Upload
nana-maulina
View
55
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bnmhk
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang
berbeda-beda, yang mungkin membungkus pembuluh darah besar dan ureter.
Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke
retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa
jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya
tetapi tidak menginvasinya.
Tumor abdomen saat ini sudah diklasifikasikan sesuai dengan lokasi
tumor. Tumor pada daerah abdomen dapat meliputi kanker lambung yang
dilaporkan insidennya 10 per 100.000 populasi di Amerika Serikat, neoplasma
usus halus yang merupakan 1% dari malignasi gastrointestinal. Perkiraan jumlah
penderita tumor abdomen selama tahun 2009 adalah 1.300, yang akan
mengakibatkan kematian 250 orang. ( Smelszer, Suzanne C. 2001).
Setiap perdarahan baik sedikit mupun banyak dapat dianggap sebagai
salah satu masalah gawat darurat medis yang perlu mendapat pengelolaan segera.
Termasuk perdarah yang sering ditemukan di bidang gastroenterology, yaitu
perdarahan saluran makan. Perdarahan saluran makan bagaian atas (PSMBA)
berupa hematemesis dan melena.
Perdarahan saluran makan bagaian atas (upper gadtrointestinal bleeding)
merupakan suatu masalah medis yang sering menimbulkan kematian yang tinggi,
oleh karena itu harus dianggap suatu masalah gawat darurat yang serius, dan
perlu penanganan segera. Faktor utama yang berperan dalam tingginya ngka
kematian adalah kegagalan untuk menilai masalah ini sebgai keadaan klinis yang
gawat dan kesalahan diagnostic dalam menentukan sumber perdarahan.
Upper gastrointestinal tract bleeding (“UGI bleeding ”) atau lebih dikenal
perdarahan saluran cerna bahagian atas memiliki prevalensi sekitar 75 %
hingga80 % dari seluruh kasus perdarahan akut saluran cerna. Insidensinya telah
menurun, tetapi angka kematian dari perdarahan akut saluran cerna, masih
berkisar 3 % hingga 10 %, dan belum ada perubahan selam 50 tahun terakhir.
Tidak berubahnya angka kematian ini kemungkinan besar berhubungan
dengan bertambahnya usia pasien yang menderita perdarahan saluran cerna serta
denganmeningkatnya kondisi comorbid. Peptic ulcers adalah penyebab terbanyak
pada pasien perdarahan saluran cerna, terhitung sekitar 40 % dari seluruh kasus.
Penyebab lainnya seperti erosi gastric (15 % - 25 % dari kasus), perdarahan
varises (5 % - 25 % dari kasus), dan Mallory-Weiss Tear (5 % - 15 % dari
kasus). Penggunaan aspirin ataupun NSAIDs memiliki prevalensi sekitar 45 %
hingga 60% dari keseluruhan kasus perdarahan akut (Alexander, J.A., 2008).
Pada kasus ini Tn. M didiagnosa medis mengalami Massa Intra Abdomen
dengan Susp. PSMBA.
B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui cara membuat asuhan gizi terstandar bagi pasien
penderita Tumor Intra Abdomen dengan Suspect Perdarahan Saluran
Makan Bagian Atas (PSMBA).
b. Untuk mengetahui dan dapat mempelajari jenis makanan yang boleh dan
tidak boleh diberikan kepada pasien Tumor Intra Abdomen dengan Suspect
Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas (PSMBA).
2. Manfaat
a. Mahasiswa dapat membuat proses asuhan gizi terstandar untuk pasien
Tumor Intra Abdomen dengan Suspect Perdarahan Saluran Makan Bagian
Atas (PSMBA).
b. Mahasiswa dapat menentukan jenis diit untuk pasien Tumor Intra
Abdomen dengan Suspect Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas
(PSMBA).
c. Mahasiswa dapat mengetahui makanan yang dianjurkan dan makanan yang
harus dibatasi oleh pasien Tumor Intra Abdomen dengan Suspect
Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas (PSMBA).
C. Kompetensi PKL
1. Melakukan penapisan gizi (nutritions screening) pada klien/pasien Tumor
Intra Abdomen dengan Suspect Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas
(PSMBA).
2. Melakukan pengkajian gizi (nuitritions assessment) pasien Tumor Intra
Abdomen dengan Suspect Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas (PSMBA).
3. Membantu dalam pengkajian gizi (nutritions assessment) pasien Tumor Intra
Abdomen dengan Suspect Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas (PSMBA).
4. Melaksanakan asuhan gizi untuk pasien Tumor Intra Abdomen dengan
Suspect Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas (PSMBA) sesuai kondisi:
asupan gizi, klinis, biokimia, social budaya dan kepercayaan dari berbagai
golongan umur.
5. Melakukan monitoring dan evaluasi intervensi gizi pasien dan tindak lanjut
6. Mendidik pasien Tumor Intra Abdomen dengan Suspect Perdarahan Saluran
Makan Bagian Atas (PSMBA) dalam rangka promosi kesehatan, pencegahan
penyakit dan terapi gizi untuk kondisi tanpa komplikasi.
7. Berpenampilan (unjuk kerja) sesuai dengan kode etik profesi gizi.
8. Merujuk klien/pasien kepada ahli lain (dokter PJP atau dietisien senior) pada
saat situasi berada diluar kompetensinya.
9. Menggunakan teknologi terbaru dalam kegiatan informasi dan komunikasi
10. Berpartisipasi dalam konferensi tim kesehatan untuk mendiskusikan terapi dan
rencana pemulangan pasien.
11. Mendokumentasikan kegiatan pelayanan gizi pada pasien Tumor Intra
Abdomen dengan Suspect Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas (PSMBA).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tumor Intra Abdomen
Tumor adalah merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh
sel-sel yang tumbuh terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan
jaringan disekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh. (Kusuma Budi 2001 ).
Menurut E. Oswari (2000) tumor adalah benjolan di sebabkan oleh pertumbuhan
sel dengan pertumbuhan yang terbatas dan lonjong.
Tumor Abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang
berbeda-beda, yang di sebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan
tumbuh secara uotonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel
tersebut berbeda dengan sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Secara
patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium,
dapat terjadi obstruksi ureter atau vena cava interior. Massa jaringan fibrosis
mengelilingi dan menentukan struktur yang di bentuknya tetapi tidak
menginvasinya (Corwin. 2000).
Tumor Intra Abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan
yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami
transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel
normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan
strukturnya. Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke
retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa
jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya
tetapi tidak menginvasinya.
Bagian terbesar dari tumor abdomen terdiri dari neuroblastoma, tumor
Wilms, teratoma, tumor ovarium, limfoma abdomen, hepatoma dan lain–lain.
Pada umumnya anak dengan tumor abdomen hampir tidak memberikan keluhan
apabila masih dini, bahkan tidak jarang keluhan tidak atau belum timbul
walaupun tumor telah dapat diraba. Hal ini mungkin karena sifat rongga perut
yang yang longgar, sehingga bila ada massa di dalamnya, dapat tumbuh sampai
cukup besar tanpa mengganggu organ di sekitarnya.
Tumor ini paling banyak berasal dari kelenjar adrenal dan gejala yang
ditimbulkan merupakan akibat dilepaskannya metabolit katekolamin secara
berlebihan yaitu berupa hipertensi, kemerahan (flushing), keringat yang
berlebihan dan demam. Bila tumor telah membesar menyebabkan perasaan tidak
nyaman dan penuh dalam perut disertai penurunan berat badan sampai failure to
thrive. Ditemukannya benjolan-benjolan subkutis terutama di daerah kepala atau
proptosis dan ekimosis periorbita, merupakan gambaran penyakit yang lanjut
atau metastasis.
Kadar vanillyl mandelic acid (VMA) ialah suatu derivat katekolamin
biasanya meningkat dan dapat ditemukan dalam urin penderita.
Pemeriksaan foto polos abdomen tidak jarang dapat ditemukan tanda-
tanda perkapuran dalam massa tumor dan pada pielografi intravena biasanya
sistem pelviokalises masih baik hanya letaknya berubah. Pemeriksaan USG dan
CT scan dapat lebih mengetahui perluasan tumor dan metastasis.
Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologis tumor,
kadang-kadang diperlukan pemeriksaan imunohistokimia seperti neurofilament,
synaptophysin dan neuron specific enolase (NSE)
Pada stadium lanjut dapat ditemukan kelompok-kelompok metastasis
neuroblastoma dalam sumsum tulang.
B. Etiologi
Penyebab terjadinya tumor abdomen karena terjadinya pembelahan sel
yang abnormal. Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya
penyimpangan dalam bentuk dan fungsi autonominya dalam perubahan
kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis. Banyak
kondisi yang menimbulkan tumor abdomen. Secara garis besar, keadaan tersebut
dapat dikelompokkan dalam lima hal yaitu :
1. Proses peradangan bacterial – kimiawi
2. Obstruksi mekanis : seperti pada volvulus, hernia atau pelengketan.
3. Neoplasma/tumor : karsinoma, polypus atau kehamilan ektopik.
4. Kelainan vaskuler : emboli, tromboemboli, perforasi dan fibrosis.
5. Kelainan kongenital.
Adapun penyebab tumor abdomen akut :
a. Kelainan traktus gastrointestinal : nyeri non-spesifik, appendicitis, infeksi
usus halus dan usus besar, hernia strangulate, perforasi ulkus peptic, perforasi
usus, diverticulitis meckel, sindrom boerhaeve, kelainan inflamasi usus,
indrom Mallory weiss, gatroienteritis, gastritis akut, adenitis mesenterika.
b. Kelainan pancreas : pancreatitis akut.
c. Kelainan traktus urinarius : kolik renal atau ureteral, pielonefritis akut, sistisis
akut, infark renal.
d. Kelainan hati, limpa, dan traktus biliaris : kolestitisis akut kolangitis akut,
abses hati, ruptur tumor hepar ruptur spontan limpa, kolik bilier, hepatitis
akut.
e. Kelainan ginekologi : kehamilan ektopik terganggu, tumor ovarium,
salpingitis akut, dismenorea, endometriosis.
f. Kelainan vaskuler : ruptur aneurisma aorta dan visceral, iskemia kilitis akut,
trombosis mesenterika.
g. Kelainan peritoneal : abses intraabdomen, peritonitis primer, peritonitis TBC.
h. Kelainan retroperitoneal : perdarahan retroperitoneal. (Ibnu Zainal Ar-rosyad,
2010)
C. Patofisiologi
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah
oleh mutasi ganetic dari DNA selular. Sel abormal ini membentuk kolon dan
berpopliferasi secara abnormal, mengatakan sinyal mengatur pertumbuhan dalam
lingkungan sekitar sel tersebut.
Sel-sel eoplasma mendapat energi terutama dari anaerob karena
kemanpuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang
lengkap atau oksidasi. Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan
berkembang biak yang membutuhkan energi untuk anabolisme daripada untuk
berfungsi yang menghasilkan energi dengan jalan katabolisme.
Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk
protioplasma dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat
mengalahkan sel-sel ormsl dalam mendapatkan bahan-bahan tersebut. (Kusuma,
Budi drg. 2001).
Ketika dicapai suatu tahap diman sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan
terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi
jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah,
melalui pebuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke arah lain alam tubuh
untuk membentuk metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain.
Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti yang telah
digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab
tunggal: tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas dengan
penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa yang berbeda. (Smelstzer,
Suzanne C.2001).
D. Manifestasi Klinik
1. Hiperplasia
2. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
3. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal
dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic
kenyal atau lunak.
4. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor.
5. Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi epembuluh limfe.
6. Nyeri
7. Anoreksia, mual, muntah.
8. Penurunan berat badan.
E. Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas (PSMBA)
Perdarahan saluran cerna bahagian atas (didefinisikan sebagai
perdarahanyang terjadi di sebelah proksimal ligamentum Treitz pada duodenum
distal. Sebagian besar perdarahan saluran cerna bahagian atas terjadi sebagai
akibat penyakit ulkus peptikum (PUD, peptic ulcer disease) (yang disebabkan
oleh H. Pylori atau penggunaan obat-obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS)
ataualkohol). Robekan Mallory-Weiss, varises esofagus, dan gastritis merupakan
penyebab perdarahan saluran cerna bahagian atas yang jarang. (Dubey, S., 2008).
Perdarahan saluran cerna bahagian atas dapat bermanifestasi klinis
mulaidari yang seolah ringan, misalnya perdarahan tersamar sampai pada
keadaan yang mengancam hidup. Hematemesis adalah muntah darah segar
(merah segar) atau hematin (hitam seperti kopi) yang merupakan indikasi adanya
perdarahan saluran cerna bagian atas atau proksimal ligamentum Treitz.
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA), terutama dari duodenum dapat
pula bermanifestasi dalam bentuk melena. Hematokezia (darah segar keluar
peranum) biasanya berasal dari perdarahan saluran cerna bagian bawah (kolon).
Maroon stools (feses berwarna merah hati) dapat berasal dari perdarahan kolon
bagian proksimal (ileo-caecal) (Djojoningrat, D., 2006).
F. Etiologi
1. Kelainan esofagus
a. Varises esofagus
Secara panendoskopi pada 277 penderita saat mereka masuk rumah
sakit, ternyata 152 penderita saat mereka masuk rumah sakit, ternyata 152
penderita diantaranya sebagai penyebab perdarahan adalah pecahnya
farises esofagus. Beberapa kasus diantaranya masih memperlihatkan
perdarahan segar yang berasal dari pecahnya varises di sepertiga bawah
esofagus.
Varises esofagus ditemukan pada penderita serosis hati dengan
hipertensi portal. Sifat perdarahan yang ditimbulkan ialah muntah darah
atau hematemesis biasanya mendadak dan massif, tanpa didahului perasaan
nyeri epigastrium. Darah yang keluar berwarna kehitam hitaman dan tidak
akan membeku, karena sudah tercampur dengan asam lambung. Setelah
hematemesis selalu disusul dengan melena.
b. Karsinoma esophagus
Karsinoma esofagus sering memberikan keluhan melena daripada
hematemesis. Pada penendoskopi jelas terlihat gambaran karsinoma yang
hampir menutup esofagus dan mudah berdarah terletak di sepertiga bawah
esofagus.
c. Sindrom Mallory-weiss
Muntah muntah yang hebat mungkin dapat mengakibatkan rupture
dari mukosa dan submukosa pada derah kardia atau esofagus bagian
bawah, sehingga timbul perdarahan.
Karena laserasi yang aktif disertai ulserasi pada daerah kardia dapat
timbul perdarahan yang massif. Timbulnya laserasi yang akut tersebut
dapat terjadi sebagai terlallu sering muntah-muntah yang hebat, sehingga
tekanan intraabdominal meningkat, yang dapat mengakibatkan pecahnya
arteri submukosa esofagus atau kardia.
d. Esofagitis dan tukak esophagus
Esofagitis bila sampai menimbulkan perdarahan lebih sering
bersifat intermitten atau kronis dan biassanya ringan, sehingga lebih sering
timbul melena daripada hematemesis.Tukak esofagus jarang sekali
mengakibatkan perdarahan jika dibandingkan dengan tukak lambung dan
duodenum.
2. Kelainan di lambung
a. Gastritis erosive hemoragika
Sebagai penyebab terbanyak dari gastritis erosive hemoragika ialah
obat-obatan yang dapat menimbulkan iritasi pada mukosa lambung ialah
obat-obatan yang dapat menimbulakan iritasi pada mukosa lambung atau
obat yang dapat merangsang timbulnya tukak. Misalnya beberapa jam
setelah minum aspirin, obat bintang tujuh dan lain-lain. Obat-obatan
seperti itu termasuk golongan salisilat yang menyebabakan iritasi dan
dapat menimbulkan tukak multiple yang akut dan dapat disebut golongan
obat ulserogenic drugs. Beberapa obat lain yang juga dapat menyebabkan
hematemesis ialah; golongan kortikosteroid, butazolidin, reserpin, alcohol
dan lain-lain. Golongan obat ini dapat mengakibatkan hiperaseditas.
Berdasarkan anamnesa dari penderita sebagai penyebab dari
gastritis erosive hemoragika antara lain; setelah pasien meminum obat
aspirin, naspro, cap bintang tujuh dll. Sifat hematemesis tidak massif dan
timbulnya setelah berulang kali minum obat-obatan tersebut yang disertai
dengan rasa nyeri, pedih diulu hati.
b. Tukak lambung
Tukak lambung lebih sering menimbulkan perdarahan terutama
yang terletak di angulus dan prepilorus dibandingkan dengan tukak
duedeni dengan perbandingan 23,7%:19,1%. Tukak lambung yang besifat
akut biasanya dangkal dan multiple yang dapat digolngkan sebagai erosi.
Umumnya tukak ini disebabkan oleh obat-obatan, sehingga timbul
gastritis erosive hemoregika.
Pedarahan dapat juga terjadi pada penderita yang pernah
mengalami gastrektomi, yaitu adanya tukak di daerah anastomose. Tukak
seperti ini dinamakan tukak marginalis atau tukak stomal.
c. Karsinoma lambung
Insidensi karsinoma lambung di Indonesia sangat jarang, yang
umunya datang berobat sudah dalam fase lanjut dan sering mengeluh rasa
pedih, nyeri diulu hati, serta merasa lekas kenyang, badan menjadi lemah.
Jarang sekali mengalami hematemesis, tetapi sering mengeluh buang air
besar hitam pekat (melena).
3. Kelainan di duodenum
a. Tukak duedeni
Tukak duedeni yang menyebabkan perdarahan secara panendoskopi
terletak di bulbus, ditemukan 6 kasus. Empat kasus diantaranya dengan
keluhan utama hematemesis dan melena, sedangkan dua kasus lainnya
mengeluh melena saja. Sebelum timbul perdarahan, semua kasus mengeluh
merasa nyeri dan perih di perut bagian atas agak ke kanan. Keluhan ini juga
dirasakan waktu tengah malam sedang tidur pulas, sehingga terbangun.
Untuk mengurangi rasa nyeri dan pedih, penderita makan roti mari atau
minum susu.
b. Karsinoma Papila Vaterii
Karsinoma papilla vaterii merupakan penyebab dari karsinoma di
ampula, menyebabkan penyumbatan saluran empedu dan saluran pancreas
yang pada umumnya sudah dalam fase lanjut. Gejala yang ditimbulkan
selain kolestatik ekstrahepatal, juga dapat menyebabkan timbulnya
perdarahan. Perdarahan yang terjadi lebih bersifat perdarahan tersembunyi
(occult bleeding), sangat jarang timbul hematemesis.
G. Gejala Klinis
Gejala klinis perdarahan saluran cerna, ada 3 gejala khas, yaitu:
1. Hematemesis
Muntah darah dan mengindikasikan adanya perdarahan saluran cerna atas,
yang berwarna coklat merah atau “coffee ground”.
2. Hematochezia
Keluarnya darah dari rectum yang diakibatkan perdarahan saluran cerna
bahagian bawah, tetapi dapat juga dikarenakan perdarahan saluran cerna
bahagian atas yang sudah berat.
3. Melena
Kotoran (feses) yang berwarna gelap yang dikarenakan kotoran bercampur
asam lambung; biasanya mengindikasikan perdarahan saluran cerna bahagian
atas, atau perdarahan daripada usus-usus ataupun colon bahagian kanan dapat
juga menjadi sumber lainnya. (Porter, R.S., et al., 2008) Disertai gejala
anemia, yaitu: pusing, syncope, angina atau dyspnea. (Laine, L., 2008).
BAB III
PELAKSANAAN ASUHAN GIZI KLINIK
STUDI KASUS
Tn. M berusia 66 tahun datang dengan keluhan nyeri perut, dan lemas, pasien rujukan
RSUD Lhokseumawe. Keluhan ini dirasakan ± 6 bulan yang lalu. Pasien juga nyeri
perut yang dirasakan sejak 3 bulan ini, pasien mengeluhkan seperti ada benjolan
diperut kiri, benjolan tersa keras dan kadang-kadang dirasakan nyeri. Riwayat BAB
cair, dan penurunan berat badan dan tidak nafsu makan. Pasien mengatakan tidak
mempunyai riwayat penyakit lain. Sebelum sakit, pasien memiliki riwayat merokok,
dalam 1 hari pasien bisa menghabiskan ½ bungkus rokok. TD 99/62 mmHg, nadi
80x/menit, suhu, 36,5oC, pernafasan 24x/menit. Pasien didiagnosa menderita massa
intra abdomen dan susp. PSMBA (Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas).
Hasil Recall Hari 1 (17/03/2015)
Pagi : Nasi 2 sdm (20 gr)
Snack : donat ½ ptg (30 gr)
Siang : Nasi 2 sdm (20 gr)
Snack : Pisang 1 buah (60 gr)
Malam : Nasi 2 sdm (20 gr)
Apel ¼ ptg (22 gr)
Hasil Recall Hari II (18/03/2015)
Hasil Recall Hari III (19/03/2015)
1. Gambaran Umum Pasien
Nama Pasien : Tn. M
Umur : 66 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat Badan : 53 kg
Tinggi Badan : 158 cm
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal Masuk RS : 14 Maret 2015
Diagnosa Medis : Tumor Intra Abdomen + Susp. PSMBA
Terapi Diet yang diberikan :
Tanggal menjadi kasus : 17 Maret 2015
2. Proses Asuhan Gizi Terstandar
2.1 Assessment Gizi
A. Riwayat Gizi
- Asupan Makanan
a. Jumlah makanan: pasien biasanya makan dengan porsi biasa 100-
200 gram per hari.
b. Jenis makanan: jenis makanan yang biasanya dikonsumsi adalah
nasi, dengan berbagai lauk hewani yang biasanya dikonsumsi
seperti telur, daging, ayam dan ikan yang bervariasi
c. Pola makan/snack: kebiasaan makan teratur 3 kali sehari dengan 1-2
kali selingan dan kadang-kadang tanpa selingan
d. Kesukaan makanan: tpasien menyukai segala jenis makanan, pasien
juga tidak meiliki pantangan atau alergi terhadap makanan tertentu.
e. Recall makanan selama dirumah sakit
Zat Gizi 17/03/2015 18/03/2015 19/03/2015 Rata-rata Asupan Zat Gizi
Energi 257 kkalProtein 3,6 grLemak 6,9 gr
KH 46,1 gr
B. Data Biokimia
Jenis Pemeriksaan
Satuan Hasil pemeriksaan Nilai Rujukan17/03/2015
Hemoglobin g/dl 10,6 14,0-17,0Hematokrit % 32 45-55
Eritrosit 106/mm3 4 4,7-6,1Leukosit 103/mm3 70,6 4,5- 10,5
Trombosit 103/mm3 121 150-400Netrofil segmen % 7 50-70
limfosit % 78 20-40%monosit % 14 2-8
C. Antropometri
BB : 53 kg
RL : 160 cm
Rumus rentang lengan = 118,24 + (0,28 x RL) – (0,07 x U)
= 118,24 + (0,28 x 160) – (0,07 x 66)
= 118,24 + 44,8 – 4,62
= 158,42 cm
BBI = 58 kg
IMT = BBA/(TB m)2
= 53 kg/(1,58 m)2 = 21,2 (normal)
*Kategori IMT dan status gizi
- < 17,0 = sangat kurus
- 17,0-18,4 = kurus
- 18,5-25,0 = normal
- 25,1-27,0 = overweight
- > 27,0 = obesitas
Sumber: Depkes RI, 2003
D. Fisik dan Klinis
TD = 99/62 mmHg
N = 80x/menit
RR = 24x/menit
T = 36,5oC
E. Riwayat Personal
Riwayat ObatSosial budayaRiwayat penyakit Riwayat penyakit dulu : -
Merasakan nyeri perut sejak 6 bulan yang lalu, dan lemas.
Riwayat penyakit sekarang:nyeri perut yang diraskan sejak 3 bulan ini, pasien mengeluhkan seperti ada benjolan diperut kiri, benjolan terasa keras dan kadang-kadang dirasakan nyeri.
Data umum pasien - Usia 66 tahun- Laki-laki
2.2 Nutritional Diagnosis
Domain Asupan
Problem Etiologi Symphtom Asupan energi dan zat gizi yang tidak adekuat
Berkaitan dengan penurunan nafsu makan
Ditandai dengan asupan energi
Domain Klinis
Problem Etiologi Symphtom Perubahan nilai lab terkait gizi
Berkaitan keadaan umum pasien yang lemas
Ditandai dengan kadar Hb 10,6 g/dl (rendah)
Domain Perilaku
Problem Etiologi Symphtom Kebiasaan hidup yang buruk
Berkaitan dengan riwayat merokok sebelum pasien sakit
Ditandai dengan kebiasaan merokok ½ bungkus per hari
2.3 Intervention
Tujuan Diet:
a. Memberikan cukup energi untuk mempertahankan berat badan normal
b. Memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sesedikit mungkin
meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses dan tidak
merangsang saluran cerna
c. Menormalkan kadar Hemoglobin pasien, agar pasien tidak lemas dan
pucat dengan cara memberikan edukasi terkait tentang makanan sumber
zat besi.
d. Menormalkan tekanan darah pasien dalam batas normal.
Preskripsi Diet
a. Jenis Diet : Diet Rendah Sisa II
b. Bentuk : Makanan Lunak
c. Frekuensi : 3 kali makanan utama dan 1-2 kali makanan selingan
d. Rute Makanan : Oral
Syarat Diet
a. Energi sesuai dengan kebutuhan.
b. Protein cukup yaitu 15% dari kebutuhan energi total.
c. Lemak sedang yaitu 20% dari kebutuhan energi total.
d. Karbohidrat cukup yaitu sisa kebutuhan energi total.
e. Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam
dan berbumbu tajam.
f. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu
panas dan tidak terlalu dingin.
g. Makanan sering diberikan dalam porsi kecil.
Perhitungan Kebutuhan Gizi
BMR = 10 W + 6,25 H – 5 A + 5
= 10 x 58 + 6,25 x 158 – 5 x 66 + 5
= 580 + 987,5 – 330 +5
= 1232,5 kkal
SDA = 10/100 x 1232,5 = 123,25 + 1232,5 = 1356 kkal
Aktivitas = 10% = 10/100 x 1356 =135,6
F. Stres = 15% = 15/100 x 1356 = 203,4
TEE = SDA + Aktivitas + F. Stres
= 1356 + 135,6 + 203,4 = 1695 kkal
Protein = 15% = 15/100 x 1695/4 = 63,5 gr
Lemak = 20% = 20/100 x 1695/9 = 38 gr
KH = 65% = 65/100 x 1695/4 = 275,4 gr
Asupan Parenteral
Tabel Persentase Asupan dengan Kebutuhan
Zat Gizi
% Asupan Kebutuhan Rata-Rata % Asupan
Kat.17/3/15 % 18/3/15 % 19/3/15 %
Energi 257 kkal 15% 1695 kkalProtein 3,6 gr 5,6% 63,5 grLemak 6,9 gr 18% 38 gr
KH 46,1 gr 17% 275,4 gr
Keterangan : Kategori berdasarkan KGA
Sangat tinggi : >115%
Tinggi : 106-115%
Sedang : 95-105%
Cukup : 85-94%
Rendah : <85%
2.4 Monitoring dan Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Ferinable, 2014. Tumor Intra Abdomen
https://www.scribd.com/doc/220672709/TUMOR-INTRA-ABDOMEN-TIA
Mitha, 2012. Asuipan Keperawatan “Tumor Abdomen”.
http://thamitablog.blogspot.com/
Frimadinie, Restantie, 2013. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Dengan Tumor Intra Abdomen Di Ruang A2 Rumah Sakit Dr.
Kariadi Semarang. Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Michael, Irfan, 2013. Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas (PSMBA).
irfanmichael.blogspot.com/2013/10/psmba.html
Yeni, Hervita, 2013. PSMBA.
https://www.scribd.com/doc/151604942/PSMBA
Ar-rosyad, Ibnu Zainal, 2010. Keperawatan Abdomen; Tumor Abdomen.
http://keperawatanabdomen.blogspot.com/2010/03/hipoplasia-dan-
agenesis.html