141

LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi
Page 2: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

LAPORAN KINERJA

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA TAHUN 2017

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

2018

REVISI MARET 2018

Page 3: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) tahun 2017 dapat diselesaikan. Laporan ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban Satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai tugas dan fungsi sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya

guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.

Penyusunan Laporan Kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan PERMENPAN

RB No. 53/2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja

dan tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan PERMENPAN

RB No. 12/2015 tentang Pelaksanaan Evaluasi Sistem AKIP. Puslitbang

Hortikultura telah menyusun Laporan Kinerja berisi kinerja internal yang

berfungsi sebagai koordinasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) di bawahnya, yaitu

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) di Lembang, Balai Penelitian

Tanaman Buah (Balitbu) Tropika di Solok, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi)

di Segunung dan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

(Balitjestro) di Tlekung selama tahun 2017 dan disusun berdasarkan indikator

yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis Puslitbang Hortikultura 2015 –

2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan

menjadi 6 (enam) indikator kinerja sasaran.

Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran dari semua pihak untuk perbaikan pada masa mendatang sangat

diharapkan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya disampaikan

kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian Laporan Kinerja

Puslitbang Hortikultura ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk

perbaikan kinerja Puslitbang Hortikultura ke depan.

Bogor, Maret 2018 Kepala Pusat,

Dr. Ir. Hardiyanto, MSc NIP. 19600503 198603 1 001

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) tahun 2017 dapat diselesaikan. Laporan ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban Satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai tugas dan fungsi sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya

guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.

Penyusunan Laporan Kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan PERMENPAN

RB No. 53/2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja

dan tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan PERMENPAN

RB No. 12/2015 tentang Pelaksanaan Evaluasi Sistem AKIP. Puslitbang

Hortikultura telah menyusun Laporan Kinerja berisi kinerja internal yang

berfungsi sebagai koordinasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) di bawahnya, yaitu

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) di Lembang, Balai Penelitian

Tanaman Buah (Balitbu) Tropika di Solok, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi)

di Segunung dan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

(Balitjestro) di Tlekung selama tahun 2017 dan disusun berdasarkan indikator

yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis Puslitbang Hortikultura 2015 –

2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan

menjadi 6 (enam) indikator kinerja sasaran.

Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran dari semua pihak untuk perbaikan pada masa mendatang sangat

diharapkan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya disampaikan

kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian Laporan Kinerja

Puslitbang Hortikultura ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk

perbaikan kinerja Puslitbang Hortikultura ke depan.

Bogor, Maret 2018 Kepala Pusat,

Dr. Ir. Hardiyanto, MSc NIP. 19600503 198603 1 001

Page 4: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) tahun 2017 dapat diselesaikan. Laporan ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban Satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai tugas dan fungsi sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya

guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.

Penyusunan Laporan Kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan PERMENPAN

RB No. 53/2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja

dan tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan PERMENPAN

RB No. 12/2015 tentang Pelaksanaan Evaluasi Sistem AKIP. Puslitbang

Hortikultura telah menyusun Laporan Kinerja berisi kinerja internal yang

berfungsi sebagai koordinasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) di bawahnya, yaitu

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) di Lembang, Balai Penelitian

Tanaman Buah (Balitbu) Tropika di Solok, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi)

di Segunung dan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

(Balitjestro) di Tlekung selama tahun 2017 dan disusun berdasarkan indikator

yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis Puslitbang Hortikultura 2015 –

2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan

menjadi 6 (enam) indikator kinerja sasaran.

Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran dari semua pihak untuk perbaikan pada masa mendatang sangat

diharapkan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya disampaikan

kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian Laporan Kinerja

Puslitbang Hortikultura ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk

perbaikan kinerja Puslitbang Hortikultura ke depan.

Bogor, Maret 2018 Kepala Pusat,

Dr. Ir. Hardiyanto, MSc NIP. 19600503 198603 1 001

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) tahun 2017 dapat diselesaikan. Laporan ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban Satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai tugas dan fungsi sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya

guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.

Penyusunan Laporan Kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan PERMENPAN

RB No. 53/2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja

dan tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan PERMENPAN

RB No. 12/2015 tentang Pelaksanaan Evaluasi Sistem AKIP. Puslitbang

Hortikultura telah menyusun Laporan Kinerja berisi kinerja internal yang

berfungsi sebagai koordinasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) di bawahnya, yaitu

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) di Lembang, Balai Penelitian

Tanaman Buah (Balitbu) Tropika di Solok, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi)

di Segunung dan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

(Balitjestro) di Tlekung selama tahun 2017 dan disusun berdasarkan indikator

yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis Puslitbang Hortikultura 2015 –

2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan

menjadi 6 (enam) indikator kinerja sasaran.

Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran dari semua pihak untuk perbaikan pada masa mendatang sangat

diharapkan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya disampaikan

kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian Laporan Kinerja

Puslitbang Hortikultura ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk

perbaikan kinerja Puslitbang Hortikultura ke depan.

Bogor, Maret 2018 Kepala Pusat,

Dr. Ir. Hardiyanto, MSc NIP. 19600503 198603 1 001

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, Laporan Kinerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) tahun 2017 dapat diselesaikan. Laporan ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban Satuan Kerja Puslitbang Hortikultura yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai tugas dan fungsi sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung pemerintahan yang berdaya

guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.

Penyusunan Laporan Kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan PERMENPAN

RB No. 53/2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja

dan tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan PERMENPAN

RB No. 12/2015 tentang Pelaksanaan Evaluasi Sistem AKIP. Puslitbang

Hortikultura telah menyusun Laporan Kinerja berisi kinerja internal yang

berfungsi sebagai koordinasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) di bawahnya, yaitu

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) di Lembang, Balai Penelitian

Tanaman Buah (Balitbu) Tropika di Solok, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi)

di Segunung dan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

(Balitjestro) di Tlekung selama tahun 2017 dan disusun berdasarkan indikator

yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis Puslitbang Hortikultura 2015 –

2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan

menjadi 6 (enam) indikator kinerja sasaran.

Laporan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran dari semua pihak untuk perbaikan pada masa mendatang sangat

diharapkan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya disampaikan

kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian Laporan Kinerja

Puslitbang Hortikultura ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk

perbaikan kinerja Puslitbang Hortikultura ke depan.

Bogor, Maret 2018 Kepala Pusat,

Dr. Ir. Hardiyanto, MSc NIP. 19600503 198603 1 001

Page 5: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikulturaii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan pengembangan

pertanian yang konsisten dan kontinyu, Pusat Penelitian dan Pengembangan

Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) telah menetapkan Rencana Strategis

(Renstra) 2015 – 2019. Rencana Strategis ini dilaksanakan dengan mengacu

kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional; NAWACITA Kabinet Kerja 2015-2019; Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025; Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019; Strategi Induk

Pembangunan Pertanian 2015-2045; Renstra Kementerian Pertanian Tahun

2015-2019; dan Renstra Balitbangtan Tahun 2015-2019. Renstra merupakan

dokumen perencanaan lima tahunan yang memuat Visi, Misi, Tujuan dan

Sasaran yang ingin dicapai, termasuk strategi, kebijakan, program yang akan

dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun ke depan (2015-2019).

Selanjutnya sebagai wujud pertanggungjawaban instansi/Satuan Kerja Puslitbang

Hortikultura menyusun Laporan Kinerja (LAKIN). LAKIN disusun oleh satuan

kerja yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai

tugas dan fungsinya sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung

pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.

LAKIN disusun secara konsisten, komprehensif, realistis dan mempunyai

hubungan yang logis dengan bahan dasarnya yaitu Renstra, DIPA, RKA-KL, dan

Perjanjian Kinerja (PK).

Sebagaimana tercantum di dalam dokumen Renstra, Puslitbang Hortikultura

memiliki visi “Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan Terkemuka

Penghasil Inovasi Hortikultura Mendukung Agribisnis Hortikultura Modern”.

Untuk mendukung tercapainya visi Puslitbang Hortikultura, pada tahun anggaran

2017 Puslitbang Hortikultura menetapkan 2 (dua) tujuan, 4 (empat) sasaran

strategis yang selanjutnya diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja.

Indikator kinerja sasaran strategis yang ditargetkan dalam tahun 2017

seluruhnya tercapai dan bahkan ada beberapa yang melebihi target yang telah

ditetapkan dengan rata-rata capaian realisasi kinerja 109,76% (sangat berhasil). Indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut. Dihasilkannya: (1)

17 VUB hortikultura dengan capaian realisasi 106,25%, kategori sangat

Page 6: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

iii

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan pengembangan

pertanian yang konsisten dan kontinyu, Pusat Penelitian dan Pengembangan

Hortikultura (Puslitbang Hortikultura) telah menetapkan Rencana Strategis

(Renstra) 2015 – 2019. Rencana Strategis ini dilaksanakan dengan mengacu

kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional; NAWACITA Kabinet Kerja 2015-2019; Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025; Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019; Strategi Induk

Pembangunan Pertanian 2015-2045; Renstra Kementerian Pertanian Tahun

2015-2019; dan Renstra Balitbangtan Tahun 2015-2019. Renstra merupakan

dokumen perencanaan lima tahunan yang memuat Visi, Misi, Tujuan dan

Sasaran yang ingin dicapai, termasuk strategi, kebijakan, program yang akan

dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun ke depan (2015-2019).

Selanjutnya sebagai wujud pertanggungjawaban instansi/Satuan Kerja Puslitbang

Hortikultura menyusun Laporan Kinerja (LAKIN). LAKIN disusun oleh satuan

kerja yang mengelola keuangan mandiri untuk melaksanakan kinerjanya sesuai

tugas dan fungsinya sebagai Instansi Pemerintah dalam mendukung

pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab.

LAKIN disusun secara konsisten, komprehensif, realistis dan mempunyai

hubungan yang logis dengan bahan dasarnya yaitu Renstra, DIPA, RKA-KL, dan

Perjanjian Kinerja (PK).

Sebagaimana tercantum di dalam dokumen Renstra, Puslitbang Hortikultura

memiliki visi “Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan Terkemuka

Penghasil Inovasi Hortikultura Mendukung Agribisnis Hortikultura Modern”.

Untuk mendukung tercapainya visi Puslitbang Hortikultura, pada tahun anggaran

2017 Puslitbang Hortikultura menetapkan 2 (dua) tujuan, 4 (empat) sasaran

strategis yang selanjutnya diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja.

Indikator kinerja sasaran strategis yang ditargetkan dalam tahun 2017

seluruhnya tercapai dan bahkan ada beberapa yang melebihi target yang telah

ditetapkan dengan rata-rata capaian realisasi kinerja 109,76% (sangat berhasil). Indikator kinerja tersebut adalah sebagai berikut. Dihasilkannya: (1)

17 VUB hortikultura dengan capaian realisasi 106,25%, kategori sangat

Page 7: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikulturaiv

berhasil; 2) Terkonservasi dan terkarakterisasinya 54 sumber daya genetik

tanaman buah tropika, dengan capaian realisasi 108%, kategori sangat berhasil; 3) Tersedianya benih sumber hortikultura dengan capaian realisasi

sebagai berikut: benih sumber bawang merah True Shallot Seed (TSS) capaian

realisasi 4%; cabai dengan realisasi 40% masing-masing dengan kategori tidak berhasil; benih sumber (batang) tanaman jeruk dan buah subtropika capaian

realisasi 188,88%, kategori sangat berhasil; 4) Dihasilkannya 8 teknologi

produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk

terwujudnya sistem pertanian bioindustri dengan capaian realisasi (100%),

dengan kategori sangat berhasil; 5) Tersusunnya 2 rekomendasi kebijakan

litbang hortikultura (100%), kategori sangat berhasil; dan 6) terdapat 15

teknologi yang didesiminasikan dengan capaian realisasi 166,67%, kategori

sangat berhasil.

Dalam pencapaian sasaran indikator kinerja untuk menunjang kegiatan penelitian, pengembangan dan manajemen, pada tahun 2017 lingkup Puslitbang Hortikultura mengelola anggaran sebesar Rp138.901864.000,-, terdiri dari Belanja Pegawai Rp45.378.839.000,-, Belanja Barang Rp65.199.443.000,- dan Belanja Modal Rp28.323.582.000,-. Dalam perjalanannya, DIPA lingkup Puslitbang Hortikultura telah mengalami revisi 4 sampai 8 kali dari pagu awal Rp102.304.339.000, hal ini dikarenakan adanya self blocking, penambahan APBNP, PNBP, dan penambahan hibah. Pada umumnya capaian kinerja akuntabilitas keuangan Puslitbang Hortikultura telah berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari capaian realisasi anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp130.503.626.091 (93,95%) yang terdiri dari belanja pegawai Rp42.035.174.346,- (92,63%), belanja barang Rp62.304.100.664,- (95,56%), dan belanja modal Rp26.164.351.081,- (92,95%). Dilihat dari efisiensi kinerjanya, Puslitbang Hortikultura memiliki nilai efisiensi 66% dari 6 indikator (jumah VUB, SDG, Benih Sumber, Teknologi, Rekomendasi dan Teknologi yang di diseminasikan). Realisasi penerimaan fungsional PNBP tahun 2017 lingkup Puslitbang Hortikultura telah melebihi target yang telah ditetapkan (Rp820.638.000,-) yaitu sebesar Rp2.267.360.180,- (276,28%) yang terdiri dari Satker Puslitbang Hortikultura Rp132.610.807,-, Balitsa Lembang Rp859.473.557,-, Balitbu Tropika Solok Rp627.088.507,-, Balithi Segunung Rp283.533.299,- dan Balitjestro Tlekung Rp364.654.000-.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i

IKHTISAR EKSEKUTIF ..................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... ix

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .......................... 5

2.1. Perencanaan Strategis ........................................................ 7

2.2. Perencanaan Kinerja .......................................................... 12

2.3. Perjanjian Kinerja .............................................................. 13

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA .................................................. 15

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja .............................................. 17

3.2. Analisis Capaian Kinerja ...................................................... 17

3.3. Akuntabilitas Keuangan ...................................................... 52

3.3.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun

2016 ....................................................................... 52

3.3.2. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun

2017 ....................................................................... 52

3.3.3. Target dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan pajak

(PNBP) .................................................................... 58

3.3.4. Perbandingan Penerimaan PNBP Tahun 2016 dengan

Tahun 2017 ............................................................. 60

3.3.5. Analisis Efisiensi Ketercapaian Output ....................... 63

BAB IV. PENUTUP .......................................................................... 65

LAMPIRAN ................................................................................ 69

Page 8: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

v

berhasil; 2) Terkonservasi dan terkarakterisasinya 54 sumber daya genetik

tanaman buah tropika, dengan capaian realisasi 108%, kategori sangat berhasil; 3) Tersedianya benih sumber hortikultura dengan capaian realisasi

sebagai berikut: benih sumber bawang merah True Shallot Seed (TSS) capaian

realisasi 4%; cabai dengan realisasi 40% masing-masing dengan kategori tidak berhasil; benih sumber (batang) tanaman jeruk dan buah subtropika capaian

realisasi 188,88%, kategori sangat berhasil; 4) Dihasilkannya 8 teknologi

produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk

terwujudnya sistem pertanian bioindustri dengan capaian realisasi (100%),

dengan kategori sangat berhasil; 5) Tersusunnya 2 rekomendasi kebijakan

litbang hortikultura (100%), kategori sangat berhasil; dan 6) terdapat 15

teknologi yang didesiminasikan dengan capaian realisasi 166,67%, kategori

sangat berhasil.

Dalam pencapaian sasaran indikator kinerja untuk menunjang kegiatan penelitian, pengembangan dan manajemen, pada tahun 2017 lingkup Puslitbang Hortikultura mengelola anggaran sebesar Rp138.901864.000,-, terdiri dari Belanja Pegawai Rp45.378.839.000,-, Belanja Barang Rp65.199.443.000,- dan Belanja Modal Rp28.323.582.000,-. Dalam perjalanannya, DIPA lingkup Puslitbang Hortikultura telah mengalami revisi 4 sampai 8 kali dari pagu awal Rp102.304.339.000, hal ini dikarenakan adanya self blocking, penambahan APBNP, PNBP, dan penambahan hibah. Pada umumnya capaian kinerja akuntabilitas keuangan Puslitbang Hortikultura telah berhasil dalam mencapai sasaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari capaian realisasi anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan 31 Desember 2017 sebesar Rp130.503.626.091 (93,95%) yang terdiri dari belanja pegawai Rp42.035.174.346,- (92,63%), belanja barang Rp62.304.100.664,- (95,56%), dan belanja modal Rp26.164.351.081,- (92,95%). Dilihat dari efisiensi kinerjanya, Puslitbang Hortikultura memiliki nilai efisiensi 66% dari 6 indikator (jumah VUB, SDG, Benih Sumber, Teknologi, Rekomendasi dan Teknologi yang di diseminasikan). Realisasi penerimaan fungsional PNBP tahun 2017 lingkup Puslitbang Hortikultura telah melebihi target yang telah ditetapkan (Rp820.638.000,-) yaitu sebesar Rp2.267.360.180,- (276,28%) yang terdiri dari Satker Puslitbang Hortikultura Rp132.610.807,-, Balitsa Lembang Rp859.473.557,-, Balitbu Tropika Solok Rp627.088.507,-, Balithi Segunung Rp283.533.299,- dan Balitjestro Tlekung Rp364.654.000-.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i

IKHTISAR EKSEKUTIF ..................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... ix

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA .......................... 5

2.1. Perencanaan Strategis ........................................................ 7

2.2. Perencanaan Kinerja .......................................................... 12

2.3. Perjanjian Kinerja .............................................................. 13

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA .................................................. 15

3.1. Pengukuran Capaian Kinerja .............................................. 17

3.2. Analisis Capaian Kinerja ...................................................... 17

3.3. Akuntabilitas Keuangan ...................................................... 52

3.3.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun

2016 ....................................................................... 52

3.3.2. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun

2017 ....................................................................... 52

3.3.3. Target dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan pajak

(PNBP) .................................................................... 58

3.3.4. Perbandingan Penerimaan PNBP Tahun 2016 dengan

Tahun 2017 ............................................................. 60

3.3.5. Analisis Efisiensi Ketercapaian Output ....................... 63

BAB IV. PENUTUP .......................................................................... 65

LAMPIRAN ................................................................................ 69

Page 9: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikulturavi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang

Hortikultura 2015-2019 ....................................................... 12

Tabel 2. Perjanjian Kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2017 ........... 13

Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang

Hortikultura Tahun 2017 ...................................................... 18

Tabel 4. Rekapitulasi Penambahan Dana Hibah Lingkup Puslitbang

Hortikultura ......................................................................... 54

Tabel 5. Data Pagu dan Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan TA. 2017 57

Tabel 6. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Lingkup

Puslitbang Hortikultura Tahun 2015 dan 2016 menurut jenis

Belanja ................................................................................ 58

Tabel 7. Rekapitulasi PNBP Tahun 2016 Lingkup Puslltbang Hortikultura 59

Tabel 8. Rekapitulasi PNBP tahun 2015-2016 Lingkup Puslitbang

Hortikultura ......................................................................... 62

Tabel 9. Nilai Efisiensi Kinerja per Indikator Kinerja Puslitbang

Hortikultura 2017 ................................................................. 63

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. VUB Bawang Merah Violetta 2 Agrihorti .......................... 24

Gambar 2. VUB Cabai Merah Carvi Agrihorti 1 .................................. 24

Gambar 3. Umbi dan Keripik Kentang Varietas Spudy Agrihorti ........ 25

Gambar 4. Keragaan VUB Pisang Ina 03 ......................................... 25

Gambar 5. Keprok SoE 86 Agrihorti ................................................. 25

Gambar 6. Krisan Cintia Agrihort ..................................................... 26

Gambar 7. Krisan Delisa Agrihort ..................................................... 26

Gambar 8. Krisan Maruto Agrihort .................................................. 26

Gambar 9. Krisan Yuliana Agrihort ................................................... 26

Gambar 10. Krisan Xanne Agrihorti ................................................... 26

Gambar 11. Krisan Xavia Agrihorti .................................................... 26

Gambar 12. Krisan Kamila Agrihorti .................................................. 27

Gambar 13. Anggrek Phalaenopsis Adelia Agrihort ............................. 27

Gambar 14. Anggrek Phalaenopsis Humaira Agrihort .......................... 27

Gambar 15. Anggrek Phalaenopsis Arvina Agrihorti ............................. 27

Gambar 16. Anggrek Dendrobium Bigiante ........................................ 27

Gambar 17. Anggrek Dendrobium Kumala Agrihorti ......................... 27

Gambar 18. Grafik Perbandingan Capaian VUB Hortikultura 2013-2017 28

Gambar 19. Beberapa Koleksi Plasma Nutfah Balitbu Tropika yang

Telah Dikarakter pada Tahun 2017 ................................. 29

Gambar 20. Produksi Benih Sumber Tanaman Jeruk ........................... 31

Gambar 21. Paket Teknologi Budidaya Bawang Merah Produksi 40

Ton/ha off season ......................................................... 33

Page 10: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang

Hortikultura 2015-2019 ....................................................... 12

Tabel 2. Perjanjian Kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2017 ........... 13

Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang

Hortikultura Tahun 2017 ...................................................... 18

Tabel 4. Rekapitulasi Penambahan Dana Hibah Lingkup Puslitbang

Hortikultura ......................................................................... 54

Tabel 5. Data Pagu dan Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan TA. 2017 57

Tabel 6. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Lingkup

Puslitbang Hortikultura Tahun 2015 dan 2016 menurut jenis

Belanja ................................................................................ 58

Tabel 7. Rekapitulasi PNBP Tahun 2016 Lingkup Puslltbang Hortikultura 59

Tabel 8. Rekapitulasi PNBP tahun 2015-2016 Lingkup Puslitbang

Hortikultura ......................................................................... 62

Tabel 9. Nilai Efisiensi Kinerja per Indikator Kinerja Puslitbang

Hortikultura 2017 ................................................................. 63

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. VUB Bawang Merah Violetta 2 Agrihorti .......................... 24

Gambar 2. VUB Cabai Merah Carvi Agrihorti 1 .................................. 24

Gambar 3. Umbi dan Keripik Kentang Varietas Spudy Agrihorti ........ 25

Gambar 4. Keragaan VUB Pisang Ina 03 ......................................... 25

Gambar 5. Keprok SoE 86 Agrihorti ................................................. 25

Gambar 6. Krisan Cintia Agrihort ..................................................... 26

Gambar 7. Krisan Delisa Agrihort ..................................................... 26

Gambar 8. Krisan Maruto Agrihort .................................................. 26

Gambar 9. Krisan Yuliana Agrihort ................................................... 26

Gambar 10. Krisan Xanne Agrihorti ................................................... 26

Gambar 11. Krisan Xavia Agrihorti .................................................... 26

Gambar 12. Krisan Kamila Agrihorti .................................................. 27

Gambar 13. Anggrek Phalaenopsis Adelia Agrihort ............................. 27

Gambar 14. Anggrek Phalaenopsis Humaira Agrihort .......................... 27

Gambar 15. Anggrek Phalaenopsis Arvina Agrihorti ............................. 27

Gambar 16. Anggrek Dendrobium Bigiante ........................................ 27

Gambar 17. Anggrek Dendrobium Kumala Agrihorti ......................... 27

Gambar 18. Grafik Perbandingan Capaian VUB Hortikultura 2013-2017 28

Gambar 19. Beberapa Koleksi Plasma Nutfah Balitbu Tropika yang

Telah Dikarakter pada Tahun 2017 ................................. 29

Gambar 20. Produksi Benih Sumber Tanaman Jeruk ........................... 31

Gambar 21. Paket Teknologi Budidaya Bawang Merah Produksi 40

Ton/ha off season ......................................................... 33

Page 11: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikulturaviii

Gambar 22. Paket Teknologi Produksi Cabai dengan Produktivitas >20

Ton/ha off season ........................................................ 34

Gambar 23. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Phalaenopsis Secara In Vitro; Respon Eksplan Daun Anggrek

Phalaenopsis terhadap Beberapa Media Kultur Padat ...... 34

Gambar 24. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Dendrobium

Berbasis Sistem Kultur Padat dan Cair; Variasi respon

arah morfogenesis pada tahap inisasi kalus/plbs/tunas

anggrek ....................................................................... 35

Gambar 25. Proses pembuatan kompos batang pisang ....................... 35

Gambar 26. Profil Remote Sensing untuk Monitoring Hama Tanaman

Jeruk ........................................................................... 36

Gambar 27. Grafik Perbandingan Capaian Teknologi Hortikultura

2013-2017 .................................................................... 37

Gambar 28. Grafik Perbandingan Capaian Jumlah Rekomendsi

Hortikultura 2013-2017 ................................................. 40

Gambar 29. Mangga Alpukat ............................................................ 45

Gambar 30. Mangga Pisang ............................................................. 45

Gambar 31. Puslitbang Hortikultura Juara 1 Lomba Mobil Hias ............ 48

Gambar 32. Sertifikat dan Penyerahan Plakat PUI Balitjestro pada

Acara Apresiasi Lembaga Penelitian dan Pengembangan . 49

Gambar 33. DIPA Awal Puslitbang Hortikultura .................................. 53

Gambar 34. DIPA Revisi Akhir Lingkup Puslitbang Hortikultura............ 53

Gambar 35. Komposisi Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura Per

Belanja ......................................................................... 56

Gambar 36. Realisasi DIPA September 2017 UK Lingkup Puslitbang

Hortikultura .................................................................. 56

Gambar 37. Perbandingan Pagu dan Realisasi PNBP Tahun 2017 dan

2016 ........................................................................... 60

Gambar 38. Perbandingan Capaian Realisasi Penerimaan Fungsional

dan Umum Tahun 2016 dan 2017 ................................. 61

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Puslitbang Hortikultura ...................... 71

Lampiran 2. Keragaan SDM Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2017 ... 72

Lampiran 3. Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang Hortikultura 2015-2019 ..................................................................... 73

Lampiran 4. Perjanjian Kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2017 ..... 78

Lampiran 5. Keunggulan Teknologi Hortikultura Berbasis pertanian

Bioindustri Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2017.... 84

Lampiran 6. Justifikasi Kegagalan Produksi TSS ................................. 87

Lampiran 7. Rendemen/Bobot Benih Pertanaman .............................. 93

Lampiran 8. Realisasi Pelaksanaan DIPA Lingkup Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hortikultura TA 2017 ............................. 95

Page 12: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

ix

Gambar 22. Paket Teknologi Produksi Cabai dengan Produktivitas >20

Ton/ha off season ........................................................ 34

Gambar 23. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Phalaenopsis Secara In Vitro; Respon Eksplan Daun Anggrek

Phalaenopsis terhadap Beberapa Media Kultur Padat ...... 34

Gambar 24. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Dendrobium

Berbasis Sistem Kultur Padat dan Cair; Variasi respon

arah morfogenesis pada tahap inisasi kalus/plbs/tunas

anggrek ....................................................................... 35

Gambar 25. Proses pembuatan kompos batang pisang ....................... 35

Gambar 26. Profil Remote Sensing untuk Monitoring Hama Tanaman

Jeruk ........................................................................... 36

Gambar 27. Grafik Perbandingan Capaian Teknologi Hortikultura

2013-2017 .................................................................... 37

Gambar 28. Grafik Perbandingan Capaian Jumlah Rekomendsi

Hortikultura 2013-2017 ................................................. 40

Gambar 29. Mangga Alpukat ............................................................ 45

Gambar 30. Mangga Pisang ............................................................. 45

Gambar 31. Puslitbang Hortikultura Juara 1 Lomba Mobil Hias ............ 48

Gambar 32. Sertifikat dan Penyerahan Plakat PUI Balitjestro pada

Acara Apresiasi Lembaga Penelitian dan Pengembangan . 49

Gambar 33. DIPA Awal Puslitbang Hortikultura .................................. 53

Gambar 34. DIPA Revisi Akhir Lingkup Puslitbang Hortikultura............ 53

Gambar 35. Komposisi Pagu Anggaran Puslitbang Hortikultura Per

Belanja ......................................................................... 56

Gambar 36. Realisasi DIPA September 2017 UK Lingkup Puslitbang

Hortikultura .................................................................. 56

Gambar 37. Perbandingan Pagu dan Realisasi PNBP Tahun 2017 dan

2016 ........................................................................... 60

Gambar 38. Perbandingan Capaian Realisasi Penerimaan Fungsional

dan Umum Tahun 2016 dan 2017 ................................. 61

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Puslitbang Hortikultura ...................... 71

Lampiran 2. Keragaan SDM Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2017 ... 72

Lampiran 3. Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang Hortikultura 2015-2019 ..................................................................... 73

Lampiran 4. Perjanjian Kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2017 ..... 78

Lampiran 5. Keunggulan Teknologi Hortikultura Berbasis pertanian

Bioindustri Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2017.... 84

Lampiran 6. Justifikasi Kegagalan Produksi TSS ................................. 87

Lampiran 7. Rendemen/Bobot Benih Pertanaman .............................. 93

Lampiran 8. Realisasi Pelaksanaan DIPA Lingkup Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hortikultura TA 2017 ............................. 95

Page 13: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikulturax

Page 14: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

1

Page 15: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura2

BAB I PENDAHULUAN

Puslitbang Hortikultura merupakan unit kerja di bawah Badan Litbang Pertanian dengan mandat melaksanakan penelitian dan pengembangan komoditas hortikultura (tanaman sayuran, tanaman buah tropika, tanaman hias, serta tanaman jeruk dan buah subtropika). Mandat tersebut dilaksanakan oleh (a) Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), (b) Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika), (c) Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), dan (d) Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro).

Peranan litbang hortikultura terhadap peningkatan kualitas produk hortikultura yaitu berupaya untuk dapat mencapai target yang telah ditetapkan pada tahun 2017, yaitu : 1) Jumlah VUB hortikultura, 2) Jumlah benih sumber hortikultura, 3) Jumlah teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri, 4) Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura, 5) Jumlah kerjasama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka, dan 6) Jumlah diseminasi inovasi hortikultura. Sesuai dengan arah kebijakan pengembangan pertanian bioindustri berkelanjutan yang dilaksanakan di berbagai bidang, diharapkan menghasilkan varietas unggul, benih sumber bermutu, teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan, rekomendasi kebijakan, serta mendiseminasikan iptek dan membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional.

Sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015, tentang organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, tugas Puslitbang Hortikultura adalah melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian, pengembangan dan inovasi di bidang hortikultura, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Puslitbang Hortikultura menyelenggarakan fungsi yaitu : a) penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pemantauan dan evaluasi di bidang penelitian dan pengembangan hortikultura; b) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil di bidang penelitian dan pengembangan hortikultura; c) pelaksanaan penelitian, pengembangan dan inovasi di bidang hortikultura; serta d) pengelolaan urusan tata usaha Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Struktur organisasi Puslitbang Hortikultura disajikan pada Lampiran 1.

Page 16: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

3

BAB I PENDAHULUAN

Puslitbang Hortikultura merupakan unit kerja di bawah Badan Litbang Pertanian dengan mandat melaksanakan penelitian dan pengembangan komoditas hortikultura (tanaman sayuran, tanaman buah tropika, tanaman hias, serta tanaman jeruk dan buah subtropika). Mandat tersebut dilaksanakan oleh (a) Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), (b) Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika), (c) Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), dan (d) Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro).

Peranan litbang hortikultura terhadap peningkatan kualitas produk hortikultura yaitu berupaya untuk dapat mencapai target yang telah ditetapkan pada tahun 2017, yaitu : 1) Jumlah VUB hortikultura, 2) Jumlah benih sumber hortikultura, 3) Jumlah teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri, 4) Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura, 5) Jumlah kerjasama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka, dan 6) Jumlah diseminasi inovasi hortikultura. Sesuai dengan arah kebijakan pengembangan pertanian bioindustri berkelanjutan yang dilaksanakan di berbagai bidang, diharapkan menghasilkan varietas unggul, benih sumber bermutu, teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan, rekomendasi kebijakan, serta mendiseminasikan iptek dan membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional.

Sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015, tentang organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, tugas Puslitbang Hortikultura adalah melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian, pengembangan dan inovasi di bidang hortikultura, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Puslitbang Hortikultura menyelenggarakan fungsi yaitu : a) penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pemantauan dan evaluasi di bidang penelitian dan pengembangan hortikultura; b) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil di bidang penelitian dan pengembangan hortikultura; c) pelaksanaan penelitian, pengembangan dan inovasi di bidang hortikultura; serta d) pengelolaan urusan tata usaha Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Struktur organisasi Puslitbang Hortikultura disajikan pada Lampiran 1.

Page 17: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura4

Untuk melaksanakan mandat, tugas, dan fungsinya, Puslitbang Hortikultura didukung sejumlah peneliti dan tenaga administrasi. Jumlah pegawai di lingkup Puslitbang Hortikultura per 31 Desember 2017 berjumlah 603 orang (lampiran 2). Dengan semakin berkembangnya Puslitbang Hortikultura, maka diperlukan dukungan sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan dan sarana-prasarana). SDM yang sesuai akan terus dikembangkan dalam lima tahun ke depan melalui rekruitmen berbasis kompetensi dan peningkatan kompetensi melalui pelatihan jangka pendek dan jangka panjang baik di dalam maupun di luar negeri.

Issue-issue strategis yang sedang berkembang di Puslitbang Hortikultura terkait dengan kebutuhan teknologi akan swasembada bawang dan cabai sehingga diperlukan suatu strategi dalam mengatasi perbanyakan komoditas hortikultura secara cepat dan massal melalui pengembangan kawasan hortikultura dengan penerapan teknologi yang inovatif dan ramah lingkungan. Selain itu teknologi –teknologi yang dihasilkan oleh Puslitbang Hortikultura belum seluruhnya diadopsi oleh masyarakat. Sebagai upaya dalam mempercepat hilirisasi teknologi hortikultura tersebut maka diperlukan suatu sistem diseminasi dan kelembagaan yang kuat.

Dalam mendukung penelitian dan pengembangan hortikultura, pada saat ini Puslitbang Hortikultura dan balai-balainya membina dan membawahi 16 kebun percobaan yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia dengan luas total 368,56 ha, sedangkan laboratorium berjumlah 21 unit, yang sebagian diantaranya telah mendapatkan akreditasi dari penguji SNI 17025-2005.

Page 18: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

5

Untuk melaksanakan mandat, tugas, dan fungsinya, Puslitbang Hortikultura didukung sejumlah peneliti dan tenaga administrasi. Jumlah pegawai di lingkup Puslitbang Hortikultura per 31 Desember 2017 berjumlah 603 orang (lampiran 2). Dengan semakin berkembangnya Puslitbang Hortikultura, maka diperlukan dukungan sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan dan sarana-prasarana). SDM yang sesuai akan terus dikembangkan dalam lima tahun ke depan melalui rekruitmen berbasis kompetensi dan peningkatan kompetensi melalui pelatihan jangka pendek dan jangka panjang baik di dalam maupun di luar negeri.

Issue-issue strategis yang sedang berkembang di Puslitbang Hortikultura terkait dengan kebutuhan teknologi akan swasembada bawang dan cabai sehingga diperlukan suatu strategi dalam mengatasi perbanyakan komoditas hortikultura secara cepat dan massal melalui pengembangan kawasan hortikultura dengan penerapan teknologi yang inovatif dan ramah lingkungan. Selain itu teknologi –teknologi yang dihasilkan oleh Puslitbang Hortikultura belum seluruhnya diadopsi oleh masyarakat. Sebagai upaya dalam mempercepat hilirisasi teknologi hortikultura tersebut maka diperlukan suatu sistem diseminasi dan kelembagaan yang kuat.

Dalam mendukung penelitian dan pengembangan hortikultura, pada saat ini Puslitbang Hortikultura dan balai-balainya membina dan membawahi 16 kebun percobaan yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia dengan luas total 368,56 ha, sedangkan laboratorium berjumlah 21 unit, yang sebagian diantaranya telah mendapatkan akreditasi dari penguji SNI 17025-2005.

Page 19: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura6

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis

Rencana Strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan lima tahunan yang memuat Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang ingin dicapai, termasuk strategi, kebijakan, program yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun. Renstra memberikan arah pembangunan organisasi jangka menengah. Rencana Strategis (Renstra) Puslitbang Hortikultura Tahun 2015–2019, merupakan kelanjutan Renstra tahun 2010–2014. Penyusunan Renstra Puslitbang Hortikultura Tahun 2014-2019, berpedoman pada Sembilan Agenda Prioritas Pemerintahan Jokowi-JK (NAWACITA), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP), Renstra Kementerian Pertanian, Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian serta Reformasi Perencanaan dan Penganggaran.

Visi

Visi Puslitbang Hortikultura adalah “Menjadi Lembaga Penelitian Dan Pengembangan Terkemuka Penghasil Inovasi Hortikultura Mendukung Agribisnis Hortikultura Modern”

Misi

Untuk mencapai visi tersebut, Puslitbang Hortikultura mempunyai misi sebagai berikut:

1. Menghasilkan teknologi inovasi yang memiliki karakter tepat guna, efisien, efektif, dan berkelanjutan

2. Pengembangan sistem diseminasi teknologi inovasi yang efektif dan efisien

Tujuan dan Sasaran

Tujuan Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut :

1. Menghasilkan VUB, benih sumber, inovasi teknologi, dan rekomendasi kebijakan Hortikultura

2. Mengakselerasi dan meningkatkan adopsi teknologi hortikultura bekerjasama dengan institusi terkait

Page 20: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

7

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis

Rencana Strategis (Renstra) merupakan dokumen perencanaan lima tahunan yang memuat Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang ingin dicapai, termasuk strategi, kebijakan, program yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun. Renstra memberikan arah pembangunan organisasi jangka menengah. Rencana Strategis (Renstra) Puslitbang Hortikultura Tahun 2015–2019, merupakan kelanjutan Renstra tahun 2010–2014. Penyusunan Renstra Puslitbang Hortikultura Tahun 2014-2019, berpedoman pada Sembilan Agenda Prioritas Pemerintahan Jokowi-JK (NAWACITA), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP), Renstra Kementerian Pertanian, Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian serta Reformasi Perencanaan dan Penganggaran.

Visi

Visi Puslitbang Hortikultura adalah “Menjadi Lembaga Penelitian Dan Pengembangan Terkemuka Penghasil Inovasi Hortikultura Mendukung Agribisnis Hortikultura Modern”

Misi

Untuk mencapai visi tersebut, Puslitbang Hortikultura mempunyai misi sebagai berikut:

1. Menghasilkan teknologi inovasi yang memiliki karakter tepat guna, efisien, efektif, dan berkelanjutan

2. Pengembangan sistem diseminasi teknologi inovasi yang efektif dan efisien

Tujuan dan Sasaran

Tujuan Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut :

1. Menghasilkan VUB, benih sumber, inovasi teknologi, dan rekomendasi kebijakan Hortikultura

2. Mengakselerasi dan meningkatkan adopsi teknologi hortikultura bekerjasama dengan institusi terkait

Page 21: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura8

Sasaran kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional, serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian hortikultura modern berkelanjutan;

2. Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian hortikultura berkelanjutan;

3. Tersedianya rekomendasi kebijakan hortikultura;

4. Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura

Arah Kebijakan

Arah kebijakan pengembangan agribisnis hortikultura modern berbasis bioindustri dilaksanakan di berbagai bidang, dan yang terkait dengan tupoksi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura adalah :

1. Mengelola dan memanfaatkan SDG hortikultura dalam perakitan VUB;

2. Memfokuskan penyediaan VUB bermutu dengan memanfaatkan SDG yang tersedia;

3. Menyediakan teknologi inovatif berbasis HKI untuk mengatasi permasalahan lahan suboptimum dan mengantisipasi dampak perubahan iklim

4. Mengkonsolidasikan hasil-hasil penelitian dan memformulasikannya dalam bentuk rakitan teknologi untuh memecahkan masalah dan memanfaatkan peluang penerapan;

5. Mendorong peningkatan adopsi teknologi melalui diseminasi dan rekomendasi pengembangan inovasi hortikultura untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha;

6. Menganalisis dan menyusun rancangan kebijakan yang terkait dengan permasalahan pengembangan agribisnis hortikultura;

7. Memberdayakan secara optimal kompetensi SDM dan ketersedian fasilitas untuk mendukung pelaksanaan penyediaan invensi dan pengembangan inovasi sesuai kebutuhan;

8. Mempercepat peningkatan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura, melalui perencanaan dan implementasi pengembangan institusi yang berkelanjutan;

9. Memperluas jaringan IPTEK hortikultura, membangun kemitraan dan meningkatkan interaksi dengan pemangku kepentingan untuk menyelenggarakan penelitian Tematik, serta mendorong terbangunnya kawasan agribisnis hortikultura berbasis inovasi

Strategi Litbang Hortikultura

Strategi yang akan ditempuh untuk mencapai luaran (output) kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura dalam kurun waktu 2015 – 2019 ialah:

a) Meningkatkan perakitan dan penyediaan varietas unggul baru (yang dapat menjawab permasalahan dan preferensi konsumen), benih, dan inovasi sistem perbenihan berdaya saing serta memperkuat Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS)

b) Memanfaatkan teknologi yang bersifat high technology untuk analisis genom dan ekspresi gen dalam mempercepat penciptaan varietas unggul baru hortikultura;

c) Mengembangkan kegiatan penelitian melalui konsorsium dengan berbagai lembaga terkait;

d) Memanfaatkan pengembangan teknologi yang telah dilakukan berbagai pihak, termasuk advanced technology dalam mempercepat penciptaan teknologi unggul baru mendukung pengembangan hortikultura;

e) Melindungi, melestarikan dan memanfaatkan kekayaan sumberdaya genetik

Program dan Kegiatan

Puslitbang Hortikultura, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura, sebagai salah satu kegiatan pada “Program Penciptaan Teknologi dan Pertanian Bioindustri Berkelanjutan” (Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019). Sejalan dengan program Badan Litbang Pertanian, yang menetapkan kebijakan alokasi sumberdaya litbang menurut fokus komoditas, Puslitbang Hortikultura melakukan penelitian dan pengembangan untuk tanaman cabai, dan bawang merah sebagai produk pertanian penting pengendali inflasi, serta produk hortikultura lainnya yang berorientasi ekspor dan substitusi impor (nanas,manggis, salak, mangga, jeruk dan tanaman florikultura). Selain itu Puslitbang Hortikultura juga melakukan penelitian dan pengembangan kegiatan-kegiatan unggulan yang diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, kesehatan dan lingkungan, serta memiliki daya saing global.

Page 22: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

9

Sasaran kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional, serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian hortikultura modern berkelanjutan;

2. Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian hortikultura berkelanjutan;

3. Tersedianya rekomendasi kebijakan hortikultura;

4. Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura

Arah Kebijakan

Arah kebijakan pengembangan agribisnis hortikultura modern berbasis bioindustri dilaksanakan di berbagai bidang, dan yang terkait dengan tupoksi Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura adalah :

1. Mengelola dan memanfaatkan SDG hortikultura dalam perakitan VUB;

2. Memfokuskan penyediaan VUB bermutu dengan memanfaatkan SDG yang tersedia;

3. Menyediakan teknologi inovatif berbasis HKI untuk mengatasi permasalahan lahan suboptimum dan mengantisipasi dampak perubahan iklim

4. Mengkonsolidasikan hasil-hasil penelitian dan memformulasikannya dalam bentuk rakitan teknologi untuh memecahkan masalah dan memanfaatkan peluang penerapan;

5. Mendorong peningkatan adopsi teknologi melalui diseminasi dan rekomendasi pengembangan inovasi hortikultura untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha;

6. Menganalisis dan menyusun rancangan kebijakan yang terkait dengan permasalahan pengembangan agribisnis hortikultura;

7. Memberdayakan secara optimal kompetensi SDM dan ketersedian fasilitas untuk mendukung pelaksanaan penyediaan invensi dan pengembangan inovasi sesuai kebutuhan;

8. Mempercepat peningkatan kapasitas dan kompetensi sumberdaya penelitian hortikultura, melalui perencanaan dan implementasi pengembangan institusi yang berkelanjutan;

9. Memperluas jaringan IPTEK hortikultura, membangun kemitraan dan meningkatkan interaksi dengan pemangku kepentingan untuk menyelenggarakan penelitian Tematik, serta mendorong terbangunnya kawasan agribisnis hortikultura berbasis inovasi

Strategi Litbang Hortikultura

Strategi yang akan ditempuh untuk mencapai luaran (output) kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura dalam kurun waktu 2015 – 2019 ialah:

a) Meningkatkan perakitan dan penyediaan varietas unggul baru (yang dapat menjawab permasalahan dan preferensi konsumen), benih, dan inovasi sistem perbenihan berdaya saing serta memperkuat Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS)

b) Memanfaatkan teknologi yang bersifat high technology untuk analisis genom dan ekspresi gen dalam mempercepat penciptaan varietas unggul baru hortikultura;

c) Mengembangkan kegiatan penelitian melalui konsorsium dengan berbagai lembaga terkait;

d) Memanfaatkan pengembangan teknologi yang telah dilakukan berbagai pihak, termasuk advanced technology dalam mempercepat penciptaan teknologi unggul baru mendukung pengembangan hortikultura;

e) Melindungi, melestarikan dan memanfaatkan kekayaan sumberdaya genetik

Program dan Kegiatan

Puslitbang Hortikultura, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura, sebagai salah satu kegiatan pada “Program Penciptaan Teknologi dan Pertanian Bioindustri Berkelanjutan” (Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019). Sejalan dengan program Badan Litbang Pertanian, yang menetapkan kebijakan alokasi sumberdaya litbang menurut fokus komoditas, Puslitbang Hortikultura melakukan penelitian dan pengembangan untuk tanaman cabai, dan bawang merah sebagai produk pertanian penting pengendali inflasi, serta produk hortikultura lainnya yang berorientasi ekspor dan substitusi impor (nanas,manggis, salak, mangga, jeruk dan tanaman florikultura). Selain itu Puslitbang Hortikultura juga melakukan penelitian dan pengembangan kegiatan-kegiatan unggulan yang diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, kesehatan dan lingkungan, serta memiliki daya saing global.

Page 23: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura10

A. Sasaran utama program penelitian dan pengembangan hortikultura

Sasaran utama program penelitian dan pengembangan hortikultura adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional, serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian hortikultura modern berkelanjutan

2. Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian hortikultura berkelanjutan

3. Tersedianya rekomendasi kebijakan hortikultura 4. Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura 5. Tersedianya jejaring kerja nasional dan internasional yang kuat untuk

mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka

B. Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Cabai

Untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura, perakitan VUB saja belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Hal tersebut harus ditunjang oleh pemanfaatan high technology yang tepat guna. Untuk varietas cabai, dilakukan:

1. Perakitan Teknologi PTT cabai pada lahan suboptimal dan ramah lingkungan;

2. Perakitan teknologi pengendalian HPT untuk antisipasi perubahan iklim; 3. Perakitan teknologi pengelolaan biomassa cabai untuk konsumsi segar

dan pemanfaatan limbah; 4. Perakitan teknologi (prototype/model) mekanisasi budidaya, panen dan

pascapanen cabai; 5. Perakitan teknologi penanganan segar untuk meningkatkan daya

simpan dan penekanan susut hasil cabai, melalui implementasi teknologi kemasan hurdl;

6. Perakitan teknologi pengolahan cabai untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah;

7. Perakitan komponen teknologi spesifik lokasi pada wilayah sentra produksi cabai mendukung stabilitas harga;

8. Perakitan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan, hara, iklim dan air.

C. Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Bawang Merah

Untuk mendukung daya saing, stabilisasi harga dan produksi bawang merah, dilakukan

1. Perakitan Teknologi PTT bawang merah pada lahan suboptimal dan ramah lingkungan;

2. Perakitan teknologi budidaya untuk memperbaiki mutu dan daya simpan benih;

3. Perakitan teknologi pengendalian HPT bawang merah; 4. Perakitan teknologi (prototype/model) mekanisasi budidaya, panen dan

pascapanen bawang merah; 5. Perakitan teknologi penanganan bawang merah segar untuk

memperpanjang masa simpan; 6. Perakitan teknologi pengolahan bawang merah untuk meningkatkan

daya saing dan nilai tambah; 7. Perakitan komponen teknologi spesifik lokasi pada wilayah sentra

produksi bawang merah; 8. Perakitan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan, hara, iklim dan air.

D. Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Hortikultura Lain

Untuk meningkatkan daya saing, ekspor dan substitusi impor terhadap komoditas hortikultura lain, dilakukan: 1. Perakitan teknologi untuk memperpanjang masa berbuah dan budidaya

mangga di lahan suboptimal, serta teknologi produksi jeruk dan krisan adaptif terhadap perubahan iklim;

2. Perakitan dan perbaikan komponen teknologi pengendalian HPT melalui pemanfaatan bioprospecting;

3. Perakitan teknologi pascapanen untuk ekspor; (4) Perakitan teknologi minimalisasi kontaminasi logam berat dan pestisida; (5) Perakitan teknologi penanganan segar dan pengolahan buah tropis, serta pemanfaatan limbahnya; (6) Perkitan komponen teknologi komoditas hortikultura unggulan daerah; dan (7) Perakitan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan, hara, iklim dan air.

E. Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Hortikultura Lain

Rekomendasi kebijakan Puslitbang Hortikultura untuk mendukung stabilitas harga dan pasokan cabai dan bawang merah, serta peningkatan daya saing komoditas hortikultura lainnya, dilakukan melalui beberapa kegiatan: 1. Analisis volatilitas harga bawang merah dan cabai mendukung stabilisasi

harga bawang merah dan cabai secara nasional; 2. Analisis prospek dan kendala pengembangan sentra produksi cabai dan

bawang merah di lahan suboptimal;

Page 24: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

11

A. Sasaran utama program penelitian dan pengembangan hortikultura

Sasaran utama program penelitian dan pengembangan hortikultura adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional, serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian hortikultura modern berkelanjutan

2. Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian hortikultura berkelanjutan

3. Tersedianya rekomendasi kebijakan hortikultura 4. Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura 5. Tersedianya jejaring kerja nasional dan internasional yang kuat untuk

mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka

B. Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Cabai

Untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura, perakitan VUB saja belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Hal tersebut harus ditunjang oleh pemanfaatan high technology yang tepat guna. Untuk varietas cabai, dilakukan:

1. Perakitan Teknologi PTT cabai pada lahan suboptimal dan ramah lingkungan;

2. Perakitan teknologi pengendalian HPT untuk antisipasi perubahan iklim; 3. Perakitan teknologi pengelolaan biomassa cabai untuk konsumsi segar

dan pemanfaatan limbah; 4. Perakitan teknologi (prototype/model) mekanisasi budidaya, panen dan

pascapanen cabai; 5. Perakitan teknologi penanganan segar untuk meningkatkan daya

simpan dan penekanan susut hasil cabai, melalui implementasi teknologi kemasan hurdl;

6. Perakitan teknologi pengolahan cabai untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah;

7. Perakitan komponen teknologi spesifik lokasi pada wilayah sentra produksi cabai mendukung stabilitas harga;

8. Perakitan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan, hara, iklim dan air.

C. Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Bawang Merah

Untuk mendukung daya saing, stabilisasi harga dan produksi bawang merah, dilakukan

1. Perakitan Teknologi PTT bawang merah pada lahan suboptimal dan ramah lingkungan;

2. Perakitan teknologi budidaya untuk memperbaiki mutu dan daya simpan benih;

3. Perakitan teknologi pengendalian HPT bawang merah; 4. Perakitan teknologi (prototype/model) mekanisasi budidaya, panen dan

pascapanen bawang merah; 5. Perakitan teknologi penanganan bawang merah segar untuk

memperpanjang masa simpan; 6. Perakitan teknologi pengolahan bawang merah untuk meningkatkan

daya saing dan nilai tambah; 7. Perakitan komponen teknologi spesifik lokasi pada wilayah sentra

produksi bawang merah; 8. Perakitan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan, hara, iklim dan air.

D. Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Hortikultura Lain

Untuk meningkatkan daya saing, ekspor dan substitusi impor terhadap komoditas hortikultura lain, dilakukan: 1. Perakitan teknologi untuk memperpanjang masa berbuah dan budidaya

mangga di lahan suboptimal, serta teknologi produksi jeruk dan krisan adaptif terhadap perubahan iklim;

2. Perakitan dan perbaikan komponen teknologi pengendalian HPT melalui pemanfaatan bioprospecting;

3. Perakitan teknologi pascapanen untuk ekspor; (4) Perakitan teknologi minimalisasi kontaminasi logam berat dan pestisida; (5) Perakitan teknologi penanganan segar dan pengolahan buah tropis, serta pemanfaatan limbahnya; (6) Perkitan komponen teknologi komoditas hortikultura unggulan daerah; dan (7) Perakitan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan, hara, iklim dan air.

E. Strategi Peningkatan Daya Saing Komoditas Hortikultura Lain

Rekomendasi kebijakan Puslitbang Hortikultura untuk mendukung stabilitas harga dan pasokan cabai dan bawang merah, serta peningkatan daya saing komoditas hortikultura lainnya, dilakukan melalui beberapa kegiatan: 1. Analisis volatilitas harga bawang merah dan cabai mendukung stabilisasi

harga bawang merah dan cabai secara nasional; 2. Analisis prospek dan kendala pengembangan sentra produksi cabai dan

bawang merah di lahan suboptimal;

Page 25: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura12

3. Kajian efisiensi dan prospek pengembangan teknologi peningkatan daya simpan, serta susut hasil cabai dan bawang merah;

4. Analisis kebijakan pembangunan pertanian wilayah mendukung peningkatan produk, serta produktivitas cabai dan bawang merah;

5. Analisis dan sintesis kebijakan pengembangan dan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian, serta perubahan iklim;

6. Analisis kebijakan pengembangan kawasan jeruk berbasis peningkatan kesejahteraan petani;

7. Analisis rantai nilai dalam meningkatkan daya saing dan nilai tambah komoditas hortikultura;

8. Analisis kebijakan pembangunan pertanian wilayah, mendukung peningkatan produk dan produktivitas hortikultura lainnya yang merupakan komoditas unggulan daerah.

2.2. Perencanaan Kinerja

Sasaran dan indikator kinerja utama (IKU) Puslitbang Hortikultura tahun 2015-2019 disajikan pada Tabel 1. dengan sasaran meliputi: (1) tersedianya VUB Hortikultura dan Benih Sumber, (2) tersedianya Teknologi Hortikultura Menuju Pertanian Bio-Industri, (3) Tersedianya Rekomendasi Kebijakan, (4) Tersedianya jejaring kerjasama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka, dan (5) Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura.

Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang Hortikultura 2015-2019

No. Sasaran Indikator Kinerja

1. Tersedianya VUB Hortikultura dan Benih Sumber

Jumlah VUB hortikultura yang adaptif terhadap lingkungan dan Benih Sumber

2. Tersedianya Teknologi Hortikultura Menuju Pertanian BioIndustri

Jumlah teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri

3. Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura

4. Tersedianya jejaring kerjasama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka.

Jumlah kerjasama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka

5. Terselenggaranya Diseminasi Inovasi Hortikultura

Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura

Indikator kinerja merupakan bagian yang selaras dengan sasaran yang akan dicapai dengan target per tahun selama tahun 2015-2019 seperti disajikan pada Lampiran 3. Indikator kinerja beserta target yang terdapat pada Renstra tersebut akan dijadikan sebagai indikator utama pencapaian sasaran kegiatan pada masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura.

2.3 Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja (PK) 2017 disusun setelah disetujui dan diterbitkannya DIPA 2017. Perjanjian kinerja ini merupakan komitmen perjanjian kerja sebagai tolak ukur keberhasilan dan menjadi dasar penilaian evaluasi akuntabilitas kinerja Puslitbang Hortikultura pada akhir tahun anggaran. Perjanjian kinerja Puslitbang Hortikultura mengalami 2 (dua) kali revisi , yaitu PK pertama terbit pada bulan Januari dan PK ke dua pada bulan Oktober 2017. Perubahan PK tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4.

Jumlah anggaran kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura sebesar Rp. 138.610.945.000,- (Seratus tiga puluh delapan miliar enam ratus sepuluh juta sembilan ratus empat puluh lima ribu rupiah).

Tabel 2. Perjanjian Kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2017

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target 1 Tersedianya varietas unggul

baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

Jumlah VUB Hortikultura yang adaptif terhadap lingkungan

16 VUB 50 aksesi buah tropika

Jumlah Benih Sumber :

650 Kg bawang merah 100 Kg cabai

5.000 tanaman

2 Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

Jumlah teknologi hortikultura berbasis pertanian bioindustri

8 Teknologi

3 Tersedianya rekomendasi kebijakan litbang

Jumlah Rekomendasi kebijakan litbang hortikultura

2 rekomendasi

4 Terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura

Jumlah kerjasama nasional dan internasional

-

Teknologi yang didiseminasikan 9 teknologi

Sumber: Perjanjian Kinerja Revisi 30 Oktober 2017

Page 26: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

13

3. Kajian efisiensi dan prospek pengembangan teknologi peningkatan daya simpan, serta susut hasil cabai dan bawang merah;

4. Analisis kebijakan pembangunan pertanian wilayah mendukung peningkatan produk, serta produktivitas cabai dan bawang merah;

5. Analisis dan sintesis kebijakan pengembangan dan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian, serta perubahan iklim;

6. Analisis kebijakan pengembangan kawasan jeruk berbasis peningkatan kesejahteraan petani;

7. Analisis rantai nilai dalam meningkatkan daya saing dan nilai tambah komoditas hortikultura;

8. Analisis kebijakan pembangunan pertanian wilayah, mendukung peningkatan produk dan produktivitas hortikultura lainnya yang merupakan komoditas unggulan daerah.

2.2. Perencanaan Kinerja

Sasaran dan indikator kinerja utama (IKU) Puslitbang Hortikultura tahun 2015-2019 disajikan pada Tabel 1. dengan sasaran meliputi: (1) tersedianya VUB Hortikultura dan Benih Sumber, (2) tersedianya Teknologi Hortikultura Menuju Pertanian Bio-Industri, (3) Tersedianya Rekomendasi Kebijakan, (4) Tersedianya jejaring kerjasama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka, dan (5) Terselenggaranya diseminasi inovasi hortikultura.

Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Puslitbang Hortikultura 2015-2019

No. Sasaran Indikator Kinerja

1. Tersedianya VUB Hortikultura dan Benih Sumber

Jumlah VUB hortikultura yang adaptif terhadap lingkungan dan Benih Sumber

2. Tersedianya Teknologi Hortikultura Menuju Pertanian BioIndustri

Jumlah teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri

3. Tersedianya Rekomendasi Kebijakan Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura

4. Tersedianya jejaring kerjasama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka.

Jumlah kerjasama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka

5. Terselenggaranya Diseminasi Inovasi Hortikultura

Jumlah Diseminasi Inovasi Hortikultura

Indikator kinerja merupakan bagian yang selaras dengan sasaran yang akan dicapai dengan target per tahun selama tahun 2015-2019 seperti disajikan pada Lampiran 3. Indikator kinerja beserta target yang terdapat pada Renstra tersebut akan dijadikan sebagai indikator utama pencapaian sasaran kegiatan pada masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura.

2.3 Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja (PK) 2017 disusun setelah disetujui dan diterbitkannya DIPA 2017. Perjanjian kinerja ini merupakan komitmen perjanjian kerja sebagai tolak ukur keberhasilan dan menjadi dasar penilaian evaluasi akuntabilitas kinerja Puslitbang Hortikultura pada akhir tahun anggaran. Perjanjian kinerja Puslitbang Hortikultura mengalami 2 (dua) kali revisi , yaitu PK pertama terbit pada bulan Januari dan PK ke dua pada bulan Oktober 2017. Perubahan PK tersebut dapat dilihat pada Lampiran 4.

Jumlah anggaran kegiatan penelitian dan pengembangan hortikultura sebesar Rp. 138.610.945.000,- (Seratus tiga puluh delapan miliar enam ratus sepuluh juta sembilan ratus empat puluh lima ribu rupiah).

Tabel 2. Perjanjian Kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2017

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target 1 Tersedianya varietas unggul

baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

Jumlah VUB Hortikultura yang adaptif terhadap lingkungan

16 VUB 50 aksesi buah tropika

Jumlah Benih Sumber :

650 Kg bawang merah 100 Kg cabai

5.000 tanaman

2 Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

Jumlah teknologi hortikultura berbasis pertanian bioindustri

8 Teknologi

3 Tersedianya rekomendasi kebijakan litbang

Jumlah Rekomendasi kebijakan litbang hortikultura

2 rekomendasi

4 Terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura

Jumlah kerjasama nasional dan internasional

-

Teknologi yang didiseminasikan 9 teknologi

Sumber: Perjanjian Kinerja Revisi 30 Oktober 2017

Page 27: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura14

Page 28: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

15

Page 29: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura16

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Pengukuran Capaian Kinerja

Keberhasilan pencapaian kinerja Puslitbang Hortikultura disebabkan oleh faktor pengawalan kegiatan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Untuk setiap satker dilakukan updating realisasi keuangan yang dilakukan setiap minggu (hari Jumat) atau setiap akan dilaksanakannya rapat pimpinan (Rapim B) di Badan Litbang Pertanian melalui aplikasi i-monev serta penerapan Permenkeu No. 249 tahun 2011 setiap bulan. Keberhasilan pencapaian sasaran juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian. Juga didukung kegiatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) lingkup Puslitbang Hortikultura.

Indikator keberhasilan kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : ≥100 persen; (2) berhasil : 80 - <100 persen; (3) cukup berhasil : 60 – <80 persen; dan tidak berhasil : <60 persen. Berdasarkan kategori keberhasilan, terihat bahwa rata-rata capaian kinerja Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 sebesar 109,76% yang masuk ke dalam kategori sangat berhasil yang berarti bahwa secara umum sasaran telah dapat dicapai.

3.2 Analisis Capaian Kinerja

Berdasarkan RPJM 2015–2019, Puslitbang Hortikultura mempunyai 5 (lima) sasaran kegiatan dengan 6 (enam) indikator kinerja. Realisasi capaian per output (kinerja) Puslitbang Hortikultura tahun 2017 yang mendukung perjanjian kinerja Puslitbang Hortikulturan dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:

Page 30: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

17

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 Pengukuran Capaian Kinerja

Keberhasilan pencapaian kinerja Puslitbang Hortikultura disebabkan oleh faktor pengawalan kegiatan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Untuk setiap satker dilakukan updating realisasi keuangan yang dilakukan setiap minggu (hari Jumat) atau setiap akan dilaksanakannya rapat pimpinan (Rapim B) di Badan Litbang Pertanian melalui aplikasi i-monev serta penerapan Permenkeu No. 249 tahun 2011 setiap bulan. Keberhasilan pencapaian sasaran juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian. Juga didukung kegiatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) lingkup Puslitbang Hortikultura.

Indikator keberhasilan kinerja Puslitbang Hortikultura berdasarkan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : ≥100 persen; (2) berhasil : 80 - <100 persen; (3) cukup berhasil : 60 – <80 persen; dan tidak berhasil : <60 persen. Berdasarkan kategori keberhasilan, terihat bahwa rata-rata capaian kinerja Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 sebesar 109,76% yang masuk ke dalam kategori sangat berhasil yang berarti bahwa secara umum sasaran telah dapat dicapai.

3.2 Analisis Capaian Kinerja

Berdasarkan RPJM 2015–2019, Puslitbang Hortikultura mempunyai 5 (lima) sasaran kegiatan dengan 6 (enam) indikator kinerja. Realisasi capaian per output (kinerja) Puslitbang Hortikultura tahun 2017 yang mendukung perjanjian kinerja Puslitbang Hortikulturan dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut:

Page 31: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura18

Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang Hortikultura Tahun 2017

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Satuan Target Capaian %

1

Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

1 Jumlah VUB hortikultura yang adaptif terhadap lingkungan

VUB 16 17 106,25

a. Sayuran 3 3 100

b. Buah tropika 1 1 100

c. Tanaman hias 11 12 109,09

d. Jeruk dan buah subtropika lainnya

1 1 100

2. Jumlah sumber daya genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi

Aksesi 50 54 108

3. Jumlah Benih Sumber:

77,13

a. Benih sumber bawang merah

Kg 650 26 4

b. Benih sumber cabai Kg 100 40 40

c. Benih sumber tanaman jeruk dan buah subtropika

tanaman 5.000 9.444 188,88

2

Jumlah teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri

1. Jumlah Teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri

teknologi 8 8 100

a. Sayuran teknologi 2 2 100

b. Buah tropika teknologi 2 2 100

c. Tanaman hias teknologi 2 2 100

d. jeruk dan buah subtropika lainnya

teknologi 2 2 100

3 Tersedianya rekomendasi kebijakan litbang

1. Jumlah Rekomendasi kebijakan litbang hortikultura

Rekomendasi 2 2 100

4

Terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura

1. Jumlah kerjasama nasional dan internasional y

- -

2. Teknologi yang didiseminasikan:

teknologi 9 15 166,67

a. Puslitbang hortikultura

teknologi 4 10 250

b. Sayuran teknologi 2 2 100

c. Buah tropika teknologi 1 1

d. Tanaman Hias teknologi 1 1 100

e Jeruk dan Buah Subtropika lainnya

teknologi 1 1 100

Dalam upaya pencapaian target perjanjian kinerja (PK) Puslitbang Hortikultura, telah dilakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik melalui mekanisme monitoring dan evaluasi kegiatan lingkup Puslitbang Hortikultura dengan menyusun laporan output utama, laporan kegiatan utama, dan laporan rencana aksi, yang selanjutnya disampaikan ke Badan Litbang Pertanian secara periodik.

3.2.1. Capaian Kinerja Tahun Berjalan dan Antar Tahun

Analisis capaian dan evaluasi kinerja Puslitbang Hortikultura tahun 2017 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sasaran Kegiatan 1 :

Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

Untuk mencapai sasaran kegiatan pertama, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja yaitu, 1) jumlah VUB hortikultura; 2) jumlah sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi dan 3) jumlah benih sumber hortikultura. Capaian dari masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang Hortikultura Tahun 2017

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Satuan Target Capaian %

1

Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

1 Jumlah VUB hortikultura yang adaptif terhadap lingkungan

VUB 16 17 106,25

a. Sayuran 3 3 100

b. Buah tropika 1 1 100

c. Tanaman hias 11 12 109,09

d. Jeruk dan buah subtropika lainnya

1 1 100

2. Jumlah sumber daya genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi

Aksesi 50 54 108

3. Jumlah Benih Sumber:

77,13

a. Benih sumber bawang merah

Kg 650 26 4

b. Benih sumber cabai Kg 100 40 40

c. Benih sumber tanaman jeruk dan buah subtropika

tanaman 5.000 9.444 188,88

2

Jumlah teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri

1. Jumlah Teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri

teknologi 8 8 100

a. Sayuran teknologi 2 2 100

b. Buah tropika teknologi 2 2 100

c. Tanaman hias teknologi 2 2 100

d. jeruk dan buah subtropika lainnya

teknologi 2 2 100

3 Tersedianya rekomendasi kebijakan litbang

1. Jumlah Rekomendasi kebijakan litbang hortikultura

Rekomendasi 2 2 100

4

Terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura

1. Jumlah kerjasama nasional dan internasional y

- -

2. Teknologi yang didiseminasikan:

teknologi 9 15 166,67

a. Puslitbang hortikultura

teknologi 4 10 250

b. Sayuran teknologi 2 2 100

c. Buah tropika teknologi 1 1

d. Tanaman Hias teknologi 1 1 100

e Jeruk dan Buah Subtropika lainnya

teknologi 1 1 100

Dalam upaya pencapaian target perjanjian kinerja (PK) Puslitbang Hortikultura, telah dilakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik melalui mekanisme monitoring dan evaluasi kegiatan lingkup Puslitbang Hortikultura dengan menyusun laporan output utama, laporan kegiatan utama, dan laporan rencana aksi, yang selanjutnya disampaikan ke Badan Litbang Pertanian secara periodik.

3.2.1. Capaian Kinerja Tahun Berjalan dan Antar Tahun

Analisis capaian dan evaluasi kinerja Puslitbang Hortikultura tahun 2017 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sasaran Kegiatan 1 :

Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

Untuk mencapai sasaran kegiatan pertama, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja yaitu, 1) jumlah VUB hortikultura; 2) jumlah sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi dan 3) jumlah benih sumber hortikultura. Capaian dari masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut.

Page 32: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

19

Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang Hortikultura Tahun 2017

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Satuan Target Capaian %

1

Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

1 Jumlah VUB hortikultura yang adaptif terhadap lingkungan

VUB 16 17 106,25

a. Sayuran 3 3 100

b. Buah tropika 1 1 100

c. Tanaman hias 11 12 109,09

d. Jeruk dan buah subtropika lainnya

1 1 100

2. Jumlah sumber daya genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi

Aksesi 50 54 108

3. Jumlah Benih Sumber:

77,13

a. Benih sumber bawang merah

Kg 650 26 4

b. Benih sumber cabai Kg 100 40 40

c. Benih sumber tanaman jeruk dan buah subtropika

tanaman 5.000 9.444 188,88

2

Jumlah teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri

1. Jumlah Teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri

teknologi 8 8 100

a. Sayuran teknologi 2 2 100

b. Buah tropika teknologi 2 2 100

c. Tanaman hias teknologi 2 2 100

d. jeruk dan buah subtropika lainnya

teknologi 2 2 100

3 Tersedianya rekomendasi kebijakan litbang

1. Jumlah Rekomendasi kebijakan litbang hortikultura

Rekomendasi 2 2 100

4

Terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura

1. Jumlah kerjasama nasional dan internasional y

- -

2. Teknologi yang didiseminasikan:

teknologi 9 15 166,67

a. Puslitbang hortikultura

teknologi 4 10 250

b. Sayuran teknologi 2 2 100

c. Buah tropika teknologi 1 1

d. Tanaman Hias teknologi 1 1 100

e Jeruk dan Buah Subtropika lainnya

teknologi 1 1 100

Dalam upaya pencapaian target perjanjian kinerja (PK) Puslitbang Hortikultura, telah dilakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik melalui mekanisme monitoring dan evaluasi kegiatan lingkup Puslitbang Hortikultura dengan menyusun laporan output utama, laporan kegiatan utama, dan laporan rencana aksi, yang selanjutnya disampaikan ke Badan Litbang Pertanian secara periodik.

3.2.1. Capaian Kinerja Tahun Berjalan dan Antar Tahun

Analisis capaian dan evaluasi kinerja Puslitbang Hortikultura tahun 2017 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sasaran Kegiatan 1 :

Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

Untuk mencapai sasaran kegiatan pertama, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja yaitu, 1) jumlah VUB hortikultura; 2) jumlah sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi dan 3) jumlah benih sumber hortikultura. Capaian dari masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Capaian Kinerja Indikator Sasaran Renstra Puslitbang Hortikultura Tahun 2017

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Satuan Target Capaian %

1

Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

1 Jumlah VUB hortikultura yang adaptif terhadap lingkungan

VUB 16 17 106,25

a. Sayuran 3 3 100

b. Buah tropika 1 1 100

c. Tanaman hias 11 12 109,09

d. Jeruk dan buah subtropika lainnya

1 1 100

2. Jumlah sumber daya genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi

Aksesi 50 54 108

3. Jumlah Benih Sumber:

77,13

a. Benih sumber bawang merah

Kg 650 26 4

b. Benih sumber cabai Kg 100 40 40

c. Benih sumber tanaman jeruk dan buah subtropika

tanaman 5.000 9.444 188,88

2

Jumlah teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri

1. Jumlah Teknologi hortikultura unggul menuju pertanian bioindustri

teknologi 8 8 100

a. Sayuran teknologi 2 2 100

b. Buah tropika teknologi 2 2 100

c. Tanaman hias teknologi 2 2 100

d. jeruk dan buah subtropika lainnya

teknologi 2 2 100

3 Tersedianya rekomendasi kebijakan litbang

1. Jumlah Rekomendasi kebijakan litbang hortikultura

Rekomendasi 2 2 100

4

Terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura

1. Jumlah kerjasama nasional dan internasional y

- -

2. Teknologi yang didiseminasikan:

teknologi 9 15 166,67

a. Puslitbang hortikultura

teknologi 4 10 250

b. Sayuran teknologi 2 2 100

c. Buah tropika teknologi 1 1

d. Tanaman Hias teknologi 1 1 100

e Jeruk dan Buah Subtropika lainnya

teknologi 1 1 100

Dalam upaya pencapaian target perjanjian kinerja (PK) Puslitbang Hortikultura, telah dilakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik melalui mekanisme monitoring dan evaluasi kegiatan lingkup Puslitbang Hortikultura dengan menyusun laporan output utama, laporan kegiatan utama, dan laporan rencana aksi, yang selanjutnya disampaikan ke Badan Litbang Pertanian secara periodik.

3.2.1. Capaian Kinerja Tahun Berjalan dan Antar Tahun

Analisis capaian dan evaluasi kinerja Puslitbang Hortikultura tahun 2017 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sasaran Kegiatan 1 :

Tersedianya varietas unggul baru hortikultura melalui metode konvensional dan inkonvensional serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

Untuk mencapai sasaran kegiatan pertama, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja yaitu, 1) jumlah VUB hortikultura; 2) jumlah sumberdaya genetik hortikultura yang terkonservasi dan terkarakterisasi dan 3) jumlah benih sumber hortikultura. Capaian dari masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut.

Page 33: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura20

1. Realisasi capaian indikator kinerja VUB hortikultura digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah VUB Hortikultura 16 17 106,25

terdiri dari:

Tanaman sayuran 3 3 100

Tanaman buah tropika 1 1 100

Tanaman hias 11 12 109,09

Tanaman jeruk dan buah subtropika

1 1 100

Berdasarkan sasaran kegiatan pertama dengan indikator jumlah VUB hortikultura, pada tahun 2017 Puslitbang Hortikultura telah menghasilkan VUB melebihi target, yaitu 17 VUB dengan persentase capaian sebesar 106,25% dari target 16 VUB dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan capaian VUB hortikultura didukung oleh capaian realisasi kinerja setiap komoditas. Status ke 17 VUB hortikultura tersebut adalah sebagai berikut. (a) VUB tanaman sayuran dengan target 3 VUB telah tercapai 3 VUB (100%) yaitu (1) VUB bawang merah dengan nama Violetta Agrihorti 2, (2) VUB Cabai Merah Toleran Virus ChiVMV dengan nama Carvi Agrihorti (tahap pendaftaran) dan (3) VUB Kentang varietas Spudy Agrihorti. Kentang cocok sebagai bahan baku olahan keripik kentang dengan status masih dalam tahap penyusunan makalah dan akan segera di daftarkan pada bulan Februari 2018; (b) VUB tanaman buah tropika dari target 1 VUB, capaian realisasi telah sesuai dengan target 1 VUB (100%), yaitu VUB pisang tahan penyakit layu dengan nama pisang INA 03 yang saat ini telah diperoleh tanda daftar dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP); (c) VUB tanaman jeruk terealisasi sesuai target (100%) yaitu VUB tanaman Jeruk Keprok Soe86 Agrihorti SK telah terbit dengannomoe 124/Kpts/SR/D.2.7/12/2017 dan (d) VUB tanaman hias telah terealisasi melebihi target, yaitu berjumlah 12 VUB (109,09%) dengan status pendaftaran di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) Kementerian Pertanian (Lampiran 9). Kedua belas VUB tanaman hias tersebut adalah 7 varietas krisan (varietas Cintia Agrihort, Delisa Agrihort, Maruto Agrihort, Yuliana Agrihort, Xanne Agrihorti, dan Xavia Agrihorti), 1 VUB krisan pot (Kamila Agrihorti), dan 5 VUB anggrek yang terdiri atas 3 VUB anggrek Phalaenopsis (Phalaenopsis varietas Adelia Agrihort, Humaira Agrihorti dan Arvina Agrihorti) dan 2 VUB anggrek Dendrobium (Kumala Agrihorti dan Bigiante Agrihorti).

Adapun keunggulan ketujuh belas VUB hortikultura yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 adalah sebagai berikut :

1. Bawang Merah Violletta Agrihorti 2 (Gambar 1), merupakan calon VUB hasil persilangan Sembrani dengan Kramat 1, warna umbi merah muda, jumlah umbi per rumpun 10-13, bobot umbi basah per rumpun 90.26-123.74 gram, bobot umbi kering per rumpun 60.99-83.90 gram umur panen 86 hari setelah tanam, daya simpan umbi 3-4 bulan setelah panen dengan hasil umbi basah per hektar 23.12-29.07 ton/ha dan umbi kering per hektar 13.56-19.09 ton/ha dengan penciri utama bentuk umbi bulat dan warna umbi merah muda (182A Greyed Red Group RHS). Keunggulan varietas produksi umbi tinggi dan agak tahan terhadap Alternaria porri.

2. Cabai Merah Carvi Agrihorti (Gambar 2), keunggulan dari varietas ini mempunyai derajat agak tahan hingga tahan terhadap virus belang cabai (ChiVMV), potensi hasil panen buah 18-20 ton/ha, umur awal panen 95 hari setelah tanam, mempunyai panjang buah 10-13 cm dan warna buah setelah tua merah (RHD red grup 46 A).

3. Kentang Varietas Spudy Agrihorti (Gambar 3), kentang sebagai bahan baku olahan. Kentang ini cocok sebagai bahan baku olahan keripik kentang dengan nama varietas unggul baru Spudy Agrihorti. Keunggulan dari Spudy Agrihorti ini adalah: cocok untuk kentang olahan keripik dengan warna kuning, rendemen hasil keripik tinggi lebih dari 20%, sehingga sangat disukai oleh industri keripik skala menengah dan kecil di Garut dan Banjarnegara. Relatif lebih tahan (toleran) terhadap penyakit busuk/hawar daun (Phythoptora infestans) dibandingkan varietas Atlantik dan memiliki produktivitas tinggi mencapai 30 ton/ha. Kentang varietas ini masih dalam taraf penyusunan makalah, diestimasi pada bulan Februari 2018 pada tahap pendaftaran.

4. VUB pisang INA 03 (Gambar 4), keunggulan pisang ini adalah sangat tahan terhadap penyakit layu Foc, rasa manis dengan total padatan terlarut (TSS) berkisar 28-29o brix, kandungan vitamin C tinggi (23,17- 27,81 mg), persentase bagian buah yang dapat dimakan tinggi (71,10 – 72,42%), dan berumur panen genjah (266 - 285 hari). Pisang INA 03 cocok sebagai buah segar (Gambar 3).

5. VUB tanaman jeruk Keprok Soe 86 Agrihorti (Gambar 5), Keunggulannya: warna kulit oranye (RHS 30D), daging buah oranye (RHS 17A), berbiji sedikit (seedless); putik lebih panjang dibandingkan benang sari dan fertilitas polen rendah–menengah; hasil buah per pohon per tahun 19,80

Page 34: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

21

1. Realisasi capaian indikator kinerja VUB hortikultura digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah VUB Hortikultura 16 17 106,25

terdiri dari:

Tanaman sayuran 3 3 100

Tanaman buah tropika 1 1 100

Tanaman hias 11 12 109,09

Tanaman jeruk dan buah subtropika

1 1 100

Berdasarkan sasaran kegiatan pertama dengan indikator jumlah VUB hortikultura, pada tahun 2017 Puslitbang Hortikultura telah menghasilkan VUB melebihi target, yaitu 17 VUB dengan persentase capaian sebesar 106,25% dari target 16 VUB dengan kategori sangat berhasil. Keberhasilan capaian VUB hortikultura didukung oleh capaian realisasi kinerja setiap komoditas. Status ke 17 VUB hortikultura tersebut adalah sebagai berikut. (a) VUB tanaman sayuran dengan target 3 VUB telah tercapai 3 VUB (100%) yaitu (1) VUB bawang merah dengan nama Violetta Agrihorti 2, (2) VUB Cabai Merah Toleran Virus ChiVMV dengan nama Carvi Agrihorti (tahap pendaftaran) dan (3) VUB Kentang varietas Spudy Agrihorti. Kentang cocok sebagai bahan baku olahan keripik kentang dengan status masih dalam tahap penyusunan makalah dan akan segera di daftarkan pada bulan Februari 2018; (b) VUB tanaman buah tropika dari target 1 VUB, capaian realisasi telah sesuai dengan target 1 VUB (100%), yaitu VUB pisang tahan penyakit layu dengan nama pisang INA 03 yang saat ini telah diperoleh tanda daftar dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP); (c) VUB tanaman jeruk terealisasi sesuai target (100%) yaitu VUB tanaman Jeruk Keprok Soe86 Agrihorti SK telah terbit dengannomoe 124/Kpts/SR/D.2.7/12/2017 dan (d) VUB tanaman hias telah terealisasi melebihi target, yaitu berjumlah 12 VUB (109,09%) dengan status pendaftaran di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) Kementerian Pertanian (Lampiran 9). Kedua belas VUB tanaman hias tersebut adalah 7 varietas krisan (varietas Cintia Agrihort, Delisa Agrihort, Maruto Agrihort, Yuliana Agrihort, Xanne Agrihorti, dan Xavia Agrihorti), 1 VUB krisan pot (Kamila Agrihorti), dan 5 VUB anggrek yang terdiri atas 3 VUB anggrek Phalaenopsis (Phalaenopsis varietas Adelia Agrihort, Humaira Agrihorti dan Arvina Agrihorti) dan 2 VUB anggrek Dendrobium (Kumala Agrihorti dan Bigiante Agrihorti).

Adapun keunggulan ketujuh belas VUB hortikultura yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 adalah sebagai berikut :

1. Bawang Merah Violletta Agrihorti 2 (Gambar 1), merupakan calon VUB hasil persilangan Sembrani dengan Kramat 1, warna umbi merah muda, jumlah umbi per rumpun 10-13, bobot umbi basah per rumpun 90.26-123.74 gram, bobot umbi kering per rumpun 60.99-83.90 gram umur panen 86 hari setelah tanam, daya simpan umbi 3-4 bulan setelah panen dengan hasil umbi basah per hektar 23.12-29.07 ton/ha dan umbi kering per hektar 13.56-19.09 ton/ha dengan penciri utama bentuk umbi bulat dan warna umbi merah muda (182A Greyed Red Group RHS). Keunggulan varietas produksi umbi tinggi dan agak tahan terhadap Alternaria porri.

2. Cabai Merah Carvi Agrihorti (Gambar 2), keunggulan dari varietas ini mempunyai derajat agak tahan hingga tahan terhadap virus belang cabai (ChiVMV), potensi hasil panen buah 18-20 ton/ha, umur awal panen 95 hari setelah tanam, mempunyai panjang buah 10-13 cm dan warna buah setelah tua merah (RHD red grup 46 A).

3. Kentang Varietas Spudy Agrihorti (Gambar 3), kentang sebagai bahan baku olahan. Kentang ini cocok sebagai bahan baku olahan keripik kentang dengan nama varietas unggul baru Spudy Agrihorti. Keunggulan dari Spudy Agrihorti ini adalah: cocok untuk kentang olahan keripik dengan warna kuning, rendemen hasil keripik tinggi lebih dari 20%, sehingga sangat disukai oleh industri keripik skala menengah dan kecil di Garut dan Banjarnegara. Relatif lebih tahan (toleran) terhadap penyakit busuk/hawar daun (Phythoptora infestans) dibandingkan varietas Atlantik dan memiliki produktivitas tinggi mencapai 30 ton/ha. Kentang varietas ini masih dalam taraf penyusunan makalah, diestimasi pada bulan Februari 2018 pada tahap pendaftaran.

4. VUB pisang INA 03 (Gambar 4), keunggulan pisang ini adalah sangat tahan terhadap penyakit layu Foc, rasa manis dengan total padatan terlarut (TSS) berkisar 28-29o brix, kandungan vitamin C tinggi (23,17- 27,81 mg), persentase bagian buah yang dapat dimakan tinggi (71,10 – 72,42%), dan berumur panen genjah (266 - 285 hari). Pisang INA 03 cocok sebagai buah segar (Gambar 3).

5. VUB tanaman jeruk Keprok Soe 86 Agrihorti (Gambar 5), Keunggulannya: warna kulit oranye (RHS 30D), daging buah oranye (RHS 17A), berbiji sedikit (seedless); putik lebih panjang dibandingkan benang sari dan fertilitas polen rendah–menengah; hasil buah per pohon per tahun 19,80

Page 35: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura22

–23,54 kg; kandungan air: 88,858 %; Kadar gula:9,3 –10 obrix; Kadar asam: 0,38 –0,44 %; kandungan vitamin C : 39,6 –48 mg/100 gram.

6. Krisan Cintia Agrihort (Gambar 6), merupakan krisan bunga potong, dengan deskripsi tinggi tanaman 105,2 + 6,05 cm, bunga berwarna merah (Red 53A), diameter bunga 5,65 + 0,39 cm. Bentuk bunga tunggal, vaselife 12-15 hari. Produksi 60-64 tangkai/m2/musim tanam. Adaptif pada ketinggian 750-1200 m dpl, response time 8 minggu setelah periode hari panjang. Jumlah kuntum bunga banyak yang terangkai dalam tandan bunga berbentuk payung, serta resisten penyakit karat .

7. Krisan Delisa Agrihort (Gambar 7), merupakan krisan bunga potong, tinggi tanaman 102,5+6,7 cm, bunga berwarna ungu merah (Red Purple 71A), diameter bunga 5,6+0,3 cm. Bentuk bunga semi dekoratif, vaselife 12-15 hari. Produksi 60-64 tangkai/m2/musim tanam. Adaptif pada ketinggian 750-1200 m dpl, response time 8 minggu setelah periode hari panjang, batangnya sangat kuat menunjang banyak kuntum bunga, serta resisten penyakit karat.

8. Krisan Maruto Agrihort (Gambar 8), krisan bunga potong, tinggi tanaman 91,2+2,78 cm, bunga berwarna Ungu-Merah (Red Purple 71A), diameter bunga 10,1+0,66 cm. Bentuk bunga dekoratif, vaselife 14-16 hari. Produksi 60-64 tangkai/m2/musim tanam. Adaptif pada ketinggian 750-1200 m dpl, response time 8-9 minggu setelah periode hari panjang, dan resisten terhadap penyakit karat. Batang kuat dengan tangkai bunga pendek sehingga kuntum bunga tidak mudah patah.

9. Krisan Yuliana Agrihort (Gambar 9), merupakan krisan bunga potong, tinggi tanaman 98.6 + 6.01 cm, bunga berwarna putih-hijau, diameter bunga 7,13 + 0,36 cm. Bentuk bunga dekoratif, vaselife 15-18 hari. Produksi 55-58 tangkai/m2/musim tanam. Adaptif pada ketinggian 750-1200 m dpl, response time 8-9 minggu setelah periode hari panjang dan Resisten terhadap penyakit karat, bunga potongnya tahan lama dalam vas.

10. Krisan Xanne Agrihorti (Gambar 10), merupakan krisan bunga potong dengan tinggi tanaman 73,4 – 113,5 cm. Diameter batang 3,91 – 7,50 mm. Bentuk bunga Ganda. Warna bunga pita Yellow orange group 14 A. Warna bunga tabung Yellow green group N 144 A. Diameter kuntum bunga 6,01 – 7,34 cm. Diameter bunga tabung 1,13 – 1,55 cm. Waktu respon : 57 – 60 hari. Kesegaran bunga dalam vase 10 – 16 hari dan Warna yang kontras antara bunga pita dan piringan bunga serta kesegaran bunga dalam vase cukup panjang.

11. Krisan Xavia Agrihorti (Gambar 11), merupakan krisan bunga potong. Tinggi tanaman 86,8–104,5 cm. Diameter batang 4,48–7,55 mm. Bentuk bunga Ganda. Warna bunga pita White group NN 155 A. Warna bunga tabung Yellow green group 144 A. Diameter kuntum bunga 4,55 – 5,55 cm. Diameter bunga tabung 0,49-0,77 cm. Waktu respon : 60 – 70 hari. Kesegaran bunga dalam vase : 10 – 16 hari, dan warna yang kontras antara bunga pita yang putih dan piringan bunga hijau serta kesegaran bunga dalam vase cukup panjang.

12. Krisan Kamila Agrihorti (Gambar 12), tinggi tanaman 22,0 – 28,5 cm, diameter batang 2,1 – 2,9 mm, bentuk bunga ganda, warna bunga pita Yellow orange group 15 A, warna bunga tabung, Yellow green group N 144 B. Diameter kuntum bunga 3,24 – 4,65 cm, diameter bunga tabung 0,56 – 0,91 cm, waktu respon 62 – 72 hari. Lama kesegaran bunga 11 – 15 hari, dan bentuk bunga ganda dengan warna kuntum bunga kuning oranye (Yellow orange group 15 A) dan warna bunga tabung kuning kehijauan (Yellow green group N 144 B), dengan ukuran kuntum bunga yang sedang.

13. Anggrek Phalaenopsis Adelia Agrihorti (Gambar 13). Bunga berbentuk bundar, berukuran panjang (5-6) cm, lebar (5-6) cm, warna bunga Putih (White groups N155A Royal Hort. Colour Chart). Jumlah kuntum 17-22 kuntum/2 tangkai multiflora, denga hasil bunga 6-10 tangkai /tahun. Vaselife 3 – 4 bulan dan bunga multiflora dengan tangkai tegak, rajin berbunga karena dalam periode 2-3 tahun sudah 7-9 kali berbunga.

14. Anggrek Phalaenopsis Humaira Agrihorti (Gambar 14), warna sepal dorsal dasar putih, splas violet dan garis-garis violet. Warna sepal lateral dasar putih, pangkal sisi bawah splas kuning kehijauan, bintik-bintik red purple dan sisi atas bawah splas violet. Warna petal dasar putih, pangkal splas, garis-garis dan bintik-binti violet. Jumlah kuntum bunga: 8 – 10 kuntum, panjang bunga : 8,4 – 9,2 cm, lebar bunga 10,0 – 10,6 cm, panjang tangkai bunga 22,0 – 37,2 cm dan panjang rachis : 17,2–25,4 cm, bentuk bunga bulat dan susunan bunga lebih rapat.

15. Anggrek Phalaenopsis Arvina Agrihorti (Gambar 15), warna sepal dorsal dasar yellow green, splas menyeluruh, dan garis berurat greyed orange; warna sepal later dasar yellow green, pangkal bintik greyed red dan purple, warna petal dasar yellow green, splas menyeluruh greyed orange, dan bergaris tipis greyed orange jumlah kuntum bunga: kuntum, panjang bunga 7,7 – 8,5 cm, lebar bunga 7,4 – 8,0 cm, panjang tangkai bunga 19,7 – 40,2 cm dan panjang rachis : 5,4 – 13,6 cm, warna bunga lebih cerah dan petal serta cepal tebal sehingga umur kesegaran bunga lebih lama (sampai 4 bulan).

Page 36: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

23

–23,54 kg; kandungan air: 88,858 %; Kadar gula:9,3 –10 obrix; Kadar asam: 0,38 –0,44 %; kandungan vitamin C : 39,6 –48 mg/100 gram.

6. Krisan Cintia Agrihort (Gambar 6), merupakan krisan bunga potong, dengan deskripsi tinggi tanaman 105,2 + 6,05 cm, bunga berwarna merah (Red 53A), diameter bunga 5,65 + 0,39 cm. Bentuk bunga tunggal, vaselife 12-15 hari. Produksi 60-64 tangkai/m2/musim tanam. Adaptif pada ketinggian 750-1200 m dpl, response time 8 minggu setelah periode hari panjang. Jumlah kuntum bunga banyak yang terangkai dalam tandan bunga berbentuk payung, serta resisten penyakit karat .

7. Krisan Delisa Agrihort (Gambar 7), merupakan krisan bunga potong, tinggi tanaman 102,5+6,7 cm, bunga berwarna ungu merah (Red Purple 71A), diameter bunga 5,6+0,3 cm. Bentuk bunga semi dekoratif, vaselife 12-15 hari. Produksi 60-64 tangkai/m2/musim tanam. Adaptif pada ketinggian 750-1200 m dpl, response time 8 minggu setelah periode hari panjang, batangnya sangat kuat menunjang banyak kuntum bunga, serta resisten penyakit karat.

8. Krisan Maruto Agrihort (Gambar 8), krisan bunga potong, tinggi tanaman 91,2+2,78 cm, bunga berwarna Ungu-Merah (Red Purple 71A), diameter bunga 10,1+0,66 cm. Bentuk bunga dekoratif, vaselife 14-16 hari. Produksi 60-64 tangkai/m2/musim tanam. Adaptif pada ketinggian 750-1200 m dpl, response time 8-9 minggu setelah periode hari panjang, dan resisten terhadap penyakit karat. Batang kuat dengan tangkai bunga pendek sehingga kuntum bunga tidak mudah patah.

9. Krisan Yuliana Agrihort (Gambar 9), merupakan krisan bunga potong, tinggi tanaman 98.6 + 6.01 cm, bunga berwarna putih-hijau, diameter bunga 7,13 + 0,36 cm. Bentuk bunga dekoratif, vaselife 15-18 hari. Produksi 55-58 tangkai/m2/musim tanam. Adaptif pada ketinggian 750-1200 m dpl, response time 8-9 minggu setelah periode hari panjang dan Resisten terhadap penyakit karat, bunga potongnya tahan lama dalam vas.

10. Krisan Xanne Agrihorti (Gambar 10), merupakan krisan bunga potong dengan tinggi tanaman 73,4 – 113,5 cm. Diameter batang 3,91 – 7,50 mm. Bentuk bunga Ganda. Warna bunga pita Yellow orange group 14 A. Warna bunga tabung Yellow green group N 144 A. Diameter kuntum bunga 6,01 – 7,34 cm. Diameter bunga tabung 1,13 – 1,55 cm. Waktu respon : 57 – 60 hari. Kesegaran bunga dalam vase 10 – 16 hari dan Warna yang kontras antara bunga pita dan piringan bunga serta kesegaran bunga dalam vase cukup panjang.

11. Krisan Xavia Agrihorti (Gambar 11), merupakan krisan bunga potong. Tinggi tanaman 86,8–104,5 cm. Diameter batang 4,48–7,55 mm. Bentuk bunga Ganda. Warna bunga pita White group NN 155 A. Warna bunga tabung Yellow green group 144 A. Diameter kuntum bunga 4,55 – 5,55 cm. Diameter bunga tabung 0,49-0,77 cm. Waktu respon : 60 – 70 hari. Kesegaran bunga dalam vase : 10 – 16 hari, dan warna yang kontras antara bunga pita yang putih dan piringan bunga hijau serta kesegaran bunga dalam vase cukup panjang.

12. Krisan Kamila Agrihorti (Gambar 12), tinggi tanaman 22,0 – 28,5 cm, diameter batang 2,1 – 2,9 mm, bentuk bunga ganda, warna bunga pita Yellow orange group 15 A, warna bunga tabung, Yellow green group N 144 B. Diameter kuntum bunga 3,24 – 4,65 cm, diameter bunga tabung 0,56 – 0,91 cm, waktu respon 62 – 72 hari. Lama kesegaran bunga 11 – 15 hari, dan bentuk bunga ganda dengan warna kuntum bunga kuning oranye (Yellow orange group 15 A) dan warna bunga tabung kuning kehijauan (Yellow green group N 144 B), dengan ukuran kuntum bunga yang sedang.

13. Anggrek Phalaenopsis Adelia Agrihorti (Gambar 13). Bunga berbentuk bundar, berukuran panjang (5-6) cm, lebar (5-6) cm, warna bunga Putih (White groups N155A Royal Hort. Colour Chart). Jumlah kuntum 17-22 kuntum/2 tangkai multiflora, denga hasil bunga 6-10 tangkai /tahun. Vaselife 3 – 4 bulan dan bunga multiflora dengan tangkai tegak, rajin berbunga karena dalam periode 2-3 tahun sudah 7-9 kali berbunga.

14. Anggrek Phalaenopsis Humaira Agrihorti (Gambar 14), warna sepal dorsal dasar putih, splas violet dan garis-garis violet. Warna sepal lateral dasar putih, pangkal sisi bawah splas kuning kehijauan, bintik-bintik red purple dan sisi atas bawah splas violet. Warna petal dasar putih, pangkal splas, garis-garis dan bintik-binti violet. Jumlah kuntum bunga: 8 – 10 kuntum, panjang bunga : 8,4 – 9,2 cm, lebar bunga 10,0 – 10,6 cm, panjang tangkai bunga 22,0 – 37,2 cm dan panjang rachis : 17,2–25,4 cm, bentuk bunga bulat dan susunan bunga lebih rapat.

15. Anggrek Phalaenopsis Arvina Agrihorti (Gambar 15), warna sepal dorsal dasar yellow green, splas menyeluruh, dan garis berurat greyed orange; warna sepal later dasar yellow green, pangkal bintik greyed red dan purple, warna petal dasar yellow green, splas menyeluruh greyed orange, dan bergaris tipis greyed orange jumlah kuntum bunga: kuntum, panjang bunga 7,7 – 8,5 cm, lebar bunga 7,4 – 8,0 cm, panjang tangkai bunga 19,7 – 40,2 cm dan panjang rachis : 5,4 – 13,6 cm, warna bunga lebih cerah dan petal serta cepal tebal sehingga umur kesegaran bunga lebih lama (sampai 4 bulan).

Page 37: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura24

16. Anggrek Dendrobium Bigiante Agrihorti (Gambar 16), tinggi tanaman 17-18,2 cm, panjang tangkai malai bunga 8-8,5 cm, panjang rachis 12-17 cm, diameter tangkai malai bunga 0,3 cm, jumlah kuntum bunga 7-10 ukuran bunga: panjang bunga 4,0-4,2 cm, lebar bunga 5,2 – 5,4cm, umur berbunga lebih pendek dari pada Dendrobium yang lain.

17. Anggrek Dendrobium Kumala Agrihorti (Gambar 17), tinggi tanaman 97 cm, panjang daun 10 cm, lebar daun 3,2, warna bunga N 75A. Ukuran bunga 5,5 x 7,5 (pxl), jumlah kuntum bunga per tangkai 7, warna lembut putih kehijauan dan ungu, tahan lama lebih dari 2 bulan.

Gambar 2. VUB Cabai Merah Carvi Agrihorti 1

Gambar 1. VUB Bawang Merah Violetta 2 Agrihorti

Gambar 4. Keragaan VUB Pisang Ina 03

Keripik VUB Spudy Agrihorti Umbi VUB Spudy Agrihorti

Gambar 3. Umbi dan keripik kentang varietas Spudy Agrihorti

Gambar 5. Keprok SoE86 Agrihorti

Page 38: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

25

16. Anggrek Dendrobium Bigiante Agrihorti (Gambar 16), tinggi tanaman 17-18,2 cm, panjang tangkai malai bunga 8-8,5 cm, panjang rachis 12-17 cm, diameter tangkai malai bunga 0,3 cm, jumlah kuntum bunga 7-10 ukuran bunga: panjang bunga 4,0-4,2 cm, lebar bunga 5,2 – 5,4cm, umur berbunga lebih pendek dari pada Dendrobium yang lain.

17. Anggrek Dendrobium Kumala Agrihorti (Gambar 17), tinggi tanaman 97 cm, panjang daun 10 cm, lebar daun 3,2, warna bunga N 75A. Ukuran bunga 5,5 x 7,5 (pxl), jumlah kuntum bunga per tangkai 7, warna lembut putih kehijauan dan ungu, tahan lama lebih dari 2 bulan.

Gambar 2. VUB Cabai Merah Carvi Agrihorti 1

Gambar 1. VUB Bawang Merah Violetta 2 Agrihorti

Gambar 4. Keragaan VUB Pisang Ina 03

Keripik VUB Spudy Agrihorti Umbi VUB Spudy Agrihorti

Gambar 3. Umbi dan keripik kentang varietas Spudy Agrihorti

Gambar 5. Keprok SoE86 Agrihorti

Page 39: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura26

Gambar 6. Krisan Cintia Agrihort

Gambar 7. Krisan Delisa Agrihort

Gambar 8. Krisan Maruto Agrihort Gambar 9. Krisan Yuliana Agrihort

Gambar 10. Krisan Xanne Agrihorti Gambar 11. Krisan Xavia Agrihorti

Gambar 12. Krisan Kamila Agrihorti Gambar 13. Anggrek Phalaenopsis Adelia Agrihort Agrihort

Gambar 14. Anggrek Phalaenopsis Humaira Agrihorti

Gambar 15. Anggrek Phalaenopsis Arvina Agrihorti

Gambar 16. Anggrek Dendrobium Bigiante

Gambar 17. Anggrek Dendrobium Kumala Agrihorti

Page 40: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

27

Gambar 6. Krisan Cintia Agrihort

Gambar 7. Krisan Delisa Agrihort

Gambar 8. Krisan Maruto Agrihort Gambar 9. Krisan Yuliana Agrihort

Gambar 10. Krisan Xanne Agrihorti Gambar 11. Krisan Xavia Agrihorti

Gambar 12. Krisan Kamila Agrihorti Gambar 13. Anggrek Phalaenopsis Adelia Agrihort Agrihort

Gambar 14. Anggrek Phalaenopsis Humaira Agrihorti

Gambar 15. Anggrek Phalaenopsis Arvina Agrihorti

Gambar 16. Anggrek Dendrobium Bigiante

Gambar 17. Anggrek Dendrobium Kumala Agrihorti

Page 41: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura28

Perbandingan realisasi capaian kinerja VUB antara tahun 2013 sampai 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Indikator Kinerja Realisasi (%)

2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah VUB Hortikultura

87,1 102,9 95,45 108,7 106,25

Perbandingan capaian kinerja VUB terhadap target Renstra (2015-2019) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Indikator Kinerja

Capaian VUB Target Renstra 2015-2019

% Capaian terhadap target

Renstra

2015 2016 2017 2015-2019 2017

Jumlah VUB Hortikultura

21 25 17 118 53,39 14,41

Gambar 18. Grafik perbandingan capaian VUB hortikultura 2013-2017

87,1

102,995,45

108,7106.25

0

20

40

60

80

100

120

2013 2014 2015 2016 2017

Capa

ian

VUB

Hort

ikul

tura

(%)

Tahun

Berdasarkan Renstra 2015-2019, target VUB sebanyak 118 VUB, maka capaian VUB sampai dengan tahun 2017 sebesar 53,39% dengan capaian tahun 2017 sebesar 14,41%.

2. Indikator kinerja kedua dari sasaran kegiatan pertama yaitu jumlah sumberdaya genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi. Adapun capaian realisasi sumber daya genetik buah tropika digambarkan sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

- Jumlah sumberdaya genetik tanaman buah tropika

50 aksesi 54 aksesi 108

Berdasarkan indikator kinerja kedua, yaitu jumlah sumberdaya genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi, maka capaian sumberdaya genetik tanaman buah tropika telah melebihi target, yaitu 54 aksesi (108%) dari 50 aksesi yang ditargetkan dengan kategori sangat berhasil. 54 aksesi buah tropika yang terdiri dari 7 komoditas buah tropika, yaitu buah naga, tin, jambu biji, alpukat, pepaya, durian, dan mangga (Gambar 19).

Gambar 19. Aksesi Buah Tropika

Page 42: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

29

Perbandingan realisasi capaian kinerja VUB antara tahun 2013 sampai 2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Indikator Kinerja Realisasi (%)

2013 2014 2015 2016 2017

Jumlah VUB Hortikultura

87,1 102,9 95,45 108,7 106,25

Perbandingan capaian kinerja VUB terhadap target Renstra (2015-2019) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Indikator Kinerja

Capaian VUB Target Renstra 2015-2019

% Capaian terhadap target

Renstra

2015 2016 2017 2015-2019 2017

Jumlah VUB Hortikultura

21 25 17 118 53,39 14,41

Gambar 18. Grafik perbandingan capaian VUB hortikultura 2013-2017

87,1

102,995,45

108,7106.25

0

20

40

60

80

100

120

2013 2014 2015 2016 2017

Capa

ian

VUB

Hort

ikul

tura

(%)

Tahun

Berdasarkan Renstra 2015-2019, target VUB sebanyak 118 VUB, maka capaian VUB sampai dengan tahun 2017 sebesar 53,39% dengan capaian tahun 2017 sebesar 14,41%.

2. Indikator kinerja kedua dari sasaran kegiatan pertama yaitu jumlah sumberdaya genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi. Adapun capaian realisasi sumber daya genetik buah tropika digambarkan sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

- Jumlah sumberdaya genetik tanaman buah tropika

50 aksesi 54 aksesi 108

Berdasarkan indikator kinerja kedua, yaitu jumlah sumberdaya genetik tanaman buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi, maka capaian sumberdaya genetik tanaman buah tropika telah melebihi target, yaitu 54 aksesi (108%) dari 50 aksesi yang ditargetkan dengan kategori sangat berhasil. 54 aksesi buah tropika yang terdiri dari 7 komoditas buah tropika, yaitu buah naga, tin, jambu biji, alpukat, pepaya, durian, dan mangga (Gambar 19).

Gambar 19. Aksesi Buah Tropika

Page 43: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura30

3. Indikator kinerja ketiga dari sasaran kegiatan pertama yaitu jumlah benih sumber hortikultura. Adapun capaian realisasi benih sumber hortikultura adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

- Jumlah benih sumber bawang merah 650 Kg 26 Kg 4

- Jumlah benih sumber cabai 100 kg 40 Kg 40

- Jumlah benih sumber tanaman jeruk dan buah subtropika lainnya

5.000 tanaman 9.444 tanaman

188,88

Berdasarkan indikator kinerja ketiga, yaitu jumlah benih sumber hortikultura capaian realisasi berkisar antara 2,5 s.d. 188,8%, rata-rata sebesar 77,13% dengan kategori cukup berhasil. Secara keseluruhan benih sumber hortikultura belum memenuhi target yang telah ditetapkan. Capaian benih-benih sumber hortikultura yang dihasilkan pada tahun 2017 tersebut adalah sebaga berikut: dihasilkan 16 kg (2,5%) benih sumber bawang merah True Shallot Seed (TSS) dari target 650 kg ; sebanyak 40 kg (40%) benih sumber cabai dari target 100 kg. Kategori dari kedua jenis benih sumber tersebut di atas tidak berhasil. Namun capaian benih sumber jeruk dan buah subtropika (Gambar 20) melebihi target, yaitu 9.444 batang (188,8%) dengan kategori sangat berhasil, hal ini disebabkan terdapat pemesanan benih sumber jeruk dan buah subtropika pada saat tahun berjalan yang melebihi target yang sudah direncanakan.

Ketidakberhasilan capaian benih sumber bawang merah TSS dikarenakan mengalami gagal panen di semua lokasi penanaman (di Lembang, Jawa Barat; Batu Malang, Jawa Timur; serta di Gurgur dan Silangit, Sumatera Utara). Hal ini disebabkan pada saat vase pembungaan dan pembentukan biji bawang merah, yang diprediksi sudah mulai kemarau ternyata curah hujannya masih tinggi dan banyak berkabut, sehingga serangan penyakit alternaria dan Stempylium pada tangkai bunga bawang merah sangat tinggi, walaupun penyemprotan fungisida telah dilakukan secara intensif (2x sehari) serangan penyakit menyebabkan bunga menjadi layu, daun mengering dan pada akhirnya tidak menghasilkan biji (keterangan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6).

Sementara itu, tidak tercapainya target produksi benih sumber cabai merah hibrida, disebabkan rendemen benih dari yang diproduksi lebih rendah dari rendemen benih yang digunakan pada saat perencanaan. Hal ini kemungkinan dikarenakan beberapa hal, antara lain tingkat keberhasilan

persilangan yang dilakukan. Keberhasilan persilangan antara lain dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, viabilitas polen, dll. Sehingga ke depannya perhitungan kebutuhan populasi tanaman betina untuk produksi benih hibrida Inata Agrihorti sebaiknya mengacu pada hasil (rendemen/bobot benih per tanaman) di tahun 2017 (skala besar) Lampiran 7.

Perbandingan realisasi capain kinerja benih sumber hortikultura dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Indikator Kinerja

Realisasi (%)

2013 2014 2015 2016 2017

- Jumlah benih sumber kentang

120 150,4 324,47 249,29

- Jumlah benih sumber TSS

17

- Jumlah benih sumber bawang merah dan sayuran potensial lain

75,9 113,6 104,2 100,17

- Jumlah benih sumber cabai

132,33 31,3

- Jumlah benih sumber buah tropika

102,5 100 119,8 104,42 100

- Jumlah benih sumber anggrek dan tanaman hias lainnya

380,7 235,6 117,8 111,49

Jumlah benih sumber krisan

164,1 121,2 107,5 100,22

- Jumlah benih sumber jeruk dan buah

139,1 223,6 140 228,3 188.8

Gambar 20. Benih sumber tanaman jeruk

Page 44: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

31

3. Indikator kinerja ketiga dari sasaran kegiatan pertama yaitu jumlah benih sumber hortikultura. Adapun capaian realisasi benih sumber hortikultura adalah sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

- Jumlah benih sumber bawang merah 650 Kg 26 Kg 4

- Jumlah benih sumber cabai 100 kg 40 Kg 40

- Jumlah benih sumber tanaman jeruk dan buah subtropika lainnya

5.000 tanaman 9.444 tanaman

188,88

Berdasarkan indikator kinerja ketiga, yaitu jumlah benih sumber hortikultura capaian realisasi berkisar antara 2,5 s.d. 188,8%, rata-rata sebesar 77,13% dengan kategori cukup berhasil. Secara keseluruhan benih sumber hortikultura belum memenuhi target yang telah ditetapkan. Capaian benih-benih sumber hortikultura yang dihasilkan pada tahun 2017 tersebut adalah sebaga berikut: dihasilkan 16 kg (2,5%) benih sumber bawang merah True Shallot Seed (TSS) dari target 650 kg ; sebanyak 40 kg (40%) benih sumber cabai dari target 100 kg. Kategori dari kedua jenis benih sumber tersebut di atas tidak berhasil. Namun capaian benih sumber jeruk dan buah subtropika (Gambar 20) melebihi target, yaitu 9.444 batang (188,8%) dengan kategori sangat berhasil, hal ini disebabkan terdapat pemesanan benih sumber jeruk dan buah subtropika pada saat tahun berjalan yang melebihi target yang sudah direncanakan.

Ketidakberhasilan capaian benih sumber bawang merah TSS dikarenakan mengalami gagal panen di semua lokasi penanaman (di Lembang, Jawa Barat; Batu Malang, Jawa Timur; serta di Gurgur dan Silangit, Sumatera Utara). Hal ini disebabkan pada saat vase pembungaan dan pembentukan biji bawang merah, yang diprediksi sudah mulai kemarau ternyata curah hujannya masih tinggi dan banyak berkabut, sehingga serangan penyakit alternaria dan Stempylium pada tangkai bunga bawang merah sangat tinggi, walaupun penyemprotan fungisida telah dilakukan secara intensif (2x sehari) serangan penyakit menyebabkan bunga menjadi layu, daun mengering dan pada akhirnya tidak menghasilkan biji (keterangan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6).

Sementara itu, tidak tercapainya target produksi benih sumber cabai merah hibrida, disebabkan rendemen benih dari yang diproduksi lebih rendah dari rendemen benih yang digunakan pada saat perencanaan. Hal ini kemungkinan dikarenakan beberapa hal, antara lain tingkat keberhasilan

persilangan yang dilakukan. Keberhasilan persilangan antara lain dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, viabilitas polen, dll. Sehingga ke depannya perhitungan kebutuhan populasi tanaman betina untuk produksi benih hibrida Inata Agrihorti sebaiknya mengacu pada hasil (rendemen/bobot benih per tanaman) di tahun 2017 (skala besar) Lampiran 7.

Perbandingan realisasi capain kinerja benih sumber hortikultura dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Indikator Kinerja

Realisasi (%)

2013 2014 2015 2016 2017

- Jumlah benih sumber kentang

120 150,4 324,47 249,29

- Jumlah benih sumber TSS

17

- Jumlah benih sumber bawang merah dan sayuran potensial lain

75,9 113,6 104,2 100,17

- Jumlah benih sumber cabai

132,33 31,3

- Jumlah benih sumber buah tropika

102,5 100 119,8 104,42 100

- Jumlah benih sumber anggrek dan tanaman hias lainnya

380,7 235,6 117,8 111,49

Jumlah benih sumber krisan

164,1 121,2 107,5 100,22

- Jumlah benih sumber jeruk dan buah

139,1 223,6 140 228,3 188.8

Gambar 20. Benih sumber tanaman jeruk

Page 45: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura32

Indikator Kinerja

Realisasi (%)

2013 2014 2015 2016 2017

subtropika

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2017, Puslitbang Hortikultura hanya memproduksi empat jenis benih sumber yaitu bawang merah, cabai, buah tropika serta jeruk dan buah subtropika. Untuk benih sumber lainnya tidak diproduksi pada tahun 2017, hal ini dikarenakan benih sumber yang lainnya masuk dalam kegiatan APBNP dan KP4S. Pada Tabel tersebut terlihat bahwa benih sumber TSS dan cabai tidak tercapai pada tahun 2017.

Untuk mencapai sasaran kegiatan 2, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu Jumlah Teknologi Hortikultura Unggul menuju Pertanian Bioindustri. Adapun pencapaian target teknologi hortikultura dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Teknologi Hortikultura Berbasis Pertanian Bioindustri

8 8 100

Terdiri dari teknologi tanaman :

- Sayuran 2 2 100

- Buah tropika 2 2 100

- Hias 2 2 100

- Jeruk dan buah subtropika 2 2 100

Sasaran Kegiatan 2 :

Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

Berdasarkan sasaran kegiatan 2 dengan indikator kinerja Jumlah Teknologi Hortikultura Berbasis Pertanian Bioindustri, capaian realisasi teknologi hortikultura pada tahun 2017 telah sesuai dengan target, yaitu 8 teknologi (100%). Hal ini menunjukkan kategori sangat berhasil.

Teknologi hortikultura berbasis pertanian bioindustri yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 adalah sebagai berikut: (1) Paket Teknologi Budidaya Bawang Merah Produksi 40 Ton/Ha Off Season (Gambar 21); (2) Paket Teknologi Produksi Cabai Dengan Produktivitas >20t/Ha Off Season (Gambar 22) ; (3) Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Phalaenopsis Secara In Vitro (Gambar 23); (4) Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Dendrobium Berbasis Sistem Kultur Padat Dan Cair (Gambar 24); (5) Teknologi Produksi Mangga Efisien Air Yang Mendukung Off Season Mangga; (6) Teknologi Pemupukan Kalsium Untuk Mengurangi Getah Kuning; (7) Prototipe Pupuk Slow Release Untuk Tanaman Jeruk Belum Menghasilkan; (8) Teknologi Expert System dan Forecasting Untuk Hama Kutu Sisik (Aonidiella auranti) dan Penyakit Embun Tepung (Oidium tingitanium Carter). Pada Tanaman Jeruk Berbasis Teknologi Informasi (Gambar 27). Keunggulan ke delapan teknologi hortikultura berbasis pertanian bioindustri yang dihasilkan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 5.

Beberapa tampilan teknologi hortikultura berbasis pertanian bioindustri yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura dapat dilihat di bawah ini.

Page 46: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

33

Indikator Kinerja

Realisasi (%)

2013 2014 2015 2016 2017

subtropika

Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2017, Puslitbang Hortikultura hanya memproduksi empat jenis benih sumber yaitu bawang merah, cabai, buah tropika serta jeruk dan buah subtropika. Untuk benih sumber lainnya tidak diproduksi pada tahun 2017, hal ini dikarenakan benih sumber yang lainnya masuk dalam kegiatan APBNP dan KP4S. Pada Tabel tersebut terlihat bahwa benih sumber TSS dan cabai tidak tercapai pada tahun 2017.

Untuk mencapai sasaran kegiatan 2, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja yaitu Jumlah Teknologi Hortikultura Unggul menuju Pertanian Bioindustri. Adapun pencapaian target teknologi hortikultura dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Teknologi Hortikultura Berbasis Pertanian Bioindustri

8 8 100

Terdiri dari teknologi tanaman :

- Sayuran 2 2 100

- Buah tropika 2 2 100

- Hias 2 2 100

- Jeruk dan buah subtropika 2 2 100

Sasaran Kegiatan 2 :

Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

Berdasarkan sasaran kegiatan 2 dengan indikator kinerja Jumlah Teknologi Hortikultura Berbasis Pertanian Bioindustri, capaian realisasi teknologi hortikultura pada tahun 2017 telah sesuai dengan target, yaitu 8 teknologi (100%). Hal ini menunjukkan kategori sangat berhasil.

Teknologi hortikultura berbasis pertanian bioindustri yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 adalah sebagai berikut: (1) Paket Teknologi Budidaya Bawang Merah Produksi 40 Ton/Ha Off Season (Gambar 21); (2) Paket Teknologi Produksi Cabai Dengan Produktivitas >20t/Ha Off Season (Gambar 22) ; (3) Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Phalaenopsis Secara In Vitro (Gambar 23); (4) Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Dendrobium Berbasis Sistem Kultur Padat Dan Cair (Gambar 24); (5) Teknologi Produksi Mangga Efisien Air Yang Mendukung Off Season Mangga; (6) Teknologi Pemupukan Kalsium Untuk Mengurangi Getah Kuning; (7) Prototipe Pupuk Slow Release Untuk Tanaman Jeruk Belum Menghasilkan; (8) Teknologi Expert System dan Forecasting Untuk Hama Kutu Sisik (Aonidiella auranti) dan Penyakit Embun Tepung (Oidium tingitanium Carter). Pada Tanaman Jeruk Berbasis Teknologi Informasi (Gambar 27). Keunggulan ke delapan teknologi hortikultura berbasis pertanian bioindustri yang dihasilkan tersebut dapat dilihat pada Lampiran 5.

Beberapa tampilan teknologi hortikultura berbasis pertanian bioindustri yang dihasilkan Puslitbang Hortikultura dapat dilihat di bawah ini.

Page 47: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura34

Varietas Mega Top Varietas Lingga

Varietas PM 99 Varietas Kencana

Gambar 22. Paket Teknologi Produksi Cabai Dengan Produktivitas >20t/Ha Off Season

Gambar 23. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Phalaenopsis Secara In Vitro; Respon Eksplan Daun Anggrek Phalaenopsis Terhadap Beberapa Media Kultur Padat

Gambar 24. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Dendrobium Berbasis Sistem Kultur Padat Dan Cair; Variasi Respon Arah Morfogenesis Pada Tahap Inisiasi Kalus/Plbs/Tunas Anggrek Dendrobium Terhadap Beberapa Media Kultur Padat

Gambar 25. Proses Pembuatan Kompos Batang Pisang

Page 48: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

35

Varietas Mega Top Varietas Lingga

Varietas PM 99 Varietas Kencana

Gambar 22. Paket Teknologi Produksi Cabai Dengan Produktivitas >20t/Ha Off Season

Gambar 23. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Phalaenopsis Secara In Vitro; Respon Eksplan Daun Anggrek Phalaenopsis Terhadap Beberapa Media Kultur Padat

Gambar 24. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Dendrobium Berbasis Sistem Kultur Padat Dan Cair; Variasi Respon Arah Morfogenesis Pada Tahap Inisiasi Kalus/Plbs/Tunas Anggrek Dendrobium Terhadap Beberapa Media Kultur Padat

Gambar 25. Proses Pembuatan Kompos Batang Pisang

Page 49: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura36

Perbandingan realisasi capaian kinerja teknologi hortikultura dari tahun 2013 – 2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Indikator Kinerja Realisasi (%)

2013 2014 2015 2016 2017

- Jumlah Teknologi Hortikultura Berbasis Pertanian Bioindustri

108,3 100 105 104,76 100

Gambar 26. Profil Remote Sensing Untuk Monitoring Hama Tanaman Jeruk

Berdasakan Gambar 27 grafik di atas menunjukkan bahwa teknologi yang dihasilkan oleh Puslitbang Hortikultura dari tahun 2013 hingga tahun 2017 selalu memenuhi sampai melebihi target yang sudah ditetapkan yaitu ≥ 100%. Capaian yang sangat memuaskan ini tidak terlepas dari peran serta ke empat Balit Lingkup Puslitbang Hortikultura yang menangani tanaman sayuran, tanaman buah tropika, tanaman jeruk dan buah subtropika serta tanaman hias.

Dari grafik terlihat capaian teknologi tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 108,3%, yang kemudian diikuti pada tahun 2015 yaitu sebesar 105% dan tahun 2016 yaitu 104,76%. Sedangkan capaian untuk tahun lainnya relatif sama yaitu sebesar 100%, artinya Puslitbang Hortikultura telah dapat memenuhi kinerjanya dengan memenuhi target teknologi yang telah ditetapkan.

108,3

100

105 104,76

10099

100

101

102103

104

105

106

107

108

109

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Capa

ian

Tekn

olog

i Hor

tikul

tura

(%)

Tahun

Gambar 27. Grafik perbandingan capaian teknologi hortikultura 2013-2017

Page 50: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

37

Perbandingan realisasi capaian kinerja teknologi hortikultura dari tahun 2013 – 2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Indikator Kinerja Realisasi (%)

2013 2014 2015 2016 2017

- Jumlah Teknologi Hortikultura Berbasis Pertanian Bioindustri

108,3 100 105 104,76 100

Gambar 26. Profil Remote Sensing Untuk Monitoring Hama Tanaman Jeruk

Berdasakan Gambar 27 grafik di atas menunjukkan bahwa teknologi yang dihasilkan oleh Puslitbang Hortikultura dari tahun 2013 hingga tahun 2017 selalu memenuhi sampai melebihi target yang sudah ditetapkan yaitu ≥ 100%. Capaian yang sangat memuaskan ini tidak terlepas dari peran serta ke empat Balit Lingkup Puslitbang Hortikultura yang menangani tanaman sayuran, tanaman buah tropika, tanaman jeruk dan buah subtropika serta tanaman hias.

Dari grafik terlihat capaian teknologi tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 108,3%, yang kemudian diikuti pada tahun 2015 yaitu sebesar 105% dan tahun 2016 yaitu 104,76%. Sedangkan capaian untuk tahun lainnya relatif sama yaitu sebesar 100%, artinya Puslitbang Hortikultura telah dapat memenuhi kinerjanya dengan memenuhi target teknologi yang telah ditetapkan.

108,3

100

105 104,76

10099

100

101

102103

104

105

106

107

108

109

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Capa

ian

Tekn

olog

i Hor

tikul

tura

(%)

Tahun

Gambar 27. Grafik perbandingan capaian teknologi hortikultura 2013-2017

Page 51: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura38

Perbandingan capaian kinerja teknologi terhadap target Renstra (2015-2019) dapat dilihat pada tabel berikut:

Indikator Kinerja

Capaian Teknologi Target Renstra 2015-2019

% Capaian terhadap target

Renstra

2015 2016 2017 2015-2019 2017

Jumlah Teknologi Hortikultura

21 21 8 103 48,54 7,77

Sasaran Kegiatan 3 :

Tersedianya rekomendasi kebijakan yang mendukung bioindustri berkelanjutan

Sasaran kegiatan ketiga yaitu tersedianya rekomendasi kebijakan yang mendukung bioindustri berkelanjutan. Untuk mencapai sasaran kegiatan ke tiga tersebut diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja, yaitu Jumlah Rekomendasi Kebijakan Litbang Hortikultura. Capaian realisasi indikator rekomendasi dapat dilihat sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura

2 Rekomendasi 2 100

Pada tahun 2017 capaian realisasi kinerja dari indikator rekomendasi kebijakan litbang hortikultura mencapai 2 rekomendasi (100%) dari 2 rekomendasi yang ditargetkan, dengan kategori sangat berhasil. Kedua rekomendasi tersebut terkait dengan 1) Penggunaan TSS sebagai alternatif benih bawang merah; 2) Rekomendasi kebijakan pengembangan Kabupaten Solok sebagai daerah penyangga produksi bawang merah nasional. Secara lengkap rekomendsi kebijakan litbang hortikultura yang dihasilkan tersebut adalah

1. Puslitbang hortikultura telah menghasilkan paket teknologi Produksi Lipat Ganda (PROLIGA) bawang merah yang salah satu komponen teknologinya adalah penggunaan TSS sebagai benih. Penggunaan TSS dapat

mengurangi biaya produksi terutama pada komponen benih. Teknologi TSS sebenarnya bukan teknologi baru namun merupakan cara pandang baru dalam penyediaan benih bawang merah. Sebelumnya tahun 2007-2008 penggunaan TSS sebagai benih sudah diinisiasi di Kabupaten Brebes. Namun penggunaan TSS ini tidak berkembang. Hasil survey benchmarking budidaya bawang merah dengan benih TSS menunjukkan bahwa banyak kendala di lapangan terutama pada saat pindah tanam karena memerlukan keterampilan dan tenaga kerja dalam jumlah besar dan setelah pindah tanam dimana daya tumbuhnya rendah. Disamping itu waktu budidaya bawang merah dengan benih TSS lebih lama dibandingkan dengan umbi. Selain itu dari sisi pemasaran, bawang merah asal TSS varietas Tuktuk kurang disukai oleh pasar. Namun terdapat keuntungan dari penggunaan TSS sebagai benih, terutama pada saat harga bawang merah konsumsi naik yang akan berimbas kepada naiknya harga benih umbi. Oleh karena itu, penggunaan TSS direkomendasikan sebagai alternatif pada saat harga benih umbi mahal.

2. Kabupaten Solok merupakan salah satu sentra produksi bawang merah nasional yang berpotensi untuk menjadi daerah penyangga produksi terutama pada saat sentra produksi utama menurun produksinya. Kabupaten Solok memiliki angka koefisien keragaman produksi bulanan paling kecil diantara seluruh sentra produksi bawang merah yang ada di Indonesia, yang artinya produksi bawang merah di Kabupaten Solok hampir stabil sepanjang tahun, tidak seperti sentra-sentra produksi utama lainnya yang produksi bawang merahnya musiman. Sebuah survey dilakukan untuk mengetahui karakteristik rantai nilai agribisnis bawang merah di Kabupaten Solok. Hasil survey menunjukkan bahwa biaya usahatani bawang merah di Kabupaten Solok termasuk efisien karena petani biasa menggunakan benih sendiri. Selain itu dari segi penyediaan benih petani sudah relati mandiri tidak tergantung kepada daerah lain dan relatif fanatik dengan varietas lokal. Dari studi dasar untuk pengembangan kawasan beberapa rekomendasi yang perlu menjadi prioritas dalam pengembangan kawasan adalah penyuluhan mengenai PHT bawang merah, memberikan akses informasi harga, menstabilkan harga bawang merah melalui kelembagaan dan perluasan pasar, memperkuat lembaga pemodalan, dan membangun serta mengoptimalkan sarana prasarana pascapanen. Perbandingan capaian kinerja rekomendasi kebijakan hortikultura terhadap target Renstra (2015-2019) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 52: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

39

Perbandingan capaian kinerja teknologi terhadap target Renstra (2015-2019) dapat dilihat pada tabel berikut:

Indikator Kinerja

Capaian Teknologi Target Renstra 2015-2019

% Capaian terhadap target

Renstra

2015 2016 2017 2015-2019 2017

Jumlah Teknologi Hortikultura

21 21 8 103 48,54 7,77

Sasaran Kegiatan 3 :

Tersedianya rekomendasi kebijakan yang mendukung bioindustri berkelanjutan

Sasaran kegiatan ketiga yaitu tersedianya rekomendasi kebijakan yang mendukung bioindustri berkelanjutan. Untuk mencapai sasaran kegiatan ke tiga tersebut diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja, yaitu Jumlah Rekomendasi Kebijakan Litbang Hortikultura. Capaian realisasi indikator rekomendasi dapat dilihat sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura

2 Rekomendasi 2 100

Pada tahun 2017 capaian realisasi kinerja dari indikator rekomendasi kebijakan litbang hortikultura mencapai 2 rekomendasi (100%) dari 2 rekomendasi yang ditargetkan, dengan kategori sangat berhasil. Kedua rekomendasi tersebut terkait dengan 1) Penggunaan TSS sebagai alternatif benih bawang merah; 2) Rekomendasi kebijakan pengembangan Kabupaten Solok sebagai daerah penyangga produksi bawang merah nasional. Secara lengkap rekomendsi kebijakan litbang hortikultura yang dihasilkan tersebut adalah

1. Puslitbang hortikultura telah menghasilkan paket teknologi Produksi Lipat Ganda (PROLIGA) bawang merah yang salah satu komponen teknologinya adalah penggunaan TSS sebagai benih. Penggunaan TSS dapat

mengurangi biaya produksi terutama pada komponen benih. Teknologi TSS sebenarnya bukan teknologi baru namun merupakan cara pandang baru dalam penyediaan benih bawang merah. Sebelumnya tahun 2007-2008 penggunaan TSS sebagai benih sudah diinisiasi di Kabupaten Brebes. Namun penggunaan TSS ini tidak berkembang. Hasil survey benchmarking budidaya bawang merah dengan benih TSS menunjukkan bahwa banyak kendala di lapangan terutama pada saat pindah tanam karena memerlukan keterampilan dan tenaga kerja dalam jumlah besar dan setelah pindah tanam dimana daya tumbuhnya rendah. Disamping itu waktu budidaya bawang merah dengan benih TSS lebih lama dibandingkan dengan umbi. Selain itu dari sisi pemasaran, bawang merah asal TSS varietas Tuktuk kurang disukai oleh pasar. Namun terdapat keuntungan dari penggunaan TSS sebagai benih, terutama pada saat harga bawang merah konsumsi naik yang akan berimbas kepada naiknya harga benih umbi. Oleh karena itu, penggunaan TSS direkomendasikan sebagai alternatif pada saat harga benih umbi mahal.

2. Kabupaten Solok merupakan salah satu sentra produksi bawang merah nasional yang berpotensi untuk menjadi daerah penyangga produksi terutama pada saat sentra produksi utama menurun produksinya. Kabupaten Solok memiliki angka koefisien keragaman produksi bulanan paling kecil diantara seluruh sentra produksi bawang merah yang ada di Indonesia, yang artinya produksi bawang merah di Kabupaten Solok hampir stabil sepanjang tahun, tidak seperti sentra-sentra produksi utama lainnya yang produksi bawang merahnya musiman. Sebuah survey dilakukan untuk mengetahui karakteristik rantai nilai agribisnis bawang merah di Kabupaten Solok. Hasil survey menunjukkan bahwa biaya usahatani bawang merah di Kabupaten Solok termasuk efisien karena petani biasa menggunakan benih sendiri. Selain itu dari segi penyediaan benih petani sudah relati mandiri tidak tergantung kepada daerah lain dan relatif fanatik dengan varietas lokal. Dari studi dasar untuk pengembangan kawasan beberapa rekomendasi yang perlu menjadi prioritas dalam pengembangan kawasan adalah penyuluhan mengenai PHT bawang merah, memberikan akses informasi harga, menstabilkan harga bawang merah melalui kelembagaan dan perluasan pasar, memperkuat lembaga pemodalan, dan membangun serta mengoptimalkan sarana prasarana pascapanen. Perbandingan capaian kinerja rekomendasi kebijakan hortikultura terhadap target Renstra (2015-2019) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 53: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura40

Indikator Kinerja

Realisasi (%)

2013 2014 2015 2016 2017

- Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura

200 300 133,33 200 100

Berdasarkan Gambar 28 di atas, terlihat bahwa dari tahun 2013 hingga tahun 2017 Puslitbang Hortikultura telah menghasilkan rekomendasi kebijakan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Bahkan pada empat tahun sebelumnya capaian rekomendasi Puslitbang Hortikultura melebihi dari target yang ditentukan. Capaian tertinggi pada tahun 2014 yaitu 300% kemudian diikuti pada tahun 2013 dan 2016 yaitu 200%. Banyaknya rekomendasi yang dikeluarkan oleh Puslitbang Hortikultura erat kaitannya dengan banyaknya issue yang dikaji serta ketersediaan anggaran.

Perbandingan capaian kinerja rekomendasi litbang hortikultura terhadap target Renstra (2015-2019) dapat dilihat pada tabel berikut:

Gambar 28. Grafik perbandingan capaian jumlah rekomendasi hortikultura 2013-2017

200

300

133,33

200

100

0

50

100

150

200

250

300

350

2013 2014 2015 2016 2017

Capa

ian

Reko

men

dasi

Ho

rtik

ultu

ra (%

)

Tahun

Indikator Kinerja

Capaian rekomendasi litbang hortikultura

Target Renstra 2015-2019

% Capaian terhadap target

Renstra

2015 2016 2017 2015-2019 2016

Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura

4 4 2 10 100 20

Sasaran Kegiatan 4 :

Terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura

Sasaran kegiatan keempat yaitu terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura. Untuk mencapai sasaran kegiatan keempat, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja yaitu, 1) Jumlah kerjasama nasional dan internasional dan 2) Teknologi yang didiseminasikan. Pada PK tahun 2017 hanya terdapat satu indikator kinerja yaitu jumlah diseminasi inovasi hortikultura. Capaian realisasi indikator kinerja di atas dapat dilihat sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Teknologi yang didiseminasikan 9 15 166,67

oleh:

- Puslitbang Hortikultura 4 10 250

- Balitsa 2 2 100

- Balitbu 1 1 100

- Balithi 1 1 100

- Balitjestro 1 1 100

Capaian realisasi kinerja diseminasi telah melebihi target yang ditetapkan, yaitu 15 teknologi yang didiseminasikan (166,67%) dari target 9 teknologi dengan kategori sangat berhasil. Hal ini tidak terlepas dari ketercapaian Puslitbanghortikultura sebesar 250% yang dikarenakan pada TA. 2017 merupakan awal dimulainya tahun perbenihan hortikultura melalui penganggaran

Page 54: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

41

Indikator Kinerja

Realisasi (%)

2013 2014 2015 2016 2017

- Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura

200 300 133,33 200 100

Berdasarkan Gambar 28 di atas, terlihat bahwa dari tahun 2013 hingga tahun 2017 Puslitbang Hortikultura telah menghasilkan rekomendasi kebijakan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Bahkan pada empat tahun sebelumnya capaian rekomendasi Puslitbang Hortikultura melebihi dari target yang ditentukan. Capaian tertinggi pada tahun 2014 yaitu 300% kemudian diikuti pada tahun 2013 dan 2016 yaitu 200%. Banyaknya rekomendasi yang dikeluarkan oleh Puslitbang Hortikultura erat kaitannya dengan banyaknya issue yang dikaji serta ketersediaan anggaran.

Perbandingan capaian kinerja rekomendasi litbang hortikultura terhadap target Renstra (2015-2019) dapat dilihat pada tabel berikut:

Gambar 28. Grafik perbandingan capaian jumlah rekomendasi hortikultura 2013-2017

200

300

133,33

200

100

0

50

100

150

200

250

300

350

2013 2014 2015 2016 2017

Capa

ian

Reko

men

dasi

Ho

rtik

ultu

ra (%

)

Tahun

Indikator Kinerja

Capaian rekomendasi litbang hortikultura

Target Renstra 2015-2019

% Capaian terhadap target

Renstra

2015 2016 2017 2015-2019 2016

Jumlah rekomendasi kebijakan litbang hortikultura

4 4 2 10 100 20

Sasaran Kegiatan 4 :

Terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura

Sasaran kegiatan keempat yaitu terselenggaranya kerjasama dan diseminasi inovasi hortikultura. Untuk mencapai sasaran kegiatan keempat, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja yaitu, 1) Jumlah kerjasama nasional dan internasional dan 2) Teknologi yang didiseminasikan. Pada PK tahun 2017 hanya terdapat satu indikator kinerja yaitu jumlah diseminasi inovasi hortikultura. Capaian realisasi indikator kinerja di atas dapat dilihat sebagai berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Teknologi yang didiseminasikan 9 15 166,67

oleh:

- Puslitbang Hortikultura 4 10 250

- Balitsa 2 2 100

- Balitbu 1 1 100

- Balithi 1 1 100

- Balitjestro 1 1 100

Capaian realisasi kinerja diseminasi telah melebihi target yang ditetapkan, yaitu 15 teknologi yang didiseminasikan (166,67%) dari target 9 teknologi dengan kategori sangat berhasil. Hal ini tidak terlepas dari ketercapaian Puslitbanghortikultura sebesar 250% yang dikarenakan pada TA. 2017 merupakan awal dimulainya tahun perbenihan hortikultura melalui penganggaran

Page 55: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura42

dari APBNP. Program perbenihan hortikultura meliputi mangga, durian, jeruk, jengkol, pete, bawang merah, bawang putih, dan lainnya yang berdampak terhadap banyaknya permintaan inovasi teknologi hortikultura dari stakeholder. Hasil dari kinerja teknologi yang didiseminasi tahun 2017 secara lengkap adalah sebagai berikut:

1. Teknologi Perbenihan Bawang Merah Dari Biji (True Seed of Shallot=TSS).

2. Teknologi Produksi Lipat Ganda (PROLIGA) Bawang Merah.

3. Teknologi PROLIGA Cabai Merah.

4. Varietas Unggul Baru (VUB) Jeruk Lemon Tanpa Biji (Montaji)

5. Teknologi Pupuk Lengkap Lepas Lambat (PUKAP) Jestro.

6. Teknologi inovasi Mangga Gadung 21 yang popular dengan sebutan Mangga Alpokat.

7. VUB Mangga Agri Gardina 45 (Mangga Pisang)

8. VUB Mangga Garifta Merah

9. Inovasi teknologi krisan (10 varietas krisan, yaitu Suciono, Marimar, Merah Hayani, Soca Kawani, Yulita, Riri Kulo, Sintanur, Kineta, Marina, dan Naweswari)

10. Pupuk Hayati Gliocompos

11. Dukungan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura

12. Diseminasi Inovasi Teknologi Mendukung UPSUS Swasembada Bawang Merah dan Cabai

13. Diseminasi Inovasi Teknologi Mendukung UPSUS Swasembada Bawang Merah dan Cabai meliputi kegiatan untuk mendukung UPSUS dan TTP, yaitu: pengiriman benih sumber ke 11 lokasi, pengiriman 4 orang detasir, serta penyediaan tenaga ahli/narasumber untuk 29 kegiatan.

14. Teknologi VUB krisan mendukung diseminasi inovasi teknologi tanaman hias melalui kerjasama lintas kawasan pengembangan tanaman hias. Kegiatan ini diselenggarakan di Kabupaten Wonosobo (Jawa Tengah) pada tanggal 22 Nopember 2017 dengan tema Sosialisasi Forum Komunikasi Kerjasama Lintas Kawasan Florikultura (Floriculture Belt). Sosialisasi tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan Pemerintan Daerah Kabupaten Wonosobo yang difasilitasi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Wonosobo.

15. Inovasi teknologi budidaya manggis di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Riau. Pengembangan manggis di Kecamatan tersebut sudah berlangsung ± 9 tahun seluas 100 ha (10.000 tanaman) meskipun terjadi musibah kebakaran, sampai pada tahun 2017 tanaman masih bertahan

(5.000 tanaman) dengan luas 50 Ha. Pendampingan teknologi dilakukan untuk memberikan motivasi kepada petani dan dinas terkait. Inovasi teknologi budidaya yang telah diaplikasikan, antara lain pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama penyakit tanaman manggis. Diharapkan dengan inovasi teknologi tersebut, produksi mangga semakin meningkat.

16. Diseminasi Teknologi Top Working dengan menggunakan varietas Pamindo Agrihorti. Dilakukan pada tahun 2017 kepada petani Pamelo di Kabupaten Pangkep dan BPTP Sulawesi Selatan. Dampak yang diperoleh yaitu: 1) Petani dapat menanam varietas baru untuk menggantikan varietas Pamelo yang telah berumur puluhan tahun, dan 2) VUB Pamindo Agrihorti segera menyebar ke wilayah pengembangan Pamelo di kebun petani dan segera dapat panen lebih cepat karena di top working pada tanaman dewasa milik petani.

3.2.2. Outcome Pengukuran indikator hasil seringkali rancu dengan pengukuran indikator keluaran. Indikator outcome lebih utama daripada sekedar output. Walaupun produk telah berhasil dicapai dengan baik belum tentu secara outcome kegiatan telah tercapai. Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin menyangkut kepentingan banyak pihak. Dengan indikator outcome instansi dapat mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi masyarakat (https://danang651.wordpress.com/2010/03/30/indikator-kinerja-input-proses-output-outcome/.

Berdasarkan capaian kinerja yang telah dicapai Puslitbang Hortikultura selama kegiatan tahun 2017 teridentifikasi beberapa output berpotensi menjadi outcome dan kegiatan yang dihasilkan pada tahun-tahun sebelumnya telah menjadi outcome diantaranya:

1. Benih sumber hortikultura telah terdistribusi ke 29 provinsi, 33 BPTP, dan 24 Pertanian Dinas Pertanian di seluruh Indonesia diantaranya Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Papua, dan Papua Barat.

2. Publikasi hasil-hasil penelitian dapat diadopsi oleh seluruh stakeholder. Informasi Inovasi teknologi budidaya juga tersedia yang dapat di akses

Page 56: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

43

dari APBNP. Program perbenihan hortikultura meliputi mangga, durian, jeruk, jengkol, pete, bawang merah, bawang putih, dan lainnya yang berdampak terhadap banyaknya permintaan inovasi teknologi hortikultura dari stakeholder. Hasil dari kinerja teknologi yang didiseminasi tahun 2017 secara lengkap adalah sebagai berikut:

1. Teknologi Perbenihan Bawang Merah Dari Biji (True Seed of Shallot=TSS).

2. Teknologi Produksi Lipat Ganda (PROLIGA) Bawang Merah.

3. Teknologi PROLIGA Cabai Merah.

4. Varietas Unggul Baru (VUB) Jeruk Lemon Tanpa Biji (Montaji)

5. Teknologi Pupuk Lengkap Lepas Lambat (PUKAP) Jestro.

6. Teknologi inovasi Mangga Gadung 21 yang popular dengan sebutan Mangga Alpokat.

7. VUB Mangga Agri Gardina 45 (Mangga Pisang)

8. VUB Mangga Garifta Merah

9. Inovasi teknologi krisan (10 varietas krisan, yaitu Suciono, Marimar, Merah Hayani, Soca Kawani, Yulita, Riri Kulo, Sintanur, Kineta, Marina, dan Naweswari)

10. Pupuk Hayati Gliocompos

11. Dukungan Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura

12. Diseminasi Inovasi Teknologi Mendukung UPSUS Swasembada Bawang Merah dan Cabai

13. Diseminasi Inovasi Teknologi Mendukung UPSUS Swasembada Bawang Merah dan Cabai meliputi kegiatan untuk mendukung UPSUS dan TTP, yaitu: pengiriman benih sumber ke 11 lokasi, pengiriman 4 orang detasir, serta penyediaan tenaga ahli/narasumber untuk 29 kegiatan.

14. Teknologi VUB krisan mendukung diseminasi inovasi teknologi tanaman hias melalui kerjasama lintas kawasan pengembangan tanaman hias. Kegiatan ini diselenggarakan di Kabupaten Wonosobo (Jawa Tengah) pada tanggal 22 Nopember 2017 dengan tema Sosialisasi Forum Komunikasi Kerjasama Lintas Kawasan Florikultura (Floriculture Belt). Sosialisasi tersebut dilaksanakan bekerjasama dengan Pemerintan Daerah Kabupaten Wonosobo yang difasilitasi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Wonosobo.

15. Inovasi teknologi budidaya manggis di Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Riau. Pengembangan manggis di Kecamatan tersebut sudah berlangsung ± 9 tahun seluas 100 ha (10.000 tanaman) meskipun terjadi musibah kebakaran, sampai pada tahun 2017 tanaman masih bertahan

(5.000 tanaman) dengan luas 50 Ha. Pendampingan teknologi dilakukan untuk memberikan motivasi kepada petani dan dinas terkait. Inovasi teknologi budidaya yang telah diaplikasikan, antara lain pemupukan, pemangkasan, dan pengendalian hama penyakit tanaman manggis. Diharapkan dengan inovasi teknologi tersebut, produksi mangga semakin meningkat.

16. Diseminasi Teknologi Top Working dengan menggunakan varietas Pamindo Agrihorti. Dilakukan pada tahun 2017 kepada petani Pamelo di Kabupaten Pangkep dan BPTP Sulawesi Selatan. Dampak yang diperoleh yaitu: 1) Petani dapat menanam varietas baru untuk menggantikan varietas Pamelo yang telah berumur puluhan tahun, dan 2) VUB Pamindo Agrihorti segera menyebar ke wilayah pengembangan Pamelo di kebun petani dan segera dapat panen lebih cepat karena di top working pada tanaman dewasa milik petani.

3.2.2. Outcome Pengukuran indikator hasil seringkali rancu dengan pengukuran indikator keluaran. Indikator outcome lebih utama daripada sekedar output. Walaupun produk telah berhasil dicapai dengan baik belum tentu secara outcome kegiatan telah tercapai. Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin menyangkut kepentingan banyak pihak. Dengan indikator outcome instansi dapat mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam bentuk output memang dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan yang besar bagi masyarakat (https://danang651.wordpress.com/2010/03/30/indikator-kinerja-input-proses-output-outcome/.

Berdasarkan capaian kinerja yang telah dicapai Puslitbang Hortikultura selama kegiatan tahun 2017 teridentifikasi beberapa output berpotensi menjadi outcome dan kegiatan yang dihasilkan pada tahun-tahun sebelumnya telah menjadi outcome diantaranya:

1. Benih sumber hortikultura telah terdistribusi ke 29 provinsi, 33 BPTP, dan 24 Pertanian Dinas Pertanian di seluruh Indonesia diantaranya Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Papua, dan Papua Barat.

2. Publikasi hasil-hasil penelitian dapat diadopsi oleh seluruh stakeholder. Informasi Inovasi teknologi budidaya juga tersedia yang dapat di akses

Page 57: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura44

melalui website dan leaflet, serta kerjasama dengan mitra, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan daya saing produk hortikultura nasional.

3. PUKAP JESTRO-1 adalah pupuk yang mengandung nutrisi esensial lengkap (makro dan mikro), formulanya disesuikan dengan kebutuhan tanaman jeruk yang belum menghasilkan (TBM), dan memiliki karakter melepaskan nutrisi secara berangsur-angsur (slow release). Keunggulan pupuk ini antara lain : praktis karena tidak perlu pencampuran dengan pupuk lain; lebih efisien dari pupuk konvensional; efektif memacu pertumbuhan tanaman muda; dapat membantu mengurangi masalah penyakit CVPD (HLB); dan ramah lingkungan. Pupuk ini telah didaftarkan hak PATEN pada bulan Oktober 2017 dan MOU pra-lisensi dengan industri pupuk pada bulan Nopember 2017.

4. Teknologi Expert System Untuk Forecasting Hama Kutu Sisik (Aonidiella aurantii) Dan Penyakit Embun Tepung (Oidium tingitanium Carter) Pada Tanaman Jeruk. Dengan tersedianya teknologi expert system OPT jeruk yang meliputi hama dan penyakit yang berbasis pada teknologi informasi maka diharapkan teknologi tersebut dapat dijadikan sebagai alat monitoruing yang efektif dan efisien. Hasil dari pengamatan yang diperoleh secara real time dapat digunakan sebagai dilakukan dapat digunakan sebagai alat atau sistem peringatan dini early warning system (EWS) untuk pengambilan keputusan pengendalian hama dan penyakit di lokasi tertentu. Dengan peringatan yang cepat diharapkan pengendalian OPT juga dapat dilakukan dengan tepat dalam hal waktu dan caranya, sehingga kondisi tanaman dan produksi dapat optimal. Dengan demikian kualitas produksi juga dapat ditingkatkan agar mempunyai daya saing di pasaran dan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku agribisnis.

5. Teknologi Pembuahan Jeruk Berjenjang Sepanjang Tahun (BUJANGSETA).

Balitjestro memiliki teknologi yang mampu membuat tanaman jeruk berbuah sepanjang tahun, yang disebut teknologi BUJANGSETA (Pembuahan Berjenjang Sepanjang Tahun) dengan mutu buah premium. Teknologi yang sudah diterapkan meliputi manajemen kanopi, manajemen nutrisi dan manajemen hama penyakit. Teknologi ini diterapkan setelah tanaman sudah berbuah, dan ketiga manajemen ini mengarah pada pertunasan generatif dan bunga mampu mekar serempak. Teknologi Bujangseta telah diterapkan di wilayah pengembangan pertanaman jeruk seluas 10 ha di Kota Batu, Jawa Timur, 20 ha di Kabupaten Banyuwangi, dan 5 Ha di Jember Jawa Timur

6. Mangga Gadung 21 terbit dengan SK: 121/Kpts/SR.120/D.2.7/12/2016. Mangga ini berukuran besar, daging buah tebal, rasa manis 15-21 Brix; produktivitas 226 – 267 buah/pohon. Dapat dimakan dengan disendok seperti mengosumsi buah alpukat matang. Mangga Gadung 21 saat ini terkenal dengan nama mangga alpukat.

7. Mangga Agri Gardina 45. Telah dilepas dengan SK nomor 125/Kpts /SR.120/D.2.7/3/2014. Keunikan dari mangga ini dagingnya lebih tipis dan hampir semua bagiannya dapat dimakan dengan rasa manis, sangat cocok sebagai tanaman pekarangan atau tanaman buah dalam pot. Ciri khas lainnya warna kulit buah merah kekuningan, tajuk tanaman rendah yaitu ± 3 m, tanaman genjah (umur 3 tahun berbuah), umur panen genjah (90-100 hari setalah bunga mekar) dan produksi tinggi (25-30 kg/pohon/tahun). Cocok sebagai tanaman pekarangan. Saat ini mangga Agri Gardina 45 terkenal dengan nama mangga pisang karena cara makan mangga ini seperti makan pisang, yaitu hanya dikupas.

8. VUB Pisang Raja Kinalun. Diadopsinya teknologi buah tropika yaitu Pisang Varietas Raja Kinalun (VUB yang dilepas Balitbu Tropika tahun 2009) dan pisang varietas Ayam (varietas pisang lokal yang hampir punah). Merupakan kerjasama antara Balitbu Tropika dengan CV. Kiniko Kabupaten Tanah Datar

Gambar 29. Mangga Alpukat

Gambar 30. Mangga Pisang

Page 58: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

45

melalui website dan leaflet, serta kerjasama dengan mitra, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mendukung peningkatan daya saing produk hortikultura nasional.

3. PUKAP JESTRO-1 adalah pupuk yang mengandung nutrisi esensial lengkap (makro dan mikro), formulanya disesuikan dengan kebutuhan tanaman jeruk yang belum menghasilkan (TBM), dan memiliki karakter melepaskan nutrisi secara berangsur-angsur (slow release). Keunggulan pupuk ini antara lain : praktis karena tidak perlu pencampuran dengan pupuk lain; lebih efisien dari pupuk konvensional; efektif memacu pertumbuhan tanaman muda; dapat membantu mengurangi masalah penyakit CVPD (HLB); dan ramah lingkungan. Pupuk ini telah didaftarkan hak PATEN pada bulan Oktober 2017 dan MOU pra-lisensi dengan industri pupuk pada bulan Nopember 2017.

4. Teknologi Expert System Untuk Forecasting Hama Kutu Sisik (Aonidiella aurantii) Dan Penyakit Embun Tepung (Oidium tingitanium Carter) Pada Tanaman Jeruk. Dengan tersedianya teknologi expert system OPT jeruk yang meliputi hama dan penyakit yang berbasis pada teknologi informasi maka diharapkan teknologi tersebut dapat dijadikan sebagai alat monitoruing yang efektif dan efisien. Hasil dari pengamatan yang diperoleh secara real time dapat digunakan sebagai dilakukan dapat digunakan sebagai alat atau sistem peringatan dini early warning system (EWS) untuk pengambilan keputusan pengendalian hama dan penyakit di lokasi tertentu. Dengan peringatan yang cepat diharapkan pengendalian OPT juga dapat dilakukan dengan tepat dalam hal waktu dan caranya, sehingga kondisi tanaman dan produksi dapat optimal. Dengan demikian kualitas produksi juga dapat ditingkatkan agar mempunyai daya saing di pasaran dan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku agribisnis.

5. Teknologi Pembuahan Jeruk Berjenjang Sepanjang Tahun (BUJANGSETA).

Balitjestro memiliki teknologi yang mampu membuat tanaman jeruk berbuah sepanjang tahun, yang disebut teknologi BUJANGSETA (Pembuahan Berjenjang Sepanjang Tahun) dengan mutu buah premium. Teknologi yang sudah diterapkan meliputi manajemen kanopi, manajemen nutrisi dan manajemen hama penyakit. Teknologi ini diterapkan setelah tanaman sudah berbuah, dan ketiga manajemen ini mengarah pada pertunasan generatif dan bunga mampu mekar serempak. Teknologi Bujangseta telah diterapkan di wilayah pengembangan pertanaman jeruk seluas 10 ha di Kota Batu, Jawa Timur, 20 ha di Kabupaten Banyuwangi, dan 5 Ha di Jember Jawa Timur

6. Mangga Gadung 21 terbit dengan SK: 121/Kpts/SR.120/D.2.7/12/2016. Mangga ini berukuran besar, daging buah tebal, rasa manis 15-21 Brix; produktivitas 226 – 267 buah/pohon. Dapat dimakan dengan disendok seperti mengosumsi buah alpukat matang. Mangga Gadung 21 saat ini terkenal dengan nama mangga alpukat.

7. Mangga Agri Gardina 45. Telah dilepas dengan SK nomor 125/Kpts /SR.120/D.2.7/3/2014. Keunikan dari mangga ini dagingnya lebih tipis dan hampir semua bagiannya dapat dimakan dengan rasa manis, sangat cocok sebagai tanaman pekarangan atau tanaman buah dalam pot. Ciri khas lainnya warna kulit buah merah kekuningan, tajuk tanaman rendah yaitu ± 3 m, tanaman genjah (umur 3 tahun berbuah), umur panen genjah (90-100 hari setalah bunga mekar) dan produksi tinggi (25-30 kg/pohon/tahun). Cocok sebagai tanaman pekarangan. Saat ini mangga Agri Gardina 45 terkenal dengan nama mangga pisang karena cara makan mangga ini seperti makan pisang, yaitu hanya dikupas.

8. VUB Pisang Raja Kinalun. Diadopsinya teknologi buah tropika yaitu Pisang Varietas Raja Kinalun (VUB yang dilepas Balitbu Tropika tahun 2009) dan pisang varietas Ayam (varietas pisang lokal yang hampir punah). Merupakan kerjasama antara Balitbu Tropika dengan CV. Kiniko Kabupaten Tanah Datar

Gambar 29. Mangga Alpukat

Gambar 30. Mangga Pisang

Page 59: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura46

dalam bentuk pengembangan pisang. Kerjasama ini merupakan lanjutan dari tahun 2015.

9. Mangga Garifta yang terdiri dari empat varietas yaitu Garifta merah, Garifta Kuning, Garifta Gading, dan Garifta Oranye yang dilepas pada tahun 2008 mulai dikembangkan di sentra produksi Jawa Timur dan Indonesia Bagian Timur. Keempat varietas ini memiliki keunggulan kulit buah berwarna merah dan merupakan daya tarik yang tidak dimiliki varietas sebelumnya. Citarasa manis dan sedikit asam merupakan perpaduan citarasa yang sangat diminati oleh konsumen Dalam dan Luar Negeri. Hal yang menarik yaitu budidaya mangga Garifta sangat menguntungkan petani, karena peningkatan pendapatan sebesar 100%.

10. VUB Pepaya Merah Delima yang telah di lepas oleh Badan Litbang pada tahun 2011 dengan provitas tinggi yaitu mencapai 70-90 ton/ha/musim. Keunggulan lain dari pepaya ini yaitu daya simpan cukup lama hingga 10 hari, memiliki warna daging buah merah, dan rasa manis sehingga banyak petani tertarik untuk membudidayakan. Penyebaran papaya ini hampir di seluruh Indonesia, terdistribusi kurang lebih 30 Provinsi sehingga adopsi masyarakat terhadap pepaya ini dinilai cukup tinggi. Pepaya Merah Delima menjadi salah satu komoditas yang perlu ditanam di pekarangan pada program Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL).

11. Kentang Varietas Medians, telah dilepas dengan SK Mentan No 3932/Kpts/SR.120/3/2013. Keunggulan varietas ini adalah memiliki rendemen tinggi sehingga cocok untuk pembuatan kripik kentang (chips), produktivitas tinggi mencapai 32 ton/ha, toleran terhadap OPT busuk daun, layu bakteri dan virus, serta memiliki adaptasi yang baik pada iklim tropis. Medians selain disukai oleh industri juga disukai oleh petani. Dalam acara peresmian Sistem informasi Modern Berbasis Smartphone oleh Menteri Pertanian RI pada tanggal 22 Desember 2016, bertempat di Aula Sadikin Sumintawikarta Bogor telah diadakan 3 (tiga) penandatanganan perjanjian lisensi dan 5 (lima) perjanjian kerjasama. Salah satu diantaranya adalah addendum perjanjian lisensi kentang Medians antara Balai Penelitian Tanaman Sayuran dengan Papandayan dan Cikuray Farm. Addendum perjanjian lisensi dari eksklusif menjadi non eksklusif ini dilakukan dalam rangka penderasan hasil penelitian Balitbangtan kepada petani melalui pihak ketiga dalam hal ini swasta/perusahaan.

12. Jeruk Keprok Batu 55 merupakan varietas unggul jeruk nusantara yang dihasilkan oleh Balitbangtan yang berasal dari Kota Batu. Pohon induk jeruk ini telah berkembang di 14 provinsi, sedangkan benih sebar sudah berkembang di 17 provinsi dengan luas 2.000 ha. Tingkat adopsi masyarakat

terhadap jeruk ini cukup tinggi, karena dapat memberikan peningkatan produksi, pendapatan dan juga digunakan sebagai buah jeruk impor.

13. Varietas Krisan Puspita Nusantara dapat menembus pasar global, Varietas krisan yang telah dilepas oleh Balithi mendapat respon positif dari konsumen dalam negeri. Banyak permintaan terhadap bunga krisan Balithi yang berimplikasi mengalirnya permintaan benih. Pada tahun 2005 dilakukan uji perdana ekspor krisan ke Jepang oleh PT AIBN, ternyata bunga krisan Puspita Nusantara sangat diminati. Tahun 2016 PT BIM dari Malino-Makasar mencoba kembali ekspor krisan ke Jepang. Hasilnya memuaskan dengan jumlah ekspor per minggu 6.000 tangkai. Upaya ekspor akan terus dilakukan mengikuti permintaan pasar Jepang yang terus meningkat. Sampai dengan akhir tahun 2017 telah dilepas sebanyak 100 varietas krisan tipe spray maupun standar.

14. VUB SunPatiens. Kerjasama antara SAKATA dengan Balithi untuk menghasilkan varietas unggul SunPatiens, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi/IOCRI) telah bekerja sama dengan Sakata Seed Corporation (SSC) sejak tahun 2008. Di dalam kerjasama tersebut telah dilakukan kegiatan eksplorasi SDG Impatiens endemik di berbagai daerah di Indonesia yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur dan Bali. Dari aksesi hasil eksplorasi tersebut diperoleh aksesi plasma nutfah yang tahan terhadap suhu tinggi dan kekeringan, tahan hama dan penyakit, tumbuh cepat dan intensif serta memiliki periode produktif yang relatif panjang. Varietas yang dihasilkan tersebut kemudian dipasarkan ke seluruh dunia. Dari penjualan benih yang dilakukan setiap tahun, SSC senantiasa membayar rutin royalti tahunan. Untuk memudahkan penyebutan varietas tersebut maka pihak SSC memberi nama spesies baru yang dihasilkan yaitu SunPatiens dan mematenkan nama tersebut secara luas ke berbagai negara di seluruh penjuru dunia. Sampai tahun 2014 SSC telah menghasilkan sebanyak 32 varietas unggul SunPatiens yang telah dipasarkan ke seluruh dunia yang tergolong dalam kelompok tanaman Impatiens vigor, kompak dan spreading. Produk hasil kerjasama ini menguasai pasar internasional dengan share market sebesar lebih dari 30% dari total volume penjualan dunia sebanyak 80 juta stek pucuk.

3.2.3. PRESTASI LAIN DILUAR INDIKATOR KINERJA TA 2017

1. Pada tahun 2017 Puslitbang Hortikultura dan Balitsa menerima sertifikat sebagai unit kerja berprestasi wilayah bebas dari korupsi (WBK) lingkup Kementerian Pertanian tahun 2017 sesuai dengang SK Menteri Pertanian

Page 60: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

47

dalam bentuk pengembangan pisang. Kerjasama ini merupakan lanjutan dari tahun 2015.

9. Mangga Garifta yang terdiri dari empat varietas yaitu Garifta merah, Garifta Kuning, Garifta Gading, dan Garifta Oranye yang dilepas pada tahun 2008 mulai dikembangkan di sentra produksi Jawa Timur dan Indonesia Bagian Timur. Keempat varietas ini memiliki keunggulan kulit buah berwarna merah dan merupakan daya tarik yang tidak dimiliki varietas sebelumnya. Citarasa manis dan sedikit asam merupakan perpaduan citarasa yang sangat diminati oleh konsumen Dalam dan Luar Negeri. Hal yang menarik yaitu budidaya mangga Garifta sangat menguntungkan petani, karena peningkatan pendapatan sebesar 100%.

10. VUB Pepaya Merah Delima yang telah di lepas oleh Badan Litbang pada tahun 2011 dengan provitas tinggi yaitu mencapai 70-90 ton/ha/musim. Keunggulan lain dari pepaya ini yaitu daya simpan cukup lama hingga 10 hari, memiliki warna daging buah merah, dan rasa manis sehingga banyak petani tertarik untuk membudidayakan. Penyebaran papaya ini hampir di seluruh Indonesia, terdistribusi kurang lebih 30 Provinsi sehingga adopsi masyarakat terhadap pepaya ini dinilai cukup tinggi. Pepaya Merah Delima menjadi salah satu komoditas yang perlu ditanam di pekarangan pada program Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL).

11. Kentang Varietas Medians, telah dilepas dengan SK Mentan No 3932/Kpts/SR.120/3/2013. Keunggulan varietas ini adalah memiliki rendemen tinggi sehingga cocok untuk pembuatan kripik kentang (chips), produktivitas tinggi mencapai 32 ton/ha, toleran terhadap OPT busuk daun, layu bakteri dan virus, serta memiliki adaptasi yang baik pada iklim tropis. Medians selain disukai oleh industri juga disukai oleh petani. Dalam acara peresmian Sistem informasi Modern Berbasis Smartphone oleh Menteri Pertanian RI pada tanggal 22 Desember 2016, bertempat di Aula Sadikin Sumintawikarta Bogor telah diadakan 3 (tiga) penandatanganan perjanjian lisensi dan 5 (lima) perjanjian kerjasama. Salah satu diantaranya adalah addendum perjanjian lisensi kentang Medians antara Balai Penelitian Tanaman Sayuran dengan Papandayan dan Cikuray Farm. Addendum perjanjian lisensi dari eksklusif menjadi non eksklusif ini dilakukan dalam rangka penderasan hasil penelitian Balitbangtan kepada petani melalui pihak ketiga dalam hal ini swasta/perusahaan.

12. Jeruk Keprok Batu 55 merupakan varietas unggul jeruk nusantara yang dihasilkan oleh Balitbangtan yang berasal dari Kota Batu. Pohon induk jeruk ini telah berkembang di 14 provinsi, sedangkan benih sebar sudah berkembang di 17 provinsi dengan luas 2.000 ha. Tingkat adopsi masyarakat

terhadap jeruk ini cukup tinggi, karena dapat memberikan peningkatan produksi, pendapatan dan juga digunakan sebagai buah jeruk impor.

13. Varietas Krisan Puspita Nusantara dapat menembus pasar global, Varietas krisan yang telah dilepas oleh Balithi mendapat respon positif dari konsumen dalam negeri. Banyak permintaan terhadap bunga krisan Balithi yang berimplikasi mengalirnya permintaan benih. Pada tahun 2005 dilakukan uji perdana ekspor krisan ke Jepang oleh PT AIBN, ternyata bunga krisan Puspita Nusantara sangat diminati. Tahun 2016 PT BIM dari Malino-Makasar mencoba kembali ekspor krisan ke Jepang. Hasilnya memuaskan dengan jumlah ekspor per minggu 6.000 tangkai. Upaya ekspor akan terus dilakukan mengikuti permintaan pasar Jepang yang terus meningkat. Sampai dengan akhir tahun 2017 telah dilepas sebanyak 100 varietas krisan tipe spray maupun standar.

14. VUB SunPatiens. Kerjasama antara SAKATA dengan Balithi untuk menghasilkan varietas unggul SunPatiens, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi/IOCRI) telah bekerja sama dengan Sakata Seed Corporation (SSC) sejak tahun 2008. Di dalam kerjasama tersebut telah dilakukan kegiatan eksplorasi SDG Impatiens endemik di berbagai daerah di Indonesia yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur dan Bali. Dari aksesi hasil eksplorasi tersebut diperoleh aksesi plasma nutfah yang tahan terhadap suhu tinggi dan kekeringan, tahan hama dan penyakit, tumbuh cepat dan intensif serta memiliki periode produktif yang relatif panjang. Varietas yang dihasilkan tersebut kemudian dipasarkan ke seluruh dunia. Dari penjualan benih yang dilakukan setiap tahun, SSC senantiasa membayar rutin royalti tahunan. Untuk memudahkan penyebutan varietas tersebut maka pihak SSC memberi nama spesies baru yang dihasilkan yaitu SunPatiens dan mematenkan nama tersebut secara luas ke berbagai negara di seluruh penjuru dunia. Sampai tahun 2014 SSC telah menghasilkan sebanyak 32 varietas unggul SunPatiens yang telah dipasarkan ke seluruh dunia yang tergolong dalam kelompok tanaman Impatiens vigor, kompak dan spreading. Produk hasil kerjasama ini menguasai pasar internasional dengan share market sebesar lebih dari 30% dari total volume penjualan dunia sebanyak 80 juta stek pucuk.

3.2.3. PRESTASI LAIN DILUAR INDIKATOR KINERJA TA 2017

1. Pada tahun 2017 Puslitbang Hortikultura dan Balitsa menerima sertifikat sebagai unit kerja berprestasi wilayah bebas dari korupsi (WBK) lingkup Kementerian Pertanian tahun 2017 sesuai dengang SK Menteri Pertanian

Page 61: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura48

Republik Indonesia nomor 791/Kpts/KP.590/11/2017 tanggal 29 Nopember 2017.

2. Juara I Lomba Mobil Hias (Gambar 31) dalam Karnaval Florikultura Indonesia mewakili Balitbangtan pada tanggal 30 Juli 2017 di Bogor dan mendapat Piagam Penghargaan dari Rektor IPB.

3. Kunjungan Stakeholders ke Balit Lingkup Puslitbang Hortikultura. Stakeholders yang berkunjung ke Balit lingkup Puslitbang Hortikultura sangat bervariasi mulai dari penentu kebijakan pusat dan daerah, pelaku agribisnis hortikultura, LSM, mahasiswa, pelajar, dan ibu-ibu darma wanita.

4. Telah dilaksanakan kerjasama luar negeri dengan mitra The Australian Center For Internasional Agriculture Research (ACIAR) melalui judul kegiatan Increasing Produktivity of Alium and Solanaceaous Vegetable Crop in Indonesia and Subtropical Australia.

5. Melalui Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Genetik Sayuran tahun 2017 telah berhasil terejuvinasi 250 aksesi, terkarakterisasi 80 aksesi 496 aksesi hasil eksplorasi. Kegiatan Rejuvinasi Sumber Daya Genetik Sayuran terdiri dari 4 komoditas meliputi kentang 105 aksesi, bawang merah 80 aksesi, bawang daun 45 aksesi dan jamur edibel 20 akses. Untuk kegiatan Karakterisasi Umum Sumber Daya Genetik Sayuran terdiri dari 1 komoditas yaitu bawang merah 80 aksesi. Sedangkan untuk hasil eksplorasi terdiri dari 4 komoditas yaitu cabai 40 aksesi, kentang 25 aksesi, bawang merah 430 aksesi dan bawang daun 1 aksesi. Pengelolaan Sumber Daya Genetik Sayuran ini telah terdokumentasi pada sistem informasi plasmanutfah 1670 paspor data dan 453 karakter.

Gambar 31. Puslitbang Hortikultura juara I Lomba Mobil Hias

6. Tanggal 28 Desember 2017 bertempat di Aula Gubernur Sumbar, Padang dan dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat, Komisioner Informasi Pusat, wakil Parpol, Perguruan Tinggi, DPR RI, dan Kepala Daerah Tingkat II se Sematera Barat, Balitbu Tropika mendapat sertifikat sebagai Nominator Keterbukaan Informasi Publik Peringkat Sumatera Barat Tahun 2017, kategori instansi vertikal.

7. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika memperoleh penghargaan peringkat I kategori Pelaksanaan Anggaran semester II TA 2017. Hal ini berdasarkan penetapan hasil penilaian kinerja pelaksanaan anggaran satuan kerja lingkup KPPN Solok, Sumatera Barat. Penilaian berdasarkan kepada penyelesaian UP/TUP, penyampaian data kontrak, tingkat kesalahan SPM, dan tingkat retur SP2D.

8. Pada tanggal 13 Desember 2017 Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) di tetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) Jeruk oleh Kemenristekdikti dalam acara Apresiasi Lembaga Penelitian dan Pengembangan bertempat di auditorium BPPT. Deklarasi PUI ditandai dengan penyerahan sertifikat dan plakat PUI oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Muhammad Nasir kepada Kepala Balitjestro Dr. Muhammad Taufiq Ratule. Pada tanggal yang sama Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) mendapat Pembinaan Pusat Unggulan Iptek (PUI) dari Kemenristek Dikti selama 3 tahun (Periode Tahun 2018 – 2020).

Gambar 32. Sertifikat & penyerahan Plakat PUI Balitjestro pada acara Apresiasi Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Page 62: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

49

Republik Indonesia nomor 791/Kpts/KP.590/11/2017 tanggal 29 Nopember 2017.

2. Juara I Lomba Mobil Hias (Gambar 31) dalam Karnaval Florikultura Indonesia mewakili Balitbangtan pada tanggal 30 Juli 2017 di Bogor dan mendapat Piagam Penghargaan dari Rektor IPB.

3. Kunjungan Stakeholders ke Balit Lingkup Puslitbang Hortikultura. Stakeholders yang berkunjung ke Balit lingkup Puslitbang Hortikultura sangat bervariasi mulai dari penentu kebijakan pusat dan daerah, pelaku agribisnis hortikultura, LSM, mahasiswa, pelajar, dan ibu-ibu darma wanita.

4. Telah dilaksanakan kerjasama luar negeri dengan mitra The Australian Center For Internasional Agriculture Research (ACIAR) melalui judul kegiatan Increasing Produktivity of Alium and Solanaceaous Vegetable Crop in Indonesia and Subtropical Australia.

5. Melalui Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya Genetik Sayuran tahun 2017 telah berhasil terejuvinasi 250 aksesi, terkarakterisasi 80 aksesi 496 aksesi hasil eksplorasi. Kegiatan Rejuvinasi Sumber Daya Genetik Sayuran terdiri dari 4 komoditas meliputi kentang 105 aksesi, bawang merah 80 aksesi, bawang daun 45 aksesi dan jamur edibel 20 akses. Untuk kegiatan Karakterisasi Umum Sumber Daya Genetik Sayuran terdiri dari 1 komoditas yaitu bawang merah 80 aksesi. Sedangkan untuk hasil eksplorasi terdiri dari 4 komoditas yaitu cabai 40 aksesi, kentang 25 aksesi, bawang merah 430 aksesi dan bawang daun 1 aksesi. Pengelolaan Sumber Daya Genetik Sayuran ini telah terdokumentasi pada sistem informasi plasmanutfah 1670 paspor data dan 453 karakter.

Gambar 31. Puslitbang Hortikultura juara I Lomba Mobil Hias

6. Tanggal 28 Desember 2017 bertempat di Aula Gubernur Sumbar, Padang dan dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat, Komisioner Informasi Pusat, wakil Parpol, Perguruan Tinggi, DPR RI, dan Kepala Daerah Tingkat II se Sematera Barat, Balitbu Tropika mendapat sertifikat sebagai Nominator Keterbukaan Informasi Publik Peringkat Sumatera Barat Tahun 2017, kategori instansi vertikal.

7. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika memperoleh penghargaan peringkat I kategori Pelaksanaan Anggaran semester II TA 2017. Hal ini berdasarkan penetapan hasil penilaian kinerja pelaksanaan anggaran satuan kerja lingkup KPPN Solok, Sumatera Barat. Penilaian berdasarkan kepada penyelesaian UP/TUP, penyampaian data kontrak, tingkat kesalahan SPM, dan tingkat retur SP2D.

8. Pada tanggal 13 Desember 2017 Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) di tetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) Jeruk oleh Kemenristekdikti dalam acara Apresiasi Lembaga Penelitian dan Pengembangan bertempat di auditorium BPPT. Deklarasi PUI ditandai dengan penyerahan sertifikat dan plakat PUI oleh Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Muhammad Nasir kepada Kepala Balitjestro Dr. Muhammad Taufiq Ratule. Pada tanggal yang sama Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) mendapat Pembinaan Pusat Unggulan Iptek (PUI) dari Kemenristek Dikti selama 3 tahun (Periode Tahun 2018 – 2020).

Gambar 32. Sertifikat & penyerahan Plakat PUI Balitjestro pada acara Apresiasi Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Page 63: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura50

3.2.4. Keberhasilan Perjanjian Kinerja Tahun Sebelumnya

Pada tahun 2016 indikator kinerja sasaran strategis yang ditargetkan seluruhnya telah tercapai dengan rata-rata realisasi capaian kinerja 127,53% masuk dalam kategori sangat berhasil. Masing-masing capaian indikator kinerja diapat dilihat di bawah ini.

1. Dihasilkannya 25 VUB hortikultura (108,70%) dari target 23 VUB, yaitu: 1) Cabai Merah Besar Hibrida Inata Agrihorti, 2) Bawang Merah Violetta Agrihorti 1, 3) Kentang Dayang Sumbi Agrihorti, 4) Mentimun Hibrida Varietas Litsa 2, 5) Pepaya Dapina Agrihorti, 6) Mangga Gadung 21, 7) Durian Sambeng, 8) Jeruk Pamelo Pamindo Agrihorti, 9) Krisan Reena Agrihort, 10) Krisan Zarina Agrihort, 11) Krisan Safira Agrihort, 12) Krisan Padmini Agrihort, 13) Krisan Yozita Agrihort, 14) Krisan Alfana Agrihort, 15) Krisan Alfani Agrihort, 16) Krisan Suciwati Agrihort, 17) Krisan Yuliawati Agrihort, 18) Krisan Mardelia Agrihort, 19) Krisan Alisha Agrihorti, 20) Krisan Pot Armita Agrihorti, 21) Krisan Pot Khanza Agrihorti, 22) Gerbera Nalini Agrihorti, 23) Gerbera Arkadewi Agrihorti, 24) Gerbera Awandhini Agrihorti, 25) Anggrek Adelina 2 Agrihort.

2. Benih-benih sumber hortikultura yang dihasilkan pada tahun 2016 tersebut adalah: 105.947 G0 kentang (249,29%); 36,172 kg benih sumber bawang merah (100,02%); 42,347 kg cabai (132,33%); 357,064 Kg sayuran potensial (117,84%); 17.680 batang benih sumber buah tropika, jeruk dan buah subtropika (160,73%) terdiri dari 6.265 batang benih sumber buah tropika (732 batang manggis, 1.188 batang mangga, 2.198 batang durian, 1.643 batang alpukat, dan 504 batang sirsak ratu); 11.415 (228,3%) batang benih sumber jeruk dan buah subtropika (10.977 batang BPMT dan 438 batang BF jeruk) dari target 5.000 batang BF dan BPMT; 5.240 planlet benih inti/sumber anggrek dan tanaman hias lain (111,49%) terdiri atas 2.910 planlet anggrek, 970 planlet lili, dan 679 planlet anthurium, serta 440.964 benih stek inti/sumber krisan (100,22%).

3. Dihasilkannya 22 teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan (104,76%), dengan kategori sangat berhasil.

4. Tersusunnya 2 Jurnal Hortikultura Elektronik (100%), tercetaknya 1 nomor majalah IPTEK Hortikultura (100%), dan tercetaknya 1 Buku Inovasi Teknologi Hortikultura (100%).

5. Tersusunnya 4 (empat) rekomendasi kebijakan litbang hortikultura, dengan capaian realisasi (200%), dengan kategori sangat berhasil.

6. Terjalinnya 8 jejaring kerja sama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka (100%) dengan kategori sangat berhasil.

7. Realisasi anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp112.928.213,278 (95,24%) yang terdiri dari belanja pegawai Rp 44.567.059.848,- (96,37%), belanja barang Rp40.769.795.957,- (96,40%), dan belanja modal Rp27.591.177. 478,- (91,89%). Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp2.252.627.705,- (276,28%), terdiri dari Satker Puslitbang Hortikultura Rp64.849.711,- Balitsa Rp640.343.063,- Balitbu Tropika Rp663.486.805,- Balithi Rp229.689.116,- dan Balitjestro Rp654.259.010,-.

3.2.5. KENDALA DAN LANGKAH ANTISIPASI

Secara keseluruhan kegiatan yang direncanakan pada tahun 2017 telah tercapai. Namun masih terdapat indikator kinerja yang tidak tercapai sesuai dengan target, yaitu BS bawang merah TSS dan BS cabai. Terdapat beberapa masalah yang dihadapi sehingga berakibat pada ketidaktercapaian target kinerja BS tersebut

Kendala :

1. Permasalahan teknis, yaitu sulitnya mempredeksi musim dan turunnya kabut serta adanya angin topan siklus Dahlia yang mengakibatkan rusaknya beberapa rumah kasa dan naungan yang digunakan untuk produksi benih sumber bawang merah TSS tersebut yang pada akhirnya menyebabkan kegagalan panen.

2. Ketidaktercapaian BS cabai dikarenakan rendemen yang dihasilkan (6,6-10 g) lebih rendah dari pada rendemen saat perencanaan (25 g) dengan tingkat penurunan sebesar 60-73,6%.

Langkah Antisipasi:

1. Dibentuk Tim Pendamping Pelepasan Varietas di Balit yang salah satu tupoksinya melakukan pengawalan pendaftaran VUB.

2. Untuk BS bawang merah TSS dilakukan penanaman kembali seluas 1 ha di KP Margahayu, Balitsa pada bulan Oktober 2017 dan akan panen pada bulan Februari 2018.

Page 64: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

51

3.2.4. Keberhasilan Perjanjian Kinerja Tahun Sebelumnya

Pada tahun 2016 indikator kinerja sasaran strategis yang ditargetkan seluruhnya telah tercapai dengan rata-rata realisasi capaian kinerja 127,53% masuk dalam kategori sangat berhasil. Masing-masing capaian indikator kinerja diapat dilihat di bawah ini.

1. Dihasilkannya 25 VUB hortikultura (108,70%) dari target 23 VUB, yaitu: 1) Cabai Merah Besar Hibrida Inata Agrihorti, 2) Bawang Merah Violetta Agrihorti 1, 3) Kentang Dayang Sumbi Agrihorti, 4) Mentimun Hibrida Varietas Litsa 2, 5) Pepaya Dapina Agrihorti, 6) Mangga Gadung 21, 7) Durian Sambeng, 8) Jeruk Pamelo Pamindo Agrihorti, 9) Krisan Reena Agrihort, 10) Krisan Zarina Agrihort, 11) Krisan Safira Agrihort, 12) Krisan Padmini Agrihort, 13) Krisan Yozita Agrihort, 14) Krisan Alfana Agrihort, 15) Krisan Alfani Agrihort, 16) Krisan Suciwati Agrihort, 17) Krisan Yuliawati Agrihort, 18) Krisan Mardelia Agrihort, 19) Krisan Alisha Agrihorti, 20) Krisan Pot Armita Agrihorti, 21) Krisan Pot Khanza Agrihorti, 22) Gerbera Nalini Agrihorti, 23) Gerbera Arkadewi Agrihorti, 24) Gerbera Awandhini Agrihorti, 25) Anggrek Adelina 2 Agrihort.

2. Benih-benih sumber hortikultura yang dihasilkan pada tahun 2016 tersebut adalah: 105.947 G0 kentang (249,29%); 36,172 kg benih sumber bawang merah (100,02%); 42,347 kg cabai (132,33%); 357,064 Kg sayuran potensial (117,84%); 17.680 batang benih sumber buah tropika, jeruk dan buah subtropika (160,73%) terdiri dari 6.265 batang benih sumber buah tropika (732 batang manggis, 1.188 batang mangga, 2.198 batang durian, 1.643 batang alpukat, dan 504 batang sirsak ratu); 11.415 (228,3%) batang benih sumber jeruk dan buah subtropika (10.977 batang BPMT dan 438 batang BF jeruk) dari target 5.000 batang BF dan BPMT; 5.240 planlet benih inti/sumber anggrek dan tanaman hias lain (111,49%) terdiri atas 2.910 planlet anggrek, 970 planlet lili, dan 679 planlet anthurium, serta 440.964 benih stek inti/sumber krisan (100,22%).

3. Dihasilkannya 22 teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan untuk mendukung terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan (104,76%), dengan kategori sangat berhasil.

4. Tersusunnya 2 Jurnal Hortikultura Elektronik (100%), tercetaknya 1 nomor majalah IPTEK Hortikultura (100%), dan tercetaknya 1 Buku Inovasi Teknologi Hortikultura (100%).

5. Tersusunnya 4 (empat) rekomendasi kebijakan litbang hortikultura, dengan capaian realisasi (200%), dengan kategori sangat berhasil.

6. Terjalinnya 8 jejaring kerja sama nasional dan internasional yang kuat untuk mendukung terwujudnya lembaga litbang hortikultura yang terkemuka (100%) dengan kategori sangat berhasil.

7. Realisasi anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp112.928.213,278 (95,24%) yang terdiri dari belanja pegawai Rp 44.567.059.848,- (96,37%), belanja barang Rp40.769.795.957,- (96,40%), dan belanja modal Rp27.591.177. 478,- (91,89%). Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp2.252.627.705,- (276,28%), terdiri dari Satker Puslitbang Hortikultura Rp64.849.711,- Balitsa Rp640.343.063,- Balitbu Tropika Rp663.486.805,- Balithi Rp229.689.116,- dan Balitjestro Rp654.259.010,-.

3.2.5. KENDALA DAN LANGKAH ANTISIPASI

Secara keseluruhan kegiatan yang direncanakan pada tahun 2017 telah tercapai. Namun masih terdapat indikator kinerja yang tidak tercapai sesuai dengan target, yaitu BS bawang merah TSS dan BS cabai. Terdapat beberapa masalah yang dihadapi sehingga berakibat pada ketidaktercapaian target kinerja BS tersebut

Kendala :

1. Permasalahan teknis, yaitu sulitnya mempredeksi musim dan turunnya kabut serta adanya angin topan siklus Dahlia yang mengakibatkan rusaknya beberapa rumah kasa dan naungan yang digunakan untuk produksi benih sumber bawang merah TSS tersebut yang pada akhirnya menyebabkan kegagalan panen.

2. Ketidaktercapaian BS cabai dikarenakan rendemen yang dihasilkan (6,6-10 g) lebih rendah dari pada rendemen saat perencanaan (25 g) dengan tingkat penurunan sebesar 60-73,6%.

Langkah Antisipasi:

1. Dibentuk Tim Pendamping Pelepasan Varietas di Balit yang salah satu tupoksinya melakukan pengawalan pendaftaran VUB.

2. Untuk BS bawang merah TSS dilakukan penanaman kembali seluas 1 ha di KP Margahayu, Balitsa pada bulan Oktober 2017 dan akan panen pada bulan Februari 2018.

Page 65: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura52

3.3. Akuntabilitas Keuangan

Dalam era Anggaran Berbasis Kinerja, maka prinsip – prinsip akuntabilitas kinerja dalam pemanfaatan penggunaan anggaran perlu dirumuskan secara konkrit dan terukur. Indikator keberhasilan penelitian tidak hanya mampu meningkatkan produksi dan kualitas tetapi akuntabilitas penggunaan anggarannya harus dapat dianggap sebagai investasi. Dengan pendekatan tersebut maka pada tahun 2016 telah dirancang RKA-KL yang kemudian menjadi bahan penyusunan DIPA. Sumber anggaran yang digunakan selama ini berasal dari dana APBN, serta kegiatan kerjasama luar negeri dan dana dari APBNP.

3.3.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2016

DIPA Puslitbang Hortikultura pada tahun 2016 setelah mengalami beberapa kali revisi menjadi Rp118.566.806.00)-. dengan realisasi Rp103.919.330.553,- (96,72%) dengan realisasi masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Bogor Rp15.639.265.811,- (94,03%), Balitsa Lembang Rp32.481.867.774,- (97,15%), Balitbu Tropika Solok Rp22.940.908.466,- (96,71%), Balithi Segunung Rp23.822.363.254,- (91,71%) dan Balitjestro Tlekung Rp18.043.807.978,- (95,96%).

3.3.2. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2017

Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2017 Lingkup Puslitbang Hortikultura mempunyai pagu awal sebesar Rp101.773.839.000,-. Alokasi anggaran per UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2017 adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Bogor Rp12.250.000.000,- (14%), Balitsa Lembang Rp30.082.861.000,- (28%), Balitbu Tropika Solok Rp21.870.000.000,- (20%), Balithi Segunung Rp19.592.978.000,- (20%) dan Balitjestro Tlekung Rp17.978.000.000,- (16%). Dalam perjalanannya DIPA Puslitbang mengalami beberapa kali revisi, hal ini disebabkan karena adanya Self bloking dan dana APBNP yaitu kebijakan pemerintah mengenai kegiatan mendukung perbenihan sehingga anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura mengalami perubahan menjadi Rp138.901.864.000,- dengan masing-masing anggaran UK/UPT : Puslitbang Hortikultura Bogor Rp 14.332.468.000,- , Balitsa Lembang : Rp48.867.222.000,-, Balitbu Tropika Rp30.618.879.000,-, Balithi Segunung : 19.492.978.000,- dan Balitjestro Rp25.369.026.000,- Dengan realisasi anggaran sebagai berikut : Puslitang Hortikultura Bogor Rp13.905.670.706,- (97,02%); Balitsa Lembang Rp46.168.151.484 (94,05) Balitbu Tropika Rp 28.449.155.482 ((2,91%) Balithi Segunung Rp18.272.378.655 (93,74%) dan Balitjestro Ro23.708.269.764 (93,45%) Persentase DIPA UK/UPT

lingkup Puslitbang Hortikultura pagu awal dan pagu akhir tahun 2017 dapat di lihat pada grafik di bawah ini.

Perubahan anggaran DIPA terdapat pada Satuan Kerja Lingkup Puslitbang Hortikultura, yaitu Puslitbang Hortikultura, dan Balitsa mengalami perubahan

Puslitbanghorti12.250.000.000

12%

Balitsa30.082.861.000

30%

Balitbu21.870.000.000

21%

Balithi19.592.986.000

19%

Balitjestro17.978.000.000

18%

Puslitbanghorti14.332.468.000 ;

10%

Balitsa; 49.088.513.000 ;

36%

Balitbu Tropika; 30.618.879.000 ;

22%

Balithi19.492.978.000 ;

14%

Balitjestro25.369.026.000 ;

18%

Gambar 34. DIPA Revisi akhir Lingkup Puslitbang Hortikultura

Gambar 33. DIPA Awal Puslitbang Hortikultura

Page 66: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

53

3.3. Akuntabilitas Keuangan

Dalam era Anggaran Berbasis Kinerja, maka prinsip – prinsip akuntabilitas kinerja dalam pemanfaatan penggunaan anggaran perlu dirumuskan secara konkrit dan terukur. Indikator keberhasilan penelitian tidak hanya mampu meningkatkan produksi dan kualitas tetapi akuntabilitas penggunaan anggarannya harus dapat dianggap sebagai investasi. Dengan pendekatan tersebut maka pada tahun 2016 telah dirancang RKA-KL yang kemudian menjadi bahan penyusunan DIPA. Sumber anggaran yang digunakan selama ini berasal dari dana APBN, serta kegiatan kerjasama luar negeri dan dana dari APBNP.

3.3.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2016

DIPA Puslitbang Hortikultura pada tahun 2016 setelah mengalami beberapa kali revisi menjadi Rp118.566.806.00)-. dengan realisasi Rp103.919.330.553,- (96,72%) dengan realisasi masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Bogor Rp15.639.265.811,- (94,03%), Balitsa Lembang Rp32.481.867.774,- (97,15%), Balitbu Tropika Solok Rp22.940.908.466,- (96,71%), Balithi Segunung Rp23.822.363.254,- (91,71%) dan Balitjestro Tlekung Rp18.043.807.978,- (95,96%).

3.3.2. Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2017

Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2017 Lingkup Puslitbang Hortikultura mempunyai pagu awal sebesar Rp101.773.839.000,-. Alokasi anggaran per UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura tahun 2017 adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Bogor Rp12.250.000.000,- (14%), Balitsa Lembang Rp30.082.861.000,- (28%), Balitbu Tropika Solok Rp21.870.000.000,- (20%), Balithi Segunung Rp19.592.978.000,- (20%) dan Balitjestro Tlekung Rp17.978.000.000,- (16%). Dalam perjalanannya DIPA Puslitbang mengalami beberapa kali revisi, hal ini disebabkan karena adanya Self bloking dan dana APBNP yaitu kebijakan pemerintah mengenai kegiatan mendukung perbenihan sehingga anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura mengalami perubahan menjadi Rp138.901.864.000,- dengan masing-masing anggaran UK/UPT : Puslitbang Hortikultura Bogor Rp 14.332.468.000,- , Balitsa Lembang : Rp48.867.222.000,-, Balitbu Tropika Rp30.618.879.000,-, Balithi Segunung : 19.492.978.000,- dan Balitjestro Rp25.369.026.000,- Dengan realisasi anggaran sebagai berikut : Puslitang Hortikultura Bogor Rp13.905.670.706,- (97,02%); Balitsa Lembang Rp46.168.151.484 (94,05) Balitbu Tropika Rp 28.449.155.482 ((2,91%) Balithi Segunung Rp18.272.378.655 (93,74%) dan Balitjestro Ro23.708.269.764 (93,45%) Persentase DIPA UK/UPT

lingkup Puslitbang Hortikultura pagu awal dan pagu akhir tahun 2017 dapat di lihat pada grafik di bawah ini.

Perubahan anggaran DIPA terdapat pada Satuan Kerja Lingkup Puslitbang Hortikultura, yaitu Puslitbang Hortikultura, dan Balitsa mengalami perubahan

Puslitbanghorti12.250.000.000

12%

Balitsa30.082.861.000

30%

Balitbu21.870.000.000

21%

Balithi19.592.986.000

19%

Balitjestro17.978.000.000

18%

Puslitbanghorti14.332.468.000 ;

10%

Balitsa; 49.088.513.000 ;

36%

Balitbu Tropika; 30.618.879.000 ;

22%

Balithi19.492.978.000 ;

14%

Balitjestro25.369.026.000 ;

18%

Gambar 34. DIPA Revisi akhir Lingkup Puslitbang Hortikultura

Gambar 33. DIPA Awal Puslitbang Hortikultura

Page 67: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura54

akibat dari adanya dana hibah. Hal ini karena Puslitbang Hortikultura menerima dana hibah langsung dari negara lain dan badan internasional. Keseluruhan penambahan dana hibah dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rekapitulasi Penambahan Dana Hibah lingkup Puslitbang Hortikultura

No UK/UPT

RINCIAN

Total Pagu

(Rp)

Pagu Hibah (Rp) Realisasi (Rp)

Sisa (Rp)

1.

Puslitbang Hortikultura

1.035.113.597

Terdiri dari :

ACIAR 813.822.597 813.822.597 0

2. Balitsa

ACIAR 221.291.000 206.665.348

14.625.652

TOTAL 1.035.113.597

1.020.487.945

14.625.652

Anggaran belanja dalam rangka operasional kegiatan Puslitbang Hortikultura dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga. Pagu Puslitbang Hortikultura dialokasikan untuk belanja pegawai, barang dan modal. Komposisi Anggaran Puslitbang Hortikultura perjenis belanja Tahun 2017 secara rinci dapat dilihat pada Gambar 35.

Dari Gmbar 35 tersebut memperlihatkan Belanja Barang menempati penyediaan pagu yang paling tinggi yang diikuti dengan Belanja Pegawai dan Belanja Modal. Hal ini disebabkan pada tahun 2017 bertambahnya jumlah belanja Barang karena adanya tambahan dana APBNP untuk kegiatan perbenihan dan kegiatan belanja modal untuk renovasi gedung/bangunan dan untuk menunjang kegiatan perbenihan. belanja pegawai mengalami penurunan disebabkan beberapa pegawai mutasi dan kenaikan mengalami keterlambatan

Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2017 secara keseluruhan telah mencapai Rp130.503.626.091,- (93,95%) dari pagu Rp 138.901.864.000,- ditampilkan pada Lampiran 7. Persentase realisasi capaian keuangan dari masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta 97,02%, Balitsa Lembang 94,05%, Balitbu Tropika Solok 92,91%, Balithi Segunung 93,74%, dan Balitjestro Tlekung 93,46%, berikut grafik presentasi pelaksanaan realisasi Dipa masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura (Gambar 36).

B.pegawai30%

B.Barang Ops20%

B.Barang Non Ops41%

B.Modal9%

Gambar 35. Komposisi Anggaran Per Jenis Belanja Puslitbang Hortikultura TA. 2017

Page 68: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

55

akibat dari adanya dana hibah. Hal ini karena Puslitbang Hortikultura menerima dana hibah langsung dari negara lain dan badan internasional. Keseluruhan penambahan dana hibah dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rekapitulasi Penambahan Dana Hibah lingkup Puslitbang Hortikultura

No UK/UPT

RINCIAN

Total Pagu

(Rp)

Pagu Hibah (Rp) Realisasi (Rp)

Sisa (Rp)

1.

Puslitbang Hortikultura

1.035.113.597

Terdiri dari :

ACIAR 813.822.597 813.822.597 0

2. Balitsa

ACIAR 221.291.000 206.665.348

14.625.652

TOTAL 1.035.113.597

1.020.487.945

14.625.652

Anggaran belanja dalam rangka operasional kegiatan Puslitbang Hortikultura dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga. Pagu Puslitbang Hortikultura dialokasikan untuk belanja pegawai, barang dan modal. Komposisi Anggaran Puslitbang Hortikultura perjenis belanja Tahun 2017 secara rinci dapat dilihat pada Gambar 35.

Dari Gmbar 35 tersebut memperlihatkan Belanja Barang menempati penyediaan pagu yang paling tinggi yang diikuti dengan Belanja Pegawai dan Belanja Modal. Hal ini disebabkan pada tahun 2017 bertambahnya jumlah belanja Barang karena adanya tambahan dana APBNP untuk kegiatan perbenihan dan kegiatan belanja modal untuk renovasi gedung/bangunan dan untuk menunjang kegiatan perbenihan. belanja pegawai mengalami penurunan disebabkan beberapa pegawai mutasi dan kenaikan mengalami keterlambatan

Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2017 secara keseluruhan telah mencapai Rp130.503.626.091,- (93,95%) dari pagu Rp 138.901.864.000,- ditampilkan pada Lampiran 7. Persentase realisasi capaian keuangan dari masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Jakarta 97,02%, Balitsa Lembang 94,05%, Balitbu Tropika Solok 92,91%, Balithi Segunung 93,74%, dan Balitjestro Tlekung 93,46%, berikut grafik presentasi pelaksanaan realisasi Dipa masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura (Gambar 36).

B.pegawai30%

B.Barang Ops20%

B.Barang Non Ops41%

B.Modal9%

Gambar 35. Komposisi Anggaran Per Jenis Belanja Puslitbang Hortikultura TA. 2017

Page 69: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura56

Rata-rata realisasi anggaran per UK/UPT per jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura menunjukkan hasil yang baik, yaitu di atas antara 92,91 – 97,02%. Akuntabilitas keuangan tidak terlepas dari berhasilnya pencapaian sasaran yang dicapai oleh Puslitbang Hortikultura dengan penjabaran pencapaian kegiatan utama berdasarkan PK yang dihasilkan oleh UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017. Realisasi Anggaran berdasarkan Kegiatan Utama Tahun 2017 (Tabel 5)

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

Puslitbang HortiBalitsa Balitbu Balithi BalitjestroLingkup Puslit

97,02 94,05 92,91 93,74 93,45 93,95

Persen

UK/UPTGambar 36. Realisasi DIPA Desember 2017 UK/UPT Lingkup Puslitbang Hortikultura

Tabel 5. Data Pagu dan Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan TA. 2017

No KEGIATAN PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %

1 Jumlah Varietas Unggul Baru Hortikultura

1,853.000.000 1.839.138.106 99,25

2 Jumlah Benih Sumber Hortikultura

650kg bawang merah 1.783.000.000 1.772.069.940 99.39

100kg cabai 1.000.000.000 998.638.427 99,39

40.000 btl kentang 2.400.000.000 2.378.384.665 99,10

150kgvbenih inti bawang putih 300.000.000 300.000.000 100

150.000 kg benih sebar bawang putih

5.862.500.000 5.846.286.133 99,72

360.000 kg benih sebar kentaang 7.250.000.000 7.183.425.077 99,08

5.000 Batang buah tropika jeruk dan buah sub tropika lainnya

145.000.000 142.669.800 98,39

80.000 Benih sayuran lainnya 728.470.000 613.195.431 84,18

398.000 benih buah tropika dan sub tropika

3.989.924..000 3.192.441.709 80,01

970.000 buah tropika dan subtropika 4.527.000.000 3.670.623.400 81,08

3 2 Rekomendasi 630.000.000 619.142.057 98,28

4 8 Jumlah Teknologi Hortikultura menuju pertanian Bioindustri

3.916.500.000 3.526.010.370 90,03

5 9 Diseminasi Teknologi Tanaman Hortikultura

3.423.135.000 3.375.560.354 98,55

6 1 Jumlah Kerjasama Nasional dan Internasional

141.750.000 140.394.851 98,55

7 12 Dukungan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

100.951.585.000 94.907.645.771 94,-01

Perbandingan Realisasi Anggaran tahun 2016 dengan Realisasi Anggaran tahun 2017

Pagu Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2016 Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp118.566.806.000,- Dengan capaian realiasi DIPA lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan akhir Desember adalah sebesar Rp Rp112.213.278. (94,54%) dari pagu Rp118.566.806.000,- Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2017 Lingkup Puslitbang

Tabel 5. Data Pagu dan Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan TA. 2017

No KEGIATAN PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %

1 Jumlah Varietas Unggul Baru Hortikultura

1,853.000.000 1.839.138.106 99,25

2 Jumlah Benih Sumber Hortikultura

650kg bawang merah 1.783.000.000 1.772.069.940 99.39

100kg cabai 1.000.000.000 998.638.427 99,39

40.000 btl kentang 2.400.000.000 2.378.384.665 99,10

150kgvbenih inti bawang putih 300.000.000 300.000.000 100

150.000 kg benih sebar bawang putih

5.862.500.000 5.846.286.133 99,72

360.000 kg benih sebar kentaang 7.250.000.000 7.183.425.077 99,08

5.000 Batang buah tropika jeruk dan buah sub tropika lainnya

145.000.000 142.669.800 98,39

80.000 Benih sayuran lainnya 728.470.000 613.195.431 84,18

398.000 benih buah tropika dan sub tropika

3.989.924..000 3.192.441.709 80,01

970.000 buah tropika dan subtropika 4.527.000.000 3.670.623.400 81,08

3 2 Rekomendasi 630.000.000 619.142.057 98,28

4 8 Jumlah Teknologi Hortikultura menuju pertanian Bioindustri

3.916.500.000 3.526.010.370 90,03

5 9 Diseminasi Teknologi Tanaman Hortikultura

3.423.135.000 3.375.560.354 98,55

6 1 Jumlah Kerjasama Nasional dan Internasional

141.750.000 140.394.851 98,55

7 12 Dukungan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

100.951.585.000 94.907.645.771 94,-01

Perbandingan Realisasi Anggaran tahun 2016 dengan Realisasi Anggaran tahun 2017

Pagu Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2016 Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp118.566.806.000,- Dengan capaian realiasi DIPA lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan akhir Desember adalah sebesar Rp Rp112.213.278. (94,54%) dari pagu Rp118.566.806.000,- Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2017 Lingkup Puslitbang

Page 70: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

57

Rata-rata realisasi anggaran per UK/UPT per jenis belanja lingkup Puslitbang Hortikultura menunjukkan hasil yang baik, yaitu di atas antara 92,91 – 97,02%. Akuntabilitas keuangan tidak terlepas dari berhasilnya pencapaian sasaran yang dicapai oleh Puslitbang Hortikultura dengan penjabaran pencapaian kegiatan utama berdasarkan PK yang dihasilkan oleh UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017. Realisasi Anggaran berdasarkan Kegiatan Utama Tahun 2017 (Tabel 5)

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

Puslitbang HortiBalitsa Balitbu Balithi BalitjestroLingkup Puslit

97,02 94,05 92,91 93,74 93,45 93,95

Persen

UK/UPTGambar 36. Realisasi DIPA Desember 2017 UK/UPT Lingkup Puslitbang Hortikultura

Tabel 5. Data Pagu dan Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan TA. 2017

No KEGIATAN PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %

1 Jumlah Varietas Unggul Baru Hortikultura

1,853.000.000 1.839.138.106 99,25

2 Jumlah Benih Sumber Hortikultura

650kg bawang merah 1.783.000.000 1.772.069.940 99.39

100kg cabai 1.000.000.000 998.638.427 99,39

40.000 btl kentang 2.400.000.000 2.378.384.665 99,10

150kgvbenih inti bawang putih 300.000.000 300.000.000 100

150.000 kg benih sebar bawang putih

5.862.500.000 5.846.286.133 99,72

360.000 kg benih sebar kentaang 7.250.000.000 7.183.425.077 99,08

5.000 Batang buah tropika jeruk dan buah sub tropika lainnya

145.000.000 142.669.800 98,39

80.000 Benih sayuran lainnya 728.470.000 613.195.431 84,18

398.000 benih buah tropika dan sub tropika

3.989.924..000 3.192.441.709 80,01

970.000 buah tropika dan subtropika 4.527.000.000 3.670.623.400 81,08

3 2 Rekomendasi 630.000.000 619.142.057 98,28

4 8 Jumlah Teknologi Hortikultura menuju pertanian Bioindustri

3.916.500.000 3.526.010.370 90,03

5 9 Diseminasi Teknologi Tanaman Hortikultura

3.423.135.000 3.375.560.354 98,55

6 1 Jumlah Kerjasama Nasional dan Internasional

141.750.000 140.394.851 98,55

7 12 Dukungan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

100.951.585.000 94.907.645.771 94,-01

Perbandingan Realisasi Anggaran tahun 2016 dengan Realisasi Anggaran tahun 2017

Pagu Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2016 Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp118.566.806.000,- Dengan capaian realiasi DIPA lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan akhir Desember adalah sebesar Rp Rp112.213.278. (94,54%) dari pagu Rp118.566.806.000,- Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2017 Lingkup Puslitbang

Tabel 5. Data Pagu dan Realisasi Anggaran Per Output Kegiatan TA. 2017

No KEGIATAN PAGU (Rp) REALISASI (Rp) %

1 Jumlah Varietas Unggul Baru Hortikultura

1,853.000.000 1.839.138.106 99,25

2 Jumlah Benih Sumber Hortikultura

650kg bawang merah 1.783.000.000 1.772.069.940 99.39

100kg cabai 1.000.000.000 998.638.427 99,39

40.000 btl kentang 2.400.000.000 2.378.384.665 99,10

150kgvbenih inti bawang putih 300.000.000 300.000.000 100

150.000 kg benih sebar bawang putih

5.862.500.000 5.846.286.133 99,72

360.000 kg benih sebar kentaang 7.250.000.000 7.183.425.077 99,08

5.000 Batang buah tropika jeruk dan buah sub tropika lainnya

145.000.000 142.669.800 98,39

80.000 Benih sayuran lainnya 728.470.000 613.195.431 84,18

398.000 benih buah tropika dan sub tropika

3.989.924..000 3.192.441.709 80,01

970.000 buah tropika dan subtropika 4.527.000.000 3.670.623.400 81,08

3 2 Rekomendasi 630.000.000 619.142.057 98,28

4 8 Jumlah Teknologi Hortikultura menuju pertanian Bioindustri

3.916.500.000 3.526.010.370 90,03

5 9 Diseminasi Teknologi Tanaman Hortikultura

3.423.135.000 3.375.560.354 98,55

6 1 Jumlah Kerjasama Nasional dan Internasional

141.750.000 140.394.851 98,55

7 12 Dukungan Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

100.951.585.000 94.907.645.771 94,-01

Perbandingan Realisasi Anggaran tahun 2016 dengan Realisasi Anggaran tahun 2017

Pagu Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2016 Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp118.566.806.000,- Dengan capaian realiasi DIPA lingkup Puslitbang Hortikultura sampai dengan akhir Desember adalah sebesar Rp Rp112.213.278. (94,54%) dari pagu Rp118.566.806.000,- Anggaran Penelitian dan Pengembangan Hortikultura tahun 2017 Lingkup Puslitbang

Page 71: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura58

Hortikultura sebesar Rp138.901.864.000,- dengan capaian realisasi sebesar Rp130.503.626.091,- (93,95%) dari pagu Rp138.901.864.000,-

Dibandingkan anggaran tahun 2016 DIPA Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar Rp22.905.411.000,-. Peningkatan anggaran tersebut terdapat pada belanja barang sebesar 54,16% dari belanja barang tahun 2016. Belanja Barang tersebut mengalami peningkatan karena adanya kebijakan dana tambahan APBNP untuk kegiatan perbenihan selain itu dana ABNP digunakan untuk pembangunan infrastruktur kebun percobaan, laboratorium, rumah kaca/sere dan pengadaan peralatan laboratorium. Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2017 secara keseluruhan mencapai 93,95% dari Pagu Anggaran. Persentase realisasi capaian keuangan dari masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut: Satker Puslitbang Hortikultura Bogor 97,02%, Balitsa 94,05%, Balitbu Tropika 92,91, Balithi 93,74%, dan Balitjestro 93,45.

Tabel 6. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2016 dan 2017 menurut jenis belanja.

No Jenis Pengeluaran

Tahun 2016 Tahun 2017

Pagu Anggaran (Rp.)

Realisasi Anggaran

(Rp.) (%) Pagu Anggaran

(Rp.)

Realisasi Anggaran

(Rp.) (%)

1. Belanja Pegawai 46.245.743.000 44.567.059.848 96,37 45.378.839.000 42.035.174.346 92,63

2. Belanja Barang 42.294.032.000 40.769.975.957 96,40 65.199.443.000 62.304.100.664 95,56

3. Belanja Modal 30.027.031000 27.591.177.478 91,89 28.323.582.000 26.164.351.081 92,95

Total 118.566.806.000 112.928.213.278 95,24 138.901.864.000 130.503.626.091 93,95

3.3.3. Target dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Pada tahun 2017 Puslitbang Hortikultura selain mendapatkan dana dari

APBN, SMARTD juga menerima pendapatan dari PNBP yang berasal dari jenis

penerimaan umum dan fungsional. Target Penerimaan Negara Bukan Pajak

(PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2017 sebesar Rp 851.053.000,-

dengan rincian untuk masing-masing UK/UPT sebagai berikut : Satker

Puslitbang Hortikultura Bogor Rp378.000,-, Balitsa Lembang Rp250.000.000,-,

Balitbu Tropika Solok Rp345.960.000,-, Balithi Segunung Rp113.965.000,- dan

Balitjestro Tlekung Rp140.750.000,-

Realisasi PNBP lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2017 sebesar

Rp2.267.360.180,- (276,29%) dengan rincian untuk masing-masing UK/UPT

sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Bogor Rp132.610.807-, Balitsa

Lembang Rp859.473.557,-, Balitbu Tropika Solok Rp627.088.517,-, Balithi

Segunung Rp283.553.299,- dan Balitjestro Tlekung Rp364.654.010-.

Lebih lengkapnya, realisasi PNBP TA 2017 dari penerimaan umum dan

fungsional dapat dilihat pada tabel 7 berikut :

Tabel 7. Rekapitulasi PNBP Tahun 2017 Lingkup Puslitbang Hortikultura

Jenis Pengeluaran

Tahun 2017 No Pagu Realisasi % Target Rp. Rp

1 Puslitbang Hortikultura

- Penerimaan umum 378.000 132.610.807 3508,22 - Penerimaan Fungsional - - 0 Jumlah : 1 378.000 132.610.807 17,156

2 Balai PenelitianTanaman Sayuran

- Penerimaan umum - 261.316.057 1,261 - Penerimaan Fungsional 250.000.000 598.157.500 239,26 Jumlah : 2 250.000.000 859.473.557 223,79 3 Balai PenelitianTanaman Buah Tropika - Penerimaan umum 30.415.000 51.122.017 168,08 - Penerimaan Fungsional 315.545..000 575.966.500 202,00 Jumlah : 3 345.960.000 627.088.517 120

4 Balai PenelitianTanaman Hias

- Penerimaan umum 1.500.000 181.290.799 12.086,05 - Penerimaan Fungsional 112.465.000 102.242..500 86,60 Jumlah : 4 113.965.000 283.533.299 244,53 5 Balai PenelitianTanaman Jeruk dan Buah Subtropika - Penerimaan umum 0 14.700.000 0 - Penerimaan Fungsional 140.750.000 349.954.010 248,64 Jumlah : 5 140.750.000 364.654.010 258,64

Jumlah Penerimaan Umum

( 1 s/d 5 ) 32.293.000 641.039.680 1985,07

Jumlah Penerimaan fungsional ( 1 s/d 5) 818.760.000 1.626.320.500

198,63

Jumlah Seluruhnya 851.053.000 2.267.360.180 266,41

Tabel di atas memperlihatkan bahwa tahun 2017 penerimaan sektor fungsional lebih besar dari penerimaan umum, dimana hal ini disebabkan oleh :

Page 72: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

59

Hortikultura sebesar Rp138.901.864.000,- dengan capaian realisasi sebesar Rp130.503.626.091,- (93,95%) dari pagu Rp138.901.864.000,-

Dibandingkan anggaran tahun 2016 DIPA Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar Rp22.905.411.000,-. Peningkatan anggaran tersebut terdapat pada belanja barang sebesar 54,16% dari belanja barang tahun 2016. Belanja Barang tersebut mengalami peningkatan karena adanya kebijakan dana tambahan APBNP untuk kegiatan perbenihan selain itu dana ABNP digunakan untuk pembangunan infrastruktur kebun percobaan, laboratorium, rumah kaca/sere dan pengadaan peralatan laboratorium. Realisasi keuangan sampai dengan 31 Desember 2017 secara keseluruhan mencapai 93,95% dari Pagu Anggaran. Persentase realisasi capaian keuangan dari masing-masing UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura adalah sebagai berikut: Satker Puslitbang Hortikultura Bogor 97,02%, Balitsa 94,05%, Balitbu Tropika 92,91, Balithi 93,74%, dan Balitjestro 93,45.

Tabel 6. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2016 dan 2017 menurut jenis belanja.

No Jenis Pengeluaran

Tahun 2016 Tahun 2017

Pagu Anggaran (Rp.)

Realisasi Anggaran

(Rp.) (%) Pagu Anggaran

(Rp.)

Realisasi Anggaran

(Rp.) (%)

1. Belanja Pegawai 46.245.743.000 44.567.059.848 96,37 45.378.839.000 42.035.174.346 92,63

2. Belanja Barang 42.294.032.000 40.769.975.957 96,40 65.199.443.000 62.304.100.664 95,56

3. Belanja Modal 30.027.031000 27.591.177.478 91,89 28.323.582.000 26.164.351.081 92,95

Total 118.566.806.000 112.928.213.278 95,24 138.901.864.000 130.503.626.091 93,95

3.3.3. Target dan Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Pada tahun 2017 Puslitbang Hortikultura selain mendapatkan dana dari

APBN, SMARTD juga menerima pendapatan dari PNBP yang berasal dari jenis

penerimaan umum dan fungsional. Target Penerimaan Negara Bukan Pajak

(PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2017 sebesar Rp 851.053.000,-

dengan rincian untuk masing-masing UK/UPT sebagai berikut : Satker

Puslitbang Hortikultura Bogor Rp378.000,-, Balitsa Lembang Rp250.000.000,-,

Balitbu Tropika Solok Rp345.960.000,-, Balithi Segunung Rp113.965.000,- dan

Balitjestro Tlekung Rp140.750.000,-

Realisasi PNBP lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2017 sebesar

Rp2.267.360.180,- (276,29%) dengan rincian untuk masing-masing UK/UPT

sebagai berikut : Satker Puslitbang Hortikultura Bogor Rp132.610.807-, Balitsa

Lembang Rp859.473.557,-, Balitbu Tropika Solok Rp627.088.517,-, Balithi

Segunung Rp283.553.299,- dan Balitjestro Tlekung Rp364.654.010-.

Lebih lengkapnya, realisasi PNBP TA 2017 dari penerimaan umum dan

fungsional dapat dilihat pada tabel 7 berikut :

Tabel 7. Rekapitulasi PNBP Tahun 2017 Lingkup Puslitbang Hortikultura

Jenis Pengeluaran

Tahun 2017 No Pagu Realisasi % Target Rp. Rp

1 Puslitbang Hortikultura

- Penerimaan umum 378.000 132.610.807 3508,22 - Penerimaan Fungsional - - 0 Jumlah : 1 378.000 132.610.807 17,156

2 Balai PenelitianTanaman Sayuran

- Penerimaan umum - 261.316.057 1,261 - Penerimaan Fungsional 250.000.000 598.157.500 239,26 Jumlah : 2 250.000.000 859.473.557 223,79 3 Balai PenelitianTanaman Buah Tropika - Penerimaan umum 30.415.000 51.122.017 168,08 - Penerimaan Fungsional 315.545..000 575.966.500 202,00 Jumlah : 3 345.960.000 627.088.517 120

4 Balai PenelitianTanaman Hias

- Penerimaan umum 1.500.000 181.290.799 12.086,05 - Penerimaan Fungsional 112.465.000 102.242..500 86,60 Jumlah : 4 113.965.000 283.533.299 244,53 5 Balai PenelitianTanaman Jeruk dan Buah Subtropika - Penerimaan umum 0 14.700.000 0 - Penerimaan Fungsional 140.750.000 349.954.010 248,64 Jumlah : 5 140.750.000 364.654.010 258,64

Jumlah Penerimaan Umum

( 1 s/d 5 ) 32.293.000 641.039.680 1985,07

Jumlah Penerimaan fungsional ( 1 s/d 5) 818.760.000 1.626.320.500

198,63

Jumlah Seluruhnya 851.053.000 2.267.360.180 266,41

Tabel di atas memperlihatkan bahwa tahun 2017 penerimaan sektor fungsional lebih besar dari penerimaan umum, dimana hal ini disebabkan oleh :

Page 73: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura60

1) Meningkatnya pengendalian internal atas intensifikasi penyetoran penerimaan PNBP dari hasil pelaksanaan tupoksi UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura;

2) Naiknya batasan tertinggi ijin penggunaan kembali PNBP fungsional menjadi 94,02%.

3.3.4. Perbandingan Penerimaan PNBP tahun 2016 dengan tahun 2017

Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2017 sebesar Rp851.053.000,- dengan realisasi sebesar Rp2.267.360.180,-(276,28%). Pada Tahun 2016 Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp 777.051.000,- dengan realisasi sebesar Rp2.252.627.705,- (289,89%).

Capaian kinerja realisasi penerimaan PNBP baik pada tahun 2017 maupun tahun 2016 melebihi target yang ditetapkan. Capaian realisasi tahun 2017 sebesar 276,28% dan pada tahun 2016 sebesar 289,89% disajikan pada Gambar 37. Hal ini disebabkan karena peningkatan pada sektor penjualan hasil pertanian/perkebunan dan pemesanan benih sumber pada UPBS. Hasil dari peningkatan PNBP kebun percobaan digunakan kembali untuk operasional kebun dan belanja modal. Jika dibandingkan dengan tahun 2016 maka ketercapaian realisasi PNBP mengalami penurunan sebesar 13,60%. Penurunan ini disebabkan karena kenaikan target yang ditetapkan pada tahun 2017.

Gambar 37. Perbandingan Pagu dan Realisasi PNBP Tahun 2017 dan 2016

Rp.777,051,000 Rp.851.053.000

Rp. 2,252,627,705

Rp. 2,267,360,180

0

500.000.000

1.000.000.000

1.500.000.000

2.000.000.000

2.500.000.000

2016 2017

Tota

l (Rp

)

Tahun

Pagu Realisasi

269,81 198,63

864,26

1985,07

0,00

500,00

1000,00

1500,00

2000,00

2500,00

2016 2017

Capa

ian

real

iasi

pen

erim

aan

(%)

Tahun

Fungsional

Umum

Berdasarkan Tabel 8. menunjukkan bahwa baik pada tahun 2017 maupun tahun 2016, penerimaan fungsional maupun penerimaan umum melebihi target yang sudah ditetapkan. Pada tahun 2017 dengan realisasi penerimaan fungsional sebesar 198,63% dan realisasi umum sebesar 1985,07%, sedangkan pada tahun 2016 untuk realisasi fungsional sebesar 269,81% dan realisasi umum sebesar 864,26%. Secara umum penerimaan PNBP baik pada tahun 2017 dan 2016 sebagian besar berasal dari penerimaan fungsional.

Berdasarkan Gambar 38 menunjukkan bahwa capaian realisasi penerimaan fungsional tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 71,18 % dari tahun 2016. Penurunan ini disebabkan karena pada tahun 2017, penerimaan PNBP sebagian besar masuk ke dalam penerimaan umum, sehingga ketercapaian penerimaan umum pada tahun 2017 sebesar 1985,07%. Perbandingan realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak lingkup (PNBP) Puslitbang Hortikultura pada TA 2016 dan 2017 tercantum dalam Tabel 8 di bawah ini.

Gambar 38. Perbandingan Capaian Realisasi Renerimaan Fungsional dan Umum Tahun 2016 dan 2017

Page 74: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

61

1) Meningkatnya pengendalian internal atas intensifikasi penyetoran penerimaan PNBP dari hasil pelaksanaan tupoksi UK/UPT lingkup Puslitbang Hortikultura;

2) Naiknya batasan tertinggi ijin penggunaan kembali PNBP fungsional menjadi 94,02%.

3.3.4. Perbandingan Penerimaan PNBP tahun 2016 dengan tahun 2017

Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2017 sebesar Rp851.053.000,- dengan realisasi sebesar Rp2.267.360.180,-(276,28%). Pada Tahun 2016 Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lingkup Puslitbang Hortikultura sebesar Rp 777.051.000,- dengan realisasi sebesar Rp2.252.627.705,- (289,89%).

Capaian kinerja realisasi penerimaan PNBP baik pada tahun 2017 maupun tahun 2016 melebihi target yang ditetapkan. Capaian realisasi tahun 2017 sebesar 276,28% dan pada tahun 2016 sebesar 289,89% disajikan pada Gambar 37. Hal ini disebabkan karena peningkatan pada sektor penjualan hasil pertanian/perkebunan dan pemesanan benih sumber pada UPBS. Hasil dari peningkatan PNBP kebun percobaan digunakan kembali untuk operasional kebun dan belanja modal. Jika dibandingkan dengan tahun 2016 maka ketercapaian realisasi PNBP mengalami penurunan sebesar 13,60%. Penurunan ini disebabkan karena kenaikan target yang ditetapkan pada tahun 2017.

Gambar 37. Perbandingan Pagu dan Realisasi PNBP Tahun 2017 dan 2016

Rp.777,051,000 Rp.851.053.000

Rp. 2,252,627,705

Rp. 2,267,360,180

0

500.000.000

1.000.000.000

1.500.000.000

2.000.000.000

2.500.000.000

2016 2017

Tota

l (Rp

)

Tahun

Pagu Realisasi

269,81 198,63

864,26

1985,07

0,00

500,00

1000,00

1500,00

2000,00

2500,00

2016 2017

Capa

ian

real

iasi

pen

erim

aan

(%)

Tahun

Fungsional

Umum

Berdasarkan Tabel 8. menunjukkan bahwa baik pada tahun 2017 maupun tahun 2016, penerimaan fungsional maupun penerimaan umum melebihi target yang sudah ditetapkan. Pada tahun 2017 dengan realisasi penerimaan fungsional sebesar 198,63% dan realisasi umum sebesar 1985,07%, sedangkan pada tahun 2016 untuk realisasi fungsional sebesar 269,81% dan realisasi umum sebesar 864,26%. Secara umum penerimaan PNBP baik pada tahun 2017 dan 2016 sebagian besar berasal dari penerimaan fungsional.

Berdasarkan Gambar 38 menunjukkan bahwa capaian realisasi penerimaan fungsional tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 71,18 % dari tahun 2016. Penurunan ini disebabkan karena pada tahun 2017, penerimaan PNBP sebagian besar masuk ke dalam penerimaan umum, sehingga ketercapaian penerimaan umum pada tahun 2017 sebesar 1985,07%. Perbandingan realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak lingkup (PNBP) Puslitbang Hortikultura pada TA 2016 dan 2017 tercantum dalam Tabel 8 di bawah ini.

Gambar 38. Perbandingan Capaian Realisasi Renerimaan Fungsional dan Umum Tahun 2016 dan 2017

Page 75: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura62

Lapo

ran

Aku

ntab

ilita

s Kin

erja

Pus

litba

ng H

ortik

ultu

ra T

ahun

201

7

Tabe

l 8. R

ekap

itula

si P

NBP

Tah

un

2016

– 2

017

Ling

kup

Pusl

itban

g H

ortk

ultu

ra

No

Je

nis

Pen

gelu

aran

Tahu

n 20

16

Tahu

n 20

17

Pag

u R

ealis

asi

%

Pag

u R

ealis

asi

%

Targ

et

Rp.

R

p

Targ

et R

p.

Rp

1 P

uslit

bang

Hor

tiku

ltu

ra

-

Pene

rimaa

n um

um

378.

000

64.8

49.7

11

17,1

56

378.

000

132.

610.

807

3508

,22

-

Pene

rimaa

n Fu

ngsi

onal

-

- 0

- -

0

Jum

lah

: 1

378.

000

64.8

49.7

11

17,1

56

378.

000

64.8

49.7

11

17,1

56

2 B

alai

Pen

elit

ianT

anam

an S

ayur

an

-

Pene

rimaa

n um

um

3.83

3.00

0 48

.342

,313

1,

261

- 26

1.31

6.05

7 1,

261

-

Pene

rimaa

n Fu

ngsi

onal

22

3.00

0.00

0 59

2.00

0.75

0 26

5,47

25

0.00

0.00

0 59

8.15

7.50

0 23

9,26

Jum

lah

: 2

22

6.83

3.00

0 64

0.34

3.06

3 28

2,30

250.

000.

000

859.

473.

557

223,

79

3 B

alai

Pen

elit

ianT

anam

an B

uah

Tro

pika

-

Pene

rimaa

n um

um

20.5

45.0

00

85.4

80.8

05

416,

07

30.4

15.0

00

51.1

22.0

17

168,

08

-

Pene

rimaa

n Fu

ngsi

onal

28

9.45

5.00

0 57

8.00

6.00

0 21

9,91

31

5.54

5..0

00

575.

966.

500

202,

00

Ju

mla

h :

3 31

0.00

0.00

0 66

3.48

6.80

5 21

4,03

31

5.54

5.00

0 62

7.08

8.51

7 12

0 4

Bal

ai P

enel

itia

nTan

aman

Hia

s

-

Pene

rimaa

n um

um

1.50

0.00

0 28

.247

.616

1.

883,

17

1.50

0.00

0 18

1.29

0.79

9 12

.086

,0 5

- Pe

nerim

aan

Fung

sion

al

107.

465.

000

201.

441.

500

187,

45

112.

465.

000

102.

242.

.500

86

,60

Ju

mla

h :

4 10

8.96

5.00

0 22

9.68

9.11

6 21

0,79

11

3.96

5.00

0 28

3.53

3.29

9 24

4,53

5

Bal

ai P

enel

itia

nTan

aman

Jer

uk d

an B

uah

Subt

ropi

ka

-

Pene

rimaa

n um

um

0 0

0 0

14.7

00.0

00

0

- Pe

nerim

aan

Fung

sion

al

130.

875.

000

654.

259.

010

499,

91

140.

750.

000

349.

954.

010

248,

64

Ju

mla

h :

5 13

0.87

5.00

0 65

4.25

9.01

0 49

9,91

14

.700

.000

36

4.65

4.01

0 25

8,64

Ju

mla

h Pe

nerim

aan

Um

um (

1 s/

d 5

) 26

.256

.000

22

6.92

0.44

5

864,

26

32.2

93.0

00

641.

039.

680

1985

,07

Ju

mla

h Pe

nerim

aan

fung

sion

al 1

s/d

5)

750.

795.

000

2.02

5.70

7.26

0

269,

80

818.

760.

000

1.62

6.32

0.50

0 20

6,30

Ju

mla

h Se

luru

hnya

77

7.05

1.00

0 2.

252.

627.

705

289,

89

851.

053.

000

2.26

7.36

0.18

0 27

6,28

3.3.5. Analisis Efisiensi Ketercapaian Output

Salah satu penilaian dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Kementerian Negara/Lembaga berdasarkan PMK 249/2011 yaitu terkait dengan nilai efisiensi dalam penggunaan anggaran. Nilai efisiensi tersebut merupakan perbandingan antara realisasi anggaran dengan realisasi volume keluaran (RVK) tergadap pagu anggaran dengan target volume keluaran (TVK). Efisiensi mempunyai skala -20% sampai dengan 20%, sehingga perlu ditransformasi agar diperoleh skala nilai yang berkisar antara 0 sampai dengan 100%. Nilai efisiensi kinerja Puslitbang Hortikultura secara lengkap disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Nilai Efisiensi Kinerja per Indikator Kinerja Puslitbang Hortikultura 2017 No Indikator Rincian Pagu Realisasi TVK RVK Efisiensi Nilai

efisiensi 1. Jumlah VUB Jumlah

VUB 1.653.000.000

1.639.406.711 16

17

7

67

2. Jumlah SDG 200.000.000

199.731.395

50

54

8

69

3. Jumlah benih sumber

Bawang merah

1.783.000.000

1.772.069.940

650

26

(2.384,67)

-5911,69

Cabai 1.000.000.000 998.638.427 100 40 (149,66) -524,15 Buah jeruk

dan subtropika lainnya

145.000.000

142.669.800

5.000

9.444

48

170

4. Jumlah Teknologi

3.916.500.000

3.526.010.370

8

8

10

75

5. Jumlah rekomendasi

630.000.000

619.142.057

2

2

2

54

6. Jumlah Teknologi yang didiseminasikan

3.423.135.000

3.375.560.354

9

15

41

152

TOTAL 6,42 66

Keterangan: TVK= Target Volume Keluaran, RVK= Realisasi Volume Keluaran

Berdasarkan Tabel tersebut menunjukkan secara keseluruhan dari ke lima indikator kinerja (jumlah VUB, jumlah sumber daya genetik yang terkonservasi dan terkarakterisasi, jumlah teknologi, jumlah rekomendasi, dan jumlah teknologi yang didiseminasikan) Puslitbang Hortikultura menunjukkan efisiensi sebesar 6,42% dengan nilai efisiensi 66%. Hal ini menunjukkan bahwa Puslitbang Hortikultura dapat melakukan efisiensi anggaran sebesar 66% dari seluruh output yang dihasilkan.

Page 76: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

63

3.3.5. Analisis Efisiensi Ketercapaian Output

Salah satu penilaian dan evaluasi kinerja atas pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Kementerian Negara/Lembaga berdasarkan PMK 249/2011 yaitu terkait dengan nilai efisiensi dalam penggunaan anggaran. Nilai efisiensi tersebut merupakan perbandingan antara realisasi anggaran dengan realisasi volume keluaran (RVK) tergadap pagu anggaran dengan target volume keluaran (TVK). Efisiensi mempunyai skala -20% sampai dengan 20%, sehingga perlu ditransformasi agar diperoleh skala nilai yang berkisar antara 0 sampai dengan 100%. Nilai efisiensi kinerja Puslitbang Hortikultura secara lengkap disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Nilai Efisiensi Kinerja per Indikator Kinerja Puslitbang Hortikultura 2017 No Indikator Rincian Pagu Realisasi TVK RVK Efisiensi Nilai

efisiensi 1. Jumlah VUB Jumlah

VUB 1.653.000.000

1.639.406.711 16

17

7

67

2. Jumlah SDG 200.000.000

199.731.395

50

54

8

69

3. Jumlah benih sumber

Bawang merah

1.783.000.000

1.772.069.940

650

26

(2.384,67)

-5911,69

Cabai 1.000.000.000 998.638.427 100 40 (149,66) -524,15 Buah jeruk

dan subtropika lainnya

145.000.000

142.669.800

5.000

9.444

48

170

4. Jumlah Teknologi

3.916.500.000

3.526.010.370

8

8

10

75

5. Jumlah rekomendasi

630.000.000

619.142.057

2

2

2

54

6. Jumlah Teknologi yang didiseminasikan

3.423.135.000

3.375.560.354

9

15

41

152

TOTAL 6,42 66

Keterangan: TVK= Target Volume Keluaran, RVK= Realisasi Volume Keluaran

Berdasarkan Tabel tersebut menunjukkan secara keseluruhan dari ke lima indikator kinerja (jumlah VUB, jumlah sumber daya genetik yang terkonservasi dan terkarakterisasi, jumlah teknologi, jumlah rekomendasi, dan jumlah teknologi yang didiseminasikan) Puslitbang Hortikultura menunjukkan efisiensi sebesar 6,42% dengan nilai efisiensi 66%. Hal ini menunjukkan bahwa Puslitbang Hortikultura dapat melakukan efisiensi anggaran sebesar 66% dari seluruh output yang dihasilkan.

Page 77: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura64

Page 78: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

65

Page 79: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura66

BAB IV

PENUTUP

Secara umum sasaran kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura yang dituangkan dalam Renstra 2015-2019, tahun ke tiga (2017) telah berhasil dicapai dalam mendukung terwujudnya pertanian bioindustri berkelanjutan. Capaian sasaran kinerja Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2017 hampir seluruhnya tercapai dengan rata-rata capaian sebesar 109,76% dengan kategori sangat berhasil. Tetapi masih terdapat indikator kinerja yang belum tercapai yaitu benih sumber bawang merah TSS dan cabai. Sebagai alterantif solusi untuk benih sumber bawang merah sudah dilakukan penanaman kembali, sedangkan untuk BS cabai kedepannya akan diperbaiki terkait manajemen teknis dan non teknis.

Melalui kegiatan tahun 2017, Puslitbang Hortikultura telah melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam rangka meningkatkan daya saing komoditas hortikultura sebagai salah satu upaya dalam mengatasi issue-issue strategis yang berkembang. Hasil yang telah dicapai yaitu 17 VUB, 54 SDG buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi, 16 Kg BS TSS, 40 Kg BS cabai, 9.444 batang BS tanaman jeruk dan buah subtropika, 8 teknologi produksi hortikultura berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan, 2 rekomendasi kebijakan litbang hortikultura serta 15 teknologi yang didiseminasikan.

Diharapkan agar tahun 2018, Puslitbang Hortikultura dapat mempertahankan kesuksesan capaian kinerja pada tahun ini atau bahkan meningkatkan kinerjanya dengan mengkoordinasikan dengan UPT dan pihak-pihak terkait, mensinergikan seluruh kegiatan, memperkuat fungsi manajemen dari tahap perencanaan untuk mengantisipasi kemungkinan resiko, serta penguatan SDM.

Page 80: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

67

BAB IV

PENUTUP

Secara umum sasaran kegiatan penelitian dan pengembangan tanaman hortikultura yang dituangkan dalam Renstra 2015-2019, tahun ke tiga (2017) telah berhasil dicapai dalam mendukung terwujudnya pertanian bioindustri berkelanjutan. Capaian sasaran kinerja Puslitbang Hortikultura pada tahun 2017 diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja. Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam tahun 2017 hampir seluruhnya tercapai dengan rata-rata capaian sebesar 109,76% dengan kategori sangat berhasil. Tetapi masih terdapat indikator kinerja yang belum tercapai yaitu benih sumber bawang merah TSS dan cabai. Sebagai alterantif solusi untuk benih sumber bawang merah sudah dilakukan penanaman kembali, sedangkan untuk BS cabai kedepannya akan diperbaiki terkait manajemen teknis dan non teknis.

Melalui kegiatan tahun 2017, Puslitbang Hortikultura telah melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam rangka meningkatkan daya saing komoditas hortikultura sebagai salah satu upaya dalam mengatasi issue-issue strategis yang berkembang. Hasil yang telah dicapai yaitu 17 VUB, 54 SDG buah tropika yang terkonservasi dan terkarakterisasi, 16 Kg BS TSS, 40 Kg BS cabai, 9.444 batang BS tanaman jeruk dan buah subtropika, 8 teknologi produksi hortikultura berbasis teknologi maju dan ramah lingkungan, 2 rekomendasi kebijakan litbang hortikultura serta 15 teknologi yang didiseminasikan.

Diharapkan agar tahun 2018, Puslitbang Hortikultura dapat mempertahankan kesuksesan capaian kinerja pada tahun ini atau bahkan meningkatkan kinerjanya dengan mengkoordinasikan dengan UPT dan pihak-pihak terkait, mensinergikan seluruh kegiatan, memperkuat fungsi manajemen dari tahap perencanaan untuk mengantisipasi kemungkinan resiko, serta penguatan SDM.

Page 81: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura68

LAMPIRAN

Page 82: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

69

LAMPIRAN

Page 83: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura70

KEPALA PUSAT

BAGIAN TATA USAHA

BALAI PENELITIAN TANAMAN BUAH

TROPIKA

BIDANG KERJA SAMA DAN PENDAYAGUNAAN HASIL

PENELITIAN

BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN

BIDANG PROGRAM DAN EVALUASI

BALAI PENELITIAN TANAMAN

HIAS

BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA

SUB BIDANG KEPEGAWAIAN DAN

RUMAH TANGGA

SUB BIDANG PENDAYAGUNAAN HASIL PENELITIAN

SUB BIDANG KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN

SUB BIDANG PROGRAM

SUB BIDANG KERJA SAMA PENELITIAN

SUB BIDANG EVALUASI

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Lampiran 1. Struktur Organisasi Puslitbang Hortikultura

Page 84: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

71

KEPALA PUSAT

BAGIAN TATA USAHA

BALAI PENELITIAN TANAMAN BUAH

TROPIKA

BIDANG KERJA SAMA DAN PENDAYAGUNAAN HASIL

PENELITIAN

BALAI PENELITIAN TANAMAN SAYURAN

BIDANG PROGRAM DAN EVALUASI

BALAI PENELITIAN TANAMAN

HIAS

BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA

SUB BIDANG KEPEGAWAIAN DAN

RUMAH TANGGA

SUB BIDANG PENDAYAGUNAAN HASIL PENELITIAN

SUB BIDANG KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN

SUB BIDANG PROGRAM

SUB BIDANG KERJA SAMA PENELITIAN

SUB BIDANG EVALUASI

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Lampiran 1. Struktur Organisasi Puslitbang Hortikultura

Page 85: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura72

Lampiran 2. Keragaan SDM Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2017

Berdasarkan Jabatan

Jabatan Jumlah

Struktural 25

Peneliti 168

Litkayasa 78

Arsiparis 4

Pustakawan 2

Pranata Komputer 2

Analis Kepegawaian 1

Pranata Humas 3

Fungsional Umum (Staf penunjang) 280

Total Pegawai 564

Berdasarkan Jabatan Fungsional dan Tingkat Pendidikan

Jabatan Pendidikan

Total S3 S2 S1 SM D3 SLTA

Peneliti 22 65 80 1 - - 168 Teknisi Litkayasa - - 10 5 7 56 78

Pustakawan - - 2 - - 2

Arsiparis - - 1 - 2 1 4

Pranata Komputer - 1 2 - - - 3

Analis Kepegawaian - - 1 - - - 1 Pranata Humas - 1 1 - - 1 3 Jumlah 22 67 95 8 9 58 259

Berdasarkan Usia

UK/UPT Umur (tahun)

Jumlah <30 31-40 41-50 51-60 >60

Puslitbanghorti 2 10 13 23 2 50 Balitsa Lembang 6 32 45 81 8 172 Balitbu Tropika 1 20 66 50 3 140 Balithi 3 30 32 51 2 118 Balitjestro 2 26 33 20 3 84 Jumlah 14 118 189 225 18 564

Berdasarkan Jenjang Fungsional Peneliti

UK/UPT Jenjang Jabatan Peneliti

Jumlah Peneliti Utama

Peneliti Madya

Peneliti Muda

Peneliti Pertama

Puslitbang Hortikultura

4 3 4 5 16

Balitsa 10 10 13 15 48

Balitbu - 14 17 11 42 Balithi 6 7 8 12 34 Balitjestro 4 3 9 12 28 Jumlah 23 38 49 56 168

Berdasarkan Jenjang Fungsional Litkayasa

Lingkup Jenjang Jabatan Teknisi Litkayasa

Jumlah Penyelia Pelaksana

Lanjutan Pelaksana Pemula

Balitsa 7 3 10 - 20

Balitbu 4 2 7 4 17

Balithi 15 3 11 2 31

Balitjestro 1 1 2 7 11

Jumlah 25 12 30 11 78

Luas dan Agroekosistem Kebun Percobaan Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2017

Kebun Percobaan

Luas Kebun (Ha) Jenis Tanah Ketinggian

(m) dpl Tipe Iklim Curah Hujan (mm/th)

Balitsa Margahayu 40,50 Andosol 1.250 B 2.060 Berastagi 25,97 Andosol 1.430 A 2.500-3.000 KP.Serpong 3,5 Andosol Balitbutrop Aripan 96,98 PMK 425 Rendah basah 1.200 Sumani 25,00 Alluvial 340 Rendah basah - Subang 108,91 Latosol 115 - 148 C 2.589 Cukurgondang 13,03 Latosol 50 D 1.332 Kraton 7,68 Dark grey

grumusol 5 Rendah kering 1.470

Pandean 3,42 - 7 Rendah kering 1.158 Balithi Segunung 10,58 Andosol 1.100 Tinggi basah - Cipanas 7,52 Andosol 1.050 Tinggi basah - Pasarminggu 0,38 Liat 50 Rendah basah - KP. Serpong 3,5 Padsolik 50 Balitjestro Tlekung 12,66 Andosol 950 D 1.800 Punten 2,70 Andosol 950 Tinggi kering 1.485

Page 86: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

73

Lampiran 2. Keragaan SDM Lingkup Puslitbang Hortikultura TA 2017

Berdasarkan Jabatan

Jabatan Jumlah

Struktural 25

Peneliti 168

Litkayasa 78

Arsiparis 4

Pustakawan 2

Pranata Komputer 2

Analis Kepegawaian 1

Pranata Humas 3

Fungsional Umum (Staf penunjang) 280

Total Pegawai 564

Berdasarkan Jabatan Fungsional dan Tingkat Pendidikan

Jabatan Pendidikan

Total S3 S2 S1 SM D3 SLTA

Peneliti 22 65 80 1 - - 168 Teknisi Litkayasa - - 10 5 7 56 78

Pustakawan - - 2 - - 2

Arsiparis - - 1 - 2 1 4

Pranata Komputer - 1 2 - - - 3

Analis Kepegawaian - - 1 - - - 1 Pranata Humas - 1 1 - - 1 3 Jumlah 22 67 95 8 9 58 259

Berdasarkan Usia

UK/UPT Umur (tahun)

Jumlah <30 31-40 41-50 51-60 >60

Puslitbanghorti 2 10 13 23 2 50 Balitsa Lembang 6 32 45 81 8 172 Balitbu Tropika 1 20 66 50 3 140 Balithi 3 30 32 51 2 118 Balitjestro 2 26 33 20 3 84 Jumlah 14 118 189 225 18 564

Berdasarkan Jenjang Fungsional Peneliti

UK/UPT Jenjang Jabatan Peneliti

Jumlah Peneliti Utama

Peneliti Madya

Peneliti Muda

Peneliti Pertama

Puslitbang Hortikultura

4 3 4 5 16

Balitsa 10 10 13 15 48

Balitbu - 14 17 11 42 Balithi 6 7 8 12 34 Balitjestro 4 3 9 12 28 Jumlah 23 38 49 56 168

Berdasarkan Jenjang Fungsional Litkayasa

Lingkup Jenjang Jabatan Teknisi Litkayasa

Jumlah Penyelia Pelaksana

Lanjutan Pelaksana Pemula

Balitsa 7 3 10 - 20

Balitbu 4 2 7 4 17

Balithi 15 3 11 2 31

Balitjestro 1 1 2 7 11

Jumlah 25 12 30 11 78

Luas dan Agroekosistem Kebun Percobaan Lingkup Puslitbang Hortikultura Tahun 2017

Kebun Percobaan

Luas Kebun (Ha) Jenis Tanah Ketinggian

(m) dpl Tipe Iklim Curah Hujan (mm/th)

Balitsa Margahayu 40,50 Andosol 1.250 B 2.060 Berastagi 25,97 Andosol 1.430 A 2.500-3.000 KP.Serpong 3,5 Andosol Balitbutrop Aripan 96,98 PMK 425 Rendah basah 1.200 Sumani 25,00 Alluvial 340 Rendah basah - Subang 108,91 Latosol 115 - 148 C 2.589 Cukurgondang 13,03 Latosol 50 D 1.332 Kraton 7,68 Dark grey

grumusol 5 Rendah kering 1.470

Pandean 3,42 - 7 Rendah kering 1.158 Balithi Segunung 10,58 Andosol 1.100 Tinggi basah - Cipanas 7,52 Andosol 1.050 Tinggi basah - Pasarminggu 0,38 Liat 50 Rendah basah - KP. Serpong 3,5 Padsolik 50 Balitjestro Tlekung 12,66 Andosol 950 D 1.800 Punten 2,70 Andosol 950 Tinggi kering 1.485

Page 87: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura74

Kebun Percobaan

Luas Kebun (Ha) Jenis Tanah Ketinggian

(m) dpl Tipe Iklim Curah Hujan (mm/th)

Banaran 1,22 Latosol 950 Tinggi kering - Kliran 0,60 Latosol 950 Tinggi kering - Banjarsari 4,66 Alluvial 2 Rendah kering 800-1000 Jumlah 368,56

Page 88: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

75

Kebun Percobaan

Luas Kebun (Ha) Jenis Tanah Ketinggian

(m) dpl Tipe Iklim Curah Hujan (mm/th)

Banaran 1,22 Latosol 950 Tinggi kering - Kliran 0,60 Latosol 950 Tinggi kering - Banjarsari 4,66 Alluvial 2 Rendah kering 800-1000 Jumlah 368,56

Lam

pira

n 3.

Ind

ikat

or K

iner

ja U

tam

a (I

KU)

Pusl

itban

g H

ortik

ultu

ra 2

015

– 20

19

Indi

kato

r K

iner

ja K

giat

an

Satu

an

Vol

ume

Alo

kasi

An

ggar

an (

Juta

Rup

iah)

Pra

kira

an M

aju

Pra

kira

an M

aju

201

5 2

016

201

7 2

018

201

9 2

015

201

6 2

017

201

8 2

019

100,

468. 9

131,

130

144,

280

158,

800

174,

800

1 Ju

mla

h VU

B H

ortik

ultu

ra

VUB

22

23

25

28

30

2,46

7.5

8,36

0 10

,346

12

,945

14

,829

- VU

B B

awan

g M

erah

, Cab

ai

dan

Sayu

ran

lain

nya

4

4 4

4 4

1,17

9.3

2,64

0 2,

904

3,19

4 3,

514

- VU

B Bu

ah T

ropi

ka

1

1 1

2 3

500,

00

1,15

5 1,

271

1,69

8 2,

237

- VU

B Ta

nam

an H

ias

16

17

18

19

20

59

6,2

2,80

5 3,

267

3,79

3 4,

392

- VU

B Je

ruk

dan

Buah

Su

btro

pika

1 1

2 3

3 19

2,00

1,

760

2,90

4 4,

259

4,68

5

2 Ju

mla

h Te

knol

ogi d

an

Inov

asi P

enin

gkat

an

Prod

uksi

Tan

aman

H

ortik

ultu

ra

Tekn

olog

i 20

21

20

21

22

3,

320.

5 12

,788

14

,066

16

,970

21

,172

- Te

knol

ogi

Baw

ang

Mer

ah,

Caba

i dan

Sayu

ran

lain

nya

Tekn

olog

i 8

8 8

8 8

1,00

4.7

3,52

0 3,

872

4,25

9 5,

543

- Te

knol

ogi

Buah

Tro

pika

Te

knol

ogi

2 2

2 2

3 82

5,00

2,

475

2,72

3 2,

995

4,94

1

- Te

knol

ogi T

anam

an H

ias

Tekn

olog

i 7

7 7

7 7

712,

80

3,08

0 3,

388

3,72

7 4,

099

- Te

knol

ogi J

eruk

dan

Bua

h Su

btro

pika

Te

knol

ogi

3 3

3 4

4 77

8,00

3,

713

4,08

4 5,

990

6,58

8

Page 89: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura76

Indi

kato

r K

iner

ja K

giat

an

Satu

an

Vol

ume

Alo

kasi

An

ggar

an (

Juta

Rup

iah)

Pra

kira

an M

aju

Pra

kira

an M

aju

201

5 2

016

201

7 2

018

201

9 2

015

201

6 2

017

201

8 2

019

3 Te

rsed

iany

a be

nih

sum

ber

hort

ikul

tura

2,

200,

1 3,

596

4,06

8 4,

596

5,19

0

- Be

nih

Sum

ber

Kent

ang

(G0)

Pl

anle

t 40

,000

42

,500

45

,000

47

,500

50

,000

26

2,7

164

191

221

256

- - -

Beni

h Su

mbe

r Ba

wan

g m

erah

Be

nih

Sum

ber

Caba

i Be

nih

Sum

ber

Sayu

ran

Po

tens

ial

Kg

Kg

Kg

35

,000

36,1

65

32

303

37,6

56

34

310

39,1

40

35

325

40,6

20

38

34

2

6

82,4

1,80

5 99

20

8

2,09

3 11

5 24

1

2,41

6 13

2 27

9

2,78

2 15

3 32

1

- Be

nih

sum

ber

Bua

h Tr

opik

a, J

eruk

dan

Bua

h Su

b Tr

opik

a La

inny

a

Tana

man

11

,000

11

,000

11

,000

11

,000

11

,000

81

3 74

8 79

9 85

5 91

7

- Be

nih

Sum

ber

angg

rek

dan

tana

man

hia

s la

in

Plan

let

4,60

0 4,

700

4,80

0 4,

900

5,00

0 21

2 33

2 36

5 40

1 44

2

- Be

nih

sum

ber

kris

an

Stek

42

0,00

0 44

0,00

0 46

0,00

0 48

0,00

0 50

0,00

0 23

0 24

0 26

4 29

1 32

0

4 Ju

mla

h Rek

omen

dasi

Ke

bija

kan

Rek

omen

dasi

2

2 2

2 2

1,09

1.3

2,31

0 2,

541

2,79

5 3,

075

5 M

odel

Pen

gem

bang

an

Kaw

asan

Agr

ibis

nis

Hor

tikul

tura

Mod

el

1 0

0 0

0 50

0

Page 90: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

77

Indi

kato

r K

iner

ja K

giat

an

Satu

an

Vol

ume

Alo

kasi

An

ggar

an (

Juta

Rup

iah)

Pra

kira

an M

aju

Pra

kira

an M

aju

201

5 2

016

201

7 2

018

201

9 2

015

201

6 2

017

201

8 2

019

6 D

ukun

gan

pene

litia

n da

n pe

ngem

bang

an t

anam

an

hort

ikul

tura

Bula

n 12

12

12

12

12

90

,889

.6

100,

337

109,

145

116,

969

125,

557

Sum

ber:

REN

STR

A Pu

slitb

ang

Hor

tikul

tura

201

5-20

19 E

disi

Rev

iew

Tah

un 2

017

Page 91: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura78

Lampiran 4. Perjanjian Kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2017

1. Awal, Januari 2017

Page 92: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

79

Lampiran 4. Perjanjian Kinerja Puslitbang Hortikultura Tahun 2017

1. Awal, Januari 2017

Page 93: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura80

2.Revisi I, Oktober 2017

Page 94: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

81

2.Revisi I, Oktober 2017

Page 95: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura82

Page 96: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

83

Page 97: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura84

Lampiran 5. Keunggulan Teknologi Produksi Hortikultura Berbasis Teknologi Maju dan Ramah Lingkungan Untuk Mendukung Terwujudnya Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan Tahun 2017

No Teknologi Yang Dihasilkan Keunggulan

1. Paket Teknologi Budidaya Bawang Merah Produksi 40 Ton/Ha Off Season

Paket teknologi budidaya bawang merah produksi 40 ton/ha off season.

a. Bawang asal TSS varietas Trisula dapat dibudidayakan di dataran rendah (< 50 m, dpl.) off-season.

b. Pertanaman TSS di lahan sawah saat off-season menghasilkan rataan jumlah anakan (2-4) per tanaman.

c. Produksi bawang merah asal TSS di lahan sawah DR saat off-season baru mencapai 21,56 t/ha dengan efisiensi lahan 70 %.

d. Biaya produksi bawang merah asal TSS cukup tinggi mencapai Rp 113,6 juta dengan BEP = Rp 5,270 / kg dan R/C = 2,66 cukup menguntungkan.

2. Paket Teknologi Produksi

Cabai dengan Produktivitas >20t/Ha Off Season

Paket teknologi produksi cabai dengan produktivitas >20t/ha off season.

Komponen Teknologi :

a. Varietas : Kencana, Lingga, Mega Top dan PM99

b. Pesemaian terproteksi: dalam sungkup nylon dan disemprot dengan inducer bunga pagoda

c. Populasi 29 ribu tanaman/ha (jarak tanam 40 x 60 cm)

d. Pemasangan mulsa plastik hitam-perak

e. Penanaman 4 baris tanaman jagung sebagai barier vektor virus kuning

f. Pemberian 30 ton pupuk kandang + dekomposer MM dan pemupukan 1.000 kg NPK

g. Pengendalian OPT: Prinsip PHT,

Aplikasi biopestisida ATECU, penggunaan repelent serai wangi, strategi penggunaan fungisida

Strategi :

a. Varietas unggul produktif dan adatif

b. Pesemaian sehat c. Populasi tinggi d. Hasil 1 kg/tanaman e. Kehilangan hasil < 10 %

3. Teknologi Perbanyakan

Klonal Anggrek Phalaenopsis Secara In Vitro

Pengembagan dan aplikasi teknologi perbanyakan klonal secara in vitro melalui embriogenesis somatik berbasis kultur padat dapat dijadikan sebagai alternatif pada produksi massal anggrek Phalaenopsis untuk menjamin ketersediaan benih yang seragam dan berkualitas secara berkesinambungan.

4. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Dendrobium Berbasis Sistem Kultur Padat dan Cair

Teknologi perbanyakan klonal ini efektif dan efisien untuk perbanyakan massal anggrek Dendrobium melalui embriogenesis somatik berbasis bioreaktor, sehingga dapat memenuhi kebutuhan benih bermutu (sehat, vigor, dan seragam) dalam jumlah besar secara berkelanjutan mendukung pengembangan dan kemajuan agribisnis.

5. Teknologi Produksi Mangga Efisien Air yang Mendukung Off Season Mangga

Dengan teknologi kompos batang pisang produksi yang dihasilkan lebih tinggi 45% dibandingkan dengan kontrol, sementara itu dengan penggunaan hydrogel produksi lebih tinggi 50% dibandingkan dengan kontrol. Penggunaan bahan ini juga mampu menghemat penggunaan air sebesar 33% dibandingkan dengan kontrol.

6. Teknologi Pemupukan Kalsium untuk Mengurangi Getah Kuning

Pemberian Ca berbasis nano hingga dosis 90 g/tanaman dapat meningkatkan kadar Ca dan Mn daun dan menurunkan cemaran getah kuning pada daging buah hingga 19,78%. Pemberian dosis Ca berbasis nano yang lebih tinggi lagi selain tidak efisien juga menunjukkan hasil cemaran getah kuning yang lebih tinggi.

Page 98: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

85

Lampiran 5. Keunggulan Teknologi Produksi Hortikultura Berbasis Teknologi Maju dan Ramah Lingkungan Untuk Mendukung Terwujudnya Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan Tahun 2017

No Teknologi Yang Dihasilkan Keunggulan

1. Paket Teknologi Budidaya Bawang Merah Produksi 40 Ton/Ha Off Season

Paket teknologi budidaya bawang merah produksi 40 ton/ha off season.

a. Bawang asal TSS varietas Trisula dapat dibudidayakan di dataran rendah (< 50 m, dpl.) off-season.

b. Pertanaman TSS di lahan sawah saat off-season menghasilkan rataan jumlah anakan (2-4) per tanaman.

c. Produksi bawang merah asal TSS di lahan sawah DR saat off-season baru mencapai 21,56 t/ha dengan efisiensi lahan 70 %.

d. Biaya produksi bawang merah asal TSS cukup tinggi mencapai Rp 113,6 juta dengan BEP = Rp 5,270 / kg dan R/C = 2,66 cukup menguntungkan.

2. Paket Teknologi Produksi

Cabai dengan Produktivitas >20t/Ha Off Season

Paket teknologi produksi cabai dengan produktivitas >20t/ha off season.

Komponen Teknologi :

a. Varietas : Kencana, Lingga, Mega Top dan PM99

b. Pesemaian terproteksi: dalam sungkup nylon dan disemprot dengan inducer bunga pagoda

c. Populasi 29 ribu tanaman/ha (jarak tanam 40 x 60 cm)

d. Pemasangan mulsa plastik hitam-perak

e. Penanaman 4 baris tanaman jagung sebagai barier vektor virus kuning

f. Pemberian 30 ton pupuk kandang + dekomposer MM dan pemupukan 1.000 kg NPK

g. Pengendalian OPT: Prinsip PHT,

Aplikasi biopestisida ATECU, penggunaan repelent serai wangi, strategi penggunaan fungisida

Strategi :

a. Varietas unggul produktif dan adatif

b. Pesemaian sehat c. Populasi tinggi d. Hasil 1 kg/tanaman e. Kehilangan hasil < 10 %

3. Teknologi Perbanyakan

Klonal Anggrek Phalaenopsis Secara In Vitro

Pengembagan dan aplikasi teknologi perbanyakan klonal secara in vitro melalui embriogenesis somatik berbasis kultur padat dapat dijadikan sebagai alternatif pada produksi massal anggrek Phalaenopsis untuk menjamin ketersediaan benih yang seragam dan berkualitas secara berkesinambungan.

4. Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek Dendrobium Berbasis Sistem Kultur Padat dan Cair

Teknologi perbanyakan klonal ini efektif dan efisien untuk perbanyakan massal anggrek Dendrobium melalui embriogenesis somatik berbasis bioreaktor, sehingga dapat memenuhi kebutuhan benih bermutu (sehat, vigor, dan seragam) dalam jumlah besar secara berkelanjutan mendukung pengembangan dan kemajuan agribisnis.

5. Teknologi Produksi Mangga Efisien Air yang Mendukung Off Season Mangga

Dengan teknologi kompos batang pisang produksi yang dihasilkan lebih tinggi 45% dibandingkan dengan kontrol, sementara itu dengan penggunaan hydrogel produksi lebih tinggi 50% dibandingkan dengan kontrol. Penggunaan bahan ini juga mampu menghemat penggunaan air sebesar 33% dibandingkan dengan kontrol.

6. Teknologi Pemupukan Kalsium untuk Mengurangi Getah Kuning

Pemberian Ca berbasis nano hingga dosis 90 g/tanaman dapat meningkatkan kadar Ca dan Mn daun dan menurunkan cemaran getah kuning pada daging buah hingga 19,78%. Pemberian dosis Ca berbasis nano yang lebih tinggi lagi selain tidak efisien juga menunjukkan hasil cemaran getah kuning yang lebih tinggi.

Page 99: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura86

Teknologi ini dapat meminimalkan cemaran getah kuning pada daging buah manggis hingga 19,78 %.

7. Prototipe Pupuk Slow Release untuk Tanaman Jeruk Belum Menghasilkan

Memiliki kandungan unsur nutrisi lengkap, sehingga aplikasinya praktis karena tidak perlu pencampuran pupuk dan dapat mengurangi masalah penyakit CVPD. Pupuk diselaputi dengan bahan alami sehingga diharapkan harganya lebih murah dibandingkan dengan pupuk sejenis serta ramah lingkungan

8. Teknologi Expert System dan Forecasting Untuk Hama Kutu Sisik (Aonidiella Auranti) dan Penyakit Embun Tepung (Oidium Tingitanium Carter) Pada Tanaman Jeruk Berbasis Teknologi Informasi

Dapat mendeteksi secara dini hama kutu sisik dan penyakit embun tepung pada lokasi yang dipasang alat tersebut, sehingga hama dan penyakit tersebut dapat dikendalikan.

Lampiran 6. Justifikasi Kegagalan Produksi TSS

JUSTIFIKASI KEGAGALAN

PRODUKSI BENIH SUMBER BAWANG MERAH (TSS)

I. PRODUKSI BIJI / TSS (TRUE SHALLOT SEED)

Target : 650 kg

Realisasi : 26 kg (4 %)

Target produksi benih TSS (True Shallot Seed) tidak tercapai target karena

mengalami gagal panen di semua lokasi penanaman. Produksi TSS dilakukan di 4

lokasi yaitu di Lembang Jawa Barat, Batu Malang Jawa Timur serta di Gurgur

dan Silangit Sumatera Utara. Target penanaman untuk 4 lokasi 4,5 Ha. Realisasi

penanaman Lembang 1 Ha, Batu Malang 2,3 Ha, Gurgur 0,7 Ha dan Silangit 0,6

Ha sehingga realisasi penanaman adalah 4,6 Ha.

Produk TSS di Lembang Bandung Jawa Barat

Penanaman produksi TSS di Lembang dilakukan 27 April 2017. Luas lahan untuk

untuk produksi benih TSS di Lembang adalah 1 Ha. Varietas yang ditanam

adalah Trisula. Lokasi Lembang dipilih karena memenuhi syarat untuk produksi

TSS sesuai dengan petunjuk teknis produksi benih TSS.

Dari 1 Ha penanaman produksi TSS di Lembang diperoleh populasi 72500

tanaman namun yang berhasil tumbuh sampai menghasilkan bunga hanya 70644

tanaman. Setelah dihitung Jumlah karangan bunga (umbel) dalam satu hektar

373546 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel 168 bunga. Jika pertumbuhan

optimal maka persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai 50% atau setara

dengan 84 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1

umbel terdapat 504 biji. Dalam 1 Ha akan didapatkan 188.267.184 biji. Apabila

diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka jumlah biji bernas dalam 1

Ha adalah 94.133.592 biji. Berat 1000 biji TSS 2 gr, sehingga prediksi produksi

TSS seluas 1 Ha di Lembang adalah 188 kg.

Realisasi produksi TSS di Lembang adalah 3.37 kg setara dengan 1,8 % dari

potensi porduksi yang dapat dicapai yaitu 188 kg. Penyebab kegagalan produksi

Page 100: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

87

Teknologi ini dapat meminimalkan cemaran getah kuning pada daging buah manggis hingga 19,78 %.

7. Prototipe Pupuk Slow Release untuk Tanaman Jeruk Belum Menghasilkan

Memiliki kandungan unsur nutrisi lengkap, sehingga aplikasinya praktis karena tidak perlu pencampuran pupuk dan dapat mengurangi masalah penyakit CVPD. Pupuk diselaputi dengan bahan alami sehingga diharapkan harganya lebih murah dibandingkan dengan pupuk sejenis serta ramah lingkungan

8. Teknologi Expert System dan Forecasting Untuk Hama Kutu Sisik (Aonidiella Auranti) dan Penyakit Embun Tepung (Oidium Tingitanium Carter) Pada Tanaman Jeruk Berbasis Teknologi Informasi

Dapat mendeteksi secara dini hama kutu sisik dan penyakit embun tepung pada lokasi yang dipasang alat tersebut, sehingga hama dan penyakit tersebut dapat dikendalikan.

Lampiran 6. Justifikasi Kegagalan Produksi TSS

JUSTIFIKASI KEGAGALAN

PRODUKSI BENIH SUMBER BAWANG MERAH (TSS)

I. PRODUKSI BIJI / TSS (TRUE SHALLOT SEED)

Target : 650 kg

Realisasi : 26 kg (4 %)

Target produksi benih TSS (True Shallot Seed) tidak tercapai target karena

mengalami gagal panen di semua lokasi penanaman. Produksi TSS dilakukan di 4

lokasi yaitu di Lembang Jawa Barat, Batu Malang Jawa Timur serta di Gurgur

dan Silangit Sumatera Utara. Target penanaman untuk 4 lokasi 4,5 Ha. Realisasi

penanaman Lembang 1 Ha, Batu Malang 2,3 Ha, Gurgur 0,7 Ha dan Silangit 0,6

Ha sehingga realisasi penanaman adalah 4,6 Ha.

Produk TSS di Lembang Bandung Jawa Barat

Penanaman produksi TSS di Lembang dilakukan 27 April 2017. Luas lahan untuk

untuk produksi benih TSS di Lembang adalah 1 Ha. Varietas yang ditanam

adalah Trisula. Lokasi Lembang dipilih karena memenuhi syarat untuk produksi

TSS sesuai dengan petunjuk teknis produksi benih TSS.

Dari 1 Ha penanaman produksi TSS di Lembang diperoleh populasi 72500

tanaman namun yang berhasil tumbuh sampai menghasilkan bunga hanya 70644

tanaman. Setelah dihitung Jumlah karangan bunga (umbel) dalam satu hektar

373546 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel 168 bunga. Jika pertumbuhan

optimal maka persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai 50% atau setara

dengan 84 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1

umbel terdapat 504 biji. Dalam 1 Ha akan didapatkan 188.267.184 biji. Apabila

diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka jumlah biji bernas dalam 1

Ha adalah 94.133.592 biji. Berat 1000 biji TSS 2 gr, sehingga prediksi produksi

TSS seluas 1 Ha di Lembang adalah 188 kg.

Realisasi produksi TSS di Lembang adalah 3.37 kg setara dengan 1,8 % dari

potensi porduksi yang dapat dicapai yaitu 188 kg. Penyebab kegagalan produksi

Page 101: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura88

TSS disebabkan oleh cuaca Buruk. Kelembaban udara di lembang sangat tinggi,

dari sejak tanam bulan April sampai panen bulan Oktober rata-rata kelembaban

bulanan selalu tinggi yaitu selalu diatas 83 %, bahkan kelembaban harian sering

mencapai 90 %. Kadang-kadang turun hujan dan berkabut. Kondisi ini yang

menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit.

Penanaman dilakukan bulan April karena diharapkan pada bulan Juni saat bunga

mekar dan pembentukan kapsul hujan sudah berkurang, karena Lembang

merupakan dataran tinggi basah sehingga saat pembentukan kapsul pada

produksi TSS tidak menhendaki adanya curah hujan dan kelembaban yang tinggi

agar diperoleh hasil yang optimal. Pada Bulan Juni ternyata memang hujan

sudah berkurang, tetapi kabut masih selalu turun di pagi hari, akibatnya kondisi

lingkungan kelembabannya tinggi.

Pertumbuhan awal sampai berbunga sangat bagus. Persentase tanaman

berbunga mencapai 97 %. Pada saat pembentukan kapsul tanaman terserang

penyakit akibat cuaca yang tidak mendukung yaitu kelembaban udara yang

tinggi. Bunga yang sudah mekar tidak berhasil menjadi kapsul karena tangkai

bunga rusak dan menjadi kering akibat serangan penyakit.

Produksi TSS di Lembang (awal

pertumbuhan)

Produksi TSS di Lembang (awal

berbunga)

Produksi TSS di Lembang

(tanaman mulai terserang

Penyakit)

Produksi TSS di Lembang,

tanaman terserang penyakit)

Produk TSS di Batu Jawa Timur

Produksi TSS di Batu Malang Jawa Timur mulai menanam tanggal 25 Mei 2017.

Luas tanam produksi TSS di Batu aadal 2,3 Ha. Produksi TSS di Batu ditanam di

desa Tulungrejo dengan ketinggian 1400 dpl dan di desa Sumber Brantas dan

dengan ketinggian 1500 dpl. Varietas yang diproduksi adalah varietas Bima

Brebes. Alasan Memilih lokasi ini adalah berdasarkan produksi tahun sebelumnya

dilokasi yang sama telah dipakai untuk produksi TSS dan hasilnya bagus.

Dari 2,3 Ha penanaman produksi TSS di Malang diperoleh populasi 383.300

tanaman namun yang berhasil tumbuh sampai menghasilkan bunga hanya

228.063 tanaman. Setelah dihitung Jumlah karangan bunga (umbel) dalam satu

hektar 684.190 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel 142 bunga. Jika

pertumbuhan optimal maka persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai

50% atau setara dengan 71 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS

sehingga dalam 1 umbel terdapat 426 biji. Dalam 2,3 Ha akan didapatkan

291.465.153 biji. Apabila diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka

jumlah biji bernas dalam 2,3 Ha adalah 145.732.577 biji. Berat 1000 biji TSS

kurang lebih 2 gr, sehingga prediksi produksi TSS seluas 2,3 Ha di Batu Jawa

Timur adalah 291 kg.

Page 102: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

89

TSS disebabkan oleh cuaca Buruk. Kelembaban udara di lembang sangat tinggi,

dari sejak tanam bulan April sampai panen bulan Oktober rata-rata kelembaban

bulanan selalu tinggi yaitu selalu diatas 83 %, bahkan kelembaban harian sering

mencapai 90 %. Kadang-kadang turun hujan dan berkabut. Kondisi ini yang

menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit.

Penanaman dilakukan bulan April karena diharapkan pada bulan Juni saat bunga

mekar dan pembentukan kapsul hujan sudah berkurang, karena Lembang

merupakan dataran tinggi basah sehingga saat pembentukan kapsul pada

produksi TSS tidak menhendaki adanya curah hujan dan kelembaban yang tinggi

agar diperoleh hasil yang optimal. Pada Bulan Juni ternyata memang hujan

sudah berkurang, tetapi kabut masih selalu turun di pagi hari, akibatnya kondisi

lingkungan kelembabannya tinggi.

Pertumbuhan awal sampai berbunga sangat bagus. Persentase tanaman

berbunga mencapai 97 %. Pada saat pembentukan kapsul tanaman terserang

penyakit akibat cuaca yang tidak mendukung yaitu kelembaban udara yang

tinggi. Bunga yang sudah mekar tidak berhasil menjadi kapsul karena tangkai

bunga rusak dan menjadi kering akibat serangan penyakit.

Produksi TSS di Lembang (awal

pertumbuhan)

Produksi TSS di Lembang (awal

berbunga)

Produksi TSS di Lembang

(tanaman mulai terserang

Penyakit)

Produksi TSS di Lembang,

tanaman terserang penyakit)

Produk TSS di Batu Jawa Timur

Produksi TSS di Batu Malang Jawa Timur mulai menanam tanggal 25 Mei 2017.

Luas tanam produksi TSS di Batu aadal 2,3 Ha. Produksi TSS di Batu ditanam di

desa Tulungrejo dengan ketinggian 1400 dpl dan di desa Sumber Brantas dan

dengan ketinggian 1500 dpl. Varietas yang diproduksi adalah varietas Bima

Brebes. Alasan Memilih lokasi ini adalah berdasarkan produksi tahun sebelumnya

dilokasi yang sama telah dipakai untuk produksi TSS dan hasilnya bagus.

Dari 2,3 Ha penanaman produksi TSS di Malang diperoleh populasi 383.300

tanaman namun yang berhasil tumbuh sampai menghasilkan bunga hanya

228.063 tanaman. Setelah dihitung Jumlah karangan bunga (umbel) dalam satu

hektar 684.190 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel 142 bunga. Jika

pertumbuhan optimal maka persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai

50% atau setara dengan 71 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS

sehingga dalam 1 umbel terdapat 426 biji. Dalam 2,3 Ha akan didapatkan

291.465.153 biji. Apabila diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka

jumlah biji bernas dalam 2,3 Ha adalah 145.732.577 biji. Berat 1000 biji TSS

kurang lebih 2 gr, sehingga prediksi produksi TSS seluas 2,3 Ha di Batu Jawa

Timur adalah 291 kg.

Page 103: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura90

Realisasi produksi TSS di gugur adalah 1,7 kg atau setara dengan 0,6 % dari

potensi porduksi yang mungkin dapat dicapai yaitu 291. Penyebab kegagalan

terjadinya cuaca ekstrim yaitu sering turun hujan dan berkabut. Produksi benih

di Batu Malang dikerjasamakan dengan petani kooperator. Sejak tanam hingga

panen petani kooperator telah membuat laporan kepada Balitsa mengengenai

adanya cuaca buruk yang kurang menguntungkan terhadap pertumbuhan

tanaman. Laporan yang dilakukan yaitu pada tanggal 5 Juli, 19 Agustus, 8

September dan 2 Oktober 2017. Pada intinya yang dilaporkan adalah kedaan

cuaca yaitu terjadinya hujan dan kabut yang menyebabkan kelembaban tinggi

yang mengakibatkan serangan penyakit pada tanaman bawang merah untuk

produksi TSS. Cuaca buruk terjadi selama musim tanam yaitu sejak pertumbuhan

vegetatif sampai panen.

Pada awal pertumbuhan sampai keluar bunga kondisi tanaman masih bagus.

Namun setelah bunga mulai mekar di lokasi produksi TSS sering turun hujan dan

berkabut. Kabut turun setiap hari pada malam hari, pagi dan sore. Akibat

seringnya hujan dan kabut tersebut maka tanaman terserang penyakit. Penyakit

menyerang pada bagian tangkai bunga sehingga bunga yang belum atau sudah

mekar tidak berhasil menjadi kapsul dan tidak menghasilkan biji. Sehingga

menyebabkan gagal panen.

Produksi TSS di Tulungrejo

Batu Malang

Produksi TSS di Tulungrejo Batu

Malang

Produksi TSS di Tulungrejo Batu Malang

Kondisi hasil panen biji di Batu Malang Jawa Timur

Produk TSS di Gurgur Sumatera Utara

Produksi TSS di Gurgur dilaksanakan 1 Juni 2017 dengan luas lahan 0,7 HA.

Varietas yang ditanam adalah Bima Brebes. Pemilihan lokasi KP Gurgur adalah

Page 104: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

91

Realisasi produksi TSS di gugur adalah 1,7 kg atau setara dengan 0,6 % dari

potensi porduksi yang mungkin dapat dicapai yaitu 291. Penyebab kegagalan

terjadinya cuaca ekstrim yaitu sering turun hujan dan berkabut. Produksi benih

di Batu Malang dikerjasamakan dengan petani kooperator. Sejak tanam hingga

panen petani kooperator telah membuat laporan kepada Balitsa mengengenai

adanya cuaca buruk yang kurang menguntungkan terhadap pertumbuhan

tanaman. Laporan yang dilakukan yaitu pada tanggal 5 Juli, 19 Agustus, 8

September dan 2 Oktober 2017. Pada intinya yang dilaporkan adalah kedaan

cuaca yaitu terjadinya hujan dan kabut yang menyebabkan kelembaban tinggi

yang mengakibatkan serangan penyakit pada tanaman bawang merah untuk

produksi TSS. Cuaca buruk terjadi selama musim tanam yaitu sejak pertumbuhan

vegetatif sampai panen.

Pada awal pertumbuhan sampai keluar bunga kondisi tanaman masih bagus.

Namun setelah bunga mulai mekar di lokasi produksi TSS sering turun hujan dan

berkabut. Kabut turun setiap hari pada malam hari, pagi dan sore. Akibat

seringnya hujan dan kabut tersebut maka tanaman terserang penyakit. Penyakit

menyerang pada bagian tangkai bunga sehingga bunga yang belum atau sudah

mekar tidak berhasil menjadi kapsul dan tidak menghasilkan biji. Sehingga

menyebabkan gagal panen.

Produksi TSS di Tulungrejo

Batu Malang

Produksi TSS di Tulungrejo Batu

Malang

Produksi TSS di Tulungrejo Batu Malang

Kondisi hasil panen biji di Batu Malang Jawa Timur

Produk TSS di Gurgur Sumatera Utara

Produksi TSS di Gurgur dilaksanakan 1 Juni 2017 dengan luas lahan 0,7 HA.

Varietas yang ditanam adalah Bima Brebes. Pemilihan lokasi KP Gurgur adalah

Page 105: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura92

karena berdasarkan uji coba tahun-tahun sebelumnya KP gurgur adalah lokasi

yang paling bagus untuk produksi TSS.

Target luas tanam di KP Gurgur Sumut target penanaman seluas 1,5 Ha. Apabila

terealisasi penanaman seluas 1,5 Ha jumlah populasi tanaman mencapai 250.000

tanaman, bila diasumsikan persentase tanaman hidup 80% maka populasi

tanaman menjadi 200.000.

Jika jumlah tanan yang hidup 70 % menghasilkan bunga dan setiap tanaman

yang berbunga menghasilkan 3 umbel maka potensi jumlah umbel 600.000.

Rata-rata bunga dalam 1 umbel 142 bunga. Jika pertumbuhan optimal maka

persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai 50% atau setara dengan 71

kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1 umbel

terdapat 426 biji. Dalam 1,5 Ha akan didapatkan 255.600.000 biji. Apabila

diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka jumlah biji bernas dalam 1,5

Ha adalah 127.800.000 biji. Berat 1000 biji TSS kurang lebih 2 g, sehingga

prediksi produksi TSS seluas 1,5 Ha di Gurgur adalah 255 kg.

Penanaman di KP Gurgur baru mencapai luasan 7000 m2 (0,7 Ha) dan dengan

kondisi optimal prediksi produksi TSS nya adalah 120 kg.

Realisasi produksi TSS di gugur adalah 4,46 kg atau setara dengan 3,7 % dari

potensi porduksi yang mungkin dapat dicapai yaitu 120 kg. Penyebab gagalnya

produksi biji di KP Gurgur adanya demo warga yang mengklaim bahwa lahan KP

Gurgur merupakan milik warga sedang demo. Warga yang sedang demo

melarang untuk melanjutkan kegiatan tanam dan pemeliharan produksi TSS di

KP Gurgur.

Kronologi terjadinya demo warga : Pada hari Selasa tanggal 13 bulan Juni 2017

jam 5:09 wib disaat sedang melakukan pemeliharaan tanaman yaitu penyiraman

tanaman. Pada saat pekerja sedang melakukan pemeliharaan tanaman tiba-tiba

muncul seorang pria paruh baya naik kendaraan bermotor dan memotret kami.

Kemudian dia memanggil Parlindungan (karyawan KP Berastagi) yang memakai

topi merah dan menanyakan siapa yang memberi ijin melakukan aktifitas di

lokasi ini. Lalu Parlindungan memanggil (Fatiani Manik) untuk memberi

penjelasan. Fatiani Manik menjelaskan bahwa tanaman sudah tumbuh dan perlu

pemeliharaan yaitu penyiraman karena kondisi iklim yang panas terik (tidak

pernah hujan). Kemudian muncul Kepala Kebun Percobaan Gurgur Balige

(Jintamin Saragih) menyatakan untuk meneruskan aktifitas dan menjamin

keselamatan kami. Selang 10 menit kemudian datanglah sebuah mobil kijang

hitam dan di dalam mobil ada 5 orang laki-laki paruh baya yang salah satunya

adalah Kepala Desa. Mereka melarang kami untuk melanjutkan kegiatan dengan

alasan bahwa tanah tersebut adalah tanah mereka. Kami berusaha memberi

penjelasan untuk kegiatan tersebut tetapi mereka tetap melarang untuk

menambah luasan penanaman dan pemeliharaan.

Seperti pada gambar jelas terlihat bahwa jaringan air sudah di buat sangat baik

untuk kelancaran pemyiraman dan pemupukan. Pipa air di sambung dari kolam

yang ada di kampung dengan memperbaiki mesin pompa air yang ada di kolam

agar air mengalir ke lokasi penanaman. Setelah kejadian pelarangan tersebut

pipa air dari kolam ke lahan tanaman bawang merah diputus mengakibatkan

kami mengalami kesulitan untuk melakukan penyiraman, penyemprotan dan

pemupukan pada tanaman bawang merah. Sementara kondisi cuaca panas terik

mengakibatkan banyak tanaman yang mati karena kurang siram. Selain pipa air

diputus tenaga kerja orang kampung yang bekerja lokasi bawang merah dilarang

dan diancam.

Setelah terjadi demo masyarakat di penanaman tidak boleh dilajutkan lagi oleh

masyarakat sekitar padahal target penanaman masih kurang 0,8 Ha. Untuk

memenuhi target penanaman menjadi 1,5 Ha maka kemudian penanaman di

lakukan lokasi baru yaitu di Silangit Tapanuli Utara. Akibat dari demo masyarakat

Page 106: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

93

karena berdasarkan uji coba tahun-tahun sebelumnya KP gurgur adalah lokasi

yang paling bagus untuk produksi TSS.

Target luas tanam di KP Gurgur Sumut target penanaman seluas 1,5 Ha. Apabila

terealisasi penanaman seluas 1,5 Ha jumlah populasi tanaman mencapai 250.000

tanaman, bila diasumsikan persentase tanaman hidup 80% maka populasi

tanaman menjadi 200.000.

Jika jumlah tanan yang hidup 70 % menghasilkan bunga dan setiap tanaman

yang berbunga menghasilkan 3 umbel maka potensi jumlah umbel 600.000.

Rata-rata bunga dalam 1 umbel 142 bunga. Jika pertumbuhan optimal maka

persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai 50% atau setara dengan 71

kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1 umbel

terdapat 426 biji. Dalam 1,5 Ha akan didapatkan 255.600.000 biji. Apabila

diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka jumlah biji bernas dalam 1,5

Ha adalah 127.800.000 biji. Berat 1000 biji TSS kurang lebih 2 g, sehingga

prediksi produksi TSS seluas 1,5 Ha di Gurgur adalah 255 kg.

Penanaman di KP Gurgur baru mencapai luasan 7000 m2 (0,7 Ha) dan dengan

kondisi optimal prediksi produksi TSS nya adalah 120 kg.

Realisasi produksi TSS di gugur adalah 4,46 kg atau setara dengan 3,7 % dari

potensi porduksi yang mungkin dapat dicapai yaitu 120 kg. Penyebab gagalnya

produksi biji di KP Gurgur adanya demo warga yang mengklaim bahwa lahan KP

Gurgur merupakan milik warga sedang demo. Warga yang sedang demo

melarang untuk melanjutkan kegiatan tanam dan pemeliharan produksi TSS di

KP Gurgur.

Kronologi terjadinya demo warga : Pada hari Selasa tanggal 13 bulan Juni 2017

jam 5:09 wib disaat sedang melakukan pemeliharaan tanaman yaitu penyiraman

tanaman. Pada saat pekerja sedang melakukan pemeliharaan tanaman tiba-tiba

muncul seorang pria paruh baya naik kendaraan bermotor dan memotret kami.

Kemudian dia memanggil Parlindungan (karyawan KP Berastagi) yang memakai

topi merah dan menanyakan siapa yang memberi ijin melakukan aktifitas di

lokasi ini. Lalu Parlindungan memanggil (Fatiani Manik) untuk memberi

penjelasan. Fatiani Manik menjelaskan bahwa tanaman sudah tumbuh dan perlu

pemeliharaan yaitu penyiraman karena kondisi iklim yang panas terik (tidak

pernah hujan). Kemudian muncul Kepala Kebun Percobaan Gurgur Balige

(Jintamin Saragih) menyatakan untuk meneruskan aktifitas dan menjamin

keselamatan kami. Selang 10 menit kemudian datanglah sebuah mobil kijang

hitam dan di dalam mobil ada 5 orang laki-laki paruh baya yang salah satunya

adalah Kepala Desa. Mereka melarang kami untuk melanjutkan kegiatan dengan

alasan bahwa tanah tersebut adalah tanah mereka. Kami berusaha memberi

penjelasan untuk kegiatan tersebut tetapi mereka tetap melarang untuk

menambah luasan penanaman dan pemeliharaan.

Seperti pada gambar jelas terlihat bahwa jaringan air sudah di buat sangat baik

untuk kelancaran pemyiraman dan pemupukan. Pipa air di sambung dari kolam

yang ada di kampung dengan memperbaiki mesin pompa air yang ada di kolam

agar air mengalir ke lokasi penanaman. Setelah kejadian pelarangan tersebut

pipa air dari kolam ke lahan tanaman bawang merah diputus mengakibatkan

kami mengalami kesulitan untuk melakukan penyiraman, penyemprotan dan

pemupukan pada tanaman bawang merah. Sementara kondisi cuaca panas terik

mengakibatkan banyak tanaman yang mati karena kurang siram. Selain pipa air

diputus tenaga kerja orang kampung yang bekerja lokasi bawang merah dilarang

dan diancam.

Setelah terjadi demo masyarakat di penanaman tidak boleh dilajutkan lagi oleh

masyarakat sekitar padahal target penanaman masih kurang 0,8 Ha. Untuk

memenuhi target penanaman menjadi 1,5 Ha maka kemudian penanaman di

lakukan lokasi baru yaitu di Silangit Tapanuli Utara. Akibat dari demo masyarakat

Page 107: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura94

, bawang merah yang baru ditanam tidak bisa disiram selama satu minggu

sehingga tanaman banyak yang mati dan hanya tersisa kurang lebih 30 % dari

populasi awal. Kondisi pertumbuan tanaman tidak maksimal karena kurang

penyiraman pada awal tanam. Dari 30 % populasi tanaman yang tersisa hanya

30 % yang menghasilkan bunga sebagai akibat pertumbuhan awal yang

terganggu. Pada waktu pembentukan kapsul terjadi serangan penyakit sebagai

akibat seringnya turun hujan, sehingga mengakibatkan terjadinya gagal panen.

Produksi TSS di Gurgur Sumut

Produksi TSS di Gurgur Sumut

Produksi TSS di Gurgur Sumut

Produk TSS di Silangit Sumatera Utara

Waktu tanam produksi TSS di Silangit dilakuakn tanggal 8 Juli 2017. Lokasi ini

merupakan lokasi pindahan dari KP Gurgur karena di KP Gurgur tidak mungkin

menambah lagi penanaman karena situasinya tidak memungkinkan karena

adanya demo masyarakat. Alasan pemilihan lokasi di Silangit karena lokasi

tersebut merupakan dataran tinggi dan masih berdekatan dengan KP Gurgur.

Luas tanam di Silangit adalah 6000 m2 dari target 8000 m2. Di Silangit hanya bisa

menanam 6000 m2 (0,6 Ha) karena benih sudah banyak yang rusak karena

sudah tertunda penanamannya selama 2 minggu pemindahan lokasi.

Dari 0,6 Ha penanaman produksi TSS di Silangit diperoleh populasi 100000

tanaman namun yang berhasil tumbuh sampai menghasilkan bunga hanya 60000

tanaman. Setelah dihitung Jumlah karangan bunga (umbel) dalam satu hektar

181000 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel 142 bunga. Jika pertumbuhan

optimal maka persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai 50% atau setara

dengan 71 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1

umbel terdapat 426 biji. Dalam 0,6 Ha akan didapatkan 291.465.153 biji.

Apabila diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka jumlah biji bernas

dalam 2,3 Ha adalah 77.106.000 biji. Berat 1000 biji TSS kurang lebih 2 gr,

sehingga prediksi produksi TSS seluas 0,6 Ha di Silangit adalah 77 kg.

Realisasi produksi benih TSS di Silangit atau setara dengan 2,2 %dari potensi

porduksi yang mungkin dapat dicapai yaitu 77. Penyebab gagalnya produksi biji

di Silangit adalah :

a. Benih banyak yang sudah rusak karena penanaman ditunda selam 2

minggu akaibat pemindahan lokasi dari KP Gurgur ke Silangit. Benih

tersebut sudah divernalisasi seharusnya langsung ditanam karena benih

pada dasarnya sudah tumbuh. Karena menunggu persiapan lahan

sehingga benih banyak yang rusak sebelum ditanam.

b. Pengolahan lahan yang kurang bagus karena terburu-buru harus siap

untuk ditanami. Seharusnya lahan setelah diolah tidak langsung ditanami

supaya seresah dan pupuk kandang mengalami proses terdekomposisi

sehingga bagus untuk pertumbuhan tanaman.

c. Cuaca ekstrim yang kurang mendukung untuk pertumbuhan tanaman.

Dari bulan Agustus sampai bulan Desember banyak terjadi hujan.

Kondisi tanaman di Silangit pada awal pertumbuhan sama seperti dilokasi lain

yaitu pertumbuhannya sangat bagus. Namun pada perkembangannya di Silangit

sering turun hujan dan sering berkabut. Hal ini berbeda dengan di KP Gurgur

yang merupakan dataran tinggi kering dan tidak berkabut. Lokasi Silangit

Page 108: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

95

, bawang merah yang baru ditanam tidak bisa disiram selama satu minggu

sehingga tanaman banyak yang mati dan hanya tersisa kurang lebih 30 % dari

populasi awal. Kondisi pertumbuan tanaman tidak maksimal karena kurang

penyiraman pada awal tanam. Dari 30 % populasi tanaman yang tersisa hanya

30 % yang menghasilkan bunga sebagai akibat pertumbuhan awal yang

terganggu. Pada waktu pembentukan kapsul terjadi serangan penyakit sebagai

akibat seringnya turun hujan, sehingga mengakibatkan terjadinya gagal panen.

Produksi TSS di Gurgur Sumut

Produksi TSS di Gurgur Sumut

Produksi TSS di Gurgur Sumut

Produk TSS di Silangit Sumatera Utara

Waktu tanam produksi TSS di Silangit dilakuakn tanggal 8 Juli 2017. Lokasi ini

merupakan lokasi pindahan dari KP Gurgur karena di KP Gurgur tidak mungkin

menambah lagi penanaman karena situasinya tidak memungkinkan karena

adanya demo masyarakat. Alasan pemilihan lokasi di Silangit karena lokasi

tersebut merupakan dataran tinggi dan masih berdekatan dengan KP Gurgur.

Luas tanam di Silangit adalah 6000 m2 dari target 8000 m2. Di Silangit hanya bisa

menanam 6000 m2 (0,6 Ha) karena benih sudah banyak yang rusak karena

sudah tertunda penanamannya selama 2 minggu pemindahan lokasi.

Dari 0,6 Ha penanaman produksi TSS di Silangit diperoleh populasi 100000

tanaman namun yang berhasil tumbuh sampai menghasilkan bunga hanya 60000

tanaman. Setelah dihitung Jumlah karangan bunga (umbel) dalam satu hektar

181000 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel 142 bunga. Jika pertumbuhan

optimal maka persentase bunga menjadi kapsul bisa mencapai 50% atau setara

dengan 71 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1

umbel terdapat 426 biji. Dalam 0,6 Ha akan didapatkan 291.465.153 biji.

Apabila diasumsikan biji yang bernas mencapai 50 % maka jumlah biji bernas

dalam 2,3 Ha adalah 77.106.000 biji. Berat 1000 biji TSS kurang lebih 2 gr,

sehingga prediksi produksi TSS seluas 0,6 Ha di Silangit adalah 77 kg.

Realisasi produksi benih TSS di Silangit atau setara dengan 2,2 %dari potensi

porduksi yang mungkin dapat dicapai yaitu 77. Penyebab gagalnya produksi biji

di Silangit adalah :

a. Benih banyak yang sudah rusak karena penanaman ditunda selam 2

minggu akaibat pemindahan lokasi dari KP Gurgur ke Silangit. Benih

tersebut sudah divernalisasi seharusnya langsung ditanam karena benih

pada dasarnya sudah tumbuh. Karena menunggu persiapan lahan

sehingga benih banyak yang rusak sebelum ditanam.

b. Pengolahan lahan yang kurang bagus karena terburu-buru harus siap

untuk ditanami. Seharusnya lahan setelah diolah tidak langsung ditanami

supaya seresah dan pupuk kandang mengalami proses terdekomposisi

sehingga bagus untuk pertumbuhan tanaman.

c. Cuaca ekstrim yang kurang mendukung untuk pertumbuhan tanaman.

Dari bulan Agustus sampai bulan Desember banyak terjadi hujan.

Kondisi tanaman di Silangit pada awal pertumbuhan sama seperti dilokasi lain

yaitu pertumbuhannya sangat bagus. Namun pada perkembangannya di Silangit

sering turun hujan dan sering berkabut. Hal ini berbeda dengan di KP Gurgur

yang merupakan dataran tinggi kering dan tidak berkabut. Lokasi Silangit

Page 109: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura96

ternyata merupakan dataran tinggi basah dan kadang-kadang berkabut. Akibat

sering hujan dan berkabut maka kelembaban menjadi tinggi. Sejak awal

penanaman sering terjadi hujan, bulan Juli terjadi 14 hari hujan, bulan Agustus

terjadi 14 hari hujan, bulan September terjadi 24 hari hujan, bulan Oktober

terjadi 17 hari hujan, bulan November terjadi 26 hari hujan dan bulan Desember

terjadi 24 hari hujan. Hujan yang terjadi terus-menerus menyebabkan

kelembaban yang tinggi yang menyebabkan tanaman terserang penyakit. Saat

pembentukan kapsul serangan penyakit semakin tinggi sehingga bunga-bunga

bawang merah mati sebelum menjadi kapsul. Sebagai akibat kondisi lingkungan

yang kurang memungkinkan tersebut maka panen biji di Silangit mengalami

kegagalan.

Produksi TSS di Silangit Tapanuli Utara

Sumut

Produksi TSS di Silangit

Tapanuli Utara Sumut

Tindak Lanjut Dari Kegagalan Produksi TSS

Setelah terjadi kegaggalan produksi TSS di 4 Lokasi kemudian tindak lanjutnya

adalah menanam ulang sesuai dengan kemampuan sember daya yang ada.

Lokasi penanaman dilakukan di Lembang di tempat yang sama ketika produksi

TSS sebelumnya. Luas penanaman adalah 1 Ha. Tanam dilakukan tanggal 27

Oktober 2018. Dari penanaman seluas 1 Ha hanya setengahnya yang mampu

berbunga. Pada saat pembentukan kapsul terjadi lagi serangan penyakit.

Dari luasan 1 Ha dibagi dalam 2 blok. Masing-masing blok seluas 1 Ha. Hanya

Blok 1 yang mampu berbunga dengan luas lahan 0,5 Ha. Untuk blok 2

pertumbuhan kurang bagus dan hanya akan dipanen benih umbinya. Blok 1

mempunyai populasi tanaman hidup 35322. Setelah dihitung Jumlah karangan

bunga (umbel) dalam satu hektar 104580 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel

152 bunga. Jika pertumbuhan optimal maka persentase bunga menjadi kapsul

bisa mencapai 50% atau setara dengan 76 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul

berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1 umbel terdapat 456 biji. Dalam 0,5 Ha

tersebut akan didapatkan 47.688.480 biji. Apabila diasumsikan biji yang bernas

mencapai 50 % maka jumlah biji bernas dalam 0,5 Ha adalah 23.844.240 biji.

Berat 1000 biji TSS kurang lebih 2 gr, sehingga prediksi produksi TSS seluas 1

Ha di Lembang dalam kondisi pertumbuhan optimal adalah 48 kg.

Kondisi tanaman terserang penyakit pada saat pembentukan kapsul walaupun

serangannya tidak seberat musim tanam sebelumnya. Umbel sudah mulai

dipanen sedang dijemur untuk diproses lebih lanjut. Perkiraan jumlah biji yang

dihasilkan adalah 15 kg atau setara dengan 31,25 % dari potensi hasil yang

mungkin dapat dicapai.

Tanam Ulang Produksi TSS di

Lembang

Tanam Ulang Produksi TSS (mulai

terserang penyakit)

Page 110: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

97

ternyata merupakan dataran tinggi basah dan kadang-kadang berkabut. Akibat

sering hujan dan berkabut maka kelembaban menjadi tinggi. Sejak awal

penanaman sering terjadi hujan, bulan Juli terjadi 14 hari hujan, bulan Agustus

terjadi 14 hari hujan, bulan September terjadi 24 hari hujan, bulan Oktober

terjadi 17 hari hujan, bulan November terjadi 26 hari hujan dan bulan Desember

terjadi 24 hari hujan. Hujan yang terjadi terus-menerus menyebabkan

kelembaban yang tinggi yang menyebabkan tanaman terserang penyakit. Saat

pembentukan kapsul serangan penyakit semakin tinggi sehingga bunga-bunga

bawang merah mati sebelum menjadi kapsul. Sebagai akibat kondisi lingkungan

yang kurang memungkinkan tersebut maka panen biji di Silangit mengalami

kegagalan.

Produksi TSS di Silangit Tapanuli Utara

Sumut

Produksi TSS di Silangit

Tapanuli Utara Sumut

Tindak Lanjut Dari Kegagalan Produksi TSS

Setelah terjadi kegaggalan produksi TSS di 4 Lokasi kemudian tindak lanjutnya

adalah menanam ulang sesuai dengan kemampuan sember daya yang ada.

Lokasi penanaman dilakukan di Lembang di tempat yang sama ketika produksi

TSS sebelumnya. Luas penanaman adalah 1 Ha. Tanam dilakukan tanggal 27

Oktober 2018. Dari penanaman seluas 1 Ha hanya setengahnya yang mampu

berbunga. Pada saat pembentukan kapsul terjadi lagi serangan penyakit.

Dari luasan 1 Ha dibagi dalam 2 blok. Masing-masing blok seluas 1 Ha. Hanya

Blok 1 yang mampu berbunga dengan luas lahan 0,5 Ha. Untuk blok 2

pertumbuhan kurang bagus dan hanya akan dipanen benih umbinya. Blok 1

mempunyai populasi tanaman hidup 35322. Setelah dihitung Jumlah karangan

bunga (umbel) dalam satu hektar 104580 buah. Rata-rata bunga dalam 1 umbel

152 bunga. Jika pertumbuhan optimal maka persentase bunga menjadi kapsul

bisa mencapai 50% atau setara dengan 76 kapsul setiap umbel. Setiap kapsul

berisi 6 biji TSS sehingga dalam 1 umbel terdapat 456 biji. Dalam 0,5 Ha

tersebut akan didapatkan 47.688.480 biji. Apabila diasumsikan biji yang bernas

mencapai 50 % maka jumlah biji bernas dalam 0,5 Ha adalah 23.844.240 biji.

Berat 1000 biji TSS kurang lebih 2 gr, sehingga prediksi produksi TSS seluas 1

Ha di Lembang dalam kondisi pertumbuhan optimal adalah 48 kg.

Kondisi tanaman terserang penyakit pada saat pembentukan kapsul walaupun

serangannya tidak seberat musim tanam sebelumnya. Umbel sudah mulai

dipanen sedang dijemur untuk diproses lebih lanjut. Perkiraan jumlah biji yang

dihasilkan adalah 15 kg atau setara dengan 31,25 % dari potensi hasil yang

mungkin dapat dicapai.

Tanam Ulang Produksi TSS di

Lembang

Tanam Ulang Produksi TSS (mulai

terserang penyakit)

Page 111: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura98

II. PRODUKSI BENIH UMBI

Target : 15000 kg

Realisasi : 8200 kg (54 %)

Produksi umbi diperoleh dengan menanam khusu produksi benih umbi dan umbi

yang diperoleh pada waktu produksi TSS. Pada saat produksi TSS diharapkan

selain produksi biji juga dihasilkan produksi umbi (hasil samping).

Target tahun 2017 adalah 15000 kg benih umbi dan realisasinya baru 8200 kg

sehinga tidak tercapai target. Realisasi baru mencapai 54 %.

Tidak tercapainya target ini disebabkan oleh :

- Ada yang belum panen pada produksi benih umbi.

- Kerusakan tanaman akibat serangan penyakit pada produksi TSS

mengakibatkan benih umbinya (hasil samping) rusak dan tidak bisa

dijadikan benih.

Kondisi umbi hasil samping

produksi TSS

Kondisi umbi hasil samping

produksi TSS

DATA IKLIM DARI STASIUN KLIMATOLOGI MARGAHAYU (II) LEMBANG

Januari 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan Tgl oC % oC oC mm 1 19 87 24 15 0 2 19,8 86 24 15 0 3 19 87 24 15 0 4 19 88 24 15 0 5 18 85 24 15 0 6 18 86 24 15 6,5 7 19 85 24 15 0 8 19 82 24 15 0 9 20 87 24 15 0 10 20 88 24 15 0

Jmh 171 861 240 150 6,5 11 19 80 24 15 0 12 19 80 24 15 0 13 19 83 24 15 0 14 20 85 24 15 0 15 20,6 87 24 15 0 16 20 86 24 15 0 17 19,6 87 24 15 0 18 20 87 24 15 0 19 19,5 89 24 16 0 20 20 90 24 15 0

Jmh 196,7 854 240 151 0 21 19,6 78 24 15 0 22 19 86 24 15 26,5 23 19,6 85 24 15 16,5 24 19 87 24 15 0 25 19 89 24 16 0 26 19 88 24 16 0 27 20 84 24 15 0 28 19,8 85 24 15 0 29 20 89 25 15 6,5 30 19,6 90 24 15 0 31 19,8 90 24 15 0

Jmh 214,4 951 265 167 49,5 Jmh/B 582,1 2666 745 468 56

Rata2/B 18,78 86,00 24,03 15,10 1,81

Page 112: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

99

II. PRODUKSI BENIH UMBI

Target : 15000 kg

Realisasi : 8200 kg (54 %)

Produksi umbi diperoleh dengan menanam khusu produksi benih umbi dan umbi

yang diperoleh pada waktu produksi TSS. Pada saat produksi TSS diharapkan

selain produksi biji juga dihasilkan produksi umbi (hasil samping).

Target tahun 2017 adalah 15000 kg benih umbi dan realisasinya baru 8200 kg

sehinga tidak tercapai target. Realisasi baru mencapai 54 %.

Tidak tercapainya target ini disebabkan oleh :

- Ada yang belum panen pada produksi benih umbi.

- Kerusakan tanaman akibat serangan penyakit pada produksi TSS

mengakibatkan benih umbinya (hasil samping) rusak dan tidak bisa

dijadikan benih.

Kondisi umbi hasil samping

produksi TSS

Kondisi umbi hasil samping

produksi TSS

DATA IKLIM DARI STASIUN KLIMATOLOGI MARGAHAYU (II) LEMBANG

Januari 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan Tgl oC % oC oC mm 1 19 87 24 15 0 2 19,8 86 24 15 0 3 19 87 24 15 0 4 19 88 24 15 0 5 18 85 24 15 0 6 18 86 24 15 6,5 7 19 85 24 15 0 8 19 82 24 15 0 9 20 87 24 15 0 10 20 88 24 15 0

Jmh 171 861 240 150 6,5 11 19 80 24 15 0 12 19 80 24 15 0 13 19 83 24 15 0 14 20 85 24 15 0 15 20,6 87 24 15 0 16 20 86 24 15 0 17 19,6 87 24 15 0 18 20 87 24 15 0 19 19,5 89 24 16 0 20 20 90 24 15 0

Jmh 196,7 854 240 151 0 21 19,6 78 24 15 0 22 19 86 24 15 26,5 23 19,6 85 24 15 16,5 24 19 87 24 15 0 25 19 89 24 16 0 26 19 88 24 16 0 27 20 84 24 15 0 28 19,8 85 24 15 0 29 20 89 25 15 6,5 30 19,6 90 24 15 0 31 19,8 90 24 15 0

Jmh 214,4 951 265 167 49,5 Jmh/B 582,1 2666 745 468 56

Rata2/B 18,78 86,00 24,03 15,10 1,81

Page 113: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura100

Februari 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan Tgl oC % oC oC mm 1 18 84 23 16 0 2 18 86 23 16 0 3 19 85 24 16 0 4 18 78 23 15 0 5 19 79 24 15 0 6 18 76 23 15 0 7 19 75 24 15 19,5 8 19 88 24 16 0 9 19 87 24 15 13,5 10 19 85 24 16 0

Jmh 206,9 823 236 155 33 11 20 86 24 15 11,5 12 20 85 24 15 9,5 13 19 85 24 16 7,5 14 19 85 24 16 0 15 19 85 25 15 0 16 19 86 24 15 28,5 17 18 89 23 15 0 18 18 87 23 15 0 19 19 88 24 15 0 20 18 87 23 16 0

Jmh 207,7 863 238 153 57 21 19 87 24 16 22,5 22 18 86 24 15 0 23 18 85 24 15 28,5 24 19 87 24 16 18,5 25 19 85 24 15 9,5 26 19 86 24 16 13,5 27 20 87 24 15 0 28 20 88 24 15 39,5

Jmh 152 691 192 123 132 Jmh/B 566,6 2377 666 431 222

Rata2/B 20,24 84,89 23,79 15,39 7,93

Maret 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 20 90 24 15 24,5 2 20 88 23 17 20,5 3 20 90 24 16 9,5 4 20 87 24 15 0 5 21 89 24 15 10,5 6 21 88 24 15 39,5 7 20 89 24 15 34,5 8 22 89 25 14 0 9 22 90 25 14 7,5 10 21,8 90 25 14 21,5

Jmh 206,9 890 242 150 168 11 20 92 24 15 6,5 12 21,6 90 25 14 0 13 20 87 24 15 0 14 21 89 25 14 0 15 21 88 25 15 0 16 21 89 25 14 0 17 20 80 24 14 7,5 18 20 90 25 15 21,5 19 22 90 25 14 39,5 20 22 89 25 14 0

Jmh 207,7 884 247 144 75 21 22 90 26 14 0 22 21,6 91 25 14 9,5 23 21,8 89 26 14 79,5 24 22 87 25 14 0 25 22 88 25 14 0 26 19,8 85 24 14 0 27 20,4 89 25 14 0 28 20,8 90 25 14 8,5 29 22 92 26 14 11,5 30 21,6 89 25 14 0 31 22 90 26 14 28,5

Jmh 236 980 278 154 137,5 Jmh/B 650,6 2754 767 448 380,5

Rata2/B 20,99 88,84 24,74 14,45 12,27

Page 114: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

101

Februari 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan Tgl oC % oC oC mm 1 18 84 23 16 0 2 18 86 23 16 0 3 19 85 24 16 0 4 18 78 23 15 0 5 19 79 24 15 0 6 18 76 23 15 0 7 19 75 24 15 19,5 8 19 88 24 16 0 9 19 87 24 15 13,5 10 19 85 24 16 0

Jmh 206,9 823 236 155 33 11 20 86 24 15 11,5 12 20 85 24 15 9,5 13 19 85 24 16 7,5 14 19 85 24 16 0 15 19 85 25 15 0 16 19 86 24 15 28,5 17 18 89 23 15 0 18 18 87 23 15 0 19 19 88 24 15 0 20 18 87 23 16 0

Jmh 207,7 863 238 153 57 21 19 87 24 16 22,5 22 18 86 24 15 0 23 18 85 24 15 28,5 24 19 87 24 16 18,5 25 19 85 24 15 9,5 26 19 86 24 16 13,5 27 20 87 24 15 0 28 20 88 24 15 39,5

Jmh 152 691 192 123 132 Jmh/B 566,6 2377 666 431 222

Rata2/B 20,24 84,89 23,79 15,39 7,93

Maret 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 20 90 24 15 24,5 2 20 88 23 17 20,5 3 20 90 24 16 9,5 4 20 87 24 15 0 5 21 89 24 15 10,5 6 21 88 24 15 39,5 7 20 89 24 15 34,5 8 22 89 25 14 0 9 22 90 25 14 7,5 10 21,8 90 25 14 21,5

Jmh 206,9 890 242 150 168 11 20 92 24 15 6,5 12 21,6 90 25 14 0 13 20 87 24 15 0 14 21 89 25 14 0 15 21 88 25 15 0 16 21 89 25 14 0 17 20 80 24 14 7,5 18 20 90 25 15 21,5 19 22 90 25 14 39,5 20 22 89 25 14 0

Jmh 207,7 884 247 144 75 21 22 90 26 14 0 22 21,6 91 25 14 9,5 23 21,8 89 26 14 79,5 24 22 87 25 14 0 25 22 88 25 14 0 26 19,8 85 24 14 0 27 20,4 89 25 14 0 28 20,8 90 25 14 8,5 29 22 92 26 14 11,5 30 21,6 89 25 14 0 31 22 90 26 14 28,5

Jmh 236 980 278 154 137,5 Jmh/B 650,6 2754 767 448 380,5

Rata2/B 20,99 88,84 24,74 14,45 12,27

Page 115: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura102

April 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 20 90 24 15 0 2 20 88 23 17 8,5 3 20 90 24 16 0 4 20 87 24 15 11,5 5 21 89 24 15 18,5 6 21 88 24 15 0 7 20 89 24 15 0 8 22 89 25 14 0 9 22 90 25 14 0 10 21,8 90 25 14 0

Jmh 206,9 890 242 150 38,5 11 20 92 24 15 0 12 21,6 90 25 14 0 13 20 87 24 15 0 14 21 89 25 14 0 15 21 88 25 15 0 16 21 89 25 14 0 17 20 80 24 14 0 18 20 90 25 15 0 19 22 90 25 14 0 20 22 89 25 14 0

Jmh 207,7 884 247 144 0 21 22 90 26 14 0 22 21,6 91 25 14 9,5 23 21,8 89 26 14 19,5 24 22 87 25 14 0 25 22 88 25 14 0 26 19,8 85 24 14 0 27 20,4 89 25 14 0 28 20,8 90 25 14 6,5 29 22 92 26 14 8,5 30 21,6 89 25 14 0 31 22 90 26 14 28,5

Jmh 236 980 278 154 72,5 Jmh/B 650,6 2754 767 448 111

Rata2/B 20,99 88,84 24,74 14,45 3,58

Mei 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 20 90 24 15 18,5 2 20 88 23 17 13,5 3 20 90 24 16 0 4 20 87 24 15 6,5 5 21 89 24 15 9,5 6 21 88 24 15 0 7 20 89 24 15 0 8 22 89 25 14 0 9 22 90 25 14 0 10 21,8 90 25 14 58,5

Jmh 206,9 890 242 150 106,5 11 20 92 24 15 0 12 21,6 90 25 14 0 13 20 87 24 15 0 14 21 89 25 14 0 15 21 88 25 15 0 16 21 89 25 14 0 17 20 80 24 14 0 18 20 90 25 15 0 19 22 90 25 14 0 20 22 89 25 14 0

Jmh 207,7 884 247 144 0 21 22 90 26 14 0 22 21,6 91 25 14 0 23 21,8 89 26 14 0 24 22 87 25 14 0 25 22 88 25 14 0 26 19,8 85 24 14 0 27 20,4 89 25 14 0 28 20,8 90 25 14 0 29 22 92 26 14 14,5 30 21,6 89 25 14 0 31 22 90 26 14 0

Jmh 236 980 278 154 14,5 Jmh/B 650,6 2754 767 448 121

Rata2/B 20,99 88,84 24,74 14,45 3,90

Page 116: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

103

April 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 20 90 24 15 0 2 20 88 23 17 8,5 3 20 90 24 16 0 4 20 87 24 15 11,5 5 21 89 24 15 18,5 6 21 88 24 15 0 7 20 89 24 15 0 8 22 89 25 14 0 9 22 90 25 14 0 10 21,8 90 25 14 0

Jmh 206,9 890 242 150 38,5 11 20 92 24 15 0 12 21,6 90 25 14 0 13 20 87 24 15 0 14 21 89 25 14 0 15 21 88 25 15 0 16 21 89 25 14 0 17 20 80 24 14 0 18 20 90 25 15 0 19 22 90 25 14 0 20 22 89 25 14 0

Jmh 207,7 884 247 144 0 21 22 90 26 14 0 22 21,6 91 25 14 9,5 23 21,8 89 26 14 19,5 24 22 87 25 14 0 25 22 88 25 14 0 26 19,8 85 24 14 0 27 20,4 89 25 14 0 28 20,8 90 25 14 6,5 29 22 92 26 14 8,5 30 21,6 89 25 14 0 31 22 90 26 14 28,5

Jmh 236 980 278 154 72,5 Jmh/B 650,6 2754 767 448 111

Rata2/B 20,99 88,84 24,74 14,45 3,58

Mei 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 20 90 24 15 18,5 2 20 88 23 17 13,5 3 20 90 24 16 0 4 20 87 24 15 6,5 5 21 89 24 15 9,5 6 21 88 24 15 0 7 20 89 24 15 0 8 22 89 25 14 0 9 22 90 25 14 0 10 21,8 90 25 14 58,5

Jmh 206,9 890 242 150 106,5 11 20 92 24 15 0 12 21,6 90 25 14 0 13 20 87 24 15 0 14 21 89 25 14 0 15 21 88 25 15 0 16 21 89 25 14 0 17 20 80 24 14 0 18 20 90 25 15 0 19 22 90 25 14 0 20 22 89 25 14 0

Jmh 207,7 884 247 144 0 21 22 90 26 14 0 22 21,6 91 25 14 0 23 21,8 89 26 14 0 24 22 87 25 14 0 25 22 88 25 14 0 26 19,8 85 24 14 0 27 20,4 89 25 14 0 28 20,8 90 25 14 0 29 22 92 26 14 14,5 30 21,6 89 25 14 0 31 22 90 26 14 0

Jmh 236 980 278 154 14,5 Jmh/B 650,6 2754 767 448 121

Rata2/B 20,99 88,84 24,74 14,45 3,90

Page 117: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura104

Juni 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 19,6 88 24 14 0 2 19 87 24 14 65,5 3 19,8 89 24 14 0 4 19,6 86 24 14 0 5 18,8 85 24 14 0 6 19 87 24 24 15,5 7 20 84 24 15 0 8 20,4 84 24 15 0 9 20,6 87 24 15 0 10 19,8 88 24 14 0

Jmh 206,9 865 240 153 81 11 18,6 80 24 14 0 12 19,6 86 24,6 14 0 13 19 84 24 14 0 14 19,4 87 24 14 0 15 20,2 89 24 15 0 16 19,8 88 24 14 0 17 19,6 87 24 14 0 18 19 85 24 14 0 19 20 88 24 15 0 20 19,6 89 24 14 0

Jmh 207,7 863 240,6 142 0 21 19 84 24 14 0 22 20 89 24 15 0 23 19,8 88 24 14 0 24 19 87 24 14 0 25 20 89 24 15 0 26 20,4 89 24 15 0 27 20,6 89 24 14 0 28 19 86 24 14 0 29 19 86 24 14 0 30 19 85 24 15 0 31 0 0 0 0 0

Jmh 175,2 872 240 144 0 Jmh/B 589,8 2600 720,6 439 81

Rata2/B 19,03 83,87 23,25 14,16 2,61

Juli 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 18,6 80 26 16 0 2 19,2 87 25 15 0 3 19,6 88 26 16 0 4 19 88 25 15 0 5 20 89 26 16 0 6 20,4 89 25 15 0 7 18,2 85 25 15 0 8 19,6 85 25 15 0 9 18,6 86 25 15 0 10 18,8 86 26 16 0

Jmh 192 863 254 154 0 11 19 86 25 15 0 12 19,8 86 25 15 0 13 19,6 87 25 15 0 14 19 88 25 15 0 15 20 89 26 16 0 16 20,2 89 25 15 0 17 20,4 89 25 15 0 18 19,6 86 25 15 0 19 20 86 25 15 0 20 19,6 88 24 14 0

Jmh 197,2 874 250 150 0 21 19 89 26 16 0 22 18,8 87 26 16 0 23 19 84 25 15 0 24 19,6 87 26 16 0 25 19 85 25 15 0 26 20 88 26 16 0 27 20,2 87 25 15 0 28 20,6 86 26 16 0 29 19,4 85 25 15 29,5 30 19,6 84 25 15 0 31 19,8 82 25 15 0

Jmh 215 944 280 170 29,5 Jmh/B 604,2 2681 784 474 29,5

Rata2/B 19,49 86,48 25,29 15,29 0,95

Page 118: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

105

Juni 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 19,6 88 24 14 0 2 19 87 24 14 65,5 3 19,8 89 24 14 0 4 19,6 86 24 14 0 5 18,8 85 24 14 0 6 19 87 24 24 15,5 7 20 84 24 15 0 8 20,4 84 24 15 0 9 20,6 87 24 15 0 10 19,8 88 24 14 0

Jmh 206,9 865 240 153 81 11 18,6 80 24 14 0 12 19,6 86 24,6 14 0 13 19 84 24 14 0 14 19,4 87 24 14 0 15 20,2 89 24 15 0 16 19,8 88 24 14 0 17 19,6 87 24 14 0 18 19 85 24 14 0 19 20 88 24 15 0 20 19,6 89 24 14 0

Jmh 207,7 863 240,6 142 0 21 19 84 24 14 0 22 20 89 24 15 0 23 19,8 88 24 14 0 24 19 87 24 14 0 25 20 89 24 15 0 26 20,4 89 24 15 0 27 20,6 89 24 14 0 28 19 86 24 14 0 29 19 86 24 14 0 30 19 85 24 15 0 31 0 0 0 0 0

Jmh 175,2 872 240 144 0 Jmh/B 589,8 2600 720,6 439 81

Rata2/B 19,03 83,87 23,25 14,16 2,61

Juli 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 18,6 80 26 16 0 2 19,2 87 25 15 0 3 19,6 88 26 16 0 4 19 88 25 15 0 5 20 89 26 16 0 6 20,4 89 25 15 0 7 18,2 85 25 15 0 8 19,6 85 25 15 0 9 18,6 86 25 15 0 10 18,8 86 26 16 0

Jmh 192 863 254 154 0 11 19 86 25 15 0 12 19,8 86 25 15 0 13 19,6 87 25 15 0 14 19 88 25 15 0 15 20 89 26 16 0 16 20,2 89 25 15 0 17 20,4 89 25 15 0 18 19,6 86 25 15 0 19 20 86 25 15 0 20 19,6 88 24 14 0

Jmh 197,2 874 250 150 0 21 19 89 26 16 0 22 18,8 87 26 16 0 23 19 84 25 15 0 24 19,6 87 26 16 0 25 19 85 25 15 0 26 20 88 26 16 0 27 20,2 87 25 15 0 28 20,6 86 26 16 0 29 19,4 85 25 15 29,5 30 19,6 84 25 15 0 31 19,8 82 25 15 0

Jmh 215 944 280 170 29,5 Jmh/B 604,2 2681 784 474 29,5

Rata2/B 19,49 86,48 25,29 15,29 0,95

Page 119: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura106

Agustus 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 20,4 90 24 15 0 2 20 88 23 17 0 3 19 90 24 16 0 4 19,6 87 24 15 0 5 19,4 89 24 15 0 6 19 88 24 15 0 7 19,6 89 24 15 0 8 20,4 89 25 14 0 9 20 90 25 14 0 10 20 90 25 14 0

Jmh 197,4 890 242 150 0 11 19 88 26 16 0 12 19,8 88 25 15 0 13 20 89 25 15 0 14 20,4 89 26 16 0 15 19,8 88 26 16 0 16 20,4 89 25 15 0 17 20,6 89 25 15 0 18 20,8 89 25 15 0 19 19,8 86 25 15 0 20 20,4 89 25 15 0

Jmh 201 884 253 153 0 21 19,6 88 26 16 0 22 20,4 89 25 16 0 23 19 86 25 15 0 24 19,8 86 25 15 0 25 19 82 25 15 0 26 19,8 87 25 16 0 27 20 89 25 15 0 28 20 85 25 15 0 29 19,4 87 25 16 0 30 20 89 25 15 0 31 20,6 89 25 15 0

Jmh 217,6 957 276 169 0 Jmh/B 616 2731 771 472 0

Rata2/B 19,87 88,10 24,87 15,23 0

September 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 19,6 86 26 15 0 2 19,4 88 25 17 0 3 20 89 25 16 0 4 18,9 87 25 15 0 5 19 88 24 15 0 6 19 88 24 15 0 7 19 88 24 15 0 8 19 88 25 14 0 9 20,4 89 25 14 0 10 20,6 89 25 14 0

Jmh 194,9 880 248 150 0 11 19 84 24 15 0 12 19,8 86 25 14 0 13 19,6 85 24 15 0 14 19 87 25 14 0 15 20 89 25 15 0 16 20 89 25 14 0 17 19,8 88 24 14 0 18 20 90 25 15 0 19 20,4 90 25 14 0 20 20,4 89 25 14 0

Jmh 198 877 247 144 0 21 19,8 86 26 14 0 22 19,6 86 25 14 0 23 20 89 26 14 0 24 20,4 89 25 14 0 25 19,8 88 25 14 0 26 20,4 89 24 14 0 27 19,6 87 25 14 46,5 28 19 88 25 14 9,5 29 20 89 26 14 6,5 30 19,4 88 25 14 0 31 19,8 88 26 14 0

Jmh 217,8 967 278 154 62,5 Jmh/B 610,7 2724 773 448 62,5

Rata2/B 19,70 87,87 24,94 14,45 2,02

Page 120: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

107

Agustus 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 20,4 90 24 15 0 2 20 88 23 17 0 3 19 90 24 16 0 4 19,6 87 24 15 0 5 19,4 89 24 15 0 6 19 88 24 15 0 7 19,6 89 24 15 0 8 20,4 89 25 14 0 9 20 90 25 14 0 10 20 90 25 14 0

Jmh 197,4 890 242 150 0 11 19 88 26 16 0 12 19,8 88 25 15 0 13 20 89 25 15 0 14 20,4 89 26 16 0 15 19,8 88 26 16 0 16 20,4 89 25 15 0 17 20,6 89 25 15 0 18 20,8 89 25 15 0 19 19,8 86 25 15 0 20 20,4 89 25 15 0

Jmh 201 884 253 153 0 21 19,6 88 26 16 0 22 20,4 89 25 16 0 23 19 86 25 15 0 24 19,8 86 25 15 0 25 19 82 25 15 0 26 19,8 87 25 16 0 27 20 89 25 15 0 28 20 85 25 15 0 29 19,4 87 25 16 0 30 20 89 25 15 0 31 20,6 89 25 15 0

Jmh 217,6 957 276 169 0 Jmh/B 616 2731 771 472 0

Rata2/B 19,87 88,10 24,87 15,23 0

September 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 19,6 86 26 15 0 2 19,4 88 25 17 0 3 20 89 25 16 0 4 18,9 87 25 15 0 5 19 88 24 15 0 6 19 88 24 15 0 7 19 88 24 15 0 8 19 88 25 14 0 9 20,4 89 25 14 0 10 20,6 89 25 14 0

Jmh 194,9 880 248 150 0 11 19 84 24 15 0 12 19,8 86 25 14 0 13 19,6 85 24 15 0 14 19 87 25 14 0 15 20 89 25 15 0 16 20 89 25 14 0 17 19,8 88 24 14 0 18 20 90 25 15 0 19 20,4 90 25 14 0 20 20,4 89 25 14 0

Jmh 198 877 247 144 0 21 19,8 86 26 14 0 22 19,6 86 25 14 0 23 20 89 26 14 0 24 20,4 89 25 14 0 25 19,8 88 25 14 0 26 20,4 89 24 14 0 27 19,6 87 25 14 46,5 28 19 88 25 14 9,5 29 20 89 26 14 6,5 30 19,4 88 25 14 0 31 19,8 88 26 14 0

Jmh 217,8 967 278 154 62,5 Jmh/B 610,7 2724 773 448 62,5

Rata2/B 19,70 87,87 24,94 14,45 2,02

Page 121: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura108

Oktober 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 19,9 88 25 15 0 2 20,4 88 25 16 0 3 19 88 25 15 8,5 4 19 88 25 15 63,5 5 19,6 88 26 16 0 6 19,4 88 25 15 0 7 19,8 88 25 15 0 8 20,2 90 24,2 14 48,5 9 19,8 88 25 25 9,5 10 20,4 90 25 25 17,5

Jmh 197,5 884 250,2 171 147,5 11 19,6 87 25 15 6,5 12 19 88 25 15 79,5 13 19 87 26 16 0 14 19,8 89 25 15 0 15 20 90 26 16 0 16 19,4 87 25 15 0 17 20 89 26 16 19,5 18 20,6 90 25 14 8,5 19 20,2 90 26 16 12,5 20 19,8 89 25 14 22,5

Jmh 197,4 886 254 152 149 21 19,8 90 25 15 0 22 19 84 25 14 0 23 19,4 88 25 14 0 24 19,2 87 25 15 18,5 25 19,6 88 25 15 30,5 26 19,8 87 24 14 22,5 27 20,2 90 25 14 42,5 28 20 89 25 15 0 29 19,6 89 24 14 0 30 20,4 90 25 15 0 31 19 89 24 14 0

Jmh 216 971 272 159 114 Jmh/B 610,9 2741 776,2 482 410,5

Rata2/B 19,71 88,42 25,04 15,55 13,24

November 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 19 88 26 16 0 2 19,8 87 26 16 0 3 18,9 86 25 15 0 4 19,8 89 26 16 8,5 5 19,8 89 25 15 24,5 6 19 88 26 16 49,5 7 20 90 25 15 31,5 8 19,8 89 25 15 43,5 9 19 89 25 15 0 10 19,2 89 25 15 60,5

Jmh 194,3 884 254 154 218 11 19,6 89 25 15 22,5 12 19 88 26 16 18,5 13 20 90 25 15 6,5 14 19,6 89 26 16 27,5 15 20,4 87 25 15 11,5 16 19,6 86 25 15 0 17 19,6 89 25 15 31,5 18 19,8 89 25 15 37,5 19 19 86 25 15 0 20 20 90 26 16 46,5

Jmh 196,6 883 253 153 202 21 19,8 88 25 15 9,5 22 20,4 89 26 16 7,5 23 20 89 25 15 0 24 19,6 87 26 16 0 25 19,4 87 25 15 0 26 20,6 89 26 16 0 27 20,2 89 25 15 0 28 19,8 88 26 16 11,5 29 20,4 89 25 15 8,5 30 19,6 87 25 15 6,5 31

Jmh 199,8 882 254 154 43,5 Jmh/B 590,7 2649 761 461 463,5

Rata2/B 19,69 88,30 25,37 15,37 15,45

Page 122: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

109

Oktober 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 19,9 88 25 15 0 2 20,4 88 25 16 0 3 19 88 25 15 8,5 4 19 88 25 15 63,5 5 19,6 88 26 16 0 6 19,4 88 25 15 0 7 19,8 88 25 15 0 8 20,2 90 24,2 14 48,5 9 19,8 88 25 25 9,5 10 20,4 90 25 25 17,5

Jmh 197,5 884 250,2 171 147,5 11 19,6 87 25 15 6,5 12 19 88 25 15 79,5 13 19 87 26 16 0 14 19,8 89 25 15 0 15 20 90 26 16 0 16 19,4 87 25 15 0 17 20 89 26 16 19,5 18 20,6 90 25 14 8,5 19 20,2 90 26 16 12,5 20 19,8 89 25 14 22,5

Jmh 197,4 886 254 152 149 21 19,8 90 25 15 0 22 19 84 25 14 0 23 19,4 88 25 14 0 24 19,2 87 25 15 18,5 25 19,6 88 25 15 30,5 26 19,8 87 24 14 22,5 27 20,2 90 25 14 42,5 28 20 89 25 15 0 29 19,6 89 24 14 0 30 20,4 90 25 15 0 31 19 89 24 14 0

Jmh 216 971 272 159 114 Jmh/B 610,9 2741 776,2 482 410,5

Rata2/B 19,71 88,42 25,04 15,55 13,24

November 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 19 88 26 16 0 2 19,8 87 26 16 0 3 18,9 86 25 15 0 4 19,8 89 26 16 8,5 5 19,8 89 25 15 24,5 6 19 88 26 16 49,5 7 20 90 25 15 31,5 8 19,8 89 25 15 43,5 9 19 89 25 15 0 10 19,2 89 25 15 60,5

Jmh 194,3 884 254 154 218 11 19,6 89 25 15 22,5 12 19 88 26 16 18,5 13 20 90 25 15 6,5 14 19,6 89 26 16 27,5 15 20,4 87 25 15 11,5 16 19,6 86 25 15 0 17 19,6 89 25 15 31,5 18 19,8 89 25 15 37,5 19 19 86 25 15 0 20 20 90 26 16 46,5

Jmh 196,6 883 253 153 202 21 19,8 88 25 15 9,5 22 20,4 89 26 16 7,5 23 20 89 25 15 0 24 19,6 87 26 16 0 25 19,4 87 25 15 0 26 20,6 89 26 16 0 27 20,2 89 25 15 0 28 19,8 88 26 16 11,5 29 20,4 89 25 15 8,5 30 19,6 87 25 15 6,5 31

Jmh 199,8 882 254 154 43,5 Jmh/B 590,7 2649 761 461 463,5

Rata2/B 19,69 88,30 25,37 15,37 15,45

Page 123: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura110

Desember 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 19 88 26 16 0 2 19,8 87 26 16 0 3 18,9 86 25 15 0 4 19,8 89 26 16 8,5 5 19,8 89 25 15 24,5 6 19 88 26 16 49,5 7 20 90 25 15 31,5 8 19,8 89 25 15 43,5 9 19 89 25 15 0 10 19,2 89 25 15 60,5

Jmh 194,3 884 254 154 218 11 19,6 89 25 15 22,5 12 19 88 26 16 18,5 13 20 90 25 15 6,5 14 19,6 89 26 16 27,5 15 20,4 87 25 15 11,5 16 19,6 86 25 15 0 17 19,6 89 25 15 31,5 18 19,8 89 25 15 37,5 19 19 86 25 15 0 20 20 90 26 16 46,5

Jmh 196,6 883 253 153 202 21 19,8 88 25 15 9,5 22 20,4 89 26 16 7,5 23 20 89 25 15 0 24 19,6 87 26 16 0 25 19,4 87 25 15 0 26 20,6 89 26 16 0 27 20,2 89 25 15 0 28 19,8 88 26 16 11,5 29 20,4 89 25 15 8,5 30 19,6 87 25 15 6,5 31

Jmh 199,8 882 254 154 43,5 Jmh/B 590,7 2649 761 461 463,5

Rata2/B 19,69 88,30 25,37 15,37 15,45

Data Iklim Rata-rata Bulanan

Suhu Kelembaban Maximum Minimum Hujan

Bulan oC % oC oC mm Januari 18,78 86,00 24,03 15,10 1,81 Februari 20,24 84,89 23,79 15,39 7,93 Maret 20,99 89,16 24,74 14,45 12,27 April 20,99 88,84 24,74 14,45 3,58 Mei 20,99 88,84 24,74 14,45 3,90 Juni 19,03 83,87 23,25 14,16 2,61 Juli 19,49 86,48 25,29 15,29 0,95

Agustus 19,87 88,10 24,87 15,23 0,00 September 19,70 87,87 24,94 14,45 2,02

Oktober 19,71 88,42 25,04 15,55 13,24 November 19,69 88,30 25,37 15,37 15,45 Desember 20,09 89,00 25,19 15,19 3,31

Bulan Hujan Hari Hujan

mm

Januari 56,00 4 Februari 222,00 12 Maret 380,50 17 April 111,00 8 Mei 121,00 6 Juni 81,00 2 Juli 29,50 1

Agustus 0,00 0 September 62,50 3

Oktober 410,50 15 November 463,50 19 Desember 102,60 5

Page 124: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

111

Desember 2017

Suhu Lembab Maximum Minimum Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 19 88 26 16 0 2 19,8 87 26 16 0 3 18,9 86 25 15 0 4 19,8 89 26 16 8,5 5 19,8 89 25 15 24,5 6 19 88 26 16 49,5 7 20 90 25 15 31,5 8 19,8 89 25 15 43,5 9 19 89 25 15 0 10 19,2 89 25 15 60,5

Jmh 194,3 884 254 154 218 11 19,6 89 25 15 22,5 12 19 88 26 16 18,5 13 20 90 25 15 6,5 14 19,6 89 26 16 27,5 15 20,4 87 25 15 11,5 16 19,6 86 25 15 0 17 19,6 89 25 15 31,5 18 19,8 89 25 15 37,5 19 19 86 25 15 0 20 20 90 26 16 46,5

Jmh 196,6 883 253 153 202 21 19,8 88 25 15 9,5 22 20,4 89 26 16 7,5 23 20 89 25 15 0 24 19,6 87 26 16 0 25 19,4 87 25 15 0 26 20,6 89 26 16 0 27 20,2 89 25 15 0 28 19,8 88 26 16 11,5 29 20,4 89 25 15 8,5 30 19,6 87 25 15 6,5 31

Jmh 199,8 882 254 154 43,5 Jmh/B 590,7 2649 761 461 463,5

Rata2/B 19,69 88,30 25,37 15,37 15,45

Data Iklim Rata-rata Bulanan

Suhu Kelembaban Maximum Minimum Hujan

Bulan oC % oC oC mm Januari 18,78 86,00 24,03 15,10 1,81 Februari 20,24 84,89 23,79 15,39 7,93 Maret 20,99 89,16 24,74 14,45 12,27 April 20,99 88,84 24,74 14,45 3,58 Mei 20,99 88,84 24,74 14,45 3,90 Juni 19,03 83,87 23,25 14,16 2,61 Juli 19,49 86,48 25,29 15,29 0,95

Agustus 19,87 88,10 24,87 15,23 0,00 September 19,70 87,87 24,94 14,45 2,02

Oktober 19,71 88,42 25,04 15,55 13,24 November 19,69 88,30 25,37 15,37 15,45 Desember 20,09 89,00 25,19 15,19 3,31

Bulan Hujan Hari Hujan

mm

Januari 56,00 4 Februari 222,00 12 Maret 380,50 17 April 111,00 8 Mei 121,00 6 Juni 81,00 2 Juli 29,50 1

Agustus 0,00 0 September 62,50 3

Oktober 410,50 15 November 463,50 19 Desember 102,60 5

Page 125: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura112

DATA IKLIM DARI STASIUN KLIMATOLOGI SILANGIT

Juli 2017

Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 18,8 24,8 15,4 83 2 19,7 25 15,4 81 7 3 19,7 26,2 15,8 77 0,3 4 19,3 24,2 16,3 87 0,4 5 19,5 25 16 83 18,5 6 18,7 24 16 83 7 18,1 21,4 15,6 88 1,4 8 18,4 24,7 14,2 87 2,7 9 17,9 25,4 14,6 81 11,5 10 19,1 24,6 16,4 88 12,3

Jmh 189,2 245,3 155,7 838 54,1 11 18,7 24,2 16 87 1,8 12 18,3 23,2 15,2 90 0,5 13 18,3 22,4 15,8 85 1,5 14 18,6 25,6 15,8 72 1,5 15 18,6 25 15 77 16 19,5 25,4 15 74 17 19,5 25,7 14,8 67 18 19,3 25,4 12,9 72 19 18,9 25,7 13,9 69 20 19,8 25,4 14,8 65 Jmh 189,5 248 149,2 758 5,3 21 19,8 26,9 13,4 64 22 18,6 27 14 77 0 23 18,6 26 13,2 73 24 18,8 25,7 14 75 25 17,6 24,2 14 73 26 18,5 24,6 14,4 73 27 19,7 24,2 14,4 81 28 18,2 24,4 14,4 84 0,2 29 19,3 25.4 14,6 75 30 19 25,8 15,4 82 0,2 31 19 23,8 14,9 79 Jmh 207,1 252,6 156,7 836 0,4

Jmh/B 585,8 745,9 461,6 2432 59,8 Rata2/B 18,90 24,06 14,89 78,45 1,93

Agustus 2017

Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 19,3 25,4 15,2 81 2 19,6 24,8 16 78 4,3 3 19,3 24,9 16,5 79 0,8 4 18,2 20,8 16,5 91 1 5 19 24,3 16,7 86 2,5 6 19,8 24,9 14 78 7 20,1 26,8 15,5 70 1 8 18,9 22,9 16,8 84 1,4 9 18,8 24,7 16,9 84 1,8 10 18,4 23,3 16 87 4,7

Jmh 191,4 242,8 160,1 818 17,5 11 18,6 23,6 16,3 93 53,6 12 18,3 22,5 16,3 91 24,7 13 18,4 24,2 16,6 90 25,8 14 18,6 23,3 15,8 89 1 15 17,7 23 16,1 90 1,7 16 20 25,3 15,8 85 17 17,8 24,8 15,4 79 18 19,9 25,1 16,3 72 10,4 19 19,9 24,6 15,4 81 20 20 26 15,6 83 Jmh 189,2 242,4 159,6 853 117,2 21 18,4 24,3 15,8 90 22 20,3 25,8 14,6 69 23 19,1 25,2 14,6 82 24 19,6 26 14,9 75 25 20,5 26,6 15,4 65 26 20,1 25,1 16,4 85 2,6 27 19,9 25,7 17,3 87 1,4 28 19,7 24,7 15,8 83 29 18,8 25,7 15,8 85 13,8 30 19,5 25 15,6 86 1,1 31 18,8 25,2 15,5 86 2,3

Jmh 214,7 279,3 171,7 893 21,2 Jmh/B 595,3 764,5 491,4 2564 155,9

Rata2/B 19,20 24,66 15,85 82,71 5,029032258

Page 126: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

113

DATA IKLIM DARI STASIUN KLIMATOLOGI SILANGIT

Juli 2017

Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 18,8 24,8 15,4 83 2 19,7 25 15,4 81 7 3 19,7 26,2 15,8 77 0,3 4 19,3 24,2 16,3 87 0,4 5 19,5 25 16 83 18,5 6 18,7 24 16 83 7 18,1 21,4 15,6 88 1,4 8 18,4 24,7 14,2 87 2,7 9 17,9 25,4 14,6 81 11,5 10 19,1 24,6 16,4 88 12,3

Jmh 189,2 245,3 155,7 838 54,1 11 18,7 24,2 16 87 1,8 12 18,3 23,2 15,2 90 0,5 13 18,3 22,4 15,8 85 1,5 14 18,6 25,6 15,8 72 1,5 15 18,6 25 15 77 16 19,5 25,4 15 74 17 19,5 25,7 14,8 67 18 19,3 25,4 12,9 72 19 18,9 25,7 13,9 69 20 19,8 25,4 14,8 65 Jmh 189,5 248 149,2 758 5,3 21 19,8 26,9 13,4 64 22 18,6 27 14 77 0 23 18,6 26 13,2 73 24 18,8 25,7 14 75 25 17,6 24,2 14 73 26 18,5 24,6 14,4 73 27 19,7 24,2 14,4 81 28 18,2 24,4 14,4 84 0,2 29 19,3 25.4 14,6 75 30 19 25,8 15,4 82 0,2 31 19 23,8 14,9 79 Jmh 207,1 252,6 156,7 836 0,4

Jmh/B 585,8 745,9 461,6 2432 59,8 Rata2/B 18,90 24,06 14,89 78,45 1,93

Agustus 2017

Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 19,3 25,4 15,2 81 2 19,6 24,8 16 78 4,3 3 19,3 24,9 16,5 79 0,8 4 18,2 20,8 16,5 91 1 5 19 24,3 16,7 86 2,5 6 19,8 24,9 14 78 7 20,1 26,8 15,5 70 1 8 18,9 22,9 16,8 84 1,4 9 18,8 24,7 16,9 84 1,8 10 18,4 23,3 16 87 4,7

Jmh 191,4 242,8 160,1 818 17,5 11 18,6 23,6 16,3 93 53,6 12 18,3 22,5 16,3 91 24,7 13 18,4 24,2 16,6 90 25,8 14 18,6 23,3 15,8 89 1 15 17,7 23 16,1 90 1,7 16 20 25,3 15,8 85 17 17,8 24,8 15,4 79 18 19,9 25,1 16,3 72 10,4 19 19,9 24,6 15,4 81 20 20 26 15,6 83 Jmh 189,2 242,4 159,6 853 117,2 21 18,4 24,3 15,8 90 22 20,3 25,8 14,6 69 23 19,1 25,2 14,6 82 24 19,6 26 14,9 75 25 20,5 26,6 15,4 65 26 20,1 25,1 16,4 85 2,6 27 19,9 25,7 17,3 87 1,4 28 19,7 24,7 15,8 83 29 18,8 25,7 15,8 85 13,8 30 19,5 25 15,6 86 1,1 31 18,8 25,2 15,5 86 2,3

Jmh 214,7 279,3 171,7 893 21,2 Jmh/B 595,3 764,5 491,4 2564 155,9

Rata2/B 19,20 24,66 15,85 82,71 5,029032258

Page 127: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura114

September 2017

Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 19,4 24 16,4 88 1 2 19,5 25,4 16,4 90 3 18,5 21,2 16,4 95 3 4 18,6 23,2 17 93 5 19,2 25 17 91 6,5 6 18,5 23 15,8 95 18 7 18 24,8 15,6 94 3,5 8 19,1 25 16,2 89 22 9 18,3 24,2 16,6 96 35,2 10 18,3 21,8 16,2 93 1

Jmh 187,4 237,6 163,6 924 0 11 18,9 24,2 15,8 85 0,4 12 19,2 26 16,2 83 1,5 13 19,4 25,2 16,6 87 9,5 14 18,7 25,4 16,4 95 22,3 15 18,6 23,8 15,5 85 18,4 16 19,5 26 15,4 73 0,3 17 19,8 25,6 16,2 79 0,8 18 20 25,4 17,4 87 17,4 19 18,7 22,8 16,8 90 0,2 20 17,7 21,7 15,4 93 4

Jmh 190,5 246,1 161,7 857 74,8 21 18,5 24 15,1 78 22 18,8 24,7 15,6 80 23 18,1 22,3 14 80 24 18,5 25 15,6 79 0,8 25 19,3 25 14 84 0,2 26 19,5 25,6 16,1 83 5 27 19,9 25,2 16,4 80 28 19,8 25,6 15,7 77 16,5 29 17,9 23,6 15 91 14,5 30 18,3 24,3 15,4 88 52,6 31

Jmh 188,6 245,3 152,9 820 89,6 Jmh/B 566,5 729 478,2 2601 164,4

Rata2/B 18,88 24,30 15,94 86,70 5,48

Oktober 2017

Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 18,3 24,4 15,6 89 1,3 2 18,3 21.7 15,2 92 3 18,8 25,9 15,8 81 4 18,4 23,6 14,6 89 3,5 5 19,6 25,8 14,8 85 0,2 6 18,5 23,3 15,4 92 2,1 7 18,8 22,5 16,7 91 8 19,3 23,8 16,6 89 2,6 9 18,4 24,2 16,2 85 42,7 10 18,2 21,8 16,6 91 1

Jmh 186,6 215,3 157,5 884 53,4 11 20,1 25 16,2 77 12 19 23,6 16,6 82 13 18,5 21,1 16,8 88 14 20,4 26,3 15,9 71 0,5 15 20 26 15,9 72 16 19,5 24,3 13,5 57 17 19,1 25,8 13,6 67 18 19 26,1 14,2 67 19 18,8 26,3 13,8 72 20 19,3 26,4 14,2 73 0,5

Jmh 193,7 250,9 150,7 726 1 21 19,7 26,9 14,2 71 22 20,1 27,3 14 63 23 19,2 26,8 15,2 61 8,9 24 18,3 24,7 13,7 88 1,7 25 18,7 26,4 13,8 80 16,7 26 19 24,5 15,3 87 1,2 27 18,8 26,4 15,1 77 28 19,1 24,9 15,8 82 17,5 29 18,7 25 15,7 91 29,3 30 18,9 23,6 16,2 87 3,3 31 18,4 23,4 16,2 89 24

Jmh 208,9 279,9 165,2 876 102,6 Jmh/B 589,2 746,1 473,4 2486 157

Rata2/B 19,01 24,07 15,27 80,19 5,06

Page 128: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

115

September 2017

Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 19,4 24 16,4 88 1 2 19,5 25,4 16,4 90 3 18,5 21,2 16,4 95 3 4 18,6 23,2 17 93 5 19,2 25 17 91 6,5 6 18,5 23 15,8 95 18 7 18 24,8 15,6 94 3,5 8 19,1 25 16,2 89 22 9 18,3 24,2 16,6 96 35,2 10 18,3 21,8 16,2 93 1

Jmh 187,4 237,6 163,6 924 0 11 18,9 24,2 15,8 85 0,4 12 19,2 26 16,2 83 1,5 13 19,4 25,2 16,6 87 9,5 14 18,7 25,4 16,4 95 22,3 15 18,6 23,8 15,5 85 18,4 16 19,5 26 15,4 73 0,3 17 19,8 25,6 16,2 79 0,8 18 20 25,4 17,4 87 17,4 19 18,7 22,8 16,8 90 0,2 20 17,7 21,7 15,4 93 4

Jmh 190,5 246,1 161,7 857 74,8 21 18,5 24 15,1 78 22 18,8 24,7 15,6 80 23 18,1 22,3 14 80 24 18,5 25 15,6 79 0,8 25 19,3 25 14 84 0,2 26 19,5 25,6 16,1 83 5 27 19,9 25,2 16,4 80 28 19,8 25,6 15,7 77 16,5 29 17,9 23,6 15 91 14,5 30 18,3 24,3 15,4 88 52,6 31

Jmh 188,6 245,3 152,9 820 89,6 Jmh/B 566,5 729 478,2 2601 164,4

Rata2/B 18,88 24,30 15,94 86,70 5,48

Oktober 2017

Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 18,3 24,4 15,6 89 1,3 2 18,3 21.7 15,2 92 3 18,8 25,9 15,8 81 4 18,4 23,6 14,6 89 3,5 5 19,6 25,8 14,8 85 0,2 6 18,5 23,3 15,4 92 2,1 7 18,8 22,5 16,7 91 8 19,3 23,8 16,6 89 2,6 9 18,4 24,2 16,2 85 42,7 10 18,2 21,8 16,6 91 1

Jmh 186,6 215,3 157,5 884 53,4 11 20,1 25 16,2 77 12 19 23,6 16,6 82 13 18,5 21,1 16,8 88 14 20,4 26,3 15,9 71 0,5 15 20 26 15,9 72 16 19,5 24,3 13,5 57 17 19,1 25,8 13,6 67 18 19 26,1 14,2 67 19 18,8 26,3 13,8 72 20 19,3 26,4 14,2 73 0,5

Jmh 193,7 250,9 150,7 726 1 21 19,7 26,9 14,2 71 22 20,1 27,3 14 63 23 19,2 26,8 15,2 61 8,9 24 18,3 24,7 13,7 88 1,7 25 18,7 26,4 13,8 80 16,7 26 19 24,5 15,3 87 1,2 27 18,8 26,4 15,1 77 28 19,1 24,9 15,8 82 17,5 29 18,7 25 15,7 91 29,3 30 18,9 23,6 16,2 87 3,3 31 18,4 23,4 16,2 89 24

Jmh 208,9 279,9 165,2 876 102,6 Jmh/B 589,2 746,1 473,4 2486 157

Rata2/B 19,01 24,07 15,27 80,19 5,06

Page 129: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura116

Nopember 2017

Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 19,5 24,6 16,2 89 7,5 2 18,3 23,4 17,2 95 7,3 3 18,5 23,4 17 95 4 4 17,3 19,6 16,4 95 2,7 5 18,1 21,8 15,8 93 9,5 6 18,9 23,6 16,6 92 7,7 7 19,3 24,8 16,8 87 8 8 17,7 24,6 16,4 93 3 9 19,1 22,6 16 83 2,5 10 18,1 23,2 16 90 4,2

Jmh 184,8 231,6 164,4 912 56,4 11 18,7 22,8 16,6 86 1 12 18,5 23,4 16,6 89 13 19,7 25 16,6 82 8,7 14 18,5 22,4 16,8 86 0,4 15 19,3 24,6 16,8 82 15,5 16 19,7 25,1 17 92 1 17 19,5 23,8 16,6 88 18 19,4 24,3 16,7 90 16,7 19 18,3 23 16,2 93 43,5 20 18,6 23 15,9 91 0,2

Jmh 190,2 237,4 165,8 879 87 21 18,7 24,2 16,2 90 8,6 22 19,5 24,8 16,2 89 23 17,3 23,4 16,4 95 26 24 17,8 23,7 16 96 44,6 25 18,3 23,8 16,8 93 18,5 26 18 23,6 16,3 92 46,4 27 17,6 22 16,6 97 23,4 28 18,1 21,4 16,6 95 3,5 29 18,5 21 16,4 86 30 19,9 24,8 17 77 2,8 31

Jmh 183,7 232,7 164,5 910 173,8 Jmh/B 558,7 701,7 494,7 2701 317,2

Rata2/B 18,62 23,39 16,49 90,03 10,57

Desember 2017

Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 15,4 21 17 92 4 2 18,9 22,3 17,4 94 3,4 3 19,3 23,2 17,5 92 5,4 4 19 23 16,9 92 12,7 5 18,2 22,1 16,8 91 4 6 19,1 22,2 15,4 86 2,5 7 19,5 24,3 15,3 76 8 18,6 24,6 16,2 86 32,7 9 19,1 24,2 16,5 87 34,1 10 18,1 23,6 16,6 92 13,5

Jmh 185,2 230,5 165,6 888 112,3 11 19 22,4 16,3 87 2,6 12 18,1 21,6 15,6 94 2,4 13 19 22,6 15,6 93 5,6 14 18,7 22,8 15,6 9 18,4 15 18,7 24,4 14,9 82 16 18,8 23,6 15,4 87 17 18,2 23,4 14,4 86 18 18,1 24,3 14,5 85 12,2 19 18,8 24.2 16,2 92 16,8 20 18 22,4 16,4 97 15,2

Jmh 185,4 207,5 154,9 812 73,2 21 18,2 21 16,4 96 2,2 22 18,9 24 16,6 84 23 19,2 23,8 16,6 87 2,8 24 19,1 24,2 17 91 16 25 17,8 22,4 16,4 99 28,2 26 17,2 21 16 97 10,7 27 18 22,2 16,2 94 1,3 28 18,5 22,3 15,4 95 9,8 29 18,6 23,8 15,8 91 30 19,1 23,8 16,7 91 7,2 31 18,7 23,8 17 90 1,6

Jmh 203,3 252,3 180,1 1015 79,8 Jmh/B 573,9 690,3 500,6 2715 265,3

Rata2/B 18,5129 22,26774 16,148387 87,580645 8,558064516

Page 130: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

117

Nopember 2017

Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 19,5 24,6 16,2 89 7,5 2 18,3 23,4 17,2 95 7,3 3 18,5 23,4 17 95 4 4 17,3 19,6 16,4 95 2,7 5 18,1 21,8 15,8 93 9,5 6 18,9 23,6 16,6 92 7,7 7 19,3 24,8 16,8 87 8 8 17,7 24,6 16,4 93 3 9 19,1 22,6 16 83 2,5 10 18,1 23,2 16 90 4,2

Jmh 184,8 231,6 164,4 912 56,4 11 18,7 22,8 16,6 86 1 12 18,5 23,4 16,6 89 13 19,7 25 16,6 82 8,7 14 18,5 22,4 16,8 86 0,4 15 19,3 24,6 16,8 82 15,5 16 19,7 25,1 17 92 1 17 19,5 23,8 16,6 88 18 19,4 24,3 16,7 90 16,7 19 18,3 23 16,2 93 43,5 20 18,6 23 15,9 91 0,2

Jmh 190,2 237,4 165,8 879 87 21 18,7 24,2 16,2 90 8,6 22 19,5 24,8 16,2 89 23 17,3 23,4 16,4 95 26 24 17,8 23,7 16 96 44,6 25 18,3 23,8 16,8 93 18,5 26 18 23,6 16,3 92 46,4 27 17,6 22 16,6 97 23,4 28 18,1 21,4 16,6 95 3,5 29 18,5 21 16,4 86 30 19,9 24,8 17 77 2,8 31

Jmh 183,7 232,7 164,5 910 173,8 Jmh/B 558,7 701,7 494,7 2701 317,2

Rata2/B 18,62 23,39 16,49 90,03 10,57

Desember 2017

Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan

Tgl oC % oC oC mm 1 15,4 21 17 92 4 2 18,9 22,3 17,4 94 3,4 3 19,3 23,2 17,5 92 5,4 4 19 23 16,9 92 12,7 5 18,2 22,1 16,8 91 4 6 19,1 22,2 15,4 86 2,5 7 19,5 24,3 15,3 76 8 18,6 24,6 16,2 86 32,7 9 19,1 24,2 16,5 87 34,1 10 18,1 23,6 16,6 92 13,5

Jmh 185,2 230,5 165,6 888 112,3 11 19 22,4 16,3 87 2,6 12 18,1 21,6 15,6 94 2,4 13 19 22,6 15,6 93 5,6 14 18,7 22,8 15,6 9 18,4 15 18,7 24,4 14,9 82 16 18,8 23,6 15,4 87 17 18,2 23,4 14,4 86 18 18,1 24,3 14,5 85 12,2 19 18,8 24.2 16,2 92 16,8 20 18 22,4 16,4 97 15,2

Jmh 185,4 207,5 154,9 812 73,2 21 18,2 21 16,4 96 2,2 22 18,9 24 16,6 84 23 19,2 23,8 16,6 87 2,8 24 19,1 24,2 17 91 16 25 17,8 22,4 16,4 99 28,2 26 17,2 21 16 97 10,7 27 18 22,2 16,2 94 1,3 28 18,5 22,3 15,4 95 9,8 29 18,6 23,8 15,8 91 30 19,1 23,8 16,7 91 7,2 31 18,7 23,8 17 90 1,6

Jmh 203,3 252,3 180,1 1015 79,8 Jmh/B 573,9 690,3 500,6 2715 265,3

Rata2/B 18,5129 22,26774 16,148387 87,580645 8,558064516

Page 131: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura118

Data Iklim Rata-rata Bulanan

Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan

Bulan oC % oC oC mm

Juli 18,90 24,06 14,89 78,45 1,93

Agustus 19,20 24,66 15,85 82,71 5,03

September 18,88 24,30 15,94 86,70 5,48

Oktober 19,01 24,07 15,27 80,19 5,06

November 18,62 23,39 16,49 90,03 10,57

Desember 18,51 22,27 16,15 87,58 8,56

Bulan Hujan Jumlah

mm hari hujan

Juli 125,50 14 Agustus 123,00 19

September 258,60 24 Oktober 161,00 17

November 321,20 26 Desember 269,30 24

Lampiran 7.

JUSTIFIKASI KEGAGALAN

PRODUKSI 100 KG BENIH CABAI HIBRIDA INATA AGRIHORTI

TA. 2017

Kegiatan untuk memproduksi 100 kg benih cabai hibrida Inata Agrihorti muncul

di akhir tahun 2016. Padahal Calon varietas cabai hibrida baru diproses untuk

didaftarkan di tahun 2016 juga. Dengan strategi mempercepat proses

pendaftaran, maka disusunlah rencana produksi untuk tahun 2017.

Alhamdulillah, Cabai hibrida Inata bisa didaftarkan di penghujung tahun 2016

dan SK Mentan Pendaftaran varietas cabai hibrida Inata Agrihorti keluar di akhir

Januari 2017 dengan nomor 002/Kpts/SR.120/D.2.7/1/2017. Berarti Inata

Agrihorti dapat diproduksi oleh UPBS Balitsa yang bertupoksi sebagai unit

produksi benih sumber. Karena Inata Agrihorti adalah benih hibrida, berarti Inata

adalah benih sebar yang sebenarnya untuk memproduksinya bukan wilayah

UPBS. Namun dengan adanya Kepmentan 726/Kpts/KP.020/12/2015, maka UPBS

bisa memproduksi benih cabai hingga benih sebar.

Kegiatan dibagi menjadi 2 ROPP, satu ROPP untuk memproduksi benih cabai

hibrida beserta tetuanya, dan satu ROPP untuk memproduksi benih cabai hibrida

di lahan petani dengan tujuan transfer ilmu kepada petani dibawah kontrol

penanggung jawab ROPP. Target 100 kg benih cabai dibagi menjadi 95 benih

cabai hibrida Inata Agrihorti sebanyak 95 kg (90 kg diproduksi di Lembang, 5 kg

diproduksi di Pengalengan), 2.5 kg benih tetua betina, dan 2.5 kg benih tetua

jantan.

Tetua betina dan tetua jantan, masing-masing ditanam di screen yang berbeda

@ 100-200 m2 dengan populasi tanaman 100-200 tanaman. Sedangkan untuk

produksi benih hibrida Inata Agrihorti, karena belum ada pengalaman

sebelumnya, maka target produksi 95 kg dibuat dengan mengacu pada data

hasil produksi benih Inata Agrihorti pertama kali diproduksi. Benih hibrida

Agrihorti pertama diproduksi tahun 2013 dengan 10 tanaman betina dan 10

tanaman jantan menghasilkan 250 gram benih cabai hibrida (Makalah

Page 132: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

119

Data Iklim Rata-rata Bulanan

Suhu Maximum Minimum Lembab Hujan

Bulan oC % oC oC mm

Juli 18,90 24,06 14,89 78,45 1,93

Agustus 19,20 24,66 15,85 82,71 5,03

September 18,88 24,30 15,94 86,70 5,48

Oktober 19,01 24,07 15,27 80,19 5,06

November 18,62 23,39 16,49 90,03 10,57

Desember 18,51 22,27 16,15 87,58 8,56

Bulan Hujan Jumlah

mm hari hujan

Juli 125,50 14 Agustus 123,00 19

September 258,60 24 Oktober 161,00 17

November 321,20 26 Desember 269,30 24

Lampiran 7.

JUSTIFIKASI KEGAGALAN

PRODUKSI 100 KG BENIH CABAI HIBRIDA INATA AGRIHORTI

TA. 2017

Kegiatan untuk memproduksi 100 kg benih cabai hibrida Inata Agrihorti muncul

di akhir tahun 2016. Padahal Calon varietas cabai hibrida baru diproses untuk

didaftarkan di tahun 2016 juga. Dengan strategi mempercepat proses

pendaftaran, maka disusunlah rencana produksi untuk tahun 2017.

Alhamdulillah, Cabai hibrida Inata bisa didaftarkan di penghujung tahun 2016

dan SK Mentan Pendaftaran varietas cabai hibrida Inata Agrihorti keluar di akhir

Januari 2017 dengan nomor 002/Kpts/SR.120/D.2.7/1/2017. Berarti Inata

Agrihorti dapat diproduksi oleh UPBS Balitsa yang bertupoksi sebagai unit

produksi benih sumber. Karena Inata Agrihorti adalah benih hibrida, berarti Inata

adalah benih sebar yang sebenarnya untuk memproduksinya bukan wilayah

UPBS. Namun dengan adanya Kepmentan 726/Kpts/KP.020/12/2015, maka UPBS

bisa memproduksi benih cabai hingga benih sebar.

Kegiatan dibagi menjadi 2 ROPP, satu ROPP untuk memproduksi benih cabai

hibrida beserta tetuanya, dan satu ROPP untuk memproduksi benih cabai hibrida

di lahan petani dengan tujuan transfer ilmu kepada petani dibawah kontrol

penanggung jawab ROPP. Target 100 kg benih cabai dibagi menjadi 95 benih

cabai hibrida Inata Agrihorti sebanyak 95 kg (90 kg diproduksi di Lembang, 5 kg

diproduksi di Pengalengan), 2.5 kg benih tetua betina, dan 2.5 kg benih tetua

jantan.

Tetua betina dan tetua jantan, masing-masing ditanam di screen yang berbeda

@ 100-200 m2 dengan populasi tanaman 100-200 tanaman. Sedangkan untuk

produksi benih hibrida Inata Agrihorti, karena belum ada pengalaman

sebelumnya, maka target produksi 95 kg dibuat dengan mengacu pada data

hasil produksi benih Inata Agrihorti pertama kali diproduksi. Benih hibrida

Agrihorti pertama diproduksi tahun 2013 dengan 10 tanaman betina dan 10

tanaman jantan menghasilkan 250 gram benih cabai hibrida (Makalah

Page 133: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura120

Pendaftaran Varietas Inata Agrihorti, 2016). Jadi dari 1 tanaman betina,

diperoleh 25 gram benih. Sehingga untuk mencapai 95 kg benih cabai hibrida,

diperlukan sekitar 3800 tanaman betina yang akan dipanen buah yang telah

disilangkan. Jika screen seluas 200 M2 diisi dengan tanaman betina 300 tanaman

(tanaman jantan 100 tanaman), maka dibutuhkan kurang lebih 13 screen, satu

screen berlokasi di Pengalengan, 12 screen berlokasi di KP. Margahayu Lembang.

Jadi total diperlukan 15 buah screen untuk mencapai target (Tabel 1). Strategi

ini telah diuraikan di RDHP dan ROPP produksi cabai hibrida.

Selain screen, SDM manusia terlatih dan sehat untuk penyilangan juga sangat

diperlukan. Karena untuk produksi cabai hibrida, kita mengandalkan tenaga

manusia untuk menyilangkan bunga jantan dan betina (karena tidak memiliki

CMS (Cytoplasmic Male Sterile)). Penyilangan dilakukan selama 6 minggu setelah

tanaman berbunga. Satu screen seluas 200 m2 disilangkan 6-8 orang tenaga

penyilang dari pagi jam 08.00 hingga jam 11 kemudian dilanjut sore hari jam

14.00-16.00 setiap hari, mengingat bunga tanaman cabai munculnya bertahap.

Sehingga produksi cabai hibrida ini tergolong padat karya. Pelatihan penyilangan

telah dilakukan di awal tahun 2017 sebelum tanaman berbunga sehingga para

penyilang paham akan teknik membuat hibrida.

Karena keterbatasan SDM penyilangan dan fasilitas, maka penanaman dilakukan

bertahap sehingga proses dari penyiapan media tanam steril, penyiapan screen,

penyilangan hingga ke prosesing benih bisa tertangani dengan baik (Gambar 1).

Pada awal-awal panen, dihitung bahwa rata-rata bobot benih bersih per tanaman

sekitar 10 gram. Sehingga tim berinisiatif menambah jumlah penanaman yang

semula 15 screen menjadi 18 screen (Tabel 3). Penggunaan 18 buah screen ini

telah memaksimalkan lahan dan screen yang ada di KP. Margahayu dan satu

screen di lahan petani Pengalengan.

Tabel 1. Perkiraan bobot benih dari penanaman produksi benih cabai hibrida

Tahun Screen Σ tanaman betina Σ tanaman jantan Perkiraan bobot benih (gr)

2017* screen 1 100 50 2,500

screen 2 264 156 6,600

screen 3 0 400 0

screen 4 410 0 10,250

screen 5 410 0 10,250

screen 6 364 100 9,100

screen 7 396 94 9,900

screen 8 300 100 7,500

screen 9 300 100 7,500

screen 10 400 98 10,000

screen 11 400 98 10,000

screen 12 300 100 7,500

Pengalengan 324 108 8,100

Jumlah 3,978 99,450

*) Berdasarkan asumsi satu tanaman betina menghasilkan 25 gr benih bersih

hibrida Inata Agrihorti

Berikut alur proses produksi benih cabai hibrida

Penutupan lantai screen

dengan mulsa

Penyiapan media tanam

steril dalam polibag

Pengaturan polibag

dalam screen

Page 134: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

121

Pendaftaran Varietas Inata Agrihorti, 2016). Jadi dari 1 tanaman betina,

diperoleh 25 gram benih. Sehingga untuk mencapai 95 kg benih cabai hibrida,

diperlukan sekitar 3800 tanaman betina yang akan dipanen buah yang telah

disilangkan. Jika screen seluas 200 M2 diisi dengan tanaman betina 300 tanaman

(tanaman jantan 100 tanaman), maka dibutuhkan kurang lebih 13 screen, satu

screen berlokasi di Pengalengan, 12 screen berlokasi di KP. Margahayu Lembang.

Jadi total diperlukan 15 buah screen untuk mencapai target (Tabel 1). Strategi

ini telah diuraikan di RDHP dan ROPP produksi cabai hibrida.

Selain screen, SDM manusia terlatih dan sehat untuk penyilangan juga sangat

diperlukan. Karena untuk produksi cabai hibrida, kita mengandalkan tenaga

manusia untuk menyilangkan bunga jantan dan betina (karena tidak memiliki

CMS (Cytoplasmic Male Sterile)). Penyilangan dilakukan selama 6 minggu setelah

tanaman berbunga. Satu screen seluas 200 m2 disilangkan 6-8 orang tenaga

penyilang dari pagi jam 08.00 hingga jam 11 kemudian dilanjut sore hari jam

14.00-16.00 setiap hari, mengingat bunga tanaman cabai munculnya bertahap.

Sehingga produksi cabai hibrida ini tergolong padat karya. Pelatihan penyilangan

telah dilakukan di awal tahun 2017 sebelum tanaman berbunga sehingga para

penyilang paham akan teknik membuat hibrida.

Karena keterbatasan SDM penyilangan dan fasilitas, maka penanaman dilakukan

bertahap sehingga proses dari penyiapan media tanam steril, penyiapan screen,

penyilangan hingga ke prosesing benih bisa tertangani dengan baik (Gambar 1).

Pada awal-awal panen, dihitung bahwa rata-rata bobot benih bersih per tanaman

sekitar 10 gram. Sehingga tim berinisiatif menambah jumlah penanaman yang

semula 15 screen menjadi 18 screen (Tabel 3). Penggunaan 18 buah screen ini

telah memaksimalkan lahan dan screen yang ada di KP. Margahayu dan satu

screen di lahan petani Pengalengan.

Tabel 1. Perkiraan bobot benih dari penanaman produksi benih cabai hibrida

Tahun Screen Σ tanaman betina Σ tanaman jantan Perkiraan bobot benih (gr)

2017* screen 1 100 50 2,500

screen 2 264 156 6,600

screen 3 0 400 0

screen 4 410 0 10,250

screen 5 410 0 10,250

screen 6 364 100 9,100

screen 7 396 94 9,900

screen 8 300 100 7,500

screen 9 300 100 7,500

screen 10 400 98 10,000

screen 11 400 98 10,000

screen 12 300 100 7,500

Pengalengan 324 108 8,100

Jumlah 3,978 99,450

*) Berdasarkan asumsi satu tanaman betina menghasilkan 25 gr benih bersih

hibrida Inata Agrihorti

Berikut alur proses produksi benih cabai hibrida

Penutupan lantai screen

dengan mulsa

Penyiapan media tanam

steril dalam polibag

Pengaturan polibag

dalam screen

Page 135: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura122

Penanaman bertahap

(jantan dan betina)

Penyiraman Pemupukan susulan

Penyilangan Prosesing buah menjadi

biji

Dengan asumsi yang telah dijelaskan sebelumnya, ternyata, hasil per tanaman,

bobot benih bersih cabai hibrida Inata Agrihorti yang diperoleh di tahun 2017

berkisar 6.6-10.9 gram per tanaman (rata-rata 8 gram), bukan 25 gram/tanaman

seperti ketika tahun 2013. Hal ini kemungkinan disebabkan banyak hal. Menurut

Kivadasannavar (2008) hasil produksi cabai hibrida dipengaruhi oleh banyak hal

antara lain waktu emaskulasi, waktu polinasi (penyerbukan buatan), viabilitas

polen, penggunaan zat pengatur tumbuh, waktu reseptif stigma. Menurut

Ozores-Hampton et al. (2012), kegagalan persilangan buatan dipengaruhi

banyak faktor antara lain proses fertilisasi yang tidak lengkap/sempurna

dikarenakan rendah/tingginya suhu, rendahnya penyinaran, hujan, tinggi

nitrogen dan rendahnya kalium. Pemberian pupuk N dan K telah diberikan sesuai

prosedur sehingga hal ini bisa dihilangkan dari penyebab kegagalan persilangan.

Suhu dan kelembaban bulanan di lembang pada tahun 2017 berkisar 18-21◦C

dan 85-89% (Tabel 2). Sedangkan suhu dan kelembaban yang sesuai untuk

pembentuan biji adalah 22-28 ◦C dan 70-85% (Kaul, 1991). Kelembaban yang

tinggi (85-89%) dan suhu yang kurang hangat (18-21◦C) ini menyebabkan putik

atau polen membutuhkan waktu yang lebih lama untuk reseptif dibandingkan

jika kelembabannya sesuai (70-85%). Apalagi jika kondisi hujan tinggi ( > 50

mm per 10 hari) menyebabkan suhu udara turun dan kelembaban semakin tinggi

di dalam screen. Kondisi seperti itu akan memperlambat/menunda waktu reseptif

putik yang berakibat penyerbukan buatan tidak berhasil (bunga gugur) meskipun

telah diberi polen yang viabel. Hal tersebut sesuai Kivadasannavar (2008) yang

menyebutkan bahwa waktu reseptif yang tertunda, menyebabkan

ketidkberhasilan persilangan buatan cabai. Lebih lanjut lagi, kondisi hujan

beruntun dalam beberapa hari semenjak bunga disilangkan menyebabkan suhu

menurun dan kelembaban meninggi sehingga jumlah ketidakberhasilan

bersilangan juga tinggi. Curah hujan dikatakan tinggi juka volume hujan dalam

setiap 10 hari melebihi 50 mm. Ditabel 2 dapat dilihat bahwa di tahun 2017,

kecuali Januari, Juli-September, hampir di setiap bulan ada curah hujan tinggi

(angka diblok merah). Sehingga ketiga hal inilah (suhu, kelembaban, curah

hujan tinggi) yang diduga menjadi penyebab utama kegagalan persilangan

sehingga asumsi 25 gram/tanaman tidak dapat terpenuhi dan target tidak

tercapai.

Hingga saat ini peroleh benih (masuk stok UPBS) sekitar 31.1 kg dan yang masih

dalam proses diperkirakan 10-13 kg. Sehingga perolehan benih yang hingga

terakhir diperkirakan mencapai 41-44 kg (Tabel 3).

Ke depannya perhitungan kebutuhan populasi tanaman betina untuk produksi

benih hibrida Inata Agrihorti sebaiknya mengacu pada hasil (rendemen/bobot

benih per tanaman) di tahun 2017 (skala besar) yakni 8 gram per tanaman.

Sehingga untuk menghasilkan 95 kg benih cabai hibrida Inata diperlukan sekitar

11,875 tanaman betina atau setara dengan 40 screen seluas 200 m2 yang

ditanam serentak.

Page 136: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

123

Penanaman bertahap

(jantan dan betina)

Penyiraman Pemupukan susulan

Penyilangan Prosesing buah menjadi

biji

Dengan asumsi yang telah dijelaskan sebelumnya, ternyata, hasil per tanaman,

bobot benih bersih cabai hibrida Inata Agrihorti yang diperoleh di tahun 2017

berkisar 6.6-10.9 gram per tanaman (rata-rata 8 gram), bukan 25 gram/tanaman

seperti ketika tahun 2013. Hal ini kemungkinan disebabkan banyak hal. Menurut

Kivadasannavar (2008) hasil produksi cabai hibrida dipengaruhi oleh banyak hal

antara lain waktu emaskulasi, waktu polinasi (penyerbukan buatan), viabilitas

polen, penggunaan zat pengatur tumbuh, waktu reseptif stigma. Menurut

Ozores-Hampton et al. (2012), kegagalan persilangan buatan dipengaruhi

banyak faktor antara lain proses fertilisasi yang tidak lengkap/sempurna

dikarenakan rendah/tingginya suhu, rendahnya penyinaran, hujan, tinggi

nitrogen dan rendahnya kalium. Pemberian pupuk N dan K telah diberikan sesuai

prosedur sehingga hal ini bisa dihilangkan dari penyebab kegagalan persilangan.

Suhu dan kelembaban bulanan di lembang pada tahun 2017 berkisar 18-21◦C

dan 85-89% (Tabel 2). Sedangkan suhu dan kelembaban yang sesuai untuk

pembentuan biji adalah 22-28 ◦C dan 70-85% (Kaul, 1991). Kelembaban yang

tinggi (85-89%) dan suhu yang kurang hangat (18-21◦C) ini menyebabkan putik

atau polen membutuhkan waktu yang lebih lama untuk reseptif dibandingkan

jika kelembabannya sesuai (70-85%). Apalagi jika kondisi hujan tinggi ( > 50

mm per 10 hari) menyebabkan suhu udara turun dan kelembaban semakin tinggi

di dalam screen. Kondisi seperti itu akan memperlambat/menunda waktu reseptif

putik yang berakibat penyerbukan buatan tidak berhasil (bunga gugur) meskipun

telah diberi polen yang viabel. Hal tersebut sesuai Kivadasannavar (2008) yang

menyebutkan bahwa waktu reseptif yang tertunda, menyebabkan

ketidkberhasilan persilangan buatan cabai. Lebih lanjut lagi, kondisi hujan

beruntun dalam beberapa hari semenjak bunga disilangkan menyebabkan suhu

menurun dan kelembaban meninggi sehingga jumlah ketidakberhasilan

bersilangan juga tinggi. Curah hujan dikatakan tinggi juka volume hujan dalam

setiap 10 hari melebihi 50 mm. Ditabel 2 dapat dilihat bahwa di tahun 2017,

kecuali Januari, Juli-September, hampir di setiap bulan ada curah hujan tinggi

(angka diblok merah). Sehingga ketiga hal inilah (suhu, kelembaban, curah

hujan tinggi) yang diduga menjadi penyebab utama kegagalan persilangan

sehingga asumsi 25 gram/tanaman tidak dapat terpenuhi dan target tidak

tercapai.

Hingga saat ini peroleh benih (masuk stok UPBS) sekitar 31.1 kg dan yang masih

dalam proses diperkirakan 10-13 kg. Sehingga perolehan benih yang hingga

terakhir diperkirakan mencapai 41-44 kg (Tabel 3).

Ke depannya perhitungan kebutuhan populasi tanaman betina untuk produksi

benih hibrida Inata Agrihorti sebaiknya mengacu pada hasil (rendemen/bobot

benih per tanaman) di tahun 2017 (skala besar) yakni 8 gram per tanaman.

Sehingga untuk menghasilkan 95 kg benih cabai hibrida Inata diperlukan sekitar

11,875 tanaman betina atau setara dengan 40 screen seluas 200 m2 yang

ditanam serentak.

Page 137: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura124

Data Iklim di KP. Margahayu Tahun 2017

Suhu Kelembahan Maximum Minimum Hujan

Jumlah 10 hari ke- oC % oC oC mm

Januari

1 171.00 861.00 240.00 150.00 6.50

2 196.70 854.00 240.00 151.00 0.00

3 214.40 951.00 265.00 167.00 49.50

Jumlah 1 bulan 582.10 2,666.00 745.00 468.00 56.00

Rerata 1 bulan 18.78 86.00 24.03 15.10 1.81

Februari

1 206.90 823.00 236.00 155.00 33.00

2 207.70 863.00 238.00 153.00 57.00

3 152.00 691.00 192.00 123.00 132.00

Jumlah 1 bulan 566.60 2,377.00 666.00 431.00 222.00

Rerata 1 bulan 20.24 84.89 23.79 15.39 7.93

Maret

1 206.90 890.00 242.00 150.00 168.00

2 207.70 884.00 247.00 144.00 75.00

3 236.00 980.00 278.00 154.00 137.50

Jumlah 1 bulan 650.60 2,754.00 767.00 448.00 380.50

Rerata 1 bulan 20.99 88.84 24.74 14.45 12.27

April

1 206.90 890.00 242.00 150.00 38.50

2 207.70 884.00 247.00 144.00 0.00

3 236.00 980.00 278.00 154.00 72.50

Jumlah 1 bulan 650.60 2,754.00 767.00 448.00 111.00

Rerata 1 bulan 20.99 88.84 24.74 14.45 3.58

Mei

1 206.90 890.00 242.00 150.00 106.50

2 207.70 884.00 247.00 144.00 0.00

3 236.00 980.00 278.00 154.00 14.50

Jumlah 1 bulan 650.60 2,754.00 767.00 448.00 121.00

Rerata 1 bulan 20.99 88.84 24.74 14.45 3.90

Juni

1 206.90 865.00 240.00 153.00 81.00

2 207.70 863.00 240.60 142.00 0.00

3 175.20 872.00 240.00 144.00 0.00

Jumlah 1 bulan 589.80 2,600.00 720.60 439.00 81.00

Rerata 1 bulan 19.03 83.87 23.25 14.16 2.61

Juli

1 192.00 863.00 254.00 154.00 0.00

2 197.20 874.00 250.00 150.00 0.00

3 215.00 944.00 280.00 170.00 29.50

Jumlah 1 bulan 604.20 2,681.00 784.00 474.00 29.50

Rerata 1 bulan 19.49 86.48 25.29 15.29 0.95

Agustus

1 197.40 890.00 242.00 150.00 0.00

2 201.00 884.00 253.00 153.00 0.00

3 217.60 957.00 276.00 169.00 0.00

Jumlah 1 bulan 616.00 2,731.00 771.00 472.00 0.00

Rerata 1 bulan 19.87 88.10 24.87 15.23 0.00

September

1 194.90 880.00 248.00 150.00 0.00

2 198.00 877.00 247.00 144.00 0.00

3 217.80 967.00 278.00 154.00 62.50

Jumlah 1 bulan 610.70 2,724.00 773.00 448.00 62.50

Rerata 1 bulan 19.70 87.87 24.94 14.45 2.02

Oktober

1 197.50 884.00 250.20 171.00 147.50

2 197.40 886.00 254.00 152.00 149.00

3 216.00 971.00 272.00 159.00 114.00

Jumlah 1 bulan 610.90 2,741.00 776.20 482.00 410.50

Rerata 1 bulan 19.71 88.42 25.04 15.55 13.24

November

1 194.30 884.00 254.00 154.00 218.00

2 196.60 883.00 253.00 153.00 202.00

3 199.80 882.00 254.00 154.00 43.50

Jumlah 1 bulan 590.70 2,649.00 761.00 461.00 463.50

Page 138: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

125

Data Iklim di KP. Margahayu Tahun 2017

Suhu Kelembahan Maximum Minimum Hujan

Jumlah 10 hari ke- oC % oC oC mm

Januari

1 171.00 861.00 240.00 150.00 6.50

2 196.70 854.00 240.00 151.00 0.00

3 214.40 951.00 265.00 167.00 49.50

Jumlah 1 bulan 582.10 2,666.00 745.00 468.00 56.00

Rerata 1 bulan 18.78 86.00 24.03 15.10 1.81

Februari

1 206.90 823.00 236.00 155.00 33.00

2 207.70 863.00 238.00 153.00 57.00

3 152.00 691.00 192.00 123.00 132.00

Jumlah 1 bulan 566.60 2,377.00 666.00 431.00 222.00

Rerata 1 bulan 20.24 84.89 23.79 15.39 7.93

Maret

1 206.90 890.00 242.00 150.00 168.00

2 207.70 884.00 247.00 144.00 75.00

3 236.00 980.00 278.00 154.00 137.50

Jumlah 1 bulan 650.60 2,754.00 767.00 448.00 380.50

Rerata 1 bulan 20.99 88.84 24.74 14.45 12.27

April

1 206.90 890.00 242.00 150.00 38.50

2 207.70 884.00 247.00 144.00 0.00

3 236.00 980.00 278.00 154.00 72.50

Jumlah 1 bulan 650.60 2,754.00 767.00 448.00 111.00

Rerata 1 bulan 20.99 88.84 24.74 14.45 3.58

Mei

1 206.90 890.00 242.00 150.00 106.50

2 207.70 884.00 247.00 144.00 0.00

3 236.00 980.00 278.00 154.00 14.50

Jumlah 1 bulan 650.60 2,754.00 767.00 448.00 121.00

Rerata 1 bulan 20.99 88.84 24.74 14.45 3.90

Juni

1 206.90 865.00 240.00 153.00 81.00

2 207.70 863.00 240.60 142.00 0.00

3 175.20 872.00 240.00 144.00 0.00

Jumlah 1 bulan 589.80 2,600.00 720.60 439.00 81.00

Rerata 1 bulan 19.03 83.87 23.25 14.16 2.61

Juli

1 192.00 863.00 254.00 154.00 0.00

2 197.20 874.00 250.00 150.00 0.00

3 215.00 944.00 280.00 170.00 29.50

Jumlah 1 bulan 604.20 2,681.00 784.00 474.00 29.50

Rerata 1 bulan 19.49 86.48 25.29 15.29 0.95

Agustus

1 197.40 890.00 242.00 150.00 0.00

2 201.00 884.00 253.00 153.00 0.00

3 217.60 957.00 276.00 169.00 0.00

Jumlah 1 bulan 616.00 2,731.00 771.00 472.00 0.00

Rerata 1 bulan 19.87 88.10 24.87 15.23 0.00

September

1 194.90 880.00 248.00 150.00 0.00

2 198.00 877.00 247.00 144.00 0.00

3 217.80 967.00 278.00 154.00 62.50

Jumlah 1 bulan 610.70 2,724.00 773.00 448.00 62.50

Rerata 1 bulan 19.70 87.87 24.94 14.45 2.02

Oktober

1 197.50 884.00 250.20 171.00 147.50

2 197.40 886.00 254.00 152.00 149.00

3 216.00 971.00 272.00 159.00 114.00

Jumlah 1 bulan 610.90 2,741.00 776.20 482.00 410.50

Rerata 1 bulan 19.71 88.42 25.04 15.55 13.24

November

1 194.30 884.00 254.00 154.00 218.00

2 196.60 883.00 253.00 153.00 202.00

3 199.80 882.00 254.00 154.00 43.50

Jumlah 1 bulan 590.70 2,649.00 761.00 461.00 463.50

Page 139: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura126

Rerata 1 bulan 19.69 88.30 25.37 15.37 15.45

Desember

1 199.40 889.00 250.00 150.00 35.10

2 202.80 893.00 256.00 156.00 67.50

3 220.60 977.00 275.00 165.00 0.00

Jumlah 1 bulan 622.80 2,759.00 781.00 471.00 102.60

Rerata 1 bulan 20.09 89.00 25.19 15.19 3.31

Hasil sementara dan perkiraan hasil

Tahun Σ

tanaman betina

Σ tanaman jantan

Perkiraan Bobot benih (gr)

Realisasi Bobot Buah (kg)

Realisasi Bobot benih bersih (gr)

Bobot benih per

tanaman

Keterangan (per 29 januari 2018)

2013 10 10 250 25

25 gram pertanaman dijadikan asumsi kebutuhan tanaman betina

2017 screen 1 100 50 2,500 31900 1,092 10.9 sudah masuk stok benih UPBS

screen 2 264 156 6,600 99936 2,493 9.4 sudah masuk stok benih UPBS

screen 3 0 400 0

sudah masuk stok benih UPBS (benih dari semua lot yang tersortasi fisik (warna agak kusma) tetapi DB dan KA bagus

screen 4 410 0 10,250 119200 3,243 7.9 sudah masuk stok benih UPBS

screen 5 410 0 10,250 114000 3,250 7.9 sudah masuk stok benih UPBS

screen 6 364 100 9,100 108200 2,527 6.9 sudah masuk stok benih

UPBS

screen 7 396 94 9,900 127000 2,631 6.6 sudah masuk stok benih UPBS

screen 8 300 100 7,500 77500 1,855 6.2 sudah masuk stok benih UPBS

screen 9 300 100 7,500 99500 1,876 6.3 sudah masuk stok benih UPBS

screen 10 400 98 10,000 2,126 Pengujian benih

screen 11 400 98 10,000 2,475 Pengujian benih

screen 12 300 100 7,500 1,500 panen

screen 13 300 100 7,500 1,500 panen

screen 14 1300 0 32,500 1,049 panen

screen 15 1000 0 25,000 5,000 nyilangin

Pengalengan 324 108 8,100 2,835 8.8 sudah masuk stok benih UPBS

Tetua Jantan 118 2,500 1,800 15

sudah masuk stok benih UPBS

Tetua Betina 312 2,500 2,500 8 sudah masuk stok benih UPBS

169,450 44,752

Warna hijau : hasil sementara, warna biru : perkiraan hasil.

DAFTAR PUSTAKA Kirana, R., 2016. Makalah Pendaftaran Varietas Inata Agrihorti. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Ozores-Hampton, M., K. Fnu, and G.McAvoy. 2012. Blossom Drop, Reduced Fruit Set and Post-Pollination Disorders in Tomato. HS1195.Gainesvile: University of Florida Institute of Food and Agricultural Sciences. http://edis.ifas.ufl.edu/hs1195. Kaul, M.L.H., 1991. Reproductive Biology in Tomato. Monographs on Theoretical and Applied Genetics 14, Genetic Improvement of Tomato, pp.50-55.

Page 140: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

127

Rerata 1 bulan 19.69 88.30 25.37 15.37 15.45

Desember

1 199.40 889.00 250.00 150.00 35.10

2 202.80 893.00 256.00 156.00 67.50

3 220.60 977.00 275.00 165.00 0.00

Jumlah 1 bulan 622.80 2,759.00 781.00 471.00 102.60

Rerata 1 bulan 20.09 89.00 25.19 15.19 3.31

Hasil sementara dan perkiraan hasil

Tahun Σ

tanaman betina

Σ tanaman jantan

Perkiraan Bobot benih (gr)

Realisasi Bobot Buah (kg)

Realisasi Bobot benih bersih (gr)

Bobot benih per

tanaman

Keterangan (per 29 januari 2018)

2013 10 10 250 25

25 gram pertanaman dijadikan asumsi kebutuhan tanaman betina

2017 screen 1 100 50 2,500 31900 1,092 10.9 sudah masuk stok benih UPBS

screen 2 264 156 6,600 99936 2,493 9.4 sudah masuk stok benih UPBS

screen 3 0 400 0

sudah masuk stok benih UPBS (benih dari semua lot yang tersortasi fisik (warna agak kusma) tetapi DB dan KA bagus

screen 4 410 0 10,250 119200 3,243 7.9 sudah masuk stok benih UPBS

screen 5 410 0 10,250 114000 3,250 7.9 sudah masuk stok benih UPBS

screen 6 364 100 9,100 108200 2,527 6.9 sudah masuk stok benih

UPBS

screen 7 396 94 9,900 127000 2,631 6.6 sudah masuk stok benih UPBS

screen 8 300 100 7,500 77500 1,855 6.2 sudah masuk stok benih UPBS

screen 9 300 100 7,500 99500 1,876 6.3 sudah masuk stok benih UPBS

screen 10 400 98 10,000 2,126 Pengujian benih

screen 11 400 98 10,000 2,475 Pengujian benih

screen 12 300 100 7,500 1,500 panen

screen 13 300 100 7,500 1,500 panen

screen 14 1300 0 32,500 1,049 panen

screen 15 1000 0 25,000 5,000 nyilangin

Pengalengan 324 108 8,100 2,835 8.8 sudah masuk stok benih UPBS

Tetua Jantan 118 2,500 1,800 15

sudah masuk stok benih UPBS

Tetua Betina 312 2,500 2,500 8 sudah masuk stok benih UPBS

169,450 44,752

Warna hijau : hasil sementara, warna biru : perkiraan hasil.

DAFTAR PUSTAKA Kirana, R., 2016. Makalah Pendaftaran Varietas Inata Agrihorti. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Ozores-Hampton, M., K. Fnu, and G.McAvoy. 2012. Blossom Drop, Reduced Fruit Set and Post-Pollination Disorders in Tomato. HS1195.Gainesvile: University of Florida Institute of Food and Agricultural Sciences. http://edis.ifas.ufl.edu/hs1195. Kaul, M.L.H., 1991. Reproductive Biology in Tomato. Monographs on Theoretical and Applied Genetics 14, Genetic Improvement of Tomato, pp.50-55.

Page 141: LAPORAN KINERJA - sakip.pertanian.go.idsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIN PUSLITBANGHORTI 2017.pdf · 2019 dengan melaksanakan 4 (empat) sasaran kegiatan yang dijabarkan menjadi

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2017

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura128

Lam

pira

n 8.

Rea

lisas

i Pel

aksa

naan

DIP

A Li

ngku

p Pu

sat

Pene

litia

n da

n Pe

ngem

bang

an H

ortik

ultu

ra T

A 20

17

Jeni

s P

enge

luar

an

P

agu

An

ggar

an

Keu

anga

n

Fisi

k Si

sa A

ngg

aran

Ta

rget

R

ealis

asi

Targ

et

Rea

lisas

i

(Rp)

(%)

(Rp)

(%

) (R

p)

(%)

Fisi

k (%

) Fi

sik

(%)

Pus

litba

ngho

rti

Bela

nja

Pega

wai

Be

lanj

a Ba

rang

Be

lanj

a M

odal

4.

431.

990.

000

9.52

8.39

0.00

0 2.

671.

950.

000

4.43

1.99

0.00

0 9.

528.

390.

000

2.67

1.95

0.00

0

10

0,00

10

0,00

10

0,00

4.

084.

848.

708

9.08

7.23

3.10

3 2.

467.

184.

000

92

,17

95,3

7 92

,34

10

0,00

10

0,00

10

0,00

10

0,00

10

0,00

10

0,00

34

7.14

1.29

2 44

1.15

6.89

7 20

4.76

6.00

0

7,

83

4,63

7,

66

Jum

lah

: 1

16.6

32.3

30.0

00

16.6

32.3

30.0

00

100,

00

15.6

39.2

65.8

11

94,0

3 10

0,00

10

0,00

99

3.06

4.18

9 5,

97

Bal

itsa

Be

lanj

a Pe

gaw

ai

Bela

nja

Bara

ng

Bela

nja

Mod

al

14

.672

.246

.000

11

.441

.602

.000

7.

320.

568.

000

14

.672

.246

.000

11

.441

.602

.000

7.

320.

568.

000

10

0,00

10

0,00

10

0,00

14

.083

.778

.645

11

.235

.702

.132

7.

162.

386.

997

95

,99

98,2

0 97

,84

10

0,00

10

0,00

10

0,00

10

0,00

10

0,00

10

0,00

58

8.46

7.33

5 20

5.89

9.86

8 15

8.54

8.00

3

4,

01

1,80

2,

16

Jum

lah

: 2

33.4

34.4

16.0

00

33.4

34.4

16.0

00

100,

00

32.4

81.8

67.7

74

97,1

5 10

0,00

10

0,00

95

2.54

8.22

6 2,

85

Bal

itbu

Be

lanj

a Pe

gaw

ai

Bela

nja

Bara

ng

Bela

nja

Mod

al

10

.758

.985

.000

91

21.8

69.0

00

3.83

9.40

0.00

0

10

.758

.985

.000

91

21.8

69.0

00

3.83

9.40

0.00

0

10

0,00

10

0,00

10

0,00

10

.523

.129

.682

8.

854.

257.

484

3.56

3.52

1.30

0

97

,81

97,0

7 92

,81

10

0,00

10

0,00

10

0,00

10

0,00

10

0,00

10

0,00

23

5.85

5.31

8 26

7.61

1.51

6 27

5.87

8.70

0

2,

19

2,93

7,

19

Jum

lah

: 3

23.7

20.2

54.0

00

23.7

20.2

54.0

00

100,

00

22.9

40.9

08.4

66

96,7

1 10

0,00

10

0,00

77

9,.3

45.5

34

3,29

B

alit

hi

Bela

nja

Pega

wai

Be

lanj

a Ba

rang

Be

lanj

a M

odal

10

.123

.060

.000

6.

975.

995.

000

8.87

7.61

3.00

0

10

.123

.060

.000

6.

975.

995.

000

8.87

7.61

3.00

0

10

0,00

10

0,00

10

0,00

9.

780.

156.

654

6.76

8.51

4.09

9 7.

272.

692.

500

96

,81

97,0

3 81

,93

10

0,00

10

0,00

10

0,00

10

0,00

10

0,00

10

0,00

34

2.90

3.34

6 20

7.48

0.90

1 1.

603.

920.

499

3,

39

2,97

18

,07

Jum

lah

: 4

25.9

76.6

68.0

00

25.9

76.6

68.0

00

100,

00

23.8

22.3

63.2

54

91,7

1 10

0,00

10

0,00

2.

154.

304.

746

8,29

B

alit

jest

ro

Bela

nja

Pega

wai

Be

lanj

a Ba

rang

Be

lanj

a M

odal

6.

259.

462.

000

5.22

6.17

6.00

0 7.

317.

500.

000

6.

259.

462.

000

5.22

6.17

6.00

0 7.

317.

500.

000

10

0,00

10

0,00

10

0,00

6.

095.

146.

159

4.82

4.26

9.13

9 7.

124.

392.

680

90

,27

90,2

7 90

,27

10

0,00

10

0,00

10

0,00

10

0,00

10

0,00

10

0,00

16

4.31

5.84

1 40

1.90

6.86

1 19

3.10

7.32

0

2,

63

7,69

- Ju

mla

h :

5 18

.803

.138

.000

18

.803

.138

.000

10

0,00

17

.818

.869

.321

95

,96

100,

00

100,

00

1759

.330

.022

4,

04

Jum

lah

A (1

s/d

5)

46.2

45.7

43.0

00

46.2

45.7

43.0

00

100,

00

44

.567

.059

.848

96

,00

100,

00

100,

00

1.67

8.68

3.15

2 3,

63

Jum

lah

B (1

s/d

5)

42.2

94.0

32.0

00

42.2

94.0

32.0

00

100,

00

4

0.76

9.97

5.95

7 90

,03

100,

00

100,

00

1.52

4.05

6.04

3 3,

60

Jum

lah

C (1

s/d

5)

30.0

27.0

31.0

00

30.0

27.0

31.0

00

100.

00

27.5

91.1

77.4

78

91,2

3 10

0,00

10

0,00

2.

435.

853.

522

8,11

Ju

mla

h Se

luru

hnya

1

18.5

66.

806

.00

0 1

18.5

66.

806

.00

0 1

00,0

0 1

12.9

28.

213

.27

8 9

5,2

4 10

0,00

1

00,0

0 5

.63

8.59

2.7

17

4,7

6