Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN KINERJA SA TU TAHUN 2010Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan Untuk Hidup Sehat
613IndI
KATA PENGANTAR PUSAT PROMOSI KESEHATAN
PENDAHULUAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI MASYARAKAT1. MENINGKATKAN KOMITMEN DAN DUKUNGAN
STAKEHOLDER, PEMBUAT KEBIjAKAN, DAN PENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM PENINGKATAN RUMAH TANGGA BER-PHBS
2. MEMPERKUAT GERAKAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN RUMAH TANGGA BER-PHBS
3. MENINGKATKAN PERAN SERTA ORGANISASI KEMASYARAKATAN/KELOMPOK POTENSIAL.
4. MENINGKATKAN AKSES INfORMASI DAN EDUKASI PHBS KEPADA INDIvIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
5.MENINGKATKAN KAPASITAS PENGELOLAAN RUMAH TANGGA BER-PHBS
KEMANDIRIAN MASYARAKAT UNTUK HIDUP SEHAT1. DESA SIAGA AKTIf
2. SEKOLAH DASAR YANG MEMPROMOSIKAN KESEHATAN
KEBIjAKAN PUBLIK YANG BERWAWASAN KESEHATAN 1. PELAKSANAAN ADvOKASI DALAM PENGEMBANGAN KEBIjAKANBERWAWASAN
KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA
2. MENGEMBANGKAN PENDEKATAN DAN MEDIA ADvOKASI DALAM PENGEMBANGAN KEBIjAKAN BERWAWASAN KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA
3. MENINGKATKAN KAPASITAS PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEBIjAKAN BERWAWASAN KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA
PENGUATAN KAPASITAS PROMOSI KESEHATAN 1. STRATEGI PROMOSI KESEHATAN PROGRAM
PRIORITAS KESEHATAN 2. PENGEMBANGAN PKRS3. PENGEMBANGAN PROMOSI KESEHATAN DI
PUSKESMAS
4. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
5. PENGEMBANGAN ORGANISASI YANG HANDAL DAN MODERN
6. PENINGKATAN KUALITAS SISTEM INfORMASI DAN PELAPORAN KINERjA
7. PENINGKATAN KETERPADUAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN
8. PEMENUHAN DAN PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA
9. PENGELOLAAN KEUANGAN
Katalog Dalam Terbitan. Kementrian Kesehatan RI
Indonesia. Kementrian Kesehatan RI. Sekretariat JendralLaporan Kinerja Satu Tahun 2010 Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan untuk Hidup SehatISBN 978 - 602 - 9364 - 54 - 5
1. Judul I HEALTH PROMOTIONII. COMMUNITY HEALTH SERVICES
613IndI
DAfTAR ISI
KATA PENGANTARKEPALA PUSAT PROMOSI KESEHATAN
Dalam rangka mendukung pencapaian visi Kementerian Kesehatan yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”, Pusat Promosi Kesehatan telah menjalankan kegiatan yang bertujuan untuk terselenggaraan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan di masyarakat, degan sasaran : 1) meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat, 2) meningkatnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, 3) meningkatnya kebijakan publik berwawasan kesehatan, dan 4) memperkuat kapasitas promosi kesehatan. Tujuan tersebut dilakukan melalui berbagai pendekatan, yaitu: meningkatkan komitmen dan dukungan stakeholder, pembuat kebijakan, dan pengambil kebijakan, dan pengambil keputusan; meningkatkan aliansi dan kemitraan dengan lintas program, lintas sektor dan swasta/dunia usaha; memperkuat gerakan masyarakat; meningkatkan akses informasi dan edukasi kepada individu, keluarga, dan masyarakat; meningkatkan kapasitas pengelolaan promosi kesehatan.
Indikator sasaran yang dicapai pada tahun 2010 adalah: 1) Meningkatnya persentase rumah tangga ber-PHBS sebanyak 50 %; 2) Meningkatnya Cakupan Desa Siaga Aktif sebesar 15 %; 3) Meningkatnya Persentase Sekolah Dasar yang mempromosikan kesehatan sebesar 20%; 4) Meningkatnya jumlah kabupaten/kota yang menetapkan kebijakan publik berwawasan kesehatan; 5) Meningkatnya jumlah strategi promosi kesehatan yang terintegrasi dengan strategi pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan.
Laporan Kinerja Satu Tahun Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan untuk Hidup Sehat merupakan bukti tertulis serta wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dalam pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan Satuan Kerja Pusat Promosi Kesehatan sepanjang Tahun 2010. Laporan ini menyajikan pencapaian hasil kegiatan Program Pemberdayaan dan Promosi Kesehatan selama tahun 2010. Pencapaian hasil selama setahun ini merupakan fondasi bagi Promosi Kesehatan 2010 – 2014 dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Diharapkan Pusat Promosi Kesehatan dapat terus meningkatkan kinerjanya pada tahun-tahun selanjutnya.
Terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan dan penerbitan laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Jakarta, Juli 2011Kepala Pusat Promosi Kesehatan
dr. Lily S. Sulistyowati, MM
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
1
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
Pendahuluan
Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan
yang optimal dan terjangkau oleh berbagai lapisan
masyarakat, maka sumber daya kesehatan bidang
kesehatan dituntut untuk lebih bekerja secara
profesional yang menjamin outcome yang akan
dirasakan langsung oleh masyarakat, hal ini terdapat
dalam Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan yang menyatakan bahwa setiap orang
memiliki hak yang sama dalam memperoleh akses atas
sumber daya di bidang kesehatan serta memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
terjangkau.
Pemerintah berkewajiban menyediakan pelayanan
kesehatan yang bersifat public goods artinya
pelayanan yang harus tersedia dan dapat dijangkau
oleh setiap orang untuk memperoleh peluang dan
mengembangkan kemampuan hidup sehat, yang pada
akhirnya kesehatan merupakan gaya hidup masyarakat
Indonesia. Selain itu, sebagai salah satu negara yang
menyepakati Deklarasi Millenium, Kementerian
Kesehatan menjadikan MDGs sebagai orientasi
pembangunan kesehatan mengadopsi tujuan serta
target sasarannya ke dalam rencana pembangunan
nasional.
Hal tesebut tertuang dalam visi Kementerian
Kesehatan adalah Masyarakat yang Mandiri dan
Berkeadilan yang mengandung arti masyarakat
menyadari pentingnya hidup sehat, berkeinginan
untuk hidup sehat dan berdaya/mampu untuk
mencapai hidup sehat.
2
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan misi
Kementerian Kesehatan adalah:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk
swasta dan masyarakat madani.
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan
menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan
sumberdaya kesehatan.
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang
baik.
Untuk mewujudkan visi dan misi Kementerian
Kesehatan tahun 2010-2014 serta memperhatikan
pencapaian prioritas nasional bidang kesehatan,
Pusat Promosi Kesehatan memiliki tujuan
meningkatkan perilaku sehat individu, keluarga, dan
masyarakat dan berperan aktif dalam setiap gerakan
kesehatan masyarakat melalui upaya promosi
kesehatan yang terintegrasi secara lintas program,
lintas sektor, swasta, dan masyarakat. Untuk
meningkatkan penyelenggaraan pemberdayaan
dan promosi kesehatan kepada masyarakat, Pusat
Promosi Kesehatan menetapkan sasaran strategis
yaitu:
1. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di masyarakat
2. Meningkatnya Kemandirian Masyarakat untuk
hidup sehat, dengan:
• Desa Siaga Aktif
• Sekolah Dasar yang mempromosikan
kesehatan
3. Meningkatnya Kebijakan Publik Berwawasan
Kesehatan:
• Kabupaten/Kota yang diadvokasi untuk
menetapkan kebijakan publik berwawasan
kesehatan
4. Meningkatkan Kapasitas Promosi Kesehatan:
• Jumlah strategi promosi kesehatan dalam
program prioritas
• Pengembangan Promosi Kesehatan di
Rumah Sakit
• Pengembangan Promosi Kesehatan di
Puskesmas
Adapun strategi Promosi Kesehatan dalam
penyelenggaraan pemberdayaan dan promosi
kesehatan kepada masyarakat adalah:
1. Meningkatkan komitmen dan dukungan
stakeholder, pembuat kebijakan, dan pengambil
kebijakan, dan pengambil keputusan.
• Advokasi kebijakan kesehatan
• Koordinasi dan kolaborasi lintas program
dan lintas sektor
2. Meningkatkan aliansi dan kemitraan dengan
swasta/dunia usaha.
3. Meningkatkan peran serta organisasi
kemasyarakatan/kelompok potensial.
4. Memperkuat gerakan masyarakat.
5. Meningkatkan akses informasi dan edukasi
kepada individu, keluarga, dan masyarakat.
6. Meningkatkan kapasitas pengelola.
3
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
Indikator dan Target Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATORTARGET
2010 2011 2012 2013 2014
1 Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyara-kat
1. Persentase rumah tangga ber-perilaku hidup bersih dan sehat 50 55 60 65 70
2. Meningkatnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
2. Persentase Desa Siaga Aktif 15 25 40 55 70
3. Persentase Sekolah Dasar yang mempromosikan kesehatan 20 25 30 35 40
3. Meningkatnya kebijakan publik berwawasan kesehatan
4.Jumlah Kabupaten / Kota yang di advokasi untuk menetapkan kebijakan berwawasan kesehatan
25 75 175 250 325
4. Meningkatnya kapasitas pro-mosi kesehatan
5. Jumlah Strategi Promosi Kesehatan Program Prioritas Kesehatan 5 8 10 12 15
Tabel 1.1 Indikator dan target Program pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan Tahun 2010-2014
4
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
5
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
Perilaku hiduP Bersih dan sehat di Masyarakat
Keluarga mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan kualitas kesehatan di masyarakat,
bangsa dan negara. Di dalam keluarga terjadi interaksi
dan komunikasi antara anggota keluarga yang
menjadi awal penting dari suatu proses pendidikan.
Ditanamkannya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan
keluarga yang sehat.
Bangsa yang sehat memiliki derajat kesehatan yang
tinggi, sehingga meningkatkan produktivitas bangsa
tersebut. Oleh karena itu, keluarga yang sehat adalah
investasi suatu bangsa bagi pembangunan sumber
daya manusia yang produktif. Keluarga sehat berkaitan
dengan PHBS di rumah tangga.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau
dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan
di masyarakat. Untuk itu strategi pembinaan Rumah
Tangga Sehat ber-PHBS memberikan suatu solusi
untuk mencapai Indonesia Sehat.
6
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010
menunjukkan secara nasional persentase penduduk
yang merokok setiap hari 28,2%, rumah tangga yang
memiliki jamban sehat 55,4%, ibu yang melakukan
pemeriksaan kehamilan (ANC) dengan 6-8 jenis
pemeriksaan hanya 56,8% dan balita yang ditimbang
selama 6 bulan terakhir sebesar 67,1%.
Salah satu sasaran strategis Pusat Promosi
Kesehatan pada 2010-2014 adalah meningkatnya
perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga.
Rumah Tangga ber-PHBS berisi 10 indikator, yaitu
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,
memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap
bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban
sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu,
makan sayur dan buah setiap hari, melakukan
aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok
di dalam rumah. Pada tahun 2010, pencapaian
indikator melebihi target yaitu 50,1 dari target yang
ditetapkan (50%).
Gambar 2.1 Pencapaian PHBS di Rumah Tangga di Provinsi Tahun 2010
Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2010 untuk peningkatan PHBS di Rumah Tangga
seperti uraian berikut:
7
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
MENINGKATKAN KOMITMEN DAN DUKUNGAN Stakeholder, PEMBUAT KEBIjAKAN DAN PENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM PENINGKATAN RUMAH TANGGA BER-PHBS
a. Seminar Internasional Determinan Sosial
b. Advokasi Kebijakan melalui Hari-Hari Besar Kesehatan
• Hari Kesehatan Sedunia “Kota Sehat, Warga Sehat”
Asia Pasific Health GAEN didirikan untuk
mendukung WHO, Commission On Social
Determinant of Health (CSDH), untuk melakukan
tindakan terhadap penentu sosial dari kesehatan
di antara kawasan Asia Pasifik. Lokakarya kedua
diadakan di Jakarta pada tanggal 29 November 2010
di Auditorium Kementerian Kesehatan dihadiri 45
peserta internasional dari 18 negara di seluruh Asia
Pasifik,bergabungdengan lebihdari150undangan
Indonesia. Tujuan dari lokakarya Health GAEN 2
adalah untuk memajukan kerjasama antara peneliti,
pembuat kebijakan, organisasi non pemerintah pada
faktor penentu sosial dari ekuitas kesehatan di
wilayahAsiaPasifik;untukmeningkatkanpemahaman
di seluruh wilayah pendekatan determinan sosial
untuk ekuitas kesehatan dan kesehatan; untuk
meningkatkan pengambilan bukti untuk bangsa
dalam faktor penentu sosial dari kesehatan dan
ekuitas kesehatan; dan untuk memperbarui
jaringan pada kegiatan global terkait dan membantu
menghubungkan kesehatan GAEN ke jaringan global.
Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2010 mempunyai
tema nasional “Kota Sehat, Warga Sehat dengan
slogan “1000 Kota, 1000 Kehidupan”. Tema tersebut
diangkat untuk mengingatkan kepada masyarakat
tentang dampak urbanisasi terhadap kesehatan
masyarakat dan kesehatan perorangan dan sekaligus
bergerak untuk melakukan aksi nyata untuk
memastikan bahwa kota berkembang menjadi kota
sehat. Peringatan Hari Kesehatan Sedunia (HKS) ke-
62 tahun 2010 dimeriahkan berbagai kegiatan yaitu
8
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
Penyelenggaraan Pekan ASI Sedunia adalah suatu
gerakan yang dilaksanakan secara serentak di se-
luruh dunia pada setiap minggu pertama bulan
Agustus. Tujuannya adalah agar setiap negara, se-
cara terus menerus bersama-sama melaksanakan
upaya-upaya yang nyata untuk membantu ibu agar
berhasil menyusui. Menteri Kesehatan mengajak Se-
luruh fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia, baik
Pemerintah maupun Swasta diminta menerapkan 10
Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui pada acara
“Pekan ASI Sedunia 2010” di Silang Monas Jakarta.
Rangkaian Pekan ASI Sedunia Tahun 2010, telah
dimulai sejak bulan Juli 2010 meliputi beberapa
kegiatan, yaitu: a) Media Briefing dan Orientasi Ju-
rnalis, b) Workshop Penerapan 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui, dan c) Penyebarluasan In-
formasi melalui media cetak dan elektronik. Acara
ini terselenggara atas kerjasama Kementerian Ke-
sehatan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,
Sentra Laktasi, Mercy Corps, Wahana Visi, WHO,
dan UNICEF. Pekan ASI Sedunia 2010 ini juga di-
laksanakan di seluruh daerah di Indonesia dengan
berbagai bentuk kegiatan. Hadir pada acara ini seki-
tar 3500 peserta mewakili unsur masyarakat, or-
ganisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, pejabat
dari berbagai lintas sektor terkait, lembaga swadaya
masyarakat baik lokal maupun internasional. Pada
kesempatan tersebut Ibu Hj. Ani Susilo bambang
Yudhoyono menyerahkan penghargaan berupa tro-
phy kepada Ny. Tatiek Fauzi Bowo Ketua Tim Peng-
gerak PKK DKI Jakarta, dan dr.Ronny Roekmito,
M.Kes Kadinkes Kabupaten Klaten atas prestasinya
memberikan inspirasi istimewa terhadap program
pemberian ASI.
Pekan aSI SedunIa tahun 2010
peresmian gerakan pasar sehat, senam bersama dan
sepeda sehat (fun bike) serta penyerahan 1.000 bibit
pohon. Selain itu juga dilaksanakan Dialog Interaktif
dengan tema “Urbanisasi dan Kesehatan”. Kegiatan
tersebut bertujuan untuk mengajak Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota, Organisasi
Kemasyarakatan, LSM, dan organisasi internasional
dalam upaya mengarusutamakan pembangunan
yang berwawasan kesehatan.
9
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
Rangkaian acara HKN ke 46 tahun 2010 yang
bertema “Keluarga Sehat Investasi Bangsa” dimulai
pada bulan Oktober dengan kegiatan lomba-lomba
yang bertujuan untuk meningkatkan jiwa karsa,
semangat kebersamaan dan kebugaran dalam upaya
pencapaian MDGs dan program kerja Kementerian
Kesehatan. Menteri Kesehatan juga melakukan
ziarah ke makam pahlawan bidang kesehatan upacara
bendera, aksi simpati pemberian leaflet dan pin
HKN di depan gedung kementerian, donor darah,
pameran foto dan malam penghargaan. Selain itu
juga dilakukan olahraga bersama Menkes, pameran
kesehatan, pelayanan kesehatan gratis, pasar murah,
lomba membaca puisi, lomba menulis surat kepada
Menkes, serta pagelaran musik, peluncuran komik
“Cita“, penanaman pohon dikomplek perumahan
Kemenkes, sedangkan kegiatan lainnya antara
lain peresmian gedung baru, peluncuran buku
“Penuntun Hidup Sehat”, peluncuran pedoman
pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif,
workshop sosial determinan yang berpengaruh
terhadap derajat kesehatan masyarakat (Promkes-
WHO) penayangan feature Kesehatan Ibu dan Anak,
HIV-AIDS, Tuberkulosis dan Malaria di TVRI dan
TV swasta nasional. Rangkaian acara peringatan
HKN ke-46 selain diselenggarakan di pusat, juga
diselenggarakan di provinsi dan kabupaten/kota
dengan mengedepankan kebersamaan, kemeriahan
dan kesederhanaan namun tetap bermakna.
harI keSehatan naSIonal
“keluarga Sehat InveStaSI bangSa”
10
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
MEMPERKUAT GERAKAN MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN RUMAH TANGGA BER-PHBS
Gerakan Masyarakat pada Hari-hari Besar Kesehatan
harI CuCI tangan PakaI Sabun SedunIa “PerIlaku Sederhana berdamPak luar bIaSa”
Hari Kesehatan Sedunia Tahun 2010 mempunyai
tema nasional “Kota Sehat, Warga Sehat dengan
slogan “1000 Kota, 1000 Kehidupan”. Tema tersebut
diangkat untuk mengingatkan kepada masyarakat
tentang dampak urbanisasi terhadap kesehatan
masyarakat dan kesehatan perorangan dan sekaligus
bergerak untuk melakukan aksi nyata untuk
memastikan bahwa kota berkembang menjadi kota
sehat. Peringatan Hari Kesehatan Sedunia (HKS) ke-
62 tahun 2010 dimeriahkan berbagai kegiatan yaitu
peresmian gerakan pasar sehat, senam bersama dan
sepeda sehat (fun bike) serta penyerahan 1.000 bibit
pohon. Selain itu juga dilaksanakan Dialog Interaktif
dengan tema “Urbanisasi dan Kesehatan”. Kegiatan
tersebut bertujuan untuk mengajak Pemerintah
Provinsi dan Kabupaten/Kota, Organisasi
Kemasyarakatan, LSM, dan organisasi internasional
dalam upaya mengarusutamakan pembangunan
yang berwawasan kesehatan.
11
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
MENINGKATKAN PERAN SERTA ORGANISASI KEMASYARAKATAN/KELOMPOK POTENSIAL
a. Kesepakatan Kementerian Kesehatan dengan Organisasi Kemasyarakatan
Pada tanggal 20 Agustus 2010, Menteri kesehatan dr.
Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH menandatangani
Nota Kesepakatan dengan 17 organisasi organisasi
kemasyarakatan. Penandatanganan dilakukan dengan PB
Nahdatul Ulama, PP Fatayat NU, PP Muslimat NU, PP
Muhammadiyah, PP Aisiyah, PP Al Hidayah, Persatuan
Islam (PERSIS), Pemudi PERSIS, Persekutuan Gereja-
Gereja di Indonesia (PGI), Persatuan Karya Dharma
Kesehatan Indonesia (PERDHAKI), Perwakilan Umat
Budha Indonesia (WALUBI), Parisada Hindu Dharma
Indonesia (PHDI), Persekutuan Pelayanan Kesehatan
Kristen di Indonesia (PELKESI), Kongres Wanita
Indonesia (KOWANI), Dharma Wanita Persatuan,
Persatuan Wanita Nasional (PERWANAS), serta
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Tujuan dari penggalangan kerjasama ini adalah
untuk meningkatkan upaya promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan
kemandirian masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
Meliputi bidang Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga
Sadar Gizi, Kesehatan Reproduksi, Kesehatan Usia
Lanjut, Pengendalian Penyakit Menular dan Penyakit
Tidak Menular, Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) di berbagai tatanan, Pembinaan Desa
Siaga, Pembinaan Daerah Bermasalah Kesehatan serta
Pembinaan Promosi Kesehatan diRumah Sakit (PKRS).
Kerjasama ini merupakan inisiasi kemitraan dengan
berbagai kelompok potensial untuk membangun
komitmen dan kerjasama aktif dalam pembangunan
kesehatan khususnya bidang Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaaan Masyarakat dalam mencapai visi dan
misi Kementerian Kesehatan serta tujuan Millenium
Development Goals (MDGs).
12
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
Dalam rangka peningkatan cakupan imunsasi dan
KIA, Pusat Promosi Kesehatan bekerjasama dengan
GAVI - CSO berperan dalam peningkatan demand
masyarakat tentang imunisasi dan KIA di 5 provinsi
(Jawa Barat, Banten, Sulawesi Selatan, Papua dan
Papua Barat) dan 35 Kab/Kota. TP-PKK dan gerakan
Pramuka adalah organisasi kemasyarakatan yang ikut
berperan mulai pengumpulan data, pembuatan dalam
peningkatan cakupan imunisasi sebesar 10%.
Pada tahun 2009-2010 TP-PKK telah kegiatan mulai
dari pengupulan data awal, rapat koordinasi pusat –
daerah, penyusunan modul, materi KIE, pelatihan TP-
PKK Pusat sampai kader serta pergerakan masyarakat
oleh kader di 2 provinsi, 4 kabupaten (Sulawesi
Selatan: kota pare-pare, soppeng, Banten : Serang
dan Tangerang). Gerakan Pramuka menyelesaikan
modul, buku panduan, dan materi KIE, membuat icon
seperti maskot, spanduk, serta melakukan pelatihan
untuk pelatih di tingkat Kwarda Papua serta Kwarcab
Cilegon, Tangerang, Majalengka dan Depok.
Pada tahun 2010, Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan
Konsorsium ikut berperan dalam program GAVI –
CSO. Konsorsium merupakan gabungan 3 Ormas
sosial keagamaan (Muslimat NU, PERDHAKI,
Aisyiah) yang dibentuk dalam rangka pelaksanaan
meningkatkan cakupan imunisasi dan KIA melalui
peningkatan kapasitas petugas dan pemberdayaan
masyarakat dan peran serta masyarakat dengan
sumber dana hibah GAVI. Kegiatan yang dilakukan
mulai dari pengumpulan data awal serta pengolahan
dan analisis hasilnya, rapat koordinasi pusat sampai
kabupaten, penyusunan petunjuk pelaksanaan.
b. Peran NGO Internasional dalam Peningkatan Perilaku Hidup bersih dan Sehat di masyarakat (GAVI)
13
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
a. Media Cetak
Majalah interaksi
Buku Penuntun Hidup Sehat
MENINGKATKAN AKSES INfORMASI DAN EDUKASI PHBS KEPADA INDIvIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT
Salah satu upaya Pusat Promosi Kesehatan untuk
mengomunikasikan informasi promosi kesehatan
adalah melalui penerbitan Majalah Interaksi yang
menjangkau seluruh pelosok tanah air, yaitu
Puskesmas, rumah sakit, dinas kesehatan, sekolah
kesehatan, perguruan tinggi, lembaga swadaya
masyarakat, institusi pendidikan, legislatif, kelompok
profesi, asosiasi kesehatan, lintas sektor lainnya.
Informasi yang dimuat berdasarkan isu aktual seputar
promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang berasal dari pusat maupun laporan daerah.
Majalah interaksi dibuat agar tenaga kesehetan
dapat mendapatkan informasi yang tepat, seimbang
dan searah mengenai promosi kesehatan, program-
program serta kebijakannya. Majalah Interaksi terbit
sebanyak 4 edisi sesuai dengan tema yang ditetapkan
dan setiap edisi didistribusikan ke ke 33 Dinkes
Provinsi, 465 Kab/kota, 8315 Puskesmas, Eselon I
dan II Kemenkes, 370 Poskestren, Kwarda, Kwarcab,
Lintas Sektor, Poltekes, Stikes, 550 Rumah Sakit.
Buku Penuntun Hidup sehat adalah hasil kerjasama
antara Pusat Promosi Kesehatan dengan UNICEF.
Peluncuran buku ini melibatkan berbagai kelompok
masyarakat, guru, remaja, wanita, selebriti, swasta,
media massa cetak dan elektronik, organisasi
kemasyarakatan dan organisasi profesi untuk
menyebarluaskan pesan kesehatan dan menjadikan
diri sendiri sebagai teladan dalam berperilaku hidup
bersih dan sehat sesuai dengan peran dan profesi
masing-masing. Peluncuran buku Penuntun Hidup
Sehat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
mengubah kebiasaan serta perilaku masyarakat untuk
meningkatkan dan menyelamatkan kehidupan anak.
Dampak yang diharapkan adalah perubahan positif
pada tata nilai dan keyakinan sosial tentang kehidupan,
pertumbuhan, pembelajaran, perkembangan,
perlindungan, perawatan dan dukungan kesehatan
bagi anak.
14
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
Media Cetak Demam Berdarah Dangue (DBD)
Media Luar Ruang
Mengingat banyaknya kasus DBD di Indonesia, Pusat Promosi Kesehatan melanjutkan kembali kampanye DBD media cetak untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan penanggulangan
Setiap kegiatan PHBS terintegrasi dengan penyebarluasan infomasi media luar ruang untuk mensosialisasikan program secara langsung pada masyarakat seperti neon box dan billboard di wilayah
DBD yang berpotensi menjadi status Kejadian Luar Biasa (KLB). Media cetak yang diproduksi merupakan cetak ulang dari media DBD yang sudah ada pada tahun 2009, yaitu:•Cetakulangdandistribusimediacetakberupa
selebaran untuk masyarakat sebanyak 86.000 lembar
•Cetakulangdandistribusimediacetakberupabooklet informasi umum tentang DBD sebanyak 43.000 lembar
•Cetakulangdandistribusimediacetakberupafactsheets untuk stakeholder sebanyak 2.000 set
•CetakdandidistribusiNotaKesepakatanantaraKementerian Kesehatan dengan Organisasi Kemasyarakatan untuk stakeholder sebanyak 1.500 buku
Kementerian Kesehatan ataupun pengadaan spanduk, umbul-umbul dan baliho di sekitar lokasi kegiatan yang strategis tempat kegiatan di laksanakan. Media luar ruang yang dibuat adalah:
15
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
Mobil pameran menjadi sektor yang penting
dalam menggelar aksi kampanye di luar ruangan.
Menggunakan sistem audio visual yang terintegrasi
dalam suatu lingkungan, mobil pameran mendukung
beragai aksi pada tiap pencanangan program. Dalam
mendukung kegiatan ini, mobil pameran telah hadir
pada Hari ASI Sedunia, Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi, Hari Informasi
Kesehatan DBD, dan Hari Jantung Sedunia.
NO WAKTU KEGIATAN1 15 Januari Hari Kanker Anak Sedunia
2 24 Pebruari Hari TB Sedunia
3 3 April Hari Pendengaran
4 7 April Hari Kesehatan Sedunia
5 18 April Hari Diabetes Nasional
6 24 April Hari Imunisasi
7 26 April Hari Malaria Sedunia
8 29 Mei Hari Lanjut Usia
9 31 Mei Hari Tanpa Tembakau Sedunia
10 26 Juni Hari Anti Narkoba
11 3 Juli Hari Hepatitis
12 12 Juli Hari Hipertensi
13 13 Agustus Pekan ASI Sedunia
14 3 Oktober Hari Jantung Sedunia
15 9 Oktober Hari Penglihatan Sedunia
16 10 Oktober Hari Kesehatan Jiwa
17 15 Oktober Hari Cuci Tangan Sedunia
18 20 Oktober Hari Osteoporosis Nasional
19 12 November Hari Kesehatan Nasional
20 1 Desember Hari AIDS
Tabel 2.1 Media Luar Ruang Pusat Promosi Kesehtan Tahun 2010
16
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
b. Media Elektronik
c. Pameran
Selain memproduksi kembali media cetak, Pusat Promosi Kesehatan juga melakukan kampanye DBD melalui
media elektronik , yaitu:
•ProduksiTVspotadvokasiDBD,2versiradiospotdanfeature.
•TayangulangTVspotDBDversiBatakdanBetawisebanyak178kalidiTrans7danTPI.
•PenayanganTVspotadvokasi60kalidiTrans7danTPI.
•PenyiaranradiospotDBDdi67Radio(RRINasional,33RRIdaerahdan33RadioSwastaDaerah
Pameran Kesehatan tetap menjadi pilihan dalam
peningkatan akses informasi terutama dalam
mendukung peluncuran program-program kesehatan.
Lewat pameran kesehatan, informasi dapat dialirkan
secara langsung kepada sasaran, baik itu masyarakat,
kader, petugas terkait bahkan penentu kebijakan.
Dalam hal ini, pameran kesehatan pada tahun 2010
mendukung tercapainya arus komunikasi program
PHBS pada dalam pencanangan Gain UCI (Imunisasi),
hari TB Sedunia, Women Health Expo, dan Hari Tanpa
Tembakau Sedunia.
17
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
d. Website
a. Penyusunan Materi Intervensi Perubahan Perilaku Program Prioritas
Media internet telah menjadi sasaran para pengguna
teknologi. Lewat arus informasi berbasis data ini,
promosi kesehatan dan program PHBS diberikan lewat
berita, artikel dan pengunduhan buku pedoman dan
panduan kegiatan. Untuk memberikan informasi yang
akurat dan tepat guna, webite selalu up dating secara
berkala. Website promosi kesehatan menjadi yang
terbaik pada tahun 2010 dari seluruh kementerian dan
lembaga negara di Indonesia serta menjadikan satu dari
3 website kesehatan yang wajib dikunjungi oleh majalah
Intisari.
Mengingat kompleksnya masalah kesehatan yang ada di
Indonesia, perlu penanggulangan secara komprehensif
dengan lintas program. Pusat Promosi Kesehatan
maupun program terkait menyusun strategi yang
terpadu antara promosi kesehatan dan program terkait,
baik dari rencana terpadu sampai pelaksanaan dan
evaluasi, kegiatan yang terpadu mulai dari tingkat Pusat,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Dengan tujuan tersebut,
Promosi Kesehatan menyusun draft materi Intervensi
Perubahan Perilaku yang diharapkan dapat menjadi
payung/pedoman bagi pelaksana program terkait.
Penyusunannya melibatkan lintas program Kementerian
Kesehatan melalui tahapan pengumpulan data pada
lintas program dan diskusi secara komprehensif. Dari
kegiatan tersebut dihasilkan Strategi Promosi Kesehatan
HIV-AIDS untuk target usia 18-24 tahun.
MENINGKATKAN KAPASITAS PENGELOLAAN RUMAH TANGGA BER-PHBS
18
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
b. Training of Trainers (TOT) Pembinaan PHBS Rumah Tangga Bagi TP PKK Kabupaten/Kota
Untuk mencapai target PHBS di Rumah Tangga, Pusat
Promosi Kesehatan telah melakukan kemitraan, salah
satunya dengan Tim Penggerak PKK yang mempunyai
kewenangan serta jajaran sampai ke tingkat desa/
kelurahan bahkan sampai ke tingkat rumah tangga melalui
Dasawisma. Untuk optimalisasi upaya pencapaian target
PHBS, maka pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
pembina TP-PKK harus ditingkatkan melalui kegiatan
pelatihan. Pelatihan TOT ini dilaksanakan bagi 30 orang
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Tim Pembina PKK
Kab/Kota yang siap melakukan pembinaan di wilayahnya
masing-masing. Metode yang digunakan adalah diskusi
interaktif untuk membahas permasalahan tentang
kegiatan pembinaan dan penilaian PHBS Rumah Tangga
beserta upaya mengatasinya, pameran atau ekspose
dokumentasi kegiatan promosi/ pembinaan PHBS di
Rumah Tangga oleh peserta pelatihan, serta penyusunan
rencana aksi pembinaan PHBS di Rumah Tangga oleh
setiap Kabupaten/Kota.
19
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
c. Training of Trainers (TOT) Communication for Behavioral Impact
Communication for Behavioral Impact (COMBI) adalah
suatu pendekatan yang ditujukan untuk memobilisasi
berbagai potensi/sumber daya/pengaruh-pengaruh
yang ada dimasyarakat sehingga mampu mendorong
individu dan keluarga untuk berperilaku sehat. Dalam
rangka menerapkan COMBI di Indonesia, WHO
bersama dengan Pusat Promosi Kesehatan berencana
untuk mengembangkan pendekatan tersebut di 6
Provinsi, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Barat,
Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara
Barat. Sebagai langka awal dalam pelaksanaan COMBI di
Indonesia adalah pembentukan tim fasilitator nasional.
Untuk mempersiapkan kemampuan tim fasilitator
nasional dilakukan pembekalan mengenai COMBI
yang dikemas dalam bentuk pelatihan bagi pelatih
Communication for Behavioral Impact di Indonesia. TOT
COMBI dilaksanakan pada Semarang, 18-29 April 2010
dengan peserta 30 fasilitator nasional COMBI Plan dari
pusat dan 6 provinsi (Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa
Timur, NTB, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat).
20
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
21
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
keMandirian Masyarakat untuk hiduP sehat
Dalam menciptakan masyarakat sehat yang
mandiri dan berkeadilan, diperlukan masyarakat
yang menyadari pentingnya hidup sehat, berkeinginan
untuk hidup sehat dan berdaya/mampu untuk
mencapai hidup sehat. Oleh karena itu Pusat promosi
Kesehatan meningkatkan kemandirian masyarakat
untuk hidup sehat dengan Pengembangan Desa
Siaga Aktif dan Sekolah Dasar yang mempromosikan
kesehatan.
22
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
DESA SIAGA AKTIfDesa Siaga Aktif adalah desa yang penduduknya memiliki
akses pelayanan kesehatan dasar, adanya pemberdayaan
masyarakat melalui pengembangan UKBM dan
mendorong upaya survailans berbasis masyarakat,
kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana
serta penyehatan lingkungan, dan melakukan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Dengan ditetapkannya Desa Siaga Aktif sebagai Standar
Pelayanan Minimal sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan No.741/Menkes/PEN/VII/2008 Tanggal 29
Juli 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan Kabupaten/Kota. Desa Siaga Aktif adalah
bentuk pengembangan dari Desa Siaga yang telah
dimulai sejak tahun 2006. Desa Siaga Aktif adalah desa
atau yang disebut dengan nama lain atau kelurahan, yang
Untuk mengembangkan Desa Siaga Aktif, Pusat Promosi
Kesehatan sebagai koordinator perlu melakukan upaya
koordinasi dengan bersama dari lintas program dan
sektor terkait.
Pada tahun 2010, target Desa Siaga Aktif yang ditetapkan
adalah sebesar 15% dari total 51.997 desa yang ada di
Indonesia. Pencapaian Desa Aktif sebesar 16%.
15%
15%
16%
16%
Desa Siaga Aktif
15%
16%
Target
Capaian
23
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
a. Advokasi Kebijakan Kesehatan
• Penetapan Surat Keputusan Menteri Kesehatan
tentang Pedoman Desa Siaga Aktif dan Surat
Himbauan Menteri Dalam Negeri tentang
Pelaksanaan Desa Siaga Aktif
Pelaksanaan Desa Siaga Aktif membutuhkan dasar
hukum yang kuat karena akan dilaksanakan di seluruh
desa Indonesia. Atas dasar hal tersebut, ditetapkan
Surat Keputusan Meteri Kesehatan Nomor 564/
Menkes/SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengembangan Desa Siaga. Dalam Surat Keputusan
tersebut, disebutkan bahwa Pedoman Pengembangan
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan acuan bagi
pemangku kepentingan dalam rangka pengembangan,
pembinaan, dan pengawasan Desa Siaga Aktif.
Pengembangan Desa Siaga Aktif pada hakikatnya
merupakan bagian dari urusan pemerintahan yang
menjadi kewajiban dan kewenangan kabupaten dan
kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa,
dan menjadi tanggungjawab pemerintahan desa. Oleh
karena itu, Kementerian Dalam Negeri membuat surat
himbauan kepada pemerintahan desa agar melakukan
pengembangan Desa Siaga Aktif.
Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2010 untuk peningkatan Desa Siaga Aktif adalah seperti
uraian berikut:
Meningkatkan Komitmen dan Dukungan Stakeholder, Pembuat Kebijakan dan Pengambil Keputusan Dalam Peningkatan Desa Siaga Aktif
• Sosialisasi Buku Pedoman Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif pada Stakeholder
Desa Siaga Aktif merupakan upaya pembangunan desa
yang memerlukan komitmen dan peran aktif dari
berbagai pihak mulai dari pusat, provinsi, kabupaten,
kota, kecamatan, sampai ke desa. Untuk meningkatkan
komitmen dan dukungan stakeholder, pembuat
kebijakan, dan pengambil kebijakan, dan pengambil
keputusan dalam peningkatan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif dilakukan launching dan sosialisasi Pedoman
Umum Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Sosialisasi
dilakukan kepada eselon I dan II Kementerian
kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri, lintas
program, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi,
organisasi agama, LSM, dan instansi pendidikan.
24
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
b. Kordinasi dan Kolaborasi Lintas Program dan
Lintas Sektor
•Koordinasi Lintas Program Pengembangan
Forum Desa Siaga Tingkat Pusat
Dalam pelaksanaan kegiatan Desa Siaga banyak
program yang terlibat, untuk itu perlu koordinasi
yang mantap dan berkesinambungan dalam upaya
pengembangannya. Peningkatan Desa Siaga Aktif
merupakan tanggungjawab bersama antar program
di Kementerian Kesehatan. Koordinasi kegiatan lintas
program dilakukan dengan mengidentifikasi peran
setiap program tingkat Pusat dalam Desa Siaga Aktif
dan menulisnya ke dalam Pedoman Umum Desa dan
kelurahan Siaga Aktif.
• Koordinasi Lintas Sektor Pengembangan
Forum Desa Siaga Tingkat Pusat
Selain lintas program di Kementerian Kesehatan,
koordinasi juga dilakukan lintas sektor. Hal ini
dikarenakan upaya peningkatan Desa Siaga Aktif
membutuhkan dukungan berbagai pihak. Sektor
lain yang juga bergerak di bidang pemberdayaan
diantaranya adalah Kementerian Koordinator Bidang
Kesejahteraan rakyat, Institute Good Governance
and Regional Development, dan Kementerian Dalam
Negeri.Dalamkoordinasidiidentifikasiperanmasing-
masing sektor dalam pengembangan Desa Siaga Aktif.
Dalam upaya menjaga kelestariannya akan dibentuk
kelompok kerja Operasional (Pokjanal) mulai tingkat
Pusat sampai Kabupaten/Kota dan Forum mulai
tingkat Kecamatan sampai Desa/Kelurahan.
25
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
• Koordinasi dengan Mitra-Mitra Potensial
Organisasi kemasyarakatan dapat membantu
pelaksanaan Desa Siaga Aktif karena organisasi
kemasyarakatan memiliki kemampuan untuk
menjangkau masyarakat. Oleh karena itu, sebagai agent
of change, dilakukan identifikasi peranormas seperti
TP PKK dan Gerakan Pramuka untuk pengembangan
Desa Siaga Aktif serta penyusunan dokumen rencana
kerja bersama tahun 2010.
• Peningkatan Peran TP PKK dalam Menjaga
Sustainabilitas Desa Siaga
Tim Penggerak PKK merupakan kelompok yang
potensial dalam penyebarluasan informasi kesehatan.
Kader-Kader PKK di berbagai tingkatan perannya
cukup signifikan dalam pemberdayaan di bidang
kesehatan. Untuk menyusun peran Tim Penggerak
PKK dalam pengembangan Desa Siaga Aktif, maka
diadakan penyusunan rencana kerja bersama dalam
menjaga substainabilitas Desa Siaga Aktif.
Meningkatkan Peran Serta Organisasi Kemasyarakatan/Kelompok Potensial dalam Pembinaan Desa Siaga Aktif
• Peningkatan Peran Gerakan Pramuka dalam
Sustainabilitas Desa Siaga
Gerakan Pramuka sebagai Organisasi Kemasyarakatan
Pemuda khususnya yang tergabung dalam Satuan Karya
Bakti Husada. Dewasa ini anggota Saka Bakti Husada
(Penegak dan Pandega) telah tersebar di seluruh
pelosok tanah air, hingga di tingkat kwartir ranting
dan di beberapa daerah membentuk kelompok-
kelompok Saka Bakti Husada di sekolah-sekolah dan
akademi kesehatan yang terhimpun dalam satuan
Gugus Depan (Gudep) wilayah di seluruh Indonesia.
Oleh karena Satuan Karya Pramuka (Saka) Bakti
Husada adalah wadah pengembangan pengetahuan,
pembinaan keterampilan, penambahan pengalaman
dan pemberian kesempatan untuk membaktikan
dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.
Untuk menyusun peran Gerakan Pramuka dalam
pengembangan Desa Siaga Aktif, maka diadakan
penyusunan rencana kerja bersama dalam menjaga
substainabilitas Desa Siaga Aktif.
26
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
• Peningkatan Peran Organisasi Keagamaan
dalam Sustainabilitas Desa Siaga
Dukungan dalam menjaga sustainibilitas Desa Siaga
Aktif juga telah diperoleh dari organisasi keagamaaan
dan wanita yang disepakati dalam Memorandum of
Understanding (MoU) dengan Kementerian Kesehatan
dan rencana kerja bersama. Koordinasi pembinaan
pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang
meliputi lintas program dan lintas sektor terkait juga
telah dilakukan untuk berbagi informasi mengenai
kemajuan pembinaan yang telah dilakukan.
a. Media Cetak
Dalam pelaksanaan Desa Siaga Aktif perlu ditingkatkan
pemahaman stakeholder terkait dan masyarakat
tentang Desa Siaga Aktif. Untuk itu Pusat Promosi
• Peneran NGO Internasional dalam
pengembangan Desa dan kelurahan Siaga Aktif.
Pusat Promosi Kesehatan juga bermitra dengan beberapa
NGO Internasional untuk ikut mengembangkan Desa
Siaga Aktif, diantaranya penandatanganan MoU antara
Pusat Promosi Kesehatan dengan Surf Aid International
(SAI), sebuah NGO dari Selandia Baru, untuk
pengembangan Desa Siaga Aktif yang juga merupakan
bagian dari program penanggulangan bencana di
wilayah Mentawai dan Nias. Selain itu pada tahun 2010
juga dilakukan penjajakan kerjasama dengan Japan
International Cooperation Agency (JICA), sebuah
NGO dari Jepang, dalam program Prima Kesehatan di
Sulawesi Selatan.
NO JENIS MEDIA KETERANGAN
1 POSTER UNTUK MASYARAKAT Jumlah 15.000 lembar
Distribusi ke 8737 Puskesmas
Distribusi ke 497 kab/ kota
Distribusi ke 33 provinsi
Distribusi Pusat Promosi Kesehatan 633 lbr
2 POSTER UNTUK KEPALA DESA Jumlah 15.000 lembar
Distribusi ke 8737 Puskesmas
Distribusi ke 497 kab/ kota
Distribusi ke 33 provinsi
Distribusi ke Pusat Promosi Kesehatan 633 lbr
3 LEAFLET UNTUK KADER DAN MASYARAKAT Jumlah 20.000 lembar
Distribusi ke 8737 Puskesmas
Distribusi ke 497 kab/kota
Distribusi ke 33 provinsi
Pusat Promosi Kesehatan 870 lbr
Meningkatkan akses informasi dan edukasi Desa Siaga Aktif kepada individu, keluarga, dan masyarakat
Kesehatan mengembangkan, memproduksi dan
mendistribusikan media cetak ke masing-masing
kelompok sasaran.
27
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
• Sinetron Cinta Putih Dokter AnnisaUntuk memberikan gambaran utuh tentang kinerja Puskesmas dalam melaksanakan fungsinya serta pengembangan Desa Siaga Aktif, maka Pusat Promosi Kesehatan memproduksi dan menayangkan sinetron kesehatan. Pemilihan sinetron didasari bahwa bentuk media enter-educate dalam penyampaian misi dan pesan-pesan kesehatan sangat diminati oleh masyarakat maupun stakeholder. Penyusunan materi sinetron dalam setiap episode merupakan masukan dari program di Kementerian Kesehatan. Sinetron terdiri dari 13 episode yang berisi tentang pemberdayaan masyarakat di desa ditayangkan mulai tanggal 4 September sampai 4 Desember 2010 di stasiun televisi MNCTV pada hari sabtu pukul 07.00 dan TVRI setiap hari Minggu pukul 14.00.
NO JENIS MEDIA KETERANGAN
4 LEMBAR BALIK UNTUK PETUGAS Jumlah 1400 buku
Distribusi ke Puskesmas Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Jawa dan Nusa Tenggara (700 Puskesmas)
Distribusi ke 497 kab/kota
Distribusi ke 33 provinsi
Distribusi ke Pusat Promkes 104 buku
5 BUKLET UNTUK PETUGAS Jumlah 26.000 buku
Distribusi ke 8737 Puskesmas
Distribusi ke 497 kab/kota
Distribusi ke 33 provinsi
Pusat Promkes 411 buku
6 BUKLET UNTUK KEPALA DESA DAN TOGA/TOMA Jumlah 25.000 buku
Distribusi ke 8737 Puskesmas
Distribusi ke 497 kab/kota
Distribusi ke 33 provinsi
Distribusi ke Pusat Promkes 175 buku
7 PEDOMAN UMUM DESA SIAGA AKTIF Jumlah 10.020 buku
Distribusi ke 497 kab/kota
Distribusi ke 33 provinsi
Distribusi ke Pusat Promkes 546 buku
8 JUKNIS DESA SIAGA AKTIF DAN PERHITUNGAN BIAYA Jumlah 3.000 buku
Distribusi ke 497 kab/kota
Distribusi ke 33 provinsi
Distribusi ke Pusat Promkes 185 buku
b. Media Elektronik
28
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
• Spot Radio dan Iklan Layanan Masyarakat Desa dan Kelurahan Siaga AktifSpot radio Desa Siaga Aktif mengambil tema surat sahabat kepada temannya. Penyiaran Radio Spot
• Penyusunan Pedoman Umum Desa dan Kelurahan Siaga AktifPada tahun 2010 Pusat Promosi Kesehatan bersama dengan Kementerian Dalam Negeri dan lintas program/
sektor lain yang juga bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat menyusun suatu Pedoman Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1529/Menkes/X/2010. Penyusunan pedoman melalui tahap audiensi, pertemuan komprehensif dan diluncurkan pada peringatan Hari Kesehatan Nasional 2010 oleh Menteri Kesehatan dengan Kementerian Dalam Negeri selaku pembina desa di seluruh Indonesia. Selain buku pedoman, akan dikembangkan sistem informasi Desa SiagaAktifyangterintegrasidalamprofildesa.
berdurasi 30 detik dan 60 detik di berbagai 33 Stasiun Radio swasta, RRI Nasional dan 33RRI Provinsi. Radio swasta di Provinsi yang dipilih berdasarkan radio yang paling banyak didengar masyarakat. ILM TV ditayangkan berdurasi 60’.
• Penyusunan Petunjuk Teknis Perhitungan Biaya Pengembangan Desa Siaga AktifMengingat Desa Siaga Aktif merupakan salah satu indikator dalam Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten dan Kota, Pusat Promosi Kesehatan pada tahun 2010 membuat Petunjuk Teknis Penghitungan Biaya Pengembangan Desa Siaga Aktif untuk memberikan kemudahan dan kesamaan visi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan perencanaan pembiayaan. Penyusunan petunjuk teknis ini melibatkan lintas program dan sektor. Buku dicetak sebanyak 3000 lembar dan didistribusikan ke Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Pusat Promosi Kesehatan.
Meningkatkan Kapasitas Pengelolaan Desa Siaga Aktif
29
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
• Pelatihan Penggerakan dan Pengorganisasian Masyarakat bagi Petugas KesehatanAgar target pencapaian Desa Siaga tahun 2010 tercapai, diperlukan upaya untuk mendampingi atau memfasilitasi masyarakat dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan pemecahan masalah kesehatan. Pusat Promosi Kesehatan memberikan pelatihan bagi petugas kesehatan kabupaten/kota agar mampu dan terampil dalam menggerakkan dan mengorganisasikan masyarakat dalam mengenal dan memecahkan masalah
Sekolah menempati kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan, karena sebagian besar anak-anak usia 5-19 tahun terpajan dengan lembaga pendidikan dalam jangka waktu yang lama (taman kanak-kanak sampai sekolah lanjutan atas) dan sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang anak. Di sekolah, seorang anakmempelajari berbagai pengetahuan, termasuk kesehatan, sebagai bekal hidupnya kelak. Selain itu pengembangan promosi kesehatan di sekolah juga perlu mengingat anak usia sekolah banyak yang mengalami gangguan kesehatan,
kesehatan tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat. Pelatihan Penggerakan dan Pengorganisasian Masyarakat bagi Petugas Kesehatan diikuti oleh 60 petugas kesehatan Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota dan diselenggarakan di Puslitbang Gizi Bogor, Jawa Barat. Sebagai tindak lanjut pelatihan, peserta pelatihan dihimbau agar melakukan pelatihan serupa di Provinsi/Kabupaten/Kota dengan melibatkan lebih banyak petugas kesehatan.
misalnyagangguanpenglihatankarenadefisiensivitaminA, kerusakan otak karena defisiensi yodium, cedera,serta penyakit lainnya.
Sekolah Dasar yang mempromosikan kesehatan adalah sekolah dasar/sederajat yang melaksanakan upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat di lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat dalam kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah.
SEKOLAH DASAR YANG MEMPROMOSIKAN KESEHATAN
30
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
0%
5%
10%
15%
20%
Sekolah Dasar yang Mempromosikan Kesehatan
20% 20% Target
Capaian
Pada tahun 2010, target Sekolah Dasar yang Mempromosikan Kesehatan ditetapkan sudah tecapai, yaitu sebesar 20%.
Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2010 untuk peningkatan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah seperti uraian berikut:
• Koordinasi dan Kolaborasi Lintas Program dan Sektor TerkaitKegiatan Koordinasi Lintas Sektoral/Lintas Program terkait, terutama yang tergabung dalam Tim UKS bertujuan untuk memperoleh dukungan Tim UKS/Lintas Sektoral/Lintas Program dalam penyelenggaraan promosi kesehatan di sekolah dan menyusun program kerja dalam melakukan pembinaan sekolah untuk meningkatkan capaian PHBS di Sekolah. Pertemuan
• Peringatan Hari Susu Sekolah Sedunia Tahun 2010
Koordinasi ini dilakukan sebanyak dua kali dengan dengan review berbagai dokumen yang ada dan mengidentifikasi kekuatan serta kelemahan yangdihadapi, serta diskusi pleno dan kelompok untuk menyusun rancangan strategi. Dari pertemuan ini rancangan Strategi Pelaksanaan Promosi Kesehatan di tatanan sekolah yang efektif dengan melibatkan dengan peran dan tanggung jawab lintas program dan lintas sektor terkait.
Peringatan hari Susu Sedunia diperingati setiap tanggal 1 Juni di seluruh dunia untuk mengingatkan masyarakat luas akan manfaat dari susu. Perayaan hari Susu Sedunia tahun 2010 didukung oleh berbagai lembaga negara dan organisasi seperti Departemen Pertanian, Departemen Kesehatan, Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga, Dewan Persusuan Nasional, Gabungan Koperasi Susu Indonesia, Kelompok Peternak Sapi Indonesia, Industri pengolah Susu dan Perwatusi dan banyak lagi. Kampanye Minum Susu 2010 digelar di Tennis Indoor Senayan Jakarta ini ditandai dengan kegiatan Kejurnas Bulutangkis Usia Dini yang diprakarsai oleh Tetra Pak
Meningkatkan komitmen dan dukungan stakeholder, pembuat kebijakan, dan pengambil keputusan dalam Pengembangan Promosi Kesehatan di Sekolah
Gerakan Masyarakat Sekolah dalam Pengembangan Promosi Kesehatan di Sekolah
31
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
Meningkatkan akses informasi dan edukasi Pengembangan Promosi Kesehatan di Sekolah kepada individu, keluarga, dan masyarakat
Indonesia dan puncak kampanye ditandai dengan toast, yaitu minum susu bersama. Tampak hadir juga bintang cilik Tasya, Atlet Bulu tangkis Icuk Sugiarto, Ricky Subagja dan beberapa publik figure lainnya. Melalui
• Media Promosi Kesehatan di SekolahPromosi kesehatan di tatanan sekolah mempunyai peran yang penting, khususnya dalam proses pemberdayaan warga sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah. Informasi PHBS di sekolah dituangkan melalui bahasa yang sesuai dengan sasaran primernya yaitu anak-anak melalui produksi komik “CITA” yang terdiri dari 4 seri komik, pembatas buku, pin, dan paper bag. Media
acara ini, anak-anak sekolah didorong untuk minum susu sebagai sumber gizi yang baik dan juga cara membuang kotak susu yang benar.
diluncurkan oleh Menteri Kesehtaan di SDN 01 Gambir dan disebarluaskan pada masyarakat di acara puncak Hari Kesehatan Nasional 2010 di Monas. Komik dicetak dan distribusi untuk siswa sekolah dasar sebanyak 63.500 buku. Penggandaan CD Master cetak media promosi kesehatan di sekolah sebanyak 300 buah dikirim Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
32
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
Gerakan Masyarakat Sekolah dalam Pengembangan Promosi Kesehatan di Sekolah
• Workshop Promosi Kesehatan Sekolah Workshop yang digagas oleh Pusat promosi Kesehatan kerjasama dengan WHO ini bertujuan agar pelaksanaan promosi kesehatan di tatanan sekolah dapat dilaksanakan secara terpadu, terencana, terarah, dan bertanggung jawab dalam menanamkan, menumbuhkan, dan mengembangkan serta membimbing pelaksanaan prinsip hidup bersih dan sehat dalam kehidupan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah sehingga tujuan sekolah sehat dapat tercapai. Workshop melibatkan stakeholder sebagai upaya pembangunan komitmen dalam pengembangan Promosi Kesehatan di Sekolah. Dari pertemuan ini diperoleh rancangan Strategi Pelaksanaan Promosi Kesehatan di tatanan sekolah yang efektif di Indonesia. Secara lebih khusus lagi diperolehnya kejelasan peran dan tanggung jawab masing-masing program dan sektor anggota TP UKS dalam mendukung pelaksanaan promosi kesehatan di tatanan sekolah di Indonesia dan tersusunnya dokumen Perencanaan Strategi Operasional dalam Promosi Kesehatan di Tatanan Sekolah 2011-2015.
• Penyusunan Panduan Promosi Kesehatan di SekolahPengembangan sekolah sehat dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah. Acuan yang digunakan oleh lintas program dan lintas sektor dalam pembinaan dan pengembangan sekolah sehat adalah
Pedoman Pembinaan dan Pengembangan UKS yang diterbitkan oleh Depdiknas. Dalam upaya memperkaya buku pedoman UKS tersebut dengan substansi Promosi Kesehatan di Sekolah, maka dilakukan review pedoman yang dilakukan oleh Pusat Promosi Kesehatan dengan lintas program dan lintas sektor. Hasil akhir kegiatan berupa Pedoman Pembinaan dan Pengembangan UKS yang telah diperkaya dengan materi/substansi promosi kesehatan di sekolah yang digunakan sebagai acuan dalam pengembangan promosi kesehatan di sekolah.
• Bimbingan Teknis Pelaksanaan Health Promoting School Untuk meningkatkan daya ungkit pencapaian Sekolah PHBS, maka kegiatan bimbingan teknis diarahkan pada peningkatan kemampuan (capacity building) pengelola promosi kesehatan di sekolah dan Tim Pembina UKS di provinsi, kabupaten/kota dan beberapa Komite Sekolah Dasar. Pusat Promosi Kesehatan berpartisipasi dalam Lomba Sekolah Sehat 2010 dan Bimbingan Teknis ke 10 Provinsi terpilih. Kegiatan dilaksanakan di 19 Provinsi dari 10 provinsi yang direncanakan, yaitu Sumatera Selatan, Maluku, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Yogyakarta, Bengkulu, Jawa Tengah, Bangka Belitung, Sulawesi Tengah, DKI Jakarta, Bali, Bali, NTB, Kalimantan Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan, kalamantan Timur, Jawa Timur, Riau, dan Gorontalo
33
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
Kesehatan adalah hak dasar dari manusia dan
investasi sosial yang sehat. Pemerintah perlu
berinvestasi sumber daya dalam kebijakan publik yang
sehat dan promosi kesehatan untuk meningkatkan
status kesehatan semua warga negara mereka.
Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah
Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan adalah
kebijakan pemerintah di luar sektor kesehatan
(pertanian, perdagangan, pendidikan, industri, dan
komunikasi) yang dalam proses pengembangannya
sudah memperhatikan aspek kesehatan dan
difokuskan agar mempermudah masyarakat untuk
hidup sehat.
keBijakan PuBlik yang Berwawasan kesehatan
34
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
Kebijakan Publik yang Berwawasan Kesehatan dicirikan oleh kepedulian dan keterlibatan lintas sektor untuk membuat kebijakan yang memiliki dampak positif terhadap kesehatan. Tujuan utama dari kebijakan publik berwawasan kesehatan adalah untuk menciptakan lingkungan sosial dan fisik yangmendukung untuk memungkinkan orang hidup sehat. Dalam menerapkan kebijakan publik yang sehat, sektor pemerintah yang bersangkutan dengan pertanian, perdagangan, pendidikan, industri, dan komunikasi perlu memperhitungkan kesehatan sebagai faktor penting ketika merumuskan kebijakan. Sektor-sektor ini harus bertanggung jawab atas konsekuensi kesehatan dari keputusan kebijakan mereka. Kebijakan publik Sehat dalam jangka pendek maupun jangka panjang akan membawa manfaat ekonomi. Usaha baru harus dibuat untuk menghubungkan kebijakan ekonomi, sosial, dan kesehatan ke dalam tindakan yang terintegrasi.
Untuk mendudukung adanya kebijakan publik yang berwawasan kesehatan, Pusat promosi Kesehatan terus mendorong Kabupaten dan Kota untuk menetapkan
kebijakan publik berwawasan kesehatan. Pada tahun 2010, target yang ditetapkan adalah jumlah Kabupaten/Kota yang di advokasi untuk menetapkan kebijakan berwawasan kesehatan adalah sebanyak 25 Kabupaten/Kota. Pencapaian jumlah Kabupaten/Kota yang di advokasi untuk menetapkan kebijakan berwawasan kesehatan adalah sebanyak 31 Kabupaten/Kota.
2531
0
10
20
30
40
Kabupaten yang Diadvokasi untuk MenetapkanKebijakan Berwawasan Kesehatan
TargetCapaian
Gambar 4.1 Jumlah Kabupaten/Kota yang Diadvokasi untuk Menetapkan
Kebijakan Kesehatan tahun 2010
Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2010 untuk peningkatan Kebijkan Publik yang Berwwasan kesehatan seperti uraian berikut:
PELAKSANAAN ADvOKASI DALAM PENGEMBANGAN KEBIjAKAN BERWAWASAN KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA
Pertemuan Nasional Promosi Kesehatan Tahun 2010 merupakan suatu bentuk advokasi kepada stakeholder daerah tentang pemberdayaan individu, keluarga, dan masyarakat dalam mendukung peningkatan perilaku sehat dengan mengeluarkan kebijakan berwawasan kesehatan. Pertemuan Nasional Promosi Kesehatan mempunyai tema “Penguatan Kinerja Promosi
Penyelenggaraan Pertemuan Nasional Promosi KesehatanKesehatan untuk Mencapai Target RPJMN 2010-2014” dan diselenggarakan di Jawa Barat dihadiri pengelola promosi kesehatan seluruh provinsi, lintas progam dan lintas sektor. Kegiatan ini mengupayakan adanya sinkronisasi dan intergrasi upaya promosi kesehatan Pusat dan Daerah untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2010-2014.
Kabupaten yang diadvokasi untuk mentapkan kebijakan Berwawasan Kesehatan
35
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
MENGEMBANGKAN PENDEKATAN DAN MEDIA ADvOKASI DALAM PENGEMBANGAN KEBIjAKAN BERWAWASAN KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA
Kementerian Kesehatan dalam hal ini Pusat Promosi Kesehatan setiap tahunnya pada tanggal 31 Mei memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS). Peringatan Hari Tanpa Tembakau (HTTS) tahun 2010 dengan tema “Gender and Tobacco with an Emphasis on Marketing to Woman” atau di Indonesia “Gender dan rokok dengan penekanan pemasaran pada perempuan” selain itu juga ditetapkan slogan “Saatnya kita lindungi anak dan perempuan dari bahaya rokok”. Kegiatan yang dilakukan untuk memperingati HTTS salah satunya adalah Aksi simpati pada tanggal 29 Mei 2010 bersama 240 simpatisan dari Kementerian Kesehatan termasuk Pusat Promosi Kesehatan, Menkokesra, Dinkes
Provinsi DKI Jakarta, Rumah Sakit Persahabatan, LM3, Komnas Pengendalian Tembakau, Komnas Perlindungan Perempuan, Komnas Perlindungan Anak, UI, BPLHD, IAKMI,YJI,YKI,PT.Pfizer,danPT.Nutrifoodmelakukan
aksi simpati membagikan stiker, leaflet, dan selebaran
pesan utama bahaya rokok bagi kesehatan di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta kepada para pejalan kaki dan penumpang bus. Tujuannya, untuk menarik perhatian dan menumbuhkan gerakan peduli bahaya rokok bagi kesehatan. Puncak acara peringatan HTTS tanggal 31 Mei 2010 diselenggarakan di Lapangan Sepak Bola Ganting, Kenagarian Gunung Kota Padang Panjang, Sumatera Barat.
Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) Tahun 2010
36
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
PENGEMBANGAN MEDIA KAWASAN TANPA ROKOK
a. Media Cetak•CetakulangdandistribusiposterTubuhSeorang
Perokok sebanyak 10.000 eksemplar.•CetakulangdandistribusileafletTubuhSeorang
Perokok sebanyak 10.000 eksemplar.Media tersebut didistribusikan ke Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas, dan lembaga pendidikan.
b. Media ElektronikMenurut referensi, televisi merupakan media kampanye yang paling efektif menjangkau masyarakat. Menanyangkan spot Iklan layanan Masyarakat tentang bahaya rokok yang berdurasi 30 dan 60 detik di televisi TVRI, TPI, dan RCTI.
Lingkungan yang sehat dapat terwujud antara lain dengan menerapkan Kawasan Tanpa Rokok di area fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, dan tempat umum serta tempat-tempat lain yang ditetapkan. Kementerian Kesehatan telah mencanangkan penerapan Kawasan Tanpa Rokok sejak tahun 2002, dengan harapan 50.056 karyawan/
MENINGKATKAN KAPASITAS PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KEBIjAKAN BERWAWASAN KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA
Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di Kantor Kemen-terian Kesehatan dan Jajarannya.
pegawai dapat menghirup udara bersih tanpa asap rokok. Petunjuk Pelaksanaan Kawasan tanpa Rokok di Kantor Kesehatan dan jajarannya disusun sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan masyarakat memberikan contoh sebagai Tempat Kerja Sehat dengan menerapkan dan melaksanakan Kawasan Tanpa Rokok.
37
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
Penguatan kaPasitas ProMosi kesehatan
Promosi Kesehatan merupakan pilar utama Kesehatan Masyrakat. Hal ini dikarenakan berbagai masalah kesehatan disebabkan oleh aspek perilaku. Penyakit menular dan tidak menular terjadi bukan hanya karena ada agen atau penyebab penyakit saja, melainkan juga faktor perilaku manusia. Untuk meakukan intervensi terhadap faktor resiko perilaku terhadap penyakit atau masalah kesehatan tersebut, tidak lain adalah Promosi Kesehatan. Di samping itu, promosi kesehatan juga diperlukan oleh berbagai tingkat pelayanan. Promosi kesehatan diperlukan semoa program kesehatan, baik yang bentuk program preventif, promotif, kuratif, maupun rehabilitatif.
Untuk memfasilitasi program, Promosi Kesehatan harus memiliki kapastitas yang baik. Usaha peningkatan kapasitas dilakukan dengan membuat strategi promosi kesehatan yang terintegrasi ke dalam program prioritas dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Pusat Promosi Kesehatan.
38
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
Dalam rangka mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDG), Kementerian Kesehataan memberikan perhatian yang cukup besar untuk mencapai sasaran yang terkait dengan bidang kesehatan. Sasaran tersebut diantaranya mengurangi angka kematian bayi, meningkatkan kesehatan ibu, dan mengurangi penyakit menular khususnya HIV/AIDS, Malaria, dan Tuberkulosis, Pusat Promosi Kesehatan melakukan terobosan untuk membuat kegiatan promosi program prioritas tersebut.
Roadshow Pada PengambIl kebIjakan lIntaS Program
Penyusunan rencana aksi bersama didahului dengan roadshow ke program terkait untuk diperolehnya
koordInaSI lIntaS Program dalam PenyuSunan renCana oPeraSIonalStrategi rencana operasional yang disusun melibatkan lintas program yang terkait di lingkungan Kementerian Kesehatan yaitu Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Bina Kesehatan Anak, Sub Direktorat Malaria,
PenyuSunan renCana oPeraSIonal PromoSI keSehataan dan Program PrIorItaS
Menindaklanjuti strategi rencana operasional yang telah disusun dengan melibatkan lintas program, dilakukan penyusunan Buku Rencana Operasional 5 program prioritas. Buku ini diterbitkan untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak, khususnya petugas perencana dan pelaksana Program prioritas dan Promosi Kesehatan di pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Kegiatan operasional Promosi
Pusat Promosi Kesehatan dapat menyelesaikan 5 Rencana Operasional Promosi Kesehatan Program Prioritas. Adapun rencana operasional yang diterbitkan adalah Tuberkulosis, Malaria, HIV-AIDS, Penyakit Tidak Menular, dan Kesehatan Ibu Anak yang berisi pelaksanaan promosi kesehatan di setiap jenjang administratif (pusat sampai kabupaten/kota) tahun 2010 - 2014. Rencana operasional tersebut merupakan hasil kerjasama antara Pusat Promosi Kesehatan dengan program prioritas terkait.
STRATEGI PROMOSI KESEHATAN PROGRAM PRIORITAS KESEHATAN
IdentifikasiStrategiProgramPrioritaskesepakatan tentang kegiatan dan pesan prioritas yang perlu dijadikan agenda bersama Pusat Promosi Kesehatan dengan Lintas Program.
Sub Direktorat Tuberkulosis, dan Sub Direktorat Pngendalian Penyakit Tidak Menular. Oleh karena itu dilakukan koordinasi yang berkesinambungan dalam penyusunan maupun pelaksanaan rencana operasional 5 program prioritas.
Kesehatan yang dilakukan secara berjenjang mulai pusat, provinsi dan kabupaten/kota yang dijabarkan dalam kurun waktu 5 tahun untuk mencapai target program priorotas tahun 2010-2014. Rencana operasional 5 program prioritas yaitu Kesehatan Ibu dan Anak, Eliminasi Malaria, Pengendalian Tuberkulosis, Pengendalian Penyakit Tidak Menular, dan Pengendalian HIV-AIDS dimaksudkan untuk menjadi acuan dan agenda bersama dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan dalam program prioritas mulai dari pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
Pengembangan Strategi Promosi Kesehatan Program Prioritas
Pedoman Promosi Kesehatan Program Prioritas
39
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
Penyebaran Informasi Dalam Pengembangan Strategi Promosi Kesehatan Program Prioritas Kepada Individu, Keluarga, dan MasyarakatPROGRAM PRIORITAS MEDIA CETAK MEDIA ELEKTRONIK
Kesehatan Ibu dan Anak Media cetak yang dicetak ulang dan sekaligus didistribusikan ke 8.500 Puskesmas di seluruh Indonesia dan 33 Dinas Kesehatan Provinsi berupa :• Leaflet dan Poster tentang Lima Imunisasi Dasar Lengkap (LIL) untuk
masyarakat umum khususnya bagi ibu yang mempunyai bayi dan kader kesehatan.
• Buklet informasi dasar tentang imunisasi rutin ibu dan anak untuk kader kesehatan dan petugas kesehatan.
• Cetak ulang Poster dan Selebaran BBLR untuk masyarakat.• Poster dan Selebaran Pneumonia untuk masyarakat.• Poster Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan untuk masyarakat.• Buklet Menuju Persalinan yang Aman untuk kader / petugas kesehatan.• Buklet Posyandu untuk kader / petugas kesehatan.• Selebaran Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan untuk
masyarakat.• Selebaran Posyandu untuk masyarakat.• Selebaran 11 topik PHBS untuk masyarakat. • Cetak ulang dan distribusi poster Persalinan Ditolong oleh Tenaga
Kesehatan sebanyak 30.000 eksemplar.• Cetak ulang dan distribusi booklet Menuju Persalinan yang Aman
sebanyak 30.000 eksemplar.• Cetak ulang dan distribusi booklet Posyandu sebanyak 30.000
eksemplar.• Cetak ulang dan distribusi selebaran Pertolongan Persalinan oleh
Tenaga Kesehatan sebanyak 30.000 eksemplar.• Cetak ulang dan distribusi selebaran Posyandu sebanyak 30.000
eksemplar.• Cetak ulang dan distribusi selebaran 11 topik PHBS masing-masing
sebanyak 1.000 eksemplar.• Cetak ulang dan distribusi leaflet Kesehatan Haji (Flu Burung) sebanyak
5.000 eksemplar.• Penggandaan dan distribusi 100 buah CD master media cetak
kesehatan ibu.
• Penayangan ulang spot TV Posyandu durasi 30 detik. Sasaran tayangan dan siaran Spot TV posyandu adalah masyarakat umum, terutama Ibu/Orang tua Anak Balita dan Kader Posyandu.
• Produksi dan penayangan Feature Anak durasi 24 menit. Sasaran penayangan feature adalah stakeholder.
• Penayangan spot tv durasi 30 menit di Metro TV, TV One dan TVRI sedangkan penayangan feature anak di Metro TV dan TPI.
• Produksi dan penayangan feature TV durasi 24 menit (ditambah ILM 6 menit) di ANTV dan TVRI dengan sasaran stakeholder.
• Produksi dan penayangan spot TV P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) durasi 30 detik di Metro TV, TPI dan TVRI dengan sasaran ibu hamil dan masyarakat umum.
• Produksi pengembangan spot radio tentang P4K (Program Per-encanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi durasi 60 detik dengan sasaran ibu hamil dan masyarakat umum.
• Penayangan ulang spot TV Lima Imunisasi Dasar Lengkap (LIL) durasi 30 detik di TVRI, SCTV, Trans TV dan TPI.
• Produksi radio spot Lima Imunisasi Dasar Lengkap (LIL) durasi 60 detik dengan sasaran masyarakat umum, khususnya ibu hamil dan ibu balita.
Pengendalian Tuberkulosis • Booklet tentang Informasi Umum tentang TB • Poster tentang Etika Batuk • distribusikan ke 8.500 Puskesmas di seluruh Indonesia dan 33 Dinas
Kesehatan Provinsi.
• Produksi dan penayangan feature durasi 30 menit (termasuk ILM). Sasaran feature adalah stakeholder. Penayangan feature penang-gulangan TB tahun 2010 ditayangkan di stasiun televisi Trans7.
• Spot televisi versi Etika Batuk/Bersin durasi 30 detik. Sasarannya masyarakat umum. Sedangkan sasaran versi Minum Obat Teratur dan Tuntas adalah penderita TB dan keluarga serta masyarakat umum. Penayangan spot tv di SCTV
• Spot radio durasi 60 detik tentang penanggulangan TB, Etika Batuk/Bersin dan Minum Obat Teratur dan Tuntas. Sasaran spot radio adalah penderita TB dan keluarga serta masyarakat umum. Penyiaran radio spot di RRI nasional, 33 RRI Provinsi, dan 23 radio swasta di 23 provinsi.
Eliminasi Malaria • Booklet tentang informasi umum malaria, • Selebaran tentang Eliminasi Malaria untuk stakeholder • Selebaran tentang informasi umum malaria untuk masyarakat. • Media cetak tersebut digandakan dan didistribusikan ke 8.500 Puskes-
mas di seluruh Indonesia dan 33 Dinas Kesehatan Provinsi
• Produksi dan penayangan feature penanggulangan malaria di TV One dan ANTV dengan sasaran stakeholder dan lintas sektor.
• Produksi dan penayangan spot tv advokasi di Metro TV dan TV One dengan sasaran stakeholder dan lintas sektor.
• Produksi dan penyiaran spot radio dengan sasaran penderita malaria dan masyarakat umum dan disiarkan di RRI Nasional, 33 RRI di 33 provinsi dan 1 stasiun radio swasta di 18 provinsi
Pengendalian PTM • Poster pencegahan dan deteksi dini PTM• Leaflet pencegahan dan deteksi dini PTMMedia cetak di distribusikan ke 8.500 Puskesmas di seluruh Indonesia dan 33 Dinas Kesehatan Provinsi
• Memproduksi dan menayangkan feature durasi 30 menit (terma-suk ILM). Penayangan feature melalui stasiun televisi TVOne.
• Spot televisi durasi 30 detik. Penayangan tv spot di RCTI, TVRI dan TPI
• Spot radio durasi 60 detik tentang pencegahan dan deteksi dini PTM. Penyiaran radio spot di stasiun RRI Nasional, 33 RRI daerah dan 16 radio swasta di 16 provinsi.
Pengendalian HIV AIDS • Diproduksinya leaflet HIV dan AIDS untuk masyarakat sebanyak 50.000 eksemplar.
• Diproduksinya poster HIV dan AIDS untuk masyarakat sebanyak 47.000 eksemplar
• Didistribusikannya leaflet dan poster HIV dan AIDS untuk masyarakat ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi dan Pusat Promosi Kesehatan/Unit Program
• Diproduksinya CD Master sebanyak 149 buah
• Produksi dan penayangan TV spot sebanyak 250 kali di SCTV, global TV, dan TVRI.
• Produksi dan penayangan Radio spot. Penyiaran radio spot di 67 Radio (RRI Nasional, 33 RRI daerah dan 33 radio swasta daerah)
• Produksi dan penayangan feature HIV & AIDS. Penayangan feature 1 kali di Metro TV
Tabel 4.1 Penyebaran Informasi Program Prioritas Tahun 2010
40
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
PENGEMBANGAN PKRS
PENGEMBANGAN PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan untuk memenuhi hak pasien atau masyarakat yang terkait dengan pelayanan yang aman dan transparansi, hak mendapatkan informasi yang akurat, hak untuk mengemukakan pendapat serta hak untuk memilih. Hal yang telah dilakukan Pusat Promosi Kesehatan dalam pengembangan PKRS adalah mengembangkan model PKRS di 2 rumah sakit vertikal yaitu RSUD Pasar Rebo dan RSUD R. Syamsuddin, SH sebagai
Promosi Kesehatan di Puskesmas merupakan tanggung jawab bersama antara petugas, pengunjung maupun masyarakat di lingkungan puskesmas. Petugas Puskesmas diharapkan dapat menjadi teladan dalam ber-PHBS di masyarakat dan melahirkan gerakan pemberdayaan masyarakat. Sedangkan para pengunjung Puskesmas yaitu para pasien dan
sarana untuk mensosialisasikan atau mempromosikan program-program kesehatan. Selain itu dilakukan pula revisi modul PKRS sebagai bahan pelatihan bagi pengelola PKRS di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Untuk menjaga kelestarian pelaksanaan PKRS, juga dilakukan upaya memasukkan PKRS ke dalam Akreditasi Rumah Sakit. Instrumen PKRS disusun dan telah diujicobakan ke 4 rumah sakit, yaitu RSUP Hasan sadikin, RSUP Fatmawati, RSUD Pasar Rebo, dan RSUD R. Syamsuddin, SH.
keluarganya dapat menerapkan PHBS serta berperan aktif menjadi penggerak atau kader kesehatan di masyarakat. Terkait dengan adanya berbagai perubahan kebijakan pada tataran Pemerintahan Pusat, serta dengan mempertimbangkan masukan dari berbagai kajian yang telah dilakukan sebelumnya, perlu melakukan revisi terhadap Pedoman Pelaksanaan
41
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIABerbagai pelatihan telah dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan Promosi Kesehatan, diataranya pelatihan petugas kesehatan, pelatihan jabatan fungsional bagi petugas pusat dan daerah, peningkatan pembiayaan, sarana, dan peralatan Promosi Kesehatan baik di pusat maupun daerah.
a. Pelatihan Pengadaan Barang dan JasaPelatihan Pengadaan barang dan jasa dilaksanakan di Unversitas Diponegoro selama 3 hari. Pusat promosi Kesehatan menugaskan karyawan sebanyak 3 orang untuk mengikuti pelatihan tersebut. Pada pelatihan ini diajarkan tata cara melaksanakan pelelangan yang baik. Hasil dari pelatihan tersebut 3 orang yang
lulus dan 1 orang belum berhasil. Setelah pelatihan ini diharapkan agar peserta yang telah dilatih agar lebih memahami pelaksanaan lelang yang baik.
b. Pelatihan Teknik Perencanaan, Manajemen, dan Analisis Data Survei
Pelatihan Teknik Perencanaan, manajemen dan analisis data dilaksakanakan pada tanggal 6-8 juli 2010 angkatan I, angkatan II tanggal 13-15 Juli 2010 dan angkatan III pada tanggal 20-22 Juli 2010 diselenggarakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Pusat Promosi Kesehatan mengirimkan 6 orang untuk menjadi peserta. Pada pelatihan ini materi yang diberikan adalah: Tehnik
Promosi Kesehatan di Puskesmas untuk memperkuat penerapan promosi kesehatan di tatanan institusi kesehatan (Puskesmas) melalui keterlibatan lintas
program dan lintas sektor. Hal ini dilakukan terutama untuk memperkaya isi dan memperkuat substansi pembinaan promosi kesehatan di puskesmas.
42
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
perencanaan penelitian meliputi, berbagai prinsip dasar dan tahapan teknik perencanaan penelitian di bidang kesehatan dan manajemen data survei, meliputi tentang STATA, yakni suatu perangkat lunak yang sangat berguna dalam melakukan manajemen dan analisis data survei serta fungsi-fungsi manajemen data dan fungsi-fungsi analisis data sederhana yang disediakan oleh STATA berikut dengan latihan interaktif menggu¬nakan data SDKI.
c. Pembinaan dan Penilaian Jabatan Fungsional PKMJabatan Fungsional Penyuluh Kesehatan Masyarakat melakukan tugas di lingkungan Kementerian Kesehatan, institusi/unit kesehatan di luar Kementerian Kesehtan, di Dinas Kesehatan Provinsi,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, rumah sakit (pusat dan daerah), dan di Puskesmas. Pembinaan Jabfung PKM bertujuan melakukan pembinaan kepada kepada Jabfung PKM (ahli dan terampil), pejabat struktural, maupun staf di Rumah Sakit dan Puskesmas. Pembinaan dilakukan di 5 provinsi yaitu Sulawesi Barat, Jawa Timur, Jawa Barat, Bengkulu, dan Jambi. Tindak lanjut dari pembinaan Jabfung Promosi Dinas Kesehatan Provinsi selalu mengusulkan stafnya untuk menjadi Jabfung PKM. Dalam kegiatan ini juga dilaksanakan Forum Komunikasi Pejabat Fungsional PKM Pusat, Penilaian Jabatan Fungsional PKM, serta Revisi SK Menpan tentang Jabatan Fungsional PKM. Kegiatan ini memungkinkan Jabatan fungsional PKM Pusat dan daerah dapat berkoordinasi dan mengatasi masalah yang ada.
43
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
• Pembinaan Administrasi Pengelolaan KepegawaianPembinaan Administrasi Pengelolaan Kepegawaian meliputi kegiatan Pembinaan Dokumen Kepegawaian, Konsolidasi Pegawai Pusat Promosi Kesehatan, Pemetaan Tenaga/SDM Promosi Kesehatan, dan Pelaksanaan Koordinasi Kepegawaian. Kegiatan tersebut diharapkan dapat mengembangkan pegawai Pusat Promosi Kesehatan yang ada dimanfaatkan secara maksimal di setiap Provinsi.
a. Pembinaan Dokumen KepegawaianPembinaan Dokumen Kepegawaian dilakukan sebayak 2 kali dalam setahun. Dengan bertambah dan berkurangnya jumlah pegawai di Pusat Promkes, maka data kepegawaian perlu diperbaharui. Selain itu pada setiap tahun dimana setiap pegawai harus dinilai kinerjanya melalui DP3, dan diperhatikan pertambahan keluarga yang menjadi tanggungan (KP4). Hal yang mendukung lainnya yaitu mengenai adanya perubahan pendidikan, kursus-kursus penjenjangan dan keahlian serta adanya mutasi jabatan serta perpindahan pegawai.
PENGEMBANGAN ORGANISASI YANG HANDAL DAN MODERN
44
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
b. Konsolidasi Pegawai Pusat Promosi KesehatanPusat Promosi Kesehatan menjadi yang utama dalam menjalankan program kesehatan, karena lebih mengarah kepada pemberdayaan masyarakat untuk berubah pola pikirnya kepada paradigma sehat, yaitu lebih mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam kehidupan kesehariannya. Untuk itu, dilakukan Konsolidasi Pegawai Pusat Promosi Kesehatan untuk membentuk persamaan persepsi dalam pelaksanaan program Promosi Kesehatan, meningkatnya kerjasama tim pegawai/tenaga (SDM), serta terbentuk/tercipta semangat baru dalam menciptakan situasi kerja yang kondusif. Konsolidasi dilakukan di Jawa Barat dengan berbagai kegiatan outbound dan curah pendapat.
c. Pemetaan Tenaga/SDM Promosi KesehatanTugas teknis fungsional program Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan adalah penyuluh kesehatan masyarakat. Tugas utama
• Pengelolaan ArsipDengan bertambahnya volume arsip yang tidak bernilai guna dikarenakan bertambahnya kegiatan di lingkungan Pusat Promosi Kesehatan setiap tahunnya, untuk itu perlu diselenggarakan pembenahan dan penataan arsip-arsip in aktif dari unit-unit pengolah ke unit kearsipan Biro Umum. Bertambahnya media-media promosi kesehatan
penyuluhan kesehatan masyarakat adalah melaksanakan kegiatan antara lain: advokasi, pembinaan suasana dan pergerakan pemberdayaan masyarakat, melakukan penyebarluasan informasi, membuat rancangan media, melakukan pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan, serta merencanakan intervensi dalam rangka pengembangan perilaku sehat di masyarakat. Pemetaan tenaga/SDM Promosi Kesehatan daerah tahun 2010 dilakukan di 17 provinsi. Dari kegiatan tersebut, didapatkan data-data tenaga/SDM Promosi Kesehatan di Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Rumah Sakit, (Pusat dan Daerah),dan Puskesmas.
d. Pelaksanaan Koordinasi KepegawaianDalam upaya pengelolaan kepegawaian di lingkungan Pusat Promosi Kesehatan perlu koordinasi dengan Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal dan Badan Kepegawaian Negara (BKN) serta sektor terkait. Koordinasi penting agar pengelolaan kepegawaian berjalan dengan baik.
berupa media cetak maupun media elektronik dan seiring kemajuan teknologi, maka perlu dilakukan pemeriksaan dan pembenahan media-media yang telah tidak laik dipergunakan untuk dimusnahkan. Pusat Promosi Kesehatan memiliki perpustakaan yang perlu diolah dengan semestinya. Keberadaan arsip-arsip yang tertata rapi sangat membantu kelancaran tugas dan kenyamanan kerja.
45
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
• Peningkatan Kualitas Sistem Informasi dan Pelaporan KinerjaPenyelenggaraan dan Pemeliharaan Website Promkes OnlineBerdasarkan statistik, pengguna internet saat ini lebih dari satu milyar di seluruh dunia. Pengguna memanfaatkan internet untuk mendapatkan informasi, termasuk informasi kesehatan. Pusat Promosi Kesehatan mendekatkan informasi kegiatan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat melalui website www.promosikesehatan.com. Untuk memaksimalkan website tersebut, dilakukan pemeliharaan operasional website Promkes online selama setiap bulan dan updating informasi Promkes online sebanyak 3 kali dalam setahun. Dengan terlaksananya kegiatan ini Pusat Promkes diharapkan memiliki media online yang memadai,efektif,danefisien.
Monitoring Pelaksanaan KegiatanPenyelenggaraan program Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan, Pusat Promosi Kesehatan menerapkan sekuensi dalam pembinaan yaitu pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan. Monitoring dilakukan secara berkala sebagai upaya mendapatkan gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan program Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehataan pusat dan daerah tahun 2010 serta permasalahan yang dihadapi. Kegiatan ini menghasilkan data dan informasi pelaksanaan kegiatan Promosi Kesehatan di 33 Provinsi, serta dokumen laporan tahunan dan triwulanan kegiatan Satuan Kerja Pusat Promosi Kesehatan, sehingga kegiatan Promosi Kesehatan dapat dipantau pelaksanaannya sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan.
Laporan KinerjaLaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2010 adalah bentuk bukti tertulis serta wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dalam pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan Satuan Kerja Pusat Promosi Kesehatan sepanjang Tahun 2010. Kinerja Pusat Promosi Kesehatan secara keseluruhan dapat mencapai penyerapan dana sebesar 94,51% dan pencapaian indikator sasaran sebesar 100%. Dari li ma indikator sasaran yang ditetapkan pada tahun 2010, semua indikator dapat tercapai seluruhnya bahkan dua indikator capainya melebih target, yaitu meningkatnya persentase rumah tangga ber-PHBS sebanyak (50,2%) dan meningkatnya jumlah kabupaten/kota yang menetapkan kebijakan publik berwawasan kesehatan (124%).
46
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
• Peningkatan Keterpaduan Penyelenggaraan KegiatanPelaksanaan program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat diselenggarakan dalam kerangka desentralisasi untuk mewujudkan otonomi daerah bidang kesehatan dalam mendukung visi dan misi Kementerian Kesehatan. Pencapaian indikator keberhasilan kegiatan yang ditetapkan, membutuhkan kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah. Upaya untuk meningkatkan sinergi antara pusat dan daerah, salah satunya dengan mengalokasikan anggaran APBN pusat ke provinsi melalui mekanisme dekonsentrasi, yaitu pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada gubernur sebagai wakil
• Pemenuhan dan Pengelolaan Sarana dan PrasaranaPenyediaan Sarana dan PeralatanDalam rangka mendukung visi dan misi Kementerian Kesehatan dan dalam menunjang program pemberdayaan masyarakat, Pusat Promosi Kesehatan menyiapkan sarana dan peralatan pendukung pada tahun 2010. Adapun rincian pengadaan sarana dan peralatan pendukung yang diadakan untuk tahun 2010.
pemerintah. Kegiatan meliputi penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan program, penyusunan rencana kerja dan anggaran/lembaga (Renja-KL), koordinasi dan bimbingan penyusunan rencana kerja/program/anggaran, penyusunan rencana kerja dan anggaran dekonsentrasi program Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan 2010. Selain itu juga dilakukan pembinaan kegiatan di daerah dengan tujuan membantu daerah melakukan berbagai upaya inovatif kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan serta membantu mencari solusi mengatasi berbagai permasalahan yang ada berkaitan dengan upaya pemberdayaan masyarakat dalam program-program kesehatan.
Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN)Pengelolaan/Penatausahaan BMN meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan aset tetap dan persediaan. Adapun hasil dari penatausahaan BMN digunakan dalam penyusunan neraca pemerintah pusat setiap tahun, perencanaan kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan BMN setiap tahun sebagai bahan penyusunan rencana anggaran dan sebagai pengaman administratif terhadap BMN. Kegiatan ini menghasilkan informasi yang diperlukan sebagai alat pertanggungjawaban pelaksanaan APBN terkait dengan pengelolaan BMN dan sebagai penyedia informasi yang memenuhi pertanggungjawaban dan kebutuhan manajerial Pimpinan. Menunjang hal tersebut, dilakukan pula koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait (Biro Keuangan dan Perlengkapan dan DJKN). Informasi tersebut berupa Neraca Aset, Laporan BMN Intra komptabel dan ekstrakomptabel dan Catatan atas BMN.
47
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
Pengelolaan Keuangana. Laporan keuangan yang berkualitas
Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007, menteri/pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan kepada Menteri Keuangan selaku pengelolafiskal,dalamrangkapenyusunanLaporanKeuangan Pemerintah Pusat (LKPP).
Laporan Keuangan Program Promosi Kesehatan Tahun 2010 telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Laporan Realisasi Anggaran Pusat Promosi Kesehatan menggambarkan perbandingan antara DIPA TA 2010 dengan realisasinya yang mencakup unsur-unsur pendapatan, belanja selama periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2010.
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2010 disajikan sebagai berikut:
ANGGARAN ANGGARAN (Rp.) REALISASI (Rp.)
Pendapatan Negara dan Hibah - -
Belanja Rupiah Murni 47.330.000.000 41.559.039.162
Belanja Hibah - -
JUMLAH 47.330.000.000 41.559.039.162
Tabel 4.2 Realisasi Anggaran Tahun 2010
Laporan Realisasi Anggaran Dana Dekonsentrasi menggambarkan perbandingan antara DIPA TA 2010 dengan realisasinya yang mencakup unsur-unsur pendapatan, belanja selama periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2010.
Ringkasa Laporan Realisasi Anggaran TA 2010 disajikan sebagai berikut
ANGGARAN ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp.)
Pendapatan Negara dan Hibah - 1.542.667.366
Belanja Rupiah Murni 44.699.187.000 42.258.297.324
Belanja Hibah 1.509.270.000 1.407.397.625
JUMLAH 46.208.457.000 43.665.694.949
Tabel 4.3 Realisasi Anggaran Dana Dekonsentrasi Tahun 2010
Pengelolaan SIMAK BMN Program PromkesPengelolaan BMN untuk menghasilkan informasi yang diperlukan sebagai alat pertanggungjawaban pelaksanaan APBN terkait dengan BMN dan sebagai dasar dalam penyusunan Neraca Satker dan sebagai penyedia informasi yang memenuhi pertanggungjawaban pengelolaan BMN dan kebutuhan manajerial Pimpinan. Untuk Kegiatan
Pengelolaan SIMAK BMN program promkes meliputi mempersiapkan dokumen sumber, menginput data, membuat CALBM dan membuat Laporan serta rekosiliasi data dengan SAK, UAKP Eselon 1 dan KPKN/L. Hasil dari kegiatan ini adalah Laporan BMN Semester 1, 2 dan Tahunan, Laporan Barang Persediaan Semester 1, 2 dan Tahunan, dan Laporan kondisi barang, buku inventaris dan CALBMN.
48
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
Ringkasa Laporan Realisasi Anggaran TA 2010 disajikan sebagai berikut
ASET JUMLAH
Aset Lancar 467.114.000
Aset Tetap 29.001.206.425
Aset Lainnya 1.113.407.600
Aset
Kewajiban Jangka Pendek -
Ekuitas Dana
Ekuitas Dana Lancar 467.114.000
Ekuitas Dana Investasi 30.581.728.025
Tabel 4.4 Neraca Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2010
Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban keuangan, Pusat Promosi Kesehatan telah menyusun Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pusat Promosi Kesehatan yang mengacu kepada paket perundang-undangan tentang Keuangan Negara. Ruang lingkup Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pusat Promosi Kesehatan berisikan:•LatarBelakang,DasarHukum,MaksuddanTujuan
dan Ruang Lingkup.•MenjelaskantentangDefinisidanKetentuanUmum
Pelaksanaan Anggaran di lingkungan Pusat Promosi Kesehatan yang mencakup Definisi Operasionaldan Ketentuan Umum.•Menjelaskantentangpengorganisasianpelaksanaan
anggaran yang terdiri dari Struktur Pelaksanaan
Anggaran, Persyaratan Pelaksanaan Anggaran serta Tugas Pokok dan Fungsi Pejabat Pelaksanaan Anggaran.•MenjelaskantentangprosedurpengajuanSurat
Permintaan Pembayaran (SPP) dan penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM).•MenjelaskantentangprosedurpenerbitanSurat
Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan Tata Cara Pembukuan pada Fungsi Perbendaharaan.•Menjelaskantentangprosedurpelaksanaananggran
secara keseluruhan yang mencakup dana UP, GU, TU dan LS.•Menjelaskanmengenaisistempencatatanakuntansi
dan pelaporan keuangan atas pelaksanaan anggaran tahun berkenaan.
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal pelaporan dan dibandingkan dengan tanggal pelaporan sebelumnya.
Jumlah Aset Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp.30.581.728.025,-
yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp.467.114.000,-,Aset Tetap sebesar Rp.29.001.206.425,- dan Aset Lainnya sebesar Rp.1.113.407.600,-. Sementara jumlah Ekuitas Dana adalah sebesar Rp.30.581.728.025,- yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar sebesar Rp.467.114.000,- dan Ekuitas Dana Investasi sebesar Rp.30.114.614.025,-
49
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
• Pemanfaatan Penggunaan Anggaran Pemanfaatan anggaran secara keseluruhan dalam rangka mendukung Program Promosi Kesehatan dan PemberdayaanMasyarakat diklasifikasikan dalam 4jenis belanja yaitu Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal dan Belanja Bantuan Sosial.
Belanja Pegawai sebesar Rp.3.012.712.000,- untuk membiayai kebutuhan gaji dan tunjangan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pegawai.
Belanja Barang sebesar Rp.88.436.475.000,- diperuntukan untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang diarahkan kepada peningkatan kinerja program. Belanja Modal sebesar Rp.226.000.000,- dimanfaatkan untuk pengadaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan. Sedangkan Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp.354.000.000,- diberikan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang diberikan kepada masyarakat yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Alokasi dan Realisasi Anggaran berdasarkan Jenis Kewenangan adalah sebagai berikut:
JENIS KEWENANGAN PAGU (Rp.) REALISASI (Rp.)
Kantor Pusat 46.208.457.000,- 43.665.694.949,-
Dekonsentrasi 47.330.000.000,- 41.559.039.162,-
Tabel 4.5 Alokasi dan Realisasi Anggaran Berdsarkan Jenis Kewenangan Tahun 2010
Kewenangan Pusat Promosi Kesehatan sebesar Rp.46.208.457.000,- lebih diarahkan kepada peningkatan kinerja Persetase Rumah Tangga ber PHBS, Persentase Sekolah Dasar yang Mempromosikan Kesehatan serta Jumlah Kebijakan Teknis Promosi Kesehatan
Kewenangan Pusat Promosi Kesehatan sebesar Rp.46.208.457.000,- lebih diarahkan kepada peningkatan kinerja Persetase Rumah Tangga ber PHBS, Persentase Sekolah Dasar yang Mempromosikan Kesehatan serta Jumlah Kebijakan Teknis Promosi Kesehatan yang terintegrasi dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan kesehatan. Sedangkan Kewenangan
yang terintegrasi dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan kesehatan. Sedangkan Kewenangan Dekonsentrasi sebesar Rp.47.330.000.000,- lebih diarahkan kepada peningkatan kinerja Persentase Desa Siaga Aktif dan Jumlah Kab/Kota yang menetapkan kebijakan yang berwawasan kesehatan.
Dekonsentrasi sebesar Rp.47.330.000.000,- lebih diarahkan kepada peningkatan kinerja Persentase Desa Siaga Aktif dan Jumlah Kab/Kota yang menetapkan kebijakan yang berwawasan kesehatan.Alokasi dan Realisasi Anggaran berdasarkan Indikator Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat adalah dan Promosi Kesehatan sebagai berikut:
50
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
peMBerDaYaan MaSYaraKat Dan proMoSi KeSehatan untuK hiDup Sehat 2010
• Responsif Hasil Pemeriksaan Laporan Keuangan Hasil temuan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Pelaksanaan Anggaran Pusat Promosi Kesehatan
NILAI TEMUAN (Rp.) REKOMENDASI TINDAK LANJUT
1.436.600.000 BPK merekomendasikan kepada Menteri Kesehatan agar memerintahkan Kepala Pusat Promosi Kesehatan untuk: 1. Mempertanggungjawabkan kelebihan pembayaran
sebesar Rp.1.436.600.000,- dengan menyetorkannya ke Kas Negara
Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) ke Kas Negara:1. NTPN 011115120413081 tanggal 21-05-2010
Rp.724.000.000,-2. NTPN 120111100003131 tanggal 21-05-2010
Rp.287.000.000,-3. NTPN 010509130406000 tanggal 14-06-2010
Rp.85.500.000,-4. NTPN 120015130007100 tanggal 29-06-2010
Rp.50.000.000,-5. NTPN 100000091105001 tanggal 29-12-2010
Rp.280.000.000,-
2. Mengenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku kepada Panitia Penerima Barang yang telah lalai dalam memeriksa hasil pengadaan sesuai dengan spesifik yang tercantum dalam kontrak
Surat Kepala Pusat Promosi Kesehatan No.KP.03.03/1/1874/2010 tanggal 29 Juni 2010 perihal Peringatan Kepada Panitia Pemeriksaan dan Penerima Barang dan Jasa Pusat Promosi Kesehatan
Tabel 4.7 Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun 2010
Tahun Anggaran 2010 telah ditindaklanjuti oleh Pusat Promosi Kesehatan. Adapun rincian Nilai Temuan, Rekomendasi dan Tindak Lanjut adalah sebagai berikut:
INDIKATOR KINERJA PAGU (Rp.) REALISASI (Rp.)
Persetase Rumah Tangga ber PHBS 40.740.270.000,- 38.206.053.600,-
Persentase Desa Siaga Aktif 37.839.517.000,- 33.674.574.600,-
Persentase Sekolah Dasar yang Mempro-mosikan Kesehatan 1.207.686.000,- 1.075.445.700,-
Jumlah Kebijakan Teknis Promosi Kesehatan yang Terintegrasi dalam Upaya Pencapaian Tujuan Pembangunan Kesehatan
1.746.775.000,- 1.660.024.800,-
Jumlah Kab/Kota yang menetapkan Kebijakan yang Berwawasan Kesehatan 7.504.209.000,- 6.212.851.000,-
Tabel 4.6 Alokasi dan Realisasi Anggaran Berdsarkan Indikator Kinerja Program Promosi Kesehatan Tahun 2010
51
La p o r a n Ki n e r j a Sat u ta h u n 2010
PENUTUP
Esensi yang ingin diicapai dari penyusunan laporan tahunan ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji
hasil implementasi kegiatan Promosi Kesehatan selama tahun 2010. Hasil laporan tahunan ini dimaksudkan pula sebagai acuan dan cermin Pusat promosi Kesehatan dalam menyusun perencanaan di masa mendatang.
Upaya yang telah dilaksanakan dalam pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan tahun 2010 akan dilanjutkan pada tahun 2011 dan tahun-tahun berikutnya. Selanjutnya, kinerja yang telah dicapai pada tahun 2010 akan dipertahankan dan ditingkatkan untuk mewujudkan visi Kementerian Kesehatan 2010-2014, yaitu Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Banyak tantangan yang harus disikapi dan masalah serta kendala yang harus dihadapi pada tahun 2010. Pengalaman dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan selama satu tahun terakhir sangat bermanfaat dalam meningkatkan pencapaian kinerja pada masa yang akan datang.