Upload
vanhanh
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Tahun Buku
2016
LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE
LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCEPT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur
DAFTAR ISIHalaman i - ii Page
Pendahuluan 3 preliminary
Iktisar Keuangan Bank NTT Per 31 Desember 2016 6 Financial Highlights of Bank NTT As of December 31, 2016
Dasar Penilaian GCG 9 Basic GCG Assessment
Tujuan Penerapan GCG di Bank NTT 10 Goal of GCG Implementation at Bank NTT
Struktur, Mekanisme dan Tata Kelola Perusahaan 13 Structure, Mechanism and Corporate Governance
Rapat Umum Pemegang Saham 15 General Meeting of Shareholders
Struktur Organisasi 25 Organizational structure
Hubungan Direksi dan Dewan Komisaris Bank NTT 25 Relationship of the Board of Directors and Board of Commissioners of Bank NTT
Dewan Komisaris 26 board of Commissioners
Transparansi hubungan keuangan, kepengurusan dan keluarga serta larangan Dewan Komisaris 30
Transparency of financial relationship, stewardship and family as well as the prohibition of the Board
of Commissioners
Pemenuhan Ketentuan Fit & Proper Test 33 Fit & Proper Test Fulfillment
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris 34 The Board of Commissioners' Manual Board
Direksi 38 Board of Directors
Komposisi, Kriteria dan Independensi Direksi 38 Composition, Criteria and Independence of the Board of Directors
Pedoman dan Tata Tertib Kerja (Manual Board) Direksi 40 The Board of Directors' Manual Board
Tugas, Wewenang dan Tanggung jawab Direksi 40 Duties, Powers and Responsibilities of the Board of Directors
Pemenuhan Ketentuan Fit & Proper Test 43 Fit & Proper Test Fulfillment
Asesmen terhadap Kinerja Dewan Komisaris dan Direksi 46 Assessment of the Performance of the Board of
Commissioners and the Board of Directors
Rapat Dewan Komisaris 52 Board of Commissioners Meeting
Rapat Direksi 53 Meetings of the Board of Directors
Rapat Direksi dan Dewan Komisaris (Rapat Pengurus/Gabungan) 56
Meetings of the Board of Directors and Board of Commissioners (Board of Directors/Joint
Meetings)
Pengungkapan Hubungan Afiliasi Dewan Komisaris dan Direksi 58
Disclosure of Affiliated Relationships between the Board of Commissioners and the Board of
Directors
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi 60 Share Ownership of Board of Commissioners and
Board of Directors
Sekretaris Perusahaan 96 company secretary
Transaksi yang mengandung Benturan Kepentingan 102 Transactions with Conflict of Interest
Kewajiban Penerapan APU dan PPT 108 Obligation of APU and PPT Implementation
Penerapan Fungsi Audit Intern 108 Implementation of Internal Audit Function
Penerapan Fungsi Audit Ekstern 117 Implementation of External Audit Function
Sistim Pengendalian Internal 119 Internal Control System
Permasalahan Hukum 129 Legal Problems
Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana Besar 134 Provision of Funds to Related Parties and
Provision of Large Funds
Rencana Strategis Bank 134 The Bank's Strategic Plan
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank 144 Transparency of Bank Financial and Non Financial
Condition
Kepemilikan Saham dan Shares Option 145 Share Ownership and Shares Option
Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan Direksi 146
Financial Relationships and Family Relationships of Members of the Board of Commissioners and
Board of Directors
Pernyataan Etika Bisnis 149 Statement of Business Ethics
Sosialisasi dan Pelaksanaan Pedoman Perilaku 150 Socialization and Implementation of Code of Conduct
Upaya Penegakan Kode Etik dan Jenis Sanksi 152 Enforcement Efforts of the Code of Conduct and Type of Sanctions
Pernyataan Mengenai Budaya Perusahaan 153 Statement on Corporate Culture
Whistleblowing System (WBS) di Bank NTT 158 Whistleblowing System (WBS) at Bank NTT
Kebijakan Keberagaman Komposisi Dewan Komisaris Dan Direksi 162 Diversity Policy Composition of Board of
Commissioners and Board of Directors
Penerapan Manajemen Risiko 163 Implementation of Risk Management
Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi 177 Active Supervision of Board of Commissioners and Board of Directors
Strategi Permodalan 180 Capital Strategy
Corporate Social Responsibility 187 Corporate Social Responsibility
Lampiran : 1. Kesimpulan Umum Hasil Self Assesment Good
Corporate Governance Desember 2016 PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur
2. Self Assesment Good Corporate Covernance PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Per 31 Desember 2016
1Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016 1Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Good Corporate Governance 2016GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2016
Prinsip
GCG
Transparancy
Responsibility Accountability
Fairness Independency
2 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
PT Bank Regional Development South East Nusa Financial Year 2016
PreliminaryAs a company engaged in financial services, Development Bank of East Nusa Tenggara in implementing and developing its business activities are always dealing with the risks and challenges of the complex business and continues to increase. And in an effort to face the risks and challenges required effective business strategy and efficient.
Bank NTT continues to improve and enhance the application of the principles of Good Corporate Governance (GCG) on an ongoing basis to improve the ability to compete, both in the banking industry and competitiveness.
PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur disingkat PT. Bank NTT (selanjutnya disebut “Perseroan”) didirikan dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah NusaTenggara Timur berdasarkan Akta Pendirian No.12 tanggal 18 Oktober 1961.
PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur or PT Bank NTT (later stated as ”Company”) was established with the name of PT Bank Pembangunan Daerah NusaTenggara Timur pursuant to Establishment Deeds Number 12 dated October 18, 1961.
PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Tahun Buku 2016
PendahuluanSebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan, PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur dalam melaksanakan dan mengembangkan aktifitas bisnisnya selalu berhadapan dengan risiko dan tantangan bisnis yang kompleks dan terus meningkat. Dan dalam upaya menghadapi risiko dan tantangan tersebut dibutuhkan strategi bisnis yang efektif dan efisien.
Bank NTT terus berupaya memperbaiki dan menyempurnakan penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate
Governance) secara berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan bersaing, baik dalam industri Perbankan maupun daya saing.
3Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Hal ini sejalan dengan Visi pada program transformasi Bank Pembangunan Daerah (BPD) yakni menjadi bank yang kompetitif, kuat dan kontributif bagi pembangunan daerah masing-masing serta dapat menjadi bank yang berdaya saing tinggi dan kuat serta berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan. Untuk itu maka bank perlu menerapkan GCG yang baik untuk menyelaraskan kepentingan manajemen, korporasi maupun stakeholders.
Bank menerapkan 5 (lima) prinsip GCG yakni keterbukaan (transparancy), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness) dengan fokus utama ada pada peranan Direksi dan Komisaris Bank.
Bank juga menerapkan 3 (tiga) pertimbangan strategis yang dilakukan sesuai Kerangka Program Transformasi BPD untuk menerapkan Good Corporate Governance adalah :1. Peningkatan kemampuan bisnis dan pelayanan
diwujudkan dengan mengembangkan strategi dan model bisnis yang tepat dan sustainable, produk-produk dan jasa-jasa yang bernilai tambah tinggi dan kompetitif kepada nasabah.
2. Penguatan ketahanan kelembagaan diwujudkan dengan memperkuat faktor permodalan dan kinerja keuangan termasuk rentabilitas dan efisiensi operasional. Efektivitas pencapaian ketahanan kelembagaan sangat dipengaruhi oleh kemampuan bisnis dan pelayanan.
3. Peningkatan kontribusi untuk pembangunan daerah diwujudkan dengan peningkatan peran dalam pembiayaan pembangunan daerah melalui pemberian kredit produktif dan pengerahan dana masyarakat. Keberhasilan sebagai agen pembangunan daerah sangat tergantung pada kemampuan bisnis dan pelayanan dan ketahanan kelembagaan.
Selain 3 ( tiga) pertimbangan strategis di atas, pengembangan strategis bisnis Bank NTT masih diarahkan pada 2 (dua) grand target strategis yakni :
This is in line with the vision of the transformation program Regional Development Bank (BPD), which is to be the bank a competitive, strong and contributive to the development of their respective areas and can be a bank that is highly competitive and strong and significant contribution to the sustainable economic growth of the region. For those reasons, the banks need to implement good corporate governance to align the interests of management, corporate and stakeholders.
The Bank applies the five (5) corporate governance principles namely transparency, accountability, liability (responsibility), independence (independency) and fairness with a primary focus is on the role of the Board of Directors and Commissioners.
Bank uses three (3) strategic considerations made in accordance BPD Transformation Framework Program to implement good corporate governance are:
1. Improving the ability of businesses and services is realized by developing strategies and business models appropriate and sustainable, products and services of high added value and competitive to customers.
2. Strengthening institutional resilience is realized by strengthening the capital factor and financial performance, including profitability and operational efficiency. The effectiveness of institutional resilience achievement is strongly influenced by the ability of businesses and services.
3. Increasing the contribution to regional development is manifested by an increased role in the financing of regional development through the provision of productive credit and mobilization of public funds. Success as an agent of regional development is highly dependent on the ability of businesses and services and institutional resilience.
In addition to three (3) strategic considerations above, the strategic development of the Bank’s business NTT is still directed at the two (2) grand strategic targets are:
4 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
1. Berperan aktif dalam program penurunan angka kemiskinan dan pengangguran di NTT melalui pembiayaan usaha produktif pada skala usaha mikro, kecil dan menengah.
2. Mendorong terciptannya percepatan pertumbuhan ekonomi melalui pembiayaan infrastruktur pelayanan publik dan industrialisasi komoditi unggulan di NTT.
Untuk mewujudkan strategis-strategis di atas diperlukan 3 (tiga) elemen pendukung yakni Sumber daya manusia (human capital), infrastuktur yang memadai termasuk IT, jaringan kantor, kebijakan dan pedoman operasional (SOP) yang lengkap yang disempurnakan sesuai perkembangan operasional dan lengkapi dengan fondasi yang kuat mencakup budaya perusahaan (coporate culture), tata kelola yang baik (GCG), manajemen risiko & compliance dan pengendalian internal yang efektif mendukung efektivitas operasi dan daya saing.
Pengelolaan aktifitas bisnis bank juga menetapkan langkah Strategis Manajemen :1. Meningkatkan kinerja keuangan yang sehat yakni
peningkatan total asset, dan pencapaian rasio-rasio keuangan bank sesuai target yang direncanakan.
2. Peningkatan Modal Inti Bank BUKU II dan peningkatan Modal Disetor untuk memenuhi Anggaran Dasar Bank Rp. 4 triliun.
3. Customer satisfaction minimal 95 % dengan cara melakukan survey customer setiap triwulan
4. Meningkatkan market share krerdit produktif; 5. Meningkatkan market share DPK non Pemda dan
market share DPK
6. Pengembangan produk baru untuk kredit maupun Dana Pihak Ketiga (Laku Pandai, Tabungan Simpel, Tabungan Bisnis dan Skim Kredit baru yakni SKBDN, properti, perhotelan, komersil, transportasi, pembangkit listrik, profesi, pensiun, PNS, mikro hydro, Program JARING (Jangkauan sinergi dan Guede line)
7. Implementasi SOP baru dibidang operasional bank8. Peningkatan kualitas pelayanan mudah, cepat dan
aman pada front office & back office.
1. Actively participate in programs to reduce poverty and unemployment in the province through the financing of productive effort on the scale of micro, small and medium enterprises.
2. Encouraging that the creation of economic growth through the financing of public service infrastructure and industrialization leading commodities in the province.
To realize the strategic-positioned above required three (3) supporting elements of the human resources (human capital), infrastructure are adequate including IT, office networks, policy and operational guidelines (SOP) complete the enhanced according to the development of operational and complete with foundation strong covers corporate culture (coporate culture), good governance (GCG), risk management & compliance and effective internal controls supporting the operating effectiveness and competitiveness.
Management of the bank’s business activities also sets the pace Strategic Management:1. Improve the sound financial performance, the
increasing of total assets, and the achievement of the bank’s financial ratios in accordance targets.
2. Increased Core Capital Bank BOOK II and the increase in paid up capital to meet the Bank’s Articles of Rp. 4 trillion.
3. Customer satisfaction of at least 95% by conducting customer surveys every quarter
4. Increase market share krerdit productive;5. Increasing market share in deposits and a market
share of non-local government DPK6. Development of new products for credit and Third
Party Fund (Code Smart, Simple Savings, Savings New Business and Credit Scheme namely SKBDN, property, hospitality, commercial, transportation, power generation, profession, retirement, civil servants, micro hydro, NETS Program ( reach synergies and Guede line)
7. Implementation of the bank’s operations in the field of new SOP
8. Improved quality of service is easy, fast and safe at the front office and back office.
5Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
9. Risk profile per unit kerja untuk kantor cabang dan divisi.
10. Meningkatkan budaya kepatuhan yang tinggi dengan cara melakukan sosialisasi kepatuhan Bank NTT.
11. Meningkatkan penguatan kualitas internal control khususnya program anti fraud dan penyelesaian temuan hasil audit eksternal.
12. Meningkatkan Pendidikan pada program sertifikasi keahlian (internal auditor, fraud examiner, risk
management, credit analisys, IT analisis, system,
programmer, IT security Admin, dll) dan Program pelatihan dan pengembangan SDM.
13. Membentuk lembaga personal comite di cabang dan kantor pusat dengan tujuan mendapatkan hasil penilaian karya yang benar dan wajar
14. Penetapan KPI fungsional dan struktural dengan cara KPI individu.
15. Penyesuaian eselonisasi dan kepangkatan serta remunerasi pegawai berbasis kompetensi.
16. Pendidikan konsultan keuangan pemda dengan melakukan pelatihan keuangan bagi 23 pegawai.
Mengacu pada target dan strategis tersebut, maka pada Tahun Buku 2016, Bank NTT berhasil mencatat kinerja keuangan dengan membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp. 321.927.083.221 (Tiga ratus dua puluh satu miliar sembilan ratus dua puluh tujuh juta delapan puluh tiga ribu dua ratus dua puluh satu rupiah).
Iktisar Keuangan Bank NTT per 31 Desember 2016
jutaan Rp.
NERACA 2012 2013 2014 2015 2016 BALANCE SHEET
Jumlah Aset 6.951.092 7.282.752 8.318.305 9.551.162 9.597.927 Total assets
Aset Produktif 6.354.256 6.577.555 7.477.861 8.569.144 8.529.880 Earning assets
Kredit Yang Diberikan (Bruto)
4.386.896 4.880.662 5.499.936 6.559.610 7.297.412 Loans (Gross)
CKPN Kredit 44.678 53.411 67.655 89.313 (127.548) Credit CKPN
Dana Pihak Ketiga 4.694.414 5.064.915 6.272.516 7.281.385 6.795.263 Third-party funds
Jumlah Ekuitas 935.129 1.007.972 1.182.183 1.494.820 1.668.984 Total Equity
• Modal Disetor 578.231 628.730 727.448 790.448 1.081.098 • Paid-up capital
9. Risk profile per unit for the branches and divisions
10. Promoting a culture of compliance is high with a way to disseminate the Bank’s compliance NTT.
11. Improve internal quality control specifically strengthening anti-fraud program and the completion of an external audit findings.
12. Improving Education on skills certification program (internal auditor, fraud examiner, risk management, credit analisys, IT analysis, systems, programmer, IT security Admin, etc.) and human resource training and development program.
13. Establish a personal institution comite at branch and head office in order to get results of the assessment work of a true and fair
14. Determination of the structural and functional KPI by way of individual KPIs.
15. Adjustment echelon and rank as well as competency-based employee remuneration.
16. Education financial consultant with a local government financial training for 23 employees.
Referring to the strategic targets and, then in Fiscal Year 2016, NTT Bank managed to record financial performance with record profit before tax of Rp. 321 927 083 221 (Three hundred and twenty-one billion, nine hundred and twenty-seven million eighty three thousand two hundred and twenty-one rupiah)
Bank Finance Overview NTT as of December 31, 2016
millions Rp
6 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
NERACA 2012 2013 2014 2015 2016 BALANCE SHEET
• Modal Sumbangan 247 247 247 247 247 • capital contribution
• Dana Modal Disetor 400 400 42.900 167.650 48.500 • Funds Paid in Capital
• Keuntangan (Kerugian) Aktuaria Program Manfaat Pasti
- (48.133) (64.443) 15.961 15.361 • Gain (Loss) Defined Benefit Actuarial
Program• Cadangan Umum &
Cadangan Tujuan 162.662 191.701 226.460 256.994 289.934 • General Reserves &
Reserves• Laba Tahun Lalu - 3.305 3.305 5.291 - • Profit Last Year
• Laba Tahun Berjalan Setelah Pajak
193.589 231.722 246.266 258.229 233.844 • Current Year Profit After Tax
jutaan Rp.
LABA (RUGI) 2012 2013 2014 2015 2016 PROFIT AND (LOSS)
Pendapatan Bunga 856.948 931.644 1.046.028 1.335.982 1.256.441 Interest income
Beban Bunga 292.747) (253.677) (257.450) (318.387) (300.394) Interest expense
Pendapatan Bunga Bersih 564.201 677.967 788.578 890.549 956.047 Net interest income
Pendapatan Operasional Lainnya
51.617 41.537 36.309 40.776 41.540 Other Operating Income
Beban Operasional Lainnya (357.432) (399.585) (489.271) (542.064) (682.414) Other Operating Expenses
Laba Operasional 258.386 319.919 335.616 389.261 315.173 Operational profit
Pendapatan (Beban) Non Operasional
4.001 (2.863) (921) (11.182) 6.754 Income (Expenses) Non-Operational
Laba Sebelum Pajak 262.387 317.056 334.695 378.079 321.927 Profit before tax
Pajak Penghasilan (68,798) (85.334) (88.429) (119.850) (88.083) Income tax
Laba Bersih Setelah Pajak 193.589 231.722 246.266 258.229 233.844 Net Profit After Tax
Penghasilan (beban) Komprehensif lain yang tidak direklasifikasikan ke Laba rugi
(16.310) 80.403 (599)Income (expense) Other
Comprehensive were not reclassified to profit or loss
Jumlah Laba Komprehensif
- - 229.956 338.632 233.245 Total EarningsComprehensive
Laba Bersih Perlembar Saham
3.787 3.908 3.325 3.029 2.283 Earnings per share
RATIO PENTING 2012 2013 2014 2015 2016 RATIO IMPORTANT
PERMODALAN : CAPITAL :
KewajibanPenyediaan Modal Minimum (KPMM)
16.52 17.26 18.16 23.49 23.57 Minimum Capital Requirement (KPMM)
ASET PRODUKTIF : PRODUCTIVE ASSETS :
Asset Produktif Bermasalah & Asset Non Produktif Bermasalah terhadap total Asset Produktif dan Asset Non Produktif
0.86 1.00 1.15 1.80 2.03Non-Productive Assets
and Non-earning Assets Problems with Total
Productive Assets and Non-Productive Assets
Asset Produktif Bermasalah terhadap Total Asset Produktif
0.87 1.00 1.16 1.87 2.11 Productive Assets Problematic to Total
Productive Assets
millions Rp
7Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
RATIO PENTING 2012 2013 2014 2015 2016 RATIO IMPORTANT
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Asset Keuangan Terhadap Asset Produktif
0.74 0.84 0.94 1.10 1.58 Allowance for Impairment Losses (CKPN) of Financial
Assets Against Earning Assets
NPL Gross 1.20 1.30 1.52 2.32 2.34 NPL Gross
NPL Net 0.29 0.29 0.37 1.05 0.77 NPL Net
RENTABILITAS (PROFITABILITAS USAHA) :
RENTABILITY (PROFITABILITY) :
Return On Asset (ROA) 3.65 3.96 3.72 3.44 2.94 Return On Asset (ROA)
Return On Equity (ROE) 27.66 27.46 24.94 23.66 16.96 Return On Equity (ROE)
Net Interest Margin (NIM) 8.67 9.35 10.13 9.19 9.73 Net Interest Margin (NIM)
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
71.57 67.13 69.24 69.28 75.72 Operating Expenses to Operating Income (ROA)
Tabungan & Giro terhadap Total Dana Pihak Ketiga (CASA)
68.58 76.28 77.87 76.83 78.24 Savings and Giro against Total Third Party Funds
(CASA)LIKUIDITAS : LIQUIDITY :
Loan to Deposit Ratio (LDR) 93.45 96.36 87.68 90.09 107.39 Loan to Deposit Ratio (LDR)
SOLVABILITAS : SOLVENCY :
Liabilitas terhadap total Aset 86.55 85.51 85.79 84.35 82.61 Liabilities to total assets
Liabilitas terhadap Ekuitas 643.33 590.33 603.64 538.95 475.08 Liabilities to Equity
KEPATUHAN : OBEDIENCE :
Persentase pelanggaran BMPK)
- - - - - The percentage of violations LLL):
Persentase pelampauan BMPK
- - - - - The percentage of exceedances LLL
Giro Wajib Minimum (GWM) - Utama Rp.
8.15 8.08 8.12 9.54 7.15 Statutory Reserves (GWM) - Main Rp.
Selanjutnya, terkait dengan pengembangan aktifitas bisnis sepanjang tahun buku 2016, kinerja Bank NTT mengalami :1. Peningkatan pertumbuhan asset Bank yang
mencapai 0.49% dari tahun 2015 sebesar Rp.9.55 triliun.
2. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga:a. Mengalami penurunan -6.68% % dari tahun
2015 sebesar Rp. 7.28 triliun.b. Pencapaian target minimal 15 % dengan marker
share 47% .c. Melanjutkan program kemitraan dan
peningkatan kerjasama dengan Pemerintah Pusat/ Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, swasta nasional, individu : BPJS Kesehatan,
Furthermore, associated with the development of business activities throughout the fiscal year 2016, the Bank’s performance NTT experience:1. Increased growth of bank assets that reached
0:49% of 2015 amounted Rp.9.55 trillion.2. Third Party Fund Raising:
a. Decreased -6.68%% of 2015 amounted to Rp. 7:28 trillion.
b. The achievement of a minimum target of 15% with a marker share of 47%.
c. Continuing the partnership program and increased cooperation with the central government / local government, state enterprises, enterprises, national private, individual: BPJS Health, BPJS Ketenagakejaan,
8 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
BPJS Ketenagakejaan, Pegadaian, Taspen, Yayasan DAKAB.
d. Melanjutkan program marketing mix untuk penghimpunan dana melalui promosi produk, program gathering dan kegiatan promosi lainnya.
e. Melanjutkan program merchant untuk pemasaran/penjualan jasa bank yakni EDC, produk E-Banking.
3. Peningkatan Penyaluran Kredit:a. Menargetkan penyaluran kredit sebesar
minimal 16 % dengan market share 35%b. Sosialisasi dan implementasi system PNS Cornerc. Pembiayaan pedagang pasar tradisionald. Kerjasama dengan asosiasi pengusaha (Kadin,
Gapensi,Apindo,Hipmi,Akli,dll)4. Penguatan struktur modal bank, terutama dari
setoran modal Pemerintah Daerah5. Peningkatkan layanan jaringan kepada stakeholder,
dengan rincian sebagai berikut:a. Kantor Cabang Utama 1 Unit;b. Kantor Cabang Khusus 1 Unit;c. Kantor Cabang berjumlah 21 Unit;d. Kantor Cabang Pembantu berjumlah 38 Unit; e. Kantor Kas berjumlah 55 Unit;f. Kantor Unit Simpan Pinjam Desa (USPD)
sebanyak 52 Unit; g. Payment Point sebanyak 19 Unit;h. Kas Mobil 11 Unit;i. Mesin ATM sebanyak 170 Unit;
Dasar Penilaian GCGKetentuan yang mendasari penilaian GCG :1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor: 40
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Rebuplik Indonesia Tahun 2007 Nomor: 106; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756);
2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 07 Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum
3. Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum;
Pawn, TASPEN, DAKAB Foundation.d. Continuing the marketing program mix for the
fund through the sale of products, gathering programs and other promotional activities.
e. Continuing merchant program for marketing / sales of bank services that EDC, E-Banking product.
3. Improvement Loans:a. Targets a loan portfolio amounting to a minimum
of 16% with a market share of 35%b. Dissemination and implementation of the
system PNS Cornerc. Financing of traditional tradersd. Cooperation with business associations
(Chamber of Commerce, Gapensi, Apindo, Hipmi, Akli, etc.)
4. Strengthening bank capital structure, especially of Local Government capital injection
5. Increasing network services to stakeholders, with details as follows:a. Main Branch Office;b. Office of the Special Branch;c. Branch office amounted to 21 units;d. Branch Office amounted to 38 units;e. Cash Office amounted to 55 units;f. Office of the Village Savings and Loans Unit
(USPD) as many as 52 units;g. Payment Point as many as 19 units;h. Mobile Cash Unit 11;i. ATM machines as much as 173 units;
Basis Of Assessment GCGConditions underlying GCG ratings:1. Law - Law of the Republic of Indonesia Number 40
Year 2007 on Limited Liability Companies (State Gazette Rebuplik Indonesia Year 2007 Number 106, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 4756);
2. Regulation of the Financial Services Authority No. 55 / POJK.03 / 2016 dated December 7, 2016 on Governance Implementation for Commercial Banks
3. Bank Indonesia Circular Letter No. 9/12 / DPNP on 30 May 2007 regarding the implementation of Good Corporate Governance for Banks;
9Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
4. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 4/POJK.03/2016 tanggal 26 Januari 2016 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
5. Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum;
6. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 perihal : Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum
7. Peraturan Bapepam-LK No:Kep-431/BL/2012 tanggal 1 Agustus 2012 tentang penyampaian laporan emiten dan perusahaan public.
8. Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No.30 Tahun 2006 tentang Penetapan Pedoman Code Of Conduct dan Code
Of Corporate Governance.
Bank NTT terus berupaya memperbaiki dan menyempurnakan penerapan prinsip-prinsip penerapan tata kelola yang baik dalam setiap aktivitas bisnisnya dengan profesionalisme kerja yang tinggi didasarkan pada transparasi (transparency), akutabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency) dan kewajaran (fairness).
Tujuan Penerapan GCG Di Bank NTT
Sesuai komitmen tersebut diatas, kelanjutan perbaikan dan peningkatan penerapan Good Corporate
Governance oleh Bank NTT pada tahun buku 2016 masih tetap difokuskan pada 4 (empat) sasaran/tujuan, yaitu:1. Memaksimalkan nilai Bank NTT dengan peningkatan
prinsip-prinsip yang dianut perusahaan, yang pada akhirnya untuk mencapai visi dan misi yang ditetapkan;
2. Mewujudkan sistem manajemen Bank NTT yang profesional dengan bercirikan kerja sesuai nilai-nilai FLOBAMORA;
3. Meningkatkan kemandirian dan daya tahan organ Bank NTT terhadap pengaruh maupun praktik-praktik yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance;
4. Regulation of the Financial Services Authority No. 4 / POJK.03 / 2016 dated January 26, 2016 on the Assessment of Commercial Banks
5. Bank Indonesia Circular Letter No. 13/24 / DPNP October 25, 2011 on the Assessment of Commercial Banks;
6. Bank Indonesia Circular Letter No. 15/15 / DPNP dated 29 April 2013 regarding: the implementation of Good Corporate Governance for Banks
7. Bapepam-LK No. KEP-431 / BL / 2012 dated August 1, 2012 on the submission of reports of issuers and public companies.
8. Decision of the Board of Directors of PT. Regional Development Bank of East Nusa Tenggara 30 Year 2006 concerning the Code Of Conduct Guidelines and Code of Corporate Governance.
Bank NTT continues to improve and enhance the application of the principles of the implementation of good governance in business activities with the professionalism of a high work based on transparency (transparency), akutabilitas (accountability), liability (responsibility), independence (independency) and fairness (fairness ).
Purpose of GCG Implementation in Bank NTTCorresponding commitment on the above, continuing improvement and enhancement of the implementation of Good Corporate Governance by Bank NTT in fiscal year 2016 remains focused on four (4) goals / objectives, namely:1. Maximize the value of Bank NTT with an increase
in the principles adopted by the company, and ultimately to achieve the vision and mission defined;
2. Realizing the Bank’s management system NTT professional with appropriate work is characterized by the values Flobamora;
3. Improving the independence and resistance to the effects of Bank NTT organ or practices that are contrary to the principles of good corporate governance;
10 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
4. Meningkatkan kinerja Bank NTT, melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai FLOBAMORA;
Prestasi dan PenghargaanUpaya mewujudkan 4 (empat) tujuan tersebut, telah berhasil membangun kepercayaan dari stakeholders, yang ditunjukkan dengan keberhasilan mendapatkan penghargaan dari berbagai lembaga atas kinerja Bank NTT sepanjang tahun buku 2016. Prestasi dan penghargaan tersebut meliputi:
1. Top BUMD 2016 Penghargaan dari Majalah Business News Indonesia
dan APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) berhasil merebut 3 penghargaan yakni :1. TOP Bank Pembangunan Daerah (BPD) 2016 2. TOP CEO BUMD 2016 (Direktur Utama Bank
NTT, Daniel Tagu Dedo)3. TOP Pembina BUMD 2016 (Gubernur NTT,
Frans Leburaya)2. Investor Best Bank Award 2016 Bank NTT menerima penghargaan dari Majalah
Investror untuk kategori Bank Daerah yang Efisien & Produktif
3. Apresiasi BPD 2016 Penghargaan dari Koran SINDO, Bank NTT berhasil
merebut 3 (tiga) kategori penghargaan yakni ;1. BPD Penyalur Kredit Teragresif Buku II 20162. BPD Penghimpun DPK Terbesar Buku II 20163. The Most Favorite (Direktur Utama Bank NTT,
Daniel Tagudedo)
4. Infobank Award 2016 Penghargaan yang diselenggarakan oleh Majalah
Info Bank, Bank NTT berhasil memperoleh penghargaan Titanium Trophy sebagai Bank dengan kategori “Sangat Bagus” selama 15 tahun berturut-turut dengan Asset dibawah 10 Triliun.
4. Improve the performance of Bank NTT, protect the interests of stakeholders and improve compliance with legislation and regulations, and values Flobamora;
Achievement and AwardsEfforts to achieve four (4) objectives, has managed to build up the trust of stakeholders, as demonstrated by the success of getting awards from various institutions on the Bank’s performance throughout the fiscal year 2016. NTT Honors and awards include:
1. Top enterprises in 2016 The award of the magazine Business News Indonesia
and APKASI (Association of District Government of Indonesia) won three awards namely:1) TOP Regional Development Bank (BPD) in 20162) TOP 2016 enterprises CEO (Managing Director
of Bank NTT, Daniel Tagu Dedo)3) TOP 2016 Pembina enterprises (Governor of
NTT, Frans Leburaya)
2. Investors Best Bank Award 2016 NTT Bank received an award from the Magazine
Investror for Regional Bank category Efficient & Productive
3. Appreciation of BPD in 2016 The award of the SINDO newspaper, Bank NTT
won three (3) categories of awards namely;1) The most aggressive Credit Agency BPD Book II
20162) BPD Grouper DPK Largest Book II 20163) The Most Favorite (Director of Bank NTT, Daniel
Tagudedo)4. Infobank Award 2016 The award is organized by the magazine Info Bank,
Bank NTT successfully obtained an award Titanium Trophy as the Bank with the category of “Very Good” for 15 consecutive years with Asset under 10 Trillion.
11Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
5. Indonesia Banking Award 2016 Penghargaan yang diselenggarakan Tempo Media
Group, Bank NTT meraih 2 (dua) kategori yakni :1. The Most Efficient Bank2. The Most Reliable Bank
6. Anugerah Perbankan Indonesia (API) 2016 Penghargaan yang diselenggarakan oleh Majalah
Economic Review dan Perbanas Institute, Bank NTT meraih 10 penghargaan yakni :1. THE BEST GOAL ORIENTED CEO BANK 2016
“Daniel Tagu Dedo” Direktur Utama PT Bank NTT.2. Peringkat I BUKU-II (aset < Rp. 10T) –BPD3. Peringkat II Bidang FINANCE4. Peringkat II Bidang GCG5. Peringkat I Bidang RISK MANAGEMENT6. Peringkat I Bidang LEGAL7. Peringkat II Bidang HUMAN CAPITAL8. Peringkat II Bidang IT9. Peringkat I Bidang CSR10. Peringkat II CORPORATE COMMUNICATION
7. Indonesian Minister Awards of Excellence 2016 Diselenggarakan oleh Seven Media, Bank NTT
memperoleh 2 penghargaan yakni :1. Best Regional Bank of the year 20162. Best Business figures of the Year 2016 (Dirut
Bank NTT Daniel Tagu Dedo)
5. Indonesia Banking Award 2016 The award is organized by Tempo Media Group,
Bank NTT won two (2) categories, namely:1) The Most Efficient Bank2) The Most Reliable Bank6. Banking Anugerah Indonesia (API) 2016 The award is organized by the magazine Economic
Review and PERBANAS Institute, Bank NTT won 10 awards namely:1) THE BEST GOAL ORIENTED BANK CEO 2016
“Daniel Tagu Dedo” President Director of PT Bank NTT.
2) Traveler BOOK I-II (assets <IDR. 10t) –BPD3) Ranked II of FINANCE4) Ranked II of GCG5) Ranked Affairs RISK MANAGEMENT6) Ranked Affairs LEGAL7) Ranked II for HUMAN CAPITAL8) Ranked II Sector IT9) Ranked Affairs CSR10) Ranked II CORPORATE COMMUNICATION
7. Indonesian Minister Awards of Excellence 2016Organized by Seven Media, Bank NTT earned 2 awards
namely:1) Best Regional Bank of the Year 20162) Best Business figures of the Year 2016 (NTT Bank
President Daniel Tagu Dedo)
12 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Struktur, Mekanisme dan Kebijakan Tata Kelola PerusahaanSTRUCTURE, MECHANISM AND CORPORATE GOVERNANCE POLICY
Sebagai perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas dengan organ perusahaan yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi maka sesuai dengan mandat yang diberikan, Dewan Komisaris dan Direksi memiliki kewenangan dan tanggung jawab yang jelas sesuai Fungsinya sebagaimana diamanatkan dalam Anggaran Dasar dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Untuk lebih meningkatkan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik dari sisi kepengurusan Bank NTT, Direksi didukung oleh struktur manajemen yang efektif. Demikian juga dengan Dewan Komisaris didukung penuh oleh Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi serta Komite Pemantauan Risiko.
Struktur Tata Kelola Perusahaan
RUPSGMS
DireksiDirector
Dewan KomisarisBoard of Commissioners
Divisi Manajemen Risiko
Risk Management Division
Aktivitas Operasional dan Non OperasionalOperational and Non-Operational Activities
Divisi KepatuhanCompliance Division
Divisi Pengawas SKAI
Audit Division IAU
Komite dibawah Direksi :- Komite Kredit- Komite SDM- Komite Manajemen Risiko- Komite ALCO- Komite Pengarah TICommittee under the Board of Directors :- Credit Committee- Human Resources Committee- Risk Management Committee- ALCO Committee- IT Steering Committee
Komite dibawah Dewan Komisaris :- Komite Audit- KomiteRemunerasi &
Nominasi- Komite Pemantau RisikoCommittee under the Board of Commissioners :- Audit Committee- Remuneration & Nomination Committee
- Risk Monitoring Committee
As a company incorporated limited liability company with corporate organs are composed of a General Meeting of Shareholders (AGM), the Board of Commissioners and Board of Directors then in accordance with its mandate, the Board of Commissioners and the Board of Directors has the authority and responsibility are clearly in line function, as mandated in the Articles of Association and the legislation in force.
To further enhance the implementation of corporate governance both in terms of the management of Bank NTT, the Board of Directors is supported by an effective management structure. Likewise, the Board of Commissioners is fully supported by the Audit Committee, Remuneration and Nomination Committee and Risk Monitoring Committee.
Corporate Governance Structure
13Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Mengacu pada ketentuan Pasal 2 ayat (2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum maka Penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola yang baik paling sedikit diwujudkan dalam :a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi dan
Dewan Komisaris;b. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite dan
satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern;
c. Penerapan fungsi kepatuhan, audit intern, dan audit ekstern;
d. Penerapan manajemen risiko;.e. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan
penyediaan dana besar ;f. Rencana strategis; dang. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan;
Mekanisme Tata Kelola Perusahaan Secara legalitas Bank NTT merupakan perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas dengan struktur perusahaan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisari dan Direksi.
Melalui RUPS diberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk mengelola perusahaan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
Seperti struktur tata kelola perusahaan diatas jelas tergambar bahwa kedudukan Dewan Komisaris dan Direksi adalah sama namun memiliki tugas dan fungsi yang berbedah tetapi dalam satu tatanan Visi dan Misi yang sama.
Pengelolaan bank dijalankan oleh Direksi yang didukung oleh struktur manajemen yang solid serta efektif. Namun dalam menjalankan fungsi pengawasan dan kepenasehatan Dewan Komisaris didukung penuh oleh Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, dan Komite Pemantau Risiko.
Referring to the provisions of Article 2 paragraph (2) of the Regulation of Financial Services Authority No. 55 / POJK.03 / 2016 on the Application of Corporate Governance for Banks then the application of the principles of Good Governance at least manifested in:a. Duties and responsibilities of the Board of Directors
and Board of Commissioners;b. The completion and implementation of committee
assignments and work units that perform the function of internal control;
c. Implementation of compliance, internal audit and external audit;
d. Application of risk management;.e. Provision of funds to related parties and large
exposures;f. The strategic plan; andg. Transparency of financial and non-financial
conditions;
Mechanism of Corporate GovernanceLegality Bank NTT is a company incorporated limited liability company with a corporate structure consists of a General Meeting of Shareholders (AGM), the Board of Commissioner and Board of Directors.
Through the AGM granted the authority to the Board of Commissioners and Board of Directors to manage the company in accordance with the duties and functions of each.
As corporate governance structure above clearly illustrated that the position of the Board of Commissioners and Directors are the same but has tasks and functions that berbedah but in the order of the same vision and mission.
Bank management is run by a Board of Directors which is supported by a solid management structure as well as effective. But in oversight and advisory Board of Commissioners is fully supported by the Audit Committee, Remuneration and Nomination Committee and the Risk Oversight Committee.
14 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Kewenangan tertinggi dalam pengambilan keputusan berada di Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) didasarkan pada Anggaran Dasar dan Undang-Undang Perseroan Terbatas, dimana RUPS melakukan pengambilan keputusan penting terkait dengan pengelolaan Bank NTT baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek sesuai dengan arah perkembangan Bank NTT ke depan yang diinginkan tetapi harus tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Secara kualitas Dewan Komisaris dan Direksi secara kolektif telah memiliki pengetahuan dan keahlian dalam menjalankan amanah yang diberikan dalam mengelola serta melakukan fungsi pengawasannya terhadap Bank. Untuk itu segala kemampuan yang dimiliki oleh Dewan Komisaris dan Direksi benar-benar dipergunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang terukur lewat pencapaian yang diperoleh dan dipertanggung jawabkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk setiap Tahun Buku berjalan.
Kebijakan Tata Kelola PerusahaanBank NTT membuat sejumlah kebijakan dalam menjalankan tata kelola perusahaan untuk mendukung struktur serta mekanisme tata kelola perusahaan pada Bank NTT. Kebijakan tata kelola Bank NTT disusun dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, visi dan misi serta merujuk pada best practice industri perbankan di Indonesia.Kebijakan tata kelola perusahaan di Bank NTT meliputi Good Corporate Governance Policy, Committee Charter, Standard Operating Procedur dimana seluruh kebijakan yang ada diterapkan untuk setiap lini yang ada mulai dari lini manajemen sampai ke setiap karyawan Bank NTT.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang atau Anggaran Dasar.
The highest authority in decision-making is in the General Meeting of Shareholders (AGM) is based on the Constitution and the Law Company Limited, whereby the AGM perform important decisions related to the management of Bank NTT good for long-term and short-term in accordance with the direction of development of the Bank NTT to desired future but must still refer to the legislation in force.
In quality the Board of Commissioners and Board of Directors collectively has the knowledge and expertise in carrying out the mandate given to manage and carry out its oversight functions of the Bank. For that all the capabilities of the Board of Commissioners and Board of Directors actually used to improve the company’s performance measured through the achievement gained and accounted for in the General Meeting of Shareholders (AGM) for each Fiscal Year runs.
Corporate Governance PolicyNTT Bank made a number of policies in corporate governance to support the structure and mechanism of corporate governance at the Bank NTT. NTT Bank’s governance policy is formulated on the legislation in force, vision and mission and refer to the best practices of the banking industry in Indonesia.Corporate governance policies in Bank NTT includes Good Corporate Governance Policy, Committee Charter, Standard Operating Procedure whereby all existing policies applied to any existing line from the line management to every employee of Bank NTT.
General Meeting of Shareholders (AGM)General Meeting of Shareholders (AGM) is an organ of the company who have the authority not granted to the Board of Directors or Board of Commissioners within the limits specified in the Act or the Articles of Association.
15Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Untuk itu melalui RUPS, Pemegang Saham berhak memperoleh keterangan atau pertanggung jawaban dari Direksi dan Komisaris berkaitan dengan pengelolaan serta pengawasan terhadap operasional bank.
Wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris adalah sebagai berikut :1. Mangangkat dan memberhentikan anggota Direksi
dan Komisaris.2. Menyetujui penggabungan, peleburan,
pengambilalihan atau pemisahan.3. Menyetujui pengajuan permohonan agar
perseroannya dinyatakan pailit.4. Menyetujui perpanjangan jangka waktu berdirinya
perseroan.5. Mengubah Anggaran Dasar.6. Membubarkan perseroan.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terdiri dari RUPS Tahunan dan RUPS lainnya atau yang dalam prakteknya biasa disebut Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB).
RUPS Tahunan wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat enam bulan setelah tahun buku berakhir sedangkan RUPS - LB dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan pengendalian.
Tata Cara Penyelenggaraan RUPS
Untuk melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Direksi dan Dewan Komisaris akan melakukan pemanggilan terhadap Para Pemegang Saham dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sebelum tanggal pelaksanaan RUPS diadakan dengan memperhatikan tanggal pemanggilan dan tanggal pelaksanaan RUPS.
Pemanggilan dilakukan melalui surat tercatat dimana dalam surat tersebut tercantum tanggal, waktu, tempat dan mata acara RUPS disertai penyampaian materi bagi
For it through the AGM, shareholders entitled to receive the information or the liability of the Directors and Commissioners relating to the management and oversight of the bank’s operations.
The powers not granted to the Board of Directors and the Board of Directors are as follows:1. took away the Boards of Directors and
Commissioners.2. To approve the merger, consolidation, acquisition
or separation.3. To approve the submission of application for his
company to go bankrupt.4. To approve the extension of the founding period of
the company ..5. Change the Statutes.6. Dissolve the company.
General Meeting of Shareholders (AGM) consists of the Annual General Meeting and other GMS or which in practice usually called a General Meeting Extraordinary Shareholders (AGM-LB).
Annual General Meeting shall be carried out within a maximum period of six months after the end of the fiscal year while the GMS - LB can be held at any time based on the need for a controlling interest.
Procedures for the Implementation of the GMSTo implement the General Meeting of Shareholders (AGM) of the Board of Directors and Board of Commissioners will do the calling of the Shareholders within 14 (fourteen) working days prior to the date of implementation of the GMS held with due regard to the date of the call and the date of implementation of the GMS.
Dialing is done by registered letter in the letter in which the date, time, place and the agenda of the AGM with delivery of content for shareholders and notice that
16 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
para pemegang saham serta pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam RUPS disediakan di perseroan sejak tanggal pemanggilan RUPS sampai dengan tanggal pelaksanaan RUPS.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dipimpin oleh pemegang saham pengendali yang memiliki mayoritas kepemilikan saham pada perseroan. Dalam pelaksanaan RUPS disesuaikan dengan agenda yang telah ditetapkan namun agenda RUPS dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan dan sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan perusahaan dilakukan bila disetujui oleh peserta RUPS.
Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Sepanjang tahun buku 2016 PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur telah melaksanakan RUPS sebanyak 2 (dua) kali, dengan rincian sebagai berikut : 1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahun
Buku 2015 dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2016 sebagaimana tercantum dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2015 PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor : 07 tanggal 27 Mei 2016 yang dibuat oleh Lalu Muhamad Supriandi, SH.M.Kn, Notaris di Labuan Bajo dengan agenda-agenda sebagai berikut :a. Penyampaian Laporan Direksi atas
penyelenggaraan Perseroan selama Tahun Buku 2015 oleh Direktur Utama dan laporan Dewan Komisaris atas pelaksanaan Fungsi Pengawasan selama Tahun Buku 2015 oleh Komisaris Utama.
b. Penyampainan Rencana Kerja dan Anggaran Tahun Buku 2016-2018 dan Penetapan Penyisihan Penggunaan Laba Tahun Buku 2016 serta penunjukan dan Penetapan Kantor Akuntan Publik.
c. Lain-lain.
the material to be discussed at the AGM are provided in the company since the date of GMS to the date of implementation of the GMS.
General Meeting of Shareholders (AGM) is led by the controlling shareholder has a majority stake in the company. In the implementation of the GMS adjusted with a predetermined agenda, but the agenda of the AGM can be added according to need and not contrary to the interests of the company carried out if approved by the AGM participants.
The Annual General Meeting of Shareholders (AGM)Throughout fiscal year 2016 PT Bank Pembangunan Daerah East Nusa Tenggara has been implementing the GMS two (2) times, with details as follows:
1. The General Meeting of Shareholders (AGM) for Fiscal Year 2015 was held on May 27, 2016 as stated in the Deed of Annual General Meeting of Shareholders 2015 Financial Year PT. Regional Development Bank Nusa Tenggara Timur No. 07 dated May 27, 2016 made by Muhamad Supriandi Then, SH.M.Kn, Notary in Labuan Bajo with the agenda as follows:a. Submission of reports on the implementation of
the Company’s Board of Directors for FY 2015 by the Managing Director and the report on the implementation of the Board of Oversight Commissioner for FY 2015 by the Commissioner.
b. Penyampainan Work Plan and Budget for Fiscal Year 2016-2018 and determination of Usage Allowance Income Fiscal Year 2016 as well as the designation and determination of the Office of Public Accountant.
c. Etc .
17Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
2. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) dilaksanakan pada tanggal 29 Nopember 2016 sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor 41 tanggal 29 Nopember 2016 yang dibuat oleh Roberto Valentino Manbatfeto, S.H.,M.Kn di Kupang dengan agenda-agenda sebagai berikut ;a. Laporan Pengawasan Dewan Komisarisb. Tanggapan Direksi terhadap Laporan
Pengawasan Dewan Komisarisc. Tanggapan dari Peserta RUPSd. Lain-lain.
Hasil Pelaksanaan Keputusan Agenda RUPS Tahunan Tahun Buku 2015 tanggal 27 Mei 2016 :Bahwa berdasarkan agenda yang telah ditetapkan dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor 07 tanggal 27 Mei 2016 yang dibuat oleh Lalu Muhamad Supriandi, SH.M.Kn Notaris di Labuan Bajo, terdapat bebeapa keputusan RUPS sebagai berikut :1. Laporan Direksi dan Dewan Komisaris :
a. Menerima dengan baik dan mengesahkan Laporan Keuangan Tahun Buku 2015 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil sebagaimana dimuat dalam Laporan tertanggal 29 Februari 2016 dengan pendapat “Tanpa Modifikasian” yang disertai dengan paragraf penjelasannya;
b. Menyatakan membebaskan tanggung jawab sepenuhnya dari Direksi dan Dewan Komisaris atas pelaksanaan pengurusan PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur selama tahun buku 2015 sepanjang pertanggung jawaban tersebut tercermin dalam laporan dimaksud;
2. The General Meeting Extraordinary Shareholders (GMS LB) held on November 29, 2016 as stated in the Minutes of the General Meeting of Shareholders of Extraordinary PT. Regional Development Bank Nusa Tenggara Timur No. 41 dated November 29, 2016 made by Roberto Valentino Manbatfeto, SH, M.Kn in Kupang with the agenda as follows;
a. BoC Supervisory Reportb. Response to the Report of Directors Supervisory
Board of Commissionersc. Feedback from participants AGMd. Etc.
Decision Implementation Agenda Results Fiscal Year 2015 Annual General Meeting dated May 27, 2016:That based on the agenda set out in the Deed of General Meeting of Shareholders of PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 07 dated May 27, 2016 made by Muhamad Supriandi Then, SH.M.Kn Notary in Labuan Bajo, there are AGM’s decision the following bebeapa :
1. Report of the Board of Directors and Board of Commissioners:a. Receiving well and certify the Financial
Statements for FY 2015 have been audited by Public Accountant Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil as contained in the report dated February 29, 2016 with the opinion of “unmodified” which was accompanied by a paragraph of explanation;
b. Stating liberate the sole responsibility of the Board of Directors and Board of Commissioners on the implementation of the management of PT Bank Pembangunan Daerah East Nusa Tenggara during the financial year 2015 throughout the liability are reflected in the report;
18 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
c. Menerima pembentukan susunan kepengurusan Badan Kesejahteraan Karyawan (BKK) PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur;
d. Menyetujui untuk memberikan bunga deposito terhadap kelebihan tambahan setoran modal Pemkab Timor Tengah Selatan yang tidak mendapat dividen;
e. Menyetujui dasar perhitungan dividen untuk saham seri A dimulai efektif pada saat tanggal penyetoran dan untuk saham seri B menunggu adanya persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan.
f. Menyetujui adanya koreksi saldo laba senilai Rp. 5.291.145.818,- yang akan dibagikan dalam pembagian dividen Tahun Buku 2015.
g. Permasalahan selisih pencatatan rekening Pemkab Ngada diharapkan selesai secepatnya, RUPS memberikan tambahan tugas kepada Dewan Komisaris. Dewan Komisaris berkoordinasi dengan Direksi untuk menyelesaikan persoalan ini dengan secepatnya tanpa melawan hukum dengan jangaka waktu penyelesaian 2 (dua) bulan dan melapor hasilnya.
h. Pembagian penggunaan laba setelah pajak tahun buku 2015 dan tambah hasil koreksi akibat penerapan PSAK 24 maka laba yang dapat dibagikan sebesar Rp.263.519.844.108,- adalah sebagai berikut :- Dividen 87,5% atau sebesar
Rp.230.579.863.594,50- Cadangan Umum 12.5% atau sebesar
Rp.32.939.980.513,50- Direksi diberi kuasa dengan hak subtitusi
untuk menetapkan cara pembayaran dividen termasuk segala tindakan yang diperlukan sehubungan dengan hal tersebut termasuk jadwal pembayarannya.
c. Receiving establishment management arrangement Employee Welfare Agency (BKK) PT Bank Pembangunan Daerah East Nusa Tenggara;
d. Agreeing to provide additional deposit to an excess of capital contributions South Central Timor regency who did not receive the dividend;
e. To approve the dividend calculation base for effective series A shares starting on the date of the deposit and to shares of series B awaiting approval from the Financial Services Authority.
f. To approve the correction of retained earnings of Rp. 5291145818, - which will be distributed in the distribution of dividends for financial year 2015
g. Problems recording difference Ngada government accounts expected to be completed as soon as possible, GMS provides an additional task to the BOC. BOC coordinate with the Board of Directors to resolve these matters as soon as possible without unlawfully with jangaka completion time of 2 (two) months and report the results.
h. Distribution of the use of profit after tax of the fiscal year 2015 and added the results of corrections due to the application of SFAS 24, the profit that can be shared by Rp.263.519.844.108, - is as follows: - Dividend 87.5% or Rp.230.579.863.594,50 - General Reserve 12.5% or
Rp.32.939.980.513,50 - The Board of Directors is authorized
with the right of substitution to define how the payment of dividends, including all necessary actions in relation thereto including the payment schedule.
19Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
i. Mengesahkan Jasa Produksi Karyawan Tahun Buku 2015 sebagaimana yang telah diputuskan pada RUPS Tahun Buku 2014 sebesar 11% senilai Rp.33.584.515.662 yang dihitung dari laba tahun berjalan;
j. Mengesahkan Tantiem Tahun Buku 2015 sebagaimana yang telah diputuskan pada RUPS Tahun Buku 2014 sebesar 4,5% senilai Rp.13.739.120.044 yang dihitung dari laba tahun berjalan;
2. Laporan Rencana Kerja dan Anggaran tahun Buku 2016 – 2018 : a. Menyatakan setuju menerima Rencana Kerja
dan Anggaran Tahun Buku 2016-2018, dengan catatan belum menyetujui penerbitan Obligasi dan MTN sebesar Rp.1.500.000.000.000,- (satu triliun lima ratus milyar rupiah) ;
b. Menetapkan penyisihan biaya Jasa Produksi Karyawan Tahun Buku 2016 sebesar 15% dari laba sebelum pajak sebelum cadangan jasa produksi karyawan, jasa produksi pengurus dan Dana Kesejahteraan Karyawan;
c. Menetapkan Penyisihan jasa produksi Pengurus Tahun Buku 2016 sebesar 4.5% dari laba sebelum pajak sebelum cadangan jasa produksi karyawan, jasa produksi pengurus dan Dana Kesejahteraan Karyawan;
d. Menetapkan Penyisihan Biaya Kesejahteraan Karyawan Tahun Buku 2016 sebesar 1.5% dari laba sebelun pajak, sebelum cadangan jasa produksi Pengurus dan Dana Kesejahteraan Karyawan;
e. Memberikan kewenangan pada Dewan Komisaris untuk menunjuk dan menetapkan Akuntan Publik yang profesional dan tercatat pada Otoritas Jasa Keuangan dengan memperhatikan usulan Direksi.
3. Penawaran Saham Tahun Buku 2016 Memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris
guna menyetujui penambahan modal disetor selama tahun buku 2016;
i. To approve Production Service Employees for Fiscal Year 2015, as had been decided at the AGM for financial year 2014 is 11% worth of Rp.33.584.515.662 calculated on the profit for the year;
j. Endorses Bonus for Fiscal Year 2015, as had been decided at the AGM for financial year 2014 by 4.5% amounting to Rp.13.739.120.044 calculated on the profit for the year;
2. Work Plan and Budget Reports User year 2016-2018:a. States agreed to accept the Work Plan and
Budget for Fiscal Year 2016-2018, the record has not approved the issuance of bonds and MTN for Rp.1.500.000.000.000, - (one trillion five hundred billion rupiah);
b. Allowance for Employees Production Services fees for financial year 2016 amounted to 15% of pre-tax profit before reserves of employee production services, production services committee and Employee Welfare Fund;
c. Assigning the Governing Provision of production services for financial year 2016 amounted to 4.5% of pre-tax profit before reserves of employee production services, production services committee and Employee Welfare Fund;
d. Assigning Employee Benefit Costs Allowance for financial year 2016 amounted to 1.5% of income tax sebelun, before backup production services Management and Employee Welfare Fund;
e. Give authority to the Board of Commissioners to appoint and assign public accounting professionals and listed on the Financial Services Authority with regard to the proposal of Directors.
3. Offer Shares Fiscal Year 2016 Give authority to the Board to approve additional
paid-in capital during the financial year 2016;
20 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Hasil Pelaksanaan Keputusan RUPS LB tanggal 29 November 2016
Bahwa berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luara Biasa PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor 41 tanggal 29 November 2016 yang dibuat oleh Roberto Valentino Mambaitfeto, S.H.,M.Kn di Kupang, maka RUPS mengambil keputusan :1. Menyetujui usulan Dewan Komisaris
memberhentikan Bapak Daniel Tagu Dedo, SE sebagai Direktur Utama PT.Bank Pembangunan Daeah Nusa Tenggara Timur.
2. Menetapkan Bapak Eduardus Bria Seran sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur. Kepada Plt. Direktur Utama dan seluruh Direksi mempersiapkan dan menyelesaikan tugas-tugas sampai 2016 selesai, dan mempersiapkan RUPS supaya bisa segera dilaksanakan dalam waktu yang cepat.
3. Menyimpang dari ketentuan Pasal 12 dan Pasal 15 Anggaran Dasar, mengenai tata cara pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris, telah diangkat sebagai berikut :
ANGGOTA DIREKSIMember of the Board of Directors
ANGGOTA KOMISARISMember of the Board of Commissioners
Direktur Directors
: Tuan/Mr. Eduardus Bria Seran, SE: Tuan/Mr. Adrianus Ceme, SE: Tuan/Mr. Absalom Sine, SE: Tuan/Mr. Tomy Jeferson Ndolu
Komisaris UtamaCommissioners
: Tuan/Mr. Frans Salem, SH. M.Si
Komisaris Commissioner
: Tuan/Mr. Petrus Elias Jemadu, SH.M.Hum: Tuan/Mr. Prof. Ir. Fredik Lukas Benu, D. Msi,Ph.D
Results Implementation of Decisions Extraordinary General Meeting dated 29 November 2016That is based on the Deed of General Meeting of Shareholders Ordinary Luara PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 41 dated November 29, 2016 made by Roberto Valentino Mambaitfeto, SH, M.Kn in Kupang, the AGM take the decision:
1. To approve the proposal of the Board of Commissioners dismiss Mr. Daniel Tagu Dedo, SE as Director of Development PT.Bank daeah East.
2. Establish Mr Eduardus Bria Seran as Acting (Plt.) President Director of PT Bank Pembangunan Daerah East. To Plt. Managing Director and the Board of Directors to prepare and complete the tasks completed until 2016, and prepare for the AGM in order to be implemented in a short time.
3. Notwithstanding the provisions of Article 12 and Article 15 of the Statutes, concerning the procedures for the appointment of Directors and Board of Commissioners, has been appointed as follows:
21Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Tindak Lanjut Hasil Keputusan Agenda RUPS Tahunan Tahun Buku 2015 dan RUPS LB Tahun 2016
RUPS Tahunan Tahun Buku 2015RUPS TAHUNAN
Annual General Meeting
No AGENDAAgenda
TINDAK LANJUT
Follow-upKETERANGAN
Information
I Tindaklanjut Hasil Keputusan RUPS Thun Buku 2015Follow-Decision 2015 AGM Thun Books
1. Tindaklanjut penyelesaian Kredit Macet ;Follow-Bad Debt settlement ;1) PT. Alam Flores Group
2) . Arena Maju Bersama
3) PT. Surya Agung Kencana Group
Telah ditindaklanjutihas been followed
Telah ditindaklanjutihas been followed
Telah ditindaklanjutihas been followed
Telah direstruktur pada Desember 2015 dengan perubahan jangka waktu sampai Desember 2019. Pada tahun 2016 debitur memenangkan 4 (empat) kontrak kerja di Kabupaten Sikka, dan pada tanggal 24 Nopember 2016 telah menyetor sebesar Rp. 6 Miliar.- Telah direstruktur pada Desember
2015, melibatkan pihak ketiga yaitu PT. Dharma Dwi Putra yang mengambil kontrak Long Term Maintenance Contract (LTM)
- Pailit sesuai putusan Pengadilan Niaga Jakarta
- Baki debet Rp.33.3 Miliar.Telah dihapusbuku per 31 Desember 2016 dengan baki debet sebesar Rp. 18.6 Miliar;
It has been restructured in December 2015 to change the time period until December 2019.In 2016 the debtor to win four (4) employment contracts in Sikka district, and on November 24, 2016 has paid Rp. 6 bln.
- It has been restructured in December 2015, involving a third party, namely PT. Dwi Dharma Putra who take contracts Long Term Maintenance Contract (LTM)
- Bankrupt corresponding decision of the commercial court
- Tray debit Rp.33.3 bln.Has been written off by December 31, 2016 the outstanding balance of Rp. 18.6 Billion;
Follow-up Results of Annual General Meeting Agenda Decision for FY 2015 and Extraordinary General Meeting 2016RUPS Tahunan Tahun Buku 2015
22 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
RUPS TAHUNANAnnual General Meeting
No AGENDAAgenda
TINDAK LANJUT
Follow-upKETERANGAN
Information
2. Tindaklanjut Permasalahan SDMFollow-HR Issues 1) Demosi Pegawai Employee Demotion
2) Pengisian Jabatan Pemimpin Cabang Larantuka dan Pemimpin Cabang Ende
Completion Position of Branch Manager and Branch Manager Ende Larantuka
3) Penyusunan Road Map SDM
Preparation of Road Map HR
4) Permasalahan pengangkatan pegawai outsourching yang masa kerja diatas 5 (lima) tahun
Problems recruitment outsourcing tenure of more than five (5) years
Telah ditindaklanjutihas been followed
Telah ditindaklanjuti has been followed
Dalam ProsesIn the process
Dalam prosesIn the process
Penempatan kembali dan pengangkatan kembali Telah ditindaklanjuti dengan :- SK Direksi No. 140 Tahun 2016
tanggal 19 Desember 2016 an. Roteharjo B.Amtiran, Maria D.N. Sina Padeng dan Gilbert Daud
- SK Direksi No. 149 Tahun 2016 an. Anna S.Bere Tarak.
Telah ditindaklanjuti sesuai Keputusan Direksi Nomor 65 Tahun 2016, tanggal 14 Juli 2016.
Sedang dalam proses penyelesaian dengan melibatkan karyawan dan pejabat lintas Divisi. Pedoman yang saat ini berlaku adalah hasil penyusunan sejak tahun 2000 dan belum pernah dilakukan pengkinian.Divisi SDM telah mengajukan usulan ke Direksi, dan sementara dipending sampai kondisi keuangan memungkinkan.
Redeployment and re-appointment has been followed up with: - SK Directors No. 140 2016 dated December 19, 2016 an. Roteharjo B.Amtiran, Maria D.N. Sina Padeng and Gilbert Daud
- SK Direksi No. 149 Tahun 2016 an. Anna S.Bere Tarak.
Directors have been followed according to Decree No. 65 of 2016, dated July 14, 2016.
Is in the process of completion by involving employees and officials from the Division. Guidelines currently in force is the result of preparation since 2000 and has never been done updating.
HR Division has submitted a proposal to the Board of Directors, and while pending until the financial condition allows.
3. Permasalahan rekening fiktif pada Kantor Cabang BajawaProblems fictitious account at a Branch Office Bajawa
Telah ditindaklanjutihas been followed
Sesuai surat Direksi kepada Dewan Komisaris Nomor 646/DIR-DPS/VII/2016 tanggal 14 Juli 2016 perihal : Laporan Perkembangan selisih Pencatatan Rekening Pemkab Ngada , dan berdasarkan Surat Kajati NTT No. :B-3534/P/3/Fdi/10/2016 tanggal 18 Oktober 2016 menyatakan bahwa semua perbuatan yang dilakukan oleh Head Teller yang juga merangkap Costumer Service Bank NTT Cabang Bajawa an. Maria Aleksandra Siwemole menjadi tanggungjawab pribadi dan bukan merupakan tanggungjawab dari perusahaan maupun Direksi PT. Bank NTT.
Corresponding letter to the Board of Commissioners No. 646 / DIR-DPS / VII / 2016 dated July 14, 2016 regarding: Progress Report on the Account Registration difference Ngada government, and by virtue of Kajati NTT No. : B-3534 / P / 3 / Fdi / 10/2016 dated October 18, 2016 states that all actions undertaken by the Head Teller who also doubles Bank’s Customer Service Branch Bajawa NTT’s. Maria Aleksandra Siwemole be personal responsibility and not the responsibility of the company and the Board of Directors of PT. Bank NTT.
23Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
RUPS TAHUNANAnnual General Meeting
No AGENDAAgenda
TINDAK LANJUT
Follow-upKETERANGAN
Information
4. Penyaluran Kredit UMKM agar diberikan prioritasLending SMEs to be given priority
Telah ditindaklanjutihas been followed
Manajemen tetap fokus melakukan pembiayaan kepada sektor – sektor usaha Mikro dan kecil serta usaha Produktif untuk itu maka Manajeemn telah melakukan pendidikan khusus sebanyak 3 angkatan di LIPPI Jakarta untuk petugas maupun pejabat di unit Operasional yang menangani kredit Mikro serta Analis Kredit Produktif. Selain itu pendampingan kepada pembina dan nasabah kredit Mikro rutin dilakukan.
Management remains focused financing to the sector - a sector of micro and small businesses as well as businesses earning for it then the management has done as much as 3 batches of special education in Jakarta LIPPI for officers and officials in the operational units that deal with micro credit and Productive Credit Analyst. Besides assistance to coaches and micro credit customers routinely performed.
II Tindaklanjut Hasil Keputusan RUPS Tahun Buku 2014Results follow up decisions of Shareholders for Fiscal Year 2014
1. Tindaklanjut Permasalahan Kredit1) Kewenangan Pemimpin
Cabang dalam memberikan persetujuan kredit yang sebelumnya Rp. 2 miliar diminta oleh Pemegang Saham ditingkatkan menjadi Rp.5 miliar.
Authority Branch in providing credit approval Rp. 2 billion requested by the shareholders increased to Rp 5 billion.
2) Suku Bunga Kredit Lending Rates
3) Kerjasama dengan PT.Jamkrida
Cooperation with PT.Jamkrida
4) Peningkatan Kredit Produktif
Increased Productive Credit
Telah ditindaklanjutihas been followed
Telah ditindaklanjuti has been followed
Telah ditindaklanjutihas been followed
Telah ditindaklanjutihas been followed
- Limit yang berlaku masih mengakomodir kebutuhan permohanan kredit di Cabang
- Kelambatan proses kredit tahun 2014 telah diatasi dengan peningkatan percepatan proses persetujuan di Kantor Pusat oleh Divisi Supporting Kredit dan Divisi Pemasaran Kredit.
- Peningkatan Limit kewenangan persetujuan kredit Cabang dilakukan berdasarkan kemampuan analisis dan penyelesaian kredit bermasalah di masing-masing Cabang.
Suku bunga kredit Bank NTT masih bersaing dengan suku bunga Bank-bank BUMN dan suku bunga PNS telah diturunkan menjadi 16% efektif atau sama dengan +/- 9,4% flat per tahun yang telah ditetapkan sesuai SE Direksi No. 02 Tahun 2015.Telah dilakukan kerjasama dengan PT.Jamkrida dilakukan tanggal 05 Maret 2015 dengan jumlah plafond kredit sampai dengan Desember 2016 sebesar Rp.584.477.617.300,-Bank NTT telah berupaya meningkatkan Kredit Produktif dimana posisi Desember 2016 berhasil disalurkan Rp. 2.026 T meningkat dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp.1.779 T Atau 13.89%
- Limit applicable credit still accommodate the needs of the request at the Branch
- The slowdown in the credit process in 2014 have been resolved by increasing the acceleration of the approval process at Headquarters by the Division of Supporting Loans and Credit Marketing Division.
- Limit Increased branch loan approval authority is based on the ability of analysis and resolution of problem loans in each branch.
NTT Bank lending rates are still competitive with the Bank’s interest rate of state-owned and PNS interest rate has been lowered to 16% effective or equal to +/- 9.4% flat per annum which has been established in accordance SE Board of Directors No. 02, 2015.Was undertaken in collaboration with PT.Jamkrida held on March 5, 2015 with the amount of credit limit up to December 2016 amounted to Rp.584.477.617.300,-NTT Bank has worked to increase the Credit Earning where the position in December 2016 successfully channeled Rp. 2026 T increased from the previous year amounting to Rp.1.779 T or 13.89%
24 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
RUPS TAHUNANAnnual General Meeting
No AGENDAAgenda
TINDAK LANJUT
Follow-upKETERANGAN
Information
2. Tindaklanjut Kenaikan Penghasilan PegawaiFollow-Increase Employee Income
Dalam prosesIn the process
Kenaikan penghasilan pegawai akan diperhitungkan setelah Perubahan Manual SDM selesai dilaksanakan.
The increase in employee earnings will be calculated after the Change HR Manual completed.
3. Tindaklanjut Pembukaan Kantor di Kabupaten Manggarai TimurFollow-Opening of Office in East Manggarai district
Telah ditindaklanjutihas been followed
Telah ditindaklanjuti dengan membuka Cabang Pembantu Mukun dan Cabang Pembantu Pota pada Janurai 2016.
Has been followed up by opening Mukun Branch and Branch Pota on Janurai, 2016
4. Tindaklanjut penyelesaian CSRFollow-completion of CSR
Telah ditindaklanjutihas been followed
Penyaluran CSR di setiap Kabupaten telah dilaksanaan hingga saat ini dan sampai Desember 2016 telah direalisasikan sebesar Rp.7.239.459.400,-
Distribution of CSR in each district has been implemented on the up to now and until December 2016 has been realized by Rp.7.239.459.400,-
Struktur OrganisasiPelaksanaan tata kerja Bank NTT tahun buku 2016 mengacu pada Keputusan Direksi Nomor : 29 Tahun 2014 tanggal 1 April 2014 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PT. Bank Pembangunan Nusa Tenggara Timur. Penerapan ketentuan ini masih akan terus dievaluasi sejalan dengan perkembangan usaha dan rencana bisnis bank.
Hubungan Direksi dan Dewan Komisaris Bank NTT
Dalam tata kelola Bank NTT hubungan Dewan Komisaris dan Direksi didasarkan pada ketentuan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor : 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Rebuplik Indonesia Tahun 2007 Nomor: 106; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756) dan Ketentuan Anggaran Dasar PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebagaimana yang diatur dalam Anggaran Dasar Nomor: 122 tanggal 12 April 1999 dibuat dihadapan Silvester Joseph Mambaitfeto, S.H., Notaris di Kota Kupang, sebagaimana yang telah diubah
Organizational StructureImplementation of the working procedures of the Bank NTT fiscal year 2016 refer to the Directors’ Decision No. 29 of 2014 April 1, 2014 on the Organizational Structure and Work Procedure PT. Development Bank of East Nusa Tenggara. The application of this provision will continue to be evaluated in line with the business development and business plan of the bank.
Relationship of Directors and Board of Commissioners of Bank NTTIn the Bank’s governance NTT relations Board of Commissioners and Board of Directors based on the provisions of Law - Law of the Republic of Indonesia Number 40 Year 2007 on Limited Liability Companies (State Gazette Rebuplik Indonesia Year 2007 Number 106, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 4756) and the provisions of Articles of Association of PT Regional Development Bank of East Nusa Tenggara, as stipulated in the Articles of Association No. 122 on 12 April 1999, made before Silvester Joseph Mambaitfeto, SH, Notary in Kota Kupang, as amended several times and most recently
25Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
beberapa kali dan terakhir dengan Akta Pernyataan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Nomor: 61 Tanggal 10 Juli 2014, yang dibuat oleh Silvester Joseph Mambaitfeto, S.H Notaris di Kupang, yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan Nomor: AHU-34837.40.22. 2014 tanggal 09 Oktober 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0104499.40. 80.2014 Tahun 2014, dimana dalam hubungan tersebut dikenal adanya prinsip-prinsip:
1. Saling menghormati akan tanggung jawab dan wewenang masing-masing, baik itu tanggung jawab dan wewenang Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan dan nasihat terhadap seluruh kebijakan Direksi maupun tanggung jawab dan wewenang Direksi dalam mengelola Bank NTT;
2. Bahwa hubungan kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi merupakan hubungan yang bersifat formal kelembagaan, dalam arti senantiasa dilandasi oleh suatu mekanisme tertulis atau korespondensi yang dapat dipertanggungjawabkan;
3. Bahwa Dewan Komisaris berhak memperoleh informasi Bank NTT secara tepat waktu, terukur, dan lengkap;
4. Bahwa Direksi bertanggungjawab atas ketepatan waktu, terukur, dan kelengkapan penyampaian informasi kepada Dewan Komisaris;
5. Bahwa dalam hubungan kerja antara organ Dewan Komisaris dengan organ Direksi yang belum diatur maka Dewan Komisaris dan Direksi wajib membuat kesepakatan terlebih dahulu tentang hal-hal yang belum ditetapkan tersebut.
Dewan KomisarisStruktur Organisasi Dewan Komisaris
Dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya Dewan Komisaris memiliki pedoman tata tertib dan tata cara menjalankan pekerjaan Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam Rancangan Keputusan
by the Deed of General Meeting of Shareholders of Extraordinary No. : 61 on 10 July 2014, made by Silvester Joseph Mambaitfeto, SH Notary in Kupang, which has been notified to the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia based Company Data Change Notification Letter No. AHU-34837.40.22. 2014 dated October 9, 2014 and was registered in the Company Register Number: AHU-0104499.40. 80.2014 2014, where that relationship recognized the following principles:
1. Respect the responsibilities and authorities of each, whether it is the responsibility and authority of the Board in monitoring and policy advice to the entire Board of Directors and the responsibility and authority of the Board of Directors in managing the Bank NTT;
2. That the working relationship between the Board of Commissioners, Directors is a formal institutional relationship, in a sense always be founded by a written or correspondence mechanism that can be accounted for;
3. That the Board of Commissioners of Bank NTT entitled to obtain information in a timely, scalable, and complete;
4. That the Board of Directors is responsible for the timeliness, measurable, and completeness of the delivery of information to the Board of Commissioners;
5. That the working relationship between the organ by organ BOC Board of Directors not set then the Board of Commissioners and Board of Directors is obliged to make an agreement in advance about things that have not been determined.
Board of CommissionersOrganizational Structure Board of CommissionersOrganizational Structure Board of CommissionersIn carrying out the duties and responsibilities of the Board of Commissioners has a guideline rules and procedures for carrying out the work of the Board of
26 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor 03 Tahun 2010 tanggal 07 Mei 2010 tentang Struktur Organisasi dan Job Manual Dewan Komisaris Bank NTT dimana ketentuan tersebut memuat tugas pokok, tugas tambahan, wewenang jabatan, tanggung jawab, hubungan kerja dengan pihak eksternal dan internal, standar operasional dan prosedur sesuai dengan misi jabatan, yang diuraikan dalam struktur organisasi dan tata kerja, sebagai berikut:
Dewan KomisarisBoard of Commissioners
Kepala SekretariatHead of the Secretariat
Staf PelaksanaExecutive staff
Komite AuditThe Audit Committee
Komite Pemantau RisikoRisk Monitoring Committee
Komite Remunerasi & Nominasi
Remuneration & Nomination Committee
Komposisi, Kriteria dan Independensi Dewan Komisaris
Menurut ketentuan anggaran dasar PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur yang ditegaskan dengan Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor: 30 Tahun 2006 tentang Penetapan Buku Pedoman Code of Conduct dan Code Of Corporate Governance
Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan bertugas melakukan pengawasan secara umum dan memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan perusahaan.Selain itu Dewan Komisaris diberikan tugas, wewenang dan tanggung dan antara lain:
Commissioners as set out in the Draft Decision of the Board of Commissioners of PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 03 of 2010, dated May 7, 2010 on Organizational Structure and Job Manual BOC Bank NTT where such provision contains the basic duty, additional duty, positions of authority, responsibility, working relationships with internal and external parties, operational standards and procedures in accordance with the mission office, outlined in the organizational structure and working procedures, as follows:
Composition, Criteria and Independence of the Board of CommissionersUnder the terms of the articles of association of PT Bank Pembangunan Daerah East Nusa Tenggara confirmed by Decree of the Board of Directors of PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 30 Year 2006 concerning the Manual Code of Conduct and the Code of Corporate Governance of the Board of Commissioners as a company organ in charge of supervising the general and provide advice to the Board in running the company.Besides BOC given duties, powers and responsibilities and, among others:
27Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
1. Berhak memberhentikan untuk sementara seorang atau lebih anggota Direksi apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan atau/peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2. Berhak membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi guna mendukung efektivitas tugas dan tanggung jawabnya.
3. Berhak memperoleh akses akan informasi Bank NTT secara tepat waktu dan lengkap.
4. Berhak memberikan rekomendasi mengenai remunerasi anggota Direksi, mengevaluasi dan menyetujui keputusan manajemen dan tindakan strategic yang diusulkan oleh Direksi,
5. Berhak mengevaluasi, memantau penerapan manajemen risiko, dan tindaklanjut temuan audit internal dan eksternal.
Komposisi Dewan Komisaris
Menindaklanjuti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.03/2016 tanggal 7 Desember 2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, maka dalam Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank Pembanguan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor: 30 tanggal 10 April 2008 RUPS yang dibuat oleh Emmanuel Mali, S.H Notaris di Kupang, telah ditetapkan bahwa susunan keanggotaan Dewan Komisaris sebanyak 3 (tiga) orang. Dewan Komisaris Independen yang dimiliki oleh Bank NTT telah memenuhi kententuan GCG bank yang menyatakan bahwa jumlah anggota Komisaris Independen sekurang-kurangnya 50% dari seluruh anggtoa Dewan Komisaris yang ada. Jumlah Komisaris Independen Bank NTT sebanyak 2 (dua) orang yakni Prof.Ir.Fredrik Lukas Benu,M.Si, Ph.D dan Petrus Elias Jemadu,SH.M.Hum.
Perangkapan hanya pada 2 anggota Dewan Komisaris dimana selain menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris Bank NTT juga mempunyai jabatan sebagai berikut :
1. Entitled to temporarily dismiss one or more members of the Board of Directors if the Board members act contrary to the constitution and or / legislation applicable;
2. Eligible established an Audit Committee, Risk Monitoring Committee and Remuneration and Nomination Committee to support the effectiveness of their duties and responsibilities.
3. Entitled to gain access to information Bank NTT timely and complete.
4. Entitled to provide recommendations regarding the remuneration of members of the Board of Directors, evaluate and approve strategic decisions and management actions proposed by the Board of Directors,
5. Eligible to evaluate, monitor the implementation of risk management, and follow-up of internal and external audit findings.
Composition of the Board of CommissionersFollowing up on Regulation of Financial Services Authority No. 55 / POJK.03 / 2016 dated December 7, 2016 concerning Governance Implementation for Commercial Banks, the General Meeting of Shareholders as stated in the Minutes of the General Meeting of Shareholders of Extraordinary PT Development Bank Nusa Tenggara Timur No. : 30 dated 10 April 2008 AGM made by Emmanuel Mali, SH Notary in Kupang, it has been determined that the membership of the Board of Commissioners for three (3) persons. Independent Commissioner Board owned by NTT Bank has fulfilled provisions of GCG bank stating that the number of members of the Independent Commissioner at least 50% of all existing anggtoa BOC. Independent Commissioner of Bank NTT number two (2) persons namely Prof.Ir.Fredrik Luke Benu, M.Si, Ph.D., and Peter Elias Jemadu, SH.M.Hum.
Geminating only the second member of the Board of Commissioners which in addition to serving as a member of the Board of Commissioners of Bank NTT also has the following positions:
28 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
1. Fransiskus Salem SH,M.Si selain menjabat sebagai Komisaris Utama, juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur.
2. Prof. Fredrik Lukas Benu, M.Si, Ph.D selain menjabat sebagai Komisaris Independen, juga menjabat sebagai Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang.
Komposisi Dewan Komisaris Bank NTT di tahun buku 2016 diatur berdasarkan pada beberapa ketentuan sebagai berikut :1. Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor: 76, tanggal 23 Januari 2014 yang dibuat Silvester Joseph Mambaitfeto, S.H Notaris di Kupang;
2. Pernyataan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor: 157, tanggal; 30 April 2014 yang dibuat Silvester Joseph Mambaitfeto, S.H Notaris di Kupang;
3. Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor: 77, tanggal 12 Juni 2014 yang dibuat Silvester Joseph Mambaitfeto, S.H Notaris di Kupang;
4. Pernyataan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor: 61, tanggal 10 Juli 2014 yang dibuat Silvester Joseph Mambaitfeto, S.H Notaris di Kupang;
5 Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur/Pemegang Saham Pengendali PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor: 275/KEP/HK/2014 tanggal 01 Desember 2014 tentang Pengangkatan Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si, Ph.D, sebagai Komisaris Independen PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur;
6. Surat Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor: S-17/KO.33/2015 tanggal 22 Januari 2015, perihal: Pencatatan Komisaris Independen, maka komposisi susunan Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
1. Fransiskus Salem SH, M.Si in addition to serving as Commissioner, has also served as Secretary of East Nusa Tenggara province.
2. Prof. Fredrik Lukas Benu, M.Si, Ph.D in addition to serving as Commissioner of the Independent, also served as Rector of the University of Nusa Cendana Kupang.
Composition of the Board of Commissioners of Bank NTT in fiscal year 2016 is set based on some of the following conditions:1. Minutes of the General Meeting of Shareholders
of Extraordinary Company Limited PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 76, dated January 23, 2014 that made Silvester Joseph Mambaitfeto, S.H Notary in Kupang;
2. Statement of the General Meeting of Shareholders of Extraordinary Company Limited PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 157, dated; 30 April 2014 made Silvester Joseph Mambaitfeto, S.H Notary in Kupang;
3. Minutes of the General Meeting of Shareholders of Extraordinary Company Limited PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 77, dated June 12, 2014 that made Silvester Joseph Mambaitfeto, S.H Notary in Kupang;
4. Statement General Meeting of Shareholders of Extraordinary Company Limited PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 61, dated July 10, 2014 that made Silvester Joseph Mambaitfeto, S.H Notary in Kupang;
5. Decree of the Governor of East Nusa Tenggara / Controlling Shareholders of PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 275 / KEP / HK / 2014 dated December 1, 2014 on the appointment of Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si, Ph.D., as an Independent Commissioner of PT Bank Pembangunan Daerah East Nusa Tenggara;
6. Letter Financial Services Authority East Nusa Tenggara Province No. S-17 / KO.33 / 2015 dated January 22, 2015, regarding: Registration of Independent Commissioners, the composition of the Board of Directors are as follows:
29Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
NAMAName
JABATANPosition
MASA JABATANLength of service
Fransiskus Salem, SH. M.Si Komisaris Utama The main commissioner 2013-2017
Prof. Ir.Fredrik Lukas D. Benu, M.Si, Ph.d Komisaris Independen Independent Commissioner 2013-2017
Petrus Elias Jemadu, S.H,M.Hum Komisaris Independen Independent Commissioner 2013-2017 Semua anggota Dewan Komisaris Bank NTT memiliki integritas, kompetensi dan reputasi yang baik, hal tersebut dibuktikan dengan uji kompetensi yang disyaratkan oleh Bank Indonesia melalui fit and proper
test serta telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia, antara lain:1. Semua anggota Dewan Komisaris berdomisili di
Indonesia;2. Penggantian dan/atau pengangkatan Dewan
Komisaris oleh RUPS;3. Semua Anggota Dewan Komisaris telah lulus
penilaian kemampuan dan kepatutan; dan4. Tidak ada anggota Dewan Komisaris yang saling
memiliki hubungan keluarga sampai derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi.
Kriteria Dewan KomisarisSetiap pengangkatan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris senantiasa memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi untuk selanjutnya diputuskan oleh RUPS, dan sejalan dengan pemberian rekomendasi tersebut, maka Komite Remunerasi dan Nominasi telah menetapkan kriteria utama Dewan Komisaris yaitu :1. Usia pada saat melamar tidak lebih dari 60 (enam
puluh) tahun.2. Minimal 5 (lima) tahun terakhir berdomisili dalam
wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur dan tetap bersedia berdomisili di wilayah Nusa Tenggara Timur.
3. Tidak sedang mengidap penyakit, yang dibuktikan dengan hasil tes kesehatan dari dokter.
4. Tidak sedang terlibat dalam urusan politik praktis.5. Memiliki sertifikat manajemen risiko level 2 atau
dibuktikan dengan surat keterangan kelulusan dari lembaga sertifikasi manajemen risiko yang diakui Bank Indonesia/OJK.
All members of the Board of Commissioners of Bank NTT has the integrity, competence and a good reputation, it is evidenced by a competency test required by Bank Indonesia through a fit and proper test and is in compliance with Bank Indonesia regulations, among others:1. All members of the Board of Commissioners are
domiciled in Indonesia;2. Replacement and / or removal of the BOC by the
GMS;3. All Members of the Board of Commissioners has
passed the fit and proper; and4. No member of the Board of Commissioners having
family relations to the second degree with other members of the Board of Commissioners and / or members of the Board of Directors.
Criteria BOCEach removal and / or replacement of members of the Board of Commissioners always consider the recommendation of the Remuneration and Nomination Committee for further decided by the AGM, and in line with the provision of these recommendations, the Remuneration and Nomination Committee has set the main criteria for the Board of Commissioners are:1. The age at the time of applying for no more than 60
(sixty) years.2. Minimum five (5) years residing in the province of
East Nusa Tenggara and remain willing to live in East Nusa Tenggara.
3. There is suffering from a disease, as evidenced by the results of medical tests from the doctor.
4. Not being involved in the affairs of practical politics.5. Having a risk management certificate level 2 or
evidenced by a certificate of graduation from a risk management certification agency recognized by Bank Indonesia / FSA.
30 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Tugas Dewan KomisarisDewan Komisaris merupakan organ perseroan yang secara kolektif bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberikan nasehat kepada Direksi. Dewan Komisaris tidak turut serta dalam mengambil keputusan operasional. Kedudukan masing–masing anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah setara. Dewan Komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS.
Berdasarkan Anggaran Dasar Bank, tugas utama Dewan Komisaris adalah bertanggung jawab melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi untuk kepentingan Bank agar sesuai dengan maksud dan tujuan Bank, menerapkan dan memastikan pelaksanaan manajemen risiko dan prinsip – prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha perseroan pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi, dan dalam pelaksanaan tugasnya dilakukan secara independen.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Dewan KomisarisSecara garis besar, selama tahun 2016 Dewan Komisaris telah melaksanakan beberapa hal terkait pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya, antara lain:1. Membahas batas usia pensiun pegawai2. Membahas laporan DPK Triwulan I tahun 2016.3. Kesiapan Laporan Dewan Komisaris dalam RUPS
tahun 2016.4. Pembahasan tentang Kinerja Direksi Bank NTT5. Pembahasan tentang Perjalanan Dinas Dirut Bank
NTT6. Pembahasan tentang permasalahan Bajawa7. Pembahasan tentang permasalahan SDM8. Pembahasan tentang rencana penerbitan saham
seri B9. Pembahasan tentang rencana pencalonan Direktur
Utama sebagai Calon Gubernur 10. Pembahasan tentang sistem remunerasi sesuai
POJK sesuai batas waktu Januari 2017.
Duties of the Board of CommissionersBOC is an organ of the company which is collectively in charge of supervising the general and / or special accordance with the Statutes and provide advice to the Board of Directors. The BoC does not participate in taking operational decisions. The position of each member of the Board of Commissioners, including Commissioner is equal. The Board of Commissioners are appointed and dismissed by the GMS.
Under the Articles of Association of the Bank, the main task of the Board of Directors are responsible to supervise the management policies, the road maintenance in general, both the company and the business of the Company, and to advise the Board of Directors for the benefit of the Bank to comply with the intent and purpose of the Bank, implementing and ensuring the implementation of risk management and principles - principles of Good Corporate Governance in each business activity of the company at all levels of the organization, and in the execution of their duties carried out independently.
Duties and Responsibilities of the Board of CommissionersBroadly speaking, during 2016, the BOC has conducted several matters related to the implementation of the duties and responsibilities, among others:1. Discuss the retirement age of employees2. Discuss the TPF report first quarter 2016.3. Readiness Report of the Board in the AGM 2016.4. Discussion on Performance Management of Bank
NTT5. Discussion of Official Travel Managing Director of
Bank NTT6. Discussion of issues Bajawa7. Discussion on HR issues8. Discussion of the plan to shares of series B
9. Discussion of plans nomination as a candidate for governor Managing Director
10. The discussion on the appropriate remuneration system according POJK January 2017 deadline.
31Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
11. Pembahasan terkait surat Bupati Kupang no. BU.1262/056/VIII/2016 tanggal 29 Juli 2016
12. Permasalahan Kantor Surabaya13. Permasalahan Dana CSR14. Pembahasan tentang Kinerja Bank NTT sampai
dengan Oktober 201615. Pembahasan tentang materi laporan dalam RUPS
tanggal 29 November 2016
Transparansi, Hubungan Keuangan, Kepengurusan dan Keluarga serta Larangan Dewan KomisarisAnggota Dewan Komisaris Bank tidak memiliki saham pada Bank NTT, Bank lain, Lembaga Keuangan bukan Bank, dan perusahaan lainnya yang berkedudukan baik di dalam maupun di luar daerah Propinsi NTT.
Tidak terdapat rangkap jabatan anggota Dewan Komisaris, dimana yang bersangkutan disamping sebagai Komisaris Bank juga tidak duduk sebagai pengurus pada beberapa perusahaan.
Anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua antara sesama anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Pengendali.
Anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keuangan dengan Dewan Komisaris lainnya, Direksi, Pemegang Saham Pengendali dan dari Perusahaan yang Pemegang Saham Pengendalinya adalah Dewan Komisaris lainnya dan/atau Direksi Bank.
Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan Bank untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan Bank, serta tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari Bank.
11. The discussion on Kupang Regent letter no. BU.1262 / 056 / VIII / 2016 dated July 29, 2016
12. Problems Surabaya Office13. Issues CSR Fund14. A discussion of the performance of Bank NTT until
October 201615. A discussion of the material in the report AGM on
29 November 2016
Transparency, Financial Relations, Leadership and Family as well as the prohibition of BOCMembers of the Board of Commissioners Bank does not hold shares in NTT Bank, other banks, non-bank financial institutions, and other companies located both inside and outside the province of NTT.
There are no dual office of the Board of Commissioners, which is concerned as well as the Commissioner of Banks also do not sit as a board member in several companies.
Members of the Board of Commissioners did not have a family relationship to the second degree among the members of the Board of Commissioners, Directors and Controlling Shareholders.
Members of the Board of Commissioners does not have a financial relationship with the Board of Commissioners, Board of Directors, controlling shareholders and of the Company’s Shareholders handler is the other Commissioners and / or Directors of the Bank.
BoC members do not take advantage of the Bank for personal, family, and / or other adverse party or reduce bank profits, and does not take and / or receive personal gain from the Bank.
32 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Pemenuhan Ketentuan Fit and Proper TestSeluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus fit and
proper test yang dilakukan oleh Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan dengan rincian sebagai berikut:
NO SURAT No Letter
LEMBAGAInstitutions
TANGGALDate
PERIHALAbout
KETERANGANInformation
15/9/DPKP/Kpa
Bank Indonesia 24 Desember 2013December 24, 2013
Susunan Pengurus Bank SaudaraThe composition of the Board of Bank Saudara
Penetapan Fransiskus Salem, S.H, M.Si sebagai Komisaris Utama dan Petrus Elias Jemadu, S.H.M.Hum sebagai Komisaris Independen
Determination Francis Salem, S.H, M.Si as Commissioner and Peter Elias Jemadu, S.H.M.Hum as Independent Commissioner
S-252/ KO.33/2014
Otoritas Jasa Keuangan Provinsi NTT
19 November 2014November 19, 2014
Pengangkatan Kembali Pengurus BankAppointment Back Management of Banks
Penetapan Prof. Ir. Fredrik L.D. Benu, M.Si, Ph.D sebagai Komisaris Independen
Determination Prof. Ir. Fredrik L.D. Benu, M.Si, Ph.D as Independent Commissioner
Program Pengembangan Kompetensi Dewan KomisarisBerdasarkan Board Manual Dewan Komisaris sesuai Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor : 3 Tahun 2010 tanggal 7 Mei 2010 tentang Penetapan Buku Pedoman Code
of Conduc dan Code of Corporate Governance Dewan Komisaris sesuai lampiran 2 Keputusan Dewan Komisaris PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor : 4 Tahun 2010, Nomor : 5 Tahun 2010 dan Nomor : 6 Tahun 2011 tanggal 7 Mei 2010 diharuskan untuk mengikuti program pengembangan Kompetensi. Selain itu untuk memenuhi Pasal 12 dan Pasal 13 Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/19/PBI/2009 tanggal 4 Juni 2009 tentang Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi Pengurus dan Pejabat Bank Umum.
Bank NTT terus mendorong pengembangan kompetensi bagi seluruh jajaran termasuk Dewan Komisaris sehingga mampu menunjang pelaksanaan tugas yang diemban, dan selama tahun 2016 para Dewan Komisaris telah mengikuti kegiatan pelatihan dan seminar sebagai berikut :
Conditions Fulfillment Fit & Proper TestAll members of the Board of Commissioners has passed the fit and proper test conducted by Bank Indonesia or the Financial Services Authority with details as follows:
Competency Development Program BOCBased on Board Manual corresponding decision of the Directors Board of Commissioners PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 3 of 2010 on 7 May 2010 on the Establishment Code of conduc Handbook and Code of Corporate Governance The Board of Commissioners according to Appendix 2 Decision of the Board of Commissioners of PT. Regional Development Bank Nusa Tenggara Timur No. 4 of 2010, No. 5 of 2010 and No. 6 of 2011 dated May 7, 2010 are required to undergo competency development program. In addition, to comply with Article 12 and Article 13 of Bank Indonesia Regulation Number 11/19 / PBI / 2009 dated June 4, 2009 on Risk Management Certification for Management and Officers of Commercial Banks.
Bank NTT continues to encourage the development of competencies for all levels, including the Board of Commissioners so as to support the execution of the duties, and during 2016 the Board of Commissioners have participated in trainings and seminars as follows:
33Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
NAMAName
JENIS PELATIHANType of Training
LEMBAGA PENYELENGGARA
Organizers institutions
WAKTU PELAKSANAANExecution time
Petrus Elias Jemadu, SH. M.Hum
Workshop KPMM di JakartaKPMM Workshop in Jakarta
R M G 23 Februari 2016February 23, 2016
Pelatihan pentingnya Pemahaman tentang Peran Komite remunerasi di JakartaUnderstanding the importance of training on the role of the remuneration committee in Jakarta.
Leinad Aganis 7 September 2016September 7, 2016
Pedoman dan Tata Tertib Kerja (Manual Board) Dewan Komisaris Untuk pelaksanaan manual board diperlukan komitmen bersama Komisaris dan Direksi dalam rangka mengelola perusahaan, untuk kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan pada umumnya yang diatur dengan Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor 03 Tahun 2010 tanggal 07 Mei 2010 tentang Struktur Organisasi dan Job Manual Dewan Komisaris Bank NTT.
Dengan adanya kejelasan tugas pokok dan fungsi masing-masing, diharapkan akan mendorong efektifitas dan kinerja Komisaris serta Direksi.
Informasi mengenai Komisaris IndependenKriteria penentuan Komisaris IndependenSebagai perusahaan yang telah menerbitkan Obligasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan tunduk pada aturan yang dikeluarkan oleh regulator mengenai kriteria penentuan Komisaris Independen.
Keberadaan Komisaris Independen telah diatur oleh Bursa Efek Indonesia melalui Peraturan BEI sejak tanggal 20 Juli 2001 mengenai beberapa kriteria tentang Komisaris Independen yang juga digunakan perseroan adalah sebagai berikut :
Employment Guidelines and Rules of Conduct (Board Manual) BOCFor the implementation of the manual board required the joint commitment of Commissioners and Board of Directors in order to manage the company, to the interests of shareholders and stakeholders in general are regulated by the decision of the Board of Commissioners of PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 03 of 2010, dated May 7, 2010 on Organizational Structure and Job manual BOC Bank NTT.
With the clarity of the duties and functions of each, is expected to promote the effectiveness and performance of Commissioners and Board of Directors
Information on the Independent CommissionerCriteria for determining the Independent CommissionerAs a company that has issued a bond in the Indonesia Stock Exchange (BEI), a company subject to the rules issued by the regulator regarding the criteria for determining Independent.
Independent Commissioners has been set up by the Indonesian Stock Exchange Regulations Stock Exchange since July 20, 2001 regarding the criteria of independent commissioner used by the company are as follows:
34 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
1. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang saham mayoritas atau pemegang saham pengendali (controlling shareholdels) Perusahaan Tercatat yang bersangkutan.
2. Komisaris Independen tidak memiliki hubungan dengan direktur dan/atau komisaris lainnya Perusahaan Tercatat yang bersangkutan.
3. Komisaris Independen tidak memiliki kedudukan rangkap pada perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan Perusahaan Tercatat yang bersangkutan;
4. Komisaris Independen harus mengerti peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal;
5. Komisaris Independen diusulkan dan dipilih oleh pemegang saham minoritas yang bukan merupakan pemegang saham pengendali (bukan controlling
shareholders) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Status Independensi Dewan Komisaris
Kriteria Komisaris Independen Bank NTT telah sesuai dengan definisi Peraturan Otoritas Jasa Kuangan Nomor 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum dan POJK No.3/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik pasal 21, sebagai berikut :
1. Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada Emiten atau Perusahaan Publik;
2. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Emiten atau Perusahaan Publik, Komisaris, Direksi atau Pemegang Saham Utama Emiten atau Perusahaan Publik;
3. Tidak memiliki hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Emiten atau Perusahaan Publik.
Untuk menghindari benturan kepentingan, seluruh anggota Dewan Komisaris Bank NTT tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan hubungan keluarga sampai dengan derajat
1. Independent Commissioner has no affiliation with the majority shareholder or controlling shareholder (controlling shareholdels) Listed Company concerned.
2. Independent Commissioner has no relationship with director and / or other commissioners relevant Listed Company.
3. Independent Commissioner does not have a dual position at another company affiliated with the relevant Listed Company;
4. Independent Commissioner should understand the laws and regulations in the capital market;
5. Independent Commissioner proposed and voted by shareholders who are not controlling shareholders (not controlling shareholders) in the General Meeting of Shareholders (AGM).
Status Independence of the Board of CommissionersIndependent Commissioner of Bank NTT criteria in accordance with the definition of Treasury Services Authority Regulation No. 55 / POJK.03 / 2016 concerning Governance Implementation for Commercial Banks and POJK 3 / POJK.04 / 2014 dated December 8, 2014 on the Board of Directors and Board of Commissioners of the Issuer or Public company article 21, as follows:1. Not having a good share directly or indirectly in the
Issuer or Public Company;
2. Do not affiliated with the Public Company, Commissioners, Directors or majority shareholder of the Issuer or Public Company;
3. Do not have a good business relationship, directly or indirectly related to the business activities of the Public Company.
To avoid conflicts of interest, all members of the Board of Commissioners of Bank NTT has no financial, management, share ownership and family relationship to the second degree with members of the Board
35Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
kedua dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen kecuali Komisaris Utama Bank NTT secara langsung memiliki hubungan keuangan dengan Pemegang Saham Pengendali Bank karena pada saat ini posisi yang bersangkutan adalah sebagai Sekretaris Daerah Provinsi NTT.
Pernyataan tentang Independensi Komisaris Independen
ASPEK INDEPENDENSIAspects of Independence
Prof.Ir. Fredrik Lukas
D. Benu, M.Si, Ph.d
Petrus Elias Jemadu, SH,
M.Hum
Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Direktur dan/atau anggota Dewan Komisaris lain di Bank NTT.
Does not have any affiliation with the Director and / or other members of the Board of Commissioners of Bank NTT.
√ √
Tidak menjabat sebagai Direksi di Perusahaan yang terafiliasi dengan Bank NTT
Not serve on the Board of Directors in the Companies affiliated with NTT Bank
√ √
Tidak bekerja pada lembaga Pemerintah dalam kurun waktu 3 tahun
Not working in government agencies within a period of 3 years
Tidak bekerja di Bank NTT atau afiliasinya dalam kurun waktu tiga tahun terakhir
Not working at NTT Bank or its affiliates within the past three years √ √
Tidak mempunyai keterkaitan finansial, baik langsung maupun tidak langsung dengan Bank NTT atau perusahaan lain yang menyediakan jasa dan produk kepada Bank NTT dan afiliasinya
Do not have a financial relationship, either directly or indirectly with NTT Bank or any other company that provides services and products to the Bank NTT and its affiliates
√ √
Bebas dari kepentingan dan aktivitas bisnis atau hubungan lain yang dapat menghalangi atau mengganggu kemampuan Dewan komisaris untuk bertindak atau berpikir secara bebas diu lingkup Bank NTT.
Free of interest and business activity or other relationship that could hinder or interfere with the ability of the Board of Commissioners to act or think independently diu scope of Bank NTT.
√ √
Tindak Lanjut Hasil Keputusan RUPS Tahun 2015 oleh Dewan KomisarisDewan Komisaris telah menindaklanjuti Hasil Keputusan RUPS Tahun 2016 antara lain sebagai berikut :
1. RUPS memberikan tambahan tugas kepada Dewan Komisaris untuk berkoordinasi dengan Direksi menyelesaikan permasalahan selisih pencatatan rekening Pemkab Ngada dengan secepatnya, tanpa melawan hukum dengan jangka waktu penyelesaian 2 (dua) bulan dan melaporkan hasilnya.
of Commissioners, Board of Directors and / or Controlling Shareholders that may affect the ability to act independently unless the Commissioner Bank NTT direct financial relationship with the controlling shareholders of the Bank as at this time the position of the person concerned is as Provincial Secretary NTT.
Statement on the Independence of Independent Commissioner
Follow-up Results of AGM 2015 Decision by the Board of CommissionersBOC has followed up the decisions of Shareholders 2016 results are as follows:
1. GMS give additional tasks to the Board of Commissioners to coordinate with the Board of Directors of solving the problems of local government accounts Ngada recording the difference with immediately, without a legal fight with a completion period of 2 (two) months and report the results.
36 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Telah ditindaklanjuti sesuai surat Direksi kepada Dewan Komisaris Nomor 646/DIR-DPS/VII/2016 tanggal 14 Juli 2016 perihal : Laporan Perkembangan Selisih Pencatatan Rekening Pemerintah Kabupaten Ngada yang tembusannya disampaikan kepada Gubernur NTT sebagai Pemegang Saham Pengendali dan Bupati Ngada dan berdasarkan surat Kajati NTT Nomor : B-3534/P/3/Fd1/10/2016 tanggal 18 Oktober 2016 menyatakan bahwa semua perbuatan yang dilakukan oleh oknum Head Teller yang juga merangkap Costumer Service Bank NTT Cabang Bajawa (Maria Aleksandra Siwemole) adalah tanpa pengetahuan dari Pimpinan Bank NTT, dengan demikian segala akibat yang terjadi atas perbuatan tersebut menjadi tanggungjawab yang bersangkutan secara pribadi dan bukan merupakan tanggungjawab dari perusahaan maupun Direksi PT. Bank NTT.
2. RUPS memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk dan menetapkan Kantor Akuntan Publik yang profesional dan tercatat pada Otoritas Jasa Keuangan dengan memperhatikan usulan Direksi;
Dewan Komisaris telah menunjuk dan menetapkan
Kantor Akuntan Publik melalui surat melaui surat Dewan Komisaris Nomor : 55/DK Bank NTT/VII/2016 tanggal 27 Juli 2016, perihal Penunjukkan Dan Penetapan Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil.
3. RUPS memberikan kewenangan kepada Dewan Komisaris guna menyetujui penambahan modal disetor selama tahun buku 2016.
Dewan Komisaris telah menindaklanjuti melalui :a. Surat Persetujuan Dewan Komisaris Nomor : 62/
DK Bank NTT/VIII/2016 tanggal 5 Agustus 2016 perihal Persetujuan Penambahan Modal pada Modal Disetor
b. Surat Persetujuan Dewan Komisaris Nomor : 95/DK Bank NTT/XII/2016 tanggal 23 Desember 2016 perihal Persetujuan Penambahan Modal pada Modal Disetor
Has followed up according to a letter to the Board of Commissioners No. 646 / DIR-DPS / VII / 2016 dated July 14, 2016 regarding: Progress Report Difference Recording Government Accounts Ngada the copy submitted to the Governor of NTT as controlling shareholders and Regent Ngada and by letter Kajati NTT No. B-3534 / P / 3 / fd1 / 10/2016 dated October 18, 2016 states that all actions undertaken by unscrupulous Head Teller who also doubles Customer Service Bank NTT Branch Bajawa (Maria Aleksandra Siwemole) is without the knowledge of the Chairman of Bank NTT , thus all the consequences that occur on such actions is the responsibility of the concerned personally and not the responsibility of the company and the Board of Directors of PT. Bank NTT.
2. AGM authorizes the Board of Commissioners to appoint and assign professional public accounting firm and recorded at the Financial Services Authority with regard to the proposal the Board of Directors;
The Board of Commissioners has appointed and set a public accounting firm by letter through the letter BOC No. 55 / DK Bank NTT / VII / 2016 dated July 27, 2016, concerning the appointment and Designation of Public Accounting Firm Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil.
3. AGM authorizes the Board of Commissioners to approve additional paid-in capital during the financial year 2016.
BOC has followed through:a. Letter of Approval from the Board of
Commissioners No. 62 / DK Bank NTT / VIII / 2016 dated August 5, 2016 regarding the Approval of Capital Increase in Paid-in Capital
b. Letter of Approval from the Board of Commissioners No. 95 / DK Bank NTT / XII / 2016 dated December 23, 2016 regarding the Approval of Capital Increase in Paid-in Capital
37Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
DireksiKomposisi, Kriteria dan Independensi DireksiBerdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Nomor: 61 Tanggal 10 Juli 2014 yang dibuat oleh Silvester Joseph Mambaitfeto, S.H Notaris di Kupang, yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan Nomor: AHU-34837.40.22. 2014 tanggal 09 Oktober 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan Nomor: AHU-0104499.40. 80.2014 Tahun 2014, dan Keputusan Gubernur NTT selaku Pemegang Saham Pengendali PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 18/KEP/HK/2015 tanggal 22 Januari 2015, Direksi Bank NTT berjumlah 5 (lima) orang, yang terdiri dari 1 (satu) orang Plt. Direktur Utama dan 3 (tiga) orang Direktur yang dipimpin oleh Plt. Direktur Utama.
Pada tahun buku 2016, komposisi Direksi Bank NTT mengalami perubahan berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) tanggal 29 Nopember 2016 yang didasarkan pada Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan Terbatas “PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur” Nomor : 41 tanggal 29 November 2016 yang dibuat oleh Roberto Valentino Mambaitfeto, S.H, M.Kn di Kupang sebagai berikut :
NAMAName
JABATANPosition
MASA JABATANLength of service
KETERANGANInformation
Daniel Tagu Dedo, SE Direktur UtamaPresident Director
2013-29/11/2016 Sesuai Keputusan RUPS LB No. 41 Tahun 2016Extraordinary General Meeting in accordance with Decree No. 41 2016
Eduardus Bria Seran, SE Direktur Pemasaran DanaDirector of Marketing Funds
2013 - 2017
DirectorsComposition, Criteria and Independence of DirectorsBased on the General Meeting of Shareholders of PT Bank Pembangunan Daerah East Nusa Tenggara as contained in the Deed of General Meeting Extraordinary Shareholders Number: 61 Date of July 10, 2014 made by Silvester Joseph Mambaitfeto, SH Notary in Kupang, which has been notified to the Minister of Justice and Human rights of the Republic of Indonesia based Company Data Change Notification Letter No. AHU-34837.40.22. 2014 dated October 9, 2014 and was registered in the Company Register Number: AHU-0104499.40. 80.2014 2014, and the Decision of the Governor of NTT as the controlling shareholder of PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 18 / KEP / HK / 2015 dated January 22, 2015, the Board of Directors of Bank NTT, amounting to 5 (five) people, consisting of 1 (one) Plt. Director and three (3) Directors led by Plt. President Director.
In fiscal year 2016, the composition of the Board of Directors of Bank NTT amended by the General Meeting Extraordinary Shareholders (GMS LB) dated November 29, 2016 based on the Deed of General Meeting Extraordinary Shareholders Limited Liability Company “PT. Regional Development Bank of East Nusa Tenggara “No. 41 dated November 29, 2016 made by Roberto Valentino Mambaitfeto, S.H, M.Kn in Kupang as follows:
38 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
NAMAName
JABATANPosition
MASA JABATANLength of service
KETERANGANInformation
Eduardus Bria Seran, SE Plt. Direktur UtamaPlt. President Director
29/11/2017 – Desember 2017
Sesuai Keputusan RUPS LB No.41 Tahun 2016Extraordinary General Meeting in accordance with Decree No. 41 2016
Adrianus Ceme, SE Direktur UmumGeneral Director
2013 - 2017
Tomy Jeferson Ndolu Direktur KepatuhanDirector of Compliance
2013 – 2017
Absalom Sine, SE Direktur Pemasaran KreditCredit Marketing Director
2015 - 2017
Direksi juga bertanggung jawab dalam pengelolaan
bank dan memastikan tercapainya target dan kegiatan
usaha serta mengusahakan efisiensi dan efektifitas
operasional termasuk melaksanakan prinsip-prinsip
Tata Kelola Perusahaan yang baik dalam setiap kegiatan
usaha bank pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi dengan memperhatikan pengendalian
internal yang efektif serta penerapan manajemen risiko
yang baik, menindaklanjuti temuan hasil audit internal,
audit eksternal, pengawasan Bank Indonesia dan
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan.
Ketentuan yang menyatakan bahwa seluruh Direksi
Bank tidak memiliki rangkap jabatan sebagai Komisaris,
Direksi atau Pejabat eksekutif pada bank, perusahaan
dan atau lembaga lain, tidak memiliki saham pada
perusahaan lain, baik secara sendiri–sendiri atau
bersama–sama, tidak saling memiliki hubungan
keuangan dan keluarga sampai dengan derajat kedua
dengan sesama anggota Direksi dan/atau Dewan
Komisaris, telah diimplementasikan dengan pembuatan
Surat Pernyataan Direksi pada saat mengikuti uji
kemampuan dan kepatutan (fit & proper test) yang
menyatakan bahwa:
1. Tidak merangkap jabatan pada 1 (satu) lembaga/
perusahaan bukan lembaga keuangan
2. Tidak memiliki saham di perusahaan lain
3. Tidak memiliki hubungan kekeluargaan dengan
sesama anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris.
Directors are also responsible for the management
of banks and ensure the achievement of targets and
business activities and seek efficiency and operational
effectiveness, including implementing the principles
of Corporate Governance that is good in all business
activities of the bank at all levels of the organization
in an effective internal control and management
application good risk, follow up the findings of the
internal audit, external audit, oversight and supervision
of Bank Indonesia Financial Services Authority.
Provision stating that the entire Board of Directors of the
Bank does not have a dual position as Commissioner,
the Board of Directors or executive officers at banks,
companies and other institutions, does not hold shares
in other companies, either individually or together,
not each have a financial relationship and relatives to
the second degree with other members of the Board
of Directors and / or Board of Commissioners, has
been implemented with the manufacture of Directors
Statement at the time following the fit and proper test
(fit and proper test) which states that:
1. Do not hold concurrent positions at one (1)
institution / company is not a financial institution
2. Do not own shares in other companies
3. Do not have a kinship with other members of the
Board of Directors and / or Board of Commissioners.
39Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Pedoman dan Tata Tertib Kerja (Manual Board) Direksi
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi
berpedoman pada ketentuan yang mengatur tentang
etika kerja, waktu kerja dan jadwal rapat yaitu
sebagaimana yang diatur dalam Keputusan Dewan
Komisaris Nomor: 11 Tahun 2009 tentang Peraturan
Tata Tertib dan Tata Cara Menjalankan Pekerjaan
Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara
Timur yang selanjutnya telah ditindaklanjuti dengan
Keputusan Direksi Nomor: 123 Tahun 2012 tentang
Tugas, Wewenang dan Tata Tertib Kerja Direksi PT Bank
Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
Tugas, Wewenang dan Tanggungjawab DireksiDalam mengelola perusahaan, Direksi senantiasa berpedoman pada Surat Keputusan Direksi PT.Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor : 123 Tahun 2012 tentang Pembagian Tugas, Wewenang dan Tata Tertib Kerja Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sebagai berikut:1. Direktur Utama bertugas mengkoordinasikan
kegiatan dan pelaksanaan tugas seluruh Direktur, memperhatikan dan segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan atas segala sesuatu yang dikemukakan dalam setiap laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oleh Divisi Satuan Kerja Audit Intern. Direktur Utama juga bertanggung jawab untuk melakukan koordinasi seluruh kegiatan operasional Bank, yang dalam pelaksanaannya dibantu dan bekerjasama dengan para Direktur lainnya.
Selain itu Direktur Utama juga bertugas dan bertanggung jawab dalam merencanakan, memimpin, mengkoordinir dan mengawasi secara langsung pelaksanaan pekerjaan dan pencapaian kinerja divisi-divisi yang berada dibawah supervisinya, meliputi Divisi Perencanaan dan Sekretaris Perusahaan, dan Divisi Pengawasan/SKAI serta pecapaian kinerja Bank sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Employment Guidelines and Rules of Conduct (Board Manual) Board of DirectorsImplementation of duties and responsibilities, the Board
of Directors based on the provisions regulating the work
ethic, working time and meeting schedule is as set out
in the Decision of the Board of Commissioners No. 11
of 2009 on the Rules of Procedure and Procedure Run
Works Board of Directors of PT Bank Pembangunan
Daerah Nusa Tenggara east which then was followed
up by the Board of Directors Decree No. 123 of 2012
on Duties, Powers and Rules of Conduct Working
Directors PT Bank Pembangunan Daerah east.
Duties, Powers and Responsibilities of DirectorsIn managing the company, the Board of Directors
always be guided by the Decree of Directors PT.Bank
East Nusa Tenggara Regional Development No. 123
of 2012 on the Division of Duties, Powers and Rules
of Conduct Working Directors PT Bank Pembangunan
Daerah East Nusa Tenggara as follows:
1. The Managing Director is responsible for
coordinating the activities and the implementation
of the duty of all Directors, pay attention and
immediately take the necessary steps for everything
that was stated in each examination report prepared
by the Division of Internal Audit Unit. Managing
Director is also responsible for coordinating all
activities of the Bank’s operations, which in practice
is assisted and cooperated with the other Directors.
In addition to the Managing Director is also in
charge of and responsible for planning, directing,
coordinating and monitoring the direct execution
of the work and achievement of the performance
of the divisions under supervisinya, includes the
Division of Planning and Corporate Secretary, and
the Division of Supervision / SKAI and phase to the
performance of the Bank in accordance with the
duties and functions.
40 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
2. Direktur Pemasaran Dana bertugas dan bertanggung jawab dalam merencanakan, memimpin, mengkoordinir dan mengawasi secara langsung pelaksanaan pekerjaan dan pencapaian kinerja divisi – divisi yang berada dibawah supervisinya, meliputi Divisi Treasury, Divisi Kualitas Layanan dan Produk dan Divisi Dana & Jasa serta pencapaian kinerja Bank sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Direktur Pemasaran Kredit bertugas dan bertanggungjawab dalam merencanakan, memimpin, mengkoordinir dan mengawasi secara langsung pelaksanaan pekerjaan dan pencapaian kinerja Divisi-divisi yang berada dibawah supervisinya, meliputi Divisi Suporting Kredit dan Divisi Pemasaran Kredit serta pencapaian kinerja Bank sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4. Direktur Umum bertugas dan bertanggungjawab dalam merencanakan, memimpin, mengkoordinir, mengawasi secara langsung pelaksanaan pekerjaan dan pencapaian kinerja dan mengawasi secara langsung pelaksanaan pekerjaan dan pencapaian kinerja divisi-divisi yang berada dibawah supervisinya, meliputi Divisi Operasional, Divisi Umum, Divisi Informasi Teknologi dan Divisi Sumber Daya Manusia serta pencapaian kinerja Bank sesuai dengan tugas dan fungsinya.
5. Direktur Kepatuhan bertugas dan bertanggungjawab dalam merencanakan, memimpin, mengkoordinir, mengawasi langsung pelaksanaan pekerjaan dan pencapaian kinerja divisi-divisi yang berada di bawah supervisinya meliputi Divisi Kepatuhan dan Divisi Manajemen Risiko, serta menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan Perseroan telah memenuhi seluruh peraturan/ketentuan yang berlaku, baik yang dikeluarkan oleh pihak regulator maupun pihak internal dalam rangka pemenuhan kepatuhan dan risiko.
Dengan berpedoman pada ketentuan tersebut, pelaksanaan tugas Direksi sebagai organ perseroan yang bertangung.jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan,
2. The Fund Marketing Director is responsible in
planning, directing, coordinating and overseeing
the direct implementation of the work and
achievement of the performance division - division
under supervisinya, includes the Division of Treasury,
Division of Quality of Services and Products and
Services Division as well as the achievement of the
Fund and the Bank’s performance in accordance
with its duties and functions.
3. Credit Marketing Director in charge of and
responsible for planning, directing, coordinating
and overseeing the direct implementation of
the work and achievement of the performance
divisions under supervisinya includes suporting
Division of Credit and Credit Marketing Division
and achievement of the Bank’s performance in
accordance with its duties and functions.
4. The Director General in charge of and responsible
for planning, directing, coordinating, supervising
direct execution of the work and achievement of the
performance and supervise directly the execution
of the work and achievement of the performance
of the divisions under supervisinya, including
Operations Division, General Affairs Division,
Division of Information Technology and Human
Resources Division as well as the achievement of
the performance of the Bank in accordance with its
duties and functions.
5. Compliance Director in charge of and responsible
for planning, directing, coordinating, supervising
direct execution of the work and achievement of the
performance divisions under supervisinya includes
the Division of Compliance and Risk Management
Division, and sets out the steps necessary to ensure
that the Company has met all rules / regulations,
both issued by the regulator or internal parties in
order to meet compliance and risk.
With reference to the provision, implementation tasks
as an organ of the company’s Board of Directors
full bertangung.jawab on the management of the
company’s interests and objectives of the company,
41Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, dapat berjalan baik dan optimal.
Pelaksanaan tugas dan bertanggung jawab Direksi telah dilaksanakan dengan prinsip kolegial, yaitu bahwa masing – masing Direktur dapat bertindak dan mengambil keputusan sesuai dengan hak dan wewenangnya.
Selain dari hak dan wewenang tersebut di atas, Direksi juga mempunyai hak dan wewenang lainnya berkaitan dengan pengurusan Bank NTT sesuai dengan Anggaran Dasar, ketetapan RUPS, dan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Namun, pelaksanaan tugas oleh masing – masing Direktur tetap merupakan tanggungjawab bersama.
Tugas dan Tanggung Jawab masing-masing Direksi
JABATANPosition TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Duties and Responsibilities
Direktur UtamaPresident Director
Mengkoordinasikan pelaksanaan kepengurusan Bank melalui seluruh Direksi dan secara langsung bertanggung jawab atas tugas pengawasan dan pengendalian internal
Coordinate the implementation of the management of the Bank by the Board of Directors and is directly responsible for oversight and internal control tasks
Direktur UmumGeneral Director
Sebagai Direktur Umum, membawahi bidangbidang antara lain :• Tugas utamanya adalah membina,
mengembangkan dan mengawasi operasional di tingkat cabang dan wilayah, operasional dari sentra proses tingkat pusat.
• Bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan pekerjaan dan pencapaian kinerja divisi-divisi yang berada dibawah supervisinya.
• Bertanggung jawab mengarahkan dan mengawasi seluruh kegiatan keuangan Bank NTT, memonitor penyajian laporan keuangan guna memastikan kepatuhan dengan standar keuangan dan akuntasi serta peraturan yang diterapkan. Berperan sebagai mitra bisnis dalam menciptakan nilai tambah melalui pelaporan dan analisis kinerja strategi dan operasional dari masing-masing bisnis.
• Bertanggung jawab menyelaraskan visi dan strategi IT bank dengan strategi bisnis serta membangun platform.
As Director General, in charge offields, among others:• Its main task is to foster, develop and oversee
operations at the branch and region, operating from the center of the central level.
• Responsible for overseeing the execution of the work and achievement of the performance of the divisions under supervisinya.
• Responsible for directing and overseeing all financial activities Bank NTT, monitor presentation of financial statements in order to ensure compliance with financial and accounting standards and regulations applied. Acting as a business partner in creating value through reporting and performance analysis and operational strategies of each business.
• Responsible for aligning the bank’s vision and IT strategy with business strategy and to build the platform.
as well as representing the company both inside and
outside the court in accordance with the provisions
of the Articles of Association, can walk properly and
optimally.
Implementation of duties and responsible Board of
Directors has implemented a collegial principle, namely
that each - each Director can act and make decisions in
accordance with their rights and responsibilities.
Apart from the rights and authority of the above, the
Board of Directors also has the right and the other
powers relating to the management of NTT Bank in
accordance with the Statutes, the AGM statutes, and
laws - laws that apply. However, execution of tasks by
each - each director remains a joint responsibility.
Duties and Responsibilities of each Director
42 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
JABATANPosition TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Duties and Responsibilities
Direktur Pemasaran DanaDirector of Marketing Funds
Direktur Pemasaran Dana, membawahi bidang-bidang tugas Treasury & Pasar Modal, Dana & Jasa dan Kulitas Layanan Produk.• Bertanggung Jawab memformulasikan strategi
dan memastikan esksekusi dan pencapaian target bisnisnya.
• Bertanggung Jawab atas manajemen secara optimal dan hati-hati atas Neraca Bank NTT terkait pemenuhan GWM dan Manajemen Likuiditas.
• Bertanggung Jawab merencanakan dan melaksanakan pendanaan Bank NTT.
• Bertanggung jawab dalam pengembangan dan penerapan strategy dan produk cash management, produk dan layanan trade finance (dalam pasar uang).
Fund Marketing Director, oversees the areas of duty Treasury & Capital Markets, Funds & Services and Service-quality products.• Responsible formulate strategies and ensure
esksekusi and achievement of business goals.• Responsible for the optimal management and
carefully over NTT Bank Balance Sheet affecting the fulfillment of statutory reserves and liquidity management.
• Responsible to plan and execute the Bank’s funding NTT.
• Responsible for the development and implementation of product strategy and cash management, trade finance products and services (in financial markets).
Direktur Kepatuhan Director of Compliance
Direktur Kepatuhan membawahi bidang-bidang tugas Kepatuhan dan Manajemen Risiko.• Bertanggung jawab atas kepatuhan Bank NTT
terhadap peraturan perundangan termasuk peraturan Bank Indonesia/ Otoritas Jasa Keuangan maupun penerapan Anti Money Laundering dan Counter Terrorism Financing (APU PPT)
• Bertanggung jawab memastikan bahwa risk taking unit memahami dan mengelola risiko, selain itu bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan strategi risiko.
Director of Compliance oversees the areas of Compliance and Risk Management task.• Responsible for the compliance of the Bank NTT
against regulations including Bank Indonesia regulations / Financial Services Authority as well as the application of Anti-Money Laundering and Counter Terrorism Financing (AML PPT)
• Responsible for ensuring that the risk taking unit understand and manage risk, but it is responsible for communicating risk strategy.
Direktur Pemasaran KreditCredit Marketing Director
Direktur Pemasaran Kredit, membawahi bidang-bidang tugas pemasaran kredit dan supporting kredit.• Bertanggung jawab memformulasikan strategi
perkreditan dan memastikan eksekusi serta pencapaian target bisnis serta ekspansi dibidang perkreditan.
• Bertanggung jawab dalam pengembangan grup line business consumer dalam kredit konsumsi (multi guna, multi usaha dan KPR)
• Bertanggung jawab dalam grup line bussiness UKM (kredit produktif, modal kerja dan investasi)
• Bertanggung jawab dalam grup line bussiness mikro (Kredit Mikro, KUR)
• Beranggung jawab dalam grup line business comersil (kredit produktif, KMK, dan KI di atas Rp. 5 M).
• Bertanggung jawab dalam pengembangan produk kredit dan supervisi.
• Bertanggung jawab terhadap progress yang optimal dan penurunan NPL dengan kegiatan satuan khusus penyelamatan kredit macet.
Credit Marketing Director, overseeing the areas of marketing tasks and supporting credit loans.• Responsible for formulating credit strategy and
ensure execution and achievement of business targets as well as expansion in the field of credit.
• Responsible for the development of consumer business line group in consumer credit (multi-purpose, multi-business and mortgage)
• Responsible for SMEs bussiness line group (productive credit, working capital and investments)
• Responsible for micro bussiness line group (Microcredit, KUR)
• Responsible for the business line group comersil (productive credit, working capital, and KI above Rp. 5 M).
• Responsible for the development and supervision of credit products.
• Responsible for the optimal progress and decline in NPLs with a special unit of the rescue activities of bad loans.
Pemenuhan Ketentuan Fit & Proper TestBerdasarkan amanah Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana tercantum dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Nomor: 23 tanggal 07 Oktober 2013 yang dibuat oleh Silvester Joseph Mambaitfeto Notaris di Kupang, seluruh
Conditions Fulfillment Fit & Proper TestBased on the mandate of the General Meeting of Shareholders as stated in the Deed of General Meeting Extraordinary Shareholders No. 23 dated October 7, 2013 made by Silvester Joseph Mambaitfeto Notary in Kupang, the Board of Directors for a term of years
43Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
anggota Direksi untuk masa jabatan tahun 2013-2017 telah dinyatakan lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan rincian sebagai berikut :
NO SURAT No Surat
LEMBAGAInstitutions
TANGGALDate
PERIHALAbout
KETERANGANInformation
15/9/DPKP/Kpa
Bank Indonesia Bank Indonesia
24 Desember 2013December 24, 2013
Susunan Pengurus Bank SaudaraThe composition of the Board of Bank Saudara
Penetapan : - Daniel Tagu
Dedo, S.E sebagai Direktur Utama,
- Adrianus Ceme, S.E sebagai Direktur Umum,
- Eduardus Bria Seran, S.E sebagai Direktur Pemasaran Dana.
Determination:- Daniel Tagu
Dedo, S.E as Managing Director,
- Adrianus Ceme, S.E as Director General,
- Eduardus Bria Seran, S.E as Marketing Director of the Fund.
15/151/GBI/DPIP/Rahasia
Gubernur Bank IndonesiaGovernor of Bank Indonesia
30 Desember 2013December 30, 2013
Keputusan Uji Kemampuan dan Kepatutan(Fit and Proper Test) atas pengangkatan Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan PT BPD Nusa Tenggara TimurDecision Test Fit and Proper Test (Fit and Proper Test) on the appointment of the Director in charge of the compliance function PT BPD East Nusa Tenggara
Penetapan : Tomy Jeferson Ndolu sebagai Direktur Kepatuhan
Determination:Tomy Jeferson Ndolu as Director of Compliance
SR-200/D.03/ 2014
Otoritas Jasa KeuanganFinancial Fervices Authority
25 Nopember 2014November 25, 2014
Keputusan Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test)Decision Test Fit and Proper Test (Fit and Proper Test)
Persetujuan Pencalonan Sdr. Absalom Sine sebagai Direktur PT. BPD NTT.
The nomination of Mr. approval. Absalom Sine as Director of PT. BPD NTT.
18/KEP/HK/2015
Gubernur Nusa Tenggara TimurEast Nusa Tenggara Governor
22 Januari 2015January 22, 2015
Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur selaku Pemegang Saham Pengendali PT BPD NTTEast Nusa Tenggara Governor decision as controlling shareholders of PT BPD NTT
Penetapan Absalom Sine sebagai Direktur Pemasaran Kredit PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
Sine Absalom determination as Marketing Director of Credit Development Bank of East Nusa Tenggara.
Dengan hasil uji kemampuan dan kepatutan (fit and
proper test) tersebut, maka seluruh anggota Direksi Bank NTT dinyatakan memiliki kompetensi, integritas, akhlak dan moral yang memenuhi kriteria sehingga dapat bertindak dan bekerja secara profesional.
from 2013 to 2017 has passed the test of ability and propriety (fit and proper test) conducted by Bank Indonesia as follows:
With the fit and proper test results (fit and proper test), then all members of the Board of Directors declared NTT Bank have competence, integrity, character and morals meet the criteria so that it can act and work professionally.
44 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Program Pelatihan dan Seminar DireksiSepanjang tahun 2016 Direksi telah mengikuti beberapa pelatihan/seminar/worshop yang diselenggarakan oleh pihak eksternal sebagai berikut :
NAMAName
JENIS PELATIHANType of Training
LEMBAGA PENYELENGGARA
Organizers Institutions
WAKTU PELAKSANAANExecution Time
Daniel Tagu Dedo, SE
Forum Diskusi Property & Mortgage Summit 2016
Discussion Forum Property & Mortgage Summit 2016
Perbanas 18 – 19 Februari 201618 - 19 February, 2016
Eduardus Bria seran,SE
Pelatihan Tata cara Penilaian Kecukupan Kebijakan dan Prosedur Aktivitas Treasury/ALMA/Alco serta implementasinya guna menghindari negative spread yang timbul dari special rate serta mitigasi risiko likuiditas, risiko bunga dan risiko kredit
Training Procedures Adequacy Assessment Policies and Procedures Treasury Activities / ALMA / Alco and its implementation in order to avoid negative spread arising from special rates and mitigation of liquidity risk, interest risk and credit risk
Leinad Agains Consultant
3 – 4 Mei 20163 - May 4, 2016
Adrianus Ceme,SEWorkshop “Analisis Penerapan PSAK terkini dalam Laporan Keuangan”
Workshop “Application of SFAS Current Analysis in Financial Statements”
Awesome Consulting 24- 25 agustus 201624- 25 August 2016
Tomy Jeferson Ndolu
Two Day’s Workshop dan Discussion : “Sinergi Peningkatan Kinerja dan Kepatuhan Bank”
Two Day’s Workshop and Discussion: “Synergy Performance Improvement and Compliance”
Risk Management International(RMI)
20- 21 Januari 201620- 21 January 2016
Workshop PP tentang Pengubahan & Putusan MK Terbaru
Retouching & PP Workshop on Recent Court Decision
Lembaga Informasi Peraturan Public (LIPP)
02 – 03 Februari 201602 – 03 February 2016
Moral Hazard di Lembaga Keuangan dan Upaya Mitigasinya melalui Penerapan GCG, Manajemen Risiko dan Internal Control
Moral Hazard in Financial Institutions and related mitigation efforts through the implementation of GCG, Risk Management and Internal Control
Risk Management International(RMI
10 – 11 Februari 201610 – 11 February 2016
Seminar Economic Outlook 2017
Seminar Economic Outlook 2017 IBI
8 – 10 Desember 20168 – 10 December 2016
Absalom Sine, SE
Peserta Bimbingan teknis dua hari “Pendalaman petunjuk pelaksanaan Lelang terbaru pasca terbitnya Peraturan Menteri Keuangan RI PMK No.27/PMK 06/2016 serta Aspek Legal Eksekusi Jaminan Kredit Bermasalah”
Participants of a two-day technical guidance “Deepening guidelines Recent auctions of post issuance PMK Minister of Finance Regulation No.27 / PMK 06/2016 and Legal Aspects of Execution of Non Performing Loans Guarantees”
Pusat Studi Kebijakan Nasioanal (PUSDIKNAS)
12 – 13 Mei 201612 – 13 May 2016
Training and Seminars Program DirectorsThroughout 2016, the Board of Directors has attended several training / seminar / worshop organized by external parties as follows:
45Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Asesmen Terhadap Kinerja Dewan Komisaris dan DireksiASSESSMENT ON THE PERFORMANCE OF THE BOARD OF COMMISSIONERS
AND DIRECTORS
Prosedur Pelaksanaan AsesmenProsesur asesmnen/penilaian atas kinerja Komisaris dan Direksi dilaksanakan melalui RUPS
Bank NTT melalui Pemegang Saham telah menerapkan mekanisme evaluasi atas kinerja Direksi, pendekatan tersebut adalah dalam implementasi strategi dan penilaian kinerja. Hal ini sejalan dengan kebijaksanaan Bank NTT untuk memastikan bahwa strategi terfokus dan berjalan dengan baik, sasaran strategis diterjemahkan menjadi Key Performance Indicators (KPI) yang disepakati bersama oleh jajaran Direksi dan diturunkan sampai jajaran paling bawah. Penilaian kinerja Komisaris dan Direksi di Tahun 2016 dilakukan berdasarkan parameter kinerja kolegial yang dilakukan oleh Pemegang saham melalui forum RUPS.
Kriteria/Indikator AsesmenKriteria untuk menilai kinerja Dewan Komisaris adalah pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan jalannya Perusahaan dan memberi nasihat kepada Direksi untuk kepentingan dan tujuan Perusahaan serta pelaksanaan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar dan/atau berdasarkan keputusan RUPS dalam koridor peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sementara kriteria/indikator kinerja untuk mengukur kinerja Direksi mencakup :1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-
masing anggota Direksi sesuai Anggaran Dasar Perusahaan;
2. Pelaksanaan hasil keputusan RUPS Tahunan 2016;
Assessment Implementation ProceduresProsesur asesmnen / assessment of the performance of Commissioners and Board of Directors implemented through GMS.Bank NTT through the Shareholder has implemented a mechanism for evaluating the performance of the Board of Directors, the approach is the implementation of the strategy and performance assessment. This is in line with the Bank's policy NTT to ensure that the strategy goes well focused and strategic objectives translated into Key Performance Indicators (KPIs) agreed upon by the Board of Directors and lowered to the bottom line.Performance assessment of Commissioners and Directors in 2016 is based on the performance parameters of the collegial conducted by the shareholders through the AGM forum.
Criteria / Indicator AssessmentThe criteria for assessing the performance of the BOC is the implementation of the duties of the Board of Commissioners in supervising the policies the management of operations of the Company and to advise the Board of Directors for the interests and objectives of the Company as well as the implementation of the tasks that are specifically given to him by the Constitution and / or by decision of the AGM in the corridors of laws -undangan applicable.
While the criteria / performance indicators to measure the performance of the Board of Directors include:1. The implementation of tasks and responsibilities
of each member of the Board of Directors in accordance Articles of Association of the Company;
2. Implementation of the decision of the Annual General Meeting in 2016;
46 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Penilaian kinerja tersebut telah mempertimbangkan faktor kuantitatif dan kualitatif. Lebih lanjut, dasar dari pengukuran keberhasilan kinerja Direksi dapat tercermin dari Tingkat Kesehatan Perusahaan yang mencakup aspek profil risiko, Good Corporate
Governance (GCG), rentabilitas dan permodalan.
No SASARAN STRATEGISStrategic target
UKURANSize
REALISASIRealization
1 Meningkatkan target penghimpunan Dana pihak Ketiga (DPK) dalam bentuk Giro, Tabungan dan Deposito.Improving the collection target of third-party funds (DPK) in the form of Demand, Savings and Deposits.
Target pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) minimal 15 % Target pertumbuhanThe target growth of third party funds (DPK) of at least 15%The growth target
DPK pertumbuhan menurun sebesar -6.68 %Growth in deposits decreased by -6.68%
2 Meningkatkan target penyaluran kreditImproving credit disbursement target
Kredit minimal 16 %Credit a minimum of 16%
Kredit tumbuh sebesar 11.25 %Loans grew by 11:25%
3 Meningkatkan kredit UMKMImproving SME loans
Komposisi penyaluran kredit UMKM sebesar 34.62%The composition of the MSME loan portfolio amounted to 34.62%
Kredit UMKM tumbuh sebesar 14.89% tahun 2016 dengan realisasi pertumbuhan sebesar Rp.440.508 jutaSME loans grew by 14.89% in 2016 and realized a growth of Rp.440.508 million
4 Meningkatkan fungsi intermediasiImproving intermediation
LDR sebesar 91,33%LDR amounted to 91.33%
LDR tumbuh sebesar 107.39 %LDR tumbuh sebesar 107.39 %
5 Meningkatkan efisiensiIncrease efficiency
Minimalisir angka pertumbuhan BOPO sebesar 67.03 %Minimize BOPO growth rate amounted to 67.03%
BOPO tumbuh sebesar 75.72 %BOPO grew by 75.72%
6 Upaya miminimalisir kredit bermasalah NPLEfforts miminimalisir problem loans NPLs
Maksimalkan angka pertumbuhan NPL dibawah 2.00%Maximize the NPL growth rate below 2%
Rasio NPL Gross melampaui target sebesar 2.34 %Gross NPL ratio exceed the target of 2:34%
7 Mempertahankan tata kelola yang baikMaintaining good governance
Mencapai Low to Moderat (2)Achieving Low to Moderate (2)
Hasil Self Assesment komposit Moderat (3)Moderate composite Self Assessment Results (3)
8 Mempertahankan tingkat kesehatan bank yang sehatMaintaining a healthy bank soundness
Mencapai Low to Moderat (2)Achieving Low to Moderate (2)
Hasil self Assesment komposit Moderat (3)Moderate composite result of self assessment (3)
Pihak yang melaksanakan AssesmentPihak yang melakukan Asessment terhadap Kinerja Dewan Komisaris adalah RUPS, sedangkan penilaian terhadap kinerja Direksi adalah Dewan Komisaris dan RUPS. Dalam melakukan penilaian terhadap kinerja Direksi, Dewan Komisaris mengacu kepada indikator pencapaian kinerja Direksi sebagaimana uraian di atas. Dewan Komisaris dan Direksi mempertangungjawabkan pencapaian kinerja mereka pada periode 2016 termasuk di dalamnya pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya dalam RUPS yang diselenggarakan pada tahun 2016.
The performance assessment has considered quantitative and qualitative factors. Furthermore, the basis of measurement of success can be reflected in the performance of the Board of Directors Corporate Health Level that includes aspects of the risk profile, Good Corporate Governance (GCG), profitability and capital.
Parties that Carry AssessmentParties who do the assessment on the Performance of the Board of Commissioners is AGM, while evaluating the performance of the Board of Directors is the Board of Commissioners and the AGM. In assessing the performance of the Board of Directors, the Board refers to the achievement of the performance indicators of Directors. As described above. Board of Commissioners and Board of Directors mempertangungjawabkan achievement of their performance in the 2016 period included the implementation of tasks and responsibilities in the AGM held in 2016.
47Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Hasil evaluasi selama tahun 2016, menunjukkan bahwa Direksi telah berhasil mengelola Perusahaan dengan baik yang ditunjukkan oleh pencapaian target finansial Bank NTT.
Direksi senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menjaga kualitas aset serta stabilitas Perusahaan agar tetap menunjukkan kinerja yang optimal dan baik.
Pengungkapan Prosedur dan Besaran remunerasi Dewan KomisarisRemunerasi bagi Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS mengacu pada Keputusan Pemengang Saham Perseroan (Persero). Penghasilan Komisaris meliputi remunerasi dan tunjangan-tunjangan serta tantiem yang diberikan berdasarkan kinerja dan pencapaian Perusahaan.
Berikut adalah prosedur pengungkapan Remunerasi Dewan komisaris :
KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASINomination and Remuneration
PEMEGANG SAHAM MAYORITAS (SESUAI WEWENANG YANG DIBERIKAN MELALUI RUPS)
Shareholder (as per the authority granted by the RUPS)
REMUNERASI ANGGOTA DEWAN KOMISARISRemuneration of Board of Commissioners
The evaluation results for 2016, showing that the Company’s Board of Directors has managed well demonstrated by the achievement of financial targets NTT Bank.
Directors always prioritize the precautionary principle in maintaining the quality and stability of the Company’s assets to keep showing the optimal performance and good.
Disclosure Procedures and Amount of remuneration for the Board of CommissionersRemuneration for the Board of Commissioners determined by the AGM referred to the Decision Pemengang Shares (Persero). Commissioner of Income includes the remuneration and allowances as well as bonuses are awarded based on performance and achievements.Here is the procedure disclosures Remuneration of the Board of Commissioners:
48 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Komposisi Gaji Direksi dan Komisaris per bulan tahun 2016
No NAMAName
NOMINALIDR (Rp)
KOMPOSISIComposition
DIREKSI DIRECTORS
1. Direktur Utama President Director 81.736.659,- 100 %
2. Direktur Umum General Director 79.199.040,- 90 %
3. Direktur Kepatuhan Director of Compliance 78.770.099,- 90 %
4. Direktur Pemasaran Dana Director of Marketing Funds 78.609.099,- 90 %
5. Direktur Pemasaran Kredit Credit Marketing Director 78.609.099,- 90 %
KOMISARIS COMMISSIONER
1. Komisaris Utama The main commissioner 59.326.500,- 70 % dari Dirut
2. Komisaris Independen Independent Commissioner 52.739.250,- 90 % dari Komut
3. Komisaris Independen Independent Commissioner 52.739.250,- 90 % dari Komut
Paket Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas lain Dewan KomisarisSepanjang tahun 2016 jumlah gaji dan tunjangan lainnya yang meliputi remunerasi dalam bentuk natura dan non natura yang diberikan kepada Dewan Komisaris adalah sebesar Rp.11.374.850.488,- (Sebelas miliar tiga ratus tujuh puluh empat juta delapan ratus lima puluh ribu empat ratus delapan puluh delapan rupiah).
Remunerasi Dewan Komisaris selama tahun 2016 terlihat dalam tabel berikut :
No JENIS PENERIMAANRevenues
JUMLAH KOMISARISNumber of
Commissioners
NOMINAL (Rp)
1. Remunerasi dalam bentuk non natura (gaji dan penghasilan tetap lainnya, antara lain tantiem, dll)
Remuneration in the form of non natura (salaries and other fixed income, such as bonuses, etc.)
3 11.374.850.488,-
2. Fasilitas lain dalam bentuk natura/non natura (fasilitas tidak tetap lainnya antara lain perumahan, transportasi, asuransi kesehatan, dll) yang tidak dapat dimiliki
Other facilities in kind / non natura (no other fixed facilities including housing, transportation, health insurance, etc.) which can not be held
3 -
JumlahTotal 11.374.850.488,-
Composition of Board of Directors and Commissioners salary per month 2016
Package Remuneration Policy and other amenities of the Board of CommissionersThroughout 2016, the amount of salary and other benefits which include remuneration in kind and non natura given to the Board of Commissioners amounted Rp.11.374.850.488, - (eleven billion three hundred and seventy-four million eight hundred fifty thousand four hundred eighty-eight rupiah).
The Remuneration of the Board Commissioners during 2016 is shown in the following table :
49Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Jumlah anggota Dewan Komisaris yang menerima paket remunerasi selama tahun 2016 yang dikelompokan dalam kisaran tingkat penghasil, terlihat dalam tabel dibawah ini :
KELOMPOK NOMINAL REMUNERASI 1 TAHUNNominal Group Remuneration 1 year
JUMLAH KOMISARISNumber of Commissioners
Di atas Rp 2 miliar Over Rp 2 billion 3
Di atas Rp 1 miliar s.d 2 miliar Over Rp 1 billion s.d 2 billion -
Di atas Rp 500 juta s.d Rp 1 miliar Over Rp 500 million s.d Rp 1 billion -
Rp 500 juta ke bawah Rp 500 million ke bawah -JumlahAmount 3
Paket Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas lain DireksiSepanjang tahun 2016 jumlah gaji dan tunjangan lainnya yang meliputi remunerasi dalam bentuk natura dan non natura yang diberikan kepada Direksi adalah sebesar Rp. 25.198.046.442,-
Remunerasi dan fasilitas lain yang diterima dalam 1 tahun pada tahun 2016, sebagai berikut:
No JENIS PENERIMAANRevenues
JUMLAH DIREKSI
Number of Directors
NOMINAL (Rp)
1. Remunerasi dalam bentuk non natura (gaji dan penghasilan tetap lainnya, antara lain tantiem, dll)
Remuneration in the form of non natura (salaries and other fixed income, such as bonuses, etc.)
5 25.198.046.442,-
2. Fasilitas lain dalam bentuk natura/non natura (fasilitas tidak tetap lainnya antara lain perumahan, transportasi, asuransi kesehatan, dll) yang tidak dapat dimiliki
Other facilities in kind / non natura (no other fixed facilities including housing, transportation, health insurance, etc.) which can not be held
5 -
JumlahAmount 25.198.046.442,-
Jumlah anggota Direksi yang menerima paket remunerasi selama tahun 2016 yang dikelompokan dalam kisaran tingkat penghasilan, terlihat dalam tabel dibawah :
Number of members of the Board of Commissioners who receive remuneration package for 2016 are grouped within the range of the level of producer, is seen in the table below:
Package Policy Directors Remuneration and Other FacilitiesThroughout 2016, the amount of salary and other benefits which include remuneration in kind and non-kind granted to the Board of Directors is Rp. 25,198,046,442, -
Remuneration and other facilities received in one year in 2016, as follows:
The number of members of the Board receive remuneration package for 2016 are grouped within the range of income levels, seen in the table below:
50 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
KELOMPOK NOMINAL REMUNERASI 1 TAHUNNominal Group Remuneration 1 year
JUMLAH DIREKSINumber of Directors
Di atas Rp 2 miliar Over Rp 2 billion 5
Di atas Rp 1 miliar s.d 2 miliar Over Rp 1 billion s.d 2 billion -
Di atas Rp 500 juta s.d Rp 1 miliar Over Rp 500 million s.d Rp 1 billion -
Rp 500 juta ke bawah Rp 500 million -JumlahAmount 5
Rasio Gaji dan Komposisi PegawaiRasio Gaji Tertinggi dan Terendah Untuk perbandingan/ratio gaji antara gaji Dewan Komisaris tertinggi dengan yang terendah, gaji Direksi tertinggi dengan yang terendah, gaji Pegawai tertinggi dengan yang terendah, dan antara gaji Direksi tertinggi dengan gaji pegawai yang tertinggi sepanjang tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut :
No JABATANPosition
GAJI (DALAM RUPIAH)Gaji (Dalam Rupiah) RASIO
PERBANDINGANComparison Ratio
TERTINGGI Highest
(Rp)
TERENDAHLowest
(Rp)
1. Gaji KomisarisCommissioners Salary 59.326.500 52.739.250 11,10%
2. Gaji DireksiDirectors Salary 81.879.659 78.609.099 3,99%
3. Gaji PegawaiEmployees Salary 32.207.107 2.367.777 92,65%
4.Gaji Direksi Tertinggi & Pegawai TerendahHighest Board of Directors & Lowest Employee Salary
81.879.659 2.367.777 97,11%
* Pegawai diatas adalah pegawai Bank dengan status pegawai tetap, dan tidak termasuk didalamnya Pegawai kontrak dan Pegawai bulanan.
Salary Ratio and Composition of EmployeesHighest and Lowest Salary RatioFor comparison / salary ratio between the highest salary of the Board of Commissioners with the lowest, the highest salary of the lowest, highest servant salary with the lowest and highest between the salary of an employee with the highest salary throughout 2016 can be seen in the following table:
* Employees above are Bank employees with the status of permanent employee, and not including clerks and clerks monthly contract.
51Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Rapat Dewan Komisaris
Sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum berikut Dewan Komisaris wajib diselenggarakan secara berkala paling kurang 4 (empat) kali dalam setahun dan wajib dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris secara fisik paling kurang 2 (dua) kali dalam setahun.
Sepanjang tahun 2016 Dewan Komisaris Bank NTT telah melaksanakan banyak rapat, dimana rapat Dewan Komisaris sendiri sebanyak 6 (enam) kali, rapat Dewan Komisaris dengan Direksi sebanyak 6 (enam) kali dan rapat Komite yang berada di bawah Dewan Komisaris dilaksanakan setiap bulan.
Jadwal Rapat Dewan Komisaris Tahun 2016
No TANGGALDate
MATERIMatter
KODE PESERTA*Participant Code *1 2 3
1. 23 Maret 2016March 23, 2016
1) Tindaklanjut masalah pegawai/pejabat yang didemosi.
2) Batas usia pegawai3) Persiapan RUPS 2016
1) Follow the problem employees / officials were demoted.
2) The age limit employee3) Preparation of RUPS 2016
√ √ √
2. 26 April 2016April 26, 2016
1) Surat Direktur Utam tentang RUPS Bank NTT tanggal 12 Juni 2016
2) Surat persetujuan Dewan Komisaris terhadap permohonan kredit Direktur Utama Bank NTT
3) Laporan DPK triwulan I tahun 20164) Informasi tentang rencana
penerbitan saham seri B kepada masyarakat.
5) Kesiapan Laporan Dewan Komisaris dalam RUPS tahun 2016
1) The Director Utam about GMS Bank NTT dated June 12, 2016
2) Letter of approval of the loan application BOC Director of Bank NTT
3) Reports first quarter 2016 DPK4) Information on planned issuance
of series B shares to the public.5) Readiness Report of the Board in
the AGM 2016
√ √ √
3. 10 Juni 2016June 10, 2016
1) Permasalahan Bajawa2) Konsultasi dengan OJK tentang
Rencana penerbitan saham Seri B3) Penyelesaian masalah SDM sesuai
hasil RUPS 4) Pembahasan tentang perjalanan
dinas Direksi setelah RUPS5) Sosialisasi Dirut terkait suksesi
calon Gubernur NTT6) Kesepakatan rotasi Direksi sesuai
amanat RUPS7) Data tentang kenaikan CSR
1) Problems Bajawa2) Consultation with the FSA on the
issuance of shares of Series B Plan3) Completion of HR issues in
accordance the AGM4) Discussion on official travel of
Directors after the AGM5) Socialization related CEO
succession candidates for Governor of NTT
6) Agreement as mandated by the General Meeting of the Board of Directors rotation
7) Data on the increase in CSR
√ √ √
Meeting of The Board of CommissionersIn accordance with the Financial Services Authority Regulation No. 55 / POJK.03 / 2016 on the Application of Corporate Governance for Banks following BoC must be held periodically at least four (4) times a year and must be attended by all members of the BOC are physically at least 2 (twice a year.
Throughout 2016, the Board of Commissioners of Bank NTT has conducted many meetings, where the board meetings themselves as much as six (6) times, the BoC meeting with the Board of Directors 6 (six) times and committee meetings under the Board of Commissioners held every month.
Board Meeting Schedule 2016
52 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
No TANGGALDate
MATERIMatter
KODE PESERTA*Participant Code *1 2 3
4. 3 Agustus 2016August 3, 2016
1) Masalah Bajawa2) Membahas surat Bupati Kupang
No. BU.1262/056/VIII/2016 tanggal 29 Juli 2016
3) Masalah Kantor Surabaya4) Dana CRS
1) Problem Bajawa2) Discuss the regent letter Kupang
No. BU.1262 / 056 / VIII / 2016 dated July 29, 2016
3) Problem Surabaya Office4) Funds CSR
√ √ √
5. 13 September 2016September 13, 2016
1) Isu via media sosial terkait pencalonan Diirektur Utama dalam pencalonan Gubernur NTT tahun 2018.
2) Permasasalahan Bajawa
1) Issues related to the nomination via social media Main Diirektur in nominating the Governor of NTT in 2018.
2) Problems Bajawa
√ √ √
6. 28 Nopember 2016November 28, 2016
1) Kinerja Bank NTT sampai dengan Oktober 2016
2) Laporan dalam RUPS tanggal 29 Nopember 2016
1) Performance NTT Bank until October 2016
2) Report at the AGM on November 29, 2016
√ √ √
* Keterangan Kode Nama Peserta(1) Fransiskus Salem, S.H, M.Si (2) Prof.Ir.Fredrik Lukas D.Benu, M.Si, Ph.D (3) Petrus Elias Jemadu, S.H. M.Hum
Frekuensi Kehadiran Rapat Dewan KomisarisHasil rapat dituangkan di dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik. Tingkat Kehadiran anggota Dewan Komisaris secara fisik dalam rapat Dewan Komisaris baik yang diselenggarakan internal Dewan Komisaris maupun mengundang Direksi dan Pejabat Eksekutif, dapat terlihat di dalam tabel berikut:
NAMAName
JUMLAH KEHADIRANTotal Attendance
% KEHADIRANPresence
Fransiskus Salem, SH. M.Si 6 100%
Prof.Ir.Fredrik Lukas D.Benu,M.Si, Ph.D 6 100%
Petrus Elias Jemadu,S.H.M.Hum 6 100 %
Rapat DireksiSepanjang tahun buku 2016 Rapat Direksi diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu dan diselenggarakan secara rutin minimal satu kali dalam 1 (satu) bulan.
Direksi dapat mengadakan rapat diluar jadwal tersebut diatas berdasarkan permintaan tertulis:1. Seorang atau lebih anggota Direksi2. Permintaan tertulis seorang atau lebih anggota
Komisaris.
* Participant Name Code Description1) Fransiskus Salem, S.H, M.Si (2) Prof.Ir.Fredrik Lukas D.Benu, M.Si, Ph.D (3) Petrus Elias Jemadu, S.H. M.Hum
Frequency of Board Meeting AttendanceThe results set forth in the meeting minutes of meetings and are well documented. The presence of members of the Board of Commissioners level physically in board meetings held either internally Board of Commissioners and invited the Board of Directors and Executive Officers, can be seen in the following table:
Board of Directors meetingThroughout fiscal year 2016 Board of Directors Meeting held any time when deemed necessary and held regularly at least once within 1 (one) month.
The Board of Directors may hold meetings outside the schedule mentioned above is based on a written request:1. One or more members of the Board of Directors2. Written request one or more members of
Commissioners.
53Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
3. Permintaan tertulis 1 (satu) Pemegang Saham atau lebih yang bersama – sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham.
Direksi telah melakukan beberapa kali pertermuan/rapat, baik rapat Direksi (Direksi sendiri) maupun rapat koordinasi (Direksi dengan unit terkait). Rapat Direksi berfungsi untuk menetapkan kebijakan dalam pengambilan keputusan strategis.
Pada tahun buku 2016 Direksi telah mengadakan rapat Direksi sebanyak 14 (lima belas) kali, terdiri dari rapat internal maupun rapat dengan pejabat Bank terkait.
Tabel berikut ini menguraikan tentang jadwal dan agenda Rapat Direksi selama tahun 2016 :
No TANGGALDate
MATERIMateri
KODE PESERTA*Participant Code
1 2 3 4 5
1. 3 Maret 2016March 3, 2016
1. Pembahasan RBB BPD NTT tahun 2016 - 2018.
1. Discussion of RBB BPD NTT years 2016-2018.
√ √ √ √ √
2. 13 April 2016April 13, 2016
1. Persiapan RUPS 2. Evaluasi kinerja triwulan
I terkait RBB dan upaya percepatan pemenuhan anggaran untuk triwulan II
3. Perkembangan pelaksanaan Undian Panen Hadiah
4. Tindak lanjut pengisian jabatan Kepala Divisi Kepatuhan yang telah pensiun
5. Rencana peresmian gedung kantor cabang Larantuka dan kantor cabang Atambua.
1. Preparation of GMS2. Quarterly performance
evaluation related to RBB and efforts to accelerate budget fulfillment for the second quarter
3. Development of the Undian Panen Hadiah
4. Follow-up filling the post of Chief Compliance Division who has retired
5. Plan of inauguration of Larantuka branch office building and Atambua branch office
√ √ √ √ DL
3. 13 Juli 2016July 13, 2016
1. Pembahasan mutasi pejabat eksekutif dan struktural lainnya.
1. Discussion of structural mutations and other executive officers.
√ DL √ √ √
4. 15 September 2016September 15, 2016
1. Dana pensiun2. Laku pandai3. Lain-lain.
1. The pension fund2. Conduct clever3. Others.
√ √ √ √ √
5. 19 Oktober 2016 Oktober 19, 2016
1. Rapat Evaluasi Triwulan III tahun 2015 dan Penyusunan Rencaan Bisnis Bank TB. 2016 – 2018.
1. Evaluation Meeting the third quarter of 2015 and the Bank’s Business Plan Preparation TB. 2016-2018.
√ DL √ √ √
3. Written request one (1) or more shareholders who together - each representing 1/10 (one-tenth) of the total shares.
The Board of Directors has made several pertermuan / meeting, meeting both the Board of Directors (BOD own) and coordination meeting (Board of Directors with related units). Board of Directors meeting serves to establish a policy in strategic decision making.
In the financial year 2016 Directors The Directors have met a total of 14 (fifteen), consisting of internal meetings and meetings with bank officials concerned.
The following table outlines the schedule and agenda of Board of Directors meetings during 2016:
54 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
No TANGGALDate
MATERIMateri
KODE PESERTA*Participant Code
1 2 3 4 5
6. 20 Oktober 2016Oktober 20, 2016
1. Lanjutan Rapat Evaluasi Triwulan III tahun 2015 dan Penyusunan Rencana Bisnis Bank TB. 2016 – 2018
1. Evaluation Meeting the third quarter of 2015 and the Bank’s Business Plan Preparation TB. 2016-2018.
√ DL √ √ √
7. 2 November 2016November 2, 2016
1. Rapat evaluasi triwulan III 2016 dan penyusunan RBB TB 2017-2019
1. Evaluation meeting the third quarter of 2016 and the preparation of RBB TB 2017-2019
√ √ √ √ √
8. 3 November 2016November 3, 2016
1. Rapat evaluasi triwulan III 2016 dan penyusunan RBB TB 2017-2019.
1. Evaluation meeting the third quarter of 2016 and the preparation of RBB TB 2017-2019
√ √ √ √ √
9. 4 November 2016November 4, 2016
1. Rapat evaluasi triwulan III 2016 dan penyusunan RBB TB 2017-2019.
1. Evaluation meeting the third quarter of 2016 and the preparation of RBB TB 2017-2019.
√ √ √ √ √
10. 5 November 2016November 5, 2016
1. Rapat evaluasi triwulan III 2016 dan penyusunan RBB TB 2017-2019
1. Third quarter evaluation meeting 2016 and preparation of TB RBB 2017-2019
√ √ √ √ √
11. 6 November 2016November 6, 2016
1. Rapat evaluasi triwulan III 2016 dan penyusunan RBB TB 2017-2019
1. Evaluation meeting the third quarter of 2016 and the preparation of RBB TB 2017-2019.
√ √ √ √ √
12. 7 November 2016November 7, 2016
1. Rapat evaluasi triwulan III 2016 dan penyusunan RBB TB 2017-2019
1. Evaluation meeting the third quarter of 2016 and the preparation of RBB TB 2017-2019.
√ √ √ √ √
13. 09 Desember 2016December 9, 2016
1. Tindaklanjut RUPS LB tanggal 29 November 2016
2. Persiapan tutup tahun buku 2016
3. Lain-lain meliputi :• Rencana Pembukaan Kantor
yang telah disetujui OJK • Pemanfaatan ruangan Dapen
Bank NTT untuk ruangan kerja divisi
• Penunjukan PLT Kepala Divisi SDM
1. Follow the AGM resolution dated 29 November 2016
2. Preparation closed financial year 2016
3. Others include:• Plans Opening of the
approved FSA• Utilization of Bank NTT
Dapen room for work space division
• Appointment PLT Division Head of HR
B √ √ DL √
14. 21 Desember 2016December 21, 2016
Menindaklanjuti amanah RUPS tahunan tahun buku 2015 dan mengembalikan jabatan Kepala Divisi Dana & Jasa an. Anna S. Bere Tarak
Following up on the mandate of the Annual Meeting 2015 fiscal year and restore the post of Head of Funds & Services division’s. Anna S. Bere Tarak
B √ √ DL DL
* Keterangan Kode Nama Peserta1. Daniel Tagu Dedo, S.E 2. Eduardus Bria Seran, SE 3. Adrianus Ceme, S.E 4. Tomy Jeferson Ndolu5. Abasalom Sine, S.E
* Participant Name Code Description1. Daniel Tagu Dedo, S.E 2. Eduardus Bria Seran, SE 3. Adrianus Ceme, S.E 4. Tomy Jeferson Ndolu5. Abasalom Sine, S.E
* Keterangan kehadiran :- √ = Hadir- C = Cuti - DL = Dinas Luar - B = Berhenti
* Description attendance :- √ = Hadir- C = Cuti - DL = Dinas Luar - B = Berhenti
55Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Tabel dibawah mengungkapkan frekuensi dan tingkat kehadiran Direksi didalam setiap pertermuan/rapat sepanjang tahun 2016:
NAMAName
JUMLAH KEHADIRANTotal Attendance
% KEHADIRANPresence
Daniel Tagu Dedo, SE 12 100%
Eduardus Bria Seran, SE 11 78,57%
Adrianus Ceme, SE 14 100 %
Tomy Jeferson Ndolu 12 85,71%
Absalom Sine, SE 12 85,71%
Rapat Direksi dan Dewan Komisaris (Rapat Pengurus/Gabungan)
Sepanjang tahun 2016 Direksi dengan Dewan Komisaris telah mengadakan rapat/pertemuan sebanyak 6 (Enam) kali dengan jadwal rapat sebagai berikut:
No TANGGALDate
MATERIMateri
KODE PESERTA*Participant Code
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Senin, 11 Januari 2016January 11, 2016
1. Klarifikasi surat Dewan Komisaris Nomor : 01/DK Bank NTT/I/2016 tanggal 04 Januari 2016 perihal Tindaklanjut hasil rapat Pengurus Bank NTT tanggal 14 Desember 2015.
2. Lain-lain
1. Clarification BOC letter No. 01 / DK Bank NTT / I / 2016 dated January 4, 2016 concerning the meeting of the Bank Management Follow NTT December 14, 2015.
2. Other
S DL √ √ DL √ √ √
2. Senin, 18 Januri 2016January 18, 2016
Tindaklanjut Rapat klarifikasi surat Dewan Komisaris Nomor : 01/DK Bank NTT/I/2016 tanggal 04 Januari 2016 perihal Tindaklanjut hasil rapat pengurus Bank NTT tanggal 14 Desember 2015.
The follow up clarification letter BOC Meeting Number: 01 / DK Bank NTT / I / 2016 dated January 4, 2016 regarding the results Follow NTT Bank board meeting on December 14, 2015.
DL √ √ √ √ √ √ √
3. Rabu, 23 Maret 2016March 23, 2016
1. Kinerja keuangan sampai dengan Februari 2016
2. Batas usia pensiun pegawai3. Persiapan RUPS tahun 2016
1. The financial performance up to February 2016
2. Limit the retirement age of employees
3. Preparation of RUPS 2016
√ √ √ DL √ √ √ √
4. Kamis, 28 April 2016April 28, 2016
Persiapan RUPS tahun 2016 Preparation of RUPS 2016 √ √ √ √ DL S √ S
The table below describes the frequency and extent of the presence of the Board of Directors in each pertermuan / meetings throughout 2016;
Meeting of the Board of Directors and the Board of Commissioners (Board Meeting / Combined)Throughout 2016, the Board of Directors to the Board of Commissioners has called a meeting / meeting of 6 (six) times with the meeting schedule as follows:
56 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
No TANGGALDate
MATERIMateri
KODE PESERTA*Participant Code
1 2 3 4 5 6 7 8
5. Selasa, 13 September 2016September 13, 2016
1. Kinerja Keuangan sampai dengan Agustus 2016.
2. Sistem Remunerasi sesuai POJK tahun 2015
3. Tindaklanjut hasil RUPS Labuan bajo
1. Financial Performance up to August 2016.
2. Remuneration according POJK 2015
3. Follow the RUPS Labuan Bajo
√ √ √ √ √ S √ √
6. Jumat, 25 November 2016November 25, 2016
1. Kinerja bulan Oktober 2016.
2. Persiapan RUPS LB 2016
1. Performance in October 2016.
2. Preparation of Extraordinary General Meeting 2016
√ √ √ √ √ √ √ √
* Keterangan Kode Nama Peserta(1) Fransiskus Salem, S.H, M.Si(2) Petrus Elias Jemadu, S.H.M.Hum (3) Prof.Ir. Fredrik Lukas Benu,D.M.Si, Ph.D(4) Daniel Tagu Dedo, S.E(5) Eduardus Bria Seran,(6) Adrianus Ceme, SE(7) Tomy Jeferson Ndolu(8) Absalom Sine, S.E
* Keterangan kehadiran :- √ = Hadir- DL = Dinas Luar- S = sakit- TH = Tidak hadir- C = Cuti
Frekuensi dan tingkat kehadiran Direksi dan Komisaris didalam setiap pertemuan/rapat yang diselenggarakan Direksi sepanjang tahun 2016, terungkap pada tabel berikut:
NAMAName
JUMLAH KEHADIRANTotal Attendance
% KEHADIRANPresence
Fransiskus Salem, SH. M.Si 4 66%
Petrus Elias Jemadu, S.H. M.Hum 5 83%
Prof. Ir.Fredrik Lukas,D.Benu,M.Si, Ph.D 6 100%
Daniel Tagu Dedo, SE 5 83%
Eduardus Bria seran, SE 4 66%
Adrianus Ceme 4 66%
Tomy Jeferson Ndolu 6 100%
Absalom Sine,SE 5 83%
Keputusan rapat Direksi diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat, jika terjadi ketidaksesuaian maka dilaksanakan pemungutan suara, dan semua hasil rapat direksi telah dicatat dalam risalah rapat dan telah didokumentasikan dengan cukup baik.
* Code Description Participant Name(1) Fransiskus Salem, S.H, M.Si(2) Petrus Elias Jemadu, S.H.M.Hum (3) Prof.Ir. Fredrik Lukas Benu,D.M.Si, Ph.D(4) Daniel Tagu Dedo, S.E(5) Eduardus Bria Seran,(6) Adrianus Ceme, SE(7) Tomy Jeferson Ndolu(8) Absalom Sine, S.E
* Description attendance:- √ = Hadir- DL = Dinas Luar- S = sakit- TH = Tidak hadir- C = Cuti
The frequency and level of attendance of Directors and Commissioners in each meeting / conference organized by the Board of Directors throughout 2016, it was revealed in the following table:
The Board of Directors meeting decisions taken by deliberation and consensus, if there is a discrepancy then held a vote, and all the results of the board meeting has been recorded in the minutes of meetings and has been documented well enough.
57Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Pengungkapan Hubungan Afiliasi Dewan komisaris dan DireksiKetiga anggota Dewan Komisaris tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris lainnya maupun dengan Direksi. Sedangkan Komisaris Utama mempunyai hubungan keuangan dengan Pemegang Saham Pengendali. Hubungan keluarga dan keuangan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
NAMA PENGURUSName Board
HUBUNGAN KELUARGARelationship
Family
HUBUNGAN KEUANGANRelationship
financeKETERANGAN BILA ADA HUBUNGAN
KELUARGA/KEUANGANWhen There’s
description Family Relations / Financial
DEKOMBOC
DIREKSIBOD
PSPPSP
DEKOMBOC
DIREKSIBOD
PSPPSP
YaYes
TdkNo
YaYes
TdkNo
YaYes
TdkNo
YaYes
TdkNo
YaYes
TdkNo
YaYes
TdkNo
Fransiskus Salem, S.H, Msi
√ √ √ √ √ √ Secara langsung memiliki hubungan keuangan dengan PSP Bank karena pada saat ini posisi yang ber-sangkutan adalah sebagai Sekda Provinsi NTT.Direct financial relationship with PSP Bank because at this time the position of the air-plugs are as NTT Provincial Secretary.
Petrus Elias Jemadu, S.HM. Hum
√ √ √ √ √ √
Prof.Ir.Fredrik Lukas,D. Benu, M.Si, Ph.D
√ √ √ √ √ √
Daniel Tagu Dedo,S.E √ √ √ √ √ √Adrianus Ceme, S.E √ √ √ √ √ √Eduardus Bria Seran, S.E
√ √ √ √ √ √
Tomy Jeferson Ndolu √ √ √ √ √ √Absalom Sine, S.E √ √ √ √ √ √
Disclosure of Affiliate Relations Board of Commissioners and DirectorsAll three members of the Board of Commissioners has no financial, management, share ownership and / or family relationship up to the second degree with other members of the Board of Commissioners and the Board of Directors. While the Commissioner has a financial relationship with the Controlling Shareholder. Family relationships and finances can be seen in the following table:
58 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Rangkap Jabatan Dewan KomisarisAnggota Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Direksi atau Dewan Komisaris pada perusahaan lainnya akan tetapi sebagai Pejabat Eksekutif pada Lembaga Pemerintah.
Jabatan rangkap Dewan Komisaris dapat dilihat pada tabel di bawah ini sebagai berikut:
RANGKAP JABATANPositions
NAMAName
BANKNTT
LEMBAGAPEMERINTAH
InstituteGovernment
ANAKPERUSAHAAN
Subsidiaries
PERUSAHAANLAIN
CompanyOther
KETERANGANInformation
Fransiskus Salem, S.H, M.Si - √ - - Sekda Provinsi NTTSekda NTT Province
Petrus Elias Jemadu, S.H, M. Hum
- - - - -
Prof.Ir.Fredrik Lukas, D. Benu, M.Si,P.hd
- √ - - Rektor Universitas Nusa Cendana KupangRector of the University of Nusa Cendana Kupang
Rangkap Jabatan DireksiAnggota Direksi tidak merangkap jabatan sebagai anggota Direksi pada perusahaan lainnya.
Jabatan rangkap anggota Direksi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
RANGKAP JABATANPositions
NAMAName
BANKNTT
LEMBAGAPEMERINTAH
InstituteGovernment
ANAKPERUSAHAAN
Subsidiaries
PERUSAHAANLAIN
CompanyOther
KETERANGANInformation
Daniel Tagu Dedo, S.E - - - - -
Eduardus Bria Seran, S.E - - - - -
Adrianus Ceme, S.E - - - - -
Tomy Jeferson Ndolu - - - - -
Absalom Sine, SE - - - - -
Positions BOCMembers of the Board of Commissioners does not hold office as a member of the Board of Directors or Board of Commissioners at other companies but as an Executive Officer at Government Institutions.
BOC another position can be seen in the table below as follows:
Positions of DirectorsMember of the Board of Directors do not hold positions as members of the Board of Directors in other companies.Duplicate position members of the Board of Directors can be seen in the table below:
59Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan DireksiPerusahaan mewajibkan anggota Dewan Komisaris dan Direksi untuk mengungkapkan kepemilikan sahamnya, baik pada Perseroan maupun pada perusahaan lain, yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri dalam suatu laporan yang harus diperbaharui setiap tahunnya.
Rincian Kepemilikan Saham Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut:
RANGKAP JABATANShareholding
NAMAName
BANKNTT
LEMBAGAPEMERINTAH
InstituteGovernment
ANAKPERUSAHAAN
Subsidiaries
PERUSAHAANLAIN
CompanyOther
KETERANGANInformation
Fransiskus Salem, S.H, M.Si - - - - -
Prof. Ir. Fredrik Lukas, D. Benu, M.Si, P.hd
- - - - -
Petrus Elias Jemadu S.H,M.Hum - - - - -
Eduardus Bria Seran, S.E - - - - -
Adrianus Ceme, S.E - - - - -
Tomy Jeferson Ndolu - - - - -
Absalom Sine, SE - - - - -
Komite - Komite Dibawah Dewan Komisaris
Sebagaimana Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor 03 Tahun 2010 tanggal 07 Mei 2010 tentang Struktur Organisasi dan Job Manual Dewan Komisaris Bank NTT dan Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor : 30 Tahun 2006 tentang Penetapan Buku Pedoman Code of Conduct dan Code Of Corporate Governance, Dewan Komisaris dilengkapi dengan Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi.
Implementasi dari tugas dan tanggung jawab tersebut, Dewan Komisaris telah menerbitkan Keputusan Dewan
Shares Ownership of Board of Commissioners and Board of DirectorsCompanies require the Board of Commissioners and Board of Directors to disclose its ownership, both in the Company and another company, which is domiciled in and abroad in a report which must be renewed annually.
Details of Shareholdings of the Board of Commissioners and Directors are as follows:
Committee - Committee Under The Board of CommissionersAs the decision of the Board of Commissioners of PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 03 of 2010, dated May 7, 2010 on Organizational Structure and Job Manual BOC Bank NTT and the Decision of the Board of Directors of PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 30 Year 2006 concerning the Manual Code of Conduct and Code of Corporate Governance, the Board is equipped with the Audit Committee, Risk Monitoring Committee and Remuneration and Nomination Committee.
Implementation of duties and responsibilities, the Board has issued the Decision of the Board of
60 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Komisaris PT Bank Pembanguna Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor : 01 Tahun 2008 Tentang Pedoman Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
Susunan kepengurusan dari masing-masing Komite masih dilakukan dan dirangkap oleh beberapa anggota Dewan Komisaris, sehingga seorang anggota Komisaris dapat menjabat didua Komite yang berbeda. Hal ini tidak bertentangan dengan Buku Pedoman Perusahaan (BPP) Good Corporate Governance Bank NTT, bahwa ketua komite hanya dapat merangkap jabatan sebagai ketua komite paling banyak pada 1 (satu) komite lainya.
Profil Anggota Komite dari Pihak IndependenPetrus Elias Jemadu, S.H, M.Hum Diangkat menjadi anggota Komite dari pihak Independen sejak tahun 2012. Lulus dari fakulta Hukum di Universitas Nusa Cendana Kupang pada tahun 1985, kemudian memperoleh gelar Magister Humaniora dari Program Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada tahun 2000.
Memiliki banyak pengalaman dan penelitian di bidang perbankan, diantaranya pada tahun1993 melaksanakan penelitian lokasi tentang transaksi berjamin dan hukum perbankan, pada tahun 1995 melaksanakan magang sebagai dosen muda bidang hukum ekonomi/hukum perbankan dan pasar modal pada kementrian Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko ekuin), dan pada tahun 2011 mengikuti pelatihan tentang identifikasi pengukuran risk based bank rating (RBBR) yang diselenggarakan oleh LPPI.
Sementara pengalaman kerja dalam dunia pendidikan maupun perbankan diawali pada tahun 1986 sebagai dosen Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana Kupang, selanjutnya pada tahun 2001 - 2005 menjabat sebagai Ketua Jurusan Bagian Hukum Perdata pada Universitas Nusa Cendana Kupang, kemudian pada tahun 2005 – 2010 menjabat sebagai anggota Majelis Pengawas Wilayah Notaris (MPWN) Provinsi NTT,
Commissioners of PT Bank with establishment of Nusa Tenggara Timur No. 01 Year 2008 on Guidelines for the Audit Committee, Risk Monitoring Committee and Remuneration and Nomination Committee Regional Development Bank of East Nusa Tenggara.
The composition of the management of each committee is still ongoing and is held by some members of the Board of Commissioners, so that a Commissioner may serve on two different Committees. It is not contrary to the Company’s Handbook (BPP) GCG Bank NTT, that chairman of the committee may only hold the position as chairman of the committee at no more than 1 (one) other committees.
Committee Member Profiles of Independent PartyPetrus Elias Jemadu, S.H, M.HumAppointed as members of the Independent Committee since 2012. Graduated from fakulta Law at the University of Nusa Cendana Kupang in 1985, and holds a Master of Humanities of the Graduate Legal Studies Program Gadjah Mada University in Yogyakarta in 2000.
Having a lot of experience and research in the fields of banking, including on tahun1993 carry out research the location of the transaction berjamin and banking law, in 1995 to implement apprenticeship as a young professor of economic law / law of banking and capital markets at the Ministry of the Coordinating Minister for the Economy, Finance and Industry (Coordinating Minister for Economy), and in 2011 attended training on the measurement of risk-based identification of bank rating (RBBR) held by LPPI.
While working experience in education and banking began in 1986 as a lecturer in the Faculty of Law, University of Nusa Cendana Kupang, then in 2001 to 2005 served as Chairman of the Department Section of Civil Law at the University of Nusa Cendana Kupang, then in 2005 to 2010 served as a member of the Assembly Supervisory Territory Notary (MPWN) NTT Province, in 2013 served as Chairman of the Risk
61Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
pada tahun 2013 menjabat sebagai Ketua Komite Pemantau Risiko, pada tahun 2014 dipercaya sebagai Ketua Komite Audit, Ketua Komite Pemantau Risiko dan Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi sampai dan pada tahun 2015 manjabat sebagai Ketua Komite Pemantau Risiko dan Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi Bank NTT periode 2015 – 2017.
Prof. Ir.Fredrik L.D. Benu, M.Si,Ph.DDiangkat menjadi Anggota Komite dari pihak Independen sejak Juli 2009. Lulus dari Fakultas Pertanian di Nusa Cendana Kupang pada tahun 1989, memperoleh gelar M.Si pada Institut Pertanian Bogor pada tahun 1996 dan Ph.D pada Curtin University of Technology Western Australia pada tahun 2003.
Meniti karier sebagai Dosen fakultas Pertanian pada Program Strata Satu dan Pasca Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Kupang sejak tahun 1989, memiliki banyak pengalaman dan penilitian diantaranya sebagai Staf Peneliti pada Pusat Penelitian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Undana Kupang sejak tahun 1992, anggota Staf Ahli DPRD Kota Kupang tahun 2003-2005, Ketua Lembaga Penelitian Universitas Nusa Cendana Kupang tahun 2005-2010, Anggota Dewan Riset Daerah Provinsi NTT sejak tahun 2006 hingga sekarang, Anggota Dewan Pakar Nasional, pada tahun 2012 diangkat menjadi Ketua Komite Audit dan Ketua Komite Remunerasi dan Nominasi untuk periode 2012 – 2013. Pada tahun 2015 dipercaya kembali menjadi Ketua Komite Audit periode 2015 - 2017.
Yosep Dasi Jawa, SHDiangkat menjadi Anggota Komite Audit dari pihak Independen sejak Februari 2014. Lulus dari Fakultas Hukum Undana Kupang pada tahun 1996.
Meniti karier sebagai Aktivis LSM Pusat Infromasi & Advokasi Rakyat (PIAR) NTT sejak tahun 1997 – 1999, Asisten KPP HAM Pasca Jajak Pendapat Timor Timur pada tahun 1999, Ketua Lembaga Pemantau Pemilu Forum Rakyat Pejuang Demokrasi (FORAPSI) NTT
Oversight Committee, in 2014 appointed as Chairman of the Audit Committee, Chairman of the Risk Oversight Committee and Chairman of the Remuneration and Nomination Committee up to and in 2015 manjabat as Chairman of the Risk Oversight Committee and Chairman of the Remuneration and Nomination Committee of Bank NTT period 2015-2017.
Prof. Ir.Fredrik L.D. Benu, M.Si, Ph.DAppointed a Member of the Committee of Independent since July 2009. Graduated from the Faculty of Agriculture in Nusa Cendana Kupang in 1989, earned M.Si at Bogor Agricultural University in 1996 and a Ph.D at Curtin University of Technology in Western Australia in 2003.
Career as a lecturer of the faculty of Agriculture at Program Tier One and the Graduate Faculty of Agriculture, University of Nusa Cendana Kupang since 1989, has a wealth of experience and penilitian such as Staff Researcher at the Research Center of Environment and Natural Resources Undana Kupang since 1992, member of expert staff Kupang City Council in 2003-2005, Chairman of the Research Institute of the University of Nusa Cendana Kupang in 2005-2010, Member of Provincial NTT Research Council from 2006 to present, Member of the National Board of Experts, in 2012 was appointed Chairman of the Audit Committee and Chairman of the Remuneration Committee and nominations for the period 2012 - 2013. In 2015, believed to be the Chairman of the Audit Committee back in the period 2015-2017.
Yosep Dasi Jawa, SHAppointed as a Member of the Independent Audit Committee since February 2014. Graduated from the Faculty of Law Undana Kupang in 1996.
Career as an activist NGO Center Opera-& Advocacy People (Piar) NTT since 1997 to 1999, Assistant KPP HAM Post Polls East Timor in 1999, Chairman of the Institute for Election Monitoring People’s Forum Fighting Democracy (FORAPSI) NTT 1999, the Director
62 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Tahun 1999, Direktur Lembaga Advokasi & Penelitian (LAP) TIMORIS Tahun1999-2003, Anggota KPU Propinsi NTT tahun 2003-2013, diangkat menjadi Anggota Komite Audit Dewan Komisaris Bank NTT. Pada tahun 2015 dipercaya kembali menjadi anggota Komite Audit periode 2015 – 2017.
Dencik SyamsurizalDiangkat menjadi Anggota Komite Audit dari pihak Independen sejak Juli 2015. Lulus dari Akademi Manajemen Perusahaan (AMP) YKPN- Yogyakarta. Meniti karier sebagai Staf pada Bank NTT sejak tahun 1985 – 1989, Kabag Riset & Pengembangan Bank NTT tahun 1989-1991, Kabag. Akuntasi merangkap Kabag. Pemberian Kredit Bank NTT tahun 1991-1994, sebagai Kabag. Pengawasan Kredit tahun 1994-1997, sebagai Kabag. Pengawasan Wilayah I Bank NTT sejak 1997 –2003, sebagai PLH. Karo Pengawasan /SKAI sejak 2002- 2003, Pemimpin Bank NTT Cabang Ende sejak 2003 – 2006, Kadiv Pengawasan & SKAI tahun 2006 – 2011 dan memasuki pensiun pada tahun 2011. Diangkat menjadi Anggota Komite Audit Dewan Komisaris Bank NTT sejak Juli 2015 untuk periode 2015 – 2017.
Thresia Gitamora Dua Nurak, SH.MH Diangkat menjadi Anggota Komite Pemantau Risiko dari pihak Independen sejak Februari 2014 ., Lulus dari Fakultas Hukum Universitas Udayana Denpasar-Bali tahun 1996 dan memperoleh gelar MH pada Universitas Udayana Denpasar Bali tahun 2001. Meniti karier sebagai Dosen Fakultas Hukum UNFLOR tahun 2001 – 2005, sebagai Direktris Lembaga Bantuan Hukum DIKAYOMA Kupang tahumn 2005 – 2008 sebagai Anggota KPU Sikka periode 2008 – 2013, memiliki banyak pengalaman organisasi diantaranya : Anggota PMKRI Cabang Denpasar, Anggota Pemuda Katholik Cabang Denpasar, Wakil Ketua Gema Perjuangan Sarinah Prov. NTT, Ketua Kaukus perempuan Politik Indonesia (KPPI) NTT, bendahara Organisasi PERWIRA (Perempuan Wirausaha) Prov.NTT dan Anggota Divisi Hukum P2TP2A Prov. NTT.
of Advocacy Institute & Research (LAP) TIMORIS Tahun1999-2003, NTT Provincial KPU members in 2003 to 2013, was appointed a Member of the Audit Committee of the Board of Commissioners of Bank NTT. In 2015, believed to be members of the Audit Committee back in the period 2015-2017.
Dencik SyamsurizalAppointed as a Member of the Independent Audit Committee since July 2015. Graduated from the Academy of Management (AMP) YKPN- Yogyakarta. Career as staff at the Bank NTT since the year 1985 - 1989, Head of Research & Development Bank NTT years 1989-1991, Head. Head of Accounting concurrently. Lending Bank NTT years 1991-1994, as Head. Credit Monitoring in 1994-1997, as Head. Supervision of Bank NTT Region I since 1997 -2003, as PLH. Karo Surveillance / SKAI since 2002- 2003, NTT Bank Branch Leader Ende since 2003 - 2006, Head of Control and Internal Audit in 2006 - 2011 and entered retirement in 2011. Appointed a Member of the Audit Committee of the Board of Commissioners of Bank NTT since July 2015 for the period 2015 - 2017.
Thresia Gitamora Dua Nurak, SH.MHAppointed Member of the Risk Oversight Committee of Independent since February 2014., Graduated from the Faculty of Law, University of Udayana Bali in 1996 and earned MH at Bali’s Udayana University in 2001. Pursued a career as a Lecturer in Law Faculty UNFLOR years 2001-2005, as Legal Aid DIKAYOMA directress Kupang tahumn 2005 - 2008 as a Member of the Commission Sikka period 2008 - 2013, has plenty of experience of the organization are: PMKRI Member London Branch, London Branch Catholic Youth Member, Deputy Chairman of the Gema Struggle Sarinah Prov. NTT, Indonesia Political Caucus Chairman woman (KKPPI) NTT, treasurer OFFICERS Organization (Women Entrepreneurs) Prov.NTT and Member of the Legal Division P2TP2A Prov. NTT.
63Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Michael NgefakDiangkat menjadi Anggota Komite Pemantau Risiko dari pihak Independen sejak Juli 2015. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga tahun 1977. Meniti karier PTU pada Bank Indonesia tahun 1980 – 1987, staf pada bagian pendidikan Bank Indonesia tahun 1987 -1988, sebagai Pengawas Bank Yunior (PBY) pada Biro Pemeriksaan Bank Pemerintah (Biro PBP) Kantor Pusat bank Indonesia Jakarta, Kepala Seksi Pengawas Bank Muda Senior (PBMS) 1997 – 2005 di KBI Kupang, 2005 – 2008 pada Tim Pengawasan BPR 1, Direktorat Kredit, BPR dan UMKM (DKBU) Kantor Pusat Bank Indonesia Jakarta. Pensiun pada tahun 2008. Diangkat menjadi Anggota Komite Pemantau Risiko Komisaris Bank NTT sejak Juli 2015 periode (2015 – 2017).
Bastian Soleman PeloDiangkat menjadi Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi dari Bank NTT sejak 11 Januari 2012 , meniti karier pada Bank NTT sejak Februari 1984 dan menduduki Jabatan penting pada Bank NTT sebagai Kasie Kredit Umum Cabang Atambua tahun 1994-1997, Kasie Umum Personalia Cabang Bajawa tahun 1997-2000, Wakil Pemimpin Cabang Ruteng tahun 2000 – 2001, Pemimpin Capem Larantuka tahun 2001 - 2 002, Pemimpin Cabang Larantuka tahun 2002 - 2006, Pemimpin Cabang/Manajer Bisnis Cabang SoE tahun 2009 – 2012 dan menjabat sebagai Kepala Divisi Sumber Daya Manusia PT. Bank NTT sejak tahun 2012 sampai dengan sekarang.
Komite AuditStruktur, Keanggotaan, Keahlihan dan Independensi Komite AuditMengacu pada Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembanguna Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor : 01 Tahun 2008 Tentang Pedoman Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, maka ditetapkan susunan anggota Komite
Michael NgefakAppointed Member of the Risk Oversight Committee of Independent since July 2015. Graduated from the Faculty of Economics, University of Kristen Satya Wacana Salatiga 1977. Pursued PTU career at Bank Indonesia in 1980-1987, the staff in the education section of Bank Indonesia in 1987 -1988, as Bank Supervisor junior (PBY) in the Bureau of Bank Supervision Government (Bureau PBP) Head Office of Bank Indonesia in Jakarta, the head of Bank Supervision Senior Undersecretary (PBMS) from 1997 to 2005 in KBI Kupang, from 2005 to 2008 on the Oversight team RB 1, Directorate of Credit, Rural banks and MSMEs (DKBU) Head Office of Bank Indonesia in Jakarta. Retired in 2008. Appointed a Member of Risk Monitoring Committee of Bank NTT Commissioner since July 2015 period (2015-2017).
Bastian Soleman PeloAppointed a Member of the Remuneration and Nomination Committee of Bank NTT since January 11, 2012, NTT career at the Bank since February 1984 and occupied important positions at NTT Bank as Head of Public Credit Branch of Atambua 1994-1997, Kasie Umum Personnel Branch Bajawa 1997-2000 Deputy Branch Manager Ruteng years 2000 - 2001, Chief Capem Larantuka years 2001-2002, Branch Larantuka years 2002 to 2006, Branch Manager / Business Manager Branch SoE years 2009 to 2012 and served as Chief of the Division of Human Resources PT. Bank NTT since 2012 until now.
Audit CommitteeStructure, Membership, and skills to the Audit Committee IndependenceReferring to the decision of the Board of Commissioners of PT Bank with establishment of Nusa Tenggara Timur No. 01 Year 2008 on Guidelines for the Audit Committee, Risk Monitoring Committee and Remuneration and Nomination Committee Regional Development Bank of East Nusa Tenggara, it was
64 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Audit dengan persyaratan bahwa anggota Komite Audit paling kurang terdiri dari seorang Komisaris Independen, seorang pihak independen yang memiliki keahlian dibidang keuangan atau akuntansi dan seorang dari pihak independen yang memiliki keahlian dibidang hukum atau perbankan.
Tugas dan Tanggungjawab Komite AuditDalam upaya meningkat kinerja Komite Audit Bank NTT, maka sejak tahun 2015 Direksi Bank NTT telah melakukan penggantian Anggota Komite Audit yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor : 69 Tahun 2015 tanggal 15 Juli 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua dan Anggota Komite Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, dengan susunan sebagai berikut :
SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE AUDIT BANK NTTComposition of Audit Committee of Bank NTT
NAMAName
JABATANPosition
Prof.Ir.Fredrik Lukas,D. Benu M.Si, Ph.D Ketua (Komisaris Independen) Chairman (Independent Commissioner)
Yosep Dasi Jawa Anggota Komite (Pihak Independen) Committee Member (Independent Party)
Dencik Syamsirizal Anggota Komite (Pihak Independen) Committee Member (Independent Party)
Seluruh keanggotaan Komite Audit telah memenuhi kriteria independensi, keahlian, integritas dan moral yang baik yang dipersyaratkan dalam Buku Pedoman Perusahaan Good Corporate Governance Bank NTT dan peraturan/ketentuan terkait lainnya.
Seluruh anggota Komite Audit tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
determined the composition of the Audit Committee with the requirement that the members of the Audit Committee at least consist of an independent commissioner, an independent party with expertise in finance or accounting and an independent party with expertise in law or banking.
Duties and Responsibilities of the Audit CommitteeIn an effort to increase the performance of the Audit Committee of Bank NTT, then since 2015 the Board of Directors of Bank NTT has made the replacement of Audit Committee members as determined by the Board of Directors of PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 69 Year 2015 dated July 15, 2015 concerning the Dismissal and Appointment of Chairman and Members Committee of the Board of Commissioners of PT Bank Pembangunan Daerah East Nusa Tenggara, with the following composition:
All members of the Audit Committee meets the independence criteria, expertise, integrity and good morals are required in the Manual of Good Corporate Governance Company and regulations NTT Bank / other relevant provisions.
All members of the Audit Committee does not have the financial, management, share ownership and / or family relationship with the Board of Commissioners, Directors and / or Controlling Shareholders or relationship with the Bank, which could affect its ability to act independently.
65Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
ASPEK INDEPENDENSIAspects Of Independence
Prof.Ir.Fredrik Lukas, D.Benu,
M.Si, Ph.DYosep Dasi
JawaDencik
Syamsurizal
Tidak memiliki hubungan keuangan dengan Dewan Komisaris dan Direksi;
Do not have a financial relationship with the Board of Commissioners and Board of Directors;
√ √ √
Tidak memiliki hubungan kepengurusan di Bank NTT, anak perusahaan maupun perusahaan afiliasi;
No relationship management at the Bank NTT, its subsidiaries and affiliated companies; √ √ √
Tidak memiliki hubungan kepemilikan saham di Bank NTT.
Unrelated stake in Bank NTT. √ √ √
Dalam penggantian anggota komite tersebut, susunan keanggotaanya tetap berpedoman pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi bagi Bank Umum, yaitu bahwa Anggota Komite Audit terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Independen, 1 (satu) orang dari pihak independen yang memiliki keahlian di bidang keuangan atau akuntansi dan 1 (satu) orang pihak independen yang memiliki keahlian di bidang Hukum atau perbankan yang bertugas melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit, pemantauan atas tindaklanjut hasil audit terhadap pelaksanaan tugas SKAI, kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan standar yang berlaku, kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku dan pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SKAI, Akuntan Publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia/OJK.
Komite Audit wajib memberikan rekomendasi mengenai penunjukkan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik kepada Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.
Tindak Lanjut Program Kerja Komite AuditSecara garis besar, selama tahun 2016 Komite Audit telah melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan piagam komite audit sebagai berikut:Mereview pelaksanaan tugas SKAI;1. Memastikan kesesuaian pelaksanan audit oleh KAP
dengan standar audit yang berlaku;
In replacement of the members of the committee, the composition of their membership is still guided by the Financial Services Authority Regulation No. 55 / POJK.03 / 2016 concerning Governance Implementation for Commercial Banks, namely that the Audit Committee members consist of 1 (one) Independent Commissioner, 1 (one ) people from independent parties who have expertise in finance or accounting and 1 (one) independent party with expertise in law or banking charge of monitoring and evaluation for planning and conducting audits, monitoring of follow up the results of the audit of the workings of the Internal audit Unit , compliance audit by Public Accountant with the applicable standards, conformity of financial statements with the applicable accounting standards and the implementation of the follow-up by the Board of Directors on the findings of Internal audit, Public Accountant and Bank Indonesia supervision result / FSA.The Audit Committee shall make recommendations for the appointment of a Public Accountant and Public Accountant Office to the Commissioner to be submitted to the AGM.
Follow-up Audit Committee Work ProgramBroadly speaking, during 2016 the Audit Committee has conducted activities in accordance with the charter of the audit committee as follows:1. Reviewing the implementation of the tasks SKAI;2. To ensure the suitability of the conduct of the audit
by the accounting firm with applicable auditing standards;
66 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
2. Mereview kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku;
3. Mengevaluasi sejumlah temuan yang belum diselesaikan.
4. Memberikan rekomendasi penunjukkan Akuntansi Publik dan Kantor Akuntansi Publik (KAP) sesuai ketentuan yang berlaku kepada RUPS melalui Dewan Komisaris.
Aktivitas Rapat Komite AuditRapat Komite Audit selama ini dilaksanakan sesuai kebutuhan Bank dan hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh paling kurang 51% (lima puluh satu perseratus) dari jumlah anggota termasuk seorang Komisaris Independen.
Berdasarkan tugas dan fokus kegiatan tersebut di atas, selama tahun 2016 Komite Audit telah melakukan pembahasan dan menyampaikan saran-saran yang meliputi berbagai aktifitas penting yang dilakukan oleh Bank sebanyak 5 (lima) kali rapat/pertemuan.Rapat yang diselenggarakan oleh Komite Audit secara internal sebanyak 1 (satu) kali dan 4 (empat) kali rapat koordinasi bersama unit kerja terkait lainnya, dengan rincian sebagai berikut:
No TANGGALDate AGENDA
*KODE PESERTA*Participant code
1 2 3
1. 26 April 2016April 26, 2016
Pembahasan laporan hasil audit SKAI semester II tahun 2015 dan triwulan I tahun 2016:• Pembahasan tentang peningkatan
NPL• Pembahasan realisasi kredit hapus
buku• Pembahsan kredit wewenang
Direksi• Perbedaan realisasi antara laporan
hasil audit Divisi Pengawasan dan SKAI dengan KAP semester II
• Pembahasan laporan hasil audit SKAI kepada Dewan komisaris
• Pembahsan panjar kantor pusat yang berlarut-larut
Discussion of the audit report SKAI the second half of 2015 and first quarter 2016:• Discussion about the increase in
NPLs• Discussion of credit realization
remove book• The Board of Directors authorized
credit pembahsan• The difference between the
realization of audit reports by the Internal Audit Division of Supervision and the second semester KAP
• Discussion SKAI audit report to the Board of Commissioners
• Retainer pembahsan headquarters protracted
√ √ √
3. Reviewing the suitability of the financial statements with the applicable accounting standards;
4. Evaluate the findings are not yet resolved.5. Provide recommendation and appointment of
Public Accounting Public Accounting Firm (KAP) in accordance with the applicable provisions to the GMS through BOC.
Activity Audit Committee MeetingMeetings of Audit Committee is implemented according to the needs and the Bank may only be held if attended by at least 51% (fifty one percent) of the members including an Independent Commissioner.
Based on the task and the focus of the above activities, during 2016 the Audit Committee conducted the discussion and submit suggestions covering various important activities conducted by the Bank 5 (five) meetings / conferences. Meetings organized by the Internal Audit Committee 1 (one) and four (4) meetings in coordination with other related units, with details as follows:
67Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
No TANGGALDate AGENDA
*KODE PESERTA*Participant code
1 2 3
2. 1 Juli 2016July 1, 2016
1. pembahasan Laporan hasil audit bulanan posis bulan april 2016
2. Lain-lain :• Pembahasan tentang pengawai
yang memangku jabatan menggunakan Nota Dinas
• Permasalahan dibidang SDM• Kewenangan memutus kredit• Peninjauan Biaya perjalanan
dinas Dirut tahun 2015 dan 2016 yang cukup besar.
1. Discussion monthly audit reports posis april 2016
2. Other:• Discussion about pengawai
who assumed office use Office Memorandum
• Problems in the field of HR• Authority loan approval• A review of official travel Cost
Managing Director in 2015 and 2016 were quite large.
√ TH √
3. 3 Agustus 2016Augst 3, 2016
1. Masalah kredit macet2. Evaluasi desain perencanaan
anggaran operasional dalam rencana bisnis
3. Reaalisasi biaya operasional untuk Diklat triwulan II posisi mei 2016
4. Koreksi kode rekening untuk biaya CSR
5. Dana panjar kantor pusat6. Rencana pembahasan laporan hasil
audit bulan juni
1. The problem of bad loans2. Evaluation of the design of the
operational budget planning in a business plan
3. Training Reaalisasi operational costs for the second quarter of 2016 mei position
4. Correction code accounts for the cost of CSR
5. Retainer Fund headquarters6. Plan for the discussion of the audit
report in June
√ √ √
4. 2 September 2016September 2, 2016
Pembahasan laporan hasil audit SKAI bulan Juni & Juli tahun 2016 :• Realisasi biaya diklat triwulan II
2016• Panjar Kantor Pusat• Perkreditan• Struktur organisasi dan Tata kerja
sesuai SK.Direksi No.29 tahun 2014 tentang Struktur Organisasi dan Tata kerja Bank NTT
• Pembahasan tentang Team satuan tugas khusus (STK)
Discussion SKAI audit report in June and July 2016:• Realization of training costs the
second quarter of 2016• Bias Headquarters• Credit• The organizational structure and
Procedures in accordance SK.Direksi 29 of 2014 on the Organizational Structure and Procedures of Bank NTT
• A discussion of the special task force team (STK)
√ √ √
5. 14 Desember 2016December 14, 2016
Pembahasan Laporan Hasil audit SKAI bulan agustus s/d september 2016 dan lain-lain :• Pembahasan tentang asset bank• Pembahasan tentang laba• Pembahasan tentang BOPO• Biaya pendidikan dan pelatihan• Dana panjar• Perkreditan • Tindaklanjut temuan audit SKAI
maupun auditor ekstern
Discussion Reports SKAI audit results in August s / d september 2016 and others:• Discussion of the bank’s assets• Discussion about profit• Discussion about BOPO• The cost of education and training• Imprest fund• Credit• Follow SKAI audit findings as well as
the external auditor
√ √ √
* Keterangan Kode Nama Peserta :1. Prof.Ir.Fredrik L.D.Benu, M.Si, Ph.D 2. Yosep Dasi Jawa 3. Dencik Syamsurizal
* Keterangan kehadiran : √ = HadirC = CutiTH = Tidak hadirDL = Dinas Luar
* Code Description Participant Name:1. Prof.Ir.Fredrik L.D.Benu, M.Si, Ph.D 2. Yosep Dasi Jawa 3. Dencik Syamsurizal
* Description attendance:√ = HadirC = CutiTH = Tidak hadirDL = Dinas Luar
68 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Keputusan rapat komite dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
Hasil keputusan rapat Komite dituangkan dalam suatu risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh anggota Komite yang hadir dan didokumentasikan secara baik. Hasil rapat Komite merupakan rekomendasi yang dapat dimanfaatkan secara baik oleh Dewan Komisaris.
Tingkat kehadiran masing-masing anggota dalam rapat Komite Audit baik secara internal maupun rapat koordinasi, adalah sebagai berikut:
NAMAName
JUMLAH KEHADIRANAmount Presence
PERSENTASE KEHADIRANPercentage Presence
Prof. Ir. Fredrik Lukas,D.Benu M.Si, Ph.D 5 100%
Yosep Dasi Jawa 4 80%
Dencik Syamsurizal 5 100%
Komite Pemantau RisikoStruktur, Keanggotaan, Keahlian dan Independensi Komite Pemantau Risiko
Menindaklanjuti Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembanguna Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor: 01 Tahun 2008 Tentang Pedoman Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, maka Direksi Bank NTT menetapkan Pembentukan Keanggotaan Komite Pemantau Risiko melalui Surat Keputusan Direksi No.69 Tahun 2015 tanggal 15 Juli 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua dan Anggota Komite Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur yang memutuskan bahwa susunan keanggotan Komite Pemantau Risiko Bank NTT terdiri dari seorang Komisaris Independen, dan 2 (dua) orang pihak independen.
Committee meeting decisions made by consensus, in the event does not occur deliberation, decision-making is done by a majority vote.
The results of the Committee meeting decision contained in minutes of the meeting signed by all members of the Committee present and well documented. The results of these meetings constitute recommendations that can be utilized either by the Board of Commissioners.The level of attendance of each member of the Audit Committee meetings both internally and coordination meeting, were as follows:
Risk Monitoring CommitteeStructure, Membership, Expertise and Independence of the Risk Oversight CommitteeFollowing up the decision of the Board of Commissioners of PT Bank with establishment of Nusa Tenggara Timur No. 01 Year 2008 on Guidelines for the Audit Committee, Risk Monitoring Committee and Remuneration and Nomination Committee Regional Development Bank of East Nusa Tenggara, the Board of Directors of Bank NTT establish Establishment Membership Risk Monitoring Committee through a decree Directors 69 2015 July 15, 2015 concerning the Dismissal and Appointment of Chairman and Members of the Committee of the Board of Commissioners of PT Bank Pembangunan Daerah East Nusa Tenggara who decided that the composition of the membership of NTT Bank Risk Monitoring Committee consists of an independent commissioner, and 2 (two) parties independent.
69Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Maksud dari pembentukan Komite Pemantau Risiko adalah untuk memastikan bahwa kerangka kerja yang telah disusun pada unit kerja Manajemen Risiko telah memberikan perlindungan yang memadai terhadap eksposure risiko Bank, baik operasional maupun non operasional.
Komite Pemantau Risiko dibentuk dengan tujuan melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan Manajemen Risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut dan pemantauan serta evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko, guna memberikan rekomendasi dan saran atas berbagai kegiatan perusahaan sehingga perlu menjadi perhatian Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasan terhadap Direksi.
Sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum, Komite Pemantau Risiko beranggotakan 3 (tiga) orang, yang terdiri dari 1 (satu) dari Komisaris Independen sebagai Ketua dan 2 (dua) orang dari pihak independen sebagai anggota.
Dua orang pihak independen pada posisi anggota Komite Pemantau Risiko tersebut di atas terdiri dari: - Seorang yang memiliki keahlian di bidang
keuangan; dan - Seorang yang memiliki keahlian di bidang
manajemen risiko
Susunan dan komposisi keanggotaan Komite Pemantau Risiko, sebagai berikut:
SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE PEMANTAU RESIKO BANK NTTMembership Structure of Bank Risk Monitoring Committee NTT
NAMAName
JABATANPosition
Petrus Elias Jemadu, S.H, M. Hum Ketua (Komisaris Independen) Chairman (Independent Commissioner)
Theresia Gitamora Dua Nurak Anggota Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee
Michael Ngefak Anggota Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee
The purpose of the establishment of the Risk Monitoring Committee is to ensure that the framework that had been set in the Risk Management Unit has provided adequate protection against risk exposure the Bank, both operational and non-operational.
Risk Oversight Committee was formed with the purpose of evaluating the conformity between the risk management policy with the implementation of these policies and monitoring and evaluating the implementation of the Risk Management Committee and Risk Management Unit, to provide recommendations and advice on the various activities of the company that should be a concern of the Board of Commissioners in performing duties and oversight of the Board of Directors.
Accordance with the Regulation of Financial Services Authority No. 55 / POJK.03 / 2016 on the Application of Corporate Governance for Banks, Risk Monitoring Committee consists of three (3) members, consisting of one (1) of the Independent Commissioner as Chairman and two (2) persons from independent parties as members.Two independent party in the position of member of the Risk Oversight Committee shall be composed of:- A person who has expertise in the financial sector;
and- A person who has expertise in the field of risk
management
The structure and composition of the Risk Oversight Committee, as follows:
70 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Seluruh keanggotaan Komite Pemantau Risiko telah memenuhi kriteria independensi, keahlian, integritas dan moral yang baik yang dipersyaratkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum maupun Keputusan Direksi PT Bank Pembagunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor: 30 Tahun 2006 tentang Penetapan Buku Pedoman Code
of Conduct dan Code Of Corporate Governance, yang mana dalam isi dari ketentuan tersebut menetapkan tujuan penerapan Good Corporate Governance Bank NTT dan peraturan/ketentuan terkait lainnya.
TABEL INDEPENDENSITable Independence
ASPEK INDEPENDENSIAspects of Independence
Petrus Elias Jemadu, S.H, M.Hum
Theresia Gitamorata Nurak
Michael Ngefak
Tidak memiliki hubungan keuangan dengan Dewan Komisaris dan Direksi
Do not have a financial relationship with the Board of Commissioners and Board of Directors
√ √ √
Tidak memiliki hubungan kepengurusan di Bank NTT, anak perusahaan maupun perusahaan afiliasi
No relationship management at the Bank NTT, its subsidiaries and affiliated companies
√ √ √
Tidak memiliki hubungan kepemilikan saham di Bank NTT.
Unrelated stake in Bank NTT. √ √ √
Tidak memiliki hubungan kekeluargaan dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau sesame anggota Komite Audit
Does not have any family relationship with the Board of Commissioners, Directors and / or among members of the Audit Committee
√ √ √
Tidak menjabat sebagai pengurus partai politik, pejabat pemerintah daerah.
Not serve on the board of political parties, local government officials.
√ √ √
Tugas dan Tanggung jawab Komite Pemantau RisikoPeran dan tanggungjawab Komite Pemantau Risiko sebagaimana Keputusan Direksi PT Bank Pembagunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor: 30 Tahun 2006 tentang Penetapan Buku Pedoman Code of Conduct
dan Code Of Corporate Governance, adalah:1. Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara
kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan dimaksud.
The entire membership of the Risk Oversight Committee has met the criteria of independence, skill, integrity and good morals are required under Financial Services Authority regulation No. 55 / POJK.03 / 2016 concerning Governance Implementation for Commercial Banks and the Decision of the Board of Directors of PT Bank of East Nusa Tenggara regional development No. : 30 Year 2006 concerning the Code of Conduct Handbook and Code of Corporate Governance, which is in the contents of the norms stipulated purposes of the application of good corporate governance and regulations NTT Bank / other relevant provisions.
Duties and Responsibilities of the Risk Oversight CommitteeRoles and responsibilities of the Risk Oversight Committee Decision of the Board of Directors of PT Bank as regional development Nusa Tenggara Timur No. 30 Year 2006 concerning the Code of Conduct Handbook and Code of Corporate Governance, are:1. To evaluate the conformity between risk
management policies and the implementation of such a policy.
71Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
4. Melakukan pemantauan serta evaluasi pelaksanaan tugas komite manajemen risiko dan satuan kerja manajemen risiko guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
Tindak Lanjut Program Kerja Komite Pemantau RisikoSecara garis besar, selama tahun 2016 fokus Kegiatan yang dilaksanakan oleh Komite Pemantau Risiko, antara lain, adalah sebagai berikut:1. Komite Pemantau Risiko telah mengevaluasi
kebijakan dan pelaksanaan manajemen risiko secara cukup memadai.
2. Komite Pemantau Risiko cukup sering melakukan pemantauan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko, terlihat dari frekuensi rapat yang diadakan oleh Komite Pemantau Risiko.
Aktivitas Rapat Komite Pemantau RisikoRapat Komite Pemantau Risiko selama ini dilaksanakan sesuai kebutuhan Bank dan hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh paling kurang 51% (lima puluh satu perseratus) dari jumlah anggota termasuk seorang Komisaris Independen.
Berdasarkan tugas dan fokus kegiatan tersebut diatas, selama tahun 2016 Komite Pemantau Risiko telah melakukan pembahasan dan menyampaikan saran –saran yang meliputi berbagai aktifitas penting yang dilakukan oleh Bank sebanyak 6 (enam) kali rapat/pertemuan.
Rapat yang diselenggarakan oleh Komite Pemantau Risiko secara internal sebanyak 7 (tujuh) kali rapat/pembahasan, sebagai berikut:
2. To monitor and evaluate the performance of the risk management committee and risk management work unit in order to provide recommendations to the Board of Commissioners.
Follow-up Work Program Risk Oversight CommitteeBroadly speaking, during 2016 the focus of activities implemented by the Risk Oversight Committee, among others, are as follows:1. Risk Monitoring Committee has evaluated the
policies and the implementation of adequate risk management.
2. Risk Monitoring Committee often enough to monitor and evaluate the implementation of the Risk Management Committee and Risk Management Unit, seen from the frequency of meetings held by the Risk Oversight Committee.
Activities Risk Oversight Committee MeetingRisk Monitoring Committee Meeting has been implemented according to their needs and can only be implemented if attended by at least 51% (fifty one percent) of the members including an Independent Commissioner.
Based on the task and the focus of the activities mentioned above, during 2016, the Risk Monitoring Committee has been conducting discussions and submit suggestions -saran covering various important activities conducted by the Bank for 6 (six) meetings / conferences.
A meeting organized by the Risk Oversight Committee internally as much as 7 (seven) meetings / discussions, as follows:
72 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
No TANGGALDate AGENDA
*KODE PESERTA* Participant code
1 2 3
1. 20 Januari 2016January 20, 2016
1. Kinerja keuangan akhir tahun 2015 dan capaian RBB
2. Strategi pengendalian risiko bidang IT dan dikaitkan dengan persoalan fraud di bidang IT yang terjadi pada kantor cabang khusus kupang.
3. Risiko operasional terkait penyelesaian masalah demosi dan promosi pegawai yang telah menimbulkan kegaduhan
4. Evaluasi kinerja kepatuhan menurut Peraturan Bank Indonesia No.13 tahun 2011 tentang pelaksanaan fungsi kepatuhan.
5. Tindaklanjut surat menyurat Dekom terkait ada atau tidaknya surat yang direspon atau tidak direspon.
6. Pembahasan permasalahan penarikan dana pemda kabupaten kefamenanu
1. The end of the 2015 financial performance and achievements of RBB
2. The risk control strategies and the IT field associated with the issue of fraud in the IT field that occurs in a special branch office mussel.
3. Operational risks related to settlement of problems demotion and promotion of employees who have caused a stir
4. Evaluation of the performance of compliance according to Bank Indonesia Regulation No. 13 year 2011 on the implementation of the compliance function.
5. Follow-up correspondence related to the presence or absence Dekom letter that responded or not responded.
6. Discussion of the district local government funds withdrawal problems Kefamenanu
√ √ √
2. 18 Februari 2016February 18, 2016
1. Pembahasan profil risiko triwulan IV tahun 2015
2. Lain-lain
1. Discussion of the risk profile of the fourth quarter 2015
2. Other
√ DL √
3. 10 Maret 2016March 10, 2016
1. Pembahasan laporan Self Assessment Tingkat Kesehatan Bank terkait :• Surat keputusan Dewan
Komisaris tanggal 1 Agustus 2016
• Pembahasan rapat dewan komisaris yang tidak dilakukan pada semester II tahun 2015.
2. Evaluasi pelaksanaan fungsi kepatuhan merujuk PBI 13/2/PBI/2011
1. Discussion of the Self Assessment report of the Bank related to:• Letter of the BoC’s decision
dated August 1, 2016• Discussion board meetings
were not followed in the second half of 2015.
2. Evaluation of the implementation of the compliance function referred PBI 13/2 / PBI / 2011
√ √ √
4. 20 Juli 2016July 20, 2016
1. Pembahsan Risiko strategis2. Pembahsan Risiko operasional
1. Discussion on Strategic Risk2. Discussion of Operational Risk
√ √ TH
5. 5 Aguatus 2016August 5, 2016
1. Pembahasan tentang risiko kredit2. Pembahasan tentang risiko pasar3. Pembahasan tentang ridiko
likuiditas.4. Pembahasan tentang risiko
operasional5. Pembahasan tentang risiko
stratejik6. Pembahasan tentang risiko
kepatuhan 7. Pembahasan tentang risiko hukum
1. The discussion on credit risk2. A discussion of market risks3. Discussion about ridiko liquidity.4. A discussion of the operational
risk5. A discussion of strategic risk6. Discussion of the compliance risk7. Discussion about the legal risks
√ √ √
73Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
No TANGGALDate AGENDA
*KODE PESERTA* Participant code
1 2 3
6. 11 Aguastus 2016August 11, 2016
1. Pembahasan tentang penyelesaian hasil temuan oleh OJK triwulan II tahun 2016 oleh Direksi.
2. Penyelesaian kasus sewa IBT Center
3. Pembahasan batas waktu penyampaian usulan penerbitan opini oleh Direktur Kepatuhan
4. Pembahasan penyampaian pendapat oleh setiap Direktur diberi batas waktu
5. Pembahasan dalam rapat berkaitan dengan hal-hal strategis.
1. Discussion about the completion of the FSA findings by the second quarter of 2016 by the Board of Directors.
2. Completion of the rental case IBT Center
3. Discussion of deadline for submission of proposals the issuance of opinion by the Director of Compliance
4. Discussion of the delivery of opinions by each Director is timed
5. The discussion in the meeting with regard to strategic matters.
√ √ √
7. 03 Nopember 2016November 03, 2016
1. Pembahasan tentang Laporan Profil Risiko Triwulan III tahun 2016.
2. Lain-lain
1. Discussion of Risk Profile Reports Third Quarter 2016.
2. Other
√ √ √
* Keterangan Kode Nama Peserta 1. Petrus Elias Jemadu, S.H, M. Hum 2. Theresia Gitamorata Dua Nurak 3. Michael Ngefak * Kode Kehadiran : √ = Hadir TH = Tidak Hadir
Tingkat kehadiran masing-masing anggota dalam rapat Komite Pemantau Risiko baik secara internal maupun rapat koordinasi, adalah sebagai berikut:
No NAMAName
JUMLAH KEHADIRANAmountPresence
PERSENTASE KEHADIRANPercentage Presence
1. Petrus Elias Jemadu, S.H, M. Hum 7 100%
2. Theresia Gitamorata Dua Nurak 7 100%
3. Michael Ngefak 6 86%
Hasil keputusan rapat Komite berdasarkan musyawarah mufakat dan dituangkan dalam suatu risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh anggota Komite yang hadir dan didokumentasikan secara baik termasuk perbedaan pendapat (dissenting opinions) yang terjadi dalam rapat komite beserta alasan perbedaan pendapat tersebut. Hasil rapat Komite merupakan rekomendasi yang dapat dimanfaatkan secara baik oleh Dewan Komisaris.
* Code Description Participant Name 1. Petrus Elias Jemadu, S.H, M. Hum 2. Theresia Gitamorata Dua Nurak 3. Michael Ngefak * Presence code : √ = Hadir TH = Tidak Hadir
The level of attendance of each member of the Risk Oversight Committee meetings both internally and coordination meeting, were as follows:
The results of the Committee meeting decisions by consensus and contained in the minutes of meetings signed by all members of the Committee present and documented, including dissent (dissenting opinions) that occurred in the committee meeting and the reasons for such dissent. The results of these meetings constitute recommendations that can be utilized either by the Board of Commissioners.
74 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Komite Remunerasi dan NominasiStruktur, Keanggotaan, Keahlihan, dan Independensi Komite Remunerasi dan Nominasi
Sebagaimana pembentukan Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko dasar pembentukan Komite Remunerasi dan Nominasi Bank NTT mengacu pada Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor: 01 Tahun 2008 Tentang Pedoman Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, yang selanjutnya diimplementasikan lebih rinci dengan beberapa ketentuan, yakni Surat Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor : 20 Tahun 2014 tanggal 17 Februari 2014 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua dan Anggota Komite Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur yang menetapkan bahwa anggota Komite terdiri dari seorang Komisaris Independen, dan seorang pihak Bank NTT dan yang terakhir Surat Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor : 69 Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan pengangkatan Ketua dan Anggota Komite Dewan Komisaris PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
Pada tahun buku 2016 susunan Komite Remunerasi dan Nominasi beranggotakan 3 (tiga) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Independen sebagai Ketua, 1 (satu) orang Komisaris Independen sebagai anggota dan 1 (satu) orang Pejabat Eksekutif yang membawahi unit kerja Sumber Daya Manusia sebagai anggota, dengan susunan dan komposisi keanggotaan sebagai berikut :
Remuneration And Nomination CommitteeStructure, Membership, skills to enter, and the independence of the Remuneration and Nomination Committee.As the establishment of the Audit Committee and Risk Monitoring Committee establishing the Remuneration and Nomination Committee of Bank NTT refers to the decision of the Board of Commissioners of PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 01 Year 2008 on Guidelines for the Audit Committee, Risk Monitoring Committee and Remuneration and Nomination Committee of PT Bank Pembangunan Daerah East Nusa Tenggara, which is further implemented in greater detail with some provisions, namely the Decree of the Board of Directors of PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 20 of 2014 dated February 17, 2014 concerning the Dismissal and Appointment of Chairman and Members of the Committee of the Board of Commissioners of PT Bank Pembangunan Daerah East Nusa Tenggara which stipulates that members of the Committee consists of an independent commissioner, and a third and final NTT Bank Decree of the Board of Directors of PT. Regional Development Bank Nusa Tenggara Timur No. 69 Year 2015 on dismissal and appointment of the President and Members of the Committee of the Board of Commissioners of PT. Regional Development Bank of East Nusa Tenggara.
In the financial year 2016 the composition of the Remuneration and Nomination Committee consists of three (3) persons consisting of 1 (one) Independent Commissioner as Chairman, 1 (one) Independent Commissioner as members and 1 (one) Executive Officer in charge of the work unit Source Human Resources as a member, with the structure and composition of the following.
75Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI BANK NTT BANK NTTThe composition of the Remuneration and Nomination Committee Membership Bank NTT NTT Bank
NAMAName
JABATANPosition
Petrus Elias Jemadu, S.H, M. Hum Ketua (Komisaris Independen) Chairman (Independent Commissioner)
Prof. Ir. Fredrik Lukas, D.Benu M.Si, Ph.D Anggota (Komisaris Independen) Member (Independent Commissioner)
Bastian S. Pello Anggota Komite (Kepala Divisi SDM) Committee Member (Head of HR)
Seluruh keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi telah memenuhi kriteria independensi, keahlian, integritas dan moral yang baik yang dipersyaratkan dalam Buku Pedoman Perusahaan Good Corporate
Governance Bank NTT dan peraturan, ketentuan terkait lainnya.
Seluruh anggota Komite Remunerasi dan Nominasi tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau hubungan dengan Bank, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
ASPEK INDEPENDENSIAspects of Independence
Petrus Elias Jemadu, S.H, M. Hum
Prof.Ir.Fredrik Lukas, D. Benu, M.Si,Ph.D Bastian S. Pello
Tidak memiliki hubungan keuangan dengan Dewan Komisaris dan Direksi;
Do not have a financial relationship with the Board of Commissioners and Board of Directors;
√ √ √
Tidak memiliki hubungan kepengurusan di Bank NTT, anak perusahaan maupun perusahaan afiliasi;
No relationship management at the Bank NTT, its subsidiaries and affiliated companies;
√√
√
Tidak memiliki hubungan kepemilikan saham di Bank NTT;
Unrelated stake in Bank NTT; √ √ √
Tidak memiliki hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan/atau sesama anggota Komite Audit;
Does not have any family relationship with the Board of Commissioners, Directors and / or other members of the Audit Committee;
√√
√
Tidak menjabat sebagai pengurus partai politik, pejabat pemerintah daerah.
Not serve on the board of political parties, local government officials. √ √ √
All members of the Remuneration and Nomination Committee meets the criteria of independence, skill, integrity and good morals are required in the Manual of Good Corporate Governance Corporate Bank NTT and regulations, other relevant provisions.
All members of the Remuneration and Nomination Committee has no financial, management, share ownership and / or family relationship with the Board of Commissioners, Directors and / or the relationship with the Bank, which could affect its ability to act independently.
76 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi
Pelaksanaaan peran dan tanggungjawab Komite Remunerasi dan Nominasi sebagaimana Keputusan Direksi PT Bank Pembagunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor: 30 Tahun 2006 tentang Penetapan Buku Pedoman Code of Conduct dan Code Of Corporate Governance, adalah:1. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan di bidang
remunerasi;2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris
mengenai kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris, Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
3. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi Pejabat Eksekutif dan Pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi;
4. Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham;
5. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham;
6. Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite kepada Dewan Komisaris.
Aktivitas Rapat Komite Remunerasi dan NominasiRapat Komite Remunerasi dan Nominasi selama ini dilaksanakan sesuai kebutuhan Bank NTT dan hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri oleh paling kurang 51% (lima puluh satu perseratus) dari jumlah anggota termasuk seorang Komisaris Independen dan Pejabat Eksekutif.
Duties and Responsibilities of the Remuneration and Nomination Committee;The execution of the role and responsibilities of the Remuneration and Nomination Committee as the decision of the Directors of PT Bank regional development Nusa Tenggara Timur No. 30 Year 2006 concerning the Code of Conduct Handbook and Code of Corporate Governance, are:1. To evaluate the policies in the field of remuneration;2. Provide recommendations to the Board regarding
the remuneration policy for the Board of Commissioners, the Board of Directors to be submitted to the General Meeting of Shareholders;
3. Provide recommendations to the Board regarding the remuneration policy of the Executive Officers and Employees as a whole to be submitted to the Board of Directors;
4. Prepare and provide recommendations on systems and procedures and / or replacement of members of the Board of Commissioners and Board of Directors to the Board of Commissioners to be submitted to the General Meeting of Shareholders;
5. Provide recommendations on prospective members of the Board of Commissioners and / or Board of Directors to the Board of Commissioners to be submitted to the General Meeting of Shareholders;
6. Provide recommendations on the Independent Party will become a member of the Committee to the Board of Commissioners.
Activities Meetings Remuneration and Nomination CommitteeRemuneration and Nomination Committee meetings has been implemented according to the needs of Bank NTT and can only be implemented if attended by at least 51% (fifty one percent) of the members including an Independent Commissioner and Executive Officers.
77Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Rapat Komite dilaksanakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahunBerdasarkan tugas dan fokus kegiatan tersebut di atas, selama tahun 2016 Komite Remunerasi dan Nominasi telah melakukan pembahasan dan menyampaikan saran-saran yang meliputi baerbagai aktifitas penting yang dilakukan Bank sebanyak 1 (satu) kali rapat yaitu :
No TANGGALDate AGENDA
*KODE PESERTA* Participant code
1 2 3
1. 03 Oktober 2016Oktober 03, 2016
Kajian pencalonan Direksi dan Dewan Komisaris Bank NTT 2017 : Penerapan Tata Kelola dan Peraturan POJK nomor 45/POJK.03/2015.
Study the nomination of Directors and Board of Commissioners of Bank NTT 2017: Implementation of Governance and Regulation POJK number 45 / POJK.03 / 2015.
√ √ TH
* Keterangan Kode Nama Peserta 1) Petrus Elias Jemadu, S.H, M.Hum 2) Prof. Ir. Fredrik Lukas, D.Benu M.Si, Ph.D 3) Bastian S. Pello* Kode Kehadiran : √ = Hadir TH = Tidak Hadir
Tingkat kehadiran masing-masing anggota dalam rapat Komite Remunerasi dan Nominasi baik secara internal mapun rapat koordinasi, adalah sebagai berikut :
No NAMAName
JUMLAH KEHADIRANAmount Presence
PERSENTASE KEHADIRANPercentage Presence
1. Petrus Elias Jemadu, S.H, M. Hum 1 100%
2. Prof. Ir. Fredrik Lukas, D.Benu M.Si, Ph.D 1 100%
3. Bastian S. Pello - 0%
Keputusan Rapat Komite remunerasi dan Nominasi dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat, pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak, dan segala keputusan rapat Komite bersifat mengikat bagi seluruh anggota Komite.
Hasil keputusan rapat Komite dituangkan dalam suatu risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh anggota Komite yang hadir dan didokumentasikan
Committee Meeting held at least 1 (one) time in 1 (one) yearBased on the task and the focus of the above activities, during 2016 the Remuneration and Nomination Committee has conducted the discussion and submit suggestions include baerbagai important activities conducted by the Bank as much as 1 (one) meetings are:
* Code Description Participant Name 1) Petrus Elias Jemadu, S.H, M.Hum 2) Prof. Ir. Fredrik Lukas, D.Benu M.Si, Ph.D 3) Bastian S. Pello* Presence code: √ = Hadir TH = Tidak Hadir
The level of attendance of each member of the Remuneration and Nomination Committee meetings both internally mapun coordination meeting, were as follows:
Resolutions of remuneration and Nomination Committee by consensus, decision-making is done by a majority vote, and all decisions of the Committee are binding to all members of the Committee.
The results of the Committee meeting decision contained in minutes of the meeting signed by all members of the Committee present and documented.
78 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Komite-Komite Dibawah DireksiKomite Asset & Liability (ALCO)Asset & Liability Committee (ALCO) adalah Komite tetap dibawah Direksi dengan misi mencapai tingkat profibilitas Bank NTT yang optimum serta risiko likuiditas dan risiko suku bunga yang terkendali, melalui penetapan kebijakan dan strategi aset dan liabilitas Bank NTT (asset and liabilities management).
Pembentukan Komite ALCO dan SSG – ALCO adalah sesui dengan SK Direksi Nomor : 52 Tahun 2006 tentang Asset Liability Committee (ALCO) dan Staff Supporting
Group – Asset Liability Committee (SSG-ALCO) PT. Bank NTT tanggal 30 Juni 2006 dan SK Direksi Nomor : 78 Tahun 2008 tentang Perubahan Lampiran 1 dan Lampiran II SK Direksi Nomor : 52 Tahun 2006 tentang Kedudukan Hukum Keputusan Rapat ALCO PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur tertanggal 30 Juni 2006.
Fungsi Pokok ALCO• Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan
strategi pengelolaan likuiditas untuk menjaga likuiditas sesuai dengan ketentuan yang berlaku, memenuhi kebutuhan likuiditas Bank NTT, termasuk kebutuhan dana tidak terduga dan meminimalisir idle funds.
• Mempunyai tugas dan tanggung jawab merumuskan dan menetapkan arah kebijakan strategis manajemen dalam mengelola aktiva dan pasiva bank.
• Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan strategi yang berkaitan dengan risiko pasar, yaitu risiko suku bunga.
• Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan strategi harga (pricing policy) untuk produk produk dana, pinjaman dan Rekening antar Kantor (RAK).
• Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan strategi dalam penataan portofolio investasi.
Committees Under The Board of DirectorsAsset & Liability Committee (ALCO)Asset & Liability Committee (ALCO) is a permanent committee under the Board of Directors with the mission of reaching the level of Bank NTT optimum profibilitas as well as liquidity risk and interest rate risk control, through the establishment of policies and strategies of the assets and liabilities of Bank NTT (asset and liabilities management).Formation of ALCO Committee and the SSG - ALCO is within their Board of Directors Decree No. 52 of 2006 on the Asset Liability Committee (ALCO) and Staff Supporting Group - Asset Liability Committee (ALCO-SSG) PT. NTT Bank dated June 30, 2006 and the Decree of Directors No. 78 Year 2008 on Amendment Annex 1 and Annex II SK Board of Directors No. 52 of 2006 on the Legal Status of Resolution ALCO PT. Bank of East Nusa Tenggara Regional Development dated June 30, 2006.
Principal functions ALCO• Establish and evaluate the liquidity management
policies and strategies to maintain liquidity in accordance with applicable regulations, NTT Bank liquidity requirements, including unexpected funding needs and minimize idle funds.
• Has the task and responsibility to formulate and establish strategic directions of management to manage assets and liabilities of the bank.
• Establish and evaluate policies and strategies related to market risk, ie interest rate risk.
• Establish and evaluate policies and pricing strategies (pricing policy) to fund products, loans and inter-office accounts (RAK).
• Establish and evaluate policies and strategies in investment portfolio management.
79Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
• Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan strategi penataan struktur neraca melaui antisipasi perubahan susku bunga untuk mencapai net interest margin yang optimum.
Wewenang ALCOAlco mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan strategis dibidang pengelolaan asset dan liabilitas Bank NTT (asset and liabilities management) sejauh tidak melampaui wewenang Direksi, seperti :• Menetapkan suku bunga deposito, tabungan dan
giro;• Menetapkan suku bunga pinjaman;• Menetapkan strategi pendanaan dan investasi;• Menetapkan limit yang berkaitan dengan risiko
likuiditas, risiko suku bunga yang sesuai dengan kebijakan pengambilan risiko secara keseluruhan.
Keanggotaan ALCO dan Staff Supporting Group-ALCOOrganisasi Asset and Liability Committee (ALCO), terdiri atas : - Ketua - Sekretaris - Anggota
Susunan Anggota ALCO adalah sebagai berikut :Ketua : Direktur UtamaKetua Pengganti : Direktur Pemasaran DanaSekretaris : Kepala Divisi TreasuryAnggota :1. Direktur Kepatuhan2. Direktur Pemasaran Dana3. Kepala Divisi Bisnis Retail4. Kepala Divisi Bisnis Mikro5. Kepala Divisi Pengawasan & SKAI6. Kepala Divisi Kepatuhan & Manajemen Risiko7. Kepala Divisi Operasional8. Kepala Divisi Kualitas Pelayanan9. Pemimpin Cabang Utama Kupang
• Establish and evaluate policies and strategies through the structuring of the balance sheet in anticipation of changes in interest susku to achieve optimum net interest margin.
Privileges ALCOAlco has the authority to make strategic decisions in the management of assets and liabilities of Bank NTT (asset and liabilities management) so far does not go beyond the authority of Directors, such as:• Establishing interest rates on deposits, savings and
checking accounts;• Establishing interest rates on loans;• Establish funding and investment strategy;• Set limits with regard to liquidity risk, interest rate
risk in accordance with the overall policy of risk-taking.
Membership ALCO and Group-ALCO Supporting StaffOrganizational Asset and Liability Committee (ALCO), consisting of:- Chairman- Secretary- MemberMembers of ALCO are as follows:Chairman : DirectorSubstitute Chairman: Director of Marketing FundsSecretary : Head of Treasury DivisionMembers:1. The Director of Compliance2. Director of Marketing Funds3. Head of Retail Business Division4. Head of Micro Business Division5. Monitoring & Internal Audit Division Head6. Head of Compliance & Risk Management7. Head of Operations Division8. Head of Service Quality9. Main Branch Kupang
80 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Susunan Keanggotaan Staff Sopporting Group – ALCO adalah sebagai berikut :Koordinator : Kepala Sub Divisi DanaAnggota :1. Kepala Sub Divisi Treasury Operasional2. Kepala Sub Divisi Transaksi DN/LN3. Kepala Sub Divisi Riset dan Pengembangan4. Kepala Sub Divisi Akuntansi Keuangan5. Kepala Sub Divisi Anggaran dan Laporan6. Kepala Sub Divisi Bisnis UKM dan Umum7. Unit Kerja atau Pegawai yang ditunjuk oleh Direksi.
Tugas dan Tanggung Jawab ALCO• Memberikan masukan kepada sekretaris ALCO
dalam penyusunan agenda dan bahan rapat.• Memberikan masukan berupa informasi dan analisis
pada rapat ALCO, mengenai :• Metodologi penentuan harga produk dana dan
pinjaman• Metodologi pengukuran risiko likuiditas, risiko suku
bunga dan lain sebagainya• Daya saing suku bunga produk dana da pinjaman• Strategi bersaing dan penguasaan pangsa pasar
produk dana dan pinjaman• Kendala penerapan hasil keputusan ALCO• Perilaku nasabah dan perubahannya
Rapat ALCO• Terdiri dari rapat ALCO rutin, rapat ALCO khusus
dan rapat ALCO SSG-ALCO• Peserta rapat ALCO adalah anggota ALCO
dan anggota SSG-ALCO yang ditunjuk, dengan ketentuan masing-masing tidak boleh diwakilkan.
• Rapat ALCO dilaksanakan susuai kebutuhan, sedikitnya sekali dalam 2 (dua) bulan dandiselenggarakan dalam minggu ke empat.
• Jadwal rapat ALCO khusus ditentukan tersendiri oleh ketua ALCO atau diusulkan oleh sekretaris ALCO.
• Rapat ALCO adalah sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 50% (lima puluh prosen) + 1 dari jumlah anggota ALCO.
Membership Composition Staff Sopporting Group - ALCO are as follows:Coordinator: Head of Sub Division of Fundsmembers:1. Head of Sub Division of Treasury Operations2. Sub-Division Head of Transactions DN / LN3. Head of Sub Division of Research and Development4. Head of Sub Division of Financial Accounting5. Head of Sub Division of Budget and Reports6. Sub-Division Head of SME Business and Public7. Work Unit or Officer appointed by the Board of
Directors.
Duties and Responsibilities of ALCO• Provide input to the Secretary-ALCO in the
preparation of the agenda and meeting materials.• Provide input in the form of information and analysis
on the ALCO meeting, concerning:• The methodology for product pricing and loan
funds• The methodology for the measurement of liquidity
risk, interest rate risk, etc.• Competitiveness da funds interest rate loan products• Competitive strategy and product market share and
loan funds• Obstacles application of the decision of ALCO• Conduct customer and amendments
ALCO meeting• Consists of regular ALCO meeting, special ALCO
meeting and SSG-ALCO ALCO meeting• Participants are members of ALCO ALCO meeting
and SSG-ALCO members are appointed, with the respective provisions should not be represented.
• ALCO meeting held susuai needs, at least once every 2 (two) months dandiselenggarakan in week four.
• Schedule special meeting of ALCO ALCO determined separately by the chairman or secretary proposed by ALCO.
• ALCO meeting is valid if attended at least 50% (fifty per cent) + 1 of the number of members of ALCO.
81Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
• Sekretaris ALCO menyusun anggota rapat ALCO sesuai executive summary yang disampaikan oleh SSG-ALCO dan/atau proposal yang disampaikan oleh Unit Kerja.
Tugas Pokok Anggota SSG-ALCO dan Unit KerjaTugas Pokok Anggota SSG-ALCO adalah :• Untuk keperluan rapat ALCO, SSG-ALCO
bertugas:• Mengusulkan agenda rapat ALCO kepada
sekretaris ALCO• Menghimpun data atau informasi keuangan intern
dan ekstern• Menghimpun data informasi keuangan dan
perekonomian makro• Melakukan analisa dan menyususn executive
summary• Menyelenggarakan rapat SSG-ALCO bersama
sekretaris ALCO• Menyampaikan executive summary kepada
sekretaris ALCO• Mengikuti rapat ALCO• Mengembangkan model-model perhitungan dan
analisa data• Menyampaikan penjelasan yang diperlukan dan
diminta oleh ALCO
Tugas Unit kerja adalah :• Menyususn proposal yang dipandang penting
untuk dibahas dalam rapat ALCO• Secara rutin menyiapkan dan menyampaikan data
atau informasi yang diperlukan oleh SSG-ALCO• Melaksanakan dan memedomani setiap keputusan
rapat ALCO.
Tanggung jawab unit kerja adalah :• Menjamin akurasi data atau informasi yang
disampaikan kepada SSG-ALCO• Ketepatan waktu penyampaian data informasi
kepada SSG-ALCO• Menindaklanjuti hasil keputusan rapat ALCO yang
masih memerlukan penjabaran lebih lanjut.• Terlaksananya keputusan rapat ALCO
• Secretary of the ALCO ALCO meeting members prepare appropriate executive summary submitted by the SSG-ALCO and / or proposals submitted by the Working Unit.
Main Tasks SSG-ALCO Members and Unit of WorkMain Tasks SSG-ALCO Members are:• For the purposes of ALCO meeting, SSG-ALCO
charge:• Propose a meeting agenda to the secretary ALCO
ALCO• Collecting the data or financial information to
internal and external• Collecting the data of financial and macro-economic
information• Analyze and rearrange executive summary
• Organize joint meeting of SSG-ALCO ALCO secretary
• Delivering the executive summary to the secretary ALCO
• Following the ALCO meeting• Develop models of computation and data analysis
• Delivering explanation needed and requested by ALCO
The task of the working unit are:• Develop proposals were deemed important to be
discussed in ALCO meetings• Regularly prepare and submit data or information
required by the SSG-ALCO• Implement and memedomani every decision ALCO
meeting.
The Responsibility of working units are:• To ensure the accuracy of the data or information
submitted to the SSG-ALCO• Timeliness of data submission of information to the
SSG-ALCO• Following up on the discussion ALCO which still
require further elaboration.• Implementation of decisions of the ALCO
82 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Anggota rapat ALCO sebagai Pemimpin Unit Kerja masing-masing secara khusus bertanggung jawab dalam memberikan secara khusus bertanggung jawab dalam memberikan masukan kepada SSG-ALCO tentang keadaan atau perkembangan keuangann Bank dan perkembangan keuangan/perekonomian makro serta perkiraan perubahan suku bunga perbankan.
Pengambilan Keputusan• Pengambilan keputusan dalam kaitan penggunaan
wewenang ALCO hanya diambil melalui keputusan rapat ALCO yang sah.
• Setiap hasil keputusan rapat ALCO yang telah dirumuskan harus sudah ditandatangani oleh Ketua sdan sekretaris ALCO selambat-lambatnya 1 (satu) hari setelah penyelenggaraan rapat ALCO.
• Setiap keputusan rapat ALCO merupakan hasil keputusan bersama anggota ALCO dan mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan keputusan Direksi, sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Direksi tentang Kedudukan Hukum Keputusan Rapat ALCO.
• Sekretaris ALCO dan SSG-ALCO harus menyampaikan keputusan rapat ALCO kepada masing-masing Unit Kerja selambat-lambatnya 1 (satu) hari setelah Keputusan rapat ALCO ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris ALCO
Pelaporan Pertanggungjawaban/Realisasi kerjaRealisasi kerja ALCO dilaporkan melalui :• Risalah rapat rutin• Risalah rapat khusus yang diadakan untuk
membahas hal tertentu.• Data dan informasi yang terkait dengan bidang
yang dibahas• Catatan dan pendapat ALCO mengenai risalah
rapat dan data serta informasi yang terkait.
Kegiatan/Realisasi Program Kerja ALCO selama tahun 2016Selama tahun 2016, ALCO telah mengadakan rapat ALCO 4 (empat) kali rapat dengan agenda rapat :
ALCO meeting members as Leader of each Work Unit in particular is responsible for giving specifically responsible for providing input to the SSG-ALCO about the circumstances or developments keuangann Banks and financial developments / macro economy and the expected change in bank interest rates.
Decision-making• Decision-making in relation to the use of authority
ALCO just taken through the ALCO meeting the legitimate decision.
• Each decision results ALCO meetings that have been formulated to be signed by the Chairman of the ALCO sdan secretary no later than one (1) day after the meetings ALCO.
• Every decision ALCO meeting is the result of a joint decision ALCO members and have the same legal force with the decision of the Board of Directors, as stipulated in the Decree of the Board of Directors of the Legal Status of Resolution ALCO.
• Secretary of the ALCO and SSG-ALCO ALCO meeting decisions should convey to each Work Unit no later than one (1) day after the decree signed by the Chairman of the ALCO meeting and the Secretary of the ALCO
Reporting Accountability/Actual work
Realization of work ALCO reported via:• Minutes of the regular meeting• Minutes of the special meeting held to discuss
specific issues.• Data and information relevant to the field covered• Notes and ALCO opinion regarding the minutes of
meetings and related data and information.
Activities / Realization ALCO Work Program for 2016During 2016, ALCO ALCO has met four (4) meetings with the meeting agenda:
83Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
• Laporan tindaklanjut keputusan rapat ALCO sebelumnya.
• Parameter ekonomi yang meliputi inflasi, suku bunga Bank Indonesia, term deposit, yield curve rupiah, likuiditas pasar rupiah dan informasi lainnya.
• Cadangan likuiditas yang terdiri dari primary reserves dan secondary reserves, struktur dana, proyeksi kredit proyeksi likuiditas dan kerugian karena risiko likuiditas .
• Risiko suku bunga yang terdiri dari repricing gap dan sensivity analysis.
• Loan portofolio yang terdiri dari plafond dan outstanding kredit dan golongan debitur.
• Yield dan cost of fund rupiah.• Analisis asset atau liabilities management.• Perkembangan dana bank (giro, tabungan,
deposito) terhadap total perbankan.• Membahas dan memutuskan perubahan suku
bunga dana dan kredit serta rekening antar kantor ‘ suku bunga dasar kredit (SBDK) dan limit limit yang berkaitan dengan asset and liabilities management (ALM)
Komite KreditMisi Komite Kredit adalah membantu Direksi dalam mengevaluasi dan/atau memberikan keputusan kredit sesuai batas wewenang yang ditetapkan Direksi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Bank NTT dengan memperhatikan pengembangan bisnis tanpa meninggalkan prinsip kehati-hatian (prudem).
Prinsip kerja Komite Kredit sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Nomor 63 Tahun 2010 tentang Lembaga Komite Kredit Kantor Pusat PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur tetanggal 26 Juli 2010.
Fungsi Pokok Komite Kredit• Memberikan pengarahan apabila perlu dilakukan
analisis kredit yang lebih mendalam dan komprehensif.
• The report is a follow-up decision of the previous ALCO meeting.
• Economic parameters which include inflation, Bank Indonesia interest rate, term deposits, yield curve rupiah rupiah market liquidity and other information.
• Liquidity reserves consisting of primary reserves and secondary reserves, structural funds, liquidity projections and projected credit losses due to liquidity risk.
• Interest rate risk is comprised of the repricing gap and sensivity analysis.
• Loan portfolio of credit outstanding and the ceiling and the debtor class.
• Yield and cost of funds rupiah.• Analysis of assets or liabilities management.• The development of bank funds (demand deposits,
savings deposits) to total banking.• Discuss and decide changes in interest rates and
credit funds and inter-office accounts' prime lending rate (prime lending rate) and the limit of the limit relating to the assets and liabilities management (ALM)
Credit CommitteeThe mission of the Credit Committee is to assist the Board of Directors in evaluating and / or provide a credit decision within the limits of authority stipulated Directors as stipulated in the Articles of Association of Bank NTT with attention to business development without abandoning the principle of prudence (prudem).
The working principle of the Credit Committee of the Board of Directors in accordance with the Decree No. 63 of 2010 on Credit Institutions Committee Office PT. Regional Development Bank of East Nusa Tenggara tetanggal July 26, 2010.
Basic Functions Credit Committee• Provide guidance when necessary credit analysis
deeper and more comprehensive.
84 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
• Memberikan keputusan atau rekomendasi atas rancangan keputusan kredit yang duajukan oleh pemberi rekomendasi/pengusul yang terkait dengan : - Debitur-debitur besar/inti - Industry yang spesisik - Permintaan khusus dari Direksi - Melakukan koordinasi dengan Asset and
Liability Committee (ALCO) dalam aspek pendanaan kredit dan penyesuaian suku bunga kredit korporasi.
Jenjang Komite Kredit Dalam pelaksanaan kegiatannya Komite Kredit dikelompokkan berdasarkan kategori kredit, yaitu :• Komite Kredit Korporasi• Komite Kredit Komersial.
Wewenang Komite KreditKewenangan Komite Kredit dalam memberikan Keputusan atau merekomendasikan rancangan keputusan kredit mengacu pada ketentuan yang mengatur tentang Wewenang Memutus Kredit yang tertuang dalam Surat Keputusan Direksi ataupun dalam Manual Bidang Perkreditan (SOP) yang berlaku di Bank NTT.Berikut lingkup wewenang yang dimiliki Komite Kredit :• Dari strategi besarnya kewenangan :
Komite Kredit bewenang memutus kredit sesuai dengan besarnya wewenang maksimal yang ditetapkan dalam ketentuan memutus kredit yang berlaku.• Dari segi obyek keputusan kredit ;• Memberikan keputusan kredit untuk kategori
korporasi dan komersil di atas nilai tertentu.• Memberikan keputusan atas usulan fasilitas kredit.• Menetapkan rencana pengambilalihan/pembelian
kredit, baik yang telah direstrukturisasi dari lembaga keuangan lain.
Keanggotaan Komite KreditOrganisasi Komite Kredit • Sponsor yaitu aparat yang mengajukan proposal
kredit.
• Provide a draft decision or recommendation on credit decisions by the referee duajukan / proposer associated with:- Debtor-debtors / core- Industry which spesisik- A special request of the Board of Directors- To coordinate with the Asset and Liability
Committee (ALCO) in aspects of credit financing and corporate lending rates.
Study Loan CommitteeIn the implementation of the Credit Committee activities are grouped by category of credit, namely:• Corporate Credit Committee• Commercial Credit Committee.
Privileges Credit CommitteeThe authority of the Credit Committee to provide or recommend a draft decree credit decisions referring to the provisions governing the Terminate Credit Authority as stipulated in the Decree of the Board or the Credit Field Manual (SOP) in Bank NTT.
Here the scope of authority of the Credit Committee:• From strategy magnitude authority:
Credit Committee bewenang loan approval authority in accordance with the magnitude of the maximum specified in the applicable provisions of loan approval.• In terms of the object of credit decisions;• Providing credit decisions for corporate and
commercial categories above a certain value.• Provide a decision on the proposed credit facility.• Establish the proposed acquisition / purchase of
credit, both of which have been restructured from other financial institutions.
Credit Committee MembershipOrganization Loan Committee• Sponsor namely credit officers who submitted
proposals.
85Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
• Sekretaris Komite yaitu salah satu orang yang ditunjuk dari Unit Legal
• Ketua Komite yaitu anggota Komite pemegang limit tertinggi dalam rapat komite.
• Anggota komite yaitu 2 (dua) orang anggota komite yang ditunjuk olek Sekretaris Komite.
Tugas Pokok Anggota Komite KreditTugas Komite Kredit :• Mengadakan rapat kom,ite untuk membahas uslan
kredit yang diajukan kepada komite (khusus hanya kredit-kredit produktif)
• Menggali informasi yang berkaitan dengan kredit yang diusulkan untuk diputus oleh komite.
• Mengambil keputusan atas usulan kredit yang diajukan kepada Komite.
Wewenang Komite Kredit• Memutus kredit di aats limit kewenangan Pemimpin
Cabang• Memutus kredit yang diproses oleh Unit Bisnis di
Kantor Pusat, diatas wewenang Direksi• Memberikan pengarahan dan pendapat atas
proposal yang diajukan dalam hal analisis kredit yang lebih mendalam dan komprehensif.
• Memerintahkan kepada analisis untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam hal terdapat kekurangan dalam pembahasan/analisa kredit.
• Menyetujui dan menolak usulan kredit yang diajukan kepada Komite berdasarkan kemahiran profesional sesuai dengan batas kewenangan yang diberikan kepadanya.
Sekretaris Komite mempunyai tugas dan Wewenag sebagai berikut :• Menunjuk dan mengundang rapat anggota komite• Menyusun notulen rapat• Membuat memorandum komite kredit
• Secretary of the Committee is one of the designated person from the Legal Unit
• Chairman of the Committee is the highest limit holders of Committee members in the committee meeting.
• Members of the committee that is two (2) members of the committee appointed Secretary of the Committee olek.
Main Duties of Credit Committee MemberThe task of the Credit Committee:• Hold meetings kom, ite to discuss credit Uslan
submitted to the committee (Special only earning credits)
• Explore information relating to the proposed credit for decision by the committee.
• Make decisions on loan proposals submitted to the Committee.
Privileges Credit Committee• Breaking the authority limit credit AATS Branch• Disconnecting loans processed by Business Unit
at Headquarters, on the authority of the Board of Directors
• Provide guidance and opinion on the proposal submitted in terms of credit analysis that is deeper and more comprehensive.
• Instruct the analysis to complete the data required in the event of a shortfall in the discussion / analysis of the credit.
• Approve and reject proposals submitted to the Committee of credit based on professional skills in accordance with the limits of the authority given to him.
Secretary of the Committee has the duty and authority as follows:• Appointing and called a meeting of the committee
members• Prepare minutes of meetings• Make a credit committee memorandum
86 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Sponsor memiliki tugas dan tanggung jawab :• Mengajukan proposal kredit kepada komite• Mempresentasikan proposal kredit kepada komite• Bertanggung jawab atas kebenaran atau keakuratan
data – data yang disampaikan.
Tanggungjawab dan Unsur Keanggotaan Komite :• Masing-masing anggota komite bertanggungjawab
secara profesional terhadap keputusan yang diambil.
• Keanggotaan Komite terdiri dari orang-orang yang diberi wewenang memutus kredit dengan limit tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi tersendiri.
• Anggota Komite dipilih dari personil yang berada dilingkup Direktorat Pemasaran.
Persyaratan menjadi Anggota Komite • Memiliki pengalaman dibidang perkreditan• Memililki treck record yang baik dalam portofolio
perkreditan atau • Memiliki pengetahuan yang baik dibidang
perkreditan.
Mekanisme Pengambilan Keputusan KreditMekanisme pengambilan keputusan kredit dapat dilaksanakan dengan cara :• Rapat komite secara bersama-sama dalam satu
tempat atau • Pernyataan pendapat masing-masing anggota di
tempat yang berbeda-beda/terpisah dengan cara sirkulasi.
Mekanisme pengambilan keputusan dalam satu forum rapat• Sekretaris Komite mebuka rapat dan
mempersilahkan seorang anggota pemegang limit tertinggi bertindak sebagai Ketua untuk memimpin rapat komite.
• Ketua mempersilahkan Sponsor untuk mempresentasikan proposal kredit yang diajukan.
• Masing-masing anggota memberikan pendapat atas proposal yang dipresentasikan oelh Sponsor/
Sponsor has the duty and responsibility:• Asking a credit proposal to a committee• Presenting a credit proposal to a committee• Responsible for the correctness or accuracy of the
data - the data submitted.
Elements responsibility and Membership Committee:• Each member of the committee responsible
professionally on the decisions taken.• Membership Committee shall consist of persons
who are authorized to decide certain credit limit as determined by the Board of Directors of its own.
• Members of the Committee were selected from personnel who were dilingkup Marketing Directorate.
Requirements to become Members of the Committee• Have experience in credit• Have adequate Treck record in credit portfolio or• Have good knowledge in the field of credit.
Credit Decision Making Mechanisms
Credit decision-making mechanism can be implemented by means of:• committee meeting together in one place or• Statement of opinion of each member in a different/
separate by way of circulation.
The mechanism of decision making in a meeting forum• Secretary mebuka Committee meeting and invite
a member of the holder of the highest limit acts as Chairman to lead the committee meeting.
• Chair Sponsors invited to present the credit proposals submitted.
• Each member gives an opinion on the proposal that was presented enumerated by Sponsor / Analyst,
87Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Analis, pendapat mana harus tertuang dalam Form Memorandum Komite Kredit.
• Setiap anggota komite membubuhi tanda tangan pada kolom yang tersedia dalam Form Memorandum Komite Kredit.
• Sekretaris mencatat seluruh pendapat yang relevan dengan permohonan kredit dalam risalah rapat komite
• Risalah rapat komite ditandatangani seluruh anggota komite dan sekretaris untuk selanjutnya dilampirkan pada lembar Form Memorandum Komite Kredit.
Mekanisme pengambilan keputusan dengan cara sirkulasi• Sponsor menyerahkan proposal secara sirkulasi
dengan cara mendatangi setiap anggota komite di unit kerja masing-masing
• Setiap anggota memberikan pendapat atas proposal yang diajukan, dan harus tertuang dalam Form Memorandum Komite Kredit.
• Seluruh anggota komite membubuhi tanda tangan pada kolom yang tersedia dalam Form Memorandum komite Kredit.
• Rapat komite dianggap sah apabila dihadiri 3 (tiga) anggota komite
• Memorandum komite kredit dianggap sah apabila ditandatangani oleh seluruh anggota komite.
Keputusan KreditKeputusan kredit dikatakan setuju apabila • Seluruh rapat anggota komite setuju, atau• Ketua dan salah satu anggota setuju
Keputusan kredit dinyatakan naik banding apabila :• Ketua tidak setuju namun 2 (dua) anggota lainnya
setuju• Dalam hal terjadinya naik banding, maka proposal
diajukan kepada pemegang limit di atas limit ketua yang tidak setuju, untuk selanjutnya pemegang limit tertinggi tersebut bertindak sebagai ketua komite yang baru menggatikan ketua rapat komite yang tidak setuju.
opinions which must be stated in the Memorandum Form Credit Committee.
• Each committee member affix signatures on the fields in the Form Memorandum Credit Committee.
• Secretary records all relevant opinions with a credit application in the minutes of committee meetings.
• Minutes of committee meetings and signed by all members of the committee for the next secretary Form Memorandum attached to the sheet Credit Committee.
Decision-making mechanisms by means of circulation• Sponsor submit the proposal in circulation by
approaching any member of the committee in their respective work units
• Each member gives an opinion on the proposal submitted, and must be stated in the Memorandum Form Credit Committee.
• All members of the committee affix signatures on the fields in the Form Memorandum Credit committee.
• Committee meeting is considered valid if attended three (3) members of the committee
• Memorandum credit committee considered valid if it is signed by all members of the committee.
Credit DecisionsCredit decision is said to agree if• The entire conference committee members agree,
or• Chairman and one of the members agree
Credit decision stated appeal if:• Chair did not agree but two (2) other members
agree• In the event of an appeal, the proposal submitted
to the holders of the limit above which limit the chairman does not agree, for the next highest limit holder is acting as chairman of the new committee chairman menggatikan committee meeting did not agree.
88 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Keputusan kredit ditolak apabila :• Seluruh anggota rapat komite tidak setuju• 2 (dua) anggota komite tidak setuju
Keputusan kredit harus dituangkan dalam suatu Memorandum Komite Kredit menggunakan Form Memorandum Komite Kredit• Setiap penolakan terhadap proposal kredit oleh
anggota wajib memberikan alasan penolakan secara tertulis.
• Hasil Rapat Komite kredit wajib dituangkan dalam risalah rapat komite oleh sekretaris komite dan didokumentasikan secara baik.
• Perbedaan pendapat (dissenting opinion) yang terjadi dalam rapat komite wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat.
Pertanggungjawaban Komite Kredit Pertanggungjawaban komite dapat dsampaikan melalui risalah Rapat Komite Kredit, memorandum keputusan komite kredit yang diedarkan dan laporan berkala Komite Kredit.
Kegiatan/Realisasi Program Kerja Komite KreditSelama tahun 2016, Komite Kredit mengadakan rapat komite sebanyak 10 (sepuluh) kali rapat, yang dilakukan oleh Direktorat Pemasaran Kredit maupun yang dilakukan antar Divisi yaitu rapat pembahasan pencapaian RBB.
Komite Manajemen RisikoKomite Manajemen Risiko dibentuk untuk memastikan bahwa kerangka kerja manajemen risiko telah memberikan perlindungan yang memadai terhadap seluruh risiko yang dikelola Bank NTT. Penetapan Komite Manajemen Risiko sesuia dengan Surat Keputusan Direksi No, 49 Tahun 2004 tentang Pembentukan Komite Manajemen Risiko (KMR) PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur dan Surat Keputusan Direksi Nomor :100 Tahun 2006 tentang Perubahan Lampiran Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Nusa Tenggara Timur No. 49
Credit decision denied if:• All members of the committee meetings did not
agree• 2 (two) members of the committee did not agree
Credit decisions must be set out in a Memorandum of using Form Memorandum Credit Committee Credit Committee• Any rejection of the loan proposal by the member
is obliged to give reasons for the refusal in writing.• The credit Committee meeting shall be noted in the
minutes the committee meeting by the committee secretary and documented.
• Differences of opinion (dissenting opinion) that occurs in the committee meeting shall be clearly stated in the minutes of the meeting.
Accountability Credit CommitteeAccountability committee can dsampaikan via Credit Committee Meeting treatise, credit committee decision memorandum that was circulated and periodically report the Credit Committee.
Activities / Realization of the Credit Committee Work ProgramDuring 2016, the Credit Committee held a committee meeting as many as 10 (ten) meetings, which are conducted by the Directorate of Marketing and conducted among Credit Divisions RBB discussion meeting achievement
Risk Management CommitteeRisk Management Committee was established to ensure that the risk management framework has provided adequate protection against all risks managed by the Bank NTT. Determination of the Risk Management Committee of Directors in conformity with the Decree No. 49 of 2004 on the Establishment of the Risk Management Committee (RMC) PT. Regional Development Bank of East Nusa Tenggara and Directors Decree No. 100 of 2006 on Amendment Annex Decision of Board of Directors of PT. Development Bank of East Nusa Tenggara No. 49
89Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Tahun 2004 tentang Pembentukan Komite Manajemen Risiko (KMR) tertanggal 12 Desember 2006.
Fungsi Pokok Komite Manajemen Risiko• Penyusunan kebijakan, strategi dan pedoman
penerapan Manajemen Risiko• Perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan
menejemen risiko berdasarkan hasil evaluasi pelaksanan proses dan system menejemen risiko yang efektif.
• Penetapan (justification) hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal (irregularities).
Wewenang Komite Manajemen Risiko
Komite Manajemen Risiko mempunyai wewenang untuk mengkaji dan memberikan rekomendasi mengenai hal yang berkaitan dengan manajemen risiko.
Tanggungjawab Manajemen Risiko• Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan unit
kerja lainnya, menerapkan kebijakan pengelolaan risiko pada seluruh aktivitas bank yang dapat menimbulkan risiko pada Bank.
• Membangun pengendalian risiko yang handal• Melaporkan secara insidentil jika dianggap pelu
tentang eksposur risiko yang berpengaruh terhadap modal dan terhadap tingkat kesehatan bank
• Menghitung potensi kerugian-kerugian akibat risiko-risiko yang ada, dan menghitung besarnya nilai modal yang harus disediakan untuk menutup kerugian tersebut.
• Menetapkan limit risiko untuk setiap eksposur, per group dan per individu nasabah, per aktivitas bisnis dan produk bank.
• Memantau pelaksanaan strategi dan kebijakan manajemen risiko agar tettap sesuai dengan ketentuan.
• Memantau pelaksanaan dan kinerja pengendalian intern
• Melaporkann kondisi risiko dan perubahan-perubahan secara rutin kepada Direksi
of 2004 on the Establishment of the Risk Management Committee (RMC), dated December 12, 2006.
Principal functions of Risk Management Committee• Formulation of policies, strategies and guidelines
for implementation of Risk Management• Repair or improve the implementation of risk
management based on evaluation of the conduct of the process and system of effective risk management.
• Determination (justification) matters related to business decisions that deviate from normal procedures (irregularities).
Authority of Risk Management CommitteeRisk Management Committee has the authority to examine and make recommendations on matters relating to risk management.
Risk Management Responsibilities• To coordinate and cooperate with other work units,
implement a risk management policy in all the bank's activities that could pose a risk to the Bank.
• Establish a reliable risk control• Report incidentally, if deemed pelu about exposure
to risks that affect the capital and to the health of banks
• Calculate the potential losses due to the risks that exist, and calculates the value of the capital should be provided to cover these losses.
• Establish risk limits for each exposure, per group and per individual customer, per business activity and bank products.
• Monitor the implementation of risk management policies and strategies in order to tettap accordance with the provisions.
• Monitor the implementation and performance of internal control
• Report risk conditions and changes on a regular basis to the Board of Directors
90 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
• Mengendalikan perencanaan dan investasi jangka panjang bank dengan tetap memperhatikan kebijakan manajemen risiko
• Menempatkan unit pengelola risiko di setiap unit bisnis, agar fungsi pengendalian risiko bersifat aktif.
• Pengelolaan Capital at Risk.
Keanggotaan Komite Manajemen RisikoKetua (merangkap
anggota tetap) : Direktur Utama
Ketua Pengganti
(merangkap
anggota) tetap : Direktur Kepatuhan
Anggota tetap : Direktur Pemasaran
Sekretaris
(merangkap anggota
tetap) : Kepala Divisi Manajemen Risiko
Anggota tidak tetap :• Kepala Divisi Pengawasan• Kepala Divisi Treasury• Kepala Divisi Kredit• Kepala Divisi Adm. Keuangan• Kepala Divisi Umum• Kepala Divisi Perencanaan• Kepala Divisi SDM• Kepala Divisi• Pemimpin Cabang Utama
Tugas Pokok Anggota Komite Manajemen Risiko• Memberikan masukan kepada sekretaris komite
manajemen risiko berupa topik beserta bahan rapat yang akan dibahas dalam rapat Komite Manajemen Risiko.
• Memberikan masukan berupa informasi dan analisis yang terkait dengan agenda yang dibicarakan pada rapat Komite Manajemen Risiko .
• Arah dan sasaran Bank NTT dalam penyusunan kebijakan, strtegi dan pedoman penerapan manajemen risiko serta perubahannya apabila diperlukan.
• Controlling the long-term planning and investment banks with regard to risk management policy
• Placing a risk management unit in each business unit, so that the risk control function is active.
• Management of Capital at Risk.
The Risk Management Committee
Chairman (as member fixed) : Director
Chairman Substitute (also a member) fixed : Director of Compliance
Permanent members : Director of Marketing
Secretary (as member fixed)
: Head of Risk Management Division
Non-permanent members:• Head of Surveillance• Head of Treasury Division• Head of Credit Division• Head of Adm. finance• Head of General Division• Head of Planning Division• Head of HR• Head of Division• Main Branch Leader
Main Tasks Risk Management Committee Member• Provide input to the risk management committee
secretary along with materials such meeting topic will be discussed in the Risk Management Committee meeting.
• Provide input and analysis of information related to the agenda were discussed at the meeting of the Risk Management Committee.
• Directions and objectives of Bank NTT in policy making, strtegi and guidelines for risk management as well as amendments if necessary.
91Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
• Penilaian terhadap efektivitas implementasi kerangka manajemen risiko.
• Perkembangan dan kecenderungan eksposur risiko total dari Bank NTT dan mengusulkan tingkat toleransi risiko keseluruhan yang dapat diterima (risk appetite)
• Hasil kajian mengenai eksposur yang dihadapi Bank NTT beserta dampaknya.
• Penilaian kecukupan modal Bank NTT dalam menghadapi risiko kerugian yang timbul dengan menggunakan berbagai scdenario stress testing.
• Usulan pengembangan metoda pengukuran risiko, contingency funding plan dalam kondisi tidak normal (worst case scenario) dan metoda lainnya yang berkaitan dengan manajemen risiko Bank NTT.
Rapat Komite Manajemen Risiko Berikut beberapa ketentuan tentang rapat Komite Manajemen Risiko• Mengadakan rapat Global Risk minimal 3 (tiga)
bulan sekali• Mengadakan rapat indsidentil di luar jadwal apabila
diperlukan,• Quorum Rapat Komite Manajemen Risiko tercapai
bila sedikitnya dihadiri oleh Ketia dan Ketua Pengganti dan 50 % anggota plus 1 (satu).
• Notulen/risalah Keputusan Rapat yang ditandatangani oleh semua peserta rapat harus sudah selesai dan diterima anggota komite paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah tanggal rapat. Keputusan tersebut harus ditindaklanjuti sesegera mungkin oleh unit kerja yang bersangkutan .
• Keputusan Rapat adalah merupakan Keputusan Komite Manajemen Risiko yang masij hartus diajukan ke Rapat Direksi.
Pelaporan Pertanggungjawaban/Realisasi Kerja komite Manajemen RisikoPertanggungjawaban dan relaisasi kerja Komite Manjemen Risiko dilaporkan melalui :• Laporan tertulis secara berkala sedikitnya sekali
dalam 1 (satu) tahun kepada Direksi, mengenai hasil
• Assessment of the effectiveness of the implementation of the risk management framework.
• The development and trends of the total risk exposure of the Bank NTT and propose overall risk tolerance level that is acceptable (risk appetite)
• The results of a study on exposure faced by the Bank of NTT and its impact.
• NTT Bank capital adequacy assessment in the face of losses incurred by using various scdenario stress testing.
• The proposed development of methods of measuring risk, contingency funding plan under abnormal conditions (worst case scenario) and other methods relating to the Bank's risk management NTT.
Risk Management Committee MeetingHere are some of the provisions of the Risk Management Committee meetings• Meeting on the Global Risk at least 3 (three) months• Hold meetings outside indsidentil schedule if
necessary,• Risk Management Committee Meeting quorum
is reached when at least attended by Ketia and Substitute Chairman and 50% of the members plus one (1).
• Minutes / treatise Resolutions signed by all participants of the meeting must be completed and received by members of the committee no later than two (2) working days after the meeting date. Such decisions must be followed up as soon as possible by the unit concerned.
• Resolution is the Risk Management Committee Decision hartus masij submitted to meetings of the Board of Directors.
Reporting Accountability / Actual Work Risk Management Committee
Accountability and Risk relaisasi the Management Committee's work was reported by:• A written report on a regular basis at least once
within one (1) year to the Board of Directors,
92 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
pertemuan rutin dalam rapat Komite Manajemen Risiko
• Laporan khusus atau laporan kegiatan (jika diperlukan)
Kegiatan Komite Manajemen Risiko Program Kerja Tahun 2016 Sepanjang tahun 2016, Komite Manajemen Risiko tidak mengadakan rapat Komite , tetapi mempunyai program kerja Komite Manajemen Risiko sebagai berikut :• Menginformasikan mengenai kondisi NPL, baik
secara konsolidasi dan masing-masing kantor cabang
• Melakukan credit risk stress test dan market risk stress test serta liquidity risk stress test.
• Menginformasikan tentang kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) secara bulanan, Profil Risiko, secara triwulanan dan Tingkat Kesehatan Bank secara semesteran.
Komite Pengarah Teknologi informasiKomite Pengarah Teknologi Informasi dibentuk dibentuk untuk memastikan penerapan system teknologi informasi sejalan denga strategi Bank NTT. Komite Pengarah Teknologi Informasi memiliki misi untuk meningkatkan kemampuan bersaing Bank NTT dan peningkatan pelayanan kepada nasabah melalui pemanfaatan teknologi informasi yang tepat guna.Penetapan Komite Pengarah Teknologi Informasi ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi Nomor 23 : Tahun 2012 tentang Komite Pengarah Teknologi Informasi PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur tertanggal 26 Maret 2012.
Fungsi Pokok Komite Pengarah Teknologi Informasi • Mereview dan merekomendasikan rencana
strategis teknologi informasi agar sejalan dengan rencana bisnis Bank NTT.
• Melakukan evaluasi secara berkala atas dukungan teknologi informasi pada kegitaan usaha Bank NTT.
• Memastikan investasi teknologi informasi memberikan nilai tambah kepada Bank NTT.
regarding the results of the regular meeting in the meeting of the Risk Management Committee
• Custom reports or reports of activities (if necessary)
Activity Risk Management Committee Work Program 2016Throughout 2016, the Risk Management Committee did not convene the Committee, but has a Risk Management Committee's work program as follows:• Inform about the condition of NPLs, both
consolidated and individual branch offices
• Conduct stress tests of credit risk and market risk and liquidity risk stress test stress test.
• Informing about the obligations of the Capital Adequacy Ratio (CAR) on a monthly basis, the Risk Profile, quarterly and biannually Banks.
Steering Committee on Information TechnologyFormed Information Technology Steering Committee was formed to ensure the implementation of information technology systems in line premises NTT Bank strategy. Information Technology Steering Committee has the mission to increase the competitive ability of Bank NTT and improved services to customers through the use of appropriate information technologies. Determination of Information Technology Steering Committee set out in the Directors' Decree No. 23: 2012 on Information Technology Steering Committee PT. Bank of East Nusa Tenggara Regional Development dated 26 March 2012.
Basic Functions Information Technology Steering Committee• Review and recommend the information technology
strategic plan to be in line with the Bank's business plan NTT.
• Conduct regular evaluation on information technology support the Bank's business kegitaan NTT.
• Ensure investment in information technology adds value to the Bank NTT.
93Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
• Memastikan investasi teknologi informasi memberikan nilai tambah kepada Bank NTT.
Keanggotaan Komite Pengarah Teknologi InformasiKetua (merangkap anggota) : Direktur UmumSekretaris (merangkap anggota) : Kepala Divisi ITAnggota : • Kepala Divisi Operasional• Kepala Divisi Umum• Kepala Divisi Treasury• Kepala Divisi UMKM• Kepala Divisi Komersial• Kepala Divisi Manajemen Risiko• Kepala Divisi Perencaan & Corporate Secretary
Wewenang dan tanggungjawab Komite Pengarah Teknologi Komite Pengarah Teknologi Informasi memiliki wewenang dan tanggungjawab sebagai berikut :• Rencana strategis teknologi informasi (information
technilogy strategic plan) yang searah dengan rencana strategis kegiatan usaha bank.
• Kesesuaian proyek-proyek teknologi informasi yang disetujui dengan rencana strategis teknologi informasi manajemen dan kebutuhan kegiatan usah bank.
• Efektivitas langkah-langkah meminimalkan risiko atas investasi bank pada sektor teknologi informasi agar investasi tersebut memberikan kontribusi terhadap tercapainya tujuan bisnis bank.
• Pemantauan atas kerja teknologi informasi dan upaya peningkatannya.
• Upaya peningkatan berbagai masalah terkait teknologi informasi yang tidak dapat diselesaikan oleh satuan kerja pengguna dan penyelenggara secara efektif, efisien dan tepat waktu.
Rapat Komite Pengarah Teknologi InformasiUntuk mendukung ketersediaan bahan rapat dan segala keperluan yang berhubungan dengan pelaksanaan rapat, Sekretaris Komite Pengarah Teknologi Informasi
• Ensure investment in information technology adds value to the Bank NTT.
Membership Information Technology Steering CommitteeChairman (and member): Director GeneralSecretary (also a member)): Head of the IT Divisionmembers:• Head of Operational Division• Head of General Division• Head of Treasury Division• Head of the Division of SMEs• Head of Commercial Division• Head of Risk Management Division• Head of the Division of Planning & Corporate
Secretary
The powers and responsibilities of the Steering Committee on TechnologyInformation Technology Steering Committee has the authority and responsibility as follows:• The strategic plan of information technology
(information technilogy strategic plan) is in line with the strategic plan of the bank's business activities.
• Appropriateness of information technology projects approved by the management of information technology strategic plan and needs have to bank activities.
• The effectiveness of measures to minimize the investment risk in the bank's information technology sector so that these investments will contribute to achieving the business objectives of the bank.
• Monitoring the work and effort of information technology improvements.
• Efforts to improve the various issues related to information technology that can not be resolved by users and providers work units in an effective, efficient and timely.
Information Technology Steering Committee MeetingTo support the availability of conference materials and all purposes relating to the implementation of the meeting, Secretary Information Technology Steering
94 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
dibantu olek Kepala Sub Divisi Pengembangan Sistim dan Kepala Sub Divisi Pusat Data Operasional dan Pendukung :• Pertemuan Rutin• Pertemuan Rutin Komite Pengarah Teknologi
Informasi dlakukan 3 (tiga) kali dalam setahun : > Prieode I bulan Januari > Pertemuan untuk membahas strategi, realisasi
rencana kerja dan proyek pada tahun berjalan > Periode II bulan Juli > Pertemuan untuk mengevaluasi realisasi
rencana kerja dan proyek pada tahun berjalan > Periode III bulan November > Pertemuan untuk mengevaluasi rencana kerja
dan proyek sebagai salah satu acuan dalam penyusunan rencana strategis untuk tahun depan.
> Pertemuan Tidak Rutin > Untuk membahas permasalahan-permasalahan
bidang IT yang timbul paad saat kegiatan operasional atau pada saat proses realisasi rencana kerja dan proyek IT.
Mekanisme dan Keputusan Rapat• Rapat Komite dapat dilaksanakan dan dianggap
sah apabila dihadiri oleh seluruh unsur Komite atau sekurang-kurangnya dihadiri oleh Ketua Komite, Sekretaris dan 4 (empat) anggota Komite.
• Rapat Komite dipimpin oleh Ketua Komite• Setiap keputusan yang diambil dicatat alam
notulen dan disusun sebagai rekomendasi yang disampaikan kepada Direksi.
• Dalam hal terjadi perbedaan pendapat, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
Pelaporan Pertanggungjawaban/Realisasi Kerja Komite Pengarah Teknologi InformasiSepanjang tahun 2016, Komite Pengarah Teknologi Informasi mengadakan rapat sebanyak 1(satu) kali, rapat bersama Direktur Utama, Direktur Umum, dan PT Collega Inti Pratama serta anggota rapat lainnya
Committee is assisted olek Head of Sub Division of System Development and Head of Sub Division of Data Center Operations and Support:• Routine Meeting• Routine Meeting on Information Technology
Steering Committee dlakukan three (3) times a year: > ➢ Prieode I January > Meeting to discuss strategies, work plans and
project realization in the current year > ➢ Period II in July > Meeting to evaluate the work plan and project
realization in the current year > ➢ Period III in November > The meeting to evaluate the work plan and the
project as a reference in the preparation of a strategic plan for the next year.
> ➢ Meeting Not Routine > ➢ To discuss the problems arising paad IT field
when operations or during the process of realization of the project work plan and IT.
Mechanism and Resolutions• Committee meetings may be held and considered
valid if attended by all the Committee or at least attended by the Chairman of the Committee, the Secretary and four (4) members of the Committee.
• Committee meeting chaired by the Chairman of the Committee
• Any decision taken note of nature the minutes and prepared as a recommendation submitted to the Board of Directors.
• In the event of disagreement, the decision was taken by majority vote.
Reporting Accountability / Realization of the Information Technology Steering Committee WorkThroughout 2016, the Information Technology Steering Committee meeting held as many as 1 (one), a joint meeting with the Director, the Director General, and PT Inti Pratama collega and other meeting members
95Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
melalui rapat dan presentasi Core Banking System Olibs 724.• Hasil rapat wajib dituangkan dalam risalah rapat
dan didokumentasikan dengan baik.• Risalah rapat dibuat oleh Sekretaris Komite
Pengarah Teknologi Informasi dan ditandatangani oleh Ketua Komite Pengarah Teknologi Informasi.
Program Kerja Tahun 2016• Memberikan rekomendasi kepada Direksi mengenal
rencana strategis teknologi informasi• Memantau kinerja teknologi informasi dan upaya
peningkatannya.• Mengevaluasi dan memonitor penerapan teknologi
informasi sesuai dengan kebutuhan usaha Bank NTT.
• Memastikan investasi teknologi informasi memberikan investasi yang optimal.
• Memastikan efektivitas langkah-langkah meminimalisasi resiko atas investasi Bank NTT pada sektor teknologi informasi
Realisasi Kerja Tahun 2016• Mengevaluasi dan memonitor pelaksanaan proyek
strategis teknologi informasi yang selaras dengan perkembangan bisnis dan sesuai dengan stratejic corporate objective Bank NTT.
• Mengevaluasi implementasi proses dan teknologi yang digunakan dalam pengembangan proyek teknologi informasi.
• Melakukan pemantauan atas penggunaan anggaran teknologi informasi tahun 2016
Sekretaris PerusahaanSebagai salah satu kelengkapan organ tata kelola perusahaan (GCG), Bank NTT memiliki seorang Sekretaris Perusahaan yang berada di bawah kewenangan dan bertanggungjawab langsung kepada Direksi. Penunjukkan Sekretaris Perusahaan di Bank NTT didasarkan pada Keputusan Direksi Nomor: 104
through meetings and presentations Core Banking System Olibs 724.• The meeting shall be stated in the minutes of
meetings and are well documented.• The minutes of the meeting made by the Secretary
of the Information Technology Steering Committee and signed by the Chairman of the Steering Committee on Information Technology.
Work Program 2016• Provide recommendations to the Board of Directors
recognize information technology strategic plan• Monitor the performance of information technology
and improvement efforts.• Evaluate and monitor the application of information
technology in accordance with the Bank's business needs NTT.
• Ensure investment in information technology provide optimal investment.
• Ensuring the effectiveness of measures to minimize the risk on investment Bank NTT in the information technology sector
Work Realization 2016• Evaluate and monitor the implementation of
strategic projects in line with the information technology and business development in accordance with the corporate objective stratejic Bank NTT.
• Evaluate the implementation of the processes and technologies used in the development of information technology projects.
• To monitor the use of information technology budgets in 2016
Company SecretaryAs one organ completeness of corporate governance (GCG), Bank NTT has a Corporate Secretary who is under the authority of and directly responsible to the Board of Directors. Appointment of Company Secretary at Bank NTT is based on the Directors' Decision No. 104 of 2012, on 21 September 2012 on the dismissal
96 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
tahun 2012, tanggal 21 September 2012 tentang pemberhentian dan pengangkatan dari dan dalam jabatan struktural PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
Keberadaan Sekretaris Perusahaan ditujukan untuk meningkatkan pelayanan Perseroan terhadap masyarakat dan investor sekaligus memastikan seluruh kegiatan Perseroan telah sesuai dengan prinsip GCG dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Profil Sekretaris Perusahaan 2016Sesuai dengan Keputusan Direksi Nomor: 104 tahun 2012, tanggal 21 September 2012 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari dan dalam Jabatan Struktural PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, Sekretaris Perusahaan PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur saat ini dijabat oleh Yunus Fredrik Tuwan, S.E. Profil Sekretaris Perusahaan Bank NTT, sebagai berikut:
Yunus Fredrik Tuwan, SEKepala Divisi Perencanaan & Corporate SecretaryMenjabat sebagai Kepala Divisi Perencanaan & Corporate Secretary PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sejak tanggal 19 September 2016 hingga sekarang.
Meniti karier sebagai Pegawai Pelaksana pada PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur sejak Oktober 1985 dan pernah menduduki jabatan penting pada PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur yakni: Kasie Akuntansi & PDE Cabang Waingapu, Kasie Umum Cabang Waingapu, Kasie Kredit Cabang SoE, Kepala Seksi Dana Jasa CS/Teller Cabang Rote, Kepala Bagian Pengawasan Umum Kantor Pusat, Pemimpin Cabang Waingapu, Manajer Bisnis Cabang Utama Kupang, Plh. Pemimpin Cabang Utama Kupang merangkap Manajer Bisnis Cabang Utama Kupang, Pemimpin Cabang Kefamennau, Kepala Divisi Suporting Kredit Bank NTT.
and appointment of and the structural position of PT Bank Pembangunan Daerah East.
The existence of the Corporate Secretary of the Company is intended to improve services to the public and investors while ensuring that all activities of the Company in accordance with the principles of good corporate governance and legislation in force.
Profile 2016 Company SecretaryIn accordance with the Board of Directors Decision No. 104 of 2012, on 21 September 2012 on the Dismissal and Appointment of structural positions and the Regional Development Bank of East Nusa Tenggara, Corporate Secretary of PT Bank Pembangunan Daerah East Nusa Tenggara currently held by Drs. Nasaruddin. Profile Bank NTT Corporate Secretary, as follows:
Yunus Fredrik Mars, SEHead of the Division of Planning & Corporate SecretaryServed as Chief of the Division of Planning & Corporate Secretary of PT Bank Pembangunan Daerah East Nusa Tenggara since September 19, 2016 to present.
Career as Officer Implementing the Regional Development Bank of East Nusa Tenggara since October 1985 and has held key positions at PT Bank Pembangunan Daerah East Nusa Tenggara namely: Kasie Akuntansi & PDE Branch Waingapu, Kasie Umum Branch Waingapu, Head of Branch Credit SoE, Section Head Services fund CS / Branch Teller Rote, Head of General Supervision Central Office, Branch Waingapu, Business Manager of Main Branch Kupang, Acting. Main Branch concurrently Kupang Kupang Main Branch Business Manager, Branch Manager Kefamennau, Division Head of Bank Credit suporting NTT.
97Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Tugas dan Tanggung jawab Sekretaris PerusahaanTugas-tugas Sekretaris Perusahaan antara lain adalah:1. Mengikuti perkembangan pasar modal, khususnya
peraturan-peraturan yang berlaku di pasar modal;2. Memberi masukan kepada Direksi guna mematuhi
peraturan OJK dan peraturan pelaksanaannya; 3. Sebagai penghubung (contact person) antara Bank
dengan OJK dan masyarakat;4. Memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk
setiap informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan kondisi Bank;
5. Menyiapkan Daftar Khusus Saham; 6. Menghadiri rapat Dewan Komisaris dan rapat
Direksi berikut membuat catatan hasil rapat/notulen tersebut ;
7. Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
Pelaksanaan Tugas Sekretaris Perusahaan1. Menyelengarakan rapat (RUPS, Pengurus, Dewan
Komisaris, Direksi, Manajemen) ;2. Memfasilitasi hubungan dengan instansi Pemerintah
dan institusi terkait lainnya serta para Pemangku Kepentingan;
3. Membangun citra positif Perusahaan melalui aktivitas komunikasi dan promosi;
4. Menyusun laporan manajemen (bulanan, triwulanan, semester dan tahunan);
5. Mengawal pelaksanaan penerapan dan penilaian Tata Kelola Perusahaan;
6. Menyusun program dan merealisasikan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan;
7. Penyelenggaraan setiap rapat termasuk pembuatan notulennya dan pengelolaan dokumen yang terkait, dilaksanakan tiap bulan dengan rincian sebagai berikut:
Duties and Responsibilities of Company Secretary The duties of the Corporate Secretary are:1. Following the development of capital markets,
especially the regulations in force in the capital markets;
2. Provide input to the Board of Directors to comply with the FSA and its implementing regulations;
3. As a liaison (contact person) between the Bank and the FSA and the public;
4. To provide services to the public for any information required with regard to the condition of the Bank;
5. Prepare List of Special Shares;6. Attend board meetings and Board of Directors
meeting following make a note of the meeting / the minutes;
7. Responsible for the Annual General Meeting of Shareholders of the Company Limited PT Bank Pembangunan Daerah East.
Company Secretary Duties
1. Organizes the meeting (AGM, the Board, the Board of Commissioners, Directors, Management);
2. Facilitating the relationship with the Government and other relevant institutions and the Stakeholders;
3. Building a positive image of the Company through communication and promotional activities;
4. Prepare management reports (monthly, quarterly, semester and annual);
5. Escorting implementation and assessment of the implementation of Corporate Governance;
6. Develop program and realize the program of Corporate Social Responsibility;
7. The implementation of each of minutes of the meeting including the creation and management of related documents, conducted every month with the following details:
98 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
No JENIS RAPATMeeting type 2015 2016
1 Rapat Umum Pemegang Saham General Meeting of Shareholders 1 2
2 Rapat Pengurus (Dewan Komisaris dan Direksi) Board Meeting (Board of Commissioners and Board of Directors)
6 6
3 Rapat Dewan Komisaris BOC Meeting 4 6
5 Rapat Dewan Komisaris dan Komite BoC and Committee Meetings 6 13
6 Rapat Direksi Board of Directors meeting 9 14 Pelatihan Sekretaris Perusahaan Selama tahun 2016, sekretaris Perusahaan dan jajarannya telah mengikuti program pendidikan dan pelatihan antara lain :
No JUDUL PELATIHANTitle Training
TANGGALDate
TEMPATThe place
NAMA PENYELENGGARAName of Organizers
I. Sekretaris PerusahaanSekretaris Perusahaan
1. Workshop Penyusunan Corporate Plan dalam rangka Program Transformasi BPD
Workshop on Corporate Plan within the framework of BPD Transformation Program
25 – 26 Februari 201625 – 26 February 2016
Jakarta Leinad Aganis Consultan
2. Pelatihan Manajemen Kearsipan
Records Management Training
14 – 15 Juni 201614 – 15 Juni 2016
Jakarta Fresh Consultan
3. Kegiatan Ramadhan Public Relations Course”The Power Of Story Telling
Activities Ramadan Public Relations Course “The Power Of Story Telling
21 – 22 Juni 201621 – 22 Juni 2016
Jakarta PR Indonesia
4. Corporate Secretary Training” Mempertajam Fungsi Corporate Secretary & Meningkatkan Value dan reputasi melalui insrumen yang ideal
Corporate Secretary Training “Sharpen Function Corporate Secretary & Increase Value and reputation through the ideal insrumen
17 – 18 Nopember 201617 – 18 Nopember 2016
Bali RMG
II. Kepala Sub. Divisi Corporate LegalHead of Sub. Corporate Legal Division
1. Workshop Nasional Pertanahan
National Workshop on Land 11 – 12 Februari 201611 – 12 Februari 2016
Jakarta PUSDIKNAS
III. Kasubdiv HumasKasubdiv PR
1. Training Strategic Corporate Cultrure & Change Management
Training Strategic Corporate Culture and Change Management
19 – 20 April 201619 – 20 April 2016
Jakarta PT. Kreasi Cipta Asia
Training Company SecretaryDuring 2016, the Company secretary and his staff have followed the education and training programs, among others:
99Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
No JUDUL PELATIHANTitle Training
TANGGALDate
TEMPATThe place
NAMA PENYELENGGARAName of Organizers
2. Pelatihan Kehumasan (Public Relationship)
Training PR (Public Relationship)
16 – 17 Mei 201616 – 17 May 2016
Jakarta PT. Fresh Galang Consultant
3. Kegiatan Ramadhan Public Relations Course”The Power Of Story Telling
Ramadan activities Public Relations Course “The Power of Story Telling
21 – 22 Juni 20121 – 22 June 201
Jakarta PR Indonesia
IV. Kasubdiv. Perencanaan & AnggaranKasubdiv. Planning & Budgeting
1. Workshop Nasional Key Performance Indicator & strtegi Implementasi Sistem Manajemen Kinerja
National Workshop on Key Performance Indicators and Performance Management System Implementation strategy
28 – 29 Januari 201628 – 29 January 2016
Yogyakarta
PKPSDI
2. Workshop Penyusunan Corporate Plan dalam rangka Program Transformasi BPD
Workshop on Corporate Plan within the framework of BPD Transformation Program
25 – 26 Februari 201625 – 26 February 2016
Jakarta Leinad Aganis Consultan
3. Training Strategic Corporate Culture & Change Management
Training Strategic Corporate Culture and Change Management
19 – 20 April 201619 – 20 April 2016
Jakarta PT. Kreasi Cipta Asia
4. Diklat dan Ujian Sertifikasi Barang & Jasa Pemerintah
Training and Certification Exam Goods & Services Procurement
17 – 20 Mei 201617 – 20 May 2016
Jakarta PUSDIKNAS
5. Pelatihan Pengembangan Sistem Grading Jabatan
Grading System Development Training Position
22 – 23 Sep. 201622 – 23 Sep. 2016
Bandung Subrata Consulting
V. Kasubdiv. Kearsipan Kasubdiv. Filing
1. Pelatihan Manajemen Kearsipan
Records Management Training
14 – 15 Juni 201614 – 15 June 2016
Yogyakarta Fresh Kearsipan
VI. PelaksanaImplementer
1. Workshop Nasional Key Performance Indicator & Strategy
Workshop Nasional Key Performance Indicator & Strategy
28-29 Januari 201628-29 January 2016
Yogyakarta PKPSDI
2. Pelatihan Tata Cara Pelaksanaan Riset dalam rangka pengembangan produk dan aktivitas baru
Training Implementation Procedures for Research in order to develop new products and activities
03 – 04 Februari 201603 – 04 February 2016
Jakarta Leinad Aganis Consultant
3. Whorkshop Nasional Humas & CSR
National Workshop on Public Relations & CSR
04-05 Februari 201604-05 February 2016
Yogyakarta LKMN
100 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
No JUDUL PELATIHANTitle Training
TANGGALDate
TEMPATThe place
NAMA PENYELENGGARAName of Organizers
4. Workshop Nasional Pertanahan
National Workshop on Land 11 – 12 Februari 201611 – 12 February 2016
Jakarta PUSDIKNAS
5. Bimbingan Teknis Nasional Manajemen Perkantoran Modern (Tata Kelola Arsip Berbasis Web)
National Technical Assistance Modern Office Management (Web-Based Governance Archive)
17 – 20 Februari 201617 – 20 February 2016
Jakarta LP2KEP
6. In House Training Brevet paak A & B bagi Petugas Pajak Kantor Cabang
In House Training Tax Brevet A & B for Tax Officers Branch Office
22 – 27 Februari 201622 – 27 February 2016
Kupang Indonesia Fical Tax Administration Association
7. Workshop Penyusunan Corporate Plan dalam rangka Program Transformasi BPD
Workshop on Corporate Plan within the framework of BPD Transformation Program
25 – 26 Februari 201625 – 26 February 2016
Jakarta Leinad Aganis Consultan
8. Training Strategic Corporate Culture & Change Management
Training Strategic Corporate Culture & Change Management
19 – 20 April 201619 – 20 April 2016
Jakarta PT. Kreasi Cipta Asia
9. Workshop Hukum Kontrak Contract Law Workshop 19-21 April 201619-21 April 2016
Jakarta Media Edutama Indonesia
10. Diklat dan Ujian Sertifikasi Barang & Jasa Pemerintah
Training and Certification Exam Goods & Services Procurement
17 – 20 Mei 201617 – 20 May 2016
Jakarta PUSDIKNAS
11. Pelatihan Kehumasan (Public Relationship
Training PR (Public Relationship
16 -17 Mei 201616 -17 May 2016
Jakarta PT. Fresh Galang Consultant
12. Pelatihan Manajemen Kearsipan
Records Management Training
14 – 15 Juni 201614 – 15 June 2016
Yogyakarta Fresh Kearsipan
13. Kegiatan Ramadhan Public Relations Course”The Power Of Story Telling
Ramadan activities Public Relations Course “The Power Of Story Telling
21 -22 Juni 201621 -22 June 2016
Jakarta PR Indonesia
14. Workshop manajemen Sekretaris
Management Workshop Secretary
20 – 23 Juni 2016
20 – 23 June 2016
Yogyakarta Eksekutif Gama Exist
15. Pelatihan Legal For Non Legal
For Non Legal Legal Training 30 Agustus – 01 September 201630 Agustus – 01 September 2016
Bandung PT. Media Edutama Indonesai
101Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
No JUDUL PELATIHANTitle Training
TANGGALDate
TEMPATThe place
NAMA PENYELENGGARAName of Organizers
16. Workshop Business Plan Preparation
Workshop Business Plan Preparation
21 – 22 September 201621 – 22 September 2016
Jakarta RMG
17. Pelatihan Pengembangan Sistem Grading Jabatan
Grading System Development Training Position
22 – 23 September 201622 – 23 September 2016
Bandung Subrata Consulting
18. Corporate Secretary Training” Mempertajam Fungsi Corporate Secretary & Meningkatkan Value dan reputasi melalui insrumen yang ideal
Corporate Secretary Training “Sharpen Function Corporate Secretary & Increase Value and reputation through the ideal insrumen
17 – 18 September 201617 – 18 September 2016
Bali RMG
Transaksi yang Mengandung Benturan KepentinganDalam melaksanakan fungsi intermediasi bank, manajemen Bank NTT sering dihadapkan dengan tantangan dan hambatan dalam hal proses penetapan suatu arah kebijakan. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan harapan dan kepentingan dari masing-masing unit kerja, sehingga akan berdampak pada kualitas keputusan dan kinerja dari hasil keputusan. Untuk mengelola dan mengendalikan kualitas keputusan sehingga terhindar dari risiko dan kerugian bank, maka diperlukan peraturan yang berfungsi sebagai pedoman bagi manajemen untuk menangani perbedaan kepentingan dimaksud.
Pada tahun buku 2014 Bank NTT telah merumuskan dan menerbitkan peraturan tentang pedoman penanganan benturan kepentingan yang diatur dalam Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor: 73 Tahun 2014.
Ketentuan ini mengatur tentang prinsip-prinsip dasar penanganan benturan kepentingan, yaitu:1. Mengutamakan kepentingan perusahaan;
Transactions of The Conflict of InterestIn carrying out the bank intermediation function, NTT Bank management are often faced with challenges and obstacles in the process of defining a policy direction.This is caused by the differences in the expectations and interests of each unit of work, so it will have an impact on decision quality and performance of the decision. To manage and control the quality of decision making and avoid the risk of bank losses, the necessary regulations that serve as guidance to management to handle the different interests concerned.
In the financial year 2014 NTT Bank has formulated and issued a regulation on guidelines for the handling of conflicts of interest stipulated in the Decree of Directors of PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 73 of 2014.
This provision regulates the basic principles of handling conflicts of interest, namely:1. Giving priority to the interests of the company;
102 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
2. Menciptakan keterbukaan penanganan dan pengawasan benturan kepentingan;
3. Mendorong tanggungjawab pribadi dan sikap keteladanan;
4. Menciptakan dan membina budaya perusahaan yang tidak toleran terhadap benturan kepentingan.
Prinsip ini diaplikasikan secara terus menerus, melalui peningkatan profesionalisme terkait kesadaran untuk mengamalkan nilia-nilai etis yang terkandung dalam ketentuan kode etik dan tingkah laku (code of conduct) Bank NTT, sebagaimana yang ditetapkan dalam Keputusan Direksi PT Bank Pembagunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor: 30 Tahun 2006 tentang Penetapan Buku Pedoman Code of Conduct dan Code
Of Corporate Governance, yaitu: Nilai-nilai budaya Perusahaan yang dikenal dengan istilah FLOBAMORA.
Makna dari Nilai Budaya ini memberikan arti bahwa seluruh jajaran Bank wajib memilik sikap Fleksibel, Loyal, Obyektif, Bersaing, Antisipatif, Mematuhi Ketentuan, Orientasi Bisnis, Religius dan Amanah.
Implementasi atas setiap makna tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:a. Fleksibel, memiliki makna bahwa sikap Pengurus
dan Karyawan Bank NTT untuk siap menerima perubahan. Salah satunya adalah peningkatan keahlihan, ketrampilan untuk pelaksanaan tugas sesuai tuntutan dan kebutuhan perusahaan.
b. Loyal, memiliki makna bahwa sikap setia dalam menjalankan tugas dan kewajiban dengan penuh tanggung jawab, mampu bekerja dengan iklas, rela berkorban dan penuh pengabdian serta senantiasa manaati nilai-nilai kebenaran.
c. Obyektif, memiliki makna bahwa kemampuan mengambil keputusan secara jujur tanpa dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau pihak-pihak lain yang dapat merugikan Bank.
d. Bersaing, memiliki makna bahwa sikap berani berkompetisi dalam mencapai prestasi kerja atau kinerja di atas dari yang telah ditetapkan.
2. Creating transparency and supervision of the handling of conflicts of interest;
3. Encouraging personal responsibility and exemplary attitude;
4. Creating and fostering a corporate culture that is intolerant of conflicts of interest.
This principle was applied continuously, through increased professionalism associated awareness to practice nilia-ethical values contained in the provisions of the code of ethics and conduct (code of conduct) Bank NTT, as defined in the Decree of the Board of Directors of PT Bank regional development of East Nusa Tenggara Number: 30 Year 2006 concerning the Code of Conduct Handbook and Code of Corporate Governance, namely: cultural values of the Company known as Flobamora.
The Meaning of Cultural Values give the sense that the whole range of the Bank shall pick Flexible attitude, Loyal, Objective, Compete, Anticipatory, Comply with Conditions, Business Orientation, Religious and trustful.The implementation of any significance can be explained as follows:a. Flexible, meaning that the attitude of the
Management and Employees of Bank NTT’s ready to accept the change. One is the increase in skills to enter, skills for the implementation of the tasks according to the demands and needs of the company.
b. Loyal, meaning that the attitude of faithful in performing their duties and obligations with full responsibility, able to work with iklas, sacrifice and dedication and always manaati values of truth.
c. Objective, meaning that the ability to make decisions in an honest without being influenced by personal interests or other parties that may be detrimental to the Bank.
d. Compete, meaning that the courage to compete in achieving job performance or the performance at the top of the set.
103Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
e. Antisipatif, memiliki makna bahwa sikap yang senantiasa mengantisipasi risiko yang mungkin timbul dalam pelaksanaaan tugas yang potensial merugikan Bank, serta sikap tanggap dan cepat dalam mengambil peluang yang ada pontesial menguntungkan Bank.
f. Mematuhi Ketentuan, memilki makna bahwa sikap untuk senantiasa mematuhi ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g. Orientasi Bisnis, memiliki makna bahwa sikap untuk selalu memprioritas berjalan dan berhasilnya bisnis atau usaha Bank, karena ini disadari sebagai suatu persyarat dasar menuju tercapainya visi perusahaan.
h. Religius, memiliki makna bahwa sikap percaya bahwa Tuhan selalu ada pada saat bekerja sehingga tercipta suasana kerja yang nyaman, penuh kedamaian dan toleran.
i. Amanah, memiliki makna bahwa mengemban tugas dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi untuk menciptakan rasa aman, nyaman, tepat dan dapat dipercaya dalam pelayanan.
Dengan diimplementasikannya nilai-nilai dalam Pedoman Kode Etik dan Tingkah Laku diharapkan akan mampu mencegah potensi terjadinya benturan kepentingan dalam setiap aktivitas, termasuk dalam pengambilan keputusan.
Dalam menata kelola perusahaan sepanjang tahun buku 2016, Bank NTT tidak pernah mengalami adanya transaksi yang mengandung benturan kepentingan, hal ini terungkap dalam tabel berikut:
TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGANTransaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan
TAHUNYear
NAMA & JABATAN YANG MEMILIKI BENTURAN KEPENTINGAN
Name & Position The Conflict of Interest
JENIS TRANSAKSITransaction
type
NILAI TRANSAKSITransaction
value
KETERANGANInformation
2016 Nihil Nihil Nihil Nihil Nihil
e. Anticipatory, meaning that attitude always anticipate the risks that may arise in the execution of the tasks potentially be harmful to the Bank, as well as the responsiveness and quick in taking lucrative opportunities that exist pontesial Bank.
f. Comply with Conditions, have the meaning that the attitude to always comply with the laws and regulations in force.
g. Business orientation, meaning that the attitude to always prioritize walking and success of business or business of the Bank, as this is recognized as a basic persyarat towards achieving the company’s vision.
h. Religious, meaning that the attitude of believing that God is always there at work so as to create a comfortable working atmosphere, peaceful and tolerant.
i. Amanah, meaning that the task with integrity and professionalism to create a sense of safe, convenient, accurate and reliable in service.
With the implementation of the values in the Code of Ethics and Code of Conduct are expected to be able to prevent potential conflicts of interest in all activities, including in decision-making.
In restructuring the corporate governance throughout the 2015 financial year, Bank NTT never experienced any transactions with conflict of interest, it is revealed in the following table:
104 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Penerapan Fungsi Kepatuhan
Memperhatikan tantangan dan risiko usaha Bank yang semakin beraneka ragam, maka Bank NTT senantiasa melakukan perbaikan dan peningkatan cara dan strategi memitigasi risiko. Upaya mitigasi risiko tersebut dilaksanakan dengan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Upaya peningkatan kepatuhan tersebut diimplementasikan dengan cara menumbuhkan sifat patuh terhadap aturan yang berlaku bagi semua tingkatan organisasi, salah satu contohnya adalah melaksanakan program-program pendidikan dan pelatihan kepada seluruh tingkatan organisasi secara berkala dan tersistem.
Maksud penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pelatihan sebagaimana tersebut diatas, untuk meningkatkan keahlihan dan ketrampilan setiap Pengurus maupun seluruh Karyawan Bank NTT sehingga mampu membuat kebijakan yang tidak bertentangan dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk memastikan bahwa seluruh tingkatan organisasi telah mampu melaksanakan kebijakan yang tidak bertentangan dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang - undangan yang berlaku, maka dibutuhkan adanya organ perseroan yang berkerja untuk meneliti dan menguji kebijakan-kebijkan tersebut. Sesuai dengan ketentuan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, organ dimaksud adalah seorang Direktur yang disebut dengan nama Direktur Kepatuhan.
Dalam menata kelola perusahaan, Direktur Kepatuhan mempunyai tugas dan bertangggung jawab sebagai barikut:1. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya
Budaya Kepatuhan Bank;
Implementation of Compliance FunctionNoting the challenges and risks of the Bank is increasingly diverse, the Bank NTT continues to do repairs and improvements in the way and risk mitigation strategies. Risk mitigation measures are implemented to improve compliance with legislation and regulations.
Efforts to improve compliance is to be implemented by growing the docile nature of the rule that applies to all levels of the organization, one example is implementing educational programs and training to all levels of the organization periodically and tersistem.
Purpose organizing education and training activities, as mentioned above, to improve the skills to enter and skills of each Board and all employees of Bank NTT so as to create a policy that does not conflict with the provisions of Bank Indonesia and the legislation in force. To ensure that all levels of the organization has been able to implement a policy that does not conflict with Bank Indonesia regulations and laws - laws in force, it is necessary to have organ of the company who worked for researching and testing of policies are. In accordance with the provisions of Bank Indonesia Regulation No. 13/2 / PBI / 2011 dated January 12, 2011 on the Implementation of Compliance Function Commercial Bank, the organ in question is a Director who is called by the name of the Director of Compliance.
In restructuring the corporate governance, the Compliance Director has the duty and being responsible as barikut:1. Formulate a strategy to encourage the creation of a
Culture of Compliance;
105Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
2. Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi;
3. Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank;
4. Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia/OJK dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5. Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank;6. Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan
dan/atau keputusan yang diambil Direksi Bank, tidak menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
7. Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi Kepatuhan.
Dalam tahun buku 2016 Direktur Kepatuhan Bank NTT telah menetapkan langkah – langkah yang diperlukan untuk memastikan Bank telah memenuhi seluruh peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang – undangan yang berlaku, antara lain:
1. Telah melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan secara berkala kepada Direktur Utama dan OJK yang disampaikan secara berkala dan tepat waktu (semesteran) dengan tembusan kepada Dewan Komisaris.
2. Menetapkan, langkah-langkah kebijakan yang diperlukan untuk memastikan Bank telah memenuhi seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku.
3. Memantau faktor pendukung kepatuhan Bank terhadap ketentuan diantaranya:a. Rasio Kecukupan Modal (KPMM) per 31
Desember 2016 adalah sebesar 23,84 % di atas rasio rata-rata (CAR) BPD seluruh Indonesia yaitu sebesar 20.21%.
b. Rasio Kredit Bermasalah (NPL) per 31 Desember 2016 adalah sebesar 2,34% ;
c. Kewajiban Giro Wajib Minimum (GWM) primer adalah 7,5% dan GWM sekunder adalah 4%.
2. Propose a compliance policy or principles of compliance to be determined by the Board of Directors;
3. Establish systems and compliance procedures that will be used to draw up rules and internal guidelines of the Bank;
4. Ensure that all policies, regulations, systems and procedures, as well as the Bank's business activities conducted in accordance with the provisions of Bank Indonesia / FSA and the legislation in force;
5. Minimize Compliance Risk Bank;6. precautions to ensure that policies and / or decisions
taken Directors of the Bank, do not deviate from Bank Indonesia regulations and legislation in force;
7. Perform other tasks related to the Compliance Function.
In fiscal year 2016, the Director of Compliance NTT has determined steps - the steps necessary to ensure that the Bank has complied with all Bank Indonesia regulations and laws - laws that apply, among others:
1. It has been reported on the implementation of tasks and responsibilities of the Director of Compliance periodically to the Managing Director and the FSA are delivered regularly and on time (semi-annual) with a copy to the Board of Commissioners.
2. Establish, step - policy measures necessary to ensure the Bank has complied with all applicable rules and regulations.
3. To monitor the Bank's compliance factors supporting the provisions include:a. The Capital Adequacy Ratio (CAR) per
December 31, 2016 amounted to 23.84% above the average ratio (CAR) BPD throughout Indonesia at 20:21%.
b. The ratio of Non Performing Loans (NPL) per December 31, 2016 amounted to 2.32%;
c. Statutory obligations (GWM) is 7.5% of primary and secondary reserve requirement is 4%.
106 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
d. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), tidak ada pinjaman kepada pihak terkait maupun tidak terkait baik perorangan maupun kelompok yang melanggar ketentuan BMPK.
e. Tingkat Kesehatan Bank mempunyai predikat Cukup Sehat dengan Peringkat 3 (PK-3).
4. Manajemen Bank telah melakukan pengkinian dan sosialisasi terhadap kebijakan dan ketentuan baru kepada pejabat dan petugas pelaksana dalam jajaran organisasi Bank sebagai salah satu strategi mendorong terciptanya budaya Kepatuhan Bank.
Unit Kerja dibawah Direktur KepatuhanDalam melaksanakan fungsi kepatuhan, Direktur Kepatuhan dibantu oleh Divisi Kepatuhan dan Divisi Manajemen Risiko. Tugas dan Tanggung jawab Divisi Kepatuhan dan Divisi Manajemen Risiko diatur dalam Surat Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor : 29 Tahun 2014 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
Penyesuaian dengan Peraturan yang adaSepanjang tahun 2016 Bank telah berupaya menjaga kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, standar-standar kepatuhan lainnya yang telah ditetapkan secara internal, ketentuan mengenai Tata Kelola Perusahaan yang baik, serta pemenuhan komitmen yang disepakati, baik kepada pihak internal maupun eksternal, terutama terhadap setiap unit kerja operasional dengan melakukan review secara berkala mengenai kepatuhan mayoritas unit kerja operasional dan non operasional.
Namun masih terdapat hal-hal yang perlu ditingkatkan, menyangkut pemahaman dan disiplin pegawai terhadap ketentuan dan peraturan internal Bank maupun sistem kontrol atas implementasi peraturan yang berlaku, dengan demikian perbaikan yang berkesinambungan tetap terus dilakukan agar penerapan praktik-praktik
d. Lending Limit (LLL), there are no loans to related parties and not related to both individuals and groups who violate the provisions of LLL.
e. Banks have predicate Fit with Rating 3 (PK-3).
4. The Bank's management has been updating and disseminate the new policies and regulations to the officials and officers of the ranks of the organization of the Bank as one of the strategies to encourage a culture of Compliance.
Working Unit Under Director of Compliance.In carrying out the compliance function, the Compliance Director is assisted by the Division of Compliance and Risk Management Division. Duties and responsibilities of the Division of Compliance and Risk Management Division stipulated in Decree of the Board of Directors of PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 29 of 2014 on the Organizational Structure and Work Procedure Development Bank of East Nusa Tenggara.
Adjustment With Existing RegulationsThroughout 2016, the Bank has sought to maintain compliance with laws and regulations - regulations in force, standards - compliance standards other defined internally, the provisions on corporate governance, as well as fulfillment of the agreed commitments, both to internal and external parties, particularly against any operational units to conduct periodic review of the compliance of the majority of the working unit operational and non-operational.
But there are things - things that need to be improved, regarding the understanding and discipline of the provisions and the internal regulations of the Bank and the system of control over the implementation of regulations, thus the continuous improvement continue to be done so that the application of the practice - the
107Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
prinsip Good Corporate Governance dan praktek kepatuhan benar-benar melekat dalam kegiatan kerja sehari-hari.
Secara umum pelaksanaan kepatuhan telah berjalan baik dengan meningkatnya pelaksanaan ketentuan prinsip kehati-hatian, adanya percepatan waktu penyelesaian uji kepatuhan terhadap rancangan prosedur dan kebijakan, analisa dampak peraturan eksternal terhadap kebijakan internal Bank dengan sistem dan frekuensi yang lebih baik serta berkurangnya non compliance issue dalam uji kepatuhan atas rancangan keputusan bisnis.
Kewajiban Penerapan APU dan PPT (Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme)
Upaya mengimplementasikan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/28/PBI/2009 tanggal 01 Juli 2009 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum dilaksanakan Bank NTT dengan menerbitkan Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor: 52 tahun 2010 tentang Pedoman Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (Pedoman APU & PPT) di lingkungan PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.Untuk meningkatkan pemahaman atas pedoman ini, Bank NTT selalu melaksanakan serangkaian sosialisasi kepada seluruh unit kerja yang ada pada Kantor Pusat, Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pemabantu. Selain itu, Bank NTT akan terus memperbaiki berbagai kelemahan dalam hal kewajiban menyampaikan Laporan Transaksi Keuangan Tunai kepada PPATK yang masih terkait dengan penerapan APU dan PPT.
Penerapan Fungsi Audit InternDalam rangka implementasi terhadap Peraturan Bank Indonesia nomor 1/6/1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan
practice of good corporate governance principles and practice of compliance really - really inherent in the activities of the working day - day.
The general implementation of compliance has worked well with the increasing implementation of the provisions of the principle of prudence - carefulness, the acceleration of the turnaround time of test adherence to draft policies and procedures, analysis of the impact of external regulation of the internal policy of the Bank with the system and better frequencies and reduced non-compliance issue in trials the compliance of the draft business decisions.
Implementation of AML and CFT obligations (Anti-Money Laundering and Combating the Financing of Terrorism)Efforts to implement the Bank Indonesia Regulation Number: 11/28 / PBI / 2009 dated July 1, 2009 on the Implementation of Anti-Money Laundering and Combating the Financing of Terrorism for Commercial Bank implemented Bank NTT issued Decree PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 52 of 2010 on Guidelines for Anti-Money Laundering and Combating the Financing of Terrorism (AML Guidelines & PPT) at PT Bank Pembangunan Daerah East. To improve understanding of this guideline, Bank NTT always carry out a series of dissemination to all work units at Headquarters, Branch Offices and Branch Offices Pemabantu. In addition, NTT Bank will continue to improve the weaknesses in terms of the obligation to submit the Report Cash Financial Transactions to INTRAC still associated with the implementation of AML and CFT.
Implementation of Internal Audit FunctionIn the framework of the implementation of the Regulation of Bank Indonesia 01/06/1999 number on Assignment of Compliance Director (Compliance Director) and
108 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB), setiap Bank wajib menerapkan fungsi audit intern sebagaimana ditetapkan dalam PBI tersebut.
Pada Bank NTT, pelaksanaan fungsi audit intern tersebut dilaksanakan oleh Divisi Pengawasan & SKAI yang lingkup tugasnya melakukan pemeriksaan terhadap efektifitas struktur pengendalian intern, manajemen risiko dan kinerja seluruh unit kerja pada Bank NTT.
Divisi Pengawasan & SKAI memiliki auditor intern yang ditempatkan di Kantor Pusat yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Divisi Pengawasan & SKAI. Sesuai Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor 122 Tahun 2015 tanggal 02 Desember 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan dari Jabatan Resident Inspektur menjadi Auditor dan Internal Control PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, maka fungsi Residen Inspektur (RI) diubah menjadi Internal Auditor untuk Kantor Pusat dan Internal Control untuk Kantor Cabang. Salah satu tugas dari Internal Control adalah menyampaikan Laporan Profil Risiko Cabang dan Lost Event Database.
Profil Kepala SKAI Christofel S. M. Adoe, S.Sos Kepala Divisi Pengawasan & SKAI Lahir di Kalabahi pada tanggal 13 Februari 1969. Meraih gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Administrasi jurusan Administrasi Niaga pada Universitas Nusa Cendana Kupang tahun 1993. Menjabat sebagai Kepala Divisi Pengawasan & SKAI sejak 19 Oktober 2011 hingga sekarang.
Meniti karier sebagai Pegawai Pelaksana pada Biro Pengawasan Bank NTT sejak Oktober 1994 dan pernah menduduki jabatan penting di Bank NTT yakni: Wakil Pemimpin Cabang Atambua, Kepala Sub Divisi Pengawasan Wilayah II Kantor Pusat, Manajer Bisnis Cabang Utama Kupang, Pjs. Kepala Divisi Bisnis Retail Kantor Pusat, Pjs. Kepala Divisi Bisnis Komersial Kantor Pusat, Kepala Divisi Bisnis Komersial Kantor Pusat, Kepala Satuan Kerja Audit Internal (SKAI).
Implementation of Standard Bank Internal Audit Function (SPFAIB), each bank is obliged to implement internal audit function as defined in the regulation.
Bank NTT, the internal audit function was carried out by the Internal Audit Division of Supervision and scope of his examination of the effectiveness of the internal control structure, risk management and performance of all work units at NTT Bank.
Inspection & Internal Audit Division has internal auditors stationed in the Central Office in the execution of his duties is responsible to the Head of Internal Audit and Oversight Division. According to the Decree of Directors of PT Bank Pembangunan Daerah East Nusa Tenggara 122 No. 2015 dated December 2, 2015 on dismissal and appointment of Resident Inspector Position became Auditor and Internal Control PT. Regional Development Bank of East Nusa Tenggara, the function of the Resident Inspector (RI) is converted to the Internal Auditor's Office and Internal Controls for the Branch Office. One of the duties of the Internal Control was conveyed Risk Profile Reports Branch and Lost Event Database.
Profile Head of Internal AuditChristofel S. M. Adoe, S.SosHead of the Division of Supervision and Internal AuditBorn in Kalabahi on February 13, 1969. He holds a Bachelor's degree in Social Faculty of Administrative Sciences Department of Business Administration at the University of Nusa Cendana Kupang in 1993. He served as Chief of the Division of Supervision and Audit Unit since October 19, 2011 to the present.
Career as an Executive Officer on Bank Supervision Bureau NTT since October 1994 and has held key positions at Bank NTT namely: Deputy Branch Manager Atambua, Head of Sub Division of Supervision Region II Headquarters, Main Branch Business Manager Kupang, Acting. Head of Retail Business Division Headquarters, Acting. Head of Commercial Business Division Headquarters, Head of Commercial Business Division Headquarters, the Head of the Internal Audit Unit (SKAI).
109Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Sejumlah pendidikan dan latihan yang pernah diikuti antara lain : audit internal, audit forensic, audit investigasi, fraud auditing, anti fraud, risk based audit, Sertifikasi Manajemen Risiko Level IV, kredit sindikasi, perpajakan, fraud dan punishment, audit intern tingkat lanjutan 1, sertifikasi anti fraud, fraud auditing tingkat 2 dan diklat lainnya.
Jumlah pegawai (Auditor internal) pada unit audit internal Bank NTT pada tahun 2016 sebanyak 12 orang, yang terdiri dari :1. Kepala Divisi2. Kepala Sub Divisi Inspektorat Wilayah I3. Kepala Sub Divisi Inspektorat Wilayah II4. Kepala Sub Divisi Anti Fraud5. 8 (delapan) Internal Auditor Kantor Pusat
Kualifikasi/Sertifikasi sebagai Profesi Audit Internal Saat ini dalam Unit Audit Internal Bank NTT, 1. 1 (satu) orang telah mendapat gelar Profesional
Internal Audit (PIA). 2. 1 (satu) orang telah mendapat gelar Chartered
Accountant (CA).3. 1 (satu) orang telah mandapat gelar Qualified
Internal Audit (QIA).4. 3 (tiga) orang telah mendapat gelar Certified
Forensic Auditor (CFRA)
Pendidikan dan LatihanSebagai upaya peningkatan kompetensi auditor maka dalam tahun 2016 pejabat maupun Internal Audit telah diikutsertakan dalam berbagai pendidikan dan latihan sebagai berikut :
Sertifikasi Internal Auditor tingkat lanjutan I dan II , Program Managerial, Rapat pertama Forum Koordinasi Pengawasan KUR, Workshop Peraturan Pemerintah tentang Pengubahan dan putusan MK, Kegiatan “Moral Hazard di Lembaga Keuangan dan Upaya mitigasinya melalui penerapan GCG, Manajemen Risiko dan Internal Control, Training pengoperasian Aplikasi Profil Risiko Cabang dan Lost Event Database, Pelatihan Brevet Pajak A B, Sertifikasi Intenal Audit Lanjutan I
A number of education and training have been followed, among others: internal audit, forensic audit, the audit investigation, fraud auditing, anti-fraud, risk based audit, Risk Management Certification Level IV, syndicated loans, taxation, fraud and punishment, internal audit advanced level 1, anti certification fraud, fraud auditing and training level of the other two.
Number of employees (internal auditor) on the Bank's internal audit unit of NTT in 2016 as many as 12 people, consisting of:1. Head2. Head of Sub Division of Inspectorate Region I3. Head of Sub Division II Regional Inspectorate4. Head of Sub Division of Anti Fraud5. The eight (8) Internal Auditor Headquarters
Qualification / certification as an Internal Audit ProfessionCurrently the Bank's Internal Audit Unit of NTT,1. 1 (one) has got the title of Professional Internal
Audit (PIA).2. 1 (one) has earned the Chartered Accountant (CA).3. 1 (one) person has mandapat title Qualified Internal
Audit (QIA).4. 3 (three) have earned the Certified Forensic Auditor
(CFRA)
Education and TrainingIn an effort to increase the competence of the auditors in 2016 and Internal Audit officers have been included in various education and training as follows:
Certification of Internal Auditors advanced levels I and II, Program Managerial, first meeting Coordination Forum Oversight KUR, Workshop on Government Regulation on Conversion and the decision of the Court, The "Moral Hazard on Financial Institutions and attempt mitigation through the implementation of Good Corporate Governance, Risk Management and Internal Control, Training operation application Risk profile Branch and Lost Event Database, Training Tax
110 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
dan II, Audit Prosedur Transakasi Treasury dan Audit prosedur ALMA, In House Training sertifikasi QIA tingkat I dan II, Pelatihan QIA, Seminar Nasional Internal Audit (SNIA), Analis TKM dan Audit Internal Batch 4, Pelatihan dan workshop “Why do auditors fail detect
fraud”, Peningkatan pemahaman tentang Standar Audit Prosedur Kredit Komersil dan Kecil (UMKM), Workshop Digital Forensic, Pelatihan khusus FKDKP-PPATK BATCH 5 “Indentifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan (TKM)”, Seminar Internasional “Efisiensi dan Stabilitas Keuangan Daerah”, Financial Investigation
and Forensic accounting”, Audit forensik & sertifikasi Certified Forensic Auditor (CfrA), Pelatihan pentingnya Pemahaman tentang Peranan Komite Remunerasi, Evaluasi dan Pelatihan Aplikasi Profil Risiko Cabang (PRC) dan Lost Event Database, Pengembangan Sistem Grading Jabatan, Penyempurnaan Buku Pedoman Sumber Daya Manusia dan Sosialisasi Perubahan Buku Manual SDM, Workshop “Continuous Auditing,
Improve IA Capability in Providing Assurance” .
Struktur Organisasi Divisi Pengawasan & Satuan Kerja Audit Intern (SKAI)Berdasarkan Struktur Organisasi Bank NTT, Divisi SKAI berada langsung dibawah supervisi Direktur Utama.
KEPALA DIVISI PENGAWASAN & SKAI
KASUBDIV.INS.WILAYAH I
KASUBDIV.INS.WILAYAH II
KASUBDIV. ANTI FRAUD
INTERNAL AUDITOR ANTI
FRAUD
INTERNAL AUDITOR
KANTOR PUSAT
INTERNAL AUDITOR
KANTOR PUSAT
INTERNAL AUDITOR
KANTOR PUSAT
INTERNAL AUDITOR
KANTOR PUSAT
Brevet AB, certified Internal Audit Advanced I and II, the Audit procedures trades Treasury and Audit procedures ALMA, In House Training certification QIA level I and II, Training QIA, a National Seminar on Internal Audit (SNIA ), Analyst TKM and the Internal Audit Batch 4, Training and workshop "Why do auditors fail detect fraud," Improved understanding of Auditing Standards Credit Procedures Commercial and Small Business (SMEs), workshop on Digital Forensic, specialized training FKDKP - INTRAC BATCH 5 "Identification of Transactions Suspicious (TKM) ", International Seminar" Efficiency d The area's Financial Stability ", Financial Investigation and Forensic Accounting ", audit forensic and certification of certified forensic auditor (CfrA), training the importance of understanding about the role of the Remuneration Committee, Evaluation and Training Application Risk Profile Branch (PRC) and Lost Event Database, Development Systems Grading Occupation, Improvement Resource Manual Human Resources and Dissemination Change HR Manual, Workshop "Continuous Auditing, Improve IA in Providing Assurance Capability".
Organizational Structure of Supervision Division and the Internal Audit Unit (SKAI)Based on the Organizational Structure of Bank NTT, Internal Audit Division directly under the supervision of the Director.
111Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Laporan Audit Internal Sesuai dengan program kerja audit tahunan tahun 2016, Divisi Pengawasan & SKAI telah melakukan Spot Audit terhadap 16 (enam belas) Kantor Cabang dari 1 (satu) Kantor Cabang Utama, 1 (satu) Kantor Cabang Khusus dan 21 (dua puluh satu) Kantor Cabang dengan fokus utama pada bidang kredit dalam rangka mitigasi risiko kredit, mengungkap indikasi kecurangan, memantau upaya cabang dalam penyelesaian kredit bermasalah, hapus buku maupun subrogasi dan membenahi administrasi kredit serta pelaksanaan APU & PPT.
Setiap semester telah disampaikan laporan Pelaksanaan Pokok – Pokok Hasil Audit maupun Laporan Penerapan Strategi Anti Fraud kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) seuai waktu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI).Pada tahun 2016 dilakukan pemeriksaan atas pelaksanaan BI-RTGS dan SKN-BI tahun 2016 serta audit investigasi terhadap beberapa permasalahan yang berpotensi merugikan bank baik dari segi financial maupun reputasi.
Pengembangan Audit Internal Sejalan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor: 1/6/ PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum, Bank NTT telah melakukan pemutakhiran Internal Audit Charter (Audit Charter) Bank NTT dan telah disahkan oleh Direktur Utama Bank NTT dan disetujui oleh oleh Komisaris Utama Bank NTT pada tanggal 10 Oktober 2014. Internal Audit Charter (IAC) ini memuat visi dan misi, tujuan dan ruang lingkup kegiatan, struktur dan kedudukan, tugas, tanggung jawab dan wewenang, kode etik, kompetensi dan syarat auditor, dukungan manajemen, pengembangan auditor dan hubungan SKAI dengan auditor ekstern.
Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Satuan Kerja Audit Intern Bank NTT1. Kegiatan yang dilakukan Satuan Kerja Audit
Intern Bank NTT bertujuan memberikan input dan rekomendasi perbaikan yang bernilai tambah bagi
Internal Audit ReportsIn accordance with the work program of the annual audit in 2016, the Division of Supervision and Audit Unit has conducted Spot Audits of 16 (sixteen) Branch of 1 (one) Main Branch Office, 1 (one) Branch Office Special and 21 (twenty-one) Branch Office with the main focus on the field of credit in order to mitigate credit risk, uncover indications of fraud, monitoring efforts in the resolution of problem loans branch, remove it and subrogation and fix the credit administration and implementation of APU and PPT.
Each semester has submitted a report Implementation of Principal - Principal Results of Audit and Anti Fraud Strategy Implementation Report to the Financial Services Authority (FSA) regarding to the time stipulated in Bank Indonesia Regulation (PBI).In 2016 inspections of the implementation of the BI-RTGS and SKN-BI in 2016 as well as the audit investigation on several issues that could potentially harm the bank in terms of both financial and reputation.
Development of Internal AuditIn line with the Bank Indonesia Regulation Number 1/6 / PBI / 1999 dated 20 September 1999 on the Assignment of Compliance Director and Implementation of Standard Internal Audit Function Commercial Bank, Bank NTT has been updating the Internal Audit Charter (charter) Bank NTT and has been endorsed by Director of Bank NTT and approved by the Commissioner of Bank NTT on October 10, 2014. Internal Audit Charter (IAC) contains the vision and mission, objectives and scope of activities, structure and position, duties, responsibilities and authority, codes of conduct, competence and terms of auditors, management support, development SKAI relationship with the auditor and the external auditor.
Objectives and scope of activities of the Internal Audit Unit of Bank NTT1. The activities of the Internal Audit Unit of Bank
NTT aims to provide input and recommendations for improvement value-added for improving
112 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
perbaikan serta peningkatan kualitas, efektivitas pengelolaan risiko serta kecukupan dan efektivitas pengendalian intern.
2. Ruang lingkup kegiatan Satuan Kerja Audit Intern Bank NTT mencakup pelaksanaan assurance dan konsultasi terhadap efektivitas struktur pengendalian intern, manajemen risiko dan kinerja seluruh aspek/kegiatan Bank NTT pada semua tingkatan manajemen pada seluruh unit kerja Bank NTT.
Kedudukan Satuan Kerja Audit Intern Bank NTTKedudukan Satuan Kerja Audit Intern Bank NTT dibentuk sedemikian rupa untuk menjamin independensi dan objektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana diamanatkan dalam ketentuan, yaitu sebagai berikut :1. Satuan Kerja Audit Intern Bank NTT dipimpin oleh
seorang Kepala yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
2. Kepala Satuan Kerja Audit Intern Bank NTT diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan.
3. Kepala Satuan Kerja Audit Intern Bank NTT dapat berkomunikasi langsung dengan Dewan Komisaris untuk menginformasikan hal-hal yang berhubungan dengan audit.
Pemberitahuan informasi kepada Dewan Komisaris tersebut dilaporkan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Direktur Kepatuhan.
4. Direktur Utama dapat memberhentikan Kepala Satuan Kerja Audit Intern Bank NTT, setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris, hanya karena Kepala Satuan Kerja Audit Intern Bank NTT tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban sebagai auditor Satuan Kerja Audit Intern sebagaimana diatur dalam ketentuan intern dan ekstern yang berlaku dan/atau gagal atau tidak cakap menjalankan tugas.
5. Auditor Satuan Kerja Audit Intern bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Kerja Audit Intern sesuai dengan struktur Satuan Kerja Audit Intern Bank NTT.
and increasing the quality, effectiveness and adequacy of risk management and internal control effectiveness.
2. The scope of activities of the Internal Audit Unit of Bank NTT include assurance and consulting implementation of the effectiveness of the internal control structure, risk management and performance of all aspects / NTT Bank activities at all levels of management on the entire unit of the Bank NTT.
The position of the Internal Audit Unit of Bank NTTThe position of the Bank Internal Audit Unit NTT formed in such a way to guarantee the independence and objectivity of the duties and responsibilities as mandated in the provision, which is as follows:
1. Internal Audit Unit NTT Bank headed by a Chief who is directly responsible to the Director.
2. Head of the Internal Audit Unit NTT Bank is appointed and dismissed by the Managing Director with the approval of the Board of Commissioners and reported to the Financial Services Authority.
3. The Head of the Internal Audit Unit of Bank NTT can communicate directly with the Board of Commissioners to inform matters relating to the audit.
Notice the information to the Board of Commissioners reported to the President Director and copied to the Director of Compliance.
4. The Director may dismiss the head of the Internal Audit Unit of Bank NTT, after obtaining the approval of the Board of Commissioners, simply because the Head of the Internal Audit Unit of Bank NTT does not meet the requirements and obligations as an auditor of the Internal Audit Unit as set out in the provisions of the applicable internal and external and / or failed or incompetent duties.
5. Auditor Internal Audit Unit is responsible to the Head of the Internal Audit Unit in accordance with the structure of the Internal Audit Unit of Bank NTT.
113Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
6. Auditor Satuan Kerja Audit Intern dapat berperan sebagai konsultan bagi pihak-pihak intern yang membutuhkan, terutama hal-hal yang berhubungan dengan bidang tugasnya serta bersifat strategis.
Tugas, Tanggungjawab dan Wewenang Satuan Kerja Audit Intern Bank NTT1. Tugas dan Tanggung jawab Satuan Kerja Audit
Intern adalah :a. Membantu Direktur Utama dan Dewan
Komisaris dalam melakukan pengawasan dan pembinaan dengan cara menjabarkan secara operasional baik perencanaan, pelaksanaan maupun pemantauan tindak lanjut hasil audit.
b. Membuat analisis dan penilaian dibidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, Teknologi Sistem Informasi dan kegiatan lainnya melalui pemeriksaan langsung maupun tidak langsung.
c. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan Direksi Bank NTT serta memberikan konsultasi untuk memberikan nilai tambah dan perbaikan terhadap kualitas pengendalian pengelolaan risiko dan tata kelola perusahaan.
d. Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya dan dana.
e. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang hasil audit kepada semua tingkatan manajemen.
f. Membuat dan menyampaikan Laporan Hasil Audit kepada Direktur Utama dan tembusan kepada Direktur Kepatuhan secara periodik sesuai ketentuan yang berlaku.
g. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan.
h. Menyiapkan Laporan Pelaksanaan dan Pokok-pokok Hasil Audit serta menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan.
6. Auditor’s Internal Audit Unit may act as a consultant for internal parties who require, especially matters related to their respective sectors and strategic nature.
Duties, Responsibilities and Powers of the Internal Audit Unit of Bank NTT1. Duties and responsibilities of the Internal Audit
Unit are:a. Assist the Director and Board of Commissioners
in monitoring and guidance in a manner well operationally describe the planning, implementation and follow-up monitoring of the audit results.
b. Make analysis and judgment in finance, accounting, operations, human resources, marketing, information systems technology and other activities through direct and indirect examination.
c. To test and evaluate the implementation of the internal control and risk management system in accordance with the policy of the Board of Directors of Bank NTT as well as provide consultation to provide added value and improvement to the quality of risk management controls and corporate governance.
d. Identify all possibilities to improve and increase the efficiency and effectiveness of the use of resources and funds.
e. Suggest improvements and objective information on the results of audits to all levels of management.
f. Create and deliver the Audit Report to the Managing Director and a copy to the Director of Compliance periodically in accordance with the applicable regulations.
g. Monitor, analyze and report on implementation of the improvements that have been suggested.
h. Preparing Implementation Report and the Principles of audit results and communicate to the Financial Services Authority.
114 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
i. Menyiapkan dan menyampaikan laporan atas setiap temuan audit yang diperkirakan dapat mengganggu kelangsungan usaha Bank NTT kepada Otoritas Jasa Keuangan.
j. Menyiapkan dan menyampaikan laporan fraud yang terjadi kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan ketentuan ekstern yang berlaku maupun pedoman strategi anti fraud Bank NTT.
k. Bekerja sama dengan Komite Audit.l. Menyusun kebijakan dan prosedur tertulis
sebagai pedoman bagi Auditor Intern dalam melaksanakan tugasnya.
m. Menyusun program untuk menguji dan mengevaluasi kualitas kegiatan audit yang dilakukan untuk perbaikan/penyempurnaan kegiatan audit selanjutnya.
n. Melaksanakan pendidikan secara berkelanjutan sesuai dengan bidang tugas dan kompetensi auditor.
2. Satuan Kerja Audit Intern Bank NTT memiliki kewenangan untuk :a. Memiliki akses tidak terbatas terhadap seluruh
fungsi/tingkatan organisasi, catatan, karyawan, sumber daya dan dana serta asset Bank NTT lainnya bahkan pihak ketiga (bila dianggap perlu) yang berkaitan dengan pelaksanaan audit dan konsultasi.
b. Merencanakan dan melaksanakan audit dengan mengalokasikan sumber daya dan dana, menentukan frekuensi, menentukan personil, menentukan teknik/metodologi audit, memilih subyek dan menentukan cakupan kegiatan audit yang diperlukan.
c. Memiliki akses/jalur berkomunikasi langsung dan bebas dengan Dewan Komisaris melalui Komite Audit maupun dengan Anggota Direksi lainnya.
d. Melakukan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit.
e. Melakukan audit pendalaman (khusus/investigasi) bila dianggap perlu.
i. Prepare and submit reports of any audit findings that could disturb the continuity of the Bank’s NTT to the Financial Services Authority.
j. Prepare and submit reports of fraud that occurs to the Financial Services Authority in accordance with the provisions and guidelines applicable external anti-fraud strategy NTT Bank.
k. Working closely with the Audit Committee.l. Develop written policies and procedures as
guidelines for Internal Auditors in their duties.
m. Develop a program to test and evaluate the quality of audit activities for the improvement / refinement of subsequent audit activities.
n. Implement continuous education in accordance with the duties and competence of auditors.
2. Internal Audit Unit NTT Bank have the authority to:
a. Has unrestricted access to all functions / levels of the organization, notes, staff, resources and funds and other assets of the Bank NTT even third parties (if deemed necessary) relating to the conduct of the audit and consulting.
b. Plan and perform the audit to allocate resources and funds, determine the frequency, determining personnel, determine engineering / audit methodologies, selecting subjects and determine the scope of the required audit activities.
c. Having access / track directly and freely communicate with the Board of Commissioners through the Audit Committee and the other Board Members.
d. Conducting regular meetings and incidental to the Board of Directors, Board of Commissioners and / or the Audit Committee.
e. Conduct audits of the deepening (special / investigation) if deemed necessary.
115Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
f. Memberikan rekomendasi baik itu berupa sanksi maupun perbaikan-perbaikan yang dianggap perlu, atas suatu permasalahan yang diaudit.
g. Melakukan koordinasi dengan auditor eksternal.h. Menggunakan jasa pihak ekstern dalam
pelaksanaan audit apabila dipandang perlu. Dukungan Manajemen Terhadap Satuan Kerja Audit Intern Bank NTT1. Kegiatan Satuan Kerja Audit Intern mendapat
dukungan penuh dari Direksi, Dewan Komisaris dan semua tingkat Manajemen, sehingga dapat melaksanakan kegiatan auditnya tanpa hambatan/intervensi dari pihak manapun termasuk menikdaklanjuti seluruh temuan hasil audit Satuan Kerja Audit Intern sesuai rekomendasi.
2. Dewan Komisaris, Direksi dan semua tingkatan manajemen dilarang mempengaruhi dan/atau melakukan intervensi terhadap kegiatan Satuan Kerja Audit Intern yang dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip audit yang obyektif.
3. Auditor Bank NTT dibebaskan dari segala kewenangan dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan operasional yang dilakukan oleh Bank NTT namun dapat berperan sebagai konsultan dan katalisator bagi pihak intern bank untuk memastikan bahwa setiap kebijakan dan pelaksanaan sistem operasional prosedur telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (dengan catatan bahwa advice yang diberikan oleh auditor bukan merupakan suatu legitimasi atas berjalannya suatu transaksi/kegiatan dari auditee).
4. Karena alasan keterbatasan waktu dan sumber daya sehingga pemeriksaan dilakukan dengan cara sampling termasuk didalamnya karena sistem risk based audit dalam rangka menetapkan unit kerja dan ruang lingkup yang akan diaudit, maka setiap permasalahan yang terjadi dikemudian hari yang tidak dapat terdeteksi karena sistem audit tersebut ; kepada auditor dibebaskan dari segala tuntutan atas tidak adanya temuan terkait permasalahan yang terjadi. Selanjutnya kepada auditor dapat
f. Gave good recommendations in the form of penalties and improvements deemed necessary, to a problem that is audited.
g. To coordinate with the external auditor.h. Using the services of external parties in the
audit if deemed necessary.
Against Management Support Internal Audit Unit of Bank NTT1. The activities of the Internal Audit Unit had the
full support of the Board of Directors, Board of Commissioners and all levels of management, so that it can carry out its audit activities without hindrance / intervention from any party including menikdaklanjuti entire audit findings of the Internal Audit Unit as recommended.
2. The Board of Commissioners, Directors and all levels of management shall seek to influence and / or to intervene in the activities of the Internal Audit Unit which is based on the principles of objective audit.
3. Auditor Bank NTT relieved of all authority and responsibility to carry out operational activities undertaken by the Bank NTT but can act as a consultant and a catalyst for the bank’s internal parties to ensure that any policy and procedure implementation of operational systems have been implemented in accordance with the provisions apply (with a note that the advice given by the auditor is not a legitimacy for the passage of a transaction / activity of the auditee).
4. For reasons of limited time and resources so that the examination carried out by sampling included therein for risk based audit system in order to establish the unit and scope to be audited, then any problems that occur in the future that can not be detected because the audit system; to the auditor of all charges for the absence of findings related problems. Furthermore, the auditor may be assigned to review all the problems that occur (advanced audit / special / investigation) to give
116 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
ditugaskan untuk mereview seluruh permasalahan yang terjadi (audit lanjutan/khusus/investigasi) untuk memberi masukan yang tepat dan konstruktif kepada Direksi sebelum diambil keputusan.
5. Auditor Bank NTT merupakan profesi yang wajib dilindungi oleh manajemen sehingga Auditor Bank NTT tidak mudah untuk dimutasi ke unit kerja lainnya, oleh karena itu, kepada auditor Bank NTT diberikan jenjang karir khusus.
6. Kepala SKAI dan Auditor-nya tidak dapat diberhentikan dan/atau dimutasi karena hasil auditnya.
7. Auditor dapat dimutasi dengan sepengetahuan dan persetujuan dari Kepala SKAI termasuk penerimaan auditor baru harus dikonsultasikan lebih dulu dengan Kepala SKAI sebelum ditetapkan sebagai auditor internal Bank NTT.
Penerapan Fungsi Audit EksternSalah satu keputusan RUPS Tahun Buku 2015, antara lain memberikan Kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai auditor ekstern yang independen untuk memeriksa laporan keuangan Bank NTT. Penunjukkan KAP yang terdaftar di Bank Indonesia/OJK dilakukan berdasarkan hasil rekomendasi dari Komite Audit.Berdasarkan persetujuan tersebut, Dewan Komisaris sesuai dengan rekomendasi Komite Audit menunjuk Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil untuk melakukan audit laporan keuangan Bank NTT untuk tahun buku 2016.
Penunjukkan Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku, antara lain bahwa KAP tersebut merupakan entitas yang terdaftar di Bank Indonesia dan BAPEPAM-LK, tidak memberikan jasa lain kepada Bank NTT pada tahun tersebut sehingga terhindar dari kemungkinan benturan kepentingan, dan tidak melakukan pekerjaan audit atas Laporan Keuangan Bank NTT lebih dari 5 (lima) tahun berturut-turut.
a proper and constructive feedback to the Board before a decision is taken.
5. Auditor Bank NTT is a profession that must be protected by the management that the Bank Auditor NTT’s not easy to be transferred to other work units, therefore, to the auditor of Bank NTT given particular career path.
6. Head of Internal Audit and its auditor can not be dismissed and / or transferred as a result of the audit.
7. The auditor may be transferred with the knowledge and approval of the Head of Internal Audit, including acceptance of new auditor should be consulted first with the Head of Internal Audit before being passed as an internal auditor of Bank NTT.
Implementation Of External Audit FunctionOne of the GMS for FY 2015, among others, provide the Authority to the Board of Commissioners to appoint Public Accounting Firm (KAP) as an independent external auditor to examine the financial statements of Bank NTT. Appointment of KAP registered in Bank Indonesia / FSA carried out based on the recommendation of the Audit Committee.Based on the approval, the Board of Commissioners in accordance with the recommendation of the Audit Committee appoint Public Accountant Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil to audit the Bank’s financial statements for the financial year 2016 NTT.
The appointment of Public Accounting Firm Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil carried out according to regulations, among others, that KAP is an entity registered with Bank Indonesia and Bapepam-LK, did not provide other services to the Bank NTT for the year so to avoid a possible conflict of interest, and do not perform audit work on the Financial Statements NTT Bank more than five (5) consecutive years.
117Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
KAP yang ditunjuk telah menyampaikan hasil audit dan management letter kepada Bank tepat waktu, mampu bekerja secara independen, memenuhi standar profesional akuntan publik dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang ditetapkan.
Hasil audit Laporan Keuangan Bank NTT Tahun Buku 2016 yang telah disampaikan Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil tanggal 31 Desember 2016 dengan mendapat opini “Tanpa Modifikasian”.
Eksternal AuditUntuk pelaksanaan audit Bank oleh pihak eksternal, maka Dewan Komisaris dengan menggunakan amanah yang diberikan oleh RUPS telah menunjuk Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil (Penanggung jawab: Ary Daniel Hartanto, SE, Ak., CA, CPA) atas Laporan keuangan Bank NTT Tahun Buku 2016 dengan total biaya sebesar Rp.490.000.000,- (Empat ratus sembilan puluh rupiah), sesuai Kontrak Kerja Laporan Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Tahun Buku 2016 antara PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur dengan Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil. Atas penunjukkan ini Kantor Akuntan Publik Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil tidak memberikan jasa lain selain audit atas laporan keuangan Bank NTT.
Kantor Akuntan Publik (KAP)Berikut Kantor Akuntan Publik yang mengaudit Laporan Keuangan Bank NTT selama tahun 2012-2016 :
TAHUN BUKUYear Book
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Accounting Firm PublicAUDIT LAINNYA
Other auditFEE AUDITFee Audit
(Rp)APINI AUDITAudit Opinion
2016 Hendrawinata Edy Siddharta & Tanzil
Audit Laporan KeuanganAudit Reports Finance
Rp.490.000.000 “Tanpa Modifikasian”“Unmodified”
2015 Hendrawinata Edy Siddharta & Tanzil
Audit Laporan KeuanganAudit Reports Finance
Rp.486.250.000 “Tanpa Modifikasian”“Unmodified”
2014 Drs. J. Tanzil & Rekan Audit Laporan KeuanganAudit Reports Finance
Rp.475.000.000 Wajar Tanpa PengecualianUnqualified
KAP appointed has submitted the results of the audit and management letter to the Bank on time, able to work independently, meet the professional standards of public accounting and labor agreements as well as the scope of the audit are set.
The audit results NTT Bank Financial Statements for Fiscal Year 2016 has delivered public accounting firm Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil December 31, 2016 with the received opinions “unmodified”.
External AuditFor the implementation of the Bank audit by external parties, the Board of Commissioners to use the mandate given by the General Meeting of Shareholders has appointed the Public Accountant Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil (Person in charge: Ary Daniel Hartanto, SE, Ak., CA, CPA) on the Bank’s financial statements NTT Fiscal year 2016 with a total cost of Rp.490.000.000, - (Four hundred ninety rupiah), under the Contract of Work Financial Statements Development Bank of East Nusa Tenggara Provincial Fiscal year 2016 between the Development Bank of East Nusa Tenggara with a public accounting firm Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil. This appointment on public accounting firm Hendrawinata Eddy Siddharta & Tanzil not provide other services in addition to auditing the financial statements of Bank NTT.
Public Accounting Firm (KAP)The following public accounting firm that audited the financial statements of Bank NTT during the years 2012 - 2016:
118 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
TAHUN BUKUYear Book
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
Accounting Firm PublicAUDIT LAINNYA
Other auditFEE AUDITFee Audit
(Rp)APINI AUDITAudit Opinion
2013 Drs. J. Tanzil & Rekan Audit Laporan keuanganAudit Reports Finance
Rp.500.000.000 Wajar Tanpa PengecualianUnqualified
2012 Drs. J. Tanzil & Rekan Audit Laporan KeuanganAudit Reports Finance
Rp.600.000.000 Wajar Tanpa PengecualianUnqualified
Sistem Pengendalian Internal Pengendalian internal mencakup kesatuan metodologi, kebijakan, prosedur dan penyusunan organisasi yang ditujukan untuk melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan serta pengendalian risiko yang timbul dati kegiatan Bank NTT. Pendekatan yang dilakukan untuk mengukur, memantau dan mengendalikan risiko berdasarkan pendekatan berbasis risiko.
Pengendalian Internal merupakan bagian yang sangat penting agar tujuan Bank NTT dapat tercapai. Tanpa adanya pengendalian internal, tujuan Bank NTT tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien. Semakin besar volume usaha/skala Bank NTT semakin pentingarti dari Pengendalian Internal.
Pengendalian Internal di Bank NTT dilakukan dengan mencakup semua aspek bisnis baik dari sisi Asset dan Liabilities, dengan pelaksanaan pengawasan yang dilakukan secara of site dan on site oleh setiap unit pengendalian internal pada setiap unit pengendalian pada setiap Divisi dan kantor operasional Bank NTT.
Kerangka kerja pengelolaan risiko dan pengendalian internal di Bank NTT mengadopsi prinsip pertahanan yang berlapis yang disebut Three Lines Of Defense
yang dapat digambarkan sbagai berikut :
BANK NTT THREE LINES OF DEFENSE
First Level of Defense Second Level of Defense Third Level of defense
Line of Bussiness & Support Functions National Fraud and Collection Division Internal Audit
Operatioanl Units Divisions External Audit
System of Internal Controls Legal/Compliance External Audit
Internal Control SystemsInternal controls include the unity of methodology, policies, procedures and preparation of organizations devoted to the identification, measurement, monitoring and control of risks arising dati Bank NTT activity. The approach taken to measure, monitor and control risks based on a risk-based approach.
Internal control is a very important part of that goal can be achieved NTT Bank. In the absence of internal controls, the Bank NTT goal can not be achieved effectively and efficiently. The greater the volume of business / scale of Bank NTT increasingly pentingarti of Internal Control.
The Bank's Internal Control NTT is done by covering all aspects of business both in terms of Assets and Liabilities, with the implementation of the monitoring is done of the site and on-site by each unit's internal control in each control unit in each division and the operational office of Bank NTT.
Risk management framework and internal control in the Bank NTT adopted the principle of layered defense called Three Lines Of Defense to sbagai described below:
119Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Kesesuaian sistem Pengendalian Internal dengan COSODivisi Pengawasan sebagai pelaksanna pengendalian internal di Bank NTT memiliki standar acuan kerja (SOP) yang didasarkan pada kebijakan Pedoman Audit Intern yang dimiliki Bank NTT yang dibuat dengan berpatokan pada teori COSO dan BIS Principles on
Internal Control Practises. Bank NTT memiliki Struktur Organisasi yang dibuat dengan baik dan sesuai bagi pengelolaan quality assurance. Hal ini didasarkan kepada filosofi bahwa semua fungsi bisnis wajib bertindak sebagai penanggung jawab utama dalam pengelolaan quality assurance di masing-masing unit bisnis. Filosofi di atas menjadi dasar penyusunan struktur kerangka kerja quality assurance Bank NTT melalui Tiga Tingkatan Pertahanan dengan kerangka kerja Pengendalian Internal berdasarkan COSO.
Bank NTT menyadari bahwa pengendalian Internal merupakan bagian dari masing-masing system/unit kerja yang ada dalam Bank NTT dan dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional PT. Bank NTT menggunakan Sistem Pengendalian Internal untuk mengarahkan operasional bank dan mencegah terjadinya penyalahgunaan system dan human error. Tujuan Pengendalian InternalSistim Pengendalian Intern secara fungsional berada di bawah Divisi Pengawasan. Divisi Pengawasan berada di bawah Direktorat Utama, dengan memiliki 1 (satu) orang Kepala Divisi, 2 (dua) orang Kepala Sub Divisi Inspektorat (Inpektorat Wilayah 1 dan Inspektorat wilayah 2), 1 (satu) orang Kepala Sub Divisi Anti freaud, serta 8 (delapan) orang Internal Auditor.
Pembagian Wilayah Inspektorat sebagai berikut :1. Inspektorat wilayah 1 mencakup : Kantor Cabang
Utama Kupang, Kantor Cabang SoE, Kantor Cabang Kefamenanu, Kantor Cabang Atambua, Kantor Cabang Betun, Kantor Cabang Waingapu, Kantor Cabang Waikabubak, Kantor Cabang Anakalang, Kantor Cabang Waitabula, Kantor Cabang Rote, dan Kantor Cabang Sabu.
Conformity with the COSO Internal Control SystemPelaksanna Oversight Division as an internal control in Bank NTT has a working reference standard (SOP), which is based on the policy guidelines of the Bank's Internal Audit NTT made with the theory based on the COSO and BIS Principles on Internal Control Practices.Bank NTT Organizational Structure made with good and appropriate for the management of quality assurance. It is based on the philosophy that all business functions shall act as the main responsible in the management of quality assurance in each business unit. The philosophy on the basis of structuring the framework of quality assurance NTT Bank through Three Levels of Defense with a framework based on the COSO Internal Control.
Bank NTT realize that internal control is a part of each system / work units in the Bank NTT and used as the operational procedures and guidelines. NTT Bank uses internal control system to direct the operations of the bank and prevent abuse of the system and human error.
Internal Control ObjectivesInternal Control System is functional in the bottom of Oversight Division. Oversight Division is under the Main Directorate, with a 1 (one) Head of Division, 2 (two) Head of Sub Division of Inspectorate (Inpektorat Regions 1 and Inspectorate region 2), 1 (one) Head of Sub Division of Anti freaud, and 8 (eight) of the Internal Auditor.
Distribution of the Inspectorate as follows:1. Inspectorate region 1 includes: Kupang Main Branch
Office Branch Office SoE, Kefamenanu Branch Office Branch Office Atambua, Betun Branch Office Branch Office Waingapu, Waikabubak Branch Office Branch Office Anakalang, Waitabula Branch Office Branch Office Rote, and Office Sabu branch.
120 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
2. Inspektorat Wilayah 2 mencakup : Kantor Cabang Khusus Kupang, Kantor Cabang Surabaya, Kantor Cabang Kalabahi, Kantor Cabang Lewoleba, Kantor Cabang Labuan Bajo, Kantor Cabang Ruteng, Kantor Cabang Bajawa, Kantor Cabang Ende, Kantor Cabang Mbay, Kantor Cabang Borong, Kantor Cabang Maumere dan Kantor Cabang Larantuka.
Sistim Pengedalian Intern juga didukung dengan sistim operasioanal dan prosedur (SOP) yang menjadi Pedoman dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab di masing-masing Divisi, Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas dan Kantor USPD. Bank NTT telah menerapkan Aplikasi Manajemen Risiko yang digunakan untuk mengelola 8 (delapan) risiko yang dipersyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) .
Aplikasi manajemen risiko ini bebertujuan untuk meminimalisir risiko yang akan terjadi dalam kegiatan operasional dengan menggunakan pelaporan secara sistim yang disampaikan oleh Internal Control (IC) yang ada pada masing-masing kantor cabang. Adapun aplikasi manajemen risiko yang akan digunakan oleh Bank NTT yaitu :
1. Aplikasi Lost Event Database (LED)
Aplikasi ini digunakan oleh Internal Control (IC) Kantor Cabang yang selanjutnya disebut sebagai risk taking unit untuk melaporkan semuan risk event yang terjadi pada unit kerja tersebut.
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No.13/23/DPNP tanggal 25 Iktober 2011 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, mewajibkan pihak Bank untuk memiliki dan menerapkan Manajemen Risiko yang disesuaikan dengan lingkungan internal dan eksternal, kompleksitas kegiatan usaha, serta didukung oleh sumber daya yang memadai.
2. Inspectorate Region 2 includes: the Office of the Special Branch Kupang, Surabaya Branch Office Branch Office Kalabahi, Lewoleba Branch Office Branch Office Labuan Bajo, Ruteng Branch Office Branch Office Bajawa, Ende Branch Office Branch Office Mbay, Borong Branch Office, Office branch Maumere and Larantuka branch Office.
Internal Controlling System is also supported by the Operational systems and procedures (SOP), which became guidelines in implementing the tasks and responsibilities of each Division, Branch Office, Branch Office, Cash Office and Office of the USPD. NTT Bank has implemented a risk management application used to manage 8 (eight) risk required by the Financial Services Authority (FSA).
Application of risk management is to minimize the risk bebertujuan that will occur in the operations by using the reporting system submitted by the Internal Control (IC) that exist in each branch office. The application of risk management to be used by the Bank NTT, namely:
1. Application Lost Event Database (LED)
This application is used by the Internal Control (IC) Branch Office, hereinafter referred to as risk taking unit to report semuan risk event that occurs in the work unit.
In accordance with the Circular Letter of Bank Indonesia (BI SE) 13/23 / DPNP Iktober 25th, 2011 concerning Application of Risk Management for Commercial Banks, requiring the Bank to have and implement a Risk Management adapted to the internal and external environment, the complexity of business activities, and supported by adequate resources.
121Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Salah satu risiko yang harus dikelola oleh Bank adalah risiko operasioanl, dimana untuk mengelolanya harus didukung dengan data yang akurat, update dan komprehensif.
LED (Loss Event Database) merupakan aplikasi untuk mengiventarisir data kerugian dan potensi kerugian bank dan perencanaan tanggapan risiko terkait dengan pengelolaan risiko operasional.
Divisi Manajemen Risiko sebagai yang mengawal manajemen risiko Bank telah mengimplementasikan pengelolaan Loss Event Database sebagai upaya untuk melakukan identifikasi, pengukuran, mitigasi dan monitoring kerugian dan risiko Cabang.
Kategori Loss Event Database
Kategori LED
Eksternal Data
Potential Loss
Near Miss
Kejadian – kejadian merugikanyang diketahui melalui pihak
eksternak, misalnya pemberitaanmedia cetak
Kejadian merugikan yang apabiladibiarkan, akan berdampak
serius dan tingkat kerugian akanlebih meningkat.
Kejadian merugikan yang lebihbersifat non financial dan lebihcenderung terjadi pada risiko
reputasi
Loss Event
Kerugian yang hampirterjadi dan sudah
diselesaikan
Soft Loss
Kerugian yang sudah terjadibaik yang sudah diselesaikanataupun belum diselesaikan
One of the risks that must be managed by the Bank is risk operasioanl, in which to manage it must be supported by accurate data, updated and comprehensive.
LED (Loss Event Database) is an application for mengiventarisir data loss and potential bank losses and risk response planning related to operational risk management.
Risk Management Division as escorting the Bank has implemented risk management Loss Event Database management in an effort to identify, measure, mitigate and monitor losses and risks Branch.
122 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Workflow Manajemen LED
Input Data Kerugian
Monitoring
Tindak Lanjut
Verifikasi danPersetujuan
PENGGUNA LED
PENGGUNA LED
Risk Taking Unit
MR
SKAI
Direksi
123Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Konfigurasi Modul Aplikasi LED
25
Workflow, Notifikasi
User & Role Management, Administrasi Data
ReportingDashboard
Pote
ntia
l Ris
k
Nea
r M
iss
Nea
r M
iss
Deta
il
Loss
Eve
nt
Loss
Eve
nt D
etai
l
Soft
Los
s
Ekst
erna
lDat
a
1. User & Role Manegement merupakan modul untuk mengelola hak akses pengguna aplikasi dan mendaftarkan pengguna aplikasi.
2. Administrasi Data merupakan modul yang berfungasi untuk proses pengelolaan data master aplikasi.
3. Workflow merupakan fungsi pada aplikasi yang dapat menangani alur proses bisnis sehingga dapat diterapkan pada aplikasi dengan tepat.
4. Notifikasi merupakan fungsi pada aplikasi yang dapat menangani pemberitahuan/notifikasi kepada user yang dimaksud untuk melakukan tugas sesuai dengan tahapan proses bisnisnya.
5. Reporting & Dashboard merupakan modul untuk mengelola laporan menyekuruh dari data-data kerugian yang dihasilkan baik berupa tabel maupun grafik.
6. Eksternal data merupakan modul yang berfungsi untuk mengelola input data kejadian-kejadian merugikan yang diketahui melaui pihak eksternal misalnya pemberitaan media cetak.
7. Potential risk merupakan modul yang berfungsi mengelola input data kejadian-kejadian risiko yang tidak menimbulkan kerugian dan opportunity cost didefinisikan sebagai kerugian/biaya yang timbul akibat kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan.
1. User and Role manegement is a module to manage user access rights and registering the application user applications.
2. Administrative Data is a module that berfungasi to process master data management applications.
3. Workflow is a function of the applications that can handle business process flows that can be applied to the application appropriately.
4. Alert is a function of the application that can handle the notifications / notifications to a user who intended to perform duties in accordance with the stages of the business process.
5. Reporting & Dashboard is a module for managing menyekuruh report of data loss resulting in the form of tables and graphs.
6. External data is a module that serves to manage data input adverse events known to external parties, for example through the print media coverage.
7. Potential risk is the module that serves to manage data input events that do not pose a risk of loss and opportunity cost is defined as the loss / costs resulting from the loss of opportunity to earn revenue.
124 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
8. Near Miss merupakan modul yang berfungsi untuk mengelola input data kejadian-kejadian risiko yang tidak menimbulkan kerugian dan opportunity cost didefinisikan sebagai kerugian/biaya timbul akibat kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan.
9. Near Miss Detail merupakan modul yang berfungsi untuk mengelola kejadian risiko yang disertai dampak risiko berupa penyebab terjadinya risiko yang tidak menimbulkan kerugian dan opportunity cost didefinisikan sebagai kerugian/biaya yang timbul akibat kehilangan kesempatan untuk memperoleh pandapatan.
10. Loss Event merupakan modul yang berfungsi untuk mengelola input data-data kerugian yang dialami atau pernah dialami bank, yang telah diorganisasikan secara teratur dengan klasifikasi tertentu. Kerugian dimaksud mencakup kerugian yang bersifat financial dan non financial serta termasuk yang mungkin timbul dari setiap event.
11. Loss Event Detail merupakan modul yang berfungsi untuk mengelola input data-data kerugian yang dialami atau pernah dialami bank, yang disertai dengan dampak yang ditimbulkan beserta pengendaliannya dengan data yang telah diorganisasikan secara teratur dengan klasifikasikan tertentu. Database kerugian dimaksud mencakup kerugian yang bersifat financial dan non financialyang mungkin timbul dari setiap event.
12. Soft Loss merupakan modul yang berfungsi untuk mengelola input data-data kerugian yang timbu sebagai konsekwensi dari terjadinya Risk Event. Kerugian tersebut bisa finansial bisa juga non finansial.
2. Aplikasi Profil Risiko Cabang (PRC) Aplikasi Profil Risiko Cabang merupakan Aplikasi
untuk mengelola risiko inherent dan KPMR pada masing-masing Cabang bank dengan menggunakan parameter yang sesuai dengan aktivitas bank. Parameter didasarkan pada
8. Near Miss is the module that serves to manage data input events that do not pose a risk of loss and opportunity cost is defined as the loss / expense incurred due to loss of opportunity to earn revenue.
9. Near Miss Detail is the module that serves to manage the impact of risk events that accompanied the cause of the risk in the form of risk that does not cause loss and opportunity cost is defined as the loss / expense incurred due to loss of the opportunity to obtain pandapatan.
10. Loss Event is a module whose function is to manage the input data losses or experienced bank, which has been organized on a regular basis with a particular classification. Losses include losses which are referred to financial and non-financial as well as including those that may arise from any event.
11. Loss Event Detail is the module that serves to manage the input data losses or experienced bank, along with the impact of control along with the data that has been organized regularly by certain classified. Loss database encompasses the losses that are financial and non financialyang may arise from each event.
12. Soft Loss is a module whose function is to manage the input data Timbu losses as a consequence of the occurrence of Event Risk. The financial losses could be also non-financial.
2. Risk Profile Applications Branch (PRC) Applications Branch Risk Profile is an application
to manage the risks inherent and KPMR at each bank branch using the parameters in accordance with the bank’s activities. The parameters are based on the complexity and characteristics of the
125Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
kompleksitas dan karakteristik usaha bank yang diturunkan kapada Kantor Cabang. Aplikasi ini juga merupakan wahana Bussiness Process Alignment antara Divisi Manajemen Risiko dengan Divisi Pengawasan, dimana Laporan Profil Risiko Kantor Cabang yang dikelola oleh Divisi Manajemen Risiko daapt digunakan oleh Divisi Pengawasan sebagai referensi Risk Based Audit (RBA), aplikasi ini dapat digunakan dengan pertimbangan sebagai berikut :a. Beroriontasi Risiko Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi akar
permasalahan, mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan dari risiko tersebut, dan memperhatikan arah (trend) risiko ke depan.
b. Komprehensip & Terstruktur Penilaian profil risiko dilakukan secara
menyeluruh dan sistimatis atas parameter jenis risiko untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari masing-masing parameter penilaian-penilaian terhadap kondisi usaha cabang.
c. Proposinalitas Penggunaan indikator atau parameter
dalam tiap jenis risiko dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha cabang.
d. Materialitas dan signifikansi Penentuan materialitas dan Signifikasi tersebut
didasarkan pada analisis yang didukung oleh fakta, data, dan informasi yang memadai.
banking business derived kapada Branch Office.This application is also a vehicle for Bussiness Process Alignment between the Division of Risk Management Supervision Division, where the risk profile report Branch Office is managed by the Risk Management Division daapt used by the Division of Supervision as a reference Risk Based Audit (RBA), the application can be used with the following considerations :a. Risk Beroriontasi This is done by identifying the root of the
problem, consider the impact of such risks, and pay attention to the direction (trend) the risks ahead.
b. a comprehensive & Structured Risk profile assessment carried out
comprehensively and systematically on the parameter type of risk to determine the relationship and influence of each parameter evaluations of branch business conditions.
c. Proposinalitas The use of indicators or parameters in each
type of risk conducted with respect to the characteristics and complexity of the branch.
d. Materiality and significance The determination of materiality and significance
is based on an analysis supported by facts, data, and information are adequate.
126 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Pemetaan Ruang Lingkup Risiko TerhadapAktivitas Fungsi Inherent
RISIKO KREDIT
RISIKO OPERASIONAL
AKTIVITAS FUNGSI KREDIT
AKTIVITAS FUNGSI KREDIT
AKTIVITAS FUNGSI OPERASIONAL & JASA
AKTIVITAS FUNGSI TSI&SIM
AKTIVITAS FUNGSI PENDANAAN
AKTIVITAS FUNGSI PENGELOLAAN SDM
AKTIVITAS FUNGSI UMUM & INVENTARIS
Pemetaan Ruang Lingkup Risiko TerhadapAktivitas Fungsi Inherent
RISIKO STRATEGIK
RISIKO LIQUIDITAS
AKTIVITAS FUNGSI TSI&SIM
AKTIVITAS FUNGSI KREDIT
AKTIVITAS FUNGSI KREDIT
AKTIVITAS FUNGSI PENDANAAN
AKTIVITAS FUNGSI PENDANAAN
AKTIVITAS FUNGSI UMUM & INVENTARIS
Pemetaan Ruang Lingkup RisikoTerhadapAktivitas Fungsi Inherent
RISIKO REPUTASI
RISIKO HUKUM
AKTIVITAS FUNGSI KREDIT
AKTIVITAS FUNGSI OPERASIONAL & JASA
AKTIVITAS FUNGSI PENDANAAN
AKTIVITAS FUNGSI TSI&SIM
AKTIVITAS FUNGSI PENGELOLAAN SDM
AKTIVITAS FUNGSI UMUM & INVENTARIS
AKTIVITAS FUNGSI KREDIT
AKTIVITAS FUNGSI OPERASIONAL & JASA
AKTIVITAS FUNGSI UMUM & INVENTARIS
Pemetaan Ruang Lingkup Risiko TerhadapAktivitas Fungsi Inherent
RISIKO PASAR
RISIKO KEPATUHAN
AKTIVITAS FUNGSI KREDIT
AKTIVITAS FUNGSI OPERASIONAL & JASA
AKTIVITAS FUNGSI PENDANAAN
AKTIVITAS FUNGSI UMUM & INVENTARIS
AKTIVITAS FUNGSI KREDIT
127Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Pengguna Aplikasi
PENGGUNA
Cabang & Capem
DIV MR
DIV Pengawasan Intern
Direksi
Update Laporan Eksposur Risiko Per
Cabang/Capem
• Approver• Administrator
View Laporan EksposurRisiko Cabang dan
Adjustment untuk RBA
LaporanExecutive View
Sedangkan untuk pemeriksaan audit pada Kantor Pusat, juga dengan pembagian sebagai berikut :1. Inspektorat wilayah 1 : Divisi SDM, Divisi Kualiatas
Pelayanan, Divisi Kepatuhan, Divisi Operasional, Divisi Umum dan Divisi Umum dan Divisi Corporate
Secretary.2. Inspektorat Wilayah 2 : Divisi IT, Divisi Sopporting
Kredit, Divisi Kredit, Divisi Pemasaran Kredit, Divisi Treasury, Divisi Manajemen Risiko dan Divisi Dana & Jasa.
Bank NTT menjalankan system pengendalian internal dengan berpatokan bahwa tujuan pengendalian internal dengan berpatokan bahwa tujuan pengendalian internal yaitu mencakup tiga hal pokok sebagai berikut :1. Tujuan operasi yang berkaitan dengan efektivitas
dan efisiensi operasi. Bahwa pengendalian internal dimaksudkan untuk
meningkatkan efektivitas dan efeisiensi dari semua operasional kantor sehingga dapat mengendalikan biaya yang bertujuan untuk mencapai tujuan Bank NTT.
2. Tujuan pelaporan Bahwa pengendalian internal dimaksudkan untuk
meningkatkan keandalan data serta catatan
As for the audit inspection at the head office, also with the following distribution:1. Inspectorate region 1: Division of Human Resources,
Division of service quality, Compliance Division, Operations Division, General Affairs Division and General Division and the Division of Corporate Secretary.
2. Inspectorate Region 2: IT Division, Division Sopporting Credit, Credit Division, Credit Marketing Division, Treasury Division, Risk Management Division and the Division of Dana & Services.
Bank NTT run the internal control system by sticking that internal control objectives with sticking that internal control objectives that cover three main topics as follows:
1. The purpose of the operation relating to the effectiveness and efficiency of operations.
Internal controls that are intended to improve the effectiveness and the efficiency of all office operations so that it can control costs which aims to achieve the Bank's objectives NTT.
2. The purpose of reporting Internal controls that are intended to improve the
reliability of data as well as accounting records
128 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
akuntansi (transaksi keuangan) dalam bentuk laporan keuangan dan laporan manajemen sehingga tidak menyesatkan pemakai laporan tersebut dan dapat diuji kebenarannya.
3. Tujuan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Bahwa pengendalian internal tersebut untuk meningkatkan ketaatan bank terhadap hukum dan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Perpajakan maupun kebijakan entitas itu sendiri.
Ketiga tujuan pengendalian internal tersebut merupakan hasil/output dari suatu pengendalian internal yang baik, yang dapat dicapai dengan memperhatikan unsur-unsur pengendalian internal yang merupakan proses untuk menghasil pengendalian internal tercapai, maka Bank NTT harus mempertimbangkan unsur-unsur pengendalian internal.
Evaluasi Tingkat Efektivitas Sistem Pengendalian InternSatauan Kerja Audit Internal (SKAI) yang menjadi bagian dari Sistem Pengendalian Internal melakukan audit guna memastikan efektivitas pengendalian internal Bank NTT, melalui evaluasi yang independen mengenai kecukupan dan kepatuhan terhadap kebijakan, prosedur dan sistim. Hasil evaluasi pelaksanaan sistem pengendalian internal merupakan salah satu dasar menajemen untuk menetapkan efektivitas system pengendalian internal yang digambarkan melalui rating audit yang menjadi dasar dilakukannnya perbaikan perbaikan antara lain dalam bentuk pengkinian/prosedur/sistim.
Permasalahan HukumDalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir telah terjadi 4 (empat) kali kejadian terkait sengketa hukum dengan latar belakang penyebabnya adalah wan prestasi terhadap kontrak dan tindakan yang bertentangan dengan hukum.
(financial transactions) in the form of financial statements and management report so as not to mislead users of the report and verifiable.
3. The purpose of compliance with law and regulations. That the internal control to improve compliance
of banks with laws and regulations set by the government, Bank Indonesia, the Financial Services Authority (FSA), Taxation and policy entity itself.
The third purpose of internal control is the result / output of a good internal control, which can be achieved by considering the elements of internal control is a process to generate the internal control is achieved, then the Bank NTT should consider the elements of internal control.
Evaluation of Effectiveness of Internal Control System LevelInternal Audit Unit (SKAI), which became part of the Internal Control System audit the effectiveness of internal controls to ensure the Bank NTT, through an independent evaluation of the adequacy of and compliance with policies, procedures and systems.The results of the evaluation of the internal control system is one of the basic management to establish the effectiveness of the internal control system which is illustrated by the audit rating on which the perpetration of any service or repairs, among others in the form of updating / procedures / systems.
Legal issuesIn the period of 1 (one) year there has been a four (4) times the legal dispute related events against the background of the cause is wan achievement of the contract and acts contrary to the law.
129Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Jumlah permasalahan hukum yang dihadapi Bank dan telah diajukan melalui proses hukum, selama periode tahun 2016 adalah sebagai berikut:
PERMASALAHAN HUKUMPermasalahan Hukum
JUMLAHJumlah
SENGKETA NIAGASengketa Niaga
PERDATAPerdata
NIAGANiaga
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap/upaya perdamaian)Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap/upaya perdamaian)
- - -
Dalam proses penyelesaianDalam proses penyelesaian
1 3 -
Permasalahan hukum yang terjadi terkait dengan perkara-perkara yang masih dalam proses penyelesaian adalah:1. Kasus gugatan perdata terkait agunan kredit PT
Golo Perdana (Nasabah Bank NTT Cabang Utama Kupang) dengan lokasi agunan terletak di Labuan Bajo yang sudah dilelang oleh Bank adalah sertifikat yang tidak sah karena sertifikat tersebut bukan milik Tergugat I selaku pemberi kuasa kepada PT Golo Perdana untuk dijaminkan pada Bank NTT. Kasus perdata dimaksud sementara memasuki tahap kasasi di Pengadilan Tinggi Kupang;
2. Kasus Perdata CV Rajawali dengan Direktur Selly Tedjo Libriana, merupakan debitur macet Bank NTT Cabang Lewoleba, atas perintah Ketua Pengadilan Negeri Kupang, menunjuk Juru Sita Aleksia Alinda untuk menyita jaminan berupa 2 (dua) bidang tanah dan sudah memasuki tahap kasasi (PN. PT Bank NTT, menang)
3. Kasus Perdata Kantor Kas Oeba Bank NTT, penggugat Jacoba Stephina Nope-Detag, Junius Ayub Loma, tergugat : PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Cabang Utama Kupang, dengan gugatan Kontrak Tanah dan Bangunan, tanah merupakan tanah sengketa. Sidang memasuki acara pembuktian tergugat.
4. Kasus Sengketa Niaga PT. Arena Maju Bersama dan Johanes Eko Aryanto, SE. Debitur tidak dapat menyelesaikan kewajibannya dan berdasarkan Putusan Pengadilan Niaga telah dinyatakan Pailit.
The number of legal issues faced by the Bank and has been filed through the legal process, during the period of 2016 are as follows:
Legal issues related to cases that are still in progress are:
1. Cases related civil suit collateral PT Golo Prime (Main Branch Bank Customer NTT Kupang) with the location of the collateral is located in Labuan Bajo that have been auctioned by the Bank is invalid certificate because the certificate is not owned by the Defendant I as the authorizing PT Golo Prime for collateral on Bank NTT. Civil cases referred to while entering the stage of appeal to the High Court Kupang;
2. Civil Cases CV Rajawali with Selly Director Tejo Libriana, is a debtor jammed NTT Bank Branch Lewoleba, on the orders of the Chairman of Negeri Kupang Court, pointed spokesman Sita Aleksia Alinda to seize collateral in the form of two (2) parcels of land and has entered the stage of cassation (PN. PT Bank NTT, win)
3. Civil Cases Oeba Bank Cash Office NTT, plaintiff Jacoca Stephina-Detag Nope, Junius Ayub Loma, the defendant: PT. Regional Development Bank Main Branch East Nusa Tenggara Kupang, the Land and Building Contracts lawsuit, the land was disputed. The trial entered for presenting evidence of the defendant.
4. Commercial Dispute Case PT. Arena Forward Together and Johanes Eko Aryanto, SE.
The debtor is unable to complete its obligations and based on the Decision of the Commercial Court has been declared bankrupt.
130 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Akses InformasiDalam melaksanakan prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparansi informasi perusahaan, Perseroan senantiasa menyajikan dan mempublikasikan seluruh informasi yang terkait dengan kinerja, perubahan, maupun pengembangan yang dilaksanakan.
Ada tiga media yang digunakan oleh Bank NTT sebagai sarana penyebaran data dan informasi perusahaan, yaitu media cetak, televisi dan radio. Berkaitan dengan media cetak, Bank NTT menyebarkan informasi ke publik dalam bentuk berita dan publikasi laporan keuangan. Berita yang disebarkan mencakup segala kegiatan Bank yang perlu diketahui oleh publik. Selain itu Bank NTT juga menyebarkan data dan informasi perusahaan melalui dokumen cetakan yang berupa Annual Report, Company Profile dan Brosur.
Sementara melalui televisi dan radio, Bank NTT menyebarluaskan data dan informasi perusahaan dalam bentuk pemasangan adlips/spot radio dan info Bank NTT. Kerja sama ini merupakan salah satu bentuk akuntabilitas dan transparansi perusahaan kepada pemangku kepentingan.
Aktivitas Media RelationsSiaran Pers dan Coverage Pemberitaan Bank NTTBank NTT senantiasa berusaha memberikan keterbukaan informasi melalui media massa, salah satu bentuk keterbukaan informasi yang dilakukan adalah melalui siaran pers dimana selama tahun 2016 Bank NTT telah melakukan 2 (dua) kali siaran pers sebagai bentuk keterbukaan informasi kepada masyarakat terkait dengan kondisi keuangan maupun informasi penting lainnya yang dianggap penting untuk diiformasikan kepada masyarakat. Berikut adalah daftar siaran pers yang disampaikan oleh Bank NTT sepanjang tahun 2016 :
Access To InformationIn carrying out the principles of accountability and transparency of corporate information, the Company always present and publish all information related to the performance, change, and development undertaken.
There are three media used by NTT Bank as a means of dissemination of data and information companies, ie print, television and radio. In connection with the print media, Bank NTT disseminate information to the public in the form of news and publication of financial statements. News spread covers all Bank activities to be known by the public. In addition, Bank NTT also disseminate data and corporate information through printed documents in the form of the Annual Report, Company Profile and brochure.
While television and radio, Bank NTT disseminate data and information company in the form of mounting adlips / radio spots and info Bank NTT. This cooperation is one form of accountability and transparency of the company to stakeholders.
Activities Media RelationsPress Releases and News Coverage NTT BankBank NTT always strive to provide disclosure of information through the mass media, one form of disclosure is done is through a press release where during 2016 the Bank NTT has conducted two (2) times the press release as a form of disclosure to the public related to the financial condition as well as important information other diiformasikan considered vital to the community. Here is a list of press releases submitted by NTT Bank throughout 2016:
131Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
REKAPAN SIARAN PERS PER JANUARI 2016Rekapan Siaran Pers Per Januari 2016
No TANGGALTanggal
MATERI SIARAN PERSMateri Siaran Pers
1 18 April 2016 Kinerja Bank NTT Tahun 2008 – 2012 (Aiditut dan periode Triwulan I Tahun 2016Kinerja Bank NTT Tahun 2008 – 2012 (Aiditut dan periode Triwulan I Tahun 2016
2 29 November 2016 RUPS Luar Biasa Bank NTT RUPS Luar Biasa Bank NTT
Sepanjang tahun 2016, Bank NTT mendapat jumlah pemberitaan sebanyak 272 kali, pemberitaan melalui media cetak sebanyak 236 kali dan pemberitahuan melaui media online sebanyak 36 kali dengan rincian sebagai berikut :
COVERAGE PEMBERITAAN BANK NTT TAHUN 2016Coverage Pemberitaan Bank NTT Tahun 2016
PEMBERITAHUAN POSITIFPositif
NEGATIFNegatif
NETRALNetral
TOTALTotal PEMBERITAHUAN
Media Cetak 181 14 41 236 Media Cetak
Media Online 18 10 8 36 Media Online
Total 199 24 49 272 Total
Media Gathering Dan Media VisitDalam rangka meningkatkan hubungan baik antara Bank NTT dengan media masa, maka Bank NTT juga melakukan aktivitas media gathering maupun media visit.
Aktivitas Keterbukaan Informasi Via Website, Media Jejaring Sosial dan Call CenterActivities Disclosure Via Website, Social Network Media and Call Center
Throughout 2015, the Bank NTT received as much as 272 times the number of reports, the news through print media as much as 236 times and notifications via online media as much as 36 times with the following details:
Media Gathering and Media VisitIn order to promote good relations between the Bank NTT with the mass media, the Bank NTT also conduct media activities and media gathering visit.
132 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Keterbukaan informasi mendapat perhatian khusus dari Manajemen Bank sebagaimana yang diamanatkan melalui peraturan Bank Indonesia No. 6/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015 tentang Transparasi dan Publikasi Laporan Bank serta Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.11/POJK.03/2015 tanggal 17 April 2015 tentang Transparasi dan Publikasi Keuangan Bank Umum Konvensional.
Keterbukaan terhadap hal ini, khususnya dalam menyampaikan sejumlah laporan dan informasi penting lainnya yang harus dimuat di website Bank NTT maka Bank NTT telah membuat website yang khusus mengelola sejumlah informasi penting yang perlu diinformasikan secara terbuka kepada masyarakat umum.Pengelolaan website Bank NTT dengan alamat : www.bpdntt.co.id.
Adapun jenis laporan maupun informasi lainnya yang wajib disampaikan melalui website, adalah sebagai berikut :1. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan.2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan.3. Laporan Publikasi Tahunan.4. Laporan Tahunan 5. Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan
(GCG).6. Laporan Publikasi Suku Bunga Dasar Kredit.7. Laporan Keterbukaan Informasi kepada Bank
Indonesia, Bursa Efek Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
Untuk dapat memberikan keterbukaan informasi yang baik maka Bank NTT senantiasa melakukan pengembangan dan penambahan fitur akses informasi pada website. Bank NTT juga memperhatikan serta prioritas pengkinian data sehingga informasi masyarakat senantiasa memdapatkan informasi yang ter update.
Disclosure of information received special attention from the management of the Bank as mandated by Bank Indonesia Regulation No. 6 / POJK.03 / 2015 dated March 31, 2015 on Transparency and Publication Report of Bank and Financial Services Authority Circular Letter No.11 / POJK.03 / 2015 dated April 17, 2015 on Transparency and Commercial Bank Financial Publications.
Openness to this, particularly in delivering a number of reports and other important information that should be published on the website of the Bank, Bank NTT NTT has made a special website to manage a number of important information that needs to be informed openly to the public umum.Pengelolaan NTT Bank's website at: www .bpdntt.co.id.
The types of reports and other information that must be submitted via the website, are as follows:1. Monthly Financial Report.2. Quarterly Condensed Financial Statements.3. Publication of the Annual Report.4. Annual Report5. Report on Corporate Governance (GCG).6. Report Publication Lending Rate.7. Information Disclosure Statement to Bank
Indonesia, the Indonesia Stock Exchange and the Financial Services Authority.
To be able to provide good information disclosure, Bank NTT continues to develop and increase information access features on the website. Bank NTT also pay attention and priority data update so that the information society always get updated information.
133Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait dan Penyediaan Dana BesarDalam menentukan arah dan kebijakan Bank dalam penyediaan dana, Bank telah menetapkan risk appetite sebagaimana tertuang dalam Rencana Bisnis Bank dan Risk Toleransi pada Surat Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor: 58 Tahun 2013 tanggal 28 Juni 2013 tentang Kebijakan Penetapan Limit dan Toleransi Risiko PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur. Upaya perbaikan dan peningkatan dalam menetapkan kebijakan penyediaan dana kepada pihak terkait terus dilakukan dengan langkah melakukan review atas kebijakan dan prosedur kebijakan BMPK, sementara untuk menekan laju pertumbuhan kredit bermasalah telah dibentuk Satuan Tugas Khusus Penyelesaian kredit bermasalah.Tabel di bawah ini menjelaskan penyediaan dana kepada pihak terkait maupun debitur individu dan grup di Bank NTT selama tahun 2016:
No PENYEDIAAN DANA
JUMLAHJumlah
PENYEDIAAN DANADEBITURDebitur
NOMINALNominal
1 Kepada Pihak Berelasi 38 13.141 Kepada Pihak Berelasi
2 Kepada Debitur Inti 25 466.951 Kepada Debitur Inti
- Individual 23 339.103 - Individual
- Group 2 127.848 - Group
Rencana Strategis BankRencana Jangka Pendek Tahun 2016Beberapa target jangka pendek yang menjadi perhatian dalam pengembangan bisnis di tahun 2016 adalah :1. Pertumbuhan Bisnis :
a. Indikator keberhasilan yang harus dicapai1) Meningkatkan total asset minimal 15 %2) Mempertahankan dan meningkatkan
petumbuhan DPK Minimal 15 %.3) Target Market Share DPK 47 % dari relisasi
DPK tahun 2015.
Provision of Funds To Related Parties and Provision of Funds LargeIn determining the direction and policy of the Bank in the provision of funds, the Bank has set risk appetite, as stated in the Bank's Business Plan and Risk Tolerance on the Decree of the Board of Directors of PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 58 Year 2013 dated June 28, 2013 on Policy Limit and Tolerance risk PT. Regional Development Bank of East Nusa Tenggara.Efforts to improve and increase the provision of funds to establish policies related parties continue with steps to review the policies and procedures of the BMPK policy, while for reducing the rate of growth of nonperforming loans has formed Special Task Force credit Settlement bermasalah.Tabel below describes the provision of funds to the and debtors related individuals and groups at the Bank NTT during 2016:
Bank’s Strategic PlanShort Term Plan 2016Some short-term targets are a concern in business development in 2016 are:1. Business Growth:
a. Indicators of success is to be achieved1) Increase the total assets of at least 15%2) Maintaining and improving petumbuhan
minimum of 15% in deposits.3) Target Market Share 47% of the realization
DPK DPK 2015.4) Increase loan portfolio of at least 16% with a
134 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
4) Meningkatkan penyaluran kredit minimal 16 % dengan market share 35 %
5) Meningkatkan pertumbuhan kredit produktif minimal 30 %
6) Menargetkan rasio NPL gross sebesar 2 %.b. Strategi yang dilakukan adalah :
1) Melanjutkan program kemitraan dan peningkatan kerjasama dengan Pemerintah Pusat/Daerah, BUMN, BUMD, swasta nasional, individu : BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Pegadaian, Taspen, yayasan DAKAB.
2) Melanjutkan program marketing mix untuk penghimpunan dana melalui promosi produk gathering dan kegiatan promosi lainnya.
3) Melanjutkan program merchant untk pemasaran/penjualan jasa bank yakni EDC, produk, produk E-Banking.
4) Evaluasi & peningkatan layanan Kasda serta persiapan Cash Management System untuk transaksi Pemda.
5) Program evaluasi dan monitoring kinerja Dana Pihak Ketiga secara berkala ke Kantor Cabang.
6) Sosialisasi SOP Pemasaran Dana & Jasa di Kantor-kantor Cabang
7) Program Diklat bagi pejabat dan pegawai dalam bidang Dana & Jasa dan team Marketing funding Bank NTT.
8) Sosialisasi dan implementasi system PNS corner
9) Pembiayaan pedagang pasar10) Pembinaan kolompok debitur UKM & Mikro
untuk meningkatkan kualitas usaha dan kualitas system administrasi keuangan.
11) Menambah kerjasama dengan BPR dan Lembaga Mikro serta meningkatkan volume kredit linkage dengan BPR dan lembaga keuangan mikro
12) Pendidikan tenaga pemasaran kredit dan managerial pemasaran kredit
13) Menatalaksanakan berkas kredit bermasalah, evaluasi lapangan kredit macet dikantor
market share of 35%5) Improve the productive credit growth of at
least 30%6) Target gross NPL ratio of 2%.
b. The strategy is the following:1) Continuing the partnership program and
increased cooperation with the Central Government / Local, state, enterprises, national private, individual: BPJS Health, Labor BPJS, Pawn, TASPEN, foundations DAKAB.
2) Continuing the marketing program mix for the fund through the sale of products gathering and other promotional activities.
3) Continuing remedy merchant program marketing / sales of the EDC bank services, products, E-Banking.
4) Evaluation and improvement of services as well as the preparation Kasda Cash Management System for Local Government transactions.
5) Evaluation and monitoring program performance regularly Third Party Funds to the Branch Office.
6) Dissemination SOP Fund Marketing & Services in branch offices
7) Training Program for officers and employees in the field of Dana & Services and Marketing team NTT Bank funding.
8) Dissemination and implementation of the system PNS corner
9) Financing market traders10) Development of SME & Micro kolompon
debtor to enhance the quality of effort dn quality system of financial administration.
11) Increase cooperation with RB and the Institute of Micro and increase the volume of credit linkage with rural banks and microfinance institutions
12) Education credit sales force and marketing managerial credits
13) managing file nonperforming loans, bad credit field evaluation branch office
135Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
cabang dan penagihan kredit bermasalah serta penyelesaian kredit bermasalah lewat jalur hukum (pengadilan dan kejaksaan)
14) Menargetkan penagihan kolektibilitas 5 sebesar 15 %, hapus buku 10 % dan subrogasi 10 % dari baki debet
15) Program diklat bagi pejabat dan pegawai supporting kredit.
2. Permodalan :a. Indikator keberhasilan yang harus dicapai
1) Bank BUKU II2) Perubahan AD Modal Disetor Rp. 4 trilliun 3) Modal Disetor minimal 10 %
b. Strategi yang dilakukan adalah : Melakukan pendekatan dengan Pemegang
Saham untuk meningkatkan setoran modal agar mencapai target Modal Inti Bank NTT.
3. Good Corporate Governance :a. Indikator keberhasilan yang harus dicapai Penyelesaian temuan audit eksternal dan Rating
3 (tiga), hasil assessmentb. Strategi yang dilakukan Melaksanakan prinsip-prinsip GCG
berlandaskan komitmen bersama dari seluruh jajaran manajemen dan staff untuk tunduk dan patuh pada semua ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dimulai dari pucuk kepengurusan Bank yaitu Komisaris dan Direksi yang independen dan profesional agar tercipta budaya patuh yang menghasilkan Tata Kelola Perusahaan yang baik.
4. Risk Managementa. Indikator keberhasilan yang harus dicapai Tingkat Kesehatan Bank = 3 (cukup)b. Strategi yang dilakukan
> Mencapai Tingkat Kesehatan Bank - komposit 2
> Mengembangkan System Informasi Manajemen Risiko paad Tisk taking Unit
> Meningkatkan dan Mengoptimalkan Sistem Pengendalian Risiko Bank (Risk Control System).
> Melakukan Tindakan Mitigasi Risiko
and collection of problem loans and the settlement of non-performing loans through legal channels (courts and prosecutors)
14) Target billing collectibility 5 by 15%, remove it 10% and subrogation 10% of the debit balance
15) training program for officials and employees of credit supporting.
2. Capital :a. Indicators of success is to be achieved
1) Bank BOOK II2) Changes in Paid Up Capital AD Rp. 4 trillion3) Paid-in Capital of at least 10%
b. The strategy is the following : Engaging with shareholders to increase the
capital injection in order to achieve the target of Core Capital Bank NTT.
3. Good Corporate Governance :a. Indicators of success is to be achieved The
completion of the external audit findings and Rating 3 (three), assessment
b. Strategies undertaken Implement corporate governance principles
based on a shared commitment from all levels of management and staff to submit and comply with all the provisions and the applicable legislation. It starts from the top management of the Bank, namely Commissioners and Directors are independent and professional in order to create a compliant culture produces good Corporate Governance.
4. Risk Managementa. Indicators of success is to be achieved Banks =
3 (enough)b. Strategies undertaken
> Achieve Banks - Composite 2 > Develop Risk Management Information
System Tisk paad taking Unit > Improving and Optimizing Control System
Risk (Risk Control System). > Conduct Risk Mitigation Measures
136 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
5. Compliancea. Indikator keberhasilan yang harus dicapai Penerapan budaya kepatuhan & anti fraudb. Strategi yang dilakukan Divisi kepatuhan melakukan uji kepatuhan atas
setiap rancangan kebijakan/keputusan, sistem dan prosedur, serta melakukan uji kepatuhan atas compliance sheet dan pemeriksaan selanjutnya dilaksanakan oleh Audit Intern untuk memastikan bahwa uji kepatuhan yang dilakukan oleh unit bersangkutan tersebut telah dilaksanakan dengan benar.
6. Pengelolaan organisasi, SDM & Kultura. Indikator keberhasilan yang harus dicapai
• Kualitas SDM : program sertifikasi, pendidikan dan pelatihan (analis kredit, auditor internal, IT dan diklat lainnya)
• Budaya Kerja : penerapan KPI individu bagi marketing funding
b. Strategi yang dilakukan Peningkatan kompetentsi pegawai untuk
menjadi semakin berkualitas & profesional dengan tujuan menciptakan layanan yang terbaik kepada nasabah, Bank NTT memposisikan peningkatan kualitas Sumber adaya Manusia sebagai salah satu prioritas utama untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan dengan cara melaksanakan program pendidikan & pelatihan secara berkesinambungan.
7. Pengelolaan TIa. Indikator keberhasilan yang harus dicapai OLIBS barub. Strategi yang dilakukan
• Migrasi Core banking system, pengembangan e-chanel, pembukaan beberapa jaringan kantor di bawah kantor cabang.
8. Pengembangan & standarisasi SOPa. Indikator keberhasilan yang harus dicapai Sosialisasi SOP barub. Strategi yang dilakukan Penyempurnaan dan standarisasi bisnis proses
dengan memperbaiki SOP bank, kebjakan, peningkatan internal control
5. Compliancea. Indicators of success is to be achievedImplementation of a culture of compliance and
anti-fraudb. Strategies undertaken Compliance division conduct compliance tests
on any draft policy / decision, systems and procedures, and perform compliance tests on compliance sheet and further investigation carried out by the Internal Audit to ensure that the compliance test performed by the respective units have been implemented correctly.
6. Management of the organization, HR & Kultura. Indicators of success is to be achieved
• The quality of personnel: certification programs, education and training (credit analysts, internal auditors, IT and other training)
• Work Culture: implementation of individual KPIs for marketing funding
b. Strategies undertaken Increased kompetentsi employees to become
more qualified and professionals with the goal of creating the best service to its customers, Bank NTT positioning Adaiah improving the quality of Human Resources as one of the main priorities to support the operations of the company by way of implementing education and training programs on an ongoing basis.
7. IT Managementa. Indicators of success is to be achieved new OLIBSb. Strategies undertaken
• Migrating Core Banking system, development of e-channels, opening several offices under the office network of branches.
8. Development and standardization of the SOPa. Indicators of success is to be achieved Socialization of the new SOPb. Strategies undertaken Refinement and standardization of business
processes to improve SOP bank, kebjakan, improved internal controls
137Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
9. Pengembangan produka. Indikator keberhasilan yang harus dicapai Laku pandai, Tabungan Simpel, Tabungan Bisnis
& skim kredit baru antara lain : SKBDN, property, perhotelan, komersil, transportasi, pembangkit listrik, profesi, pensiunan PNS, properti, hotel Mikro Hydro, Program JARING
b. Strategi yang dilakukan Peningkatan Produk dan Layanan Bank dengan
cara optimalisasi produk bank untuk peningkatan penghimpunan dana dan penyaluran kredit bank dengan melakukan repacking produk, penerbitan produk baru dan pembuatan skim-skim kredit baru sesuai perkembangan produk bank.
10. Pengembangan pemasarana. Indiktor keberhasilan yang harus dicapai Layanan payroll instansi vertikal, evaluasi &
peningkatan layanan Kasda, ekspansi KUR untuk pengusaha pemula & UKM serta pedagang pasar tradisional, persiapan bank devisa, persiapan agen penjualan reksadana, persiapan layanan DPLK.
b. Strategi yang dilakukan Meningkatkan Sumber Daya Manusia melalui
talent manegement, infrastruktur yang memadai termasuk IT, jaringan kantor dan SOP yang lengkap dan selalu disempurnakan sesuai perkembangan operasional Bank.
11. Pengelolaan jaringan a. Indikator keberhasilan yang harus dicapai Membuka 300 agen laku pandai, 25 kantor
di bawah kantor cabang dan 11 kantor pemindahan alamat kantor.
b. Strategi yang dilakukan Evaluasi lingkungan internal maupun eksternal
untuk menetapkan rencana strategi sebelum menetapkan alasan pemilihan produk.
12. Penguatan likuiditasa. Indikator keberhasilan yang harus dicapai Penerbitan MTN atau instrument surat berharga
lainnya
9. Product developmenta. Indicators of success is to be achieved Intelligent behavior, Simple Savings, Savings
new business and credit schemes, among others: SKBDN, property, hospitality, commercial, transportation, power generation, profession, retired civil servants, property, hotel Micro Hydro, NETS Program
b. Strategies undertaken Improved Products and Services Bank by means
of optimization of bank products to increase fund raising and bank lending by repacking of products, the issuance of new products and the manufacture of new credit schemes with the development of the bank’s products.
10. Development of marketinga. Indiktor success to be achieved Payroll services vertical institutions, evaluation
and improvement of services Kasda, KUR expansion for entrepreneurs and SMEs, as well as the traditional market traders, preparation of commercial banks, mutual fund sales agent preparation, preparation DPLK services.
b. Strategies undertaken Improving Human Resources through
manegement talent, adequate infrastructure, including IT, office networks and SOP complete and constantly improved based operational development of the Bank.
11. Network Managementa. Indicators of success is to be achieved Opening the clever behavior of 300 agents, 25
offices under branches and 11 office change of address.
b. Strategies undertaken Evaluation of the internal and external
environment to establish a strategic plan before setting the reasons for the selection of products.
12. Strengthening liquiditya. Indicators of success is to be achieved MTN issuance of other securities or instruments
138 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
b. Strategi yang dilakukan Melakukan program pengkinian dan
peyempurnaan SOP/pedoman dibidang Treasury untuk pengendalian likuiditas.
Rencana Jangka Menengah Tahun 2016Bank NTT menetapkan beberapa Rencana Jangka Menengah Tahun 2016, diantaranya adalah Pertumbuhan Bisnis, Good Coporate Governance
(GCG), Risk Management & Compliance, Pengelolaan Organisasi, SDM & Kultur, Pengembangan Produk, Pengelolaan layanan, Pengembangan pemasaran, Pengelolaan Jaringan, Penguatan likuiditas dan Pengelolaan portofolio.
Sejalan dengan arah kebijakan dan sasaran utama bank dalam program transformasi BPD yakni menjadi bank yang berdaya saing tinggi dan kuat serta berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah yang berkelanjutan maka fokus utama Bank NTT masih pada upaya Peningkatan Modal Inti dengan pertimbangan bahwa Penguatan struktur modal bank akan meningkatkan ketahanan bank dan pengembangan atau ekspansi bisnis bank. Untuk merealiasi rencana tersebut, Bank NTT mengukur asumsi bahwa sampai dengan Tahun 2016 menjadi Bank dengan kategori BUKU II dan Perubahan Anggaran Dasar untuk Modal Dasar Bank menjadi Rp. 4 triliun. Adapun upaya dan strategi yang dipilih untuk mewujudkan rencana tersebut yaitu dengan meningkatkan modal disetor melalui kerjasama dengan Pemerintah Daerah Propinsi, Kabupaten/Kota selaku Stakeholder. Beberapa target jangka menengah yang menjadi perhatian dalam pengembangan bisnis di tahun 2016 adalah :1. Pertumbuhan Bisnis
a. Alasan Pemilihan Target menjadi Bank yang berdaya saing tinggi, kuat
serta berkontribusi signifikan bagi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
b. Strategies undertaken Updating and refinement of the program doing
SOP / guidelines in the field of Treasury for liquidity management.
Medium Term Plan 2016
Bank NTT assign multiple Medium Term Plan for 2016, including the Business Growth, Good Coporate Governance (GCG), Risk Management & Compliance, Organizational Management, Human Resources and Culture, Product Development, Management Services, Development of marketing, Network Management, strengthening liquidity and Management portfolio.
In line with the policy and the main target banks in transformation programs BPD namely to be a bank that is highly competitive and strong and contribute significantly to economic growth and distribution areas that sustained the major focus of Bank NTT still on the effort Increased Core Capital with the consideration that the strengthening of the capital structure of banks will increase the resilience of banks and development or expansion of the bank’s business. To merealiasi the plan, Bank NTT measure the assumption that up to 2016 as Bank with BOOK II category and amendments of the Bank’s authorized capital to Rp. 4 trillion. The effort and the strategy chosen to realize the plan is to increase the paid-up capital in cooperation with the
Provincial Government, District / City as stakeholders.Some medium-term target of concern in business development in 2016 are:1. Business Growth
a. Reason Selection of Target be the Bank that are highly competitive, strong
and contribute significantly to the growth and sustainable regional economic equality.
139Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
b. Asumsi 1. Kinerja keuangan yang sehat2. Modal Inti Buku II
c. Strategi 1. Melanjutkan program kemitraan dan
peningkatan kerjasama dengan Pemerintah Pusat/Daerah, BUMN, BUMD, swasta nasional, individu : BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Pegadaian, Taspen, yayasan DAKAB.
2. Melanjutkan program marketing mix untuk penghimpunan dana melalui promosi produk gathering dan kegiatan promosi lainnya.
3. Melanjutkan program merchant untuk pemasaran/penjualan jasa bank yakni EDC, produk, produk E-Banking.
4. Evaluasi & peningkatan layanan Kasda serta persiapan Cash Management System untuk transaksi Pemda.
5. Program evaluasi dan monitoring kinerja Dana Pihak Ketiga secara berkala ke Kantor Cabang.
6. Sosialisasi dan implementasi system PNS corner
7. Pembinaan kolompok debitur UKM & Mikro untuk meningkatkan kualitas usaha dan kualitas system administrasi keuangan.
8. Menambah kerjasama dengan BPR dan Lembaga Mikro serta meningkatkan volume kredit linkage dengan BPR dan lembaga keuangan mikro
9. Menatalaksanakan berkas kredit bermasalah, evaluasi lapangan kredit macet dikantor cabang dan penagihan kredit bermasalah serta penyelesaian kredit bermasalah lewat jalur hukum (pengadilan dan kejaksaan).
10. Menargetkan penagihan kolektibilitas 5 sebesar 15 %, hapus buku 10 % dan subrogasi 10 % dari baki debet.
11. Meningkatkan Modal Disetor melalui peningkatan kerjasama dengan Pemerintah Daerah propinsi / kabupaten & kota selaku pemegang saham.
b. Assumption1. a healthy financial performance2. Core Capital of Book II
c. Strategy1. Continuing the partnership program and
increased cooperation with the Central Government / Local, state, enterprises, national private, individual: BPJS Health, Labor BPJS, Pawn, TASPEN, foundations DAKAB.
2. Continuing the marketing program mix for the fund through the sale of products gathering and other promotional activities.
3. Continuing merchant program for marketing/sales of the EDC bank services, products, E-Banking.
4. Evaluation and improvement of services as well as the preparation Kasda Cash Management System for Local Government transactions.
5. Program evaluation and monitoring of third party fund performance regularly to Branch Offices.
6. Dissemination and implementation of the system PNS corner
7. Development of SME & Micro kolompon debtor to enhance the quality of effort dn quality system of financial administration.
8. Increase cooperation with RB and the Institute of Micro and increase the volume of credit linkage with rural banks and microfinance institutions
9. The file managing problem loans, bad credit field evaluation branch office billing and credit problems and the settlement of non-performing loans through legal channels (courts and prosecutors).
10. Collectibility billing Target 5 by 15%, remove it 10% and subrogation 10% of the debit balance.
11. Increase in paid up capital through increased cooperation with the Regional Government of the province / districts and cities as shareholder.
140 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
12. Menjadi mitra Pemerintah Daerah dalam pembangunan ekonomi masyarakat di kabupaten / kota melalui dukungan atas program pemberdayaan ekonomi masyarakat dan kepedulian bank melalui Corporate Social Responsibility.
13. Strategic patnership dengan pihak ketiga antara lain BUMN, BUMD swasta, LSM dan lembaga/perusahaan strategis lainnya.
2. Good Corporate Governancea. Alasan Pemilihan Target Tetap berkomitmen melanjutkan dan
menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang baik disetiap aktivitas bisnisnya dalam upaya mewujudkan perbankan yang berkinerja tinggi dengan tetap patuh pada peraturan dan perundang-undangan untuk tercapainya visi Bank NTT yaitu “Menjadi Bank Yang Sehat, Kuat dan terpercaya”.
b. Asumsi Komitmen penyelesaian temuan pemeriksaan
audit eksternal dan GCG Rating (hasil self assessment) oleh OJK = 3 (tiga) cukup
c. Strategi Implementasi program anti fraud ke seluruh unit
kerja, zero tolerance terhadap fraud3. Risk Management & Compliance
a. Alasan Pemilihan Target Tingkat Kesehatan Bank dengan rating 2 sesuai
dengan penilaian RBRR dan Pengukuran risk profile per unit kerja serta implementasi Budaya Kepatuhan dan Anti Fraud.
b. Asumsi > Tingkat Kesehatan Bank = 3 (Cukup) > Penerapan Budaya Kepatuhan & Anti fraud
c. Strategi Risk profile sebagai bagian integral dari KPI unit
kerja, review dan memperbaharui risk profile sesuai perkembangan usaha.
4. Pengelolaan organisasi, SDM & Kultura. Alasan Pemilihan Target
12. Become a Local Government partners in economic development of communities in the districts / cities through support for community economic empowerment programs and awareness banks through Corporate Social Responsibility.
13. Strategic patnership with third parties including state-owned enterprises, private enterprises, NGOs and institutions / other strategic companies.
2. Good Corporate Governancea. Reason Selection of Target Remains committed to continuing and
implementing good corporate governance in every business activity in efforts to achieve a high-performing bank with staying compliant with regulations and legislation to achieve the vision of Bank NTT namely “Being Bank Healthy, Strong and reliable”.
b. Assumption Commitment to the completion of an external
audit inspection findings and GCG Rating (results of the self assessment) by the FSA = 3 (three) enough
c. Strategy Implementation of anti-fraud program to the
entire unit, zero tolerance for fraud3. Risk Management & Compliance
a. Reason Selection of Target Banks with a rating of 2 in accordance with the
assessment and measurement of risk profile RBRR per unit as well as the implementation of the Culture of Compliance and Anti-Fraud.
b. Assumption > Banks = 3 (Enough) > Implementation of Culture of Compliance
and Anti-Fraudc. Strategy Risk profile as an integral part of the KPI unit,
review and update the risk profile according to business development.
4. Management of the organization, HR & Kultura. Reason Selection of Target
141Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Peningkatan kualitas sumber daya manusia & menumbuhkan corporate culture secara terus menerus meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan menumbuhkan corporate culture bank.
b. Asumsi > Pendidikan sertifikais keahlian > Implementasi lembaga personal comite di
cabang dan kantor pusat > Penetapan KPI fungsional dan struktural > Perbaikan esalonisasi dan kepangkatan
serta remunerasi berbasis kompetesi > Pendidikan konsultasn keuangan pemda
c. Strategi Penerapan remunerasi berdasarkan prestasi dan
risk job, assessment center, pendidikan ke luar negeri, peningkatan kesejateraan karyawan, sosialisasi nilai baru perusahaan internal dan eksternal.
5. Pengembangan produk a. Alasan pemilihan target Meningkatkan produk dan fitur-fitur layanan
Bank : optimalisasi produk-produk jasa dan fitur-fitur layanan bank.
b. Asumsi Produk dana berasuransi (berencana) dan
produk dana investasi (saving link investment, skim pembiayaan komoditi berbasis ekspor dan impor))
c. Strategi Optimalisasi produk bank untuk peningkatan
penghimpunan dana dan penyaluran kredit bank dengan melakukan repacking produk, penerbitan produk baru dan pembuatan skim –skim kredit baru sesuai perkembangan produk bank.
6. Pengelolaan Layanan a. Alasan pemilihan target Meningkatkan kualitas pelayan bank kepada
nasabah/mitra dalam rangka menciptakan dan mempertahankan loyalitas nasabah.
Improving the quality of human resources and foster corporate culture continuously improve the ability of human resources and corporate culture fosters the bank.
b. Assumption > Education sertifikais expertise > Implementation of personal agency comite
in branches and headquarters > Establishment of functional and structural
KPI > Repair esalonisasi and rank and
competencies based remuneration > Education konsultasn local government
financesc. Strategy The application of risk-based remuneration
and job achievement, assessment center, education abroad, increased employee welfare, socialization of the new value of internal and external company.
5. Development of productsa. The reasons for selecting the target Improving product and service features Bank:
optimization of product services and features of bank services.
b. Assumption Product insurance fund (plan) and investment
fund products (saving investment links, financing schemes based commodity exports and imports))
c. Strategy Optimization of bank products to increase
fund raising and bank lending by repacking of products, the issuance of new products and the manufacture of new credit -skim appropriate skim product development bank.
6. Management Servicesa. The reasons for selecting the target Improving the quality of waiters banks to
customers / partners in order to create and maintain customer loyalty.
142 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
b. Asumsi Melanjutkan service excellence award, uji coba
implementasi cash management untuk transaksi pemda, co-branding visa dan master card dan bancassurance.
c. Strategi Peningkatan kualitas pelayanan terhadap
PNS dan Pemda serta rekanan Pemda melalui penunjukan minimal Government Bussiness
Relationship Officer yang khusus melayani Pemda Group, penempatan terminal PNS Corner, peningkatan fungsi Kasda Sistem menjadi Cash Management, pengembangan risk profile kontraktor dan Supplier Pemda.
7. Pengembangan Pemasaran a. Alasan pemilihan target Optimalisasi program Apex Bank dengan cara
memperbanyak linkage prgram BPR dan KSP, kerjasama penggunaan IT dan E-banking
b. Asumsi Operasional bank devisa, agen penjual
reksadana, operasional layanan DPLK, kerjasama bank nasional sebagai koneksitas bank korespondensi pembiayaan TKI.
c. Strategi Patnership dengan BUMN dan BUMD melalui
aktivitas funding, aktivitas sistem pembayaran, aktifitas cash management dan aktifitas lending. Khusus untuk BPJS Ketenagakerjaan perluasan kerjasama pada perektrutan peserta BPJS Ketenagakerjaan melalui persyaratan pemberian kredit dan sistem pembayaran premi.
8. Pengelolaan jaringan a. Alasan pemilihan target Optimalisasi kekuatan jaringan kantor bank
untuk aktifitas funding dan lending serta pelayanan jasa perbankan yang lebih beragam dan dibutuhkan oleh masyarakat disekitar kantor tersebut.
b. Asumsi Menjadi 500 – 1000 agen laku pandai &
pembukaan jaringan kantor bank
b. Assumption Continuing service excellence award, the
trial implementation of cash management for government transactions, co-brading visa and master card and bancassurance.
c. Strategy Improved quality of service to civil servants
and local government and local government partners through the appointment of at least Bussiness Government Relationship Officer that specializes in serving local government Group, PNS terminal placement Corner, enhanced functions Kasda into Cash Management System, developing risk profile Supplier contractors and local governments.
7. Marketing Developmenta. The reasons for selecting the target Optimization of Apex Bank program by
multiplying linkage prgram BPR and KSP, cooperative use of IT and E-banking
b. Assumption Operational foreign exchange bank, mutual
fund sales agents, service operations Pension Fund, national bank cooperation as connectivity TKI corresponding bank financing.
c. Strategy Patnership with SOEs and enterprises through
funding activity, the activity of payment systems, cash management activities and lending activities. Especially for BPJS Employment expanded cooperation on perektrutan participants BPJS Employment through the provision of credit and the terms of premium payment system.
8. Network Managementa. The reasons for selecting the target Optimizing power bank office network for
funding and lending activities as well as banking services more diverse and needed by people around the office.
b. Assumption Being 500 - 1000 intelligent agent behavior and
the opening of the bank office network
143Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
c. Strategi Ekspansi pembukaan jaringan kantor bank di
seluruh wilayah NTT terutama daerah-daerah dengan potensi ekonomi.
9. Penguatan likuiditasa. Alasan pemilihan target Penguatan struktur modal bank akan
meningkatkan ketahanan bank dan pengembangan atau ekspansi bisnis bank
b. Asumsi Penerbitan isntrument surat berharga lainnyac. Strategi Meningkatkan permodalan bank melalui
peningkatan setoran modal pemerintah daerah, memperkecil porsi deviden pay out, melakukan penerbitan obligasi dan rencana Initial Public Offering (IPO).
10. Pengelolaan portofolio a. Alasan pemilihan target Potensi pasar di NTT masih tinggi, khusus skala
UMKM, masih terdapat 40 % potensi pasar PNS dan sumber dana APBN/APBD setiap tahun meningkat termasuk dana desa.
b. Asumsi Portofolio dana non pemda mencapai 70% dan
kredit produktif mencapai 40 %c. Strategi Melakukan pendekatan dengan Pemegang
Saham untuk meningkatkan setoran modal agar mencapai target Modal Inti Bank NTT dan meningkatkan pembiayaan sector produktif terutama kredit UMKM disektor pariwisata, perikanan, budi daya kelautan, peternakan, perkebunan, serta industri kreatif. Peningkatan penyaluran kredit sektor konsumtif melalui pembiayaan kepada seluruh PNS.
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan BankBank telah melakukan transparansi terhadap kondisi keuangan dan non keuangan kepada para Stakeholders termasuk laporan keuangan publikasi dan telah menyampaikan laporan tersebut kepada pihak-pihak terkait seperti Bank Indonesia dan para Stakeholders
c. Strategy Expansion opening bank office network in
all regions of NTT especially in regions with economic potential.
9. Strengthening liquiditya. The reasons for selecting the target Strengthening the bank’s capital structure
will improve the resilience of banks and development or expansion of bank business
b. Assumption Issuance of other securities isntrumentd. Strategy Bank capital increase through increased local
government capital injection, reduce the portion of the dividend payout, to issue bonds and planned Initial Public Offering (IPO).
10. Portfolio Managementa. The reasons for selecting the target NTT market potential is still high, the special
scale of SMEs, there are still 40% of the market potential of civil servants and APBN / APBD increased every year including the village fund.
b. Assumption Non-government fund portfolio reached 70%
and 40% of productive creditc. Strategy Engaging with shareholders to increase the
capital injection in order to achieve the target of Bank NTT core capital and enhance the productive sector financing MSMEs sector especially tourism, fisheries, marine budi daya, livestock, crops, and the creative industries. Increased consumer lending sector through financing to all civil servants.
Transparency of Financial and Non-FinancialThe Bank has the transparency of financial and non-financial conditions to the Stakeholders included published financial statements and has submitted the report to the relevant parties such as Bank Indonesia and the Stakeholders according to applicable regulations.
144 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
sesuai ketentuan yang berlaku. Bank telah menyusun dan menyajikan laporan keuangan dan non keuangan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur di dalam Peraturan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank.
Bentuk-bentuk penyampaian informasi kondisi keuangan dan non keuangan Bank, adalah sebagai berikut:1. Laporan Tahunan Bank telah disusun dan
disajikan sesuai Peraturan Bank Indonesia tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank;
2. Bank telah mempublikasikan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Publikasi secara tepat waktu
3. Bank telah menyampaikan Laporan GCG tahun 2015 kepada Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan pihak independen sesuai ketentuan Bank Indonesia dan disajikan pada Home Page Bank NTT;
4. Bank telah menyusun Buku Pedoman Penerapan Anti Pencucian Uang (APU) termasuk melakukan implementasi kepada seluruh Cabang dan Cabang Pembantu;
5. Penyempurnaan sistem PMN didalam Sistem Bank Vision Bank NTT dengan menambah 3 (tiga) menu baru untuk pemantauan transaksi;
6. Bank telah melakukan sosialisasi Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah dan Anti Pencucian Uang;
7. Bank telah melakukan pengkinian data nasabah;
Kepemilikan Saham dan Shares Option
Untuk periode sampai dengan per 31 Desember 2016, anggota Dewan Komisaris dan Direksi Bank NTT tidak memiliki saham di Bank NTT, Bank lain, Lembaga Keuangan Bukan Bank, dan Perusahaan lainnya yang berkedudukan baik di dalam maupun di luar daerah Provinsi NTT. Selama periode tahun pelaporan 2016 Bank NTT tidak terdapat opsi untuk membeli saham oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif yang dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi saham dalam rangka pemberian kompensasi yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank.
Bank prepares and presents financial and non- financial reports with the procedures, the type and scope as stipulated in the Bank Indonesia Regulation concerning Transparency of Financial Condition.
The forms of information delivery of financial and non financial condition of the Bank, is as follows:
1. Annual Report of the Bank have been prepared and presented in accordance with Bank Indonesia Regulation concerning Transparency of Financial Condition of Banks;
2. The Bank has published its Annual Report and Financial Report in a timely manner
3. The Bank has submitted the GCG Report 2015 to Bank Indonesia, the Financial Services Authority and independent parties in accordance with Bank Indonesia and served on the Home Page Bank NTT;
4. The Bank has prepared Guidelines Implementation of Anti-Money Laundering (AML) including implementing the entire branch and sub-branch;
5. Completion of PMN system in NTT Bank Vision Bank System by adding three (3) new menu for the monitoring of transactions;
6. Bank had socialized Application of Know Your Customer and Anti-Money Laundering;
7. The Bank has been updating customer data;
Ownership of Shares and the Option SharesFor the period up to December 31, 2016 the Board of Commissioners and the Board of Directors do not own shares in NTT NTT Bank, other banks, Non-Bank Financial Institutions, and the other company, located both inside and outside the province of NTT.During the reporting period of the year 2016 the Bank NTT is not the option to buy shares by members of the Board of Commissioners, Directors and Executive Officers conducted through stock deals or deals in the framework of stock option compensation awarded to members of the Board of Commissioners, Directors and Executive Officers of the Bank.
145Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan Direksi1. Hubungan Keuangan
a. Komisaris Utama Bank NTT secara langsung memiliki hubungan keuangan dengan Pemegang Saham Pengendali Bank karena pada saat ini posisi yang bersangkutan adalah sebagai Sekretaris Daerah Provinsi NTT;
b. Anggota Dewan Komisaris Bank NTT merupakan Komisaris Independen yang tidak memiliki hubungan keuangan dengan Dewan Komisaris lainnya, Direksi, Pemegang Saham Pengendali dan dari Perusahaan yang Pemegang Saham Pengendalinya adalah Dewan Komisaris lainnya dan/atau Direksi Bank;
c. Seluruh anggota Direksi Bank NTT tidak memiliki hubungan keuangan dalam hal menerima penghasilan, bantuan keuangan, atau pinjaman dari Pemegang Saham Pengendali Bank.
2. Hubungan Keluarga Dewan Komisaris dan Direksi Bank NTT tidak
memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua antara sesama anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Pengendali.
Penyimpangan InternalPada dasarnya bank menerapkan “Zero tolerance untuk tindakan fraud” dan bank tidak mentolerir kejadian fraud khususnya yang dilakukan oleh pihak Internal Bank. Sebagai lembaga keuangan yang memiliki bisnis utama sebagai penyedia jasa keuangan bagi masyarakat maka adalah hal yang sangat penting bagi bank untuk menjaga reputasi dan kepercayaan masyarakat.
Dalam hal pelaporan Bank ke Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan maka Bank menetapkan kategori fraud yang dianggap signifikan oleh Bank adalah :
Financial Relationships and Family Affairs Board of Commissioners and Board of Directors1. Financial Relations
a. Commissioner of Bank NTT direct financial relationship with the controlling shareholders of the Bank as at this time the position of the person concerned is as Provincial Secretary NTT;
b. Members of the Board of Commissioners of Bank NTT an independent commissioner has no financial relationship with the Board of Commissioners, Board of Directors, controlling shareholders and of the Company’s Shareholders handler is the other Commissioners and / or Directors of the Bank;
c. All members of the Board of Directors of the Bank has no financial NTT in terms of receiving income, financial aid, or loans from controlling shareholders of the Bank.
2. Family Relationships Board of Commissioners and Board of Directors
of Bank NTT has no family relationship to the second degree among the members of the Board of Commissioners, Directors and Controlling Shareholders.
Internal irregularitiesBasically, the bank implemented the “Zero tolerance for fraud actions” and the bank does not tolerate fraud incident in particular made by the Internal Bank.As a financial institution that has the main business as a provider of financial services for the community then it is very important for banks to maintain the reputation and public trust.
In terms of the Bank’s reporting to Bank Indonesia or the Financial Services Authority, the Bank establishes categories of fraud are considered significant by the Bank are:
146 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
1. Jika kejadian fraud diduga melibatkan pejabat eksekutif dan Direksi Bank karena Pejabat Eksekutif dan Direksi merupakan pengendali bisnis bank dan memiliki kewenangan dalam pengambilan keputusan, berapapun nilai kerugian dari kejadian fraud yang dilakukan.
2. Jika kejadian fraud berdampak kepada kerugian financial untuk nasabah sebagai akibat perbuatan oknum internal bank, berapapun nilai kerugian dari kejadian fraud yang dilakukan.
3. Jika kejadian fraud memiliki dampak pada aktifitas operasional Bank, reputasi Bank dan berpotensi menjadi perhatian publik, terutama jenis fraoud merupakan tipibank.
4. Jika kejadian fraud diduga melibatkan pihak eksternal Bank baik langsung maupun tidak langsung. Secara langsung berarti bahwa kejadian fraud dilakukan oleh pihak eksternal bank tanpa bantuan internal bank. Secara tidak langsung berarti bahwa kejadian fraud dilakukan oleh pihak eksternal bank dengan melibatkan atau dibantu oleh pihak internal bank.
5. Untuk kejadian internal fraud yang hanya berdampak pada kerugian Bank tanpa melibatkan pihak eksternal dan tanpa merugikan nasabah atau pihak yang terkait dengan bank, dengan nilai nominal di atas Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).
Berdasarkan ketentuan internal terhadap kategori fraud maka selama tahun 2016 terjadi 1 (satu) kali penyimpangan internal yang memenuhi kriteria diatas yang dilaporkan sebagai temuan ke Otoritas Jasa Keuangan yakni pembobolan 8 (delapan) rekening tabungan nasabah di Kantor USPD Noemuti..
Strategi Mempertahankan Loan Deposit RatioStrategi mempertahankan Loan Deposit Ratio (LDR) sepanjang tahun buku 2016• Mempertahankan rasio LDR sesuai target sebesar
91.33 %
1. If the incidence of suspected fraud involving executive officers and Directors of the Bank for Executive Officers and Directors of the bank’s business control and have authority in decision-making, regardless of the value of the loss fraud events that do.
2. If the incidence of fraud affecting the financial loss to the customer as a result of internal unscrupulous actions of the bank, regardless of the value of the loss fraud events that do.
3. If the incidence of fraud has an impact on the operational activities of the Bank, the Bank’s reputation and potentially become a public concern, especially the kind fraoud is banking criminal acts.
4. If the incidence of suspected fraud involving external parties Bank, either directly or indirectly. Automatically mean that the incidence of fraud committed by external parties without the help of the bank’s internal bank. Implies that the incidence of fraud committed by external parties with the banks involved or assisted by an internal party bank.
5. For internal fraud incident that affects only losses the Bank without involving external parties and without prejudice to the customers or parties related to the bank, with a nominal value of more than Rp. 100.000.000, - (one hundred million rupiah)
Based on the internal conditions of the categories of fraud that occurred in 2016 during 1 (one) internal fraud that meet the above criteria are reported as findings to the Financial Services Authority piercing 8 (eight) savings account customers Noemuti USPD Office.
Maintaining strategy Loan Deposit RatioStrategy maintains Loan Deposit Ratio (LDR) during the financial year 2016• Maintaining appropriate LDR target by 91.33%
147Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
• Untuk Posisi LDR periode 31 Desember 2016 sebesar 107.39 % dimana rasio LDR melewati batas toleransi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
• Meningkatkan penyaluran dana melalui pemberian kredit yang sehat.
• Meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga sehingga dapat mendukung penyaluran kredit atau ekspansi bisnis bank.
Strategi Pemenuhan Giro Wajib Minimum• Pemenuhan GWM Primer selama tahun 2016
berpatokan pada ketentuan regulator yaitu sebesar 8% dari rata-rata Dana Pihak Ketiga 2 (dua) minggu sebelumnya dipakai untuk 1 (satu) minggu kedepan, sementara kebijakan untuk mencadangkan kelebihan dana sebesar Rp.3 Miliar untuk mitigasi risiko likuiditas dan GWM Primer setiap hari;
• Pemenuhan GWM sekunder selama tahun 2016, maka dengan mengacuh pada PBI No.15/7/PBI/2013 tanggal 26 September 2013 dan Surat Edaran No.15/41/DKMP tanggal 01 Oktober 2013 tentang penambahan Kewajiban Prosentase menjadi 4%. Untuk pemenuhannya diperhitungkan dari Penempatan Antar Bank.
• Pemenuhan GWM sekunder melalui Instrument Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Negara, Sertifikat Deposito Bank Indonesia yang dibeli dari Bank Indonesia yang besarannya diambil dari rata-rata Dana Pihak Ketiga 2 (dua) minggu sebelumnya yang dipakai untuk 1 (satu) minggu kedepan.
• Tenor dan Maturity dari masing-masing SBI/SBN/SDBI berbeda, maka telah diperhitungkan dengan cadangan kelebihan/excess reserve dan mengikuti lelang dengan range rate yang ditentukan Bank Indonesia sebelum tanggal jatuh tempo masing-masing SBI/SBN/SDBI.
Buy Back Shares dan Buy Back Obligasi Bank• Bank telah menerbitkan Obligasi pada tahun 2011.• Untuk penerbitan Obligasi tersebut, Rapat Umum
Pemegang Saham telah menyetujui dan tertuang di dalam Akta Berita acara RUPS.
• To position LDR period December 31, 2016 amounted to 107.39% while LDR past the tolerance limits set by Bank Indonesia;
• Increase the distribution of funds through sound lending.
• Increase third-party funds in order to support the expansion of business credit or bank.
Statutory Compliance Strategies
• Fulfillment of Primary Statutory Reserves for 2016 based on the provisions of the regulator that is equal to 8% of the average of the Third Party Fund 2 (two) weeks previously used for 1 (one) week ahead, while the policy to back up the excess funds of Rp.3 billion for mitigation GWM Primary liquidity risk and every day;
• Fulfillment of secondary reserves during 2016, then by mengacuh on PBI 15/7 / PBI / 2013 dated September 26, 2013 and the Circular Letter No.15 / 41 / DKMP dated October 1, 2013 on adding a percentage to 4% Obligations. Accounted for fulfillment of Interbank Placements.
• Fulfillment of secondary reserves via Instrument Bank Indonesia Certificates, Government Securities, Bank Indonesia Certificates of Deposit purchased from Bank Indonesia, which amount is taken from an average of Third Party Fund 2 (two) weeks earlier used for 1 (one) week ahead.
• Tenor and maturity of each SBI / SBN / SDBI different, then calculated the excess reserves / excess reserve and follow the auction with a range rate determined by Bank Indonesia before the date of maturity of each SBI / SBN / SDBI.
Buy Back Shares and Buy Back Bonds Bank• Bank has issued bonds in 2011.• For the issuance of such bonds, the General Meeting
of Shareholders has approved and contained in the Deed of GMS event.
148 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
• Selama Tahun Buku 2016 Bank tidak melakukan buy back shares dan buy back obligasi yang diterbitkan oleh bank.
Pedoman Perilaku (Code of Conduct)Pernyataan Etika Bisnis Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Bank NTT senantiasa mendorong penerapan pedoman perilaku (code of conduct) untuk menunjang implementasi GCG pada seluruh jajaran Manajemen dan Karyawan. Keberadaan Code of Conduct ditujukan antara lain untuk menerapkan nilai-nilai Perseroan ke dalam perilaku Pegawai dan etika bisnis yang sesuai dengan tujuan Perseroan serta menerapkan secara rinci standar perilaku yang harus ditunjukkan oleh seluruh insan Bank NTT dalam melakukan kegiatan usaha Perseroan.Code of Conduct merupakan pedoman bagi individu perusahaan dalam menjalankan aktivitas perusahaan sesuai dengan budaya yang diharapkan.
Pedoman ini juga merupakan etika bisnis perusahaan dan nilai-nilai yang mengatur cara mengelola perusahaan dalam mencapai visi, misi dan tujuan. Code of Conduct berlaku bagi seluruh manajemen di Perusahaan.
Isi Kode Etik Isi Kode Etik/perilaku Karyawan Bank NTT1. Sebagai wujud iman dan taqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa (bekerja dan penuh kejujuran, kedisiplinan, tanggungjawab kerja keras);
2. Menempatkan setiap nasabah sebagai asset mitra utma melalui pelayanan yang cepat, akurat, aman, dan menyenangkan demi terwujudnya kepuasan nasabah secara nyata.
3. Mewujudkan profesionalisme SDM sesuai dengan keberadaannya masing-masing untuk menunjang terwujudnya bank yang sehat dan dinamis;
4. Mengembangkan sikap kewirausahan, inovasi, kreavitas dan sikap proaktif dalam melakukan setiap
• During Fiscal Year 2016 the Bank did not buy back shares and buy back bonds issued by banks.
Code Of Conduct (Code Of Conduct)Statement of Business EthicsIn carrying out its business activities, Bank NTT continue to encourage adoption of codes of conduct (code of conduct) to support the implementation of corporate governance at all levels of management and employees. The existence of the Code of Conduct is intended among other things to implement the values of the Company to the Employee behavior and business ethics in accordance with the Company’s objectives and detailed implementing standards of conduct that should be shown by all human NTT Bank in conducting the Company’s business activities. Code of Conduct is a guideline for an individual company to run the company’s activities in accordance with the expected culture.
This guideline is also the company’s business ethics and values that govern how to manage the company in achieving its vision, mission and goals. Code of Conduct applies to all management in the Company.
The contents of the Code of ConductThe contents of the Code of Conduct / behavior NTT Bank Employees1. As a form of faith and piety to God Almighty (work
and honesty, discipline, hard work responsibilities);2. Place each customer as an asset utma partners
through a service that is fast, accurate, safe, and fun for the realization of real customer satisfaction.
3. Realizing the professionalism of HR in accordance with the existence of each to support the establishment of a healthy and dynamic bank;
4. Develop the attitude of entrepreneurship, innovation, creavity and being proactive in every
149Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
tugas pekerjaan masing-masing serta menjauhkan diri dari sikap-sikap birokrasi sebagai sikap yang dituntut dalam bisnis perbankan ini;
5. Menempatkan kinerja dan mutu hasil kerja individual dan kelompok dalam rangka meningkatkan kinerja bank sebagai dasar peningkatan kesejahteraan pegawai yang optimal secara berimbang.
6. Meningkatkan sikap keterbukaan yang positif, berpikir konstruktif, wawasan yang luas, sikap kebersamaan, kerukunan, saling menghargai, untuk terwujudnya kerjasama dan suasana kerja yang sehat.
7. Meningkatkan sikap kepedulian dan tanggap serta secara dini mengatasi masalah yang timbul dalam pekerjaan, yang dilandasi semangat kebersamaan dan menjunjung tinggi kepentingan perusahaan.
8. Mengutamakan sikap kerja keras, tekun dan berdisiplin tinggi untuk terwujudnya kinerja diri, unit dan bank secara keseluruhan.
9. Meningkatkan citra bank melalui sikap dan perilaku yang tertib, rapi tepat waktu, tidak ingkar janji dan menjunjung tinggi etika pergaulan yang baik sebagai insan perbankan, malu melakukan perbuatan yang tidak terpuji.
Sosialisasi dan Pelaksanaan Pedoman PerilakuSosialiasi pedoman perilaku Bank NTT dilakukan melalui proses internalisasi berkala yang diikuti oleh seluruh Karyawan Bank NTT dari seluruh tingkat organisasi yang ada. Selain sosialisasi, Bank NTT menerapkan standar etika dalam melakukan seluruh aktivitas bisnis berdasarkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance yang termaksud dalam Kebijakan Perusahaan. Seluruh unit kerja di Kantor Pusat dan Kantor Cabang diwajibkan melakukan sosialisasi Etika Kerja untuk mempertahankan kejujuran, integritas dan keadilan dalam seluruh aktivitas bisnis di lingkungan kerja masing-masing. Bank NTT juga melarang seluruh jajaran yang terdiri atas Dewan Komisaris, Direksi, seluruh unit kerja, Kantor Cabang serta pihak yang terkait melakukan transaksi yang bertentangan dengan hukum dan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance.
task work for each other and distanced himself from the attitudes of the bureaucracy as the attitude required in the banking business;
5. Putting the performance and quality of the work of individuals and groups in order to improve the performance of the bank as a basis for improvement of employee welfare optimal balance.
6. Increase openness are positive, constructive thinking, extensive knowledge, togetherness, harmony, mutual respect, and cooperation for the realization of a healthy working atmosphere.
7. Increase awareness and response as well as the attitude of early resolve problems arising in the work, which is based on the spirit of togetherness and uphold the interests of the company.
8. Prioritize hard working attitude, diligent and disciplined for the realization of the performance of self, and the bank as a whole unit.
9. Improve the image of the bank through the attitudes and behavior of an orderly, neat, punctual, not broken promises and uphold good etiquette as for bankers, shame commit licentious acts.
Dissemination and Implementation of the Code of ConductNTT Bank’s code of conduct socialization is done through periodic internalization process followed by all employees of Bank NTT from all levels of the existing organizations. In addition to socialization, Bank NTT ethical standards in conducting all business activities based on the principles of good corporate governance that is intended by the Company Policies. The whole unit is working at the Head Office and Branch Offices are required to disseminate Ethics Code to maintain honesty, integrity and fairness in all business activities in their respective work environment. Bank NTT also prohibit the whole range consisting of the Board of Commissioners, Board of Directors, the entire unit, the Branch Office and related party transactions contrary to the laws and principles of Good Corporate Governance.
150 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Bank NTT menerapkan fungsi pengawasan menggunakan audit berdasarkan prinsip-prinsip yang benar dan berlaku umum serta senantiasa mengupayakan agar pelanggaran atas norma-norma dan peraturan yang berlaku dapat dikenai sanksi sesuai ketentuan, baik administrasi maupun hukum. Setiap unit kerja berkewajiban untuk senantiasa menindaklanjuti setiap temuan hasil audit yang disampaikan oleh fungsi pengawasan.
Implementasi Etika Bisnis Perusahaan
Etika bisnis diterapkan mengacu pada kebijakan perusahaan dimana dalam penerapannya Manajemen selalu mengingatkan kembali kepada Karyawan terkait tata nilai dan etika bisnis melalui survei kepada seluruh Karyawan yang di dalamnya memuat kuesioner dan studi kasus terkait pemahaman GCG, Etika Bisnis, Pakta Integritas, Fraud, Manajemen Risiko, Whistleblowing, Pelarangan Gratifikasi, IT Governance, Menjaga Keamanan Informasi dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan praktik tata kelola perusahaan. Survei dilakukan secara off line dengan menyebarkan kuisioner yang diakhiri dengan pengungkapan persetujuan Karyawan untuk bersedia menjalankan etika bisnis perusahaan.
Metode ini dipandang lebih efektif dan lebih mudah diterapkan untuk dapat menjangkau seluruh Karyawan di seluruh lokasi kerja.
Terkait dengan prinsip kehati-hatian, Manajemen memberlakukan dua kali survei dalam setahun kepada karyawan yang pekerjaaannya sangat dekat dengan risiko pelanggaran, hal ini berbeda dengan karyawan umum yang hanya melakukan survei sekali dalam setahun. Berdasarkan hasil survei etika bisnis yang dilaksanakan pada tahun 2016, diperoleh potret tingkat pemahaman etika bisnis oleh karyawan dalam ruang lingkup Bank NTT sangat baik.
Bank NTT implement an audit oversight function based on the correct principles and generally accepted and constantly strive for violation of norms and regulations can be sanctioned according to the provisions, both administrative and legal. Each unit is obliged to always follow up on any audit findings submitted by the supervisory function.
Implementation of Corporate Business EthicsBusiness ethics applied to refer to the company policy which in practice management is always reminiscent of the employees related to the values and business ethics through a survey to all employees in which includes questionnaires and case studies related to the understanding of GCG, Business Ethics, Integrity Pact, Fraud, Risk Management, whistleblowing, Prohibition of Gratification, IT Governance, Information Security Maintain and other matters relating to corporate governance practices. The survey was conducted off the line by distributing questionnaires, which ended with the disclosure of employee consent to be willing to implement the company’s business ethics.
This method is considered more effective and more easily applied to be able to reach all employees throughout the work site.
Associated with the precautionary principle, impose Management survey twice a year to employees who pekerjaaannya very close to the risk of infringement, it is different with the general employees who just do a survey once a year. Based on the results of business ethics survey conducted in 2016, obtained the portrait of the level of understanding of business ethics by employees within the scope of Bank NTT excellent.
151Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Upaya Penegakan Kode Etik dan Jenis SanksiBank senantiasa mendorong setiap karyawan untuk selalu mematuhi Kode Etik seklaigus saling mengingatkan satu sama lain untuk bekerja dengan fokus, profesional dan beretika di lingkup masing-masing. Dalam hal upaya penegakan Kode Etik, Bank menetapkan dan mengaturnya dalam Keputusan Direksi PT. Bank NTT Nomor : 30 Tahun 2006 tetang Penetapan Buku Pedoman Code of Conduct dan Code of Corporate
Governance, sedangkan untuk peningkatan kualitas pelayanan kepada nasabah maka perusahan memilki SOP Kualitas Layanan serta perusahan mengeluarkan Buku Saku Standar Layanan Operasional yang wajib dimiliki oleh setiap pegawai Bank NTT.
Bila terdapat pelanggaran terhadap Kode Etik oleh karyawan, Bank dapat memberikan sanksi dengan memperhatikan kesalahan yang terjadi serta dampak kerugian yang timbul secara reputasi maupun materil serta upaya pelaku pelanggaran untuk memperbaiki diri.
Bentuk sanksi yang diberikan berupa :a. Teguran lisan yang dituangkan dalam coaching
formb. Surat peringatanc. Denda dan atau ganti kerugiand. Demosie. Surat pembebasan tugas sementaraf. Skorsingg. Pemutusan hubungan kerja
Selain dalam bentuk di atas, pemberian sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik dapat juga berpengaruh pada pemberian benefit, pinjaman, penyesuaian kompensasi ataupun promosi jabatan karyawan. Tindakan hukum akan diberikan bila pelanggaran dianggap bersifat materiil, seperti korupsi atau fraud. Sanksi bagi pelaku pelanggaran Kode Etik serta pihak-pihak yang bertanggungjawab akan diputuskan berdasarkan keputusan SDM.
Efforts Code Enforcement and Sanctions typeBank always encourages every employee to always adhere to the Code of Conduct seklaigus reminded each other to work with a focused, professional and ethical in each sphere. In terms of enforcement of the Code, the Bank has established and set in the decree of the Board of Directors of PT. Bank NTT No. 30 of 2006 neighbor Determination Manual Code of Conduct and the Code of Corporate Governance, while improving the quality of services to customers that the company has an SOP Quality of Service as well as the company issued Handbook Standards Service Operations must be owned by every employee of Bank NTT.
When there is a violation of the Code of Conduct by the employees, the Bank may impose sanctions with regard errors that occur and the impact of losses incurred by the reputation and material as well as efforts to improve offenders.
The shape of the sanctions provided in the form of:a. Verbal warning as outlined in the coaching formb. Warning letterc. Fines and or damagesd. Demotionse. Temporary duty waiverf. Suspensionsg. Work termination
In addition in the form above, sanctions for violations of the Code may also affect the granting of benefits, loans, compensation adjustments or promotion of employees. Legal action will be given when the offense is considered to be material, such as corruption or fraud. Penalties for violators of the Code of Conduct as well as the responsible parties will be decided based on the decisions of human resources.
152 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Kode Etik senantiasa akan disempurnakan atau diselaraskan sesuai dengan kondisi perusahaan maupun kondisi masyarakat.
Laporan Penegakan Kode Etik Tahun 2016
No UNIT KERJAUnit Kerja
KASUSKasus
JUMLAH PIHAK YANG TERLIBAT
Jumlah Pihak yang Terlibat
SANKSISanksi
SK PUNISHMENTSK Punishment
1. USPD Noemuty
Pembobolan 8 (delapan) rekening tabungan nasabahPembobolan 8 (delapan) rekening tabungan nasabah
1 Pemberhentian dengan tidak hormatPemberhentian dengan tidak hormat
SK. Nomor : 69 Tahun 2016 tanggal 27 Juli 2016SK. Nomor : 69 Tahun 2016 tanggal 27 Juli 2016
2. USPD Pasar Baru
Penarikan rekening tabungan secara tidak sah (legal) nasabah Bank NTT USPD Pasar Baru Atambua an. Yovita Manek Key QQ RudolfPenarikan rekening tabungan secara tidak sah (legal) nasabah Bank NTT USPD Pasar Baru Atambua an. Yovita Manek Key QQ Rudolf
1 Pemberhentian dengan tidak hormatPemberhentian dengan tidak hormat
SK. Nomor : 75 Tahun 2016 tanggal 05 Agustus 2016SK. Nomor : 75 Tahun 2016 tanggal 05 Agustus 2016
3. KCU. Kalabahi Tindak Asusila “Perzinahan”Tindak Asusila “Perzinahan”
1 Skorsing Skorsing
SK. Nomor : 100 Tahun 2016 tanggal 20 September 2016SK. Nomor : 100 Tahun 2016 tanggal 20 September 2016
4. KC Kefamenanu/KCP. Mena
Tindak Asusila “Perzinahan”Tindak Asusila “Perzinahan”
1 Skorsing Skorsing
SK No. 101Tahun 2016 tanggal 20 September 2016SK No. 101Tahun 2016 tanggal 20 September 2016
Pernyataan Mengenai Budaya Perusahaan Bank NTT memiliki budaya perusahaan yang dijadikan landasan bagi setiap insan perusahaan. Budaya perusahaan atau Corporate Colture adalah sikap dan perilaku Bank, yang harus dicerminkan oleh sikap perilaku para pegawainya dalam mencapai misinya (the way we do things around here). Sikap dan perilaku tersebut merupakan pencerminan dari anggapan-anggapan, nilai-nilai dan norma-norma yang ada dilingkungan Bank NTT.
Code always be improved or harmonized in accordance with the conditions of the company as well as the condition of the community.
Report Code Enforcement of 2016
Statement Regarding Corporate CultureNTT Bank has a corporate culture that is used as the basis for every human enterprise. Companies or Corporate culture is the attitude and behavior Colture Bank, which should be reflected by the attitude of the behavior of its employees in achieving its mission (the way we do things around here). Attitudes and behaviors are a reflection of the assumptions, values and norms that exist in the environment Bank NTT.
153Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
TIGA PILAR BUDAYA PERUSAHAANThree Pillars of Corporate Culture
Pilar 1 Integritas segenap jajaran SDM yang bersatu padu dalam arah pandang dan usaha-usaha mewujudkan visi, misi tujuan dan sasaran-sasaran perusahaan.
Integrity of all human resources united in the perspective and efforts to realize the vision, mission goals and objectives company.
Pilar 2 Bank NTT yang tumbuh sehat dan berdaya saing tinggi serta dilandasi prinsip kehati-hatian, kepercayaan masyarakat, manajemen yang tangguh padu (persistem dan solid)
Bank NTT that grows healthy and highly competitive and based on the principle of prudence, public trust, solid management (persistent and solid)
Pilar 3 Kepuasan pelanggang, kepuasan SDM dan kepuasan pemilik sebagai focus tujuan utama yang selalu diupayakan realisasinya secara optimal.
Customer satisfaction, HR satisfaction and owner satisfaction as the focus of the main objectives are always strived for optimal realization.
SEMBILAN BUTIR PERILAKU BUDAYA PERUSAHAAN BANKNine Grain Conduct Corporate Culture Bank
Perilaku 1 : FleksibelBehavior 1: FlexibleBekerja dengan penuh kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab dan kerja keras sebagai wujud iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.Working with honesty, discipline, responsibility and hard work as a form of faith and piety to God Almighty.
•Fokus perilaku ini adalah pekerjaan pada Bank NTT yang harus diberi arti sebagai pengabdian kepada Tuhan sebagaimana dituntut oleh agama.
•Hasil yang diharapkan agar dapat mewujudkan keiklasan dalam bekerja menghasilkan kerja bermutu tinggi dan optimal.
•Perilaku yang dituntut adalah bahwa bekerja sebagai insan beragama.
•The focus of this behavior is the work of the Bank NTT should be given meaning as devotion to God as demanded by the religion.
•Results are expected to be able to realize keiklasan in producing work of high quality and optimal work.
•Behavior that is required is that the work as a religious man.
Perilaku 2 : Loyal Behavior 2: LoyalMenempatkan setiap nasabah sebagai aset paling berharga dengan melayani setiap nasabah secara cepat, akurat, aman, ramah, dan menyenangkan demi terwujudnya kepuasan nasabah secara nyata.Placing each customer as the most valuable asset to serve each customer in a fast, accurate, safe, friendly, and fun for the realization of real customer satisfaction.
•Fokus sasaran perilaku ini ditujukan kepada nasabah.
•Hasil yang diharapkan kepuasan nasabah secara nyata dan optimal.
•Perilaku yang dituntut, selalu mengutamakan kepuasan nasabah dengan cara pelayanan cepat, akurat, ramah dan menyenangkan.
•The focus target is addressed to the customer’s behavior.
•The expected result is a real customer satisfaction and optimal.
•Conduct required, always put customer satisfaction with the way the services are fast, accurate, friendly and fun.
Perilaku 3 : ObyektifBehavior 3: ObjectiveMewujudkan profesionalisme SDM sesuai dengan keberadaannya masing-masing untuk menunjang terwujudnya Bank yang sehat dan dinamis.Consummate professionalism of human resources in accordance with the existence of each to support the establishment of a healthy and dynamic bank.
•Fokus sasaran, perilaku ini ditujukan kepada perkembangan Bank NTT.
•Hasil yang diharapkan, Bank NTT sehat dan dinamis.
•Perilaku yang dituntut selalu menjunjung tinggi dan berusaha memberikan kontribusi terbaik untuk kemajuan Bank dengan menambah pengetahuan, ketrampilan, wawasan dan sebagainya.
•Focus the target, this behavior is directed at the development of NTT Bank.
•The expected results, Bank NTT healthy and dynamic.
•Behavior that demanded always upholds and seeks the best contribution to the advancement of the Bank by increasing knowledge, skills, insights and so on.
154 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
SEMBILAN BUTIR PERILAKU BUDAYA PERUSAHAAN BANKNine Grain Conduct Corporate Culture Bank
Perilaku 4 : BersaingBehavior 4: CompetingMengembangkan sikap kewirausahaan, inovasi, kreativitas dan proatif dalam melakukan setiap tugas pekerjaan masing-masing serta menjauhkan diri dari sikap birokrasi.Developing an entrepreneurial attitude, innovation, creativity and proatif in doing any job duties for each other and keep away from bureaucratic attitude.
•Fokus sasarn, perilaku ini ditujukan agar Bank memperhatikan paradigm kerjanya.
•Hasil yang diharapkan, peegawai termotivasi untuk mengembangkan peranannya dengan sikap kewirausahaan, inovasi, kreativitas, proaktif dan lebih berpartisipasi aktif dalam segenap hal yang berkaitan dengan tugas masing-masing.
•Focus the target, this behavior is intended that the Bank pay attention paradigm works.
•The expected results, peegawai motivated to develop the role with an attitude of entrepreneurship, innovation, creativity, proactive and actively participate in all matters relating to their respective duties.
Perilaku 5 : AntisipatifBehavior 5: AnticipatoryMeningkatkan mutu kerja baik secara individual maupun kelompok dalam rangka meningkatkan kinerja Bank sebagai dasar bagi peningkatan kesejahteraan pegawai yang optimal dan berimbang.Improving the quality of work either individually or in groups in order to improve the performance of the Bank as a basis for improving the welfare of employees optimal and balanced.
•Fokus sasaran ditujukan untuk mutu hasil kerja
•Hasil yang diharapkan, mutu hasil kerja yang selalu mening untuk tercapainya hasil usaha Bank NTT dan kesejahteraan pegawai.
•Perilaku yang dituntut, selalu berusa meningkatkan kinerja Bank melalui kinerja masing-masing melalui peningkatan mutu hasil kerja yang tinggi untuk tercapainya tujuan usaha Bank (keuntungan) dan tujuan pegawai (kesejahteraan) secara berimbang.
•Focus the target aimed for quality of work
•The expected results, quality of work that is always the meninges to the achievement of the Bank’s NTT and welfare of employees.
•Conduct required, always berusa improve the performance of the Bank through their performance through increased high quality of work for the achievement of the Bank’s business (profit) and employee objectives (welfare) equally.
Perilaku 6 : Mamatuhi KetentuanBehavior 6: obey the provisionsMeningkatkan sikap keterbukaan yang positif, berfikir konstruktif, wawasan yang luas, sikap kebersamaan, kerukunan, saling menjaga dan saling menghargai, untuk terwujudnya kerjasama dan suasana kerja yang sehatIncrease openness are positive, constructive thinking, extensive knowledge, togetherness, harmony and mutual respect for each other, for the establishment of cooperation and healthy work environment
•Fokus perilaku ini adalah kerjasama dan hubungan antar pegawai.
•Hasil yang diharapkan kerjasama dan lingkungan dan suasana kerja yang kondusif.
•Perilaku yang dituntut adalah selalu berusaha menciptakan keterbukaan, kebersamaan, kerukunan, saling menghargai sebagai acuan bagi terwujudnya kerjasama dan suasana kerja yang sehat.
•The focus of this behavior is the cooperation and relations among employees.
•Expected results of cooperation and the environment and a conducive working atmosphere.
•Behavior that is required is always trying to create openness, togetherness, harmony, mutual respect as a reference for the establishment of cooperation and healthy work environment.
Perilaku 7 : Orientasi BisnisBehavior 7: Business OrientationMeningkatkan kewaspadaan agar tetap mengantisipasi kemungkinan timbulnya masalah dan meningkatkan sikap Increased vigilance to keep anticipate the possibility of problems and improve posture
•Fokus perilaku ini adalah bersikap preventif agar tidak terjadi masalah, sekaligus penyelesaian masalah yang timbul secara dini.
•Hasil yang diharapkan adalah pengembangan early warning sistim pada pemikiran pegawai serta tanggap terhadap masalah-masalah sehingga dapat diatasi sebelum berkembang menjadi masalah yang kompleks.
•Perilaku yang dituntut adalah selalu bersikap awas, peduli dan tanggap terhadap risiko yang akan terjadi maupu masalah-masalah yang timbul secara dini dan memecahkannya secara bersama-sama.
•The focus of this behavior is to be preventive in order to avoid problems, while solving problems that arise early.
•The expected result is the development of an early warning system on employee thinking and responsive to the problems that can be addressed before it becomes a complex problem.
•Behavior that is required is to always be alert, caring and responsive to risks that will occur maupu the problems that arise early and solve them together.
155Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
SEMBILAN BUTIR PERILAKU BUDAYA PERUSAHAAN BANKNine Grain Conduct Corporate Culture Bank
Perilaku 8 : ReligiusBehavior 8: ReligiousMengutamakan sikap kerja keras, tekun dan berdisiplin tinggi untuk terwujudnya kinerja diri, unit dan Bank secara keseluruhan.Prioritizing hard working attitude, diligent and disciplined for the realization of the performance of self, and the Bank as a whole unit.
•Fokus perilaku ini adalah kinerja pegawai, unit dan Bank secara keseluruhan.
•Hasil yang diharapkan adalah pegawai berorientasi pada sasaran dan kinerja.
•Perilaku yang dituntut adalah perilaku-perilaku yang tidak terpaku pada proses kerja saja, tetapi kepada pencapaian hasil kerja melalui kedisiplinan, kejujuran, sikap rajin dan tekun serta kerja keras.
•The focus of this behavior is the performance of employees, the unit and the Bank as a whole.
•The expected result is an employee-oriented goals and performance.
•Behavior that is required is a behavior that is not fixated on the work process, but to the achievement of the work through self-discipline, honesty, diligent and persevering attitude and hard work.
Perilaku 9 : AmanahBehavior 9: AmanahMeningkatkan citra Bank melalui penampilan simpatik yang tertib, rapih, tepat waktu, tidak ingkar janji dan menjunjung tinggi etika pergaulan yang baik sebagai insan perbankan, malu melakukan perbuatan yang tidak terpuji.Improving the Bank’s image through sympathetic orderly appearance, neat, punctual, not broken promises and uphold good etiquette as for bankers, shame commit licentious acts.
•Fokus perilaku ini adalah menjaga/meningkatkan citra Bank.
•Hasil yang diharapkan adalah bersikap tertib selalu tampil rapi, tepat waktu tidak ingkar janji dan menjunjung tinggi etika pergaulan yang baik.
•The focus of this behavior is to maintain / improve the image of the Bank.
•The expected result is to be orderly always look neat, punctual does not break a promise and uphold good etiquette.
Strategi Implementasi Budaya Perusahaan 1. Top Down (Mengalir dari atas ke bawah) Perubahan yang ditunjukkan oleh manajer puncak
dimana akan/harus diikuti oleh jajaran manajemen menengah dan berikutnya oleh tingkat manajemen tingkat bawah, selanjutnya oleh para pegawai lainnya
2. Cases Methode ( memecahkan masalah-masalah) Diskusi pemecahan masalah pada intinya adalah
memecahkan masalah yang ada secara dini sebelum berkembang menjadi masalah yang kompleks, sekaligus sebagai media mewujudkan mutu hasil kerja;
3. Strategi Perubahan Mutu Berdasarkan Yang Terfokus menurut prioritas (Quality focused prioritas strategy). Strategi ini adalah berupa pemecahan masalah-masalah yang dibahas dan dipecahkan dengan memperhatikan prioritasnya.
4. Strategi Perbaikan Berkelanjutan (Continous Improvement).
Implementation Strategy Corporate Culture1. Top Down (Flowing from top to bottom) Changes shown by the top managers which would/
should be followed by a subsequent middle management ranks by lower-level management level, then by the other employees
2. Cases Methode (solve problems) Problem-solving discussion is essentially solve
existing problems early before they become a complex problem, as well as the media to realize the quality of work;
3. Based on the Quality Change Strategy Focused by priority (Quality focused priority strategy). This strategy is in the form of solving the problems discussed and solved with due regard to priorities.
4. Sustainable Improvement Strategies (Continuous Improvement).
156 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Dalam Upaya perbaikan perilaku/mutu tidak boleh mengenal puas dengan dicapainya suatu tingkat perbaikan.
5. Strategi Pendekatan Insani (Humaan Approach
Strategy) Memperbaiki perilaku pegawai akan efektif dengan
cara-cara yang manusiawi karena pada dasarnya semua orang memiliki potensi untuk berubah kea rah yang lebih baik terutama jika dipergunakan cara-cara yang baik.
SKEMA BUDAYA PERUSAHAAN
Visi
Misi
Strategi
Business Plan
Action Plan
Program
Prosedur Kerja
Pegawai Bank NTT
Budaya Perusahaan Bank NTT
Anggapan-anggapan, nilai-nilai, norma-norma
Sikap & Perilaku
Hasil Keja Perusahaan
In efforts to improve the behavior / quality may not be familiar satisfied with the achievement of a level of refinement.
5. Human Approach Strategy (Humaan Approach Strategy)
Improve the behavior of employees will be effective in ways that humane because basically everyone has the potential to change toward the better, especially if used in ways that either.
157Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Whistleblowing System (WBS) di Bank NTTDalam rangka menciptakan Good Corporate
Governance yang baik serta upaya pencegahan dan penanganan fraud yang dapat merugikan bank baik secara financial maupun non financial dan untuk menjamin terselenggaranya mekanisme penyelesaian pengaduan pelanggaran yang efektif serta sebagai upaya dalam pengungkapan berbagai permasalahan yang tidak sesuai dengan standar etika yang berlaku di bank NTT yang dilakukan oleh oknum karyawan dan oknum manajemen, bank NTT telah menerbitkan suatu produk hukum mekanisme pelaporan pengaduan (whistleblowing system) yang tertuang dalam Surat Keputusan Direksi PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur, nomor : 60 Tahun 2012 tanggal 07 Juni 2012 tentang Pedoman Strategi Anti Fraud PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
Guna mencegah terjadinya tindakan fraud yang dilakukan oleh oknum karyawan dan oknum manajemen bank NTT, maka secara continue dilakukan sosialisasi terkait pencegahan fraud dan mewajibkan kepada seluruh karyawan tanpa terkecuali menandatangani Deklarasi Anti Fraud (Anti Fraud Statement).
Mekanisme Pelaksanaan Penanganan Whistleblowing System (WBS)
Terkait dengan mekanisme pengelolaan pelaporan pengaduan (whistleblowing system), tindakan pelaksanaan pencegahan dan penanganan atas tindakan fraud yang terjadi di bank NTT di tangani oleh Sub Divisi Anti Fraud yang berada pada Divisi Pengawasan & SKAI.
Adapun media pelaporan pengaduan yang dapat dipakai yaitu :1. Bersurat secara resmi dengan alamat tujuan :
Direktur Utama/Dewan Komisaris bank NTT c.c. Divisi Pengawasan & SKAI Jl. W.J. Lalamentik No. 102 Kota Kupang-NTT
2. Melalui hotline number : (0380) 840555-309/fax (0380) 840570.
Whistleblowing System (WBS) in Bank NTTIn order to create good corporate governance as well as the prevention and handling of fraud that can be detrimental to the bank, both financial and non-financial, and to ensure the implementation of mechanisms for resolving complaints of violations of effective as well as efforts in the disclosure of the various problems that are not in accordance with the ethical standards that apply in bank NTT conducted by unscrupulous employees and unscrupulous management, bank NTT has issued a legal product mechanisms for reporting complaints (whistleblowing systems) that are contained in the Decree of Directors of PT Bank Pembangunan Daerah East Nusa Tenggara, number: 60 Year 2012 dated June 7, 2012 regarding Guidelines Anti Fraud strategy Regional Development Bank of East Nusa Tenggara.
In order to prevent the occurrence of acts of fraud committed by unscrupulous bank employees and unscrupulous management of NTT, it will continue to be disseminated for the prevention of fraud and obliging to all employees without exception signed the Declaration on Anti Fraud (Anti Fraud Statement).
Implementation Mechanism Whistleblowing Management System (WBS)Related to the management mechanism for reporting complaints (whistleblowing system), implementing measures on prevention and response actions that occurred in the bank fraud NTT handled by Sub Anti Fraud Division who are at Division of Supervision and Audit Unit.
The media reporting of complaints that can be used are:1. Inscribed officially with the destination address:
Director / BOC bank NTT c.c. Inspection & Internal Audit Division Jl. W.J. Lalamentik No. 102 Kupang, East Nusa Tenggara
2. Through the hotline number: (0380) 840555-309 / fax (0380) 840 570.
158 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
3. Pelaporan pengaduan yang terjadi di Kantor Cabang bank NTT dapat disampaikan melalui staff Divisi Pengawasan & SKAI (Resident Inspector) pada masing-masing Kantor Cabang bank NTT untuk selanjutnya dilaporkan ke Divisi Pengawasan & SKAI untuk ditindak lanjuti.
Prosedur Tindak Lanjut Pengaduan Pelanggaran Terkait dengan pelaporan pengaduan (whistleblowing system), Divisi Pengawasan & SKAI akan menindak lanjutinya sesuai dengan prosedur yang ada di bank NTT yaitu :
1. Melakukan verifikasi atas kebenaran laporan pengaduan yang disampaikan, hal ini untuk menghindari terjadinya laporan pengaduan yang sifatnya fitnah.
2. Apabila dari hasil verifikasi menunjukkan adanya pelanggaran yang dikategorikan fraud dilakukan oleh oknum karyawan, Divisi Pengawasan & SKAI akan melaporkan hasil verifikasi kepada Direktur Utama. Jika laporan tersebut membutuhkan proses investigasi maka dengan persetujuan Direktur Utama, Divisi Pengawasan & SKAI akan melakukan proses investigasi.
3. Apabila pelanggaran tersebut diduga dilakukan oleh oknum Direksi, maka laporan hasil verifikasi disampikan kepada Dewan Komisaris dan proses investigasi tetap dilakukan oleh Divisi Pengawasan & SKAI atau Divisi SDM dengan persetujuan Dewan Komisaris.
4. Jangka waktu proses verifikasi sampai pada dilakukannya investigasi selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja dan dapat diperpanjang selama 7 (tujuh) hari kerja.
Pemantauan Tindak Lanjut dan Penyampaian Tanggapan1. Pemantauan tindak lanjut pengaduan pelanggaran
dilakukan oleh Divisi Pengawasan & SKAI.2. Divisi Pengawasan & SKAI wajib menginformasikan
pengaduan pelanggaran kepada Direksi dan/atau Dewan Komisaris.
3. Reporting of complaints occurred at branch offices of NTT bank can be delivered through the Division of Supervision and Audit Unit staff (Resident Inspector) in each bank branch offices NTT to be reported to the Division of Supervision and Audit Unit for further action.
Follow-up procedures Infringement ComplaintRelated to reporting of complaints (whistleblowing system), Division of Supervision and Audit Unit will be followed up in accordance with the existing procedures at NTT banks namely:
1. To verify the complaint submitted report, this is to avoid the occurrence of complaints that are slanderous report.
2. If the results of the verification indicate a violation categorized as fraud carried out by unscrupulous employees, Division of Supervision and Internal Audit will report to the Managing Director of verification results. If the report requires the investigation process with the approval of the Director, Division of Supervision and Internal Audit will conduct investigative process.
3. If the offense allegedly committed by unscrupulous Directors, the disampikan verification reports to the Board and the investigation process is still being done by the Division of Supervision and Audit Unit or the HR Division with the approval of the Board of Commissioners.
4. The term of the verification process until the investigation no later than seven (7) working days and can be extended for seven (7) working days.
Follow-up monitoring and Submission of Responses1. Monitoring follow-up complaints of violations carried
out by the Division of Control and Internal Audit.2. Inspection & Internal Audit Division shall inform
complaints of violations to the Board and / or Board of Commissioners.
159Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
3. Bank NTT melalui Divisi Pengawasan & SKAI dapat menginformasikan dan/atau memberikan tanggapan atas status proses penyelesaian pengaduan pelanggaran kepada stakeholders dan/atau perwakilan stakeholders yang meminta penjelasan kepada bank mengenai pengaduan pelanggaran yang diajukannya.
4. Bank NTT tidak wajib memberikan tanggapan atas pengaduan pelanggaran tanpa disertai bukti identitas.
KomitmenSebagai bentuk komitmen bank NTT dalam menerapkan strategi anti fraud dan sebagai panduan bagi stakeholders dalam mekanisme pengaduan pelanggaran, maka Direksi dan Dewan Komisaris bank NTT :1. Bertanggung jawab atas terlaksananya kebijakan
pengelolaan pengaduan pelanggaran yang diduga dilakukan oleh oknum karyawan dan oknum manajemen bank NTT.
2. Memastikan bahwa seluruh pengaduan pelanggaran yang masuk disertai dengan identitas yang lengkap atau yang tidak disertai identitas namun menyertakan bukti-bukti terjadinya pelanggaran.
3. Direksi dan Dewan Komisaris menjamin adanya perlindungan terhadap pelaporan atas pengaduan pelanggaran yang disampaikan dengan menyertakan identitas pelapor dan memastikan bahwa kerahasiaan identitas tetap terjaga.
Upaya Peningkatan Efektivitas Program Whistleblowing
Bank NTT telah melakukan usaha untuk meningkatkan efektivitas Program Whistleblowing seperti :1. Sosialisasi whistleblowing kapada karyawan Bank
NTT2. Mendorong karyawan Bank untuk berani
melaporkan kejadian.
3. Bank NTT through the Division of Supervision and Audit Unit to inform and / or responding to complaints of violations of the status settlement process to stakeholders and / or representatives of stakeholders who ask for an explanation to the bank regarding the filing of a complaint of violation.
4. Bank NTT is not obliged to respond to complaints of violations without proof of identity.
CommitmentNTT bank as a commitment in implementing anti-fraud strategy and as a guide for stakeholders in the mechanism of a complaint of violation, the Board of Directors and Board of Commissioners of Bank NTT:
1. Responsible for the implementation of management policies complaints of violations allegedly committed by unscrupulous bank employees and unscrupulous management of NTT.
2. Ensure that all complaints of violations that go along with a complete identity or not accompanied by identity but include evidence of the violation.
3. The Board of Directors and Board of Commissioners ensure the protection of the reporting on complaints of violations submitted to include the reporter’s identity and ensure that anonymity is maintained.
Efforts to Improving the Effectiveness of Whistleblowing Program
NTT Bank has made efforts to improve the effectiveness of such Whistleblowing Program:1. Socialization whistleblowing employees of Bank
NTT kapada2. Promote the Bank’s employees dare to report the
incident.
160 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Perlindungan Pelapor (Whistleblower Protection)Penerapan perlindungan pelapor dan saksi (Whistleblower Protection) pada bank NTT dapat mengacu pada ketentuan Undang Undang nomor 13 tahun 2006 tentang perlindungan pelapor dan korban, sehingga :1. Bank NTT tidak akan mekakukan tindakan
pembalasan apapun baik dalam bentuk kompensasi, diskriminasi maupun terminasi kepada pegawai maupun orang yang bertindak atas nama karyawan yang melakukan pelaporan.
2. Bank NTT akan memberikan perlindungan penuh baik untuk identitas pelapor maupun perlindungan keamanan pelapor dan keluarganya.
3. Bank NTT dapat memberikan suatu insentif sebagai bentuk apresiasi kepada karyawan yang melakukan pengaduan atas terjadinya suatu tindakan pelanggaran yang dilakukan oknum karyawan atau oknum manajemen bank NTT sehingga dapat menyelamatkan kerugian finansial atau aset milik bank NTT.
Jumlah pengaduan yang masuk dan diproses dan ditindaklanjutiDalam tahun 2016 Bank NTT tidak menerima laporan yang dikategorikan sebagai laporan whistleblowing, sebagaimana pada tabel di bawah ini.
TAHUNYear
JUMLAH LAPORANTotal Report
SUMBERSumber
PER 31 DESEMBER 2016Per December 31, 2016
KLASIFIKASIClasifikation
2016 0 0 0 0 0
Protection Reporting (Whistleblower Protection)The application of the complainant and witness protection (Whistleblower Protection) at NTT bank can refer to the provisions of Law No. 13 of 2006 on the protection of whistleblowers and victims, so that:
1. Bank mekakukan NTT will not be any retaliation in the form of compensation, discrimination or termination of the employee or person acting on behalf of the employees who do the reporting.
2. Bank NTT will provide full protection both for the identity of the complainant and the complainant and his family security protection.
3. Bank NTT can provide an incentive as a token of appreciation to employees with complaints on the violations committed an act of individual employees or officers NTT bank management so as to save the financial losses or assets belonging to the bank NTT.
The number of complaints received and processed and acted uponIn 2016 the Bank NTT did not receive reports that are categorized as whistleblowing reports, as in the table below.
161Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Penetapan komposisi Dewan Komisaris Bank NTT dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kompleksitas bank. Komposisi Dewan Komisaris didasarkan pada pengetahuan perbankan, keahlian, pengalaman professional, latar belakang guna mendukung efektivitas pelaksanaan tugas Dewan Komisaris. Bank NTT memberikan kesempatan kepada semua orang, oleh karenanya nominasi kandidat anggota Dewan Komisaris dikaji dan dievaluasi dengan cara yang sama, tanpa memperhatikan jenis kelamin, ras, agama maupun sumber rekomendasi awal.
Kebijakan Keberagaman Komposisi DireksiPenetapan komposisi Direksi Bank NTT dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kompleksitas bank. Komposisi Direksi didasarkan pada pengetahuan perbankan, keahlian, pengalaman professional, latar belakang guna mendukung efektivitas pelakasanaan tugas Direksi. Bank NTT memberikan kesempatan yang sama kepada pejabat internal Bank NTT untuk melamar menjadi calon direksi, oleh karenanya nominasi kandidat anggota Direksi dikaji dan dievaluasi dengan cara yang sama, tanpa memperhatikan jenis kelamin, ras, agama maupun sumber rekomendasi awal.
Kompoisi Dewan Komisaris saat ini telah memenuhi unsur keberagaman yaitu perpaduan dari sisi independensi, keahlian/pendidikan, pengalaman kerja dan usia dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kompleksitas bisnis Bank NTT. Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan yang baik. Hal tersebut dibuktikan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) oleh Otoritas Jasa Keuangan bagi anggota Dewan Komisaris.
Kebijakan Keberagaman Komposisi Dewan Komisaris dan DireksiDIVERSITY POLICY COMPOSITION OF THE BOARD OF COMMISSIONERSAND DIRECTORS
Determination of the composition of the Board of Commissioners of Bank NTT is done by considering the needs and complexity of the bank. The composition of the Board of Commissioners based on banking knowledge, skills, professional experience, background in order to support the effective implementation of the duties of the Board of Commissioners. Bank NTT provides the opportunity for everyone, therefore nominated candidates for the Board of Commissioners reviewed and evaluated in the same way, regardless of sex, race, religion and the source of the initial recommendations.
Composition of the Board of Directors Diversity PolicyDetermination of the composition of the Board of Directors of Bank NTT is done by considering the needs and complexity of the bank. Composition of the Board of Directors based on banking knowledge, skills, professional experience, background exercising their duty to support the effectiveness of the Board of Directors. Bank NTT provides equal opportunities to internal officials Bank NTT to apply for director candidates, therefore, candidates nominated Board members examined and evaluated in the same way, regardless of sex, race, religion and the source of the initial recommendations.
Kompoisi BOC currently has met the elements of diversity which is a combination of the independence, skills / education, work experience and age with the needs and complexity of the Bank's business NTT. All members of the Board of Commissioners has the integrity, competence and good financial reputation. This is evidenced Fit and Proper Test (Fit and Proper Test) by the Financial Services Authority for the Board of Commissioners.
162 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
No UNSUR KEBERAGAMANDiversity Elements
KETERANGANInformation
1. IndependensiIndependensi
Dari 3 (tiga) anggota Dewan Komisaris, Bank NTT memiliki 2 (dua) orang Komisaris Independen
Of the 3 (three) members of the Board of Commissioners, Bank NTT has 2 (two) Independent Commissioners
2. Keahlian/PendidikanKeahlian/Pendidikan
Jenjang pendidikan anggota Dewan Komisaris beragam, mulai dari Sarjana, Magister dan Doktor dengan berbagai kompetensi berbagai bidang.
The education level of members of the Board of Commissioners is diverse, ranging from Bachelor, Master and Doctorate with various competencies in various fields.
3. Pengalaman KerjaPengalaman Kerja
Keberagaman pengalaman kerja anggota Dewan Komisaris antara lain yaitu berasal dari profesional pada berbagai bidang usaha.
The diversity of work experience of members of the Board of Commissioners, among others, comes from professionals in various business fields.
4. UsiaUsia
Usia anggota Dewan Komisaris beragam pada kisaran usia yang produktif.
The age of members of the Board of Commissioners varies within the productive age range.
Keberagaman Komposisi Anggota DireksiKomposisi anggota Direksi Bank NTT telah mencerminkan keberagaman anggotanya, baik dalam hal pendidikan (bidang studi), pengalaman kerja, usia, maupun keahlian. Masing-masing anggota Direksi memiliki kompetensi tinggi yang mendukung peningkatan kinerja perusahaan.
Penerapan Manajemen RisikoOrganisasi Manajemen RisikoDalam mendukung pelaksanaan tugas Direktur yang membawahkan Kepatuhan dibantu oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang dalam susunan organisasi dan tata kerja Bank NTT disebut dengan Divisi Manajemen Risiko. Pada pelaksanaan tugasnya, Direksi ini membentuk Komite Manajemen Risiko (KMR) yang melakukan fungsi evaluasi pengelolaan risiko secara independent dan Komite Pemantau Risiko sebagai perpanjangan tangan dari Dewan Komisaris.
KMR beranggotakan Direksi dan Divisi-Divisi yang ada di Bank. Keanggotaan Komite Manajemen Risiko diatur di dalam Suatu Keputusan Direksi Nomor 49 tahun
Diversity Composition of Board of DirectorsComposition of the Board of Directors of Bank NTT reflect the diversity of its members, both in terms of education (field of study), work experience, age, and expertise. Each member of the Board of Directors has high competence in favor of increasing the company's performance.
Implementation of Risk ManagementOrganizational Risk ManagementIn supporting the implementation of the tasks Director in charge of compliance is assisted by the Risk Management Unit (SKMR) are in the organizational structure and working procedures of the Bank NTT called the Risk Management Division. In the performance of its duties, the Board of Directors have established Risk Management Committee (RMC) that perform the risk management evaluation function independently and Risk Monitoring Committee as an extension of the Board of Commissioners.
KMR consist of Director and Division-Division at Bank. The Risk Management Committee is set in a Directors’ Decision No. 49 of 2004 on the Establishment of the
163Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
2004 tentang Pembentukan Komite Manajemen Risiko (KMR), sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direksi Nomor 100 tahun 2006 yang keanggotaannya bersifat tetap dan tidak tetap sesuai kebutuhan Bank.
Sejalan dengan perkembangan usaha, risiko bisnis yang dihadapi, Bank NTT melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan serta pengendalian terhadap 8 jenis risiko secara terus menerus, baik secara konsolidasi maupun per cabang dengan menggunakan system (aplikasi).
Struktur Organisasi Manajemen Risiko
STRUKTUR ORGANISASI MANAJEMEN RISIKO PT. BANK NTTOrganizational Structure Risk Management PT. BANK NTT
Satuan Kerja Manajemen Risiko/Divisi Manajemen RisikoSatuan Kerja Manajemen Risiko/Divisi Manajemen Risiko
Risk TakingRisk Taking
Komite Pemantau Risiko
Komite Pemantau Risiko
Komite Manajemen Risiko
Komite Manajemen Risiko
Dewan KomisarisBoard of Commissioners
DireksiBoard of Director
Susunan keanggotaan Komite Manajemen Risiko sebagaimana diatur didalam SK Direksi Nomor: 100 Tahun 2006 tanggal 12 Desember 2006, adalah sebagai berikut:
Risk Management Committee (RMC), as amended by Decree No. 100 of 2006 the Board of Directors whose members are fixed and not fixed according to the needs of the Bank.
In line with the development of the business, the business risks faced, Bank NTT identification, measurement, monitoring and control of eight types of risk continuously, both on a consolidated basis and per branch by using the system (application).
The membership of the Risk Management Committee as stipulated in the Decree of the Board of Directors Number: 100 Tahun 2006 dated December 12, 2006, is as follows:
164 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE MANAJEMEN RISIKO BANK NTTMembership Arrangement of Risk Management Committee of Bank NTT
NAMAName
JABATANPosition
Direktur Utama President Director Ketua merangkap Anggota tetap
Chairman and concurrently Member
Direktur Kepatuhan Board of Directors of Compliance
Ketua pengganti merangkap anggota tetap
The replacement chairman doubles as a permanent member
Direktur Lainnya Other Director Anggota tetap Permanent member
Kepala Divisi Manajemen Risiko
Head of Risk Management Division
Sekretaris Merangkap Anggota Tetap
Secretary of the Permanent Members
Kepala Divisi Pengawasan Head of Supervision Division Anggota tidak tetap Member is not fixed
Kepala Divisi Treasury Head of Treasury Division Anggota tidak tetap Member is not fixed
Kepala Divisi Kredit /Pemasaran Kredit
Head of Credit / Credit Marketing Division
Anggota tidak tetap Member is not fixed
Kepala Divisi Admin Keuangan /Operasional
Head of Admin / Finance Administration Division
Anggota tidak tetap Member is not fixed
Kepala Divisi Umum Head of General Division Anggota tidak tetap Member is not fixed
Kepala Divisi Perencanaan / Rencorsec
Head of Planning / Rencorsec Division
Anggota tidak tetap Member is not fixed
Kepala Divisi SDM Head of HR Division Anggota tidak tetap Member is not fixed
Pemimpin Cabang Utama Kupang
Head of Kupang Main Branch Anggota tidak tetap Member is not fixed
Dalam pengelolaan risiko Bank NTT menetapkan sebagai berikut:• Risiko Kredit dikelola oleh Divisi Supporting Bisnis
dan Divisi Pemasaran Kredit.• Risiko Pasar dan Risiko Likuiditas dikelola oleh
Divisi Treasury.• Risiko Operasional dikelola oleh Divisi Operasional,
Umum, IT dan SDM• Risiko Reputasi, Stratejik dan Hukum dikelola oleh
Divisi Perencanaan & Coorporate Secretary.• Risiko Kepatuhan oleh Divisi Kepatuhan.
Komite Manajemen Risiko memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :1. Sebagai lembaga yang berfungsi memberikan
rekomendasi kepada Direksi, dan bertangung jawab membantu Direksi dalam: a. Menyusun kebijakan, strategi dan Pedoman
penerapan manajemen risiko;
In the Bank’s risk management NTT set as follows:
• Credit risk is managed by the Division of Supporting Business and Credit Marketing Division.
• Market Risk and Liquidity Risk is managed by the Treasury Division.
• Operational risk is managed by the Division of Operations, Commercial, IT and HR
• Reputation Risk, Strategic and Legal administered by the Division of Planning & Corporate Secretary.
• Risk Compliance by the Compliance Division.
Risk Management Committee has duties and responsibilities as follows:1. As an institution that serves to provide
recommendations to the Board of Directors, and is responsible to help the Board of Directors in:a. Formulate policies, strategies and guidelines of
risk management;
165Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
b. Melakukan perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan manajemen risko berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukannya.
c. Menetapkan hal–hal yang berkaitan dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal.
d. Membahas dan menetapkan risk manajemen profile bank sesuai kondisi faktual.
Komite Manajemen Risiko mendapatkan masukan melalui hasil kerja Divisi Manajemen Risiko yang bertanggung jawab terhadap penerapan manajemen risiko bank pada seluruh aktifitas operasional bank.
2. Sebagai lembaga yang berfungsi membantu Direksi, Komite Manajemen Risiko bertanggung jawab untuk:a. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan
unit kerja lainnya, menerapkan kebijakan pengelolaan risiko pada seluruh aktifitas bank yang dapat menimbulkan risiko bagi bank.
b. Membangun inanc pengendalian risiko yang handal.
c. Melaporkan secara inancia maupun insidentil jika dianggap perlu tentang eksposur risiko yang berpengaruh terhadap modal dan terhadap tingkat kesehatan bank.
d. Menghitung potensi kerugian inancial akibat risiko – risiko yang ada, dan menghitung besarnya nilai modal yang harus disediakan untuk menutup kerugian tersebut.
e. Menetapkan limit risiko untuk setiap eksposur, per group dan per individu nasabah, per aktivitas bisnis dan per produk bank.
f. Memantau pelaksanaan strategi dan kebijakan manajemen risiko agar tetap sesuai dengan ketentuan.
g. Memantau pelaksanaan dan kinerja pengendalian intern
h. Melaporkan kondisi risiko dan perubahan – perubahan secara rutin kepada direksi
b. Perform repair or improve the implementation of risk management based on the evaluation done.
c. Establish matters relating to the business decisions that deviate from the normal procedure.
d. Discuss and establish appropriate risk management of the bank profile factual conditions.
Risk Management Committee to get input through the work of the Risk Management Division is responsible for the implementation of the bank’s risk management on all operational activities of the bank.
2. As an institution that helps the Board of Directors, Risk Management Committee is responsible for:
a. Coordination and cooperation with other work units, implementing risk management policies on all the activities of banks that could pose a risk for the bank.
b. Inanc build a reliable risk control.
c. Inancia report and incidental if deemed necessary on the risk exposure affecting the capital and to the health of banks.
d. Inancial calculate potential losses due to the risks - the risks involved, and calculates the value of the capital should be provided to cover these losses.
e. Set a risk limit for each exposure, per group and per individual customer, per business activity and per product bank.
f. Monitor the implementation of risk management policies and strategies in order to remain in accordance with the provisions.
g. Monitoring the implementation and performance of internal control
h. Report risk conditions and change - change on a regular basis to directors
166 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
i. Mengendalikan perencanaan dan investasi jangka panjang bank dengan tetap memperhatikan kebijakan manajemen risiko.
j. Menempatkan unit pengelola risiko di setiap unit bisnis, agar fungsi pengendalian risiko bersifat aktif
k. Pengelolaan Capital at Risk.
Laporan Profil RisikoPada laporan profil risiko Bank sepanjang tahun 2016 menunjukkan trend tidak stabil dengan peringkat risiko inheren Moderate dan sistem pengendalian intern pada posisi Fair, sehingga menghasilkan peringkat risiko komposit secara keseluruhan adalah Moderate.
Dari 8 (delapan) risiko yang terdapat didalam laporan profil risiko Bank yang patut untuk mendapat perhatian adalah, sebagai berikut:1. Risiko kredit dengan peringkat risiko Moderate
dengan trend tidak stabil/meningkat dibanding tahun buku 2015, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:a. Kualitas Pemberian Kredit dinilai Cukup dimana
angka rasio NPL gross untuk posisi Desember 2016 sebesar 2,34% dan jika dibandingkan dengan posisi Desember 2015 secara rasio tetap, akan tetapi secara nominal naik sebesar Rp.17.633 juta (Rp.151.920 juta menjadi Rp.169.553 juta) sedangkan kredit hapus buku tahun 2015 sebesar Rp.11.836 juta dan tahun 2016 meningkat menjadi sebesar Rp.20.316 juta. Ratio NPL Gross kredit tersebut berada di atas selera risiko 2,00%.
b. Kecukupan pencadangan dinilai baik karena berada dibawah rasio 2% yaitu rasio kredit bermasalah terhadap total kredit.
c. Dikurangi CKPN kredit bermasalah sebesar 0,80% sedangkan rasio CKPN atas total kredit sebesar 1,84%.
2. Risiko Pasar pada peringkat risiko yang Low To
Moderate dan Trend Stabil/Tetap dibandingkan dengan Desember 2015, dengan penjelasan sebagai berikut:
i. Controlling the long-term planning and investment banks with regard to its risk management policies.
j. Placing a risk management unit in each business unit, so that the risk control function is active
k. Management of Capital at Risk.
Risk Profile ReportIn the report the Bank’s risk profile throughout 2016 showed the trend unstable rated Moderate inherent risk and internal control system in the Fair position, resulting in the overall composite risk rating is Moderate.
8 (eight) the risks inherent in the Bank’s risk profile report that deserves to receive attention are as follows:
1. Credit risk with risk ranking with the trend unstable Moderate / increase compared to the 2015 fiscal year, this can be explained as follows:
a. Quality Lending rated Quite where the gross NPL ratio for the position in December 2016 and amounted to 2.34% when compared to the position in December 2015 in a fixed ratio, but in nominal terms rose by Rp.17.633 million (Rp.151.920 million to Rp.169.553 million ), while loans to remove the book in 2015 amounted to Rp.11.836 million and 2016 increased to Rp.20.316 million. Gross NPL ratio of credit is above 2.00% risk appetite.
b. Adequacy of reserves is considered good because it is below the 2% ratio is the ratio of nonperforming loans to total loans.
c. CKPN reduced non-performing loans amounted to 0.80% while the ratio CKPN on total credit of 1.84%.
2. Market Risk on risk ratings are Low To Moderate and Trend Stable / Stay compared to December 2015, with the following explanation:
167Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
a. Rasio “Aset Trading, Derivatif, dan FVO terhadap Total Aset dan Rasio “Kewajiban Trading, Derivatif, dan FVO terhadap Total Kewajiban” nihil .
b. Perbandingan antara Asset yang jatuh tempo lebih dari 1 tahun sebesar 700,43%
c. Peningkatan rasio perubahan NII terhadap pendapatan bunga dari 2,91% menjadi 2,97% dan Desember 2015 sebesar 13,20% menjadi 7,75% pada Desember 2016.
d. Efektifitas rapat ALCO pada tahun 2016 sebanyak 3 (tiga) kali.
3. Risiko Likuiditas pada peringkat risiko yang Moderate dan Trend Stabil/Tetap dibandingkan dengan Desember 2015 dengan penjelasan sebagai berikut:a. Bank memiliki jumlah asset likuid yang
sangat kecil sedangkan pada sisi pendanaan didominasi dana Pemda yang sangat sensitif terhadap kebijakan Pemerintah. Secara rasio baik Aset likuid maupun Pendanaan mengalami penurunan kualitas yang signifikan dibanding Desember 2015 dan berada di bawah kualitas dari peer group dimana secara historis selalu berada jauh di atas peer group.
b. One month maturity mismatch sebesar 46,05% dan mengalami peningkatan dari Desember 2015 sebesar 25,17%.
c. Rapat ALCO dilakukan 3 kali dalam tahun 2016d. Bank masih perlu segera mereview dan
melengkapi beberapa kebijakan terkait likuiditas.
e. Strategi bank belum cukup mendorong peningkatan DPK yang ditunjukkan dengan belum tercapainya target RBB untuk Tabungan, Deposito dan Giro serta ratio LDR menjadi sebesar 107,39% (Desember 2015 sebesar 90,9%) dan Aset Likuidnya hanya sebesar 13,87% (Desember 2015 sebesar 25,33%)
4. Profil risiko Operasional berada pada peringkat risiko Moderate dan Stabil/Tetap dibanding periode Desember 2015, berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. The ratio of “Asset Trading, Derivatives, and the FVO to total assets and the ratio of” Liabilities Trading, Derivatives, and the FVO to Total Liabilities “nil.
b. Comparison between Asset maturities greater than 1 year amounted to 700.43%
c. Increasing the ratio of NII changes to interest income of 2.91% to 2.97% and amounted to 13.20% in December 2015 to 7.75% in December 2016.
d. Effectiveness ALCO meeting in 2016 three (3) times.
3. Liquidity risk in the risk rating Moderate and Trend Stable / Stay compared to December 2015 with the following explanation:
a. The Bank has a number of very small liquid assets while on the funding side dominated local government funds are very sensitive to government policy. In both the ratio of liquid assets and funding deteriorated significantly compared to December 2015 and were below the quality of the peer group which historically has always been well above the peer group.
b. One month maturity mismatch amounted to 46.05% and an increase of December 2015 amounted to 25.17%.
c. ALCO meeting is done 3 times in 2016d. Banks still need to immediately review and
complete several liquidity-related policies.
e. The bank’s strategy is not enough to encourage an increase in deposits demonstrated to not achieving the target of RBB for Savings, Deposits and Giro and LDR ratio amounted to 107.39% (December 2015 amounted to 90.9%) and its liquid assets only amounted to 13.87% (December 2015 amounting to 25.33%)
4. Operational risk profile are at Moderate risk rating and Stable / Fixed compared to the period of December 2015, based on the following factors:
168 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
a. Secara keseluruhan karakteristik dan kompleksitas bisnis Bank masih dalam batas toleransi Bank dan menunjukkan kompleksitas usaha yang sederhana. Skala aset bank berada di bawah Rp. 10 T (Rp.9.701.453 juta) dan produk dan jasa relatif kurang bervariasi, mekanisme bisnis sederhana, struktur organisasi kurang kompleks dan pengguna jasa alih daya minimal.
b. Jaringan Kantor cukup banyak dan tersebar menjadi faktor yang mempengaruhi pengawasan mempengaruhi pengawasan manajemen terhadap kantor operasioinal.
c. Produk dan aktivitas bank masih tergolong sederhana.
d. Bank hanya melakukan outsourching terhadap tenaga kerja Non-Core Banking yaitu SATPAM dan office Boy
e. Sampai dengan Desember 2016 terdapat 2 (dua) produk baru yang dijalankan yaitu Tabungan Simpel dan Laku Pandai.
5. Profil risiko Hukum berada pada peringkat risiko Low To Moderate dan Stabil/Tetap berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
Terdapat proses litigasi tetapi frekuensi dan/atau dampak finansial gugatan kurang signifikan mengganggu kondisi keuangan Bank serta kurang berdampak besar terhadap reputasi Bank;a. Rasio kerugian yang diperkirakan akibat
sengketa hukum pada Desember 2015 sebesar 0.05 % menjadi 0,03% pada tahun 2016, melampaui batas toleransi sebesar 0,02%.
b. Kasus Hukum yang dialami pada tahun 2016 sebanyak 4 (empat) kejadian, sama dengan jumlah kasus hukum tahun 2015 yakni sebanyak 5 kejadian (melampaui batas maksimal 2 kejadian)
c. Terhadap gugatan hukum pidana yang terjadi, Manajemen Bank menyediakan dan menyeleksi pengacara untuk mendampingi kasus hukum sedangkan sengketa hukum perdata, bagian legal korporasi langsung melakukan pendampingan sampai penyelesaian kasus hukum.
a. Overall the characteristics and complexity of the Bank’s business is still within tolerable limits and the Bank shows a simple business complexity. The scale of the bank’s assets are under Rp. 10 T (Rp.9.701.453 million) and relatively less products and services varies, the mechanism is simple business, organizational structure is less complex and outsourcing service users is minimal.
b. Office Network quite a lot and spread into factors that affect management’s control affect the supervision operasioinal office.
c. Product and activity of banks is still relatively modest.
d. Banks simply do outsourcing for labor Non-Core Banking is SATPAM and office Boy
e. Up to December 2016 there were two (2) new products that run ie Savings Simple and Smart Behavior.
5. Legal risk profile are at risk rating Low To Moderate and Stable / Stay based on the following factors:
There litigation but the frequency and / or the financial impact is less significant lawsuit interfere with the Bank’s financial condition as well as the lack of a major impact on the reputation of the Bank;a. The ratio of expected losses due to a legal
dispute in December 2015 of 0.05% to 0.03% in 2016, exceeding the tolerance limit of 0.02%.
b. Legal cases experienced in 2016 as many as four (4) events, together with the number of legal cases in 2015 that as many as five events (beyond the maximum limit of 2 events)
c. Lawsuit against the criminal case, Bank Management provides and selecting a lawyer to assist the legal case while civil law disputes, corporate legal section directly provide guidance until the completion of the legal case.
169Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
6. Profil risiko Reputasi berada pada peringkat risiko Low To Moderate dan Stabil/Tetap dibandingkan periode Desember 2015, berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut: a. Frekuensi publikasi negatif meningkat dari 7
kali menjadi 8 kali sampai dengan Desember 2016 (melampaui batas toleransi maksimal 2 kali kejadian).
b. Pada Desember 2015 terdapat 6 Kali pengaduan nasabah meningkat menjadi 21 kali kejadian sampai dengan Desember 2016. (batas toleransi 5 kali kejadian)
7. Profil risiko stratejik berada pada peringkat risiko Moderate dan Stabil/Tetap dibandingkan dengan Desember 2015, hal ini dapat dijelaskan karena faktof-faktor sebagai berikut: a. Pertumbuhan kredit Bank sebesar sebesar
11,25% lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan kredit perbankan di wilayah NTT sebesar 13,48% (data November 2016)
b. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga negatif 6,68% lebih rendah dibandingkan pertumbuhan DPK pebankan di wilayah NTT sebesar 0,57% (data November 2016) .
c. Pencapaian Rencana bisnis bank Pemberian Kredit, Laba sebelum pajak, DPK,
BOPO, NPL Gross. LDR, ROA,NIM, penerbitan produk baru dan pengembangan jaringan kantor tidak mencapai target.
8. Profil risiko kepatuhan berada pada peringkat risiko Moderate dan Stabil/Tetap dibandingkan dengan Desember 2015, hal ini dapat dijelakan karena faktor-faktor sebagai berikut: a. Peningkatan jumlah denda terhadap Laba
operasional dari 0,29% menjadi 0,34%b. Terdapat 12 (dua belas) temuan Otoritas Jasa
Keuangan yang belum ditindaklanjuti sesuai komitmen penyelesaian maksimal Desember 2015.
6. Reputation risk profile are at risk rating Low To Moderate and Stable / Fixed compared to the period of December 2015, based on the following factors:a. The frequency of negative publicity increased
from 7 times to 8 times until December 2016 (beyond the tolerance limit of a maximum of 2 times the incident).
b. In December 2015, there are 6 times for customer complaints, rising to 21 times the incidence through December 2016. (5 times the incident tolerance limit)
7. Strategic risk profile are at Moderate risk rating and Stable / Fixed compared with December 2015, this can be explained because faktof the following factors:a. Bank credit growth of 11.25% lower than the
growth in bank credit amounted to 13.48% NTT (data November 2016)
b. Third Party Funds negative growth of 6.68% is lower than the growth in deposits pebankan in NTT by 0.57% (data November 2016).
c. The achievement of the bank’s business plan Lending, Profit before tax, deposits, ROA,
Gross NPL. LDR, ROA, NIM, the issuance of new products and the development of office networks do not reach the target.
8. The compliance risk profile are at risk rating Moderate and Stable / Fixed compared with December 2015, it can dijelakan due to the following factors:a. The increase in the number of fines against
operating profit of 0.29% to 0.34%b. There are twelve (12) the findings of the Financial
Services Authority who have not followed the appropriate commitment maximum completion in December 2015.
170 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Berikut ini disampaikan perbandingan trend laporan profil risiko untuk periode Desember 2015 dan 2016.
NoJenis RisikoJenis Risiko
PERIODE DESEMBER 2015Periode Desember 2015
PERIODE DESEMBER 2016Periode Desember 2016
RISIKO INHEREN
Risiko Inheren
SISTEM PENGENDALIAN
RISIKOSistem
Pengendalian Risiko
RISIKO KOMPOSIT
Risiko Komposit
RISIKO INHEREN
Risiko Inheren
SISTEM PENGENDALIAN
RISIKOSistem
Pengendalian Risiko
RISIKO KOMPOSIT
Risiko Komposit
1 Risiko KreditCredit Risk
Moderate Fair Moderate Moderate Fair Moderate
2 Risiko PasarMarket Risk
Low to Moderate
Satisfactory Low to Moderate
Low To Moderate
Satisfactory Low To Moderate
3 Risiko LiquiditasLiquidity Risk
Moderate Fair Moderate Moderate Fair Moderate
4 Risiko OpersionalOperational Risk
Moderate Fair Moderate Moderate Fair Moderate
5 Risiko HukumLegal Risk
Low to Moderate
Fair Low to Moderate
Low To Moderate
Fair Low To Moderate
6 Risiko ReputasiReputation Risk
Low to Moderate
Satisfactory Low to Moderate
Low To Moderate
Satisfactory Low To Moderate
7 Risiko StrategikStrategic Risk
Moderate Fair Moderate Moderate Fair Modetrate
8 Risiko KepatuhanCompliance Risk
Low toModerate
Fair Low ToModerate
Moderate Fair Moderate
Peringkat Risiko KeseluruhanOverall Risk Rating
Moderate Fair Moderate Moderate Fair Moderate
Berikut ini disampaikan perbandingan trend laporan profil risiko untuk periode Desember 2015 dan 2016.
171Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Adapun hasil penilaian atau self assessment terhadap penerapan tata kelola perusahaan Bank NTT adalah sebagai berikut :
HASIL PENILAIAN OJK ATAS PELAKSANAAN GCGFSA assessment results on the Implementation of GCG
PERINGKATRanked
DESEMBER 2014December 2014
DESEMBER 2015December 2015
DESEMBER 2016December 2016
Individual Hasil penilaian terhadap penerapan GCG pada Bank NTT adalah peringkat 3 (cukup) artinya mencerminkanManajemen Bank Telah melakukan penerapan Good Corporate Governance yang secara umum cukup baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang kurang memadai atas prinsip-prinsip dasar GCG sehingga meskipun ter-dapat kelemahan namun secara umum kelemahan tersebut signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal oleh Manajemen
Hasil penilaian terhadap penerapan GCG pada Bank NTT adalah peringkat 3 (Cukup baik), hal ini tercermin dari pemenuhan yang yang cukup memadai atas prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance. Terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip Good Gorporate Governance, maka secara umum kelemahan tersebut signifikan dan memerlukan perbaikan yang menyeluruh oleh manajemen Bank
Hasil penilaian terhadap penerapan GCG pada Bank NTT adalah peringkat 3 (Cukup baik), Bank telah memiliki ketentuan internal yang mendukung penerapan 11 pilar GCG. Namun demikian, masih terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip-prinsip GCG khususnya pada aspek Governance Process dan Governance Outcome. Penilaian KPMR Bank yang masih dinilai 3 (fair) menunjukan bahwa masih terdapat permasalahan yang perlu diselesaikan oleh manajemen yaitu penyesuaian Corporate Plan dengan Program Transfomasi BPD, penyusunan rencana bisnis bank yang belum terkeodinasi dengan baik, setelah tindak lanjut beberapa temuan pemeriksaan umum yang masih belum selesai.
Individual An assessment of the implementation of GCG at Bank NTT was ranked 3 (sufficient) means reflectBank management has been doing the implementation of good corporate governance is generally quite good. This is reflected in inadequate compliance on the basis of corporate governance principles so although ter-can be a drawback, but in general are significant weaknesses and can be solved by normal actions by Management
An assessment of the implementation of GCG at Bank NTT is ranked 3rd (Pretty Good)this is reflected in the adequate fulfillment on the basic principles of good corporate governance. There are weaknesses in the application of the principles of Good Governance Gorporate, then generally the weakness are significant and require a thorough repair by Bank management
An assessment of the implementation of GCG at Bank NTT is ranked 3rd (Pretty Good)this is reflected by adequate compliance on the basic principles of good corporate governance. There are weaknesses in the application of the principles of Good Governance Gorporate, then generally the weakness are significant and require a thorough repair by the Bank’s management.
Pengelolaan RisikoDalam mengelola risiko, Bank NTT menerapkan Kebijakan Manajemen Risiko yang telah ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris sesuai Surat Keputusan Direksi Nomor: 58 Tahun 2010 Tentang Penetapan Buku Pedoman Penerapan Manajemen Risiko PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur dengan ruang lingkupnya yaitu:
The results of the assessment or self-assessment of the implementation of corporate governance Bank NTT is as follows:
Risk managementIn managing risk, Bank NTT implement a Risk Management Policy has been established by the Board of Directors with the approval of the Board of Commissioners in accordance Directors Decree Number 58 Year 2010 on the Establishment of Risk Management Handbook PT. Regional Development Bank of East Nusa Tenggara with a scope that is:
172 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
1. Penetapan Risiko yang Terkait dengan Produk dan Transaksi yang Ada di Bank NTT.
Setiap pegawai diharapkan untuk memahami dan berperan dalam pengelolaan risiko, sesuai fungsi dan tanggung jawabnya dengan demikian masing-masing pegawai mampu pula mengidentifikasi risiko yang melekat terkait produk dan transaksi yang ada pada unit mereka.
Divisi Manamen Risiko bertanggung jawab melakukan kajian risiko atas Rencana Penerbitan Produk dan Aktivitas baru, sehingga menjadi dasar untuk mengambil langkah pengendalian risiko setiap Risk Taking Unit pada saat pelaksanaannya.
Divisi Kepatuhan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh peraturan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia dan pihak otoritas lainnya telah disosialisasikan dan dilaksanakan oleh setiap unit terkait.
Divisi Pengawasan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa Lini Bisnis dan bagian fungsi Supporting Bisnis melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan efektif dan tidak terjadi penyimpangan terhadap seluruh kebijakan dan prosedur yang telah disetujui mengenai manajemen risiko dan pengendalian internal.
2. Penetapan Penggunaan Metode Pengukuran yang Sesuai Kompleksitas Usaha dan Membangun Sistem Informasi Manajemen yang Dapat Memberikan Output yang Valid.
Bank NTT menerapkan pendekatan yang kosisten dan disiplin terhadap identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian atas risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, dan risiko lainnya secara transparan. Metode pengukuran yang digunakan secara minimal sesuai dengan Surat Edaran bank Indonesia 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 Perihal : Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
1. Determination of Risks Associated with Existing Products and Transactions in Bank NTT.
Every employee is expected to understand and play a role in risk management, according to the functions and responsibilities of each employee thus also be able to identify the inherent risks related products and transactions that existed at their units.
Manamen Risk Division is responsible for risk assessment of the Proposed Issuance of new products and activities, so that became the basis for taking any risk control measures Risk Taking Unit at the time of implementation.
Compliance Division is responsible for ensuring that all regulations issued by Bank Indonesia and other authorities have promoted and implemented by each unit concerned.
Supervision Division is responsible for ensuring that Business Line and Business section Supporting functions perform their duties and responsibilities effectively and avoid deviation of all policies and procedures that have been approved regarding risk management and internal control.
2. Determination of the Appropriate Use of Measurement Methods and Build Business Complexity Management Information Systems to Provide Valid Output.
Bank NTT apply kosisten and disciplined approach to the identification, measurement, monitoring and control of credit, market, liquidity, operational and other risks in a transparent manner. The method of measurement used minimally in accordance with Bank Indonesia Circular Letter 13/24 / DPNP October 25, 2011 Subject: Assessment of Commercial Banks
173Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Evaluasi metode akan dilakukan secara berkala terhadap kesesuaian asumsi, sumber data dan prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko. Penyempurnaan terhadap sistem pengukuran risiko dilakukan apabila terdapat perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi dan faktor risiko yang bersifat material.
3. Secara Berkala Mereview Limit dan Toleransi Risiko
Bank NTT senantiasa menerapkan pendekatan yang hati hati dan prudent dalam mengembangkan strategi bisnis. Strategi bisnis tersebut senantiasa disesuaikan dengan selera risiko (risk appetite) serta Limit dan Toleransi yang akan diambil oleh Bank NTT.
4. Menetapkan Penilaian Peringkat Risiko dengan Metode yang obyektif
Setiap jenis risiko yang melekat pada Aktivitas Fungsional dilakukan penilaian guna mendapatkan peringkat risiko pada setiap jenis risiko.
Hasil penilaian peringkat sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal: Perubahan atas Surat Edaran No.5/21/DPNP Perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal : Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang dikategorikan menjadi 5 (lima) peringkat yaitu Rendah (Low), Rendah Ke Sedang (Low To Moderate), Sedang (Moderate), Sedang Ke Tinggi (Moderate To High) dan Tinggi (High).
5. Penyusunan Rencana Darurat dalam Kondisi Terburuk
Rencana Darurat dibuat untuk menyakinkan adanya kemampuan menghadapi potensi krisis atau kejadian kejadian yang tidak diharapkan.
6. Menetapkan Sistem Pengendalian Intern dalam Penerapan Manajemen Risiko
Sistem pengendalian intern dalam rangka
Evaluation methods are periodically made to the conformity of the assumptions, data sources and procedures used to measure risk. Completion of the risk measurement system occur if there are changes in business operations, product, transaction and risk factors that are material.
3. Periodically Reviewing and Risk Tolerance Limit Bank NTT always apply the approach to be careful
and prudent in developing business strategies. The business strategy is constantly adjusted to risk appetite (risk appetite) as well as the limits and tolerances to be taken by the Bank NTT.
4. Establish Risk Rating Assessment Method objective Each type of risk inherent in the activities Functional
assessment in order to obtain the risk rating for each type of risk.
The assessment results are ranked according to Bank Indonesia Circular Letter No.13 / 23 / DPNP October 25, 2011 regarding: Amendment to Circular Letter No.5 / 21 / DPNP Regarding Implementation of Risk Management for Commercial Banks and Bank Indonesia Circular Letter No.13 / 24 / DPNP October 25, 2011 regarding: Assessment of Commercial Banks were categorized into five (5) ranking is Low (Low), Low To Medium (Low To Moderate), Medium (Moderate), Medium To High (Moderate To High) and (high).
5. Emergency Plan in the Worst Conditions Emergency plans were made to ensure their
capacity to deal with potential crises or the events that are not expected.
6. Establishing Internal Control System in the Application of Risk Management
Internal control systems in the context of risk
174 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
penerapan manajemen risiko dikembangkan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:• Kesesuaian Sistem pengendalian Intern dengan
jenis risiko yang melekat pada kegiatan usaha.• Penetapan Wewenang dan tanggung jawab
pemantauan Kepatuhan kebijakan, prosedur dan Limit.
• Penetapan jalur pelaporan dan pemisahan fungsi yang jelas dari satuan kerja operasional kepada satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian risiko.
• Struktur organisasi yang menggambarkan secara jelas kegiatan usaha.
• Pelaporan keuangan dan kegiatan operasional yang akurat dan tepat waktu.
• Kecukupan prosedur dan memastikan kepatuhan bank terhadap ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
• Pelaksanaan kaji ulang yang efektif, independen dan obyektif terhadap prosedur penilaian kegiatan operasional bank.
• Pengujian dan kaji ulang yang memadai terhadap sistem informasi manajemen.
• Dokumentasi secara lengkap dan memadai terhadap prosedur operasional, cakupan dan temuan audit serta tanggapan pengurus bank berdasarkan hasil audit.
• Verifikasi dan kaji ulang secara berkala dan berkesinambungan terhadap penanganan kelemahan kelemahan yang bersifat material.
Proses Manajemen RisikoSampai dengan tahun 2016 tahapan-tahapan manajemen risiko yang telah dilakukan Bank NTT terkait dengan Sistem Pengendalian Risiko antara lain :1. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan
dan pengendalian risiko telah dilakukan antara lain Kebijakan Limit dan Toleransi telah dilakukan pemantauan pelaksanaannya secaran berkala dan dikomunikasikan kepada Risk Taking Unit.
2. Peningkatkan Sumber Daya Manusia yang ada di SKMR melalui pelatihan dan pendidikan antara lain: Workshop PP tentang pengupahan dan putusan MK terbaru di Yogyakarta, workshop moral hazard
management application developed by considering the following matters:• Internal Control System Compliance with the
type of risk inherent in business activity.• Establishment of powers and responsibility of
monitoring compliance policies, procedures and limits.
• The establishment of reporting lines and a clear separation of functions of the operating unit to the unit which implement risk control function.
• The organizational structure which clearly illustrates the business activities.
• Financial reporting and operations are accurate and timely.
• Adequacy of bank procedures and ensure compliance of the provisions and the applicable legislation.
• Implementation of the review effective, independent and objective assessment of the procedures bank operations.
• Testing and review adequate to the management information system.
• complete and adequate documentation on operational procedures, scope and audit findings as well as the response of bank management based on the results of the audit.
• Verification and review regularly and continuously to the handling vulnerabilities of the material.
Risk Management ProcessUp to 2016 stages of risk management undertaken by the Bank NTT associated with Risk Control System, among others:1. The process of identification, measurement,
monitoring and risk control has been carried out include Limit and Tolerance Policy has conducted periodic monitoring of the implementation secaran and communicated to Risk Taking Unit.
2. Enhancement of Human Resources in SKMR through training and education, among others: PP Workshop on wages and the latest decision of the Court in Yogyakarta, the workshop moral hazard in
175Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
di lembaga keuangan dan upaya mitigasinya melalui penerapan GCG, mas risk dan internal control di Jakarta, training pengoperasian aplikasi PRC dan LED di Kupang, workshop RBBR yang bersifat kualitatif dikaitkan dengan ICAAP di Bali, pelatihan tatacara penilaian kecukupan kebijakan dan prosedur aktivitas treasury/ALMA/ALCO serta implementasinya di Batam, training evaluasi Annual report dan penyusunan annnual report di Bali, workshop market risk-liquidity risk, stress test model, reverse stress testdi jakarta, training solar PV di bali, training refreshing implementasi prinsip-prinsip GCG untuk pemimpin divisi dan pemimpin cabang dalam rangka roadmap penerapan GCG di Jakarta, finishing laporan tahunan tahun 2015 dalam rangka Annual Report Award (ARA) tahun 2015 di jakarta, training ke II pengoperasian aplikasi profil risiko cabang (PRC) dan lost event database (LED) di Kupang, diklat pentingnya pemahaman tentang peranan komite remunerasi dalam penyusunan kebijakan remunerasi sesuai dengan POJK 45 di Jakarta.
3. Melakukan internal audit secara periodik terhadap proses risiko pasar, dan terus melakukan perningkatan kemampuan antara lain pengetahuan audit perihal akursi model pengukuran pasar.
4. Melakukan internal audit secara periodik terhadap proses likuiditas, dan masih diperlukan pengembangan pengetahuan internal auditor, san SKMR antara lain mencakup pengkajian, asumsi dan indikator serta kinerja model pengukuran serta akurasi data, aspek Kecukupan rencana pendanaan darurat dan kecukupan limit;
5. Unit kerja kualitas pelayanan terus melakukan pemantauan pelaksanaan service excellent pada kantor Cabang.
6. Menempatkan Internal Control pada masing-masing Cabang dalam melakukan pemeriksaan aktivitas Opersional dengan mekanisme H+1 serta pelaksanaan internal audit dilakukan secara periodik guna meminimalisir kejadian berpotensi oerasional, hukum, dan melakukan riview terhadap
financial institutions and mitigation efforts through the implementation of good corporate governance, risk and internal control mas in Jakarta, training operation of the application PRC and LED in Kupang, workshops RBBR qualitative associated with the ICAAP in Bali, training procedures for assessment of the adequacy of policies and procedures treasury activities / ALMA / ALCO and its implementation in Batam, training evaluation Annual report and preparation annnual report in Bali, workshop market risk-liquidity risk, stress test models, reverse stress testdi jakarta, training for solar PV in Bali, training refreshing the implementation of corporate governance principles for the division leader and branch manager in the framework of the roadmap implementation of GCG in Jakarta, finishing the annual report 2015 in the framework of the annual report Award (ARA) in 2015 in JakArt a, training II operation branch risk profile applications (PRC) and lost event database (LED) in Kupang, training the importance of understanding the role of the remuneration committee in the preparation of the remuneration policy in accordance with POJK 45 in Jakarta.
3. Conduct periodic internal audits on the process risikopasar, and tersu do perningkatan capabilities include audit knowledge concerning akursi market measurement model.
4. Conduct periodic internal audits on the process of liquidity, and still required the development of the internal auditor's knowledge, san SKMR include the assessment, assumptions and indicators and performance measurement models as well as data accuracy, adequacy aspect of emergency funding plan and the adequacy of limits;
5. The work unit continues to monitor service quality implementation of service excellence in the branch office.
6. Placing Internal Control at each branch in examinations Operational activities with the mechanism of H + 1 as well as the implementation of internal audit is conducted periodically in order to minimize the occurrence of potentially oerasional, legal, and do Riview the implementation of the
176 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
pelaksanaan Standar Kualitas Pelyanan pada setiap kantor Cabang.
7. Menetapkan unit kerja yang berwenang dan bertanggung jawab menganalisa secara rutin lapotan actual vs target yang disampaikan kepada Direksi secara berkala;
8. Bank secara rutin melakukan sosialisasi khususnya berkaitan dengan SOP terbaru bagi seluruh pegawai
9. Menetapkan unit kerja yang berwenang dan bertangung jawab melakukan pengkajian secara berkala kepatuhan internal terhadap ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku.
Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan DireksiDewan Komisaris Dewan Komisaris secara aktif melakukan pengawasan antara lain :1. Menyetujui dan mengevaluasi Kebijakan
Manajemen Risiko sesuai risk appetite dan risk tolerance, yang digunakan oleh Direksi setiap tahun.
2. Menyetujui dan memantau penyediaan dana dalam jumlah besar atau kepada pihak terkait terutama apabila kualitas penyediaan dana (kredit) mulai memburuk.
3. Mengevaluasi kinerja yang telah dicapai dan memastikan bahwa Direksi memiliki kompetensi untuk memngelola aktivitas yang memiliki risiko tinggi, setiap bulan baik melalui rapat komite pemantau risiko, rapat Dewan Komisaris maupun rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi.
Direksi 1. Menetapkan dan mengevaluasi kebijakan dan
strategi Manajemen Risiko sesuai risk appetite dan risk tolerance yang digunakan oleh Divisi Manajemen Risiko seperti :a. Pertumbuhan dan kualitas dari portofolio
pinjaman;b. Pertumbuhan dan kualitas dari portofolio
dikaitkan dengan fluktuasi suku bunga;
Quality Standards Pelyanan at each branch office.
7. Establish a unit responsible authorities and regularly analyzing actual vs. target lapotan submitted to the Board of Directors on a regular basis;
8. Bank routinely socialize with particular regard to the latest SOP for all employees
9. Establish work units authorized and responsible conduct periodic internal compliance assessment against the provisions of the applicable laws and regulations
Active Supervision Board of Commissioners and Board of DirectorsBoard of CommissionersBOC actively supervise inter alia:
1. To approve and evaluate the appropriate Risk Management Policy risk appetite and risk tolerance, which is used by the Board of Directors each year.
2. To approve and monitor the delivery of large amounts of funds or to related parties, especially if the quality of provision of funds (credit) began to deteriorate.
3. Evaluate the performance achieved and ensure that the Board of Directors has the competence to memngelola activity that has a high risk, every month through risk monitoring committee meetings, board meetings and joint meetings of the Board of Commissioners and Board of Directors.
Directors1. Establish and evaluate the risk management policies
and strategies appropriate risk appetite and risk tolerance used by the Division of Risk Management such as:a. Growth and quality of the loan portfolio;
b. Growth and quality of the portfolio associated with fluctuations in interest rates;
177Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
c. Pertumbuhan kualitas aset maupun pendanaan Bank;
d. Kegagalan aktivitas operasional yang dapat berdampak pada kerugian Bank:
e. Kejadian risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik dan risiko kepatuhan yang dapat berdampak pada kerugian Bank;
2. Memantau permasalahan terkait semua risiko dan memastikan langkah-langkah perbaikan.
3. Memberikan perhatian khusus terhadap risiko operasional, yang ditunjukkan dengan Zero Tolerance terhadap Fraud yang dilakukan oleh pihak internal dengan pemberian sanksi yang tegas.
Direksi sudah memiliki pedoman yang jelas atas tugas dan bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko dan eksposur risiko yang diambil oleh Bank secara keseluruhan, termasuk mengevaluasi dan memberikan arahan strategi manajemen risiko berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Divisi Manajemen Risiko dan menyampaikan laporan tersebut kepada Dewan Komisaris dalam bentuk laporan Profil Risiko.
Kecukupan Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan LimitUntuk menetapkan kebijakan Manajemen Risiko, Dewan Komisaris dan Direksi selalu mempertimbangkan risk appetite, risk tolerance dan limit yang sesuai skala, karakteristik dan kompleksitas usaha Bank. Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit tersebut selalu disosialisasikan kepada seluruh organisasi.
Penetapan risk appetite, risk tolerance dan limit selalu melalui kajian secara berkala minimal setahun sekali yang mencakup hal-hal sebagai berikut:1. Akuntabilitas dan jenjang delegasi wewenang yang
jelas.2. Dokumentasi prosedur dan penetapan limit secara
memadai untuk memudahkan pelaksanaan kaji ulang dan jejak audit;
3. Pelaksaaan kaji ulang terhadap prosedur dan penetapan limit secara berkala paling kurang 1
c. Growth in asset quality and funding of the Bank;
d. Failure of the operational activities that may impact on the loss of the Bank:
e. events legal risk, reputation risk, strategic risk and compliance risk that can impact on the loss of the Bank;
2. Monitor problems related to all of the risks and ensure remedial measures.
3. Pay particular attention to operational risk, as indicated by the Zero Tolerance against Fraud committed by internal parties with tough sanctions.
Directors already have clear guidelines on the duty and responsibility for the implementation of risk management policies and exposure risks taken by the Bank as a whole, including evaluating and providing direction risk management strategies based on reports submitted by the Risk Management Division and submit the report to the Board in the form of Risk profile report.
Policies, Procedures, and Limit
To establish risk management policy, the Board of Commissioners and Board of Directors are always considering risk appetite, risk tolerance and limits the appropriate scale, the characteristics and complexity of the Bank. Policies, Procedures and Limit are always disseminated to the entire organization.
Determination of risk appetite, risk tolerance and limits always through periodic review at least annually that include the following:1. Accountability and levels of delegation of authority
is clear.2. Documentation of procedures and limit sufficiently
to facilitate the implementation of the review and audit trails;
3. Pelaksaaan review of the procedures and limits periodically at least 1 (one) times a year according
178 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
(satu) kali dalam setahun sesuai dengan jenis risiko, kebutuhan dan perkembangan Bank;
4. Penetapan limit dilakukan secara komprehensif atas seluruh aspek yang terkait dengan risiko, yang mencakup limit secara keseluruhan, limit per risiko, dan limit per aktivitas bank yang memilki eksposur risiko.
Proses Manajemen Risiko, Sistem Informasi dan Sumber Daya Manusia Manajemen RisikoSampai dengan tahun 2016 tahapan-tahapan manajemen risiko yang telah dilakukan Bank NTT yakni :
1. Evaluasi terhadap Proses indetifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko :a. Identifikasi risiko bersifat proaktif, mencangkup
seluruh aktivitas bisnis bank dan dilakukan dalam rangka menganalisis sumber dan kemungkinan timbulnya risiko serta dampaknya, identifikasi dilakukan dengan menganalisis seluruh jenis dan karakteristik risiko yang terdapat pada setiap kegiatan usaha bank yang juga meliputi produk dan jasa-jasa lainnya dan telah dilakukan pemantauan pelaksanaanya secara berkala dan dikomunikasikan kepada Risk Taking Unit.
b. Pengukuran risiko dengan melihat keberhasilan dalam mengevaluasi dan mengukur risiko akan dipengaruhi oleh kekuatan lingkungan pengendalian yang terbentuk .
2. Evaluasi terhadap kecukupan Sistim Infomasi Manajemen Risiko.
Sampai dengan tahun 2016, Sistim Informasi Manajemen Risiko mampu menyediakan data secara akurat, lengkap, inovatif, tepat waktu dan dapat diandalkan, mampu mengakomodir strategi, mitigasi risiko, dan informasi bisa direspon secara cepat oleh manajemen.
Sistem Pengendalian Intern Manajemen RisikoBank NTT telah menerapkan pengendalian risiko dalam pengelolaan risiko mencakup:
to the type of risk, needs and development of the Bank;
4. Determination of limit to be comprehensive for all aspects related to the risk, which includes an overall limit, the limit per risk, and limit per bank activities that have exposure to risk.
Process Risk Management, Information Systems and Human Resources Risk ManagementUp to 2016 stage - stage of risk management undertaken by the Bank NTT namely:
1. Identification of evaluation of the process, measurement, monitoring and risk control:a. Identification of risk is proactive, covers all
business activities of banks and conducted in order to analyze the source and possible risks and their impact, the identification is done by analyzing all of the types and characteristics of the risks inherent in any banking activities which also include products and services - other services and has been monitoring its implementation regularly and communicated to Risk Taking Unit.
b. Measurement of risk to see success in evaluating and measuring the risk will be influenced by the strength of the control environment is formed.
2. Evaluate the adequacy of the risk management information system.
Until 2016, the Risk Management Information System is able to provide data accurate, complete, innovative, timely and reliable, able to accommodate the strategy, risk mitigation, and information can be responded quickly by management.
Risk Management Internal Control SystemNTT Bank has implemented risk controls in risk management include:
179Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
1. Menentapkan struktur oragnisasi dengan melakukan pemisahan fungsi yang jelas antara unit kerja operasional dengan unit yang melakukan pengendalian internal dimana pada setiap Kantor cabang memiliki Resident Inspector yang melakukan fungsi internal audit dengan mekanisme kerja H+1.
2. Divisi Manajemen Risiko merupakan unit kerja independen yang membuat kebijakan Manajemen risiko, metodologi pengukuran dan penetapan limit risiko. Proses pengkajian terhadap model dilakukan oleh internal Audit.
3. Setiap produk dan aktivitas baru serta kebijakan kebijakan yang akan dikeluarkan dikaji dan dipantau pelaksanaannya oleh Divisi Manajemen Risiko.
4. Terdapat sistem kaji ulang yang Independen dan berkelanjutan terhadap proses dan kerangka manajemen risiko.
Strategi PermodalanKomposisi Permodalan BankModal DasarBerdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 08 tanggal 27 Mei 2016 yang dibuat Notaris Lalu Muhamad Supriyadi, S.H, M.Kn, modal dasar Bank adalah Rp. 4.000.000.000.000, terbagi atas:
Saham Seri A Series A Shares
300.000.000 lembar dengan nominal Rp. 10.000300.000.000 shares with par value of Rp. 10.000
Saham Seri B Series B Shares
100.000.000 lembar dengan nominal Rp. 10.000100.000.000 shares with par value of Rp. 10.000
Saham seri A merupakan saham yang hanya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota dan Pemerintah Kabupaten. Saham seri A mempunyai hak suara khusus, dapat ditukar dengan saham seri B, menerima deviden dan sisa likuiditas terlebih dahulu serta memiliki hak suara khusus dalam mengajukan usul pencalonan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Bank. Saham seri B adalah saham biasa.
1. Menentapkan organizations working structure by performing a clear separation of functions between operational units with units that perform internal control and in each branch office has a Resident Inspector conducting the internal audit function with the mechanism of action of H + 1.
2. Risk Management Division is an independent unit that makes the risk management policies, measurement methodology and risk limits. The process of assessment of a model carried out by the internal audit.
3. Any new products and activities and policies issued policies to be assessed and its implementation monitored by the Risk Management Division.
4. There is a review of the system that is independent and sustainable access to processes and risk management framework.
Capital StrategyComposition of Capital BankAuthorized capitalBased on the Deed of General Meeting of Shareholders of Extraordinary No. 08 dated May 27, 2016 made by Notary Then Muhamad Supriyadi, S.H, M.Kn, the Bank’s authorized capital is Rp. 4,000,000,000,000, consisting of:
Shares of series A shares is solely owned by the Provincial Government, State Government and Local Government. A series shares have special voting rights, can be exchanged for shares of series B, receives dividends and the remaining liquidity in advance and has special voting rights in the proposed nomination of members of the Board of Directors and Board of Commissioners. Series B shares are ordinary shares.
180 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Modal ditempatkan dan disetor serta tambahan modal disetorBerdasarkan Akta Pernyataan Persetujuan Penambahan Setoran Modal ke dalam Perseroan Terbatas PT. BPD. NTT No.38 tanggal 15 Agustus 2016 yang dibuat oleh Notaris Roberto Valentino Mambaitfeto, SH,M.Kn telah disetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp. 1.081.098.350 :
Saham Seri A Shares of Series A
Rp.108.039.835 lembar saham dengan nominal Rp.10.000,-Rp.108.039.835 shares with a nominal value of Rp.10.000,-
Saham Seri B Shares of Series B
Rp.70.000 lembar saham dengan nominal Rp.10.000,-Rp.70.000 shares with a nominal value of Rp.10.000,-
Berdasarkan Laporan Perkembangan Modal Posisi sampai dengan 31 Desember 2016, susunan pemegang saham adalah sebagai berikut :
PEMEGANG SAHAMShareholders
JUMLAH LEMBAR SAHAM DITEMPAT-KAN DAN
DISETOR PENUHNumber of shares issued and
fully paid
PROSENTASE KEPEMILIKAN Percentage of
Ownership(%)
NOMINAL (DALAM RIBUAN)
Nominal (in thousands)
Saham Seri A
Provinsi NTT 355,162,000.00 32.85 35,516,200.00
Pemkab. Kupang 83,209,520.00 7.70 8,320,952.00
Pemkab Sumba Timur 60,000,000.00 5.55 6,000,000.00
Pemkot Kupang 72,050,000.00 6.66 7,205,000.00
Pemkab. Manggarai Barat 25,000,000,00 2.31 2,500,000.00
Pemkab. Sumba Barat 55,000,000.00 5.09 5,500,000.00
Pemkab. Rote Ndao 30,550,000.00 2.83 3,055,000.00
Pemkab. Timor Tengah Utara 42,691,870.00 3.95 4,269,187.00
Pemkab. Belu 42,273,110.00 3.91 4,227,311.00
Pemkab. Ende 16,015,780.00 1.48 1,601,578.00
Pemkab. Flores Timur 22,000,000.00 2.03 2,200,000.00
Pemkab. Ngada 11,000,000.00 1.02 1,100,000.00
Pemkab. Manggarai 28,815,740.00 2.67 2,881,574.00
Pemkab. Nagakeo 23,000,000.00 2.13 2,300,000.00
Pemkab. Lembata 22,425,000.00 2.07 2,242,500.00
Pemkab. Alor 11,256,650.00 1.04 1,125,665.00
Pemkab. Sumba Tengah 22,444,380.00 2.08 2,244,438.00
Pemkab. Timor Tengah Selatan 46,840,840.00 4.33 4,684,084.00
The issued and paid-up and additional paid-in capitalBased on the Deed of Agreement Additions Capital Deposits into Limited Liability Company PT. BPD. NTT No.38 dated August 15, 2016 made by Notary Roberto Valentino Mambaitfeto, SH, M.Kn has approved an increase in issued and fully paid capital of Rp. 1081098350 :
Based Progress Report Capital position until December 31, 2016, the shareholder composition is as follows:
181Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
PEMEGANG SAHAMShareholders
JUMLAH LEMBAR SAHAM DITEMPAT-KAN DAN
DISETOR PENUHNumber of shares issued and
fully paid
PROSENTASE KEPEMILIKAN Percentage of
Ownership(%)
NOMINAL (DALAM RIBUAN)
Nominal (in thousands)
Pemkab. Sikka 15,663,460.00 1.45 1,566,346.00
Pemkab. Manggarai Timur 40,000,00.00 3.70 4,000,000.00
Pemkab. Sumba Barat Daya 33,000,000.00 3.05 3,300,000.00
Pemkab. Sabu Raijua 22,000,000.00 2.03 2,200,00.00
Pemkab. Malaka - - -
Jumlah Saham Seri A 1,080,398,350 99.94 108,039,835.00
Saham Seri B
Charles Amos Corputy 400,000,00 0.03 40,000.00
L.O. Wila Huky 200,000,00 0.02 20,000.00
Johan Christian Tallo 100,000.00 0.01 10,000.00
Jumlah Saham Seri B 700,000.00 0.06 70,000.00
Jumlah 1,081,098,350.00 100.00 108,109,835.00
Perincian ModalBerdasarkan Peraturan OJK Nomor 11/POJK.03/2016 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, dirinci modal Bank sebagai berikut:
MODALModal
A MODAL INTI (Tier 1) 1,516,051
a. Modal Inti Utama (Common Equity Tier 1) 1,516,051
1. Modal Disetor 421-422 1,081,098
2. Cadangan Tambahan Modal (disclosed reserve) 477,850
2.1. Faktor Penambah 572,525
a. Agio Saham 431 0
b. Modal Sumbangan 433 247
c. Cadangan Umum 451 289,934
d. Laba Tahun-Tahun Lalu yang dpt diperhitungkan (100%)
0
d.i. Laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak
461x25% 0
d.ii. Peningkatan atau penurunan nilai wajar atas kew.keuangan
2075 & 2820 0
d.iii. Keuntungan penjualan aset dalam transaksi sekuritisasi
0
e. Laba tahun berjalan yg dpt diperhitungkn (100%) 233,844
e.i. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak
465 233,844
Breakdown of CapitalBased on the FSA Regulation No. 11 / POJK.03 / 2016 About Minimum Capital Requirement for Commercial Banks, the Bank's capital is detailed as follows:
182 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
MODALModal
e.ii. Peningkatan atau penurunan nilai wajar atas kewjbn keuangan
2075 & 2820 0
e.iii. Keuntungan penjualan aset dalam transaksi sekuritisasi
0
f. Selisih lebih karena penjabaran laporan keuangan 436 0
g. Dana setoran modal 455 48,500
h. Waran yang diterbitkan (50%) 471 &472 0
i. Opsi saham yg diterbtkn dlm rangka program komp berbasis saham (50%)
473,474 &475
0
j. pendapatan komprehensif lainnya 440 0
k. saldo surplus revaluasi aset tetap 456 0
2.2. Faktor Pengurang 94,675
a. Disagio 432 0
b. Rugi tahun-tahun lalu yg dpt diperhitungkan (100%)
0
b.i. Rugi tahun-tahun lalu 462 0
c. Rugi tahun berjalan yg dpt diperhitungkan (100%) 0
c.i. Rugi tahun berjalan 466 0
d. Selisih kurang karena penjabaran laporan keuangan 437 0
e. Pendapatan kompr.lain : kerugian dari penurunan nilai wajar atas penyertaan dalam kategori Tersedia untuk Dijual
445 0
f. Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif
92,428
g. PPA Non Produktif 2,247
h. Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading book.
3. Faktor Pengurang Modal Inti Utama 42,897
3.1. Perhitungan pajak tangguhan 228 37,095
3.2. goodwill 0
3.3. Aset tidak berwujud lainnya 212 5,802
3.4. Seluruh penyertaan 0
3.5. kekurangan modal pada perusahaan asuransi yang dimiliki dan dikendalikan
0
3.6. eksposur sekuritisasi 0
b. Modal Inti tambahan (Additional Tier 1) 0 0
B MODAL PELENGKAP ( Tier 2) 64,136
a. Modal Saham atau lainnya 0 0
b. Agio atau disagio yang berasal dari penerbitan modal pelengkap
0 0
c. Cadangan umum aset produktif (maks 1,25% ATMR) 64,136.00 64,136
1) Cadangan umum PPA 70,521
2) Cadangan umum PPA Transaksi Rekening Administratif 1,879
d. Cadangan Tujuan 0 0
183Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
MODALModal
C FAKTOR PENGURANG MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP 0
a).Pembelian kembali instrumen modal yang telah diakui sebagai komponen permodalan Bank
0 -
b). Penempatan dana pada instrumen utang Bank lain yang diakui sebagai komponen modal oleh Bank lain tersebut.
0 -
D TOTAL MODAL (A + B - C ) 1,580,187
1.1 Strategi pengelolaan modala. Sumber Permodalan Bank menghitung kebutuhan modal berdasarkan
peraturan Bank Indonesia yang berlaku dimana modal yang diwajibkan Bank Indonesia di analisa dalam 2 tier:1. Modal tier 1, meliputi modal ditempatkan dan
disetor penuh, cadangan umum, saldo laba dan Laba periode berjalan setelah pajak
2. Modal tier 2, meliputi Cadangan Umum Aset Produktif (maksimal 1,25% ATMR) dan Cadangan Tujuan
b. Perencanaan Modal Untuk memenuhi KPMM sesuai profil risiko dan
mendukung rencana bisnis, bank memiliki kebijakan untuk menjaga modal yang kuat antara lain:1. Tingkat Pengembalian kepada pemegang
saham berupa dividen ditentukan oleh besarnya modal yang disetor.
2. Dalam rangka menghasilkan tingkat dividen yang besar, bank melaksanakan berbagai strategi yang bertujuan menghasilkan rentabilitas yang tinggi.
3. Meningkatkan Modal Disetor melalui peningkatan/pendekatan kerjasama dengan Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten dan Kota selaku Pemegang Saham.
4. Menjadi mitra Pemerintah Daerah dalam pembangunan ekonomi masyarakat di Kabupaten/Kota melalui dukungan atas program pemberdayaan masyarakat dan kepedulian Bank melalui Corporate Social Responsibility dan promosi-promosi.
1.1. Capital management strategya. Source Capital Bank calculates the capital requirement is based on
Bank Indonesia regulations applicable where the capital required by Bank Indonesia in the second tier analysis:1. Capital Tier 1 capital includes issued and fully
paid, general reserves, retained earnings and profit for the period after tax
2. Tier 2 capital, covering general reserve Earning Assets (a maximum of 1.25% of RWA) and Reserves
b. Capital planning To meet the CAR appropriate risk profile and
support the business plan, the bank has a policy to maintain a strong capital among others:1. Return to shareholders in the form of dividends
are determined by the amount of paid-in capital.
2. In order to produce a big dividend rate, the bank implemented various strategies aimed at generating higher profitability.
3. Increased Paid in Capital through increased / approach to cooperation with the Provincial Government / District and State as Shareholder.
4. Become a Local Government partners in community economic development in the District / City through support for community empowerment and awareness program through the Bank's Corporate Social Responsibility and promotions.
184 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR) Corporate Social Responsibility (CSR)
Komitmen PerusahaanFIRM COMMITMENT
186 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Komitmen PerusahaanSebagai bank yang telah bertumbuh di tengah-tengah masyarakat Nusa Tenggara Timur sejak 17 Juli 1962, Bank NTT mengambil peranan penting dalam ikut berpartisipasi aktif melalui program tanggungjawab sosial perusahaan, semangat inilah yang mendasari manajemen dalam mengambil langkah melalui komitment yang kuat untuk menjalankan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) secara berkelanjutan melalui peningkatan kinerja bank pada beberapa aspek dasar yang mencakup aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Dalam kaitannya dengan pemberdayaan masyarakat dan lingkungan, Bank NTT senantiasa berkomitmen untuk mendorong pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat melalui produk dan layanan bank maupun melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang tak terpisahkan dari aktifitas perusahaan.
Komitmen Manajemen Bank NTT terhadap pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) terus diperbaiki agar tepat sasaran dengan dukungan dari stakeholder yang dituangkan dalam Akta Berita Acara Rapat Pemegang Saham Luar Biasa
Bank NTT turut berperan dalam mencapai tujuan Pembangunan yang Berkelanjutan dengan semangat menjadikan masyarakat Propinsi Nusa Tenggara Timur menjadi Lebih Baik dan Bersinergi bersama Masyarakat dan Lingkungan
Bank NTT plays a role in achieving the goal of Sustainable Development with the spirit of East Nusa Tenggara Province to be Better and Synergize with the Community and the Environment
Firm CommitmentAs a bank that has been growing in the midst of the people of East Nusa Tenggara since July 17th 1962, Bank NTT take an important role in participating actively through the program of corporate social responsibility, the spirit is the underlying management in taking steps through a strong commitment to run the program Responsibility social (Corporate social Responsibility / CSR) in a sustainable manner through improved performance of banks in some basic aspects that include social, economic and environmental. In relation to the empowerment of communities and the environment, Bank NTT is committed to encouraging the empowerment and welfare of the community through the bank's products and services as well as through its Corporate Social Responsibility (CSR) which is inseparable from the company's activities.
Management Commitment Bank NTT on the implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) be modified to be on target with the support of stakeholders as outlined in the Deed of Meeting of Extraordinary Shareholders No. 23 dated October 7,
187Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Nomor : 23 tanggal 07 Oktober 2013 yang dibuat oleh Silvester Joseph Mambaitfeto Notaris di Kupang. Dalam rapat tersebut stakeholder memutuskan agar dalam pelaksanaan CSR, Bank NTT membangun kemitraan dengan seluruh stakeholder, namun untuk penyalurannya tetap mengacu pada Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 56 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur. Sesuai pedoman tersebut, kegiatan ini dilaksanakan secara berkesinambungan yang diarahkan pada bidang pendidikan, budaya, sosial, ekonomi, kesehatan dan pembinaan oleh raga.
Dasar Pelaksanaan CSR1. Undang-undang No.25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal Setiap penanaman modal berkewajiban
- Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
- Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal.
- Penjelasan pasal 15 (b) ; “Setiap penanaman modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”.
2. Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 47 ayat 1 (satu). “ Perseroan yang menjalankan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.”
Ketentuan ini bertujuan untuk tetap menciptakan hubungan perseroan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, norma dan budaya masyarakat setempat.
3. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 pasal 2 (dua) “ setiap perusahaan selaku subyek hukum mempunyai tanggung jawab sosial dan lingkungan.”
2013 made by Silvester Joseph Mambaitfeto Notary in Kupang. In the meeting, the stakeholders decided that the implementation of CSR, Bank NTT building partnerships with all stakeholders, but for distribution adhere to the decision of the Directors of PT. Regional Development Bank Nusa Tenggara Timur No. 56 of 2014 on the Guidelines for Social and Environmental Responsibility PT. Regional Development Bank of East Nusa Tenggara. According to the guidelines, this activity is carried out continuously directed to educational, cultural, social, economic, health and coaching by the body.
Basis of CSR1. Law No.25 of 2007 on Investment Each investment is obliged
- Implement corporate social responsibility.- Respect the cultural traditions of communities
around the location of investment business activities.
- Explanation of Article 15 (b); "Every investment is obliged to implement corporate social responsibility".
2. Law No. 40 Year 2007 on Limited Liability article 47 paragraph 1 (a). "The company which carries on business in the field and / or related to the natural resources required to implement social and environmental responsibility."
This provision aims to keep creating company relationships harmonious, balanced and in accordance with environmental, cultural norms and the local community.
3. Government Regulation No. 47 In 2012, article 2 (two) "of each company as a legal subject has a social responsibility and the environment."
188 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
4. SK Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur No. 56 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
Yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi dan sesuai dengan lingkungan, nilai norma dan budaya masyarakat setempat.
Logo CSR Bank NTT
Arti Logo CSRGuna membedakan kegiatan Corporate Social Responsibility dengan kegiatan Promosi Perusahaan yang dijalankan maka PT.Bank NTT mendesain dan menggunakan logo khusus dalam setiap pelaksanaan programCorporate Social Responsibility yang memiliki nilai filosofis tersendiri.
4. Decree of the Board of Directors of PT. Regional Development Bank Nusa Tenggara Timur No. 56 Year 2014 on Guidelines for the Social and Environmental Responsibility PT. Regional Development Bank of East Nusa Tenggara.
The meaning of corporate social responsibility is a responsibility that is inherent in each company to keep creating harmonious relations and in accordance with environmental, cultural norms and values of local communities.
Logo CSR Bank NTT
Meaning CSR LogoIn order to distinguish the Corporate Social Responsibility activities undertaken Promotion Company then PT.Bank NTT design and use a special logo in any implementation of the Social Responsibility programCorporate philosophical value of its own.
189Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Gambar Tangan Gambar tangan pada logo Corporate Social Responsibility PT. Bank NTT melambangkan keikhlasan dan kemitraan dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan di berbagai bidang.
Warna BiruWarna biru melambangkan Profesionalisme, Kesetiakawanan dan Kekuatan yang penuh kasih dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Warna Oranye Warna oranye merupakan warna yang memberikan inspirasi sebagai lambang PT. Bank NTT sebagai salah satu pelopor pembangunan daerah tidak hanya di bidang produk dan jasa keuangan namun juga dalam pembangunan kapasitas sosial masyarakat serta lingkungan di Nusa Tenggara Timur. Semua ini dilakukan dengan satu semangat untuk menjadikan masyarakat Propinsi Nusa Tenggara Timur menjadi lebih baik dengan bersinergi bersama masyarakat dan lingkungan.
Uraian Mengenai Corporate Social Responsibility yang Terkait dengan Lingkungan HidupBank NTT menyadari bahwa peranan bisnis haruslah mendukung kesejahteraan masyarakat dan mengelola hasil dari alam dengan baik. Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industry perbankan, Bank NTT memiliki kontribusi besar dalam ikut menentukan pembangunan industry di Indonesia dan NTT pada khususnya. Sudah menjadi tanggung jawab Bank NTT agar investasi yang didanai tetap memperhatikan pengelolaan persoalan persoalan social dan lingkungan.
Image HandImage of hands on Corporate Social Responsibility logo PT. Bank NTT symbolizes sincerity and partnership in the implementation of social and environmental responsibility in various fields.
BlueThe blue color symbolizes professionalism, Solidarity and Strength loving in the implementation of social and environmental responsibility.
The Orange ColorThe orange color is the color of inspiration as a symbol PT. NTT Bank as one of the pioneers of regional development not only in the field of financial products and services, but also in the development of social and environmental capacity in East Nusa Tenggara. All this is done with a passion for making the people of East Nusa Tenggara better by synergy with the community and the environment.
Description of Corporate Social Responsibility Associated With The EnvironmentBank NTT realize that the role of business should be to support the welfare of society and manage the results of nature well. As one of the companies engaged in the banking industry, Bank NTT has a major contribution in determining the development of industries in Indonesia and NTT in particular. It is the responsibility of Bank NTT for an investment funded regard to the management of social issues and environmental issues.
190 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Perbankan termasuk Bank NTT dan lembaga keuangan, turut berperan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, hal ini sesuai dengan arahan Direktur Utama Bank NTT pada Workshop Bank Berkelanjutan (Green Banking) tanggal 7-11 Desember 2015 dengan penyelenggara National Center for Sustainability Reporting (NCSR) di Aula Bank NTT Kantor Pusat Kupang. Kebijakan produk investasi tidak hanya untuk kepentingan jangka pendek dan generasi sekarang, tetapi juga jangka panjang sehingga Bank NTT dituntut menjaga kepentingan generasi yang akan datang.
Dukungan bagi upaya bersama mengelola persoalan lingkungan dan social masyarakat, merupakan aspek penting yang menjadi pertimbangan Bank NTT dalam menciptakan produk dan jasa perbankan. Untuk itulah Bank NTT berupaya menyediakan portofolio produk berkelanjutan, dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan dan praktik bank berkelanjutan.
Sebagai perusahaan di sector perbankan, Bank NTT menyadari penyaluran kredit secara langsung mempengaruhi keberlanjutan usaha dan operasional pada masa masa mendatang. Namun demikian Bank NTT juga tidak dapat mengabaikan pentingnya upaya bersama untuk mengelola keberlanjutan lingkungan. Ke depan, akan diterapkan kebijakan bagi perusahaan permohonan kredit dengan kategori korporasi, dimana Bank NTT mewajibkan perusahaan pemohon kredit dengan kategori korporasi untuk memperhatikan kepatuhan hukum terkait pengelolaan lingkungan.
Bank NTT belum menggunakan peringkat PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja dalam Pengelolaan Lingkungan) yang dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sebagai pertimbangan dalam pemberian kredit dengan kategori korporasi, namun menjadi perhatian seriusn Bank NTT ke depan agar dapat menerapkan kebijakan ini.
Banks including Bank NTT and financial institutions, contribute to achieving sustainable development goals, it is in accordance with the direction of the Director of Bank NTT at the Workshop on Sustainable Bank (Green Banking) on 7-11 December 2015 with the organizers of the National Center for Sustainability Reporting (NCSR) in Aula Bank Headquarters NTT Kupang. Policy investment products not only for the short term and the present generation, but also the long term so that NTT Banks are required to maintain the interests of future generations.
Support for joint efforts to manage environmental and social issues of society, is an important aspect to be considered in creating the NTT Bank banking products and services. For that NTT Bank seeks to provide a portfolio of sustainable products, with due regard to the provisions of the laws and practices of sustainable bank.
As a company in the banking sector, Bank lending NTT realized directly affect business continuity during future operations. However, Bank NTT also can not ignore the importance of joint efforts to manage environmental sustainability. Looking ahead, the company will apply for a credit application policies with corporate category, which obliges NTT Bank loan applicant company with the corporate category for attention to legal compliance related to environmental management.
Bank NTT not using PROPER (Performance Rating Program in Environmental Management) issued by the Ministry of Environment and Forestry, as a consideration in the provision of credit to the corporate category, but the attention of Bank NTT seriusn picture in order to implement this policy.
191Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Diharapkan apabila Bank NTT dapat implementasi dari kebijakan ini, mendorong perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja lingkungan, sehingga secara tidak langsung memampukan perusahaan untuk memperoleh pinjaman secara maksimum dari Bank NTT.
Kebijakan Pengelolaan LingkunganSepanjang tahun 2016 bentuk kegiatan terkait tanggung jawab kepada lingkungan adalah melalui program efisiensi energi, pengelolaan emisi, pengelolaan air dan limbah, green office dan penghijauan. Program ini dijalankan dalam rangka mewujudkan partisipasi dan dukungan Perusahaan terhadap kelestarian lingkungan di wilayah kerja Perusahaan sekaligus meningkatkan kualitas kehidupan bumi.
Sebagai perusahaan perbankan, Bank NTT berkontribusi pada upaya bersama melestarikan lingkungan melalui kebijakan investasi yang diberikan kepada pelaku usaha dan industry. Secara bersamaan, Bank NTT juga turut aktif memperhatikan nilai lingkungan dalam melaksanakan kegiatan operasional pada Kantor Pusat maupun Kantor Cabang yang ada di seluruh wilayah NTT. Salah satu kebijakan Bank NTT pada Tahun 2016 dalam peran serta ikut melestarikan lingkungan, adalah dengan mengalokasikan dana sebesar Rp.2.531juta untuk membiayai program/kegiatan pelestarian lingkungan dalam pemanfaatan sumber daya yang ada di lingkungan untuk dijadikan sumber energy yang dapat digunakan oleh masyarakat sekitar. Salah satu sumber daya yang dijadikan sumber energy adalah mikro hydro dan tenaga surya yang telah dikembangkan pada beberapa daerah yang ada di Nusa Tenggara Timur antara lain : Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) di Elar – Kabupaten Manggarai Timur, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Tamma Pahunga Lodu – Kabupaten Sumba Timur, dan beberapa daerah lainnya. Selain upaya pelestarian lingkungan dengan menggunakan sumber daya alam, juga upaya pelestarian lingkungan yaitu dengan memberikan bantuan pengadaan motor tiga roda yang digunakan untuk mengangkut sampah dan diberikan pada beberapa kabupaten yang ada di Nusa Tenggara Timur.
It is expected that if the Bank NTT to the implementation of this policy, encouraging companies to continue to improve environmental performance, thus indirectly enable the company to obtain the maximum loan from Bank NTT.
Environmental Management PolicyThroughout the year 2016-related activity form of responsibility to the environment is through energy efficiency, emissions management, water and waste management, green office and greening. The program is run in order to realize the Company's participation in and support environmental sustainability in the region of the Company while enhancing the quality of life of the earth.
As a banking company, NTT Bank contribute to joint efforts to preserve the environment through an investment policy that is given to businesses and industry. Simultaneously, NTT Bank also participated actively pay attention to environmental values in carrying out operational activities at the Head Office and Branch Offices in the entire territory of the province. One of the Bank's policy of NTT in 2016 in the role of preserving the environment, is by allocating Rp.2.531juta to finance programs / activities of environmental conservation in the utilization of existing resources in the environment to be used as a source of energy that can be used by the surrounding community. One resource that is used as a source of energy is a micro hydro and solar power that have been developed in several areas in East Nusa Tenggara, among others: Power Micro Hydro (MHP) in Elar - East Manggarai Regency, Solar Power Plant (PLTS ) in the village of Tamma Pahunga Lodu - East Sumba, and some other areas. In addition to efforts to conserve the environment by using natural resources, as well as environmental conservation efforts by providing procurement assistance three-wheel motorcycle used to haul garbage and given in several districts in East Nusa Tenggara.
192 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Implementasi Program Efisiensi energi Konsumsi Energi Dalam kegiatan operasional Bank NTT, energi yang dikonsumsi meliputi energi listrik, Bahan Bakar Minyak (BBM) dan gas. Perusahaan mengonsumsi energi listrik terutama untuk kebutuhan operasional kantor. Selain itu, Perusahaan juga mengonsumsi BBM untuk kebutuhan menopang pasokan listrik PLN (pemadaman bergiliran) sehingga Bank NTT menggunakan mesin listrik (genzet), mobil dinas operasional, baik dengan menggunakan kendaraan milik Perusahaan maupun transportasi umum, sedangkan energi gas digunakan untuk memenuhi kebutuhan dapur Perusahaan. Jumlah kantor cabang Bank NTT yang cukup banyak membuat konsumsi energi listrik cukup tinggi. Perusahaan tidak memproduksi energi listrik secara mandiri sehingga semua energi listrik yang dikonsumsi bersumber dari jaringan Perusahaan Listrik Milik Negara (PLN).
Bank NTT berkomitmen untuk terus melakukan inisiatif demi menghemat pemakaian energi listrik di gedung perkantoran dengan upaya sebagai berikut:
1. Penggunaan Lampu yang hemat energi (led) dan jendela kaca untuk penerangan ruangan;
2. Persuasi terhadap karyawan/ti untuk mematikan penerangan, komputer, AC, dan alat elektronik lainnya yang sudah tidak dipakai;
3. Efisiensi waktu kerja dengan mengurangi waktu kerja lembur.
Inisiatif tersebut dilakukan untuk mengantisipasi naiknya kebutuhan energi listrik sebagai konsekuensi dari perkembangan bisnis Perusahaan seperti penambahan jaringan kantor dan sarana prasarana kantor yang menggunakan energi listrik. Pada periode pelaporan, implementasi inisiatif-inisiatif tersebut telah menghasilkan penghematan konsumsi energi listrik. Sedangkan mesin genzet akan dijalankan jika pasokan listrik dari PLN Kupang mengalami pemadaman bergilir antar 5-8 jam dalam sehari, sehingga pemakaian solar
Implementation of Energy Efficiency ProgramEnergy consumptionBank operations in NTT, the energy consumed energy includes electricity, fuel oil (BBM) and gas. Companies consume electricity mainly to the operational needs of the office. In addition, the company is also taking fuel to the needs shoring PLN electricity supply (blackout turns) so that the Bank NTT uses electric machine (generator), the official car operation, either by using a vehicle owned by the Company as well as public transport, whereas the gas energy is used to meet the needs of the kitchen Company. Number of branches of Bank NTT, which pretty much makes electrical energy consumption is quite high. The company does not produce electricity independently so that all electrical energy consumed is derived from the network of State-Owned Electricity Company (PLN).
NTT Bank is committed to continue to take the initiative in order to save electrical energy consumption in office buildings with the following measures:
1. The use of energy-saving lamps (LED) and glass windows for lighting the room;
2. Persuasion to employees / ti to turn off lights, computers, air conditioners, and other electronic devices that are not dipaka
3. Efficient working time by reducing overtime.
The initiative is in anticipation of increased need for electrical energy as a consequence of the Company's business developments such as the addition of a network of offices and office infrastructure that uses electrical energy. In the reporting period, the implementation of these initiatives have resulted in savings of electric energy consumption. While the engine generator will be executed if the supply of electricity blackouts Kupang experienced between 5-8 hours a day, so the use of diesel for generator engine
193Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
untuk kepentingan mesin genzet pada tahun laporan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 53.276 liter menjadi 58.771 liter untuk tahun 2016.
Lebih lanjut, dalam hal penggunaan BBM (bensin) untuk aktivitas operasional, Jumlah BBM yang dikonsumsi pada periode pelaporan tahun 2016 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya 244.785 liter turun menjadi 212.760 liter. Untuk menghemat konsumsi BBM untuk aktivitas operasional kantor dan perjalanan dinas, Bank NTT melakukan inisiatif sebagai berikut: 1. Service kendaraan operasional secara berkala; 2. Mengganti onderdil yang aus untuk mengefisienkan
kerja mesin; 3. Menyusun agenda perjalanan dinas secara kolektif
antar unit tugas pada kota tujuan yang sama; 4. Mengurangi intensitas perjalanan dinas dengan
mengoptimalkan alat-alat komunikasi.
Konsumsi MaterialSebagai perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan, Perusahaan tidak menggunakan material yang langsung diambil dari alam (raw materials) untuk kegiatan operasional Perusahaan. Material utama yang digunakan dalam aktivitas operasional kami adalah kertas, alat tulis, dan tinta mesin cetak terutama untuk keperluan membuat surat menyurat, administrasi pelaporan, informasi rekening nasabah dan lan-lain.
Material yang Digunakan dalam Aktivitas Operasional Bank NTT menyadari, bahwa penggunaan kertas dan alat tulis secara tidak langsung memiliki dampak terhadap hutan sebagai penyedia bahan baku utama. Atas kesadaran ini, Perusahaan berusaha memulai inisiatif-inisiatif demi kelestarian hutan dalam jangka panjang dengan mengoptimalkan penggunaan material dengan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebagai berikut: 1. Menggunakan kembali amplop dan cover
dokumen; 2. Memanfaatkan kertas bekas untuk memo dan note;
interest in the reporting year decreased from the previous year as 53.276liter be 58.771liter for 2016.
Further, in the case of the use of fuel (gasoline) for operational activity, amount of fuel consumed during the reporting period in 2016 increased from the previous year dropped to 212 760 liters 244.785liter. To save on fuel consumption for office operational activities and business trips, Bank NTT initiative as follows:1. Service vehicle operation at regular intervals;2. Replace the worn parts to streamline the work
machine;3. Develop a collective agenda of official travel
between the units tasks at the same destination;4. Reduce the intensity of official travel by optimizing
communication tools.
Material consumptionAs a company engaged in the financial services sector, the Company does not use material taken directly from nature (raw materials) for the Company's operation. The main materials used in our operating activities are paper, stationery, ink and printing presses, especially for the purposes of making correspondence, administrative reporting, customer account information and others.
Materials Used in Operating Activities
Bank NTT aware that the use of paper and stationery indirectly have an impact on forests as the main raw material providers. On this awareness, the Company seeks started initiatives for the preservation of forests in the long run by optimizing the use of materials by applying the principles of the 3Rs (Reduce, Reuse, Recycle) as follows:
1. Using the back of envelopes and documents cover;
2. Utilizing waste paper for memos and notes;
194 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
3. Mengurangi penggunaan kertas dengan menggunakan e-paper dan teknologi informasi, seperti mobile banking dan SMS banking; serta
4. Melakukan pemeliharaan mesin cetak, fax, mesin EDC dan mesin printer lebih efisien dalam penggunaan kertas dan tinta.
Implementasi Program Pengelolaan Emisi Emisi udara yang dilepaskan dari dari aktivitas operasional Perusahaan terutama Gas Rumah Kaca (CO2) dan substansi perusak lapisan ozon (CFC, HCFC). Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) bersumber dari penggunaan energi listrik untuk gedung perkantoran serta pembakaran BBM untuk aktivitas transportasi pegawai. sedangkan substansi pengikis lapisan ozon berasal dari pemakaian pendingin ruangan (AC) yang dipasang pada gedung perkantoran dan fasilitas lainnya.
Bank NTT menyadari bahwa dalam menjalankan aktivitas bisnis yang menggunakan energi akan menimbulkan dampak bagi lingkungan seperti emisi rumah kaca dan zat pengikis ozon. Pada periode pelaporan, Perusahaan belum melakukan perhitungan kuantitas emisi yang dihasilkan tersebut.
Namun, Kami telah melakukan beberapa upaya mengurangi dampak lingkungan yang berasal dari emisi substansi perusak lapisan ozon dengan melakukan pemeliharaan secara berkala pada kendaraan dinas Perusahaan dan Pendingin Ruangan (AC).
Implementasi Program Pengelolaan Air dan Limbah
Konsumsi Air Secara umum, konsumsi air oleh Perusahaan dipergunakan untuk keperluan sanitasi pegawai dan bangunan kantor serta rumah dinas. Pada periode pelaporan, jumlah penggunaan air diambil dari sumber
3. Reduce the use of paper by using e-paper and information technology, such as mobile banking and SMS banking; and
4. Perform maintenance printing machine, fax, printer machines, EDC and more efficient in the use of paper and ink.
Emissions Management Program ImplementationAir emissions released from operating activities The Company primarily Greenhouse Gas (CO2) and ozone depleting substances (CFCs, HCFCs). Greenhouse Gas Emissions (GHG) emissions resulting from the use of electrical energy for office buildings as well as the combustion of fuel for transport activities of employees. whereas ozone depleting substances derived from the use of air conditioning (AC) which is mounted on the office buildings and other facilities.
Bank NTT realize that in carrying out business activities that use energy will have an impact on the environment such as emissions of greenhouse and ozone abrasive substances. In the reporting period, the Company has not calculated the quantity of emissions produced.
However, we have done some efforts to reduce the environmental impact from the emissions of ozone-depleting substances by conducting regular maintenance on the official vehicles of the Company and Air Conditioning (AC).
Implementation of Water and Waste Management Program Water consumptionGenerally speaking, the consumption of water by the Company used for sanitation purposes clerks and office buildings as well as the home office. In the reporting period, the amount of use of water taken from the
195Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
air dari sumur yang dimiliki sendiri dan apabila debit air berkurang pada saat musim kemarau yang cukup panjang maka dilakukan pemesanan air dengan menggunakan mobil tangki air dan pada tahun laporan 2016 konsumsi air mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya 625m3 menjadi 653m3.
Pengelolaan Limbah Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan, Perusahaan juga tidak menghasilkan banyak limbah yang berdampak negatif bagi lingkungan. Limbah utama yang dihasilkan dari aktivitas operasional terdiri dari limbah padat berupa kertas tidak terpakai dan limbah cair berupa air kotor. Berdasarkan ketentuan Kementerian Lingkungan Hidup, kedua jenis limbah tersebut tidak termasuk ke dalam kategori limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Namun demikian, pengelolaan yang baik dan memenuhi standar manajemen lingkungan harus tetap dilakukan agar tidak menimbulkan dampak yang buruk terhadap lingkungan dimasa yang akan datang.
Selama tahun 2016, Bank NTT melakukan pengelolaan limbah sebagai bentuk tanggung jawab sosial Perusahaan dengan 2 metode pembuangan yaitu :
Limbah Kertas Waste Paper
Melalui jasa pengelolaan sampah Dinas KebersihanThrough waste management services Sanitation Department
Limbah Cair (air kotor) Waste water (sewage)
Pengelolaan air kotor melalui sistim septic tankmanagement of dirty water through the system of septic tanks
Pengelolaan air kotor menggunakan sistem septic tank yang kemudian akan dikelola menggunkan jasa pihak ke tiga.
Pada periode pelaporan, metode pengolahan limbah kertas, tinta mesin cetak dan alat tulis lainnya dilakukan dengan pengangkutan dan pengolahan lebih lanjut oleh Dinas Kebersihan setempat. Untuk limbah air kotor, digedung perkantoran menggunakan sistem penyimpanan sementara dalam septic tank untuk kemudian diangkut dan dikelola lebih lanjut oleh pihak ketiga sehingga tidak mencemari air tanah disekitarnya.
source water from wells owned by itself and when the water flow is reduced during the dry season that is long enough then do bookings water using water tankers and in the reporting year 2016 water consumption increased from the previous year 625m3 be 653m3.
Waste managementAs a company engaged in the financial services sector, the Company also produces a lot of waste that negatively impact the environment. The main waste generated from operating activities consists of solid waste such as paper unused and liquid waste such as sewage. Under the provisions of the Ministry of Environment, the two types of waste are not included into the category of hazardous and toxic waste (B3). However, proper management and environmental management standards must still be done so as not to cause adverse environmental impacts in the future.
During 2016, the Bank NTT conduct waste management as a form of corporate social responsibility with 2 disposal methods are:
Sewerage use septic tank systems which will then be managed using the services of a third party.
In the reporting period, the method of processing waste paper, ink printing machine and other stationery to do with the transport and further processing by local Sanitation Department. For wastewater, the halls of the office using the storage system while the septic tank to then further transported and administered by a third party that does not contaminate the surrounding soil.
196 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Uraian Mengenai Corporate Sosial Responsibility yang Terkait dengan Ketenagakerjaan, Keselamatan dan Kesejahteraan KerjaBank NTT dalam melaksanakan aktivitasnya selalu mengedepankan kenyamanan karyawannya. Kenyamanan dalam bekerja merupakan hak dari setiap individu di perusahaan kami. Untuk mmewujudkannya, kami berkomitmen membuat semua karyawan kami tetap termotivasi dan bersemangat dalam berkerja.
Maka dari itu salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan menyediakan tempat bekerja yang mendukung hal tersebut, baik secara fisik maupun non fisik. Pemahaman seperti inilah yang membuat kami percaya bahwa fasilitas Ban NTT yang baik bagi karyawannya adalah suatu keharusan.
Untuk mewujudkan komitmen kami tersebut dari sudut non fisik, kami menciptakan suasan kerja selaras ditengah keragaman dan kami sangat berkomitmen untuk memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh karyawan kami.
Selain itu, hal yang menjadi perhatian kami, dalam upaya mendukung komitmen tersebut adalah dengan cara membangun fasilitas kantor yang baik serta menciptakan aturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja bagi para karyawan kami.
Pendidikan dan Pelatihan KaryawanManajemen merupakan alat untuk menciptakan tujuan yang diinginkan. Enam unsur manajemen yaitu : man, monay, method, machines, material, market, apabila dikelola dengan baik akan meningkatkan efesiensi dan efektivitas dalam mencapai tujuan. Unsur manusia (man) dianggap aset utama organisasi dalam
Description of Corporate Social Responsibility Related To Employment, Safety And Welfare Work
Bank NTT in carrying out its activities always give priority to the comfort of employees. Comfort in the work is the right of every individual in our company. For mmewujudkannya, we are committed to making all of our employees stay motivated and eager to work.
Thus one way to do this is by providing a workplace that supports it, both physical and non-physical. Such understanding is what makes us believe that Ban NTT good facilities for its employees is a must.
To realize our commitment of non-physical angle, we create a working atmosphere in harmony amid diversity and we are committed to provide equal opportunities to all our employees.
In addition, it is our concern, in an effort to support that commitment is to build office facilities as well as create rules on health and safety for our employees.
Education and Training EmployeesManagement is a tool to create the desired goal. Six management elements, namely: man, monay, methods, machines, materials, market, if managed properly will improve the efficiency and effectiveness in achieving its objectives. Elements of man (man) is considered a major asset in the organization's Human Resource
197Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
manajemen Sumber Daya Manusia. Unsur tersebut harus dipelihara dengan baik, bukannya dimanfaatkan secara produktif karena dianggap hanya sebagai faktor produksi. Pengembangan karyawan terus dilakukan oleh perusahaan karena akan memberikan manfaat bagi perusahaan, karyawan, dan masyarakat konsumen. Pada prinsipnya pengembangan karyawan merupakan upaya peningkatan kualitas dan kemampuan kerja karyawan. Setelah karyawan diterima, ditempatkan dan dipekerjakan serta mengikuti program pengembangan, langkah selanjutnya ialah penilaian prestasi karyawan oleh manajer untuk menetapkan suatu kebijakan berarti untuk memberikan perhatian yang sebaik-baiknya.
Bentuk perhatian tersebut adalah salah satunya dapat berbentuk pendidikan dan pelatihan. Diharapkan agar melalui pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan.
Pelatihan sumber daya manusia berhubungan erat dengan penilaian terhadap terhadap hasil pekerjaan karyawan, artinya pelatihan dilaksanakan setelah ada hasil penilaian. Pelatihan dilakukan agar para karyawan memiliki pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan.
Harapan pendidikan dan latihan agar dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan akan berdampak pada aktivitas perusahaan yang optimal dan produktif, yang mana hasil akhirnya akan ada pada kualitas dan kuantitas dari pada barang dan jasa yang dihasilkan. Tentunya barang dan jasa yang dihasilkan akan sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, presentasi kerja karyawan dan seberapa besar peranan pendidikan dan pelatihan terhadap prestasi kerja karyawan. Beberapa pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh Bank NTT dapat dilihat pada halaman 211 Bab SDM buku Annual Report ini.
management. These elements should be maintained, rather than put to productive use because it is considered only as a factor of production. Employee development continues to be done by the company because it will provide benefits for companies, employees and the consumer society. In principle, the employee development efforts to improve the quality and abilities of employees. Once the employee is accepted, placed and employed as well as the development program, the next step is appraisal employee performance by the manager to establish a policy meant to provide the best possible care.
The attention span is one of them may take the form of education and training. It is hoped that through education and training can improve employee performance.
Training of human resources is closely linked to the assessment of the work of employees, which means that the training conducted after the results of the assessment. Training is done so that employees have the knowledge, skills and abilities in accordance with the demands of the job they do.
Expectations of education and training in order to improve employees' performance will affect optimal business activity and productive, which the end result would have on the quality and quantity of the goods and services produced. Of course, the goods and services produced will be as planned earlier, in terms of both quantity and quality. Research aimed at finding out how the implementation of education and training, employee presentations and how big the role of education and training on employee performance. Some education and training undertaken by NTT Bank can be found on page 211 Bab SDM book this Annual Report.
198 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Pada tahun 2016 Bank NTT juga mengikutsertakan pegawai pada pendidikan yang berkaitan dengan lingkungan hidup antara lain Pendidikan Teknik Analisa Lingkungan (TAL) dan Workshop Green Banking bagi Bank NTT.
Pengembangan Sumber Daya Manusia BerkelanjutanPendekatan ManajemenSebagai faktor terbesar penggerak kegiatan operasional perusahaan, kehadiran karyawan sebagai sumber daya manusia perusahaan dalam pemenuhan berbagai fungsi dan tanggung jawab sehari-hari menjadi hal krusial bagi keberlanjutan usaha perusahaan. Ketepatan waktu dalam memberikan layanan perbankan, pemberian informasi yang komprehensif kepada para nasabah, hingga respon cepat dalam menangani layanan keluhan nasabah, semuanya bergantung pada kesiapan dan kesigapan sumber daya manusia yang terlatih dan profesional.
Perusahaan terus meningkatkan profesionalisme seluruh sumber daya manusia-nya demi mencapai kualitas kinerja dan perilaku kerja terbaik yang sesuai visi, misi dan budaya organisasi perusahaan. Untuk itu, perusahaan melakukan perencanaan dan pengelolaan sumber daya manusia yang terarah dan terukur melalui berbagai hal, termasuk di antaranya pengembangan sistem, pelatihan, pemberian beasiswa, dan lain sebagainya.
Perusahaan melakukan pengelolaan sumber daya manusia dengan baik, yang memperhatikan aspek-aspek kesejahteraan, hak asasi manusia, dan asas kesetaraan. Berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku serta standar pemberian upah karyawan yang sesuai menjadi panduan Perusahaan dalam memberikan berbagai manfaat kepada karyawannya.
In 2016 the Bank NTT also includes employees in education related to the environment, among others, Environment Analysis Technical Education (TAL) and Workshop on Green Banking for Bank NTT.
Sustainable Human Resource DevelopmentManagement approachAs the biggest factor driving the company's operations, the presence of the employee as a human resources company in fulfilling a variety of functions and responsibilities of everyday becomes crucial for the sustainability of the company's business. Timeliness in providing banking services, providing comprehensive information to customers, to the quick response in handling customer service complaints, everything depends on the readiness and preparedness of human resources trained and professional.
The company continues to increase the professionalism of the whole of its human resources in order to achieve quality performance and behavior of the best work according to the vision, mission and organizational culture of the company. To that end, the company planning and management of human resources targeted and measurable through a variety of ways, including systems development, training, scholarships, and so forth.
The company carries out the management of human resources well, that takes into account aspects of welfare, human rights, and the principle of equality. Various laws and regulations in force as well as standard remuneration appropriate employees into Company guidelines in providing various benefits to its employees.
199Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Perusahaan memandang pegawai sebagai aset strategis paling berharga yang harus dikelola melalui manajemen kerja yang baik dengan memperhatikan prinsip kebebasan, kesetaraan, keselamatan dan keamanan, serta penghargaan harkat dan martabat. Oleh karena itu, Perusahaan selalu selalu berupaya meningkatan kompetensi pegawai melalui beragam program pengembangan kualitas pegawai. Perusahaan juga senantiasa menerapkan praktik-praktik kerja yang adil dan tidak menyalahi Hak Asasi Manusia yang dimiliki oleh setiap pegawai. Sementara itu, instrumen hubungan pegawai dan manajemen yang dimilikii Perusahaan terdiri dari Serikat Pekerja dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Bank NTT belum terbentuk dan sementara dalam proses penjajakan.
Menciptakan Praktek Kerja Yang LayakSetiap pegawai memiliki hak dan kesempatan yang sama baik dalam hal perolehan kompensasi, pengembangan diri, dan karir sesuai dengan kinerja dan kompetensinya masing-masing tanpa adanya diskriminasi seperti perbedaan SARA dan jenis kelamin. Selama tahun 2015, tidak terdapat kasus diskriminasi kepada pegawai yang terjadi di lingkungan kerja terkait dengan ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, aspirasi politik dan status sosial.
Selain itu, Perusahaan berkomitmen untuk mencegah insiden pelibatan pekerja anak dan paksa yang melanggar hukum dan norma sesuai dengan ketentuan Perusahaan dengan hanya menerima pegawai yang berusia di atas 17 tahun. Sehingga, kami dapat memastikan bahwa seluruh Unit Bisnis dan Kantor Cabang tidak memperkerjakan pekerja di bawah umur dan pekerja paksa serta tidak terdapat operasi dan pemasok Perusahaan yang berisiko mempekerjakan pekerja anak dan pekerja paksa.
Perusahaan juga melakukan seleksi pemasok berdasarkan prinsip-prinsip ketenagakerjaan yang baik sebagaimana diatur dalam Buku Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa. Pada periode pelaporan seluruh pemasok telah melalui proses seleksi tersebut,
Companies view employees as the most valuable strategic asset that should be managed through the good work of management with regard to principles of freedom, equality, safety and security, and respect the dignity. Therefore, the company has always been always working to improve the competence of employees through various employee quality improvement program. The company also constantly implement practices that are fair and do not violate the human rights of every employee. Meanwhile, employee relations and management instruments that dimilikii Company consists of Unions and Collective Labor Agreement (CLA) NTT Bank has not been formed and while in the process of assessment.
Creating Decent Work Practice
Every employee has the same rights and opportunities both in terms of acquisition of compensation, self-development and career according to performance and competence of each without any discrimination such as racial and gender differences. During 2015, there were no cases of discrimination to employees that occur in the workplace related to race, color, sex, religion, political aspirations and social status.
In addition, the Company is committed to preventing incidents of child labor and forced engagement in violation of laws and norms in accordance with the provisions of the Company to accept only employees aged over 17 years. Thus, we can ensure that the entire Business Unit and the Branch Office did not employ child labor and forced labor as well as the operation and there is no risk of the supplier company employs child labor and forced labor.
The company is also doing the selection of suppliers based on the principles of good employment as set out in the Manual of Procurement. In the reporting period all suppliers have been through the selection process, so that the company can ensure that suppliers
200 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
sehingga Perusahaan dapat memastikan bahwa pemasok tidak memiliki dampak negatif terhadap praktik ketenagakerjaan dan HAM.
Perusahaan juga memperhatikan tingkat fleksibilitas beban pekerjaan pegawai yang mencakup waktu kerja bagi pegawai tetap dan pegawai paruh waktu, serta hak cuti. Hal-hal tersebut merupakan upaya Perusahaan untuk memastikan bahwa seluruh pegawai dapat menjaga keseimbangan hidupnya sebagai bagian integral dari kehidupan kerja di Perusahaan. Disamping cuti tahunan, pegawai wanita juga berhak atas tiga bulan cuti bersalin (maternity leave). Pada periode pelaporan, tercatat sebanyak 52 orang pegawai wanita menggunakan hak maternity leave.
Kesejahteraan PegawaiPerusahaan memberikan imbal jasa yang sesuai atas hasil kerja seluruh karyawannya berdasarkan aturan dan standar yang berlaku. Secara khusus, dalam penyusunan paket remunerasi, Perusahaan menerapkan asas kesetaraan sehingga tidak membedakan paket berdasarkan gender, suku, agama, ras, dan antar golongan. Perbedaan pada satu level jabatan terjadi bila terdapat perbedaan atas kinerja, kompetensi atau pengalaman kerja. Lebih lanjut, Perusahaan juga melakukan penyesuaian khusus pada paket remunerasi demi mendorong peningkatan kinerja sumber daya manusia-nya serta menambah nilai kompetitif Perusahaan di tengah-tengah industry.
Perusahaan menerapkan PSAK (revisi 2013), “imbalan kerja”, yang mengatur perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas imbalan kerja, baik jangka pendek dan jangka panjang. Bank juga diharuskan untuk mengakui kewajiban dan beban pada saat karyawa telah memberikan jasa serta entitas telah menerima manfaat ekonomi dari jasa tersebut.
1. Imbalan Kerja Jangka Pendek Imbalan kerja jangka pendek seperti gaji,
tunjangan, iuran jaminan social, bonus dan imbalan non moneter lainnya diakui selama periode jasa diberikan.
do not have a negative impact on labor and human rights practices.
Companies also pay attention to the level of flexibility of workload that includes employee work time for employees permanent and part-time employees, as well as leave entitlements. These things are the Company's efforts to ensure that all employees can keep the balance of his life as an integral part of working life in the Company. In addition to annual leave, female employees are also entitled to three months maternity leave (maternity leave). In the reporting period, there were 52 female employees using the right maternity leave.
Employee WelfareThe Company provides an appropriate reward for the work of all its employees based on the rules and standards. In particular, in the preparation of the remuneration package, the Company applies the principle of equality that does not differentiate packets based on gender, ethnicity, religion, race, and groups. Differences at the job level occurs when there is a difference on performance, competence or work experience. Furthermore, the Company also special adjustments to the remuneration package of measures to boost the performance enhancement of its human resources and increase its competitive value in the middle of the industry.
The Company adopted SFAS (revised 2013), "employee benefits", which prescribes the accounting treatment and disclosure for employee benefits, both short and long term. Banks are also required to recognize a liability and an expense when karyawa has provided services as well as the entity has received economic benefits from such services.
1. Short-term Employee Benefits Short-term employee benefits such as salary,
benefits, social security contributions, bonuses and other non-monetary rewards are recognized over the period the services are rendered.
201Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
2. Imbalan Kerja Jangka Panjang Imbalan kerja jangka panjang dan imbalan
paska kerja, seperti pension, cuti berimbalan jangka panjang, penghargaan masa bhakti dan penghargaan masa bhakti proporsional, dihitung berdasarkan Peraturan Perusahaan yang telah sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No.13/2003.
Sehubungan dengan imbalan pensiun, perusahaan memiliki program pension imbalan pasti untuk seluruh karyawan tetapnya. Program pensiun imbalan pasti didanai melalui pembayaran kepada Dana Pensiun Bank NTT yang ditentukan dengan perhitungan aktuaris secara berkala. Pendirian Dana Pensiun Bank NTT telah mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui suratnya No. KEP-479/KM.17/1996 tanggal 30 Desember 1996.
Program imbalan jasa merupakan program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun yang biasanya tergantung pada satu factor atau lebih seperti umur, masa kerja dan jumlah kompensasi. Jumlah kontribusi karyawan dalam program pensiun ini ditetapkan sebesar 5% dari gaji dasar karyawan yang bersangkutan dan sisanya ditanggung perusahaan.
Pada tahun 2016, total dana gaji yang dikeluarkan Perusahaan untuk pegawai sebesar Rp.324.188 juta dibanding dengan total dana gaji pada tahun 2015 sebesar Rp.262.717 juta, atau meningkatvsebesar 23,40% dari tahun sebelumnya. Perhitungan dan penentuan gaji pokok yang diterima pegawai tidak berdasarkan faktor-faktor yang berkaitan dengan unsur suku, agama, ras, kelas atau jenis kelamin maupun jenis kelamin. Selain itu, Perusahaan menghargai setiap kinerja dan prestasi yang dicapai oleh para pegawai tetap melalui pemberian benefit khusus yang diberikan di luar dari penghasilan rutin yang mereka terima.
Mengenai jaminan kesejahteraan pada masa pensiun, usia pensiun untuk seluruh pegawai Perusahaan ditetapkan 56 tahun dengan masa persiapan pensiunan
2. The long-term benefits Long-term employee benefits and post-
employment remuneration, such as pension, long service leave, awards and rewards of the tenure of the tenure of proportion, calculated pursuant to Rule Company in accordance with Labor Law No.13 / 2003.
With respect to pension benefits, the company has a defined benefit pension program for all its permanent employees. Defined benefit pension plan is funded through payments to the Pension Fund Bank NTT determined by periodic actuarial calculations. Establishment of NTT Bank Pension Fund was approved by the Minister of Finance of the Republic of Indonesia through its letter No. KEP-479 / KM.17 / 1996 dated December 30, 1996.
Program fee for services is a pension plan that defines the pension amount to be received by employees on retirement which is usually dependent on one or more factors such as age, years of service and compensation. Total contributions of employees in the pension program is set at 5% of the basic salary of the employee concerned and the rest borne by the company.
In 2016, the total salary fund for employees of the Company issued Rp.324.188 million compared to the total salary fund in 2015 amounted to Rp.262.717 million, or meningkatvsebesar 23.40% from the previous year. Calculation and determination of the basic salary received by an employee is not based on the factors associated with the element of ethnicity, religion, race, class or gender or sex. In addition, the company cherish every performance and achievements of the jobholder through the provision of special benefits provided outside of the regular income they receive.
Regarding welfare at retirement, the retirement age for all employees of the Company set 56 years with retirement preparation period one year before
202 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
satu tahun sebelum usia pensiun. Perusahaan mengimplementasikan program pensiun iuran pasti dan manfaat pasti melalui Program Asuransi Jamsostek dan IDP JHT (Iuran Dana Pensiun Jaminan Hari Tua) sesuai dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Pada periode pelaporan, total nilai kewajiban pensiun Perusahaan pada tahun 2016 mencapai Rp.17.301 juta dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp.15.788 juta atau naik sebesar 9,58%. Pada awal tingkat karir pegawai, Perusahaan memastikan bahwa besaran gaji pokok seluruh pegawai yang berada di wilayah operasional Nusa Tenggara Timur sebesar 187% diatas Upah Minimum Provinsi Nusa Tenggara Timur sedangkan pegawai yang berada di wilayah operasional Surabaya sebesar 86% di atas Upah Minimum Provinsi Jawa Timur.
Secara umum status kepegawaian Perusahaan terbagi 2 (dua), yaitu: Karyawan Tetap (Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu) dan Karyawan Kontrak (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu). Struktur imbal jasa antara karyawan tetap dan karyawan kontrak pada umumnya sama, namun Bank memberikan tunjangan Dana Pensiun, Jaminan Kesehatan (BPJS) dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) kepada Karyawan Tetap.
Komponen imbal jasa Bank NTT terdiri dari :1. Gaji2. Tunjangan Jabatan3. Tunjangan Kesejateraan4. Tunjangan Sandang5. Tunjangan Kendaraan 6. Tunjangan BPJS Kesehatan7. Tunjangan BPJS Ketenagakerjaan8. Tunjangan Pajak9. Cuti Tahunan dan Cuti Lainnya10. Tunjangan Hari Raya11. Dana Pensiun12. Pesangon (bila mengajukan pensiun dini)13. Tunjangan Khusus (kemahalan)14. Jasa Produksi15. Tunjangan Masa Bhakti16. Tunjangan lainnya
retirement age. The Company implemented a defined contribution pension plans and defined benefits through Social Security Insurance Plan and IDP JHT (Contribution Old Age Security Pension Fund) in accordance with Act No. 13 Year 2003 on Manpower. In the reporting period, the total value of the Company's pension obligations in 2016 reached Rp.17.301 million compared to 2015 amounted to Rp.15.788 million or an increase of 9.58%. At the beginning of the level of career employees, the Company ensures that the amount of the basic salary of all employees who are in the operational area of East Nusa Tenggara amounted to 187% above the Minimum Wage East Nusa Tenggara, while employees who are in the operational area of Surabaya is 86% above the minimum wage of East Java Province.
In general, employment status Company divided 2 (two), namely: Permanent Employee (Work Time Indefinite Agreement) and Employee Contracts (Specific Time Employment Agreement). The structure of compensation between permanent employees and contract employees are generally the same, but the Bank provides allowance Pension Fund, Health Insurance (BPJS) Labor and Social Security (Social Security) to the permanent employees.
Bank NTT compensation components consist of:1. Salaries2. Functional Allowance3. Welfare Allowance4. Clothing Allowances5. Vehicle Allowances6. Benefits BPJS7. Employment Benefits BPJS8. Tax Benefit9. Annual Leave and Other Leaves10. Allowance11. Pension Fund12. Severance (if filed early retirement)13. Special Allowance (overpriced)14. Production Services15. Benefit Period of Bhakti16. Other Benefits
203Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Perusahaan juga memberikan apresiasi kepada setiap karyawan yang telah bekerja dengan baik dan loyal terhadap Perusahaan dengan memberikan penghargaan dan imbalan setiap lima tahun masa kerja dimulai dari tahun ke 15 masa kerjanya. Selain itu, sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan motivasi karyawan serta memenuhi kebutuhan dasar karyawan, Perusahaan telah meninjau dan memperbarui fasilitas pinjaman karyawan dengan perubahan yang cukup signifikan yang menjadikannya salah satu yang terbaik di industri perbankan saat ini. Fasilitas pinjaman tersebut sangat fleksibel dan dapat dipergunakan untuk berbagai kebutuhan karyawan seperti pembelian rumah, konstruksi ataupun renovasi rumah tinggal, pembelian kendaraan dan kepentingan lainnya yang diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku di perusahaan.
Perusahaan juga memberikan hak cuti karyawan baik untuk pria maupun wanita, termasuk cuti tahunan, cuti melahirkan, cuti nikah, dan cuti terkait kedukaan sesuai perundang-undangan yang berlaku. Pada tahun 2016, sebanyak 52 karyawati menggunakan hak cuti melahirkan yang diatur dalam Buku VII Pedoman Manusal SDM perihal Hak dan Fasilitas Pegawai. Peraturan tersebut menegaskan :1. Istirahat melahirkan dilaksanakan sebanyak-
banyaknya 3 (tiga) bulan, yaitu 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan sesudah karyawan melahirkan;
2. Dalam hal menyimpang dari ketentuan di atas, karyawan wajib membuat surat pernyataan terkait risiko yang akan terjadi disertai dengan surat keterangan dari dokter/bidan; dan
Proses Rekrutmen yang BerkualitasSeluruh proses perekrutan yang dilakukan Perusahaan dilaksanakan melalui serangkaian screening proses yang transparan, termasuk tes kemampuan dan kompetensi para calon karyawan, dan didasarkan pada kebutuhan pemenuhan sumber daya manusia di berbagai fungsi dan tugas yang ada. Pada tahun 2016, Bank NTT tidak melakukan rekrutmen pegawai.
The company also gave appreciation to every employee who has been working well and are loyal to the company by giving awards and rewards of each five-year working period starting from the 15th year of his tenure. In addition, as part of corporate strategy to increase employee motivation and meet the basic needs of employees, the Company has been reviewing and updating employee loan facility with significant changes which make it one of the best in the banking industry today. The loan facility is very flexible and can be used for a variety of employee needs such as home purchase, construction or renovation of houses, purchase of vehicles and other interests regulated in accordance with the applicable provisions in the company.
The company also provides employee leave entitlements for both men and women, including annual leave, maternity leave, marriage leave and leave related to grief appropriate applicable law. In 2016, a total of 52 employee using maternity leave rights set forth in Book VII Manusal guidelines concerning HR Employee Rights and amenities. The regulation states:
1. Rest childbirth carried a maximum of 3 (three) months, 1.5 months and 1.5 months prior to giving birth employee after childbirth;
2. In the event that deviate from the above provisions, the employee must make a statement related to the risks that will occur accompanied by a certificate from the doctor / midwife; and
Recruitment Process QualityThe entire recruitment process conducted by the Company was established through a transparent screening process, including testing the ability and competence of prospective employees, and is based on the fulfillment of the needs of human resources in a variety of functions and tasks. In 2016, NTT Bank does not undertake recruitment.
204 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Pengembangan Kompetensi Pegawai Dalam melakukan pengelolaan sumber daya manusia, Perusahaan terus mengembangkan sistem yang dapat mencakup seluruh kegiatan terkait perekrutan, pendataan, dan pengembangan sumber daya manusia secara komprehensif. Perusahaan juga mengembangkan manajemen penilaian kinerja yang adil melalui penerapan balanced scorecard dan Key Performance Indicator (KPI) di level individu maupun unit kerja. Hasil dari penilaian kinerja menjadi tolok ukur peningkatan karir sesuai kompetensi karyawan dan penentuan imbal jasa.
Perkembangan bisnis yang pesat dengan berbagai tantangan yang dihadapi menuntut manajemen untuk terus meningkatkan kinerjanya. Oleh karena itu, Perusahaan terus berupaya untuk melakukan pengembangan SDM agar seluruh pegawai dapat mencapai target kinerja yang telah ditetapkan melalui program pendidikan dan pelatihan kompetensi para pegawai. Kegiatan pengembangan kompetensi yang telah dilakukan Perusahaan terdiri dari pendidikan karir, pendidikan profesi, keterampilan, serta berbagai kursus, pelatihan, penataran, seminar, lokakarya, serta pelatihan manajemen dan teknis yang disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan. Pada tahun 2016, total dana yang keluarkan Perusahaan untuk kegiatan pengembangan kompetensi mencapai lebih dari Rp.25.893 juta dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar Rp.19.227 juta atau naik sebesar 34,67% dari tahun sebelumnya.
Keselamatan dan Kesehatan KerjaPerusahaan menyadari pentingnya aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi setiap pegawai agar dapat bekerja secara aman dan sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat di sekitar aktivitas lingkungan operasional, sehingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Pada periode pelaporan, praktik pelaksanaan K3 ditangani oleh Divisi SDM yang meliputi program sosialisasi K3, pelayanan K3, pencegahan penyakit akibat kerja, serta syarat kesehatan kerja. Salah satu indikator keberhasilan
Employee Competency DevelopmentIn conducting the management of human resources, the Company continues to develop systems that can include all the activities related to recruitment, data collection, and development of human resources in a comprehensive manner. The company also developed a fair performance appraisal management through the application of balanced scorecard and Key Performance Indicator (KPI) at the level of individuals and work units. The results of the performance assessment benchmark appropriate career enhancement employee competence and determination of compensation.
Rapid business development with the challenges facing the demands of management to continue to improve its performance. Therefore, the Company continues to strive to make human resource development so that all employees can achieve predetermined performance targets through education and training programs competence of the employees. Competency development activities that have been done of the Company consists of career education, professional education, skills, as well as a variety of courses, training, upgrading courses, seminars, workshops, as well as management and technical training tailored to the needs of the Company. In 2016, the total funds that the Company issued for competence development activities reached more than Rp.25.893 million compared to 2015 amounting to Rp.19.227 million or an increase of 34.67% from the previous year.
Occupational Health and SafetyThe company realizes the importance of Occupational Health and Safety (K3) for each employee in order to work safely and healthy, without endangering themselves and the people around the activities of the operational environment, in order to obtain optimum productivity. In the reporting period, the practical implementation of K3 is handled by the Human Resources Division which includes outreach programs K3, K3 services, prevention of occupational diseases, as well as occupational health requirements. One
205Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
inisiatif Perusahaan pada aspek K3 di tahun 2016 adalah jumlah kecelakan kerja Perusahaan tercatat zero
accident.
Sampai dengan akhir tahun 2016, tidak terjadi insiden yang membahayakan kesehatan dan keselamatan pegawai. Bank NTT terus berupaya untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan pegawai dengan kerjasama dengan BPJS Kesehatan (semua pegawai didaftarkan sebagai peserta BPJS dan berhak mendapat perawatan kesehatan). Berbagai program kesehatan pegawai termasuk olah raga dilaksanakan di seluruh cabang dan berbagai kampanye serta penyuluhan terkait penyakit kronis dan tips hidup sehat (dilakukan oleh Perwabant Bank NTT), donor darah (baik yang dilakukan oleh pihak ketiga, PMI dan Bank NTT), optimalisasi waktu istirahat dan antisipasi kelelahan (fatigue) dan stres. Selain itu, untuk menjamin keselamatan setiap pegawai, Bank NTT mengadakan simulasi waspada kebakaran dan evakuasi di setiap cabang terutama cabang yang menempati high-rise building dan jaminan perlindungan kecelakaan diri (BPJS Ketenaga Kerjaan).
Inisiatif Kesehatan dan Keselamatan KerjaPerusahaan memiliki inisiatif terhadap penerapan prinsip-prinsip K3 yang ditujukan untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja pegawai maupun orang lain yang beraktivitas di lingkungan operasional. Inisiatif aspek keselamatan kerja tersidiri atas aspek aspek sebagai berikut : 1. Bangunan kantor dilengkapi dengan kamera CCTV
dan dijaga oleh petugas keamanan untuk menjaga keamanan dari tindak kejahatan.
2. Penataan lay out sarana dan prasarana kerja bagi pegawai sehingga dapat menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
3. Seluruh pegawai telah diikutsertakan dalam asuransi asuransi kecelakaan kerja.
4. Asuransi kepada pegawai yang meninggal karena kecelakaan kerja maupun kematian biaya.
5. Perusahaan membentuk sistem keamanan kantor yang telah dilengkapi dengan tabung pemadam kebakaran dan prosedur evakuasi terhadap bencana.
indicator of the success of initiatives at the company in 2016 K3 aspect is the number of work accidents recorded zero accident Company .
Until the end of 2016, no incidents endanger the health and safety of employees. NTT Bank continually strives to maintain and improve the health of employees in cooperation with BPJS (all employees registered as participants BPJS and are entitled to health care). Various health programs employees including exercise carried out in all branches and various campaigns and counseling related to chronic disease and healthy living tips (performed by Perwabant Bank NTT), blood donors (whether performed by a third party, PMI and Bank NTT), the optimization breaks and the anticipated fatigue (fatigue) and stress. In addition, to ensure the safety of every employee, Bank NTT held simulated fire alert and evacuation in each branch, especially branches that occupy the high-rise building and guarantees the protection of personal accident (BPJS Employment).
Occupational Health and Safety InitiativesThe Company has an initiative on the application of the principles of K3 aimed at ensuring the safety and health of employees and others who are active in the operational environment.Safety initiatives tersidiri aspects of the aspects of the following aspects:1. The office building is equipped with CCTV cameras
and patrolled by security personnel to guard the security of the crime.
2. Structuring lay out the infrastructure work for the employees so as to avoid accidents.
3. All employees have been included in the insurance workplace accident insurance.
4. Insurance to employees who died from workplace accidents and deaths cost.
5. The company formed an office security system that has been equipped with fire extinguishers and evacuation procedures to disasters.
206 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
6. Bekerjasama dengan pihak kepolisian dalam hal keamanan selama Perusahaan menjalankan aktivitas usaha.
7. Meminta pengawalan pihak kepolisian pada saat Perusahaan melakukan aktivitas droping kas tunai (anfulling).
8. Larangan membawa senjata tajam dan sejenisnya di lingkungan Perusahaan yang dapat mengancam keselamatan pegawai dan nasabah.
9. Tidak mentolerir penggunaan obat-obatan terlarang dan bahan-bahan kimia yang dapat menggangu kesehatan dan keselamatan kerja.
Inisiatif aspek kesehatan pegawai beserta keluarga1. Terdapat fasilitas kesehatan berupa :
a. Perusahaan dan berkerja sama dengan BPJS Kesehatan sehingga pelayanan kesehatan dapat dilakukan di rumah sakit, puskesmas, dokter, dan apotik yang ditunjuk di seluruh Nusa Tenggara Timur.
b. Fasilitas kesehatan untuk pegawai berikut istri dan anak yang belum berusia 21 tahun (apabila anak yang ditanggung setelah usia 21 tahun dan masih dalam pendidikan tinggi/kuliah maka wajib menyampaikan surat keterangan dari PT tersebut) atau belum pernah bekerja atau belum menikah meliputi pengobatan/ perawatan gigi, rawat inap, bantuan pembelian kacamata, penggantian biaya bersalin, konsultasi psikologis dan pengobatan lain sesuai ketentuan.
2. Seluruh pegawai telah diikutsertakan dalam asuransi kesehatan dan kecelakaan kerja.
3. Memfasilitasi pegawai Perusahaan untuk menyalurkan bakat dan menjaga kebugaran fisik melalui penyediaan sarana olah raga seperti : a. Futsal, Bank memiliki klub futsal sendiri dengan
nama Bante FC dan perusahaan berpartisipasi pada pertandingan futsal antar instansi di Kota Kupang dan sekitarnya tahun 2016 di Piala Sahabat Cup Tahun 2016 dan menjadi Juara II.
6. Work with the police in terms of security for running the company's business activities.
7. Request a police escort when the Company did droping activity than cash (anfulling).
8. Prohibition of carrying weapons and the like in the Company that may threaten the safety of employees and customers.
9. Do not tolerate the use of drugs and chemicals that can harm the health and safety at work.
Initiatives aspects of employee health and family1. There is a health facility in the form of:
a. The Company and cooperate with BPJS so that health services can be done in a hospital, clinic, doctor and pharmacy designated throughout the East.
b. Health facilities for the employees following a wife and children who are aged 21 years (if the child borne after the age of 21 years and are still in higher education / college then obliged to submit a certificate from the PT that) or have never worked or unmarried include treatments / dental care, hospitalization, help purchase glasses, replacement maternity fees, psychological counseling and other treatment accordingly.
2. All employees have been included in health insurance and accidents.
3. Facilitate the Company's employees to channel their talents and maintain physical fitness through the provision of sport facilities such as:a. Futsal, the Bank has its own futsal club with FC
Bante names and companies participated in the futsal match between institutions in Kupang and the surrounding Companion Cup 2016 Cup 2016 and became a runner.
207Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
b. Bola Volley, Bank memiliki klub bola voley sendiri dengan nama Bank NTT Voley Club yang berkedudukan di Kota Kupang. Pada Tahun 2016, perusahaan turut perpartisipasi Piala Bupati Sumba Barat Cup Tahun 2016 dan menjadi Juara 1 Voley Putrid an Juara 2 Voley Putra, dan mengikuti beberapa pertandingan antar klub dan lintas agama.
Uraian Mengenai Corporate Sosial Responsibility yang Terkait dengan Pengembangan Sosial dan KemasyarakatanKebijakan Pengembangan Sosial dan KemasyarakatanFaktor kunci untuk keberhasilan dan keberlanjutan perusahaan dimasa yang akan datang adalah membangun rasa kepercayaan dari masyarakat dan para pemangku kepentingan. Ini dilakukan dengan program pengembangan masyarakat sebagai investasi dimasa yang akan datang guna berkelanjutan perusahaan dimasa yang akan datang. Pengembangan masyarakat adalah proses penguatan masyarakat secara aktif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan sosial, partisipasi dan kerjasama yang setara. Pengembangan masyarakat mengekpresikan nilai-nilai keadilan, kesetaraan, akuntabilitas, kesempatan, pilihan, partisipasi, kerjasama dan proses belajar berkelanjutan.
Program Bina Lingkungan Program bina lingkungan dapat diartikan sebagai tanggung jawab moral terhadap komunitas atau masyarakat disekitar wilayah kerja dan opersionalnya, melalui program pengembangan masyarakat dengan mengacu pada konsep pembangunan yang berkelanjutan dengan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup.
b. Volleyball, the Bank has its own voley ball club with the name of Bank NTT Voley Club, located in the city of Kupang. In 2016, the company participated perpartisipasi West Sumba Regent Cup Cup 2016 and became 1st an 2nd Putrid Voley Voley Son, and following a few matches between clubs and interfaith.
Description of Corporate Social Responsibility Associated With Social Development and CommunitySocial Development and Social Policy
A key factor for the success and sustainability of the company in the future is to build a sense of trust from the public and stakeholders. This is done by community development programs as an investment in the future for the company’s sustainable future.Community development is a process of strengthening the active and sustainable communities based on the principles of social justice, participation and equal partnership. Community development express the values of justice, equality, accountability, opportunity, choice, participation, collaboration and continuous learning process.
Community Development ProgramEnvironmental development program can be interpreted as a moral responsibility to the community around the work area and critical operations through community development programs by referring to the concept of sustainable development by taking into account the social and environmental dimensions.
208 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Program Bina Lingkungan Bank NTT adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat. Bank NTT sangat terbuka terhadap berbagai masukan antara lain dari berita di media massa, informasi-informasi dari LSM, Yayasan dan Komunitas.
Bidang Pendidikan Bank NTT menyadari bahwa pendidikan sangat penting dan dibutuhkan setiap orang. Untuk itu, Bank NTT melakukan penyaluran bantuan pada bidang pendidikan. Hal ini menunjukan bahwa Bank NTT peduli terhadap dunia pendidikan. Program yang dilakukan oleh Bank NTT adalah pemberian beasiswa, melakukan renovasi serta pembangunan sarana dan prasarana pendidikan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian Bank NTT terhadap pendidikan di tanah air.
Bidang SosialKita harus mengakui bahwa manusia merupakan makluk sosial karena manusia tidak biasa hidup tanpa berhubungan dengan manusia yang lain bahkan untuk urusan sekecil apapun kita tetap membutuhkan orang lain untuk membantu kita.
Dalam Bidang Sosial, Bank NTT memberikan bantuan sosial kepada masyarakat dalam rangka implementasikan tanggung jawab sosial.
Bidang KesehatanMelalui program CSR, Bank NTT turut memberikan perhatian untuk meningkatkan kesehatan di lingkungan sekitarnya. Dalam kepedulian tersebut Bank NTT melakukan aksi donor darah guna memupuk kepedulian antar sesama serta menuju insan yang sehat.
Sepanjang tahun 2016, Bank NTT telah melaksanakan Program CSR dengan total biaya sebesar Rp. 7.239.459.400 (Tujuh miliar dua ratus tiga puluh sembilan juta empat ratus lima puluh sembilan ribu empat ratus rupiah), program CSR terdiri dari Program CSR Plan dan Program CSR Unplan yang disalurkan pada beberapa bidang sebagai berikut :
NTT Bank Community Development Program is a program empowering social conditions. NTT Bank is open to a variety of inputs, among others of the news in the media, information from NGOs, and Community Foundation.
Field of EducationBank NTT realize that education is very important and it takes everyone. To that end, Bank NTT channeling aid to education. This shows that the Bank NTT care to education. Program conducted by the Bank NTT is providing scholarships, the renovation and construction of educational facilities. This is done as a form of awareness of Bank NTT to education in the country.
Social AffairsWe must recognize that humans are social beings, because human beings are not ordinary human life without dealing with the others even for any small business we still need others to help us.
In the Social Sector, Bank NTT provides social assistance to the community in order to implement social responsibility.
HealthThrough CSR program, Bank NTT focusing attention on improving health in the surrounding neighborhood. In this concern the Bank NTT conduct blood donation to foster awareness among fellow and lead a healthy human being.
Throughout 2016, the Bank NTT has implemented CSR programs with a total cost of Rp. 7,239,459,400 (seven billion two hundred and thirty-nine million four hundred fifty nine thousand four hundred rupiah), CSR program consists of CSR Program Plan and CSR Program Unplan distributed in the following areas:
209Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
LAPORAN CSR BANK NTT TAHUN 2016Laporan Csr Bank Ntt Tahun 2016
No NAMA PROGRAMNama Program
TANGGALTanggal
REALISASIRealisasi
I BIDANG PENDIDIKAN BIDANG PENDIDIKAN
RINCIAN RINCIAN
1 Bantuan CRS Penelitian Kajian Religius Tahap II - Rm. Gregorius - Sumba -SBD
Bantuan CRS Penelitian Kajian Religius Tahap II - Rm. Gregorius - Sumba -SBD
02 Februari 2016 Rp20,000,000
2 Beasiswa Pendidikan Peresmian USPD Palla Waitabula - SBD
Beasiswa Pendidikan Peresmian USPD Palla Waitabula - SBD
19 Februari 2016 Rp9,750,000
3 Bantuan Dana Beasiswa Mahasiswa Universitas Widya Mandala
Bantuan Dana Beasiswa Mahasiswa Universitas Widya Mandala
11 April 2016 Rp42,500,000
4 Bantuan CSR Penelitian Tim Gugus Perbatasan - Universitas Nusa Cendana - Provinsi NTT
Bantuan CSR Penelitian Tim Gugus Perbatasan - Universitas Nusa Cendana - Provinsi NTT
14 April 2016 Rp35,000,000
5 Bantuan CSR Tahap III Penelitihan Suma Barat - SBD
Bantuan CSR Tahap III Penelitihan Suma Barat - SBD
26 April 2016 Rp105,000,000
6 Bantuan CSR 1000 Dos Keramik untuk SMA Seminari ST.Rafael Oepoi Kupang-Kota Kupang
Bantuan CSR 1000 Dos Keramik untuk SMA Seminari ST.Rafael Oepoi Kupang-Kota Kupang
13 Juli 2016 Rp58,500,000
7 Bantuan CSR Beasiswa Prestasi KCU Kupang
Bantuan CSR Beasiswa Prestasi KCU Kupang
8 September 2016 Rp1,500,000
8 Bantuan Beasiswa untuk Mahasiswa Univeritas Satya Wacana
Bantuan Beasiswa untuk Mahasiswa Univeritas Satya Wacana
8 September 2016 Rp15,000,000
9 Bantuan Beasiswa untuk Mahasiswa Univeritas Tribhuana Malang
Bantuan Beasiswa untuk Mahasiswa Univeritas Tribhuana Malang
26 September 2016 Rp30,000,000
10 Bantuan Beasiswa untuk Mahasiswa Univeritas Kristen Arta Wacana Kupang
Bantuan Beasiswa untuk Mahasiswa Univeritas Kristen Arta Wacana Kupang
19 Oktober 2016 Rp42,500,000
11 CSR Penelitian Gugus Tugas Kawasan Perbatasan -Undana-Bapak Frans Gana - Provinsi NTT tahap III
CSR Penelitian Gugus Tugas Kawasan Perbatasan -Undana-Bapak Frans Gana - Provinsi NTT tahap III
12 Oktober 2016 Rp18,800,000
12 Bantuan CSR Beasiswa Prestasi KCU Kupang
Bantuan CSR Beasiswa Prestasi KCU Kupang
31 Oktober 2016 Rp4,500,000
13 Bantuan CSR Beasiswa Pendidikan Rainaldo Neloe_STPI Curug-Provinsi NTT
Bantuan CSR Beasiswa Pendidikan Rainaldo Neloe_STPI Curug-Provinsi NTT
14 Desember 2016 Rp21,167,500
14 Bantuan Beasiswa untuk Mahasiswa Univeritas Nusa Cendana Kupang
Bantuan Beasiswa untuk Mahasiswa Univeritas Nusa Cendana Kupang
20 Desember 2016 Rp37,500,000
15 BantuanSeragam sekolah Kepada Siswa SD,SMP Dan SMA Kabupaten Flores Timur Dan Kabupaten Lembata-Kegiatan Peresmian Kantor Kas Titipan Bank Indonesia.
BantuanSeragam sekolah Kepada Siswa SD,SMP Dan SMA Kabupaten Flores Timur Dan Kabupaten Lembata-Kegiatan Peresmian Kantor Kas Titipan Bank Indonesia.
27 Desember 2016 Rp61,875,000
Total Bidang Pendidikan Rp503,592,500
II BIDANG OLAHRAGA BIDANG OLAHRAGA
1 RINCIAN RINCIAN
Bantuan CSR Atlet UNI Papua Sepakbola Dunia - Kab. TTS
Bantuan CSR Atlet UNI Papua Sepakbola Dunia - Kab. TTS
30 Maret 2016 Rp50,000,000
210 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
LAPORAN CSR BANK NTT TAHUN 2016Laporan Csr Bank Ntt Tahun 2016
No NAMA PROGRAMNama Program
TANGGALTanggal
REALISASIRealisasi
2 Bantuan CSR Atlet TAE KWONDO PON XIXI Jawa Barat-Provonsi NTT
Bantuan CSR Atlet TAE KWONDO PON XIXI Jawa Barat-Provonsi NTT
14 Juli 2016 Rp100,000,000
3 Bantuan CSR Lari 10 Kilo SMA Negeri 1 Kupang-Kota Kupang
Bantuan CSR Lari 10 Kilo SMA Negeri 1 Kupang-Kota Kupang
23 Agustus 2016 Rp45,000,000
4 CSR Dukungan Atlet NTT Pada PON XIX Jawa Barat
CSR Dukungan Atlet NTT Pada PON XIX Jawa Barat
22 September 2016 Rp100,000,000
5 Bantuan CSR Survei Lokasi Tour De Flores Larantuka Labuan Bajo
Bantuan CSR Survei Lokasi Tour De Flores Larantuka Labuan Bajo
26 September 2016 Rp72,000,000
6 Bantuan CSR PENGCAB TAE KWONDO - Kota Kupang.
Bantuan CSR PENGCAB TAE KWONDO - Kota Kupang.
30 November 2016 Rp30,000,000
Total Bidang Olahraga Rp397,000,000
III BIDANG BUDAYA BIDANG BUDAYA
RINCIAN RINCIAN
1 Bantuan CSR Pacuan Kuda - kabupaten Sumba Barat
Bantuan CSR Pacuan Kuda - kabupaten Sumba Barat
21 Oktober 2016 Rp100,000,000
IV BIDANG KESEHATAN BIDANG KESEHATAN
RINCIAN RINCIAN
1 CRS Termin II Yayasan Tangan Pengharapan
CRS Termin II Yayasan Tangan Pengharapan
20 Mei 2016 Rp37,500,000
2 CSR Operasi Penderita gangguan usus Kota Kupang
CSR Operasi Penderita gangguan usus Kota Kupang
16 Juni 2016 Rp10,000,000
3 Bantuan CSR Operasi Bibir Sumbing dan Luka Bakar-RS St. Carolus Borromeus Belo-Kota Kupang
Bantuan CSR Operasi Bibir Sumbing dan Luka Bakar-RS St. Carolus Borromeus Belo-Kota Kupang
14 Juli 2016 Rp54,000,000
4 Bantuan CSR Jambanisasi-Operasi Teritirial TNI-Korem 161 Wirasakti
Bantuan CSR Jambanisasi-Operasi Teritirial TNI-Korem 161 Wirasakti
12 Agustus 2016 Rp150,150,000
5 Bantuan CSR 10 WC PKK (Jamban) - Kab. Sikka
Bantuan CSR 10 WC PKK (Jamban) - Kab. Sikka
16 Agustus 2016 Rp35,000,500
6 Bantuan CSR KKR Oekumene Baksos Kab. Sikka
Bantuan CSR KKR Oekumene Baksos Kab. Sikka
16 Agustus 2016 Rp11,474,000
7 CSR Bhakti Kesehatan- Pengobatan Gratis Biddokkes Polda NTT
CSR Bhakti Kesehatan- Pengobatan Gratis Biddokkes Polda NTT
8 September 2016 Rp28,001,500
8 Bantuan CSR 1 Unit Mobil Tangki Air - RSUD W.Z. Yohanes
Bantuan CSR 1 Unit Mobil Tangki Air - RSUD W.Z. Yohanes
14 Oktober 2016 Rp348,200,000
9 Bantuan CSR RS St. Carolus Borromeus - Kota Kupang Program Sosialisasi Pencegahan Infeksi
Bantuan CSR RS St. Carolus Borromeus - Kota Kupang Program Sosialisasi Pencegahan Infeksi
28 Oktober 2016 Rp25,000,000
10 Bantuan CSR 1 Unit Mobil Tangki Air - Pemerintah Kabupaten Manggarai.
Bantuan CSR 1 Unit Mobil Tangki Air - Pemerintah Kabupaten Manggarai.
21 Desember 2016 Rp348,200,000
Total Bidang Kesehatan Rp1,047,526,000
211Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
LAPORAN CSR BANK NTT TAHUN 2016Laporan Csr Bank Ntt Tahun 2016
No NAMA PROGRAMNama Program
TANGGALTanggal
REALISASIRealisasi
V BIDANG EKONOMI BIDANG EKONOMI
RINCIAN RINCIAN
1 Bantuan CSR 2 unit Tractor - Kab. Rote Ndao
Bantuan CSR 2 unit Tractor - Kab. Rote Ndao
31 Maret 2016 Rp50,000,000
2 Bantuna CSR Pembangunan Biara Susteran Taman Ziarah Yesus Maria - Oebelo Kab. Kupang
Bantuna CSR Pembangunan Biara Susteran Taman Ziarah Yesus Maria - Oebelo Kab. Kupang
20 Juli 2016 Rp100,000,000
3 Bantuan CSR Studi Banding 20 Anggota UPL Mikro Bank NTT - Provinsi NTT
Bantuan CSR Studi Banding 20 Anggota UPL Mikro Bank NTT - Provinsi NTT
05 Oktober 2016 Rp84,000,000
4 Bantuan CSR Mesin Perontok Padi Kelompok Tanu Mikro Binaan Bank NTT Capem Naikliu_Kab. Kupang (HUT CapeM Naikliu)
Bantuan CSR Mesin Perontok Padi Kelompok Tanu Mikro Binaan Bank NTT Capem Naikliu_Kab. Kupang (HUT CapeM Naikliu)
31 Oktober 2016 Rp6,500,000
5 Bantuan CSR Pompa Air - Kab. Malaka
Bantuan CSR Pompa Air - Kab. Malaka
30 November 2016 Rp73,645,000
6 Bantuan CSR Pemberdayaan Ekonomi Jemaat Kelompok Binaan Bengkel Betania
Bantuan CSR Pemberdayaan Ekonomi Jemaat Kelompok Binaan Bengkel Betania
30 November 2016 Rp15,000,000
7 Bantuan CSR Pemberdayaan Ekonomi Jemaat Kelompok Binaan Bengkel 3 Putra
Bantuan CSR Pemberdayaan Ekonomi Jemaat Kelompok Binaan Bengkel 3 Putra
30 November 2016 Rp15,000,000
8 Bantuan CSR Pemberdayaan Ekonomi Jemaat Kelompok Binaan Meubel Sinar Kasih
Bantuan CSR Pemberdayaan Ekonomi Jemaat Kelompok Binaan Meubel Sinar Kasih
31 November 2016 Rp15,000,000
9 Bantuan CSR Pemberdayaan Ekonomi Jemaat Kelompok Binaan Kios Usaha Baru
Bantuan CSR Pemberdayaan Ekonomi Jemaat Kelompok Binaan Kios Usaha Baru
31 November 2016 Rp15,000,000
10 Bantuan CSR Pemberdayaan Ekonomi Jemaat Kelompok Binaan Kios Dua Saudara
Bantuan CSR Pemberdayaan Ekonomi Jemaat Kelompok Binaan Kios Dua Saudara
31 November 2016 Rp15,000,000
11 Bantuan CSR Pemberdayaan Ekonomi Jemaat Kelompok Binaan Kios Amnamat
Bantuan CSR Pemberdayaan Ekonomi Jemaat Kelompok Binaan Kios Amnamat
31 November 2016 Rp15,000,000
12 Bantuan CSR Pemberdayaan Ekonomi Jemaat Kelompok Binaan Kios Intan
Bantuan CSR Pemberdayaan Ekonomi Jemaat Kelompok Binaan Kios Intan
31 November 2016 Rp15,000,000
13 Bantuan CSR Pemberdayaan Ekonomi Jemaat Kelompok Binaan Kios Meopai
Bantuan CSR Pemberdayaan Ekonomi Jemaat Kelompok Binaan Kios Meopai
14 Desembe 2016 Rp15,000,000
14 Bantuan CSR Trakctor Pertanian - Kab. Sumba Timur
Bantuan CSR Trakctor Pertanian - Kab. Sumba Timur
16 Desember 2016 Rp319,421,500
15 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Mangarai
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Mangarai
21 Desember 2016 Rp29,920,225
16 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Sikka
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Sikka
22 Desember 2016 Rp29,920,225
17 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten TTS
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten TTS
23 Desember 2016 Rp29,920,225
212 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
LAPORAN CSR BANK NTT TAHUN 2016Laporan Csr Bank Ntt Tahun 2016
No NAMA PROGRAMNama Program
TANGGALTanggal
REALISASIRealisasi
18 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Manggarai Timur
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Manggarai Timur
24 Desember 2016 Rp29,920,225
19 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Nagekeo
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Nagekeo
25 Desember 2016 Rp29,920,225
20 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Sumba Barat Daya
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Sumba Barat Daya
26 Desember 2016 Rp29,920,225
21 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Belu
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Belu
27 Desember 2016 Rp29,920,225
22 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Alor
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Alor
28 Desember 2016 Rp29,920,225
23 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Manggarai Barat
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Manggarai Barat
29 Desember 2016 Rp29,920,225
24 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Lembata
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Lembata
30 Desember 2016 Rp29,920,225
25 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Malaka
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Malaka
31 Desember 2016 Rp29,920,225
26 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Sumba Tengah
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Sumba Tengah
31 Desember 2016 Rp29,920,225
Total Bidang Ekonomi Rp1,112,609,200
VI BIDANG SOSIAL BIDANG SOSIAL
RINCIAN : RINCIAN :
1 Bantuan CSR Pembangunan Gereja St. Gabriel Waitabula _SBD
Bantuan CSR Pembangunan Gereja St. Gabriel Waitabula _SBD
19 Februari 2016 Rp25,000,000
2 Bantuan CSR Pembangunan GKS POS PI Werame Waitabula - SBD
Bantuan CSR Pembangunan GKS POS PI Werame Waitabula - SBD
29 Februari 2016 Rp25,000,000
3 Bantuan CSR Panitia Pembangunan Kapela St. Petrus di Manulai II - Kota Kupang
Bantuan CSR Panitia Pembangunan Kapela St. Petrus di Manulai II - Kota Kupang
18 Maret 2016 Rp10,000,000
4 Bantuan CSR Pembangunan GKS Jemaat Puu Kapaka - Kab. Sumba Barat Daya
Bantuan CSR Pembangunan GKS Jemaat Puu Kapaka - Kab. Sumba Barat Daya
31 Maret 2016 Rp10,000,000
5 Bantuan CSR Pembangunan GKS Tawasangu - Kab. Sumba Barat
Bantuan CSR Pembangunan GKS Tawasangu - Kab. Sumba Barat
29 April 2016 Rp50,000,000
6 Bantuan Korban Banjir Dan Tanah Longsor Melalui BPBD Kab. Ende
Bantuan Korban Banjir Dan Tanah Longsor Melalui BPBD Kab. Ende
29 April 2016 Rp29,200,000
7 Bantuan Dana Santunana Kepada Anak-Anak Panti Asuhan Nurusaadah - Kota Kupang
Bantuan Dana Santunana Kepada Anak-Anak Panti Asuhan Nurusaadah - Kota Kupang
10 Mei 2016 Rp76,375,000
8 Bantuan CSR Pembangunan Gedung GMIT Moria - Kab. Kupang
Bantuan CSR Pembangunan Gedung GMIT Moria - Kab. Kupang
20 Mei 2016 Rp57,500,000
9 Bantuan CSR untuk Pembangunan Gedung Mushola Yayasan Al-Faidah - Kota Kupang
Bantuan CSR untuk Pembangunan Gedung Mushola Yayasan Al-Faidah - Kota Kupang
13 Juni 2016 Rp25,000,000
10 Bantuan CSR untuk Pembangunan Masjid Al Ikhlas - Alak Kota Kupang
Bantuan CSR untuk Pembangunan Masjid Al Ikhlas - Alak Kota Kupang
13 Juni 2016 Rp20,000,000
213Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
LAPORAN CSR BANK NTT TAHUN 2016Laporan Csr Bank Ntt Tahun 2016
No NAMA PROGRAMNama Program
TANGGALTanggal
REALISASIRealisasi
11 Bantuan CSR Bahan Bangunan Paroki Belu - Kab. Belu
Bantuan CSR Bahan Bangunan Paroki Belu - Kab. Belu
30 Juni 2016 Rp10,000,000
12 Bantuan CSR Panti Asuhan Bhakti Luhur - Kab. Nagekeo
Bantuan CSR Panti Asuhan Bhakti Luhur - Kab. Nagekeo
30 Juni 2016 Rp34,250,000
13 Bantuan CSR Buka Puasa Bersama Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia - Provinsi NTT
Bantuan CSR Buka Puasa Bersama Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia - Provinsi NTT
11 Juli 2016 Rp25,000,000
14 Bantuan CSR Kepada Badan Kontak Mejelis Taklim (BKMT) Provinsi NTT
Bantuan CSR Kepada Badan Kontak Mejelis Taklim (BKMT) Provinsi NTT
13 Juli 2016 Rp33,900,000
15 Bantuan CSR Gereja Bethel Oesapa Tengah - Kota Kupang
Bantuan CSR Gereja Bethel Oesapa Tengah - Kota Kupang
15 Juli 2016 Rp25,000,000
16 Bantuan CSR Rumah Ibadah dan Panti Asuhan Kantor Cabang Ende
Bantuan CSR Rumah Ibadah dan Panti Asuhan Kantor Cabang Ende
29 Juli 2016 Rp60,000,000
17 Bantuan CSR Pembangunan Rumah Pastori PDT. Thomas W. Ateto - Kota Kupang
Bantuan CSR Pembangunan Rumah Pastori PDT. Thomas W. Ateto - Kota Kupang
29 Juli 2016 Rp9,784,000
18 Bantuan CSR Sembako HUT - RI Ke 71 Melalu Dinas Sosial Provinsi NTT
Bantuan CSR Sembako HUT - RI Ke 71 Melalu Dinas Sosial Provinsi NTT
10 Agustus 2016 Rp2,150,000
19 Bantuan CSR Lantainisasi - Operasi Teritorial TNI - Korem 161 Wirasakti - Kab. Kupang
Bantuan CSR Lantainisasi - Operasi Teritorial TNI - Korem 161 Wirasakti - Kab. Kupang
12 Agustus 2016 Rp89,500,000
20 Bantuan CSR Rehap Kapela - Operasi Teritorial TNI - Korem 161 Wirasakti - Kab. Kupang
Bantuan CSR Rehap Kapela - Operasi Teritorial TNI - Korem 161 Wirasakti - Kab. Kupang
12 Agustus 2016 Rp147,879,000
21 Bantuan CSR Masjid Mujaihirin - Kab. Ende
Bantuan CSR Masjid Mujaihirin - Kab. Ende
15 Agustus 2016 Rp20,000,000
22 Bantuan CSR Masjid Baiturahman - Kab. Nagekeo
Bantuan CSR Masjid Baiturahman - Kab. Nagekeo
16 Agustus 2016 Rp50,000,000
23 Bantuan CSR Gereja Ephata Molo Utara - Kab. TTS
Bantuan CSR Gereja Ephata Molo Utara - Kab. TTS
23 Agustus 2016 Rp20,000,000
24 Bantuan CSR Gereja Eklesia Neononi - Kab. TTS
Bantuan CSR Gereja Eklesia Neononi - Kab. TTS
23 Agustus 2016 Rp20,000,000
25 Bantuan CSR GPDI Anugerah - Kab. Sabu
Bantuan CSR GPDI Anugerah - Kab. Sabu
24 Agustus 2016 Rp24,540,000
26 Bantuan CSR Gereja St. Mikael Nunang - Manggarai Barat
Bantuan CSR Gereja St. Mikael Nunang - Manggarai Barat
31 Agustus 2016 Rp16,500,000
27 Bantuan CSR Gereja Ebenhaeser - Kab. Kupang
Bantuan CSR Gereja Ebenhaeser - Kab. Kupang
31 Agustus 2016 Rp16,460,000
28 Bantuan CSR Gereja Pokok Anggur - Semau, Kab. Kupang
Bantuan CSR Gereja Pokok Anggur - Semau, Kab. Kupang
31 Agustus 2016 Rp19,990,000
29 Bantuan CSR Gereja Golgota -Tenau - Kota Kupang
Bantuan CSR Gereja Golgota -Tenau - Kota Kupang
01 September 2016 Rp10,000,000
30 Bantuan CSR 1000 Paket Sembako - TMMD - Kab. TTS
Bantuan CSR 1000 Paket Sembako - TMMD - Kab. TTS
08 September 2016 Rp97,000,000
31 Bantuan CSR Kebakaran Pasar SoE - Kab. TTS
Bantuan CSR Kebakaran Pasar SoE - Kab. TTS
23 Septemebr 2016 Rp50,000,000
214 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
LAPORAN CSR BANK NTT TAHUN 2016Laporan Csr Bank Ntt Tahun 2016
No NAMA PROGRAMNama Program
TANGGALTanggal
REALISASIRealisasi
32 Bantuan CSR Rumah Ibadah Pota - Kabupaten Manggarai Timur
Bantuan CSR Rumah Ibadah Pota - Kabupaten Manggarai Timur
26 September 2016 Rp25,300,000
33 BantuanCSR Masjid Al - Nuthadah Kabir - Kab. Alor
BantuanCSR Masjid Al - Nuthadah Kabir - Kab. Alor
30 September 2016 Rp20,000,000
34 Bantuan CSR Pembangunan Gedung Gereja Imanuel Tauhela - Kab. TTS
Bantuan CSR Pembangunan Gedung Gereja Imanuel Tauhela - Kab. TTS
10 Oktober 2016 Rp38,980,000
35 Bantuan CSR Pembangunan Gedung Gereja GMIT Lakhaeroi - Kab. TTS
Bantuan CSR Pembangunan Gedung Gereja GMIT Lakhaeroi - Kab. TTS
10 Oktober 2016 Rp20,000,000
36 Bantuan CSR Pembangunan Gedung Gereja Irene Nasedano - Kab. Rote Ndao
Bantuan CSR Pembangunan Gedung Gereja Irene Nasedano - Kab. Rote Ndao
10 Oktober 2016 Rp11,425,000
37 Bantuan CSR Pembangunan Gedung Gereja Bukit Karang Hoinbala - Kota Kupang
Bantuan CSR Pembangunan Gedung Gereja Bukit Karang Hoinbala - Kota Kupang
12 Oktober 2016 Rp20,000,000
38 Bantuan CSR Pembangunan Gedung Gereja Jemaat Imanuel Ruilak - Kab. Alor
Bantuan CSR Pembangunan Gedung Gereja Jemaat Imanuel Ruilak - Kab. Alor
12 Oktober 2016 Rp20,000,000
39 Bantuan CSR Pembangunan Gedung Gereja Betel Benotes - Kab. TTS
Bantuan CSR Pembangunan Gedung Gereja Betel Benotes - Kab. TTS
19 Oktober 2016 Rp20,000,000
40 Bantuan CSR Masjid Nurul Qomar Taehu’e Kab. TTS
Bantuan CSR Masjid Nurul Qomar Taehu’e Kab. TTS
27 Oktober 2016 Rp10,000,000
41 Bantuan CSR Kantor dan Rumah Jabatan Pastoral Klasis Amanuban Utara - Kab. TTS
Bantuan CSR Kantor dan Rumah Jabatan Pastoral Klasis Amanuban Utara - Kab. TTS
31 Oktober 2016 Rp10,000,000
42 Bantuan CSR Gereja Imanuel Tuanak - Kab. Kupang
Bantuan CSR Gereja Imanuel Tuanak - Kab. Kupang
31 Oktober 2016 Rp10,970,000
43 Bantuan CSR Gereja Imanuel Tanah Merah - Kab. Kupang
Bantuan CSR Gereja Imanuel Tanah Merah - Kab. Kupang
31 Oktober 2016 Rp20,109,000
44 Bantuan CSR GMIT Nehemia Sulamu - Kab. Kupang
Bantuan CSR GMIT Nehemia Sulamu - Kab. Kupang
31 Oktober 2016 Rp19,950,000
45 Bantuan CSR Gereja Imanuel Amfoang Utara - Kab. Kupang
Bantuan CSR Gereja Imanuel Amfoang Utara - Kab. Kupang
31 oktober 2016 Rp5,000,000
46 Bantuan CSR Jemaat Paulus Bieto - Kab. Kupang
Bantuan CSR Jemaat Paulus Bieto - Kab. Kupang
31 Oktober 2016 Rp9,999,000
47 Bantuan CSR Mendukung Pertemuan Raya GMIT Bukapiting - Kab. Alor
Bantuan CSR Mendukung Pertemuan Raya GMIT Bukapiting - Kab. Alor
31 oktober 2016 Rp9,450,000
48 Bantuan CSR Gereja St. Theresia Lengko AJ. Kab. Manggarai Timur
Bantuan CSR Gereja St. Theresia Lengko AJ. Kab. Manggarai Timur
22 November 2016 Rp35,950,000
49 Bantuan CSR GKS Jemaat Patiala Kab. Sumba Barat
Bantuan CSR GKS Jemaat Patiala Kab. Sumba Barat
28 Novemebr 2016 Rp47,100,000
50 Bantuan CSR Masjid Nurul Hijrah Kab. Flores Timur
Bantuan CSR Masjid Nurul Hijrah Kab. Flores Timur
31 November 2016 Rp15,700,000
51 Bantuan CSR Kapela St. Yoseph Amanatun Utara Kab. TTS
Bantuan CSR Kapela St. Yoseph Amanatun Utara Kab. TTS
20 Desember 2016 Rp10,000,000
53 Bantuan CSR Gereja Umamapu - Kab. Sumba Timur
Bantuan CSR Gereja Umamapu - Kab. Sumba Timur
22 Desember 2016 Rp20,000,000
215Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
LAPORAN CSR BANK NTT TAHUN 2016Laporan Csr Bank Ntt Tahun 2016
No NAMA PROGRAMNama Program
TANGGALTanggal
REALISASIRealisasi
54 Bantuan CSR Bedah Rumah bagi Jemaat GMIT Syalom - Kota Kupang
Bantuan CSR Bedah Rumah bagi Jemaat GMIT Syalom - Kota Kupang
27 Desember 2016 Rp10,000,000
55 Bantuan CSR Pembangunan Gereje GMIT Bukit Kasih Kab. Kupang
Bantuan CSR Pembangunan Gereje GMIT Bukit Kasih Kab. Kupang
29 Desember 2016 Rp25,000,000
56 Biaya Jasa Desain Dan Pembuatan RAB Ddari CV.Archilogic.
Biaya Jasa Desain Dan Pembuatan RAB Ddari CV.Archilogic.
30 Desember 2016 Rp2,550,000
Total Bidang Sosial Rp1,547,511,000
VII BIDANG LINGKUNGAN BIDANG LINGKUNGAN
RINCIAN RINCIAN
1 Kerjasama Program CSR Pembangunan PLTMH Elar-Kab. Manggarai Timur dan PLTS di Desa Tamma Pahunga Lodu-Kabupaten Sumba Timur
Kerjasama Program CSR Pembangunan PLTMH Elar-Kab. Manggarai Timur dan PLTS di Desa Tamma Pahunga Lodu-Kabupaten Sumba Timur
30 Juni 2016 Rp404,925,000
2 CSR Pembangunan Tugu Landmark-Kota Maumere-Kabupaten Sikka
CSR Pembangunan Tugu Landmark-Kota Maumere-Kabupaten Sikka
21 Oktober 2016 Rp147,553,000
Kerjasama Program CSR Pembangunan PLTMH Elar-Kab. Manggarai Timur dan PLTS di Desa Tamma Pahunga Lodu-Kabupaten Sumba Timur
Kerjasama Program CSR Pembangunan PLTMH Elar-Kab. Manggarai Timur dan PLTS di Desa Tamma Pahunga Lodu-Kabupaten Sumba Timur
28 Oktober 2016 Rp809,850,000
3 Kerjasama Program CSR Pembangunan PLTMH Elar-Kab. Manggarai Timur dan PLTS di Desa Tamma Pahunga Lodu-Kabupaten Sumba Timur
Kerjasama Program CSR Pembangunan PLTMH Elar-Kab. Manggarai Timur dan PLTS di Desa Tamma Pahunga Lodu-Kabupaten Sumba Timur
28 Oktober 2016 Rp809,850,000
4 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Manggarai
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Manggarai
21 Desember 2016 Rp29,920,225
5 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Sikka
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Sikka
22 Desember 2016 Rp29,920,225
6 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten TTS
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten TTS
23 Desember 2016 Rp29,920,225
7 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Manggarai Timur
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Manggarai Timur
24 Desember 2016 Rp29,920,225
8 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Nagekeo
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Nagekeo
25 Desember 2016 Rp29,920,225
9 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Sumba Barat Daya
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Sumba Barat Daya
26 Desember 2016 Rp29,920,225
10 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Belu
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Belu
27 Desember 2016 Rp29,920,225
11 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Alor
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Alor
28 Desember 2016 Rp29,920,225
12 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Manggarai Barat
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Manggarai Barat
29 Desember 2016 Rp29,920,225
13 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Lembata
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Lembata
30 Desember 2016 Rp29,920,225
216 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
LAPORAN CSR BANK NTT TAHUN 2016Laporan Csr Bank Ntt Tahun 2016
No NAMA PROGRAMNama Program
TANGGALTanggal
REALISASIRealisasi
14 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Malaka
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Malaka
31 Desember 2016 Rp29,920,225
15 Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Sumba Tengah
Bantuan CSR Motor Roda Tiga Kabupaten Sumba Tengah
31 Desember 2016 Rp29,920,225
Total Bidang Lingkungan Rp2,531,220,700
Total Rp7,239,459,400
Terlampir disampaikan Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur per akhir tahun buku 31 Desember 2016.
Demikian Laporan ini disampaikan, agar maklum.
Fransiskus Salem, SH. M.SiKomisaris Utama
Eduardus Bria Seran , SEPlt. Direktur Utama
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR
Attached delivered Results of Self Assessment Good Corporate Governance Implementation Regional Development Bank of East Nusa Tenggara in the year ended December 31, 2016.
The report thus conveyed, so be advised.
217Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Lampiran 1Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment)Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Tahun Buku 2016Nama : PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara TimurPeringkat : 3 (Cukup Baik)
Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCGKategori Peringkat Defininsi
Individual 3 Mencerminkan Manajemen Bank telah melakukan penerapan Good Corporate Governance yang secara umum cukup baik. Hal ini tercermin dari pemenuhan yang cukup atas prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance cukup signifikan dan perlu tindakan penyelesaian segera.
ANALISA1. Bahwa secara umum penerapan tatakelola Bank NTT dinilai baik dalam aspek governancece structure,
dan dinilai cukup baik untuk aspek governance process dan aspek governancece outcome. Bank NTT perlu melakukan beberapa perbaikan - perbaikan seperti Kepatuhanan terhadap peraturan perundang-undangan, kualitas perlindungan konsumen, pelanggaranan ketentuan terkait laporan Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan.
2. Bahwa penilaian aspek Governance Structure bank berada pada peringkat 2 (baik) yaitu :
a. Anggota Dewan Komisaris Bank berjumlah 3 (tiga) orang dengan komposisi 1 orang Komisaris Utama dan 2 orang Komisaris Independen dinilai memenuhi komposisi maksimum sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum Bab III Pasal 23 ayat (1) “Bank wajib memiliki anggota Dewan Komisaris dengan jumlah paling sedikit 3 (tiga) orang dan paling banyak sama dengan jumlah anggota Direksi”.
b. Bank memiliki Jumlah anggota Direksi sebanyak 5 (lima) orang dan dinilai memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola bagi Bank Umum Bab II Pasal 4 ayat (1) “Bank wajib memiliki anggota Direksi dengan jumlah paling sedikit 3 (tiga) orang” akan tetapi berdasarkan RUPS LB tanggal 29 Nopember 2016 yang tertuang dalam Berita acara RUPS LB No. 41 Tahun 2016, menetapkan Bapak Eduardus Bria Seran, SE sebagai Plt. Direktur Utama merangkap Direktur Pemasaran Dana menggantikan Bapak Daniel Tagu Dedo, SE.
c. Sesuai SK Direksi No.69 Tahun 2015 tanggal 15 Juli 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua dan Anggota Komite Dewan Komisaris Bank NTT, yang terdiri dari Komisaris Independen, dan 2 (dua) orang pihak independen. Sampai dengan akhir tahun 2016 jumlah anggota Komite pada Dewan Komisaris Bank NTT telah terpenuhi.
d. Sampai dengan akhir tahun 2016 semua jabatan untuk tingkat pejabat eksekutif telah terisi semuanya (tidak ada kekosongan jabatan).
3. Bahwa penilaian Governance Process berada pada peringkat 3 (cukup baik) yang ditunjukan dengan :
a. Penetapan Calon Komisaris Independen dan Direktur Pemasaran Kredit sesuai Akta Berita Acara Rapat umum Pemegang Saham LB No.77 Tahun 2014 Tanggal 12 Juni 2014 telah melalui Komite Remunerasi dan Nominasi.
b. Penetapan Plt. Direktur Utama merangkap Direktur Pemasaran Dana sesuai Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 41 Tahun 2016 Tanggal 29 November melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur.
218 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
ANALISAc. Pengangkatan Anggota Komite sebagaimana SK Direksi No.69 Tahun 2015 tanggal 15 Juni 2015
tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua dan Anggota Komite Dewan Komisaris Bank NTT telah dilakukan Direksi berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris sesuai Surat Dewan Komisaris PT.Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor 204/DK bankNTT/XII/2013 tanggal 30 Desember 2013 Perihal: Susunan Komite-Komite Dewan komisaris dan Surat Dewan Komisaris PT.Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor:22/DK bankNTT/II/2014 tanggal 3 Februari 2014 Perihal: Penyampaian Perubahan/Perbaikan Pengangkatan Komite-Komite Dewan Komisaris.
d. Menindaklanjuti telaahan Divisi Supporting Kredit tentang Usulan Penghapusbukuan Kredit Tahun Buku 2016 tanggal 19 Desember 2016, Bank menerbitkan SK Direksi No. 150 Tahun 2016 tanggal 30 Desember 2016 Tentang Penghapusbukuan Aktiva Produktif Tahun Buku 2016 sebesar Rp.20,3 Milyar, ditandatangani oleh Direktur Pemasaran Kredit. Sesuai Keputusan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Nomor 155 Tahun 2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang Pedoman Kesekretariatan Bab. III point. b. Disebutkan bahwa ; Keputusan Direksi ditandatangani oleh Direktur Utama dan Direktur yang membidangi. Apabila materi Keputusan Direksi merupakan bidang tugas Direktur Utama maka Keputusan Direksi tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama bersama salah satu Direktur yang bidang tugasnya memiliki keterkaitan yang lebih dengan materi Keputusan Direksi itu.
e. Menindaklanjuti Keputusan RUPS Tahun 2015 Direksi mengangkat kembali sdri. Anna Bere Tarak sebagai Staff Direksi sesuai SK. No. 138 Tahun 2016 tanggal 19 Desember 2016 tentang Pengangkatan Pejabat Fungsional (Staff Direksi) pada Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur. Pengangkatan ini berdasarkan Rapat Direksi tanggal 09 Desember 2016.
Pada tanggal 23 Desember 2016 sesuai SK No. 149 Tahun 2016 Direksi mengangkat sdri. Anna Bere Tarak sebagai Kepala Divisi Dana & Jasa merangkap Wakil Pemimpin Cabang Khusus Bidang
Operasional dan mengangkat Sdri. Martje A. Zikoe-Adoesebagai Pejabat Fungsional (Staff Direksi) dengan Tugas Utama untuk mengkoordinir fungsi, tugas dan tanggungjawab dari Tim Marketing Funding Kantor Pusat da Kantor Cabang. Keputusan ini berdasarkan pertemuan Direksi tanggal 21 Desember 2016.
Perangkapan tugas dan tanggung jawab sebagai Kepala Divisi Dana & Jasa dan Wakil Pemimpin Cabang Khusus Bidang Operasional menyebabkan tugas sebagai Kepala Divisi Dana & Jasa menjadi tidak optimal karena tugas sebagai Wakil Pemimpin Cabang Khusus Bidang Operasional sangat padat. Pada tanggal 13 Februari 2017 telah diterbitkan SK Direksi Nomor 14 Tahun 2017, Sdri. Anna Bere Tarak tidak lagi merangkap sebagai Wakil Pemimpin Cabang Khusus.
f. Bank masih perlu mereview kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang memadai untuk, SOP bidang perkreditan, SOP aktivitas treasury, SOP kewenangan mengambil langkah hukum, mekanisme tertulis pelaporan pencatatan bagian hukum serta SOP Rencana Bisinis Bank Internal.
g. Sistem Informasi Bank cukup memadai untuk mendukung kompleksitas usaha yang ada dan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang cukup kompeten, sekalipun masih terdapat kelemahan terkait Aplikasi Olibs dimana sistem tidak melakukan control validasi memadai apabila terjadi kesalahan input, Bank juga mempunyai Aplikasi Loss Event Database untuk pengukuran Risiko Operasional.
h.Pasca restrukturisasi organisasi, Bank belum melakukan review kewenangan memutus kredit. Bank akan menetapkan limit wewenang pemutus kredit untuk Group Kredit Komersil dan Group Kredit UMKM, Bank akan mempertegas job description dari Wakil Pemimpin Cabang/Cabang Pembantu dan Officer-Officer di Kantor Cabang/Capem di dalam SOP.
i. Aktivitas-aktivitas yang diputus oleh Direksi diatur oleh Surat Keputusan Dewan Komisaris PT. BPD NTT No.13 Tahun 2009 mengenai Penyesuaian Perjalanan Dinas bagi Pengurus Bank NTT, dimana tidak sesuai dengan UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
219Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
ANALISAj. Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko telah menajalankan fungsinya dalam memantau dan
mengevalusi pelaksanaan audit dan pelaksanaan manajemen risiko yang terlihat dari pelaksanaan Rapat komite yang dilaksanakan secara rutin.
Sistem Pengendalian Intern yang menyeluruh selalu dilakukan perbaikan khususnya terkait pengawasan melekat secara berjenjang guna meminimalisir Fraud dan kegagalan operasional yang disebabkan Human error.
k. Dalam pelaksanaan tugas Direksi sepanjang tahun 2016, masih terdapat beberapa kelemahan antara lain : terjadi pelanggaran kewenangan dan prosedur , pelanggaran komitmen, dan frekuensi perjalanan dinas yang cukup tinggi.
l. Sampai dengan akhir tahun 2016, Direksi belum menindaklanjuti temuan audit OJK tahun 2015 dan tahun 2016, antara lain:
• Bank belum menindalklanjuti temuan an. Debitur Inti di KC Surabaya an. PT Mas Murni Indonesia Tbk, sesuai batas komitmen tanggal 31 Desember 2015 terkait Risiko Konsentrasi Penyediaan Dana.
• Bank belum melakukan evaluasi untuk sistem informasi SDM (HRIS/Human Resource Informasi System) sesuai batas komitmen 31 Desember 2015.
• Bank secara umum belum menyampaikan tindaklanjut temuan hasil Pemeriksaan TI yang dilakukan KPS TI pada bulan Oktober 2015.
• Bank belum mereview Surat Edaran Direksi No. 10/DBR/XII/2009 tanggal 11 Desember 2009 tentang Petunjuk Teknis Pelayanan Garansi Bank yang didominasi oleh garansi terhadap proyek-proyek yang dibiayai APBN maupun APBD, sementara pengadaan barang/jasa Pemerintah telah diatur dalam Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015 tentang Perubahan ke 4 Pertauran Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
• Bank belum menindaklanjuti temuan tentang Business Continuity Plan (BCP), dimana sampai pada batas pemeriksaan masih berupa konsep, yang seharusnya dirampungkan paling lambat September 2016.
• Bank belum mereview ketentuan pengadaan barang/jasa mengikuti Keppres terbaru terlihat dari Laporan Pengawasan teknis Pembangunan Gedung KC. Larantuka oleh CV.Desakon, dimana Berita Acara Serah Terima (BAST) ditanda tangani oleh Penyedia dan Kepala Divisi Umum pada Kantor Pusat PT. BPD NTT dalam 1 (satu) BAST walaupun terdapat pengadaan yang lokasinya lebih dari 1 (satu) tempat.
m. Sesuai Keputusan rapat ALCO tanggal 21 September 2016 memutuskan untuk menerbitkan NCD sebagai upaya/strategi untuk mengatasi kondisi pendanaan yang terkonsentrasi pada pendanaan inti dan Dana Pemda akan tetapi sampai dengan akhir Desember 2016 belum ditindaklanjuti.
4. Bahwa penilaian Governance Outcome berada pada peringkat 3 (Cukup Baik) yang ditunjukkan dengan :
a. Pada Tahun 2016 Dewan Komisaris melaksanakan Rapat sebanyak 7 (tujuh) kali yaitu tanggal 23 Maret 2016, 26 April 2016, 10 Juni 2016, 3 Agustus 2016, 3 Agustus 2016, tanggal 13 September 2016 dan tanggal 28 Nopember 2016.
b. Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Saham melalui RUPS Tahun 2015 pada tanggal 27 Mei 2016, dengan beberapa catatan,
c. Sesuai permintaan Dewan Komisaris, Bank telah melaksanakan RUPS LB pada tanggal 29 November 2016. Hasil RUPS memutuskan dan menetapkan Bapak Eduardus Bria Seran, SE sebagai Plt. Direktur Utama menggantikan Bapak Daniel Tagu Dedo,SE yang berencana mencalonkan diri sebagai salah satu Calon Gubernur NTT tahun 2018.
d. Terdapat temuan Audit yang belum ditindaklanjuti sesuai batas waktu komitmen, yaitu:
Temuan Otoritas Jasa tahun 2015 sebanyak 7 temuan dan tahun 2016 sebanyak 19 temuan.
220 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
ANALISA• Temuan SKAI tahun 2015 sebanyak 17 temuan dan tahun 2016 sebanyak 172 temuan.
e. Komite-komite telah melakukan rapat membahas rencana kerja sesuai jadwal / agenda Rapat yang telah ditetapkan, dan hasil rapat telah didokumentasikan dengan baik serta dapat dimanfaatkan secara cukup optimal oleh anggota Dewan Komisaris.
f. Bank telah memiliki kebijakan, sistem serta prosedur mengenai administrasi,dokumentasi dan pengungkapan benturan kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat sesuai SK Direksi No.73 Tanggal 30 Juni 2014 Tentang Benturan Kepentingan.
g. Bank belum dapat menurunkan tingkat pelanggaran yang terjadi ditunjukkan dengan prosentasi denda terhadap Laba Operasional sebesar 0,34% di bawah toleransi maksimal 0,1%, namun masih terdapat temuan yang belum ditindaklanjuti sesuai batas waktu komitmen
h. Hasil audit dan management letter telah menggambarkan permasalahan bank yang signifikan dan disampaikan secara tepat waktu kepada Bank Indonesia oleh KAP .
i. Hasil temuan OJK tahun 2016 terdapat kelemahan dalam penerapan aspek Governance Outcome, diantaranya :
• NPL Bank yang mengalami peningkatan dan utamanya disebabkan oleh 3 (tiga) debitur inti.
• Pemegang Saham mewajibkan Direksi menindaklanjuti hasil RUPS tahun 2015 yang belum ditindaklanjuti sampai RUPS ini, salah satunya persoalan Pemkab Ngada. Akan tetapi Bank tidak dapat menindaklanjuti Keputusan RUPS tersebut karena dari hasil putusan Pengadilan bahwa kerugian tersebut menjadi tanggungjawab pribadi pegawai Bank NTT dan bendahara Pemkab Ngada.
• Menjawab Komitmen Direktur Utama Bapak Daniel Tagu Dedo sebagai Calon Gubernur NTT Tahun 2018 pada RUPS tanggal 27 Mei 2016 maka berdasarkan Hasil RUBS LB tanggal 29 November 2016, memutuskan dan menetapkan Bapak Eduardus Bria Seran, SE sebagai Plt. Direktur Utama Bank NTT menggantikan Bapak Daniel Tagu Dedo,SE.
• Pemegang Saham Pemkab TTU menyatakan telah menarik dananya dari bank karena bank tidak dapat memberikan data berupa sumber dana yang dihimpun berdasarkan pemilik Pemda dan Non Pemda. Akan tetapi pada bulan Januari 2017 dana Pemkab TTU telah dikembalikan ke Bank NTT.
• Pemegang Saham Pemkab Sumba Barat Daya menyampaikan rencana penarikan saham karena akan digunakan membangun wilayahnya yang sangat membutuhkan Dana. Akan tetapi sampai dengan akhir tahun 2016 dana Pemkab tetap di Bank NTT.
• Pemegang saham mempermasalahkan frekuensi perjalanan dinas Direksi yang sangat tinggi dan biayanya cukup besar.
• Hasil assesment GCG Bank tahun 2015, menyatakan bahwa Bank belum memiliki pedoman tertulis mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit yang diatur dalam BPP BMPK, meskipun ketentuan berupa SK Direksi terkait penyediaan dana kepada pihak terkait sudah ada.
• Dewan Komisaris diberi kewenangan oleh Pemegang Saham untuk mengevaluasi, mengambil langkah-langkah penting dan melaporkan kepada Pemegang Saham terhadap kinerja Direksi saat ini.
• Bank belum memiliki Pedoman Penyusunan dan Implementasi RBB Internal, Bank masih menyesuaikan Corporate Plan, yang dimiliki saat ini dengan arah Program Transformasi BPD. Bank belum sepenuhnya menindaklanjuti hasil pemeriksaan tahun 2015 .
• Bank belum membentuk Program Management Office (PMO) yang bertujuan untuk memantau, mengevaluasi dan melaporkan implementasi program transformasi serta membentuk Kelompok Kerja (Workstreams) Transformasi BPD.
221Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
ANALISAj. Bank tidak melakukan aktivitas bisnis yang melampaui kemampuan permodalan untuk menyerap risiko
kerugian yang ditunjukkan CAR sebesar 23,84 % berada diatas ketentuan sesuai profil risiko sebesar minimum 10 % .
k. Laporan GCG disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan mencakup aspek prinsip-prinsip pelaksanaan GCG dan telah mencerminkan kondisi Bank yang sebenarnya.
l. Dukungan Modal dari Pemegang Saham sangat baik yang ditunjukkan dengan Modal Disetor yang terus meningkat setiap Tahun Buku yaitu : Posisi Desember 2013 Rp.628.730 juta , Desember 2014 menjadi Rp.727.448 juta, Desember 2015 menjadi Rp.790.448 juta, dan Desember 2016 menjadi Rp.1.081.098 juta.
222 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
Lampiran 2Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Per 31 Desember 2016.
Tujuan1. Penilaian governance structure bertujuan untuk menilai kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola bank
agar proses pelaksanaan prinsip GCG menghasilkan outcome yang sesuai dengan harapan stakeholders bank. Yang termasuk dalam struktur tata kelola bank adalah Komisaris, Direksi, Komite dan Satuan Kerja pada bank. Adapun yang termasuk infrastruktur tata kelola bank antara lain adalah kebijakan dan prosedur bank, sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing struktur organisasi..
2. Penilaian governance process bertujuan untuk menilai efektivitas proses pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola bank sehingga menghasilkan outcome yang sesuai dengan hahrapan stakeholders bank.
3. Penilaian governance outcome bertujuan untuk menilai kualitas outcome yang memenuhi harapan stakeholders bank merupakan hasil proses pelaksanaan prinsip GCG yang didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola bank. Yang termasuk dalam otucome mencakup aspek kualitatif dan aspek kuantitatif, antara lain yaitu: 1) Kecukupan transparansi laporan. 2) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. 3) Perlindungan konsumen. 4) Obyektivitas dalam melakukan assessment/audit. 5) Kinerja bank seperti rentabilitas, efisiensi dan permodalan, dan/atau 6) Peningkatan/penurunan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan penyelesaian permasalahan yang
dihadapi bank seperti fraud, pelanggaran BMPK, pelanggaran ketentuan terkait laporan bank kepada Bank Indonesia.
1
Lampiran 2 Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Per 31 Desember 2016. Tujuan 1. Penilaian governance structure bertujuan untuk menilai kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola bank
agar proses pelaksanaan prinsip GCG menghasilkan outcome yang sesuai dengan harapan stakeholders bank.
Yang termasuk dalam struktur tata kelola bank adalah Komisaris, Direksi, Komite dan Satuan Kerja pada bank.
Adapun yang termasuk infrastruktur tata kelola bank antara lain adalah kebijakan dan prosedur bank, sistem
informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing struktur organisasi..
2. Penilaian governance process bertujuan untuk menilai efektivitas proses pelaksanaan prinsip Good Corporate
Governance (GCG) yang didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola bank sehingga
menghasilkan outcome yang sesuai dengan hahrapan stakeholders bank.
3. Penilaian governance outcome bertujuan untuk menilai kualitas outcome yang memenuhi harapan stakeholders
bank merupakan hasil proses pelaksanaan prinsip GCG yang didukung oleh kecukupan struktur dan
infrastruktur tata kelola bank. Yang termasuk dalam otucome mencakup aspek kualitatif dan aspek kuantitatif,
antara lain yaitu:
1) Kecukupan transparansi laporan.
2) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
3) Perlindungan konsumen.
4) Obyektivitas dalam melakukan assessment/audit.
5) Kinerja bank seperti rentabilitas, efisiensi dan permodalan, dan/atau
6) Peningkatan/penurunan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan penyelesaian permasalahan yang
dihadapi bank seperti fraud, pelanggaran BMPK, pelanggaran ketentuan terkait laporan bank kepada Bank
Indonesia.
No. Kriteria / Indikator Analisis
1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
A. Governance Structure
1) Jumlah anggota Dewan Komisaris sekurang-
kurangnya 3 (tiga) orang dan tidak
melampaui jumlah anggota Direksi.
2) Sekurang-kurangnya 1 (satu) anggota Dewan
Komisaris berdomisili di Indonesia.
3) Paling kurang 50% (lima puluh persen) dari
jumlah anggota Dewan Komisaris adalah
Komisaris Independen.
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
A. Governance Structure
1) Jumlah anggota Komisaris sebanyak 3
(tiga) orang dan tidak melampaui jumlah
anggota Direksi. Semua anggota Dewan
Komisaris berdomisili di Indonesia. 2) Saat ini anggota Dewan Komisaris terdiri
dari 1 (satu) orang Komisaris Utama dan
2 (dua) orang Komisaris Independen. 3) Saat ini anggota Dewan Komisaris terdiri
dari 1 (satu) orang Komisaris Utama
dan 2 (dua) orang Komisaris
Independen
223Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
2
4) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan
kecuali terhadap hal-hal yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia
tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum,
yaitu hanya merangkap jabatan sebagai
anggota Dewan Komisaris, Direksi atau
Pejabat Eksekutif:
a) pada 1 (satu) lembaga/perusahaan
bukan lembaga keuangan; atau
b) yang melaksanakan fungsi pengawasan
pada 1 (satu) perusahaan anak bukan
Bank yang dikendalikan Bank;
5) Komisaris Independen dapat merangkap
jabatan sebagai Ketua Komite paling banyak
pada 2 (dua) Komite pada Bank yang sama.
6) Mayoritas Komisaris tidak saling memiliki
hubungan keluarga sampai dengan derajat
kedua dengan sesama anggota Dewan
Komisaris dan/atau Direksi.
7) Dewan Komisaris telah memiliki pedoman
dan tata tertib kerja termasuk pengaturan
etika kerja, waktu kerja, dan rapat.
8) Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki
integritas, kompetensi dan reputasi keuangan
yang memadai.
4) Komisaris Utama hanya sebagai Sekda
Propinsi NTT, Komisaris Independen, 1
orang hanya sebagai Rektor dan Dosen
Universitas Nusa Cendana, 1 orang
lainnya hanya sebagai Dosen di
Universitas Nusa Cendana. Ke tiga-
tiganya tidak sebagai Dekom, Direksi
dan Pejabat Eksekutif pada Lembaga
Keuangannya lainnya, dan ketiganya
telah mendapat persetujuan dari OJK.
5) 1 orang Komisaris Independen an.
Bapak Fred Benu hanya merangkap
sebagai Ketua Komite Audit, sedangkan
1 orang Komisaris lainnya an, Bapak
Petrus Jemadu sebagai Ketua Komite
Pemantau Risiko dan Ketua Komite
Remunerasi & Nominasi.
6) Dewan komisaris tidak memiliki
hubungan kekeluargaan dengan
sesama anggota komisaris dan/atau
Direksi lainnya sesuai dengan surat
pernyataan yang ditandatangani pada
saat mengikuti Fit dand proper Test
7) Dewan Komisaris telah memiliki
pedoman dan tata tertib kerja termasuk
pengaturan etika kerja, waktu kerja, dan
rapat sesuai Lampiran 1 Rancangan
Keputusan Dewan Komisaris PT BPD
NTT Nomor 03 Tahun 2010 tanggal 07
Mei 2010.
8) Seluruh anggota Dewan Komisaris
memiliki integritas, kompetensi dan
reputasi keuangan yang memadai
antara lain memiliki sertifikasi
Manajemen Risiko Level II.
224 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
3
9) Anggota Dewan Komisaris independen yang
berasal dari mantan anggota Direksi atau
Pejabat Eksekutif Bank atau pihak-pihak
yang memiliki hubungan dengan Bank yang
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk
bertindak independen, dan tidak melakukan
fungsi pengawasan serta berasal dari Bank
yang bersangkutan, telah menjalani masa
tunggu (cooling off) paling kurang selama 1
(satu) tahun.
10) Seluruh Komisaris Independen tidak ada
yang memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan dan hubungan
keluarga dengan anggota Dewan Komisaris
lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham
Pengendali atau hubungan dengan Bank,
yang dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen.
11) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus
Fit and Proper Test dan telah memperoleh
surat persetujuan dari Bank Indonesia.
12) Anggota Dewan Komisaris memiliki
kompetensi yang memadai dan relevan
dengan jabatannya untuk menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya serta mampu
mengimplementasikan kompetensi yang
dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya.
13) Anggota Dewan Komisaris memiliki kemauan
dan kemampuan untuk melakukan
pembelajaran secara berkelanjutan dalam
rangka peningkatan pengetahuan tentang
perbankan dan perkembangan terkini terkait
bidang keuangan/lainnya yang mendukung
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
9) Semua Anggota Dewan komisaris
berasal dari pihak Eksternal Bank.
10) Seluruh Komisaris Independen tidak ada
yang memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan dan
hubungan keluarga dengan anggota
Dewan Komisaris lainnya, Direksi
dan/atau Pemegang Saham Pengendali
atau hubungan dengan Bank.
11) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah
lulus Fit and Proper Test dan telah
memperoleh surat persetujuan dari Bank
Indonesia
12) Anggota Dewan Komisaris memiliki
kompetensi yang memadai dan relevan
dengan jabatannya untuk menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya serta
mampu mengimplementasikan
kompetensi yang dimilikinya dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya
13) Anggota Dewan Komisaris memiliki
kemauan dan kemampuan untuk
melakukan pembelajaran secara
berkelanjutan dalam rangka peningkatan
pengetahuan tentang perbankan dan
perkembangan terkini terkait bidang
keuangan/lainnya yang mendukung
pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya dengan selalu mengikuti
225Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
4
14) Komposisi Dewan Komisaris tidak memenuhi
ketentuan karena adanya intervensi pemilik.
B. Governance Process
1) Penggantian dan/atau pengangkatan
Komisaris telah memperhatikan rekomendasi
Komite Nominasi atau Komite Remunerasi
dan Nominasi dan memperoleh persetujuan
dari RUPS.
2) Dewan Komisaris telah melaksanakan
tugasnya untuk memastikan
terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip
GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank
pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi.
pelatihan/workshop terkait bidang tugas
sebagai Komisaris.
14) Komposisi Dewan Komisaris memenuhi
ketentuan karena tidak ada intervensi
pemilik
B. Governance Process
1) Penetapan calon Komisaris Independen
pada RUPS Tahunan sudah melalui
Komite Remunerasi dan Nominasi.
2) Dewan Komisaris telah memastikan
terselenggaranya pelaksanaan prinsip-
prinsip GCG., melalui surat Dewan
Komisaris:
i. Surat No.01/Dk Bank NTT/I/2016
perihal : Tindaklanjut hasil Rapat
Pengurus Bank NTT tgl.14
Desember 2016
ii. Surat No.02/Dk Bank NTT/I/2016
perihal : Penangguhan pembelian
Ruko Kantor Dana Pensiun.
iii. Surat No.07/Dk Bank NTT/I/2016
perihal : Laporan Penangguhan
Pengaduan Konsumen terkait
penyetoran dan/atau penarikan uang
Triwulan IV tahun 2015..
iv. Surat No.10/Dk Bank NTT/II/2016
perihal : Penarikan Dana Pemda
Kabupaten TTU.
v. Surat No.16/DK Bank NTT/II/2016
perihal : Penegasan/saran untuk
melaksanakan nota dinas.
vi. Surat No.19/DK Bank NTT/II/2015
perihal : Tindaklanjut Hasil Rapat
Komite Audit dengan SKAI Bank
NTT.
226 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
5
vii. Surat No.21/DK Bank NTT/II/2016
perihal : Ekspansi kredit dan risiko
kredit TB 2015.
viii. Surat No.28/DK Bank NTT/II/2016
perihal : Ekspansi kredit triwulan I
Tahunh Buku 2016.
ix. Surat No.33/DK Bank NTT/III/2016
perihal : Permintaan Laporan
Pembangunan Gedung kantor Bank
NTT Tahun 2015.
x. Surat No.36/DK bank NTT/III/2016
perihal : Komposisi Dewan
Komisaris Bank NTT.
xi. Surat No.40/DK Bank NTT/IV/2016
perihal : Somasi pegawai an.
Robertus Ardimas melalui kuasa
hukum.
xii. Surat No.43/DK Bank NTT/IV/2016
perihal : Penarikan kembali surat
persetujuan kredit dari Dewan
Komisaris.
xiii. Surat No.44/DK bank NTT/IV/2016
perihal : Tindaklanjut laporan Profil
Risiko Triwulan I Tahun Buku 2016
xiv. Surat No.49/DK Bank NTT/IV/2016
perihal : Penyelesaian
permasalahan seliisih pencatatan
rekening Pemerintah Ngada.
xv. Surat no.55/DK Bank NTT/VII/2016
perihal : Penunjukkan dan
Penetapan KAP Hendrawinata Eddy
Siddharta & Tanzil.
xvi. Surat No.62/Dk Bank NTT/VIII/2016
perihal : Persetujuan Penambahan
setoran Modal pada modal Disetor.
xvii. Surat No.65/Dk Bank NTT/VIII/2016
perihal : Permasalahan Kliring pada
Kliring Lokal di Bank NTT KC
Maumere.
227Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
6
xviii. Surat No.69/Dk Bank NTT/VIII/2016
perihal : Kajian terhadap Profil
Risiko PT. Bank NTTTriwulan II
Tahun 2016.
xix. Surat No.78/DK Bank NTT/IX/2016
perihal : Laporan Pengawasan
Dewan Komisaris
xx. Surat No.81/DK Bank NTT/IX/2016
perihal : Laporan Peenanganan
Pengaduan Konsumen terkait
Penyelenggaraan Triwulan III tahun
2016.
xxi. Surat No. 84/DK Bank NTT/IX/2016
perihal : Penjelasan tentang Kasus
Dugaan Tindak Pidana Penipuan
dan Penggelapan.
xxii. Surat No.86/DK Bank NTT/XI/2016
perihal : Tindaklanjut Surat
Pemegang Saham Pengendali
tentang Pelaksanaan RUPS Luar
Biasa,
xxiii. Surat No.89/DK Bank NTT/XI/2016
perihal : Pengendalian Risiko
Likuiditas Triwulan III tahun 2016.
xxiv. Surat No.97/DK Bank NTT/XI/2016
perihal : Tindaklanjut/Pembahsanan
Laporan Hasil Audit SKAI bulan
Agustus s/d september 2016.
xxv. Surat No.101/DK Bank NTT/XI/2016
perihal : Tanggapan surat Dewan
Komisaris.
Namun dalam pelaksanaannya masih
terdapat beberapa hal yang belum
dilakukan pengawalan sehingga tidak
sepenuhnya dapat diselesaikan sesuai
batas waktu.
228 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
7
3) Dewan Komisaris telah melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab Direksi secara berkala
maupun sewaktu-waktu, serta memberikan
nasihat kepada Direksi.
3) Dewan Komisaris setiap saat maupun
secara berkala melakukan pengawasan
Bank dan memberikan nasihat kepada
Direksi yang terlihat dari surat-surat
rekomendasi dan usulan kepada Direksi
terkait pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Direksi. Untuk Tahun 2016 :
I. Surat No.01/Dk Bank NTT/I/2016
perihal : Tindaklanjut hasil Rapat
Pengurus Bank NTT tgl.14
Desember 2016
II. Surat No.02/Dk Bank NTT/I/2016
perihal : Penangguhan pembelian
Ruko Kantor Dana Pensiun.
III. Surat No.08/Dk Bank NTT/I/2016
perihal : Penyampaian tindaklanjut
penyelesaian masalah demosi 5
(lima) Pejabat Bank NTT
IV. Surat No.11/Dk Bank NTT/I/2016
perihal : Penarikan Dana Pemda
Kabupaten TTU.
V. Surat No.12/DK Bank NTT/I/2016
perihal : Percepatan Pembukaan
Kantor Cabang Bank NTT di
Kabupaten Kupang.
VI. Surat No.13/DK Bank NTT/I/2016
perihal : Tindaklanjut hasil rapat
Komite Risiko terkait masalah
Penarikan Dana Pemda Kabupaten
TTU.
VII. Surat No.18/DK Bank NTT/II/2016
perihal : Laporan Hasil Pemeriksaan
Kinerja san Efisiensi Bank dan
Efektivitas Program Bank dalam
rangka Peningkatan Perekonomian
Daerah pada Bank NTT.
229Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
8
VIII. Surat No.25/DK Bank NTT/II/2016
perihal : Tindaklanjut Laporan Profil
Risiko Bank NTT Triwulan IV tahun
2015.
IX. Surat No.33/DK bank NTT/III/2016
perihal : Permintaan Laporan
Pembangunan Gedung Kantor
Cabang Bank NTT tahun 2015.
X. Surat No.37/DK Bank NTT/III/2016
perihal : Permintaan kaji Ulang
terhadap penggunaan BPDNet
untuk LAKU PANDAI Bank NTT
XI. Surat No.45/DK Bank NTT/IV/2016
perihal : Permohonan mediasi
masalah pegawai an. Robertus
Ardimas.
XII. Surat No.49/DK bank NTT/IV/2016
perihal : Penyelesaian
permasalahan selisih pencatatan
rekening Pemkab Ngadaa.
XIII. Surat No.56/DK Bank NTT/VII/2016
perihal : Laporan Perkembangan
usaha Bank NTT periode bulan Mei
2016.
XIV. Surat no.64/DK Bank NTT/VIII/2016
perihal : Hasil rapat Komite Audit.
XV. Surat No.69/Dk Bank NTT/VIII/2016
perihal : Kajian terhadap Profil
Risiko PT Bank NTT Triwulan II
Tahun 2016.
XVI. Surat No.73/Dk Bank NTT/IX/2016
perihal : Laporan perkembangan
usaha Triwulan II dan bulan Juli
2016..
XVII. Surat No.76/Dk Bank NTT/IX/2016
perihal : Tindaklanjut terhadap
Komitmen dengan OJK sesuai
Risalah Rapat Exit Meeting Hasil
Pemeriksaan Posisi 31 Maret 2016
230 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
9
4) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan,
Komisaris telah mengarahkan, memantau
dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan
strategis Bank.
pada pertemuan tgl 30 Juni 2016.
XVIII. Surat No.77/DK Bank NTT//X/2016
perihal : Permohonan persetujuan
Penerbitan Negotiabe Certificate of
Deposit (NCD) tanpa warkat.
XIX. Surat No.79/DK Bank NTT/X/2016
perihal : Efisiensi Penggunaan
Biaya.
XX. Surat No. 85/DK Bank NTT/X/2016
perihal : Ekspansi kredit triwulan III
tahun 2016.
XXI. Surat No.89/DK Bank NTT/XI/2016
perihal : Pengendalian Risiko
Likuiditas triwulan IV akhir tahunm
2016.
XXII. Surat no.92/DK Bank NTT/XII/2016
perihal : Tindaklanjut Laporan Profil
Risiko Triwulan III tahun 2016.
XXIII. Surat No. 97/DK Bank NTT/XI/2016
perihal : Tidaklanjut Pembahasan
Laporan Hasil Auidt SKAI bulan
Agustus s/d September 2016.
XXIV. Surat No.101/DK BANK
NTT/XI/2016 Perihal : Tanggapan
surat Dewan Komisaris.
4) Komisaris mengarahkan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan
strategis Bank melalui surat :
i. Surat No.02/Dk Bank NTT/I/2016 perihal
: Penangguhan pembelian Ruko Kantor
Dana Pensiun.
ii. Surat No.06/DK Bank NTT/I/2016
perihal : Tanggapan Perubahan Modal
Bank NTT
iii. Surat No.10/DK Bank NTT/I/2016
perihal : Persetujuan Penambahan
Modal Disetor.
iv. Surat No.13 /DK bank NTT/I/2016
perihal : Tindaklanjut hasil Rapat Komite
231Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
10
Pemantau Risiko terkait masalah
Penarikan dana Pemda TTU
v. Surat No. 18/DK bank NTT/II/2016
perihal : Laporan Hasil Pemeriksaan
Kinerja dan Efisiensi Bank dan
Efektivitas program Bank dalam rangka
peningkatan perekonomian daerah
pada Bank NTT.
vi. Surat No.19/DK Bank NTT/II/2016
perihal : Tindaklanjut hasil rapat Komite
Audit dengan SKAI Bank NTT.
vii. Surat No. 21/DK Bank NTT/II/2016
perihal : Ekspansi Kredit dan Risiko
TB 2015.
viii. Surat no. 25/DK bank NTT/III/2016
perihal : Tindaklanjut Laporan Profil
Risiko Bank NTT Triwulan IV Tahun
2015.
ix. Surat No.29/DK Bank NTT/III/2016
perihal : Penegasan tindaklanjut
LHP BPK.
x. Surat No.30/DK/bank NTT/II/2016
perihal : Perkembangan
penyelesaian Kredit Bermasalah .
xi. Surat No.31/DK Bank NTT/III/2016
perihal : Kebijakan pemberian
special rate.
xii. Surat No.34/DK Bank NTT/III/2016
perihal : usulan RBB Tahun Buku
2016-2016 Bank NTT.
xiii. Surat No.44/DK bank NTT/IV/2016
perihal : Tindaklanjut Laporan Profil
Risiko Triwulan I Tahun Buku 2016.
xiv. Surat No.64/DK bank NTT/VIII/2016
perihal : Hasil Rapat Komite Audit
xv. Surat No.69/DK Bank NTT/VIII/2016
perihal : kajian terhadap Profil Risiko
PT. Bank NTT Triwulan II Tahun
2016.
232 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
11
5) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam
pengambilan keputusan kegiatan operasional
Bank, kecuali dalam hal penyediaan dana
kepada pihak terkait dan hal-hal lain yang
ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank
dan/atau peraturan perundangan yang
berlaku dalam rangka melaksanakan fungsi
pengawasan.
6) Dewan Komisaris telah memastikan bahwa
Direksi telah menindaklanjuti temuan audit
dan rekomendasi dari Satuan Kerja Audit
Intern (SKAI) Bank, auditor eksternal, hasil
pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil
xvi. Surat No. 77/DK Bank NTT/IX/2016
perihal : Permohonan Persetujuan
Penerbitan Negotiabe Cercivicate of
Deposito (NCD) tanpa warkat.
xvii. Surat No. 78/DK bank NTT/X/2016
perihal : Laporan Pengawasan
Dewan komisaris.
xviii. Surat No.79/DK Bank NTT/X/2016
perihal : Efisiensi Penggunaan
Biaya.
xix. Surat Nomor :80/DK Bank
NTT/IX/2016 perihal : Complience
Check List peningkatan status
Bukapiting Kabupaten Alor.
xx. Surat Nomor 89/DK Bank
NTT/XI/2016 perihal : Pengendalian
Risiko Likuiditas Triwulan IV akhir
Tahun 2016.
xxi. Surat Nomor 98/DK Bank
NTT/XII/2016 perihal : Tindaklanjut
Pembahasan Laporan SKAI bulan
Agustus s/d September 2016
xxii. Surat Nomor 101/DK Bank
NTT/XII/2016 perihal : Tanggapan
Surat Dewan Komisaris.
5) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam
pengambilan keputusan operasional
Bank sesuai dengan yang dimuat dalam
BPP GCG.
6) Dewan Komisaris telah memastikan
Direksi telah menindaklanjuti temuan
Audit dan rekomendasi dari Divisi
Pengawasan, Auditor Eksternal dan
hasil pengawasan otoritas lainnya. Hal
233Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
12
pengawasan otoritas lainnya.
7) Dewan Komisaris memberitahukan kepada
Bank Indonesia paling lama 7 (tujuh) hari
kerja sejak ditemukan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang keuangan
dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan
keadaan yang dapat membahayakan
kelangsungan usaha Bank.
8) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas
dan tanggung jawab secara independen.
9) Dewan Komisaris telah membentuk Komite
Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite
Remunerasi dan Nominasi.
10) Pengangkatan anggota Komite telah
dilakukan Direksi berdasarkan keputusan
rapat Dewan Komisaris.
11) Dewan Komisaris telah memastikan bahwa
Komite yang dibentuk telah menjalankan
tugasnya secara efektif.
ini tercermin dari adanya Rapat Komite
Audit sebanyak 5 (lima) kali rapat
komite dan surat rekomendasi kepada
Direksi terkait pemeriksaan internal
maupun eksternal sebanyak 10
(sepuluh) kali. Namun dalam
pelaksanaannya masih terdapat temuan
Audit yang belum di tindaklanjuti sesuai
batas waktu komitmen, yaitu :
a) OJK Tahun 2015 sebanyak 7
temuan
b) OJK Tahun 2016 sebanyak 19
temuan
c) Spot Audit SKAI Tahun 2015
sebanyak 17 temuan
d) Spot Audit SKAI Tahun 2016
sebanyak 172 temuan.
7) Sepanjang Tahun Buku 2016 tidak
pernah terjadi pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang
keuangan dan perbankan yang dapat
membahayakan kelangsungan usaha
Bank.
8) Dewan Komisaris telah melaksanakan
tugas dan tanggung jawab secara
independen
9) Dewan Komisaris telah membentuk
Komite Audit, Komite Pemantau Risiko,
serta Komite Nominasi dan Remunerasi
pada Juni 2008 sesuai dengan
Peraturan Bank Indonesia.
10) Pengangkatan anggota Komite
dilakukan oleh Direksi berdasarkan
keputusan Rapat Dewan Komisaris.
11) Dewan Komisaris telah memastikan
bahwa komite yang dibentuk telah
menjalankan tugasnya secara cukup
efektif dilihat dari frekuensi pelaksanaan
Rapat Komite selama Tahun 2016
234 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
13
12) Dewan Komisaris telah menyediakan waktu
yang cukup untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya secara optimal.
13) Rapat Dewan Komisaris membahas
permasalahan sesuai dengan agenda rapat
dan diselenggarakan secara berkala, paling
kurang 4 (empat) kali dalam setahun, serta
dihadiri secara fisik paling kurang 2 (dua) kali
dalam setahun, atau melalui teknologi
telekonferensi apabila anggota Dewan
Komisaris tidak dapat menghadiri rapat
secara fisik.
14) Pengambilan keputusan rapat Dewan
Komisaris telah dilakukan berdasarkan
musyawarah mufakat atau suara terbanyak
dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat.
15) Anggota Dewan Komisaris tidak
memanfaatkan Bank untuk kepentingan
pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang
merugikan atau mengurangi keuntungan
Bank.
16) Anggota Dewan Komisaris tidak mengambil
dan/atau menerima keuntungan pribadi dari
Bank selain remunerasi dan fasilitas lainnya
yang ditetapkan RUPS.
17) Pemilik melakukan intervensi terhadap
pelaksanaan tugas Dewan Komisaris yang
menyebabkan kegiatan operasional Bank
terganggu sehingga berdampak pada
berkurangnya keuntungan Bank dan/atau
dilaksanakan Rapat Komite sebanyak
13 (tiga belas) kali.
12) Dewan Komisaris telah menyediakan
waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugas dan tanggung-jawabnya secara
maksimal, hal ini terlihat dari frekuensi
rapat Dewan Komisaris, selama Tahun
2016 telah diadakan Rapat Dewan
Komisaris dan pengurus sebanyak 6
(enam) kali.
13) Rapat Dewan Komisaris telah
dilaksanakan secara berkala antara lain
Rapat Dewan Komisaris dan Direksi
selama tahun 2016 dilaksanakan
sebanyak 6 (enam) kali.
14) Pengambilan Keputusan berdasarkan
musyawarah mufakat sesuai dengan
pedoman bagi Dewan Komisaris dan
Direksi dalam BPP GCG.
15) Tidak terdapat Anggota Dewan
Komisaris yang memanfaatkan Bank
untuk kepentingan individu, keluarga,
dan/atau pihak lain yang merugikan
atau mengurangi keuntungan Bank.
16) Tidak terdapat Anggota Dewan
Komisaris yang mengambil atau
menerima keuntungan pribadi dari Bank
yang merugikan atau mengurangi
keuntungan Bank, selain remunerasi
yang telah ditetapkan Bank.
17) Tidak terdapat intervensi pemilik Bank
terhadap pelaksanaan tugas Dewan
Komisaris yang dapat menyebabkan
kerugian bagi Bank.
235Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
14
menyebabkan kerugian Bank.
C. Governnace Outcome
1) Hasil rapat Dewan Komisaris telah
dituangkan dalam risalah rapat dan
didokumentasikan dengan baik, termasuk
dissenting opinions yang terjadi secara jelas.
2) Hasil rapat Dewan Komisaris telah dibagikan
kepada seluruh anggota Dewan Komisaris
dan pihak yang terkait.
3) Hasil rapat Dewan Komisaris merupakan
rekomendasi dan/atau arahan yang dapat
diimplementasikan oleh RUPS dan/atau
Direksi.
4) Dalam laporan pelaksanaan GCG, anggota
Dewan Komisaris paling kurang telah
mengungkapkan:
a) kepemilikan sahamnya yang mencapai
5% (lima persen) atau lebih pada Bank
yang bersangkutan maupun pada bank
dan perusahaan lain yang
berkedudukan di dalam dan di luar
negeri;
b) hubungan keuangan dan hubungan
keluarga dengan anggota Dewan
Komisaris lainnya, anggota Direksi
dan/atau Pemegang Saham Pengendali
Bank;
c) remunerasi dan fasilitas lain;
d) shares option yang dimiliki Dewan
Komisaris.
C. Governnace Outcome
1) Risalah Rapat Dewan Komisaris Tahun
2016, telah didokumentasikan dengan
baik dan dissenting options secara jelas.
2) Hasil Rapat Dewan Komisaris Tahun
2016 telah dibagikan kepada seluruh
anggota Dewan Komisaris dan pihak
yang terkait.
3) Hasil rapat Dewan Komisaris
merupakan rekomendasi yang dapat
diimplementasikan
4) Anggota Dewan Komisaris telah
mengungkapkan:
a) Tidak terdapat setoran saham
Dewan Komisaris
b) Tidak terdapat hubungan keuangan
dan hubungan keluarga dengan
sesama anggota Komisaris, anggota
Direksi, dan/atau Pemegang Saham
Pengendali.
c) Kepemilikan saham Dewan
Komisaris, hubungan keuangan,
hubungan kepengurusan serta
hubungan keluarga, penerimaan
remunerasi telah diungkapkan pada
Laporan Pelaksanaan GCG Bank
NTT yang disampaikan untuk
periode Desember 2016, bersamaan
dengan Laporan Tahunan Bank NTT
Tahun 2016.
236 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
15
5) Peningkatan pengetahuan, keahlian, dan
kemampuan Anggota Dewan Komisaris
dalam pengawasan Bank yang ditunjukkan
antara lain dengan peningkatan kinerja Bank,
penyelesaian permasalahan yang dihadapi
Bank, dan pencapaian hasil sesuai
ekspektasi pemangku kepentingan
(stakeholders).
Peningkatan budaya pembelajaran secara
berkelanjutan dalam rangka peningkatan
pengetahuan tentang perbankan dan
perkembangan terkini terkait bidang
keuangan/lainnya yang mendukung
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Anggota Dewan Komisaris.
6) Kegiatan operasional Bank terganggu
dan/atau memberikan keuntungan yang tidak
wajar kepada pemilik yang berdampak pada
berkurangnya keuntungan Bank dan/atau
menyebabkan kerugian Bank, akibat
intervensi pemilik terhadap komposisi
dan/atau pelaksanaan tugas Dewan
Komisaris.
5) Peningkatan pengetahuan, keahlian,
dan kemampuan Anggota Dewan
Komisaris dalam Pengawasan Bank
sejalan dengan peningkatan kinerja
Bank, penyelesaian permasalahan yang
dihadapi Bank, dan pencapaian hasil
sesuai ekspektasi pemangku
kepentingan (stakeholders)
6) Pemilik/pemegang saham tidak
melakukan intervensi yang dapat
menyebabkan kerugian bagi Bank
2
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
A. Governance Structure
1) Jumlah anggota Direksi paling kurang 3 (tiga)
orang.
2) Seluruh anggota Direksi telah berdomisili di
Indonesia.
3) Mayoritas anggota Direksi telah memiliki
pengalaman paling kurang 5 (lima) tahun di
bidang operasional sebagai Pejabat Eksekutif
Bank, kecuali untuk Bank Syariah (minimal 2
(dua) tahun).
4) Direksi tidak memiliki rangkap jabatan
sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat
Eksekutif pada Bank, perusahaan dan atau
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab
Direksi A. Governance Structure
1) Bank memiliki 5 (lima) orang Direksi
2) Seluruh anggota Direksi telah
berdomisili di Indonesia.
3) Seluruh anggota Direksi yang ada telah
memiliki pengalaman di bidang
operasional lebih dari 20 tahun.
4) Seluruh anggota Direksi yang ada tidak
memiliki rangkap jabatan sebagai
Komisaris, Direksi atau Pejabat
237Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
16
lembaga lain kecuali terhadap hal yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia
tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum
yaitu menjadi Dewan Komisaris dalam rangka
melaksanakan tugas pengawasan atas
penyertaan pada perusahaan anak bukan
Bank yang dikendalikan oleh Bank.
5) Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri
atau bersama-sama tidak memiliki saham
melebihi 25% (dua puluh lima persen) dari
modal disetor pada suatu perusahaan lain.
6) Mayoritas anggota Direksi tidak saling
memiliki hubungan keluarga sampai dengan
derajat kedua dengan sesama anggota
Direksi, dan/atau dengan anggota Dewan
Komisaris.
7) Penggantian dan/atau pengangkatan
anggota Direksi telah memperhatikan
rekomendasi Komite Nominasi atau Komite
Remunerasi dan Nominasi.
8) Direksi memiliki pedoman dan tata tertib kerja
yang telah mencantumkan pengaturan etika
kerja, waktu kerja, dan rapat.
9) Direksi tidak menggunakan penasehat
perorangan dan/atau jasa profesional
sebagai konsultan kecuali untuk proyek yang
bersifat khusus, telah didasari oleh kontrak
yang jelas meliputi lingkup kerja, tanggung
jawab, jangka waktu pekerjaan, dan biaya,
serta konsultan merupakan Pihak
Independen yang memiliki kualifikasi untuk
mengerjakan proyek yang bersifat khusus.
10) Seluruh anggota Direksi memiliki integritas,
kompetensi dan reputasi keuangan yang
memadai.
Eksekutif pada Bank, perusahaan dan
atau lembaga lain.
5) Seluruh Anggota Direksi yang ada tidak
memiliki saham melebihi 25% (dua
puluh lima persen) dari modal disetor
pada suatu perusahaan lain.
6) Seluruh Anggota Direksi tidak saling
memiliki hubungan keluarga sampai
dengan derajat kedua dengan sesama
anggota Direksi, dan/atau dengan
anggota Dewan Komisaris
7) Penggantian dan/atau pengangkatan
anggota Direksi telah memperhatikan
rekomendasi Komite Nominasi atau
Komite Remunerasi dan Nominasi.
8) Direksi memiliki pedoman dan tata tertib
kerja yang telah mencantumkan
pengaturan etika kerja, waktu kerja dan
rapat dalam SK Dewan Komisaris No.
11 Tahun 2009 tentang Peraturan Tata
Tertib dan Tata Cara Menjalankan
Pekerjaan Direksi PT. BPD. NTT.
9) Selama ini Direksi tidak menggunakan
penasehat perorangan/atau jasa
profesional sebagai konsultan kecuali
untuk proyek pembangunan gedung
kantor, core banking system dan lain-
lain.
10) Seluruh Anggota Direksi melaksanakan
tugasnya dengan integritas, kompetensi
dan reputasi keuangan yang memadai.
238 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
17
11) Presiden Direktur atau Direktur Utama,
berasal dari pihak yang independen terhadap
Pemegang Saham Pengendali, yaitu tidak
memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham dan hubungan keluarga.
12) Seluruh anggota Direksi telah lulus Fit and
Proper Test dan telah memperoleh surat
persetujuan dari Bank Indonesia.
13) Anggota Direksi memiliki kompetensi yang
memadai dan relevan dengan jabatannya
untuk menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya serta mampu
mengimplementasikan kompetensi yang
dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya.
14) Anggota Direksi memiliki kemauan dan
kemampuan untuk melakukan pembelajaran
secara berkelanjutan dalam rangka
peningkatan pengetahuan tentang perbankan
dan perkembangan terkini terkait bidang
keuangan/lainnya yang mendukung
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
15) Anggota Direksi membudayakan
pembelajaran secara berkelanjutan dalam
rangka peningkatan pengetahuan tentang
perbankan dan perkembangan terkini terkait
bidang keuangan/lainnya yang mendukung
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya
pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi.
16) Komposisi Direksi tidak memenuhi ketentuan
karena adanya intervensi pemilik.
11) Direktur Utama berasal dari pihak
independen terhadap pemegang saham
Pengendali
12) Seluruh Direksi telah lulus Fit and
Proper Test dan telah memperoleh
Surat Persetujuan dari Bank Indonesia
dan /atau OJK.
13) Seluruh Anggota Direksi memiliki
kompetensi yang memadai dan relevan
dengan jabatannya untuk menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya serta
mampu mnegimplementasikan
kompetensi yang dimilikinya dalam
pelaksanaan tugas dan
tanggungjawabnya.
14) Semua anggota Direksi memiliki
kemauan dan kemampuan untuk
melakukan pembelajaran secara
berkelanjutan dalam rangka peningkatan
pengetahuan tentang perbankan dan
perkembangan terkini terkait bidang
keuangan/lainnya yang mendukung
pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya.
15) Semua anggota Direksi membudayakan
pembelajaran secara berkelanjutan
dalam rangka peningkatan pengetahuan
tentang perbankan dan perkembangan
terkini terkait bidang keuangan/lainnya
yang mendukung pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi
dengan sering mengikuti diklat/
workshop/seminar terkait perbankan.
16) Komposisi Direksi telah memenuhi
ketentuan karena tidak ada intervensi
pemilik.
239Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
18
B. Governance Process 1) Direksi telah mengangkat anggota Komite,
didasarkan pada keputusan rapat Dewan
Komisaris.
2) Anggota Direksi tidak memberikan kuasa
umum kepada pihak lain yang
mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi
Direksi. 3) Direksi bertanggung jawab penuh atas
pelaksanaan kepengurusan Bank.
B. Governance Process 1) Pengangkatan anggota Komite
dilakukan oleh Direksi berdasarkan
keputusan Rapat Dewan Komisaris.
2) Direksi tidak memberikan kuasa umum
kepada pihak lain yang mengakibatkan
pengalihan tugas dan fungsi Direksi
3) Direksi telah bertanggung jawab penuh
atas pelaksanaan kepengurusan
Bank,sebagaimana tercermin dalam
Berita Acara Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan Tahun Buku 2015
Perseroan Terbatas PT.Bank
Pembangunan Daerah Nusa Tenggara
Timur" berdasarkan Akta Notaris
Tanggal 27 Mei 2016 Nomor 07
menyatakan RUPS memutuskan
menerima dan mengesahkan Laporan
Perkembangan Usaha Tahun 2015
dengan beberapa catatan untuk diperha
tikan, dan Berita Acara Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa
Perseroan Terbatas PT. Bank
Pembangunan Daerah Nusa Tenggara
Timur berdasarkan Akta Notaris Nomor
41, tanggal 29 Nopember 2016
menyatakan RUPS memutuskan
menerima Laporan Pengawasan Dewan
Komisaris untuk memberhentikan
Bapak Daniel P.M.Tagudedo,SE
sebagai Direktur Utama dan
mengangkat Bapak Eduardus Bria
Seran, SE sebagai Plt. Direktur Utama
merangkap Direktur Pemasaran Dana
PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa
Tenggara Timur.
240 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
19
4) Direksi mengelola Bank sesuai kewenangan
dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur
dalam Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
5) Direksi telah melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya secara independen
terhadap pemegang saham.
6) Direksi telah melaksanakan prinsip-prinsip
GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank
pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi.
7) Direksi telah menindaklanjuti temuan audit
dan rekomendasi dari SKAI, auditor
eksternal, dan hasil pengawasan Bank
Indonesia dan/atau hasil pengawasan
otoritas lain.
8) Direksi telah menyediakan data dan informasi
yang lengkap, akurat, kini dan tepat waktu
kepada Komisaris.
9) Pengambilan keputusan rapat Direksi telah
dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat
atau suara terbanyak dalam hal tidak terjadi
musyawarah mufakat.
10) Setiap keputusan rapat yang diambil Direksi
dapat diimplementasikan dan sesuai dengan
kebijakan, pedoman serta tata tertib kerja
yang berlaku.
4) Direksi telah mengelola bank sesuai
dengan kewenangan dan
tanggungjawabnya
5) Direksi telah melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya secara independen
terhadap pemegang saham
6) Direksi telah melaksanakan Prinsip-
prinsip GCG
7) Direksi meminta Divisi terkait untuk
menindaklanjuti segala temuan audit
dari SKAI, auditor eksternal, Bank
Indonesia dan/atau hasil pengawasan
otoritas lain. Namun ada beberapa
temuan yang belum ditindaklanjuti
sesuai batas waktu komitmen:
a) OJK Tahun 2015 sebanyak 7
temuan
b) OJK tahun 2016 sebanyak 19
temuan
c) Spot Audit SKAI Tahun 2015
sebanyak 17 temuan
d) Spot Audit SKAI Tahun 2016
sebanyak 172 temuan.
8) Direksi telah menyediakan data dan
informasi yang cukup lengkap, akurat,
kini dan tepat waktu kepada Komisaris
melalui laporan bulanan Direksi ke
Komisaris
9) Pengambilan keputusan rapat Direksi
telah dilakukan berdasarkan
musyawarah mufakat atau suara
terbanyak.
10) Setiap keputusan rapat yang diambil
Direksi dapat diimplementasikan dan
sesuai dengan kebijakan, pedoman
serta tata tertib kerja yang berlaku.
241Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
20
11) Direksi telah menetapkan kebijakan dan
keputusan strategis melalui mekanisme rapat
Direksi.
12) Direksi tidak memanfaatkan Bank untuk
kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak
lain yang merugikan atau mengurangi
keuntungan Bank.
13) Direksi tidak mengambil dan/atau menerima
keuntungan pribadi dari Bank selain
Remunerasi dan fasilitas lainnya yang
ditetapkan RUPS.
14) Pemilik melakukan intervensi terhadap
pelaksanaan tugas Direksi yang
menyebabkan kegiatan operasional Bank
terganggu sehingga berdampak pada
berkurangnya keuntungan Bank dan/atau
menyebabkan kerugian Bank.
C. Governance Outcome
1) Direksi telah mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada pemegang
saham melalui RUPS.
2) Pertanggungjawaban Direksi atas
pelaksanaan tugasnya diterima oleh
pemegang saham melalui RUPS.
3) Direksi telah mengungkapkan kebijakan-
kebijakan Bank yang bersifat strategis di
bidang kepegawaian kepada pegawai
dengan media yang mudah diakses pegawai.
11) Direksi telah menetapkan kebijakan dan
keputusan strategis melalui mekanisme
rapat Direksi, sesuai SK Dewan
Komisaris No. 11 Tahun 2009 tentang
Peraturan Tata Tertib dan Tata Cara
Menjalankan Pekerjaan Direksi PT.
BPD. NTT.
12) Direksi tidak memanfaatkan Bank untuk
kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau
pihak lain yang merugikan atau
mengurangi keuntungan Bank
13) Direksi tidak mengambil dan/atau
menerima keuntungan pribadi dari Bank
selain Remunerasi dan fasilitas lainnya
yang ditetapkan RUPS.
14) Tidak terdapat intervensi pemilik Bank
terhadap pelaksanaan tugas Dewan
Direksi yang dapat menyebabkan
kerugian bagi Bank.
C. Governance Outcome
1) Direksi telah mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada
Pemegang Saham melalui RUPS tahun
buku 2015 pada tanggal 27 Mei 2016,
dengan beberapa catatan.
2) Pertanggungjawaban Direksi atas
pelaksanaan tugasnya diterima oleh
pemegang saham melalui RUPS
dengan beberapa catatan.
3) Direksi telah mengungkapkan kebijakan-
kebijakan Bank yang bersifat strategis
kepada Pegawai dengan media yang
mudah diakses yaitu antara lain dalam
BPP Kepegawaian,yang dapat di akses
dalam Portal Corporate University Bank
NTT
242 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
21
4) Direksi telah mengkomunikasikan kepada
pegawai mengenai arah bisnis bank dalam
rangka pencapaian misi dan visi bank.
5) Hasil rapat Direksi telah dituangkan dalam
risalah rapat dan didokumentasikan dengan
baik, termasuk pengungkapan secara jelas
dissenting opinions yang terjadi dalam rapat
Direksi.
6) Dalam laporan pelaksanaan GCG, seluruh
anggota Direksi paling kurang telah
mengungkapkan:
a) kepemilikan saham yang mencapai 5%
(lima persen) atau lebih pada Bank yang
bersangkutan maupun pada bank dan
perusahaan lain yang berkedudukan di
dalam dan di luar negeri;
b) hubungan keuangan dan hubungan
keluarga dengan anggota Dewan
Komisaris, anggota Direksi lainnya
dan/atau Pemegang Saham Pengendali
Bank;
c) remunerasi dan fasilitas lain;
d) shares option yang dimiliki Direksi.
7) Peningkatan pengetahuan, keahlian, dan
kemampuan Anggota Direksi dalam
pengelolaan Bank yang ditunjukkan antara
lain dengan peningkatan kinerja Bank,
penyelesaian permasalahan yang dihadapi
Bank, dan pencapaian hasil sesuai
ekspektasi stakeholders.
8) Peningkatan pengetahuan, keahlian, dan
kemampuan dari seluruh karyawan Bank
pada seluruh tingkatan atau jenjang
4) Direksi telah mengkomunikasikan
kepada pegawai mengenai arah bisnis
bank dalam rangka pencapaian misi dan
visi bank dalam rapat evaluasi dan rapat
penyusunan anggaran
5) Hasil rapat Direksi telah dituangkan
dalam risalah rapat dan
didokumentasikan dengan baik,
termasuk pengungkapan secara jelas
dissenting opinions yang terjadi dalam
rapat Direksi
6) Seluruh Anggota Direksi telah
mengungkapkan:
a) Anggota Direksi tidak memiliki
saham pada Bank NTT , Bank lain,
lembaga keuangan bukan Bank dan
perusahaan lainnya.
b) Tidak terdapat Hubungan Keuangan
maupun Hubungan Keluarga sampai
dengan derajat kedua antara
sesama anggota Dewan Komisaris,
Anggota Direksi maupun Pemegang
Saham Pengendali.
c) Direksi telah mengungkapkan
Remunerasi dan fasilitas lain pada
Laporan Pelaksanaan GCG
7) Peningkatan pengetahuan, keahlian,
dan kemampuan Anggota Direksi dalam
pengelolaan Bank yang ditunjukkan
antara lain dengan peningkatan kinerja
Bank yang cukup baik, penyelesaian
yang cukup baik terhadap permasalahan
yang dihadapi Bank
8) Peningkatan pengetahuan, keahlian dan
kemampuan dinilai belum cukup
maksimal, yang ditunjukkan dengan
243Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
22
organisasi yang ditunjukkan antara lain
dengan peningkatan kinerja individu sesuai
tugas dan tanggung jawabnya.
9) Peningkatan budaya pembelajaran secara
berkelanjutan dalam rangka peningkatan
pengetahuan tentang perbankan dan
perkembangan terkini terkait bidang
keuangan/lainnya yang mendukung
pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya
pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi yang ditunjukkan antara lain
dengan peningkatan keikutsertaan karyawan
Bank dalam sertifikasi perbankan dan/atau
pendidikan/pelatihan dalam rangka
pengembangan kualitas individu.
10) Kegiatan operasional Bank terganggu
dan/atau memberikan keuntungan yang tidak
wajar kepada pemilik yang berdampak pada
berkurangnya keuntungan Bank dan/atau
menyebabkan kerugian Bank, akibat
intervensi pemilik terhadap komposisi
dan/atau pelaksanaan tugas Direksi.
adanya temuan pemeriksaan nternal
maupun eksternal yang disebabkan
Human error
9) Peningkatan budaya pembelajaran
dengan memberikan kesempatan
mengambil pendidikan yang lebih tinggi
dan mengikuti berbagai sertifikasi yang
terkait operasional Bank yaitu sertifikasi
Manajemen Risiko, Sertifikasi
Pengadaan Barang & Jasa, Sertifikasi
Audit Internal, dan Sertifikasi Kepatuhan
10) Pemilik/pemegang saham tidak
melakukan intervensi yang dapat
menyebabkan kerugian bagi Bank
3.
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite A. Governance Structure
1) Komite Audit
a) Anggota Komite Audit paling kurang
terdiri dari seorang Komisaris
Independen, seorang Pihak Independen
yang ahli di bidang keuangan atau
akuntansi dan seorang Pihak
Independen yang ahli di bidang hukum
atau perbankan.
b) Komite Audit diketuai oleh Komisaris
Independen.
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite A. Governance Structure
1) Komite Audit
a) Keanggotaan Komite Audit telah
ditetapkan dalam SK Direksi No.69
Tahun 2015 tanggal 15 Juli 2015
tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Ketua dan Anggota
Komite Dewan Komisaris Bank NTT
yang terdiri dari seorang Komisaris
Independen,dan 2 (dua)orang pihak
independen yang ahli di bidang
hukum & Perbankan.
b) Komite Audit diketuai oleh Komisaris
Independen.
244 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
23
c) Paling kurang 51% (lima puluh satu
persen) anggota Komite Audit adalah
Komisaris Independen dan Pihak
Independen.
d) Anggota Komite Audit memiliki
integritas, akhlak dan moral yang baik.
2) Komite Pemantau Risiko
a) Anggota Komite Pemantau Risiko paling
kurang terdiri dari seorang Komisaris
Independen, seorang Pihak Independen
yang ahli di bidang keuangan dan
seorang Pihak Independen yang ahli di
bidang manajemen risiko.
b) Komite Pemantau Risiko diketuai oleh
Komisaris Independen.
c) Paling kurang 51% (lima puluh satu
persen) anggota Komite Pemantau
Risiko adalah Komisaris Independen
dan Pihak Independen.
d) Anggota Komite Pemantau Risiko
memiliki integritas, akhlak dan moral
yang baik.
3) Komite Remunerasi dan Nominasi
a) Anggota Komite Remunerasi dan
Nominasi paling kurang terdiri dari
seorang Komisaris Independen,
seorang Komisaris dan seorang Pejabat
Eksekutif yang membawahi sumber
daya manusia atau seorang perwakilan
pegawai.
c) Komite Audit terdiri dari 1 (satu)
orang Komisaris Independen dan 2
(dua) orang pihak Independen
d) Anggota Komite Audit memiliki
integritas, akhlak dan moral yang
baik.
2) Komite Pemantau Risiko
a) Keanggotaan Komite Pemantau
Risiko telah ditetapkan dalam SK
Direksi No.69 Tahun 2015 tanggal
15 Juli 2015 tentang Pemberhentian
dan Pengangkatan Ketua dan
Anggota Komite Dewan Komisaris
Bank NTT yang terdiri dari seorang
Komisaris Independen,dan 2 (dua)
orang pihak independen yang ahli
dibidang hukum & perbankan.
b) Komite Pemantau Risiko diketuai
oleh Komisaris Independen.
c) Komite Audit terdiri dari 1 (satu)
orang Komisaris Independen dan 2
(dua) orang pihak Independen
d) Anggota Komite Pemantau Risiko
memiliki integritas, akhlak dan moral
yang baik.
3) Komite Nominasi & Remunerasi
a) Keanggotaan Komite Remunerasi
dan Nominasi telah ditetapkan
dalam SK Direksi No.69 Tahun 2015
tanggal 15 Juli 2015 tentang
Pemberhentian dan Pengangkatan
Ketua dan Anggota Komite Dewan
Komisaris Bank NTT yang terdiri dari
seorang Komisaris Independen,dan
1 (satu) orang pejabat eksekutif
Bank (Kepala Divisi SDM).
245Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
24
b) Pejabat Eksekutif atau perwakilan
pegawai anggota Komite harus memiliki
pengetahuan dan mengetahui ketentuan
sistem remunerasi dan/atau nominasi
serta succession plan Bank.
c) Komite Remunerasi dan Nominasi
diketuai oleh Komisaris Independen.
d) Apabila jumlah anggota Komite
Remunerasi dan Nominasi yang
ditetapkan lebih dari 3 (tiga) orang maka
anggota Komisaris Independen paling
kurang berjumlah 2 (dua) orang.
e) Apabila Bank membentuk Komite
tersebut secara terpisah, maka:
(1) Pejabat Eksekutif atau perwakilan
pegawai anggota Komite
Remunerasi harus memiliki
pengetahuan mengenai sistem
remunerasi Bank; dan
(2) Pejabat Eksekutif anggota Komite
Nominasi harus memiliki
pengetahuan tentang sistem
nominasi dan succession plan
Bank.
4) Anggota Komite Audit dan Komite Pemantau
Risiko bukan merupakan anggota Direksi
Bank yang sama maupun Bank lain.
5) Rangkap jabatan Pihak Independen pada
Bank yang sama, Bank lain dan/atau
perusahaan lain telah memperhatikan
kompetensi, kriteria independensi,
kerahasiaan, kode etik dan pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab.
6) Seluruh Pihak Independen anggota Komite
tidak memiliki hubungan keuangan,
kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau
hubungan keluarga dengan Dewan
b) Pejabat eksekutif yang menjadi
perwakilan adalah Kepala Divisi
Sumber Daya Manusia
c) Komite Remunerasi dan Nominasi
diketuai oleh Komisaris Independen.
d) Anggota Komite Remunerasi dan
Nominasi berjumlah 2 (dua) orang
yaitu 1 (satu) orang Komisaris
Independen dan 1 (satu) orang
pejabat eksekutif Bank (Kepala
Divisi SDM).
e) Komite Nominasi dan Remunerasi
adalah satu Komite dan tidak
terpisah
4) Anggota Komite Audit dan Komite
Pemantau Risiko bukan merupakan
anggota Direksi Bank yang sama
maupun Bank lain.
5) Tidak terjadi perangkapan jabatan.
6) Seluruh Pihak Independen anggota
Komite tidak memiliki hubungan
keuangan, kepengurusan, kepemilikan
saham dan/atau hubungan keluarga
246 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
25
Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang
Saham Pengendali atau hubungan dengan
Bank, yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
7) Seluruh Pihak Independen yang berasal dari
mantan Anggota Direksi atau Pejabat
Eksekutif yang berasal dari Bank yang
bersangkutan dan tidak melakukan fungsi
pengawasan atau pihak-pihak lain yang
mempunyai hubungan dengan Bank yang
dapat mempengaruhi kemampuan untuk
bertindak independen telah menjalani masa
tunggu (cooling off) selama 6 (enam) bulan.
8) Rapat Komite Audit dan Komite Pemantau
Risiko paling kurang dihadiri 51% (lima puluh
satu persen) dari jumlah anggota termasuk
Komisaris Independen dan Pihak
Independen.
9) Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi,
paling kurang dihadiri 51% (lima puluh satu
persen) dari jumlah anggota termasuk
seorang Komisaris Independen dan Pejabat
Eksekutif atau perwakilan pegawai.
10) Komposisi Komite tidak memenuhi ketentuan
karena adanya intervensi pemilik.
B. Governance Process 1) Komite Audit
Untuk memberikan rekomendasi kepada
Dewan Komisaris:
a) Komite Audit telah memantau dan
mengevaluasi perencanaan dan
pelaksanaan audit serta memantau
tindak lanjut hasil audit dalam rangka
menilai kecukupan pengendalian intern
termasuk kecukupan proses pelaporan
keuangan.
dengan Dewan Komisaris, Direksi
dan/atau Pemegang Saham Pengendali
atau hubungan dengan Bank, yang
dapat mempengaruhi kemampuannya
untuk bertindak independen.
7) Pihak independen yang berasal dari
mantan pejabat eksekutif telah
menjalani masa tunggu (cooling off)
selama 6 (enam) bulan.
8) Rapat Komite Audit dan Komite
Pemantau Risiko dihadiri oleh 51% (lima
puluh satu persen) dari jumlah anggota
termasuk Komisaris Independen dan
Pihak Independen.
9) Selama tahun 2016 Komite Nominasi
dan Remunerasi melaksanakan Rapat
sebanyak 1 (satu) kali
10) Komposisi komite telah memenuhi
ketentuan.
B. Governance Process 1) Komite Audit
a) Komite Audit telah memantau dan
mengevaluasi perencanaan dan
pelaksanaan audit serta memantau
tindak lanjut hasil audit dalam
rangka menilai kecukupan
pengendalian intern termasuk
kecukupan proses pelaporan
keuangan.
247Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
26
b) Komite Audit telah melakukan review
terhadap:
(1) pelaksanaan tugas SKAI;
(2) kesesuaian pelaksanaan audit
oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)
dengan standar audit yang
berlaku;
(3) kesesuaian laporan keuangan
dengan standar akuntansi yang
berlaku; dan
(4) pelaksanaan tindak lanjut oleh
Direksi atas hasil temuan SKAI,
Akuntan Publik dan hasil
pengawasan Bank Indonesia.
c) Komite Audit telah memberikan
rekomendasi penunjukan Akuntan
Publik dan KAP sesuai ketentuan yang
berlaku kepada RUPS melalui Dewan
Komisaris.
2) Komite Pemantau Risiko
Untuk memberikan rekomendasi kepada
Dewan Komisaris:
a) Komite Pemantau Risiko mengevaluasi
kebijakan dan pelaksanaan manajemen
risiko;
b) Komite Pemantau Risiko memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan tugas
Komite Manajemen Risiko dan Satuan
Kerja Manajemen Risiko (SKMR).
b) Hal ini tercermin dari frekuensi
rapat Komite Audit berdasarkan
notulen rapat selama tahun 2016
sebanyak 5 (lima) kali rapat, namun
masih terdapat temuan audit baik
oleh internal maupun eksternal
yang belum ditindaklanjuti sesuai
batas waktu komitmen.
c) Komite Audit telah memberikan
rekomendasi penunjukan Akuntan
Publik dan KAP sesuai ketentuan
yang berlaku kepada RUPS melalui
Dewan Komisaris.
2) Komite Pemantau Risiko
a) Komite Pemantau Risiko telah
mengevaluasi kebijakan dan
pelaksanaan manajemen risiko
secara cukup memadai.
b) Dalam tahun 2016.. Dewan
Komisaris menyampaikan kepada
Direksi menindaklanjuti Rapat
Komite Pemantau Risiko yaitu:
i. Surat No.13/DK bank
NTT/I/2016 tanggal 25/01/2016
perihal : Tindaklanjut Hasil
Rapat Komite Risiko terkait
masalah Penarikan Dana
Pemda Kabupaten TTU.
ii. Surat No.25/DK
bankNTT/II/2016 tanggal
22/02/2016, perihal :
248 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
27
3) Komite Remunerasi dan Nominasi
Untuk memberikan rekomendasi kepada
Dewan Komisaris:
a) Komite Remunerasi telah mengevaluasi
kebijakan remunerasi bagi:
(1) Dewan Komisaris dan Direksi dan
telah disampaikan kepada RUPS;
(2) Pejabat Eksekutif dan pegawai
dan telah disampaikan kepada
Direksi.
b) Terkait dengan kebijakan nominasi,
Komite telah menyusun sistem, serta
prosedur pemilihan dan/atau
penggantian anggota Dewan Komisaris
dan Direksi untuk disampaikan kepada
RUPS.
c) Komite Remunerasi dan Nominasi,
telah memberikan rekomendasi calon
anggota Dewan Komisaris dan/atau
Direksi untuk disampaikan kepada
RUPS.
Tindaklanjut Laporan Profil
Risiko Bank NTT Triwulan IV
Tahun 2015
iii. Surat No.44/DK bank
NTT/V/2016 tanggal
12/05/2016 , perihal :
tindaklanjut Hasil Rapat Komite
Risiko dengan Divisi
Manajemen Risiko.
iv. Surat No.92/DK bank
NTT/XI/2016 tanggal
15/11/2016 perihal :
Tindaklanjut Laporan Profil
Risiko Triwulan III Tahun 2016
Komite Pemantau Risiko sudah
sepenuhnya mengevaluasi
pelaksanaan tugas KMR dan
SKMR.
3) Komite Nominasi & Remunerasi
a) Komite Remunerasi dan Nominasi
sudah memadai dalam melakukan
evaluasi.
b) Terkait dengan kebijakan nominasi,
Komite telah menyusun sistem,
serta prosedur pemilihan dan/atau
penggantian anggota Dewan
Komisaris dan Direksi untuk
disampaikan kepada RUPS.
c) Komite Remunerasi dan Nominasi
telah membuat kajian pencalonan
Direksi dan Dewan Komisaris Bank
NTT 2017 : Penerapan tata kelola
dan peraturan POJK Nomor
45/POJK.03/2015
249Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
28
d) Komite Remunerasi dan Nominasi, telah
memberikan rekomendasi calon Pihak
Independen yang dapat menjadi
anggota Komite kepada Dewan
Komisaris.
4) Rapat Komite diselenggarakan sesuai
kebutuhan Bank.
5) Keputusan rapat diambil berdasarkan
musyawarah mufakat atau suara terbanyak
dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat.
6) Hasil rapat Komite merupakan rekomendasi
yang dapat dimanfaatkan secara optimal
oleh Dewan Komisaris.
7) Pemilik melakukan intervensi terhadap
pelaksanaan tugas Komite, seperti misalnya
terkait rekomendasi pemberian remunerasi
yang tidak wajar kepada pihak terkait pemilik,
rekomendasi calon Dewan Komisaris/Direksi
yang tidak sesuai dengan prosedur pemilihan
dan/atau penggantian yang telah ditetapkan.
C. Governance Outcome 1) Hasil risalah rapat wajib dibuat, termasuk
pengungkapan perbedaaan pendapat
(dissenting opinions) secara jelas dan wajib
didokumentasikan dengan baik.
2) Masing-masing Komite telah melaksanakan
fungsinya sesuai ketentuan yang berlaku
seperti misalnya pemberian rekomendasi
sesuai tugasnya kepada Dewan Komisaris.
d) Komite Remunerasi dan Nominasi
telah membuat kajian pencalonan
Direksi dan Dewan Komisaris Bank
NTT 2017 : Penerapan tata kelola
dan peraturan POJK Nomore
45/POJK.03/2015
4) Rapat Komite diselenggarakan sesuai
kebutuhan Bank.
5) Keputusan rapat diambil berdasarkan
musyawarah mufakat atau suara
terbanyak dalam hal tidak terjadi
musyawarah mufakat.
6) Hasil rapat Komite merupakan
rekomendasi yang dapat dimanfaatkan
secara optimal oleh Dewan Komisaris.
7) Pemilik tidak melakukan intervensi
terhadap pelaksanaan tugas Komite
C. Governance Outcome 1) Komite-komite telah melakukan rapat
membahas rencana kerja sesuai jadwal
/ agenda Rapat yang telah ditetapkan,
dan hasil rapat telah didokumentasikan
dengan baik serta dapat dimanfaatkan
secara cukup optimal oleh anggota
Dewan Komisaris. Pada tahun 2016
Komite Remunerasi & Nominasi
melakukan 1 (satu) kali Rapat Komite.
2) Masing-masing Komite telah
melaksanakan fungsinya sesuai
ketentuan yang berlaku seperti misalnya
pemberian rekomendasi sesuai
tugasnya kepada Dewan Komisaris,
yang ditunjukkan dengan rekomendasi
Komite melalui:
250 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
29
a) Surat No. 08/DK Bank NTT/I/2016
perihal Penyampaian tindaklanjut
penyelesaian masalah Demoosi 5
(lima) Pejabat Bank NTT.
b) Surat No. 11/DK Bank NTT/I/2016
perihal : Penarikan dan
Pemerintah Daerah Kab.TTU
c) Surat No. 12/DK/Bank NTT/I/2016
perihal : Percepatan Pembukaan
Kantor Cabang Bank NTT di
Kab.Kupang.
d) Surat No. 15/DK Bank NTT/II/2016
perihal : Kajian Kepatuhan
tentang Pembelian Tanah untuk
KCP Elopada.
e) Surat No. 25/DK Bank NTT/II/2016
perihal : Tindaklanjut Laporan
Profil Risiko Bank NTT Triwulan IV
Tahun 2015.
f) Surat No. 44/DK/Bank
NTT/IV/2016 perihal: Tindaklanjut
Laporan Profil Risiko Bank
Triwulan I Tahgun Buku 2016.
g) Surat No. 55/DK Bank
NTT/VII/2016 perihal : Penunjukan
dan Penetapan Eddy Siddharta &
Tanzil.
h) Surat No.61/DK Bank
NTT/VIII/2016 perihal : Daftar
Pemenuhan Persyaratan
(Complience Check List) Rencana
Pemindahan Alamat Kantor
Cabang Surabaya..
i) Surat No.64/DK Bnak
NTT/VIII/2015 perihal: Hasil Rapat
Komite Audit..
j) Surat No.73/DK Bank NTT/IX
perihal : Laporan perkembangan
usaha triwulan II dan bulan Juli
tahun 2016
251Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
30
k) Surat No.76/DK Bank NTT/IX/2016
perihal : Tindaklanjut terhadap
Komitmen dengan OJK sesuai
Risalah Rapat Exit Meeting Hasil
Pemeriksaan posisi 31 Maret 2016
pada pertemuan tanggal 30 Juni
2016.
l) Surat No.119/DK Bank
NTT/XI/2015 perihal Hasil Rapat
Komite Pemantau Risiko untuk
ditindaklanjuti.
m) Surat No.97/DK Bank
NTT/XII/2016 perihal :
Tindaklanjjut Pembahasan
Laporan Hasil Audit SKAI bulan
Agustus s/d September 2016.
4.
Penanganan Benturan Kepentingan
A. Governance Structure
Bank memiliki kebijakan, sistem dan prosedur
penyelesaian mengenai:
1) benturan kepentingan yang mengikat setiap
pengurus dan pegawai Bank;
2) administrasi, dokumentasi dan pengungkapan
benturan kepentingan dimaksud dalam
Risalah Rapat.
B. Governance Process Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat
Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat
merugikan atau mengurangi keuntungan Bank.
Penanganan Benturan Kepentingan
A. Governance Structure
SK Direksi No.73 Tentang Benturan
Kepentingan Tanggal 30 Juni Tahun 2014
telah mengatur kebijakan, sistem dan
prosedur penyelesaian Benturan
Kepentingan dan kebijakan, sistem serta
prosedur mengenai administrasi,
dokumentasi dan pengungkapan benturan
kepentingan termasuk dalam Risalah Rapat .
B. Governance Process Anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi,
dan Pejabat Eksekutif tidak mengambil
tindakan yang dapat merugikan atau
mengurangi keuntungan Bank apabila terjadi
benturan kepentingan telah diatur dalam SK
Direksi No.73 Tanggal 30 Juni Tahun 2014
tentang Pedoman Penanganan Benturan
Kepentingan.
252 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
31
C. Governance Outcome 1) Benturan kepentingan yang dapat merugikan
Bank atau mengurangi keuntungan Bank telah
diungkapkan dalam setiap keputusan dan
telah terdokumentasi dengan baik.
2) Kegiatan operasional bank bebas dari
intervensi pemilik/pihak terkait/pihak lainnya
yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan yang dapat merugikan Bank atau
mengurangi keuntungan Bank.
3) Bank berhasil menyelesaikan benturan
kepentingan yang terjadi.
C. Governance Outcome 1) Bank telah memiliki kebijakan, sistem
serta proedur mengenai
administrasi,dokumentasi dan
pengungkapan benturan kepentingan
dimaksud dalam Risalah Rapat sesuai
SK Direksi No.73 Tentang Benturan
Kepentingan
2) Kegiatan operasional bank bebas dari
intervensi pemilik/pihak terkait/pihak
lainnya yang dapat menimbulkan
benturan kepentingan yang dapat
merugikan Bank atau mengurangi
keuntungan Bank. 3) Bank cukup mampu menghindari
potensi terjadinya benturan kepentingan.
5. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank A. Governance Structure
1) Satuan kerja kepatuhan independen terhadap
satuan kerja operasional.
2) Pengangkatan, pemberhentian dan/atau
pengunduran diri Direktur yang
membawahkan Fungsi Kepatuhan sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia.
3) Bank telah menyediakan sumber daya
manusia yang berkualitas pada satuan kerja
Kepatuhan untuk menyelesaikan tugas
secara efektif.
B. Governance Process 1) Direktur yang membawahkan Fungsi
Kepatuhan bertugas dan bertanggung jawab
antara lain:
Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank A. Governance Structure
1) Bank NTT tidak mempunyai Satuan
kerja Kepatuhan Independen, tetapi
yang sudah ada adalah Divisi
Kepatuhan yang indpendent terhadap
Satuan Kerja Operasional.
2) Pengangkatan, pemberhentian dan/atau
pengunduran diri Direktur yang
membawahkan Fungsi Kepatuhan
sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia
3) Sumber Daya Manusia pada Divisi
Kepatuhan sudah efektif terhadap
tugasnya dan perlu terus dilakukan
pengembangan khususnya terkait
pemahaman terhadap pelaksanaan
ketentuan dan peraturan yang berlaku
B. Governance Process 1) Melalui opini kepatuhan, Direktur
kepatuhan memastikan setiap kebijakan,
ketentuan, sistem dan prosedur yang
253Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
32
a) memastikan kepatuhan Bank terhadap
ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dengan cara:
(1) menetapkan langkah-langkah yang
diperlukan dengan memperhatikan
prinsip kehati-hatian;
(2) memantau dan menjaga agar
kegiatan usaha Bank tidak
menyimpang dari ketentuan;
(3) memantau dan menjaga
kepatuhan Bank terhadap seluruh
perjanjian dan komitmen yang
dibuat oleh Bank kepada Bank
Indonesia dan lembaga otoritas
yang berwenang;
b) menyampaikan laporan pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab paling
kurang secara triwulanan kepada
Direktur Utama dengan tembusan
kepada Dewan Komisaris atau pihak
yang berwenang sesuai struktur
organisasi Bank;
c) merumuskan strategi guna mendorong
terciptanya Budaya Kepatuhan Bank;
d) mengusulkan kebijakan kepatuhan atau
prinsip-prinsip kepatuhan yang akan
ditetapkan oleh Direksi;
e) menetapkan sistem dan prosedur
kepatuhan yang akan digunakan untuk
menyusun ketentuan dan pedoman
internal Bank;
f) memastikan bahwa seluruh kebijakan,
ketentuan, sistem, dan prosedur, serta
kegiatan usaha yang dilakukan Bank
telah sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
dikeluarkan sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia dan peraturan
perundang undangan yang berlaku,
dinilai optimal dalam memantau
komitmen terhadap regulator yang
ditunjukkan dengan Komitmen pada OJK
telah diselesaikan sesuai batas waktu.
(yang belum ditindaklanjuti sebanyak 26
komitmen).
254 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
33
g) meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank;
h) melakukan tindakan pencegahan agar
kebijakan dan/atau keputusan yang
diambil Direksi Bank atau pimpinan
KCBA tidak menyimpang dari ketentuan
Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
i) melakukan tugas-tugas lainnya yang
terkait dengan Fungsi Kepatuhan.
2) Penunjukan Direktur yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan telah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3) Direksi telah:
a) menyetujui kebijakan kepatuhan Bank
dalam bentuk dokumen formal tentang
fungsi kepatuhan yang efektif;
b) bertanggung jawab untuk
mengkomunikasikan seluruh kebijakan,
pedoman, sistem dan prosedur ke
seluruh jenjang organisasi terkait;
c) bertanggung jawab untuk menciptakan
fungsi kepatuhan yang efektif dan
permanen sebagai bagian dari
kebijakan kepatuhan Bank secara
keseluruhan.
4) Satuan kerja kepatuhan bertugas dan
bertanggung jawab antara lain:
a) membuat langkah-langkah dalam
rangka mendukung terciptanya Budaya
Kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha
Bank pada setiap jenjang organisasi;
b) melakukan identifikasi, pengukuran,
monitoring, dan pengendalian terhadap
2) Penunjukkan Direktur Kepatuhan telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3) Direksi menyetujui SOP Kepatuhan dan
memberikan pemahaman kepada
pegawai mengenai ketentuan-ketentuan,
kebijakan yang berlaku. Direktorat
kepatuhan telah melakukan sosialisasi
peraturan Bank Indonesia kepada
pegawai.
4) Sesuai Temuan OJK menunjukan bahwa
:
a) Satuan Kerja Kepatuhan sudah
membuat langkah dalam rangka
mendukung terciptanya Budaya
Kepatuhan pada seluruh kegiatan
usaha Bank namun baru terbatas
pada penilaian SDM (Bank
Gerakan Patuh). Sedangkan pada
aktivitas pengadaan barang dan
jasa, pengeluaran biaya- biaya dan
perkreditan belum dilakukan.
b) Satuan Kerja Kepatuhan belum
melakukan identifikasi terhadap
255Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
34
Risiko Kepatuhan dengan mengacu
pada peraturan Bank Indonesia
mengenai Penerapan Manajemen
Risiko bagi Bank Umum;
c) menilai dan mengevaluasi efektivitas,
kecukupan, dan kesesuaian kebijakan,
ketentuan, sistem maupun prosedur
yang dimiliki oleh Bank dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
d) melakukan review dan/atau
merekomendasikan pengkinian dan
penyempurnaan kebijakan, ketentuan,
sistem maupun prosedur yang dimiliki
oleh Bank agar sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
e) melakukan upaya-upaya untuk
memastikan bahwa kebijakan,
ketentuan, sistem dan prosedur, serta
kegiatan usaha Bank telah sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundangan-undangan yang
berlaku;
f) melakukan tugas-tugas lainnya yang
terkait dengan Fungsi Kepatuhan.
C. Governance Outcome
1) Bank telah menyampaikan laporan pokok
pelaksanaan tugas Direktur yang
membawahkan Fungsi Kepatuhan dan laporan
khusus kepada Bank Indonesia dan pihak
terkait.
2) Cakupan laporan pelaksanaan tugas Direktur
yang membawahkan Fungsi Kepatuhan
tersebut telah sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia yang berlaku.
pelanggaran ketentuan yang
terjadi, baik berdasarkan temuan
SKAI dan Auditor Ekstern untuk
selanjutnya menjadi dasar
pelaksanaan upaya peningkatan
Budaya Kepatuhan antara lain
melalui sosialisasi Ketentuan yang
sering menjadi pelanggaran.
C. Governance Outcome
1) Menyampaikan laporan pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab secara
berkala kepada Direktur Utama dengan
tembusan kepada Dewan Komisaris
atau pihak-pihak yang berwenang
sesuai struktur organisasi Bank.
2) Cakupan laporan pelaksanaan tugas
Direktur yang membawahkan Fungsi
Kepatuhan tersebut telah sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia yang berlaku.
256 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
35
3) Bank berhasil menurunkan tingkat pelanggaran
terhadap ketentuan yang berlaku.
4) Bank berhasil membangun budaya kepatuhan
dalam pengambilan keputusan dan dalam
kegiatan operasional bank.
3) Bank telah menurunkan tingkat
pelanggaran yang terjadi ditunjukkan
dengan prosentasi denda terhadap Laba
Operasional sebesar 0,11% di bawah
toleransi maksimal 0,1%, dan masih
terdapat 8 (delapan) temuan yang belum
ditindaklanjuti sesuai batas waktu
komitmen.
4) Bank cukup berhasil membangun
budaya kepatuhan dalam pengambilan
keputusan dan dalam kegiatan
operasional Bank.
6. Penerapan fungsi audit intern
A. Governance Structure 1) Struktur organisasi SKAI Bank telah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2) Bank memiliki Standar Pelaksanaan Fungsi
Audit Intern Bank (SPFAIB), dengan:
a) menyusun Piagam Audit Intern (Internal
Audit Charter);
b) membentuk SKAI;
c) menyusun panduan audit intern.
3) Kelembagaan SKAI independen terhadap
satuan kerja operasional.
4) Bank menyediakan sumber daya yang
berkualitas pada SKAI untuk menyelesaikan
tugas secara efektif.
B. Governance Process 1) Direksi bertanggung jawab atas:
a) terciptanya struktur pengendalian intern,
dan menjamin terselenggaranya fungsi
audit intern Bank dalam setiap tingkatan
manajemen;
b) tindak lanjut temuan audit intern Bank
sesuai dengan kebijakan dan arahan
Dewan Komisaris.
Penerapan fungsi audit intern
A. Governance Structure 1) Struktur organisasi SKAI Bank telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2) Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) telah
dibentuk dan independen terhadap
satuan kerja operasional. Serta Bank
telah menyusun panduan audit intern,
dan telah memiliki Buku Pedoman Anti
Fraud
3) SKAI independen terhadap satuan kerja
operasional.
4) SDM pada Divisi Pengawasan dan SKAI
sudah efektif dalam tugasnya dan perlu
terus ditingkatkan kualitas Sumber Daya
Manusia antara lain dibidang MR.
B. Governance Process 1) Direksi telah mendukung terciptanya
struktur pengendalian intern, dan
menjamin terselenggaranya fungsi audit
intern Bank dalam setiap tingkat
manajemen, dengan menempatkan
Resident Inspector pada unit kerja.
Direksi telah menindaklanjuti temuan
audit intern Bank sesuai dengan
kebijakan dan arahan Dewan Komisaris,
257Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
36
namun ada beberapa temuan yang
belum di tindaklanjuti sesuai batas
waktu komitmen:
i. OJK Tahun 2015 sebanyak 7
temuan
ii. OJK Tahun 2016 sebanyak 19 temuan
iii. Spot Audit SKAI Tahun 2015
sebanyak 17 temuan
iv. Spot Audit SKAI Tahun 2016
sebanyak 172 temuan
Sebagaimana telah ditegaskan oleh
Komisaris melalui :
i. Surat No. 20/DK Bank NTT/II/2016
perihal : Kajian Hasil Audit SKAI
bulan Oktober – November dan
Desember 2015
ii. Surat No. 25/DK Bank NTT/II/2016
perihal : Tindaklanjut Laporan Profil
Risiiko Bank NTT Triwulan IV
Tahun 2015.
iii. Surat No. 30/DK Bank NTT/III/2016
perihal : Perkembangan
Penyelesaian Kredit Bermasalah.
iv. Surat No. 44/DK Bank NTT/V/2016
perihal : Tindaklanjut Laporan Profil
Risiko Triwulan I Tahun 2016.
v. Surat No. 78/DK Bank NTT/VII/2016
perihal : Laporan Pengawasan
Dewan Komisaris.
vi. Surat No. 84/DK Bank NTT/VI/2016
perihal : Penjelasan tentang Kasus
Dugaan Tindak Pidana Penipuan
dan Penggelapan.
vii. Surat No. 85/DK Bank NTT/X/2016
perihal : Ekspansi Kredit Triwulan III
TB 2016.
viii. Surat No.97/DK Bank NTT/XII/2016
perihal : Laporan Hasil Audit SKAI
bulan Agustus s/d September 2016.
258 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
37
2) Bank menerapkan fungsi audit intern secara
efektif pada seluruh aspek dan unsur
kegiatan yang secara langsung diperkirakan
dapat mempengaruhi kepentingan Bank dan
masyarakat.
3) Bank melakukan kaji ulang secara berkala
atas efektifitas pelaksanaan kerja SKAI dan
kepatuhannya terhadap SPFAIB oleh pihak
eksternal setiap tiga tahun.
4) Rencana pemeriksaan SKAI Bank,
kecukupan ruang lingkup pemeriksaan serta
kedalaman pemeriksaan telah memadai.
5) Tidak terdapat penyimpangan dalam realisasi
atas rencana pemeriksaan SKAI Bank.
6) Bank merencanakan dan merealisasikan
peningkatan mutu keterampilan sumber daya
manusia secara berkala dan berkelanjutan.
7) SKAI telah melakukan fungsi pengawasan
secara independen dengan cakupan tugas
yang memadai dan sesuai dengan rencana,
pelaksanaan maupun pemantauan hasil
audit.
8) SKAI telah melaksanakan tugas sekurang-
kurangnya meliputi penilaian:
a) kecukupan Sistem Pengendalian Intern
Bank;
b) efektivitas Sistem Pengendalian Intern
Bank;
c) kualitas kinerja.
2) Fungsi Audit Intern belum meneyeluruh
antara lai, review terhadap pelaksanaan
Manjemen Risiko.
3) Telah dilakukan kaji ulang dan
pemeriksaan atas kinerja SKAI dan
kepatuhannya terhadap SPFAIB oleh
Kantor Akuntan Publik pada tahun 2012.
4) Rencana pemeriksaan SKAI Bank,
kecukupan ruang lingkup pemeriksaan
serta kedalaman pemeriksaan telah
memadai.
5) Tidak terjadi penyimpangan dalam
realisasi atas rencana pemeriksaan
SKAI Bank
6) Bank telah merencanakan dan
merealisasikan peningkatan mutu
keterampilan sumberdaya manusia
secara berkala dan berkelanjutan
melalui pendidikan dan pelatihan yang
terkait di bidang audit
7) SKAI melaksanakan audit sesuai
dengan rencana tahunan yang disetujui
oleh Direktur Utama dan Dewan
Komisaris atas seluruh sumber daya
Bank NTT, termasuk organisasi lain
yang terafiliasi dengan Bank NTT yang
ditetapkan dengan mempertimbangkan
tingkat risikonya.
8) SKAI telah melaksanakan tugas:
i. SKAI telah melaksanakan tugas
yang meliputi penilaian kecukupan
Sistem Pengendalian Intern Bank
ii. Telah melakukan penilaian efekti
vitas SPI
iii. Telah melakukan penilaian kualitas
kinerja pada unit operasional
259Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
38
9) SKAI telah melaporkan seluruh temuan hasil
pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku.
10) SKAI telah memantau, menganalisis dan
melaporkan perkembangan tindak lanjut
perbaikan yang dilakukan auditee.
11) SKAI telah menyusun dan mengkinikan
pedoman kerja serta sistem dan prosedur
untuk melaksanakan tugas bagi auditor intern
secara berkala sesuai ketentuan dan
perundangan yang berlaku.
C. Governance Outcome
1) Direksi bertanggung jawab atas tersedianya
laporan kegiatan pelaksanaan fungsi audit
intern Bank kepada RUPS.
2) Temuan-temuan pemeriksaan SKAI telah
ditindaklanjuti dan tidak terjadi temuan yang
berulang.
3) SKAI bertindak obyektif dalam melakukan
audit. 4) Fungsi audit intern telah dilaksanakan secara
memadai dengan memperhatikan antara lain:
a. Program audit telah mencakup
keseluruhan unit kerja yang
pelaksanaannya mempertimbangkan
tingkat risiko pada masing-masing unit
kerja.
b. Program audit dan ruang lingkup audit
telah memadai sesuai dengan prinsip-
prinsip SPFAIB antara lain terpenuhinya
independensi, objektivitas, tidak ada
melalui desk audit maupun spot
audit
9) SKAI menyampaikan Laporan Hasil
Audit kepada Direktur Utama dan
Dewan Komisaris dengan tembusan
kepada Direktur Kepatuhan
10) SKAI telah melaksanakan fungsi
memantau, menganalisis dan
melaporkan perkembangan tindaklanjut
perbaikan yang dilakukan auditee
11) Sampai dengan saat ini Pedoman Audit
Intern berdasarkan keputusan Direksi
No. 20 Tahun 2000 tanggal 19 Mei 2000
tentang Buku Pedoman Audit Internal
belum dilakukan review.
C. Governance Outcome
1) Direksi telah memastikan tersedianya
laporan kegiatan pelaksanaan fungsi
audit intern Bank kepada RUPS
2) Temuan-temuan pemeriksaan SKAI
belum seluruhnya ditindaklanjuti yaitu :
i. Spot Audit SKAI Tahun 2015
sebanyak 17 temuan
ii. Spot Audit SKAI Tahun 2016
sebanyak 172 temuan
3) SKAI bertindak objektif dalam
pemeriksaan
4) Fungsi Audit telah dilaksanakan secara
memadai
260 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
39
pembatasan dalam cakupan dan ruang
lingkup audit intern.
c. Terpenuhinya jumlah dan kualitas auditor
intern.
7. Penerapan fungsi audit ekstern
A. Governance Structure
Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan KAP
sekurang-kurangnya memenuhi aspek-aspek:
1) kapasitas KAP yang ditunjuk;
2) legalitas perjanjian kerja;
3) ruang lingkup audit;
4) standar profesional akuntan publik; dan
5) komunikasi Bank Indonesia dengan KAP
dimaksud.
B. Governance Process
1) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan
Bank, Bank menunjuk Akuntan Publik dan
KAP yang terdaftar di Bank Indonesia.
2) Penunjukan Akuntan Publik dan KAP yang
sama oleh Bank telah sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3) Penunjukan Akuntan Publik dan KAP terlebih
dahulu memperoleh persetujuan RUPS
berdasarkan rekomendasi dari Komite Audit
melalui Dewan Komisaris.
4) Akuntan Publik dan KAP yang ditunjuk,
mampu bekerja secara independen,
memenuhi standar profesional akuntan publik
dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit
yang ditetapkan.
5) Akuntan Publik telah melakukan komunikasi
dengan Bank Indonesia mengenai kondisi
Bank yang diaudit dalam rangka persiapan
dan pelaksanaan audit.
Penerapan fungsi audit ekstern
A. Governance Structure
Akuntan Publik dan KAP yang ditunjuk telah
memenuhi aspek-aspek legalitas sesuai
perjanjian kerja, dan menyampaikan hasil
audit dan management le er kepada Bank
tepat waktu, mampu bekerja secara
independen sesuai standar profesional
akuntan publik dengan ruang lingkup audit
yang ditetapkan
B. Governance Process
1) Bank telah menunjuk Akuntan Publik
dan KAP yang terdaftar di Bank
Indonesia dan telah memenuhi aspek-
aspek penugasan audit.
2) Penunjukkan Akuntan Publik dan KAP
yang sama oleh Bank telah sesuai
peraturan perundang-undangan yang
berlaku
3) Penunjukkan Akuntan Publik dan KAP
sesuai dengan keputusan RUPS
4) Akuntan Publik dan KAP telah
menyampaikan hasil audit kepada bank
dan mampu bekerja secara independen.
5) Akuntan Publik telah melakukan
komunikasi dengan Bank Indonesia
mengenai kondisi Bank yang diaudit
dalam rangka persiapan dan
pelaksanaan audit.
261Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
40
6) Akuntan Publik telah melaksanakan audit
secara independen dan profesional.
7) Akuntan Publik telah melaporkan hasil audit
dan Management Letter kepada Bank
Indonesia.
C. Governance Outcome
1) Hasil audit dan management letter telah
menggambarkan permasalahan bank yang
signifikan dan disampaikan secara tepat
waktu kepada Bank Indonesia oleh KAP
yang ditunjuk.
2) Cakupan hasil audit paling kurang sesuai
dengan ruang lingkup audit sebagaimana
diatur dalam ketentuan yang berlaku.
3) Auditor bertindak obyektif dalam melakukan
audit.
6) Audit KAP sudah dilakukan secara
independen
7) Hasil audit Laporan Keuangan Bank
NTT tanggal 31 Desember 2016 yang
telah disampaikan Kantor Akuntan
Publik Drs. J. Tanzil & Rekan tanggal 31
Desember 2015 dengan mendapat opini
"Tanpa Modifikasian"
C. Governance Outcome
1) Hasil audit dan management letter telah
menggambarkan permasalahan bank
yang signifikan dan disampaikan secara
tepat waktu kepada Bank Indonesia
oleh KAP yang ditunjuk
2) Telah sesuai denga ruang lingkup audit
3) Auditor bertindak obyektif dalam
melakukan audit.
8. Penerapan manajemen risiko termasuk Sistem
Pengendalian Intern A. Governance Structure
1) Bank telah memiliki struktur organisasi yang
memadai untuk mendukung penerapan
manajemen risiko dan pengendalian intern
yang baik antara lain SKAI, SKMR dan
Komite Manajemen Risiko serta Satuan Kerja
Kepatuhan.
2) Bank telah memiliki kebijakan, prosedur dan
penetapan limit risiko yang memadai.
B. Governance Process
1) Dewan Komisaris memiliki tugas dan tangung
jawab yang jelas, diantaranya:
a) menyetujui kebijakan Manajemen Risiko
termasuk strategi dan kerangka
Manajemen Risiko yang ditetapkan
Penerapan manajemen risiko termasuk
sistem Pengendalian Intern.
A. Governance Structure
1) Bank telah memiliki struktur organisasi
yang memadai untuk mendukung
penerapan manajemen risiko dan
pengendalian intern yang baik antar lain
SKAI,SKMR dan Komite Manajemen
Risiko serta Satuan Kerja Kepatuhan.
2) Bank telah memiliki Kebijakan Prosedur
dan Penetapan Limit yang memadai
namun 1 SOP yang belum direview
yakni SOP Perkreditan.
B. Governance Proces
1. Dewan komisaris memiliki tugas dan
tanggungjawab yang jelas, diantaranya :
a) Dewan Komisaris menyetujui strategi
dan kerangka Manajemen Risiko yang
ditetapkan sesuai tingkat risiko dan
262 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
41
sesuai dengan tingkat risiko yang
diambil (risk appetite) dan toleransi
risiko (risk tolerance);
b) mengevaluasi kebijakan Manajemen
Risiko dan Strategi Manajemen Risiko
paling kurang satu kali dalam satu tahun
atau dalam frekuensi yang lebih sering
dalam hal terdapat perubahan faktor-
faktor yang mempengaruhi kegiatan
usaha Bank secara signifikan;
c) mengevaluasi pertanggungjawaban
Direksi dan memberikan arahan
perbaikan atas pelaksanaan kebijakan
Manajemen Risiko secara berkala.
Evaluasi dilakukan dalam rangka
memastikan bahwa Direksi mengelola
aktivitas dan risiko-risiko Bank secara
efektif.
2) Direksi memiliki tugas dan tanggung jawab
yang jelas, diantaranya:
a) menyusun kebijakan Manajemen Risiko
termasuk strategi dan kerangka
Manajemen Risiko secara tertulis dan
komprehensif termasuk limit risiko
secara keseluruhan dan per jenis risiko,
dengan memperhatikan tingkat risiko
yang diambil dan toleransi risiko
terhadap kecukupan permodalan.
Setelah mendapat persetujuan dari
Dewan Komisaris maka Direksi
menetapkan kebijakan, strategi, dan
kerangka Manajemen Risiko dimaksud;
b) menyusun, menetapkan, dan
mengkinikan prosedur dan alat untuk
mengidentifikasi, mengukur, memonitor,
dan mengendalikan risiko;
c) menyusun dan menetapkan mekanisme
persetujuan transaksi, termasuk yang
toleransi yang ditetapkan RBB.
b) Komisaris melalui Komite Pemantau
Risiko melakaukan evaluasi kebijakan
manajemen risiko dan strategi
manajemen risiko.
c) Dalam rapat pengurus secara rutin
mengevaluasi pertanggung jawaban
Direksi dan Toleransi Risiko sedang
dalam proses Review.
2. Direksi memiliki tugas dan tanggung
jawab yang jelas yaitu: i. Bank sudah menetapkan Limit dan
Toleransi Risiko melalui SK Direksi
Nomor 58 Tahun 2013 dan saat ini
sedang dilakukan review terhadap
Limit dan toleransi Risiko sesuai
dengan kompleksitas usaha Bank.
ii. Belum seluruh permasalahan yang
dilaporkan oleh SKMR dan SKAI
terkait risiko, permasalahan maupun
penyimpangan diselesaikan tepat
waktu diantaranya :Penerapan
Balance Score Card, Kebijakan
Internal mengenai BMPK.
263Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
42
melampaui limit dan kewenangan untuk
setiap jenjang jabatan;
d) mengevaluasi dan/atau mengkinikan
kebijakan, strategi, dan kerangka
Manajemen Risiko paling kurang satu
kali dalam satu tahun atau dalam
frekuensi yang lebih sering dalam hal
terdapat perubahan faktor-faktor yang
mempengaruhi kegiatan usaha Bank,
eksposur risiko, dan/atau profil risiko
secara signifikan;
e) menetapkan struktur organisasi
termasuk wewenang dan tanggung
jawab yang jelas pada setiap jenjang
jabatan yang terkait dengan penerapan
Manajemen Risiko;
f) bertanggung jawab atas pelaksanaan
kebijakan, strategi, dan kerangka
Manajemen Risiko yang telah disetujui
oleh Dewan Komisaris serta
mengevaluasi dan memberikan arahan
berdasarkan laporan-laporan yang
disampaikan oleh SKMR termasuk
laporan mengenai profil risiko;
g) memastikan seluruh risiko yang material
dan dampak yang ditimbulkan oleh
risiko dimaksud telah ditindaklanjuti dan
telah menyampaikan laporan
pertanggungjawaban kepada Dewan
Komisaris secara berkala. Laporan
dimaksud antara lain memuat laporan
perkembangan dan permasalahan
terkait risiko yang material disertai
langkah-langkah perbaikan yang telah,
sedang, dan akan dilakukan;
h) memastikan pelaksanaan langkah-
langkah perbaikan atas permasalahan
atau penyimpangan dalam kegiatan
usaha Bank yang ditemukan oleh SKAI;
264 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
43
i) mengembangkan budaya Manajemen
Risiko termasuk kesadaran risiko pada
seluruh jenjang organisasi, antara lain
meliputi komunikasi yang memadai
kepada seluruh jenjang organisasi
tentang pentingnya pengendalian intern
yang efektif;
j) memastikan kecukupan dukungan
keuangan dan infrastruktur untuk
mengelola dan mengendalikan risiko;
k) memastikan bahwa fungsi Manajemen
Risiko telah diterapkan secara
independen yang dicerminkan antara
lain adanya pemisahan fungsi antara
SKMR yang melakukan identifikasi,
pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko dengan satuan kerja
yang melakukan dan menyelesaikan
transaksi.
3) Bank telah menerapkan sistem pengendalian
intern yang menyeluruh dan handal.
C. Governance Outcome
1) Bank menerapkan manajemen risiko secara
efektif, yang disesuaikan dengan tujuan,
kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas
usaha serta kemampuan Bank.
3) Sistem pengendalian internal dinilai
belum efektif yang ditunjukkan dengan
adanya Fraud dan Kegagalan
operasional berulang akibat human error
yang melampaui batas toleransi yang
diperkenankan Bank, akan tetapi sesuai
Keputusan Direksi No.122 tanggal 02
Desember 2015 tentang Pemberhentian
dan pengangkatan dari Jabatan Residen
Inspektur menjadi Internal Auditor dan
Internal Control PT. Bank Pembangunan
Daerah Nusa Tenggara Timur, telah
ditetapkan petugas internal Auditor pada
kantor Pusat dan internal Control pada
masing-masing Kantor Cabang.
A. Governance Outcome
1) Sistem pengendalian internal dinilai
belum efektif yang ditunjukkan dengan
adanya Kegagalan operasional berulang
akibat human error yang melampaui
265Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
44
2) Komisaris dan Direksi (Manajemen) mampu
melakukan pengawasan secara aktif
terhadap pelaksanaan kebijakan dan strategi
manajemen risiko.
3) Bank tidak melakukan aktivitas bisnis yang
melampaui kemampuan permodalan untuk
menyerap risiko kerugian.
batas toleransi yang diperkenankan
Bank.
2) Komisaris dan Direksi (Manajemen)
cukup mampu melakukan pengawasan
secara aktif terhadap pelaksanaan
kebijakan dan strategi manajemen risiko
3) Bank tidak melakukan aktivitas bisnis
yang melampaui kemampuan
permodalan untuk menyerap risiko
kerugian
9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposure)
A. Governance Structure Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan
prosedur tertulis yang memadai untuk penyediaan
dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana
besar, berikut monitoring dan penyelesaian
masalahnya.
B. Governance Process
1) Bank telah secara berkala mengevaluasi dan
mengkinikan kebijakan, sistem dan prosedur
dimaksud agar disesuaikan dengan
ketentuan dan perundang-undangan yang
berlaku.
2) Terdapat proses yang memadai untuk
memastikan penyediaan dana kepada pihak
terkait dan penyediaan dana dalam jumlah
besar telah sesuai dengan prinsip kehati-
hatian.
3) Pengambilan keputusan dalam penyediaan
dana diputuskan manajemen secara
independen tanpa intervensi dari pihak terkait
dan/atau pihak lainnya.
Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large
exposure)
A. Governance Structure Bank telah memiliki Kebijakan Perkreditan
Bank (KPB) yang mengacu pada ketentuan
Bank Indonesia dan memperhatikan prinsip
kehati-hatian
B. Governance Process
1) Bank telah menerbitkan Keputusan
Dewan Komisaris No. 06 Tahun 2013
tanggal 01 Agustus 2013 perihal
Kewenangan Memutus Pemberian
Kredit dan Garansi Bank serta Warkat
Garansi Bank Oleh Direksi PT. BPD.
NTT terkait penyediaan Dana Pihak
Terkait, sedangkan Penyediaan Dana
Besar belum ada ketentuannya.
2) Prosesnya memadai dan sesuai dengan
prinsip keha – hatian
3) Penyediaan dana kepada Pihak Terkait
dan penyediaan Dana Besar secara
independen diputuskan oleh Manajemen
266 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
45
C. Governance Outcome 1) Penerapan penyediaan dana oleh Bank
kepada pihak terkait dan/atau penyediaan
dana besar telah:
a) memenuhi ketentuan Bank Indonesia
tentang Batas Maksimum Pemberian
Kredit (BMPK) dan memperhatikan
prinsip kehati-hatian maupun
perundang-undangan yang berlaku;
b) memperhatikan kemampuan
permodalan dan
penyebaran/diversifikasi portofolio
penyediaan dana.
2) Laporan sebagaimana dimaksud pada angka
1) telah disampaikan secara berkala kepada
Bank Indonesia secara tepat waktu.
C. Governance Outcome 1) Bank belum memiliki Pedoman tertulis
mengenai Batas Maksimum Pemberian
Kredit yang diatur dalam BPP BMPK ,
namun ketentuan berupa SK Direksi
terkait penyediaan sudah ada dan saat
ini sedang dikumpulkan SK-SK tertait
penyediaan Dana. Bank juga telah
memiliki Kebijakan Perkreditan Bank
(KPB) yang mengacu pada ketentuan
Bank Indonesia dan memperhatikan
prinsip kehati-hatian
2) Bank telah menyampaikan secara
berkala Laporan BMPK kepada Bank
Indonesia secara tepat waktu
10. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan,
laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal
A. Governance Structure
1) Bank memiliki kebijakan dan prosedur
mengenai tata cara pelaksanaan transparansi
kondisi keuangan dan non keuangan.
2) Bank wajib menyusun Laporan Pelaksanaan
GCG pada setiap akhir tahun buku dengan
cakupan sesuai ketentuan yang berlaku.
3) Tersedianya pelaporan internal yang lengkap,
akurat, dan tepat waktu yang didukung oleh
SIM yang memadai.
Transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal
A. Governance Structure
1) Kebijakan dan prosedur mengenai tata
cara pelaksanaan transparansi kondisi
keuangan dan non keuangan telah di
atur di dalam BPP GCG.
2) Laporan GCG disampaikan kepada
Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dengan
mencakup aspek prinsip-prinsip
pelaksanaan GCG.
3) Masih terdapat beberapa bidang tugas
yang belum memiliki sistem pelaporan
yang baik seperti, kredit hapus buku,
dan yang sedang dalam proses review
yaitu SOP tentang pencatatan pelaporan
tentang kejadian hukum. Untuk Lost
Event Database sudah ditindaklanjuti
267Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
46
4) Terdapat sistem informasi yang handal yang
didukung oleh sumber daya manusia yang
kompeten dan IT security system yang
memadai.
B. Governance Process
1) Bank telah mentransparansikan kondisi
keuangan dan non-keuangan kepada
stakeholders termasuk mengumumkan
Laporan Keuangan Publikasi triwulanan dan
melaporkannya kepada Bank Indonesia atau
stakeholders sesuai ketentuan yang berlaku.
2) Bank mentransparansikan informasi produk
Bank sesuai ketentuan Bank Indonesia
tentang Transparansi Informasi Produk Bank
dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah,
antara lain:
a) informasi secara tertulis mengenai produk
Bank yang memenuhi persyaratan minimal
sebagaimana ditentukan;
b) Petugas Bank (Customer Service dan
Marketing) telah menjelaskan informasi-
informasi produk kepada nasabah;
c) informasi produk yang disampaikan
sesuai dengan kondisi yang sebenarnya;
d) Bank telah menyampaikan kepada
nasabah jika terdapat perubahan-
perubahan informasi produk;
e) informasi-informasi produk dapat terbaca
dengan jelas dan dapat dimengerti;
pada Desember 2015 dan telah
dilakukan Pelapaoran Sistem Informasi
Manajemenm Risiko pada Risk Taking
Unit.
4) Sistem Informasi Bank cukup memadai
untuk mendukung kompleksitas usaha
yang ada dan didukung oleh sumber
daya manusia yang cukup kompeten.
Temuan IT terkait pengamanan dengan
Standar Internasional telah
ditindaklanjuti.
B. Governance Process
1) Bank mentransparansikan Laporan
Keuangan dan Laporan Non Keuangan
melalui publikasi Laporan Keuangan
Triwulan, Realisasi Bisnis Bank dan
melalui Laporan Tahunan Bank, kepada
Bank Indonesia dan stakeholders sesuai
dengan ketentuan yang berlaku yang
telah di audit oleh Auditor Eksternal.
2) Bank mentransparansikan informasi
produk Bank sesuai ketentuan Bank
Indonesia tentang Transparansi
Informasi Produk Bank dan Penggunaan
Data Pribadi Nasabah, antara lain:
i. Bank telah menyusun BPP tentang
Transparansi Informasi Produk
Bank dan Penggunaan Data pribadi
Nasabah
ii. Bank sudah memiliki Kebijakan
Penyelesaian Pengaduan Nasabah
yang disahkan dengan SK Direksi
No. 52 Tahun 2013 tanggal 18 Juni
2013.
268 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
47
f) Bank memiliki layanan informasi produk
yang dapat diperoleh dengan mudah oleh
masyarakat;
g) Bank telah menjelaskan tujuan dan
konsekuensi penyebaran data pribadi
tersebut kepada nasabah;
h) nasabah yang data pribadinya
disebarluaskan telah memberikan
persetujuan atas pemberian data
pribadinya tersebut.
3) Bank mentransparansikan tata cara
pengaduan nasabah dan penyelesaian
sengketa kepada nasabah sesuai ketentuan
Bank Indonesia tentang Pengaduan Nasabah
dan Mediasi Perbankan.
4) Bank menyusun dan menyajikan laporan
dengan tata cara, jenis dan cakupan
sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia tentang Transparansi Kondisi
Keuangan.
5) Bank telah menyusun Laporan Pelaksanaan
GCG dengan isi dan cakupan sekurang-
kurangnya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
6) Dalam hal Laporan Pelaksanaan GCG tidak
sesuai dengan kondisi Bank yang
sebenarnya, Bank segera menyampaikan
revisi secara lengkap kepada Bank
Indonesia, dan bagi Bank yang telah memiliki
homepage wajib mempublikasikannya pula
pada homepage Bank.
3) Bank sudah memiliki Kebijakan
Penyelesaian Pengaduan Nasabah
yang disahkandengan SK Direksi No. 52
Tahun 2013 tanggal 18 Juni 2013.
4) Bank menyusun dan menyajikan laporan
dengan tata cara, jenis dan cakupan
sebagaimana diatur dalam ketentuan
Bank Indonesia tentang Transparansi
Kondisi Keuangan sesuai Surat Edaran
no.14/35/DPNP tanggal 10 Desember
2012.
5) Laporan GCG disampaikan kepada
Bank Indonesia sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dengan
mencakup aspek prinsip-prinsip
pelaksanaan GCG (untuk Tahun Buku
2016) sesuai Surat Edaran
No.15/15/DPNP tanggal 29 April 2013
Perihal Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum.
6) Laporan GCG Tahun Buku 2016 hasil
Self Assesment Bank tidak berbeda
dengan REGULATOR, sedangkan
Laporan Tahunan Bank NTT telah
dimuat di website Bank NTT.
269Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
48
7) Dalam hal terdapat perbedaan Peringkat
Faktor GCG dalam hasil penilaian (self
assessment) pada Laporan Pelaksanaan
GCG Bank dengan hasil penilaian
pelaksanaan GCG oleh Bank Indonesia,
Bank:
a) Paling kurang melakukan revisi
terhadap Peringkat Faktor GCG dan
Definisi Peringkat hasil penilaian (self
assessment) dimaksud kepada publik
melalui Laporan Keuangan Publikasi
pada periode yang terdekat;
b) Segera menyampaikan revisi hasil
penilaian (self assessment) GCG Bank
secara lengkap kepada Bank Indonesia,
dan bagi Bank yang telah memiliki
homepage wajib mempublikasikannya
pula pada homepage Bank.
C. Governance Outcome
1) Laporan Tahunan telah disampaikan Bank
secara lengkap dan tepat waktu kepada
pemegang saham dan sekurang-kurangnya
kepada:
a) Bank Indonesia;
b) Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
(YLKI);
c) Lembaga Pemeringkat di Indonesia;
d) Asosiasi Bank-Bank di Indonesia;
e) Lembaga Pengembangan Perbankan
Indonesia (LPPI);
f) 2 (dua) Lembaga Penelitian di bidang
Ekonomi dan Keuangan;
g) 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan.
2) Transparansi laporan telah dilakukan secara
tepat waktu dengan cakupan sesuai
ketentuan pada homepage Bank, meliputi:
a) Laporan Tahunan (keuangan dan non-
keuangan);
7) Laporan GCG Tahun Buku 2016 hasil Self
Assesment Bank tidak berbeda dengan
REGULATOR.
C. Governance Outcome
1) Laporan Tahunan disampaikan Bank
secara lengkap dan tepat waktu kepada
pemegang saham dan kepada lembaga-
lembaga keuangan lainnya yang
diwajibkan oleh REGULATOR.
2) Bank telah menampilkan Laporan
Tahunan Bank pada homepage Bank
NTT untuk periode Laporan Tahunan
2016.
270 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
49
b) Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
sekurang-kurangnya dalam 1 (satu)
surat kabar berbahasa Indonesia yang
memiliki peredaran luas di tempat
kedudukan kantor pusat Bank atau di
tempat kedudukan KCBA.
3) Laporan Pelaksanaan GCG telah
mencerminkan kondisi Bank yang
sebenarnya atau sesuai hasil penilaian (self
assessment) Bank dan dilampiri hasil
penilaian (self assessment) serta paling
kurang mencakup:
a) cakupan GCG sebagaimana dimaksud
dalam PBI GCG dan hasil penilaian (self
assessment) atas pelaksanaan GCG;
b) kepemilikan saham anggota Dewan
Komisaris serta hubungan keuangan
dan hubungan keluarga anggota Dewan
Komisaris dengan anggota Dewan
Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau
pemegang saham Bank;
c) kepemilikan saham anggota Direksi
serta hubungan keuangan dan
hubungan keluarga anggota Direksi
dengan anggota Dewan Komisaris lain,
anggota Direksi dan/atau pemegang
saham Bank;
d) kepemilikan saham anggota Direksi
serta hubungan keuangan dan
hubungan keluarga anggota Direksi
dengan anggota Dewan Komisaris,
anggota Direksi lain dan/atau pemegang
saham Bank;
e) paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas
lain bagi anggota Dewan Komisaris
serta Direksi;
3) Laporan GCG disampaikan kepada
Bank Indonesia dan Otoritas Jasa
Keuangan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dengan mencakup aspek
prinsip-prinsip pelaksanaan GCG (untuk
Tahun Buku 2016) dan telah
mencerminkan kondisi Bank yang
sebenarnya.
271Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
50
f) shares option yang dimiliki Komisaris,
Direksi, dan Pejabat Eksekutif;
g) rasio gaji tertinggi dan gaji terendah;
h) frekuensi rapat Dewan Komisaris sesuai
ketentuan;
i) jumlah penyimpangan (internal fraud)
yang terjadi dan upaya penyelesaian
oleh Bank;
j) transaksi yang mengandung benturan
kepentingan;
k) buy back shares dan/atau buy back
obligasi Bank;
l) pemberian dana untuk kegiatan sosial
dan kegiatan politik, baik nominal
maupun penerimaan.
4) Laporan Pelaksanaan GCG telah
disampaikan secara lengkap dan tepat waktu,
kepada pemegang saham dan kepada:
a) Bank Indonesia;
b) Yayasan Lembaga Konsumen
Indonesia (YLKI);
c) Lembaga Pemeringkat di Indonesia;
d) Asosiasi Bank-Bank di Indonesia;
e) Lembaga Pengembangan Perbankan
Indonesia (LPPI);
f) 2 (dua) Lembaga Penelitian di bidang
Ekonomi dan Keuangan;
g) 2 (dua) Majalah Ekonomi dan
Keuangan.
5) Laporan pelaksanaan GCG telah disajikan
dalam homepage secara tepat waktu.
6) Mediasi dalam rangka penyelesaian
pengaduan nasabah Bank dilaksanakan
dengan baik.
7) Bank menerapkan transparansi informasi
mengenai produk dan penggunaan data
pribadi nasabah.
4) Laporan GCG disampaikan kepada
pihak-pihak sesuai dengan Peraturan
Bank Indonesia.
5) Laporan pelaksanaan GCG telah
disajikan dalam homepage secara tepat
waktu.
6) Mediasi dalam rangka penyelesaian
pengaduan nasabah dilaksanakan
dengan cukup baik.
7) Bank secara transparan menyampaikan
informasi produk Bank kepada nasabah.
272 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
51
11.
Rencana strategis Bank A. Governance Structure
1) Rencana strategis Bank telah disusun dalam
bentuk Rencana Korporasi (corporate plan)
dan Rencana Bisnis (business plan) sesuai
dengan visi dan misi Bank.
2) Rencana strategis Bank didukung
sepenuhnya oleh pemilik, antara lain tercermin
dari komitmen dan upaya pemilik untuk
memperkuat permodalan Bank.
B. Governance Process
1) Bank telah menyusun Rencana Bisnis Bank
secara realistis, komprehensif, terukur
(achievable) dengan memperhatikan prinsip
kehati-hatian dan responsif terhadap
perubahan internal dan eksternal.
2) Rencana Bisnis Bank disetujui oleh Dewan
Komisaris.
3) Direksi telah mengkomunikasikan Rencana
Bisnis Bank kepada:
a) Pemegang Saham Bank;
b) seluruh jenjang organisasi yang ada
pada Bank.
4) Direksi telah melaksanakan Rencana Bisnis
Bank (RBB) secara efektif.
5) Dalam penyusunan dan penyampaian RBB
berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia
tentang Rencana Bisnis Bank dan Bank telah
memperhatikan:
a) faktor eksternal dan internal yang dapat
mempengaruhi kelangsungan usaha
Bank;
Rencana strategis Bank A. Governance Structure
1) Rencana Bisnis dan coorporate plan
Bank telah disusun sesuai visi dan misi
Bank dan telah dilaporkan kepada
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2) Rencana strategis Bank didukung
sepenuhnya oleh pemilik, antara lain
tercermin dari komitmen dan upaya
pemilik untuk memperkuat permodalan
Bank, Sampai dengan saat ini Modal
Disetor Bank Rp.1.081.098 juta.
B. Governance Process
1) Rencana Bisnis Bank telah disusun
secara cukup realistis komprehensif,
terukur (achievable) ,memperhatikan
prinsip kehati-hatian dan cukup
responsif terhadap perubahan internal
dan eksternal dengan analisis SWOT.
2) Rencana Bisnis Bank disetujui oleh
Dewan Komisaris.
3) Direksi telah mengkomunikasikan
Rencana Bisnis kepada Pemegang
Saham Pengendali pada RUPS serta
kepada seluruh jenjang organisasi yang
ada di Bank dan Corporate Plan sudah
disusun oleh Bank.
4) Pelaksanaannya cukup efektif.
walaupun beberapa point mengenai
realisasi RBB yang belum sepenuhnya
efektif.
5) Dalam penyusunan dan penyampaian
RBB Bank pada umumnya berpedoman
pada ketentuan Bank Indonesia tentang
Rencana Bisnis Bank dan Bank telah
memperhatikan
a) faktor eksternal dan internal yang
dapat mempengaruhi kelangsungan
usaha Bank
273Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
52
b) prinsip kehati-hatian;
c) penerapan manajemen risiko;
d) azas perbankan yang sehat;
6) Komisaris telah melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan Rencana Bisnis Bank.
7) Pemilik tidak menunjukkan keseriusan
dan/atau tidak mengambil langkah-langkah
yang diperlukan dalam rangka mendukung
rencana strategis Bank antara lain tercermin
dari kurangnya komitmen dan upaya pemilik
untuk memperkuat permodalan Bank.
C. Governance Outcome
1) Rencana Korporasi dan Rencana Bisnis
disusun oleh Direksi dan disetujui oleh
Komisaris.
2) Rencana Korporasi (corporate plan) dan
Rencana Bisnis Bank (business plan)
berserta realisasinya telah dikomunikasikan
Direksi kepada Pemegang Saham
Pengendali dan ke seluruh jenjang organisasi
yang ada pada Bank.
3) Rencana Bisnis Bank menggambarkan
pertumbuhan Bank yang berkesinambungan.
4) Pertumbuhan Bank memberikan manfaat
ekonomis dan non ekonomis bagi
stakeholders.
5) Rencana strategis bank disusun atas dasar
kajian yang komprehensif dengan
memperhatikan peluang bisnis dan kekuatan
yang dimiliki bank serta mengidentifikasikan
kelemahan dan ancaman (SWOT Analysis).
b) prinsip kehati-hatian;
c) penerapan manajemen risiko
d) azas perbankan yang sehat.
6) Dewan Komisaris telah melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaan
Rencana Bisnis Bank,sebagaimana
tertuang dalam Notulen Rapat
Pengurus.
7) Pemilik/Pemegang Saham Bank
menunjukkan keseriusan dalam
mendukung Rencana Bisnis Bank yang
tercermin dari upaya pemilik/pemegang
saham untuk memperkuat permodalan
Bank.
C. Governance Outcome
1) Rencana Korporasi dan Rencana Bisnis
disusun oleh Direksi Bank NTT dan
disetujui oleh Dewan Komisaris.
Pedoman RBB Internal belum dimiliki.
2) Direksi telah mengkomunikasikan
Rencana Bisnis dan Coorporate Plan
kepada Pemegang Saham Pengendali
pada RUPS serta kepada seluruh
jenjang organisasi yang ada di Bank.
3) Rencana Bisnis Bank sudah
menggambarkan perkembangan Bank
yang berkesinambungan.
4) Pertumbuhan Bank telah memberikan
manfaat lebih bagi stakeholders.
5) Rencana Bisnis Bank telah disusun
secara cukup realistis komprehensif,
terukur (achiveable), memperhatikan
prinsip kehati-hatian dan cukup
responsif terhadap perubahan internal
dan eksternal dengan analisis SWOT.
274 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
53
6) Rencana strategis bank harus didukung
dengan penyiapan infrastruktur yang
memadai antara lain SDM, IT, jaringan
kantor, kebijakan dan prosedur.
7) Terdapat intervensi pemilik terhadap
pembagian keuntungan bank yang dilakukan
tanpa memperhatikan upaya pemupukan
modal untuk mendukung rencana strategis
Bank.
8) Pemilik tidak mampu mengatasi kondisi
permodalan bank yang memburuk atau
permodalan Bank kurang dari jumlah yang
ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku.
6) Rencana strategis Bank didukung
dengan infrastruktur yang cukup
memadai yang ditunjukkan dengan
belum tercapainya beberapa rencana
bisnis Bank sampai dengan akhir tahun
2016.
7) Pembagian keuntungan Bank
melibatkan Pemegang Saham yang
diikuti dengan komitmen Pemegang
Saham untuk penambahan Modal dalam
mendukung Rencana Strategis Bank.
8) Dukungan Modal dari Pemegang Saham
sangat baik sehingga Modal Bank tidak
kurang dari ketentuan yang berlaku.
Kesimpulan: Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria/indikator penilaian tersebut di atas, disimpulkan bahwa:A. Governance Structure
- Faktor-faktor positif aspek governance structure Bank adalah Baik. - Faktor-faktor negatif aspek governance structure Bank adalah Baik.
B. Governance Process - Faktor-faktor positif aspek governance process Bank adalah Cukup Baik. - Faktor-faktor negatif aspek governance process Bank adalah Cukup Baik.
C. Governance Outcome - Faktor-faktor positif aspek governance outcome Bank adalah Cukup Baik. - Faktor-faktor negatif aspek governance outcome Bank adalah Cukup Baik.
275Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
276 Laporan Tahunan Tata Kelola Perusahaan (GCG) Bank NTT Tahun 2016
PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara TimurJl. W.J. Lawamentik No. 102, KupangNusa Tenggara Timur 85000Telp. +62 380 840555Fax. +62 380 840567