15
LAPORAN MIKROBIOLOGI LANJUT ANTIBIOTIK Oleh : Nama : Gaestro Orly Hariyono NIM : 1137020022 Semester/Kelas : 4/A Kelompok : 3 (tiga) Dosen : Ukit Asissten Dosen : Siti Tanggal Praktikum : 16 April 2015 Tanggal pengumpulan : 23 April 2015 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Laporan Mikrobiologi Lanjut Antibiotik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Biologi Mikro

Citation preview

Page 1: Laporan Mikrobiologi Lanjut Antibiotik

LAPORAN MIKROBIOLOGI LANJUT

ANTIBIOTIK

Oleh :

Nama : Gaestro Orly Hariyono

NIM : 1137020022

Semester/Kelas : 4/A

Kelompok : 3 (tiga)

Dosen : Ukit

Asissten Dosen : Siti

Tanggal Praktikum : 16 April 2015

Tanggal pengumpulan : 23 April 2015

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2015

Page 2: Laporan Mikrobiologi Lanjut Antibiotik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui luas hambatan pertumbuhan mikroba uji

yang disebabkan oleh zat baku standard an zat yang diuji

1.2 Tinjauan Pustaka

Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang

mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme,

khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya berkaitan

dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika

juga digunakan sebagai alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotika bekerja

seperti pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya saja

targetnya adalah bakteri. Antibiotika berbeda dengan desinfektan karena cara kerjanya.

Desinfektan membunuh kuman dengan menciptakan lingkungan yang tidak wajar bagi

kuman untuk hidup (Schlegel, et al, 1994).

Tidak seperti perawatan infeksi sebelumnya, yang menggunakan racun seperti

strychnine, antibiotika dijuluki "peluru ajaib": obat yang membidik penyakit tanpa melukai

tuannya. Antibiotik tidak efektif menangani infeksi akibat virus, jamur, atau nonbakteri

lainnya, dan setiap antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis

bakteri. Ada antibiotika yang membidik bakteri gram negatif atau gram positif, ada pula yang

spektrumnya lebih luas. Keefektifannya juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan

antibiotik mencapai lokasi tersebut (Schlegel, et al, 1994).

Bakteri Gram positif meliputi bakteri koken (streptokokus, stafilokokus), basilus

(saprofit), spiral (treponema dan leptospira), batang (korinebakteria) dan lain-lain. Untuk

bakteri Gram positif ini, antibiotika pilihan utama adalah penisilin spektrum sempit (asalkan

tidak ada resistensi karena produksi enzim penilisinase). Penisilin spektrum luas, eritromisin,

sefalosporin, mempunyai aktifitas anti bakteri  terhadap golongan Gram positif , tetapi tidak

sekuat penisilin spektrum sempit di atas (Pelczar dan Chan, 1988).

Bakteri gram negatif  termasuk koken (N. gonorrhoeae, N. meningitidis atau

pnemokokus), kuman-kuman enterik (E.coli, klebsiela dan enterobakter), salmonela, sigela,

Page 3: Laporan Mikrobiologi Lanjut Antibiotik

vibrio, pseudomonas, hemofilus dan lain-lain. Untuk bakteri-bakteri kelompok ini, pilihan

antibiotik dapat berupa penisilin spektrum luas, tetrasiklin, kloramfenikol, sefalosporin dan

lain-lain. Sebagai contoh, antibiotik pilihan untuk kuman vibrio adalah tetrasiklin, untuk

salmonela adalah kloramfenikol, untuk hemofilus adalah kloramfenikol (Pelczar dan Chan,

1988).

Antibiotika sudah banyak digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan berbagai

penyakit terutama penyakit infeksi. Akan tetapi akibat pemakaian yang tidak rasional dan

pemakaian yang tidak tuntas dari antimikroba malah dapat membahayakan bagi pasien.

Bakteri penyebab penyakit ini dapat menjadi resistensi terhadap pengobatan dengan

antimikroba. Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman atau

juga untuk prevensi infeksi, misalnya pada pembedahan besar (Gibson, 1996).

Uji potensi antibiotika secara mikrobiologik adalah suatu teknik untuk menetapkan

suatu potensi    antibiotika dengan mengukur efek senyawa tersebut terhadap pertumbuhan

mikroorganisme uji yang peka dan sesuai. Efek yang ditimbulkan pada senyawa uji dapat

berupa hambatan pertumbuhan (Pelczar dan Chan, 1988).

Eksplorasi Actinomycetes terutama genus Streptomyces telah banyak mendapatkan

banyak jenis antibiotik, tetapi eksplorasi untuk mendapatkan spesies-spesies Streptomyces

baru untuk mendapatkan antibiotik baru tetap dilakukan dan ternyata memang menghasilkan.

Eksplorasi tersebut tetap dilakukankarena ada faktor resistensi kuman terhadap antibiotik

yang telah ada. Lebih dari 90 % antibiotik yang dihasilkan dari berbagai spesies

Streptomyces digunakan untuk terapi penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Tetapi,

karena adanya resistensi bakteri yang timbul akibat adanya mutan-mutan baru, maka sering

mengakibatkan antibiotik tidak bisa digunakan sesuai dosis yang dianjurkan. Antibiotik tidak

efektif lagi dalam dosis anjurannya. Apabila dipaksakan tetap menggunakan dosis di atas

dosis anjurannya, dikhawatirkan akan mengakibatkan efek samping yang tidak dikehendaki.

Efeknya dapat menyebabkan nyeri perut, demam, pembengkakan hati, berkurangnya sekresi

ginjal, dan lain-lain (Ganiswara, 1995)

Pertumbuhan dan pengerasan bakteri-bakteri dipengaruhi oleh berbagai macam zat

kimia dalam lingkungan karena pengaruh zat kimia, maka bakteri seperti bergerak menuju

atau menjauhi zat kimia itu. Peristiwa. Bila bakteri-bakteri itu tertarik dan bergerak menuju

kearah zat kimia kita sebut chemotaxis (+) dan sebaliknya kita sebut chemotaxis (-). Bakteri-

Page 4: Laporan Mikrobiologi Lanjut Antibiotik

bakteri yang tidak bergerak, peretumbuhan koloninya dapat dipengaruhi oleh zat-zat kimiab

peristiwa itu disebut chemotropis (Katzung, 2004).

Suatu bahan diklasifikasikan sebagai antibiotika apabila (Gibson, 1996) :

a. Bahan tersebut merupakan produk metabolisme (alami maupun sintesis).

b. Bahan tersebut adalah produk sintesis yang dihasilkan sebagai analog struktur suatu

antibiotika yang terdapat di alam.

c. Bahan tersebut mengantagonis pertumbuhan atau keselamatan suatu spesies

mikroorganisme atau lebih.

d. Bahan tersebut efektif dalam konsentrasi rendah.

Secara umum antibiotika terbagi atas (Budiyanto, 2004) :

a. Penisilin, Penisilin-G dan turunannya bersifat bakterisid terhadap terutama kuman

Gram-positif (khususnya Cocci) dan hanya beberapa kuman Gram-negatif. Contohnya

: Benzilpenisilin, Fenoksimetilpenisilin Kloksasilin, Asam Klavulanat, Ampisilin.

b. Sefalosporin, Spektrum kerjanya luas dan meliputi banyak kuman Gram-positif dan

Gram-negatif termasuk Escherichia coli. Berkhasiat bakterisid dalam fase

pembunuhan kuman, berdasarkan penghambatan sintesa peptidoglikan yang

diperlukan kuman untuk ketangguhan dindingnya. Contohnya : Sefaleksin,

Sefamandol, Sefouroksin, Sefotaksim, Seftazidim, Aztreonam.

c. Aminoglikosida, Aktivitasnya bakterisid, berdasarkan dayanya untuk mempenetrasi

dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Proses translasi (RNA

dan DNA) diganggu sehingga biosintesa proteinnya dikacaukan. Efek ini tidak saja

terjadi pada fase pertumbuhan juga bila kuman tidak membelah diri. Contohnya :

Streptomisin, Gentamisin, Amiksin, Neomisin Paromomisin.

d. Tetrasiklin, Mekanisme kerja berdasarkan diganggunya sintesa protein kuman.

Spectrum kerjanya luas dan meliputi banyak cocci Gram-positif dan Gram-negatif

serta kebanyakan bacilli, kecuali pseudomonas dan proteus. Contohnya : Tetrasiklin,

Doksisiklin,

e. Makrolida dan linkomisin, Eritromisin bekerja bakteriostatis terhadap terutama

bakteri Gram-positif, dan spectrum kerjanya mirip penisilin-G. Mekanisme kerjanya

melalui pengikatan reversible pada ribosom kuman, sehingga sintesis proteinnya

dirintangi. Contohnya : Eritromisin, Azitromisin, Spiramisin, Linkomisin.

Page 5: Laporan Mikrobiologi Lanjut Antibiotik

f. Polipeptida, Khasiatnya adalah bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya dan

kemampuannya untuk melekatkan diri pada membran sel bakteri, sehingga

permeabilitas sel meningkat dan akhirnya sel meletus. Contohnya : Polimiksin B,

Basitrasin, Gramsidin.

g. Antibiotika lainnya, Khasiatnya bersifat bakteriostatis terhadap enterobacter dan

Staphylococcus aureus berdasarkan perintangan sintesa polipeptida kuman.

Contohnya : Kloramfenikol, Vankomisin, Asam fusidat, Mupirosin, Spektinomisin.

Berdasarkan mekanisme kerjanya antimikroba dibagi dalam lima kelompok (Budiyanto,

2004) :

a. Antimikroba yang menghambat metabolisme sel mikroba

Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini adalah sulfonamid, trimetoprim,

asam p-aminosalisilat dan sulfon.

b. Antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel mikroba

Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah penisilin, sfalosforin, basitrasin,

vankomisin, dan sikloserin.

c. Antimikroba yang mengganggu keutuhan membran sel

Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah polimiksin, golongan polien serta

berbagai antimikroba kemoteraupetik, seperti antiseptik surface active agents.

d. Antimikroba yang menghambat sintesis protein sel mikroba

Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah golonbgangna aminoglikosid,

makrolid, linkimisin, tetrasiklin dan kloramfenikol.

e. Antimikroba yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba

Antimikroba yang termasuk kelompok ini ialah rimpisin dan golongan kuinolon.

Prosedur difusi-kertas cakram-agar yang distandardisasikan (metode Kirby-Bauer)

merupakan cara untuk menentukan sensitivitas antibiotik untuk bakteri. Sensitivitas suatu

bakteri terhadap antibiotik ditentukan oleh diameter zona hambat yang terbentuk. Semakin

besar diameternya maka semakin terhambat pertumbuhannya, sehingga diperlukan standar

Page 6: Laporan Mikrobiologi Lanjut Antibiotik

acuan untuk menentukan apakah bakteri itu resisten atau peka terhadap suatu antibiotik

(Katzung, 2004)

Page 7: Laporan Mikrobiologi Lanjut Antibiotik

BAB II

METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan

Alat Jumlah Bahan Jumlah

Tabung reaksi

Jarum Ose

Cawan petri

Labu erlenmeyer

Gelas ukur

Ketas cakram

Kertas silinder

Pipet ukur

Pinset

Pembakar bunsen

6 Tabung

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

4 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

Antibiotik uji

Akuadest steril

Medium NB

Medium NA

Secukupnya

Secukupnya

Secukupnya

Secukupnya

2.2 Cara Kerja

Zat uji (Antibiotik) ditimbang sebanyak 1g

Larutan induk Antibiotik di bagi

Setelah diencerkan zat dimasukkan kedalam tabung reaksi dengan konsentrasi

berbeda

Page 8: Laporan Mikrobiologi Lanjut Antibiotik

Kertas cakram dimasukkan kedalam cawan yang berisi zat antibiotik dengan berbagai

konsentrasi

Bakteri E. coli dan Streptococcus terlebih dahulu ditandai sebelum diberi kertas

cakram.

Cakram ditutup dan dikerjakan secara aseptik

Didiamkan selama 1 hari dan diamati

Hasil pengamatan

Page 9: Laporan Mikrobiologi Lanjut Antibiotik

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Pengamatan

Media Cair PDB atau NB

Nama bakteriNama Antibiotik

Penisilin Amoksilin cefiximeBasillus Stearothermophillus

      + +++ +      

Saccaromyces cereviceae       ++ - +++      Basillus Stearothermophillus

            ++ +++ +

Aspergilus niger             +++ ++ +

Aspergilus niger       ++ +++ ++++

Basillus Cereus       + + +Basillus Stearothermophillus

      +++ ++ +      

Seretia Sp       ++++ +++ ++      

Media Padat PDA atau NA

Nama bakteriNama Antibiotik

Penisilin Amoksilin cefiximeSaccaromyces cereviceae       - - -      Aspergilus niger 1cm 1cm 0,7 cm            

Seretia Sp             0 cm 0 cm0,7 cm

3.2 Pembahasan

Konsentrasi minimun penghambatan atau lebih dikenal dengan MIC (Minimum

Inhibitory Concentration) atau disebut dengan KHM adalah konsentrasi terendah dari

antibiotika atau antimikrobial yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba tertentu. Nilai

KHM adalah spesifik untuk tiap-tiap kombinasi dari antibiotika dan mikroba. KHM dari

sebuah antibiotika terhadap mikroba digunakan untuk mengetahui sensitivitas dari mikroba

terhadap antibiotika. Nilai KHM berlawanan dengan sensitivitas mikroba yang diuji. Semakin

rendah nilai KHM dari sebuah antibiotika, sensitivitas dari bakteri akan semakin besar. KHM

dari sebuah antibiotika terhadap spesies mikroba adalah rata-rata KHM terhadap seluruh

strain dari spesies tersebut. Strain dari beberapa spesies mikroba adalah sangat berbeda dalam

hal sensitivitasnya. 

Page 10: Laporan Mikrobiologi Lanjut Antibiotik

Kadar merupakan jumlah per satuan berat/volume. Potensi merupakan ukuran

kekuatan / daya hambat atau daya bunuh zat aktif terhadap mikroorganisme tertentu. Estimasi

dari potensi antibiotik melalui perbandingan langsung antara sampel (antibiotik uji) dengan

antibiotik standar yang telah disahkan penggunaannya, terkalibrasi dengan baik, dan umum

digunakan sebagai rujukan.

Pada praktikum kali ini dilakukan uji kadar hambat minimal dan uji potensi antibiotik

dengan menggunakan dua media, yaitu pada media padat dan cair. Pada media padat

digunakan kertas cakram yang ditetesi antibiotik dengan dosis tertentu sebagai indikator.

Pada media cair digunakan kekeruhan larutan sebagai indikator.

Pada media cair, terihat Seretia sp paling resistan terhadap amoxilin karena larutannya

cenderung keruh pada tiga konsentrasi. Sementara itu Basillus Stearothermophillus tidak

begitu tahan dengan amoxilin karena larutannya cenderung lebih terang dari bahan uji yang

lain. Ini membuktikan bahwa amoxilin lebih efektif pada bakteri Basillus

Stearothermophillus dibandingkan dengan Seretia sp. Aspergillus niger cenderung lebih

resistan terhadap cefixime daripada Bacillus cereus sehingga cefixime sangat efektif jika

digunakan sebagai antibiotik untuk Bacillus cereus dari pada untuk Aspergillus niger.

Pada media padat, Saccaromyces cereviceae resisten terhadp amoxilin pada berbegai

konsentrasi, sama seperti Seretia sp terhadap cefixime dalam konsentrasi 10 dan 20.

Sementara itu penisilin cukup ampuh sebagai antibiotik untuk Aspergillus niger dengan

lingkaran yang terbentuk mencapai 1cm.

Resistensi merupakan suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oleh

antimikrobia. Hal ini merupakan salah satu mekanisme alamiah untuk bertahan hidup.

Perubahan sifat genetik terjadi karena bakteri memperoleh elemen genetik yang membawa

sifat resistensi, keadaan ini dikenal sebagai resistensi didapat (acquired resistance). Elemen

resistensi dapat juga diperoleh dari luar dan disebut resistensi dipindahkan (transferred

resistance). Dapat pula terjadi mutasi genetik spontan atau rangsangan antimikrobia (induced

resistance) (Ganiswara, 1995).

Page 11: Laporan Mikrobiologi Lanjut Antibiotik

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari praktikum kali ini adalah antibiotik yang digunakan mampu

membunuh beberapa jenis bakteri saja, dalam dosis tertentu saja. Jadi antibiotik memiliki

spesialisasi dalam proses kerjanya. Bacillus cereus sangat tidak toleran terhadap cefixime,

namun sebaliknya Aspergillus niger resisten terhadap cefixime. Ini berarti bakteri basil dapat

efektif dihilangkan jika mengggunakan cefixime sebagai antibiotik.

Pada media padat, penisilin membentuk daerah yang terdampak antibiotik pada kultur

Aspergillus niger. Sedangkan amoxilin tidak dapat membentuk daerah yang terdampak

antibiotik pada kultur S. cereviceae karena tidak memiliki potensi antibiotik terhadapnya.

Daerah bersih disekitar kertas cakram merupakan bukti yang cukup untuk menunjukkan

potensi antibiotika suatu bahan antibiotik.

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, M.A.K., 2004. Mikrobiologi Terapan. Malang : UMM Press.

Ganiswara, S.G., 1995, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, Jakarta : Fak. Kedokteran UI.

Gibson, J.M. 1996. Mikrobiologi dan Patologi Modern Untuk Perawat. Cetakan I. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Katzung, B. G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Pelczar, M. J. and Chan, E. C. S., 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi, Alih Bahasa Hadioetomo, R. S., Imas, T., Tjitrosomo, S. S., dan Angka, S. L. Jakarta : UI Press.

Schlegel, Hans and Karin Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum.Diterjemahkan oleh Tedjo Baskoro. Yogyakarta: UGM Press.