Upload
bayu-setiawan
View
4.411
Download
46
Embed Size (px)
Citation preview
KINETIKA REAKSI ENZIM
I.Tujuan percobaan :
Diharapkan mahasiswa dapat memahami kinetika reaksi enzim dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kondisi optimum suatu enzim
II.Teori dasar:
Enzim merupakan protein yang mengkatalisi reaksi biokimia yang secara kolektif
membentuk metabolism perantara dari sel. Enzim bekerja dengan urutan yang teratur, enzim
mengkatalisis ratusan reaksi yang menyimpang dan mengubah energy kimiawi dan yang
membuat makromolekul sel dari prekursor sederhana.
Enzim bekerja dengan menurunkan energi aktivasi suatu reaksi kimia tanpa mengubah
keseluruhan perubahan energi bebas reaksi atau letak kesetimbangan akhir. Enzim sebagai
katalisator menurunkan energi aktivasi reaksi-reaksi kimia dan meningkatkan fraksi molekul di
dalam suatu populasi molekul tertentu untuk lebih cepat bereaksi per satuan waktu di banding
dengan keadaaan tanpa katalisator. Enzim juga bergabung dengan substratnya selama siklus
katalitiknya.
Analisis kuantitatif kinetika reaksi enzim dapat dilakukan dengan dua asas pendekatan
yaitu asas keseimbangan menurut Michaelis-Menten dan asas teori keadaan tunak ( Steady state
theory) menurut Briggs-Haldone. Substrat tungal dapat dijelaskan dengan postulat reaksi berikut,
dimana E adalah enzim, S adalah substrat dan P adalah produk.
E+S k1 ES k3 E+P
Reaksi enzimatik berlangusng melalui pembentukan kompleks enzim substrat (ES). Bila
semua enzim dalam keadaan enzim keadaan ES ( system jenuh oleh substrat ), maka laju reaksi
akan mencapai nilai maksimum ( Vmaksimum).
Persamaan Michelis-Menten yang merupakan persamaan kecepatan bagi suatu reaksi
enzimatik substrat tunggal menyatakan mengenai hubungan kuantitatif diantara kecepatan reaksi
awal ( Vo), kecepatan reaksi maksimum ( v maksimum), konsentrasi substrat (S) dan konstanta
Michaelis Menten (Km) yang nilainya sama dengan ( k2+k3)/k1. Pendekatan dengan teori
keadaan tunak menurut Briggs-Haldane, dimana laju reaksi pembentukan kompleks ES sama
dengan laju reaksi penguraian ES menjadi P dan E juga akan menghasilkan persamaan yang
sama untuk berhubungan antara laju reaksi enzim dan konsentrasi substrat.
Persamaan Michelis-Menten dapat ditransformasikan/ di turunkan secara aljabar menjadi
bentuk lain yang lebih bermanfaat didalam pemetaan data percobaan menjadi persamaan
Lineweaver-burk, persamaan ini memiliki banyak manfaat karena menghasilkan penentuan V
maks secara lebih tepat yang hanya dapat di duga pada pemetaan Vo terhadap (S).
Dalam percobaan kinetika reaksi enzim kita bias mempelajari prinsip percobaannya :Laju
awal (V0) dari reaksi yang dikatalisis enzim meningkat dengan bertambahnya konsentrasi
substrat hingga di capai keadaan dimana penambahan substrat tidak lagi meningkatkan laju
reaksi dan bila semua enzim dalam keadaan ES ( jenuh oleh substrat) maka laju reaksi akan
mencapai nilai maksimum ( V maks).
Gambar:
V ---------------------------------------
kemiringan = Km/v maks
V= ½ V maks
--------
1/v masks
(S)=Km (S) -1/Km 1/(S)
III. Alat dan bahan:
Alat: Bahan:
1.Stop watch 1.Larutan TCA 20 %
2.Tabung reaksi 2.Larutan kasein 2 % ( b/v)
3.Pengaduk gelas 3.Larutan dapar fosfat 0.1 pH 8.0
4.Pipet ukur 1 ml, 5ml, 10 ml 4.Larutan NaOH 0.5 N
5.Water bath 350 C 5.Aquadest
6. Kertas saring 6.Reagen Folin-Ciocalteu
7. Kuvet 7.Larutan tripsin
8. Spektrofotometer/ kolorimeter
9.Corong kaca
IV. Prosedur Percobaan dan Hasil Pengamatan
Cara kerja
Tabung t= 0 menit
-Dalam tabung reaksi berpengaduk, masukkan
larutan buffer fosfat dan tripsin serta
tambahkan masing-masing 3 ml larutan TCA
20 % aduk perlahan, ingkubasi 30 menit dalam
water bath 35oC.
- Tambahkan larutan kasein sesuai table dan
diamkan selama 20 menit dalam air es
- Sentrifuga 10 menit dan saring melalui kertas
saring untuk diambil supernatanya.
- Filtrat diperlakukan lebih lanjut munurut
metode anson
Hasil pengamatan
Pada tabung I di masukan buffer fosfat di
tambah tripsin di tambah TCA hasil larutan
menjadi bening
Pada tabung II di masukan buffer fosfat di
tambah tripsin di tambah TCA hasil larutan
menjadi bening
Pada tabung III di masukan buffer fosfat di
tambah tripsin di tambah TCA hasil larutan
menjadi bening
Pada tabung IV di masukan buffer fosfat di
tambah tripsin di tambah TCA hasil larutan
menjadi bening
Pada tabung V di masukan buffer fosfat di
tambah tripsin di tambah TCA hasil larutan
menjadi bening
Setelah di ingkubasi dan di beri kasein
Pada tabung I terdapat endapan
Pada tabung II terdapat endapan
Pada tabung III terdapat endapan
Pada tabung IV terdapat endapan
Pada tabung V terdapat endapan
Keterangan:
Tabung 1 endapan (+++++)
Tabung II endapan (++++)
Tabung t= 20 menit
-Inkubasi masing-masing tabung berpengaduk
yang berisi kasein sesuai table selama 5 menit
pada water bath 350C sambil di aduk perlahan
( jarang sampai berbusa), kemudian
tambahkan berturut-turut larutan buffer fosfat
dan larutan tripsin
-Inkubasi selama tepat 20 menit dalam
incubator 350C di hitung setelah penambahan
tripsin.
-Hentikan reaksi dengan penambahan 3 ml
TCA 20 % ke dalam masing-masing tabung
dan aduk dengan kuat
-Diamkan selama 20 menit dalam air es untuk
menyempurnakan pengendapan
-Sentrifugasi selama 10 menit kemudian saring
untuk diambil supernatanya.
-Filtrat di perlakukan lebih lanjut dengan
metode anson.
No
I
II
III
IV
Tabun
g
t= 0
t= 20
t= 0
t= 20
t= 0
t= 20
t= 0
t= 20
Tripsin
(ml)
1
1
1
1
1
1
1
1
Kasein
(ml)
0.1
0.1
0.5
0.5
1.0
1.0
3.0
3.0
Buffer fosfat
(ml)
5.9
5.9
5.5
5.5
5.0
5.0
3.0
3.0
Tabung III endapan (+++)
Tabung IV endapan (++)
Tabung V endapan (+)
Setelah di ingkubasi
Hasil pengamatan kasein di tambah buffer
fosfat
Tabung I warna bening
Tabung II warna bening
Tabung III warna bening ada sedikit endapan
Tabung IV warna keruh terdapat endapan
Tabung V warna keruh terdapat endapan
Setelah penambahan tripsin
Tabung I terjadi sedikit endapan/agak putih
Tabung II terjadi sedikit endapan /agak keruh
Tabung III terjadi endapan/keruh
Tabung IV terjadi endapan/putih
Tabung V terjadi endapan/putih banyak
Setelah di dinginkan dengan es 20 menit
Tabung I warna agak putih/ endapan sedikit
Tabung II warna agak putih/endapan sedikit
Tabung III warna putih/endapan sedikit
Tabung IV warna putih/ endapan sedikit
Tabung V warna putih/ endapan banyak
Setelah di sentrifugasi
V
t= 0
t= 20
1
1
5.0
5.0
1.0
1.0
Metode anson
-Campurkan 2 ml TC-filtrat di atas dengan 4 ml NaOH 0.5 M-Tambahkan 1 ml larutan Folin-Ciocalteu ( 1 volume reagen di tambah 1 volume aquades sehingga mengandung 1 N asam).-Diamkan 10 menit kemudian tetapkan serapannya pada 650 nm( pengukuran harus dilakukan tepat setelah 10 menit).
Pengolahan dataAbsorbansi ( A) = A = At20-At0 T= t20-t0 V= A/ t
S= (aliquot/Vtotal)x 2%
Buat grafik yang menggambarkan antara 1/V terhadap 1/S (grafik lineweaver-Burk) dan tentukan nilai maks dan Km!
Tabung I warna bening
Tabung II warna bening
Tabung III warna bening
Tabung IV warna bening
Tabung V warna bening
V. Pembahasan
Pada percobaan T=O . Larutan fosfat dan tripsin ditambahkan secara bersamaan di
karenakan agar enzim dapat bekerja secara optimum , dan dalam praktikum ini menggunakan
TCA, TCA merupakan larutan yang dapat menghentikan rekasi enzimatik sehingga enzim
emnjadi in aktiv dan enzim akan kehilangan fungsi katalitiknya sehingga fungsi dari TCA
tersebut yaitu untuk mengehentikan reaksi enzim
Dan dalam praktikum ini juga menggunakan buffer fosfat yang berfungsi agar larutan
tripsin bekerja secara optimal.Enzim bekerja pada suhu 250-300C, pada hewan enzim bekerja
pada suhu 250C dan pada manusia ezim bekerja pada suhu 300C, PH enzim 6-8
Dan setelah larutan tripsin di campur dengan buffer fosfat dan di tambah larutan TCA
dan langsung di waterbath lalu di simpan di ingkubator yang bertujuan agar enzim bias bekerja
mengkatalisis substrat. Dan setelah di ingkubator di beri larutan kasein di akhir karena enzim
pada t=0 sudah di nonaktivkan
Lalu di diamkan di dalam es bertujuan agar larutan mengendap karena air dingin akan
menurunkan larutan . Lalu setelah itu di sentrifugasi supaya larutan/endapan terpisah menjadi
bening dan terdapat endapan dari campurannya. Dan filtrate nya utuk di uji dengan metoda anson
Pada percobaan T=20 enzim bekerja sebagai katalisis jadi tidak diaktivasi jadi enzim dan
substrat bekerja, membentuk kompleks enzim substrat. Dan dalam percobaan ini larutan di
ingkubasi menyebabkan enzim bekerja optimum/ aktif. Lalu di tambahkan TCA sehingga enzim
tidak bekerja, lalu didiamkan dalam air es agar lautan mengendap lalu di setrifugasi supaya
larutan atau endapan terpisah menjadi bening dan terdapat endapan dari campurannya . Dan
filtartnya nya untuk di uji dengan metode anson.
Lalu setelah itu T=0 dan T=20 di uji dengan menggunakan metode anson, metode ini
bertujuan supaya jumlah substrat bias di ketahui yang di katalisis oleh enzim, di tambahkan
NaOH untuk menetralkan filtrate TCA dan di tambahkan folin berfungsi memberikan warna.
Dan lalu didiamkan serapannya pada 650nm yaitu spekto tampak.
Pada enzim faktor-faktor yang mempengaruhi konduksi optimum enzim ialah
1.PH
2.Suhu
3.Konsentrasi
4.Inhibitor
5.aktivator
Pada Metode Anson
T=0
Tabung I warna hitam bening
Tabung II warna bening kebiruan
Tabung III warna bening kebiruan
Tabung IV warna bening kebiruan
Tabung V warna bening kebiruan
T=20
Tabung I warna biru
Tabung II warna biru
Tabung III warna biru
Tabung IV warna hijau
Absorbansi
T= 0
Tabung I hasilnya A=0.113
Tabung II hasilnya A=0.041
Tabung III hasilnya A= 0.037
Tabung IV hasilnya A=0.128
Tabung V hasilnya A= 0.010
T=20
Tabung I hasilnya A=0.193
Tabung II hasilnya A=0.169
Tabung III hasilnya A=0.204
Tabung IV hasilnya A=0.364
Tabung V hasilnya A=0.058
A A= At20-At0
Tabung I= 0.193-0.041=0.152
Tabung II= 0.169-0.113=0.056
Tabung III= 0.204-0.037=0.167
Tabung IV= 0.364-0.128=0.236
Tabung V= 0.058-0.010=0.048
t = t20-t0
Semua tabung 1 sampai 5
t= 20-0 = 20
V= A/ t
Tabung I : 0.152/20= 7.60x10-3
Tabung II : 0.056/20=2.80x10-3
Tabung III : 0.167/20=8.35x10-3
Tabung IV : 0.236/20=1.18x10-2
Tabung V : 0.048/20=2.40x10-3
S= (aliquot/Vtotal)x 2 %
Tabung I : (0.1/7)x2%=2.85x10-4
Tabung II : (0.5/7)x2%=1.42x10-3
Tabung III : (1.0/7)x2%=2.85x10-3
Tabung IV : (3.0/7)x2%=8.57x10-3
Tabung V : (5.0/7)x2%=1.42x10-2
Grafik yang menggambarkan antara 1/V terhadap 1/S
(Grafik lineweaver-Burk)
0 0.005 0.01 0.015 0.020
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
0.012
0.014
0.016
Series2Linear (Series2)
Diketahui
1/v:
Tabung I= 131,57
Tabung II= 357,14
Tabung III= 119,7
Tabung IV= 84,74
Tabung V= 416,6
1/S
Tabung I= 3508,77
Tabung II= 704,22
Tabung III= 350,87
Tabung IV= 116,68
Tabung V= 70,42
Grafik yang menggambarkan antara V terhadap S
Grafik Michelis-Menten
0 0.005 0.01 0.015 0.020
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
0.012
0.014
0.016
Series2Linear (Series2)
Diketahui:
V
Tabung I =0.0076
Tabung II =0.0028
Tabung III =0.00835
Tabung IV =0.018
Tabung V =0.0024
S
Tabung I =0.000285
Tabung II =0.00142
Tabung III =0.00285
TabungIV =0.00857
Tabung V =0.0142
VI. Kesimpulan
Enzim merupakan protein yang mengkatalisis reaksi kimiawi spesifik. Enzim mengikat
molekul substrat membentuk komplek enzim substrat yang bersifat sementara yang terurai
membentuk enzim bebas dan produknya.
Konsentrasi Substrat mencapai setengah Vmaks adalah tetapan Michelis Menten yang
bersifat khas bagi masing-masing enzim yang bekerja pada substrat tertentu.
Enzim menyebabkan berlangsungnya reaksi kimia dengan mengarahkan substrat dengan
sisi karakteristik.
Pada T=0 . setelah melakukan percobaaan yaitu absorbansi di hasilkan pada tabung 1
adalah 0,113 , tabung II adalah 0,041, tabung III 0,037, tabung IV 0,128, tabung V 0,110.
Pada T=20 hasilnya pada tabung I 0,193 tabung II 0,169,tabung III 0,204,tabung IV
0,364, tabung V 0,058.
VII. Daftar Pustaka
1. Feseenden dan Fessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara. Jakarta.
2.Lehninger Maggy Thenawijaya.1982.Dasar-Dasar Biokimia.Erlangga .Jakarta.
3.Poedjiaji,Anna. 1994.Dasar-Dasar Biokimia. Universitas Indonesia.Jakarta.