Upload
pocut-slanga-kasim
View
323
Download
7
Embed Size (px)
DESCRIPTION
family medicine
Citation preview
LAPORAN KEPANITERAAN KLINIK SENIOR UPTD PUSKESMAS BAITURRAHMAN BANDA ACEH
PERIODE 10 - 22 AGUSTUS 2015
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik SeniorPada Bagian Family Medicine
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Oleh:
U M I SA L A M A H S IR E G A R , S . K e d 1307101030021
Pembimbing:
d r . La u r a M a c hn u m Nip. 19801221 200904 2 004
d r . N u r u l F aj r i Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala UPTD Puskesmas Baiturrahman
Nu r m i at i , S p . M K M Nip. 19770422 200012 2 001
BAGIAN FAMILY MEDICINEFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEHAGUSTUS 2015
LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK SENIOR UPTD PUSKESMAS BAITURRAHMAN BANDA ACEH
PERIODE 10- 22 AGUSTUS 2015
Disusun Oleh:
U MI S A L A M A H S I R E G A R , S . K E D 1307101030021
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik SeniorPada Bagian Family Medicine Fakultas Kedokteran Unsyiah
Di UPTD Puskesmas BaiturrahmanKota Banda Aceh
Disahkan Oleh :
Kepala UPTD PuskesmasBaiturrahman
Nu r m i at i , S P , M K M Nip. 19770422 200012 2 001
Dokter Pembimbing I
d r . La u r a M a c hn u m Nip. 19801221 200904 2 004
Dokter Pembimbing II
d r . N u r u l F aj r i Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala Bagian Family MedicineFK UNSYIAH
D r . He n d r a K u r n i a w a n , M . S c NIP: 19820305 200812 1 004
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior pada
Bagian Family Medicine di Puskesmas Baiturrahman periode 10 Agustus 2015-
22 Agustus 2015.
Laporan ini merupakan salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan
Klinik Senior di bagian Family Medicine FK-UNSYIAH/RSUDZA Banda Aceh.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Kepala
Puskesmas Baiturrahman, kepada dokter pembimbing beserta seluruh staf yang
telah banyak membimbing kami mulai pelaksanaan tugas hingga pembuatan
laporan ini, juga kepada teman-teman dokter muda yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyelesaian tugas ini, tak lupa pula kepada semua pihak yang
telah membantu sehingga semua tugas dapat dilaksanakan dengan baik.
Kami menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa tulisan ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Banda Aceh, Agustus 2015
Penulis
LAMPIRAN I PROMOSI KESEHATAN
LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN GANGGREN DIABETIKUM PUSKESMAS BAITURRAHMAN
1. Latar Belakang
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) dapat mengenai semua organ tubuh seperti
otak (stroke), ginjal (gagal ginjal), jantung, mata, kaki (gangren diabetikum).
Gejala DM dapat timbul perlahan-lahan sehingga pasien tidak menyadari adanya
perubahan pada dirinya seperti minum menjadi lebih banyak (polidipsi), buang air
kecil lebih sering (poliuri), makan lebih banyak (polifagi) ataupun berat badan
menurun tanpa sebab yang jelas. Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), pada tahun 1996 di dunia terdapat 120 juta penderita diabetes mellitus
yang diperkirakan naik dua kali lipat pada tahun 2025. Kenaikan ini disebabkan
oleh pertambahan umur, kelebihan berat badan (obesitas), dan gaya hidup. Salah
satu komplikasi menahun dari DM adalah kelainan pada kaki yang disebut sebagai
kaki diabetik (ganggren diabetikum).
Di negara berkembang prevalensi kaki diabetik didapatkan jauh lebih besar
dibandingkan dengan negara maju yaitu 2-4%, prevalensi yang tinggi ini
disebabkan kurang pengetahuan penderita akan penyakitnya, kurangnya perhatian
dokter terhadap komplikasi ini serta rumitnya cara pemeriksaan yang ada saat ini
untuk mendeteksi kelainan tersebut secara dini.
Pengelolaan kaki diabetes mencakup pengendalian gula darah,
debridemen/membuang jaringan yang rusak, pemberian antibiotik, dan obat-obat
vaskularisasi serta amputasi. Komplikasi kaki diabetik adalah penyebab amputasi
ekstremitas bawah nontraumatik yang paling sering terjadi di dunia industri.
Sebagian besar komplikasi kaki diabetik mengakibatkan amputasi yang dimulai
dengan pembentukan ulkus di kulit. Risiko amputasi ekstremitas bawah 15 – 46
kali lebih tinggi pada penderita diabetik dibandingkan dengan orang yang tidak
menderita diabetes mellitus
2. Tempat, Waktu Kegiatan dan Peserta
Kegiatan penyuluhan ganggren diabetikum dilakukan pada tanggal:
Hari / Tanggal : Rabu, 19 Agustus 2015
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Baiturrahman
Topik : Ganggren diabetikum
Peserta : Pasien yang berada diruang tunggu Puskesmas
Baiturrahman.
3. Metode Penyuluhan
Metode kegiatan penyuluhan dibagi dalam 3 tahap yaitu :
a. Tahap pengenalan dan penggalian pengetahuan peserta
Setelah memberi salam dan perkenalan pemateri terlebih dahulu
menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi
disampaikan.
b. Penyampaian Materi
Materi disampaikan dengan menggunakan alat bantu penyajian berupa
leaflet.
c. Penutup
Penyaji memberikan kesempatan peserta untuk bertanya.
4. Materi Penyuluhan
Ganggren diabetikum adalah kelainan pada tungkai bawah yang
merupakan komplikasi kronik diabetes mellitus. Suatu penyakit pada penderita
diabetes bagian kaki, dengan gejala dan tanda sebagai berikut :
1. Sering kesemutan
2. Nyeri saat istirahat.
3. Kerusakan jaringan (necrosis, ulkus).
Salah satu komplikasi yang sangat ditakuti penderita diabetes adalah kaki
diabetik. Komplikasi ini terjadi karena terjadinya kerusakan saraf, pasien tidak
dapat membedakan suhu panas dan dingin, rasa sakit pun berkurang.
Etiologi dan Patofisiologi
Ada 3 alasan mengapa orang diabetes lebih tinggi risikonya mengalami
masalah kaki. Pertama, berkurangnya sensasi rasa nyeri setempat (neuropati)
membuat pasien tidak menyadari bahkan sering mengabaikan luka yang terjadi
karena tidak dirasakannya. Luka timbul spontan sering disebabkan karena trauma
misalnya kemasukan pasir, tertusuk duri, lecet akibat pemakaian sepatu/sandal
yang sempit dan bahan yang keras. Mulanya hanya kecil, kemudian meluas dalam
waktu yang tidak begitu lama. Luka akan menjadi borok dan menimbulkan bau
yang disebut gas gangren. Jika tidak dilakukan perawatan akan sampai ke tulang
yang mengakibatkan infeksi tulang (osteomylitis). Upaya yang dilakukan untuk
mencegah perluasan infeksi terpaksa harus dilakukan amputasi (pemotongan
tulang).
Kedua, sirkulasi darah dan tungkai yang menurun dan kerusakan endotel
pembuluh darah. Manifestasi angiopati pada pembuluh darah penderita DM antara
lain berupa penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah perifer (yang utama).
Sering terjadi pada tungkai bawah (terutama kaki). Akibatnya, perfusi jaringan
bagian distal dari tungkai menjadi kurang baik dan timbul ulkus yang kemudian
dapat berkembang menjadi nekrosis/gangren yang sangat sulit diatasi dan tidak
jarang memerlukan tindakan amputasi.
Gangguan mikrosirkulasi akan menyebabkan berkurangnya aliran darah dan
hantaran oksigen pada serabut saraf yang kemudian menyebabkan degenarasi dari
serabut saraf. Keadaan ini akan mengakibatkan neuropati. Di samping itu, dari
kasus ulkus/gangren diabetes, kaki DM 50% akan mengalami infeksi akibat
munculnya lingkungan gula darah yang subur untuk berkembanguya bakteri
patogen. Karena kekurangan suplai oksigen, bakteri-bakteri yang akan tumbuh
subur terutama bakteri anaerob. Hal ini karena plasma darah penderita diabetes
yang tidak terkontrol baik mempunyai kekentalan (viskositas) yang tinggi.
Sehingga aliran darah menjadi melambat. Akibatnya, nutrisi dan oksigen jaringan
tidak cukup. Ini menyebabkan luka sukar sembuh dan kuman anaerob
berkembang biak.
Ketiga, berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi. Secara umum
penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi. Hal ini dikarenakan kemampuan
sel darah putih „memakan‟ dan membunuh kuman berkurang pada kondisi kadar
gula darah (KGD) diatas 200 mg/dL. Kemampuan ini pulih kembali bila KGD
menjadi normal dan terkontrol baik. Infeksi ini harus dianggap serius karena
penyebaran kuman akan menambah persoalan baru pada borok. Kuman pada
borok akan berkembang cepat ke seluruh tubuh melalui aliran darah yang bisa
berakibat fatal, ini yang disebut sepsis (kondisi gawat darurat). Sejumlah peristiwa
yang dapat mengawali kerusakan kaki pada penderita diabetes sehingga
meningkatkan risiko kerusakan jaringan antara lain :
Luka kecelakaan
Trauma sepatu
Stress berulang
Trauma panas
Iatrogenik
Oklusi vaskular
Kondisi kulit atau kuku
Penanggulangan dan Pencegahan
Pencegahan kaki diabetes tidak terlepas dari pengendalian (pengontrolan)
penyakit secara umum mencakup pengendalian kadar gula darah, status gizi,
tekanan darah, kadar kolesterol, pola hidup sehat. Sedang untuk pencegahan dan
perawatan lokal pada kaki sebagai berikut:
1. Diagnosis klinis dan laboratorium yang lebih teliti.
2. Pemberian obat-obat yang tepat untuk infeksi (menurut hasil laboratorium
lengkap) dan obat vaskularisasi, obat untuk penurunan gula darah, maupun
untuk menghilangkan keluhan/gejala dan penyulit DM.
3. Pemberian penyuluhan pada penderita dan keluarga tentang (apakah DM,
penatalaksanaan DM secara umum, apakah kaki diabetes, obat-obatan,
perencanaan makan, DM dan kegiatan jasmani), dll.
4. Periksa kaki dan celah kaki setiap hari, apakah terdapat kalus (pengerasan),
bula (gelembung), luka, lecet.
5. Bersihkan dan cuci kaki setiap hari, keringkan, terutama di celah jari kaki.
6. Hindari penggunaan air panas atau bantal pemanas.
7. Memotong kuku secara hati-hati dan jangan terlalu dalam.
8. Pakailah kaus kaki yang pas bila kaki terasa dingin dan ganti setiap hari.
9. Jangan berjalan tanpa alas kaki.
10. Hindari trauma berulang.
11. Memakai sepatu dari kulit yang sesuai untuk kaki dan nyaman dipakai.
12. Periksa bagian dalam sepatu setiap hari sebelum memakainya, hindari
adanya benda asing.
14. Olah raga teratur dan menjaga berat badan ideal.
16. Periksakan diri secara rutin ke dokter dan periksakan kaki setiap kali kontrol
walaupun ulkus/gangren telah sembuh.
5. Tanya jawab
1. Apa saja gejala DM?
Jawaban: Pada awalnya, pasien sering kali tidak menyadari bahwa dirinya
mengidap diabetes melitus, bahkan sampai bertahun-tahun kemudian. Namun,
harus dicurigai adanya DM jika seseorang mengalami keluhan klasik DM berupa:
poliuria (banyak berkemih)
polidipsia (rasa haus sehingga jadi banyak minum)
polifagia (banyak makan karena perasaan lapar terus-menerus)
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
Jika keluhan di atas dialami oleh seseorang, untuk memperkuat diagnosis dapat
diperiksa keluhan tambahan DM berupa:
lemas, mudah lelah, kesemutan, gatal
penglihatan kabur
penyembuhan luka yang buruk
disfungsi ereksi pada pasien pria
gatal pada kelamin pasien wanita
2. Bagaimana cara memotong kuku kaki yang benar agar terhindar dari luka
sehingga munculnya ganggren?
Jawaban : Caranya adalah dengan posisi gunting rata, tidak miring agar
menghindara luka pada ujung kuku. Luka kecil akibat pengguntingan kuku
ini sering menjadi ganggren pada pasien DM.
Dokumentasi
Banda Aceh, 20 Agustus 2015
Disetujui,
Dokter Pembimbing I Dokter Pembimbing II
dr. L a ura M ac hnum dr. N urul F aj ri Nip. 19801221 200904 2 004 Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala UPTD Puskesmas Baiturrahman
N ur miat i SP , M K M Nip. 19770422 200012 2 001
LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATANHEMATOCHEZIA PUSKESMAS BAITURRAHMAN
6. Latar Belakang
Hematochezia diartikan sebagai darah segar atau bewarna merah
maroon yang keluar melalui anus dan merupakan manifestasi tersering dari
perdarahan saluran cerna bagian bawah. Namun, perdarahan saluran
pencernaan bagian atas yang massif juga dapat menimbulkan hematochezia.
Penyebab utama perdarahan saluran cerna bagian bawah adalah
divertikulosis, malformasi arteri vena (AVM), dan kolitis iskemik.
Perdarahan saluran cerna bagian bawah ini biasanya terjadi pada orang tua
berusia antara 63-77 tahun. Sebanyak 80% biasanya berhenti secara
spontan. Dalam dekade terakhir, kasus perdarahan saluran cerna meningkat
secara signifikan. Mortalitas akibat perdarahan saluran cerna bagian bawah
adalah 3,6 %, sementara tingkat mortalitas akibat perdarahan saluran cerna
bagian atas 3,5-7%. Pasien perdarahan saluran cerna bagian bawah yang
dirawat di rumah sakit memiliki angka mortalitas yang lebih tinggi, yaitu
sebanyak 23% dibandingkan pasien yang rawat jalan, hanya sebesar 3,6%.
7. Tempat, Waktu Kegiatan dan Peserta
Kegiatan penyuluhan hematochezia dilakukan pada tanggal :
Hari / Tanggal : Sabtu, 15 Agustus 2015
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Posyandu Desa Ateuk Jawo
Topik : Hematochezia
Peserta : Warga Desa Ateuk Jawo
8. Metode Penyuluhan
Metode kegiatan penyuluhan dibagi dalam 3 tahap yaitu :
c. Tahap pengenalan dan penggalian pengetahuan peserta
Setelah memberi salam dan perkenalan pemateri terlebih dahulu
menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi
disampaikan.
d. Penyampaian Materi
Materi disampaikan dengan menggunakan alat bantu penyajian berupa
leaflet.
c. Penutup
Penyaji memberikan kesempatan peserta untuk bertanya.
9. Materi Penyuluhan
Hematochezia diartikan sebagai darah segar atau bewarna merah maroon
yang keluar melalui anus dan merupakan manifesasi tersering dari perdarahan
saluran cerna bagian bawah.
Penyebab perdarahan saluran cerna bawah sebagai berikut:
Perdarahan divertikel kolon
Divertikel adalah kantong yang terjadi karena penonjolan kearah luar usus
melalui lapisan otot. Proses terbentuknya divertikel berhubungan dengan
kebiasaan makan pasien. Pasien dengan divertikel mempunyai kebiasaan
makan makanan yang tidak atau kurang berserat, akibatnya tinja yang
terbentuk keras dan volumenya kecil, sehingga kolon harus berkontraksi
lebih keras untuk menggiring tinja keluar, maka sering timbul tekanan tinggi
dalam kolon biasanya di bagian bawah. Tekanan yang besar ini dapat
menekan celah lemah pada dinding usus. Paling sering ditemukan di bagian
sigmoid. Kelainan ini lebih sering ditemukan usia lebih dari 50 tahun.
Kolitis
Kolitis merupakan istilah yang menunjukkan adanya proses peradangan atau
inflamasi pada kolon. Kolitis sering diawali dengan infeksi, toksin, produk
bakteri, yang terjadi pada individu yang rentan. Pelepasan bahan toksin
menimbulkan reaksi inflamasi yang menyebabkan perubahan mukosa dan
dinding. Tanda dan gejala klinis yang penting adalah nyeri abdomen, diare,
dan perdarahan rektum.
Penyakit perianal
Contoh dari penyakit perianal ini adalah hemoroid dan fissura ani. Kedua
penyakit ini biasanya menimbulkan perdarahan dengan warna merah segar
tetapi tidak bercampur dengan feses. Polip dan karsinoma kadang
menimbulkan perdarahan yang mirip dengan yang disebabkan oleh
hemoroid, oleh karena itu pada perdarahan yang diduga dari hemoroid perlu
dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan polip dan
karsinoma kolon. Pemeriksaan dilakukan menggunakan anoskopi dan
kolonoskopi.
Neoplasma kolon
Baik tumor ganas dan jinak di usus bisa mirip divertikulosis, dan
kebanyakan terjadi pada usia tua. Neoplasma jarang menyebabkan
perdarahan massif. Perdarahan bisa berupa sebentar-sebentar, atau
kebanyakan kasus adalah perdarahan tersembunyi.
Divertikulum Meckel
Divertikulum Meckel adalah suatu kelainan bawaan yang merupakan suatu
kantung (divertikula) yang menonjol dari dinding usus halus. Divertikula
bisa mengandung jaringan lambung maupun jaringan pankreas.
Divertikulum Meckel adalah suatu sisa dari struktur perkembangan yang
tidak diserap seluruhnya pada masa perkembangan janin. Penyebab yang
pasti dari tidak diserapnya sisa struktur tersebut tidak diketahui. Sekitar 2%
dari jumlah penduduk memiliki divertikulum meckel, tetapi hanya
sebahagian kecil yang menunjukkan gejala. Divertikulum meckel biasanya
tidak menimbulkan gejala, tetapi kantungnya dapat melepaskan asam dan
menyebabkan ulkus, sehingga terjadi perdarahan melalui rectum yang tidak
disertai nyeri.
Angiodisplasia
Angiodisplasia diklasifikasikan sebagai penyebab perdarahan saluran cerna
bagian bawah secara bertahap atau kronis. Angiodisplasia adalah lesi
degeneratif yang berkaitan dengan penuaan. Dua pertiga pasien dengan
angiodisplasia berusia diatas 70 tahun. Patogenesis angiodisplasia tidak
diketahui, mungkin disebabkan oleh parsial obstruksi intermitten mulai dari
vena-vena submukoas sampai terjadinya dilatasi, sehingga hubungan
arteriovenosa didirikan.
Gejala klinis
Perdarahan akut tejadi dengan gejala pusing, muka pucat, denyut nadi
lemah sampai terjadinya syok. Sedangkan pada perdarahan yang lama atau
kronik akibat kehilangan darah yang lama akan mengakibatkan anemia
defisiensi besi, palpitasi, sesak napas, anoreksia dan insomnia. Dan gejala
lain yang timbul berdasarkan penyebab yang mendasari.
Pemeriksaan
Diperlukan pemeriksaan lanjut pada pasien dengan keluhan
hematochezia. Pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan colok dubur penting
untuk melihat perdarahan secara langsung dan memastikan ada tidaknya
hemoroid dan massa pada daerah anus dan rectum yang teraba saat
pemeriksaan. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk melihat sejauh
mana perdarahan berdampak pada kadar hemoglobin. Pemeriksaan yang
lain yang tak kalah penting adalah pemeriksaa kolonoskopi. Pemeriksaan
kolonoskopi dilakukan untuk melihat secara pasti penyebab kelainan
perdarahan yang terjadi.
10. Pertanyaan
1. Jika diketahui penyebab perdarahannya adalah hemoroid atau ambeien maka
apakah harus di operasi?
Jawaban : Hemoroid atau ambeien dibagi menjadi hemoroid eksterna dan
interna. Untuk menegakkan diagnosis ambeien, diperlukan pemeriksaan
langsung oleh dokter.
Hemoroid interna dapat dikelompokkan menjadi :
Grade I : Wasir tidak keluar dari rectum
Grade II : Wasir prolaps (keluar dari rectum) saat mengedan, namun dapat
masuk secara spontan
Grade III : Wasir prolaps saat mengedan, namun tidak dapat masuk kembali
secara spontan, harus secara manual (didorong kembali dengan
tangan)
Grade IV : Wasir mengalami prolaps namun tidak dapat dimasukkan
kembali.
Hemoroid interna derajat I dan II masih dapat ditangani dengan terapi obat
oral. Namun hemoroid derajat III dan IV serta hemoroid eksterna memerlukan
tindakan bedah untuk penanganannya.
Dokumentasi
Banda Aceh, 19 Agustus 2015
Disetujui,
Dokter Pembimbing I Dokter Pembimbing II
dr. L a ura M ac hnum dr. N urul F aj ri Nip. 19801221 200904 2 004 Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala UPTD Puskesmas Baiturrahman
N ur miat i SP , M K M
Nip. 19770422 200012 2 001
LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN KHASIAT BAWANG MERAH (Allium cepa L. var Aggregatum)
PUSKESMAS BAITURRAHMAN
11. Latar Belakang
Bawang merah (Allium cepa L. var Aggregatum) tergolong tumbuhan yang
berasal dari Asia. Sebahagian literatur menyebutkan bahwa tanaman ini berasal
dari Asia Tengah, terutama daerah Palestina dan India, tetapi sebahagian lagi
memperkirakan bahwa asal muasal tanaman bawang merah berasal dari Asia
Tenggara dan Mediterania.
Bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan
bercabang terpencar, pada kedalaman 15-30 cm di dalam tanah. Batang tanaman
ini tergolong batang sejati atau disebut “diskus” yang berbentuk seperti cakram,
tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas (titik tumbuh),
diatas diskus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun dan
batang semu yang berada di dalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi
lapis.
Sebagai obat tradisional yang dapat menyembuhkan penyakit demam,
kencing manis dan batuk. Bawang merah mengandung kuersetin, antioksidan
yang kuat yang bertindak sebagai agen untuk menghambat kanker. Kandungan
lain dari bawang merah diantaranya protein, mineral, sulfur, antosianin,
karbohidrat dan serat.
12. Tempat, Waktu Kegiatan dan Peserta
Kegiatan penyuluhan khasiat bawang merah dilakukan pada tanggal :
Hari / Tanggal : Sabtu, 15 Agustus 2015 dan Rabu, 19 Agustus 2015
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Posyandu Desa Ateuk Jawo dan Puskesmas Baiturrahman
Topik : Khasiat Bawang merah
Peserta : Pasien Puskesmas Baiturrahman dan Warga Desa Ateuk
Jawo
13. Metode Penyuluhan
Metode kegiatan penyuluhan dibagi dalam 3 tahap yaitu :
e. Tahap pengenalan dan penggalian pengetahuan peserta
Setelah memberi salam dan perkenalan pemateri terlebih dahulu
menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi
disampaikan.
f. Penyampaian Materi
Materi disampaikan dengan menggunakan alat bantu penyajian berupa
leaflet.
c. Penutup
Penyaji memberikan kesempatan peserta untuk bertanya.
14. Materi Penyuluhan
Bawang merah ( Allium cepa L. var Aggregatum) adalah sejenis tanaman
yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia. Orang jawa
mengenalnya sebagai brambang. Bagian yang paling banyak dimanfaatkan adalah
umbi, meskipun beberapa tradisi kuliner juga menggunakan daun serta tangkai
bunganya sebagai bumbu penyedap masakan. Tanaman ini diduga berasal dari
Asia Tengah dan Asia Tenggara.
Tanaman bawang merah memiliki batang yang disebut “diskus” yang
berbentuk seperti cakram. Daun berbentuk silindris kecil memanjang antara 50-70
cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing bewarna hijau muda sampai tua, dan
letak daun melekat pada tungkai yang ukurannya relatif pendek. Tangkai bunga
keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30-90 cm, dan
ujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah
berbentuk paying. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5-6 helai daun bunga yang
berwarna putih. Bunga bawang merupakan bunga sempurna (hermaprodit) dan
dapat menyerbuk sendiri atau silang. Buah tanaman bawang ini berbentuk bulat
dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir, bentuk biji agak
pipih saat muda berwarna bening atau putih setelah tua berwarna hitam. Biji
bawang merah dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara
generatif.
Dibalik kelezatan bawang merah sebagai bumbu masakan, ternyata terdapat
zat yang dapat membantu sel tubuh manusia dapat bekerja secara optimal. Secara
empiris, bawang merah dipakai untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan
termasuk menurunkan demam, kolesterol tinggi, penyakit kulit, sakit tenggorokan.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan peran bawang merah dalam menurunkan
risiko terkena berbagai jenis kanker. Konsumsi bawang merah dalam jumlah
sedang diyakini dapat mengatasi jenis kanker usus, ovarium dan laring. Didalam
bawang merah dijumpai zat aktif yang mengandung unsur sulfide, terutama dalam
bentuk sistein. Senyawa S-alkil sistein sulfoksida tersebut terurai menjadi
berbagai senyawa tiosulfinat dan polisulfida oleh enzim alinase. Kedua produk
dekomposisi itu bersifat mudah menguap dan mempunyai aktivitas antidiabetes,
antibiotik, hipokolesterolemia, dan lain-lain. Tetapi yang terpentung untuk
diketahui adalah bawang merah merupakan sumber senyawa polifenol yang luar
biasa, termasuk didalamnya senyawa flavonoid. Senyawa polifenol inilah yang
berkhasiat sebagai antioksidan. Kandungan nutrisi bawah merah cukup kaya.
Dalam 100 gram bawang mentah terdapat vitamin E, K, Kalsium, zat besi,
magnesium, fosfor, kalium, natrium, dan zinc. Konsumsi secara teratur dapat
menghindarkan kita dari kekurangan unsur vitamin dan mineral.
Senyawa aktif pada bawang merah dan manfaatnya dalam kesehatan sebagai
berikut:
Allisin dan Alliin. Alliin berupa hemihidrat yang tidak berwarna. Titik
leburnya 164-166 derajat Celsius (dengan mengeluarkan gas), praktis larut
dalam air. Allisin dan Alliin bersifat hipolipidemik yaitu dapat menurunkan
kadar kolesterol darah. Mengkonsumsi satu suing bawang merah segar
dapat meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) sebesar 30 %. Senyawa ini
juga berfungsi sebagai antiseptik, yaitu menghambat pertumbuhan
mikroorganisme.
Flavonoid. Bahan aktif ini dikenal sebagai antiinflamasi atau anti radang.
Jadi bawang merah bisa digunakan untuk menyembuhkan radang hati
(hepatitis), radang sendi, radang tonsil, serta radang telinga. Flavonoid juga
berguna sebagai bahan antioksidan dan alamiah, sebagai bakterisida dan
dapat menurunkan kolesterol jahat (LDL) secara efektif.
Alilpropil disulfid. Seperti flavonoid, senyawa ini bersifat hipolipidemik
atau mampu menurunkan kadar lemak darah. Khasiat lainnya sebagai anti
radang.
Fitosterol. Fitosterol adalah golongan lemak yang hanya bisa diperoleh dari
minyak tumbuh-tumbuhan atau yang lebih dikenal dengan minyak nabati.
Jenis lemak ini cukup aman untuk dikonsumsi, termasuk oleh penderita
penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu, penggunaannya justru akan
menyehatkan jantung.
Saponin. Saponin termasuk senyawa penting dalam bawang merah yang
memiliki cukup banyak khasiat. Senyawa ini juga mempunyai kemampuan
mengendalikan pertumbuhan bakteri.
15. Pertanyaan
1. Apakah boleh pada pasien radang usus hanya mengkonsumsi bawang merah
saja tanpa minum obat?
Tidak dianjurkan hanya mengkonsumsi bawang merah saja untuk mengobati
radang usus. Pengobatan tradisional digunakan untuk memperkuat pengobatan
medis dan sangat baik jika diberikan sebagai bentuk pencegahan penyakit.
2. Bagaimana mungkin bawang merah dapat menurunkan kolesterol?
Berdasarkan penelitian bawang merah dapat menurunkan kadar kolesterol
dengan kandungan Allisin dan Alliin nya. Kedua zat ini bersifat hipolipidemik
yaitu dapat menurunkan kadar kolesterol serta dapat meningkatkan 30% HDL.
Dokumentasi
Posyandu Desa Ateuk Jawo Puskesmas Baiturrahman
Banda Aceh, 19 Agustus 2015
Disetujui,
Dokter Pembimbing I Dokter Pembimbing II
dr. L a ura M ac hnum dr. N urul F aj ri Nip. 19801221 200904 2 004 Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala UPTD Puskesmas Baiturrahman
N ur miat i SP , M K M
Nip. 19770422 200012 2 001
LAMPIRAN II KEGIATAN IMUNISASI
KEGIATAN IMUNISASI
No Hari/ Tanggal Nama
Jeniskelam
inUmur BB
(Kg)
Imunisasiyang
diberikan
Keteran- gan
1 Kamis,20/8/2015 M. Habibi Lk 9 Bulan 8,8 Campak -
2 Kamis,20/8/2015
AnnisaFitria Pr 1 Bulan 3,9 BCG, Polio II -
3 Kamis,20/8/2015 Atha Azizi Lk 9 Bulan 9,3 Campak -
4. Kamis,20/8/2015
RaziqHana Pr 10
Bulan 8,6 Campak -
Banda Aceh, 25 Agustus 2015Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
dr . L a ura M ac hnum dr. N urul F aj ri Nip. 19801221 200904 2 004 Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala UPTD Puskesmas Baiturrahman
N ur miati , SP . M K M Nip. 19770422 200012 2 001
LAMPIRAN III KEGIATAN ANTE NATAL CARE
KEGIATAN ANTENATAL CARE
No Hari/ Tanggal Nama Ibu Umur
(tahun)
UsiaKehami
lanDJJ BB
(kg) TD TT TFU (cm)
Tabbesi/ Hb
1 Rabu12/8/2015
HeldaRivanti
29 32-34minggu
149 56 110/80
+ 29 +
2 Rabu12/8/2015
Iin Masrifa 25 28-30minggu
150 74 110/70
+ 28 +
3 Rabu12/8/2015
LuviOktaviani
23 12-14minggu
- 48 110/80
- - AsamFolat
4 Rabu12/8/2015
Nova 31 37-38minggu
145 66 110/70
- 32 +
5 Rabu12/8/2015
Konah 40 12-14minggu
- 68 110/80
- - AsamFolat
3 Rabu12/8/2015
Fitri 34 4-6minggu
- 45 100/80
- - AsamFolat
KEGIATAN KONTRASEPSI
NoHari/
Tanggal Nama Umur(tahun) TD BB
(kg)JumlahAnak
JenisKontrasepsi
TanggalKembali
1 Kamis13/8/2015
Noni 30 100/70 65 3 InjeksiCyclofem
10/9/15
Banda Aceh, 20 Agustus 2015
DisetujuiPembimbing I Pembimbing II
dr . L a ura M ac hnum dr. N urul F aj ri Nip. 19801221 200904 2 004 Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala UPTD Puskesmas Baiturrahman
N ur miati , SP . M K M Nip. 19770422 200012 2 001
LAMPIRAN IV REKAM MEDIS PASIEN POLI
Nama : Khairunnisak Umur : 12 TahunJenis Kelamin : Perempuan No. CM : 2147 /14Alamat : Suka Ramai Tanggal Pemeriksaan : 11 Agustus 2015
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Assesment Planning
Keluhan utama : Nyeri menelanKeluhan tambahan : DemamRPS : Pasien datang dengan keluhan nyeri menelan sejak 3 hari yang lalu, memberat jika pasien makan makanan berminyak. Pasien juga mengeluh demam sejak2 hari yang lalu. RPO : Paracetamol RPK : disangkal ObjektifBB : 38 kgVital signNadi: 84 x/menit
RR : 20 x/menit Suhu: 36,4 C Pemeriksaan fisik- Mata : pucat (-/-), ikterik (-/-)- Telinga/Hidung/Mulut : dbn/dbn /Faring: Hiperemis
(+). Tonsil T2/T2 Hiperemis (-)- Thorax :
I : simetrisP : sf kanan = sf kiri, nyeri tekan (-) P : sonor/sonorA : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
- Jantung :I : ictus cordis tidak terlihatP : ictus cordis tidak terabaP : dbnA: BJ I > BJ II, regular, bising (-)
- AbdomenI : simetrisP : soepel, nyeri tekan (-) P : timpani (N)A : peristaltik (+) NormalEkstremitas :Superior : udem (-/-), pucat (-/-) Inferior : udem (-/-), pucat (-/-)
Assesment(J02) Faringitis Akut
Terapi :- Amoxicilyn 3 x 500 mg- Paracetamol 3x 500 mg- Dexametason 3x 0,5mg- Vit C 3x 50 mg
Planning Edukasi :- Menjelaskan pada pasien tentang
penyakit dan pengobatan- Istirahat yang cukup- Makan makanan yang sehat dan
bersih- Hindari makan makanan yang
merangsang seperti pedas, berminyak, panas, dingin dan banyak mengandung pengawet.
Dokter Pembimbing I
d r . La u r a M a c hn u m Nip. 19801221 200904 2 004
Dokter Pembimbing II
d r . N u r u l F aj r i Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala UPTD PuskesmasBaiturrahman
Nu r m i at i , S P , M K M Nip. 19770422 200012 2 001
Nama : Kesuma Umur : 64 TahunJenis Kelamin : Laki-laki No. CM : 0888 /14Alamat : Ateuk Pahlawan Tanggal
Pemeriksaan: 11 Agustus 2015Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Assesment Planning
Keluhan Utama : BAB cairKeluhan Tambahan : MualRPS : Pasien datang dengan keluhan BAB cair sejak 1 hari yang lalu. BAB cair 4 kali dalam sehari dengan sedikit ampas. BAB berlendir atau berdarah disangkal. Pasien juga mengeluhkan adanya mual sejak 5 jam sebelum datang ke puskesmas. Muntah (-). Demam (-)RPD: Pasien menderita DM sejak 2 tahun terakhirRPO : Pasien menggunakan obat DM glibenklamid 1x5 mg dan obat hipertensi amlodipine 1x 5 mgRPK : Ibu pasien menderita DM dan Hipertensibjektif Vital Sign TD : 150/60N : 78x/ menit RR : 20 x/ menit T : 37,4 °C
Pemeriksaan fisik :- Mata : Pucat (-/-), Ikterik (-/-), Cekung (-/-)- Telinga/Hidung/Mulut : Dbn/Dbn/Dbn- Thorax :
I : Simetris (+/+), retraksi (-/-) P : Stem Fremitus kanan = kiriP : Sonor di kedua lapangan paruA : Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
- Jantung :I : Ictus cordis tidak terlihatP : Ictus cordis teraba di ICS VP : Atas : ICS III Kanan :LPSD Kiri :LMCS A : BJ I > BJ II
- Abdomen :I : Simetris (+), distensi (-)P : Nyeri tekan (-), H/L/R tidak teraba, Turgor (N) P : Timpani (+) diseluruh regio abdomenA :Peristaltik : Peristaltik usus meningkat (+)
- Ekstremitas :Superior : Udem. Inferior : udem (-/-) Lab
tgl 2 Juli 2015 : KGDP : 275 mg/dl,KGD 2 jam PP : 342 mg/dl
Asessment(A09) Gastroenteritis Tanpa Dehidrasi + (E11) DM Tipe2 + (I10) Hipertensi Stage I
Terapi :- Loperamid 2x2 mg- Zinc 1x 20 mg (10 hari)- Antasida tab 3x1- Glibenklamid 1x5 mg (pagi a.c)- Amlodipine 1x 5 mg
Planning Edukasi- Gunakan obat secara teratur- Cukup istirahat- Perbanyak minum air untuk
mencegah dehidrasi- Makan makanan yang sehat dan
bersih- Kurangi asupan garam- Kontrol gula darah- Olahraga teratur
Dokter Pembimbing I
d r . La u r a M a c hn u m Nip. 19801221 200904 2 004
Dokter Pembimbing II
d r . N u r u l F aj r i Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala UPTD PuskesmasBaiturrahman
Nu r m i at i , S P , M K M Nip. 19770422 200012 2 001
Nama : Mariana Umur : 40 TahunJenis Kelamin : Perempuan No. CM : 1247/14Alamat : Seutui Tanggal Pemeriksaan : 11 Agustus 2015
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Assesment Planning
Keluhan utama : Nyeri lututKeluhan tambahan : Mual dan nyeri ulu hatiRPS : Pasien datang dengan keluhan nyeri lutut yang dirasakan sejak 1 minggu terakhir. Nyeri lutut lebih terasa jika pasien berjalan jauh dan menaiki tangga. Pasien juga mengeluhkan mual dan nyeri pada ulu hati sejak 3 hari terakhir.RPD: Pasien menderita Hipertensi sejak 1 tahun terakhirRPO : Amlodipine 1x 5mgRPK : Ayah dan adik pasien menderita hipertensiObjektifVital SignTD : 140/90 mmHgN : 78 x/ menit RR: 20 x/ menit T: 36,8°C
Pemeriksaan fisik :- Mata : Pucat (-/-), Ikterik (-/-)- Telinga/Hidung/Mulut : Dbn/Dbn/Dbn- Thorax :
I : Simetris (+/+), retraksi (-/-) P : Stem Fremitus kanan = kiriP : Sonor di kedua lapangan paruA : Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
- Jantung :I : Ictus cordis tidak terlihatP : Ictus cordis teraba di ICS V P : Atas : ICS III
Kanan :LPSD Kiri :LMCS
A : BJ I > BJ II- Abdomen :
I : Simetris (+), distensi (-)P : Nyeri tekan (-), H/L/R tidak terabaP : Timpani kesanA :Peristaltik kesan normal
- Ekstremitas :Superior : Udem (-/-), inferior : udem (-/-)
Asessment(M19.9) Osteoatritis + (K30) Dyspepsia + (I10) Hipertensi Stage 1
Terapi :- Paracetamol 3 x 500 mg- Lansoprazol 1x 30 mg- Amlodipine 1x 5 mg
Planning Edukasi :- Menjelaskan pada pasien
tentang penyakit dan pengobatan
- Istirahat yang cukup- Hindari menaiki tangga dan
terlalu sering berjalan jauh- Hindari faktor pencetus stress
fisik dan psikologis- Hindari makanan yang
merangsang asam lambung seperti asam, pedas, dan kopi
- Kurangi asupan garam
Dokter Pembimbing I
d r . La u r a M a c hn u m Nip. 19801221 200904 2 004
Dokter Pembimbing II
d r . N u r u l F aj r i Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala UPTD PuskesmasBaiturrahman
Nu r m i at i , S P , M K M Nip. 19770422 200012 2 001
Nama : Bunga Ratu Umur : 3 TahunJenis Kelamin : Perempuan No. CM : 1636/14Alamat : Peuniti Tanggal Pemeriksaan : 11 Agsutus 2015
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Assesment PlanningKeluhan Utama : Nyeri telinga kananKeluhan Tambahan : -RPS : Pasien datang dibawa ibunya dengan keluhan nyeri telinga kanan. Nyeri telinga sudah dirasakan sejak 1 hari yang lalu. Keluar cairan dari telinga disangkal. Pendengaran berkurang dan telinga berdengung juga disangkal. Demam disangkal. Riwayat trauma disangkal.5 hari sebelumnya pasien mengalami pilek.RPD: disangkalRPO : tidak adaRPK : tidak ada di keluarga yang menderita penyakit yang samaObjektifBB : 14,7 kgVital SignN : 80 x/ menit RR: 20 x/ menit T : 36,8 °CPemeriksaan fisik :- Mata : Pucat (-/-), Ikterik (-/-)Telinga/Hidung/Mulut: MAE lapang (+/+). MThiperemis (+/-) intak(+/+) /Dbn/Dbn- Thorax :
I : Simetris (+/+), retraksi (-/-) P : Stem Fremitus kanan = kiriP : Sonor di kedua lapangan paruA : Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
- Jantung :I : Ictus cordis tidak terlihatP : Ictus cordis teraba di ICS VP : Atas : ICS III Kanan :LPSD Kiri :LMCS A : BJ I > BJ II
- Abdomen :I : Simetris (+), distensi (-)P : Nyeri tekan (-), H/L/R tidak terabaP : Timpani kesan normalA :Peristaltik kesan normal
- Ekstremitas :Superior : Udem (-/-), inferior: udem (-/-)
Asessment(H65.1) Otitis Media Akut Auris Dextra
Terapi :- Cefadroxyl syr 3x cth I- Ibuprofen syr 3xcth I- CTM tab No. II Dexametason
0,5 mg No. II Vit B komplek 100 mg No. II Mf la pulv dtd No X3 dd pulv. I
Planning Edukasi- Makan makanan bergizi- Minum obat secara teratur- Jika anak pilek segera berobat
Dokter Pembimbing I
d r . La u r a M a c hn u m Nip. 19801221 200904 2 004
Dokter Pembimbing II
d r . N u r u l F aj r i Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala UPTD PuskesmasBaiturrahman
Nu r m i at i , S P , M K M Nip. 19770422 200012 2 001
Nama : T.Alfi Umur : 4,5 TahunJenis Kelamin : Laki-laki No. CM : 0692/14Alamat : Suka Ramai Tanggal Pemeriksaan : 11 Agustus 2015
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Assesment PlanningKeluhan Utama : DemamKeluhan Tambahan : MuntahRPS : Pasien datang dibawa ibunya dengan keluhan demam sejak 2 hari yang lalu. Demam naik turun, turun dengan obat penurun panas. Pasien juga mengalami muntah sejak 2 hari yang lalu. Muntah berisi makanan yang dimakan. BAB cair disangkal.RPD: disangkal RPO : Paracetamol RPK :disangkal ObjektifBB : 18 ,5 kgVital Sign
N : 83 x/ menit RR: 20 x/ menit T: 36,7°C
Pemeriksaan fisik :- Mata : Pucat (-/-), Ikterik (-/-), Cekung (-/-)- Telinga/Hidung/Mulut : Dbn/Dbn/Lidah kotor(-)- Thorax :
I : Simetris (+/+), retraksi (-/-) P : Stem Fremitus kanan = kiriP : Sonor di kedua lapangan paruA : Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
- Jantung :I : Ictus cordis tidak terlihatP : Ictus cordis teraba di ICS V P : Atas : ICS III
Kanan :LPSD Kiri :LMCS
A : BJ I > BJ II- Abdomen :
I : Simetris (+), distensi (-)P : Nyeri tekan (-), H/L/R tidak terabaP : TimpaniA :Peristaltik kesan normal
- Ekstremitas :Superior : Udem (-/-), inferior : udem (-/-)
Asessment(A09) Gastroenteritis AkutDD : Susp. Tyfoid Fever
Terapi :- Paracetamol syr 3x cth 1½- Domperidon syr 3xcth I (30‟
a.c)- Zink tablet 1x 20 mg (10 hari)- Oralit sachet 1x1
Planning Edukasi- Jaga kebersihan makanan- Hindari makanan jajanan luar- Istirahat yang cukup- Minum obat teratur- Bila demam tidak sembuh hari
ke 5 anjuran untuk melakukan pemeriksaan laboratorium.
Dokter Pembimbing I
d r . La u r a M a c hn u m Nip. 19801221 200904 2 004
Dokter Pembimbing II
d r . N u r u l F aj r i Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala UPTD PuskesmasBaiturrahman
Nu r m i at i , S P , M K M Nip. 19770422 200012 2 001
Nama : Lindawati Umur : 33 TahunJenis Kelamin : Perempuan No. CM : 2264/14Alamat : Neusu Jaya Tanggal Pemeriksaan : 11 Agustus 2015
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Assesment PlanningKeluhan utama : BatukKeluhan tambahan : Sakit tenggorokan, pilekRPS : Pasien datang dengan keluhan batuk sejak 2 hari yang lalu. Batuk disertai nyeri tenggorokan. Pasien juga mengeluhkan pilek sejak kemarin. Demam 1 hari yang lalu. Namun saat ini pasien lemas dan tidak nafsu makan.RPO : tidak ada RPK : disangkal ObjektifVital sign
TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit Nadi: 94 x/menit Suhu: 36,7 C
Pemeriksaan fisik- Mata : pucat (-/-), ikterik (-/-)- Telinga/Hidung/Mulut : dbn/secret (+/+)/dbn- Faring hiperemis (-)- Thorax :
I : simetrisP : sf kanan = sf kiri, nyeri tekan (-) P : sonor/sonorA : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
- Jantung :I : ictus cordis tidak terlihat P : ictus cordis tidak teraba P : dbnA : BJ I > BJ II, regular, bising (-)
- AbdomenI : simetrisP : soepel, nyeri tekan (+) epigastriumP : timpani (N)A : peristaltik (+)sedikit meningkat
- Ekstremitas :Superior : udem (-/-), pucat (-/-) Inferior : udem (-/-), pucat (-/-)
Assesment(J00) Common cold
Terapi :- Paracetamol 3x500 mg- Prednison 2x5 mg- CTM 2x4 mg- Vit C 50 mg 2 x 1
Planning Edukasi:- Istirahat yang cukup- Makan makanan yang bergizi
termasuk sayur-sayuran dan buah- buahan
- Minum obat secara teratur
Dokter Pembimbing I
d r . La u r a M a c hn u m Nip. 19801221 200904 2 004
Dokter Pembimbing II
d r . N u r u l F aj r i Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala UPTD PuskesmasBaiturrahman
Nu r m i at i , S P , M K M Nip. 19770422 200012 2 001
Nama : M.Ikram Umur : 4 TahunJenis Kelamin : Laki-laki No. CM : 0287/14Alamat : Peuniti Tanggal
Pemeriksaan: 11 Agustus 2015Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Assesment Planning
Keluhan Utama : BatukKeluhan Tambahan : DemamRPS : Pasien datang dibawa ibunya dengan keluhan batuk sejak 3 hari yang lalu, batuk berdahak. Pasien juga mengalami demam sejak 3 hari yang lalu.RPD: pasien pernah mengalami hal ini sebelumnya 1 kali 6 bulan yang lalu. riwayat alergi (-)RPK : disangkalObjektif BB: 15 kg Vital sign
RR : 19 x/menit Nadi: 89 x/menit Suhu: 37,1 C
Pemeriksaan fisik- Mata : pucat (-/-), ikterik (-/-)- Telinga/Hidung/Mulut : dbn/dbn/Tonsil hiperemis T2/T3,
faring hiperemis.- Thorax :
I : simetrisP : sf kanan = sf kiri, nyeri tekan (-) P : sonor/sonorA : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
- Jantung :I : ictus cordis tidak terlihat P : ictus cordis tidak teraba P : dbnA : BJ I > BJ II, regular, bising (-)
- AbdomenI : simetrisP : soepel, nyeri tekan (-) P : timpani (N)A : peristaltik (+) normal
- Ekstremitas :Superior : udem (-/-), pucat (-/-) Inferior : udem (-/-), pucat (-/-)
Assesment(J06.8) Tonsilofaringitis Akut
Terapi :- Cefadroxyl syr 3xcth1- CTM tab No. II Dexametason 0,5 mg No. II Vit C IIIMf la pulv dtd No X3 dd pulv. I
Planning Edukasi :- Istirahat yang cukup- Makan makanan yang teratur
dan bergizi- Banyak minum air putih- Hindari makanan pedas,
berminyak, panas dan dingin (es).
Dokter Pembimbing I
d r . La u r a M a c hn u m Nip. 19801221 200904 2 004
Dokter Pembimbing II
d r . N u r u l F aj r i Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala UPTD PuskesmasBaiturrahman
Nu r m i at i , S P . M K M Nip. 19770422 200012 2 001
Nama : Fatimah Umur : 44 TahunJenis Kelamin : Perempuan No. CM : 2370 /14Alamat : Ateuk Jawo Tanggal Pemeriksaan : 11 Agustus 2015
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Assesment PlanningKeluhan Utama: Nyeri lututKeluhan Tambahan: Kaki kebasRPS : Pasien datang dengan nyeri lutut yang dirasakan sejak 1 bulan terakhir dan memberat dalam3 hari terakhir. Nyeri lutut bertambah saat pasien banyak berjalan dan berkurang dengan istirahat. Pasien juga mengeluhkan kedua kaki kebas saat berjalan lama.RPD: disangkal RPO : disangkal RPK : disangkal ObjektifVital SignTD: 120/70 mmHg N : 95 x/ menit RR: 20 x/ menitT: 36,9 0C Pemeriksaan fisik :- Mata : Pucat (-/-), Ikterik (-/-)- Telinga/Hidung/Mulut : Dbn/Dbn/Dbn- Thorax :
I : Simetris (+/+), retraksi (-/-) P : Stem Fremitus kanan = kiriP : Sonor di kedua lapangan paruA : Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
- Jantung :I : Ictus cordis tidak terlihatP : Ictus cordis teraba di ICS VP : Atas : ICS III Kanan :LPSD Kiri :LMCS A : BJ I > BJ II
- Abdomen :I : Simetris (+), distensi (-)P : Nyeri tekan (-), H/L/R tidak terabaP : Timpani (+) diseluruh regio abdomenA :Peristaltik : Peristaltik usus (+) Normal
- Ekstremitas :Superior : Udem. Inferior : udem (-/-)
Inferior : Udem (-/-), pucat (-/-) Asessment(M19.9) Osteoatritis
Terapi :- Paracetamol 3x 500 mg- Vitamin B Kompleks 2x100 mg
Planning Edukasi- Kurangi berat badan- Hindari berjalan terlalu lama dan
hindari naik tangga
Dokter Pembimbing I
d r . La u r a M a c hn u m Nip. 19801221 200904 2 004
Dokter Pembimbing II
d r . N u r u l F aj r i Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala UPTD PuskesmasBaiturrahman
Nu r m i at i , S P , M K M Nip. 19770422 200012 2 001
Nama : Dasril Umur : 53 TahunJenis Kelamin : Laki-laki No. CM : 0400/14Alamat : Peuniti Tanggal Pemeriksaan : 11 Agustus 2015
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Assesment PlanningKeluhan utama : Sakit kepalaKeluhan tambahan : Leher kakuRPS : Pasien datang dengan keluhan sakit kepala sejak 2 hari yang lalu. Sakit kepala dirasakan pasien diseluruh kepala. Pasien juga mengeluhkan lehernya kaku sejak 2 hari yang lalu juga. Keluhan lain disangkalRPD : Pasien mengalami DM sejak 3 tahun yang lalu.RPO : Pasien mendapat obat DM rutin Glibenklamid RPK : Ibu dan kakak pasien menderita DMObjektifVital sign
TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit Nadi: 92 x/menit Suhu: 36,7 C
Pemeriksaan fisik- Mata : pucat (-/-), ikterik (-/-)- Telinga/Hidung/Mulut : dbn/secret (+/+)/dbn- Faring hiperemis- Thorax :
I : simetrisP : sf kanan = sf kiri, nyeri tekan (-) P : sonor/sonorA : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
- Jantung :I : ictus cordis tidak terlihat P : ictus cordis tidak teraba P : dbnA : BJ I > BJ II, regular, bising (-)
- AbdomenI : simetrisP : soepel, nyeri tekan (+) epigastriumP : timpani (N)A : peristaltik (+) Normal
- Ekstremitas :Superior : udem (-/-), Inferior : udem (-/-)Hasil laboratorium 11/8/2015: Trigliserida 240 mg/dl, KGDP: 245 mg/dl, KGD 2 jam PP: 287 mg/dl
Assesment(E11) DM Tipe 2 + (E78.0) Hiperkolesterolemia
Terapi :- Glibenklamid 1x 5 mg- Paracetamol 3x 500 mg- Simvastatin 1x 10 mg
Planning Edukasi :- Menjelaskan pada pasien
tentang penyakit dan pengobatan
- Istirahat yang cukup- Makan makanan yang teratur
dan bergizi- Banyak minum air putih- Olahraga yang teratur- Kurangi makanan yang tinggi
kolesterol- Kontrol gula darah
Dokter Pembimbing I
d r . La u r a M a c hn u m Nip. 19801221 200904 2 004
Dokter Pembimbing II
d r . N u r u l F aj r i Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala UPTD PuskesmasBaiturrahman
Nu r m i at i , S P . M K M Nip. 19770422 200012 2 001
Nama : Andreas Umur : 2 TahunJenis Kelamin : Laki-laki No. CM : 0845/14Alamat : Ateuk Pahlawan Tanggal Pemeriksaan : 11 Agustus 2015
Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Assesment PlanningKeluhan utama : BatukKeluhan tambahan : Sakit tenggorokan, pilekRPS : Pasien datang dengan keluhan batuk sejak 2 hari yang lalu. Batuk disertai nyeri tenggorokan. Pasien juga mengeluhkan pilek sejak kemarin. Demam disangkal. Namun saat ini pasien lemas dan tidak nafsu makan.RPO : tidak ada RPK : disangkal ObjektifVital sign
BB : 11,2 kgRR : 20 x/menit Nadi: 94 x/menit Suhu: 36,7 C
Pemeriksaan fisik- Mata : pucat (-/-), ikterik (-/-)- Telinga/Hidung/Mulut : dbn/secret (+/+)/dbn- Faring hiperemis- Thorax :
I : simetrisP : sf kanan = sf kiri, nyeri tekan (-) P : sonor/sonorA : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
- Jantung :I : ictus cordis tidak terlihat P : ictus cordis tidak teraba P : dbnA : BJ I > BJ II, regular, bising (-)
- AbdomenI : simetrisP : soepel, nyeri tekan (+) epigastriumP : timpani (N)A : peristaltik (+)sedikit meningkat
- Ekstremitas :Superior : udem (-/-), pucat (-/-) Inferior : udem (-/-), pucat (-/-)
Assesment(J00) Common cold
Terapi :- Paracetamol Syr 3 x cth I
-- CTM tab No. II Dexametason 0,5 mg No. II Vit C IIIMf la pulv dtd No X3 dd pulv. I
Planning Edukasi :- Menjelaskan pada pasien tentang
penyakit dan pengobatan- Istirahat yang cukup- Makan makanan yang teratur dan
bergizi- Banyak minum air putih
Dokter Pembimbing I
d r . La u r a M a c hn u m Nip. 19801221 200904 2 004
Dokter Pembimbing II
d r . N u r u l F aj r i Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala UPTD PuskesmasBaiturrahman
Nu r m i at i , S P . M K M Nip. 19770422 200012 2 001
LAMPIRAN V KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH
(HOME VISIT)
LAPORAN KEGIATAN HOME VISIT
I. Identitas Pasien
Nama : T
Umur
Alamat
: 2,5 tahun
: Peuniti
Jenis Kelamin
Suku
: Laki-laki
: Aceh
BB
TB
: 13 kg
: 90 cm
Weight for age
Length for age
: -2 s/d +2SD
: -2 s/d +2SD
Weight for length
Tanggal kunjungan
: -2 s/d +2SD
: 15 Agustus 2015
II. ANAMNESA
Keluhan Utama : Bintik-bintik merah pada kaki
Keluhan Tambahan : Batuk, Demam, Nafsu makan berkurang
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dibawa orang tuanya dengan keluhan muncul bintik-bintik merah
pada kaki sejak 3 hari yang lalu. Bintik- bintik merah yang terjadi menyebar keesokan
harinya ke tangan. Ibu pasien juga mengeluhkan adanya demam sejak 2 hari yang lalu.
Keluhan lain yang dirasakan adalah adanya batuk sejak 2 hari yang lalu. Ibu pasien
mengeluhkan anaknya mengalami pengurangan nafsu makan sejak 3 hari terakhir.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belun pernah mengalami hal seperti ini.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Adik pasien juga mengalami hal yang sama
Riwayat Pemakaian Obat :
Tidak ada
Riwayat Kebiasaan Sosial :
Pasien adalah seorang anak yang aktif bermain bersama teman-temannya di
halaman rumah.
Riwayat Imunisasi :
Ibu pasien mengaku lengkap memberikan imunisasi dari awal kelahiran.
III. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan
Umum : Sedang Kesadaran
: Compos Mentis Nadi
: 90 x/menit
Suhu : 36,8oC
Pernafasan : 22 x/menit
Keadaan Gizi : Normoweight
STATUS INTERNUS
Kulit
Warna : Kuning langsat
Turgor : Cepat kembali
Sianosis : (-)
Ikterus : (-)
Udema : (-)
Anemia : (-)
Status Dermatologis : at regio ekstremitas superior dan inferior tampak papul
dengan dasar eritema jumlah multipel dengan terdapat ekskoriasi diatasnya
berdistribusi secara regional
Kepala
Bentuk : Kesan Normocephali
Rambut : Berwarna hitam
Mata : Cekung (-), palpebra inferior hiperemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), hiperemis (-/-), refleks cahaya (+/+)
Telinga : Sekret (-/-), perdarahan (-/-)
Hidung : Sekret (+/+) mukoid, perdarahan (-/-), NCH (-/-)
Mulut
Bibir : Pucat (-), Sianosis (-)
Gigi geligi : (-)
Lidah : Beslag (-), Tremor (-)
Mukosa : Basah (+), koplit spot ar buccal (-/-)
Tenggorokan : Tonsil T1-T1, kripta melebar (-)
Faring : Hiperemis (-)
Leher
Bentuk : Kesan simetris
Kel. Getah Bening : Pembesaran KGB (-)
Thorax
1. Thoraks depan
Inspeksi
Bentuk dan Gerak: Kesan simetris
Tipe pernafasan : Abdomino-torakal
Retraksi : (-)
Palpasi : Stem fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Rh(-) , Wh(-) Rh(-) , Wh(-)
Lap. Paru tengah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)
Lap. Paru bawah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)
2. Thoraks Belakang
Inspeksi
Bentuk dan Gerak: Kesan simetris
Tipe pernafasan : Thorako-abdominal
Retraksi : (-)
Palpasi : Stem fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Rh(-), Wh(-) Rh(-),Wh(-)
Lap. Paru tengah Rh(-), Wh(-) Rh(-), Wh(-)
Lap. Paru bawah Rh(-), Wh(-) Rh(-), Wh(-)
Jantung
Inspeksi :Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V linea axilaris anterior
Perkusi : Batas atas : ICS III sinistra
Batas kanan : Linea para sternalis dextra
Batas bawah : ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Kesan simetris, distensi (-)
Palpasi : Distensi abdomen (-), Nyeri tekan (-),
Lien tidak teraba, hepar tidak teraba
Perkusi : Timpani usus (+), pekak hati (-), asites (-)
Auskultasi : peristaltik usus (N)
Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Ekstremitas Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan KiriSianotik - - - -
Kering - - - -
Ikterik - - - -
Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif
Tonus otot Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus
Sensibilitas N N N N
Atrofi otot - - - -
IV. DIAGNOSA
Obs. Febris e.c susp. DD: 1. Rubella2. Morbilli
V. TATALAKSANA Amoxicilin syr 3 x cth I
Paracetamol 250 mg tab No.III mf la pulv
Dexamethasone 0,5 mg tab No.II dtd No. X
CTM 4 mg tab No.II 3 x 1
Bedak salisilk 2 kali sehari setelah mandi pagi dan sore
VI. PENCEGAHAN DAN ANJURAN
- Edukasi bagi pasien dan keluarga dengan memberikan pengetahuan dan
meningkatkan motivasi untuk menerapkan perilaku hidup sehat.
- Menjelaskan ke orang tua pasien bahwa penyakit ini adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus sehingga sangat diperlukan menjaga daya tahan tubuh tetap
optimal dengan beristirahat cukup dan asupan nutrisi yang seimbang.
- Banyak minum air putih untuk mencegah dehidrasi
- Hindari kontak pasien dengan orang di sekitarnya untuk mencegah penyebaran
penyakit terutama penularan ke ibu hamil.
- Jika keluhan pasien semakin berat maka bawa pasien kembali ke pelayanan
kesehatan.
VII. Dokumentasi Home Visit
Banda Aceh, 22 Agustus 2015
Mengetahui:
Pembimbing I Pembimbing II
dr. L a ura M ac hnum dr. N urul F aj ri
Nip. 19801221 200904 2 004 Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala UPTD Puskesmas Baiturrahman
N ur miati , SP . M K M
Nip. 19770422 200012 2 001
LAPORAN KEGIATAN HOME VISIT
III. Identitas Pasien
Nama : M
Umur : 9 tahun
Alamat : Kampung baru
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Aceh
BB : 26 kg
TB : 130 cm
Weight for age : -2 s/d +2SD
Length for age : -2 s/d +2SD
Weight for length : -2 s/d +2SD
Tanggal kunjungan : 15 Agustus 2015
IV. ANAMNESA
Keluhan Utama : Nyeri menelan
Keluhan Tambahan : Batuk, leher sebelah kanan membengkak
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dibawa orang tuanya dengan keluhan nyeri menelan yang
dirasakan sejak 1 hari yang lalu. Nyeri dirasakan semakin berat setelah makan
makanan yang pedas dan panas. Hal ini membuat nafsu makan pasien menurun.
Pasien juga mengeluhkan batuk yang dirasakan sejak 3 hari terakhir. Batuk yang
dialami tanpa dahak. Keluhan demam disangkal. Pasien juga merasa leher sebelah
kanan membengkak dan nyeri saat ditekan.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya sekitar 6 bulan yang lalu
dan sembuh setelah berobat ke puskesmas.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami hal yang sama.
Riwayat Pemakaian :
Tidak ada
Riwayat Kebiasaan Sosial :
Pasien adalah seorang pelajar SD yang suka jajan makanan yang pedas dan
meminum es.
Riwayat Imunisasi :
Ibu pasien mengaku lengkap memberikan imunisasi dari awal kelahiran.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,8oC
Pernafasan : 20 x/menit
Keadaan Gizi : Normoweight
STATUS INTERNUS
Kulit
Warna : Kuning langsat
Turgor : Cepat kembali
Sianosis : (-)
Ikterus : (-)
Udema : (-)
Anemia : (-)
Kepala
Bentuk : Kesan Normocephali
Rambut : Berwarna hitam
Mata : Cekung (-), palpebra inferior hiperemis (-/-), sklera ikterik (-/),
hiperemis (-/-), refleks cahaya (+/+) Telinga : Sekret (-/-), perdarahan (-/-) Hidung : Sekret (+/+) mukoid, perdarahan (-/-), NCH (-/-)
Mulut
Bibir : Pucat (-), Sianosis (-)
Gigi geligi : (-)
Lidah : Beslag (-), Tremor (-)
Mukosa : Basah (+), koplit spot ar buccal (-/-)
Tenggorokan : Tonsil hiperemis (+) T3-T3, kripta melebar (+)
Faring : Hiperemis (-)
Leher
Bentuk : Kesan simetris
Kel. Getah Bening : Pembesaran KGB (+) di regio sub mandibula
dekstra diameter 3 cm, mobile konsistensi lunak, nyeri tekan (+)
Thorax
3. Thoraks depan
Inspeksi
Bentuk dan Gerak: Kesan simetris
Tipe pernafasan : Abdomino-torakal
Retraksi : (-)
Palpasi : Stem fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Rh(-) , Wh(-) Rh(-) , Wh(-)
Lap. Paru tengah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)
Lap. Paru bawah Rh(-) , Wh(-) Rh(-), Wh(-)
4. Thoraks Belakang
Inspeksi
Bentuk dan Gerak: Kesan simetris
Tipe pernafasan : Thorako-abdominal
Retraksi : (-)
Palpasi : Stem fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap.Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Rh(-), Wh(-) Rh(-),Wh(-)
Lap. Paru tengah Rh(-), Wh(-) Rh(-), Wh(-)
Lap. Paru bawah Rh(-), Wh(-) Rh(-), Wh(-)
Jantung
Inspeksi :Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V linea axilaris anterior
Perkusi : Batas atas : ICS III sinistra
Batas kanan : Linea para sternalis dextra
Batas bawah : ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Kesan simetris, distensi (-)
Palpasi : Distensi abdomen (-), Nyeri tekan (-),
Lien tidak teraba, hepar tidak teraba
Perkusi : Timpani usus (+), pekak hati (-), asites (-)
Auskultasi : peristaltik usus (N)
Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Anus :Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Ekstremitas Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan KiriSianotik - - - -
Kering - - - -
Ikterik - - - -
Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif
Tonus otot Normotonus Normotonus Normotonus Normotonus
Sensibilitas N N N N
Atrofi otot - - - -
IV. DIAGNOSA
J35.0 Tonsilitis Kronik
V. TATALAKSANA
Amoxicilin tab 3x 250 mg
Paracetamol tab 3 x 250 mg
Dexamethasone tab 0,5 mg 3x
CTM tab 3 x 2 mg
Vitamin B Komplek tab 2 x 50 mg
VI. PENCEGAHAN DAN ANJURAN
- Edukasi bagi pasien dan keluarga dengan memberikan pengetahuan dan
meningkatkan motivasi untuk menerapkan perilaku hidup sehat.
- Menjelaskan ke orang tua pasien bahwa penyakit ini adalah penyakit yang
disebabkan oleh bakteri atau virus sehingga sangat diperlukan untuk menjaga
kebersihan mulut dan gigi dengan teratur menggosok gigi.
- Konsumsi nutrisi seimbang yang harus diberikan kepada anak, dikarenakan
penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus yang penyembuhannya
tergantung daya tahan tubuh anak.
- Penting untuk menghindari makanan yang merangsang seperti makanan pedas,
minuman dingin atau es serta makanan yang panas serta makanan yang berlemak.
- Banyak minum air putih.
- Berkumur dengan menggunakan air garam hangat 3 kali sehari.
- Penggunaan obat secara teratur terutama antibiotik yang harus diminum minimal
selama 5 hari walaupun keluhan sudah hilang.
- Jika keluhan pasien tetap ada setelah 3 hari pengobatan maka kontrol ke
puskesmas kembali.
VII. Dokumentasi Home Visit pasien
Banda Aceh, 22 Agustus 2015
Mengetahui:
Pembimbing I Pembimbing II
dr. L a ura M ac hnum dr. N urul F aj ri
Nip. 19801221 200904 2 004 Nip. 19820202 201103 2 001
Kepala UPTD Puskesmas Baiturrahman
N ur miati , SP . M K M
Nip. 19770422 200012 2 001