24
LAPORAN TUTORIAL GIGI BERLUBANG FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011 1. RONALD HARTONO/ J11110101 2. A. ST HAJRAH YUSUF/ J11110001 3. AINI DWI HANDINI/ J11110003 4. JENNIFER NOVIA ANDRIANI/J11110005 9. MOHAMMAD ANTOLIS/ J11110109 10. KURNIADI B./ J11110111 11. REZA RAMADHANI B./ J11110113 12. KHUSNUL ILMA AMALIA/ J11110115 13. DONNA TRYE L./ J11110117

Laporan Modul 1 Gigi Berlubang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Modul 1 Gigi Berlubang

LAPORAN TUTORIAL

GIGI BERLUBANG

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2011

1. RONALD HARTONO/ J11110101

2. A. ST HAJRAH YUSUF/ J11110001

3. AINI DWI HANDINI/ J11110003

4. JENNIFER NOVIA ANDRIANI/J11110005

5. HAERIYAH/ J11110007

6. FITRIANI/ J11110009

7. REISINTIA/ J11110103

8. HERAWATI HASAN/ J11110105

9. MOHAMMAD ANTOLIS/ J11110109

10. KURNIADI B./ J11110111

11. REZA RAMADHANI B./ J11110113

12. KHUSNUL ILMA AMALIA/ J11110115

13. DONNA TRYE L./ J11110117

14. KIKI CANDRA SARI/ J11110119

15. ARFINA SARI HAMID/ J11110121

Page 2: Laporan Modul 1 Gigi Berlubang

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa

yang telah melimpahkan taufik dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyusun dan

menyajikan makalah ini.

Makalah ini dibuat untuk mengetahui tentang Gigi Berlubang serta hal-hal yang

menyangkut pengertian, etiologi, akibat yang ditimbulkan, pencegahan maupun

penanganan yang sebaiknya dilakukan. Dengan mempresentasikan makalah ini

diharapkan dapat memperjelas apa yang terkait mengenai Gigi Berlubang tersebut.

Kami menyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik untuk penyempurnaan

makalah ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan kita dengan rahmat-Nya dan

makalah ini kami sampaikan dengan harapan dapat memenuhi apa yang diharapkan.

Makassar, 18 September 2011

Page 3: Laporan Modul 1 Gigi Berlubang

DAFTAR ISI

HALAMAN …………………………………………………………............... i

KATA PENGANTAR………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………...... iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………..…… 1

A. Latar Belakang……………………………………………………........ 4

B. Tujuan…………………………………………………………………. 5

C. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 5

BAB II PEMBAHASAN TUTORIAL……………………………………….... 5

BAB III RINGKASAN……………………………………………………..….. 12

DAFTAR PUSTAKA………………………………...………………………... 13

Page 4: Laporan Modul 1 Gigi Berlubang

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan

cementum, yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat

yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang

kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi infasi bakteri dan

kemtatian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat

menyebabkan nyeri. Walaupun demikian mengingat mungkinnnya remineralisasi

terjadi, pada stadium yang sangat dini penyakit ini dapat dihentikan.  Penyakit ini telah

dikenal sejak masa lalu, berbagai bukti telah menunjukkan bahwa penyakit ini telah

dikenal sejak zaman perunggu, zaman besi, dan zaman pertengahan.Peningkatan

prevalensi karies banyak dipengaruhi perubahan dari pola makan. Kini, karies gigi telah

menjadi penyakit yang tersebar di seluruh dunia.

Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa yang

terlihat dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa.

Mula-mula, lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun

berkembang menjad lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan

mata telanjang, kadang-kadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati daerah-

daerah pada gigi dan menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi.

Asam yang diproduksi tersebut memengaruhi mineral gigi sehingga menjadi

sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan remineralisasi.

Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari

remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak mineral gigi yang luluh dan membuat

lubang pada gigi.

Bergantung pada seberapa besarnya tingkat kerusakan gigi, sebuah perawatan

dapat dilakukan. Perawatan dapat berupa penyembuhan gigi untuk mengembalikan

Page 5: Laporan Modul 1 Gigi Berlubang

bentuk, fungsi, dan estetika. Walaupun demikian, belum diketahui cara untuk

meregenerasi secara besar-besaran struktur gigi, sehingga organisasi kesehatan gigi

terus menjalankan penyuluhan untuk mencegah kerusakan gigi, misalnya dengan

menjaga kesehatan gigi dan makanan.

B. Tujuan Pembelajaran

Dari hasil pertemuan pada tutorial pertama modul 1, diperoleh tujuan

pembelajaran yaitu :

1. Menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan caries

2. Menjelaskan tentang cara mendiagnosis caries baik secara subyektif,

obyektif, maupun secara radiologis.

3. Menjelaskan cara penanganan caries pada anak-anak dan orang dewasa

4. Menjelaskan persiapan-persiapan yang harus dilakukan sebelum

preparasi seperti kontrol infeksi

5. Menjelaskan tujuan dan cara menggunakan alat-alat preparasi, hand and

rotary instrument

6. Menjelaskan macam-macam dan karakteristik dari bases dan liners yang

digunakan pada perawatan operative dentistry, cara manipulasi dan

aplikasinya.

7. Menjelaska macam dan karakteristik bahan restorasi direct, amalgam

GIC dan resin komposit, cara manipulasi dan aplikasinya.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diperoleh adalah:

1. Bagaimana etiologi gigi depan yang berwarna kehitaman ?

2. Jelaskan proses terjadinya karies!

3. Bagaimana etiologi karies!

4. Apakah setiap karies dapat menyebabkan rasa ngilu? Jelaskan!

5. Sebutkan dan jelaskan klasifikisai dari karies!

6. Bagaimana cara mendiagnosis karies, baik secara subjektif, maupun

secara radiologis?

7. Persiapan apa yang harus dilakukan sebelum preparasi?

Page 6: Laporan Modul 1 Gigi Berlubang

8. Jelaskan cara penanganan karies pada anak-anak dan orang dewasa!

9. Jenis perawatan apa yang harus dilakukan kepada pasien sesuai pada

scenario?

10. Jelaskan alat dan bahan yang harus digunakan sesuai scenario dan

bagaimana cara menggunakannya!

11. Bagaimana jika keluhan penderita tidak ditangani?

12. Bagaimana cara pencegahan yang dapat dilakukan utnuk meminimalisisr

terjadinya karies?

Page 7: Laporan Modul 1 Gigi Berlubang

BAB II

PEMBAHASAN

Skenario :

Seorang siswi berusia 17 tahun berkunjung ke klinik gigi dengan keluhan gigi depan

yang warna agak kehitaman dan mengganggu penampilan dan gigi belakang terasa

ngilu bila minum air es dan makan makanan yang manis.

Jawaban pertanyaan :

1. Penyebab warna kehitaman pada gigi anterior :

Kehitaman yang tampak dipermukaan gigi dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pada

kasus di scenario, kehitaman pada gigi pasien disebabkan karena usaha lanjut dari

timbulnya karies. Gigi yang mengalami karies berlanjut ke paisan gigi yang lebih

dalam sehingga menyebabkan gigi terlihat kehitaman dan lunak karena demineralisasi

pada email. Gigi yang kehitaman tsb merupakan daerah tempat yang berkapur di

permukaan gigi yang menandakan adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi

tampak kecoklat-coklatan atau hamper kehitaman. Bila enamel dan dentin sudah mulai

rusak, lubang akan tampak, sehingga daerah yang terkena akan berubah warna dan

menjadi lunak ketika disentuh.

2. Proses terjadinya karies :

Penyebab utama karies adalah adanya proses demineralisasi pada email. Dimana email

adalah bagian terkeras dari gigi, bahkan paling keras dan padat diseluruh tubuh. Sisa

makanan yang bergula (karbohidrat) dan susu menempel pada permukaan email dan

akan bertumpuk menjadi plak, dan menjadi media pertumbuhan yang baik bagi bakteri.

Bakteri yang menempel tersebut akan menghasilkan asam dan melarutkan pemukaan

email sehingga terjadi proses demineralisasi. Bakteri yang paling banyak Sterptococcus

Organisme, yang mana berkembang biak dan mengeluarkan gel ekstra sel yang lengket

dan akan menjerat berbagai bentuk bakteri yang lain. Dalam beberapa hari plak ini akan

Page 8: Laporan Modul 1 Gigi Berlubang

bertambah tebal dan terdiri dari berbagai macam mikroorganisme. Akhirnya flora

plakyang tadinya didominasi oleh bentuk kokus berubah menjadi flora campuran yang

terdiri atas kokus, batang dan filament. Sehingga dalam beberapa lama akan terjadi

demineralisasi email dan menghabcurkan gigi.

3. Etiologi Terjadinya karies :

a. Faktor Host

Antara lain adalah factor morfologi gigi. Pit dan fissure pada gigi posterior

sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa makanan mudah menumpuk.

Adapun kawasan – kawasan yang mudah diserang karies tersebut adalah :

1. Pit dan fissure permukaan oklusal molar dan premolar, pit bukal molar dan pit

palatal insisivus.

2. Permukaan halus di daerah aproksimal sedikit dibawah titik kontak.

3. Email pada tepian di dearah leher gigi sedikit di atas tepi gingival.

4. permukaan akar terbuka, merupakan tempat melekatnya plak pada pasien

dengan resesi gingival.

5. permukaan gigi yang berdekatan dengan gigi tiruan dan jembatan.

b. Faktor Agen / Mikroorganisme

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies.

Plak adalah lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang

berkembang biak di atas matriks yang terbentuk dan melekat erat pada

permukaan gigi yang tidak dibersihkan.

Peran Bakteri :

Streptococcus Mutans dan Lactobacillus merupakan kuman yang kariogenik

karena mampu segera membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan.

Bakteri tersebut memiliki kemampuan dalam membuat polisakarida ekstra sel

yang sangat lengket dari karbohidrat makanan.

c. Faktor substrata tau diet

Substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu

perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan

Page 9: Laporan Modul 1 Gigi Berlubang

enamel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa oarng yang banyak mengkonsumsi

karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan gigi. Hal ini

menunjukkan bahwa karbohidrat memang peranan penting dalam terjadinya

karies.

d. Faktor waktu

Adanya kemampuan sa;iva untuk mendepositkan kembali mineral selama

berlangsungnya proses karies tersebut, menandakan bahwa proses karies terdiri

dari periode pengerusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karena itu

bila saliva ada dalam lingkungan gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi

dalam hitungan hari atau minggu, melainkan dalam bulan atau tahun.

4. Tidak semua karies dapat menyebabkan rasa ngilu pada penderita. Tapi dalam hal ini

jika karies yang baru mencapai email tentunya tidak dirasakan keluhan apa-apa,

namun jika penjalaran karies sudah mencapai jaringan dentin, maka kemungkinan

besar akan menyebabkan rasa ngilu. Karena karies yang menembus dentin

menyebabkan terbukanya tubulus dentalis yang merupakan terusan dari sel-sel saraf

dan pembuluh darah yang berasal dari ruang pulpa. Hal inilah yang menyebabkan

timbul sensasi ngilu pada gigi. Selain itu dentin juga merupakan jaringan vital yang

sangat sensitive.

5. Terminologi dari karies :

a) Karies berdasarkan lokasinya :

- Primary caries : adalah karies yang pertama kali terjadi pada gigi.

- Backward caries : adalah karies yang tersebar disepanjang dentino-enamel

junction.

- Forward caries : adalah puncak karies pada email yang luas atau hampir

sama besar ukurannya yang terjadi pada dentin.

- Residual caries : adalah karies yang tertinggal setelah preparasi selesai

dilakukan. Hal ini dapat terjadi karena kecelakaan

ataupun kesalahan dari operator.

Page 10: Laporan Modul 1 Gigi Berlubang

- Secondary caries : biasa disebut karies berulang. Yaitu karies yang terjadi

di tepi restorasi dan mungkin terjadi dibawah restorasi.

b) Karies berdasarkan perluasannya :

- Incipient caries (reversible) : adalah bukti atau tanda jika kalau aktivitas karies

telah muncul pada email. Pada permukaan email yang halus, lesi tampak opak

ketika dalam keadaan kering, dan lesi akan tampak hilang jika dibasahi dengan

saliva.

- Cavitated caries (nonreversible) : pada cavitated caries, permukaan enamel

telah rusak. Dan biasanya lesi sudah menembus daerah dentin.

c) Karies berdasarkan kecepatannya :

- Acute (rampant) caries : karies akut, biasa disebut karies rampan, ketika karies

terjadi hampr pada seluruh gigi. Karies rampan ini berkembanh dan memburuk

dengan cepat.

- Chronic (slow or arrested) caries : karies kronis, proses karies berjalan lambat

dengan penampakan warna kecoklatan sampai hitam. Tau dapat juga diartikan

sebagai karies terhenti, diaman lesi karies tidak berkembang, bisa disebabkan

oleh perubaha lingkungan.

6. Cara menegakkan diagnosis karies, baik secara subyektif maupun radiologis :

Secara subyektif, karies dapat didiagnosis oleh satu atau bebarapa hal seperti berikut

ini :

1. Perubahan visual dalam tekstur permukaan gigi. Seperti pada perubahan warna pada

gigi yang mengalami karies.

2. Terdapat rangsangan taktil. Rangsangan taktil dapat berupa rasa sakit ketika sedang

dilakukan perkusi pada gigi yang karies, atau timbul sensasi ngilu pada saat memakan

makanan manis serta meminum minuman yang dingin atau panas.

3. Secara radiolografi. Pada gigi yang mengalami karies, bagian enamel atau dentinnya

akan terlihat translusen .

Page 11: Laporan Modul 1 Gigi Berlubang

4. Transluminasi. Transluminasi dilakukan dengan menempatkan cermin atau sumber

cahaya disisi lingual pada bagian gigi anterior dan arahkan cahaya tersebut pada gigi.

Maka pada gigi yang mengalami karies, akan nampak tranlusen.

Diagnosis karies secara radiografi

Karies dapat juga didiagnosis melalui radiografi. Pada pemeriksaan radiografi gigi

karies, makan akan terlihat translusen pada daerah enamel dan dentin. Diagnosis

melalui radiografi akan lebih baik jika yang digunakan ialah radiografi bitewing,

karena radiografi bitewing sangat berguna untuk mendeteksi karies pada bagian

proksimal gigi.

7. Persiapan sebelum preparasi :

a) Menegakkan diagnosis

Diagnosis pada tahap yang masihsangat awal telah dianggap sebagai sesuatu

yang sangat penting sejak diketahui bahwa karies itu dapat terhenti dan

remineralisasi kembali. Untuk menemukan tanda awal karies diperlukan

penglihatan yang tajam, biasa pemerikasaan dilakukan dengan sonde yang tajam

sampai terasa menyangkut.

b). Menetapkan rencana perawatan

Setelah menegakkan diagnosis, tahap selanjutnya yaitu menetapkan rencana

perawatan yang tepat. Salah satu rencana perawatan yang paling sering

dilakukan yaitu dengan parawatan restorative baik itu direct maupun indirect.

c). Penerapan Universal Pracautions

Merupakan perlindungan pribadi terhadap kontaminasi bakteri. Dapat berupa

memaki sarung tangan (handskun), masker, pelindung mata, aprom, dan

pelindung kepala. Selanjutnya desinfektan daerah kerja, contoh table unit,

ruangan praktek dsb.

d) Penerapan Kontrol Infeksi

Tujuan utama dilakukannya control infeksi yaitu mengurangi resiko kontaminasi

silang yang merupakan penularan dari pasie ke operator melalui alat ataupun

Page 12: Laporan Modul 1 Gigi Berlubang

tanpa melalui alat. Adapun tujuan lainnya yaitu mengurangi jumlah mokroba

pathogen sampai pada tingkat yang tidak menimbulkan infeksi klinis.

e) Melakukan tahap-tahap preparasi dan restorasi

Tahap – tahap sebelum melakukan preparasi dan restorasi antara lain :

- Initian tooth preparation stage :

1. Outline from and initial depth

2. Primary resistance form

3. Primary retention form

4. Convenence form

- Final tooth preparation stage :

5. Removal the remaining infected form

6. Pulp protection (jika diindikasikan)

7. Secondary retention and resistance form

8. Finishing the enamel wall and margin

9. Final procedurs, cleaning, inspecting, sealing

Adapun setelah preparasi telah dilakukan, maka step selanjutnya yaitu

merestorasi kavitas.

8. Penanganan karies pada anak dan orang dewasa

Perawatan karies pada anak terbagi atas 2, yaitu :

Perawatan karies gigi Metode Preventif

Yaitu jenis perawatan dengan metode pencegahan. Contohnya dengan Dental

Health Education pada pasien. Dalam DHE ini pasien diajarkan bagaimana cara

menggosok gigi dengan benar. Serta penyuluhan akan pentingnya kesehatan gigi

dan mulut sejak dini.

Perawatan karies gigi Metode Operatif

Alasan utama melakukan restorasi pada gigi susu, yaitu untuk memberikan dan

menjamin mastikasi yang nyaman dan efisiensi pada anak. Adanya gigi yang

terasa ngilu dan sakit dapat menyebabkan seorang anak menjadi takut atau malas

Page 13: Laporan Modul 1 Gigi Berlubang

untuk makan. Jika kejadian ini berlangsung dalam waktu yang cukup lama,

maka akan berpengaruh terhadap kecukupan nutrisinya.

Adapun perawatan karies pada orang dewasa, yaitu dengan melakukan restorasi dengan

menggunakan bahan-bahan tambalan, seperti amalgam, komposit dan glass ionomer

cement.

9. Jenis perawatan yang tepat sesuai dengan skenario

Berdasarkan pda skenario, pasien mengeluhkan gigi anteriornya yang mengalami

kehitaman, serta gigi posterior yang ngilu ketika makan makanan manis dan dingin jadi

hal pertama yang harus kita lakukan adalah perawatan yang tepat untuk gigi anterior.

Perawatn yang sesuai yaitu: restorasi komposit. Hal ini dikarenakan komposit adalah

suatu bahan tambalan yang digunakan untuk tambalan yang warnanya sesuai dengan

warna gigi. Karena ini adalah gigi posterior maka factor estetik sangat dipertimbangkan.

Perawatan selanjutnya adalah perawatan untuk gigi posterior. Dimana gigi posterior

tidak terlalu mementingkan estetik oleh karena itu perawatan yang sesuai yaitu:

perawatan restorasi dengan amalgam. Adapun keuntungan dari amalgam antar lain:

mudah digunakan, high tensile strength, harga terjangkau dan kekuatan resisten yang

baik.

10. alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan perawatan:

a. diagnostic instrument

Mouth mirror

Sonde

Pinset

b. Cutting Instrumen.

Excavator

Chisel

Knife

File

c. Condensing Instrumen

Cement Stopper

Page 14: Laporan Modul 1 Gigi Berlubang

Amalgam Stopper

d. Placing and Shaping Instrumen

Plastis instrument

Carver

Burnisher

e. Manipulation instrument

Cement spatuler

Agate spatula

f. finishing and polishing instrument

Hand type

Rotary type

g. instrument lainnya

Amalgam pistol

Glass plate

Bahan yang digunakan dalam melakukan perawatan :

a. amalgam

merupakan alloy yang terdiri dari mercury (Hg) dengan beberapa logam lain

(timah, perak dll)

b. resin komposit

merupakan bahan restorasi yang memiliki warna yang sama dengan gigi dan

paling sering digunakan untuk gigi anterior.

c. glass ionomer cement

merupakan bahan restorasi yang biasa digunakan untuk klas V. tapi

estetik dan tranlusen yang kurang baik.

11. jika keluhan penderita tidak segera ditangani maka karies akan berlanjut

keruang pulpa sehingga terjadi imvasi bakteri dak kematian pulpa serta penyebaran

infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri ataupun rasa sakit yang

hebat. Karies yang tidak ditangani juga dapat menjadi penyebab timbulnya penyakit

sistemik.

Page 15: Laporan Modul 1 Gigi Berlubang

12. Pencegahan karies

Membatasi substrat

Hal ini dilakukan dengan melakukan diet sukrosa, yaitu mengurangi makanan yang

mengandung gula yang dapat memicu timbulnya plak.

Memperbaiki mikroflora dalam mulut

Dilakukan dengan melakukan perawatan anti mikrobia atau yang dilakukan secara

intensif.

Floridasi

Bertujuan untuk menambah ketahanan dari demineralisasi dan mengurasi resiko

plak. Dengan cara fluoridasi sistemik maupun fluoridasi topical.

Menghilangkan plak

Plak sebagai penyebab timbulnya karies dapat dihilangkan dengan menyikat gigi,

menggunkan dental floss, dsb

Melakukan imunisasi

Mengingat karies merupakan menyakit menular yang disebabkan oleh kuman

pathogen yang spesifik, secara teoritis penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi

Menstimulasi sekresi saliva

Dilakukan dengan makan makanan non kariogenik, menguyah permen karet bebas

gula, dan menggunakan obat yang dapat memicu sekresi saliva.

Page 16: Laporan Modul 1 Gigi Berlubang

BAB IIIRINGKASAN

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan

cementum, yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang

dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian

diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi infasi bakteri dan kemtatian

pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri.

Walaupun demikian mengingat mungkinnnya remineralisasi terjadi, pada stadium yang

sangat dini penyakit ini dapat dihentikan.  

Ada beberapa cara untuk mengelompokkan karies gigi. Walaupun apa yang terlihat

dapat berbeda, faktor-faktor risiko dan perkembangan karies hampir serupa. Mula-mula,

lokasi terjadinya karies dapat tampak seperti daerah berkapur namun berkembang menjad

lubang coklat. Walaupun karies mungkin dapat saja dilihat dengan mata telanjang, kadang-

kadang diperlukan bantuan radiografi untuk mengamati daerah-daerah pada gigi dan

menetapkan seberapa jauh penyakit itu merusak gigi.

Page 17: Laporan Modul 1 Gigi Berlubang

DAFTAR PUSTAKA

Roberson, Haymann, Swift. Sturdevant’s Art and Science of Operative

Dentistry. Fourth Edition. Mosby. 2001

Kidd, Edwina. Essentials of Dental Caries The Disease and It’s Management.

Third Edition. Oxford University Press. 2005

Mount, Gj, Hume, WR. Preservation and Restoration of Tooth Structure.

Mosby. 2001

Andlaw, R.J, Rock, W.P. Perawatan Gigi Anak (A Manual of Paedodontics),

edisi 2. Widya Medika. 1992

Taringan, Rasinta Dr.drg., Karies Gigi. Hipokrates. Jakarta. 1990