Upload
miraristaharahap
View
634
Download
110
Embed Size (px)
DESCRIPTION
opthalmologi
Citation preview
LAPORAN KASUSKATARAK SENILIS IMATUR
OKULUS SINISTRA DAN
PSEUDOFAKIA OKULUS DEKSTRA
Pembimbing: dr. Wendy H. Lewerissa, Sp.M
OLEH:MIRA RISTAMAN HARAHAP
I. Pendahuluan
Katarak penyebab kebutaan di dunia sebesar 48 %, ±18
juta orang
Di Indonesia, tahun 2013 didapatkan
prevalensi katarak sebesar 1,8%
untuk papua persentase
sebesar 2,4%
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi, tetapi jika gejala
katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan
II. Tinjauan Pustaka-Anatomi-
II. Tinjauan Pustaka-Anatomi-
II. Tinjauan Pustaka-Fisiologi-
cahaya yang
datang dari jauh
Otot-otot siliaris akan
berelaksasi untuk
memfokuskan
cahaya
serat zonula
menegang dan
diameter anteroposterior lensa
akan mengecil
daya refraksi lensa
diperkecil sehingga berkas cahaya paralel atau
terfokus ke retina
cahaya yang
datang dari dekat
otot siliaris berkontraks
i sehingga
tegangan
zonula
berkurang
lensa menja
di lebih sferis diiringi oleh peningkata
n daya biasn
ya
berkas cahaya terfokus ke retina
Lensa berfungsi untuk memfokuskan berkas cahaya ke
retina
Kerjasama antara korpus siliaris, zonula, dan lensa untuk
memfokuskan benda dekat ke retina disebut sebagai akomodasi
II. Tinjauan Pustaka-Katarak-
Katarak berasal dari bahasa Yunani
Kattarrhakies, Inggris Cataract, dan Latin
cataracta yang berarti air terjun
Defini
si
Katarak keadaan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-
duanya
II. Tinjauan Pustaka-Katarak-
Epidemiologi
kebutaan di dunia sebesar 48 % atau sekitar 18 juta orang.
Di Indonesia, tahun 1996 angka kebutaan meningkat 1,47%
Prevalensi kasus katarak di Indonesia pada tahun 20011,2%, tahun 2007 sebesar 1,8 % tahun 2013 didapatkan prevalensi 1,8%
kejadian katarak tertinggi di provinsi Sulawesi utara dengan persentase 3,7% dan terendah di DKI Jakarta sebesar 0,9% sedangkan untuk papua persentase sebesar 2,4%
II. Tinjauan Pustaka-Katarak-
kelainan congenital
usia lanjutpenyakit
mata local menahun
Kelainan sistemik
atau metabolicdiabetes mellitus, galaktosemi, dan distrofi
miotonik
Etiologi
II. Tinjauan Pustaka-Katarak-
Perubahan
lensa pada
usia lanjut
Kapsul menebal dan kurang elastis
Epitel makin tipis, dan vakuolisasi
mitokondria yang nyata.
Serat lensa lebih irregular, pada korteks jelas kerusakan serat sel, Brown sclerotic
nucleus
sinar ultraviolet lama kelamaan merubah
protein nucleus lensa Penumpukan protein
pada lensa mata kekeruhan
Seiring dengan pertambahan usia, lensa mata dapat mengalami
perubahan warna menjadi kuning keruh
atau coklat keruh.
II. Tinjauan Pustaka-Katarak-
katarak
Katarak kongenital, juvenil, dan
senil
Katarak perkemban
gan dan degeneratif
Katarak komplik
ata
Katarak traumati
k
Katarak berdasarkan usia
Katarak kongenital= katarak yang terlihat pada usia <1 thn
Katarak juvenil= katarak yang terlihat pada
usia >1thn dan < 40 thn
Katarak presenil=
katarak yang terjadi sesudah
usia 30-40 tahun.
Katarak senil=katarak yang mulai terjadi
pada usia lebih dari 40 tahun
II. Tinjauan Pustaka-Katarak-
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Bertamba
h
(air
masuk)
Normal Berkurang
(air+masa lensa
keluar)
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata
depan
Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik
mata
Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopos
Penyulit - Glaukoma - Uveitis + Glaukoma
Stadium katarak senilis
II. Tinjauan Pustaka-Katarak-
Katarak stadium insipien “Spokes of a wheel”
Katarak maturKatarak
hipermatur
Katarak stadium imatur
II. Tinjauan Pustaka-Katarak-
Penglihatan tidak jelas,
seperti terdapat
kabut
Peka terhadap sinar atau cahaya.
Seperti ada titik gelap di depan mata.
Lensa mata berubah menjadi buram
seperti kaca susu
Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
Dapat melihat
dobel pada satu mata
Kesulitan melihat pada malam hari, benda yang menyilaukan
Melihat lingkaran di sekeliling cahaya (halo)Penurunan
ketajaman penglihatan
secara progresif (bahkan
pada siang hari)
Sering berganti
kaca mata
Manifestasi Klinis
II. Tinjauan Pustaka-Katarak-
II. Tinjauan Pustaka-Katarak-
Anamnesa • Didapatkan keluhan utama dan
gejela penyerta = manifestasi katarak
Pem. fisik
• evaluasi opasitas lensa, posisi lensa & intergritas dari serat zonular
• lakukan pemeriksaan shadow test• pemeriksaan oftalmoskopi direk
dan indirek dalam evaluasi dari integritas bagian belakang
Pem. penunjang
• Pem. Lab mendeteksi adanya penyakit-penyakit yang menyertai
• Pem. radiologi USG, CT scan, MRI dilakukan ketika dicurigai adanya kelainan pada bagian posterior bola mata
DIAGNOSIS
II. Tinjauan Pustaka-Katarak-
PENATALAKSANAAN
NON BEDAH
•Pengobatan dari penyebab katarak•Memperlambat progresi: penggunaan yodium, kalsium, kalium, vitamin E dan aspirin dihubungkan dengan perlambatan dari kataraktogenesis.•Meningkatkan penglihatan pada katarak insipien dan imatur dengan: refraksi dan pencahayaan
BEDAH•Indikasi operasi: fungsi penglihatan, medis dan kosmetik•Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika tidak terdapat indikasi pembedahan maka tindakan operasi tidak diperlukan•Macam tindakan bedah: intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE), ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE) & phacoemulsifikasi
II. Tinjauan Pustaka-Katarak-
Katarak senilis biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun.
Namun, jika katarak dapat dengan cepat terdeteksi serta mendapatkan
pengobatan dan pembedahan katarak yang tepat maka 95% penderita dapat
melihat kembali dengan normal
Prognosis
II. Tinjauan Pustaka-Pseudofakia-
Pseudofakia adalah suatu keadaan dimana mata
terpasang lensa tanam setelah operasi katarak
Defini
si
Lensa intra ocular (IOL) ditempatkan waktu operasi katarak dan akan tetap disana untuk
seumur hidup. Lensa ini tidak akan mengganggu, tidak perlu perawatan khusus, tidak akan ditolak keluar oleh tubuh dan tidak dirasakan pasien atau diperhatikan orang lain.
Dengan sebuah IOL kacamata baca dan kacamata untuk melihat dekat biasanya tetap
dibutuhkan
II. Tinjauan Pustaka-Pseudofakia-
Tanda & gejala
Penglihatan kabur
Dapat merupakan myopi atau
hipermetropi tergantung
ukuran lensa yang
ditanam (IOL)
Terdapat bekas insisi atau jahitan
II. Tinjauan Pustaka-Pseudofakia-
Letak lensa dalam bola mata
Pada bilik mata depanditempatkan didepan iris dengan kaki
penyokongnya bersandar pada sudut bilik mata
Pada daerah pupil
dimana bagian multi lensa pada pupil dengan fiksasi pupil
Pada bilik mata belakangyang diletakkan pada
kedudukan lensa normal dibelakang iris. Lensa
dikeluarkan dengan ekstraksi lensa ekstra kapsular
Pada kapsul lensa
III. LAPORAN KASUS-Identitas-
Nama : Ny. F.H Umur : 48 tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : koya barat Suku : Serui Agama : Kristen Protestan Status marital : Sudah menikah Pekerjaan : Pendeta Tanggal Pemeriksaan : 24 November 2015 No. Rekam Medik : 40 56 30
III. LAPORAN KASUS-Anamnesis-
Keluhan Utama:mata kiri berkabut
Pasien datang ke Poli Mata RSUD Jayapura dengan keluhan mata kiri berkabut yang dirasakan sejak ± 2 minggu. pasien merasa penglihatan perlahan-lahan menjadi kabur tanpa ada penyebab
sebelumnya, selain itu os juga merasakan silau bila melihat cahaya . Mata kanan tidak ada keluhan.
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada hari selasa tanggal 24 November 2015 pada pukul 10.30 WIT
III. LAPORAN KASUS-Anamnesis-
Riwayat Penyakit Dahulu:Pasien memiliki riwayat katarak pada mata kanan,
diabetes melitus dan hipertensi disangkal oleh pasien
Riwayat Penyakit Keluarga:Tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit
serupa dengan pasien.
III. LAPORAN KASUS-Anamnesis-
Riwayat Operasi:Pasien mengaku 9 bulan yang lalu (bulan maret 2015) telah dilakukan operasi katarak pada mata kanan, setelah itu mata menjadi jernih, dapat melihat dengan jelas.Status generalis :Keadaan umum : BaikKesadaran : Compos mentisTekanan darah : 130/80 mmHgNadi : 86x / menitRespirasi : 18x / menitSuhu badan : 37°CJantung dan paru : dalam batas normalAbdomen : dalam batas normal
Status generalis dalam batas normal
Status Oftalmologis
VISUS OD OS
Tajam penglihatan
6/9
Dikoreksi dengan
lensa sferis -
0,756/6 SS
6/30
Dikoreksi dengan
lensa sferis -
2,256/7,5 SS
Addisi + 2,25 + 2,25KEDUDUKAN BOLA MATA OD OS
Eksoftalmus Tidak ada Tidak ada
Endoftalmus Tidak ada Tidak ada
deviasi Tidak ada Tidak ada
Gerakan mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
SUPRA SILIA OD OS
Warna Hitam Hitam
Letak Simetris Simetris
25
26
PALPEBRA SUPERIOR DAN INFERIOR
Edema Tidak ada Tidak Ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Ektropion Tidak ada Tidak ada
Entropion Tidak ada Tidak ada
Blefarospasme Tidak ada Tidak ada
Trikiasis Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Fisura palpebra 10 mm 10 mm
Hordeolum Tidak ada Tidak ada
Kalazion Tidak ada Tidak ada
Ptosis Tidak ada Tidak ada
KONJUNGTIVA TARSAL SUPERIOR & INFERIOR
Hiperemis Tidak ada Tidak ada
Folikel Negatif Negatif
Papil Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Anemia Tidak ada Tidak ada
Kemosis Tidak ada Tidak ada
OD OS
OD OS
KONJUNGTIVA BULBI
Injeksi konjungtiva Tidak ada Tidak ada
Injeksi siliar Tidak ada Tidak ada
Perdarahan subkonjungtiva Tidak ada Tidak ada
Pterigium Tidak ada Tidak ada
Pinguekula Tidak ada Tidak ada
Nevus pigmentosus Tidak ada Tidak ada
SISTEM LAKRIMASI
Punctum lakrimalis Terbuka Terbuka
lakrimasi Positif Positif
SKLERA
Warna Putih Putih
Ikterik Tidak ada Tidak ada
OD OS
OD OS
OD OS
27
28
KORNEA
Kejernihan Jernih Jernih
Permukaan Licin Licin
Sensibilitas Baik Baik
Infiltrat Tidak ada Tidak ada
Ulkus Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Arkus senilis Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
COA
Kedalaman Sedang Dangkal
Kejernihan Jernih Jernih
Hifema Tidak ada Tidak ada
Hipopion Tidak ada Tidak ada
OD OS
OD OS
29
PUPIL
Letak Sentral Sentral
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran 3 mm 3 mm
Refleks cahaya langsung Positif Positif
Refleks cahaya tidak langsung Positif Positif
LENSA
Kejernihan Jernih Keruh
Letak Di tengah Di tengah
Shadow test Negatif Positif
BADAN KACA
Kejernihan Jernih Jernih
OD OS
OD OS
OD OS
SLIT LAMP
Kornea Jernih Jernih
COA Sedang Dangkal
Iris d.b.n d.b.n
Lensa Pseudofakia Sebagian keruh
Konjungtiva bulbi d.b.n d.b.n
OD OS
30
FUNDUS OKULI
Kornea Edema (-),
perdarahan (-)
Edema (-),
perdarahan (-)
COA Sedang Sedang
Lensa Pseudofakia Sebagian Keruh
Refleks fundus Positif uniform Positif non
uniform
A/V Ratio 2/3 2/3
Makula lutea Positif Positif PALPASI
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Massa tumor Tidak ada Tidak ada
Tensi okuli (digital) N/ Palpasi N/ Palpasi
Tonometri Schiotz 15,6 mmHg 18,5 mmHg
KAMPUS VISI
Tes konfrontasi Sama dengan
pemeriksa
Sama dengan
pemeriksa
OD OS
OD OS
OD OS
III. LAPORAN KASUS-Resume-
Pasien perempuan berumur 48 tahun, datang dengan keluhan mata kiri berkabut sejak ± 2 minggu yang lalu disertai silau ketika melihat
cahaya. Riw. Operasi katarak pada mata kanan (+). Pemeriksaaan umum dalam batas normal,
Status oftalmologi:OD Keterangan OS
6/9 SC Dikoreksi
dengan lensa
sferis -0,75 add
+2,25 D6/6 SS
Visus 6/30 SC
Dikoreksi
dengan lensa
sferis -2,25 add
+2,25 D6/7,5
SS
Pseudofakia, Lensa
Sebagian Keruh,
shadow test (+)
Positif uniformRefleks Fundus
Positif non
uniform
III. LAPORAN KASUS-Diagnosis & Penatalaksanaan-
Diagnosis kerja:Katarak senilis imatur OS + Pseudofakia OD +
miopia ODS + Presbiopia ODS
Penatalaksanaan:Non. Medikamentosa: -Edukasi tentang penyakit katarak-Resep kacamata-Kontrol mata secara teratur sesuai saran Sp.M setiap 6 bulan sekali
Medikamentosa:-cendo lyteers e.d 4x1 ODS-vitamin C
III. LAPORAN KASUS-Prognosis-
Ad vitam : ad bonamAd sanationam : dubia ad bonamAd functionam : ad bonam
IV. PEMBAHASAN-Penegakan Diagnosis katarak-
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis katarak senilis imatur OS + Pseudofakia OD + miopia ODS + presbiopia ODS
Keluhan utama mata kiri berkabut. Dari keluhan kemungkinan terjadi gangguan media refraksi, dimana keluhan ini khas pada penyakit mata katarak. Berdasarkan teori, pasien dengan katarak mengeluhkan penglihatan berasap sehingga sama dengan keluhan pasien pada kasus ini.
IV. PEMBAHASAN-Penegakan Diagnosis katarak-
Pada kasus keluhan lain yg dirasakan pasien: merasa penglihatan perlahan-lahan menjadi kabur dan pasien merasakan silau bila melihat cahaya.
Gangguan penglihatan bervariasi, tergantung pada jenis dari katarak ketika pasien datang. Sedangkan silau, Keluhan ini termasuk seluruh spektrum dari penurunan sensitivitas kontras terhadap cahaya terang lingkungan atau silau pada siang hari hingga silau ketika mendekat ke lampu pada malam hari.
IV. PEMBAHASAN-Penegakan Diagnosis katarak-
Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan congenital atau penyulit penyakit mata local menahun. Penyakit sistemik juga berpengaruh pada katarak yang dapat menimbulkan katarak komplikata.
Pada kasus ini, penyebab katarak dapat diketahui berhubungan dengan factor usia yang sudah lanjut karena berdasarkan identitas, usia pasien adalah 48 tahun,
IV. PEMBAHASAN-Penegakan Diagnosis katarak-
Berdasarkan anamnesis keluhan ini baru dirasakan ± 2 minggu kelainan congenital disingkirkan. Dan sebelumnya pasien mengaku mata kirinya baik-baik saja tidak pernah ada keluhan lain penyakit mata menahun disingkirkan. Penyakit sistemik diabetes mellitus juga disangkal oleh pasien katarak komplikata disingkirkan.
Berdasarkan usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu Katarak kongenital, Katarak juvenil, Katarak presenil, dan Katarak senil. Pada kasus, pasien berusia 48 tahun sehingga dapat dikelompokan katarak pada kasus termasuk dalam katarak senilis.
IV. PEMBAHASAN-Penegakan Diagnosis katarak-
Dari pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan. Hal ini dilakukan karena pada pasien katarak terjadi penurunan tajam penglihatan secara perlahan. Dari ketajaman visus ini berdasarkan teori dapat dibedakan pada katarak imatur visus antara 6/9- 3/60, visus katarak matur 2/60-1/300, dan pada katarak hipermatur 1/300-1/~
Pada kasus, tajam penglihatan didapat AVOD 6/9 DAN AVOS 6/30. Berdasarkan visus tersebut maka katarak pada kasus dapat diklasifikasikan kedalam katarak imatur.
IV. PEMBAHASAN-Penegakan Diagnosis katarak-
Selain itu, pada pemeriksaaan menggunakan slitlamp, lensa terlihat sebagian keruh dan shadow test (+) pada ofthalmoskop reflex fundus (+) non uniform. Hal ini menandakan katarak senilis pada kasus berada pada stadium imatur.
Berdasarkan teori pada katarak senilis imatur yang terlihat pada pemeriksaan adalah sebagian lensa keruh, lensa masih memiliki bagian yang jernih. Katarak yang belum mengenai seluruh lapisan lensa dan shadow test (+)
IV. PEMBAHASAN-Penegakan Diagnosis katarak-
Jika kekeruhan lensa hanya sebagian saja, maka sinar obliq yang mengenai bagian yang keruh ini, akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan, terlihat dipupil, ada daerah yang terang sebagai reflek pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap, akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+).
IV. PEMBAHASAN-Penegakan Diagnosis
pseudofakia- Selain itu, pada pemeriksaan slitlamp pada
mata kanan terlihat pseudofakia.
Pseudofakia adalah suatu keadaan dimana mata terpasang lensa tanam setelah operasi katarak. Lensa ini akan memberikan penglihatan lebih baik. Lensa intra ocular (IOL) ditempatkan waktu operasi katarak dan akan tetap disana untuk seumur hidup.
IV. PEMBAHASAN-Penegakan Diagnosis
pseudofakia- Gejala dan tanda pseudofakiaPenglihatan kabur,
Visus jauh dengan optotype Snellen, Dapat merupakan myopi atau hipermetropi tergantung ukuran lensa yang ditanam (IOL), Terdapat bekas insisi atau jahitan.
Hal ini sesuai dengan anamnesis pasien bahwa pasien memiliki riwayat katarak pada mata kanan dan 9 bulan lalu telah dilakukan operasi. Walaupun dilakukan pemasangan lensa buatan, pasien tidak mengeluhkan apapun pada mata kanan, hanya memang pada pemeriksaan tajam penglihatan terdapat penurunan penglihatan yaitu 6/9.
IV. PEMBAHASAN-Penatalaksanaan-
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika tidak terdapat indikasi pembedahan seperti tidak ada gangguan penglihatan dan tidak ada indikasi medis maka tindakan operasi tidak diperlukan.
Pada kasus, terapi non medikamentosa yang diberikan adalah edukasi tentang penyakit katarak sehingga pasien dapat mengetahui kondisinya, diberikan resep kacamata sesuai dengan hasil koreksi pada kelainan refraksi myopia yang dialami pasien yaitu pada AVOD dikoreksi dengan lensa sferis -0,75 D visus menjadi 6/6 dan pada AVOS dikoreksi dengan lensa sferis -2,50 D visus menjadi 6/7,5 dengan pemberian addisi +2,25 D yang disesuaikan dengan usia pasien yaitu 48 tahun.
IV. PEMBAHASAN-Penatalaksanaan-
Selain itu, pasien dianjurkan untuk rajin kontrol ke dokter spesialis mata setiap 6 bulan sekali sehingga dapat terus dipantau perjalanan katarak pada pasien tersebut.
Untuk terapi medikamentosa diberikan obat tetes cendo lyteers 4x1 pada kedua mata, obat tetes ini mengandung ion kalium dan natrium dengan benzalkonium dengan indikasi sebagai emolien/pelembut dan pengganti air mata. Hal ini sesuai teori bahwa diberikan kalium selain diindikasikan sebagai emolien/pelembut dan pengganti air mata, juga dapat memperlambat progresi kataraktogenesis.
IV. PEMBAHASAN-Penatalaksanaan-
Prognosis katarak pada pasien ini: ad bonam pada prognosis vitam katarak senilis imatur tidak mempengaruhi tanda-tanda vital,
Prognosis ad sanationam adalah dubia ad
bonam katarak senilis terjadi karena faktor usia sehingga kekeruhan tidak dapat dihindari, katarak senilis imatur akan berkembang lambat selama beberapa tahun sehingga yang dapat dilakukan adalah mencegah perburukan kekeruhan dari katarak.
IV. PEMBAHASAN-Penatalaksanaan-
Selain itu prognosis funcionam: ad bonam pada katarak senilis imatur, fungsi penglihatan dapat dikoreksi dengan pemakaian kacamata dan bila penglihatan terus memburuk dapat dilakukan tindakan pembedahan yang secara teori operasi katarak biasanya aman,
V. kesimpulan
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien, diketahui bahwa diagnosis kasus ini adalah pseudofakia OD + katarak senilis stadium imatur OS,
Katarak adalah keadaan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-duanya.
V. kesimpulan
Penatalaksanaan katarak pada kasus dinilai sudah tepat sesuai jenisnya yaitu terapi non medikamentosa diberikan edukasi tentang penyakit katarak, diberikan resep kacamata, dan pasien dianjurkan untuk rajin kontrol ke dokter spesialis mata. Untuk terapi medikamentosa diberikan obat tetes cendo lyteers 4x1 pada kedua mata dan vitamin C.
Prognosis pada pasien ini adalah ad bonam untuk vitam dan functionam, dubia ad bonam untuk sanationam.
TERIMA KASIH