Upload
dwi-midaningsih
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/30/2019 LAPORAN KUNJUNGAN-baru
1/10
LAPORAN KUNJUNGAN
RSUD WATES KULON PROGO
Hari, tanggal : Kamis, 31 Mei 2012
Waktu : 08.00 selesai
Lokasi : RSUD Wates
Materi : PTPSP
A. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengelolaan limbah medis
dengan menggunakan insenerator.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengelolan limbah medis dan
non medis di RSUD Wates.
B. Dasar teori
Pengertian limbah rumah sakit berdasarkan Kepmenkes RI No
1204/MENKES/SK/X/2004:
a. Limbah rumah sakit adalah semua sampah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit baik dalam bentuk padat, cair, maupun gas.
b. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang
berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri
dari sampah medis dan non medis.
c. Limbah medis rumah sakit adalah limbah yang terdiri dari limbah
infeksius, cototoksik, radioaktif, farmasi, kimiawi, patologi, benda
tajam, container bertekanan dan sampah dengan kandungan
logam berat yang tinggi.
d. Incenerator merupakan suatu alat yang berupa tungku pembakaran
dengan suhu tinggi yang dihasilkan dari kompor (burner) serta
menggunakan bahan bakar minyak tanah/ solar serta tiupan
oksigen melalui blower, agar pembakaran dapat maksimal, arang
ringan/ abu yang lolos dari pembakaran akan dibakar lagi oleh
7/30/2019 LAPORAN KUNJUNGAN-baru
2/10
burner sebelum keluar dari cerobong asap dan sisa abu sempurna
dikeluarkan secara manual.
C. Kebijakan
1. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia tahun 2003.
2. Kep. Menkes No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
D. Teknisi di RSUD Wates
Pembakaran dilakukan pada malam hari karena asap mengikuti
angin laut dimana pada malam hari angin menuju ke laut yaitu ke arah
selatan. Hal ini disebabkan di bagian utara rumah sakit merupakan
permukiman penduduk dan di bagian selatan rumah sakit merupakan
persawahan sehingga apabila asap hasil pembakaran dari incenerator
mengarah ke selatan tidak berpengaruh pada penduduk di sekitar
rumah sakit.
Rata
rata jumlah limbah medis 40-100 kg perhari yang dibakar.
Dan untuk abu sisa pembakaran 5% dari jumlah limbah medis yang
dibakar, kemudian dimanfaatkan untuk pembuatan corblok (misalnya
tutup septictank).
E. Prosedur kerja/ materi
a. Limbah medis
1) Pemilihan antara limbah padat (sampah) medis dan non
medis dilakukan pada sumbernya yaitu pada unit penghasil/
bangsal.
2) Tempat sampah medis berwarna kuning dan diberi kantong
plastik berwarna kuning.
3) Sampah medis yang berada di dalam bangsal selanjutnya
ditempatkan di luar bangsal dengan kondisi rapat yang
selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan.
7/30/2019 LAPORAN KUNJUNGAN-baru
3/10
4) Sebelum dibakar dilakukan penimbangan dan pencatatan
terhadap limbah yang akan dibakar.
5) Selanjutnya dimasukkan ke dalam incenerator.
6) Pengaturan waktu, pengecekan bahan bakar sebelum
pengoperasian incenerator.
7) Membersihkan lantai incenerator dengan menggunakan
desinfektan.
8) Pengoperasian incenerator.
b. Incenerator
1) Pergunakanlah APD sebelum memulai kegiatan.
2) Timbang dan masukkan limbah padat medis ke dalam tungku
incenerator.
3) Periksa isi tangki bahan bakar.
4) Periksa tangki air pada ruang cerobong asap.
5) Atur suhu dan waktu pembakaran pada panel box.
6) Nyalakan saklar listrik.
7) Incenerator akan bekerja sesuai dengan waktu yang akan
diatur.
8) Burner incenerator akan mati dengan sendirinya sesuai
dengan waktu yang akan diatur.
9) Biarkan mesin blower tetap hidup hingga suhu di dalam
incenerator turun.
10) Matikan mesin blower.
11) Diamkan incenerator hingga dingin.
12) Buka incenerator untuk mengetahui pembakaran tuntas atau
belum bila belum ulangi pembakaran
7/30/2019 LAPORAN KUNJUNGAN-baru
4/10
c. Desain Insenerator
F. Uraian Kegiatan di Lokasi
RSUD Wates terletak di Jalan Tentara Pelajar, Wates, Kulon
Progo, Yogyakarta. Rumah sakit tersebut mengelola sampah padat
dengan menggunakan alat incenerator dan sisanya bekerjasama
dengan pihak lain untuk di jual. RSUD Wates menghasilkan sampah
padat sebanyak 40-100 kg/hari. Sumber limbah padat yang dihasilkan
di RSUD Wates berasal dari:
Ruang rawat inap (yang terdiri dari ruang Wijaya Kusuma (syaraf),
anggrek (bedah), bougenvil (penyakit dalam), cempaka (anak), PK
(kebidanan), kenanga (kebidanan), melati dan dahlia (VIP)), ICU, HD
(cuci darah), IGD, ruang operasi, poliklinik, THT, polianak, poligigi
Mendengarkan penjelasan penggunaan insenerator sebagai alat
untuk megelola limbah medis di RSUD Wates, dimana materi
dijelaskan oleh bapak Sapto Prasetyo.
Pengelolaan sampah padat di RSUD Wates dibagi menjadi 2,
sampah medis dan non medis Pengolahan dimulai dari tiap bangsal,
Burner awalBurnerpartikel
Blower
Abu
Tangkiair
Cerobongasap
7/30/2019 LAPORAN KUNJUNGAN-baru
5/10
yaitu pemilahan limbah medis dan non medis. Pemilahan sampah ini
dilakukan di masing-masing unit bangsal kemudian diangkut oleh
kelompok kebersihan. Untuk limbah medis dimasukkan dalam kantong
plastik kuning dan untuk limbah non medis dimasukkan ke dalam
kantong plastik hitam. Untuk limbah medis, dilakukan pendataan isi
limbah yang ada di setiap kantong. Bangsal-bangsalnya antara lain :
Ruang rawat inap (yang terdiri dari ruang Wijaya Kusuma (syaraf),
anggrek (bedah), bougenvil (penyakit dalam), cempaka (anak), PK
(kebidanan), kenanga (kebidanan), melati dan dahlia (VIP)), ICU, HD
(cuci darah), IGD, ruang operasi, poliklinik, THT, polianak, poligigi.
Sampah non medis diangkut dengan gerobak oleh petugas
kebersihan dan dibuang di Tempat Penampungan Sementara (TPS).
Selanjutnya oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo
sampah yang ada di TPS diangkut dan dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA). Sampah medis, sebelum dibakar dalam
incenerator ditimbang dan dicatat terlebih dahulu.
No. Kegiatan Syarat Teknis di RS Keterangan
1. Penimbunan a. Penimbulan limbah
medis dari bangsal-
bangsal di RS.
b. Disetiap bangsal
dilakukan
pemilahan antara
limbah medis dan
non medis.
c. Untuk limbah
medis dimasukkan
dalam kantong
plastik kuning.
Kecuali limbah
medis berupa
a. Limbah non
medis
timbulannya 0,5
m3 /hari.
b. Limbah medis
timbulannya 40-
100 kg/hari.
7/30/2019 LAPORAN KUNJUNGAN-baru
6/10
jarum, dibuang
dalam safety box.
d. Untuk limbah non
medis dimasukkan
ke dalam kantong
plastik hitam.
2. Penyimpanan Penyimpanan
dilakukan hanya untuk
limbah padat yang
berbentuk botol.
Penyimpanan limbah
non medisdi TPS
RSUD Wates.
Dilakukan
pemilahan sampah.
3. Pengumpulan Pengumpulan sampah
medis langsung
diletakkan di
insenerator.
Dilakukan setiap
hari, pagi dan siang.
4. Pengangkutan a. Pengangkutan
dilakukan oleh
kelompok
kebersihan
menggunakan
gerobak yang
berjumlah 1 buah
untuk mengangkut
limbah medis dan
non medis.
b. APD yang
digunakan oleh
kelompok
a. Limbah non
medis
langsung
diangkut ke
TPS untuk
kemudian
diangkut oleh
petugas
kebersihan
dari Dinas
PU ke TPA.
b. Limbah
medis
7/30/2019 LAPORAN KUNJUNGAN-baru
7/10
kebersihan adalah
sepatu boot dan
masker.
diangkut ke
insinerator.
5. Pengolahan a. Limbah medis
yang masuk
insinerator,
sebelumnya
ditimbang
kemudian
dibakar setiap
harinya.
b. Penggunaan
insinerator bilik
tunggal belum
mempunyai ijin
pengoperasian
insinerator
karena proses
perijinannya
sulit
Pembakaran limbah
medis biasanya
dilakukan pada sore
hari karena saat
pagi hari arah angin
menuju bangsal
pasien.
6. Pembuangan
akhir
Sisa abu hasil
pembakaran
dikumpulkan dan
ditanam di lingkungan
RSUD Wates.
Menuggu alat
insenerator dingin
sehingga abu bisa
di ambil.
7/30/2019 LAPORAN KUNJUNGAN-baru
8/10
G. Alur Pengelolaan Sampah
Bangsal
Pemilahan sampah
Medis
Penimbangan
dan pencatatan
Masuk incenerator
Atur waktu
Cek bahan
Pembersihan lantai
Pengoperasian
Selesai
Abu Corblok
Non medis
Doorlop /
selasar
Kantong hitam
TPS
TPA
7/30/2019 LAPORAN KUNJUNGAN-baru
9/10
1. Manfaat
a. Menghindari atau memperkecil terjadinya kecelakaan kerja dan
gangguan penyakit yang disebabkan oleh limbah padat medis.
b. Menciptakan lingkungan RSUD yang bersih dan sehat.
c. Dengan cara kerja seperti ini diharapkan tidak menimbulkan
pencemaran lingkungan.
2. Pemeliharaan
a. Sebelum pengoperasian incenerator selalu dilakukan
pembersihan lantai dengan menggunakan desinfektan.
b. Uji emisi dilakukan 6 bulan sekali dengan pengambilan sampel
pada cerobong asap.
c. Uji penggunaan insenerator sebelum pemakaian pertama.
d. Pemeliharaan rutin pengisian bahan bakar solar seminggu sekali
dengan mengisi penuh tangki bahan bakar.
e. Merehab insenerator.
f. Batu bata disemen.
g. Pembersihan/ pengambilan abu sebulan sekali/ saat penuh agar
abu tidak naik ke atas akibat blower.
H. Pembahasan
Bahwa di RSUD Wates tidak hanya membakar limbah medis
padat dari RSUD Wates sendiri, tetapi menerima limbah medis padat
dari berbagai unit di luar RSUD seperti: bidan praktik, dokter spesialis,
dan lainnya. Harga per kilo limbah medis yang akan diinsenerasi
sebesar Rp. 10.000,-.
Operasional insenerator di RSUD Wates belum memiliki ijin
operasional karena untuk perizinan operasionalnya sangat sulit.
7/30/2019 LAPORAN KUNJUNGAN-baru
10/10