LAPORAN KASUS Skizoafektif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

psikiatri

Citation preview

  • 5/26/2018 LAPORAN KASUS Skizoafektif

    1/17

    LAPORAN KASUS

    F25.2 SKIZOAFEKTIF TIPE CAMPURAN

    A.IDENTITAS PASIEN Nama : Nn. NO Tanggal lahir : 1 Oktober 1996 Umur : 17 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pendidikan : SMA kelas 2 Pekerjaan : - Agama : Islam Suku/Bangsa : Lampung Alamat : Jl. Merdeka no 3XX RT 001 RW 003 Kel. Pasar

    Madang, Kec. Kota Agung, Kab. Tanggamus,

    Lampung Timur

    Status pernikahan : Belum Menikah Nomor CM : 0241XX Tanggal Pemeriksaan : 2 Mei 2014. Pukul 12.45 WIB

    B.ANAMNESIS PSIKIATRI (Allo-Autoanamnesa)I. RIWAYAT PENYAKIT

    a. Keluhan UtamaSulit tidur, berbicara banyak, dan tiba-tiba menangis.

    b.Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke RSJ dengan kedua orang tuanya, tetangga dan bibinya

    sekitar sepuluh hari yang lalu. Menurut keluarganya pasien dibawa ke RSJ

    karena sebulan belakangan ini pasien sering marah-marah, berbicara sendiri

    tanpa lawan bicara yang jelas. Pasien terlihat sering tertawa tanpa sebab

    yang jelas. Keluarga menceritakan saat pasien mengamuk pernah sampai

  • 5/26/2018 LAPORAN KASUS Skizoafektif

    2/17

    memecahkan kaca rumah. Keluarga juga mengatakan pasien sering terlihat

    bernyanyi, meringis tertawa dan menangis sendiri. Pasien juga mengatakan

    bahwa ia selalu merasa tidak diperhatikan oleh kedua orang tuanya, tidak

    dibiayai sekolahnya sehingga pasien merasas tidak percaya diri. Pasien

    mengatakan pasien dituduh hamil oleh teman-temannya disekolah, padahal

    pasien mengaku belum pernah melakukan hubungan badan dengan siapapun.

    Pasien juga mengatakan sering mendengar suara orang-orang disekitarnya

    dan merasa curiga seperti membicarakan tentang kejelekannya.

    Pasien mengatakan pernah mimpi berjalan di jembatan Shiratal Mustakin

    dan orang yang dineraka meminta pertolongan pasien, karena menurut

    pasien hanya pasian yang dapat menolong mereka keluar dari nerakatersebut. Dikarenakan kondisi pasien yang mudah tersinggung, mudah

    marah, mengamuk, berbicara sendiri, merasa curiga terhadap orang lain dan

    keluarga serta upaya tindakan pasien yang mencoba untuk melukai diri

    sendiri (memecahkan kaca rumah dengan menggunakan tangan), akhirnya

    keluarga memutuskan untuk membawa dan merawat pasien di RSJ.

    c. Riwayat Penyakit Sebelumnyaa. Riwayat Penyakit Jiwa Sebelumnya

    Pasien dan keluarga pasien mengaku keluhan dan yang disertai marah-

    marah untuk pertama kalinya pada 1 bulan lalu. Dan belum pernah

    menjalani pengobatan dari RSJ.

    b.Riwayat Penyakit DahuluRiwayat dan keluhan penyakit fisik yang terkait dengan penyakit

    sekarang tidak ada.

    c. Riwayat Penggunaan Zat AdiktifPasien dan keluarga menyangkal penggunaan zat psikoaktif, merokok,

    dan minuman beralkohol.

  • 5/26/2018 LAPORAN KASUS Skizoafektif

    3/17

    II.RIWAYAT PRAMORBIDa. Riwayat Kehamilan dan Persalinan

    Menurut keluarga, pasien lahir normal, cukup bulan, dibantu oleh bidan,

    tidak ada kecacatan ketika lahir.

    b.Riwayat Bayi dan BalitaMenurut ayah pasien, pasien diberi ASI dan susu formula selama 2 tahun

    dan perkembangan pasien saat bayi dan balita sesuai dengan bayi dan balita

    seusianya.

    c. Riwayat Anak dan RemajaMenurut keluarga, pasien merupakan anak aktif bergerak, banyak biacara,

    terkadang suka mengurungi diri. Jika ada masalah, ia menceritakan kepada

    hamper semua anggota keluarga. Pasien lebih sering berada dirumah

    daripada bermain dengan teman-temannya.

    III.RIWAYAT PENDIDIKANPasien hanya sampai kelas II SMA. Ia menempuh SD dalam kurun waktu 6

    tahun, SMP dalam kurun waktu 3 tahun, dan SMA dalam 2 tahun dalam suatu

    pondok pesantren di daerah Tangerang Banten Jawa Barat. Keluarga

    mengatakan bahwa pasien memiliki cukup banyak teman dan bermain serta

    belajar sama seperti anak-anak lainnya. Keluarga juga mengatakan bahwa

    walaupun pasien biasa-biasa saja dalam hal belajar namun pasien mampu

    mengikuti pelajaran dengan baik. Keluhan guru terhadap pasien dalam proses

    belajar disangkal oleh keluarga.

    IV.RIWAYAT PERKAWINANPasien belum menikah.

  • 5/26/2018 LAPORAN KASUS Skizoafektif

    4/17

    V. RIWAYAT PEKERJAANPasien masih menjalani pendidikan SMA kelas II belum pernah bekerja.

    Namun pasien membantu ibunya dirumah dan membantu mengasuh adik-

    adiknya.

    VI.RIWAYAT KEHIDUPAN KELUARGAPasien merupakan anak pertama dari 5 bersaudara. Sejak lahir hingga remaja, ia

    dirawat dan diasuh oleh kedua orang tuanya. Ia hidup dalam keluarga yang

    memiliki status ekonomi menengah kebawah, ayahnya merupakan nelayan dan

    ibunya berjualan bakso didepan rumahnya. Pasien memiliki hubungan yang

    baik dengan kedua orang tua namun lebih dominan ke ayahnya, dan pasien

    perhatian dengan adik-adiknya.

    Skema Pohon Keluarga

    Keterangan:

    = Laki-Laki

    = Pasien

    = Perempuan

  • 5/26/2018 LAPORAN KASUS Skizoafektif

    5/17

    VII.SITUASI SEKARANGPasien tinggal bersama kedua orang tuanya bersama keempat adiknya.

    VIII.PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN KEHIDUPANYAPasien kadang merasa dirinya sakit tapi juga merasa bahwa dirinya tidak apa-

    apa.

    C.STATUS MENTALI. Deskripsi Umum

    a. PenampilanSeorang perempuan terlihat lebih muda dari usianya memakai seragam RSJ

    Provinsi Lampung, baju kaos merah polos dan celana olahraga orange

    bermotif dua garis merah di sisi luar kanan-kiri celama, perawakan kecil

    dengan berat badan cukup, kulit kuning kecoklatan, rambut keriting sebahu

    dikuncir tampak kering dan tidak tersisir rapi, kuku pendek dan cukup

    bersih.

    b. Kesadaran : Jernihc. Perilaku dan aktivitas psikomotor

    Pasien berbicara spontan, banyak, lancar, volume fluktuatif. Kontak mata

    baik, sesekali pasien menggerakkan organ motoriknya seperti kepala untuk

    menoleh orang disekitarnya dan mengajak bicara, sesekali pasien berdiri,

    sesekali pasien ingin sujud, dan terkadang pasien merubah posisi arah

    badannya. Pasien juga mengeluarkan air mata dan volume suara meninggi

    jika perasaannya sedih. Tiba-tiba setelah itu pasien tidak menangis lagi dan

    dapat menceritakan hal-hal lainnya dengan suasana perasaan yang berbeda.

    Pasien juga sering memegang kedua dahinya dan mengerutkan dahi jika

    merasa terganggu dengan suara/perilaku pasien lainnya dibangsal.

    Terkadang pasien memegang tangan pemeriksa memohon dipulangkan dari

    RSJ. Namun pasien dengan kooperatif mengikuti perintah dari pemeriksa,

  • 5/26/2018 LAPORAN KASUS Skizoafektif

    6/17

    misalnya untuk tidak menangis, tidak duduk dilantai, tidak berdiri dan

    lainnya.

    d. Pembicaraan : Spontan, banyak, lancar, mendominasi, fly of idea, intonasisedang, volume fluktuatif, amplitudo jelas, kualitas cukup, kuantitas cukup

    namun sesekali terdapat inkoherensi.

    e. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif

    II.Keadaan Afektifa. Mood : fluktuatifb. Afek : luasc. Keserasian : inappropriate

    III.Fungsi Intelektual (Kognitif)a. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : kurang sesuai

    dengan taraf pendidikan pasien

    b. Daya konsentrasi : kurangc. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) : baikd.

    Daya ingat : Jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek, dan jangkasegera baik.

    e. Pikiran abstrak : sedikit terganggu

    IV.Gangguan Persepsi :a. Halusinasi : terdapat halusinasi auditorikb. Ilusi : Tidak adac. Depersonalisasi : Tidak ada

    Derealisasi : Tidak ada

    V.Proses Berpikir :a. Arus pikiran :

    1. Produktivitas : Cukup

  • 5/26/2018 LAPORAN KASUS Skizoafektif

    7/17

    2. Kontinuitas : flight of idea, namun sesekali ditemukaninkoherensi

    3. Hendaya berbahasa : Tidak ditemukanb.Isi pikiran

    Waham (+) :

    1. Kebesaran2. Kejar

    VI.Daya Nilaia.Norma sosial : Tidak terganggub. Uji daya nilai : Tidak tergangguc. Penilaian realitas : Tidak terganggu

    VII.TilikanTilikan1. Penyangkalan penuh terhadap gangguan dialaminya.

    VIII.Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

    D.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

    a. Tanda-tanda vital: TD = 120/80 mmHg N = 88 x/menit P = 20 x/menit S = 36,4C

    b. Pemeriksaan Fisik Mata : Tidak ditemukan kelainan Hidung : Tidak ditemukan kelainan

  • 5/26/2018 LAPORAN KASUS Skizoafektif

    8/17

    Telinga : Tidak ditemukan kelainan Paru : Tidak ditemukan kelainan Jantung : Tidak ditemukan kelainan Abdomen : Tidak ditemukan kelainan

    c. Pemeriksaan LaboratoriumTanggal 23 April 2014

    Hemoglobin : 14,0 g/dl

    Hematokrit : 39%

    LED 1 jam : -

    Leukosit : 8200 sel/mm

    GDS : -

    Protein total : -

    SGPT/SGOT : 23/31 U/l

    Ureum : -

    Kolesterol total : -

    Asam urat : -

    Trigliserida : -

    E.IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAPasien Nn. NO, 17 tahun, SMA, Islam, suku Lampung, beralamat di Tanggamus,

    Lampung Timur, pelajar, telah dilakukan auto-alloanamnesa pada tanggal 2 Mei

    2014 pukul 12.45 WIB.

    Pasien terlihat sesuai dengan usianya, cara berpakaian rapi dan perawatan diri

    terkesan baik. Pasien dibawa dengan keluhan sebulan belakangan ini pasien sering

    marah-marah, berbicara sendiri tanpa lawan bicara yang jelas. Pasien terlihat

    sering tertawa tanpa sebab yang jelas. Keluarga menceritakan saat pasien

    mengamuk pernah sampai memecahkan kaca rumah. Keluarga juga mengatakan

    pasien sering terlihat bernyanyi, meringis tertawa dan menangis sendiri.

  • 5/26/2018 LAPORAN KASUS Skizoafektif

    9/17

    Saat wawancara pasien kontak mata baik dan pasien cukup tenang. Pembicaraan

    spontan, lancar, intonasi sedang, volume cukup, kualitas cukup, kuantitas cukup

    namun sesekali terdapat inkoherensi dan peningkatan aktivitas motorik. Sikap

    pasien kooperatif.

    Pasien menjalani pendidikan hingga kelas II SMA namun tidak melanjutkan

    dikarenakan pasien merasa tidak dibiayai oleh orang tuanya. Saat SD pasien tidak

    pernah ada masalah baik dalam akademik maupun sosial. Menurut pengakuan

    keluarga pasien memiliki cukup banyak teman. Pada pasien daya konsentrasinya

    kurang baik, namun saat wawancara berlangsung memori segera, jangka pendek,

    menengah dan panjang cukup baik. Orientasi tempat, waktu dan orang baik.

    F.FORMULASI DIAGNOSISPada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi dan isi pikir yang bermakna

    serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam

    pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien

    ini mengalami gangguan jiwa.

    a. Aksis IBerdasarkan data-data yang didapat melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan

    rekam medik, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, demam tinggi atau

    kejang sebelumnya ataupun kelainan organik. Tidak pernah ada riwayat

    penggunaan zat psikoaktif. Hal ini dapat menjadi dasar untuk

    menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F.0) dan penggunaan

    zat psikoaktif (F.1).

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dengan pasien dan keluarga.

    Pada pasien didapatkan halusinasi auditorik dan halusinasi visual yang

    menetap, dan gangguan afektif sama-sama menonjol dalam pada saat yang

    bersamaan (simultaneously)terdapat tipe manik dan tipe depresif yakni pasien

    tiba-tiba menangis setelah menceritakan kejadian yang menyenangkan. Semua

  • 5/26/2018 LAPORAN KASUS Skizoafektif

    10/17

    gejala tersebut sudah dialami sejak 1 tahun SMRS. Dari data ini menjadi dasar

    untuk mendiagnosis bahwa pasien menderita skizoafektif tipe campuran

    (F25.2).

    b.Aksis IIAksis II tidak ada diagnosis dikarenakan pada pasien hanya didapatkan tumbuh

    kembang saat masa kanak-kanak baik, pasien mampu menyelesaikan

    pendidikan sampai tamat SD. Hal ini menyingkirkan diagnosis retardasi

    mental (F.70)

    Selain itu pada pasien tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian. Maka

    dapat disimpulkan tidak ada diagnosis.

    c. Aksis IIIPada anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan riwayat penyakit fisik.

    Oleh karena itu aksis III tidak ada diagnosis.

    d.Aksis IVPada pasien memiliki masalah dalam hal perekonomian yang mengakibatkan

    adanya kesulitan pada pasien yang ingin melanjutkan pendidikannya, sehingga

    pasien merasa tidak berguna dan memalukan orang tua. Pasien juga

    mendapatkan perkataan yang mengejek pasien oleh lingkungan temannya

    sehingga pasien tidak percaya diri dan teringat selalu perkataan teman-

    temannya.

    e. Aksis VPenilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya

    menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning). Pada saat

    dilakukan wawancara, skor GAF 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap,

    disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik). GAF tertinggi

    selama satu tahun terakhir adalah 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).

  • 5/26/2018 LAPORAN KASUS Skizoafektif

    11/17

    G.EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I : F 25.2 Skizoafektif Tipe Campuran Aksis II : Kesan ciri kepribadian paranoid Aksis III : Tidak ada Aksis IV : ekonomi keluarga dan psikososial Aksis V : GAF 70 61 (saat ini)

    GAF 6051 (HLPY)

    H.DAFTAR PROBLEMa. Organobiologik: Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna, tetapi

    diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter.

    b. Psikologik: Ditemukan hendaya dalam menilai realita berupa halusinasiauditorik dan visual serta waham kebesaran, dan waham kejar sehingga pasien

    membutuhkan psikoterapi.

    c. Sosiologik: Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial pasien butuhsosioterapi.

    I. PROGNOSISa. Quo ad vitam : Bonamb. Quo ad functionam : Dubia ad bonamc. Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

    J. RENCANA TERAPIa. Psikofarmaka :

    Stelazin tab 3 x 5 mg

    Trihexipenidil 2 x 2 mg

    b. Psikoterapi Supportif Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan

    keluhan dan isi hati sehingga pasien menjadi lega.

  • 5/26/2018 LAPORAN KASUS Skizoafektif

    12/17

    Konseling : memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya danmemahami kondisinya lebih baik dan menganjurkan untuk berobat teratur.

    Sosioterapi : memberikan penjelasan pada keluarga pasien dan orang sekitarpasien untuk memberikan dorongan dan menciptakan lingkungan yang

    kondusif.

    K.PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKAa. Apakah diagnosa sudah tepat?

    Menurut kami diagnosa pada kasus ini sudah tepat karena:

    Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan mood depresi dan tanda-tanda

    mania seperti banyak bicara, meningkatkan aktivitas motoric yang bermakna

    serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam

    pendidikan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa

    pasien ini mengalami gangguan jiwa.

    Aksis I

    Berdasarkan data-data yang didapat melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan

    rekam medik, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, demam tinggi atau

    kejang sebelumnya ataupun kelainan organik. Tidak pernah ada riwayatpenggunaan zat psikoaktif. Hal ini dapat menjadi dasar untuk

    menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F.0) dan penggunaan

    zat psikoaktif (F.1).

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dengan pasien dan keluarga.

    Pada pasien didapatkan halusinasi auditorik dan halusinasi visual yang

    menetap, dan gangguan afektif sama-sama menonjol dalam pada saat yang

    bersamaan (simultaneously)terdapat tipe manik dan tipe depresif yakni pasien

    tiba-tiba menangis setelah menceritakan kejadian yang menyenangkan. Semua

    gejala tersebut sudah dialami sejak 1 tahun SMRS. Dari data ini menjadi dasar

    untuk mendiagnosis bahwa pasien menderita skizoafektif tipe campuran

    (F25.2).

  • 5/26/2018 LAPORAN KASUS Skizoafektif

    13/17

    Aksis II

    Aksis II tidak ada diagnosis dikarenakan pada pasien hanya didapatkan tumbuh

    kembang saat masa kanak-kanak baik, pasien mampu menyelesaikanpendidikan sampai tamat SD. Hal ini menyingkirkan diagnosis retardasi

    mental (F.70)

    Selain itu pada pasien tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian. Maka

    dapat disimpulkan tidak ada diagnosis.

    Aksis III

    Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan riwayat penyakit fisik.

    Oleh karena itu aksis III tidak ada diagnosis.

    Aksis IV

    Pada pasien memiliki masalah dalam hal perekonomian yang mengakibatkan

    adanya kesulitan pada pasien yang ingin melanjutkan pendidikannya, sehingga

    pasien merasa tidak berguna dan memalukan orang tua. Pasien juga

    mendapatkan perkataan yang mengejek pasien oleh lingkungan temannya

    sehingga pasien tidak percaya diri dan teringat selalu perkataan teman-

    temannya. (Masalah ekonomi keluarga dan psikososial)

    Aksis V

    Penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya

    menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning). Pada saat

    dilakukan wawancara, skor GAF 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap,

    disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik). Hal ini ditandai

    dengan pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri disertai

    gejala psikotik yang ringan. GAF tertinggi selama satu tahun terakhir adalah

    60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).Hal ini ditandai dengan pasien masih

    mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri namun sesekali ia butuh

    bantuan dari keluarga disertai gejala psikotik yang cukup sedang.

  • 5/26/2018 LAPORAN KASUS Skizoafektif

    14/17

    b. Apakah rencana terapi sudah tepat?Menurut kami rencana terapi pada kasus ini sudah tepat karena pemberian obat

    berdasarkan keluhan dan gejala psikotik yang didapatkan (gejala positif lebihterlihat). Oleh karena itu kami memilih antipsikotik tipikal Stelazine 3 x 5 mg

    dengan dosis anjuran 10-15 mg/hari. Selain itu diberikan obat antikolinergik

    trihexypenidil 2 x 2 mg, sebagai profilaksis terjadinya efek samping dari obat

    typikal tersebut. Seabaiknya untuk pengobatan skizofren ini dilakukan

    pengobatan single therapy dahulu, obat antikolinergik dapat diberikan pada

    pasien jika sudah menunjukkan tanda-tanda adanya gejala ekstrapiramidal.

    Selain Stelazin, dapat diberikan pula Haloperidol dengan telah memastikan

    terlebih dahulu bahwa fungsi ginjal dalam keadaan normal.

    c. Apakah prognosa sudah tepat?Prognosis mendukung kearah lebih baik:

    Pasien termotivasi untuk sembuh; Keluarga mendukung pasien untuk sembuh;Hal yang mendukung kearah lebih buruk:

    Faktor ekonomi yang mempengaruhi pengobatan pasien; Perjalanan penyakit yang sudah berlangsung buruk

  • 5/26/2018 LAPORAN KASUS Skizoafektif

    15/17

    AUTOANAMNESIS

    Dilakukan pada tanggal 28 April 2014 pukul 12.30 WIB.

    Selamat siang mbak, perkenalkan saya dokter muda Cyntia yang bertugas di

    ruangan ini, sekarang saya akan memeriksa perkembangan mbak sambil

    bertanya-tanya sedikit ya.

    1. Dengan mbak siapa?Jawab : Laura

    2. Umur mbak berapa?Jawab : 23 tahun

    3. Alamat sekarang dimana?Jawab : Sukadana, Lampung Timur

    4. Mbak sudah makan tadi, makan dengan apa?Jawab :Makan pake telor dan sayur dok

    5. Apakah mbak tahu, sekarang mbak ada dimana?Jawab : di RS jiwa dok

    6. Siapa yang membawa bapak ke RS?Jawab :orang tua saya sama adek-adek saya

    7. Kenapa mbak dibawa kesini ?Jawab : marah-marah dengan orang tua,mengamuk di rumah, membanting

    kulkas dan rak piring.

    8. Mengapa mbak marah-marah dengan orang tua dan mengamuk di rumah ?Jawab : karena saya kesal dengan orang tua yang sudah tidak peduli dengan

    saya.

    9. Mbak sudah menikah ?Jawab : saya sudah menikah tahun 2012 kemudian saya punya anak 1 lalu

    saya bercerai dengan suami saya tahun 2013.

    10.Kenapa mbak bercerai dengan suami mbak ?Jawab : karena saya merasa dibohongi oleh suami saya yang sudah berusia 50

    tahun. Menurut dia, kalau saya menikah dengan dia saya bisa jauh

    lebih tenang.

  • 5/26/2018 LAPORAN KASUS Skizoafektif

    16/17

    11.Mbak merasa dibohongi seperti apa oleh suami mbak?Jawab : karena saya sudah 8 tahun merasa diabaikan oleh keluarga. Keluarga

    tidak peduli lagi dengan saya dan saya merasa tidak nyaman lagi di

    lingkungan sekitar. Untuk itu saya memutuskan untuk mencarirumah teman saya agar terasa nyaman. Lalu saat ke rumah teman

    saya, saya ketemu dengan paman teman saya yang bekerja sebagai

    orang pintar, lalu saya bercerita segala permasalahn saya dan dia

    menawarkan jika ingin sembuh harus menikah dengannya.

    Kemudian saya pergi ke Riau untuk mencari pekerjaan dan

    ketenangan, tetapi karena saya merasa tidak nyaman lalu saya

    menerima tawaran untuk menikah dengan suami saya supaya saya

    sembuh, tetapi setelah menikah, saya merasa bukannya sembuh dan

    malah terasa tambah tertekan. Untuk itu saya nenutuskan untuk

    bercerai. Orang tua saya tidak tau saya telah menikah.

    12.Lalu anak mbak sekarang ada dimana ?Jawab : saya titipkan dengan saudara karena kalau saya dekat dengannya, saya

    rasanya ingin menginjak anak saya tersebut.

    13.Sebenarnya yang membuat mbak merasa tidak nyaman itu apa?Jawab :saya dari SMP sudah diperlakukan keras dengan orang tua saya. Saya

    merasa orang tua saya tidak perduli, cuek dan tidak menghargai saya.

    Adik-adik saya dirumah juga berperilaku sama. Saya merasa sendiri

    dan merasa sangat tidak nyaman.

    14.Apa sebelumnya mbak pernah dirawat di RSJ ?Jawab : saya pernah dirawat di RSJ Palembang 1 minggu tahun 2013 karena

    saya ingin mengamuk dan ingin menginjak anak saya. Lalu saya

    pulang paksa karena tidak ada biaya oleh suami dan saya kembali ke

    rumah. Setelah itu saya ingin selalu mengamuk.

    15.Mbak merasa mendengar suara bisikan tidak ?Jawab: ya ada dok saya merasa sering ada yang mengatakan saya tidak

    berguna dan dulu sempat saya mendengar bisikan untuk menginjak

    anak saya karena merasa anak saya ketika sudah besar akan membuat

    saya susah.

  • 5/26/2018 LAPORAN KASUS Skizoafektif

    17/17

    16.Mbak pernah mencoba untuk bunuh diri ?Jawab :saya pernah beberapa kali mencoba untuk bunuh diri karena ada yang

    menyuruh saya untuk bunuh diri.

    17.Apa mbak merasa terancam sekarang ?Jawab :iya saya merasa seperti diguna-guna, disantet, diteluh oleh teman laki-

    laki saya saat SMA dulu. Mungkin juga dengan orang tua saya karena

    orang tua jadi berubah terutama bapak saya yang dulunya perhatian

    jadi tidak peduli.

    18.Apa di keluarga ada yang mengalami sakit seperti mbak ?Jawab : dulu ibu saya pernah seperti saya suka mengamuk-ngamuk serta

    menempelkan gosokan ke tangan saya.

    19.Kalau melihat bayang bayangan pernah?Jawab: oh iya dok pernah, saya seperti sering melihat pocong

    20.Maaf sebelumnya apakah mbak pernah memakai obat-obatan terlarang sepertiganja, merokok, minum alkohol ?Jawab : sumpah demi tuhan tidak pernah dok.

    21.Sekarang yang mbak rasakan seperti apa ?Jawab : saya sekarang merasa seperti dikejar-kejar perasaan bersalah, saya

    sekarang menjadi takut dengan orang-orang yang dekat dengan saya

    karena saya ingat dengan perlakuan orang tua dan orang-orang disekitar saya yang sudah jahat kepada saya. Saya mudah tersinggung

    jika ada orang yang tidak menanggapi ketika saya berbicara karena

    saya takut diabaikan, dicuekin.

    22.Baik mbak terima kasih , besok kita ngobrol ngobrol lagi ya.Jawab : baik dok terima kasih ya