Upload
nita-andriyani
View
241
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/31/2019 laporan nbss........
1/57
PATOMEKANISME KASUS
Prognosis Good
Suggestion
Audiometry & tympanometry
Komplikasi
Right tympanic membrane was bulging & dark purple
(+) PE: - GCS spoor
BP
Pulse rate (+) NE: - pupil anisocor
hemiparesis pada sisi kiri
babinski (+)
(+) Lab: HB
(+) Neuroimaging: - X-Ray fracture line in the temporo-parietal region
- CT-Scan right temporo-parietal epidural hemorrhage,
midline shift & brain edema
Diagnosa
Head injury Epidural hemorrhage Herniasi
Diagnosa
Operated by neurosurgeon to evacuate the
intracranial hematom
(+) irritable
(+) alcoholic smell
(+) psychiatric exam: alcoholic
(+) family alloanamnesa
(+) Lab: Blood alcohol level (+)
Urine test: benzodiazepine
Hipotesa 3
AlkoholismHipotesa 1
Head Injury
Hipotesa 2
Intracranial Hemorrhage
(+) pingsan sadar pingsan
(+) injury di temporo-parietal sebelah kanan
(+) mengalami ilusi
(+) pingsan sadar pingsan
(+) pembengkakan injury di temporo-parietal sebelah kanan
Chief Complain
Kecelakaan ketika mengendarai motor kepalanya membentur jalan irritable tecium
alkohol dari mulutnya
Hanya sebagai factor resiko
terjadi kecelakaan
7/31/2019 laporan nbss........
2/57
KEPALA
Kepala merupakan bagian superior tubuh yang menempel dengan batang tubuh melalui leher.
KULIT KEPALA (SCALP)
Kulit kepala menutupi cranium, dan meluas dari linea nuchalis superior pada os occipitale sampai
margo supraorbitalis ossis frontalis. Ke arah lateral kulit kepala meluas lewat fascia temporalis ke
arcus zygomaticus. Kulit kepala terdiri dari lima lapis jaringan; tiga lapis pertama saling
berhubungan secara erat satu dengan yang lain dan bergerak sebagai satu kesatuan.
1. Skin (kulit). Merupakan kulit yang tipis, mengandung banyak kelenjar keringat dan
kelenjar minyak (kecuali daerah occipital), serta folikel rambut.
2. Connective tissue (jaringan ikat). Merupakan lapisan subkutan, memiliki banyak
pembuluh darah dan saraf.
3. Aponeurosis epicranialis (galea aponeurotica). Selembar jaringan ikat yang kuat dan
merupakan lembar tendo bagi m. occipitalis dan m. frontalis.
- M. frontalis: menarik kulit kepala ke depan, mengerutkan dahi, dan mengangkat
kedua alis.
- M. occipitalis: menarik kulit kepala ke belakang dan mengerutkan kulit tengkuk.
4. Loose connective tissue (jaringan ikat longgar). Bentuknya menyerupai spon karena
berisi banyak ruang potensial yang dapat mengembang karena menyerap cairan yang terbentuk
akibat cedera atau infeksi; lapis ini memungkinkan ketiga lapis di atasnya bergerak secara
bebas terhadap lapis terdalam.
5. Pericranium. Selapis jaringan ikat padat, melekat erat pada ossa cranii
7/31/2019 laporan nbss........
3/57
7/31/2019 laporan nbss........
4/57
TULANG TENGKORAK (CRANIUM / SKULL)
Cranium (skull) adalah bagian superior tengkorak yang bulat dan besar, yangmenutupi otak
dan terbuat dari tulang-tulang cranial.
Terdiri dari :
7/31/2019 laporan nbss........
5/57
Neurocranium (cranial bone)
Merupakan bagian cranium yang melapisi otak dan pelapis membranousnya, cranial meninges.
Juga mengandung bagianproximal cranial nerve dan perdarahan otak.
Neurocranium terdiri dari :
- calvaria (skull cup) : bagiap atap tengkorak
- floor (cranial base) : basis cranii
Viscerocranium (facial bone)
Merupakan bagian tengkorak yang berasal dari arkus brakhialis dan terdiri dari tulang wajah yang
berkembang dari mesenkim embrionik pharyngeal arches.
Anterior Aspect of the Skull
Frontal Bone
Frontal bone membentuk dahi (bagian anterior cranium), lubang mata (orbit), dan sebagian
besar bagian anterior cranial floor.
Glabela tonjolan kecil di frontal superior nasal
7/31/2019 laporan nbss........
6/57
Nasion pertemuan antara sutura internasal dengan frontonasal
Squama frontalismelekuk ke inferior dari coronal suture
Zygomatic Bones
Maxilla (upper jaws)
Mandible (lower jaws)
Lateral Aspect of the Skull
Pterion pertemuan antara tulang sphenoid, temporal, frontal dan parietal bones (H shape)
External acoustic opening
Parietal Bone
Parietal Bone membentuk bagian besar pada sisi dan atap dari cranial cavity.Permukaan internal parietal bone mengandungtonjolan dan penekanan yang memuat pembuluh
darah yang menyuplay dura matter.
Temporal Bone
Temporal Bone membentuk aspek inferior lateral cranium dan bagian cranial floor.
Squama temporal tipis, datar, yang membentuk bagian anterior dan superior
Proyeksi dari bagian squama temporal adalah zygomatic process, yang berartikulasi dengan
temporal process pada tulang zygomatic.
Zygomatic process pada tulang temporal dan temporal process pada tulang zygomatic
membentuk zygomatic arch.
Sphenoid Bone
Sphenoid Bone memanjang pada bagian midline basis cranii.
Bergabung dengan tulang frontal anteriorly, dengan tulang temporal laterally, dengan occipital
posteriorly.
Ethmoid Bone
Ethmoid Bone seperti spons dan terletak pada midline pada anterior cranial floor medial
terhadap orbit.
Anterior terhadap sphenoid dan posterior terhadap nasal bone.
Merupakan struktur pendukungnasal cavity.
7/31/2019 laporan nbss........
7/57
Posterior Aspect of the Skull
Occipital Bone
Occipital Bone membentuk bagian posterior dan sebagian besar basis cranii.
Lambda pertemuan antara sutura sagittal dengan sutura lambdoid
Bregma pertemuan sutura coronal dengan sagittal.
Vertex superior point dari neurocranium di midline skull
Foramen magnum bagian inferior occipital Bone
External occipital protuberance proyeksi penonjolan midline pada permukaan posterior
tulang di atas foramen magnum
Persarafan
- Depan auricula: melalui cabang-cabang ketiga divisi nervus cranialis V.
- Belakang auricula: berasal dari saraf-saraf kulit spinal (C2 dan C3).
Vaskularisasi
arcus aorta a.brachiocephalic a.carotid communis:
- a. carotis externa a. occipitalis: bagian belakang kepala
a. auricularis posterior: bagian belakang telinga
a. temporalis superficialis: bagian depan auricular
- a.carotis interna a. supratrochlearis: bagian depan/dahi kepala
a. supraorbitalis: bagian depan/dahi kepala
7/31/2019 laporan nbss........
8/57
v. supraorbitalis v. occipitalis v. temporalis superficialis
v. supratrochlearis (dari daerah v. auricularis posterior
occipitalis) (dari depan dan belakang
Auricular)
v. facialis
(dari depan)
v. retromandibularis anterior v. retromandibularis posterior
v. jugularis interna v. jugularis eksterna
v. subclavia
Limfe
Penyaluran limfe kulit kepala adalah ke lingkaran kelenjar-kelenjar superficial:
- Nodi lymphoidei submentalis
- Nodi lymphoidei submandibularis
- Nodi lymphoidei parotidei
- Nodi lymphoidei mastoidei
- Nodi lymphoidei occipitals
Limfe dari kelenjar-kelenjar ini disalurkan ke nodi lymphoidei cervicales profundi di sepanjang
v.jugularis interna.
7/31/2019 laporan nbss........
9/57
VASKULARISASI OTAK
Vaskularisasi otak terjadi melalui cabang a.carotis interna dan a.vertebralis:
- a. carotis communis di leher dipercabangkan a. carotis interna cabang terminal
a. cerebri anterior dan a. cerebri media.
- a. subclavia di pangkal leher, dipercabangkan a. vertebralis bersatu di tepi kaudal
pons a. basilaris melintas lewat cisterna pontis ke tepi superior pons a. cerebri
posterior dextra dan a. cerebri posterior sinistra.
Circulus arteriosus cerebri (Willis), terdapat di dasar otak, dibentuk oleh a. cerebri posterior, a.
communicans posterior, a. carotis interna, a. cerebri anterior dan a. communicans anterior.
Arteri Asal Distribusi
- a. vertebralis
- a. inferior
posterior cerebelli
- a. basilaris
- a. inferior
anterior cerebelli
- a. superior
cerebelli
- a. carotis
interna
- a. cerebri
anterior
- a. cerebri
media
a. subclavia
a. vertebralis
Dibentuk melalui
persatuan kedua a.
vertebralis
a. basilaris
a. basilaris
a. carotis communis
pada tepi atas cartilage
thyroidea
a. carotis interna
Lanjutan a. carotis
interna di sebelah distal
dari a. cerebri anterior
cabang terminal a.
basilaris
a. cerebri anterior
Meninges dan cerebellum
Aspek postero-inferior cerebellum
Truncus encephali, cerebellum, dan
cerebrum
Aspek inferior cerebellum
Aspek superior cerebellum
Melepaskan cabang-cabang dalam sinus
cavernosus dan merupakan pemasok darah
utama untuk otak
Hemisfer-hemisfer serebrum, kecuali lobus
occipitalis
Bagian terbesar permukaan lateral
hemisfer-hemisfer serebrum
Aspek inferior hemisfer-hemisfer serebrum
dan lobus occipitalis
7/31/2019 laporan nbss........
10/57
- a. cerebri
posterior
- a.
communicans ant.
- a.
communicans post.
a. cerebri posterior Circulus arteriosus cerebri (Willis)
7/31/2019 laporan nbss........
11/57
CRANIAL MENINGES
CNS dilapisi 3 meninges :
a. Dura mater, merupakan 2 membran fibrous yang melekat.
a. Outer dural layer
Merupakan lapisan dari dura mater (peiosteal dura) yang dekat dengan inner lamina
(bagian terdalam) dari cranium. Di daerah ini terdapat :
- Cabang-cabang utama dari middle meningeal a.
7/31/2019 laporan nbss........
12/57
- Epidural space merupakan space yang berada di antara inner lamina dari
cranium dengan dura mater ini.
b. Inner dural layer
Disebut juga true dura mater, yang melekat pada outer dural layer. Di daerah ini terdapat
struktur-struktur:
- Lipatan-lipatan inner dural layer
Falx cerebri, berada antara cerebral hemisphere
Falx cerebeli, berada di midsagittal plane
Tentorium cerebelli, antara cerebrum dengan cerebellum
Diaphragm sellae
- Dural venous sinuses
Venous drainage
Superior sagittal sinus, berada di falx cerebri, dimulai dari crista galii ke posterior,
menerima darah dari superficial cerebral vein.
Inferior sagittal sinus, berada di inferior falx cerebri
Straight sinus, dari apex tentorium cerebelli lalu bergabung dengan cerebral vein.
Confluences sinuses, dibentuk dari gabungan superior sagittal, straight & occipital
sinuses.
Transverse sinuses, berada dikedua sisi tentorium cerebelli.
Superior petrosal sinus
Sigmoid sinus
c. Cranial nerve, ada cranial nerve yang melewati daerah ini dari bagian anterior
menuju posterior.
d. Epidural space,
merupakan space yang berada di antara inner lamina dari cranium dengan dura mater (outer
layer/periosteal dura)
e. Subdural space, merupakan space antara true dura dengan arachnoid layer.
b. Arachnoid, terdiri dari fibrous membrane mengandung serat-serat collagen dan elastic.
7/31/2019 laporan nbss........
13/57
- Subarachnoid space antara lapisan arachnoid dengan pia mater, yang berisi
CSF (Cerebropinal Fluid)
c. Pia mater, jaringan ikat transparan, merupakan lapisan yang langsung melekat ke otak.
The middle meningeal artery (Latinarteria meningea media) merupakan cabang ketiga dari
bagian pertama (retromandibular part) dari maxillary artery; 1 dari 2 cabang terminal dari external
carotid artery. Setelah maxillary artery bercabang, middle meningeal artery berjalan melalui
foramen spinosum untuk menyuplay dura mater(one of the meninges) dan calvaria. Yang
http://en.wikipedia.org/wiki/Latin_languagehttp://en.wikipedia.org/wiki/Maxillary_arteryhttp://en.wikipedia.org/wiki/External_carotid_arteryhttp://en.wikipedia.org/wiki/External_carotid_arteryhttp://en.wikipedia.org/wiki/Foramen_spinosumhttp://en.wikipedia.org/wiki/Dura_materhttp://en.wikipedia.org/wiki/Meningeshttp://en.wikipedia.org/wiki/Calvariahttp://en.wikipedia.org/wiki/Latin_languagehttp://en.wikipedia.org/wiki/Maxillary_arteryhttp://en.wikipedia.org/wiki/External_carotid_arteryhttp://en.wikipedia.org/wiki/External_carotid_arteryhttp://en.wikipedia.org/wiki/Foramen_spinosumhttp://en.wikipedia.org/wiki/Dura_materhttp://en.wikipedia.org/wiki/Meningeshttp://en.wikipedia.org/wiki/Calvaria7/31/2019 laporan nbss........
14/57
menyuplay meninges ada 3,middle meningeal artery yang paling besar, anterior meningeal artery
danposterior meningeal artery.
Kira-kira setengahnya bercabang menjadi accessory meningeal artery.
middle meningeal artery berjalan dibawah pterion. Daerah ini mudah terkena injury, dimana tulang
tengkoraknya tipis. Rupture artery menyebabkan epidural hematoma.
http://en.wikipedia.org/wiki/Anterior_meningeal_arteryhttp://en.wikipedia.org/wiki/Posterior_meningeal_arteryhttp://en.wikipedia.org/wiki/Accessory_meningeal_arteryhttp://en.wikipedia.org/wiki/Pterionhttp://en.wikipedia.org/wiki/Epidural_hematomahttp://en.wikipedia.org/wiki/Anterior_meningeal_arteryhttp://en.wikipedia.org/wiki/Posterior_meningeal_arteryhttp://en.wikipedia.org/wiki/Accessory_meningeal_arteryhttp://en.wikipedia.org/wiki/Pterionhttp://en.wikipedia.org/wiki/Epidural_hematoma7/31/2019 laporan nbss........
15/57
External Carotid Artery
Maxillary artery Superficial temporal arteryMiddle meningeal artery
Middle temporal artery
(Memasuki floor dari middle cranial Frontal Branch of Superficial temporal artery
fossa melalui foramen spinosum, ber- Parietal Branch of Superficial temporal artery
berjalan ke lateral fosa, dan memutar
superoanteriorly pada greater wing
sphenoid)
Anterior middle meningeal artery (*)
Posterior middle meningeal artery (**)
7/31/2019 laporan nbss........
16/57
(*) Berjalan ke superior pterion. Lebih lebar, melewati grater wing of sphenoid, mencapai
groove atau kanal pada sphenoidal angle parietal bone, dan membuat cabang yang menyebar
diantara dura mater dan permukaan internal cranium, kemudian beberapa lewat ke atas
sampai vertex, dan beberapa membalik ke region occipital.
(**) Menekuk ke belakang pada bagian squamous tulang temporal , dan mencapai tulang
temporal kemudian terbagi menjadi beberapa cabang yang menyuplai bagian posterior dura
mater dan cranium.
TEKANAN INTRAKRANIAL
Komponen dari kompartement intracranial adalah otak, CSF, darah.
Tengkorak membatasi isi intracranial total. Otak sebenarnya tidak dapat ditekan, oleh karena
itu CSF dan darah berfungsi sebagai dapar utama volume intracranial yang meningkat.
ICP ini normalnya adalah 2-12 mmHg. Meningkatnya ICP dalam kisaran
15-40 mmHg, yang tidak membahayakan akibat kenaikan tekanan itu sendiri secara cepat
dapat menimbulkan kerusakan sekunder, baik akibat menurunya perfusi serebral jika mencapai
tekanan darah dalam kranium karena penggeseran yang berkaitan dari jaringan otak yang
merusak batang otak bagian atas.
Oleh karena itu, kerusakan global akibat peningkatan ICP bersifat
iskemik dan berkaitan dengan perbedaan antara ICP dan tekanan darah dalam arteri serebralis
major. Jika perbedaan tekanan ini, yang disebut denga tekanan perfusi serebral dibawah 40-60
mmHg, peningkatan ICP menjadi bersifat merusak bagi sel saraf.
7/31/2019 laporan nbss........
17/57
Tekanan intrakranial dipengaruhi oleh aktivitas sehari-hari, contoh :
pernafasan perut yang dalam, batuk dan mengedan.
Ruang intrakranial adalah suatu ruangan kaku yang terisi penuh sesuai
kapasitasnya dengan unsure yang tidak dapat ditekan:
Otak (1400 gr)
CSF (75 ml)
Darah (75 ml)
Jika 3 unsur utama ini meningkat
Mengakibatkan desakan pada ruangan yang ditempati oleh unsur lainnya
Menaikkan tekanan intrakranial
Ada mekanisme kompensasi yang bekerja bila satu dari 3 elemen
intrakranial membesar melampaui proporsi normal. Tujuan untuk mempertahankan TTIK
normal yang juga berarti mempertahankan integrasi otak.
Mekanisme kompensasi :
Pengalihan CSF ke rongga spinal
Peningkatan aliran vena dari otak
Sedikit tekanan (tumor, head injury, edema, obstruksi aliran CSF) jaringan otak
TTIK secara berangsur-angsur akan bertambah
Head Injury (36-48 jam)
Timbul edema maximal
Peningkatan TTIK sampai 33 mmHg (450 mmH2O)
7/31/2019 laporan nbss........
18/57
Mengurangi aliran darah otak
Iskemia timbul
Tekanan darah sistemik meningkat Merangsang pusat vasomotor
Inhibisi jantung
Bradicardia
Pernafasan menjadi lebih lambat
Retensi CO2 dan vasodilatasi otak
TTIK meningkat
Motoric/Descending/Efferent pathway
Jaras motoris pada tubuh terdapat berbagai macam tract, salah satunya merupakan jalur pyramidal
dan extrapyramidal.
Corticospinal Tract (Pyramidal)
Berasal dari :
50% dari primary Motor area pada Premotor cortex Parietal Cingulate
Motor cortex di medial hemisphere pada sisi lateral lobes gyrus
Precentral gyrus
Melewati corona radiata (white matter pada cerebrum) dan internal capsule
7/31/2019 laporan nbss........
19/57
Melewati cerebral peduncle pada midbrain
Melewati serabut saraf antara serabut pontin nukleus pada pons
Melewati Gracile fasciculus pada medulla oblongata dan pyramid yg merupakan tonjolan pada medulla
oblongata yang terbentuk karena adanya jaras corticospinal. Pada pyramid ini :
1. 80% fiber menyebrang midline pada pyramid (pyramidal decussation), dan fiber ini turun
ke spinal cord pada sisi yang kontralateral. Fiber ini disebut Lateral Corticospinal.
Targetnya terhadap bagian distal dari ekstrimitas atas, seperti mengancing, menali sepatu,
dll. Dan keadaan ini dalam pelatihan yang berulang. Selain itu juga pergerakan fleksi pada
sikut
2. 10% fiber dari Lateral corticospinal turun ke spinal cord pada sisi yang ipsilateral. Dimana
bagian ini sedikit memberikan kontribusi terhadap pergerakan ekstrimitas pada sisi yangipsilateral.
3. Sisa 10% membentuk Anterior Corticospinal, dimana fiber ini akan mengalami persilangan
pada white commissure. Lalu akan bersinaps dengan sel dan pada anterior gray horn
setinggi cervical. Dan sel ini mempersarafi otot dalam pada leher.
Corticonuclear/Corticobulbar Tract (Extra Pyramidal)
Proses jaras motoris yang lebih kompleks dan berada di luar pyramid. Dimana tract ini
mempersarafi ke bagian wajah, lidah, rahang gigi.
Pupillary Light Pathway
Refleks pupil merupakan refleks yang terjadi pada mata normal dengan keadaan konstriksinya
kedua belah mata untuk menghindari terlalu berlebihnya pada saat cahaya masuk.
Cahaya masuk melalui kedua mata (direct)
Jalur refleks melalui tractus optikus
Meninggalkan traktus dekat korpus genikulum lateral dan ke arah kolikulus superior
7/31/2019 laporan nbss........
20/57
Berakhir pada Pretektal nukleus yang merupakan area antara midbrain dan thalamus
Melewati posterior white commissure, menuju Nukleus cranial nerve okulomotor, yaitu Edinger-
Westhpal nukleus
Serat eferen motorik berasal dari nukleus ini juga menyertai saraf okulomotor di dalam orbita.
Serat preganlionic bebas dan memasuki ganglio siliaris sel, lalu bersinaps. Lalu dikirimkan impuls ke
serat postganglionic yang mempersarafi ke otot sfingter dari pupil.
Cahaya masuk melalui satu mata kiri (indirect)
Jalur refleks melalui tractus optikus pad satu sisi lateral kiri
Meninggalkan traktus dekat korpus genikulum lateral dan ke arah kolikulus superior sisi kiri
Berakhir pada Pretektal nukleus sisi kiri yang merupakan area antara midbrain dan thalamus
Melewati posterior white commissure, menuju Nukleus cranial nerve okulomotor, yaitu Edinger-Westhpal nukleus dengan melakukan penyilangan ke nukleus kanan
Serat eferen motorik berasal dari nukleus ini juga menyertai saraf okulomotor di dalam orbita.
Sisi kanan dan kiri dari nukleus Edinger mengirimkan kedua impuls.
Serat preganlionic bebas dan memasuki ganglio siliaris sel, lalu bersinaps. Lalu dikirimkan impuls ke
serat postganglionic yang mempersarafi ke otot sfingter dari pupil di kedua mata.
Jadi, apabila terjadi pencahayaan pada sisi kanan, kedua pupil akan mengalami konstriksi
(Konsensual respons) akibat impuls yang diberikan dari Edinger-Westhpal nucleus menyilang.
HEAD INJURY
EPIDEMIOLOGY
Traumatic brain injury (TBI) merupakan penyebab kematian terbesar terutama pada anak-anak dan
adult, dan merupakan penyebab utama terjadinya kecacatan (disability).
Lebih dari dua juta pasien di A.S. per tahunnya dan mencapai 25% dai dan 10% kematian di sana
diakibatkan oleh brain injury. Setiap 7 detik terjadi kasus brain injury di sana dan kematian akibat
hal tersebut terjadi setiap 5 menit. Labih dari 200.000 orang mati dan cacat pertahunnya.
Brain injuty bisa terjadi pada setiap umur, terutama terjadi pada usia remaja (usia 15-24 tahun).
Head injury menyebabkan kematian terutama pada usia di bawah 24 tahun. Kasus ini terjadi lebih
7/31/2019 laporan nbss........
21/57
banyak pada pria daripada wanita. Kasus brain injury paling tinggi terjadi akibat kecelakaan
sepeda motor, dan di wilayah metropolitan, dan kepribadian seseorang juga menjadi factor yang
dapat menigkatkan insidensi head injury.
PATHOLOGY DAN PATHOPHISIOLOGY DARI CRABIOCEREBRAL TREAUMA
Skull fractures
Skull fracture di bagi atas tiga macam, yaitu linear, depressed, atau communited. Jika scalp
tersobek atau luka pada area terjadinya fracture, maka dapat di kategorikan menjadi fracture
terbuka (compound fracture). Adanya fracture pada kepala menjadi pertanda apakah akan terjadi
injury yang parah pada otak namun namun tidak berarti semua injury akan menyebabkan
gangguan. (prognosis yang muncul bergantung pada tingkat keparahan injury yang terjadi pada
otak daripada injury yang terjadi pada skull)
Fracture linear terjadi 80%, dan paling sering terjadi di area temporal, karena area ini merupakan
are paling tipis pada skull. Terdeteksinya linear fracture biasanya harus disertai kecurigaan kita
akan terjadinya brain injury, karena biasanya sering terjadi juga gambaran CT scan menunjukan
keadaan normal, tertapi pasien mengalami brain injury. Untuk management pasien yang
mengalami linear fracture tidak di butuhkan penanganan dengan operasi tetapi cukup denga
pengobatan conventional
Pada depressed fracture pada skull, terdapat satu atau lebih fragmen tulang yang masuk ke dalam
dan menekan permukaan otak. Pada comminuted fracture, terdapat fragmen yang lebih banyak
(multiple) fargmen tulang hancur baik masuk ataupun tidak ke permukaan otak. Pada comminuted
fracture, terdapat multiple fragmen yang hancur, baik itu masuk atau tidak ke permukaan otak.
Pada depressed fracture dan comminuted fracture, biasanya luka yang terjadi bersifat terbuka
(compound), meskipun tidak terbuka, pertolongan surgical sangat dibutuhkan untuk mengangkat
fragmen, debris, dan pembentukan kembali lapisan dura. Selain itu tindakan operasi juga dilakukanuntuk menghindari kemungkinan terjadinya infeksi apabila fraktur terbuka. Pada beberapa pasien,
depressed fractureberhubungan dengan gangguan pendengaran, tekanan pada otak, atau trombosi,
yang terjadi pada area yang mengalami frakrur.
7/31/2019 laporan nbss........
22/57
Selain fraktur-faktur yang di sebutkan diatas, terdapat jenis fraktur lain, yaitu basilar fracture,
yaitu fraktur yang terjadi di basis skull. Bentuk basilar fracture ini bisa linear, depressed, atau
comminuted. Dan biasanya tidak terdeteksi dengan x-ray biasa, maka dibutuhkan CT scan dengan
bone windows. Biasanya fraktur ini berhubungan dengan kerusakan cranial nerve, robeknya
lapisan dura pada area fraktur yang memudahkan terjadinya infeksi (ex meningitis). Kecurigaan
terjadinya basilar fracture ini dapat kita ketahui dari gejala-gejala yang dikeluhkan pasien, seperti
gangguan pendengaran, CSF otorhea, peripheral nerve weakness, atau echymosis pada scalp di
area fracture.
Cerebral concussion and axonal shearing injury
Hilangnya kesadaran bisa diakibatkan adanya pergerakan acceleration-deceleration yang terjadi
pada kepala, yang menyebabkan terjadinyastretching(pemanjangan)danshearing(terpotongnya)
axon. Ketika hilangnya kesadaran terjadi kurang dari 6 jam, maka kejadian itu disebut concussion,
ketika lebih dari 6 jam maka disebutDiffuse Axonal Injuryn (DAI).
DAI yang terjadi antara 6-24 jam disebut moderate DAI, sementara jika lebih dari 24 jam disebut
severe DAI. Pada kasus ini ketika penyebab coma tidak ditemukan pada pemeriksaan CT atau
MRI. Dan mungkin terjadi kerusakan mikroskopik pada axon.
Brain swelling and cerebral edema
Terjadinya brain swelling belum sepenuhnya dimengerti, tetapi mungkin traumatic brain swelling
terjadi akibat cerebral edema (terjadinya peningkatan isi extravascular brain water) akibat
peningkatan cerebral blood vomume (CBV), sebagai akibat vasodilatasi pembuluh darah, atau
keduanya.
Cerebral edema diklasifikasikan menjadi cytotoxic, vasogenic, atau interstitial. Pembengkakan bisa
diffuse atau focal.
Parenchymal contusion and hemorrhage
7/31/2019 laporan nbss........
23/57
Terjadinya contusion adalah akibat scrapingdan bruisingpada otak yang bergesekan dengan basis
dari tengkorak. Contusion dan hemorrhage ini biasanya terjadi pada area frontal dan temporal
dimana pada area ini banyak tonjolan-tonjolan yang memanjang ke daerah otak.
Subdural hematoma
Pengumpulan kosentrik kecil di atas kecembungan hemisferik berdekatan dengan
berbagai derajat kontusi hemoragik permukaan. Bekuan besar dianggap secara primer berasal
dari vena, meskipun sering ditemukan tempat perdarahan arterial tambahan.
Kebanyakan terletak di atas region frontotemporalis, kurang sering pada fossa
inferior media atau diatas kutub oksifitalis.
Hematom subdural kecil mungkin asimptomatik dan biasanay tidak membutuhkan
terapi. Menjadi asimptomatik dalam waktu beberapa menit sampai beberapa jam setelah cedera.
Stupor atau sopor dan tanda pembesaran pupil unilateral merupakan tanda major
pada hematoma yang lebih besar. Dilatasi pupil biasanya ipsilateral 5-10% kontraleral terhadsap
hematom.
Epidural hematoma
Lokasi terletak diatas cembungan temporalis lateral dijelaskan oleh asal dari pembuluh
darah dura yang robek, paling umum pada arteri meningea media.
Timbul lebih cepat dari hematoma subdural, mayoritas pasien tak sadar waktu pertama
kali diperiksa.
Suatu interval lucid, beberapa menit sampai beberapa jam yang kemudian menjadi
koma.
Mayoritas pasien mengalami fraktur dari bagian skuamosa os temporalis, melalui garis
pembuluh yang robek.
7/31/2019 laporan nbss........
24/57
Subarachnoid hemorrhage
Individu dengan resiko subarahnoid hemorrhage adalah yang memiliki intracranial
aneurysm, intracranial AVM, atau hipertensi, dan orang yang diduga head injury,
subarahnoid hemorrhage sering terjadi berulang biasanya dari rupture intracranial
aneurysm.
Ketika pembuluh darah bocor, darah masuk ke subarhnoid space. Ketika pembuluh
darah robek (tearing), terpompa ke subarahnoid space. Darah sangat rentan menimbulan
iritasi meningeal dan jaringan saraf lainnya neural tissues, dan akan menghasilkan reaksi
inflamasi pada jaringan tersebut.
ICP secara bertahap meningkat, ICP ini akan kembali pada keaddan yang normal dalam
waktu 10 menit, CBF&CPP akan menurun, adanya hematoma akan menekan jaringan otak.
Manifestasi klinik: pada awalnya sakit kepala episodic yang berhungan dengan
bocornya pembuluh darah, perubahan status mental yang sementara, atau level kesadaran,
nausea dan vomiting, focal neurologic defects pada penglihatan atau bicara.
Iritasi meningeal dan inflamasi biasanya terjadi, disebabkan oleh nuchal rigidity,
photopobia, blurred vision, irritability, restlessness, low grade fever. Positif untuk test
kernig sign, dan brudzinski sign.
7/31/2019 laporan nbss........
25/57
INITIAL ASSESSSMENT AND STABILIZATION
Saat pasien dating ke ruang gawat darurat, penilaian resusitasi, anamnesis, dan pemeriksaan fisik,
harus dilakukan secara simultan. Tujuannya untuk menstabilkan airway, respirasi, dan sirkulasi;
untuk mengklasifikasikan keparahan injury. Jika terjadi injury moderate sampai severe, maka
pameriksaan CT dibutuhkan untuk melihat bentuk fraktur dan kemungkinan terjadinya perdarahan.
DIAGNOSIS
Untuk menegakan diagnosis, maka history taking yang akurat sangat diperlukan terutama
mengenai kapan terjadinya kecelakaan dan kondisi klinis pasien sebelum di bawa ke Rumah Sakit.
Setelah history taking di lakukan, kemudian lanjutkan dengan pemeriksaan neurologis pada pasien
juga tingkat kesadaran pasien. Setelah anamnesa dan pemeriksaan dilaksanakan baru dilanjutkan
dengan pemeriksaan radiografi dan imaging jika diperlukan.
MANAGEMENT
Admission to the hospital
Low-risk group
Untuk pasien dengan criteria beresiko rendah, maka setelah pasien mendapatkan pengobatan,
pasien di perbolehkan pulang setelah 24 jam (setelah 24 jam pasien kembali diperiksa, untuk
7/31/2019 laporan nbss........
26/57
memeriksa kemungkinan terjadinya perdarahan), namun apabila setelah pulang pasien merasakan
pusing, muntah, atau linglung, maka pasien diminta untuk segera kembali ke Rumah Sakit.
Moderate-risk group
Untuk pasien denga GCS 15, maka pasien harus mendapatkan perawatan juga pemeriksaan
neurologis yang intensive. Sementara bagi pasien denga GCS 9-14, maka pasien harus segera
mendapatkan perawatan di ICU, dan CT setelah 24 jam untuk melihat perarahan dan prognosis dari
pasien.
High-risk group
Dengan segera harus mendapatkan perawatan intensif di ICU.
Surgical intervention
Tindakan operasi hanya dilakukan untuk jenis fraktur depressed atau comminuted, selain itu
tindakan operasi harus dilakukan untuk menghilangkan perdarahan yang terbentuk dan
mengganggu fungsi otak.
Intracranial pressure management
Tujuannya untuk menjaga agar tekanan intra cranial pasien tetap dalam keadaan normal ( normalICP < 15 mmHg)
Intensive Care Unit management of severe head injury
Mencakup:
Serial neurologic evaluation
Airway and ventilation
Blood pressure management
Fluid management
Nutrition
7/31/2019 laporan nbss........
27/57
Sedation
Temperature management
Anticonvulsant
Nimodipine for subarachnoid hemorrhage
Intensive insulin therapy
Steroid
Deep-vein thrombosis prophylaxis
Gastric stress ulcer prophylaxis
Antibiotic
ACUTE COMPLICATION OF HEAD INJURY
Cerebrospinal fistula
Pneumocephalus
Carotid-cavernous Fistula
Vascular injury and thrombosis
Cranial nerve injury
Infection
OUTCOMES
Postconcussion syndrome
Seizure and posttraumatic epilepsy
Posttraumatic movement disorder
7/31/2019 laporan nbss........
28/57
NEUROIMAGING
Neuroimaging meliputi kegunaan berbagai macam teknik baik secara langsung maupum tidak
langsung dalam melihat gambar sturktural dan fungsional otak.
Stuktrural imaging melihat struktur otak secara gross (dalam skala besar) dalam
mendiagnosis intracranial disease dan injury.
Fungsional imaging digunakan untuk mendiagnosis penyakit metabolic dan lesi pada
skala kecil, seperti: Alzheimers disease. Dan juga digunakan untuk penelitian ilmu kognitif
dan neurological serta membangun brain-computer interfaces dalam meproses informasi oleh
pusat pada otak untuk dapat divisualisasikan secara langsung,seperti : meningkatkan
metabolisme.
Computed Tomography (CT)/Computed Axial Tomography (CAT)
scanning menggunakan seri X-ray pada kepala yang diambil dari berbagai arah yang
bebrbeda-beda.
Secara tipikal digunakan untuk melihat injury otak secara cepat.
CT scan menggunakan program komputer yang memperlihatkan kalkulasi
integral numeric pada pegukuran seri X-ray untuk menujukkan seberapa besar penyerapan
pada volume otak yang kecil.
Jenis informasi yang terlihat yaitu bagian otak ynag menyilang,
Densitas kepadatan materialnya seperti volume yang lebih putih akan
muncul pada scan.
CT scan terutama digunakan untuk mengevaluasi pembengkakkan dari
jaringan yang hancur pada otak dan keadaan ukuran ventrikelnya. CT scan modern dapat menyediakan alasan yang kuat pada image dalam
waktu bebrapa menit.
Principles of Interpreting CT-Scan
7/31/2019 laporan nbss........
29/57
Sisi kiri dan kanan otak pada dasarnya simetris, dan identifikasi keadaan
asimetris tidak terhingga nilainya (invaluable) dalam mendiagnosis kelainan.
Ada 4 kategori densitas:
1. Very dense bone or calcification bright white
2. Soft tissue density variety shades of grey
3. Fat density dark grey
4. Udara black
CT-scan dapat ditampilkan secara bony windows (untuk skull fracture) dan brain windows
(untuk intracerebral problems).
Acute blood is dense atau putih pada CT head scan.
2. MRI
Magnetic Resonance Imaging (MRI) menggunakan lapang magnet dan gelombang radio
sehingga menghasilkan kualitas image 2 atau 3 dimensi sruktur otak yang tinggi tanpa
menggunakan radiasi ion (X-Ray) ataupun radioaktif tracer.
Pada saat MRI dilakukan magnet silindris yang besar menciptakan lapang magnet di
sekeliling kepala pasien sampai gelombang radio terkirim.
Saat lapang magnetic tersalurkan,masing-masing point tempat yang memilki frekuensi
radio ynag unik pada sinyal yang diterima dan sinyal yang ditransmisikan.
Sensor membaca frekuensi dan komputer menggunakan informasi terhadap konstruksi
suatu image.
Mekanisme pendeteksian sangat akurat yang mengubah sturktur lebih dari waktu yang
dapat dideteksi. Menggunakan MRI, para ilmuwan dapat membuat image dari kedua
struktur permukaan dan subsurface dengan derajat anatomis detail yang tinggi.
MRI scan dapat menghasilkan image bagian menyilang pada arah dari atas sampai ke
akhir,sisi ke sisi,ataupun depan ke belakang.
Masalah dengan teknologi original MRI menyediakan kemunculan fisik yang
detail,kandungan air dan berbagai macam kerusakan struktur otak seperti
inflamasi/pendarahan, gagalnya menyediakan informasi mengenai metabolisme otak pada
waktu imaging.
3. fMRI
7/31/2019 laporan nbss........
30/57
Fungsional Magnetic Resonance Imaging (fMRI) menampakkan property paramagnetic
dari Hb yang teroksigenasi dan dideoksigenasi untuk melihat image perubahan aliran darah
pada otak yang diasosiasikan dengan aktivitas saraf.
Kemudian image digenerasikan bahwa refleks struktur otak diaktivasi selama penampilan
tugas-tugas yang berbeda.
Kebanyakan fMRI scanner melanjutkan subjek yang dihadirkan dengan perbedaan image
visual,suara atau rangsang sentuhan,dan membuat aksi yang berbeda seperti menekan
tombol atau menggerakkan joystick.
Konsekuensinya, fMRI dapat digunakan untuk memperlihatkan struktur dan proses asosiasi
dengan perception,pikiran dan aksi.
Resolusi dari fMRI sekitar 2-3 mm terlihat dan dibatasi oleh pnyebaran luas dari respon
hemodinamik terhadap aktivitas saraf.
fMRI labih besar supersinya dari PET dalam mempelajari aktivasi otak.
Tetapi keuntungannya dapat mengidentifikasikan reseptor otak spesifik yang diasosiasikan
dengan neurotransmitter particular lewat kemampuan untuk mengikat reseptor.
Selain itu juga fMRI digunakan untuk diagnosis penyakit karena sangat sensitive terhadap
aliran darah dan contohnya sangat ekstrim dapat memperlihatkan iskemik otak jika ada
keabnormalan aliran darah rendah yang dapt menyebabkan stroke.
4. PET
Positron Emission Tomography (PET) mengukur emisi dari radioaktif yang berlabel secara
metabolic kimia aktif yang telah diduntikkan ke aliran darah.
Data emisi proses kompter untuk menghasilkan image 2-3 dimensi distribusi kimia sampai
ke otak.
Poasitron yang digunakan pada radioisotop menghaslkan kilomikron dan kimia berlabel
dengan atom radioaktif.
Dimana dapat menunjukkan aliran darah dan oksigen dan metabolisme jaringan yang
memperkerjakan otak.
X-RAY
X-ray merupakan bentuk dari radiasi.
7/31/2019 laporan nbss........
31/57
X-ray dipancarkan oleh mesin sebagai partikel-partikel (photons) yang melewati tubuh dan
kemudian dideteksi oleh sensitive film.
Struktur yang padat (seperti tulang) akan memblik photons dan akan tampak putih pada
film. Struktur yang mengandung udara akan hitam pada film dan cairan akan tampak sebagai
shades of grey.
Kesadaran
Kesadaran dapat didefinisikan sebagai keadaan yang mencerminkan pengintegrasian
impuls eferen dan aferen.
Subsrat kualitas dan derajat kesadaran dapat disingkat sebagai berikut: Jumlah (kuantitas)
input susunan saraf pusat menentukan derajat kesadaran. Cara pengolahan input itu sehingga
menghasilkan pola-pola output susunan saraf pusat menentukan kualitas kesadaran.
Secara anatomic system ARAS terdiri dari: brain stem (medulla oblongata, pons,
mesensefalon), thalamus koteks serebri.
1. Midbrain (otak tengah)
a. Cerebral peduncles, berisi axon corticospinal, axon corticopontine, axon
corticobulbar motor neuron: mengatur impuls saraf dari cerebrum ke medulla spinalis
medulla oblongata dan pons, ada juga axon saraf sensorik yang memanjang dari
medulla oblongata ke thalamus.
b. Tectum (roof)
Superior colliculli: pusat reflex koordinasi gerakan bola mata terhadap respon
visual atau lainnya.
Inferior colliculli: koordinasi gerakan kepala dan tubuh terhadap respon suara.
c. Substantia nigra: Mengatur aktivitas nuclei cerebri.
d. Red nuclei: Mengatur gerakan otot, involuntary control of muscle tone and
posture.
2. Pons
a. Pontine nuclei: Tmpat di mana sinyal untuk voluntary movement dari cerebral
cortex diantarkan ke cerebellum.
b. Pneumotaxic area dan apneustic area: Mengontrol pernapasan
3. Medulla Oblongata
7/31/2019 laporan nbss........
32/57
a. Cardiovascular centre:Mengatur cepat lambatnya dan kekuatan detak jantung dan
ukuran diameter pembuluh darah.
b. Medullary rhythmicity area/respiratory rhytmicity centre: Ritme pernapasan.
c. Pusat lainnya: Pusat pengatur reflex muntah, batuk dan bersin.
d. Olivary nuclei: Mengantarkan impuls ke cerebellum.
e. Nucleus gracile dan nucleus cuneate: Pusat sensasi sentuhan, propriosepsi sadar,
tekanan dan getaran yang diantarkan ke thalamus.
4. Reticular formation
Berada di brainstem, memanjang dari bagian atas medulla spinalis ke brainstem sampai ke
bawah diencephalons. Merupakan kumpulan kecil gray matter yang berselang-seling di
antara white matter. Mengandung saraf-saraf ascending (sensorik) dan descending
(motorik).
Reticular activating system (RAS) merupakan pusat kesadaran dan arousal.
Input susunan saraf dibedakan dalam input spesifik dan yang bersifat nonspesifik. Julukan
spesifik itu merujuk kepada perjalanan impuls aferen yang khas dan kesadaran yang ditentukan
oleh impuls aferen itu khas juga. Hal ini juga berlaku bagi semua lintasan aferen impuls
perasaaan propiopatik, propioseptif, dan perasaan pancaindera. Lintasan yang digunakan
impuls-impuls tersebut dapat dinamakan lintasan yang menghubungkan suatu titik pada tubuh
dengan suatu titik pada tubuh dengan sutu titik di daerah korteks primer. Maka dari itu
penghantaran impuls spesifik itu dikenal sebagai penghantaran impuls aferen dari titik ke titik.
Setibanya impuls aferen spesifik di tingkat koteks, terwujudlah suatu kesadaran akan suatu
modalitas perasaan yang spesifik, yaitu perasaan nyeri di kaki atau di wajah atau suatu
penglihatan atau suatu pendengaran tertentu
Input yang bersifat non spesifik itu adalah sebagian dari impuls aferen spesifik yang
disalurkan melalui lintasan aferen non-spesifik. Lintasan ini terdiri dari serangkaian neuron-
neuron di substansia retikularis medulla spinalis dan batang otak yang menyalurkan impuls
aferen ke thalamus yaitu ke inti intralaminar. Impuls aferen spesifik sebagian disalurkan
melalui cabang kolateralnya ke rangkaian neuron-neuron substantia retikularis dan impuls
aferen itu seklanjutnya bersifat non spesifik oleh kaena cara penyalurannya ke thalamus
berlangsung multisinaps, unilateral, dan bilateral, dan setibanya di init intralaminar akan
7/31/2019 laporan nbss........
33/57
menggalakkan inti tersebut untuk memancarkan impuls yang menggiatkan seluruh korteks
secraa difus dan terkenal dengan nama diffuse ascending reticular system.
Dengan adanya dua lintasan aferen tersebut, maka didapatlah penghantaran aferen yang
apada pokoknya berbeda. Lintasa spesifik (jaras spinothalamik, lemniskus medialis, jaras
genikulocalcarine, dsb) menghantarkan impuls dari satu titik pada alat reseptor ke satu titik
pada korteks perseptif primer. Sebaliknya, lintasan aferen nonspesifik menghantarkan setiap
impuls dari titik manapun pada tubuh ke titik pada seluruh korteks serebri kedua sisi.
SUBSTANCE-RELATED DISORDER
Alcohol
Epidemiology
Ras dan etnik pengguna alcohol lebih banyak dari orang berkulit hitam daripada kulit
putih.
Gender lebih dari laki-laki yang mengkonsumsi alcohol daripada wanita.
Region & urbanicity
Education
Socioeconomic class
Comorbidity
Antisocial personality disorder
Mood disorder
Anxiety disorder
Suicide
Etiologi
Childhood history
7/31/2019 laporan nbss........
34/57
Psychosocial
Sociocultural
Behavior factor
Genetic
Mekanisme
Sekitar 10% alcohol diabsorbsi di lambung, sisanya di small intestine
Apabila konsentrasi alcohol , mucus disekresikan dan pyloric valve menutup
Kemudian, di metabolism di hati, sisanya di ekskresikan di ginjal dan paru-paru
Metabolism alcohol :
Ethanol (CH3CH2OH)
NADPH+ O2
NADH
Acetaldehyde NADP+
CH3CHO
Fomepizole NAD+
NADP
Acetate Disulfiram
Alcohol
dehydrogena
MEOS
(Microsomal
Ethanol Oxidizing
Adehyde
dehydrogena
-
-
7/31/2019 laporan nbss........
35/57
CH3COO-
Level 0,05% lepas kendali dan terkadang kacau
Level 0,1% kejanggalan aksi motor volunteer
Level 0,2% mengganggu motor area dan otak yang mengatur emosi
Level 0,3% terkadang bingung dan menjadi stupor
Level 0,4% - 0,5% coma
Onset dari alcohol sekitar 30 menit.
Efek pada CNS :
Ethanol menghambat membukanya N-methyl-D-aspartate (NMDA)
reseptor glutamate
Glutamate tidak membuka
Fungsi cognitive dan memory tidak berfungsi
Efek pada otak : ion channel aktif bersamaan dengan nicotinic acetylcholine, serotonin 5-HT3 dan
GABAA receptor, sehingga glutamate dan voltage calcium dihambat.
Diagnosis untuk alcohol intoksikasi :
Pergantian sikap dan psychology
Inappropriate sexual or aggressive behavior
7/31/2019 laporan nbss........
36/57
Mood lability
Impired judgement
Impaires social or occupational
Perkembanhan ini bisa terjadi saat minum alcohol atau setelah minum alcohol
Lalu sign dapat berkembang:
Berbicara tidak jelas
Inkoordinasi
Posisi yang tidak stabil
Nystagmus
Apabila ditanya, tidak jelas atau lupa
Stupor atau koma
Diagnosis untuk alcohol withdrawal :
Penghentian penggunaan alcohol berat dan lama
Perkembangan yang terjadi apabila tidak dihentikan :
Autonomic hyperactivity (berkeringat atau pulse rate lebih dari 100)
Peningkatan tremor
Insomnia
Mual/ muntah
Penglihatan, perasaan, pendengaran merasakan halusinasi atau ilusi
Psychomotor bergejolak
7/31/2019 laporan nbss........
37/57
Anxiety
Grand mal seizure
Apabila symptom diatas significant mengganggu lingkungan social, pekerjaan atau area yang
lainnya.
Symptom berlanjut untuk mental disorder
Efek pengguna chronic alcohol :
1. Gastrointestinal chrosis pada hati, peptic ulcer disease, gastritis, pancreatic dan
carcinoma
2. Cardiovascular hypertensi dan cardiopathy
3. Neurological peripheral neuropathy yang menjadi ataxia, Wernicle encephalopathy,
Korsakoff psychosis & pergantian struktur pada otak dementia
4. Immunologi penekanan fungsi neutrofil & cell-mediated immunity
5. Endocrine pada lak-laki peningkatan estrogen, penurunan testosteron impoten,
testicular athrophy & gynecomastia
6. Obstetric fetal alcohol syndrome (mental retardation, facial deformity, other neurologic
problems)
7. Psychiatric depresi / anxiety
Management
Management untuk akut alcohol intoksikasi :
Untuk hypoglycemia dan ketosis administrasi glukosa
7/31/2019 laporan nbss........
38/57
Thiamine menjaga agar pasien tidak Wernicle-Korsakof syndrome
Pasien yang dehidrasi dan muntah electrolyte solution
Apabila muntah tambah parah potassium
Manajement untuk alcohol withdrawal syndrome :
Diberikan obat long-acting sedative-hypnotic ; benzodiazepine
Thiamine theraphy mencegah seizure, delirium, dan arthymias
Treatment untuk alcoholism :
Naltrexone merupakan opioid receptor yang memblock opoiod receptor exogenousdan endogenous receptor. Oral ; 50 mg tablet, parenteral (Vivitrol) ; 380 mg injeksi per
bulan.
Disulfiram bertindak sebagai inhibisi adenylate cyclase. Oral; 250 mg tablet
Acamprosate beraksi lemah di NMDA receptor antagonist dan activator GABAA
receptor. Oral ; 333 mg
Other drugs (topiramate & ondanosteron) digunakan untuk partial dan generalized tonic-clonic seizure dan untuk kronis alcohol.
Aphetamine
7/31/2019 laporan nbss........
39/57
Preparation :
Dextroamphethamine (Dexedrine)
Methamphethamine (dexosyn)
Campuran dextroamphetamine- amphetamine salt (adderall)
Methylphenidiate (Ritalin)
Digunakan untuk analeptic, symphatomimetic, stimulant, pschostimulant.
Mekanisme :
Pengeluaran cathecolamine (dopamine dan epinephrine) & serotonin dari presynaptic terminal
Efek yang kuat untuk dopaminergic neurons dari ventral tegmental area cerebral cortex & limbic
area (reward circuits pathways)
Halusinasi
Clinical feature :
Seseorang yang menggunakan single dose 5 mg :
Merasa gembira
Euphoria
Ramah tamah
Dosis kecil :
Fatigue - Lethargy - Merasa Kelaparan
Induce anorexia - Fatigue
Permulaan sakit - Nightmare
Amphetamine withdrawl - Pusing
7/31/2019 laporan nbss........
40/57
Anxiety - Berkeringat
Tremousousness - Muscle Cramps
Dysphoric mood - Stomach Cramps
Cannabis
Cannabis sativa berisis (-)-9 tetrahydrocanabinol (9-THC) yang sangat banyak
Nama terkenalnya marijuana, ganja.
Epidemiology :
18-21 tahun
Laki-laki lebih anyak dari perempuan
Kulit putih lebih banyak dari perempuan
Diagnosis & clinical feature :
Dilatasi conjunctiva blood vessel (red eye)
Mild tachycardia
Hypotensi
Peningkatan nafsu makan
Pada cannabis intoxication mulut kering
Mekanisme
Canaboid receptor berikatan dengan G-protein
Menghambat adenylate cyclase
Canaboid receptor ditemukan pada konsentrasi tinggi di basal ganglia, hippocampus, cerebellum
Pada konsentarasi rendah di cerebral cortex
7/31/2019 laporan nbss........
41/57
Klasifikasi Drug Abuse
Nama Molecular target pharmacology Effect on
dopamine (DA)
neurons
Relative risk of
addiction
Obat yang
mengaktifkan
G-protein-
coupled receptor
opioids -OR (Gio) Agonist disinhibition 4
canabinoids CB1R (Gio) Agonist disinhibition 2
Hydroxybutiric
acid (GHB)
GABABR (Gio) Weak agonist disinhibition ?
LSD, mescaline,
psilocybin
5-HT2AR (Gq) Partial agonist - 1
Obat yang
berikatan dengan
ionotropic
receptor dan ion
channel
Nicotine nAChR (22) Agonist Excitation,
disinhibition (?)
4
Alcohol GABAAR, 5-
HT3R, nAChR,
NMDAR, Kir3
Excitiation,
disinhibition (?)
3
7/31/2019 laporan nbss........
42/57
channel
benzodiazepines GABAAR Positive
modulator
Disinhibition 3
Phencyclidine,
ketamine
NMDAR Antagonist - 1
Obat yang
berikatan
dengan
transpoter
biogenic amines
Cocaine DAT, SERT,
NET
Inhibitor Blocks DA
uptake
5
Amphetamine DAT, NET,
SERT, VMAT
Reverses
transport
Block DA
uptake, synaptic
depletion
5
Ectasy SERT DAT,
NET
Reverse transport Blocks DA
uptake, synaptic
depletion
?
7/31/2019 laporan nbss........
43/57
BENZODIAZEPINES
Benzodiazepin termasuk kelompok campuran, adanya peningkatan aktivitas dari GABAA receptor,
dengan peningkatan receptor site benzodiazepine. Benzodiazepine kadang diklasifikasikan sebagai
sedative-hypnotic
- Sedative drug, fungsinya ; mengurangi anxiety, meningkatkan kegembiraan, menenangkan.
- Hypnotic, fungsinya ; obat tidur.
Pharmacological actions
Semua benzodiazepin diserap oleh GI tract, kecuali clorazepate (tranxene).
Onset cepat efeknya yang penting pada dosis tunggal pada benzodiazepine yaitu sebagai
penenang (menenangkan), dan menurunkan anxiety.
Mengaktivkan gamma-aminobutyric acid-benzodiazepine (GABA-BZ) mengikat GABAA
receptor ; akan membuka ion channel, mengurangi kecepatan neural, muscle faring. Sedative
pada benzodiazepine (BZ) sebagai muscle relaxan dan anti convulsan.
Efek secara spesifik dan system pada organ
CNS (Central Nerve System) berefek anxiety dan sleep (tertidur), benzodiazepin efektive
sebagai anticonvulsan, efektive untuk muscle relaxan, inhibit spinal polysynaptic afferent
pathway, neurosynaptic afferent pathway.
Precaution (pencegahan) dan adverse (merugikan) reaction
Adverse effect benzodiazepine ; mengantuk, 10 % dari pasien.
Digunakan untuk orang insomnia.
Untuk hip fracture pada usia tua.
7/31/2019 laporan nbss........
44/57
Adverse ; kombinasi benzodiazepine dengan sedative substance (seprti alcohol)
menyebabkan drowsiness (mengantuk), disinhibition, respiratory depression.
Impaire job, karena cognitive terganggu.
Tolerance, Dependence, Withdrawal
Tolerance
Pengurangan respons terhadap suatu stimulus setelah pajanan yang lama. Kemampuan untuk
menahan racun atau toxin dalam dosis besar yang tidak lazim. Mampu menahan tanpa
mempengaruhi, kerja berbagai obat atau agen lain ; memperlihatkan toleransi.
Dependence
(DSM-IV), penggunaan substansi yang berulang walaupun masalah yang jelas berasal dari
penggunaan substansi tersebut. Walaupun toleransi dan penghentian sebelumnya diartikan
sebagai keperluan dan kecukupan dari ketergantungan, saat ini hanya dua dari beberapa kriteria
yang mungkin ; kemudian direncanakan, menyatakan secara berulang atas keinginan atau
percobaan yang gagal untuk menghentikan atau mengatur penggunaannya, serta meneruskan
penggunaannya atas sepengetahuan dari fisik atau masalah mental yang terinduksi substansi.
Istilah tersebut kadang-kadang dipergunakan secara lebih sempit untuk merujuk hanya pada
ketergantungan psikologi, dan dalam hal ini mungkin dianggap menjadi suatu fenomena yang
berbeda dari toleransi. DSM-IV meliputi gangguan ketergantungan substansi sspesifik terhadap
alcohol, amfetamin atau simpatomimetik masa kerja sama, kanabis, kokain, halusinogen,
inhalan, nikotin, opoid, fensiklidin, atau substansi masa kerja sama, serta sedatif, hipnotic, atau
anxiolytic, demikian juga sebagai satu dari substansi multiple (polisubstansi).
Withdrawal
(DSM-IV), gangguan mental spesifik suatu zat yang terjadi setelah penghentian penggunaan
atau pengurangan asupan zat psikoaktif yang telah digunakan secara teratur untuk menginduksi
keadaan intoksikasi. DSM-IV mencakup sindrom penghentian penggunaan alcohol ; amfetamin
atau simpatomimetik yang bekerja serupa.
Drugs-drugs reactions
Benzodiazepin receptor agonist interaction; excessive sedation dan respiratory depression.
7/31/2019 laporan nbss........
45/57
Dosage and administraron benzodiazepin
Short-acting drugs.
Intermediate-acting drugs.
Long-acting drugs.
7/31/2019 laporan nbss........
46/57
COCCAINE
Suatu alkaloid Kristal yang diperoleh dari daun Erythroxylon Coca yang digunakan sebagai
anestesi local dan vasokonstriktor yang digunakan topical pada selaput lendir.
Umumnya obat anestesi local terdiri dari sebuah gugus lipofilik yang berikatan dengan
sebuah rantai perantara yang terikat pada satu gugus terionisasi. Aktivitas optimal memrlukan
keseimbangan yang tepat antara gugus lipofilik dan kekuatan hidrofilik. Penembahan sifat fisik
molekul, maka konfigurasi stereokimia spesifik menjadi penting, misalnya perbedaan potensi
stereoisomer telah diketahui untuk beberapa senyawa. Karena ikatan ester lebih mudah terhidrolisi
dari ikatan amida, maka lama kerja ester biasanya lebih singkat.
Anestesi local biasanya diberikan secara suntikan ke dalam daerah serabut saraf yang akan
dihambat. Oleh karena itu, penyerapan dan distribusi tidak begitu penting dalam memantau mula
kerja efek dalam menentukan mula kerja anestesi umum terhadap SSP dan toksisitasnya pada
jantung.
Jika kadar obat dalam darah meningkat terlalu tinggi, maka akan timbul efek pada berbagai
system organ.
MORPHIN
Morphine adalah narkotik alkaloid opium yang utama dan paling aktif mempunyai kerja
analgetik yang kuat. Analgesik opioid biasanya member pengertian untuk mencakup semua
turunan alkaloid alamiah dan semisintetik dari opium sama halnya dengan pengganti-penggantinya
dengan efek-efek yang menyamai morfin.
7/31/2019 laporan nbss........
47/57
Halucination
Merupakan gangguan persepsi sensorik , seperti penglihatan, sentuhanm pendengaran,
penciuman dan pengecapan tanpa adanya rangsangan/tidak dihubungkan dengan ransangan
external, mungkin/tidak mungkin adanya delusional dari halucinatory experience.
Delusional adalah keyakinan seseorang yang salah berdasarkan kesimpulan yang keliru
tentang kenyataan luar dan dengan kokoh dipertahankan dari pada mempertengkarkannya serta
bukti arau kenyataan yang nyata terhadap kebalikannya.
Ada beberapa klasifikasi dari halusinasi ini, yaitu :
1. Hypnagogic hallucination
Gangguan persepsi sensorik dalam keadaan tertidur. Keadaan ini bukan termasuk pathological
phenomenon.
2. Hypnopompic hallucination
Gangguan persepsi sensorik ketika terbangun dari tidur, bukan keadaan patologis.
3. Auditory hallucination
Gangguan persepsi suara, biasanya berupa suara seperti suara musik. Halusinasi seperti ini
menandakan adanya psychopatic disorder
4. Visual hallucination
Gangguan persepsi yang melibatkan penglihatan terdiri dari bentuk gambar (seperti orang) dan
bukan dalam bentuk gambar (cahaya, sinar) menunjukan adanya medical disorder.
7/31/2019 laporan nbss........
48/57
5. Olfactory hallucination
Gangguan persepsi dari penciuman terdapat di medical disorder.
6. Gustatory hallucination
Gangguan persepsi pengecapan, seperti tidak dapat mengecap rasam akibat adanya uncinate
seizure.
7. Tactil/haptic hallucination
Gangguan persepsi dalam rabaan/merasakan sensasi, akibat adanya amputed limb.
8. Somatic hallucination
Gangguan sensasi yang terjadi di atau yang menuju tubuh, seringkali visceral in origin.
9. Lilliputian hallucination
Gangguan persepsi dalam hal melihat objek mengecil (micropsia)
10. Mood-congurent hallucination
Halusinasi yang seiring dengan salah satu keadaan depresi atau manic mood (ex : pasien
depresi mendengar ada suara-suara yang mengatakan bahwa dirinya jahat, sedangkan orang
dengan manic mood merasa ada yang mengatakan bahwa dirinya hebat kuat dan
berpengetahuan tinggi).
7/31/2019 laporan nbss........
49/57
11. Mood-incongurent hallucination
Halusinasi yang mana keadaan mood tidak sesuai dengan depresi atau manic.
12. Hallucinosis
Halusinasi yang melibatkan auditory, berhubungan dengan chronic alkoholic abuse dan dapat
disertai adanya clear sensorium.
13. Synthesia
Halusinasi yang diakibatkan oleh sensasi lain (ex : auditory sensation yang didahului adanya
visual sensation )
14. Trailing phenomenon
Persepsi abnormal dihubungkan dengan hallucinogenic drugs dimana pergerakan objek terlihat
banyak dan bersifat discontinue image.
15. Command hallucination
Gangguan persepsi di mana orang tersebut diatur untuk mengingat dan tidak dapat melawanny
Defense Mechanism
Defense Mechanism merupakan usaha untuk mengontrol atau menghinfari impuls yang tidak
diinginkan. Terdapat beberapa klasifikasi dari defense mechanism, yaitu :
a. Narcisstic Defense : Defense mechanism primitive muncul pada masa kanak-kanak
b. Immature Defense : Muncul pada masa remaja
c. Neurotic Defense : Muncul pada pasien dengan hysteric dan tekanan berat seperti pada
pasien orang dengan tingkat stress
7/31/2019 laporan nbss........
50/57
d. Mature Defense : Muncul pada manusia dewasa dan memiliki kesehatan psikis yang
baik.
Narcisstic Defense
a. Denial
Menghindari secara sadar atas keadaan yang menyakitkan dan tidak menyenangkan dengan
menghilangkan sensor data. Terkadang muncul kepura-puraan untuk menutupi yang
dirasakan.
b. Distortion
Memutarbalikan fakta external untuk keinginan dan kebutuhannya sendiri dirinya sendiri
contohnya unrealistic, megalomania belief (mengagungkan diri sendiri), halusinasi dan
delusi berisi pengharapan.
c. Projection
Meminta perhatian orang dan bereaksi terhadap inner impulse dengan kepura-puraan .
Immature Defense
a. Acting out
7/31/2019 laporan nbss........
51/57
Mengekspresikan keingingan secara tidak sadar untuk menghindari menjadi sadar diikuti
kecenderungan merusak.
b. Blocking
Menginhibisi pemikiran secara temporer dan sementara.
c. Hypochondriasis
Melebih-lebihkan atau memberi tekanan secara emosional terhadap keadaan sakit fisik atau
psikis untuk menghindar dari sakitnya.
d. Introjection
Proses meniru suatu object atau orang lain.
e. Passive-aggressive behaviour
Mengekspresikan penyerangan terhadap orang lain secara tidak langsung contohnya seperti
gagah-gagahan.
f. Regression
Mencoba untuk kembali ke libidinal phase awal untuk mencegah ketegangan dan konflik.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh kepuasan pribadi. Sangat penting untuk proses
relaxasi dan tidur.
g. Schizoid Fantasy
7/31/2019 laporan nbss........
52/57
Berusaha memanjakan diri dengan autistic dan mengasingakan diri untuk menyelesaikan
konflik dan mendapatkan kepuasan. Menghindari kenintiman antarpersonal dan menolak
orang secara eksentrik.
h. Somatization
Konversi rangsang psikis menjadi manifestasi somatik.
Mature Defense
a. Altruism
Mementingkan kepentingan orang lain dan rela berkorban.
b. Anticipation
Membuat suatu antisipasi yang realistis atau merencanakan masa depan dalam
ketidaknyamanan.
c. Asceticism
Menghilangkan perasaan menyenangkan dari pengalaman. Terdapat elemen moral yang
menjadikan seseorang mendapatkan kepuasan dan kesenangan dari hal-hal yang spesifik.
d. Humor
Menggunakan komedi untuk mengekspresikan perasaan dan gagasan tanpa menghasilkan
perasaan mengganggu pada orang lain.
e. Sublimation
7/31/2019 laporan nbss........
53/57
Mendapat kepuasan dengan nilai-nilai yang luhur dan diterima secara sosial.
f. Suppresion
Secara sadar atau setengah sadar mengabgaikan atau menunda perhatian terhadap impuls
sadar mengenai konflik. Masalah dapat diputus dengan bebas namun tidak menghindari
masalah tersebut.
Neurotic Defense
a. Controling
Mencoba untuk mengatur dan memanage suatu event atau objek dalam lingkungannya
untuk meminimalkan kegelisahan dan untuk memecahkan konflik pribadi.
b. Displacement
Merubah sebuah emosi dari suatu hal atau benda menjadi hal atau benda lain yang
mewakili/mirip dengan bentuk aslinya dalam suatu aspek atau kualitas
c. Extrenalization
Cenderung merasa bahwa terdapat kesamaan antara kepribadian dirinya dengan dunia luar.
7/31/2019 laporan nbss........
54/57
d. Inhibition
Secara sadar membatasi atau menurunkan beberapa ego, untuk ,menghindari kegelisahan
yang muncul dari konflik dengan impuls insting atau adanya tekanan dari lingkungan dan
beberapa orang.
e. Intelectualization
Secara sering menggunakan proses intelektual untuk menghindari kepura-puraan.
f. Isolation
Memisahkan sebuah hal dari pengaruh yang menyertainya.
g. Rationalization
Memberikan penjelasan rasional dalam usaha meyakinkan dan membenarkan prilaku,
kepercayaan atau sikap dan prilaku yang mungkin tidak dapat diterima.
h. Dissociation
Adanya perubahan kepribadian secara drastis namun bersifat sementara untuk mencegah
atau menghindari keadaan yang menyulitkan.
i. Reaction formation
Merubah impuls yang tidak suka diterimanya menjadi kebalikan kepada lawannya.
Contohnya adalah manusia yang sangat terobsesi pada suatu hal.
7/31/2019 laporan nbss........
55/57
j. Repression
Mengusir atau menyembunyikan suatu perasaan atau ide.
k. Sexualization
Menjadikan suatu objek atau fungsi dengan pemahaman sexual yang sebelumnya tidak
pernah dipengaruhi
Istilah-istilah
7/31/2019 laporan nbss........
56/57
Concussion
Kondisi yang disebabkan oleh injury dari kepala, dengan karakteristik adanya sakit kepala,
confusion dan amnesia.
Contusion
Adanya bruish dari otak yang diakibatkan oleh head injury atau operasi.
Delution
Pandangan yang irasional yang tidak dapat diatasi meski dengan alasan yang rasional.
Paranoid
Gangguan mental yang disertai delusi
Paranoid
Keadaan yang menyebabkan terjadinya sensitifitas dan penolakan yang berlebihan terhadap
suatu benda atau orang lain, rasa curiga yang berlebihan, ingin bermusuhan dan rasa egois yang
tinggi.
Gangguan personal paranoid
Merupakan gangguan personality dengan adanya kecurigaan yang berkepanjangan serta
adanya kehilangan kepercayaan terhadap semua hal.
Illusion
Kesalahan persepsi dari adanya stimulus exsternal. Terdapat kesalahan tafsir terhadap
objek yang ada.
Euphoria
Rasa nyaman pada tubuh, tak ada rasa nyeri atau tekanan jiwa.
Ecstasy
7/31/2019 laporan nbss........
57/57
Peningkatan rasa nyaman/kegiuran
Elation/exaltation
Perasaan nyaman, euphoria, peningkatan self-statisfaction dan optimisme.