Upload
dian-asriny
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
1/57
FRAKTUR KOMPRESI
Disusun Oleh
Nafila
111 2015 0124
Pembimbing
dr. Moch. Erwin Rachman!".!. M.#es
Dibawa$an Dalam Rang$a Pers%ara&an #e"ani&eraan #lini$
'agian Neurologi
(a$ul&as #edo$&eran )ni*ersi&as Muslim +ndonesia
LD
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
2/57
STATUS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 66 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis-Makassar
Alamat : Jln. Reing Sinri!ala" N#. 6A
Tanggal $emeriksaan : %& N#'em(er )%*&
+lehAsisten/,r. Bangsal : ,r. R
Bangsal/Kamar : Lantai ) Aisah" Kamar %&.
Masuk RS Tgl : %& N#'em(er )%*&
A. Identitas pasien
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
3/57
B. ANAMNESA
Keluhan utama:
Nyeri punggung bawah.
Anamnesa terpimpin:
Informasi mengenai keluhan utama:
Nyeri punggung bawah dialami sejak ± 4 jam SMRS. Akibatketinggian ± 5 meter. Nyeri punggung bertambah jika berubahmembaik saat istirahat. Pasien juga merasakan kram di pe
atas.
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
4/57
Anamnesa sistematis:
Demam (-), Nyeri kepala (-),Trauma kepala (-), sesak (+), muamuntah (+), BAB: biasa, BAK: lancar.
Informasi riwayat penyakit terdahulu (penyakit yang munmendasari keluhan umum dan penyakit-penyakit yang pediderita):
Riwayat berobat dengan keluhan yang sama tidak ada, riwtekanan darah tinggi (+), riwayat penyakit gula (-), riw. Pen jantung dan gangguan pendengaran disangkal.
Anamnesa tentang pekerjaan/keluarga/hobi, dan sebagainya:
Pasien sudah tidak bekerja
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada.
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
5/57
Anamnesa sistematis:Nyeri kepala (-), Demam (-), Trauma kepala (-), mual (+), muntah (-biasa, BAK: biasa.
Anamnesa tentang pekerjaan/keluarga/hobi, dan sebagainya:Pasien seorang pekerja serabutan
Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada.
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
6/57
C. PEMERIKSAAN FISIS
Kesan : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Gizi : Cukup
Tekanan Darah : 240/100 mmHg
Nadi : 98 x/menit
Suhu : 36.50C
Pernapasan: 24 x/menit
Anemi : -/-
Ikterus : -/-
Sianosis : -/-
TORAKS
Paru-Paru
Inpeksi : Simetris (ka=ki), tidak mengguna
bantu napas, jejas (-/-), jaringan sikatri
Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan (-), voc
(ka=ki), krepitasi (-)
Perkusi :
Sonor kiri kanan.
Batas paru hepar ICS VI dextra anterior
Batas kanan paru belakang vertebra thoraka
Batas kiri paru belakang vertebra thorakal X
Auskultasi :
Bunyi Pernapasan: Vesikuler
Bunyi Tambahan:
Rhonki (Rh) : - / -
Wheezing (Wh) : - / -
Pemeriksaan UmumPemeriksaan fisis
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
7/57
Jantung :
Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak relatif
Batas jantung :
Kanan atas : ICS II linea parasternalis
dextra
Kiri atas : ICS II linea parasternalis
sinistra
Kanan bawah : ICS V linea parasternalis
dextra
Kiri bawah : ICS V linea midclavicula
sinistra
Auskultasi: Bunyi jantung I/II murni
regular, bising jantung (-).
Abdomen :
Inspeksi : Datar, ikut gerak napa
Palpasi : Lemas/Tegang (-), Massa tumo
tekan (-), Hepar (ttb),
Perkusi
Auskultasi : Peristaltik ada, Kesa
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
8/57
Pemeriksaan Psikiatris
Emosi dan afek : Baik
Proses berfikir: Baik
Kecerdasan : Baik
Penyerapan : Baik
Kemauan : Baik
Psikomotor: Baik
Status Neurologis : GCS : E4 M6 V5
Kepala :
Posisi: Di tengah
Peno
Bentuk/ukuran: No
Ausk
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
9/57
Urat saraf kranial:
N.I (Olfaktorius) :Penghidu
N.II (Optikus) : OD OS
Ketajaman penglihatan : 6/6 6/6
Lapangan penglihatan : N N
Funduskopi : Tidak dilakukan Tidak dilakuk
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
10/57
N.III, IV, VI: OD OS
Celah kelopak mataPtosis: - -
Exoftalmus : - -
Ptosis bola mata: - -
Pupil :
Ukuran/bentuk : Bulat, Ø 2,5 mm Bulat Ø 2,5 mm
Isokor/anisokor:IsokorIsokorRefleks cahaya langsung/
Tak langsung : +/+ +/+
Refleks akomodasi : + +
Gerakan bola mata
Parese kearah - -
Nistagmus - -
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
11/57
N.V (Trigeminus):
SensibilitasN.VI: +/+
N.V2: +/+
N. V3: +/+
Motorik
Inspeksi/palpasi(istirahat/menggigit): Tidak Dilakukan
Refleks dagu/masseter : Tidak dilakukan
Refleks kornea: Tidak dilakukan
N. VII (Facialis):
Motorik : m. frontalis m. orbikularis okuli m. orbikularis oris
Istirahat: N N N
Gerakan mimik: N N N
Pengecap 2/3 lidah bagian depan : N
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
12/57
N.VIII (Auskultasi):
Pendengaran : NormalTes Rinne/weber : Tidak dilakukan
Fungsi vestibularis: Normal
N. IX/X (Glossopharingeus/vagus):
Posisi arkus pharinks (istirahat/AAH) : Di tengah
Reflex telan/muntah : Tidak dilakukan
Pengecap 1/3 lidah bagian belakang : Tidak dilakukan
Suara : Normal
Takikardi/bradikardi : Tidak dilakukan
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
13/57
N. XI (Accecorius):
Memalingkan kepala dengan/tanpa tahanan: Normal Angkat bahu : Dapat dilakukan
N. XII (Hypoglosus):
Deviasi lidah : Tidak Ada
Fasciculasi: Tidak Ada
Atrofi : Tidak Ada
Tremor : Tidak Ada
Ataxia : -
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
14/57
Leher:
Tanda-tanda perangsangan selaput otak :Kaku kuduk: -
Kernig’s sign : -/-
Kelenjar limfe: Tidak teraba
Arteri karotis :
Palpasi : Normal
Auskultasi: Tidak Dilakukan
Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran
Abdomen:
Refleks kulit dinding perut : +
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
15/57
Kolumna vertebralis :
Inspeksi : Tampak pembengkakan pada punggung bawahPergerakan : Terganggu
Palpasi : Nyeri tekan punggung bawah
Perkusi : Tidak dilakukan
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
16/57
Ekstremitas Superior inferior
1. Motorik Kanan Kiri Kanan Ki
Pergerakan N N N N
Kekuatan 5 5 5 5
Tonus Otot N N N N
Bentuk otot N N N N
Refleks fisiologis
Biceps N N N N
Triceps N N N N
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
17/57
Klonus :
Lutut : Tidak DilakukanKaki : Tidak Dilakukan
ka ki ka ki
Refleks Patologik :
Hoffman-Tromner : - -
Babinski : - -
Oppenheim : - -
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
18/57
Sensibilitas Ekstremitas Superior Ekstremitas in
1. Eksteroseptif Kanan Kiri Kanan
Nyeri N N N
Suhu Tidakdilakukan
Tidakdilakukan
Tidakdilakukan d
Gerakan halus N N N
2. Proprioseptif N N N
Rasa Sikap + + +
Rasa Nyeri dalam + + +
3. Fungsi Kortikal N N N
Rasa diskriminasi + + +
Stereognosis + + +
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
19/57
Pergerakan abnormal yang spontan : -
Gangguan koordinasi Tes jari hidung : Tidak dilakukan
Tes pronasi supinasi : Tidak dilakukan
Tes tumit : Tidak dilakukan
Tes pegang jari : Tidak dilakukan
Gangguan keseimbangan
Tes Romberg : Tidak dilakukan
Tes Gait : Tidak dilakukan
Pemeriksaan fungsi luhur :
Pemeriksaan fungsi luhu
Memori : Baik
Fungsi bahasa : Baik
Visuospasial : Bai
Fungsi eksekutif : Bai
Fungsi psikomotorik (p Kalkulasi : Baik
Gno
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
20/57
RESUME
Seorang laki-laki, 66 tahun MRS dengan low back pain sejak ± 4
yang lalu akibat jatuh dari ketinggian ± 5 meter. Pasien juga merasparastesia di abdomen. Chepalgia (-), Febris (-), Trauma capidispneu (+), naucea (+), vomiting (+), BAB: biasa, BAK: lancar. Riwberobat dengan keluhan yang sama tidak ada, riwayat hipertensriwayat DM (-), PJK dan hearing lose disangkal. Pemeriksaan usakit sedang/gizi cukup/composmentis. TD : 240/100 mmHg, nadx/menit, pernapasan 24x/menit. Semua pemeriksaan fisik dalam normal, kecuali nampak kemerahan dan bengkak dan nyeri tekan vertebrae lumbal,serta terbatas geraknya pada regio tersPemeriksaan neurologis GCS E4M6 V5, fungsi kortikal luhur dalam
normal. Nn. Cranialis dalam batas normal. Fungsi motorik dan sennormal, otonom dalam batas normal.
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
21/57
PEMERIKSAAN PENJUNJANGDarah Rutin WBC : 9,9 (normal )
Lym : 0,8 (↓)
Gra :8,6 (H)
RBC : 3,55 (↓)
Hb : 11 (normal)
PLT :11,9 (↓)
GDS 148 mg/dl
Foto Lumbosacral AP+L
Hasil foto Lumbosacral AP+L :
Pemipihan anterior daricorpus vertebrae L2
Osteofit pada aspek anterior vertebrae lumbal dengan sclerotik marginal.
SI joint/shenton’s line intak
Soft tissue baik
Kesan : Fraktur kompresi L2
Spondyloarthrosis lumbalis dengan osteoporosis senile.
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
22/57
DIAGNOSA
Kalau dapat ditetapkan :
Diagnosa klinis : Low Back PainTopis : Fraktur Lumbal II
Etiologis : Fraktur kompresi L2+ Osteoporosissenile
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
23/57
PENATALAKSANAAN
Bed rest 5 hari dan perubahan posisi setiap 2 jam untukmenghindari terjadinya dekubitus.
Diet rendah garam
IVFD RL 20 TPM
Ketorolac 30 mg/8 jam/iv
Methylprednisolon 125 mg/8 jam/iv
Ranitidin /12 jam/iv
Neurobion/24 jam/drips
Valsartan 80 mg (1-0-0)
Amlodipin 10 mg(0-0-1)
Non medikamentosa Medikamentosa
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
24/57
PROGNOSA DAN ANJURAN
PROGNOSA
qua ad vitam : Dubia ad Bonamqua ad sanationem: Dubia
ANJURAN:
Hindari aktivitas fisik yang berat.
Fisioterapi untu menghindari kontrakurPasang korset.
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
25/57
DISKUSI
fraktur kompresi biasanya bersifat insidental,menunjukkan gejala nyeri tulang belakang ringan sampai
berat.
Fraktur ini dapat disebabkan oleh kecelakaan jatuh dariketinggian dengan posisi terduduk ataupun mendapat
pukulan di kepala, osteoporosis dan adanya metastase kanker
dari tempat lain ke vertebra kemudian membuat bagianvertebra tersebut menjadi lemah dan akhirnya mudahmengalami fraktur kompresi.
Seorang laki-laki, 66 tahun MRS de
keluhan low back pain sejak ± 4 jam y
nyeri tulang belakang ringan sampa
Pada pasien ini juga Jatuh dari ketinmeter.
Teori Pasien
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
26/57
Rasa nyeri pada fraktur disebabkan oleh banyak gerak,dan pasien biasanya merasa lebih nyaman denganberistirahat.
pasien menunjukkan gejala-gejala pada abdomen sepertirasa perut tertekan, rasa cepat kenyang, anoreksia dan
penurunan berat badan. Gejala pada sistem pernafasandapat terjadi akibat berkurangnya kapasitas paru.
Nyeri dirasakan bertambah berat jika
posisi dan membaik jika beristira
Pasien juga merasakan parastesia di
Teori Pasien
T i P i
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
27/57
Kompresi akibatnya sering menyebabkan iskemia otot.Gejala dan tanda yang menyertai peningkatan tekanankompartemental mencakup nyeri, kehilangan sensasi danparalisis.
persarafan yang terganggu mengakibatkan terjadinyagangguan sensoris pada regio yang disarafi oleh segmen yangcedera tersebut.
Semua pemeriksaan fisik dalam bata
kecuali nampak kemerahan dan ben
nyeri tekan pada vertebrae lum
terbatas geraknya pada regio tersebut
Pemeriksaan neurologis GCS E4M6 V
kortikal luhur dalam batas norm
Cranialis dalam batas normal. Fungs
dan sensorik normal, otonom dala
normal.
Teori Pasien
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
28/57
bahaya dari bedrest yang terlalu lama pada orang tua adalah,
meningkatkan kehilangan densitas tulang, deconditioning,thrombosis, pneumonia, ulkus dekubitus, disorientasi dandepresi.
Pada pasien hipertensi diet rendah garam untuk menurunkankadar Na dalam darah.
bed rest 5 hari
diet rendah garam
Teori Pasien
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
29/57
Analgetik digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, biasadiberikan sebagai terapi awal untuk menghindari dari bedrestyang terlalu lama
Immunosupresan yang menekan proses inflamasi
sebagai reseptor anti histamin dua (AH2), yang dimaksudkansebagai protektor tambahan terhadap lambung, dikarenakan
pada pasien ini diberikan analgetik sehingga sebagaipencegahan.
Ketorolac 30 mg/8 jam/iv
Methylprednisolon 125 mg/8 jam
Ranitidin /12 jam/iv
Teori Pasien
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
30/57
vitamin untuk melindungi sel saraf. Memperbaikimetabolisme tubuh dan memenuhi kebutuhan sehari-hariakan vitamin B complex, khususnya vit B6 dan B12dibutuhkan dalam proses pembentukan dan pematangan seldarah merah.
Angiotensin reseptor blocker
Calsium Channel Blocker
Neurobion /24 jam/drips : Vit. B1, B
Valsartan 80 mg (1-0-0)
Amlodipin 10 mg(0-0-1)
Teori Pasien
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
31/57
Bracing merupakan terapi yang biasa dilakukan padamanajemen akut non operatif. Ortose membantu dalammengontrol rasa nyeri dan membantu penyembuhan denganmenstabilkan tulang belakang. Dengan mengistirahatkanpada posisi fleksi, maka akan mengurangi takanan padakolumna anterior dan rangka tulang belakang.
pemasangan korset
Teori Pasien
Hari/tgl Pemeriksaan ,era"i
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
32/57
5.11.2015
1
1
S: Neri unggung (a0ah 123" 4AS
+: T5 : )%/*%% mm7g.
89S : M64&
KL : ,(n
Nn. 9ranialis :,(n
M#t#rik :
$: n n K: & & T : n n
n n & & n n
R : n n R$ : - -
n n - -
Sens#rik : ,(n
+t#n#m :,(n
La( :
;B9 : 3
8ra :="6 173RB9 : ?"&& 1>3
7( : ** 1n#rmal3
$LT :**< 1>3
Uri, Ai, : 6"*6 173
85S :*= 173
9reatinin : *" 173
A: LB$ e. Sus. raktur k#mresi
55 : S#n,il#lstesis" +ste##r#sis.
*. I45 RL *6 Tm
). Ket#r#la ?% mg/= !am/i'
?. Methlre,nis#l#n *)& mg/=
!am/i'
. Raniti,in/*) !am/i'
&. Neur#(i#n/) !am/,ris
6. 4alsartan =% mg 1*-%-%3
@. Aml#,iin *% mg 1%-%-*3
6.**.)%*& S: Neri unggung (a0ah 123 *. Ket#r#la ?% mg/= !am/i'
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
33/57
)
)
+: T5 : *6%/
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
34/57
7.11.2015
3
3
S : Nyeri punggung bawah (+)
O : TD : 160/100 mmHg
GCS : E4M6 V5
FKL : dbn
Nn. Cranialis :dbn
Motorik :
P: n n K: 5 5 T : n n
n n 5 5 n n
RF : n n RP : - -
n n - -
Sensorik : dbn
Otonom :dbn
A: LBP ec. Susp. Fraktur kompresi
DD :Osteoporosis senile
1. Ketorolac 30 mg/8 jam/iv
2. Methylprednisolon 125
mg/8 jam/iv
3. Ranitidin/12 jam/iv
4. Neurobion/24 jam/drips
5. Valsartan 80 mg (1-0-0)
6. Amlodipin 10 mg (0-0-1)
7. Ceftriaxon 1gr/12 jam/ iv
8. Chlorpromazin 25 mg
1x1(bila cegukan)
10.11.2015 S : Nyeri punggung berkurang 1. Methylprednisolon 125
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
35/57
6
6
O : TD : 150/90 mmHg
GCS : E4M6 V5
FKL : dbn
Nn. Cranialis :dbn
Motorik :
P: n n K: 5 5 T : n n
n n 5 5 n n
RF : n n RP : - -
n n - -
Sensorik : n n
n n
Otonom :dbn
A: LBP ec. Fraktur kompresi
DD : Osteoporosis senile
P:
- Beddrest selama 5 hari
- usulFisioteraiuntuk emasanan
mg/8 jam/iv
2. Ranitidin/12 jam/iv
3. Neurobion/24 jam/drips
4. Valsartan 80 mg (1-0-0)
5. Amlodipin 10 mg (0-0-1)
6. Ceftriaxon 1gr/12 jam/
iv (H5)
7. Chlorpromazin 25 mg
1x1(bila cegukan)
14112015 S:Nyeripunggungberkurang 1 IVFDRL20tpm
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
36/57
14.11.2015
10
10
S : Nyeri punggung berkurang
O : TD : 130/80 mmHg
GCS : E4M6 V5
FKL : dbn
Nn. Cranialis :dbn
Motorik :
P: n n K: 5 5 T : n n
n n 5 5 n n
RF : n n RP : - -
n n - -
Sensorik : dbn
Otonom :dbn
A: LBP ec. Fraktur kompresi
DD : Osteoporosis senile
1. IVFD RL 20 tpm
2. Methylprednisolon 125
mg/8 jam/iv
3. Ranitidin/12 jam/iv
4. Neurobion/24
jam/drips
5. Valsartan 80 mg (1-0-
0)
6. Amlodipin 10 mg (0-0-
1)
7. STOP Ceftriaxone
16.11.2015 S : Nyeri punggung menghilang, 1. Meloxicam 7,5 mg,
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
37/57
12
12
y p gg g g g,
kesemutan pada kaki sebelah kiri.
O : TD : 140/90 mmHg
GCS : E4M6 V5
FKL : dbn
Nn. Cranialis :dbn
Motorik :
P: n n K: 5 5 T : n n
n n 5 5 n n
RF : n n RP : - -
n n - -
Sensorik : dbn
Otonom :dbn
A: LBP ec. Fraktur kompresi
Osteoporosis senile
P: Fisisoterapi (minta stagen)
, g,
Methylprednisolon 2
mg 2x1
2. Neurodex 1x1
3. Valsartan 80 mg (0-0-
1)
4. Amlodipin 10 mg (1-0-
0)
5. Alpentin 100 mg,
Amitriptilin 2x1
6. Omeprazole 1x1 tab
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
38/57
17.11.2015
13
13
S : Nyeri punggung berkurang,
kesemutan pada kaki berkurang.
O : TD : 130/70 mmHg
GCS : E4M6 V5
FKL : dbn
Nn. Cranialis :dbn
Motorik :
P: n n K: 5 5 T : n n
n n 5 5 n n
RF : n n RP : - -
n n - -
Sensorik : dbn
Otonom :dbn
A: LBP ec. Fraktur kompresi
Osteoporosis senile
1. Meloxicam 7,5 mg,
Methylprednisolon 2 mg
2x1
2. Neurodex 1x1
3. Valsartan 80 mg (0-0-1)
4. Amlodipin 10 mg (1-0-0)
5. Alpentin 100 mg,
Amitriptilin 2x1
6. Omeprazole 1x1 tab
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
39/57
18.11.2015
14
14
S : Nyeri punggung berkurang.
O : TD : 100/60 mmHg
GCS : E4M6 V5
FKL : dbn
Nn. Cranialis :dbn
Motorik :
P: n n K: 5 5 T : n n
n n 5 5 n n
RF : n n RP : - -
n n - -
Sensorik : dbn
Otonom :dbn
A: LBP ec. Fraktur kompresi
Osteoporosis senile
1. Meloxicam 7,5 mg,
Methylprednisolon
2 mg 2x1
2. Neurodex 1x1
3. Valsartan 80 mg
(0-0-1)
4. Amlodipin 5 mg
(1-0-0)
5. Alpentin 100 mg,
Amitriptilin 2x1
6. Omeprazole 1x1
tab
*
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
40/57
*&
*&
+ : T5 : **%/6% mm7g
89S : M64&
KL : ,(n
Nn. 9ranialis :,(n
M#t#rik :
$: n n K: & & T : n n
n n & & n n
R : n n R$ : - -
n n - -
Sens#rik : ,(n
+t#n#m :,(n
A: LB$ e. raktur k#mresi
+ste##r#sis senile
Methlre,nis#l#n ) mg
)*
). Neur#,e **
?. 4alsartan =% mg 1%-%-*3
. Aml#,iin & mg 1*-%-%3
&. Alentin *%% mg" Amitritilin
)*
6. +meraC#le ** ta(
)%.**.)%*& S : Neri unggung hilang/mem(aik *. Neur#,e **
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
41/57
*6
*6
gg g g
+ : T5 : *)%/@% mm7g
89S : M64&
KL : ,(n
Nn. 9ranialis :,(n
M#t#rik :
$: n n K: & & T : n n
n n & & n n
R : n n R$ : - -
n n - -
Sens#rik : ,(n
+t#n#m :,(n
A: LB$ e. raktur k#mresi
+ste##r#sis senile
$: B#leh ra0at !alan
). 4alsartan =% mg 1%-%-*3
?. Aml#,iin & mg 1*-%-%3
. Alentin *%% mg" Amitritilin
)*
&. +meraC#le ** ta(
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
42/57
KAJIAN TEORI
Fraktur kompresi (wedge fractures) merupakan kompresi p
bagian depan corpus vertebralis yang tertekan dan membepatahan irisan. Fraktur kompresi adalah fraktur tersering mempengaruhi kolumna vertebra.
Fraktur ini dapat disebabkan oleh kecelakaan jatuh dari ketingdengan posisi terduduk ataupun mendapat pukulan di keosteoporosis dan adanya metastase kanker dari tempat lai
vertebra kemudian membuat bagian vertebra tersebut melemah dan akhirnya mudah mengalami fraktur kompresi. Verdengan fraktur kompresi akan menjadi lebih pendek ukuradaripada ukuran vertebra sebenarnya. Trauma vertebra mengenai medula spinalis dapat menyebabkan defisit neoroberupa kelumpuhan.4
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
43/57
EPIDEMIOLOGI
Fraktur kompresi vertebra merupakan jenis fraktur yang s
terjadi dan merupakan masalah yang serius. Setiap tahun se700.000 insidensi di Amerika Serikat,
prevalensinya meningkat 25% pada wanita yang berumur d50tahun. Satu dari dua wanita dan satu dari empat lakberumur lebih dari 50 tahun menderita osteoporosis berhubudengan fraktur. Insidensi fraktur kompresi vertebra menin
secara progresif berdasarkan semakin bertambahnya usia,prevalensinya sama antara laki-laki (21,5%) dan wa(23,5%), yang diukur berdasarkan suatu studi pemerikradiologi
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
44/57
ETIOLOGI
Trauma langsung
Trauma tidak langsung
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
45/57
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
46/57
FleksiFleksiKompresiHiperekstensiFleksi
MEKANISME TRAUMA
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
47/57
Pembagian trauma vertebra menurut BEATSON (1963)membedakan atas 4 grade:
Grade I = Simple Compression Fraktur
Grade II = Unilateral Fraktur Dislocation
Grade III = Bilateral Fraktur Dislocation
Grade IV = Rotational Fraktur Dislocation
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
48/57
Klasifikasi derajat kerusakan medulla spinalis :
Frankel A = Complete, fungsi motoris dan sensoris hilang sekali di bawah level lesi.
Frankel B = Incomplete, fungsi motoris hilang sama sekali, senmasih tersisa di bawah level lesi.
Frankel C = Incomplete, fungsi motris dan sensoris mterpelihara tetapi tidak fungsional.
Frankel D = Incomplete, fungsi sensorik dan motorik mterpelihara dan fungsional.
Frankel E = Normal, fungsi sensoris dan motorisnya normal tdeficit neurologisnya.
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
49/57
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
50/57
DIAGNOSIS
Pemeriksaan
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
51/57
PENATALAKSANAAN
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
52/57
PENCEGAHAN FRAKTUR TAMBAHAN
Sebagian besar pasien dengan fraktur akibat osteoporakut harus diberikan terapi osteoporosis secara agresif.
Pemeriksaan bone densitometry sebaiknya dilakukan pada pdengan fraktur kompresi dan sebelumnya diduga mengakehilangan massa tulang.
National Osteoporosis Foundation menganjurkan semua wa
yang mengalami fraktur spiral dan densitas mineral tuharus diberikan terapi seperti osteoporosis.
Diet suplemen vitamin D dan kalsium harus optimBisphosponates (alendronate, risendronate) mengurangi insiterjadinya fraktur vertebra baru sampai lebih dari 50%.
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
53/57
PENCEGAHAN FRAKTUR TAMBAHAN
Raloxifene, merupakan modulator estrogen selekmenunjukkan dapat mengurangi terjadi fraktur vertebra pada tahun pertama dan sekitar 50% pada tahun ketiga.
Kalsitonin menunjukkan penurunan resiko terjadinya fravertebra baru sekitar 1 dari 3 wanita yang mengalami fravetebra.
Teriparatide (fortoe), merupakan preparat hormon parati
rekombinan diberikan secara subkutan. Obat ini jmenunjukkan rendahnya resiko terjadinya fraktur vertebrameningkatkan densitas tulang pada wanita postmenopadengan osteoporosis. Obat ini bekerja pada osteoblast umenstimulasi pembentukan tulang baru.
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
54/57
KOMPLIKASI
Biomekanik
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
55/57
PROGNOSIS
Nyeri dan fraktur yang dialami akan membaik dendukungan terapi farmakologis dan farmakologis, namdengan semakin bertambahnya usia, fungsi dan strufisiologi tulang akan semakin menurun, diperlukan ukewaspadaan agar tetap menjaga stabilitas tulang belakangpencegahan trauma pada usia lanjut.
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
56/57
PENCEGAHAN
Hindari aktifitas fisik berat
Olah raga seperti jogging dan berjalan cepatJaga asupan kalsium (sayuran hijau, susu tinggi kalsium dl
Hindari defisiensi vitamin D
Nutrisi dengan diet tinggi protein
Berjemur pada pagi dan sore hari
Diperlukan pendamping untuk usia lanjut
Memperhatikan lingkungan dan berbagai penyebab untumenghindari berulangnya jatuh
8/17/2019 LAPORAN KASUS NAFILA
57/57
DAFTAR PUSTAKA
1.Jong WD, Samsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC, 2005. Hal 870-874
2.Andrew L Sherman, MD, MS; Chief Editor: Rene Cailliet, MD. Lumbar Compression Frac(diakses tanggal 17 Juli 2014). Diunduh darihttp://emedicine.medscape.com/article/309615-ove
3.Rasjad, C. Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi. Jakarta : PT. Yarsif Watampone. 2007.
4.Young W.Spinal cord injury level and classification (serial online) 2000 (diakses 10 desember
Diunduh dari: URL: http://www.neurosurgery.ufl.edu/Patients/fracture.shtml
5.Hanna J, Letizia M. Kyphoplasty: A treatment for osteoporotic vertebral compression frnursing journal center (serial online) 2007 ( diakses 10 Desember 2015); Dunduh dari:http://www.nursingcenter.com/library/journalarticle.asp?article_id=755899.
6.Pearce, Evelyn C., Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta : PT Gramedia Pustaka 2006. Hal 89
7.Philips W. Ballinger, M.S., R.T.(R). (1995), Merrill’s Atlas of Radiographic Positions and Ra
Prosedures. Ohio : Mosby-Year Book.
8.Apley graham and Solomon Louis. Ortopedi Fraktur System Apley; edisiketujuh. Jakarta:medika, 1995.
9.Aron B, Walter CO. Vertebral compreesion fractures : treatment and evaluation (serial2006 ( diakses 10 desember 2015); Diunduh dari: http://bjr.birjournals.org/cgi/reprint/75/891/207.pdf.
http://emedicine.medscape.com/article/309615-http://emedicine.medscape.com/article/309615-