LAPORAN KASUS NAFILA

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    1/57

    FRAKTUR KOMPRESI

    Disusun Oleh

    Nafila

    111 2015 0124

     

    Pembimbing

    dr. Moch. Erwin Rachman!".!. M.#es

    Dibawa$an Dalam Rang$a Pers%ara&an #e"ani&eraan #lini$

    'agian Neurologi

    (a$ul&as #edo$&eran )ni*ersi&as Muslim +ndonesia

    LD

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    2/57

    STATUS PASIEN

     Nama : Tn. S

    Umur : 66 tahun

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Agama : Islam

    Suku/Bangsa : Bugis-Makassar  

    Alamat : Jln. Reing Sinri!ala" N#. 6A

    Tanggal $emeriksaan : %& N#'em(er )%*&

    +lehAsisten/,r. Bangsal : ,r. R 

    Bangsal/Kamar : Lantai ) Aisah" Kamar %&.

    Masuk RS Tgl : %& N#'em(er )%*&

     A. Identitas pasien

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    3/57

    B. ANAMNESA

    Keluhan utama:

    Nyeri punggung bawah.

     Anamnesa terpimpin:

    Informasi mengenai keluhan utama:

    Nyeri punggung bawah dialami sejak ± 4 jam SMRS. Akibatketinggian ± 5 meter. Nyeri punggung bertambah jika berubahmembaik saat istirahat. Pasien juga merasakan kram di pe

    atas.

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    4/57

     Anamnesa sistematis:

    Demam (-), Nyeri kepala (-),Trauma kepala (-), sesak (+), muamuntah (+), BAB: biasa, BAK: lancar.

    Informasi riwayat penyakit terdahulu (penyakit yang munmendasari keluhan umum dan penyakit-penyakit yang pediderita):

    Riwayat berobat dengan keluhan yang sama tidak ada, riwtekanan darah tinggi (+), riwayat penyakit gula (-), riw. Pen jantung dan gangguan pendengaran disangkal.

     Anamnesa tentang pekerjaan/keluarga/hobi, dan sebagainya:

    Pasien sudah tidak bekerja

    Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada.

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    5/57

     Anamnesa sistematis:Nyeri kepala (-), Demam (-), Trauma kepala (-), mual (+), muntah (-biasa, BAK: biasa.

     Anamnesa tentang pekerjaan/keluarga/hobi, dan sebagainya:Pasien seorang pekerja serabutan

    Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada.

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    6/57

    C. PEMERIKSAAN FISIS

    Kesan : Sakit Sedang

    Kesadaran : Compos mentis

    Gizi : Cukup

    Tekanan Darah : 240/100 mmHg

    Nadi : 98 x/menit

    Suhu : 36.50C

    Pernapasan: 24 x/menit

     Anemi : -/-

    Ikterus : -/-

    Sianosis : -/-

    TORAKS

    Paru-Paru

    Inpeksi : Simetris (ka=ki), tidak mengguna

    bantu napas, jejas (-/-), jaringan sikatri

    Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan (-), voc

    (ka=ki), krepitasi (-)

    Perkusi :

    Sonor kiri kanan.

    Batas paru hepar ICS VI dextra anterior

    Batas kanan paru belakang vertebra thoraka

    Batas kiri paru belakang vertebra thorakal X

     Auskultasi :

    Bunyi Pernapasan: Vesikuler

    Bunyi Tambahan:

    Rhonki (Rh) : - / -

    Wheezing (Wh) : - / -

    Pemeriksaan UmumPemeriksaan fisis

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    7/57

    Jantung :

    Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak

    Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba

    Perkusi : Pekak relatif

    Batas jantung :

    Kanan atas : ICS II linea parasternalis

    dextra

    Kiri atas : ICS II linea parasternalis

    sinistra

    Kanan bawah : ICS V linea parasternalis

    dextra

    Kiri bawah : ICS V linea midclavicula

    sinistra

     Auskultasi: Bunyi jantung I/II murni

    regular, bising jantung (-).

     Abdomen :

    Inspeksi : Datar, ikut gerak napa

    Palpasi : Lemas/Tegang (-), Massa tumo

    tekan (-), Hepar (ttb),

    Perkusi

     Auskultasi : Peristaltik ada, Kesa

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    8/57

    Pemeriksaan Psikiatris

    Emosi dan afek : Baik

    Proses berfikir: Baik

    Kecerdasan : Baik

    Penyerapan : Baik

    Kemauan : Baik

    Psikomotor: Baik

     

    Status Neurologis : GCS : E4 M6 V5

    Kepala :

    Posisi: Di tengah

    Peno

    Bentuk/ukuran: No

     Ausk

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    9/57

    Urat saraf kranial:

    N.I (Olfaktorius) :Penghidu

    N.II (Optikus) : OD OS

    Ketajaman penglihatan : 6/6 6/6

    Lapangan penglihatan : N N

    Funduskopi : Tidak dilakukan Tidak dilakuk

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    10/57

    N.III, IV, VI: OD OS

    Celah kelopak mataPtosis: - -

    Exoftalmus : - -

    Ptosis bola mata: - -

    Pupil :

    Ukuran/bentuk : Bulat, Ø 2,5 mm Bulat Ø 2,5 mm

    Isokor/anisokor:IsokorIsokorRefleks cahaya langsung/

    Tak langsung : +/+ +/+

    Refleks akomodasi : + +

    Gerakan bola mata

    Parese kearah - -

    Nistagmus - -

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    11/57

    N.V (Trigeminus):

    SensibilitasN.VI: +/+

    N.V2: +/+

    N. V3: +/+

    Motorik

    Inspeksi/palpasi(istirahat/menggigit): Tidak Dilakukan

    Refleks dagu/masseter : Tidak dilakukan

    Refleks kornea: Tidak dilakukan

    N. VII (Facialis):

    Motorik : m. frontalis m. orbikularis okuli m. orbikularis oris

    Istirahat: N N N

    Gerakan mimik: N N N

    Pengecap 2/3 lidah bagian depan : N

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    12/57

    N.VIII (Auskultasi):

    Pendengaran : NormalTes Rinne/weber : Tidak dilakukan

    Fungsi vestibularis: Normal

    N. IX/X (Glossopharingeus/vagus):

    Posisi arkus pharinks (istirahat/AAH) : Di tengah

    Reflex telan/muntah : Tidak dilakukan

    Pengecap 1/3 lidah bagian belakang : Tidak dilakukan

    Suara : Normal

    Takikardi/bradikardi : Tidak dilakukan

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    13/57

    N. XI (Accecorius):

    Memalingkan kepala dengan/tanpa tahanan: Normal Angkat bahu : Dapat dilakukan

     

    N. XII (Hypoglosus):

    Deviasi lidah : Tidak Ada

    Fasciculasi: Tidak Ada

     Atrofi : Tidak Ada

    Tremor : Tidak Ada

     Ataxia : -

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    14/57

    Leher:

    Tanda-tanda perangsangan selaput otak :Kaku kuduk: -

    Kernig’s sign : -/-

    Kelenjar limfe: Tidak teraba

     Arteri karotis :

    Palpasi : Normal

     Auskultasi: Tidak Dilakukan

    Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran

     Abdomen:

    Refleks kulit dinding perut : +

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    15/57

    Kolumna vertebralis :

    Inspeksi : Tampak pembengkakan pada punggung bawahPergerakan : Terganggu

    Palpasi : Nyeri tekan punggung bawah

    Perkusi : Tidak dilakukan

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    16/57

    Ekstremitas Superior inferior

    1. Motorik Kanan Kiri Kanan Ki

    Pergerakan N N N N

    Kekuatan 5 5 5 5

    Tonus Otot N N N N

    Bentuk otot N N N N

    Refleks fisiologis

    Biceps N N N N

    Triceps N N N N

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    17/57

    Klonus :

    Lutut : Tidak DilakukanKaki : Tidak Dilakukan

    ka ki ka ki

    Refleks Patologik :

    Hoffman-Tromner : - -

    Babinski : - -

    Oppenheim : - -

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    18/57

    Sensibilitas Ekstremitas Superior Ekstremitas in

    1. Eksteroseptif Kanan Kiri Kanan

    Nyeri N N N

    Suhu Tidakdilakukan

    Tidakdilakukan

    Tidakdilakukan d

    Gerakan halus N N N

    2. Proprioseptif N N N

    Rasa Sikap + + +

     Rasa Nyeri dalam + + +

     3. Fungsi Kortikal N N N

    Rasa diskriminasi + + +

    Stereognosis + + +

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    19/57

    Pergerakan abnormal yang spontan : -

    Gangguan koordinasi Tes jari hidung : Tidak dilakukan

    Tes pronasi supinasi : Tidak dilakukan

    Tes tumit : Tidak dilakukan

    Tes pegang jari : Tidak dilakukan

    Gangguan keseimbangan

    Tes Romberg : Tidak dilakukan

    Tes Gait : Tidak dilakukan

    Pemeriksaan fungsi luhur :

    Pemeriksaan fungsi luhu

    Memori : Baik

    Fungsi bahasa : Baik

     Visuospasial : Bai

    Fungsi eksekutif : Bai

    Fungsi psikomotorik (p Kalkulasi : Baik

    Gno

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    20/57

    RESUME

    Seorang laki-laki, 66 tahun MRS dengan low back pain sejak ± 4

    yang lalu akibat jatuh dari ketinggian ± 5 meter. Pasien juga merasparastesia di abdomen. Chepalgia (-), Febris (-), Trauma capidispneu (+), naucea (+), vomiting (+), BAB: biasa, BAK: lancar. Riwberobat dengan keluhan yang sama tidak ada, riwayat hipertensriwayat DM (-), PJK dan hearing lose disangkal. Pemeriksaan usakit sedang/gizi cukup/composmentis. TD : 240/100 mmHg, nadx/menit, pernapasan 24x/menit. Semua pemeriksaan fisik dalam normal, kecuali nampak kemerahan dan bengkak dan nyeri tekan vertebrae lumbal,serta terbatas geraknya pada regio tersPemeriksaan neurologis GCS E4M6 V5, fungsi kortikal luhur dalam

    normal. Nn. Cranialis dalam batas normal. Fungsi motorik dan sennormal, otonom dalam batas normal.

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    21/57

    PEMERIKSAAN PENJUNJANGDarah Rutin WBC : 9,9 (normal )

    Lym : 0,8 (↓)

    Gra :8,6 (H)

    RBC : 3,55 (↓)

    Hb : 11 (normal)

    PLT :11,9 (↓)

    GDS 148 mg/dl

    Foto Lumbosacral AP+L

    Hasil foto Lumbosacral AP+L :

    Pemipihan anterior daricorpus vertebrae L2

    Osteofit pada aspek anterior vertebrae lumbal dengan sclerotik marginal.

    SI joint/shenton’s line intak

    Soft tissue baik

    Kesan : Fraktur kompresi L2

     Spondyloarthrosis lumbalis dengan osteoporosis senile.

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    22/57

    DIAGNOSA

    Kalau dapat ditetapkan :

    Diagnosa klinis : Low Back PainTopis : Fraktur Lumbal II

    Etiologis : Fraktur kompresi L2+ Osteoporosissenile

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    23/57

    PENATALAKSANAAN

    Bed rest 5 hari dan perubahan posisi setiap 2 jam untukmenghindari terjadinya dekubitus.

     Diet rendah garam

    IVFD RL 20 TPM

    Ketorolac 30 mg/8 jam/iv

    Methylprednisolon 125 mg/8 jam/iv

    Ranitidin /12 jam/iv

    Neurobion/24 jam/drips

     Valsartan 80 mg (1-0-0)

     Amlodipin 10 mg(0-0-1)

    Non medikamentosa Medikamentosa

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    24/57

    PROGNOSA DAN ANJURAN

    PROGNOSA

    qua ad vitam : Dubia ad Bonamqua ad sanationem: Dubia

     

     ANJURAN:

    Hindari aktivitas fisik yang berat.

    Fisioterapi untu menghindari kontrakurPasang korset.

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    25/57

    DISKUSI

    fraktur kompresi biasanya bersifat insidental,menunjukkan gejala nyeri tulang belakang ringan sampai

    berat.

    Fraktur ini dapat disebabkan oleh kecelakaan jatuh dariketinggian dengan posisi terduduk ataupun mendapat

    pukulan di kepala, osteoporosis dan adanya metastase kanker

    dari tempat lain ke vertebra kemudian membuat bagianvertebra tersebut menjadi lemah dan akhirnya mudahmengalami fraktur kompresi.

    Seorang laki-laki, 66 tahun MRS de

    keluhan low back pain sejak ± 4 jam y

    nyeri tulang belakang ringan sampa

    Pada pasien ini juga Jatuh dari ketinmeter.

    Teori Pasien

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    26/57

    Rasa nyeri pada fraktur disebabkan oleh banyak gerak,dan pasien biasanya merasa lebih nyaman denganberistirahat.

    pasien menunjukkan gejala-gejala pada abdomen sepertirasa perut tertekan, rasa cepat kenyang, anoreksia dan

    penurunan berat badan. Gejala pada sistem pernafasandapat terjadi akibat berkurangnya kapasitas paru.

    Nyeri dirasakan bertambah berat jika

    posisi dan membaik jika beristira

    Pasien juga merasakan parastesia di

    Teori Pasien

    T i P i

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    27/57

    Kompresi akibatnya sering menyebabkan iskemia otot.Gejala dan tanda yang menyertai peningkatan tekanankompartemental mencakup nyeri, kehilangan sensasi danparalisis.

    persarafan yang terganggu mengakibatkan terjadinyagangguan sensoris pada regio yang disarafi oleh segmen yangcedera tersebut.

    Semua pemeriksaan fisik dalam bata

    kecuali nampak kemerahan dan ben

    nyeri tekan pada vertebrae lum

    terbatas geraknya pada regio tersebut

    Pemeriksaan neurologis GCS E4M6 V

    kortikal luhur dalam batas norm

    Cranialis dalam batas normal. Fungs

    dan sensorik normal, otonom dala

    normal.

    Teori Pasien

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    28/57

    bahaya dari bedrest yang terlalu lama pada orang tua adalah,

    meningkatkan kehilangan densitas tulang, deconditioning,thrombosis, pneumonia, ulkus dekubitus, disorientasi dandepresi.

    Pada pasien hipertensi diet rendah garam untuk menurunkankadar Na dalam darah.

    bed rest 5 hari

    diet rendah garam

    Teori Pasien

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    29/57

     Analgetik digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, biasadiberikan sebagai terapi awal untuk menghindari dari bedrestyang terlalu lama

    Immunosupresan yang menekan proses inflamasi

    sebagai reseptor anti histamin dua (AH2), yang dimaksudkansebagai protektor tambahan terhadap lambung, dikarenakan

    pada pasien ini diberikan analgetik sehingga sebagaipencegahan.

    Ketorolac 30 mg/8 jam/iv

    Methylprednisolon 125 mg/8 jam

    Ranitidin /12 jam/iv

    Teori Pasien

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    30/57

    vitamin untuk melindungi sel saraf. Memperbaikimetabolisme tubuh dan memenuhi kebutuhan sehari-hariakan vitamin B complex, khususnya vit B6 dan B12dibutuhkan dalam proses pembentukan dan pematangan seldarah merah.

     Angiotensin reseptor blocker

    Calsium Channel Blocker

    Neurobion /24 jam/drips : Vit. B1, B

     Valsartan 80 mg (1-0-0)

     Amlodipin 10 mg(0-0-1)

    Teori Pasien

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    31/57

    Bracing merupakan terapi yang biasa dilakukan padamanajemen akut non operatif. Ortose membantu dalammengontrol rasa nyeri dan membantu penyembuhan denganmenstabilkan tulang belakang. Dengan mengistirahatkanpada posisi fleksi, maka akan mengurangi takanan padakolumna anterior dan rangka tulang belakang.

    pemasangan korset

    Teori Pasien

    Hari/tgl Pemeriksaan ,era"i

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    32/57

    5.11.2015

    1

    1

    S: Neri unggung (a0ah 123" 4AS

    +: T5 : )%/*%% mm7g.

    89S : M64&

    KL : ,(n

     Nn. 9ranialis :,(n

    M#t#rik :

    $: n n K: & & T : n n

    n n & & n n

    R : n n R$ : - -

      n n - -

    Sens#rik : ,(n

    +t#n#m :,(n

    La( :

    ;B9 : 3

    8ra :="6 173RB9 : ?"&& 1>3

    7( : ** 1n#rmal3

    $LT :**< 1>3

    Uri, Ai, : 6"*6 173

    85S :*= 173

    9reatinin : *" 173

    A: LB$ e. Sus. raktur k#mresi

    55 : S#n,il#lstesis" +ste##r#sis.

    *. I45 RL *6 Tm

    ). Ket#r#la ?% mg/= !am/i'

    ?. Methlre,nis#l#n *)& mg/=

     !am/i'

    . Raniti,in/*) !am/i'

    &. Neur#(i#n/) !am/,ris

    6. 4alsartan =% mg 1*-%-%3

    @. Aml#,iin *% mg 1%-%-*3

    6.**.)%*& S: Neri unggung (a0ah 123 *. Ket#r#la ?% mg/= !am/i'

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    33/57

    )

      )

    +: T5 : *6%/

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    34/57

    7.11.2015

    3

    3

    S : Nyeri punggung bawah (+)

    O : TD : 160/100 mmHg

    GCS : E4M6 V5

    FKL : dbn

    Nn. Cranialis :dbn

    Motorik :

    P: n n K: 5 5 T : n n

    n n 5 5 n n

    RF : n n RP : - -

      n n - -

    Sensorik : dbn

    Otonom :dbn

     A: LBP ec. Susp. Fraktur kompresi

    DD :Osteoporosis senile

    1. Ketorolac 30 mg/8 jam/iv

    2. Methylprednisolon 125

    mg/8 jam/iv

    3. Ranitidin/12 jam/iv

    4. Neurobion/24 jam/drips

    5. Valsartan 80 mg (1-0-0)

    6. Amlodipin 10 mg (0-0-1)

    7. Ceftriaxon 1gr/12 jam/ iv

    8. Chlorpromazin 25 mg

    1x1(bila cegukan)

    10.11.2015 S : Nyeri punggung berkurang 1. Methylprednisolon 125

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    35/57

    6

      6

    O : TD : 150/90 mmHg

    GCS : E4M6 V5

    FKL : dbn

    Nn. Cranialis :dbn

    Motorik :

    P: n n K: 5 5 T : n n

    n n 5 5 n n

    RF : n n RP : - -

      n n - -

    Sensorik : n n

    n n

    Otonom :dbn

     A: LBP ec. Fraktur kompresi

    DD : Osteoporosis senile

    P:

    - Beddrest selama 5 hari

    - usulFisioteraiuntuk emasanan

    mg/8 jam/iv

    2. Ranitidin/12 jam/iv

    3. Neurobion/24 jam/drips

    4. Valsartan 80 mg (1-0-0)

    5. Amlodipin 10 mg (0-0-1)

    6. Ceftriaxon 1gr/12 jam/

    iv (H5)

    7. Chlorpromazin 25 mg

    1x1(bila cegukan)

    14112015 S:Nyeripunggungberkurang 1 IVFDRL20tpm

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    36/57

    14.11.2015

    10

      10

    S : Nyeri punggung berkurang

    O : TD : 130/80 mmHg

    GCS : E4M6 V5

    FKL : dbn

    Nn. Cranialis :dbn

    Motorik :

    P: n n K: 5 5 T : n n

    n n 5 5 n n

    RF : n n RP : - -

      n n - -

    Sensorik : dbn

    Otonom :dbn

     A: LBP ec. Fraktur kompresi

    DD : Osteoporosis senile

    1. IVFD RL 20 tpm

    2. Methylprednisolon 125

    mg/8 jam/iv

    3. Ranitidin/12 jam/iv

    4. Neurobion/24

     jam/drips

    5. Valsartan 80 mg (1-0-

    0)

    6. Amlodipin 10 mg (0-0-

    1)

    7. STOP Ceftriaxone

    16.11.2015 S : Nyeri punggung menghilang, 1. Meloxicam 7,5 mg,

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    37/57

    12

    12

    y p gg g g g,

    kesemutan pada kaki sebelah kiri.

    O : TD : 140/90 mmHg

    GCS : E4M6 V5

    FKL : dbn

    Nn. Cranialis :dbn

    Motorik :

    P: n n K: 5 5 T : n n

    n n 5 5 n n

    RF : n n RP : - -

      n n - -

    Sensorik : dbn

    Otonom :dbn

     A: LBP ec. Fraktur kompresi

    Osteoporosis senile

    P: Fisisoterapi (minta stagen)

    , g,

    Methylprednisolon 2

    mg 2x1

    2. Neurodex 1x1

    3. Valsartan 80 mg (0-0-

    1)

    4. Amlodipin 10 mg (1-0-

    0)

    5. Alpentin 100 mg,

     Amitriptilin 2x1

    6. Omeprazole 1x1 tab

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    38/57

    17.11.2015

    13

     

    13

    S : Nyeri punggung berkurang,

    kesemutan pada kaki berkurang.

    O : TD : 130/70 mmHg

    GCS : E4M6 V5

    FKL : dbn

    Nn. Cranialis :dbn

    Motorik :

    P: n n K: 5 5 T : n n

    n n 5 5 n n

    RF : n n RP : - -

      n n - -

    Sensorik : dbn

    Otonom :dbn

     A: LBP ec. Fraktur kompresi

    Osteoporosis senile

    1. Meloxicam 7,5 mg,

    Methylprednisolon 2 mg

     2x1

    2. Neurodex 1x1

    3. Valsartan 80 mg (0-0-1)

    4. Amlodipin 10 mg (1-0-0)

    5. Alpentin 100 mg,

     Amitriptilin 2x1

    6. Omeprazole 1x1 tab

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    39/57

    18.11.2015

    14

      14

    S : Nyeri punggung berkurang.

    O : TD : 100/60 mmHg

    GCS : E4M6 V5

    FKL : dbn

    Nn. Cranialis :dbn

    Motorik :

    P: n n K: 5 5 T : n n

    n n 5 5 n n

    RF : n n RP : - -

      n n - -

    Sensorik : dbn

    Otonom :dbn

     A: LBP ec. Fraktur kompresi

    Osteoporosis senile

    1. Meloxicam 7,5 mg,

    Methylprednisolon

    2 mg 2x1

    2. Neurodex 1x1

    3. Valsartan 80 mg

    (0-0-1)

    4. Amlodipin 5 mg

    (1-0-0)

    5. Alpentin 100 mg,

     Amitriptilin 2x1

    6. Omeprazole 1x1

    tab

    *

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    40/57

    *&

      *&

    + : T5 : **%/6% mm7g

    89S : M64&

    KL : ,(n

     Nn. 9ranialis :,(n

    M#t#rik :

    $: n n K: & & T : n n

    n n & & n n

    R : n n R$ : - -

      n n - -

    Sens#rik : ,(n

    +t#n#m :,(n

    A: LB$ e. raktur k#mresi

    +ste##r#sis senile

    Methlre,nis#l#n ) mg  

    )*

    ). Neur#,e **

    ?. 4alsartan =% mg 1%-%-*3

    . Aml#,iin & mg 1*-%-%3

    &. Alentin *%% mg" Amitritilin

     )*

    6. +meraC#le ** ta(

    )%.**.)%*& S : Neri unggung hilang/mem(aik  *. Neur#,e **

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    41/57

    *6

      *6

    gg g g

    + : T5 : *)%/@% mm7g

    89S : M64&

    KL : ,(n

     Nn. 9ranialis :,(n

    M#t#rik :

    $: n n K: & & T : n n

    n n & & n n

    R : n n R$ : - -

      n n - -

    Sens#rik : ,(n

    +t#n#m :,(n

    A: LB$ e. raktur k#mresi

    +ste##r#sis senile

    $: B#leh ra0at !alan

    ). 4alsartan =% mg 1%-%-*3

    ?. Aml#,iin & mg 1*-%-%3

    . Alentin *%% mg" Amitritilin

     )*

    &. +meraC#le ** ta(

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    42/57

    KAJIAN TEORI

    Fraktur kompresi (wedge fractures) merupakan kompresi p

    bagian depan corpus vertebralis yang tertekan dan membepatahan irisan. Fraktur kompresi adalah fraktur tersering mempengaruhi kolumna vertebra.

    Fraktur ini dapat disebabkan oleh kecelakaan jatuh dari ketingdengan posisi terduduk ataupun mendapat pukulan di keosteoporosis dan adanya metastase kanker dari tempat lai

    vertebra kemudian membuat bagian vertebra tersebut melemah dan akhirnya mudah mengalami fraktur kompresi. Verdengan fraktur kompresi akan menjadi lebih pendek ukuradaripada ukuran vertebra sebenarnya. Trauma vertebra mengenai medula spinalis dapat menyebabkan defisit neoroberupa kelumpuhan.4

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    43/57

    EPIDEMIOLOGI

    Fraktur kompresi vertebra merupakan jenis fraktur yang s

    terjadi dan merupakan masalah yang serius. Setiap tahun se700.000 insidensi di Amerika Serikat,

    prevalensinya meningkat 25% pada wanita yang berumur d50tahun. Satu dari dua wanita dan satu dari empat lakberumur lebih dari 50 tahun menderita osteoporosis berhubudengan fraktur. Insidensi fraktur kompresi vertebra menin

    secara progresif berdasarkan semakin bertambahnya usia,prevalensinya sama antara laki-laki (21,5%) dan wa(23,5%), yang diukur berdasarkan suatu studi pemerikradiologi

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    44/57

    ETIOLOGI

    Trauma langsung

    Trauma tidak langsung

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    45/57

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    46/57

    FleksiFleksiKompresiHiperekstensiFleksi

    MEKANISME TRAUMA

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    47/57

    Pembagian trauma vertebra menurut BEATSON (1963)membedakan atas 4 grade:

    Grade I = Simple Compression Fraktur

    Grade II = Unilateral Fraktur Dislocation

    Grade III = Bilateral Fraktur Dislocation

    Grade IV = Rotational Fraktur Dislocation

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    48/57

    Klasifikasi derajat kerusakan medulla spinalis :

    Frankel A = Complete, fungsi motoris dan sensoris hilang sekali di bawah level lesi.

    Frankel B = Incomplete, fungsi motoris hilang sama sekali, senmasih tersisa di bawah level lesi.

    Frankel C = Incomplete, fungsi motris dan sensoris mterpelihara tetapi tidak fungsional.

    Frankel D = Incomplete, fungsi sensorik dan motorik mterpelihara dan fungsional.

    Frankel E = Normal, fungsi sensoris dan motorisnya normal tdeficit neurologisnya.

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    49/57

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    50/57

    DIAGNOSIS

    Pemeriksaan

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    51/57

    PENATALAKSANAAN

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    52/57

    PENCEGAHAN FRAKTUR TAMBAHAN

     

    Sebagian besar pasien dengan fraktur akibat osteoporakut harus diberikan terapi osteoporosis secara agresif.

    Pemeriksaan bone densitometry sebaiknya dilakukan pada pdengan fraktur kompresi dan sebelumnya diduga mengakehilangan massa tulang.

    National Osteoporosis Foundation menganjurkan semua wa

    yang mengalami fraktur spiral dan densitas mineral tuharus diberikan terapi seperti osteoporosis.

    Diet suplemen vitamin D dan kalsium harus optimBisphosponates (alendronate, risendronate) mengurangi insiterjadinya fraktur vertebra baru sampai lebih dari 50%.

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    53/57

    PENCEGAHAN FRAKTUR TAMBAHAN

    Raloxifene, merupakan modulator estrogen selekmenunjukkan dapat mengurangi terjadi fraktur vertebra pada tahun pertama dan sekitar 50% pada tahun ketiga.

    Kalsitonin menunjukkan penurunan resiko terjadinya fravertebra baru sekitar 1 dari 3 wanita yang mengalami fravetebra.

    Teriparatide (fortoe), merupakan preparat hormon parati

    rekombinan diberikan secara subkutan. Obat ini jmenunjukkan rendahnya resiko terjadinya fraktur vertebrameningkatkan densitas tulang pada wanita postmenopadengan osteoporosis. Obat ini bekerja pada osteoblast umenstimulasi pembentukan tulang baru.

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    54/57

    KOMPLIKASI

    Biomekanik

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    55/57

    PROGNOSIS

    Nyeri dan fraktur yang dialami akan membaik dendukungan terapi farmakologis dan farmakologis, namdengan semakin bertambahnya usia, fungsi dan strufisiologi tulang akan semakin menurun, diperlukan ukewaspadaan agar tetap menjaga stabilitas tulang belakangpencegahan trauma pada usia lanjut.

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    56/57

    PENCEGAHAN

    Hindari aktifitas fisik berat

    Olah raga seperti jogging dan berjalan cepatJaga asupan kalsium (sayuran hijau, susu tinggi kalsium dl

    Hindari defisiensi vitamin D

    Nutrisi dengan diet tinggi protein

    Berjemur pada pagi dan sore hari

    Diperlukan pendamping untuk usia lanjut

    Memperhatikan lingkungan dan berbagai penyebab untumenghindari berulangnya jatuh

  • 8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA

    57/57

    DAFTAR PUSTAKA

    1.Jong WD, Samsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC, 2005. Hal 870-874

    2.Andrew L Sherman, MD, MS; Chief Editor: Rene Cailliet, MD. Lumbar Compression Frac(diakses tanggal 17 Juli 2014). Diunduh darihttp://emedicine.medscape.com/article/309615-ove

    3.Rasjad, C. Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Jakarta : PT. Yarsif Watampone. 2007.

    4.Young W.Spinal cord injury level and classification (serial online) 2000 (diakses 10 desember

    Diunduh dari: URL: http://www.neurosurgery.ufl.edu/Patients/fracture.shtml

    5.Hanna J, Letizia M. Kyphoplasty: A treatment for osteoporotic vertebral compression frnursing journal center (serial online) 2007 ( diakses 10 Desember 2015); Dunduh dari:http://www.nursingcenter.com/library/journalarticle.asp?article_id=755899.

    6.Pearce, Evelyn C., Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta : PT Gramedia Pustaka 2006. Hal 89

    7.Philips W. Ballinger, M.S., R.T.(R). (1995), Merrill’s Atlas of Radiographic Positions and Ra

     Prosedures. Ohio : Mosby-Year Book.

    8.Apley graham and Solomon Louis. Ortopedi Fraktur System Apley; edisiketujuh. Jakarta:medika, 1995.

    9.Aron B, Walter CO. Vertebral compreesion fractures : treatment and evaluation (serial2006 ( diakses 10 desember 2015); Diunduh dari: http://bjr.birjournals.org/cgi/reprint/75/891/207.pdf.

    http://emedicine.medscape.com/article/309615-http://emedicine.medscape.com/article/309615-