliers amat menentukan akurasi dan presisi dari estimasi yang dihasilkanRiskesdas 2007 Petugas cleaning data harus melaporkan keseluruhan proses per-lakuan cleaning kepada penanggung jawab analisis Riskesdas agar diketahui jumlahsampel terakhir yang digunakan untuk kepentingan analisis Besaran numerator dandenominator dari suatu estimasi yang mengalami proses data cleaning merupakanbagian dari laporan hasil Riskesdas 2007 Bila pada suatu saat data Riskesdas 2007dapat diakses oleh publik maka informasi mengenai imputasi (proses data cleaning)dapat meredam munculnya pertanyaan-pertanyaan mengenai kualitas data
16
27 Pengorgasisasian Pengumpulan Data
Pengumpulan data Riskesdas 2007 di Provinsi Sumatera Utara di bawah KoordinasiWilayah I (Puslitbang Ekologi amp Status Kesehatan sebagai penanggung-jawab) yangkemudian dibentuk Tim di tingkat provinsi dan kabupatenkota yang melibatkan sektorterkait Adapun susunan Penanggung Jawab Teknis Riskesdas 2007 di ProvinsiSumatera Utara adalah sebagai berikut
PJT Provinsi Joko Irianto SKM MKesWakil PJT Dr Dina Bisara L MAPJT Kabupaten
No Nama KabupatenKota Instansi
12345678910111213141516171819202122232425
Ning S SKM MKesMahdiah DCN MKesYusrawati Hasibuan MKesEfendi SNainggolan MKesIda SKMDrs Sahat ManaluMuhammad Tarmidzi MKesDR Riris NainggolanSabar Sihotang MSiTetty Herta DS STP MKMDra MardianaRini Andarwati MKesDra Sunanti ZIr Abdul Wahab MKesEfendi Sianturi MKesOster Suryani SKMAsnita B Simaremare MKesDra MegawatiMKesRA Wigati MKesChoiriah Lubis MKesDr LamriaRiyanto Suprawihadi MKesDian P SKMTH Teddy BS MKesEndang Susilawati MKes
NiasNias SelatanMandailing NatalTapanuli SelatanPadang SidempuanTapanuli TengahSibolgaTapanuli UtaraToba SamosirHumbang HasundutanSamosirLabuhan BatuAsahanTanjung BalaiPapak BaratDairiKaroDeli SerdangLangkatSerdang BedagaiMedanBinjaiPematang SiantarTebing TinggiSimalungun
P3ESKPoltekesPoltekesPoltekesP3ESKP3ESK
PoltekesP3ESK
PoltekesPoltekesP3ESK
PoltekesP3ESK
PoltekesPoltekesP3ESK
PoltekesPoltekesP3ESK
PoltekesP3ESK
PoltekesP3ESK
PoltekesPoltekes
271 Pelatihan Surveyor
Seluruh penanggung jawab teknis kabupatenkota di bawah koordinasi penanggungjawab teknis provinsi dan wakilnya menjadi pelatih pada pelatihan surveyor yangdilaksanakan di Training Center (TC) di Sumatera Utara untuk kabupatenkota dibagimenjadi delapan TC Kabupaten yang menjadi tempat TC tersebut adalah sebagaiberikut
17
Tabel 271Tempat Traning Center di Provinsi Sumatera Utara
No Tempat TC KabupatenKota1 Medan Kota Medan
Kota LangkatKota BinjaiKabupaten Deli Serdang
2 Pematang Siantar Kota Pematang SiantarKabupaten SimalungunKabupaten Serdang Bedagai
3 Dairi Kabupaten DairiKabupaten Pakpak BharatKabupaten Karo
4 Asahan Kabupaten AsahanKabupaten Labuhan BatuKabupaten Tanjung Balai
5 SamosirParapat Kabupaten Tapanuli UtaraKabupaten SamosirKabupaten Toba SamosirKabupaten Hambang Hasundutan
6 Sibolga Kota SibolgaKabupaten Tapanuli Tengah
7 Padang Sidempuan Kabupaten Tapanuli SelatanKabupaten Mandailing Natal
8 Gunung Sitoli Kabupaten NiasKabupaten Nias Selatan
272 Pengumpulan Data di Lapangan
Tahap yang paling penting adalah pengumpulan data di tiap kabupatenkota Biasanyapengumpulan data diawali dengan pembekalan singkat oleh penanggung jawab teknisdan penanggung jawab operasional kabupatenkota yang bersangkutan dirumuskanstrategi pengumpulan data yang digunakan dilakukan pembagian wilayah barukemudian pengumpulan data dilaksanakan Beberapa kabupatenkota ada yangmenyelenggarakan rdquopelepasan surveyorrdquo oleh Bapak BupatiWalikota setempat
Pengumpulan data tidak bisa serentak dilakukan karena
Kesiapan daerah juga bervariasi seingga pelaksanaan kabupatenkota tidak sama
Kondisi geografis sampel terpilih Di daerah kepulauan dan terpencil memerlukantambahan transport daerah sulit yang cairnya belakangan sehingga pengumpulandata juga terlambat
273 Menjaga Kualitas Data
Dalam Riskesdas diupayakan penjagaan kualitas data sebagai berikut
1 Pelatihan surveyor berjenjang (dari MOT TOT sampai training)
2 Ada video wawancara dan video pengukuran
3 Ada praktek lapangan
4 Ketua tim bertugas memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner
5 Editing dilakukan oleh peneliti
6 Entry data dilakukan oleh tenaga terlatih
7 Cleaning data dilakukan oleh tim manajemen data yang berpengalaman
8 Imputasi data dilakukan oleh peneliti terlatih
9 Validasi data ke lapangan
18
28 Keterbatasan Riskesdas
Riskesdas merupakan riset berbasis komunitas dengan skala besar dan dilaksanakansecara swakelola Sebagai pengalaman pertama tentu ada beberapa kelemahan ataukekurangan yang masih terjadi meski sudah diupayakan sebaik mungkin
Beberapa keterbatasan Riskesdas adalah sebagai berikut
1 Meski Riskesdas dirancang untuk keterwakilan sampai tingkat kabupatenkota tetapitidak semua informasi bisa mewakili kabupatenkota terutama kejadian-kejadianyang jarang hanya bisa mewakili tingkat provinsi atau bahkan hanya tingkat nasional
2 Khusus untuk data biomedis keterwakilan hanya di tingkat perkotaan nasional
29 Analisis Data
Sampel Riskesdas diperoleh dari two stage sampling design yang memerlukanperlakuan khusus dalam pengolahannya Dalam analisis ini menggunakan paketperangkat lunak statistik konvensional seperti SPSS Aplikasi statistik yang tersediadidalam SPPS untuk mengolah dan menganalisis data seperti Riskesdas 2007 adalahSPSS Complex Samples Aplikasi statistik ini memungkinkan penggunaan two stagesampling design seperti yang diimplementasikan di dalam Susenas 2007 Denganpenggunaan SPSS Complex Sample dalam pengolahan dan analisis data Riskesdas2007 maka validitas hasil analisis data dapat dioptimalkan Pengolahan dan hasilanalisis data dipresentasikan pada Bab Hasil Riskesdas
19
BAB 3 HASIL RISKESDAS
31 Gambaran Umum
311 Profil Provinsi Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1deg - 4deg Lintang Utara dan 98deg - 100deg Bujur Timuryang pada tahun 2004 memiliki 18 Kabupaten dan 7 kota dan terdiri dari 328kecamatan secara keseluruhan Provinsi Sumatera Utara mempunyai 5086 desa dan382 kelurahan Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71680 km 2
Gambar 311Peta Wilayah KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara
Riskesdas 2007
20
Hasil perkebunan di Provinsi Sumatera Utara hingga kini menjadi primadonaperekonomian Perkebunan tersebut dikelola oleh perusahaan swasta maupun negaraSumatera Utara menghasilkan karet coklat teh kelapa sawit kopi cengkeh kelapakayu manis dan tembakau Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang LangkatSimalungun Asahan Labuhan Batu dan Tapanuli Selatan
Selain komoditas perkebunan Sumatera Utara juga dikenal sebagai penghasilkomoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan) misalnya Jeruk Medan JambuDeli Sayur Kol Tomat Kentang dan Wortel yang dihasilkan oleh Kabupaten KaroSimalungun dan Tapanuli Utara
Sumatera Utara merupakan provinsi yang keempat terbesar jumlah penduduknya diIndonesia setelah Jawa Barat Jawa Timur dan Jawa Tengah Menurut hasilpencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990 penduduk Sumatera Utara padatanggal 31 Oktober 1990 (hari sensus) berjumlah 1081 juta jiwa dan pada tahun 2002jumlah penduduk Sumatera Utara diperkirakan sebesar 1185 juta jiwa Kepadatanpenduduk Sumatera Utara tahun 1990 adalah 143 jiwa per km 2 dan tahun 2002meningkat menjadi 165 jiwa per km 2 sedangkan laju pertumbuhan penduduk SumateraUtara selama kurun waktu tahun 1990-2000 adalah 120 persen per tahun
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap tahunnya tampakberfluktuasi Pada tahun 2000 TPAK di daerah ini sebesar 5734 persen tahun 2001naik menjadi 5770 persen tahun 2002 naik lagi menjadi 6945 persen
Indikator pembangunan bidang kependudukan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagaiberikut
Tabel 311Indikator Kependudukan yang Ingin Dicapai
di Provinsi Sumatera Utara
312 Respon Rate
Pengumpulan data Riskesdas 2007 di Provinsi Sumatera Utara direncanakan dari 1054blok sensus tetapi setelah dilakukan kunjungan ke rumah-tangga ada 1045 blok sensus(992 ) atau lebih tinggi dari pencapaian nasional (988) Sedangkan pencapaiankunjungan ke rumah-tangga di Provinsi Sumatera Utara mencapai 972 danpencapaian wawancara ke individu mencapai 929 jauh lebih tinggi pencapaiantinggkat nasional yang mencapai 858 Tabel 3121 dan Tabel 3122
21
Tabel 3121Respon Rate Sampel Rumah Tangga
Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKotaRiskesdas Susenas Riskesdas
SusenasN N
Nias 700 028 704 026 994
Mandailing Natal 626 025 640 024 978
Tapanuli Selatan 698 028 704 026 991
Tapanuli Tengah 593 024 608 023 975
Tapanuli Utara 631 025 640 024 986
Toba Samosir 637 026 640 024 995
Labuhan Batu 725 029 736 028 985
Asahan 765 031 768 029 996
Simalungun 725 029 736 028 985
Dairi 566 023 608 023 931
Karo 637 026 640 024 995Deli Serdang 928 037 960 036 967
Langkat 764 031 768 029 995
Nias Selatan 568 023 669 025 849
Humbang Hasundutan 639 026 640 024 998
Pakpak Bharat 407 016 416 016 978
Samosir 639 026 640 024 998
Serdang Bedagai 608 025 640 024 950
Kota Sibolga 556 022 576 022 965
Kota Tanjung Balai 575 023 608 023 946
Kota Pematang Siantar 582 023 608 023 957
Kota Tebing Tinggi 600 024 608 023 987
Kota Medan 878 035 960 036 915
Kota Binjai 605 024 608 023 995
Kota Padang Sidempuan 734 030 736 028 997
Sumatera Utara 972
22
Tabel 3122Respon Rate Sampel Individu Menurut Kabupatenkota
di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKotaRiskesdas Susenas Riskesdas
SusenasN N
Nias 3779 041 3855 035 980
Mandailing Natal 2667 029 2772 025 962
Tapanuli Selatan 2915 031 3023 028 964
Tapanuli Tengah 2676 029 2845 026 941
Tapanuli Utara 2641 028 2760 025 957
Toba Samosir 2516 027 2610 024 964
Labuhan Batu 3351 036 3424 031 979
Asahan 3225 035 3428 032 941
Simalungun 2842 030 2932 027 969
Dairi 2188 023 2520 023 868
Karo 2266 024 2352 022 963
Deli Serdang 3891 042 4218 039 922
Langkat 2754 030 3186 029 864
Nias Selatan 2573 028 3429 032 750
Humbang Hasundutan 2764 030 2880 026 960
Pakpak Bharat 1703 018 1876 017 908
Samosir 2591 028 2737 025 947
Serdang Bedagai 2432 026 2628 024 925
Kota Sibolga 2459 026 2746 025 895
Kota Tanjung Balai 2598 028 2877 026 903
Kota Pematang Siantar 2321 025 2576 024 901
Kota Tebing Tinggi 2459 026 2582 024 952
Kota Medan 3859 041 4391 040 879
Kota Binjai 2541 027 2653 024 958
Kota Padang Sidempuan 3245 035 3348 031 969
Sumatera Utara 929
23
32 Status Gizi
321 Status Gizi Balita
Status gizi balita diukur berdasarkan umur berat badan (BB) dan tinggi badan (TB)Berat badan anak ditimbang dengan timbangan digital yang memiliki presisi 01 kgpanjang badan diukur dengan length-board dengan presisi 01 cm dan tinggi badandiukur dengan menggunakan microtoise dengan presisi 01 cm Variabel BB dan TBanak ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri yaitu berat badan menurutumur (BBU) tinggi badan menurut umur (TBU) dan berat badan menurut tinggi badan(BBTB) Untuk menilai status gizi anak maka angka berat badan dan tinggi badansetiap balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (Z-score) denganmenggunakan baku antropometri WHO 2006 Selanjutnya berdasarkan nilai Z-scoremasing-masing indikator tersebut ditentukan status gizi balita dengan batasan sebagaiberikut
a Berdasarkan indikator BBU
Kategori Gizi Buruk Z-score lt -30
Kategori Gizi Kurang Z-score gt=-30 sd Z-score lt-20
Kategori Gizi Baik Z-score gt=-20 sd Z-score lt=20
Kategori Gizi Lebih Z-score gt20
b Berdasarkan indikator TBU
Kategori Sangat Pendek Z-score lt -30
Kategori Pendek Z-score gt=-30 sd Z-score lt-20
Kategori Normal Z-score gt=-20
c Berdasarkan indikator BBTB
Kategori Sangat Kurus Z-score lt -30
Kategori Kurus Z-score gt=-30 sd Z-score lt-20
Kategori Normal Z-score gt=-20 sd Z-score lt=20
Kategori Gemuk Z-score gt20
Perhitungan angka prevalensi
Prevalensi gizi buruk = (Jumlah balita gizi burukjumlah seluruh balita) x 100
Prevalensi gizi kurang = (Jumlah balita gizi kurangjumlah seluruh balita) x 100
Prevalensi gizi baik = (Jumlah balita gizi baikjumlah seluruh balita) x 100
Prevalensi gizi lebih = (Jumlah balita gizi lebihjumlah seluruh balita) x 100
Data tentang status gizi balita dikumpulkan dari hasil penimbangan berat badandanpengukuran tinggi badan Anak dimaksud adalah anak umur 0 ndash 59 bulan ketikasurvei dilakukan Pada perhitungan status gizi anak balita dilakukan denganmembandingkan antara berat badan dengan umur serta berat badan dengan tinggibadan Adapun kriteria yang digunakan untuk mengkategorikan status gizi yaitu dengankriteria yang dianjurkan oleh WHO Anak balita yang berada pada kategori kurus dansangat kurus berat badan rendah dan sangat rendah serta pendek dan sangat pendekmerupakan anak balita yang harus mendapat prioritas penanganan dalam perbaikangizi
Target program perbaikan gizi nasional tahun 2015 adalah mencapai prevalensi gizikurang + buruk (BBU) 20 untuk target MDG tahun 2015 adalah prevalensi gizikurang + buruk (BBU) 185 Untuk balita pendek + sangat pendek (TBU) jikaprevalensinya masih 20 atau lebih maka dapat dikatakan di kabupaten tersebutmasalah balita pendek masih tinggi
24
Indikator BBTB menggambarkan status gizi yang sifatnya akut sebagai akibat darikeadaan yang berlangsung dalam waktu yang pendek seperti menurunnya nafsu makanakibat sakit atau karena menderita diare Dalam keadaan demikian berat badan anakakan cepat turun sehingga tidak Persentaseonal lagi dengan tinggi badannya dan anakmenjadi kurus
Di samping mengindikasikan masalah gizi yang bersifat akut indikator BBTB juga dapatdigunakan sebagai indikator kegemukan Dalam hal ini berat badan anak melebihiPersentase normal terhadap tinggi badannya Kegemukan ini dapat terjadi sebagaiakibat dari pola makan yang kurang baik (berlebihan) atau juga karena keturunanMasalah ke-kurus-an dan ke-gemuk-an pada usia dini dapat berakibat pada rentannyaterhadap berbagai penyakit degenerative pada usia dewasa (Teori Barker)
Salah satu indikator untuk menentukan anak yang harus dirawat dalam manajemen giziburuk adalah indikator sangat kurus yaitu anak dengan nilai Z_Score lt -30 SD
Dalam diskusi selanjutnya akan digunakan masalah kekurusan untuk gabungankategori sangat kurus dan kurus Besarnya masalah kekurusan pada balita yang masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat (public health problem) adalah jikaprevalensi kekurusan gt 5 Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bilaprevalensi kekurusan antara 101 - 150 dan dianggap kritis bila prevalensikekurusan sudah di atas 150 (UNHCR)
Prevalensi status gizi anak balita di Sumatera Utara menurut BBU anak balita dengangizi buruk dan sangat buruk masih ada sebanyak 227 persen menurut TBU jumlahyang sangat pendek dan pendek ada sebanyak 431 persen sedangkan menurut BBTBjumlah yang dikategorikan sangat kurus dan kurus masih ada sebanyak 17 persen Adaenam kabupaten dan satu kota yang diukur dengan tiga ukuran status gizi tersebutselalu berada di bawah standar yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan Tapanuli TengahSimalungun Humbang Hasundutan Serdang Bedagai dan Kota Sibolga
Menurut karakteristik responden anak balita yang harus mendapat prioritas penanganandalam perbaikan gizi terutama pada responden yang memiliki bayi umur di bawah satutahun tempat tinggal di desa dan tingkat ekonomi pada kuintil pertama (kategoriekonomi paling rendah)
Secara rinci status gizi anak balita di Sumatera Utara menurut kabupatenkota dankarakteristik responden dapat di lihat pada tabel 3211 hingga tabel 32143
3211 Status Gizi Balita Menurut BBU
Status gizi anak balita menurut berat badan terhadap tinggi badan (BBU) yangdikategorikan gizi buruk menurut kabupatenkota berkisar antara 23 - 195Prevalensi tertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di Kabupaten KaroSedangkan yang tergolong gizi kurang prevalensinya berkisar antara 72 yaituKabupaten Samosir dan tertinggi di Kabupaten Nias 211 Ada delapan kabupatenkota yang mempunyai prevalensi gizi buruk dan kurang sudah di bawah 20 persen yaituKabupaten Toba Samosir Dairi Karo Langkat Samosir dan Kota Pematang SiantarMedan dan Padang Sidempuan
Sedangkan prevalensi anak balita gizi lebih tiap kabupatenkota masih berada di bawah10 persen Namun Kota Medan dan Kabupaten Langkat sudah perlu waspadamengingat prevalensi anak balita yang mempunyai gizi lebih sudah mendekati 10persen
25
Tabel 3211Prevalensi Balita menurut Status Gizi (BBU) dan KabupatenKota
di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKota Kategori Status Gizi BBU
Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baikbaik
Gizi LebihlebihNias 162 211 606 21
Mandailing Natal 101 160 701 38Tapanuli Selatan 143 130 669 58Tapanuli Tengah 111 167 699 23Tapanuli Utara 195 188 597 21Toba Samosir 37 91 836 37Labuhan Batu 104 123 694 79Asahan 72 190 720 17Simalungun 133 130 708 29Dairi 51 143 780 26Karo 23 127 835 15Deli Serdang 61 168 750 21Langkat 38 76 803 83Nias Selatan 139 181 672 8Humbang Hasundutan 168 133 637 62
Pakpak Bharat 140 105 708 47Samosir 43 72 859 26Serdang Bedagai 106 155 691 48Kota Sibolga 177 151 623 49Kota Tanjung Balai 62 200 711 27Kota Pematang Siantar 24 122 845 8Kota Tebing Tinggi 51 177 746 26Kota Medan 44 126 745 85Kota Binjai 100 158 700 42Kota Padang Sidempuan 32 95 853 19
Sumatera Utara 84 143 727 45) BBU = berat badan menurut umur
Grafik 3211Prevalensi Balita menurut Status Gizi (BBU)di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
26
3212 Status Gizi Balita Menurut TBU
Status gizi anak balita menurut tinggi badan terhadap umur (TBU) yang dikategorikansangat pendek menurut kabupatenkota berkisar antara 128 - 454 prevalensitertinggi di Kabupaten Tapanuli Utara dan terendah di Kota Pematang SiantarSedangkan yang tergolong pendek prevalensinya berkisar antara 96 di KabupatenTapanuli Selatan dan tertinggi di Kabupaten Nias Selatan 293 Jika prevalensi sangatpendek dan pendek dijumlahkan maka hanya terdapat 5 kabupatenkota yangmempunyai prevalensi kependekan lebih rendah dari angka nasional yaitu TapanuliSelatan Samosir Kota Pematang Siantar Kota Tebing Tinggi dan Kota PadangSidempuan
Kota Pematang Siantar selain prevalensi anak balita yang sangat pendeknya rendahjuga kedua tertinggi (699) untuk anak balita yang tingginya normal terbanyak padaKabupaten Tapanuli Selatan (71)
Tabel 3212Prevalensi Balita menurut Status Gizi (TBU) dan KabupatenKota
di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKotaKategori status gizi TBU
Sangat pendek Pendek Normal
Nias 309 196 495Mandailing Natal 357 184 459Tapanuli Selatan 193 96 711Tapanuli Tengah 217 201 582Tapanuli Utara 454 157 388Toba Samosir 198 196 606Labuhan Batu 301 169 530Asahan 193 206 602Simalungun 267 162 571Dairi 325 234 442Karo 218 232 550Deli Serdang 215 184 601Langkat 315 152 533Nias Selatan 378 293 329Humbang Hasundutan 338 135 526Pakpak Bharat 408 138 454Samosir 187 161 652Serdang Bedagai 299 97 604Kota Sibolga 306 159 536Kota Tanjung Balai 216 221 563Kota Pematang Siantar 128 173 699Kota Tebing Tinggi 141 212 646Kota Medan 220 196 584Kota Binjai 201 169 630Kota Padang Sidempuan 164 164 672
Sumatera Utara 252 179 569) TBU = Tinggi badan menurut umur
27
3213 Status Gizi Balita Menurut BBTB
Sedangkan status gizi anak balita di Sumatera Utara dalam berat badan terhadap umur(BBTB) menurut kabupatenkota dikategorikan sangat kurus kurus normal dan gemukPrevalensi tertinggi untuk kategori sangat kurus adalah Kabupaten Tapanuli Selatan danterendah di Karo Sedangkan yang tergolong kurus prevalensinya berkisar antara 37 -138
Dalam diskusi selanjutnya digunakan masalah kekurusan untuk gabungan kategorisangat kurus dan kurus Besarnya masalah kekurusan pada balita yang masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat (public health problem) adalah jikaprevalensi kekurusan gt 5 Masalah kesehatan masyarakat sudah dianggap serius bilaprevalensi kekurusan antara 101 - 150 dan dianggap kritis bila prevalensikekurusan sudah di atas 150 (UNHCR)
Prevalensi kekurusan di Provinsi Sumatera Utara ialah 17 Terdapat 9 kabupatenkotayang prevalensinya berada di bawah 151 yaitu Kabupaten Mandailing Natal TobaSamosir Dairi Deli Serdang Nias Selatan Pakpak Bharat Kota Tanjung Balai KotaTebing Tinggi dan Kota Medan Hanya 1 kabupaten yang prevalensinya kurang dari101 yaitu Karo
Tabel 3213Prevalensi Balita menurut Status Gizi (BBTB) dan KabupatenKota
di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten KotaKategori Status Gizi BBTB
Sangat kurus Kurus Normal GemukNias 76 105 703 116Mandailing Natal 76 67 663 194Tapanuli Selatan 180 138 499 183Tapanuli Tengah 144 89 640 127Tapanuli Utara 91 69 618 221Toba Samosir 64 61 735 139Labuhan Batu 99 68 572 261Asahan 89 95 686 130Simalungun 124 104 586 187Dairi 55 48 743 154Karo 41 37 784 138Deli Serdang 52 73 770 106Langkat 118 80 489 313Nias Selatan 67 59 648 226Humbang Hasundutan 117 96 585 202Pakpak Bharat 89 61 653 197Samosir 75 103 680 143Serdang Bedagai 166 93 559 183Kota Sibolga 125 102 574 199Kota Tanjung Balai 45 74 785 96Kota Pematang Siantar 96 79 755 70Kota Tebing Tinggi 53 97 793 57Kota Medan 83 65 715 137Kota Binjai 89 69 684 158Kota Padang Sidempuan 104 77 758 61
Sumatera Utara 91 79 668 162) BBTB = Berat badan menurut tinggi badan
28
3214 Status Gizi Balita Menurut Karakteristik Responden
Prevalensi status gizi anak balita menurut (BBU) yang dikategorikan gizi buruk gizikurang menurut karakteristik responden di Sumatera Utara menunjukkan bahwa
1 Ditinjau dari kelompok umur maka terlihat bahwa prevalensi balita gizi kurang +buruk di Provinsi Sumatera Utara masih tinggi pada tiap kelompok umur kecualipada kelompok umur 6 - 11 bulan
2 Menurut jenis kelamin tidak terlihat perbedaan berarti antara masalah gizi kurang +buruk pada balita laki-laki dan balita perempuan di mana keduanya mempunyaimasalah status gizi yang sama
3 Tidak ada perbedaan masalah status gizi berdasarkan pendidikan kepala keluarga(KK) terlihat bahwa tingkat pendidikan KK prevalensi balita gizi kurang + burukmasih tinggi (di atas 20)
4 Pada keluarga dengan KK memiliki pekerjaan tetap ABRIPolriPNS BUMNSwasta)ditemukan lebih banyak balita yang memiliki status gizi baik dibanding dengan jenispekerjaan lainnya
5 Menurut tempat tinggal di perdesaan jumlah balita yang gizi kurang + buruk lebihbanyak daripada di perkotaan sebaliknya di perkotaan jumlah balita yang gizi lebihlebih banyak daripada di pedesaan
6 Dilihat dari pendapatan keluarga per kapita per bulan maka jumlah balita yang gizikurang + buruk meningkat seiring dengan menurunnya pengeluaran perkapita ataudengan kata lain semakin rendah kuintil pendapat keluarga semakin banyak jumlahbalita yang gizi kurang + buruk Sebaliknya semakin tinggi kuintil semakin banyakjumlah balita yang berstatus gizi lebih
29
Tabel 32141Prevalensi Balita Menurut Status Gizi BBU
dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikKategori Status Gizi BBU
GiziBuruk
GiziKurang
GiziBaik
GiziLebih
Kelompok umur (bulan)
0 - 5 113 101 711 76
6 -11 81 99 777 42
12-23 74 124 752 50
24-35 79 162 709 50
36-47 86 150 724 41
48-60 88 160 715 37
Jenis kelamin
Laki-laki 95 145 720 40
Perempuan 74 141 734 50
Pendidikan KK
Tdk tamat SD amp Tdk sekolah 106 153 707 35
Tamat SD 97 171 687 45
Tamal SLTP 84 151 722 44
Tamat SLTA 79 121 751 49
Tamat PT 86 143 725 46
Pekerjaan Utama KK
Tdk kerjasekolahibu RT 76 177 726 21
TNIPolriPNSBUMN 74 95 787 44
Pegawai Swasta 46 132 761 62
Wiraswastadagangjasa 59 135 750 55
Petaninelayan 114 152 693 41
Buruh amp lainnya 95 159 711 35
Tempat tinggal
Kota 60 139 749 52
Desa 102 147 711 40
Tingkat pengeluaran per kapita
Kuintil 1 97 166 705 32
Kuintil 2 82 146 733 39
Kuintil 3 74 132 746 47
Kuintil 4 90 136 714 60
Kuintil 5 71 122 749 59
Responden status gizi anak balita menurut tinggi badan terhadap umur (TBU) menurutkelompok umur tempat tinggal jenis kelamin pendidikan pekerjaan dan tingkatpengeluaran perkapita prevalensi anak balita yang pendek + sangat pendek di atas 20persen
Menurut tempat tinggal menunjukkan bahwa status gizi kategori TBU di perkotaan lebihbaik dibanding di perdesaan dan menurut tingkat pendidikan semakin tinggi pendidikansemakin baik status gizi kategori TBU tersebut
30
Tabel 32142Prevalensi Balita Menurut Status Gizi TBU
dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikKategori status gizi TBU
Sangat Pendek Pendek Normal
Kelompok umur (bulan)0 - 5 210 164 6266 -11 275 94 631
12-23 262 158 581
24-35 267 220 51336-47 291 187 522
48-60 226 187 587Jenis kelamin
Laki-laki 264 177 559
Perempuan 240 181 578Pendidikan KK
Tdk tamat SD amp Tdk sekolah 287 181 532Tamat SD 283 196 521
Tamal SLTP 255 177 568Tamat SLTA 234 168 598
Tamat PT 174 163 662Pekerjaan Utama KK
Tdk kerjasekolahibu RT 272 184 544
TNIPolriPNSBUMN 211 177 612Pegawai Swasta 244 180 576
Wiraswastadagangjasa 220 180 601
Petaninelayan 289 163 548Buruh amp lainnya 244 209 546
Tempat tinggalKota 227 192 581
Desa 271 169 559Tingkat pengeluaran per kapita
Kuintil 1 256 185 558
Kuintil 2 261 183 555Kuintil 3 244 169 586
Kuintil 4 265 178 558Kuintil 5 224 175 600
Status gizi kategori BBTB menurut kelompok umur tempat tinggal jenis kelaminpendidikan pekerjaan dan tingkat ekonomi per kapita sebagai berikut
1 Prevalensi balita kurus+sangat kurus cenderung menurun bersamaan denganbertambahnya umur anak Hal yang sama juga ditemukan pada prevalensi balitayang berat badannya normal Semakin bertambah umur semakin banyak balita yangberat badannya normal
2 Tidak terlihat perbedaan prevalensi balita kurus+sangat kurus yang berarti antarabalita laki-laki dan balita perempuan
3 Menurut tingkat pendidikan KK terlihat tidak ada pola hubungan prevalensi balitakurus+sangat kurus Demikian pula halnya antara pekerjaan utama KK
4 Ditemukan perbedaan prevalensi balita kurus+sangat kurus berdasarkankarakteristik tempat tinggal di daerah perdesaan prevalensi balita kurus+sangatkurus cenderung lebih tinggi dari di perkotaan
5 Dalam kaitannya dengan kuintil pengeluaran keluarga per kapita per bulan terlihathubungan yang jelas dengan prevalensi balita gemuk di mana prevalensi balitagemuk semakin tinggi dengan meningkatnya kuintil pengeluaran keluarga perkapita
31
Tabel 32143Prevalensi Balita menurut Status Gizi BBTB
dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik Kategori Status Gizi BBTBSangat Kurus Normal Gemuk
Kelompok umur (bulan)
0 - 5 117 92 586 205
6 -11 126 104 581 188
12-23 98 76 678 148
24-35 102 83 673 143
36-47 77 78 673 172
48-60 77 71 693 159
Jenis kelamin
Laki-laki 96 84 664 157
Perempuan 87 74 671 167
Pendidikan KK
Tdk tamat SD amp Tdk sekolah 91 88 663 158
Tamat SD 63 84 678 175
Tamal SLTP 103 75 657 165
Tamat SLTA 102 78 662 158
Tamat PT 104 78 652 166
Pekerjaan Utama KK
Tdk kerjasekolahibu RT 134 83 647 136
TNIPolriPNSBUMN 54 80 664 202
Pegawai Swasta 101 91 635 173
Wiraswastadagangjasa84 73 691 152
Petaninelayan 103 84 634 178
Buruh amp lainnya 91 73 700 136
Tempat tinggal
Kota 76 73 711 140
Desa 103 84 635 178
Tingkat pengeluaran per kapita
Kuintil 1 105 82 669 144
Kuintil 2 82 82 695 141
Kuintil 3 98 69 684 149
Kuintil 4 83 78 641 197
Kuintil 5 83 82 624 211
32
Tabel 32144 di bawah ini menyajikan gabungan prevalensi balita menurut ke tigaindikator status gizi yang digunakan yaitu BBU (Gizi Buruk dan Kurang) TBU(kependekan) BBTB (kekurusan) Indikator TBU memberikan gambaran masalah giziyang sifatnya kronis dan BBTB memberikan gambaran masalah gizi yang sifatnya akut
Tabel 32144Prevalensi Balita menurut Tiga Indikator Status Gizi
dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKotaBBU
Bur-Kur
TBU Kronis
(Kependekan)
BBTBAkut
Akut Kronis
(Kekurusan)Nias 383 505 181 radic radicMandailing Natal 261 541 143 radic radicTapanuli Selatan 273 289 318 radicTapanuli Tengah 278 418 233 radic radicTapanuli Utara 383 611 160 radic radicToba Samosir 128 394 125 radic radicLabuhan Batu 227 470 167 radic radicAsahan 262 399 184 radic radicSimalungun 263 429 228 radic radicDairi 194 559 103 radic radicKaro 150 450 78 radicDeli Serdang 229 399 125 radic radicLangkat 114 467 198 radic radicNias Selatan 320 671 126 radic radicHumbang Hasundutan 301 473 213 radic radicPakpak Bharat 245 546 150 radic radicSamosir 115 348 178 radicSerdang Bedagai 261 396 259 radic radicKota Sibolga 328 465 227 radic radicKota Tanjung Balai 262 437 119 radic radicKota Pematang Siantar 146 301 175 radicKota Tebing Tinggi 228 353 150 radicKota Medan 170 416 148 radic radicKota Binjai 258 370 158 radic radicKota Padang Sidempuan 127 328 181 radic
Sumatera Utara 227 431 170
Permasalahan gizi akut adalah apabila BBTB gt10 (UNHCR)Permasalahan gizi kronis adalah apabila TBU di atas prevalensi nasional (368)
Hampir semua kabupatenkota di Provinsi Sumatera utara masih menghadapipermasalahan gizi akut kecuali Kabupaten Karo Dari 25 kabupatenkota hanya 5kabupatenkota yang tidak mengalami masalah gizi kronis atau prevalensi kependekanyang lebih kecil dari angka provinsi yaitu Tapanuli Selatan Samosir Kota PematangSiantar Kota Tebing Tinggi dan Kota Padang Sidempuan
33
322 Status Gizi Penduduk Umur 6-14 Tahun (Usia Sekolah)
Status gizi penduduk umur 6-14 tahun dapat dinilai berdasarkan IMT yang dibedakanmenurut umur dan jenis kelamin Sebagai rujukan untuk menentukan kurus apabila nilaiIMT kurang dari 2 standar deviasi (SD) dari nilai rerata dan berat badan (BB) lebih jikanilai IMT lebih dari 2SD nilai rerata standar WHO 2007 (Tabel 3221)
Tabel 3221Standar Penentuan Kekurusan dan Berat Badan Lebih
Menurut Nilai Rerata IMT Umur dan Jenis Kelamin WHO 2007
Umur(Tahun)
Laki-laki Perempuan
Rerata IMT -2SD +2SD Rerata IMT -2SD +2SD
6 153 130 185 153 127 1927 155 132 190 154 127 1988 157 133 197 157 129 2069 161 135 205 161 131 215
10 164 137 214 166 135 22611 169 141 225 173 139 23712 175 145 236 180 144 24913 182 149 248 188 149 26214 190 155 259 196 155 273
Berdasarkan standar WHO di atas untuk provinsi Sumatera Utara prevalensi kekurusanadalah 124 pada laki-laki dan 97 pada perempuan Sedangkan prevalensi BB lebihpada laki-laki 149 dan perempuan 118
Menurut kabupaten prevalensi kekurusan terendah di Dairi yaitu 43 pada anak laki-laki dan 25 pada anak perempuan
Lima kabupaten dengan prevalensi kekurusan tertinggi pada anak laki-laki adalahSimalungun (178) Pakpak Bharat (172) Samosir (165 ) Kota Tanjung Balai(164) dan Kota Binjai (151) Sedangkan untuk anak perempuan terdapat diKabupaten Samosir (180) Pakpak Bharat (172) Toba Samosir (141) Kota Binjai(140) Tapanuli Selatan (134)
Prevalensi BB-lebih pada anak umur 6 ndash 14 tahun tertinggi di Langkat untuk anak laki-laki (272) dan untuk anak perempuan (224) Lima kabupaten dengan prevalensiBB-lebih pada anak laki-laki adalah Langkat (272) Labuhan Batu (234) SerdangBedagai (197) Simalungun (191) dan Humbang Hasundutan (188) Sedangkanuntuk anak perempuan terdapat di kabupaten Langkat (224) Labuhan Batu (212)Serdang Bedagai (165) Kota Sibolga (150) dan Simalungun (147)
34
Tabel 3222Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun menurut IMT dan
KabupatenKota Pada Laki-Laki dan Perempuandi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten KotaLaki-laki Perempuan
Kurus BB Lebih Kurus BB LebihNias 147 56 122 44
Mandailing Natal 125 166 91 115
Tapanuli Selatan 130 175 134 141
Tapanuli Tengah 127 89 92 78
Tapanuli Utara 124 109 84 95
Toba Samosir 133 74 141 74
Labuhan Batu 119 234 131 212
Asahan 100 125 49 69
Simalungun 178 191 119 147
Dairi 43 117 25 78
Karo 61 87 68 52
Deli Serdang 148 69 110 63
Langkat 101 272 66 224
Nias Selatan 128 176 85 101
Humbang Hasundutan 134 188 93 146
Pakpak Bharat 172 182 172 125
Samosir 165 53 180 34
Serdang Bedagai 133 197 87 165
Kota Sibolga 130 161 113 150
Kota Tanjung Balai 164 71 103 45
Kota Pematang Siantar 83 87 78 70
Kota Tebing Tinggi 86 45 96 83
Kota Medan 111 165 74 134
Kota Binjai 151 86 140 44
Kota Padang Sidempuan 101 84 68 47
Sumatera Utara 124 149 97 118
35
Tabel 3223 menyajikan hasil tabulasi silang status gizi anak usia 6-14 tahun menurutIMT dengan karakteristik responden tipe daerah dan tingkat pengeluaran rumah tanggaper kapita Dari tabel ini terlihat bahwa
a Prevalensi anak kurus baik pada laki-laki dan perempuan cenderung lebih tinggidi perdesaan sebaliknya prevalensi anak dengan BB lebih banyak terjadi diperkotaan
b Tidak tampak adanya kecenderungan prevalensi pada anak laki-laki kurusmenurut tingkat pengeluaran rumah tangga per kapitaSedangkan prevalensianak laki-laki dengan BB-lebih cenderung meningkat sejalan dengan naiknyatingkat pengeluaran rumah tangga per kapita
c Ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pengeluaran rumah tangga per kapitasemakin kecil prevalensi anak perempuan kurus Sebaliknya semakin tinggitingkat pengeluaran rumah tangga per kapita semakin besar prevalensi anakperempuan dengan BB-lebih
Tabel 3223Persentase Status Gizi Anak Usia 6-14 Tahun
menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
KarakteristikLaki-laki Perempuan
Kurus BB Lebih Kurus BB Lebih
Tipe daerah
Perkotaan 111 137 85 110
Perdesaan 135 157 105 123
Tingkat pengeluaran per kapita
Kuintil 1 157 137 117 99
Kuintil 2 115 135 98 104
Kuintil 3 125 152 90 129
Kuintil 4 112 155 83 136
Kuintil 5 95 179 84 133
36
323 Status Gizi Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas
Status gizi penduduk umur 15 tahun ke atas dinilai dengan Indeks Massa Tubuh (IMT)Indeks Massa Tubuh dihitung berdasarkan berat badan dan tinggi badan dengan rumussebagai berikut
BB (kg)TB(m)2
Berikut ini adalah batasan IMT untuk menilai status gizi penduduk umur 15 tahun keatas
Kategori kurus IMT lt 185
Kategori normal IMT gt=185 - lt249
Kategori BB lebih IMT gt=250 - lt270
Kategori obese IMT gt=270
Indikator status gizi penduduk umur 15 tahun ke atas yang lain adalah ukuran lingkarperut (LP) untuk mengetahui adanya obesitas sentral Lingkar perut diukur dengan alatukur yang terbuat dari fiberglass dengan presisi 01 cm Batasan untuk menyatakanstatus obesitas sentral berbeda antara laki-laki dan perempuan
Status gizi wanita usia subur (WUS) 15 - 45 tahun dinilai dengan mengukur lingkarlengan atas (LILA) Pengukuran LILA dilakukan dengan pita LILA dengan presisi 01 cm
Dalam tabel 32321 dan 32322 BB lebih dan Obese digabung denganmenggunakan istilah ldquoobesitas sentralrdquo yang diukur melalui lingkar perut Untuk laki-lakidikategorikan obesitas sentral jika hasil pengukuran lebih besar dari 90 centimetersedangkan untuk wanita lebih besar dari 82 centimeter
3231 Status Gizi Dewasa Berdasarkan Indikator Indeks Massa Tubuh(IMT)
Di Sumatera Utara prevalensi kegemukan berat badan lebih maupun obesitas tertinggidi Kota Padang Sidempuan Sedangkan untuk obesitas sentral Kabupaten Karo tertinggikedua setelah Kota Padang Sidempuan Sedangkan prevalensi kegemukan terendah diKabupaten Nias dan Papak Bharat
Prevalensi kegemukan obesitas sentral meningkat dengan meningkatnya umur danlebih tinggi pada laki-laki lebih banyak di daerah perdesaan dan cenderung menurunpada pendidikan tinggi serta pada kelompok status ekonomi rendah
Masalah kegemukan (berat badan lebih + obese) pada orang dewasa di ProvinsiSumatera Utara sudah terlihat tinggi untuk tiap kota yang prevalensinya di atas 20persen dan ada empat kabupaten yaitu Kabupaten Karo Kota Padang SidempuanKota Pematang Siantar dan Kota Tanjung Balai Kecuali Kabupaten Labuhan Batusemua kabupatenkota tersebut di atas juga sudah bermasalah dengan obesitas yangprevalensinya sudah di atas 10 Kabupaten Nias dan Pakpak Bharat yang mempunyaprevalensi obesitas yang rendah atau di bawah lima persen
37
Tabel 32311Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas
menurut Indeks Masa Tubuh dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten KotaStatus Gizi
Kurus Normal BB Lebih Obese
Nias 93 826 45 36
Mandailing Natal 127 701 89 83
Tapanuli Selatan 72 772 96 59
Tapanuli Tengah 122 733 65 80
Tapanuli Utara 71 755 105 68
Toba Samosir 59 769 90 82
Labuhan Batu 90 709 113 88
Asahan 109 659 107 126
Simalungun 71 782 97 50
Dairi 99 720 88 93
Karo 58 618 162 162
Deli Serdang 111 627 114 147
Langkat 63 748 132 58
Nias Selatan 102 771 85 42
Humbang Hasundutan 101 791 65 43
Pakpak Bharat 84 824 59 34
Samosir 102 784 63 51
Serdang Bedagai 70 794 71 64
Kota Sibolga 100 650 109 141
Kota Tanjung Balai 108 619 119 154
Kota Pematang Siantar 95 617 147 141
Kota Tebing Tinggi 72 671 121 135
Kota Medan 89 664 125 121
Kota Binjai 87 671 112 130
Kota Padang Sidempuan 67 632 125 176
Sumatera Utara 89 704 108 99
Nasional 93 699 107 102Kurus IMT lt185 Normal 185-249 BB lebih IMT 25-27 Obese IMT gt=27k
38
Pada tabel 32312 menjelaskan prevalensi status gizi pada laki-laki dan perempuanSecara umum wanita yang BB lebih + obesitas di Sumatera Utara lebih banyak padawanita dibandingkan laki-laki pada wanita 24 dan pada laki-laki 18
Masalah BB lebih + obesitas lebih banyak pada responden yang tinggal di daerah kotauntuk laki-laki dan wanita masalah tersebut sudah melampaui 21 persen Untukresponden laki-laki yang tinggal di daerah desa
Tabel 32312Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas yang BB Lebih + Obesitas
Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
Kabupaten kota Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan
Nias 8 82 81
Mandailing Natal 137 208 172
Tapanuli Selatan 134 176 155
Tapanuli Tengah 106 183 145
Tapanuli Utara 157 187 173
Toba Samosir 142 203 172
Labuhan Batu 182 22 201
Asahan 172 29 233
Simalungun 12 172 147
Dairi 133 225 181
Karo 283 363 324
Deli Serdang 212 309 261
Langkat 185 194 19
Nias Selatan 154 105 127
Humbang Hasundutan 86 127 108
Pakpak Bharat 86 10 93
Samosir 88 132 114
Serdang Bedagai 97 173 135
Kota Sibolga 245 255 25
Kota Tanjung Balai 231 313 273
Kota Pematang Siantar 243 325 288
Kota Tebing Tinggi 212 299 256
Kota Medan 219 272 246
Kota Binjai 218 263 242
Kota Padang Sidempuan 201 398 301
Sumatera Utara 177 238 209
39
Menurut pendapatan keluarga per kapita per bulan distribusi penduduk umur 15 tahunke atas yang BB lebih+obesitas meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatankeluarga Sedangkan persentase yang kurus menurut tingkat pendidikan KK lebihbanyak pada yang tidak tamat sekolah Pada pendidikan tinggi persentase yang kurussedikit tetapi yang BB lebih+obesitas tertinggi (32)
Tabel 32313Prevalensi Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas
menurut Indeks Massa Tubuh dan Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikKategori status gizi BBU
Kurus Normal BB lebih ObeseKlasifikasi desa
Kota 90 659 123 129Desa 88 743 95 74
Tingkat pendidikanTidak Sekolah 160 672 93 75Tidak Tamat SD 97 698 105 101Tamat SD 95 686 111 109Tamat SLTP 103 732 93 72Tamat SLTA 68 707 117 109PT 49 636 143 172
Tkt pengeluaran per kapitaKuintil-1 111 744 85 60Kuintil-2 98 733 100 69Kuintil-3 105 707 97 92Kuintil-4 82 696 114 109Kuintil-5 66 671 128 135
Sumatera Utara 89 704 108 99
40
3232 Status Gizi Dewasa Berdasarkan Indikator Lingkar Perut (LP)
Prevalensi obesitas sentral pada penduduk 15 tahun ke atas yang sudah di atas 20persen adalah di empat kota dan dua kabupaten yaitu Kota Tanjung Balai PematangSiantar Tebing Tinggi Padang Sidempuan Kabupaten Karo dan Deli SerdangSedangkan prevalensi terendah adalah di Kabupaten Pakpak Bharat (45) dan Nias(5)
Tabel 32321Prevalensi Obesitas Sentral pada Penduduk Umur 15 Tahun ke Atas
menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007Kabupatenkota Obesitas sentralNias 50Mandailing Natal 119Tapanuli Selatan 94Tapanuli Tengah 105Tapanuli Utara 157Toba Samosir 149Labuhan Batu 153Asahan 184Simalungun 104Dairi 158Karo 246Deli Serdang 222Langkat 97Nias Selatan 187Humbang Hasundutan 71Pakpak Bharat 45Samosir 129Serdang Bedagai 87Kota Sibolga 150Kota Tanjung Balai 217Kota Pematang Siantar 255Kota Tebing Tinggi 212Kota Medan 194Kota Binjai 172Kota Padang Sidempuan 245
Sumatera Utara 160
Nasional 191Catatan Laki-laki lingkar perut gt 90 cm
Perempuan lingkar perut gt 82 cm
Obesitas sentral penduduk umur 15 tahun ke atas menurut karakteristik respondenadalah sebagai berikut
1 Menurut kelompok umur semakin bertambah umur semakin tinggi prevalensi obeitassentral Setelah umur mencapai 55 tahun sudah separuh penduduk umur 15 tahunke atas sudah obesitas sentral
2 Setidaknya satu dari empat orang sudah mengalami obesitas sentral baik laki-lakimaupun wanita
3 Semakin rendah tingkat pendidikan KK prevalensi obesitas sentral meningkat
4 Berdasarkan pekerjaan utama KK terlihat yang berstatus sekolah prevalensi obsitassentralnya paling rendah Prevalensi tertinggi pada yang tidak bekerja yangkemungkinan termasuk penduduk yang usia di atas 55 tahun
5 Hampir tidak ada perbedaan prevalensi obesitas sentral menurut kuintil pendapatanperkapita
41
Tabel 32322Prevalensi Obesitas Sentral pada Penduduk Umur 15 Tahun
ke Atas menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
Karakteristik Obesitas sentralKelompok umur (tahun)
15-24 86
25-34 144
35-44 245
45-54 360
55-64 504
65-74 630
75+ 696
Jenis kelamin
Laki-laki 268
Perempuan 259
Tingkat pendidikan
Tidak Sekolah 516
Tidak Tamat SD 385
Tamat SD 328
Tamat SLTP 223
Tamat SLTA 187
PT 217
Pekerjaan Utama KK
Tidak kerja 320
Sekolah 120
Ibu RT 250
Pegawai 217
Wiraswasta 256
Petaninelayanburuh 286
Lainnya 287
Tempat Tinggal
Kota 249
Desa 276
Tkt Pengeluaran per kapita
Kuintil-1 266
Kuintil-2 258
Kuintil-3 261
Kuintil-4 254
Kuintil-5 275
Sumatera Utara 264
42
3233 Status Gizi Wanita Usia Subur (WUS) 15-45 Tahun Berdasarkan
Indikator Lingkar Lengan Atas (LILA)
Tabel 32331 tabel 32332 dan tabel 32333 menyajikan gambaran masalah gizipada WUS yang diukur dengan LILA Hasil pengukuran LILA ini disajikan menurutprovinsi dan karakteristik responden Untuk menggambarkan adanya risiko kurang enegikronis (KEK) dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi pada WUS digunakanambang batas nilai rerata LILA dikurangi 1 SD yang sudah disesuaikan dengan umur(age adjusted)
Tabel 32331 menggambarkan prevalensi KEK tingkat nasional berdasarkan umurNampak adanya kecenderungan dengan meningkatnya umur nilai rerata LILA jugameningkat
Tabel 32331Nilai Rerata LILA Wanita Umur 15-45 tahun
Riskesdas 2007
Umur (Tahun)Nilai Rerata LILA
Rerata (cm) Standar Deviasi (SD)
15 238 262
16 242 257
17 244 253
18 246 262
19 247 260
20 249 272
21 250 278
22 251 280
23 254 292
24 256 294
25 258 298
26 259 298
27 261 304
28 263 310
29 264 314
30 266 317
31 267 317
32 268 316
33 269 323
34 270 324
35 270 322
36 271 329
37 272 333
38 272 331
39 272 337
40 272 335
41 273 332
42 274 337
43 273 335
44 274 332
45 272 341
43
Untuk menilai prevalensi risiko KEK dilakukan dengan cara menghitung LILA lebih kecil1 SD dari nilai rerata untuk setiap umur antara 15 sampai 45 tahun
Tabel 32332 menunjukkan 3 kabupaten dengan prevalensi risiko KEK di atas angkanasional (136) yaitu Nias (262) Dairi (151) Nias Selatan (258)
Tabel 32332Prevalensi Risiko KEK Penduduk Wanita Umur 15-45 Tahun
Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten Kota Risiko KEK ()
Nias 262
Mandailing Natal 136
Tapanuli Selatan 37
Tapanuli Tengah 37
Tapanuli Utara 109
Toba Samosir 65
Labuhan Batu 09
Asahan 84
Simalungun 119
Dairi 151
Karo 58
Deli Serdang 48
Langkat 95
Nias Selatan 258
Humbang Hasundutan 106
Pakpak Bharat 71
Samosir 36
Serdang Bedagai 38
Kota Sibolga 101
Kota Tanjung Balai 87
Kota Pematang Siantar 84
Kota Tebing Tinggi 61
Kota Medan 79
Kota Binjai 30
Kota Padang Sidempuan 49
Sumatera Utara 79
Nasional 136Catatan Risiko KEK adalah bila nilai rerata LILA lebih kecil dari nilai rerata LILAnasional dikurangi 1 SD untuk setiap umur
44
Kecenderungan risiko KEK berdasarkan tabulasi silang antara prevalensi Risiko KEKdengan karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 32333 adalah
a Berdasarkan tingkat pendidikan gambaran nasional menunjukkan pada tingkatpendidikan terendah (tidak sekolah dan tidak tamat SD) risiko KEK cenderung lebihtinggi dibanding tingkat pendidikan tertinggi (tamat PT)
b Secara nasional prevalensi risiko KEK lebih tinggi di daerah perdesaan dibandingperkotaan
c Gambaran nasional menunjukkan hubungan negatif antara tingkat pengeluaranrumahtangga per kapita dengan risiko KEK Semakin meningkat pengeluaranrumahtangga per kapita per bulan cenderung semakin rendah risiko KEK
Tabel 32333Prevalensi Risiko KEK Penduduk Perempuan
Umur 15-45 Tahun Menurut Karakteristik Riskesdas 2007
Karakteristik KEK
Pendidikan
Tidak Sekolah amp Tidak Tamat SD 121
Tamat SD 83
Tamat SMP 74
Tamat SMA 69
Tamat PT 83
Tipe daerah
Perkotaan 63
Perdesaan 93
Tingkat pengeluaran per Kapita
Kuintil ndash 1 98
Kuintil ndash 2 90
Kuintil ndash 3 80
Kuintil ndash 4 67
Kuintil ndash 5 61
324 Konsumsi Energi Dan Protein
Konsumsi energi dan protein tingkat rumah tangga pada Riskesdas 2007 diperolehberdasarkan jawaban responden untuk makanan yang di konsumsi anggota rumahtangga (ART) dalam waktu 1 x 24 jam yang lalu Responden adalah ibu rumah tanggaatau anggota rumah tangga lain yang biasanya menyiapkan makanan di rumah tangga(RT) tersebut Penetapan rumah tangga (RT) defisit energi berdasarkan angka reratakonsumsi energi per kapita per hari dari data Riskesdas 2007 Angka rerata konsumsienergi dan protein per kapita per hari yang diperoleh dari data konsumsi rumahtanggadibagi jumlah anggota rumahtangga yang telah di standarisasi menurut umur dan jeniskelamin serta sudah dikoreksi dengan tamu yang ikut makan
Rumah tangga dengan konsumsi rdquoenergi rendahrdquo adalah bila RT dengan konsumsienergi di bawah rerata konsumsi energi nasional dari data Riskesdas 2007 sedangkanRT dengan konsumsi rdquoprotein rendahrdquo adalah bila RT dengan konsumsi protein di bawahrerata konsumsi protein nasional dari data Riskesdas 2007
45
Tabel 3241Konsumsi Energi dan Protein Per Kapita per Hari
Menurut kabupaten di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKota Energi Protein
Rerata SD Rerata SDNias 18318 6499 674 280
Mandailing Natal 19539 7029 609 281
Tapanuli Selatan 24806 6878 730 239
Tapanuli Tengah 16661 6725 846 320
Tapanuli Utara 21127 6863 846 299
Toba Samosir 19910 6517 753 260
Labuhan Batu 16981 6506 610 269
Asahan 16738 6057 613 267
Simalungun 18370 6261 591 241
Dairi 21672 6921 798 297
Karo 20316 6967 654 268
Deli Serdang 15604 5556 560 248
Langkat 22791 10068 663 308
Nias Selatan 19505 8155 670 274
Humbang Hasundutan 17339 8108 712 292
Pakpak Bharat 20679 6677 846 321
Samosir 13629 6185 575 298
Serdang Bedagai 16696 5649 571 230
Kota Sibolga 17943 6430 682 246
Kota Tanjung Balai 24393 9325 703 293
Kota Pematang Siantar 18245 6686 654 291
Kota Tebing Tinggi 17547 6051 637 251
Kota Medan 18957 7266 711 292
Kota Binjai 15312 5087 586 242
Kota Padang Sidempuan 15697 6325 591 248
Sumatera Utara 18616 7415 650 282
Selanjutnya dalam penulisan tabel 3241 sampai 3243 disajikan angka reratakonsumsi energi dan protein per kapita per hari dan prevalensi rumah tangga defisitenergi dan protein sedangkan prevalensi rumah tangga yang tidak defisit energi danprotein tidak disajikan Untuk itu perlu dipahami bahwa prevalensi rumah tangga yangtidak defisit energi dan protein berarti 100 dikurangi prevalensi rumah tangga defisitenergi dan protein
Data pada tabel 3241 menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi per kapita per haripenduduk di Provinsi Sumatera Utara adalah 18616 kkal untuk energi dan 650 gramuntuk protein lebih tinggi dari rerata angka nasional (energi 17355 kkal dan protein 555gram) Kabupaten dengan angka konsumsi energi terendah adalah kabupaten Samosir(13629 kkal) dan Kabupaten dengan angka konsumsi energi tertinggi adalah KabupatenTapanuli Selatan (24806 kkal) Kabupaten dengan konsumsi protein terendah adalahDili Serdang (560 gram) dan Kabupaten dengan konsumsi protein tertinggi adalahTapanuli Utara (846 gram)
46
Data pada tabel 3242 menunjukkan bahwa di Provinsi Sumatera Utara prevalensi RTdengan konsumsi energi dan protein dibawah angka rerata nasional sebanyak 504untuk energi dan 428 untuk protein Angka prevalensi tersebut lebih rendah dariangka prevalensi nasional (59 untuk energi dan 585 untuk protein)
Tabel 3242Prevalensi RT dengan Konsumsi Energi dan Protein
Lebih Kecil dari Angka Rerata Nasional Menurut Kabupatendi Provinsi Sumatera Utara Riskedas 2007
lt Rerata Nasional
KabupatenKota Energi Protein
Nias 503 410Mandailing Natal 441 510Tapanuli Selatan 126 254Tapanuli Tengah 559 224Tapanuli Utara 298 194Toba Samosir 373 240Labuhan Batu 591 477Asahan 624 490Simalungun 457 496Dairi 285 229Karo 372 398Deli Serdang 687 572Langkat 372 417Nias Selatan 484 400Humbang Hasundutan 590 337Pakpak Bharat 314 196Samosir 742 537Serdang Bedagai 617 548Kota Sibolga 536 351Kota Tanjung Balai 267 341Kota Pematang Siantar 511 428Kota Tebing Tinggi 558 453Kota Medan 489 330Kota Binjai 697 517Kota Padang Sidempuan 665 488
Sumatera Utara 504 428
Berdasarkan angka rerata konsumsi energi (17355 kkal) dan Protein (555 gram)dari data Riskesdas 2007
Kabupaten dengan konsumsi energi lebih rendah dari angka rerata nasional yangprevalensi-nya tertinggi adalah Kabupaten Samosir (742) dan sebaliknya yangprevalensinya terendah adalah Kabupaten Tapanuli Selatan (126) Kabupaten dengankonsumsi protein lebih rendah dari rerata nasional RT yang prevalensinya tertinggiadalah Kabupaten Dili Serdang (572) dan sebaliknya yang prevalensinya terendahadalah Kabupaten TapanuIi Utara (194)
47
Data pada tabel 3243 berikut menunjukkan bahwa prevalensi RT di kota yangkonsumsi energi lebih rendah dari angka rerata nasional lebih tinggi dari RT di desaPrevalensi RT di desa yang konsumsi protein lebih rendah dari angka rerata nasionalsama dengan prevalensi RT di kota Menurut kuintil pengeluaran RT semakin tinggikuintil pengeluaran RT semakin rendah prevalensi RT yang konsumsi energi dan proteinlebih rendah dari angka rerata nasional
Tabel 3243Prevalensi Konsumsi Energi dan Protein Lebih Kecil dari Angka Rerata
Nasional Menurut Klasifikasi Desa dan Kuintil Pengeluaran RTdi Provinsi Sumatera Utara Riskedas 2007
Karakteristiklt Rerata Nasional
Energi ProteinTipe Daerah
Kota 566 434
Desa 455 422
Pengeluaran per Bulan
Kuintil ndash 1 568 516
Kuintil ndash 2 529 471
Kuintil ndash 3 514 428
Kuintil ndash 4 487 386
Kuintil ndash 5 418 332Berdasarkan angka rerata konsumsi energi (17355 kkal) dan Protein (555 gram)dari data Riskesdas 2007
48
325 Konsumsi Garam Beriodium
Prevalensi konsumsi garam beriodium Riskesdas 2007 diperoleh dari hasil isian padakuesioner Blok II No 7 yang diisi dari hasi tes cepat garam iodium Tes cepat dilakukanoleh petugas pengumpul data dengan mengunakan kit tes cepat (garam ditetesi larutantes) pada garam yang digunakan di rumah-tangga Rumah tangga dinyatakanmempunyai ldquogaram cukup iodium (ge 30 ppm KIO3)rdquo bila hasil tes cepat garam berwarnabiruungu tua mempunyai ldquogaram tidak cukup iodium (le 30 ppm KIO3)rdquo bila hasil tescepat garam berwarna biruungu muda dan dinyatakan mempunyai ldquogaram tidak adaiodiumrdquo bila hasil tes cepat garam di rumah-tangga tidak berwarna
Secara umum di Provinsi Sumatera Utara kandungan iodium dalam garam yangdikonsumsi rumah tangga sudah mencapai 90 persen atau sudah dalam kategori baikbahkan beberapa kabupatenkota hampir mencapai 100 persen seperti Kabupaten Karodan Kota Pematang Siantar Namun demikian masih terdapat kabupaten yang masih dibawah 50 persen seperti Kabupaten Tapanuli Selatan dan Mandailing Natal
Tabel 3251Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam
Mengandung Cukup Iodium Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten Kota
Rumah TanggaMengkonsumsi Garam
Cukup Iodium ()
Nias 951
Mandailing Natal 492
Tapanuli Selatan 355
Tapanuli Tengah 992
Tapanuli Utara 986
Toba Samosir 992
Labuhan Batu 921
Asahan 973
Simalungun 989
Dairi 993
Karo 998
Deli Serdang 919
Langkat 889
Nias Selatan 529
Humbang Hasundutan 945
Pakpak Bharat 988
Samosir 991
Serdang Bedagai 976
Kota Sibolga 915
Kota Tanjung Balai 972
Kota Pematang Siantar 997
Kota Tebing Tinggi 761
Kota Medan 992
Kota Binjai 818
Kota Padang Sidempuan 931
Sumatera Utara 899
49
Tabel 3252 memperlihatkan persentase rumah tangga mengkonsumsi garam cukupiodium menurut karakteristik Menurut tingkat pendidikan kepala keluarga persentaserumah tangga mengkonsumsi garam cukup iodium cenderung semakin meningkatseiring peningkatan pendidikan kepala keluarga Kepala keluarga dengan pekerjaantetap cenderung mempunyai persentase lebih tinggi dibandingkan jenis pekerjaan lainKualitas konsumsi garam beriodium di perkotaan lebih baik dibanding di perdesaanBerdasarkan kuintil tingkat pengeluaran per kapita terlihat sedikit peningkatanpersentase rumah tangga mengkonsumsi garam cukup iodium seiring denganmeningkatnya tingkat pengeluaran per kapita
Tabel 3252Persentase Rumah Tangga Mengkonsumsi Garam Cukup Iodium
Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
KarakteristikRumah Tangga
Mengkonsumsi GaramCukup Iodium ()
Pendidikan Kepala KeluargaTidak tamat SD amp Tidak sekolah 863Tamat SD 884Tamat SLTP 907Tamat SLTA 926Tamat PT 926
Pekerjaan Kepala KeluargaTidak bekerjaSekolahIbu rumah 907TNIPolriPNSBUMN 943Pegawai Swasta 968WiraswastaPedagangPelayanan 932PetaniNelayan 852BuruhLainnya 899
Tempat tinggalPerkotaan 952Perdesaan 858
Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil 1 893Kuintil 2 886Kuintil 3 900Kuintil 4 902Kuintil 5 916
33 Kesehatan Ibu dan Anak
331 Status Imunisasi
Departemen Kesehatan melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi (PPI) padaanak dalam upaya menurunkan kejadian penyakit pada anak Program imunisasi untukpenyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) pada anak yang dicakupdalam PPI adalah satu kali imunisasi BCG tiga kali imunisasi DPT empat kali imunisasipolio satu kali imunisasi campak dan tiga kali imunisasi Hepatitis B (HB)
Imunisasi BCG diberikan pada bayi umur kurang dari tiga bulan imunisasi polio padabayi baru lahir dan tiga dosis berikutnya diberikan dengan jarak paling cepat empatminggu imunisasi DPTHB pada bayi umur dua tiga empat bulan dengan intervalminimal empat minggu dan imunisasi campak paling dini umur sembilan bulan
50
Dalam Riskesdas informasi tentang cakupan imunisasi ditanyakan pada ibu yangmempunyai balita umur 0 ndash 59 bulan Informasi tentang imunisasi dikumpulkan dengantiga cara yaitu
a Wawancara kepada ibu balita atau anggota rumah-tangga yang mengetahuib Catatan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) danc Catatan dalam Buku KIA
Bila salah satu dari ketiga sumber tersebut menyatakan bahwa anak sudah diimunisasidisimpulkan bahwa anak tersebut sudah diimunisasi untuk jenis tersebut
Selain untuk tiap-tiap jenis imunisasi anak disebut sudah mendapat imunisasi lengkapbila sudah mendapatkan semua jenis imunisasi satu kali BCG tiga kali DPT tiga kalipolio tiga kali HB dan satu kali imunisasi campak Oleh karena jadwal imunisasi untukBCG polio DPT HB dan campak yang berbeda bayi umur 0-11 bulan dikeluarkan darianalisis imunisasi Hal ini disebabkan karena bila bayi umur 0-11 bulan dimasukkandalam analisis dapat memberikan interpretasi yang berbeda karena sebagian bayibelum mencapai umur untuk imunisasi tertentu atau belum mencapai frekuensiimunisasi tiga kali
Oleh karena itu hanya anak umur 12-59 bulan yang dimasukkan dalam analisisimunisasi Berbeda dengan Laporan Nasional analisis imunisasi di tingkat provinsi tidakmemasukkan analisis untuk anak umur 12-23 bulan tetapi hanya anak umur 12-59bulan Alasan untuk tidak memasukkan analisis imunisasi anak 12-23 bulan karena dibeberapa kabupaten kota jumlah sampel sedikit sehingga tidak dapat mencerminkancakupan imunisasi yang sebenarnya dengan sampel sedikit
Cakupan imunisasi pada anak umur 12 ndash 59 bulan dapat dilihat pada empat tabel (Tabel3311 sd Tabel 3314) Tabel 3311 dan Tabel 3312 menunjukkan tiap jenisimunisasi yaitu BCG tiga kali polio tiga kali DPT tiga kali HB dan campak menurutprovinsi dan karakteristik Tabel 3312 dan 3313 adalah cakupan imunisasi lengkappada anak yang merupakan gabungan dari tiap jenis imunisasi yang didapatkan olehseorang anak
Tidak semua balita dapat diketahui status imunisasi (missing) Hal ini disebabkan karenabeberapa alasan yaitu ibu lupa anaknya sudah diimunisasi atau belum ibu lupa berapakali sudah diimunisasi ibu tidak mengetahui secara pasti jenis imunisasi catatan dalamKMS tidak lengkaptidak terisi catatan dalam Buku KIA tidak lengkaptidak terisi tidakdapat menunjukkan KMSBuku KIA karena hilang atau tidak disimpan oleh ibu subyekyang ditanya tentang imunisasi bukan ibu balita atau ketidakakuratan pewawancarasaat proses wawancara dan pencatatan
51
Tabel 3311 Memperlihatkan cakupan anak balita yang telah mendapat imunisasiterhadap lima penyakit anak utama yang bisa dicegah dengan imunisasi pada umur 12bulan seperti yang dianjurkan oleh pemerintah Cakupan imunisasi di ProvinsiSumatera Utara untuk BCG (75 persen) dan Campak (71 persen)
Berdasarkan kabupaten cakupan tertinggi untuk imunisasi BCG adalah PematangSiantar dan terendah adalah Tapanuli Selatan (98 persen 42 persen) Cakupanimunisasi tertinggi untuk Polio 3 adalah Tebing Tinggi dan terendah Nias Selatan (92persen 33 persen) Cakupan imunisasi tertinggi DPT 3 HB 3 dan Campak berturut-turut adalah Kabupaten Pematang Siantar (86 persen untuk DPT 3 dan 83 persen untukHB3) dan Serdang Bedagai (95 persen) dan terendah adalah Kabupaten Nias Selatan(16 persen untuk DPT3 dan 11 persen untuk HB 3) dan Tanjung Balai (30 persen)
Tabel 3311Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi
Dasar menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
KabupatenkotaJenis imunisasi
BCG Polio 3 DPT 3 HB 3 Campak
Nias 865 604 570 406 705
Mandailing Natal 483 343 267 250 368
Tapanuli Selatan 419 436 221 200 421
Tapanuli Tengah 534 372 240 130 383
Tapanuli Utara 674 431 342 358 650
Toba Samosir 716 848 847 623 890
Labuhan Batu 646 513 355 300 523
Asahan 719 605 532 526 657
Simalungun 867 792 773 572 874
Dairi 737 625 470 411 640
Karo 740 758 784 708 866
Deli Serdang 810 772 685 645 725
Langkat 826 690 600 603 910
Nias Selatan 531 331 156 111 452
Humbang Hasundutan 784 521 456 470 686
Pakpak Bharat 833 526 353 438 813
Samosir 642 455 367 327 710
Serdang Bedagai 930 835 642 528 952
Kota Sibolga 630 356 465 488 591
Kota Tanjung Balai 423 469 281 237 295
Kota Pematang Siantar 975 880 861 831 907
Kota Tebing Tinggi 927 923 837 789 824
Kota Medan 876 785 687 669 833
Kota Binjai 842 603 667 641 818
Kota Padang Sidempuan 795 738 671 657 724
Sumatera Utara 750 648 550 500 708Catatan Imunisasi untuk anak umur 12-23 bulan tidak dianalisis karena sampel sedikit
di beberapa kabupaten kota Imunisasi anak umur 12-23 bulan di Provinsi Sumatera Utara untuk BCG
763 polio3 640 DPT3 547 HB3 5147 campak 712
52
Menurut karakteristik latar belakang cakupan imunisasi 5 jenis imunisasi dasarbervarisasi Tidak ada perbedaan yang berarti prosentase cakupan imunisasi BCGPolio3 DPT3 HB3 Campak pada balita menurut kelompok umur dan jenis kelaminSemakin tinggi tingkat pendapatan keluarga (kuintil) cakupan ke-5 jenis imunisasi dasarsemakin tinggi Begitu pula dengan tingkat pendidikan kepala keluarga Semakin tinggitingkat pendidikan kepala keluarga semakin tinggi cakupan imunisasinya Misalnyacakupan DPT3 pada kepala keluarga yang berpendidikan tidak sekolah 46 persen 52persen SMP tamat dan 72 persen SLTA+ Pekerjaan utama kepala keluargaPNSPOLRITNIBUMNBUMD pencapaian cakupan imunisasi lebih tinggi dibandingpekerjaan yang lain Cakupan imunisasi pada daerah perkotaan lebih tinggi dibandingdaerah perdesaan (Tabel 3312)
Tabel 3312Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi
Dasar Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
KarakteristikJenis imunisasi
BCG Polio 3 DPT 3 HB 3 CampakKelompok Umur (bulan)
12 ndash 23 765 641 547 515 71224 ndash 35 741 651 542 481 70236 ndash 47 756 651 570 513 72048 ndash 59 738 648 540 491 694
Jenis kelaminLaki-laki 754 652 563 500 710Perempuan 746 643 535 500 705
Pendidikan KKTidak sekolah 638 550 463 517 591SD Tidak Tamat 597 508 436 381 538SD Tamat 681 588 470 433 619SMP Tamat 761 622 519 458 705SLTA Tamat 823 737 639 578 783SLTA+ 841 727 720 639 865
Pekerjaan Utama KKTidak bekarja 765 672 533 443 709Ibu rumahtangga 821 774 714 792 815PNSPOLRITNIBUMNBUMD 882 790 703 666 873Wiraswasta Pegawai Swasta 811 717 644 579 767Petaniburuhnelayan 686 581 459 407 637Lainnya 743 554 563 557 644
Tempat TinggalPerkotaan 826 662 662 632 770Perdesaan 693 462 462 395 660
Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 680 585 456 414 637Kuintil-2 732 627 529 498 688Kuintil-3 762 658 556 486 713Kuintil-4 808 705 596 522 744Kuintil-5 837 722 703 675 830
Sumatera Utara 750 648 550 500 708
53
Dalam laporan ini yang dimaksud imunisasi lengkap adalah anak balita yang pernahmendapat imunisasi BCG DPT minimal 3 kali Polio minimal 3 kali Hepatitis B minimal 3kali dan Campak menurut pengakuan catatan KMSKIA Cakupan imunisasi lengkap diProvinsi Sumatera Utara hanya 28 persen Sedangkan yang tidak pernah di imunisasisama sekali sebesar 15 persen Sebagian besar balita status imunisasinya tidak lengkap(56 persen) Hanya Kota Pematang Siantar di mana cakupan imunisasi lengkap di atas60 persen (62 persen) selebihnya kabupatenKota yang lain semua cakupan imunisasilenngkapnya di bawah 50 persen Bahkan ada beberapa KabupatenKota cakupanimunisasi lengkap dibawah 10 persen (Tapanuli Tengah 9 persen Tapanuli Selatan 5persen dan Nias Selatan (4 persen) Lihat Tabel 3313
Tabel 3313
Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan ImunisasiLengkap Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara
Riskesdas 2007
Kabupaten Kota
Imunisasi dasar
Lengkap Tdk lengkap Tidak samasekali
Nias 147 748 106
Mandailing Natal 107 524 369
Tapanuli Selatan 53 643 304
Tapanuli Tengah 93 556 352
Tapanuli Utara 150 679 171
Toba Samosir 375 594 31
Labuhan Batu 148 567 285
Asahan 343 478 179
Simalungun 219 710 72
Dairi 217 608 175
Karo 291 599 110
Deli Serdang 395 513 92
Langkat 301 573 126
Nias Selatan 40 591 369
Humbang Hasundutan 316 544 139
Pakpak Bharat 200 700 100
Samosir 186 571 243
Serdang Bedagai 365 605 30
Kota Sibolga 239 435 326
Kota Tanjung Balai 160 530 310
Kota Pematang Siantar 619 369 12
Kota Tebing Tinggi 436 527 36
Kota Medan 458 489 53
Kota Binjai 341 561 98
Kota Padang Sidempuan 419 477 105
Sumatera Utara 284 563 153Imunisasi dasar lengkap
BCG DPT minimal 3 kali Polio minimal 3 kali Hepatitis B minimal 3 kaliCampak menurut pengakuan catatan KMSKIA
Imunisasi dasar lengkap untuk anak umur 12-23 bulan tidak dianalisis karenasampel sedikit di beberapa kabupaten kota
Imunisasi dasar anak umur 12-23 bulan di Provinsi Sumatera Selatan untuklengkap 310 tidak lengkap 537 dan tidak sama sekali 153
54
Menurut data yang ada pada Tabel 3313 anak wanita hampir sama seperti anak laki-laki telah diimunisasi lengkap terhadap enam penyakit anak yang dapat dicegahCakupan imunisasi beragam menurut latar belakang karakteristik anak kecuali menurutjenis kelamin Semakin tinggi tingkat pengeluaran per kapita semakin tinggi prosentasecakupan imunisasi lengkap Sekitar 43 persen anak balita yang mempunyai orang tuabekerja sebagai ibu rumah tangga atau PNS mempunyai cakupan imunisasi lebih tinggidibanding yang orang tuanya tidak bekerja wiraswasta dan petani (berkisar 34 persen)Anak di daerah perkotaan lebih cenderung untuk menyelesaikan jadwal imunisasidaripada anak di daerah perdesaan (masing-masing 40 persen dan 20 persen)Demikian juga anak yang ibunya tidak sekolah kurang cenderung untuk diimunisasilengkap terhadap lima penyakit anak yang dapat dicegah daripada anak yang ibunyaberpendidikan lebih tinggi (masing-masing 23 dan 42 persen (40 20 persen) (LihatTabel 3314)
Tabel 3314Prevalensi Anak Balita Umur 12 ndash 59 Bulan yang Mendapatkan ImunisasiLengkap menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara
Riskesdas 2007
KarakteristikStatus imunisasi
Lengkap Tidak lengkapTidak sama
sekaliJenis kelamin
Laki-laki 291 556 153Perempuan 277 569 154
Pendidikan KKTidak sekolah 231 519 250SD Tidak Tamat 201 534 265SD Tamat 243 560 197SMP Tamat 242 614 144SLTA Tamat 349 545 106SLTA+ 419 483 97
Pekerjaan Utama KKTidak bekarja 336 536 128Ibu rumahtangga 441 500 59
PNSPOLRITNIBUMNBUMD 420 517 63Wiraswasta Pegawai Swasta 350 540 110
Petaniburuhnelayan 211 590 199Lainnya 324 480 196Tempat Tinggal
Perkotaan 396 510 94Perdesaan 204 600 196
Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 224 575 201Kuintil-2 271 569 160Kuintil-3 294 560 146Kuintil-4 307 571 122Kuintil-5 387 517 95
Cara lain untuk menilai keberhasilan program imunisasi adalah dengan menghitungpersentase anak yang mendapat imunisasi pertama tetapi tidak menyelesaikan semuadosis vaksin DPT dan Polio untuk mencapai imunitas Dalam laporan ini angka dropoutdidefinisikan sebagai persentase anak yang mendapat dosis pertama tetapi tidakmendapat dosis ketiga dari rangkaian tersebut Persentase anak yang drop out sebelummendapat semua dosis DPT dan polio masing-masing adalah 20 dan 10 persen
55
332 Pemantauan Pertumbuhan Balita dan Distribusi Vitamin A
Pemantauan pertumbuhan sangat penting dilakukan untuk mengawal tumbuh kembangyang optimal Makin dini diketahui adanya penyimpangan pertumbuhan (growthfaltering) makin dini upaya untuk mencegah penurunan status gizi yang umumnyaterjadi mulai umur 3-6 bulan Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut penimbanganbalita setiap bulan sangat diperlukan Kenaikan berat badan setiap bulan yang cukupoptimal yang bisa mencegah penurunan status gizi sedangkan kenaikan yang tidakoptimal dalam waktu tertentu dapat menurunkan status gizi sama seperti bila beratbadan anak tidak naik Tingkat kenaikan berat badan yang optimal berbeda menurutumur balita tertinggi pada bayi
KMS dan Buku KIA merupakan alat yang paling mudah untuk mengetahui tingkatkenaikan berat badan yang optimal setiap bulan Dengan KMS atau Buku KIA dapatdiketahui kenaikan berat badan sesuai dengan garis pertumbuhan atau tidak
Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat seperti posyandu polindespuskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain Di posyandu selain ibu dapatmengetahui pertumbuhan anaknya mulai anak umur enam bulan diberikan kapsulvitamin A untuk mengatasi masalah kurang vitamin A yang banyak terjadi pada balita
Dalam Riskesdas 2007 dikumpulkan data pemantauan pertumbuhan balita KMS BukuKIA dan distribusi kapsul vitamin A Frekuensi penimbangan ditanyakan dalam 6 bulanterakhir yang dikelompokkan menjadi tidak pernah ditimbang dalam 6 bulan terakhirditimbang 1-3 kali yang berarti penimbangan tidak teratur dan 4-6 kali yang berartipenimbangan teratur
333 Pemantauan Pertumbuhan Balita
Data dalam tabel 3331 3332 3333 dan 3334 memperlihatkan prosentase balitayang tidak ditimbang masih tinggi yaitu 45 persen sedangkan yang ditimbang lebihdari 4 kali hanya 21 persen Ada beberapa KabupatenKota yang prosentase balitatidak pernah ditimbang diatas 60 persen KabupatenKota tersebut berurutan dariprosentase tertinggi di atas 60 persen adalah Dairi (73 persen) Labuhan Batu (67persen) Tapanuli Utara (65 persen) Mandailing Natal (65 persen) Tapanuli Selatan(63 persen) dan Kota Tebing Tinggi (61 persen) Bila ditelusuri lebih lanjut semakinbertambah umur balita prosentase tidak pernah ditimbang meningkat Misalnyakelompok umur 6 -11 bulan prosentase tidak pernah ditimbang 19 persen pada umur48 ndash 59 bulan menjadi 64 persen Begitu pula dengan tingkat pengeluaran per kapitasemakin tinggi tingkat pengeluaran perkapita prosentasi balita tidak ditimbang menurunDilihat dari daerah tempat tinggal prosentase balita tidak ditimbang di perdesaan lebihtinggi dibanding daerah perkotaan (51 42 persen)
56
Tabel 3331Prevalensi Balita Menurut Frekuensi Penimbangan Enam Bulan Terakhir
dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKotaFrekuensi Penimbangan (Kali)
Tdk Pernah 1-3 kali gt 4 kaliNias 168 517 315
Mandailing Natal 647 268 85
Tapanuli Selatan 634 207 159
Tapanuli Tengah 467 426 107
Tapanuli Utara 651 240 109
Toba Samosir 183 303 514
Labuhan Batu 670 252 78
Asahan 527 254 219
Simalungun 564 321 115
Dairi 729 139 132
Karo 446 273 281
Deli Serdang 555 273 171
Langkat 297 385 319
Nias Selatan 424 517 59
Humbang Hasundutan 527 419 54
Pakpak Bharat 91 273 636
Samosir 400 353 247
Serdang Bedagai 483 283 233
Kota Sibolga 204 367 429
Kota Tanjung Balai 400 467 133
Kota Pematang Siantar 230 446 324
Kota Tebing Tinggi 612 209 179
Kota Medan 246 344 409
Kota Binjai 594 198 208
Kota Padang Sidempuan 589 189 222
Sumatera Utara 453 332 214
57
Tabel 3332
Prevalensi Balita menurut Frekuensi Penimbangan Enam Bulan Terakhirdan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikFrekuensi penimbangan (kali)
Tidak pernah 1-3 kali gt 4 kaliKelompok Umur (Bulan)
6 ndash 11 186 367 44712 ndash 23 318 401 28124 ndash 35 515 313 17336 ndash 47 603 256 14148 ndash 59 637 216 147
Jenis Kelamin
Laki-Laki 472 308 220Perempuan 470 309 221
Pendidikan KK
Tidak Sekolah 462 330 208SD Tidak Tamat 559 276 165SD Tamat 551 265 184SMP Tamat 463 304 233SLTA Tamat 427 326 247SLTA+ 334 443 223
Pekerjaan Utama KK
Tidak Bekerja 382 324 294Ibu Rumahtangga 306 444 250PNSPOLRITNIBUMNBUMD 386 358 255Wiraswasta Pegawai Swasta 430 322 248Petani Buruh Nelayan 518 286 196Lainnya 490 359 150
Tempat Tinggal
Perkotaan 419 314 268Perdesaan 509 305 186
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 513 274 213Kuintil-2 467 311 223Kuintil-3 470 308 222Kuintil-4 453 324 224Kuintil-5 416 360 224
Sumatera Utara 471 309 220
Seperti yang diharapkan Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan RIsebagian besar balita ditimbang di Posyandu (61 persen) kemudian Puskesmas 14persen Delapan puluh sembilan persen balita di Kabupaten Asahan di timbang diPosyandu sedangkan di Humbang Hasundutan hanya 17 persen Sebagian besar 60persen balita di Humbang Hasundutan ditimbang di Polindes Kota Tanjung Balaitempat favorit penimbangan balita adalah Puskesmas (48 persen) Posyandu hanya 27persen
Berdasarkan karakteristik semakin bertambah umur balita prosentase penimbangan diPosyandu menurun Tidak ada perbedaan antara jenis kelamin pendidikan kepalakeluarga pekerjaan utama kepala keluarga tinngkat pengeluaran per kapita dengantempat penimbangan Baik itu di Puskesmas Polindes maupun Posyandu Sedikitberbeda daerah tempat tinggal Perkotaan sedikit lebih tinggi prosentase penimbangandi Puskesmas dibanding perdesaan (1713 persen) Namun untuk pilihan tempatpenimbangan lainnya perdesaan selalu prosentasenya relatif lebih tinggi
58
Tabel 3333Prevalensi Balita menurut Tempat Penimbangan Enam Bulan Terakhir dan
KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenkotaTempat penimbangan anak
RS Puskesmas Polindes Posyandu Lainnya
Nias 354 328 40 263 15
Mandailing Natal 24 159 268 512 37
Tapanuli Selatan 08 123 90 746 33
Tapanuli Tengah 31 62 354 538 15
Tapanuli Utara 22 23 477 455 23
Toba Samosir 11 45 135 809 00
Labuhan Batu 158 133 13 671 25
Asahan 23 65 06 747 159
Simalungun 11 18 12 889 70
Dairi 27 289 26 579 79
Karo 00 104 130 727 39
Deli Serdang 39 29 29 715 188
Langkat 18 225 32 716 09
Nias Selatan 15 59 29 647 250
Humbang Hasundutan 29 171 600 171 29
Pakpak Bharat 00 100 250 650 00
Samosir 19 137 157 667 20
Serdang Bedagai 07 84 39 838 32
Kota Sibolga 25 205 00 385 385
Kota Tanjung Balai 32 476 00 270 222
Kota Pematang Siantar 52 70 00 667 211
Kota Tebing Tinggi 01 38 00 769 192
Kota Medan 60 229 05 532 174
Kota Binjai 46 47 00 628 279
Kota Padang Sidempuan 54 81 00 568 297
Sumatera Utara 61 141 51 616 125
59
Tabel 3334
Prevalensi Balita menurut Tempat Penimbangan Enam Bulan Terakhir danKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikTempat Penimbangan Anak
RS Puskesmas
Polindes Posyandu LainnyaKelompok Umur (Bulan)
6 ndash 11 43 96 48 698 11512 ndash 23 60 153 49 649 8924 ndash 35 48 142 61 658 9136 ndash 47 86 174 66 549 12548 ndash 59 64 182 80 512 162
Jenis KelaminLaki-Laki 64 160 54 605 117Perempuan 56 133 62 645 104
Pendidikan KKTidak Sekolah 87 211 18 561 123SD Tidak Tamat 102 162 51 617 68SD Tamat 75 115 68 646 96SMP Tamat 64 151 67 661 57SLTA Tamat 50 164 56 602 128SLTA+ 31 125 31 547 266
Pekerjaan Utama KKTidak Bekerja 71 155 48 571 155Ibu Rumahtangga 00 160 00 760 80PNSPOLRITNIBUMNBUMD 50 107 41 645 157WiraswastaPegawai Swasta 59 168 41 581 151PetaniBuruhNelayan 65 138 82 655 60Lainnya 49 173 19 663 96
Tempat TinggalPerkotaan 49 172 22 589 168Perdesaan 68 126 90 656 60
Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 51 142 49 699 59Kuintil-2 65 183 52 608 92Kuintil-3 50 142 68 648 92Kuintil-4 48 132 65 593 162Kuintil-5 94 120 64 522 200
Sumatera Utara 61 141 57 616 125
334 Distribusi Kapsul Vitamin A
Departemen Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan agar semua anak umur dibawah lima tahun diberi Vitamin A dosis tinggi untuk mencegah kekurangan vitaminyang bisa menimbulkan xeroftalmia Vitamin A sangat berguna untuk kesehatan matadan imunitas tubuh Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan kebutaan pada anakdan risiko kematian yang lebih tinggi Mulai umur 6 bulan bermacam-macam makananyang mengandung vitamin A harus diberikan sebagai pelengkap vitamin A yang sudahterkandung dalam ASI Kapsul vitamin A dosis tinggi diberikan kepada bayi umur 6 ndash 11bulan sekali dan setelah balita umur gt11 bulan diberikan 2 kali setiap tahunnya
Kapsul vitamin A diberikan setahun dua kali pada bulan Februari dan Agustus sejakanak berusia enam bulan Kapsul merah (dosis 100000 IU) diberikan untuk bayi umur 6ndash 11 bulan dan kapsul biru (dosis 200000 IU) untuk anak umur 12 ndash 59 bulan
60
Data dalam Tabel 3341 dan 3342 memperlihatkan cakupan pemberian vitamin Asesuai dengan catatan dalam KMS Secara umum 51 persen balita pernah mendapatvitamin A dosisi tinggi Cakupan tertinggi Vitamin A adalah Toba Samosir (87 persen)dan terendah adalah Labuhan Batu (35 persen) Angka tersebut turun denganmeningkatnya umur anak Apabila 60 persen anak umur 12 ndash 23 bulan pernahmendapat vitamin A dosis tinggi persentase untuk anak umur 48 ndash 59 bulan adalah 41persen
Tabel 3341Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan
yang Menerima Kapsul Vitamin A menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupatenkota Menerima Kapsul Vitamin ANias 771
Mandailing Natal 364
Tapanuli Selatan 449
Tapanuli Tengah 532
Tapanuli Utara 560
Toba Samosir 870
Labuhan Batu 348
Asahan 483
Simalungun 490
Dairi 357
Karo 719
Deli Serdang 429
Langkat 476
Nias Selatan 500
Humbang Hasundutan 468
Pakpak Bharat 615
Samosir 681
Serdang Bedagai 494
Kota Sibolga 611
Kota Tanjung Balai 541
Kota Pematang Siantar 695
Kota Tebing Tinggi 704
Kota Medan 573
Kota Binjai 452
Kota Padang Sidempuan 490
Sumatera Utara 510
61
Anak-anak yang orang tuanya berpendidikan sekolah menengah atau lebih tinggimempunyai kemungkinan lebih tinggi untuk menerima vitamin A dosisi tinggidibandingkan dengan anak-anak yang tingkat pendidikan orang tuanya lebih rendah (45persen tidak sekolah 57 persen SLTA+) Begitu pula dengan tingkat pengeluaran perkapita Untuk jenis kelamin pekerjaan utama kepala keluarga dan tempat tinggal tidakada perbedaan prosentase
Tabel 3342Prevalensi Anak Umur 6-59 Bulan
yang Menerima Kapsul Vitamin A menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik Menerima Kapsul Vitamin A
Kelompok Umur (Bulan)
6 ndash 11 562
12 ndash 23 600
24 ndash 35 521
36 ndash 47 473
48 ndash 59 408
Jenis Kelamin
Laki-Laki 521
Perempuan 498
Pendidikan Kk
Tidak Sekolah 449
SD Tidak Tamat 413
SD Tamat 492
SMP Tamat 512
SLTA Tamat 535
SLTA+ 570
Pekerjaan Utama KK
Tidak Bekerja 475
Ibu Rumahtangga 533
PNSPOLRITNIBUMNBUMD 600
Wiraswasta Pegawai Swasta 511
Petani Buruh Nelayan 495
Lainnya 515
Tempat Tinggal
Perkotaan 532
Perdesaan 494
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 479
Kuintil-2 528
Kuintil-3 504
Kuintil-4 505
Kuintil-5 550
Sumatera Utara 508
62
335 Kepemilikan KMS dan Buku KIA
Semua bayi yang dibawa ke Puskesmas atau Posyandu atau pemeriksaan kesehatanpaska kelahiran mendapat Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku Kesehatan Ibu danAnak (Buku KIA) yang mencatat pertumbuhan pemberian minuman dan makananserta imunisasi yang diperoleh Di samping pencatatan dalam KMSBuku KIA juruimunisasi juga mencatat tanggal dan jenis imunisasi dalam buku register KMSBuku KIAdisimpan oleh ibu untuk dapat memonitor pertumbuhan dan keadaan kesehatananaknya tetapi tidak semua ibu menyimpan KMSBuku KIA untuk anaknya Di sampingitu tidak semua bayi dibawa ke Puskesmas atau Posyandu untuk pemeriksaankesehatannya dan di antara yang datang ke tempat pelayanan kesehatan tidak semuamendapat KMS
Tabel 3351Prevalensi Balita menurut Kepemilikan KMS dan
Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKotaKepemilikan KMS
1 2 3
Nias 79 277 644
Mandailing Natal 118 240 642
Tapanuli Selatan 75 410 515
Tapanuli Tengah 138 383 479
Tapanuli Utara 60 572 367
Toba Samosir 96 591 313
Labuhan Batu 99 438 463
Asahan 140 538 322
Simalungun 102 587 311
Dairi 132 467 401
Karo 136 564 300
Deli Serdang 271 523 206
Langkat 99 691 210
Nias Selatan 102 284 614
Humbang Hasundutan 105 568 326
Pakpak Bharat 77 500 423
Samosir 77 549 374
Serdang Bedagai 277 556 167
Kota Sibolga 182 436 382
Kota Tanjung Balai 193 266 541
Kota Pematang Siantar 229 638 133
Kota Tebing Tinggi 243 643 114
Kota Medan 311 579 110
Kota Binjai 296 496 208
Kota Padang Sidempuan 98 696 206
Sumatera Utara 189 484 327 Catatan 1 = Punya KMS dan dapat menunjukkan
2 = Punya KMS tidak dapat menunjukkan disimpan oleh orang lain3 = Tidak punya KMS
63
Tabel 3352 memperlihatkan persentase anak yang dilaporkan oleh ibunya mempunyaiKMS dan apakah pewawancara melihat KMS tersebut Secara umum 32 persen balitatidak punya KMS 48 persen punya KMS tetapi tidak dapat menunjukkan dan hanya 18persen yang dapat menunjukan Besarnya Persentase anak yang dilaporkan punya KMStetapi tidak dapat menunjukan kartu tersebut mungkin disebabkan karena banyak KMSyang disimpan di Pukesmas atau oleh kader kesehatan atau KMS sudah rusak dandibuang ibunya Nias dan Mandailing Natal merupakan Kabupaten yang kepemilikanKMS paling rendah (64 persen tidak memiliki KMS)
Persentase anak yang ibunya dapat menunjukan KMS turun seiring naiknya umur anak(40 persen anak umur 6 ndash 11 bulan dan 8 persen anak umur 48 ndash 59 bulan) Hal inidapat disebabkan karena meningkatnya cakupan anak yang mempunyai KMS ataukarena KMS pada anak yang lebih tua sudah banyak yang hilang atau dibuangCakupan KMS menurut jenis kelamin anak boleh dikatakan tidak berbeda tetapicenderung lebih tinggi untuk anak di perkotaan anak dengan tingkat pengeluaran perkapita tinggi dan anak dari orang tua berpendidikan lebih tinggi Hanya 41 persen anakdari orang tua yang tidak pernah sekolah memiliki KMS itupun tidak dapatmemperlihatkan kartunya kepada pewawancara dibandingkan dengan 65 persen anakdari orang tua yang berpendidikan sekolah menengah keatas (Tabel 3352)
64
Tabel 3352Prevalensi Balita menurut Kepemilikan KMS dan
Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikKepemilikan KMS
1 2 3Kelompok Umur (Bulan)
6 ndash 11 402 353 245
12 ndash 23 238 483 279
24 ndash 35 146 522 332
36 ndash 47 108 555 337
48 ndash 59 80 564 356
Jenis Kelamin
Laki-Laki 171 514 315
Perempuan 177 506 317
Pendidikan KK
Tidak Sekolah 159 406 435
SD Tidak Tamat 152 379 469
SD Tamat 165 451 383
SMP Tamat 160 523 317
SLTA Tamat 196 567 237
SLTA+ 148 651 201
Pekerjaan Utama KK
Tidak Bekerja 216 463 321
Ibu Rumahtangga 156 600 244
PnsPolriTniBUMNBUMD 113 725 161
Wiraswasta Pegawai Swasta 206 565 229
Petani Buruh Nelayan 144 456 400
Lainnya 266 419 315
Tempat Tinggal
Perkotaan 251 544 205
Perdesaan 118 486 396
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 178 449 373
Kuintil-2 172 499 329
Kuintil-3 179 509 313
Kuintil-4 158 558 285
Kuintil-5 178 598 223
Sumatera Utara 173 510 316 Catatan 1 = Punya KMS dan dapat menunjukkan
2 = Punya KMS tidak dapat menunjukkandisimpan oleh orang lain3 = Tidak punya KMS
65
Persentase kepemilikan Buku KIA dan polanya menurut karakteristik responden tidakcenderung sama dengan kepemilikan KMS Secara umum 83 persen balita tidak punyaBuku KIA 15 persen punya tetapi tidak dapat menunjukan dan hanya 2 persen punyadan dapat menunjukkan Sama dengan kepemilikan KMS Nias dan Mandailing Natalmerupakan 2 kabupaten dengan kepemilikan Buku KIA rendah Cakupan kepemilikanBuku KIA berdasarkan karakteristik responden polanya sama dengan kepemilikan KMS(Tabel 3353 dan Tabel 3354)
Tabel 3353Prevalensi Balita menurut Kepemilikan Buku KIA dan KabupatenKota
di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten KotaKepemilikan Buku KIA
1 2 3Nias 04 51 946
Mandailing Natal 18 32 950
Tapanuli Selatan 10 144 846
Tapanuli Tengah 05 160 835
Tapanuli Utara 06 79 915
Toba Samosir 09 87 904
Labuhan Batu 00 181 819
Asahan 28 83 889
Simalungun 05 276 719
Dairi 16 87 896
Karo 56 199 745
Deli Serdang 58 131 811
Langkat 69 441 490
Nias Selatan 28 102 869
Humbang Hasundutan 21 223 755
Pakpak Bharat 38 192 769
Samosir 11 121 868
Serdang Bedagai 09 43 948
Kota Sibolga 91 327 582
Kota Tanjung Balai 09 36 955
Kota Pematang Siantar 10 144 846
Kota Tebing Tinggi 70 155 775
Kota Medan 03 125 872
Kota Binjai 16 111 873
Kota Padang Sidempuan 20 29 951
Sumatera Utara 24 147 829
Catatan 1 = Punya Buku KIA dan dapat menunjukkan
2 = Punya Buku KIA tidak dapat menunjukkan disimpan oleh orang lain
3 = Tidak punya Buku KIA
66
Tabel 3354Prevalensi Balita menurut Kepemilikan Buku KIA dan
Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikKepemilikan Buku KIA
1 2 3Kelompok Umur (Bulan)
6 ndash 11 38 158 804
12 ndash 23 29 151 820
24 ndash 35 21 154 824
36 ndash 47 16 159 825
48 ndash 59 15 144 841
Jenis Kelamin
Laki-Laki 24 146 829
Perempuan 21 159 820
Pendidikan KK
Tidak Sekolah 22 152 826
SD Tidak Tamat 23 107 870
SD Tamat 22 126 853
SMP Tamat 20 155 826
SLTA Tamat 27 176 798
SLTA+ 21 193 786
Pekerjaan KK
Tidak Bekerja 12 117 870
Ibu Rumahtangga 222 778
PNSPOLRITNIBUMNBUMD 24 275 701
Wiraswasta Pegawai Swasta 23 144 833
Petani Buruh Nelayan 21 148 831
Lainnya 60 146 795
Tempat Tinggal
Perkotaan 25 119 855
Perdesaan 21 177 802
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 30 141 829
Kuintil-2 15 145 840
Kuintil-3 24 141 835
Kuintil-4 21 165 814
Kuintil-5 21 195 784
Sumatera Utara 24 147 829 Catatan 1 = Punya Buku KIA dan dapat menunjukkan
2 = Punya Buku KIA tidak dapat menunjukkan disimpan oleh orang lain
3 = Tidak punya Buku KIA
67
336 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Dalam Riskesdas 2007 dikumpulkan data tentang pemeriksaan kehamilan jenispemeriksaan kehamilan ukuran bayi lahir penimbangan bayi lahir pemeriksaanneonatus pada ibu yang mempunyai bayi Data tersebut dikumpulkan denganmewawancarai ibu yang mempunyai bayi umur 0 ndash 11 bulan dan dikonfirmasi dengancatatan Buku KIAKMScatatan kelahiran
Pemeriksaan kesehatan pada bayi oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan kesehatanyang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu dan bayinya dengan tujuan mengetahuitumbuh kembang bayi pemberian imunisasi penyuluhan kesehatan dan pemeriksaankesehatan bayi Pemeriksaan oleh tenaga kesehatan tersebut dapat dilakukan di rumahresponden maupun di fasilitas keseahatan
337 Penimbangan bayi
Tabel 3371 menunjukan bahwa 61 persen menurut persepsi ibu bayi yangdilahirkannya normal hanya 15 persen yang mengatakan bayinya sangat kecilkecil dan23 persen mengatakan besar dan sangat besar Distribusi berat badan lahir menurutpersepsi ibu berdasarkan karakteristik responden beragam Pekerjaan utama orang tuasebagai ibu rumah tangga cenderung melahirkan bayi dengan berat badanberlebihbesar (83 persen banding 17 persen normal) Begitupula dengan daerahperkotaan
68
Tabel 3371Prevalensi Ukuran Bayi Lahir menurut Persepsi Ibu dan KabupatenKota
di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten KotaBB Lahir menurut Persepsi Ibu
Kecil Normal BesarNias 115 615 269
Mandailing Natal 321 500 179
Tapanuli Selatan 29 857 114
Tapanuli Tengah 217 652 130
Tapanuli Utara 188 750 63
Toba Samosir 63 688 250
Labuhan Batu 206 721 74
Asahan 130 630 241
Simalungun 88 706 206
Dairi 63 688 250
Karo 34 690 276
Deli Serdang 245 404 351
Langkat 35 807 158
Nias Selatan 250 700 50
Humbang Hasundutan 250 500 250
Pakpak Bharat 250 500 250
Samosir 125 375 500
Serdang Bedagai 45 795 159
Kota Sibolga 200 400 400
Kota Tanjung Balai 100 500 400
Kota Pematang Siantar 154 385 462
Kota Tebing Tinggi 250 500 250
Kota Medan 180 568 252
Kota Binjai 333 389 278
Kota Padang Sidempuan 167 333 500
Sumatera Utara 155 612 233
Catatan Kecil Sangat kecil + Kecil
Normal Normal
Besar Besar + Sangat besar
69
Tabel 3372Prevalensi Ukuran Bayi Lahir menurut Persepsi Ibu dan Karakteristik
Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikBB Lahir menurut Persepsi Ibu
Kecil Normal BesarJenis Kelamin
Laki-Laki 168 642 190
Perempuan 145 592 264
Pendidikan KK
Tidak Sekolah 59 588 353
SD Tidak Tamat 200 586 214
SD Tamat 186 593 221
SMP Tamat 149 649 202
SLTA Tamat 159 627 214
SLTA+ 63 531 406
Pekerjaan Utama KK
Tidak Bekerja 182 591 227
Ibu Rumahtangga 00 167 833
PNSPOLRITNIBUMNBUMD 216 649 135
Wiraswasta Pegawai Swasta 149 610 241
Petani Buruh Nelayan 149 655 196
Lainnya 324 382 294
Tempat Tinggal
Perkotaan 160 575 265
Perdesaan 154 650 196
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 148 574 278
Kuintil-2 146 657 197
Kuintil-3 146 667 188
Kuintil-4 197 599 204
Kuintil-5 151 588 261
Sumatera Utara 156 616 227Catatan Kecil Sangat kecil + Kecil
Normal NormalBesar Besar + Sangat besar
70
Grafik 337Ukuran Bayi Lahir Menurut Persepsi Ibu
di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Lebih dari 60 persen bayi baru lahir dalam 12 bulan terakhir dilakukan penimbangan (63persen) Persentase tertinggi cakupan penimbangan ini di Serdang Bedai (91 persen)terendah di Nias hanya 19 persen (Tabel 3373)
Tabel 3373Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan Terakhir
Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten kota Ditimbang
Nias 192Mandailing Natal 407Tapanuli Selatan 343Tapanuli Tengah 435Tapanuli Utara 500Toba Samosir 750Labuhan Batu 362Asahan 709Simalungun 657Dairi 412Karo 724Deli Serdang 785Langkat 807Nias Selatan 250Humbang Hasundutan 500Pakpak Bharat 333Samosir 571Serdang Bedagai 909Kota Sibolga 600Kota Tanjung Balai 800Kota Pematang Siantar 846Kota Tebing Tinggi 875Kota Medan 771Kota Binjai 444Kota Padang Sidempuan 500Sumatera Utara 632
71
Tabel 3374Cakupan Penimbangan Bayi Baru Lahir 12 Bulan Terakhir
Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
Karakteristik Ditimbang
Jenis KelaminLaki-Laki 641Perempuan 621
Pendidikan KKTidak Sekolah 706SD Tidak Tamat 457SD Tamat 576SMP Tamat 632SLTA Tamat 714SLTA+ 594
Pekerjaan KKTidak Bekerja 727Ibu Rumahtangga 500PNSPOLRITNIBUMNBUMD 784Wiraswasta Pegawai Swasta 686Petani Buruh Nelayan 569Lainnya 697
Tempat TinggalPerkotaan 759Perdesaan 536
Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 619Kuintil-2 599Kuintil-3 731Kuintil-4 599Kuintil-5 613
Sumatera Utara 631
72
338 Pemeriksaan Kehamilan
Hampir sebagian besar 74 persen ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke tenagakesehatan Bahkan ada KabupatenKota yang hampir keseluruhan ibu hamilmemeriksakan kehamilannya (100 persen Kota Tebing Tinggi sekitar 90 persen KotaMedan Kota Binjai dan Kota Padang Sidempuan Namun masih ada beberapaKabuaptenKota yang cakupannya di bawah 50 persen (Tapanuli Selatan TapanuliTengah dan Labuhan Batu)
Tabel 3381Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu yang Mempunyai Bayi
Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten Kota PeriksaNias 615
Mandailing Natal 464
Tapanuli Selatan 543
Tapanuli Tengah 435
Tapanuli Utara 600
Toba Samosir 765
Labuhan Batu 493
Asahan 709
Simalungun 857
Dairi 563
Karo 833
Deli Serdang 817
Langkat 842
Nias Selatan 500
Humbang Hasundutan 500
Pakpak Bharat 500
Samosir 714
Serdang Bedagai 800
Kota Sibolga 800
Kota Tanjung Balai 889
Kota Pematang Siantar 923
Kota Tebing Tinggi 1000
Kota Medan 957
Kota Binjai 947
Kota Padang Sidempuan 909
Sumatera Utara 747
73
Tingkat pendidikan KK sangat erat hubungannya dengan pemeriksaan kehamilan Tujuhpuluh satu persen kelahiran dari KK yang tidak pernah sekolah periksa hamilsedangkan di antara kelahiran dari KK yang sekolah SLTA+ 88 persen yang pernahdiperiksa Ibu-ibu yang bertempat tinggal di perkotaan lebih banyak periksa hamildibandingkan dengan yang tinggal di perdesaan (9362 persen) (Tabel 3382)
Tabel 3382Cakupan Pemeriksaan Kehamilan Ibu yang Mempunyai Bayi
Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
KarakteristikPeriksaHamil
Pendidikan KK
Tidak Sekolah 706
SD Tidak Tamat 586
SD Tamat 643
SMP Tamat 721
SLTA Tamat 859
SLTA+ 875
Pekerjaan KK
Tidak Bekerja 682
Ibu Rumahtangga 429
PNSPOLRITNIBUMNBUMD 919
Wiraswasta Pegawai Swasta 861
Petani Buruh Nelayan 656
Lainnya 758
Tempat Tinggal
Perkotaan 934
Perdesaan 620
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 670
Kuintil-2 725
Kuintil-3 840
Kuintil-4 743
Kuintil-5 840
Sumatera Utara 747
Progam KIA menganjurkan pemeriksaan ibu hamil dengan 8 jenis pemeriksaan Tabel3383 memperlihatkan prevalensi jenis pelayanan pemeriksaan kehamilan yangditerima ibu hamil Sembilan puluh enam persen ibu hamil mendapatkan pemeriksaantekanan darah pemberian tablet besi (90 persen) penimbangan berat badan (87persen) dan hanya 25 persen yang diperksa hemoglobinnya
74
Imunisasi ibu hamil merupakan kegiatan yang terpadu dari Pengembangan ProgamImunisai (PPI) Depkes menganjurkan agar setiap wanita menerima dua suntikantetanus toksoid (TT) selama kehamilan yang pertama Imunisasi ulang (booster)diberikan satu kali pada setiap kehamilan berikutnya untuk mempertahankan kekebalanpenuh terhadap tetanus Dalam beberapa tahun terakhir ini imunisasi TT juga diberikanpada wanita sebelum menikah sehingga setiap kehamilan yang terjadi dalam tiga tahunsejak pernikahan akan terlindungi dari penyakit tetanus Tujuh puluh delapan persen ibuhamil mendapatkan imunisasi TT Bahkan ada 4 KabupatenKota yang cakupanimunisasi TT mencapai 100 persen (Toba Samosir Pakpak Barat Kota Sibolga danKota Tebing Tinggi)
Tabel 3383Prevalensi Ibu Hamil
menurut Jenis Pelayanan Pemeriksaan Kehamilandan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten KotaJenis Pelayanan
a b c d e f g hNias 313 824 750 813 813 588 133 133
Mandailing Natal 385 1000 769 846 538 538 154 154
Tapanuli Selatan 00 947 368 842 632 789 158 00
Tapanuli Tengah 300 900 667 778 700 700 111 100
Tapanuli Utara 625 889 889 889 778 889
Toba Samosir 583 1000 1000 917 1000 1000 83 83
Labuhan Batu 471 1000 833 882 636 848 125 63
Asahan 205 949 872 744 744 846 128 103
Simalungun 533 1000 1000 875 808 933 115 111
Dairi 125 1000 667 900 900 600 111 222
Karo 609 960 909 913 826 920 174 273
Deli Serdang 554 868 930 895 795 868 237 303
Langkat 229 1000 674 955 568 1000
Nias Selatan 500 909 667 800 300 400 111 545
Humbang Hasundutan 750 1000 1000 1000 800 1000 500 250
Pakpak Bharat 1000 1000 1000 1000 1000 1000 00 500
Samosir 333 1000 833 833 600 1000 167
Serdang Bedagai 559 1000 941 971 917 861 88 88
Kota Sibolga 750 1000 1000 1000 1000 1000 750 750
Kota Tanjung Balai 444 1000 875 875 625 1000 375 500
Kota Pematang Siantar 417 1000 846 923 923 1000 538 583
Kota Tebing Tinggi 778 1000 778 1000 1000 1000 250 500
Kota Medan 627 1000 778 902 854 955 373 392
Kota Binjai 529 941 765 882 889 941 647 588
Kota Padang Sidempuan 500 1000 1000 1000 900 900 400 556
Sumatera Utara 453 963 847 905 791 873 250 270
Jenis pelayanan kesehatana = pengukuran tinggi badan e = pemberian imunisasi TTb = pemeriksaan tekanan darah f = penimbangan berat badanc = pemeriksan tinggi fundus (perut) g = pemeriksaan hemoglobind = pemberian tablet Fe h = pemeriksaan urine
75
Tabel 3384Prevalensi Ibu Hamil menurut Jenis Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan
dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikJenis Pelayanan
a b c d e f g hPendidikan KK
Tidak Sekolah 167 917 1000 1000 909 750 00 00SD Tidak Tamat 415 902 846 897 769 738 212 154SD Tamat 512 1000 867 886 727 878 198 272SMP Tamat 457 988 835 913 854 909 233 242SLTA Tamat 524 962 773 901 779 916 278 273SLTA+ 536 897 964 927 786 893 317 310
Pekerjaan Utama KKTidak Bekerja 267 1000 1000 800 667 800 67 67Ibu Rumahtangga 333 667 667 1000 1000 667 333 00PNSPOLRITNIBUMNBUMD 452 914 710 882 581 914 129 147Wiraswasta Pegawai Swasta 540 976 824 901 814 945 323 312Petani Buruh Nelayan 445 963 822 883 791 822 147 181Lainnya 500 1000 950 917 960 1000 333 520
Tempat TinggalPerkotaan 603 961 868 903 827 932 352 364Perdesaan 341 965 771 878 732 826 84 117
Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 432 979 826 904 789 893 352 230Kuintil-2 442 914 821 857 760 845 84 224Kuintil-3 417 983 746 906 782 893 352 175Kuintil-4 521 959 847 861 822 871 84 309Kuintil-5 615 980 875 930 773 920 352 340
Sumatera Utara 453 963 847 905 791 873 250 270
Jenis pelayanan kesehatana = pengukuran tinggi badan e = pemberian imunisasi TTb = pemeriksaan tekanan darah f = penimbangan berat badanc = pemeriksan tinggi fundus (perut) g = pemeriksaan hemoglobind = pemberian tablet Fe h = pemeriksaan urine
Anemi selama kehamilan masih tetap tinggi di Indonesia Pil zat besi dibagikan kepadaibu hamil ketika mereka memeriksakan kehamilannya di sarana kesehatan Progamkesehatan Ibu menganjurkan agar setiap ibu hamil mendapat paling sedikit 90 pil zatbesi selama hamil Ibu-ibu hamil di Sumatera Utara yang memeriksakan kehamilan disarana kesehatan 90 persen mendapat pil zat Besi Kabupaten Humbang HasundutanPakpak Barat dan Kota sibolga mencapai 100 persen Berdasarkan karakteristikresponden pemberian zat besi tidak menunjukan perbedaan yang beraneka ragam
76
339 Pemeriksaan Neonatus
Pemeriksaan kesehatan pada bayi oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan kesehatanyang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu dan bayinya dengan tujuan mengetahuitumbuh kembang bayi pemberian imunisasi penyuluhan kesehatan dan pemeriksaankesehatan bayi Pemeriksaan oleh tenaga kesehatan tersebut dapat dilakukan di rumahresponden maupun di fasilitas kesehatan
Minimal bayi umur 0 ndash 7 hari diperiksa 1 kali (KN1) demikian pula pada bayi umur 8 ndash 28hari minimal diperiksa 1 kali (KN2) Lebih dari separuh bayi umur 0 ndash 7 hari (66 persen)mendapat kunjungan tenaga kesehatan minimal satu kali (KN1) namun hanya 28persen yang KN2 Kota tebing semua bayi umur 0 ndash 7 hari telah KN1 namun hanya 50persen yang telah KN2 Distribusi KN1 dan KN2 menurut daerah jenis kelamin tidakada perbedaan Distribusi KN1 dan KN2 menurut pendidiak KK pekerjaan KK dantingkat pengeluaran per kapita tidak menunjukan keteraturan pola tertentu Misalpersentase KN1 kuintil1 65 persen kuintil 5 meningkat menjadi 83 persen namun kuintil4 turun menjadi 60 persen (Tabel 3392)
Tabel 3391Cakupan Pemeriksaan Neonatus menurut KabupatenKota
di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten Kota Pemeriksaan NeonatusUmur 0-7 hari Umur 8-28 hari
Nias 154 269Mandailing Natal 571 179Tapanuli Selatan 571 400Tapanuli Tengah 652 292Tapanuli Utara 533 200Toba Samosir 765 250Labuhan Batu 565 74Asahan 782 400Simalungun 857 143Dairi 647 294Karo 724 138Deli Serdang 731 161Langkat 807 579Nias Selatan 400 150Humbang Hasundutan 375 111Pakpak Bharat 333 250Samosir 857 143Serdang Bedagai 867 200Kota Sibolga 600 250Kota Tanjung Balai 667 222Kota Pematang Siantar 769 385Kota Tebing Tinggi 1000 500Kota Medan 727 229Kota Binjai 389 389Kota Padang Sidempuan 818 364
Sumatera Utara 667 285
77
Tabel 3392Cakupan Pemeriksaan Neonatus
Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
Karakteristik Pemeriksaan NeonatusUmur 0-7 hari Umur 8-28 hari
Jenis KelaminLaki-Laki 687 253Perempuan 678 253
Pendidikan KKTidak Sekolah 824SD Tidak Tamat 557 214SD Tamat 636 271SMP Tamat 662 276SLTA Tamat 739 260SLTA+ 818 313
Pekerjaan KKTidak Bekerja 864 136Ibu Rumahtangga 500 143PNSPOLRITNIBUMNBUMD 865 459Wiraswasta Pegawai Swasta 723 301Petani Buruh Nelayan 621 220Lainnya 794 235
Tempat TinggalPerkotaan 789 253Perdesaan 604 253
Tingkat Pengeluaran Per KapitaKuintil-1 651 205Kuintl-2 685 328Kuintil-3 690 160Kuintil-4 596 219Kuintil-5 831 387
Sumatera Utara 683 254
34 Penyakit Menular
Penyakit menular yang diteliti pada Riskesdas 2007 terbatas pada beberapa penyakityang ditularkan oleh vektor penyakit yang ditularkan melalui udara atau percikan air liurdan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau air Penyakit menular yangditularkan oleh vektor adalah filariasis demam berdarah dengue (DBD) dan malariaPenyakit yang ditularkan melalui udara atau percikan air liur adalah penyakit infeksisaluran pernafasan akut (ISPA) pneumonia dan campak sedangkan penyakit yangditularkan melalui makanan atau air adalah penyakit tifoid hepatitis dan diare
Data yang diperoleh hanya merupakan prevalensi penyakit secara klinis dengan teknikwawancara dan menggunakan kuesioner baku (RKD07IND) tanpa konfirmasipemeriksaan laboratorium Kepada responden ditanyakan apakah pernah didiagnosispenyakit tertentu oleh tenaga kesehatan (D diagnosis) Responden yang menyatakantidak pernah didiagnosis ditanyakan lagi apakah pernahsedang menderita gejala klinisspesifik penyakit tersebut (G) Jadi prevalensi penyakit merupakan data yang didapatdari D maupun G (DG) Prevalensi penyakit akut dan penyakit yang sering dijumpaiditanyakan dalam kurun waktu satu bulan terakhir sedangkan prevalensi penyakit kronisdan musiman ditanyakan dalam kurun waktu 12 bulan terakhir (lihat kuesionerRKD07IND Blok X no B01-22)
78
Khusus malaria selain prevalensi penyakit juga dinilai Persentase kasus malaria yangmendapat pengobatan dengan obat antimalaria program dalam 24 jam menderita sakit(O) Demikian pula diare dinilai Persentase kasus diare yang mendapat pengobatanoralit (O)
341 Filariasis Demam Berdarah Dengue dan Malaria
Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit kronis yang ditularkan melalui gigitannyamuk dan dapat menyebabkan kecacatan dan stigma Umumnya penyakit inidiketahui setelah timbul gejala klinis kronis dan kecacatan Kepada responden yangmenyatakan ldquotidak pernah didiagnosis filariasis oleh tenaga kesehatanrdquo dalam 12 bulanterakhir ditanyakan gejala-gejala sebagai berikut adanya radang pada kelenjar dipangkal paha pembengkakan alat kelamin pembengkakan payudara dan pembengkak-an tungkai bawah atau atas
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi tular vektor yang seringmenyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan tidak sedikit menyebabkan kematianPenyakit ini bersifat musiman yaitu biasanya pada musim hujan yang memungkinkanvektor penular (Aedes aegypti dan Aedes albopictus) hidup di genangan air bersihKepada responden yang menyatakan ldquotidak pernah didiagnosis DBD oleh tenagakesehatanrdquo dalam 12 bulan terakhir ditanyakan apakah pernah menderita demampanassakit kepalapusing disertai nyeri di ulu hatiperut kiri atas mual dan muntah lemaskadang-kadang disertai bintik-bintik merah di bawah kulit dan atau mimisan kakitangandingin
Malaria merupakan penyakit menular yang menjadi perhatian global Penyakit ini masihmerupakan masalah kesehatan masyarakat karena sering menimbulkan KLBberdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomi serta dapat mengakibatkankematian Penyakit ini dapat bersifat akut laten atau kronis Kepada responden yangmenyatakan ldquotidak pernah didiagnosis malaria oleh tenaga kesehatanrdquo dalam satu bulanterakhir ditanyakan apakah pernah menderita panas tinggi disertai menggigil (perasaandingin) panas naik turun secara berkala berkeringat sakit kepala atau tanpa gejalamalaria tetapi sudah minum obat antimalaria Sedangkan kepada responden yangmenyatakan ldquopernah didiagnosis malaria oleh tenaga kesehatanrdquo ditanyakan apakahmendapat pengobatan dengan obat program dalam 24 jam pertama menderita panas
79
Tabel 3411Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malaria dan Pemakaian
Obat Program Malaria menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKota Filariasis DBD MalariaD DG D DG D DG O
Nias 004 012 000 000 105 246 577
Mandailing Natal 004 065 017 086 64 137 434
Tapanuli Selatan 000 008 000 017 06 09 367
Tapanuli Tengah 006 006 006 100 44 54 297
Tapanuli Utara 000 000 000 007 01 01 500
Toba Samosir 000 000 000 011 01 01 0
Labuhan Batu 000 009 000 030 18 31 399
Asahan 003 003 003 032 10 17 452
Simalungun 000 000 000 006 01 04 0
Dairi 007 007 007 007 03 06 0
Karo 000 000 005 061 01 04 250
Deli Serdang 005 007 013 020 05 10 299
Langkat 000 000 014 014 05 06 879
Nias Selatan 026 033 073 238 80 223 243
Humbang Hasundutan 000 000 012 024 05 09 222
Pakpak Bharat 000 144 000 144 05 33 143
Samosir 000 000 000 014 03 03 500
Serdang Bedagai 003 003 003 009 02 03 667
Kota Sibolga 000 000 000 040 12 20 364
Kota Tanjung Balai 000 000 000 000 07 10 444
Kota Pematang Siantar 000 000 015 015 01 02 250
Kota Tebing Tinggi 013 013 026 064 05 10 250
Kota Medan 005 008 018 021 03 10 410
Kota Binjai 000 000 000 015 01 01 500
Kota Padang Sidempuan 000 000 000 010 06 18 526
Sumatera Utara 003 008 010 029 13 29 427
Dalam 12 bulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara filariasis klinis terdeteksi denganprevalensi yang sangat rendah Namun ada 1 Kabupaten (Pakpak Barat) yangprevalensinya lebih tinggi dari prevalensi filarisis di Provinsi Sumatera Utara secarakeseluruhan
Dalam kurun waktu 12 bulan terakhir DBD klinis dapat dideteksi hanya di beberapaKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara (rentang prevalensi 01 ndash 238 persen) Halini tidak mengherankan karena penyebaran DBD kini tidak terbatas di kota besar sajamelainkan sudah meluas ke wilayah rural Program promosi kesehatan juga secaraintensif memberikan penerangan kepada masyarakat tentang pencegahan penyakit ini(3M) sehingga kewaspadaan dan deteksi dini penyakit ini menjadi lebih baik KejadianDBD sangat dipengaruhi oleh musim umumnya meningkat di awal musim penghujandan dapat bersifat fatal bila tidak segera ditangani dengan baik
80
Persentase malaria berdasarkan gejala dan diagnosis dalam sebulan terakhir di ProvinsiSumatera Utara dijumpai sebesar 3 persen dengan rentang 01 ndash 25 persen Nias NiasSelatan dan Mandailing Natal mempunyai persentase tertinggi Berdasarkan diagnosispasti persentase malaria di Provinsi Sumatera Utara 13 persen dengan rentang 01 ndash105 persen Nias Nias Selatan dan Mandailing Natal persentasenya masih yangtertinggi Penyakit ini dapat bersifat akut dan kronis (kambuhan) Tabel 3412
Dalam Riskesdas ini juga ditanyakan berapa banyak penderita penyakit malaria klinisdalam sebulan terakhir yang minum obat program untuk malaria Tampak bahwa hanya43 persen yang minum obat Namun ada beberapa KabupatenKota yang tingkat minumobatnya diatas limapuluh persen Nias (57 persen) Tapanuli Utara (50 persen) Langkat(88 persen) Samosir (50 persen) Serdang Bedagai (67 persen) Kota Binjai (50 persen)dan Kota Padang Sidempuan (53 persen) Kemungkinan hal ini disebabkan penderitamalaria klinis hanya mendapatkan pengobatan simtomatik saja Karakteristik respondenyang menderita penyakit tular vektor di atas tidak berbeda kecuali berdasarkan tingkatpengeluaran perkapita dan daerah Persentase Malaria daerah perkotaan lebih tinggidibanding daerah perdesaan (4212 persen) Semakin tinggi tingkat pengeluaran perkapita semakin rendah persentase malaria (66 persen untuk kuintail 1 dan 11 persenuntuk kuintil 5) Tabel 3412
81
Tabel 3412Prevalensi Filariasis Demam Berdarah Dengue Malaria dan Pemakaian
Obat Program Malaria menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik Filariasis DBD Malaria
D DG D DG D DG OKelompok umur
lt1 000 000 007 007 05 10 462
1-4 000 007 002 020 13 25 500
5-14 002 009 019 038 14 27 433
15-24 002 007 015 033 12 28 420
25-34 004 006 009 032 14 31 396
35-44 003 005 003 017 15 32 414
45-54 007 012 003 026 11 30 437
55-64 003 009 006 026 13 30 465
65-74 005 005 000 025 13 28 368
gt75 010 050 000 010 14 31 323
Jenis Kelamin
Laki-Laki 003 007 008 026 14 30 418
Perempuan 003 009 011 031 12 27 434
Pendidikan
Tidak Sekolah 012 029 023 063 26 74 411
Tidak Tamat SD 007 017 015 042 21 48 388
Tamat SD 001 010 006 034 16 36 391
Tamat SMP 005 008 005 024 12 25 473
Tamat SMA 004 004 013 019 0 6 15 419
Tamat SMA+ 000 000 014 032 09 16 444
Pekerjaan
Tidak Kerja 005 014 009 032 11 29 245
Sekolah 001 006 014 034 12 25 476
Ibu RT 005 006 010 029 10 22 376
Pegawai 007 007 013 031 07 13 375
Wiraswasta 007 008 012 023 10 21 442
PetaniNelayanBuruh 003 011 005 032 21 52 424
Lainnya 007 027 000 007 11 24 528
Tempat Tinggal
Perkotaan 003 005 012 020 05 12 383
Perdesaan 003 010 008 036 20 42 436
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil_1 002 009 007 027 18 33 482
Kuintil_2 003 009 011 037 16 32 412
Kuintil_3 003 009 009 034 13 29 358
Kuintil_4 005 007 012 023 11 27 397
Kuintil_5 003 007 010 022 08 23 486
Sumatera Utara 01 01 01 03 13 29 426
82
342 ISPA Pnemonia TB Dan Campak
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering dijumpaidengan manifestasi ringan sampai berat ISPA yang mengenai jaringan paru-paru atauISPA berat dapat menjadi pneumonia Pneumonia merupakan penyakit infeksi penyebabkematian utama terutama pada balita Dalam Riskesdas ini dikumpulkan data ISPAringan dan pneumonia Kepada responden ditanyakan apakah dalam satu bulan terakhirpernah didiagnosis ISPApneumonia oleh tenaga kesehatan Bagi responden yangmenyatakan tidak pernah ditanyakan apakah pernah menderita gejala-gejala ISPA danpneumonia
Tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit menular kronis yang menjadi isuglobal Di Indonesia penyakit ini termasuk salah satu prioritas nasional untuk programpengendalian penyakit karena berdampak luas terhadap kualitas hidup dan ekonomiserta sering mengakibatkan kematian Walaupun diagnosis pasti TB berdasarkanpemeriksaan sputum BTA positif diagnosis klinis sangat menunjang untuk diagnosis diniterutama pada penderita TB anak Kepada respoden ditanyakan apakah dalam 12 bulanterakhir pernah didiagnosis TB oleh tenaga kesehatan dan bila tidak ditanyakan apakahmenderita gejala-gejala batuk lebih dari dua minggu atau batuk berdahak bercampurdarah
Campak merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi Di Indonesia masihterdapat kantong-kantong penyakit campak sehingga tidak jarang terjadi KLB Kepadaresponden yang menyatakan tidak pernah didiagnosis campak oleh tenaga kesehatanditanyakan apakah pernah menderita gejala-gejala demam tinggi dengan mata merahdan penuh kotoran serta ruam pada kulit terutama di leher dan dada
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) tersebar di seluruh Provinsi Suamtera Utaradengan rentang persentase yang sangat bervariasi (54 ndash 494 persen) Angkapersentase ISPA dalam sebulan terakhir di Provinsi Sumatera Utara adalah 22 persenprevalensi di atas 30 ditemukan di 6 KabupatenKota yaitu Nias Mandailing NatalSimalungun Nias Selatan Kota Tebing Tinggi dan Kota Padang Sidempuan dan hanyadua wilayah yang persentasenya di bawah 10 yaitu Langkat dan Kota Binjai
Kasus ISPA yang berlarut-larut akan menjadi Pnemonia Secara umum di ProvinsiSumatera Utara persentase Pnemonia sebulan terakhir adalah 16 persen (rentang 03ndash 10 persen) Persentase Pnemonia yang relatif tinggi dijumpai di Kabupaten NiasSelatan (10 persen) Tidak semua daerah dengan persentase ISPA tinggi jugamempunyai persentase Pnemonia tinggi seperti di Kabupaten Nias Nias Selatan KotaTebing Tinggi dan Kota Padang Sidempuan Hal ini sangat tergantung dari tingkatkesadaran ibu untuk mengenali kasus ISPA pada anaknya dan membawanya segera kefasilitas pengobatan dan tergantung pada kemampuan fasilitas kesehatan tersebutsehingga kejadian Pnemonia dapat dicegah
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang menjadi prioritas nasional untukprogram pengendalian penyakit Di provinsi ini TB terdeteksi dengan prevalensi 5 per1000 tersebar di hampir seluruh KabupatenKota (rentang 10-311000)
Campak merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan termasukdalam program imunisasi nasional Di Provinsi Sumatera Utara dalam 12 bulan terakhirpenyakit ini masih terdeteksi dengan prevalensi 09 persen (rentang 01 ndash 62 persen) Dibeberapa KabupatenKota prevalensinya masih 2 persen atau lebih tinggi yaitu diMandailing Natal Nias Selatan Kota Sibolga dan Kota Padang Sidempuan
83
Tabel 3421Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak
menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKota ISPA Pneumonia TBC CampakDG D DG D DG D DG D
Nias 494 129 38 18 07 01 11 07
Mandailing Natal 296 71 46 09 31 07 23 18
Tapanuli Selatan 119 33 10 04 09 03 09 08
Tapanuli Tengah 283 113 18 09 12 05 19 17
Tapanuli Utara 211 76 09 02 02 01 03 01
Toba Samosir 216 15 07 01 06 01 09 05
Labuhan Batu 144 27 06 01 02 00 07 06
Asahan 227 74 08 04 06 03 07 04
Simalungun 346 102 17 01 01 00 11 06
Dairi 179 135 08 05 02 01 13 11
Karo 227 120 09 05 05 02 06 05
Deli Serdang 237 159 18 09 03 02 05 04
Langkat 77 47 12 08 01 01 02 02
Nias Selatan 411 169 100 52 21 08 62 31
Humbang Hasundutan 133 50 36 26 04 02 07 06
Pakpak Bharat 134 24 33 05 19 05 19 05
Samosir 265 51 12 01 07 03 10 08
Serdang Bedagai 201 28 06 04 01 02 04 03
Kota Sibolga 246 51 18 10 06 01 22 18
Kota Tanjung Balai 110 40 03 03 01 08 08 05
Kota Pematang Siantar 258 73 14 05 02 02 05 05
Kota Tebing Tinggi 319 120 23 09 10 05 10 04
Kota Medan 228 77 12 03 02 03 04 03
Kota Binjai 54 10 04 01 01 01 01 01
Kota Padang Sidempuan 344 112 11 02 05 02 20 16
Sumatera Utara 224 83 16 07 05 02 09 06
Memperhatikan karakteristik umur responden tampak bahwa ISPA diderita oleh umurrendah bayi dan anak-anak menurun pada umur remaja dan produktif kemudianmeningkat lagi pada umur tua Pola Prevalensi Pneumonia menurut kelompok umurserupa dengan pola Prevalensi ISPA Persentase Pneumonia yang relatif tinggi padakelompok umur tua (65 tahun ke atas) dapat disebabkan fungsi paru yang menurunUntuk TB tampak adanya kecenderungan peningkatan persentase sesuai denganpeningkatan usia Sedangkan untuk campak Prevalensinya relatif merata di semuaumur dengan fokus usia 15 tahun ke bawah termasuk bayi
Jenis kelamin tidak banyak mempengaruhi persentase ISPA Pneumonia TB danCampak Pada umumnya makin rendah tingkat pendidikan makin tinggi persentasepenyakit Namun perlu diperhatikan bahwa kelompok anak (yang berisiko ISPA danPneumonia) juga termasuk dalam kelompok rsquotidak sekolahrsquo tidak tamat SDrsquo dan rsquotamatSDrsquo Sehingga persentase ISPA dan Pneumonia yang tinggi pada kelompokberpendidikan rendah ini konsisten dengan tingginya persentase pada kelompok anak-anak
84
Tabel 3422Prevalensi ISPA Pneumonia TBC Campak
menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
Karakteristik ISPA Pneumonia TBC CampakDG D DG D DG D DG D
Kelompok umur
lt1 274 121 14 08 01 00 17 11
1-4 347 135 22 09 02 01 26 21
5-14 236 88 11 05 02 01 14 10
15-24 179 62 10 05 03 01 07 04
25-34 186 61 13 06 06 03 04 02
35-44 196 75 14 08 04 02 02 02
45-54 208 77 21 07 08 03 03 01
55-64 251 95 33 11 10 04 03 02
65-74 276 99 42 12 18 08 02 00
gt75 327 127 39 07 18 04 03 00
Jenis Kelamin
Laki-Laki 224 85 16 06 05 02 08 06
Perempuan 224 80 16 07 04 02 09 06
Pendidikan
Tidak Sekolah 324 109 44 16 20 07 08 02
Tidak Tamat SD 237 84 24 09 09 03 07 04
Tamat SD 204 68 17 06 06 02 06 04
Tamat SMP 190 68 13 06 04 02 05 03
Tamat SMA 178 71 10 04 03 01 03 02
Tamat SMA+ 178 86 12 06 01 01 02 02
Pekerjaan
Tidak Kerja 212 74 25 06 08 03 07 04
Sekolah 196 71 08 04 02 0 09 06
Ibu Rt 180 57 11 04 04 01 03 02
Pegawai 166 69 11 04 02 0 02 01
Wiraswasta 188 77 13 06 04 02 03 03
PetaniNelayanBuruh 236 82 26 11 11 04 04 02
Lainnya 213 86 14 05 05 01 01 01
Tempat Tinggal
Perkotaan 223 92 14 06 03 02 05 04
Perdesaan 225 75 18 07 06 02 11 08
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil_1 221 74 18 08 05 02 11 08
Kuintil_2 236 86 18 08 05 02 11 07
Kuintil_3 228 89 15 07 05 01 08 05
Kuintil_4 215 76 16 04 05 02 08 06
Kuintil_5 220 88 13 05 04 02 05 04
Sumatera Utara 224 83 16 07 05 02 09 06
85
343 Tifoid Hepatitis dan Diare
Prevalensi demam tifoid diperoleh dengan menanyakan apakah pernah didiagnosis tifoidoleh tenaga kesehatan dalam satu bulan terakhir Responden yang menyatakan tidakpernah ditanya apakah satu bulan terakhir pernah menderita gejala-gejala tifoid sepertidemam soremalam hari kurang dari satu minggu sakit kepala lidah kotor dan tidak bisabuang air besar
Pada Riskesdas kasus yang dideteksi adalah semua kasus hepatitis klinis tanpamempertimbangkan penyebabnya Prevalensi hepatitis diperoleh dengan menanyakanapakah pernah didiagnosis hepatitis oleh tenaga kesehatan dalam 12 bulan terakhirResponden yang menyatakan tidak pernah didiagnosis hepatitis dalam 12 bulan terakhirditanyakan apakah dalam kurun waktu tersebut pernah menderita mual muntah tidaknafsu makan nyeri perut sebelah kanan atas kencing warna air teh serta kulit dan mataberwarna kuning
Prevalensi diare diukur dengan menanyakan apakah responden pernah didiagnosisdiare oleh tenaga kesehatan dalam satu bulan terakhir Responden yang menyatakantidak pernah ditanya apakah dalam satu bulan tersebut pernah menderita buang airbesar gt3 kali sehari dengan kotoran lembekcair Responden yang menderita diareditanya apakah minum oralit atau cairan gula garam
Berdasarkan wilayah tempat tinggal daerah perdesaan tidak berbeda dengan daerahperkotaan Demikian juga Rumah Tangga dengan tingkat pengeluaran per kapita yangrendah cenderung mempunyai prevalensi penyakit ISPA Pnemonia TB dan Campakyang lebih tinggi Jenis pekerjaan tidak berpengaruh terhadap kejadian keempatpenyakit ini
Dalam 12 bulan terakhir tifoid klinis dapat dideteksi di Provinsi Sumatera Utara denganpersentase 09 persen dan tersebar di seluruh kabupatenkota dengan rentang 02 ndash 33persen Persentase tifoid tertinggi dilaporkan dari Nias Selatan (33 persen) Sedangkanuntuk hepatitis penyakit ini teridentifikasi di hampir seluruh KabupatenKota Persentasehepatitis tertinggi ditemukan di Kabupaten Mandailing Natal Pakpak Barat dan NiasSelatan
Penyebaran diare dalam satu bulan terakhir di Sumatera Utara merata di seluruhkabupatenkota Persentase di provinsi ini sebesar 88 persen tertinggi ditemukan diKabupaten Simalungun (204 persen) Nias Mandailing Natal Simalungun NiasSelatan Humbang HasundutanPakpak Barat Kota Sibolga Kota Tebing Tinggi danKota Padang Sidempuan mempunyai persentase diare di atas 10 persen Di antarawilayah-wilayah dengan persentase diare tinggi tersebut sebagian besar pemakaianoralitnya lebih dari 50 persen Cukup menarik untuk melihat data di Kabupaten Samosirdi mana persentase diarenya rendah (65 persen) sedangkan penggunaan oralitnyacukup tinggi (71 persen) Sebaliknya Simalungun mengkhawatirkan dimana persentasediare tertinggi (20 persen) penggunaan oralitnya hanya 43 persen Tabel 3431
86
Tabel 3431Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare menurut KabupatenKota
di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKota Tifoid Hepatitis DiareDG D DG D DG D O
Nias 26 09 07 04 155 81 326
Mandailing Natal 33 08 16 02 177 116 190
Tapanuli Selatan 05 03 01 01 49 31 260
Tapanuli Tengah 11 07 06 01 98 81 425
Tapanuli Utara 03 02 01 00 53 17 500
Toba Samosir 04 01 00 00 67 21 444
Labuhan Batu 04 01 05 00 99 50 581
Asahan 06 03 02 01 62 30 500
Simalungun 16 09 03 01 204 95 433
Dairi 02 01 01 00 61 35 451
Karo 07 02 04 01 47 31 598
Deli Serdang 05 03 02 01 67 44 443
Langkat 07 06 02 01 51 34 635
Nias Selatan 32 16 19 05 185 110 674
Humbang Hasundutan 19 17 05 02 101 73 435
Pakpak Bharat 19 05 19 05 110 43 261
Samosir 04 01 01 01 65 36 708
Serdang Bedagai 02 02 02 02 52 41 447
Kota Sibolga 06 00 02 00 164 81 482
Kota Tanjung Balai 05 02 03 01 89 76 350
Kota Pematang Siantar 07 03 02 01 45 28 746
Kota Tebing Tinggi 12 06 08 03 152 62 686
Kota Medan 06 04 02 02 72 51 267
Kota Binjai 07 04 01 01 36 24 633
Kota Padang Sidempuan 08 03 03 01 117 77 358
Sumatera Utara 09 04 03 01 88 52 433
Tifoid hepatitis dan diare ditemukan pada semua kelompok umur Tifoid dan hepatitispolanya tidak bervariasi pada kelompok umur Sedangkan diare tinggi pada kelompokumur muda dan tua (balita dan manula) rendah pada kelompok umur remaja danproduktif Jenis kelamin tidak mempengaruhi prevalensi ketiga penyakit ini berbedadengan pendidikan Kelompok yang berpendidikan rendah umumnya cenderungmemiliki persentase lebih tinggi Namun perlu diperhatikan pada diare persentase tinggipada kelompok lsquotidak sekolahrsquo mungkin dipengaruhi juga oleh kenyataan bahwakelompok ini sebagian terdiri dari anak-anak
Dilihat dari aspek pekerjaan persentase tertinggi tifoid dijumpai pada kelompok tidakkerja dan PetaniNelayanBuruh Persentase diare tertinggi diidentifikasi pada kelompokburuhnelayanpetani (96 persen) dan Tidak kerja (93 persen) Dari sudut tempattinggal tifoid dan diare terutama dijumpai di daerah perdesaan sedangkan untukhepatitis tidak terlihat perbedaan antara perkotaan dan perdesaan Hal ini konsistendengan temuan berdasarkan tingkat pengeluaran per kapita hepatitis dan diarecenderung lebih tinggi pada Rumah Tangga dengan status ekonomi rendah sedangkantifoid tersebar di semua strata status ekonomi masyarakat Tabel 3432
87
Tabel 3432Prevalensi Tifoid Hepatitis Diare
menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
Karakteristik Tifoid Hepatitis Diare
DG D DG D DG D OKelompok umur
lt1 06 03 00 00 170 128 480
1-4 12 07 01 00 155 114 474
5-14 08 04 02 00 82 48 301
15-24 08 04 04 02 68 36 385
25-34 08 03 04 01 69 38 641
35-44 09 05 03 01 80 45 381
45-54 10 04 05 02 91 46 391
55-64 09 04 08 04 92 60 519
65-74 12 04 04 02 100 63 822
gt75 11 03 07 02 113 56 351
Jenis Kelamin
Laki-Laki 08 04 03 01 85 50 427
Perempuan 09 04 03 01 90 54 440
Pendidikan
Tidak Sekolah 24 05 13 06 116 71 550
Tidak Tamat SD 09 05 06 01 92 50 408
Tamat SD 09 04 03 01 81 47 376
Tamat SMP 08 06 04 02 77 41 437
Tamat SMA 07 03 03 01 69 36 525
Tamat SMA+ 04 02 02 0 53 34 466
Pekerjaan
Tidak Kerja 10 04 07 03 93 54 427
Sekolah 06 04 02 01 67 37 315
Ibu Rt 08 05 03 01 75 45 430
Pegawai 04 02 04 02 54 34 494
Wiraswasta 05 03 03 02 72 42 405
PetaniNelayanBuruh 13 06 06 01 96 49 536
Lainnya 09 01 03 02 81 36 425
Tempat Tinggal
Perkotaan 06 03 02 01 81 48 406
Perdesaan 11 05 04 01 93 56 453
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil_1 09 04 04 01 97 63 406
Kuintil_2 10 05 03 01 94 57 448
Kuintil_3 08 04 03 01 88 51 414
Kuintil_4 08 03 03 02 82 43 438
Kuintil_5 10 06 03 02 80 47 467
Sumatera Utara 09 04 04 02 88 52 433
88
35 Penyakit Tidak Menular
351 Penyakit Tidak menular Utama Penyakit Sendi dan penyakitKeturunan
Kasus penyakit tidak menular (PTM) pada Riskesdas 2007 ditetapkan berdasarkanjawaban responden ldquopernah didiagnosis oleh tenaga kesehatanrdquo atau ldquomengalami gejalaklnis PTMrdquo Responden untuk penyakit sendi hipertensi dan stroke berusia 15 tahun keatas dan untuk kasus PTM lain respondennya adalah semua umur Riwayat penyakitsendi hipertensi stroke dan asma ditanyakan dalam kurun waktu 12 bulan terakhir danuntuk jenis PTM lainnya ditanya dalam kurun waktu selama hidupnya
Untuk kasus penyakit jantung riwayat pernah mengalami gejala penyakit jantung dinilaidari lima pertanyaan dan dikategorikan menjadi gejala empat penyakit jantung yaitupenyakit jantung kongenital angina aritmia dan dekompensasi kordis Respondendikatakan pernah mengalami gejala jantung jika pernah mengalami salah satu dariempat gejala tersebut
Kasus hipertensi ditetapkan berdasarkan hasil pengukuranpemeriksaan tekanan darahdengan alat pengukur tensimeter digital yang sebelumnya telah divalidasi denganmenggunakan standar baku pengukuran dengan spigmomanometer Pengukurandilakukan pada responden berusia 15 tahun ke atas Setiap responden dilakukanpengukuran minimal dua kali jika hasil pengukuran ke dua berbeda lebih dari 10 mmHgdari pengukuran pertama maka dilakukan pengukuran ketiga Hasil terakhir adalah rata-rata dari dua hasil pengukuran terdekat
Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteriadiagnosis Joint National Committee (JNC) VII 2003 yaitu hasil pengukuran tekanandarah sistolik gt= 140 mmHg atau tekanan darah diastolik gt= 90 mmHg Kriteria JNC VII2003 hanya berlaku untuk usia 18 tahun keatas maka prevalensi hipertensi padaRiskesdas 2007 dihitung pada penduduk yang berusia 18 tahun ke atas Mengingatpengukuran tekanan darah dilakukan pada penduduk 15 tahun ke atas maka temuankasus hipertensi pada usia 15-17 tahun disesuaikan dengan kriteria JNC VII 2003 danhanya dilaporkan secara nasional
Selain pengukuran tekanan darah pada Riskesdas 2007 responden juga ditanyakantentang riwayat minum obat hipertensi dan riwayat diagnosis hipertensi oleh tenagakesehatan
Prevalensi penyakit persendian yang didiagnosis di Sumatera Utara sebesar 119sedangkan yang mengalami gejala persendian serta didiagnosis sebesar 202 Kasuspersendian tertinggi di Kabupaten Nias Selatan Untuk prevalensi hipertensi berdasarkandiagnosis oleh tenaga kesehatan sebesar 58 Sementara untuk prevalensi penyakitstroke hanya di bawah satu persen Tabel 3511
89
Tabel 3511Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi dan Stroke
menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten KotaSendi ()
Hipertensi(permil)
Stroke(permil)
D DG D DO D DGNias 156 357 82 85 40 60
Mandailing Natal 218 354 89 93 43 270
Tapanuli Selatan 116 166 62 65 32 37
Tapanuli Tengah 236 308 70 70 96 116
Tapanuli Utara 42 208 30 33 11 33
Toba Samosir 88 267 50 53 51 68
Labuhan Batu 73 141 27 27 37 57
Asahan 66 170 58 60 43 64
Simalungun 162 273 55 58 38 54
Dairi 153 207 44 45 55 77
Karo 113 116 54 54 61 61
Deli Serdang 103 150 48 49 84 96
Langkat 115 155 57 57 05 10
Nias Selatan 260 425 96 97 118 141
Humbang Hasundutan 169 264 78 85 59 59
Pakpak Bharat 121 385 59 104 83 246
Samosir 168 322 79 81 90 113
Serdang Bedagai 71 149 24 24 13 13
Kota Sibolga 161 268 68 71 61 61
Kota Tanjung Balai 108 164 81 81 54 91
Kota Pematang Siantar 76 164 53 56 55 78
Kota Tebing Tinggi 117 251 88 88 38 38
Kota Medan 125 209 72 74 67 71
Kota Binjai 61 105 40 42 10 10
Kota Padang Sidempuan 111 250 95 96 30 44
Sumatera Utara 119 202 58 59 50 68Catatan D = Diagnosa oleh Nakes
DO = Kasus minum obat atau didiagnosa oleh nakesDG = Di diagnosis oleh nakes atau dengan gejalaU = Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah
) Penyakit hipertensi dinilai pada penduduk berumur gt= 18 tahun
90
Pola prevalensi penyakit sendi hipertensi dan stroke cenderung tinggi pada tingkatpendidikan yang lebih rendah Namun untuk hipertensi dan stroke nampak sedikitmeningkat kembali pada tingkat pendidikan Tamat Perguruan Tinggi Berdasarkanpekerjaan responden prevalensi penyakit sendi pada Ibu RT ditemukan lebih tinggi darijenis pekerjaan lainnya Sedangkan untuk hipertensi dan stroke prevalensi ditemukanlebih tinggi pada mereka yang tidak bekerja
Berdasarkan status ekonomi yang diukur melalui tingkat pengeluaran per kapitaprevalensi penyakit sendi nampak cenderung lebih tinggi pada tingkat pengeluaranrendah Sedangkan untuk hipertensi maupun stroke prevalensi cenderung meningkatsesuai dengan peningkatkan tingkat pengeluaran Tabel 3512
Tabel 3512Prevalensi Penyakit Persendian Hipertensi Stroke
menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
KarakteristikSendi
()Hipertensi
()Stroke
(permil)
D DG D D0 D DGKelompok Umur (Tahun)
15-24 12 12 05 05 14 2225-34 50 50 13 14 07 1535-44 108 108 42 44 17 3845-54 200 200 89 92 67 9255-64 303 303 148 152 152 18465-74 387 387 209 218 242 28775+ 421 421 200 204 337 416
Jenis KelaminLaki-Laki 102 102 49 51 51 65Perempuan 134 134 65 67 48 71
PendidikanTidak Sekolah 319 511 159 166 152 207Tidak Tamat SD 224 386 99 102 106 149Tamat SD 152 257 76 78 55 88Tamat SMP 87 146 43 45 25 34Tamat SMA 69 122 32 32 33 38Tamat PT 82 138 48 50 68 73
PekerjaanTidak Kerja 147 231 97 100 177 221Sekolah 10 18 16 16 27 31Ibu Rt 133 224 65 66 31 41Pegawai 85 143 40 41 40 47Wiraswasta 123 204 58 61 38 48Petani Nelayan Buruh 145 257 51 53 33 221Lainnya 123 192 58 60 62 31
Tempat TinggalKota 109 185 59 60 65 76Pedesaan 127 217 56 58 36 61
Tingkat Pengeluaran per KapitaKuintil 1 134 235 56 59 33 55Kuintil 2 119 205 56 57 46 83Kuintil 3 117 200 55 56 55 62Kuintil 4 113 194 53 54 41 57Kuintil 5 119 195 65 68 68 81
91
Prevalensi penyakit asma di Provinsi Sumatera Utara sebesar 327 (kisaran 03 ndash64) tertinggi di Mandailing Natal Prevalensi penyakit jantung 7 penyakit diabetessebesar 1 dan prevalensi tumor di bawah satu persen Prevalensi penyakit yangdidapat belum mencerminkan prevalensi yang sebenarnya yang mungkin lebih tinggikarena adanya keterbatasan kuesioner tanpa adanya pemeriksaan
Tabel 3513Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes dan Tumor
menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten KotaAsma
()Jantung
()Diabetes
()Tumor
(permil)
D DG D DG D DG DNias 20 37 18 60 07 08 45
Mandailing Natal 20 64 06 121 05 13 26
Tapanuli Selatan 03 06 02 09 04 05 11
Tapanuli Tengah 22 33 14 36 03 04 18
Tapanuli Utara 03 11 04 24 01 02 07
Toba Samosir 05 09 05 23 03 07 11
Labuhan Batu 04 10 04 20 01 07 18
Asahan 09 14 04 29 06 07 37
Simalungun 08 18 04 27 07 08 06
Dairi 23 26 15 26 05 05 27
Karo 06 07 06 14 03 03 15
Deli Serdang 10 12 09 23 08 09 49
Langkat 04 05 06 16 05 05 12
Nias Selatan 29 59 19 76 04 12 13
Humbang Hasundutan 09 16 06 31 03 04 00
Pakpak Bharat 12 36 10 66 03 16 00
Samosir 15 30 09 40 01 02 14
Serdang Bedagai 04 07 04 17 03 03 20
Kota Sibolga 08 23 23 113 08 11 45
Kota Tanjung Balai 08 09 09 44 09 09 26
Kota Pematang Siantar 07 09 06 22 12 13 11
Kota Tebing Tinggi 16 25 13 59 13 15 18
Kota Medan 21 26 12 25 12 15 07
Kota Binjai 04 07 07 34 08 09 11
Kota Padang Sidempuan 12 17 15 71 12 13 18
Sumatera Utara 183 327 089 698 077 121 37
Catatan D = Diagnosa oleh Nakes DG= Di diagnosis oleh nakes atau degan gejala) Penyakit Asma jantung diabetes ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita
penyakit atau mengalami gejala) Penyakit tumor ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita tumorkanker
Prevalensi penyakit asma jantung dan diabetes meningkat dengan bertambahnya umursedangkan prevalensi tumor meningkat hingga umur 45-54 tahun kemudian menurunlagi di umur lebih tua Prevalensi penyakit asma diabetes dan tumor pada laki-laki danperempuan hampir sama sedangkan pada penyakit jantung perempuan lebih tinggi daripada laki-laki Semakin tinggi tingkat pendidikan prevalensi penyakit asma menurun
92
Prevalensi diabetes tidak banyak berbeda antara tingkat pendidikan namun tertinggipada tingkat pendidikan tamat Perguruan Tinggi dan tidak sekolah demikian jugadengan prevalensi tumorkanker Prevalensi penyakit asma dan jantung lebih tinggi diperdesaan sedangkan diabetes dan tumor lebih tinggi di perkotaan Penyakit asmapaling banyak di kelompok status tingkat pengeluaran perkapita terendah
Tabel 3514Prevalensi Penyakit Asma Jantung Diabetes dan TumorMenurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara
Riskesdas 2007
KarakteristikAsma
()Jantung
()Diabetes
()Tumor
(permil)
D DG D DG D DG DKelUmur
lt1 Tahun 02 06 04 07 04 04 001-4 Tahun 04 08 01 09 01 01 035-14 Tahun 04 08 02 08 01 01 0815-24 Tahun 09 12 04 15 01 02 1225-34 Tahun 09 15 02 21 02 03 2835-44 Tahun 12 18 06 35 07 10 6845-54 Tahun 16 29 22 67 19 23 4655-64 Tahun 28 45 34 95 27 34 7665-74 Tahun 45 72 38 120 35 42 4975+ Tahun 68 102 34 123 24 28 69
Jenis KelaminLaki-Laki 12 19 07 26 06 08 19Perempuan 10 17 09 34 07 08 39
PendidikanTidak Sekolah 42 77 32 106 11 17 81Tidak Tamat SD 15 29 10 46 08 12 33Tamat SD 14 23 10 45 09 12 37Tamat SMP 12 17 09 29 05 08 23Tamat SMA 11 14 08 24 06 08 38Tamat PT 06 07 14 35 24 25 77
PekerjaanTidak Kerja 21 34 15 53 11 14 56Sekolah 07 09 03 10 01 01 09Ibu Rt 13 17 12 44 10 13 61Pegawai 20 23 15 31 19 20 43Wiraswasta 11 16 12 40 10 15 50PetaniNelayan Buruh 16 31 10 49 06 09 28Lainnya 13 21 08 39 24 27 20
Tempat TinggalKota 13 17 09 27 09 11 39Desa 10 19 07 33 04 06 21
Tingkat Pengeluaran per kapitaKuintil 1 11 20 7 35 03 06 25Kuintil 2 11 20 7 32 04 06 28Kuintil 3 13 20 8 31 05 07 25Kuintil 4 10 15 7 26 06 08 33Kuintil 5 12 17 11 30 12 14 34
Catatan D = Diagnosa oleh Nakes DG= Di diagnosis oleh nakes atau degan gejala) Peny Asma jantung diabetes ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita
penyakit atau mengalami gejala) Penyakit tumor ditetapkan menurut jawaban pernah didiagnosis menderita tumorkanker
93
Prevalensi gangguan jiwa di Provinsi Sumatera Utara menurut kabupatenkota berada dikisaran 00 ndash 41 prevalensi buta warna dalam kisaran 00 ndash 83 Selanjutnyaprevalensi penyakit gloukoma dermatitis sumbing rhinitis talasemia dan hemofili diSumatera Utara terlihat tertinggi pada penyakit dermatitis yaitu 263 Prevalensipenyakit dermatitis tertinggi di Kabupaten Tapanuli Tengah Namun rendah diKabupaten Karo Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan
Tabel 3515Prevalensi Penyakit Keturunan (Gangguan Jiwa Berat Buta WarnaGlaukoma Sumbing Dermatitis Rhinitis Thalasemi Hemofili) permilmenurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten Kota JiwaButa
WarnaGlaukoma
Sumbing
Dermatiti
ss
Rhinitis
Thalasemia
Hemofilia
Nias 00 00 04 04 196 24 00 00
Mandailing Natal 30 22 52 22 901 151 04 00
Tapanuli Selatan 08 11 03 03 23 03 00 00
Tapanuli Tengah 06 35 06 00 1019 171 06 12
Tapanuli Utara 20 14 00 14 20 00 00 00
Toba Samosir 11 11 00 00 309 21 00 00
Labuhan Batu 09 27 00 00 125 09 00 00
Asahan 21 00 03 19 612 37 00 00
Simalungun 00 06 06 04 123 49 00 00
Dairi 07 07 00 00 274 13 13 00
Karo 41 10 10 10 05 05 10 05
Deli Serdang 35 31 11 11 86 51 02 02
Langkat 00 07 00 03 38 35 00 00
Nias Selatan 13 53 20 07 152 60 00 00
Humbang Hasundutan 00 12 12 24 746 12 00 00
Pakpak Bharat 00 48 00 48 957 48 00 00
Samosir 14 83 00 28 275 14 00 00
Serdang Bedagai 12 15 03 03 84 32 06 06
Kota Sibolga 20 40 20 20 733 139 00 00
Kota Tanjung Balai 23 11 11 23 812 226 00 00
Kota Pematang Siantar 00 00 00 08 222 15 00 00
Kota Tebing Tinggi 13 39 00 00 360 193 00 26
Kota Medan 10 03 00 05 358 101 00 00
Kota Binjai 00 07 07 07 153 145 00 00
Kota P Sidempuan 19 19 00 10 886 166 00 00
Sumatera Utara 14 15 06 07 263 59 01 01
) Penyakit keturunan ditetapkan menurut jawaban pernah mengalami salah satu dari riwayatpenyakit gangguan jiwa berat (skizofrenia) buta warna glaukoma bibir sumbing dermatitisrhinitis talasemi atau hemofili
94
352 Gangguan Mental Emosional
Di dalam kuesioner Riskesdas pertanyaaan mengenai kesehatan mental terdapat didalam kuesioner individu F01 ndashF20 Kesehatan mental dinilai dengan Self ReportingQuestionnaire (SRQ) yang terdiri dari 20 butir pertanyaan Pertanyaan-pertanyaan SRQdiberikan kepada anggota rumah tangga (ART) yang berusia ge 15 tahun Ke-20 butir pertanyaan ini mempunyai pilihan jawaban ldquoyardquo dan ldquotidakrdquo Nilai batas pisah yangditetapkan pada survei ini adalah 6 yang berarti apabila responden menjawab minimal 6atau lebih jawaban ldquoyardquo maka responden tersebut diindikasikan mengalami gangguanmental emosional Nilai batas pisah tersebut sesuai penelitian uji validitas yang pernahdilakukan (Hartono Badan Litbangkes 1995)Gangguan mental emosional merupakansuatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosionalyang dapat berkembang menjadi keadaapatologis apabila terus berlanjut SRQ memilikiketerbatasan karena hanya mengungkastatus emosional individu sesaat (plusmn 30 hari) dantidak dirancang untuk diagnostigangguan jiwa secara spesifik Dalam Riskesdas 2007pertanyaan dibacakan petugas wawancara kepada seluruh responden Dari tabel 3521ini diperlihatkan bahwa secara umum prevalensi gangguan mental emosional di ProvinsiSumatera Utara mencapai 7 persen di mana tertinggi di Kabupaten Mandailing Natal(142) dan Kota Padang Sidempuan (127) Sedangkan prevalensi terendah diKabupaten Labuhan Batu dan Kota Medan
Tabel 3521Prevalensi Gangguan Mental Emosional pada Penduduk Berumur 15 Tahun
ke Atas (Berdasarkan Self Reporting Questionnaire -20) MenurutKabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten Kota Gangguan Mental EmosionalNias 81Mandailing Natal 142Tapanuli Selatan 48Tapanuli Tengah 110Tapanuli Utara 45Toba Samosir 76Labuhan Batu 36Asahan 109Simalungun 120Dairi 71Karo 63Deli Serdang 80Langkat 56Nias Selatan 70Humbang Hasundutan 65Pakpak Bharat 72Samosir 101Serdang Bedagai 49Kota Sibolga 109Kota Tanjung Balai 70Kota Pematang Siantar 59Kota Tebing Tinggi 114Kota Medan 36Kota Binjai 59Kota Padang Sidempuan 127
Kabupaten Kota 69Nilai Batas Pisah (Cut off Point) ge 6
95
Menurut karakteristik responden tampak prevalensi tertinggi ditemukan pada kelompokusia gt 75 tahun Hal ini dimungkinkan oleh karena pada kelompok lanjut usia banyakmengalami masalah gangguan kesehatan fisik yang dapat mempengaruhi kesehatanmental emosional Kelompok wanita lebih banyak yang mengalami gangguan mentalemosional dibandingkan laki-laki Berdasarkan pendidikan tampak bahwa kerentananterhadap gangguan mental emosional dipengaruhi oleh tingkat pendidikan Semakinrendah tingkat pendidikan prevalensinya relatif semakin rendah mengalami gangguanmental emosional Berdasarkan jenis pekerjaan tampak bahwa tidak bekerja merupakankelompok yang tertinggi mengalami gangguan mental emosional
Tabel 3522Prevalensi Gangguan Mental Emosional pada Penduduk berumur 15 Tahun
Ke Atas (berdasarkan Self Reporting Questionnaire-20) menurutKarakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara
Riskesdas 2007
Karakteristik Gangguan Mental EmosionalKelompok Umur (Tahun)
15-24 4425-34 4935-44 5245-54 7155-64 11165-74 18475+ 354
Jenis KelaminLaki-Laki 55Perempuan 83
PendidikanTidak Sekolah 212Tidak Tamat SD 121Tamat SD 82Tamat SMP 51Tamat SMA 45Tamat PT 54
PekerjaanTidak Kerja 139Sekolah 47Ibu RT 68Pegawai 38Wiraswasta 50PetaniNelayanBuruh 76Lainnya 62
Tipe DaerahPerkotaan 57Perdesaan 80
Tingkat pengeluaran perkapitaKuintil 1 89Kuintil 2 80Kuintil 3 65Kuintil 4 73Kuintil 5 54
Nilai Batas Pisah (Cut off Point) ge 6
96
353 Penyakit Mata
Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-19961
memperlihatkan angka kebutaan di Indonesia mencapai 147 jauh lebih tinggidibandingkan angka kebutaan di Thailand (03) India (07) Bangladesh (10) bahkanlebih tinggi dibandingkan Afrika Sub-sahara (140)2 Angka kebutaan ini menurunmenjadi 121 sesuai dengan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001yang mewakili tingkat kawasan Sumatera Jawa-Bali dan Kawasan Timur Indonesia3
Saw dkk4 dengan metodologi yang berbeda dari SKRT 2001 melaporkan angkakebutaan dua mata pada populasi rural di Sumatera sebesar 22 (golongan usia gt20tahun) sedangkan angka low vision bilateral mencapai 58
Gangguan penglihatan mencakup low vision dan kebutaan merupakan keadaan yangmungkin dapat dihindari dan atau dapat dikoreksi Program WHO ldquoVision 2020 the rightto sightrdquo yang dicanangkan sejak tahun 1999 mematok target pada tahun 2020 tidak adalagi ldquokebutaan yang tidak perlurdquo pada semua penduduk dunia Berbagai strategi telahdijalankan dan Indonesia sebagai warga dunia turut aktif dalam upaya tersebut diawalidengan pencanangan program Indonesia Sehat 2010 Low vision (kisaran visus 360 ltX lt 618 (2060)) dan kebutaan (kisaran visus lt360) (Revised International StatisticalClassification of Diseases Injuries and Causes of Death (ICD) 10 WHO)5 menjadimasalah penting berkaitan dengan berkurang sampai hilangnya kemandirian seseorangyang mengalami kedua gangguan penglihatan tersebut sehingga mereka akan menjadibeban bagi orang di sekitarnya
Dalam Riskesdas 2007 ini data yang dikumpulkan dari responden umur enam tahun keatas untuk mengetahui indikator kesehatan mata meliputi pengukuran tajam penglihatanmenggunakan kartu Snellen (dengan atau tanpa pin-hole) riwayat glaukoma riwayatkatarak operasi katarak dan pemeriksaan segmen anterior mata dengan menggunakanpen-light
Di Sumatera Utara gangguan Low Vision berada pada prevalensi 45 sedangkanuntuk kebutaan 07
97
Tabel ini menunjukkan distribusi penduduk usia gt 5 tahun dengan low vision dankebutaan dengan koreksi kacamata maksimal atau tidak menurut kabupatenkotadengan Persentase low vision tertinggi di Kabupaten Nias Selatan (267) diikutiSerdang Bedagai (256) begitu pula dengan prevalensi kebutaan kedua kabupatentersebut tetap yang tertinggi
Tabel 3531Prevalensi Penduduk Usia 6 Tahun ke atas menurut Low Vision dan
Kebutaan (dengan atau Tanpa Koreksi Kacamata Maksimal) danKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten KotaLow Vision
()
Kebutaan
()
Nias 26 03Mandailing Natal 04 02Tapanuli Selatan 31 00Tapanuli Tengah 14 05Tapanuli Utara 32 10Toba Samosir 42 10Labuhan Batu 23 10Asahan 38 05Simalungun 17 02Dairi 13 04Karo 20 04Deli Serdang 25 06Langkat 102 23Nias Selatan 267 56Humbang Hasundutan 12 00Pakpak Bharat 86 00Samosir 66 06Serdang Bedagai 256 14Kota Sibolga 47 07Kota Tanjung Balai 13 01Kota Pematang Siantar 09 07Kota Tebing Tinggi 14 07Kota Medan 12 03Kota Binjai 17 04Kota Padang Sidempuan 37 04
Sumatera Utara 45 07
CATATAN )Kisaran visus 360 lt X lt 618 (2060))Kisaran visus lt360
98
Tabel ini memberikan gambaran Prevalensi Persentase low vision dan kebutaanmenurut karakteristik responden menunjukkan bahwa Persentase meningkat sesuaipertambahan umur serta cenderung lebih tinggi pada perempuan tetapi menurun padatingkat pengeluaran perkapita rumah tangga yang lebih tinggi dan juga pada pendudukdengan lama pendidikan yang lebih panjang
Tabel 3532Prevalensi Penduduk Umur 6 Tahun ke atas menurut Low Vision dan
Kebutaan (dengan atau Tanpa Koreksi Kacamata Maksimal) danKarakteristik Responden di Provinsi sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikLow Vision
()Kebutaan
()
Kelompok Umur (Tahun)
6 ndash 14 24 02
15 ndash 24 29 01
25 ndash 34 34 02
35 ndash 44 34 03
45 ndash 54 62 11
55 ndash 64 110 27
65 ndash 74 148 54
75+ 246 106
Jenis Kelamin
Laki-Laki 40 06
Perempuan 49 08
Pendidikan
Tidak Sekolah 180 79
Tidak Tamat SD 60 15
Tamat SD 51 07
Tamat SMP 38 02
Tamat SMA 29 02
Tamat PT 39 05
Pekerjaan
Tidak Kerja 80 27
Sekolah 23 01
Ibu Rt 66 09
Pegawai 36 02
Wiraswasta 44 07
PetaniNelayanBuruh 50 09
Lainnya 40 07
Klasifikasi Desa
Kota 21 04
Desa 64 10
Tingkat Pengeluaran per Kapita
Kuintil-1 52 08
Kuintil-2 41 09
Kuintil-3 46 05
Kuintil-4 48 10
Kuintil-5 39 06
CATATAN )Kisaran visus 360 lt X lt 618 (2060) )Kisaran visus lt360
99
Pada penduduk golongan umur 30 tahun keatas prevalensi katarak yang didiagnosisoleh tenaga kesehatan tertinggi di Kota Sibolga (46) atau jauh lebih tinggi dari angkaprovinsi (17) Sedangkan yang merasakan ada gejala katarak tertinggi di KabupatenSamosir 32 ini berarti ada tiga dari 10 yang merasakan ada gejala katarak dikabupaten tersebut
Secara umum penyakit katarak masih terdapat di semua wilayah di Sumatera Utaramereka yang merasakan ada gejala katarak tidak semua dilakukan pemeriksaan olehtenaga kesehatan di mana terjadi perbedaan yang jauh 17 persen yang diperiksaberbanding 97 persen yang mempunyai gejala Besarnya Persentase penduduk yangmempunyai gejala utama katarak tetapi belum didiagnosis oleh nakes menggambarkanperlunya tindakan aktif sektor penyedia pelayanan kesehatan dalam mengidentifikasikasus katarak dalam masyarakat dengan istilah lain rdquomenjemput bolardquo di lapangan
Tabel 3533Persentase Penduduk Umur 30 Tahun keatas dengan Katarak
Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten KotaDiagnosis Oleh Nakes
()Diagnosis Atau Gejala
()Nias 13 76
Mandailing Natal 23 193
Tapanuli Selatan 16 81
Tapanuli Tengah 18 202
Tapanuli Utara 07 107
Toba Samosir 08 160
Labuhan Batu 07 73
Asahan 11 143
Simalungun 11 147
Dairi 08 91
Karo 08 46
Deli Serdang 16 106
Langkat 07 70
Nias Selatan 29 200
Humbang Hasundutan 07 108
Pakpak Bharat 19 195
Samosir 23 317
Serdang Bedagai 03 120
Kota Sibolga 41 233
Kota Tanjung Balai 16 143
Kota Pematang Siantar 23 127
Kota Tebing Tinggi 11 165
Kota Medan 25 93
Kota Binjai 11 129
Kota Padang Sidempuan 22 135
Sumatera Utara 17 97
100
Penderita katarak menurut karakteristik responden terlihat semakin tinggi umurprevalensi katarak semakin tinggi Keluhan adanya katarak meningkat tajam setelahresponden mencapai umur 65 tahun ke atas (36) Menurut jenis pekerjaan kepalarumah tangga penyakit katarak banyak diderita oleh penduduk yang tidak mempunyaipekerjaan
Tabel 3534Persentase Penduduk Umur 30 Tahun Ke atas dengan Katarak menurut
Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
KarakteristikDiagnosis Oleh Nakes
()Diagnosis Atau Gejala
()Kelompok Umur (Tahun)
30 ndash 34 02 20
35 ndash 44 06 45
45 ndash 54 12 103
55 ndash 64 26 199
65 ndash 74 51 362
75+ 68 474
Jenis Kelamin
Laki-Laki 12 94
Perempuan 17 130
Lama Pendidikan
lt 6 Tahun 20 170
7-12 Tahun 10 66
gt12 Tahun 12 60
Pekerjaan
Tidak Bekerja 58 373
Sekolah 31 169
Mengurus Rt 11 85
Pegawai (Negeri SwastaPolri)
10 63
Wiraswasta 12 78
Petani Nelayan Buruh 11 114
Lainnya 13 122Tempat Tinggal
Kota 18 102
Desa 12 122
Tingkat Pengeluaran per Kapita
Kuintil 1 14 123
Kuintil 2 12 117
Kuintil 3 14 119
Kuintil 4 14 117
Kuintil 5 17 97
101
Persentase operasi katarak dalam 12 bulan terakhir untuk tingkat provinsi adalahsebesar 139 persen dengan kisaran terendah adalah di Kabupaten Pakpak Bharat danLangkat (03) dan tertinggi adalah Asahan (375) Cakupan operasi ini masih sangatrendah sehingga dapat mengakibatkan penumpukan kasus katarak pada tahun terkaitdi tingkat provinsi Perlu kajian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebabrendahnya cakupan operasi katarak di tingkat kabupaten dan provinsi sebagai bahanpertimbangan dalam penyusunan kebijakan di bidang kesehatan khususnya untukmengatasi masalah low vision dan kebutaan akibat katarak (Tabel 3535)
Pemakaian kacamata pasca operasi katarak di tingkat provinsi adalah sebesar 544Pemberian kacamata operasi bertujuan mengoptimalkan tajam penglihatan jarak jauhmaupun jarak dekat pasca operasi katarak sehingga tidak semua penderita pascaoperasi merasa memerlukan kacamata untuk melakukan aktivitas sehari-hari(Tabel3535)
Tabel 3535Prevalensi Penduduk Umur 30 Tahun keatas dengan Katarak Yang Pernah
Menjalani Operasi Katarakdan Mamakai Kacamata Setelah Operasi menurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara
Riskesdas 2007
Kabupaten KotaOperasi Katarak
()Pakai Kacamata
()Nias 273 4557Mandailing Natal 04 4658Tapanuli Selatan 50 5652Tapanuli Tengah 182 4645Tapanuli Utara 250 3269Toba Samosir 333 5520Labuhan Batu 133 4545Asahan 375 7500Simalungun 12 5909Dairi 200 2581Karo 143 4365Deli Serdang 190 4864Langkat 03 4607Nias Selatan 250 5000Humbang Hasundutan 333 4743Pakpak Bharat 03 1633Samosir 09 4412Serdang Bedagai 12 2450Kota Sibolga 04 6296Kota Tanjung Balai 200 6818Kota Pematang Siantar 71 3548Kota Tebing Tinggi 250 4063Kota Medan 150 8387Kota Binjai 286 6875Kota Padang Sidempuan 05 030
Sumatera Utara 139 544CATATAN )Responden yang pernah didiagnosis Katarak oleh nakes n pembagi adalah
responden yang mengaku didiagnosis dan atau yang mempunyai gejala katarak
102
Persentase yang menggunakan kacamata setelah operasi katarak lebih besar padakelompok penduduk dengan latar pendidikan 7-12 tahun lebih besar pada kelompokpegawai dan lebih besar di daerah perkotaan Hal ini mungkin berkaitan dengankemudahan akses ke sarana kesehatan yang mempunyai alat operasi di perkotaan padaumumnya lebih mudah dibanding di perdesaan Tingkat pendidikan yang rata-rata lebihtinggi dan jenis pekerjaan pegawai (jenis pekerjaan formal) umumnya lebih banyakditemukan di daerah perkotaan sehingga kebutuhan penduduk akan tajam penglihatanmaksimal untuk bekerja di perkotaan lebih besar dibanding di perdesaan
Tabel 3536Persentase Penduduk Umur 30 Tahun keatas dengan Katarak Yang PernahMenjalani Operasi Katarak dan Memakai Kacamata Pasca Operasi menurut
Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikOperasiKatarak
()
Pakai KacamataPasca Operasi
()Kelompok Umur (Tahun)
30 ndash 34 030 21735 ndash 44 034 40745 ndash 54 056 73755 ndash 64 101 137265 ndash 74 178 181075+ 211 2225
Jenis Kelamin
Laki-Laki 067 929Perempuan 069 823
Lama Pendidikan
lt 6 Tahun 069 7937-12 Tahun 066 1038gt12 Tahun 067 793
Pekerjaan
Tidak Bekerja 162 1445Sekolah 112 1563Mengurus RT 063 602Pegawai (Negeri Swasta Polri) 069 1231Wiraswasta 064 1064PetaniNelayan Buruh 045 573Lainnya 135 1544
Tempat Tinggal
Kota 087 1562Desa 054 495
Tingkat Pengeluaran per Kapita
Kuintil-1 062 685Kuintil-2 060 715Kuintil-3 064 814Kuintil-4 075 926Kuintil-5 082 1277
CATATAN ) Responden yang pernah didiagnosis katarak oleh nakes n pembagi adalahsemua penduduk berumur 30 tahun keatas di wilayah terkait
103
354 Kesehatan Gigi
Berbagai program pelayanan kesehatan gigi dan mulut telah dilaksanakan baikpromotif preventif protektif kuratif maupun rehabilitatif Untuk mencapai targetpencapaian tahun 2010 pelayanan kesehatan gigi yang terdiri dari ldquo5 levels of carerdquotersebut harus berjalan secara serentak bersama-sama
Berbagai indikator dan target pencapaian gigi sehat tahun 2010 ditentukan WHO antaralain anak umur 5 tahun 90 bebas karies anak umur 12 tahun mempunyai tingkatkeparahan kerusakan gigi (index DMF-T) sebesar satu gigi penduduk umur 18 tahun tidaksatupun gigi yang dicabut (komponen M = 0) penduduk umur 35-44 tahun memiliki minimal20 gigi berfungsi sebesar 90 dan penduduk tanpa gigi (edentulous) lt=2 pendudukumur 65 tahun ke atas masih mempunyai gigi berfungsi sebesar 75 dan penduduk tanpagigi lt=5 1
Index DMF-T merupakan penjumlahan dari nilai D M dan F yang menunjukkanbanyaknya kerusakan gigi yang pernah dialami seseorang baik berupa Decay (gigi kariesatau gigi berlubang) Missing (gigi dicabut) atau Filling (gigi ditumpat) Kerusakan gigibersifat irreversible artinya kerusakan tersebut tidak dapat sembuh seperti halnya lukajaringan lainnya melainkan cacat selamanya Prevalensi orang dengan pengalamankaries atau orang dengan index DMF-Tgt0 menggambarkan jumlah penduduk yangmempunyai pengalaman karies dalam hidupnya
Dalam rangka melakukan pengawasan dan penilaian terhadap keberhasilan program danmelihat target pencapaian gigi sehat tahun 2010 yang ditentukan WHO serta untukmenunjang Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) diperlukan informasi tentangkesehatan gigi secara berkesinambungan
Berikut ini adalah lima langkah program dan indikator terkait yang dibutuhkan untukmenilai keberhasilan program
Sehat promotif Rawan (protektif) LatenDeteksidini dan terapi
Sakitkuratif
Cacat rehabilitasi
Prevalensi Insidensi dentally Fit keluhan 20 gigiBerfungsi
Free caries 5 th Expected Incidence PTI Dentally fit edentulous
DMF-T 12 th Trend DMFTmenurut umur
RTI PTI Protesa
DMF-T 15 th MI RTI
DMF-T 18 th CPITN MI
Yang dimaksud dengan Performance Treatment Index (PTI) yaitu angka persentase darijumlah gigi tetap yang ditumpat terhadap angka DMF-T PTI menggambarkan motivasidari seseorang untuk menumpatkan giginya yang berlubang dalam upayamempertahankan gigi tetap Sedangkan Required Treatment Index (RTI) merupakanangka persentase dari jumlah gigi tetap yang karies terhadap angka DMF-T RTImenggambarkan besarnya kerusakan yang belum ditangani dan memerlukanpenumpatanpencabutan
Masalah gigi-mulut ditanyakan untuk kurun waktu 12 bulan terakhir pada seluruhpenduduk Di Provinsi Sumatera Utara prevalensi masalah gigi-mulut sebanyak 167yang 239 nya mendapat perawatan Masalah gigi-mulut tinggi di Kota Sibolga (368)dan Kabupaten Tapanuli Tengah (289) Perawatan yang dilakukan sebagian besarpada pengobatan (867) atau perawatan yang disertai dengan pencabutan gigi(325)
Untuk mencegah terjadinya karies (lubang gigi) dan penyakit mulut lainnya (peradangangusi kalkulus) plaque gigi harus dibersihkan secara menyeluruh dan teratur 1 Untuk itu
104
program kesehatan gigi menganjurkan masyarakat untuk menggosok gigi setiap haripaling sedikit sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam 4 Perilaku menggosok gigidengan waktu yang benar merupakan pencegahan utama dan pola tersebut mempunyaiperan penting dan menentukan keberhasilan program pencegahan 1
Perilaku gosok gigi di Sumatera Utara sudah tinggi atau sudah di atas 90 persen yangumumnya dilakukan pada pagi hari (906) tetapi perilaku gosok gigi sebelum tidurmalam masih rendah (187)
Masalah gigi-mulut dalam 12 bulan terakhir sebelum survei menunjukkan Persentasependuduk yang bermasalah adanya peningkatan sesuai dengan meningkatnya umurNamun tidak terlihat hubungan yang jelas dengan pola perawatan dari tenaga medisgigi Persentase penduduk yang menerima perawatan dari tenaga medis gigi lebih tinggidi perkotaan dan relatif meningkat pada tingkat pengeluaran yang semakin tinggi
Kepada responden yang tidak bermasalah gigi-mulut dalam 12 bulan terakhirditanyakan lebih lanjut apakah telah kehilangan seluruh gigi aslinya Secara keseluruhandi antara penduduk yang tidak bermasalah gigi-mulut tersebut pada kelompok umur 55-64 tahun dan 65 tahun ke atas kondisi hilangnya seluruh gigi mencapai masing-masing23 dan 105
Tabel 3541Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut Dalam 12 Bulan Terakhir
Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
KarakteristikBermasalah
Gimul
MenerimaPerawatan dari
Tenaga Medis Gigi
HilangSeluruhGigi Asli
Umur
lt 1 11 56 00
1 - 4 49 194 02
5 - 9 136 240 02
10 ndash 14 141 192 00
15 ndash 24 152 210 00
25 ndash 34 190 267 00
35 ndash 44 207 250 00
45 ndash 54 237 252 05
55 ndash 64 245 281 23
65+ 219 233 105
Jenis Kelamin
Laki-Laki 159 237 06
Perempuan 174 242 08
Tempat Tinggal
Kota 173 314 08
Desa 162 175 06
Status Ekonomi
Kuintil-1 169 175 04
Kuintil-2 175 192 05
Kuintil-3 171 235 07
Kuintil-4 160 223 07
Kuintil-5 165 339 10
Sumatera Utara 167 239 07
105
Kabupatenkota yang mempunyai masalah gigi-mulut yang tinggi di Sumatera Utarayaitu Kota Sibolga (368) dan Kabupaten Tapanuli Tengah (289) Namun merekayang mempunyai masalah gigi-mulut yang dilakukan perawatan oleh tenaga kesehatangigi yang Persentasenya tertinggi adalah Kota Binjai (434) dan Kabupaten HumbangHasundutan (425)
Tabel 3542Persentase Penduduk Bermasalah Gigi-Mulut Dalam 12 Bulan Terakhir
Menurut Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
Kabupaten KotaBermasalah
Gimul
MenerimaPerawatan Dari
Tenaga Medis Gigi
HilangSeluruhGigi Asli
Nias 247 159 02
Mandailing Natal 241 174 08
Tapanuli Selatan 145 203 04
Tapanuli Tengah 289 106 04
Tapanuli Utara 227 12 04
Toba Samosir 192 134 05
Labuhan Batu 125 119 04
Asahan 218 92 09
Simalungun 195 251 02
Dairi 137 141 05
Karo 22 290 06
Deli Serdang 139 296 10
Langkat 90 357 04
Nias Selatan 242 252 02
Humbang Hasundutan 185 425 07
Pakpak Bharat 184 73 08
Samosir 192 105 03
Serdang Bedagai 141 220 10
Kota Sibolga 368 274 12
Kota Tanjung Balai 177 342 07
Kota Pematang Siantar 132 319 09
Kota Tebing Tinggi 240 200 13
Kota Medan 188 369 09
Kota Binjai 100 434 14
Kota Padang Sidempuan 163 269 04
Sumatera Utara 167 239 07Termasuk Tenaga Medis Gigi Perawat Gigi Dokter Gigi atau Dokter Spesialis KesehatanGigi dan Mulut
106
Kepada responden yang bermasalah gigi-mulut dan menerima perawatan ataupengobatan dari tenaga medis gigi ditanyakan lebih lanjut perawatan dan pengobatanapa yang diterima untuk masalah gigi-mulut yang dialami tersebut Tabel 3543menunjukkan sebagian besar perawatan yang diterima responden adalah pengobatan(867) dan penambalanpencabutanbedah gigi (325) Jenis perawatan lainnyayaitu pemasangan gigi palsu lepasan atau gigi palsu cekat dan konselingperawatankebersihan gigi yaitu masing-masing sebesar 60 dan 157
Tabel 3543Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima Penduduk untuk Masalah Gigi-
Mulut menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik
Jenis Perawatan Gigi
Pengobatan
PenambalanPencabutanBedah
Pemasangan
Gigi PalsuLepasan
Atau
KonselingPerawatanKebersihan
Gigi
Lainnya
Umur
lt 1 1000 00 00 00 00
1 - 4 959 05 04 48 00
5 - 9 914 214 09 140 13
12 ndash 14 899 274 04 80 13
15 ndash 24 893 238 15 162 23
25 ndash 34 887 315 59 195 52
35 ndash 44 858 355 54 181 33
45 ndash 54 866 400 66 156 27
55 ndash 64 772 510 119 133 33
65 + 754 362 284 163 23
Jenis Kelamin
Laki-Laki 870 338 61 173 24
Perempuan 865 313 60 143 34
Tempat Tinggal
Kota 850 356 73 160 33
Desa 893 275 41 153 24
Status Ekonomi
Kuintil-1 926 227 32 123 13
Kuintil-2 896 301 45 164 17
Kuintil-3 865 299 48 128 37
Kuintil-4 904 293 44 170 23
Kuintil-5 810 412 96 178 41
Sumatera Utara 867 325 60 157 29
107
Di Provinsi Sumatera Utara perawatan pengobatan untuk masalah gigi-mulut yangditerima penduduk tertinggi di Kota Tanjung Balai dan Kabupaten Deli Serdang masing-masing 950 dan 949 Sedangkan dengan perawatan penambalan pencabutanbedah gigi tertinggi adalah di Kabupaten Langkat (572) dan Kota Pematang Siantar(429)
Tabel 3544Persentase Jenis Perawatan Yang Diterima Penduduk untuk Masalah Gigi-
Mulut menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten Kota
Jenis Perawatan Gigi
Peng
obatan
PenambalanPencabutanBedah Gigi
PemasanganProtesaBridge
KonselingPerawatanKebersihan
Gigi
Lain
nya
Nias 859 372 102 223 00Mandailing Natal 946 106 00 64 35Tapanuli Selatan 902 196 00 12 12Tapanuli Tengah 915 254 83 155 14Tapanuli Utara 859 141 00 00 00Toba Samosir 785 185 92 154 15Labuhan Batu 820 340 00 100 00Asahan 815 261 106 293 16Simalungun 914 201 43 29 29Dairi 838 187 70 165 141Karo 867 391 00 391 63Deli Serdang 949 347 51 164 25Langkat 874 572 22 279 11Nias Selatan 945 218 26 121 7Humbang Hasundutan 870 288 98 74 33Pakpak Bharat 783 43 43 261 00Samosir 810 306 19 113 19Serdang Bedagai 894 85 37 246 28Kota Sibolga 923 298 40 77 4Kota Tanjung Balai 950 251 31 95Kota P Siantar 786 429 31 112 00Kota Tebing Tinggi 924 373 00 68Kota Medan 795 410 104 205 52Kota Binjai 838 171 54 54 27Kota P Sidempuan 860 227 29 21 23
Sumatera Utara 867 325 60 157 29
Pengendaliankontrol karies gigi dan penyakit gigi-mulut lainnya sebaiknya sedinimungkin yaitu pada masa anak dengan cara menjaga kebersihan mulut dengan baikmenggosok gigi dengan metode yang baik periksa ke dokter gigi secara teratur dan dietmakanan yang manis dan lengket
Melalui Riskesdas 2007 ditanyakan kepada responden umur 10 tahun ke atas apakahbiasa menggosok gigi setiap hari dan bila jawaban ya ditanyakan lebih lanjut kapan sajawaktu menggosok gigi Hasil menunjukkan sebagian besar (933) penduduk ProvinsiSumatera Utara menggosok gigi setiap hari namun di antara mereka hanya 38 yangberperilaku benar menyikat gigi yaitu yang menyikat gigi setiap hari dengan waktu sikatgigi sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam
108
Persentase penduduk 10 tahun ke atas yang berperilaku benar menggosok gigi tidakada perbedaan menurut jenis kelamin tetapi menurut tempat tinggal Persentase yangmenggosok gigi benar tersebut lebih tinggi di perkotaan sedangkan menurut tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga semakin tinggi tingkat pengeluarannya semakintinggi pula Persentase yang menggosok gigi dengan benar (Tabel 3545)
Tabel 3545Persentase Penduduk 10 Tahun gt Yang Menggosok Gigi Setiap Hari danBerperilaku Benar Menggosok Gigi Menurut Karakteristik Responden
di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik
Perilaku Menggosok Gigi
Menggosok GigiSetiap Hari
Berperilaku BenarMenggosok Gigi
Ya Tidak Ya TidakUmur
10 ndash 14 942 58 35 965
15 ndash 24 978 22 43 957
25 ndash 34 965 35 46 954
35 ndash 44 956 44 36 964
45 ndash 54 928 72 29 971
55 ndash 64 849 151 30 970
65+ 658 342 27 973
Jenis Kelamin
Laki-Laki 933 67 35 965
Perempuan 933 67 40 960
Tempat Tinggal
Kota 971 29 56 944
Desa 901 99 22 978
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 902 98 29 971
Kuintil-2 916 84 26 974
Kuintil-3 933 67 26 974
Kuintil-4 940 60 39 961
Kuintil-5 954 46 58 942
109
Tabel 3546 menunjukkan kabupatenkota Persentase berperilaku menggosok gigisetiap hari pada penduduk di Provinsi Sumatera Utara Responden yang tinggal di kota-kota Persentase berperilaku menggosok gigi tersebut umumnya sudah di atas rata-rataangka provinsi kecuali di Kota Tanjung Balai (921)
Menurut kabupatenkota Persentase yang menyikat gigi setiap hari dengan benarbervariasi dari 01 (Kabupaten Tapanuli Utara) sampai 114 (Kota Tanjung Balai)
Tabel 3546Persentase Penduduk 10 Tahun gt Yang Menggosok Gigi Setiap Hari dan
Berperilaku Benar Menyikat Gigi menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKota
Perilaku Menggosok Gigi
Mengosok GigiSetiap Hari
Berperilaku BenarMenyikat Gigi
Ya Tidak Ya TidakNias 970 30 73 927Mandailing Natal 948 52 11 989Tapanuli Selatan 877 123 14 986Tapanuli Tengah 889 111 16 984Tapanuli Utara 676 324 01 999Toba Samosir 818 182 08 992Labuhan Batu 972 28 19 981Asahan 891 109 08 992Simalungun 936 64 09 991Dairi 740 260 13 987Karo 842 158 17 983Deli Serdang 953 47 17 983Langkat 971 29 45 955Nias Selatan 950 50 93 907Humbang Hasundutan 729 271 08 992Pakpak Bharat 742 258 09 991Samosir 656 344 04 996Serdang Bedagai 973 27 42 958Kota Sibolga 981 19 73 927Kota Tanjung Balai 921 79 114 886Kota Pematang Siantar 987 13 60 940Kota Tebing Tinggi 948 52 43 957Kota Medan 981 19 89 911Kota Binjai 985 15 24 976Kota Padang Sidempuan 979 21 37 963
Sumatera Utara 933 67 38 962Catatan Berperilaku benar menyikat gigi adalah orang yang menyikat gigi setiap hari
dengan waktu sikat gigi sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam
110
Di antara penduduk 10 tahun ke atas yang menggosok gigi setiap hari sebagian besar(906) menggosok gigi saat mandi pagi dan atau sore sedangkan yang menggosokgigi sesudah bangun pagi 278 dan sebelum tidur malam 187 Perilaku menggosokgigi sebelum tidur malam meningkat setelah umur 14 tahun tetapi kemudian menurundengan bertambahnya umur Semakin baik kehidupan ekonomi rumah tangga terlihatsemakin baik pula perilaku menggosok gigi (Tabel 3547)
Tabel 3547Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Tahun gt Yang
Menggosok Gigi Setiap Hari Menurut Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik
Mengosok Gigi Setiap Hari
Saat MandiPagi DanAtau Sore
SesudahMakanPagi
SesudahBangun
Pagi
SebelumTidur
Malam
Lain
nya
Umur
10 ndash 14 892 57 266 160 17
15 ndash 24 929 65 274 217 24
25 ndash 34 914 70 296 216 27
35 ndash 44 905 62 284 181 27
45 ndash 54 898 56 263 167 21
55 ndash 64 881 59 280 156 33
65+ 864 70 294 115 28
Jenis Kelamin
Laki-Laki 899 60 276 164 25
Perempuan 912 66 281 209 24
Tempat Tinggal
Kota 932 81 327 273 26
Desa 883 47 235 109 22
Status Ekonomi
Kuintil-1 881 57 245 123 33
Kuintil-2 892 53 251 141 21
Kuintil-3 905 48 270 148 19
Kuintil-4 909 65 282 187 26
Kuintil-5 927 83 316 279 25
Sumatera Utara 906 63 278 187 24
111
Persentase waktu menyikat gigi pada penduduk umur 10 tahun ke atas yang dilakukansesudah makan pagi terendah terdapat di Kabupaten Asahan 24 yang tertinggi diKota Tanjung Balai (14 9)
Persentase menggosok gigi sebelum tidur malam mempunyai rentang yang lebar yaituberkisar antara 16 hingga 429 Persentase terendah di Kabupaten Tapanuli Utaradan tertinggi di Kota Tebing Tinggi
Tabel 3548Persentase Waktu Menyikat Gigi Pada Penduduk 10 Tahun gt Yang
Menggosok Gigi Setiap Hari Menurut Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten Kota
Mengosok Gigi Setiap Hari
Saat MandiPagi DanAtau Sore
SesudahMakanPagi
SesudahBangun
Pagi
SebelumTidur
Malam
Lainnya
Nias 942 120 70 227 17Mandailing Natal 913 26 332 81 52Tapanuli Selatan 941 39 210 102 13Tapanuli Tengah 982 69 443 40 02Tapanuli Utara 512 11 538 16 04Toba Samosir 802 30 350 87 05Labuhan Batu 946 26 137 157 12Asahan 827 24 196 99 27Simalungun 916 25 265 71 6Dairi 704 33 379 50 131Karo 746 37 194 90 15Deli Serdang 856 35 297 172 19Langkat 944 74 180 136 12Nias Selatan 948 137 185 138 98Humbang Hasundutan 581 32 474 63 3Pakpak Bharat 763 95 127 34 72Samosir 766 54 159 29 25Serdang Bedagai 906 62 272 171 38Kota Sibolga 929 118 627 257 7Kota Tanjung Balai 982 149 223 258 20Kota Pematang Siantar 945 106 199 299 10Kota Tebing Tinggi 955 76 218 429 15Kota Medan 974 116 437 389 36Kota Binjai 953 44 152 199 13Kota Padang Sidempuan 966 70 284 214 19
Sumatera Utara 906 63 278 187 24
112
Penyakit gigi berbeda dengan penyakit infeksi lainnya yang bila sembuh bisa pulihseperti sediakala dan tidak menimbulkan cacat Penyakit gigi tidak bisa pulih(irreversible) menimbulkan cacat permanen bahkan bisa mengakibatkan gangguanfungsi bicara pengunyahan dan aestetis
Riskesdas 2007 melaporkan Index DMF-T Provinsi Sumatera Utara sebesar 343meliputi komponen D-T 089 komponen M-T 246 dan komponen F-T 005 Hal iniberarti rata-rata jumlah kerusakan gigi per orang (tingkat keparahan gigi per orang)adalah 343 gigi meliputi 089 gigi berlubang 246 gigi dicabut dan 005 gigi ditumpat
SKRT 1995 melaporkan Index DMF-T sebesar 64 meliputi komponen D-T 19komponen M-T 44 dan komponen F-T 02 Sedangkan SKRT 2001 melaporkan IndexDMF-T sebesar 53 meliputi komponen D -T 16 komponen M-T 36 dan komponen F-T 01
Tabel 3549Komponen D M F dan Index DMF-T menurut Karakteristik Responden
di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik D-T (X) M-T (X) F-T (X)Index DMF-
TUmur
12 045 030 001 085
15 045 026 001 081
18 054 031 002 086
35 ndash 44 107 180 006 298
65 + 115 1363 012 1488
Jenis Kelamin
Laki-Laki 086 214 005 309
Perempuan 091 276 005 376
Tempat Tinggal
Kota 086 249 006 343
Desa 091 243 005 344
Status Ekonomi
Kuintil-1 088 206 003 301
Kuintil-2 088 239 004 333
Kuintil-3 092 236 004 337
Kuintil-4 091 255 006 359
Kuintil-5 085 269 008 362
Sumatera Utara 089 246 005 343D-T rata2 jumlah gigi berlubang per orangM-T rata2 jumlah gigi dicabutindikasi pencabutanF-T rata2 jumlah gigi ditumpatDMF-T rata2 jumlah kerusakan gigi per orang (baik yg masih berupa decay dicabut maupun ditumpat)
113
Membandingkan tingkat keparahan gigi (index DMF-T) antar kabupatenkota nampakkabupaten dengan tingkat keparahan di atas rata-rata tertinggi adalah KabupatenHumbang Hasundutan (525) kemudian Asahan (516) dan selanjutnya KabupatenDairi (500) Secara keseluruhan komponen gigi yang dicabut merupakan komponentertinggi untuk masalah gigi di seluruh kabupatenkota
Tabel 35410Komponen D M F Dan Index DMF-T menurut KabupatenKota
di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten KotaD-T (X) M-T (X) F-T (X) INDEX DMF-T
(X)
Nias 085 117 002 207
Mandailing Natal 095 335 001 436
Tapanuli Selatan 091 191 001 332
Tapanuli Tengah 117 285 003 403
Tapanuli Utara 139 363 000 498
Toba Samosir 108 259 010 375
Labuhan Batu 111 149 009 269
Asahan 062 452 000 516
Simalungun 078 262 009 350
Dairi 143 365 003 500
Karo 082 292 003 379
Deli Serdang 094 287 003 387
Langkat 055 127 009 197
Nias Selatan 044 027 000 081
Humbang Hasundutan 159 351 012 525
Pakpak Bharat 152 268 010 428
Samosir 097 241 001 336
Serdang Bedagai 091 211 006 307
Kota Sibolga 173 209 001 377
Kota Tanjung Balai 070 273 002 347
Kota Pematang Siantar 063 301 002 369
Kota Tebing Tinggi 058 325 011 394
Kota Medan 089 243 008 340
Kota Binjai 075 283 002 359
Kota Padang Sidempuan 078 236 016 328
Sumatera Utara 089 246 005 343
114
Prevalensi bebas karies di Provinsi Sumatera Utara sebesar 599 sedangkanpenduduk umur 12 tahun ke atas yang mengalami karies pada giginya yang belumditanganikaries aktifunterated terlihat sedikit lebih tinggi pada perempuan yaitu padalaki-laki 393 dan pada perempuan 408 Hampir sama menurut tempat tinggalkotadesa Prevalensi karies aktif relatif meningkat dengan bertambahnya umur
Secara keseluruhan 621 penduduk 12 tahun ke atas pernah mengalami kariesPrevalensi pengalaman karies lebih tinggi pada kelompok umur yang lebih tinggi pada 12tahun sebesar 312 dan pada 65 tahun ke atas sebesar 928
Tabel 35411Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan Pengalaman Karies Menurut
Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
KarakteristikTanpaKaries
Karies AktifTanpa
PengalamanKaries
PengalamanKaries
Umur
12 757 243 688 312
15 725 275 649 351
18 687 313 602 398
35 ndash 44 516 484 284 716
65 + 658 342 72 928
Jenis Kelamin
Laki-Laki 607 393 398 602
Perempuan 592 408 361 639
Tempat Tinggal
Kota 605 395 365 635
Desa 594 406 391 609
Status Ekonomi
Kuintil-1 621 379 441 559
Kuintil-2 612 388 406 594
Kuintil-3 589 411 370 630
Kuintil-4 587 413 365 635
Kuintil-5 599 401 348 652
Sumatera Utara 599 401 379 621Catatan TANPA KARIES orang yang memiliki memiliki D=0Orang dengan karies aktif = orang yang memiliki Dgt0 atau KARIES YANG BELUMTERTANGANI)Orang dengan pengalaman karies= orang yang memilki memiliki DMFT gt0Orang TANPA pengalaman karies= orang yang memilki memiliki DMFT =0
115
Menurut kabupatenkota prevalensi karies aktif di Sumatera Utara berkisar antara 267sampai 590 yaitu terendah di Kabupaten Nias Selatan dan tertinggi di Kota SibolgaUrutan prevalensi terendah dan tertinggi menurut kabupatenkota tersebut tidak berubahpada prevalensi penduduk yang mempunyai pengalaman karies
Tabel 35412Prevalensi Bebas Karies Karies Aktif dan Pengalaman Karies Menurut
Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten KotaTanpa
LubangKariesAktif
TanpaPengalaman
Karies
PengalamanKaries
Nias 616 384 523 477
Mandailing Natal 578 422 264 736
Tapanuli Selatan 588 412 435 565
Tapanuli Tengah 541 459 308 692
Tapanuli Utara 469 531 286 714
Toba Samosir 594 406 380 620
Labuhan Batu 484 516 357 643
Asahan 680 320 272 728
Simalungun 647 353 337 663
Dairi 536 464 347 653
Karo 607 393 342 658
Deli Serdang 579 421 339 661
Langkat 701 299 565 435
Nias Selatan 733 267 705 295
Humbang Hasundutan 462 538 241 759
Pakpak Bharat 482 518 339 661
Samosir 656 344 417 583
Serdang Bedagai 619 381 425 575
Kota Sibolga 410 590 221 779
Kota Tanjung Balai 654 346 386 614
Kota Pematang Siantar 701 299 357 643
Kota Tebing Tinggi 654 346 341 659
Kota Medan 579 421 352 648
Kota Binjai 645 355 406 594
Kota Padang Sidempuan 602 398 353 647
Sumatera Utara 599 401 379 621
116
Tabel 35413Required Treatment Index (RTI) dan Perform Tretment Index (PTI)
Menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
KarakteristikRTI=
(DDMF-T)X100PTI=
(FDMF-T)X100(MDMF-T)X100
Umur
12 523 07 353
15 552 13 323
18 625 29 357
35 ndash 44 359 21 606
65 + 78 08 916
Jenis Kelamin
Laki-Laki 278 17 692
Perempuan 243 14 735
Tempat Tinggal
Kota 250 17 728
Desa 265 15 706
Status Ekonomi
Kuintil-1 292 10 684
Kuintil-2 264 11 717
Kuintil-3 274 12 700
Kuintil-4 255 16 711
Kuintil-5 234 23 743
Sumatera Utara 258 16 716
Performance Treatment Index (PTI) merupakan angka persentase dari jumlah gigi tetapyang ditumpat terhadap angka DMF-T PTI menggambarkan motivasi dari seseoranguntuk menumpatkan giginya yang berlubang dalam upaya mempertahankan gigi tetap
Required Treatment Index (RTI) merupakan angka persentase dari jumlah gigi tetap yangkaries terhadap angka DMF-T RTI menggambarkan besarnya kerusakan yang belumditangani dan memerlukan penumpatanpencabutan
117
Tabel 35414 menunjukkan nilai Performance Treatment Index (PTI) hanya mencapai16 hal ini menunjukkan rendahnya motivasi dari seseorang untuk menumpatkangiginya yang berlubang dalam upaya mempertahankan gigi tetap
Nilai Required Treatment Index (RTI) sebesar 258 hal ini menggambarkan besarnyakerusakan yang belum ditangani dan memerlukan penumpatan pencabutan masalah inibanyak dialami pada penduduk yang berumur di bawah 35 tahun
Kisaran Nilai Required Treatment Index (RTI) menurut kabupatenkota berkisar antara121 hingga 542 terendah di Kabupaten Asahan dan tertinggi di Nias SelatanSedangkan Nilai PerformanceTreatment Index (PTI) sangat bervariasi menurutkabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara yaitu mempunyai rentang dari 01 sampai50 tertinggi di Kota Padang Sidempuan (Tabel 36414)
Tabel 35414Required Treatment Index (RTI) dan Perform Tretment Index (PTI)
Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
Kabupaten KotaRTI=
(DDMF-T)x100PTI=
(FDMF-T)x100 (MDMF-T)x100Nias 411 12 566Mandailing Natal 217 03 767Tapanuli Selatan 275 03 577Tapanuli Tengah 291 07 708Tapanuli Utara 278 01 728Toba Samosir 287 27 691Labuhan Batu 411 35 556Asahan 121 01 876Simalungun 223 25 746Dairi 285 07 730Karo 215 08 770Deli Serdang 244 07 743Langkat 280 43 646Nias Selatan 542 03 336Humbang Hasundutan 302 24 669Pakpak Bharat 355 23 625Samosir 289 04 718Serdang Bedagai 297 19 686Kota Sibolga 458 04 555Kota Tanjung Balai 202 05 786Kota Pematang Siantar 171 06 815Kota Tebing Tinggi 147 29 826Kota Medan 262 24 714Kota Binjai 209 06 789Kota Padang Sidempuan 238 50 719
Sumatera Utara 258 16 716
118
Tabel 35415 menunjukkan penduduk 12 tahun ke atas dengan fungsi normal gigi(mempunyai minimal 20 gigi berfungsi) sebesar 948 Persentase tersebut merata diberbagai karakteristik yaitu meliputi lebih dari 90 kecuali pada umur 65 tahun ke atashanya sebesar 537 Hal ini menunjukkan berkurangnya jumlah gigi secara signifikanpada umur tersebut
Secara keseluruhan hanya 09 penduduk berstatus edentulous (tanpa gigi)Persentase ini merata di berbagai karakteristik kecuali pada umur 65 tahun ke atas dimana status edentulous pada umur tersebut meliputi 105
Persentase pengguna protesa semakin meningkat dengan meningkatnya tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga pada pengeluaran tertinggi Persentase tersebutmencapai 96
Tabel 35415Persentase penduduk dengan Fungsi Normal Gigi dan PendudukEdentulous Menurut Karakteristik Responden di Sumatera Utara
Riskesdas 2007
KarakteristikFungsi Normal
GigiEdentulous
Orang DenganProtesa
Umur12 1000 00 0815 1000 0018 1000 0035 ndash 44 984 00 5465 + 537 105 284
Jenis kelaminLaki-laki 958 07 61Perempuan 939 10 60
Tempat TinggalKota 948 11 73Desa 948 07 41
Status ekonomiKuintil-1 958 05 32Kuintil-2 947 07 45Kuintil-3 952 08 48Kuintil-4 945 09 44Kuintil-5 944 12 96
Sumatera Utara 948 09 60Catatan Fungsi normal gigi = penduduk dengan minimal 20 gigi berfungsi (jumlah gigi ge 20)
Edentulous= orang tanpa gigiOrang dengan preotesa = orang yang memakai protesa
119
36 Cedera dan Disabilitas
361 Cedera
Data cedera diperoleh berdasarkan wawancara kepada responden semua umur tentangriwayat cedera dalam 12 bulan terakhir Cedera didefinisikan sebagai kecelakaan danperistiwa yang sampai membuat kegiatan sehari-hari responden menjadi terganggu
Tabel 3611 memberikan gambaran bahwa dari 25 kabupatenkota di ProvinsiSumatera Utara prevalensi tertinggi cedera terdapat pada Kota Sibolga (97)sedangkan yang terendah terdapat pada kabupaten Labuhan Batu (08) Polapenyebab cedera terbanyak pada tingkat provinsi yaitu jatuh kecelakaan transportasi didarat dan terluka benda tajam tumpul
Sedangkan untuk penyebab cedera yang lain bervariasi tetapi Persentasenya rata-ratakecil Persentase jatuh paling besar terdapat di Kabupaten Simalungan (669) dimanaPersentase lebih besar dibanding angka provinsi (538) Persentase kecelakaantransportasi darat terbanyak di kabupaten Simalungun (523) menunjukkanPersentase yang jauh lebih besar dari angka provinsi (313) Adapun untuk terlukabenda tajamtumpul paling tinggi terdapat di Kota Binjai (367) melebihi angkaPersentase provinsi (168) Penyebab cedera lain yang menonjol adalah kontakdengan bahan beracun menunjukkan angka Persentase tertinggi sekitar 112 diKabupaten Dairi Sementara untuk penyebab cedera ditembak dengan senjata apihanya ada di Kabupaten Nias (06) dan bencana alam di Nias Selatan (11)
120
Tabel 3611Prevalensi Cedera dan Persentase Penyebab Cedera menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKota CederaPenyebab Cedera
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16Nias 43 170 12 554 208 06 06 19Mandailing Natal 67 176 22 663 187 11 05 05Tapanuli Selatan 20 360 71 444 107 18 18 18Tapanuli Tengah 12 386 32 577 127 32 63 101Tapanuli Utara 45 126 08 616 333 08Toba Samosir 38 237 10 515 175 41 10 41 21Labuhan Batu 8 286 571 108 36 36Asahan 32 412 451 108 10 10 10 49Simalungun 48 147 29 669 184 07Dairi 41 266 365 280 44 112 55 34 67Karo 09 414 271 227 88Deli Serdang 32 518 344 88 16 16 08 49Langkat 31 37 12 495 467 13Nias Selatan 70 57 528 350 11 11 17 06Humbang Hasundutan 24 173 16 32 484 189 14 76Pakpak Bharat 19 438 31 500 63 31Samosir 82 95 10 768 150 09 18 10 33Serdang Bedagai 13 208 468 208 30 78Kota Sibolga 97 193 04 08 618 214 17 04 04 46Kota Tanjung Balai 40 479 09 473 152 28 19Kota Pematang Siantar 28 523 15 354 62 15 31 15 46Kota Tebing Tinggi 58 500 21 394 99 28 21 28 14 56Kota Medan 62 435 04 615 71 04 25Kota Binjai 58 245 33 495 367 13 07 13 27 13 27Kota Padang Sidempuan 47 508 06 06 342 133 06 06 22 06
Sumatera Utara 38 313 01 10 538 168 07 00 05 00 01 02 04 08 01 02 53 Angka Persentase penyebab cedera merupakan bagian dari angka prevalensi cedera total
Keterangan1 Kecelakaan Transportasi di darat 7 Ditembak dengan senjata api 13 Terbakar terkurung asap2 Kecelakaan Transportasi di laut 8 Kontak dengan bahan beracun 14 Asfiksia3 Kecelakaan Transportasi di udara 9 Bencana alam 15 Komplikasi tindakan medis4 Jatuh 10 Usaha bunuh diri 16 Lainnya5 Terluka benda tajam tumpul 11 Tenggelam6 Penyerangan 12 Mesin elektrik radiasi
121
Tabel 3612 cedera menurut kelompok umur yang menduduki urutan tertinggi adalahkelompok umur 15 ndash 24 dan 75+ sekitar 45 dan diikuti oleh kelompok umur 55-64 (44)dan 25-34 (39) Adapun untuk penyebab cedera jatuh menunjukkan Persentase terbesardi kelompok umur 1-4 (821) Persentase penyebab cedera akibat kecelakaantransportasi darat yang lebih tinggi pada kelompok umur 15-24 (503) Penyebab cederaterluka benda tajamtumpul tertinggi pada kelompok umur 35-44 (260)Prevalensi cedera berdasarkan pembagian kelompok jenis kelamin tampak bahwa padalaki-laki lebih tinggi (48) dibandingkan dengan perempuan (29) Hasil ini sesuai denganberbagai hasil survei yang mana risiko mengalami cedera lebih tinggi pada laki-lakidibandingkan perempuan Berdasarkan penyebabnya terdapat hasil yang bervariasi padasetiap penyebab di mana pada penyebab kecelakaan transportasi di darat kecelakaantransportasi di laut penyerangan tenggelam mesin elektrik radiasi komplikasi tindakanmedis dan lainnya di-dominasi oleh laki-laki sementara penyebab kecelakaan transportasidi udara jatuh terluka benda tajamtumpul ditembak dengan senjata api kontak denganbahan beracun bencana alam usaha bunuh diri terbakarterkurung asap dan asfiksiadidominasi oleh perempuan Menurut tingkat pendidikan tidak sekolah menduduki posisipertama (53) untuk prevalensi cedera dan terendah pada tingkat tidak tamat SD (34)Untuk penyebab cedera karena kecelakaan transportasi darat Persentase tertinggi padatingkat pendidikan tamat PT (494) Adapun untuk penyebab cedera jatuh mayoritas padatingkat pendidikan rendah yaitu tidak sekolah sampai dengan tamat SD Terluka bendatajam tertinggi pada tidak tamat SD (214)Tabel 3613 menggambarkan bahwa berdasarkan jenis pekerjaan prevalensi cederaterbesar pada jenis pekerjaan lainnya (61) dan pegawai (negeri POLRI) (54) Untukpenyebab cedera karena jatuh lebih tinggi pada tingkat sekolah (584) dan tidak sekolah(556) Untuk penyebab cedera karena kecelakaan transportasi darat Persentase terbesarpada pegawai (566) sedangkan Persentase cedera karena terluka benda tajamtumpulterbanyak pada kelompok yang bekerja sebagai ibu rumah tangga (350)Prevalensi cedera berdasarkan tipe daerah di perkotaan yaitu (45) Sedangkanberdasarkan penyebab cedera ada variasi untuk cedera karena jatuh di desa lebih banyak(563) transportasi darat prevalensi lebih besar pada kota (405) dibandingkan desa(207) dan cedera karena terluka benda tajam tumpul lebih banyak di desa (219)Prevalensi cedera menurut tingkat pengeluaran perkapita menunjukkan bahwa prevalensicedera hampir sama atau seimbang antara tingkat pengeluaran kuintil 1 sampai dengankuintil 5 Hal tersebut menggambarkan bahwa tidak ada perbedaan besaran prevalensicedera menurut status ekonomi Adapun untuk penyebab cedera menunjukkan bahwa untukPersentase jatuh terbesar pada kelompok kuintil 2 (588) kecelakaan transportasi daratpada kuintil 5 (419) dan terluka benda tajamtumpul pada kuintil 1 (200) dan kuintil 2(205)Pembagian kategori bagian tubuh yang terkena cedera didasarkan pada klasifikasidari ICD-10 (The Tenth Revision of the International Statistical Classification of Diseases and RelatedHealth Problems) yang mana dikelompokkan ke dalam 10 kelompok yaitu bagian kepalaleher dada perut dan sekitarnya (perutpunggung panggul) bahu dan sekitarnya (bahu danlengan atas) siku dan sekitarnya (siku dan lengan bawah) pergelangan tangan dan tanganlutut dan tungkai bawah tumit dan kaki Responden pada umumnya mengalami cedera dibeberapa bagian tubuh (multiple injury)Persentase tertinggi bagian tubuh yang terkena cedera berdasarkan kabupaten di ProvinsiSumatera Utara adalah sebagai berikut bagian kepala 284 (kabupaten Tapanuli Selatan)bagian leher 78 (kabupaten Kota Tanjung Balai) bagian dada 120 (Kota TebingTinggi) bagian perutpunggungpanggul 171 (kabupaten Samosir) bagian bahulenganatas 176 (kabupaten Tebing Tinggi) bagian sikulengan bawah 387 (kabupaten KotaBinjai) bagian pergelangan tangan dan tangan 535 (kota Binjai) bagian pinggultungkaiatas 164 (kabupaten Tapanuli Tengah) bagian lutut dan tungkai bawah 448 (kotaMedan) bagian tumit dan kaki 385 (Kabupaten Serdang Bedagai dan Kota PematangSiantar) (Tabel 3613)
122
Tabel 3612Prevalensi Cedera dan Persentase Penyebab Cedera menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik Cedera Penyebab cedera
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16Kelompok umur (tahun)
lt 1 07 207 4301-- 4 27 108 01 21 821 86 04 02 15 125 -- 14 37 151 15 729 91 02 02 01 02 07 03 3115 ndash 24 45 503 01 09 392 159 10 06 03 06 01 12 2225 ndash 34 39 377 01 13 431 200 14 07 08 05 01 4535 ndash 44 37 351 04 462 260 16 08 03 02 14 09 07 1145 ndash 54 42 400 02 11 415 221 05 01 05 01 1655 ndash 64 44 184 06 615 250 14 17 1965 ndash 74 31 253 10 606 90 04 04 05 0375+ 45 55 739 187 21
Jenis kelaminLaki - laki 48 376 02 08 507 153 08 04 00 00 02 04 06 03 26Perempuan 29 210 13 586 195 06 01 07 01 01 00 03 11 02 01 25
PendidikanTidak sekolah 53 211 572 181 13 03 12Tidak tamat SD 34 157 01 14 595 214 04 03 02 01 01 16 02 27Tamat SD 38 294 02 07 543 176 09 05 03 08 09 10 30Tamat SMP 40 408 02 14 467 182 08 05 01 02 04 03 08 01 01 32Tamat SMA 43 478 01 10 396 199 10 05 01 01 05 03 10Tamat PT 49 494 05 362 150 06 27 05 55
PekerjaanTidak bekerja 40 371 06 556 129 16 01 06 14Sekolah 38 330 19 584 98 02 05 02 03 04 13 02 35Mengurus RT 27 229 01 488 350 01 01 4 14Pegawai (negeri POLRI) 54 566 02 05 378 112 11 04 18 15 10 21Wiraswasta 48 479 02 03 443 169 03 08 02 04 04 03 18PetaniNelayan Buruh 38 255 03 13 451 275 16 11 02 02 04 08 05 36Lainnya 61 350 04 23 439 157 17 04 04 2
Tipe daerahPerkotaan 45 405 01 05 515 125 03 03 01 01 03 07 01 0 33Pedesaan 32 207 01 16 563 219 13 01 07 01 03 05 08 00 04 17
Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil 1 40 188 01 08 585 200 14 02 01 01 01 07 01 23Kuintil 2 35 260 02 13 588 205 10 07 01 08 03 07 07 17Kuintil 3 37 281 01 17 565 157 01 07 01 00 06 06 01 04 26Kuintil 4 41 356 00 07 510 149 05 08 01 01 00 03 02 01 01 28Kuintil 5 38 419 01 05 478 150 07 01 01 01 06 16 01 32
Angka Persentase penyebab cedera merupakan bagian dari angka prevalensi cedera total
123
Tabel 3613Persentase Cedera menurut Bagian Tubuh Terkena dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKota
Bagian Terkena Cedera
Kepala Leher DadaPerut
PunggungPanggul
BahuLengan
atas
Sikulenganbawah
Pergelangantangan dan
tangan
Pinggultungkai
atas
Lututtungkaibawah
BagianTumitkaki
Nias 140 12 12 55 49 179 269 37 404 129
Mandailing Natal 126 05 16 44 111 330 196 68 355 300
Tapanuli Selatan 284 18 36 89 284 178 36 271 147
Tapanuli Tengah 190 32 32 127 127 159 429 164 513 159
Tapanuli Utara 50 33 17 17 58 250 433 08 425 167
Toba Samosir 144 41 31 62 93 196 206 113 392 165
Labuhan Batu 71 108 143 285 215 215 214
Asahan 127 59 79 147 157 108 40 285 214
Simalungun 191 07 15 37 162 265 331 07 316 103
Dairi 167 43 100 100 133 165 142 55 300 332
Karo 182 44 94 44 177 44 94 138 276
Deli Serdang 138 32 64 105 112 186 259 81 289 218
Langkat 12 122 119 178 429 47 316 212
Nias Selatan 247 06 92 57 29 310 275 46 344 258
Humbang Hasundutan 95 62 63 93 142 283 32 187 215
Pakpak Bharat 250 31 63 188 156 125 219 31 313 94
Samosir 57 05 14 171 114 128 292 52 388 280
Serdang Bedagai 117 39 39 39 139 286 307 139 368 385
Kota Sibolga 59 04 13 34 34 130 382 25 420 315
Kota Tanjung Balai 258 78 76 134 161 208 163 38 305 188
Kota Pematang Siantar 231 15 62 62 123 185 246 123 246 385
Kota Tebing Tinggi 261 120 141 176 197 211 70 430 204
Kota Medan 167 13 29 59 276 293 54 448 259
Kota Binjai 82 57 40 73 387 535 20 432 283
Kota Padang Sidempuan 168 42 118 153 238 294 119 400 277
Sumatera Utara 146 11 33 64 97 242 285 53 364 231 Bagian tubuh terkena cedera jumlahnya bisa lebih dari satu (multiple injury)
124
Tabel 3614 menggambarkan bahwa cedera di bagian kepala didominasi oleh kelompok 1-4 tahun yaitu sekitar 4317 Adapun untuk cedera dibagian leher didominasi oleh kelompokumur lt 1 tahun (68) Cedera di bagian dada kebanyakan dialami oleh respondenkelompok umur 55-64 (75) sedangkan cedera di bagian perut punggung panggul lebihbanyak dialami oleh kelompok lt 1 tahun yaitu (379) Untuk cedera di bahu lengan atasjuga masih didominasi kelompok umur lt 1 tahun (203) Persentase cedera dibagian sikutertinggi diderita oleh responden yang berusia 15-24 (292) sedangkan cedera di bagianpergelangan tangan dan tangan tertinggi di kelompok umur 55-64 (428) Selanjutnyauntuk cedera dibagian pinggul dan tungkai atas lebih banyak diderita oleh kelompok umur75 keatas (147) untuk cedera di lutut tungkai bawah sebagian besar juga dialamikelompok umur 75 ke atas (456) dan cedera di bagian tumitkaki tertinggi pada kelompokumur 25-34 tahun (298) Berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa bagian tubuh yangterkena cedera didominasi oleh laki-laki yaitu bagian tubuh kepala (149) leher (13)dada (41) bahulengan bawah (265) lutut tungkai bawah (389) dan bagian tumitkaki (252) Sementara Persentase bagian tubuh mengalami cedera yang didominasi olehperempuan adalah perut punggung panggul (72) pergelangan tangan dan tangan(303) dan pinggul tungkai atas (58) Dengan kata lain Persentase bagian tubuh yangmengalami cedera secara umum lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan
Berdasarkan tingkat pendidikan menunjukkan bahwa Persentase responden yangmengalami cedera di kepala (254) lebih tinggi pada tingkat pendidikan tamat SMA+ untukcedera leher (44) pendidikan tidak sekolah cedera di dada (49) pendidikan tamat SDUntuk cedera di perut punggung panggul (88) pada tingkat pendidikan tamat SD cederadi bagian bahu lengan atas (144) tingkat pendidikan tamat SMA cedera di siku lenganbawah (312) pada tingkat pendidikan tamat SMA+ Adapun cedera di bagian pergelangantangan dan tangan (366) terdapat pada tingkat pendidikan tamat SMP cedera di pinggultungkai bawah (93) pada responden yang tidak sekolah cedera lutut tungkai bawah(406) pada tingkat pendidikan tidak tamat SD dan cedera di tumit dan kaki (29 ) padatingkat pendidikan tamat SMA Tabel 3616 menggambarkan bahwa cedera di kepala(17) dan leher (23) tertinggi dialami oleh responden yang mempunyai pekerjaanlainnya sedangkan Persentase cedera di bagian dada tertinggi pada jenis pekerjaanpegawai (41) Cedera di perut punggungpanggul banyak dialami oleh mengurus rumahtangga (143) dan cedera di bahu lengan atas tertinggi diderita oleh responden yang jenispekerjaan lainnya (154) Persentase cedera di bagian sikulengan bawah terbanyaktampak seimbang jumlahnya antara jenis pekerjaan masih sekolah (288) pegawai(283) dan wiraswasta (281) Untuk Persentase cedera bagian pergelangan tangan dantangan (455) pada kelompok pekerjaan mengurus rumah tangga cedera pada bagianpinggultungkai atas (98) terbesar pada kelompok responden tidak bekerja Cedera dibagian lutut tungkai bawah (445) pada responden dengan pekerjaan pegawai dan bagiantumitkaki (sekitar 25) sebagian besar dialami oleh responden dengan status pekerjaantidak bekerja pegawai wiraswasta petaninelayanburuh dan lainnya
Berdasarkan tempat tinggal memperlihatkan besaran angka Persentasenya secara umumterlihat pola yanga sama antara kota dan desa Bagian cedera yang didominasi di kota padabagian terkena cedera kepala (158) sikulengan bawah (254) pergelangan tangan dantangan (306) pinggul tungkai atas (58) lutut tungkai bawah (375) dan bagiantumitkaki (246) Bagian cedera yang didominasi di desa leher (13) dada (42)perutpunggung panggul (73) dan bahulengan atas 9111)
Berdasarkan tingkat pengeluaran perkapita menggambarkan prevalensi bagian tubuh yangmengalami cedera didominasi oleh kuintil 1 dan kuintil 2 hanya pada prevalensi tertinggi ba-gian tubuh terkena cedera untuk siku lengan bawah dan lutut tungkai bawah pada kuintil 5
125
Tabel 3614Persentase Cedera menurut Bagian Tubuh Terkena dan Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik
Bagian tubuh terkena cedera
Kepala Leher DadaPerut
PunggungPanggul
BahuLengan
atas
Sikulenganbawah
Pergelangantangan dan
tangan
Pinggultungkai
atas
Lututtungkaibawah
BagianTumitkaki
Kelompok umur (tahun)lt 1 35 68 379 203 21 301-- 4 317 09 24 41 46 149 159 26 326 1925 -- 14 179 07 23 33 63 274 158 19 448 19015 ndash 24 140 17 25 45 127 292 324 34 355 26825 ndash 34 130 06 34 86 113 257 286 77 341 29835 ndash 44 110 12 26 88 103 181 396 82 307 21945 ndash 54 100 13 70 90 102 225 366 68 385 23955 ndash 64 72 15 75 50 141 241 428 110 210 19765 ndash 74 155 15 136 64 153 191 39 439 16375+ 167 81 11 82 228 147 456 202Jenis kelaminLaki - laki 149 13 41 58 107 265 273 50 389 252Perempuan 141 07 20 72 80 200 303 58 325 196Pendidikan
Tidak sekolah 165 44 43 48 59 193 309 93 385 213Tidak tamat SD 93 15 33 54 85 203 262 51 406 278Tamat SD 118 03 49 88 91 249 302 68 292 195Tamat SMP 82 10 28 63 109 285 366 46 350 212Tamat SMA 164 13 35 79 144 210 331 69 366 290Tamat PT 254 218 1 52 94 312 14 324 385 198PekerjaanTidak bekerja 170 02 23 50 104 230 243 98 385 253Sekolah 111 09 26 53 92 288 260 29 404 228Mengurus RT 117 03 14 143 71 196 455 79 240 172Pegawai (negeri POLRI) 129 17 41 76 106 283 306 83 445 258Wiraswasta 118 08 37 52 128 281 373 69 384 252PetaniNelayan Buruh 92 16 54 74 107 188 302 53 302 259Lainnya 188 23 19 90 154 148 333 54 256 253Tipe daerahPerkotaan 158 09 25 56 83 254 306 58 375 246Pedesaan 132 13 42 73 111 224 260 48 352 214Tingkat pengeluaran per kapita
Kuintil 1 170 13 52 43 80 240 311 43 372 225Kuintil 2 127 22 31 81 119 261 299 75 317 265Kuintil 3 129 05 35 73 104 231 269 49 323 237Kuintil 4 155 14 31 63 96 215 257 60 383 196Kuintil 5 150 04 23 60 88 265 297 43 406 242
126
Klasifikasi jenis cedera di sini merupakan modifikasi dari klasifikasi menurut ICD-10 (TheTenth Revision of the International Statistical Classification of Diseases and Related HealthProblems) Jenis cedera dapat diartikan juga sebagai jenis luka yang dialami oleh respondenyang mengalami cedera Persentase jenis cedera merupakan angka Persentase dariresponden yang mengalami cedera Jenis cedera yang dialami oleh responden bisa lebihdari satu jenis cedera (multiple injury)
Berdasarkan tabel 3615 diperlihatkan bahwa Persentase jenis cedera tertinggi di provinsiSumatera Utara yang terdiri dari 25 kabupaten yaitu benturan 585 (Kota Binjai) lukalecet 592 (Kabupaten Tapanuli Utara) luka terbuka 551 (kabupaten Nias Selatan) lukabakar 229 (kabupaten Nias Selatan) terkilirteregang 477 (kota Tanjung Balai) patahtulang 123 (kota Pematang Siantar) anggota gerak terputus (amputasi) 108(kabupaten Serdang Bedagai) keracunan 90 (kabupaten Dairi)
Grafik 361Persentase Jenis Cedera di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
127
Tabel 3615Persentase Jenis Cedera menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupatenkota BenturanLukalecet
Lukaterbuka
Lukabakar
Terkilirteregang
PatahTulang
Anggotagerak
terputus
Keracunan
Lainnya
Nias 329 441 222 24 283 12 12
Mandailing Natal 381 371 194 22 299 22 05 16
Tapanuli Selatan 551 449 320 196 53
Tapanuli Tengah 444 476 317 63 317 32 74 32 37
Tapanuli Utara 292 592 409 08 133 25 08
Toba Samosir 402 351 258 41 196 21 21 10
Labuhan Batu 215 356 214 71 286 72
Asahan 266 276 253 10 392 29 30
Simalungun 426 500 235 07 279 22 37
Dairi 224 177 333 33 255 101 22 90 89
Karo 359 232 144 94 232 50 50 50 138
Deli Serdang 419 549 224 24 379 73 08
Langkat 412 434 348 117 26 13
Nias Selatan 396 562 551 229 264 06
Humbang Hasundutan 235 331 311 46 138 16 32 16
Pakpak Bharat 188 469 281 438 63
Samosir 279 344 257 24 404 10 14 10
Serdang Bedagai 269 493 208 299 100 108 39 117
Kota Sibolga 391 542 265 21 210 17 08
Kota Tanjung Balai 256 466 322 09 477 38 21 09
Kota Pematang Siantar 323 338 262 46 323 123 15
Kota Tebing Tinggi 401 563 338 56 415 92 28 99
Kota Medan 356 544 335 04 280 46 04 04 13
Kota Binjai 585 475 268 33 128 24 13 20 20
Kota Padang Sidempuan 294 547 265 06 313 71 35
Sumatera Utara 373 477 294 25 282 42 06 06 20
128
Tabel 3616 menunjukkan bahwa untuk jenis cedera yang mempunyai Persentase tertinggimeliputi benturan sekitar 484 ( 75+) luka lecet 551 ( 15-24 ) luka terbuka 364 ( 25-34) luka bakar 174 ( lt1 ) terkilirteregang sekitar 40 (lt 1 dan 65- 74) patah tulang83 (45-54) anggota gerak terputus (amputasi) 16 ( 15-24) keracunan 13 (15-24)serta jenis cedera lainnya 37 ( 75+ keatas)
Berdasarkan kategori jenis kelamin memberikan gambaran bahwa antara laki-laki danperempuan Persentase menurut jenis cedera hampir seimbang Untuk jenis cedera yangdidominasi oleh laki-laki adalah luka lecet (517) luka terbuka (312) terkilir teregang(284) patah tulang (5) dan anggota gerak terputus (08) Sementara yang didominasioleh perempuan adalah benturan (374) luka bakar (39) dan lainnya (26)Sementara untuk keracunan Persentasenya sama yaitu (06)
Persentase jenis cedera menurut tingkat pendidikan menunjukkan pola angka tertinggiterfokus pada tingkat pendidikan tidak sekolah tamat SMP dan tamat SMA+ Denganbesaran sebagai berikut benturan 426 (tidak sekolah) luka lecet 589 (tamat SMA+)luka terbuka 367 (tidak sekolah) luka bakar 70( tidak sekolah) terkilir teregang 381(tamat SMP) patah tulang 85 ( tamat SMA+) anggota gerak terputus 16(tamat SMP)keracunan 15 (tamat SMP) dan lainnya 48 (tamat SMA+)
Tabel 3616 memberikan gambaran pola jenis cedera berdasarkan jenis pekerjaanresponden Urutan terbanyak untuk Persentase jenis cedera yang dialami adalah luka lecet(572) untuk status wiraswasta benturan (403) untuk status sekolah luka terbuka(382) untuk pekerjaan sebagai petaninelayanburuh dan terkilirteregang (sekitar 34)untuk jenis pekerjaan pegawai dan tidak bekerja
Berdasarkan pembagian tempat tinggal kota atau desa Pola jenis cedera lebih dominan dikota yaitu pada Persentase luka lecet (509) luka terbuka (299) dan terkilir teregang(282) dan daerah desa untuk pola jenis cedera benturan (374)
Berdasarkan tingkat pengeluaran perkapita yang dibagi dalam kuintil maka urutan jeniscedera terbanyak yang dialami adalah luka lecet 521 (kuintil 4) benturan 423 (kuintil4) luka terbuka 342 (kuintil 1) dan terkilirteregang 319 (kuintil 2)
Untuk Persentase jenis cedera patah tulang tampak hampir seimbang pada kuintil 3 kuintil4 dan kuintil 5 yaitu sekitar 4
129
Tabel 3616Persentase Jenis Cedera menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik BenturanLukalecet
Lukaterbuka
Lukabakar
Terkilirteregang
PatahTulang
Anggota gerakterputus
Keracunan
Lainnya
Kelompok umur (tahun)
lt 1 345 174 4091-- 4 381 549 218 28 155 19 345 -- 14 379 537 236 19 180 34 2 4 1915 ndash 24 394 551 345 32 375 45 16 13 1425 ndash 34 368 475 364 31 230 41 1 6 2035 ndash 44 334 402 328 27 304 23 10 8 2145 ndash 54 347 437 285 13 355 83 1 2755 ndash 64 326 321 249 8 349 67 5 9 2665 ndash 74 460 234 309 19 406 35 5 575+ 484 328 98 21 286 17 37
Jenis kelaminLaki - laki 370 517 312 16 284 50 8 6 17Perempuan 374 411 265 39 276 30 3 6 26
PendidikanTidak sekolah 426 429 367 70 272 82 7Tidak tamat SD 319 431 285 34 268 26 6 7 29Tamat SD 357 408 268 29 309 43 3 3 20Tamat SMP 349 471 318 26 381 37 16 15 15Tamat SMA 395 506 340 12 298 46 7 5 20Tamat PT 386 589 327 219 85 6 48
PekerjaanTidak bekerja 384 452 290 4 340 37 1 1Sekolah 403 557 273 29 277 25 10 9 23Mengurus RT 325 342 308 35 283 15 3 1 41Pegawai (negeri POLRI) 390 522 270 30 341 95 21 15 38Wiraswasta 393 572 295 10 331 62 1 1 4PetaniNelayan Buruh 310 347 382 36 322 34 9 12 23Lainnya 352 400 294 7 254 62 4 4 28
Tipe daerahPerkotaan 369 509 299 14 282 51 7 6 22Pedesaan 374 440 288 37 279 32 5 6 19
Tingkat pengeluaran per kapita
Kuintil 1 321 445 342 57 307 23 5 1 21Kuintil 2 423 450 309 27 319 39 12 15 27Kuintil 3 340 477 263 11 266 45 8 7 25Kuintil 4 377 521 267 16 307 49 1 5 7Kuintil 5 395 474 304 21 228 48 5 2 23 Jenis cedera jumlahnya bisa lebih dari satu (multiple injury)
130
362 Disabilitas
Status disabilitas dikumpulkan dari kelompok penduduk umur 15 tahun ke atasberdasarkan pertanyaan yang dikembangkan oleh WHO dalam InternationalClassification of Functioning Disability and Health (ICF) Tujuan pengukuran ini adalahuntuk mendapatkan informasi mengenai kesulitanketidakmampuan yang dihadapi olehpenduduk terkait dengan fungsi tubuh individu dan sosial
Responden diajak untuk menilai kondisi dirinya dalam satu bulan terakhir denganmenggunakan 20 pertanyaan inti dan 3 pertanyaan tambahan untuk mengetahuiseberapa bermasalah disabilitas yang dialami responden sehingga memerlukanbantuan orang lain Sebelas pertanyaan pada kelompok pertama terkait dengan fungsitubuh bermasalah dengan pilihan jawaban sebagai berikut 1) Tidak ada 2) Ringan 3)Sedang 4) Berat dan 5) Sangat berat Sembilan pertanyaan terkait dengan fungsiindividu dan sosial dengan pilihan jawaban sebagai berikut yaitu 1) Tidak ada 2)Ringan 3) Sedang 4) Sulit dan 5) Sangat sulittidak dapat melakukan Tiga pertanyaantambahan terkait dengan kemampuan responden untuk merawat diri melakukanaktivitasgerak atau berkomunikasi dengan pilihan jawaban 1) Ya dan 2) Tidak
Dalam analisis penilaian pada masing-masing jenis gangguan kemudian diklasifikasikanmenjadi 2 kriteria yaitu ldquoTidak bermasalahrdquo atau ldquoBermasalahrdquo Disebut ldquoTidakbermasalahrdquo bila responden menjawab 1 atau 2 pada 20 pertanyaan inti DisebutldquoBermasalahrdquo bila responden menjawab 34 atau 5 untuk keduapuluh pertanyaantermaksud
Di Provinsi Sumatera Utara disabilitas belum menjadi masalah yang berat dimanamereka yang mempunyai disabilitas buruk + sangat buruk masih di bawah lima persenNamun disabilitas secara keseluruhan sudah menjadi masalah setidaknya pada 23persen penduduk Masalah disabilitas banyak dikeluhkan pada wanita dan terutama usialanjut 64 tahun atau lebih
Dari tabel 3621 diketahui bahwa sebagian besar penduduk usia 15 tahun ke atasmemiliki status disabilitas sangat baik atau tidak memiliki kesulitan dalam penglihatandan mengenali orang dalam jarak kurang lebih 20 meter (795) Demikian pula denganpenglihatan dan pengenalan terhadap obyek dengan jarak 30 cm sebagian besarpenduduk usia tersebut tidak mengalami kesulitan (807) Dalam hal pendengaranpersentase penduduk yang tidak mengalami kesulitan mendengar orang berbicara di sisilain dalam satu ruangan adalah 87 persen dan 87 persen tidak mengalami kesulitanmendengar orang berbicara di ruangan yang sunyi Persentase penduduk usia 15 tahunke atas yang tidak merasa nyeri atau tidak nyaman cukup besar yaitu 81 persen sedangpersentase penduduk yang tidak merasakan nafas pendek setelah latihan ringansebanyak 80 persen Sebagian besar penduduk tidak menderita batukbersin selama 10menit setiap serangan (866) dan sebanyak 83 persen tidak mengalami gangguantidur Demikian pula sebanyak 856 persen tidak mengalami masalah kesehatan yangmempengaruhi emosi
Untuk masalah kesulitan berdiri (selama 30 menit) persentase penduduk usia 15 tahunke atas yang berstatus disabilitas buruk dan sangat buruk sebesar 2 persen Sedanguntuk kesulitan berjalan jauh (1 km) persentase penduduk yang berstatus disabilitasburuk dan sangat buruk sebesar 4 persen Persentase penduduk yang mengalamimasalah memusatkan pikiran (selama 10 menit) sebesar 1 persen Persentasependuduk usia 15 tahun ke atas yang mengalami kesulitan membersihkan seluruhtubuh mengenakan pakaian mengerjakan pekerjaan sehari-hari memahamipembicaraan orang lain dan bergaul dengan orang asing hanya berkisar 1 persenSedangkan sebagian kecil penduduk mengaku berat dan sangat berat dalammemelihara persahabatan (1) begitu pula dalam melakukan pekerjaanberperandalam kegiatan kemasyarakatan (1) Secara keseluruhan persentase tertinggi statusdisabilitas buruk dan sangat buruk berturut-turut yaitu kesulitan berjalan jauh (4)
131
Tabel 3621Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut Masalah DisabilitasDalam Fungsi TubuhIndividuSosial di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas
2007
Fungsi TubuhIndividuSosial Bermasalah()
Melihat jarak jauh (20 m) 93
Melihat jarak dekat (30 cm) 88
Mendengar suara normal dalam ruangan 49
Mendengar orang bicara dalam ruang sunyi 46
Merasa nyerirasa tidak nyaman 76
Nafas pendek setelah latihan ringan 90
Batukbersin selama 10 menit tiap serangan 43
Mengalami gangguan tidur 58
Masalah kesehatan mempengaruhi emosi 48
Kesulitan berdiri selama 30 menit 80
Kesulitan berjalan jauh (1 km) 112
Kesulitan memusatkan pikiran 10 menit 67
Membersihkan seluruh tubuh 28
Mengenakan pakaian 25
Mengerjakan pekerjaan sehari-hari 48
Paham pembicaraan orang lain 38
Bergaul dengan orang asing 52
Memelihara persahabatan 47
Melakukan pekerjaantanggungjawab 55
Berperan di kegiatan kemasyarakatan 67
) Bermasalah bila responden menjawab 34 atau 5
132
Tabel 3622 menggambarkan status disabilitas di 25 kabupatenkota di ProvinsiSumatera Utara dengan kriteria sangat masalah masalah dan tidak ada masalah Padakriteria sangat masalah persentase tertinggi status disabilitas ditemukan di KabupatenDairi (3) dan terendah di Kabupaten Karo
Tabel 3622Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut Masalah Disabilitas
Dalam 1 bulan terakhir dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
KabupatenKota Sangat masalah MasalahNias 28 353
Mandailing Natal 13 433
Tapanuli Selatan 19 299
Tapanuli Tengah 15 309
Tapanuli Utara 17 184
Toba Samosir 15 186
Labuhan Batu 28 175
Asahan 29 209
Simalungun 15 171
Dairi 31 192
Karo 07 190
Deli Serdang 20 148
Langkat 18 291
Nias Selatan 23 277
Humbang Hasundutan 25 216
Pakpak Bharat 23 313
Samosir 29 121
Serdang Bedagai 14 127
Kota Sibolga 19 173
Kota Tanjung Balai 13 238
Kota Pematang Siantar 20 131
Kota Tebing Tinggi 20 355
Kota Medan 20 215
Kota Binjai 20 125
Kota Padang Sidempuan 16 259
Sumatera Utara 20 216
Status disabilitas yang dibagi menjadi tiga kriteria yaitu 1) tidak masalah apabilaresponden menjawab 20 pertanyaan disabilitas dengan pilihan 1 (tidak ada) atau 2(ringan) 2) masalah apabila responden menjawab salah satu dari 20 pertanyaan denganpilihan 3 (sedang atau cukup) 4 (berat atau sulit) atau 5 (sangat berat atau sangat sulit)dan 3) sangat masalah yaitu apabila responden menjawab dengan kriteria masalah danmembutuhkan bantuan orang lain Persentase penduduk yang memiliki status disabilitasmasalah dan membutuhkan bantuan bertambah besar seiring dengan bertambahnyaumur Selaras dengan itu status disabilitas tidak masalah semakin menurun denganbertambahnya umur
133
Ditinjau dari jenis kelamin persentase status disabilitas sangat masalah lebih banyakditemui pada perempuan (23) dibandingkan dengan laki-laki (17) Pola serupaditemukan pada kriteria masalah dan tidak masalah Persentase tertinggi untuk statusdisabilitas dengan kriteria sangat masalah dan masalah ditemukan pada penduduk yangtidak sekolah yaitu berturut-turut 129 dan 50
Tabel 3623Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut Masalah Disabilitas
Dalam 1 bulan terakhir dan Karakteristik Respondendi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik Sangat masalah Masalah
Golongan umur15-24 tahun 07 8925-34 tahun 09 13135-44 tahun 08 18945-54 tahun 15 29655-64 tahun 37 46265-74 tahun 82 613gt75 tahun 259 591
Jenis kelaminLaki-laki 17 198Perempuan 23 232
PendidikanTidak sekolah 127 502Tidak tamat SD 44 382Tamat SD 21 263Tamat SMP 09 164Tamat SMA 09 145Tamat PT 17 157
PekerjaanTidak bekerja 84 272Sekolah 06 73Mengurus RT 15 222Pegawai (Negeri Swasta Polri) 10 147Wiraswasta 12 184PetaniNelayanBuruh 14 273Lainnya 19 279
Tempat TinggalKota 18 178Desa 22 248
Status ekonomiKuintil 1 21 234Kuintil 2 20 208Kuintil 3 23 195Kuintil 4 19 221Kuintil 5 17 221
Sumatera Utara 20 216
Gambaran tentang status disabilitas yang membutuhkan bantuan orang lain untukkegiatan merawat diri beraktifitas sehari-hari dan berkomunikasi dengan orang lain di25 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara adala sebagai berikut
134
Persentase penduduk yang membutuhkan bantuan dari ketiga jenis kegiatan tersebut diatas hampir sama yaitu berkisar tiga persen Kabupaten Labuhan Batu Dairi dan KotaSibolga merupakan daerah yang pempunyai penduduk dengan disabilitas merawat diriberaktifitas sehari-hari dan berkomunikasi dengan membutuhkan bantuan orang lainyang tertinggi dibandingkan kabupatenkota yang lain
Tabel 3624Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas
Menurut Masalah Disabilitas yang membutuhkan bantuan orang laindan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKota Merawat diriMelakukanaktivitas
Berkomunikasi
Nias 30 29 27
Mandailing Natal 14 15 13
Tapanuli Selatan 24 23 25
Tapanuli Tengah 20 18 19
Tapanuli Utara 17 16 14
Toba Samosir 17 17 15
Labuhan Batu 76 76 77
Asahan 27 24 27
Simalungun 19 20 22
Dairi 56 62 51
Karo 19 19 19
Deli Serdang 22 24 25
Langkat 25 22 20
Nias Selatan 29 28 28
Humbang Hasundutan 36 33 36
Pakpak Bharat 51 52 52
Samosir 42 44 42
Serdang Bedagai 25 21 24
Kota Sibolga 63 62 63
Kota Tanjung Balai 15 13 15
Kota Pematang Siantar 27 26 26
Kota Tebing Tinggi 27 29 26
Kota Medan 20 25 17
Kota Binjai 31 32 30
Kota Padang Sidempuan 15 16 12
Sumatera Utara 28 28 27
Persentase terendah untuk kebutuhan bantuan dalam perawatan diri ditemukan padakelompok usia 15-44 tahun (2) Persentase kebutuhan akan bantuan dalam merawatdiri meningkat sejalan dengan bertambahnya umur di mana persentase tertinggi padakelompok usia 75 tahun ke atas (21) Persentase terendah untuk kebutuhan bantuandalam melakukan aktivitas juga pada kelompok usia 15-44 tahun (2) Kebutuhan akanbantuan ini jug meningkat sesuai umur
Persentase terendah membutuhkan bantuan merawat diri beraktifitasdab berkomunikasipada laki-laki lebih rendah dibandingkan wanita Sedangkan menurut pekerjaan kepalarumah tangga persentase tertinggi untuk penduduk yang membutuhkan bantuan dalam
135
merawat diri melakukan aktivitas dan berkomunikasi yaitu pada kelompok yang tidakbekerja berturut-turut 74 persen 7 dan 74
Ada sedikit perbedaan persentase antara penduduk perkotaan dan perdesaan yangmembutuhkan bantuan dalam merawat diri melakukan aktivitas dan berkomunikasidimana penduduk yang tinggal di desa lebih tinggi
Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tangga persentase penduduk yangmembutuhkan bantuan dalam merawat diri melakukan aktivitas dan berkomunikasitertinggi pada tingkat pengeluaran perkapita menengah yaitu kuintil tiga
Tabel 3625Persentase Penduduk Umur 15 tahun ke Atas Menurut MasalahDisabilitas yang membutuhkan Bantuan Orang Lain Menurut
Karakteristik Responden di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
Karakteristik Merawat diriMelakukanaktivitas
Berkomunikasi
Golongan umur
15-24 tahun 19 21 20
25-34 tahun 21 21 18
35-44 tahun 15 17 15
45-54 tahun 24 24 22
55-64 tahun 45 46 45
65-74 tahun 68 67 71
gt75 tahun 214 192 194
Jenis kelamin
Laki-laki 25 26 25
Perempuan 30 30 29
Pendidikan
Tidak sekolah 96 89 102
Tidak tamat SD 52 51 53
Tamat SD 31 31 29
Tamat SMP 20 21 19
Tamat SMA 17 19 15
Tamat PT 23 24 22
Pekerjaan
Tidak bekerja 74 70 74
Sekolah 19 20 19
Mengurus RT 23 26 22
Pegawai (Negeri SwastaPolri)
18 20 17
Wiraswasta 22 22 21
PetaniNelayanBuruh 24 25 23
Lainnya 21 26 27
Tempat Tinggal
Kota 23 25 21
Desa 32 31 32
Status ekonomi
Kuintil 1 26 31 28
Kuintil 2 28 28 27
Kuintil 3 33 33 31
Kuintil 4 26 27 27
Kuintil 5 25 24 22
136
37 Pengetahuan Sikap dan PerilakuPengetahuan sikap dan perilaku dalam Riskesdas 2007 ditanyakan pada pendudukumur 10 tahun ke atas Wawancara dengan menanyakan mengenai penyakit flu burungHIVAIDS perilaku higienis meliputi pertanyaan mencuci tangan pakai sabun kebiasaanbuang air besar penggunaan tembakau perilaku merokok minum minuman beralkoholaktivitas fisik perilaku konsumsi buah dan sayur dan pola konsumsi makanan berisiko
Untuk mendapatkan persepsi yang sama pada saat melakukan wawancara mengenaisatuan standar minuman beralkohol klasifikasi aktivitas fisik dan porsi konsumsi buahdan sayur digunakan kartu peraga
371 Perilaku Merokok
Pada penduduk umur 10 tahun ke atas ditanyakan apakah merokok setiap hari merokokkadang-kadang mantan perokok atau tidak merokok Bagi penduduk yang merokoksetiap hari ditanyakan berapa umur mulai merokok setiap hari dan berapa umur pertamakali merokok termasuk penduduk yang belajar merokok Pada penduduk yang merokokyaitu yang merokok setiap hari dan merokok kadang-kadang ditanyakan berapa rata-ratabatang rokok yang dihisap perhari jenis rokok yang dihisap Juga ditanyakan apakahmerokok di dalam rumah ketika bersama anggota rumah tangga lain Bagi mantanperokok ditanyakan berapa umur ketika berhenti merokok
Persentase penduduk Provinsi Sumatera Utara umur 10 tahun ke atas yang merokoktiap hari sebesar 23 persen Di Kabupaten Nias (16) terendah dibandingkan dengankabupatenkota lainnya sedangkan Kabupaten Karo (41) tertinggi dari darikabupatenkota yang lain Atau dapat dikatakan di Kabupaten Karo setiap 10 orang adaempat orang perokok
137
Tabel 3711Persentase penduduk ge 10 tahun yang merokok dan tidak merokok
Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKota
Perokok Saat Ini Tidak MerokokPerokokSetiapHari
PerokokKadang-Kadang
MantanPerokok
BukanPerokok
Nias 164 66 29 741
Mandailing Natal 266 53 12 669
Tapanuli Selatan 265 53 13 669
Tapanuli Tengah 236 39 22 703
Tapanuli Utara 260 41 27 672
Toba Samosir 261 44 28 667
Labuhan Batu 212 76 23 689
Asahan 264 37 21 677
Simalungun 255 93 19 634
Dairi 309 36 14 641
Karo 406 38 17 538
Deli Serdang 219 43 15 723
Langkat 231 38 38 692
Nias Selatan 170 103 32 694
Humbang Hasundutan 252 30 59 659
Pakpak Bharat 283 72 24 621
Samosir 319 41 31 609
Serdang Bedagai 215 69 17 700
Kota Sibolga 219 70 32 679
Kota Tanjung Balai 264 42 20 674
Kota Pematang Siantar 237 36 22 705
Kota Tebing Tinggi 254 33 29 684
Kota Medan 193 62 21 724
Kota Binjai 211 24 32 733
Kota Padang Sidempuan 268 52 33 647
Sumatera Utara 233 55 22 690
138
Persentase merokok tiap hari menurut umur sudah dimulai sejak umur 10-14 tahun yangkemudian meningkat menjadi 14 pada umur 15-24 tahun persentase merokok terusmeningkat seiring bertambahnya umur dan pada puncaknya pada umur 45-54 tahun(366) Selanjutnya persentase merokok menurun setelah umur 54 tahun Perokokumumnya pada laki-laki dan menurut pendidikan terbanyak pada yang berpendidikantamat SMA (293) selanjutnya tamat SMP Tidak tampak perbedaan pada Tingkatpengeluaran perkapita per bulan yaitu rata-rata 22 persen (Tabel 3712)
Tabel 3712Persentase penduduk ge 10 tahun yang merokok dan tidak merokok Menurut
Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik
Perokok Saat Ini Tidak Merokok
PerokokSetiap Hari
PerokokKadang-Kadang
MantanPerokok
BukanPerokok
Umur (Tahun)10-14 03 13 03 981
15-24 140 76 05 779
25-34 315 59 9 617
35-44 339 53 20 589
45-54 366 58 33 544
55-64 304 67 74 554
65-74 244 63 109 584
75+ 204 52 115 629
Jenis Kelamin
Laki 444 92 41 423
Perempuan 32 20 05 943
Pendidikan
Tidak Sekolah 223 54 51 672
Tidak Tamat SD 160 40 27 774
Tamat SD 208 42 21 730
Tamat SMP 248 64 17 671
Tamat SMA 293 69 21 618
Tamat SMA + 227 55 33 685
Daerah
Pekotaan 217 54 20 710
Pedesaan 247 56 25 673
Status Ekonomi
Kuintil-1 219 54 19 708
Kuintil-2 235 57 24 684
Kuintil-3 235 54 21 691
Kuintil-4 247 57 23 673
Kuintil-5 232 54 26 688
Sumatera Utara 233 55 22 690
139
Berdasarkan tabel 3713 dapat diketahui bahwa persentase perokok pada pria lebihbesar dibanding wanita yang ditinjau dari berbagai latarbelakang karakteristikresponden Berdasarkan tabel ini diketahui bahwa persentase tertinggi perokok setiaphari pada kelompok usia 55 - 64 tahun (326) Menarik untuk diamati yaitu perokokpada laki-laki terjadi penurunan mulai umur 55-64 tahun tetapi pada wanita penurunantersebut tidak terjadi bahkan terjadi peningkatan dan hanya menurunsedikit ketika umur75 tahun ke atas
Setiap harinya jumlah batang rokok yang dihisap oleh perokok secara umum lebihbanyak yang dihisap oleh perokok laki-laki yang berbeda berkisar 4-5 batang
Tabel 3713Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap
Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik
Laki - Laki Perempuan
PerokokSaat Ini
Rata - Rata JumlahBatang Rokok Yang
DihisapPerokokSaat Ini
Rata - Rata JumlahBatang RokokYang Dihisap
Jml 95 CI Jml 95 CI
Umur (Tahun)10-14 23 692 49 - 90 9 391 36 - 5515-24 410 1114 108 - 114 23 1216 101 - 14225-34 745 1343 132 - 137 43 949 83 - 10735-44 756 1427 140 - 145 54 957 81 - 11045-54 761 1442 141 - 147 87 947 83 - 10655-64 637 1442 139 - 149 127 885 72 - 10565-74 510 1224 116 - 129 130 829 65 - 10175+ 454 1286 116 - 141 126 718 52 - 91
Pendidikan
Tidak Sekolah 576 1323 127 - 147 140 782 67 - 89Tidak Tamat SD 352 1456 139 - 147 68 962 83 - 109Tamat SD 476 1341 137 - 142 48 974 84 - 111Tamat SMP 579 1340 132 - 137 44 888 77 - 100Tamat SMA 648 1309 129 - 133 40 874 76 - 98Tamat PT 549 1382 132 - 146 40 1506 88 - 213
Daerah
Pekotaan 516 1283 1263 - 1302 36 1138 100 - 128Pedesaan 553 1412 1395 - 1429 66 836 78 - 89
Status Ekonomi
Kuintil-1 505 1349 1320 - 1377 55 1063 89 - 124Kuintil-2 544 1331 1303 - 1359 51 880 76 - 100Kuintil-3 538 1328 1300 - 1356 50 822 73 - 91Kuintil-4 562 1375 1346 - 1405 57 947 82 - 107Kuintil-5 537 1395 1365 - 1426 49 917 80 - 103
140
Tabel 3714 memperlihatkan persentase perokok dan rata-rata jumlah rokok yangdihisap pada laki-laki dan perempuan menurut kabupatenkota Di Kabupaten NiasSelatan walaupun jumlah perokok lebih banyak pada laki-laki tetapi rata-rata jumlahbatang rokok yang dihisap perokok wanita setiap harinya tidak ada perbedaan denganperokok laki-laki (11 batang) hampir sama juga terjadi di Kabupaten Mandailing Nataldan Tapanuli Selatan Namun di Kabupaten Simalungun perokok laki-laki rata-ratajumlah batang rokok yang di hisap jauh lebih banyak dari perokok wanita yaitu berbeda7-8 batang setiap harinya Pola yang berbeda terjadi di Kota Medan di mana perokokwanita jumlahnya relatif kecil (laki-laki 483 wanita 39) tetapi rata-rata jumlahbatang rokok yang dihisap setiap hari lebih banyak pada wanita (laki-laki 12-13 batangwanita 14-15 batang)
Tabel 3714Persentase Perokok dan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap
Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKota
Laki - Laki Perempuan
PerokokSaat Ini
Rata - Rata JumlahBatang Rokok Yang
DihisapPerokokSaat Ini
Rata - Rata JumlahBatang Rokok Yang
DihisapJml 95 CI Jml 95 CI
Nias 414 1290 120 - 138 64 713 35 - 107
Mandailing Natal 594 1523 144 - 160 48 1380 73 - 203
Tapanuli Selatan 617 1640 158 - 170 38 1400 104 - 176
Tapanuli Tengah 528 1390 130 - 147 40 862 60 - 112
Tapanuli Utara 565 1308 125 - 137 49 900 62 - 118
Toba Samosir 556 1469 136 - 158 65 989 66 - 132
Labuhan Batu 558 1615 158 - 165 30 1243 94 - 155
Asahan 582 1365 131 - 142 33 810 63 - 99
Simalungun 597 1162 113 - 120 103 413 33 - 49
Dairi 584 1470 138 - 156 121 750 57 - 93
Karo 636 1353 129 - 142 258 902 79 - 102
Deli Serdang 495 1155 112 - 119 37 890 73 - 105
Langkat 542 1498 145 - 155 20 900 67 - 113
Nias Selatan 477 1164 107 - 126 112 1115 92 - 131
Humbang Hasundutan 544 1519 140 - 164 38 847 20 - 150
Pakpak Bharat 606 1509 130 - 172 118 1019 -44 - 248
Samosir 540 1399 128 - 152 190 1123 90 - 135
Serdang Bedagai 533 1270 122 - 132 31 764 52 - 100
Kota Sibolga 530 1435 129 - 158 57 753 15 - 135
Kota Tanjung Balai 595 1429 132 - 153 18 877 -06 - 181
Kota Pematang Siantar 543 1219 113 - 131 39 783 51 - 105
Kota Tebing Tinggi 530 1254 114 - 137 46 1103 46 - 174
Kota Medan 483 1287 125 - 132 39 1450 112 - 178
Kota Binjai 468 1208 112 - 130 18 709 35 - 107
Kota Padang Sidempuan 602 1483 137 - 160 43 1048 55 - 154
Sumatera Utara 536 135 64 99
141
Berdasarkan Tabel 3715 dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah batang rokok yangdihisap setiap hari perokok saat ini menurut berbagai karakteristik terlihat tinggikelompok 1-12 batang di mana ada kemungkinan pada kelompok ini termasuk yangcoba-coba atau yang mulai menjadi perokok Pecandu rokok umumnya menghisaprokok jauh lebih banyak Jika yang menghisap gt= 49 batang dikatakan pecandu rokokberat maka kelompok ini banyak pada umur di atas 45-54 tahun tinggal di desaberpendidikan rendah dan tingkat pengeluaran perkapita perbulan juga rendah
Tabel 3715Persentase Perokok Saat Ini Umur 10 Tahun Ke Atas Berdasarkan Jumlah
Batang Rokok Yang Dihisap Per Hari Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikRata-rata batang rokok perhari
gt=49 btg 37-48 25-36 btg 13-24 1-12
Umur (tahun)10-14 540 09 45115-24 50 01 07 157 78525-34 40 04 21 277 65735-44
32 06 30 287 64445-54
41 08 36 272 64455-64 57 09 42 238 65565-74 82 03 13 177 72575+
93 21 19 165 703Pendidikan
Tidak sekolah 106 12 25 188 669Tidak tamat SD
125 08 28 232 607Tamat SD 52 08 28 248 665Tamat SMP 39 04 25 238 694Tamat SMA 33 03 19 255 689Tamat SMA + 43 01 45 266 644
DaerahPekotaan 40 04 24 219 713Pedesaan
62 07 25 264 642Status ekonomi
Kuintil-1 80 04 20 251 646Kuintil-2 57 06 21 242 674Kuintil-3
51 04 22 238 685Kuintil-4
43 04 23 246 684Kuintil-5
45 08 35 250 663Sumatera Utara 52 05 25 245 673
142
Pecandu rokok berat (rata-rata jumlah rokok yang dihisap perhari gt=49 batang)persentase tiga terbanyak di Kabupaten Nias Selatan 215 Nias 19 dan PakpakBharat 135 Kabupaten Tapanuli Selatan Langkat Labuhan Batu Kota Sibolga danTanjung Balai merupakan daerah-daerah yang perokoknya menghisap 13-24 batangperhari sudah di atas 30 atau tiga dari sepuluh orang yang kemungkinannya akanmenjadi perokok berat
Tabel 3716Persentase Perokok Saat Ini Pada Laki-Laki Umur 10 Tahun Ke Atas
Berdasarkan Jumlah Batang Rokok Yang Dihisap Per HariMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKotaRata-rata batang rokok perhari
gt=49btg
37-48btg
25-36btg
13-24btg
1-12 btg
Nias 192 03 37 248 520Mandailing Natal 57 20 34 297 592Tapanuli Selatan 70 04 51 397 477Tapanuli Tengah 24 07 34 188 746Tapanuli Utara 20 03 03 247 727Toba Samosir 21 03 31 261 683Labuhan Batu 37 04 36 323 600Asahan 36 08 19 246 691Simalungun 14 01 06 128 850Dairi 56 08 24 243 668Karo 92 09 23 233 643Deli Serdang 57 05 05 188 745Langkat 65 10 51 367 507Nias Selatan 215 06 245 534Humbang Hasundutan 74 02 27 282 614Pakpak Bharat 135 02 18 253 592Samosir 21 09 20 227 723Serdang Bedagai 38 06 10 188 758Kota Sibolga 34 05 20 329 612Kota Tanjung Balai 21 05 25 353 595Kota Pematang Siantar 13 10 15 179 783Kota Tebing Tinggi 11 09 25 242 713Kota Medan 44 32 190 734Kota Binjai 16 04 21 291 668Kota Padang Sidempuan 21 15 30 329 605
Sumatera Utara 52 05 25 245 673
Umur mulai merokok setiap hari paling tinggi pada kelompok umur 15-19 tahun (335 )Umur pertama kali merokok tiap hari pada laki-laki lebih tinggi pada umur 10-19 tahundibandingkan pada perempuan dan perbedaan tersebut mencolok pada umur 15-19tahun
Menurut pendidikan umur mulai merokok tiap hari sangat bervariasi Pada kelompokumur 15-19 tahun mulai merokok tiap hari paling banyak pada penduduk tidak tamat SD(258) Sedangkan menurut Tingkat pengeluaran perkapita per bulan umur mulaimerokok tiap hari pada penduduk tidak menunjukkan pola tertentu
143
Tabel 3717Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Umur
Pertama Kali Merokok Setiap Hari Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikUsia Mulai Merokok Tiap Hari
5-9Th
10-14Th
15-19Th
20-24Th
25-29Th
gt=30Th
TidakTahu
Umur (tahun)10-14 00 86 00 00 00 00 914
15-24 00 130 548 110 00 00 212
25-34 00 83 401 227 31 03 256
35-44 00 53 306 245 38 22 336
45-54 00 58 264 202 45 40 391
55-64 00 61 229 193 46 64 408
65-74 00 71 142 170 52 80 486
75+ 00 53 149 103 27 99 568
Jenis Kelamin
Laki 00 76 352 209 31 13 318
Perempuan 00 41 137 113 57 166 486
Pendidikan
Tidak Sekolah 00 68 210 138 25 75 484
Tidak Tamat SD 00 72 258 178 41 41 411
Tamat SD 00 83 315 162 34 29 378
Tamat SMP 00 87 361 176 29 16 332
Tamat SMA 00 62 376 246 32 19 265
Tamat SMA + 00 40 281 335 51 27 265
Daerah
Pekotaan 00 80 364 216 34 19 288
Pedesaan 00 69 315 190 33 30 364
Status Ekonomi
Kuintil-1 00 84 335 178 29 23 352
Kuintil-2 00 82 349 200 28 21 320
Kuintil-3 00 73 344 183 33 19 347
Kuintil-4 00 68 340 201 31 32 328
Kuintil-5 00 67 315 228 41 27 321
Dari tabel ini dapat diketahui bahwa dari penduduk yang merokok dimulai pada umur-umur muda (kurang dari 15 tahun) banyak terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai195 dan Tapanuli Selatan 181 Di Kabupaten Toba Samosir dan Kota Binjai tidakada responden yang menjawab mulai merokok pada umur 5-9 tahun
144
Tabel 3718 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok
Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap Hari MenurutKabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKotaUsia mulai merokok tiap hari
5-9th
10-14th
15-19 th20-24
th25-29
thgt=30
thTidaktahu
Nias 00 50 305 299 73 46 227
Mandailing Natal 00 90 498 187 16 17 191
Tapanuli Selatan 00 168 376 90 07 04 356
Tapanuli Tengah 00 63 507 238 46 26 120
Tapanuli Utara 00 50 387 164 15 10 374
Toba Samosir 00 37 397 272 74 29 192
Labuhan Batu 00 44 363 230 27 05 330
Asahan 00 44 298 335 64 30 230
Simalungun 00 29 190 210 34 64 472
Dairi 00 50 418 219 49 68 196
Karo 00 47 249 225 88 91 300
Deli Serdang 00 76 281 151 19 10 463
Langkat 00 79 183 207 08 04 520
Nias Selatan 00 12 170 97 18 03 700
Humbang Hasundutan 00 70 449 200 10 27 244
Pakpak Bharat 00 96 420 144 23 20 298
Samosir 00 52 360 120 55 80 333
Serdang Bedagai 00 180 283 59 07 20 452
Kota Sibolga 00 88 530 114 26 36 207
Kota Tanjung Balai 00 77 552 207 62 19 85
Kota Pematang Siantar 00 43 509 215 49 43 142
Kota Tebing Tinggi 00 55 339 318 60 31 197
Kota Medan 00 89 425 239 40 15 190
Kota Binjai 00 34 480 206 17 10 253
Kota Padang Sidempuan 00 71 312 212 36 23 347
Sumatera Utara 00 74 335 201 33 25 331
145
Grafik 371Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok
Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Setiap Haridi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
146
Umur mulai merokok atau kunyah tembakau termasuk penduduk yang baru pertama kalimencoba merokok atau mengunyah tembakau secara umum banyak pada kelompokumur 15-19 tahun (319) kemudian kelompok umur 10-14 tahun (92) Padakelompok umur tersebut laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuanDemikian juga menurut tingkat pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita perbulan
Tabel 3719Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok
Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikUsia pertama kali merokokkunyah tembakau
5-9th
10-14th
15-19th
20-24th
25-29th
gt=30th
Tidaktahu
Umur (tahun)10-14 143 175 682
15-24 09 157 475 51 309
25-34 12 102 381 128 22 03 353
35-44 12 72 316 133 25 16 425
45-54 14 72 256 118 24 33 483
55-64 12 60 221 121 36 43 507
65-74 17 57 171 87 34 64 570
75+ 14 50 112 88 18 58 660
Jenis Kelamin
Laki 12 97 340 112 20 08 411
Perempuan 37 46 130 82 33 121 553
Pendidikan
Tidak sekolah 25 64 168 72 13 72 587
Tidak tamat SD 33 81 231 90 21 39 505
Tamat SD 13 110 287 81 21 21 467
Tamat SMP 10 106 346 94 17 13 414
Tamat SMA 09 80 375 135 21 10 371
Tamat SMA + 21 51 269 243 54 26 335
Daerah
Pekotaan 13 88 338 124 23 16 398
Pedesaan 15 95 305 98 20 22 446
Status ekonomi
Kuintil-1 22 94 306 96 18 21 442
Kuintil-2 13 101 330 101 18 14 422
Kuintil-3 17 97 328 99 19 15 425
Kuintil-4 12 80 328 110 18 23 430
Kuintil-5 11 90 301 129 29 22 418
Sumatera Utara 14 92 319 109 21 19 426
147
Seperti halnya usia merokok setiap hari pada tabel ini menunjukkan persentasependuduk yang merokok pertama kali menurut daerah di mana Kota Tanjung Balaimerupakan daerah terbanyak yang perokoknya mulai merokok pada umur di bawah 20tahun yaitu 667 (09+15+508) berikutnya adalah Kabupaten Asahan 602(06+88+508) dan Tapanuli Tengah
Tabel 37110 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok
Berdasarkan Umur Pertama Kali Merokok Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKotaUsia pertama kali merokok
5-9 th10-14
th15-19
th20-24
th25-29
thgt=30
thTidaktahu
Nias 20 83 229 155 35 18 460
Mandailing Natal 51 112 373 123 15 18 308
Tapanuli Selatan 21 170 234 67 06 07 495
Tapanuli Tengah 06 88 508 139 56 36 168
Tapanuli Utara 06 48 335 151 17 12 432
Toba Samosir 02 54 372 173 42 35 323
Labuhan Batu 10 152 305 53 06 06 467
Asahan 23 135 478 125 31 13 195
Simalungun 02 53 390 81 14 23 437
Dairi 10 71 368 158 39 71 282
Karo 03 127 241 86 25 54 464
Deli Serdang 07 47 189 125 17 13 602
Langkat 09 67 255 91 11 11 555
Nias Selatan 27 21 167 65 18 02 701
Humbang Hasundutan 13 67 285 116 04 21 494
Pakpak Bharat 21 81 311 57 11 25 494
Samosir 04 54 325 96 40 93 387
Serdang Bedagai 29 151 242 55 14 19 490
Kota Sibolga 08 91 501 114 18 28 241
Kota Tanjung Balai 09 150 508 131 57 21 123
Kota Pematang Siantar 07 43 453 189 46 43 219
Kota Tebing Tinggi 22 86 336 256 27 20 254
Kota Medan 21 91 377 126 29 14 341
Kota Binjai 04 30 398 185 09 15 359
Kota Padang Sidempuan 11 132 324 83 11 25 413
Sumatera Utara 14 92 319 109 21 19 426
148
Di Provinsi Sumatera Utara 861 perokok melakukan kebiasaan di dalam rumah ketikabersama dengan anggota keluarga lainnya Kebiasaan ini terbanyak di Kabupaten Karodan Samosir di atas 94 persen atau hampir semua perokok melakukan kebiasaan ini
Tabel 37111Prevalensi Perokok Dalam Rumah Ketika Bersama Anggota Rumah Tangga
Yang Lain Menurut Karakteristik KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKota Perokok di dalam rumah
Nias 894
Mandailing Natal 888
Tapanuli Selatan 806
Tapanuli Tengah 860
Tapanuli Utara 928
Toba Samosir 918
Labuhan Batu 869
Asahan 923
Simalungun 822
Dairi 890
Karo 945
Deli Serdang 834
Langkat 845
Nias Selatan 724
Humbang Hasundutan 789
Pakpak Bharat 929
Samosir 944
Serdang Bedagai 857
Kota Sibolga 854
Kota Tanjung Balai 929
Kota Pematang Siantar 879
Kota Tebing Tinggi 879
Kota Medan 863
Kota Binjai 829
Kota Padang Sidempuan 885
Sumatera Utara 861
149
Tabel ini menyajikan persentase penduduk ge 10 tahun yang merokok menurut jenis rokok yang dihisap Dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk yang cenderungmemilih rokok kretek dengan filter yang kemudian rokok kretek tanpa filter Padaperokok dengan rokok kretek dengan filter tinggi pada umur 15-24 tahun (71) yangkemudian terjadi penurunan dengan meningkatnya umur Menurut karakteristik jeniskelamin tempat tinggal pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita rumah tanggapenghisap rokok kretek dengan filter tetap yang terbanyak
Tabel 37112Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok
Yang Dihisap Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
KabupatenKota
Jenis rokok yang dihisap
Kretekdgnfilter
Kretektanpafilter
Rokokputih
Rokoklinting
Cang-klong
Cerutu
Tembakau diku
nyah
Lainnya
Nias 686 270 62 37 02 155Mandailing Natal 357 452 331 210 10 13 22 02Tapanuli Selatan 651 298 181 119 06 08 19 04Tapanuli Tengah 436 419 114 45 21 09Tapanuli Utara 572 376 45 42 24 04Toba Samosir 619 329 25 41 50Labuhan Batu 589 259 281 49 09 01Asahan 614 221 157 83 03 04 04Simalungun 719 406 166 82 31 25 112 01Dairi 367 442 76 49 08 08 143 11Karo 523 177 43 17 03 01 254 01Deli Serdang 706 305 156 10 03 04 15 03Langkat 696 269 108 55 10 27 03Nias Selatan 515 134 95 36 03 14 369 01Humbang Hasundutan 847 54 07 33 04 04 31 02Pakpak Bharat 398 458 37 66 05 64 14Samosir 398 364 157 38 02 03 231 06Serdang Bedagai 591 219 315 16 12Kota Sibolga 785 94 231 08 08 04 14 09Kota Tanjung Balai 617 323 215 32 02 02 07 02KotaPematang Siantar 593 303 198 14 04 02 16 09Kota Tebing Tinggi 761 199 84 08 02 04 06 02Kota Medan 801 283 134 12 01 03 09 01Kota Binjai 732 167 130 04
Kota PadangSidempuan
638 313 175 16 03 04 19 04
150
Tabel 37113Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Merokok Berdasarkan Jenis Rokok
Yang Dihisap Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
Karakteristik
Jenis rokok yang dihisapKretekdengan
filter
Kretektanpafilter
Rokokputih
Rokoklinting
Cangklong
CerutuTembakaudikunyah
Lainnya
Umur (tahun)10-14 671 127 273 25 07 07 31 0815-24 710 214 256 09 02 03 08 0125-34 701 280 184 20 02 04 21 0235-44 673 318 152 34 02 04 36 0245-54 636 332 108 50 03 05 63 0255-64 515 320 85 115 15 12 118 0765-74 416 320 74 176 19 22 189 0775+ 298 233 52 278 32 29 226 08
Jenis Kelamin
Laki 672 307 166 47 05 06 14 02Perempuan 406 131 77 39 05 06 424 07
Pendidikan
Tidak sekolah 400 235 106 144 08 05 241 06Tidak tamat SD 480 323 123 119 08 08 114 04Tamat SD 596 307 163 58 04 05 58 04Tamat SMP 704 291 166 38 05 07 33 01Tamat SMA 712 281 169 15 03 04 21 02Tamat SMA + 713 258 145 10 04 11 19 07
Daerah
Pekotaan 736 275 163 17 02 04 14 02Pedesaan 583 304 156 68 06 07 77 03
Status ekonomi
Kuintil-1 591 323 146 69 04 07 75 02Kuintil-2 640 314 163 60 04 07 44 03Kuintil-3 653 295 159 40 05 04 40 03Kuintil-4 648 275 172 38 05 04 49 04Kuintil-5 706 258 151 26 04 06 44 01
372 Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur
Riskesdas 2007 mengumpulkan data frekuensi dan porsi asupan sayur dan buahdengan mengukur jumlah hari dalam seminggu dan jumlah porsi rata-rata dalam sehariPenduduk dikategorikan lsquocukuprsquo mengkonsumsi sayur dan buah apabila mengkonsumsisayur dan buah tiap hari dengan perimbangan minimal 5 porsi sayur dan buah selama 7hari dalam seminggu Dikategorikan rsquokurangrsquo apabila konsumsi sayur dan buah kurangdari ketentuan di atas
151
Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan secara keseluruhan hanya 55 persen pendudukumur 10 tahun ke atas yang cukup mengkonsumsi sayur dan buah di Provinsi SumateraUtara Bahkan di Kabupaten Nias dan Nias Selatan masih di bawah satu persen ataudapat dikatakan kurang makan buah dan sayur Menurut karakteristik responden yangpaling kurang konsumsi buah dan sayur adalah pada kelompok umur di atas 75 tahundan yang pengeluaran perkapita rumah tangganya rendah kuintil 1 dan 2
Dari tabel ini dapat diketahui bahwa secara garis besar persentase penduduk yangmemiliki kecukupan sayur dan buah sangat kecil Dengan mengacu pada kecukupanmakan buah dan sayur dari WHO maka kecukupan tersebut masih rendah atau masihdi bawah 10 persen hal tersebut dapat dilihat menurut berbagai karakteristik responden
Kekurang cukupan makan buah dan sayur tersebut terlihat meningkat pada tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga rendah yaitu pada kuitil satu (958) dan dua(956)
Tabel 3721 Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup Dan Kurang Makan Buah
Dan Sayur Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
Karakteristik Cukup (WHO) Kurang (WHO)
Umur (tahun)10-14 51 949
15-24 54 946
25-34 66 934
35-44 58 942
45-54 48 952
55-64 56 944
65-74 52 948
75+ 39 961
Jenis Kelamin
Laki 53 947
Perempuan 58 942
Pendidikan
Tidak sekolah 46 954
Tidak tamat SD 55 945
Tamat SD 52 948
Tamat SMP 56 944
Tamat SMA 55 945
Tamat SMA + 85 915
Daerah
Pekotaan 52 948
Pedesaan 58 942
Status ekonomi
Kuintil-1 42 958
Kuintil-2 44 956
Kuintil-3 59 941
Kuintil-4 66 934
Kuintil-5 65 935
Sumatera Utara 55 945
152
Di berbagai daerah kabupatenkota di Sumatera Utara kecukupan makan buah dansayur masih sangat rendah (di bawah satu persen) seperti di Kabupaten Nias SelatanNias Simalungun Tapanuli Tengah dan Kota SibolgaSedangkan kecukupan makanbuah dan sayur sudah tinggi diantara kabupatenkota yang lain adalah Kabupaten Dairidan Kota Binjai (di atas 10 persen)
Tabel 3722Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Cukup dan Kurang Makan Buah
dan Sayur Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
KabupatenKota Cukup (WHO) Kurang (WHO)
Nias 4 996
Mandailing Natal 67 933
Tapanuli Selatan 48 952
Tapanuli Tengah 9 991
Tapanuli Utara 111 889
Toba Samosir 26 974
Labuhan Batu 139 861
Asahan 70 930
Simalungun 8 992
Dairi 159 841
Karo 64 936
Deli Serdang 48 952
Langkat 73 927
Nias Selatan 1 999
Humbang Hasundutan 15 985
Pakpak Bharat 24 976
Samosir 14 986
Serdang Bedagai 25 975
Kota Sibolga 8 992
Kota Tanjung Balai 11 989
Kota Pematang Siantar 13 987
Kota Tebing Tinggi 34 966
Kota Medan 54 946
Kota Binjai 107 893
Kota Padang Sidempuan 35 965
Sumatera Utara 55 945
373 Perilaku Konsumsi Minuman Beralkohol
Salah satu faktor risiko kesehatan adalah kebiasaan mengkonsumsi alkohol DalamRiskesdas 2007 informasi perilaku minum alkohol digali dengan menanyakan padaresponden umur 10 tahun ke atas Karena perilaku minum alkohol seringkali periodikmaka penggalian informasi hanya pada 12 bulan dan satu bulan terakhir Wawancaradiawali dengan pertanyaan apakah mengkonsumsi minuman beralkohol dalam 12 bulanterakhir Bagi penduduk yang menjawab ldquoyardquo ditanyakan dalam 1 bulan terakhirkemudian ditanyakan juga frekuensinya jenis minuman yang diminum serta berapa rata-rata satuan minuman standar
153
Jawaban responden yang bervariasi tentang persepsi ukuran yang digunakan ketikaminum alkohol kemudian dilakukan kalibrasi sehingga didapatkan ukuran yang standardengan demikian dapat dibandingkan menurut provinsi maupun karakteristik respondenyang lain Satu minuman standar setara dengan satu botol volume 285 mili liter
Di Sumatera Utara prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir sebanyak 61 persensedangkan yang mengkonsumsi dalam satu bulan terakhir sebanyak 44 persenBeberapa kabupatenkota prevalensi minum alkohol terilihat tinggi seperti di KabupatenDairi Toba Samosir Samosirdan Humbang Hasundutan
Pada umumnya perilaku minum alkohol dalam 12 bulan terakhir tinggi perilaku minumalkohol dalam satu bulan terakhir juga tinggi Atau sebaliknya jika minum alkohol 12bulan terakhir rendah perilaku minum alkohol satu bulan terakhir juga rendah
Tabel 3731Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 Bulan Terakhir dan
1 Bulan Terakhir Di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKotaKonsumsi
alkohol 12 Bulanterakhir
Konsumsialkohol 1 Bulan
terakhir
Tidak konsumsialkohol 12 Bulan
terakhirNias 169 50 831
Mandailing Natal 09 03 991
Tapanuli Selatan 36 26 964
Tapanuli Tengah 94 83 906
Tapanuli Utara 178 139 822
Toba Samosir 208 197 792
Labuhan Batu 45 29 955
Asahan 32 26 968
Simalungun 121 105 879
Dairi 216 211 784
Karo 29 23 971
Deli Serdang 41 30 959
Langkat 24 05 976
Nias Selatan 91 40 909
Humbang Hasundutan 191 156 809
Pakpak Bharat 112 106 888
Samosir 210 194 790
Serdang Bedagai 33 21 967
Kota Sibolga 45 34 955
Kota Tanjung Balai 36 24 964
Kota Pematang Siantar 63 57 937
Kota Tebing Tinggi 71 46 929
Kota Medan 34 23 966
Kota Binjai 18 12 982
Kota Padang Sidempuan 22 10 978
Sumatera Utara 61 44 939
154
Prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir yang meningkat dengan bertambahnyaumur hingga mencapai umur 45-54 tahun (86) yang kemudian turun denganbertambahnya yangpada akhirnya pada umur 75 tahun lebih hanya 25 persen Perilakuminum alkohol dalamsatu bulan terakhir meningkat mulai umur 15-24 tahun yangkemudian dengan bertambahnya umur tidak terlihat jelas perbedaan prevalensi minumalkohol dalam satu bulan tersebut dimana kisaran prevalensinya sekitar 72
Menurut jenis kelamin prevalensi peminum alkohol 12 bulan terakhir lebih besar padalaki-laki (113) dibandingkan pada perempuan (1) Sedangkan menurut pendidikanprevalensi minum alkohol 12 bulan terakhir tinggi pada yang berpendidikan tamat SMPdan Tamat SMA kemudian tinggi di desa Prevalensi peminum alkohol menurunmenurut tingkat pengeluaran per kapita per bulan mulai dari strata yang terendah
Tabel 3732Persentase Peminum Minuman Beralkohol 12 Bulan Terakhir
dan 1 Bulan Terakhir Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
KarakteristikKonsumsi
alkohol 12 Bulanterakhir
Konsumsialkohol 1 Bulan
terakhir
Tidak konsumsialkohol 12 Bulan
terakhir
Umur (tahun)10-14 10 04 990
15-24 45 30 955
25-34 82 61 918
35-44 83 60 917
45-54 86 65 914
55-64 76 56 924
65-74 52 41 948
75+ 25 18 975
Jenis Kelamin
Laki 113 84 887
Perempuan 10 05 990
Pendidikan
Tidak sekolah 60 37 940
Tidak tamat SD 45 30 955
Tamat SD 52 36 948
Tamat SMP 73 53 927
Tamat SMA 70 54 930
Tamat SMA + 41 30 959
Daerah
Pekotaan 42 30 958
Pedesaan 77 55 923
Status ekonomi
Kuintil-1 86 47 920
Kuintil-2 70 45 933
Kuintil-3 58 43 943
Kuintil-4 54 40 947
Kuintil-5 49 42 952
Sumatera Utara 61 44 939
155
374 Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik secara teratur bermanfaat dalam mengatur berat badan dan menguatkansistem jantung dan pembuluh darah Mengukur tingkat aktivitas fisik seseorang dimasyarakat bukan pekerjaan yang mudahDalam Riskesdas 2007 dikumpulkan data frekuensi beraktivitas fisik dalam semingguterakhir untuk penduduk 10 tahun ke atas Kegiatan aktivitas fisik dikategorikan cukupapabila kegiatan dilakukan terus menerus sekurangnya 10 menit dalam 1 kegiatan tanpahenti dan secara kumulatif 150 menit selama 5 hari dalam 1 minggu Selain frekuensidilakukan pula pengumpulan data intensitas yaitu dengan mengumpulkan data tentangjumlah hari melakukan aktivitas rsquoberatrsquo rsquosedangrsquo dan rsquoberjalanrsquo Perhitungan jumlah menitaktivitas fisik dalam seminggu mempertimbangkan pula jenis aktivitas yang dilakukandimana aktivitas diberi pembobotan masing-masing untuk aktivitas berat 4 kali aktivitassedang 2 kali terhadap aktivitas ringan atau jalan santai Pembobotan ini yang dikenaldengan metabolik ekuivalen ( MET) MET adalah perbandingan antara metabolik rate orangbekerja dibandingkan dengan metabolik rate orang dalam keadaan istirahat MET biasadigunakan untuk menggambarkan intensitas aktifitas fisik dan juga digunakan untuk analisisdata GPAC (Global Physical activity Questionaire)Sebagai batasan aktivitas fisik ldquocukuprdquoapabila hasil perkalian frekuensi dan intensitas yang dilakuakn dalam satu minggu secarakumulatif sebesar 600 MET
Dari tabel 3741 terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Provinsi Sumatera Utarayang kurang melakukan aktivitas fisik masih lebih banyak (519) Bahkan di KabupatenNias Selatan penduduk yang kurang aktifitas tersebut mencapai 713 persen Namundemikian sudah ada beberapa kabupatenkota yang sudah mencapai di atas 80 untukyang kategori aktifitas cukup yaitu Kabupaten Toba Samosir Dairi dan HumbangHasundutan
Tabel 3741Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak Aktif Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKota Kurang CukupNias 309 691
Mandailing Natal 400 600
Tapanuli Selatan 566 434
Tapanuli Tengah 476 524
Tapanuli Utara 233 767
Toba Samosir 177 823
Labuhan Batu 497 503
Asahan 570 430
Simalungun 475 525
Dairi 166 834
Karo 306 694
Deli Serdang 552 448
Langkat 611 389
Nias Selatan 713 287
Humbang Hasundutan 157 843
Pakpak Bharat 213 787
Samosir 182 818
Serdang Bedagai 588 412
Kota Sibolga 676 324
Kota Tanjung Balai 631 369
Kota Pematang Siantar 693 307
Kota Tebing Tinggi 654 346
Kota Medan 642 358
Kota Binjai 423 577
Kota Padang Sidempuan 324 676
Sumatera Utara 519 481
156
Aktifitas fisik kurang persentase pada terbanyak pada kelompok umur 10-14 tahunyang kemudian menurun seiring dengan meningkatnya umur tetapi pada umur 55-64tahun persentase penduduk yang melakukan aktifitas fisik kurang meningkat kembaliMenurut jenis kelamin penduduk wanita lebih banyak yang beraktifitas fisik kurangdibandingkan laki-laki menurut tempat tinggal banyak di kota dan menurut tingkatpengeluaran yang beraktifitas fisik kurang semakin meningkat seiring denganmeningkatnya tingkat pengeluaran
Tabel 3742Prevalensi Penduduk ge 10 Tahun Yang Melakukan Kegiatan Aktif dan Tidak
Aktif Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik Kurang Cukup
Umur (tahun)10-14 672 328
15-24 545 455
25-34 463 537
35-44 436 564
45-54 411 589
55-64 506 494
65-74 645 355
75+ 806 194
Jenis Kelamin
Laki 455 545
Perempuan 579 421
Pendidikan
Tidak sekolah 596 404
Tidak tamat SD 562 438
Tamat SD 505 495
Tamat SMP 493 507
Tamat SMA 506 494
Tamat PT 591 409
Daerah
Pekotaan 593 407
Pedesaan 456 544
Status ekonomi
Kuintil-1 463 537
Kuintil-2 487 513
Kuintil-3 510 490
Kuintil-4 543 457
Kuintil-5 590 410
Sumatera Utara 519 481
157
375 Pengetahuan Tentang Flu Burung dan HIVAIDS
3751 Flu Burung
Dari data Riskesdas penduduk yang memiliki pengetahuan benar tentang flu burungadalah penduduk yang pernah mendengar tentang flu burung dan menjawab salah satubenar tentang penularan flu burung dari kontak dengan unggas sakit atau kontak dengankotoran unggaspupuk kandang Sedangkan bersikap benar tentang flu burung adalahyang menjawab salah satu benar pada tindakan apabila ada unggas yang sakit ataumati yaitu melaporkan pada aparat terkait membesihkan kandang unggas ataumenguburmebakar unggas yang sakit
Tabel 37511 menujukkan sebagian besar (746) penduduk Provinsi Sumatera Utaraberusia 10 tahun ke atas pernah mendengar tentang flu burung tetapi baru 848 persenyang berpengetahuan benar dan sudah 942 persen bersikap benar tentang flu burung
Persentase tertinggi yang pernah mendengar tentang flu burung terdapat di Kota TebingTinggi (898) Penduduk dengan pengetahuan benar tentang penularan flu burungpaling tinggi di Kabupaten Langkat sedangkan kabupaten dengan sikap benar palingtinggi di kabupaten Simalungun
Tabel 37511Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar
Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang Flu BurungMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKotaPernah
mendengartentang flu burung
Berpengetahuanbenar tentang
flu burung
Bersikapbenar tentang
flu burungNias 605 749 933Mandailing Natal 471 806 841Tapanuli Selatan 603 868 823Tapanuli Tengah 426 798 960Tapanuli Utara 657 885 929Toba Samosir 663 797 927Labuhan Batu 866 877 927Asahan 605 714 909Simalungun 724 821 979Dairi 666 824 920Karo 799 823 975Deli Serdang 824 756 933Langkat 869 954 962Nias Selatan 228 840 914Humbang Hasundutan 666 892 905Pakpak Bharat 721 514 899Samosir 564 846 935Serdang Bedagai 689 826 949Kota Sibolga 849 783 927Kota Tanjung Balai 780 897 943Kota Pematang Siantar 752 849 955Kota Tebing Tinggi 898 934 956Kota Medan 861 906 975Kota Binjai 857 889 953Kota Padang Sidempuan 769 903 909
Sumatera Utara 746 848 942
158
Persentase penduduk 10 tahun ke atas yang pernah mendengar berpengetahuan sertabersikap benar tentang flu burung meningkat pada kelompok 15-34 tahun namunpersentase tersebut menurut seiring dengan meningkatnya umur
Penduduk laki-laki yang pernah mendengar berpengetahuan serta bersikap benartentang flu burung lebih banyak dibanding penduduk perempuan
Menurut tingkat pendidikan semakin tinggi jenjang pendidikan penduduk semakinbanyak pula yang pernah mendengar serta berpengetahuan dan bersikap benar tentangflu burung pada penduduk yang tamat SMA atau lebih tinggi persentase tersebutmencapai 90 Pendudukdi kota lebih baik pengetahuan dan sikapnya tentang fluburung dibanding yang tinggal di desa
Ditinjau dari tingkat pengeluaran perkapita semakin tinggi tingkat pengeluaran rumahtangga perkapita semakin banyak pula yang pernah mendengar serta berpengetahuandan bersikap benar tentang flu burung (Tabel 37512)
Tabel 37512Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar
Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang Flu BurungMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikPernah
mendengartentang flu burung
Berpengetahuanbenar tentang
flu burung
Bersikapbenar tentang
flu burungUmur (tahun)
10-14 562 767 87115-24 860 879 95725-34 838 876 96035-44 812 865 95345-54 754 832 94655-64 611 802 93165-74 491 764 89475+ 289 736 880
Jenis KelaminLaki 777 862 945Perempuan 717 834 939
PendidikanTidak sekolah 391 727 866Tidak tamat SD 510 747 869Tamat SD 668 799 915Tamat SMP 828 870 959Tamat SMA 909 894 971Tamat SMA + 946 927 976
DaerahPekotaan 838 861 958Pedesaan 668 835 925
Status ekonomiKuintil-1 622 843 926Kuintil-2 689 830 931Kuintil-3 725 846 946Kuintil-4 786 860 956Kuintil-5 832 867 957
PekerjaanTidak kerja 642 844 927Sekolah 694 820 919Ibu RT 783 850 958Pegawai 919 897 977wiraswasta 861 886 965Petaninelayanburuh 681 826 925Lainnya 790 826 937
159
3752 HIVAIDS
Pengetahuan mengenai HIVAIDS meliputi pengetahuan tentang penularan virus kemanusia dan pengetahuan tentang mencegah HIVAIDS Penduduk dianggapberpengetahuan benar tentang penularan HIVAIDS apabila menjawab benar 60 persendari pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara
Di Provinsi Sumatera Utara 552 penduduk pernah mendengar tentang HIVAIDSnamun baru 171 yang berpengetahuan benar tetapi sudah 407 berperilaku benartentang HIVAIDS Menurut kabupatenkota persentase penduduk yang pernahmendengar HIVAIDS tertinggi di Kota Medan (755) Kabupaten Langkat (722) danLabuhan Batu (694) Sedangkan yang berpengetahun benar tentang penularanHIVAIDS persentase tertinggi di Kabupaten Nias Selatan (531) Kabupaten TapanuliUtara merupakan kabupaten dengan persentase perilaku benar tentang HIVAIDSpenduduknya yang paling kecil dibandingkan kabupatenkota yang lain
Tabel 37521Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar
Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang HIVAIDSMenurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKota
Pernahmendengar
tentangHIVAIDS
Berpengetahuanbenar tentang
penularanHIVAIDS
Berpengetahuanbenar tentangpencegahan
HIVAIDS
Nias 376 60 164
Mandailing Natal 273 96 278
Tapanuli Selatan 345 129 346
Tapanuli Tengah 244 125 642
Tapanuli Utara 353 39 83
Toba Samosir 466 61 224
Labuhan Batu 694 87 307
Asahan 279 86 519
Simalungun 454 262 300
Dairi 381 189 528
Karo 614 170 566
Deli Serdang 609 149 260
Langkat 722 410 399
Nias Selatan 176 531 514
Humbang Hasundutan 352 316 581
Pakpak Bharat 230 120 141
Samosir 327 125 353
Serdang Bedagai 394 62 276
Kota Sibolga 685 47 516
Kota Tanjung Balai 539 120 721
Kota Pematang Siantar 639 76 644
Kota Tebing Tinggi 715 25 443
Kota Medan 779 167 554
Kota Binjai 755 195 376
Kota Padang Sidempuan 539 42 464
Sumatera Utara 552 171 407
160
Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang pernah mendengar tentang HIVAIDSpersentase terbanyak pada kelompok umur 15-24 tahun yang kemudian persentasetersebut menurun seiring dengan bertambahnya umur Persentase pengetahun danperilaku yang benar tentang HIVAIDS tidak menunjukkan pola menurut umur
Penduduk laki-laki perihal tentang HIVAIDS persentasenya lebih baik dibandingperempuan
Menurut pendidikan semakin tinggi jenjang pendidikan penduduk semakin banyak pulayang pernah mendengar tentang HIVAIDS Pada pendidikan SD atau lebih tinggiberpengetahuan benar dan perilaku benar tentang pencegahan HIVAIDS semakinmeningkat Penduduk yang tinggal di kota yang pernah mendengar HIVAIDS danperilaku benar lebih tinggi persentasenya dibandingkan di yang tinggal desa
Berdasarkan Tingkat Pengeluaran perkapita per bulan semakin tinggi tingkatpengeluaran perkapita rumah tangga (kaya) semakin banyak yang pernah mendengartentang berpengetahuan benar tentang pencegahan dan berperilaku benar tentangHIVAIDS (Tabel 37522)
Tabel 37522Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Pernah Mendengar
Berpengetahuan Benar dan Bersikap Benar Tentang HIVAIDSMenurut Karakteristik di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik
Pernahmendengar
tentangHIVAIDS
Berpengetahuanbenar tentang
penularanHIVAIDS
Berpengetahuanbenar tentangpencegahan
HIVAIDS
Umur (tahun)10-14 tahun 272 123 28915-24 tahun 718 166 41125-34 tahun 698 184 43735-44 tahun 633 175 42245-54 tahun 523 179 39855-64 tahun 370 180 39065-74 tahun 248 175 38275+ tahun 126 199 325
Jenis Kelamin
Laki 588 175 422Perempuan 517 167 390
Pendidikan
Tidak sekolah 172 122 284Tidak tamat SD 234 129 315Tamat SD 394 111 324Tamat SMP 640 154 376Tamat SMA 814 191 455Tamat SMA + 920 340 585
Daerah
Pekotaan 693 157 453Pedesaan 433 190 344
Status ekonomi
Kuintil-1 380 157 337Kuintil-2 448 172 372Kuintil-3 511 152 376Kuintil-4 601 176 415Kuintil-5 702 192 485
161
Apabila ada anggota keluarga menderita HIVAIDS sebagian besar responden mengakuakan mengadakan konseling (879) dan penduduk 687 akan membicarakannyadengan anggota keluarga yang lain 567 persen akan mencari pengobatan alternatif danhanya 53 persen mengaku akan mengucilkan Jawaban akan mengucilkan jika adaanggota keluarga yang menderita HIVAIDS ternyata cukup tinggi di Kabupaten NiasSelatan (218) bahkan di kabupaten ini jawaban akan merahasikan juga tertinggi yaitu455 (Tabel 37523)
Tabel 37523Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar
Tentang HIVAIDS Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
KabupatenKotaMeraha-siakan
Membicarakandgn anggotakeluarga lain
Konselingdan
pengobatan
Mencaripengobatan
alternatif
Mengucilkan
Nias 208 536 887 595 70Mandailing Natal 337 672 892 639 68Tapanuli Selatan 257 486 653 312 46Tapanuli Tengah 413 641 844 665 30Tapanuli Utara 331 144 835 312 46Toba Samosir 162 670 925 187 85Labuhan Batu 389 810 868 431 37Asahan 202 805 921 610 66Simalungun 298 440 861 472 61Dairi 199 501 870 600 41Karo 71 726 918 750 145Deli Serdang 117 763 852 605 46Langkat 198 634 841 495 47Nias Selatan 455 531 727 637 218HumbangHasundutan 344 446 783 352 41Pakpak Bharat 396 449 742 608 49Samosir 276 550 839 489 90Serdang Bedagai 249 254 842 508 28Kota Sibolga 230 787 932 731 105Kota Tanjung Balai 213 825 932 572 45Kota PematangSiantar 152 886 955 684 84Kota Tebing Tinggi 56 935 939 604 113Kota Medan 429 777 939 669 42Kota Binjai 179 635 865 588 29Kota PadangSidempuan 207 738 930 595 56
Sumatera Utara 273 687 879 567 53
162
Tidak terdapat pola yang jelas jawaban responden tentang tindakan yang akandilakukan jika ada anggota keluarga yang terkena HIVAIDS menurut kelompok umurdan jenis kelamin Tetapi akan melakukan konseling semakin meningkat seiring denganmeningkatnya pendidikan
Tabel 37524Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Bersikap Benar
Tentang HIVAIDS Menurut Karakteristik di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
KarakteristikMeraha-siakan
Membicarakandgn anggotakeluarga lain
Konselingdan
pengobatan
Mencaripengobatan
alternatif
Mengu-cilkan
Umur (tahun)10-14 260 611 772 490 5515-24 284 673 884 564 5225-34 297 707 903 588 5535-44 245 711 897 590 5445-54 260 706 880 556 4655-64 256 656 837 540 5665-74 295 675 833 558 4575+ 223 632 819 587 40
Jenis KelaminLaki 266 691 886 573 54Perempuan 280 684 871 561 51
PendidikanTidak sekolah 265 685 827 580 41Tidak tamat SD 271 644 801 494 49Tamat SD 264 671 840 548 55Tamat SMP 284 665 867 556 49Tamat SMA 272 709 908 585 57Tamat SMA + 258 744 949 633 39
DaerahPekotaan 296 745 907 624 50Pedesaan 242 609 840 490 57
Status ekonomiKuintil-1 274 613 844 534 63Kuintil-2 258 662 854 531 57Kuintil-3 247 687 875 574 52Kuintil-4 257 709 888 598 50Kuintil-5 318 727 911 579 46
Sumatera Utara 273 687 879 567 53
163
376 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan telah ditetapkan SistemKesehatan Nasional (SKN) berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Nomor131MenkesSK22004 yang merupakan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakanpedoman dan arah pelaksanaan pembangunan kesehatan Dalam SKN ini terdapat 6sub sistem salah satu diantaranya adalah sub sistem pemberdayaan masyarakatTujuan sub sistem pemberdayaan masyarakat adalah terselenggaranya upayapelayanan advokasi dan pengawasan sosial oleh perorangan kelompok danmasyarakat di bidang kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna untukmenjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajatkesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya Pemberdayaan perorangan mempunyaitarget minimal mempraktekkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang diteladanioleh keluarga dan masyarakat sekitar dan target maksimal berperan aktif sebagai kaderkesehatan dalam menggerakkan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
Program PHBS adalah upaya untuk memberi pengalaman belajar atau menciptakankondisi bagi perorangan keluarga kelompok dan masyarakat dengan membuka jalurkomunikasi memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkanpengetahuan sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan pimpinanbina suasana dan pemberdayaan masyarakat Sejak dilaksanakan program tersebutoleh Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI pada tahun 1996 strategiPHBS memfokuskan pada lima program prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)Gizi Kesehatan Lingkungan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular(P2PTM) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
Dalam Riskesdas 2007 dikumpulkan 10 indikator tunggal PHBS yang terdiri dari 6indikator individu dan 4 indikator rumah tangga Indikator individu meliputi pertolonganpersalinan oleh tenaga kesehatan bayi 0-6 bulan mendapat ASI eksklusifkepemilikanketersediaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan penduduk tidak merokokpenduduk cukup beraktivitas fisik penduduk cukup mengkonsumsi sayur dan buahIndikator Rumah Tangga meliputi rumah tangga menggunakan rumah tangga memilikiakses terhadap air bersih akses jamban sehat kesesuaian luas lantai dengan jumlahpenghuni (ge8m2 orang) rumah tangga dengan lantai rumah bukan tanah
Dalam penilaian PHBS ada dua macam rumah tangga yaitu rumah tangga denganbalita dan rumah tangga tanpa balita Untuk Rumah tangga dengan balita memilki 10indikator jadi nilai tertinggi untuk rumah tangga dengan balita adalah 10 Sedangkanuntuk rumah tangga tanpa balita terdiri dari 8 indikator jadi nilai tertinggi untuk rumahtangga tanpa balita adalah 8
Perilaku higienis yang dikumpulkan meliputi kebiasaanperilaku buang air besar (BAB)dan perilaku benar mencuci tangan Perilaku BAB yang dianggap benar apabilapenduduk melakukannya di jamban Seadangkan mencuci tangan yang benar apabilapenduduk melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum makan sebelum menyiapkanmakanan setelah buang air besar setelah menceboki bayianak dan setelahmemegang unggasbinatang
164
Di Provinsi Sumatera Utara perilaku BAB di jamban persentasenya mencapai 762persen Sedangkan yang berperilaku cuci tangan dengan benar sangat bervariasimenurut kabupatenkota dengan rerata 145 persen
Tabel 3761Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar Dalam Hal Buang
Air Besar dan Cuci Tangan Dengan Sabun Menurut KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKotaBerperilaku benar
dalam hal BABBerperilaku benar cucitangan dengan sabun
Nias 535 458
Mandailing Natal 373 256
Tapanuli Selatan 304 158
Tapanuli Tengah 505 87
Tapanuli Utara 624 01
Toba Samosir 695 118
Labuhan Batu 725 15
Asahan 642 50
Simalungun 813 94
Dairi 514 22
Karo 831 76
Deli Serdang 859 75
Langkat 920 92
Nias Selatan 651 400
Humbang Hasundutan 623 123
Pakpak Bharat 592 02
Samosir 464 03
Serdang Bedagai 746 136
Kota Sibolga 864 225
Kota Tanjung Balai 692 175
Kota Pematang Siantar 982 295
Kota Tebing Tinggi 951 287
Kota Medan 960 246
Kota Binjai 996 314
Kota Padang Sidempuan 684 70
Sumatera Utara 762 145
165
Dari tabel ini dapat dilihat bahwa persentase BAB dengan menggunakan jamban terlihatperbedaannya menurut pendidikan dan tingkat pengeluaran perkapita rumah tanggaSemakin tinggi pendidikan semakin meningkat persentase BAB menggunakan jambanbegitu pula menurut tingkat pengeluaran semakin tinggi semakin besar persentasenyaSedangkan persentase yang mencuci tangan dengan benar hampir tidak ada perbedaanyang mencolok
Tabel 3762Persentase Penduduk ge 10 Tahun Yang Berperilaku Benar Dalam Hal Buang
Air Besar dan Cuci Tangan Dengan Sabun Menurut Karakteristikdi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikBerperilaku
benar dalam halBAB
Berperilaku benarcuci tangan dengan
sabun
Umur (tahun)10-14 708 11415-24 775 14725-34 774 16535-44 772 15545-54 775 15155-64 764 14765-74 758 11375+ 735 112
Jenis Kelamin
Laki 760 123Perempuan 763 166
Pendidikan
Tidak sekolah 595 146Tidak tamat SD 637 121Tamat SD 706 123Tamat SMP 779 142Tamat SMA 875 170Tamat PT 925 245
Daerah
Pekotaan 927 183Pedesaan 623 113
Status ekonomi
Kuintil-1 556 144Kuintil-2 639 128Kuintil-3 749 129Kuintil-4 824 144Kuintil-5 908 173
PekerjaanTidak kerja 746 145
Sekolah 759 123
Ibu RT 844 184
Pegawai 923 169
wiraswasta 890 174
Petaninelayanburuh 595 117
Lainnya 775 146
Sumatera Utara 762 145
166
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat diklasifikasi ldquokurangrdquo apabila mendapatkan nilai kurangdari 6 untuk rumah tangga mempunyai balita dan nilai kurang dari 5 untuk rumah tanggatanpa balita Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan persentase rumah tangga denganPHBS dengan klasifikasi baik di Provinsi Sumatera Utara sebesar 423 persen PHBSterbaik adalah di Kota Medan (726) dan Kota Binjai (643)
Tabel 3763Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat
Menurut KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKota BaikNias 42Mandailing Natal 159
Tapanuli Selatan 124
Tapanuli Tengah 81
Tapanuli Utara 342
Toba Samosir 326
Labuhan Batu 401
Asahan 438
Simalungun 305
Dairi 369
Karo 436
Deli Serdang 557
Langkat 293
Nias Selatan 19
Humbang Hasundutan 322
Pakpak Bharat 206
Samosir 129
Serdang Bedagai 496
Kota Sibolga 106
Kota Tanjung Balai 440
Kota Pematang Siantar 494
Kota Tebing Tinggi 556
Kota Medan 726
Kota Binjai 643
Kota Padang Sidempuan 362
Sumatera Utara 423
167
38 Akses Dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
381 Akses dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Kemudahan akses ke sarana pelayanan kesehatan berhubungan dengan beberapafaktor penentu antara lain jarak tempat tinggal dan waktu tempuh ke sarana kesehatanserta status sosial-ekonomi dan budaya Dalam analisis ini sarana pelayanan kesehatandikelompokkan menjadi dua yaitu
1 Sarana pelayanan kesehatan rumah sakit puskesmas puskesmas pembantudokter praktek dan bidan praktek
2 Upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yaitu pelayanan posyanduposkesdes pos obat desa warung obat desa dan polindesbidan di desa
Untuk masing-masing kelompok pelayanan kesehatan tersebut dikaji akses rumahtangga ke sarana pelayanan kesehatan tersebut Selanjutnya untuk UKBM dikaji tentangpemanfaatan dan jenis pelayanan yang diberikanditerima oleh rumah tanggaRT(masyarakat) termasuk alasan apabila responden tidak memanfaatkan UKBMdimaksud
Fasilitas Pelayanan kesehatan yang dimaksud dalam tabel ini adalah Rumah sakitPuskesmas Puskesmas Pembantu Dokter praktek dan bidan praktek
Dari segi jarak nampak bahwa 586 rumah tangga (RT) berjarak kurang dari 1 km dan365 RT berjarak 1-5 km Kondisi ini dapat dikatakan bahwa 951 RT di ProvinsiSumatera Utara berada kurang atau sama dengan 5 km dari fasilitas kesehatan dan49 berada lebih dari jarak tersebut Kondisi sangat tinggi di beberapa kabupaten yaituKabupaten Toba Samosir (242) dan Nias Selatan (218) dan Nias (158)
Dari segi Waktu tempuh ke fasilitas pelayanan kesehatan nampak bahwa 675penduduk dapat mencapai ke fasilitas pelayanan kesehatan kurang dari atau samadengan 15 menit sementara untuk waktu antara 16-30 menit sekitar 232 Hal inidapat dikatakan 907 RT di Provinsi Sumatera Utara dapat mencapai fasilitaskesehatan dalam waktu 30 menit sisanya 93 memerlukan waktu lebih dari setengahjam untuk mencapat fasilitas kesehatan
Daerah dengan waktu tempuh lebih dari 30 menit ke fasilitas kesehatan tertinggi diKabupaten Nias sebanyak 291 berikutnya Kabupaten Nias Selatan 258Kabupaten Toba Samosir 191 Kabupaten Dairi 189 Kabupaten Tapanuli Utara154
168
Tabel 3811Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Waktu Tempuh Ke Fasilitas
Pelayanan Kesehatan) dan Kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
Kabupaten KotaJarak Ke Yankes Waktu Tempuh Ke Yankes
lt 1 Km 1 - 5 Km gt 5 Km lt15 16-30 31-60 gt60
Nias 311 531 158 360 229 291 119
Mandailing Natal 644 239 117 678 198 22 102
Tapanuli Selatan 587 339 74 743 175 69 13
Tapanuli Tengah 622 291 87 713 178 81 29
Tapanuli Utara 483 394 124 453 271 154 123
Toba Samosir 356 403 242 404 200 191 204
Labuhan Batu 507 427 66 670 244 81 06
Asahan 560 400 40 756 191 48 05
Simalungun 455 513 32 615 311 70 04
Dairi 553 433 14 483 272 189 56
Karo 618 311 72 736 256 04 04
Deli Serdang 725 271 04 842 138 11 09
Langkat 254 629 117 490 362 129 20
Nias Selatan 256 526 218 308 175 258 258
Humbang Hasundutan 348 581 71 291 377 221 111
Pakpak Bharat 543 435 22 587 239 130 43
Samosir 384 558 58 550 257 140 53
Serdang Bedagai 486 511 04 677 311 08 04
Kota Sibolga 892 108 00 832 142 18 09
Kota Tanjung Balai 789 206 06 796 145 54 05
Kota Pematang Siantar 831 162 06 894 94 06 06
Kota Tebing Tinggi 824 176 00 822 63 86 29
Kota Medan 804 193 03 721 249 24 06
Kota Binjai 557 437 06 719 254 24 03
Kota Padang Sidempuan 917 74 09 913 78 04 04
Sumatera Utara 586 365 49 675 232 66 27Catatan
)Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit PuskesmasPuskesmas Pembantu Dokter Praktek dan Bidan Praktek
169
Indikator Akses ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan
No Uraian Indonesia Sumut Keterangan
1 Jarak lt 5km
968 951 Kab Nias Kab Toba Samosir Kab NiasSelatan Kab Mandailing Natal Kab TapanuliUtara dan Langkat
2 Waktutempuh lt30menit
933 903 Kab Nias Kab Tapanuli Utara KabSimalungun Kab Dairi Kab Nias Selatan KabHumbang Hasundutan Kab Langkat KabPakpak Bharat dan Kab Samosir
Kabupaten dengan RT lebih gt 10 berjarak tempuh gt 5 km atau waktu tempuh lebih 30 menit
Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Utara sebagian besar kabupatenkota relatifsangat baik didasarkan pada jarak dan waktu tempuh ke fasilitas kesehatan (lebih 90RT berjarak lt 5 km atau waktu tempuh lt 30 menit) Kabupaten yang masih perluperhatian yaitu yang lebih dari 10 RT-nya berjarak tempuh ke fasilitas kesehatan gt 5km (enam kabupaten) atau waktu tempuh lebih dari 30 menit (sembilan kabupaten)
Berdasarkan tempat tinggal menurut klasifikasi desa yaitu perkotaan atau perdesaanpada tabel ini nampak bahwa Akses menuju pelayanan kesehatan (RS puskesmasbidan dan dokter praktek) menurut jarak di perkotaan lebih dekat dibandingkanperdesaan demikian juga menurut waktu akses di perkotaan lebih singkat dibanding diperdesaan Keadaan ini tidak berbeda dengan angka nasional pada umumnya
Berdasarkan keadaan ekonomi keluarga ada kecenderungan makin mampu RT makinmudah untuk akses ke pelayanan kesehatan (RS puskesmas bidan dan dokter praktek)baik menurut jarak atau waktu tempuh
Tabel 3812Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Waktu Tempuh Ke Fasilitas
Pelayanan Kesehatan) dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikJarak ke Yankes Waktu Tempuh ke Yankes
lt 1 km 1 - 5 km gt 5 km lt15 16-30 31-60 gt60
Tempat Tinggal
Perkotaan 758 235 07 779 193 23 05
Perdesaan 447 470 83 591 264 101 44
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 564 390 46 657 238 75 29
Kuintil-2 583 367 50 657 249 64 30
Kuintil-3 585 359 56 682 218 72 28
Kuintil-4 593 350 57 682 224 69 25
Kuintil-5 607 357 36 698 230 51 21
Catatan )Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit PuskesmasPuskesmas Pembantu Dokter Praktek dan Bidan Praktek
170
Yang dimaksud dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada tabel ini adalahPosyanduPoskesdesPolindes Tabel ini berusaha menggambarkan akses masyarakatke fasilitas Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
Dari segi jarak nampak bahwa 747 rumah tangga berjarak kurang dari 1 km dan228 berjarak 1-5 km Kondisi ini dapat dikatakan bahwa hampir 100 pendudukSumatera Utara berada kurang atau sama dengan 5 km dari fasilitas UKBM Kondisi ininampak tidak berbeda dengan kondisi di Indonesia secara keseluruhan
Daerah dengan jumlah rumah tangga lebih dari 5 km ke fasilitas UKBM adalah dikabupaten Nias Selatan (130)
Dari segi Waktu tempuh ke fasilitas UKBM nampak bahwa 79 rumah tangga dapatmencapai ke fasilitas UKBM kurang dari atau sama dengan 15 menit 161 antara 16-30 menit Hal dapat ini dapat dikatakan 951 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utaradapat mencapai fasilitas UKBM dalam waktu lt 30 menit sisanya 49 memerlukanwaktu lebih dari itu Kondisi ini tidak berbeda dengan angka nasional
Daerah dengan waktu tempuh lebih dari 30 menit ke fasilitas UKBM tertinggi dikabupaten Humbang Hasundutan 195 Nias 174 Nias Selatan 140 Samosir114 dan Dairi 106
Tabel 3813Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak dan Waktu Tempuh ke Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) dan Kabupaten Kota di ProvinsiSumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten Kota Jarak Ke Yankes Waktu Tempuh Ke Yankes
lt 1 km 1 - 5 km gt 5 km lt15 16-30 31-60 gt60Nias 496 472 31 494 299 174 33Mandailing Natal 794 131 75 719 170 17 94Tapanuli Selatan 749 214 37 818 115 60 07Tapanuli Tengah 803 139 58 835 84 60 21Tapanuli Utara 613 335 52 574 305 92 30Toba Samosir 610 318 72 657 200 74 70Labuhan Batu 589 348 63 754 214 28 04Asahan 821 175 05 913 73 10 03Simalungun 701 259 40 764 228 07 02Dairi 744 253 03 610 264 106 21Karo 966 34 928 62 02 08Deli Serdang 848 148 03 878 112 06 03Langkat 360 593 47 692 229 64 15Nias Selatan 505 365 130 550 162 140 149Humbang Hasundutan 392 561 48 332 384 195 89Pakpak Bharat 717 261 22 681 213 85 21Samosir 439 497 64 590 247 114 48Serdang Bedagai 766 230 04 844 142 11 04Kota Sibolga 933 67 901 77 11 11Kota Tanjung Balai 794 189 17 764 203 00 33Kota Pematang Siantar 949 48 03 908 44 10 37Kota Tebing Tinggi 911 89 855 110 35 00Kota Medan 922 78 856 136 03 05Kota Binjai 905 95 862 119 12 06Kota Padang Sidempuan 957 43 873 105 17 04
Sumatera Utara 747 228 25 790 161 33 16Catatan UKBM meliputi Posyandu Poskesdes Polindes
171
Berdasarkan klasifikasi desa yaitu perkotaan atau perdesaan pada tabel ini nampakbahwa akses menuju pelayanan UKBM berdasarkan jarak di perkotaan lebih dekatdibandingkan perdesaan demikian juga menurut waktu tempuh di perkotaan lebihsingkat dibanding di perdesaan Dengan demikian akses RT ke posyandupolindesposkesdes di perkotaan lebih mudah dibandingkan di perdesaan baik menurut jarakatau waktu tempuhnya
Keadaan ini tidak berbeda dengan angka nasional pada umumnya
Gambaran akses ke UKBM berdasarkan kemampuan ekonomi rumah tangga (rata-ratapengeluaran RT perkapita) pada tabel ini nampak bahwa ada kecenderungan makinkurang mampu RT secara ekonomi akses ke posyandu poskesdespolindes makintidak mudah (makin jauh jarak dan makin lama waktu tempuh) Gambaran ini nampaktidak berbeda dengan gambaran nasional
Tabel 3814Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Dan Waktu Tempuh ke Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat) dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik Jarak Ke Yankes Waktu Tempuh Ke Yankes
lt 1 km 1 - 5 km gt 5 km lt15 16-30 31-60 gt60Tempat Tinggal
Perkotaan 880 118 02 872 117 05 05
Perdesaan 640 317 43 723 196 55 25
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 741 237 22 786 153 41 20
Kuintil-2 740 233 27 777 169 37 18
Kuintil-3 747 226 27 791 158 39 12
Kuintil-4 738 232 31 794 161 29 16
Kuintil-5 769 214 18 802 164 19 14
Catatan UKBM meliputi Posyandu Poskesdes Polindes
172
Pada tabel ini nampak bahwa 241 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara telahmemanfaatkan posyanduposkesdes tertinggi di kabupaten Serdang Bedagai (451)dan terendah di kabupaten Deli Serdang (128) Di Provinsi Sumatera Utara 114rumah tangga tidak memanfaatkan pelayanan tersebut Kabupaten yang lebih 20 RTnya tidak memanfaatkan UKBM adalah Kabupaten Nias Selatan (491) KabupatenNias (357)Kabupaten Mandailing Natal (327) Kabupaten Langkat (224)Kabupaten Tapanuli Selatan (205) Sebanyak 645 rumah tangga merasa tidakmembutuhkan UKBM dengan alasan antara lain tidak memiliki balita atau tidak sakit
Tabel 3815Persentase Rumah Tangga Yang Memanfaatkan PosyanduPoskesdes
Menurut Kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
Kabupaten Kota MemanfaatkanTidak MemanfaatkanTidak
MembutuhkanAlasan Lain
Nias 281 363 357
Mandailing Natal 339 334 327
Tapanuli Selatan 337 458 205
Tapanuli Tengah 363 522 115
Tapanuli Utara 332 602 65
Toba Samosir 357 609 34
Labuhan Batu 154 810 36
Asahan 219 723 58
Simalungun 200 711 89
Dairi 178 773 49
Karo 252 701 47
Deli Serdang 128 743 129
Langkat 345 431 224
Nias Selatan 271 237 491
Humbang Hasundutan 377 427 196
Pakpak Bharat 354 625 21
Samosir 316 579 105
Serdang Bedagai 451 515 34
Kota Sibolga 221 699 8
Kota Tanjung Balai 157 800 43
Kota Pematang Siantar 147 814 38
Kota Tebing Tinggi 208 781 11
Kota Medan 206 745 49
Kota Binjai 155 815 3
Kota Padang Sidempuan 181 763 56
Sumatera Utara 241 645 114
173
Bila data pemanfaatan posyanduposkesdes dikaji berdasarkan tempat tinggal (daerahperdesaan dan perkotaan) maka nampak bahwa di Provinsi Sumatera Utara daerahperdesaan (272) lebih tinggi dibanding perkotaan(201)
Berdasarkan kuintil kemampuan ekonomi rumah tangga nampak ada kecenderunganmakin mampu secara ekonomis RT maka cenderung untuk makin tidak memanfaatkanposyanduposkesdes
Tabel 3816Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan PosyanduPoskesdes
dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikMemanfaatkan
Tidak Memanfaatkan
TidakMembutuhkan
Alasan Lain
Tempat Tinggal
Perkotaan 201 73 69
Perdesaan 272 578 150
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 319 568 112
Kuintil-2 297 592 111
Kuintil-3 231 654 115
Kuintil-4 205 679 117
Kuintil-5 152 732 116
174
Pada tabel ini diidentifikasi 9 jenis pelayanan yang diterima rumah tangga diPosyanduPoskesdes Dari 9 jenis pelayanan tersebut penimbangan menempati urutanyang pertama yaitu hampir semua RT yang memanfaatkan pelayanan mendapatkanpelayanan penimbangan Balita sedangkan konsultasi resiko penyakit menempati urutanyang terakhir
Bila diurutkan berdasarkan persentase terbesar layanan yang pernah diterima RTadalah sebagai berikut Penimbangan (819) Imunisasi (567) Pengobatan (530)Suplemen Gizi (357) Penyuluhan (347) PMT (338) KB (232) KIA (184)dan konsultasi resiko penyakit (135)
Tabel 3817Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Posyandu Poskesdes
menurut Jenis Pelayanan dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKota
Penim-bang
an
Penyu-luhan
Imunisasi
KIA KBPengobatan
PMTSuplemenGizi
KonsultasiResiko
Penyakit
Nias 818 549 737 377 221 558 163 356 226
Mandailing Natal 583 66 388 71 96 832 66 97 26
Tapanuli Selatan 718 108 622 115 51 527 347 119 72
Tapanuli Tengah 726 417 525 193 180 821 355 374 300
Tapanuli Utara 233 26 291 51 17 831 12 51 09
Toba Samosir 836 554 578 222 135 602 226 530 72
Labuhan Batu 922 416 670 255 236 322 386 411 214
Asahan 909 259 672 224 119 215 332 441 103
Simalungun 802 318 579 221 258 425 316 225 54
Dairi 740 242 646 242 77 409 169 262 115
Karo 889 600 433 100 132 273 362 657 22
Deli Serdang 897 545 709 116 99 315 301 449 86
Langkat 753 341 424 236 379 694 408 352 227
Nias Selatan 868 494 608 152 658 463 156 408 268
Humbang 906 392 520 365 324 840 338 260 227
Pakpak Bharat 929 59 813 118 59 235 353 294 00
Samosir 813 345 426 154 111 727 421 333 111
Serdang Bedagai 611 220 333 107 486 742 175 206 97
Kota Sibolga 850 280 560 192 154 520 182 231 80
Kota Tanjung Balai 929 138 690 167 261 533 321 517 172
Kota P Siantar 952 370 609 130 109 239 279 370 65
Kota Tebing Tinggi 966 688 622 432 162 290 595 625 74
Kota Medan 955 453 750 218 259 412 660 608 181
Kota Binjai 980 440 865 208 135 360 373 269 96
Kota P Sidempuan 912 535 571 93 119 442 558 405 310
Sumatera Utara 819 347 567 184 232 530 338 357 135
175
Bila diidentifikasi jenis layanan yang diterima RT di posyanduposkesdes berdasarkanlokasi tempat tinggal (perkotaan dan perdesaan) nampak bahwa RT yang mendapatlayanan pengobatan di posyanduposkesdes di daerah perdesaan (5836) lebih tinggidibandingkan di perkotaan (437) Sedangkan 8 jenis pelayanan yang lainpemanfaatan oleh masyarakat didominasi oleh masyarakat perkotaan yaitu untukpelayanan penimbangan penyuluhan Imunisasi KIA KB PMT Suplemen Gizi danKonsultasi resiko penyakit
Pemanfaatan posyanduposkesdes oleh RT menurut status ekonomi (berdasar rata-ratapengeluaran rumah tangga) kurang nampak ada pola yang berbeda antara statusekonomi rendah dan tinggi untuk semua jenis pelayanan yang diberikan
Tabel 3818Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Posyandu Poskesdes
menurut Jenis Pelayanan dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Distribusi alasan RT yang tidak memanfaatkan posyanduposkesdes menunjukkanbahwa pada tiap kabupaten sangat bervariasi Di Sumatera Utara dari tiga alasan RTtidak memanfaatkan pelayanan posyandu poskesdes (layanan tidak lengkap letak jauhdan tidak ada posyanduposkesdes) terbanyak RT beralasan pelayanan tidak lengkap(436)
Kabupaten dengan lebih dari 50 RT beralasan tidak memanfaatkan posyanduPoskesdes karena layanan tidak lengkap adalah sebagai berikut Kab Serdang Bedagai(966) Kab Deli Serdang (925) Kota Padang Sidempuan (846) Kota Medan(838) Kab Karo (680) Kab Asahan (627) dan Kab Toba Samosir (571)
Kabupaten dengan lebih dari 50 RT beralasan letak posyanduposkesdes jauh adalahsebagai berikut Kab Pakpak Bharat (100) Kab Samosir (833) Kab TapanuliTengah (636) Kab Mandailing Natal (634) Kab Kota Binjai (600) Kab Dairi(579) Kota Tanjung Balai (556) dan Langkat (530)
KarakteristikPenim-bangan
Penyu-luhan
Imuni-sasi
KIA KBPengo-batan
PMTSuplemen
Gizi
KonsultasiResiko
PenyakitTempat Tinggal
Perkotaan 888 409 640 191 238 437 444 455 144
Perdesaan 771 312 525 179 228 583 277 299 131
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 826 382 622 185 207 505 403 398 125
Kuintil-2 807 354 580 179 259 494 341 381 150
Kuintil-3 802 335 532 170 213 541 299 356 112
Kuintil-4 818 324 548 198 245 533 307 318 131
Kuintil-5 871 315 506 192 240 625 291 272 173
176
Kabupaten dengan lebih dari 50 RT yang tidak memanfaatkan posyanduposkesdesberalasan tidak ada posyandu adalah sebagai berikut Kota Pematang Siantar (833)Kota Sibolga (750) Kab Tapanuli Utara (739) Kab Nias Selatan (671) dan KabNias (571)
Tabel 3819Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama Tidak Memanfaatkan
PosyanduPoskesdes (di Luar Tidak Membutuhkan ) dan Kabupatendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten Kota
Alasan Utama Tidak MemanfaatanPosyanduPoskesdes
Letak jauhTdk ada
posyanduLayanan tdk
lengkap
Nias 298 571 131
Mandailing Natal 634 99 267
Tapanuli Selatan 287 395 317
Tapanuli Tengah 636 91 273
Tapanuli Utara 217 739 43
Toba Samosir 429 00 571
Labuhan Batu 426 234 340
Asahan 255 118 627
Simalungun 217 462 321
Dairi 579 53 368
Karo 160 160 680
Deli Serdang 41 34 925
Langkat 530 83 387
Nias Selatan 224 671 105
Humbang Hasundutan 750 225 25
Pakpak Bharat 1000 00 00
Samosir 833 111 56
Serdang Bedagai 34 00 966
Kota Sibolga 125 750 125
Kota Tanjung Balai 556 222 222
Kota P Siantar 00 833 167
Kota Tebing Tinggi 500 00 500
Kota Medan 23 138 838
Kota Binjai 600 100 300
Kota P Sidempuan 154 00 846
Sumatera Utara 321 242 436
177
Alasan letak posyanduposkesdes jauh dan tidak ada posyandu lebih banyak ditemukanpada RT yang tinggal di perdesaan dibandingkan di perkotaan Sedangkan untuk alasanlayanan tidak lengkap lebih tinggi di temukan pada RT yang tinggal di perkotaan
Dikaji menurut keadaan ekonomi RT ada kecenderungan semakin mampu secaraekonomi semakin banyak RT tidak memanfaatkan posyanduposkesdes dengan alasanpelayanan tidak lengkap dan sebaliknya semakin kurang mampu semakin banyakberalasan letak jauh dan tidak ada posyandu
Tabel 38110Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama Tidak Memanfaatkan
PosyanduPoskesdes (di Luar Tidak Membutuhkan) dan KarakteristikRumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikAlasan Utama Tidak Memanfaatan PosyanduPoskesdes
Letak jauh Tdk ada posyandu Layanan tdk lengkap
Tempat Tinggal
Perkotaan 100 135 765
Perdesaan 401 281 319
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 295 331 374
Kuintil-2 345 252 403
Kuintil-3 332 208 459
Kuintil-4 311 240 449
Kuintil-5 318 183 499
178
Pada tabel 38111 sebanyak 240 rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara telahmemanfaatkan keberadaan polindesbidan 216 tidak memanfaatkan dan 543merasa tidak membutuhkan keberadaan polindesbidan desa Kabupaten yang relatifbanyak rumah tangganya tidak memanfaatkan keberadaan polindesbidan desa adalahKota Tebing Tinggi (531) Kabupaten Nias Selatan (505) dan Kabupaten Nias(496)
Tabel 38111Persentase Rumah Tangga Yang Memanfaatkan Polindes
Bidan Desa menurut Kabupaten di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
Kabupaten Kota MemanfaatkanTidak Memanfaatkan
TidakMembutuhkan
Alasan Lain
Nias 143 361 496
Mandailing Natal 355 358 287
Tapanuli Selatan 434 407 160
Tapanuli Tengah 479 357 164
Tapanuli Utara 386 582 31
Toba Samosir 396 515 89
Labuhan Batu 144 823 33
Asahan 184 708 108
Simalungun 333 542 125
Dairi 191 598 210
Karo 356 558 86
Deli Serdang 111 706 183
Langkat 249 465 287
Nias Selatan 196 299 505
Humbang Hasundutan 427 362 211
Pakpak Bharat 354 375 271
Samosir 368 456 175
Serdang Bedagai 460 507 33
Kota Sibolga 205 67 125
Kota Tanjung Balai 176 61 214
Kota Pematang Siantar 71 535 394
Kota Tebing Tinggi 156 313 531
Kota Medan 145 471 384
Kota Binjai 222 485 293
Kota Padang Sidempuan 457 379 164
Sumatera Utara 240 543 216
179
Menurut daerah tempat tiinggal Rumah Tangga di perdesaan lebih banyakmemanfaatkan polindesbidan desa dibandingkan Rumah Tangga di perkotaansedangkan yang tidak memanfaatkan lebih tinggi di perkotaan diabnding perdesaan
Nampak ada kecenderungan semakin kaya RT semakin berkurang yang memanfaatkanpolindesbidan desa dan semakin kaya RT semakin banyak yang merasa tidakmembutuhkan polindesbidan desa
Tabel 38112Persentase Rumah Tangga Yang Memanfaatkan PolindesBidan di Desa
Menurut Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
Karakteristik MemanfaatkanTidak MemanfaatkanTidak
MembutuhkanAlasan Lain
Tempat Tinggal
Perkotaan 179 561 260
Perdesaan 289 529 182
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 280 506 214
Kuintil-2 276 51 214
Kuintil-3 255 54 205
Kuintil-4 220 56 220
Kuintil-5 171 602 227
Pada tabel ini jenis pelayanan polindes bidan desa dapat dikelompokan menjadi 2kelompok yaitu pelayanan di bidang KIA (pemeriksaan kehamilan persalinanpemeriksaan ibu nifas pemeriksaan neonatus pemeriksaan bayibalita) dan pengobatanIdealnya pelayanan polindesbidan desa lebih banyak pada pelayanan bidang KIA daripada pengobatan Secara keseluruhan di Provinsi Sumatera Utara Persentase RT yangpernah memperoleh pelayanan pengobatan jauh lebih tinggi (868) dibanding denganRT yang pernah memperoleh masing-masing jenis pelayanan bidang KIA (lt 25) Jenispelayanan KIA yang diterima RT yang memanfaatkan polindesbidan desa mulaiterbanyak berturut turut adalah Pemeriksaan bayibalita (231) Pemeriksaankehamilan (175) persalinan (117) pemeriksaan neonatus (102) danpemeriksaan ibu nifas (99) Namun hal ini tidak dapat menggambarkan beban kerjapolindesbidan desa apakah lebih banyak di bidang kIA atau pengobatan Hal inidisebabkan data ini hanya menggambarkan jenis pelayanan apa yang pernah diperolehRT dalam memanfaatkan polindesbidan desa tanpa ditanyakan frekuensi pelayanantersebut diperoleh
Persentase RT menurut jenis pelayanan polindesbidan desa yang pernah diterimabervariasi antar kabupatenkota Persentase RT yang memanfaatkan polindesbidandesa dan mendapat pelayanan pemeriksaan kehamilan bervariasi antara 5 kabupatenterkecil (Simalungun (45) Tapanuli Utara (51) Tapanuli Selatan (55) MandailingNatal (63) Sibolga (87)) dan 5 kabupaten terbesar (Nias (358) Kota TanjungBalai (333) Tapanuli Selatan (322) Kota Medan (319) dan Nias Selatan(304)
Variasi Persentase RT yang memanfaatkan polindesbidan desa untuk pelayananpersalinan adalah kabupaten terkecil (Pakpak Bharat (00) Toba Samosir (15)Simalungun (25)Karo (34) Serdang Bedagai (36) Kota Medan (50) dan Kota
180
Padang Sidempuan (5)) dan kabupaten terbesar Tapanuli Selatan (302) Nias(299) Humbang Hasundutan (33)
Untuk pelayanan pemeriksaan nifas bervariasi antara Nias (313) Tapanuli Selatan(263) terkecil Pakpak Bharat (0) Tapanuli Utara (07) Serdang Bedagai (13)Toba Samosir dan Mandailing Natal (15) Karo (17) Simalungun(25) danTapanuli Tengah (27)
Untuk pelayanan pemeriksaan neonatus bervariasi antara 269 (Nias) 25 LabuhanBatu sampai terendah 0 (Pakpak Bharat dan Kota Pematang Siantar
Untuk pelayanan pemeriksaan bayibalita bervariasi antara 515 (Kab Nias) danterendah 59 (Kab Pakpak Bharat)
Untuk pelayanan pengobatan bervariasi antara 962 (Kab Tapanuli Tengah) sampaiterkecil 545 (Kota Pematang Siantar)
Tabel 38113Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan PolindesBidan di Desa
Jenis Pelayanan dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
KabupatenKotaPemerik-
saanKehamilan
Persa-linan
Pemerik-saan
Ibu Nifas
Pemerik-saan
Neonatus
Pemerik-saan
BayiBalita
Pengobatan
Nias 358 299 313 269 515 809
Mandailing Natal 63 19 15 15 73 927
Tapanuli Selatan 322 302 263 206 85 952
Tapanuli Tengah 55 38 27 17 136 962
Tapanuli Utara 51 29 07 10 103 941
Toba Samosir 119 15 15 48 446 806
Labuhan Batu 221 212 125 250 414 783
Asahan 175 132 113 38 180 849
Simalungun 45 25 25 60 165 870
Dairi 116 58 43 58 217 769
Karo 123 34 17 34 291 923
Deli Serdang 289 209 182 263 254 869
Langkat 253 172 173 170 365 672
Nias Selatan 304 218 196 175 421 860
Humbang Hasundutan 243 233 233 205 237 918
Pakpak Bharat 118 00 00 00 59 882
Samosir 136 68 85 86 262 841
Serdang Bedagai 102 36 13 15 237 877
Kota Sibolga 87 83 43 56 130 913
Kota Tanjung Balai 333 200 77 43 357 970
Kota Pematang Siantar 273 91 91 00 409 545
Kota Tebing Tinggi 273 182 182 182 280 857
Kota Medan 319 50 50 40 310 930
Kota Binjai 222 127 85 129 167 733
Kota Padang Sidempuan 109 50 50 49 195 941
Sumatera Utara 175 117 99 102 231 868
181
Bila dibedakan antara daerah perdesaan dan perkotaan maka nampak bahwa diProvinsi Sumatera Utara Persentase RT yang pernah memperoleh pelayananpengobatan dari polindesbidan desa lebih tinggi dibanding dengan Persentase RT yangpernah memperoleh pelayanan dari masing-masing jenis pelayanan KIA (pemeriksaankehamilan persalinan pemeriksaan ibu nifas pemeriksaan neonatus dan pemeriksaanbayibalita) baik di perdesaan maupun di perkotaan
RT yang tinggal di perdesaan dan memanfaatkan pelayanan polindesbidan desaPersentase untuk masing-masing jenis pelayanan lebih tinggi dibanding Persentase RTyang tinggal diperkotaan kecuali untuk pelayanan pemeriksaan bayi Balita dimanaPersentase RT yang tinggal di perkotaan (276) lebih tinggi daripada Persentase RTyang tinggal di perdesaan (211)
Secara umum tidak terdapat perbedaan yang cukup berarti terhadap jenis pelayananpolindesbidan desa yang diterima keluarga miskin maupun kaya Persentase RT miskin(kuintil 2) yang pernah mendapat pelayanan pemeriksaan kehamilan nampak lebihrendah dari pada keluarga terkaya Namun tidak nampak adanya pola yangmenunjukkan makin kaya RT makin banyak RT yang pernah memperoleh atausebaliknya
Tabel 38114Persentase Rumah Tangga yang Memanfaatkan Polindes Bidan di Desa
menurut Jenis Pelayanan dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Catatan Bayi balita tidak termasuk neonatus
KarakteristikPemerik-
saanKehamilan
Persa-linan
Pemerik-saan
Ibu Nifas
Pemerik-saan
Neonatus
Pemerik-saan
BayiBalita
Peng-obatan
Tempat TinggalPerkotaan 181 98 78 100 276 877
Perdesaan 172 124 108 103 211 864
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 193 145 117 109 274 872
Kuintil-2 153 98 89 87 255 853
Kuintil-3 169 108 94 100 244 878
Kuintil-4 173 120 100 115 207 876
Kuintil-5 190 107 97 108 128 864
182
Di Sumatera Utara alasan rumah tangga tidak memanfaatkan polindes karena letaknyajauh terbanyak ada di kab Humbang hasundutan (69) Mandailing Natal (419)Tapanuli Tengah (381)1) Langkat (369) Tapanuli Tengah (359) dan lainnyalebih kecil dari angka tersebut
Selain itu di Sumatera Utara alasan rumah tangga tidak memanfaatkan polindes karenatidak ada polindesbidan tertinggi di kota Pematang Siantar (836) Nias (826) KotaMedan (804) Nias Selatan (796) Kota Sibloga (714) Fenomena ini perlu dikajilebih jauh kenapa terjadi juga di perkotaan
Alasan lain rumah tangga tidak memanfaatkan polindes adalah layanan tidak lengkapAlasan tertinggi ini terdapat di kab Langkat (209) Karo (174) Tapanuli Selatan(145) Serdang Bedagai (143) dan Asahan (137) Kabupaten lainnya jauh lebihrendah dari ini
Sebagian besar rumah tangga di Jawa Timur dalam 3 bulan terakhir tidakmemanfaatkan polindes karena alasan lainnya (336) Keadaan ini sama dengan polaangka nasional
Tabel 38115Persentase Rumah Tangga yang Tidak Memanfaatkan PolindesBidan di
Desa Menurut Alasan Utama dan Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten KotaAlasan Utama Tidak Memanfaatan PoslindesBidan
Letakjauh
Tdk adapolindesbidan
Layanan tdklengkap
Lainnya
Nias 102 826 59 13Mandailing Natal 419 311 78 192Tapanuli Selatan 359 298 145 198Tapanuli Tengah 381 63 32 524Tapanuli Utara 273 91 91 545Toba Samosir 150 200 00 650Labuhan Batu 116 256 47 581Asahan 63 189 137 611Simalungun 67 373 87 473Dairi 104 325 65 506Karo 87 217 174 522Deli Serdang 62 239 29 670Langkat 369 55 209 367Nias Selatan 136 796 34 34Humbang Hasundutan 690 24 24 262Pakpak Bharat 167 00 00 833Samosir 258 32 32 677Serdang Bedagai 00 143 143 714Kota Sibolga 00 714 00 286Kota Tanjung Balai 50 100 25 825Kota Pematang Siantar 00 836 08 156Kota Tebing Tinggi 00 221 00 779Kota Medan 18 804 47 131Kota Binjai 31 173 71 724Kota Padang Sidempuan 00 132 26 842
Sumatera Utara 130 462 72 336
183
Di daerah perdesaan alasan tidak memanfaatkan polindes dalam 3 bulan terakhir karenaletak jauh lebih besar di bandingkan di daerah perkotaan
Berdasarkan kemampuan ekonomi rumah tangga tidak terlalu ada perbedaan antarakeluarga mampu dengan tidak mampu untuk alasan letak polindes bidan jauh
Tabel 38116Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Utama Tidak Memanfaatkan
PolindesBidan Desa dan Karakteristik Rumah Tanggadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik
Alasan Utama Tidak MemanfaatanPolindes Bidan di Desa
Letak jauhTdk ada
polindesbidanLayanan tdk
lengkapLainnya
Tempat TinggalPerkotaan 26 581 45 348
Perdesaan 248 328 103 321
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 115 474 87 323
Kuintil-2 140 451 56 354
Kuintil-3 158 455 70 318
Kuintil-4 123 461 65 351
Kuintil-5 120 466 85 328
184
Rumah tangga yang memanfaatkan Pos Obat Desa Warung Obat Desa (PODWOD)tiap kabupaten sangat bervariasi Pemanfaatan PODWOD oleh rumah tangga tertinggiada di kabupaten Serdang Bedagai (802) Tapanuli Tengah (775) Simalungun(624) dan Kota Padang Sidempuan (603) Kabupaten lain masih rendahpemanfaatannya
Tabel 38117Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan Pos Obat Desa
(POD)Warung Obat Desa (WOD) dan Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten Kota MemanfaatkanTidak Memanfaatkan
Tidak butuh Alasan Lain
Nias 78 74 848
Mandailing Natal 337 263 399
Tapanuli Selatan 217 123 660
Tapanuli Tengah 775 149 76
Tapanuli Utara 57 391 552
Toba Samosir 21 77 902
Labuhan Batu 03 31 966
Asahan 184 51 765
Simalungun 624 114 262
Dairi 79 227 694
Karo 04 24 973
Deli Serdang 131 201 668
Langkat 385 183 432
Nias Selatan 41 17 942
Humbang Hasundutan 191 221 588
Pakpak Bharat 83 104 813
Samosir 12 87 901
Serdang Bedagai 802 17 28
Kota Sibolga 389 248 363
Kota Tanjung Balai 11 139 850
Kota Pematang Siantar 10 205 785
Kota Tebing Tinggi 00 06 994
Kota Medan 02 63 935
Kota Binjai 15 95 890
Kota Padang Sidempuan 603 172 224
Sumatera Utara 211 128 661
185
Di Sumatera Utara pemanfaatan PODWOD oleh RT di perdesaan (270) jauh lebihtinggi dibanding di perkotaan (135)
Tidak tergambar perbedaan yang jauh tentang pemanfaatan PODWOD baik pada RTkaya atau RT miskin
Tabel 38118Persentase Rumah Tangga Menurut Pemanfaatan Pos Obat Desa(POD)Warung Obat Desa (WOD) dan Karakteristik Rumah Tangga
di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik MemanfaatkanTidak Memanfaatkan
Tidakmembutuhkan Alasan Lain
Tempat Tinggal
Perkotaan 135 125 740
Perdesaan 270 131 599
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 201 117 682
Kuintil-2 221 11 669
Kuintil-3 212 132 656
Kuintil-4 218 126 655
Kuintil-5 201 157 642
186
Di Sumatera Utara sebagian besar alasan tidak memanfaatakan PODWOD adalah tidakadanya pelayanan tersebut Keadaan ini menggambarkan bahwa program pendirianPODWOD belum berjalan disemua daerah Keadaan ini juga sama dengan gambarannasional
Tabel 38119Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Tidak Memanfaatkan Pos Obat
Desa (POD) Warung Obat Desa (WOD) dan Kabupaten Kotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKotaAlasan Tidak Memanfaatan PODWOD oleh RT
Lokasijauh
Tidak adaPODWOD
Obat tidaklengkap
Lainnya
Nias 07 988 02 02Mandailing Natal 26 586 211 177
Tapanuli Selatan 26 945 13 17
Tapanuli Tengah 33 333 400 233
Tapanuli Utara 00 939 05 56
Toba Samosir 00 991 00 09
Labuhan Batu 02 993 02 04
Asahan 03 987 00 10
Simalungun 32 739 16 213
Dairi 04 976 08 12
Karo 00 996 02 02
Deli Serdang 03 898 00 99
Langkat 127 769 94 10
Nias Selatan 07 989 00 04
Humbang Hasundutan 109 866 08 17
Pakpak Bharat 79 842 00 79
Samosir 13 968 00 19
Serdang Bedagai 40 480 120 360
Kota Sibolga 00 927 00 73
Kota Tanjung Balai 00 994 00 06
Kota Pematang Siantar 08 988 00 04
Kota Tebing Tinggi 00 881 00 119
Kota Medan 62 932 01 05
Kota Binjai 03 870 03 123
Kota Padang Sidempuan 00 885 00 115
Sumatera Utara 28 921 13 38
187
Di Sumatera Utara Alasan tidak memanfaatkan PODWOD di perkotaan dan perdesaantidak jauh berbeda yaitu tidak adanya pelayanan tersebut
Berdasarkan kemampuan ekonomi rumah tangga alasan tidak memanfaatkanPODWOD baik pada RT kaya ataupun miskin tidak berbeda jauh
Tabel 38120Persentase Rumah Tangga Menurut Alasan Tidak Memanfaatkan Pos ObatDesa (POD) Warung Obat Desa (WOD) dan Karakteristik Rumah Tangga di
Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikAlasan Tidak Memanfaatan PODWOD oleh RT
Lokasijauh
Tdk adapodwod
Obat tidaklengkap
Lainnya
Tempat Tinggal
Perkotaan 36 921 03 39
Perdesaan 19 922 23 36
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 24 924 13 39
Kuintil-2 31 922 14 33
Kuintil-3 36 912 15 36
Kuintil-4 24 927 11 38
Kuintil-5 22 922 13 43
382 Sarana dan Sumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan
Salah satu tujuan sistem kesehatan adalah ketanggapan (responsiveness) di sampingpeningkatan derajat kesehatan (health status) dan keadilan dalam pembiayaanpelayanan kesehatan (fairness of financing) Pada bagian ini dikumpulkan informasitentang jenis sarana dan sumber pembiayaan yang paling sering dimanfaatkan olehresponden
Pembiayaan kesehatan meliputi untuk perawatan kesehatan rawat inap dan rawat jalanSumber biaya dibedakan menjadi sumber biaya sendirikeluarga Asuransi (Askes PNSJamsostek Asabri Askes Swasta dan JPK Pemerintah Daerah) AskeskinSuratKeterangan Tidak Mampu (SKTM) Dana Sehat dan lainnya Dari data ini diperolehgambaran tentang seberapa besar persentase rumah tangga yang telah tercakup olehasuransi kesehatan termasuk penggunaan AskeskinSKTM yang salah sasaran
Seluruh penduduk diminta untuk memberikan informasi tentang apakah yangbersangkutan pernah menjalani rawat inap dalam 5 (lima) tahun terakhir dan atau rawatjalan dalam 1 (satu) tahun terakhir Mereka yang pernah rawat jalan maupun rawat inapdiminta untuk menjelaskan di mana terakhir menjalani perawatan kesehatan serta darimana sumber biaya perawatan kesehatan tersebut Pihak-pihak yang menanggungbiaya perawatan kesehatan tersebut bisa lebih dari satu
188
Di Sumatera Utara tempat rawat inap yang dimanfaatkan oleh rumah tangga sebagianbesar di RS Swasta (23) RS Pemerintah (16) RSB (09) Tenaga kesehatan(06) Puskesmas (02)
Tabel 3821Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat dan KabupatenKota
di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten Kota
Tempat Berobat Rawat Inap Menurut ProvinsiRS
Peme-rintah
RSSwasta
RSLuarNegri
RSBPuskes
masNakes Batra
Lainnya
TidakRI
Nias 47 03 01 46 02 09 08 00 884
Mandailing Natal 09 07 00 01 00 01 00 01 979
Tapanuli Selatan 10 04 00 01 03 05 01 00 975
Tapanuli Tengah 14 06 01 03 01 02 01 00 973
Tapanuli Utara 15 12 00 01 01 07 01 01 963
Toba Samosir 16 30 00 00 00 02 00 00 952
Labuhan Batu 13 05 00 01 02 06 00 00 973
Asahan 12 21 00 02 00 02 01 02 960
Simalungun 14 19 00 00 02 05 01 03 956
Dairi 19 07 00 01 05 01 02 01 962
Karo 14 21 05 05 01 00 02 01 953
Deli Serdang 13 39 01 10 01 06 01 03 926
Langkat 05 08 03 04 08 08 04 00 959
Nias Selatan 04 07 06 39 01 23 01 07 913
Humbahas 13 12 00 04 02 05 00 00 964
Pakpak Bharat 10 00 00 00 00 00 00 00 990
Samosir 17 32 00 03 06 18 03 01 922
Serdang Bedagai 07 17 00 07 00 06 01 01 960
Kota Sibolga 30 08 18 02 00 06 00 00 937
Kota Tanjung Balai 40 11 00 09 00 07 00 02 931
Kota P Siantar 18 52 00 01 00 10 01 02 917
Kota T Tinggi 26 31 00 06 00 03 00 00 934
Kota Medan 22 53 01 20 01 05 01 01 898
Kota Binjai 16 21 01 04 01 07 01 01 950
Kota PSidempuan 34 08 00 01 00 05 01 02 949
Sumatera Utara 16 23 01 09 02 06 01 01 941
189
Rumah tangga di daerah perkotaan lebih banyak menggunakan rawat inap di RSSwasta (37) dibandingkan dengan di RS Pemerintah (18) Keadaan ini berbedadengan daerah perdesaan rawat inap lebih banyak di RS Pemerintah (214)dibanding RS Swasta (12)
Di Sumatera Utara pemanfaatan RS (baik pemerintah atau swasta) sebagai tempatberobat rawat inap cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya status ekonomi(Kaya)
Tabel 3822Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Tempat dan Karakteristik
Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik
Tempat Berobat Rawat Inap Menurut ProvinsiRS
Peme-rintah
RSSwasta
RSLuarNegri
RSBPuskes
masNakes
Batra Lainnya
TidakRI
Tempat TinggalPerkotaan 18 37 01 12 02 06 01 01 923Perdesaan 14 12 01 06 02 06 02 01 956
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 12 10 01 12 02 06 02 01 954Kuintil-2 13 16 00 08 02 05 01 01 953Kuintil-3 14 24 01 08 01 07 01 02 942Kuintil-4 18 26 01 09 02 06 01 01 934Kuintil-5 21 40 01 07 01 04 01 01 924
190
Sebagian besar rumah tangga di Sumatera Utara menggunakan sumber biaya yangbersifat lsquoout of pocketrsquo untuk rawat inap (760) Kabupaten dengan rumah tanggatertinggi out of pocketrsquo untuk rawat inap adalah kabupaten Karo (951) Kabupatendengan rumah tangga pengguna AskesJamsostek tertinggi di Simalungun (468)Kabupaten dengan rumah tangga pengguna askeskin (SKTM) tertinggi adalahkabupaten Nias Selatan (355) Sedangkan Kabupaten dengan rumah tanggapengguna Dana sehat tertinggi di Langkat (77)
Tabel 3823Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Sumber Pembiayaan dan
Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten KotaSumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan
Sendirikeluarga
AskesJamsostek
AskeskinSKTM
DanaSehat
Lain-lain
Nias 880 44 44 55Mandailing Natal 759 56 222 74 20Tapanuli Selatan 851 14 68 29Tapanuli Tengah 845 99 160Tapanuli Utara 755 86 191 44Toba Samosir 683 187 106 24 81Labuhan Batu 484 407 33 22 88Asahan 591 268 87 31 52Simalungun 516 468 08 08 80Dairi 732 62 148 167Karo 951 50 29 10Deli Serdang 705 171 79 18 46Langkat 756 64 90 77 38Nias Selatan 726 10 355 09 58Humbang Hasundutan 845 21 146 21 22Pakpak Bharat 742 129 258 32 32Samosir 863 31 61 05 62Serdang Bedagai 778 190 36 12 13Kota Sibolga 911 71 52 37Kota Tanjung Balai 736 115 110 55 11Kota Pematang Siantar 775 275 26 98Kota Tebing Tinggi 608 231 77 13 211Kota Medan 765 159 41 10 43Kota Binjai 702 207 66 25 33Kota Padang Sidempuan 786 137 95 06 60
Sumatera Utara 760 139 87 20 53
Keterangan Sendiri = pembiayaan dibayar pasien atau keluarganyaAskesJamsostek = meliputi askes PNS Jamsostek Asabri Askes swasta JPK PemdaAskeskin = pembayaran dengan dana Askeskin atau menggunakan SKTLain-lain = diganti perusahaan dan pembayaran oleh pihak lain di luar tersebut di atas
191
Di Sumatera Utara pembiayaan rawat inap dengan sifat ldquoout of Pocketrdquo lebih banyakterjadi pada rumah tangga di perkotaan dibandingkan dengan rumah tangga perdesaanNamun demikian penggunaan askeskin sebagai sumber pembiayaan sebagian besarterjadi didaerah perdesaan
Berdasarkan kemampuan ekonomi terdapat kecenderungan makin rendah kemampuanekonominya makin banyak rumah tangga yang menggunakan AskeskinSKTM Disisilain terdapat kecenderungan makin meningkat status ekonomi menurut kuintil (Kaya)makin meningkat pula pemanfaatan sumber biaya asuransi untuk rawat inap
Tabel 3824Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Sumber Pembiayaan dan
Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
KarakteristikSumber Pembiayaan Pelayanan Kesehatan
Sendirikeluarga
AskesJamsostek
AskeskinSKTM
DanaSehat
Lain-lain
Tempat TinggalPerkotaan 748 168 61 17 64Perdesaan 770 110 112 24 43
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 733 74 165 26 34Kuintil-2 783 95 105 27 46Kuintil-3 788 121 73 24 61Kuintil-4 763 165 64 20 48Kuintil-5 735 202 56 10 68
192
Di Sumatera Utara pilihan rumah tangga untuk rawat jalan sebagian besar berobat padatenaga kesehatan dan RSB dibandingkan puskesmas atau rumah sakit Pola ininampaknya nyata untuk semua kabupaten Rawat jalan ke tenaga kesehatan terbanyakada di kabupaten Nias Selatan (456) sedangkan rawat jalan ke RSB terbanyak diKab Karo (202)
Tabel 3825Persentase Responden yang Rawat Jalan Satu tahun terakhir Menurut
Tempat dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten KotaTempat Berobat Rawat Jalan
RSPmrth
RSSwast
RSLN
RSB Pusk NakesBa-tra
Lainnya
Dirmh
TdkRJ
Nias 20 03 00 158 21 280 06 00 11 500Mandailing Natal 07 03 13 39 13 251 01 01 01 669Tapanuli Selatan 05 40 05 146 03 10 09 782Tapanuli Tengah 04 02 01 45 15 72 03 01 01 855Tapanuli Utara 07 03 01 103 03 82 02 03 01 796Toba Samosir 12 10 02 79 24 54 03 02 03 810Labuhan Batu 03 00 01 07 07 166 06 57 753Asahan 10 08 01 26 13 175 21 03 07 736Simalungun 13 15 04 45 19 304 05 13 25 557Dairi 21 10 01 47 12 61 14 10 09 815Karo 35 42 04 202 26 34 06 04 11 637Deli Serdang 09 39 20 37 45 262 15 05 12 556Langkat 05 07 07 67 65 78 01 01 06 763Nias Selatan 09 02 00 158 21 456 06 01 26 320Humbahas 07 06 89 60 12 51 03 03 769Pakpak Bharat 18 03 59 04 29 05 06 877Samosir 09 07 01 123 11 188 11 01 04 645Serdang Bedagai 03 08 07 32 55 80 05 00 10 800Kota Sibolga 15 04 16 109 05 197 05 02 03 644Kota Tanjung Balai 18 03 02 182 05 148 07 13 621Kota P Siantar 15 11 02 72 05 160 08 02 04 721Kota Tebing Tinggi 24 23 00 64 07 263 10 12 597Kota Medan 13 27 22 101 69 197 11 02 03 554Kota Binjai 17 09 06 26 04 65 06 02 865Kota P Sidempuan 10 02 00 49 07 247 03 02 05 675Sumatera Utara 12 10 08 76 20 170 07 03 10 683
Untuk semua jenis fasilitas untuk berobat jalan perkotaan lebih tinggi dibandingperdesaan Pemanfaatan tenaga kesehatan professional untuk berobat rawat jalan lebihtinggi dibandingkan fasilitas lainnya termasuk RS Pemerintah RS Swasta danpuskesmas
Di Sumatera Utara ada kecenderungan makin meningkat status ekonominya (Kaya)makin meningkat pula pemanfaatan tenaga kesehatan professional namun makinmenurun pemanfaatan tempat berobat Rumah sakit bersalin
193
Tabel 3826Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Tempat dan Karakteristik
Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikTempat Berobat Rawat Jalan
RSPmrth
RSSwast
RSLN
RSB Pusk NakesBatTra
LainNya
Dirmh
TdkRJ
Tempat Tinggal
Perkotaan 15 16 08 73 26 189 08 02 08 655Perdesaan 10 06 09 79 17 158 06 03 12 701
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 07 06 10 88 19 151 07 02 11 699Kuintil-2 08 08 09 84 18 170 05 02 10 685Kuintil-3 11 11 09 82 21 161 08 02 10 684Kuintil-4 14 11 08 67 20 179 07 03 12 678Kuintil-5 20 16 06 60 23 190 07 04 08 667
Sebagian besar rumah tangga di kabupaten menggunakan sumber pembiayaan rawatjalan dengan biaya sendirikeluarga (883) dan AskesJamsostek (43)askeskinSKTM (37) lain-lain (26) dan dana sehat (16)
Tabel 3827Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Sumber Biaya dan Kabupaten
Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten KotaSumber Pembiayaan Rawat Jalan
SendiriKeluarga
AskesJamsostek
AskeskinSKTM
DanaSehat
Lain-lain
Nias 876 18 40 43 20Mandailing Natal 879 30 44 22 25Tapanuli Selatan 914 10 53 05 10Tapanuli Tengah 927 18 22 13 50Tapanuli Utara 958 23 27 02 06Toba Samosir 889 107 23 17 11Labuhan Batu 951 28 04 16Asahan 884 58 35 12 09Simalungun 905 99 06 02 38Dairi 891 39 47 20Karo 936 30 30 01 06Deli Serdang 880 40 35 06 22Langkat 858 32 115 50 05Nias Selatan 803 05 70 60 49Humbang Hasundutan 928 03 56 08 09Pakpak Bharat 805 52 145 05 16Samosir 918 14 38 11 18Serdang Bedagai 901 87 07 02 05Kota Sibolga 941 45 12 01 05Kota Tanjung Balai 888 44 46 11 04Kota Pematang Siantar 820 129 47 02 28Kota Tebing Tinggi 858 72 23 05 39Kota Medan 831 41 29 19 76Kota Binjai 835 79 47 09 15Kota P Sidempuan 900 54 18 06 20Sumatera Utara 883 43 37 16 26
194
Penggunaan biaya sendirikeluarga dalam pembiayaan rawat jalan masih cukup tinggidibanding asuransi (baik di perkotaan atau perdesaan) Pemanfaatan askeskin diperdesaan lebih tinggi dibandingkan dengan di perkotaan Pemanfaatan askesjamsostek lebih banyak di perkotaan
Di Sumatera Utara adanya kecenderungan meningkat penggunaan askesjamsostekseiring dengan peningkatan status ekonomi (Kaya) Makin kurang mampu keluargamakin banyak keluarga yang memanfaatkan AskeskinSKTM
Tabel 3828Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Sumber Biaya dan Karakteristik
Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikSumber Pembiayaan Rawat Jalan
SendiriKeluarga
AskesJamsostek
AskeskinSKTM
DanaSehat
Lain-lain
Tempat Tinggal
Perkotaan 868 60 32 09 33
Perdesaan 894 30 41 22 20
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 887 20 56 17 24
Kuintil-2 896 25 45 16 22
Kuintil-3 885 34 38 20 26
Kuintil-4 888 51 23 17 24
Kuintil-5 860 78 27 12 30
383 Ketanggapan Pelayanan Kesehatan
Persepsi masyarakat pengguna pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan non-medisdapat digunakan sebagai salah satu indikator ketanggapan terhadap pelayanankesehatan Ada 8 (delapan) domain ketanggapan untuk pelayanan rawat inap dan 7(tujuh) domain ketanggapan untuk pelayanan rawat jalan Penilaian untuk masing-masing domain ditanyakan kepada responden berdasarkan pengalamannya waktumemanfaatkan sarana pelayanan kesehatan untuk rawat inap dan rawat jalan
Delapan domain ketanggapan untuk rawat inap terdiri dari
1 Lama waktu menunggu untuk mendapat pelayanan kesehatan
2 Keramahan petugas dalam menyapa dan berbicara
3 Kejelasan petugas dalam menerangkan segala sesuatu terkait dengan keluhankesehatan yang diderita
4 Kesempatan yang diberikan petugas untuk mengikutsertakan klien dalampengambilan keputusan untuk memilih jenis perawatan yang diinginkan
5 Dapat berbicara secara pribadi dengan petugas kesehatan dan terjaminkerahasiaan informasi tentang kondisi kesehatan klien
195
6 Kebebasan klien untuk memilih tempat dan petugas kesehatan yang melayaninya
7 Keberhasilan ruang rawatpelayanan termasuk kamar mandi
8 Kemudahan dikunjungi keluarga atau teman
Tujuh domain ketanggapan untuk pelayanan rawat jalan sama dengan domain rawatinap kecuali domain ke delapan (kemudahan dikunjungi keluargateman)
Penduduk diminta untuk menilai setiap aspek ketanggapan terhadap pelayanankesehatan di luar medis selama menjalani rawat inap dalam 5 (lima) tahun terakhir danatau rawat jalan dalam 1 (satu) tahun terakhir Masing-masing domain ketanggapandinilai dalam 5 (lima) skala yaitu sangat baik baik cukup buruk sangat buruk Untukmemudahkan penilaian aspek ketanggapan rawat jalan dan rawat inap pada sistempelayanan kesehatan tersebut WHO membagi menjadi dua bagian besar yaitu lsquobaikrsquo(sangat baik dan baik) dan lsquokurang baikrsquo (cukup buruk dan sangat buruk) Penyajianhasil analisistabel selanjutnya hanya mencantumkan persentase yang rsquobaikrsquo saja
Aspek ketanggapan rawat inap yang diukur dari masyarakat meliputi waktu tunggukeramahan kejelasan informasi ikut ambil keputusan kerahasiaan kebebasan memilihkebersihan ruangan dan mudah dikunjungi
Kabupaten dengan nilai aspek-aspek ketanggapan paling rendah adalah kab TapanuliSelatan Kabupaten Nias Selatan dari 8 aspek ketanggapan semuanya berada dibawah80
196
Tabel 3831Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Aspek Ketanggapan dan
KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten KotaWaktutunggu
Keramahan
Kejelasan
informasi
Ikutambil
keputusan
Keraha-siaan
Kebebasan
pilihfasilitas
Keber-sihan
ruangan
Mudahdikunjungi
Nias 865 842 854 867 867 865 822 847
Mandailing Natal 944 852 944 926 926 963 889 907
Tapanuli Selatan 744 795 744 705 782 744 718 756
Tapanuli Tengah 901 915 901 915 944 915 944 887
Tapanuli Utara 875 844 885 885 875 833 813 854
Toba Samosir 878 862 862 846 870 878 846 870
Labuhan Batu 912 934 945 934 945 967 901 912
Asahan 883 922 867 898 859 906 883 930
Simalungun 913 929 937 913 944 929 905 937
Dairi 964 928 964 952 964 964 904 940
Karo 990 990 971 981 971 990 981 952
Deli Serdang 899 878 829 864 885 878 871 857
Langkat 855 882 791 682 609 718 800 673
Nias Selatan 736 741 736 732 632 736 536 645
Humbahas 931 970 931 950 931 950 921 921
Pakpak Bharat 742 839 871 839 871 871 774 742
Samosir 946 960 921 926 936 936 941 946
Serdang Bedagai 821 874 789 821 800 747 811 779
Kota Sibolga 918 925 931 943 937 937 950 931
Kota Tanjung Balai 978 967 978 978 989 984 945 967
Kota P Siantar 901 916 921 921 916 911 901 916
Kota Tebing Tinggi 835 860 848 823 835 799 744 860
Kota Medan 873 868 868 856 833 787 841 856
Kota Binjai 967 959 951 951 967 943 959 935
Kota PSidempuan 882 870 870 858 888 834 757 805
Sumatera Utara 886 887 877 875 872 870 846 864
197
Antara masyarakat perkotaan dengan pedesaan tidak nampak adanya perbedaan besarpenilaian ketanggapan pelayanan kesehatan rawat inap Baik masyarakat perkotaanmaupun pedesaan hampir semua menilai ketanggapan pelayanan kesehatan rawat inapbaik(gt 80)
Berdasarkan kemampuan ekonomi ada kecenderungan semakin miskin prosentaseyang menilai ketanggapan pelayanan kesehatan rawat inap kurang baik semakin kecilMeskipun kecenderungan tersebut tidak terlampau tajam
Tabel 3832Persentase Penduduk Rawat Inap Menurut Aspek Ketanggapan dan
Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikWaktutunggu
Kerama-han
Kejelasaninformasi
Ikutambil
keputusan
Keraha-siaan
Kebebasanpilih
fasilitas
Keber-sihan
ruangan
Mudahdikunjungi
Tempat Tinggal
Perkotaan 895 898 882 878 881 864 859 878Perdesaan 877 877 873 873 863 876 834 850
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 877 877 876 869 844 874 824 851Kuintil-2 897 904 894 894 887 878 877 873Kuintil-3 863 867 852 856 863 853 824 846Kuintil-4 900 891 888 883 874 876 854 875Kuintil-5 887 892 874 873 882 867 847 868
198
Aspek ketanggapan rawat jalan yang diukur dari masyarakat meliputi waktu tunggukeramahan kejelasan informasi ikut ambil keputusan kerahasiaan kebebasan memilihdan kebersihan ruangan
Kabupaten dan kota dengan nilai aspek-aspek ketanggapan paling rendah adalahkabupaten Nias dari 7 aspek ketanggapan di kabupaten Nias hanya aspek waktu tungguyang lebih tinggi dari gt 80 6 aspek lainnya antara 65-80 Kabupaten TapanuliSelatan dan Nias Selatan dari 7 aspek hanya 2 aspek yang gt 80 yaitu waktu tunggudan keramahan 5 aspek lainnya antara 65-80
Tabel 3833Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Aspek Ketanggapan dan
Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKota
Waktutunggu
Kerama-han
Kejelasaninformasi
Ikut ambilkeputusan
Keraha-siaan
Kebebasanpilih
fasilitas
Keber-sihan
ruanganNias 834 799 727 683 689 665 655Mandailing 913 899 890 900 872 855 862Tapanuli 844 883 717 688 704 685 703Tapanuli 912 889 868 866 879 912 956Tapanuli Utara 930 933 926 920 919 911 855Toba Samosir 960 952 908 921 944 921 904Labuhan Batu 947 923 888 854 901 918 782Asahan 923 961 960 970 954 952 961Simalungun 866 889 887 882 886 883 860Dairi 928 928 891 906 921 896 922Karo 966 985 981 991 991 991 990Deli Serdang 923 901 882 907 903 901 869Langkat 879 894 805 730 741 853 850Nias Selatan 800 826 778 765 770 772 675Humbahas 973 970 972 975 973 975 967Pakpak Bharat 766 923 909 876 890 828 603Samosir 970 951 951 930 974 940 956Serdang 846 916 846 840 846 842 835Kota Sibolga 982 984 986 986 985 985 972Kota Tanjung 969 969 963 966 970 969 954Kota P Siantar 960 963 968 961 964 964 959Kota Tebing 891 908 894 877 878 873 879Kota Medan 908 917 905 886 883 837 863Kota Binjai 912 918 918 912 918 901 881Kota PSidempuan 975 944 945 900 859 763 737
SumateraUtara
907 910 884 872 875 864 845
199
Antara masyarakat perkotaan dengan pedesaan tidak nampak adanya perbedaanpenilaian ketanggapan pelayanan kesehatan rawat jalan Baik masyarakat perkotaanmaupun pedesaan sebagian besar (gt80) menilai ketanggapan pelayanan kesehatanrawat jalan baik
Berdasarkan kemampuan ekonomi semakin tinggi tingkat ekonomi semakin baikpenilaian aspek ketanggapan pada rawat jalan ini terlihat untuk ketujuh aspekketanggapan
Tabel 3834Persentase Penduduk Rawat Jalan Menurut Aspek Ketanggapan dan
Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikWaktutunggu
Kerama-han
Kejelasaninformasi
Ikut ambilkeputusan
Keraha-siaan
Kebebasanpilih
fasilitas
Keber-sihan
ruanganTempat Tinggal
Perkotaan 927 924 912 905 900 883 878
Perdesaan 891 900 862 847 856 849 820
Tingkat Pengeluaran Per Kapita
Kuintil-1 887 893 850 836 836 833 815
Kuintil-2 909 906 883 867 871 863 850
Kuintil-3 899 903 881 878 883 863 838
Kuintil-4 917 921 897 881 889 879 864
Kuintil-5 922 925 903 894 891 879 857
39 Kesehatan Lingkungan
Data kesehatan lingkungan diambil dari dua sumber data yaitu Riskesdas 2007 dan KorSusenas 2007 Sesuai kesepakatan data yang sudah ada di Kor Susenas tidakdikumpulkan lagi di Riskesdas dan dalam Riskesdas ditanyakan pertanyaan-pertanyaanyang tidak ada di Kor Susenas Dengan demikian penyajian beberapa variabelkesehatan lingkungan merupakan gabungan data Riskesdas dan Kor Susenas
Data yang dikumpulkan dalam survei ini meliputi data air bersih keperluan rumahtangga sarana pembuangan kotoran manusia sarana pembuangan air limbah (SPAL)pembuangan sampah dan perumahan Data tersebut bersifat fisik dalam rumah tanggasehingga pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara terhadap kepala rumahtangga dan pengamatan
391 Air Keperluan Rumah Tangga
Menurut WHO jumlah pemakaian air bersih rumah tangga per kapita sangat terkaitdengan risiko kesehatan masyarakat yang berhubungan dengan higiene Reratapemakaian air bersih individu adalah rerata jumlah pemakaian air bersih rumah tanggadalam sehari dibagi dengan jumlah anggota rumah tangga Rerata pemakaian individuini kemudian dikelompokkan menjadi lsquolt5 literorangharirsquo lsquo5-199 literorangharirsquo rsquo20-499 literorangharirsquo rsquo50-999 literorangharirsquo dan lsquoge100 literorangharirsquo Berdasarkan tingkat pelayanan kategori tersebut dinyatakan sebagai lsquotidak aksesrsquo lsquoakses kurangrsquolsquoakses dasarrsquo lsquoakses menengahrsquo dan lsquoakses optimalrsquo Risiko kesehatan masyarakatpada kelompok yang akses terhadap air bersih rendah (lsquotidak aksesrsquo dan lsquoakses kurangrsquo)dikategorikan sebagai mempunyai risiko tinggi
200
Konsumsi air per orang perhari penduduk di Provinsi Sumatera Utara 427 persennyalebih dari 100 liter Menurut antar wilayah kabupatenkota bervariasi berkisar 03(Kabupaten Tapanuli Tengah) sampai 939 yaitu di Kabupaten Serdang BedagaiSedangkan penduduk yang menggunakan air per orang perhari masih di bawah 20 liter(lt5 + 5 ndash 19 liter) di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 136 persen tinggi di KabupatenTapanuli Tengah dan Kota Sibolga
Tabel 3911Persentase Rumah Tangga menurut Rerata Pemakaian Air Bersih PerOrang Per Hari dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara
Riskesdas 2007
Kabupaten KotaRerata Pemakaian Air Bersih Per Orang
Per Hari (Dalam Liter)
lt5 5-199 20-499 50-999 ge100 Nias 538 306 131 00 25Mandailing Natal 07 36 442 293 222
Tapanuli Selatan 113 191 305 132 259Tapanuli Tengah 979 13 05 00 03Tapanuli Utara 34 105 314 238 309Toba Samosir 09 89 506 77 319Labuhan Batu 00 11 163 174 653Asahan 01 27 236 372 364Simalungun 07 49 226 309 409Dairi 05 65 602 177 150Karo 04 138 485 308 66Deli Serdang 05 104 164 348 378
Langkat 29 95 310 237 329
Nias Selatan 459 250 96 10 185Humbang Hasundutan 35 185 265 205 310Pakpak Bharat 21 250 583 83 63Samosir 23 227 448 221 81Serdang Bedagai 04 07 09 41 939
Kota Sibolga 841 115 09 09 27
Kota Tanjung Balai 32 11 124 135 697Kota Pematang Siantar 03 22 105 313 556
Kota Tebing Tinggi 00 00 34 173 793
Kota Medan 01 03 181 221 593Kota Binjai 03 36 125 71 766Kota Padang Sidempuan 00 09 64 180 747
Sumatera Utara 65 71 218 219 427
201
Bila mengacu pada kriteria Joint Monitoring Program WHO-Unicef di mana batasanminimal akses untuk konsumsi air bersih adalah 20 literoranghari maka daerahperkotaan ada sebesar 935 masih jauh lebih baik dibanding daerah perdesaan 799Menurut kuintil pengeluaran perkapita rumah tangga semakin baik kondisi ekonominyakonsumsi airnya semakin besar walaupun masih terdapat kabupatenkota dengankonsumsi air rumah tangga masih di bawah rata-rata nasional
Tabel 3912Persentase Rumah Tangga menurut Waktu dan Jarak ke Sumber Air
Ketersediaan Air Bersih dan Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
KarakteristikRerata Pemakaian Air Bersih Per Orang
Per Hari (Dalam Liter)lt5 5-199 20-499 50-999 ge100
Tempat Tinggal
Kota 29 36 171 232 532
Desa 93 99 256 209 344
Tingkat Pengeluaran per kapita
Kuintil 1 142 115 244 201 298
Kuintil 2 75 93 236 230 366
Kuintil 3 57 64 212 226 441
Kuintil 4 43 59 206 238 454
Kuintil 5 29 41 202 197 530
202
Di samping jumlah pemakaian air bersih untuk keperluan rumah tangga ditanyakan jugatentang jarak dan waktu tempuh ke sumber air serta persepsi tentang ketersediaansumber air Kepada kepala rumah tangga ditanyakan berapa lama waktu yangdibutuhkan untuk menjangkau sumber air bersih pulang pergi berapa jarak antararumah dengan sumber air dan bagaimana kemudahan dalam memperoleh air bersihBerdasarkan dan ketersediaan air bersih lebih dari 14 persen rumah tangga mengalamikesulitan air bersih pada musim kemarau tertinggi di Kabupaten Nias (56) danHumbang Hasundutan (538) Dalam hal jarak dan waktu pada umumnya rumahtangga di kabupatenkota dapat menjangkau sumber air dalam waktu kurang dari 30menit dan jarak kurang dari 1 km
Tabel 3913Persentase Rumah Tangga menurut Waktu dan Jarak ke Sumber Air
Ketersediaan Air Bersih dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
Kabupaten Kota
Lama Waktu Dan JarakUntuk Menjangkau
Sumber AirKetersediaan Air
Waktu(Menit)
Jarak(Kilometer)
MudahSepanjang
Tahun
SulitPada
MusimKemarau
SulitSepanjang
Tahunlt30 gt30 le1 gt1
Nias 930 70 962 38 431 564 04Mandailing Natal 985 15 804 196 921 79 00Tapanuli Selatan 999 01 968 32 687 313 00Tapanuli Tengah 640 360 279 721 877 123 00Tapanuli Utara 912 88 852 148 754 147 99Toba Samosir 987 13 996 04 915 81 04Labuhan Batu 992 08 969 31 745 255 00Asahan 999 01 995 05 844 153 02Simalungun 852 148 797 203 970 30 00Dairi 956 44 967 33 653 298 49Karo 980 20 958 42 927 62 11Deli Serdang 979 21 981 19 824 159 18Langkat 981 19 974 26 939 58 03Nias Selatan 976 24 932 68 459 538 03Humbang Hasundutan 925 75 960 40 704 281 15Pakpak Bharat 979 21 875 125 667 208 125Samosir 855 145 849 151 649 322 29Serdang Bedagai 999 01 946 54 958 42 00Kota Sibolga 336 664 301 699 956 44 00Kota Tanjung Balai 973 27 968 32 871 113 16Kota P Siantar 642 358 638 362 981 16 03Kota Tebing Tinggi 1000 00 994 06 978 22 00Kota Medan 994 06 993 07 980 18 02Kota Binjai 1000 00 997 03 938 59 03Kota P Sidempuan 996 04 979 21 897 99 04Sumatera Utara 953 47 926 74 856 135 08
203
Dilihat dari segi waktu dan tidak terlihat ada perbedaan yang mencolok menurut tempattinggal dan tingkat pengeluran rumah tangga perkapita perbulan tetapi menurutketersediaan air terdapat perbedaan yang mencolok menurut tingkat pengeluran rumahtangga perkapita perbulan dimana semakin sulit untuk menyediakan air bersih seiringdengan menurunnya ekonomi
Tabel 3914Persentase Rumah Tangga menurut Waktu dan Jarak ke Sumber Air
Ketersediaan Air Bersih Dan Karakteristik Responden di Provinsi SumateraUtara Riskesdas 2007
Karakteristik
Lama Waktu Dan JarakUntuk Menjangkau
Sumber AirKetersediaan Air
Waktu(Menit)
Jarak(Kilometer)
MudahSepanjang
Tahun
Sulit PadaMusim
Kemarau
SulitSepanjang
Tahunlt30 ge30 le1 gt1Tempat Tinggal
Kota 954 46 942 58 929 67 04
Desa 953 47 913 87 799 189 12
Tingkat Pengeluaran per kapita
Kuintil 1 944 56 904 96 742 244 14
Kuintil 2 938 62 903 97 822 167 10
Kuintil 3 952 48 919 81 856 136 09
Kuintil 4 962 38 936 64 892 102 06
Kuintil 5 966 34 956 44 931 64 05
204
Dalam rangka memperoleh air untuk keperluan rumah tangga bila sumbernya berada diluar pekarangan ditanyakan siapa yang biasanya mengambil air dalam rumah tanggatersebut sebagai upaya untuk melihat aspek gender dan perlindungan anak Anggotarumah tangga yang biasa mengambil air yang sumber airnya di luar rumah di ProvinsiSumatera Utara adalah orang dewasa yaitu sebesar 873 persen Terdapat 127 yangbiasa mengambil air adalah anak-anak
Tabel 3915Persentase Rumah Tangga menurut Individu Yang Biasa Mengambil AirDalam Rumah Tangga dan Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara
Riskesdas 2007
Kabupaten Kota
Orang Yang Biasa Mengambil AirDalam Rumah Tangga
Perempuan Laki-Laki
DewasaAnak-anak
(lt12 Th)Dewasa
Anak-anak(lt12 Th)
Nias 543 241 135 81
Mandailing Natal 745 41 210 04
Tapanuli Selatan 712 107 166 15
Tapanuli Tengah 632 21 308 38
Tapanuli Utara 648 46 194 112
Toba Samosir 688 104 177 31
Labuhan Batu 579 10 385 26
Asahan 353 24 541 82
Simalungun 437 10 525 27
Dairi 404 114 298 184
Karo 677 99 188 35
Deli Serdang 407 46 450 96
Langkat 185 09 733 73
Nias Selatan 538 298 123 41
Humbang Hasundutan 534 76 356 34
Pakpak Bharat 308 103 538 51
Samosir 436 100 373 91
Serdang Bedagai 147 39 657 157
Kota Sibolga 286 00 571 143
Kota Tanjung Balai 577 19 385 19
Kota Pematang Siantar 389 56 500 56
Kota Tebing Tinggi 563 00 375 63
Kota Medan 120 00 840 40
Kota Binjai 138 15 831 15
Kota Padang Sidempuan 760 60 160 20
Sumatera Utara 523 74 350 54
Menurut kabupatenkota yang biasa mengambil air banyak kelompok perempuanadalah di Kota Padang Sidempuan Karo Mandailing Natal Tapanuli Selatan TapanuliTengah Tapanuli Utara dan Toba Samosir
205
Penduduk yang biasa mengambil air di rumah tangga secara keseluruhan masih lebihtinggi pada perempuan dewasa (523) dibanding beban laki-laki dewasa (350)sementara anak-anak sudah mulai diberi lsquobebanrsquo juga
Tabel 3916Persentase Rumah Tangga menurut Individu Yang Biasa Mengambil Air
Dalam Rumah Tangga dan Karakteristik Respondendi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Karakteristik
Orang Yang Biasa Mengambil AirDalam Rumah TanggaPerempuan Laki-Laki
Dewasa Anak(lt12
Dewasa Anak(lt12 Th)Tempat Tinggal
Kota 416 39 490 56
Desa 541 80 325 53
Tingkat Pengeluaran per kapita
Kuintil 1 514 83 334 69
Kuintil 2 541 85 320 53
Kuintil 3 514 73 356 56
Kuintil 4 544 67 346 43
Kuintil 5 499 56 404 41
206
Data kualitas fisik air untuk keperluan minum rumah tangga dikumpulkan dengan carawawancara dan pengamatan meliputi kekeruhan bau rasa warna dan busa Kategorikualitas fisik air minum baik bila air tersebut tidak keruh tidak berbau tidak berasa tidakberwarna dan tidak berbusa
Terdapat 843 persen rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara mempunyai kualitasfisik air baik Perbedaan dalam hal kualitas air (keruh bau warna rasa busa dan bau)sangat bervariasi diantara kabupatenkota
Tabel 3917Persentase Rumah Tangga menurut Kualitas Fisik Air Minum dan
KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KabupatenKotaKualitas Fisik Air Minum (Utama)
Keruh Berwarna Berasa Berbusa Berbau Baik)
Nias 55 19 19 04 19 922
Mandailing Natal 38 93 10 03 14 892
Tapanuli Selatan 30 13 05 05 11 963
Tapanuli Tengah 03 03 03 00 03 992
Tapanuli Utara 20 11 06 00 03 977
Toba Samosir 21 21 04 04 04 966
Labuhan Batu 190 225 203 10 90 714
Asahan 113 96 59 07 41 823
Simalungun 04 07 08 00 04 985
Dairi 38 52 27 03 03 915
Karo 07 00 02 00 00 991
Deli Serdang 150 156 100 16 69 724
Langkat 134 179 106 36 80 718
Nias Selatan 158 62 120 03 96 791
Humbang Hasundutan 115 105 175 05 85 700
Pakpak Bharat 42 83 21 00 00 875
Samosir 116 81 64 18 23 849
Serdang Bedagai 33 33 67 04 09 888
Kota Sibolga 18 09 09 00 18 973
Kota Tanjung Balai 48 129 48 16 43 855
Kota Pematang Siantar 03 121 00 00 06 875
Kota Tebing Tinggi 50 39 34 06 56 905
Kota Medan 136 127 79 07 28 836
Kota Binjai 98 89 21 09 50 878
Kota PadangSidempuan
47 30 26 21 26 935
Sumatera Utara 93 99 68 09 39 843Catatan Tidak keruh berwarna berasa berbusa dan berbau
207
Daerah perdesaan pengambilan kualitas fisik air minum lebih baik pada dibandingkankualitas air di kota Sedangkan menurut tingkat pengeluaran perkapita perbulan padakuinti 1 dan 2 permasalahan kualitas fisik air tidak terlalu berbeda namun peningkatantingkat ekonomi dari kuintil 3 sampai kuintil 5 permasalahan kualitas fisik air semakinrendah
Tabel 3918Persentase Rumah Tangga menurut Kualitas Fisik Air Minum dan
Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraRiskesdas 2007
Karakteristik Kualitas Fisik Air Minum
Keruh Berwarna Berasa Berbusa Berbau Baik)Tempat Tinggal
Kota 109 108 64 13 39 841
Desa 81 92 71 07 39 844
Tingkat Pengeluaran per kapita
Kuintil 1 103 108 91 15 48 814
Kuintil 2 106 108 71 10 50 823
Kuintil 3 92 100 69 07 42 836
Kuintil 4 98 103 69 07 34 849
Kuintil 5 72 80 47 10 25 879
Catatan Tidak keruh berwarna berasa berbusa dan berbau
208
Data konsumsi air dan jarak ke sumber air berasal dari Riskesdas 2007 sedangkandata jenis sarana air minum berasal dari Kor Susenas 2007 Sarana sumber air yangimproved menurut WHOUnicef adalah sumber air jenis perpipaanledeng sumurborpompa sumur terlindung mata air terlindung dan air hujan selain dari itudikategorikan not improved
Jenis sumber air minum pada umumnya sumur baik terlindung maupun tak terlindungNamun masih ada wilayah yang masih mengandalkan air sungai sebagai sumber airutama seperti di Kabupaten Dairi dan Samosir Secara umum pemenuhan kebutuhanair dalam rumah tangga menurut jenisnya berasal dari sumur terlindung (258) ledengeceran (192) dan Sumur bor Pompa (177) Namun dibeberapa daerah masihdijumpai pemenuhan kebutuhan air yang cukup tinggi dari air sungai dan air hujanseperti Kabupaten Mandailing Natal ( air sungai 194) Labuhan batu (air hujan 126)Dairi (air sungai 228 dan air hujan 130) Pakpak Barat (air sungai 213) danSamosir (air sungai 237)
Tabel 3919Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Sumber Air dan KabupatenKota
di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007
KabupatenKota
Jenis sumber air minum
Air
kem
a-
san
Led
ing
ecera
n
Led
ing
mete
ran
Su
mu
rb
or
Po
mp
a
Su
mu
rte
rlin
du
ng
Su
mu
rtd
kte
rlin
du
ng
Mata
air
terl
ind
un
g
Mata
air
tdte
rlin
du
ng
Air
su
ng
ai
Air
hu
jan
Lain
nya
Nias 06 13 11 47 97 366 68 317 42 34 00Mandailing Natal 07 02 02 17 449 134 77 84 194 29 03Tapanuli Selatan 01 09 01 05 416 188 144 117 116 02 00Tapanuli Tengah 03 229 21 08 96 193 161 263 26 00 00Tapanuli Utara 03 131 09 168 80 66 225 202 26 85 06Toba Samosir 04 121 00 190 143 108 100 190 69 13 61Labuhan Batu 03 11 07 234 335 171 03 02 98 12 11Asahan 09 70 49 303 375 114 01 07 42 28 01Simalungun 13 90 27 425 58 37 187 111 38 08 06Dairi 05 163 08 27 33 22 198 166 228 13 19Karo 05 326 38 177 87 38 168 144 13 02 02Deli Serdang 66 172 16 128 457 96 47 06 11 00 00Langkat 21 37 14 246 366 261 05 11 33 03 03Nias Selatan 03 14 00 07 99 130 151 421 103 72 00Humbahas 00 30 10 121 146 75 191 322 35 65 05Pakpak Bharat 00 43 00 00 21 21 447 213 213 43 00Samosir 06 52 06 64 35 35 81 214 237 46 22Serdang Bedagai 13 01 02 484 275 180 40 01 00 00 04Kota Sibolga 09 786 18 00 27 00 27 116 00 00 18Kota Tg Balai 22 647 207 11 00 16 00 00 76 16 05Kota P Siantar 10 895 06 32 25 03 06 19 00 00 03Kota Tebing Tinggi 00 180 06 618 140 56 00 00 00 00 00Kota Medan 100 545 57 110 158 22 00 00 00 00 08Kota Binjai 18 166 06 136 544 121 03 00 06 00 00Kota P Sidempuan 09 238 26 95 394 147 35 52 04 00 00
Sumatera Utara 32 192 24 177 258 114 63 66 45 22 07
209
Sumber air minum di perkotaan maupun di pedesaan lebih banyak menggunakansumber terlindung Kualitas air yang lebih baik cenderung banyak digunakan di kotadibandingkan di desa dan semakin membaik kualitas air yang digunakan dengansemakin membaik nya kualitas ekonomi
Tabel 39110Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Sumber Air dan Karakteristik
Rumah Tangga di Provinsi Sumatera Utara Susenas 2007
Karakteristik
Jenis sumber air minum
Air
kem
asan
Led
ing
ecera
n
Led
ing
mete
ran
Su
mu
rb
or
Po
mp
a
Su
mu
rte
rlin
du
ng
Su
mu
rtd
kte
rlin
du
ng
Mata
air
terl
ind
un
g
Mata
air
tdte
rlin
du
ng
Air
su
ng
ai
Air
hu
jan
Lain
nya
Tempat tinggal
Kota 60 388 42 158 261 53 18 08 04 02 04
Desa 09 37 09 192 256 162 98 112 77 39 10
Tingkat pengeluaran per kapita
Kuintil-1 13 53 21 120 233 198 93 147 82 27 12
Kuintil-2 23 91 26 172 280 171 73 80 55 23 06
Kuintil-3 22 132 23 196 295 117 64 62 56 27 07
Kuintil-4 30 201 28 199 295 82 61 47 28 23 06
Kuintil-5 62 419 20 183 188 34 35 21 18 14 06
210
Secara umum masyarakat melakukan pengolahan air minum dengan cara dimasakNamun yang perlu jadi perhatian adalah Kota Sibolga yang cara pengolahan airminumnya yaitu cara lainnya cukup tinggi (646) dan Kota Tebing Tinggi (309)apakah cara yang dilakukan sudah cukup memenuhi kriteria pengolahan air minum yangbenar
Tabel 39111Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Tempat Penampungan dan
Pengolahan Air Minum Sebelum DigunakanDiminum dan KabupatenKotadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
Kabupaten Kota
Tempat PenampunganPengolahan Air Minum Sebelum
DigunakanWadah
Ter-buka
WadahTer-
tutup
TdkAda
Wadah
LangSung
Diminum
Dimasak
Di-saring
BahanKimia
Lainnya
Nias 363 485 152 21 962 378 06 02Mandailing Natal 332 492 176 41 905 38 05 03Tapanuli Selatan 498 339 163 27 962 17 06 02Tapanuli Tengah 177 503 320 00 995 18 03 00Tapanuli Utara 431 303 266 11 966 23 06 03Toba Samosir 221 660 119 08 975 17 04 00Labuhan Batu 187 472 342 05 975 160 04 04Asahan 131 509 360 17 968 110 03 00Simalungun 85 698 217 00 985 13 03 00Dairi 466 449 85 14 978 14 05 08Karo 150 801 49 07 984 04 04 04Deli Serdang 374 294 332 24 928 135 19 50Langkat 381 330 289 08 981 329 54 85Nias Selatan 154 336 510 17 969 418 10 07Humbahas 175 660 165 05 965 15 05 05Pakpak Bharat 771 188 42 42 915 00 00 00Samosir 308 645 47 06 971 18 06 06Serdang Bedagai 219 351 430 07 976 38 02 01Kota Sibolga 98 509 393 27 885 44 00 646Kota Tanjung Balai 59 903 38 05 973 22 00 00Kota P Siantar 64 359 577 13 971 06 10 03Kota Tebing Tinggi 39 680 281 00 911 117 45 309Kota Medan 79 490 432 51 963 201 29 59Kota Binjai 68 285 647 42 929 134 09 27Kota P Sidempuan 362 353 284 04 983 13 04 13
Sumatera Utara 236 455 309 20 962 128 15 34
211
Menurut daerah pengolahan air minum dengan cara masak ada perbedaan yang tidakterlalu besar antara perkotaan(950) dan perdesaan (971) Perdesaan lebih tinggisedikit dibanding perkotaan kemungkinan karena pemakaian air kemasan yanglangsung minum lebih tinggi diperkotaan (31) dibanding perdesaan (12)
Secara Umum peningkatan tingkat ekonomi tidak terlalu mempengaruhi jenispengolahan air minum dalam rumah tangga namun pada quintil 5 (945) pengolahandengan cara dimasak paling rendah dibanding quintil 1 sampai quintal 4 kemungkinankarena pemakaian air kemasan yang langsung minum lebih tinggi (40)
Tabel 39112Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Tempat Penampungan dan
Pengolahan Air Minum Sebelum DigunakanDiminum dan Klasifikasi Desadi Provinsi Sumatera Utara Riskesdas 2007
KarakteristikTempat penampungan
Pengolahan air minumsebelum digunakan
Wadahterbuka
Wadahtertutup
Tdk adawadah
Langsungdiminum
Dima-sak
Di-saring
Bahankimia
Lainnya
Tempat tinggal
Kota 187 437 376 31 950 142 22 63
Desa 274 470 256 12 971 117 10 11
Tingkat pengeluaran per kapita
Kuintil-1 272 456 272 15 970 139 08 18
Kuintil-2 265 456 279 16 966 136 15 27
Kuintil-3 256 450 293 12 964 130 18 25
Kuintil-4 225 442 333 16 967 120 16 34
Kuintil-5 178 472 350 40 945 120 17 59
212
Persentase rumah tangga terhadap akses air bersih di Provinsi Sumatera Utaramencapai 625 persen sisanya 375 masih kurang mendapat akses air bersih
Tabel 39113Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Air Bersih dan
KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007
Kabupaten KotaAir Bersih
Kurang Akses)Nias 979 21
Mandailing Natal 563 437
Tapanuli Selatan 600 400
Tapanuli Tengah 1000 00
Tapanuli Utara 477 523
Toba Samosir 479 521
Labuhan Batu 305 695
Asahan 197 803
Simalungun 430 570
Dairi 497 503
Karo 332 668
Deli Serdang 272 728
Langkat 437 563
Nias Selatan 856 144
Humbang Hasundutan 580 420
Pakpak Bharat 583 417
Samosir 825 175
Serdang Bedagai 247 753
Kota Sibolga 991 09
Kota Tanjung Balai 183 817
Kota Pematang Siantar 401 599
Kota Tebing Tinggi 67 933
Kota Medan 140 860
Kota Binjai 173 827
Kota Padang Sidempuan 232 768
Sumatera Utara 374 626) 20 ltrorghari (Riskesdas 2007) dari sumber terlindung (Susenas 2007) dan sarananya dalam
radius 1 km (Riskesdas 2007)
213
Di desa secara umum lebih sulit dalam mengakses air bersih Akses air bersih di kota779 sedangkan di desa 505 Menurut tingkat pengeluaran perkapita rumah tanggaperbulan semakin baik tingkat ekonomi semakin baik dalam mengakses air bersih
Tabel 39114Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Air Bersih dan
Karakteristik Rumah Tangga di Provinsi Sumatera UtaraSusenas dan Riskesdas 2007
Karakteristik Air bersihKurang Akses)
Tempat tinggalKota 221 779Desa 495 505
Tingkat pengeluaran per kapitaKuintil-1 574 426Kuintil-2 470 530Kuintil-3 377 623Kuintil-4 301 699Kuintil-5 221 779
Sumatera Utara 374 626
) 20 ltrorghari (Riskesdas 2007) dari sumber terlindung (Susenas 2007) dan sarananyadalam radius 1 km (Riskesdas 2007)
214
392 Fasilitas Buang Air Besar
Data fasilitas buang air besar meliputi jenis penggunaan fasilitas buang air besar danjenis fasilitas buang air besar Data ini diambil dari data rumah tangga Kor Susenas2007
Menurut kabupatenkotamasih terdapat beberapa kabupaten yang mempunyai masalahdengan tidak menggunakannya jamban sebagai sarana BAB karena Persentasenyamasih di atas 50 persen Kabupaten tersebut antara lain Nias (608) Samosir (538)Nias Selatan (536) Tapanuli Tengah (526)
Tabel 3921Persentase Rumah Tangga menurut Penggunaan Fasilitas Buang Air Besar
dan KabupatenKota di Provinsi Sumatera UtaraSusenas 2007
Kabupaten KotaJenis Penggunaan
Sendiri Bersama Umum Tdk Pakai
Nias 291 59 42 608
Mandailing Natal 279 24 225 472
Tapanuli Selatan 228 46 260 466
Tapanuli Tengah 396 36 42 526
Tapanuli Utara 526 51 20 403
Toba Samosir 537 61 35 367
Labuhan Batu 826 78 21 75
Asahan 827 85 14 74
Simalungun 662 43 30 265
Dairi 585 08 36 372
Karo 646 75 106 173
Deli Serdang 821 104 12 62
Langkat 830 79 09 82
Nias Selatan 395 55 14 536
Humbang Hasundutan 583 10 40 367
Pakpak Bharat 438 63 63 438
Samosir 444 12 06 538
Serdang Bedagai 836 73 05 86
Kota Sibolga 920 44 18 18
Kota Tanjung Balai 780 91 16 113
Kota Pematang Siantar 936 26 00 38
Kota Tebing Tinggi 837 124 11 28
Kota Medan 923 68 06 03
Kota Binjai 872 107 09 12
Kota Padang Sidempuan 616 47 129 207
Sumatera Utara 718 68 40 174
Menurut daerah diperdesaan permasalahan tidak menggunakan jamban jauh lebihtinggi sebesar 288 dibanding perkotaan sebesar 30 sebaliknya yang menggunakanjamban sendiri banyak di kota Begitu pula menurut tingkat pengeluaran perkapitamempunyai pola semakin tinggi tingkat ekonomi semakin banyak yang menggunakanjamban milik sendiri