Upload
claudysonlydaniel
View
17
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan praktikum pengolahan mineral tentang crushing
Citation preview
Laporan Modul I, MG2212
Crushing (Peremukan)
Claudy Sonly Daniel (12511036) / Kelompok 5 / Kamis, 28-02-2013
Asisten : Daniel Christoffel (12510002)
Abstrak Praktikum Modul I Percobaan untuk modul
peremukkan ini bertujuan untuk memahami mekanisme
peremukan dan cara kerja alat remuk. Selain itu,
percobaan ini bertujuaan untuk memahami mekanisme
pengayakan dan cara kerja alat ayak. Hal yang harus
dilakukan pertama adalah melakuk an peremukkan
pertama dengan memasukkan feed yang seukuran 4-5cm
pada Jaw Crusher sehingga menjadi bentuk yang lebih
kecil. Lalu hasilnya dimasukkan ke dalam Roll Crusher
yang merupakan peremukkan tahap kedua. Sebagian hasil
dari Jaw Crusher dan Roll Crusher yaitu sekitar 0,5 kg
diayak dan dibuat grafik distribusi ukuran menentukan
ukuran ayakan yang meloloskan 80%.
A. Tinjauan Pustaka
Peremukan (Crushing) adalah salah satu proses dalam
tahap pertama pengolahan bijih. Tahap ini biasa disebut
kominusi (comminution) atau size reduction, yang
memiliki tujuan untuk mengecilkan ukuran bijih dan juga
untuk mempersiapkan ukuran yang tepat untuk proses
konsentrasi juga sekaligus membebaskan mineral berharga
dari gangue mineral. Kominusi ini dibagi dua yaitu
peremukan (crushing) dan penggerusan (grinding).
Dalam peremukan juga dibagi menjadi beberapa tahap
yaitu, primary crushing, secondary crushing, dan tertiary
crushing. Pada primary crushing, ukuran dikecilkan dari
ROM (Run of Mine) menjadi ukuran 8 - 6, menggunakan alat seperti Jaw crusher dan Gyratory
crusher. Sedangkan Pada secondary crushing, ukuran
direduksi dari 8- 6 hingga menjadi 3- 2. Alat dapat digunakan yaitu Jaw crusher, Gyratory crusher, Cone
crusher, dan Roll crusher. Pada tertiary crushing ukuran
direduksi dari 3- 2 hingga mejadi 3/8-1/2, dan alat yang digunakan seperti, Cone crusher, Roll crusher, dan
Hammer mill.
Jaw crusher adalah salah satu alat untuk primary crushing.
Alat ini mempunyai dua buah jaw, yang satu dapat
digerakkan (movable jaw) dan yang lainnya tidak bergerak
(fixed jaw). Sedangkan berdasarkan porosnya, jaw crusher
terbagi dalam dua macam yaitu, Blake Jaw Crusher
(dengan poros di atas) dan Dodge Jaw Crusher (dengan
poros di bawah).
Perbandingan Blake dengan Dodge Jaw Crusher, yaitu :
- Ukuran produk pada Blake Jaw lebih heterogen dibandingkan dengan Dodge Jaw yang relatif
seragam
- Pada Blake Jaw porosnya di atas sehingga gaya yang terbesar mengenai partikel yang terkecil,
sedangkan pada Dodge Jaw porosnya di bawah
sehingga gaya yang terbesar mengenai partikel
yang terbesar. Akibatnya, gaya mekanis dari
Dodge Jaw lebih besar doibandingkan dengan
Blake Jaw
- Kapasitas Dodge Jaw jauh lebih kecil dari Blake
Jaw pada ukuran yang sama
- Pada Dodge Jaw sering terjadi penyumbatan
Dalam Jaw Cruher juga terdapat berbagai istilah penting ,
yaitu :
a. Setting block : bagian dari jaw crusher untuk
mengatur agar lubang ukuran sesuai dengan yang
dikehendaki. Bila setting block dimajukan, maka jarak
antara fixed jaw dengan movable jaw menjadi lebih
pendek atau lebih dekat, dan sebaliknya.
b. Toggle : bagian dari jaw crusher yang berfungsi untuk mengubah gerakan naik turun menjadi maju mundur
c. Pitman : berfungsi untuk merubah gerakan berputar dari maju mundur menjadi gerakan naik turun
d. Movable Jaw : bagian dari jaw crusher yang dapat
bergerak akibat gerakan atau dorongan toggle
e. Fixed Jaw : bagian dari jaw crusher yang tidak bergerak/diam
f. Mouth : bagian mulut jaw crusher yang berfungsi sebagai lubang penerimaan umpan
g. Throat : bagian paling bawah yang berfungsi sebagai
lubang pengeluaran
h. Gate : jarak mendatar pada mouth i. Set : jarak mendatar pada throat
j. Closed Setting : jarak antara fixed jaw dengan movable jaw pada saat movable jaw ekstrim ke depan
k. Open Setting : jarak antara fixed jaw dengan movable
jaw pada saat movable jaw ekstrim ke belakang
l. Throw : selisih jarak pelemparan antara open setting dengan closed setting
m. Nip Angle : sudut yang dibentuk dengan garis singgung yang dibuat melalui titik singgung antara
jaw dengan batuan
n. Gape adalah jarak mendatar pada mouth yang diukur pada bagian mouth dimana umpan yang dimasukkan
bersinggungan dengan mouth. Jadi besarnya gape
selalu berubah-ubah menurut besarnya umpan.
Pecahnya batuan dari jaw crusher disebabkan adanya :
- Daya tahan batuan lebih kecil dari gaya yang menekan
- Nip angle
- Resultant gaya yang arahnya ke bawah
Gaya-gaya yang terdapat pada jaw crusher adalah :
a. Gaya tekan (aksi) b. Gaya gesek c. Gaya gravitasi
d. Gaya yang menahan (reaksi)
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi jaw
crusher adalah:
- Lebar lubang bukaan - Variasi dari throw
- Kecepatan - Ukuran umpan - Reduction ratio (RR)
- Kapasitas yang dipengaruhi oleh jumlah umpan per jam dan berat jenis umpan
Roll crusher sendiri adalah alat terdiri dari dua silinder
baja dan masing-masing dihubungkan pada porosnya
masing-masing. Pada silinder ini hanya satu yang berputar
dan lainnya diam, tapi karena adanya material yang masuk
Laboratorium Pengolahan Bahan Galian
Program Studi Teknik Metalurgi
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan
dan pengaruh silinder lainnya maka silinder ini ikut
berputar juga. Putaran masing-masing silinder tersebut
berlawanan arah sehingga material yang ada diatas roll
akan terjepit dan hancur.
Bentuk dari roll crusher ada dua macam, yaitu :
a. Rigid Roll
Alat ini pada porosnya tidak dilengkapi dengan
pegas, sehingga kemungkinan patah pada poros
sangat besar. Roll yang berputar hanya satu saja, tapi
ada juga yang keduanya berputar.
b. Spring Roll Alat ini dilengkapi dengan pegas sehingga
kemungkinan porosnya patah sangat kecil sekali.
Dengan adanya pegas maka roll dapat mundur
dengan sendirinya bila ada material yang sangat
keras, sehingga tidak dapat dihancurkan dan material
itu akan jatuh.
Bagian-bagian dari alatnya adalah :
a. Mouth (tempat bijih masuk) b. Throat (tempat bijih keluar)
c. Throw (perbedaan antara open setting dan closed setting)
Hancurnya material dalam roll crushing dibedakan
menjadi :
a. Choke Crushing
Penghancuran material tidak hanya dilakukan oleh
permukaan rol tetapi juga oleh sesama material
b. Free Crushing
Penghancuran langsung material yang masuk oleh rol
B. Data Percobaan
- Untuk Jaw crusher
Fraksi ukuran Berat (gram)
+ 12,5 mm 2050
- 12,5 mm + 6,7 mm 200
- 6,7 mm + 2,36 mm 100
- 2,36 mm + 1,18 mm 50
- 1,18 mm + 0,05 mm 25
- 0,05 mm 50
- Untuk Roll crusher
Fraksi ukuran
Berat (gram)
Gape
1,5 cm
Gape 1
cm
Gape
0,5 cm
+ 12,5 mm 256,4 36,9 6,5
- 12,5 mm + 6,7 mm 83 238 120
- 6,7 mm + 2,36 mm 25,6 116,6 176,5
- 2,36 mm + 1,18 mm 13 49,9 79,2
- 1,18 mm + 0,05 mm 4 28 49
- 0,05 mm 7,4 45,5 70,2
C. Pengolahan Data Percobaan
- Jaw crusher
Fraksi
ukuran
Berat
(gram)
% Berat
tertampung
%
Kumulatif
berat
tertampung
%
Kumulatif
berat
lolos
+
12,5
mm
2050 82.83 82.83 100.00
-
12,5
mm
+
6,7
mm
200 8.08 90.91 17.17
- 6,7
mm
+
2,36
mm
100 4.04 94.95 9.09
-
2,36
mm
+
1,18
mm
50 2.02 96.97 5.05
-
1,18
mm
+
0,05 25 1.01 97.98 3.03
-
0,05 50 2.02 100.00 2.02
Total 2475
- Roll crusher dengan gape = 1,5 cm
Fraksi
ukuran
Berat
(gram)
% Berat
tertampung
%
Kumulatif
berat
tertampung
%
Kumulatif
berat lolos
+
12,5
mm
256.40 65.84 65.84 34.16
-
12,5
mm
+
6,7
mm
83.00 21.31 87.16 12.84
- 6,7
mm
+
2,36
mm
25.60 6.57 93.73 6.27
-
2,36
mm
+
1,18
mm
13.00 3.34 97.07 2.93
-
1,18
mm
+
0,05 4.00 1.03 98.10 1.90
-
0,05 7.40 1.90 100.00 0.00
Total 389.40
- Roll crusher dengan gape = 1 cm
Fraksi
ukuran
Berat
(gram)
% Berat
tertampung
%
Kumulatif
berat
tertampung
%
Kumulatif
berat lolos
+
12,5
mm
36.9 7.17 7.17 92.83 25
-
12,5
mm
+
6,7
mm
238 46.22 53.39 46.61 12.50
- 6,7
mm
+
2,36
mm
116.6 22.65 76.03 23.97 6.70
-
2,36
mm
+
1,18
mm
49.9 9.69 85.73 14.27 2.36
-
1,18
mm
+
0,05 28 5.44 91.16 8.84 1.18
-
0,05
45.5 8.84 100.00 0.00 0.05
Total 514.90
- Roll crusher dengan gape = 0,5 cm
Fraksi
ukuran
Berat
(gram)
% Berat
tertampung
%
Kumulatif
berat
tertampung
%
Kumulatif
berat lolos
+
12,5
mm
6.5 1.30 1.30 98.70
-
12,5
mm
+
6,7
mm
120 23.93 25.23 74.77
- 6,7
mm
+
2,36
mm
176.5 35.20 60.43 39.57
-
2,36
mm
+
1,18
mm
79.2 15.80 76.23 23.77
-
1,18
mm
+
0,05 49 9.77 86.00 14.00
-
0,05 70.2 14.00 100.00 0.00
Total 501.40
Grafik hubungan kumulatif persen berat lolos dan ukuran
partikel untuk :
- Jaw crusher
y = 0.012x +0. 019
y = 80% x = F80 =
- Roll crusher (gape = 1,5 cm)
-
y = 0,025x - 0,0003
y = 80% x = P80 =
RR80 =
- Roll crusher (gape = 1 cm)
y = 0.012x +0. 019
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
0 5 10 15
Ku
mu
lati
f B
erat
Lolo
s (
%)
Fraksi Ukuran
Hubungan kumulatif persen berat lolos dan fraksi ukuran pada jaw cruher
y = 0,025x - 0,0003
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
0 5 10 15
Ku
mu
lati
f B
erat
Lolo
s (
%)
Fraksi Ukuran
Hubungan kumulatif persen berat lolos
dan fraksi ukuran pada roll crusher
(gape = 1,5 cm)
y =0.066x + 0.068
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
0 5 10 15
Ku
mu
lati
f B
erat
Lolo
s (
%)
Fraksi Ukuran
Hubungan kumulatif persen berat lolos
dan fraksi ukuran pada roll crusher (gape
= 1,0 cm)
y =0.066x + 0.068
y = 80 % x = P80 =
RR80 =
- Roll crusher (gape = 0,5 cm)
y = 0,068x + 0,189
y = 80 % x = P80 =
RR80 =
D. Analisis Hasil Percobaan
- Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa pada jaw
crusher partikel tertampung paling banyak pada
ukuran + 12,5 mm yaitu 82.83 %. Dan setelah di plot
ke dalam grafik, dengan menggunakan regresi linier
didapat persamaan garis y = 3.7683x - 7.2876 dengan
F80 = 65.08 mm.
- Sedangkan pada roll crusher untuk gape = 1,5 cm, 1,0
cm dan 0,5 cm masing-masing partikel tertampung
paling banyak pada ukuran + 12,5 mm, - 12,5 + 6,7
mm, - 6,7 + 2,36 mm, yaitu dengan presentase
masing-masing 65.84 %, 46.22 % dan 35.20 %.
Persamaan garis untuk gape = 1,5 cm adalah dengan P80 = . Untuk gape = 1,0 cm persamaan garisnya adalah dengan P80 = . Sedangkan untuk gape = 0,5 cm persamaan garisnya adalah
dengan P80 = . - F80 ukuran partikel yang meloloskan 80% produk jaw
crusher. Sedangkan P80 ukuran partikel yang
meloloskan 80% produk roll crusher.
- Dari perbandingan antara F80 dan P80 didapat hasil
dari RR80. Penentuan nilai RR80 ini diperlukan
sebagai indikator hasil kerja crusher, keterbatasan
kerja dari mesin, dan untuk menentukan kapasitas
crusher dan efisiensi crusher - Berdasarkan hasil pengolahan data diatas, terlihat
bahwa hubungan antara ukuran ayakan dan persen
kumulatif lolos adalah berbanding lurus. Hal ini
dikarenakan semakin besar ukuran ayakan, maka akan
semakin banyak pula jumlah umpan yang akan lolos.
- Berdasarkan literatur didapat bahwa semakin besar gape dari roll crusher RR80 nya semakin kecil. Hal ini
disebabkan angle of nip dari roll crusher makin kecil
maka makin kecil pula ukuran material hasil
peremukan. Namun terdapat anomali untuk gape yang
berukuran 0.5 cm, yaitu nilainya lebih kecil
dibandingkan dengan ukuran gape 1.0 cm. Hal ini
mungkin disebabkan karena kurang akuratnya data
yang didapat oleh praktikan karena mungkin ada
ayakan material yang tidak tertampung di wadah.
- Beberapa hal yang dapat memengaruhi kerja dari proses crushing ini adalah:
a. ukuran material yang diumpankan
b. angle of nip yaitu sudut antara jaw atau roll dimana makin kecil angel of nip maka makin
kecil ukuran material hasil peremukan.
c. jenis material yang dimasukan, hal ini berkaitan dengan kekerasan, kondisi kelembaban, serta
ukuran material itu sendiri.
d. Tekstur dari jaw atau roll yang digunakan dalam proses peremukan.
e. kadar air yang digunakan (proses dilakukan
dalam suasana basah atau kering)
f. lamanya waktu peremukan - Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya reduction
ratio dari hasil peremukan adalah :
o Ukuran bukaan ayakan o Ukuran partikel mineral yang diayak
o Derajat liberasi o Jumlah mineral yang lolos atau tertampung
E. Jawaban Pertanyaan dan Tugas
1. Gape adalah ukuran bukaan tempat feed masuk ke alat
crusher atau disebut juga feed size opening.
o Pada jaw crusher, bukaan crusher = gape x lebar. o Pada gyratory crusher, bukaan crusher = gape x
diameter mantel.
o Pada cone crusher, bukaan crusher = diameter feed opening (mendekati 2 x gape).
Setting adalah pengaturan bagian-bagian dari alat
crusher. Setting dilakukan agar alat crusher dapat
berjalan dengan baik sesuai yang diinginkan.
Contohnya pada gyratory crusher, setting dilakukan
dengan membuat vertical axis naik dan turun,
sedangkah pada cone crusher, setting dilakukan
dengan membuat bowl naik dan turun.
Angle of Nip (sudut jepit):
o Pada Jaw Crusher berarti sudut antara dua
permukaan jaw plate.
o Pada Roll Crusher berarti sudut yang dibentuk oleh tangen terhadap permukaan roll pada titik
kontak dengan partikel yang akan diremukkan.
2. Reduction Ratio adalah rasio atau perbandingan antara ukuran feed yang masuk dan ukuran produk yang
keluar.
Reduction Ratio (RR) =
Limiting Reduction Ratio adalah rasio atau
perbandingan antara ukuran bukaan screen dimana
semua feed dapat masuk dan ukuran bukaan screen
dimana semua produk dapat melewatinya.
Reduction Ratio 80% adalah rasio atau perbandingan
antara ukuran bukaan screen yang dapat meloloskan
80% feed dan ukuran bukaan screen yang dapat
meloloskan 80% produk.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya reduction
ratio dari hasil peremukan adalah :
o Ukuran bukaan ayakan o Ukuran partikel mineral yang diayak
o Derajat liberasi
y = 0,068x + 0,189
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
120,00%
0 5 10 15
Ku
mu
lati
f B
erat
Lolo
s (
%)
Fraksi Ukuran
Hubungan kumulatif persen berat lolos
dan fraksi ukuran pada roll crusher
(gape = 0.5 cm)
o Jumlah mineral yang lolos atau tertampung
3. Berdasarkan desainnya Jaw Crusher dibagi menjadi Blake dengan Dodge Jaw Crusher, letak
perbedaannya yaitu :
o Ukuran produk pada Blake Jaw lebih heterogen dibandingkan dengan Dodge Jaw yang relatif
seragam
o Pada Blake Jaw porosnya di atas sehingga gaya yang terbesar mengenai partikel yang terkecil,
sedangkan pada Dodge Jaw porosnya di bawah
sehingga gaya yang terbesar mengenai partikel
yang terbesar. Akibatnya, gaya mekanis dari
Dodge Jaw lebih besar doibandingkan dengan
Blake Jaw
o Kapasitas Dodge Jaw jauh lebih kecil dari Blake Jaw pada ukuran yang sama
o Pada Dodge Jaw sering terjadi penyumbatan 4. Choke crushing adalah proses penghancuran material
dimana penghancuran material dilakukan oleh
permukaan roll dan juga oleh sesame material.
Contoh: Roll Crusher.
Arrested crushing adalah proses penghancuran
mineral dimana penghancuran mineral hanya
dilakukan dengan bantuan jaw saja. Contoh: Jaw
Crusher.
5. Mekanisme remuknya mineral. o Pertama ketika energi yang digunakan masih
relatif kecil terjadi abrasion (attrition) cirinya
adalah ketika produk yang dihasilkan hanya satu
bagian yang berukuran besar dan banyak partikel
yang distribusi ukurannya sangat kecil .
o Kedua ketika energi yang digunakan cukup untuk meremukan partikel maka terjadi compression
(cleavage) cirri dari fase ini adalah dihasilkan
partikel yang berukuran sedang dengan kesemua
partikel berukuran sama.
o Ketiga ketika energi peremukannya lebih dari
cukup maka terjadi fenomena impact (shatter).
Dari fase ini dihasilkan banyak partikel dengan
distribusi ukuran yang sangat luas.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju partikel melewati permukaan ayakan, yaitu :
Faktor Material Faktor Mesin
- Densitas Bulk - Permukaan Screen:
Luas, Persentase area
terbuka, Ukuran
bukaan, Bentuk
bukaan, ketebalan,
Wire diameter
- Bentuk dari Kurva distribusi Ukuran
- Vibrasi : Amplitudo, Frekuensi, Arah
- Bentuk Partikel - Sudut Kemiringan
- Surface Moisture - Metode pemberian
feed pada screen
7. Ukuran dari jaw crusher dapat dinyatakan dalam bukaan (width x gape) atau setting. Untuk gyratory
juga berlaku hal serupa yaitu (gape x diameter of
mantle), roll crusher (angle of nip, gape, diameter of
roll), dan pengayak getar dalam frekuensi, mesh, dan
luas.
F. Simpulan
Peremukan (Crushing) pada pengolahan mineral
berfungsi untuk mengecilkan ukuran bijih serta
membebaskan mineral berharga dari mineral
pengotor. Sedangkan pengayakan (Screening) adalah
proses pemisahan produk berdasarkan ukuran dengan
menggunakan ayakan. Apabila ukuran partikel lebih
besar daripada ukuran lubang pada ayakan, maka
partikel akan tertahan di atas ayakan, dan sebaliknya.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal ayakan
biasanya memakai beberapa ukuran secara bertahap.
Nilai RR80 pada setiap percobaan menggunakan roll
crusher adalah (untuk gape = 1,5 cm); (untuk gape = 1,0 cm); dan 1.23 (untuk gape = 0,5
cm). Berdasarkan literatur didapat bahwa ada
hubungan yang berbanding lurus antara jarak antar
roll dengan RR80.
G. Daftar Pustaka
http://kuliahd3fatek.blogspot.com/2009/05/bab-ii-
pengolahan-bahan-galian.html (diakses tanggal : 6 Maret
2013)
Wills, B.A., and Napier-Munn., Mineral Processing
Technology seventh edition, Butterworth-Heinemann,
2006. (hal. 118 140)
H. Lampiran
Gambar 1 : Blake Jaw Crusher dengan double toggle
Gambar 2 : Blake Jaw Crusher dengan single toggle
Gambar 3 : Dodge Jaw Crusher
Gambar 4 : Roll Crusher
Crusher :
1. Double Toggle Jaw Crusher
Prinsip kerja : Toggle akan bergarak maju mundur pada
saat mesin dihidupkan. Kemudian membuat pitman
bergerak naik dan turun. Gerakan-gerakan inilah yang
membuat moving jaw dapat bergerak saat merermukkan
partikel yang besar. Partikel dapat remuk karena tertekan
di antara fixed jaw dan moving jaw.
2. Roll Crusher
Prinsip kerja : Sebelum mesin dihidupkan, persiapkan
dulu jarak antar roll. Kemudian material dimasukkan ke
feed kemudian feed akan remuk karena terkena pengaruh
roll yang berputar. 2 buah roll yang saling beputar ketika
material menyentuhnya, material akan tertekan di antara
roll dan remuk. Kemudian hasil yang didapat ditampung.
3. Gyratory Crusher
Prinsip kerja :
- Alat yang sangat penting yaitu vertical axis tempat mantle menempel dan axis bergantung
pada spider.
- Vertical axis berputar eccentrical dari bagian bawah disebut aksi gyratory.
- Mantle berbentuk kerucut menempel pada shell
dan memiliki diameter yang terus bertamabah
besar dari bawah ke atas.
- Mantle bersama dengan vertical axis akan
melakukan aksi gyratory dengan memberikan
tekanan ke shell.