Laporan MoLaporan Modul I Pengolahan Mineral - Crushingdul I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan praktikum pengolahan mineral tentang crushing

Citation preview

  • Laporan Modul I, MG2212

    Crushing (Peremukan)

    Claudy Sonly Daniel (12511036) / Kelompok 5 / Kamis, 28-02-2013

    Asisten : Daniel Christoffel (12510002)

    Abstrak Praktikum Modul I Percobaan untuk modul

    peremukkan ini bertujuan untuk memahami mekanisme

    peremukan dan cara kerja alat remuk. Selain itu,

    percobaan ini bertujuaan untuk memahami mekanisme

    pengayakan dan cara kerja alat ayak. Hal yang harus

    dilakukan pertama adalah melakuk an peremukkan

    pertama dengan memasukkan feed yang seukuran 4-5cm

    pada Jaw Crusher sehingga menjadi bentuk yang lebih

    kecil. Lalu hasilnya dimasukkan ke dalam Roll Crusher

    yang merupakan peremukkan tahap kedua. Sebagian hasil

    dari Jaw Crusher dan Roll Crusher yaitu sekitar 0,5 kg

    diayak dan dibuat grafik distribusi ukuran menentukan

    ukuran ayakan yang meloloskan 80%.

    A. Tinjauan Pustaka

    Peremukan (Crushing) adalah salah satu proses dalam

    tahap pertama pengolahan bijih. Tahap ini biasa disebut

    kominusi (comminution) atau size reduction, yang

    memiliki tujuan untuk mengecilkan ukuran bijih dan juga

    untuk mempersiapkan ukuran yang tepat untuk proses

    konsentrasi juga sekaligus membebaskan mineral berharga

    dari gangue mineral. Kominusi ini dibagi dua yaitu

    peremukan (crushing) dan penggerusan (grinding).

    Dalam peremukan juga dibagi menjadi beberapa tahap

    yaitu, primary crushing, secondary crushing, dan tertiary

    crushing. Pada primary crushing, ukuran dikecilkan dari

    ROM (Run of Mine) menjadi ukuran 8 - 6, menggunakan alat seperti Jaw crusher dan Gyratory

    crusher. Sedangkan Pada secondary crushing, ukuran

    direduksi dari 8- 6 hingga menjadi 3- 2. Alat dapat digunakan yaitu Jaw crusher, Gyratory crusher, Cone

    crusher, dan Roll crusher. Pada tertiary crushing ukuran

    direduksi dari 3- 2 hingga mejadi 3/8-1/2, dan alat yang digunakan seperti, Cone crusher, Roll crusher, dan

    Hammer mill.

    Jaw crusher adalah salah satu alat untuk primary crushing.

    Alat ini mempunyai dua buah jaw, yang satu dapat

    digerakkan (movable jaw) dan yang lainnya tidak bergerak

    (fixed jaw). Sedangkan berdasarkan porosnya, jaw crusher

    terbagi dalam dua macam yaitu, Blake Jaw Crusher

    (dengan poros di atas) dan Dodge Jaw Crusher (dengan

    poros di bawah).

    Perbandingan Blake dengan Dodge Jaw Crusher, yaitu :

    - Ukuran produk pada Blake Jaw lebih heterogen dibandingkan dengan Dodge Jaw yang relatif

    seragam

    - Pada Blake Jaw porosnya di atas sehingga gaya yang terbesar mengenai partikel yang terkecil,

    sedangkan pada Dodge Jaw porosnya di bawah

    sehingga gaya yang terbesar mengenai partikel

    yang terbesar. Akibatnya, gaya mekanis dari

    Dodge Jaw lebih besar doibandingkan dengan

    Blake Jaw

    - Kapasitas Dodge Jaw jauh lebih kecil dari Blake

    Jaw pada ukuran yang sama

    - Pada Dodge Jaw sering terjadi penyumbatan

    Dalam Jaw Cruher juga terdapat berbagai istilah penting ,

    yaitu :

    a. Setting block : bagian dari jaw crusher untuk

    mengatur agar lubang ukuran sesuai dengan yang

    dikehendaki. Bila setting block dimajukan, maka jarak

    antara fixed jaw dengan movable jaw menjadi lebih

    pendek atau lebih dekat, dan sebaliknya.

    b. Toggle : bagian dari jaw crusher yang berfungsi untuk mengubah gerakan naik turun menjadi maju mundur

    c. Pitman : berfungsi untuk merubah gerakan berputar dari maju mundur menjadi gerakan naik turun

    d. Movable Jaw : bagian dari jaw crusher yang dapat

    bergerak akibat gerakan atau dorongan toggle

    e. Fixed Jaw : bagian dari jaw crusher yang tidak bergerak/diam

    f. Mouth : bagian mulut jaw crusher yang berfungsi sebagai lubang penerimaan umpan

    g. Throat : bagian paling bawah yang berfungsi sebagai

    lubang pengeluaran

    h. Gate : jarak mendatar pada mouth i. Set : jarak mendatar pada throat

    j. Closed Setting : jarak antara fixed jaw dengan movable jaw pada saat movable jaw ekstrim ke depan

    k. Open Setting : jarak antara fixed jaw dengan movable

    jaw pada saat movable jaw ekstrim ke belakang

    l. Throw : selisih jarak pelemparan antara open setting dengan closed setting

    m. Nip Angle : sudut yang dibentuk dengan garis singgung yang dibuat melalui titik singgung antara

    jaw dengan batuan

    n. Gape adalah jarak mendatar pada mouth yang diukur pada bagian mouth dimana umpan yang dimasukkan

    bersinggungan dengan mouth. Jadi besarnya gape

    selalu berubah-ubah menurut besarnya umpan.

    Pecahnya batuan dari jaw crusher disebabkan adanya :

    - Daya tahan batuan lebih kecil dari gaya yang menekan

    - Nip angle

    - Resultant gaya yang arahnya ke bawah

    Gaya-gaya yang terdapat pada jaw crusher adalah :

    a. Gaya tekan (aksi) b. Gaya gesek c. Gaya gravitasi

    d. Gaya yang menahan (reaksi)

    Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi jaw

    crusher adalah:

    - Lebar lubang bukaan - Variasi dari throw

    - Kecepatan - Ukuran umpan - Reduction ratio (RR)

    - Kapasitas yang dipengaruhi oleh jumlah umpan per jam dan berat jenis umpan

    Roll crusher sendiri adalah alat terdiri dari dua silinder

    baja dan masing-masing dihubungkan pada porosnya

    masing-masing. Pada silinder ini hanya satu yang berputar

    dan lainnya diam, tapi karena adanya material yang masuk

    Laboratorium Pengolahan Bahan Galian

    Program Studi Teknik Metalurgi

    Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan

  • dan pengaruh silinder lainnya maka silinder ini ikut

    berputar juga. Putaran masing-masing silinder tersebut

    berlawanan arah sehingga material yang ada diatas roll

    akan terjepit dan hancur.

    Bentuk dari roll crusher ada dua macam, yaitu :

    a. Rigid Roll

    Alat ini pada porosnya tidak dilengkapi dengan

    pegas, sehingga kemungkinan patah pada poros

    sangat besar. Roll yang berputar hanya satu saja, tapi

    ada juga yang keduanya berputar.

    b. Spring Roll Alat ini dilengkapi dengan pegas sehingga

    kemungkinan porosnya patah sangat kecil sekali.

    Dengan adanya pegas maka roll dapat mundur

    dengan sendirinya bila ada material yang sangat

    keras, sehingga tidak dapat dihancurkan dan material

    itu akan jatuh.

    Bagian-bagian dari alatnya adalah :

    a. Mouth (tempat bijih masuk) b. Throat (tempat bijih keluar)

    c. Throw (perbedaan antara open setting dan closed setting)

    Hancurnya material dalam roll crushing dibedakan

    menjadi :

    a. Choke Crushing

    Penghancuran material tidak hanya dilakukan oleh

    permukaan rol tetapi juga oleh sesama material

    b. Free Crushing

    Penghancuran langsung material yang masuk oleh rol

    B. Data Percobaan

    - Untuk Jaw crusher

    Fraksi ukuran Berat (gram)

    + 12,5 mm 2050

    - 12,5 mm + 6,7 mm 200

    - 6,7 mm + 2,36 mm 100

    - 2,36 mm + 1,18 mm 50

    - 1,18 mm + 0,05 mm 25

    - 0,05 mm 50

    - Untuk Roll crusher

    Fraksi ukuran

    Berat (gram)

    Gape

    1,5 cm

    Gape 1

    cm

    Gape

    0,5 cm

    + 12,5 mm 256,4 36,9 6,5

    - 12,5 mm + 6,7 mm 83 238 120

    - 6,7 mm + 2,36 mm 25,6 116,6 176,5

    - 2,36 mm + 1,18 mm 13 49,9 79,2

    - 1,18 mm + 0,05 mm 4 28 49

    - 0,05 mm 7,4 45,5 70,2

    C. Pengolahan Data Percobaan

    - Jaw crusher

    Fraksi

    ukuran

    Berat

    (gram)

    % Berat

    tertampung

    %

    Kumulatif

    berat

    tertampung

    %

    Kumulatif

    berat

    lolos

    +

    12,5

    mm

    2050 82.83 82.83 100.00

    -

    12,5

    mm

    +

    6,7

    mm

    200 8.08 90.91 17.17

    - 6,7

    mm

    +

    2,36

    mm

    100 4.04 94.95 9.09

    -

    2,36

    mm

    +

    1,18

    mm

    50 2.02 96.97 5.05

    -

    1,18

    mm

    +

    0,05 25 1.01 97.98 3.03

    -

    0,05 50 2.02 100.00 2.02

    Total 2475

    - Roll crusher dengan gape = 1,5 cm

    Fraksi

    ukuran

    Berat

    (gram)

    % Berat

    tertampung

    %

    Kumulatif

    berat

    tertampung

    %

    Kumulatif

    berat lolos

    +

    12,5

    mm

    256.40 65.84 65.84 34.16

    -

    12,5

    mm

    +

    6,7

    mm

    83.00 21.31 87.16 12.84

    - 6,7

    mm

    +

    2,36

    mm

    25.60 6.57 93.73 6.27

    -

    2,36

    mm

    +

    1,18

    mm

    13.00 3.34 97.07 2.93

    -

    1,18

    mm

    +

    0,05 4.00 1.03 98.10 1.90

    -

    0,05 7.40 1.90 100.00 0.00

    Total 389.40

  • - Roll crusher dengan gape = 1 cm

    Fraksi

    ukuran

    Berat

    (gram)

    % Berat

    tertampung

    %

    Kumulatif

    berat

    tertampung

    %

    Kumulatif

    berat lolos

    +

    12,5

    mm

    36.9 7.17 7.17 92.83 25

    -

    12,5

    mm

    +

    6,7

    mm

    238 46.22 53.39 46.61 12.50

    - 6,7

    mm

    +

    2,36

    mm

    116.6 22.65 76.03 23.97 6.70

    -

    2,36

    mm

    +

    1,18

    mm

    49.9 9.69 85.73 14.27 2.36

    -

    1,18

    mm

    +

    0,05 28 5.44 91.16 8.84 1.18

    -

    0,05

    45.5 8.84 100.00 0.00 0.05

    Total 514.90

    - Roll crusher dengan gape = 0,5 cm

    Fraksi

    ukuran

    Berat

    (gram)

    % Berat

    tertampung

    %

    Kumulatif

    berat

    tertampung

    %

    Kumulatif

    berat lolos

    +

    12,5

    mm

    6.5 1.30 1.30 98.70

    -

    12,5

    mm

    +

    6,7

    mm

    120 23.93 25.23 74.77

    - 6,7

    mm

    +

    2,36

    mm

    176.5 35.20 60.43 39.57

    -

    2,36

    mm

    +

    1,18

    mm

    79.2 15.80 76.23 23.77

    -

    1,18

    mm

    +

    0,05 49 9.77 86.00 14.00

    -

    0,05 70.2 14.00 100.00 0.00

    Total 501.40

    Grafik hubungan kumulatif persen berat lolos dan ukuran

    partikel untuk :

    - Jaw crusher

    y = 0.012x +0. 019

    y = 80% x = F80 =

    - Roll crusher (gape = 1,5 cm)

    -

    y = 0,025x - 0,0003

    y = 80% x = P80 =

    RR80 =

    - Roll crusher (gape = 1 cm)

    y = 0.012x +0. 019

    0,00%

    5,00%

    10,00%

    15,00%

    20,00%

    0 5 10 15

    Ku

    mu

    lati

    f B

    erat

    Lolo

    s (

    %)

    Fraksi Ukuran

    Hubungan kumulatif persen berat lolos dan fraksi ukuran pada jaw cruher

    y = 0,025x - 0,0003

    0,00%

    10,00%

    20,00%

    30,00%

    40,00%

    0 5 10 15

    Ku

    mu

    lati

    f B

    erat

    Lolo

    s (

    %)

    Fraksi Ukuran

    Hubungan kumulatif persen berat lolos

    dan fraksi ukuran pada roll crusher

    (gape = 1,5 cm)

    y =0.066x + 0.068

    0,00%

    20,00%

    40,00%

    60,00%

    80,00%

    100,00%

    0 5 10 15

    Ku

    mu

    lati

    f B

    erat

    Lolo

    s (

    %)

    Fraksi Ukuran

    Hubungan kumulatif persen berat lolos

    dan fraksi ukuran pada roll crusher (gape

    = 1,0 cm)

  • y =0.066x + 0.068

    y = 80 % x = P80 =

    RR80 =

    - Roll crusher (gape = 0,5 cm)

    y = 0,068x + 0,189

    y = 80 % x = P80 =

    RR80 =

    D. Analisis Hasil Percobaan

    - Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa pada jaw

    crusher partikel tertampung paling banyak pada

    ukuran + 12,5 mm yaitu 82.83 %. Dan setelah di plot

    ke dalam grafik, dengan menggunakan regresi linier

    didapat persamaan garis y = 3.7683x - 7.2876 dengan

    F80 = 65.08 mm.

    - Sedangkan pada roll crusher untuk gape = 1,5 cm, 1,0

    cm dan 0,5 cm masing-masing partikel tertampung

    paling banyak pada ukuran + 12,5 mm, - 12,5 + 6,7

    mm, - 6,7 + 2,36 mm, yaitu dengan presentase

    masing-masing 65.84 %, 46.22 % dan 35.20 %.

    Persamaan garis untuk gape = 1,5 cm adalah dengan P80 = . Untuk gape = 1,0 cm persamaan garisnya adalah dengan P80 = . Sedangkan untuk gape = 0,5 cm persamaan garisnya adalah

    dengan P80 = . - F80 ukuran partikel yang meloloskan 80% produk jaw

    crusher. Sedangkan P80 ukuran partikel yang

    meloloskan 80% produk roll crusher.

    - Dari perbandingan antara F80 dan P80 didapat hasil

    dari RR80. Penentuan nilai RR80 ini diperlukan

    sebagai indikator hasil kerja crusher, keterbatasan

    kerja dari mesin, dan untuk menentukan kapasitas

    crusher dan efisiensi crusher - Berdasarkan hasil pengolahan data diatas, terlihat

    bahwa hubungan antara ukuran ayakan dan persen

    kumulatif lolos adalah berbanding lurus. Hal ini

    dikarenakan semakin besar ukuran ayakan, maka akan

    semakin banyak pula jumlah umpan yang akan lolos.

    - Berdasarkan literatur didapat bahwa semakin besar gape dari roll crusher RR80 nya semakin kecil. Hal ini

    disebabkan angle of nip dari roll crusher makin kecil

    maka makin kecil pula ukuran material hasil

    peremukan. Namun terdapat anomali untuk gape yang

    berukuran 0.5 cm, yaitu nilainya lebih kecil

    dibandingkan dengan ukuran gape 1.0 cm. Hal ini

    mungkin disebabkan karena kurang akuratnya data

    yang didapat oleh praktikan karena mungkin ada

    ayakan material yang tidak tertampung di wadah.

    - Beberapa hal yang dapat memengaruhi kerja dari proses crushing ini adalah:

    a. ukuran material yang diumpankan

    b. angle of nip yaitu sudut antara jaw atau roll dimana makin kecil angel of nip maka makin

    kecil ukuran material hasil peremukan.

    c. jenis material yang dimasukan, hal ini berkaitan dengan kekerasan, kondisi kelembaban, serta

    ukuran material itu sendiri.

    d. Tekstur dari jaw atau roll yang digunakan dalam proses peremukan.

    e. kadar air yang digunakan (proses dilakukan

    dalam suasana basah atau kering)

    f. lamanya waktu peremukan - Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya reduction

    ratio dari hasil peremukan adalah :

    o Ukuran bukaan ayakan o Ukuran partikel mineral yang diayak

    o Derajat liberasi o Jumlah mineral yang lolos atau tertampung

    E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas

    1. Gape adalah ukuran bukaan tempat feed masuk ke alat

    crusher atau disebut juga feed size opening.

    o Pada jaw crusher, bukaan crusher = gape x lebar. o Pada gyratory crusher, bukaan crusher = gape x

    diameter mantel.

    o Pada cone crusher, bukaan crusher = diameter feed opening (mendekati 2 x gape).

    Setting adalah pengaturan bagian-bagian dari alat

    crusher. Setting dilakukan agar alat crusher dapat

    berjalan dengan baik sesuai yang diinginkan.

    Contohnya pada gyratory crusher, setting dilakukan

    dengan membuat vertical axis naik dan turun,

    sedangkah pada cone crusher, setting dilakukan

    dengan membuat bowl naik dan turun.

    Angle of Nip (sudut jepit):

    o Pada Jaw Crusher berarti sudut antara dua

    permukaan jaw plate.

    o Pada Roll Crusher berarti sudut yang dibentuk oleh tangen terhadap permukaan roll pada titik

    kontak dengan partikel yang akan diremukkan.

    2. Reduction Ratio adalah rasio atau perbandingan antara ukuran feed yang masuk dan ukuran produk yang

    keluar.

    Reduction Ratio (RR) =

    Limiting Reduction Ratio adalah rasio atau

    perbandingan antara ukuran bukaan screen dimana

    semua feed dapat masuk dan ukuran bukaan screen

    dimana semua produk dapat melewatinya.

    Reduction Ratio 80% adalah rasio atau perbandingan

    antara ukuran bukaan screen yang dapat meloloskan

    80% feed dan ukuran bukaan screen yang dapat

    meloloskan 80% produk.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya reduction

    ratio dari hasil peremukan adalah :

    o Ukuran bukaan ayakan o Ukuran partikel mineral yang diayak

    o Derajat liberasi

    y = 0,068x + 0,189

    0,00%

    20,00%

    40,00%

    60,00%

    80,00%

    100,00%

    120,00%

    0 5 10 15

    Ku

    mu

    lati

    f B

    erat

    Lolo

    s (

    %)

    Fraksi Ukuran

    Hubungan kumulatif persen berat lolos

    dan fraksi ukuran pada roll crusher

    (gape = 0.5 cm)

  • o Jumlah mineral yang lolos atau tertampung

    3. Berdasarkan desainnya Jaw Crusher dibagi menjadi Blake dengan Dodge Jaw Crusher, letak

    perbedaannya yaitu :

    o Ukuran produk pada Blake Jaw lebih heterogen dibandingkan dengan Dodge Jaw yang relatif

    seragam

    o Pada Blake Jaw porosnya di atas sehingga gaya yang terbesar mengenai partikel yang terkecil,

    sedangkan pada Dodge Jaw porosnya di bawah

    sehingga gaya yang terbesar mengenai partikel

    yang terbesar. Akibatnya, gaya mekanis dari

    Dodge Jaw lebih besar doibandingkan dengan

    Blake Jaw

    o Kapasitas Dodge Jaw jauh lebih kecil dari Blake Jaw pada ukuran yang sama

    o Pada Dodge Jaw sering terjadi penyumbatan 4. Choke crushing adalah proses penghancuran material

    dimana penghancuran material dilakukan oleh

    permukaan roll dan juga oleh sesame material.

    Contoh: Roll Crusher.

    Arrested crushing adalah proses penghancuran

    mineral dimana penghancuran mineral hanya

    dilakukan dengan bantuan jaw saja. Contoh: Jaw

    Crusher.

    5. Mekanisme remuknya mineral. o Pertama ketika energi yang digunakan masih

    relatif kecil terjadi abrasion (attrition) cirinya

    adalah ketika produk yang dihasilkan hanya satu

    bagian yang berukuran besar dan banyak partikel

    yang distribusi ukurannya sangat kecil .

    o Kedua ketika energi yang digunakan cukup untuk meremukan partikel maka terjadi compression

    (cleavage) cirri dari fase ini adalah dihasilkan

    partikel yang berukuran sedang dengan kesemua

    partikel berukuran sama.

    o Ketiga ketika energi peremukannya lebih dari

    cukup maka terjadi fenomena impact (shatter).

    Dari fase ini dihasilkan banyak partikel dengan

    distribusi ukuran yang sangat luas.

    6. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju partikel melewati permukaan ayakan, yaitu :

    Faktor Material Faktor Mesin

    - Densitas Bulk - Permukaan Screen:

    Luas, Persentase area

    terbuka, Ukuran

    bukaan, Bentuk

    bukaan, ketebalan,

    Wire diameter

    - Bentuk dari Kurva distribusi Ukuran

    - Vibrasi : Amplitudo, Frekuensi, Arah

    - Bentuk Partikel - Sudut Kemiringan

    - Surface Moisture - Metode pemberian

    feed pada screen

    7. Ukuran dari jaw crusher dapat dinyatakan dalam bukaan (width x gape) atau setting. Untuk gyratory

    juga berlaku hal serupa yaitu (gape x diameter of

    mantle), roll crusher (angle of nip, gape, diameter of

    roll), dan pengayak getar dalam frekuensi, mesh, dan

    luas.

    F. Simpulan

    Peremukan (Crushing) pada pengolahan mineral

    berfungsi untuk mengecilkan ukuran bijih serta

    membebaskan mineral berharga dari mineral

    pengotor. Sedangkan pengayakan (Screening) adalah

    proses pemisahan produk berdasarkan ukuran dengan

    menggunakan ayakan. Apabila ukuran partikel lebih

    besar daripada ukuran lubang pada ayakan, maka

    partikel akan tertahan di atas ayakan, dan sebaliknya.

    Untuk mendapatkan hasil yang maksimal ayakan

    biasanya memakai beberapa ukuran secara bertahap.

    Nilai RR80 pada setiap percobaan menggunakan roll

    crusher adalah (untuk gape = 1,5 cm); (untuk gape = 1,0 cm); dan 1.23 (untuk gape = 0,5

    cm). Berdasarkan literatur didapat bahwa ada

    hubungan yang berbanding lurus antara jarak antar

    roll dengan RR80.

    G. Daftar Pustaka

    http://kuliahd3fatek.blogspot.com/2009/05/bab-ii-

    pengolahan-bahan-galian.html (diakses tanggal : 6 Maret

    2013)

    Wills, B.A., and Napier-Munn., Mineral Processing

    Technology seventh edition, Butterworth-Heinemann,

    2006. (hal. 118 140)

    H. Lampiran

    Gambar 1 : Blake Jaw Crusher dengan double toggle

    Gambar 2 : Blake Jaw Crusher dengan single toggle

    Gambar 3 : Dodge Jaw Crusher

  • Gambar 4 : Roll Crusher

    Crusher :

    1. Double Toggle Jaw Crusher

    Prinsip kerja : Toggle akan bergarak maju mundur pada

    saat mesin dihidupkan. Kemudian membuat pitman

    bergerak naik dan turun. Gerakan-gerakan inilah yang

    membuat moving jaw dapat bergerak saat merermukkan

    partikel yang besar. Partikel dapat remuk karena tertekan

    di antara fixed jaw dan moving jaw.

    2. Roll Crusher

    Prinsip kerja : Sebelum mesin dihidupkan, persiapkan

    dulu jarak antar roll. Kemudian material dimasukkan ke

    feed kemudian feed akan remuk karena terkena pengaruh

    roll yang berputar. 2 buah roll yang saling beputar ketika

    material menyentuhnya, material akan tertekan di antara

    roll dan remuk. Kemudian hasil yang didapat ditampung.

    3. Gyratory Crusher

    Prinsip kerja :

    - Alat yang sangat penting yaitu vertical axis tempat mantle menempel dan axis bergantung

    pada spider.

    - Vertical axis berputar eccentrical dari bagian bawah disebut aksi gyratory.

    - Mantle berbentuk kerucut menempel pada shell

    dan memiliki diameter yang terus bertamabah

    besar dari bawah ke atas.

    - Mantle bersama dengan vertical axis akan

    melakukan aksi gyratory dengan memberikan

    tekanan ke shell.