19
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK PEMBUATAN LARUTAN STANDAR HASANA KUSHADI RATNASARI 26020212130023 Asisten: ARINTIKA WIDHAYANTI 26020211130064 PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013 

laporan kinal 1

Embed Size (px)

Citation preview

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    1/19

    LAPORAN RESMI

    PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

    PEMBUATAN LARUTAN STANDAR

    HASANA KUSHADI RATNASARI

    26020212130023

    Asisten:ARINTIKA WIDHAYANTI

    26020211130064

    PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

    JURUSAN ILMU KELAUTAN

    FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2013

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    2/19

    LEMBAR PENGESAHAN

    Judul Praktikum : Pembuatan Larutan Standar

    Nama Mahasiswa : Hasana Kushadi Ratnasari

    NIM : 26020212130023

    Jurusan/Program Studi : Ilmu Kelautan/Oseanografi

    Mengesahkan

    Asisten Praktikum

    Arintika Widhayanti

    26020211130064

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    3/19

    I.PENDAHULUAN1.1Latar BelakangUntuk mengecek apakah suatu instrumen bisa dipakai dengan baik atau tidak, maka salah satu

    cara yang sederhana adalah dengan membuat larutan standar. Larutan standar adalah larutan

    yang sudah diketahui konsetrasinya sehingga larutan tersebut dapat dipersiapkan atau dibuat di

    laboratorium. Kesalahan dalam membuat larutan standar akan berakibat pada hasil perolehan

    yang didapat.

    Sifat yang harus dimiliki dalam larutan standar yang akan digunakan yaitu: 1) Konsentrasi tidak

    berubah, 2) Cepat bereaksi dengan reagen sehingga waktu yang diperlukan untuk perubahan

    reaksi tidak memakan waktu yang lama, 3) dapat bereaksi sempurna dengan reagen. Dalam

    memilih bahan kimia yang akan digunakan untuk membuat larutan standar juga harusdiperhatikan hal-hal seperti bertikut: mempunyai kemurnian yang tinggi, stabil terhadap udara,

    tidak mengandung air, tersedia dengan harga yang terjangkau, mudah larut, dan dapat ditimbang

    dalam jumlah molekulnya.

    Instrumen yang akan dipakai dalam praktikum kali ini yaitu spektrofotometer. Spektrofotometer

    yaiut alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi (cahaya yang menyerap) dan transmisi

    (cahaya yang yang tertembus) dalam satuan nanometer.

    1.2Tujuan1. Membuat larutan kimia dengan berbagai konsentrasi untuk keperluan analisa dengan

    benar, tepat, dan teliti

    2. Terampil menggunakan peralatan (glass ware) sesuai fungsinya untuk keperluan analisasecara benar dan tepat

    3. Mengenali dengan baik dan benar sifat-sifat senyawa kimia yang digunakan dalampraktikum

    4. Mengantisipasi resiko yang terjadi pada saat praktikum menggunakan senyawa kimiatersebut

    1.3Waktu dan TempatHari dan Tanggal : Sabtu, 5 Oktober 2013

    Waktu : 13.0015.00 WIB

    Tempat : Laboratorium Kimia Analitik Lantai 1 Gedung E FPIK Universitas

    Diponegoro Semarang

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    4/19

    II.TINJAUAN PUSTAKA2.1Larutan Standar

    Larutan standart adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya, sehingga dapat

    dipersiapkan atau dibuat di laboratorium. Pembuatan larutanstandartharus diketahui oleh setiap

    laboran kimia, karena mempermainkan peran penting dalam metode analisis. Kesalahan

    pembuatan larutan standart akan berakibat pada kesalahan pengukuran sampel yang dicari

    konsentrasinya. Oleh karena itu percobaan ini adalah suatu percobaan mendasar yang sangat

    berharga, seperti bagaimana mempersiapkan pembuatan larutanstandart dan bagaimana larutan

    tersebut dibuat dan ditunjukan (Basset, 1994).

    Menurut Basset (1994), beberapa sifat yang harus dimiliki oleh larutan standart yang

    akan digunakan sebagai pembanding diantaranya :

    1. Cukup stabil, artinya konsentrasinya tidak berubah selamanya, sehingga tidakperlu memerlukan pembuatan kembali.

    2. Capat bereaksi dengan reagent, sehingga waktu yang diperlukan terjadinya reaksi(perubahan) tidak lama.

    3. Dapat bereaksi sempurna dengan reagent.Menurut Basset (1994), disamping larutan standart harus mempunyai sifat tersebut di atas,

    ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih bahan kimia yang akan dipakai

    membuat larutanstandart (primary standard) diantaranya adalah :

    1. Mempunyai kemurnian yang tinggi.2. Stabil terhadap udara.3. Tidak mengandung air, relatif humidity diminimalkan.4. Tersedia dengan harga terjangkau.5. Mudah larut.6. Dapat ditimbang dalam jumlah molekulnya (formula weight), sehingga kesalahan

    penimbangan dapat diminimalkan.

    2.2Pengenalan Alat2.2.1Desikator

    Desikator adalah wadah untuk mengeringkan suatu spesimen dan menjaganya dari

    kelembaban udara (Daintith, 1994). Desikator sederhana laboratorium adalah wadah yang pada

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    5/19

    bagian dasarnya berisi silika gel atau bahan kimia pengering lainnya. Desikator dilengkapi

    dengan penutup kaca yang dilapisi oleh vaselin. Vaselin atau petroleum jelly merupakan

    hidrokarbon golongan alkana dengan 20 hingga 30 atom karbon yang berasal dari minyak bumi

    (Oxtoby, 2002). Vaselin berfungsi sebagai penutup celah antara penutup dan wadah desikator

    sehingga tidak ada aliran udara masuk atau keluar dari desikator. Vaselin juga berfungsi sebagai

    zat anti mikroorganisme (Fitriana, 2009). Berdasarkan kondisinya, desikator berpotensi untuk

    dikembangkan menjadi anaerob jar dengan menghilangkan gas yang berada di head space

    desikator.

    2.2.2Vacuum PumpVacuum pump atau yang lebih dikenal dengan pompa vakum merupakan perangkat yang

    menghilangkan molekul gas dari volume disegel dalam rangka untuk meninggalkan sebuah

    parsial vakum. Pompa vakum pertama kali ditemukan pada tahun 1650 oleh Otto von Guericke.

    Dan didahului dengan adanya pompa hisap akan tetapi telah tanggal pada jaman dahulu (Donald,

    1996).

    Vacuum pump digunakan sebagai alat penghisap contoh air yang terdapat dalam sterifil filter

    holder. Oleh karena itu, vacuum pump harus menghasilkan daya hisap yang kuat dan juga

    konstan, agar selama proses penyaringan tidak terganggu. Jika seandai-nya daya hisap vacuum

    pump listrik tidak kuat atau tidak sesuai, maka sampel air di dalam filter holder yang akan

    disaring tidak tersedot melalui pori-pori membrane filter. Daya hisap yang dihasilkan oleh

    vacuum pump dapat berkisar antara 0635 mm Hg, sedangkan untuk proses filtrasi daya hisap

    yang baik berkisar antara 254 381 mm Hg (MILLIPORE 1984). Untuk melakukan pe-

    meriksaan bakteri indikator di lapangan dapat pula dipakai pompa tangan (hand vacuum pump)

    akan tetapi daya hisap yang dihasilkan tidak sekuat vacuum pump listrik (Kunrso, 1989).

    2.2.3

    Filter Holder

    Menurut Kunarso (1989), filter holder merupakan serangkaian unit peralatan yang berfungsi

    sebagai alat filtrasi. Alat filtrasi ini ada yang terbuat dari bahan stainless steel, bahan kaca dan

    polycarbonate. Salah satu filter holder yang dikemukakan sebagai alat filtrasi dibawah ini yang

    terbuat dari bahan polycarbonate, hal ini disebabkan mudah perawatannya dan sterilisasinya

    hanya menggunakan alkohol 70 % serta tidak mudah pecah. Adapun bagan alat filtrasi seperti

    terlihat pada Gambar, yaitu sterifil filter holder dari Millipore yang terdiri dari :

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    6/19

    1. Sterifil funnel cover, berfungsi sebagai alat penutup untuk mencegah kontaminasi dari

    lingkungan selama proses filtrasi.

    2. Sterifil funnel, ialah tempat sampel air yang akan difiltrasi.

    3. Filter holder base, berfungsi sebagai tem pat membran filter yang diletakkan pada

    permukaan atasnya berpori-pori.

    4. Sterifil receiver flask, merupakan tempat menampung hasil filtrasi. Jika hasil filtrasi telah

    penuh dalam alat ini, maka alat tersebut dapat dihubungkan dengan vacuum flask atau

    tabung sebagai tempat penampung contoh air.

    Bagan alat filter holder yang terdiri dari : 1. Sterifil funnel 2. Sterifil funnel, 3. Filter holder base,

    4. Ste-rifil receiver flask, 5. Membran filter.

    2.3SpektrofotometerSusunan peralatan Spektrofotometer Ul-tra-violet dan Sinar Tampak diperlihatkan pada

    Gambar 1 yang meliputi bagian-bagian sebagai berikut: sumber radiasi/cahaya (A),

    monokromator (B), sel absorpsi (C), detektor (D) dan pencatat (E) (Triyati, 1985).

    Sumber cahaya dipergunakan untuk pengukuran absorpsi. Sumber cahaya ini harusmemancarkan sinar dengan kekuatan yang cukup untuk penentuan dan pengukuran, juga harus

    memancarkan cahaya berkesinambungan yang berarti harus mengandung semua panjang

    gelombang dari daerah yang dipakai. Kekuatan sinar radiasi harus konstan selama waktu yang

    diperlukan. Sumber Cahaya Tampak yang paling umum dipakai adalah lampu Wolfram.

    Sedangkan sumber radiasi Ultra-violet biasa dipergunakan lampu Hidrogen atau Deuterium yang

    terdiri dari tabung kaca dengan jendela dari kwartz yang mengandung Hidrogen dengan tekanan

    tinggi. Oleh karena kaca menyerap radiasi Ultra-violet, maka sistim optik Spektrofotometer

    Ultra-Violet dan sel harus dibuat dari bahan kwartz (Triyati, 1985).

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    7/19

    Monokromator dipergunakan untuk memisahkan radiasi ke dalam komponen-komponen

    panjang gelombang dan dapat memisahkan bagian spektrum yang diinginkan dari lainnya

    (Triyati, 1985).

    Sel absorpsi dipakai dari bahan silika, kuvet dan plastik banyak dipakai untuk daerah Sinar

    Tampak. Kualitas data absorbans sangat tergantung pada cara pemakaian dan pemeliharaan sel.

    Sidik jari, lemak atau pengendapan zat pengotor pada dinding sel akan mengurangi transmisi.

    Jadi sel-sel itu harus bersih sekali sebelum dipakai (GLASSTON 1960; PECSOK et al. 1976;

    SKOOG & WEST 1971).

    Detektor dipergunakan untuk menghasil-kan signal elektrik. Dimana signal elektrik ini

    sebanding dengan cahaya yang diserap. Sig- nal elektrik ini kemudian dialirkan ke alat pengukur

    (GLASSTON 1960; PECSOK et al. 1976; SKOOG & WEST 1971).

    Rekorder dipergunakan untuk mencatat data hasil pengukuran dari detektor, yang dinyatakandengan angka.

    Gambar 1. Bagan susunan alat Spektrofotometer Ultra-violet dan Sinar Tampak.

    Keterangan

    A = sumber cahaya.

    B = monokromator.

    C = sel absorpsi (tempat larutan).

    C1 = contoh.

    C2

    = pelarut.

    D = detektor.

    E = meter atau rekorder

    Prinsip Kerja Alat

    Seperti terlihat pada bagan alat susunan Spektrofometer Ultra-violet dan Sinar Tampak, suatu

    sumber cahaya; dipancarkan melalui monokromator (B). Monokromator menguraikan sinar yang

    masuk dari sumber cahaya tersebut menjadi pita-pita panjang gelombang yang diinginkan untuk

    pengukuran suatu zat tertentu seperti yang tertera pada, yang menunjukkan bahwa setiap gugus

    kromofor mempunyai panjang gelombang maksimum yang berbeda. Dari monokromator tadi

    cahaya/energi radiasi diteruskan dan diserap oleh suatu larutan yang akan diperiksa di dalam

    kuvet. Kemudian jumlah cahaya yang diserap oleh larutan akan menghasilkan sinyal elektrik

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    8/19

    pada detektor, yang mana signal elektrik ini sebanding dengan cahaya yang diserap oleh larutan

    tersebut. Besarnya signal elektrik yang dialirkan ke pencatat dapat dilihat sebagai angka (Triyati,

    1985).

    Menurut Triyati (1985), metode Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar Tampak

    berdasarkan pada hukum LAMBERT-BEER. Hukum tersebut menyatakan bahwa jumlah radiasi

    cahaya Tampak, Ultra-violet dan cahaya-cahaya lain yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu

    larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan. Hukum ini

    secara sederhana dapat dinyatakan dalam rumus berikut:

    K = konstanta yang bergantung pada kondisi percobaan. Jika persamaan (1) dan (2)

    dikombinasikan, maka diperoleh:

    yang bersangkutan dinamakan absorptivitas molar dan diberikan lambang E. L Perbandingan

    dinamakan transmisi (T).

    Cara lain untuk menyatakan perbandingan ini adalah:

    Bila absorbansi A dialurkan terhadap konsentrasi c untuk contoh yang tebalnya b cm, maka

    akan menghasilkan suatu garis lurus dengan lereng AB dalam daerah dimana hukum

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    9/19

    LAMBERT-BEERT berlaku (PECSOK et al. 1976; SKOOG & WEST 1971). Kurvanya bisa

    dilihat pada Gambar 2. Garis lurus yang dihasilkan ini tidak selalu diperoleh melalui titik awal

    (titik nol). Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor fisika dan kimia. Faktor fisika disebabkan oleh

    keadaan alatnya sendiri, misalnya sumber cahaya yang dipakai, lebar celah, kepekaan rekorder

    dan sebagainya, tetapi kesalahan ini relatif kecil karena alat yang dipakai sebelum dikeluarkan

    telah diuji ketelitiannya. Faktor kimia disebabkan oleh perbedaan pH larutan, konsentrasi, suhu

    dan terjadinya reaksi kimia dalam larutan, misalnya: oksidasi, disosiasi, polime-risasi dan

    pembentukan kompleks (PECSOK et al. 1976 ; SKOOG & WEST 1971).

    Gambar 2. Pengaluran absorbansi terhadap konsentrasi.

    Bila transmisi T dialurkan terhadap c pada kondisi yang sama akan dihasilkan kurva

    eksponen yang diperlihatkan pada Gambar 3, tetapi kurva log T terhadap c adalah garis lurus

    dengan lereng ab (PECSOK et al. 1976; SKOOG & WEST 1971).

    Gambar 3. Pengaluran transmisi terhadap konsentrasi.

    Dalam analisis Spektrofotometri Ultraviolet dan Sinar Tampak harus diperhatikan hal-hal

    sebagai berikut, karena berhubungan dengan warna (GLASSTON 1960; PECSOK et al. 1976;

    SKOOG & WEST 1971).

    1. Kestabilan warna. Sedapat mungkin warna yang dihasilkan stabil untuk beberapalama.

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    10/19

    2. Reaksi warna yang spesifik. Sebaiknya dipakai reaksi warna yang spe- sifik untukunsur tertentu, sehingga ada- nya unsur-unsur lain tidak mengganggu dan pemisahan

    tidak perlu dilakukan.

    3. Sifat zat warna. Kalau zat warna yang terbentuk berada dalam keadaan tertutup dansegera diperiksa karena penguapan akan menyebabkan pemekatan larutan.

    4. Sensitif. Sensitif yaitu dengan perubahan konsentrasi yang kecil, akan menyebabkanpemekatan larutan.

    5. Larutan homogen. Larutan yang homogen akan mengabsorpsi cahaya di setiap bagiansama.

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    11/19

    III. MATERI DAN METODE3.1Alat dan Bahan

    No Nama Alat/ Bahan Gambar Fungsi

    1 Labu ukur Sebagai wadah

    pengenceran sampel

    atau larutan

    2 Pipet gondok Sebagai alat untuk

    mengmbil reagent

    dari wadah

    3 Aquabides Melarutkan larutan

    pewarna 100mol

    4 Larutan pewarna

    100mol

    Larutan standar yang

    dipakai dalam

    percobaan ini.

    5 Kuvet Sebagai wadah

    sampel atau larutan

    sebelum dimasukkan

    kedalam

    Spektrofotometer

    6 Spektrofotometer Sebagai alat untuk

    menganalisa sampel

    atau larutan

    7 Gelas beaker Untuk mengukur

    volume larutan atau

    sampel dan sebagai

    wadah sampel

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    12/19

    3.2 Metode1.Siapkan 5 buah labu ukur dengan ukuran 50 ml atau 100 ml. Setiap labu ukur diberi label

    dengan format 0 ml, 1 ml, 3 ml, 5ml dan 10 ml.

    2.Larutan pewarna (100 m) dimasukkan ke dalam masing-masing labu ukur denganmenggunakan pipet gondok dan volumenya sesuai dengan label yang terdapat pada labuukur, yaitu 0 ml, 1 ml, 3 ml, 5 ml dan 10 ml.

    3.Lakukan pengenceran pada larutan pewarna yang terdapat pada masing-masing labu ukurdengan menggunakan aquabides hingga volumenya mencapai pada batas yang terdapat

    pada labu ukur. Gojog secara perlahan larutan pengenceran tersebut, dengan tujuan agar

    larutan pewarna dan aquabides dapat bercampur secara merata.

    4.Ambil masing-masing sampel larutan sebanyak 50 ml dan ditempatkan pada 5 gelas bekeryang berbeda.

    5.Masukkan masing-masing sampel larutan tersebut ke dalam 5 cuvet yang berbeda denganvolumenya mencapai batas yang terdapat padacuvet.

    6.Kelima cuvet yang telah berisi larutan sampel dimasukkan ke dalam spektrofotometer untukdiketahui nilai absorbansi dari masing-masing larutan sampel, dan tempatkan kelima cuvet

    tersebut secara berututan berdasarkan konsentrasinya dari nilai yang terkecil ke nilai yang

    besar.

    7.Atur panjang gelombang pada spektrofotometer, maka nilai absorbansi dari masing-masinglarutan sampel tersebut akan diketahui.

    3.3Diagram Alir Praktikum

    Isi masing-masing labu ukur dengan larutan pewarna (100 mol) degan volume

    sesuai nama yang tertera pada labu ukur, yaitu 0 ml, 1 ml, 3 ml, 5 ml dan 10 ml

    Siapkan 5 buah labu ukur yang berukuran 50 ml atau 100 ml

    Beri label pada labu ukur dengan nama 0 ml, 1 ml, 3 ml, 5 ml dan 10 ml

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    13/19

    Nilai absorbansi pada masing-masing larutan sampel diketahui

    Pada masing-masing labu ukur yang telah berisi larutan pewarna tersebut

    diencerkan dengan menggunakan aquabides hingga batas

    Gojog masing-masing labu ukur secara perlahan

    Ambil larutan pada masing-masing labu ukur sebanyak 50 ml dan tempatkan

    pada 5 gelas beaker yang berbeda

    Masukkan kelima larutan sampel tersebut kedalam 5 cuvet yang berbeda hingga

    volume hingga batas

    Masukkan kelima cuvet yang telah berisi larutan sampel tersebut kedalam

    spektrofotometer, dengan posisi cuvet diletakkan secara berurutan dari larutan

    sampel yang berkonsentrasi rendah ke larutan yang berkonsentrasi tinggi

    Atur nilai panjang gelombang pada spektrofotometer

    Nilai absorbansi pada masing-masing larutan sampel akan diketahui

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    14/19

    IV.HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 HasilBerdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut :

    a.TabelTabel 3. Data hasil praktikum

    Larutan yang diamati

    (60 m)

    Nilai

    absorbansi

    Panjang

    gelombang (nm)

    Konsetrasi

    Larutan Blank 0 543 0

    Larutan standar 1 0.004 543 1

    Larutan standar 2 0.013 543 3

    Larutan standar 3 0.017 543 5

    Larutan standar 4 0.038 543 10

    R

    0.992

    Persamaan garis regresi y = 0.003x + 0,000

    b.Perhitungan Larutan Standar 1

    Dik : V1= 1 ml

    V2= 100 ml

    N1= 60 m = 60x10-6

    mol

    Dit : N2 ?

    Jawab : V1.N1 = V2.N2

    1 ml . 60.10-6

    mol = 100 ml . N2

    N2 =

    . 60x10

    -5mol

    N2 = 6x10-7

    mol

    Larutan Standar 2Dik : V1= 3 ml

    V2= 100 ml

    N1= 60 m = 60x10-6

    mol

    Dit : N2 ?

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    15/19

    Jawab : V1.N1 = V2.N2

    3ml . 60x10-5

    mol = 100 ml . N2

    N2 =

    . 60x10

    -6mol

    N2 = 1,8 x 10-6

    mol

    Larutan Standar 3Dik : V1= 5 ml

    V2= 100 ml

    N1= 60 m = 60x10-6

    mol

    Dit : N2 ?

    Jawab : V1.N1 = V2.N2

    5ml .60x10-6

    mol = 100 ml . N2

    N2 =

    . 60x10-6

    mol

    N2 = 3x10-6

    mol

    Larutan Standar 4Dik : V1= 10 ml

    V2= 100 ml

    N1= 60 m = 60x10-6

    mol

    Dit : N2 ?

    Jawab : V1.N1 = V2.N210ml . 60x10

    -6mol = 100 ml . N2

    N2 =

    . 60x10

    -6mol

    N2 = 6x10-6

    mol

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    16/19

    c.Grafik

    Grafik 1.Grafik Absorbansi

    4.2PembahasanDalam praktikum kali ini, dibuat larutan standar yang bertujuan sebagai pembanding dari

    larutan yang telah diencerkan. Larutan standar dibuat dengan metode kalibrasi kurva. Larutan

    standar yang dipakai dalam praktikum kali ini yaitu larutan pewarna berwarna merah dengan

    konsentrasi 60mol dengan pelarutnya aquabides, yaitu air yang telah didestilasi (diuapkan)

    sebanyak dua kali. Alat-alat yang dibutuhkan yaitu labu ukur, pipet tetes, gelas beaker, kuvet, danspektrofotometer.

    Dalam metode kalibrasi kurva, yang dilakukan pertama kali adalah menyiapkan alat dan

    bahan. Siapkan 5 buah labu ukur berukuran 50 mL. Isi masing-masing labu ukur dengan larutan

    pewarna dengan volum yang berbeda, 0 mL, 1 mL, 3 mL, 5 mL, dan 10 mL dengan

    menggunakan pipet tetes. Setelah itu campurkan dengan aquades sampai garis batas pada labu

    ukur (diamati dengan mata yang sejajar dengan labu ukur). Gojok campuran larutan tersebut

    sampai homogen. Setelah itu, taruh campuran larutan tersebut ke dalam gelas beaker sampai 50

    mL. Taruh larutan dalam gelas beaker ke dalam cuvet sampai garis batas (jangan sampai penuh).

    Ulangi langkah yang sama untuk semua larutan standar.

    Setelah kelima larutan standar ditaruh ke dalam cuvet, bawa kelima cuvet tersebut ke dalam

    spektrofotometer. Cara memegang cuvet yang benar yaitu dengan memegang sisi yang buram,

    y = 0.0037x + 0.0002

    R = 0.9928

    0

    0.005

    0.01

    0.015

    0.02

    0.025

    0.03

    0.035

    0.04

    0 5 10 15

    Series1

    Linear (Series1)

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    17/19

    karena jika kita memegang sisi yang terang akan berpengaruh dalam hasil absorbansinya saat

    diukur oleh spektrofotometer.

    Saat larutan dimasukkan ke dalam spektrofotometer, taruh sisi gelap berhadapan dengan

    badan kita. Untuk larutan standar tanpa larutan poewarna (blank), ditaruh di dalam kotak

    bertanda 0, untuk larutan 1 mL, 3 mL, 5 mL, dan 10 mL ditaruh berurutan. Tutup tempat untuk

    menaruh spektrofotometer dan tentukan panjang gelombang yang akan digunakan untuk

    mengukur panjang gelombang, untuk percobaan ini yang dipakai yaitu warna merah dengan

    panjang gelombang 543 nm. Tunggu beberapa saat sampai hasil absorbansinya muncul. Setelah

    nilai absorbansi muncul, catat hasilnya, lalu keluarkan semua cuvet dari spektrofotometer.

    Dari cuvet yang dimasukkan ke dalam spektrofotometer, didapat hasil yang berbeda tiap

    cuvet yang berisi larutan standar dengan konsentrasi yang berbeda. Pada larutan blank panjang

    gelombang absorbansinya bernilai 0. Untuk volume 1 mL sebesar 0,004 nm, 2 mL sebesar 0,013

    nm, 5 mL sebesar 0,017, dan untuk 10 mL sebesar 0,038 nm. Hal ini menandakan semakin besar

    konsentrasi suatu larutan standar, maka semakin besar nilai absorbansinya. Nilai absorbansi besar

    karena larutan standarnya berwarna gelap.

    Semua data hasil absorbansi lalu dibuat grafiknya dengan menggunakan Microsoft Excel

    dengan cara memilih tab Insert Scatter, pilih salah satu scatter maka akan muncul grafiknya.

    Lalu setelah muncul grafiknya, klik kanan pada titik grafiknya, pilih Add Trendline. Selanjutnya

    beri tanda checklist pada Display equation on chart dan Display R-squared on chart sehingga

    pada tampilan grafik muncul nilai regresi dan persamaan garis.

    Pada nilai regresi, didapat hasil 0,992. Hal ini menunjukkan bahwa hasil percobaan

    mendekati sempurna (karena regresi yang sempurna bernilai 1. Grafik yang sempurna seharusnya

    membentuk garis diagonal yang sempurna. Akan tetapi grafik yang diperoleh kelompok kami

    sedikit melenceng dari garfik yang sempurna (garis diagonal) dimungkinkan karena ada sedikit

    kesalahan dalam pembuatan larutan standar.

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    18/19

    V.KESIMPULAN1.Salah satu hal yang penting dalam kimia analitik adalah membuat larutan standar. Larutan

    standar adalah larutan yang sudah diketahui konsentrasinya sehingga dapat dipersiapkan atau

    dibuat di dalam laboratorium.

    2.Kesalahan dalam membuat larutan standar bisa berdampak pada hasil yang didapat. Hasil yangdidapat bisa tidak sesuai dengan harapan.

    3.Hasil regresi yang sempurna dalam percobaan pembuatan larutan standar yaitu 1 dan grafiknyaberbentuk diagonal.

    4.Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengecek nilai absorbansi (cahaya yangmenyerap) dan transmisi (cahaya yang tembus) pada suatu larutan. Alat yang digunakan untuk

    menaruh larutan dinamakan cuvet.

    5.Semakin besar suatu konsentrasi dalam larutan, maka semakin besar nilai konsentrasinya.

  • 5/26/2018 laporan kinal 1

    19/19

    DAFTAR PUSTAKA

    Basset, J. 1994. Vogel Buku Teks Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi ke- 4. Jakarta:

    Buku Kedokteran EGC.

    Daintith, J. 1994.Kamus Lengkap Kimia. Jakarta: Erlangga.

    Kunarso, Djoko Hadi. 1989. Teknik Membran Filter untuk Mendeteksi Bakteri Pencemar.

    Oseana, Volume XIV, Nomor 4 : 133143. Jakarta: LIPI

    Oxtoby, D.W., H.P. Gillis, dan N.H. Nachtrieb. 2001.Prinsip - Prinsip Kimia Modern Edisi

    Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

    Pescok, R.L.; L.D. Shileds; T. Cairns; and I.G. McWilliam 1976.Modern methods of chemical

    analysis. 2nd

    ed.New York: John Wiley & Sons, Inc.

    RB, Donald. 1991. TeknikMesin di Abad Pertengahan. Amerika.

    Skoog, D.A. and D.M. West 1971.Principles of instrumental analysis.New York: Holt, Rinehart

    and Winston, Inc.

    Triyati, Etti. 1985. Spektrofotometer Ultra-Violet dan Sinar Tampak serta Aplikasinya dalam

    Oseanologi. Oseana, Volume X, Nomor 1 : 39 - 47, 1985. Jakarta: LIPI

    Van Atta, C. M. dan M. Hablanian. 1991. Vacuum and Technology. Amsterdam.