Upload
dimas-lukito
View
171
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
1
LAPORAN
KARYA TEKNOLOGI TEPAT GUNA
PEMBUATAN PERALATAN PENGOLAH
SAMPAH ORGANIK
MENJADI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
( BRIKET BIOARANG)
(IMPLEMENTASI MATA PELAJARAN IPA SMK)
Oleh :
Drs. Basriyanta, MT.
NIP. 131848653
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SLEMAN
SMK NEGERI 1 SEYEGAN Sleman Yogyakarta
2008
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
2
INTISARI
Sampah/limbah sampai saat ini masih selalu menjadi masalah dan belum
banyak yang mengelola/mengolah dengan prosedur yang benar. Sampah organic
merupakan biomassa yang bisa diolah menjadi bahan bakar alernatif dan,
diantaranya briket bioarang, sebagai bahan bakar keperluan rumah tangga dan
herbisida organic (pengusir serangga), SMK di Indonesia khususnya di Propinsi
DI Yogyakarta sebagian besar belum mempunyai peralatan pengolah sampah ,
padahal pada Mata Pelajaran IPA SMK ada topik pengolahan sampah, sehingga
perlu ada penelitian eksperimen berkaitan dengan peralatan pengolah sampah.
Tujuan karya ilmiah ini untuk menyediakan peralatan praktek nyata untuk mata
pelajaran IPA SMK yang salah satu topiknya masalah sampah dan pengelolaanya
yang dapat dirancang dan dibuat sendiri oleh siswa, sehingga bisa mengelola dan
memanen sampah dari sekolah. Dengan adanya pratek pengolahan sampah di
sekolah (Praktek nyata pelajaran IPA), sekolah bisa jadi contoh baik pengelolaan
sampah bagi masyarakat sekitar dan instansi terkait. Hasil penelitian ini diharapkan
bisa diimplementasikan di SMK seluruh Indonesia
Proses penelitian dimulai dari perancangan peralatan pengolah sampah organic
menjadi bahan bakar keperluan rumah tangga dan asap cair uji coba kelayakaan
alat dan penggunaan nyata. Peralatan nya meliputi alat carbonizing ( Kiln Metal),
Alat Pengepres/pencetak dan kompor biomasa dan Kondensor. Alat Kiln metal
model pembakaran langsung (Direct Combustion) sehingga tidak perlu bahan
bakar.
Hasil penelitian berupa rancangan pengolah sampah menjadi briket biorang
yang berupa alat pengarangan (kiln metal model internal combustion samber), alat
pengepres/pencetak briket dan briket bioarang dari bahan baku tatal jati yang
dicampur dengan minimal 30 % ampas jarak pagar limbah proses produksi biodisel
layak sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga sebagai suunstitusi
minyak tanah dan dapat diproduksi oleh siswa SMK yang terintegratif dengan
mata pelajaran kejuruan (teknik) sebagai sebagai praktek nyata mata pelajaran IPA
SMK.
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
3
Persembahan
Hasil Karya ini kupersembakan buat :
Ayah, Ibu dan Mertua Yang mulia,
Istri yang tersayang,
Anak-anakku yang tercinta harapan bangsa,
Serta rekan-rekan guru IIPA SMK
Serta siswa SMK se Indonesia.
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
4
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
5
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mendapatkan sumber bahan bakar alternatif dengan mengoptimalkan limbah kayu
industri mebel dan ampas jarak pagar sisa proses pembuatan biodisel, dengan
menggunakan teknologi tepat guna dan dapat diterapkan di masyarakat sehingga
menghasilkan produk dengan hasil yang baik dan siap pakai.
Laporan penelitian ini terdiri atas lima bab. Bab 1 berisi tentang latar belakang,
manfaat dan tujuan penelitian serta manfaat penelitian. Bab II berisi Tinjauan Pustaka
yang mengimformasikan tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan berkaitan
penelitian ini dan landasan teori. Bab III berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari
bahan penelitian, alat penelitian, serta prosedur pelaksanaan penelitian. Bab IV berisi
hasil dan pembahasan yang menguraikan analisis data yang diperoleh. Sedangkan
kesimpulan dan saran dimasukkan dalam Bab V.
Selesainya penulisan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk
itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Bupati dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman yang telah
memberi perhatian dan mengijinkan untuk mengikuti penelitian ini.
2. Bapak Drs. Sudaryono, Kepala SMK Negeri 1 Seyegan yang telah memberikan
dorongan dan ijin untuk mengikuti penelitian ini.
3. Rekan-rekan yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah membantu selama
proses penelitian dari awal, sampai selesainya penulisan laporan ini.
Semoga amal dan kebaikan Bapak, Ibu, Saudara mendapatkan balasan yang
setimpal dari Allah SWT. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyelesaikan penelitian sampai penulisan tesis ini, namun apabila ada kekurangan
baik dari segi isi maupun tata cara penulisan maka untuk perbaikan mendatang,
penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca. Penulis mengharapkan
semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya dan dapat
sebagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
Yogyakarta, Januari 2008
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampah/limbah sampai saat ini masih selalu menjadi masalah dan belum
banyak yang mengelola/mengolah dengan prosedur yang benar. Tidak ketinggalan
kebanyakan sekolah mulai dari pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi
sampai saat ini belum banyak yang mengelola sampahnya dengan melibatkatkan
peserta didiknya. Kebanyakan masih mengandalkan tukang kebun / penjaga sekolah
dan belum dikelola dengan prosedur yang benar. Sampahnya masih dibiarkan
menumpuk dan bahkan semua sampahnya hanya dibakar begitu saja, sehingga
asapnya bisa mengganggu/meracuni lingkungan.
Pada hal Sampah organik merupakan biomassa yang bisa diolah menjadi bahan
bakar alernatif diantaranya briket bioarang, sebagai bahan bakar keperluan rumah
tangga dan herbisida organik (pengusir serangga).
Berkenaan dengan hal tersebut dalam pengelolaan sampahnya perlu melibatkan
langsung peserta didiknya, sehingga setelah lulus nantinya mempunyai
kompetensi pengelolaan sampah yang bisa diterapkan dilingkungannya baik di
lingkungan rumah maupun lingkungan tempat kerja ( kantor/dunia usaha dan dunia
indstri). Sehingga program Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development
Mechanim/ CDM) dan pembangunan berkelanjutan segara tercapai.
Program inipun telah ditangkap oleh Direktorat PMK, dengan menambah mata
pelajaran baru IPA SMK, yang salah satu topik isinya tentang pengelolaan
sampah/limbah dan pengelolaan lingkungan, dengan praktek nyata mengelola
sampah dan limbah, baik itu limbah padat, cair maupun limbah gas.
Program IPA SMK telah 1 (satu) Tahun berjalan, tetapi dari pengamatan
terhadap SMK di Propinsi DI Yogyakarta sebagian besar belum mempunyai
peralatan pengolah sampah , padahal pada Mata Pelajaran IPA SMK ada topik
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
7
pengolahan sampah, sehingga perlu ada penelitian eksperimen berkaitan dengan
peralatan pengolah sampah.
Berkenan dengan itu perlu adanya penelitian eksperimen /perancangan peralatan
pengelolaan sampah/limbah, sehingga peserta didik dapat mengelola dan memenen
sampah di sekolah. Program menanen sampah di SMK ini bisa menjadi contoh baik
bagi masyarakat sekitar dan instansi terkait.
B. Batasan Masalah
Sampah/limbah kalau dikelola dengan baik diolah menjadi bahan yang bermafaat,
baik itu sampah organik maupun sampah an-organik, Sampah organik bisa diolah
menjadi pupuk organik pakan ternak dan bahan bakar alternatif baik itu padat dalam
bentuk briket bioarang, bahan baku cair (biogas) dan bahan baku cair. Pada penelitian
ini dalam dibatasi pada perancangan alat pengolahan sampah organikmenjadi bahan
bakar alternatif padat ( briket bioarang).
C. Tujuan Pembuatan
Laporan perancangan dengan topik peralatalan pengolah sampah SMK mempunyai
tujuan dan manfaat sebagai berikut :
1. Menyediakan peralatan praktek nyata untuk mata pelajaran IPA SMK yang salah
satu topiknya masalah sampah dan pengelolaanya yang dapat dirancang dan
dibuat sendiri oleh siswa, sehingga bisa memanen sampah dari sekolah.
2. Dengan adanya pratek pengolahan sampah di sekolah (Praktek nyata pelajaran
IPA), sekolah bisa jadi contoh baik pengelolaan sampah bagi masyarakat sekitar
dan instansi terkait serta peserta didik dapat menerapkan proses pengolahan
sampah dilingkungan rumahnya masing-masing.
3. Hasil pengembangan ini diharapkan bisa diimplementasikan di SMK
seluruh Indonesia.
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
8
D. Manfaat Pembuatan
Hasil penelitian dalam bentuk karya ilmiah ini diharapkan bisa diimplementasikan
di SMK se-Indonesia, untuk praktek nyata pelajaran IPA SMK dalam bidang
pengelolaan dan pengolahan sampah. Selain itu dalam perancangan dan pembuatan
peralatan pengolah sampahnya dapat diintegrasikan pada mata diklat kejuruan ( mata
diklat yang berhubungan dengan pekerjaan logam dan las seperti misalnya mata diklat
Pekerjaan Logam dan Las pada program keahlian Mekanik Otomotif atau Mesin
Pembentukan).
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Proses Pirolisis Sampah
Sampah disatu sisi sampai saat ini masih menjadi masalah, tetapi disisi
lain kalau dikeloala dan dioalah dengan prosedur yang benar dapat menjadi
berkah. Salah satunya ampah organik dapat dapat diolah menjadi bahan yang
bermanfaat diantaranya briket sampah (briket bioarang) sebagai bahan bakar
pengganti minyak tanah yang semakin mahal dan sulit di dapat. Selain itu asap
dari proses pengolah ini dapat dioptimalkan menjadi asap cair dapat digunakan
sebagai herbisida organik untuk mengusi serangga. Dengan herbisida organik ini
hasil panenan pertanian terhindar dari bahan kimia apalagi kalau didipupuk
dengan kompos sehingga hasilnya benar-benar organik. Pupuknya organik,
pengusir hamanya juga organik.
Pembuatan bioarang dapat dilakukan dengan proses pirolisis atau
pembakaran yang terkendali dimana oksigen (O2) dibatasi, kayu atau materi yang
dibakar tidak langsung luruh menjadi abu. Pembakaran model ini akan
menghasilkan kristal arang hitam dengan unsur carbon (C) tinggi. Kristal arang
hitam inilah yang kemudian lebih dipadatkan lagi dalam bentuk briket sehingga
menghasilkan bara api yang lebih kuat dan tahan lama. Panas yang dibutuhkan
untuk pirolisis disediakan dengan pembakaran sebagian bahan baku (prinsip
oksidasi parsial) atau dengan pemanasan dari luar.
Dari percobaan dan analisis yang di lakukan oleh Ujang (Ketua Asosiasi
pengrajin arang briket Ciamis), proses tersebut juga cocok untuk semua sampah
organik seperti kulit rambutan, sabut dan batok kelapa, daun-daunan, serbuk
gergaji dan enceng gondok dapat dijadikan bahan baku briket bioarang. (SKH
Pikiran Rakyat Bandung , 2006, Kolom Profil). Menurut Ujang, ada banyak
keuntungan menggunakan briket bioarang atara lain : kalorinya sangat tinggi
yakni mencapai 6.000 - 7.000 kalori, punya kerapatan yang sama, pemakaian
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
10
relatif lama, dan tak mengandung zat berbahaya sehingga aman sebagai bahan
bakar rumah tangga dan industri. Dibandingkan batu bara, briket bioarang bisa
lebih cepat menyala, sedangkan mengenai ukuran dan bentuk, bisa disesuaikan
sesuai kebutuhan.
Abdullah (1991), menyatakan bahwa pengarangan merupakan proses
pirolisa primer lambat dan merupakan teknologi yang telah dipraktekkan oleh
manusia sejak 1000 tahun yang lalu. Pirolisa adalah penguraian biomassa (lysis)
karena panas (pyro) pada suhu lebih dari 150o C. Sedang pirolisa primer adalah
pirolisa yang terjadi pada bahan baku (umpan), pada suhu 150oC – 300oC dengan
hasil peruraian yang utama ter, air, karbon monoksida, karbon dioksida, acetil
acid dan methyl alkohol.
Pada laju pemanasan lambat dengan suhu 150oC - 300oC reaksi utama
adalah dehidrasi (kehilangan kandungan air). Hasil reaksi pada kondisi ini adalah
karbon (arang), air, karbon monoksida, dan karbondioksida. Semakin lambat
proses pengarangan maka akan menghasilkan mutu arang semakin baik.
Untuk suhu pengarangan yang semakin tinggi akan semakin banyak zat-zat
kayu yang menguap sehingga kadar C-nya tinggi dan sifat arang menjadi lebih
baik. Tetapi jumlah arangnya atau rendemen yang dihasilkan menjadi berkurang.
Hasil yang diperoleh adalah uap air, macam-macam gas dan air. Pengarangan akan
lebih baik hasilnya jika dilakukan pengeringan pendahuluan pada bahan baku
(Abdullah, 1991)
B. Briket sampah (bioarang)
Briket bioarang merupakan arang yang dirubah bentuk , ukuran dan
kerapatannya dengan cara mengepres campuran serbuk dengan memberi tekanan
pada serbuk arang dengan zat perekat atau tanpa bahan tambah. Menurut Hartoyo
dkk, (1978) ada 4 macam cara yang dapat digunakan untuk pembuatan arang briket
yaitu : (1) pengempaan/pengepresan serbuk kayu menjadi arang briket disusul
dengan karbonisasi pada tekanan sedang, (2) pengempaan/pengepresan secara
karbonisasi serbuk secara serentak, (3) pengempaan/pengepresan campuran arang
dan serbuk kayu menjadi briket bioarang disusul dengan karbonisasi dan (4)
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
11
pengempaan/pengepresan campuran arang dan bahan perekat menjadi briket
bioarang, disusul dengan pengeringan.
Dalam penelitian ini digunakan cara model keempat yaitu pencampuran
serbuk arang, bahan tambah dan bahan perekat kemudian dilakukan
pengempaan/pengepresan sehingga menjadi briket bioarang, disusul dengan
pengeringan.
Bahan baku, bahan perekat dan tekanan pengempaan sangat mempengaruhi
kerapatan briket bioarang yang dihasilkan. Ditinjau dari bahan perekat yang
digunakan, produk yang dihasilkan dapat dibedakan antara briket yang tidak atau
kurang berasap dan banyak asap. Bahan perekat yang digunakan akan
mempengaruhi kualitas penyalaan ditinjau dari jumlah asap yang ditimbulkannya .
Pemakaian ter dan tetes sebagai bahan perekat akan menghasilkan briket bioarang
yang mempunyai kekuatan tinggi tetapi bila dibakar asap yang ditimbulkan cukup
banyak (Setyono HS, 2004). Briket bioarang jenis ini kurang baik bila dikonsumsi
untuk keperluan rumah tangga.
Bahan perekat dari zat pati, dekstrin, dan tepung beras akan menghasilkan
briket bioarang yang tidak berasap, tahan lama, tetapi nilai kalornya tidak setinggi
nilai kalor arang kayunya (Hartoyo, 1978). Briket jenis ini bisa digunakan sebagai
bahan bakar untuk keperluan rumah tangga.
Bahan perekat dan bahan tambah/campuran yang mempunyai nilai
karbon, kadar zat terbang dan kadar minyak akan mempengaruhi produk briket
bioarang yang dihasilkan. Salah satu bahan tambah yang mempunyai kadar karbon
dan kadar minyak adalah ampas jarak pagar sisa proses pembuatan
biodisel.(Basriyanta, 2007)
Pada pengepresan jarak pagar ini ada yang melakukan pengepresan
dengan cangkangnya dan ada yang sudah dikupas cangkangnya, tetapi yang lebih
sederhana dan lebih cepat tanpa dikupas cangkangnya. Pada pengepresan dengan
cangkangnya, ampas/bungkilnya masih bercampur dengan butiran cangkang
sehingga nilai carbon dan charcolnya lebih banyak dan sisa kandungan minyak
sekitar 5% yang tertinggal pada ampas.
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
12
Ampas jarak pagar yang sudah dihancurkan dan tanpa diarangkan sehingga
karakteristik yang terkandung dalam ampas jarak pagar masih utuh, kalau
dicampurkan pada bioarang limbah kayu jati dalam pembuatan briket bioarang
akan memberikan nilai tambah dari segi kadar karbon, nilai kalor, titik bakar,
kemudahan dalam penyalaan dan kadar abu ( Basriyanta, 2007)
Emirusalina (1997) dalam penelitiannya menyatakan semakin berat sampel
yang dihasilkan, semakin tinggi kerapatannya dan tergantung dari pengempaan
yang diberikan. Semakin besar tekanan pengempaan, kerapatan bahan semakin
tinggi.
C. Peralatan Pengolah Briket Sampah
Untuk mengolah sampah organik menjadi bahan bakar padat diperlukan
peralatan utama sebagai berikut :
1. Alat Pengarangan
Alat pengarangan berfungsi untuk merubah sampah organik menjadi arang.
Banyak cara untuk merubah sampah menjadi arang, salah satunya adalah
dengan prinsip pirolisis atau pembakaran terkendali.Alat untuk pirolisis ada
yang model pembakaran luar dengan memanaskan sampah di dalam alat
pirolisis ada juga yang menggunakan model pembakaran dalam tanpa bahan
bakar.
2. Alat penghancur
Alat pencampur berfungsi untuk menghaluskan bioarang hasil pirolisis
sehingga bisa lebih halus dan homogen. Alat pencampur menggunakan
lumbang dan alu, yang terbuat dari kayu dan dapat diubuat oleh siswa jurusan
teknik bangunan
3. Alat pencampur
Alat pecampur berfungsi untuk mencampur bahan baku bioarang yang sudah
halus dan homogen dengan bahan perekat sehingga pada saat dicetak dapat
menyatu dan tidak mudah hancur.
4. Alat Pencetak/Pres
Alat pencetak berfungsi untuk mengepres dan mencetak bahan baku yang sudah
dicaampur dengan memberikan tekanan tertentu sehingga bahan baku tersebut
dapat terbentuk sesuai dengan bentuk alat cetak dan padat mempunyai
dentitas/tingkat kepadatan tertentu.
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
13
Alat pengepres/pencetak dibuat dengan bahan dasar plat baja, baja bulat dan
penekan dongkrak hidrolik kapasitas 2 ton
5. Kompor biomasa
Kompor ini didesain khusus dengan bahan bakar briket bioarang yang dapat
dibuat oleh siswa jurusan mesin terintgrasi pada mata pelajaran produktif .
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
14
BAB III
METODE PENGEMBANGAN
Laporan pengembangan ini menggunakan model eksperimen, yang dimulai
dengan disain peralatan, pembuatan peralatan, pengunaan peralatan untuk
memproses sampah, dan pengujian peralatan serta pengujian hasil prosukdi
olahan sampah.
Peralatan pengolah sampah yang dirancang meliputi : Kiln Metal Model
Direct Combustion, Alat Pres/Cetak Briket, dan Kompor biomassa.
A. Bahan Pembuatan
Bahan utama pembuatan peralatan pengolah sampah meliputi :
1. Bahan untuk desain : Kertas, alat tulis dan peralatan gambar
2. Bahan pembuatan peralatan meliputi :
a. Drum oli kapasitas 2 liter dan 50 liter
b. Plat baja tebal 2 cm
c. Plat baja tebal 1 cm
d. Pipa peralon (pipa ledeng diamter 4 inch dan 1 inch)
e. Baja bulat pejal diamter 2 inch
f. Plat Baja siku
g. Dongkrak hidrolik kapasitas 2 ton
h. Manometer
i. Termometer/Termokopel
j. Cat
k. Bahan las karbit dan las listrik
l. Kawat kasa
m. Elektrode las/bahan las karbit
B. Peralatan Pembuatan
Perlatan ini meliputi peralatan yang dipakai untuk mendesain dan membuat
perlatan pengolah sampah, meliputi :
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
15
1). Peralatan gambar
2). Peralatan pembuatan alat meliputi : mesin potong plat, mesin las, alat
pelengkung pipa, dan peralatan tangan, seperti palu besi, gunting dll
C. Jalannya Pembuatan
Secara garis besar jalannya penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :
1). Penentuan topik penelitian :
Dalam penelitian ini mengambil topik perlatan pengolah sampah organik
untuk SMK
2). Penyiapan alat dan bahan yang dipakai untuk penelitian
3). Desain rancangan penelitian
4). Pembuatan Model penelitian
5) Pembuatan peralatan pengolah sampah ( Kiln Metal, Mesin
pres/pencetak, kompor biomassa)
6). Penggunaan nyata peralatan untuk mengolah sampah di SMK
Langkah 5,6 merupakan penelitian lanjutan setelah penelitian perencangan
alat pengolah sampah organik menjadi bahan bakar padat.
Secara garis besar ditunjukkan pada gambar 1 di bawah ini :
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
16
Gambar 1 Skema Penelitian
Penentuan Topik Penelitian
Penyiapan alat dan bahan penelitian
Desain peralatan dan pembuatan model
Desain dan Rancangan Penelitian
Pembuatan peralatan pengolah sampah
Penggunaan nyata peralatan untuk
mengolah sampah
Penggunaan peralatan untuk praktek
nyata mata pelajaran IPA
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
17
BAB IV
HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Perancangan Alat Pengolah Sampah
Dalam penelitian ini alat yang dirancang merupakan alat utama dalam pengolahan
sampah untuk mengolah sampah organik menjadi bahan bakar padat (briket
bioarang) dan asap cair (yang dapat digubakan sebagai pengusir serangga yang
menyerang tanaman).
Alat yang dirancang meliputi : Kiln Metal ( alat pengarangan), alat
pengepres/pencetak briket dan kompor biomassa sebagai alat uji coba
penggunaan briket bioarang.
Hasil perancangan alatnya adalah sebagai berikut :
1. Alat Pirolisi Sampah (Kiln Metal)
Alat pengarangan sampah yang dirancang pada penelitian ini
menggunakan alat pirolisis Kiln Metal model pembakaran dalam ( Internal
Combustion Camber) dengan dasar asumsi tanpa menggunakan bahan baker
sehingga bisa llebih hemat dan irit secara ekonomis.
Ukuran kiln dibuat untuk sekala rumah tangga, kapasitas 200 liter. Lobang
pemasukan material melalui bagian atas dengan membuka tutup yang berbentuk
kerucut. Proses pembakaran dilakukan langsung di ruang pengarangan.
Model dasar alat kiln metal ini dibuat berbentuk tabung silindris
berdiameter 540 mm tinggi 860 mm dengan tutup berbentuk kerucut.. Tinggi
tutup kerucut 250 mm. Bagian tengah tutup kerucut dipasang cerobong diameter
76 mm (3 inchi) tinggi 500 mm kemudian dibelokkan 90 derajat panjang 100 mm.
Kiln metal ditumpu oleh tiga buah kaki profil U setinggi 150 mm. Bagian tengah
ruang pengarangan dipasang kawat kasa berbentuk silindris diameter 150 mm
tinggi 860 mm.
Bahan dinding kiln metal dari plat galvanis/plat baja minyak ketebalan 0,2
mm yang diberi penguat dengan diroll keliling sebanyak dua tempat. Tutup kiln
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
18
metal berbentuk kerucut, dapat dibuka secara manual dengan bebas, dan pada saat
dipasang bila dikehendaki harus kuat maka dipasang ring pengunci. Bahan tutup
kerucut terbuat dari plat galvanis / plat baja minyak ketebalan 0,2 mm. Cerobong
dipasang pada tengah-tengah tutup kerucut dengan dilas listrik. Bahan cerobong
dibuat dari pipa galvanis atau pipa baja minyak. Gambar kiln metal dapat dilihat
pada gambar 3.1 di bawah.
Gambar 4.1. Kiln metal
Bagian-bagian utama sesuai dengan fungsi kiln metal adalah :
1. Ruang pengarangan
Ruang pengarangan dibuat berbentuk silinder dari bahan plat baja minyak
tebal 0,2 mm. Tinggi ruang 860 mm dan diameter ruang 540 mm. Ruang
pengarangan berfungsi sebagai tempat bahan baku yang diarangkan.
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
19
2. Kasa penyulut api pertama
Kasa penyulut api pertama berupa kawat kasa pasir yang tidak meleleh
saat pengarangan berfungsi untuk ruang udara pembakaran dan penyulut
api pertama. Diameter 150 mm dan tinggi 860 mm. Kasa terpasang di
tengah-tengah ruang pengarangan dengan diberi penguat dari kawat beton
diameter 8 mm sebanyak delapan buah. Kasa penyulut api pertama dapat
dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2. Kasa penyulut api pertama
3. Cerobong
Pada kiln metal ini menggunakan cerobong tunggal berada dibagian atas
tengah. Bahan cerobong dibuat dari pipa galvanis berukuran diameter 76
mm tinggi 500 mm. Cerobong dibuat untuk mempermudah pengontrolan
terhadap asap dan sebagai tempat kontrol indikator selesainya proses
pengarangan. Gambar cerobong dapat dilihat pada gambar 4.3.
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
20
Gambar 4.3. Cerobong
4. Termometer
Termometer yang digunakan adalah thermometer untuk pengukuran suhu
dengan maksimum pengukuran sebesar 600° C. Termometer dipasang di
bagian tutup kerucut. Pada bagian pengukur suhu dipanjangkan sampai
mencapai daerah bagian tengah dari ruang pengarangan.
Gambar thermometer dapat dilihat pada gambar 4.4.
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
21
Gambar 4. 4. Termometer
Modifikasi pembuatan kiln yang dilakukan adalah ukuran dibuat
untuk skala rumah tangga, kapasitas 200 liter. Lobang pemasukan material
melalui bagian tutup kerucut. Model pembakaran dilakukan langsung di ruang
pengarangan.
2. Alat pengepres/pencetak briket
Alat pengepres terbuat dari bahan besi pejal dengan diameter 25 mm
panjang 550 mm sebanyak 4 buah sebagai tiang penyangga dan plat besi tebal
20 mm berbentuk bujursangkar dengan panjang sisi 230 mm sebagai landasan
pencetak, tinggi keseluruhan 550 mm, lebar dudukan/landasan 230 mm,
diameter pencetak 25 mm dengan tinggi pencetak 100 mm. Plat Penekan
memiliki ukuran diameter 100 mm, tebal 8 mm, pada bagian bawah
dilengkapi pelubang tengah dengan diameter 10 mm dengan panjang langkah
penekan 100 mm.
Gambar alat pengepres/pencetak briket seperti pada gambar 3.5 di bawah
ini:
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
22
Gambar 4.5 Alat pengepres/pencetak briket arang
3. Kompor bio massa
Kompor biomassa didesain sederhana dan semurah mungkin, tetapi
diupayakan dapat menghasilkan pembakaran yang sempurna tidak
berasap, sedikit jelaga dan warna api tidak merah.
Dimensi kompor bio massa adalah bahan utama plat galvanis tebal
1 mm, tinggi 380 mm, diameter dinding luar 270 mm, diameter dinding
dalam tempat briket 215 mm, tinggi ruang briket 120 mm, tinggi ruang
udara 150 mm dan tinggi ruang bakar 120 mm. Ruang bakar berbentuk
kerucut berdiameter 115 mm, dengan lobang tengah berdiameter 29 mm
dan 10 lobang berkeliling di bagian tepi ruang bakar dengan diameter 15
mm. Gambar kompor biomassa dapat dilihat pada gambar 3.6 di bawah.
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
23
Gambar 4. 6. Kompor biomassa
B. Hasil Uji coba peralaatan dan hasil uji laboratorium briket sampah
Setelah perlatan jadi, kemudian diuji coba untuk mengolah sampah organik
dalam hal ini sebagai bahan baku adalah serbuk/tatal kayu dan dicampur
dengan bungkil ampas jarak pagar limbah produksi biodisel. Ini dengan dasar
pertimbangan di SMK Negeri 1 Seyegan mempunyai program Keunggulan
Lokal Pengolahan biji jarak menjadi biodisel, sehingga sampah/limbahnya
perlu dioptimalkan.
Dalam pembuatan briket bioarang hasilnya harus memenuhi kualitas yang
ditentukan dan fungsi atau tujuan penggunaannya, misalnya untuk keperluan
industri, atau bahan bakar untuk keperluan rumah tangga.
Kualitas briket biorang dengan bahan utama kayu menurut SNI (2000)
adalah sebagai berikut :
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
24
No. SNI : SNI 01-6235-2000
Judul : Briket bioarang kayu
Title : Charcoal briquettes
Syarat mutu meliputi :
Kadar air : Maks 8%
Bahan yang hilang pada pemanasan 950oC : maks 15%
Kadar abu : maks 8%
Kalori (atas dasar berat kering) : min 5000 kal/gr.
Sedang spesifikasi atau kualitas briket bioarang impor seperti pada table 2-1
berikut :
Tabel 2-1. Spesifikasi Sifat atau Kualitas Briket bioarang buatan Jepang,
Amerika, Inggris dan Indonesia
Sifat Jepang Amerika Inggris Indonesia
Kadar Air (%) 6 - 8 6 3 - 4 7,57
Zat terbang (%) 15 - 20 19 16 5,51
Kadar abu (%) 3 - 6 18 8 - 10 16,14
Kerapatan (gr/cm3) 1 – 1,2 1 0,48 0,4407
Kadar karbon terikat
(%)
60-80 62 75,3 78,35
Nilai kalori (kal/gr) 6000-
7000
6230 7289 6914,11
Sumber : Badan Penelitian dan Pengembangan Hutan, 1994
Analisis briket sampah meliputi kadar karbon terikat, kadar air, kadar abu dan nilai
kalor dan pengaruh campuran ampas jarak pagarnya terhadap kualitas briket sampah.
Hasil analisisnya sebagai berikut :
1. Arang hasil pirolisis
Besarnya nilai rendemen arang tatal jati hasil pirolisis sebesar 31,93%. Menurut
Hartoyo dkk (1978) rendemen arang kayu di Indonesia berkisar antara 21,1% - 40,8%.
Rendemen arang yang diperoleh dari hasil karbonisasi limbah kayu jati sisa proses
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
25
pengetaman dengan ketam mesin(tatal jati) sebesar 31,93 %, cocok sebagai bahan baku
pembuatan briket bioarang.
2. Briket bioarang
a. Kadar Karbon Terikat Briket Bioarang
Kadar karbon terikat adalah fraksi karbon (C) yang terikat didalam arang selain
selain fraksi air, volatile matter dan abu. Dari hasil uji laboratorium di lab Che-Mix
diperoleh hasil kadar karbon yang ditampilkan pada tabel 2 dan gambar 4.7 sebagai
berikut :
Tabel 2. Komposisi campuran tehadap kadar karbon
No Komposisi Campuran
ampas jarak pagar (%)
Kadar karbon terikat (%)
1 0 38,34075
2 10 38,54085
3 20 39,93665
4 30 40,28970
5 40 39,39410
Hubungan Komposisi Campuran Ampas Jarak Pagar dengan Kadar
Karbon
y = 0.0563x + 38.355
38
38.5
39
39.5
40
40.5
41
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Komposisi Campuran Ampas Jarak Pagar (%)
Kad
ar K
arbo
n (%
)
Gambar4.7. Grafik Hubungan antara komposisi campuran ampas
jarak pagar dengan kadar karbon briket
Dari tabel 2 terlihat kadar karbon terendah (38,3407%) dan tertinggi
(40,2897%). Jika dibandingkan dengan briket arang buatan Jepang (60-80%),
Amerika ( 60%), Inggris (75,3%) dan Indonesia (78,35%), maka nillai kadar karbon
yang dihasilkan belum memenuhi syarat, masih terlalu rendah. Rendahnya kadar
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
26
karbon terikat disebabkan oleh lama pengarangan hanya 205 menit dan suhu
pengarangan yang kurang tinggi (254oC). Suhu pengarangan yang semakin tinggi
akan semakin banyak zat-zat kayu yang menguap sehingga kadar C-nya tinggi dan
sifat arang menjadi lebih baik. Tetapi jumlah arangnya atau rendemen yang
dihasilkan menjadi berkurang (Abdullah, 1992)
Gambar 1 menunjukkan grafik dengan peramaan y = 0,0563 x + 38,355 dapat
disimpulkan bahwa semakin banyak campuran ampas jarak pagar semakin tinggi
kadar karbonya.
b. Nilai Kalor Briket Bioarang
Nilai kalor adalah besarnya jumlah panas yang dihasilkan oleh suatu bahan per
satuan berat bahan setelah mengalami proses pembakaran sempurna. Proses
pembakaran yang sempurna akan menghasilkan jumlah kalor yang tinggi. Dari hasil
uji laboratorium nilai kalor yang dilakukan di Laboratorium Kimia Fisika FMIPA
Universitas Gadjah Mada diperoleh hasil yang ditunjukan pada tabel 4 dan gambar
4.8.
Tabel 4. Hasil Uji Nilai Kalor Briket
NoNn
No
Komposisi Campuran ampas
jarak pagar (%)
Nilai kalor
(kal/g)
1 0 4350,493
2 10 4607,477
3 20 4742,113
4 30 5012,370
5 40 5008,610
Dari tabel 4 terlihat bahwa semakin banyak jumlah campuran ampas jarak
pagar nilai kalornya semakin tinggi. Nilai kalor terendah sebanyak 4350,493
kalori/gram pada jumlah campuran nol persen (0%) dan nilai kalor tertinggi
(5012,370 kal/g). Mulai komposisi campuran ampas jarak pagar 30%, nilai
kalornya sudah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) briket arang kayu
minimal 5000 kal/g.
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
27
Gambar 3. grafik dengan persamaan y = 17,324 x + 4400 menunjukkan
bahwa bahwa semakin banyak komposisi campuran ampas jarak pagar semakin
tinggi nilai kalornya.
Hubungan Komposisi Campuran dengan Nilai Kalor
y = 17.324x + 4400
4300
4400
4500
4600
4700
4800
4900
5000
5100
5200
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Komposisi Campuran (%)
Nila
i Ka
lor
(ka
l/g)
Gambar 4.8. Grafik Hubungan antara komposisi campuran ampas
jarak pagar dengan nilai kalor briket
c. Kadar Air Briket Bioarang
Dari hasil uji lab kadar air briket bioarang yang dilakukan di Lab Che-Mix
Pratama diperoleh hasil seperti ditunjukkan pada tabel 5 dan gambar 4.9 sebagai
berikut :
Tabel 5. Komposisi campuran ampas jarak pagar tehadap kadar air
No Komposisi Campuran
ampas jarak pagar (%)
Kadar air (%)
1 0 4,301
2 10 4,397
3 20 4,019
4 30 6,147
5 40 6,563
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
28
Hubungan Komposisi Campuran Ampas Jarak Pagar dengan
Kadar Air
y = 0.0628x + 3.8304
0
1
2
3
4
5
6
7
0 10 20 30 40 50
Komposisi campuran (%)
Kadar
Air (
%)
Gambar 4.9 Grafik Hubungan komposisi campuran ampas jarak
pagar dengan kadar air briket
Dari grafik dengan persamaan y = 0,0628 x + 3,8304, diketahui bahwa
semakin besar komposisi campuran ampas jarak pagar semakin besar kadar
airnya. Kadar air terendah sebesar 4,019% diperoleh dari briket pada komposisi
campuran ampas jarak pagar sebesar 20%, sedang kadar air tertinggi sebesar
6,563 % diperoleh dari briket bioarang dengan komposisi campuran ampas jarak
pagar 40%.
Kadar air mempengaruhi sifat kemudahan dibakar, semakin tinggi kadar
air semakin sulit untuk terbakar demikian pula sebaliknya (Suprapto, 2004).
Kadar air briket bioarang yang dihasilkan sebesar 4,301% - 6,563%, masih
masuk dalam kategori baik bila dibanding briket arang buatan Jepang (6-8%),
dan Indonesia (7,57%). Kadar air briket biorang ini masih memenuhi syarat
sebagai bahan bakar rumah tangga.
d. Kadar Abu Briket Bioarang
Dari hasil uji lab kadar abu briket bioarang yang dilakukan di Lab Che-Mix
Pratama diperoleh hasil yang ditunjukkan pada tabel 6 :
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
29
Tabel 6. Komposisi campuran tehadap kadar abu
No Komposisi Campuran
ampas jarak pagar (%)
Kadar abu (%)
1 0 23,278
2 10 21,747
3 20 14,702
4 30 13,361
5 40 12,230
Dari data yang tercantum dalam tabel 6. tersebut di atas kemudian dibuat grafik
hubungan antara komposisi campuran ampas jarak pagar dengan kadar abu yang
dihasilkan seperti gambar 4.10
Hubungaan Komposisi Campuran Ampas Jarak Pagar dengan
Kadar Abu
y = -0.3048x + 23.16
0
5
10
15
20
25
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Komposisi Campuran (%)
Kad
ar A
bu (
%)
Gambar 4.10. Grafik Hubungan antara komposisi campuran ampas
jarak pagar dengan kadar abu
Dari grafik dengan persamaan y = -0,3048 x + 23,16 dapat diketahui bahwa
semakin besar komposisi campuran ampas jarak pagar semakin kecil kadar abunya.
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
30
Kadar abu terbesar 23,278 % pada komposisi campuran ampas jarak pagar 0% (tanpa
campuran) dan kadar abu terendah sebesar 12,230 % pada komposisi campuran ampas
jarak pagar 40 % ( komposisi campuran terbesar dalam penelitian ini ). Kadar abu
diharapkan serendah mungkin, karena kadar abu yang tinggi akan menghasilkan kalor
yang rendah dan dapat memperlambat proses pembakaran. Besarnya kadar abu briket
bioarang hasil penelitian sebesar 12,230 % - 23,278%.
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan antara lain :
1. Hasil rancangan alat pengolah sampah organik menjadi bahan bakar padat
dalam bentuk briket sampah (bioarang) yang berupa alat kiln metal dan
alat pres/cetak briket dapat dipakai untuk mengolah sampah organik
menjadi briket bioarang dan hasil uji coba memenuhi standar briket,
sehingga layak untuk dipakai sebagai alat untuk praktek mata pelajaran
IPA SMK.
2. Kualitas briket biorang dengan bahan baku tatal jati yang dicampur
sebanyak minimal 30 % ampas jarak pagar dari segi nilai kalor dan kadar
air memenuhi standart SNI, kadar abunya memenuhi syarat kualitas briket
Amerika. Briket ini layak sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah
tangga, untuk mengganti minyak tanah.
B. SARAN
Perlu adanya penelitian lanjutan pemanfaatan asap dari proses pengarangan
(pirolisis) sehingga asapnya tidak mencemari lingkungan.
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
32
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, 1991, Energi dan Listrik Pertanian, Fapeta, IPB Bogor
Basriyanta, 2006, Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat, Jurnal Riset Daerah
Kabupaten Bantul, Bantul, Yogyakarta.
Basriyanta, 2007, Memanen Sampah, Kanisius Yogyakarta
Basriyanta, 2007, Pengolahan Jarak Pagar, Skala Industri Rumah Tangga, Menuju Desa
Mandiri Energi, Seminar Teknologi Nasional 2007, Kopertis Wil V Yogyakarta,
Hotel Inna Garuda, 24 Nopember 2007.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, 1994, “Pedoman Teknis Pembuatan
Briket bioarang”, Departemen Kehutanan, Bogor.
Emirusalina, R., 1997, Carbonizing Briket Kayu Jati Sebagia Bahan Bakar Alternatif
Dengan Proses Kiln Metal, ITN Malang.
Hambali,E.,dkk., 2006, “Jarak Pagar : Tanaman Penghasil Biodisel”, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Hartoyo, 1976, “Rendemen dan Sifat Arang Beberapa Jenis Kayu”, Lembaga Penelitian
Hasil Hutan, Bogor
Hartoyo dan Nurhayati, S., 1976, “ Pengaruh Berat Jenis Kayu Daun Lebar Terhadap
Sifat Arang,” Lemabag Penelitian Hasil Hutan, Bogor
Hartoyo dan Rohadi, 1978, “Percobaan Pembuatan Briket bioarang dari Lima Jenis
Kayu”, Lembaga
Penelitian Hasil Hutan, Bogor.
Hendra,D.,dan Pari,G., 2000, “Penyempurnaan Teknologi Pengolahan Arang” Laporan
Hasil Penelitian Pusat Penelitian Hasil Hutan, Bogor.
Kompas, Rabu, 21 Juni 2006, Bisnis & Keuangan, Konversi ke Elpiji dirintis di 17 Kota)
Machfoetz, Ircham., (1992), ”Kesehatan Lingkungan”, Dian Nusantara, Yogya-karta
Sjostrom, 1993, Kimia Kayu : Dasar- Dasar dan Penggunaan, Edisi 2, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Suprapto, S H., 2004, ”Pemanfaatan Limbah Padat Penyulingan Minyak Nilam Sebagai
Briket Untuk Bahan Bakar Alternatif,” Tesis, Pasca Sarjana Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta.
Sudrajat,R.,1983, ”Pengaruh bahan baku, Jenis Perekat dan Tekanan Kempa Terhadap
Kualitas Briket bioarang”, Laporan PPPHH/FPRD No. 165, Bogor
Sudrajat, R, 1984, ”The Effect of Wood Density, Pressing Pressure and Binder on Wood
Briquette Properties”, Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Bogor
Ujang, SKH Pikiran Rakyat Bandung , Kamis 20 April 2006, kolom profil
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
33
Lampiran 1
Gambar Kegiatan Eksperimen/Penelitian
ahan Baku ( Tatal Jati) Ampas Jarak Pagar Proses Pengarangan
Proses Pengarangan Sempurna Hasil Pengarangan Pencampuran dengan bahan perekat
Proses Pengepresan/Pencetakan Briket Arang
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
34
CURIKULUM VITAE
Nama : Drs. Basriyantan MT.
Tempat/tgl lahir : Bantul, 12 Desember 1964
Agama : Islam
Pekerjaan : Guru SMK Negeri 1 Seyegan Sleman
No.Telp./HP :081904046409, 08282754266
e-mail : [email protected]
Pendidikan :
1. SD Panggang 1 lulus tahun 1976
2. SMP Negeri Bambanglipuro, lulus tahun 1980
3. SMA Negeri Bantul, Jurusan IPA, lulus tahun 1983
4. IKIP Yogyakarta, Jurusan Teknik Otomotif ,(S1) lulus tahun 1988
5. Magister Sistem Teknik (MST) Fakultas Teknik, Universitas Gadjah
Mada (2007), Konsentrasi Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan
Sampah/Limbah Perkotaan
Diklat/Penataran :
1. Diklat Kompetensi Paket A PPPGT Bandung 1 semeter tahun 1991
2. Diklat Kompetensi Paket B PPPGT Bandung 1 semester tahun 1992
3. Diklat Kompetensi Paket C PPPGT Bandung 1 semester tahun 1992
4. Diklat Kompetensi Dasar Automotiv VEDC Malang 1994
5. Diklat Instruktur (TOT) Pendidikan Kependudukan dan lingkungan
hidup, Dirjend Dikdasmen, Jakarta 2003
6. Diklat Lingkungan Hidup, Bapedalda Propinsi DIY, 2004.
Karya tulis/ilmiah/perancangan :
1. Perancangan peralatan pengolah biodisel ( Mesin Pres Jarak, Oven,
reaktor biodisel) Program Keunggulan Lokal Direktorat Pembinaan
SMK di SMK 1 Seyegan ( Sebagai Sekretaris Program KL)
2. Kajian/Penelitian Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat dalam
JURNAL RISET Daerah Kabupaten Bantul ISSN 1412 9519
3. Buku MEMENEN SAMPAH, Pengelolaan Berbasis Masyarakat,
ISBN 978-979-21-1668-7 Penerbit Kanisius Yogyakarta.
4. Perancangan Peralatan Pengolah Sampah Organik Sebagai Bahan Bakar
Alternatif dan Herbisida Organik (Implementasi Mata Pelajaran IPA
SMK), Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri.Depdiknas.
Dokumentasi: DR Sulipan, M.Pd. - 2011
35
5. Nilai Ekonomis Sebuah Sampah, Materi Pelatihan dan Bimbingan
Teknis Pengelolaan Sampah, Program PPK Kec Bambanglipuro di desa
Sidomulyo.
6. Pengembangan kawasan berbasis pengelolaan sampah dan jarak pagar,
menuju desa mandiri energi
7. Pengelolaan jarak pagar -skala industri rumah tangga- menuju desa
mandiri energi (disampaikan pada Seminar Teknologi Nasional 2007,
Kopertis Wil V, di Hotel Inna Garuda)
Kegiatan lain :
1. Koordinator SIET (Sentra Inovasi Energi Terbarukan) Yogyakarta ,
Konsultasi, Pelatihan dan Bimbingan Teknis Perancangan Peralatan dan
pengolahan bahan bakar nabati (BBN) dan bahan bakar alternatif
berbasis sampah dan bahan nabati.
2. Tim Pendamping/Nara Sumber Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat – Program Pengembangan Kecamatan (PNPM PPK)
Kec.Bambanglipuro, program pelatihan pengelolaan dan pengolahan
sampah)
3. Tim Penggagas dan perintis Desa Mandiri Energi di Desa Sidomulyo
Bambanglipuro Bantul
4. Perintis dan Penggagas SMK Bioenergi Indonesia : Program Keahlian
Teknologi Pengolahan Sampah/Limbah dan Teknologi Biofuel/Biodisel
di Bambanglipuro Bantul
5. Tenaga Ahli/Nara Sumber Industri Briket Sampah di Bantul
Yogyakarta
6. Konsultan/Tenaga Ahli Pengelolaan dan Pengolahan Sampah –NGO
CHF Internasional wilayah Yogyakarta
Catatan :
1. Alat pengolah sampah menjadi briket sampah ini sudah dipakai untuk
produksi di Desa Sidomulyo Bantul Yogyakarta dan sudah dipublikasikan
oleh media cetak dan elektronik. Media yang sudah meliput :
Trans TV, AnTV, Indosiar, RCTI, Metro TV, Global TV, Jogja TV,
TVRI, Bernas Jogja, Kompas, The Jakarta Post.
2. Hasil rancangan alat pengolah sampah inipun sudah saya masukkan
dalam buku Memanen Sampah, karena usul ke KTI Online Bulan Mei
2007, sampai Oktober belum ada pengumuman dan buku kami
diterbitkan bulan Oktober 2007.