13
Laporan Kegiatan Lokalatih Mobilisasi Sumber Daya Organisasi Masyarakat Sipil di Maumere - NTT

Laporan Kegiatan - sambada.netsambada.net/wp-content/uploads/2018/07/Laporan-Kegiatan-Lokalatih... · Hari Pertama 08.00 – 10.00 120” Pre tes, perkenalan peserta, penyepakatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Kegiatan - sambada.netsambada.net/wp-content/uploads/2018/07/Laporan-Kegiatan-Lokalatih... · Hari Pertama 08.00 – 10.00 120” Pre tes, perkenalan peserta, penyepakatan

Laporan Kegiatan

Lokalatih Mobilisasi Sumber Daya

Organisasi Masyarakat Sipil

di Maumere - NTT

Page 2: Laporan Kegiatan - sambada.netsambada.net/wp-content/uploads/2018/07/Laporan-Kegiatan-Lokalatih... · Hari Pertama 08.00 – 10.00 120” Pre tes, perkenalan peserta, penyepakatan

Lokalatih Mobilisasi Sumber Daya Organisasi Masyarakat Sipil yang dilaksanakan di Maumere

pada tanggal 2 s/d 5 Mei 2018 merupakan pelaksanaan lokalatih yang terakhir dari 4 rangkaian

kegiatan lokalatih mobilisasi sumber daya yang dilakukakan oleh Yayasan Penabulu dan

diselenggarakan atas dukungan CEPF.

1. Peserta

Peserta Lokalatih Mobilisasi Sumber Daya Organisasi Masyarakat Sipil di Maumere terdiri 13

orang dari 10 organisasi mitra CEPF PFA 7, antara lain:

1. Bernadus Sambut, Yayasan Tananua Flores

2. Magdalena R Hepat, Program manager yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial

3. Honorarius Quintus E, Staff Dokumentasi dan Komunikasi Wahana tani mandiri (WTM)

4. Yohanes E. N. , Ketua Divisi Pendidikan dan Pengembangan Yayasan Tunas Jaya

5. Vinsensius Tuas Koi, Pemberdayaan Perempuan dan Anak Komisi Keadilan, Perdamaian

dan Keutuhan Ciptaan (JPIC) SVD Ruteng

6. Yohanes Bosko Ritan, Staf Media dan Advokasi Lembaga Pengembangan Masyarakat

Lembata (BARAKAT)

7. Muhammad Azmi, Staff Riset Yayasan Komodo Survival Program

8. Wilhelmus W. Woda, Staff Lapangan Wahana tani mandiri (WTM)

9. Dedy Alexander S., Koordinator Pertanian Wahana tani mandiri (WTM)

10. Mikael Puka, Staff Lapangan Yayasan Ayu Tani

11. Alfonsus Heri, Koordinator Program Yayasan kasih Mandiri Flores Alor Lembata (SANDI

FLORATA)

12. Daniel Laga, Staf Lapangan Yayasan Komodo Indonesia Lestari

Dalam pelaksanaan lokalatih di Maumere ini berbeda dengan pelaksanaan di 3 wilayah

sebelumnya. Jika di wilayah sebelumnya peserta mayoritas adalah pimpinan/pengambil

kebijakan organisasi, sedangkan di Maumere semua peserta bukan pimpinan/pengambil

kebijakan organisasi.

Fasilitator dari Yayasan Penabulu yang terlibat dalam Lokalatih Mobilisasi Sumber Daya

Organisasi Masyarakat Sipil di Maumere, antara lain:

1. Khairi Syah Fitria

2. Ratna Dwi Puspitasari

Page 3: Laporan Kegiatan - sambada.netsambada.net/wp-content/uploads/2018/07/Laporan-Kegiatan-Lokalatih... · Hari Pertama 08.00 – 10.00 120” Pre tes, perkenalan peserta, penyepakatan

2. Catatan Pelaksanaan

Metode belajar yang digunakan dalam lokalatih ini adalah metode belajar orang dewasa, dimana

partisipasi dan keterlibatan peserta menjadi landasan utama bagi metode pembelajaran

bersama. Materi disampaikan oleh Fasilitator dengan memberikan ruang tukar pengalaman antar

peserta dan simulasi bagi peningkatan keterampilan teknis serta diskusi/kerja kelompok untuk

menghasilkan rencana tindak lanjut yang akan dapat menjadi panduan operasional masing-

masing organisasi setelah lokalatih.

2.1. Agenda kegiatan pelaksanaan Lokalatih Mobilisasi Sumber Daya Maumere

Waktu Sesi

Hari Pertama

08.00 – 10.00 120” Pre tes, perkenalan peserta, penyepakatan alur dan gambaran lokakarya

10.00 – 10.15 15” Coffee Break

10.15 – 12.00 105” Mengapa Harus Melakukan Mobilisasi Sumber Daya?

Mendefinisikan organisasi

12.00 – 13.00 60” Istirahat Siang

13.00 – 15.00 120” Lanjutan: Mengapa Harus Melakukan Mobilisasi Sumber Daya?

Praktik:

Mengidentifikasi kebutuhan sumber daya organisasi

15.00 – 15.15 15” Coffee Break

15.15 – 17.00 105” Lanjutan: Mengapa Harus Melakukan Mobilisasi Sumber Daya?

Praktik:

Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan organisasi dalam melakukan mobilisasi sumber daya dengan metode SWOT

Hari Kedua

08.30 – 09.00 30” Overview

09.00 – 10.45 105” Konsep dan Tujuan Mobilisasi Sumber Daya

Kerangka kerja mobilisasi sumber daya

Jenis-jenis mobilisasi sumber daya

Cerita keberhasilan

Mengidentifikasi bentuk sumber daya yang sesuai dengan organisasi

10.45 – 11.00 15” Coffee Break

11.00 – 12.00 60” Menyiapkan Organisasi Penggalang Sumber Daya

Mengidentifikasi kesiapan organisasi sebagai penggalang sumber daya

12.00 – 13.00 60” Istirahat Siang

Page 4: Laporan Kegiatan - sambada.netsambada.net/wp-content/uploads/2018/07/Laporan-Kegiatan-Lokalatih... · Hari Pertama 08.00 – 10.00 120” Pre tes, perkenalan peserta, penyepakatan

Waktu Sesi

13.00 – 14.00 60” Mengelola Relawan Sebagai Sumber Daya Organisasi

Mengapa organisasi membutuhkan relawan?

Cerita – Pengelolaan Relawan

Mengelola Relawan

14.00 – 15.15 75” Mengelola Relawan Sebagai Sumber Daya Organisasi

Praktik: Mengelola Relawan

15.15 – 15.30 15” Coffee Break

15.30 – 17.00 90” Maksimalisasi Pemanfaatan TIK dalam Mobilisasi Sumber Daya

Kerangka kerja pemanfaatan TIK

Strategi Komunikasi Organisasi

Pemanfaatan Web dan social media

Hari Ketiga

08.30 – 09.00 30” Overview

09.00 – 10.30 90” Membangun Strategi Pelibatan Para Pihak

Pemetaan aktor/ pihak luar yang mendukung kerja-kerja organisasi

Menemukan irisan kebutuhan antara organisasi dan pihak luar

Membangun strategi pendekatan dengan pihak luar

10.30 – 10.45 15” Coffee Break

10.45 – 12.00 75” Lanjutan:

Membangun Strategi Pelibatan Para Pihak

Membaca kebutuhan, melahirkan produk, dan mendirikan jembatan dalam pelibatan pihak luar

12.00 – 13.00 60” Istirahat Siang

13.00 – 14.30 90” Lanjutan:

Membangun Strategi Pelibatan Para Pihak

Melibatkan pihak swasta/sektor bisnis dalam kerja-kerja organisasi

Strategi kemitraan dengan pihak swasta

Tahapan bermitra dengan sektor bisnis/pihak swasta

14.30 – 15.15 75” Lanjutan:

Membangun Strategi Pelibatan Para Pihak

Pengenalan Konsep Pelibatan Pihak dengan Metode Kanvas

15.15 – 15.30 15” Coffee Break

15.30 – Selesai 90” Lanjutan:

Membangun Strategi Pelibatan Para Pihak

Praktik:

Menyusun Konsep Pelibatan Pihak dengan metode kanvas

Hari Keempat

09.00 – 10.15 75” Lanjutan:

Membangun Strategi Pelibatan Para Pihak

Presentasi Konsep

10.15 – 10.30 15” Coffee Break

Page 5: Laporan Kegiatan - sambada.netsambada.net/wp-content/uploads/2018/07/Laporan-Kegiatan-Lokalatih... · Hari Pertama 08.00 – 10.00 120” Pre tes, perkenalan peserta, penyepakatan

Waktu Sesi

10.30 – 12.00 90” Cerdas dalam Mengelola Energi

Kondisi saat ini, pemahaman arus energi organisasi

Model pengelolaan energi dengan fokus pada pertumbuhan internal organisasi

Prespektif donor sebagai investor

12.00 – 13.00 60” Istirahat Siang

13.00 – 15.00 120” Rencana Aksi Organisasi Produk Mobilisasi Sumber Daya Organisasi

15.00 – 15.15 15” Coffee Break

15.15 – 15.45 30” Post Tes

15.45 – 17.00 45” Penutup Penilaian bersama atas hasil dan capaian lokakarya

Apresiasi dan selebrasi

Administrasi

Selesai

2.2. Tahapan dalam pelaksanaan Lokalatih Mobilisasi Sumber Daya Maumere

Hari ke 1

Pada hari pertama, kegiatan lokalatih dimulai dengan perkenalan. Perkenalan dilakukan dengan

cara masing-masing peserta untuk menggambar di kertas tentang organisasi yaitu nama, fokus

isu, area intervensi dan area kerja organisasi. Hasil gambar di presentasikan oleh masing-masing

peserta sekaligus memperkenalkan nama dan posisi peserta di organisasi. Setelah perkenalan

dilakukan, fasilitator memaparkan tentang agenda untuk empat hari kedepan.

Dimulai dengan materi pertama yaitu tentang “Mengapa Organisasi Masyarakat Sipil Melakukan

Mobilisasi Sumber Daya?”. Mengawali materi pertama, masing-masing peserta menceritakan

pengalaman selama berorganisasi, berapa lama telah bergabung dengan organisasi, dan alasan

sampai saat ini masih bergabung di organisasi. Beberapa kesimpulan jawaban yang diperoleh dari

peserta antara lain karena kepedulian, karena memiliki kemampuan sehingga mempunyai

kewajiban untuk berbagi ilmu, dan beberapa menganggap bahwa organisasi sebagai tempat

belajar sekaligus bekerja. Mengapa penggalian informasi dari peserta ini perlu dilakukan? Yaitu

untuk melihat secara global pemahaman masing-masing peserta terhadap organisasi sebelum

membawa materi ke topik khusus tentang mobilisasi sumber daya organisasi.

Page 6: Laporan Kegiatan - sambada.netsambada.net/wp-content/uploads/2018/07/Laporan-Kegiatan-Lokalatih... · Hari Pertama 08.00 – 10.00 120” Pre tes, perkenalan peserta, penyepakatan

Setelah dilakukan penggalian pemahaman peserta terhadap organisasi, peserta diajak diskusi

mengapa organisasi harus melakukan mobilisasi sumber daya. Beragam pandangan dari peserta

mengapa mobilisasi sumber daya harus dilakukan oleh organisasi, secara umum adalah bahwa

organisasi membutuhkan pendanaan demi keberlanjutan organisasi.

Selanjutnya peserta diajak untuk mengingat kembali tentang visi dan misi organisasi, mengingat

kembali apa mimpi organisasi, apakah kerja-kerja yang dilakukan organisasi sesuai dengan tujuan

organisasi. Diskusi terkait visi dan misi organisasi bersama peserta ini mendorong peserta untuk

kembali lagi kepada alasan mengapa organisasi berdiri. Kemudian mengajak peserta untuk

melihat apakah misi yang dilakukan untuk mencapai visi sudah sesuai. Harapan dengan adanya

diskusi ini adalah sebagai refleksi atas kerja-kerja di masing-masing organisasinya yang telah

dilakukan. Akan tetapi, dikarenakan tidak semua peserta adalah menjadi bagian dari pendiri

organisasi dan mayoritas adalah staf pelaksana maka banyak peserta yang belum memahami visi

dan misi organisasi. Bahkan mayoritas peserta tidak mengetahui visi organisasi secara utuh.

Membahas tentang misi organisasi, peserta diarahkan pada sebuah pertanyaan tentang sumber

daya apa yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan misi organisasi. Peserta diajak untuk

mengidentifikasi sumber daya apa saja yang dibutuhkan dan sumber daya apa yang sudah dimiliki

oleh masing-masing organisasi. Peserta per organisasi melakukan simulasi menggunakan kertas

plano dengan mengidentifikasi:

a. Sumber daya apa yang dibutuhkan organisasi untuk mendukung misi dan memberikan

peringkat dari masing-masing sumber daya yang dibutuhkan mana yang dianggap paling

penting

b. Sumber daya yang dimiliki organisasi saat ini dan membandingkan dengan sumber daya yang

dibutuhkan, jika yang dibuthkan sudah dimiliki maka berapa presentase yang telah dimiliki

sehingga bisa diketahui berapa presentase yang dibutuhkan oleh organisasi

Dalam tahapan ini, harapannya peserta selain mengenali sumber daya yang dibutuhkan, peserta

juga bisa melihat apa saja sumber daya yang sudah dimiliki oleh organisasi. Dengan begitu,

organisasi akan mengetahui sumber daya apa yang masih harus dipenuhi untuk kelanjutan kerja-

kerja organisasi.

Setelah masing-masing organisasi memahami tentang kebutuhan sumber daya bagi organisasi,

dan melihat sumber daya organisasi yang dimiliki, peserta diajak untuk melihat lagi ke dalam

organisasi dan mengingat dalam kurun waktu 3 sampai dengan 5 tahun terakhir apa yang terjadi

dengan organisasi. Beberapa peserta yang belum lama bergabung di organisasi belum bisa

memberikan gambaran mengenai apa yang telah terjadi di orgaisasi. Tetapi bagi beberapa

peserta yang sudah lebih dari 3 tahun bisa menggambarkan situasi yang kebanyakan terjadi di

Page 7: Laporan Kegiatan - sambada.netsambada.net/wp-content/uploads/2018/07/Laporan-Kegiatan-Lokalatih... · Hari Pertama 08.00 – 10.00 120” Pre tes, perkenalan peserta, penyepakatan

organisasi adalah datang dan perginya lembaga donor, dan juga tingkat keluar masuknya staf

yang sangat tinggi. Dalam melihat keluar dan membayangkan kira-kira trend apa yang akan

terjadi dalam 5 tahun kedepan, benyak peserta yang tidak bisa membayangkan terkait dengan

trend yang akan terjadi. Kemudian, peserta diajak untuk membayangkan, akan menjadi

organisasi yang seperti apa dalam kurun waktu 5 tahun kedepan. Sebagian peserta menjawab

organisasi akan bubar dalam 5 kedepan. Hal ini setelah peserta mendapatkan gambaran tentang

situasi lembaga donor di Indonesia.

Diskusi tentang “Apa yang terjadi pada organisasi 3 sampai 5 tahun terakhir”, “Trend yang akan

muncul dalam 3 sampai 5 tahun kedepan”, dan “Apa yang terjadi dengan organisasi 5 tahun

kedepan” mengajak peserta untuk melihat tantangan dan peluang yang harus dihadapi organisasi

dalam melakukan mobilisasi sumber daya. Dari tahapan inilah peserta kemudian diajak untuk

mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam melakukan mobilisasi

sumber daya organisasi menggunakan metode SWOT. Metode ini dilakukan untuk organisasi bisa

mengenali kekuatan dan kelemahan organisasi terkait sumber daya dan mengidentifikasi peluang

apa yang bisa diambil oleh organisasi dan tantangan apa yang harus dihadapi oleh organisasi

dalam pemenuhan sumber daya untuk melanjutkan kerja-kerja organisasi.

Analisa bersama hasil identifikasi SWOT ini menjadi sesi penutup hari pertama.

Hari ke 2

Pada hari kedua, kegiatan lokalatih dimulai dengan mengingat kembali materi yang telah

didiskusikan di hari pertama selama 30 menit. Lalu dilanjutkan dengan materi “Konsep dan

Tujuan Mobilisasi Sumber Daya Organisasi Masyarakat Sipil”. Penyampaian materi ini lebih

kepada paparan tentang sumber daya organisasi dan mobilisasi sumber daya organisasi. Peserta

juga diajak untuk memahami peran mobilisasi sumber daya bahwa betapa pentingnya melakukan

mobilisasi sumber daya untuk keberlanjutan kerja-kerja organisasi. Peserta diharapkan untuk

bisa menentukan bentuk mobilisasi sumber daya apa yang sesuai dengan karakteristik dan basis

kerja masing-masing organisasi. Secara umum, ada 3 basis kerja organisasi yaitu organisasi

berbasis konstituen, organisasi berbasis kompetensi dan organisasi berbasis advokasi.

Berdasarkan karateristik dan basis kerja organisasi akan mempengaruhi bentuk mobilisasi

sumber daya yang bisa dilakukan oleh organisasi. Pada sesi ini, masing-masing organisasi diajak

untuk menentukan bentuk mobilisasi sumber daya apa yang sesuai dengan organisasinya dengan

menempelkan sticker pada template bentuk mobilisasi sumber daya yang telah disediakan.

Setelah istirahat siang, peserta diajak untuk melihat kedalam organisasi masing-masing apakah

organisasinya telah cukup siap untuk melakukan mobilisasi sumber daya dengan materi

Page 8: Laporan Kegiatan - sambada.netsambada.net/wp-content/uploads/2018/07/Laporan-Kegiatan-Lokalatih... · Hari Pertama 08.00 – 10.00 120” Pre tes, perkenalan peserta, penyepakatan

“Menyiapkan Organisasi Sebagai Penggalang Sumber Daya”. Materi ini merupakan kesimpulan

dari diskusi “Mengapa organisasi melakukan mobilisasi sumber daya” dan “Konsep dan tujuan

mobilisasi sumber daya”. Dalam penyampaiannya, lebih ditekankan bahwa, organisasi yang

mampu melakukan mobilisasi sumber daya adalah organisasi yang; 1) Siap menghadapi dinamika

perubahan yang begitu cepat, artinya adalah organisasi yang sering untuk melihat kedalam untuk

mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan, dan organisasi yang sering melihat keluar untuk

membaca peluang dan menghadapi tantangan, 2) Fokus pada pengelolaan sumber daya yang

dimiliki, artinya organisasi tidak hanya fokus pada pencarian sumber daya tapi juga harus

melakukan penguatan organisasi. Selain dua hal tersebut, organisasi harus mempunya tujuan dan

hasil yang jelas dalam melakukan mobilisasi sumber daya, 3) Organisasi yang dalam melakukan

mobilisasi sumber daya mampu menyeimbangkan antara tujuan dan hasil yang diharapkan

antara individu, organisasi dan penerima manfaat, 4) Organisasi masyarakat sipil sebagai

pengelola dana publik yang mampu untuk melakukan transparansi dan akuntabilitas kepada

publik.

Materi dilanjutkan dengan “Maksimalisasi Pemanfaatan TIK dalam Mobilisasi Sumber Daya

Organisasi”. Dalam sesi ini peserta diajak untuk melihat sejauh apa TIK bisa dimanfaatkan untuk

melakukan kerja-kerja mobilisasi sumber daya. Penyampaian materi ini lebih kepada bagaimana

metode pemanfaatan TIK dan apa saja yang bisa dilakukan oleh organisasi dalam

pemanfaatannya. Pada sesi ini, peserta melakukan simulasi terkait pengelolaan TIK di organisasi

dan pengembangan kedepannya seperti apa. Dari hasil presentasi peserta, masih banyak

organisasi di Maumere yang belum memiliki website dan sosial media, hal ini dikarenakan belum

tersedianya staf khusus pengelola TIK, merasa belum terlalu penting untuk eksis di Internet, tidak

ada dana khusus untuk membuat website dan juga karena kendala akses internet di beberapa

wilayah tempat organisasi. Fasilitator memberikan tips bagaimana jika organisasi belum bisa

mengelola sebuah website dan sosial media yaitu dengan menggunakan fasilitas Google Bisnis

serta mengembangkan buku atau media informasi dalam bentuk cetak atau gambar.

Menutup hari kedua, peserta diajak menulis tentang perasaan yang dialami baik yang

menyenangkan maupun yang menggembirakan setelah mengikuti proses lokalatih selama 2 hari.

Hari ke 3

Pada hari ketiga, diawali dengan materi “Mengelola Relawan Sebagai Sumber Daya Organisasi”.

Sebelum memulai materi lebih jauh, fasilitator melakukan penggalian terlebih dahulu terkait

dengan pengelolaan relawan di masing-masing organisasi. Sebagian besar organisasi mengelola

relawan melalui proses “kaderisasi”. Jadi, relawan yang dimaksud adalah Kader, sehingga adanya

ketidak sesuain materi yang disampaikan dengan situasi pada sebagian besar organisasi. Kader

Page 9: Laporan Kegiatan - sambada.netsambada.net/wp-content/uploads/2018/07/Laporan-Kegiatan-Lokalatih... · Hari Pertama 08.00 – 10.00 120” Pre tes, perkenalan peserta, penyepakatan

yang disebut relawan tersebut adalah kelompok dampingan yang kemudian membantu

organisasi dalam melakukan kerja-kerja lapangan yang mendapat dukungan berupa gaji rutin

meskipun tidak sebesar gaji yang diterima oleh staf. Situasinya adalah para kader ini akhirnya

secara ketergantungan meengandalkan support dari organisasi sehingga jika tidak ada support

dari organisasi maka kader juga tidak melakukan tugasnya di lapangan. Situasi ini yang kemudian

membuat penyampaian materi relawan tidak bisa diterima oleh sebagain besar organisasi di

Maumere. Diskusi terkait dengan pengelolaan kader organisasi menjadi bahan yang lebih

menarik. Akan tetapi, untuk tetap membawa bahwa kepada pemahaman bahwa organisasi

membutuhkan relawan, dan bagaimana cara mengelola relawan secara singkat materi

pengelolaan relawan tetap disampaikan. Titik tekan dalam penyampaian materi pengelolaan

relawan di organisasi adalah relawan sebaagai salah satu aset organisasi yang seharusnya

dikelola dengan sebaik-baiknya.

Setelah istirahat siang dilanjutkan ke penyampaian materi “Membangun Strategi Pelibatan Para

Pihak”. Para pihak yang dimaksud disini adalah pihak-pihak diluar organisasi yang mendukung

kerja-kerja organisasi. Dalam sesi ini, peserta melakukan simulasi untuk mengidentifikasi siapa

pihak-pihak luar yang bisa dilibatkan untuk mendukung kerja-kerja organisasi. Identifikasi

dilakukan dengan menggunakan template berisi empat kotak yaitu; Kotak 1 mengidentifikasi

pihak yang sangat strategis dan dekat, kotak 2 mengidentifikasi pihak yang sangat strategis tetapi

jauh, kotak 3 mengidentifikasi pihak yang kurang strategis tetapi dekat, dan kotak 4

mengidentifikasi pihak yang kurang strategis dan jauh.

Setelah melakukan identifikasi pihak menjadi empat tingkat strategis, peserta diajak untuk

mengidentifikasi irisan kebutuhan dari masing-masing pihak yang dilibatkan dan dukungan apa

yang diharapkan oleh organisasi dari pihak-pihak yang dilibatkan. Berdasarkan dari irisan

kebutuhan antara pihak dan bentuk dukungan yang diharapkan oleh organisasi, selanjutnya

dilakukan identifikasi strategi pendekatan yang harus dilakukan untuk menjalin kerjasama

dengan pihak tersebut. Tentunya kepada masing-masing pihak mempunyai strategi yang

berbeda.

Poin penting yang ditekankan kepada peserta adalah, ketika organisasi akan melakukan

kerjasama dengan pihak luar maka organisasi harus mempunyai sebuah “produk”. Produk

organisasi bukanlah program atau kegiatan, produk juga tidak selalu berupa barang, bisa berupa

unit layanan, menu layanan, tools/perangkat, dan juga kerja kolaboratif. Produk bisa lahir dari

sebuah program/proyek yang telah dijalankan, ataupun sebaliknya bisa melahirkan

program/proyek. Produk organisasi inilah yang akan ditawarkan kepada pihak luar yang akan

dilibatkan sebagai dasar kerjasama.

Page 10: Laporan Kegiatan - sambada.netsambada.net/wp-content/uploads/2018/07/Laporan-Kegiatan-Lokalatih... · Hari Pertama 08.00 – 10.00 120” Pre tes, perkenalan peserta, penyepakatan

Dalam memahami produk organisasi, metode yang digunakan adalah menggunakan kanvas.

Metode kanvas akan memandu peserta untuk menyusun sebuah konsep sederhana dalam

melahirkan produk. 7 poin penting dalam metode kanvas antara lain:

1. Menentukan siapa penerima manfaatnya. Dalam menentukan penerima manfaat, organisasi

harus mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh penerima manfaat. Dalam

mengidentifikasi permasalahan, organisasi harus bisa melihat lebih jauh lagi apa yang

melatar belakangi permasalahan tersebut. Dengan begitu, organisasi bisa menentukan apa

yang bisa diberikan kepada penerima manfaat.

2. Menentukan produk. Dalam menentukan produk, organisasi harus bisa memastikan bahwa

produk yang dilahirkan bisa menjawab kebutuhan/permasalahan yang dihadapi oleh

penerima manfaat.

3. Strategi yang digunakan dalam menjalankan produk organisasi.

4. Metode/cara yang dilakukan dalam melaksanakan strategi-strategi dalam mewujudkan

produk.

5. Pihak luar yang dilibatkan. Pihak luar yang dilibatkan adalah pihak-pihak diluar organisasi dan

diluar penerima manfaat. Bisa dari swasta, pemerintah, dan individu yang bisa mendukung

kerja-kerja organisasi

6. Bentuk dukungan yang diharapkan dari pihak yang dilibatkan. Jika pihak yang dilibatkan lebih

dari satu maka dalam mengidentifikasi dukungan yang diharapkan tentunya berbeda antara

pihak yang satu dengan pihak yang lain. Dalam menentukan bentuk dukungan dari pihak

yang dilibatkan, organisasi harus mempertimbangkan juga irisan kebutuhan antara

organisasi dengan pihak yang dilibatkan. Komitman apa yang bisa diberikan organisasi

kepada pihak yang dilibatkan.

7. Strategi untuk mengajak kerjasama pihak yang dilibatkan. Dikarenakan pihak yang dilibatkan

adalah dari luar organisasi, maka organisasi harus menyiapkan strategi-strategi dalam

mengajak kerjasama dengan pihak luar supaya pihak luar bersedia mendukung kerja-kerja

organisasi.

Sebagai penutup hari ketiga, peserta diberi tugas untuk menyusun konsep produk kolaborasi.

Peserta diberi keleluasaan dalam menentukan tim kolaborasi.

Hari ke 4

Pada hari keempat, kegiatan lokalatih dimulai dengan presentasi produk kolaborasi. Ada 3

produk kolaborasi yang dihasilkan oleh peserta, antara lain:

1. Kelompok Sikka - Ende yang beranggotakan organisasi Tananua, WTM, dan Sandy Florata

dengan produk kolaborasi “Masyarakat Berdaya Dalam Pengelolaan Hutan Desa Egon

Gahar”.

Page 11: Laporan Kegiatan - sambada.netsambada.net/wp-content/uploads/2018/07/Laporan-Kegiatan-Lokalatih... · Hari Pertama 08.00 – 10.00 120” Pre tes, perkenalan peserta, penyepakatan

2. Kelompok Holamba (Hokeng - Larantuka - Lembata) yang beranggotakan organisasi YPPS,

Barakat dan Ayutani, dengan produk kolaborasi “PERMESA LAMAHOLOT” (Pemberdayaan

Orang Muda - Selamatkan Generasi Lamaholot).

3. Kelompok Komodo yang beranggotakan organisasi KSP, Tunas Jaya, Yakines dan JPIC, dengan

produk kolaborasi “KAMPUNG KOMODO ORGANIK NANGABERE”.

Produk Kolaborasi yang disusun masih dalam bentuk konsep sederhana yang harapannya akan

bisa dikembangkan bersama oleh tim dan bisa menjadi tindak lanjut yang akan dilahirkan oleh

masing-masing tim setelah mengikuti lokalatih mobilisasi sumber daya. Konsep produk

kolaborasi terlampir.

Sebelum istirahat siang, peserta diajak diskusi tentang “Merubah Paradigma dan Mengelola

Energi”. Materi ini merupakan refleksi dari materi yang sudah disampaikan selama 3 hari.

Sebelum diarahkan ke perubahan paradigma, peserta diajak untuk melihat tantangan yang

dihadapi oleh organisasi masyarakat sipil di Indonesia antara lain dengan adanya donor yang

berubah negara sasaran pendanaan, pola penyaluran pendanaan yang berbeda tidak lagi

langsung kepada organisasi pelaksana, transformasi Indonesia menjadi negara “Middle Income

Country”, banyaknya organisasi masyarakat sipil baru yang lahir, perubahan pandangan

masyarakat melihat organisasi masyarakat sipil, dan beberapa tantangan lainnya.

Merubah paradigma yang dimaksud adalah merubah pemikiran tentang donor sebagai pemberi

dana untuk bisa diajak kerjasama sesuai dengan visi misi organisasi, bukan sebagai pembeli jasa

organisasi yang kemudian membuat organisasi tidak memiliki posisi tawar. Untuk menjadi

organisasi yang memiliki posisi tawar, organisasi harus melakukan pola yang berbeda dari yang

sudah dilakukan sebelumnya yaitu: 1) Organisasi tidak hanya fokus kepada pelaksanaan program,

tetapi harus fokus dalam melakukan penguatan kapasitas organisasi dan inovasi baru, 2)

Transparansi dan akuntabilitas, 3) Komunikasi publik dan publikasi organisasi, 4) Pengelolaan

data, informasi dan pengetahuan, dan memaksimalkan TIK sebagai dasar mengembangkan

tawaran investasi baru.

Lokalatih hari keempat diakhiri dengan post tes dan penyampaian apresiasi dan masukan dalam

pelaksanaan lokalatih oleh peserta.

Page 12: Laporan Kegiatan - sambada.netsambada.net/wp-content/uploads/2018/07/Laporan-Kegiatan-Lokalatih... · Hari Pertama 08.00 – 10.00 120” Pre tes, perkenalan peserta, penyepakatan

3. Kesimpulan

Dalam melakukan mobilisasi sumber daya, organisasi peserta Lokalatih Mobilisasi Sumber Daya

mitra CEPF di Maumere belum ada yang melakukan kerja-kerja mobilisasi sumber daya dengan

melibatkan pihak swasta (CSR). Mobilisasi sumber daya dengan melahirkan kader sudah

dilakukan oleh sebagian besar organisasi, tetapi juga ada organisasi yang melakukan

penggalangan relawan akan tetapi lebih kepada kebutuhan proyek. Pengetahuan organisasi

masih ada di personal, belum dijadikan sebagai pengetahuan yang dimiliki dan dikelola oleh

organisasi.

Unit usaha sudah dilakukan di beberapa organisasi yaitu Yayasan Tunas Jaya dengan Rumah

Songke (sebagai galeri untuk penitipan hasil produksi tenun dari komunitas dampingan untuk

dijual/dipasarkan), MM Mart (swalayan) dan fotocopy. WTM mempunyai Puskolap (Pusat

Sekolah Lapangan) adalah berupa training center dan penginapan. Tananua mempunyai unit

usaha kopi Kelimutu. Yakines pernah melakukan unit usaha akan tetapi belum berhasil karena

tidak ada staf khusus yang fokus untuk mengelolanya.

Secara keseluruhan organisasi melakukan kerjasama dengan lembaga donor. Sebagian besar

organisasi peserta bekerjasama dengan lebih dari 1 lembaga donor.

Dalam proses lokalatih selama 4 hari di Maumere, dari 9 materi yang ada di rundown tidak bisa

seluruhnya tersampaikan, hanya ada 8 materi yang tersampaikan, sedangkan 1 materi yaitu

“Melibatkan pihak swasta/sektor bisnis dalam kerja-kerja organisasi” tidak tersampaikan. Hal ini

dikarenakan dalam prosesnya, pada penyampaian materi “Mengapa Organisasi Masyarakat Sipil

Harus Melakukan Mobilisasi Sumber Daya” membutuhkan waktu diskusi yang lebih lama

sehingga mempengaruhi waktu penyampaian materi selanjutnya. Waktu diskusi lebih lama

dikarenakan peserta yang bukan pimpinan/pengambil kebijakan (mayoritas adalah pelaksana

lapangan) mempunyai cara pandang yang berbeda terhadap keberlanjutan organisasi sehingga

dalam proses menyamakan persepsi dalam cara pandang organisasi dilakukan dengan metode

yang berbeda dari proses di lokalatih sebelumnya.

Ketertarikan peserta mayoritas pada materi Pelibatan Pihak Luar yaitu pada penyusunan konsep

dengan model kanvas. Hal ini dikarenakan mayoritas sebagai staf pelaksana yang sebagian besar

tugasnya di organisasi adalah melakukan penyusunan proposal menganggap bahwa model

kanvas cukup membantu untuk penyusunan proposal organisasi. Selain penyusunan konsep

dengan model kanvas, materi “Merubah paradigma dan Mengelola Energi” juga menjadi bahan

diskusi yang menarik bagi peserta dikarenakan karena area kerja di NTT maka sebagian besar

organisasi tidak mengikuti perkembangan organisasi masyarakat sipil terkini yang kemudian

Page 13: Laporan Kegiatan - sambada.netsambada.net/wp-content/uploads/2018/07/Laporan-Kegiatan-Lokalatih... · Hari Pertama 08.00 – 10.00 120” Pre tes, perkenalan peserta, penyepakatan

menjadikan organisasi tidak peka terhadap tantangan yang dihadapi. Proses simulasi dalam

mengidentifikasi organisasi melalui SWOT juga menjadi diskusi yang membuat para peserta lebih

terbuka dalam melihat organisasi.

Konsep rencana tindak lanjut masing-masing organisasi tidak bisa dilakukan mengingat dalam

penyampaian materi membutuhkan waktu yang lebih panjang. Akan tetapi untuk lokalatih di

Maumere, peserta mengahsilkan 3 konsep produk kolaborasi yang diharapkan akan bisa menjadi

tindak lanjut kolaborasi antar beberapa organisasi.