Upload
dotram
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2017
LAPORAN KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)
DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN
DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN Jl. Raya Soreang Km.17 Komp Pemda Kab.Bandung
OillilS Perdagangilll dan Perinduslrian Ka/Jupten Bandung
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya milik Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya semata, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2017 ini dapat diselesaikan. Laporan Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah (LAKIP) adalah bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah (SAKIP) yang merupakan salah
satu cara perbaikan kinerja organisasi yang harus dan terus dilakukan untuk
mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan transparan. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja lnstansi Pemerintah (LAKIP) Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2017 ini disusun
berdasarkan adanya penyesuaian tujuan, sasaran dan indikator kinerja Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan tata kerjanya yang baru sesuai dengan perubahan SOTK Baru dan Evaluasi Tim
Internal mengenai Tujuan, Sasaran dan lndikator Kinerja yang ada sehingga parameter
dalam mengukur tingkat keberhasilan dan kegagalan kinerja pelaksanaan program dan
kegiatan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung dapat lebih terukur
dan terarah untuk mencapai outcome yang diharapkan. Selanjutnya laporan ini akan
dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk pelaksanaan program dan kegiatan di masa
yang akan datang agar semakin baik dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan
pembangunan dibidang Perindustrian dan Perdagangan di Kabupaten Bandung untuk
mendukung Pemerintah Kabupaten Bandung dalam upaya mewujudkan
kepemerintahan yang baik (Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean
Government) di Kabupaten Bandung.
Dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada diharapkan masukan
dan saran guna perbaikan dalam kinerja maupun dalam penyusunan laporan ini di masa
mendatang. Soreang, Februari 2018
KEPALA DINAS ��i§m'lAN PERINDUSTRIAN
AN DUNG
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
ii
Hal
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
RINGKASAN EKSEKUTIF v
BAB I PENDAHULUAN 1
I.1 Gambaran Umum 1
I.2 Gambaran Singkat Organisasi 2
I.3 Tugas Pokok dan Fungsi 2
I.4 Sumber Daya Aparatur Dinas Perdagangan dan Perindustrian 8
I.5 Permasalahan Utama/Isu Strategis Perangkat Daerah 9
I.5.1 Bidang Perdagangan 10
I.5.2 Bidang Industri 11
I.5.3 Bidang Energi dan Sumberdaya Mineral 12
I.6 Dasar Hukum 13
I.7 Sistematika Penyajian 14
BAB II PERENCANAAN KINERJA 16
II.1 Rencana Strategis Dinas Tahun 2016-2021 16
II.2 Tujuan dan Sasaran Strategis 17
II.3 Indikator Kinerja Utama (IKU) 18
II.4 Perjanjian Kinerja (PK) Disperin Tahun 2017 20
II.5 Rencana Anggaran Disperin Tahun 2017 21
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 22
III.1 Capaian Kinerja Organisasi 23
III.2 Analisis Capaian Kinerja 26
III.3 Realisasi Anggaran 46
BAB IV PENUTUP 51
IV.1 Kesimpulan 51
IV.2 Langkah Kedepan 53
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR ISI
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
iii
Tabel Judul
Hal
1.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin 9
2.1 Tujuan dan Sasaran Strategis 18
2.2 Tabel Tujuan, Sasaran dan Indikator 19
2.3 Perjanjian Kinerja tahun 2017 20
2.4 Pagu Anggaran tahun 2017 21
3.1 Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-1 26
3.2 Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke-1 28
3.3 Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-2 29
3.4 Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke-2 31
3.5 Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-3 32
3.6 Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke-3 35
3.7 Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-4 36
3.8 Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke-4 37
3.9 Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-5 38
3.10 Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke-5 40
3.11 Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-6 42
3.12 Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke-6 43
3.13 Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-7 43
3.17 Realisasi Anggaran tahun 2017 46
DAFTAR TABEL
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
iv
Gambar Judul Hal
1.1 Struktur Organisasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian tahun 2017 7
1.2 Jumlah Pegawai Dinas Perdagangan dan Perindustrian tahun 2017 8
3.1 Pertumbuhan Nilai Eksport Non Migas 23
3.2 Persentase Alat UTTP Bertanda Tera Sah yang berlaku 23
3.3 Persentase kontribusi sub sektor perdagangan terhadap PDRB 24
3.4 Pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah Berdaya Saing 24
3.5 Persentase Jumlah Industri Kecil Berbasis Teknologi 24
3.6 Persentase IKM yang Difasilitasi Standarisasi Produk 25
3.7 Persentase Pemanfaatan Potensi Uap Panas bumi 25
3.8 Predikat Nilai AKIP Disperin 25
3.9 Perkembangan Volume Eksport (KGM) 27
3.10 Komoditi Eksport 28
3.11 Desain Produk yang telah difasilitasi 39
3.12 Piagam Penghargaan 41
3.13 Piagam Penghargaan 41
4.1 Laporan Capaian Kinerja 51
DAFTAR GAMBAR
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
v
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan
amanat yang harus dilaksanakan, terutama oleh aparatur pemerintah sebagai
penyelenggara pemerintahan. Melalui Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah
(LAKIP), Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung berkewajiban
untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan/kegagalan serta untuk menilai kinerja
pejabat dalam pelaksanaan tujuan dan sasaran untuk mencapai misi Organisasi
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021
Laporan Akuntabilitas Dinas Perdagangan dan Perindustrian ini merupakan
bentuk pertanggung jawaban terhadap pelaksanaan pembangunan daerah tentang
perindustrian dan perdagangan di wilayah Kabupaten Bandung pada periode tahun
anggaran 2016. Laporan ini juga sekaligus merupakan bentuk evaluasi terhadap
capaian kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan Dinas
Perdagangan dan Perindustrian pada tahun anggaran 2016.
Secara khusus pengukuran kinerja dilakukan menurut 7 sasaran strategis yang
ditetapkan, berdasarkan hasil pengukuran atas sasaran strategis tersebut, rata-rata
capaian kinerja memperlihatkan pencapaian yang sangat memuaskan. Capain kinerja
untuk 6 sasaran strategis rata-rata sebesar diatas 100%. Adapun untuk sasaran ke 3
meningkatnya kinerja dan kontribusi nilai sektor perdagangan terhadap PDRB belum
bisa terukur dikarenakan data realisasi perhitungan PDRB yang biasanya dilakukan oleh
BPS Kabupaten Bandung sampai dengan laporan ini dibuat belum tersedia. Jadi tingkat
capaian realisasi untuk saran 3 masih belum tersedia datanya. Apabila data tersebut
sudah tersedia maka akan kami lakukan perhitungan realisasi capaian dan perbaikan
terhdap laporan akuntabilitas kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten
Bandung Tahun 2017.
EKSEKUTIF
RINGKASAN
NN
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
vi
Rincian capain kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaen
Bandung berdasrkan masing-masing sasaran dan indikator kinerja dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
SASARAN 1
Meningkatnya Nilai Eksport Perdagangan Non Migas
SASARAN 2
Meningkatnya perlindungan terhadap hak/kepentingan konsumen dan
tertib ukur
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
vii
SASARAN 3
Meningkatnya Kinerja dan Kontribusi Nilai Sektor Perdagangan terhadap PDRB
SASARAN 4
Meningkatkan daya saing dan produktifitas industri kecil
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
viii
SASARAN 5
Meningkatnya standarisasi produk industri
SASARAN 6
Meningkatnya pemanfaatan potensi volume uap panas bumi sebagai
energi yang berwawasan lingkungan
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
ix
SASARAN 7
Meningkatakan Tatakelola Pemerintahan instansi Organisasi Perangkat Daerah
Capaian kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian tahun 2017 secara
keseluruhan dapat dicapai dengan baik dan capaian tersebut lebih baik dibandingkan
dengan capaian kinerja tahun 2016. Jumlah anggaran yang digunakan untuk mencapai
kinerja tersebut sebesar Rp. 35.860.072.455,00,- (Tiga Puluh Lima Milyar Delapan
Ratus Enam Puluh Juta Tujuh Puluh Dua Ribu Empat Ratus Empat Puluh Empat
Rupiah) yang terealisasi sebesar Rp. 27.721.323.881,00,- (Dua Puluh Tujuh Milyar Dua
Belas Juta Rupiah Tiga Ratus Tiga uluh Dua Ribu Delapan Ratus Depaln Puluh Satu
Rupiah) dengan persentase sebesar 77,28%.
Demikian ringkasan eksekutif Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Tahun 2017 sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung.
Soreang, Februari 2018
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
1
I.1 GAMBARAN UMUM
alam kerangka pembangunan
good governance, kebijakan
umum pemerintah adalah ingin
menjalankan pemerintahan yang
berorientasi pada hasil (result oriented
government). Salah satu azas
penyelenggaraan good governance yang
tercantum dalam Undang-Undang Nomor
28 Tahun 1999 adalah azas akuntabilitas
yang menentukan bahwa setiap kegiatan
dan hasil akhir dari kegiatan
penyelenggara Negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai
kedaulatan tertinggi Negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Akuntabilitas
tersebut salah satunya diwujudkan dalam
bentuk penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah disusun sebagai salah satu
bentuk pertanggungjawaban Dinas
Perdagangan dan Perindustrian dalam
melaksanakan tugas dan fungsi selama
tahun 2016 dalam rangka melaksanakan
visi dan misi Pemerintah Kabupaten
Bandung Tahun 2016-2021 sekaligus
sebagai alat kendali dan pemacu
peningkatan kinerja setiap unit organisasi
di lingkungan Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Bandung, serta
sebagai salah satu alat untuk
mendapatkan masukan bagi stakeholder
demi perbaikan kinerja Dinas
Perdagangan dan Perindustrian.
Selain untuk memenuhi prinsip
akuntabilitas, penyusunan Laporan
Kinerja tersebut juga merupakan amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Instruksi Presiden
Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi,
serta Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Reviu Atas
Laporan Kinerja.
D
PENDAHULUAN
BAB I
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
2
I.2 GAMBARAN SINGKAT ORGANISASI
Berdasarkan Undang-undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
terjadi perubahan tentang pembagian urusan pemerintahan. Salah satu perubahan
krusial dari Undang-Undang tersebut adalah tentang pembagian urusan
pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Perubahan pembagian urusan
pemerintahan sebagaimana yang telah dijelaskan diatas berdampak pada
perubahan Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) yang harus mengikuti
pembagian urusan pemerintahan pusat dan daerah sebgaimana yang tercantum
pada lampiran Undang-undang 23 Tahun 2014 tersebut. Dampak dari hal tersebut
salah satunya ialah terjadi perubahan Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) pada
Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung
(Diskoperindag) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dibagi menjadi
2 (dua) Dinas yaitu Dinas Koperasi dan UKM, serta Dinas Perdagangan dan
Perindustrian, sehingga mulai Tahun 2017 Dinas Perdagangan dan Perindustrian
berdiri sendiri sesuai dengan pembagian kewenangan antara urusan Perdagangan
dan Perindustrian dengan urusan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
I.3 TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bandung,
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung yang merupakan
Pemisahan dari Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten
Bandung yang bertanggung jawab dalam hal pembinaan dan pengembangan
terhadap perindustrian dan perdagangan di Kabupaten Bandung, mempunyai
tugas pokok merumuskan kebijakan teknis dan melaksanakan kegiatan teknis
operasional di bidang perindustrian dan perdagangan yang meliputi
pengembangan hasil industri pertanian dan kehutanan dan industri logam, mesin
dan kimia, industri aneka, sarana dan pengembangan perdagangan, perdagangan
dalam dan luar negeri serta melaksanakan ketatausahaan Dinas.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
3
Rincian Tugas Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bandung,
maka tugas pokok dan fungsi unsur-unsur Dinas yang bertanggung jawab dalam
hal adalah sebagai berikut:
1) Kepala Dinas
Kepala Disperin mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur,
merumuskan, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan
mempertanggungjawabkan kebijakan dan pelaksanaan urusan pemerintahan
di bidang Perindustrian dan Perdagangan;
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada uraian
diatas Kepala Disperin menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai
dengan lingkup tugasnya;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2) Sekretariat
Sekretaris mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan
mengendalikan tugas–tugas di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan
yang meliputi pengkoordinasian penyusunan program, pengelolaan umum
dan kepegawaian serta pengelolaan keuangan;
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Sekretaris
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan rencana kerja kesekretariatan;
b. Pengumpulan dan pengolahan usulan rencana kebutuhan program;
c. Penyelenggaraan tugas-tugas kesekretariatan;
d. Penyelenggaraan pengendalian pelaksanaan kegiatan pelayanan umum
dan kepegawaian, keuangan serta perencanaan, evaluasi dan
pelaporan;
e. Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan
lingkup tugasnya; dan
f. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja
sekretariat.
Sekretaris, membawahkan:
a. Subbagian Penyusunan Program;
b. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
c. Subbagian Keuangan.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
4
3) Bidang Sarana Distribusi Perdagangan
Kepala Bidang Sarana Distribusi Perdagangan mempunyai tugas pokok
memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang
Sarana Distribusi Perdagangan
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Kepala
Bidang Sarana Distribusi Perdagangan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang
sarana distribusi perdagangan, meliputi bina usaha perdagangan,
pengembangan sarana distribusi dan pengawasan, pengelolaan sarana
distribusi;
b. Penyelenggaraan rencana kerja bidang sarana distribusi perdagangan,
meliputi bina usaha perdagangan, pengembangan sarana distribusi dan
pengawasan, pengelolaan sarana distribusi;
c. Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan
lingkup tugasnya;
d. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja
bidang sarana distribusi perdagangan, meliputi bina usaha
perdagangan, pengembangan sarana distribusi dan pengawasan,
pengelolaan sarana distribusi.
4) Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dan Luar Negeri
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri mempunyai
tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas
di bidang perdagangan dalam negeri dan luar negeri.
Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala Bidang Perdagangan Dalam
Negeri dan Luar Negeri menyelenggarakan fungsi :
a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang
Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri meliputi perdagangan
dalam negeri, perdagangan luar negeri dan pengawasan distribusi;
b. Penyelenggaraan rencana kerja bidang Perdagangan Dalam Negeri dan
Luar Negeri, meliputi perdagangan dalam negeri, perdagangan luar
negeri dan pengawasan distribusi;
c. Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan
lingkup tugasnya;
d. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja
bidang Perdagangan Dalam Negeri dan Luar Negeri.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
5
5) Bidang Kemetrologian, Energi Dan Sumber Daya Mineral
Kepala Bidang Kemetrologian, Energi dan Sumber Daya Mineral
mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan
tugas – tugas di bidang kemetrologian, energi dan sumber daya mineral;
Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala Bidang Kemetrologian,
Energi dan Sumber Daya Mineral menyelenggarakan fungsi :
a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang
kemetrologian, energi dan sumber daya mineral meliputi standarisasi
kemetrologian, pengawasan dan penyuluhan kemetrologian, energi dan
sumber daya mineral;
b. Penyelenggaraan rencana kerja bidang kemetrologian, energi dan
sumber daya mineral meliputi standarisasi kemetrologian, pengawasan
dan penyuluhan kemetrologian, energi dan sumber daya mineral;
c. Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan
lingkup tugasnya;
d. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja
bidang kemetrologian, energi dan sumber daya mineral.
Kepala Bidang Kemetrologian, Energi dan Sumber Daya Mineral,
membawahkan:
a. Seksi Standarisasi Kemetrologian;
b. Seksi Pengawasan dan Penyuluhan Kemetrologian;
c. Seksi Energi dan Sumber Daya Mineral.
6) Bidang Industri Non Agro
Kepala Bidang Industri Agro dan Kemasan mempunyai tugas pokok
memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang
industri agro dan kemasan;
Dalam melaksanakan tugas Kepala Bidang Industri Agro dan Kemasan
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang
Industri Agro dan Kemasan meliputi makanan dan minuman, kimia,
farmasi dan obat tradisional, hutan, perkebunan dan bahan bangunan;
b. Penyelenggaraan rencana kerja bidang Industri Agro dan Kemasan
meliputi makanan dan minuman, kimia, farmasi dan obat tradisional,
hutan, perkebunan dan bahan bangunan;
c. Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan
lingkup tugasnya;
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
6
d. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja
bidang Industri Agro dan Kemasan.
Kepala Bidang Industri Agro dan Kemasan, membawahkan :
a. Seksi Makanan dan Minuman;
b. Seksi Kimia, farmasi dan Obat Tradisional;
c. Seksi Hasil Hutan, Perkebunan dan Bahan Bangunan.
7) Bidang Industri Agro
Kepala Bidang Industri Non Agro mempunyai tugas pokok memimpin,
mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas – tugas di bidang industri non
agro;
Dalam melaksanakan tugas pokok Kepala Bidang Industri Non Agro
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis operasional bidang
Industri Non Agro, meliputi industri logam, mesin dan alat transportasi,
industri tekstil, produksi tekstil dan aneka dan industri kreatif dan
elektronika;
b. Penyelenggaraan rencana kerja bidang Industri Non Agro, meliputi
industri logam, mesin dan alat transportasi, industri tekstil, produksi
tekstil dan aneka dan industri kreatif dan elektronika;
c. Penyelenggaraan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi sesuai dengan
lingkup tugasnya;
d. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan capaian kinerja
bidang Industri Non Agro, meliputi industri logam, mesin dan alat
transportasi, industri tekstil, produksi tekstil dan aneka dan industri
kreatif dan elektronika.
Kepala Bidang Industri Non Agro, membawahkan :
a. Seksi Logam, Mesin dan Alat Transportasi;
b. Seksi Tekstil, Produksi Tekstil dan Aneka;
c. Seksi Kreatif dan Elektronika.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung mempunyai
struktur organisasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten
Bandung sebagai berikut :
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
7
Gambar 1.1
Sturktur Organisasi
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun 2017
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
8
I.4 SUMBER DAYA APARATUR DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN
Sumber Daya Aparatur pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas
Perindustrian dan Perdagangan saat ini memiliki aparat / personil dengan jumlah
pegawai pada tahun 2017 sebanyak 268 pegawai negeri dengan rincian 213
pegawai pria dan 55 orang pegawai wanita. Keseluruhan Sumber Daya Manusia
memiliki potensi dan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Struktur
tingkat pendidikan SDM Dinas Perdagangan dan Perindustian Kabupaten
Bandung tercantum pada diagram berikut:
58
27
88
3
78
14
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
SD SLTP SLTA D 3 S 1 S 2
Gambar 1.2
Jumlah Pegawai Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Kabupaten Bandung Menurut Pendidikan Tahun 2017 (orang)
Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Disperin Kab. Bandung
Gambar di atas menunjukkan bahwa sebagian besar Sumber Daya
Aparatur di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
berpendidikan terakhir SLTA/SMA kebanyakan ialah tenaga kerja teknis lapangan
di UPT Pasar. Sedangkan untuk Sumber Daya Aparatur di Dinas mayoritas ialah
berpendidikan Strata 1 / Sarjana.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
9
Berikut ini jumlah aparatur yang terdapat pada Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Bandung berdasarkan golongan ruang dan jenis kelamin
:
Tabel 1.1
Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin
NO GOLONGAN JUMLAH PEGAWAI JENIS KELAMIN
P L
1
Golongan I A 2
213 55
Golongan I B 13
Golongan I C 37
Golongan I D 3
2
Golongan II A 32
Golongan II B 28
Golongan II C 84
Golongan II D 1
3
Golongan III A 4
Golongan III B 16
Golongan III C 20
Golongan III D 14
4
Golongan IV A 10
Golongan IV B 3
Golongan IV C 1
Golongan IV D
Golongan IV E
I.5 PERMASALAHAN UTAMA/ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH
Dinas Perdagangan dan Perindustrian mempunyai tugas melaksanakan
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
Perdagangan dan Perindustrian. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut
terdapat beberapa permasalahan, antara lain:
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
10
1.5.1 BIDANG PERDAGANGAN
1. Belum terbangunnya sistem distribusi barang kebutuhan pokok dan
strategis yang efektif dan efisien.
Belum Optimalnya sistem distribusi barang kebutuhan pokok dan
strategis yang efektif dan efisien disebabkan karena belum
memadainya sarana dan prasarana logistik, seperti sarana transportasi
(jalan, akses dan alat angkut), sarana pergudangan dan keterampilan
SDM.
2. Rendahnya kualitas sarana dan prasarana dagang pasar tradisional
Pasar berfungsi sebagai tempat yang penting dalam penyaluran
barang. Sesuai dengan perkembangan pembangunan, saat ini banyak
hadir pusat perbelanjaan modern, agar konsumen bisa berbelanja lebih
efisien. Pembangunan pasar-pasar tradisional dilakukan sebagai
upaya mengikis pasar-pasar modern yang mulai membanjiri
masyarakat.
3. Masih tingginya penggunaan barang impor yang relatif lebih terjangkau
harganya. Ketergantungan konsumen Indonesia terhadap produk
impor masih tinggi dibandingkan nilai ekspornya, padahal yang
diharapkan adalah sebaliknya. Penyebab utama kondisi ini adalah
daya saing produk-produk dalam negeri yang terus melemah.
4. Perlindungan terhadap konsumen belum optimal
Konsumen pengguna barang dan jasa harus mendapat perlindungan.
Perlindungan terhadap konsumen belum optimal karena kurangnya
pengawasan barang beredar, jasa dan kemetrologian. Selain itu,
penyebab lainnya, masih rendahnya pemahaman pelaku usaha dan
konsumen terhadap UU Perlindungan Konsumen, masih rendahnya
kesadaran pedagang untuk menera-ulangkan UTTP, banyaknya
kasus-kasus yang merugikan konsumen, membanjirnya produk impor
yang tidak sesuai dengan ketentuan, terbatasnya jumlah petugas di
bidang pengawasan, jumlah LPKSM dan BPSK masih terbatas, serta
tempat pengaduan konsumen masih terbatas.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
11
1.5.2 BIDANG INDUSTRI
1. Belum optimalnya jejaring kemitraan usaha antara IKM dengan industri
besar Jejaring kemitraan usaha antara IKM dengan industri besar, sektor
IKM (Industri Kecil dan Menengah) diharapkan menjadi mitra bisnis bagi
perusahaan besar.
2. Belum optimalnya pengembangan Industri sesuai dengan tata ruang
wilayah yang berwawasan lingkungan dalam meningkatkan investasi
industri
Peningkatan pembangunan industri hendaknya jangan sampai membawa
akibat rusaknya lingkungan hidup. Hal ini diatur oleh Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri, akan
mendorong pengembangan industri yang berwawasan lingkungan serta
akan memberikan daya tarik investasi industri.
3. Terbatasnya dukungan infrastruktur sarana prasarana layanan teknis dan
kondisi mesin yang sudah tua
Pelaku IKM harus selalu melakukan inovasi dan kreatif supaya mampu
bersaing kendati terkena dampak kebijakan dan permasalahan internal
maupun eksternal. Peningkatan sarana dan dalam rangka optimalisasi
pelayanan teknis dilakukan melalui upaya pengembangan dan penerapan
hasil rekayasa teknologi industri bagi IKM.
4. Lemahnya Daya Saing Industri Kecil Menengah
Kurang kondusifnya lingkungan usaha memiliki implikasi besar terhadap
penurunan daya saing ekonomi, terutama sektor-sektor industri sebagai
lapangan kesempatan kerja yang merupakan salah satu motor bagi
pertumbuhan ekonomi.
5. Belum Optimalnya Pengembangan Industri Kecil Menengah.
Industri Kecil Menengah memiliki peranan strategis dalam struktur industri
dan ekonomi Indonesia. Namun pengembangan industri kecil menengah
belum optimal. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pasokan bahan baku
untuk industri kecil menengah. Penyebab lainnya masih rendahnya
kualitas produk industri agro dan hasil hutan. Pencemaran lingkungan
yang disebabkan oleh limbah industri yang belum tertangani. Belum
efisiensinya pemakaian energi di industri, kenaikan harga energi dan
pencemaran lingkungan hidup akibat emisi gas rumah kaca juga dapat
menjadi akar masalah dari belum optimalnya pengembangan industri.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
12
1.5.3 BIDANG ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL
1. Dengan diberlakukannya UU No. 21 tahun 2014 tentang Panas Bumi, pada
pasal 8, tercantum kewenangan pemerintah Kabupaten dalam
penyelenggaraan panas bumi. Pada saat ini seluruh data untuk
melaksanakan kewenangan tersebut belum seluruhnya tersedia, oleh karena
itu perlu sekali pengumpulan data yang berkaitan dengan kewenangan yang
sekarang ini dimiliki oleh Kabupaten.
2. Kewenangan yang dimiliki Kabupaten/ Kota, meliputi ;
• Pembentukan peraturan perundang-undangan daerah kabupaten/kota di
bidang Panas Bumi untuk Pemanfaatan Langsung;
• Pemberian izin Pemanfaatan Langsung pada wilayah yang menjadi
kewenangannya;
• Pembinaan dan pengawasan;
• Pengelolaan data dan informasi geologi serta potensi panas bumi pada
wilayah kabupaten/ kota; dan
• Inventarisasi dan penyusunan neraca sumber daya dan cadangan
panas bumi pada wilayah kabupaten/ kota.
3. Dengan ditariknya kewenangan dibidang ke ESDM baik ke Pemerintah
Pusat maupun Provinsi. Sedangkan pihak Kabupaten tetap harus menangani
permasalahan yang timbul diwilayahnya. Oleh karena itu perlu dilakukan
monitoring maupun koordinasi baik ke Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Provinsi, untuk mengantisipasi seluruh permasalahan yang akan
timbul di bidang ke ESDM an.
4. Dana Bagi Hasil dari Panas Bumi, Migas dan Tambang, merupakan
penghasil PAD yang cukup besar bagi Kabupaten Bandung, oleh karena itu
sangat diperlukan koordinasi dan monitoring baik ke Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Provinsi.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
13
I.6 DASAR HUKUM
Dasar hukum yang melandasi disusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun 2016, antara lain :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pemerintah Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita
Negara Republik Indonesia Tahunh 1950) sebagaimana telah di ubah dengan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten
Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-undang
Nomor 14 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten
Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Lembar Negara Republik Indonesia
Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2851);
2. Peraturan Presiden No 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor PER/09/PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator
Kinerja Utama di LIngkungan Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
No 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Reviu atas Laporan Kinerja
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
No 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung No 12 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah;
7. Peraturan Bupati Nomor 47 Tahun 2016 Tentang Kebijakan Transisi Dalam
Rangka Penataan Perangkat Daerah Peraturan Daerah Kabupaten Bandung
Nomor 12 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Bandung.
8. Peraturan Bupati Nomor 95 Tahun 2016 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung;
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
14
I.7 SISTEMATIKA PENYAJIAN
Bab. I - Pendahuluan
Menjelaskan latar belakang, gambaran umum perangkat daerah
permasalahan utama dan isu strategis perangkat daerah, sumber daya
aparatur, dasar hukum penyusun LKIP dan sistem penyajian LKIP
Bab II - Perencanaan Kinerja
Menjelaskan muatan Renstra 2016 – 2021 (Renstra hasil reviu) tujuan,
sasaran, indikator dan target renstra selama lima tahun, lalu penjelasan
target IKU lima tahun yang dituangkan dalam Perjanjian Kinerja 2017
Bab III - Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada Sub bab ini disampaikan capaian kinerja organisasi untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target
jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis
organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika
ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan
kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan;
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang
telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan
dokumen Perjanjian Kinerja.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
15
Bab IV – Penutup
Menjelaskan kesimpulan dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP)
Tahun 2017, permasalahan dan kendala secara umum yang dihadapi, upaya
penyelesaiannya serta langkah, solusi dalam perbaikan kinerja
penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di masa
yang akan datang.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
16
enyusunan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah Tahun 2017,
mengacu pada Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Dalam rangka mewujudkan manajemen
pemerintahan yang efektif, transparan,
dan akuntabel serta berorientasi pada
hasil, melalui Perjanjian Kinerja
terwujudnya komitmen penerima amanah
dan kesepakatan antara penerima dan
pemberi amanah atas kinerja terukur
tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan
wewenang serta sumber daya yang
tersedia, kinerja yang disepakati tidak
dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas
kegiatan tahun bersangkutan, tetapi
(outcome) yang seharusnya terwujud
akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya.
II.1 Rencana Strategis Dinas Tahun 2016-2021
Rencana Strategis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
merupakan dokumen yang disusun melalui proses sistimatis dan berkelanjutan serta
merupakan penjabaran daripada Visi dan Misi Kepala Daerah yang terpilih dan
terintegrasi dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Daerah yang
bersangkutan, dalam hal ini Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten
Bandung. Rencana Strategis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten
Bandung yang ditetapkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu dari tahun 2016
sampai dengan tahun 2021. Sesuai dengan RPJMD Kab.Bandung Tahun 2016-
2021, strategi untuk mewujudkan visi Pemerintah Kabupaten Bandung yaitu :
P
PERENCANAAN KINERJA
BAB II
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
17
Dalam upaya mewujudkan misi tersebut Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Kabupaten Bandung melaksanakan misi ke 5 (lima) dari Pemerintah Kabupaten
Bandung yaitu :
Merupakan visi yang menjadi amanat bagi Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Bandung dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya,
karena dalam misi tersebut menyangkut bagimana menciptakan pembangunan
ekonomi ini sejalan dengan pokok visi pembangunan Kabupaten Bandung untuk
menciptakan “Perekonomian yang Berdaya Saing”.
II.2 TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
Perumusan tujuan dan sasaran yang terukur akan memberikan arah yang jelas
bagaimana mencapai kinerja yang diharapkan dan mengatasi permasalahan yang
terjadi. Merealisasikan sebuah tujuan jangka menengah diartikan sebagai
keberhasilan menciptakan perubahan pada dampak yang luas dari tugas dan fungsi
yang diemban organisasi. Untuk keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran
diperlukan strategi untuk mencapainya. Strategi dimaknai sebagai aktualisasi
berbagai kebijakan untuk mencapai sasaran yang spesifik dan berkesinambungan.
Selanjutnya, kebijakan diimplementasikan ke dalam program-program untuk
mewujudkan sasaran yang ingin dicapai selama lima tahun.
“Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya
Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Sinergi
Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan
Berwawasan Lingkungan”
VISI
“ Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang memiliki
keunggulan kompetitif ”
MISI
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
18
Tujuan dan Sasaran Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten
Bandung, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.1 Tujuan dan Sasaran Strategis
Visi RPJMD Tahun 2016-2021 : “ Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju,
Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan
Sinergi Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan
Berwawasan Lingkungan”
Misi V: “ Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang memiliki keunggulan
kompetitif ”
NO. TUJUAN SASARAN
1. Meningkatnya Nilai Perdagangan
eksport Kabupaten Bandung
Meningkatnya Nilai Eksport
Perdagangan Non Migas
2. Meningkatkan kinerja perdagangan
dalam negeri dan Peningkatan
perlindungan terhadap konsumen
Meningkatnya perlindungan
terhadap hak/kepentingan
konsumen dan tertib ukur
Meningkatnya Kinerja dan
Kontribusi Nilai Sektor
Perdagangan terhadap PDRB
3. Meningkatkan peran Industri Kecil
dan Menengah (IKM) dalam
perekonomian daerah
Meningkatkan daya saing dan
produktifitas industri kecil
Meningkatnya standarisasi produk
industri
4. Meningkatnya pemanfaatan potensi
pertambangan dan energi yang
berwawasan lingkungan
Meningkatnya pemanfaatan potensi
volume uap panas bumi sebagai
energi yang berwawasan lingkungan
5. Meningkatnya Kapasitas dan Kapabilitas
Internal
Meningkatakan Tatakelola
Pemerintahan instansi Organisasi
Perangkat Daerah
II.3 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata
pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman
Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah,
Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan
sasaran strategis instansi pemerintah.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
19
Pada tabel berikut ini dapat dilihat matriks hubungan antara tujuan dengan
sasaran. Dimana setiap tujuan memiliki indikator sebagai alat ukur terhadap capaian
kinerja yang dilakukan.
Tabel 2.2 Tabel Tujuan, Sasaran dan Indikator
TUJUAN SASARAN INDIKATOR
1
Meningkatnya Nilai
Perdagangan eksport
Kabupaten Bandung
1
Meningkatnya Nilai
Eksport Perdagangan
Non Migas
1 Pertumbuhuan Nilai
Eksport Non Migas
2
Meningkatkan kinerja
perdagangan dalam
negeri dan Peningkatan
perlindungan terhadap
konsumen
2
Meningkatnya
perlindungan terhadap
hak/kepentingan
konsumen dan tertib
ukur
2
Persentase Alat UTTP
bertanda tera sah yang
berlaku
3
Meningkatnya Kinerja
dan Kontribusi Nilai
Sektor Perdagangan
terhadap PDRB
3
Persentase Kontribusi sub
sektor Perdagangan
Terhadap PDRB
Kabupaten Bandung
3
Meningkatkan peran
Industri Kecil dan
Menengah (IKM)
dalam perekonomian
daerah
4
Meningkatkan daya
saing dan produktifitas
industri kecil
4
Pertumbuhan Industri Kecil
dan Menegah Berdaya
saing
5 Persentase Jumlah Industri
Kecil berbasis teknologi
5
Meningkatnya
standarisasi produk
industri
6
Persentase IKM yang
difasilitasi standarisasi
produk
4
Meningkatnya
pemanfaatan potensi
pertambangan dan energi
yang berwawasan
lingkungan
6
Meningkatnya pemanfaatan
potensi volume uap panas
bumi sebagai energi yang
berwawasan lingkungan
7
Persentase pemanfaatan
potensi uap panas bumi
sebagai sumber energi
5 Meningkatnya Kapasitas
dan Kapabilitas Internal 7
Meningkatakan Tatakelola
Pemerintahan instansi
Organisasi Perangkat
Daerah
8 Nilai AKIP Disperin
9 Persentase aset dalam
kondisi baik
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
20
II.4 PERJANJIAN KINERJA (PK) TAHUN 2017
Perjanjian Kinerja sebagai tekad dan janji dari perencana kinerja tahunan
sangat penting dilakukan oleh pimpinan instansi di lingkungan Pemerintahan karena
merupakan wahana proses tentang memberikan perspektif mengenai apa yang
diinginkan untuk dihasilkan. Dengan perencanaan kinerja tersebut diharapkan fokus
dalam mengarahkan dan mengelola program atau kegiatan instansi akan lebih baik,
sehingga diharapkan tidak ada kegiatan instansi yang tidak terarah.
Perjanjian Kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
Tahun 2017 mengacu pada Dokumen Renstra Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021, Dokumen Rencana Kerja
(Renja) Tahun 2017, dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun 2017 dan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Perubahan (DPA-P) Tahun 2017 adalah sebagai
berikut :
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2017
NO. SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
TARGET Tahun 2017
TARGET Tahun 2020
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Meningkatnya Nilai Eksport Perdagangan Non Migas
Pertumbuhuan Nilai Eksport Non Migas
$ 854.796.852 $ 897.710.575
2
Meningkatnya perlindungan terhadap hak/kepentingan konsumen dan tertib ukur
Persentase Alat UTTP bertanda tera sah yang berlaku
5,50% 12 %
3
Meningkatnya Kinerja dan Kontribusi Nilai Sektor Perdagangan terhadap PDRB
Persentase Kontribusi sub sektor Perdagangan Terhadap PDRB Kabupaten Bandung
6,07% 6,58 %
4 Meningkatkan daya saing dan produktifitas industri kecil
Pertumbuhan Industri Kecil dan Menegah Berdaya saing
5,30% 7,00 %
Persentase Jumlah Industri Kecil berbasis teknologi
3,00% 5,00 %
5 Meningkatnya standarisasi produk industri
Persentase IKM yang difasilitasi standarisasi produk
1,00% 4,00 %
6
Meningkatnya pemanfaatan potensi volume uap panas bumi sebagai energi yang berwawasan lingkungan
Persentase pemanfaatan potensi uap panas bumi sebagai sumber energi
91,50% 93,50 %
7
Meningkatakan Tatakelola Pemerintahan instansi Organisasi Perangkat Daerah
Nilai AKIP Disperin 72 80
Persentase aset dalam kondisi baik
70 % 75 %
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
21
II.5 RENCANA ANGGARAN DISPERIN TAHUN 2017
Penetapan kinerja Bandung dengan sasaran strategis, indikator kinerja
utama telah ditetapkan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Tahun 2017 didukung
dengan pembiayaan APBD Kabupaten Bandung untuk belanja langsung sebesar
Rp.35.860.072.445,- (Tiga Puluh Lima Milyar Depalan Ratus Enam Puluh Juta
Tujuh uluh Dua Ribu Empat Ratus Empat Puluh Lima Rupiah). Anggaran belanja
langsung tersebut terdiri dari belanja SKPD sebesar Rp.3.634.090.219,-
(Tiga Milyar Enam Ratus Tiga Puluh Empat Juta Sembilan Puluh Ribu Dua Ratus
Sembilan Belas Rupiah), dan anggaran belanja program sebesar
Rp.32.225.982.226,- (Tiga Puluh Dua Milyar Dua Ratus Dua Puluh Lima Juta
Sembilan Ratus Delapan Puluh Dua Ribu Dua Ratus Dua Puluh Enam Rupiah), dari
jumlah anggaran teresbut terdapat anggaran kegiatan yang bersumber dari Dana
Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sebesar Rp.470.000.000,-
(Empat Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah). Adapun anggaran tersebut dirinci
berdasarkan program, secara lengkap anggaran tersebut disajikan dalam tabel
dibawah ini :
Tabel 2.4 Pagu Anggaran 2017
NO. PROGRAM PAGU ANGGARAN (Rp)
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2.276.913.469,00
2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur 940.850.000,00
3. Program peningkatan disiplin aparatur 322.776.750,00
4. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 15.000.000,00
5. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
78.550.000,00
6. Program Perlindungan Konsumen Dan Pengamanan Perdagangan
854.218.000,00
7. Program Peningkatan Dan Pengembangan Ekspor 205.000.000,00
8. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri 25.309.709.226,00
9. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima Dan Asongan 454.000.000,00
10. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi 2.340.000.000,00
11. Program Pengembangan Industri Kecil Dan Menengah 798.000.000,00
12. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 2.102.250.000,00
Jumlah 35.860.072.445,00
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
22
kuntabilitas kinerja adalah
kewajiban untuk menjawab dari
perorangan, badan hukum atau
pimpinan kolektif secara
transparan mengenai keberhasilan atau
kegagalan dalam melaksanakan misi
organisasi kepada pihak-pihak yang
berwenang menerima pelaporan
akuntabilitas / pemberi amanah. Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten
Bandung selaku pengemban amanah
masyarakat melaksanakan kewajiban
berakuntabilitas melalui penyajian Laporan
Akuntabilitas Kinerja Dinas Perdagangan
dan Perindustrian Kabupaten Bandung
yang dibuat sesuai ketentuan yang
diamanatkan dalam Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Pengukuran kinerja digunakan untuk
menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
program, sasaran yang ditetapkan untuk
mewujudkan misi dan visi Pemerintah
Kabupaten Bandung.
Pengukuran capaian kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten
Bandung Tahun 2017 diukur digunakan untuk mengetahui keberhasilan Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung dalam melaksanakan program dan
kegiatan selama 1 (satu) tahun anggaran. Indikator kinerja yang digunakan adalah
indikator kinerja sasaran, yang dirumuskan dalam Rencana Strategis Dinas Perdagangan
dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021. Sebagaimana yang tercantum
dalam penetapan kinerja Dinas Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten
Bandung Tahun 2016, seluruh jajaran Dinas Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Kabupaten Bandung.
A
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
23
III.1 CAPAIAN KINERJA ORANISASI
Pengukuran target kinerja dari sasaran starategis yang telah ditetapkan
akan dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi
kinerja. Pelaporan Kinerja ini didasarkan pada Penetapan Kinerja Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun 2017. Adapun rincian
tingkat pencapaian kinerja masing-masing indikator dari sasaran strategis Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung dapat diilustrasikan dalam
gambar diagram batang berikut ini :
SASARAN 1
Meningkatnya Nilai Eksport Perdagangan Non Migas
Gambar 3.1 Pertumbuhan Nilai Eksport Non Migas
SASARAN 2
Meningkatnya perlindungan terhadap hak/kepentingan konsumen dan
tertib ukur
Gambar 3.2 Persentase Alat UTTP Bertanda Tera Sah yang berlaku
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
24
SASARAN 3
Meningkatnya Kinerja dan Kontribusi Nilai Sektor Perdagangan terhadap PDRB
Gambar 3.3 Persentase kontribusi sub sektor perdagangan terhadap PDRB
SASARAN 4
Meningkatkan daya saing dan produktifitas industri kecil
Gambar 3.4 Pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah Berdaya Saing
Gambar 3.5 Persentase Jumlah Industri Kecil Berbasis Teknologi
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
25
SASARAN 5
Meningkatnya standarisasi produk industri
Gambar 3.6 Persentase IKM yang Difasilitasi Standarisasi Produk
SASARAN 6
Meningkatnya pemanfaatan potensi volume uap panas bumi sebagai
energi yang berwawasan lingkungan
Gambar 3.7 Persentase Pemanfaatan Potensi Uap Panas bumi
SASARAN 7
Meningkatakan Tatakelola Pemerintahan instansi Organisasi Perangkat Daerah
Gambar 3.8 Predikat Nilai AKIP Disperin
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
26
III.2 ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2017 Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Bandung dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 3.1
Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke -1
Indikator Kinerja
Sasaran
Tahun 2016 Tahun 2017
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
Pertumbuhuan Nilai Eksport Non Migas
$ 845.601.957 $ 824.819.145 97,54 % $ 854.796.852 $ 935.644.158 109, 46 %
Pertumbuhan nilai eksport itu sendiri pada tahun 2017 mencapai
$935.644.158 dibandingkan nilai eksport pada tahun 2016 adalah sebesar
$820.972.744,55,- terjadi peningkatan sebesar $ 110.814.913 sedangkan nilai
peningkatan presentase capaian tahun 2017 sebesar 11,91% dibandingkan pada
tahun 2016. Upaya pencapaian Sasaran ini ditujukan untuk memberikan kontribusi
pada peningkatan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bandung. Dalam
rangka tersebut dilakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Sosialisasi kebijakan penyederhanaan prosedur dokumen ekspor dan import.
Sosialisasi kebijakan penyederhanaan prosedur dan dokumen ekspor dan
import ditujukan untuk meningkatan pemahaman pelaku usaha di bidang
ekspor dan import di wilayah Kabupaten Bandung terhadap peratuan dan
kebijakan pengurusan dokumen ekspor dan impor yang sering mengalari
perubahan kebijakan dari pemerintah pusat. Pada tahun 2017 kegiatan
sosialisasi kebijakan penyederhanaan prosedur dan dokumen ekspor dan
import diikuti sebanyak 20 peserta bagi pelaku usaha eksport dan import.
b. Pengembangan data base informasi potensi unggulan.
Pengembangan data base informasi potensi unggulan ditujukan untuk
melakukan pendataan terhadap pelaku usaha di wilayah Kabupaten Bandung
yang memiliki produk potensi unggulan ekspor, sehingga tersedianya data
base informasi potensi produk unggulan produk ekspor dapat meningkatkan
nilai pertumbuhan ekspor dan memudahkan informasi tentang pasar tujuan
ekspor.
“ Meningkatnya Nilai Ekspor Perdagangan Non Migas ”
SASARAN 1
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
27
c. Koordinasi program pengembangan ekspor dengan instansi
terkait/asosiasi/pengusaha.
Koordinasi program pengembangan ekspor dengan instansi terkait / asosiasi /
pengusaha bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap kendala yang
menjadi penghambat untuk melakukan ekspor produk dari Kabupaten
Bandung ke luar negeri serta peluang pasar tujuan ekspor baru yang dapat di
intervensi oleh para pelaku usaha di wilayah Kabupaten Bandung. Sehingga
produk ekspor Kabupaten Bandung tidak hanya didominasi oleh tekstil dan
produk tekstil saja tetapi komoditas lainnya, saat ni mulai muncul komoditas
baru di Kabupaten Bandung yang menjadi potensi ekspor diantaranya kopi.
d. Pelatihan Ekspor bagi IKM, UMKM dan Koperasi.
Kegiatan Pelatihan ekspor bagi pelaku usaha industri kecil, usaha mikro kecil
dan koperasi bertujuan agar para pelaku usaha kecil dan koperasi di
Kabupaten Bandung yang memiliki produk unggulan ekspor dapat memahami
tata cara pengurusan dokumen ekspor serta memahami mekanisme ekspor.
Sehingga kedepanya muncul eksportir baru yang dapat melakukan ekspor
produknya sendiri tanpa melalui perantara.
Adapun perkembangan jumlah volume eksport pada tahun 2017
dengan rincian perkembangan volume eksport per bulan dapat dilihat pada
grafik dibawah ini :
Gambar 3.9 Perkembangan Volume Eksport (KGM)
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
28
Sejumlah produk unggulan yang menjadi andalan Kabupaten Bandung
untuk diekspor antara lain tekstil, cocoa/coklat, alas kaki, garmen hingga
komoditas pertanian.
Gambar 3.10 Komoditi Eksport
Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja serta
solusi yang digunakan dalam mengatasi permaslahan tersebut diantaranya
adalah:
Tabel 3.2 Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke-1
NO. PERMASALAHAN SOLUSI
1. Potensi produk ekspor Kabupaten
Bandung masih didominasi oleh
tekstil dan produk tekstil dengan
diperlukan pengembangan produk
ekspor baru sehinga tidak hanya
tergantung pada produk tekstil.
Selain itu negara tujuan ekspor
masih tergantung pada negara-
negara diwilayah Eropa dan
sebagian asia diperlukan perluasan
negara tujuan baru pemasaran
produk ekspor
Melakukan pendataan dan kajian tentang
potensi produk unggulan Kabupaten
Bandung yang dapat dijadikan produk
ekspor. Saat ini sedang melakukan kajian
tentang potensi ekspor kopi dari
Kabupaten Bandung yang mulai diminati
oleh negara lain. Selain itu untuk
membuka akses pemasaran di negara
tujuan ekspor baru kami mengikuti
kegiatan pameran produk di tingkat
internasional untuk memperkenalkan
produk unggulan Kabupaten Bandung.
2. Masih minimnya pengetahuan
tentang prosedur ekspor bagi pelaku
usaha mikro, kecil dan menengah
sehingga akses pemasaran produk
UKM selama ini masih terpaku pada
pemasaran domestik. Adapun
beberapa UKM yang sudah memiliki
pasar di luar negeri tetapi mereka
terbentur dengan pengetahuan
bagaimana cara ekspor sehingga
produk yang mereka jual tidak dapat
dipasarkan.
Selain itu setiap tahun kami selalu
melakukan pelatihan tentang ekspor bagi
pelaku UKM dan IKM yang memiliki
produk potensi ekspor sehingga
kedepanya apabila ada UKM dan IKM
yang memiliki potensi ekspor dapat
melakukan pengiriman produknya secara
langsung tanpa melalui perantara lagi.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
29
Tabel 3.3
Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-2
Indikator Kinerja
Sasaran
Tahun 2016 Tahun 2017
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
Persentase Alat
UTTP bertanda tera
sah yang berlaku
0 % 0 % 0 % 5,50 % 12 % 218, 18 %
Upaya untuk meningkatkan perlindungan terhadap hak/kepentingan
kosumen dalam hal ini ialah tentang kepatuhan pelaku usaha tertib ukur pada alat
ukur takar timbang dan perlengakapan yang digunakan oleh pelaku usaha di
Kabupaten Bandung, masih belum sepenuhnya dapat diwujudkan dikarenakan
urusan kemetrologian pada tahun 2016 masih menjadi urusan Provinsi dan baru
dilimpahkan ke Kabupaten Bandung pada tahun 2017, sehingga indikator
presentase alat UTTP bertanda tera sah yang berlaku pada tahun 2016 masih
belum memiliki target serta realisasi kinerja. Indikator ini merupakan indikator hasil
reviu internal terhadap indikator Rencana Stategis Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021 dan Lakip Tahun 2016
yangdilakukan pada pertengahan tahun 2017, seiring dengan adanya perubahan
kewenangan dan struktur organisasi baru di lingkungan Pemerintah Daerah,
sehingga indikator yang lama sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini.
Upaya untuk mewujudkan saran ini terkait dengan tujuannya meningkatkan
kinerja perdagangan dalam negeri dan peningkatan perlindungan terhadap
konsumen, Dinas Perdagangan dan Perindustrian melakukan upaya untuk
mendorong pelaku usaha agar meningkatkan kepedulian dalam ketertiban serta
kepatuhan untuk selalu menjaga kepercayaan konsumen terhadap kepastian alat
ukur, takar, timbang dan perlengkapanya yang digunakan dalam transaksi
perdagangan sesuai dengan ukuran yang seharusnya. Upaya yang dilakukan
antara lain :
a. Operasionalisasi dan Pengembangan UPT Kemetrologian Daerah
Upaya untuk menigkatkan pelindungan komsumen dan tertib ukur dilakukan
melalui peningkatan operasionalisasi pelayanan tera dan tera ulang alat Ukur
Takar Timbang dan Perlengkapannya (UTTP) dan Barang Dalam Keadaan
Meningkatnya perlindungan terhadap hak/kepentingan konsumen dan tertib ukur
SASARAN 2
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
30
Terbungkus (BDKT) di wilayah Kabupaten Bandung yang dilakukan oleh UPT
Kemtetrologian Kabupaten Bandung yang baru terbentuk pada tahun 2017.
Dengan adanya UPT Kemetrologian diharapkan peran pelayanan tera dan
tera ulang alat UTTP yang selama ini dilakukan oleh Balai Kemetrologian
Provinsi Jawa Barat bisa lebih optimal dapat memberikan pelayanan tera dan
tera ulang laat UTTP untuk menciptakan suatu daerah yang tertib ukur
sehingga dapat meningkatan kepercayaan konsumen dan kinerja
perdagangan dalam negeri. Sejak memulai operasionaliasi UPT
Kemetrologian Kabupaten Bandung pada bulan Mei sampai Desember 2017
sudah melakukan pelayanan tera alat UTTP sebanyak 1.347 alat dan tera
ulang sebanyak 3.793 alat yang sudah ditera dan tera ulang melebihi dari
target yang ditetapkan sebanyak 800 alat UTTP yang ditera.
b. Sosialisasi tentang Kemetrologian
Upaya untuk meningkatan kesadaran pelaku usaha untuk melakukan tera dan
tera ulang alat UTTP dan BDKT sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan perlindungan dan kepercayaan kepada konsumen, dilakukan
sosialisasi tentang peraturan, kebijakan dan peran kemetrologian dalam
meningkatan perdagangan dalam negeri. Pada tahun 2017 telah dilakukan
sosialisasi sebanyak 2 kali dengan jumlah peserta 80 orang yang berasal dari
pelaku usaha, instansi pemerintah maupun masyarakat. Berdasarkan hasil
sosialisasi tersebut masih banyak pelaku usaha, masyarakat dan instansi
pemerintah sendiri yang belum menegerti serta paham tentang apa itu
kemetrologian dan kenapa mesti melakukan tera dan tera ulang alat UTTP.
Sehingga untuk tahun-tahun yang akan datang diperlukan strategi lain yang
lebih efektif dan masif untuk menyampaikan informasi tentang kemetrologian.
c. Pengawasan Kemetrologian
Pengawasan kemetrologian merupakan salah satu upaya mewujudkan iklim
usaha yang baik dan kondusif melalui terciptanya lingkungan usaha yang
tertib ukur sehingga dapat memberikan kepercayaan dan perlindungan
terhadap konsumen. Pengawasan dilakukan untuk memastikan bahwa alat
UTTP yang digunakan pelaku usaha di wilayah Kabuapten Bandung sudah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memiliki cap tanda tera sah yang
berlaku. Berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan pada tahun 2017
bekerjasama dengan Pengawas Direktorat Kemetrologian kemeterian
Perdagangan RI terhadap 829 unit alat UTTP terdapat 127 unit yang bertanda
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
31
tera batal, 4 unit alat yang tidak memiliki tanda tera yang sah dan 6 unit UTTP
yang melanggar.
Melihat data tersebut masih banyak pelaku usaha yang tidak taat terhadap
kewajiban untuk melakukan tera dan tera ulang alat UTTP serta pelaku usaha
yang berbuat curang dengan merusak segel tanda tera dengan sengaja untuk
memperdaya ukuran pada alat UTTP yang sudah di tera maupun tera ulang.
Diperlukan strategi dan upaya yang lebih keras lagi dalam hal pengawasan
untuk mewujudkan peningkatan perlingdungan terhdap hak/kepentingan
konsumen dan tertib ukur.
Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja serta
solusi yang digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya
adalah:
Tabel 3.4
Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke-2
NO. PERMASALAHAN SOLUSI
1. Pelayanan Tera dan Tera Ulang Alat
UTTP yang dalakukan oleh UPT
Kemetrologian belum maksimal
karena keterbatasan petugas yang
berhak untuk melakukan tera dan
tera ulang dalam hal ini ialah
fungsional penera yang dimiliki oleh
UPT Kemetrologian Kabupaten
Bandung baru ada 4 orang yang
merupakan pelimpahan dari Provnsi
Jawa Barat, sedangkan area
pelayanan begitu luas mencakup 31
kecamatan.
Pada tahun 2017 Dinas Perdagangan dan
Perindustrian berusaha memberikan
pelayanan dengan sebaik mungkin
dengan memanfaatan sumber daya yang
ada serta bekerjasama dengan Direktorat
Kemetrologian Kementerian Perdagangan
RI untuk penambahan petugas penera,
disamping itu pula mempersiapkan untuk
penambahan jumlah penera baru pada
tahun - tahun yang akan datang dengan
memberikan biaya diklat kemetrologian
bagi calon penera baru.
2. Pengawasan kemetrologian saat ini
belum maksimal dikarenakan belum
memiliki fungsional pengawas dan
PPNS Kemetrologian yang dimiliki
oleh Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Bandung,
serta minimnya kepedulian dan
pengetahuan masyarakat tentang
aturan kemetrlogian
Meningkatkan sosialisasi kepada
masyarakat dan pelaku usaha serta
tentang kemetrologian serta
meningkatkan koordinasi dengan
berbagai instansi bergerak dibidang
perlindungan konsumen untuk bersama-
sama melakukan pengawasan
kemetrologian untuk menciptakan suatu
daerah yang tertib ukur.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
32
Tabel 3.5
Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-3
Indikator Kinerja
Sasaran
Tahun 2016 Tahun 2017
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
Persentase
Kontribusi sub sektor
Perdagangan
Terhadap PDRB
Kabupaten Bandung
5,90 % 5,92 % 100,33 % 6,07 % - -
Realisasi kinerja kontribusi sub sektor perdagangan terhadap PDRB pada
Tahun 2016 sebesar 5,92% dengan capaian sebesar 100,33%, pada tahun 2017
target yang akan dicapai sebesar 6,07% bila melihat data tabel diatas data
realisasinya belum tersedia dikarenakan data perentase kontribusi sub sektor
perdagangan terhadap PDRB yang diambil dari data statistik yang dirilis oleh BPS
Kabupaten Bandung masih belum tersedia dikarenakan masih dalam tahap
pengolahan data. Biasanya data tersebut akan tersedia pada bulan Maret,
sehingga pada tahun 2017 Dinas Perdagangan dan Perindustrian belum bisa
mengukur capain realisasi tersebut.
Upaya untuk pencapaian sasaran ini ditujukan untuk memberikan
kontribusi pada peningkatan kinerja dan kontribusi nilai sektor perdagangan
terhadap PDRB dilakukan upaya-upaya sebagai berikut ini :
a. Penyempurnaan Perangkat Peraturan, Kebijakan dan Pelaksanaan
Operasional
Penyempurnaan perangkat peraturan, kebijakan dan pelaksanan operasional
ditujukan sebagai landasan hukum dalam pelaksanaan operasional Dinas
Perdagangan dan Perindustrian, dalam melaksanakan tata kelola pengeloaan
perdagangan dalam negeri khusunya tentang penyelengaraan pasar. Dengan
telah ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2016 tentang
Penyelengaran Pasar diperlukan sosialisasi terhadap peraturan daerah
tersebut kepada masyarakat khususnya kepada para pelaku usaha baik
pedagang di pasar tradisional maupun pelaku usaha toko modern dan
swalayan. Oleh karena itu pada tahun 2017 Dinas Perdagangan dan
Perindustrian melakukan sosialisasi terhadap peraturan tersebut sebanyak
4 kali diikuti oleh 160 peserta dilaksanakan di kantor kecamatan.
Meningkatnya Kinerja dan Kontribusi Nilai Sektor Perdagangan terhadap PDRB SASARAN 3
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
33
b. Kemudahan Pengembangan Usaha
Kemudahan pengembangan usaha bertujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan perekonomian di sektor perdagangan, dengan memberikan
kemudahan kepada pelaku usaha kecil yang ada di Kabupaten Bandung
untuk mejalankan usahanya dalam hal pemasaran produk dengan
membangun kemitraan antara pelaku usaha besar dengan pelaku usaha kecil
terutama pelaku usaha toko modern agar dapat memberikan fasilitasi untuk
dapat memasarkan produk pelaku usaha kecil di wilayah Kabupaten Bandung.
Pada Tahun 2017 Dinas Perdagangan dan Perindustrian melakukan temu
konsultasi dan kemitraan antara pelaku usaha kecil sebanyak 60 orang
dengan pelaku usaha besar agar dapat terjalin kerjasama dalam menjalankan
usahanya terutama memberikan kemudahan dalam pemasaran produknya.
c. Pengembangan Pasar Dan Distribusi Barang/Produk
Pengembangan Pasar dan Distribusi Barang/Produk merupakan upaya untuk
meningkatkan pertumbuhan perekonomi daerah, dengan memperbaiki saran
dan prasarana distribusi barang/produk salah satunya ialah sarana dan
prasarana pasar tradisional yang merupakan salah satu pusat perdagangan
yang baik, bersih dan sehat. Perbaikan sarana dan prasarana pasar
tradisional yang dilakukan pada tahun 2017 sebanyak 3 pasar, yaitu
perbaikan untuk Pasar Sayati, Baleendah dan Banjaran, kajian studi
kelayakan untuk pasar agro dan pasar industri yang rencananya akan
dibangun sebagai pusat perdagangan hasil pertanian dan hasil industri yang
ada di Kabupaten Bandung.
d. Pengembangan Kelembagaan Kerjasama Kemitraan
Pengembangan kerjasama kemitraan bertujuan untuk membangun kersama
kemitraan antara pelaku usaha di Kabupaten Bandung dengan pelaku usaha
di luar Kabupaten Bandung baik itu dalam hal promosi, pemasaran produk,
pengembangan produk maupun dalam hal kerjsama usaha lainya. Dinas
Perdagangan dan Perindustrian pada tahun 2017 melakukan pengembagan
kerjasama kemitraan sebanyak 2 kali yang dilakukan dengan meilibatkan
pelaku usaha sebanyak 12 orang yang diberikan fasilitasi kerjasama
kemitraan dengan pelaku usaha di daerah lain.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
34
e. Peningkatan Sistem dan Jaringan Informasi Perdagangan
Kegiatan sistem dan jaringan informasi perdagangan meruapakan upaya
untuk mengendalian ketersediaan stok barang dan harga barang kebutuhan
pokok dan barang strategis, sehingga ketersedian stok barang kebutuhan
pokok dan barang strategis serta kenaikan harga dapat dimonitoring serta
dikendalian pada tahap yang wajar tidak berlebihan, serta mengurangi tingkat
kecurangan yang dilakukan oleh pihak yang bertangung jawab dengan
melakukan peminbunan stok barang untuk mendapatkan harga jual yang lebih
mahal. Langkah yang dilakukan oleh Dinas Perdgaangan dan Perindustrian
untuk peningkatan sistem dan jaringan informasi perdagangan dengan
melakukan monitoring ktersedian stok dan harga kebutuhan bahan pokok
secara periodik, serta melibatkan instansi lain baik itu dari Bulog, Dinas
Perdagangan Provinsi maupun pihak Kepolisian untuk menjaga ketersedian
stok bahan kebutuhan pokok. Pada tahun 2017 ditelah dilakukan monitoring
sebanyak 224 kali dibeberasa pasar tradisional dan operasi pasar murah
bekerjasama dengan Bulog sebenyak 4 kali dalam 1 Tahun di 4 lokasi
Kecamatan diwilayah Kabupaten Bandung.
f. Sosialisasi Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Sosialiasi peningkatan pengunaan produk dalam negeri bertujuan untuk
mengurangi pengunaan dan peredaran produk import di dalam negeri serta
masyarakat dapat lebih mencintai terhadap produk dalam negeri, sehingga
dapat memberikan kontribusi positif pada neraca perdagangan dalam negeri.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengunaan produk
dalam negeri Dinas Perdagangan dan Perindustrian melakukan sosialisasi
pengunaan produk dalam negeri sebanyak 120 Orang dengan target sasaran
peserta ialah para pelajar sekolah menengah atas, bertujuan untuk
meningkatkan kepedulian dan kecintaan pengunaan produk dalam negeri
kepada generasi muda. Sehingga generasi muda dapat lebih peduli terhadap
pengunaan produk dalam negeri dan dapat membantu menyebar luaskan
pengunaan produk dalam negeri.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
35
Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja serta
solusi yang digunakan dalam mengatasi permaslahan tersebut diantaranya
adalah:
Tabel 3.6
Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke-3
NO. PERMASALAHAN SOLUSI
1. Perbaikan sarana dan prasarana
perdagangan terutama bagi pasar
tradisional memerlukan biaya yang
cukup besar sedangkan kemampuan
APBD Kabupaten Bandung tidak
mencukupi untuk melakukan
perbaikan dan revitalisasi pasar
tradisional yang ada di Kabupaten
Bandung.
Untuk melakukan revitalisasi pasar
tradisional di Kabupaten Bandung
sehingga menjadi pasar yang nyaman,
bersih dan sehat dengan tidak hanya
bergantung pada APBD maka kami
melakukan inovasi dengan menawarkan
kerjsama pembangunan dan pengelolaan
pasar melalui lelang investasi saat ini
sudah terrealiasi untuk pembangunan
pasar sehat sabilulungan cicalengka dan
pada tahun 2017 akan dimulai kerjasama
pembangunan pasar majalaya.
2. Kehadiran pedagang kaki lima
sering dikaitkan dengan dampak
negatif bagi lingkungan perkotaan,
dengan munculnya kesan buruk,
kotor, kumuh dan tidak tertib. Hal ini
ditunjukkan oleh penempatan
sarana perdagangan yang tidak
teratur dan tertata serta sering
menempati tempat yang menjadi
tempat umum.
Upaya yang dilakukan untuk melakukan
penataan pedagang kaki lima ialah
dengan memberikan bantuan sarana dan
prasarana dagang bagi kaki lima dan
melakukan pendataan dan sosailisasi
tentang ketertiban untuk tidak berjulan
dilokasi yang bukan diperuntukan untuk
berjualan. Serta melakukan koordinasi
dengan berbagai pihak untuk melakukan
penertiban bagi pedagang kaki lima yang
berjualan diarea terlarang.
Sebagai upaya untuk menciptakan kawasan perdagangan yang tertata
dengan baik maka dilakukan pembinaan dan penataan terhadap pedagang kaki
lima dan asongan di wilayah Kabupaten Bandung, kegiatan pembinaan yang
dilakukan pada tahun 2017 sebanyak 320 orang dengan capain kinerja 100%.
Meskipun capaian kinerja sudah tercapai, tetapi baru sebagian kecil pedagangan
kaki lima dan asongan yang telah mendapatkan pembinaan dan penataan lokasi
berdagang. Sehingga diperlukan upaya pembinaan dan penataan pedagangan
kaki lima secara berkesinambungan untuk menciptakan kawasan perdagangan
yang tertata dengan baik.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
36
Tabel 3.7
Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-4
Indikator Kinerja
Sasaran
Tahun 2016 Tahun 2017
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
Pertumbuhan
Industri Kecil dan
Menegah Berdaya
saing
2% 4% 200% 5% 5,4% 108,00%
Persentase Jumlah
Industri Kecil
berbasis teknologi
0% 0% 0% 3% 4% 200%
Melihat pada ilustrasi data pada tabel diatas rata-rata capaian dari
indikator sasaran mencapai lebih dari 100% hal ini menunjukan bahwa tingkat
pencapaian sasaran “Meningkatkan daya saing dan produktifitas industri kecil”
cukup baik. Dimana pencapain indikator sasaran pertumbuhan Industri Kecil
dan Menengah sebesar 5,4% atau sebanyak 9.284 unit usaha sedangkan
pada tahun 2017 pertumbuhan industri sebesar 5% melebihi dari target yang
ditetapkan, sedangkan persentase industri kecil berbasisi teknologi mencapai
4% dengan target sebesar 3% capaian tersebut melebihi target yang
dutetapan. Meskipun pencapain kinerja pada tahun 2017 sudah melebihi
target sasaran yang ditetapkan, pengembangkan dan meningkatkan
pertumbuhan industri kecil dan menengah, untuk meningkatkan kontibusi
pertumbuhan ekonomi daerah di sektor industri masih perlu ditingkatkan pda
tahun yang akan datang sehingga produk industri kecil Kabupaten Bandung
dapat bersaing dengan produk daerah lain bahkan produk dari luar negeri.
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan industri kecil dan menengah yang berdaya saing yaitu melalui
strategi peningkatan daya saing industri kecil serta penguatan sentra dan
klaster sebagai modal menembus pasar global, dan juga pengembangan
ekonomi kreatif berbasis potensi wilayah dalam mendukung sektor pariwisata.
Sedangkan kebijakannya yakni dengan Peningkatan daya saing IKM melalui
peningkatan kemampuan teknologi industri, penguatan Sumber Daya
Manusia, perluasan pasar, peningkatan nilai tambah produk, dan juga
Meningkatkan daya saing dan produktifitas industri kecil
SASARAN 4
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
37
pengembangan sentra dan klaster industri. Adapun upaya yang telah
dilakukan selama tahun 107 adalah sebagai berikut ini :
a. pembinaan dan peningkatan sismtem inovasi teknologi industri bagi industri
logam, elektronika dan alat transportasi yang dikuti sebanyak 100 orang
peserta. Penguatan kemampuan industri berbasisi teknologi diikuti sebanyak
128 orang.
b. Pengembangan industri kreatif berbasisi fashion dan kerajinan yang diikuti
sebanyak 291 orang IKM berbasisi fashion dan 264 orang IKM berbasis
kerajinan.
c. Fasilitasi promosi dan gelar produk bagi indsutri kecil Kabupaten Bandung di
Kota Makasar dengan menampilkan produk-produk tekstil, alas kaki, jaket
dan aksesoris industri kecil di Kabupaten Bandung, jumlah industry kecil yang
menerima fasilitasi promosi dalam kegiatan ini sebanyak 10 pelaku industri
kecil.
Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja serta
solusi yang digunakan dalam mengatasi permaslahan tersebut diantaranya
adalah:
Tabel 3.8
Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke-4
NO. PERMASALAHAN SOLUSI
1. Belum Optimalnya Pengembangan
Industri Kecil Menengah disebabkan
oleh kurangnya pasokan bahan baku
untuk industri kecil menengah
Pelatihan dan pendampingan
berkelanjutan kepada IKM, pengoptimalan
potensi dan sumber daya lokal sebagai
bahan baku industri sehingga tidak
tergantung pada bahan baku impor.
2. Dengan berlakunya MEA banyak
produk mancanegara bebas masuk
ke wilayah Kabupaten Bandung
sangat perlu diimbangi dengan
peningkatan kualitas dan
produktifitas yang signifikan agar
IKM kabupaten Bandung tidak
hanya menjadi penguasa di pasar
lokal tetapi bisa melakukan
penetrasi di pasar global.
fokus pelatihan, pembinaan dan
pendampingan lebih pada peningkatan
kualitas, diversifikasi, pengembangan
desain, peningkatan teknologi dan
standarisasi produk IKM untuk
meningkatkan daya saing produk
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
38
Tabel 3.9
Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-5
Indikator Kinerja
Sasaran
Tahun 2016 Tahun 2017
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
Persentase pelaku
IKM yang difasilitasi
standarisasi produk
- - - 1,00% 1,20% 120%
Sasaran meninkatkanya standarisasi produk industri merupakan
sasaran tambahan setelah dilakukan revieu terhadap sasaran dan indikator
Rencana Strategis Dinas Pedagangan dan Perindustrian yang dilakukan pada
tahun 2017, sehingga pengukuran caaian target kinerja tahun 2016 tidak
dapat dilakukan karena merupakan sasran dan indikator baru.
Upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Bandung pada Tahun 2017 dalam meningkatkan
daya saing produk industri kecil diantaranya dengan mengingkatkan
kemampuan teknologi industri dan standarisasi produk industri, untuk
mewujudkan hal tersebut Dinas Perdagangan dan Perindustrian
melaksanakan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Pembinaan Kemampuan Teknologi Industri
Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri dalam upaya meningkatan
kemampuan para pelaku industri kecil di wilayah Kabupaten Bandung
dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilanya dalam
menggunakan teknologi industri sehingga dapat meningkatkan produksi
produk menjadi lebih efektif dan kualitas yang memiliki daya saing. Pada
tahun 2017 telah dilakukan pelatihan kemampuan teknologi industri bagi
industri kecil yang bergerak di bidang makanan dan minuman, hasil hutan
dan perkebunan sebanyak 12 kali kegiatan yang diikuti peserta sebanyak
690 orang baik itu pelaku industri kecil dibidang oalahan makanan
maupun hasil hutan dan perkebunanan.
Meningkatnya standarisasi produk industri SASARAN 5
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
39
b. Pengembangan dan pelayanan teknologi industri
Pengembangan dan pelayanan teknologi industri bertujuan untuk
meningkatkan daya saing produk industri kecil di wilayah Kabupaten
Bandung salah satunya industri kecil di bidang olahan makanan dan
minuman yang merupakan salah satu industri kecil unggulan yang ada di
Kabupaten Bandung. Dalam meningkatkan kualitas dan daya saing
produk industri kecil dilakukan upaya kegiatan pelatihan kemasan bagi
industri olahan makanan dan minuman selain itu juga diberikan fasilitasi
desain produk bagi industri kecil secara gratis, fasilitasi pembuatan desain
produk dan kemasan yang diberikan oleh Tim Desain dan Kemasan
Dinas Perdagangan Dan Perindsutrian Kabupaten Bandung sampai
dengan tahun 2017 sebanyak ± 482 produk IKM.
s
Gambar 3.11. Desain Produk yang telah difasilitasi
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
40
c. Penerapan standar produk industri
Diseminasi perluasan penerapan standardisasi industri dilaksanakan
dengan diseminasi penerapan SNI dengan sasaran peserta dari industri
kecil SNI sebanyak 150 orang. Fasilitasi pendaftaran barcode produk bagi
industri kecil sebanyak 75 orang Fasilitasi perlindungan HKI bagi IKM
dilaksanakan dengan bentuk fasilitasi perolehan sertifikasi HKI, pada
tahun 2017 fasilitasi diberikan khusus untuk pendaftaran merk dagang
dan hak cipta dengan target fasilitasi sebanyak 121 sertifikasi dan
teralisasi 63 sertifikasi, tidak terealisasinya target yang ditetapkan
dikarenakan banyaknya merk dagang yang didaftarkan disesuai dengan
ketentuan yang menyebabkan sertifikasi merk dagang yang didaftarkan
ke Kementrian Hukum dan HAM banyak yang ditolak. Kebanyakan pelaku
industri kecil belum paham tentang pengunaan merk dagang sehingga
masih banyak mengunakan merk dagang yang menyerupai merk terkenal
yang sudah terdaftar atau mengunakan nama orang, tempat serta nama
umum lainya yang tidak boleh digunakan sebagai merk dagang. Fasilitasi
sertifikasi standardisasi industri dilaksanakan dengan Fasilitasi Sertifikasi
Halal bagi Produk Industri Kecil dilaksanakan dengan memfasilitasi 12
IKM yang memenuhi syarat untuk pengajuan sertifikasi halal bekerjasama
dengan Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Barat fasilitasi uji
laboratorium produk IKM dilaksanakan dengan mengumpulkan sampel
produk makanan dan minuman hasil IKM di Kabupaten Bandung untuk
diuji laboratorium LPPOM MUI Provinsi Jawa Barat.
Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja serta
solusi yang digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya
adalah:
Tabel 3.10 Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke-5
NO. PERMASALAHAN SOLUSI
1. Keterbatasan sarana dan prasarana
serta penguasaan teknologi Industri,
minimnya akses permodalan,
perijinan, pemasaran produk.
pendampingan dan memfasilitasi IKM
dalam akses permodalan,
perijinan, dan pemasaran produk yang
dihasilkan oleh pelaku industri kecil
2. Penerapan standarisasi produk,
Pengetahuan dan pemahaman
pelaku indusrti kecil terhadap
pentingnya HKI merk dagang dan
sistem mutu produk masih kurang.
pendampingan dan memfasilitasi
dalam peningkatan dayasaing mutu
produk IKM melalui fasilitasi desain
produk dan desain kemasan, pengurusan
standarisasi produk dan fasilitasi HKI
merk dagang.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
41
Dari produk-produk tersebut pada tahun 2017 terdapat pelaku industri
kecil yang mendapatkan penghargaan tingkat nasional setelah mendapatkan
pendampingan pelatihan peningkatan teknologi serta fasilitasi desain produk
dan kemasan, diantaranya ialah :
1. Piagam Wirausaha Baru Terbaik Jenis Usaha Makanan Olahan
dari Gubernur Jawa Barat bagi Dewi Sri Sumiarti IKM binaa Dinas
Perdagangan Kabupaten Bandung .
Gambar 3.12 Piagam penghargaan
2. Piagam Produk Olahan Makanan Terbaik dari Gubernur Jawa Barat
bagi IK Ibunalifa dengan Produk Borwnies Ketan sebagai Produk
Terbaik ke 1 kategori Makanan Olahan
Gambar 3.13 Piagam penghargaan
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
42
Tabel 3.11
Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-6
Indikator Kinerja Sasaran
Tahun 2016 Tahun 2017
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
Persentase
pemanfaatan potensi
uap panas bumi
sebagai sumber
energi
90% 90% 100% 91,50% 91,67% 100.18%
Capaian Kinerja pada indikator diatas target yang ditetapkan yaitu Rasio
elektrifikasi rumah tangga terealisasi 91,67% dari target 91,50% dengan tingkat
capaian sebesar 100,18 %, angka tersebut meningkat sebesar 0,18% bila
dibadingakn dengan capaian tuhan 2016. Data yang kami sampaikan untuk urusan
energi saat ini hanya meliputi pemanfaatan panas bumi secara langsung
dikarenakan urusan energi dan sumber daya mineral yang menjadi kewenangan
kabupaten/kota saat ini hanya pengawsaan pemanfaatan panas bumi secara
langsung sedangkan merupakan urusan energid an sumber daya mineral lainya
dilimpahkan kewenangannya menjadi kewenangan Provinsi.
Kabupaten Bandung merupakan Kabupaten yang memiliki potensi uap
panas bumi yang cukup banyak samapai saat ini terdapat 3 wilayah Kawasan
Pengambangan Panas Bumi yaitu Pangalengan, Kamojang-Darajat dan Cibuni
dengan yang dikelola oleh 5 pengembang yaitu Pt Star Energy Geothermal Wayang
Windu LTD dan PT Geo Dipa Energi (Pangalengan), PT.PGE (Pertamina
Geoterhaml Energy Area Kamojang), PT. Star Energy Geothemal Darajat II Limited
(Darajat) serta PT. Teknosatria energi Geothermal (Cibuni) namun untuk wilayah
cibuni sampai saat ini belum melakukan operasionalisasi ekplorasi pemanfaatan
panas bumi. Upaya untuk mewujudkan tujuan meningkatnnya pemanfaatan volume
uang panas bumi sebagai sumber energi dengan melakukan serbagai upaya
koordinasi, pemantauan dan evaluasi pemanfaatan panas bumi dengan instansi
terkait baik itu pemrintah usat, provinsi maupun pihak pengembang PLTP terkait
seberapa besar volume yang dihasilkan dan yang dapat dimanfaatkan sebagi
sumber energi. Potensi volume panas bumi di wilayah Kabupaten Bandung tahun
Meningkatnya pemanfaatan potensi volume uap panas bumi sebagai energi
yang berwawasan lingkungan SASARAN 6
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
43
2017 sebesar 787 Mega Watt yang dapat dimanfaatkan sebanyak 722 Mega Watt
atau sebesar 91,67 %.
Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator kinerja serta
solusi yang digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut diantaranya
adalah:
Tabel 3.12
Permasalahan dan Solusi Pencapaian Kinerja Sasaran ke-6
NO. PERMASALAHAN SOLUSI
1. Belum optimalnya pemanfaatan
volume uap panas bumi yang
dihasilkan sebagai sumber daya
energi dikarenakan energi uap panas
bumi yang dihasilkan hanya
bergantung pada satu perusahan
yang bersedia membeli hasil sumber
energi yang dihasilkan oleh panas
bumi yaitu PT. PLN, serta masih
terdapat 1 wilayah pengembangan
panas bumi yang belum bisa
dimanfaatkan.
Melakukan koordinasi dengan pemerintah
pusat dan pemerintah provinsi mengenai
bagaimana solusi dan kebijakan
pemerintah pusat dalam pemanfaatkan
volume uap panas bumi yang dihasilkan
dapat dimanfaatkan secara efektif, serta
mencari peluang lain investor atau
perusahaan yang dapat membeli energi
dari uap panas bumi yang dihasilkan
sehingga potensi energi uap panas bumi
bisa dimanfaatkan dengan optimal.
2. Keterbatasan sarana dan prasarana
serta sumber daya manusia yang
paham dan mengerti dibidang panas
bumi saat ini hanya terdapat 1 orang
yang pahan tentang bidang panas
bumi, serta kebijakan pemerintah
daerah terhadap pemanfaatan
panas bumi diwilayah kabupaten
bandung sangat minin.
Diperlukan regenerasi dan pengkaderan
untuk sumber daya manusia yang
mengerti tentang panas bumi serta
pengadaan sarana dan prasarana untuk
melakukan monitoring pemanfaatan
panas bumi secara bertahap agar proses
monitoring dan evaluasi pemanfaatan
panas bumi dilapangan bisa berjalan
dengan baik
Tabel 3.13
Capaian Indikator Kinerja Sasaran ke-7
Indikator Kinerja
Sasaran
Tahun 2016 Tahun 2017
Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
Nilai AKIP Disperin - - - 69 69,9 100%
Persentase aset dalam kondisi baik
- - - 70 % 75 % 107%
Meningkatakan Tatakelola Pemerintahan Instansi Organisasi Perangkat Daerah SASARAN 7
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
44
Capaian indikator-indikator sasaran meningkatkan tatakelola pemerintahan
instansi organisasi perangkat daerah pada tabel di atas pada tahun 2017 terdapat 1
indikator mencapai target bahkan melampui target, sedangkan pada tahun 2016 tidak
tersedia datanya dikarenakan indkator tersebut merupakan indikator perbaikan hasil reviu
pada tahun 2017 sehingga pada tahun 2016 tidak tersedia data target dan realisasi untuk
indikator tersebut.
Pada tahun 2017 indikator untuk sasaran meningkatnya tatakelola pemerintahan
instansi organisasi perangkat daerah terdapat 2 indikator yaitu indikator nilai AKIP
Disperin dengan target 69 point, capaian realisasi target sebesar 100% dan persentase
asset dalam kondisi baik dengan target 70%, capaian realisasi target sebesar 107%.
Upaya yang dilakukan untuk mencapai target sasaran indikator meningkatkan tata kelola
pemerintahan instansi Oraganisasi Perangkat Daerah adalah sebagia berikut :
a. Meningkatkan Akuntabilitas Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Dalam mewujudkan hal tersebut, telah dilakukan berbagai upaya dalam
meningkatkan akuntabilitas akuntabilitas kinerja di Dinas Perdagangan dan
Perindustrian, diantaranya melalui pendampingan dan koordinasi dengan tim khusus
yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten untuk memberikan pendampingan pada
unit kerja dalam menyusun dokumen perencanaan seperti Rencana Kerja Tahunan
(RKT), RKA-PD, Perjanjian Kinerja (PK), dan pelaksanaan monitoring kinerja serta
penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja yang baik dan terukur, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Pada tahun 2017 Dinas Perdagangan dan Perindustrian
melakukan penyempurnaan Indikator Kinerja Utama dan melakukan reviu atas
Rencana Strategi (Renstra) Dinas Perdagangan dan Perindustrian. Hal ini dilakukan
dengan diawali dengan penyusunan kajian yang melibatkan stakeholders, kemudian
dilakukan pembahasan intensif mengenai arah organisasi Dinas Perdagangan dan
Perindustrian di masa depan dengan melibatkan pimpinan. Selanjutnya dilakukan
penyesuaian IKU secara berjenjang pada setiap unit kerja untuk menjamin
penerapan SAKIP yang semakin baik di Dinas Perdagangan dan Perindustrian.
Terdapat beberapa hal yang masih memerlukan perbaikan berdasarkan hasil
evaluasi, adalah sebagai berikut:
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
45
1. Penetapan Target Kinerja belum menggambarkan target yang seharusnya
dicapai antara lain target penyerapan anggaran TA 2017 sebesar 77,28% dan
target jumlah ketidak hadiran pegawai.
2. Belum seluruhnya ukuran kinerja eselon III dan IV memenuhi ukuran kinerja yang
baik. Indikator kinerja eselon III dan IV belum selaras dengan indikator kinerja
atasannya. Belum terdapat ukuran kinerja individu yang mengacu pada indikator
kinerja utama unit kerja organisasi atasannya.
3. Laporan Kinerja belum sepenuhnya menyajikan informasi tentang analisis
efisiensi penggunaan sumber daya. Informasi yang disajikan belum seluruhnya
digunakan untuk peningkatan kinerja
b. Meningkatkan Kepatuhan Pengelolaan Anggaran dan Barang Milik Daerah
Untuk meningkatkan Kepatuhan Pengelolaan Anggaran dan Barang Milik Daerah
maka hal-hal yang disarankan perlu dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan
Peridnustrian sebagai berikut:
1. Kurangnya pengendalian dalam melaksanakan kebijakan/SOP terkait
pengamanan aset kendaraan bermotor atas penguasaan oleh pihak ketiga atau
pihak yang tidak berhak, pencurian dan penggunaan aset kendaraan oleh pihak
yang tidak berhak.
2. Belum dilaksanakan evaluasi secara berkala dan terdokumentasi atas
pelaksanaan kebijakan/ SOP Barang Milih Daerah.
3. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu mengenai penyusunan laporan
keuangan keuangan, inventarisasi barang-barang milik daerah, proses
pengumpulan data realisasi anggaran dan SOP penyusunan laporan keuangan
Kementerian ·
4. Kurangnya monitoring kepada pegawai yang telah ditunjuk sebagai pengelola
keuangan, pengelola kepegawaian, pengelola BMD, dan pengelola database
secara rutin agar melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
46
III.3 REALISASI ANGGARAN
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung pada Tahun
Anggaran 2017 mendapat pagu anggaran untuk Rp.35.860.072.445,- (Tiga Puluh
Lima Milyar Depalan Ratus Enam Puluh Juta Tujuh Puluh Dua Ribu Empat Ratus
Empat Puluh Lima Rupiah) dengan prosentase realisasi sebesar (77,28%).
Anggaran belanja langsung tersebut terdiri dari belanja rutin Perangkat Daerah
sebesar Rp.3.634.090.219,- (Tiga Milyar Enam Ratus Tiga Puluh Empat Juta
Sembilan Puluh Ribu Dua Ratus Sembilan Belas) dan anggaran belanja program
sebesar Rp.32.225.982.226,- (Tiga Puluh Dua Milyar Dua Ratus Dua Puluh Lima
Juta Sembilan Ratus Delapan Puluh Dua Ribu Dua Ratus Dua Puluh Enam
Rupiah), dari jumlah anggaran teresbut terdapat anggaran kegiatan yang
bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sebesar
Rp.470.000.000,- (Empat Ratus Tujuh Puluh Juta Rupiah). Adapun rincian pagu
anggaran dan realisasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian pada tahun
anggaran 2017 dapat dilihat pada Tabel Realisasi Keuangan ini :
Tabel 3.16
Realisasi Anggaran Tahun 2017
No. NAMA KEGIATAN/JENIS BELANJA ANGGARAN
(Rp)
REALISASI
(Rp) %
I. BELANJA LANGSUNG
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2.276.913.469,00 2.014.614.735,00 88,48
1.1 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
75.000.000,00 21.712.364,00 28,95
1.2 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 120.000.000,00 110.071.000,00 91,73
1.3 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja 25.000.000,00 20.387.600,00 81,55
1.4 Penyediaan Alat Tulis Kantor 90.000.000,00 89.874.600,00 99,86
1.5 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
157.198.469,00 154.679.000,00 98,40
1.6 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
6.500.000,00 6.500.000,00 100,00
1.7 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
450.000.000,00 434.165.760,00 96,48
1.8 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
17.875.000,00 17.875.000,00 100,00
1.9 Penyediaan Makanan dan Minuman 419.640.000,00 341.978.800,00 81,49
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
47
No. NAMA KEGIATAN/JENIS BELANJA ANGGARAN
(Rp)
REALISASI
(Rp) %
1.10 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
100.000.000,00 99.885.611,00 99,89
1.11 Penyediaan Tenaga Pendukung Administrasi Teknis dan Perkantoran
765.700.000,00 674.340.000,00 88,07
1.12 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Dalam Daerah
50.000.000,00 43.145.000,00 86,29
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
940.850.000,00 612.073.627,00 65,06
2.2 Pengadaan kendaraan dinas / operasional 220.000.000,00 192.770.000,00 87,62
2.3 Pemeliharaan Rutin/Berkala gedung kantor 350.000.000,00 119.531.500,00 34,15
2.4 Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas / operasional
250.000.000,00 193.523.127,00 77,41
2.5 Rehabilitasi sedang / berat rumah gedung kantor
120.850.000,00 106.249.000,00 87,92
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 322.776.750,00 321.946.450,00 99,74
3.1 Pengadaan Pakaian Dinas beserta Perlengkapannya
110.408.500,00 110.078.600,00 99,70
3.2 Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan 102.540.000,00 102.221.000,00 99,69
3.3 Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
109.828.250,00 109.646.850,00 99,83
4 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
15.000.000,00 6.045.000,00 40,30
4.1 Sosialisasi peraturan perundang-undangan 15.000.000,00 6.045.000,00 40,30
5 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
78.550.000,00 68.823.000,00 87,62
5.1 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
50.000.000,00 43.100.000,00 86,20
5.2 Penyusunan Laporan Keuangan semesteran
6.500.000,00 6.249.000,00 96,14
5.3 Penyusunan Pelaporan Prognosis Realisasi Anggaran
5.800.000,00 3.624.000,00 62,48
5.4 Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
6.500.000,00 6.500.000,00 100,00
5.5 Penyusunan Administrasi Kepegawaian dan Inventarisasi Aset Barang
9.750.000,00 9.350.000,00 95,90
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
48
No. NAMA KEGIATAN/JENIS BELANJA ANGGARAN
(Rp)
REALISASI
(Rp) %
PERDAGANGAN
9 Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
854.218.000,00 803.867.625,00 94,11
9.1 Operasional dan pengembangan UPT kemetrologian daerah
704.218.000,00 657.155.625,00 93,32
9.2 Pengumpulan Informasi Hasil Tembakau yang Dilekati Pita Cukai di Peredaran atau Tempat Penjualan Eceran ( DBHCHT )
150.000.000,00 146.712.000,00 97,81
10 Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
205.000.000,00 204.670.000,00 99,84
10.1 Pelatihan Ekspor bagi IKM, UMKM dan Koperasi
60.000.000,00 59.730.000,00 99,55
10.2 Koordinasi program pengembangan ekspor dengan instansi terkait/asosiasi/pengusaha
55.000.000,00 55.000.000,00 100,00
10.3 Sosialisasi kebijakan penyederhanaan prosedur dan dokumen eksport dan import
30.000.000,00 30.000.000,00 100,00
10.4 Pengembangan data base informasi potensi unggulan
60.000.000,00 59.940.000,00 99,90
11 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
25.309.709.226,00 18.202.133.987,00 71,92
11.1 Penyempurnaan perangkat peraturan, kebijakan dan pelaksanaan operasional
80.000.000,00 79.203.637,00 99,00
11.2 Kemudahan perijinan pengembangan usaha
80.000.000,00 56.860.000,00 71,08
11.3 Pengembangan pasar dan distribusi barang/produk
24.439.709.226,00 17.364.453.850,00 71,05
11.4 Pengembangan kelembagaan kerjasama kemitraan
200.000.000,00 198.938.000,00 99,47
11.5 Peningkatan sistem dan jaringan informasi perdagangan
350.000.000,00 348.599.500,00 99,60
11.6 Sosialisasi peningkatan penggunaan produk dalam negeri
60.000.000,00 60.000.000,00 100,00
11.7 Pengembangan Distribusi dan Promosi Barang/produk
100.000.000,00 94.079.000,00 94,08
12 Program Pembinaan Pedagang Kakilima dan Asongan
454.000.000,00 332.682.500,00 73,28
12.1 Penyuluhan peningkatan disiplin pedagang kaki lima dan asongan
249.000.000,00 241.598.000,00 97,03
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
49
No. NAMA KEGIATAN/JENIS BELANJA ANGGARAN
(Rp)
REALISASI
(Rp) %
12.2 Penataan tempat berusaha bagi pedagang kakilima dan asongan
125.000.000,00 18.210.000,00 14,57
23.3 Pengawasan mutu dagangan pedagang kakilima dan asongan
80.000.000,00 72.874.500,00 91,09
INDUSTRI
13 Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistim Produksi
2.340.000.000,00 2.199.112.420,00 93,98
13.1 Pengembangan sistem inovasi teknologi industri
215.000.000,00 210.460.000,00 97,89
13.2 Penguatan kemampuan industri berbasis teknologi
315.000.000,00 289.323.000,00 91,85
13.3 Pengembangan industri kreatif berbasis fashion
1.037.000.000,00 963.088.745,00 92,87
13.4 Pengembangan industri kreatif berbasis kerajinan
668.000.000,00 659.882.675,00 98,78
13.6 Pemberian merek bagi IKM Tekstil dan Produk Tekstil
75.000.000,00 46.459.150,00 61,95
13.7 Sosialisasi Merek bagi IKM Tekstil dan Produk Tekstil
30.000.000,00 29.898.850,00 99,66
14 Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
798.000.000,00 752.822.611,00 94,34
14.1 Pembinaan Industri Kecil dan Menengah dalam memperkuat jaringan klaster industri
478.000.000,00 446.042.700,00 93,31
14.3
Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia pada Usaha Industri Hasil Tembakau Skala Kecil ( DBHCHT )
320.000.000,00 306.779.911,00 95,87
15 Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
2.102.250.000,00 2.051.523.661,00 97,59
15.1 Pembinaan kemampuan teknologi industri 1.072.000.000,00 1.053.927.024,00 98,31
15.2 Pengembangan dan pelayanan teknologi industri
670.000.000,00 641.072.000,00 95,68
15.3 Perluasan penerapan standar produk industri manufaktur
50.000.000,00 50.000.000,00 100,00
15.4 Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri Hasil Hutan dan Perkebunan
310.250.000,00 306.524.637,00 98,80
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
50
No. NAMA KEGIATAN/JENIS BELANJA ANGGARAN
(Rp)
REALISASI
(Rp) %
ENERGI
05.17 Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan
162.805.000,00 142.008.265,00 87,23
Monitoring evaluasi dan pelaporan panas bumi
162.805.000,00 142.008.265,00 87,23
JUMLAH BELANJA LANGSUNG 35.860.072.445,00 27.712.323.881,00 77,28
Melihat data tabel diatas pada tahun 2017 Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Kabpaten Bandung memiliki anggaran sebesar Rp. 35.860.072.455,00,- (Tiga Puluh Lima
Milyar Delapan Ratus Enam Puluh Juta Tujuh Puluh Dua Ribu Emat Ratus Empat Puluh
Empat Rupiah) yang terealisasi sebesar Rp. 27.721.323.881,00,- (Dua Puluh Tujuh Milyar
Dua Belas Juta Rupiah Tiga Ratus Tiga uluh Dua Ribu Delapan Ratus Depaln Puluh Satu
Rupiah) dengan persentase sebesar 77,28%. Capaian realiasi yang kurang dari 80%
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya :
1. Kegiatan Pengembangan pasar dan distribusi barang/produk terdapat anggaran
sebesar Rp. 12.531.750.000,00,- untuk pembelian lahan Pasar Soreang blok A
dengan luas 4.250 m2 dan blok B dengan luas 3.345 m2 tidak dapat terealisasi
secara keseluruhan dikarenakan pada blok B dengan luas 3.345 m2 terdapat 4
bangunan hanya 2 bangunan yang bersedia untuk dijual dengan kesepakatan
harga yang telah ditetapkan melalui appraisal. Sedangkan 2 bangunan lagi tidak
menemukan kesepakatan sehingga tidak dapat dibebaskan lahan dan
bangunanya.
2. Pada program peningkatan sarana dan prasarana aparatur persentase realisasi
angggaranya hanya mencapai 65,06% dikarenakan pada kegiatan pemeliharaan
rutin/berkala gedung kantor anggaran untuk pemeliharaan kantor UPT
Kemetrologian tidak dapat direalisasikan dikarenakan asset gedung kantor UPT
Kemetrologian belum diserahkan di Provinsi Jawa Barat ke Pemerintah Kabupaten
Bandung sampai saat ini, padahal berdasarkan peraturan seharusnya harus
segera diserahkan, mengingat kewenangan urusan kemetrologian berdasarkan
Undang-undang No 23 Tahun 2014 kewenangan kemetrologian diserahkan dari
pemerintah Provinsi ke Kabupaten/Kota.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
51
IV.I. KESIMPULAN
Pengukuran dan evaluasi kinerja terhadap program dan kegiatan yang
telah dilaksanakan adalah sangat diperlukan, hal ini guna mengetahui tingkat
keberhasilan yang telah dicapai dan sekaligus memberikan laporan
pertanggungjawaban terhadap publik pada umumnya dan kepada pimpinan pada
khususnya.
Berdasarkan pengukuran pencapaian kinerja sasaran dan kinerja
kegiatan yang telah dilakukan, bahwa Dinas Perdagangan dan Perindustrian
Kabupaten Bandung sudah berupaya dengan optimal dan telah dapat berhasil
melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya. Terlihat dari prosentase tingkat pencapaian target
sasaran dengan nilai antara 80% sampai dengan 100 %.
Gambar 4.1 LaporanCapaian Kinerja
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan dan
pencapaian kinerja sasaran dan kinerja kegiatan Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Bandung yang dihadapi antara lain adalah :
PENUTUP
BAB IV
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
52
1. Kegiatan usaha industri kecil pada umumnya masih menggunakan teknologi
yang relatif sederhana sehingga produk yang dihasilkan masih belum dapat
bersaing dengan produk dari luar negeri;
2. High Cost Economic yang disebabkan oleh regulasi yang kurang
menguntungkan Industri Dalam Negeri seperti ketidakpastian hukum, pungli
dan pajak ekspor.
3. Infrastruktur belum memadai, kenaikan Upah Buruh (UMK), kenaikan TDL,
dan ketidak pastian pasokan energi;
4. Masih rendahnya kesadaran para pelaku usaha di bidang tertib hukum dan
tertib niaga, sehingga masih sering terjadi pelanggaran dilapangan terutama
dalam hal tertib ukur, penjulan produk illegal dan produk olahan makanan
yang membahayakan kesehatan;
5. Masih lemahnya pengawasan dan pengendalian produk impor serta
safeguard yang jarang digunakan;
6. Pola pikir konsumen yang lebih cederung ke produk impor;
7. Masih kurangnya diversifikasi tujuan ekspor;
8. Kurangnya Ketersediaan akses data produk dan negara tujuan ekspor;
9. Stabilitas harga bahan pokok dan panjangnya rantai distribusi;
10. Masih rendahnya tingkat kesadaran para pedagang kaki lima di bidang
ketertiban, kebersihan dan retribusi;
11. Kurang tersedianya lokasi penampungan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang
strategis dan refresentatif;
12. Permasalahan lain yang dihadapi usaha kecil, yaitu adanya liberalisasi
perdagangan, seperti pemberlakuan ASEAN-China Free Trade Area
(ACFTA) yang secara efektif telah berlaku tahun 2010. Kondisi ini akan lebih
berat dihadapi UMKM Indonesia pada saat diberlakukannya ASEAN
Community (MEA). Oleh karena itu, dalam upaya memperkuat UMKM
sebagai fundamental ekonomi nasional, perlu kiranya diciptakan iklim
investasi domestik yang kondusif dalam upaya penguatan pasar dalam
negeri agar UMKM dapat menjadi penyangga (buffer) perekonomian
nasional.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung
53
IV.2. LANGKAH KEDEPAN
Langkah-langkah kedepan yang harus dilakukan oleh Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung dalam upaya memperbaiki
kinerja dan menghadapi tantangan ke depan, antara lain :
1. Pembangunan industri-industri pendukung yang mengolah bahan baku
dalam kuantitas, kualitas dan harga yang bersaing.
2. Memacu pertumbuhan industri yang menggunakan bahan baku lokal guna
menekan impor dan mencegah defisit neraca perdagangan serta bersinergi
dengan semua stakeholders dalam menyukseskan program hilirisasi industri
yang tengah diupayakan pemerintah utamanya produk agro.
3. Melakukan pembinaan dan pengembangan Industri Kecil dan Menengah
secara berkelanjutan.
4. Menyelesaikan segera permasalahan yang menghambat daya saing industri
manufaktur seperti infrastruktur, regulasi yang membuat high cost economic,
Upah Buruh, kenaikan TDL, dll.
5. Membuat standarisasi/SNI diberlakukan dengan ketat/law enforcement harus
ditegakkan serta Perusahaan yang tingkat kandungan dalam negerinya
tinggi harus diberi apresiasi/insentif;
6. Ketersediaan informasi dan kebijakan impor yang kondusif dalam rangka
pengendalian impor serta memperketat pengawasan impor di Kabupaten
Bandung.
Dengan tersusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas
Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung ini, diharapkan dapat
memberikan gambaran Kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten
Bandung kepada pihak-pihak terkait baik sebagai stakeholders ataupun pihak
lain yang telah mengambil bagian dengan berpartisipasi aktif untuk membangun
Kabupaten Bandung.
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2017
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Dra. Hj. POPI HOPIPAH, SH. M.Si
Jabatan : KEPALA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Nama : H. DADANG NASER, SH., S.IP., M.IP
Jabatan : BUPATI BANDUNG
Selaku atasan PIHAK KESATU selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
PIHAK KESATU berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai
lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang
telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target
kinerja tersebut menjadi tangung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan
evaluasi terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan
dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Soreang, 2 November 2017
PIHAK KEDUA
H. DADANG M. NASER, SH., S.IP., M.IP
PIHAK PERTAMA
Dra. Hj. POPI HOPIPAH, M.Si
Pembina Utama Muda
NIP. 19600722 199109 2 001
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG
DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN JL. Raya Soreang Km. 17 Telp. (022) 5894558 Fax. (022) 5894558 Soreang 40911
Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat, e-mail : [email protected]
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
1Meningkatnya Nilai Eksport Perdagangan Non
MigasPertumbuhuan Nilai Eksport Non Migas 854.796.852
2Meningkatnya perlindungan terhadap
hak/kepentingan konsumen dan tertib ukur
Persentase Alat UTTP bertanda tera sah
yang berlaku5,50%
3Meningkatnya Kinerja dan Kontribusi Nilai
Sektor Perdagangan terhadap PDRB
Persentase Kontribusi sub sektor Perdagangan
Terhadap PDRB Kabupaten Bandung6,07%
Pertumbuhan Industri Kecil dan Menegah
Berdaya saing5,30%
Persentase Jumlah Industri Kecil berbasis
teknologi3,00%
5 Meningkatnya standarisasi produk industriPersentase IKM yang difasilitasi standarisasi
produk1,00%
6
Meningkatnya pemanfaatan potensi volume
uap panas bumi sebagai energi yang
berwawasan lingkungan
Persentase pemanfaatan potensi uap panas
bumi sebagai sumber energi91,50%
Nilai AKIP Disperin B
Persentase aset dalam kondisi baik 70
No Program Anggaran Keterangan
1Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran 2.276.913.469Rp
2Program peningkatan sarana dan
prasarana aparatur940.850.000Rp
3 Program peningkatan disiplin aparatur 322.776.750Rp
4Program peningkatan kapasitas sumber
daya aparatur 15.000.000Rp
5
Program peningkatan pengembangan
sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
78.550.000Rp
6Program Perlindungan Konsumen dan
pengamanan perdagangan854.218.000Rp
7Program Peningkatan dan Pengembangan
Ekspor205.000.000Rp
8Program Peningkatan Efisiensi
Perdagangan Dalam Negeri25.309.709.226Rp
9Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima
dan Asongan454.000.000Rp
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN
KABUPATEN BANDUNG
4Meningkatkan daya saing dan produktifitas
industri kecil
7Meningkatakan Tatakelola Pemerintahan
instansi Organisasi Perangkat Daerah
Program Anggaran Keterangan
10Program peningkatan Kapasitas Iptek
Sistem Produksi2.340.000.000Rp
11Program Pengembangan Industri Kecil
dan Menengah798.000.000Rp
12Program Peningkatan Kemampuan
Teknologi Industri2.102.250.000Rp
13Program Pembinaan dan Pengembangan
Bidang Ketenagalistrikan162.805.000Rp
Jumlah 35.860.072.445Rp
Soreang, 2 November 2017
KEPALA DINAS
PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN
Dra. Hj. POPI HOPIPAH, M.Si
Pembina Utama Muda
NIP. 19600722 199109 2 001
BUPATI BANDUNG
(H. DADANG M. NASER, SH.,S.IP.,M.IP)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
0% 2% 3,5% 5,50%
Perlindungan Konsumen
dan Pengamanan
Perdagangan
Kepala Bidang
Metrologi
Operasionalisasi dan
Pengembangan UPT
Kemetrologian Daerah
Rp. 704.218.000
Jumlah Kegiatan
Sosialisasi
Kemetrologian2 Kali Kegiatan Sosialisasi Kemetrologian Rp. 63.384.500,- Kasi Standarisasi
Jumlah Kegiatan
Pengawasan UTTP 31 Kec Pengawasan UTTP Rp. 19.375.000,- Kasi Pengawasan
Jumlah Pengawasan
BDKT31 Kec Pengawasan BDKT Rp. 24.025.000,- Kasi Pengawasan
Jumah Pelayanan Tera,
Tera Ulang Tera, Tera Ulang Rp. 11.625.000,- Kasi Pengawasan
Jumlah Pengawasan
Insidentil26 Kec Pengawasan Insidentil Rp. 14.950.000,- Kasi Pengawasan
Jumlah Paket
Pembelian Alat
Kemetrologian
Belanja Modal Alat
KemetrologianRp. 63.640.500,- Kasi Standarisasi
Jumah Orientasi
penerapan tera/tera
ulang
Orientasi Lapangan penerapan
Tera/Tera Ulang ke BSML
Regional II Yogyakarta
Rp. 59.560.000,- Kasi Standarisasi
Jumlah Kajian
Akademis tentang
Kemetrologian
Kajian Akademis tentang
Potensi alat UTTP dan Kajian
Akademis tentang Perda
Restribusi Metrologi Legal
Rp. 63.640.500,- Kasi Standarisasi
90,00% 90,00% 91,00% 91,50%
Pembuinaan dan
Pengembangan bidang
Ketenagalistrikan
Kepala Bidang
Metrologi
Monitoring evaluasi dan
pelaporan panas bumi
Jumlah kegiatan
monitoring, evaluasi
dan pelaporan ESDM di
Kab. Bandung
241 kali Monitoring dan Evaluasi Rp. 162.805.000 ,- Kasi ESDM
Program: Peningkatan
efisiensi perdagangan
dalam negeri
1. Survey awal/ persiapan
kegiatan
Kegiatan:
Penyempurnaan
perangkat peraturan,
kebijakan dan
pelaksanaan operasional
2. Pelaksanaan Sosialiasasi
Peraturan Daerah Nomor 2
Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pasar
Program: Pembinaan
pedagang kakilima dan
asongan
Kepala Bidang
Sarana Distribusi
Perdagangan
Kegiatan: Pengawasan
mutu dagangan pedagang
kaki lima dan asongan
Kepala Seksi
Pengawasan,
Pengelolaan
Sarana Distribusi
KETTR1 TR2 TR3 TR4
TR1
Rp. 80.000.000
TR2
Rp. 80.000.000
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA SASARANPROGRAM DAN
KEGIATAN
INDIKATOR
KEGIATAN
TARGET
KEGIATANTR3 TR4
Kepala Bidang
Sarana Distribusi
Perdagangan
1. Rapat persiapan
Jumlah Peserta
Sosialisasi Peraturan
Daerah Tentang
Pembangunan, Penataan
dan Pengendalian Pasar
Tradisional, Toko
Modern, dan
Pemberdayaan
Pedagang Kaki Lima,
Terjaminnya mutu
dagangan pedagang
kaki lima
Pedagang Kaki
Lima dan Asongan
di Kecamatan
Banjaran, Soreang,
Margahayu dan
Baleendah
Meningkatnya
Kinerja dan
Kontribusi Nilai
Sektor Perdagangan
terhadap PDRB
-
6,07%
RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2017
DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BANDUNG
Persentase
pemanfaatan potensi
uap panas bumi
sebagai sumber
energi
RENCANA AKSI ANGGARAN (Rp.)PENANGGUNG
JAWAB
JADWAL KEGIATAN
- -
160 Orang
Meningkatnya
perlindungan
terhadap konsumen
dan tertib ukur
Persentase Alat
UTTP bertanda tera
sah yang berlaku
Persentase
Kontribusi sub sektor
Perdagangan
Terhadap PDRB
Kabupaten Bandung
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KETTR1 TR2 TR3 TR4
TR1 TR2SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA SASARANPROGRAM DAN
KEGIATAN
INDIKATOR
KEGIATAN
TARGET
KEGIATANTR3 TR4RENCANA AKSI ANGGARAN (Rp.)
PENANGGUNG
JAWAB
JADWAL KEGIATAN
Meningkatnya
perlindungan
terhadap konsumen
dan tertib ukur
Persentase Alat
UTTP bertanda tera
sah yang berlaku
Program: Pembinaan
pedagang kakilima dan
asongan
2. Pengawasan mutu dagangan
PKL dan Asongan di wilayah
Kecamatan Banjaran
Kepala Bidang
Sarana Distribusi
Perdagangan
Kegiatan: Pengawasan
mutu dagangan pedagang
kaki lima dan asongan
3. Rapat evaluasi hasil
pengawasan mutu dagangan
PKL dan Asongan di wilayah
Kecamatan Banjaran
Kepala Seksi
Pengawasan,
Pengelolaan
Sarana Distribusi
4. Pengawasan mutu dagangan
PKL dan Asongan di wilayah
Kecamatan Soreang
5. Rapat evaluasi hasil
pengawasan mutu dagangan
PKL dan Asongan di wilayah
Kecamatan Soreang
6. Pengawasan mutu dagangan
PKL dan Asongan di wilayah
Kecamatan Margahayu
- - - 9% 7. Rapat evaluasi hasil
pengawasan mutu dagangan
PKL dan Asongan di wilayah
Kecamatan Margahayu
8. Pengawasan mutu dagangan
PKL dan Asongan di wilayah
Kecamatan Baleendah
9. Rapat evaluasi hasil
pengawasan mutu dagangan
PKL dan Asongan di wilayah
Kecamatan Baleendah
Program: Pembinaan
pedagang kakilima dan
asongan
11 Lokasi 1. Survey awal ke Kecamatan
Baleendah Kepala Bidang
Sarana Distribusi
Perdagangan
Kegiatan: Penyuluhan
peningkatan disiplin
pedagang kaki lima dan
asongan
2. Pendaftaran PKL dan
sosialiasi penyuluhan
peningkatan disiplin PKL dan
Asongan (Kec. Baleendah)
Kepala Seksi
Pengawasan,
Pengelolaan
Sarana Distribusi
3. Survey awal ke Kecamatan
Cileunyi
4. Pendaftaran PKL dan
sosialiasi penyuluhan
peningkatan disiplin PKL dan
Asongan (Kec. Cileunyi)5. Survey awal ke Kecamatan
Cikancung6. Penyuluhan peningkatan
disiplin PKL dan Asongan
(RW. 09 Desa Hegarmanah
Kec. Cikancung)
7. Survey awal ke Kecamatan
Kutawaringin
8. Penyuluhan peningkatan
disiplin PKL dan Asongan
(Desa Kopo Kec.
Kutawaringin)
Rp. 249.000.000
Jumlah Lokas PKL
yang didaftar, jumlah
PKL yang diberi
sosialisasi peningkatan
disiplin pedagang kaki
lima dan asongan
Rp. 80.000.000Pedagang Kaki
Lima dan Asongan
di Kecamatan
Banjaran, Soreang,
Margahayu dan
Baleendah
Terjaminnya mutu
dagangan pedagang
kaki lima
Meningkatnya
Kinerja dan
Kontribusi Nilai
Sektor Perdagangan
terhadap PDRB
Persentase
Kontribusi sub sektor
Perdagangan
Terhadap PDRB
Kabupaten Bandung
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KETTR1 TR2 TR3 TR4
TR1 TR2SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA SASARANPROGRAM DAN
KEGIATAN
INDIKATOR
KEGIATAN
TARGET
KEGIATANTR3 TR4RENCANA AKSI ANGGARAN (Rp.)
PENANGGUNG
JAWAB
JADWAL KEGIATAN
Meningkatnya
perlindungan
terhadap konsumen
dan tertib ukur
Persentase Alat
UTTP bertanda tera
sah yang berlaku
9. Survey awal ke Kecamatan
Dayeuhkolot
10. Penyuluhan peningkatan
disiplin PKL dan Asongan
(Desa/Kec. Dayeuhkolot)
11. Survey awal ke
Kecamatan Nagreg
Meningkatnya
Kinerja dan
Kontribusi Nilai
Sektor Perdagangan
terhadap PDRB
- - - 6,07%12. Penyuluhan peningkatan
disiplin PKL dan Asongan
(Desa/Kec. Nagreg)
13. Survey awal ke
Kecamatan Rancabali
14. Penyuluhan peningkatan
disiplin PKL dan Asongan
(Desa Alam Endah Kec.
Rancabali)
15. Survey awal ke
Kecamatan Soreang
16. Penyuluhan peningkatan
disiplin PKL dan Asongan
(Desa Parungserab Kec.
Soreang)
17. Survey awal ke
Kecamatan Solokan Jeruk
18. Penyuluhan peningkatan
disiplin PKL dan Asongan
(Desa Bojong Emas Kec.
Solokan Jeruk)
Program: Pembinaan
pedagang kakilima dan
asongan
1. Rapat persiapanKepala Bidang
Sarana Distribusi
Perdagangan
2. Sosialisasi dengan
Pedagang Kaki Lima dan
Asongan Pasar Baleendah
3. Pelaksanaan Relokasi
Pedagang Kaki Lima dan
Asongan Pasar Baleendah, dan
tugas piket (anggota Satpol PP
dan Dishub)
- - - 6,07%
Program: Peningkatan
efisiensi perdagangan
dalam negeri
1. Study Kelayakan Pasar
Agro Kutawaringin
Kepala Bidang
Sarana Distribusi
Perdagangan
2. Study Kelayakan Pasar
Industri Katapang
Kepala Seksi
Pengembangan
Sarana Distribusi
3. AMDAL Pasar Sayati
4. Kajian Sosial dan Ekonomi
Pasar Sayati
Meningkatnya
Kinerja dan
Kontribusi Nilai
Sektor Perdagangan
terhadap PDRB
7 Pasar Rakyat
milik Pemerintah
Kabupaten
Bandung, 1 Pasar
Agro dan 1 Pasar
Industri
Jumlah Pasar yang
diperbaiki fasilitas
sarana dan prasarana
penunjang
perdagangan/pasar,
Jumlah DED, Jumlah
pedagang yang dibina
Jumlah tempat
berusaha bagi pedagang
kaki lima dan asongan
di Pasar Baleendah
1 Lokasi
Jumlah Lokas PKL
yang didaftar, jumlah
PKL yang diberi
sosialisasi peningkatan
disiplin pedagang kaki
lima dan asongan
11 Lokasi
Rp. 249.000.000
Rp. 249.000.000Kegiatan: Penyuluhan
peningkatan disiplin
pedagang kaki lima dan
asongan
Persentase
Kontribusi sub sektor
Perdagangan
Terhadap PDRB
Kabupaten Bandung
(%)
Persentase
Kontribusi sub sektor
Perdagangan
Terhadap PDRB
Kabupaten Bandung
(%)
Kegiatan: Pengembangan
pasar dan distribusi
barang/produk
Kepala Seksi
Pengawasan,
Pengelolaan
Sarana Distribusi
Rp. 17.853.196.226
Rp. 125.000.000
Kegiatan: Penataan
tempat berusaha bagi
pedagang kaki lima dan
asongan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KETTR1 TR2 TR3 TR4
TR1 TR2SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA SASARANPROGRAM DAN
KEGIATAN
INDIKATOR
KEGIATAN
TARGET
KEGIATANTR3 TR4RENCANA AKSI ANGGARAN (Rp.)
PENANGGUNG
JAWAB
JADWAL KEGIATAN
Meningkatnya
perlindungan
terhadap konsumen
dan tertib ukur
Persentase Alat
UTTP bertanda tera
sah yang berlaku
5. Kajian Kontribusi Pasar
Soreang
6. Kajian Kontribusi Pasar
Majalaya
7. Kajian Kontribusi Pasar
Banjaran
8. Kajian Kontribusi Pasar
Sayati
9. Masterplan Pasar Sayati
10. Perencanaan Renovasi
Pasar Margahayu
11. Perencanaan Renovasi
Pasar Baleendah
12. Perencanaan Renovasi
Pasar Ciwidey
13. Renovasi Pasar
Margahayu
14. Renovasi Pasar
Baleendah
15. Renovasi Pasar Ciwidey
16. Pengawasan Renovasi
Pasar Margahayu
17. Pengawasan Renovasi
Pasar Baleendah
- - - 6,07%18. Pengawasan Renovasi
Pasar Ciwidey
19. Lelang Investasi Pasar
Soreang
20. Lelang Investasi Pasar
Banjaran
21. Lelang Investasi Pasar
Sayati
22. Pengdaan Lahan Pasar
Soreang
Kegiatan: Pengembangan
pasar dan distribusi
barang/produk
7 Pasar Rakyat
milik Pemerintah
Kabupaten
Bandung, 1 Pasar
Agro dan 1 Pasar
Industri
Jumlah Pasar yang
diperbaiki fasilitas
sarana dan prasarana
penunjang
perdagangan/pasar,
Jumlah DED, Jumlah
pedagang yang dibina
Kegiatan: Pengembangan
pasar dan distribusi
barang/produk
Rp. 17.853.196.226
7 Pasar Rakyat
milik Pemerintah
Kabupaten
Bandung, 1 Pasar
Agro dan 1 Pasar
Industri
Jumlah Pasar yang
diperbaiki fasilitas
sarana dan prasarana
penunjang
perdagangan/pasar,
Jumlah DED, Jumlah
pedagang yang dibina
Persentase
Kontribusi sub sektor
Perdagangan
Terhadap PDRB
Kabupaten Bandung
(%)
Meningkatnya
Kinerja dan
Kontribusi Nilai
Sektor Perdagangan
terhadap PDRB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KETTR1 TR2 TR3 TR4
TR1 TR2SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA SASARANPROGRAM DAN
KEGIATAN
INDIKATOR
KEGIATAN
TARGET
KEGIATANTR3 TR4RENCANA AKSI ANGGARAN (Rp.)
PENANGGUNG
JAWAB
JADWAL KEGIATAN
Meningkatnya
perlindungan
terhadap konsumen
dan tertib ukur
Persentase Alat
UTTP bertanda tera
sah yang berlaku
Program: Peningkatan
efisiensi perdagangan
dalam negeri 1. Rapat persiapan Temu
Konsultasi
Kepala Bidang
Sarana Distribusi
Perdagangan
2. Verifikasi Peserta/Pelaku
UMKM(60 UMKM)
Kasi Bina Usaha
Perdagangan
3. Pelaksanaan kegiatan Temu
Konsultasi Pelaku UMKM
dengan Pelaku Usaha Toko
Modern
- - - 6,07%
Program: Peningkatan
efisiensi perdagangan
dalam negeri Rp200.000.000Kepala Bidang
PDLN
1 Kegiatan Rapat Persiapan Pameran Rp234.000 Kasi Pedagangan
Dalam Negeri
1 KegiatanPelaksanaan Pameran Produk
Unggulan Kabupaten BandungRp113.982.000
1 KegiatanRapat Persiapan Kontak
DagangRp252.000
1 KegiatanPelaksanaan Kontak Dagang ke
Luar Pulau JawaRp85.532.000
- - - 6,07% Rp350.000.000Kepala Bidang
PDLN
Jumlah Pelaksanan
Monitoring bahan
pokok dan barang
strategis
224 kaliPelaksanan Monitoring bahan
pokok dan barang strategisRp90.180.000
Kasi Pengawasan
Distribusi
Jumlah Kajian
Akademis tentang Resi
Gudang
1 PaketKajian Akademis tentang Resi
GudangRp50.070.000
Jumlah Kegiatan
Sosialisasi UU No 7
Tahun 2014 tentang
Perdagangan
1 kali
Kegiatan Sosialisasi UU No 7
Tahun 2014 tentang
Perdagangan
Rp18.390.000
1 Kegiatankegiatan talkshow dan Iklan
layanan masyarakat di radioRp88.000.000
1 Kegiatankegiatan talkshow dan Iklan
layanan masyarakat di TVRp103.360.000
Persentase
Kontribusi sub sektor
Perdagangan
Terhadap PDRB
Kabupaten Bandung
(%)
Persentase
Kontribusi sub sektor
Perdagangan
Terhadap PDRB
Kabupaten Bandung
(%)
Rp. 80.000.000
Kegiatan: Pengembangan
kelmbagaan kerjasama
kemitraan
Jumlah Fasilitasi
Pameran dan Kontak
Dagang
Jumlah kegiatan
talkshow dan iklan
layanan masyarakat
tentang program kerja
Disperin
10 Kegiatan dan 60
UMKM
Jumlah Temu
konsultasi Pelaku Usaha
Mikro Kecil dengan
Pelaku Usaha Toko
Modern dan Jumlah
Peserta Bintek
Kemitraan Usaha
UMKM dengan Toko
Modern. Jumlah Peserta
Bimtek
Meningkatnya
Kinerja dan
Kontribusi Nilai
Sektor Perdagangan
terhadap PDRB
Kegiatan: Peningkatan
sistem dan jaringan
informasi perdagangan
Kegiatan: Kemudahan
perijinan pengembangan
usaha
Meningkatnya
Kinerja dan
Kontribusi Nilai
Sektor Perdagangan
terhadap PDRB
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KETTR1 TR2 TR3 TR4
TR1 TR2SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA SASARANPROGRAM DAN
KEGIATAN
INDIKATOR
KEGIATAN
TARGET
KEGIATANTR3 TR4RENCANA AKSI ANGGARAN (Rp.)
PENANGGUNG
JAWAB
JADWAL KEGIATAN
Meningkatnya
perlindungan
terhadap konsumen
dan tertib ukur
Persentase Alat
UTTP bertanda tera
sah yang berlaku - - - 6,07%
Kegiatan: Sosialisasi
peningktan pengunaan
produk dalam negeri
Jumlah Kegiatan
Sosialisasi peningktan
pengunaan produk
dalam negeri
2 Kegiatan
Kegiatan Sosialisasi
peningkatan pengunaan produk
dalam negeri
Rp60.000.000Kepala Bidang
PDLN
Rp100.000.000
Juamlah Kegiatan
Fasiltasi Promosi
Barang Produk
1KegiatanKegiatan Pameran Hut
Kabupaten BandungRp15.845.000
1Kegiatan Kegiatan Pameran Inacaraft Rp63.859.000
1Kegiatan Kegiatan Pameran Etnik Rp20.296.000
Meningkatnya Nilai
Ekspor Perdagangan
Non Migas
Pertumbuhuan Nilai
Eksport Non Migas250 juta 560 juta 782 juta 854 juta
Program: Peningktan
dan Pengembangan
Ekspor
Kepala Bidang
PDLN
Kegiatan: Sosialisasi
Kebijakan Penyederhaan
Prosedur dan Dokumen
Ekspor dan Import
Jumah Kegiatan
Sosialisasi Kebijakan
Perdagangan Luar
Negeri
1 Kegiatan
(20 Orang)
Pelaksanaan Sosialisasi
Kebijakan Perdagangan Luar
Negeri
Rp30.000.000 Kasi Perdagangan
Laur Negeri
Kegiatan: Pengembangan
data base informasi
potensi unggulan
Jumlah Pendataan
perusahaan yang
memiliki potensi ekspor
1 Kegiatan Pendataan Perusahaan yang
memiliki produk potensi ekspor
Rp60.000.000 Kasi Perdagangan
Laur Negeri
Kegiatan: Koordinasi
program pengembangan
ekspor dengan intansi
terkait
Jumlah Kegiatan Focus
Group Discussion
Penanganan Hambatan
Ekspor
1 Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Focus
Group Discussion Penanganan
Hambatan Ekspor
Rp55.000.000 Kasi Perdagangan
Laur Negeri
Kegiatan: Pelatihan
Ekspor bagi IKM, UKM
dan Koperasi
Jumlah Kegiatan
Pelatihan Eksporbagi
calon pelaku
ekspor/import
1 Kegiatan
(30 Orang)
Pelaksanaan Kegiatan
Pelatihan Eksporbagi calon
pelaku ekspor/import
Rp60.000.000 Kasi Perdagangan
Laur Negeri
Meningkatkan daya
saing dan
produktifitas industri
kecil
Persentase Jumlah
Industri Kecil
berbasis teknologi
0% 1% 2% 3%
Program : Peningkatan
Kapasitas Iptek Sistem
Produksi
Rp215.000.000Kabid industri
Non Agro
20 Orang Pelatihan Logam (trails) Rp42.848.000
Kasi Logam,
Mesin dan Alat
Transportasi
20 Orang Pelatihan Sound System Rp40.000.000
20 Orang Pelatihan pembuatan Spare Part Rp42.848.000
20 OrangPelatihan Pembuatan Aksesoris
GordenRp42.848.000
20 Orang Pelatihan Alat Pertanian Rp46.456.000
Persentase
Kontribusi sub sektor
Perdagangan
Terhadap PDRB
Kabupaten Bandung
(%)
Kasi Pengawasan
Distribusi
Jumlah Peserta
Pelatihan Inovasi
Teknologi
Kegiatan: Pengembangan
Distribusi dan Promosi
Barang/Produk
Meningkatnya
Kinerja dan
Kontribusi Nilai
Sektor Perdagangan
terhadap PDRB
Kegiatan :
Pengembangan Sistem
Inovasi Teknologi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KETTR1 TR2 TR3 TR4
TR1 TR2SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA SASARANPROGRAM DAN
KEGIATAN
INDIKATOR
KEGIATAN
TARGET
KEGIATANTR3 TR4RENCANA AKSI ANGGARAN (Rp.)
PENANGGUNG
JAWAB
JADWAL KEGIATAN
Meningkatnya
perlindungan
terhadap konsumen
dan tertib ukur
Persentase Alat
UTTP bertanda tera
sah yang berlaku
Meningkatkan daya
saing dan
produktifitas industri
kecil
Persentase Jumlah
Industri Kecil
berbasis teknologi
0% 1% 2% 3% Rp315.000.000Kabid industri
Non Agro
20 Orang Pelatihan Perbengkelan Rp35.000.000
20 orang Pelatihan Perbangkelan Rp35.000.000
20 orang Pelatihan Perbengkelan Rp35.000.000
68 orangPelatihan Elektronika dan
Service HPRp210.000.000
Rp1.037.000.000Kabid industri
Non Agro
180 OrangPelatihan Konveksi
(9 kali)Rp600.000.000
75 OrangPelatihan Sablon Digital (3 kali
)Rp240.000.000
36 OrangPelatihan Konveksi
(2 kali )Rp197.000.000
Meningkatkan daya
saing dan
produktifitas industri
kecil
Persentase Jumlah
Industri Kecil
berbasis teknologi
0% 1% 2% 3%
Program Peningkatan
Kapasitas Iptek Sistem
Produksi
Jumlah Dana Rp.
668.000.000Rp668.000.000
Kabid industri
Non Agro
Jumlah Gelar Produk 1 kali Gelar Produk Rp200.000.000
Kasi Tekstil,
Produk Tekstil
dan Aneka
22 Orang Pelatihan Kerajinan Limbah Rp38.000.000
22 OrangPelatihan Kerajinan Industri
KreatifRp38.000.000
22 Orang Pelatihan Kerajinan Aksesoris Rp38.000.000
22 OrangPelatihan Kerajinan Kayu
(Wayang)Rp45.000.000
22 OrangPelatihan Kerajinan Sangkar
BurungRp38.000.000
22 OrangPelatihan Kerajinan Tirai
BambuRp38.000.000
Meningkatkan daya
saing dan
produktifitas industri
kecil
Persentase Jumlah
Industri Kecil
berbasis teknologi
0% 1% 2% 3% 22 OrangPelaithan Kerajinan Kelompok
Serba GunaRp38.000.000
22 Orang Pelatihan Kerajinan Kayu Rp38.000.000
22 Orang Pelatihan Kerajinan Meubeul Rp38.000.000
22 Orang Pelatihan Kerajinan Aksesoris Rp41.000.000
22 OrangPelatihan Kerajinan Akar
WangiRp38.000.000
22 Orang Pelatihan Kerajinan Jok Rp40.000.000
Kegiatan :
Pengembangan Industri
Kreatif Berbasis Fashion
Jumlah Peserta
Kegiatan Pelatihan
Penguatan kemampuan
Industri Berbasis
teknologi
Jumlah Peserta.
Pembinaan dan
pelatihan bagi IK
konveksi dan Sablon
Kasi Logam,
Mesin dan Alat
Transportasi
Kasi Tekstil,
Produk Tekstil
dan Aneka
Jumlah Kegiatan
Pembinaan dan
Pelatihan bagi IKM
dalam Peningkatan
Kapasitas Iptek Sistem
Produks
Jumlah Kegiatan
Pembinaan dan
Pelatihan bagi IKM
dalam Peningkatan
Kapasitas Iptek Sistem
Produks
Kegiatan Pengembangan
Industri Kreatif Berbasis
Kerajinan
Kegiatan Pengembangan
Industri Kreatif Berbasis
Kerajinan
Kegiatan : Penguatan
Kemampuan Industri
berbasis Teknologi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
KETTR1 TR2 TR3 TR4
TR1 TR2SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET KINERJA SASARANPROGRAM DAN
KEGIATAN
INDIKATOR
KEGIATAN
TARGET
KEGIATANTR3 TR4RENCANA AKSI ANGGARAN (Rp.)
PENANGGUNG
JAWAB
JADWAL KEGIATAN
Meningkatnya
perlindungan
terhadap konsumen
dan tertib ukur
Persentase Alat
UTTP bertanda tera
sah yang berlaku
Meningkatkan daya
saing dan
produktifitas industri
kecil
Persentase Jumlah
Industri Kecil
berbasis teknologi
0% 1% 2% 3%
Program Peningkatan
Kapasitas Iptek Sistem
Produksi
Kabid industri
Non Agro
Kegiatan Sosialisasi
Merek bagi IKM TPT
Jumlah Sosialisasi
merek bagi IKM 41 Orang
Sosialisasi Merek bagi IKM
TPTRp30.000.000
Kasi Kreatif dan
Elektronika
Program Peningkatan
Kapasitas Iptek Sistem
Produksi
Kabid industri
Non Agro
Kegiatan Pemberian
Merek bagi IKM TPT Jumlah pemberian
merek bagi IKM 66 IKM
Pemberian Merek bagi IKM
TPTRp75.000.000
Kasi Kreatif dan
Elektronika
Meningkatkan daya
saing dan
produktifitas industri
kecil
Pertumbuhan
Industri Kecil dan
Menegah Berdaya
saing
0% 2% 4% 5%
Program Pengembangan
Industri Kecil dan
Menengah
Rp478.000.000Kabid industri
Non Agro
Julah Peserta Sosialisasi
dan Fasilitasi Barcode15 Orang
Sosialisasi dan Fasilitasi
Barcode IKM KPKRp81.000.000
Kasi Kreatif dan
Elektronika
Jumlah Peserta Adopsi
Teknologi12 Oarng Adopsi Teknologi Rp100.000.000
Jumlah Monev IKM 7 kali Monev IKM KPK Rp20.000.000
Jumlah Peserta
Pelatihan 20 Orang Pelatihan IKM Sepatu Rp40.000.000
Jumlah Peserta
Sosialisasi SNI110 Orang Sosialisasi SNI Rp99.000.000
Jumlah Peserta
Pelatihan Bengkel20 Orang Pelatihan Bengkel/Las Rp88.000.000
Jumlah Peserta
Pelatihan Kerajian20 Orang Pelatihan Kerajinan Rp38.000.000
Jumlah Monev IKM 7 kaliMonev Logam, Mesin dan Alat
TransportasiRp12.000.000
Meningkatnya
standarisasi produk
industri
Persentase pelaku
IKM yang difasilitasi
standarisasi produk0% 0% 0% 1%
Program Peningkatan
kemampuan teknologi
industri
Rp1.072.000.000
Jumlah Peserta
Pelatihan Olahan
Makanan
590 Orang Pelatihan Olahan Makanan Rp877.692.000
Jumlah Peserta
Sosialisasi SNI40 Orang Sosialisasi SNI Rp25.624.000
Jumlah Peserta
Sosialisasi Halal40 Orang Sosialisasi Halal Rp25.624.000
Jumlah Fasilitasi
Pemberian Sertifikasi
Halal bagi IKM
40 Orang
Fasilitasi Pemberian Sertifikasi
Halal bagi IKM Rp100.000.000
Julah kegiatan
Monitoring dan
Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi
Rp43.060.000
Kegiatan Pembinaan
kempuan teknologi
industri
Kegiatan Pembinaan
IKM dalam memperkuat
jaringan klaster industri